URGENSI CYBER BULLYING DALAM PERSONAL SECURITY SEBAGAI SALAH SATU ELEMEN HUMAN SECURITY
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
2 -
download
0
Transcript of URGENSI CYBER BULLYING DALAM PERSONAL SECURITY SEBAGAI SALAH SATU ELEMEN HUMAN SECURITY
URGENSI CYBER BULLYING DALAM PERSONAL SECURITY SEBAGAI SALAH SATU ELEMEN HUMAN SECURITY
Daniel Sabda N.
ABSTRAK
Cyber Bullying menjadi hal yang marak terjadi di beberapa negara dalam tahun-tahun terakhir dimana cyber bullying merupakan suatu tindak kejahatan yang cukup kompleks dan ancaman yang ditimbulkan oleh cyber bullying tersebut sayangnya tidak hanya mengakibatkan depresi tetapi juga dapat berakibat kematian. Akibat yang berujung pada kematian ini, pada dasarnya menjadi perhatian tersendiri bagi penulis, yang penulis nilai sangat berhubungan dengan salah satu elemen dalam human security, personal security. Hal tersebut pada dasarnya menjadi titik inti yang ingin penulis lihat dalam tulisan ini, secara spesifik penulis ingin mengkaji bagaimana urgensi cyber bullying dalam personal security, sementara dilihat dari akibat yang ditimbulkannya cyber bullying cukup layak untuk dinilai sebagai suatu urgensi dalam personal security sebagai salah satu elemen human security. Dalam tulisan ini, penulis menggunakan konsep human security sebagai kerangka acuan untuk mengukur tingkat urgensi yang dimiliki oleh cyber bullying terhadap personal security. Hasil temuan penulis dalam menganalisis data yang penulis peroleh menunjukkan bahwa cyber bullying tidak hanya memiliki urgensi terhadap personal security, tetapi juga dapat berpotensi menjadi urgensi dalam beberapa elemen human security lainnya seperti economic, health, community security. Hubungan urgensi tersebut penulis ukur dari ancaman yang dimiliki cyber bullying terhadap masing-masing elemen di atas.
Kata kunci: cyber bullying, personal security, economic security, health security, community security, human security
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasi dari tahun ketahun menunjukkan
peningkatan yang sangat pesat, hal ini ditandai dengan munculnya computer
network atau yang lebih dikenal dengan internet. Perkembangan internet sendiri,
mengalami kemajuan yang sangat pesat dimana internet ini menciptakan dunianya
sendiri atau lebih dikenal dengan cyberspace1, yaitu sebuah dunia komunikasi
berbasis komputer yang menawarkan realitas yang baru berbentuk virtual (tidak
langsung dan tidak nyata). Walaupun dilakukan secara virtual, kita dapat merasa
seolah-olah ada di tempat tersebut dan melakukan hal-hal yang dilakukan secara
nyata, misalnya bertransaksi, berdiskusi dan banyak lagi.2
Manfaat yang diberikan dengan semakin berkembangnya internet ini
sangat terasa dengan jelas, dimana hampir setiap orang saat ini telah mengenal
internet dan juga telah sangat menggantungkan hidupnya pada internet
dikarenakan kemudahan yang disediakannya, seperti melakukan transaksi
perbankan kapan saja dengan e-banking, e-commerce juga membuat para
pengguna internet mudah melakukan pembelian maupun penjualan suatu barang
tanpa mengenal tempat. Selain itu para pengguna internet juga dimanjakan dengan
kaburnya batas ruang dan waktu, dimana para pengguna internet bisa dengan
mudah dan cepat berhubungan dengan orang lain baik yang mereka kenal ataupun
tidak yang mungkin berada pada belahan dunia yang berbeda dengannya. Namun
dalam perkembangannya ini, selain banyak membawa kemudahan banyak juga
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!1"AgusRaharjo,"2002,"Cybercrime,*PT"Citra"AdityaBakti,"Bandung,"hal."92=93."2"William"Gibson,"1984,"Neuromancer,*Ace,"New"York,"Hal.51""
penyimpangan yang terjadi dalam penggunaan internet yang kemudian dapat
mengakibatkan kerugian bagi pihak tertentu, baik itu individu, kelompok maupun
negara, hal ini ditandai dengan munculnya cybercrime.
Cybercrime saat ini merupakan sebuah fenomena serius yang dapat
menjadi sebuah ancaman terhadap masyarakat dan komunitas internasional secara
keseluruhan. Cybercrime didefinisikan sebagai sebuah tindak kriminal yang
dihasilkan atau dilakukan melalui teknologi informasi, dapat dilakukan melalui
computer ataupun alat elektronik lainnya.3Cybercrime sendiri dalam faktanya
terjadi dalam skala yang lebih luas dibandingkan dengan tindak kriminal
konvensional, dikarenakan area jangkauannya yang tidak terbatas. Ancaman nyata
ini memicu negara-negara di dunia untuk memberikan perhatian lebih terhadap
cyber crime ini dan karena berbagai dampak yang ditimbulkan dari adanya
kegiatan cyber crime ini, maka cyber crime juga dianggap sebagai suatu kejahatan
transnational, hal ini sesuai dengan pernyataan dari United Nations Conventions
Against Transnational Organized Crime pada tahun 2000 atau lebih sering
disebut dengan Palermo Convention. Cyber crime juga dinyatakan sebagai suatu
kejahatan transnational pada Deklarasi ASEAN pada tanggal 20 Desember 1997
di Manila.4 Maka melihat dari dua konvensi yang menyatakan cyber crime
sebagai salah satu kejahatan transnasional menjadikan cyber crime suatu
fenomena yang cukup mengancam keamanan dan layak untuk mendapatkan
perhatian lebih saat ini seiring dengan dengan semakin majunya teknologi yang
ada. !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!3"UNDP.2007.Regional"Conference"Booklet"on:"Cybercrime."UNDP:"Kingdom"of"Morocco.hal.5"diunduh"dari"http://www.scribd.com/doc/27480691/cybercrime"pada"tanggal"3"Juni"2012"4"H."Sutarwan,"2007,"“Cyber"Crime:"Modus"Operandi"dan"Penggunaannya”,"Jogjakarta:"LaksBang"PRESSindo."Hal."46=47"
Permasalahan cybercrime ini memiliki dampak yang cukup luas karena
dapat mengancam siapa saja baik individu, kelompok individu ataupun negara.
Ancaman yang ditimbulkan oleh cybercrime ini seharusnya juga perlu dianggap
sebagai ancaman terhadap human security, dimana menurut UNDP dalam
konsepsinya pada tahun 1994, human security didefinisikan secara umum yaitu
freedom from want and freedom from fear, dan definisi lain mengatakan bahwa
human security adalah keadaan dimana the absence of insecurity and threats
terjadi.5 Selain oleh UNDP, Jepang dan Canada pada dasarnya memilki definisi
tersendiri terhadap human security. Jepang mendifinisikan human security
dengan6
“… protecting fundamental freedoms - freedoms that are the essence of life. It means protecting people from critical (severe) and pervasive (widespread) threats and situations.”
Sedangkan menurut Kanada, human security didefinisikan dengan7
“safety for people from both violent and non-violent threats . . . characterized by freedom from pervasive threats to people’s rights, their safety, or even their lives.”
Pada dasarnya apa yang didefinisikan oleh Jepang dan Kanada tersebut
sama dengan apa yang telah didefinisikan oleh UNDP, dimana definisi UNDP
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!5"Shahrbanou"Tadjbakhsh,"2007,"Human*security:*Concepts*and*implications,"New"York:"Routledge,"hal."5"6!Hideaki!Shinoda,!2004,!Conflict)and)Human)Security:)A)Search)for)New)Approaches)of)Peace;building,)Chapter!1!The!Concept!of!Human!Security:!Historical!and!Theoretical!Implications.!Hal.!14,!diunduh!melalui!http://home.hiroshimaBu.ac.jp/~heiwa/Pub/E19/chap1.pdf!pada!tanggal!5!September!2012!
!7!Dan!Henk,!2005,!Human!Security:!Relevance!and!Implications.!Hal.!95,!diunduh!melalui!http://strategicstudiesinstitute.army.mil/pubs/parameters/articles/05summer/henk.pdf!pada!tanggal!6!September!2012!
telah mencakup apa yang didefinisikan oleh Jepang dan Kanada yaitu dengan
definisinya yang berupa freedom from want, dan freedom from fear. Konsep
human security ini memiliki beberapa elemen didalamnya, elemen ini mencakup:8
economic security, food security, health security, economic security, personal
security, community security, dan political security. Dalam praktek cybercrime
yang banyak terjadi saat ini, jika dilihat banyak yang lebih tertuju pada
permasalahan personal security. Hal ini juga dikarenakan kemajuan internet yang
sangat pesat dan memberikan kemudahan bagi penggunanya, sehingga
memunculkan trend belanja online dan berbagai social networking yang
menjadikan penggunanya yang kebanyakan adalah seorang individu menjadi
sasaran para pelaku cybercrime yang kemudian mengalami banyak kesulitan
dalam melakukan pengusutan kasus yang terjadi padanya, karena cybercrime
merupakan sebuah tindak kriminal yang sangatlah kompleks. Selain itu hal ini
juga semakin menjadi permasalahan yang serius yang juga disebabkan oleh
pengguna internet yang dari hari ke hari semakin meningkat, hal ini bisa dilhat
dari data yang penulis peroleh yang menunjukkan dari tahun 2000 hingga 2012
jumlah pengguna internet telah mengalami peningkatan sebesar 566,4%.9 Dari
data tersebut juga dapat dilihat bahwa, dengan jumlah penduduk yang cukup
banyak dan terus meningkat maka presentase jumlah pengguna internet yang juga
akan semakin tinggi, logikanya adalah semakin bertambah tingginya pengguna
internet maka semakin besar pula kemungkinan untuk tindak cyber crime yang
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!8!Shahrbanou"Tadjbakhsh,"2007,"Op"cit."Hal"15!9!Internet!World!Statistic,!The!Internet!Big!Picture!:!World!Internet!Users!and!Population!Stats!yang!diakses!melalui!http://www.internetworldstats.com/stats.htm pada tanggal 18 Oktober 2013
semakin meningkat. 10 Perkembangan cyber crime ini dapat dilihat melalui
gambar dibawah ini.11
Gambar 1. Grafik Perkembangan Cybercrime 2005-2012
Sumber: UNODC, 2013, Comprehensive Study on Cybercrime. Hal 7, diunduh dari http://www.unodc.org/documents/organized-crime/UNODC_CCPCJ_EG.4_2013/CYBERCRIME_STUDY_210213.pdf
Jumlah para pengguna internet yang semakin bertambah setiap harinya ini
juga menyebabkan semakin rentan pula untuk terjadi peningkatan jumlah kasus-
kasus cyber crime yang terjadi. Dari gambar statistik yang dikeluarkan oleh
UNODC diatas, dapat dilihat bahwa adanya peningkatan jumlah laporan
mengenai cyber crime dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2012. Dari laporan
tersebut dapat dilihat bahwa permaslahan cyber crime mengalami peningkatan
hampir 600%, dan peningkatan ini lebih tinggi dari laporan mengenai kasus
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!10"H."sutarwan,*2007,*op*cit.*Hal,"9"11!UNODC, 2013, Comprehensive Study on Cybercrime. Hal 7, diunduh dari http://www.unodc.org/documents/organized-crime/UNODC_CCPCJ_EG.4_2013/CYBERCRIME_STUDY_210213.pdf pada tanggal 20 September 2013!
pembunuhan.12 Oleh sebab itu kemajuan teknologi ini juga seolah menjadi pedang
bermata dua yang dapat membawa kemajuan dan juga kemudahan namun juga
bisa menjadi salah satu ancaman bagi para pengguna teknologi ini.
Salah satu contoh kasus yang mengindikasikan cyber crime berhubungan
erat dengan human security khususnya personal security, yakni kasus cyber
bullying yang berujung pada bunuh diri oleh korban cyber bullying tersebut.
Kejahatan cyber bullying ini kemudian menjadi penting ketika sebuah kasus
bunuh diri yang diakibatkan oleh cyber bullying terjadi, dimana dari berbagai data
yang ada mengenai kasus bunuh diri yang di akibatkan oleh cyber bullying ini,
kasus yang pertama yang banyak mendapatkan perhatian publik adalah kasus
bunuh diri yang terjadi pada tahun 2006 yang dilakukan oleh Megan Meier.13
CYBER BULLYING
Cyber Bullying adalah salah satu bentuk cyber crime yang dalam dua
kategori besar diatas termasuk dalam kategori pertama, dimana komputer
digunakan sebagai sebuah alat untuk melakukan tindak kejahatan oleh pelakunya,
dan individu sebagai sebagai korban dari tindak kejahatan cyber bullying ini.
Berdasarkan Cyber Bullying Research Centre, cyber bullying secara singkat
didefinisikan sebagai “willful and repeated harm inflicted through the use of
computers, cell phones, and other electronic devices.” Definisi ini merupakan
sebuah definisi yang sederhana, ringkas dan cukup komprehensif yang dapat !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!12!Ibid.)
13!Megan"Story,"Megan"Meier"Foundation,"diakses"melalui"www.meganmeierfoundation.org"pada"tanggal"3"Juni"2012!
menjelaskan unsur-unsur yang paling penting yang terdapat dalam cyber bullying
tersebut. Dimana menurut Cyber Bullying Research Center unsur-unsur dari cyber
bullying ini meliputi “willful” yang berarti perilaku atau tindakan yang disengaja,
“repeated” yang berarti diulang-ulang dan mencerminkan sebuah pola perilaku,
bukan hanya berupan satu insiden tunggal yang terjadi, dan kemudian “harm”
yang memiliki arti sebagai sebuah ancaman, kejahatan, atau tindakan yang
menyakiti yang ditujukan pada korbannya, dan yang terakhir adalah unsur
“computers, cell phones, and other electronic devices” yang merupakan sebuah
media yang dipakai untuk melakukan tindakan cyber bullying ini, hal ini yang
kemudian juga merupakan suatu hal yang membedakan cyber bullying ini dari
bullying secara tradisional.14
Istilah bullying telah dikenal sejak lama, fenomena bullying ini petama
kali dibahas oleh Heinemann pada tahun 1973. Heinemann menggunakan istilah
Norwegia, mobbning untuk menjelaskan apa itu bullying, dimana mobbning ini
berarti kekerasan yang dilakukan oleh sekelompok individu pada seorang
individu. Istilah ini juga digunakan dalam literatur Jerman, namun kemudian ada
penambahan definisi yang dilakukan oleh Olweus, dimana pada awalnya dia juga
menggunakan terminologi yang sama dalam menjelaskan apa itu bullying, lebih
jauh lagi akhirnya Olweus menambahkan systematic one-on-one attacks of
stronger child against weaker child dalam definisi dari bullying itu sendiri.15
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!14!Sameer!Hinduja!&!Justin!W.!Patchin,!2009,!Cyber!Bullying!Research!Center!:!Cyber!Bullying!Fact!Sheet,!What!You!Need!To!Know!About!Online!Aggression.!Hal!1!diunduh!dari!http://www.cyberbullying.us/cyberbullying_fact_sheet.pdf! 15!!Peter!K.!Smith,!Helen!Cowie,!Ragnar!F.!Colafsson,!&!Andy!P!D!Liefooghe,!2002,!Definitions!of!Bullying:!A!Comparation!of!Terms!Used!and!Age!and!Gender!Differences!in!a!FouteenBCountry!International!Comparation,!Volume!73.!Hal!1119,!diakses!melalui!http://www.researchgate.net/publication/11235437_Definitions_of_bullying_a_comparison
Perkembangan dari pendefinisian bullying ini dari tahun ketahun ikut mengalami
perubahan, dimana pada tahun 1999 Olweus kembali lagi menyempurnakan
definisi dari bullying ini dengan menandai bullying dengan tiga kriteria, yang
pertama, aggressive behavior or intentional harmdoing, lalu yang kedua carried
repeatedy and over time dan yang ketiga adalah interpersonal relationship
characterized by an imbalance of power. Dari tiga kareakteristik yang
dikemukakan oleh Olweus menunjukan bahwa bullying ini merupakan sebuah
tindakan yang bersifat agresif yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang
dimana pelaku dan korbannya memiliki kekuatan fisik yang tidak seimbang.
Selain itu Olweus juga menyebutkan bahwa bullying ini berupa kegiatan negatif
yang dapat terwujud dalam bentuk kontak fisik, kata-kata, gerak tubuh, dan
pengucilan seseorang dari satu kelompok tertentu, yang kemudian definisi dari
Olweus ini banyak diterima oleh para peneliti lainnya.16
Dari pendefinisian bullying yang ada, mendasari bahwa bullying ini
merupakan suatu aggressive act, namun tidak hanya agrresive act, dalam bullying
juga terdapat unsur tambahan yang berupa imbalance of power and repetition.
Dengan penjelasan ini menunjukkan bahwa bullying ini berbeda dengan bentuk
agresi lainnya, dimana tidak semua bentuk agresi ataupun kekerasan dapat
dikategorikan sebagai bullying. Sebagai contoh, bentuk petikaian atau
perkelahian antara dua orang dengan kekuatan yang sama merupakan suatu
bentuk agresi atau kekerasan, namun hal ini bukanlah suatu bullying, karena
dalam bullying terdapat imbalance of power dimana korban dari bullying ini
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!_of_terms_used_and_age_and_gender_differences_in_a_fourteenBcountry_international_comparison/file/9fcfd50227c8e11b6e.pdf!pada!tanggal!20!januari!2014!16!Ibid.)Hal.!1120!
cenderung mengalami kesulitan dalam melindungi dirinya sendiri. Dari definisi
ini juga menegaskan bahwa bentuk godaan yang dilakukan oleh individu terhadap
individu lain bukanlah suatu bentuk bullying. Definisi dari Olweus ini adalah
definisi dari bullying yang paling banyak digunakan dan diterima, namun dalam
studi yang lebih lanjut menunjukkan bahwa definisi dari bullying ini pada
dasarnya dapat berbeda dimana hal ini juga dipengaruhi oleh umur dan budaya,
sehingga dalam penelitian yang lebih lanjut mendapati bahwa terminologi dari
bullying ini bisa jadi berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lain.
Perbedaan bullying antara suatu tempat dengan tempat yang lain ini dapat
dilihat ketika dilakukan perbandingan mengenai terminologi dari bullying itu
sendiri dimana dalam studi yang dilakukan dalam beberapa negara menunjukkan
bahwa kata bully ini sangat sulit untuk diterjemahkan. Kata bully ini cenderung
familiar dalam negara-negara yang menggunakan bahasa inggris seperti Inggris
Raya dan juga Amerika, sedangkan dalam bahasa Perancis, kata bully ini tidak
memiliki terjemahan secara langsung. Sedangkan di Jepang bully cenderung
diartikan dengan ijime yang dalam bahasa Jepang ijime ini berarti suatu tindakan
agresi yang tidak banyak menggunakan kontak fisik dan lebih berbentuk suatu
manipulasi sosial. Hal ini sangatlah berbeda dengan arti kata bully dalam bahasa
Itali, dimana bully ini dalam bahasa Itali berarti prepotenza atau violenza yang
berarti suatu kekerasan secara fisik. 17 Dalam bahasa Portugis, bullying ini
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!17!Peter!K.!Smith,!Helen!Cowie,!Ragnar!F.!Colafsson,!&!Andy!P!D!Liefooghe,!2002.!Op)cit.)Hal.!1121!
cenderung diatrikan dengan abuso abuso yang berarti suatu kekerasan fisik dan
juga verbal, tanpa memasukkan social exclusion didalamnya.18
Seperti halnya dalam bullying tradisional, dalam cyber bullying ini juga
terdapat “power” yang membedakan antara pelaku dan korbannya. Permasalahan
mengenai perbedaan power ini tidak termasuk dalam definisi diatas, hal ini
dikarenakan power dalam cyber bullying ini sifatnya dapat bergeser, hal ini
sangatlah berbeda dengan power yang ada dalam bullying secara tradisional,
dimana dalam bullying tradisional power sering kali berupa bentuk fisik atau
posture dan juga power secara sosial yang dapat berupa popularitas. Sedangkan
dalam cyber bullying, power ini sangatlah berbeda dengan power yang ada dalam
bullying tradisional, dimana dalam cyber bullying, power cenderung berasal dari
kemampuan, pengetahuan dan juga kepemilikan akan beberapa konten yang dapat
berupa suatu informasi ataupun gambar yang dapat digunakan untuk melakukan
tindakan cyber bullying.19 Dalam cyber bullying ini juga memiliki kecenderungan
mendasar yang sama dengan bullying secara tradisional, dimana para korbannya
juga cenderung tidak dapat melidungi dirinya sendiri, dikarenakan adanya
imbalance power yang ada.
Dalam banyak cara, efek “harm” yang ditimbulkan dari cyber bullying ini
dianggap lebih berbahaya daripada efek yang ditimbulkan oleh bullying secara
tradisional. Efek harm yang ditimbulkan ini dianggap lebih berbahaya
dikarenakan adanya anonimitas dalam internet yang memungkinkan para pelaku
cyber bullying ini dapat menutupi indentitas dirinya, dan kemudian hal ini bisa
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!18!Ibid.!Hal.!1131!19!Sameer!Hinduja!&!Justin!W.!Patchin,!2009.Op)cit.)Hal.!1!
menjadi semakin parah karena dalam internet ini terkadang juga terdapat unknown
friends dari para pelaku – yang merupakan orang-orang yang memiliki paham
yang sama dengan pelaku dan turut membantu pelaku untuk melakukan cyber
bullying pada korbannya. Hal ini dilakukan para pelaku cyber bullying dan juga
para unkown friends tersebut tanpa ada rasa takut akan pembalasan dan juga
tuntutan yang dapat diajukan padanya, semua ini dikarenakan adanya anonimitas
tersebut yang membuat identitas para pelaku ini tidak dikatuhi oleh krobannya.
Permasalahan cyber bullying ini kemudian menjadi semakin kompleks
dikarenakan para korban-korban dari cyber bullying ini cenderung memilih untuk
diam dan tidak melaporkan kejadian yang menimpa mereka pada orang tua
maupun kerabat mereka. Tindakan yang cenderung memilih untuk diam ini
disebabkan oleh adanya trauma secara emosional yang mereka alami, yang
kemudian trauma ini cenderung mendorong para korban ini untuk berpikir bahwa
kejadian yang menimpa mereka tersebut pada dasarnya diakibatkan oleh
kesalahan mereka sendiri. Selain itu, juga terdapat kecenderungan untuk diam
yang diakibatkan oleh adanya ketakutan akan kemungkinan aktivitas online atau
penggunaan telepon seluler mereka akan dibatasi, dan dampak-dampak psikologis
ini cenderung lebih berbahaya dibanding yang berbentuk fisik seperti dampak
yang ditimbulkan bullying tradisional.
Dari berbagai kasus yang ada, dapat dilihat bahwa cyber bullying ini dapat
mengancam siapa saja dan dimana saja tanpa melihat batas-batas negara, dan
aspek ancaman cyber bullying ini dapat mengancam keamanan personal. Dilihat
dari segi Human Security, dari tujuh aspek yang termasuk didalamnya, dapat
dilihat bahwa ancaman cyber bullying ini cenderung menuju terhadap aspek
human security, personal security. Seperti yang telah penulis jelaskan sebelumnya
dalam operasionalisasi konsep yang penulis telah jabarkan diatas, bahwa cyber
bullying ini telah menjadi sebuah ancaman terhadap aspek Human Security,
Personal Security yang seharusnya mendapatkan perhatian lebih dikarenakan
semakin banyaknya kasus yang terjadi dari tahun ke tahun. Dari tahun 2003
hingga 2012, ada 41 bunuh diri kasus yang dilaporkan yang disebabkan oleh
cyber bullying di US, UK, Kanada, dan Australia, namun dengan semakin
pesatnya kemajuan teknologi komunikasi, yang juga menyebabkan semakin
banyaknya situs jejaring sosial, yang menyebabkan angka ini semakin bertambah
dari tahun ke tahun, dan hanya di tahun 2011 hingga awal 2012 saja telah terjadi
18 kasus bunuh diri yang disebabkan oleh cyber bullying.20
Data terbaru yang dikeluarkan oleh BBC juga menunjukkan hal yang sama,
yaitu adanya peningkatan jumlah cyber bullying secara signifikan, dimana pada
tahun 2012-2013, terdapat 4507 kasus cyber bullying, angka ini meningkat cukup
pesat dibandingkan dengan tahun sebelumnya dimana pada tahun 2011-2012,
hanya terdapat 2410 kasus cyber bullying. Selain itu juga terdapat laporan dimana
pada tahun-tahun ini serangan cyber bullying juga semakin sering terjadi tertama
pada etnis dan juga agama minoritas. Permasalahan cyber bullying ini juga
dianggap berpengaruh pada jumlah laporan self harming yang ada, dimana pada
tahun 2012-2013 terdapat sekitar 700 laporan mengenai self harming dimana pada
tahun sebelumnya hanya ada 470 laporan. Secara keseluruhan, hal ini juga
berpengaruh dengan permasalahan bunuh diri yang ada secara keseluruhan,
dimana ada 29.163 anak-anak dan remaja yang merasa ingin bunuh diri pada !!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!20!CBCNews,"2012,"Cyberbullying=linked"suicides"rising,"study"says"diakses"melalui"http://www.cbc.ca/news/technology/cyberbullying=linked=suicides=rising=study=says=1.1213435"pada"tanggal"20"September"2013!
tahun 2013, hal ini meningkat cukup pesat dari tahun sebelumnya yang hanya
22.006.21
Dari data diatas dapat dilihat mengapa cyber bullying ini saat ini perlu
mendapatkan perhatian lebih, dimana dari data tersebut menunjukkan adanya
peningkatan yang terjadi dalam tindak kejahatan cyber bullying. Dimana dari
tahun-ke tahun semakin banyak para remaja yang menjadi korban dari bentuk
kejahatan cyber bullying ini sehingga hal ini membuat permasalahan cyber
bullying ini menjadi penting untuk dilihat lebih jauh lagi.
CYBER BULLYING DALAM PERSONAL SECURITY
Dari dampak-dampak yang ditimbulkan dari bentuk kejahatan dunia maya
yang berupa cyber bullying ini, dapat dilihat bahwa cyber bullying cenderung
memberikan efek harm yang lebih nyata pada para korbannya dibandingkan
dengan bentuk bullying tradisional, hal ini dikarenakan para pelaku, cenderung
mempermalukan korbannya dalam dunia maya yang juga sering kali berakibat
buruk dalam kehidupan nyata, dan hal ini sangat menjatuhkan mental para
korbannya, sehingga dalam banyak kasus cyber bullying yang terjadi beberapa
korbannya cenderung berakhir melakukan tindakan bunuh diri, yang pada
dasarnya tindakan bunuh diri ini didorong oleh tindakan cyber bullying tadi. Pada
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!21!BBC!News,!Education!and!Family,!Cyberbullying!“onBrise”!–!ChildLine.!Diakses!melalui!http://www.bbc.co.uk/news/educationB25639839!pada!tanggal!10!Januari!2014!
gambar dibawah ini dapat dilihat mengenai kelompok apa saja yang cenderung
menjadi korban cyber bullying.22
Gambar 2. Grafik Korban Cyber Bullying Berdasarkan Kelompok
Sumber: Canada National Statistic Intellegence, Percentage of Internet Users Who Came Across Hate Content, diakses melalui http://www.statcan.gc.ca/pub/85-002-x/2011001/article/11530/c-g/E-11530-chart5.jpg
Dari gambar yang didapat dari badan statistik nasional Kanada,
menunjukkan bahwa, tindakan cyber bullying yang pada umumnya berisi hate
content cenderung menyerang etnis dan agama minoritas, selain itu,
kecenderungan lain adalah merujuk pada kaum homoseksual sebagai korbannya
(termasuk gay dan lesbian), selain itu, kecenderungan lain adalah menyerang
wanita sebagai korban yang dituju dari kejahatan cyber bullying ini, penduduk
pribumi juga tak lepas dari sasaran korban dari cyber bullying ini, termasuk juga
dengan para imigran yang juga biasanya termasuk sebagai salah satu kaum
minoritas. Kekejaman lain yang ditunjukkan dar cyber bullying ini tak lepas dari
dijadikannya para orang cacat sebagai salah satu bahan olokan dan gunjingan di
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!22!Canada!National!Statistic!Intellegence,!Percentage!of!Internet!Users!Who!Came!Across!Hate!Content,!diakses!melalui!http://www.statcan.gc.ca/pub/85-002-x/2011001/article/11530/c-g/E-11530-chart5.jpg pada tanggal 2 November 2013!
dunia maya yang dimana olokan dan gunjingan di dunia maya ini juga termasuk
dalam suatu bentuk kejahatan cyber bullying.
Dari tujuh elemen human security, satu elemen yang seharusnya dapat
memandang cyber bullying ini sebagai suatu hal yang penting untuk direspon
adalah, elemen personal security. Dalam personal security, menjelaskan apa saja
yang bisa menjadi sebuah ancaman terhadap kemanan personal, dan di bab ini
penulis akan menjelaskan bagaimana personal security dalam melihat
permasalahan cyber bullying.
Dalam pandangan personal security, menurut Tadjbakhsk apa saja yang bisa
menjadi sebuah hal yang mengancamnya adalah23
“unpredictable violence (e.g. threats from the state through physical torture infl icted by the military or police), threats from other states such as wars, threats from international or cross-border terrorism, threats from other groups of people such as ethnic or religious confl icts, threats from individuals or gangs against other individuals or street violence, from hostage-taking, threats directed against women such as domestic violence, abuse or rape, directed against children such as child abuse, neglected child labour, or child prostitution, and threats to one’s self such as suicides or drug abuse.”
Dari semua defisini mengenai apa saja yang dianggap sebagai sebuah
ancaman oleh personal security, tidak semua bisa dihubungkan dengan kasus
cyber bullying yang ada, karena seusuai dengan gambar diatas, bahwa kasus-kasus
cyber bullying cenderung menyerang hanya beberapa instumen dari personal
security ini saja.Jika dilihat dari sudut pandang Human Security, khususnya
Personal Security, kasus-kasus cyber bullying yang mengakibatkan kematian ini
seharusnya dapat menjadi urgensi bagi Human Security khususnya Personal
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!23!Shahrbanou"Tadjbakhsh,"2007,"Op*cit.*Hal"15.!
Security hal ini dikarenakan rata-rata kasus yang terjadi dapat sesuai dengan aspek
ancaman menurut Personal Security, yaitu:
• Threats directed against women such as domestic violence dimana korban
cyber bullying kebayakan adalah perempuan, hal ini juga sesuai dengan apa
yang ada dalam kasus-kasus yang telah penulis jabarkan diatas. Dimana dari
sebagian besar kasus yang ada, korban terbanyak adalah perempuan, dalam
kasus yang telah penulis sebutkan, nama-nama korban perempuan adalah
Megan Meier, Alexis Pilkington, Grace McComas, Audrie Pott, Jessica
Laney, Carolina Picchio, Şeniz Erkan, Erin Gallagher, Ciara Pugsley,
Amanda Todd, Gabrielle Molina, Hannah Smith, dan Rebbeca Ann
Sedwick. Semua korban diatas adalah korban cyber bullying yang
melakukan tindakan bunuh diri.
• Threats from individuals or gangs against other individuals, kasus-kasus
yang terjadi juga termasuk dalam kategori ini, dimana para korban
mendapatkan intimidasi dalam dunia maya, yang kemudian juga berimbas
pada kehidupan nyata dimana intimidasi pada korban juga terjadi
dilingkungan nya, baik dari individu maupun kelompok. Dalam kasus yang
telah penulis contohkan, menunjukkan bahwa ancaman cyber bullying
berasal dari individu dan juga kelompok.
• Threats from other groups of people such as ethnic or religious conflicts,
dari data berupa tabel yang telah penulis cantumkan diatas, dimana data
yang diperoleh menunjukkan korban terbanyak dari cyber bullying adalah
para etnis ataupun agama minoritas. Sehingga hal ini juga menunjukkan
bahwa permasalahan cyber bullying ini juga seusai dengan aspek ancaman
personal security ini.
• Threats to one’s self such as suicides dalam aspek ini dapat dilihat bahwa
kasus-kasus yang ada berujung pada tindakan bunuh diri. Semua kasus yang
penulis contohkan diatas adalah semua kasus cyber bullying yang berujung
pada bunuh diri oleh korbannya. Hal ini juga sesuai dalam Independent
Democratic Conference on Cyber Bullying yang menyatakan bahwa cyber
bullying dianggap sebagai salah satu penyebab dari banyaknya kasus bunuh
diri yang terjadi pada remaja.24
Jika dilihat dari berbagai aspek ancaman Personal Security tersebut yang
kemudian dihubungkan dengan kasus yang ada menunjukkan bahwa cyber
bullying ini seharusnya menjadi suatu urgensi dalam personal security sebagai
salah satu elemen human security karena dampak yang ditimbulkan sangat sesuai
dengan apasaja yang dianggap sebagai suatu ancaman terhadap personal
security.25
CYBER BULLYING DALAM COMMUNITY SECURITY
Community security adalah salah satu elemen dari human security yang cukup
berhubungan dengan personal security. Apabila sesuatu hal menjadi sebuah
ancaman terhadap personal security, hal tersebut jika dilihat lagi juga dirasa dapat
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!24!Independent"Democratic"Conference,"Op*cit.*Hal."3!25"Shahrbanou"Tadjbakhsh,"2007,"Op*cit.,"hal."5!
berpengaruh terhadap community security dimana menurut Tadjbakhsh, apa saja
yang dianggap sebagai suatu ancaman dalam community security adalah:26
“… the threat is to the integrity of cultural diversity, requires security from oppressive traditional practices, treating women harshly, discriminating against ethnic or indigenous groups and refugees, group rebellion and armed conflicts.”
Dari indikator ancaman yang disebutkan oleh Tadjbakhsh diatas, terlihat
jelas bahwa cyber bullying tidaklah termasuk sebagai salah satu bentuk hal yang
menjadi sebuah ancaman terhadap community security, namun jika dilihat lebih
jauh dalam lagi, cyber bullying ini sebenarnya telah membawa ancaman terhadap
community security. Hal in dikarenakan jika dikaitkan dengan data yang ada,
seperti statistic diatas yang dikeluarkan oleh badan statistic nasional Kanada yang
menunjukkan bahwa rata-rata korban terbanyak dalam kasus cyber bullying
adalah para etnis minoritas, pemeluk agama minoritas, homoseksual, perempuan,
penduduk asli daerah, dan kaum imigran. Hal ini seusai dengan aspek ancaman
community security yang berupa discriminating against ethnic or indigenous
groups and refugees.
Selain itu, dari contoh kasus yang ada yang telah penulis jabarkan diatas,
dimana rata-rata korban tindakan cyber bullying ini adalah perempuan, dimana
korban korban perempuan yang telah penulis sebutkan diatas adalah, Megan
Meier, Alexis Pilkington, Grace McComas, Audrie Pott, Jessica Laney, Carolina
Picchio, Şeniz Erkan, Erin Gallagher, Ciara Pugsley, Amanda Todd, Gabrielle
Molina, Hannah Smith, dan Rebbeca Ann Sedwick. Nama-nama ini hanyalah
sebagian nama yang ada yang telah diberitakan oleh media karena kejahatan cyber
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!26!Shahrbanou"Tadjbakhsh,"2007,"Op*cit.,"hal."5!
bullying yang mengakibatkan mereka melakukan tindakan bunuh diri. Masih
banyak kasus cyber bullying yang menimpa perempuan-perempuan lain,
walaupun tidak berakibat fatal seperti yang terjadi pada beberapa contoh kasus
yang penulis sebutkan. Banyaknya korban-korban perempuan lain tidaklah
banyak mendapatkan perhatian, hal ini dikarenakan para korban cyber bullying
cenderung diam dan tidak bercerita pada siapa-siapa mengenai apa yang
dialaminya di dunia maya. Banyaknya korban perempuan ini juga seusai dengan
salah satu aspek ancaman community security yaitu treating women harshly. Dari
aspek-aspek community security yang sesuai dengan data yang ada ini
menunjukkan bahwa permasalahan cyber bullying ini selain menjadi urgensi
personal security seharusnya juga menjadi perhatian dari community security.
CYBER BULLYING DALAM ECONOMIC SECURITY
Dalam hal keamanan ekonomi atau economic security, Tadjbakhsh
menyebutkan mengenai aspek apa saja yang dapat menjadi suatu ancaman
terhadap environment security, yaitu,27
“the main threat is poverty, requires an assured basic income – either from productive and remunerative work (through employment by the public or private sector, wage employment or self- employment) or from government financed social safety nets.”
Dari pernyataan Tadjbakhsh diatas dapat dilihat mengenai apa saja yang
dapat menjadi sebuah ancaman terhadap economic security, dan cyber bullying
sepertinya bukan menjadi hal yang dapat berpengaruh pada economic security.
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!27!Ibid.)
Permasalahan keamanan ekonomi erat hubungannya dengan permasalahan
keamanan personal, hal ini dikarenakan jika dilihat dari apa saja aspek yang
menjadi ancaman bagi economic security, juga bisa menjadi permasalahan
terhadap personal security, hal ini dikarenakan ancaman yang mengancam
economic security ini juga dipastikan berpengaruh terhadap personal security.
Dalam kasus cyber bullying, yang merupakan urgensi dalam personal security
dimana cyber bullying ini menjadi ancaman terhadap personal security terlebih
dulu, lalu karena efek yang ditimbulkannya juga menjadikan cyber bullying ini
juga berpengaruh pada economic security.
Dari data mengenai kasus-kasus yang ada, mengenai cyber bullying yang
telah penulis jabarkan sebelumnya dapat dilihat bahwa permasalahan cyber
bullying ini juga berpengaruh terhadap keamanan ekonomi. Dari kasus yang
terjadi pada Amanda Todd, cyber bullying telah terjadi padanya dalam jangka
waktu yang cukup lama, yang mengakibatkan Amanda Todd merasa terganggu
dilingkungan sekolah maupun tempat tinggal nya, yang kemudian mendorong
Amanda Todd dan keluarganya berpindah kota. Setelah berpindah kota dan juga
sekolah, permasalahan cyber bullying ini tidak tuntas begitu saja, permasalahan
ini masih terus membayangi Amanda Todd, hingga di lingkungannya yang baru.
Di tempat tinggal baru ini pun Amanda Todd juga masih mendapatkan banyak
intimidasi, termasuk di lingkungan sekolah barunya.
Selain Amanda Todd, Gabrielle Molina, juga mengalami cyber bullying
yang berimbas terhadap kemanan lingkungan nya. Gabrielle Molina mengalami
cyber bullying yang mengakibatkan dirinya mendapatkan intimidasi baik di dalam
maupun diluar sekolah, dan juga di lingkungan tempat tinggalnya, sampai pada
akhirnya Gabby meminta pada ibunya untuk dipindahkan sekolahnya, atau home
scholling sebagai alternative lainnya, namun permintaannya tidak di kabulkan
oleh ibunya, yang kemudian hal ini berakibat fatal pada Gabby, yang ditemukan
meninggal dikarenakan bunuh diri pada keesokan harinya.
Dari contoh kasus diatas dapat dilihat bahwa permasalahan cyber bullying
ini juga berpengaruh terhadap keamanan ekonomi, dimana beberapa korban dari
cyber bullying ini menjadi merasa tidak aman dalam lingkungannya sendiri,
sekolah dan lingkungan tempat tinggal. Yang kemudian mendorong keluarga dan
dirinya untuk berpindah tempat tinggal karena tempat tinggalnya dirasa telah
menjai tempat yang tidak nyaman untuk ditinggali, selain itu, permasalahan cyber
bullying ini juga berimbas pada kehidupan sekolahnya yang mengakibatkan
lingkungan sekolah juga menjadi tidak aman bagi para korban cyber bullying ini,
yang mengakibatkan harusnya berpindah ke sekolah yang lain untuk endapatkan
keamanan personalnya. Proses berpindah-pindah ini, tentunya membutuhkan
biaya yang tidak sedikit, dan hal ini dapat memnjadi permasalahan bagi para
korban yang kurang mampu, dimana selain menjadi permasalahan personal, cyber
bullying ini bisa menjadi permasalahan ekonomi tersendiri bagi korbannya.
Selain itu, dikarenakan para korban yang harus berpindah sekolah dan
tempat tinggal, hal ini berpengaruh terhadap kesuksesan belajar para korban cyber
bullying ini. Dari studi yang ada, menunjukkan bahwa para korban cyber bullying
ini cenderung memiliki gangguan dalam pikirannya, yang kemudian mengganggu
konsentrasi para korban cyber bullying ini dalam bekerja maupun belajar. Selain
itu, para korban ini juga cenderung mendapatkan nilai yang rendah karena
kurangnya konsentrasi belajar yang berakibat susahnya untuk mengingat dan
belajar, selain itu, para korban juga cenderung absen ke sekolah, dan cenderung
dirumah dikarenakan lingkungan sekolahnya menjadi tidak aman dan nyaman lagi
untuk para korban ini. Dari hal ini dapat dilihat bahwa permasalahan cyber
bullying ini juga berpengaruh terhadap masa depan para korbannya, karena
semasa sekolah, mereka tidak akan bisa menunjukkan potensinya secara maksimal
karena adanya gangguan dari para pelaku cyber bullying ini. Dengan kesuksesan
sekolah yang terganggu ini mengakibatkan kesuksesannya pun ikut terganggu,
dan peluang untuk mendapatkan pekerjaan secara layak juga menjadi terganggu,
yang kemudian berimbas terhadap permasalahan ekonomi para korban cyber
bullying ini. 28
Permasalahan ini sesuai dengan pernyataan Tadjbakhsh mengenai
ancaman utama keamanan ekonomi, yaitu kemiskinan, dimana para korban cyber
bullying terpaksa untuk berpindah tempat tinggal dan sekolah untuk menghindari
berlangsungnya cyber bullying yang terjadi pada mereka, dan para korban juga
cenderung terganggu dalam hal edukasinya, yang menyebabkan tingkat
kesuksesan sekolah yang rendah yang juga berujung pada sulitnya mendapatkan
perkejaan yang layak, yang menjadikan para korban cyber bullying ini cenderung
berpotensi mengalami kemiskinan.
Cyber Bullying dalam Health Security
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!28!Mobina!S.!B,!jaffer!&!Patrick!Brazeau,!2012,!Cyberbulling!Hurts:!Respect!for!Rights!in!the!Digital!Age.!Hal.!45B46,!diunduh!melalui!http://www.parl.gc.ca/Content/SEN/Committee/411/ridr/rep/rep09dec12Be.pdf!pada!tanggal!25!September!2013!
Permasalahan cyber bullying ini selain menjadi urgensi personal security
dan berpengaruh terhadap community dan environment security, juga berpengaruh
terhadap health security. Menurut Tadjbaskhsh, dibawah ini merupakan beberapa
aspek yang menjadi ancaman terhadap health security.29
“… the threats include injury and disease, requires access to health care and health services, including safe and affordable family planning. The threats to health security are greater for poor people in rural areas, particularly women and children, who are more exposed to disease.“
Dari indikator ancaman health security diatas, cyber bullying tidak
termasuk di dalamnya, namun dalam fakta yang terjadi, dan penelitian yang ada,
menunjukkan bahwa cyber bullying ini berpengaruh terhadap masalah kesehatan.
Berdasarkan study yang ada mnegenai permasalah cyber bullying dan kaitannya
dengan permasalahan kesehatan, menyebutkan bawa rata-rata para korban cyber
bullying mengalami permasalahan kesehatan yang berupa permasalahan
psikologis. Para korban cenderung pemurung, pemarah, merasa kesepian, dan
helpless. 30 Lebih jauh lagi, cyber bullying ini ketika terjadi berkali pada
korbannya dapat mengakibatkan korbannya menjadi low self-esteem atau menjadi
kurang percaya diri, dan hal ini bisa dibawa hingga para korban ini menjadi
dewasa, selain itu para korban lebih parah lagi memiliki kecenderungan
melakukan tindakan bunuh diri, hal ini biasanya diawali dengan proses mencari
ketenangan dari intimidasi yang terjadi melalui alcohol dan juga penyalahgunaan
obat terlarang.31 Selain itu para korban ini juga cenderung melakukan tindakan
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!29!Shahrbanou"Tadjbakhsh,"2007,"Op*cit.*Hal."5!30!Mobina!S.!B,!jaffer!&!Patrick!Brazeau,!2012,!Op)cit.)Hal.!46B47!31!Ibid.)
yang menyakiti diri sendiri, seperti pada kasus yang terjadi pada Amanda Todd
yang telah penulis jabarkan diatas.
Amanda Todd mengalami cyber bullying dalam waktu yang lama, dan hal
itu menyebabkan dia melakukan tindakan yang menyakiti dan membahayakan
kesehatannya, seperti tindakan bunuh diri yang pertama dia lakukan, dengan
meminum cairan pemutih pakaian yang mengakibatkan dirinya sakit dan gagal
dalam melakukan tindakan bunuh diri. Kejadian itu bahkan tidak menjadikan
Amanda Todd ini mendapatkan simpati atas apa yang terjadi padanya, melainan
sebagian besar cenderung msemakin mengintimidasinya, banyak yang
mendorongnya untuk melakukan percobaan bunuh diri lagi. Hal ini sangat jelas
menunjukkan bahwa permasalahan ini sesuai dengan aspek ancaman dari health
security yang berupa the threats include injury and desease; the threats to health
security are greater for poor people in rural areas, particularly women and
children.
Dari hubungan yang dapat dilihat melalui fakta yang ada dengan aspek
ancaman health security tersebut dapat menunjukkan bahwa cyber bullying ini
sebenarnya juga memiliki pengaruh terhadap health security, walaupun hal ini
tidak terlihat sangat jelas, dan tidak secara gambang disebutkan dalam aspek apa
saja yang dianggap sebagai suatu ancaman terhadap health security.
CYBER BULLYING DALAM HUMAN SECURITY SECARA UMUM
Cyber Bullying dapat dilihat melalui fakta yang ada yang telah dihubungan
dengan aspek-aspek ancaman human security tersebut adalah suatu urgensi dari
personal security sebagai salah satu elemen human security, selain itu cyber
bullying ini juga berpengaruh pada elemen-elemen human security yang lain
seperti community security, economic security dan health security. Sedangkan
hubungan cyber bullying ini terhadap beberapa elemen human security yang lain
seperti environtment security, food security, dan political security kurang
memiliki kaitan dan tidak banyak berpengaruh pada elemen-elemen tersebut.
Namun jika dilihat lebih jauh lagi dan dihubungkan dengan definisi mengenai
human security yang ada, seperti yang juga dikeluarkan oleh Jepang dan Kanada,
dimana Jepang mendifinisikan human security dengan32
“… protecting fundamental freedoms - freedoms that are the essence of life. It means protecting people from critical (severe) and pervasive (widespread) threats and situations.”
Dari definisi Jepang mengenai human security diatas, cyber bullying juga
dapat dilihat sebagai salah satu urgensi dalam human security. Hal ini
dikarenakan, dalam definisi Human security oleh jepang menyebutkan mengenai
pelindungan kebebasan yang mendasar, dimana perlindungan terhadap kebebasan
ini juga meliputi berbagai hal yang mengenai esensi kehidupan, dalam hal ini,
cyber bullying, dengan jelas dapat menjadi ancaman terhadap suatu human
security. Dimana dari penjelasan diatas, telah dihubungkan terhadap elemen
human security yang berupa personal security, yang kemudian menunjukkan
bahwa cyber bullying ini merupakan suatu urgensi dalam personal security,
dikarenakan bahwa cyber bullying ini dapat memberikan dampak yang mematikan
terhadap korbannya, dimana ini menunjukkan suatu pelanggaran terhadap human
security yang didefinisikan oleh Jepang, yang bertujuan utama melindungi
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!32!Hideaki!Shinoda,!2004,!Op)cit.!Hal.!14!
kebebasan dasar manusia, terutama untuk hidup. Permasalahan cyber bullying ini
juga menjadi suatu permasalahan sendiri di Jepang, hal ini dikarenakan sekitar
45% pelajar SMA, 67% pelajar SMP, dan 10% pelajar SD di Jepang telah
mengalami cyber bullying, dimana salah satu kasus cyber bullying yang terjadi di
Jepang adalah salah satu remaja Jepang yang membunuh teman sekelasnya hanya
dikarenakan oleh komen yang menyakitkan di halaman Facebooknya.33
Sedangkan menurut Kanada, human security didefinisikan dengan34
“safety for people from both violent and non-violent threats . . . characterized by freedom from pervasive threats to people’s rights, their safety, or even their lives”
Dalam definisi human security oleh Kanada diatas menunjukkan bahwa
human security adalah suatu perlindungan terhadap keamanan manusia secara
mendasar baik dari ancaman yang berupa kekerasan ataupun tidak, dalam kasus
cyber bullying ini menunjukkan bahwa cyber bullying ini telah menjadi suatu
urgensi bagi human security, dimana jika dilihat dari kasus yang ada, cyber
bullying telah memberikan ancaman terhadap manusia, dimana ancamannya
berupa sebuah ancaman non violent, meskipun ancaman yang ditimbulkan pada
dasarnya berupa sebuah ancaman non violent, cyber bullying ini menjadi
berbahaya dikarenakan dari ancamannya yang non violent tersebut dapat berubah
menjadi ancaman yang bersifat fisik dimana adanya kecenderungan dari cyber
bullying atau intimidasi secara online ini berimbas pada kehidupan nyata. Dari
!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!33!Ikuko!Aoyama!&!Tony!L.!Talbert,!2010,!Cyberl!Bullying!Internationally!Increasing:!New!Challenges!in!the!Technology!Generation,!Chapter!12.!Hal.!188,!diakses!melalui!http://icbtt.arizona.edu/sites/default/files/Aoyama_2010_B_Adolescent_Online_Social_BB_Zheng.pdf!pada!tanggal!20!September!2013!34!Dan!Henk,!2005.!Op)cit.!Hal.!95!
contoh kasus yang penulis sebutkan diatas, salah satunya kasus Amanda Todd
yang juga terjadi di Kanada menunjukkan bahwa ancaman cyber bullying ini juga
beakibat dalam kehidupan nyata, yang mengakibatkan Amanda harus berpindah
tempat tinggal dan sekolah karena intimidasi yang terjadi padanya tidak lagi
terjadi secara online, tapi juga dalam ekhidupan sehari-harinya, hingga pada
akhirnya mengakibatkan bunuh diri yang dilakukannya.
PENUTUP
Dari penjelasan mengenai bagaimana cyber bullying yang pada dasarnya
terjadi dalam dunia maya, dapat berpengaruh dan mengancam dalam kehidupan
nyata para korbannya tersebut menunjukkan bahwa jika dilihat dari adanya jumlah
kasus yang semakin meningkat mengenai bunuh diri yang diakibatkan oleh cyber
bullying, seharusnya cyber bullying ini dapat menjadi sebuah urgensi dalam
personal security sebagai salah satu elemen human security, bahwa selain menjadi
urgensi personal security, yang juga mengganggu beberapa elemen yang lain,
cyber bullying ini juga seharusnya dapat menjadi urgensi terhadap human security
secara umum, hal ini dikarenakan ancaman yang ditimbulkannya jika dilihat lebih
jauh juga dapat mengancam human security secara umum karena sesuai dengan
definisi human security yang dikeluarkan oleh Jepang dan Kanada. Selain itu
permasalahan cyber bullying ini dirasa dapat menjadi permasalahan human
security secara umum dikarenakan oleh cyber bullying yang menjadi urgensi bagi
personal security memiliki dampak yang cukup luas dimana hal ini juga dapat
menjadi permasalahan lain bagi elemen-elemen human security lainnya yang
terkait dengan personal security.
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Gibson, William (1984) “Neuromancer”, Ace, New York. Raharjo,Agus (2002) “Cybercrime”, PT Citra AdityaBakti, Bandung. Sutarwan, H. (2007) “Cyber Crime: Modus Operandi dan Penggunaannya”,
Jogjakarta: LaksBang PRESSindo Jurnal
Aoyama, Ikuko & Talbert, Tony L. (2010) Cyberl Bullying Internationally Increasing: New Challenges in the Technology Generation, Chapter 12. diunduh melalui http://icbtt.arizona.edu/sites/default/files/Aoyama_2010_-_Adolescent_Online_Social_--_Zheng.pdf pada tanggal 20 September 2013
Henk, Dan (2005) Human Security: Relevance and Implications. diunduh melalui http://strategicstudiesinstitute.army.mil/pubs/parameters/articles/05summer/henk.pdf pada tanggal 6 September 2012
Hinduja, Sameer & Patchin, Justin W. (2009) Cyber Bullying Research Center : Cyber Bullying Fact Sheet, What You Need To Know About Online Aggression. Yang diunduh dari http://www.cyberbullying.us/cyberbullying_fact_sheet.pdf
Jaffer, Mobina S. B, & Brazeau, Patrick (2012) Cyberbulling Hurts: Respect for Rights in the Digital Age. diunduh melalui http://www.parl.gc.ca/Content/SEN/Committee/411/ridr/rep/rep09dec12-e.pdf pada tanggal 25 September 2013
Shinoda, Hideaki (2004) “Conflict and Human Security: A Search for New Approaches of Peace-building”, Chapter 1 The Concept of Human Security: Historical and Theoretical Implications. diunduh melalui http://home.hiroshima-u.ac.jp/~heiwa/Pub/E19/chap1.pdf pada tanggal 5 September 2012
Smith, Peter K.; Cowie, Helen; Colafsson, Ragnar F. & Liefooghe, Andy P. D. (2002) Definitions of Bullying: A Comparation of Terms Used and Age and Gender Differences in a Fouteen-Country International Comparation, Volume 73. diakses melalui http://www.researchgate.net/publication/11235437_Definitions_of_bullying_a_comparison_of_terms_used_and_age_and_gender_differences_in_a_fourteen-country_international_comparison/file/9fcfd50227c8e11b6e.pdf pada tanggal 20 januari 2014
Tadjbakhsh, Shahrbanou (2007) “Human security: Concepts and implications”, New York: Routledge
UNDP (2007) Regional Conference Booklet on: Cybercrime. UNDP: Kingdom of Morocco. diunduh dari http://www.scribd.com/doc/27480691/cybercrime pada tanggal 3 Juni 2012
UNODC (2013) Comprehensive Study on Cybercrime. diunduh dari http://www.unodc.org/documents/organized-crime/UNODC_CCPCJ_EG.4_2013/CYBERCRIME_STUDY_210213.pdf pada tanggal 20 September 2013
Internet
BBC News, 8 Januari 2014, Education and Family, Cyberbullying “on-rise” – ChildLine. Diakses melalui http://www.bbc.co.uk/news/education-25639839 pada tanggal 10 Januari 2014
Canada National Statistic Intellegence, Percentage of Internet Users Who Came Across Hate Content, diakses melalui http://www.statcan.gc.ca/pub/85-002-x/2011001/article/11530/c-g/E-11530-chart5.jpg pada tanggal 2 November 2013
CBCNews, 2012, Cyberbullying-linked suicides rising, study says. yang diakses melalui http://www.cbc.ca/news/technology/cyberbullying-linked-suicides-rising-study-says-1.1213435 pada tanggal 20 September 2013
Internet World Statistic, The Internet Big Picture : World Internet Users and Population Stats, diakses melalui http://www.internetworldstats.com/stats.htm pada tanggal 2 November 2013
Megan Story, Megan Meier Foundation, diakses melalui www.meganmeierfoundation.org pada tanggal 3 Juni 2012
"