7/18/2019 111208853 Referat Sinusitis
1/24
SINUSITIS
Muhammad Fajrianto, Asira Aris
I; PENDAHULUAN
Sinusitis adalah peradangan mukosa sinus paranasal. Definisi lain
menyebutkan, sinusitis adalah inflamasi dan pembengkakan membrana
mukosa sinus disertai nyeri lokal. Sesuai anatomi sinus yang terkena dapat
dibagi menjadi sinusitis maxilla, sinusitis ethmoid, sinusitis frontal, dan
sinusitis sphenoid. Bila mengenai beberapa sinus disebut multisinusitis
sedangkan bila mengenai semua sinus disebut paranasal sinusitis.(1,2)
ang paling sering ditemukan adalah sinusitis maxilla dan sinusitis
ethmoid, sedangkan sinusitis frontal dan sinusitis sphenoid lebih jarang
ditemukan. !ada anak hanya sinus maxilla dan sinus ethmoid yang
berkembang sedangkan sinus frontal dan sinus sphenoid mulai
berkembang pada anak berusia kurang lebih " tahun.(2)
Sinus maxilla merupakan sinus yang paling sering terinfeksi, oleh
karena (1) merupakan sinus paranasal terbesar, (2) letak ostiumnya lebih
tinggi dari dasar sehingga sekret dari sinus maxilla hanya tergantung dari
gerakan silia, (#) dasar sinus maxilla adalah dasar akar gigi (pro$essus
al%eolaris), sehingga infeksi pada gigi dapat menyebabkan sinusitis
maxilla, (&) ostium sinus maxilla terletak di meatus medius, di sekitar
hiatus semilunaris yang sempit, sehingga mudah tersumbat.(2)
'lasifikasi sinusitis dapat dikategorikan sebagai gejala berlangsung
kurang dari & minggu dimana dengan pengobatan yang tepat dan $epat
pasien bisa sembuh sepenuhnya. Sinusitis subakut merupakan
perkembangan gejala selama & hingga 12 minggu dan dinyatakan sinusitis
kronis bila gejala berlangsung melebihi # bulan.(#)
erdapat beberapa gejala dan tanda yang bisa membedakan antara
sinusitis akut, sinusitis subakut dan sinusitis kronis. Seperti radangradangakut timbul sebagai gejala sinusitis akut, hilangnya tanda radang akut dan
perubahan histologik mukosa sinus masih reversible adalah tanda bagi
sinusitis subkutan dan dikatakan sinusitis kronis ditandai dengan
7/18/2019 111208853 Referat Sinusitis
2/24
perubahan histologik mukosa irreversible, misalnya sudah berubah
menjadi jaringan granulasi atau polipoid.(2)
II; INSIDENSI DAN EPIDEMIOLOGI
Setiap 1 dari * orang de+asa di merika Serikat dideteksi positif
sinusitis dengan lebih dari #- juta manusia didiagnosa sinusitis setiap
tahun. Sinusitis lebih sering terjadi dari a+al musim gugur dan musim
semi. nsiden terjadinya sinusitis meningkat seiring dengan meningkatnya
kasus asma, alergi, dan penyakit traktus respiratorius lainnya. !erempuan
lebih sering terkena sinusitis dibandingkan lakilaki karena mereka lebih
sering kontak dengan anak ke$il. ngka perbandingannya 2-/ perempuan
disbanding 11.0/ lakilaki. Sinusitis lebih sering diderita oleh anakanak
dan de+asa muda akibat rentannya usia ini dengan infeksi hino%irus.(#)
III; ETIOLOGI
Seperti yang diketahui, terdapat banyak faktor menjadi penyebab
sesuatu penyakit timbul, antaranya faktor internal seperti daya tahan tubuh
yang menurun akibat defisiensi gii yang menyebabkan tubuh rentan
dijangkiti penyakit dan faktor eksternal seperti perubahan musim yang
ekstrim, terpapar lingkungan yang tinggi at kimia+i, debu, asap tembakau
dan lainlain.(#)
3aktorfaktor lokal tertentu juga dapat menjadi predisposisi penyakit
sinusitis, berupa deformitas rangka, alergi, gangguan geligi, benda asing
dan neoplasma. dapun agen etiologinya dapat berupa %irus, bakteri atau
jamur.
(&)
a. Virus, sinusitis %irus biasanya terjadi selama infeksi saluran napas
atas, infeksi %irus yang laim menyerang hidung dan nasofaring juga
menyerang sinus. 4ukosa sinus paranasalis berjalan kontinyu dengan
mukosa hidung dan penyakit %irus yang menyerang hidung perlu
di$urigai dapat meluas ke sinus. ntara agen %irus tersering
menyebabkan sinusitis antara lain5 hino%irus, influena %irus,
parainfluena %irus dan adeno%irus.(&)
b; Bakteri, organisme penyebab tersering sinusitis akut mungkin sama
dengan penyebab otitis media. ang sering ditemukan antara lain:
Streptococcus pneumonia, Haemophilus influenza, Branhamella
7/18/2019 111208853 Referat Sinusitis
3/24
cataralis, Streptococcus alfa, Staphylococcus aureus dan
Streptococcus pyogenes !enyebab dari sinusitis kronik hampir sama
dengan bakteri penyebab sinusitis akut. 6amun karena sinusitis kronik
berhubungan dengan drainase yang kurang adekuat ataupun fungsi
mukosiliar yang terganggu, maka agen infeksi yang terlibat $enderung
bersifat opportunistik, dimana proporsi terbesar merupakan bakteri
anaerob (!eptostreptococcus, "orynobacterium, Bacteroides, dan
#eillonella).(&)
c; Jamur, biasanya terjadi pada pasien dengan diabetes, terapi
immunosupresif, dan immunodefisiensi misalnya pada penderita
DS. 7amur penyebab infeksi biasanya berasal dari genus spergillus
dan 8ygomy$etes.(0)
IV. ANATOMI
9idung adalah organ pen$iuman dan jalan utama untuk udara masuk
dan keluar dari paru. 4anusia mempunyai sekitar 12 rongga di sepanjang
superior dan bagian lateral rongga hidung. Sinussinus ini membentuk
rongga di dalam tulang +ajah yaitu sinus maxillaris, sinus frontalis, sinus
ethmoidalis dan sinus sphenoidalis.(:)
;ambar 1. natomi sinus paranasalis (dikutip dari kepustakaan no.*)
7/18/2019 111208853 Referat Sinusitis
4/24
a. Sinus Maxillaris
Sinus ini merupakan sinus paranasalis yang terbesar. Berbentuk pyramid.
Dinding anterior sinus adalah permukaan fasial os maksila yang disebut fossa
kanina, dinding posteriornya adalah permukaan infratemporal maxilla,
dinding medialnya adalah dinding lateral rongga hidung, dinding superiornya
ialah dasar orbita dan dinding inferiornya ialah prosessus al%eolaris dan
palatum.(&)
. Sinus !r"ntalis
Sinus frontalis terletak di os frontal, terbagi dua kanan dan kiri yang
biasanya tidak simetris, satu lebih besar daripada lainnya dan dipisahkan oleh
sekat yang terletak digaris tengah. Sinus frontalis biasanya tersekatsekat dan
tepi sinus berlekuklekuk. Dipisahkan oleh tulang yang relatif tipis dari orbita
dan fossa serebri anterior, sehingga infeksi dari sinus frontalis mudah
menyebar ke daerah ini.(&)
#. Sinus Et$m"i%alis
Sinus ini beronggarongga, terdiri dari selsel yang menyerupai sarang
ta+on yang terdapat di dalam massa bagian lateral os ethmoid, yang terletak
diantara konka media dan dinding medial orbita. Berdasarkan letaknya, sinus
ethmoidalis dibagi menjadi sinus ethmoidalis anterior dan posterior. Sinus
ethmoidalis anterior bermuara di meatus medius dan sinus ethmoidalis
posterior bermuara di meatus superior.(&)
%. Sinus s&$en"i%alis
Sinus sphenoidalis terletak dalam os sphenoid di belakang sinus
ethmoidalis posterior. Sinus sphenoidalis dibagi oleh dua sekat yang disebut
septum intersphenoid. Batasbatasnya adalah sebelah superior terdapat fossa
serebri median dan kelenjar hipofise, sebelah inferiornya atap nasofaring,
sebelah lateral berbatasan dengan sinus $a%ernosus dan arteri karotis interna
(sering tampak sebagai indentasi), dan sebelah posteriornya berbatasan dengan
fossa serebri posterior di daerah pons.
(&)
7/18/2019 111208853 Referat Sinusitis
5/24
V. DIAGNOSIS
Gamaran 'linis
'eluhan utama rhinosinusitis akut adalah hidung sumbat disertai nyeri)
;ambar #. 3oto kon%ensional $ald+ell posisi ! menunjukkan air fluid le%el pada sinus
maxillaris merupakan gambaran sinusitis akut. (dikutip dari kepustakaan ")
%. *"t" lateral ke&ala
Dilakukan dengan film terletak di sebelah lateral dengan sentrasi di luar
kantus mata, sehingga dinding posterior dan dasar sinus maksilaris berhimpit satu
sama lain. (")
7/18/2019 111208853 Referat Sinusitis
8/24
;ambar &. 3oto lateral kepala (dikutip dari kepustakaan >)
;ambar 0. 3oto lateral menunjukkan gambaran air fluid le%el di sinus maksilla (dikutip dari
kepustakaan #)
7/18/2019 111208853 Referat Sinusitis
9/24
!ada sinusitis tampak 5
-penebalan mukosa
- air fluid le%el (kadangkadang)
-perselubungan homogen pada satu atau lebih sinus para nasal
-penebalan dinding sinus dengan sklerotik (pada kasuskasus kronik)(1)
e. *"t" ke&ala P"sisi Sument"-erti#al
3oto diambil dengan meletakkan film pada %ertex, kepala pasien
menengadah sehingga garis infraorbito meatal sejajar dengan film. Sentrasi tegak
lurus film dalam bidang midsagital melaluisella turcicakearah %ertex. !osisi ini
biasa untuk melihat sinus frontalis dan dinding posterior sinus maxillaris.(")
;ambar :. 3oto kepala posisi submento%erteks (dikutip dari kepustakaan >)
7/18/2019 111208853 Referat Sinusitis
10/24
!. *"t" &"sisi Waters
3oto ini dilakukan dengan posisi dimana kepala menghadap film, garis
orbito meatus membentuk sudut #*- dengan film. !ada foto ini, se$ara ideal
piramid tulang petrosum diproyeksikan pada dasar sinus maxillaris sehingga
kedua sinus maxillaris dapat die%aluasi sepenuhnya. 3oto )aters umumnya
dilakukan pada keadaan mulut tertutup. !ada posisi mulut terbuka akan dapat
menilai dinding posterior sinus sphenoid dengan baik.(")
;ambar *. 3oto posisi )aters(dikutip dari kepustakaan >)
). *"t" &"sisi Rhese
7/18/2019 111208853 Referat Sinusitis
11/24
!osisi*heseatau obli+uedapat menge%aluasi bagian posterior sinus ethmoidalis,kanalis optikus, dan lantai dasar orbita sisi lain.
(")
;ambar ". 3oto posisi*hese(dikutip dari kepustakaan ")
$. *"t" ke&ala &"sisi Towne
!osisi ini diambil dengan berbagai %ariasi sudut angulasi antara #--:-
-ke
arah garis orbitomeatal. Sentrasi dari depan kirakira " $m diatas glabela dari foto
polos kepala dalam bidang midsagital.proyeksi ini paling baik untuk menganalisis
dinding posterior sinus maxillaris, fisura orbitalis inferior, kondilus mandibularis
dan arkus igomatikus posterior.(")
; Pemeriksaan T"m")ram.
!emeriksaan tomogram pada sinus paranasal biasanya digunakan
multidirection tomogram Sejak digunakannya ?S$an, pemeriksaan tomogram
sudah jarang digunakan. etapi pada fraktur daerah sinus paranasal, pemeriksaan
tomogram merupakan suatu teknik yang terbaik untuk menyajikan frakturfraktur
tersebut dibandingkan dengan pemeriksaan axial dan $oronal ?S$an. !ada
!emeriksaan omogram biasanya dilakukan pada kepala dengan posisi ! atau
)aters.(")
7/18/2019 111208853 Referat Sinusitis
12/24
;ambar >. 3oto posisi &o(ne(di kutip dari kepustakaan ")
; Pemeriksaan T/S#an
!emeriksaan ?S$an sekarang merupakan pemeriksaan yang sangat
unggul untuk mempelajari sinus paranasal, karena dapat menganalisis dengan baik
tulangtulang se$ara rin$i dan bentukbentuk jaringan lunak, irisan axial
merupakan standar pemeriksaan paling baik yang dilakukan dalam bidang inferiororbitomeatal (@4). !emeriksaan ini dapat menganalisis perluasan penyakit dari
gigi geligi, sinussinus dan palatum, terrmasuk ekstensi intrakranial dari sinus
frontalis.(1-)
7/18/2019 111208853 Referat Sinusitis
13/24
;ambar 1-. 3oto normal ? S$an sinus 4axilla (dikutip dari kepustakaan ")
;ambar 11. 3oto ? s$an posisi $oronal memperlihatkan gambaran sinusitis maxilla
dengan penebalan dinding mukosa di sinus maxilla kanan. (dikutip dari kepustakaan 1*)
10
7/18/2019 111208853 Referat Sinusitis
14/24
!ada kasuskasus sinusitis sphenoid, kirakira 0-/ foto polos sinus
sphenoidalis yang normal, tapi apabila dilakukan pemeriksaan ?S$an, maka
tampak kelainan pada mukosa berupa penebalan.(1)
;ambar 12. 3oto ?S$an axial memperlihatkan gambaran sinusitis ethmoid dan
sphenoid dextra dengan destruksi dinding lateral sinus sphenoid dextra (dikutip dari kepustakaan
#)
!ansinusitis adalah suatu keadaan dimana terdapat perselubungan pada
seluruh sinussinus. pabila perselubungan masih tetap ada sampai 2# minggu
setelah terapi konser%atif perlu dilakukan pemeriksaan ?S$an. 9alhal yang
mungkin terjadi pada kasus tersebut, ialah5
- 'ista retensi yang luas, pada pemeriksaan ?S$an terlihat gambaran air
fluid le%el
- !olip yang mengisi ruang sinus
- !olip antrakoana
- 4asa pada ka%um nasi yang menyumbat sinus
- 4ukokel, pada foto polos tampak gambaran radioopak berbatas tegas
berbentuk kon%eks dengan penebalan dinding mukosa disekitarnya. !ada
mukokel didaerah sinus etmoidalis sukar dideteksi dengan foto polos,
tetapi dapat dideteksi dengan pemeriksaan ?.
umor(1)
1:
7/18/2019 111208853 Referat Sinusitis
15/24
; Pemeriksaan M(I
4 memberikan gambaran yang lebih baik dalam membedakan strukturjaringan lunak dalam sinus. 'adang digunakan dalam kasus suspek tumor dan
sinusitis fungal. Sebaliknya, 4 tidak mempunyai keuntungan dibandingkan
dengan ? S$an dalam menge%aluasi sinusitis. 4 memberi hasil positif palsu
yang tinggi, penggambaran tulang yang kurang, dan biaya yang mahal. 4
membutuhkan +aktu lama dalam penyelesaiannya dibandingkan dengan ? S$an
yang relatif $ukup $epat dan sulit dilakukan pada pasien klaustrofobia.(1-)
4 mungkin merupakan pilihan terbaik untuk mendeteksi dan mengenalimukokel. 4 dengan kontras merupakan teknik terbaik untuk mendeteksi
empiema subdural atau epidural.(11)
;ambar 1#. 3oto 4 normal sinus. (dikutip dari kepustakaan #)
7/18/2019 111208853 Referat Sinusitis
16/24
;ambar 1&. 3oto 4 menunjukkan ekstensi intraorbital sinus ethmoid bagian kanan
(dikutip dari kepustakaan #)
V; DIAGNOSIS BANDING
Dia)n"sis an%in) %ari sinusitis &aranasalis 0aitu1
2. *ir"sa kistik
!ada gambaran ? S$an, lebih dari >-/ pasien fibrosa kistik juga terdapat
gambaran seperti sinusitis kronik yaitu tampak gambaran perselubungan dan
displa$ement dari dinding lateral $a%um nasi pada meatus medius. ampak pula
pembengkakan pada dinding lateral $a%um nasi dengan penumpukan mu$us pada
sinus maxillaris.(12)
7/18/2019 111208853 Referat Sinusitis
17/24
;ambar 12. 3oto ? S$an xial memperlihatkan gambaran penumpukan di sinus
maxilla. (dikutip dari kepustakaan 12)
3. P"li& Nasi
!ada gambaran ? S$an tampak pembesaran< penebalan dinding nasal
lateral, polip antral$hoanal juga dapat memberikan gambaran perselubungan pada
sinus maxillaris dengan lesi yang menonjol ke atas dari antrum maxillaris ke
$hoanae.(1#)
;ambar 1#. 3oto ? S$an $oronal. ampak opaAue seluruh sinus paransalis dengan soft tissuememenuhi $a%um nasi.(dikutip dari kepustakaan 1:).
7/18/2019 111208853 Referat Sinusitis
18/24
VI. PENGOBATAN
ujuan terapi sinusitis ialah memper$epat penyembuhan, men$egahkomplikasi dan men$egah akut menjadi kronik. !rinsip pengobatan ialah
membuka sumbatan di kompleks ostiomeatal ('@4) sehingga drainase dan
%entilasi sinussinus pulih se$ara alami.(2)
!enatalaksanaan sinusitis supuratif dapat dibagi menjadi penatalaksanaan
medis dan penatalaksanaan bedah. !enatalaksanaan bedah dapat berupa
penatalaksanaan bedah minor, pembedahan di poliklinik atau inter%ensi di ruang
operasi.(1&)
2. Penatalaksanaan Me%is
'arena sebagian besar infeksi sinusitis supuratif akut disebabkan oleh
organisme grampositif yang kebanyakannya iplococcus pneumonia,
Staphylococcus aureus, Steptococcus (grup ,B,dan D), dan Heamophilus
influenza (gram negatif) disertai hospes organisme anaerob, maka terapi
terpilihnya penisilin ;. !enisilin ; juga merupakan pilihan yang baik terapi a+al
dan definiti%e untuk kokus gram negatif, basal gram positif dan gram negati%e. ni
kun$i utama penatalaksanaan medis pada sinusitis supuratif akut. ntuk
Hinfluenza, diindikasikan pemberian ampisilin.(10)
erapi antibioti$ harud diteruskan minimum 1 minggu setelah gejala
terkontrol. Cama terapi ratarata 1- hari. 'arena banyaknya distribusi ke sinus
sinus yang terlibat, perlu mempertahankan kadar antibiotika yang adekuat= bila
tidak, mungkin terjadi sinusitis supuratif kronik. .(1&)
indakan lain yang dapat dilakukan untuk membantu memperbaiki
drainase dan pembersihan se$ret dari sinus. ntuk sinusitis maxillaris dilakukan
pungsi dan irigasi sinus, sedangkan untuk sinusitis ethmoidalis frontalis dan
sinusitis sphenoidalis dilakukan tindakan pen$u$ian !roet. rigasi dan pen$u$ian
dilakukan 2 kali dalam seminggu. Bila setelah 0 atau : kali tidak ada perbaikan
dan klinis masih tetap banyak se$ret purulen, maka perlu dilakukan bedah radikal.(2)
7/18/2019 111208853 Referat Sinusitis
19/24
ntuk pasien yang menderita alergi, pengobatan alergi yang dijalani
bermanfaat. !engontrolan lingkungan, steroid topi$al, dan imunoterapi dapat
men$egah eksesarbasi rhinitis sehingga men$egah perkembangannya menjadi
sinusitis. .(10)
3. Penatalaksanaan Be%a$
9arus dipertimbangkan penatalaksanaan bedah untuk mempermudah
drainase sinus yang terkena serta mengeluarkan mukosa yang sakit. 9al ini
diperlukan (1) bila teran$am komplikasi, (2) untuk menghilangkan nyeri hebat,
dan (#) bila pasien tidak berespon terhadapat terapi medis. .(1&)
a) !embedahan adikal
!embedahan radikal yaitu pengangkatan mukosa yang patologik dan
membuat drainase dari sinus yang terkena. ntuk sinus maxillaris
dilakukan operasi ?ald+elllu$, sedangkan untuk sinus ethmoidalis
dilakukan ethmoidektomi yang bisa dilakukan dari dalam hidung
(intranasal) atau dari luar (ekstranasal). Drainase sekret pada sinus
frontalis dapat dilakukan dari dalam hidung (intranasal) atau dari luar
(ekstranasal) seperti dalam operasi 'ilian. Drainase sinus sphenoidalis
dilakukan dari dalam hidung (intranasal). .(2)
b) !embedahan 6onadikal
khirakhir ini dikembangkan metode operasi sinus paranasal dengan
menggunakan endoskop yang disebut Bedah Sinus ndoskop 3ungsional
(BS3). !rinsipnya ialah membuka dan membersihkan daerah kompleks
ostiomeatal yang menjadi sumber sumbatan dan infeksi, sehingga %entilasi
dan drainase sinus dapat lan$ar kembali melalui ostium alami. Dengan
demikian mukosa sinus akan kembali normal. .(2)
VII. 'OMPLI'ASI
'omplikasi sinusitis akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas bila
tidak mendapatkan penanganan yang baik dan adekuat. Cetak sinus paranasal
21
7/18/2019 111208853 Referat Sinusitis
20/24
yang berdekatan dengan mata dan kranial sangat berperan pada infeksi sinusitis
akut ataupun kronik. .
(2)
Beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab terjadinya komplikasi
antara lain karena 5 1). terapi yang tidak adekuat, 2). daya tahan tubuh yang
rendah #). %irulensi kuman dan &). penanganan tindakan operatif (yang
seharusnya) terlambat dilakukan.(2)
'omplikasi yang sering ditimbulkan antara lain sebagai berikut5
2. '"m&likasi ke mata
Se$ara anatomi perbatasan daerah mata dan sinus sangat tipis 5 batas
medial sinus ethmoid dan sphenoid, batas superior sinus frontal dan batas inferior
sinus maxilla. Sinusitis merupakan salah satu penyebab utama infeksi orbita. !ada
era pre antibiotik hampir 0- / terjadi komplikasi ke mata, 1* / berlanjut ke
meningen dan 2- / terjadi kebutaan. .(&,10)
'omplikasi ke orbita dapat terjadi pada segala usia, tetapi pada anakanak
lebih sering. nter%ensi tindakan operatif lebih banyak dilakukan pada anakanak
yang lebih besar dan de+asa. thmoiditis sering menimbulkan komplikasi ke
orbita, diikuti sinusitis frontal dan maxilla.(2)
3. '"m&likasi intrakranial
'omplikasi intrakranial dapat terjadi pada infeksi sinus yang akut,
ekaserbasi akut ataupun kronik. 'omplikasi ini lebih sering pada lakilaki de+asa
diduga ada faktor predileksi yang berhubungan dengan pertumbuhan tulang
frontal dan meluasnya sistem anyaman pembuluh darah yang terbentuk.(&)
Beberapa tahap komplikasi intrakranial yang dikenal 5
1. @steomielitis 5 penyebaran infeksi melalui anyaman pembuluh darah ke tulang
kranium menyebabkan osteitis yang akan mengakibatkan erosi pada bagian
anterior tulang frontal. ;ejala tampak odem yang terbatas pada dahi di ba+ah
kulit dan penimbunan pus di superiosteum.(&,1:)
2. pidural abses terdapat timbunan pus diantara duramater dan ruang kranium
yang sering tampak pada tulang frontal dimana duramater melekat longgar pada
tulang dahi. ;ejala sangat ringan, tanpa ada gangguan neurologi, ada nyeri kepala
yang makin lama dirasakan makin berat dan sedikit demam. .(&)
22
7/18/2019 111208853 Referat Sinusitis
21/24
3; Subdural empiema, terjadi karena retrograde tromboplebitis ataupun
penyebaran langsung dari abses epidural. ;ejala nyeri kepala hebat, ada tandatanda iskemik
7/18/2019 111208853 Referat Sinusitis
22/24
;ambar 1&. 3oto ? S$an orbita posterior. kstansi dari sinusitis maxillaris ke dalam
orbita. (dikutip dari kepustakaan 1:)
VIII. P(OGNOSIS
Sinusitis akut memiliki prognosis yang sangat baik, dengan perkiraan
*-/ penderita sembuh tanpa pengobatan. Sedangkan sinusitis kronik memiliki
prognosis yang ber%ariasi. 7ika penyebabnya adalah kelainan anatomi dan
telah diterapi dengan bedah, maka prognosisnya baik.lebih dari >-/ pasien
membaik dengan inter%ensi bedah, namun pasien ini kadang mengalami
kekambuhan. .(10)
7/18/2019 111208853 Referat Sinusitis
23/24
D3 !S'
1; usdy ;haali 4alueka, Sinus !aranasal (S!6). Sinusitis. Dalam5adiologi Diagnostik, ogyakarta5 !ustaka ?endekia !ress ogyakarta,
$etakan ketiga= april 2-11, p. 11:11"
2; Soetjipto D, 4angunkusumo . Sinusitis. Dalam5 Soepardi , iskandar
6, Bashiruddin 7, estuti D. Buku jar lmu 'esehatan elinga 9idung
enggorok 'epala Ceher. disi 'eenam. 7akarta 5 Balai !enerbit 3'=
2--1.hal.10-#
3; thak Brook,4D,4S$. pidemiology of $ute Sinusitis. pdated pr 2,
2-12. %ailable from5 http
7/18/2019 111208853 Referat Sinusitis
24/24
11;6i$oll D, 4$!hee S7, !ignone 4, ?hou 4, Detmer I4. Sinusitis. n5
!o$ket ;uide o Diagnosti$ est. hird dition. San 3ran$is$o5 Cippin$ott
Iilliams FIilkins !ublisher,1>>>.p.2-"
12; 4urray 6. Sinonasal 4anifestations of ?ysti$ 3ibrosis. n5 4eyers D,
4D. 2-11 J$ited 2-11 7uly *K. %ailable from5 http5