BAB II
2.1 KONSEP DASAR
1. Pengertian
Periode pasca persalinan adalah masa waktu anatara kelahiran
plasenta dan membrane yang menandai berakhirnya periode
intrapartum sampai waktu menuju kembalinya sistim reproduksi
wanita tersebut ke kondisi tidak hamil.
(Varney 2007)
Masa nifas adalah masa dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir
ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil.
(Anggreini 2010)
Puerperium yang berlangsung selam 6 minggu atau 42 hari,
merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya organ
kandungan pada keadaan normal
(Manuaba 2010)
Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari ) setelah itu.
(Prawirohardjo 2009)
Masa nifas didefinisikan sebagai periode selama dan tepat setelah
kelahiran. Namun secra populer, di ketahui istilah tersebut
mencakup 6 minggu berikutnya saat terjadi involusi kehamilan
normal.
(Gary 2006)
2. patofiologi
Involusi uterus
Proses kembalinya uterus dengan melakukan pengerutan untuk kembali ke kondisi sebelum
hamil dengan berat sekitar 60 g
Pengeluaran Lokhea
Lokhea merupakan sekret vagina yang keluar karena terjadi peluruhan jaringan pada
endometrium
Rubra (1-3 hari)
sanguinolenta (4-
serosa (7-14 hari)
alba (>14
Bayi dan uri
3. Tahap Masa Nifas
a. Periode Immediete post partum
Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada
masa ini sering terdapat banyak masalah, misalnya perdarahan
karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan dengan teratur harus
melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lokhea,
tekanan darah dan suhu.
b. Periode early post partum (24 jam – 1 minggu)
Pada masa ini bidan memastikan involusi uteri dalamkeadaan
normal, tidak ada perdarahan, lokhea tidak berbau busuk, tidak
demam, ibu cukup mendapatkan makan dan cairan, serta ibu dapat
menyusui dengan baik.
c. Periode late post partum
Periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan
sehari hari serta konseling KB
4. Perubahan fisiologis pada masa nifas
1. Perubahan system reproduksi
a. Uterus
- Involusi
Merupakan proses kembalinya uterus dengan melakukan
pengerutan untuk kembali ke kondisi sebelum hamil
dengan berat sekitar 30 gram
Waktu TFU Berat
Pada akhir
persalian
Setinggi pusat 1000 gr
7 hari (1 minggu) Pertengahan pusat
simfisis
500 gr
14 hari (2
minggu)
Tidak teraba 350 gr
42 hari (6
minggu)
Sebesar hamil 2
minggu
50 gr
56 hari (8
minggu)
Normal 30 gr
(Manuaba,2010)
- Lokhea
Adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan
vagina dalam masa nifas. Adapun macam – macam lokhea :
Lokia Waktu Warna Cirri- cirri
Rubra
(kruenta)
1-3 hari Merah
kehitaman
Terdiri dari dara
segar,jaringan sisa –
sisa plasenta, dinding
rahim, lemak bayi ,
lanugo dan sisa
mekonium
Sanguinolenta 4 – 7 hari Putih
bercampur
merah
Sisa darah bercampur
lender
Serosa 7 – 14 hari Kekuning Lebih sedikit darah &
lebih banyak
serum,juga terdiri dari
leukosit & robekan
/laserasi plasenta
Alba > 14 hari Putih Mengandung leukosit,
sel desidua dan sel
epitel,selaput lender
serviks dan serabut
jaringan yang mati.
(Manuaba, 2010)
b. Vagina dan perineum
- Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada
keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara
berangsur – angsur akan muncul kembali sementara labia
menjadi lebih menonjol.
- Pada post partum hari ke 5 perineum sudah mendapa
kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih
kendur dari pada keadaan sebelum melahirkan.
c. Laktasi
Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran
ASI yang merupakan makanan pokok bagi bayi.
Terdapat dua reflex pada ibui saat menyusui:
Reflex prolaktin
Bayi menyusu => saraf afferent => hipotalamus =>
hipofise anterior => prolaktin => alveoli => air susu
keluar
Reflex let down(reflex aliran)
Bayi menyusu => hipofise anterior => prolaktin =>
alveoli => air susu
Hipofise posterior => oktisosin =>
otot polos => kontraksi rahim
2. Perubahan system pencernaan
Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah persalinan, disebab
karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan
yang menyebabakan kolon menjadi kosong. Supaya BAB diberi
diet tinggi serat dan perbanyak minum. Bila 2 – 3 hari belum
berhasil, dapat dilakukan pemberian huknah atau glyserin spuit
atau diberi obat lain.
3. Perubahan system perkemihan
a. Distensi berlebihan pada kandung kemih adalah hal yang
umum terjadi kerena peningkatan kapasitas kandung kemih,
pembengkakan, memar jaringan di sekitar uretra, dan hilangnya
sensasi terhadap tekanan yang meningkat.
- Kandung kemih yang penuh menggeser uterus & dapat
menyebabkan pendarahan pasca partum
- Pengosongan kandung kemih yang adekuat umumnya
kembali dalam 5-7 hari setelah terjadi pemulihan jaringan
yang bengkak dan memar.
b. Laju filtrasi glomelurus (GFR) tetap meningkat selama kira –
kira 7 hari setelah melahirkan
c. Ureter yang berdilatasi dan pelvis renal kembali ke keadaan
sebelum hamil dalam 6 – 10 minggupost partum
Diaforesisi puerperalis dan dieresis terjadi dalam 24 jam pertama
post partum
4. Perubahan system musculoskeletal
- Dinding perut dan peritoneum
a. Setelah persalinan, dinding perut longgar karena di regang
begitu lama, tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu.
b. Hari pertama abdomen menonjol masih seperti mengandung, 2
minggu menjadi rileks, 6 minggu kembali seperti sebelum
hamil.
c. Terjadi diastasis dari otot rektus abdominal sehingga sebagian
dari dinding perut di garis tengah hanya terdiri dari peritoneum,
facia tipis dan kulit.
- Kulit abdomen
Kulit abdomen yang melebar selama masa kehamilantampak
melonggar dan mengendur sampai berminggu – minggu atau
berbulan – bulan yang dinamakan striae. Melalui latihan post
partum, otot – otot dinding abdomen seharusnya dapat normal
kembali dalam bebrapa minggu.
- Striae
Striae pada dinding abdomen tidak dapat menghilang
sempurna melainkan membentuk garis lurus yang samar. Ibu
post partum memiliki tingkat diastasis hingga terjadi
pemisahan muskulus rektus abdominalis tersebut dapat dilihat
dari pengakjian keadaan umum, altivitas, paritas, jarak
kehamilan yang dapat menentukan berapa lama tonus otot
kembali normal.
- Perubahan ligament
Ligament – ligament dan diafragma pelvis serta fasia yang
meregang sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin
lahir, berangsur – angsur menciut kembali sediakala. Tidak
jarang ligementum rotondum menjadi kendor yang
mengakibatkan letak uterus menjadi retrofleksi.
5. Perubahan system endokrin
Kadar estrogen menurun 10 % dalam waktu sekitar 3 jam post
partum. Progesterone turun pada hari ke 3 post partum. Kadar
prolaktin dalam darah berangsur – angsur hilang.
a. Hormone plasenta
Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan.
Penurunan hormone Human Plasenta Lactogen (HPL), estrogen
dan progesterone serta plasenta enzyme insulinase mambalik efek
diabetogenik kehamilan, sehingga kadar gula darah menurun
secara bermakna pada masa nifas. Ibu diabetic biasanya
membutuhkan insulin dalam jumlah yang jauh lebih kecil selama
beberapa hari. Karena perubahan hormone normal ini membuat
masa nifas menjadi suatu periode transisi untuk metabolism
karbohidrat, interpretasi tes toleransi glukosa lebih sulit pada saat
ini.
b. Hormone oksitosin
Oksitosin dikeluarkan dari kelenjar bawa otak bagian belakang
(posterior), bekerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara.
Selama tahap ketiga persalinan, oksitosin menyebabakan
pemisahan plasenta. Kemudian seterusnya bertindak atas otot yang
menahan kontraksi, mengurangi tempat plasenta dan mencegah
pendarahan. Pada wanita yang menyusui bayinya, isapan sang bayi
merangsang keluarnya oksitosin lagi dan inimembantu uterus
kembali ke bentuk normal dan pengeluaran air susu.
c. Hormone pituitary
Prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak
menyusui penurunan dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH
meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke 3, dan
LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.
d. Hipotalamik pituitary Ovarium
Untuk wanita yang menyusui dan tidak menyusui akan
mempengaruhi lamanya ia mendapatkan menstruasi. Seringkali
menstruasi pertama itu bersifat anovulasi yang dikarenakan
rendahnya kadar estrogen dan progesterone.
6. Perubahan tanda – tanda vital
a. Suhu badan
Satu hari postpartum suhu badan akan naik sedikit (37,5 ºC - 38ºC)
sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan
kelelahan. Apabila keadaan normal suhu badan menjadi biasa.
Biasanya pada hari ke tiga suhu badan naik lagi karena adanya
pembentukan ASI, buah dada menjadi bengkak, mastitis, tractus
urogenitalis atau system lain.
b. Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa 80 – 100 kali per menit.
Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi akan lebih cepat melebihi
100 kali, dimungkinkan terjadi infeksi atau pendarahan postpartum
yang tertunda.
c. Tekanan darah
Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah
setelah ibu melahirkan karenaada perdarahan. Tekanan darah tinggi
pada postpartum dapat menandakan terjadinya preeklamsi post
partum.
d. Pernafasan
Keadaan pernafasan sealalu berhubungan dengan suhu dan denyut
nadi. Bila suhu dan denyut nadi tidak normal, prnafasan juga akan
mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran
nafas.
7. Perubahan system kardiovaskular
a. Bradikardi sementara (50 – 70 kali/menit) terjadi selama 24 –
48 jam post partum dan bisa brlanjut hingga 6 – 8 hari.
b. Volume darah menurun ke kadar sebelum hamil pada 4 minggu
post partum
c. Hematokrit meningkat pada hari ke 3 – 7post partum
d. Leukositosis (20.000 – 30.000 sel- seldarah putih per mm3)
berlanjut beberapa hari post partum
e. Tekanan darah tetap stabil dan nadi frekuensinya kembali
seperti sebelum hamil dalam 3 bualan post partum.
8. Perubahan system hematologi
Selama minggu – minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan
plasma serta faktor – faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari
pertama post partum, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit
menurun tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan
viskositas sehingga meningkatkan faktor pembekuan darah.
Leokositosis yang meningkat dimana jumlah sel darah putih dapat
mencapai 15000 selama persalinan akan tetap tinggi dalam
beberapa hari pertama post partum. Jumlah sel darah putih tersebut
masih bisa naik lagi sampai 25000 atau 30000 tanpa adanya
kondisi patologis jika wanita tersebut mengalami persalinan lama.
Jumlah hemoglobin, hematokrit dan eritrosit akan sangat bervariasi
pada awal –awal masa post partum sebagai akibat dari volume
darah, volume lasenta dan tingkat volume darah yang berubah –
ubah. Semua tingkatan ini akan dipengaruhi oleh status gizi dan
hidrasi wanita tersebut. Kira – kira selama kelahiran dan masa post
partumterjadi kehilangan darah sekitar 200 – 500 ml. penurunan
volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan diasosiasikan
dengan peningkatan hematokrit dan hemoglobin pada hari ke 3 – 7
post partum dan akan kembali normal dalam 4 -5 minggu post
partum.
( Anggreini 2010)
5. Perubahan psikologis masa nifas
a. Fase taking in
- Berlangsung 1 – 2 hari setelah melahirkan
- Ibu pasif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, perlu menjaga
komunikasi yang baik. Ibu menjadi sangat bergantung pada
orang lain, mengharapkan segala sesuatu kebutuhan dapat
dipenuhi orang lain.
b. Fase taking hold
- Berlangsung 3 – 10 hari post partum
- Ibu merasa khawatir akan ketidak mampuannya dalam merawat
bayi. Ibu menjadi sangat sensitive dan mudah tersinggung, oleh
karena itu, ibu membutuhkan sekali dukungan dari orang
terdekat.
- Saat ini merupakan saat yang baik bagi ibu untuk menerima
berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya.
c. Fase letting go
- Berlangsung 10 hari setelah melahirkan.
- Ibumenerima tanggung jawab sebagai ibu dan mulai
menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya.
( Mansur 2009)
6. Masalah – masalah
a. Suhu badan
Breast engorgement biasa terjadi pada hari ke tiga atau ke empat
masa nifas diperkirakan sebagai akibat kenaikan berat badan, hal
ini disebut sebagai milik fever yang dianggap sebagai hal yang
bersifat fisiologik.
b. Rasa nyeri setelah partus
Uterus pada kala nifas cenderung berkontraksi secara kronik yang
kadang-kadang cukup berat sehingga memerlukan analgetik.
c. Urine
Biasanya terjadi diuresis antara hari kedua sampai hari kelima
d. Darah
Jumlah lekosit terkadang mencapai 30.000/ml. Biasanya dalam
beberapa hari pertama PP Hb PCV dan jumlah entrosit berkurang.
e. Penurun berat badan
Penurun berat badan rata-rata ± 6 kg sebagai akibat pengosongan
isi uterus dan pendarahan yang normal biasanya terdapat
penambahan berat badan selama masa nifas ± 2,5 kg, tambahan
penurunan berat badan diakibatkan oleh hilangnya cairan terutama
melalui urine
f. Perawatan masa nifas
a. Konsep-konsep Essensial
Perawatan nifas mengacu pada pelayanan medis dan keperawatan yang
diberikan pada wanita selama nifas, yakni periode 6 minggu setelah
kelahiran, dimulai dari akhir persalinan dan berakhir dengan kembalinya
organ-organ reproduktif ke keadaan sebelum hamil.
Periode ini merupakan penyesuaian fisik dan psikologis terhadap
proses kelahiran dan kadang-kadang disebut sebagai trimester
keempat kelahiran.
Selama periode ini, uterus mengalami involusi-perubahan progresif
uterus setelah kelahiran, mengantar kembali uterus ke ukuran dan
kondisi yang mendekati sebelum kehamilan.
Satu aspek perawatan pascapartum yang biasanya mengalami
kerugian karena tren pemulangan cepat adalah dukungan dalam
menyusui ASI.
(Straight, 2005)
b. TujuanPerawatan Pascapartum
Meningkatkan involusi uterus normal dan kembali ke keadaan
sebelum hamil.
Mencegah dan meminimalkan komplikasi pascapartum.
Meningkatkan kenyamanan dan penyembuhan pelvik, jaringan
perianal, dan perineal. Membantu pemulihan fungsi tubuh normal.
Meningkatkan pemahaman terhadap perubahan-perubahan
fisiologis dan psikologis.
Memfasilitasi perawatan bayi baru lahir dan perawatan mandiri
oleh ibu baru.
Meningkatkan keberhasilan integrasi bayi baru lahir ke dalam unit
keluarga.
Menyokong ketrampilan peran orang tua dan perlekatan orang tua
bayi.
Menyiapkan perencanaan pulang yang efektif, termasuk rujukan
yang tepat, perawatan lanjutan di rumah.
(Straight, 2005)
c. Program dan Kebijakan Teknis
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa dilakukan untuk menilai keadaan ibu
dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah mendeteksi dan menangani
masalah yang terjadi.
1. Kunjungan pertama (6-8 jam post partum)
Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan,rujuk jika
perdarahan berlanjut.
Memberikan konseling pada ibu atau anggota keluarga bagaimana
mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
Pemberian ASI awal.
Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia
Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal
dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah
kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.
2. Kunjungan kedua (6 hari post partum)
Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkontraksi,
fundus berada di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal,
tidak bau.
Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan
abnormal.
Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan
tanda-tanda penyulit.
Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
3. Kunjungan ketiga (2 minggu post partum)
Sama seperti diatas (6 hari setelah persalinan)
4. Kunjungan keempat (6 minggu post partum)
Menanyakan pada ibu tentangpenyulit-penyulit yang ia atau bayi
alami.
Memberikan konseling untuk KB secara dini
(Saifuddin : 2002)
d. Pemeriksaan Nifas
1. Pemeriksaan umum:tekanan darah, nadi, keluhan-keluhan yang
dirasakan dan sebagainya.
2. Keadaan umum:suhu badan, selera makan, dan lain-lain.
3. Payudara :ASI, putting susu
4. Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum
5. Secret yang keluar, misal lochea, flour albus.
6. Keadaan alat-alat kandungan.
(Saifuddin, 2001 : 110)
e. Perawatan Pasca Persalinan
1. Mobilisasi
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur telentang
selama 8 jam pasca persalinan.
2. Diet
Ibu nifas harus:
1. Mengonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.
2. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,
mineral dan vitamin yang cukup.
3. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari.
4. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi
setidaknyaselama 40 hari pasca persalinan.
5. Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan
vitamin A kepada bajyinya melalui ASInya.
3. Senggama
Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke
dalam vagina tanpa rasa nyeri.
(Saifuddin, 2002)
4. Miksi
Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya.
5. Defekasi
Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan
6. Perawatan Payudara (Mamma)
Perawatan payudara telah dimulai sejak wanita hamil supaya puting
susu lemas, tidak keras, dan kering sebagai persiapan untuk menyusui
bayinya.
(Mochtar : 2005)
f. Tanda dan Gejala Bahaya Pascapartum
1. Peningkatan perdarahan, bekuan darah, atau keluaran jaringan.
2. Perdarahan pervaginam merah terang setiap waktu setelah melahirkan.
3. Nyeri lebih berat dari yang seharusnya.
4. Kenaikan suhu sampai 380C.
5. Merasa kandung kemih penuh disertai ketidakmampuan untuk
berkemih.
6. Pembesaran hematoma.
7. Perasaan gelisah disertai kulit yang pucat, dingin dan lembab; denyut
jantung cepat; pusing dan gangguan penglihatan.
8. Nyeri, kemerahan, dan hangat disertai dengan area yang keras pada
betis.
9. Sulit bernapas, denyut jantung cepat, nyeri dada, batuk, perasaan
gelisah, pucat, dingin atau warna kulit biru.
(Straight, 2005)
g. Diagnosis
Masa nifas normal jika involusi uterus, pengeluaran loche,
pengeluaran ASI, dan perubahan sistem tubuh, termasuk keadaan
psikologis normal.
1. Keadaan gawat darurat pada ibu seperti perdarahan, kejang dan
panas.
2. Adanya penyulit/masalah ibu yang memerlukan rujukan seperti
abses payudara.
(Saifuddin, 2002)
2.2 KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU POST PARTUM
I. PENGKAJIAN
Tanggal ….. jam…..
A. Data Subjektif
1. Biodata
- Nama
Untuk mengenal dan memanggil klien agar tidak salah dengan yang
lainnya
- Umur
Untuk mengantisipasi pasti diagnose, masalah, kesehatan dan
tindakan yang akan dilakukan
- Agama
Untuk mengetahui agama ibu dan sebagai dasar pada saat
memberikan asuhan yang berkaitan dengan spiritual, serta mengetahui
pengaruhnya terhadap kebiasaan agama klien
- Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien pada saat memberikan
asuhan. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi sikap dan perilaku
kesehatannya.
- Pekerjaan
Untuk mengetahui kegiatan /aktivitas ibu dan bagaimana taraf hidup
keluarga serta social ekonomi agar asuhan yang diberikan bidan tepat
sasaran.
- Alamat
Untuk mengetahui alamat ibu, sewaktu – waktu bila ada masalah bisa
langsung menghubungi keluarga dirumah
2. Alasan Ibu Datang
Untuk mengetahui alasan ibu datang ke tempat pelayanan kesehatan
3. Keluhan Utama
Untuk mengetahui keluahn ibu saat diperiksa, yang biasanya di
sampaikan oleh ibu post partum adalah:
Rasa mules akibat kontraksi uterus, biasanya 2 hari Post partum
Keluhan lokhea tidak lancar
Rasa nyeri jika ada jahitan perineum atau atau robekan pada jalan
lahir
Adanya bendungan ASI
Rasa takut untuk BAB atau BAK akibat adanya luka jahitan
Kurangnya pengetahuan ibu tentang cara menyusui yang benar
Kurangnya pengetahuan ibu tentang cara merawat bayi
4. Riwayat Kesehatan Sekarang
Apakah ibu menderita penyakit yang berpengaruh pada masa nifas,
seperti:
Jantung : dapat bertambah parah jika ibu menyusui
Diabetes mellitus : memperlambat penyembuhan luka
TBC : resiko penularan pada bayi
Hepatitis : resiko penularan pada bayi
5. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Perlu ditanyakan apakah ibu pernah menderita penyakit yang mungkin
bias kambuh pada masa nifas ini, seperti :
Jantung : kemungkinan HPP karena kondisi ibu lemah dan infeksi
nifas
Anemia : potensial menyebabkan HPP karena atonia uteri
DM : memperlambat penyembuhan luka
TBC : resiko penularan pada bayi
Hepatitis : resiko penularan pada bayi
6. Riwayat kesehatan Keluarga
Ditanya mengenai latar belakang kesehatan keluarganya, terutama
anggota keluarga yang mempunyai penyakit menular dan tinggal dalam
satu rumah seperti TBC dan hepatitis serta penyakit keluarga yang
dapat di turunkan seperti penyakit jantung, hipertensi, dan kencing
manis yang mungkin di derita ibu tanpa ibu mengetahui bahwa dia
menderita penyakit tersebut.
7. Riwayat prenatal, natal, dan post natal yang lalu
Prenatal
Mencari tahu tentang masalah kehamilan yang lalu yang dapat
membantu dalam mengevaluasi apakah klien memerlukan tindakan
khusus atau tidak
Natal
Jika klien pernah dibantu dalam melahirkan terdahulu dengan
bantuan forcep (vakum) maka penting sekali untuk memahami
mengapa hal tersebut dilakukan. Jika ia pernah mengalami robekan
jalan lahir saat persalinan sebelumnya, mungkin ia akan mengalami
robekan pada bekas jahitan yang dahulu.
Post natal
Penyulit yang menyertai nifas, seperti infeksi kala nifas,
subinvolusio uterus, bendungan ASI, mastitis
8. Riwayat Prenatal dan Natal Sekarang
Prenatal
Berapa frekuensi klien dalam ANC yang ditangani oleh tenaga
kesehatan, obat/vitamin apa yang dikonsumsi pada saat hamil,
penyulit-penyulit yang dialami oleh klien selama hamil, seperti
hiperemesis gravidarum, pre eklampsi, eklampsi, atau perdarahan
antepartum
Natal
Melahirkan tunggal dan jam berapa, usia kehamilan berapa, HPHT,
TP, jenis kelamin bayi, berat badan bayi, panjang bayi, jenis
persalinannya
Post natal
Penyulit yang menyertai pada nifas 2 jam post partum seperti
perdarahan
9. Riwayat Haid
Menarche pada usia berapa, lama haid, siklus haid (untuk memberikan
asuhan pada ibu tentang metode kontrasepsi ), banyak darah yang
keluar seberapa, ada keluhan atau tidak saat haid
10. Riwayat perkawinan
Ditanyakan umur pertama menikah, lama menikah, untuk memberikan
asuhan secar tepat kepada ibu dan keluarga.
11. Riwayat KB
Ibu pernah mamakai alat kontrasepsi atau tidak.memakai kontrasepsi
jenis atau metode KB apa,berapa laman, ada keluhan atau tidak, tencana
setelah ini memakai apa.
12. Pola Kebiasaan Sehari-Hari
Nutrisi
Kebutuhan energy ibu nifas meningkat menjadi 2500 – 2700 kkal,
dikarenakan menyusui, dan juga kebutuhan cairan meningkat
menjadi 3 Liter/hari
Istirahat
± 7-8 jam saat malam untuk memulihkan kondisi ibu yang lelah
± 1-2 jam saat siang untuk memenuhi kebutuhan tidur ibu yang
kurang
Eliminasi
BAK : harus bisa dalam 6 jam post partum, bila 8 jam post
partumbelum BAK dirangsang dengan air
mengalir,kompres hangat, bila tidsk bisa lakukan
kateterisasi
BAB : harus sudah dilakukan 3 hari post partum, jika belum beri
laxansia disertai diet tinggi serat (sayur dan buah)
Pola pemberian asi
Setelah 30 menit bayi lahir, sebaiknya pemberian asi sudah dimulai.
Pemberian Asi tiap 2 jam dan sebaiknya diberikan sampai usia 6
bulan tanpa PASI.
Kebersihan
Ibu mandi 2 kali sehari, perawatan vulva dan vagina, perineum,
serta payudara, ganti pembalut dan celana dalam jika sudah terasa
lembab
Aktivitas
Early ambulation dimulai sejak 2 jam PP, dimulai miring kanan kiri,
duduk dan berjalan disekitar tempat tidur. Bila tidak ada keluhan
mulai berjalanjalan seperti biasanya.
13. Data psikososial
Psikologi
Perubahan psikologi pada ibu hari 1 adalah fase taking in, yaitu ibu
tergantung pada orang lain dan terfokus pada dirinya sendiri, belum
terfokus pada bayinya. Ibu sangat membutuhkan bantuan untuk
memenuhi kebutuhannya. Hal ini berlangsung hari 1 dan 2
Sosial
Hubungan ibu dengan keluarga / suami baik atau tidak
14. Latar belakang sosial budaya
Pada sosial budaya perlu informasi apakah ada kebiasaan yang
mempengaruhi masa nifas anatara lain pantang terhadap makanan atau
tindakn tindakan tertentu.
B. Data Objektif
Pemerik s aan pada ibu
1. Pemeriksaan Umum
Keadaran umum : baik/cukup
Kesadaran : composmentis/apatis
Tekanan Darah : 90/60 – 130/90 mmHg
Nadi : 60-100 kali/menit
Penapasan : 16-24 kali/menit
Suhu : 36,5-37,50C
2. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Kepala : rambut rontok/tidak, warnanya apa, bersih/tidak
Muka : oedema/tidak, pucat/tidak
Mata : simetris/tidak, konjungtiva pucat/tidak, sclera putih/tidak
Hidung : ada secret/tidak, ada polip/tidak
Mulut : bibir kering/tidak (jika bibir kering menandakan
dehidrasi), bibir sianosis karena adanya gangguan jantung, lidah
kotor/tidak (jika lidah kotor menandakan anemia)
Telinga : simetris/tidak, ada serumen/tidak, gangguan
pendengaran/tidak
Leher : tampak pembesaran kelenjar tiroid dan vena
jugularis/tidak
Dada : putting susu menonjol/tidak, tampak ada
peradangan/tidak, payudara bersih/tidak
Genitalia: ada luka jahitan perineum/tidak, lochea yang keluar apa
Ekstremitas: ada varises dan oedema atau tidak
b. Palpasi
Leher : ada pembengkakan vena jugularis dan kelenjar
tiroid/tidak
Dada : ASI keluar/tidak, teraba pembengkakan payudara/tidak,
ada benjolan abnormal/tidak
Abdomen : Bagaimana kontraksi uterus, TFU sesuai masa
involusi/tidak, kandung kemih kosong/tidak
Ekstremitas: teraba oedema/tidak, ada tanda Homan/tidak, (adanya
tanda Homan sebagai gejala adanya tromboflebitis)
c. Auskultasi
Dada : ada ronchi dan wheezing/tidak
d. Perkusi
Ekstremitas: reflex patella positif/negative
Pemerik s aan pada bayi
Lahir pada tanggal :........ jam........
Pemerikasan umum
- Keadaan umum : baik/cukup/lemah
- Kesadaran : komposmentis/ somnolen/ apatis/ koma
- Pernafasan : 40 – 60 kali/ menit
- Nadi : 120 – 160 x/menit
- Jenis kelamin : perempuan/laki-laki
- BB : 2500 – 4500 gram
- PB : 48 – 53 cm
Pemerikasan fisik
- Kepala : simetris,tidak ada benjolan,tidak ada caput
uccedaneum, tidak ada cephal hematom.
- Wajah : tidak pucat, tidak kuning
- Mata : simetris, bersih, sklera putih, konjungtiva
merah
- Hidung : tidak ada pernafasan cuping hidung,tidak
ada sekret.
- Mulut : bibir merah, tidak labiocisis dan tidak
palatocisis
- Telinga : simetris, tidak ada sekret
- Dada : tidak ada retraksi otot dada, bentuk dada
normal, tidak ada ronkhi, tidak ada sekret
- Perut : keadaan tali pusat bersih, tidak berbau,
tidak ada perdarahan tali pusat, tidak kembung, tidak ada
benjolan abnormal.
- Genetalia : bersih, tetis sudah turun, labia mayora
sudah menutup labia minora
- Anus : anus berlubang
- Ekstremitas : pergerakan aktif, jumlah jari lengkap,tidak
fraktur
- Reflex : menghisap(+), menelan(+), mencari (+),
moro(+), mengenggam (+)
II. IDENTIFIKASI MASALAH
Dx : Ny “ “ P…Ab… 2 jam post partum
Ds : - Ibu mengatakan melahirkan 2 jam yang lalu
Do :
- Keadaan umum : baik/cukup/lemah
- Kesadaran :
composmentis/apatis/delirium/somnolens/koma
- Tekanan Darah : 90/60 – 130/90 mmHg
- Nadi : 60-100 kali/menit
- Penapasan : 16-24 kali/menit
- Suhu : 36,5-37,50C
- ASI : keluar dengan lancar/tidak
- Kontraksi uterus : baik/tidak
- Lochea : lochea rubra/sanguinolenta/serosa/alba
- TFU : 2 jari dibawa pusat
- Kandung kemih : kososng/tidak
Masalah :
a. Ketidak tahuan ibu cara menyusui yang benar
Ds : saat dikaji ibu bertanya tentang cara menyusui yang benar
Do : ibu tampak kerepotan memegangi bayinya saat menyusui, bayinya
menyusu hanya pada putting saja
b. Pengeluaran lochea yang tidak lancar
Ds : Ibu mengatakan intensitas pengeluarannya kurang lancar
Do : pada pembalut ibu tampak sedikit lokhia
c. Nyeri pada luka jahitran perineum/episiotomy
Ds : Ibu mengatakan terasa nyeri pada luka jahitan perineum, terutama
jika digunakan untuk bergerak
Do : - ibu tampak kesakitan
- Pada genetalia eksterna tampak luka jahitan
- Ibu tampak gelisah saat pengkajian, sesekali ibu tampak merubah
posisi duduknya
d. Adanya nyeri payudara karena bendungan ASI pada payudara
Ds : Ibu mengatakan payudaranya terasa nyeri
Do : - Payudara tampak tegang
- Nyeri tekan pada payudara
e. Ketakutan ibu untuk BAB dan BAK akibat luka jahitan
Ds : Ibu mengtakan takut untuk buang air kecil dan buang air besar
karena takut terasa sakit
Do : - Tampak adanya luka jahitan pada jalan lahir
f. Gangguan psikologis pada ibu nifas, seperti cemas, merasa keletihan
karena melahirkan
Ds : Ibu mengatakan badannya terasa letih dan merasa gelisah
Do : Ibu tampak keletihan dan wajahnya agak pucat
III.INTERVENSI
Dx : Ny…… P…Ab… hari post partum
Tujuan :
Ibu mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan fisiologis
yang terjadi
Masa nifas berjalan normal, ibu dan bayi dalam keadaan sehat
KH :
1. KU : baik
2. TTV
-Tekanan Darah : 90/60 – 130/90 mmHg
-Nadi : 60-100 kali/menit
-Penapasan : 16-24 kali/menit
-Suhu : 36,5-37,50C
3. TFU sesuai masa involusi :
INVOLUSI TFU
Bayi lahir
Uri lahir
1 minggu
2 minggu
6 minggu
8 minggu
Setinggi pusat
2 jari dibawah pusat
Pertengahan pusat dengan simpisis
Tidak teraba diatas simfisis
Bertambah kecil
Sebesar normal
4. Kontraksi uterus baik uterus teraba tegang dank eras. Tidak terjadi
perdarahan post partum
5. Pengeluaran lochea normal
Lokia Waktu Warna Cirri- cirri
Rubra
(kruenta)
1-3 hari Merah
kehitaman
Terdiri dari dara
segar,jaringan sisa –
sisa plasenta, dinding
rahim, lemak bayi ,
lanugo dan sisa
mekonium
Sanguinolenta 4 – 7 hari Putih
bercampur
merah
Sisa darah bercampur
lender
Serosa 7 – 14 hari Kekuning Lebih sedikit darah &
lebih banyak
serum,juga terdiri dari
leukosit & robekan
/laserasi plasenta
Alba > 14 hari putih Mengandung leukosit,
sel desidua dan sel
epitel,selaput lender
serviks dan serabut
jaringan yang mati.
6. Ibu dapat mengerti tanda tanda bahaya masa nifas, antara lain:
Kenaikan suhu badan ampai 38 derjat celcius selama hari dalam 10
hari pertama post partum, kecuali hari pertama
Lokhea berbau dan bercampur nanah
Perdarahan
Peradangan pada payudara
Nyeri saat kencing, bahkan bercampur nanah
7. Ibu dapat merawat bayinya sendiri
8. Ibu mengerti macam – macam metode kotrasepsi dan dapat menentukan
pilihanya
9. Tidak terjadi gangguan dalam proses laktasi, pengeluaran ASI lancar,
tidak ada bendungan dan mastitis.
Intervensi :
1. Memberitahu hasil pemeriksaan tentang kondisi ibu dan bayi
R : ibu menjadi lebih tenang dan kooperatif
2. Mengkomunikasikan perubahan fisiologis yang terjadi pada masa nifas
R : Dengan mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi, ibu dapat
mengurangi kecemasan dan ibu lebih kooperatif dalam menerima
asuhan
3. Obervasi TFU, kontraksi uterus, pengeluaran lokhia, TTV dan eliminasi
R : fundus harus keras dan terletak dua jari dibawa pusat, atonia uteri
meningkatkan pengeluaran lokhia, penurunan TD dan takikardi ringan
dapat terlihat, kandung kemih penuh dapat mengubah posisi fundus dan
menganggu kontraki uterus.
4. Anjurkan ibu untuk cukup istirahat
R : menurunkan laju metabolisme sehingga nutrisi dan okigen lebih
digunakan untuk proses pemulihan daripada untuk kebutuhan energi
lainnya.
5. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang
dan minum air putih kurang lebih 12 gelas (3 liter) perhari
R : makanan yang mengandung gizi yang seimbang membantu
meningkatkan penyembuhan dan regenerasi jaringan baru, minum air
putih kurang lebih 12 gelas (3 liter) perhari membantu mencegah stasis
urin dan masalah ginja.
6. Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara selama menyusui.
R : menjamin suplay asi yang adekuat dan mencegah puting susu lecet
serta memberikan kenyamanan pada ibu menyusui
7. Anjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi
R : mobilisasi membantu menigkatkan tonus otot, menigkatkan sirkulasi
darah, mengahasilkan tubuh yang seimbang dan meningkatkan
perasaan sejahtera secara umum.
8. Jelaskan pada ibu tentang personal hygine
R : membantu mencegah infeksi, mempercepat pemulihan dan
penyembuhan
9. Anjurkan pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi atau
jika ada keluhan
R : Pemantauan yang rutin dapat mendeteksi secara dini adanya kelainan
pada masa nifas sehingga dapat dilakukan tindakan segera
Masalah :r
1. Nyeri pada jahitan perineum
Tujuan : ibu dapat beradaptasi dengan nyeri
KH :
- KU : baik
- TTV dalam batas normal
a. TD : 90/60 mmHg- 130/90 mmHg
b. Nadi : 60 -90 x/ menit
c. RR : 18 – 24 x / menit
d. Suhu : 36,5 – 37,5 c
- Tidak ditemukan tanda infeksi,antr lain :
a. Kemerahan
b. Odem
c. Keras dan nyeri tekan
d. Keluar sekret purulen
- Keadaan umum ibu baik, ibu tidak nyeri lagi dan dapat
melaksanakan mobilisasi secara bertahap
Intervensi :
a. Jelakan penyebab nyeri secara umum
R : informai dapat mengurangi rasa takut karena ketidak tahuan
yang dapat memperberat presepsi nyeri
b. Ajarkan teknik distraksi pada ibu
R : distraksi membantu mengalihkan perhatian ibu terhadap nyeri
c. Amati keadaan perineum
R : dapat menunjukkan trauma berlebihan pada jaringan perineal
dan terjadinya komplikasi yang memerlukan evaluasi / intervensi
lanjut
d. Ajarkan ibu cara cebok yang benar dan memberitahukan untuk
selalu menjaga daerah kelaminnya agar tidak lembab
R : membantu mencegah kontaminasi rektal memauki vagina
atau uretra dan membantu mencegah penyebaran infeksi
e. Ajarkan ibu tentang perawatan luka perineum
R : dengan perawatan perineum akan mempercepat epitelisasi
dan pembentukan jaringan baru dan dapat mencegah infeksi
f. Kolaborai dengan dokter untuk pemberian antibiotik dan
analgesik
R : antibiotik menghilangkan organisme patogenik dan analgesik
bekerja pada pusat otak untuk menurunkan presepsi nyeri
2. Ketidaktahuan ibu tentang cara menyusui yang benar
Tujuan : ibu dapat menyusui bayinya dengan cara yang benar
KH :
- Dapat mendemonstrasikan cara menyusui yang benar
Intervensi
a. Ajarkan pada ibu cara menyusui yang benar
R : cara menyusui yang benar dapat meningkatkan daya isap bayi
b. Jelaskan pada ibu tanda tanda bayi mendapat cukup ASI
R : pengetahuan ibu bertambah sehingga lebih mudah memantau
apakah bayinya telah mendaptkan cukup ASI atau belum
c. Anjurkan pada ibu untuk tetap menyusui bayinya sampai usia 6
bulan yanpa memberikan makanan tambahan
R : nurisi yang terkandung dalam ASI mampu memenuhi
kebutuhan gizi bayi sampai usia 6 bulan
d. Jelaskan pada ibu tentang perawatan payudara selama masa
laktasi
R : perawatan payudara memperlancar peredaran darah mamae
3. Ketidak tahuan ibu cara merawat bayi
Tujuan : ibu dapat merawat bayinya secara mandiri
KH :
- Ibu mengetahui cara merawat bayi
- Ibu bisa mendemonstrasikan cara merawat bayi
Intervensi :
a. Jelaskan pada ibu cara merawat bayi
R : meningkatkan pengetahuan ibu
b. Anjurkan pada ibu sesegera mungkin menganti popok bayi tiap
kali BAK dan BAB
R : kulit bayi yang lembab dapat menyebabkan ruam popok
4. Pengeluaran lokhia yang tidak lancar
Tujuan : Pengeluaran lokhia lancar
KH : pengeluaran lokhia sesuai masa involusi
Intervensi :
a. Anjurkan ibu untuk melanjutkan mobilisasi
R : gerak merupakan rangsangan mekanik terhadap timbulnya
kontraksi uterus sehingga memperlancar pengeluaran lokhia
b. Anjurkan ibu untuk senam nifas
R : senam nofas membantu mengembalikan otot – otot perut dan
panggul kembli normal.
5. Adanya bendungan asi
Tujuan : pendungan asi dapat teratasi
KH :
- Payudara tidak bengkak karena bendungan ASI
- Pengeluaran ASI lancar
Intervensi :
a. Kompres payudara dengan air hangat
R : kompres hangat menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah
b. Keluarkan ASI secara manual
R : mengeluarkan ASI secara manual dapat merangsang produksi
ASI sehingga mengeluaran ASI lancar
c. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya lebih sering dan tanpa
jadwal, demikian juga pada malam hari, meskipun bayi harus di
bangunkan
R : ASI tidak tertimbun dalam payudara
d. Anjurkan ibu untuk selalu mengosongka payudaranya, apabila
bayi tidak dapat menghisap seluruh ASI sisanya keluarkan
dengan tangan
R : semakin kosong payudara produksi ASI makin bertambah
6. Rasa takut BAK dan BAB akibat luka jahitan
Tujuan : ibu tidak takut lagi untuk BAK dan BAB
KH : - BAB setiap ada dorongan BAB
- BAK setiap ada dorongan BAK
Intervensi :
a. Jelaskan bahayanya jika ibu menahan BAB atau BAK
R : pengetahuan ibu bertambah dan ibu lebih kooperatif
b. Anjurkanibu untuk BAK dan BAB jika ada dorongan untuk BAK
dan BAB
R : kandung kencing dan rektum yang penuh mengganggu
kontraksi uterus
c. Anjurkan ibu untuk menkonsumsi makanan tinggi serat
R : makanan tinggi serat memperlancar BAB
d. Anjurkan ibu untuk mobilisasi
R : merangsang kontraksi (peristaltik usus)
e. Anjurkan ibu untuk minum kurang lebih 3 liter air
R : melembekkan konsistensi feses
IV. Implementasik
Sesuai dengan intervensi
V. Evaluasi
Sesuai dengan kriteria hasil dalam bentu SOAP