Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)

52
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan ilmu dan teknologi saat ini berkembang pesat di berbagai tempat dan berbagai aspek kehidupan. Banyak kemudahan dan keuntungan yang kita rasakan dengan adanya kemajuan tersebut baik secara fisik, waktu, maupun tenaga. Berbagai kebutuhan bahkan lebih mudah dicari dan didapatkan. Begitu juga kemajuan ilmu dan teknologi di bidang industri. Fakta yang ada saat ini adalah dampak keberadaan industri yang berkembang pesat di banyak daerah. Dalam kegiatannya, pabrik industri menghasilkan produk yang banyak diperlukan oleh masyarakat, namun di sisi lain industri juga menghasilkan limbah sebagai sampah atau sisa produk yang dihasilkan. Limbah ini turut ambil bagian dalam pencemaran lingkungan yang semakin marak saat ini. Menyadari hal ini, sudah selayaknya masyarakat sadar akan pentingnya pengetahuan dan pengelolaan limbah yang tidak hanya menambah tumpukan sampah tetapi juga bisa menyebabkan gangguan kesehatan. Mengingat keberadaan limbah yang terus bertambah perlu adanya kepedulian dari manusia untuk mampu mengolah limbah. Menurut UU No. 32 Tahun 2009 Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 1

Transcript of Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)

Page 1: Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan ilmu dan teknologi saat ini berkembang pesat di berbagai

tempat dan berbagai aspek kehidupan. Banyak kemudahan dan keuntungan

yang kita rasakan dengan adanya kemajuan tersebut baik secara fisik, waktu,

maupun tenaga. Berbagai kebutuhan bahkan lebih mudah dicari dan

didapatkan. Begitu juga kemajuan ilmu dan teknologi di bidang industri.

Fakta yang ada saat ini adalah dampak keberadaan industri yang berkembang

pesat di banyak daerah. Dalam kegiatannya, pabrik industri menghasilkan

produk yang banyak diperlukan oleh masyarakat, namun di sisi lain industri

juga menghasilkan limbah sebagai sampah atau sisa produk yang dihasilkan.

Limbah ini turut ambil bagian dalam pencemaran lingkungan yang semakin

marak saat ini. Menyadari hal ini, sudah selayaknya masyarakat sadar akan

pentingnya pengetahuan dan pengelolaan limbah yang tidak hanya menambah

tumpukan sampah tetapi juga bisa menyebabkan gangguan kesehatan.

Mengingat keberadaan limbah yang terus bertambah perlu adanya

kepedulian dari manusia untuk mampu mengolah limbah. Menurut UU No.

32 Tahun 2009 dijelaskan bahwa pemanasan global yang semakin

meningkatmengakibatkan perubahan iklim sehinggamemperparah penurunan

kualitas lingkungan hidupkarena itu perlu dilakukan perlindungan

danpengelolaan lingkungan hidup. Pengelolaan lingkungan hidup dapat

dilakukan dengan memanfaatkan limbah pabrik, salah satunya memanfaatkan

limbah pabrik kertas sebagai pupuk kompos. Menurut penelitian yang

dilakukan oleh Rina Zuliyanti, pabrik kertas menghasilkan limbah berupa

lumpur yang pada saat ini jumlahnya cukup besar. Di lokasi industri kertas,

limbah tersebut belum dimanfaatkan, hanya ditumpuk sehingga menimbulkan

gangguan terhadap estetika, mencemari tanah, air tanah, dan menimbulkan

bau tak sedap bagi masyarakat sekitar. Hardiani dan Sugesty (2009) dalam

(Rina Zuliyanti Ningsih, 2013).

Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 1

Page 2: Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)

Salah satu penggunaan pupuk ini adalah sebagai sumber nutrisi tanaman

hortikultura seperti pada tanaman kangkung. Tanaman kangkung(Ipomoea

sp.)merupakan salah satu sumber pangan bagi masyarakat sehingga

kebutuhan sayuran ini semakin hari semakin meningkat seiring bertambahnya

jumlah masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan kangkung diperlukan

pembudidayaan yang layak sehingga tanaman ini dapat tumbuh dengan baik

dan dapat diproduksi dalam jumlah banyak. Dalam hal ini pemupukan sangat

diperlukan sebagai salah satu cara untuk menambah unsur hara yang

diperlukan kangkung sebagai sumber nutrisi. Pupuk yang baik bagi tanah dan

tanaman adalah pupuk organik, namun mengingat keberadaaanya yang

terbatas dan kurang dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan, maka

limbah kertas sebagai sampah organik dapat digunakan dalam pembuatan

pupuk yang dikombinasikan dengan kotoran hewan ternak dengan

menggunakan metode komposer untuk memberikan solusi akan kelangkaan

dan mahalnya pupuk anorganik dikalangan petani. Melalui penjelasan diatas

maka dilakukan suatu penelitian mengenai pengaruh berbagai macam

konsentrasi pupuk organik terhadap laju pertumbuhan tanaman kangkung,

yang meliputi pertambahan tinggi, biomassa, serta jumlah daun tanaman

kangkung.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat rumusan masalah dalam

penelitian ini, yaitu:

1. Bagaimanakah pengaruh pemberian berbagai konsentrasi pupuk organik

terhadap pertambahan tinggi, jumlah daun, dan biomassa

tanamankangkung?

2. Pada konsentrasi berapakah pemberian pupuk organik terhadap

pertumbuhan tinggi, jumlah daun, dan biomassa tanaman kangkung

yang optimal?

C. Tujuan

Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 2

Page 3: Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diketahui tujuan

dalam penelitian ini, yaitu:

1. Mengetahui pengaruh pemberian berbagai konsentrasi pupuk organik

terhadap pertambahan tinggi, jumlah daun, dan biomassa pada tanaman

kangkung.

2. Mengetahui kadar pemberian konsentrasi pupuk organik yang optimal

pada tanaman kangkung.

D. Manfaat

1. Meminimalisasi adanya limbah pabrik kertas di lingkungan masyarakat.

2. Meningkatkan produktivitas tanaman kangkung dengan memanfaatkan

limbah pabrik kertas sebagai pupuk.

Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 3

Page 4: Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Unsur Hara Yang Dibutuhkan Tanaman

Unsur hara adalah kebutuhan pokok tanaman baik berupa nutrisi maupun

sumber energi yang menunjang kehidupan tanaman. Sedikitnya ada 60 jenis

unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dan 16 unsur atau senyawa di

antaranya merupakan unsur hara esensial yang mutlak dibutuhkan tanaman

untuk mendukung pertumbuhannya. Keenambelas unsur hara tersebut terbagi

menjadi:

1. Unsur hara makro primer, terdiri dari Karbon (C), Oksigen (O), Hidrogen

(H), Nitrogen (N), Fosfor (P)dan Kalium (K).

2. Unsur hara makro sekunder, terdiri dari Kalsium (Ca), Sulfur (S) dan

Magnesium (Mg).

3. Unsur hara mikro, terdiri dari Boron (B), Klor (Cl), Tembaga (Cu), Besi

(Fe), Mangan (Mn), Zeng (Zn) dan Molibden (Mo).

Dari semua jenis unsur hara tersebut, yang paling utama dibutuhkan

oleh tanah sebagai media tumbuh tanaman adalah Nitrogen (N), Kalium (K)

dan Phospor (P). Pada umumnya pupuk organik mengandung hara makro N,

P, K yang rendah, tetapi mengandung hara mikro dalam jumlah cukup yang

sangat dibutuhkan oleh tumbuhan. Sebagai bahan pembenah tanah, pupuk

organik mecegah terjadinya erosi, pengerakan permukaan tanah (crusting),

dan retakan pada tanah.

Mayoritas tanah atau sekitar 60% tanah yang ada diIndonesia

merupakan jenis tanah yang miskin kimianya dan fisiknya buruk, serta

mempunyai kandungan bahan organik tanah yang rendah sekitar kurang dari

2% (Balai Penelitian Tanah). Kondisi ini dapat diperbaiki dengan jalan

memberikan pupuk organik sesuai takaran dan keperluan unsur hara

esensial/unsure hara utama N, P, K yang penting bagi tanaman. Tanah yang

subur adalah tanah yang mempunyai profil yang dalam (kedalaman yang

sangat dalam) melebihi 150 cm, strukturnya gembur remah, pH sekitar 6 –

6,5, dan memiliki aktifitas jasad renik yang tinggi (maksimum). Selain itu

Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 4

Page 5: Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)

kandungan unsur hara yang tersedia bagi tanaman cukup dan tidak terdapat

pembatasan untuk pertumbuhan tanaman. Berdasarkan analisa, ternyata

tanaman terdiri dari sekitar 50 elemen atau unsur. Sedang yang dibutuhkan

oleh tanaman selama masa pertumbuhan dan perkembangannya ada 16 unsur,

yang merupakan unsur hara esensial. Unsur hara makro relatif lebih banyak

diperlukan oleh tanaman, sedangkan unsur hara mikro diperlukan dalam

jumlah sedikit. Walaupun demikian, unsur hara mikro tetap penting dan harus

diberikan kepada tanah agar dapat menunjang pertumbuhan tanaman.

Kekurangan unsur hara makro maupun unsur hara mikro, dapat

mengakibatkan hambatan bagi pertumbuhan/perkembangan tanaman dan

produktivitasnya.

Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman,

yang pada umumnya sangat diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan

bagian–bagian vegetatif tanaman, seperti daun, batang, dan akar. Namun bila

terlalu banyak dapat menghambat tumbuhnya bunga dan pembuahan pada

tanaman. Selain terkandung dalam udara yang tersebar luas, nitrogen juga

terkandung baik dalam kotoran ternak. Tanaman yang termasuk famili

Leguminosa dapat menambahkan unsur N sehingga keberadaannya dalam

tanah akan mendorong jasad-jasad renik aktif menguraikannya (jasad-jasad

renik sendiri memerlukan N bagi perkembangannya). Tanaman Leguminosa

kandungan jumlah N-nya selalu bertambah, berasal dari N yang tersedia

dalam tanah dan dari N bebas yang terdapat di udara. Jasad-jasad renik yang

bersimbiosis dengan tanaman itu terdapat dalam bintil-bintil akar (nodula)

yang dapat mengikat N dari udara. Ini merupakan peran dari Rhizobium atau

Bacillusradicicola. Bakteri pengikat nitrogen yang terdapat di dalam akar

kacang-kacangan adalah jenis bakteri Rhizobium. Bakteri ini masuk melalui

rambut-rambut akar dan menetap dalam akar tersebut dan membentuk bintil

pada akar yang bersifat khas.

Phospor fungsinya adalah sebagai zat pembangun dan keberadaannya

terikat dalam senyawa kimia yang terdapat dalam bahan organik, seperti urin

sapi. Kalium berfungsi pada asimilasi zat arang. Senyawa ini bisa didapat dari

abu hasil pembakaran tanaman atau juga terdapat cukup dalam air kelapa dan

Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 5

Page 6: Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)

sedikit dalam kotoran ternak. Air kelapa ternyata memiliki manfaat untuk

meningkatkan pertumbuhan tanaman, dan dapat dimanfaatkan sebagai

penyubur tanaman. Selama itu, air kelapa banyak digunakan di laboratorium

sebagai nutrisi tambahan di dalam media kultur jaringan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa air kelapa kaya akan potasium (kalium) hingga 17%,

dan mengandung mineral-mineral lainnya seperti, natrium (Na), kalsium (Ca),

magnesium (Mg), ferum (Fe), cuprum (Cu), fosfor (P) dan sulfur (S). Selain

kaya akan mineral, air kelapa juga mengandung antara 1,7 sampai 2,6% gula,

0,07 hingga 0,55%protein, serta berbagai macam vitamin seperti asamsitrat,

asam nikotinat, asam pantotenal, asam folat,niacin, riboflavin, dan thiamin.

B. Peraturan UU No. 32 Tahun 2009

Perlindungan dan pengelolahan lingkungan hidup diatur di dalam

Undang-Undang Republik Indonesia yang terdapat pada UU No. 32 Tahun

2009. Pengertian lingkungan hidup berdasarkan UU No. 32 Tahun 2009 Pasal

1 point 1, yaitu kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan

makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi

alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia

serta makhluk hidup lain. Sedangkan peraturan yang menjelaskan mengenai

perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup terdapat pada point 2, yaitu

upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi

lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan

lingkungan hidup yang meliputi penrencanaan, pemanfaatan, pengendalian,

pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.

Perusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh kegiatan manusia,

seperti pencemaran juga tertera pada UU No. 32 Tahun 2009 pasal 1 pint 14 –

17. Pada point 17 yang menyebutkan bahwa kerusakan lingkungan hidup

adalah perubahanlangsung dan/atau tidak langsung terhadap sifatfisik, kimia,

dan/atau hayati lingkungan hidupyang melampaui kriteria baku

kerusakanlingkungan hidup.

Limbah adalah bahan sisa atau buangan yang dihasilkan dari suatu

kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri,

Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 6

Page 7: Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)

pertambangan, dan sebagainya. Menurut undang-undang Republik Indonesia

(UU RI) No. 32 Tahun 2009 pasal 1 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan

Lingkungan Hidup (PPLH), definisi limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau

kegiatan. Bentuk limbah dapat berupa gas dan debu, cair atau padat. Di antara

berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan

dikenal sebagai limbah bahan berbahaya dan beracun (Soenarno, 2011).

Salah satu limbah yang banyak kita jumpai di lingkungan adalah limba

industri, misalnya saja industri kertas. Limbah padat pabrik kertas

mengandung unsur kalium (K). Peranan unsur ini untuk memperlancar

fotosintesis, memacu pertumbuhan tanaman pada titik awal, memperkuat

batang dan menambah daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan

penyakit serta kekeringan. Limbah padat pabrik kertas juga mengandung

unsur-unsur antara lain: kalsium, magnesium, besi, dan sulfida yang juga

berguna bagi pertumbuhan tanaman (Murtado dan Said, 1987).

C. Pemanfaatan Limbah Pabrik Kertas Menjadi Pupuk Organik

Limbah lumpur di industri kertas saat ini jumlahnya cukup besar sekitar

15-400 ton per hari (Widiastuti dalam Fitri, 2012). Banyak yang beranggapan

bahwa limbah pabrik kertas merupakan suatu hal yang tidak berguna,

sehingga jarang sekali ada tindakan untuk memanfaatkannya menjadi suatu

hal yang berguna. Akan tetapi perlu disadari, bahwa keberadaan limbah

pabrik kertas yang semakin meningkat tidak hanya mengganggu estetika dan

keindahan lingkungan, tetapi juga menjadi penyebab pencemaran tanah, air

tanah, dan menimbulkan bau bagi masyarakat sekitar. Salah satu alternative

pemanfaatan limbah pabrik kertas agar tidak mencemari lingkungan adalah

dengan menggunakannya sebagai kompos (pupuk organik).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rina ZuliyantiNingsih

(2013) menyatakan bahwa lumpur limbah pabrik kertas yang dihasilkan

selama prosess produksi relative tinggi, yaitu sekitar 3-4% dari kapasitas

produksinya. Menurut Allahdadi (2004) dalamWidiastuti etal., (2009)

menyatakan bahwa kandungan P, C, Kdan Ca pada lumpur limbah kertas

tinggisedangkan kandungan N rendah. Tingginya rasioC/N dan C/P

Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 7

Page 8: Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)

menyebabkan imobilisasi olehmikroorganisme apabila lumpur

limbahindustrikertas segar secara langsung digunakan.

Berdasarkan hasil analisis kimia di Laboratorium Sumber Daya Lahan

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan

Nasional Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

menunjukkan kadar unsur hara pada lumpur limbah industri kertas ialah N

sebesar 0.20 %, P sebesar 0.10 %, dan K sebesar 0.23 %. Menurut

Hardjowigeno (2003) dalamRina ZuliyantiNingsih (2013), hasil uji tersebut

tergolong rendah, karena pada kriterianya kadar N tinggi seharusnya yaitu

0.51-0.75%, untuk kadar P rendah karena pada kriterianya kadar P tinggi

seharusnya yaitu 0.26-0.35% dan untuk kadar K juga rendah karena pada

kriterianya kadar K tinggi seharusnya yaitu 0.6-1% Oleh karena itu perlu

penambahan bahan organik khususnya untuk meningkatkan kadar unsur hara

nitrogen.

Alternatif untuk meningkatkan kandungan nitrogen dalam pupuk

kompos yang terbuat dari lumpur limbah kertas salah satunya dengan

menambhakan ekstrak daun lamtoro. Daun lamtoro memiliki kandungan

nitrogen yang cukup tinggi yaitu sebesar 2,0-4,3%.Mengel dan Kirkby (1987)

dalamRina Zuliyanti Ningsih (2013), menyebutkan bahwa tanaman lamtoro

merupakan salah satu tanaman legume yang dapat mengikat N bebas dari

udara karena kemampuannya bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium sp.

untuk membentuk bintil akar. Suprayitno (1981) dalamRina ZuliyantiNingsih

(2013) menyatakan, secara umum daun lamtoro mengandung unsur hara 2.0-

4.3% nitrogen, 0.2-0.4% fosfor dan 1.3-4.0% kalium, pada akar memiliki

bintil akar yang fungsinya memperluas permukaan akar untuk menyerap hara,

khususnya nitrogen dan air dari dalam tanah.

Berikut ini tabel yang menunjukkan kandungan hara pada daun

lamtoro. Tabel ini terlihat jelas kandungan hara N, P, K, Ca, dan Mg pada

daun lamtoro.

Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 8

Page 9: Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)

(Achmad Rachman)

D. Pupuk Organik

Pupuk organik merupakan suatu bahan/materi pembenah tanah yang

paling baik. Hal ini dikarenakan komponen penyusun dari pupuk ini

berasal dari alam yang banyak mengandung unsur hara yang dibutuhkan

tanah dan tanaman. Bahan dasar dari pupuk ini barasal dari limbah

pertanian dan peternakan. Kandungan dalam pupuk organik cair ini

meliputi enam belas unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Beberapa

jenis pupuk organik adalah pupuk kandang, pupuk hijau, pupuk organik

buatan dan kompos (Murbandono, 2002; Prihandarini, 2004; Sarwono,

2003).

Dalam pembuatan pupuk organik biasa dilakukan dengan

pengomposan,yaitu proses penguraian senyawa-senyawa yang terkandung

dalam sisa bahan organik (seperti jerami, daun-daun, dan lain-lain) dengan

suatu perlakukan khusus (Budi Santoso, 1998). Proses perombakan baik

secara aerob maupun anaerob akan menghasilkan hara dan humus dan

proses bisa berlangsung jika tersedia N, P dan K. Penguraian bisa

berlangsung cepat apabila perbandingan C (C-Organik):N:P:K dalam

bahan yang terurai setara 30:1:0,1:0,5. Hal ini sebabkan N, P dan K

dibutuhkan untuk aktivitas sel mikroba dekomposer (Gaur, 1980).

Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 9

Page 10: Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)

Pupuk organik memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan

pupuk anorganik, antara lain yaitu:

a. Bisa memperbaiki struktur tanah menjadi lebih baik sehingga

pertumbuhan tanaman juga semakin baik. Saat pupuk dimasukkan ke

dalam tanah, bahan organik pada pupuk akan dirombak oleh

mikroorganisme pengurai menjadi senyawa organik sederhana yang

mengisi ruang pori tanah sehingga tanah menjadi gembur. Pupuk

organik juga dapat bertindak sebagai perekat sehingga struktur menjadi

lebih mantap.

b. Bisa meningkatkan daya serap dan daya simpan air (water holding

capacity) yang tinggi terhadap air sehingga tersedia bagi tanaman. Hal

ini karena bahan organik mampu menyerap air dua kali lebih besar dari

bobotnya. Dengan demikian pupuk organik sangat berperan dalam

mengatasi kekeringan air pada musim kering.

c. Bisa memperbaiki kehidupan organisme tanah. Bahan organik dalam

pupuk ini merupakan bahan makanan utama bagi organisme dalam

tanah, seperti cacing, semut, dan mikroorganisme tanah. Semakin baik

kehidupan dalam tanah ini semakin baik pula pengaruhnya terhadap

pertumbuhan tanaman dan tanah itu sendiri.

d. Mengandung unsur hara makro dan mikro lengkap, tetapi jumlahnya

sedikit.

e. Memiliki residual effect yang positif. Artinya pengaruh positif dari

pupuk organik terhadap tanaman yang ditanam pada musim berikutnya

masih ada sehingga pertumbuhan dan produktivitasnya masih bagus.

f. Pupuk organik mampu berperan memobilisasi atau menjembatani hara

yang sudah ada ditanah sehingga mampu membentuk partikel ion yang

mudah diserap oleh akar tanaman.

g. Pupuk organik berperan dalam pelepasan hara tanah secara perlahan

dan kontinu sehingga dapat membantu dan mencegah terjadinya

ledakan suplai hara yang dapat membuat tanaman menjadi keracunan.

h. Pupuk organik membantu menjaga kelembaban tanah dan mengurangi

tekanan atau tegangan struktur tanah pada akar-akar tanaman

Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 10

Page 11: Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)

i. Pupuk organik dapat meningkatkan struktur tanah dalam arti

komposisi partikel yang berada dalam tanah lebih stabil dan cenderung

meningkat karena struktur tanah sangat berperan dalam pergerakan air

dan partikel udara dalam tanah, aktifitas mikroorganisme

menguntungkan, pertumbuhan akar, dan kecambah biji.

j. Pupuk organik sangat membantu mencegah terjadinya erosi lapisan

atas tanah yang merupakan lapisan mengandung banyak hara.

k. Pemakaian pupuk organik juga berperan penting dalam merawat dan

menjaga tingkat kesuburan tanah yang sudah dalam keadaaan

berlebihan pemupukan dengan pupuk anorganik atau kimia dalam

tanah.

l. Pupuk organik berperan positif dalam menjaga kehilangan secara luas

hara Nitrogen dan Fosfor dalam tanah.

m. Keberadaan pupuk organik yang tersedia secara melimpah dan mudah

didapatkan.

Perbedaan pupuk organik dengan pupuk anorganik (buatan) bisa

ditampakkan melalui perbedaan cara pembuatan dan sumber bahan baku.

Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan meramu

bahan kimia, sehingga memenuhi kandungan unsur hara yang dibutuhkan

oleh tanaman. Akan tetapi, pupuk anorganik akan membawa dampak

negatif, yaitu tertinggalnya residu kimia dalam tanaman yang nantinya

dikonsumsi oleh manusia. Sedangkan pupuk organik adalah pupuk yang

sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari

sisa tanaman atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat

berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai hara tanaman.

Selain itu, pupuk organik juga dapat memperbaiki sifat fisika, kimia dan

biologi tanah. Faktor-faktor lain yang perlu diperhatikan dalam

peningkatan hasil dan produktivitas tanaman adalah faktor kesuburan,

yakni persedian humus, kehidupan mikroorganisme, reaksi tanah, struktur

tanah dan lain sebagainya (Anwar, 2008).

Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 11

Page 12: Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)

E. Tanaman Kangkung(Ipomoea reptans Poir.)

Gambar 1. Tanaman Kangkung (Ipomoea reptans Poir.)

Taksonomi Kangkung (Ipomoea reptans Poir.)

Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)

Ordo : Solanales

Familia : Convolvulaceae (suku kangkung-kangkungan)

Genus : Ipomea

Spesies : Ipomea reptans Poir.(Anggara, 2009)

Tanaman kangkung darat (Ipomea reptans Poir.) adalah salah

satutanaman yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Karena, selain

dapatdiolah menjadi berbagai macam masakan, tanaman ini juga

dapatmenyembuhkan(Anggara, 2009).

Berdasarkan tempat hidupnya, tanaman kangkung dapat

dibedakanmenjadi kangkung darat (Ipomea reptans Poir.) dan kangkung air

(Ipomeaaquatiqa Poir.). Akan tetapi, jumlah varietas kangkung darat lebih

banyakdibandingkan kangkung air. Varietas kangkung darat terbagi menjadi

varietasBangkok, biru, cinde, sukabumi, dan sutra. Sedangkan varietas

kangkung air alamiah, Kangkungini dapat ditemukan di kolam, rawa, sawa,

dan tegalan. Tumbuhnya menjalardengan banyak percabangan. Sistem

perakarannya tunggang dengan cabang-cabang akar yang menyebar ke

berbagai penjuru. Tangkai daun melekat padabuku-buku batang dan bentuk

Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 12

Page 13: Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)

helaiannya seperti hati. Bunganya menyerupaiterompet. Bentuk buahnya

bulat telur dan di dalamnya berisi 3 butir biji(Anggara, 2009).

Kandungan gizi dalam 100 gram kangkung darat diantaranya

adalah458,00 gram kalium dan 49,00 gram natrium.Dimana kalium dan

natriummerupakan persenyawaan garam bromida. Senyawa-senyawa ini

bekerjasebagai obat tidur berdasarkan sifatnya yang menekan susunan saraf

pusat. Selain mengandung kalium dan natrium. Daun kangkung

jugamengandung zat kimia seperti karoten, hentriakontan dan sitosterol. Oleh

karenaitu, tanaman kangkung berkhasiat sebagai anti inflamasi, diuretik dan

hemostatik(Anggara, 2009).

Batang kangkung bulat dan berlubang, berbuku-buku, banyak

mengandung air (herbacious) dari buku-bukunya mudah sekali keluar akar.

Memiliki percabangan yang banyak dan setelah tumbuh lama batangnya akan

merayap (menjalar). Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-

buku batang dan di ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh

menjadi percabangan baru. Bentuk daun umumnya runcing ataupun tumpul,

permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, dan permukaan daun bagian

bawah berwarna hijau muda. Selama fase pertumbuhanya tanaman kangkung

dapat berbunga, berbuah, dan berbiji terutama jenis kangkung darat. Bentuk

bunga kangkung umumnya berbentuk “terompet” dan daun mahkota bunga

berwarna putih atau merah lembayung.

Buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir

biji. Bentuk buah kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna buah hitam

jika sudah tua dan hijau ketika muda. Buah kangkung berukuran kecil sekitar

10 mm, dan umur buah kangkung tidak lama. Bentuk biji kangkung bersegi-

segi atau tegak bulat. Berwarna cokelat atau kehitam-hitaman, dan termasuk

biji berkeping dua. Pada jenis kangkung darat biji kangkung berfungsi sebagai

alat perbanyakan tanaman secara generatif.

Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 13

Page 14: Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini berjenis penelitian eksperimental yaitu penelitian yang

menggunakan berbagai variabel dalam melakukan penelitian, yakni variabel

manipulasi, variabel kontrol, dan variabel respon.

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan selama 60 hari di mulai pada tanggal 26

Maret sampai 24 mei 2013 di Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas

Negeri Surabaya.

C. Variabel Penelitian

Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel Manipulasi : Pemberian 0,11 grampupuk urea yang setara

dengan 2,56 gram pupukorganik (kompos kertas-

lamtoro)/3000 gram media tanam.

b. Variabel Kontrol : Jenis biji, jumlah biji, jenis tanah, jumlah tanah,

luas media tanam, volume penyiraman, volume

air perendaman biji, waktu perendaman biji, tempat

meletakkan tanaman (suhu, intensitas cahaya,

kelembaban), waktu pemupukan.

c. Variabel Respon : Kualitas dan pertumbuhan tanaman kangkung

yang meliputi tinggi, jumlah daun dan biomassa

basah pada satu tanaman kangkung.

D. Definisi Operasional

1. Pupuk organik yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk

kompos yang terbuat dari limbah lumpur pabrik kertas dengan

penambahan daun lamtoro yang memiliki kandungan N sebesar 2,14%,

Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 14

Page 15: Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)

sedangkan pupuk anorganik yang digunakan adalah pupuk urea yang

memiliki kandungan N sebesar 46%.

2. Kadar pupuk yang digunakan sebagai variabel manipulasi yaitu sebagai

berikut: 0,11 gram pupuk urea/polybag; 2,56 gram pupuk

kompos/polybag; 0,055 gram pupuk urea+1,28 gram pupuk

kompos/polybag; 3,84 gram pupuk kompos/polybag; 5,12 gram pupuk

kompos/polybag; 6,4 gram pupuk kompos/polybag; 7,68 gram pupuk

kompos/polybag; dan 0,037 gram pupuk urea+1,707 gram pupuk

kompos/polybag.

3. Pertumbuhan tanaman kangkung meliputi tinggi tanaman, jumlah daun,

dan biomassa basah tanaman kangkung. Dalam penelitian ini, yang

dimaksud dengan tinggi tanaman ialah diukur dari permukaan tanah

sampai pada titik tumbuh tanaman yang tertinggi menggunakan benang

kemudian dikalibrasi dengan penggaris. Jumlah daun ini didapat dengan

cara menghitung daun yang membuka secara sempurma pada tiap

tanaman kangkung. Sedangkan biomassa basah total tanaman kangkung

dapat diperoleh dengan menimbang seluruh bagian tanaman kangkung

setelah dibersihkan dari tanah dengan menggunakan air. Kegiatan ini

dilakukan setelah 60 hari masa tanam yang dilakukan setelah proses

pemanenan

E. Prosedur Penelitian

1. Alat

a. Mangkuk kecil 1 buah

b. Polybag dengan kapasitas 3 kg 64 buah

c. Spidol/bulpoint 1 buah

d. Cetok 1 buah

e. Neraca Ohauss 1 buah

f. Soil tester 1 buah

g. pH meter 1 buah

h. Kertas label secukupnya

Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 15

Page 16: Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)

2. Bahan

a. Biji Kangkung 64 biji

b. Tanah @ 1 kg 192 kg

c. Pupuk kompos 228,70 gr

d. Pupuk urea 1,62 gr

e. Air Secukupnya

F. Langkah Kerja

a. Persemaian Biji

1) Menyiapkan benih meliputi pemilihan benih yang berkualitas yaitu

yang bentuknya tidak berkerut, berisi penuh, tidak ada tanda – tanda

bewarna coklat, tidak lapuk dan tidak terbelah, kemudian benih yang

sudah terseleksi tersebut direndam dalam air selama 4 jam.

2) Penyemaian biji kangkung. Bibit kangkung disemaikan pada 12

gelas air mineral dengan diisi tanah hingga ± ¾ gelas

3) Membuat lubang pada media semai sedalam ± 0,5 cm, kemudian

menanam biji, setiap lubang diisi 1 biji. Dan menutup kembali

lubang dengan media semai.

4) Melakukan penyiraman tiap pagi dan sore hari.

5) Merawat biji persemaian hingga siap tanam.

b. Persiapan Media Tanam

1) Waktu penyiapan lahan dilakukan 3 harisebelum pindah tanam.

2) Menyiapkan polybag berukuran 3 kg kemudian mengisinya dengan

media tanam yaitu tanah.

3) Memberi perlakuan 3 hari sebelum pindah tanam yaitu pemberian

pupuk organik dan pupuk anorganik sesuai dengan rancangan pada

polybag yang berukuran 1 kg, kemudian dicampur aduk dengan

tanah hingga benar – benar tercampur.

c. Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman Kangkung

1) Biji kangkung yang umurnya 1 minggu

Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 16

Page 17: Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)

2) Biji kangkung di persemaian digunting wadahnya, kemudian

dipindahtanamkan ke dalam polybag dan disusun menurut denah

yang telah dibuat.

3) Tiap lubang tanam ditanami satu biji kangkung secara tegak dan di

bagian pangkal batang ditimbun serta dipadatkan tanahnya agar

perakaran dapat kontak langsung dengan tanah.

4) Setelah penanaman, media tanam segera disiram hingga cukup

basah.

5) Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari.

6) Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan mencegah tanaman dari

gangguan gulma dan hama penyakit.

d. Panen

1) Menghitung jumlah daun yang dilakukan pada saat akan pindah

tanam 25-60 hari setelah tanam.

2) Pertumbuhan tanaman kangkung meliputi jumlah daun, tinggi

tanaman dan biomassa yang diukur pada hari satelah tanam (HST)

pengamatan. Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah sampai

pada titik tumbuh tanaman yang tertinggi.

3) Sebelum dilakukan pengukuran biomassa, maka tanaman dicabut

secara hati – hati, terlebih dahulu membasahi media tanam dengan

air untuk mempermudah pencabutan. Pengukuran biomassa yaitu

dengan melakukan penimbangan tanaman yang telah dipanen untuk

diambil datanya.

Rancangan Penelitian

a. Penyemaian :

Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 17

Biji kangku

Media tanam biji Menyemai 1 biji kangkung pada setiap gelas sebanyak 12 gelas dengan penyiraman pagi

dan sore sebanyak 1 sendok makan

Page 18: Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)

A1

C1

H1

G1

F1

D1

E1

B2

E2

C2

H2

G2

F2

D2

D3

A3

E3

C3

H3

G3

F3

E4

C4

A4

H4

F4

G4

D4

C5

E5

H5

G5

A5

F5

D5

G6

C1

H6

F6

D6

E6

A6

E7

E7

H7

G7

A7

F7

D7

H8

C8

D8

G8

A8

F8

E8

Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 18

Biji kangkung yang telah tumbuh menjadi benih lalu ditanam dan dipindahkan ke polybag

Gambar 2. Penanaman dengan pupuk anorganik

Gambar 4. Penataan Polybag dengan Rancangan Acak Kelompok

Gambar 3. Penanaman dengan pupuk organik

Page 19: Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)

Keterangan:

A = 0,11 gram pupuk urea

B = 2,56 gram pupuk kompos

C = 0,055 gram pupuk urea+1,28 gram pupuk kompos

D = 3,84 gram pupuk kompos

E = 5,12 gram pupuk kompos

F = 6,4 gram pupuk kompos

G = 7,68 gram pupuk kompos

H = 0,037 gram pupuk urea+1,707 gram pupuk kompos

b. Teknik Pengumpulan Data

Mengamati pertumbuhan tanaman kangkung meliputi tinggi tanaman,

jumlah daun dan biomassa basah yang diukur saat kangkung berumur 60

hari setelah tanam. Daun yang dihitung ialah daun yang membuka

sempurna yang dihasilkan setelah 60 hari setelah tanam. Menimbang

biomassa basah tanaman setelah 60 hari setelah tanam.

c. Teknik Analisis Data

Data pertumbuhan kangkung yang meliputi tinggi tanaman, jumlah

daun pada satu tanaman dan biomassa basah dianalisis dengan

menggunakan uji ANAVA satu arah untuk mengetahui pengaruh

penambahan kompos limbah lumpur pabrik kertas dengan berbagai dosis

terhadap pertumbuhan tanaman kangkung. Jika terdapat perbedaan yang

signifikan, maka dapat dilanjutkan dengan Uji BNT (Beda Nyata Terkecil)

atau Uji Duncan’s untuk mengetahui perbedaan diantara perlakuan

(Sudjana, 1996).

Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 19

Page 20: Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan data

sebagai berikut:

Tabel 1. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsentrasi Pupuk Terhadap

Tinggi Tanaman Kangkung

No. KonsentrasiRata-rata Tinggi Kangkung (cm)

Simpangan Baku (S)

1 Urea 13.5 1.832 Organik 13.4 2.083 0,5 urea : 0,5 organik 29.5 3.754 1,5 x organik 16.0 5.985 2 x organik 17.7 5.826 2,5 x organik 21.1 4.127 3 x organik 24.3 6.638 1/3 urea x 2/3 organik 23.6 5.36

Tabel 2. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsentrasi Pupuk Terhadap

Jumlah Daun Tanaman Kangkung

No. KonsentrasiRata-rata

Jumlah DaunSimpangan

Baku (S)1 Urea 5 0.762 Organik 5 0.763 0,5 urea : 0,5 organik 8 2.004 1,5 x organik 6 2.605 2 x organik 6 0.496 2,5 x organik 6 1.457 3 x organik 8 1.798 1/3 urea x 2/3 organik 5 1.79

Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 20

Page 21: Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)

Tabel 3.Pengaruh Pemberian Berbagai Konsentrasi Pupuk Terhadap

Berat Tanaman Kangkung

0.005.00

10.0015.0020.0025.0030.0035.00

13.50 13.35

29.46

15.95 17.6621.10

24.28 23.60

Pengaruh Berbagai Konsentrasi Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Tinggi Tanaman Kangkung

Konsentrasi Pupuk

Ting

gi T

anam

an

Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 21

No.

KonsentrasiRata-rata Berat Kangkung (gr)

Simpangan Baku (S)

1 Urea 0.32 0.082 Organik 0.25 0.093 0,5 urea : 0,5 organik 0.44 0.164 1,5 x organik 0.28 0.125 2 x organik 0.32 0.106 2,5 x organik 0.36 0.087 3 x organik 0.44 0.108 1/3 urea x 2/3 organik 0.45 0.14

Page 22: Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)

0.0010.0020.0030.00

13.50 13.35

29.46

15.95 17.66 21.10 24.28 23.60

Pengaruh Berbagai Konsentrasi Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Tinggi Tanaman Kangkung

Konsentrasi Pupuk

Tin

ggi T

anam

an

Gambar 5. Histogram Rata-Rata Tinggi Tanaman Setelah Diberi

Berbagai Konsentrasi Pupuk

0.00

6.004.80 4.83

7.80 5.67 5.60 6.00 7.605.00

Pengaruh Berbagai Konsentrasi Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Jumlah Daun Tanaman

Kangkung

Konsentrasi Pupuk

Jum

lah

Dau

n

Gambar 6. Histogram Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman Setelah

Diberi Berbagai Konsentrasi Pupuk

Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 22

Page 23: Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)

0.00

0.20

0.40 0.32 0.25

0.440.28 0.32 0.36

0.44 0.45

Pengaruh Berbagai Konsentrasi Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Berat Tanaman Kangkung

Konsentrasi Pupuk

Ber

at T

anam

an K

angk

ung

Gambar 7. Histogram Rata-Rata Berat Tanaman Setelah Diberi

Berbagai Konsentrasi Pupuk

B. Analisis Data

Berdasarkan tabel 1. dan gambar 4.dapat dianalisis bahwa

pemberian berbagai konsentrasi pupuk berpengaruh terhadap pertumbuhan

tinggi, jumlah daun, dan berat basah kangkung. Pada konsentrasi pupuk

urea saja, tinggi kangkung sebesar 13,50 cm, pada konsentrasi pupuk

organik yaitu sebesar 13,35 cm, pada konsentrasi pupuk 0,5 urea : 0,5

organik yaitu sebesar 29,46 cm, pada konsentrasi pupuk 1,5 x organik

sebesar 15,95 cm, pada konsentrasi pupuk 2 x organik sebesar 17,66 cm,

pada konsentrasi pupuk 2,5 x organik sebesar 21,10 cm, pada konsentrasi

3 x organik sebesar 24,28 cm, dan pada konsentrasi pupuk 1/3 urea x 2/3

organik tinggi tanaman kangkung sebesar 23,60 cm.

Berdasarkan tabel 2. dan gambar 5. dapat dianalisis bahwa

konsentrasi pupuk urea saja, jumlah daun kangkung adalah 5, pada

konsentrasi pupuk organik adalah 5, pada konsentrasi pupuk 0,5 urea : 0,5

organik adalah 8, pada konsentrasi pupuk 1,5 x organik adalah6, pada

konsentrasi pupuk 2 x organik adalah6, pada konsentrasi pupuk 2,5 x

organik adalah 6, pada konsentrasi 3 x organik adalah 8, dan pada

konsentrasi pupuk 1/3 urea x 2/3 organik jumlah daun tanaman kangkung

adalah 5.

Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 23

Page 24: Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)

Berdasarkan tabel 3. dan gambar 6. dapat dianalisis bahwa

konsentrasi pupuk urea saja, berat basah kangkung adalah 0,32 gr, pada

konsentrasi pupuk organik yaitu sebesar 0,25 gr, pada konsentrasi pupuk

0,5 urea : 0,5 organik yaitu sebesar 0,44 gr, pada konsentrasi pupuk 1,5 x

organik sebesar 0,28 gr, pada konsentrasi pupuk 2 x organik sebesar 0,32

gr, pada konsentrasi pupuk 2,5 x organik sebesar 0,36 gr, pada konsentrasi

3 x organik sebesar 0,44 gr, dan pada konsentrasi pupuk 1/3 urea x 2/3

organik berat basah tanaman kangkung sebesar 0,45 gr.

Berdasarkan perhitungan statistika dengan menggunakan metode

simpangan baku, dapat dianalisis bahwa simpangan baku

C. Pembahasan

Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa pemberian berbagai

konsentrasi pupuk organik berpengaruh terhadap pertambahan tinggi,

jumlah daun, dan berat basah tanaman kangkung. Hal terserbut dapat

diketahui melalui tabel dan histogram data hasil penelitian.

Berdasarkan analisis dari tabel 1. dan gambar 5. sangat jelas

diketahui bahwa tinggi tanaman kangkung yang maksimal yaitu 29,46 cm

terlihat pada pemberian konsentrasi pupuk 0,5 urea : 0,5 organik. Begitu

juga dengan hasil yang didapatkan dari jumlah daun tanaman kangkung.

Jumlah daun yang maksimal didapatkan dari pemberian pupuk dengan

konsentrasi 0,5 urea : 0,5 organik jika dilihat dari histogram pada gambar

6.

Pemberian pupuk kompos yang terbuat dari lumpur limbah kertas

merupakan salah satu faktor yang menyebabkan tinggi dan jumlah daun

kangkung tumbuh maksimal. Pupuk kompos yang diberi tambahan dengan

daun lamtoro juga faktor penyebab pertumbuhan kangkung baik.

Pemberian daun lamtoro membantu meningkatkan unsur N pada pupuk

kompos. Tanaman kangkung yang dipanen merupakan bagian

vegetatifnya, sehingga unsur hara yang paling dibutuhkan adalah nitrogen,

karena nitrogen berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif

tanaman. Menurut Sumardi (1987) dalam Rina Zuliyanti Ningsih (2013),

Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 24

Page 25: Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)

ketersediaan unsur hara terutama unsur N yang diperlukan dalam jumlah

yang tinggi dibandingkan unsur P dan K. Unsur N diperlukan untuk

pertumbuhan organ vegetatif seperti daun, batang, dan akar

(Hardjowigeno, 2003) dalam Rina Zuliyanti Ningsih (2013).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh (Nataniel

Palimbungan, 2006) namun percobaan yang dilakukan pada tanaman sawi

dengan menambahkan ekstrak daun lamtoro sebagai pupuk cair. Dalam

penelitiannya menyatakan bahwa pemberian ekstrak daun lamtoro pada

tanaman sawi secara umum dapat meningkatkan pertumbuhan dan

produksi tanaman sawi. Ekstrak daun lamtoro pada dosis 250 cc/l air

memberikan pengaruh paling baik terhadap pertumbuhan, tinggi, dan berat

segar tanaman sawi. Penggunaan ekstrak daun lamtoro pada pertanaman

sawi secara ekonomis menguntungkan.

Berdasarkan data penelitian tersebut, seharusnya tinggi dan jumlah

daun kangkung yang tumbuh maksimal terdapat pada pemberian pupuk

dengan konsentrasi 3 x organik. Karena kandungan N pada pupuk organik

sangat tinggi yaitu sebesar 2,14% yang berasal dari daun lamtoro. Semakin

tinggi pupuk yang diberikan semakin baik pula pertumbuhan tanaman. Hal

tersebut terjadi, dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu intensitas

penyiraman, intensitas cahaya, tempat atau media tanam yang kurang

sesuai untuk pertumbuhan tanaman kangkung. Kangkung dapat tumbuh

pada tanah luas dengan intensitas cahaya yang cukup, dan penyiraman

yang cukup, terutama jika tidak turun hujan harus dilakukan penyiraman.

Masa panen yang seharusnya adalah ± 30 hari setelah tanam, dengan

caramencabut tanaman sampai akarnya.

Biomassa atau berat basah tanaman kangkung yang tertinggi

berdasarkan data hasil penelitian yaitu terdapat pada pemberian pupuk

dengan konsentrasi 1/3 urea x 2/3 organik yaitu sebesar 0,45 gr. Berat

basah maksimal tanaman kangkung yang seharusnya terdapat pada

pemberian pupuk dengan konsentrasi 3 x pupuk organik. Sesuai dengan

penelitian yang telah dilakukan oleh Rina (2013) pada tanaman bayam

merah, yang menyatakan bahwa pemberian pupuk kompos yang berasal

Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 25

Page 26: Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)

dari lumpur limbah pabrik kertas dengan penambahan daun lamtoro dapat

menghasilkan hasil panen yang optimal. Tanaman kangkung sama halnya

dengan tanaman bayam merah yang telah diteliti oleh Rina (2013), karena

kedua tanaman sayur tersebut merupakan tanaman yang diambil hasil

panennya ketika pertumbuhan vegetatifnya. Sehingga, untuk

meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman kangkung, dibutuhkan

unsur N yang tinggi.

Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 26

Page 27: Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Pemberian berbagai konsentrasi pupuk organik berpengaruh terhadap

pertumbuhan tanaman kangkung, dilihat dari tinggi tanaman, jumlah

daun, dan berat basah tanaman kangkung.

2. Pemberian pupuk 0,5 organik : 0,5 urea berpengaruh terhadap tinggi

tanaman kangkung, yaitu sebesar 29,46 cm.

3. Jumlah daun terbanyak terdapat pada pemberian pupuk 0,5 organik : 0,5

urea dan pupuk 3 x organik, yaitu sama-sama berjumlah 8 helai.

4. Berat basah tanaman kangkung yang tertinggi terdapat pada konsentrasi

pupuk 1/3 urea x 2/3 organik, yaitu sebesar 0,45 gr.

Seharusnya hasil yang diperoleh pada konsentrasi pupuk organik yang

paling banyak, karena komposisi pupuk organik yang digunakan merupakan

pupuk yang berasal dari lumpur limbah kertas dengan ditambah daun lamtoro

yang mengandung unsur N 2,14%, dimana kandungan unsur N tersebut sudah

merupakan konsentrasi yang sangat tinggi, sehingga dapat meningkatkan

pertumbuhan vegetatif tanaman kangkung, karena semakin tinggi kadar

pupuk yang diberikan, maka semakin baik pula pertumbuhan tanaman

tersebut, utamanya pada tanaman kangkung.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran

kepada peneliti selanjutnya untuk lebih memperhatikan kondisi lingkungan

atau habitat tanaman yang akan digunakan dalam penelitian, khususnya

karakteristik tanaman tersebut agar nantinya hasil yang didapatkan sesuai

dengan yang diharapkan serta sesuai dengan teori yang sebenarnya.

Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 27

Page 28: Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)

DAFTAR PUSTAKA

Achmad Rachman, A. D. (n.d.). Pupuk Hijau. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati,

41-57.

Anggara, R. (2009). Pengaruh Ekstrak Kangkung Darat (Ipomea raptans Poir.)

Terhadap Efek Sedasi Pada Mencit BAL B/C. Semarang: Undip Press.

Anwar, K. (2008). Kombinasi Limbah Pertanian dan Peternakan sebagai

Alternatif Pembuatan Pupuk Organik Cair Melalui Fermentasi Anaerob.

Prosiding Seminar Nasional Teknoin 2008 Bidang Teknik Kimia, pp. B-

96.

Gaur. 1980. Rapid Composting. In Compos Teknologi. Project Field Document

No. 13 Food and Agriculture Organisation of The United Nation.

Murbandono,HS. L. 2002. Membuat Kompos.Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.

Nataniel Palimbungan, R. L. (2006). Pengaruh Ekstrak Daun Lamtoro Sebagai Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Sawi. Jurnal Agrisistem, 96-101.

Rina Zuliyanti Ningsih, H. F. (2013). Pengaruh Penambahan Daun Lamtoro

terhadap Kualitas Kompos Kertas-Lamtoro dan Pemanfaatannya terhadap

Pertumbuhan Tanaman Bayam Merah. LenteraBio, 149-154.

Sarwono, 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.

Soenarno, Sri Murni. Pengelolaan Limbah. Diakses

darihttp://www.iwf.or.id/assets/document/44128.pdf pada tanggal 21

Februari 2013 pada pukul 21.35

Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 28

Page 29: Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)

LAMPIRAN

A. Tabel Perhitungan

Tabel 1. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsentrasi Pupuk Terhadap Tinggi

Tanaman Kangkung

No. KonsentrasiTinggi Tanaman (cm)

Rata-rata1 2 3 4 5 6

1 urea 16.3 14.8 12 11.4 13 - 13.52 organik 12 14.1 9.8 15.2 14.

714.3 13.4

3 0,5 urea : 0,5 organik

25 35 32 29.3 26 - 29.5

4 1,5 x organik 14.8 14 10.5 27 15.6

13.8 16.0

5 2 x organik 21 - 27 12.2 14.2

13.9 17.7

6 2,5 x organik 23.2 17 19.3 - 18 28 21.17 3 x organik 32 19.1 17.3 - 21 32 24.38 1/3 urea x 2/3

organik- 20 31 - 16.

227.2 23.6

Tabel 2. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsentrasi Pupuk Terhadap Jumlah

Daun Tanaman Kangkung

No. KonsentrasiJumlah Daun

Rata-rata1 2 3 4 5 6

1 urea 6 5 4 4 5 - 52 organik 5 4 4 5 6 5 53 0,5 urea : 0,5

organik5 10 9 6 9 - 8

4 1,5 x organik 4 4 4 10 7 5 65 2 x organik 6 - 6 5 6 5 66 2,5 x organik 4 8 6 - 5 7 67 3 x organik 9 9 5 - 6 9 88 1/3 urea x 2/3

organik- 3 8 - 4 5 5

Tabel 3. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsentrasi Pupuk Terhadap Berat

Tanaman Kangkung

Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 29

Page 30: Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)

Tabel 5. Perhitungan Simpangan Baku Tinggi Tanaman Kangkung

Perlakuan

Tinggi Tanaman

(cm)(X)

(X2)

Mean

(X =

∑ X

n)

Deviasi(x = X-X) Deviasi

Kuadrat(x2)

Varian (S2 =

∑ x2

(n−1))

Simpangan Baku

(S = √ S2)

Urea

16.30 265.69 13.74 -2.56 6.54

3.35 1.83

14.80 219.04 13.74 -1.06 1.1212.00 144.00 13.74 1.74 3.0411.40 129.96 13.74 2.34 5.4913.00 169.00 13.74 0.74 0.55

- - - - -Σ 67.50 927.69 68.72 1.22 16.74

Organik

12.00 144.00 13.61 1.61 2.60

4.31 2.08

14.10 198.81 13.61 -0.49 0.249.80 96.04 13.61 3.81 14.5515.20 231.04 13.61 -1.59 2.5214.70 216.09 13.61 -1.09 1.1814.30 204.49 13.61 -0.69 0.47

Σ 80.101090.4

781.68 1.58 21.55

0,5 Urea : 0,5 organik

25.00 625.00 29.93 4.93 24.29 14.03 3.75

35.001225.0

029.93 -5.07 25.72

32.001024.0

029.93 -2.07 4.29

29.30 858.49 29.93 0.63 0.4026.00 676.00 29.93 3.93 15.43

- - - - -Σ 147.30 4408.4 149.64 2.34 70.13

Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 30

No.

KonsentrasiBerat Tanaman (gr)

Rata-rata1 2 3 4 5 6

1 urea 0.3 0.3 0.2 0.4 0.4 - 0.322 organik 0.2 0.2 0.3 0.4 0.2 0.2 0.253 0,5 urea : 0,5

organik0.4 0.5 0.7 0.3 0.3 - 0.44

4 1,5 x organik 0.3 0.2 0.2 0.5 0.3 0.2 0.285 2 x organik 0.3 - 0.5 0.2 0.3 0.3 0.326 2,5 x organik 0.5 0.3 0.3 - 0.3 0.4 0.367 3 x organik 0.6 0.4 0.3 - 0.4 0.5 0.448 1/3 urea x 2/3

organik- 0.5 0.6 - 0.2 0.5 0.45

Page 31: Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)

9

1,5 x Organik

14.80 219.04 17.64 2.84 8.06

35.76 5.98

14.00 196.00 17.64 3.64 13.2510.50 110.25 17.64 7.14 50.9727.00 729.00 17.64 -9.36 87.6215.60 243.36 17.64 2.04 4.1613.80 190.44 17.64 3.84 14.74

Σ 95.701688.0

9105.84 10.14 178.80

2 x Organik

21.00 441.00 19.41 -1.59 2.54

33.92 5.82

- - - - -27.00 729.00 19.41 -7.59 57.6412.20 148.84 19.41 7.21 51.9514.20 201.64 19.41 5.21 27.1213.90 193.21 19.41 5.51 30.33

Σ 88.301713.6

997.04 8.74 169.58

2,5 x Organik

23.20 538.24 21.87 -1.33 1.76

16.94 4.12

17.00 289.00 21.87 4.87 23.7619.30 372.49 21.87 2.57 6.63

- - - - -18.00 324.00 21.87 3.87 15.0128.00 784.00 21.87 -6.13 37.53

Σ 105.502307.7

3109.37 3.87 84.68

3 x Organik

32.001024.0

025.97 -6.03 36.33

43.97 6.63

19.10 364.81 25.97 6.87 47.2417.30 299.29 25.97 8.67 75.22

- - - - -21.00 441.00 4.20 -16.80 282.24

32.001024.0

025.97 -6.03 36.33

Σ 121.403153.1

0129.86 8.46 219.84

1/3 x Urea: 2/3

Organik

- - - - -

28.73 5.36

20.00 400.00 25.03 5.03 25.3531.00 961.00 25.03 -5.97 35.58

- - - - -16.20 262.44 25.03 8.83 78.0527.20 739.84 25.03 -2.17 4.69

Σ 94.402363.2

8100.14 5.74 143.67

Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 31

Page 32: Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)

Tabel 6.Perhitungan Simpangan Baku Jumlah Daun Tanaman Kangkung

PerlakuanJumlah

Daun (X)(X2)

Mean

(X =

∑ X

n)

Deviasi(x = X-X) Deviasi

Kuadrat(x2)

Varian (S2

= ∑ x2

(n−1))

Simpangan Baku

(S = √ S2)

Urea

6 36 4.92 -1.08 1.1736

0.57 0.76

5 25 4.92 -0.08 0.00694 16 4.92 0.92 0.84034 16 4.92 0.92 0.84035 25 4.92 -0.08 0.00690 - - - -

Σ 24 118 24.58 0.58 2.8681

Organik

5 25 4.93 -0.07 0.0048

0.58 0.76

4 16 4.93 0.93 0.86684 16 4.93 0.93 0.86685 25 4.93 -0.07 0.00486 36 4.93 -1.07 1.14275 25 4.93 -0.07 0.0048

Σ 29 143 29.59 0.59 2.8906

0,5 Urea : 0,5 organik

5 25 8.28 3.28 10.7719

3.99 2.00

10 100 8.28 -1.72 2.95139 81 8.28 -0.72 0.51556 36 8.28 2.28 5.20789 81 8.28 -0.72 0.5155- - - - -

Σ 39 323 41.41 2.41 19.9619

1,5 x Organik

4 16 6.53 2.53 6.3979

6.76 2.60

4 16 6.53 2.53 6.39794 16 6.53 2.53 6.397910 100 6.53 -3.47 12.04507 49 6.53 -0.47 0.22155 25 6.53 1.53 2.3391

Σ 34 222 39.18 5.18 33.7993

2 x Organik

6 36 5.64 -0.36 0.1276

0.24 0.49

- - - - -6 36 5.64 -0.36 0.12765 25 5.64 0.64 0.41336 36 5.64 -0.36 0.12765 25 5.64 0.64 0.4133

Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 32

Page 33: Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)

Σ 28 158 28.21 0.21 1.2092

2,5 x Organik

4 16 6.33 2.33 5.4444

2.11 1.45

8 64 6.33 -1.67 2.77786 36 6.33 0.33 0.1111- - - - -5 25 6.33 1.33 1.77787 49 6.33 -0.67 0.4444

Σ 30 190 31.67 1.67 10.5556

3 x Organik

9 81 8.00 -1.00 1.0000

3.20 1.79

9 81 8.00 -1.00 1.00005 25 8.00 3.00 9.0000- - - - -6 36 8.00 -4.80 23.04009 81 8.00 -1.00 1.0000

Σ 38 304 40.00 2.00 16.0000

1/3 x Urea: 2/3

Organik

- - - - -

3.19 1.79

3 9 5.70 2.70 7.29008 64 5.70 -2.30 5.2900

4 16 5.70 1.70 2.89005 25 5.70 0.70 0.4900

Σ 20 114 22.80 2.80 15.96

Tabel 7. Perhitungan Simpangan Baku Berat Tanaman Kangkung

PerlakuanBerat

Tanaman (gr)(X)

(X2)

Mean

(X =

∑ X

n)

Deviasi(x = X-X) Deviasi

Kuadrat(x2)

Varian (S2

= ∑ x2

(n−1))

Simpangan Baku

(S = √ S2)

Urea

0.3 0.09 0.34 0.04 0.0014

0.01 0.08

0.3 0.09 0.34 0.04 0.00140.2 0.04 0.34 0.14 0.01890.4 0.16 0.34 -0.06 0.00390.4 0.16 0.34 -0.06 0.0039- - - - -

Σ 1.6 0.54 1.69 0.09 0.0295

Organik

0.2 0.04 0.27 0.07 0.0054

0.01 0.090.2 0.04 0.27 0.07 0.00540.3 0.09 0.27 -0.03 0.00070.4 0.16 0.27 -0.13 0.01600.2 0.04 0.27 0.07 0.0054

Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 33

Page 34: Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)

0.2 0.04 0.27 0.07 0.0054Σ 1.5 0.41 1.64 0.14 0.0383

0,5 Urea : 0,5 organik

0.4 0.16 0.49 0.09 0.0083

0.02 0.16

0.5 0.25 0.49 -0.01 0.00010.7 0.49 0.49 -0.21 0.04370.3 0.09 0.49 0.19 0.03640.3 0.09 0.49 0.19 0.0364- - - - -

Σ 2.2 1.08 2.45 0.25 0.1250

1,5 x Organik

0.3 0.09 0.32 0.02 0.0006

0.02 0.12

0.2 0.04 0.32 0.12 0.01530.2 0.04 0.32 0.12 0.01530.5 0.25 0.32 -0.18 0.03110.3 0.09 0.32 0.02 0.00060.2 0.04 0.32 0.12 0.0153

Σ 1.7 0.55 1.94 0.24 0.0780

2 x Organik

0.3 0.09 0.35 0.05 0.0025

0.01 0.10

- - - - -0.5 0.25 0.35 -0.15 0.02250.2 0.04 0.35 0.15 0.02250.3 0.09 0.35 0.05 0.00250.3 0.09 0.35 0.05 0.0025

Σ 1.6 0.56 1.75 0.15 0.0525

2,5 x Organik

0.5 0.25 0.38 -0.12 0.0149

0.01 0.08

0.3 0.09 0.38 0.08 0.00600.3 0.09 0.38 0.08 0.0060- - - - -

0.3 0.09 0.38 0.08 0.00600.4 0.16 0.38 -0.02 0.0005

Σ 1.8 0.68 1.89 0.09 0.0336

3 x Organik

0.6 0.36 0.46 -0.14 0.0186

0.01 0.10

0.4 0.16 0.46 0.06 0.00400.3 0.09 0.46 0.16 0.0268- - - - -

0.4 0.16 0.46 -0.32 0.10240.5 0.25 0.46 -0.04 0.0013

Σ 2.2 1.02 2.32 0.12 0.0548

1/3 x Urea: 2/3

Organik

- - - - -

0.02 0.140.5 0.25 0.50 0.00 0.00000.6 0.36 0.50 -0.10 0.0100- - - - -

Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 34

Page 35: Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)

0.2 0.04 0.50 0.30 0.09000.5 0.25 0.50 0.00 0.0000

Σ 1.8 0.9 2.00 0.20 0.1000

B. Foto Dokumentasi

No. Foto Keterangan

1. Mencabut batang kangkung hingga ke

akar. Proses pencabutan diusahakan akar

tidak patah.

2. Hasil panen tanaman kangkung.

3. Pengukuran tinggi tanaman kangkung.

4. Menimbah berat atau biomassa tanaman

kangkung.

Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 35

Page 36: Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)

Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 36