BAB II Askeb Kompre PP Ke 2

40
BAB II 2.1 KONSEP DASAR 1. Pengertian Periode pasca persalinan adalah masa waktu anatara kelahiran plasenta dan membrane yang menandai berakhirnya periode intrapartum sampai waktu menuju kembalinya sistim reproduksi wanita tersebut ke kondisi tidak hamil. (Varney 2007) Masa nifas adalah masa dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. (Anggreini 2010) Puerperium yang berlangsung selam 6 minggu atau 42 hari, merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya organ kandungan pada keadaan normal (Manuaba 2010) Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari ) setelah itu. (Prawirohardjo 2009) Masa nifas didefinisikan sebagai periode selama dan tepat setelah kelahiran. Namun secra populer, di ketahui istilah tersebut mencakup 6 minggu berikutnya saat terjadi involusi kehamilan normal. (Gary 2006) 2. patofiologi Bayi dan

Transcript of BAB II Askeb Kompre PP Ke 2

Page 1: BAB II Askeb Kompre PP Ke 2

BAB II

2.1 KONSEP DASAR

1. Pengertian

Periode pasca persalinan adalah masa waktu anatara kelahiran

plasenta dan membrane yang menandai berakhirnya periode

intrapartum sampai waktu menuju kembalinya sistim reproduksi

wanita tersebut ke kondisi tidak hamil.

(Varney 2007)

Masa nifas adalah masa dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir

ketika alat – alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum

hamil.

(Anggreini 2010)

Puerperium yang berlangsung selam 6 minggu atau 42 hari,

merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya organ

kandungan pada keadaan normal

(Manuaba 2010)

Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya

plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari ) setelah itu.

(Prawirohardjo 2009)

Masa nifas didefinisikan sebagai periode selama dan tepat setelah

kelahiran. Namun secra populer, di ketahui istilah tersebut

mencakup 6 minggu berikutnya saat terjadi involusi kehamilan

normal.

(Gary 2006)

2. patofiologi

Involusi uterus

Proses kembalinya uterus dengan melakukan pengerutan untuk kembali ke kondisi sebelum

hamil dengan berat sekitar 60 g

Pengeluaran Lokhea

Lokhea merupakan sekret vagina yang keluar karena terjadi peluruhan jaringan pada

endometrium

Rubra (1-3 hari)

sanguinolenta (4-

serosa (7-14 hari)

alba (>14

Bayi dan uri

Page 2: BAB II Askeb Kompre PP Ke 2

3. Tahap Masa Nifas

a. Periode Immediete post partum

Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Pada

masa ini sering terdapat banyak masalah, misalnya perdarahan

karena atonia uteri. Oleh karena itu, bidan dengan teratur harus

melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lokhea,

tekanan darah dan suhu.

b. Periode early post partum (24 jam – 1 minggu)

Pada masa ini bidan memastikan involusi uteri dalamkeadaan

normal, tidak ada perdarahan, lokhea tidak berbau busuk, tidak

demam, ibu cukup mendapatkan makan dan cairan, serta ibu dapat

menyusui dengan baik.

c. Periode late post partum

Periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan pemeriksaan

sehari hari serta konseling KB

4. Perubahan fisiologis pada masa nifas

1. Perubahan system reproduksi

a. Uterus

- Involusi

Merupakan proses kembalinya uterus dengan melakukan

pengerutan untuk kembali ke kondisi sebelum hamil

dengan berat sekitar 30 gram

Waktu TFU Berat

Pada akhir

persalian

Setinggi pusat 1000 gr

7 hari (1 minggu) Pertengahan pusat

simfisis

500 gr

14 hari (2

minggu)

Tidak teraba 350 gr

42 hari (6

minggu)

Sebesar hamil 2

minggu

50 gr

56 hari (8

minggu)

Normal 30 gr

(Manuaba,2010)

Page 3: BAB II Askeb Kompre PP Ke 2

- Lokhea

Adalah cairan sekret yang berasal dari kavum uteri dan

vagina dalam masa nifas. Adapun macam – macam lokhea :

Lokia Waktu Warna Cirri- cirri

Rubra

(kruenta)

1-3 hari Merah

kehitaman

Terdiri dari dara

segar,jaringan sisa –

sisa plasenta, dinding

rahim, lemak bayi ,

lanugo dan sisa

mekonium

Sanguinolenta 4 – 7 hari Putih

bercampur

merah

Sisa darah bercampur

lender

Serosa 7 – 14 hari Kekuning Lebih sedikit darah &

lebih banyak

serum,juga terdiri dari

leukosit & robekan

/laserasi plasenta

Alba > 14 hari Putih Mengandung leukosit,

sel desidua dan sel

epitel,selaput lender

serviks dan serabut

jaringan yang mati.

(Manuaba, 2010)

b. Vagina dan perineum

- Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada

keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara

berangsur – angsur akan muncul kembali sementara labia

menjadi lebih menonjol.

- Pada post partum hari ke 5 perineum sudah mendapa

kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih

kendur dari pada keadaan sebelum melahirkan.

c. Laktasi

Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran

ASI yang merupakan makanan pokok bagi bayi.

Page 4: BAB II Askeb Kompre PP Ke 2

Terdapat dua reflex pada ibui saat menyusui:

Reflex prolaktin

Bayi menyusu => saraf afferent => hipotalamus =>

hipofise anterior => prolaktin => alveoli => air susu

keluar

Reflex let down(reflex aliran)

Bayi menyusu => hipofise anterior => prolaktin =>

alveoli => air susu

Hipofise posterior => oktisosin =>

otot polos => kontraksi rahim

2. Perubahan system pencernaan

Biasanya ibu mengalami obstipasi setelah persalinan, disebab

karena pada waktu melahirkan alat pencernaan mendapat tekanan

yang menyebabakan kolon menjadi kosong. Supaya BAB diberi

diet tinggi serat dan perbanyak minum. Bila 2 – 3 hari belum

berhasil, dapat dilakukan pemberian huknah atau glyserin spuit

atau diberi obat lain.

3. Perubahan system perkemihan

a. Distensi berlebihan pada kandung kemih adalah hal yang

umum terjadi kerena peningkatan kapasitas kandung kemih,

pembengkakan, memar jaringan di sekitar uretra, dan hilangnya

sensasi terhadap tekanan yang meningkat.

- Kandung kemih yang penuh menggeser uterus & dapat

menyebabkan pendarahan pasca partum

- Pengosongan kandung kemih yang adekuat umumnya

kembali dalam 5-7 hari setelah terjadi pemulihan jaringan

yang bengkak dan memar.

b. Laju filtrasi glomelurus (GFR) tetap meningkat selama kira –

kira 7 hari setelah melahirkan

c. Ureter yang berdilatasi dan pelvis renal kembali ke keadaan

sebelum hamil dalam 6 – 10 minggupost partum

Diaforesisi puerperalis dan dieresis terjadi dalam 24 jam pertama

post partum

Page 5: BAB II Askeb Kompre PP Ke 2

4. Perubahan system musculoskeletal

- Dinding perut dan peritoneum

a. Setelah persalinan, dinding perut longgar karena di regang

begitu lama, tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu.

b. Hari pertama abdomen menonjol masih seperti mengandung, 2

minggu menjadi rileks, 6 minggu kembali seperti sebelum

hamil.

c. Terjadi diastasis dari otot rektus abdominal sehingga sebagian

dari dinding perut di garis tengah hanya terdiri dari peritoneum,

facia tipis dan kulit.

- Kulit abdomen

Kulit abdomen yang melebar selama masa kehamilantampak

melonggar dan mengendur sampai berminggu – minggu atau

berbulan – bulan yang dinamakan striae. Melalui latihan post

partum, otot – otot dinding abdomen seharusnya dapat normal

kembali dalam bebrapa minggu.

- Striae

Striae pada dinding abdomen tidak dapat menghilang

sempurna melainkan membentuk garis lurus yang samar. Ibu

post partum memiliki tingkat diastasis hingga terjadi

pemisahan muskulus rektus abdominalis tersebut dapat dilihat

dari pengakjian keadaan umum, altivitas, paritas, jarak

kehamilan yang dapat menentukan berapa lama tonus otot

kembali normal.

- Perubahan ligament

Ligament – ligament dan diafragma pelvis serta fasia yang

meregang sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin

lahir, berangsur – angsur menciut kembali sediakala. Tidak

jarang ligementum rotondum menjadi kendor yang

mengakibatkan letak uterus menjadi retrofleksi.

5. Perubahan system endokrin

Kadar estrogen menurun 10 % dalam waktu sekitar 3 jam post

partum. Progesterone turun pada hari ke 3 post partum. Kadar

prolaktin dalam darah berangsur – angsur hilang.

Page 6: BAB II Askeb Kompre PP Ke 2

a. Hormone plasenta

Hormon plasenta menurun dengan cepat setelah persalinan.

Penurunan hormone Human Plasenta Lactogen (HPL), estrogen

dan progesterone serta plasenta enzyme insulinase mambalik efek

diabetogenik kehamilan, sehingga kadar gula darah menurun

secara bermakna pada masa nifas. Ibu diabetic biasanya

membutuhkan insulin dalam jumlah yang jauh lebih kecil selama

beberapa hari. Karena perubahan hormone normal ini membuat

masa nifas menjadi suatu periode transisi untuk metabolism

karbohidrat, interpretasi tes toleransi glukosa lebih sulit pada saat

ini.

b. Hormone oksitosin

Oksitosin dikeluarkan dari kelenjar bawa otak bagian belakang

(posterior), bekerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara.

Selama tahap ketiga persalinan, oksitosin menyebabakan

pemisahan plasenta. Kemudian seterusnya bertindak atas otot yang

menahan kontraksi, mengurangi tempat plasenta dan mencegah

pendarahan. Pada wanita yang menyusui bayinya, isapan sang bayi

merangsang keluarnya oksitosin lagi dan inimembantu uterus

kembali ke bentuk normal dan pengeluaran air susu.

c. Hormone pituitary

Prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak

menyusui penurunan dalam waktu 2 minggu. FSH dan LH

meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke 3, dan

LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.

d. Hipotalamik pituitary Ovarium

Untuk wanita yang menyusui dan tidak menyusui akan

mempengaruhi lamanya ia mendapatkan menstruasi. Seringkali

menstruasi pertama itu bersifat anovulasi yang dikarenakan

rendahnya kadar estrogen dan progesterone.

6. Perubahan tanda – tanda vital

a. Suhu badan

Satu hari postpartum suhu badan akan naik sedikit (37,5 ºC - 38ºC)

sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan dan

Page 7: BAB II Askeb Kompre PP Ke 2

kelelahan. Apabila keadaan normal suhu badan menjadi biasa.

Biasanya pada hari ke tiga suhu badan naik lagi karena adanya

pembentukan ASI, buah dada menjadi bengkak, mastitis, tractus

urogenitalis atau system lain.

b. Nadi

Denyut nadi normal pada orang dewasa 80 – 100 kali per menit.

Sehabis melahirkan biasanya denyut nadi akan lebih cepat melebihi

100 kali, dimungkinkan terjadi infeksi atau pendarahan postpartum

yang tertunda.

c. Tekanan darah

Biasanya tidak berubah, kemungkinan tekanan darah akan rendah

setelah ibu melahirkan karenaada perdarahan. Tekanan darah tinggi

pada postpartum dapat menandakan terjadinya preeklamsi post

partum.

d. Pernafasan

Keadaan pernafasan sealalu berhubungan dengan suhu dan denyut

nadi. Bila suhu dan denyut nadi tidak normal, prnafasan juga akan

mengikutinya, kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran

nafas.

7. Perubahan system kardiovaskular

a. Bradikardi sementara (50 – 70 kali/menit) terjadi selama 24 –

48 jam post partum dan bisa brlanjut hingga 6 – 8 hari.

b. Volume darah menurun ke kadar sebelum hamil pada 4 minggu

post partum

c. Hematokrit meningkat pada hari ke 3 – 7post partum

d. Leukositosis (20.000 – 30.000 sel- seldarah putih per mm3)

berlanjut beberapa hari post partum

e. Tekanan darah tetap stabil dan nadi frekuensinya kembali

seperti sebelum hamil dalam 3 bualan post partum.

8. Perubahan system hematologi

Selama minggu – minggu terakhir kehamilan, kadar fibrinogen dan

plasma serta faktor – faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari

pertama post partum, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit

menurun tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan

viskositas sehingga meningkatkan faktor pembekuan darah.

Page 8: BAB II Askeb Kompre PP Ke 2

Leokositosis yang meningkat dimana jumlah sel darah putih dapat

mencapai 15000 selama persalinan akan tetap tinggi dalam

beberapa hari pertama post partum. Jumlah sel darah putih tersebut

masih bisa naik lagi sampai 25000 atau 30000 tanpa adanya

kondisi patologis jika wanita tersebut mengalami persalinan lama.

Jumlah hemoglobin, hematokrit dan eritrosit akan sangat bervariasi

pada awal –awal masa post partum sebagai akibat dari volume

darah, volume lasenta dan tingkat volume darah yang berubah –

ubah. Semua tingkatan ini akan dipengaruhi oleh status gizi dan

hidrasi wanita tersebut. Kira – kira selama kelahiran dan masa post

partumterjadi kehilangan darah sekitar 200 – 500 ml. penurunan

volume dan peningkatan sel darah pada kehamilan diasosiasikan

dengan peningkatan hematokrit dan hemoglobin pada hari ke 3 – 7

post partum dan akan kembali normal dalam 4 -5 minggu post

partum.

( Anggreini 2010)

5. Perubahan psikologis masa nifas

a. Fase taking in

- Berlangsung 1 – 2 hari setelah melahirkan

- Ibu pasif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, perlu menjaga

komunikasi yang baik. Ibu menjadi sangat bergantung pada

orang lain, mengharapkan segala sesuatu kebutuhan dapat

dipenuhi orang lain.

b. Fase taking hold

- Berlangsung 3 – 10 hari post partum

- Ibu merasa khawatir akan ketidak mampuannya dalam merawat

bayi. Ibu menjadi sangat sensitive dan mudah tersinggung, oleh

karena itu, ibu membutuhkan sekali dukungan dari orang

terdekat.

- Saat ini merupakan saat yang baik bagi ibu untuk menerima

berbagai penyuluhan dalam merawat diri dan bayinya.

c. Fase letting go

- Berlangsung 10 hari setelah melahirkan.

- Ibumenerima tanggung jawab sebagai ibu dan mulai

menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya.

( Mansur 2009)

Page 9: BAB II Askeb Kompre PP Ke 2

6. Masalah – masalah

a. Suhu badan

Breast engorgement biasa terjadi pada hari ke tiga atau ke empat

masa nifas diperkirakan sebagai akibat kenaikan berat badan, hal

ini disebut sebagai milik fever yang dianggap sebagai hal yang

bersifat fisiologik.

b. Rasa nyeri setelah partus

Uterus pada kala nifas cenderung berkontraksi secara kronik yang

kadang-kadang cukup berat sehingga memerlukan analgetik.

c. Urine

Biasanya terjadi diuresis antara hari kedua sampai hari kelima

d. Darah

Jumlah lekosit terkadang mencapai 30.000/ml. Biasanya dalam

beberapa hari pertama PP Hb PCV dan jumlah entrosit berkurang.

e. Penurun berat badan

Penurun berat badan rata-rata ± 6 kg sebagai akibat pengosongan

isi uterus dan pendarahan yang normal biasanya terdapat

penambahan berat badan selama masa nifas ± 2,5 kg, tambahan

penurunan berat badan diakibatkan oleh hilangnya cairan terutama

melalui urine

f. Perawatan masa nifas

a. Konsep-konsep Essensial

Perawatan nifas mengacu pada pelayanan medis dan keperawatan yang

diberikan pada wanita selama nifas, yakni periode 6 minggu setelah

kelahiran, dimulai dari akhir persalinan dan berakhir dengan kembalinya

organ-organ reproduktif ke keadaan sebelum hamil.

Periode ini merupakan penyesuaian fisik dan psikologis terhadap

proses kelahiran dan kadang-kadang disebut sebagai trimester

keempat kelahiran.

Selama periode ini, uterus mengalami involusi-perubahan progresif

uterus setelah kelahiran, mengantar kembali uterus ke ukuran dan

kondisi yang mendekati sebelum kehamilan.

Satu aspek perawatan pascapartum yang biasanya mengalami

kerugian karena tren pemulangan cepat adalah dukungan dalam

menyusui ASI.

Page 10: BAB II Askeb Kompre PP Ke 2

(Straight, 2005)

b. TujuanPerawatan Pascapartum

Meningkatkan involusi uterus normal dan kembali ke keadaan

sebelum hamil.

Mencegah dan meminimalkan komplikasi pascapartum.

Meningkatkan kenyamanan dan penyembuhan pelvik, jaringan

perianal, dan perineal. Membantu pemulihan fungsi tubuh normal.

Meningkatkan pemahaman terhadap perubahan-perubahan

fisiologis dan psikologis.

Memfasilitasi perawatan bayi baru lahir dan perawatan mandiri

oleh ibu baru.

Meningkatkan keberhasilan integrasi bayi baru lahir ke dalam unit

keluarga.

Menyokong ketrampilan peran orang tua dan perlekatan orang tua

bayi.

Menyiapkan perencanaan pulang yang efektif, termasuk rujukan

yang tepat, perawatan lanjutan di rumah.

(Straight, 2005)

c. Program dan Kebijakan Teknis

Paling sedikit 4 kali kunjungan masa dilakukan untuk menilai keadaan ibu

dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah mendeteksi dan menangani

masalah yang terjadi.

1. Kunjungan pertama (6-8 jam post partum)

Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan,rujuk jika

perdarahan berlanjut.

Memberikan konseling pada ibu atau anggota keluarga bagaimana

mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri.

Pemberian ASI awal.

Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.

Menjaga bayi tetap sehat dengan cara mencegah hipotermia

Jika petugas kesehatan menolong persalinan, ia harus tinggal

dengan ibu dan bayi baru lahir untuk 2 jam pertama setelah

kelahiran, atau sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.

Page 11: BAB II Askeb Kompre PP Ke 2

2. Kunjungan kedua (6 hari post partum)

Memastikan involusi uterus berjalan normal: uterus berkontraksi,

fundus berada di bawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal,

tidak bau.

Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi, atau perdarahan

abnormal.

Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan

tanda-tanda penyulit.

Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali

pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

3. Kunjungan ketiga (2 minggu post partum)

Sama seperti diatas (6 hari setelah persalinan)

4. Kunjungan keempat (6 minggu post partum)

Menanyakan pada ibu tentangpenyulit-penyulit yang ia atau bayi

alami.

Memberikan konseling untuk KB secara dini

(Saifuddin : 2002)

d. Pemeriksaan Nifas

1. Pemeriksaan umum:tekanan darah, nadi, keluhan-keluhan yang

dirasakan dan sebagainya.

2. Keadaan umum:suhu badan, selera makan, dan lain-lain.

3. Payudara :ASI, putting susu

4. Dinding perut, perineum, kandung kemih, rectum

5. Secret yang keluar, misal lochea, flour albus.

6. Keadaan alat-alat kandungan.

(Saifuddin, 2001 : 110)

e. Perawatan Pasca Persalinan

1. Mobilisasi

Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur telentang

selama 8 jam pasca persalinan.

2. Diet

Ibu nifas harus:

1. Mengonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari.

2. Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,

mineral dan vitamin yang cukup.

Page 12: BAB II Askeb Kompre PP Ke 2

3. Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari.

4. Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi

setidaknyaselama 40 hari pasca persalinan.

5. Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan

vitamin A kepada bajyinya melalui ASInya.

3. Senggama

Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri begitu darah

merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke

dalam vagina tanpa rasa nyeri.

(Saifuddin, 2002)

4. Miksi

Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya.

5. Defekasi

Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan

6. Perawatan Payudara (Mamma)

Perawatan payudara telah dimulai sejak wanita hamil supaya puting

susu lemas, tidak keras, dan kering sebagai persiapan untuk menyusui

bayinya.

(Mochtar : 2005)

f. Tanda dan Gejala Bahaya Pascapartum

1. Peningkatan perdarahan, bekuan darah, atau keluaran jaringan.

2. Perdarahan pervaginam merah terang setiap waktu setelah melahirkan.

3. Nyeri lebih berat dari yang seharusnya.

4. Kenaikan suhu sampai 380C.

5. Merasa kandung kemih penuh disertai ketidakmampuan untuk

berkemih.

6. Pembesaran hematoma.

7. Perasaan gelisah disertai kulit yang pucat, dingin dan lembab; denyut

jantung cepat; pusing dan gangguan penglihatan.

8. Nyeri, kemerahan, dan hangat disertai dengan area yang keras pada

betis.

9. Sulit bernapas, denyut jantung cepat, nyeri dada, batuk, perasaan

gelisah, pucat, dingin atau warna kulit biru.

(Straight, 2005)

Page 13: BAB II Askeb Kompre PP Ke 2

g. Diagnosis

Masa nifas normal jika involusi uterus, pengeluaran loche,

pengeluaran ASI, dan perubahan sistem tubuh, termasuk keadaan

psikologis normal.

1. Keadaan gawat darurat pada ibu seperti perdarahan, kejang dan

panas.

2. Adanya penyulit/masalah ibu yang memerlukan rujukan seperti

abses payudara.

(Saifuddin, 2002)

Page 14: BAB II Askeb Kompre PP Ke 2

2.2 KONSEP MANAJEMEN KEBIDANAN PADA IBU POST PARTUM

I. PENGKAJIAN

Tanggal ….. jam…..

A. Data Subjektif

1. Biodata

- Nama

Untuk mengenal dan memanggil klien agar tidak salah dengan yang

lainnya

- Umur

Untuk mengantisipasi pasti diagnose, masalah, kesehatan dan

tindakan yang akan dilakukan

- Agama

Untuk mengetahui agama ibu dan sebagai dasar pada saat

memberikan asuhan yang berkaitan dengan spiritual, serta mengetahui

pengaruhnya terhadap kebiasaan agama klien

- Pendidikan

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan klien pada saat memberikan

asuhan. Tingkat pendidikan akan mempengaruhi sikap dan perilaku

kesehatannya.

- Pekerjaan

Untuk mengetahui kegiatan /aktivitas ibu dan bagaimana taraf hidup

keluarga serta social ekonomi agar asuhan yang diberikan bidan tepat

sasaran.

- Alamat

Untuk mengetahui alamat ibu, sewaktu – waktu bila ada masalah bisa

langsung menghubungi keluarga dirumah

2. Alasan Ibu Datang

Untuk mengetahui alasan ibu datang ke tempat pelayanan kesehatan

3. Keluhan Utama

Untuk mengetahui keluahn ibu saat diperiksa, yang biasanya di

sampaikan oleh ibu post partum adalah:

Rasa mules akibat kontraksi uterus, biasanya 2 hari Post partum

Keluhan lokhea tidak lancar

Rasa nyeri jika ada jahitan perineum atau atau robekan pada jalan

lahir

Adanya bendungan ASI

Rasa takut untuk BAB atau BAK akibat adanya luka jahitan

Page 15: BAB II Askeb Kompre PP Ke 2

Kurangnya pengetahuan ibu tentang cara menyusui yang benar

Kurangnya pengetahuan ibu tentang cara merawat bayi

4. Riwayat Kesehatan Sekarang

Apakah ibu menderita penyakit yang berpengaruh pada masa nifas,

seperti:

Jantung : dapat bertambah parah jika ibu menyusui

Diabetes mellitus : memperlambat penyembuhan luka

TBC : resiko penularan pada bayi

Hepatitis : resiko penularan pada bayi

5. Riwayat Kesehatan Yang Lalu

Perlu ditanyakan apakah ibu pernah menderita penyakit yang mungkin

bias kambuh pada masa nifas ini, seperti :

Jantung : kemungkinan HPP karena kondisi ibu lemah dan infeksi

nifas

Anemia : potensial menyebabkan HPP karena atonia uteri

DM : memperlambat penyembuhan luka

TBC : resiko penularan pada bayi

Hepatitis : resiko penularan pada bayi

6. Riwayat kesehatan Keluarga

Ditanya mengenai latar belakang kesehatan keluarganya, terutama

anggota keluarga yang mempunyai penyakit menular dan tinggal dalam

satu rumah seperti TBC dan hepatitis serta penyakit keluarga yang

dapat di turunkan seperti penyakit jantung, hipertensi, dan kencing

manis yang mungkin di derita ibu tanpa ibu mengetahui bahwa dia

menderita penyakit tersebut.

7. Riwayat prenatal, natal, dan post natal yang lalu

Prenatal

Mencari tahu tentang masalah kehamilan yang lalu yang dapat

membantu dalam mengevaluasi apakah klien memerlukan tindakan

khusus atau tidak

Natal

Jika klien pernah dibantu dalam melahirkan terdahulu dengan

bantuan forcep (vakum) maka penting sekali untuk memahami

mengapa hal tersebut dilakukan. Jika ia pernah mengalami robekan

jalan lahir saat persalinan sebelumnya, mungkin ia akan mengalami

robekan pada bekas jahitan yang dahulu.

Post natal

Page 16: BAB II Askeb Kompre PP Ke 2

Penyulit yang menyertai nifas, seperti infeksi kala nifas,

subinvolusio uterus, bendungan ASI, mastitis

8. Riwayat Prenatal dan Natal Sekarang

Prenatal

Berapa frekuensi klien dalam ANC yang ditangani oleh tenaga

kesehatan, obat/vitamin apa yang dikonsumsi pada saat hamil,

penyulit-penyulit yang dialami oleh klien selama hamil, seperti

hiperemesis gravidarum, pre eklampsi, eklampsi, atau perdarahan

antepartum

Natal

Melahirkan tunggal dan jam berapa, usia kehamilan berapa, HPHT,

TP, jenis kelamin bayi, berat badan bayi, panjang bayi, jenis

persalinannya

Post natal

Penyulit yang menyertai pada nifas 2 jam post partum seperti

perdarahan

9. Riwayat Haid

Menarche pada usia berapa, lama haid, siklus haid (untuk memberikan

asuhan pada ibu tentang metode kontrasepsi ), banyak darah yang

keluar seberapa, ada keluhan atau tidak saat haid

10. Riwayat perkawinan

Ditanyakan umur pertama menikah, lama menikah, untuk memberikan

asuhan secar tepat kepada ibu dan keluarga.

11. Riwayat KB

Ibu pernah mamakai alat kontrasepsi atau tidak.memakai kontrasepsi

jenis atau metode KB apa,berapa laman, ada keluhan atau tidak, tencana

setelah ini memakai apa.

12. Pola Kebiasaan Sehari-Hari

Nutrisi

Kebutuhan energy ibu nifas meningkat menjadi 2500 – 2700 kkal,

dikarenakan menyusui, dan juga kebutuhan cairan meningkat

menjadi 3 Liter/hari

Istirahat

± 7-8 jam saat malam untuk memulihkan kondisi ibu yang lelah

± 1-2 jam saat siang untuk memenuhi kebutuhan tidur ibu yang

kurang

Eliminasi

Page 17: BAB II Askeb Kompre PP Ke 2

BAK : harus bisa dalam 6 jam post partum, bila 8 jam post

partumbelum BAK dirangsang dengan air

mengalir,kompres hangat, bila tidsk bisa lakukan

kateterisasi

BAB : harus sudah dilakukan 3 hari post partum, jika belum beri

laxansia disertai diet tinggi serat (sayur dan buah)

Pola pemberian asi

Setelah 30 menit bayi lahir, sebaiknya pemberian asi sudah dimulai.

Pemberian Asi tiap 2 jam dan sebaiknya diberikan sampai usia 6

bulan tanpa PASI.

Kebersihan

Ibu mandi 2 kali sehari, perawatan vulva dan vagina, perineum,

serta payudara, ganti pembalut dan celana dalam jika sudah terasa

lembab

Aktivitas

Early ambulation dimulai sejak 2 jam PP, dimulai miring kanan kiri,

duduk dan berjalan disekitar tempat tidur. Bila tidak ada keluhan

mulai berjalanjalan seperti biasanya.

13. Data psikososial

Psikologi

Perubahan psikologi pada ibu hari 1 adalah fase taking in, yaitu ibu

tergantung pada orang lain dan terfokus pada dirinya sendiri, belum

terfokus pada bayinya. Ibu sangat membutuhkan bantuan untuk

memenuhi kebutuhannya. Hal ini berlangsung hari 1 dan 2

Sosial

Hubungan ibu dengan keluarga / suami baik atau tidak

14. Latar belakang sosial budaya

Pada sosial budaya perlu informasi apakah ada kebiasaan yang

mempengaruhi masa nifas anatara lain pantang terhadap makanan atau

tindakn tindakan tertentu.

B. Data Objektif

Page 18: BAB II Askeb Kompre PP Ke 2

Pemerik s aan pada ibu

1. Pemeriksaan Umum

Keadaran umum : baik/cukup

Kesadaran : composmentis/apatis

Tekanan Darah : 90/60 – 130/90 mmHg

Nadi : 60-100 kali/menit

Penapasan : 16-24 kali/menit

Suhu : 36,5-37,50C

2. Pemeriksaan Fisik

a. Inspeksi

Kepala : rambut rontok/tidak, warnanya apa, bersih/tidak

Muka : oedema/tidak, pucat/tidak

Mata : simetris/tidak, konjungtiva pucat/tidak, sclera putih/tidak

Hidung : ada secret/tidak, ada polip/tidak

Mulut : bibir kering/tidak (jika bibir kering menandakan

dehidrasi), bibir sianosis karena adanya gangguan jantung, lidah

kotor/tidak (jika lidah kotor menandakan anemia)

Telinga : simetris/tidak, ada serumen/tidak, gangguan

pendengaran/tidak

Leher : tampak pembesaran kelenjar tiroid dan vena

jugularis/tidak

Dada : putting susu menonjol/tidak, tampak ada

peradangan/tidak, payudara bersih/tidak

Genitalia: ada luka jahitan perineum/tidak, lochea yang keluar apa

Ekstremitas: ada varises dan oedema atau tidak

b. Palpasi

Leher : ada pembengkakan vena jugularis dan kelenjar

tiroid/tidak

Dada : ASI keluar/tidak, teraba pembengkakan payudara/tidak,

ada benjolan abnormal/tidak

Abdomen : Bagaimana kontraksi uterus, TFU sesuai masa

involusi/tidak, kandung kemih kosong/tidak

Ekstremitas: teraba oedema/tidak, ada tanda Homan/tidak, (adanya

tanda Homan sebagai gejala adanya tromboflebitis)

c. Auskultasi

Dada : ada ronchi dan wheezing/tidak

Page 19: BAB II Askeb Kompre PP Ke 2

d. Perkusi

Ekstremitas: reflex patella positif/negative

Pemerik s aan pada bayi

Lahir pada tanggal :........ jam........

Pemerikasan umum

- Keadaan umum : baik/cukup/lemah

- Kesadaran : komposmentis/ somnolen/ apatis/ koma

- Pernafasan : 40 – 60 kali/ menit

- Nadi : 120 – 160 x/menit

- Jenis kelamin : perempuan/laki-laki

- BB : 2500 – 4500 gram

- PB : 48 – 53 cm

Pemerikasan fisik

- Kepala : simetris,tidak ada benjolan,tidak ada caput

uccedaneum, tidak ada cephal hematom.

- Wajah : tidak pucat, tidak kuning

- Mata : simetris, bersih, sklera putih, konjungtiva

merah

- Hidung : tidak ada pernafasan cuping hidung,tidak

ada sekret.

- Mulut : bibir merah, tidak labiocisis dan tidak

palatocisis

- Telinga : simetris, tidak ada sekret

- Dada : tidak ada retraksi otot dada, bentuk dada

normal, tidak ada ronkhi, tidak ada sekret

- Perut : keadaan tali pusat bersih, tidak berbau,

tidak ada perdarahan tali pusat, tidak kembung, tidak ada

benjolan abnormal.

- Genetalia : bersih, tetis sudah turun, labia mayora

sudah menutup labia minora

- Anus : anus berlubang

- Ekstremitas : pergerakan aktif, jumlah jari lengkap,tidak

fraktur

- Reflex : menghisap(+), menelan(+), mencari (+),

moro(+), mengenggam (+)

Page 20: BAB II Askeb Kompre PP Ke 2

II. IDENTIFIKASI MASALAH

Dx : Ny “ “ P…Ab… 2 jam post partum

Ds : - Ibu mengatakan melahirkan 2 jam yang lalu

Do :

- Keadaan umum : baik/cukup/lemah

- Kesadaran :

composmentis/apatis/delirium/somnolens/koma

- Tekanan Darah : 90/60 – 130/90 mmHg

- Nadi : 60-100 kali/menit

- Penapasan : 16-24 kali/menit

- Suhu : 36,5-37,50C

- ASI : keluar dengan lancar/tidak

- Kontraksi uterus : baik/tidak

- Lochea : lochea rubra/sanguinolenta/serosa/alba

- TFU : 2 jari dibawa pusat

- Kandung kemih : kososng/tidak

Masalah :

a. Ketidak tahuan ibu cara menyusui yang benar

Ds : saat dikaji ibu bertanya tentang cara menyusui yang benar

Do : ibu tampak kerepotan memegangi bayinya saat menyusui, bayinya

menyusu hanya pada putting saja

b. Pengeluaran lochea yang tidak lancar

Ds : Ibu mengatakan intensitas pengeluarannya kurang lancar

Do : pada pembalut ibu tampak sedikit lokhia

c. Nyeri pada luka jahitran perineum/episiotomy

Ds : Ibu mengatakan terasa nyeri pada luka jahitan perineum, terutama

jika digunakan untuk bergerak

Do : - ibu tampak kesakitan

- Pada genetalia eksterna tampak luka jahitan

- Ibu tampak gelisah saat pengkajian, sesekali ibu tampak merubah

posisi duduknya

d. Adanya nyeri payudara karena bendungan ASI pada payudara

Ds : Ibu mengatakan payudaranya terasa nyeri

Do : - Payudara tampak tegang

- Nyeri tekan pada payudara

Page 21: BAB II Askeb Kompre PP Ke 2

e. Ketakutan ibu untuk BAB dan BAK akibat luka jahitan

Ds : Ibu mengtakan takut untuk buang air kecil dan buang air besar

karena takut terasa sakit

Do : - Tampak adanya luka jahitan pada jalan lahir

f. Gangguan psikologis pada ibu nifas, seperti cemas, merasa keletihan

karena melahirkan

Ds : Ibu mengatakan badannya terasa letih dan merasa gelisah

Do : Ibu tampak keletihan dan wajahnya agak pucat

III.INTERVENSI

Dx : Ny…… P…Ab… hari post partum

Tujuan :

Ibu mampu beradaptasi dengan perubahan-perubahan fisiologis

yang terjadi

Masa nifas berjalan normal, ibu dan bayi dalam keadaan sehat

KH :

1. KU : baik

2. TTV

-Tekanan Darah : 90/60 – 130/90 mmHg

-Nadi : 60-100 kali/menit

-Penapasan : 16-24 kali/menit

-Suhu : 36,5-37,50C

3. TFU sesuai masa involusi :

INVOLUSI TFU

Bayi lahir

Uri lahir

1 minggu

2 minggu

6 minggu

8 minggu

Setinggi pusat

2 jari dibawah pusat

Pertengahan pusat dengan simpisis

Tidak teraba diatas simfisis

Bertambah kecil

Sebesar normal

4. Kontraksi uterus baik uterus teraba tegang dank eras. Tidak terjadi

perdarahan post partum

5. Pengeluaran lochea normal

Page 22: BAB II Askeb Kompre PP Ke 2

Lokia Waktu Warna Cirri- cirri

Rubra

(kruenta)

1-3 hari Merah

kehitaman

Terdiri dari dara

segar,jaringan sisa –

sisa plasenta, dinding

rahim, lemak bayi ,

lanugo dan sisa

mekonium

Sanguinolenta 4 – 7 hari Putih

bercampur

merah

Sisa darah bercampur

lender

Serosa 7 – 14 hari Kekuning Lebih sedikit darah &

lebih banyak

serum,juga terdiri dari

leukosit & robekan

/laserasi plasenta

Alba > 14 hari putih Mengandung leukosit,

sel desidua dan sel

epitel,selaput lender

serviks dan serabut

jaringan yang mati.

6. Ibu dapat mengerti tanda tanda bahaya masa nifas, antara lain:

Kenaikan suhu badan ampai 38 derjat celcius selama hari dalam 10

hari pertama post partum, kecuali hari pertama

Lokhea berbau dan bercampur nanah

Perdarahan

Peradangan pada payudara

Nyeri saat kencing, bahkan bercampur nanah

7. Ibu dapat merawat bayinya sendiri

8. Ibu mengerti macam – macam metode kotrasepsi dan dapat menentukan

pilihanya

9. Tidak terjadi gangguan dalam proses laktasi, pengeluaran ASI lancar,

tidak ada bendungan dan mastitis.

Intervensi :

Page 23: BAB II Askeb Kompre PP Ke 2

1. Memberitahu hasil pemeriksaan tentang kondisi ibu dan bayi

R : ibu menjadi lebih tenang dan kooperatif

2. Mengkomunikasikan perubahan fisiologis yang terjadi pada masa nifas

R : Dengan mengetahui perubahan-perubahan yang terjadi, ibu dapat

mengurangi kecemasan dan ibu lebih kooperatif dalam menerima

asuhan

3. Obervasi TFU, kontraksi uterus, pengeluaran lokhia, TTV dan eliminasi

R : fundus harus keras dan terletak dua jari dibawa pusat, atonia uteri

meningkatkan pengeluaran lokhia, penurunan TD dan takikardi ringan

dapat terlihat, kandung kemih penuh dapat mengubah posisi fundus dan

menganggu kontraki uterus.

4. Anjurkan ibu untuk cukup istirahat

R : menurunkan laju metabolisme sehingga nutrisi dan okigen lebih

digunakan untuk proses pemulihan daripada untuk kebutuhan energi

lainnya.

5. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang

dan minum air putih kurang lebih 12 gelas (3 liter) perhari

R : makanan yang mengandung gizi yang seimbang membantu

meningkatkan penyembuhan dan regenerasi jaringan baru, minum air

putih kurang lebih 12 gelas (3 liter) perhari membantu mencegah stasis

urin dan masalah ginja.

6. Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan payudara selama menyusui.

R : menjamin suplay asi yang adekuat dan mencegah puting susu lecet

serta memberikan kenyamanan pada ibu menyusui

7. Anjurkan ibu untuk melakukan mobilisasi

R : mobilisasi membantu menigkatkan tonus otot, menigkatkan sirkulasi

darah, mengahasilkan tubuh yang seimbang dan meningkatkan

perasaan sejahtera secara umum.

8. Jelaskan pada ibu tentang personal hygine

R : membantu mencegah infeksi, mempercepat pemulihan dan

penyembuhan

9. Anjurkan pada ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 minggu lagi atau

jika ada keluhan

R : Pemantauan yang rutin dapat mendeteksi secara dini adanya kelainan

pada masa nifas sehingga dapat dilakukan tindakan segera

Masalah :r

1. Nyeri pada jahitan perineum

Page 24: BAB II Askeb Kompre PP Ke 2

Tujuan : ibu dapat beradaptasi dengan nyeri

KH :

- KU : baik

- TTV dalam batas normal

a. TD : 90/60 mmHg- 130/90 mmHg

b. Nadi : 60 -90 x/ menit

c. RR : 18 – 24 x / menit

d. Suhu : 36,5 – 37,5 c

- Tidak ditemukan tanda infeksi,antr lain :

a. Kemerahan

b. Odem

c. Keras dan nyeri tekan

d. Keluar sekret purulen

- Keadaan umum ibu baik, ibu tidak nyeri lagi dan dapat

melaksanakan mobilisasi secara bertahap

Intervensi :

a. Jelakan penyebab nyeri secara umum

R : informai dapat mengurangi rasa takut karena ketidak tahuan

yang dapat memperberat presepsi nyeri

b. Ajarkan teknik distraksi pada ibu

R : distraksi membantu mengalihkan perhatian ibu terhadap nyeri

c. Amati keadaan perineum

R : dapat menunjukkan trauma berlebihan pada jaringan perineal

dan terjadinya komplikasi yang memerlukan evaluasi / intervensi

lanjut

d. Ajarkan ibu cara cebok yang benar dan memberitahukan untuk

selalu menjaga daerah kelaminnya agar tidak lembab

R : membantu mencegah kontaminasi rektal memauki vagina

atau uretra dan membantu mencegah penyebaran infeksi

e. Ajarkan ibu tentang perawatan luka perineum

R : dengan perawatan perineum akan mempercepat epitelisasi

dan pembentukan jaringan baru dan dapat mencegah infeksi

f. Kolaborai dengan dokter untuk pemberian antibiotik dan

analgesik

R : antibiotik menghilangkan organisme patogenik dan analgesik

bekerja pada pusat otak untuk menurunkan presepsi nyeri

Page 25: BAB II Askeb Kompre PP Ke 2

2. Ketidaktahuan ibu tentang cara menyusui yang benar

Tujuan : ibu dapat menyusui bayinya dengan cara yang benar

KH :

- Dapat mendemonstrasikan cara menyusui yang benar

Intervensi

a. Ajarkan pada ibu cara menyusui yang benar

R : cara menyusui yang benar dapat meningkatkan daya isap bayi

b. Jelaskan pada ibu tanda tanda bayi mendapat cukup ASI

R : pengetahuan ibu bertambah sehingga lebih mudah memantau

apakah bayinya telah mendaptkan cukup ASI atau belum

c. Anjurkan pada ibu untuk tetap menyusui bayinya sampai usia 6

bulan yanpa memberikan makanan tambahan

R : nurisi yang terkandung dalam ASI mampu memenuhi

kebutuhan gizi bayi sampai usia 6 bulan

d. Jelaskan pada ibu tentang perawatan payudara selama masa

laktasi

R : perawatan payudara memperlancar peredaran darah mamae

3. Ketidak tahuan ibu cara merawat bayi

Tujuan : ibu dapat merawat bayinya secara mandiri

KH :

- Ibu mengetahui cara merawat bayi

- Ibu bisa mendemonstrasikan cara merawat bayi

Intervensi :

a. Jelaskan pada ibu cara merawat bayi

R : meningkatkan pengetahuan ibu

b. Anjurkan pada ibu sesegera mungkin menganti popok bayi tiap

kali BAK dan BAB

R : kulit bayi yang lembab dapat menyebabkan ruam popok

4. Pengeluaran lokhia yang tidak lancar

Tujuan : Pengeluaran lokhia lancar

KH : pengeluaran lokhia sesuai masa involusi

Intervensi :

a. Anjurkan ibu untuk melanjutkan mobilisasi

R : gerak merupakan rangsangan mekanik terhadap timbulnya

kontraksi uterus sehingga memperlancar pengeluaran lokhia

Page 26: BAB II Askeb Kompre PP Ke 2

b. Anjurkan ibu untuk senam nifas

R : senam nofas membantu mengembalikan otot – otot perut dan

panggul kembli normal.

5. Adanya bendungan asi

Tujuan : pendungan asi dapat teratasi

KH :

- Payudara tidak bengkak karena bendungan ASI

- Pengeluaran ASI lancar

Intervensi :

a. Kompres payudara dengan air hangat

R : kompres hangat menyebabkan vasodilatasi pembuluh darah

b. Keluarkan ASI secara manual

R : mengeluarkan ASI secara manual dapat merangsang produksi

ASI sehingga mengeluaran ASI lancar

c. Anjurkan ibu untuk menyusui bayinya lebih sering dan tanpa

jadwal, demikian juga pada malam hari, meskipun bayi harus di

bangunkan

R : ASI tidak tertimbun dalam payudara

d. Anjurkan ibu untuk selalu mengosongka payudaranya, apabila

bayi tidak dapat menghisap seluruh ASI sisanya keluarkan

dengan tangan

R : semakin kosong payudara produksi ASI makin bertambah

6. Rasa takut BAK dan BAB akibat luka jahitan

Tujuan : ibu tidak takut lagi untuk BAK dan BAB

KH : - BAB setiap ada dorongan BAB

- BAK setiap ada dorongan BAK

Intervensi :

a. Jelaskan bahayanya jika ibu menahan BAB atau BAK

R : pengetahuan ibu bertambah dan ibu lebih kooperatif

b. Anjurkanibu untuk BAK dan BAB jika ada dorongan untuk BAK

dan BAB

R : kandung kencing dan rektum yang penuh mengganggu

kontraksi uterus

c. Anjurkan ibu untuk menkonsumsi makanan tinggi serat

R : makanan tinggi serat memperlancar BAB

d. Anjurkan ibu untuk mobilisasi

Page 27: BAB II Askeb Kompre PP Ke 2

R : merangsang kontraksi (peristaltik usus)

e. Anjurkan ibu untuk minum kurang lebih 3 liter air

R : melembekkan konsistensi feses

IV. Implementasik

Sesuai dengan intervensi

V. Evaluasi

Sesuai dengan kriteria hasil dalam bentu SOAP