Trust "Space Power", It Works!

12
TUGAS V. FILSAFAT DAN METODOLOGI HI. HI FISIP UNPAD. Nama Deden Habibi Ali Alfathimy NPM 170210100122 Tanggal 8 Desember 2013 Critical Review MacDonald, Bruce W. (2008) China, Space Weapons, and U.S. Security. Council Special Report, No. 38 (September 2009). Teks: TRUST “SPACE POWER”, IT WORKS! Tidak banyak yang sadar tentang peristiwa 11 Januari 2007 ketika China berhasil menembak jatuh satelit cuaca (weather satellite) bekasnya. Sekilas seperti tidak ada masalah dengan aksi yang dilakukan oleh China tersebut, terutama bagi masyarakat di negara-negara berkembang atau bersahabat dengannya, layaknya hal yang lumrah kaerna set yang dihancurkan adalah asetnya sendiri. Dialah Amerika Serikat yang menanggapi hal ini dengan serius karena peristiwa ini menunjukkan kapabilitas China yang sewaktu-waktu bisa mengancam salah satu aspek kekuatan yang membuat Amerika Serikat unggul saat ini, space power. Militer AS sangat bergantung pada aset berbasis luar angkasanya, dan mungkin komponen yang paling penting dari kemampuan mereka adalah satelit komunikasi militer yang memungkinkan perintah dan kendali pasukan tempur global (Kreisher, 2013). China memang tidak memiliki hubungan yang positif dengan Amerika Serikat. Di bidang teknologi luar angkasa saja, China bisa melakukan kerja sama program luar angkasa dengan Eropa dan Russia, tetapi tidak dengan Amerika Serikat (Sheehan, 2007). Sebagai contoh, China tidak diundang untuk berpartisipasi dalam program International Space Station (Ibid, 2007:p.164). Bahkan di dalam laporan tahunan yang dibuat untuk Dewan di Amerika Serikat yang dikerjakan oleh Macdonald (2008) ini, program luar angkasa China dianggap yang paling menantang dominasi Amerika Serikat di luar angkasa. Sikap Amerika Serikat ini semakin memantapkan China untuk terus meningkatkan kapabilitas space power- nya, bukan semata-mata karena merasa dikucilkan, melainkan China semakin yakin bahwa lewat kapabilitas teknologi luar angkasa inilah Amerika Serikat bisa semakin ditekan. Salah satu cara untuk "mengalahkan" Amerika Serikat adalah dengan memanfaatkan salah satu "tradisi sejarah militer dan pemikiran strategis" seperti berfokus pada cara yang lebih asimetris untuk mengenyahkan Amerika Serikat dan sekutunya melalui "tulung rusuk lunak" dari militer dan kekuatan ekonomi mereka: sistem berbasis luar angkasa. (Tellis, 2007 dalam Stone, 2013). Langkah Amerika Serikat dalam Tekanan Di dalam report yang ditulis ini, terdapat dua jenis rekomendasi yang bisa dijalankan oleh Amerika Serikat untuk menanggapi tantangan yang timbul dari meningkatnya kapabilitas teknologi luar angkasa Cina, terutama oleh peristiwa penembakan satelit cuaca China Januari 2007, yakni rekomendasi militer dan rekomendasi diplomasi.

Transcript of Trust "Space Power", It Works!

TUGAS V. FILSAFAT DAN METODOLOGI HI. HI FISIP UNPAD.

Nama Deden Habibi Ali Alfathimy

NPM 170210100122

Tanggal 8 Desember 2013

Critical Review MacDonald, Bruce W. (2008) China, Space Weapons, and U.S. Security. Council Special Report, No. 38 (September 2009).

Teks:

TRUST “SPACE POWER”, IT WORKS!

Tidak banyak yang sadar tentang peristiwa 11 Januari 2007 ketika China berhasil

menembak jatuh satelit cuaca (weather satellite) bekasnya. Sekilas seperti tidak ada

masalah dengan aksi yang dilakukan oleh China tersebut, terutama bagi masyarakat di

negara-negara berkembang atau bersahabat dengannya, layaknya hal yang lumrah kaerna

set yang dihancurkan adalah asetnya sendiri. Dialah Amerika Serikat yang menanggapi hal

ini dengan serius karena peristiwa ini menunjukkan kapabilitas China yang sewaktu-waktu

bisa mengancam salah satu aspek kekuatan yang membuat Amerika Serikat unggul saat ini,

space power. Militer AS sangat bergantung pada aset berbasis luar angkasanya, dan

mungkin komponen yang paling penting dari kemampuan mereka adalah satelit komunikasi

militer yang memungkinkan perintah dan kendali pasukan tempur global (Kreisher, 2013).

China memang tidak memiliki hubungan yang positif dengan Amerika Serikat. Di

bidang teknologi luar angkasa saja, China bisa melakukan kerja sama program luar angkasa

dengan Eropa dan Russia, tetapi tidak dengan Amerika Serikat (Sheehan, 2007). Sebagai

contoh, China tidak diundang untuk berpartisipasi dalam program International Space

Station (Ibid, 2007:p.164). Bahkan di dalam laporan tahunan yang dibuat untuk Dewan di

Amerika Serikat yang dikerjakan oleh Macdonald (2008) ini, program luar angkasa China

dianggap yang paling menantang dominasi Amerika Serikat di luar angkasa. Sikap Amerika

Serikat ini semakin memantapkan China untuk terus meningkatkan kapabilitas space power-

nya, bukan semata-mata karena merasa dikucilkan, melainkan China semakin yakin bahwa

lewat kapabilitas teknologi luar angkasa inilah Amerika Serikat bisa semakin ditekan.

Salah satu cara untuk "mengalahkan" Amerika Serikat adalah dengan memanfaatkan salah

satu "tradisi sejarah militer dan pemikiran strategis" seperti berfokus pada cara yang lebih

asimetris untuk mengenyahkan Amerika Serikat dan sekutunya melalui "tulung rusuk lunak"

dari militer dan kekuatan ekonomi mereka: sistem berbasis luar angkasa. (Tellis, 2007 dalam

Stone, 2013).

Langkah Amerika Serikat dalam Tekanan

Di dalam report yang ditulis ini, terdapat dua jenis rekomendasi yang bisa dijalankan

oleh Amerika Serikat untuk menanggapi tantangan yang timbul dari meningkatnya

kapabilitas teknologi luar angkasa Cina, terutama oleh peristiwa penembakan satelit cuaca

China Januari 2007, yakni rekomendasi militer dan rekomendasi diplomasi.

Opsi rekomendasi militer terdiri dari:

Improved space situational awareness (mengimprovisasi keawasan pada aset-

aset luar angkasa sendiri): SSA (Space Situational Awareness) adalah

kemampuan untuk melacak dan memahami objek-objek yang berada dalam

orbit dan apa kemampuan mereka. Dengan menyediakan lokasi dan informasi

status pada pesawat ruang angkasa secara real-time atau hampir real-time,

SSA memungkinkan manajemen yang lebih baik dalam pengoperasian aset-

aset ini dan memberikan peringatan potensi bahaya—alam atau buatan

manusia, disengaja atau tidak disengaja—untuk memungkinkan langkah-

langkah pencegahan atau mitigasi yang akan diambil. Selain itu, akurasi SSA

diperlukan untuk mengetahui secara pasti apakah operasi satelit ini telah

dengan sengaja diganggu oleh musuh.

Space Deterrence

Salah satu opsi berupa rezim yang umum adalah deterrence (pencegahan). Di

bawah pilihan ini, Amerika Serikat akan menyetujui penggunaan sebagian luar

angkasa untuk tujuan militer oleh negara-negara lain selama mereka tidak

mengganggu penggunaan militer luar angkasa AS, dan akan mengambil

langkah-langkah bijaksana untuk mempertahankan sistem luar angkasa sendiri

terhadap serangan, meskipun aset-aset tersebut tidak rentan. Amerika Serikat

akan mempertahankan kemampuan untuk menyerang satelit negara lain tapi

akan melihat menggunakan kemampuan tersebut sebagai upaya terakhir, dan

akan mengejar doktrin, program, negosiasi, dan rencana kontinjensi luar

angkasa ditujukan untuk menekan negara manapun dalam memulai konflik di

luar angkasa.

Konsep deterrence di bidang luar angkasa ini memang sedikit berbeda

dengan konsep deterrence senjata nuklir. Baik untuk pencegahan maupun

pertempuran dalam peperangan, setiap kekuatan luar angkasa ofensif Amerika

Serikat yang akan dikembangkan atau dipasangkan harus memenuhi kriteria-

kriteria yang ketat, meliputi:

- Efektivitas;

- Kebertahanan;

- Ketahanan;

- Kredibilitas;

- Reversibilitas efek;

- Efektivitas biaya pada margin, dan

- Kerusakan sampingan yang minimum bila digunakan.

Space Dominance

Pilihan doktrin ketiga ditopang oleh dominasi ofensif luar angkasa AS. Dalam

hal ini, Amerika Serikat akan mempertahankan kemampuan counterspace

ofensif dan defensif yang kuat sehingga tidak ada bangsa lain bisa bersaing

dengannya. Kemampuan seperti ini akan sangat sensitif terhadap motivasi dan

tanggapan dari China. Bahkan jika China mengadopsi kebijakan pencegahan

minimum luar angkasanya, dominasi luar angkasa akan tidak stabil karena

upaya AS untuk mempertahankan itu akan sama saja dengan melemahkan

kemampuan China untuk mencegah. Strategi ini sangatlah rentan bagi Amerika

Serikat sendiri, tetapi bisa saja dilakukan bila perlu.

Rekomendasi diplomasi sendiri terdiri dari:

Departemen Luar Negeri dan Departemen Pertahanan harus memperluas

dialog dengan Cina untuk membangun aturan jalan, kode etik, dan langkah-

langkah membangun kepercayaan lainnya, serta untuk membangun dialog

militer-ke-militer pada masalah luar angkasa saat ini.

Departemen Luar Negeri dan Departemen Pertahanan harus masuk ke dalam

diskusi dengan China pada larangan pengujian KE-ASAT (senjata anti satelit

berbasis energi kinetik); sebagai kebutuhan jangka pendek utama adalah untuk

mengatasi KE-ASAT pada kedua belah pihak, terutama pada orbit

geosynchronous, di mana puing-puing luar angkasa (debris) mematikan akan

bertahan selamanya.

Presiden Bush harus menawarkan China setidaknya moratorium timbal balik

lanjut pengujian KE-ASAT, jika tidak dalam bentuk perjanjian formal, dan

mengundang negara-negara lain untuk bergabung.

Sebagai tindakan membangun kepercayaan, Departemen Luar Negeri dan

Departemen Perdagangan harus meninjau pembatasan aktivitas ruang

komersial dan ilmiah dengan China, namun dengan sebisa mungkin

menguranginya secara bijaksana (tergantung peringatan keamanan nasional)

sebagai imbalan atas transparansi yang lebih besar dari China tentang program

militer luar angkasanya.

Langkah-langkah antisipatif Amerika Serikat di atas menunjukkan concern yang sangat

serius terhadap kapabilitas space power masing-masing negara. Langkah-langkah Amerika

Serikat dari segi militer saja sudah memperlihatkan betapa China telah melewati batas

kewajaran dalam pengembangan teknologi luar angkasa yang bersifat damai menurut

kepentingan Amerika Serikat. Langkah-langkah diplomatik yang direkomendasikan pun

memperlihatkan konsentrasi diplomatik Amerika Serikat yang terus-menerus menekankan

aspek militer dari program luar angkasa China dengan melibatkan Departemen Pertahanan

bersama Departemen Luar Negeri (State Department).

Satu Lagi Titik Lemah

Selain krisis keuangan yang dialaminya (Shah, 2013), ternyata Amerika Serikat

memiliki satu titik lemah lain: ketergantungan yang sangat besar pada sistem beserta aset-

aset luar angkasanya. China menyadari hal itu dengan langsung melakukan aksi nyata

meningkatkan kapabilitas space power-nya meski belum jelas seperti apa konsep utuhnya,

padahal praktik-praktiknya sudah ada sejak lama. Bahkan untuk negara seadidaya Amerikat

Serikat, dia masih bingung dalam mengonseptualisasikan kebijakan luar angkasanya.

Space power sendiri memang belum memiliki konsepsi yang ajeg dibandingkan

dengan matra-matra lainnya yang lebih dahulu dikenal oleh manusia, yakni daratan (land

power), lautan (sea power), dan langit udara (air power). Jon Sumida (2012) mencoba

mengadaptasi pemikiran sea power dari Alfred Tayer Mahan namun masih cenderung

bersifat ekonomis. Ide lain dari Benjamin S. Lambeth (2012) muncul lewat konsep cross-

domain di mana space power memengaruhi air power dan cyber power. Kedua konsepi ini

masih belum bisa terlepas dari konsep-konsep yang telah ada.

Ini juga menjadi salah satu kelemahan kajian Hubungan Internasional di mana selalu

terlambat dalam konseptualisasi fenomena-fenomena yang ada. Apakah karena memang

kerangka konseptual di dalam Studi Hubungan Internasional harus selalu meminjam dari

disiplin-disiplin ilmu lain? Apakah karena memang para penstudinya tidak peka dengan

gejala-gejala yang ada?

Akhirnya saya sadar bahwa, dalam tulisan Saya ini, “space power” telah menyingkap

dua titik lemah: titik lemah Amerika Serikat di dunia nyata dan titik lemah Studi Hubungan

Internasional di dalam pemikiran-pemikiran kita. Sebagai rakyat Indonesia, titik lemah di

bidang luar angkasa menjadi salah satu hirauan Saya. Namun, tidak kalah penting, sebagai

penstudi Hubungan Internasional, titik lemah pengembangan pemikiran Hubungan

Internasional khas Indonesia juga masih sangat lemah. Pelajaran dari space power ini harus

menjadi pecutan bagi kita untuk lebih peka lagi dalam menangkap fenomena-fenomena

hubungan internasional.

Hebat, kan, luar angkasa? Trust “space power”, it works!

Referensi:

Kreisher, Otto (2013) "U.S. Space Systems, MILSATCOM ‘Have Critical Vulnerabilities,’

Report Says", Sea Power (24 July 2013) [WWW] Accessed from:

<http://www.seapowermagazine.org/stories/20130724-milsatcom.html>. [6

December 2013].

Lambeth, Benjamin S. (2012) "Airpower, Spacepower, and Cyberpower" dalam Lutes,

Charles, dkk. (Ed.). Toward a Theory of Spacepower. Washington: National Defense

University Press.

Shah, Anup (2013) "Global Financial Crisis", Global Issues (24 March 2013) [WWW}]Accessed

from: <http://www.globalissues.org/article/768/global-financial-crisis>. [6 December

2013].

Sheehan, Michael (2007) The International Politics of Space. New York: Routledge.

Stone, Christopher (2013) "Re-thinking the National Security Space Strategy: Chinese vs.

American perceptions of space deterrence", The Space Review (4 November 2013)

[WWW] Accessed from: <http://www.thespacereview.com/article/2395/1>. [6

December 2013].

Sumida, Jon T. (2012) "Old Thoughts, New Problems: Mahan and the Consideration of

Spacepower" dalam Lutes, Charles, dkk. (Ed.). Toward a Theory of Spacepower.

Washington: National Defense University Press.

[ ENGLISH ]

Not many are aware of the events of January 11, 2007 when China shot down a satellite weather

(weather satellite) mark. Glance like there is no problem with the actions taken by the Chinese,

especially for people in developing countries or friendly with him, like a normal thing that destroyed

kaerna set is its own assets. He was the United States that take this seriously because this incident

shows that China 's capabilities could threaten any time one of the aspects that make the United

States the power of today's superior, space power. The U.S. military relies heavily on its space -based

assets outside, and perhaps the most important component of their abilities is a military

communications satellite that allows command and control of combat forces globally (Kreisher,

2013).

China does not have a positive relationship with the United States. In the field of space technology

alone, China can cooperate with the European space program and Russia, but not with the United

States (Sheehan, 2007). For example, China was not invited to participate in the International Space

Station (Ibid, 2007: p.164). Even in the annual report made to the Board in the United States is done

by Macdonald (2008), China's space program is considered the most challenging U.S. dominance in

space. The attitude of the United States has established China to continue to improve the

capabilities of its space power ¬, not merely because they feel excluded, but China increasingly

convinced that through this space technology capabilities the United States can be more suppressed.

One way to " beat " the United States is to utilize one of the " tradition of military history and

strategic thinking " such as focusing on a more asymmetric way to rid the United States and its allies

through " tulung soft ribs " of their military and economic power : based systems space. (Tellis, 2007

in Stone, 2013).

U.S. Steps in Pressure

In the written report, there are two types of recommendations that can be executed by the United

States to respond to the challenges arising from the increasing capabilities of China's space

technology, especially by shootings Chinese weather satellite in January 2007, the military advice

and recommendations diplomacy.

Options military recommendation consists of :

• Improved space situational awareness (keawasan improvise on space assets themselves) : SSA

(Space Situational Awareness) is the ability to track and understand the objects that are in orbit and

what their abilities. By providing the location and status information on spacecraft in real -time or

near real -time, SSA enables better management in the operation of these assets and provide

warnings of potential hazards - natural or man-made, intentional or unintentional - to allow

preventive measures or mitigation to be taken. In addition, the accuracy of the SSA is required to

determine with certainty whether the satellite operations have been deliberately compromised by

the enemy.

• Space deterrence

One option is a common form of deterrence regime (prevention). Under this option, the United

States will agree to use most of the space for military purposes by other countries as long as they do

not interfere with the U.S. military use of outer space, and will take prudent measures to maintain

its own space systems against attack, although asset - these assets are not vulnerable. The United

States will maintain the capability to attack satellites of other countries but will look to use this

capability as a last resort, and will pursue a doctrine, programs, negotiation, and aerospace

contingency plans aimed at suppressing any country in starting the conflict in outer space.

The concept of deterrence in this space is a bit different from the concept of nuclear deterrence.

Both for prevention and fighting in war, every offensive space force the United States to be

developed or paired must meet strict criteria, including :

- Effectiveness ;

- Viability ;

- Resilience ;

- Credibility ;

- Reversibility of effects ;

- Cost-effectiveness at the margin, and

- Damage minimum side when in use.

• Space Dominance

The third option is supported by the doctrine of offensive U.S. space dominance. In this case, the

United States will maintain the offensive and defensive counterspace capabilities are strong that no

other nation could compete with him. Such a capability would be highly sensitive to the motivation

and response from China. Even if China adopted the policy of minimum deterrence outside its

airspace, outer space dominance would be unstable due to U.S. efforts to maintain it would be

tantamount to weaken China 's ability to prevent. This strategy is very susceptible to the United

States alone, but can be done if necessary.

Recommendations diplomacy itself consists of :

• Department of Foreign Affairs and the Department of Defense should expand dialogue with China

to establish rules of the road, a code of ethics, and the steps to build confidence in others, and to

build - to - military dialogue on military space issues at this time.

• Department of Foreign Affairs and the Department of Defense shall enter into discussions with

China on the KE - ASAT testing ban (anti-satellite weapon -based kinetic energy), as the main short-

term need is to address the KE - ASAT on both sides, especially in geosynchronous orbit, where space

debris (debris) will turn off last forever.

• Chinese President Bush should offer at least a moratorium on further mutual KE - ASAT testing, if

not in the form of a formal agreement, and invite other countries to join.

• As a confidence-building measures, the Department of Foreign Affairs and Trade Ministry should

review the limitations of commercial space and scientific activity with China, but with as much as

possible reduce them wise (depending on national security warning) in return for greater

transparency of China's military program outside its airspace.

Anticipatory measures the United States above indicates a very serious concern to the space power

capabilities of each country. The steps the United States military terms alone shows how China has

passed the limits of normality in the development of space technology conciliatory according to U.S.

interests. Diplomatic measures recommended concentration also showed U.S. diplomatic continually

emphasize the military aspects of China's space program involving the Department of Defense and

the Ministry of Foreign Affairs (State Department).

One More Weak Point

In addition to the financial crisis that happened (Shah, 2013), it turns out the U.S. has another weak

point : a very large dependence on the system and its assets outside of his space. China realizes that

the real direct action to increase the capability of space power is even unclear as to what the

concept intact, even though its practices have been around a long time. Even for a country Amerikat

seadidaya States, he was confused in his space conceptualize foreign policy.

Space power itself does not have a steady conception compared with other dimensions is first

known to man, namely land (land power), the ocean (sea power), air and sky (water power). Jon

Sumida (2012) tried to adapt the power of the sea thinking Tayer Alfred Mahan but still tend to be

economical. Another idea from Benjamin S. Lambeth (2012) emerges through the concept of cross -

domain where space power and cyber power affects water power. Both of these konsepi still can not

be separated from the concepts that already exist.

It also became one of the weaknesses of the study of International Relations where always late in

the conceptualization of the phenomena exist. Is it because it is a conceptual framework in the Study

of International Relations should always borrow from other disciplines ? Is it because it is not

sensitive to the penstudinya symptoms are there?

Finally I realized that, in writing this I, " space power " has uncovered two weak points : the U.S.

weak points in the real world and the weak point in the study of International Relations in our

thoughts. As the people of Indonesia, a weak point in space to be one I hirauan. However, no less

important, as penstudi International Relations, a weak point in mind the development of

international relations typical of Indonesia is still very weak. The lesson of this power must be space

for us to prod more sensitive again in capturing the phenomena of international relations.

Terrific, right, outer space ? Trust " space power ", it works!

[ BASA SUNDA ]

Henteu seueur anu sadar ngeunaan kajadian 11 Januari 2007 sabot China junun nembak labuh

satelit cuaca (weather satellite) tilas na. Sakolebat sepertos teu aya masalah kalawan aksi anu

dipigawe ku China kasebat,utamana kanggo balarea di nagara-nagara ngembang atawa someah

kalawan na,meujeuhna na perkawis anu jamak kaerna set anu diancurkeun nyaeta asetnya sorangan.

Manehna Amerika Sarikat anu nanggepan perkawis ieu kalawan serius margi kajadian ieu

nembongkeun kapabilitas China anu sawaktu-wanci tiasa ngancem salah sahiji aspek kakiatan anu

midamel Amerika Sarikat punjul ayeuna,space power. Militer AS ngagantung pisan dina aset berbasis

jabi jomantara na,sarta manawi komponen anu nu mawi peryogi ti pangabisa maranehanana nyaeta

satelit komunikasi militer anu matak bisa parentah sarta kadali pasukan tempur global

(Kreisher,2013).

China saleresna henteu ngabogaan hubungan anu positip kalawan Amerika Sarikat. Di widang

teknologi jabi jomantara wae,China tiasa ngalakukeun gawe babarengan program jabi jomantara

kalawan Eropa sarta Russia,nanging henteu kalawan Amerika Sarikat (Sheehan,2007). contona,China

henteu diondang kanggo berpartisipasi dina program International Space Station (Ibid,2007:p.164).

Sumawonten di jero laporan taunan anu didamel kanggo Dewan di Amerika Sarikat anu dipigawe ku

Macdonald (2008) ieu,program jabi jomantara China dianggap anu nu mawi nangtang dominasi

Amerika Sarikat di jabi jomantara. Daweung Amerika Sarikat ieu beuki memantapkeun China kanggo

teras ngaronjatkeun kapabilitas space power¬-na,sanes semata-panon margi rumaos

dikucilkeun,kalah China janten nambih yakin yen Amerika Serikat tiasa langkung diteken ku teknologi

jabi jomantara ieu.

salah sahiji cara kanggo ”ngelehkeun” Amerika Sarikat nyaeta kalawan ngamangpaatkeun salah

sahiji ”talari sajarah militer sarta pamikiran strategis” sepertos berfokus dina cara anu langkung

asimetris kanggo mengenyahkeun Amerika Sarikat sarta sakutuna ngaliwatan ”tulung rusuk lunak” ti

militer sarta kakiatan ekonomi mereka: sistem berbasis jabi jomantara. (Tellis,2007 dina

Stone,2013).

Lengkah Amerika Sarikat dina Tekanan

Dina jero report anu ditulis ieu, aya dua rupi rekomendasi anu tiasa dijalankeun ku Amerika Sarikat

kanggo nanggepan tangtangan anu muncul ti meningkatnya kapabilitas teknologi jabi jomantara

Cina,utamana ku kajadian penembakan satelit cuaca China Januari 2007,nyaeta rekomendasi militer

sarta rekomendasi diplomasi.

Opsi rekomendasi militer diwangun tina:

• Improved space situational awareness (mengimprovisasi keawasan dina aset-aset jabi jomantara

sorangan): SSA (Space Situational Awareness) nyaeta pangabisa kanggo neangan tapak sarta

nyurtian objek-objek anu aya dina orbit sarta naon pangabisa maranehanana. Kalawan nyadiakeun

lokasi sarta informasi status dina pesawat rohang jomantara sacara real-time atawa ampir real-

time,SSA matak bisa manajemen anu mending dina pengoperasian aset-aset ieu sarta mikeun

mepeling potensi bahaya—alam atawa damelan jalmi,disengaja atawa henteu disengaja—untuk

matak bisa lengkah-lengkah pencegahan atawa mitigasi anu bade dicokot. sajaba ti eta,akurasi SSA

diperlukeun kanggo terang sacara tangtos apakah operasi satelit ieu atos kalawan ngahaja digoda ku

satru.

• Space Deterrence

salah sahiji opsi mangrupi rezim anu umum nyaeta deterrence (pencegahan). handap pilihan

ieu,Amerika Sarikat bade nyatujuan pamakean sapalih jabi jomantara kanggo tujuan militer ku

nagara-nagara sanes salila maranehanana henteu ngaganggu pamakean militer jabi jomantara

AS,sarta bade nyokot lengkah-lengkah wijaksana kanggo ngabela sistem jabi jomantara sorangan ka

serangan,sanaos aset-aset kasebat henteu rentan. Amerika Sarikat bade ngabela pangabisa kanggo

narajang satelit nagara sanes nanging bade ningali ngagunakeun pangabisa kasebat minangka usaha

pamungkas,sarta bade ngudag doktrin,program,negosiasi,sarta rencana kontinjensi jabi jomantara

ditujukeun kanggo menekeun nagara manapun dina mitembeyan konflik di jabi jomantara.

Konsep deterrence di widang jabi jomantara ieu saleresna sakedik benten kalawan konsep

deterrence pakarang nuklir. Sae kanggo pencegahan atawa perang dina peperangan,saban kakiatan

jabi jomantara ofensif Amerika Sarikat anu bade dikembangkeun atawa dipasangkeun kedah

nyumponan kriteria-kriteria anu heureut,meliputi:

- Efektivitas;

- Kebertahanan;

- Ketahanan;

- Kredibilitas;

- Reversibilitas efek;

- Efektivitas waragad dina margin,sarta

- Kerusakan lain nu poko anu minimum lamun dipake.

• Space Dominance

Pilihan doktrin katilu ditopang ku dominasi ofensif jabi jomantara AS. Dina perkawis ieu,Amerika

Sarikat bade ngabela pangabisa counterspace ofensif sarta defensif anu kiat ku kituna teu aya

bangsa sanes tiasa bersaing kalawan na. Pangabisa sepertos ieu bade sensitip pisan ka motivasi sarta

waleran ti China. Sumawonten lamun China mengadopsi kawijakan pencegahan minimum jabi

jomantara na,dominasi jabi jomantara bade henteu stabil margi usaha AS kanggo ngabela eta bade

sami wae kalawan melemahkeun pangabisa China kanggo nyegah. Strategi ieu sangatlah rentan

kanggo Amerika Sarikat sorangan,nanging tiasa wae dipigawe lamun peryogi.

Rekomendasi diplomasi sorangan diwangun dari:

• Departemen Jabi Nagari sarta Departemen Pertahanan kedah memperluas dialog kalawan Cina

kanggo ngawangun aturan jalan,kode etik,sarta lengkah-lengkah ngawangun kapercayaan

lianna,sarta kanggo ngawangun dialog militer-ka-militer dina masalah jabi jomantara ayeuna.

• Departemen Jabi Nagari sarta Departemen Pertahanan kedah lebet ka jero sawala kalawan China

dina larangan pengujian KA-ASAT (pakarang anti satelit berbasis energi kinetik); minangka kaperluan

jangka pondok utami nyaeta kanggo nungkulan KA-ASAT dina kadua palih pihak,utamana dina orbit

geosynchronous,di manten puing-puing jabi jomantara (debris) menilarkeun bade tahan salamina.

• Presiden Bush kedah nawarkeun China sahenteuna moratorium timbal wangsul teras pengujian

KA-ASAT,lamun henteu dina wangun jangji-pasini formal,sarta ngondang nagara-nagara sanes

kanggo ngagabung.

• Sebagai tindakan ngawangun kapercayaan,Departemen Jabi Nagari sarta Departemen

Perdagangan kedah ngalanglang pembatasan aktivitas rohang komersial sarta ilmiah kalawan

China,nanging kalawan sebisa manawi ngurangan na sacara wijaksana (gumantung mepeling

kaamanan nasional) minangka imbalan luhur transparansi anu langkung ageung ti China ngeunaan

program militer jabi jomantara na.

Lengkah-lengkah antisipatif Amerika Sarikat di luhur nembongkeun concern anu serius pisan ka

kapabilitas space power sewang-sewang nagara. Lengkah-lengkah Amerika Sarikat ti sagi militer wae

atos nempokeun betapa China atos ngaliwatan wangkid kewajaran dina pengembangan teknologi

jabi jomantara anu boga sipat tengtrem nurutkeun kapentingan Amerika Sarikat. Lengkah-lengkah

diplomatik anu direkomendasikeun oge nempokeun konsentrasi diplomatik Amerika Sarikat anu

teras-menerus menekankeun aspek militer ti program jabi jomantara China kalawan melibatkeun

Departemen Pertahanan sareng Departemen Jabi Nagari (State Department).

Hiji deui Titik Lemah

Jabi krisis kaduitan anu kaalaman ku manehna (Shah,2013),tetela Amerika Sarikat ngabogaan hiji

titik lemah lain: kagumantungan anu ageung pisan dina sistem bareng aset-aset jabi jomantara na.

China nyadar perkawis eta kalawan langsung ngalakukeun aksi tela ngaronjatkeun kapabilitas space

power-na cacak tacan tangtos sepertos naon konsep beleger na,padahal praktek-praktek na atos aya

saprak lami. Sumawonten kanggo nagara seadidaya Amerikat Sarikat,anjeunna ewed keneh dina

mengonseptualisasikeun kawijakan jabi jomantara na.

Space power sorangan saleresna tacan ngabogaan konsepsi anu ajeg dibandingkeun kalawan matra-

matra lianna anu leuwih tiheula dipikawanoh ku jalmi,nyaeta daratan (land power),lautan (sea

power),sarta langit hawa (air power). Jon Sumida (2012) mecakan mengadaptasi pamikiran sea

power ti Alfred Tayer Mahan nanging condong keneh boga sipat ekonomis. Ideu sanes ti Benjamin S.

Lambeth (2012) wedal liwat konsep cross-domain di manten space power mangaruhan cai power

sarta cyber power. Kadua konsepi ieu tacan keneh tiasa leupas ti konsep-konsep anu atos aya.

Ieu oge barobah kaayaan salah sahiji kelemahan kajian Hubungan Internasional di manten sok telat

dina konseptualisasi fenomena-fenomena anu aya. Apakah margi saleresna carangka konseptual di

jero Studi Hubungan Internasional kedah sok nambut ti disiplin-disiplin elmu sanes? Apakah margi

saleresna para penstudinya henteu lemes parasaan kalawan gejala-gejala anu aya?

Ahirna abdi sadar yen,dina seratan Abdi ieu,“space power” atos menyingkap dua titik lemah: titik

lemah Amerika Sarikat di dunya tela sarta titik lemah Studi Hubungan Internasional di jero

pamikiran-pamikiran urang. Minangka rahayat Indonesia,titik lemah di widang jabi jomantara

barobah kaayaan salah sahiji hirauan Abdi. Nanging,henteu eleh peryogi,minangka penstudi

Hubungan Internasional,titik lemah pengembangan pamikiran Hubungan Internasional has Indonesia

oge kalintang keneh lemah. Palajaran ti space power ieu kedah barobah kaayaan pecutan kanggo

urang kanggo langkung lemes parasaan deui dina nyerek fenomena-fenomena hubungan

internasional.

Hebat,pan,jabi jomantara? Trust “space power”. It works!