Tugas sejarah arsitektur papua barat

37
Nama (NIM) : Abdurrahman Hudzaifah (4114210001) Rinaldy Aziz Reniwuryaan (4114210072) Sejarah Arsitektur

Transcript of Tugas sejarah arsitektur papua barat

Nama (NIM) :• Abdurrahman Hudzaifah (4114210001)

• Rinaldy Aziz Reniwuryaan (4114210072)

Sejarah Arsitektur

33.Papua Barat

1.Sejarah Papua Barat2.Tradisi Papua Barat3.Rumah Adat Papua Barat

1. Sejarah Papua Barat•Papua yang dulunya bernama Irian Jaya ini memang selalu penuh dengan keunikan tersendiri.  Tidak hanya pesona alamnya yang luar biasa tapi juga keragaman dari suku dan penduduk aslinya. Karena hidupnya masih berkelompok dan sebagian masih nomaden atau berpindah-pindah tempat, kebanyakan dari suku di Papua ini tidak dapat ditemui dalam satu tempat saja.

•Rumah adat Provinsi Papua dan Papua Barat memiliki bentuk dan nama yang sama, disebut rumah adat papua. Sebenarnya rumah adat Papua hanya satu bentuk, walaupun berbeda suku dengan bahasa dan cara hidup yang berbeda pula.

ADAT ISTIADAT PAPUA BARAT

•Mengacu pada perbedaan tofografi dan adat istiadat, penduduk Papua dapat dibedakan menjadi tiga kelompok besar, masing-masing:

1. Penduduk daerah pantai dan kepulauan dengan ciri-ciri umum rumah di atas tiang (rumah panggung) dengan mata pencaharian menokok sagu dan menangkap ikan);2. Penduduk daerah pedalaman yang hidup di daerah sungai, rawa danau dan lembah serta kaki gunung. Umumnya mereka bermata pencaharian menangkap ikan, berburu dan mengumpulkan hasil hutan;3. Penduduk daerah dataran tinggi dengan mata pencaharian berkebun dan berternak secara sederhana.

Tingkah laku•Dalam perilaku sosial terdapat suatu falsafah masyarakat yang sangat unik, misalnya seperti yang ditunjukan oleh budaya suku Komoro di Kabupaten Mimika, yang membuat genderang dengan menggunakan darah. Suku Dani di Kabupaten Jayawijaya yang gemar melakukan perang-perangan, yang dalam bahasa Dani disebut Win. Budaya ini merupakan warisan turun-temurun dan di jadikan festival budaya lembah Baliem. Ada juga rumah tradisional Honai, yang didalamnya terdapat mummy yang di awetkan dengan ramuan tradisional. Terdapat tiga mummy di Wamena; Mummy Aikima berusia 350 tahun, mummy Jiwika 300 tahun, dan mummy Pumo berusia 250 tahun

•Di suku Marin, Kabupaten Merauke, terdapat upacara Tanam Sasi, sejenis kayu yang dilaksanakan sebagai bagian dari rangkaian upacara kematian. Sasi ditanam 40 hari setelah hari kematian seseorang dan akan dicabut kembali setelah 1.000 hari. Budaya suku Asmat dengan ukiran dan souvenir dari Asmat terkenal hingga ke mancanegara. Ukiran asmat mempunyai empat makna dan fungsi, masing-masing:

•1. Melambangkan kehadiran roh nenek moyang;•2. Untuk menyatakan rasa sedih dan bahagia;•3. Sebagai suatu lambang kepercayaan dengan motif manusia, hewan, tetumbuhan dan benda-benda lain;

•4. Sebagai lambang keindahan dan gambaran ingatan kepada nenek moyang.

•Kelompok asli di Papua terdiri atas 193 suku dengan 193 bahasa yang masing-masing berbeda. Tribal arts yang indah dan telah terkenal di dunia dibuat oleh suku Asmat, Ka moro, Dani, dan Sentani. Sumber berbagai kearifan lokal untuk kemanusiaan dan pengelolaan lingkungan yang lebih baik diantaranya dapat ditemukan di suku Aitinyo, Arfak, Asmat, Agast, Aya maru, Mandacan, Biak, Arni, Sentani, dan lain-lain.

•Umumnya masyarakat Papua hidup dalam sistem kekerabatan dengan menganut garis keturunan ayah (patrilinea). Budaya setempat berasal dari Melanesia. Masyarakat berpenduduk asli Papua cenderung menggunakan bahasa daerah yang sangat dipengaruhi oleh alam laut, hutan dan pegunungan.

•Satu rumah adat Papua digunakan untuk satu kelompok besar yang terdiri dari beberapa keluarga. Laki-laki maupun perempuan dan anak-anak tinggal dan tidur dalam satu rumah.  Atau bisa juga dalam satu rumah terdiri dari satu kepala keluarga dengan beberapa istri dan anak-anak. Ini menandakan kebersamaan

•Hanya saja, bagi orang Papua, ternak merupakan harta kekayaan yang paling berharga.  Ternak itu adalah babi. Hewan ini ikut tinggal dan tidur bersama mereka di dalam rumah.

2. Tradisi Papua Barat•Orang Papua dikenal bersifat ekspresif. Mereka mengisi setiap momen penting dalam kehidupannya  dengan jiwa seni yang tinggi. Selain berekspresi dengan seni ukirnya yang khas, mereka juga suka menari dan mendengarkan suara musik dari alat musik tradisional Papua.

Tifa•Alat musik tradisional Tifa ini, banyak digunakan oleh penduduk Papua dan Maluku. Bila diperhatikan sekilas Tifa  mirip dengan gendang. Dan dimainkan dengan cara dipukul pula. Tifa dibuat dari batang kayu yang dihilangkan isinya. Salah satu ujungnya lalu ditutupi menggunakan kulit binatang seperti kulit rusa.

•Tifa dimiliki setiap suku di Papua, memiliki spesifikasi masing-masing. Antara lain lewat ukiran yang menghiasi alat musik tersebut. Tifa biasanya dimainkan saat ada acara, seperti acara penyambutan tamu penting, upacara adat dan sebagainya. Alat musik ini juga digunakan untuk mengiringi aneka tarian tradisional Papua.

TritonTriton adalah alat musik tradisional Papua yang berupa alat tiup.  Semula Triton digunakan sebagai alat panggil atau pemberi tanda sebagai sarana berkomunikasi. Tapi kemudian Triton mengalami perkembangan menjadi  alat musik yang digunakan untuk hiburan.

Pikon•Pikon berasal dari kata pikonane. Dalam bahasa Baliem, Pikonane berarti alat musik bunyi. Alat ini terbuat dari sejenis bambu yang beruas-ruas dan berongga bernama Hite. Pikon yang ditiup sambil menarik talinya ini hanya akan mengeluarkan nada-nada dasar, berupa do, mi dan sol. Walau kelihatan sederhana namun ternyata tak semua orang bisa menggunakan alat musik tradisional Papua ini.

Rumah Adat Kaki SeribuRumah adat papua barat dinamai ‘igya nimija igyadat nide igyhei nimag bieye’ yang artinya rumah kaki seribu yang memiliki banyak tiang kayunya. Rumah adat ini masih di temukan di pedesaan di pegunungan afrak di ketinggian 2000 m di atas permukaan laut.

Denah rumah

Denah Rumah

Denah Rancangan Atap

•Bangunan dari rumah ini menyerupai ‘rumah panggung’. Yang mana rumah paggung pada umumnya bagian kolongnya dapat di manfaatkan sebagai ruang, tidak demikian dengan rumah kaki seribu yang ada di papua barat ini. Itu di sebabkan bangunan utamanya di topang tiang dari kayu ditata sedemikian rapatnya. Hal ini terjadi karna kayu penopangnya relatif kecil kecil ukurannya. Pada penulurusan tiang kayu yang rapat itu, terbentuk dinding luar yang di lapisi oleh kulit kayu agar udara luar yang dingin tidak menembus masuk. Karna rumah kaki seribu terletak di dataran tinggi (pegunungan).

Untuk memasuki rumah kaki seribu, di awali dengan menaiki tangga kayu yang terletak tepat di tengah tengah paras muka rumah. Sebenarnya ada satu buah tangga lagi yang berada di area belakang rumah yang langsung menuju area memasak.

Tampak Depan

Interior Rumah

Manokwari Sebagai Kota Injil Tekad warga papua barat ini untuk menjadikan kota Manokwari sebagi kota injil sangatlah kuat. Ketaan pada agama kristiani sangat lah kuat di kota manokwari, dan menjadikan kota monokwari sebagai kota yang unik dan di penuhi dengan unsur seni rupa berupa artefak yang bernuansa kristiani. Pada situs bersejarah di kepulauan marsinam, titik kehadiran misionaris dijadikan sebuah plaza yang di penuhi oleh raga hias khas papua barat. Embrio ornament khas papua barat telah di bangun dan di terapkan pada beberapa lokasi di pulau marsinam ini.

Dramaga di pulau Marsiam

Patung yesus di pulau Marsiam

Suku ArfakSuku Arfak terlatak di ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut tepatnya di pegunungan Arfak, berada di sebelah Barat kota Arfak. Daerah pegunungan Arfak ini masih mempunyai pemandangan yang indah serta flora dan fauna yang masih alami ini di lindungi oleh SK Mentri Pertanian sebagai kawasan konservasi seluas 45.000 ha dengan status Cagar Alam.Di kawasan pegunungan Arfak terdapat 3 suku besar yaitu; Hatam, Moule, dan Shougb. Ketiga suku tersebut hidup dengan mengandalkan hutan sebagai pelengkap kebutuhan hidupnya. Hutan bagi masyarakat arfak bagaikan “ibu” yang memberikan sumber kehidupan dan kebutuhan masyarakat Arfak.

Aturan adat yang berlaku pada masyarakat di pegunungan Arfak ini dikenal dengan nama igya ser hanjob (dalam bahasa Hatam/Moule) atau Mastogwo hanjob (dalam soughb). Igya dalam bahasa hatam artinya berdiri, ser artinya menjaga, dan hanjob berarti batas. Secara harfiah istilah igya ser hanjob mengadung makna “berdiri menjaga batas”. Namun batas di sini bukan hanya kawasan , melaikan secara luas bermakna mencakup segala aspek kehidupan masyarakat Arfak.

Rumah Adat di Pegunungan ArfakKondisi rumah rumahadat yang berada di papua barat saat ini sangat disayangkan sekali. Bukan hanya pada jumlah, melainkan pada kualitas teknik pembuatannya. Rumah kaki seribu sebagai contohnya, dimana seni konstruksi kaki rumah seribu di tampakkan oleh seni tali temali yang dijalin sangat rapih sebagai pengikat konstruksinya sekarang sudah mulai menunjukkan penurunan kualitasnya. Yang mana pada zaman dulu seni tali tamali ini sangat rapih dan sekarang sudah mulai berantakan.

Pada rumahadat Kaki Seribu yang masih di nilai asli ini, atapnya di tutupi oleh dedaunan. Namun belakangan ini terjadi situasi yang berbeda, dimana atap yang beralasan daun itu sudah mulai berubah dengan material seng. Itulah mengapa saat ini terjadi kelagkaan rumah adat di provinsi Papua Barat.Untuk mendapatkan rumah Kaki Seribu, diperlukan waktu setengah hari penuh dengan medan yang cukup sulit. Di ketinggian 2000 meter di atas permukaan laut di pegunungan yang masih alamiah di Kabupaten Afrak masih dapat di jumpai beberapa rumah adat asli yang masih mempergunakan dedaunan sebagai atapnya.

Keunikan Rumah Kaki SeribuHal yang sangat unik dari rumah Kaki seribu adalah konstruksi bangunan yang sangat fleksibel. Sehinggam memudahkan penghuninya untuk memindahkan rumah tersebut ke lain tempat dengan cara membongkarnya. Sama halnya dengan membongkar pasang mainan. Ini lah salah satu ciri khas rumah Kaki Seribu yang berada di pegunungan Arfak Papua Barat.

Pola Tata RuangRumah Kaki Seribu memiliki ukuran yang berbeda beda sati dengan yang linnya. Namun pola tata ruang yang menerupai konsep studio living - hunian rumah di perkotaan yang berupa ruang tanpa sekat. Pembagian ruangnya terdiri dari zona public yang sekaligus zona private.Meskipun tata ruang yang menyerupai open plan. Pada rumah ini telah terbagi pemisan antara zona private dan zona publik. Area privat utuk tidur terbagi dua atas zona laki laki dan zona perempuan yang di pisahkan oleh koridor yang terjadi secara menerus dari pintu utama. Kudua zona itu, terdedakan oleh adanya perapian untuk memasak.

Zona ruang tidur yang terpisahkan oleh koridor

Konstruksi kayu kecil sebagai dinding rumah

Embrio OrnamenPemekaran wilayah di kepulauan Papua yang menjadi provinsi Papua dan Papua Barat seolah membelah perbedaan dalam unsur arsitktur, terutama dalam hal ornamen khas Papua. Di wilayah Papua yang berdekatan dengan laut ornamen ukiran kayu khas yang terkenal itu eksis. Ornamen yang di kenal sebagai penyembahan terhadap nenel moyang Mbis itu mudah di jumpai.Akan tetapi, sungguh beda dengan situasi di wilayah pegunungan arfak Papua Barat ini. Setiap rumah yang berada di pegunungan arfak hampir tidak ada yang menunjukkannya sentuhan artistik berupa ornamen. Keringgnya sentuhan artistik ini di mungkinkan karna tidak terjado sebuah alkuklturasi budaya.

•Pintu rumah adat Papua ini hanya satu dan kecil.  Biasanya mereka tidak membuat jendela ataupun lubang ventilasi yang lain.  Hal ini disebabkan untuk menghindar dari binatang buas dan untuk menjaga agar suhu dalam ruangan rumah tidak terlalu dingin. Di dalam ruangan, tepat di tengah ruangan terdapat tungku api yang berfungsi sebagai tempat masak juga sebagai pemanas ruangan. Disinilah tempat berkumpulnya keluarga.

DAFTAR PUSTAKA•Atlas,arsitektur tradisional indonesia seri indonesia timur

•Adat dan budaya daerah papua