UTS TRANSPARANSI NINTA

17
Transparansi Dalam Pendidikan Fisika Ninta Sri Ulina (1) , Vina Serevina (2) (1) Departemen Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Jakarta, Jakarta ([email protected]) (2) Departemen Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Jakarta, Jakarta. ABSTRAK 1

Transcript of UTS TRANSPARANSI NINTA

Transparansi Dalam Pendidikan Fisika

Ninta Sri Ulina(1), Vina Serevina(2)

(1)Departemen Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Jakarta, Jakarta([email protected])

(2) Departemen Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Negeri Jakarta, Jakarta.

ABSTRAK

1

Tuntutan profesi pengajar dewasa ini tidak hanya terbataspada proses pembelajaran namun juga membentuk pengelolaanpendidikan yang utuh dan transparan. Transparansi perludilakukan terutama dalam bentuk anggaran pembelajaran danpenilaian peserta didik. Hal itu disebabkan maraknyakasus-kasus penyelundupan dana pendidikan dan tidakterbukanya system penilaian peserta didik. Transparansidalam bidang pendidikan sangat dibutuhkan untuk membentukpembelajaran yang efektif. Oleh karena itu perlu dibahasmasalah transparansi dalam bidang pendidikan, terutamapendidikan fisika agar bisa mempelajari bagaimanamanajemen yang baik dalam bidang pendidikan fisika.Pembahasan difokuskan pada karakteristik transparansi danfenomena transparansi dalam berbagai bidang yang bisadicontoh dalam bidang pendidikan fisika. Transparansidalan bidang pendidikan perlu dibenahi dengan pembelajarantentang transparansi umum yang sangat bermanfaat agarsemua pendidik dan peserta didik dapat membentukpembelajaran yang efektif. Pembelajaran yang efektiftentunya hanya bisa dilakukan jika pengelolaan systemdilakukan oleh sumber daya manusia yang baik dan kerjasama antar pendidik, peserta didik, dan orang tua murid.

KATA KUNCI: transaparansi, pendidikan, fisika.

PENDAHULUAN

Transparansi sedangmenjadi isu hangat di kalanganmasyarakat, termasukdi bidangakademis dan non-akademis.Transparansi tidak menyentuhhanya segi hukum tetapi jugaseringkalidiperbincangkansiswa/mahasiswa ketika merasakurang puas dengan nilai yangdiperoleh atau merasamelengkapi semua kewajibannyadan menuntut untuk mengetahuikelengkapan nilai mereka.(siregar, 2012)

Transparansi adalah suatuproses keterbukaan dari parapenelolah manajemen,utamanyamanajemen public, untukmembangun akses dalam prosespengelolaannya sehingga arusinformasi keluar dan masuksecara berimbang. Transparansiadalah prinsip menciptakankepercayaan timbal-balikantara pemerintah danmasyarakat melalui penyediaaninformasi dan menjaminkemudahan didalam memperolehInformasi adalah suatukebutuhan penting masyarakatuntuk berpartisipasi dalampengelolaan daerah (daputri,2010).

Transparansi dalampendidikan fisika bisa berartiadanya prinsip kepercayaantimbal-balik antara atasan danbawahan. Dalam hal ini, atasanbisa berarti guru fisika,dosen fisika, karyawan yangbekerja dalam departemenfisika. Sedangkan bawahan bisaberarti murid, mahasiswa, dankaryawan dalam departemenfisika.

Transparansi memilikipengertian yang berbeda-beda.Transparansi (dalam politik),berarti keterbukaan dalammelakukan segala kegiatanorganisasi, dapat berupaketerbukaan informasi,komunikasi, bahkan dalam halbudgeting. Tetapi,transparansi dalam bidangpendidikan fisika bisa berartiketerbukaan dalam melakukansegala kegiatan pembelajaran,yang dpat berupa keterbukaaninformasi, komunikasi, bahkandalam hal budgeting agarpembelajaran dapatberlangsung.

Aturan dan prosedurtransparan biasanyadiberlakukan untuk membuatkaryawan dalam departemenfisika bertanggung-jawab dan

untuk memerangi korupsi. Bilarapat pemerintahan departemenfisika dibuka kepada umum danmedia massa, bila anggaran danlaporan keuangan bisadiperiksa oleh siapa saja,bila undang-undang, aturan,dan keputusan terbuka untukdidiskusikan, semuanya akanterlihat transparan dan akanlebih kecil kemungkinanpemerintahan dalam pendidikanfisika untukmenyalahgunakannya untukkepentingan sendiri.

Marzuki Ali (2010)menyatakan Istilahtransparansi adalahperpanjangan atau metaforadari arti yang digunakan didalam ilmu Fisika, yaitusebuah obyek transparan adalahobyek yang bisa dilihat danditembus. Namun, maknatransparansi, sebagaimana yangsering dipakai dan digunakandalam politik memiliki artiketerbukaan dan pertanggung-jawaban. Di Indonesia sendiri,pada masa kini telahmenjadikan transparansisebagai parameter keberhasilandalam pemerintahan, dimulaidari Pemerintah Pusat hinggake daerah, gema transparansi

telah menjadi aksi yang harusdiaplikasikan dengan semangattanggungjawab.

Sebagaimana definisi yangdikutip dari artikel olehMarzuki Ali, keterbukaan harusdiikuti denganpertanggungjawaban. Dalambidang pendidikan fisika, kitaharus mendidik keterbukaanantara pendidik dan pesertadidik yang juga diikuti denganpertanggunggjawaban. Jikapeserta didik melakukankesalahan, maka pendidik mestimeluruskan denganmemperhatikan kondisi pesertadidik sehingga peserta didikdapat menerima nasehat dengansepenuh hati. Jika hal inidilakukan oleh pendidik, makapendidik dapat mendidik secaratidak langsung tentangketerbukaan danpertanggungjawaban.Transparansi memilikipengertian yang berbeda-beda.Transparansi dalam ilmupolitik tidak sama dengantransparansi dalam ilmufisika. Tetapi, ada beberapafaktor lain yang menyamakanseperti keterbukaan sebagaifaktor pendukung transparansi,dan pertanggungjawaban sebagai

wujud akhir dari kewajibanseseorang terhadap amanah yangdiemban.

Transparansi seperti yangdigunakan dalam istilahpolitik berarti keterbukaandan pertanggung-jawaban.Istilah ini adalahperpanjangan metafor dari artiyang digunakan di dalam ilmuFisika: sebuah obyektransparan adalah obyek yangbisa dilihat tembus.

Aturan dan prosedurtransparan biasanyadiberlakukan untuk membuatpejabat pemerintahbertanggung-jawab dan untukmemerangi korupsi. Bila rapatpemerintah dibuka kepada umumdan media massa, bila anggarandan laporan keuangan bisadiperiksa oleh siapa saja,bila undang-undang, aturan,dan keputusan terbuka untukdidiskusikan, semuanya akanterlihat transparan dan akanlebih kecil kemungkinanpemerintah untukmenyalahgunakannya untukkepentingan sendiri.

Contoh transparansi dalamfenomena kehidupan

bermasyarakat adalah sebagaiberikut :

1. Gaji Jokowi dan Ahokketerbukaan gubernur danwakil gubernur DKIJakarta tentang gajinyayang bisa dilihat disitus resmi mereka. Halini diberitakan olehstasiun TV Swasta danbisa dilihat ulang divideo yang dapat diunggahdi youtube.

http://www.youtube.com/watch?v=6KRsaC6Vqa4

Gambar 1. Transparansi GajiGubernur DKI Jakarta.

2. Perkembangan kasusCenturyBagaimana perkembangankasus Century masihdipertanyakan hingga saatini. Kita tidak tahukemana dana-dana

masyarakat sebagainasabah di cuci danhilang begitu saja.Walaupun pemerintah sudahmenanggapi denganmembentuk panitia khusus,ternyata sampai saat inimayarakat belummengetahui titik jelasmasalah itu.

http://www.youtube.com/watch?v=jB83LMzU_hM

Gambar 2. Kasus BankCentury

3. Jubir KPK mengungkapkasus Anas UrbaningrumJuru bicara KPKmengungkap masalahtentang kinerja KPKsetiap menangani kasus.Seperti dalam hal iniadalah masalah AnasUrbaningrum yang terkaitdalam proyek hambalang.

http://www.youtube.com/watch?v=kDXidqHJc8o

Gambar 3. Pengungkapan olehJubir KPK

Tujuan

Artikel ini bertujuanuntuk mengetahui bagaimanatransparansi dalam bidangpendidikan fisika.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari data diatas, makayang perlu dipelajari daritransparansi bidang politikadalah keterbukaan danpertanggungjawaban.Keterbukaan dalam bidangpendidikan perlu dicontoh darigubernur DKI Jakarta saat ini,yaitu bapak Jokowi.Keterbukaan gaji pendidiksangat diperlukan, tetapiketerbukaan itu perlu untukbeberapa pihak tertentu,seperti terbuka untuk anggaransekolah, dan terbuka untukkeluarganya. Pendidik tidakperlu membuka gajinya di depankelas, karena transparansi itumemperhatikan aspek-aspekpenerimaan, yaitu kepada siapadibuka penjelasannya, apakahpihak itu terkait atau tidak.

Transparansi yang dilihatdari perkembangan kasusCentury bisa dipelajari bahwatransparansi yang bersifattidak penuh akan menghambatinformasi. Namun, perludiselidiki apakah transparansiyang diminta dari pihak-pihakyang terkait sudah dilakukan?Jika belum, maka perluditinjau kembali. Mengapapihak-pihak yang terkaitmemberikan keterangan tidak

sepenuhnya? Dari hasilanalisis, kemungkinan ini akanmembawa masalah untukpetinggi-petinggi diIndonesia. Dari sini, kitabisa belajar transparansi yangbersifat tidak penuh, yangsering terjadi dalam bidangpendidikan juga. Misalnya,transparansi yang tidak penuhyang dilakukan karyawan dijurusan fisika yang tidak bisadilakukan, karena ia akanmembawa masalah untuk atasan-atasannya.

Dari kasus ketiga, kitaakan belajar pengungkapansebuah kasus oleh Jubir KPK.Yang bisakita pelajariadalahtransparansimemerlukanwaktu dalammengungkapkansesuatu.Transparansi bisa dilakukanjika sudah memiliki persiapanbukti-bukti yang cukup. Namun,dalam pelaksanaannyatransparansi tidak dilakukanterburu-buru dan tanpa emosi.Hal ini bisa dilakukanpendidik dalam mengungkapkannilai peserta didik dalam

pembelajaran fisika. Alas anpemberian nilai peserta didikbisa diungkapkan secara halustanpa menyinggung ataumembanggakan peserta didiktersebut. Oleh karena ituperlu dipilih waktu dan tempatyang tepat untukmenjelaskannya ke pesertadidik.

Contoh-contoh diatasadalah transparansi dalam halpolitik, yang mengajarkankepada kita bagaimanapentingnya keterbukaan untuktransparansi yang menyumbangpengetahuan yang baik kepadamasyarakat. Kita bisa melihatkapan transparansi itudibutuhkan, kapan transparansiharus melalui prosespengungkapan, dan kapantransparansi bisadipertanggungjawabkan.Tentunya semua itu adalahanalisis berpikir seseorangyang bisa mempertimbangkanketerbukaan untuk hal yangbaik dan yang buruk.

Kasus transparansi dalampendidikan saat ini sangatterlihat dalam hal danapendidikan dan penilaianpeserta didik. Pertama untuk

kasus penilaian, dimanaPenilaian pendidikan adalahproses pengumpulan danpengolahan informasi untukmenentukan pencapaian hasilbelajar peserta-didik.Kegiatan penilaian dilakukanuntuk mengukur dan menilaitingkat pencapaian kompetensidasar sekaligus untukmengetahui kekuatan dankelemahan agar dapat dijadikandasar untuk pengambilankeputusan serta perbaikannya.(inmas, 2013).

http://ntt.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=162631

Gambar 3. Pembinaan Guru Agamauntuk meningkatkan Kinerja

Konsep diatas menurut Tomas A. Kurniawan saatberbicara tentang PenilaianPendidikan Katolik BerbasisKarakter, Kamis sore,24/10/2013  dihadapan 40 gurupeserta PembinaanProfesionalisme Guru TingkatDasar  yang digelar SeksiPendidikan Katolik ManggaraiBarat, di New Bajo Beach HotelLabuan Bajo,  23-26 Oktober2013 membutuhkan prosespembelajaran yang benar harusdidukung oleh sistem penilaian

yang baik, terencana, danberkesinambungan.

Penilaian yang baik itu yangpaling penting menurutpengawas senior ini adalahobjektif dan transparan.Obyektif artinya Penilaianhasil belajar  hendaknya tidakdipengaruhi oleh subjektivitaspenilai, perbedaan latarbelakang agama, sosialekonomi, budaya, bahasa, danhubungan emosional sementaratransparan artinya prosedurpenilaian, kriteria penilaian,dan dasar pengambilankeputusan hasil belajarpeserta-didik dapat diketahuioleh semua pihak yangberkepentingan.

“Penilaian juga harusvalid/sahih, adil, terpadu,menyeluruh danberkesinambungan, bermakna,sistematis, akuntabel,  sertaberacuan pada kriteria yangsudah ditetapkan” ujarnyaberharap guru agama harus bisamemberi penilaian yang lebihbaik dari guru-guru pelajaranlainnya. (JM)

Sistem transparansi nilaiadalah suatu bentuk pengumuman

tentang nilai yang diperolehsiswa secara tertulis.Bagaimanakah transparansinilai dalam dunia pendidikandi indonesia? Sistemtransparansi nilai bertujuanuntuk memotivasi siswa agarlebih giat dalam belajarnya.Manfaat sistem transparansinilai adalah siswa dapatmengetahui kelemahan dankelebihan metode belajar yangtelah diterapkannya.

Sistem transparansi nilaisangat penting dalam duniapendidikan. Pendidikan tidaklepas dari nilai/skor. Setiapakhir semester pasti ada suatupenilaian akhir terhadapkompetensi dasar yang telahditempuh oleh para siswa.Dalam kegiatan belajarmengajar kita mengenal adanyanilai kognitif, nilai afektifdan nilai psikomotorik. Nilaikognitif adalah nilai yangdiperoleh siswa ketikamengerjakan tugas dan ujian.Nilai afektif adalah nilainilai kepribadian dari setiapsiswa. Nilai afektif meliputisifat, tingkah laku,kesopanan, kebersihan,kerapian dan lain-lain yang

berhubungan dengan pribadisiswa. Sedangkan nilaipsikomotorik adalah nilai yangdiperoleh siswa ketikamelakukan praktikum. Dalamdunia perkuliahan terdapatsistem kredit semester (sks).Setiap mahasiswa harusmenyelesaikan sks yang telahditentukan untuk memperolehgelar tertentu. Setiap akhirsemester akan diadakanpenilaian terhadap mata kuliahyang telah ditempuh mahasiswa.Mahasiswa mengetahui tentangkelulusannya melalui penilaianakhir tersebut. Setelahmengetahuinya, mahasiswa akanmenentukan sks yang akanditempuh pada semesterberikutnya sesuai dengan IPyang diperolehnya. Begitusangat berharganya nilai dalammenentukan kelulusan sertamasa depan siswa. Sehinggadiperlukan adanya sistemtransparansi nilai yang jelas.

Perkembangan pendidikan diindonesia harus disertaidengan kebijakan-kebijakanpemerintah yang positif, agarperkembangannya ke arahpositif pula. Salah satunyaadalah penerapan sistem

transparansi nilai. Selama initransparansi nilai diindonesia sangat kurang.Banyak dari para pendidikdalam pendidikan formal yangtidak menerapkan transparansinilai. Para pendidik cenderungmalas untuk menginformasikanhasil penilaian terhadapsiswanya. Sistem transparansinilai yang kurang jelas akanmenimbulkan spekulasi-spekulasi, baik positif maupunnegatif. Penilaian olehsebagian dari pendidikcenderung dilakukanberdasarkan penilaiansubjektif. Sebagian dari parapendidik melakukan penilaianatas dasar kedekatannya dengansiswa. Padahal pendidik ituharus adil terhadap semuasiswanya. Hal itu disebabkanoleh tidak diterapkannyasistem transparansi nilaidalam dunia pendidikan diindonesia.

Pada saat ini banyak sekalipermasalahan tentang sistemtransparansi nilai. Parapendidik kurang transparandalam memberikan nilai. Merekacenderung tidak mengumumkanhasil penilaiannya terhadap

siswa. Ada motif-motiftertentu dibalik tidak adanyapengumuman hasil penilaian.Antara lain malas, KKN, tidaksuka mengajar, tidak ada waktuuntuk mengumumkan, salah satuusaha untuk meningkatkanmotifasi belajar atau motif-motif lain yang belum kamiketahui. Padahal, pada saatini kita dituntut untukbersifat terbuka.

Kurang transparannya nilaiakan menimbulkan konflik lahirmaupun batin. Konflik batintimbul, ketika seorang siswamendapat nilai yang tidaksesuai dengan apa yang telahdikerjakannya. Konflik batinyang berkepanjangan akanmenurunkan prestasi siswabahkan dapat berubah menjadikonflik lahir. Ketika siswatidak senang terhadappenilaian gurunya, mereka akanmelakukan aksi-aksi protesyang positif maupun negatif.Aksi positif adalah ketikamereka menanyakan secaralangsung tentang nilai yangdiperolehnya, kemudianmelakukan protes serta memintanasehat. Sedangkan aksinegatif adalah mereka

melakukan aksi anarkisterhadap guru yang tidakdisukainya

Fungsi dari sistemtransparansi nilai adalahuntuk memberikan kejelasanstatus nilai yang diperolehsiswa. Dari fungsi diatascukup jelas bahwa permasalahantentang spekulasi nilaidiakibatkan olehkekurangjelasan dari sistemtransparansi nilai. Siswadapat mengetahui, darimanakahnilai yang diperolehnya padaakhir semester melaluipengumuman-pengumuman nilai,terutama nilai kognitif danpsikomotorik. Sehingga siswadapat melakukan komplain darinilai yang diperolehnya.Pendidik juga dapat memberikanpenjelasan kepada siswanyadari rekap nilai yangterkumpul. Sehingga dapatterjadi kesepakatan antarasiswa dan pendidiknya.

Sistem transparansi nilai yangmembangkitkan motivasi siswadalam belajar. Setiap siswapasti mempunyai motivasi dalambelajar. Mereka mempunyaimotivasi untuk dapatmenyelesaikan pekerjaannya

sebagai siswa. Motivasi siswadapat dirangsang denganberbagai macam cara. Salahsatunya dengan pemberian nilaiyang jujur, ojektif, dantransparan. Penilaian yangobjektif akan memberikanmotivasi lebih kepada siswayang benar-benar inginberkompetisi. Penilaian yangobjektif akan menghasilkanpersaingan yang positif. Salahsatu bentuk penilaian objektifadalah dengan sistemtransparansi nilai.

Siswa pasti akan merasa senangapabila hasil pekerjaannyamendapatkan nilai yang bagus,sebaliknya mereka akan merasasedih apabila pekerjaannyamendapatkan nilai yang jelek.Tetapi seorang siswa yangmendapat nilai jelek akanmerasa senang dan mengoreksikesalahannya, jikapekerjaannya tersebutdiselesaikan sendiri. Karenamereka mempunyai motivasibelajar yang tinggi. Berbedadengan seorang siswa yangmendapat nilai bagus, tetapimengutip pekerjaan teman lain.Mereka akan merasa senang,akan tetapi kesenangan sesaat.

Karena dalam diri mereka pastiada kekawatiran, bagaimanakalau nanti mereka ditanyatentang cara mengerjakan tugastersebut.

Sistem transparansi nilai yangmelemahkan motivasi siswadalam belajar. Seorang siswayang merasa dikecewakanmemiliki dua kemungkinan dalamproses belajar. Pertama merekaakan semakin giat belajaruntuk membuktikan bahwapenilaian gurunya salah. Keduamereka akan patah semangatkarena mereka berprinsip “buatapa belajar, toh nanti jugadapat nilai yang jelek”.Kemungkinan kedua tersebutlebih sering terjadi. Siswayang sudah berusaha sekuattenaga untuk memperbaiki nilaitetap mendapatkan nilai yangtidak fair. Disitulah letakkurang transparannya penilaianterhadap siswa.

Sistem transparansi nilai yangmematikan bakat dari siswaberbakat. Adakalanya bakatsiswa dimatikan olehtransparansi nilai yang kurangjelas. Seorang guru yangmemberikan nilai yang tidakfair akan menenggelamkan bakat

siswa. Mereka akan tenggelamkarena nilainya jelek, padahalsiswa tersebut berbakat. Haltersebut sangat disayangkan.Betapa tidak, bakat siswa yangseharusnya dapat diasahmenjadi lebih baik, tetapihilang karena penilaian yangkurang transparan.

Kedua, untuk transparansidalam masalah dana pendidikanbisa kita lihat dalam sanksi-sanksi atas kasus penggelapandana pendidikan. Maraknyakasus tidak adanyatransparansi dalam pendidikanterutama bidang anggaran danpenilaian juga membuat publicsemakin mengkritisi bagaimanasolusi yang terbaik menghadapipermasalahan tersebut. Sepertiyang dikutip dari artikelSiregar (2012) mekanismetransparansi perludilaksanakan dengan membuatsuatu wadah agar evaluasiterhadap peserta didik dapatdilaksanakan dengan baik.Transparansi penilaian adalahhal yang mungkin dilakukandengan cara memanfaatkanteknologi dan sarana yangtersedia. Selain memudahkankomunikasi antar partisipan

kelas (dosen danmahasiswa), fasilitas sepertiJupiter dapat dijadikan alatmonitor pribadi mahasiswa,tidak hanya berapa nilai yangia telah kumpulkan namunpemahaman atas mengapa iamendapatkan nilai tersebut.Adaptasi atas fasilitas yangdigunakan merupakan kunciutama atas penggunaan optimalfasilitas utama maupunfasilitas pendukung.Sehingga,kesiapan dan kesigapanpeserta pembelajaran tidakmenjadi faktor penghambatpenggunaan fasilitas tersebut.Faktor penentu lainkeberhasilan implementasifasilitas daring adalahfasilitas yang terintegrasi.Studi ini menunjukkan bahwafasilitas yang terintegrasiatau yang memiliki kemampuan

untuk mengintegrasikanbeberapa

fasilitas pendukung akan lebihmenjamin suatu sistempenilaian yang lebihterkendali.

Apabila kita cermati,banyak sekali kasus-kasussanksi untukketidaktransparansian terutama

dalam anggaran pendidikan.Contoh berikut adalah 2diantara banyak kasus yangterjadi dalam masyarakat. Yangpertama adalah kasuspenggelapan dana BOS olehbeberapa sekolah menengah dansekolah dasar di Jakarta.Putusan Komisi Informasi Pusat(KIP) yang memerintahkan enamsekolah menengah pertama dansekolah dasar membuka dokumensurat pertanggungjawaban (SPJ)dana bantuan pendidikan(Kompas, 2010). Namun KepalaDinas Pendidikan DKI Jakarta,Taufik Yudi Mulyanto, akanmengajukan permohonan bandingterhadap keputusan itu. Disinibisa kita pelajariketidaktransparansianpenggunaan dana bos yangmenyebabkan harus dibukanyaSurat Pertanggungjawaban olehpihak-pihak terkait.Kementerian PendidikanNasional harus memastikanbahwa setiap orang dapatmengakses dokumen pengelolaandana BOS sehubungan dengankeputusan KIP pada 15 Novemberlalu. Menurut KIP, laporanpertanggungjawaban itu adalahdokumen publik yang harusterbuka dan dapat diakses oleh

siapa saja. Kementerian jugaseharusnya merevisi PeraturanMendiknas No. 044/U/2002tentang Dewan Pendidikan danKomite Sekolah. Revisidiperlukan untuk meningkatkansubstansi partisipasi KomiteSekolah. "Terutama dalam halperencanaan, penganggaran, danpengelolaan dana sekolah,"ujarnya. Menurut Febri, salahsatu sumber kebocoran dana BOSadalah rendahnya partisipasimasyarakat dalam ketiga aspekitu. Perubahan dan pengelolaandana BOS akan mengalamiperbaikan dalam transparansi,akuntabilitas, danpartisipasi. Febriyan (KoranTempo, 8 Desember 2010).Sebagai solusinya, Kementeriansudah membuat panduan bagisekolah yang berisi perincianpenggunaan dana BOS sebagaipertanggungjawaban sekolah.Pertanggungjawaban itu harusditempel di papan pengumumanagar bisa dibaca olehmasyarakat, khususnya orangtua siswa.

Kasus lain yang terjadiadalah Kepala MadrasahIbtidaiyah (MI) AndongKabupaten Boyolali, Joko

Mohamad Dahlan (37), divonisempat tahun penjara olehPengadilan Tipikor Semarang,Senin (30/5).Joko terbuktimengorupsi dana bantuanpendidikan dari APBD Jateng2010 di Kabupaten Boyolali.Selain penjara, majelis hakimyang diketuai Ridwan Ramli SHMH juga mendenda Joko Rp 200juta subsider enam bulankurungan. Uang negara Rp76,5 juta yang dikorupsinyajuga harus dikembalikan. Jikatidak, ia harus menggantidengan hukuman penjara selamatiga bulan.

Kasus-kasus tersebutadalah contoh dari kasustransparansi dalam kehidupanbermasyarakat. Tetapi, perlukita ketahui bahwa kita perluuntuk menganalisistransparansi yang baik danmana transparansi yang buruk.

KESIMPULAN

Berdasarkan ulasan dariartikel ini, maka dapatdisimpulkan bahwa transparansimemerlukan keterbukaan danpertanggungjawaban.Keterbukaan itu perlu jugadiperhatikan dari segi

penerima informasi danpenjelasnya. Keterbukaan dalampendidikan fisika sangatdiperlukan dalam prosespembelajaran fisika, agarpembelajaran berlangsung jelasdan bermanfaat bagi siswa.

SARANPembelajaran yang efektif

tentunya hanya bisa dilakukanjika pengelolaan systemdilakukan oleh sumber dayamanusia yang baik dan kerjasama antar pendidik, pesertadidik, dan orang tua murid.Oleh karena itu untukkefektifan pembelajarantransparansi dalam bidangpendidikan harus dimulai dariketerbukaan pengelolaan segalaaspek dalam bidang pendidikantersebut yang didukung olehsemua warga pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA

OECD MinisterialSymposium on the Futureof Public Services,diselenggarakan di Paris,Maret 1996.

Agere, S., Promoting GoodGovernance. CommonwealthSecretariat MarlboroughHouse Pall Mall, London,2000.

World Bank,“Strengthening LocalGovernment in Sub-SaharanAfrica,” EDI Policy SeminarReport No. 21, WashingtonDC, 1989.

World Bank, Governance andDevelopment, Washington,D.C., 1992.

Polidano, C., “WhyBureaucrats Can’t AlwaysDo What Ministers Want:Multiple Accountabilitiesin WestminsterDemocracies.” Public Policyand Administration 13, No.1, Spring 1998, p 38.

Siregar, Alvii TB. 2012.Mekanisme TransparansiBerbasis Web Untuk EvaluasiKarya Mahasiswa. SeminarNasional Bahasa 2012.

Muslim, Mahmudin. (2004).Transparansi AnggaranPendidikan dan Peran KomiteSekolah. Diakses pada 5November 2013, dari

alamathttp://www.antikorupsi.org/id/folder/umum

Kompas. (2012). Diaksespada 5 November 2013http://transparansipendidikan.com/

HeidiGoodrich,http://learnweb.harvard.edu/alps/thinking/docs/rubricar.htm, diaksespada tanggal 5 November2013 pukul 06.01

University of Minnesota,Center for AdvancedResearch on LanguageAcquisition (CARLA),Virtual AssessmentCenter. (n.d.). CreatingRubrics. Diakses November5, 2009, diadaptasi darihttp://www.carla.umn.edu/assessment/vac/Evaluation/p_7.html

Marcus, 1995, “Data onthe Impact of AlternativeAssessment on Students.”Unpublished

manuscript.

The Education

Cooperative, Wellesley,MA.http://rubistar.4teachers.org/https://sites.google.com/a/widyatama.ac.id/essaywriting1beta/http://jupitergrades.com/

Flash, P. (2009) Gradingwriting: Recommendedgrading strategies.Retrieved Sep 17, 2011,fromhttp://writing.umn.edu/tww/responding/grading.html