VOKASI - Repository Polnep
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of VOKASI - Repository Polnep
Desember 2014, Volume X, Nomor 2 ISSN 1693 - 9085
JURNAL . VOKASI
JURNAL ILMU PENGETAHUAN, REKAYASA DAN PENDIDIKANNYA
UNIT PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
POLITEKNIK NEGERI PONTIANAK Jalan Ahmad Yani Pontianak 78li4 Telp. (0661) 786180 Fax. (0661) 740148
Terblt dua kaH selahun
ISi ISSN 1693 - 9085
JURNAL VOKASI
Volume 10
Perbedaan Khasiat Antara Bijl Alpukat dan Bunga Cengkeh dalam Menghilangkan Sakit Gigi (Hypereami Pu/pa) pada Masyarakat yang Berkunjung di Puskesmas, Abral dan Asrnaul Husna ..... . Dosis Penggunaan Dahan Tambah Kinda (Chemical Admlxtun) pada Campuran Beton Normal, Erwin Sutandar .......................................................................................................... . Karakterisasl Biodisel dari CPO (Crude Palm OU) Berbasis Gelombang Mikro, Desdy Hendra Gunawan, Panjaitan, S. D dan Kwee, K. H ......................................................................... .. Kajian Ruan1 Publik Tepi Air, Nunik Hasriyanti ................................................................ . Penpruh Prasarana terbadap Efektivitu Pembelajann Pnktik Acuan Penncah di Politeknik Neceri Pontianak, Azza Arena dan Syafarudin .................................................................... . Analisis Kontribusi Usaba Ternak Sapi Potong terba.dap Pendapatan Rumah Tangga Petani di Kecamatan Tebas Kabupaten Sambas, Zulfikri, Eva Dolorosa dan Komariyati ........................... .. Efektivitas Sikat Gigi Musal di Sekolab Dasar Binaan Jurasan Keperawatan Gigi Poitekkes Pontianak Berdasarkan Angka Karies Gigi Tahon 2013, Rusmali dan Abral ............................. . Komparasi Model Pembelajaran Kooperat!f Tipe Teams Gama Tournament dan Konvensiona I Ditinjau dari Disiplin Belajar Mahasiswa, Ichsan ............................................................... . Penataan Bangunan Dan Lingkungan Kawasan Bumi Sebalo Kota Bengkayang, Chandra Bayu, Ferry Kurniadi dan Ahmad Eko Yanuar, ..................................................................................................... .. Perubaban Pola Organisasi, Birarld dan Orientasi Raang Rumab Tinggal Tradisional Melayu Pontianak Tipe Potong Limu di Sekitar Komplek Knton Kadriyab Pontianak, Wahyudin Ciptadi . Examples of Digital Equaliun for Single Carrier Communication, Yunita dan Luis Sanchez,
1-5
6-14
15-20
21-38
39-53
54-67
68-72
73-77
· 78-88
89-97
98-104
==:::~~:':~~-~~-~~~~-~~~--~~-~~~ e Aplikasi Biometrics Telapak Tangan Menggunakan Perbandingan Histogram, Freska Rolansa ...... 111-120
Kajian Penearu.h Soft And Hard Privati:,ation dalam Mengklaim Kemball Ruang Publik, Andy Zulestari Z. dan M. Sani Roychansyah .................................................................. ~ ..... · ....... . 121-132 Efektivitas Obat Kumur dalam Menghilangkan Bau Mulut (Halitosis} pada Perokok Aktif, Asmaul Husna dan Abral ..................................... • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • • .................................... . 133-138 Pengaruh HeaJ Moisture Treatd (HMT) terhadap Profd Gelatinisasl Tepung J•_gung, Oke Anandika Lestari, Feri Kusnandar dan Nurheni Sri Palupi ........................................... ~. -. .......... . 139-144
Karakteristik Campuran Hot Rolled Shut Wearing Coarse (HRS - WC) pada Pemadatan di Bawah Suhu Standar, Heryanto dan Sondang Sylvia Manurung ........................................................ . 145-152
Komparasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted lndivlduallu,tion Ditinjau dari Kreativitas Mahasiswa, Ichsan .......................... 7 • ,. •••••••••••••••••••••••••••••••••••• •. • • • • • • • • • • • • • • • • • • • •
153-157
RffADAP oURABILITAS LOKAL TE GAi KAJ1AN PEMILIHAN B~u DI ptNGGIR SUN uNTUK RUJWU• t•l ik }lasriyan • Susi Haryanl• dan Nun lit knlk Negeri Pontianak naan Po e . k 'Jurusan Teknik Sipll dan Perenc• Pollteknik Negeri Ponttana 1 Jurusan Teknik Anltektur oe@Yahoo,colll Email: nayla _k
t of settlement that offers live in b . g the concep 1 h. h . l d Abstract: The handling is done Y usin -' e in a sensib e , w ic inc u es the d · lly been uon t h · h harmony with water , as has tra itiona
1 , fiorm of treatmen w ic provides . . h ter as wel as a l the if safety and comfort of staying in t e wa ' pt also exp ores reuse o local l ls This conce . l flexibility in the face of rising water eve · rimary building matena for the building materials, especially bamboo as a . p is dominated by the use of timber construction of ho~s on the far bank of the river .. ch to get the concept of local ,J;t if the resea, , purchases . The purpose and benep s O
thod used is to undergo a research materials selection/or the house by the river. The mbe as .. ein.forcement bamboo. The . bam oo ,, •Y' laboratory for testing and concrete testin~ if b mboo smear examined included results from this test that the physical pro_perties ~ a 'dth shrinkage and thickness . . ifi arav:ty, density, wi azr-dry moisture -content, spec, c o· , if . dried bamboo smear ranged shrinkage. The average value of the water content o lair n,aed foom 0. 62 to O 63 :1; - •iy mean va ues ra b
· . from 7% to 10.33%. For speci.,.c grav, . the shrinkage in width and thickness Densisty values ranged from 0.86 to 0.94 while between 8.32% to 17.8% and 3.18 to 4.68% •
Keywords: bamboo, local materials, the house, the edge of the river, durability
PENDAHULUAN Keberadaan rumah dipinggir sungai
yang sudah lama berkembang, khususnya bagi masyarakat berbudaya air seperti ditemui di kota Pontianak, semakin tak terkendali sehingga mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan. Pengaruh kawasan pennukiman tepi sungai sebagai akibat pasang surut dan gelombang laut mempengaruhi dan memberikan karak.teristik khusus terhadap sungai Kapuas, sementara pennukiman tepi sungai juga dipengaruhi oleh meningkatnya debit air sungai pada musim penghujan yang
menyebabkan muka air naik dan menggenangi pennukiman di sekitar)nya. Pada sisi lain goncangan getaran akibat transportasi air, mengurangi kenyamanan penggunaan rumah dipinggir sungai mengingat sungai masih merupakan jal~ la\u lintas air yang utama .Dari segi keamanan pennukiman yang letaknya di tepian sungai terutama dengan naik-turu~ (pasang-surut)-nya muka air sungai sebetulnya cukup rentan tetapi masyarakat masih belum menganggap sebagai sesuatu_ yang serius. Hal ini disebabkan kondisi ini sudah terus menerus ( rutin) terjadi
105
semenjak nenek moyang mereka ada di sana.
Upaya penanganan . pennukiman dilakukan dengan menggunakan konsep yang menawarkan hidup hannonis berdampingan dengan air, sebagaimana secara tradisional telah dilakukan secara arif, yaitu mencakup faktor keamanan dan kenyamanan tinggal di kawasan air, sekaligus sebagai bentuk penanganan yang memberikan tleksibilitas rumah dalam menghadapi kenaikan muka air. Pendataan juga diperlukan untuk mengetahui bangunan khususnya rumah tinggal yang masih bisa dipertahankan dan perlu diperbaiki dengan memanfaatkan pemilihan bahan lokal.
Konsep ini mengetengahkan pula pemanfaatan kembali bahan bangunan setempat khususnya bambu sebagai bahan bangunan utama. Mengiingat kebanyakan nnnah panggung dibuat dengan bahan utamanya adalah kayu belian yang dahulu banyak digunakan dan akhir-akhir ini sudah semakin berkurang dan mahal harganya, sehingga jenis kayu lain seperti meranti yang dahulunya dipakai sebagai kayu non struktur sekarang mulai digunakan sebagai kayu struktur seperti pondasi tiang, rangka dinding, penutup dinding dan kudakuda.secara fisik bangunan rumah yang umumnya menggunakan kayu, sudah banyak yang diperbai\i dengan teknologi seadanya sehingga terkesan perbaikan sementara. Dan hat itu memunbah kesan kumuh pada daerah tersebut.
Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan konsep pemilihan bahan lokal untuk rumah pinggir sungai, merencanakan prosedur pelaksanaan pembangunan, merencanakan sistem pengawetan yang terkait dengan sifat bahan yang tahan air, kekuatan bahan menahan beban, dan
106
karakteristik bahan yang sesuai dengan kemampuannya.
Manfaat penelitan ini adalah untuk ikut serta mendukung program pemerintah sebagai bentuk peran serta Politeknik sebagai lembaga pendidikan yang bermitra kerja dengan Pemerintah Kota Pontianak, dengan memberikan sumbangsih ilmu pengetahuannya berupa konsep pemilihan bahan lokal serta teknologi pembuatannya untuk membuat struktur dan konstruksi pada rumah dipinggir ~ungai yang selalu terkena air agar lebih awet, kuat dan indah.
Barn bu . pada umumnya hidup mengelompok membentuk suatu rumpun yang rapat. Batang terdiri dari ruas-ruas berongga yang menyerupai sebatang pipa
· menyerupai tabung dengan diameter sekitar 2-30 cm dan panjangnya mem;apai 3-15 m. Batang ini umumnya berongga dan terbagi atas intemode yang dibatasi oleh buku (node) dan rongga antar buku yang dipisahkan oleh diafragma. Panjang garis tengah dan ketebalan dinding dari bambu tergantung dari umur bambu. Dimana semakin dewasa bambu tersebut maka dinding bambu makin menebal. Regenerasi bambu dapat dilakukan dengan tunas-tunas akar (rhizoom) maupun dengan stek batang. Biji jarang sekali dihasilkan, bahkan ada jenis bambu yang berbunga 60 tahun sekali (Lembaga Biologi Nasional, 1977 dalam Halimi, 1995:5).
Ada beberapa prosedur clan cara yang harus diikuti agar bambu anda tetap awet dan tahan lama. Proses pengawetan bambu ini mulai di mulai dengan pengaturan waktu pan en, cara penebangan, metode pengawetan tradisional hingga pengawetan dengan menggunakan bahan kimia.
Penebangan - keawetan bambu dapat dikontrol sejak mulai penebangan, yakni dengan memanen bambu pada musim yang
Kajian Pemilihan Bahan Lokal terhadap Durabilitas Untuk Rumah di Pinggir Sungai
107
tepat,. Ada berbagai cara menghitung waktu penebangan bambu di berbagai tempat berbeda di Indonesia, namun satu hal yang harus diperhatikan, tebanglah bambu ketika kadar ut gula dan air bambu rendah. Umumnya musim panen yang baik adalah ketika musim kemarau.
Cara penebangan yang benar juga dapat meningkatkan ketahanan bambu terhadap serangan bubuk yang menjadi musuh utama bambu. Setelah pangkal bambu dipotong, jika memungkinkan, Jangan langsung diambil, tapi biarkan bambu tetap menggantung dirumpunnya hingga daunnya mengering, perlakuan ini dapat mengurangi kadar gula di batang bambu melalui penyerapan oleh daunnya.
Lakukan safah sat'.; pengawetan bambu berikut ini segera setelah penebangan.
Perendaman tradisional ( di kolam, sungai, laut) selama beberapa bulan. Perendaman terbukti dapat memfasilitasi peragian ut gula yang ada dalam bambu sehingga tidak disenangi oleh kumbang bubuk.
Perendaman dengan bahan kimia: bahan yang paling umum clan banyak digunakan untuk mengawetkan bambu adalah sodium pentaborate clan boric acid. Campur 3 :2 bahan tersebut clan buat larutan I 0% lalu rendam bambu selama 14 hari. Kedua bahan tersebut berfungsi dapat secara efektif menghentikan serangan kumbang bubuk terhadap bambu.
Lapisi bambu dengan bahan finishing yang memadai untuk menghindari bambu dari kelembaban berlebihan dan membuat bambu terlihat lebih indah dan tidak mudah kotor. Untuk bagian yang terkena sinar matahari secara terus menerus, dianjurkan untuk di lapisi dengan vemish setidaknya enam bulan sekali.
Vokasi, Desember 2014, Th. X, No. 2
METODE . Penelitian lapangan dtlakukan
dilokasi di Kelurahan Benua Melayu. Laut, atan Pontianak Selatan,Pont1anak,
Kecam 1 ..
l. tan Barat Sementara pene 1tian Ka 1man · laboratorium dilakukan di 2 tem~at berbeda
, tuk penaniian bambu d1lakukan di ya1tu un o ... J • •
PT Duta Pertiwi Nusantara, Jln Ad1suc1pto
KM 9, Kabupaten Kubu Ra!a, dan u~tuk . . beton dilakukan d1 laboratonum penguJlaD . .
Bahan Politeknik Negen Pontianak. Sementara untuk pengawetan dan pengolahan bambu dilakukan di bengkel
kerja Ji daerah Sei Jawi . Lamanya waktu penelitian ± 8 bulan mulai dari persiapan
sampai pengolahn data. Adapun bahan yang digunakan dalam
p~ne!itian ini adalah bam~!l apus (Gigantoch/oa apus Bl. Ex · Kurz). Bahan penelitian diambil di daerah Tayan, Kabupaten Sanggau. Adapun alat-alat .yang digunakan dalam penelitian ini adalah meteran Kayu, untuk mengukur contoh uji, gergaji manual, untuk penebangan, pembagian batang dan pembuatan contoh uji, golok atau parang, untuk membersihkan tumbuh-tumbuhan disekitar bambu, calipper, untuk mengukur dimensi contoh uji, oven pengering, untuk mengeringkan contoh uji, gelas ukur, untuk mengukur volume contoh uji, · moisture-Meter, untuk mengukur kadar air, mesin penguji sifat mckanik kayu (Merk Galdabini); sebagai alat untuk pengujian kekuatan kayu, timbangan analitik, untuk mengukur berat contoh uji, desikator, untuk mendinginkan contoh uji sebelum ditimbang, alat dokumentasi, alat tulis dan alat hitung.
Bambu dikeringkan selama lebih kurang I bulan. Latu bambu tersebut dibagi dalam 3 seksi batang masing-masing menjadi bagian pangkal, tengah dan ujung, dimana masing-masing seksi panjangnya 1
m dengnn Jarak antar sck:sl 0.5 m. Untuk bagian pangkal dimulai dorl ruas yang telah mengalami pertumbuhan ruas yang dapat 1Ukatakan stabil yaitu kira-kira 0,5 m dari pangkal batang. Kcmudian bambu dikeringkan selama lebih kurMg l bulan. Lafo bambu tersebut dibagi dalrun 3 seksi batang masing-masing menjadi bagian pangkal, tengah dan ujung, dimw,a masingmasing seksi panjangnya 1 m dengan jarak antar soksi 0,5 m. Untuk bagi81l pnngkal dimulai dari ruas yang telah mengalami pertumbuhan ruas yang dupat dikatakan stabil yaitu kira-kira 0,5 m dari pangkal batang.
BASIL Bahan penelitian berupa bambu apus
yang diperoleh dengan me~ebang pohonnya. Se!anjutnya bambu tersebut dikeringkan selama lebih kurang 1 bulan. Lalu bambu tersebut dibagi dalam 3 seksi batang masing-masing menjadi bagian pangkal, tengah dan ujung, dimana masingmasing seksi panjangnya 1 m dengan jarak antar seksi 0,5 m. Untuk bagian pangkal dimulai dari ruas yang telah mengalami pertumbuhan ruas yang dapat dikatakan stabil yaitu kira-kira 0,5 m dari pangkal batang. Dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 1. Potongan bainbu apus
108
Sclortjulnya sctlop seksi batang dlpccah mertjadl empat bagian. Dari kcempat boglan tersebut, satu bagian untuk contoh uji kndar air dan berat jenls, satu bnginn untuk contoh uji perubahan dimensi (penyusutan), satu bagian untuk contoh uji MOE den keteguhan lentur patah (MOR) den bagian terakhlr untuk contoh uji keteguhan tekan sejajar serat (MCS). Kemudian masing-masing bagian diberi tanda dan kode untuk tiap posisinya.
Kemudian dilakukan pembuatan contoh uji. Pembuatan contoh uji dan cara pengujian dibuat berdasarkan pada SNI 03-2105-2006 Untuk kadac air dan Bj (3 cm x 2 cm x tebal bambu), Untuk pengujian perubahan dimensi ( 4 cm x 2 cm x tebal bambu apus), Untuk pengujian MOE dan MOE (30 cm ~ 2 cm x tebal bambu). Setelah dilakukan pengujian sifat fisik dan mekanik bambu dengan melihat kadar air kekring udara, berat Jems bambu, perubahan dimensi (penyusutan), kekakuan bambu, dan keteguhan lentur patah dari bambu, didapatkan basil bahwa kadar air bambu yang semakin menurun pada umur yang lebih tua juga diduga disebabkan oleh adanya pengendapan zat-zat ekstraktif yang cenderung menggantikan molekul-molekul air dalam ikatannya dengan selulosa dan hemiselulosa. Karena kadar air bambu akan menurun ketika bambu berumur tua. Buluh bambu yang berumur 6 bulan hingga 1 tahun lebih mempunyai kadar air yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan kadar air yang berumur 3 hingga 4 tahun dan juga lebih tinggi dari bambu yang berumur 6 hingga 9 tahun.
Kajian Pemilihan Bahan Lokal terhadap Durabilitas Untuk Rumah di Pinggir Sungai
l09
A us (GIGantochloa apus Kun) Tabel 1. Nilai Rata-rata Pengujian Slfat Fi.sik Bambu P Ujung Sifat-sifat Fisik Pangkal Teogah 7 Kadar air (0/o) l 0,33 8,33
BeratJ'enis o 62 0,62 0,3 0,94
8,32
3,18
' Density o 86 0,97 ' Penyusutan le bar (%) 11,5 5 17 ,8 Penyusutan tebal (%) 4,68 5,00 Sl4mber: Data olahan, 2013
Tabel 2. Nilai rata-rata Pengujian Sifat Mekanik Bambu Apus (GIGantochloa apus Kurz)
Sifat-sifat Fisik MOE MOR MCS/DENSITY Sumber: Data olahan, 2013
SIMPULAN
Pangkal 141.822 2.106 0,86
Bahan lokal yang dipilih oleh peneliti adalah barnbu karena memiliki beberapa sifat menguntungkan diantaranya bambu merupakan bahan bangunan ya'lg mudah diperbaharui,disarnping itu pengolahannya pun mudah dan untuk kondisi lingkungan yang cenderung terendam air bambu cukup awet.
Sifat fisik bambu apus yang diteliti meliputi kadar air kering udara, berat jenis, density, penyusutan lebar dan penyusutan tebal. Nilai rata-rata kadar air kering udara bambu apus berkisar antara 7% sampai I 0,33%. Untuk berat jenis nilai rata-ratanya berkisar antara 0,62 sampai 0,63. Nilai densisty berkisar antara 0,86 sampai 0,94 sementara penyusutan lebar dan tebal antara 8,32% sampai 17,8% dan 3,18 sampai 4,68%.
Sifat mekanik bambu apus yang diteliti meliputi kekakuan (MOE), keteguhan lentur patar (MOR) clan keteguhan tekan sejajar serat (MCS). Nilai
Vokasi, Dese~ber 2014, Th. X, No. 2
"'
- - · , , . ·- -----
Teogah 413.699 3.166 0,97
Ujung 417.915
2.883 ·0,94 -
rata-rata dari kekakuan ~OE) berkisar antara 114411.882222 kg/cm2 sampai 441177.991155 kg/cm2
• Untuk nilai ratarata MOR berkisar antara 22.110066 kg/cm2 sampai 33.116666 kg/cm2
• Nilai rata-rata MCS berkisar antara 0,8866 kg/cm2 sampai 00,,9977 kg/cm2
•
DAFrAR PUSTAKA British Standard. 1957. Methods of Testing
Small Clear Speciment of Timber. B.S. 373: 1957. London: British Institution.
Halimi, Apep Rohmat. 1997. Studi Sifat Fisis dan Mekanis Bambu Betung (Dendrocalamus asper Backer) Dari Tempat Tumbuh Yang Berbeda. Skripsi Jurusan Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Tidak Dipublikasikan.
Haygreen, JG dan Bowyer, Jim, L. 1989.
Hasil hutan dan Ilmu Kayu Suatu
Pengantar. Edisi Indonesia.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Lembaga Biologi Nasional-LIPl.1980. Beberapa Jenis Bambu. Jakarta: Balai Pustaka.
Lestari, Sri Dwi Suci. tt. Karakteristik
Perumahan di Kawasan Tepi Sungai
Mahakam Kasus Kelurahan Selili
Kecamatan Samarinda Dir Kota Samarinda.
Sibaran, Angelina Sibarani. 2008. Kajian
Posisi Letak Ruas Pada Batang
Terhadap Sfat Fisik dan Cacat
Pengeringan Dua Jenis Bambu.
Skripsi Jurusan Teknologi Hasil
Hutan Fakultas Kehutanan
Universitas Tanjungpura. Pontianak:
Universitas Tanjungpura Tidak Dipublikasikan.
Morisco. 1999. Rekayasa Bambu.
Y ogyakarta: Nafiri Offset.
Pusat Penyuluhan Kehutanan. 1996.
Pengembangan Budidaya Bambu.
Jakarta: Departemen Kehutanan.
Purwito. Sinarwati, Retno. clan Iriani, Yulia Lya,. ---.Perumahan Pinggir Sungai Di Banjarmasin Akibat Perilaku Pasang Surut Sungai Barito. · • Proceeding Kerugian pada
Bangunan clan Kawasan Akibat Kenaikan Muka Air Laut pada KotaKota Pantai di Indonesia.
Purwito. -----. Perumahan Pinggir Sungai di Banjarmasin Akibat Perilaku Pasang Surut Sungai Barito. Proceeding -Kerugian pada Bangunan dan Kawasan Akibat Kenaikan Muka Air
110
Laut pada Kota-Kota Pantai di Indonesia.
Soenardi. 1978. Sifat-Sifat Fisik Kayu.
Yogyakarta:Gadjah Mada Press.
Sastra, Suparno, M. dan Marlin& Endy,
2006. Perencanaan dan
Pengembangan Perumahan, Y ogyakarta: Penerbit Andi.
Yulindiani, Iskandar. 2010. Kearifan Lokal
Dalam Penyelesaian Struktur Dan
Konstruksi Rumah Rakit Di Sungai
Musi - Palembang, Jumal Local
Wisdom Vol. II, No. 2 Hal. 37-45 Maret 2010.
Kajian Pemilihan Bahan Lokal terhadap Durabilitas Untuk Rumah di Pinggir Sungai
~
i I
I