URGENSI CYBER BULLYING DALAM PERSONAL SECURITY SEBAGAI SALAH SATU ELEMEN HUMAN SECURITY

30
URGENSI CYBER BULLYING DALAM PERSONAL SECURITY SEBAGAI SALAH SATU ELEMEN HUMAN SECURITY Daniel Sabda N. ABSTRAK Cyber Bullying menjadi hal yang marak terjadi di beberapa negara dalam tahun- tahun terakhir dimana cyber bullying merupakan suatu tindak kejahatan yang cukup kompleks dan ancaman yang ditimbulkan oleh cyber bullying tersebut sayangnya tidak hanya mengakibatkan depresi tetapi juga dapat berakibat kematian. Akibat yang berujung pada kematian ini, pada dasarnya menjadi perhatian tersendiri bagi penulis, yang penulis nilai sangat berhubungan dengan salah satu elemen dalam human security, personal security. Hal tersebut pada dasarnya menjadi titik inti yang ingin penulis lihat dalam tulisan ini, secara spesifik penulis ingin mengkaji bagaimana urgensi cyber bullying dalam personal security, sementara dilihat dari akibat yang ditimbulkannya cyber bullying cukup layak untuk dinilai sebagai suatu urgensi dalam personal security sebagai salah satu elemen human security. Dalam tulisan ini, penulis menggunakan konsep human security sebagai kerangka acuan untuk mengukur tingkat urgensi yang dimiliki oleh cyber bullying terhadap personal security. Hasil temuan penulis dalam menganalisis data yang penulis peroleh menunjukkan bahwa cyber bullying tidak hanya memiliki urgensi terhadap personal security, tetapi juga dapat berpotensi menjadi urgensi dalam beberapa elemen human security lainnya seperti economic, health, community security. Hubungan urgensi tersebut penulis ukur dari ancaman yang dimiliki cyber bullying terhadap masing-masing elemen di atas. Kata kunci: cyber bullying, personal security, economic security, health security, community security, human security

Transcript of URGENSI CYBER BULLYING DALAM PERSONAL SECURITY SEBAGAI SALAH SATU ELEMEN HUMAN SECURITY

URGENSI CYBER BULLYING DALAM PERSONAL SECURITY SEBAGAI SALAH SATU ELEMEN HUMAN SECURITY

Daniel Sabda N.

ABSTRAK

Cyber Bullying menjadi hal yang marak terjadi di beberapa negara dalam tahun-tahun terakhir dimana cyber bullying merupakan suatu tindak kejahatan yang cukup kompleks dan ancaman yang ditimbulkan oleh cyber bullying tersebut sayangnya tidak hanya mengakibatkan depresi tetapi juga dapat berakibat kematian. Akibat yang berujung pada kematian ini, pada dasarnya menjadi perhatian tersendiri bagi penulis, yang penulis nilai sangat berhubungan dengan salah satu elemen dalam human security, personal security. Hal tersebut pada dasarnya menjadi titik inti yang ingin penulis lihat dalam tulisan ini, secara spesifik penulis ingin mengkaji bagaimana urgensi cyber bullying dalam personal security, sementara dilihat dari akibat yang ditimbulkannya cyber bullying cukup layak untuk dinilai sebagai suatu urgensi dalam personal security sebagai salah satu elemen human security. Dalam tulisan ini, penulis menggunakan konsep human security sebagai kerangka acuan untuk mengukur tingkat urgensi yang dimiliki oleh cyber bullying terhadap personal security. Hasil temuan penulis dalam menganalisis data yang penulis peroleh menunjukkan bahwa cyber bullying tidak hanya memiliki urgensi terhadap personal security, tetapi juga dapat berpotensi menjadi urgensi dalam beberapa elemen human security lainnya seperti economic, health, community security. Hubungan urgensi tersebut penulis ukur dari ancaman yang dimiliki cyber bullying terhadap masing-masing elemen di atas.

Kata kunci: cyber bullying, personal security, economic security, health security, community security, human security

PENDAHULUAN

Perkembangan teknologi informasi dari tahun ketahun menunjukkan

peningkatan yang sangat pesat, hal ini ditandai dengan munculnya computer

network atau yang lebih dikenal dengan internet. Perkembangan internet sendiri,

mengalami kemajuan yang sangat pesat dimana internet ini menciptakan dunianya

sendiri atau lebih dikenal dengan cyberspace1, yaitu sebuah dunia komunikasi

berbasis komputer yang menawarkan realitas yang baru berbentuk virtual (tidak

langsung dan tidak nyata). Walaupun dilakukan secara virtual, kita dapat merasa

seolah-olah ada di tempat tersebut dan melakukan hal-hal yang dilakukan secara

nyata, misalnya bertransaksi, berdiskusi dan banyak lagi.2

Manfaat yang diberikan dengan semakin berkembangnya internet ini

sangat terasa dengan jelas, dimana hampir setiap orang saat ini telah mengenal

internet dan juga telah sangat menggantungkan hidupnya pada internet

dikarenakan kemudahan yang disediakannya, seperti melakukan transaksi

perbankan kapan saja dengan e-banking, e-commerce juga membuat para

pengguna internet mudah melakukan pembelian maupun penjualan suatu barang

tanpa mengenal tempat. Selain itu para pengguna internet juga dimanjakan dengan

kaburnya batas ruang dan waktu, dimana para pengguna internet bisa dengan

mudah dan cepat berhubungan dengan orang lain baik yang mereka kenal ataupun

tidak yang mungkin berada pada belahan dunia yang berbeda dengannya. Namun

dalam perkembangannya ini, selain banyak membawa kemudahan banyak juga

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!1"AgusRaharjo,"2002,"Cybercrime,*PT"Citra"AdityaBakti,"Bandung,"hal."92=93."2"William"Gibson,"1984,"Neuromancer,*Ace,"New"York,"Hal.51""

penyimpangan yang terjadi dalam penggunaan internet yang kemudian dapat

mengakibatkan kerugian bagi pihak tertentu, baik itu individu, kelompok maupun

negara, hal ini ditandai dengan munculnya cybercrime.

Cybercrime saat ini merupakan sebuah fenomena serius yang dapat

menjadi sebuah ancaman terhadap masyarakat dan komunitas internasional secara

keseluruhan. Cybercrime didefinisikan sebagai sebuah tindak kriminal yang

dihasilkan atau dilakukan melalui teknologi informasi, dapat dilakukan melalui

computer ataupun alat elektronik lainnya.3Cybercrime sendiri dalam faktanya

terjadi dalam skala yang lebih luas dibandingkan dengan tindak kriminal

konvensional, dikarenakan area jangkauannya yang tidak terbatas. Ancaman nyata

ini memicu negara-negara di dunia untuk memberikan perhatian lebih terhadap

cyber crime ini dan karena berbagai dampak yang ditimbulkan dari adanya

kegiatan cyber crime ini, maka cyber crime juga dianggap sebagai suatu kejahatan

transnational, hal ini sesuai dengan pernyataan dari United Nations Conventions

Against Transnational Organized Crime pada tahun 2000 atau lebih sering

disebut dengan Palermo Convention. Cyber crime juga dinyatakan sebagai suatu

kejahatan transnational pada Deklarasi ASEAN pada tanggal 20 Desember 1997

di Manila.4 Maka melihat dari dua konvensi yang menyatakan cyber crime

sebagai salah satu kejahatan transnasional menjadikan cyber crime suatu

fenomena yang cukup mengancam keamanan dan layak untuk mendapatkan

perhatian lebih saat ini seiring dengan dengan semakin majunya teknologi yang

ada. !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!3"UNDP.2007.Regional"Conference"Booklet"on:"Cybercrime."UNDP:"Kingdom"of"Morocco.hal.5"diunduh"dari"http://www.scribd.com/doc/27480691/cybercrime"pada"tanggal"3"Juni"2012"4"H."Sutarwan,"2007,"“Cyber"Crime:"Modus"Operandi"dan"Penggunaannya”,"Jogjakarta:"LaksBang"PRESSindo."Hal."46=47"

Permasalahan cybercrime ini memiliki dampak yang cukup luas karena

dapat mengancam siapa saja baik individu, kelompok individu ataupun negara.

Ancaman yang ditimbulkan oleh cybercrime ini seharusnya juga perlu dianggap

sebagai ancaman terhadap human security, dimana menurut UNDP dalam

konsepsinya pada tahun 1994, human security didefinisikan secara umum yaitu

freedom from want and freedom from fear, dan definisi lain mengatakan bahwa

human security adalah keadaan dimana the absence of insecurity and threats

terjadi.5 Selain oleh UNDP, Jepang dan Canada pada dasarnya memilki definisi

tersendiri terhadap human security. Jepang mendifinisikan human security

dengan6

“… protecting fundamental freedoms - freedoms that are the essence of life. It means protecting people from critical (severe) and pervasive (widespread) threats and situations.”

Sedangkan menurut Kanada, human security didefinisikan dengan7

“safety for people from both violent and non-violent threats . . . characterized by freedom from pervasive threats to people’s rights, their safety, or even their lives.”

Pada dasarnya apa yang didefinisikan oleh Jepang dan Kanada tersebut

sama dengan apa yang telah didefinisikan oleh UNDP, dimana definisi UNDP

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!5"Shahrbanou"Tadjbakhsh,"2007,"Human*security:*Concepts*and*implications,"New"York:"Routledge,"hal."5"6!Hideaki!Shinoda,!2004,!Conflict)and)Human)Security:)A)Search)for)New)Approaches)of)Peace;building,)Chapter!1!The!Concept!of!Human!Security:!Historical!and!Theoretical!Implications.!Hal.!14,!diunduh!melalui!http://home.hiroshimaBu.ac.jp/~heiwa/Pub/E19/chap1.pdf!pada!tanggal!5!September!2012!

!7!Dan!Henk,!2005,!Human!Security:!Relevance!and!Implications.!Hal.!95,!diunduh!melalui!http://strategicstudiesinstitute.army.mil/pubs/parameters/articles/05summer/henk.pdf!pada!tanggal!6!September!2012!

telah mencakup apa yang didefinisikan oleh Jepang dan Kanada yaitu dengan

definisinya yang berupa freedom from want, dan freedom from fear. Konsep

human security ini memiliki beberapa elemen didalamnya, elemen ini mencakup:8

economic security, food security, health security, economic security, personal

security, community security, dan political security. Dalam praktek cybercrime

yang banyak terjadi saat ini, jika dilihat banyak yang lebih tertuju pada

permasalahan personal security. Hal ini juga dikarenakan kemajuan internet yang

sangat pesat dan memberikan kemudahan bagi penggunanya, sehingga

memunculkan trend belanja online dan berbagai social networking yang

menjadikan penggunanya yang kebanyakan adalah seorang individu menjadi

sasaran para pelaku cybercrime yang kemudian mengalami banyak kesulitan

dalam melakukan pengusutan kasus yang terjadi padanya, karena cybercrime

merupakan sebuah tindak kriminal yang sangatlah kompleks. Selain itu hal ini

juga semakin menjadi permasalahan yang serius yang juga disebabkan oleh

pengguna internet yang dari hari ke hari semakin meningkat, hal ini bisa dilhat

dari data yang penulis peroleh yang menunjukkan dari tahun 2000 hingga 2012

jumlah pengguna internet telah mengalami peningkatan sebesar 566,4%.9 Dari

data tersebut juga dapat dilihat bahwa, dengan jumlah penduduk yang cukup

banyak dan terus meningkat maka presentase jumlah pengguna internet yang juga

akan semakin tinggi, logikanya adalah semakin bertambah tingginya pengguna

internet maka semakin besar pula kemungkinan untuk tindak cyber crime yang

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!8!Shahrbanou"Tadjbakhsh,"2007,"Op"cit."Hal"15!9!Internet!World!Statistic,!The!Internet!Big!Picture!:!World!Internet!Users!and!Population!Stats!yang!diakses!melalui!http://www.internetworldstats.com/stats.htm pada tanggal 18 Oktober 2013

semakin meningkat. 10 Perkembangan cyber crime ini dapat dilihat melalui

gambar dibawah ini.11

Gambar 1. Grafik Perkembangan Cybercrime 2005-2012

Sumber: UNODC, 2013, Comprehensive Study on Cybercrime. Hal 7, diunduh dari http://www.unodc.org/documents/organized-crime/UNODC_CCPCJ_EG.4_2013/CYBERCRIME_STUDY_210213.pdf

Jumlah para pengguna internet yang semakin bertambah setiap harinya ini

juga menyebabkan semakin rentan pula untuk terjadi peningkatan jumlah kasus-

kasus cyber crime yang terjadi. Dari gambar statistik yang dikeluarkan oleh

UNODC diatas, dapat dilihat bahwa adanya peningkatan jumlah laporan

mengenai cyber crime dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2012. Dari laporan

tersebut dapat dilihat bahwa permaslahan cyber crime mengalami peningkatan

hampir 600%, dan peningkatan ini lebih tinggi dari laporan mengenai kasus

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!10"H."sutarwan,*2007,*op*cit.*Hal,"9"11!UNODC, 2013, Comprehensive Study on Cybercrime. Hal 7, diunduh dari http://www.unodc.org/documents/organized-crime/UNODC_CCPCJ_EG.4_2013/CYBERCRIME_STUDY_210213.pdf pada tanggal 20 September 2013!

pembunuhan.12 Oleh sebab itu kemajuan teknologi ini juga seolah menjadi pedang

bermata dua yang dapat membawa kemajuan dan juga kemudahan namun juga

bisa menjadi salah satu ancaman bagi para pengguna teknologi ini.

Salah satu contoh kasus yang mengindikasikan cyber crime berhubungan

erat dengan human security khususnya personal security, yakni kasus cyber

bullying yang berujung pada bunuh diri oleh korban cyber bullying tersebut.

Kejahatan cyber bullying ini kemudian menjadi penting ketika sebuah kasus

bunuh diri yang diakibatkan oleh cyber bullying terjadi, dimana dari berbagai data

yang ada mengenai kasus bunuh diri yang di akibatkan oleh cyber bullying ini,

kasus yang pertama yang banyak mendapatkan perhatian publik adalah kasus

bunuh diri yang terjadi pada tahun 2006 yang dilakukan oleh Megan Meier.13

CYBER BULLYING

Cyber Bullying adalah salah satu bentuk cyber crime yang dalam dua

kategori besar diatas termasuk dalam kategori pertama, dimana komputer

digunakan sebagai sebuah alat untuk melakukan tindak kejahatan oleh pelakunya,

dan individu sebagai sebagai korban dari tindak kejahatan cyber bullying ini.

Berdasarkan Cyber Bullying Research Centre, cyber bullying secara singkat

didefinisikan sebagai “willful and repeated harm inflicted through the use of

computers, cell phones, and other electronic devices.” Definisi ini merupakan

sebuah definisi yang sederhana, ringkas dan cukup komprehensif yang dapat !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!12!Ibid.)

13!Megan"Story,"Megan"Meier"Foundation,"diakses"melalui"www.meganmeierfoundation.org"pada"tanggal"3"Juni"2012!

menjelaskan unsur-unsur yang paling penting yang terdapat dalam cyber bullying

tersebut. Dimana menurut Cyber Bullying Research Center unsur-unsur dari cyber

bullying ini meliputi “willful” yang berarti perilaku atau tindakan yang disengaja,

“repeated” yang berarti diulang-ulang dan mencerminkan sebuah pola perilaku,

bukan hanya berupan satu insiden tunggal yang terjadi, dan kemudian “harm”

yang memiliki arti sebagai sebuah ancaman, kejahatan, atau tindakan yang

menyakiti yang ditujukan pada korbannya, dan yang terakhir adalah unsur

“computers, cell phones, and other electronic devices” yang merupakan sebuah

media yang dipakai untuk melakukan tindakan cyber bullying ini, hal ini yang

kemudian juga merupakan suatu hal yang membedakan cyber bullying ini dari

bullying secara tradisional.14

Istilah bullying telah dikenal sejak lama, fenomena bullying ini petama

kali dibahas oleh Heinemann pada tahun 1973. Heinemann menggunakan istilah

Norwegia, mobbning untuk menjelaskan apa itu bullying, dimana mobbning ini

berarti kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok individu pada seorang

individu. Istilah ini juga digunakan dalam literatur Jerman, namun kemudian ada

penambahan definisi yang dilakukan oleh Olweus, dimana pada awalnya dia juga

menggunakan terminologi yang sama dalam menjelaskan apa itu bullying, lebih

jauh lagi akhirnya Olweus menambahkan systematic one-on-one attacks of

stronger child against weaker child dalam definisi dari bullying itu sendiri.15

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!14!Sameer!Hinduja!&!Justin!W.!Patchin,!2009,!Cyber!Bullying!Research!Center!:!Cyber!Bullying!Fact!Sheet,!What!You!Need!To!Know!About!Online!Aggression.!Hal!1!diunduh!dari!http://www.cyberbullying.us/cyberbullying_fact_sheet.pdf! 15!!Peter!K.!Smith,!Helen!Cowie,!Ragnar!F.!Colafsson,!&!Andy!P!D!Liefooghe,!2002,!Definitions!of!Bullying:!A!Comparation!of!Terms!Used!and!Age!and!Gender!Differences!in!a!FouteenBCountry!International!Comparation,!Volume!73.!Hal!1119,!diakses!melalui!http://www.researchgate.net/publication/11235437_Definitions_of_bullying_a_comparison

Perkembangan dari pendefinisian bullying ini dari tahun ketahun ikut mengalami

perubahan, dimana pada tahun 1999 Olweus kembali lagi menyempurnakan

definisi dari bullying ini dengan menandai bullying dengan tiga kriteria, yang

pertama, aggressive behavior or intentional harmdoing, lalu yang kedua carried

repeatedy and over time dan yang ketiga adalah interpersonal relationship

characterized by an imbalance of power. Dari tiga kareakteristik yang

dikemukakan oleh Olweus menunjukan bahwa bullying ini merupakan sebuah

tindakan yang bersifat agresif yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang

dimana pelaku dan korbannya memiliki kekuatan fisik yang tidak seimbang.

Selain itu Olweus juga menyebutkan bahwa bullying ini berupa kegiatan negatif

yang dapat terwujud dalam bentuk kontak fisik, kata-kata, gerak tubuh, dan

pengucilan seseorang dari satu kelompok tertentu, yang kemudian definisi dari

Olweus ini banyak diterima oleh para peneliti lainnya.16

Dari pendefinisian bullying yang ada, mendasari bahwa bullying ini

merupakan suatu aggressive act, namun tidak hanya agrresive act, dalam bullying

juga terdapat unsur tambahan yang berupa imbalance of power and repetition.

Dengan penjelasan ini menunjukkan bahwa bullying ini berbeda dengan bentuk

agresi lainnya, dimana tidak semua bentuk agresi ataupun kekerasan dapat

dikategorikan sebagai bullying. Sebagai contoh, bentuk petikaian atau

perkelahian antara dua orang dengan kekuatan yang sama merupakan suatu

bentuk agresi atau kekerasan, namun hal ini bukanlah suatu bullying, karena

dalam bullying terdapat imbalance of power dimana korban dari bullying ini

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!_of_terms_used_and_age_and_gender_differences_in_a_fourteenBcountry_international_comparison/file/9fcfd50227c8e11b6e.pdf!pada!tanggal!20!januari!2014!16!Ibid.)Hal.!1120!

cenderung mengalami kesulitan dalam melindungi dirinya sendiri. Dari definisi

ini juga menegaskan bahwa bentuk godaan yang dilakukan oleh individu terhadap

individu lain bukanlah suatu bentuk bullying. Definisi dari Olweus ini adalah

definisi dari bullying yang paling banyak digunakan dan diterima, namun dalam

studi yang lebih lanjut menunjukkan bahwa definisi dari bullying ini pada

dasarnya dapat berbeda dimana hal ini juga dipengaruhi oleh umur dan budaya,

sehingga dalam penelitian yang lebih lanjut mendapati bahwa terminologi dari

bullying ini bisa jadi berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lain.

Perbedaan bullying antara suatu tempat dengan tempat yang lain ini dapat

dilihat ketika dilakukan perbandingan mengenai terminologi dari bullying itu

sendiri dimana dalam studi yang dilakukan dalam beberapa negara menunjukkan

bahwa kata bully ini sangat sulit untuk diterjemahkan. Kata bully ini cenderung

familiar dalam negara-negara yang menggunakan bahasa inggris seperti Inggris

Raya dan juga Amerika, sedangkan dalam bahasa Perancis, kata bully ini tidak

memiliki terjemahan secara langsung. Sedangkan di Jepang bully cenderung

diartikan dengan ijime yang dalam bahasa Jepang ijime ini berarti suatu tindakan

agresi yang tidak banyak menggunakan kontak fisik dan lebih berbentuk suatu

manipulasi sosial. Hal ini sangatlah berbeda dengan arti kata bully dalam bahasa

Itali, dimana bully ini dalam bahasa Itali berarti prepotenza atau violenza yang

berarti suatu kekerasan secara fisik. 17 Dalam bahasa Portugis, bullying ini

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!17!Peter!K.!Smith,!Helen!Cowie,!Ragnar!F.!Colafsson,!&!Andy!P!D!Liefooghe,!2002.!Op)cit.)Hal.!1121!

cenderung diatrikan dengan abuso abuso yang berarti suatu kekerasan fisik dan

juga verbal, tanpa memasukkan social exclusion didalamnya.18

Seperti halnya dalam bullying tradisional, dalam cyber bullying ini juga

terdapat “power” yang membedakan antara pelaku dan korbannya. Permasalahan

mengenai perbedaan power ini tidak termasuk dalam definisi diatas, hal ini

dikarenakan power dalam cyber bullying ini sifatnya dapat bergeser, hal ini

sangatlah berbeda dengan power yang ada dalam bullying secara tradisional,

dimana dalam bullying tradisional power sering kali berupa bentuk fisik atau

posture dan juga power secara sosial yang dapat berupa popularitas. Sedangkan

dalam cyber bullying, power ini sangatlah berbeda dengan power yang ada dalam

bullying tradisional, dimana dalam cyber bullying, power cenderung berasal dari

kemampuan, pengetahuan dan juga kepemilikan akan beberapa konten yang dapat

berupa suatu informasi ataupun gambar yang dapat digunakan untuk melakukan

tindakan cyber bullying.19 Dalam cyber bullying ini juga memiliki kecenderungan

mendasar yang sama dengan bullying secara tradisional, dimana para korbannya

juga cenderung tidak dapat melidungi dirinya sendiri, dikarenakan adanya

imbalance power yang ada.

Dalam banyak cara, efek “harm” yang ditimbulkan dari cyber bullying ini

dianggap lebih berbahaya daripada efek yang ditimbulkan oleh bullying secara

tradisional. Efek harm yang ditimbulkan ini dianggap lebih berbahaya

dikarenakan adanya anonimitas dalam internet yang memungkinkan para pelaku

cyber bullying ini dapat menutupi indentitas dirinya, dan kemudian hal ini bisa

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!18!Ibid.!Hal.!1131!19!Sameer!Hinduja!&!Justin!W.!Patchin,!2009.Op)cit.)Hal.!1!

menjadi semakin parah karena dalam internet ini terkadang juga terdapat unknown

friends dari para pelaku – yang merupakan orang-orang yang memiliki paham

yang sama dengan pelaku dan turut membantu pelaku untuk melakukan cyber

bullying pada korbannya. Hal ini dilakukan para pelaku cyber bullying dan juga

para unkown friends tersebut tanpa ada rasa takut akan pembalasan dan juga

tuntutan yang dapat diajukan padanya, semua ini dikarenakan adanya anonimitas

tersebut yang membuat identitas para pelaku ini tidak dikatuhi oleh krobannya.

Permasalahan cyber bullying ini kemudian menjadi semakin kompleks

dikarenakan para korban-korban dari cyber bullying ini cenderung memilih untuk

diam dan tidak melaporkan kejadian yang menimpa mereka pada orang tua

maupun kerabat mereka. Tindakan yang cenderung memilih untuk diam ini

disebabkan oleh adanya trauma secara emosional yang mereka alami, yang

kemudian trauma ini cenderung mendorong para korban ini untuk berpikir bahwa

kejadian yang menimpa mereka tersebut pada dasarnya diakibatkan oleh

kesalahan mereka sendiri. Selain itu, juga terdapat kecenderungan untuk diam

yang diakibatkan oleh adanya ketakutan akan kemungkinan aktivitas online atau

penggunaan telepon seluler mereka akan dibatasi, dan dampak-dampak psikologis

ini cenderung lebih berbahaya dibanding yang berbentuk fisik seperti dampak

yang ditimbulkan bullying tradisional.

Dari berbagai kasus yang ada, dapat dilihat bahwa cyber bullying ini dapat

mengancam siapa saja dan dimana saja tanpa melihat batas-batas negara, dan

aspek ancaman cyber bullying ini dapat mengancam keamanan personal. Dilihat

dari segi Human Security, dari tujuh aspek yang termasuk didalamnya, dapat

dilihat bahwa ancaman cyber bullying ini cenderung menuju terhadap aspek

human security, personal security. Seperti yang telah penulis jelaskan sebelumnya

dalam operasionalisasi konsep yang penulis telah jabarkan diatas, bahwa cyber

bullying ini telah menjadi sebuah ancaman terhadap aspek Human Security,

Personal Security yang seharusnya mendapatkan perhatian lebih dikarenakan

semakin banyaknya kasus yang terjadi dari tahun ke tahun. Dari tahun 2003

hingga 2012, ada 41 bunuh diri kasus yang dilaporkan yang disebabkan oleh

cyber bullying di US, UK, Kanada, dan Australia, namun dengan semakin

pesatnya kemajuan teknologi komunikasi, yang juga menyebabkan semakin

banyaknya situs jejaring sosial, yang menyebabkan angka ini semakin bertambah

dari tahun ke tahun, dan hanya di tahun 2011 hingga awal 2012 saja telah terjadi

18 kasus bunuh diri yang disebabkan oleh cyber bullying.20

Data terbaru yang dikeluarkan oleh BBC juga menunjukkan hal yang sama,

yaitu adanya peningkatan jumlah cyber bullying secara signifikan, dimana pada

tahun 2012-2013, terdapat 4507 kasus cyber bullying, angka ini meningkat cukup

pesat dibandingkan dengan tahun sebelumnya dimana pada tahun 2011-2012,

hanya terdapat 2410 kasus cyber bullying. Selain itu juga terdapat laporan dimana

pada tahun-tahun ini serangan cyber bullying juga semakin sering terjadi tertama

pada etnis dan juga agama minoritas. Permasalahan cyber bullying ini juga

dianggap berpengaruh pada jumlah laporan self harming yang ada, dimana pada

tahun 2012-2013 terdapat sekitar 700 laporan mengenai self harming dimana pada

tahun sebelumnya hanya ada 470 laporan. Secara keseluruhan, hal ini juga

berpengaruh dengan permasalahan bunuh diri yang ada secara keseluruhan,

dimana ada 29.163 anak-anak dan remaja yang merasa ingin bunuh diri pada !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!20!CBCNews,"2012,"Cyberbullying=linked"suicides"rising,"study"says"diakses"melalui"http://www.cbc.ca/news/technology/cyberbullying=linked=suicides=rising=study=says=1.1213435"pada"tanggal"20"September"2013!

tahun 2013, hal ini meningkat cukup pesat dari tahun sebelumnya yang hanya

22.006.21

Dari data diatas dapat dilihat mengapa cyber bullying ini saat ini perlu

mendapatkan perhatian lebih, dimana dari data tersebut menunjukkan adanya

peningkatan yang terjadi dalam tindak kejahatan cyber bullying. Dimana dari

tahun-ke tahun semakin banyak para remaja yang menjadi korban dari bentuk

kejahatan cyber bullying ini sehingga hal ini membuat permasalahan cyber

bullying ini menjadi penting untuk dilihat lebih jauh lagi.

CYBER BULLYING DALAM PERSONAL SECURITY

Dari dampak-dampak yang ditimbulkan dari bentuk kejahatan dunia maya

yang berupa cyber bullying ini, dapat dilihat bahwa cyber bullying cenderung

memberikan efek harm yang lebih nyata pada para korbannya dibandingkan

dengan bentuk bullying tradisional, hal ini dikarenakan para pelaku, cenderung

mempermalukan korbannya dalam dunia maya yang juga sering kali berakibat

buruk dalam kehidupan nyata, dan hal ini sangat menjatuhkan mental para

korbannya, sehingga dalam banyak kasus cyber bullying yang terjadi beberapa

korbannya cenderung berakhir melakukan tindakan bunuh diri, yang pada

dasarnya tindakan bunuh diri ini didorong oleh tindakan cyber bullying tadi. Pada

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!21!BBC!News,!Education!and!Family,!Cyberbullying!“onBrise”!–!ChildLine.!Diakses!melalui!http://www.bbc.co.uk/news/educationB25639839!pada!tanggal!10!Januari!2014!

gambar dibawah ini dapat dilihat mengenai kelompok apa saja yang cenderung

menjadi korban cyber bullying.22

Gambar 2. Grafik Korban Cyber Bullying Berdasarkan Kelompok

Sumber: Canada National Statistic Intellegence, Percentage of Internet Users Who Came Across Hate Content, diakses melalui http://www.statcan.gc.ca/pub/85-002-x/2011001/article/11530/c-g/E-11530-chart5.jpg

Dari gambar yang didapat dari badan statistik nasional Kanada,

menunjukkan bahwa, tindakan cyber bullying yang pada umumnya berisi hate

content cenderung menyerang etnis dan agama minoritas, selain itu,

kecenderungan lain adalah merujuk pada kaum homoseksual sebagai korbannya

(termasuk gay dan lesbian), selain itu, kecenderungan lain adalah menyerang

wanita sebagai korban yang dituju dari kejahatan cyber bullying ini, penduduk

pribumi juga tak lepas dari sasaran korban dari cyber bullying ini, termasuk juga

dengan para imigran yang juga biasanya termasuk sebagai salah satu kaum

minoritas. Kekejaman lain yang ditunjukkan dar cyber bullying ini tak lepas dari

dijadikannya para orang cacat sebagai salah satu bahan olokan dan gunjingan di

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!22!Canada!National!Statistic!Intellegence,!Percentage!of!Internet!Users!Who!Came!Across!Hate!Content,!diakses!melalui!http://www.statcan.gc.ca/pub/85-002-x/2011001/article/11530/c-g/E-11530-chart5.jpg pada tanggal 2 November 2013!

dunia maya yang dimana olokan dan gunjingan di dunia maya ini juga termasuk

dalam suatu bentuk kejahatan cyber bullying.

Dari tujuh elemen human security, satu elemen yang seharusnya dapat

memandang cyber bullying ini sebagai suatu hal yang penting untuk direspon

adalah, elemen personal security. Dalam personal security, menjelaskan apa saja

yang bisa menjadi sebuah ancaman terhadap kemanan personal, dan di bab ini

penulis akan menjelaskan bagaimana personal security dalam melihat

permasalahan cyber bullying.

Dalam pandangan personal security, menurut Tadjbakhsk apa saja yang bisa

menjadi sebuah hal yang mengancamnya adalah23

“unpredictable violence (e.g. threats from the state through physical torture infl icted by the military or police), threats from other states such as wars, threats from international or cross-border terrorism, threats from other groups of people such as ethnic or religious confl icts, threats from individuals or gangs against other individuals or street violence, from hostage-taking, threats directed against women such as domestic violence, abuse or rape, directed against children such as child abuse, neglected child labour, or child prostitution, and threats to one’s self such as suicides or drug abuse.”

Dari semua defisini mengenai apa saja yang dianggap sebagai sebuah

ancaman oleh personal security, tidak semua bisa dihubungkan dengan kasus

cyber bullying yang ada, karena seusuai dengan gambar diatas, bahwa kasus-kasus

cyber bullying cenderung menyerang hanya beberapa instumen dari personal

security ini saja.Jika dilihat dari sudut pandang Human Security, khususnya

Personal Security, kasus-kasus cyber bullying yang mengakibatkan kematian ini

seharusnya dapat menjadi urgensi bagi Human Security khususnya Personal

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!23!Shahrbanou"Tadjbakhsh,"2007,"Op*cit.*Hal"15.!

Security hal ini dikarenakan rata-rata kasus yang terjadi dapat sesuai dengan aspek

ancaman menurut Personal Security, yaitu:

• Threats directed against women such as domestic violence dimana korban

cyber bullying kebayakan adalah perempuan, hal ini juga sesuai dengan apa

yang ada dalam kasus-kasus yang telah penulis jabarkan diatas. Dimana dari

sebagian besar kasus yang ada, korban terbanyak adalah perempuan, dalam

kasus yang telah penulis sebutkan, nama-nama korban perempuan adalah

Megan Meier, Alexis Pilkington, Grace McComas, Audrie Pott, Jessica

Laney, Carolina Picchio, Şeniz Erkan, Erin Gallagher, Ciara Pugsley,

Amanda Todd, Gabrielle Molina, Hannah Smith, dan Rebbeca Ann

Sedwick. Semua korban diatas adalah korban cyber bullying yang

melakukan tindakan bunuh diri.

• Threats from individuals or gangs against other individuals, kasus-kasus

yang terjadi juga termasuk dalam kategori ini, dimana para korban

mendapatkan intimidasi dalam dunia maya, yang kemudian juga berimbas

pada kehidupan nyata dimana intimidasi pada korban juga terjadi

dilingkungan nya, baik dari individu maupun kelompok. Dalam kasus yang

telah penulis contohkan, menunjukkan bahwa ancaman cyber bullying

berasal dari individu dan juga kelompok.

• Threats from other groups of people such as ethnic or religious conflicts,

dari data berupa tabel yang telah penulis cantumkan diatas, dimana data

yang diperoleh menunjukkan korban terbanyak dari cyber bullying adalah

para etnis ataupun agama minoritas. Sehingga hal ini juga menunjukkan

bahwa permasalahan cyber bullying ini juga seusai dengan aspek ancaman

personal security ini.

• Threats to one’s self such as suicides dalam aspek ini dapat dilihat bahwa

kasus-kasus yang ada berujung pada tindakan bunuh diri. Semua kasus yang

penulis contohkan diatas adalah semua kasus cyber bullying yang berujung

pada bunuh diri oleh korbannya. Hal ini juga sesuai dalam Independent

Democratic Conference on Cyber Bullying yang menyatakan bahwa cyber

bullying dianggap sebagai salah satu penyebab dari banyaknya kasus bunuh

diri yang terjadi pada remaja.24

Jika dilihat dari berbagai aspek ancaman Personal Security tersebut yang

kemudian dihubungkan dengan kasus yang ada menunjukkan bahwa cyber

bullying ini seharusnya menjadi suatu urgensi dalam personal security sebagai

salah satu elemen human security karena dampak yang ditimbulkan sangat sesuai

dengan apasaja yang dianggap sebagai suatu ancaman terhadap personal

security.25

CYBER BULLYING DALAM COMMUNITY SECURITY

Community security adalah salah satu elemen dari human security yang cukup

berhubungan dengan personal security. Apabila sesuatu hal menjadi sebuah

ancaman terhadap personal security, hal tersebut jika dilihat lagi juga dirasa dapat

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!24!Independent"Democratic"Conference,"Op*cit.*Hal."3!25"Shahrbanou"Tadjbakhsh,"2007,"Op*cit.,"hal."5!

berpengaruh terhadap community security dimana menurut Tadjbakhsh, apa saja

yang dianggap sebagai suatu ancaman dalam community security adalah:26

“… the threat is to the integrity of cultural diversity, requires security from oppressive traditional practices, treating women harshly, discriminating against ethnic or indigenous groups and refugees, group rebellion and armed conflicts.”

Dari indikator ancaman yang disebutkan oleh Tadjbakhsh diatas, terlihat

jelas bahwa cyber bullying tidaklah termasuk sebagai salah satu bentuk hal yang

menjadi sebuah ancaman terhadap community security, namun jika dilihat lebih

jauh dalam lagi, cyber bullying ini sebenarnya telah membawa ancaman terhadap

community security. Hal in dikarenakan jika dikaitkan dengan data yang ada,

seperti statistic diatas yang dikeluarkan oleh badan statistic nasional Kanada yang

menunjukkan bahwa rata-rata korban terbanyak dalam kasus cyber bullying

adalah para etnis minoritas, pemeluk agama minoritas, homoseksual, perempuan,

penduduk asli daerah, dan kaum imigran. Hal ini seusai dengan aspek ancaman

community security yang berupa discriminating against ethnic or indigenous

groups and refugees.

Selain itu, dari contoh kasus yang ada yang telah penulis jabarkan diatas,

dimana rata-rata korban tindakan cyber bullying ini adalah perempuan, dimana

korban korban perempuan yang telah penulis sebutkan diatas adalah, Megan

Meier, Alexis Pilkington, Grace McComas, Audrie Pott, Jessica Laney, Carolina

Picchio, Şeniz Erkan, Erin Gallagher, Ciara Pugsley, Amanda Todd, Gabrielle

Molina, Hannah Smith, dan Rebbeca Ann Sedwick. Nama-nama ini hanyalah

sebagian nama yang ada yang telah diberitakan oleh media karena kejahatan cyber

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!26!Shahrbanou"Tadjbakhsh,"2007,"Op*cit.,"hal."5!

bullying yang mengakibatkan mereka melakukan tindakan bunuh diri. Masih

banyak kasus cyber bullying yang menimpa perempuan-perempuan lain,

walaupun tidak berakibat fatal seperti yang terjadi pada beberapa contoh kasus

yang penulis sebutkan. Banyaknya korban-korban perempuan lain tidaklah

banyak mendapatkan perhatian, hal ini dikarenakan para korban cyber bullying

cenderung diam dan tidak bercerita pada siapa-siapa mengenai apa yang

dialaminya di dunia maya. Banyaknya korban perempuan ini juga seusai dengan

salah satu aspek ancaman community security yaitu treating women harshly. Dari

aspek-aspek community security yang sesuai dengan data yang ada ini

menunjukkan bahwa permasalahan cyber bullying ini selain menjadi urgensi

personal security seharusnya juga menjadi perhatian dari community security.

CYBER BULLYING DALAM ECONOMIC SECURITY

Dalam hal keamanan ekonomi atau economic security, Tadjbakhsh

menyebutkan mengenai aspek apa saja yang dapat menjadi suatu ancaman

terhadap environment security, yaitu,27

“the main threat is poverty, requires an assured basic income – either from productive and remunerative work (through employment by the public or private sector, wage employment or self- employment) or from government financed social safety nets.”

Dari pernyataan Tadjbakhsh diatas dapat dilihat mengenai apa saja yang

dapat menjadi sebuah ancaman terhadap economic security, dan cyber bullying

sepertinya bukan menjadi hal yang dapat berpengaruh pada economic security.

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!27!Ibid.)

Permasalahan keamanan ekonomi erat hubungannya dengan permasalahan

keamanan personal, hal ini dikarenakan jika dilihat dari apa saja aspek yang

menjadi ancaman bagi economic security, juga bisa menjadi permasalahan

terhadap personal security, hal ini dikarenakan ancaman yang mengancam

economic security ini juga dipastikan berpengaruh terhadap personal security.

Dalam kasus cyber bullying, yang merupakan urgensi dalam personal security

dimana cyber bullying ini menjadi ancaman terhadap personal security terlebih

dulu, lalu karena efek yang ditimbulkannya juga menjadikan cyber bullying ini

juga berpengaruh pada economic security.

Dari data mengenai kasus-kasus yang ada, mengenai cyber bullying yang

telah penulis jabarkan sebelumnya dapat dilihat bahwa permasalahan cyber

bullying ini juga berpengaruh terhadap keamanan ekonomi. Dari kasus yang

terjadi pada Amanda Todd, cyber bullying telah terjadi padanya dalam jangka

waktu yang cukup lama, yang mengakibatkan Amanda Todd merasa terganggu

dilingkungan sekolah maupun tempat tinggal nya, yang kemudian mendorong

Amanda Todd dan keluarganya berpindah kota. Setelah berpindah kota dan juga

sekolah, permasalahan cyber bullying ini tidak tuntas begitu saja, permasalahan

ini masih terus membayangi Amanda Todd, hingga di lingkungannya yang baru.

Di tempat tinggal baru ini pun Amanda Todd juga masih mendapatkan banyak

intimidasi, termasuk di lingkungan sekolah barunya.

Selain Amanda Todd, Gabrielle Molina, juga mengalami cyber bullying

yang berimbas terhadap kemanan lingkungan nya. Gabrielle Molina mengalami

cyber bullying yang mengakibatkan dirinya mendapatkan intimidasi baik di dalam

maupun diluar sekolah, dan juga di lingkungan tempat tinggalnya, sampai pada

akhirnya Gabby meminta pada ibunya untuk dipindahkan sekolahnya, atau home

scholling sebagai alternative lainnya, namun permintaannya tidak di kabulkan

oleh ibunya, yang kemudian hal ini berakibat fatal pada Gabby, yang ditemukan

meninggal dikarenakan bunuh diri pada keesokan harinya.

Dari contoh kasus diatas dapat dilihat bahwa permasalahan cyber bullying

ini juga berpengaruh terhadap keamanan ekonomi, dimana beberapa korban dari

cyber bullying ini menjadi merasa tidak aman dalam lingkungannya sendiri,

sekolah dan lingkungan tempat tinggal. Yang kemudian mendorong keluarga dan

dirinya untuk berpindah tempat tinggal karena tempat tinggalnya dirasa telah

menjai tempat yang tidak nyaman untuk ditinggali, selain itu, permasalahan cyber

bullying ini juga berimbas pada kehidupan sekolahnya yang mengakibatkan

lingkungan sekolah juga menjadi tidak aman bagi para korban cyber bullying ini,

yang mengakibatkan harusnya berpindah ke sekolah yang lain untuk endapatkan

keamanan personalnya. Proses berpindah-pindah ini, tentunya membutuhkan

biaya yang tidak sedikit, dan hal ini dapat memnjadi permasalahan bagi para

korban yang kurang mampu, dimana selain menjadi permasalahan personal, cyber

bullying ini bisa menjadi permasalahan ekonomi tersendiri bagi korbannya.

Selain itu, dikarenakan para korban yang harus berpindah sekolah dan

tempat tinggal, hal ini berpengaruh terhadap kesuksesan belajar para korban cyber

bullying ini. Dari studi yang ada, menunjukkan bahwa para korban cyber bullying

ini cenderung memiliki gangguan dalam pikirannya, yang kemudian mengganggu

konsentrasi para korban cyber bullying ini dalam bekerja maupun belajar. Selain

itu, para korban ini juga cenderung mendapatkan nilai yang rendah karena

kurangnya konsentrasi belajar yang berakibat susahnya untuk mengingat dan

belajar, selain itu, para korban juga cenderung absen ke sekolah, dan cenderung

dirumah dikarenakan lingkungan sekolahnya menjadi tidak aman dan nyaman lagi

untuk para korban ini. Dari hal ini dapat dilihat bahwa permasalahan cyber

bullying ini juga berpengaruh terhadap masa depan para korbannya, karena

semasa sekolah, mereka tidak akan bisa menunjukkan potensinya secara maksimal

karena adanya gangguan dari para pelaku cyber bullying ini. Dengan kesuksesan

sekolah yang terganggu ini mengakibatkan kesuksesannya pun ikut terganggu,

dan peluang untuk mendapatkan pekerjaan secara layak juga menjadi terganggu,

yang kemudian berimbas terhadap permasalahan ekonomi para korban cyber

bullying ini. 28

Permasalahan ini sesuai dengan pernyataan Tadjbakhsh mengenai

ancaman utama keamanan ekonomi, yaitu kemiskinan, dimana para korban cyber

bullying terpaksa untuk berpindah tempat tinggal dan sekolah untuk menghindari

berlangsungnya cyber bullying yang terjadi pada mereka, dan para korban juga

cenderung terganggu dalam hal edukasinya, yang menyebabkan tingkat

kesuksesan sekolah yang rendah yang juga berujung pada sulitnya mendapatkan

perkejaan yang layak, yang menjadikan para korban cyber bullying ini cenderung

berpotensi mengalami kemiskinan.

Cyber Bullying dalam Health Security

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!28!Mobina!S.!B,!jaffer!&!Patrick!Brazeau,!2012,!Cyberbulling!Hurts:!Respect!for!Rights!in!the!Digital!Age.!Hal.!45B46,!diunduh!melalui!http://www.parl.gc.ca/Content/SEN/Committee/411/ridr/rep/rep09dec12Be.pdf!pada!tanggal!25!September!2013!

Permasalahan cyber bullying ini selain menjadi urgensi personal security

dan berpengaruh terhadap community dan environment security, juga berpengaruh

terhadap health security. Menurut Tadjbaskhsh, dibawah ini merupakan beberapa

aspek yang menjadi ancaman terhadap health security.29

“… the threats include injury and disease, requires access to health care and health services, including safe and affordable family planning. The threats to health security are greater for poor people in rural areas, particularly women and children, who are more exposed to disease.“

Dari indikator ancaman health security diatas, cyber bullying tidak

termasuk di dalamnya, namun dalam fakta yang terjadi, dan penelitian yang ada,

menunjukkan bahwa cyber bullying ini berpengaruh terhadap masalah kesehatan.

Berdasarkan study yang ada mnegenai permasalah cyber bullying dan kaitannya

dengan permasalahan kesehatan, menyebutkan bawa rata-rata para korban cyber

bullying mengalami permasalahan kesehatan yang berupa permasalahan

psikologis. Para korban cenderung pemurung, pemarah, merasa kesepian, dan

helpless. 30 Lebih jauh lagi, cyber bullying ini ketika terjadi berkali pada

korbannya dapat mengakibatkan korbannya menjadi low self-esteem atau menjadi

kurang percaya diri, dan hal ini bisa dibawa hingga para korban ini menjadi

dewasa, selain itu para korban lebih parah lagi memiliki kecenderungan

melakukan tindakan bunuh diri, hal ini biasanya diawali dengan proses mencari

ketenangan dari intimidasi yang terjadi melalui alcohol dan juga penyalahgunaan

obat terlarang.31 Selain itu para korban ini juga cenderung melakukan tindakan

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!29!Shahrbanou"Tadjbakhsh,"2007,"Op*cit.*Hal."5!30!Mobina!S.!B,!jaffer!&!Patrick!Brazeau,!2012,!Op)cit.)Hal.!46B47!31!Ibid.)

yang menyakiti diri sendiri, seperti pada kasus yang terjadi pada Amanda Todd

yang telah penulis jabarkan diatas.

Amanda Todd mengalami cyber bullying dalam waktu yang lama, dan hal

itu menyebabkan dia melakukan tindakan yang menyakiti dan membahayakan

kesehatannya, seperti tindakan bunuh diri yang pertama dia lakukan, dengan

meminum cairan pemutih pakaian yang mengakibatkan dirinya sakit dan gagal

dalam melakukan tindakan bunuh diri. Kejadian itu bahkan tidak menjadikan

Amanda Todd ini mendapatkan simpati atas apa yang terjadi padanya, melainan

sebagian besar cenderung msemakin mengintimidasinya, banyak yang

mendorongnya untuk melakukan percobaan bunuh diri lagi. Hal ini sangat jelas

menunjukkan bahwa permasalahan ini sesuai dengan aspek ancaman dari health

security yang berupa the threats include injury and desease; the threats to health

security are greater for poor people in rural areas, particularly women and

children.

Dari hubungan yang dapat dilihat melalui fakta yang ada dengan aspek

ancaman health security tersebut dapat menunjukkan bahwa cyber bullying ini

sebenarnya juga memiliki pengaruh terhadap health security, walaupun hal ini

tidak terlihat sangat jelas, dan tidak secara gambang disebutkan dalam aspek apa

saja yang dianggap sebagai suatu ancaman terhadap health security.

CYBER BULLYING DALAM HUMAN SECURITY SECARA UMUM

Cyber Bullying dapat dilihat melalui fakta yang ada yang telah dihubungan

dengan aspek-aspek ancaman human security tersebut adalah suatu urgensi dari

personal security sebagai salah satu elemen human security, selain itu cyber

bullying ini juga berpengaruh pada elemen-elemen human security yang lain

seperti community security, economic security dan health security. Sedangkan

hubungan cyber bullying ini terhadap beberapa elemen human security yang lain

seperti environtment security, food security, dan political security kurang

memiliki kaitan dan tidak banyak berpengaruh pada elemen-elemen tersebut.

Namun jika dilihat lebih jauh lagi dan dihubungkan dengan definisi mengenai

human security yang ada, seperti yang juga dikeluarkan oleh Jepang dan Kanada,

dimana Jepang mendifinisikan human security dengan32

“… protecting fundamental freedoms - freedoms that are the essence of life. It means protecting people from critical (severe) and pervasive (widespread) threats and situations.”

Dari definisi Jepang mengenai human security diatas, cyber bullying juga

dapat dilihat sebagai salah satu urgensi dalam human security. Hal ini

dikarenakan, dalam definisi Human security oleh jepang menyebutkan mengenai

pelindungan kebebasan yang mendasar, dimana perlindungan terhadap kebebasan

ini juga meliputi berbagai hal yang mengenai esensi kehidupan, dalam hal ini,

cyber bullying, dengan jelas dapat menjadi ancaman terhadap suatu human

security. Dimana dari penjelasan diatas, telah dihubungkan terhadap elemen

human security yang berupa personal security, yang kemudian menunjukkan

bahwa cyber bullying ini merupakan suatu urgensi dalam personal security,

dikarenakan bahwa cyber bullying ini dapat memberikan dampak yang mematikan

terhadap korbannya, dimana ini menunjukkan suatu pelanggaran terhadap human

security yang didefinisikan oleh Jepang, yang bertujuan utama melindungi

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!32!Hideaki!Shinoda,!2004,!Op)cit.!Hal.!14!

kebebasan dasar manusia, terutama untuk hidup. Permasalahan cyber bullying ini

juga menjadi suatu permasalahan sendiri di Jepang, hal ini dikarenakan sekitar

45% pelajar SMA, 67% pelajar SMP, dan 10% pelajar SD di Jepang telah

mengalami cyber bullying, dimana salah satu kasus cyber bullying yang terjadi di

Jepang adalah salah satu remaja Jepang yang membunuh teman sekelasnya hanya

dikarenakan oleh komen yang menyakitkan di halaman Facebooknya.33

Sedangkan menurut Kanada, human security didefinisikan dengan34

“safety for people from both violent and non-violent threats . . . characterized by freedom from pervasive threats to people’s rights, their safety, or even their lives”

Dalam definisi human security oleh Kanada diatas menunjukkan bahwa

human security adalah suatu perlindungan terhadap keamanan manusia secara

mendasar baik dari ancaman yang berupa kekerasan ataupun tidak, dalam kasus

cyber bullying ini menunjukkan bahwa cyber bullying ini telah menjadi suatu

urgensi bagi human security, dimana jika dilihat dari kasus yang ada, cyber

bullying telah memberikan ancaman terhadap manusia, dimana ancamannya

berupa sebuah ancaman non violent, meskipun ancaman yang ditimbulkan pada

dasarnya berupa sebuah ancaman non violent, cyber bullying ini menjadi

berbahaya dikarenakan dari ancamannya yang non violent tersebut dapat berubah

menjadi ancaman yang bersifat fisik dimana adanya kecenderungan dari cyber

bullying atau intimidasi secara online ini berimbas pada kehidupan nyata. Dari

!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!33!Ikuko!Aoyama!&!Tony!L.!Talbert,!2010,!Cyberl!Bullying!Internationally!Increasing:!New!Challenges!in!the!Technology!Generation,!Chapter!12.!Hal.!188,!diakses!melalui!http://icbtt.arizona.edu/sites/default/files/Aoyama_2010_B_Adolescent_Online_Social_BB_Zheng.pdf!pada!tanggal!20!September!2013!34!Dan!Henk,!2005.!Op)cit.!Hal.!95!

contoh kasus yang penulis sebutkan diatas, salah satunya kasus Amanda Todd

yang juga terjadi di Kanada menunjukkan bahwa ancaman cyber bullying ini juga

beakibat dalam kehidupan nyata, yang mengakibatkan Amanda harus berpindah

tempat tinggal dan sekolah karena intimidasi yang terjadi padanya tidak lagi

terjadi secara online, tapi juga dalam ekhidupan sehari-harinya, hingga pada

akhirnya mengakibatkan bunuh diri yang dilakukannya.

PENUTUP

Dari penjelasan mengenai bagaimana cyber bullying yang pada dasarnya

terjadi dalam dunia maya, dapat berpengaruh dan mengancam dalam kehidupan

nyata para korbannya tersebut menunjukkan bahwa jika dilihat dari adanya jumlah

kasus yang semakin meningkat mengenai bunuh diri yang diakibatkan oleh cyber

bullying, seharusnya cyber bullying ini dapat menjadi sebuah urgensi dalam

personal security sebagai salah satu elemen human security, bahwa selain menjadi

urgensi personal security, yang juga mengganggu beberapa elemen yang lain,

cyber bullying ini juga seharusnya dapat menjadi urgensi terhadap human security

secara umum, hal ini dikarenakan ancaman yang ditimbulkannya jika dilihat lebih

jauh juga dapat mengancam human security secara umum karena sesuai dengan

definisi human security yang dikeluarkan oleh Jepang dan Kanada. Selain itu

permasalahan cyber bullying ini dirasa dapat menjadi permasalahan human

security secara umum dikarenakan oleh cyber bullying yang menjadi urgensi bagi

personal security memiliki dampak yang cukup luas dimana hal ini juga dapat

menjadi permasalahan lain bagi elemen-elemen human security lainnya yang

terkait dengan personal security.

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Gibson, William (1984) “Neuromancer”, Ace, New York. Raharjo,Agus (2002) “Cybercrime”, PT Citra AdityaBakti, Bandung. Sutarwan, H. (2007) “Cyber Crime: Modus Operandi dan Penggunaannya”,

Jogjakarta: LaksBang PRESSindo Jurnal

Aoyama, Ikuko & Talbert, Tony L. (2010) Cyberl Bullying Internationally Increasing: New Challenges in the Technology Generation, Chapter 12. diunduh melalui http://icbtt.arizona.edu/sites/default/files/Aoyama_2010_-_Adolescent_Online_Social_--_Zheng.pdf pada tanggal 20 September 2013

Henk, Dan (2005) Human Security: Relevance and Implications. diunduh melalui http://strategicstudiesinstitute.army.mil/pubs/parameters/articles/05summer/henk.pdf pada tanggal 6 September 2012

Hinduja, Sameer & Patchin, Justin W. (2009) Cyber Bullying Research Center : Cyber Bullying Fact Sheet, What You Need To Know About Online Aggression. Yang diunduh dari http://www.cyberbullying.us/cyberbullying_fact_sheet.pdf

Jaffer, Mobina S. B, & Brazeau, Patrick (2012) Cyberbulling Hurts: Respect for Rights in the Digital Age. diunduh melalui http://www.parl.gc.ca/Content/SEN/Committee/411/ridr/rep/rep09dec12-e.pdf pada tanggal 25 September 2013

Shinoda, Hideaki (2004) “Conflict and Human Security: A Search for New Approaches of Peace-building”, Chapter 1 The Concept of Human Security: Historical and Theoretical Implications. diunduh melalui http://home.hiroshima-u.ac.jp/~heiwa/Pub/E19/chap1.pdf pada tanggal 5 September 2012

Smith, Peter K.; Cowie, Helen; Colafsson, Ragnar F. & Liefooghe, Andy P. D. (2002) Definitions of Bullying: A Comparation of Terms Used and Age and Gender Differences in a Fouteen-Country International Comparation, Volume 73. diakses melalui http://www.researchgate.net/publication/11235437_Definitions_of_bullying_a_comparison_of_terms_used_and_age_and_gender_differences_in_a_fourteen-country_international_comparison/file/9fcfd50227c8e11b6e.pdf pada tanggal 20 januari 2014

Tadjbakhsh, Shahrbanou (2007) “Human security: Concepts and implications”, New York: Routledge

UNDP (2007) Regional Conference Booklet on: Cybercrime. UNDP: Kingdom of Morocco. diunduh dari http://www.scribd.com/doc/27480691/cybercrime pada tanggal 3 Juni 2012

UNODC (2013) Comprehensive Study on Cybercrime. diunduh dari http://www.unodc.org/documents/organized-crime/UNODC_CCPCJ_EG.4_2013/CYBERCRIME_STUDY_210213.pdf pada tanggal 20 September 2013

Internet

BBC News, 8 Januari 2014, Education and Family, Cyberbullying “on-rise” – ChildLine. Diakses melalui http://www.bbc.co.uk/news/education-25639839 pada tanggal 10 Januari 2014

Canada National Statistic Intellegence, Percentage of Internet Users Who Came Across Hate Content, diakses melalui http://www.statcan.gc.ca/pub/85-002-x/2011001/article/11530/c-g/E-11530-chart5.jpg pada tanggal 2 November 2013

CBCNews, 2012, Cyberbullying-linked suicides rising, study says. yang diakses melalui http://www.cbc.ca/news/technology/cyberbullying-linked-suicides-rising-study-says-1.1213435 pada tanggal 20 September 2013

Internet World Statistic, The Internet Big Picture : World Internet Users and Population Stats, diakses melalui http://www.internetworldstats.com/stats.htm pada tanggal 2 November 2013

Megan Story, Megan Meier Foundation, diakses melalui www.meganmeierfoundation.org pada tanggal 3 Juni 2012

"