Untitled - STPMD APMD Repository

79

Transcript of Untitled - STPMD APMD Repository

x

MOTTO

“Man Jadda Wa Jadda”

“siapa yang bersungguh-sungguh maka ia akan dapat”

“Jangan pernah takut akan kegagalan, karena kegagalan itu merupakan awal dari

sebuah kesuksesan.Teruslah berjuang sampai orang yang pernah mengatakan ke

pada kamu “sampah masyarakat” sampai mereka mengatakan “itu adalah keluarga

saya”

“Jadilah sampah masyarakat yang dapat di akui dalam kehidupan bermasyarakat.

Karena sampah masyarakat tidak selamanya kotor.”

(Dermawan)

xi

HALAMAN PERSEMBAHAN

Untuk Kedua Orang Tua tercinta Bapak Gumrin dan Ibu Saodah

Kupersembahkan karya sederhanaku ini kepada orang yang sangat kukasihi dan

kusayangi sebagai tanda bukti, hormat, dan terimaksih yang tiada terhingga

kupersembahkan karya kecil ini kepada bapak dan ibu yang selama ini telah

memberikan kasih sayang, motivasi serta dukungan dan cinta kasih yang tiada

terhingga yang tiada mungkin dapat kubalas dengan hanya selembar kertas yang

bertuliskan kata cinta dan persembahan ini. Besar harapan ini menjadi langkah

awal untuk membuat bapak dan ibu bahagia karena aku menyadari bahwa selama

ini belum bisa berbuat yang lebih.

Untuk Saudara Tersayang Erik Irawan Dan Herdiman tiada waktu yang

mengharukan selain saat kumpul bersama walaupun seriing sekali bertengkar akan

tetapi hal itu menjadi warna yang tak akan bisa tergantikan, terimaksih atas doa

dan bantuan selama ini, hanya karya kecil ini yang dapat aku persembahkan.

Untuk Keponakan Abang Tersayang, Damin Algifari Putra, Gibran Satria

Negara, Adira Sakila Terimakasih sudah menjadi keponakan tersayang abang.

Dan saya persembahkan untuk almamater tercinta Sekolah Tinggi

Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta

xii

KATA PENGANTAR

Segala puji atas kehadirat Allah SWT, Tuhan seluruh alam, Maha

Pengasih lagi Maha Penyayang. Atas pertolongan-Nya-lah penulis akhrinya dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Strategi Pengelolaan Oyek Wisata Hutan

Pinus Pengger Pada Masa Pandemi Covid-19 Dusun Sendang Sari, Kelurahan

Terong, Kapanewon Dlingo, Kabupate Bantul, D.I.Yogyakarta. banyak pelajaran

berharga serta pengalaman yang penulis dapatkan selama melakukan penelitian.

Skripsi ini penulis susun guna memenuhi syarat menjadi Sarjana Strata I Program

Studi Ilmu Sosiatri/Pembangunan Sosial, Sekolah Tinggi Pembangunan

Masyarakat Desa “APMD”. Selain itu, penulis berharap agar skripsi ini dapat

dipergunakan sebagai bahan bacaan atau referensi untuk menambah ilmu

pengetahuan terutama dikampus STPMD “APMD” Yogyakarta. Dalam penulisan

skripsi ini, penulis merasa terbantu atas dukungan berbagai pihak dalam proses

penulisan maupun penelitian sehingga dapat berjalan lebih mudah. Untuk itu,

penulis menghaturkan rasa terima kasih sebesar-besarnya kepada

1. Bapak Dr. Sutoro Eko Tunanto, M.Si, selaku Ketua Sekolah Tinggi

Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta. Yang telah

member izin penelitian kepada penulis.

2. Ibu Dra. Oktarina Albizzia, M.Si. selaku Ketua Prodi Pembangunan Sosial

STPMD”APMD”.

3. Aulia Widya Sakina, S.Sos.,M.A sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang

telah banyak membantu memberi arahan dan bimbingan dalam

menyelesaikan skripsi ini.

xiii

4. Seluruh Dosen Pembangunan Sosial Sekolah Tinggi Pembangunan

Masyarakat Desa”APMD” Yogyakarta.

5. Staff TU Prodi Pembangunan Sosial Sekolah Tinggi Pembangunan

Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta

6. Terimakasih Kepada Abang Tersayang Erik Irawan, Herdiman, Dan Kaka

Ipar Saya, Maria Ulfah Dan Nurfah dan teman-teman Saya, M. Alfian,

Supriatno, Mutmainah, Anisa Septiani, Mely Melyana, Garil, Hifandra, An,

Doa, Raju, Agung.

Semoga Skripsi ini bisa memberikan manfaat, pengetahuan dan

wawasan bagi para mahasiswa/mahasiswi yang mempelajarinya dan berguna

bagi Kampus tercinta STPMD”APMD” Yogyakarta. Semoga Allah SWT

memberikan berkah atas kebaikan dan jasa-jasa mereka semua dengan rahmat

dan kebaikan yang terbaik dari-Nya.

Yogyakarta, 05 Agustus 2021

DERMAWAN

NIM. 17510011

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara kepulauan dengan banyak keindahan

yang dimiliki, mulai dari pantai, pegunungan dan keindahankeindahan alam

lainnya yang begitu beragam. Ribuan pulau yang ada menyimpan banyak

pesona tersendiri dan juga potensi wisata yang sangat besar. Tempat wisata

yang menawarkan keindahan alam yang dapat dinikmati oleh masyarakat.

Seiring perkembangan zaman kebutuhan manusia akan tempat-tempat

pariwisata mulai banyak dicari (Siti Uswatun Khasanah dan V Indah Sri

Pinasti, M.Si 2018:1).

Industri pariwisata saat ini menjadi salah satu industri yang

mempunyai peran cukup penting dalam pembangunan nasional berbagai

negara. secara global industri pariwisata telah mengubah kehidupan jutaan

orang melalui mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja,

mengurangi kemiskinan, dan mempercepat pembangunan serta penguatan

toleransi (Muhammad Fedryansah 2018:15).

Pengembangan wisata alam merupakan salah satu pemanfaatan wisata

yang dilakukan untuk membuat kawasan wisata tersebut menjadi lebih baik

sehingga dapat menjadi daya tarik bagi para wisatawan. Pengembangan

kawasan wisata ini dimaksudkan untuk menambah keindahan dari tempat

wisata tanpa harus merusak ekosistem alam yang ada. Pengelolaan dan

2

pemasaran yang baik adalah salah satu cara untuk mengembangkan kawasan

wisata supaya dapat lebih dikenal oleh masyarakat. di Indonesia

memanfaatkan dan mengembangkan sektor pariwisata alam sebagai daya tarik

dan aset bagi pemasukan daerah (Joko Sulistyo: 2018:6).

Banyak daerah di Indonesia yang dapat menjadi kawasan wisata, salah

satunya Wisata Pinus Pengger Kapanewon Dlingo Kabupaten Bantul.

Kapanewon Dlingo adalah salah satu wilayah yang saat ini banyak dikenal

sebagai daerah tujuan wisata oleh masyarakat sekitar Yogyakarta. Wilayah

Kapanewon Dlingo berada di daerah perbukitan menawarkan daya tarik wisata

hutan dan keunikan dari bentanglahan yang ada seperti air terjun, goa atau

pemandangan dari puncak bukit. Lokasi Hutan Pinus Pengger ini berada di

bagian paling utara, tepatnya berbatasan dengan wilayah Kecamatan pathuk

Gunung Kidul meski demikian masih masuk dalam wilayah Kapanewon

Dlingo Kabupaten Bantul. 3 Kepopuleran Kapanewon Dlingo berawal pada

tahun 2005 ketika peresmian Kebun Buah Mangunan oleh Sri Sultan

Hamengkubawono. Setelah peresmian tersebut, masyarakat banyak yang

berinisiatif untuk mengelola wisata serupa di Kapanewon Dlingo termasuk

organisasi kemasyarakatan pemuda pedesaan yang dikenal dengan nama

karang taruna.

Hutan pinus pengger di kenal sebagai salah satu wisata yang sangat di

sukai oleh barbagai kalangan, hutan pinus pengger juga menjadi sasaran yang

di minati oleh pengguna media sosial, baik media instagram, Facebook, dan

media sosial lainnya. Obyek wisata ini dikelola oleh karang taruna beserta

3

masyarakat setempat dengan memanfaatkan pohon pinus sebagai obyek wisata.

Tetapi Sejak Desember 2019, dunia dihadapkan kepada isu kesehatan yaitu

tersebarnya wabah covid-19. Wabah ini diduga penyebaran pertama di Wuhan,

Tiongkok. Organisasi internasional, World Health Organization (WHO)

menyatakan kondisi ini sebagai pandemik global pada 11 Maret 2020.

Kampanye pentingnya mencegah penyebaran virus menjadi krusial.

Penggunaan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak (pembatasan fisik)

adalah protokol kesehatan yang harus dijalankan. Sebagian daerah di

Indonesia menerapkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB)

untuk menekan penyebaran virus tersebut. Operasional kantor (pemerintah dan

swasta) menerapkan kerja di rumah (work from home). Sekolah dan perguruan

tinggi melaksanakan aktivitas belajar dengan sekolah di rumah (school from

home). Namun demikian berdampak pada aktivitas masyarakat. Mobilitas

orang menjadi terbatas, dan bahkan terhenti. Aktivitas dilakukan di ruang

privat (rumah). hal ini juga berdampak pada aktivitas ekonomi. Pemenuhan

kebutuhan tertuju utama pada kebutuhan primer dan sekunder, bukan pada

kebutuhan tersier. Berdasarkan informasi Dcode Economic & Financial

Consulting (2020:12), melalui infografis yang mengilustrasikan kondisi

ekonomi di Mesir, sektor pariwisata adalah sektor terdampak terburuk akibat

pandemik global ini. (Gita Paramita Djausal, Alia Larasati: 2020:15).

Tidak hanya di Mesir, sektor pariwisata di Indonesia juga terdampak

buruk akibat adanya wabah Covid-19 ini, sektor pariwisata yang ada di

4

indonesia pun sebagian ada yang di tutup sementara dikarenaka wabaha yang

terjadi sekarang ini.

Sektor pariwisata mulai dirasakan terpengaruh oleh pandemi sejak

diberlakukan tanggap darurat yaitu sejak Maret 2020 sehingga kawasan wisata

ditutup sementara untuk mencegah penyebaran Covid-19. Jumlah kerugian

sektor pariwisata DIY akibat dampak Covid-19 diperkirakan mencapai Rp

67,04 miliar, yang mencakup 1.207 unit usaha pada 15 jenis usaha pariwisata.

Sektor destinasi wisata alam/budaya mengalami kerugian sebesar Rp 18,37

miliar, hotel dan MICE sebesar Rp 11,22 miliar, destinasi wisata buatan Rp

7,31 miliar, tour and travel sebesar Rp 5,48 miliar, dan desa wisata sebesar Rp

4,27 miliar(Dampak Covid-19, Pariwisata DIY Rugi Rp 67 M, 2020).

Meskipun pandemi masih dialami sektor pariwisata tahun 2020, namun sektor

pariwisata tetap akan menjadi andalan penggerak utama ekonomi di Kota

Yogyakarta pada tahun 2021. Hal ini berkaca pada kontribusi sektor

pariwisata tahun 2019 terhadap pertumbuhan ekonomi di Yogyakarta yang

menyumbang sekitar 17,46 persen. Kontribusi sektor pariwisata ini melebihi

kontribusi sektor pariwisata secara nasional yang hanya sekitar 4,8 persen

untuk pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Yogya Tetap Andalkan Sektor

Pariwisata, 2020).

Banyak sektor pariwisata yang di tutup sementara di karenakan Covid-

19 ini, seperti obyek wisata Hutan Pinus Pengger. Hutan Hinus Pengger

ditutup sementara di karenakan adanya Instruksi Gubernur Daerah Istimewa

Yogyakarta Nomor 2/INSTR/2020 tentang Peningkatan Kewaspadaan

5

Terhadap Resiko Penularan Infeksi Corona Virus Disease (Covid-19) agar

penyebaran wabah Virus Covid-19 ini, kemudian pada tanggal 23 Juli 2020

obyek wisata hutan pinus pengger kembali di buka.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk meneliti

bagaimana strategi pengelolaan obyek wisata Hutan Pinus Pengger di masa

pandemi covid-19 tersebut sehingga bisa menarik wisatawan diluar Kota dan

dalam kota hingga dari manca Negara. Peneliti tertarik memilih judul untuk

penelitian ini adalah: Strategi Pengelolaam Oyek Wisata Hutan Pinus Pengger

Pada Masa Pandemi Covid-19 Dusun Sendang Sari, Kelurahan Terong,

Kapanewon Dlingo, Kabupate Bantul, D.I.Yogyakarta

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti merumuskan masalah

“ Bagaimana Strategi Pengelolaam Oyek Wisata Hutan Pinus Pengger Pada

Masa Pandemi Covid-19 Dusun Sendang Sari, Kelurahan Terong, Kapanewon

Dlingo, Kabupate Bantul, D.I.Yogyakarta?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasrkan rumusan masalah di atas maka peneliti ingin membagi

tujuan penelitian ini menjadi dua bagian, yaitu:

1. Tujuan umum

Mengetahui tentang Strategi Pengelolaan Obyek Wisata Hutan

Pinus Pengger Pada masa Pandemi Covid-19.

2. Tujuan Khusus

Dengan adanya penelitian ini bisa bermanfaat bagi pembaca dan

lebih-lebihnya bagi peneliti sendiri.

6

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini dapat menjadi reverensi bagi para mahasiswa

khususnya dalam pengelolaan obyek wisata Pada masa Pandemi Covid-19.

2. Manfaat praktis

a. Bagi Pemerintah

Diharapkan pemerintah dapat membuat kebijakan dalam hal

pengelolaan obyek wisata Pada masa Pandemi Covid-19.

b. Bagi Masyarakat.

Diharapkan penelitian ini menjadi pedoman bagi masyarakat

sehingga dapat memahami pengelolaan obyek wisata pada masa

Pandemi Covid-19

c. Peneliti Sejenisnya

Diharapkan dari penelitian ini supaya menjadi pedoman bagi

peneliti selanjutnya yang ingin meneliti terkait pengelolaan pariwisat

Pada masa Pandemi Covid-19.

E. Tinjauan Pustaka

Kebaharuan Penelitian (State of Arts)

Pada tinjauan pustaka, peneliti meninjau dengan melihat dan

mempelajari penelitian terdahulu dan penelitian yang akan dilaksanakan untuk

mencari persamaan dan perbedaaan dalam penelitian akan dilaksanakan.

Berikut penelitian terdahulu yang akan memberikan gambaran kesimpulan

terkait dengan penelitian terdahulu.

7

Menurut penelitan Hendry Ferdiansyah (2020:30-34) Coronavirus

(COVID-19) yang mewabah dengan sangat cepat menjadi salah satu krisis

dunia yang sangat mempengaruhi sektor Pariwisata. Pembatasan sosial yang

menjadi langkah pertama Pemerintah untuk mencegah meluasnya pandemi ini

menjadi dilema besar bagi para pelaku usaha wisata. Desa Wisata

Nglanggeran, salah satu destinasi wisata unggulan DIY menjadi salah satu

contoh objek yang mengalami keterpurukan karena hal tersebut. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui bagaimana cara-cara mitigasi krisis pariwisata

yang dilakukan di desa wisata tersebut yang diharapkan akan dapat menjadi

percontohan konsep untuk destinasi lainnya. Penelitian ini merupakan

penelitian kualitatif dengan metode studi konseptual. Data yang digunakan

merupakan data-data sekunder yang diperoleh dari otoritas terkait, berita, studi

literatur, dan sumber-sumber lainnya

Sedangkan penelitian Lalu Iqra Hafiddin (2021:189) Pariwisata

merupakan sektor industry yang penting untuk menigkatkan pendapatan

masyarakat dan Negara. Kompleksitas dari Pandemi Covid – 19 telah merubah

pola interaksi social tak terkecuali sektor pariwisata. Perencanaan dan

pemulihan dalam sektor pariwisata melalui penerapan protocol kesehatan

mulai dari edukasi, penggunaan masker, menyediakan hand sanitaizer di titik

keramiaan destinasi, dan pemasangan pamphlet/baner untuk mematuhi

protocol kesehatan. Tujuan dari program ini untuk memulihkan kembali

destinasi wisata yang ada di Desa Mekar Sari Kecamatan Praya Barat,

Kabupaten Lombok Tengah guna mengembalikan pendapatan masyarakat

8

yang sempat turun drastis akibat pandemic Covid – 19 dengan bersandar pada

protocol kesehatan. Program ini menggunakan penelitian kualitatif dengan

pendekatan deskriptif. Kemudian pengolahan data di analisis yang disajikan

dalam bentuk kesimpulan.

Kemudian penelitian Ade Kadarisman (2021:270) Pandemi COVID-19

menjadi penyebab ketidakstabilan sektor pariwisata karena semua kegiatan

pariwisata terhenti mengikuti kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar

oleh Pemerintah dengan tujuan untuk menekan penyebaran pandemi. Peran

government public relations yaitu mengamati perubahan atau dinamika dalam

masyarakat, memberikan informasi dengan baik kepada masyarakat, dapat

menjembatani antara masyarakat dengan pemerintah, dan dapat

menyelaraskan antara permasalahan dalam masyarakat dengan informasi

kehumasan dengan baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran

government public relations dalam pengembangan pariwisata masa pandemi

COVID-19 di Geopark Ciletuh. Metode penelitian yang digunakan yaitu

deskriptif pendekatan kualitatif dengan studi lapangan. Hasil penelitian

menunjukan peran government public relations dalam menyampaikan

kebijakan-kebijakan untuk menanggulangi dan melakukan pengembangan

pariwisata Geopark Ciletuh telah dilakukan yaitu dengan memberikan

informasi mengenai protokol kesehatan dalam kegiatan pariwisata di Geopark

Ciletuh meskipun informasi yang diberikan belum merata diketahui oleh

masyarakat, khususnya masyarakat di sekitar Geopark Ciletuh. Selain itu,

pemerintah telah memetakan hubungan sosio-ekologi di kawasan Geopark

9

Ciletuh dan kebijakan pembukaan tempat wisata di era new normal. Bagi

pemerintah daerah yang membawahi Geopark Ciletuh, informasi mengenai

protokol kesehatan di wilayah Ciletuh perlu disosialisasikan kepada seluruh

stakeholder. Penyebaran informasinya bisa dibagi kepada 8 stakeholder

kecamatan dan komunitas-komunitas setempat. Sehingga, informasi mengenai

protokol kesehatan di wilayah wisata Ciletuh bisa diterapkan secara maksimal,

sebagai upaya mencegah persebaran virus COVID-19.

Ida Bagus Gede Paramita1 (2020) Covid-19 berdampak sangat berat

bagi perekonomian terutama yang mengandalkan perekonomian dalam sektor

pariwisata. Belum ditemukannya antivirus untuk Covid-19 ini menambah

kecemasan masyarakat untuk beraktivitas. Untuk itulah pemerintah

mengambil kebijakan penerapan kehidupan new normal dalam menjalankan

aktivitas biasa di luar rumah dengan menerapkan protokal tetap pencegahan

penyebaran Covid-19. Tujuan dari penelitian ini a) untuk melihat fluktuasi

kunjungan wisatawan ke Bali sebelum pandemi; b) dibandingkan dengan

kunjungan wisatawan saat pandemi dan; c) melihat strategi dari stakeholder

dalam melakukan pemulihan pariwisata Bali. Metode pengumpulan data

penelitian ini adalah studi pustaka, dengan data sekunder. Hasil dari penelitian

ini untuk mengetahui strategi pemulihan pariwisata Bali dalam new normal

diantaranya, menerapkan standar kebersihan dan keamanan yang memadai

bagi wisatawan, memberikan alternatif pola berwisata baru: staycation, niche

tourism, solo travel tour, wellness tour, virtual tourism.

10

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang sedang diteliti

oleh peneliti yaitu, pada penelitian terdahulu peneliti lebih fokus pada

pencegahan penyebaran Covid-19 dalam sector pariwisata. Sedangkan pada

penelitian ini, yang jadi fokus utamanya adalah Stategi pengelolaan obyek

Wisata Hutan Pinus Pengger pada masa pandemic Covid-19 dengan

menerapkan protokol kesehatan di area obyek wisata agar mencegah

penyebaran Covid-19. Penelitian dilakukan dengan wawancara mendalam dan

mengamati obyek dan subjek penelitian secara berkala, guna untuk

mendapatkan data-data yang dapat mendukung berjalanya penelitian. Pada

penelitian ini akan berfokus di Dusun Sendang Sari, Kalurahan Terong,

Kecematan Dlingo, Kabupaten Bantul DIY, yang dimana dalam pengumpulan

datanya akan melakukan penelitian terhadap masyarakat yang mengelola

Obyek Wisata Hutan Pinus Pengger.

F. Kerangka Teori

1. Pengelolaan Obyek Wisata

a. Pengertian Pengelolaan Obyek Wisata

Secara umum pengelolaan dalam usaha pariwisata merupakan

kegiatan atau usaha untuk merubah sesuatu menjadi lebih baik,

tentunya di bidang pariwisata. Pengelolaan dapat juga diartikan

sebagai kegiatan untuk melakukan sesuatu agar lebih sesuai serta

cocok dengan kebutuhan sehingga lebih bermanfaat. Pengelolaan

merupakan istilah yang dipakai dalam ilmu manajemen. Secara

etomologi istilah pengelolaan berasal dari kata kelola. (to manage) dan

11

biasanya merujuk pada proses mengurus atau menangani sesuatu untuk

mencapai tujuan tertentu. Jadi pengelolaan merupakan ilmu

manajemen yang berhubungan dengan proses mengurus dan

menangani sesuatu untuk mewujudkan tujuan tertentu yang ingin

dicapai.

Menurut Admosudirjo (2005:160) mendefinisikan bahwa:

Pengelolaan adalah pengendalian dan pemanfaatan semua faktor

sumber daya yang menurut suatu perencanaan diperlukan untuk

menyelesaikan suatu tujuan tertentu. Berbicara mengenai fungsi dari

strategi pada dasarnya adalah berupaya agar strategi yang disusun

dapat diimplementasikan secara efektif.

Menurut Rangkuti (2013:6-7), terdapat enam fungsi yang harus

dilakukan secara simultan, yaitu:

1) Mengkomunikasikan suatu maksud (visi) yang ingin dicapai

kepada orang lain. Strategi dirumuskan sebagai tujuan yang

diinginkan, dan mengkomunikasikan, tentang apa yang akan

dikerjakan, oleh siapa, bagaimana pelaksanaan pengerjaannya,

untuk siapa hal tersebut dikerjakan, dan mengapa hasil kinerjanya

dapat bernilai. Untuk mengetahui, mengembangkan dan menilai

alternatif-alternatif strategi, maka perlu dilihat sandingan yang

cocok atau sesuai antara kapabilitas organisasi dengan faktor

lingkungan, di mana kapabilitas tersebut akan digunakan.

12

2) Menghubungkan atau mengaitkan kekuatan atau keunggulan

organisasi dengan peluang dari lingkungannya.

3) Memanfaatkan atau mengeksploitasi keberhasilan dan kesuksesan

yang didapat sekarang, sekaligus menyelidiki adanya peluang-

peluang baru.

2. Pariwisata.

Pariwisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat khusus

untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan

objek wisata yang dikunjungi dalam periode sementara (Arjana, 2016

dalam Noerkhalishah, Ersis Warmansyah Abbas, dan Melly Agustina

Permatasari, 2020:15).

Kegiatan parwisata pada umumnya dilakukan dengan melakukan

sebuah perjalanan ke suatu tempat dengan tujuan untuk bersenangsenang.

Dalam Undang-Undang No. 10 tahun 2009 Tentang Kepariwisataan,

disebutkan bahwa pariwisata adalah segala macam kegiatan wisata dan

didukung oleh fasilitas yang telah disediakan oleh masyarakat, pengusaha,

pemerintah pusat, dan pemerintah daerah. Sementara wisata merupakan

kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh satu orang atau lebih dengan

mengunjungi tempat tertentu dengan tujuan untuk rekreasi, pengembangan

pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi

dalam jangka waktu sementara. Dalam Soebagyo 2009 menjelaskan,

pariwisata adalah kegiatan perjanalan yang dilakukan sementara oleh

13

seorang individu atau kelompok yang bertujuan untuk mendapatkan

kebahagiaan, keseimbangan, maupun keserasian dengan lingkungan yang

dikunjunginya (Spilane, 1987:21).

Menurut Primadany (2013:270) mengatakan pariwisata harus

memenuhi empat kriteria di bawah ini, yaitu:

1) perjalanan dilakukan dari suatu tempat ke tempat lain, perjalanan

dilakukan di luar tempat kediaman di mana orang itu biasanya tinggal.

2) Tujuan perjalanan dilakukan sematamata untuk bersenang-senang,

tanpa mencari nafkah di negara, kota atau Daerah Tujuan Wisata

(DTW) yang dikunjungi.

3) Uang yang dibelanjakan wisatawan tersebut dibawa dari negara

asalnya, di mana dia bisa tinggal atau berdiam, dan bukan diperoleh

karena hasil usaha selama dalam perjalanan wisata yang dilakukan;

dan 4) perjalanan dilakukan minimal 24 jam atau lebih (Primadany,

2013:270).

3. Strategi Pengelolaan Pariwisata di Masa Pandemi Covid-19.

Pengelolaan Pariwisata di masa Pandemi Covid-19 Perlu disadari,

dalam skenario berlakunya norma baru pascapandemi, yaitu berupa

pembatasan jarak interaksi antar manusia dan ancaman penularan pada

kerumunan massa, industri pariwisata menghadapi dilema yang pelik.

Dilema yang dialami industri pariwisata pascapandemi adalah bagaimana

meningkatkan produktivitas namun harus dapat menghindari potensi

14

penularan yang mungkin terjadi jika wisatawan hadir kembali dalam

jumlah banyak.

Pada dasarnya, perlu adanya usaha bersama untuk menangani

pergeseran permintaan yang mendasari pariwisata pascapandemi. Hal

tersebut perlu disikapi oleh seluruh pemangku kepentingan pariwisata

dengan berinovasi sebagai usaha untuk kembali menghidupkan pariwisata

di masa depan. Pariwisata yang selama ini menjadi andalan ODTW perlu

mengalami perubahan yang cukup signifikan. Norma baru yang berlaku di

masyarakat kemungkinan akan menjadi faktor pencegahan yang cukup

kuat bagi wisatawan untuk berkunjung secara massal. Walaupun pada

akhirnya pariwisata ini diprediksi akan kembali berjaya, namun mungkin

butuh waktu cukup lama untuk menghilangkan kekhawatiran calon

wisatawan terkait penularan virus di tengah kerumunan massa (Mufti,

2020).

Dalam model ini, pemangku kepentingan pariwisata perlu

mempersiapkan usaha untuk dapat memecah konsentrasi massa. Sehingga,

jenis wisata non-massal dan pariwisata berbatas bisa menjadi pilihan yang

memungkinkan untuk diterapkan oleh ODTW. Kunjungan yang bersifat

individual atau dalam kelompok kecil kurang dari 5 orang, dan bersifat

perjalanan lokal di dalam suatu kawasan, mungkin akan segera tumbuh

setelah pembatasan mobilitas massa dilonggarkan meskipun di tengah

masa pandemi. Selain itu, model paket wisata dengan pemesanan atau

reservasi terlebih dahulu juga perlu disiapkan. Hal ini sebagai bentuk

15

usaha memberikan rasa aman bagi wisatawan dalam rangka memastikan

bahwa tidak ada kerumunan massa pada ODTW yang akan dituju.

Mengingat pentingnya untuk tetap menjaga jarak antara wisatawan di

ODTW, maka pemerintah daerah dan pemangku pengelola obyek wisata

juga perlu menyiapkan kebijakan atau peraturan pendukung yang dapat

mencegah kerumunan. Area kawasan wisata perlu dipetakan terlebih

dahulu untuk mengetahui daya dukung lingkungan yang tersedia. Setelah

itu, perlu dikaji dan disepakati bersama antara pengelola Obyek Wisata

Hutan Pinus tentang jumlah dan kapasitas wisatawan maksimal yang

diijinkan berkunjung. Kemudian pihak dari pengelola obyek wisata juga

harus menyediakan tempat cuci tangan, pengecekan suhu tubuh dan

diwajibkan memakai masker agar dapat memanimalisir terjadinya

penyebaran Covid-19. Oleh karena itu Pengelola Obyek Wisata dan

Masyarakat sekitar serta pengusaha jasa wisata perlu mendapat edukasi

terkait hal tersebut supaya dapat bersama-sama mengawal dan mematuhi

agar penyebaran wabah Virus Corona-19 di Obyek dan Daya Tarik Wisata

(Henri Ananta. 2020:21).

Menurut James J. Spillane (1994: 63-72) suatu obyek wisata atau

destination, harus meliputi lima unsur yang penting agar wisatawan dapat

merasa puas dalam menikmati perjalanannya, maka obyek wisata harus

meliputi:

1. Attractions Merupakan pusat dari industri pariwisata. Menurut

pengertiannya attractions mampu menarik wisatawan yang ingin

16

mengunjunginya. Motivasi wisatawan untuk mengunjungi suatu

tempat tujuan adalah untuk memenuhi atau memuaskan beberapa

kebutuhan atau permintaan. Biasanya mereka tertarik pada suatu lokasi

karena ciri- ciri khas tertentu. Ciri-ciri khas yang menarik wisatawan

adalah: a) Keindahan alam b) Iklim dan cuaca c) Kebudayaan d)

Sejarah e) Ethnicity-sifat kesukuan f) Accessibility-kemampuan atau

kemudahan berjalan atau ketempat tertentu. Disamping itu daya Tarik

wisata juga bisa di sesuaikan dari kebersihan lingkungan wisata yang

memang berhubung dengan adanya pandemi Covid-19 yang terjadi

saat ini, sehingga wisatawan juga perlu melihat fasilitas dengan

protocol kesehatan di obyek wisata sehingga aman untuk di kunjungi.

2. Facility Fasilitas cenderung berorientasi pada attractions disuatu lokasi

karena fasilitas harus dekat dengan pasarnya. Fasilitas cenderung

mendukung bukan mendorong pertumbuhan dan cenderung

berkembang pada saat yang sama atau sesudah attractions berkembang.

Suatu attractions juga dapat merupakan fasilitas. Jumlah dan jenis

fasilitas tergantung kebutuhan wisatawan. Seperti fasilitas harus cocok

dengan kualitas dan harga penginapan, makanan, dan minuman yang

juga cocok dengan kemampuan membayar dari wisatawan yang

mengunjungi tempat tersebut.

3. Infrastructure Attractions tidak dapat tercapai dengan mudah kalau

belum ada infrastruktur dasar. Infrastruktur termasuk semua konstruksi

di bawah dan di atas tanah dan suatu wilayah atau daerah. Yang

17

termasuk infrastruktur penting dalam pariwisata adalah: a) Sistem

pengairan/air Kualitas air yang cukup sangat esensial atau sangat

diperlukan. Seperti penginapan membutuhkan 350 sampai 400 galon

air per kamar per hari. b) Sumber listrik dan energi Suatu

pertimbangan yang penting adalah penawar tenaga energi yang

tersedia pada jam pemakaian yang paling tinggi atau jam puncak (peak

hours). Ini diperlukan supaya pelayanan yang ditawarkan terus

menerus. c) Jaringan komunikasi Walaupun banyak wisatawan ingin

melarikan diri dari situasi biasa yang penuh dengan ketegangan,

sebagian masih membutuhkan jasa-jasa telepon dan/atau telgram yang

tersedia. d) Sistem pembuangan kotoran/pembuangan air Kebutuhan

air untuk pembuangan kotoran memerlukan kirakira 90 % dari

permintaan akan air. Jaringan saluran harus didesain berdasarkan

permintaan puncak atau permintaan maksimal. e) Jasa-jasa kesehatan

Jasa kesehatan yang tersedia akan tergantung pada jumlah tamu yang

diharapkan, umumnya, jenis kegiatan yang dilakukan atau faktor-

faktor geografis lokal. Kemudian pihak pengelola harus menambah

infrastruktur dasar dengan mengkaitak keadaan yang terjadi sekarang

Karena adanya wabah Covid-19 yang terjadi sekarang pihak pengelola

harus mensosialisasikan protocol kesehatan di tempat wisata.

4. Accessibilities (aksesibilitas) merupakan akses transportasi yang

tersedia menuju dan di dalam kawasan pariwisata, seperti misalnya:

adanya jalur penerbangan, kereta, bus, maupun kapal untuk menuju

18

kawasan pariwisata. Selain itu di dalam kawasan juga harus tersedia

moda transportasi yang dapat digunakan wisatawan untuk menuju

objek wisata.

5. Hospitality (keramah tamahan) Wisatawan yang sedang berada dalam

lingkungan yang belum mereka kenal maka kepastian akan jaminan

keamanan sangat penting, khususnya wisatawan asing. Terlebih di

masa pandemi Covid-19 ini pengelola wisata dituntut untuk

memaksimalkan pelayanan tamu meski harus meminimalisir kontak

fisik.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang di gunakan adalah dengan pendekatan

kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang di tunjukan

untuk mendiskripsikan dan menganalisis fenomena, perstiwa, aktivitas

sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual

maupun kelompok. Beberapa deskripsi digunakan untuk menemukan

prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah pada penarikan kesimpulan.

Menurut Sukmadinata (2007:60) penelitian kualitatif bersifat induktif,

penelitian memberikan permasalahn-permasalahan muncul dari data atau

dibiarkan terbuka untuk interprestasi. Data dihimpun dengan pengamatan

yang seksama, mencakup deskripsi dalam konteks yang mendetail disertai

catatan-catatan hasil wawancara yang mendalam, serta hasil analisis

19

dokumen dan catatan-catatan. Penelitian kualitatif mempunyai 2 (dua)

tujuan utama, Yaitu:

1. Menggambarkan Dan mengungkapkan kenyataan di lapangan

2. Tidak bertujuan untuk mengkaji dan membuktikan kebenaran suatu

teori tetapi teori yang sudah ada di kembangkan dengan menggunakan

data yang dikumpulkan.

Berdasarlan tujuan yang ingin di capai itulah maka penelitian

kualitatif menggunakan instrumen pengumpulan data yang sesuai dengan

tujuannya (bachtiar S. Bachri:2010).

Data yang dikumpulkan adalah tentang “Strategi Pengelolaan

Obyek Wisata Hutan Pinus Pengger pada Masa Pandemi Covid-19”.

Konsep tersebut maka penulis mendapatkan suatu informasi dalam bentuk

deskripsi. Selain itu ungkapan konsep tersebut lebih menghendaki makna

yang ada dibalik deskripsi data tersebut, oleh karena itu penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif. Kemudian dari data peneliti ini telah

dikumpulkan dan dideskripsikan berdasarkan ungkapan, bahasa, cara

berfikir, pandangan subyek penelitian terkait “Strategi Pengelolaan Obyek

Wisata Hutan Pinus Pengger pada Pandemi Covid-19”. Deskripsi

informasi atau sajian datanya telah menghindari adanya evaluasi dan

penafsiran dari peneliti, karena jika terdapat evaluasi atau penafsiran itu

pun harus berdasarkan dan berasal dar i subyek penelitian yang diteliti

(moleong, lexy, J. 2002).

2. Ruang Lingkup

20

a. Obyek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah strategi Pengelolaan Obyek

Wisata Hutan Pinus Pengger Pada Masa Pandemi Covid-19.

b. Definisi Konseptual

Definisi konseptual merupakan batasan-batasan dari istilah

penting yang dijadikan pedoman dalam penelitian, sehingga bertujuan

agar arahnya tidak menyimpang. Kalimat yang bermakna pengertian

yang sudah pernah memahami oleh peneliti maupun pembaca nantinya,

bertujuan untuk menggambarkan suatu fenomena yang secara tepat.

1) Pandemi Covid-19 adalah pandemi penyakit koronavirus 2019

(Covid-19) yang sedang berlangsung di seluruh dunia, tidak

terkecuali di Indonesia. Dari adanya pandemi Covid-19 ini

membuat seluruh aktivitas semua terpaksa dihentikan, baik dalam

aktivitas ekonomi, sosial, pendidikan dan aktivitas lainnya yang

berkaitan dengan kegiatan sehari-sehari.

2) Pengelolaan adalah kegiatan pemanfaatan dan pengendalian atas

semua sumber daya yang diperlukan untuk mencapai ataupun

menyelesaikan tujuan tertentu.

3) Pariwisata adalah kegiatan rekreasi di luar domisili untuk untuk

melepas diri pekerjaan rutin atau mencari suasana lain. Sebagai

suatu aktifitas, pariwisata telah menjadi bagian penting dari

kebutuhan dasar masyarakat negara berkembang.

c. Definisi Operasional.

21

Merupakan sebuah Definisi operasional adalah sebagai suatu

unsur penelitian yang merupakan petunjuk tentang bagaimana suatu

Variabel di ukur dalam rangka memudahkan pelaksanaan penelitian di

lapangan sehingga merupakan operasionalisasi dari masing-masing

konsep yang di gunakan dalam menggambarkan perilaku atau gejala

yang dapat di amati dengan kata-kata yang dapat di uji dan di ketahui

kebenarannya Singarimbun (1997:22). Sehingga penelitian tentang

Strategi Pengelolaan Obyek Wisata Hutan Pinus Pengger Di Masa

Pandemi Covid-19 dapat diukur menggunakan indikator-indikator atau

ukuran tertentu sebagai berikut:

a. Adanya Attractions (daya tarik wisata) agar menarik wisatawa

yang berkunjung dan menerapkan protocol kesehatan.

b. Adanya penyediaan fasilitas yang dilakukan oleh pengelola wisata

dalam mencegah peneyebaran Covid-19 dengan menyediakan

pencucian tangan, masker bila ada yang tidak mebawa, dan

mengecek suhu tubuh.

c. Adanya infrastruktur dasar. Infrastruktur termasuk semua

konstruksi di bawah dan di atas tanah dan suatu wilayah atau

daerah. Yang termasuk infrastruktur penting dalam pariwisata.

Seperti penyediaan fasilitas yang akan di butuhkan oleh

pengunjung apalagi dalam masa pandemi covid-19 ini di butuhkan

penyediaan tempat cuci tangan, hendsanitaizer dan lain-lain.

22

d. Adanya aksesibilitas atau transportasi dan informasi agar

wisatawan dapat dengan mudah berkunjung ke obyek wisata yang

dituju dan menyediakan informasi terkait penerapan protokol

kesehatan yang berlaku.

e. Adanya hospitality (keramahan) yang diterapkan oleh pihak

pengelola wisata agar wisatawan mendapatkan kenyamaan dalam

berwisata. Seperti Mensosialisasikan etika batuk/ bersin di tempat

wisata, Melaksanakan pemeriksaan pengecekan suhu tubuh

terhadap wisatawan dan pengujian kesehatan tamu jika perlu.

3. Informan Penelitian.

Pemilihan informan teknik yang digunakan adalah purposive

dimana peneliti cenderung memilih informan yang dianggap mengerti dan

dipercaya sebagai sumber data yang mantap sehingga memudahkan untuk

mengetahui masalahnya. Informan tersebut bisa di dapat dari pihak

pengelola obyek wisata Pinus Pengger yaitu:

1) Ketua pengelola Wisata Hutan Pinus Pengger berjumlah 1 orang.

2) Wakil Ketua pengelolaan Obyek Wisata Pinus Pengger berjumlah 1

orang.

3) Sekretaris Pengelolaan Obyek Wisata Pinus Pengger berjumlah 1

orang.

4) Bendahara Pengelola Obyek Wisata Pinus Pengger 1

5) Anggota Pengelolaan Wisata Pinus Pengger 2 orang

23

6) Anggota Masyarakat yang membantu dalam pengelolaan Obyek

Wisata Pinus Pengger dalam Masa Pandemi Covid-19 1 orang.

4. Lokasi Penelitian

Adapun lokasi penelitian ini berada di Dusun Sendangsari,

Kelurahan Terong, Kapanewon Dlingo, Kabupaten Bantul, D.I.Yogyakarta.

H. Teknik Pengumpulan Data.

Dalam pengumpulan data agar informasi yang diperlukan bervariasi

sekaligus nilai validitas yang tinggi harus menggunakan beberapa teknik

penelitian. Dalam penelitian ini teknik yang digunakan untuk pengumpulan

data, antara lain:

1. Observasi.

Observasi adalah mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi

motif kepercayaan, perhatian, perilaku tidak sadar, kebiasaan dan

sebagainya. Pengamatan yang memungkinkan pengamatan melihat dunia

sebagaimana yang dilihat adalah subjek penelitian, hidup pada saat itu,

menangkap fenomena dari segi pandang dan anutan para subjek pada

keadaan saat itu. Pengamatan memungkinkan peneliti merasa apa yang

dirasakan dan dihayati oleh subjek sehingga memungkinkan pembentukan

pengetahuan yang diketahui bersama dari pihaknya maupun dari luar pihak

(Moleong, Lexy, J. 2002). Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam

penelitian ini, peneliti juga akan mengadakan pengamatan atau observasi

dilapangan. Dalam penelitian ini, pengamatan akan dilakukan mengenai

24

Strategi Pengelolaan Obyek Wisata Hutan Pinus Pengger Pada Masa

Pandemi Covid-19

2. Wawancara.

Wawancara merupakan tanya jawab secara lisan, dua orang atau

lebih berhadap-hadapan secara fisik, yang satu dengan melihat muka yang

lain dan mendengarkan dengan telinga sendiri suaranya, tampaknya

merupakan alat pengumpulan informasi yang secara langsung tentang

beberapa jenis data sosial baik yang terpendam maupun yang tidak (Hadi,

Sutrisno. 1989).

Sesuai dengan fokus penelitian ini, peneliti akan mewawancari

pihak Pengelola Hutan Pinus Pengger. Dari informal yang akan di

wawanacarai peneliti akan menggali informasi seintensif mungkin untuk

memperoleh informasi yang utuh tentang permasalahan penelitian ini.

3. Dokumentasi.

Dokumentasi adalan metode pengumpulan data dengan cara

mencatat berbagai kegiatan atu peristiwa pada waktu yang lalu (Wiji

Lestari. 2012. Dalam Moleong, Laxy, J. 1990). Dokumentasi bertujuan

untuk memperoleh data-data yang pasti tentang penelitian. Data diperoleh

dengan cara mengumpulkan catatan-catatan, dokumen-dokumen dan

catatan lain yang relevan dengan penelitian ini. Untuk melengkapi data

yang diperoleh melalui wawancara dan pengamatan, peneliti juga akan

mengambil data dari dokumentasi yang terkait dengan permasalahan

penelitian ini yaitu dokumen-dokumen yang berhubugan dengan Strategi

25

Pengelolaan Obyek Wisata Hutan Pinus Pengger Pada Masa Pandemi

Covid-19.

I. Teknik Analisis Data.

Menurut Patto Dalam Moleong Lexy. (2001) analisis data adalah

proses Mengatur urutan data, mengorganisasikan data kedalam suatu pola,

kategoro dan seluruh uraiyan dasar yang membedakan dengan penafsiran,

yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan uraiyan

dengan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraiyan.

Moleong Lexy. J (2001) mendevinisikan analisis data adalah proses

mengorganisasikan dan mengurutkan data kedalam pola, kategori, dan satuan

dasar sehingga dapat di temukan tema dan dapat di rumuskan hipotesis kerja

seperti yang di sarankan oleh data. Selanjutnya Moleong mengatakan bahwa

proses analisis data kualitatif berlangsung melalui tahapan-tahapan yang

dimulai dengan telaan atas jumlah yang di peroleh dari berbagai sumber, yaitu

wawancara, kuesioner, foto, dokumen, dan lain-lain.

Lebih lanjut Moleong (2001) menjelaskan analisis data di mulai

dengan:

1. Menelaah data yang berasal dari wawancara, pengamatan yang sudah di

tuliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, foto

dan sebagainya.

2. Data yang sudah ada direduksi dengan jalan membuat abstraksi, yaitu

merupakan suatu usaha membuat rangkuman yang inti, proses dan

26

pertanyaan-pertanyaan yang di perlukan di jaga sehingga tetap berada di

dalamnya.

3. Menyusun satuan-satuan yang kemudian dikategorikan dalam bentuk

koding yang di akhiri dengan pemeriksaan keabsahan data.

4. Setelah tahapan tersebut selesai di kerjakan, kemudian dilakukan

penafsiran data pada deskriptif analisis yaitu dengan cara merangsang

secara terorganisir dari kategori yang di temukan dan menghubungkannya

dengan data yang baru muncul sehingga deskripsi tercapai.

5. Proses analisis data untuk mndapatkan kesimpulan akhir.

27

BAB II

DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN

A. Keadaan Geografis

Dalam penelitian ini peneliti mengambil tempat di Dusun Sendang

Sari Kelurahan Terong yang berada di kawasan perbukitan dengan ketinggian

antara 325 – 350 meter dari permukaan laut. Desa yang terletak sejauh 25 km

dari ibukota Kabupaten Bantul ini memiliki luas wilayah 775, 8615 Ha.

Kelurahan Terong. Secara administrasi terletak di Kapanewon Dlingo,

Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewah Yogyakarta. Berikut

merupakan deskripsi wilayahnya:

1. Profil Kalurahan Terong

Nama Desa : Kelurahan Terong

Tahun Pembentukan : 1912

Dasar Hukum Pembentukan : UUD 45

Nomor Kode Wilayah : 340211205

Kode Pos : 55783

Kapanewon : Dlingo

Kabupaten/Kota : Bantul

Provinsi : Daerah Istimewa Yogyakarta

Tingkat Perkembangan Desa : Swasembada

Luas Wilayah : 775, 8615 Ha

28

2. Sejarah Kelurahan Terong.

Saat terjadi geger Suroyudo di Kerajaan Mataram, salah seorang

prajurit yang bernama Ki Potrojiwo menyingkir ke bagian timur wilayah

kerajaan Mataram dengan membawa serta isteri dan seorang anak

perempuannya yang bernama Nyi Jopotro dan cucu laki-lakinya yang

bernama Trononggo, anak dari Nyi Jopotro. Setelah Ki Potrojiwo

meninggal dan dimakamkan di Gunung Sentono di wilayah Piyungan, Nyi

Jopotro bersama Trononggo menyingkir lebih ke timur lagi dari wilayah

kekuasaan Kerajaan Mataram. Mereka masuk hutan belantara, naik ke

gunung yang sekarang disebut Cinomati dan sampailah di sebuah wilayah

yang hanya ada semak belukar di tumbuhi tanaman liar terong hutan.

Tempat tersebut oleh Nyi Jopotro dinamai sebagai Alas Terong.

Alas Terong yang terletak diperbukitan dan jauh dari pusat

kekuasaan Kerajaan Mataram, dipilih oleh Nyi Jopotro dan Trononggo

untuk menjadi tempat tinggalnya yang baru. Seiring dengan berjalannya

waktu, kemudian ada beberapa orang yang kemudian datang ke alas

Terong, baik yang datang dari arah barat dan juga dari arah utara dan

selanjutnya bertempat tinggal di alas Terong. Berkumpulah mereka

menjadi penghuni alas Terong dan melakukan interaksi sosial di sana. Dari

interaksi sosial dengan masyarakat di alas Terong, kemudian Trononggo

menikahi seorang perempuan dan memiliki dua orang anak, yaitu

Trosentono dan Tromenggolo.

29

Ketika Trononggo telah lanjut usia, dia menunjuk Trosentono

untuk menjadi pemimpin masyarakat alas Terong yang disebut Bekel.

Menurut beberapa sumber Trosentono menjadi Bekel di Terong yang

pertama dan masa tugasnya antara Tahun 1912 sampai dengan 1930,

kemudian pada Tahun 1930 kedudukan Bekel Terong digantikan oleh

Demang Harjoutomo anak laki laki Trosentono sampai Tahun 1951,

setelah Demang Harjoutomo purna digantikan oleh Joyo Wiyarjo anak

Mertomenggolo atau cucu dari Tromenggolo. Sejak kepemimpinan Joyo

Wiyarjo maka sebutan Bekel berubah menjadi Lurah. Lurah Joyo Wiyarjo

memangku jabatan mulai Tahun 1951 sampai dengan 1963. Kemudian

sejak Tahun 1963 atas kepercayaan Penewu Kapanewon Kota Gede Sk,

lurah Terong di percayakan kepada Harjosuwarno hingga Tahun l992.

PadaTahun 1974 ketika berdirinya Kapanewon Dlingo maka

Kelurahan Terong yang semula berada di wilayah Kecamatan Kotagede Sk,

kemudian menjadi bagian dari wilayah Kapanewon Dlingo Kabupaten

Bantul, dengan Lurah Harjosuwarno dan purna pada Tahun 1992.

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1979

proses demokrasi dalam pengisian lurah desa (Kepala Desa sesuai sebutan

pada UU no.5 1979), menggunakan sistim pemilihan langsung dan dalam

proses pemilihan tersebut terpilihlah Sudirman sebagai Kepala Kalurahan

Terong masa bakti 1994 – 2002. Setelah selesai masa jabatan Sudirman

pada Tahun 2002 dan dilakukan pemilihan Kepala Kalurahan Terong pada

tahun tersebut Sudirman terpilih kembali sebagai Kepala Kalurahan

30

Terong (Lurah Kalurahan Terong), melalui proses pemilihan langsung

melawan kotak kosong.

Pada bulan Mei 2012 masa kepemimpinan Sudirman S.E sebagai

Lurah Kalurahan Terong berakhir, sebelum berakhirnya masa jabatan

Lurah Sudirman S.E, BPD (Badan Permusyawaratan Desa) Kalurahan

Terong membentuk Panitia Pemilihan Lurah Kalurahan Terong pada

tanggal 06 Maret 2012, dalam Perjalanannya Panitia Pemilihan Lurah

sampai ditutupnya masa Perpanjangan Penjaringan Lurah tanggal 25 April

2012. Dengan kejadian tersebut akhirnya BPD Kalurahan Terong

mengusulkan kepada Camat Dlingo, agar Poniran (Carik), diangkat

sebagai Penjabat Lurah Kalurahan Terong mulai bulan Mei 2012.

Tanggal 10 Oktober 2012 Panitia Pemilihan Lurah akhirnya membuka

kembali Penjaringan Bakal Calon Lurah Kalurahan Terong, yang pada

akhirnya mendapatkan 3 nama Bakal Calon yakni, Welasiman, Sukamdam

dan Sugiyono S.E. Pada proses pemungutan suara tanggal 4 November

2012, akhirnya Panitia Pemilihan Lurah, mendapatkan calon Lurah terpilih

yaitu Welasiman.

Lurah Kalurahan Terong yang semenjak bulan Mei 2012

dijabatkan kepada Poniran, akhirnya berakhir pada tanggal 20 November

2012 yang ditandai dengan dilantiknya Lurah Kalurahan Terong hasil

Pemilihan, yaitu Welasiman dengan masa bhakti 2012 sampai dengan

2018.

Daftar Lurah atau Kepala Kalurahan Terong dari Tahun 1912:

31

1. Trosentono (Bekel) (1912 – 1930)

2. Demang Harjo Utomo (1930 – 1950)

3. Joyo Wiyarjo (1950 – 1966)

4. Harjo Suwarno tahun (1966 – 1992)

5. Sudirman (1994 – 2002)

6. Ngabehi Sudirman Wiro Mandoyo 2002 – 2012 (Sudirman, S.E.)

setelah mendapat kekancingan nama dari Kadipaten Pakualaman.

7. Welasiman (2012-2018)

3. Visi pembangunan Kalurahan Terong adalah:

“Menuju Masyarakat Kalurahan Terong yang Guyub, Bangkit dan

Maju Jalan”

“Guyub” mengandung maksud kebersamaan, dalam keseharian

kata guyub biasa bersanding dengan kata rukun yang bermakna

keselarasan, tanpa pertikaian atau menghindari pertikaian. Guyub juga bisa

diartikan nyengkuyung (mendukung) apa yang diinginkan perkumpulan/

lembaga, pribadi, saudara dan lain sebagainya yang mempunyai keinginan

pribadi, golongan/bersama-sama dengan tanpa adanya tujuan/pamrih

tertentu. Guyub rukun sejatinya adalah ruh dari kehidupan sosial

kemasyarakatan.

Tapi dimasa kini guyub rukun semakin terkikis dengan

modernisasi dan kebudayaan asing, sehingga semakin sulit ditemukan.

Masyarakat mungkin saja rukun akan tetapi tidak guyub, artinya tidak ada

kebersamaan yang terjalin. Terwujudnya masyarakat yang guyub rukun

32

didasari oleh sikap saling menghormati, empati, tepo seliro. Guyub rukun

merupakan spirit untuk kembali berbenah sekaligus membentuk

masyarakat yang saiyeg sak eko kapti (bersatu dalam cita). Sehingga visi

tersebut harus dicuatkan agar terbentuk masyarakat Kalurahan Terong

yang harmonis.

Harapannya adalah stakehoder yang ada di Pemerintahan, baik

Pemerintah Desa, BPD, LKD, tokoh masyarakat dan warga masyarakat

dapat selalu bersama-sama dalam perencanaan, pelaksanaan dan

pengawasan pembangunan desa. Jikalaupun terdapat perbedaan, dapat

dimusyawarahkan untuk mufakat, bahkan bila perlu mufakat tanpa

musyawarah.

Dengan ke-guyuban dapat menumbuhkan jati diri dan karakter

masyarakat yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi

aturan hukum, memelihara kerukunan internal dan antar umat beragama,

melaksanakan interaksi antar budaya, mengembangkan modal sosial, serta

dapat menerapkan nilai-nilai luhur budaya daerah. Keguyuban,

kebersamaan, kerukunan akan menciptakan kesejahteraan. Tanpa

keguyuban dan kerukunan, mustahil akan menciptakan kesejahteraan,

kebangkitan dan pergerakan bersama.

"Bangkit” secara harfiah berarti bangun;berdiri, bangkit bermakna

bangun dari keterpurukan atau memulai sesuatu untuk mencapai hasil yang

lebih baik dari sebelumnya.

33

Saat bangkit berarti kita telah melangkah lebih dari kita yang

sebelumnya. Jika pada jaman perjuangan, para pahlawan kita memaknai

bangkit dengan meningkatkan semangat persatuan dan kesatuan serta rasa

patriotisme melawan penjajah, maka saat ini kita musti bangkit melawan

hal-hal yang melemahkan semangat persatuan, kesatuan serta menjunjung

tinggi ke bhineka-an, karena sesungguhnya perbedaanlah yang menjadi

keunikan bagi bangsa Indonesia ini.

Saatnya kini kita bangkit dari kebodohan, bangkit dari kemiskinan,

bangkit dari kemalasan dan bangkit dari segala aspek kehidupan. Di era

kemajuan teknologi saat ini, kita harus bisa memanfaatkan kemajuan yang

ada secara bijak. Mampu memandang permasalahan dari berbagai sudut

pandang, serta dapat menyaring informasi yang didapat, tidak terprovokasi

yang mengakibatkan perpecahan.

Rasa kebangkitan harus ditumbuhkan kembali dengan

mempersatukan semua elemen baik stakeholder, Pemerintah Desa, BPD,

LKD, tokoh masyarakat dan warga masyarakat, agar ada rasa persatuan

dan kesatuan sehingga menumbuhkan semangat untuk melawan dan

mengatasi masalah yang ada, dan pada akhirnya dapat mencapai tujuan

bersama.

“Maju Jalan” mengandung maksud pembangunan yang telah

dilaksanakan harus terus berjalan dan lebih baik dari waktu yang lalu serta

harus berkesinambungan / berkelanjutan, dimana pemanfaatan sumberdaya,

arah invesi, orientasi, pengembangan tekhnologi dan perubahan

34

lembaganya dilakukan secara harmonis dan dengan memperhatikan

potensi saat ini dan masa depan dalam pemenuhan kebutuhan dan aspirasi

masyarakat. Prinsip Pembangunan Berkelanjutan adalah:

1. membangun desa yang aman, nyaman, dan layak huni serta inklusif;

2. Membangun desa hijau yang serasi dan seimbang dengan lingkungan

hidup lokal, dan memiliki ketahanan dan ketangguhan terhadap

dampak perubahan iklim dan bencana;

3. Membangun desa yang cerdas sumber daya manusianya, berbasis

teknologi, informasi, dan komunikasi, serta mampu membangun daya

saingnya;

4. Membangun desa yang berdiri di atas karakter lokal geografis, secara

sosial dan budaya; serta

5. Desa yang dapat membangun keterkaitan dengan wilayah sekitarnya.

Untuk meraih Visi Lurah Kalurahan Terong seperti yang sudah

dijabarkan di atas, dengan mempertimbangan potensi dan hambatan baik

internal maupun eksternal, maka disusunlah Misi Kalurahan Terong

sebagai berikut:

1) Pembangunan SDM Pamong Desa Menuju Pelayanan Prima.

2) Pembangunan Sarana Prasarana Berskala Desa:

a) Perkerasan jalan lingkungan (Rabat Beton) di seluruh wilayah

Kalurahan Terong.

b) Mengupayakan kemudahan masyarakat dalam memperoleh air

bersih.

35

c) Penataan kembali perempatan Ringin Terong sampai dengan Balai

Kalurahan Terong.

d) Penerangan jalan lingkungan di seluruh wilayah Kalurahan Terong.

e) Renovasi sarana olah raga di Kalurahan Terong.

f) Peningkatan sanitasi lingkungan dengan program jambanisasi bagi

keluarga miskin.

g) Pembangunan Embung berdasarkan masterplan desa.

3) Pembangunan Ekonomi Masyarakat Desa.

a) Pendirian Badan Usaha Milik Desa (BUM Desa).

b) Pengelolaan Pasar Desa Dangwesi.

c) Pembangunan rest area dan kios desa.

d) Destinasi wisata berbasis masyarakat di Gunung Mungker, Cino

Mati, dan Watu Loncat.

e) Peningkatan produktivitas pertanian melalui agro industry.

f) Pembangunan kawasan Argopolitan berbasis desa.

g) Pembangunan Market Place menuju E-Desa.

4) Pembangunan Dan Pelestarian Budaya

a) Pembangunan Sendang Suro Setiko dusun Saradan.

b) Pelestarian budaya lokal sebagai kekayaan yang adi luhung.

4. Letak Dan Batas Wilayah

Daerah yang penulis jadikan obyek penelitian adalah adalah

Kalurahan Terong, Kapanewon Dlingo, Kabupaten B antul, Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta. Keadaan geografis suatau daerah sangat

36

berpengaruh pada tatanan kehidupan masyarakat setempat, sehingga ini

merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui dan dengan demikian

kita akan mudah 31 untuk menentukan pembangunan di bidang apa saja

yang sesuai untuk dilaksanakan di daerah tersebut. Secara administratif

Kalurahan Terong merupakan salah satu Desa yang terletak di wilayah

Kapanewon Dlingo, Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta. Kalurahan Terong berada di kawasan perbukitan dengan

ketinggian antara 325 – 350 meter dari permukaan laut. Desa yang terletak

sejauh 25 km dari ibukota Kabupaten Bantul ini memiliki luas wilayah

775, 8615 Ha.

Kalurahan Terong terletak pada barat laut selatan, dari Ibu Kota

Daerah Istimewa Yogyakarta dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:

a. Timur berbatasan dengan Desa Jatimulyo, Kapanewon Dlingo

b. Barat berbatasan dengan Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret

c. Utara berbatasan dengan Desa Srimulyo, Kecamatan Piyungan

d. Selatan berbatasan dengan Desa Muntuk, Kapanewon Dlingo.

Tabel I

Luas Pedukuhan

No Nama Pedukuhan Luas

1 Pedukuhan Kebokuning 64,0000 Ha

2 Pedukuhan Saradan 98,0175 Ha

3 Pedukuhan Pancuran 120,0000 Ha

37

4 Pedukuhan Rejosari 88,0000 Ha

5 Pedukuhan Terong I 7,8000 Ha

6 Pedukuhan Terong II 87,0000 Ha

7 Pedukuhan Pencitrejo 89,0340 Ha

8 Pedukuhan Sendangsari 89,0000 Ha

9 Pedukuhan Ngenep 133,0100 Ha

5. Luas Wilayah

Kelurahan Terong terletak pada posisi di 07'53'30 garis Lintang

Selatan dan 110'27'32' Bujur Timur, dengan ketinggian kurang lebih 325-

350 M diatas permukaan laut. Dengan suhu udara 224' - 27'C. Kelurahan

Terong berada di kawasan perbukitan dengan ketinggian antara 325 – 350

meter dari permukaan laut. Desa yang terletak sejauh 25 km dari ibukota

Kabupaten Bantul ini memiliki luas wilayah 775, 8615 Ha.

Kalurahan Terong memiliki pemanfaatan lahan yang dikategorikan

sebagai berikut:

Tabel II

pemanfaatan lahan

No Lahan Luas

1 pemukiman 37.00 ha

2 persawahan 144.80 ha

3 Perkebunan 86.40 ha

4 Kuburan 0.40 ha

38

5 Pekarangan 106.00 ha

6 Perkantoran 0.79 ha

7 sarana prasarana umum 23.63 ha

8 Tegalan 521.65 ha

9 Lainnya 0.00 ha

10 Total luas wilayah 775.8615 ha

6. Peta Kelurahan Terong.

Peta desa merupakan peta tematik bersifat dasar yang menyajikan

unsur-unsur alam dan unsur tema khusus yang pemilihan skalanya

mempertimbangkan penyajian seluruh wilayah desa tersajikan dalam satu

muka peta.

Berikut merupakan peta kelurahan Terong, Kapanewon Dlingo,

Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewah Yogyakarta.

Tabel III

Peta Kelurahan Terong

39

Sumber Data: Monografi Kelurahan Terong 2020

B. Keadaan Demografi

1. Jumlah Penduduk.

Jumlah penduduk Desa Mulyodadi mencapai 5.873 Jiwa. Berikut

merupakan data jumlah penduduk Kelurahan Terong dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel IV

40

Jumlah Penduduk.

No Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki-laki 2.881

2 Perempuan 2.992

Total 5.873

Sumber Data: Monografi Kelurahan Terong 2020

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kelurahan

Terong berdasarkan jenis kelamin jumlah perempuan lebih tinggi daripada

jumlah laki-laki. Laki-laki berjumlah 2.881 jiwa, sedangkan perempuan

berjumlah 2.992 jiwa.

41

2. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencarian

Tabel V

Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian

No Mata Pencarian Jumlah Penduduk

1 Mengurus Rumah Tangga 41

2 Pelajar 1.850

3 Pensiunan 8

4 Belum/ Tidak Berkerja 2.552

5 ASN 49

6 TNI 3

7 POLRI 6

8 Petani 506

9 Buru/ Keahlian Khusus 325

10 Karyawan BUMN/ BUMD 4

11 Karyawan Swasta 26

12 Wira Swasta 102

13 Tenaga Medis 6

14 Lainnya 179

Total 5.657

Sumber Data: Monografi Kelurahan Terong 2020

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk menurut

mata pencaharian yang paling banyak adalah masyarakat yang Belum/

Tidak Bekerja sebanyak 2.552 orang karena penduduk ini tinggal

dipedesaan sedangkan yang paling sedikit adalah TNI sebanyak 3 orang.

3. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tabel VI

Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

No Tingkat Pendidikan Jumlah Penduduk

1 Belum/ Tidak/ Sudah Sekolah 3.805

2 SD 545

3 SLTP 375

4 SLTA/SMK 434

5 Perguruan Tinggi 498

Total 5.657

Sumber Data: Monografi Kelurahan Terong 2020

42

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk menurut

tingkat pendidikan yang paling banyak adalah Belu/ Tidak/ Belum

Sekolah sebanyak 3.805 orang, SD sebanyak 545 orang, SLTP sebanyak

375 orang, SLTA/SMK sebanyak 434 orang, Perguruan Tinggi sebanyak

498 orang, maka, tingkat pendidikan di Kelurahan Terong sudah

terogolong baik.

4. Jumlah pengangguran.

Tabel VII

Jumlah Pengangguran

No Kategori Usia Orang

1 Jumlah angka kerja (penduduk usia 18-56 tahun. 3.096

2 Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang masih sekolah

dan tidak bekerja

1.850

3 Jumlah Penduduk Usia 18-56 tahun yang menjadi ibu

rumah tangga

41

4 Jumlah Penduduk Usia 18-56 Tahun Yang Bekerja Penuh 518

5 Jumlah Penduduk Usia 18-56 Tahun Yang Bekerja Tidak

Tentu

625

6 Jumlah Penduduk Usia 18-56 Tahun Yang Cacat Dan

Tidak Bekerja

5

7 Jumlah Penduduk Usia 10-56 Tahun Yang Cacat Dan

Bekerja

55

Sumber Data: Monografi Kelurahan Terong 2020

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah penduduk menurut

tingkat Pengangguran Jumlah angka kerja (penduduk usia 18-56 tahun

sebanyak 3.096 Orang, Jumlah penduduk usia 18-56 tahun yang masih

sekolah dan tidak bekerja sebanyak 1.850 Orang, Jumlah Penduduk Usia

18-56 tahun yang menjadi ibu rumah tangga sebanyak 41 Orang, Jumlah

Penduduk Usia 18-56 Tahun Yang Bekerja Penuh sebanyak 518 Orang,

Jumlah Penduduk Usia 18-56 Tahun Yang Bekerja Tidak Tentu sebanyak

43

625 Orang, Jumlah Penduduk Usia 18-56 Tahun Yang Cacat Dan Tidak

Bekerja aebanyak 5 orang, dan Jumlah Penduduk Usia 10-56 Tahun Yang

Cacat Dan Bekerja sebanyak 55 Orang. Dari table di atas maka menujukan

bahwa tingkat pengangguran cukup rendah.

5. Tingkat Kesejahteraan Keluarga.

Tabel VIII

Tingkat Kesejahteraan Keluarga

No Kesejahteraan Keluarga Keluarga

1 Jumlah Keluarga Prasejahtera 305

2 Jumlah Keluarga Sejahtera 1 501

3 Jumlah Keluarga sejahtera 2 810

4 Jumlah Keluarga Sejahtera 3 200

5 Jumlah Keluarga Sejahtera 3 Plus 40

6 Total Jumlah Kepala Keluarga 1.856

Sumber Data: Monografi Kelurahan Terong 2020

Dari table di atas maka dapat kita lihat berdasarkan tingka

kesejahteraan keluarga adalah Keluarga Prasejahtera 305 Keluarga,

Jumlah Keluarga Sejahtera 1 501 Keluarga, Jumlah Keluarga sejahtera 2

810 Keluarga, Jumlah Keluarga Sejahtera 3 200 Keluarga, Jumlah

Keluarga Sejahtera 3 Plus 40 Keluarga, dan Total Jumlah Kepala Keluarga

1.856 Keluarga. Berdasarkan jumlah tersebut makan dapat kita lihat bahwa

tingkat kesejahteraan 2 yang paling banyak dan tingkat kesejahteraan 3

plus yang paling rendah, maka dapat di simpulkan bahwa tingkat

kesejahteraan keluarga di Kelurahan Terong baik.

44

6. Angka Harapan Hidup

Tabel IX

Angka Harapan Hidup

No Angka Harapa Hidup Usia

1 Angka harapan hidup penduduk Desa/Kelurahan 63 Tahun

2 Angka harapan hidup penduduk Kabupaten/Kota 71 Tahun

3 Angka harapan hidup Provinsi 70 Tahun

4 Angka harapan hidup Nasional 65 Tahun

Sumber Data: Monografi Kelurahan Terong 2020

Dari table di atas maka dapat kita lihat bahwa angka harapan Hidup

dari Desa/Kelurahan, kabupaten/kota, Provinsi, sampai angka harapan

Hidup nasional paling rendah 65 tahun dan paling tinggi 71 tahun.

7. Angka Masyarakat Yang Terkena Wabah Penyakit

Tabel X

Angkah Masyarakat Yang Terkena Wabah Penyakit

No Demam Berdarah Julmah

1 Jumlah Kejadian Dalam 1 Tahun Ini -Orang

2 Jumlah Yang meninggal - Orang

No Cikungunyah Jumlah

1 Jumlah Kejadian Dalam 1 Tahun Ini -Orang

2 Jumlah Yang meninggal -Orang

No Covid-19 Jumlah

1 Jumlah Kejadian Dalam 1 Tahun Ini -Orang

2 Jumlah Yang meninggal -Orang

Sumber Data: Monografi Kelurahan Terong 2020

Dari table di atas maka dapat kita lihat dalam satu tahun terahir ini

tidak ada kejadian atau meninggal dikarenakan penyakit/virus yang

melanda Kelurahan Terong dan dapat di simpulakan bahwa Kelurahan

Terong aman dari wabah Penyakit.

45

C. Sarana Dan Prasarana

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia sarana adalah segala sesuatu

yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud atau tujuan.

Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama

terselenggaranya suatu proses (usaha, pembangunan, proyek).

Untuk memperjelas tentang sarana prasarana yang terdapat di

Kelurahan Terong, Kapanewon Dlingo, Kabupaten Bantul. Peneliti akan

menggambarkannya dalam bentuk tabel dan berikut penjelasannya:

Tabel XI

Sarana Dan Prasarana Kelurahan Terong

No Sarana Dan Prasarana Jumlah

1 Kantor Desa 1

2 Balai Pertemuan 1

Total 2

Sumber Data: Monografi Kelurahan Terong 2020

Berdasarkan table di atas dapat kita lihat bahwa, jumlah sarana dan

prasarana yang terdapat di Kelurahan Terong cukup lengkap karena terdapat

satu gedung kantor desa yang permanen dan satu Balai Pertemuan yang sudah

cukup memadai dan siap di gunakan kapan saja ketika sedang mengadakan

kegiatan oleh pemerintah desa atau masyarakat. Dengan demikian dapat di

simpulkan bahwa sarana dan prasarana Kelurahan Terong sangat memadai.

Kemudian ada juga fasilitas penunjang yang berada di Kantor Keluran Terong

yaitu dengan adanya computer di setiap meja kerja dan wifi yang dapat di

akses kapan saja.

46

Tabel XII

Sarana Dan Prasaran Transportasi

No Sarana Dan Prasarana Transportasi Jumlah

1 Ojek 12

2 Mini Bus 5

Sumber Data: Monografi Kelurahan Terong 2020

Dari table di atas maka dapat di simpulkan bahwa sarana dan prasarana

transportasi yang ada di Kelurahan Terong cukup memadai dengan adanya

Ojek 12 Orang dan Mini Bus 5 Orang.

Tabel XIII

Perkembangan Sarana dan Prasarana Kesehatan Masayarkat

No Perkembangan Sarana dan Prasarana Kesehatan

Masayarkat

Jumlah

1 Jumlah MCK Umum 2 Unit

2 Jumlah Posyandu 11 Unit

3 Jumlah kader Posyandu aktif 96 Orang

4 Jumlah Pembinaan Posyandu 4 Orang

5 Jumlah Dasawisama 86 Dasawisma

6 Jumlah Pengurus Dasawisma Aktif 258 Orang

7 Jumlah Kader Bina Keluarga Balita Aktif 20 Orang

8 Jumlah Petugas Lapangan Keluarga Berencana Aktif 1 Orang

9 Jumlah Kegiatan Posyandu 14 Jenis

10 Jumlah Kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk/PSN 1 Jenis

11 Jumlah Kegiatan Pembersihan Lingkungan 3 Jenis

Total 496

Sumber Data: Monografi Kelurahan Terong 2020

Dari table di atas maka bias kita lihat bahwa sarana dan prasarana

Kesehatan Masyarakat cukup memadai dikarenakan adanya berbagai fasilitas

dan kegiatan yang akan dilakukan oleh pemerintah desa agar masyarakat dapat

terhindar dari penyakit dan dapat kita pastikan bahwa dengan adanya semua

47

fasilitas dan kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah desa tersebut sehingga

masyarakat dapat di pastikan aman dari penyait/virus.

Tabel XIV

Sarana Dan Prasarana Pendidikan

No Sarana Dan Prasarana Jumlah

1 Perpustakaan Desa/Kelurahan Terong 1

2 Gedung Sekolah PAUD 5

3 Gedung Sekolah TK 4

4 Gedung Sekolah SD 4

5 Gedung Sekolah SMP 1

Sumber Data: Monografi Kelurahan Terong 2020

Berdasarkan table di atas maka dapat kita lihat bahwa jumlah sarana

dan prasarana Kelurahan Teong ini cukup memadai karena terdapat 1

perpustakaan desa, 5 gedung sekolah PAUD, 4 gedung sekolah TK, 4 gedung

sekolah SD, dan 1 gedung sekolah SMP. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa sarana dan prasarana pendidikan di Kelurahan Terong ini cukup

memadai dan perlu di kembangkan lagi dengan membangun gedung Sekolah

SMA dan gedung sekolah lainnya.

Tabel XV

Sarana Dan Prasarana Ibadah

No Sarana Dan Prasarana Jumlah

1 Masjid 1

2 Mushola 17

Total 18

Sumber Data: Monografi Kelurahan Terong 2020

Berdasarkan table di ata dapat kita lihat bahwa sarana dan prasarana

tempat ibadah cukup memadai dengan terdapat 1 tempat ibada Masjid dan 17

Mushola. kemudian di Kelurahan Terong ini sendiri tidak terdapat tempat

48

ibadah bagi pemeluk agama lain dikarenakan mayoritas masyarakat yang

berada di Kelurahan Terong ini semuanya islam/muslim.

Tabel XVI

Sarana Dan Prasarana Umum

No Sarana Dan Prasarana Jumlah

1 Gedung Kesenian/Budaya 13

2 Balai Pertemuan 1

3 Pasar Kelurahan Terong 1

4 Pos Kamling 9

Total 24

Sumber Data: Monografi Kelurahan Terong 2020

Berdasarkan table di atas dapat kita liat denga cara seksama bahwa

jumlah sarana dan prasarana umum yang ada di Kelurahan terong ini cukup

memadai dengan adanya 13 Gedung Kesenian/Budaya, 1 Balai Pertemuan, 1

Pasar Kelurahan Terong, dan 9 Pos Kamling. Maka dari table di atas dapat

kita simpulkan bahwa sarana dan prasarana umum Kelurahan Terong cukup

memadai.

D. Keadaan Pemerintah

1. Kedudukan, Fungsi dan Tugas Pemerintahan Kelurahan Terong.

Desa/kelurahan merupakan wilayah yang terdiri dari beberapa

kampung dan kampung terdiri atas beberapa Rukun Warga (RW) dan

terdiri dari beberapa Rukun Tangga (RT). Kelurahan di pimpin oleh lurah

yang dimana lurah adalah pegawai negeri/pemerintahan. Lurah tidak

dipilih oleh rakyat tetapi lurah di tunjuk oleh walikota atau bupati atas usul

camat. Tugas kelurahan menyelenggarakan urusan pemerintah,

49

pembangunan, dan kemasyarakatan serta urusan yang dilimpahkan oleh

wali kota sesuai dengan kebutuhan kelurahan dengan memperhatikan

prinsip evisien dan angkutabilitas.

Adapun susunan perangkat pemerintah desa/kelurahan Terong

sebagai berikut:

Tabel XVII

Perangkat Pemerintah Kelurahan Terong

Nama Jabatan

Lurah desa Sugiyono,s.e

Carik desa Poniran

Kasi jogabaya (peremerintahan) Kemijo

Kasi ulu'ulu (kesejahteraan masyarakat) Rahmaji,s.pd.sd

Kasi kamituo (pelayanan) Wajar aliy kakkim, s.km

Kaur danarta (keuangan) Sita uswatun kasanah,s.e

Kaur pangripta (perencanaan & program) Agus kaharuddin

Kaur tata laksana (tata usaha & umum) Ika nolia mulyanti

Staf pamong desa 1. SUWOTO

2. VINA ARYANI,S.Pd

3. EVI RAHMAWATI

4. AZIS AGUS SAPUTRA

5. SUMIRAN

Staf honorer 1. EVI YULIANA,A.Md

2. DIAN CITRA FITRIANI,S.E

3. ANANTEA RESIWI,S.S

4. AGUNG SETYA PRABAWA

5. SUHARTANA

Dukuh-dukuh

1. Dukuh kebokuning

2. Dukuh saradan

3. Pancuran

4. Rejosari

5. Terong ii

6. Terong i

7. Pencitrejo

8. Sendang sari

9. Ngenep

1. APRIYANTO NUGROHO

2. PONIRIN

3. SUGIYADI

4. KASIYANTO,S.T

5. YULIYANTO

6. GATOT PURWANTA

7. SUDARI

8. SUYADI,S.Sos

9. SUTAYA

Sumber Data: Monografi Kelurahan Terong 2020

50

2. Struktur Organisasi Pemerintah Kelurahan Terong.

Struktur organisasi kelurahan Terong merupakan gambaran umum

tentang kedudukan, gugas, fungsi, dan wewenang masing-masing anggota

organisasi.

Untuk lebih jelas mengenai struktur pemerintah Kelurahan Trong

dapat dilihat pada pada struktur organisasi Pemerintahan Kelurahan

Terong sebagai berikut:

Sumber Data: Monografi Kelurahan Terong 2020

3. Tugas Pokok dan Fungsi Pemerintah Desa/kelurahan.

51

1. Kepala Desa

Kepala Desa berkedudukan sebagai Kepala Pemerintahan Desa

yang memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa. Kepala Desa

bertugas menyelenggarakan Pemerintahan Desa, melaksanakan

pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan

pemberdayaan masyarakat Desa dan Untuk melaksanakan tugas

sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) Kepala Desa memiliki fungsi-

fungsi sebagai berikut:

1) Menyelenggarakan Pemerintahan Desa, seperti tata praja

Pemerintahan, penetapan peraturan di desa, pembinaan masalah

pertanahan, pembinaan ketentraman dan ketertiban, melakukan

upaya perlindungan masyarakat, administrasi kependudukan, dan

penataan dan pengelolaan wilayah;

2) Melaksanakan pembangunan, seperti pembangunan sarana

prasarana perdesaan, dan pembangunan bidang pendidikan,

kesehatan;

3) Pembinaan kemasyarakatan, seperti pelaksanaan hak dan

kewajiban masyarakat, partisipasi masyarakat, sosial budaya

masyarakat, keagamaan, dan ketenagakerjaan;

4) Pemberdayaan masyarakat, seperti tugas sosialisasi dan motivasi

masyarakat di bidang budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup,

pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga, dan karang taruna;

52

5) Menjaga hubungan kemitraan dengan lembaga masyarakat dan

lembaga lainnya.

4. Tugas Pokok dan Fungsi Sekretaris Desa

Sekretaris Desa berkedudukan sebagai unsur pimpinan Sekretariat

Desa. Sekretaris Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam bidang

administrasi pemerintahan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana yang

dimaksud pada ayat (2), Sekretaris Desa mempunyai fungsi:

1) Melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah, administrasi

surat menyurat, arsip, dan ekspedisi.

2) Melaksanakan urusan umum seperti penataan administrasi perangkat

desa, penyediaan prasarana perangkat desa dan kantor, penyiapan rapat,

pengadministrasian aset, inventarisasi, perjalanan dinas, dan pelayanan

umum.

3) Melaksanakan urusan keuangan seperti pengurusan administrasi

keuangan, administrasi sumber-sumber pendapatan dan pengeluaran,

verifikasi administrasi keuangan, dan admnistrasi penghasilan Kepala

Desa, Perangkat Desa, BPD, dan lembaga pemerintahan desa lainnya.

4) Melaksanakan urusan perencanaan seperti menyusun rencana anggaran

pendapatan dan belanja desa, menginventarisir data-data dalam rangka

pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi program, serta

penyusunan laporan.

5) Melaksanakan buku administrasi desa sesuai dengan bidang tugas

Sekretaris Desa atau sesuai dengan Keputusan Kepala Desa.

53

6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa dan

Pemerintah yang lebih tinggi.

5. Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Urusan Keuangan.

Kepala urusan perencanaan berkedudukan sebagai unsur staf

sekretariat. Kepala urusan perencanaan bertugas membantu Sekretaris

Desa dalam urusan pelayanan administrasi pendukung pelaksanaan tugas-

tugas pemerintahan. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang

diberikan oleh atasan.

Untuk melaksanakan tugas kepala urusan perencanaan mempunyai

fungsi:

1) Mengkoordinasikan urusan perencanaan Desa;

2) Menyusun RAPBDes;

3) Menginventarisir data-data dalam rangka pembangunan Desa;

4) Melakukan monitoring dan evaluasi program Pemerintahan Desa;

5) Menyusun rencana pembangunan jangka menengah desa (RPJMDesa)

dan rencana kerja pemerintah desa (RKPDesa);

6) Menyusun laporan kegiatan Desa;

7) Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

6. Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Urusan Perencanaan.

Kepala urusan perencanaan berkedudukan sebagai unsur staf

sekretariat. Kepala urusan perencanaan bertugas membantu Sekretaris

Desa dalam urusan pelayanan administrasi pendukung pelaksanaan tugas-

54

tugas pemerintahan. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang

diberikan oleh atasan.

Untuk melaksanakan tugas kepala urusan perencanaan mempunyai

fungsi:

1) Mengkoordinasikan urusan perencanaan Desa;

2) Menyusun RAPBDes;

3) Menginventarisir data-data dalam rangka pembangunan Desa;

4) Melakukan monitoring dan evaluasi program Pemerintahan Desa;

5) Menyusun rencana pembangunan jangka menengah desa (RPJMDesa)

dan rencana kerja pemerintah desa (RKPDesa);

6) Menyusun laporan kegiatan Desa;

7) Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

7. Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Seksi Pemerintahan

Kepala seksi pemerintahan berkedudukan sebagai unsur pelaksana

teknis di bidang pemerintahan. Kepala seksi pemerintahan bertugas

membantu Kepala Desa sebagai pelaksana tugas operasional di bidang

pemerintahan.

Untuk melaksanakan tugas Kepala Seksi pemerintahan mempunyai

fungsi:

1) Melaksanakan manajemen tata praja Pemerintahan Desa;

2) Menyusun rancangan regulasi desa;

3) Melaksanakan pembinaan masalah pertanahan;

55

4) Melaksanakan pembinaan ketenteraman dan ketertiban masyarakat

Desa;

5) Melaksanakan upaya perlindungan masyarakat Desa;

6) Melaksanakan pembinaan masalah kependudukan;

7) Melaksanakan penataan dan pengelolaan wilayah Desa;

8) Melaksanakan pendataan dan pengelolaan Profil Desa;

9) Melakukan tugas – tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan.

8. Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Seksi Kesejahteraan.

Kepala seksi kesejahteraan berkedudukan sebagai unsur pelaksana

teknis di bidang kesejahteraan. Kepala seksi kesejahteraan bertugas

membantu Kepala Desa sebagai pelaksana tugas operasional di bidang

kesejahteraan.

Untuk melaksanakan tugas Kepala Seksi kesejahteraan mempunyai

fungsi:

1) Melaksanakan tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang

sosial budaya;

2) Melaksanakan tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang

ekonomi;

3) Melaksanakan tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang

politik;

4) Melaksanakan tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang

lingkungan hidup;

56

5) Melaksanakan tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang

pemberdayaan keluarga;

6) Melaksanakan tugas sosialisasi serta motivasi masyarakat di bidang

pemuda, olah raga dan karang taruna;

7) Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atas

9. Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Seksi Pelayanan

Kepala seksi pelayanan berkedudukan sebagai unsur pelaksana

teknis di bidang kesejahteraan. Kepala seksi pelayanan bertugas membantu

Kepala Desa sebagai pelaksana tugas operasional di bidang pelayanan.

Untuk melaksanakan tugas Kepala Seksi pelayanan mempunyai

fungsi:

1) Melaksanakan penyuluhan dan motivasi terhadap pelaksanaan hak dan

kewajiban masyarakat Desa;

2) Meningkatkan upaya partisipasi masyarakat Desa;

3) Melaksanakan pelestarian nilai sosial budaya masyarakat Desa;

4) Melaksanakan pelestarian nilai sosial budaya, keagamaan dan

ketenagakerjaan masyarakat Desa;

5) Melaksanakan pekerjaan teknis pelayanan nikah, talak, cerai dan rujuk;

6) Melaksanakan pekerjaan teknis urusan kelahiran dan kematian;

7) Melaksanakan pembangunan sarana dan prasarana perdesaan;

8) Melaksanakan pembangunan bidang pendidikan;

9) Melaksanakan pembangunan bidang kesehatan;

57

10. Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Dusun

Kepala Dusun berkedudukan sebagai unsur satuan tugas

kewilayahan yang bertugas membantu Kepala Desa dalam pelaksanaan

tugasnya di wilayahnya.

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

Kepala Dusun memiliki fungsi:

1. Pembinaan ketentraman dan ketertiban, pelaksanaan upaya

perlindungan masyarakat, mobilitas kependudukan, dan penataan dan

pengelolaan wilayah.

2. Mengawasi pelaksanaan pembangunan di wilayahnya.

3. Melaksanakan pembinaan kemasyarakatan dalam meningkatkan

kemampuan dan kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungannya.

4. Melakukan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam menunjang

kelancaran penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.

5. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Desa

E. Kelembagaan

1. Karang Taruna

Tugas Pokok Karang Taruna adalah Secara bersama-sama dengan

Pemerintah dan komponen masyarakat lainnya untuk menanggulangi

berbagai masalah kesejahteraan sosial terutama yang dihadapi generasi

muda, baik yang bersifat preventif, rehabilitatif maupun pengembangan

potensi generasi muda di lingkungannya.

58

Fungsi Karang Taruna adalah:

1) Penyelenggara Usaha Kesejahteraan Sosial.

2) Penyelenggara Pendidikan dan Pelatihan bagi masyarakat.

3) Penyelenggara pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda

secara komprehensif, terpacu dan terarah serta berkesinambungan.

4) Penyelenggara kegiatan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi

generasi muda di lingkungannya.

5) Penanaman pengertian, memupuk dan meningkatkan kesadaran

tanggung jawab sosial generasi muda.

6) Penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan, jiwa

kekeluargaan, kesetiakawanan sosial dan memperkuat nilai-nilai

kearifan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik lndonesia.

7) Pemupukan kreatifitas generasi muda untuk dapat mengembangkan

tanggung jawab sosial yang bersifat rekreatif, kreatif, edukatif,

ekonomis produktif dan kegiatan praktis lainnya dengan

mendayagunakan segala sumber dan potensi kesejahteraan sosial di

lingkungannya secara swadaya.

8) Penyelenggara rujukan, pendampingan, dan advokasi sosial bagi

penyandang masalah kesejahteraan sosial.

9) Penguatan sistem jaringan komunikasi, kerjasama, informasi dan

kemitraan dengan berbagai sektor lainnya.

10) Penyelenggara Usaha-usaha pencegahan permasalahan sosial yang

aktual.

59

11) Terwujudnya pembangunan kesejahteraan sosial generasi muda di

desa/kelurahan atau komunitas adat sederajat yang dilaksanakan secara

komprehensif, terpadu dan terarah serta berkesinambungan oleh

Karang Taruna bersama pemerintah dan komponen masyarakat lainnya.

Adapun susunan Kepengurusan Karang Taruna Kelurahan Terong

masa jabatan Tahun 2018-2020

Tabel XVIII

Susunan Karang Taruna Kelurahan Terong

No Nama Jabatan

1 Bayo Eka Wijaya Ketua

2 Hanzha Wyansunu Wakil Ketua

3 - Isadora Rahmawati

- Sita Uswatun Kasanah

Sekertaris I

Seekertaris II

4 - Wajar Aliy Kakim

- Khusnul Khotimah

Bendahara I

Bendahara II

5 - Anisa Magfiroh

- Nur Azizah Rahmadani

Seksi Pendidikan I

Seksi Pendidikan II

6 - Frida Muhlis R

- Adhi Candra B.P.

Humas I

Humas II

7 - Agus

- M. Syarif Hidayatulloh

- Rinanda Nita Kuncari

Seksi Keagamaan I

Seksi Keagamaan II

8 - Agus

- M. Syarif Hidayatulloh

- Rinanda Nita Kuncari

Seksi Kewirausahaan I

Seksi Kewirausahaan II

Seksi Kewirausahaan III

9 - Heri Prasetiyo

- Esti Nuryani

- Budiyanto

Seksi Olahraga Dan Seni I

Seksi Olahraga Dan Seni II

Seksi Olahraga Dan Seni III

Sumber Data: Monografi Kelurahan Terong 2020

2. Badan Permusyawaratan Desa BPD

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan lembaga

perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. BPD

60

dapat dianggap sebagai "parlemen"-nya desa. BPD merupakan lembaga

baru di desa pada era otonomi daerah di Indonesia.

Adapun susunan kepengurusan BPD Kelurahan Terong,

Kapanewon Dlingo, Kabupaten Bantul sebagai berikut:

Tabel XIX

Susunan Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

No Nama Jabatan

1 DALDIRI KETUA

2 ALMARATUS SALBIYAH,S.Pd WAKIL KETUA

3 ANDHI PURNOMO SEKRETARIS

4 1. ISTIYANTO

2. SLAMET PRATONDO

KETUA BIDANG

5 1. SUKRIYANTO

2. LAMINEM

ANGGOTA

Sumber Data: Monografi Kelurahan Terong 2020

3. Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK)

a. menyusun rencana kerja PKK Desa/Kelurahan, sesuai dengan basil

Rakerda Kabupaten/Kota;

b. melaksanakan kegiatan sesuai jadwal yang disepakati;

c. menyuluh dan menggerakkan kelompok-kelompok PKK

Dusun/Lingkungan, RW, RT dan dasa wisma agar dapat mewujudkan

kegiatan-kegiatan yang telah disusun dan disepakati;

d. menggali, menggerakan dan mengembangkan potensi masyarakat,

khususnya keluarga untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga sesuai

dengan kebijaksanaan yang telah ditetapkan;

61

e. melaksanakan kegiatan penyuluhan kepada keluarga-keluarga yang

mencakup kegiatan bimbingan dan motivasi dalam upaya mencapai

keluarga sejahtera;.

f. mengadakan pembinaan dan bimbingan mengenai pelaksanaan

program kerja;

g. berpartisipasi dalam pelaksanaan program instansi yang berkaitan

dengan kesejahteraan keluarga di desa/kelurahan;

h. membuat laporan basil kegiatan kepada Tim Penggerak PKK

Kecamatan dengan tembusan kepada Ketua Dewan Penyantun Tim

Penggerak PKK setempat;

i. melaksanakan tertib administrasi; dan

j. mengadakan konsultasi dengan Ketua Dewan Penyantun Tim

Penggerak PKK setempat.

Adapun susunan kepengurusan PKK Kelurahan Terong,

Kapanewon Dlingo, Kabupaten Bantul sebagai berikut:

Tabel XX

Tabel Pengurus PKK Kelurahan Terong

No Nama Jabatan

1 SURYANI Ketua I

2 NENI SRI ASTUTI Wakil Ketua I

3 NY. SISWO UTOMO Wakil Ketua II

4 TRI WAHYUNI Wakil Ketua III

5 WANTI Wakil Ketua IV

6 SUMARNI, S.Pd.SD Sekertaris I

7 SUPRIYATININGSIH Sekertaris II

8 ASLAM SUMARMI Bendahara I

9 SRI HARSAMI Bendahara II

Sumber Data: Monografi Kelurahan Terong 2020

62

4. Perlindungan Masyarakat (LINMAS)

Satuan Linmas adalah warga masyarakat yang disiapkan dan

dibekali pengetahuan serta keterampilan untuk melaksanakan kegiatan

penanganan bencana guna mengurangi dan memperkecil akibat bencana,

serta ikut memelihara keamanan, ketentraman dan ketertiban masyarakat,

kegiatan sosial kemasyarakatan.

Adapun susunan Perlindungan Masyarakat (LINMAS) Kelurahan

Terong, Kapanewon Dlingo, Kabupaten Bantul sebagai Berikut:

Tabel XXI

Susunan Perlindungan Masyarakat (LINMAS)

No Nama Tempat Tugas

1 Suhardo

Zudikhoiri

Wagimin

Rubiyati, Ny

Tukirah, Ny

Kebokuning

2 Tarwidi

Muhammad Zaini

Arya Wahyama

Ahmadi Tri Aji Sutejo

Sugeng

Saradan

3 Puryanto

Isman Prayoto

Wagiran

Biman

Ancuran

4 Wagiran

Ngadiyono Rejosari

5 Suroto

Ponisih,Ny

Giyato

Tumijan

Terong II

6 Marsih,Ny

Wagita

Ngatijo

Terong I

7 Adi Miyarjo

Sri Budiyati Pencit Rejo

63

Sunarmi,Ny

Ponimin

8 Sugiono

Wantorejo Sendang Sar

9 Ambar Woko Ngenep

Sumber Data: Monografi Kelurahan Terong 2020

5. Rukun Tangga (RT)

Kelurahan Terong terdiri dari 9 Pedukuhan dan terdiri dari 42

Rukun Tetangga (RT). Adapun susunan Rukun Tangga Kelurahan Terong,

Kapanewon Dlingo, Kabupaten Bantul sebagai berikut:

Tabel XXII

Susunan Rukun Tangga (RT) Kelurahan Terong

No Pedukuhan RT Ketua RT

1 Kebokuning 01 Agus Suyono

02 Susanto

03 Jefri Hermawan

04 Juminto

2 Saradan 01 Ahmadi

02 Ponimin

03 Ahmadi

04 Suryadi

05 M.Mundlir

3 Pancuran 01 Tumiran

02 Mugimin

03 Triyatno

04 Isman Prayoto

05 Subardjo

06 Sutardjo

07 Suyadi

08 Suprihatin

4 Rejosari 01 Basuki

02 Slamet Riyadi

03 Maryanto

5 Terong II 01 Wahono

02 Sargiyanto

03 Yono Prayitno

64

04 Adi Sutrisno

05 Mulyono

06 Suroto

6 Terong I 01 Mujiyono

02 Pardani

7 Pencit Rejo 01 Edi Prayitno

02 Musdiwiyanto

03 Jamal

04 Giyanto

05 Yuriyanto

8 Sendang Sari

01 Mujianto

02 Gimo

03 M.Nurdiyanto

04 Miswanto

9 Ngenep 01 Wakijo

02 Wagino

03 Jumingin

04 Paijo

Sumber Data: Monografi Kelurahan Terong 2020

6. Kader Balita Dan lansia

Kelurahan Terong memiliki kader Posyandu balita dan Posyandu

lansia. Adpun kader posyandu balita dan posyandu lansia Kelurahan

Terong, Kapanewon Dlingo, Kabupaten Bantul, Sebagai Berikut:

Tabel XXIII

Susunan Kader Balita Dan Lansia Kelurahan Terong

No Dusun No Kader Balita No Kader Lansia 1

Kebokuning Melati

1 Tukirah 1 Rubiyati

2 Sartini 2 Miyati

3 Dalmi 3 Nurhayati 2

Saradan Sakura

1 Fina Aryani 1 Ngatiyem

2 Saira 2 Rondhiyah

3 Sulasmiyati 3 Sajiyem 3

Pancuran Dahlia

1 Dalriyanti 1 Ngadinah 2 Supriyatiningsih 2 Partini

3 Vina Aryani 3 Suyanti 4

Pancuran Anggrek

1 Jariyah 1 Sukani

2 Pujiyanti 2 Ngatinem

3 Indarti 3 Partini

5 Rejosari Mawar 1 Partilah 1 Dwi Yatmini

65

2 Sosrodiharjo 2 Subekti Waluyo 3 Sartiyem 3 Suharmi

6

Terong II Teratai

1 Enik Masimah 1 Ponisih 2 Vita 2 Riyanti

3 Sukarti 3 Ratini

7

Terong I Menur

1 Sri Harsami 1 Mujiyem R

2 Astini 2 Ngapiyem 3 Mujiyem M 3 Murtini

8 Pencitrejo

Matahari

1 Dwiyani 1 Mujilah

2 Suyamti 2 Nunik Widayati 3 Suryanti 3 Tri Wahyuni

9 Sendangsari

Flamboyan

1 Sri Lestari 1 Partinem

2 Tri Windarsih 2 Estiyani 3 Jumiyem 3

Sumber Data: Monografi Kelurahan Terong 2020

7. Tim Penanggulangan Kemiskinan (TPK)

Tabel XXIV

Susunan Tim Penanggulangan Kemiskinan Kelurahan Terong

No Kedudukan Dalam Tim Nama Jabatan Asal

1 Penanggung Jawab Sugiyono,S.E Lurah Desa

2 Ketua Poniran Carik Desa

Wakil Ketua Juwinto BPD

3 Sekretaris Lanjar Nurhadi Kasi Pelayanan

Staf sekretaris Evi Rahmawati Staf Desa

Suwoto Staf Desa

Seksi-seksi

4 Seksi Data dan Pengaduan 1. SUGIYARTO

2. ATUT TITIK S.

3. SURYANI

4. TUKIRAH

5. Kasi Kesra

6. TKSK

7. PKK

8. Kader

5 Seksi Kemitraan 1. MURSIDIK

2. SUBEKTI W.

3. SIYAMTI

4. SARGIYANTO

5. LKM

6. Pengusaha

7. Kader

8. Pengusaha

66

6 Seksi Pendampingan 1. KEMIJO

2. ABDUL ROSYID

3. EDI PRIYATNO

4. Kasi Pem

5. Karang Taruna

6. BPP

Sumber Data: Monografi Kelurahan Terong 2020

7. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)

Tabel XXV

Susunan Kepengurusan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa (LPMD)

No Nama Jabatan

1 Marsidik Ketua

2 Kemijo Wakil

3 Evi Rahmawati Sekertaris I

4 Maryono Sekertaris II

Sumber Data: Monografi Kelurahan Terong 2020

8. Badan Usaha Msilik Desa (BUMDes)

Tabel XXVI

Susunan Kepengurusan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes)

No Nama Jabatan

1 Merdy Ananda Apriyanto Ketua

2 Eka Yuliyanti Sekertaris

3 Herin Surandika Bendahara

4 1. Martono

2. Mursidik

3. Irwan Dwi Roharjan

Pengawas

Sumber Data: Monografi Kelurahan Terong 2020

9. Kelompok sadar wisata (pokdarwis)

Kelompok sadar wisata merupakan salah satu kelompok yang

bertugas sebagai penyelenggara urusan yang berkaitan dengan pariwisata,

seperti pengelola, promosi, kebudayaan serta promosi fasilitas obyek

67

wisata. Sesuai dengan tugas dan fungsinya, kelompok ini memiliki

peranan yang sangat besar, khususnya dalam sector pengelolaan obyek

wisata pinus pengger Di Kelurahan Terong. Kelompok sadar wisata di

tuntut untuk terus melakukan inovasi terkait pengembangan pariwisata

dalam menyerap tenaga kerja di Kelurahan Terong, Kapanewon Dlingo,

Kabupaten Bantul, DIY.

Susunan pengelola Obyek Wisata Hutan Pinus Pengger yang

tergabung dalam anggota kelompok tani pinus sari blok terong sebagai

berikut.

Tabel XXVII

Kelompok sadar wisata (pokdarwis)

No Nama Jabatan

1 Sumar Ketua

2 Juwinto Wakil ketua

3 Galva Andrianto Sekertaris 1

4 Joko Sulistyo Sekertaris 2

5 Sugiri Bendahara 1

6 Beni Nur Hidaya Bendahara 2

7 Lanjar Riyadi Koordinator Kawasan

8 Suntoro Seksi Pembangunan

9 Warto

10 Mursidi

11 Widodo Sub Bendahara

12 Giyanto

13 Jumiri ADMIN dan Reservasi

14 Johan Nopiyanto

15 Rendi Eko P

16 Sujianto Seksi Pembelian

17 Ngadiman

18 Gimanto Seksi Tiket Banggal

19 Wagiman

20 Aan H

21 Sarianto

22 Parno Seksi Kelistrikan

68

23 Sudianto

24 Bekti Priyanto

25 Gimin Penanggung Jawab

26 Wagino Freline

27 Indra Hikmawan Seksi Humas

28 Rudi Rusmanto

29 Sukiman

30 Sujianto

31 Giran Seksi Keamanan

32 Tardi

33 Ngadiyo Seksi Kebersihan

34 Pangidi

35 Tegar

36 Sogirang

37 Fery Landung

38 Imam Nursaid

39 Gatot Trisna

40 Gunawan

Sumber Data: Monografi Kelurahan Terong 2020

F. Potensi dan daya Tarik wisata hutan pinus pengger

Dari berbagai wisata hutan yang ada, wisata alam pinus pengger

memilki daya tarik untuk di kunjungi antara lain sebagai berikut:

a) Harga tiket yang terjangkau

Harga yang dibayar untuk bisa menikmati suasana alam pinus

pengger yaitu dengan hanya membayar Rp. 2.000,- / orang, dengan biaya

sepeda motor Rp. 2.000,- dan mobil Rp. 5.000.

b) Lokasi yang mudah di jangkau

Lokasi pinus pengger yang berada persis di pinggir jalan raya

Pathuk - Dlingo membuat pengunjung mudah untuk mengaksesnya, dan

jalannya yang mudah untuk di lalui karena sudah merupakan jalan raya

yang luas, berbeda dengan hutan pinus lain.

69

c) Pemandangan yang indah

Di wisata alam hutan pinus pengger ini pengunjung tidak hanya di

suguhkan dengan pemandangan dan suasana hutan pinus yang indah dan

alami saja tetapi juga di manjakan dengan pemandangan kota jogja dan

pantai parangtritis yang dapat di nikmati dari atas bukit pinus pengger.

Pengunjung selanjutnya juga dapat menikmati matahari terbenam (sunset)

atau gunung merapi di Sleman juga terlihat jelas dan indah di sini.

d) Suasana yang sangat alami

Ini karena wisata alam pinus pengger sendiri yang terletak di

pedesaan sehingga masih sangat alami dan jauh dari polusi pabrik dan

yang lainnya, serta lokasinya yang terletak di atas perbukitan membuat

udarah dan pemandangannya pun menjadi alami.

e) Memiliki tempat camping ground.

Lahan yang luas membuat pengelola menyediahkan tempat bagi

pengunjung yang mau bermalam atau berkemah di lokasi tersebut,

sekaligus sarana pendukungnya seperti tenda, jaket, senter, dan lainnya.

f) Sarana prasarana pendukung yang lengkap

Di wisata alam hutan pinus pengger sendiri terdapat beberapa

sarana prasarana seperti: loket tiket, toilet, aula, mushola, kantor

secretariat, warung makan / minum, area parkir yang luas, gazebo, dan

area camping ground.

70

g) Tempat spot foto yang menarik

Terdapat pula spot foto yang unik, kreatif, inovatif dan sangat

memanjakan mata pengunjung yang tersebar di sepanjang area wisata alam

hutan pinus pengger ini.

91

DAFTAR PUSTAKA

Ade Kadarisman. (Government public relations dalam pengembangan pariwisata

masa pandemi COVID-19 di Geopark Ciletuh) Universitas Padjadjaran,

Bandung, Indonesia.

bachtiar S. Bachri 2010. Jurnal Teknologi Pendidikan, Vol.10. No.1. (46-62)

Binahayati Rusyidi, Muhammad Fedryansah. 2018. Pengembangan Pariwisata

Berbasis Masyarakat

Hadi, Sutrisno. 1989. Metodelogi Riset. Andi Offset. Yogyakarta. Hlm 192

Hendra Rohman2, Dwiyono Rudi Susanto3. Penyaluran Alat Pencegahan dan

Sosialisasi Protokoler Kesehatan untuk Pelayanan Kunjungan Wisatawan

dalam Menghadapi New Normal Pasca Pandemi Covid-19 Amin

Kiswantoro1

Hendry Ferdiansyah1), Dadang Suganda2), Evi Novianti3) & Ute Lies Khadijah4)

Pengelolaan Mitigasi Krisis Pariwisata Akibat Pandemi Covid-19 Dalam

Menghadapi Fase New Normal (Studi Kasus Di Desa Wisata Nglanggeran

Yogyakarta) Jurbal Ferdiansyah Vol 15, No 3 >

Henri Ananta (2020). Analisis dampak Covid-19 terhadap Sektor Pariwisata

Sikembang Park Kecamatan Blado Kabupaten Batang. Univrsitas Negeri

Semarang.

Lalu Iqra Hafiddin1*, Lalu Rizki Rensa Kurniawan1, Lalu Sofyan Assauri1,

Khaeril Ammar1, Irpan Manik Pujiana1, Nuriadi2 Pemulihan Wisata

Pantai Telawas Era New Normal dengan Menerapkan Protokol Destinasi

di Desa Mekar Sari Kecamatan Praya Barat. Hafiddin, et al., Jurnal

Pengabdian Magister Pendidikan IPA, 2021, 4(1): 189-196 e-ISSN: 2655-

5263

Ade Kadarisman. Government public relations dalam pengembangan pariwisata

masa pandemi COVID-19 di Geopark Ciletuh. Korespondensi: Ade

Kadarisman

M. Galieh Gunagama1, Yumna Rana Naurah2, Arganis Ellyza P. Prabono3:2020)

Pariwisata Pascapandemi: Pelajaran Penting dan Prospek Pengembangan.

Jurnal Arsitektur, Kota dan Permukiman Vol.V No.2 Agustus 2020 P-

ISSN 2502-4892 E-ISSN 2527-8886

Menurut Marrus (2002:31) dalam Buku (Eddy Yunus. 2016. Manajemen Srategi.

Yogyakarta).

92

Moleong, Lexy, J. 2001. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung. Remaja Karya.

Moleong, Lexy, J. 2002. Metode Penelitiam Kualitatif. Remaja Rosda Karya.

Bandung.

Paramita Djausal*1, Alia Larasati2, Lilih Muflihah. Strategi Pariwisata Ekologis

Dalam Tantangan Masa Pandemik Covid-19. Jurnal Perspektif Bisnis

Volume 3, Nomor 1, Mei 2020, (57-61)

Siti Uswatun Khasanah dan V Indah Sri Pinasti, M.S. Kontribusi Masyarakat

Terhadap Pembangunan Kawasan Wisata Baru Di Dusun Sendangsari

Kalurahan Terong Kapanewon Dlingo Kabupaten Bantul D.I Yogyakarta

Willy Tri Hardianto 1), Emelia 2), Roro Merry Chornelia W 3) Strategi

Pengelolaan Pariwisata di Masa Covid-19 (Studi di Wisata Taman Dolan,

Desa Pandanrejo, Kota Batu)

Internet:

https://corona.bantulkab.go.id/dokumen-publik/

https://terong-bantul.desa.id/first/artikel/32

https://batukandik.desa.id/opensid/index.php/first/artikel/64

https://hibridajaya.desa.id/artikel/2019/9/6/tupoksi-perangkat-desa-menurut-

permendagri-no-6-tahun-201