TUGAS
ANTIKOAGULAN
OLEH :
JUMASNI ADNAN (150 280 052)
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2010
IDENTITAS PASIEN
Bpk. Hasan seorang pengusaha tinggal di jl.cakalang, bpk hasan
berumur 62 tahun, berat badan 78 kg, dan tinggi badan 164 cm. Ayahnya
meninggal umur 59 tahun karena sakit jantung. Satu tahun yang lalu, bpk
hasan dirawat di rumah sakit karena mendapat serangan stroke ringan.
Bpk hasan adalah perokok pasif . beberapa hari yang lalu bpk hasan
kerumah sakit karena keluhan otot betis membengkak dan timbul rasa
nyeri, nyeri tumpul jika disentuh dan teraba hangat.
PEMERIKSAAN KLINIK
- D dimer 1,5 mg/dl
- Hb: 14,2 g/dl
- LED: 7 mm/jam
- leukosit: 8.300/µl
- trombosit 204000/µl
- Eritrosit : 4,43 juta/µl
- fungsi ginjal ( ureum 93 mg/dl, kreatinin 1,85 mg/dl, asam urat 6,6
mg/dl )
- Na : 121 meq/L, K: 3,6 meq/L, Cl: 114 meq/L
- kolesterol total 205 mg/dl
DIAGNOSA
Melihat gejala yang dirasakan oleh bpk hasan diduga suatu
trombosis, maka untuk memperkuat diagnosis, dilakukan pemeriksaa D-
dimer dan terbentuk Cross-linked fibrin oleh plasmin menandakan ada
aktivasi koagulasi, dan Kadar fibrinogen degradation product (FDP)
meningkat. Sehingga didiagnosa oleh dokter menderita thrombosis vena
dalam .
TROMBOSIS
Trombosis adalah terbentuknya masa dari unsur darah didalam
pembuluh darah vena atau arteri pada makluk hidup. Trombosis
merupakan istilah yang umum dipakai untuk sumbatan pembuluh darah,
baik arteri maupun vena. Trombosis hemostatis yang bersifat self-limited
dan terlokalisir untuk mencegah hilangnya darah yang berlebihan
merupakan respon normal tubuh terhadap trauma akut vaskuler,
sedangkan trombosis patologis seperti trombosis vena dalam (TVD),
emboli paru, trombosis arteri koroner yang menimbulkan infark miokard,
dan oklusi trombotik pada serebro vaskular merupakan respon tubuh yang
tidak diharapkan terhadap gangguan akut dan kronik pada pembuluh
darah dan darah.
Dikenal 2 macam trombosis, yaitu :
1. Trombosis arteri
2. Trombosis vena
Etiologi trombosis adalah kompleks dan bersifat multifaktorial.
Meskipun ada perbedaan antara trombosis vena dan trombosis arteri,
pada beberapa hal terdapat keadaan yang saling tumpang tindih.
Trombosis dapat mengakibatkan efek lokal adan efek jauh. Efek lokal
tergantung dari lokasi dan derajat sumbatan yang terjadi pada pembuluh
darah, sedangkan efek jauh berupa gejal-gejala akibat fenomena
tromboemboli. Trombosis pada vena besar akan memberikan gejala
edema pada ekstremitas yang bersangkutan. Terlepasnya trombus akn
menjadi emboli dan mengakibatkan obstruksi dalam sistem arteri, seperti
yang terjadi pada emboli paru, otak dan lain-lain.
1. ATRIAL TROMBOSIS
Trombosis arteri adalah pembekuan darah di dalam pembuluh
darah arteri
terutama sering terbentuk pada sekitar orifisium cabang arteri dan
bifurkasio arteri.
Etiologi
Penyebab/ kausa dapat lokal di tempat yang bersangkutan
atau proksimalnya. Sebagian besar adalah kelainan jantung seperti
kelainan katup,Infark jantung, fibrilasi artrium dan lain-lain. Dapat pula
karena aneurisma aorta,bila trombusnya lepas dan bergerak ke lokasi
terjadinya trombosis. Trombus yang bergerak ini disebut embolus.
Sistem hemostatis terdiri dari 6 komponen utama yaitu trombosit,
endotel vaskular, faktor protein plasma prokoagulan, protein
antikoagulan, protein fibrinoliti, dan protein anti fibrinolitik. Semua
komponen ini harus ada dalam jumlah yang cukup pada lokasi yang
tepat untuk mencegah hilangnya darah yang berlebihan setelah trauma
vaskular, dan pada saat yang sama mencegah terjadinya trombosis
yang patologis.
Ada 3 hal yang berpengaruh dalam pembentukan/ timbulnya
trombus ini
1. Kondisi dinding pembuluh darah (endotel)
2. Aliran darah yang melambat/ statis
3. Komponen yang terdapat dalam darah sendiri berupa peningkatan
Koagulabilitas
Gambaran Klinis
Gejala yang dapat muncul antara lain :
1. Gejala awal biasanya adalah nyeri pada daerah yang bersangkutan,
bisa nyeri hebat apabila daerah yang terkena cukup luas. Pada
pasien muda biasanya kejadiannya lebih akut, rasa nyeri lebi hebat,
tetapi justru prognosisnya lebih baik karena keadaan pembuluh
darah relatif lebih baik. Pada pasien yang lebih tua, dimana sudah
terjadi kelainan kronis arteri, bila timbul trombosis akut biasanya
tidak begitu jelas gejalanya dan nyerinya tidak begitu hebat, pada
pasien seperti ini justru prognosisnya lebih buruk.
2. Mati rasa
3. Kelemahan otot
4. Rasa seperti ditusuk-tusuk.
Bila gejalnya lengkap/ komplit, maka di temukan “5 P”, yaitu :
- Pain
- Paleness
- Paresthesia
- Paralysis
- Pulsessness
2. TROMBOSIS VENA DALAM (TVD)
Trombosis vena dalam adalah pembekuan darah di dalam
pembuluh darah vena terutama pada tungkai bawah. Bekuan yang
terbentuk di dalam suatu pembuluh darah disebut trombus. Trombus
bisa terjadi baik di vena superfisial (vena permukaan) maupun di vena
dalam, tetapi yang berbahaya adalah yang terbentuk di vena dalam.
Trombosis vena dalam sangat berbahaya karena seluruh atau
sebagian dari trombus bisa pecah, mengikuti aliran darah dan
tersangkut di dalam arteri yang sempit di paru-paru sehingga
menyumbat aliran darah.
Trombus yang berpindah-pindah disebut emboli. Semakin
sedikit peradangan di sekitar suatu trombus, semakin longgar trombus
melekat ke dinding vena dan semakin mudah membentuk emboli.
Penekanan pada otot betis bisa membebaskan trombus yang
tersangkut, terutama ketika penderita kembali aktif. Darah di dalam
vena tungkai akan mengalir ke jantung lalu ke paru-paru, karena itu
emboli yang berasal dari vena tungkai bisa menyumbat satu atau lebih
arteri di paru-paru. Keadaan ini disebut emboli paru. Emboli paru yang
besar bisa menghalangi seluruh atau hampir seluruh darah yang
berasal dari jantung sebelah kanan dan dengan cepat menyebabkan
kematian.
ETIOLOGI
Sekitar 50% penderita tidak menunjukkan gejala sama sekali.
Jika trombosis menyebabkan peradangan hebat dan penyumbatan
aliran darah, otot betis akan membengkak dan bisa timbul rasa nyeri,
nyeri tumpul jika disentuh dan teraba hangat. Pergelangan kaki, kaki
atau paha juga bisa membengkak, tergantung kepada vena mana yang
terkena.
Beberapa trombus mengalami penyembuhan dan berubah
menjadi jaringan parut, yang bisa merusak katup dalam vena. Sebagai
akibatnya terjadi pengumpulan cairan (edema) yang menyebabkan
pembengkakan pada pergelangan kaki. Jika penyumbatannya tinggi,
edema bisa menjalar ke tungkai dan bahkan sampai ke paha. Pagi
sampai sore hari edema akan memburuk karena efek dari gaya
gravitasi ketika duduk atau berdiri. Sepanjang malam edema akan
menghilang karena jika kaki berada dalam posisi mendatar, maka
pengosongan vena akan berlangsung dengan baik.
Gejala lanjut dari trombosis adalah pewarnaan coklat pada
kulit, biasanya diatas pergelangan kaki. Hal ini disebabkan oleh
keluarnya sel darah merah dari vena yang teregang ke dalam kulit. Kulit
yang berubah warnanya ini sangat peka, cedera ringanpun (misalnya
garukan atau benturan), bisa merobek kulit dan menyebabkan
timbulnya luka terbuka (ulkus, borok).
Ada 3 faktor yang dapat menyebabkan terjadinya trombosis
vena dalam, yaitu :
1. Cedera pada pembuluh darah balik Pembuluh darah balik dapat
cedera selama terjadinya tindakan bedah, suntikan bahan yang
mengiritasi pembuluh darah balik, atau kelainan-kelainan tertentu
pada pembuluh darah balik.
2. Peningkatan kecenderungan terjadinya pembekuan darah Terdapat
beberapa kelainan yang dapat menyebabkan terjadinya peningkatan
kecenderungan terjadinya pembekuan darah. Beberapa jenis kanker
dan penggunaan kontrasepsi oral dapat memudahkan terjadinya
pembekuan darah. Kadang-kadang pembekuan darah juga dapat
terjadi setelah proses persalinan atau setelah tindakan operasi.
Selain itu pembekuan darah juga mudah terjadi pada individu yang
berusia tua, keadaan dehidrasi, dan pada individu yang merokok.
3. Melambatnya aliran darah pada pembuluh darah balik Hal ini dapat
terjadi pada keadaan seperti perawatan lama di rumah sakit atau
pada penerbangan jarak jauh. Pada keadaan-keadaan tersebut otot-
otot pada daerah tungkai bawah tidak berkontraksi sehingga aliran
darah dari kaki menuju ke jantung berkurang. Akibatnya aliran darah
pada pembuluh darah balik melambat dan memudahkan terjadinya
trombosis pada vena dalam.
Patofisiologi dan Faktor Risiko
Trombosis vena terjadi akibat aliran darah menjadi lambat
atau terjadinya
statis aliran darah, sedangkan kelainan endotel pembuluh darah jarang
merupakan
faktor penyebab. Trombus vena sebagian besar terdiri dari fibrin dan
eritrosit dan hanya mengandung sedikit masa trombosit. Pada
umumnya menyerupai reaksi bekuan darah dalam tabung.
Pasien dengan faktor risiko tinggi untuk menderita trombosis
vena dalam
yaitu apabila :
- Riwayat trombosis, strok
- Paska tindakan bedah terutama bedah ortopedi
- Imobilisasi lama terutama paska trauma/ penyakit berat
- Luka bakar
- Gagal jantung akut atau kronik
- Penyakit keganasan baik tumor solid maupun keganasan hematologi
- Infeksi baik jamur, bakteri maupun virus terutama yang disertai syok.
- Penggunaan obat-obatan yang mengandung hormon esterogen
- Kelainan darah bawaan atau didapat yang menjadi predisposisi untuk
terjadinya trombosis.
Gambaran klinis
Trombosis vena dalam merupakan keadaan darurat yang
harus secepat
mungkin didiagnosis dan diobati, karena sering menyebabkan
terlepasnya
trombus ke paru dan jantung. Tanda dan gejala klinis yang sering
ditemukan
berupa :
- Pembengkakan disertai rasa nyeri pada daerah yang
bersangkutan, biasanya pada ekstremitas bawah. Rasa
nyeri ini bertambah bila dipakai berjalan dan tidak
berkurang dengan istirahat.
- Kadang nyeri dapat timbul ketika tungkai dikeataskan atau
ditekuk.
- Daerah yang terkena berwarna kemerahan dan nyeri tekan
- Dapat dijumpai demam dan takikardi walaupun tidak selalu
ANTIKOAGULAN
Antikoagulan adalah zat yang menghambat koagulasi
(penggumpalan) darah.mereka Antikoagulan mencegah penggumpalan
darah dengan cara mengikat kalsium atau dengan menghambat
pembentukan trombin yang diperlukan untuk mengkonversi fibrinogen
menjadi fibrin dalam proses pembekuan . Jika tes membutuhkan darah
atau plasma, spesimen harus dikumpulkan dalam sebuah tabung yang
berisi antikoagulan. Spesimen-antikoagulan harus dicampur segera
setelah pengambilan spesimen untuk mencegah pembentukan microclot.
Pencampuran yang lembut sangat penting untuk mencegah hemolisis.
Antikoagulan memiliki berbagai penggunaan. Ada yang
digunakan untuk profilaksis (pencegahan) atau pengobatan gangguan
tromboemboli. Trombus adalah gumpalan. Emboli adalah gumpalan yang
membebaskan, perjalanan melalui aliran darah, dan penginapan di
dalamnya.
Antikoagulan ada yang preparat parenteral (heparin), oral
(warfarin, nicumalone, anisindione, kumarin dan dicumarol), dan pengikat
ion calcium (Na sitrat, asam oksalat, Na edetat).
1. Heparin
Heparin merupakan satu-satunya antikoagulan yang
diberikan secara parenteral dan merupakan obat terpilih bila
diperlukan efek yang cepat misalnya untuk emboli paru-paru dan
trombosis vena dalam, oklusi arteri akut atau infark miokard akut. Obat
ini juga digunakan untuk pencegahan tromboemboli vena selama
operasi dan untuk mempertahankan sirkulasi ekstrakorporal selama
operasi jantung terbuka. Heparin juga diindikasikan untuk wanita hamil
yang memerlukan antikoagulan.
2. Antikoagulan oral
Seperti halnya heparin, antikoagulan oral berguna untuk
pencegahan dan pengobatan tromboemboli. Untuk pencegahan,
umumnya obat ini digunakan dalam jangka panjang. Terhadap
trombosis vena, efek antikoagulan oral sama dengan heparin, tetapi
terhadap tromboemboli sistem arteri, antikoagulan oral kurang efektif.
Antikoagulan oral diindikasikan untuk penyakit dengan kecenderungan
timbulnya tromboemboli,antara lain infark miokard, penyakit jantung
rematik, serangan iskemia selintas, trombosis vena, emboli paru.
3. Antikoagulan pengikat ion kalsium
Natrium sitrat dalam darah akan mengikat kalsium
menjadi kompleks kalsium sitrat. Bahan ini banyak digunakan dalam
darah untuk transfusi, karena tidak tosik. Tetapi dosis yang terlalu tinggi
umpamanya pada transfusi darah sampai 1.400 ml dapat menyebabkan
depresi jantung.
Asam oksalat dan senyawa oksalat lainnya digunakan
untuk antikoagulan di luar tubuh (in vitro), sebab terlalu toksis untuk
penggunaan in vivo (di dalam tubuh). Natrium edetat mengikat kalsium
menjadi kompleks dan bersifat sebagai antikoagulan.
MONOGRAFI OBAT
1. Hefarin
- Nama : Heparinum
- Sifat Fisikokimia
: Serbuk higroskopik, amorf, berwarna putih atau
pucat. Larut dalam 20 bagian air.
- Keterangan : Larutan 1% dalam air mempunyai pH : 5.5 - 8.0
- Golongan/Kelas Terapi : Obat Yang mempengaruhi darah
Nama Dagang
: co
-
Inviclot
- Thrombogel
(Thrombogel)
- Heparin Sodium B
Braun
Indikasi : Profilaksis dan terapi pada disorder tromboembolik.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Untuk terapi tromboembolism vena : dosis yang diberikan melalui i.v
: 5000 - 10000 unit diikuti dengan infus i.v kontinyu, 1000-2000 unit/jam
atau injeksi sub kutan 15000 unit setiap 12 jam.
Untuk profilaksis tromboembolism vena post operasi : 5000 unit,
diberikan secara sub kutan, 2 jam sebelum operasi, kemudian setiap 8-12
jam selama 7 hari sampai pasien keluar dari rumah sakit.
Dosis yang sama diberikan untuk mencegah tromboembolism pada
wanita hamil pada wanita dengan riwayat trombosis vena atau embolism
paru-paru, dosis mungkin ditingkatkan menjadi 10000 unit setiap 12 jam
setelah trimester ke tiga.
Untuk penanganan angina tidak stabil atau embolism arterial
periferm heparin diberikan melalui infus i.v kontinyu dengan dosis yang
sama dengan dosis rekomendasi untuk terapi tromboembolism.
Dosis untuk pencegahan oklusi arteri koroner setelah terapi infark
miokardiak adalah 5000 unit diberikan secara i.v diikuti 1000 unit/jam;
dosis 12500 unit, sub kutan setiap 12 jam selama 10 hari untuk mencegah
terjadinya trombosis.
Farmakologi
Bereaksi dengan thromboplastin dan membentuk persenyawaan
komplek antithromboplastin yang menghalangi terbentuknya thrombin dari
prothrombin.
Onset kerja antikoagulasi : melalui rute i.v , sub kutan : ~20-30
menit.
Absorpsi : oral, rektal, diabsorpsi baik malalui semua rute
pemberian.
Distribusi : tidak melalui plasenta, tidak didistribusikan ke dalam air
susu.
Metabolisme : melalui hati, mungkin mengalami metabolisme
sebagian pada sistem retikuloendoethelial.
T½ eliminasi ; rata-rata 1.5 jam, rentang 1-2 jam, dipengaruhi oleh
obesitas, fungsi ginjal, fungsi hati, adanya tumor, embolism pulmonari, dan
infeksi.
Ekskresi : melalui urin (jumlah kecil dalam bentuk obat tidak
berubah).
Stabilitas Penyimpanan
Heparin harus disimpan dalam suhu kamar dan dihindari dari
penyimpanan beku dan suhu >40°C.
Kontraindikasi
Hipersensitifitas terhadap heparin atau komponen lain dalam
sediaan. Semua gangguan perdarahan atau risiko perdarahan :
gangguan koagulasi, hemofilia, trombositopenia, penyakit hati berat,
ulkus peptikum, perdarahan intrakranial, aneurisma serebral, karsinoma
visceral, abortus, retinopati perdarahan hemoroid, tuberculosis aktif,
endokarditis.
Efek Samping
Sakit dada, vasospasmus, syok hemoragi, demam, sakit kepala,
kedinginan,urtikaria, alopesia, dysesthesia pedis, purpura, ekzema,
nekrosis kutan, plak erithemathosus, hiperkalemia, hiperlipidemia, mual,
muntah, konstipasi, hemorage, ditemukan darah pada urin, epistaksis,
hemoragi adrenal, hemoragi retriperitonial, trombositopenia, peningkatan
enzim SGOT, SGPT, ulserasi, nekrosis kutan yang disebabkan oleh
injeksi sub kutan, neuropati perifer, osteoporosis, konjungtivitis,
hemoptisis, hemoragi pulmonari, asma, artritis, rinitis, bronkospasma,
reaksi alergi, reaksi anafilaktik
Interaksi
- Dengan Obat Lain :
Risiko pendarahan berhubungan dengan heparin dapat
ditingkatkan dengan antikoagulan oral (warfarin), trombolitik, dekstran
dan obat yang mempengaruhi fungsi platelet (misalnya aspirin, obat
antiinflamasi non steroid, dipiridamo, tiklopidin, klopidogrel, antagonis
IIb/IIIa.Namun heparin masih digunakan bersamaan dengan terapi
trombolitik atau pada awal terapi dengan warfarin untuk memastikan
efek antikoagulan dan melindungi kemungkinan hiperkoagulasi
transien. Nitrogliserin iv mungkin menurunkan efek antikoagulan
heparin.
- Dengan Makanan : Hindari cat's claw, dong quai, teh hijau, bawang
putih,ginkgo karena akan menambah aktivitas antiplatelet.
Pengaruh
- Terhadap Kehamilan : Faktor resiko : C
- Terhadap Ibu Menyusui : Heparin tidak didistribusi ke dalam air susu
- Terhadap Hasil Laboratorium : Meningkatkan tiroksin (S),
meningkatkan prothrombin time (PT), meningkatkan activated partial
thromboplastin time (aPPT)
Parameter Monitoring
Jumlah platelet, hemoglobin, hematokrit, tanda-tanda pendarahan
Bentuk Sediaan
Injeksi IV, Jelly (Sediaan Kombinasi untuk Pengobatan Topikal)
Peringatan
1.Tempat suntikan : di dinding perut atau beberapa tempat daerah iliaka,
gunakan jarum sangat halus, semprit tuberkulin dan lakukan
penekanan selama 5 menit untuk mengurangi kemungkinan
perdarahan.
2. Hati-hati agar heparin jangan tertinggal pada tempat suntikan. Cara
pemberian ini tidak menimbulkan perdarahan spontan, tidak diperlukan
pemantauan (monitoring) efek antikoagulan.
3. Harus hati-hati pada penderita dengan riwayat alergi, harus dilakukan
tes pendahuluan dengan dosis tidak melebihi 100 IU.
4. Jangan suntik intramuskulus, berisiko iritasi, pendarahan lokal dan
hematoma, sedang absorpsi tidak dapat diandalkan. Pemberian
intravena hanya boleh dilakukan bila tersedia alat pemantau efek
antikoagulan.
5. Harus dilakukan pemeriksaan masa pembekuan darah dan jumlah
trombosit.
6. Ada resiko perdarahan spontan selama pengobatan pada usia lanjut,
penderita insufisiensi ginjal, jantung.
7. Hindarkan obat berisiko ulkus lambung, menurunkan perlekatan
trombosit (adhesiveness).
8. Hentikan heparin bila pada minggu kedua jumlah trombosit menurun
diakibatkan peningkatan fibrinogenesis intravaskular.
Mekanisme Aksi
Meningkatkan efek antitrombin III dan menginaktivasi trombin
(demikian juga dengan faktor koagulan IX, X, XI, XII dan plasmin) dan
mencegah konversi fibrinogen menjadi fibrin : heparin juga menstimulasi
pembebasan lipase lipoprotein (lipase lipoprotein menghidrolisis
trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak bebas).
2. Warfarin
-Nama& Struktur
Kimia :
Na-2-oxo-3[(1 RS)-3-oxo-1-phenylbutyl]2H-1-
benzopiran-4-olate. C19H15NaO4
- Sifat Fisikokimia
:
Serbuk higroskopik berwarna putih. Sangat
mudah larut dalam alkohol dan larut dalam
aseton; sangat sedikit larut dalam diklorometan.
- Keterangan : Larutan 1% dalam air mempunyai pH : 7.2 - 8.3
Golongan/Kelas Terapi Obat Yang mempengaruhi darah
Nama Dagang - Warfarin
Eisai - Simarc 2
Indikasi
Profilaksis dan terapi thrombosis vena, embolism pulmonari dan
disorder thromboembolik, atrial fibrilasi dengan risiko embolism dan
sebagai tambahan pada profilaksis embolism sistemik setelah infark
miokardiak.
Dosis, Cara Pemberian dan Lama Pemberian
Oral dan anak : 0.05 - 0.34 mg/kg/hari, bayi < 12 bulan
memerlukan dosis sama dengan atau mendekati rentang ini, antikoagulasi
konsisten akan sulit untuk dipertahankan pada anak< 5 tahun.
Dewasa : dosis awal tergantung individu (pertimbangkan pasien
dengan gangguan fungsi hati, fungsi kardiak, status nutrisi, terapi lanjutan,
risiko pendarahan).
Awali dengan dosis 5-10 mg/hari, dosis pemeliharaan biasanya 2-10
mg setiap hari (mungkin diperlukan dosis loading dan pemeliharaan di luar
pedoman ini). Dosis awal yang lebih rendah diperlukan pasien dengan
gangguan fungsi hati, gizi buruk, gagal jantung kongestif, pasien lanjut
usia, risiko pendarahan dan pasien yang lemah kondisinya.
Dosis awal yang lebih tinggi dapat diberikan untuk pasien tertentu
(misalnya pasien yang menerima agen penginduksi enzim).
Farmakologi
Onset kerja : antikoagulan oral : 36-72 jam. Durasi 2-5 hari
Absorpsi : cepat
Metabolisme : dihati.
T½ eliminasi : 20-60 jam, rata-rata 40 jam, bervariasi antar individu.
Stabilitas Penyimpanan
Simpan pada tempat kedap udara, terhindar dari sinar matahari.
Setelah direkonstitusi dengan 2.7 mL air steril, sediaan stabil selama 4
jam pada suhu kamar.
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap warfarin atau komponen lain dalam sediaan,
hemoragi, hemofilia, trombositopenia purpura, leukemia, operasi mata
atau saraf, anestesia blok lumbar regional atau operasi besar lainnya,
pasien yang mengalami pendarahan pada saluran pencernaan,
pernapasan, aborsi, anuerism, defisiensi asam askorbat, riwayat
pendarahan diastesis, prostatektomi, poliartritis, pendarahan pada kolon,
hemoragi serebrovaskular, eklampsia dan pre-eklampsia, hipertensi tidak
terkontrol, penyakit hepatik parah, perikarditis atau efusi perikardial,
endokarditis bakteri sub akut, visceral carcinoma, setelah punktur spinal
dan diagnostik lain atau prosedur terapi untuk pendarahan signifikan,
riwayat nekrosis yang diinduksi warfarin, pasien tidak patuh, kehamilan.
Efek Samping
Antikoagulan, pendarahan, vasculitis,edema, syok hemoragi,
demam, lethargi, malaise, asthenia, nyeri, sakit kepala, pusing, stroke,
rash, dermatitis, urtikaria, pruritus, alopesia, anoreksia, mual, muntah,
kram perut, sakit abdominal, diare, flatulens, pendarahan intestinal,
gangguan rasa, ulkus mulut, hematuria, hemoragi, leukopenia, tempat
pendarahan yang tidak diketahui yang dapat diatasi dengan antikoagulasi,
hematoma retroperitonial, agranulositosis, luka pada hati, jaundice,
peningkatan transaminase, parethesia, osteoporosis, epitaksis,
hipersensitifitas dan reaksi alergi.
Interaksi
- Dengan Obat Lain :
Efek sitokrom P450 : Substrat CYP1A2 (minor), 2C8/9 (mayor),
2C19 (minor), 3A4 (minor), Inhibit : CYP2C8/9 (sedang), 2C19 (lemah).
Meningkatkan efek/toksisitas : Asetaminofen, allopurinol,
amiodaron, androgen, antifungi (imidazol), capecitabin, sefalosporin,
simetidin, inhibitor COX-2, inhibitor CYP2C8/9 (sedang/kuat),
disulfiram, etoposida, flukonazol, fluorourasil, glukagon, inhibitor HMG
CoA reduktase, ifosfamida, leflunomida,antibiotik makrolida,
metronidazol, obat inflamasi non steroid, orlistat, fenitoin, propafenon,
propoksifen, inhibitor pompa proton (omeperazol), kuinidin, antibiotik
kuinolon, ropirinol, salisilat, sulfinpirazon, derivat sulfonamida, derivat
tetrasiklin, produk tiroid, tigesiklin, treprostinil, antidepresan trisiklik,
vitamin A, E, voriconazol, zafirlukast dan zilueton. Penurunan efek :
Aminoglutetimida, agen anti thyroid, aprepitant, azatioprin, barbiturat,
bosentan, karbamazepin, inducer CYP2C8/9 (kuat), dikloksasilin,
glutetimida, griseofulvin, hormon kontrasepsi, merkaptopurin, nafsilin,
fitonadion, derivat rifamisin dan sulfasalazin.
- Dengan Makanan :
Hindari penggunaan etanol : etanol menurunkan metabolisme
warfarin dan meningkatkan PT, efek antikoagulan warfarin akan
menurun dengan adanya makanan mengandung vitamin K, vitamin E
meningkatkan efek warfarin. Jus cranberry akan meningkatkan efek
warfarin.
Pengaruh
- Terhadap Kehamilan : Faktor resiko : X
- Terhadap Ibu Menyusui : Warfarin tidak didistrubusikan ke dalam air
susu, hanya metabolitnya yang didistribusikan ke dalam air susu.
Bentuk Sediaan
Tablet 5 mg
Peringatan
Hipersensitif terhadap warfarin atau komponen lain dalam sediaan,
hemoragi, hemofilia, trombositopenia purpura, leukemia, operasi mata
atau saraf, anestesia blok lumbar regional atau operasi besar lainnya,
pasien yang mengalami pendarahan pada saluran pencernaan,
pernapasan, aborsi, anuerism, defisiensi asam askorbat, riwayat
pendarahan diastesis, prostatektomi, poliartritis, pendarahan pada kolon,
hemoragi serebrovaskular, eklampsia dan pre-eklampsia, hipertensi tidak
terkontrol, penyakit hepatik parah, perikarditis atau efusi perikardial,
endokarditis bakteri sub akut, visceral carcinoma, setelah punktur spinal
dan diagnostik lain atau prosedur terapi untuk pendarahan signifikan,
riwayat nekrosis yang diinduksi warfarin, pasien tidak patuh, kehamilan.
Informasi Pasien
1. Obat ini untuk mencegah pembekuan darah
2. Pergunakan obat ini benar-benar sesuai dengan petunjuk dokter.
Jangan dipakai berlebihan tanpa petunjuk dokter karena akan terjadi
perdarahan.
3. Lakukan kontrol darah secara teratur karena akan dapat menentukan
pemakaian dosis yang tepat.
4. Jangan mempergunakan obat lain selama penggunaan obat ini.
Mintalah petunjuk dan persetujuan dokter bila harus menggunakan obat
lain.
5. Sebaiknya dipergunakan obat dari merek yang sama jangan mengganti
dengan merek yang lain.
6. Selama mempergunakan obat ini jangan minum minuman yang
mengandung alkohol.
7. Segera ke dokter bila terjadi diare, pendarahan baik dari mulut, hidung
ataupun anggota tubuh lainya.
Mekanisme Aksi
Mempengaruhi sintesis faktor koagulasi yang tergantung vitamin K
(II, VII, IX, X) di hati.
DAFTAR PUSTAKA
Deep vein thrombosis. Wikipedia 2010 (cited 2010 Okt);1(1). Available
from: URL: http://en.wikipedia.org/wiki/Deep_vein_thrombosis
antikoagulan. Medicastore 2010 (cited 2010 Okt);1(1). Available from:
URL:
http://www.medicastore.com/med/detail_pyk.php?idktg=1&judul
=antikoagulan%20vena%20dalam&iddtl=645&UID=200802141
12827125.208.142.11
Mycek j, Mary farmakologi ulasan bergambar edisi II. Jakarta : Widya
medika
Dahlan M. Trombosis Arterial Tungkai Akut. Dalam : Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid I. Edisi 4. Jakarta : Pusat Penerbit IPD FK
UI;2007.
Top Related