Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)
-
Upload
eva-rosita-sulistia-wardani -
Category
Documents
-
view
493 -
download
0
Transcript of Laporan Eko Aplikasi Kangkung Proses (Autosaved)(1)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan ilmu dan teknologi saat ini berkembang pesat di berbagai
tempat dan berbagai aspek kehidupan. Banyak kemudahan dan keuntungan
yang kita rasakan dengan adanya kemajuan tersebut baik secara fisik, waktu,
maupun tenaga. Berbagai kebutuhan bahkan lebih mudah dicari dan
didapatkan. Begitu juga kemajuan ilmu dan teknologi di bidang industri.
Fakta yang ada saat ini adalah dampak keberadaan industri yang berkembang
pesat di banyak daerah. Dalam kegiatannya, pabrik industri menghasilkan
produk yang banyak diperlukan oleh masyarakat, namun di sisi lain industri
juga menghasilkan limbah sebagai sampah atau sisa produk yang dihasilkan.
Limbah ini turut ambil bagian dalam pencemaran lingkungan yang semakin
marak saat ini. Menyadari hal ini, sudah selayaknya masyarakat sadar akan
pentingnya pengetahuan dan pengelolaan limbah yang tidak hanya menambah
tumpukan sampah tetapi juga bisa menyebabkan gangguan kesehatan.
Mengingat keberadaan limbah yang terus bertambah perlu adanya
kepedulian dari manusia untuk mampu mengolah limbah. Menurut UU No.
32 Tahun 2009 dijelaskan bahwa pemanasan global yang semakin
meningkatmengakibatkan perubahan iklim sehinggamemperparah penurunan
kualitas lingkungan hidupkarena itu perlu dilakukan perlindungan
danpengelolaan lingkungan hidup. Pengelolaan lingkungan hidup dapat
dilakukan dengan memanfaatkan limbah pabrik, salah satunya memanfaatkan
limbah pabrik kertas sebagai pupuk kompos. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Rina Zuliyanti, pabrik kertas menghasilkan limbah berupa
lumpur yang pada saat ini jumlahnya cukup besar. Di lokasi industri kertas,
limbah tersebut belum dimanfaatkan, hanya ditumpuk sehingga menimbulkan
gangguan terhadap estetika, mencemari tanah, air tanah, dan menimbulkan
bau tak sedap bagi masyarakat sekitar. Hardiani dan Sugesty (2009) dalam
(Rina Zuliyanti Ningsih, 2013).
Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 1
Salah satu penggunaan pupuk ini adalah sebagai sumber nutrisi tanaman
hortikultura seperti pada tanaman kangkung. Tanaman kangkung(Ipomoea
sp.)merupakan salah satu sumber pangan bagi masyarakat sehingga
kebutuhan sayuran ini semakin hari semakin meningkat seiring bertambahnya
jumlah masyarakat. Untuk memenuhi kebutuhan kangkung diperlukan
pembudidayaan yang layak sehingga tanaman ini dapat tumbuh dengan baik
dan dapat diproduksi dalam jumlah banyak. Dalam hal ini pemupukan sangat
diperlukan sebagai salah satu cara untuk menambah unsur hara yang
diperlukan kangkung sebagai sumber nutrisi. Pupuk yang baik bagi tanah dan
tanaman adalah pupuk organik, namun mengingat keberadaaanya yang
terbatas dan kurang dibandingkan dengan jumlah yang dibutuhkan, maka
limbah kertas sebagai sampah organik dapat digunakan dalam pembuatan
pupuk yang dikombinasikan dengan kotoran hewan ternak dengan
menggunakan metode komposer untuk memberikan solusi akan kelangkaan
dan mahalnya pupuk anorganik dikalangan petani. Melalui penjelasan diatas
maka dilakukan suatu penelitian mengenai pengaruh berbagai macam
konsentrasi pupuk organik terhadap laju pertumbuhan tanaman kangkung,
yang meliputi pertambahan tinggi, biomassa, serta jumlah daun tanaman
kangkung.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat rumusan masalah dalam
penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimanakah pengaruh pemberian berbagai konsentrasi pupuk organik
terhadap pertambahan tinggi, jumlah daun, dan biomassa
tanamankangkung?
2. Pada konsentrasi berapakah pemberian pupuk organik terhadap
pertumbuhan tinggi, jumlah daun, dan biomassa tanaman kangkung
yang optimal?
C. Tujuan
Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 2
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka dapat diketahui tujuan
dalam penelitian ini, yaitu:
1. Mengetahui pengaruh pemberian berbagai konsentrasi pupuk organik
terhadap pertambahan tinggi, jumlah daun, dan biomassa pada tanaman
kangkung.
2. Mengetahui kadar pemberian konsentrasi pupuk organik yang optimal
pada tanaman kangkung.
D. Manfaat
1. Meminimalisasi adanya limbah pabrik kertas di lingkungan masyarakat.
2. Meningkatkan produktivitas tanaman kangkung dengan memanfaatkan
limbah pabrik kertas sebagai pupuk.
Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Unsur Hara Yang Dibutuhkan Tanaman
Unsur hara adalah kebutuhan pokok tanaman baik berupa nutrisi maupun
sumber energi yang menunjang kehidupan tanaman. Sedikitnya ada 60 jenis
unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman dan 16 unsur atau senyawa di
antaranya merupakan unsur hara esensial yang mutlak dibutuhkan tanaman
untuk mendukung pertumbuhannya. Keenambelas unsur hara tersebut terbagi
menjadi:
1. Unsur hara makro primer, terdiri dari Karbon (C), Oksigen (O), Hidrogen
(H), Nitrogen (N), Fosfor (P)dan Kalium (K).
2. Unsur hara makro sekunder, terdiri dari Kalsium (Ca), Sulfur (S) dan
Magnesium (Mg).
3. Unsur hara mikro, terdiri dari Boron (B), Klor (Cl), Tembaga (Cu), Besi
(Fe), Mangan (Mn), Zeng (Zn) dan Molibden (Mo).
Dari semua jenis unsur hara tersebut, yang paling utama dibutuhkan
oleh tanah sebagai media tumbuh tanaman adalah Nitrogen (N), Kalium (K)
dan Phospor (P). Pada umumnya pupuk organik mengandung hara makro N,
P, K yang rendah, tetapi mengandung hara mikro dalam jumlah cukup yang
sangat dibutuhkan oleh tumbuhan. Sebagai bahan pembenah tanah, pupuk
organik mecegah terjadinya erosi, pengerakan permukaan tanah (crusting),
dan retakan pada tanah.
Mayoritas tanah atau sekitar 60% tanah yang ada diIndonesia
merupakan jenis tanah yang miskin kimianya dan fisiknya buruk, serta
mempunyai kandungan bahan organik tanah yang rendah sekitar kurang dari
2% (Balai Penelitian Tanah). Kondisi ini dapat diperbaiki dengan jalan
memberikan pupuk organik sesuai takaran dan keperluan unsur hara
esensial/unsure hara utama N, P, K yang penting bagi tanaman. Tanah yang
subur adalah tanah yang mempunyai profil yang dalam (kedalaman yang
sangat dalam) melebihi 150 cm, strukturnya gembur remah, pH sekitar 6 –
6,5, dan memiliki aktifitas jasad renik yang tinggi (maksimum). Selain itu
Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 4
kandungan unsur hara yang tersedia bagi tanaman cukup dan tidak terdapat
pembatasan untuk pertumbuhan tanaman. Berdasarkan analisa, ternyata
tanaman terdiri dari sekitar 50 elemen atau unsur. Sedang yang dibutuhkan
oleh tanaman selama masa pertumbuhan dan perkembangannya ada 16 unsur,
yang merupakan unsur hara esensial. Unsur hara makro relatif lebih banyak
diperlukan oleh tanaman, sedangkan unsur hara mikro diperlukan dalam
jumlah sedikit. Walaupun demikian, unsur hara mikro tetap penting dan harus
diberikan kepada tanah agar dapat menunjang pertumbuhan tanaman.
Kekurangan unsur hara makro maupun unsur hara mikro, dapat
mengakibatkan hambatan bagi pertumbuhan/perkembangan tanaman dan
produktivitasnya.
Nitrogen merupakan unsur hara utama bagi pertumbuhan tanaman,
yang pada umumnya sangat diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan
bagian–bagian vegetatif tanaman, seperti daun, batang, dan akar. Namun bila
terlalu banyak dapat menghambat tumbuhnya bunga dan pembuahan pada
tanaman. Selain terkandung dalam udara yang tersebar luas, nitrogen juga
terkandung baik dalam kotoran ternak. Tanaman yang termasuk famili
Leguminosa dapat menambahkan unsur N sehingga keberadaannya dalam
tanah akan mendorong jasad-jasad renik aktif menguraikannya (jasad-jasad
renik sendiri memerlukan N bagi perkembangannya). Tanaman Leguminosa
kandungan jumlah N-nya selalu bertambah, berasal dari N yang tersedia
dalam tanah dan dari N bebas yang terdapat di udara. Jasad-jasad renik yang
bersimbiosis dengan tanaman itu terdapat dalam bintil-bintil akar (nodula)
yang dapat mengikat N dari udara. Ini merupakan peran dari Rhizobium atau
Bacillusradicicola. Bakteri pengikat nitrogen yang terdapat di dalam akar
kacang-kacangan adalah jenis bakteri Rhizobium. Bakteri ini masuk melalui
rambut-rambut akar dan menetap dalam akar tersebut dan membentuk bintil
pada akar yang bersifat khas.
Phospor fungsinya adalah sebagai zat pembangun dan keberadaannya
terikat dalam senyawa kimia yang terdapat dalam bahan organik, seperti urin
sapi. Kalium berfungsi pada asimilasi zat arang. Senyawa ini bisa didapat dari
abu hasil pembakaran tanaman atau juga terdapat cukup dalam air kelapa dan
Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 5
sedikit dalam kotoran ternak. Air kelapa ternyata memiliki manfaat untuk
meningkatkan pertumbuhan tanaman, dan dapat dimanfaatkan sebagai
penyubur tanaman. Selama itu, air kelapa banyak digunakan di laboratorium
sebagai nutrisi tambahan di dalam media kultur jaringan. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa air kelapa kaya akan potasium (kalium) hingga 17%,
dan mengandung mineral-mineral lainnya seperti, natrium (Na), kalsium (Ca),
magnesium (Mg), ferum (Fe), cuprum (Cu), fosfor (P) dan sulfur (S). Selain
kaya akan mineral, air kelapa juga mengandung antara 1,7 sampai 2,6% gula,
0,07 hingga 0,55%protein, serta berbagai macam vitamin seperti asamsitrat,
asam nikotinat, asam pantotenal, asam folat,niacin, riboflavin, dan thiamin.
B. Peraturan UU No. 32 Tahun 2009
Perlindungan dan pengelolahan lingkungan hidup diatur di dalam
Undang-Undang Republik Indonesia yang terdapat pada UU No. 32 Tahun
2009. Pengertian lingkungan hidup berdasarkan UU No. 32 Tahun 2009 Pasal
1 point 1, yaitu kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia
serta makhluk hidup lain. Sedangkan peraturan yang menjelaskan mengenai
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup terdapat pada point 2, yaitu
upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup yang meliputi penrencanaan, pemanfaatan, pengendalian,
pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum.
Perusakan lingkungan hidup yang disebabkan oleh kegiatan manusia,
seperti pencemaran juga tertera pada UU No. 32 Tahun 2009 pasal 1 pint 14 –
17. Pada point 17 yang menyebutkan bahwa kerusakan lingkungan hidup
adalah perubahanlangsung dan/atau tidak langsung terhadap sifatfisik, kimia,
dan/atau hayati lingkungan hidupyang melampaui kriteria baku
kerusakanlingkungan hidup.
Limbah adalah bahan sisa atau buangan yang dihasilkan dari suatu
kegiatan dan proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri,
Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 6
pertambangan, dan sebagainya. Menurut undang-undang Republik Indonesia
(UU RI) No. 32 Tahun 2009 pasal 1 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup (PPLH), definisi limbah adalah sisa suatu usaha dan/atau
kegiatan. Bentuk limbah dapat berupa gas dan debu, cair atau padat. Di antara
berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan
dikenal sebagai limbah bahan berbahaya dan beracun (Soenarno, 2011).
Salah satu limbah yang banyak kita jumpai di lingkungan adalah limba
industri, misalnya saja industri kertas. Limbah padat pabrik kertas
mengandung unsur kalium (K). Peranan unsur ini untuk memperlancar
fotosintesis, memacu pertumbuhan tanaman pada titik awal, memperkuat
batang dan menambah daya tahan tanaman terhadap serangan hama dan
penyakit serta kekeringan. Limbah padat pabrik kertas juga mengandung
unsur-unsur antara lain: kalsium, magnesium, besi, dan sulfida yang juga
berguna bagi pertumbuhan tanaman (Murtado dan Said, 1987).
C. Pemanfaatan Limbah Pabrik Kertas Menjadi Pupuk Organik
Limbah lumpur di industri kertas saat ini jumlahnya cukup besar sekitar
15-400 ton per hari (Widiastuti dalam Fitri, 2012). Banyak yang beranggapan
bahwa limbah pabrik kertas merupakan suatu hal yang tidak berguna,
sehingga jarang sekali ada tindakan untuk memanfaatkannya menjadi suatu
hal yang berguna. Akan tetapi perlu disadari, bahwa keberadaan limbah
pabrik kertas yang semakin meningkat tidak hanya mengganggu estetika dan
keindahan lingkungan, tetapi juga menjadi penyebab pencemaran tanah, air
tanah, dan menimbulkan bau bagi masyarakat sekitar. Salah satu alternative
pemanfaatan limbah pabrik kertas agar tidak mencemari lingkungan adalah
dengan menggunakannya sebagai kompos (pupuk organik).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rina ZuliyantiNingsih
(2013) menyatakan bahwa lumpur limbah pabrik kertas yang dihasilkan
selama prosess produksi relative tinggi, yaitu sekitar 3-4% dari kapasitas
produksinya. Menurut Allahdadi (2004) dalamWidiastuti etal., (2009)
menyatakan bahwa kandungan P, C, Kdan Ca pada lumpur limbah kertas
tinggisedangkan kandungan N rendah. Tingginya rasioC/N dan C/P
Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 7
menyebabkan imobilisasi olehmikroorganisme apabila lumpur
limbahindustrikertas segar secara langsung digunakan.
Berdasarkan hasil analisis kimia di Laboratorium Sumber Daya Lahan
Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan
Nasional Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
menunjukkan kadar unsur hara pada lumpur limbah industri kertas ialah N
sebesar 0.20 %, P sebesar 0.10 %, dan K sebesar 0.23 %. Menurut
Hardjowigeno (2003) dalamRina ZuliyantiNingsih (2013), hasil uji tersebut
tergolong rendah, karena pada kriterianya kadar N tinggi seharusnya yaitu
0.51-0.75%, untuk kadar P rendah karena pada kriterianya kadar P tinggi
seharusnya yaitu 0.26-0.35% dan untuk kadar K juga rendah karena pada
kriterianya kadar K tinggi seharusnya yaitu 0.6-1% Oleh karena itu perlu
penambahan bahan organik khususnya untuk meningkatkan kadar unsur hara
nitrogen.
Alternatif untuk meningkatkan kandungan nitrogen dalam pupuk
kompos yang terbuat dari lumpur limbah kertas salah satunya dengan
menambhakan ekstrak daun lamtoro. Daun lamtoro memiliki kandungan
nitrogen yang cukup tinggi yaitu sebesar 2,0-4,3%.Mengel dan Kirkby (1987)
dalamRina Zuliyanti Ningsih (2013), menyebutkan bahwa tanaman lamtoro
merupakan salah satu tanaman legume yang dapat mengikat N bebas dari
udara karena kemampuannya bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium sp.
untuk membentuk bintil akar. Suprayitno (1981) dalamRina ZuliyantiNingsih
(2013) menyatakan, secara umum daun lamtoro mengandung unsur hara 2.0-
4.3% nitrogen, 0.2-0.4% fosfor dan 1.3-4.0% kalium, pada akar memiliki
bintil akar yang fungsinya memperluas permukaan akar untuk menyerap hara,
khususnya nitrogen dan air dari dalam tanah.
Berikut ini tabel yang menunjukkan kandungan hara pada daun
lamtoro. Tabel ini terlihat jelas kandungan hara N, P, K, Ca, dan Mg pada
daun lamtoro.
Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 8
(Achmad Rachman)
D. Pupuk Organik
Pupuk organik merupakan suatu bahan/materi pembenah tanah yang
paling baik. Hal ini dikarenakan komponen penyusun dari pupuk ini
berasal dari alam yang banyak mengandung unsur hara yang dibutuhkan
tanah dan tanaman. Bahan dasar dari pupuk ini barasal dari limbah
pertanian dan peternakan. Kandungan dalam pupuk organik cair ini
meliputi enam belas unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Beberapa
jenis pupuk organik adalah pupuk kandang, pupuk hijau, pupuk organik
buatan dan kompos (Murbandono, 2002; Prihandarini, 2004; Sarwono,
2003).
Dalam pembuatan pupuk organik biasa dilakukan dengan
pengomposan,yaitu proses penguraian senyawa-senyawa yang terkandung
dalam sisa bahan organik (seperti jerami, daun-daun, dan lain-lain) dengan
suatu perlakukan khusus (Budi Santoso, 1998). Proses perombakan baik
secara aerob maupun anaerob akan menghasilkan hara dan humus dan
proses bisa berlangsung jika tersedia N, P dan K. Penguraian bisa
berlangsung cepat apabila perbandingan C (C-Organik):N:P:K dalam
bahan yang terurai setara 30:1:0,1:0,5. Hal ini sebabkan N, P dan K
dibutuhkan untuk aktivitas sel mikroba dekomposer (Gaur, 1980).
Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 9
Pupuk organik memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan
pupuk anorganik, antara lain yaitu:
a. Bisa memperbaiki struktur tanah menjadi lebih baik sehingga
pertumbuhan tanaman juga semakin baik. Saat pupuk dimasukkan ke
dalam tanah, bahan organik pada pupuk akan dirombak oleh
mikroorganisme pengurai menjadi senyawa organik sederhana yang
mengisi ruang pori tanah sehingga tanah menjadi gembur. Pupuk
organik juga dapat bertindak sebagai perekat sehingga struktur menjadi
lebih mantap.
b. Bisa meningkatkan daya serap dan daya simpan air (water holding
capacity) yang tinggi terhadap air sehingga tersedia bagi tanaman. Hal
ini karena bahan organik mampu menyerap air dua kali lebih besar dari
bobotnya. Dengan demikian pupuk organik sangat berperan dalam
mengatasi kekeringan air pada musim kering.
c. Bisa memperbaiki kehidupan organisme tanah. Bahan organik dalam
pupuk ini merupakan bahan makanan utama bagi organisme dalam
tanah, seperti cacing, semut, dan mikroorganisme tanah. Semakin baik
kehidupan dalam tanah ini semakin baik pula pengaruhnya terhadap
pertumbuhan tanaman dan tanah itu sendiri.
d. Mengandung unsur hara makro dan mikro lengkap, tetapi jumlahnya
sedikit.
e. Memiliki residual effect yang positif. Artinya pengaruh positif dari
pupuk organik terhadap tanaman yang ditanam pada musim berikutnya
masih ada sehingga pertumbuhan dan produktivitasnya masih bagus.
f. Pupuk organik mampu berperan memobilisasi atau menjembatani hara
yang sudah ada ditanah sehingga mampu membentuk partikel ion yang
mudah diserap oleh akar tanaman.
g. Pupuk organik berperan dalam pelepasan hara tanah secara perlahan
dan kontinu sehingga dapat membantu dan mencegah terjadinya
ledakan suplai hara yang dapat membuat tanaman menjadi keracunan.
h. Pupuk organik membantu menjaga kelembaban tanah dan mengurangi
tekanan atau tegangan struktur tanah pada akar-akar tanaman
Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 10
i. Pupuk organik dapat meningkatkan struktur tanah dalam arti
komposisi partikel yang berada dalam tanah lebih stabil dan cenderung
meningkat karena struktur tanah sangat berperan dalam pergerakan air
dan partikel udara dalam tanah, aktifitas mikroorganisme
menguntungkan, pertumbuhan akar, dan kecambah biji.
j. Pupuk organik sangat membantu mencegah terjadinya erosi lapisan
atas tanah yang merupakan lapisan mengandung banyak hara.
k. Pemakaian pupuk organik juga berperan penting dalam merawat dan
menjaga tingkat kesuburan tanah yang sudah dalam keadaaan
berlebihan pemupukan dengan pupuk anorganik atau kimia dalam
tanah.
l. Pupuk organik berperan positif dalam menjaga kehilangan secara luas
hara Nitrogen dan Fosfor dalam tanah.
m. Keberadaan pupuk organik yang tersedia secara melimpah dan mudah
didapatkan.
Perbedaan pupuk organik dengan pupuk anorganik (buatan) bisa
ditampakkan melalui perbedaan cara pembuatan dan sumber bahan baku.
Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan meramu
bahan kimia, sehingga memenuhi kandungan unsur hara yang dibutuhkan
oleh tanaman. Akan tetapi, pupuk anorganik akan membawa dampak
negatif, yaitu tertinggalnya residu kimia dalam tanaman yang nantinya
dikonsumsi oleh manusia. Sedangkan pupuk organik adalah pupuk yang
sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik yang berasal dari
sisa tanaman atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat
berbentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai hara tanaman.
Selain itu, pupuk organik juga dapat memperbaiki sifat fisika, kimia dan
biologi tanah. Faktor-faktor lain yang perlu diperhatikan dalam
peningkatan hasil dan produktivitas tanaman adalah faktor kesuburan,
yakni persedian humus, kehidupan mikroorganisme, reaksi tanah, struktur
tanah dan lain sebagainya (Anwar, 2008).
Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 11
E. Tanaman Kangkung(Ipomoea reptans Poir.)
Gambar 1. Tanaman Kangkung (Ipomoea reptans Poir.)
Taksonomi Kangkung (Ipomoea reptans Poir.)
Kingdom : Plantae
Divisio : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Ordo : Solanales
Familia : Convolvulaceae (suku kangkung-kangkungan)
Genus : Ipomea
Spesies : Ipomea reptans Poir.(Anggara, 2009)
Tanaman kangkung darat (Ipomea reptans Poir.) adalah salah
satutanaman yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Karena, selain
dapatdiolah menjadi berbagai macam masakan, tanaman ini juga
dapatmenyembuhkan(Anggara, 2009).
Berdasarkan tempat hidupnya, tanaman kangkung dapat
dibedakanmenjadi kangkung darat (Ipomea reptans Poir.) dan kangkung air
(Ipomeaaquatiqa Poir.). Akan tetapi, jumlah varietas kangkung darat lebih
banyakdibandingkan kangkung air. Varietas kangkung darat terbagi menjadi
varietasBangkok, biru, cinde, sukabumi, dan sutra. Sedangkan varietas
kangkung air alamiah, Kangkungini dapat ditemukan di kolam, rawa, sawa,
dan tegalan. Tumbuhnya menjalardengan banyak percabangan. Sistem
perakarannya tunggang dengan cabang-cabang akar yang menyebar ke
berbagai penjuru. Tangkai daun melekat padabuku-buku batang dan bentuk
Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 12
helaiannya seperti hati. Bunganya menyerupaiterompet. Bentuk buahnya
bulat telur dan di dalamnya berisi 3 butir biji(Anggara, 2009).
Kandungan gizi dalam 100 gram kangkung darat diantaranya
adalah458,00 gram kalium dan 49,00 gram natrium.Dimana kalium dan
natriummerupakan persenyawaan garam bromida. Senyawa-senyawa ini
bekerjasebagai obat tidur berdasarkan sifatnya yang menekan susunan saraf
pusat. Selain mengandung kalium dan natrium. Daun kangkung
jugamengandung zat kimia seperti karoten, hentriakontan dan sitosterol. Oleh
karenaitu, tanaman kangkung berkhasiat sebagai anti inflamasi, diuretik dan
hemostatik(Anggara, 2009).
Batang kangkung bulat dan berlubang, berbuku-buku, banyak
mengandung air (herbacious) dari buku-bukunya mudah sekali keluar akar.
Memiliki percabangan yang banyak dan setelah tumbuh lama batangnya akan
merayap (menjalar). Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-
buku batang dan di ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh
menjadi percabangan baru. Bentuk daun umumnya runcing ataupun tumpul,
permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, dan permukaan daun bagian
bawah berwarna hijau muda. Selama fase pertumbuhanya tanaman kangkung
dapat berbunga, berbuah, dan berbiji terutama jenis kangkung darat. Bentuk
bunga kangkung umumnya berbentuk “terompet” dan daun mahkota bunga
berwarna putih atau merah lembayung.
Buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga butir
biji. Bentuk buah kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna buah hitam
jika sudah tua dan hijau ketika muda. Buah kangkung berukuran kecil sekitar
10 mm, dan umur buah kangkung tidak lama. Bentuk biji kangkung bersegi-
segi atau tegak bulat. Berwarna cokelat atau kehitam-hitaman, dan termasuk
biji berkeping dua. Pada jenis kangkung darat biji kangkung berfungsi sebagai
alat perbanyakan tanaman secara generatif.
Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 13
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini berjenis penelitian eksperimental yaitu penelitian yang
menggunakan berbagai variabel dalam melakukan penelitian, yakni variabel
manipulasi, variabel kontrol, dan variabel respon.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan selama 60 hari di mulai pada tanggal 26
Maret sampai 24 mei 2013 di Jurusan Biologi Fakultas MIPA Universitas
Negeri Surabaya.
C. Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Variabel Manipulasi : Pemberian 0,11 grampupuk urea yang setara
dengan 2,56 gram pupukorganik (kompos kertas-
lamtoro)/3000 gram media tanam.
b. Variabel Kontrol : Jenis biji, jumlah biji, jenis tanah, jumlah tanah,
luas media tanam, volume penyiraman, volume
air perendaman biji, waktu perendaman biji, tempat
meletakkan tanaman (suhu, intensitas cahaya,
kelembaban), waktu pemupukan.
c. Variabel Respon : Kualitas dan pertumbuhan tanaman kangkung
yang meliputi tinggi, jumlah daun dan biomassa
basah pada satu tanaman kangkung.
D. Definisi Operasional
1. Pupuk organik yang digunakan dalam penelitian ini adalah pupuk
kompos yang terbuat dari limbah lumpur pabrik kertas dengan
penambahan daun lamtoro yang memiliki kandungan N sebesar 2,14%,
Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 14
sedangkan pupuk anorganik yang digunakan adalah pupuk urea yang
memiliki kandungan N sebesar 46%.
2. Kadar pupuk yang digunakan sebagai variabel manipulasi yaitu sebagai
berikut: 0,11 gram pupuk urea/polybag; 2,56 gram pupuk
kompos/polybag; 0,055 gram pupuk urea+1,28 gram pupuk
kompos/polybag; 3,84 gram pupuk kompos/polybag; 5,12 gram pupuk
kompos/polybag; 6,4 gram pupuk kompos/polybag; 7,68 gram pupuk
kompos/polybag; dan 0,037 gram pupuk urea+1,707 gram pupuk
kompos/polybag.
3. Pertumbuhan tanaman kangkung meliputi tinggi tanaman, jumlah daun,
dan biomassa basah tanaman kangkung. Dalam penelitian ini, yang
dimaksud dengan tinggi tanaman ialah diukur dari permukaan tanah
sampai pada titik tumbuh tanaman yang tertinggi menggunakan benang
kemudian dikalibrasi dengan penggaris. Jumlah daun ini didapat dengan
cara menghitung daun yang membuka secara sempurma pada tiap
tanaman kangkung. Sedangkan biomassa basah total tanaman kangkung
dapat diperoleh dengan menimbang seluruh bagian tanaman kangkung
setelah dibersihkan dari tanah dengan menggunakan air. Kegiatan ini
dilakukan setelah 60 hari masa tanam yang dilakukan setelah proses
pemanenan
E. Prosedur Penelitian
1. Alat
a. Mangkuk kecil 1 buah
b. Polybag dengan kapasitas 3 kg 64 buah
c. Spidol/bulpoint 1 buah
d. Cetok 1 buah
e. Neraca Ohauss 1 buah
f. Soil tester 1 buah
g. pH meter 1 buah
h. Kertas label secukupnya
Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 15
2. Bahan
a. Biji Kangkung 64 biji
b. Tanah @ 1 kg 192 kg
c. Pupuk kompos 228,70 gr
d. Pupuk urea 1,62 gr
e. Air Secukupnya
F. Langkah Kerja
a. Persemaian Biji
1) Menyiapkan benih meliputi pemilihan benih yang berkualitas yaitu
yang bentuknya tidak berkerut, berisi penuh, tidak ada tanda – tanda
bewarna coklat, tidak lapuk dan tidak terbelah, kemudian benih yang
sudah terseleksi tersebut direndam dalam air selama 4 jam.
2) Penyemaian biji kangkung. Bibit kangkung disemaikan pada 12
gelas air mineral dengan diisi tanah hingga ± ¾ gelas
3) Membuat lubang pada media semai sedalam ± 0,5 cm, kemudian
menanam biji, setiap lubang diisi 1 biji. Dan menutup kembali
lubang dengan media semai.
4) Melakukan penyiraman tiap pagi dan sore hari.
5) Merawat biji persemaian hingga siap tanam.
b. Persiapan Media Tanam
1) Waktu penyiapan lahan dilakukan 3 harisebelum pindah tanam.
2) Menyiapkan polybag berukuran 3 kg kemudian mengisinya dengan
media tanam yaitu tanah.
3) Memberi perlakuan 3 hari sebelum pindah tanam yaitu pemberian
pupuk organik dan pupuk anorganik sesuai dengan rancangan pada
polybag yang berukuran 1 kg, kemudian dicampur aduk dengan
tanah hingga benar – benar tercampur.
c. Penanaman dan Pemeliharaan Tanaman Kangkung
1) Biji kangkung yang umurnya 1 minggu
Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 16
2) Biji kangkung di persemaian digunting wadahnya, kemudian
dipindahtanamkan ke dalam polybag dan disusun menurut denah
yang telah dibuat.
3) Tiap lubang tanam ditanami satu biji kangkung secara tegak dan di
bagian pangkal batang ditimbun serta dipadatkan tanahnya agar
perakaran dapat kontak langsung dengan tanah.
4) Setelah penanaman, media tanam segera disiram hingga cukup
basah.
5) Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore hari.
6) Pemeliharaan tanaman dilakukan dengan mencegah tanaman dari
gangguan gulma dan hama penyakit.
d. Panen
1) Menghitung jumlah daun yang dilakukan pada saat akan pindah
tanam 25-60 hari setelah tanam.
2) Pertumbuhan tanaman kangkung meliputi jumlah daun, tinggi
tanaman dan biomassa yang diukur pada hari satelah tanam (HST)
pengamatan. Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah sampai
pada titik tumbuh tanaman yang tertinggi.
3) Sebelum dilakukan pengukuran biomassa, maka tanaman dicabut
secara hati – hati, terlebih dahulu membasahi media tanam dengan
air untuk mempermudah pencabutan. Pengukuran biomassa yaitu
dengan melakukan penimbangan tanaman yang telah dipanen untuk
diambil datanya.
Rancangan Penelitian
a. Penyemaian :
Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 17
Biji kangku
Media tanam biji Menyemai 1 biji kangkung pada setiap gelas sebanyak 12 gelas dengan penyiraman pagi
dan sore sebanyak 1 sendok makan
A1
C1
H1
G1
F1
D1
E1
B2
E2
C2
H2
G2
F2
D2
D3
A3
E3
C3
H3
G3
F3
E4
C4
A4
H4
F4
G4
D4
C5
E5
H5
G5
A5
F5
D5
G6
C1
H6
F6
D6
E6
A6
E7
E7
H7
G7
A7
F7
D7
H8
C8
D8
G8
A8
F8
E8
Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 18
Biji kangkung yang telah tumbuh menjadi benih lalu ditanam dan dipindahkan ke polybag
Gambar 2. Penanaman dengan pupuk anorganik
Gambar 4. Penataan Polybag dengan Rancangan Acak Kelompok
Gambar 3. Penanaman dengan pupuk organik
Keterangan:
A = 0,11 gram pupuk urea
B = 2,56 gram pupuk kompos
C = 0,055 gram pupuk urea+1,28 gram pupuk kompos
D = 3,84 gram pupuk kompos
E = 5,12 gram pupuk kompos
F = 6,4 gram pupuk kompos
G = 7,68 gram pupuk kompos
H = 0,037 gram pupuk urea+1,707 gram pupuk kompos
b. Teknik Pengumpulan Data
Mengamati pertumbuhan tanaman kangkung meliputi tinggi tanaman,
jumlah daun dan biomassa basah yang diukur saat kangkung berumur 60
hari setelah tanam. Daun yang dihitung ialah daun yang membuka
sempurna yang dihasilkan setelah 60 hari setelah tanam. Menimbang
biomassa basah tanaman setelah 60 hari setelah tanam.
c. Teknik Analisis Data
Data pertumbuhan kangkung yang meliputi tinggi tanaman, jumlah
daun pada satu tanaman dan biomassa basah dianalisis dengan
menggunakan uji ANAVA satu arah untuk mengetahui pengaruh
penambahan kompos limbah lumpur pabrik kertas dengan berbagai dosis
terhadap pertumbuhan tanaman kangkung. Jika terdapat perbedaan yang
signifikan, maka dapat dilanjutkan dengan Uji BNT (Beda Nyata Terkecil)
atau Uji Duncan’s untuk mengetahui perbedaan diantara perlakuan
(Sudjana, 1996).
Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 19
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan data
sebagai berikut:
Tabel 1. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsentrasi Pupuk Terhadap
Tinggi Tanaman Kangkung
No. KonsentrasiRata-rata Tinggi Kangkung (cm)
Simpangan Baku (S)
1 Urea 13.5 1.832 Organik 13.4 2.083 0,5 urea : 0,5 organik 29.5 3.754 1,5 x organik 16.0 5.985 2 x organik 17.7 5.826 2,5 x organik 21.1 4.127 3 x organik 24.3 6.638 1/3 urea x 2/3 organik 23.6 5.36
Tabel 2. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsentrasi Pupuk Terhadap
Jumlah Daun Tanaman Kangkung
No. KonsentrasiRata-rata
Jumlah DaunSimpangan
Baku (S)1 Urea 5 0.762 Organik 5 0.763 0,5 urea : 0,5 organik 8 2.004 1,5 x organik 6 2.605 2 x organik 6 0.496 2,5 x organik 6 1.457 3 x organik 8 1.798 1/3 urea x 2/3 organik 5 1.79
Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 20
Tabel 3.Pengaruh Pemberian Berbagai Konsentrasi Pupuk Terhadap
Berat Tanaman Kangkung
0.005.00
10.0015.0020.0025.0030.0035.00
13.50 13.35
29.46
15.95 17.6621.10
24.28 23.60
Pengaruh Berbagai Konsentrasi Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Tinggi Tanaman Kangkung
Konsentrasi Pupuk
Ting
gi T
anam
an
Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 21
No.
KonsentrasiRata-rata Berat Kangkung (gr)
Simpangan Baku (S)
1 Urea 0.32 0.082 Organik 0.25 0.093 0,5 urea : 0,5 organik 0.44 0.164 1,5 x organik 0.28 0.125 2 x organik 0.32 0.106 2,5 x organik 0.36 0.087 3 x organik 0.44 0.108 1/3 urea x 2/3 organik 0.45 0.14
0.0010.0020.0030.00
13.50 13.35
29.46
15.95 17.66 21.10 24.28 23.60
Pengaruh Berbagai Konsentrasi Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Tinggi Tanaman Kangkung
Konsentrasi Pupuk
Tin
ggi T
anam
an
Gambar 5. Histogram Rata-Rata Tinggi Tanaman Setelah Diberi
Berbagai Konsentrasi Pupuk
0.00
6.004.80 4.83
7.80 5.67 5.60 6.00 7.605.00
Pengaruh Berbagai Konsentrasi Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Jumlah Daun Tanaman
Kangkung
Konsentrasi Pupuk
Jum
lah
Dau
n
Gambar 6. Histogram Rata-Rata Jumlah Daun Tanaman Setelah
Diberi Berbagai Konsentrasi Pupuk
Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 22
0.00
0.20
0.40 0.32 0.25
0.440.28 0.32 0.36
0.44 0.45
Pengaruh Berbagai Konsentrasi Pupuk Organik dan Anorganik Terhadap Berat Tanaman Kangkung
Konsentrasi Pupuk
Ber
at T
anam
an K
angk
ung
Gambar 7. Histogram Rata-Rata Berat Tanaman Setelah Diberi
Berbagai Konsentrasi Pupuk
B. Analisis Data
Berdasarkan tabel 1. dan gambar 4.dapat dianalisis bahwa
pemberian berbagai konsentrasi pupuk berpengaruh terhadap pertumbuhan
tinggi, jumlah daun, dan berat basah kangkung. Pada konsentrasi pupuk
urea saja, tinggi kangkung sebesar 13,50 cm, pada konsentrasi pupuk
organik yaitu sebesar 13,35 cm, pada konsentrasi pupuk 0,5 urea : 0,5
organik yaitu sebesar 29,46 cm, pada konsentrasi pupuk 1,5 x organik
sebesar 15,95 cm, pada konsentrasi pupuk 2 x organik sebesar 17,66 cm,
pada konsentrasi pupuk 2,5 x organik sebesar 21,10 cm, pada konsentrasi
3 x organik sebesar 24,28 cm, dan pada konsentrasi pupuk 1/3 urea x 2/3
organik tinggi tanaman kangkung sebesar 23,60 cm.
Berdasarkan tabel 2. dan gambar 5. dapat dianalisis bahwa
konsentrasi pupuk urea saja, jumlah daun kangkung adalah 5, pada
konsentrasi pupuk organik adalah 5, pada konsentrasi pupuk 0,5 urea : 0,5
organik adalah 8, pada konsentrasi pupuk 1,5 x organik adalah6, pada
konsentrasi pupuk 2 x organik adalah6, pada konsentrasi pupuk 2,5 x
organik adalah 6, pada konsentrasi 3 x organik adalah 8, dan pada
konsentrasi pupuk 1/3 urea x 2/3 organik jumlah daun tanaman kangkung
adalah 5.
Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 23
Berdasarkan tabel 3. dan gambar 6. dapat dianalisis bahwa
konsentrasi pupuk urea saja, berat basah kangkung adalah 0,32 gr, pada
konsentrasi pupuk organik yaitu sebesar 0,25 gr, pada konsentrasi pupuk
0,5 urea : 0,5 organik yaitu sebesar 0,44 gr, pada konsentrasi pupuk 1,5 x
organik sebesar 0,28 gr, pada konsentrasi pupuk 2 x organik sebesar 0,32
gr, pada konsentrasi pupuk 2,5 x organik sebesar 0,36 gr, pada konsentrasi
3 x organik sebesar 0,44 gr, dan pada konsentrasi pupuk 1/3 urea x 2/3
organik berat basah tanaman kangkung sebesar 0,45 gr.
Berdasarkan perhitungan statistika dengan menggunakan metode
simpangan baku, dapat dianalisis bahwa simpangan baku
C. Pembahasan
Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa pemberian berbagai
konsentrasi pupuk organik berpengaruh terhadap pertambahan tinggi,
jumlah daun, dan berat basah tanaman kangkung. Hal terserbut dapat
diketahui melalui tabel dan histogram data hasil penelitian.
Berdasarkan analisis dari tabel 1. dan gambar 5. sangat jelas
diketahui bahwa tinggi tanaman kangkung yang maksimal yaitu 29,46 cm
terlihat pada pemberian konsentrasi pupuk 0,5 urea : 0,5 organik. Begitu
juga dengan hasil yang didapatkan dari jumlah daun tanaman kangkung.
Jumlah daun yang maksimal didapatkan dari pemberian pupuk dengan
konsentrasi 0,5 urea : 0,5 organik jika dilihat dari histogram pada gambar
6.
Pemberian pupuk kompos yang terbuat dari lumpur limbah kertas
merupakan salah satu faktor yang menyebabkan tinggi dan jumlah daun
kangkung tumbuh maksimal. Pupuk kompos yang diberi tambahan dengan
daun lamtoro juga faktor penyebab pertumbuhan kangkung baik.
Pemberian daun lamtoro membantu meningkatkan unsur N pada pupuk
kompos. Tanaman kangkung yang dipanen merupakan bagian
vegetatifnya, sehingga unsur hara yang paling dibutuhkan adalah nitrogen,
karena nitrogen berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan vegetatif
tanaman. Menurut Sumardi (1987) dalam Rina Zuliyanti Ningsih (2013),
Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 24
ketersediaan unsur hara terutama unsur N yang diperlukan dalam jumlah
yang tinggi dibandingkan unsur P dan K. Unsur N diperlukan untuk
pertumbuhan organ vegetatif seperti daun, batang, dan akar
(Hardjowigeno, 2003) dalam Rina Zuliyanti Ningsih (2013).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh (Nataniel
Palimbungan, 2006) namun percobaan yang dilakukan pada tanaman sawi
dengan menambahkan ekstrak daun lamtoro sebagai pupuk cair. Dalam
penelitiannya menyatakan bahwa pemberian ekstrak daun lamtoro pada
tanaman sawi secara umum dapat meningkatkan pertumbuhan dan
produksi tanaman sawi. Ekstrak daun lamtoro pada dosis 250 cc/l air
memberikan pengaruh paling baik terhadap pertumbuhan, tinggi, dan berat
segar tanaman sawi. Penggunaan ekstrak daun lamtoro pada pertanaman
sawi secara ekonomis menguntungkan.
Berdasarkan data penelitian tersebut, seharusnya tinggi dan jumlah
daun kangkung yang tumbuh maksimal terdapat pada pemberian pupuk
dengan konsentrasi 3 x organik. Karena kandungan N pada pupuk organik
sangat tinggi yaitu sebesar 2,14% yang berasal dari daun lamtoro. Semakin
tinggi pupuk yang diberikan semakin baik pula pertumbuhan tanaman. Hal
tersebut terjadi, dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu intensitas
penyiraman, intensitas cahaya, tempat atau media tanam yang kurang
sesuai untuk pertumbuhan tanaman kangkung. Kangkung dapat tumbuh
pada tanah luas dengan intensitas cahaya yang cukup, dan penyiraman
yang cukup, terutama jika tidak turun hujan harus dilakukan penyiraman.
Masa panen yang seharusnya adalah ± 30 hari setelah tanam, dengan
caramencabut tanaman sampai akarnya.
Biomassa atau berat basah tanaman kangkung yang tertinggi
berdasarkan data hasil penelitian yaitu terdapat pada pemberian pupuk
dengan konsentrasi 1/3 urea x 2/3 organik yaitu sebesar 0,45 gr. Berat
basah maksimal tanaman kangkung yang seharusnya terdapat pada
pemberian pupuk dengan konsentrasi 3 x pupuk organik. Sesuai dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Rina (2013) pada tanaman bayam
merah, yang menyatakan bahwa pemberian pupuk kompos yang berasal
Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 25
dari lumpur limbah pabrik kertas dengan penambahan daun lamtoro dapat
menghasilkan hasil panen yang optimal. Tanaman kangkung sama halnya
dengan tanaman bayam merah yang telah diteliti oleh Rina (2013), karena
kedua tanaman sayur tersebut merupakan tanaman yang diambil hasil
panennya ketika pertumbuhan vegetatifnya. Sehingga, untuk
meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman kangkung, dibutuhkan
unsur N yang tinggi.
Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 26
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Pemberian berbagai konsentrasi pupuk organik berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman kangkung, dilihat dari tinggi tanaman, jumlah
daun, dan berat basah tanaman kangkung.
2. Pemberian pupuk 0,5 organik : 0,5 urea berpengaruh terhadap tinggi
tanaman kangkung, yaitu sebesar 29,46 cm.
3. Jumlah daun terbanyak terdapat pada pemberian pupuk 0,5 organik : 0,5
urea dan pupuk 3 x organik, yaitu sama-sama berjumlah 8 helai.
4. Berat basah tanaman kangkung yang tertinggi terdapat pada konsentrasi
pupuk 1/3 urea x 2/3 organik, yaitu sebesar 0,45 gr.
Seharusnya hasil yang diperoleh pada konsentrasi pupuk organik yang
paling banyak, karena komposisi pupuk organik yang digunakan merupakan
pupuk yang berasal dari lumpur limbah kertas dengan ditambah daun lamtoro
yang mengandung unsur N 2,14%, dimana kandungan unsur N tersebut sudah
merupakan konsentrasi yang sangat tinggi, sehingga dapat meningkatkan
pertumbuhan vegetatif tanaman kangkung, karena semakin tinggi kadar
pupuk yang diberikan, maka semakin baik pula pertumbuhan tanaman
tersebut, utamanya pada tanaman kangkung.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran
kepada peneliti selanjutnya untuk lebih memperhatikan kondisi lingkungan
atau habitat tanaman yang akan digunakan dalam penelitian, khususnya
karakteristik tanaman tersebut agar nantinya hasil yang didapatkan sesuai
dengan yang diharapkan serta sesuai dengan teori yang sebenarnya.
Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 27
DAFTAR PUSTAKA
Achmad Rachman, A. D. (n.d.). Pupuk Hijau. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati,
41-57.
Anggara, R. (2009). Pengaruh Ekstrak Kangkung Darat (Ipomea raptans Poir.)
Terhadap Efek Sedasi Pada Mencit BAL B/C. Semarang: Undip Press.
Anwar, K. (2008). Kombinasi Limbah Pertanian dan Peternakan sebagai
Alternatif Pembuatan Pupuk Organik Cair Melalui Fermentasi Anaerob.
Prosiding Seminar Nasional Teknoin 2008 Bidang Teknik Kimia, pp. B-
96.
Gaur. 1980. Rapid Composting. In Compos Teknologi. Project Field Document
No. 13 Food and Agriculture Organisation of The United Nation.
Murbandono,HS. L. 2002. Membuat Kompos.Penerbit Penebar Swadaya. Jakarta.
Nataniel Palimbungan, R. L. (2006). Pengaruh Ekstrak Daun Lamtoro Sebagai Pupuk Organik Cair Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Sawi. Jurnal Agrisistem, 96-101.
Rina Zuliyanti Ningsih, H. F. (2013). Pengaruh Penambahan Daun Lamtoro
terhadap Kualitas Kompos Kertas-Lamtoro dan Pemanfaatannya terhadap
Pertumbuhan Tanaman Bayam Merah. LenteraBio, 149-154.
Sarwono, 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.
Soenarno, Sri Murni. Pengelolaan Limbah. Diakses
darihttp://www.iwf.or.id/assets/document/44128.pdf pada tanggal 21
Februari 2013 pada pukul 21.35
Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 28
LAMPIRAN
A. Tabel Perhitungan
Tabel 1. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsentrasi Pupuk Terhadap Tinggi
Tanaman Kangkung
No. KonsentrasiTinggi Tanaman (cm)
Rata-rata1 2 3 4 5 6
1 urea 16.3 14.8 12 11.4 13 - 13.52 organik 12 14.1 9.8 15.2 14.
714.3 13.4
3 0,5 urea : 0,5 organik
25 35 32 29.3 26 - 29.5
4 1,5 x organik 14.8 14 10.5 27 15.6
13.8 16.0
5 2 x organik 21 - 27 12.2 14.2
13.9 17.7
6 2,5 x organik 23.2 17 19.3 - 18 28 21.17 3 x organik 32 19.1 17.3 - 21 32 24.38 1/3 urea x 2/3
organik- 20 31 - 16.
227.2 23.6
Tabel 2. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsentrasi Pupuk Terhadap Jumlah
Daun Tanaman Kangkung
No. KonsentrasiJumlah Daun
Rata-rata1 2 3 4 5 6
1 urea 6 5 4 4 5 - 52 organik 5 4 4 5 6 5 53 0,5 urea : 0,5
organik5 10 9 6 9 - 8
4 1,5 x organik 4 4 4 10 7 5 65 2 x organik 6 - 6 5 6 5 66 2,5 x organik 4 8 6 - 5 7 67 3 x organik 9 9 5 - 6 9 88 1/3 urea x 2/3
organik- 3 8 - 4 5 5
Tabel 3. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsentrasi Pupuk Terhadap Berat
Tanaman Kangkung
Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 29
Tabel 5. Perhitungan Simpangan Baku Tinggi Tanaman Kangkung
Perlakuan
Tinggi Tanaman
(cm)(X)
(X2)
Mean
(X =
∑ X
n)
Deviasi(x = X-X) Deviasi
Kuadrat(x2)
Varian (S2 =
∑ x2
(n−1))
Simpangan Baku
(S = √ S2)
Urea
16.30 265.69 13.74 -2.56 6.54
3.35 1.83
14.80 219.04 13.74 -1.06 1.1212.00 144.00 13.74 1.74 3.0411.40 129.96 13.74 2.34 5.4913.00 169.00 13.74 0.74 0.55
- - - - -Σ 67.50 927.69 68.72 1.22 16.74
Organik
12.00 144.00 13.61 1.61 2.60
4.31 2.08
14.10 198.81 13.61 -0.49 0.249.80 96.04 13.61 3.81 14.5515.20 231.04 13.61 -1.59 2.5214.70 216.09 13.61 -1.09 1.1814.30 204.49 13.61 -0.69 0.47
Σ 80.101090.4
781.68 1.58 21.55
0,5 Urea : 0,5 organik
25.00 625.00 29.93 4.93 24.29 14.03 3.75
35.001225.0
029.93 -5.07 25.72
32.001024.0
029.93 -2.07 4.29
29.30 858.49 29.93 0.63 0.4026.00 676.00 29.93 3.93 15.43
- - - - -Σ 147.30 4408.4 149.64 2.34 70.13
Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 30
No.
KonsentrasiBerat Tanaman (gr)
Rata-rata1 2 3 4 5 6
1 urea 0.3 0.3 0.2 0.4 0.4 - 0.322 organik 0.2 0.2 0.3 0.4 0.2 0.2 0.253 0,5 urea : 0,5
organik0.4 0.5 0.7 0.3 0.3 - 0.44
4 1,5 x organik 0.3 0.2 0.2 0.5 0.3 0.2 0.285 2 x organik 0.3 - 0.5 0.2 0.3 0.3 0.326 2,5 x organik 0.5 0.3 0.3 - 0.3 0.4 0.367 3 x organik 0.6 0.4 0.3 - 0.4 0.5 0.448 1/3 urea x 2/3
organik- 0.5 0.6 - 0.2 0.5 0.45
9
1,5 x Organik
14.80 219.04 17.64 2.84 8.06
35.76 5.98
14.00 196.00 17.64 3.64 13.2510.50 110.25 17.64 7.14 50.9727.00 729.00 17.64 -9.36 87.6215.60 243.36 17.64 2.04 4.1613.80 190.44 17.64 3.84 14.74
Σ 95.701688.0
9105.84 10.14 178.80
2 x Organik
21.00 441.00 19.41 -1.59 2.54
33.92 5.82
- - - - -27.00 729.00 19.41 -7.59 57.6412.20 148.84 19.41 7.21 51.9514.20 201.64 19.41 5.21 27.1213.90 193.21 19.41 5.51 30.33
Σ 88.301713.6
997.04 8.74 169.58
2,5 x Organik
23.20 538.24 21.87 -1.33 1.76
16.94 4.12
17.00 289.00 21.87 4.87 23.7619.30 372.49 21.87 2.57 6.63
- - - - -18.00 324.00 21.87 3.87 15.0128.00 784.00 21.87 -6.13 37.53
Σ 105.502307.7
3109.37 3.87 84.68
3 x Organik
32.001024.0
025.97 -6.03 36.33
43.97 6.63
19.10 364.81 25.97 6.87 47.2417.30 299.29 25.97 8.67 75.22
- - - - -21.00 441.00 4.20 -16.80 282.24
32.001024.0
025.97 -6.03 36.33
Σ 121.403153.1
0129.86 8.46 219.84
1/3 x Urea: 2/3
Organik
- - - - -
28.73 5.36
20.00 400.00 25.03 5.03 25.3531.00 961.00 25.03 -5.97 35.58
- - - - -16.20 262.44 25.03 8.83 78.0527.20 739.84 25.03 -2.17 4.69
Σ 94.402363.2
8100.14 5.74 143.67
Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 31
Tabel 6.Perhitungan Simpangan Baku Jumlah Daun Tanaman Kangkung
PerlakuanJumlah
Daun (X)(X2)
Mean
(X =
∑ X
n)
Deviasi(x = X-X) Deviasi
Kuadrat(x2)
Varian (S2
= ∑ x2
(n−1))
Simpangan Baku
(S = √ S2)
Urea
6 36 4.92 -1.08 1.1736
0.57 0.76
5 25 4.92 -0.08 0.00694 16 4.92 0.92 0.84034 16 4.92 0.92 0.84035 25 4.92 -0.08 0.00690 - - - -
Σ 24 118 24.58 0.58 2.8681
Organik
5 25 4.93 -0.07 0.0048
0.58 0.76
4 16 4.93 0.93 0.86684 16 4.93 0.93 0.86685 25 4.93 -0.07 0.00486 36 4.93 -1.07 1.14275 25 4.93 -0.07 0.0048
Σ 29 143 29.59 0.59 2.8906
0,5 Urea : 0,5 organik
5 25 8.28 3.28 10.7719
3.99 2.00
10 100 8.28 -1.72 2.95139 81 8.28 -0.72 0.51556 36 8.28 2.28 5.20789 81 8.28 -0.72 0.5155- - - - -
Σ 39 323 41.41 2.41 19.9619
1,5 x Organik
4 16 6.53 2.53 6.3979
6.76 2.60
4 16 6.53 2.53 6.39794 16 6.53 2.53 6.397910 100 6.53 -3.47 12.04507 49 6.53 -0.47 0.22155 25 6.53 1.53 2.3391
Σ 34 222 39.18 5.18 33.7993
2 x Organik
6 36 5.64 -0.36 0.1276
0.24 0.49
- - - - -6 36 5.64 -0.36 0.12765 25 5.64 0.64 0.41336 36 5.64 -0.36 0.12765 25 5.64 0.64 0.4133
Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 32
Σ 28 158 28.21 0.21 1.2092
2,5 x Organik
4 16 6.33 2.33 5.4444
2.11 1.45
8 64 6.33 -1.67 2.77786 36 6.33 0.33 0.1111- - - - -5 25 6.33 1.33 1.77787 49 6.33 -0.67 0.4444
Σ 30 190 31.67 1.67 10.5556
3 x Organik
9 81 8.00 -1.00 1.0000
3.20 1.79
9 81 8.00 -1.00 1.00005 25 8.00 3.00 9.0000- - - - -6 36 8.00 -4.80 23.04009 81 8.00 -1.00 1.0000
Σ 38 304 40.00 2.00 16.0000
1/3 x Urea: 2/3
Organik
- - - - -
3.19 1.79
3 9 5.70 2.70 7.29008 64 5.70 -2.30 5.2900
4 16 5.70 1.70 2.89005 25 5.70 0.70 0.4900
Σ 20 114 22.80 2.80 15.96
Tabel 7. Perhitungan Simpangan Baku Berat Tanaman Kangkung
PerlakuanBerat
Tanaman (gr)(X)
(X2)
Mean
(X =
∑ X
n)
Deviasi(x = X-X) Deviasi
Kuadrat(x2)
Varian (S2
= ∑ x2
(n−1))
Simpangan Baku
(S = √ S2)
Urea
0.3 0.09 0.34 0.04 0.0014
0.01 0.08
0.3 0.09 0.34 0.04 0.00140.2 0.04 0.34 0.14 0.01890.4 0.16 0.34 -0.06 0.00390.4 0.16 0.34 -0.06 0.0039- - - - -
Σ 1.6 0.54 1.69 0.09 0.0295
Organik
0.2 0.04 0.27 0.07 0.0054
0.01 0.090.2 0.04 0.27 0.07 0.00540.3 0.09 0.27 -0.03 0.00070.4 0.16 0.27 -0.13 0.01600.2 0.04 0.27 0.07 0.0054
Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 33
0.2 0.04 0.27 0.07 0.0054Σ 1.5 0.41 1.64 0.14 0.0383
0,5 Urea : 0,5 organik
0.4 0.16 0.49 0.09 0.0083
0.02 0.16
0.5 0.25 0.49 -0.01 0.00010.7 0.49 0.49 -0.21 0.04370.3 0.09 0.49 0.19 0.03640.3 0.09 0.49 0.19 0.0364- - - - -
Σ 2.2 1.08 2.45 0.25 0.1250
1,5 x Organik
0.3 0.09 0.32 0.02 0.0006
0.02 0.12
0.2 0.04 0.32 0.12 0.01530.2 0.04 0.32 0.12 0.01530.5 0.25 0.32 -0.18 0.03110.3 0.09 0.32 0.02 0.00060.2 0.04 0.32 0.12 0.0153
Σ 1.7 0.55 1.94 0.24 0.0780
2 x Organik
0.3 0.09 0.35 0.05 0.0025
0.01 0.10
- - - - -0.5 0.25 0.35 -0.15 0.02250.2 0.04 0.35 0.15 0.02250.3 0.09 0.35 0.05 0.00250.3 0.09 0.35 0.05 0.0025
Σ 1.6 0.56 1.75 0.15 0.0525
2,5 x Organik
0.5 0.25 0.38 -0.12 0.0149
0.01 0.08
0.3 0.09 0.38 0.08 0.00600.3 0.09 0.38 0.08 0.0060- - - - -
0.3 0.09 0.38 0.08 0.00600.4 0.16 0.38 -0.02 0.0005
Σ 1.8 0.68 1.89 0.09 0.0336
3 x Organik
0.6 0.36 0.46 -0.14 0.0186
0.01 0.10
0.4 0.16 0.46 0.06 0.00400.3 0.09 0.46 0.16 0.0268- - - - -
0.4 0.16 0.46 -0.32 0.10240.5 0.25 0.46 -0.04 0.0013
Σ 2.2 1.02 2.32 0.12 0.0548
1/3 x Urea: 2/3
Organik
- - - - -
0.02 0.140.5 0.25 0.50 0.00 0.00000.6 0.36 0.50 -0.10 0.0100- - - - -
Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 34
0.2 0.04 0.50 0.30 0.09000.5 0.25 0.50 0.00 0.0000
Σ 1.8 0.9 2.00 0.20 0.1000
B. Foto Dokumentasi
No. Foto Keterangan
1. Mencabut batang kangkung hingga ke
akar. Proses pencabutan diusahakan akar
tidak patah.
2. Hasil panen tanaman kangkung.
3. Pengukuran tinggi tanaman kangkung.
4. Menimbah berat atau biomassa tanaman
kangkung.
Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 35
Laporan Praktikum Ekologi Aplikasi 36