MANAJEMEN PADA KEGIATAN DAKWAH DEWAN
PENGURUS DAERAH BADAN KOMUNIKASI PEMUDA DAN
REMAJA MASJID INDONESIA (DPD BKPRMI) JAKARTA
SELATAN
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi persyaratan meraih
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Disusun Oleh :
Ta’miruddin Sya’bana
1110053000033
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1436 H./2014 M.
i
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan memperoleh gelar di Strata Satu (S-1) di Universitas
Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan in telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam
Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta.
ii
ABSTRAK
Ta’miruddin Sya’bana, 1110053000033
Manajemen Pada Kegiatan Dakwah Dewan Pengurus Daerah Badan
Komunikasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia (DPD BKPRMI) Jakarta
Selatan
Sebagai lembaga dakwah tentu kegiatan/program dakwah merupakan
prioritas yang utama, karenanya semua itu merupakan tugas dan sebagai sumber
poros berjalannya lembaga tersebut. Peran dakwah sebagai salah satu bentuk
untuk merubah seseorang menjadi lebih baik, tentu sangatlah dibutuhkan di setiap
lapisan masyarakat karena sebagai benteng diri dalam menghadapi kemerosotan
moral yang akhir-akhir ini sudah banyak terjadi.
Badan Komunikasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia Jakarta Selatan
merupakan salah satu lembaga dakwah yang lebih bergerak pada tataran generasi
muda Islam. Disadari atau tidak, ternyata BKPRMI mampu memberikan sentuhan
yang berbeda untuk dapat menciptakan generasi muda Islam yang lebih baik dan
berbasis pada masjid.
Dalam segala bentuk pengaplikasian kegiatan dakwahnya yang dilakukan,
disini manajemen menjadi alat yang sangat dibutuhkan untuk mengatur pada
setiap lini kegiatan dakwah yang sudah terprogram. Tentu dengan adanya
manajemen, SDM yang ada mampu bekerja secara maksimal dan
program/kegiatan yang sudah direncanakan akan berjalan secara efektif (berdaya
guna) dan efisien (berhasil guna).
Setelah penulis menelaah, hal ini menunjukkan bahwa manajemen pada
kegiatan dakwah yang dilakukan Dewan Pengurus Daerah BKPRMI Jakarta
Selatan sudah berjalan dengan baik sesuai prinsip dan fungsi manajemen modern.
Sehingga berdampak positif pada kegiatan dakwah yang sudah ada. Dan yang
menjadi subjek penelitian ini adalah pengurus dan anggota yang terlibat di Dewan
Pengurus Daerah BKPRMI Jakarta Selatan. Teknik analisis data yang digunakan
pada penulisan ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan nikmat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya, kepada penulis, sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Manajemen Pada
Kegiatan Dakwah Dewan Pengurus Daerah Badan Komunikasi Pemuda dan
Remaja Masjid Indonesia (DPD BKPRMI) Jakarta Selatan”.
Shalawat dan salam dicurahkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad
SAW, sebagai pembawa cahaya kebenaran dan penyempurnaa akhlak.
Skripsi ini penulis ajukan guna memenuhi salah satu persyaratan untuk
menempuh Ujian Sarjana (Strata-1) di Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Skripsi ini adalah buah dari proses yang sangat panjang. Serta
diberikannya segenap motivasi, kesabaran, kerja keras, serta doa dari seluruh
orang yang mensupport penulis, akan sangat mustahil bagi penulis untuk dapat
menjalani tahap demi tahap dalam kehidupan akademik di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Ada banyak tangan, sumbangan pikiran dan tenaga yang
ikut ambil bagian didalamnya sejak penyusunan hingga selesainya skripsi ini.
Oleh karena itu penulis juga ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya atas segala dorongan, bantuan moril maupun materil serta segala
bimbingannya kepada :
1. Bapak Dr. Arief Subhan, MA. Selaku Dekan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
iv
2. Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA. Selaku Ketua Jurusan Manajemen
Dakwah Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Drs. Mulkanasir, MA. Selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Dakwah
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Drs. Muhammad Luthfi, M.Ag. Selaku Dosen Pembimbing dalam
menyusun skripsi ini, yang telah banyak memberikan bimbingan dengan
penuh bijaksana serta kritikan, ilmu dan motivasi kepada penulis guna
selesainya skripsi ini.
5. Bapak Prof. Dr. Sudarnoto, selaku pembantu rektor III bagian kemahasiswaan
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah banyak memberikan spirit
motivasi untuk terus menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, khususnya di Jurusan Manajemen Dakwah yang telah
mendidik dan memberikan ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan
di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Terima kasih penulis ucapkan kepada Kedua Orang Tua Tercinta Drs. H
Maswan HM M.Pd.i dan Hj Herlina S.Pd.i yang telah membesarkan dan
mendidik penulis dengan penuh ikhlas dan tanpa pamrih. Penulis berterima
kasih karena berkat do’a dan dorongan motivasi setiap hari yang diberikan
oleh beliau, penulis mampu memiliki rasa tanggung jawab penuh untuk dapat
menyelesaikan jenjang Strata Satu ini. Serta kepada Adik-adik yang penulis
banggakan, yaitu Ahmad Hudori Syahri, Ahmad Katsiri Agung, dan
Muhammad Zaid Fauzi untuk dukungan dan dorongan yang kalian berikan.
8. Kepada Bapak Andri Anas selaku Ketua Umum (DPD) BKPRMI Jakarta
Selatan, saudara Abdul Aziz selaku Sekretaris Umum (DPD) BKPRMI Jakarta
v
Selatan, Azki Erlangga selaku Bendahara Umum (DPD) BKPRMI Jakarta
Selatan, dan para anggota pada bidang-bidang maupun remaja masjid yang
terlibat di (DPD) BKPRMI Jakarta Selatan. Penulis mengucapkan terimakasih
atas bantuan penelitian yang telah disediakan.
9. Kepada para sahabat-sahabat PMII KOMFAKDA maupun KOMPABANGSA
yaitu Didik Setyawan, Matsalul Jaki, Sirojuddin, Said, Faiz Mubarok, Didi
Triadi serta yang lainnya telah banyak memberikan motivasi, ilmu, dan
masukan untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.
10. Terima kasih untuk teman-teman MD A angkatan 2010, serta sahabat kelas
Nurul Husna, Ahmad Nursyamsi, Alung dan Siro yang banyak memberikan
canda tawa dan hiburan, semoga pintu kesuksesaan terus menghampiri kita
semua.
11. Terima kasih untuk teman-teman di Jakampus UIN yang selalu loyal dan terus
mensuport penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Akhir kata, semoga skripsi ini berguna dan bermanfaat bagi para pembaca
dan semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada kita semua
Amin.
Jakarta, 4 November 2014
Ta’miruddin Sya’bana
vi
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................... i
ABSTRAK .............................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ................................................. 5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 6
D. Metodelogi Penelitian ....................................................................... 7
E. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 9
F. Sistematika Penulisan ..................................................................... 10
BAB II LANDASAN TEORI
A. Manajemen ..................................................................................... 12
1. Pengertian Manajemen .............................................................. 12
2. Unsur-Unsur Manajemen .......................................................... 15
3. Fungsi Manajemen .................................................................... 17
4. Tahapan dan Penerapan Manajemen ......................................... 23
B. Dakwah .......................................................................................... 26
1. Pengertian Dakwah ..................................................................... 26
2. Unsur-unsur Dakwah ................................................................. 29
3. Penerapan Manajemen dalam Dakwah ...................................... 36
vii
C. Remaja Masjid ............................................................................... 39
1. Pengertian Remaja Masjid .......................................................... 39
2. Remaja Masjid Sebagai Lembaga Dakwah ............................... 42
BAB III GAMBARAN UMUM DEWAN PENGURUS DAERAH
BADAN KOMUNIKASI PEMUDA DAN REMAJA
MASJID INDONESIA JAKARTA SELATAN
A. Sejarah Berdirinya .......................................................................... 44
B. Visi, Misi dan Tujuan .................................................................... 47
C. Organisasi Kepengurusan .............................................................. 50
D. Program dan Bentuk Kegiatan ....................................................... 56
E. Sarana dan Prasarana ..................................................................... 60
BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
PADA KEGIATAN DAKWAH DEWAN PENGURUS
DAERAH BADAN KOMUNIKASI PEMUDA DAN
REMAJA MASJID INDONESIAJAKARTA SELATAN
A. Deskripsi Informan (Subjek Penelitian) ....................................... 62
B. Kegiatan Dakwah DPD BKPRMI Jakarta Selatan ...................... 65
C. Program Manajemen Dakwah DPD BKPRMI Jakarta
Selatan .......................................................................................... 70
D. Analisis Manajemen pada Kegiatan Dakwah DPD BKPRMI
Jakarta Selatan .............................................................................. 76
viii
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 87
B. Saran .............................................................................................. 91
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya manajemen merupakan suatu perencanaan yang sangat
berperan penting pada kehidupan sehari-hari. Karena segala sesuatunya
apabila ingin tercapai dengan baik maka harus adanya penerapan manajemen
secara baik atau dalam hal ini bisa disebut juga sebagai pengaturan.
Manajemen yang dapat dikategorisasikan sebagai ilmu (science), maupun
sebagai seni (art), pada mulanya tumbuh dan berkembang dikalangan dunia
industri dan perusahaan (bussiness). Akan tetapi dalam perkembangan
selanjutnya ternyata sangat diperlukan dan bermanfaat bagi setiap usaha dalam
berbagai lapangan.
Pada zaman modern sekarang ini boleh dikatakan tidak ada suatu usaha
kerjasama manusia untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang tidak
mempergunakan manajemen. Maka usaha dakwah yang lebih luas dan
complicated dibandingkan dengan kegiatan bussiness, tentulah tidak dapat
berjalan secara efektif dan efisien, apabila tidak disertai dengan manajemen.
Dengan demikian, penggunaan prinsip-prinsip manajemen dalam proses
penyelenggaraan dakwah adalah conditio sine qua non.1
Islam merupakan salah satu dorongan yang bersifat rohani yang
menimbulkan untuk senantiasa aktif dalam melakukan kegiatan dakwah.
Kemajuan dan kemunduran umat Islam, sangat berkaitan erat dengan kegiatan
1
Abdul Rosyad Shaleh, Manajemen Da’wah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1993), Cet-
3. h. 4.
2
dakwah yang dilakukan. Kata “dakwah” berasal dari bahasa arab yang artinya
ajakan, seruan, panggilan, undangan. Jadi definisi dakwah secara umum
adalah suatu ilmu pengetahuan yang berisi ajaran–ajaran dan tuntuan–
tuntunan, bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia untuk menganut,
menyetujui, melaksanakan suatu idiologi pendapat pekerjaan tertentu.
Adapun definisi ilmu dakwah menurut Islam adalah mengajak manusia
dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan
untuk kemaslahatan dan kebahagiaan mereka didunia dan akhirat.2
Dakwah sebagai ajakan juga bisa dilihat dari peranan budaya yang
dapat dilihat bagaimana komunikasi terhadap budaya itu sendiri dilihat dari
berbagai level, komunikator, level keluarga, komunikasi antar pribadi, orang
yang berbeda jenis kelamin, etnis dan ras serta komunikasi antar kelompok,
komunikasi organisasi, komunikasi politik tingkat nasional dan internasional.3
Berangkat dari masalah di atas, maka suatu organisasi/lembaga dakwah
merupakan pilihan positif dalam rangka pembinaan ajaran Islam yang
Rahmatanlil’alamin, terlebih konteks ini mengarah kepada para
pemuda/remaja. Contohnya seperti badan remaja masjid, dimana hal tersebut
mampu memberikan wadah yang positif yaitu kreatifitas dengan tetap
menjunjung tinggi nilai–nilai agama sebagai penggerak semua aktivitas.
Manajemen berperan sebagai alat untuk membantu terlaksananya dakwah agar
lebih efektif dan efisien. Di mana sumber daya manusia sebagai poros dan
mengerucut pemuda sebagai pelaku utamanya. Pemuda yang akan berperan
2 Toha Jahja Omar, Ilmu Dakwah, (Jakarta : Widjaya Jakarta, 1967), Cet. Ke-1. h. 10. 3 Armawati Arbi, Dakwah dan komunikasi, (Jakarta:UIN Jakarta Press, 2003) , h. 171.
3
dalam mengembangkan dakwah adalah pemuda yang memiliki iman yang
mantap, ilmu yang memadai dan amal yang ihsani. Ketiganya harus menyatu
pada diri pemuda yang akan mengembangkan dakwah Islam. Ilmu berguna
memperkaya pengetahuan dan menjadi faktor komplementer dari pemaknaan
terhadap keimanan dan kehidupan, dan amal merupakan upaya keteladanan
sebagai juru dakwah yang akan menjadi tuntunan (orang yang didakwahi).
Perkataan dakwah secara etimologis (kebahasaan) merupakan bentuk mashdar
dari kata da’a, yad’u, da’watan yang berarti memanggil, menundang,
mengajak, mendorong dan menghimpun manusia untuk suatu perkara dan
menganjurkan untuk mengamalkannya.4
Untuk itu, penerapan manajemen pada kegiatan dakwah dianggap perlu
dan kedepan harus mengantarkan terbinanya solidaritas dan kerja sama dalam
menyelesaikan persoalan umat terutama pada kaum muda yang memang
merupakan bibit generasi Islam yang didambakan nantinya. Untuk itu,
koordinasi menyeluruh antar organisasi bidang dakwah harus terwujud. Jika
kepercayaan bisa diwujudkan, maka dakwah kolaboratif bisa terwujud. Oleh
karena itu hakikat dakwah Islam telah berlangsung lama yang intinya adalah
sebuah proses dan upaya tabligh dalam arti menyampaikan kebenaran ajaran
agama untuk membangun tatanan kehidupan yang lebih baik.
Keseluruhannya semakin dibutuhkan manakala kita melihat begitu
pengapnya dunia modernisme yang terbaratkan (westernisasi dan sekulerisasi)
karena telah menutup ruang-ruang, ventilasi pada kehidupan manusia di mana
4 Jum’ah Amin Abdul Aziz, Prinsip Kaidah Dakwah Islam (Solo : Era Intermedia 2000),
Cet ke-3. h. 24.
4
agama sejatinya menyinarinya. Karenanya para pemuda juga harus dapat
membaca prospek dan tantangan dakwah ke depan muaranya pada massifnya
gerakan dakwah yang akan menghantarkan pada ampunan Allah Swt dan
keberkahan negeri Indonesia. Persoalan yang kita hadapi sekarang adalah
tantangan dakwah yang semakin hebat, baik yang bersifat internal maupun
eksternal, dimana tujuannya mampu menciptakan masyarakat madani yang
bersyariatkan Islami.
Serta pada hakikatnya, dakwah Islam merupakan aktualisasi imani
(teologis) yang dimanifestasikan dalam suatu kegiatan manusia beriman dalam
bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi
cara merasa, berpikir, bersikap dan bertindak manusia pada dataran kenyataan
individual dan sosio–kulturan dalam rangka mengusahakan terwujudnya
ajaran Islam dalam semua segi kehidupan dengan menggunakan cara tertentu.5
Dengan menggunakan prinsip manajemen, kegiatan dakwah diharapkan
terus mampu merencanakan dan mengorganisasikan dalam suatu kesatuan
yang digerakkan dan diarahkan untuk mencapai sasaran dan tujuan. Kemudian
langkah selanjutnya dilakukan pengawasan atau penilaian untuk memeriksa
dan mengetahui sampai dimana usaha-usaha dakwah yang telah dilakukan.
BKPRMI (Badan Komunikasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia)
Dewan Pengurus Daerah DKI Jakarta Selatan Merupakan salah satu lembaga
dakwah yang dalam aktivitas–aktivitasnya menerapkan pola manajemen guna
tercapainya tujuan dakwah yang telah direncanakan, baik itu menggunakan
5 Amrullah Ahmad, (editor), Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, (Yogyakarta:
Primaduta, 1983), h. 32.
5
pendekatan dakwah verbal maupun melalui dakwah bil hal. Kegiatan dakwah
di BKPRMI (Badan Komunikasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia)
Dewan Pengurus Daerah DKI Jakarta Selatan diharapkan dapat memberikan
perubahan, bagi remaja muslim khususnya yang ada di Jakarta Selatan dan
umumnya pada seluruh lapisan masyarakat.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis meneliti tentang
“Manajemen Pada Kegiatan Dakwah Dewan Pengurus Daerah Badan
Komunikasi Pemuda Dan Remaja Masjid Indonesia (DPD BKPRMI)
Jakarta Selatan “.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan skripsi ini lebih fokus dan mendalam penulis
akan membatasi pada penerapan manajemen pada kegiatan dakwah yang
ada di DPD BKPRMI Jakarta Selatan.
2. Perumusan Masalah
Sedangkan pembahasannya lebih terarah dan terfokus, maka
penulis perlu membuat perumusan masalah pada penulisan penelitian ini
untuk menjawab permasalahan – permasalahan sebagai berikut :
a. Apa saja kegiatan Dakwah DPD BKPRMI Jakarta Selatan yang
dilakukan ?
b. Bagaimana bentuk program manajemen dakwah yang dilakukan DPD
BKPRMI Jakarta Selatan ?
c. Bagaimana temuan analisis manajemen pada kegiatan dakwah DPD
6
BKPRMI Jakarta Selatan ?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai dari penulisan penelitian ini, yaitu
:
a. Melakukan analisis terhadap kegiatan dakwah pada DPD BKPRMI
Jakarta Selatan yang selama ini telah dilakukan.
b. Untuk mengetahui program manajemen dakwah yang dilakukan DPD
BKPRMI Jakarta Selatan.
c. Untuk mengetahui temuan analisis manajemen pada kegiatan dakwah
yang dilakukan DPD BKPRMI Jakarta Selatan.
2. Manfaat penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
a. Bagi peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam
masalah ini, disamping sebagai pembanding antara teori yang
didapatkan dari bangku kuliah dengan praktek yang terjadi dilapangan.
Serta dalam akademis diharapkan dapat menambah wawasan dan
khazanah ilmu pengetahuan khususnya jurusan Manajemen Dakwah
dan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi pada umumnya.
b. Manfaat praktis penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian
guna mengembangkan konsep dakwah yang sesuai dengan kondisi dan
situasi.
c. Penelitian ini diharapkan menjadi rekomendasi bagi proses
7
pengembangan dakwah DPD BKPRMI Jakarta Selatan untuk menjadi
contoh bagi lembaga-lembaga lain.
D. Metodelogi Penelitian
Metodelogi penelitian adalah seperangkat pengetahuan tentang
langkah–langkah sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan
dengan masalah–masalah tertentu untuk diolah, dianalisis, diambil kesimpulan
dan selanjutnya dicarikan cara pemecahannya. Dalam pembahasan penelitian
ini penulis menggunakan metode deskriptik analitik, yaitu penelitian yang
dilakuakan dengan cara mengamati dan mengumpulkan data–data, dan
kemudian data–data yang diperoleh disusun dan dikemukakan dengan
subjektif mungkin untuk kemudian dianalisis.6
1. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian ini yaitu tempat memperoleh keterangan. Dan yang
menjadi subjek dalam penelitian ini adalah pengurus dan anggota DPD
BKPRMI Jakarta Selatan, dimana terdapat 5 orang yang dapat dijadikan
acuan untuk penelitian ini. Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini
adalah penerapan manajemen pada kegiatan dakwah yang dilaksanakan
DPD BKPRMI Jakarta Selatan.
2. Waktu dan Lokasi penelitian
Sekiranya penulis melakukan penelitian dan pengamatan langsung sesuai
6 Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 2000), Cet. Ke-25, h
136.
8
dengan batasan waktu yang ditentukan. Adapun tempat penelitiannya di
sekretariat DPD BKPRMI Jakarta Selatan yang bertempat di Masjid Jami’
Al Hikmah Jl. Ulujami Raya No 22b, Kecamatan Pesanggrahan, Ulujami
Jakarta Selatan.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Penelitian Lapangan (Field Research)
Melalui penelitian lapangan akan diperoleh data-data primer dimana
penelitian tersebut dilakukan dengan cara :
1) Observasi
Dalam penelitian ini penulis mengamati langsung objek yang akan
diteliti, adapun hal-hal yang diperlukan untuk observasi ini adalah
alat perekam, kamera, buku catatan yang akan digunakan selama
observasi berlangsung.
2) Wawancara (Interview)
Interview merupakan suatu alat pengumpulan informasi langsung
tentang beberapa jenis data.7 Dalam penelitian ini penulis langsung
mewawancarai pengurus DPD BKPRMI Jakarta Selatan.
3) Dokumentasi
Dokumentasi dapat diartikan sebagai bahan tertulis maupun data
yang diperoleh dari dokumen-dokumen yang berupa catatan formal
organisasi itu sendiri.
4) Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan untuk memperoleh data sekunder.
7 Sustrisno Hadi, Metodelogi Reasearch, h. 49.
9
Dilakukan dengan cara membaca buku-buku, literatur, dan
referensi dari sumber-sumber lainnya yang dapat
dipertanggungjawabkan dan relevan dengan masalah yang diteliti.
4. Teknik Analisa Data
Dari data yang dikumpulkan, kemudian dianalisis dan
diinterpretasikan. Adapun dalam analisis data, penulis menggunakan
metode analisis deskriptif, maksudnya adalah cara melaporkan data
dengan menerangkan dan memberi gambaran mengenai data yang
terkumpul secara apa adanya dan kemudian data tersebut disimpulkan.
E. Tinjauan Pustaka
Dalam menentukan judul skripsi ini penulis telah membaca dan
menganalisis dari beberapa karya ilmiah mengenai manajemen program
pengembangan dakwah dan remaja masjid diantaranya dengan judul :
”Manajemen Dakwah Pada Kelompok Usia Dini” oleh Rahmawati
jurusan Manajemen Dakwah, yang membedakannya yaitu terletak pada
lembaga yang diteliti serta pada pengembangan manajemen dakwah.
“Strategi Dakwah Sanggar Budaya Betawi Si Pitung dalam Pembinaan
Pemuda di Wilayah Rawa Belong Jakarta Barat” oleh Ahmad Rifqi jurusan
Manajemen Dakwah, yang membedakan dari skripsi ini terletak pada strategi
pelaksanaan dakwah yang dimiliki sanggar budaya betawi si pitung dalam
upaya pembinaan pemuda di wilayah Rawa Belong Jakarta Barat.
“Manajemen Program Dakwah Pusbinroh DKI Jakarta” oleh Safrida
Fitri Auriyah jurusan Manajemen Dakwah yang membedakan skripsi ini
terletak pada subjek penelitiannya atau lembaga yang diteliti.
10
Berdasarkan kajian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti dengan
sudut pandang yang berbeda yaitu mengenai “ Penerapan Manajemen pada
Kegiatan Dakwah Dewan Pengurus Daerah Badan Komunikasi Pemuda dan
Remaja Masjid Indonesia (DPD BKPRMI) Jakarta Selatan “.
F. Sistematika Penulisan
Sebagai gambaran mengenai penelitian ini, penulis telah menyusun
penulisan ini dalam lima bab. Masing – masing bab terdiri dari beberapa sub
bab, diawali dengan pendahuluan dan diakhiri dengan kesimpulan serta saran–
saran. Adapun sistematika penulisan ini sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, metodelogi penelitian, tinjauan
pustaka, sistematika penulisan.
BAB II : LANDASAN TEORI
Terdiri dari pengertian Manajemen, Fungsi Manajemen, Unsur–
unsur Manajemen, Tahapan dan Penerapan Manajemen,
Pengertian Dakwah, Unsur-unsur Dakwah, Penerapan
Manajemen dalam Dakwah, Pengertian Remaja Masjid, Remaja
Masjid Sebagai Lembaga Dakwah.
BAB III : GAMBARAN UMUM DEWAN PENGURUS DAERAH
BADAN KOMUNIKASI PEMUDA DAN REMAJA MASJID
INDONESIA JAKARTA SELATAN
Sejarah Berdirinya, Visi, Misi dan, Tujuan, Organisasi
11
Kepengursan, Program dan Bentuk Kegiatan, Sarana dan
Prasarana.
BAB IV : TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISIS MANAJEMEN
PADA KEGIATAN DAKWAH DEWAN PENGURUS
DAERAH BADAN KOMUNIKASI PEMUDA DAN REMAJA
MASJID JAKARTA SELATAN
Dalam bab ini dijelaskan tentang Deskripsi Informan (Subjek
Penelitian), Kegiatan Dakwah pada DPD BKPRMI Jakarta
Selatan, Program Manajemen Dakwah DPD BKPRMI Jakarta
Selatan, Analisis Manajemen pada Kegiatan Dakwah DPD
BKPRMI Jakarta Selatan.
BAB V : PENUTUP
Kesimpulan dan Saran.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Manajemen
1. Pengertian Manajemen
Istilah manajemen memiliki berbagai pengertian, secara universal
merupakan sumberdaya suatu organisasi untuk mencapai sasaran dan
kinerja yang tinggi dalam berbagai tipe organisasi profit maupun non
profit. Secara etimologis, kata manajemen berasal dari bahasa Inggris,
management, yang berarti ketatalaksanaan, tata pimpinan, dan
pengelolaan. Serta pada kesimpulannya adalah sebagai suatu proses yang
diterapkan oleh individu atau kelompok dalam upaya-upaya koordinasi
untuk mencapai suatu tujuan.1
Sedangkan secara terminologi terdapat banyak definisi yang
dikemukakan oleh para ahli tentang pengertian manajemen, diantaranya :
a. Manajemen sebagai kolektivitas orang-orang yang melakukan aktivitas
manajemen.
Yang berpendapat dalam hal ini adalah George R. Terry yang
pernyataannya dikutip oleh Mochtar Effendi, dengan mengemukakan
bahwa manajemen adalah suatu tindakan perbuatan seorang yang
berhak menyuruh orang lain mengerjakan sesuatu, sedangkan
tanggung jawab tetap di tangan yang memerintah.2
1M. Munir, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2012), Cet. Ke-3. h. 9.
2Mochtar Effendi, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam, (Jakarta:
Bhratara Karya Aksara, 1986), h. 9.
13
Pengertian ini juga dikemukakan oleh Laurent A. Aply yang
dikutip oleh Jawahir Tantowi, mengatakan bahwa “Management is art
of getting think done tough people” (Manajemen adalah seni untuk
menggerakan orang melakukan suatu pekerjaan untuk mencapai hasil
tertentu melalui orang lain dan dengan cara tertentu).3
b. Manajemen sebagai suatu seni (art) dan sebagai suatu ilmu.
Hal ini dikemukakan oleh A. W. Widjaya dengan mengatakan
bahwa manajemen adalah suatu seni dan ilmu, yaitu seni dan ilmu
perencanaan, pengorganisasian, pengelolaan, penyusunan, dan
pengawasan sumber daya untuk mencapai tujuan yang ditentukan.4
Manajemen sebagai seni berfungsi untuk mencapai tujuan yang
nyata mendatangkan hasil atau manfaat, sedangkan manajemen
sebagai ilmu berfungsi menerangkan fenomena-fenomena, gejala-
gejala, kejadian-kejadian dan keadaan. Mary Parker Follet juga
mendefinisikan manajemen sebagai seni, yaitu dimana dalam
menyelesaikan pekerjaan yang ditentukan dengan melalui orang lain.
Hal ini mengandung arti bahwa para manajer mencapai tujuan-tujuan
organisasi melalui pengaturan-pengaturan orang lain untuk
melaksanakan berbagai tugas yang mungkin diperlukan.5
Sedangkan manajemen dikatakan sebagai ilmu, karenamenurut
Gullick manajemen telah memenuhi persyaratan bidang ilmu. Karena
3Jawahir Tantowi, Unsur-unsur Manajemen Menurut Al Quran, (Jakarta: Pustaka Al
Husna, 1983), h. 9. 4A. W. Widjaya, Administrasi Kepegawaian Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Press,
1990), cet, ke-II, h. 13. 5T. Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 1990), edisi ke-2, Cet, ke-3, h. 8.
14
telah dipelajari untuk waktu yang lama dan telah diorganisasikan
menjadi suatu rangkaian teori, teori manajemen selalu diuji dalam
prektek sehingga manajemen sebagai ilmu akan terus berkembang.6
c. Manajemen sebagai suatu proses.
Manajemen sebagai suatu proses dikemukakan oleh Robert
Kreitner dalam bukunya Manajemen yang dikutip oleh Zaini
Muhtarom mengatakan bahwa “Management is the process of working
with and trough others to achive organizational objectives in a
changing environment. Central to this process is the effective and
efficient use of limited resources” (Manajemen ialah proses bekerja
dengan dan melalui orang-orang lain untuk mencapai tujuan organisasi
dalam lingkungan yang berubah. Proses ini berpusat pada pengunaan
secara efektif dan efisien terhadap sumber daya yang terbatas).7
Sedangkan pendapat yang sama dikatakan manajemen sebagai
suatu proses, hal ini dikemukakan oleh James A.F. Stoner dalam
bukunya Manajemen yang dikutip oleh T. Hani Handoko mengatakan
bahwa “Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan”.8
Kesimpulan dari rumusan di atas, bahwa manajemen merupakan
serangkaian kegiatan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan,
6Ibid, h. 11.
7Zaini Muhtarom, Dasar-dasar Manjemen Dakwah, (Yogyakarta: Al Amin Press, 1996),
Cet, ke-I, h. 36. 8T. Hani Handoko, Manajemen Edisi II,(Yogyakarta: BPFE, 1984),h. 8.
15
mengendalikan dan mengembangkan segala upaya dalam mengatur dan
menggunakan sumber daya manusia, sarana dan prasarana untuk mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Di samping itu, pengertian manajemen juga sangat ditekankan pada aspek
pengaturan aktivitas fungsi dari sumber daya manusia. Dalam hal ini manajer
atau pimpinan serta manajer staff sangat berkepentingan, karena ketiga
komponen tersebut merupakan faktor penggerak dalam sebuah organisasi.
Sesuai dengan definisi tentang manajemen yang dikemukakan oleh para
pakar di atas, maka esensi manajemen adalah proses integrasi dan
koordinasi.
2. Unsur-Unsur Manajemen
Pada umumnya seperti yang telah diketahui bahwa untuk mencapai
tujuan secara efektif dan efisien, maka sangat diperlukan sekali adanya
fasilitas atau sarana-sarana alat kerja yang disebut juga sumber atau unsur-
unsur manajemen. Unsur-unsur tersebut dikenal dengan 6M, yaitu man,
money, materials, machines, method, dan markets.
a. Man (SDM)
Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling
menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang
melakukan proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk
kerja. Serta dalam diri manusia terdapat potensi berupa akal, daya fikir,
daya hayal, dan berbagai daya yang memungkinkan akan terbentuknya
berbagai macam inspirasi.9
9Yayat M Herujito, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: Grasindo, 2001), h. 6.
16
b. Money(Uang)
Uang merupakan salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan.
Uang merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai, besar kecilnya
hasil kegiatan dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam
perusahaan. Oleh karena itu uang merupakan alat (tools) yang penting
untuk mencapai tujuan karena segala sesuatu harus diperhitungkan
secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan berapa uang yang
harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat yang
dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari
suatu organisasi.
c. Materials (Bahan)
Materi terdiri dari bahan setengah jadi atau bersumber pada
sumber daya alam yang dikelola. Dalam dunia usaha untuk mencapai
yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam bidangnya juga harus
dapat menggunakan bahan atau materi-materi sebagai salah satu
sarana. Sebab materi dan manusia tidak dapat dipisahkan, tanpa materi
tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
d. Machines (Mesin)
Dalam menopang manajemen, mesin menjadi pembantu dalam
terselenggaranya kegiatan manajemen. Tanpa adanya mesin proses
manajemen akan berjalan lambat dan sulit diwujudkan. Karena
penggunaan mesin akan membawa kemudahan atau menghasilkan
keuntungan yang lebih besar serta menciptakan efisiensi kerja.
17
e. Methods (Metode)
Metode adalah cara yang digunakan untuk mewujudkan
rencana yang telah ditentukan sebelumnya guna mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Metode atau cara sangat menentukan kelancaran roda
manajemen dalam organisasi, dengan metode yang tepat akan
menghasilkan output yang bagus sehingga menguntungkan bagi yang
menggunakanya.
Metode yang tepat adalah metode yang memiliki jiwa ilmiah
dalam arti mengandung dua aspek, yakni analisis dan kontruksi.
Analisis berarti pemilihan yang dilakukan manajemen, sedangkan
kontruksi berarti penambahan yang dilakukan manajemen dari hal
yang dihadapi oleh manajemen itu sendiri.10
f. Market (Pasar)
Memasarkan produk sudah barang tentu sangat penting, sebab
bila barang yang diproduksi tidak laku, maka proses produksi barang
akan berhenti. Artinya, proses kerja tidak akan berlangsung. Oleh
sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan hasil produksi
merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat
dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera
konsumen dan daya beli kemampuan konsumen.
3. Fungsi Manajemen
Manajemen adalah proses yang khas untuk mengatur kelangsungan
kegiatan, karena dengan adanya manajemen maka terdapat mekanisme
10
Hery Noer dan Munzir, Watak Pendidikan Islam, (Jakarta: Friska Agung Insani, 2000),
h. 20.
18
yang menjamin untuk menyelesaikan kewajiban dan mendapatkan hasil
baru sesuai dengan proses yang teratur. Sebuah organisasi atau aktivitas
jika dilaksanakan dengan manajemen dengan manajemen dapat diketahui
secara utuh kapasitas kemampuannya dan menunjukkan jalan yang paling
utuh untuk mewujudkan tujuan-tujuannya.11
Manajemen juga merupakan faktor utama yang terdiri dari
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengawasan sebuah
rancangan yang dijadikan dasar-dasar untuk pelaksanaan organisasi yang
sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Banyak sekali para ahli ilmu
manajemen yang memiliki pendapat tentang fungsi manajemen, seperti
Henry Fayol industriawan Perancis sebagai pelopor pendekatan fungsional
mengemukakan lima fungsi manajemen sekaligus menandai urutan proses
pelaksanaan manajemen yaitu Planning (perencanaan), Organizing
(pengorganisasian), Command (perintah), Coordination (koordinasi), dan
Control (pengawasan).12
Dan juga pendapat Luter Gullich yang berpendapat bahwa fungsi
manajemen adalah perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia,
pemberian perintah, pengkordinasian, pelaporan dan pembiayaan.13
Adapun fungsi manajemen disini hanya dipaparkan satu pendapat
saja yang mana secara umum telah dipergunakan dalam berbagai instansi
atau lembaga yaitu menurut pendapat M. Manulang. Fungsi tersebut
11
M. Munir, Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2012),
Cet, ke-2, h. 82. 12
Zaini Muhtarom, Dasar-dasar Manajemen, h. 38. 13
M. Manulang, Dasar-dasar Manajemen, h. 7.
19
adalah perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan, dan pengawasan.
Berikut penjelasan masing-masing fungsi manajemen, yaitu :
a. Perencanaan (Planning)
Rencana merupakan pokok dasar yang harus dimiliki dari setiap
organisasi maupun lembaga. Karena dengan adanya rencana program
apapun yang sudah tertera pasyi dapat berjalan dengan maksimal dan
sesuai dengan harapan yang sudah ditentukan.
Oleh karena itu definisi perencanaan adalah pemilihan atau
penetapan tujuan-tujuan organisasi yang telah disepakati dengan
penentuan strategi, kebijaksanaan proyek, prosedur, metode, system,
anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.14
Menurut Louis A. Allen yang dikutip oleh Bedjo Siswanto
mengatakan bahwa perencanaan terdiri dari aktivitas-aktivitas yang
dioperasikan oleh manajer untuk berfikir ke depan dan mengambil
keputusan yang memungkinkan untuk mendahului serta menghadapi
tantangan di waktu yang akan datang.15
Aktivitas-aktivitas yang ada dalam perencanaan adalah :
1) Perkiraan (Forecasting)
Perkiraan adalah suatu prediksi guna mempersiapkan hal
apapun yang nantinya akan terjadi pada masa yang akan datang.
2) Tujuan (Objectives)
Tujuan adalah penentuan perumusan sasaran dalam rangka
pencapaian dari prioritas pelaksanaannya. Agar tujuan itu tercapai
14
T. Hani Handoko, Manajemen Edisi II, h. 23. 15
Bedjo Siswanto, Manajemen Modern, (Bandung: Sinar Baru, 1990), Cet, ke-I, h. 55.
20
maka instansi atau organisasi harus berusaha dengan sungguh-
sungguh.
3) Kebijakan (Policies)
Kebijakan adalah suatu yang diperlukan sebagai rujukan atau
pedoman umum dalam pengambilan keputusan. Kebijakan akan
sangat mempengaruhi cara, pola, strategi, dan fokus perubahan
yang akan dicapai.16
4) Program (Programming)
Program adalah rancangan kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan oleh sebuah organisasi. Di dalam program juga
ditemukan mana yang harus lebih dulu diprioritaskan, mana
program jangka pendek, menengah, dan jangka panjang.17
5) Jadwal (Shedule)
Jadwal adalah penetapan waktu untuk melaksanakan
program-program yang sudah ditentukan dan batas-batas waktu
program harus dijalankan.
6) Prosedur (Prosedures)
Prosedur adalah metode atau cara yang digunakan dalam
melaksanakan suatu pekerjaan. Tanpa adanya prosedur maka
proses jalannya organisasi akan tidak stabil.18
16
Markinuddin, Tri Hadyanto Sasongko, Analisis Sosial, (Bandung: Yayasan Akatiga,
2006), h. 24. 17
Jhon M. Ivancevich, Robert Konopaske, Perilaku dan Manajemen Organisasi, (Mc
Graw Hill: Erlangga, 2006), h. 27. 18
Zulkifli AM, Manajemen Kearsipan, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003), h.
67.
21
7) Anggaran (Budget)
Budget merupakan anggaran-anggaran atau ongkos biaya
yang akan dikeluarkan dalam proses pelaksanaan organisasi.19
b. Pengorganisasian (Organizing)
Sarwoto memberikan pengertian pengorganisasian secara
umum yang diartikan adalah sebagai keseluruhan proses
pengelompokkan orang-orang, alat-alat, tugas tanggung jawab atau
wewenang sedemikian rupa sehinga tercipta suatu organisasi yang
dapat digerakkan sebagai kesatuan dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditentukan.20
Sedangkan T. Hani Handoko mengemukakan pengertian
bahwa pengorganisasian adalah :
1) Penentuan sumber daya dan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan
untuk mencapai tujuan organisasi.
2) Pegangan dari pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja
yang akan dapat membawa hal-hal tersebut kearah tujuan.
3) Penugasan tanggung jawab tertentu dan kemudian.
4) Pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu untuk
melaksanakan tugas-tugasnya. Fungsi ini menciptakan struktur
formal dimana ditetapkan, dibagi dan dikoordinasikan.21
Hasil dari pada proses pengorganisasian adalah suatu organisasi yang
dapat digerakan sebagai suatu kesatuan yang bulat.
19
Justin T. Sirait, Anggaran sebagai Alat Bantu bagi Manajemen, (Jakarta: Grasindo,
2005), h. 73. 20
Sarwoto, Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1991),
h. 77. 21
T. Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE), h. 77.
22
c. Penggerakkan (Actuating)
Penggerakkan adalah tindakan-tindakan yang menyebabkan
suatu organisasi menjadi “berjalan”, George R. Terry memberikan
definisi penggerakan ini sebagai “tindakan untuk mengusahakan agar
semua anggota kelompok suka berusaha untuk mencapai sasaran-
sasaran agar sesuai dengan perencanaan manajerial dari usaha-usaha
organisasi”.22
Fungsi ini melibatkan kualitas, gaya dan kekuasaan pemimpin
serta kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti komunikasi, motivasi,
dan disiplin karena kegiatan ini langsung menyangkut dan berhubungan
dengan orang-orang dalam organisasi.
d. Pengawasan (Controlling)
Pengawasan mengandung arti penjagaan stabilitas guna
mencapai keseimbangan, bagaimanapun juga manajer harus selalu
merubah apa yang dikerjakannya atau merubah standar yang digunakan
sekarang untuk mengukur pelaksanaan.23
Fungsi pengawasan sangatlah dibutuhkan, tanpa adanya
pengawasan maka fungsi-fungsi lain tidak akan berjalan dengan baik.
Di dalam pengawasan ini seorang pimpinan bisa merubah atau
memperbaiki apa yang dikerjakan jika terjadi penyimpangan-
penyimpangan di tengah jalan yang tidak sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan.
22
Sarwoto, Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen, h. 87. 23
T. Hani Handoko, Manajemen, h. 375.
23
Menurut prosesnya maka pengawasan terdiri dari kegiatan-
kegiatan antara lain :
1) Menentukan standar sebagai suatu ukuran pengawasan.
2) Pengukuran dan pengamatan terhadap berjalannya operasi
berdasarkan rencana yang ditentukan.
3) Penafsiran dan perbandingan hasil yang ada dengan standar yang
diminta.
4) Melakukan tindakan koreksi terhadap penyimpangan.
5) Perbandingan hasil akhir dengan masukan yang telah terjadi.24
4. Tahapan dan Penerapan Manajemen
Manajemen diperlukan sebagai upaya agar segala kegiatan yang
dilakukan berjalan efektif dan efisien. Agar manajemen yang dilakukan
mengarah kepada apa yang diharapkan, ada beberapa fungsi yang sudah
diketahui sebelumnya yaitu adanya perencanaan, pengorganisasian,
penggerakkan atau implementasi, serta pengendalian atau pengawasan.25
Agar manajemen dapat berjalan dengan mulus serta dapat bekerja
ekstra di setiap lini maka dibutuhkan tahapan manajemen dari tingkat
teratas sampai terbawah, pelaksanaan ini dapat berlangsung dalam wilayah
kerja masing-masing namun berkewajiban untuk saling berkomunikasi.
Adapun tahapan manajemen tersebut adalah26
:
a. Manajemen level atas, dimana manajemen ini bekerja untuk
mengonsep dan mewujudkan visi dan misi. Serta merancang strategi
24
Suharsimi Arikunto, Penilaian Program Pendidikan, (Yogyakarta: Bina Aksara, 1998),
h. 129.
25Erni Tisnawati Sule, Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, (Jakarta: Prenada
Media Grup, 2005), h. 7.
26Irham Fahmi, Manajemen Teori, Kasus, dan Solusi, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 12.
24
secara keseluruhan dan mengedepankan pekerjaan dengan format
keputusan bersifat umum.
b. Manajemen level menengah, yaitu mengedepankan konsep efektivitas
dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Dan bertugas mengkoordinir
pada setiap bidang yang ada.
c. Manajemen level bawah, yaitu mengedepankan konsep efisiendi
dalam bekerja. Dan melakukan pekerjaan dengan sangat sistematis
sesuai arahan yang sudah ada terhadap tujuan yang akan dicapai.
Dalam penerapannya tentu manajemen sangat dibutuhkan dalam
segala bidang. Ini merupakan faktor yang tidak bisa diabaikan begitu saja,
karena peranannya dapat menjadikan suatu tujuan yang diharapkan
menjadi efektif dan efisien. Untuk itu, penerapan yang dilakukan adalah
memasukkan fungsi-fungsi manajemen pada setiap instansi/lembaga yang
terkait dan telah menjadi tolak ukur suatu keberhasilan dalam mencapai
tujuan. Maka fungsi-fungsi manajemen inilah yang menjadi suatu terapan,
yaitu27
:
a. Menerapkan fungsi perencanaan, yaitumenyadari bahwa
apapuntujuannya hanya dapat berjalan secara efektif dan efisien
bilamana sudah dipersiapkan dan direncanakan terlebih dahulu dengan
matang. Demikian pula dengan suatu program/kegiatan yang sudah
ada, dan proses pencapaian tujuannya memerlukan proses manajemen
yang sehat, dalam arti terarah dengan efektif, dan efisien. Empat tahap
dasar perencanaan :
27Erni Tisnawati Sule, Kurniawan Saefullah, Pengantar Manajemen, h. 19.
25
1) Menetapkan tujuan/serangkaian tujuan
2) Merumuskan keadaan saat ini
3) Mengidentifikasi segala kemudahan dan hambatan
4) Mengembangkan rencana/serangkaian kegiatan untuk pencapaian
tujuan
b. Menerapkan fungsi pengorganisasian, yaitu
mampumengimplementasikan suatu tindakan atau kegiatan
danmenggabungkan seluruh potensi yang ada dari seluruh bagian
dalam suatu kelompok, serta bersama-sama bekerja guna mencapai
tujuan yang telah ditentukan. Dalam penerapan ini harus menggunakan
metode yang dikenal dengan KISS (koordinasi, integrasi,simplifikasi,
dan sinkronisasi) untuk dapat menciptakankeharmonisan dalam
kegiatan organisasi.
c. Menerapkan fungsi penggerakkan, yaitu usaha, cara, teknik dan
metode untuk mendorong para anggota serta menjuruskan semua
anggota agar berkeinginan, bertujuan bergerak untuk mencapai
maksud-maksud yang telah ditentukan dan mereka berkepentingan
serta bersatu padu dengan rencana usaha organisasi.
d. Menerapkan fungsi pengawsan, yaitu merupakan proses untuk
mengamati secara terus menerus pelaksanaan rencana kerja yang sudah
disusun dan mengadakan koreksi terhadap penyimpangan yang terjadi.
Untuk menjalankannya tentu diperlukan adanya standar kinerja yang
jelas. Dari standar tersebut dapat ditentukan indikator kinerja yang
akan dijadikan dasar untuk menilai hasil kerja anggota.
26
B. Dakwah
1. Pengertian Dakwah
Pada dasarnya pengenalan orang terhadap suatu istilah tidak selalu
menjadi jaminan bahwa orang tersebut dapat memahami dengan baik
pengertian yang dikandung oleh istilah itu. Demikian pula terhadap
konteks istilah dakwah, meskipun istilah tersebut sudah sangat populer di
Indonesia akan tetapi belum tentu setiap orang dapat memahami
pengertian dakwah secara sebaik-baiknya. Ditinjau dari segi bahasa,
dakwah berarti : panggilan, seruan, atau ajakan. Bentuk perkataan tersebut
dalam bahasa Arab disebut mashdar.28
Hal ini diartikan secara etimologis yang berasal dari kata da’a,
yad’u, da’wan, du’a sebagai artian mengajak, menyeru, dan permintaan.
Istilah ini sering diberi arti yang sama dengan istilah-istilah tabligh, amr
ma’ruf dan nahi munkar, mau’idzoh hasanah, tabsyir, indzhar, washiyah,
tarbiyah, ta’lim, dan khotbah.29
Oleh karena itu, pengertian dakwah secara terminologis dimaknai
dari aspek positif ajakan tersebut, yaitu ajakan kepada kebaikan dan
keselamatan dunia dan akhirat. Sementara itu, para ulama memberikan
definisi dakwah yang bervariasi, diantaranya :
a. Toha Yahya Omar yang dikutip oleh Nasaruddin Latif mengatakan
bahwa dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana
28
A. Rosyad Saleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1977), h. 7. 29
M. Munir, Wahyu Ilaihi,Manajemen Dakwah, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2012),
Cet, Ke-3, h. 17.
27
kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk
kemaslahatan dan kebahagiaan mereka dunia dan akhirat.30
b. Quraish Shihab mendefinisikan sebagai seruan atau ajakan kepada
keinsafan, atau usaha mengubah situasi yang tidak baik kepada situasi
yang lebih baik dan sempurna beik terhadap pribadi maupun
masyarakat.31
c. Masdar Helmy mengatakan bahwa dakwah adalah mengajak dan
menggerakkan manusia agar menaati ajaran-ajaran Allah termasuk
amr ma’ruf nahi munkar untuk bisa memperoleh kebahagiaan di dunia
dan akhirat.32
d. Sedangkan M. Arifin mendefinisikan dakwah sebagai suatu kegiatan
yang “mengajak” baik dalam bentuk tulisan, tingkah laku dan
sebagainya yang dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha
mempengaruhi orang lain, baik secara individual maupun secara
kelompok, agar timbul di dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran,
sikap, penghayatan dan pengamalan terhadap ajaran agama sebagai
message (pesan) yang disampaikan kepadanya tanpa adanya unsur-
unsur paksaan.33
Dalam Al Qur‟an terdapat beberapa ayat yang mengandung
pengertian dakwah, diantaranya adalah surat Ali Imran ayat 104 dan 110,
surat Al „Araf ayat 157 dan surat At Taubah ayat 71, yang berbunyi :
30
Nasaruddin Latif, Teori dan Praktek Dakwah Islamiah, (Jakarta: PT Firma Dara, 2007),
h. 11. 31
Quraish Shihab, Membumikan Al Qur’an, (Bandung: Mizan, 1992), h. 194. 32
Masdar Helmi, Dakwah dalam Alam Pembangunan, (Semarang: CV Toha Putra, 2001),
h. 31. 33
M. Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Study, (Jakarta: Bulan Bintang, 1997),
Cet, ke-1, h. 17.
28
Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang
menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah
dari yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al.
Imran:104)34
Artinya : “ Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang
munkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman,
tentulah itu lebih baik bagi mereka, di antara mereka ada yang beriman,
dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.”(QS. Al.
Imran:110)35
Artinya : “ Orang-orang yang mengikut Rosul, Nabi yang ummi yang
mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka,
yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka
dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala
yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan
membuang dari mereka beban-beban dan belenggu pada mereka. Maka
34
Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Yayasan Penyelenggaraa
dan Penafsir Al Qur‟an, 1990), h. 93. 35
Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, h. 94.
29
orang-orang yang beriman kepadanya. Memuliakannya, menolongnya dan
mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya, mereka itulah
orang-orang yang beruntung. “ (QS. Al.A‟raf:157)36
Artinya : “ Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan,
sebahagian mereka menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka
menyuruh yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat,
menunaikan zakat, dan mereka ta’at pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka
itu akan diberi rahmat oleh Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
(QS. At. Taubah:71)37
Dari beberapa pengertian di atas, meskipun formulasinya berbeda-
beda antara satu dengan yang lainnya, namun dapat disimpulkan bahwa
esensi dakwah merupakan aktivitas dan upaya untuk mengubah manusia,
baik individu maupun masyarakat dari situasi yang tidak baik kepada
situasi yang lebih baik.
Dimana dakwah adalah usaha peningkatan pemahaman keagamaan
untuk mengubah pandangan hidup, sikap bathin dan perilaku ummat yang
tidak sesuai dengan ajaran Islam menjadi sesuai dengan tuntutan syariat
untuk memperoleh kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
2. Unsur-unsur Dakwah
Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang terdapat
dalam setiap kegiatan dakwah. Unsur-unsur tersebut adalah da’i (pelaku
36Ibid, h. 246.
37Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, h.299.
30
dakwah), mad’u (mitra dakwah), maddah (materi dakwah), wasilah (media
dakwah), thariqoh (metode), dan atsar (efek dakwah).38
a. Da’i (Pelaku Dakwah)
Da’i adalah orang yang melaksanakan dakwah baik lisan, tulisan,
maupun perbuatan yang dilakukan baik secara individu, kelompok, atau
lewat organisasi/lembaga. Kata Da’i berasal dari bahasa Arab yang
berarti orang yang mengajak. Menurut istilah Da’i berarti orang yang
mengajak kepada orang lain baik secara langsung atau tidak langsung
menuju kearah perbuatan yang lebih baik menurut ajaran Islam.39
Menurut penulis, seorang Da’i harus memiliki keistiqomahan
dalam melaksanakan tugasnya sebagai penyeru kepada jalan yang benar
dengan cara-cara yang sesuai dengan tuntunan Al-Qur‟an. Dimana Da’i
berperan sebagai pemandu bagi orang-orang yang ingin mendapat
keselamatan hidup baik di dunia maupun akhirat kelak.
Subyek dakwah sangat menentukan terhadap keberhasilan suatu
proses dakwah di samping faktor hidayah Allah SWT. Hal ini
mengerucut kepada tataran subyek dakwah yaitu manusia. Manusia
tertarik oleh ajaran Islam karena sikap subyek dakwah, sebagaimana
yang telah dilakukan oleh Rasulullah SAW terhadap orang kafir,
sehingga mereka mau masuk Islam. Dengan demikian faktor subyek
Da’i sangat mempengaruhi terhadap keberhasilan suatu proses dakwah.
38
M. Munir, Wahyu Ilaihi,Manajemen Dakwah, Cet, Ke-3, h. 21.
39Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, (Bandung: Fakultas Dakwah UIN Sunan Gunung
Djati, 2007), h. 10.
31
Seorang Da’i juga harus berfungsi mengetahui cara
menyampaikan tentang dakwah tentang Allah, alam semesta, dan
kehidupan, serta apa yang dihadirkan dakwah untuk memberikan solusi,
terhadap problema yang dihadapi manusia, juga metode-metode yang
dihadirkannya untuk menjadikan agar pemikiran dan perilaku manusia
tidak salah dan tidak melenceng.40
b. Mad’u (Penerima Dakwah)
Mad’u yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah, atau manusia
penerima dakwah, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok,
baik manusia yang beragama Islam maupun tidak atau dengan kata lain,
manusia secara keseluruhan. Kepada manusia yang belum beragama
Islam, dakwah bertujuan untuk mengajak mereka untuk mengikuti
agama Islam sedangkan kepada orang-orang yang telah beragama
Islam, dakwah bertujuan meningkatkan kualitas iman, Islam dan
Ihsan.41
Mad’u merupakan mitra dakwah yang terdiri dari berbagai
macam golongan manusia. Oleh karena itu, menggolongkan mad’usama
dengan menggolongkan manusia itu sendiri dari aspek profesi,
ekonomi, dan seterusnya. M. Munir mengutip di dalam bukunya
ungkapan Muhammad Abduh yang menyatakan bahwasannya membagi
mad’u menjadi tiga golongan, yaitu :
40Mustafa Malaikah, Manhaj Dakwah Yusuf Al-Qardhowi Harmoni antara Kelembutan
dan Ketegasan, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1997), h. 18.
41M. Munir, Wahyu Ilaihi,Manajemen Dakwah, Cet, Ke-3, h. 23.
32
1) Golongan cerdik cendikiawan yang cinta kebenaran, dapat berpikir
secara kritis, dan cepat dapat menangkap persoalan.
2) Golongan awam, yaitu orang kebanyakan yang belum dapat berpikir
secara kritis dan mendalam, serta belum dapat menangkap
pengertian-pengertian yang tinggi.
3) Golongan yang berbeda dengan kedua golongan trsebut, mereka
senang membahas sesuatu tapi hanya dalam batas tertentu saja, dan
tidak mampu membahasnya secara mendalam.42
c. Maddah (Materi Dakwah)
Materi dakwah atau pesan adalah pesan-pesan atau segala sesuatu
yang harus disampaikan oleh Da‟i kepada Mad‟u, yaitu keseluruhan
ajaran Islam, yang ada di dalam Kitabullah maupun sunnah Rasul-Nya.43
Secara umum materi dakwah dapat diklasifikasikan menjadi empat
masalah pokok, yaitu :
1) Akidah
2) Ibadah
3) Muamalah
4) Akhlak
5) Sejarah
6) Prinsip-prinsip pengetahuan dan teknologi, yaitu petunjuk-petunjuk
singkat yang memberikan dorongan kepada manusia untuk
42M. Munir, Wahyu Ilaihi,Manajemen Dakwah, Cet. Ke-3, h. 24.
43
Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, (Bandung: Fakultas Dakwah UIN Sunan Gunung
Djati, 2007), h. 14.
33
mengadakan analisa dan mempelajari isi alam dan perubahan-
perubahannya.44
Dalam materi dakwah di harapkan para penyuluh agama
(da’i) dalam hal ini sebagai agen perubahan menyampaikan ajaran
agama Islam senantiasa memasukkan (difusi) ide-ide yang terbaru, ide-
ide terbaru tersebut harus sesuai dengan ajaran Islam.
d. Wasilah(Media Dakwah)
Wasilah atau media dakwah adalah alat yang digunakan untuk
menyampaikan materi dakwah kepada mad’u.45
Untuk menyampaikan
hal tersebut dapat menggunakan berbagai wasilah. M. Munir mengutip
ungkapan Hamzah Ya‟qub yaitu membagi wasilah dakwah menjadi
lima macam, yaitu : lisan, tulisan, lukisan, audiovisual, dan akhlak.
1) Lisan adalah media dakwah yang paling sederhana yang
menggunakan lidah dan suara, dakwah dengan media ini dapat
berbentuk pidato, ceramah, kuliah, bimbingan, penyuluhan dan
sebagainya.
2) Tulisan adalah media dakwah melalui tulisan, buku, majalah, surat
kabar, spanduk dan sebagainya.
3) Lukisan adalah media dakwah melalui gambar, karikatur, dan
sebagainya.
4) Audiovisual adalah dakwah melalui indra pendengaran, penglihatan,
atau kedua-duanya, seperti televisi, film, internet, dan sebagainya.
44Aliyudin, Dasar-dasar Ilmu Dakwah, h. 14.
45
M. Munir, Wahyu Ilaihi,Manajemen Dakwah, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2012),
Cet. Ke-3. h. 32.
34
5) Akhlak yaitu media dakwah melalui perbuatan-perbuatan nyata yang
mencerminkan ajaran Islamyang secara langsung dapat dilihat dan
didengarkan oleh mad’u.
e. Thariqah (Metode Dakwah)
Kata metode telah menjadi bahasa Indonesia yang memiliki
pengertian “suatu cara yang bisa ditempuh atau cara yang ditentukan
secara jelas untuk mencapai dan menyelesaikan suatu tujuan, rencana
sistem, dan tata pikior manusia.46
Metode dakwah adalah jalan atau cara yang dipakai juru dakwah
untuk menyampaikan ajaran materi dakwah Islam. Dalam
menyampaikan suatu pesan dakwah, metode sangat penting
peranannya, karena suatu pesan walaupun baik, tetapi disampaikan
lewat metode yang tidak benar maka pesan itu bisa saja ditolak oleh si
penerima pesan.47
Secara garis besar ada tiga pokok metode (Thariqah) dakwah,48
yaitu :
1) Bi al-Hikmah, yaitu berdakwah dengan memperhatikan situasi dan
kondisi sasarn dakwah dengan menitikberatkan pada kemampuan
mereka, sehingga di dalam menjalankan ajaran-ajaran Islam
selanjutnya, mereka tidak lagi merasa terpaksa atau keberatan.
2) Mau’izatul Hasanah, yaitu berdakwah dengan memberikan nasihat-
nasihat atau menyampaikan ajaran-ajaran Islam dengan rasa kasih
46M. Syafaat Habib, Buku Pedoman Dakwah, (Jakarta: Wijaya, 1992), cet, ke-1, h. 160.
47
M. Munir, Wahyu Ilaihi,Manajemen Dakwah, Cet, Ke-3, h. 33. 48
Ibid, h. 34.
35
sayang, sehingga nasihat dan ajaran Islam yang disampaikan itu
dapat menyentuh hati mereka.
3) Mujadalah Billati Hiya Ahsan, yaitu berdakwah dengan cara
bertukar pikiran dan membantah dengan cara yang sebaik-baiknya
dengan tidak memberikan tekanan-tekanan yang memeberatkan
pada komunitas yang menjadi sasaran dakwah.
f. Atsar (Efek Dakwah)
Atsar (efek) sering disebut dengan feedback(umpan balik) dari
proses dakwah ini sering dilupakan atau tidak banyak menjadi perhatian
Da’i. Kebanyakan mereka menganggap bahwa setelah dakwah
disampaikan, maka selesailah tugas dakwah. Padahal atsar sangat besar
artinya dalam penentuan langkah-langkah dakwah berikutnya.
Dengan menganalisis atsar dakwah secara cermat dan tepat, maka
diadakan penyempurnaan pada langkah-langkah berikutnya. Demikian
juga strategi dakwah termasuk di dalam penentuan unsur-unsur dakwah
yang dianggap baik dapat ditingkatkan. Jika proses ini dapat terlaksana
dengan baik, maka terciptalah suatu mekanisme perjuangan dalam
bidang dakwah. Dalam bahasa agama, inilah sesungguhnya yang
disebut dengan ikhtiar insani.49
Jalaluddin Rahmat menyatakan bahwa ada beberapa efek yang
timbul dari suatu tindakan dakwah yang dilakukan, yaitu efek kognitif
hal ini terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami,
atau dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi
49M. Munir, Wahyu Ilaihi,Manajemen Dakwah, Cet. Ke-3. h. 35.
36
pengetahuan, keterampilan, kepercayaan, dan informasi. Efek afektif
timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi atau
dibenci, khalayak, yang meliputi segala yang berhubungan dengan
emosi, sikap, serta nilai. Sedangkan efek behavioral merujuk pada
perilaku nyata yang diamati, yang meliputi pola-pola tindakan,
kegiatan, atau kebiasaan berperilaku.50
3. Penerapan Manajemen dalam Dakwah
Semakin berkembangnya zaman dalam mengatasi suatu problema
diperlukanlah suatu ilmu manajemen. Hal ini digunakan sebagai alat
pengaturan untuk mencapai tujuan yang pasti secara maksimal. Chester J.
Barnard mengemukakan bahwa “ tidak ada suatu hal untuk akal modern
seperti sekarang ini yang lebih penting dari administrasi dan manajemen,
kelangsungan hidup pemerintah yang beradab akan sangat bergantung
pada kemampuan untuk mengelola dan mengembangkan sesuatu
memerlukan administrasi dan manajemen sebagai alat dalam memecahkan
masyarakat modern”.51
Alasan tersebut yang membuat mengapa masyarakat modern
mengkaji dan mengembangkan manajemen termasuk dalam kegiatan
dakwah yang kemudian diimplementasikan dalam kehidupan sehari-
harinya. Ajaran Islam termasuk dalam konsepsi yang sempurna dan
komprehensif, karena ia meliputi segala aspek kehidupan manusia.52
50Jalaluddin Rahmat, Retorika Modern, Sebuah Kerangka, Teori dan Praktik Berpidato,
(Bandung: Akademika, 1982), h. 269. 51
Sondang P. Siagian, Manajemen Strategis, (Yogyakarta: BPFE UGM, 1978), h. 2.
52M. Munir, Wahyu Ilaihi,Manajemen Dakwah, Cet, Ke-3. h. 64.
37
Dalam konteks dakwah sebagai suatu proses usaha kerjasama untuk
mencapai apa yang menjadi tujuannya, menyangkut segi-segi atau bidang-
bidang yang sangat luas. A. Rosyad Saleh dalam bukunya Manajemen
Dakwah Islam mengemukakan bahwa dakwah memasuki segenap
lapangan kehidupan manusia, yaitu bidang pendidikan, sosial, ekonomi,
politik dan kebudayaan kesemuanya itu terdapat persoalan dakwah.53
Dalam bidang pendidikan misalnya, yaitu bagaimana usaha
pendidikan itu harus diselenggarakan. Sehingga dapat mengantarkan dan
mencetak anak-anak didik menjadi manusia yang berilmu dan berakhlak
mulia, dimana hal ini merupakan salah satu aspek penting bagi dakwah.
Dalam bidang sosial, dimana berperan sangat penting karena untuk
mewujudkan kesejahteraan, melenyapkan segenap hambatan dan
kepincangan hidup, seperti kemiskinan, keterbelakangan, kebidihan
merupakan persoalan-persoalan dakwah.
Dalam bidang ekonomi, proses dakwah antara lain berupa
mencarikan jalan keluar terhadap kesulitan yang dihadapi masyarakat
dalam mendapatkan lapangan kerja serta memberikan dorongan agar
setiap orang mendapatkan kesempatan yang sama dalam memperoleh
pekerjaan. Kemudian dalam bidang politik, dimana usaha-usaha dalam
rangka dakwah antara lain memberikan warna keIslaman ke dalam
lingkungan pemegang kekuasaan, sehingga kekuasaan yang dipegangnya
tidak dipergunakan untuk menindas dan tidak disalah gunakan untuk
kepentingan sendiri.
53A. Rosyad Saleh, Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta: PT Bulan Bintang, 1993), h. 29.
38
Serta berikutnya dalam bidang kebudayaan, dimana dakwah
berperan sebagai usaha mengukuhkan nilai-nilai ajaran Islam dalam
kehidupan masyarakat, sehingga ajaran Islam benar-benar menjadi sumber
dan mewarnai seluruh ide dan karya manusia.
Sesuai dengan pengertian dakwah yang begitu luas, maka
pelaksanaan dakwah tidaklah mungkin dilakukan oleh orang seorang
secara sendiri-sendiri. Pelaksanaan dakwah yang mempunyai skope
kegiatan yang begitu kompleks, hanya akan dapat berjalan secara efektif,
bilamana diterapkan ilmu manajemen serta kepemimpinan didalamnya.
Hal ini dilakukan agar setiap tenaga yang berada dalam proses dakwah
berjalan dengan maksimal.54
Adapun prosesnya yaitu dengan cara merencanakan tugas,
mengelompokan tugas, menghimpun dan menempatkan tenaga-tenaga
pelaksana dalam kelompok-kelompok tugas itu dan kemudian
menggerakkannya ke arah pencapaian tujuan dakwah yang dalam hal ini
disebut Manajemen Dakwah.55
Dalam hal ini, kemampuan serta keahlian untuk penerapan
manajemen dalam dakwah dapat diklasifikasikan sebagai berikut56
:
a. Melihat kedepan, menetapkan dan merumuskan kebijaksanaan dan
tindakan-tindakan dakwah yang akan dilaksanakan pada waktu-waktu
yang akan datang, dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Mengelompokkan tindakan-tindakan dakwah dalam kesatuan-kesatuan
tertentu, menempatkan para pelaksana yang kompoten pada kesatuan-
54A. Rosyad Saleh, Manajemen Dakwah Islam, h. 32.
55
Ibid, h.34.
56 Ibid, h. 46.
39
kesatuan tersebut serta memberikan wewenang dan jalinan hubungan di
antara mereka.
c. Menggerakkan para pelaksana dakwah untuk segera melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang telah ditentukan.
d. Mengusahakan agar tindakan yang dilakukan dan hasilnya senantiasa
sesuai dengan rencana, instruksi, petunjuk, pedoman dan ketentuan-
ketentuan lain yang telah diberikan sebelumnya.
Keempat kelompok kemampuan atau keahlian diatas oleh para ahli
manajemen disebut sebagi fungsi manajemen, yang secara berurutan
dinamakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengendalian.
C. Remaja Masjid
1. Pengertian Remaja Masjid
Kumpulan dari remaja yang beraktivitas di masjid dalam rangka
memberikan kontribusi secara langsung maupun tidak langsung bagi
keberlangsungan dakwah di masjid dan atau di masyarakat. Visi Remaja
Masjid itu sendiri bertujuan melakukan aktivitas sosial dan ibadah di
lingkungan masjid.Hal ini sangat perlu dan mutlak keberadaannya dalam
menjamin estafet makmurnya suatu masjid sehingga fungsi dinamika
masjid itu sendiri dapat di pertahankan kelangengannya. Sedangkan misi
dari remaja masjid adalah berdakwah dengan hikmah dan pelajaran yang
baik serta menjadi rahmat bagi semesta alam.57
57
Pinterngaji.blogspot.com/.../memajukan-remaja-masjid-dan-memakmurkan. Di akses
pada tanggal 22/06/2014 pukul 10.35 WIB.
40
Remaja masjid adalah perkumpulan pemuda masjid yang melakukan
aktivitas sosial dan ibadah di lingkungngan masjid. Pembagian tugas dan
wewenang dalam remaja masjid termasuk dalam golongan organisasi yang
menggunakan konsep Islam dengan menerapkan asas musyawarah,
mufakat dan amal jama‟i (gotong royong) dalam segenap melakukan
aktivitasnya.
Remaja masjid sebagai agen strategis dalam pemberdayaan umat perlu
dibekali keilmuan dan keterampilan yang dibutuhkan, misalnya para
aktivis remaja masjid juga perlu menekuni pengetahuan jurnalistik dan
kewirausahaan. Hal itu penting untuk menguatkan dakwah dan
pemberdayaan umat. Dua pengetahuan itu dapat menjadi sarana dakwah,
maupun peningkatan SDM Remaja Masjid sehingga mampu mandiri.
Dengan demikian, kedudukan remaja masjid adalah sebagai organisasi
otonom yang relatif independen dalam membina anggotanya. Remaja
masjid dapat menyusun program, menentukan bagan dan struktur
organisasi serta memilih pengurusnya sendiri. Karena itu aktivis remaja
masjid memiliki kesempatan untuk berkreasi, mengembangkan potensi
dan kemampuannya serta beraktivitas secara mandiri. Adapun peran dan
fungsi remaja masjid antara lain :
a. Memakmurkan Masjid
b. Pembinaan Remaja Muslim
c. Kaderisasi Umat
d. Pendukung Kegiatan Ta‟mir Masjid
41
e. Dakwah dan Sosial58
Remaja masjid membina para anggotanya agar beriman, berilmu dan
beramal sholih dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT untuk
mencapai keridhaanNya. Pembinaan dilakukan dengan menyusun aneka
program yang selanjutnya ditindak lanjuti dengan berbagai aktivitas.
Remaja Masjid yang telah mapan biasanya mampu bekerja secara
struktural dan terencana. Mereka menyusun program kerja periodik dan
melakukan berbagai aktivitas yang berorientasi pada :
a. Keislaman.
b. Kemasjidan.
c. Keremajaan.
d. Keterampilan.
e. Keilmuan. 59
Mereka juga melakukan pembidangan kerja berdasarkan
kebutuhan organisasi, agar dapat bekerja secara efektif, dan efisien.
Beberapa bidang kerja dibentuk untuk mewadahi fungsi – fungsi
organisasi yang disesuaikan dengan program kerja dan aktivitas yang akan
diselenggarakan diantaranya :
a. Administrasi dan Kesekretariatan.
b. Keuangan.
c. Pembina Anggota.
d. Perpustakaan dan Informasi.
58Lukman Hakim, “peranan RISMA sebagai lembaga dakwah masjid agung Jawa
Tengah”,(Semarang, 2009), h. 32.
59Siswanto, Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid,h. 49.
42
e. Kesejahteraan Umat.
f. Kewanitaan.60
Remaja masjid yang terorganisir dengan baik, bukan saja akan
memberikan kesempatan bagi anggotanya untuk mengembangkan bakat
dan kemampuannya, namun juga akan memberi bekal yang baik bagi masa
depan mereka, terutama bekal taqwa. Sehingga hadirnya generasi muslim
yang terbaik, beriman, berilmu pengetahuan, beramal shalih dan ber‟amar
ma‟ruf nahi munkar.
2. Remaja Masjid Sebagai Lembaga Dakwah
Telah diketahui bahwa remaja masjid merupakan organisasi
dakwah yang menghimpun remaja muslim. Keterikatannya dengan masjid,
maka peran utamanya adalah memakmurkan masjid. Organisasi ini dapat
berpartisipasi aktif dalm mendakwahkan Islam oleh sebab itu bisa
dikategorikan sebagai lembaga dakwah. Dan secara luas, disesuaikan
dengan situasi dan kondisi yang melingkupinya.
Aktivitas dakwah bil lisan, bil hal, bil kalam dan lain sebagainya
dapat diselenggarakan dengan baik oleh anggotanya, meskipun kegiatan
tersebut diselenggarakan oleh remaja masjid akan tetapi tidak akan
membatasi hanya bidang keremajaan saja melainkan juga melaksanakan
aktifitas yang menyentuh masyarakat luas, seperti bakti sosial, kebersihan
lingkungan, membantu korban bencana alam, pengajaran Al Qur‟an dan
lain – lain.
60Siswanto, Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid,h. 51.
43
Semuanya adalah contoh aktivitas dakwah yang dilakukan oleh
remaja masjid dan mereka juga dapat bekerja sama dengan ta‟mir masjid
dalam merealisasikan kegiatan kemasyarakatan tersebut.61
61
Lukman Hakim, “peranan RISMA sebagai lembaga dakwah masjid agung Jawa
Tengah”, h.36.
44
BAB III
GAMBARAN UMUM SUBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Berdirinya Dewan Pengurus Daerah (DPD) BKPRMI Jakarta
Selatan
Badan Komunikasi Pemuda dan Remaja Masjid Indonesia Dewan
Pengurus Daerah Jakarta Selatan merupakan salah satu lembaga dakwah yang
dalam aktivitas–aktivitasnya di samping menggunakan pendekatan dakwah
verbal juga melalui dakwah bil hal. Kegiatan dakwah di BKPRMI diharapkan
dapat memberikan perubahan bagi remaja muslim yang berada di wilayah
Jakarta Selatan dan umumnya pada seluruh lapisan masyarakat.1
Pada dasarnya sejarah pembentukan Dewan Pengurus Daerah
BKPRMI Jakarta Selatan dimulai dengan dilaksanakannya (Musyawarah
Daerah (musda), setelah berdirinya BKPRMI pusat di Bandung. Pada saat itu
terlaksananya Musyawarah Nasional (munas) yang terdapat perwakilan
tokoh–tokoh dari Jakarta. Awal mula nama lembaga ini adalah Badan
Komunuikasi Pemuda Masjid Indonesia (BKPMI) berdiri tanggal 3 September
1977/19 Ramadhan 1397 Hijriah di Masjid Istiqamah Bandung, Jawa Barat.
Dengan terbentuknya kepengurusan periode 1977–1980 hasil musyawarah
kerja nasional dan dilantik oleh KH. EZ Muttaqien mewakili ketua Umum
Majelis Ulama Indonesia Pusat.2
1 Wawancara Pribadi dengan Andri Anas. Ketua Umum DPD BKPRMI Jakarta Selatan.
Sekretariat BKPRMI Jakarta Selatan 10 September 2014. Pukul 20.00 WIB.
2 Said Abdul Qodir, Sejarah dan Panduan Organisasi BKPRMI, (Jakarta: CV Setya
Printing, 2001), h. 7.
45
Lahirnya BKPMI ini adalah pada forum Musyawarah Kerja Nasional I
yang kemudian disepakati sebagai Musyawarah Nasional I, dan dihadiri oleh
BKPMI wilayah dengan kepemimpinan model presidium. Dan terpilihlah
sebagai ketua umum pada saat itu, yaitu Toto Tasmara dengan sekretaris
umum Bambang Pranggono. Tercatat sebagai pendiri adalah : Toto Tasmara,
Ahmad Mansur Suryanegara, Syamsuddin Manaf, Bambang Pranggono,
masing–masing dari Jawa Barat. Kemudian Mustafid Amna, Syaifuddin
Danondjoyo, Muhammad Anwar Ratnaprawira, Muchlis Ma’ruf masing–
masing dari DKI Jakarta. Nasir Budiman, Nurcholis Turmudzi masing–masing
dari Jawa Tengah, dan Mubayin dari Jawa Timur.3
Pembentukannya yaitu dilatarbelakangi sebagai reaksi terhadap gejala
sosial yang berkembang di tanah air seperti konsep pembangunan nasional
yang dinilai cenderung yang berorientasi pada pembentukan masyarakat
sekuler. Isu kebangkitan Islam abad XV Hijriah yang ditandai dengan
kesemarakan kegiatan keagamaan, pencerahan keagamaan melalui kajian–
kajian dalam berbagai bentuknya, kuatnya dorongan untuk membangun
Ukhuwah Islamiyah serta tumbuhnya kesadaran beragama di kalangan muda
Islam.4
Tumbuh kembangnya kajian–kajian Islam di berbagai belahan dunia di
satu sisi, menjadikan semakin kuatnya semangat Generasi Muda Islam
Indonesia untuk memantapkan posisi dan citra Indonesia tidak hanya sebagai
pemeluk Islam terbesar di dunia. Namun menjadi suatu kesadaran dan
3 Said Abdul Qodir, Sejarah dan Panduan Organisasi BKPRMI, h. 7.
4 Ibid, h. 8.
46
memunculkan gerakan umat Islam di seluruh dunia untuk kembali ke Masjid
sebagai basis perjuangannya, dimana masjid sebagai Baitullah dan masjid
sebagai milik umat.5
Rapat pembentukan dan pelantikan pengurus BKPMI periode I itu di
lakukan di Masjid Istiqomah Bandung. Pada saat pelantikan pengurus tersebut,
hadir beberapa tokoh pemuda Masjid dari Jakarta,Yogyakarta, dan Semarang.
Mengingat pengurus periode I ini berkedudukan di Bandung, maka sekretariat
BKPMI terletak di Bandung, yakni di gedung sekretariat Majelis Ulama
Indonesia, Jawa Barat. Kemudian berpindah mengikuti sekretariat MUI pusat.
Tahun 1986 di Masjid Al–Azhar Jakarta, dan mulai tahun 1989 sampai
sekarang di Masjid Istiqlal.6
Perubahan dari Badan Komunikasi Pemuda Masjid Indonesia
(BKPMI) ke Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia
(BKPRMI) dilakukan dalam Musyawarah Nasional VI tahun 1993 di Asrama
Haji Pondok Gede Jakarta, bersamaan dengan itu tergabungnya Forum
Silaturahmi Remaja Masjid (FOSIRAMA) di bawah pimpinan DR. H. Idrus
Marham, M.A. (Ketua Umum DPP BKPRMI sebelumnya). Serta dengan
perubahan nama organisasi dalam MUNAS VI ini pula di sepakati, bahwa
BKPRMI merupakan lembaga otonom dari organisasi Dewan Masjid
Indonesia (DMI). Selain itu, di bawah pengurus BKPRMI terbentuk beberapa
Lembaga Pembinaan dan Pengembangan seperti Lembaga Pembinaan dan
Pengembangan Taman Kanak-Kanak Al-Qur’an (LPP-TKA), Lembaga
5 Wawancara Pribadi dengan Andri Anas. Ketua Umum DPD BKPRMI Jakarta Selatan.
Sekretariat BKPRMI Jakarta Selatan 10 September 2014. Pukul 20.00 WIB.
6 Said Abdul Qodir, Sejarah dan Panduan Organisasi BKPRMI, h. 9.
47
Pembinaan dan Pengembangan Dakwah dan Sumber Daya Manusia (LPP-
DSDM), Ekonomi Koperasi (LPP-EKOP), Lembaga Badan Hukum (LPP-
LBH), Keluarga Sakinah (LPP-KS), Lembaga Pembinaan dan Pengembangan
Ketahanan Santri (LKS)/Brigade Masjid, Lembaga Pembinaan Kesehatan
Masyarakat (LPKM).7
B. Visi, Misi dan Tujuan Dewan Pengurus Daerah (DPD) BKPRMI Jakarta
Selatan
Visi adalah pandangan gambaran masa depan dalam aktivitas apapun,
konteks disini ialah tentang dakwah dan merupakan tugas atau amanah yang
harus diemban oleh para da’i dalam posisi dirinya sebagai pembawa risalah
dakwah. Visi merupakan inviseble matter yang mengantarkan ke sesuatu yang
akan dilakukan secara berkesinambungan, sifat visi adalah cenderung pada
dasar filosofi. Untuk itu hendaknya visi ini bukan hanya sebuah tulisan atau
pernyataan kososng, melainkan sebuah gambaran yang ideal.8
Misi merupakan tujuan yang memberikan pedoman pada manajemen
dalam memusatkan aktivitasnya, misi adalah bentuk implementasi dari visi.
Misi ini diperuntukkan untuk manajemen, sedangkan visi bersumber dari para
pelaku dakwah. Perlu digarisbawahi, bahwa dalam misi hendaknya tidak
dinyatakan terlalu luas agar tetap menjadi pedoman manajemen dalam
memfokuskan aktivitas dakwah.9
7 Said Abdul Qodir, Sejarah dan Panduan Organisasi BKPRMI, h. 11.
8 Didin Hafidhuddin, Hendri Tanjung, Manajemen Syariah dalam Praktik, (Jakarta:
Gema Insani Press, 2002), h. 92. 9 M. Munir, Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Prenada Media Grup, 2012),
Cet, Ke-3, h. 86.
48
Dari pembentukan visi serta misi yang ada di Dewan Pengurus Daerah
BKPRMI Jakarta Selatan, berkaitan dengan visi misi yang telah dibentuk dari
pengurus BKPRMI pusat, dan berlaku sampai tingkat kecamatan.10
Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia memiliki Visi
dan Misi yaitu :
Visi : Memiliki kecintaan kepada masjid serta Memberdayakan dan
mengembangkan potensi Pemuda Remaja Masjid agar bertaqwa
kepada Allah SWT, memiliki wawasan ke-Islaman dan ke–
Indonesiaan yang utuh dan kokoh.
Misi : Menjadikan masjid sebagai pusat ibadah, pembinaan umat serta
pusat kebudayaan dan perjuangan untuk membina generasi muda
menjadi kader umat yang memiliki wawasan keIslaman yang
utuh, bersikap Istiqamah, dan berakhlak mulia serta mempunyai
citra sebagai berikut :
a. Muwahid (Pemersatu)
b. Mujahid (Pejuang)
c. Musyadid (Pelurus)
d. Muaddib (Pendidik)
e. Mujadid (Pembaharu Iman)11
Untuk mencapai visi dan misi tersebut Dewan Pengurus Daerah
BKPRMI Jakarta Selatan melakukan usaha–usaha dalam meningkatkan upaya
pengembangan minat, kemampuan dan pemahaman Al – Qur’an bagi seluruh
10 Wawancara Pribadi dengan Andri Anas. Ketua Umum DPD BKPRMI Jakarta Selatan.
Sekretariat BKPRMI Jakarta Selatan 10 September 2014. Pukul 20.00 WIB.
11 Said Abdul Qodir, Sejarah dan Panduan Organisasi BKPRMI, h. 15.
49
pemuda, remaja, anak–anak serta jama’ah masjid. Mendorong tumbuhnya
organisasi pemuda remaja masjid dan mengkokohkan komunikasi di kalangan
pemuda remaja masjid dalam mengembangkan program dan gerakan dakwah
Islam.12
Meningkatkan kualitas dan prestasi generasi muda bangsa melalui
pendekatan keagamaan, pendidikan, kebudayaan, dan ilmu pengetahuan
sebagai wujud partisipasi dalam pembangunan bangsa. Memantapkan
wawasan keislaman dan keindonesiaan serta kesadaran pemuda remaja
masjid Indonesia tentang cita – cita perjuangan bangsa bela negara dan
dakwah Islamiyah dalam arti luas. Membina dan mengembangkan
kemampuan manajemen dan kepemimpinan pemuda remaja masjid yang
berorientasi kepada kemasjidan, keutamaan, dan keIndonesiaan, serta
meningkatkan hubungan dan kerja sama dengan pemerintah, organisasi
keagamaan, kepemudaan dan profesi lainnya, baik di tingkat nasional maupun
internasional.13
Tujuan atau cita–cita Dewan Pengurus Daerah BKPRMI Jakarta
Selatan yaitu memfungsikan masjid sebagai pusat ibadah, perjuangan dan
kebudayaan umat demi kejayaan Islam dan muslimin (Izzul Islam Wal
Muslimin) dalam Negara Indonesia. Menjadi wahana komunikasi dan
organisasi harapan umat sebagai tempat lahirnya pemimpin Islam yang
berakhlak mulia. Serta mewujudkan persatuan dan kesatuan umat dalam
12 Wawancara Pribadi dengan Andri Anas. Ketua Umum DPD BKPRMI Jakarta Selatan.
Sekretariat BKPRMI Jakarta Selatan 10 September 2014. Pukul 20.00 WIB.
13 Said Abdul Qodir, Sejarah dan Panduan Organisasi BKPRMI, h. 16.
50
Ukhuwah Islamiyah demi tercapainya umat yang satu, serta mewujudkan
masyarakat Marhamah yang berpegang teguh pada nila–nilai Islam.14
C. Organisasi Kepengurusan Dewan Pengurus Daerah (DPD) BKPRMI
Jakarta Selatan
Pembina : Walikota Administrasi Jakarta Selatan
Kabag. Dikmental Kota Administrasi Jakarta Selatan
Ka. Badan Kesatuan Bangsa Kota Administrasi
Jakarta Selatan
Ka. BAZIS Kota Administrasi Jakarta Selatan
Kasudin. Olahraga dan Pemuda Kota Administrasi
Jakarta Selatan
Kasudin. Sosial Dikmen Kota Administrasi Jakarta
Selatan
Ka. Kantor Kementrian Agama Kota Administrasi
Jakarta Selatan
Ketua MUI Kota Administrasi Jakarta Selatan
Ketua DMI Kota Administrasi Jakarta Selatan
Penasehat : KH. Muhaimin Lutfi
KH. Abdul Rodjak
H. Edi
Ir. Endah Pradjoko
14 Said Abdul Qodir, Sejarah dan Panduan Organisasi BKPRMI, h. 17.
51
Majelis Pertimbangan Daerah ( MPD )
Ketua : Drs. HM. Nurraihan, MM
Sekretaris : H. Sofyan Hadi, S.Pd.I
Anggota : Agus Sudono, S.Pd.I
Abbas Ma’moer, S.Ag
Haryadi, S.Pd.I
Dewan Pengurus Daerah ( DPD )
Ketua Umum : Andri Anas, S.Pd,I
Ketua I : Romdhoni
Ketua II : Nur’aini
Ketua III : Khoirul Anwar
Ketua IV : Siti Roqiqoh
Ketua V : Abdurrahman
Sekretaris Umum : Abdul Aziz
Wakil Sekretaris : Murjiningsih
Bendahara Umum : Azki Erlangga
Wakil Bendahara : Santi
Lembaga Otonom DPD BKPRMI Jakarta Selatan
1. Lembaga Pembinaan Pengembangan Taman Kanak Kanak Al-
Qur’an (LPPTKA)
Direktur Daerah : Drs. H Ahmad Darka, AW
Wadir I : Nurjamal, S.Pd.I
52
Wadir II : Abdul Halim Rahmat
Sekretaris : Kanafi Inaf
Bendahara : Dra. Hj. Rahmawati
2. Lembaga Pembinaan Pengembangan Keluarga Sakinah (LPPKS)
Direktur Daerah : Yuli
Wadir I : Yani Mulyani
Wadir II : Ikhwanudin, SQ
Sekretaris : Saipudin
Wakil Sekretaris I : Rusmalini S.Pd.I
Wakil Sekretaris II : Adi
Bendahara : Istikhanah Amd
3. Lembaga Pembinaan Pengembangan Dakwah dan Sumber Daya
Manusia (LPPDSDM)
Direktur Daerah : Ahmad Muhadjir
Wadir I : M. Fadli, S.Ag
Wadir II : H. Ridwan Hasyim
Sekretaris : Fitria Rachmawati
Bendahara : Nur Lu’lu
4. Lembaga Pembinaan Pengembangan Ekonomi dan Koperasi
(LPPEKOP)
Direktur Daerah : Ukar
Wadir : Tuti Alawiyah
Sekretaris : Ahmad Pramegi
53
Bendahara : Rika
5. Lembaga Pembinaan Pengembangan Ketahanan Santri / Brigade
Masjid
Komandan Direktur : Abu Bakar
Wakil Komandan : Sudharmono
Kepala Staff : Rahmatulloh
Asisten Div Logistic : Ismail
Asisten Div Umum : Sutris
6. Lembaga Bantuan Hukum dan Advokasi (LBHA)
Direktur Daerah : Agus Darmawan, SH.I
Wadir : Joko Wasono SH.I
Sekretaris : Irwan Chaerul Umam
Wakil Sekretaris : Maulana Hasanuddin
7. Lembaga Pembinaan Kesehatan Masyarakat (LPKM)
Direktur Daerah : Dr. Dian
Wadir : Ust. Mustofa
Sekretaris : Dr. Trisna
Wakil Sekretaris : Nowo
Bidang–Bidang
1. Bidang Hubungan Antar Lembaga dan Komunikasi Ummat
Ketua : Ahmad Romdoni
Sekretaris : Siti Ruqoyah
Anggota : A. Taufik
54
2. Bidang Pembinaan Organisasi dan Keanggotaan
Ketua : Umar
Sekretaris : Nurhasan
Anggota : Afi
3. Bidang Olah Raga dan Budaya
Ketua : Sarwo
Sekretaris : Rosyid
Anggota : Fatur
4. Bidang Penelitian, Pengkajian dan Kemakmuran Masjid
Ketua : Syarif
Sekretaris : Doni
Anggota : Jahir
5. Bidang Publikasi, Dokumentasi dan Humas
Ketua : A. Baidowi
Sekretaris : Uju Tajudin
Anggota : Siswanto
55
Struktur Pengurus BKPRMI DPD Jakarta Selatan
KETUA UMUM
ANDRI ANAS M.A
Ketua I : Romdoni
Ketua II : Nuraini
Ketua III : Khairul Anwar
Ketua IV : Siti Roqiqoh
Ketua V : Abdurrahman
SEKUM
ABDUL AZIZ BENDUM
AZKI ERLANGGA
WASEKUM
MURJININGSIH WABENDUM
SANTI
Bidang Hubungan
Antar Lembaga dan
Komunikasi Umat
Bidang Pembinaan
Organisasi dan
Keanggotaan
Bidang Olahraga
dan Budaya
Bidang
Penelitian
Pengkajian dan
kemakmuran
Masjid
Bidang
Publikasi,
Dokumentasi
dan Humas
LPPTKA
LPPKS
LPPDSDM
LPP EKOP
LPP KETAHANAN SANTRI
LBHA
LPKM
56
D. Program dan Bentuk Kegiatan Dewan Pengurus Daerah (DPD) BKPRMI
Jakarta Selatan
Pada dasarnya sesuai dengan Munas VI BKPRMI dari tingkat pusat
sampai kecamatan, BKPRMI memiliki Lembaga Pembinaan dan
Pengembangan (LPP) dan termasuk program kegiatan yang formal
diantaranya yaitu15
:
a. Lembaga Pembinaan Pengembangan Taman Kanak-Kanak Al-Qur’an
Melakukan penyiapan generasi qur’ani guna menyongsong masa
depan gemilang. Kegiatan ini guna mendukung program pemerintah bagi
peningkatan kemampuan baca tulis huruf Al–Qur’an untuk umat Islam
terutama generasi muda Islam, demi terciptanya generasi yang bertaqwa.
b. Lembaga Pembinaan Pengembangan Dakwah dan Sumber Daya Manusia
Mengembangkan potensi ke Ilmuan Islam dan belajar dalam
berdakwah secara bil hal, bil lisan, dan bil kalam serta mengkaji
ajaran/syariat Islam yang sudah berkembang. Guna meningkatkan kualitas
diri pada anggota organisasi serta melakukan perhatian kepada pembinaan
kader yang berkesinambungan untuk tercapainya kualitas pemuda remaja
masjid dan masyarakat yang beriman, dan bertaqwa, berakhlak mulia,
tangguh dan cerdas.
c. Lembaga Pembinaan Pengembangan Ekonomi dan Koperasi
Melakukan perhatian pengembangan potensi ekonomi untuk
meningkatkan partisipasi pemuda remaja masjid dalam pengembangan
15 AD/ART BKPRMI Dewan Pengurus Pusat, BAB IV, Pasal 22, h. 24
57
dan pembinaan ekonomi ummat yang berjiwa keislaman, kerakyatan,
kemandirian, kewirausahaan dan keadilan.
d. Lembaga Pembinaan Pengembangan Kesehatan Masyarakat
Memberikan perhatian kepada kesehatan masyarakat dengan
memberikan penyuluhan kesehatan serta pengobatan bagi para masyrakat
dan bekerjasama pada instansi pemerintahan seperti puskesmas/posyandu.
e. Lembaga Pembinaan Pengembangan Bantuan Hukum dan Advokasi
Memberikan perhatian dalam mewujudkan tertib organisasi dan
meletakkan dasar serta arah perjuangan lembaga. Membangun, membina
dan meningkatkan kualitas keilmuan khususnya di bidang hukum
terhadap anggota dan pengurus sebagai upaya dalam mencermati
dinamika hukum, dan memberikan konsultasi hukum atau bantuan hukum
terhadap masyarakat.
f. Lembaga Pembinaan Pengembangan Keluarga Sakinah
Memberi perhatian kepada kesejahteraan keluarga Muslim,
khususnya keluarga besar BKPRMI dan peningkatan potensi keluarga
muslim.
g. Lembaga Pembinaan Pengembangan Ketahanan Santri/Brigade Masjid
Menjadikan cinta tanah air, bela negara dan bela masyarakat,
termasuk kegiatan SAR, dalam arti luas bagi pemuda Remaja Masjid
Indonesia.
58
Dewan Pengurus Daerah (DPD) BKPRMI Jakarta Selatan
memiliki bentuk-bentuk kegiatan yang bersifat keorganisasian, otonom,
sosial dan kegiatan dakwah baik secara rutin maupun tahunan yang
semuanya mampu di kemas secara sebaik mungkin, yaitu :
1. Bentuk Kegiatan Pengembangan Organisasi
a. Melakukan pelatihan pengembangan setiap LPP BKPRMI dengan
mengadakan TOT (Training Of Trainer) dari setiap anggota jangka
waktu 4 tahun sekali.
b. Melakukan pengkaderan dan pembinaan anggota.
c. Melakukan Up-Grading, dari setiap kepengurusan.
d. Melakukan Training Manajemen Remaja Masjid.
e. Mengadakan pelatihan Leadership Camp.
f. Mengadakan Silaturahmi Remaja Masjid.
g. Mengadakan Bulan Olah Raga dan Seni untuk Remaja Masjid.
2. Bentuk Kegiatan Semi Otonom
a. Kewirausahaan.
b. Pendidikan Pengajaran untuk Anak kurang mampu.
c. Pengembangan Sosial.
3. Bentuk Rutin Kegiatan Dakwah
a. Pengajian keliling masjid untuk pemuda dan masyarakat setiap 2
minggu sekali.
b. Kajian Kitab Kuning Al Majlis Saniyah untuk umum, setiap sabtu
ba’da subuh di masjid Jami’ At Taqwa.
c. Mengadakan Kegiatan Peringatan Hari Besar Islam ( PHBI ) :
59
1) Isra’ Mi’raj
2) Maulid Nabi Muhammad SAW
3) Muharram
4) Bulan Ramadhan
d. Kuliah Dhuha untuk pemuda dan masyarakat setiap hari minggu,
dilakukan dengan jangka waktu 1 bulan 2 kali pertemuan dengan
masjid yang ditentukan.
e. Melakukan Pengajaran TPA dan ta’lim untuk Anak - anak di setiap
masjid, dilakukan ba’da maghrib bekerjasama dengan pengurus
kecamatan BKPRMI dan Remaja Masjid.
f. Mengadakan pelatihan baca qur’an yang bekerjasama dengan Dewan
Pengurus Kecamatan BKPRMI.
g. Mengadakan pelatihan dan pembinaan Da’i muda yang di pilih 2
orang dari setiap Kecamatan yang berada di Jakarta Selatan.
h. Mengadakan santunan untuk kaum Dhuafa.
4. Bentuk Kegiatan Sosial/Umum
a. Mengadakan seminar–seminar yang bersifat agamis, sosialis,
akademis, dan problematika masyarakat. Bekerjasama dengan
organisasi seperti Karang Taruna, KNPI, dan Pemerintahan.
b. Menggerakkan kader–kader untuk mampu bekerja bakti di lingkungan
Masjid maupun lingkungan umum.
c. Mengadakan bakti sosial apabila terjadi bencana alam dan sejenisnya.
5. Bentuk Kegiatan Dakwah Tahunan Ramadhan
a. Mengadakan Gema Ramadhan yaitu :
1) Perlombaan Islami untuk santri TPA.
60
2) Pesantren Ramadhan untuk TPA, SD dan SMP.
3) Kuliah Ramadhan untuk remaja dilakukan ba’da Tarawih.
a. Mengadakan bazar Ramadhan.
b. Santunan Dhuafa dan Buka Puasa Bersama.
c. Mengadakan I’tikaf.
d. Membentuk kepanitiaan ZIS.16
E. Sarana dan Prasarana Dewan pengurus Daerah (DPD) BKPRMI
Jakarta Selatan
Sarana dan prasaran yang sudah dimiliki Dewan Pengurus Daerah
BKPRMI Jakarta Selatan merupakan salah satu penunjang guna tercapainya
tujuan yang diharapkan, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Kantor kesekretariatan bertempat di masjid Al Hikmah Ulujami
2. Aula Rapat
3. Tempat TPA
4. Sound system
5. Alat kesenian Islam
6. Marawis/Hadroh
7. Komputer
8. Proyektor
9. Administrasi.17
16 Arsip Kegiatan Kepanitian Ramadhan, DPD BKPRMI Jakarta Selatan.
17
Wawancara Pribadi dengan Abdul Aziz. Sekretaris Umum DPD BKPRMI Jakarta
Selatan. Sekretariat BKPRMI Jakarta Selatan 10 September 2014. Pukul 20.45 WIB.
61
Organisasi lembaga dakwah yang baik tentunya harus memiliki sarana
dan pra sarana yang memadai. Baik itu administratif, alat inventaris, maupun
alat–alat kesenian dakwah, karena itu semua merupakan penunjang atau bisa
disebut sebagai alat bantu agar kegiatan dakwah yang direncanakan bisa
tercapai secara maksimal dan dapat diterima di kalangan masyarakat dengan
sebaik mungkin.
62
BAB IV
TEMUAN PENELITIAN DAN ANALISIS MANAJEMEN PADA
KEGIATAN DAKWAH DEWAN PENGURUS DAERAH BADAN
KOMUNIKASI PEMUDA DAN REMAJA MASJID INDONESIA
JAKARTA SELATAN
A. Deskripsi Informan (Subjek Penelitian)
Dalam penelitian ini, penulis mendeskripsikan beberapa informan
sebagai subjek penelitian guna mengakuratkan sebuah data/sumber yang telah
didapat. Dalam menentukan informan pertimbangannya adalah1 :
1. Keakuratan dan validitas informasi yang diperoleh. Berdasarkan hal ini
maka jumlah informan sangat tergantung pada hasil yang dikehendaki ,
bila mereka yang menjadi informan adalah orang-orang yang benar
menguasai masalah yang diteliti, maka informasi tersebut dijadikan
analisis.
2. Jumlah informan sangat bergantung pada pencapaian tujuan penelitian,
artinya bila masalah-masalah dalam penelitian yang diajukan sudah
terjawab dari 5 informan, maka jumlah tersebut adalah jumlah yang tepat.
3. Peneliti diberi kewenangan dalam menentukan siapa saja yang menjadi
informan, tidak terpengaruh jabatan seseorang.
Informan yang telah didapat oleh peneliti dari setiap anggota yang
berada didalam kepengurusan Dewan Pengurus Daerah BKPRMI Jakarta
Selatan adalah 5 (lima) orang, karena dianggap menguasai permasalahan
1 Julia Brannen, Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Samarinda:
Pustaka Pelajar, 2002), Cet ke-IV, h. 151.
63
yang sedang diteliti. Informasi dari 5 informan tersebut dianggap sudah dapat
menjawab segala hal yang berkaitan dengan masalah dalam penelitian.
Selanjutnya pengumpulan informasi dilakukan dengan intensif sehingga
mendapatkan informasi yang valid. Kelima orang tersebut merupakan orang-
orang yang sangat memahami dalam bagiannya masing-masing. Mereka
adalah sebagai berikut :
1. Ketua umum Dewan Pengurus Daerah BKPRMI Jakarta Selatan, beliau
bernama Andri Anas. Dimana sebagai jabatan yang diperolehnya beliau
memiliki peranan yang cukup besar bagi perkembangan DPD BKPRMI
Jakarta Selatan pada setiap bidang, kegiatan, dan program yang telah
ada. Untuk itu, penulis memilih beliau sebagai salah satu informan karena
menganggap sangat mampu membantu memberikan informasi-informasi
yang akurat untuk penelitian ini. Disamping itu pula, beliau juga
merupakan orang yang dianggap mampu dalam bidang intelektual karena
sudah menyelesaikan jenjang strata 2.
2. Sekretaris umum Dewan Pengurus Daerah BKPRMI Jakarta Selatan,
beliau bernama Abdul Aziz. Dimana sebagai jabatan yang diperolehnya,
tentu beliau mengerti tentang tata cara administratif yang berada di DPD
BKPRMI Jakarta Selatan dan mengenal tentang aplikasi-aplikasi
manajemen yang dilakukan DPD BKPRMI Jakarta Selatan. Untuk itu,
penulis memilih beliau sebagai informan karena dianggap sangat perlu dan
dapat membantu terselesaikannya penelitian ini.
3. Bendahara umum Dewan Pengurus Daerah BKPRMI Jakarta Selatan,
64
beliau bernama Azki Erlangga. Penulis memilih beliau sebagai informan
karena dianggap mampu mengetahui pengauditan keuangan yang ada.
Dimana hal tersebut merupakan yang dianggap penting, karena demi
terciptanya roda manajemen yang akurat pada setiap bidang yang telah
ada.
4. Ketua Umum Dewan Pengurus Kecamatan BKPRMI Pesanggrahan
Jakarta Selatan, bernama Andika Abdullah. Beliau merupakan salah satu
perwakilan dari DPK BKPRMI di Jakarta Selatan, penulis memilih beliau
sebagai informan karena menganggap penting untuk lebih mengetahui alur
koordinasi yang telah ada. Hal ini untuk lebih menguatkan informasi
penerapan manajemen kegiatan dakwah yang telah dilakukan, dan sejauh
mana keterkaitannya dengan Dewan Pengurus Kecamatan BKPRMI.
5. Ketua umum Remaja Masjid At Taqwa, bernama Rizal Wahyudi. Beliau
merupakan salah satu anggota yang remaja masjidnya sudah terdaftar
dalam Dewan Pengurus Daerah BKPRMI Jakarta Selatan. Penulis memilih
beliau sebagai informan, karena agar lebih mengetahui sejauh mana
keterkaitannya remaja masjid yang telah terdaftar di dalam DPD BKPRMI
Jakarta Selatan dan dikelola dengan penerapan manajemen pada kegiatan
dakwah yang dilakukan. Hal ini untuk lebih menguatkan hasil informasi
yang didapat dari penelitian ini.
65
B. Kegiatan dakwah pada DPD BKPRMI Jakarta Selatan
Pada bab III sebagai mana telah dijelaskan, salah satu lembaga
dakwah yang bergerak pada tingkat generasi muda berbasis masjid tentu
BKPRMI menjadi organisasi kader sekaligus pelopor gerakan dakwah dengan
segala potensi yang dimilikinya berkewajiban mewujudkan masyarakat
madani. Khususnya pembinaan yang kontinu kepada generasi muda muslim
untuk dijadikan motivator dan penggerak sebagai bagian dari proses
terwujudnya masyarakat madani.
Untuk itu, kegiatan–kegiatan yang direncanakan dan dibuat adalah
kegiatan dakwah yang memang sebagai salah satu mesin untuk mencapai
tujuan dari BKPRMI. Berpusat atau berkonsentrasi pada pemuda remaja
masjid yang bergerak untuk dakwah, wadah kaderisasi, gerakan ekonomi,
sosial–budaya dan pemberdayaan masyarakat serta gerakan keumatan.2
Kegiatan dakwah yang dilakukan Dewan Pengurus Daerah BKPRMI
Jakarta Selatan sudah tertera dalam program yang direncanakan yaitu sebagai
berikut :
1. Kegiatan Dakwah Rutin
a. Pengajian keliling masjid untuk pemuda dan masyarakat setiap 2
minggu sekali.
Hal ini dilakukan untuk mensinergikan silaturahmi antar
pengurus DPD BKPRMI Jakarta Selatan dengan Remaja Masjid dan
Jama’ah masjid tersebut. Dan pengajian ini diisi dengan metode
2 Wawancara Pribadi dengan Andri Anas. Ketua Umum BKPRMI DPD Jakarta Selatan.
Sekretariat BKPRMI Jakarta Selatan 10 September 2014. Pukul 20.00 WIB.
66
dakwah tabligh yang mengundang pemateri dari da’i atau ulama yang
sudah mumpuni. Tujuan kegiatan ini agar masyarakat dan seluruh
generasi muda muslim mampu memupuk nilai ke Islaman didalam
dirinya.
b. Kajian Kitab Kuning Al Majlis Saniyah untuk umum, setiap sabtu
ba’da subuh di masjid Jami’ At Taqwa bekerjasama dengan Remaja
Masjid At Taqwa.
Kajian kitab kuning ini adalah tentang hadits–hadits Rasulullah
SAW, dimaksudkan untuk mampu mendalami ilmu pengetahuan
dengan kitab gundul dan mengetahui kajian seperti nahwu, shorof
serta mengenalkan akhlak Rasulullah SAW secara murni. Dengan
pengaplikasian mencapai masyarakat yang madani.
c. Mengadakan Kegiatan Peringatan Hari Besar Islam ( PHBI ) :
1) Isra’ Mi’raj
2) Maulid Nabi Muhammad SAW
3) Muharram
4) Gema Ramadhan
Dengan memeriahkan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI)
diharapkan para generasi muda Islam mampu menyadari pola dalam
kehidupan sehari hari dengan terus menanamkan nilai dakwah dan ke
Islaman, karenanya setiap peringatan tersebut mengandung makna
untuk kehidupan yang lebih baik. Hal ini juga untuk mensyiarkan
kepada umat bahwa ke Islaman memiliki makna yang sangat
mendalam bagi kemaslahatan bersama.
67
d. Kuliah Dhuha untuk pemuda dan masyarakat setiap hari minggu,
dilakukan dengan jangka waktu 1 bulan 2 kali pertemuan dengan
masjid yang ditentukan.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk menambah kecintaan umat
kepada shalat Dhuha, seperti apa yang telah dilakukan secara rutin
oleh Rasulullah SAW. Mendalami keilmuan tentang ke-Islaman agar
kehidupan yang dijalani selalu menanamkan syariat–syariat Islam.
Pembicara yang mengisi dalam kuliah dhuha tersebut adalah dari
kalangan akademisi Islam dan para Ulama.
e. Melakukan Pengajaran TPA dan ta’lim untuk anak-anak di setiap
masjid, dilakukan ba’da maghrib bekerjasama dengan pengurus
kecamatan BKPRMI dan Remaja Masjid.
Kegiatan ini untuk mencetak generasi anak yang handal dalam
membaca Al-Qur’an serta mengetahui makna, hukum dan kaidahnya.
Dan mengenalkan nilai–nilai ke-Islaman sejak usia dini.
f. Mengadakan pelatihan/tahksin qur’an yang bekerjasama dengan
Dewan Pengurus Kecamatan BKPRMI.
Kegiatan ini dilakukan untuk mendalami Ilmu Al–Qur’an bagi
kaum muda dan remaja, yang bertujuan untuk mampu membaca
dengan lancar dan jelas sesuai dengan hukum tajwid yang ditetapkan.
Serta mengenal makna dari Qur’an tersebut.
g. Mengadakan pelatihan dan pembinaan Da’i muda yang di pilih 2
orang dari setiap Kecamatan yang berada di Jakarta Selatan.
68
Pelatihan Da’i yang dilaksanakan ini bertujuan untuk mencetak
Mubaligh muda yang nantinya akan diterjunkan ke masyarakat luas
dan daerah tertinggal.
h. Mengadakan santunan untuk kaum Dhuafa.
Santunan untuk kaum dhuafa dimaksudkan agar pemberdayaan
ekonomi umat dapat berjalan secara maksimal dan agar kita belajar
untuk lebih peduli kepada orang yang memang membutuhkan. Yaitu
dengan memberikan santunan secara konsumtif dan produktif, dana
yang diperoleh yaitu dari uang kas organisasi dan pemberian
sumbangan dari masyarakat.
2. Bentuk Kegiatan Dakwah Tahunan
a. Kegiatan Dakwah Ramadhan
1) Mengadakan Gema Ramadhan yaitu :
a) Perlombaan Islami untuk santri TPA.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengasah kemampuan
santriwan/i TPA dibidang keagamaan, serta memberikan
penghargaan kepada yang berprestasi. Hal ini bertujuan untuk
tetap mencetak generasi yang lebih muda agar terus mencintai
Islam dan mengamalinya.
b) Pesantren Ramadhan untuk TPA, SD dan SMP.
Hal ini untuk membina para santri/i TPA tentang keluasan
Ilmu Agama, Sosial dan Pendidikan umum agar dapat berimbang
dalam pengaplikasiaannya. Serta di didik untuk lebih mandiri.
69
c) Kuliah Ramadhan untuk remaja dilakukan ba’da Tarawih.
Kegiatan ini dimaksudkan untuk lebih bersilaturahmi
sesama Remaja Masjid dan menambah ke Ilmuawan serta
wawasan keagamaan yang bermanfaat. Dan lebih positif dalam
mengamalkan bulan Ramadhan.
d) Mengadakan Bazar Ramadhan.
Mengadakan Bazar Ramadhan adalah sebagai wadah dalam
memeriahkan bulan suci Ramadhan dan memfasilitasi para
pedagang sehingga dapat terjalinnya ukhuwah Islamiyah.
e) Santunan Dhuafa dan Buka Puasa Bersama.
Memberikan suatu manfaat dan kebahagiaan di bulan
Ramadhan dengan para kaum dhuafa, sehingga nantinya kita di
ajarkan untuk bisa lebih bersyukur dan terus peduli.
f) Mengadakan I’tikaf.
Menjalin silaturahmi antara pengurus dan Jama’ah dengan
cara mencari Ridho Allah serta meramaikan masjid pada bulan
suci Ramadhan.
g) Membentuk kepanitiaan ZIS.
Agar setiap anggota organisasi mampu belajar menjadi
Amil yang baik untuk memudahkan dan memfasilitasi para
muzakki dalam mengeluarkan zakat untuk para mustahiq.3
3 Wawancara Pribadi dengan Muhammad Azki. Bendahara Umum BKPRMI DPD Jakarta
Selatan. Sekretariat BKPRMI Jakarta Selatan 10 September 2014. Pukul 20.15 WIB.
70
Sebagai ciri organisasi lembaga dakwah, tentu kegiatan–kegiatan
dakwah yang ada di DPD BKPRMI Jakarta Selatan tidak bergerak sama
sekali untuk mencari keuntungan. Namun bergerak untuk memajukan
Dakwah Remaja Masjid, sehingga tidak ada keuntungan yang dinikmati
oleh organisasi. Yang ada adalah suatu nilai kepuasan apabila rencana
kegiatan dakwah tersebut bisa di aplikasikan untuk kehidupan umat. Jika
adanya pendapatan, maka hal tersebut akan digunakan untuk kegiatan
atau sebagai subsidi kegiatan yang lainnya.
C. Program Manajemen Dakwah yang dilakukan DPD BKPRMI Jakarta
Selatan
Dalam manajemen dakwah, hasil yang difokuskan adalah sasaran
dakwah yang menjadi target bagi aktivitas dakwah yang direalisasikan dalam
bentuk yang konkret. Oleh karena itu, diperlukan tindakan kolektif dalam
bentuk kerja sama sesuai dengan kapasitas dan kemampuan yang dimiliki
oleh para pelaku dakwah dan lembaga dakwah, shingga masing–masing
mampu memberikan kontribusi yang maksimal secara profesional. Kapasitas
peranan yaitu peran interpersonal, peran informasi, dan peran dessional
dalam hal ini manajemen dakwah adalah melakukan kerja sama secara
harmonis yang merupakan sebuah usaha kolektif, terwujud dalam sebuah
organisasi yang masing–masing memiliki fungsi dan tugas sesuai dengan
bidangnya serta diatur menurut prinsip–prinsip manajemen. Bila kondisi
tersebut berjalan, maka tujuan dari organisasi dakwah akan mencapai sasaran
yang telah ditetapkan.4
4 M. Munir, Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Prenada Media Grup 201,
2012), Cet, ke-3, h. 69.
71
Maka dari itu, organisasi lembaga Dakwah dan sekaligus pelopor
gerakan Dakwah DPD BKPRMI Jakarta Selatan juga mengaplikasikan
program Manajemen dakwah yang sudah terdapat didalam Garis–Garis Besar
Program Nasional. Dimana hal tersebut sebagai bahan acuan guna
tercapainya masyarakat madani sampai ruang lingkup yang terkecil.
BKPRMI juga memiliki tujuan memberdayakan dan mengembangkan
potensi pemuda remaja masjid agar senantiasa bertaqwa kepada Allah SWT,
memiliki wawasan keislaman dan keindonesiaan yang utuh dan kokoh, serta
senantiasa memakmurkan Masjid sebagai pusat ibadah, perjuangan dan
kebudayaan dengan tetap berpegang teguh kepada prinsip aqidah, ukhuwah,
dan dakwah Islamiyah untuk mewujudkan masyarakat marhamah dalam
Negara Kesatuan Republik Indonesia.5
Dilihat dari tujuan dan sifatnya, pengaplikasian program Manajemen
Dakwah yang ada di DPD BKPRMI Jakarta Selatan yaitu mengikuti acuan
yang sudah di sahkan dari pengurus pusat. Dalam hal ini bentuk Manajemen
Dakwah yang dilakukan terus mengedepankan nilai–nilai syariat Islam dan
sama sekali tidak menyampingkan hal-hal yang bersifat nasional dan
kebangsaan. Dengan menjalankan dari dua hal tersebut, diharapkan organisasi
penggerak Dakwah BKPRMI bisa terus bersinergi untuk mewujudkan cita-
cita Masyarakat Madani. Khususnya pembinaan yang kontinue kepada
generasi muda muslim untuk dijadikan motivator dan penggerak sebagai
5 Musyawarah Nasional X BKPRMI, Anggaran Dasar BKPRMI, (Banda Aceh: 2006), h. 5.
72
bagian dari proses terwujudnya Masyarakat Madani yang berlandaskan
syariat Islam.6
Program–program Manajemen Dakwah yang dilakukan yaitu
didasarkan pada azas dan aqidah Islam yang diimplementasikan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara serta berpedoman pada AD/ART, yaitu
sebagai berikut :
1. Pokok–Pokok Program
a. Iman dan Taqwa, artinya program dan kegiatan disusun berdasarkan
usaha untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah
SWT.
b. Mandiri dan Kemitraan, artinya program dan kegiatan diupayakan
untuk kemandirian organisasi, dengan secara maksimal berdasarkan
kemampuan sendiri dan tidak menutup kemungkinan melakukan
kerjasama.
c. Manfaat, artinya program dan kegiatan direncanakan dengan
memperhatikan prestasi organisasi, untuk memperoleh
kesinambungan dan perluasan yang harmonis serta dilaksanakan
secara bertahap dan sistematis.
d. Kesinambungan, artinya program dan kegiatan direncanakan dengan
memperhatikan prestasi organisasi yang telah diperoleh.
e. Keterpaduan, artinya program dan kegiatan diarahkan untuk
dilaksanakan dengan terpadu dan menyeluruh secara lintas sektor,
lintas daerah dan lintas personal.
6 Wawancara Pribadi dengan Andri Anas. Ketua Umum BKPRMI DPD Jakarta Selatan.
Sekretariat BKPRMI Jakarta Selatan 12 September 2014. Pukul 16.00 WIB.
73
f. Profesional, artinya program dan kegiatan dilaksanakan dengan arah,
memperhatikan metode keilmuan yang mantap, sistem standar yang
jelas melibatkan para pengelola sesuai kemampuan dan keahlian, serta
membangun jaringan kemitraan yang luas.
g. Otonomi Daerah, artinya program dan kegiatan dilaksanakan dengan
diarahkan pada pengembangan dan pemberdayaan daerah serta
organisasi Pemuda Remaja Masjid, untuk melaksanakan kegiatan
sesuai dengan potensi serta sumber daya yang dimiliki.7
2. Bentuk Implementasi Program Pokok Manajemen Dakwah BKPRMI
a. Pengembangan kehidupan bersyariat Islam dan pengamalan Akhlaq
Mulia serta pemantapan sosialisasi dan implementasi kewajiban
pemuda dan remaja masjid Indonesia.
Yaitu melakukan kegiatan rutin dakwah untuk meningkatkan
dan mengembangkan wawasan dan pendalaman terhadap ajaran Islam
dari berbagai dimensi sehingga profil agama Islam lebih tercermin
pada perwujudan akhlak mulia dalam tindakan disegala bidang
kehidupan, baik secara individual maupun sosial-kultural.
Mempelopori dialog sosial antar umat beragama untuk membangun
persepsi yang mendukung tumbuh kembangnya masyarakat madani
dan memprakarsai berbagai program aksi yang terkait isu aktual umat
beragama dalam gerakan pembangunan karakter bangsa yang
bermoral.
7 Garis–Garis Besar Program Nasional BKPRMI, (Banda Aceh, 2006), h. 3.
74
b. Pembangunan Paradigma Demokrasi untuk Kemakmuran Rakyat.
Yaitu melanjutkan upaya–upaya pengembangan ekonomi
kerakyatan yang bertumpu pada partisipasi masyarakat dengan
mengedepankan pemerataan dalam akses dan peluang usaha kecil,
dalam rangka membangun demokrasi untuk kemakmuran rakyat.
Melakukan pembangunan BMT dan mengadakan diklat
kewirausahaan serta koperasi masjid di setiap masjid/musholla binaan
BKPRMI. Pembangunan badan usaha BKPRMI yang Islami, mandiri
dan profesional dengan tujuan utama untuk mendukung pembiayaan
program–program organisasi pembentukan lembaga keuangan modal
ventural dengan berbasis pada masjid.
c. Gerakan Kaderisasi : BKPRMI sebagai Pemimpin Umat dan Bangsa.
Yaitu pelaksanaan Training Kaderisasi Anggota dalam bentuk
latihan kepemimpinan, latihan Manajemen Dakwah serta pendidikan
khusus Mubaligh secara berjenjang dan berkesinambungan.
Pembentukan lembaga kajian pemuda Remaja Masjid untuk
mengantisipasi pengaruh informasi dan globalisasi yang dapat
berdampak negatif dikalangan pemuda muslim. Mengembangkan
program pembinaan dan peningkatan peran pemudi dan remaja putri
di bidang keterampilan, kepemimpinan, Taman Asuh Anak Muslim
(TAAM) serta pemahaman dalam mengelola keluarga sakinah. Dan
melakukan pengkajian mendalam dan pemanfaatan kader BKPRMI
dalam berbagai intitusi termasuk partai politik.
75
d. Pemantapan Program Unggulan BKPRMI.
Yaitu melakukan peningkatan kualitas pengembangan program
pendidikan masyarakat yang mendukung generasi Qur’ani melalui
penyelenggaraan pendidikan alternatif gerakan TK/TPA. Serta
peningkatan kualitas pelatihan Da’i/Muballigh yang profesional,
handal dan berdaya saing tinggi di era globalisasi. Meningkatkan
partisipasi pemuda dan Remaja Masjid Indonesia dalam
penanggulangan ancaman dan tantangan penyakit masyarakat.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas fesival budaya Remaja
Khatam Qur’an. Dan meningkatkan peran Brigade Masjid dalam
mengantisipasi berbagai persoalan masyarakat, antara lain ketertiban
dan keamanan, penanganan bencana alam, menjaga Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
e. Pemantapan Jaringan Kerja Organisasi.
1) Penyusunan panduan tentang tata kerja Organisasi BKPRMI yang
meliputi : standarisasi pelaksanaan program unggulan BKPRMI,
tertib administrasi kesekretariatan, tertib kepemimpinan
organisasi, dan sistem keanggotaan.
2) Menjadikan BKPRMI sebagai perekat/pemersatu berbagai
komponen potensi pemuda muslim.
3) Pembangunan komunikasi dengan memanfaatkan info teknologi
(IT).
4) Penyususnan panduan pola hubungan antara BKPRMI dengan
76
badan–badan otonom/khususnya yang didirikan oleh BKPRMI.
5) Sosialisasi dan pemantapan pelaksanaan Khittah, sepuluh
kewajiban Pemuda Remaja Masjid, AD/ART dan berbagai
ketetapan hasil MUNAS.
D. Analisis Manajemen Pada Kegiatan Dakwah DPD BKPRMI Jakarta
Selatan
Manajemen adalah sebuah bentuk proses pencapaian untuk menuju
tujuan yang diharapkan, dan menjadi dinamisator dari keseluruhan kegiatan
yang dinamis dan terarah. Karenanya sebagaimana kita ketahui bersama
peranan manajemen sangatlah vital didalam sendi kehidupan, demikian
juga yang terjadi pada setiap lembaga dakwah. Karena ajaran Islam adalah
sistem nilai yang sempurna dan komprehensif yang ditegaskan dalam ayat–
ayat Al–Qur’an.
Aplikasi manajemen yang dilakukan DPD BKPRMI Jakarta Selatan
tentunya banyak melibatkan peran mad’u untuk senentiasa mengikuti
kegiatan–kegiatan dakwah yang sudah dirancang oleh DPD BKPRMI Jakarta
Selatan. Dan juga menguatkan nilai–nilai dakwah terhadap para kader dan
anggota organisasi. Menurut Andri Anas sebagai ketua umum DPD BKPRMI
Jakarta Selatan, aplikasi manajemen yang dilakukan tidak jauh dengan
menggunakan metode manajemen yang ada. Yaitu :
1. Menetapkan rencana dan mengalokasikan sumber daya yang ada untuk
mewujudkan rencana.
2. Menetapkan struktur organisasi untuk mencapai persyaratan yang telah
direncanakan dan menetapkan orang–orang sesuai dengan struktur yang
77
ada. mendelegasikan tanggung jawab dan wewenang untuk melaksanakan
apa yang telah direncanakan.
3. Memantau hasil–hasil yang dicapai dan melakukan sebuah identifikasi
penyimpangan–penyimpangan yang terjadi, serta membuat perencanaan
kegiatan atau aktivitas dakwah dan pengorganisasian dakwah untuk
menyelesaikan masalah–masalah yang ada.
4. Menciptakan taraf yang telah direncanakan untuk tetap menghasilkan
output yang sesuai dengan kebutuhan mad’u atau masyarakat.8
Sebagai salah satu organisasi penggerak dakwah yang bersentuhan
secara langsung dengan umat, para kader DPD BKPRMI Jakarta Selatan
dituntut untuk dapat mentransformasikan sikap batin dan prilaku umat
menuju tatanan kesalehan individu sekaligus sosial. Berjibaku dengan
kompleksitas permasalahan umat serta permasalahan kaum muda Islam yang
terkena dampak globalisasi guna menuju generasi Islami dan masyarakat
yang madani. Dalam konteks ini, profesionalisme dalam pelaksanaan dakwah
menjadi sebuah keharusan untuk menggapai hasil optimal. Berikut adalah
pengaplikasian manajemen dakwah di DPD BKPRMI Jakarta Selatan :
1. Menerapkan Perencanaan.
Menurut Louis A. Allen yang dikutip oleh Bedjo Siswanto
mengatakan bahwa perencanaan terdiri dari aktivitas0aktivitas yang
dioprasikan oleh manajer untuk berfikir ke depan dan mengambil
8 Wawancara Pribadi dengan Andri Anas. Ketua Umum BKPRMI DPD Jakarta Selatan.
Sekretariat BKPRMI Jakarta Selatan 12 September 2014. Pukul 16.00 WIB.
78
keputusan yang memungkinkan untuk mendahului serta menghadapi
tantangan di waktu yang akan datang.9
Perencanaan yang dilakukan DPD BKPRMI Jakarta Selatan
adalah sebagai berikut :
a. Penetapan visi
Peranan visi merupakan hal penting, karena tentunya akan
mengantarkan ke sesuatu yang akan dilakukan secara
berkesinambungan. Menjadikan sebuah gambaran yang ideal,
sehingga para anggota akan bersungguh–sungguh untuk
mewujudkannya dan sekaligus merupakan petunjuk dalam
melaksanakan aktivitas dakwah yang dilakukan. Visi dari BKPRMI
DPD Jakarta Selatan itu sendiri adalah “Memiliki kecintaan kepada
masjid serta Memberdayakan dan mengembangkan potensi Pemuda
Remaja Masjid agar bertaqwa kepada Allah SWT, memiliki wawasan
ke-Islaman dan ke Indonesiaan yang utuh dan kokoh.”
b. Memformulasikan misi
Misi bertujuan memberikan pedoman pada manjemen dalam
memusatkan aktivitas yang ditentukan. Misi dari BKPRMI DPD
Jakarta Selatan adalah “Menjadikan masjid sebagai pusat ibadah,
pembinaan umat serta pusat kebudayaan dan perjuangan untuk
membina generasi muda menjadi kader umat yang memiliki wawasan
keislaman yang utuh, bersikap Istiqamah, dan berakhlak mulia serta
9 Bedjo Siswanto, Manajemen Modern, (Bandung: Sinar Baru, 1990), Cet ke-1, h.55.
79
mempunyai citra Muwahid (Pemersatu) Mujahid (Pejuang) Musyadid
(Pelurus) Muaddib (Pendidik) Mujadid (Pembaharu Iman ).”
c. Menetapkan Tujuan.
DPD BKPRMI Jakarta Selatan bertujuan memberdayakan dan
mengembangkan potensi pemuda remaja masjid agar bertaqwa kepada
Allah SWT, memiliki wawasan keislaman dan keindonesiaan yang
utuh dan kokoh, serta senantiasa memakmurkan masjid sebagai pusat
ibadah, perjuangan dan kebudayaan dengan tetap berpegang teguh
kepada prinsip aqidah, ukhuwah dan dakwah Islamiyah untuk
mewujudkan masyarakat marhamah dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Dimana harus bersinergi denga usaha yang sudah
ditetapkan, yaitu :
1) Terus meningkatkan upaya pengembangan minat, kemampuan dan
pemahaman Al–Qur’an bagi seluruh pemuda, remaja dan anak–
anak serta jam’ah masjid.
2) Mendorong tumbuhnya organisasi pemuda remaja masjid dan
mengokohkan komunikasi di kalangan pemuda remaja masjid
dalam rangka mengembangkan program dan gerakan dakwah.
3) Meningkatkan kualitas dan prestasi generasi muda bangsa melalui
pendekatan keagamaan, kependidikan, kebudayaan ilmu
pengetahuan sebagai wujud partisipasi dalam pembangunan
bangsa.
80
4) Memantapkan wawasan keislaman dan keindonesiaan serta
kesadaran pemuda remaja masjid tentang cita – cita perjuangan
bangsa, bela negara dan dakwah islamiyah dalam arti luas.
5) Membina dan mengembangkan kemampuan manajemen dan
kepemimpinan pemuda remaja masjid yang berorientasi kepada
kemasjidan, keumatan dan keindonesiaan.
6) Meningkatkan kesejahteraan dan kemampuan kewirausahaan
pemuda dan remaja masjid melalui pengembangan ekonomi dan
umat.
7) Meningkatkan hubungan dan kerjasama dengan pemerintah,
organisasi keagamaan dan kepemudaan.
d. Menyediakan SDM/Melakukan pembinaan kader.
Mengadakan pelatihan SDM dengan penguatan pengetahuan
tentang ke-Islaman, ke-Indonesiaan, organisasi, manajemen dan
dakwah. Hal ini dilaksanakan setiap dua tahun sekali, serta
mendapatkan sertifikat yang memang bisa dipertanggung jawabkan.
Kegiatan tersebut dilaksanakan guna meningkatkan pencapain
kegiatan dakwah yang sudah ditetapkan.10
e. Merancang program kerja.
Program kerja yang dirancang oleh DPD BKPRMI Jakarta
Selatan tentu selalu mengandung unsur dakwah meski ada sifatnya
yang nasional. Berikut ini adalah penekanan program pada DPD
BKPRMI Jakarta Selatan :
10
Wawancara Pribadi dengan Andri Anas. Ketua Umum BKPRMI DPD Jakarta Selatan.
Sekretariat BKPRMI Jakarta Selatan 12 September 2014. Pukul 16.00 WIB.
81
1) Komunikatif, yaitu adanya penyelenggaraan komunikasi dan
silaturahmi program antar aktivis dengan organisasi pemuda
remaja masjid/mushollah, serta kepada umat dan bangsa.
2) Informatif, yaitu mampu berperan sebagai pemberian informasi
tentang potensi, kegiatan dan program pemuda remaja
masjid/mushollah kepada sesama pemuda remaja masjid, umat
dan bangsa.
3) Konsultatif, yaitu pemberian bimbingan dan penyamaan persepsi
dalam rangka meningkatkan kuantitas dan kualitas kegiatan para
aktivis dan perhimpunan organisasi pemuda remaja
masjid/mushollah.
4) Koordinatif, dimana alah upaya terpadu dalam menumbuh-
kembangkan aktivitas organisasi pemuda remaja
masjid/mushollah sehingga tercipta suasana fungsionalisasi dan
harmonisasi program.
f. Pembagian Kepengurusan di setiap Kecamatan
DPD BKPRMI Jakarta Selatan tentu memiliki Dewan Pengurus
Kecamatan (DPK) BKPRMI yang terbagi dalam sepuluh Kecamatan
yaitu Kebayoran Lama, Kebayoran Baru, Pesanggrahan, Cilandak,
Pasar Minggu, Setiabudi, Tebet, Pancoran, Mampang Prapatan, dan
Jagakarsa. Dan juga mempunyai perwakilan pengurus Remaja Masjid
dari setiap masjid yang ada di seluruh kecamatan tersebut.
Hal ini memang dimaksudkan untuk terus merambah
perkembangan dakwah di ruang lingkup masyarakat yang paling
82
terkecil, sehingga dampak kegiatan yang dilakukan menjadi sangat
terasa.
g. Pengelolaan Dana
DPD BKPRMI Jakarta Selatan dalam pengelolaan
pendanaannya diperoleh dari berbagai sumber yang ada, yaitu :
1) Uang iuran atau kas organisasi
2) Dana sumbangan dari pihak yang tidak mengikat
3) Zakat, Infak dan Sedekah
4) Kerjasama Sponsorship
2. Penerapan Pengorganisasian
Pada bagian ini DPD BKPRMI Jakarta Selatan memiliki arti yang
sangat penting, dimana pengorganisasian itu memiliki arti penting bagi
proses dakwah dan dengan pengorganisasian rencana dakwah akan lebih
mudah aplikasinya. DPD BKPRMI Jakarta Selatan menanamkan
organisasi yang bersifat :
a. KeIslaman, yaitu memiliki nilai dasar Islam dengan dakwah
membawa kedamaian dan kebenaran untuk kesejahteraan umat.
b. Kemasjidan, yaitu berusaha menjadikan masjid sebagai perjuangan,
ibadah dan kebudayaan untuk mengembangkan umat dan bangsa.
c. Keummatan, yaitu mempunyai arah dan perhatian kepada
pengembangan dan pemecahan permasalahan umat Islam dan
kemanusiaan.
83
d. KeIndonesiaan yaitu berpijak pada nilai dasar bangsa, menjaga
persatuan dan kesatuan, serta berwawasan nusantara untuk mencapai
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.11
Untuk itu DPD BKPRMI Jakarta Selatan menerapkan
keorganisasiannya dengan cara sebagai berikut :
a. Membagi kegiatan–kegiatan menjadi departemen–departemen,
seperti adanya lembaga pengembangan dan pemberdayaan (LPP).
Hal ini untuk ini untuk menguatkan tugas secara spesifik.
b. Membagi kegiatan dakwah serta tanggung jawab yang berkaitan
dengan masing–masing jabatan atau tugas dakwah.
c. Mengkoordinasikan berbagai tugas dakwah.
d. Mengalokasikan dan memberikan sumber daya organisasi dakwah.
e. Menyalurkan kegiatan–kegiatan dakwah secara logis dan
sistematis.
3. Penerapan Penggerakkan
Penggerakkan adalah merupakan suatu kegiatan untuk
mengintegrasikan usaha–usaha anggota dari suatu kelompok, sehingga
melalui tugas–tugas mereka dapat terpenuhi tujuan–tujuan pribadi dan
kelompok.12
Di DPD BKPRMI Jakarta Selatan, pengurus dan para kader dalam
menggerakkan kegiatan–kegiatan didasari oleh kewajiban dan kesadaran
yang memang sudah terarah melalui program–program yang telah
11
Musyawarah Nasional X BKPRMI, Anggaran Rumah Tangga BKPRMI, (Banda Aceh,
2006), h. 15. 12
George R. Terry, Prinsip–Prinsip Manajemen, (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), h. 198.
84
terwujud, serta merangkul para pengurus kecamatan BKPRMI dan
mengajak para remaja masjid yang tertera dalam keanggotaan.13
Penggerakkan DPD BKPRMI Jakarta Selatan memiliki strategi
dalam menggerakkan dakwah agar terwujudnya efek dakwah kepada
mad’u secara berkesinambungan, yaitu :
a. Melakukan kritis atas paham–paham keagamaan dan konvensional
yang cenderung meligitimasikan status-quo dan kurang berpihak pada
kemaslahatan rakyat banyak.
b. Membentuk wacana keagamaan yang kritis dialogis yang bertolak dari
problem–problem kemanusiaan yang objektif dan lintas batas (cross-
boarder) untuk tujuan menguatkan aqidah dan meningkatkan jiwa
kemanusiaan.
c. Membangun, dengan mendorong terjadinya proses–proses perubahan
sosial, terutama dilapis bawah, bertolak dari kesadaran kritis
masyarakat sendiri.
Serta alur koordinasi antara pengurus daerah Jakarta Selatan
dengan para pengurus kecamatan melakukan pertemuan yang rutin setiap
dua bulan sekali. Sehingga kegiatan yang sudah atau yang belum
dijalankan bisa terlapor dan bisa berjalan lebih maksimal dengan adanya
koordinasi. Yaitu dengan melakukan evaluasi, karena dengan itu dapat
menjadi bahan masukan terhadap rencana strategis dan taktis pada
13
Wawancara Pribadi dengan Andri Anas. Ketua Umum BKPRMI DPD Jakarta Selatan.
Sekretariat BKPRMI Jakarta Selatan 12 September 2014. Pukul 16.00 WIB.
85
pelaksanaan program berikutnya. Hal ini dilakukan guna roda organisasi
dapat terus diupayakan berjalan secara simultan dan terstruktur.14
4. Penerapan Pengawasan
Pengawasan yang dilakukan ini adalah dengan melakukan
pengawasan langsung dari setiap ketua pada bidang yang memang sudah
ditunjuk untuk bertanggung jawab serta dari para ketua Dewan Pengurus
Kecamatan yang ikut serta dalam pengaswan di setiap kegiatan yang
terkait, dan para badan pengurus harian termasuk ketua umum DPD
BKPRMI Jakarta Selatan. Pengawasan tersebut dengan menggunakan
metode, yaitu :
a. Prapengawasan, dimana setiap kegiatan atau program dakwah yang
dilakukan harus dicerna sebaik mungkin dan di kemas agar bisa
disampaikan serta dilaksanakan sesuai dan tepat sasaran.
b. Pengawasan pengarahan, hal ini dilakukan ketika sudah terjadinya
program atau kegiatan dakwah yang dilaksanakan, dan disini para
kader diusahakan untuk mendapatkan masalah yang ada serta di ikuti
dengan tindakan perbaikan sebelum hasil dari kegiatan tersebut.
c. Pengawasan pasca, yaitu dilakukan setelah kegiatan selesai dengan
mengadakan action control kepada para mad’u, hal ini untuk
mengukur sejauh mana efektivitas tujuan yang telah dicapai dari
program atau kegiatan dakwah yang terlaksana.
14
Wawancara Pribadi dengan Andri Anas. Ketua Umum BKPRMI DPD Jakarta Selatan.
Sekretariat BKPRMI Jakarta Selatan 12 September 2014. Pukul 16.00 WIB.
86
Dalam hal ini, penulis melihat bahwa pola manajemen yang
dilakukan DPD BKPRMI Jakarta Selatan pada kegiatan dakwahnya sudah
cukup baik. Karena menerapkan fungsi manajemen modern yang sudah ada
sesuai dengan apa yang ada pada manajemen yaitu perencanaan,
pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan. Karena untuk mencapai
tujuan dakwah yang sebenarnya tidaklah semudah membalikan telapak
tangan, semua program dan struktural yang ada harus bekerja sesuai dengan
manajemen yang telah disesuaikan.
Untuk itu dalam menjalankan tugas dakwahnya, DPD BKPRMI
Jakarta Selatan bisa melihat masa depan generasi muda Islam yang nantinya
menjadi penerus bangsa yang mumpuni. Pola manajemen yang ada harus
selalu berkesinambungan, hal ini guna menjaga program dakwah sesuai pada
jalurnya dan selalu berada pada syariat Islam. Karenanya manajemen
mencakup kegiatan untuk mencapai tujuan, dilakukan oleh orang yang
mendedikasiakn usaha terbaiknya melalui suatu tindakan. Hal tersebut tentu
dilakukan pada pengurus DPD BKPRMI Jakarta Selatan, meliputi
pengetahuan, tentang apa yang harus dilakukan, menerapkan metode
bagaimana melakukannya, memahami dalam melakukan tindakan dan
mengukur efektivitas dari usaha-usaha yang telah dilakukan.
87
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian–uraian pada bab–bab terdahulu, dapat diambil
beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Deskripsi Informan (Subjek Penelitian)
Dalam penelitian ini, penulis mendeskripsikan beberapa informan
sebagai subjek penelitian guna mengakuratkan sebuah data/sumber yang
telah didapat. Hal ini dilakukan guna menguatkan penelitian yang
dilakukan, beberapa informan tersebut terdiri dari :
a. Ketua umum DPD BKPRMI Jakarta Selatan
b. Sekretaris umum DPD BKPRMI Jakarta Selatan
c. Bendahara umum DPD BKPRMI Jakarta Selatan
d. Ketua umum DPK BKPRMI Pesanggrahan
e. Ketua umum Remaja Masjid Jami’ At Taqwa
2. Bentuk Kegiatan Dakwah yang dilakukan DPD BKPRMI Jakarta Selatan,
antara lain :
a. Kegiatan Dakwah Rutin, terdiri dari :
1) Pengajian keliling masjid untuk pemuda dan masyarakat setiap 2
minggu sekali. 2)
2) Kajian Kitab Kuning Al Majlis Saniyah untuk umum, setiap sabtu
ba’da subuh di masjid Jami’ At Taqwa bekerjasama dengan
remaja masjid At Taqwa.
88
3) Mengadakan Kegiatan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) :
a) Isra’ Mi’raj
b) Maulid Nabi Muhammad SAW
c) Muharram
d) Bulan Ramadhan
4) Kuliah Dhuha untuk pemuda dan masyarakat setiap hari minggu,
dilakukan dengan jangka waktu 1 bulan 2 kali pertemuan dengan
masjid yang ditentukan.
5) Melakukan Pengajaran TPA dan ta’lim untuk anak-anak di setiap
masjid, dilakukan ba’da maghrib bekerjasama dengan pengurus
kecamatan BKPRMI dan Remaja Masjid.
6) Mengadakan pelatihan/tahksin qur’an yang bekerjasama dengan
Dewan Pengurus Kecamatan BKPRMI.
7) Mengadakan pelatihan dan pembinaan Da’i muda yang di pilih 2
orang dari setiap Kecamatan yang berada di Jakarta Selatan.
8) Mengadakan santunan untuk kaum Dhuafa.
3. Kegiatan Dakwah Tahunan
Mengadakan Gema Ramadhan yaitu :
a. Perlombaan Islami untuk santri TPA.
b. Pesantren Ramadhan untuk TPA, SD dan SMP.
c. Kuliah Ramadhan untuk remaja dilakukan ba’da Tarawih.
d. Mengadakan Bazar Ramadhan.
e. Santunan Dhuafa dan Buka Puasa Bersama.
89
f. Mengadakan I’tikaf.
g. Membentuk kepanitiaan ZIS.
4. Bentuk Program Manajemen Dakwah yang dilakukan Dewan Pengurus
Daerah BKPRMI Jakarta Selatan.
Pengaplikasian program Manajemen Dakwah yang ada di Dewan
Pengurus Daerah BKPRMI Jakarta Selatan yaitu mengikuti acuan yang
sudah di sahkan dari pengurus pusat. Dalam hal ini bentuk Manajemen
Dakwah yang dilakukan terus mengedepankan nilai–nilai syariat Islam
dan sama sekali tidak menyampingkan hal-hal yang bersifat nasional dan
kebangsaan. Program Manajemen Dakwah yang dilakukan sebagai
berikut :
a. Adanya pokok–pokok program yang mengedepankan tentang Iman
dan ketaqwaan, Mandiri dan Kemitraan, Bermanfaat,
Berkesinambungan, Keterpaduan, Profesional, serta adanya Otonomi
Daerah.
b. Pengimplementasi Program Pokok Manajemen Dakwah BKPRMI,
yaitu melakukan :
1) Mengembangkan kehidupan bersyariat Islam dan pengamalan
Akhlaq Mulia serta pemantapan sosialisasi dan implementasi
kewajiban pemuda dan remaja masjid Indonesia.
2) Membangun Paradigma Demokrasi untuk Kemakmuran Rakyat.
3) Terwujudnya Kaderisasi : BKPRMI sebagai Pemimpin Umat dan
Bangsa. Melaksanakan Training Kaderisasi Anggota dalam
bentuk latihan kepemimpinan, latihan Manajemen Dakwah serta
90
pendidikan khusus Mubaligh secara berjenjang dan
berkesinambungan.
4) Memantapkan Program–Program Unggulan Dewan Pengurus
Daerah BKPRMI Jakarta Selatan.
5) Memantapkan Jaringan Kerja Organisasi.
5. Bentuk aplikasi/penerapan Manajemen pada kegiatan Dakwah Dewan
Pengurus Daerah BKPRMI Jakarta Selatan, yaitu berupa :
a. Menetapkan rencana dan mengalokasikan sumber daya yang ada
untuk mewujudkan rencana.
b. Menetapkan struktur organisasi untuk mencapai persyaratan yang
telah direncanakan dan menetapkan orang–orang sesuai dengan
struktur yang ada..
c. Memantau hasil–hasil yang dicapai dan melakukan sebuah
identifikasi penyimpangan–penyimpangan yang terjadi.
d. Menciptakan taraf yang telah direncanakan untuk tetap menghasilkan
output yang sesuai dengan kebutuhan mad’u atau masyarakat.
Berikut adalah pengaplikasian manajemen pada kegiatan dakwah di
Dewan Pengurus Daerah BKPRMI Jakarta Selatan :
1. Menerapkan Perencanaan.
Dimana DPD BKPRMI Jakarta Selatan memformulasikan visi,
misi dan tujuan serta mengkoordinasikan kepada setiap jajaran pengurus
agar mampu bekerja secara baik dan lebih profesional.
2. Penerapan Pengorganisasian.
Pada bagian ini Dewan Pengurus Daerah BKPRMI Jakarta Selatan
91
memiliki arti yang sangat penting, dimana pengorganisasian itu memiliki
arti penting bagi proses dakwah dan dengan pengorganisasian rencana
dakwah akan lebih mudah aplikasinya. Sifat organisasi Dewan Pengurus
Daerah BKPRMI Jakarta Selatan yaitu menanamkan KeIslaman,
Keummatan, Kemasjidan, dan KeIndonesiaan.
3. Penerapan Penggerakkan.
Dewan Pengurus Daerah BKPRMI Jakarta Selatan, pengurus dan
para kader dalam menggerakkan kegiatan–kegiatan dakwah didasari oleh
kewajiban dan kesadaran yang memang sudah terarah melalui program–
program yang telah terwujud.
4. Penerapan Pengawasan
Pengawasan yang dilakukan ini adalah dengan melakukan
pengawasan langsung dari setiap ketua pada bidang yang memang sudah
ditunjuk untuk bertanggung jawab, serta para badan pengurus harian
termasuk ketua umum Dewan Pengurus Daerah DPD Jakarta Selatan.
B. Saran
Pada akhir penelitian ini, penulis memberikan beberapa saran :
1. Saran untuk Dewan Pengurus Daerah BKPRMI Jakarta Selatan (DPD
BKPRMI Jakarta Selatan)
a. Lebih menanamnkan pola-pola manajemen pada setiap
kegiatan/program yang telah ada, hal ini guna menumbuhkembangkan
kinerja agar menjadi lebih baik pada setiap lini.
b. Memikirkan pola aktifitas yang bisa terus menumbuhkembangkan
92
organisasi pemuda masjid yang lain. Hal ini akan membuat organisasi-
organisasi tersebut merasa mendapatkan manfaat dengan keberadaan
Dewan Pengurus Daerah BKPRMI Jakarta Selatan.
c. Memfasilitasi pemuda dan remaja masjid sesuai dengan minat dan
bakat yang dimiliki serta terus mengenalkan ilmu tentang manajemen
guna dapat dipergunakan pada setiap kegiatan yang dilakukan. Hal ini
menjadi bagian yang penting karena dapat mencetak para pemuda
masjid sesuai dengan skill yang sudah ada dan bekerja secara
maksimal.
d. Memperbanyak koordinasi dengan organisasi–organisasi kepemudaan
yang ada, seperti KNPI atau Karang Taruna. Hal ini sebagai wadah
untuk membangun kebersamaan dan pola aktifitas bersama yang lebih
padu, dalam konteks hubungan equal agar terciptanya cita–cita bangsa.
e. Mengoptimalkan kinerja dalam organisasi gerakan dakwah serta
manajemen, administrasi dan kearsipan organisasi.
f. Meningkatkan sistem Manajemen di setiap kegiatan dakwah yang
mampu memperluas dakwah sampai kepelosok daerah dan
meningkatkan peran dakwah secara terang–terangan agar lebih banyak
dikenal lagi oleh masyarakat umum, yaitu dengan meningkatkan
sumber daya manusia, baik itu dalam segi pendidikan dan pengajaran.
2. Saran untuk Fakultas dan Jurusan Manajemen Dakwah
a. Dapat mampu mengenalkan lembaga–lembaga dakwah yang berada di
luar kampus, baik itu instasi atau perkantoran. Hal ini agar mahasiswa
93
manajemen dakwah dapat lebih mengenal problem–problem dakwah
yang berada di masyarakat serta mahasiswa lulusannya dapat bekerja
dengan pasti sesuai dengan skill yang sudah dimiliki.
b. Sebagai fakultas dakwah harus mengedepankan prinsip tentang filosofi
kebijakan dakwah serta memberikan warna dakwah masuk kedalam
manajemen yang lebih baik dan pendidikannya.
c. Mencetak mahasiswa–mahasiswa yang mampu mengedepankan
syariat Islam sebagai salah satu dasar pokok tentang dakwah.
94
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Aziz, Amin Jum’ah. Prinsip Kaidah Dakwah Islam. Solo : Era Intermedia
2000, Cet ke-3.
AD/ART BKPRMI Dewan Pengurus Pusat, BAB IV, Pasal 22.
AD/ART BKPRMI Dewan Pengurus Pusat. BAB IV. Pasal 22, Banda Aceh, 2009
Ahmad, Amrullah (editor). Dakwah Islam dan Perubahan Sosial. Yogyakarta:
Primaduta, 1983.
Al Faruqi Isma’il. Atlas Budaya Menjelajah Khazanah Peradaban Gemilang
Islam, ( edisi Indonesia ), Bandung : Mizan, 1998.
Ali Asghar. Islam dan Pembebasan. Yogyakarta : LKIS. 1993.
Aliyudin. Dasar-dasar Ilmu Dakwah. Bandung: Fakultas Dakwah UIN Sunan
Gunung Djati, 2007.
AM, Zulkifli. Manajemen Kearsipan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2003.
Arifin, M. Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Study. Jakarta: Bulan Bintang,
1997, cet, ke-1.
Arikunto, Suharsimi. Penilaian Program Pendidikan. Yogyakarta: Bina Aksara,
1998.
Armawati, Abi. Dakwah dan komunikasi. Jakarta: UIN Jakarta Press. 2003.
Arsip Kegiatan Kepanitian Ramadhan, DPD BKPRMI Jakarta Selatan.
Aziz, Abdul, Amir Jum’ah. Prinsip Kaidah Dakwah Islam. Solo : Era Intermedia.
2000.
Brannen, Julia. Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif. Samarinda:
Pustaka Pelajar, 2002, Cet ke-IV.
Departemen Agama RI, Al Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta: Yayasan
Penyelenggaraa dan Penafsir Al Qur’an, 1990.
Effendi, Mochtar. Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam.
Jakarta: Bhratara Karya Aksara, 1986.
Fahmi, Irham. Manajemen Teori, Kasus, dan Solus. Bandung: Alfabeta, 2012.
95
Garis–Garis Besar Program Nasional BKPRMI. Banda Aceh: 2006.
Habib Syafaat, M. Buku Pedoman Dakwah. Jakarta: Wijaya, 1992, cet, ke-1.
Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset, 2000, Cet. Ke-25.
Hafidhuddin Didin, Tanjung Hendri. Manajemen Syariah dalam Praktik. Jakarta:
Gema Insani Press, 2002.
Hakim, Lukman. “Peranan RISMA sebagai lembaga dakwah masjid agung Jawa
Tengah”, Semarang, 2009.
Handoko, T. Manajemen. Yogyakarta: BPFE, 1990. edisi ke-2, Cet. ke-3.
Helmi, Masdar. Dakwah dalam Alam Pembangunan. Semarang: CV Toha Putra,
2001.
Herujito, Yayat M. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Grasindo, 2001.
Konopaske Robert, Ivancevich, Jhon, M. Perilaku dan Manajemen Organisasi,
Mc Graw Hill: Erlangga, 2006.
Latif, Nasaruddin. Teori dan Praktek Dakwah Islamiah. Jakarta: PT Firma Dara,
2007.
Manulang, M. Dasar-dasar Manajemen, Jakarta: Pustaka Antara, 1997.
Muhtarom, Zaini. Dasar-dasar Manajemen Dakwah. Yogyakarta: Al Amin
Press, 1996, Cet, ke-I.
Munir, M, Ilaihi, Wahyu. Manajemen Dakwah. Jakarta: Prenada Media Grup,
2012, Cet. Ke-3.
Munzir, Noer Hery. Watak Pendidikan Islam. Jakarta: Friska Agung Insani, 2000.
Musyawarah Nasional X BKPRMI, Anggaran Dasar BKPRMI. Banda Aceh:
2006.
Qodir Abdul, Said. Sejarah dan Panduan Organisasi BKPRMI. Jakarta: CV
Setya Printing, 2001.
Rahmat, Jalaluddin. Retorika Modern, Sebuah Kerangka, Teori dan Praktik
Berpidato. Bandung: Akademika, 1982.
Rosyad Abdul, Shaleh. Manajemen Da’wah Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 1993,
Cet-3.
96
Saefullah Kurniawan, Sule Tisnawati Erni. Pengantar Manajemen. Jakarta:
Prenada Media Grup, 2005.
Sarwoto. Dasar-dasar Organisasi dan Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia,
1991.
Sasongko Tri Hadyanto, Markinuddin. Analisis Sosial. Bandung: Yayasan
Akatiga, 2006.
Shihab,Quraish. Membumikan Al Qur’an. Bandung: Mizan, 1992.
Siswanto, Bedjo. Manajemen Modern. Bandung: Sinar Baru, 1990, cet, ke-I.
Siswanto. Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid. Jakarta: Pustaka Al
Kautsar, 2005.
T. Sirait, Justin. Anggaran sebagai Alat Bantu bagi Manajemen. Jakarta:
Grasindo, 2005.
Tantowi, Jawahir. Unsur-unsur Manajemen Menurut Al Quran. Jakarta: Pustaka
Al Husna, 1983.
Terry, R, Terry. Prinsip – Prinsip Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara, 1993.
Widjaya, A. W. Administrasi Kepegawaian Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali
Press, 1990, Cet. Ke-II.
Referensi Internet
Website : http://pinterngaji.blogspot.com/.../memajukan-remaja-masjid-dan-
memakmurkan
WAWANCARA
Nama : Andri Anas
Jabatan : Ketua Umum DPD BKPRMI Jakarta Selatan
Lokasi Wawancara : Sekretariat DPD BKPRMI Jakarta Selatan, Masjid Al
Hikmah Jl, Ulujami Raya Jakarta Selatan
Waktu Wawancara : 10 dan 12 September 2014
1. Pewawancara (P) : Apa yang menjadi tujuan didirikannya DPD BKPRMI
JakartaSelatan ?
Narasumber (N) : Tujuan berdirinya BKPRMI diharapkan menjadi
organisasi penggerak Dakwah, BKPRMI bisa terus
bersinergi untuk mewujudkan cita-cita Masyarakat
Madani. Khususnya pembinaan yang kontinue kepada
generasi muda muslim untuk dijadikan motivator dan
penggerak sebagai bagian dari proses terwujudnya
Masyarakat Madani yang berlandaskan syariat Islam.
2. (P) : Bagaimana struktural organisasi dan alur koordinasi
antar pengurus yang ada di DPD BKPRMI Jakarta
Selatan ?
(N) : Struktural organisasi DPD BKPRMI Jakarta Selatan
terdiri dari
1. Ketua Umum
2. Sekretaris Umum
3. Bendahara Umum
4. Ketua Pembinaan Pengembangan
5. Ketua Bidang
Koordinasi formal dilakukan melalui rapat–rapat atau
kunjungan ke masjid–masjid. Yaitu adanya rapat
Munas, Muswil, Musda dan Muskec.
3. (P) : Program apa saja yang dibuat oleh DPD BKPRMI
Jakarta Selatan untuk menunjang kegiatan dakwah yang
dilakukan?
(N) : Program yang dibuat DPD BKPRMI Jakarta Selatan
tentu selalu harus mengundang unsur dakwah, salah
satunya menerapkan Lembaga Pengembangan dan
Pembinaan yang berasaskan untuk kebaikan ummat.
kegiatan–kegiatan yang direncanakan dan dibuat adalah
kegiatan dakwah yang memang sebagai salah satu
mesin untuk mencapai tujuan dari BKPRMI. Serta
berpusat atau berkonsentrasi pada pemuda remaja
masjid yang bergerak untuk dakwah, wadah kaderisasi,
gerakan ekonomi, sosial–budaya dan pemberdayaan
masyarakat serta gerakan keumatan.
a. Adanya kegiatan dakwah secara rutin
b. Kegiatan dakwah secara Tahunan
c. Kegiatan Sosial
4. (P) : Bagaimana konsep Manajemen yang baik menurut
bapak untuk merealisasikan dakwah secara terprogram?
(N) : Menurut pendapat saya, manajemen yang baik itu harus
berkesinambungan sesuai dengan program dakwah
yang sudah terencana. Mensinergikan dengan
keteladanan serta motivasi- motivasi diperlukan untuk
mengarahkan dan menyemangati dalam gerak
organisasi. Untuk itu juga diperlukan kemampuan
komunikasi dalam menjembatani dialog antar pengurus
atau anggota.
5. (P) : Bagaimana penerapan aplikasi manajemen pada
kegiatan dakwah di DPD BKPRMI Jakarta Selatan ?
(N) : Aplikasi manajemen pada kegiatan dakwah yang kami
lakukan tentu terus kami lakukan dan tidak jauh beda
dengan metode manajemen yang ada pada umumnya.
Dimana setiap unsur tersebut pasti kami masukkan
nilai–nilai dakwah yang sejatinya kami sebagai
organisasi penggerak dakwah. Dimana kesemuanya itu
ada perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan serta
pengawasan. Hal ini dilakukan demi terciptanya tujuan
yang utama dari BKPRMI yaitu terciptanya masyarakat
madani.
6. (P) : Apa dan Bagaimana rencana strategi manajemen pada
kegiatan dakwah di DPD BKPRMI Jakarta Selatan ?
(N) : strategi yang kami lakukan guna berjalannya kegiatan
dakwah yang sudah direncanakan yaitu dengan cara :
a. Menetapkan rencana dan mengalokasikan sumber
daya yang ada untuk mewujudkan rencana.
b. Menetapkan struktur organisasi untuk mencapai
persyaratan yang telah direncanakan dan
menetapkan orang – orang sesuai dengan struktur
yang ada. mendelegasikan tanggung jawab dan
wewenang untuk melaksanakan apa yang telah
direncanakan.
c. Memantau hasil–hasil yang dicapai dan melakukan
sebuah identifikasi penyimpangan–penyimpangan
yang terjadi, serta membuat perencanaan kegiatan
atau aktivitas dakwah dan pengorganisasian dakwah
untuk menyelesaikan masalah–masalah yang ada.
d. Menciptakan taraf yang telah direncanakan untuk
tetap menghasilkan output yang sesuai dengan
kebutuhan mad’u atau masyarakat.
Ketum DPD BKPRMI Jakarta Selatan
Andri Anas
WAWANCARA
Nama : Abdul Aziz
Jabatan : Sekretaris Umum DPD BKPRMI Jakarta Selatan
Lokasi Wawancara : Sekretariat DPD BKPRMI Jakarta Selatan, Masjid Al
Hikmah Jl, Ulujami Raya Jakarta Selatan
Waktu Wawancara : 10 dan 12 September 2014
1. Pewawancara (P) : Apa saja sarana dan prasarana yang dapat menunjang
keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan dakwah di
DPD BKPRMI Jakarta Selatan ?
Narasumber (N) : BKPRMI merupakan suatu lembaga penggerak dakwah
yang berlatarbelakang masjid sebagai basis dan
pemuda/remaja sebagai kader-kader dakwah. Dengan
diawali niatan baik, tentu sarana dan prasarana sangat
didukung oleh berbagai pihak.
Sarana dan prasarana yang kita sudah miliki, tentu
datang dari arah yang tak terduga seperti pengurus
masjid, pemerintah, bahkan organisasi sosial lain yang
memang memandang pentingnya urusan mengenai
dakwah, yang selalu ikut serta dalam membantu
mengadakan sarana dan prasarana. Diantaranya yang
ada yaitu komputer, sound system, alat kesenian Islam,
kantor kesekretariatan, administrasi, TPA, aula
rapat/pertemuan, dan proyektor.
2. (P) : Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan faktor
penghambat secara internal/eksternal yang dialami
DPD BKPRMI Jakarta Selatan dalam menjalankan
kegiatan dakwah yang telah ada ?
(N) : Yang menjadi faktor pendukung yaitu :
Internal
a. Semangat kesadaran dalam berorganisasi sehingga
mampu bekerja secara maksimal.
b. Menyadari bahwa tugas yang di amanahkan adalah
untuk kebaikan ummat.
c. Semangat dari setiap pengurus yang terus
memberikan motivasi kepada anggota-anggota yang
lain.
Eksternal
a. Didukung oleh para ulama, masyarakat, dan orang
tua karena merupakan kegiatan yang positif.
b. Didukung oleh pemerintah baik dari tingkat RT
sampai Walikota.
Faktor penghambat :
a. Adanya persaingan dari agen penyeru/pengajak ke
arah modernis yang lebih menarik karena kemasan
yang bagus, dukungan dana yang kuat dan juga
memiliki akses media yang luas.
b. Pendanaan, yang memang agak minim dan
membuat aktivitas yang dilaksanakan menjadi
terhambat.
c. Masih banyak masyarakat yang kurang sadar
terhadap cara-cara syariat Islam dan masih banyak
yang kurang tertarik terhadap pengajian.
3. (P) : Berapa jumlah organisasi remaja masjid yang terdaftar
di DPD BKPRMI Jakarta Selatan sampai saat ini ?
(N) : Jumlah organisasi remaja masjid yang terdaftar dalam
berbagai aktivitas di DPD BKPRMI Jakarta Selatan
sampai saat ini berjumlah sekitar 75 organisasi remaja
masjid, dengan melibatkan hampir 250 orang.
Sekum DPD BKPRMI Jakarta Selatan
Abdul Aziz
WAWANCARA
Nama : Azki Erlangga
Jabatan : Bendahara Umum BKPRMI DPD Jakarta Selatan
Lokasi Wawancara : Sekretariat BKPRMI DPD Jakarta Selatan, Masjid Al
Hikmah Jl, Ulujami Raya Jakarta Selatan
Waktu Wawancara : 12 September 2014
1. Pewawancara (P) : Bagaimana cara DPD BKPRMI Jakarta Selatan dalam
menggerakkan serta mengevaluasi setiap kegiatan
dakwah yang dilaksanakan ?
Narasumber (N) : Cara kita yaitu dengan melaksanakan alur koordinasi
antara pengurus daerah Jakarta Selatan dengan para
pengurus kecamatan melakukan pertemuan yang rutin
setiap dua bulan sekali. Sehingga kegiatan yang sudah
atau yang belum dijalankan bisa terlapor dan bisa
berjalan lebih maksimal dengan adanya koordinasi.
Serta dengan melakukan evaluasi, yaitu melihat point–
point dakwah yang disampikan dan melihat kelebihan
serta kekurangan yang ada, karena dengan itu dapat
menjadi bahan masukan terhadap rencana strategis dan
taktis pada pelaksanaan program berikutnya. Hal ini
dilakukan guna roda organisasi dapat terus diupayakan
berjalan secara simultan dan terstruktur.
2. (P) : Bagaimana kedudukan DPD BKPRMI Jakarta Selatan
untuk masyarakat umum ?
(N) : Dengan label organisasi dimana masjid sebagai basis
utama, tentu masyarakat mengharapkan peran kami
guna membentengi hal–hal yang bentuknya negatif dari
luar. Dimana DPD BKPRMI Jakarta Selatan
melakukan strategi untuk dapat membina masyarakat
agar lebih merasa terayomi, yaitu :
a. Melakukan kritis atas paham–paham keagamaan
dan konvensional yang cenderung meligitimasikan
status-quo dan kurang berpihak pada kemaslahatan
rakyat banyak.
b. Membentuk wacana keagamaan yang kritis dialogis
yang bertolak dari problem–problem kemanusiaan
yang objektif dan lintas batas (cross-boarder) untuk
tujuan menguatkan aqidah dan meningkatkan jiwa
kemanusiaan.
c. Membangun, dengan mendorong terjadinya proses–
proses perubahan sosial, terutama dilapis bawah,
bertolak dari kesadaran kritis masyarakat sendiri.
3. (P) : Melihat banyak sekali kegiatan dakwah yang
dilaksanakan DPD BKPRMI Jakarta Selatan, oleh
karena itu dari manakah sumber dana untuk menunjang
kegiatan dakwah yang dilakukan ?
(N) : DPD BKPRMI Jakarta Selatan mendapatkan sumber
dana untuk berjalannya kegiatan dakwah yang sudah
direncanakan adalah dengan melakukan pengelolaan
secara sistematis dan diperoleh dari berbagai sumber
yang ada, yaitu :
1) Uang iuran atau kas organisasi
2) Dana sumbangan dari pihak yang tidak mengikat
3) Zakat, Infak dan Sedekah
4) Kerjasama Sponsorship
Bendum DPD BKPRMI Jakarta Selatan
Azki Erlangga
WAWANCARA
Nama : Andika Abdullah
Jabatan : Ketua Umum DPK BKPRMI Pesanggrahan
Lokasi Wawancara : Masjid At Taqwa, Ulujami Raya no. 25a Jakarta Selatan
Waktu Wawancara : 8 Oktober 2014
1. Pewawancara (P) : Bagaimana alur koordinasi DPK BKPRMI
Pesanggrahan dengan DPD BKPRMI Jakarta Selatan ?
Narasumber (N) : Adapun alur koordinasi antara DPD dan DPK
Pesanggrahan, dilakukannya pertemuan koordinasi
rutin antara sesama pengurus baik dari DPD maupun
DPK sebagai utusan. Sehingga agenda/kegiatan yang
akan dilaksanakan dapat terlapor, dievaluasi dan di
diskusikan secara bersama.
2. (P) : Bagaimana kedudukan dan keikutsertaan DPK
BKPRMI Pesanggrahan di keanggotaan DPD BKPRMI
Jakarta Selatan ?
(N) : Pada dasarnya konteks disetiap kecamatan sudah ada
dan kedudukannya berada dibawah kontrol DPD
BKPRMI Jakarta Selatan. Setiap agenda dan kegiatan
yang akan dan telah dilaksanakan seluruhnya dievaluasi
dan terlapor kepada DPD BKPRMI. Inilah wujud satu
kesatuan koordinasi dan fungsi roda organisasi.
3. (P) : Bagaimana peran serta DPD BKPRMI Jakarta Selatan
terhadap pembinaan dan pengembangan manajemen
pada kegiatan, terutama kegiatan dakwah yang ada di
DPK BKPRMI Pesanggrahan ?
(N) : Dalam hal pembinaan dan pengembangan manajemen,
DPD BKPRMI Jakarta Selatan selalu mengadakan
pelatihan tentang Manajemen Organisasi dan
Kepemimpinan. Hal ini dilakukan guna
mengembangkan jaringan dan meningkatkan kualitas
SDM yang ada di DPK dan Remaja Masjid yang
menjadi anggota. Tentu saja kegiatan ini merupakan
yang sangat penting karena dapat membina para
anggota organisasi sadar akan penggunaan manajemen
di setiap lini kegiatan terutama kegiatan dakwah yang
terus di agendakan.
Ketum DPK BKPRMI Pesanggrahan
Andika Abdullah
WAWANCARA
Nama : Rizal Wahyudi
Jabatan : Ketua Umum Remaja Masjid Jami’ At Taqwa
Lokasi Wawancara : Masjid At Taqwa, Ulujami Raya no. 25a Jakarta Selatan
Waktu Wawancara : 8 Oktober 2014
1. Pewawancara (P) : Apa yang melatarbelakangi Remaja Masjid At Taqwa
bergabung ke dalam anggota DPD BKPRMI Jakarta
Selatan ?
Narasumber (N) : Bergabungnya Remaja Masjid At Taqwa ke dalam
anggota DPD BKPRMI Jakarta Selatan tentu ingin
menggabungkan tujuan yang ada yaitu menumbuh
kembangkan pemuda Islam melalui organisasi berbasis
masjid dan menjadikan masyarakat muslim menjadi
masyarakat yang madani. Menjalin ukhuwah Islamiyah
yang berkekuatan dari para remaja/pemuda muslim
demi tercapainya tujuan dakwah yang diinginkan.
Koordinasi ini tentu menjadi sangat berdampak positif
bagi peningkatan efektifitas dakwah Islam dan
efektifitas dalam bidang manajemen di kalangan
pemuda Islam/remaja masjid.
2. (P) : Sejauhmana dampak positif yang diperoleh Remaja
Masjid At Taqwa di keikutsertaannya dalam DPD
BKPRMI Jakarta Selatan ?
(N) : Dampak yang diperoleh tentu adalah silaturahmi yang
sangat besar, dalam hal ini mampu mengenal dari setiap
anggota yang ada dan saling bertukar pikiran untuk
lebih memajukan pemuda Islam. Dan mendapatkan
ilmu-ilmu yang bermanfaat serta mampu belajar
berorganisasi dan bermanajemen secara lebih baik
dalam setiap melaksanakan kegiatan dakwah yang telah
di agendakan.
Ketum Remaja Masjid At Taqwa
Rizal Wahyudi
Setelah wawancara oleh Andri Anas dampak (Ketua Umum DPD BKPRMI
Jakarta Selatan)
Kegiatan sosialisasi terhadap negatif
pada Narkoba dan Sex bebas untuk para
remaja serta masyarakat umum
Kegiatan manasik haji yang dilakukan LPPTKA DPD BKPRMI Jakarta Selatan
Kegiatan pembinaan pengurus BKPRMI
Jakarta Selatan
Kegiatan pesantren ramadhan Pengurus DPD BKPRMI Jakarta Selatan
Silaturahmi kepada Dewan Kecamatan
BKPRMI Jakarta Selatan
Top Related