transaksi jual bbli online produk iiwi - Jurnal - Universitas ...

68
PANURAPAN &TTKA BISNIS ISLAM MALAM TRANSAKSI JUAL BBLI ONLINE PRODUK IIWI ( HEALTH WEALTH ENTEANATIONAL ) { Studi Kasus Jual Beli Online Froduk IIIVE ) SKRIPSI Diajukan unfirk Mem+nuhr rugas-Tugag dan Memnenuhi $yarnt-syerat Mencepai Gelar $arj*na Filsafat Oleh: DESY HAfIZA : ' i' * ' -NPM :16ITS2{}ff)9 Frogram S6*di : Ilmu Filsa&t TAKULTAS AGAIT{A ISLAM DAN HUMANIORA TINryERSTTAS PEMBAhIGUNAN P,{NCA BUNI MEI}A}T 2020 f,{F r ll lll llll ll lltl

Transcript of transaksi jual bbli online produk iiwi - Jurnal - Universitas ...

PANURAPAN &TTKA BISNIS ISLAM MALAMTRANSAKSI JUAL BBLI ONLINE PRODUK IIWI

( HEALTH WEALTH ENTEANATIONAL )

{ Studi Kasus Jual Beli Online Froduk IIIVE )

SKRIPSI

Diajukan unfirk Mem+nuhr rugas-Tugag dan Memnenuhi $yarnt-syerat MencepaiGelar $arj*na Filsafat

Oleh:

DESY HAfIZA: ' i' *

' -NPM :16ITS2{}ff)9

Frogram S6*di : Ilmu Filsa&t

TAKULTAS AGAIT{A ISLAM DAN HUMANIORA

TINryERSTTAS PEMBAhIGUNAN P,{NCA BUNI

MEI}A}T

2020

f,{F r ll lll llll ll lltl

v

ABSTRAK

PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM DALAM TRANSAKSI JUAL BELI

ONLINE PRODUK HWI ( HEALTH WEALTH INTERNATIONAL )

Desy Hafiza*

Drs. H. Zulfi Imran, SH., MH**

Siti Latifah, MA**

Etika bisnis islam sering terabaikan dalam transaksi jual beli khususnya

dalam jual beli online, PT HWI adalah kepanjangan dari Health Wealth

International yang berarti kesehatan kekayaan bangsa merupakan salah satu

produk yang saat ini banyak digemari oleh masyarakat. HWI juga merupakan

Produk-produk yang hampir semua pemasarannya dilakukan secara online. Pokok

masalah dalam skripsi ini adalah profil perusahaan HWI, bagaimana etika bisnis

islam dalam transaksi jual beli online produk HWI serta Proses penerapan etika

bisnis islam dalam transaksi jual beli online produk HWI.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif Kualitatif, objek penelitian

ini adalah para pelaku bisnis online jual beli produk HWI. Pengumpulan data

melalui hasil pengamatan serta wawancara bersama narasumber yaitu para pelaku

bisnis online jual beli produk HWI untuk mengetahui bagaimanakah para pelaku

bisnis online jual beli produk HWI menerapkan etika bisnis islam dalam transaksi

jual beli online produk HWI yang mereka tekuni.

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan bahwa etika bisnis islam

dalam transaksi jual beli online produk HWI berperan penting untuk terciptanya

suka sama suka, senang sama senang antara pelaku bisnis online produk HWI dan

para pembeli produk HWI secara online. Dengan adanya etika bisnis islam dalam

transaksi jual beli online khususnya produk HWI, jual beli secara online dapat

berjalan dengan baik dan memberikan kepuasan tersendiri bagi para pelaku bisnis

online HWI juga masyarakat yang membelinya.

Dapat disimpulkan bahwa Penerapan Etika Bisnis Islam Dalam Transaksi

Jual Beli Online Produk HWI menambah wawasan bagi penulis, serta para pelaku

bisnis online produk HWI untuk selalu menerapkan dan mengutamakan etika

bisnis islam dalam transaksi jual beli produk HWI yang mereka jalankan secara

online.

Kata Kunci : Etika Bisnis Islam, Jual Beli Online Produk HWI

(Health Wealth International)

*) Mahasiswa Fakultas Agama Islam Dan Humaniora Universitas Pembangunan Panca Budi Medan.

**) Dosen Pembimbing I dan II Fakultas Agama Islam Dan Humaniora Universitas Pembangunan

Panca Budi Medan.

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ...................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI ...................................................... ii

SURAT PERNYATAAN PLAGIAT ...................................................................... iii

LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................................ v

KATA PENGANTAR .............................................................................................. vi

DAFTAR ISI ............................................................................................................. vii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 5

E. Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 5

F. Metode Penelitian........................................................................................... 9

G. Sistematika Penulisan .................................................................................... 12

BAB II PROFIL PERUSAHAAN PRODUK HWI .............................................

A. Sejarah Berdirinya Perusahaan Produk HWI ................................................. 13

B. Struktur Organisasi Perusahaan Produk HWI ................................................ 15

C. Legalitas Perusahaan Produk HWI ................................................................ 16

D. Jenis-Jenis Produk HWI ................................................................................. 18

E. Transaksi Jual Beli Online Produk HWI ........................................................ 21

viii

BAB III ETIKA BISNIS ISLAM DALAM TRANSAKSI JUAL BELI

ONLINE PRODUK HWI ........................................................................................

A. Etika Bisnis Islam Secara Umum ................................................................... 32

B. Etika Bisnis Islam Menurut Para Filsuf ......................................................... 37

C. Dasar-Dasar Hukum Etika Bisnis Islam ........................................................ 41

D. Prinsip-Prinsip Etika Bisnis Islam ................................................................. 42

BAB IV PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM DALAM TRANSAKSI

JUAL BELI ONLINE PRODUK HWI ..................................................................

A. Proses Penerapan Etika Bisnis Islam Dalam Transaksi Jual Beli

Online Produk HWI ....................................................................................... 46

B. Hambatan Yang Dihadapi Terhadap Penerapan Etika Bisnis Islam Dalam

Transaksi Jual Beli Online Produk HWI ........................................................ 50

C. Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Jual Beli Online Produk HWI .......... 57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................

A. Kesimpulan .................................................................................................... 60

B. Saran ............................................................................................................... 61

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. -

LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................... -

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

HWI adalah kepanjangan dari health wealth international salah satu perusahaan

terbesar yang mempromosikan atau memasarkan produknya secara online. Perusahaan

HWI sendiri sudah berdiri sejak tahun 2009,1 baru dikenal masyarakat Indonesia pada

tahun 2010. Produk-produk HWI sering masyarakat jumpai dalam berbagai media

sosial, misalnya facebook dan instagram.

Produk-produk yang dipasarkan sudah sangat teruji dan mempunyai sertifikasi

FDA (food and drug administration), adalah badan pengawas obat dan makanan

Amerika Serikat. Juga telah disertifikasi oleh DINKES (dinas kesehatan), BPOM

(badan pengawas obat dan makanan), dan MUI (majelis ulama Indonesia).

Disini penulis menjadikan produk HWI sebagai transaksi jual beli online,

produk HWI sangatlah banyak dipasarkan secara online hampir diberbagai jenis media

sosial terdapat pelaku bisnis yang menjual produk HWI. Banyaknya pelaku bisnis yang

menjual produk HWI secara online, pastinya ada beberapa pelaku bisnis yang tidak

menerapkan etika bisnis islam, yang hanya memikirkan bagaimana caranya agar

produk HWI yang dijual olehnya habis dibeli oleh konsumen.

1 https://www.healthwealthint.com/profile.asp

1

2

Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik dengan bagaimana cara penerapan

etika bisnis Islam dalam transaksi jual beli online produk HWI. Sebagai Produk

ternama di Indonesia, Penerapan etika bisnis Islam dalam transaksi jual beli online

produk HWI sangatlah penting, untuk memuaskan para konsumen dengan adanya

penerapan etika bisnis Islam dalam transaksi jual beli online produk HWI.

Etika bisnis Islam adalah seperangkat nilai tentang baik dan buruk, benar dan

salah dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip-prinsip moralitas.2 Dalam arti lain

etika bisnis berarti seperangkat prinsip dan norma dimana para pelaku bisnis harus

pasti dalam bertransaksi, berperilaku dan berelasi agar tujuan bisnisnya selamat.3

Sebagai terminologi filsafat, etika bisnis islam telah banyak dipakai dalam

berbagai kepentingan dengan tujuan-tujuan yang berbeda. Prof. Dr. H. Muh Said

misalnya , menulis bahwa etika bisnis Islam dipakai untuk ajaran kesusilaan yang

diciptakan oleh akal, dan rasional. Ia membedakan dengan etika yang dipakai untuk

ajaran kesusilaan yang diterima menurut ketentuan adat dan agama.4

Etika bisnis Islam juga merupakan suatu proses dan upaya untuk mengetahui

hal-hal yang benar dan yang salah dari produk perusahaan, pelayanan perusahaan

dengan pihak yang berkepentingan dengan tuntutan perusahaan.

2 Veithzal Rivai, “Islamic Business And Economic Ethics” (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm 4.

3 Halifah, “Analisis Penerapan Etika Bisnis Islam Dalam Komunikasi Pemasaran” Pada Butik

Moshaict Surabaya, Jurnal Kajian Bisnis, hlm 20.

4 Prof.Dr.H Muh Said, “Etik Masyarakat Indonesia”, Pradnya Paramita, Jakarta, 1980, hlm 78.

3

Mempelajari kualitas moral kebijaksanaan organisasi, konsep umum dan

standart untuk perilaku moral dalam bisnis, berperilaku penuh tanggung jawab dan

bermoral.5 Sebagaimana arti dalam surah An-Nisa ayat 29:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku

dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”.

Makna dari arti surah An- Nisa ayat 29 di atas menyatakan bahwa sebagai

pelaku bisnis hendaknya harus lebih mementingkan etika dalam berbisnis. Etika yang

baik adalah etika yang didasarkan menurut ajaran agama islam.

Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi semakin canggih. Etika

bisnis islam jarang diterapkan dalam bertransaksi jual beli, terutama dalam transaksi

jual beli melalui online atau sosial media.6 Jual beli online belakangan ini tengah

menjadi kegemaran konsumen, terutama para konsumen di Indonesia.7

Dimana konsep transaksi jual beli secara umum memiliki arti transaksi yang

dilakukan oleh penjual yang menawarkan barang dagangan kepada pembeli yang

disepakati dengan harga tertentu. Tetapi tidak semua transaksi jual beli berjalan

dengan mulus, terutama dalam transaksi jual beli secara online, dengan adanya jual

beli online para konsumen dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari walaupun berada di

rumah tanpa harus menguras tenaga.

5 Abdul Aziz, “Etika Bisnis Perspektif Islam”, hlm 35.

6 Rafik Isa Beekum, “Etika Bisnis Islam” (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm 3.

7 Ali Hasan, “Manajemen Bisnis Syari‟ah Kaya di Dunia Terhormat di Akhirat” (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2009), hlm 84.

4

Transaksi jual beli online menjadi sasaran bagi para pelaku bisnis untuk

berbuat curang, dan mengabaikan etika bisnis islam dengan melakukan segala cara

yang tidak benar demi mendapatkan keuntungan yang lebih. Seperti: para pelaku bisnis

yang menjual produk-produk tidak sesuai dengan apa yang tertera di media sosial, isi

barang dengan sampul depan produk yang berbeda, tidak sesuai dengan apa yang

diinginkan oleh konsumen, dan lain sebagainya.8

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang penulis paparkan diatas, maka yang menjadi

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana Profil Perusahaan Produk HWI?

2. Bagaimana Etika Bisnis Islam Dalam Transaksi Jual Beli Online Produk

HWI?

3. Bagaimana penerapan etika bisnis Islam dalam transaksi jual beli online

produk HWI?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui bagaimana profil perusahaan produk HWI.

2. Untuk mengetahui bagaimana etika bisnis Islam dalam transaksi jual beli

online produk HWI.

8 Tira Nur Fitria, Bisnis Jual Beli Online (Online Shop) Dalam Hukum Islam Dan Hukum Negara,

“Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam”, Vol. 03, No. 01 (2017), hlm 52.

5

3. Untuk mengetahui bagaimana penerapan etika bisnis Islam dalam transaksi

jual beli online produk HWI.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat teoritis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kajian

sosiologis yang mengkaji tentang etika bisnis islam dalam transaksi jual beli

online produk HWI.

2. Manfaat Akademis, hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi

segenap semua kalangan pembaca yang akan mengangkat tema penerapan

etika bisnis islam dalam transaksi jual beli online produk HWI.

3. Manfaat praktis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan

rujukan untuk penelitian selanjutnya serta dapat dijadikan sebagai informasi

bagi para pembaca yang tertarik dengan penerapan etika bisnis islam dalam

transaksi jual beli online produk HWI.

E. Tinjauan Pustaka

a. Etika bisnis Islam

Etika bisnis Islam merupakan suatu proses dan upaya untuk mengetahui hal-

hal yang benar dan yang salah yang selanjutnya tentu melanjutkan tentu melakukan

hal yang benar berkenaan dengan produk, pelayanan perusahaan dengan pihak yang

berkepentingan dengan tuntutan perusahaan. Mempelajari kualitas moral

kebijaksanaan organisasi, konsep umum dan standart untuk perilaku moral dalam

bisnis, berperilaku penuh tanggung jawab dan bermoral.

6

Artinya etika bisnis Islam merupakan suatu kebiasaan atau budaya moral yang

berkaitan dengan kegiatan bisnis suatu perusahaan.9 Dari uraian di atas maka dapat

disimpulkan bahwa etika bisnis Islam adalah seperangkat nilai tentang baik, buruk

benar, salah dan halal haram dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip-prinsip

moralitas yang sesuai dengan syariah.

Pengertian etika berasal dari bahasa Yunani “Ethos” berarti adat istiadat atau

kebiasaan. Hal ini berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik,

aturan hidup yang baik, Etika yang baik itu mencangkup : kejujuran, ketetapan, dan

loyalitas.10 Standar baik dan buruk menurut ajaran Islam berbeda dengan ukuran-

ukuran lainnya. Untuk menilai apakah sesuatu perbuatan itu baik atau buruk, juga

harus diperhatikan kriteria (bagaimana cara melakukan perbuatan itu). Penggunaan

kriteria (cara melakukan perbuatan) itu dapat dirujuk kepada ketentuan Al-qur’an.11

Sebagaimana arti dalam Surah Al-Baqarah ayat 263 :

“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang

diiringi sesuatu yang menyakitkan perasaan, Allah maha kaya”.

Secara umum etika dapat didefinisikan sebagai satu usaha sistematis, dengan

menggunakan akal untuk memaknai individu atau sosial kita, pengalaman moral,

dimana dengan cara itu dapat menentukan peran yang akan mengatur tindakan

manusia dan nilai yang bermanfaat dalam kehidupan.12

9 Abdul Aziz, “Etika Bisnis Perspektif Islam”, hlm 35. 10 Pandji Anoraga, “ Pengantar Bisnis”, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011), hlm 133. 11 Suhrawardi K. Lubis, “Etika Profesi Hukum”, (Jakarta : Sinar Grafika,2009), hlm 39.

12 Taha Jabir Al-Alwani,” Bisnis Islam”, AK GROUP, Yogyakarta, 2005, hlm 4.

7

Yusanto dan Wijaya Kusuma13 mendefinisikan lebih khusus tentang bisnis

Islami yaitu serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi

jumlah kepemilikan hartanya termasuk profit, namun dibatasi dalam cara

memperolehnya dan pendayagunaan hartanya karena aturan halal dan haram.

b. Jual Beli Online

Jual beli atau perdagangan dalam bahasa Arab, yaitu al-Bay’ berarti

menjual,mengganti, dan menukar (sesuatu dengan sesuatu yang lain). Kata al-Bay’

dalam bahasa Arab terkadang digunakan untuk pengertian lawannya, yakni kata asy-

Syira’(beli). Dengan demikian, maka kata al-Bay’ berarti “jual”, tetapi sekaligus juga

berarti “beli”.

Persoalan jual beli dalam fikih Islam dibahas secara luas oleh ulama fikih,

sehingga dalam berbagai literatur ditemukan pembahasan dengan topik kitab al-Buy’

(kitab jual beli).14 Meskipun jual beli dengan sistem barter telah ditinggalkan, diganti

dengan sistem mata uang, tetapi terkadang esensi jual beli seperti itu masih berlaku.15

Jual beli secara etimologis artinya: Menukar harta dengan harta. Secara

terminologis artinya: Transaksi penukaran selain dengan fasilitas dan kenikmatan.

Sengaja diberi pengecualian “fasilitas” dan “kenikmatan”, agar tidak termasuk di

dalamnya penyewaan dan menikah. Jual beli adalah dua kata yang saling berlawanan,

namun masing-masing sering digunakan untuk arti kata yang lain secara bergantian.

13 M. Ismail Yusanto dan M. Karebet Widjajakusuma, “Menggagas Bisnis Islami”, Gema Insani

Press, Jakarta, 2002, hlm 17. 14 Abdul Azis Dahlan, ed., “Ensiklopedi Hukum Islam”, Jilid 3 (Cet. I; Jakarta: PT. Ichtiar Baru

Van Hoeve, 1996), hlm 827.

15 Mardani DR, “Fiqh Ekonomi Syariah”, hlm 100.

8

Oleh sebab itu, masing-masing dalam akad transaksi disebut sebagai pembeli

dan penjual. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Dua orang yang

berjual beli memiliki hak untuk menentukan pilihan, sebelum mereka berpindah dari

lokasi jual beli.”16

Akan tetapi bila disebutkan secara umum, yang terbetik dalam hak adalah

bahwa kata penjual diperuntukkan kepada orang yang mengeluarkan barang dagangan.

Sementara pembeli adalah orang yang mengeluarkan bayaran.

Dari pengertian-pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa jual beli

online adalah persetujuan saling mengikat melalui internet antara penjual sebagai

pihak yang menjual barang dan pembeli sebagai pihak yang membayar harga barang

yang di jual. Jual beli secara Online menerapkan sistem jual beli di internet.

c. Perusahaan Produk HWI

HWI singkatan dari Health Wealth International adalah sebuah perusahaan

Network Marketing (mlm) asli Indonesia. Salah satu anak perusahaan Guna Cipta

Group yang selama 3 generasi telah menjadi “market leader” untuk produk rempah –

rempah.

PT HWI telah hadir di berbagai kota di Indonesia, HWI hadir dengan berbagai

produk kesehatan yang tentunya sangat bermanfaat bagi khalayak ramai. Berbagai

produk ditawarkan pada masyarakat, dengan manfaat yang berbeda. Mulai dari

16 https://pengusahamuslim.com/69-hukum-jual-beli-definisi-klasifikasi-pembagian-dan-

syarat.html

9

penurun berat badan, penghilang jerawat hingga perawatan miss v, dan lainnya.

Produk HWI terbukti mengatasi keluhan yang selama ini dikeluhkan para konsumen.

Produk-produk yang dipasarkan sudah sangat teruji dan mempunyai sertifikasi

FDA (food and drug administration), adalah badan pengawas obat dan makanan

Amerika Serikat. Juga telah disertifikasi oleh DINKES (dinas kesehatan), BPOM

(badan pengawas obat dan makanan), dan MUI (majelis ulama Indonesia).

F. Metode Penelitian

Untuk memperoleh data dan mempermudah penelitian,maka penulis

menggunakan metode dan pendekatan sebagai berikut :

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah lapangan (field research), yaitu

penelitian yang langsung berhubungan dengan obyek yang diteliti. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.

Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memandu peneliti untuk

mengeksplorasi dan memotret situasi sosial secara menyeluruh, luas dan mendalam.17

Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematis dan akurat fakta dan

karakteristik bidang tertentu. Sedangkan penelitian kualitatif adalah jenis penelitian

yang relevan untuk memahami fenomena sosial (tindakan manusia) di mana data hasil

penelitian tidak diolah melalui prosedur statistik melainkan analisis data dilakukan

17 Sugiono, “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”, (Bandung : Alfabeta, Cet. 19,

2014), hlm 209.

10

secara induktif.18 Dalam penelitian ini meneliti tentang penerapan etika bisnis Islam

dalam transaksi jual beli online produk HWI.

2. Sumber Data

Yang dimaksud dengan sumber data adalah sumber di mana data penelitian itu

melekat dan atau dapat diperoleh.19 Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan

adalah:

a. Sumber data primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber asli. Adapun yang menjadi

data primer di olshop - olshop jual beli online produk HWI adalah pihak pelaku jual

beli online produk HWI.

b. Sumber data sekunder

Data sekunder yaitu data yang dianggap sebagai pendorong yang bisa

memperkuat data yang di dapat seperti buku referensi, dokumentasi, jurnal, internet,

dan juga melakukan wawancara dengan orang yang mengetahui tentang jual beli

online produk HWI.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Pengamatan

Pengamatan dilakukan peneliti sebagai metode untuk mencari informasi

tentang penerapan etika bisnis islam dalam transaksi jual beli produk HWI.

18 Ibid, hlm 9. 19 Saifuddin Azwar, “Metode Penelitian” (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm 91.

11

b. Wawancara

Pertemuan dua orang atau lebih untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya

jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik disebut wawancara.

Maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang informasi

dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi,dimana hal ini tidak

ditemukan melalui observasi. Dalam melakukan wawancara, peneliti menyiapkan

instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaaan tertulis untuk diajukan, dan

mencatat apa ynag dikemukakan oleh informan.

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi

bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monument seseorang. Hasil

penelitian dari observasi atau wawancara akan lebih kredibel kalau didukung oleh

dokumen-dokumen yang bersangkutan.

4. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang

diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, melakukan sistem

penyusunan, memilih mana yang penting dan mana yang dipelajari, dan membuat

kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan juga orang lain.

12

G. Sistematika Penulisan

Skripsi ini akan disusun dengan sistematika sebagai berikut :

BAB I : Yang terdiri dari: latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode

Penelitian, Sistematika Penelitian, Daftar Isi.

BAB II : Yang terdiri dari: Sejarah Perusahaan Produk HWI, Struktur

Organisasi Perusahaan Produk HWI, Legalitas Perusahaan Produk

HWI, Jenis-Jenis Produk HWI, Transaksi Jual Beli Online Produk

HWI.

BAB III : Yang terdiri dari: Etika Bisnis Islam Secara Umum, Etika Bisnis

Islam Menurut Para Filsuf, Dasar-Dasar Hukum Etika Bisnis

Islam, Prinsip-Prinsip Etika Bisnis Islam.

BAB IV : Yang terdiri dari: Penerapan Etika Bisnis Islam Dalam Transaksi

Jual Beli Online Produk HWI, Hambatan Yang Dihadapi

Terhadap Penerapan Etika Bisnis Islam Dalam Transaksi Jual

Beli Online Produk HWI.

BAB V : Yang terdiri dari: Kesimpulan, Saran, dan Kata Penutup

13

BAB II

PROFIL PERUSAHAAN PRODUK HWI

A. Sejarah Perusahaan Produk HWI

PT. Health Wealth International yang dikenal dengan sebutan HWI merupakan

salah satu perusahaan dari Indonesia dengan konsep pemasaran Network Marketing.

HWI didukung sepenuhnya oleh perusahaan besar, yaitu Guna Cipta Multirasa.

Melalui sejarah yang panjang, hingga 3 generasi, Guna Cipta telah menjadi

‘market leader’ untuk produk rempah-rempah; perisa pasta; pewarna makanan dan

bahan baku dengan merek dagang koepoe-koepoe, bahkan hingga mancanegara seperti

Amerika, Belanda, Australia, dan Taiwan.

Dengan pabrik seluas 4 hektar Guna Cipta selalu berinovasi dan

mengembangkan produknya. Di tahun 2006 telah diluncurkan produk andalan lainnya

berupa Sambal dua belibis.

Dan tahun 2009, Guna Cipta mengembangkan sayapnya ke dunia Multilevel

Marketing (MLM) dengan didirikannya PT. Health Weath International sebagai anak

perusahaan.20 HWI mulai didirikan tanggal 01 Oktober 2009.

20 Reni, “Distributor resmi HWI”, https://renycmp.wordpress.com/profil-pt-hwi/, ( diakses pada

12 Mei 2011, pukul 13.55 )

13

14

HWI merupakan satu-satunya pioneer network marketing indonesia

menggunakan sistem unik quadro plan hasil inovasi penyempurnaan kelemahan dari

empat system marketing plan yang sudah ada sebelumnya (binary, unilevel, matrix,

break away.

Produk-produk yang dipasarkan sudah sangat teruji dan mempunyai sertifikasi

FDA (food and drug administration), GMP (good manufacturing practice), ISO

(organisasi internasional standardisasi), USDA ORGANIC, DINKES (dinas

kesehatan), BPOM (badan pengawas obat dan makanan), MUI (majelis ulama

Indonesia) dan lainnya, memberikan kualitas prima dengan harga relatif terjangkau.

pilihan produk cukup banyak (multi produk) trend masa kini, sehingga memudahkan

pilihan untuk masuk pada segmen market yang dirasa lebih potensial.

Bisa dijalankan secara network marketing/mlm maupun dijalankan secara

konvensional /keagenan, kedistributoran berbagai macam produk, franchise, direct

selling, bisnis offline maupun online. tersedianya support system (yess), fasilitas

produk training, pelatihan, konsultasi kesehatan, bisnis and team work building serta

anda semua berada dalam millionaire success network (msnhwi).

Adanya fasilitas website canggih realtime yang dapat di akses kapan saja dan

dimana saja untuk memantau perkembangan jalur distribusi jaringan bisnis anda serta

untuk mengetahui pendapatan bonus-bonus anda. HWI hari ini telah membuktikan

banyak orang mengalami perubahan hidup dari berbagai sisi kehidupan seperti karier,

keuangan, kesehatan, mental, dan spiritual.

15

HWI perusahaan network marketing asli indonesia akan menjadi tuan rumah

dinegeri sendiri, mempunyai visi global untuk go international. Dengan dukungan

company dan financial kuat serta manajemen profesional, maka tidak diragukan lagi

hwi diprediksi akan menjadi “raksasa baru” di industri network marketing indonesia.

Visi Perusahaan Produk HWI

Menjadi perusahaan MLM global yang disegani dengan mencetak para mitra

usahanya yang sehat, sukses, berkarakter, serta mempunyai tanggung jawab sosial

yang tinggi.21

Misi Perusahaan Produk HWI

1. Memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk meningkatkan kesehatan

dan meraih kesuksesan melalui mandiri di HWI

2. Memberika kesempatan kepada setiap mitra usaha untuk bertumbuh dan

berkembang melalu pelatihan dan pembinaan dan konsisten.

B. Struktur Organisasi PT. HWI

(HEALTH WEALTH INTERNATIONAL)

Terdapat nama-nama struktur organisasi PT. HWI (HEALTH WEALTH

INTERNATIONAL) bagian pusat sebagai berikut :

21 https://www.healthwealthint.com/profile.asp situs ini telah dikunjungi

sebanyak 17.342.318 kunjungan sejak 01 Oktober 2009 Site Design copyright @2013 - I.T

Department PT. Health Wealth International Kuasa hukum HWI

16

Bambang S. Adjie

( Managing Director )

Andy D. Widjaja

( President Director )

Harry S. Widjaja

( Commisioner )

Divisi Divisi

C. Legalitas Perusahaan Produk HWI

Perusahaan Produk HWI saat ini telah masuk dalam APLI, APLI adalah

singkatan dari Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia, adalah suatu organisasi yang

merupakan wadah persatuan dan kesatuan tempat berhimpun para perusahaan

penjualan langsung (Direct Selling/DS), termasuk perusahaan yang menjalankan

penjualan dengan system berjenjang (Multi level Marketing/MLM) di Indonesia.

17

Dalam Bahasa Inggris, APLI diterjemahkan menjadi IDSA, singkatan dari

Indonesian Direct Selling Association. APLI telah menjadi Anggota Kamar Dagang

dan Industri Indonesia (KADIN INDONESIA). Dengan nomor anggota 20203.18688-

6/04-09-1995 dan diakui oleh Pemerintah/Departemen Perdagangan.

Di setiap Negara WFDSA hanya menerima satu asosiasi DS/MLM sebagai

anggota yaitu Asosiasi yang mendaftar pertama dan anggota-anggotanya memenuhi

persyaratan kode etik yang ditentukan. APLI merupakan organisasi independent, yang

tidak berafiliasi dengan salah satu kegiatan politik praktis, selain kegiatan professional

dalam bidang mewujudkan Penjualan Langsung (Direct Selling), termasuk penjualan

dengan system berjenjang (MLM) yang murni dan benar. Berikut keuntungan

perusahaan produk HWI masuk APLI :

1. Membuktikan HWI perusahaan resmi dan legal diakui pemerintah RI.

2. Teruji kekuatan finansial perusahaan untuk bisnis jangka panjang.

3. Produknya aman dan legal.

4. Terbukti bukan Money Game (bisnis ilegal berkedok MLM).

5. Semakin menambah kepercayaam masyarakat yang ingin berbisnis tidak perlu

lagi cari-cari tahu/ bingung/ ragu apakah ini bisnis legal atau ilegal, cukup

dengan mengetahui telah terdaftar di APLI maka menjadi indikator sederhana

untuk mengetahui dengan cepat legalitas bisnis HWI bahkan tanpa perlu datang

ke kantor HWI, karena APLI adalah asosiasi resmi.

18

Produk-produk yang dipasarkan sudah sangat teruji dan Juga telah disertifikasi

oleh DINKES (dinas kesehatan), BPOM (badan pengawas obat dan makanan), dan

MUI (majelis ulama Indonesia), dan juga lain sebagainya.

D. Jenis-Jenis Produk HWI

Terdapat beragam jenis-jenis produk yang ditawarkan oleh perusahaan HWI

diantaranya adalah sebagai berikut :

Produk HWI untuk program Kehamilan dan penyubur kandungan

Nama Produk Keterangan Label

Maca United

Diformulasikan untuk

menyeimbangkan hormon

serta sistem tubuh secara

keseluruhan sehingga sangat

bermanfaat untuk

mengoptimalkan fungsi

tubuh.

NO.BPOM

TR.103.312.70

1

SERTIFIKAT

HALAL

001400163607

01

Nes V

Nes V adalah minuman

berbentuk madu untuk wanita

modern yang berkhasiat.

NO.BPOM

20936711082

SERTIFIKAT

HALAL

20936711082

Produk HWI Penggemuk atau Penambah Berat Badan

Nama Produk Keterangan Label

Mr Pro

Mr pro adalah solusi tepat untuk menggemukan badan

secara alami. mr pro penambah nafsu makan anda sekaligus membentuk sistem imun di tubuh anda.

NO.BPOM 209367110715

SERTIFIKAT HALAL 171200021501

11

19

Produk HWI Untuk Diet atau Menurunkan Berat Badan (Pelangsing)

Nama Produk Keterangan Label

WMP HWI

Bekerja sinergis dlm meningkatkanpembakaran lemak tubuh ( metabolism

booster ) sehingga penurunan berat badan menjadi lbh efektif.

NO.BPOM

MD 867028004341

CMP

CMP adalah solusi bagi Anda yang ingin memiliki tubuh langsing, susah BAB dan

sudah mencoba berbagai

macam olahraga tapi tidak turun berat badannya

NO.BPOM TR.123263161

SERTIFIKAT

HALAL

002800612004

12

Dtozym HWI

Dtozym adalah Minuman Serbuk Kaya Serat yang bermanfaat untuk

membersihkan Kotoran pada saluran pencernaan dan

mengecilkan Perut Buncit.

NO.BPOM

MD 867028003341

3 Green

3 GREEN adalah NATURAL SUPERFOODS yang

mengandung 3 sumber nutrisi terbaik yang disebut Natural Superfoods

NO.BPOM TR.103.319.28

SERTIFIKAT

HALAL

001700163607

01

20

Produk HWI Pemutih dan Penghilang Jerawat (Kecantikan)

Nama Produk Keterangan Label

Frutablend

Membantu para penggunanya

untuk bisa memiliki kulit yang lebih sehat dan cerah, memudarkan flek hitam dan noda bekas jerawat di wajah,

memutihkan wajah serta membantu mengatasi masalah

kulit lainnya.

NO.BPOM

TR. 113 326 151

Glucella

Glucella adalah Produk HWI terbaru yang berupa minuman serbuk rasa apel yang

diformulasikan dari bahan-bahan terbaik seperti

kolagen,gluthation, asam

hyaluronat, ekstrak apel, serta premix vitamin dan mineral yang bekerja memberikan nutrisi pada kulit dari dalam.

NO.BPOM MD 867028021341

Prime Skin

Membnatu menjadikan kulit tubuh tampak lebih cerah dan terjaga

kelembabannya.

NO.BPOM

NA 18120102908

Serum Prime

Skin Phyto Cell

Yang dapat menjadikan

penampilan Anda menjadi

lebih mudah aslinya.

NO.BPOM

NA1815200

0146

SERTIFIKA

T HALAL

1815200014

6

21

Produk HWI untuk Kesehatan

Nama Produk Keterangan Label

Chocona HWI

Chocona adalah minuman coklat serbuk dari yang terbuat dari bahan alami Theobroma cacaoL (kakao)

yang dikombinasikan dengan

ekstrak Alpha Lipoic Acid (ALA) dan buah naga yang

kaya akan antioksidan, sehingga penggunaannya memberikan rasa relaks pada tubuh sekaligus melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan.

NO.BPOM MD 867028007341

SERTIFIKAT HALAL 670280073444

E. Transaksi Jual Beli Online Produk HWI

1. Pengertian Transaksi (Akad)

Menurut bahasa, Akad yaitu : simpulan, perikatan, perjanjian, atau

permufakatan. Dalam istilah Fukaha, antara lain :”perikatan adalah ijab dan qobul

(serah terima) menurut bentuk yang disyariatkan agama, nampak bekasnya pada yang

diakadkan itu.22

Pada dasarnya Akad berasal dari kata al-‘Aqd, bentuk masdar dari kata ‘Aqada

dan jamaknya adalah al-Uqûd yang berarti perjanjian (yang tercatat) atau kontrak.

Sedangkan dalam Ensiklopedi Hukum Islam bahwa kata al-‘aqd yang berarti perikatan,

perjanjian, dan permufakatan (al-ittifâq).

22 Sohari Sahrani, “Fikih Muamalah Klasik dan Kntemporer”, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2011),

hlm 20.

22

Pengertian Akad secara bahasa adalah pertalian yang mengikat. Adapun

pengertian Akad menurut istilah, ada beberapa pendapat diantaranya menurut Wahbah

Zuhailiy dalam kitabnya al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh, Akad adalah

hubungan/keterikatan antara ijab dan qobul atas kesepakatan yang dibenarkan oleh

syara’ dan memiliki implikasi hukum tertentu. Sedangkan menurut Hasbi Ash-

Shiddieqy, Akad adalah keterikatan antara ijab dan qobul yang dibenarkan syara’

dengan menetapkan keridhaan kedua belah pihak.23

Pelaksanaan Akad atau ijab qobul menurut yang sah sepanjang prinsip-

prinsip agama, telah diperselisihkan oleh para fukaha yang ada garis besarnya dapat

dibagi menjadi tiga pendapat:

Pertama, tidak sah Akad itu kecuali dengan sighat, yakni suatu bentuk

perkataan (lafadz) yang diucapkan oleh kedua belah pihak yang melakukan Akad.

Ketentuan ini berlaku dalam jual beli, sewa-menyewa, ghibah, nikah,wakaf,

pembebasan duduk dan lain sebagainya, misalnya dengan perkataan:”Saya menjual

barang itu kepadamu” dari pihak pejual, kemudian dari pihak pembeli menjawab:”

Saya telah membelinya darimu”.

Menurut golongan ini, bagi orang yang terhalang melakukan ijab qobul

dengan sighat, misalnya orang bisu, dapat melakukannya dengan isyarat, sedangkan

orang yang terhalang karena jarak yang jauh dapat melakukan Akad secara tertulis

(kitabah).

23 T.M Hasbi Ash-Shieddieqy, “ Pengantar Fiqh Muamalah”,(Jakarta : PT. Bulan Bintang 1984),

hlm 21.

23

Prinsip ini dipegang Imam Syafi’i pada lahirnya dan suatu pendapat dalam

madzhab Imam Hambali. Menurut mereka, asalnya harus dengan lafadz, karena asal

Akad adalah Taradlin (suka sama suka) berlandaskan frman Allah SWT dalam surah

An-Nisaa ayat 29 yang berbunyi:

“wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memakan harta-harta kalian diantara kalian dengan cara yang bathil, kecuali dengan perdagangan yang kalian saling ridha. Dan janganlah bunuh diri-diri kalian, sesungguhnya Allah maha penyayang”.

Kedua, Akad itu sah dilakukan dengan perbuatan (af’al) bagi hal-hal yang

biasanya dilakukan dengan perbuatan, seperti: jual beli, mu’athah (saling memberi);

wakaf pedirian masjid, tanah kuburan, dan jalan raya.

Ketiga, setiap Akad itu sah dilakukan dengan cara apa saja yang menunjukkan

kepada maksudnya, baik perkataan maupun perbuatan. Segala sesuatu yang telah

dipandang oleh manusia sebagai jual beli, maka itulah jual beli, apa yang dipandang

sewa-menyewa maka itulah sewa-menyewa, sekalipun terdapat perbedaan istilah

dalam lafadz dan perbuatannya.

2. Pengertian Jual Beli

Jual beli dalam istilah fiqh disebut dengan al-bai’ yang berarti menjual,

mengganti, dan menukar sesuatu dengan sesuatu yang lain. Lafal al-bai’ dalam bahasa

Arab terkadang digunakan untuk pengertian lawannya,

24

Yaitu kata al-syira’ (beli). Dengan demikian, kata al-bai’ berarti jual, tetapi

sekaligus juga berarti beli. Secara etimologis, jual beli diartikan: “Pertukaran sesuatu

dengan sesuatu (yang lain) “24

Sedangkan secara terminologi, terdapat beberapa definisi jual beli yang

dikemukakan Ulama fiqh sekalipun substansi dan tujuan masing-masing definisi

Adalah sama. Kiyai Hanafiyah mendefinisikannya dengan “ Saling menukar harta

dengan harta melalui cara tertentu ”, atau “ Tukar menukar sesuatu yang diingini

dengan yang sepadan melalui cara tertentu yang bermanfaat “.

Definisi lain dikemukakan Ulama Malikiyah, Syafi’iyah, dan Hanabilah.

Menurut mereka, jual beli adalah: Saling menukar harta dengan harta dalam bentuk

pemindahan milik dan pemilikan.25 Jual beli adalah suatu perjanjian, dengan mana

pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak

yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan.

Jual beli (menurut B.W) adalah suatu perjanjian bertimbal balik dalam mana

pihak pihak yang satu berjanji untuk menyerahkan hak milik atas suatu barang,

sedang pihak yang lainnya berjanji untuk membayar harga yang terdiri atas sejumlah

uang sebagai imbalan dari perolehan hak milik tersebut.

Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa jual beli adalah

suatu aktivitas dimana seorang penjual menyerahkan barang yang dijualnya kepada

pembeli setelah adanya kesepakatan harga.

24 Nasrun Haroen, “Fiqh Muamalah”, (Jakarta : Gaya Media Pratama, 2013), hlm 111.

25 Ibid, hlm 112.

25

3. Jual Beli Menurut Para Ahli

Menurut Wirjono Prodjodikoro, jual beli adalah suatu persetujuan dimana

suatu pihak mengikat diri untuk wajib menyerahkan suatu barang dan pihak lain wajib

membayar harga, yang dimufakati mereka berdua.26

Menurut Volmar, mengatakan bahwa jual beli adalah pihak yang satu penjual

(verkopen) mengikatkan dirinya kepada pihak lainnya pembeli (loper) untuk

memindah tangankan suatu benda dalam eigendom dengan memperoleh pembayaran

dari orang yang disebut terakhir, sejumlah tertentu, berwujud uang.27

Menurut Abi Yahya Zakaria Al-Ansyori, jual beli menurut bahasa adalah

pertukaran harta atas dasar saling rela, atau memindahkan hak milik dengan

mendapatkan benda yang lain sebagai gantinya dengan jalan yang dibolehkan oleh

syara.28

4. Dasar Hukum Jual Beli

Tidak sedikit kaum muslim yang lalai mempelajari hukum jual beli, bahkan

melupakannya, sehingga tidak mempedulikan apakah yang dimakan itu barang haram

atau tidak apabila mendapatkan keuntungan dan usahanya meningkat. Keadaan seperti

itu merupakan kesalahan besar yang harus dicegah, agar semua kalangan yang

bergerak pada bidang perdagangan mampu membedakan mana yang dibolehkan dan

mana yang tidak.

26 Wirjono Projodikoro, “Hukum Perdata Tentang Persetujuan-persetujuan Tertentu”, (Bandung:

Sumur, 1991), hlm 17.

27 R.M Suryodiningrat, “Perikatan-Perikatan Bersumber Perjanjian”, (Tarsito, Bandung: Tarsito,

1996), hlm 14.

28 Imam Taqiyuddin, Abi Bakrin Muhammad Al-Hulain, hlm 239.

26

Maka bagi mereka yang terjun ke dalam dunia usaha, khususnya perdagangan

atau tansaksi jual beli, berkewajiban mengetahui hal-hal apa saja yang dapat

mengakibatkan jual beli tersebut sah atau tidak. Ini bertujuan supaya usaha yang

dilakukan sah secara hukum dan terhindar dari hal-hal yang tidak dibenarkan.

Landasan hukum jual beli dibenarkan oleh Al-Qur’an dalam surah Al-Baqarah ayat

198 yang artinya :

“Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari

Tuhanmu”.

5. Pengertian Jual Beli Online

Jual beli online sering kali disebut juga dengan online shopping, atau jual beli

melalui media internet. Menurut Alimin mendefinisikan jual beli online sebagai satu

set dinamis teknologi, aplikasi dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan,

konsumen, komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang,

pelayanan dan informasi yang dilakukan secara elektronik.29

Ringkasnya jual beli online adalah transaksi atau aktifitas perdagangan/jual-

beli dengan menggunakan media elektronik (jaringan internet) atas barang dan jasa

dengan system pembayaran elektronik pula. Jual beli online menggambarkan

cakupan yang sangat luas karena berhubungan dengan teknologi, proses transaksi

dan praktek perdagangan tanpa tatap muka langsung antara penjual dan pembeli.

Teknologi merubah banyak aspek bisnis dan aktivitas pasar. Dalam bisnis

perdagangan misalnya, kemajuan teknologi telah melahirkan metode transaksi yang

29 Muhammad Alimin, : “Etika dan Pelindungan Konsumen dalam Ekonomi Islam”, (Yogyakarta:

BPFE,2004), hlm 76.

27

dikenal dengan istilah e-commerce (electronic commerce). Kemajuan teknologi

informasi dan telekomunikasi ini jelas dirasakan manfaatnya oleh kalangan pelaku

bisnis.

Manfaat diartikan sebagai akumulasi dari kemudahan yang didapat dari

internet, khususnya dalam berbisnis. Keuntungan bisnis di internet antara lain

memudahkan komunikasi intern dan ekstern, globalisasi bisnis dan keunggulan

kompetitif, mengurangi biaya komunikasi dan mendapat feedback, memperluas

jaringan kerja sama, marketing, dan sales, memudahkan pencarian informasi yang

cepat dan murah, dapat mempelajari perilaku visitor, menambah image atau

performance perusahaan dan website adalah showroom termurah dan paling praktis.

Secara sederhana, proses e-commerce dapat dilakukan dengan cara konsumen

berkunjung ke website merchant untuk melihat memilih produk yang diinginkan.

Lalu, konsumen setuju untuk membeli di merchant dan memberi instruksi

pembelian online ke merchant. Setelah itu, prinsip pembayarannya tidak jauh

berbeda dengan dunia nyata, hanya saja semua metode yang ditawarkan

menggunakan teknologi canggih.

Cara pembayaran yang digunakan antara lain melalui transfer ATM

(automatic teller machine), pembayaran tanpa perantara, pembayaran dengan pihak

ketiga (kartu kredit/cek).

Secara umum transaksi dalam e-commerce dapat dilihat melalui skema Find

it adalah mode untuk pencarian barang. Selain find it bahasa yang biasa ditemukan

adalah search atau browse. Explore it adalah keterangan atau spesifikasi barang yang

28

ingin diinginkan, termasuk di dalamnya product review dari barang dimaksud.

Select it merupakan kereta barang yang ada dalam transaksi e-commerce. Buy

it merupakan proses transaksi pembayaran. Sedangkan ship it adalah proses yang

terjadi setelah transaksi pembayaran disetujui oleh pihak pengelola dan pihak

pengelola mengirimkan barang kepada alamat yang ditunjuk oleh pembeli.

6. Jual Beli Online Dalam Islam

Jual beli online di artikan sebagai jual beli barang dan jasa melalui media

elektronik, khususnya melalui internet atau secara online. Jual beli via internet yaitu

(sebuah akad jual beli yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau

(internet) baik berupa barang maupun jasa). Atau jual beli via internet adalah akad

yang disepakati dengan menentukan cirri-ciri tertentu dengan membayar harganya

terlebih dahulu sedangkan barangnya diserahkan kemudian.

Jual beli online adalah transaksi yang terjadi dimedia elektronik, yang mana

transaksi jual beli tidak mengharuskan penjual dan pembeli bertemu secara langsung

atau saling menatap muka secara langsung, dengan menentukan cirri-ciri, jenis barang,

sedangkan untuk harganya dibayar terlebih dahulu baru diserahkan barangnya.

Sedangkan karakteristik bisnis online yaitu :

a) Terjadinya transaksi antara dua belah pihak.

b) Adanya pertukarang barang, jasa, atau informasi.

29

Dari karateristik di atas, bisa di lihat bahwa yang membedakan bisnis online

dengan bisnis offline yaitu proses transaksi (akad) dan media utama dalam proses

tersebut. Akad merupakan unsur penting dalam suatu bisnis.

Secara umum, bisnis dalam Islam menjelaskan adanya transaksi yang bersifat

fisik, dengan menghadirkan benda yang dipesan, tetapi dengan ketentuan harus

dinyatakan sifat benda secara konkret, baik diserahkan langsung atau diserahkan

kemudian sampai batas waktu tertentu.30 Sama seperti bisnis pada umumnya, bisnis

online dalam ekonomi syariah juga terbagi dalam yang halal dan haram, legal atau

illegal. Bisnis online diizinkan selama bisnis tersebut tidak mengandung elemen yang

dilarang.

Transaksi penjualan online dimana barang hanya berdasar pada deskripsi yang

disediakan oleh pejual dianggap sah, namun jika deskripsi barang tidak sesuai maka

pembeli memiliki hak khiyar yang memperbolehkan pembeli untuk meneruskan

pembelian atau membatalkannya.31

Dalam Islam berbisnis melalui online diperbolehkan selagi tidak terdapat

unsur-unsur riba, kezaliman, monopoli dan penipuan. Rasulullah mengisyaratkan

bahwa jual beli itu halal selagi suka sama suka. Karena jual beli atau berbisnis seperti

melalui online memiliki dampak positif karena dianggap praktis, cepat, dan mudah.

7. Transaksi Jual Beli Online Produk HWI

30 Tira Nur Fitria, “Bisnis Jual Beli Online”, hlm 55.

31 Ibid, hlm 56.

30

Seperti penjelasan-penjelasan diatas, dalam transaksi jual beli online produk

HWI tidak jauh berbeda dengan transaksi jual beli online lainnya. Dimana transaksi

jual beli online terjadi karena adanya penjual dan pembeli serta penjual dan pembeli

telah melakukan kesepakatan dalam transaksi jual beli online.

Transaksi jual beli online produk HWI menerapkan adanya langkah-langkah

tertentu dari proses transaksi jual beli online produk HWI. Produk HWI sendiri

memiliki beragam jenis produk-produk yang ditawarkan, mulai dari untuk kesehatan,

kecantikan untuk semua kalangan baik yang muda maupun yang tua sesuai dengan apa

yang dibutuhkan konsumen atau pembeli produk HWI. Beberapa tahapan dalam

transaksi jual beli online produk HWI, yaitu:

a. Information sharing. Dalam proses ini prinsip penjual online produk HWI adalah

mencari dan menjaring calon pembeli produk HWI sebanyak-banyaknya.

Sementara pembeli berusaha sedapat mungkin mencari informasi produk atau

jasa yang dibutuhkan.

b. Pemesanan produk HWI, Kedua belah pihak yang melakukan transaksi jual beli

online produk HWI akan membuat perjanjian. Aktivitas pembelian antara penjual

dan pembeli produk HWI ini biasanya dilakukan melalui jaringan tertentu. Jika

Pembeli sudah mendapatkan produk HWI apa yang akan dibelinya, maka

biasanya pembeli akan membayar terlebih dahulu secara transfer kepada penjual

online produk HWI. Dengan catatan tidak akan ada penipuan dari penjual online

produk HWI tersebut.

c. Setelah transaksi dilakukan, langkah berikutnya adalah aktivitas yang dilakukan

31

dalam tahapan ini antara lain : keluhan dan kesan pertama saat pertama kali

menggunakan produk HWI, permintaan informasi, cara penggunakan produk

HWI, dan lain sebagainya.

Sebelum itu mungkin terjadi penawaran secara online melalui website, situs

di internet atau posting di mailing list atau news group dengan model busines to

busines. Menurut Cavanilas dan Nadal, transaksi online memilik banyak cara dan

tipe:

a. Transaksi melalui chatting atau video conference.

b. Transaksi melalui web atau situs32

Transaksi melalui chatting atau video Conference adalah seseorang dalam

menawarkan sesuatu dengan model dialog interaktif melalui internet seperti melalui

telepon, chatting dilakukan melalui tulisan sednagan video conference dilakukan

melalui media elektronik, dimana orang dpat melihat gambar dan mendengar suara

pihak lain yang melakukan penawaran.Seseorang yang melakukan transaksi dengan

e-mail, sebelumnya sudah harus memiliki email address.Selanjutnya sebelum

melakukan transaksi, customer sudah mengetahuin e-mail yang akan dituju.

32 Sanusi Arsyad,”Transaksi Bisnis Electronik Commerce(E-commerce) Studi Tentang

Permasalahan-permasalahan Hukum dan Solusinya”(Tesis Magister, Yogyakarta: Universitas Islam

Indonesia, 2000), hlm 53.

32

BAB III

ETIKA BISNIS ISLAM DALAM TRANSAKSI JUAL BELI ONLINE

PRODUK HWI

A. Etika Bisnis Islam Secara Umum

Etika berasal dari bahasa Yunani “ethichos” berarti adat kebiasaan, disebut

juga dengan moral, dari kata tunggal mos, dan bentuk jamaknya mores yang berarti

kebiasaan, susila.33 Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia etika berarti ilmu tentang

apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban (moral)”.34

Dalam bahasa Arab etika Islam sama artinya dengan Akhlak jamak dari

Khuluqun yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kalimat

tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan khalqun, yang berarti

kejadian, serta erat hubungannya dengan khaliq (Pencipta) dan makhluq (yang

diciptakan).

Perumusan pengertian Akhlak timbul sebagai media yang memungkinkan

adanya hubungan baik antara khaliq dengan makhluq.35 Etika juga termasuk bidang

ilmu yang bersifat normatif, karena berperan menentukan apa yang harus dilakukan

atau tidak boleh dilakukan oleh seorang individu.36

33 Zainudin Ali, “Pendidikan Agama Islam”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm 29.

34 Departemen Pendidikan Nasional, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, (Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama,2008), Cet. 4, hlm 383.

35 Hamzah Ya’qub, “Etika Islam”, CV. Diponegoro,( Bandung, 1985),hlm 11-12. 36 Rafik Issa Beekum, “Etika Bisnis Islami”, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2004,) hlm 3.

32

33

Dalam perkembangan selanjutnya kata etika lebih banyak berkaitan dengan

ilmu filsafat. Oleh karena itu standar baik dan buruknya adalah akal manusia.37 Etika

pada umumnya didefinisikan sebagai suatu usaha yang sistematis dengan

menggunakan rasio untuk menafsirkan pengalaman moral individual dan sosial

sehingga, dapat menetapkan aturan untuk mengendalikan perilaku manusia serta nilai-

nilai yang berbobot untuk dapat dijadikan sasaran dalam hidup.38

Menurut Suparman Syukur dalam bukunya yang berjudul Etika Religi

menjelaskan bahwa istilah etika juga sering digunakan dalam tiga perbedaan yang

saling terkait, pertama merupakan pola umum atau jalan hidup, kedua seperangkat

aturan atau “kode moral”, dan ketiga penyelidikan tentang jalan hidup dan aturan-

aturan perilaku”.39 Menurut Franz Magnis Suseno etika merupakan ilmu atau refleksi

sistematik berkaitan dengan pendapat-pendapat, norma-norma, dan istilah- istilah

moral.40

Sonny Keraf memberikan penjelasan pengertian etika sebagai filsafat moral

adalah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma yang menyangkut

bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia dan mengenai masalah masalah

kehidupan manusia.41 Menurut Johar Arifin etika adalah seperangkat nilai tentang

baik, buruk, benar dan salah yang berdasarkan prinsip-prinsip moralitas, khususnya

dalam perilaku dan tindakan.

37 Zainudin Ali, “Pendidikan Agama Islam”, hlm 29.

38 O.P. Simorangkir, “Etika Bisnis, Jabatan dan Perbankan”,( Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2003),hlm 3.

39 Suparman Syukur, “Etika Religius”, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004), hlm 1.

40 Franz Magnis Suseno, “Etika Jawa”, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001), hlm 6. 41 Sonny Keraf, “Etika Bisnis”, (Yogyakarta: Kanisius, 1998), hlm 15.

34

Sehingga Etika adalah salah satu faktor penting bagi terciptanya kondisi

kehidupan manusia yang lebih baik.42 Sedangkan Menurut Imam Ghozali dalam

bukunya Ihya’ Ulumuddin mendefinisikan etika sebagai sifat yang tetap dalam jiwa,

yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dan tidak membutuhkan

pikiran.43

Sokrates menyatakan bahwa etika (moral) berhubungan erat dengan

pengetahuan manusia. Apabila manusia memiliki pengetahuan yang baik maka ia akan

memiliki sikap hidup yang penuh rasa keagamaan yang nantinya membentuk moral

yang baik atau kebajikan (arete) sehingga akan mencapai kesempurnaan manusia

sebagai manusia. Seseorang yang memiliki etika baik akan memiliki.44

Definisi lain menyatakan bahwa etika berasal dari bahasa yunani ethos. Secara

etimologis, etika bermakna watak, susila, adat. Sedangkan sscara terminologis, dapat

diartikan: (1) menjelaskan arti baik atau buruk, (2) menerangkan apa yang seharusnya

dilakukan, (4) menunjukkan apa yang harus dilakukan. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa etika adalah seperangkat nilai yang merupakan hasil gagasan

manusia mengenai tata aturan yang berkaitan dengan prilaku manusia dan menjadi

layak, wajar, sehingga bias diterima suatu komunitas pada ruang dan waktu tertentu.45

Ada beberapa persamaan antara akhlak, moral, dan etika adalah: Pertama,

akhlak, etika dan moral mengacu pada ajaran atau gambaran tentang perbuatan,

42 Johan Arifin, “Fiqih Perlindungan Konsumen”, (Semarang : Rasail, 2007),hlm 63-64.

43 Ali Hasan, “Manajemen Bisnis Syari’ah Kaya di Dunia Terhormat di Akhirat”, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2009), hlm 171.

44 Asmoro Acmadi, “Filsafat Umum”, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1997), hlm 47. 45 Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya, “Akhlak Tasawuf”, (Surabaya: IAIN SA

Press, 2011), hlm 59-60.

35

tingkah laku, sifat, dan perangai yang baik. Kedua, akhlak, moral dan etika merupakan

prinsip atau aturan hidup manusia untuk mengukur martabat dan harkat

kemanusiaannya. Ketiga, akhlak, moral dan etika seseorang atau sekelompok orang

tidak semata-mata merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap, statis, dan konstan,

tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki setiap orang.

Perbedaan antara akhlak, moral dan etika adalah: akhlak tolak ukurnya dengan

menggunakan Al-Qur’an dan Sunnah. Etika tolak ukurnya adalah dengan

menggunakan pikiran atau akal. Sedangkan moral tolak ukurnya dengan menggunakan

norma hidup yang ada dalam masyarakat.46

Namun secara substantif sebenarnya apa yang disebut dengan etika, moral,

akhlak dan adab mempunyai arti dan makna yang sama, yaitu sebagai jiwa (ruh)

suatu tindakan, dengan tindakan itu perbuatan akan dinilai, karena setiap perbuatan

pasti dalam praktiknya akan diberi predikat- predikat sesuai dengan nilai yang

terkandung dalam perbuatan itu sendiri, baik predikat right (benar) dan predikat wrong

(salah). Jika dalam etika penilaian baik buruk berdasarkan akal pikiran, moral

berdasarkan kebiasaan umum yang berlaku umum dimasyarakat, maka padaakhlak dan

adab ukuran yang digunakan untuk menentukan baik buruk adalah Al Qur’an dan

Hadis.47

46 Rosihon Anwar, “Akhlak Tasawuf”, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hlm 19-20. 47 Abudin Nata, “Akhlak Tasawuf”, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), hlm 97.

36

Kata Bisnis dalam bahasa indonesia diserap dari kata “business” dari bahasa

inggris yang berarti kesibukan. Kesibukan secara khusus berhubungan dengan orentasi

profit atau keuntungan.48 Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang

atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan.

Kata bisnis sendiri dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum),

teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan.49

Sedangkan mengenai istilah “bisnis” yang dimaksud adalah suatu urusan atau

kegiatan dagang, industri atau keuangan yang dihubungkan dengan produksi atau

pertukaran barang atau jasa dengan menempatkan uang dari para enterpreneur dalam

resiko tertentu dengan usaha tertentu dengan motif untuk mendapatkan keuntungan.

Bisnis adalah suatu kegiatan di antara manusia yang menyangkut produksi, menjual

dan membeli barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.50 Bisnis dalam

arti luas adalah istilah umum yang menggambarkan semua aktivitas dan institusi yang

memproduksi barang dan jasa dalam kehidupan sehari hari.

Bisnis merupakan suatu organisasi yang menyediakan barang dan jasa yang

bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.51 Musselman dan Jackson mereka

mengartikan bahwa bisnis adalah suatu aktivitas yang memenuhi kebutuhan dan

keinginan masyarakat, perusahaan yang diorganisasikan untuk terlibat dalam aktivitas

tersebut.

Menurut Gloss, Steade dan Lowry seperti yang dikutip Abdul Aziz bahwa

bisnis adalah jumlah seluruh kegiatan yang diorganisir oleh orang-orang yang

48 Abdul Aziz, “Etika Bisnis”, hlm 28.

49 Ibid, hlm 28. 50 A. Sonny Keraf, “Etika Bisnis”,hlm 50. 51 Abdul aziz, “Etika Bisnis”,hlm 29.

37

berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industri yang menyediakan barang dan

jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standar serta kualitas hidup

mereka.

Etika bisnis dapat berarti pemikiran atau refleksi tentang moralitas dalam

ekonomi dan bisnis. Moralitas disini berarti aspek baik atau buruk, terpuji atau tercela,

benar atau salah dari prilaku manusia. Kemudian dalam kajian etika bisnis islam

susunan adjective diatas ditambah dengan halal dan haram. Jadi kesimpulan deskripsi

mengenai etika bisnis Islam merupakan suatu proses dan upaya untuk mengetahui hal-

hal yang benar dan yang salah yang selanjutkan tentu akan melakukan hal benar

berkenaan dengan produk, pelayanan perusahaan dengan pihak yang berkepentingan

dengan tuntutan perusahaan.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengertian etika bisnis islami

tersebut selanjutnya dijadikan sebagai kerangka praktis yang secara fungsional akan

membentuk suatu kesadaran beragama dalam

melakukan setiap kegiatan ekonomi.

B. Etika Bisnis Islam Menurut Para Filsuf (Telaah Immanuel Kant)

Apabila kita mendiskusikan tentang apapun yang berlabel Islam, maka kita

harus merujuk kembali pada dasar-dasar utama dalam Islam yang dikenal sebagai

Wahyu yang terkumpul dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rosul.

Pula dalam pembahasan paradigma atau filsafat-sains Islam. Islam

merupakan agama yang khas yang tidak saja mengatur kehidupan akherat tetapi

38

juga meliputi segenap hidup dan kehidupan manusia yang serba kompleks dan

rumit.52

Islam tidak hanya membahas mengenai fiqh saja, tapi juga menyangkut

ideology, politik, social, budaya, serta perekonomian dan bisnis. Seiring dengan

perjalanan waktu serta dengan semakin majunya dunia perdagangan dan bisnis,

orang semakin tergiur dengan berbagai macam teori, sistem dan cara-cara baru

dalam dunia perdagangan dan bisnis agar bagaimana modal sedikit yang dimiliki

cepat mendapatkan hasil banyak, walaupun bertentangan dengan nilai-nilai

normative transcendental yang diyakininya. Kondisi ini jika sudah melembaga

dalam nurani pelaku bisnis, tidak menutup kemungkinan akan mengkikis habis

nilai-nilia normative yang dibangun oleh Islam.

Munculnya paradigma islamisasi ilmu pengetahuan termasuk di dalamnya

ekonomi dan bisnis, memunculkan harapan baru untuk mengkritisi, menggali serta

mengembalikan nilai-nilai syariat dalam dunia bisnis, dan menampilkan wajah

baru, yaitu Etika Bisnis Islam.

Untuk mengaktualisasikan ilmu pengetahuan Al-Faruqi (1988)

sebagaimana yang dikutip oleh Ghofar (1999 : 69) mengusulkan beberapa prinsip

metodologi, yaitu :

1. Ke – Esa – an Tuhan (tauhid)

2. Kesatuan Ciptaan (the unity of creation)

52 MODERNISASI, “100 Volume 8”, Nomor 2, Juni, 2012.

39

3. Kesatuan Kebenaran dan Kesatuan Ilmu Pengetahuan (the unity of

truth and the unity of knowledge)

4. Kesatuan Hidup (unity of life)

5. Kesatuan Umat Manusia (the unity of humanity)

Konsep tauhid merupakan konsep utama yang mendasari keempat

kesatuan yang lain. Konsep ini memiliki implikasi ontologis dan epitimologis

dalam membangun ilmu pengetahuan. Termasuk juga dalam membangun konsep

serta karakteristik Etika Bisnis Islam.

Secara ontologis, prinsip tauhid ini akan memahami Allah sebagai

“penyebab pertama dan tertinggi serta akhir dari segala sesuatu (causa prima)”.

Keberadaan Allah menurut Faruqi merupakan prinsip fundamental dan regulative

dari semua ilmu pengetahuan. Sehingga, Islam dalam melakukan aktivitas bisnisnya,

walaupun ada nilai-nilai kebebasan, nilai-nilai.

Kepemilikan, dan kesamaan, semuanya itu ada batas dan wilayah yang

sudahditentukan. Dalam Bisnis Islam tidak akan hanya diarahkan pada sifat kebendaan

dan menafikan nilai-nilai ruhiyah, akan tetapi ada keterikatan para pelaku bisnis

dengan aturan yang lahir dari nilai-nilai normative transcendental. Etika Bisnis Islam

dalam aktivitasnya selalu bersendikan pada keyakinan tauhid. Triyuwono (1997)

mengutip Madjid (1992) menjelaskan bahwa pernyataan tauhid yang terangkum dalam

kalimat syahadat juga mengandung esensi kebebasan manusia dari belenggu-belenggu

mitos yang tidak selayaknya.

Kalimat pertama dalam syahadat menunjukkan adanya negasi

terhadapkeberadaan kuasa-kuasa semu, yaitu adanya semangat emansipatoris dan

40

hegemoni kuasa-kuasa yang tidak layak menguasai diri manusia. Namun setelah

kebebasanitu tercapai, manusia harus melakukan konfron tasi terhadap sesuatu yang

dianggap benar, sejati, dan layak untuk tunduk dalam kuasanya sehingga manusia

tidak terperangkap ke dalam kuasa-kuasa semu lain. Kuasa sejati dalam hal ini adalah

kuasa yang secara intrinsic benar, benar dalam dirinya sendiri dan tidak memerlukan

factor luar untuk membenarkannya. Yang dimaksud di sini tidak lain adalah Tuhan

Yang Maha Esa.

Melihat pernyataan-pernyataan di atas kita dapat memahami bahwa konsep

tauhid memiliki implikasi yang sangat besar pada asumsi-asumsi ontology

danepistimologi, khususnya, untuk membangun ilmu pengetahuan Islam. Keyakinan

yang kukuh atas tauhid mempersenjatai peneliti dengan sebuah pandangan alamyang

komprehensif dan ia tidak lagi melihat alam sebagai sekedar kumpulan bagian-bagian

yang saling terisolasi, tetapi ia melihat kesaling hubungan diantara bagian-bagian

tersebut dan kesamaan asal-usulnya. Ia melihat kesatuan dibalik keragaman ini.

Kesadaran tentang penyatuan dan interelasi yang saling menguntungkan dari

setiap benda dan peristiwa; pengalaman dari semua fenomena dalam dunia sebagai

manifestasi-manifestasi sebuah kesatuan dasar. Mengenai iman, al-Faruqi (1992)

berpendapat bahwa ia adalah kebenaran yang diberikan kepada pikiran manusia

sehingga bersifat rasional dan perlu pengetahuan untuk mendapatkan dan

mempertahankannya.

Namun pengetahuan yang tidak benar kemungkinan akan membawa seseorang

pada posisi yang menjauhi iman, karena tindakan-tindakannya menjadi salah arah,

41

sehingga, menurutnya, hanya pengetahuan yang berada dalam perspektif sunnatullah

yang dapat membimbing individu menuju iman sejati.

Sehingga konsep-konsep tersebut mau tidak mau akan menjiwai prinsip prinsip

dalam aktivitas ekonomi dan bisnis masyarakat Islam. Sebagaimana dikatakan bahwa

dalam prinsip bisnis Islam tidak hanya mementingkan sisi duniawi, namun juga

berlandaskan pada tujuan yang lebih hakiki

yaitu tercapainya Ridho dari allah SWT. Maka ada beberapa karakteristik Bisnis Islam

yang membedakan dengan Bisnis non-Islam.

C. Dasar - Dasar Hukum Etika Bisnis Dalam Islam

Al-Qur’an menegaskan dan menjelaskan bahwa di dalam berbisnis tidak boleh

dilakukan dengan cara kebathilan dan kedzaliman, akan tetapi dilakukan atas dasar

sukarela atau keridhoan, baik ketika untung ataupun rugi, ketika membeli atau menjual

dan sebagainya. Sebagaimana arti dalam surah An-Nisa ayat 29 sebagai berikut :

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku

dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”.

Arti di atas menjelaskan bahwa aturan main perdagangan Islam melarang

adanya penipuan di antara kedua belah pihak yakni penjual dan pembeli harus ridha

dan sepakat serta harus melaksanakan berbagai etika yang harus dilakukan oleh para

pedagang Muslim dalam melaksanakan jual beli.

Dengan menggunakan dan mematuhi etika perdagangan Islam tersebut,

diharapkan suatu usaha perdagangan seorang Muslim akan maju dan berkembang

42

pesat lantaran selalu mendapat berkah dari Allah SWT di dunia dan di akhirat. Etika

perdagangan Islam menjamin, baik pedagang maupun pembeli

masing-masing akan saling mendapat keuntungan.

Dari hal tersebut diketahui bahwa kejujuran merupakan pondasi yang sangat

penting bagi pelaku bisnis. Diantara bentuk kejujuran adalah seorang pebisnis harus

komitmen dalam jual belinya dengan berlaku terus terang dan transparan untuk

melahirkan ketentraman dalam hati, hingga Allah memberikan keberkahan dalam jual

belinya, dan mengangkat derajatnya disurga ke derajat para nabi, orang-orang yang

jujur, dan orang-orang yang mati syahid.53

D. Prinsip-Prinsip Etika Bisnis Islam

Inisiatif yang dilakukan oleh tiga agama samawi (Islam, Kristen, dan yahudi)

yang diprakarsai HRH. Princ Philip (the Duke of Edinburgh) dan Mahkota Hasan bin

Talal (Jordan) 1984 sepakat meletakkan prinsip-prinsip etika dalam bisnis. Ada tiga

isu etika dalam bisnis yang diklasifikasikan waktu itu, yaitu moralitas dalam kebijakan

organisasi yang terlibat dalam bisnis , serta moralitas prilaku individual para karyawan

saat bekerja.54

Sedangkan menurut Muhammad Prinsip-prinsip etika bisnis Islam yaitu

53 Asyraf Muhammad Dawwah, “Meneladani Keunggulan Bisnis Rasulullah”, (Semarang :

Pustaka nuun, 2008), hlm 58.

54 Faisal Badroen dkk., “Etika BIsnis dalam Islam”, Cet. IV (Jakarta: Prenada media Group,

2015), hlm19-20.

43

meliputi kesatuan dan integrasi, kesamaan, intelektualitas, kehendak bebas, tanggung

jawab dan akuntabilitas, penyerahan total, kejujuran, keadilan, keterbukaan, kebaikan

bagi orang lain, kebersamaan.55

Berbicara tentang bisnis, Kohlbeng mengatakan bahwa prinsip-prinsip etika di

dalam bisnis dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu sebagai berikut :56

(1) Prinsip manfaat, (2) Prinsip hak asasi, (3) Prinsip keadilan.

Secara umum, prinsip-prinsip yang berlaku dalam kegiatan bisnis yang baik

sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sebagai manusia. Prinsip-

prinsip etika bisnis yang berlaku di Indonesia akan sangat dipengaruhi oleh sistem nilai

masyarakat kita. secara umum dapat dikemukakan beberapa prinsip etika bisnis, yakni

:

a. Prinsip otonomi, yaitu sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan

dan bertindak berdasarkan kesadarnnya sendiri tentang apa yang dianggapnya baik

untuk dilakukan.

b. Prinsip kejujuran, dalam hal ini kejujuran adalah kunci keberhasilan suatu bisnis,

kejujuran dalam pelaksanaan kontrol terhadap konsumen, dalam hubungan kerja, dan

sebagainya.

c. Prinsip keadilan, yaitu menuntut agar setiap orang diperlukan secara sama sesuai

dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional objektif dan dapat

dipertanggungjawabkan.

Dari semua prinsip bisnis di atas, Adam Smith menganggap bahwa prinsip

55 Muhammad, “Etika Bisnis Islami”, (Yogyakarta: Akademi Menejemen Perusahaan YKPN,

2004),hlm 71-72. 56 Kwik Kian Gie, dkk, “Etika Bisnis Cina: Suatu Kajian Terhadap Perekonomian di Indonesia”,

(Jakarta :Gramedia Pustaka, 1996), hlm 59.

44

keadilan sebagai prinsip yang paling pokok.57 Demikian pula dalam islam, etika bisnis

Islam harus berdasarkan pada prinsip-prinsip dasar yang berlandaskan pada al-Qur’an

dan al-Hadits, sehingga dapat diukur dengan aspek dasarnya yang meliputi:58

1. Barometer ketakwaan seseorang.

2. Mendatangkan keberkahan.

3. Mendapatkan derajat seperti para Nabi, Shiddiqin dan Syuhada.

4. Berbisnis merupakan sarana beribadah kepada Allah Swt.

Ada enam langkah konkrit awal dalam memulai etika bisnis Islam, yaitu:59

1. Niat ikhlas mengharap ridho Allah

2. Professional

3. Jujur dan amanah

4. Mengedepankan etika sebagai seorang muslim

5. Tidak melanggar prinsip syriah

6. Ukhuwah islamiyah

Ada beberapa hal yang dapat dikemukakan dari tujuan umum etika bisnis,

sebagai berikut:

1. Menanamkan kesadaran akan adanya dimensi etis dalam bisnis.

2. Mengenalkan argumentasi-argumentasi moral dibidang ekonomi dan bisnis serta

cara penyusunannya.

Abdul Aziz mendeskripsikan prinsip-prinsip dasar etika bisnis Islam harus

57 Sonny Keraf, “Etika Bisnis”, hlm 61.

58 Abdul Aziz, “Etika Bisnis islam”, hlm 37.

59 Ibid., hlm 39.

45

mencakup di bawah ini:

1. Kesatuan (unity) adalah kesatuan sebagaimana terefleksikan dalam konsep tauhid

yang memadukan keseluruhan apek-aspek kehidupan muslim baik dalam bidang

ekonomi, politik, sosial menjadi keseluruhan yang homogeny, serta mementingkan

konsep konsistensi dan keteraturan yang menyeluruh.

2. Keseimbangan (equilibrium) dalam beraktivitas di dunia kerja dan bisnis, islam

mengharuskan berbuat adil, tak terkecuali pada pihak yang tidak disukai. Allah SWT

memerintahkan kepada seluruh hamba-Nya untuk berlaku adil dalam setiap perbuatan

seperti yang terdapat dalam surat al-Maidah ayat 8 yang berarti :

“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekalikali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan

bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. 3. Tanggung jawab (responsibility) kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang

mustahil dilakukan oleh manusia karena tidak menuntut adanya pertanggungjawaban

dan akuntabilitas untuk memenuhi tuntunan keadialan dan kesatuan, manusia perlu

mempertanggungjawabkan tindakannya. Secara logis prinsip ini berhubungan erat

dengan kehendak bebas.

4. Kebenaran: kebajikan dan kejujuran. Kebenaran dalam konteks ini selain

mengandung makna kebenaran lawan dari kesalahan, mengandung pula dua unsur

yaitu kebajikan dan kejujuran.60 Sebagaimana arti dalam surah At-Taubah ayat 119:

“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar”.

60 Abdul Aziz, “Etika Bisnis”, hlm 45-46.

46

BAB IV

PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM DALAM TRANSAKSI JUAL BELI

ONLINE PRODUK HWI

A. Penerapan prinsip etika bisnis islam dalam transaksi jual beli online

produk HWI

Salah satu fenomena dalam bidang ekonomi saat ini adalah transaksi jual beli

yang menggunakan media eletronik. Berkembangya teknologi internet, tidak

terkecuali perkembangan dunia bisnis dan pemasaran. Saat ini sudah banyak orang

yang memanfaatkan internet sebagai media pemasaran dan bisnis. Tren belanja online

mulai diminati karena proses keputusan belanja online tidak serumit keputusan

pembelian offline. Belanja online memang memudahkan dan menghemat waktu,

menghemat biaya dibandingkan belanja tradisional.

Dalam bekerja dan berbisnis wajib bagi setiap manusia untuk memahami

bagaimana transaksi agar tidak terjerumus dalam jurang keharaman karena

ketidaktahuan. Oleh karena itu, seorang pelaku bisnis online harus menerapkan

prinsip-prinsip etika bisnis Islam dalam bertransaksi sekaligus menempatkan diri

sebagai pelaku bisnis yang melakukan praktek kejujuran dan berusaha menghindari

memperoleh kekayaan dengan cara yang tidak adil agar menjadi pebisnis yang

berpegang teguh dengan etika bisnis Islam.

46

47

Islam begitu menekankan kehormatan harta kekayaan umatnya. Karena itu,

Islam mengharamkan atas umat Islam berbagai bentuk tindakan merampas atau

pemanfaatan harta orang lain tanpa izin atau kerelaan darinya. Begitu besar penekanan

Islam tentang hal ini, sehingga Islam menutup segala celah yang dapat menjerumuskan

umat Islam kepada praktek memakan harta saudarannya tanpa alasan yang dibenarkan.

Dalam proses jual beli online barang yang diperjualbelikan ada yang merupakan milik

sendiri, atau barang masih milik supplier. Hal ini menjadi sesuatu yang berbeda

dengan konvensional karena ketika mereka menjadi dropshipper, tidak memiliki

barang akan tetapi hanya mengetahui kriteria barang melalui gambar dan

keterangan barang.

Pertanyaan mengenai Penerapan Etika Bisnis Islam Dalam Transaksi

Jual Beli Online Produk HWI.

Proses Penerapan

Etika Bisnis Islam

Dalam Transaksi

Jual Beli Online

Produk HWI

1. Sudah berapa lama anda menjadi seorang pelaku bisnis

online produk HWI ?

2. Bagaimana tahap- tahap atau proses anda menjadi pelaku

bisnis online produk HWI ?

3. Apakah anda merasakan suka dan duka sebagai pelaku

bisnis online produk HWI ?

4. Menurut anda sebagai seorang muslim dan pelaku usaha

jual beli online produk HWI penting kah adanya etika

bisnis islam dalam transaksi jual beli online produk HWI

?

5. Apakah selama ini anda sudah merasa menerapkan etika

bisnis islam dalam transaksi jual beli online produk HWI

yang anda jalankan ? Bagaimanakah selama ini transaksi

jual beli online produk HWI yang anda terapkan ?

48

6. Bagaimanakah gambaran hasil penjualan anda selama ini

dalam berbisnis online produk HWI ?

Seperti yang diungkapkan oleh Mayang61 :

Saya menjalankan bisnis online ini sudah hampir 2 tahun belakangan ini,

pertama sih saya ditawarkan oleh saudara saya yang juga merupakan pelaku bisnis

online produk HWI setelah dijelaskan secara lengkap oleh saudara saya, saya

mendaftar secara online di website resmi HWI nya dan saya diterima untuk menjadi

salah satu pelaku usaha bisnis online produk HWI, saya juga sering mengikuti

seminar-seminar yang diadakan oleh pihak PT HWI.

Menurut saya pribadi sih penting adanya etika bisnis Islam dalam transaksi jual

beli online produk HWI bukan hanya jual beli online produk HWI tetapi etika bisnis

Islam juga penting untuk semua transaksi jual beli. Menurut saya juga penerapan etika

bisnis Islam itu tercipta dari orang atau pelaku usaha itu tersebut. Saya pribadi merasa

sudah menerapkan etika bisnis Islam dalam transaksi jual beli online produk HWI

karena menurut saya etika bisnis Islam dalam jual beli adalah adanya kesepakatan dari

penjual dan pembeli tanpa ada paksaan.

Pertama setelah saya menjadi salah satu pelaku usaha bisnis online produk

HWI, saya membuat website untuk online shop saya. Di awal mula saya hanya menjual

beberapa produk saja dan semakin hari produk-produk HWI yang saya jual online

semakin bertambah. Pertama saya uplod foto foto produk-produk HWI dengan

deskripsi yang lengkap mulai dari harganya, kegunaan dan manfaatnya, cara pakainya

juga sertifikasi label label produk HWI tersebut. Saya juga membuka open chat di

online shop HWI saya, dimana open chat yang dimaksud berguna untuk para

konsumen bertanya kepada saya juga memberi kritik dan saran kepada saya selaku

pelaku bisnis online produk HWI. Hasil penjualan yang saya dapat dari jual beli online

produk HWI ini cukup lumayan buat saya. Setiap bulannya saya selalu mendapatkan

keuntungan.

Hal yang hampir serupa juga disebutkan oleh Dita62 :

Saya sebagai pelaku bisnis online produk HWI sudah berjalan 1,5 tahun

belakngan ini. Saya bergabung sebagai salah satu pelaku usaha bisnis online produk

HWI ini melalui aplikasi facebook. Saya melihat lihat adanya keuntungan besar jika

saya bergabung sebagai pelaku usaha online produk HWI. Setelah itu saya mendaftar

di website resminya produk HWI saat itu saya mendaftar sebagai member dengan

61 Wawancara dengan Mayang (Pelaku bisnis online produk HWI) pada tanggal 10 Februari 2020.

62 Wawancara dengan Dita (Pelaku bisnis online produk HWI) pada tanggal 10 Februari 2020.

49

membayar uang sebesar 25.000 rupiah, setelah itu saya resmi menjadi pelaku usaha

produk HWI.

Saya sangat setuju dengan pentingnya etika bisnis Islam dalam transaksi jual

beli online produk HWI karena menurut saya dengan adanya etika bisnis Islam dalam

transaksi jual beli online khususnya jual beli online produk HWI dapat terciptanya

kenyamanan dalam bertransaksi dan sebagai umat Islam membuat kita telah

menjalankan transaksi jual beli yang diajarkan oleh agama Islam. Saya termasuk yang

telah menerapkan etika bisnis Islam dalam jual beli online produk HWI yang saya

jalankan karena setiap ada transaksi jual beli online produk HWI di akun saya, saya

selalu mengutakan kenyamanan konsumen untuk membeli produk-produk HWI yang

saya jual.

Dan transaksi jual beli online produk HWI yang saya jalankan tidak jauh

berbeda dari para owner lainnya pertama-tama saya akan memasukkan gambar

produk-produk HWI yang didalamnya lengkap dengan kegunaan dan manfaat produk

serta sertifikasi sertifikasi label dari berbagai lembaga kesehatan dan agama.setelah itu

konsumen akan melihat lihat produk HWI apa yang dibutuhkannya. Jika konsumen

sudah mendapatkan produk HWI yang diinginkannya, konsumen bisa langsung

chatting dengan saya menyanyakan mengenai produk yang akan dibelinya.setelah itu

saya akan melihat apakah produk yang diingikan konsumen tersebut tersedia atau

tidak.

Jika tersedia saya akan mengatakan “oke ready,tf ya”. Saya menjamin

konsumen transfer terlebih dahulu kerekening saya baru setelah itu saya akan paketkan

produk HWI nya ke alamat konsumen tersebut. Saya menjamin bahwa produk akan

sampai ke alamat konsumen. Karena kebanyakan pelanggan yang membeli produk

HWI kepada saya adalah rekan-rekan kerja saya,keluarga saya juga teman-teman saya.

Menurut Nurul63 , saya penerapan etika bisnis islam dalam transaksi jual beli

online itu penting terlebih lagi bagi saya selaku umat islam dalam menjalankan

transaksi jual beli online produlk HWI. Karena bagi saya dengan saya terapkan ilmu-

ilmu etika bisnis islam dalam jual beli online yang saya jalankan dapat membawa

berkah tersendiri bagi saya dan juga konsumen yang membeli produk HWI secara

online . Pada umumnya proses jual beli online produk HWI yang saya lakukan sama

dengan jual beli online lainnya. Saya iklan dulu berupa gambar produk-produk HWI

di media sosial saya (wattshap, facebook, instagram).

Setelah itu apabila ada yang minat langsung chat pribadi saya, dan apabila

sudah “deal” maka saya meminta transfer uang ke rekening saya. Setelah uang sudah

63 Wawancara dengan Nurul (Pelaku bisnis online produk HWI) pada tanggal 27 Februari 2020.

50

masuk rekening saya, lalu barang yang masih pre order langsung saya pesankan. Dan

apabila barang sudah ready langsung saya kirim.

Dan saya selaku pelaku bisnis online produk HWI tidak pernah melakukan

kejahatan dalam transaksi jual beli online produk HWI, karena saya merasa saya harus

menerapkan etika bisnis islam dalam jual beli saya agar para konsumen atau pelanggan

tidak kecewa kepada dan mereka selalu merasa ingin membeli produk HWI dari saya”.

Serupa yang diungkapkan oleh Ikah64

Dalam jual beli online produk HWI yang saya jalankan sebenarnya tidak jauh

berbeda dari para pelaku bisnis online produk HWI lainnya karena semuanya memiliki

tujuan yang sama yaitu meraup keuntungan juga untuk membuat para konsumen atau

pembeli produk HWI merasa puas dengan produk HWI yang dibelinya dari owner

online tempat dia beli.

Bagi saya pribadi sebenarnya para pelaku bisnis online khususnya produk HWI

bersama dengan para pembeli tanpa sadar atau tidak sadar sudah menerapkan etika

bisnis islam dalam transaksi tersebut. Karena sesuai dengan etika bisnis islam itu

sendiri terjadi karena memang adanya kesepakatan dari kedua belah pihak yang ada.

Dalam jual beli online produk HWI yang saya jalankan dengan cara pertama

saya buat akun terlebih dahulu yang mengatas namakan nama saya, setelah itu saya

upload produk-produk HWI yang akan saya pasarkan secara online, saya juga

mencantumkannya secara detail mulai dari gambar produk HWI yang berisi izin atau

telah lulus uji dari berbagai lembaga kesehatan dan agama, saya cantumkan harganya,

selanjutnya ada para pembeli yang bertanya tanya kepada saya dengan cara chattingan.

Setelah ada yang membeli , saya memintanya untuk transfer terlebih dulu, saya beri

jaminan. Karena memang banyak yang beli produk HWI kepada saya adalah orang-

orang yang sebagian sudah saya kenal jadi mereka mempercayai saya.

B. Hambatan Yang Dihadapi Terhadap Penerapan Etika Bisnis Islam Dalam

Transaksi Jual Beli Online Produk HWI

64 Wawancara dengan Ikah (Pelaku bisnis online produk HWI) pada tanggal 01 Maret 2020.

51

Walaupun bisnis online merupakan bisnis yang lebih praktis dan mudah

daripada bisnis offline, namun bukan berarti tidak akan menemukan hambatan selama

menjalankannya.

Ada bermacam-macam hambatan yang mungkin akan dihadapi selama

menjalankan bisnis online, namun semua hambatan tersebut pasti memiliki cara

penyelesaian sehingga tidak perlu khawatir terhadap hambatan yang akan dihadapi

namun juga harus berhati-hati dalam menghadapi hambatan dalam bisnis online

tersebut

Kebanyakan orang gagal dalam bisnis online pertama mereka. Ada banyak

faktor yang perlu dipertimbangkan bila tertarik memperoleh keuntungan melalui

bisnis online. Untuk membantu lebih baik memahami elemen apa saja yang perlu

difokuskan. Dari hasil wawancara penulis lakukan ada beberapa tantangan terbesar

yang tiap pelaku bisnis online hadapi ketika memulai bisnis online produk HWI.

Menurut Dila65 “keraguan diri” menjadi hambatan yang dirasakannya sebagai

pelaku bisnis online produk HWI. Ia selalu bertanya tanya kepada diri sendiri apakah

dia terlahir untuk menjadi pengusaha? Bila Maya tidak memiliki pemikiran spesifik

tentang ini, rasa percaya diri akan menurun dan semua menjadi sulit untuknya. Pelaku

usaha online sejati berpikir sedikit berbeda dari orang yang tidak terlahir untuk dunia

bisnis online ini.

Mereka ibarat orang yang meracik minuman baru dari bahan-bahan yang

tersedia, bukan orang yang keluar dan membeli kebutuhan untuk membuat minuman

yang sempurna.Pemikiran ini membuat mereka mengembangkan strategi relasi,

menjual sebelum membeli, dan hanya menanggung resiko yang bisa mereka tanggung.

65 Wawancara Dila ( Jam 10.00 WIB ) Tanggal 01 Maret 2020.

52

Selain itu, mereka tidak menetapkan tujuan, tapi mengikuti arus dan melakukan

perubahan seiring waktu. Berikut tantangan atau hambatan yang dihadapi oleh pelaku

usaha jual beli online secara umum, yaitu :

Layanan pelanggan : Toko ecommerce konvensional memiliki sistem

manajemen pelanggan terpusat yang mempermudah memenuhi kebutuhan pelanggan.

Tapi pada marketplace, pembeli yang tidak senang dengan produk atau layanan dari

seorang penjual biasanya akan mengarahkan keluhan pada marketplace, bukan pada

penjual. Masalah yang terus terjadi ini sering kali meningkat menjadi masalah PR atau

serangan media sosial.

Solusinya ada pada penetapan ekspektasi yang tepat diantara para pembeli.

Marketplace tidak bisa bertahan bila dituntut bisa melakukan tugas dari pemilihnya.

Perusahaan seperti Alibaba dan eBay bisa sukses karena mereka mampu

mengkomunikasikan ke pembeli kalau terjadi masalah layanan produk, yang

bertanggung jawab adalah pabrik atau penjual, bukan platformnya.

Kompetisi meningkat : Tak pernah mudah untuk memulai sebuah bisnis.

Sudah hilang masa dimana dibutuhkan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan

untuk memulai bisnis. Sekarang bila Anda bisa membeli nama domain dan

mendaftarkan bisnis online Anda, berarti Anda sudah memasuki bisnis ini.Tapi bisa

bertahan dalam sebuah bisnis jadi masalah yang cukup rumit. Meski dulu saran dari

para ahli bisnis memiliki harga mahal dan membutuhkan banyak waktu, sekarang

Anda bisa temukan ahli secara online untuk menjawab banyak pertanyaan Anda.

53

Ini membantu Anda memulai sebuah toko online, misalnya, untuk memperoleh

kartu bisnis dan bahan pemasaran dengan harga yang sangat terjangkau. Kemudahan

memulai bisnis ini menciptakan tingkat kompetisi yang lebih besar. Anda akan

menemukan bisnis berbeda berkompetisi untuk tiap produk yang dijual dan bisnis baru

yang fokus pada satu item untuk menjadi yang terbaik dalam satu bidang. Peningkatan

kompetisi yang lebih terfokus akan membuat lebih sulit bagi bisnis untuk mendapat

pelanggan yang mau membeli produk mereka. Yang terjadi adalah perang persepsi,

fokus, dan pemasaran.

Marketing dan kesetiaan pelanggan : Seperti halnya peningkatan kompetisi,

muncul juga masalah dalam memasarkan produk ke pelanggan potensial secara efektif.

Telepon pintar, media sosial, email, Twitter, dan saluran komunikasi lain

mempermudah bisnis dan individu untuk mengirimkan pesan. Mencari tahu saluran

pemasaran yang tepat adalah kunci agar bisnis bisa berhasil di masa mendatang.

Sangat sulit untuk memasarkan bisnis baru. Siapa pelanggan saya? Dimana

mereka biasa berkumpul? Apa yang mereka sukai? Bagaimana saya mendekati

mereka? Apa yang membuat bisnis saya beda dari yang lain? Apa yang bisa saya

tawarkan yang berbeda dari bisnis lain di niche yang sama? Bagaimana saya bisa

membangun brand otoritas? Apa yang bisa menarik perhatian mereka? Bagaimana

54

saya membuat mereka datang kembali? Semua ini hanya beberapa masalah yang

dihadapi tiap pengusaha muda ketika menciptakan strategi marketing untuk bisnis

barunya.

Ketika Anda mendapat pelanggan baru, bagaimana Anda mempertahankan

mereka ketika mereka secara konstan didatangi oleh banyak kompetitor yang mencoba

meyakinkan mereka kalau mereka memiliki produk yang lebih baik atau memberi

harga lebih murah? Mengidentifikasi apa yang pelanggan inginkan akan memberi

perbedaan pada masa depan perusahaan Anda. Pemilik bisnis perlu menghabiskan

lebih banyak waktu mencari tahu bagaimana mempertahankan pelanggan dan di waktu

yang sama mencari tahu cara menggapai pelanggan baru tanpa berkompetisi dalam

harga.

Menjadi menonjol di tengah kerumunan bukan hal mudah. Tiap orang bisa

memulai bisnis baru. Tapi hanya beberapa yang akan berhasil dan menghasilkan uang

dari aktivitas website, produk, dan layanan. Rencana pemasaran yang baik untuk bisnis

online fokus pada banyak elemen dibanding hanya membuat orang mengklik website

Anda dan membaca konten Anda.

Anda perlu tahu apa yang membuat orang yang mengunjungi situs Anda

memilih layanan Anda. Cari tahu apa yang menstimulasi mereka untuk membeli

produk Anda, menyebarkan berita tentang bisnis Anda, dan pada akhirnya, kembali

lagi.

55

Anda perlu lakukan banyak penelitian sebelum masuk ke sebuah bidang bisnis.

Anda perlu memperoleh fakta tentang kapan, dimana, dan bagaimana memulai

memasarkan bisnis Anda. Media sosial, blog, email, Google AdWords, iklan

Facebook, semua ini jadi tool Anda, gunakan dengan bijak.

Ketidakpastian : Tiap orang, terutama pemilik bisnis tentu merasa tidak

nyaman dengan ketidakpastian. Karena hutang global dan gejolak ekonomi,

ketidakpastian lebih banyak terdengar saat ini dibanding pada masa lalu.

Ketidakpastian memicu fokus jangka pendek. Karena ketidakpastian, perusahaan

cenderung menghindari perencanaan jangka panjang dan mengubahnya menjadi fokus

jangka pendek. Kegagalan pada perencanaan strategis untuk 5 hingga 10 tahun bisa

menyebabkan kehancuran bisnis.

Teknologi : Pelanggan online akan menghindari website yang sering

mengalami masalah dan tidak menyediakan keamanan pembelian yang memadai.

Berinvestasi pada server yang bisa dipercaya dan pilihan keamanan serta update

teknologi berkelanjutan bisa mengatasi ancaman keamanan terbaru. Penting untuk

membangun brand online yang kuat dan menjaga kepercayaan pelanggan.

Batasan jenis bisnis : Beberapa jenis bisnis tidak cocok untuk internet,

khususnya bila produk yang ditawarkan melibatkan penggunaan panca indera.

Misalnya, bila nilai unik dari produk Anda adalah aroma yang menyegarkan, Anda

bisa kesulitan memasarkannya secara online. Dan akan selalu ada individu yang

merasa lebih nyaman melakukan pembelian setelah melihat produk secara langsung

56

lebih dulu. Keahlian komputer yang minim : Pemilik bisnis perlu memiliki lebih dari

sekedar pengetahuan dasar internet dan melakukan bisnis secara online. Skill yang

dibutuhkan meliputi pengetahuan tentang pengaturan website untuk tujuan bisnis dan

bagaimana memasarkan bisnis Anda secara online.

Bila tidak memiliki skill ini, Anda kemungkinan akan membutuhkan jasa

pemasaran internet untuk membantu Anda memulai bisnis online. Kesulitan

membangun relasi : Meski melakukan bisnis di internet bisa membuka pasar di seluruh

dunia, tapi bisa lebih sulit mengembangkan relasi bisnis yang berkelanjutan.

Bila Anda berlokasi di Indonesia, kemungkinan Anda tidak punya kesempatan

untuk bertatap muka dengan pelanggan dari Jepang atau Australia. Meski teknologi

seperti konferensi video memungkinkan Anda melihat individu melalui layar

komputer, tetap ada sentuhan personal yang kurang dibanding pertemuan secara

langsung.

Ketergantungan pada perusahaan web hosting : Fungsi situs yang

berkelanjutan sangat bergantung pada pihak ketiga, yakni web host Anda. terlebih

lagi, pilihan web host Anda sangat penting pada awal bisnis internet. Bila server web

host Anda berkualitas buruk, pengunjung akan meninggalkan kereta belanja Anda.

Website Anda mungkin sangat lambat karena web host meletakkan situs Anda di 1

server bersama dengan 2000 situs lain.

57

Tentu mimpi terburuk dalam bisnis online adalah ketika website Anda

mengalami down. Baik selama 10 menit atau 10 hari, Anda akan kehilangan bisnis

ketika situs tidak bekerja. Bila server Anda mengalami masalah, Anda tidak lagi bisa

menerima pesanan pelanggan. Atau Anda tidak bisa menerima email melalui nama

domain Anda atau bahkan mengupdate situs Anda. Terlebih lagi, Anda tidak berdaya

dalam hal ini, terutama bila support pelanggan sulit dihubungi.

C. Perlindungan Hukum Dalam Jual Beli Online Produk HWI

a. Perlindungan Hukum

Bentuk perlindungan terhadap masyarakat mempunyai banyak dimensi

salah satunya yaitu perlindungan hukum. Adanya benturan kepentingan didalam

masyarakat harus dapat diminimalisasi dengan kehadiran hukum dalam masyarakat.

Adanya perlindungan hukum bagi seluruh rakyat Indonesia dapat ditemukan dalam

Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 (UUD 1945) ,

Oleh karena itu maka setiap produk yang dihasilkan oleh legislatif harus

mampu memberikan perlindungan hukum bagi seluruh masyarakat. Terdapat

beberapa pendapat para sarjana mengenai perlindungan hukum, antara lain :

1. Menurut Satjipto Rahardjo, perlindungan hukum adalah adanya upaya

melindungi kepentingan seseorang dengan cara mengalokasikan suatu kekuasaan

kepadanya untuk bertindak dalam rangka kepentingannya tersebut.66

66 Satjipto Rahardjo, 2003, “Sisi-sisi Lain dari Hukum di Indonesia”, Jakarta, Kompas,

hlm 121.

58

2. Menurut Philipus M. Hadjon, perlindungan hukum diartikan sebagai tindakan

melindungi atau memberikan pertolongan kepada subyek hukum dengan perangkat-

perangkat hukum. Bila melihat pengertian perlindungan hukum di atas, maka

dapat diketahui unsur-unsur dari perlindungan hukum,

Yaitu67: subyek yang melindungi , obyek yang akan dilindungi alat,

instrumen maupun upaya yang digunakan untuk tercapainya perlindungan tersebut.

Dari beberapa pengertian mengenai perlindungan hukum di atas, dapat

disimpulkan bahwa perlindungan hukum sebagai suatu upaya untuk melindungi

kepentingan individu atas kedudukannya sebagai manusia yang mempunyai hak

untukmenikmati martabatnya, dengan memberikan kewenangan padanya untuk

bertindak dalam rangka kepentingannya tersebut.Menurut Pasal 1 angka 1 UU No.8

Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menyatakan bahwa “Perlindungan

konsumen adalah

“segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi

perlindungan kepada konsumen”. Kalimat yang menyatakan “segala upaya yang

menjamin adanya kepastian hukum”.68

b. Perlindungan Hukum Dari Sisi Pelaku Usaha

Dimana dalam hal ini pelaku usaha berkewajiban mencantumkan identitas

dalam website, berdasarkan hasil penelitian terhadap pelaku usaha toko online

produk HWI, didapatkan toko online yang hanya memasang nomor telephon dan

67 Philipus M. Hadjon,dkk, 2011, “Pengantar Hukum Administrasi Indonesia”,Gajah Mada

University Press, Yogyakarta, hlm.10.

68 Inosentius Samsul, 2004, “Perlindungan Konsumen, Kemungkinan Penerapan Tanggung

Jawab Mutlak”, Universitas Indonesia, Jakarta,hlm 131.

59

alamat email saja tanpa mencantumkan alamat jelas dari pelaku saha maupun

identitas lainnya.

Adanya lembaga penjamin keabsahan toko online, berdasarkan penelitian, toko

online yang berada di Indonesia tidak ada lembaga penjamina keabsahan toko

tersebut, sehingga dimungkinkan konsumen bertransaksi dengan toko online yang

fiktif.

c. Perlindungan Hukum Dari Sisi Konsumen

Adanya jaminan perlindungan data-data pribadi konsumen, karena data-

data pribadi tersebut jika tidak dijaga kerahasiaannya oleh pelaku usaha dapat

diperjual belikan oleh pihak lain untuk kepentingan promosi.

d. Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dari Sisi Produk

Dalam menawarkan produknya, pelaku usaha diwajibkan untuk : Memberikan

informasi yang jelas dan lengkap mengenai produk yang ditawarkan sehingga

konsumen tidak disesatkan terutama informasi yang sifatnya mendasar (kualitas

produk apakah asli, imitasi, baru , bekas, jenis produk, ukuran) disamping informasi

– informasi lain yang relevan seperti keunggulan produk.

Hal ini sangat penting untuk membantu konsumen dalam mengambil

keputusan untuk membeli atau tidak. Berdasarkan hasil penelitian untuk pelaku

usaha di Indonesia dalam mendeskripsikan produk sangat minim informasi, hanya

menyebutkan harga dan penjelasan sedikit mengenai produk. Dalam jual beli online

produk HWI terdapat perlindungan hukum yang tidak jauh berbeda dari keterangan

diatas, baik dari sisi pelaku usaha online produk HWI maupun sisi konsumen

produk HWI.

60

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan:

1. PT HWI atau Health Weatlh International adalah salah satu perusahaan yang

menawarkan berbagai jenis produk-produk yang sudah tentu aman dan memiliki

sertifikasi dari berbagai lembaga-lembaga kesehatan dan agama. Produk HWI juga

merupakan salah satu dari berbagai produk yang pemasaran banyak dilakukan secara

online.

2. Para pelaku bisnis online produk HWI telah memahami dan mengerti bahwa dengan

adanya penerapan etika bisnis islam dalam transaksi jual beli online produk HWI

membawa dampak positif untuk diri mereka masing-masing. Dimana dengan adanya

etika bisnis islam dalam transaksi jual beli online produk HWI yang mereka pasarkan

melalui website atau sosial media membuat mereka lebih merasakan kepuasan sendiri

karena penjual online produk HWI dan para pembeli produk HWI secara online

melakukan transaksi dengan baik, suka sama suka, senang sama senang

60

61

Dengan adanya etika bisnis islam dalam transaksi jual beli tersebut. Dari

pelaku bisnis online produk HWI memasarkan produk HWI secara online dengan

selengkap-lengkapnya mulai dari gambar produk, manfaat serta kegunaaan produk HWI

tersebut, juga para pelaku bisnis online Produk HWI mencantumkan bahwasanya Produk

HWI yang mereka jual secara online adalah resmi dan bersertifikasi yang membuat para

konsumen produk HWI secara online tidak kecewa membeli produk HWI.

A. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian maka penulis

dapat mengajukan saran sebagai berikut :

1. Agar para pelaku bisnis dan para pelaku bisnis online produk HWI serta para pelaku

bisnis online lainnya untuk senantiasa dapat menerapkan etika bisnis islam dalam

transaksi jual beli yang mereka jalankan.

2. Agar para pelaku bisnis dan para pelaku bisnis online produk HWI serta para pelaku

bisnis online lainnya dapat mengerti dan memahami pentingnya etika bisnis islam

dalam transaksi jual beli yang mereka jalankan.

DAFTAR PUSTAKA

Acmadi, Asmoro,“Filsafat Umum”, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1997.

Al-Alwani, Jabir Taha “ Bisnis Islam”, AK GROUP, Yogyakarta, 2005.

Al-qur’an terjemahan, surah An-nisa ayat 29, PT.syamsil Cipta Media

Ali, Zainudin ,“Pendidikan Agama Islam”, (Jakarta: Bumi Aksara,

2008).

Alimin, Muhammad : “Etika dan Pelindungan Konsumen dalam

Ekonomi Islam”, (Yogyakarta: BPFE,2004).

Anoraga, Pandji , “Pengantar Bisnis”, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011.

Anwar, Rosihon ,“Akhlak Tasawuf”, (Bandung: Pustaka Setia, 2010).

Arifin, Johan, “Fiqih Perlindungan Konsumen”, (Semarang : Rasail, 2007).

Arsyad, Sanusi,”Transaksi Bisnis Electronik Commerce(E-commerce) Studi Tentang

Permasalahan-permasalahan Hukum dan Solusinya”(Tesis Magister,

Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia, 2000).

Ash-Shieddieqy, T.M Hasbi, “ Pengantar Fiqh Muamalah”,(Jakarta : PT. Bulan

Bintang 1984).

Asnawi, Haris Faulidi, “ Transaksi Bisnis E-Commerce Perspektif Islam”,

(Yogyakarta Magistra Insania Press, 2004).

Aziz, Abdul, “Etika Bisnis Perspektif Islam”, 1990.

Badroen, Faisal, dkk., “Etika BIsnis dalam Islam”, Cet. IV (Jakarta: Prenada media

Group, 2015).

Beekum, Rafik Issa ,“Etika Bisnis Islam”, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2004).

Dawwah, Asyraf Muhammad, “Meneladani Keunggulan Bisnis

Rasulullah”, (Semarang : Pustaka nuun, 2008).

Beekum Isa, Rafik “Etika Bisnis Islam”, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.

Dahlan Azis, Abdul, “Ensiklopedi Hukum Islam”, Jilid 3 Cet. I; Jakarta: PT. Ichtiar

Baru, 2008.

Departemen Agama RI, Al-qur’an dan Terjemahnya, Bandung : Diponegoro, 2011.

Departemen Agama, Alquran dan Terjemahan,(Jakarta:Pusaka Jaya Ilmu,2013).

Departemen Pendidikan Nasional, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, (Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 2008).

Halifah, “Analisis Penerapan Etika Bisnis Islam Dalam Komunikasi Pemasaran”

Pada Butik Moshaict, Surabaya, Jurnal Kajian Bisnis.

Haroen, Nasrun, “Fiqh Muamalah”, (Jakarta : Gaya Media Pratama, 2013).

Hasan, Ali, “Manajemen Bisnis Syari‟ah Kaya di Dunia Terhormat di Akhirat”,

Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.

Hoeve, Van, “Insiklopedia Islam”, PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 1996

Inosentius Samsul, 2004, “Perlindungan Konsumen, Kemungkinan

Penerapan Tanggung Jawab Mutlak”, Universitas Indonesia,

Jakarta.

Keraf, Sonny ,“Etika Bisnis”, (Yogyakarta: Kanisius, 1998).

Lubis K, Suhrawardi “Etika Profesi Hukum”, Jakarta : Sinar Grafika, 2009.

Mardani, DR, “Fiqh Ekonomi Syariah”,2002.

Muhammad, “Etika Bisnis Islami”, (Yogyakarta: Akademi Menejemen Perusahaan

YKPN,2004).

Nata, Abudin ,“Akhlak Tasawuf”. (Jakarta: Rajawali Press, 2009).

Philipus M. Hadjon,dkk, 2011, “Pengantar Hukum Administrasi

Indonesia”,Gajah Mada University Press, Yogyakarta.

Prof. Dr. H Muh Said, “Etik Masyarakat Indonesia”, Pradnya Paramita, Jakarta,

1980.

Projodikoro, Wirjono ,“Hukum Perdata Tentang Persetujuan-persetujuan

Tertentu”, (Bandung: Sumur, 1991)

Rivai, Veithzal, “Islamic Business And Economic Ethics”, Jakarta: Bumi Aksara,

2012.

Sahrani, Sohari, “Fikih Muamalah Klasik dan Kntemporer”, (Bogor : Ghalia

Indonesia, 2011).

Satjipto Rahardjo, 2003, “Sisi-sisi Lain dari Hukum di Indonesia”, Jakarta, Kompas.

Simorangkir, O.P. ,“Etika Bisnis, Jabatan dan Perbankan”, Jakarta: PT. Rineka Cipta,

2003.

Suryodiningrat, R.M ,“Perikatan-Perikatan Bersumber Perjanjian”, (Tarsito,

Bandung : Tarsito, 1996).

Suseno, Franz Magnis ,“Etika Jawa”, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001).

Syukur, Suparman ,“Etika Religius”, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004).

Taqiyuddin, Imam, “Abi Bakrin Muhammad Al-Hulain”

Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya, “Akhlak Tasawuf”, (Surabaya:

IAIN SA Press, 2011).

Ya’qub, Hamzah ,“Etika Islam”, CV. Diponegoro,( Bandung, 1985).

Yusanto, Ismail dan M. Karebet Widjajakusuma, “Menggagas Bisnis Islami”, Gema

Insani Press, Jakarta, 2002.

Internet

https://pengusahamuslim.com/69-hukum-jual-beli-definisi-klasifikasi-pembagian-

dan-syarat.html

Reni, “Distributor resmi HWI”, https://renycmp.wordpress.com/profil-pt-hwi/.

Jurnal

Fitria, Nur Bisnis Jual Beli Online (Online Shop) Dalam Hukum Islam Dan Hukum

Negara, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, Vol. 03, No.1, 2017.

MODERNISASI, “100 Volume 8”, Nomor 2, Juni, 2012.