PANURAPAN &TTKA BISNIS ISLAM MALAMTRANSAKSI JUAL BBLI ONLINE PRODUK IIWI
( HEALTH WEALTH ENTEANATIONAL )
{ Studi Kasus Jual Beli Online Froduk IIIVE )
SKRIPSI
Diajukan unfirk Mem+nuhr rugas-Tugag dan Memnenuhi $yarnt-syerat MencepaiGelar $arj*na Filsafat
Oleh:
DESY HAfIZA: ' i' *
' -NPM :16ITS2{}ff)9
Frogram S6*di : Ilmu Filsa&t
TAKULTAS AGAIT{A ISLAM DAN HUMANIORA
TINryERSTTAS PEMBAhIGUNAN P,{NCA BUNI
MEI}A}T
2020
f,{F r ll lll llll ll lltl
v
ABSTRAK
PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM DALAM TRANSAKSI JUAL BELI
ONLINE PRODUK HWI ( HEALTH WEALTH INTERNATIONAL )
Desy Hafiza*
Drs. H. Zulfi Imran, SH., MH**
Siti Latifah, MA**
Etika bisnis islam sering terabaikan dalam transaksi jual beli khususnya
dalam jual beli online, PT HWI adalah kepanjangan dari Health Wealth
International yang berarti kesehatan kekayaan bangsa merupakan salah satu
produk yang saat ini banyak digemari oleh masyarakat. HWI juga merupakan
Produk-produk yang hampir semua pemasarannya dilakukan secara online. Pokok
masalah dalam skripsi ini adalah profil perusahaan HWI, bagaimana etika bisnis
islam dalam transaksi jual beli online produk HWI serta Proses penerapan etika
bisnis islam dalam transaksi jual beli online produk HWI.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif Kualitatif, objek penelitian
ini adalah para pelaku bisnis online jual beli produk HWI. Pengumpulan data
melalui hasil pengamatan serta wawancara bersama narasumber yaitu para pelaku
bisnis online jual beli produk HWI untuk mengetahui bagaimanakah para pelaku
bisnis online jual beli produk HWI menerapkan etika bisnis islam dalam transaksi
jual beli online produk HWI yang mereka tekuni.
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan bahwa etika bisnis islam
dalam transaksi jual beli online produk HWI berperan penting untuk terciptanya
suka sama suka, senang sama senang antara pelaku bisnis online produk HWI dan
para pembeli produk HWI secara online. Dengan adanya etika bisnis islam dalam
transaksi jual beli online khususnya produk HWI, jual beli secara online dapat
berjalan dengan baik dan memberikan kepuasan tersendiri bagi para pelaku bisnis
online HWI juga masyarakat yang membelinya.
Dapat disimpulkan bahwa Penerapan Etika Bisnis Islam Dalam Transaksi
Jual Beli Online Produk HWI menambah wawasan bagi penulis, serta para pelaku
bisnis online produk HWI untuk selalu menerapkan dan mengutamakan etika
bisnis islam dalam transaksi jual beli produk HWI yang mereka jalankan secara
online.
Kata Kunci : Etika Bisnis Islam, Jual Beli Online Produk HWI
(Health Wealth International)
*) Mahasiswa Fakultas Agama Islam Dan Humaniora Universitas Pembangunan Panca Budi Medan.
**) Dosen Pembimbing I dan II Fakultas Agama Islam Dan Humaniora Universitas Pembangunan
Panca Budi Medan.
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ...................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI ...................................................... ii
SURAT PERNYATAAN PLAGIAT ...................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN ..................................................................................... iv
ABSTRAK ................................................................................................................ v
KATA PENGANTAR .............................................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................................. vii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 5
E. Tinjauan Pustaka ............................................................................................ 5
F. Metode Penelitian........................................................................................... 9
G. Sistematika Penulisan .................................................................................... 12
BAB II PROFIL PERUSAHAAN PRODUK HWI .............................................
A. Sejarah Berdirinya Perusahaan Produk HWI ................................................. 13
B. Struktur Organisasi Perusahaan Produk HWI ................................................ 15
C. Legalitas Perusahaan Produk HWI ................................................................ 16
D. Jenis-Jenis Produk HWI ................................................................................. 18
E. Transaksi Jual Beli Online Produk HWI ........................................................ 21
viii
BAB III ETIKA BISNIS ISLAM DALAM TRANSAKSI JUAL BELI
ONLINE PRODUK HWI ........................................................................................
A. Etika Bisnis Islam Secara Umum ................................................................... 32
B. Etika Bisnis Islam Menurut Para Filsuf ......................................................... 37
C. Dasar-Dasar Hukum Etika Bisnis Islam ........................................................ 41
D. Prinsip-Prinsip Etika Bisnis Islam ................................................................. 42
BAB IV PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM DALAM TRANSAKSI
JUAL BELI ONLINE PRODUK HWI ..................................................................
A. Proses Penerapan Etika Bisnis Islam Dalam Transaksi Jual Beli
Online Produk HWI ....................................................................................... 46
B. Hambatan Yang Dihadapi Terhadap Penerapan Etika Bisnis Islam Dalam
Transaksi Jual Beli Online Produk HWI ........................................................ 50
C. Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Jual Beli Online Produk HWI .......... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................
A. Kesimpulan .................................................................................................... 60
B. Saran ............................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. -
LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................... -
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
HWI adalah kepanjangan dari health wealth international salah satu perusahaan
terbesar yang mempromosikan atau memasarkan produknya secara online. Perusahaan
HWI sendiri sudah berdiri sejak tahun 2009,1 baru dikenal masyarakat Indonesia pada
tahun 2010. Produk-produk HWI sering masyarakat jumpai dalam berbagai media
sosial, misalnya facebook dan instagram.
Produk-produk yang dipasarkan sudah sangat teruji dan mempunyai sertifikasi
FDA (food and drug administration), adalah badan pengawas obat dan makanan
Amerika Serikat. Juga telah disertifikasi oleh DINKES (dinas kesehatan), BPOM
(badan pengawas obat dan makanan), dan MUI (majelis ulama Indonesia).
Disini penulis menjadikan produk HWI sebagai transaksi jual beli online,
produk HWI sangatlah banyak dipasarkan secara online hampir diberbagai jenis media
sosial terdapat pelaku bisnis yang menjual produk HWI. Banyaknya pelaku bisnis yang
menjual produk HWI secara online, pastinya ada beberapa pelaku bisnis yang tidak
menerapkan etika bisnis islam, yang hanya memikirkan bagaimana caranya agar
produk HWI yang dijual olehnya habis dibeli oleh konsumen.
1 https://www.healthwealthint.com/profile.asp
1
2
Berdasarkan hal di atas, penulis tertarik dengan bagaimana cara penerapan
etika bisnis Islam dalam transaksi jual beli online produk HWI. Sebagai Produk
ternama di Indonesia, Penerapan etika bisnis Islam dalam transaksi jual beli online
produk HWI sangatlah penting, untuk memuaskan para konsumen dengan adanya
penerapan etika bisnis Islam dalam transaksi jual beli online produk HWI.
Etika bisnis Islam adalah seperangkat nilai tentang baik dan buruk, benar dan
salah dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip-prinsip moralitas.2 Dalam arti lain
etika bisnis berarti seperangkat prinsip dan norma dimana para pelaku bisnis harus
pasti dalam bertransaksi, berperilaku dan berelasi agar tujuan bisnisnya selamat.3
Sebagai terminologi filsafat, etika bisnis islam telah banyak dipakai dalam
berbagai kepentingan dengan tujuan-tujuan yang berbeda. Prof. Dr. H. Muh Said
misalnya , menulis bahwa etika bisnis Islam dipakai untuk ajaran kesusilaan yang
diciptakan oleh akal, dan rasional. Ia membedakan dengan etika yang dipakai untuk
ajaran kesusilaan yang diterima menurut ketentuan adat dan agama.4
Etika bisnis Islam juga merupakan suatu proses dan upaya untuk mengetahui
hal-hal yang benar dan yang salah dari produk perusahaan, pelayanan perusahaan
dengan pihak yang berkepentingan dengan tuntutan perusahaan.
2 Veithzal Rivai, “Islamic Business And Economic Ethics” (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), hlm 4.
3 Halifah, “Analisis Penerapan Etika Bisnis Islam Dalam Komunikasi Pemasaran” Pada Butik
Moshaict Surabaya, Jurnal Kajian Bisnis, hlm 20.
4 Prof.Dr.H Muh Said, “Etik Masyarakat Indonesia”, Pradnya Paramita, Jakarta, 1980, hlm 78.
3
Mempelajari kualitas moral kebijaksanaan organisasi, konsep umum dan
standart untuk perilaku moral dalam bisnis, berperilaku penuh tanggung jawab dan
bermoral.5 Sebagaimana arti dalam surah An-Nisa ayat 29:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama-suka di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”.
Makna dari arti surah An- Nisa ayat 29 di atas menyatakan bahwa sebagai
pelaku bisnis hendaknya harus lebih mementingkan etika dalam berbisnis. Etika yang
baik adalah etika yang didasarkan menurut ajaran agama islam.
Seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi semakin canggih. Etika
bisnis islam jarang diterapkan dalam bertransaksi jual beli, terutama dalam transaksi
jual beli melalui online atau sosial media.6 Jual beli online belakangan ini tengah
menjadi kegemaran konsumen, terutama para konsumen di Indonesia.7
Dimana konsep transaksi jual beli secara umum memiliki arti transaksi yang
dilakukan oleh penjual yang menawarkan barang dagangan kepada pembeli yang
disepakati dengan harga tertentu. Tetapi tidak semua transaksi jual beli berjalan
dengan mulus, terutama dalam transaksi jual beli secara online, dengan adanya jual
beli online para konsumen dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari walaupun berada di
rumah tanpa harus menguras tenaga.
5 Abdul Aziz, “Etika Bisnis Perspektif Islam”, hlm 35.
6 Rafik Isa Beekum, “Etika Bisnis Islam” (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), hlm 3.
7 Ali Hasan, “Manajemen Bisnis Syari‟ah Kaya di Dunia Terhormat di Akhirat” (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2009), hlm 84.
4
Transaksi jual beli online menjadi sasaran bagi para pelaku bisnis untuk
berbuat curang, dan mengabaikan etika bisnis islam dengan melakukan segala cara
yang tidak benar demi mendapatkan keuntungan yang lebih. Seperti: para pelaku bisnis
yang menjual produk-produk tidak sesuai dengan apa yang tertera di media sosial, isi
barang dengan sampul depan produk yang berbeda, tidak sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh konsumen, dan lain sebagainya.8
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan latar belakang yang penulis paparkan diatas, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana Profil Perusahaan Produk HWI?
2. Bagaimana Etika Bisnis Islam Dalam Transaksi Jual Beli Online Produk
HWI?
3. Bagaimana penerapan etika bisnis Islam dalam transaksi jual beli online
produk HWI?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana profil perusahaan produk HWI.
2. Untuk mengetahui bagaimana etika bisnis Islam dalam transaksi jual beli
online produk HWI.
8 Tira Nur Fitria, Bisnis Jual Beli Online (Online Shop) Dalam Hukum Islam Dan Hukum Negara,
“Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam”, Vol. 03, No. 01 (2017), hlm 52.
5
3. Untuk mengetahui bagaimana penerapan etika bisnis Islam dalam transaksi
jual beli online produk HWI.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Manfaat teoritis, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan kajian
sosiologis yang mengkaji tentang etika bisnis islam dalam transaksi jual beli
online produk HWI.
2. Manfaat Akademis, hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi
segenap semua kalangan pembaca yang akan mengangkat tema penerapan
etika bisnis islam dalam transaksi jual beli online produk HWI.
3. Manfaat praktis, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan
rujukan untuk penelitian selanjutnya serta dapat dijadikan sebagai informasi
bagi para pembaca yang tertarik dengan penerapan etika bisnis islam dalam
transaksi jual beli online produk HWI.
E. Tinjauan Pustaka
a. Etika bisnis Islam
Etika bisnis Islam merupakan suatu proses dan upaya untuk mengetahui hal-
hal yang benar dan yang salah yang selanjutnya tentu melanjutkan tentu melakukan
hal yang benar berkenaan dengan produk, pelayanan perusahaan dengan pihak yang
berkepentingan dengan tuntutan perusahaan. Mempelajari kualitas moral
kebijaksanaan organisasi, konsep umum dan standart untuk perilaku moral dalam
bisnis, berperilaku penuh tanggung jawab dan bermoral.
6
Artinya etika bisnis Islam merupakan suatu kebiasaan atau budaya moral yang
berkaitan dengan kegiatan bisnis suatu perusahaan.9 Dari uraian di atas maka dapat
disimpulkan bahwa etika bisnis Islam adalah seperangkat nilai tentang baik, buruk
benar, salah dan halal haram dalam dunia bisnis berdasarkan pada prinsip-prinsip
moralitas yang sesuai dengan syariah.
Pengertian etika berasal dari bahasa Yunani “Ethos” berarti adat istiadat atau
kebiasaan. Hal ini berarti etika berkaitan dengan nilai-nilai, tata cara hidup yang baik,
aturan hidup yang baik, Etika yang baik itu mencangkup : kejujuran, ketetapan, dan
loyalitas.10 Standar baik dan buruk menurut ajaran Islam berbeda dengan ukuran-
ukuran lainnya. Untuk menilai apakah sesuatu perbuatan itu baik atau buruk, juga
harus diperhatikan kriteria (bagaimana cara melakukan perbuatan itu). Penggunaan
kriteria (cara melakukan perbuatan) itu dapat dirujuk kepada ketentuan Al-qur’an.11
Sebagaimana arti dalam Surah Al-Baqarah ayat 263 :
“Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang
diiringi sesuatu yang menyakitkan perasaan, Allah maha kaya”.
Secara umum etika dapat didefinisikan sebagai satu usaha sistematis, dengan
menggunakan akal untuk memaknai individu atau sosial kita, pengalaman moral,
dimana dengan cara itu dapat menentukan peran yang akan mengatur tindakan
manusia dan nilai yang bermanfaat dalam kehidupan.12
9 Abdul Aziz, “Etika Bisnis Perspektif Islam”, hlm 35. 10 Pandji Anoraga, “ Pengantar Bisnis”, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011), hlm 133. 11 Suhrawardi K. Lubis, “Etika Profesi Hukum”, (Jakarta : Sinar Grafika,2009), hlm 39.
12 Taha Jabir Al-Alwani,” Bisnis Islam”, AK GROUP, Yogyakarta, 2005, hlm 4.
7
Yusanto dan Wijaya Kusuma13 mendefinisikan lebih khusus tentang bisnis
Islami yaitu serangkaian aktivitas bisnis dalam berbagai bentuknya yang tidak dibatasi
jumlah kepemilikan hartanya termasuk profit, namun dibatasi dalam cara
memperolehnya dan pendayagunaan hartanya karena aturan halal dan haram.
b. Jual Beli Online
Jual beli atau perdagangan dalam bahasa Arab, yaitu al-Bay’ berarti
menjual,mengganti, dan menukar (sesuatu dengan sesuatu yang lain). Kata al-Bay’
dalam bahasa Arab terkadang digunakan untuk pengertian lawannya, yakni kata asy-
Syira’(beli). Dengan demikian, maka kata al-Bay’ berarti “jual”, tetapi sekaligus juga
berarti “beli”.
Persoalan jual beli dalam fikih Islam dibahas secara luas oleh ulama fikih,
sehingga dalam berbagai literatur ditemukan pembahasan dengan topik kitab al-Buy’
(kitab jual beli).14 Meskipun jual beli dengan sistem barter telah ditinggalkan, diganti
dengan sistem mata uang, tetapi terkadang esensi jual beli seperti itu masih berlaku.15
Jual beli secara etimologis artinya: Menukar harta dengan harta. Secara
terminologis artinya: Transaksi penukaran selain dengan fasilitas dan kenikmatan.
Sengaja diberi pengecualian “fasilitas” dan “kenikmatan”, agar tidak termasuk di
dalamnya penyewaan dan menikah. Jual beli adalah dua kata yang saling berlawanan,
namun masing-masing sering digunakan untuk arti kata yang lain secara bergantian.
13 M. Ismail Yusanto dan M. Karebet Widjajakusuma, “Menggagas Bisnis Islami”, Gema Insani
Press, Jakarta, 2002, hlm 17. 14 Abdul Azis Dahlan, ed., “Ensiklopedi Hukum Islam”, Jilid 3 (Cet. I; Jakarta: PT. Ichtiar Baru
Van Hoeve, 1996), hlm 827.
15 Mardani DR, “Fiqh Ekonomi Syariah”, hlm 100.
8
Oleh sebab itu, masing-masing dalam akad transaksi disebut sebagai pembeli
dan penjual. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Dua orang yang
berjual beli memiliki hak untuk menentukan pilihan, sebelum mereka berpindah dari
lokasi jual beli.”16
Akan tetapi bila disebutkan secara umum, yang terbetik dalam hak adalah
bahwa kata penjual diperuntukkan kepada orang yang mengeluarkan barang dagangan.
Sementara pembeli adalah orang yang mengeluarkan bayaran.
Dari pengertian-pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa jual beli
online adalah persetujuan saling mengikat melalui internet antara penjual sebagai
pihak yang menjual barang dan pembeli sebagai pihak yang membayar harga barang
yang di jual. Jual beli secara Online menerapkan sistem jual beli di internet.
c. Perusahaan Produk HWI
HWI singkatan dari Health Wealth International adalah sebuah perusahaan
Network Marketing (mlm) asli Indonesia. Salah satu anak perusahaan Guna Cipta
Group yang selama 3 generasi telah menjadi “market leader” untuk produk rempah –
rempah.
PT HWI telah hadir di berbagai kota di Indonesia, HWI hadir dengan berbagai
produk kesehatan yang tentunya sangat bermanfaat bagi khalayak ramai. Berbagai
produk ditawarkan pada masyarakat, dengan manfaat yang berbeda. Mulai dari
16 https://pengusahamuslim.com/69-hukum-jual-beli-definisi-klasifikasi-pembagian-dan-
syarat.html
9
penurun berat badan, penghilang jerawat hingga perawatan miss v, dan lainnya.
Produk HWI terbukti mengatasi keluhan yang selama ini dikeluhkan para konsumen.
Produk-produk yang dipasarkan sudah sangat teruji dan mempunyai sertifikasi
FDA (food and drug administration), adalah badan pengawas obat dan makanan
Amerika Serikat. Juga telah disertifikasi oleh DINKES (dinas kesehatan), BPOM
(badan pengawas obat dan makanan), dan MUI (majelis ulama Indonesia).
F. Metode Penelitian
Untuk memperoleh data dan mempermudah penelitian,maka penulis
menggunakan metode dan pendekatan sebagai berikut :
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan penulis adalah lapangan (field research), yaitu
penelitian yang langsung berhubungan dengan obyek yang diteliti. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif.
Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memandu peneliti untuk
mengeksplorasi dan memotret situasi sosial secara menyeluruh, luas dan mendalam.17
Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematis dan akurat fakta dan
karakteristik bidang tertentu. Sedangkan penelitian kualitatif adalah jenis penelitian
yang relevan untuk memahami fenomena sosial (tindakan manusia) di mana data hasil
penelitian tidak diolah melalui prosedur statistik melainkan analisis data dilakukan
17 Sugiono, “Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D”, (Bandung : Alfabeta, Cet. 19,
2014), hlm 209.
10
secara induktif.18 Dalam penelitian ini meneliti tentang penerapan etika bisnis Islam
dalam transaksi jual beli online produk HWI.
2. Sumber Data
Yang dimaksud dengan sumber data adalah sumber di mana data penelitian itu
melekat dan atau dapat diperoleh.19 Dalam penelitian ini sumber data yang digunakan
adalah:
a. Sumber data primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber asli. Adapun yang menjadi
data primer di olshop - olshop jual beli online produk HWI adalah pihak pelaku jual
beli online produk HWI.
b. Sumber data sekunder
Data sekunder yaitu data yang dianggap sebagai pendorong yang bisa
memperkuat data yang di dapat seperti buku referensi, dokumentasi, jurnal, internet,
dan juga melakukan wawancara dengan orang yang mengetahui tentang jual beli
online produk HWI.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Pengamatan
Pengamatan dilakukan peneliti sebagai metode untuk mencari informasi
tentang penerapan etika bisnis islam dalam transaksi jual beli produk HWI.
18 Ibid, hlm 9. 19 Saifuddin Azwar, “Metode Penelitian” (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998), hlm 91.
11
b. Wawancara
Pertemuan dua orang atau lebih untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat dikontruksikan makna dalam suatu topik disebut wawancara.
Maka peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang informasi
dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi,dimana hal ini tidak
ditemukan melalui observasi. Dalam melakukan wawancara, peneliti menyiapkan
instrument penelitian berupa pertanyaan-pertanyaaan tertulis untuk diajukan, dan
mencatat apa ynag dikemukakan oleh informan.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumentasi
bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monument seseorang. Hasil
penelitian dari observasi atau wawancara akan lebih kredibel kalau didukung oleh
dokumen-dokumen yang bersangkutan.
4. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, melakukan sistem
penyusunan, memilih mana yang penting dan mana yang dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri dan juga orang lain.
12
G. Sistematika Penulisan
Skripsi ini akan disusun dengan sistematika sebagai berikut :
BAB I : Yang terdiri dari: latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka, Metode
Penelitian, Sistematika Penelitian, Daftar Isi.
BAB II : Yang terdiri dari: Sejarah Perusahaan Produk HWI, Struktur
Organisasi Perusahaan Produk HWI, Legalitas Perusahaan Produk
HWI, Jenis-Jenis Produk HWI, Transaksi Jual Beli Online Produk
HWI.
BAB III : Yang terdiri dari: Etika Bisnis Islam Secara Umum, Etika Bisnis
Islam Menurut Para Filsuf, Dasar-Dasar Hukum Etika Bisnis
Islam, Prinsip-Prinsip Etika Bisnis Islam.
BAB IV : Yang terdiri dari: Penerapan Etika Bisnis Islam Dalam Transaksi
Jual Beli Online Produk HWI, Hambatan Yang Dihadapi
Terhadap Penerapan Etika Bisnis Islam Dalam Transaksi Jual
Beli Online Produk HWI.
BAB V : Yang terdiri dari: Kesimpulan, Saran, dan Kata Penutup
13
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN PRODUK HWI
A. Sejarah Perusahaan Produk HWI
PT. Health Wealth International yang dikenal dengan sebutan HWI merupakan
salah satu perusahaan dari Indonesia dengan konsep pemasaran Network Marketing.
HWI didukung sepenuhnya oleh perusahaan besar, yaitu Guna Cipta Multirasa.
Melalui sejarah yang panjang, hingga 3 generasi, Guna Cipta telah menjadi
‘market leader’ untuk produk rempah-rempah; perisa pasta; pewarna makanan dan
bahan baku dengan merek dagang koepoe-koepoe, bahkan hingga mancanegara seperti
Amerika, Belanda, Australia, dan Taiwan.
Dengan pabrik seluas 4 hektar Guna Cipta selalu berinovasi dan
mengembangkan produknya. Di tahun 2006 telah diluncurkan produk andalan lainnya
berupa Sambal dua belibis.
Dan tahun 2009, Guna Cipta mengembangkan sayapnya ke dunia Multilevel
Marketing (MLM) dengan didirikannya PT. Health Weath International sebagai anak
perusahaan.20 HWI mulai didirikan tanggal 01 Oktober 2009.
20 Reni, “Distributor resmi HWI”, https://renycmp.wordpress.com/profil-pt-hwi/, ( diakses pada
12 Mei 2011, pukul 13.55 )
13
14
HWI merupakan satu-satunya pioneer network marketing indonesia
menggunakan sistem unik quadro plan hasil inovasi penyempurnaan kelemahan dari
empat system marketing plan yang sudah ada sebelumnya (binary, unilevel, matrix,
break away.
Produk-produk yang dipasarkan sudah sangat teruji dan mempunyai sertifikasi
FDA (food and drug administration), GMP (good manufacturing practice), ISO
(organisasi internasional standardisasi), USDA ORGANIC, DINKES (dinas
kesehatan), BPOM (badan pengawas obat dan makanan), MUI (majelis ulama
Indonesia) dan lainnya, memberikan kualitas prima dengan harga relatif terjangkau.
pilihan produk cukup banyak (multi produk) trend masa kini, sehingga memudahkan
pilihan untuk masuk pada segmen market yang dirasa lebih potensial.
Bisa dijalankan secara network marketing/mlm maupun dijalankan secara
konvensional /keagenan, kedistributoran berbagai macam produk, franchise, direct
selling, bisnis offline maupun online. tersedianya support system (yess), fasilitas
produk training, pelatihan, konsultasi kesehatan, bisnis and team work building serta
anda semua berada dalam millionaire success network (msnhwi).
Adanya fasilitas website canggih realtime yang dapat di akses kapan saja dan
dimana saja untuk memantau perkembangan jalur distribusi jaringan bisnis anda serta
untuk mengetahui pendapatan bonus-bonus anda. HWI hari ini telah membuktikan
banyak orang mengalami perubahan hidup dari berbagai sisi kehidupan seperti karier,
keuangan, kesehatan, mental, dan spiritual.
15
HWI perusahaan network marketing asli indonesia akan menjadi tuan rumah
dinegeri sendiri, mempunyai visi global untuk go international. Dengan dukungan
company dan financial kuat serta manajemen profesional, maka tidak diragukan lagi
hwi diprediksi akan menjadi “raksasa baru” di industri network marketing indonesia.
Visi Perusahaan Produk HWI
Menjadi perusahaan MLM global yang disegani dengan mencetak para mitra
usahanya yang sehat, sukses, berkarakter, serta mempunyai tanggung jawab sosial
yang tinggi.21
Misi Perusahaan Produk HWI
1. Memberikan kesempatan kepada setiap orang untuk meningkatkan kesehatan
dan meraih kesuksesan melalui mandiri di HWI
2. Memberika kesempatan kepada setiap mitra usaha untuk bertumbuh dan
berkembang melalu pelatihan dan pembinaan dan konsisten.
B. Struktur Organisasi PT. HWI
(HEALTH WEALTH INTERNATIONAL)
Terdapat nama-nama struktur organisasi PT. HWI (HEALTH WEALTH
INTERNATIONAL) bagian pusat sebagai berikut :
21 https://www.healthwealthint.com/profile.asp situs ini telah dikunjungi
sebanyak 17.342.318 kunjungan sejak 01 Oktober 2009 Site Design copyright @2013 - I.T
Department PT. Health Wealth International Kuasa hukum HWI
16
Bambang S. Adjie
( Managing Director )
Andy D. Widjaja
( President Director )
Harry S. Widjaja
( Commisioner )
Divisi Divisi
C. Legalitas Perusahaan Produk HWI
Perusahaan Produk HWI saat ini telah masuk dalam APLI, APLI adalah
singkatan dari Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia, adalah suatu organisasi yang
merupakan wadah persatuan dan kesatuan tempat berhimpun para perusahaan
penjualan langsung (Direct Selling/DS), termasuk perusahaan yang menjalankan
penjualan dengan system berjenjang (Multi level Marketing/MLM) di Indonesia.
17
Dalam Bahasa Inggris, APLI diterjemahkan menjadi IDSA, singkatan dari
Indonesian Direct Selling Association. APLI telah menjadi Anggota Kamar Dagang
dan Industri Indonesia (KADIN INDONESIA). Dengan nomor anggota 20203.18688-
6/04-09-1995 dan diakui oleh Pemerintah/Departemen Perdagangan.
Di setiap Negara WFDSA hanya menerima satu asosiasi DS/MLM sebagai
anggota yaitu Asosiasi yang mendaftar pertama dan anggota-anggotanya memenuhi
persyaratan kode etik yang ditentukan. APLI merupakan organisasi independent, yang
tidak berafiliasi dengan salah satu kegiatan politik praktis, selain kegiatan professional
dalam bidang mewujudkan Penjualan Langsung (Direct Selling), termasuk penjualan
dengan system berjenjang (MLM) yang murni dan benar. Berikut keuntungan
perusahaan produk HWI masuk APLI :
1. Membuktikan HWI perusahaan resmi dan legal diakui pemerintah RI.
2. Teruji kekuatan finansial perusahaan untuk bisnis jangka panjang.
3. Produknya aman dan legal.
4. Terbukti bukan Money Game (bisnis ilegal berkedok MLM).
5. Semakin menambah kepercayaam masyarakat yang ingin berbisnis tidak perlu
lagi cari-cari tahu/ bingung/ ragu apakah ini bisnis legal atau ilegal, cukup
dengan mengetahui telah terdaftar di APLI maka menjadi indikator sederhana
untuk mengetahui dengan cepat legalitas bisnis HWI bahkan tanpa perlu datang
ke kantor HWI, karena APLI adalah asosiasi resmi.
18
Produk-produk yang dipasarkan sudah sangat teruji dan Juga telah disertifikasi
oleh DINKES (dinas kesehatan), BPOM (badan pengawas obat dan makanan), dan
MUI (majelis ulama Indonesia), dan juga lain sebagainya.
D. Jenis-Jenis Produk HWI
Terdapat beragam jenis-jenis produk yang ditawarkan oleh perusahaan HWI
diantaranya adalah sebagai berikut :
Produk HWI untuk program Kehamilan dan penyubur kandungan
Nama Produk Keterangan Label
Maca United
Diformulasikan untuk
menyeimbangkan hormon
serta sistem tubuh secara
keseluruhan sehingga sangat
bermanfaat untuk
mengoptimalkan fungsi
tubuh.
NO.BPOM
TR.103.312.70
1
SERTIFIKAT
HALAL
001400163607
01
Nes V
Nes V adalah minuman
berbentuk madu untuk wanita
modern yang berkhasiat.
NO.BPOM
20936711082
SERTIFIKAT
HALAL
20936711082
Produk HWI Penggemuk atau Penambah Berat Badan
Nama Produk Keterangan Label
Mr Pro
Mr pro adalah solusi tepat untuk menggemukan badan
secara alami. mr pro penambah nafsu makan anda sekaligus membentuk sistem imun di tubuh anda.
NO.BPOM 209367110715
SERTIFIKAT HALAL 171200021501
11
19
Produk HWI Untuk Diet atau Menurunkan Berat Badan (Pelangsing)
Nama Produk Keterangan Label
WMP HWI
Bekerja sinergis dlm meningkatkanpembakaran lemak tubuh ( metabolism
booster ) sehingga penurunan berat badan menjadi lbh efektif.
NO.BPOM
MD 867028004341
CMP
CMP adalah solusi bagi Anda yang ingin memiliki tubuh langsing, susah BAB dan
sudah mencoba berbagai
macam olahraga tapi tidak turun berat badannya
NO.BPOM TR.123263161
SERTIFIKAT
HALAL
002800612004
12
Dtozym HWI
Dtozym adalah Minuman Serbuk Kaya Serat yang bermanfaat untuk
membersihkan Kotoran pada saluran pencernaan dan
mengecilkan Perut Buncit.
NO.BPOM
MD 867028003341
3 Green
3 GREEN adalah NATURAL SUPERFOODS yang
mengandung 3 sumber nutrisi terbaik yang disebut Natural Superfoods
NO.BPOM TR.103.319.28
SERTIFIKAT
HALAL
001700163607
01
20
Produk HWI Pemutih dan Penghilang Jerawat (Kecantikan)
Nama Produk Keterangan Label
Frutablend
Membantu para penggunanya
untuk bisa memiliki kulit yang lebih sehat dan cerah, memudarkan flek hitam dan noda bekas jerawat di wajah,
memutihkan wajah serta membantu mengatasi masalah
kulit lainnya.
NO.BPOM
TR. 113 326 151
Glucella
Glucella adalah Produk HWI terbaru yang berupa minuman serbuk rasa apel yang
diformulasikan dari bahan-bahan terbaik seperti
kolagen,gluthation, asam
hyaluronat, ekstrak apel, serta premix vitamin dan mineral yang bekerja memberikan nutrisi pada kulit dari dalam.
NO.BPOM MD 867028021341
Prime Skin
Membnatu menjadikan kulit tubuh tampak lebih cerah dan terjaga
kelembabannya.
NO.BPOM
NA 18120102908
Serum Prime
Skin Phyto Cell
Yang dapat menjadikan
penampilan Anda menjadi
lebih mudah aslinya.
NO.BPOM
NA1815200
0146
SERTIFIKA
T HALAL
1815200014
6
21
Produk HWI untuk Kesehatan
Nama Produk Keterangan Label
Chocona HWI
Chocona adalah minuman coklat serbuk dari yang terbuat dari bahan alami Theobroma cacaoL (kakao)
yang dikombinasikan dengan
ekstrak Alpha Lipoic Acid (ALA) dan buah naga yang
kaya akan antioksidan, sehingga penggunaannya memberikan rasa relaks pada tubuh sekaligus melindungi sel-sel tubuh dari kerusakan.
NO.BPOM MD 867028007341
SERTIFIKAT HALAL 670280073444
E. Transaksi Jual Beli Online Produk HWI
1. Pengertian Transaksi (Akad)
Menurut bahasa, Akad yaitu : simpulan, perikatan, perjanjian, atau
permufakatan. Dalam istilah Fukaha, antara lain :”perikatan adalah ijab dan qobul
(serah terima) menurut bentuk yang disyariatkan agama, nampak bekasnya pada yang
diakadkan itu.22
Pada dasarnya Akad berasal dari kata al-‘Aqd, bentuk masdar dari kata ‘Aqada
dan jamaknya adalah al-Uqûd yang berarti perjanjian (yang tercatat) atau kontrak.
Sedangkan dalam Ensiklopedi Hukum Islam bahwa kata al-‘aqd yang berarti perikatan,
perjanjian, dan permufakatan (al-ittifâq).
22 Sohari Sahrani, “Fikih Muamalah Klasik dan Kntemporer”, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2011),
hlm 20.
22
Pengertian Akad secara bahasa adalah pertalian yang mengikat. Adapun
pengertian Akad menurut istilah, ada beberapa pendapat diantaranya menurut Wahbah
Zuhailiy dalam kitabnya al-Fiqh al-Islami wa Adillatuh, Akad adalah
hubungan/keterikatan antara ijab dan qobul atas kesepakatan yang dibenarkan oleh
syara’ dan memiliki implikasi hukum tertentu. Sedangkan menurut Hasbi Ash-
Shiddieqy, Akad adalah keterikatan antara ijab dan qobul yang dibenarkan syara’
dengan menetapkan keridhaan kedua belah pihak.23
Pelaksanaan Akad atau ijab qobul menurut yang sah sepanjang prinsip-
prinsip agama, telah diperselisihkan oleh para fukaha yang ada garis besarnya dapat
dibagi menjadi tiga pendapat:
Pertama, tidak sah Akad itu kecuali dengan sighat, yakni suatu bentuk
perkataan (lafadz) yang diucapkan oleh kedua belah pihak yang melakukan Akad.
Ketentuan ini berlaku dalam jual beli, sewa-menyewa, ghibah, nikah,wakaf,
pembebasan duduk dan lain sebagainya, misalnya dengan perkataan:”Saya menjual
barang itu kepadamu” dari pihak pejual, kemudian dari pihak pembeli menjawab:”
Saya telah membelinya darimu”.
Menurut golongan ini, bagi orang yang terhalang melakukan ijab qobul
dengan sighat, misalnya orang bisu, dapat melakukannya dengan isyarat, sedangkan
orang yang terhalang karena jarak yang jauh dapat melakukan Akad secara tertulis
(kitabah).
23 T.M Hasbi Ash-Shieddieqy, “ Pengantar Fiqh Muamalah”,(Jakarta : PT. Bulan Bintang 1984),
hlm 21.
23
Prinsip ini dipegang Imam Syafi’i pada lahirnya dan suatu pendapat dalam
madzhab Imam Hambali. Menurut mereka, asalnya harus dengan lafadz, karena asal
Akad adalah Taradlin (suka sama suka) berlandaskan frman Allah SWT dalam surah
An-Nisaa ayat 29 yang berbunyi:
“wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memakan harta-harta kalian diantara kalian dengan cara yang bathil, kecuali dengan perdagangan yang kalian saling ridha. Dan janganlah bunuh diri-diri kalian, sesungguhnya Allah maha penyayang”.
Kedua, Akad itu sah dilakukan dengan perbuatan (af’al) bagi hal-hal yang
biasanya dilakukan dengan perbuatan, seperti: jual beli, mu’athah (saling memberi);
wakaf pedirian masjid, tanah kuburan, dan jalan raya.
Ketiga, setiap Akad itu sah dilakukan dengan cara apa saja yang menunjukkan
kepada maksudnya, baik perkataan maupun perbuatan. Segala sesuatu yang telah
dipandang oleh manusia sebagai jual beli, maka itulah jual beli, apa yang dipandang
sewa-menyewa maka itulah sewa-menyewa, sekalipun terdapat perbedaan istilah
dalam lafadz dan perbuatannya.
2. Pengertian Jual Beli
Jual beli dalam istilah fiqh disebut dengan al-bai’ yang berarti menjual,
mengganti, dan menukar sesuatu dengan sesuatu yang lain. Lafal al-bai’ dalam bahasa
Arab terkadang digunakan untuk pengertian lawannya,
24
Yaitu kata al-syira’ (beli). Dengan demikian, kata al-bai’ berarti jual, tetapi
sekaligus juga berarti beli. Secara etimologis, jual beli diartikan: “Pertukaran sesuatu
dengan sesuatu (yang lain) “24
Sedangkan secara terminologi, terdapat beberapa definisi jual beli yang
dikemukakan Ulama fiqh sekalipun substansi dan tujuan masing-masing definisi
Adalah sama. Kiyai Hanafiyah mendefinisikannya dengan “ Saling menukar harta
dengan harta melalui cara tertentu ”, atau “ Tukar menukar sesuatu yang diingini
dengan yang sepadan melalui cara tertentu yang bermanfaat “.
Definisi lain dikemukakan Ulama Malikiyah, Syafi’iyah, dan Hanabilah.
Menurut mereka, jual beli adalah: Saling menukar harta dengan harta dalam bentuk
pemindahan milik dan pemilikan.25 Jual beli adalah suatu perjanjian, dengan mana
pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk menyerahkan suatu kebendaan, dan pihak
yang lain untuk membayar harga yang telah dijanjikan.
Jual beli (menurut B.W) adalah suatu perjanjian bertimbal balik dalam mana
pihak pihak yang satu berjanji untuk menyerahkan hak milik atas suatu barang,
sedang pihak yang lainnya berjanji untuk membayar harga yang terdiri atas sejumlah
uang sebagai imbalan dari perolehan hak milik tersebut.
Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa jual beli adalah
suatu aktivitas dimana seorang penjual menyerahkan barang yang dijualnya kepada
pembeli setelah adanya kesepakatan harga.
24 Nasrun Haroen, “Fiqh Muamalah”, (Jakarta : Gaya Media Pratama, 2013), hlm 111.
25 Ibid, hlm 112.
25
3. Jual Beli Menurut Para Ahli
Menurut Wirjono Prodjodikoro, jual beli adalah suatu persetujuan dimana
suatu pihak mengikat diri untuk wajib menyerahkan suatu barang dan pihak lain wajib
membayar harga, yang dimufakati mereka berdua.26
Menurut Volmar, mengatakan bahwa jual beli adalah pihak yang satu penjual
(verkopen) mengikatkan dirinya kepada pihak lainnya pembeli (loper) untuk
memindah tangankan suatu benda dalam eigendom dengan memperoleh pembayaran
dari orang yang disebut terakhir, sejumlah tertentu, berwujud uang.27
Menurut Abi Yahya Zakaria Al-Ansyori, jual beli menurut bahasa adalah
pertukaran harta atas dasar saling rela, atau memindahkan hak milik dengan
mendapatkan benda yang lain sebagai gantinya dengan jalan yang dibolehkan oleh
syara.28
4. Dasar Hukum Jual Beli
Tidak sedikit kaum muslim yang lalai mempelajari hukum jual beli, bahkan
melupakannya, sehingga tidak mempedulikan apakah yang dimakan itu barang haram
atau tidak apabila mendapatkan keuntungan dan usahanya meningkat. Keadaan seperti
itu merupakan kesalahan besar yang harus dicegah, agar semua kalangan yang
bergerak pada bidang perdagangan mampu membedakan mana yang dibolehkan dan
mana yang tidak.
26 Wirjono Projodikoro, “Hukum Perdata Tentang Persetujuan-persetujuan Tertentu”, (Bandung:
Sumur, 1991), hlm 17.
27 R.M Suryodiningrat, “Perikatan-Perikatan Bersumber Perjanjian”, (Tarsito, Bandung: Tarsito,
1996), hlm 14.
28 Imam Taqiyuddin, Abi Bakrin Muhammad Al-Hulain, hlm 239.
26
Maka bagi mereka yang terjun ke dalam dunia usaha, khususnya perdagangan
atau tansaksi jual beli, berkewajiban mengetahui hal-hal apa saja yang dapat
mengakibatkan jual beli tersebut sah atau tidak. Ini bertujuan supaya usaha yang
dilakukan sah secara hukum dan terhindar dari hal-hal yang tidak dibenarkan.
Landasan hukum jual beli dibenarkan oleh Al-Qur’an dalam surah Al-Baqarah ayat
198 yang artinya :
“Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari
Tuhanmu”.
5. Pengertian Jual Beli Online
Jual beli online sering kali disebut juga dengan online shopping, atau jual beli
melalui media internet. Menurut Alimin mendefinisikan jual beli online sebagai satu
set dinamis teknologi, aplikasi dan proses bisnis yang menghubungkan perusahaan,
konsumen, komunitas tertentu melalui transaksi elektronik dan perdagangan barang,
pelayanan dan informasi yang dilakukan secara elektronik.29
Ringkasnya jual beli online adalah transaksi atau aktifitas perdagangan/jual-
beli dengan menggunakan media elektronik (jaringan internet) atas barang dan jasa
dengan system pembayaran elektronik pula. Jual beli online menggambarkan
cakupan yang sangat luas karena berhubungan dengan teknologi, proses transaksi
dan praktek perdagangan tanpa tatap muka langsung antara penjual dan pembeli.
Teknologi merubah banyak aspek bisnis dan aktivitas pasar. Dalam bisnis
perdagangan misalnya, kemajuan teknologi telah melahirkan metode transaksi yang
29 Muhammad Alimin, : “Etika dan Pelindungan Konsumen dalam Ekonomi Islam”, (Yogyakarta:
BPFE,2004), hlm 76.
27
dikenal dengan istilah e-commerce (electronic commerce). Kemajuan teknologi
informasi dan telekomunikasi ini jelas dirasakan manfaatnya oleh kalangan pelaku
bisnis.
Manfaat diartikan sebagai akumulasi dari kemudahan yang didapat dari
internet, khususnya dalam berbisnis. Keuntungan bisnis di internet antara lain
memudahkan komunikasi intern dan ekstern, globalisasi bisnis dan keunggulan
kompetitif, mengurangi biaya komunikasi dan mendapat feedback, memperluas
jaringan kerja sama, marketing, dan sales, memudahkan pencarian informasi yang
cepat dan murah, dapat mempelajari perilaku visitor, menambah image atau
performance perusahaan dan website adalah showroom termurah dan paling praktis.
Secara sederhana, proses e-commerce dapat dilakukan dengan cara konsumen
berkunjung ke website merchant untuk melihat memilih produk yang diinginkan.
Lalu, konsumen setuju untuk membeli di merchant dan memberi instruksi
pembelian online ke merchant. Setelah itu, prinsip pembayarannya tidak jauh
berbeda dengan dunia nyata, hanya saja semua metode yang ditawarkan
menggunakan teknologi canggih.
Cara pembayaran yang digunakan antara lain melalui transfer ATM
(automatic teller machine), pembayaran tanpa perantara, pembayaran dengan pihak
ketiga (kartu kredit/cek).
Secara umum transaksi dalam e-commerce dapat dilihat melalui skema Find
it adalah mode untuk pencarian barang. Selain find it bahasa yang biasa ditemukan
adalah search atau browse. Explore it adalah keterangan atau spesifikasi barang yang
28
ingin diinginkan, termasuk di dalamnya product review dari barang dimaksud.
Select it merupakan kereta barang yang ada dalam transaksi e-commerce. Buy
it merupakan proses transaksi pembayaran. Sedangkan ship it adalah proses yang
terjadi setelah transaksi pembayaran disetujui oleh pihak pengelola dan pihak
pengelola mengirimkan barang kepada alamat yang ditunjuk oleh pembeli.
6. Jual Beli Online Dalam Islam
Jual beli online di artikan sebagai jual beli barang dan jasa melalui media
elektronik, khususnya melalui internet atau secara online. Jual beli via internet yaitu
(sebuah akad jual beli yang dilakukan dengan menggunakan sarana elektronik atau
(internet) baik berupa barang maupun jasa). Atau jual beli via internet adalah akad
yang disepakati dengan menentukan cirri-ciri tertentu dengan membayar harganya
terlebih dahulu sedangkan barangnya diserahkan kemudian.
Jual beli online adalah transaksi yang terjadi dimedia elektronik, yang mana
transaksi jual beli tidak mengharuskan penjual dan pembeli bertemu secara langsung
atau saling menatap muka secara langsung, dengan menentukan cirri-ciri, jenis barang,
sedangkan untuk harganya dibayar terlebih dahulu baru diserahkan barangnya.
Sedangkan karakteristik bisnis online yaitu :
a) Terjadinya transaksi antara dua belah pihak.
b) Adanya pertukarang barang, jasa, atau informasi.
29
Dari karateristik di atas, bisa di lihat bahwa yang membedakan bisnis online
dengan bisnis offline yaitu proses transaksi (akad) dan media utama dalam proses
tersebut. Akad merupakan unsur penting dalam suatu bisnis.
Secara umum, bisnis dalam Islam menjelaskan adanya transaksi yang bersifat
fisik, dengan menghadirkan benda yang dipesan, tetapi dengan ketentuan harus
dinyatakan sifat benda secara konkret, baik diserahkan langsung atau diserahkan
kemudian sampai batas waktu tertentu.30 Sama seperti bisnis pada umumnya, bisnis
online dalam ekonomi syariah juga terbagi dalam yang halal dan haram, legal atau
illegal. Bisnis online diizinkan selama bisnis tersebut tidak mengandung elemen yang
dilarang.
Transaksi penjualan online dimana barang hanya berdasar pada deskripsi yang
disediakan oleh pejual dianggap sah, namun jika deskripsi barang tidak sesuai maka
pembeli memiliki hak khiyar yang memperbolehkan pembeli untuk meneruskan
pembelian atau membatalkannya.31
Dalam Islam berbisnis melalui online diperbolehkan selagi tidak terdapat
unsur-unsur riba, kezaliman, monopoli dan penipuan. Rasulullah mengisyaratkan
bahwa jual beli itu halal selagi suka sama suka. Karena jual beli atau berbisnis seperti
melalui online memiliki dampak positif karena dianggap praktis, cepat, dan mudah.
7. Transaksi Jual Beli Online Produk HWI
30 Tira Nur Fitria, “Bisnis Jual Beli Online”, hlm 55.
31 Ibid, hlm 56.
30
Seperti penjelasan-penjelasan diatas, dalam transaksi jual beli online produk
HWI tidak jauh berbeda dengan transaksi jual beli online lainnya. Dimana transaksi
jual beli online terjadi karena adanya penjual dan pembeli serta penjual dan pembeli
telah melakukan kesepakatan dalam transaksi jual beli online.
Transaksi jual beli online produk HWI menerapkan adanya langkah-langkah
tertentu dari proses transaksi jual beli online produk HWI. Produk HWI sendiri
memiliki beragam jenis produk-produk yang ditawarkan, mulai dari untuk kesehatan,
kecantikan untuk semua kalangan baik yang muda maupun yang tua sesuai dengan apa
yang dibutuhkan konsumen atau pembeli produk HWI. Beberapa tahapan dalam
transaksi jual beli online produk HWI, yaitu:
a. Information sharing. Dalam proses ini prinsip penjual online produk HWI adalah
mencari dan menjaring calon pembeli produk HWI sebanyak-banyaknya.
Sementara pembeli berusaha sedapat mungkin mencari informasi produk atau
jasa yang dibutuhkan.
b. Pemesanan produk HWI, Kedua belah pihak yang melakukan transaksi jual beli
online produk HWI akan membuat perjanjian. Aktivitas pembelian antara penjual
dan pembeli produk HWI ini biasanya dilakukan melalui jaringan tertentu. Jika
Pembeli sudah mendapatkan produk HWI apa yang akan dibelinya, maka
biasanya pembeli akan membayar terlebih dahulu secara transfer kepada penjual
online produk HWI. Dengan catatan tidak akan ada penipuan dari penjual online
produk HWI tersebut.
c. Setelah transaksi dilakukan, langkah berikutnya adalah aktivitas yang dilakukan
31
dalam tahapan ini antara lain : keluhan dan kesan pertama saat pertama kali
menggunakan produk HWI, permintaan informasi, cara penggunakan produk
HWI, dan lain sebagainya.
Sebelum itu mungkin terjadi penawaran secara online melalui website, situs
di internet atau posting di mailing list atau news group dengan model busines to
busines. Menurut Cavanilas dan Nadal, transaksi online memilik banyak cara dan
tipe:
a. Transaksi melalui chatting atau video conference.
b. Transaksi melalui web atau situs32
Transaksi melalui chatting atau video Conference adalah seseorang dalam
menawarkan sesuatu dengan model dialog interaktif melalui internet seperti melalui
telepon, chatting dilakukan melalui tulisan sednagan video conference dilakukan
melalui media elektronik, dimana orang dpat melihat gambar dan mendengar suara
pihak lain yang melakukan penawaran.Seseorang yang melakukan transaksi dengan
e-mail, sebelumnya sudah harus memiliki email address.Selanjutnya sebelum
melakukan transaksi, customer sudah mengetahuin e-mail yang akan dituju.
32 Sanusi Arsyad,”Transaksi Bisnis Electronik Commerce(E-commerce) Studi Tentang
Permasalahan-permasalahan Hukum dan Solusinya”(Tesis Magister, Yogyakarta: Universitas Islam
Indonesia, 2000), hlm 53.
32
BAB III
ETIKA BISNIS ISLAM DALAM TRANSAKSI JUAL BELI ONLINE
PRODUK HWI
A. Etika Bisnis Islam Secara Umum
Etika berasal dari bahasa Yunani “ethichos” berarti adat kebiasaan, disebut
juga dengan moral, dari kata tunggal mos, dan bentuk jamaknya mores yang berarti
kebiasaan, susila.33 Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia etika berarti ilmu tentang
apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban (moral)”.34
Dalam bahasa Arab etika Islam sama artinya dengan Akhlak jamak dari
Khuluqun yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kalimat
tersebut mengandung segi-segi persesuaian dengan perkataan khalqun, yang berarti
kejadian, serta erat hubungannya dengan khaliq (Pencipta) dan makhluq (yang
diciptakan).
Perumusan pengertian Akhlak timbul sebagai media yang memungkinkan
adanya hubungan baik antara khaliq dengan makhluq.35 Etika juga termasuk bidang
ilmu yang bersifat normatif, karena berperan menentukan apa yang harus dilakukan
atau tidak boleh dilakukan oleh seorang individu.36
33 Zainudin Ali, “Pendidikan Agama Islam”, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm 29.
34 Departemen Pendidikan Nasional, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, (Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama,2008), Cet. 4, hlm 383.
35 Hamzah Ya’qub, “Etika Islam”, CV. Diponegoro,( Bandung, 1985),hlm 11-12. 36 Rafik Issa Beekum, “Etika Bisnis Islami”, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2004,) hlm 3.
32
33
Dalam perkembangan selanjutnya kata etika lebih banyak berkaitan dengan
ilmu filsafat. Oleh karena itu standar baik dan buruknya adalah akal manusia.37 Etika
pada umumnya didefinisikan sebagai suatu usaha yang sistematis dengan
menggunakan rasio untuk menafsirkan pengalaman moral individual dan sosial
sehingga, dapat menetapkan aturan untuk mengendalikan perilaku manusia serta nilai-
nilai yang berbobot untuk dapat dijadikan sasaran dalam hidup.38
Menurut Suparman Syukur dalam bukunya yang berjudul Etika Religi
menjelaskan bahwa istilah etika juga sering digunakan dalam tiga perbedaan yang
saling terkait, pertama merupakan pola umum atau jalan hidup, kedua seperangkat
aturan atau “kode moral”, dan ketiga penyelidikan tentang jalan hidup dan aturan-
aturan perilaku”.39 Menurut Franz Magnis Suseno etika merupakan ilmu atau refleksi
sistematik berkaitan dengan pendapat-pendapat, norma-norma, dan istilah- istilah
moral.40
Sonny Keraf memberikan penjelasan pengertian etika sebagai filsafat moral
adalah refleksi kritis dan rasional mengenai nilai dan norma yang menyangkut
bagaimana manusia harus hidup baik sebagai manusia dan mengenai masalah masalah
kehidupan manusia.41 Menurut Johar Arifin etika adalah seperangkat nilai tentang
baik, buruk, benar dan salah yang berdasarkan prinsip-prinsip moralitas, khususnya
dalam perilaku dan tindakan.
37 Zainudin Ali, “Pendidikan Agama Islam”, hlm 29.
38 O.P. Simorangkir, “Etika Bisnis, Jabatan dan Perbankan”,( Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2003),hlm 3.
39 Suparman Syukur, “Etika Religius”, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004), hlm 1.
40 Franz Magnis Suseno, “Etika Jawa”, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001), hlm 6. 41 Sonny Keraf, “Etika Bisnis”, (Yogyakarta: Kanisius, 1998), hlm 15.
34
Sehingga Etika adalah salah satu faktor penting bagi terciptanya kondisi
kehidupan manusia yang lebih baik.42 Sedangkan Menurut Imam Ghozali dalam
bukunya Ihya’ Ulumuddin mendefinisikan etika sebagai sifat yang tetap dalam jiwa,
yang dari padanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah dan tidak membutuhkan
pikiran.43
Sokrates menyatakan bahwa etika (moral) berhubungan erat dengan
pengetahuan manusia. Apabila manusia memiliki pengetahuan yang baik maka ia akan
memiliki sikap hidup yang penuh rasa keagamaan yang nantinya membentuk moral
yang baik atau kebajikan (arete) sehingga akan mencapai kesempurnaan manusia
sebagai manusia. Seseorang yang memiliki etika baik akan memiliki.44
Definisi lain menyatakan bahwa etika berasal dari bahasa yunani ethos. Secara
etimologis, etika bermakna watak, susila, adat. Sedangkan sscara terminologis, dapat
diartikan: (1) menjelaskan arti baik atau buruk, (2) menerangkan apa yang seharusnya
dilakukan, (4) menunjukkan apa yang harus dilakukan. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa etika adalah seperangkat nilai yang merupakan hasil gagasan
manusia mengenai tata aturan yang berkaitan dengan prilaku manusia dan menjadi
layak, wajar, sehingga bias diterima suatu komunitas pada ruang dan waktu tertentu.45
Ada beberapa persamaan antara akhlak, moral, dan etika adalah: Pertama,
akhlak, etika dan moral mengacu pada ajaran atau gambaran tentang perbuatan,
42 Johan Arifin, “Fiqih Perlindungan Konsumen”, (Semarang : Rasail, 2007),hlm 63-64.
43 Ali Hasan, “Manajemen Bisnis Syari’ah Kaya di Dunia Terhormat di Akhirat”, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2009), hlm 171.
44 Asmoro Acmadi, “Filsafat Umum”, (Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1997), hlm 47. 45 Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya, “Akhlak Tasawuf”, (Surabaya: IAIN SA
Press, 2011), hlm 59-60.
35
tingkah laku, sifat, dan perangai yang baik. Kedua, akhlak, moral dan etika merupakan
prinsip atau aturan hidup manusia untuk mengukur martabat dan harkat
kemanusiaannya. Ketiga, akhlak, moral dan etika seseorang atau sekelompok orang
tidak semata-mata merupakan faktor keturunan yang bersifat tetap, statis, dan konstan,
tetapi merupakan potensi positif yang dimiliki setiap orang.
Perbedaan antara akhlak, moral dan etika adalah: akhlak tolak ukurnya dengan
menggunakan Al-Qur’an dan Sunnah. Etika tolak ukurnya adalah dengan
menggunakan pikiran atau akal. Sedangkan moral tolak ukurnya dengan menggunakan
norma hidup yang ada dalam masyarakat.46
Namun secara substantif sebenarnya apa yang disebut dengan etika, moral,
akhlak dan adab mempunyai arti dan makna yang sama, yaitu sebagai jiwa (ruh)
suatu tindakan, dengan tindakan itu perbuatan akan dinilai, karena setiap perbuatan
pasti dalam praktiknya akan diberi predikat- predikat sesuai dengan nilai yang
terkandung dalam perbuatan itu sendiri, baik predikat right (benar) dan predikat wrong
(salah). Jika dalam etika penilaian baik buruk berdasarkan akal pikiran, moral
berdasarkan kebiasaan umum yang berlaku umum dimasyarakat, maka padaakhlak dan
adab ukuran yang digunakan untuk menentukan baik buruk adalah Al Qur’an dan
Hadis.47
46 Rosihon Anwar, “Akhlak Tasawuf”, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hlm 19-20. 47 Abudin Nata, “Akhlak Tasawuf”, (Jakarta: Rajawali Press, 2009), hlm 97.
36
Kata Bisnis dalam bahasa indonesia diserap dari kata “business” dari bahasa
inggris yang berarti kesibukan. Kesibukan secara khusus berhubungan dengan orentasi
profit atau keuntungan.48 Secara etimologi, bisnis berarti keadaan dimana seseorang
atau sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan.
Kata bisnis sendiri dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan yuridis (hukum),
teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau keuntungan.49
Sedangkan mengenai istilah “bisnis” yang dimaksud adalah suatu urusan atau
kegiatan dagang, industri atau keuangan yang dihubungkan dengan produksi atau
pertukaran barang atau jasa dengan menempatkan uang dari para enterpreneur dalam
resiko tertentu dengan usaha tertentu dengan motif untuk mendapatkan keuntungan.
Bisnis adalah suatu kegiatan di antara manusia yang menyangkut produksi, menjual
dan membeli barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.50 Bisnis dalam
arti luas adalah istilah umum yang menggambarkan semua aktivitas dan institusi yang
memproduksi barang dan jasa dalam kehidupan sehari hari.
Bisnis merupakan suatu organisasi yang menyediakan barang dan jasa yang
bertujuan untuk mendapatkan keuntungan.51 Musselman dan Jackson mereka
mengartikan bahwa bisnis adalah suatu aktivitas yang memenuhi kebutuhan dan
keinginan masyarakat, perusahaan yang diorganisasikan untuk terlibat dalam aktivitas
tersebut.
Menurut Gloss, Steade dan Lowry seperti yang dikutip Abdul Aziz bahwa
bisnis adalah jumlah seluruh kegiatan yang diorganisir oleh orang-orang yang
48 Abdul Aziz, “Etika Bisnis”, hlm 28.
49 Ibid, hlm 28. 50 A. Sonny Keraf, “Etika Bisnis”,hlm 50. 51 Abdul aziz, “Etika Bisnis”,hlm 29.
37
berkecimpung dalam bidang perniagaan dan industri yang menyediakan barang dan
jasa untuk kebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standar serta kualitas hidup
mereka.
Etika bisnis dapat berarti pemikiran atau refleksi tentang moralitas dalam
ekonomi dan bisnis. Moralitas disini berarti aspek baik atau buruk, terpuji atau tercela,
benar atau salah dari prilaku manusia. Kemudian dalam kajian etika bisnis islam
susunan adjective diatas ditambah dengan halal dan haram. Jadi kesimpulan deskripsi
mengenai etika bisnis Islam merupakan suatu proses dan upaya untuk mengetahui hal-
hal yang benar dan yang salah yang selanjutkan tentu akan melakukan hal benar
berkenaan dengan produk, pelayanan perusahaan dengan pihak yang berkepentingan
dengan tuntutan perusahaan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pengertian etika bisnis islami
tersebut selanjutnya dijadikan sebagai kerangka praktis yang secara fungsional akan
membentuk suatu kesadaran beragama dalam
melakukan setiap kegiatan ekonomi.
B. Etika Bisnis Islam Menurut Para Filsuf (Telaah Immanuel Kant)
Apabila kita mendiskusikan tentang apapun yang berlabel Islam, maka kita
harus merujuk kembali pada dasar-dasar utama dalam Islam yang dikenal sebagai
Wahyu yang terkumpul dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rosul.
Pula dalam pembahasan paradigma atau filsafat-sains Islam. Islam
merupakan agama yang khas yang tidak saja mengatur kehidupan akherat tetapi
38
juga meliputi segenap hidup dan kehidupan manusia yang serba kompleks dan
rumit.52
Islam tidak hanya membahas mengenai fiqh saja, tapi juga menyangkut
ideology, politik, social, budaya, serta perekonomian dan bisnis. Seiring dengan
perjalanan waktu serta dengan semakin majunya dunia perdagangan dan bisnis,
orang semakin tergiur dengan berbagai macam teori, sistem dan cara-cara baru
dalam dunia perdagangan dan bisnis agar bagaimana modal sedikit yang dimiliki
cepat mendapatkan hasil banyak, walaupun bertentangan dengan nilai-nilai
normative transcendental yang diyakininya. Kondisi ini jika sudah melembaga
dalam nurani pelaku bisnis, tidak menutup kemungkinan akan mengkikis habis
nilai-nilia normative yang dibangun oleh Islam.
Munculnya paradigma islamisasi ilmu pengetahuan termasuk di dalamnya
ekonomi dan bisnis, memunculkan harapan baru untuk mengkritisi, menggali serta
mengembalikan nilai-nilai syariat dalam dunia bisnis, dan menampilkan wajah
baru, yaitu Etika Bisnis Islam.
Untuk mengaktualisasikan ilmu pengetahuan Al-Faruqi (1988)
sebagaimana yang dikutip oleh Ghofar (1999 : 69) mengusulkan beberapa prinsip
metodologi, yaitu :
1. Ke – Esa – an Tuhan (tauhid)
2. Kesatuan Ciptaan (the unity of creation)
52 MODERNISASI, “100 Volume 8”, Nomor 2, Juni, 2012.
39
3. Kesatuan Kebenaran dan Kesatuan Ilmu Pengetahuan (the unity of
truth and the unity of knowledge)
4. Kesatuan Hidup (unity of life)
5. Kesatuan Umat Manusia (the unity of humanity)
Konsep tauhid merupakan konsep utama yang mendasari keempat
kesatuan yang lain. Konsep ini memiliki implikasi ontologis dan epitimologis
dalam membangun ilmu pengetahuan. Termasuk juga dalam membangun konsep
serta karakteristik Etika Bisnis Islam.
Secara ontologis, prinsip tauhid ini akan memahami Allah sebagai
“penyebab pertama dan tertinggi serta akhir dari segala sesuatu (causa prima)”.
Keberadaan Allah menurut Faruqi merupakan prinsip fundamental dan regulative
dari semua ilmu pengetahuan. Sehingga, Islam dalam melakukan aktivitas bisnisnya,
walaupun ada nilai-nilai kebebasan, nilai-nilai.
Kepemilikan, dan kesamaan, semuanya itu ada batas dan wilayah yang
sudahditentukan. Dalam Bisnis Islam tidak akan hanya diarahkan pada sifat kebendaan
dan menafikan nilai-nilai ruhiyah, akan tetapi ada keterikatan para pelaku bisnis
dengan aturan yang lahir dari nilai-nilai normative transcendental. Etika Bisnis Islam
dalam aktivitasnya selalu bersendikan pada keyakinan tauhid. Triyuwono (1997)
mengutip Madjid (1992) menjelaskan bahwa pernyataan tauhid yang terangkum dalam
kalimat syahadat juga mengandung esensi kebebasan manusia dari belenggu-belenggu
mitos yang tidak selayaknya.
Kalimat pertama dalam syahadat menunjukkan adanya negasi
terhadapkeberadaan kuasa-kuasa semu, yaitu adanya semangat emansipatoris dan
40
hegemoni kuasa-kuasa yang tidak layak menguasai diri manusia. Namun setelah
kebebasanitu tercapai, manusia harus melakukan konfron tasi terhadap sesuatu yang
dianggap benar, sejati, dan layak untuk tunduk dalam kuasanya sehingga manusia
tidak terperangkap ke dalam kuasa-kuasa semu lain. Kuasa sejati dalam hal ini adalah
kuasa yang secara intrinsic benar, benar dalam dirinya sendiri dan tidak memerlukan
factor luar untuk membenarkannya. Yang dimaksud di sini tidak lain adalah Tuhan
Yang Maha Esa.
Melihat pernyataan-pernyataan di atas kita dapat memahami bahwa konsep
tauhid memiliki implikasi yang sangat besar pada asumsi-asumsi ontology
danepistimologi, khususnya, untuk membangun ilmu pengetahuan Islam. Keyakinan
yang kukuh atas tauhid mempersenjatai peneliti dengan sebuah pandangan alamyang
komprehensif dan ia tidak lagi melihat alam sebagai sekedar kumpulan bagian-bagian
yang saling terisolasi, tetapi ia melihat kesaling hubungan diantara bagian-bagian
tersebut dan kesamaan asal-usulnya. Ia melihat kesatuan dibalik keragaman ini.
Kesadaran tentang penyatuan dan interelasi yang saling menguntungkan dari
setiap benda dan peristiwa; pengalaman dari semua fenomena dalam dunia sebagai
manifestasi-manifestasi sebuah kesatuan dasar. Mengenai iman, al-Faruqi (1992)
berpendapat bahwa ia adalah kebenaran yang diberikan kepada pikiran manusia
sehingga bersifat rasional dan perlu pengetahuan untuk mendapatkan dan
mempertahankannya.
Namun pengetahuan yang tidak benar kemungkinan akan membawa seseorang
pada posisi yang menjauhi iman, karena tindakan-tindakannya menjadi salah arah,
41
sehingga, menurutnya, hanya pengetahuan yang berada dalam perspektif sunnatullah
yang dapat membimbing individu menuju iman sejati.
Sehingga konsep-konsep tersebut mau tidak mau akan menjiwai prinsip prinsip
dalam aktivitas ekonomi dan bisnis masyarakat Islam. Sebagaimana dikatakan bahwa
dalam prinsip bisnis Islam tidak hanya mementingkan sisi duniawi, namun juga
berlandaskan pada tujuan yang lebih hakiki
yaitu tercapainya Ridho dari allah SWT. Maka ada beberapa karakteristik Bisnis Islam
yang membedakan dengan Bisnis non-Islam.
C. Dasar - Dasar Hukum Etika Bisnis Dalam Islam
Al-Qur’an menegaskan dan menjelaskan bahwa di dalam berbisnis tidak boleh
dilakukan dengan cara kebathilan dan kedzaliman, akan tetapi dilakukan atas dasar
sukarela atau keridhoan, baik ketika untung ataupun rugi, ketika membeli atau menjual
dan sebagainya. Sebagaimana arti dalam surah An-Nisa ayat 29 sebagai berikut :
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku
dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu”.
Arti di atas menjelaskan bahwa aturan main perdagangan Islam melarang
adanya penipuan di antara kedua belah pihak yakni penjual dan pembeli harus ridha
dan sepakat serta harus melaksanakan berbagai etika yang harus dilakukan oleh para
pedagang Muslim dalam melaksanakan jual beli.
Dengan menggunakan dan mematuhi etika perdagangan Islam tersebut,
diharapkan suatu usaha perdagangan seorang Muslim akan maju dan berkembang
42
pesat lantaran selalu mendapat berkah dari Allah SWT di dunia dan di akhirat. Etika
perdagangan Islam menjamin, baik pedagang maupun pembeli
masing-masing akan saling mendapat keuntungan.
Dari hal tersebut diketahui bahwa kejujuran merupakan pondasi yang sangat
penting bagi pelaku bisnis. Diantara bentuk kejujuran adalah seorang pebisnis harus
komitmen dalam jual belinya dengan berlaku terus terang dan transparan untuk
melahirkan ketentraman dalam hati, hingga Allah memberikan keberkahan dalam jual
belinya, dan mengangkat derajatnya disurga ke derajat para nabi, orang-orang yang
jujur, dan orang-orang yang mati syahid.53
D. Prinsip-Prinsip Etika Bisnis Islam
Inisiatif yang dilakukan oleh tiga agama samawi (Islam, Kristen, dan yahudi)
yang diprakarsai HRH. Princ Philip (the Duke of Edinburgh) dan Mahkota Hasan bin
Talal (Jordan) 1984 sepakat meletakkan prinsip-prinsip etika dalam bisnis. Ada tiga
isu etika dalam bisnis yang diklasifikasikan waktu itu, yaitu moralitas dalam kebijakan
organisasi yang terlibat dalam bisnis , serta moralitas prilaku individual para karyawan
saat bekerja.54
Sedangkan menurut Muhammad Prinsip-prinsip etika bisnis Islam yaitu
53 Asyraf Muhammad Dawwah, “Meneladani Keunggulan Bisnis Rasulullah”, (Semarang :
Pustaka nuun, 2008), hlm 58.
54 Faisal Badroen dkk., “Etika BIsnis dalam Islam”, Cet. IV (Jakarta: Prenada media Group,
2015), hlm19-20.
43
meliputi kesatuan dan integrasi, kesamaan, intelektualitas, kehendak bebas, tanggung
jawab dan akuntabilitas, penyerahan total, kejujuran, keadilan, keterbukaan, kebaikan
bagi orang lain, kebersamaan.55
Berbicara tentang bisnis, Kohlbeng mengatakan bahwa prinsip-prinsip etika di
dalam bisnis dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok, yaitu sebagai berikut :56
(1) Prinsip manfaat, (2) Prinsip hak asasi, (3) Prinsip keadilan.
Secara umum, prinsip-prinsip yang berlaku dalam kegiatan bisnis yang baik
sesungguhnya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan kita sebagai manusia. Prinsip-
prinsip etika bisnis yang berlaku di Indonesia akan sangat dipengaruhi oleh sistem nilai
masyarakat kita. secara umum dapat dikemukakan beberapa prinsip etika bisnis, yakni
:
a. Prinsip otonomi, yaitu sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan
dan bertindak berdasarkan kesadarnnya sendiri tentang apa yang dianggapnya baik
untuk dilakukan.
b. Prinsip kejujuran, dalam hal ini kejujuran adalah kunci keberhasilan suatu bisnis,
kejujuran dalam pelaksanaan kontrol terhadap konsumen, dalam hubungan kerja, dan
sebagainya.
c. Prinsip keadilan, yaitu menuntut agar setiap orang diperlukan secara sama sesuai
dengan aturan yang adil dan sesuai dengan kriteria yang rasional objektif dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Dari semua prinsip bisnis di atas, Adam Smith menganggap bahwa prinsip
55 Muhammad, “Etika Bisnis Islami”, (Yogyakarta: Akademi Menejemen Perusahaan YKPN,
2004),hlm 71-72. 56 Kwik Kian Gie, dkk, “Etika Bisnis Cina: Suatu Kajian Terhadap Perekonomian di Indonesia”,
(Jakarta :Gramedia Pustaka, 1996), hlm 59.
44
keadilan sebagai prinsip yang paling pokok.57 Demikian pula dalam islam, etika bisnis
Islam harus berdasarkan pada prinsip-prinsip dasar yang berlandaskan pada al-Qur’an
dan al-Hadits, sehingga dapat diukur dengan aspek dasarnya yang meliputi:58
1. Barometer ketakwaan seseorang.
2. Mendatangkan keberkahan.
3. Mendapatkan derajat seperti para Nabi, Shiddiqin dan Syuhada.
4. Berbisnis merupakan sarana beribadah kepada Allah Swt.
Ada enam langkah konkrit awal dalam memulai etika bisnis Islam, yaitu:59
1. Niat ikhlas mengharap ridho Allah
2. Professional
3. Jujur dan amanah
4. Mengedepankan etika sebagai seorang muslim
5. Tidak melanggar prinsip syriah
6. Ukhuwah islamiyah
Ada beberapa hal yang dapat dikemukakan dari tujuan umum etika bisnis,
sebagai berikut:
1. Menanamkan kesadaran akan adanya dimensi etis dalam bisnis.
2. Mengenalkan argumentasi-argumentasi moral dibidang ekonomi dan bisnis serta
cara penyusunannya.
Abdul Aziz mendeskripsikan prinsip-prinsip dasar etika bisnis Islam harus
57 Sonny Keraf, “Etika Bisnis”, hlm 61.
58 Abdul Aziz, “Etika Bisnis islam”, hlm 37.
59 Ibid., hlm 39.
45
mencakup di bawah ini:
1. Kesatuan (unity) adalah kesatuan sebagaimana terefleksikan dalam konsep tauhid
yang memadukan keseluruhan apek-aspek kehidupan muslim baik dalam bidang
ekonomi, politik, sosial menjadi keseluruhan yang homogeny, serta mementingkan
konsep konsistensi dan keteraturan yang menyeluruh.
2. Keseimbangan (equilibrium) dalam beraktivitas di dunia kerja dan bisnis, islam
mengharuskan berbuat adil, tak terkecuali pada pihak yang tidak disukai. Allah SWT
memerintahkan kepada seluruh hamba-Nya untuk berlaku adil dalam setiap perbuatan
seperti yang terdapat dalam surat al-Maidah ayat 8 yang berarti :
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekalikali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan
bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. 3. Tanggung jawab (responsibility) kebebasan tanpa batas adalah suatu hal yang
mustahil dilakukan oleh manusia karena tidak menuntut adanya pertanggungjawaban
dan akuntabilitas untuk memenuhi tuntunan keadialan dan kesatuan, manusia perlu
mempertanggungjawabkan tindakannya. Secara logis prinsip ini berhubungan erat
dengan kehendak bebas.
4. Kebenaran: kebajikan dan kejujuran. Kebenaran dalam konteks ini selain
mengandung makna kebenaran lawan dari kesalahan, mengandung pula dua unsur
yaitu kebajikan dan kejujuran.60 Sebagaimana arti dalam surah At-Taubah ayat 119:
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar”.
60 Abdul Aziz, “Etika Bisnis”, hlm 45-46.
46
BAB IV
PENERAPAN ETIKA BISNIS ISLAM DALAM TRANSAKSI JUAL BELI
ONLINE PRODUK HWI
A. Penerapan prinsip etika bisnis islam dalam transaksi jual beli online
produk HWI
Salah satu fenomena dalam bidang ekonomi saat ini adalah transaksi jual beli
yang menggunakan media eletronik. Berkembangya teknologi internet, tidak
terkecuali perkembangan dunia bisnis dan pemasaran. Saat ini sudah banyak orang
yang memanfaatkan internet sebagai media pemasaran dan bisnis. Tren belanja online
mulai diminati karena proses keputusan belanja online tidak serumit keputusan
pembelian offline. Belanja online memang memudahkan dan menghemat waktu,
menghemat biaya dibandingkan belanja tradisional.
Dalam bekerja dan berbisnis wajib bagi setiap manusia untuk memahami
bagaimana transaksi agar tidak terjerumus dalam jurang keharaman karena
ketidaktahuan. Oleh karena itu, seorang pelaku bisnis online harus menerapkan
prinsip-prinsip etika bisnis Islam dalam bertransaksi sekaligus menempatkan diri
sebagai pelaku bisnis yang melakukan praktek kejujuran dan berusaha menghindari
memperoleh kekayaan dengan cara yang tidak adil agar menjadi pebisnis yang
berpegang teguh dengan etika bisnis Islam.
46
47
Islam begitu menekankan kehormatan harta kekayaan umatnya. Karena itu,
Islam mengharamkan atas umat Islam berbagai bentuk tindakan merampas atau
pemanfaatan harta orang lain tanpa izin atau kerelaan darinya. Begitu besar penekanan
Islam tentang hal ini, sehingga Islam menutup segala celah yang dapat menjerumuskan
umat Islam kepada praktek memakan harta saudarannya tanpa alasan yang dibenarkan.
Dalam proses jual beli online barang yang diperjualbelikan ada yang merupakan milik
sendiri, atau barang masih milik supplier. Hal ini menjadi sesuatu yang berbeda
dengan konvensional karena ketika mereka menjadi dropshipper, tidak memiliki
barang akan tetapi hanya mengetahui kriteria barang melalui gambar dan
keterangan barang.
Pertanyaan mengenai Penerapan Etika Bisnis Islam Dalam Transaksi
Jual Beli Online Produk HWI.
Proses Penerapan
Etika Bisnis Islam
Dalam Transaksi
Jual Beli Online
Produk HWI
1. Sudah berapa lama anda menjadi seorang pelaku bisnis
online produk HWI ?
2. Bagaimana tahap- tahap atau proses anda menjadi pelaku
bisnis online produk HWI ?
3. Apakah anda merasakan suka dan duka sebagai pelaku
bisnis online produk HWI ?
4. Menurut anda sebagai seorang muslim dan pelaku usaha
jual beli online produk HWI penting kah adanya etika
bisnis islam dalam transaksi jual beli online produk HWI
?
5. Apakah selama ini anda sudah merasa menerapkan etika
bisnis islam dalam transaksi jual beli online produk HWI
yang anda jalankan ? Bagaimanakah selama ini transaksi
jual beli online produk HWI yang anda terapkan ?
48
6. Bagaimanakah gambaran hasil penjualan anda selama ini
dalam berbisnis online produk HWI ?
Seperti yang diungkapkan oleh Mayang61 :
Saya menjalankan bisnis online ini sudah hampir 2 tahun belakangan ini,
pertama sih saya ditawarkan oleh saudara saya yang juga merupakan pelaku bisnis
online produk HWI setelah dijelaskan secara lengkap oleh saudara saya, saya
mendaftar secara online di website resmi HWI nya dan saya diterima untuk menjadi
salah satu pelaku usaha bisnis online produk HWI, saya juga sering mengikuti
seminar-seminar yang diadakan oleh pihak PT HWI.
Menurut saya pribadi sih penting adanya etika bisnis Islam dalam transaksi jual
beli online produk HWI bukan hanya jual beli online produk HWI tetapi etika bisnis
Islam juga penting untuk semua transaksi jual beli. Menurut saya juga penerapan etika
bisnis Islam itu tercipta dari orang atau pelaku usaha itu tersebut. Saya pribadi merasa
sudah menerapkan etika bisnis Islam dalam transaksi jual beli online produk HWI
karena menurut saya etika bisnis Islam dalam jual beli adalah adanya kesepakatan dari
penjual dan pembeli tanpa ada paksaan.
Pertama setelah saya menjadi salah satu pelaku usaha bisnis online produk
HWI, saya membuat website untuk online shop saya. Di awal mula saya hanya menjual
beberapa produk saja dan semakin hari produk-produk HWI yang saya jual online
semakin bertambah. Pertama saya uplod foto foto produk-produk HWI dengan
deskripsi yang lengkap mulai dari harganya, kegunaan dan manfaatnya, cara pakainya
juga sertifikasi label label produk HWI tersebut. Saya juga membuka open chat di
online shop HWI saya, dimana open chat yang dimaksud berguna untuk para
konsumen bertanya kepada saya juga memberi kritik dan saran kepada saya selaku
pelaku bisnis online produk HWI. Hasil penjualan yang saya dapat dari jual beli online
produk HWI ini cukup lumayan buat saya. Setiap bulannya saya selalu mendapatkan
keuntungan.
Hal yang hampir serupa juga disebutkan oleh Dita62 :
Saya sebagai pelaku bisnis online produk HWI sudah berjalan 1,5 tahun
belakngan ini. Saya bergabung sebagai salah satu pelaku usaha bisnis online produk
HWI ini melalui aplikasi facebook. Saya melihat lihat adanya keuntungan besar jika
saya bergabung sebagai pelaku usaha online produk HWI. Setelah itu saya mendaftar
di website resminya produk HWI saat itu saya mendaftar sebagai member dengan
61 Wawancara dengan Mayang (Pelaku bisnis online produk HWI) pada tanggal 10 Februari 2020.
62 Wawancara dengan Dita (Pelaku bisnis online produk HWI) pada tanggal 10 Februari 2020.
49
membayar uang sebesar 25.000 rupiah, setelah itu saya resmi menjadi pelaku usaha
produk HWI.
Saya sangat setuju dengan pentingnya etika bisnis Islam dalam transaksi jual
beli online produk HWI karena menurut saya dengan adanya etika bisnis Islam dalam
transaksi jual beli online khususnya jual beli online produk HWI dapat terciptanya
kenyamanan dalam bertransaksi dan sebagai umat Islam membuat kita telah
menjalankan transaksi jual beli yang diajarkan oleh agama Islam. Saya termasuk yang
telah menerapkan etika bisnis Islam dalam jual beli online produk HWI yang saya
jalankan karena setiap ada transaksi jual beli online produk HWI di akun saya, saya
selalu mengutakan kenyamanan konsumen untuk membeli produk-produk HWI yang
saya jual.
Dan transaksi jual beli online produk HWI yang saya jalankan tidak jauh
berbeda dari para owner lainnya pertama-tama saya akan memasukkan gambar
produk-produk HWI yang didalamnya lengkap dengan kegunaan dan manfaat produk
serta sertifikasi sertifikasi label dari berbagai lembaga kesehatan dan agama.setelah itu
konsumen akan melihat lihat produk HWI apa yang dibutuhkannya. Jika konsumen
sudah mendapatkan produk HWI yang diinginkannya, konsumen bisa langsung
chatting dengan saya menyanyakan mengenai produk yang akan dibelinya.setelah itu
saya akan melihat apakah produk yang diingikan konsumen tersebut tersedia atau
tidak.
Jika tersedia saya akan mengatakan “oke ready,tf ya”. Saya menjamin
konsumen transfer terlebih dahulu kerekening saya baru setelah itu saya akan paketkan
produk HWI nya ke alamat konsumen tersebut. Saya menjamin bahwa produk akan
sampai ke alamat konsumen. Karena kebanyakan pelanggan yang membeli produk
HWI kepada saya adalah rekan-rekan kerja saya,keluarga saya juga teman-teman saya.
Menurut Nurul63 , saya penerapan etika bisnis islam dalam transaksi jual beli
online itu penting terlebih lagi bagi saya selaku umat islam dalam menjalankan
transaksi jual beli online produlk HWI. Karena bagi saya dengan saya terapkan ilmu-
ilmu etika bisnis islam dalam jual beli online yang saya jalankan dapat membawa
berkah tersendiri bagi saya dan juga konsumen yang membeli produk HWI secara
online . Pada umumnya proses jual beli online produk HWI yang saya lakukan sama
dengan jual beli online lainnya. Saya iklan dulu berupa gambar produk-produk HWI
di media sosial saya (wattshap, facebook, instagram).
Setelah itu apabila ada yang minat langsung chat pribadi saya, dan apabila
sudah “deal” maka saya meminta transfer uang ke rekening saya. Setelah uang sudah
63 Wawancara dengan Nurul (Pelaku bisnis online produk HWI) pada tanggal 27 Februari 2020.
50
masuk rekening saya, lalu barang yang masih pre order langsung saya pesankan. Dan
apabila barang sudah ready langsung saya kirim.
Dan saya selaku pelaku bisnis online produk HWI tidak pernah melakukan
kejahatan dalam transaksi jual beli online produk HWI, karena saya merasa saya harus
menerapkan etika bisnis islam dalam jual beli saya agar para konsumen atau pelanggan
tidak kecewa kepada dan mereka selalu merasa ingin membeli produk HWI dari saya”.
Serupa yang diungkapkan oleh Ikah64
Dalam jual beli online produk HWI yang saya jalankan sebenarnya tidak jauh
berbeda dari para pelaku bisnis online produk HWI lainnya karena semuanya memiliki
tujuan yang sama yaitu meraup keuntungan juga untuk membuat para konsumen atau
pembeli produk HWI merasa puas dengan produk HWI yang dibelinya dari owner
online tempat dia beli.
Bagi saya pribadi sebenarnya para pelaku bisnis online khususnya produk HWI
bersama dengan para pembeli tanpa sadar atau tidak sadar sudah menerapkan etika
bisnis islam dalam transaksi tersebut. Karena sesuai dengan etika bisnis islam itu
sendiri terjadi karena memang adanya kesepakatan dari kedua belah pihak yang ada.
Dalam jual beli online produk HWI yang saya jalankan dengan cara pertama
saya buat akun terlebih dahulu yang mengatas namakan nama saya, setelah itu saya
upload produk-produk HWI yang akan saya pasarkan secara online, saya juga
mencantumkannya secara detail mulai dari gambar produk HWI yang berisi izin atau
telah lulus uji dari berbagai lembaga kesehatan dan agama, saya cantumkan harganya,
selanjutnya ada para pembeli yang bertanya tanya kepada saya dengan cara chattingan.
Setelah ada yang membeli , saya memintanya untuk transfer terlebih dulu, saya beri
jaminan. Karena memang banyak yang beli produk HWI kepada saya adalah orang-
orang yang sebagian sudah saya kenal jadi mereka mempercayai saya.
B. Hambatan Yang Dihadapi Terhadap Penerapan Etika Bisnis Islam Dalam
Transaksi Jual Beli Online Produk HWI
64 Wawancara dengan Ikah (Pelaku bisnis online produk HWI) pada tanggal 01 Maret 2020.
51
Walaupun bisnis online merupakan bisnis yang lebih praktis dan mudah
daripada bisnis offline, namun bukan berarti tidak akan menemukan hambatan selama
menjalankannya.
Ada bermacam-macam hambatan yang mungkin akan dihadapi selama
menjalankan bisnis online, namun semua hambatan tersebut pasti memiliki cara
penyelesaian sehingga tidak perlu khawatir terhadap hambatan yang akan dihadapi
namun juga harus berhati-hati dalam menghadapi hambatan dalam bisnis online
tersebut
Kebanyakan orang gagal dalam bisnis online pertama mereka. Ada banyak
faktor yang perlu dipertimbangkan bila tertarik memperoleh keuntungan melalui
bisnis online. Untuk membantu lebih baik memahami elemen apa saja yang perlu
difokuskan. Dari hasil wawancara penulis lakukan ada beberapa tantangan terbesar
yang tiap pelaku bisnis online hadapi ketika memulai bisnis online produk HWI.
Menurut Dila65 “keraguan diri” menjadi hambatan yang dirasakannya sebagai
pelaku bisnis online produk HWI. Ia selalu bertanya tanya kepada diri sendiri apakah
dia terlahir untuk menjadi pengusaha? Bila Maya tidak memiliki pemikiran spesifik
tentang ini, rasa percaya diri akan menurun dan semua menjadi sulit untuknya. Pelaku
usaha online sejati berpikir sedikit berbeda dari orang yang tidak terlahir untuk dunia
bisnis online ini.
Mereka ibarat orang yang meracik minuman baru dari bahan-bahan yang
tersedia, bukan orang yang keluar dan membeli kebutuhan untuk membuat minuman
yang sempurna.Pemikiran ini membuat mereka mengembangkan strategi relasi,
menjual sebelum membeli, dan hanya menanggung resiko yang bisa mereka tanggung.
65 Wawancara Dila ( Jam 10.00 WIB ) Tanggal 01 Maret 2020.
52
Selain itu, mereka tidak menetapkan tujuan, tapi mengikuti arus dan melakukan
perubahan seiring waktu. Berikut tantangan atau hambatan yang dihadapi oleh pelaku
usaha jual beli online secara umum, yaitu :
Layanan pelanggan : Toko ecommerce konvensional memiliki sistem
manajemen pelanggan terpusat yang mempermudah memenuhi kebutuhan pelanggan.
Tapi pada marketplace, pembeli yang tidak senang dengan produk atau layanan dari
seorang penjual biasanya akan mengarahkan keluhan pada marketplace, bukan pada
penjual. Masalah yang terus terjadi ini sering kali meningkat menjadi masalah PR atau
serangan media sosial.
Solusinya ada pada penetapan ekspektasi yang tepat diantara para pembeli.
Marketplace tidak bisa bertahan bila dituntut bisa melakukan tugas dari pemilihnya.
Perusahaan seperti Alibaba dan eBay bisa sukses karena mereka mampu
mengkomunikasikan ke pembeli kalau terjadi masalah layanan produk, yang
bertanggung jawab adalah pabrik atau penjual, bukan platformnya.
Kompetisi meningkat : Tak pernah mudah untuk memulai sebuah bisnis.
Sudah hilang masa dimana dibutuhkan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan
untuk memulai bisnis. Sekarang bila Anda bisa membeli nama domain dan
mendaftarkan bisnis online Anda, berarti Anda sudah memasuki bisnis ini.Tapi bisa
bertahan dalam sebuah bisnis jadi masalah yang cukup rumit. Meski dulu saran dari
para ahli bisnis memiliki harga mahal dan membutuhkan banyak waktu, sekarang
Anda bisa temukan ahli secara online untuk menjawab banyak pertanyaan Anda.
53
Ini membantu Anda memulai sebuah toko online, misalnya, untuk memperoleh
kartu bisnis dan bahan pemasaran dengan harga yang sangat terjangkau. Kemudahan
memulai bisnis ini menciptakan tingkat kompetisi yang lebih besar. Anda akan
menemukan bisnis berbeda berkompetisi untuk tiap produk yang dijual dan bisnis baru
yang fokus pada satu item untuk menjadi yang terbaik dalam satu bidang. Peningkatan
kompetisi yang lebih terfokus akan membuat lebih sulit bagi bisnis untuk mendapat
pelanggan yang mau membeli produk mereka. Yang terjadi adalah perang persepsi,
fokus, dan pemasaran.
Marketing dan kesetiaan pelanggan : Seperti halnya peningkatan kompetisi,
muncul juga masalah dalam memasarkan produk ke pelanggan potensial secara efektif.
Telepon pintar, media sosial, email, Twitter, dan saluran komunikasi lain
mempermudah bisnis dan individu untuk mengirimkan pesan. Mencari tahu saluran
pemasaran yang tepat adalah kunci agar bisnis bisa berhasil di masa mendatang.
Sangat sulit untuk memasarkan bisnis baru. Siapa pelanggan saya? Dimana
mereka biasa berkumpul? Apa yang mereka sukai? Bagaimana saya mendekati
mereka? Apa yang membuat bisnis saya beda dari yang lain? Apa yang bisa saya
tawarkan yang berbeda dari bisnis lain di niche yang sama? Bagaimana saya bisa
membangun brand otoritas? Apa yang bisa menarik perhatian mereka? Bagaimana
54
saya membuat mereka datang kembali? Semua ini hanya beberapa masalah yang
dihadapi tiap pengusaha muda ketika menciptakan strategi marketing untuk bisnis
barunya.
Ketika Anda mendapat pelanggan baru, bagaimana Anda mempertahankan
mereka ketika mereka secara konstan didatangi oleh banyak kompetitor yang mencoba
meyakinkan mereka kalau mereka memiliki produk yang lebih baik atau memberi
harga lebih murah? Mengidentifikasi apa yang pelanggan inginkan akan memberi
perbedaan pada masa depan perusahaan Anda. Pemilik bisnis perlu menghabiskan
lebih banyak waktu mencari tahu bagaimana mempertahankan pelanggan dan di waktu
yang sama mencari tahu cara menggapai pelanggan baru tanpa berkompetisi dalam
harga.
Menjadi menonjol di tengah kerumunan bukan hal mudah. Tiap orang bisa
memulai bisnis baru. Tapi hanya beberapa yang akan berhasil dan menghasilkan uang
dari aktivitas website, produk, dan layanan. Rencana pemasaran yang baik untuk bisnis
online fokus pada banyak elemen dibanding hanya membuat orang mengklik website
Anda dan membaca konten Anda.
Anda perlu tahu apa yang membuat orang yang mengunjungi situs Anda
memilih layanan Anda. Cari tahu apa yang menstimulasi mereka untuk membeli
produk Anda, menyebarkan berita tentang bisnis Anda, dan pada akhirnya, kembali
lagi.
55
Anda perlu lakukan banyak penelitian sebelum masuk ke sebuah bidang bisnis.
Anda perlu memperoleh fakta tentang kapan, dimana, dan bagaimana memulai
memasarkan bisnis Anda. Media sosial, blog, email, Google AdWords, iklan
Facebook, semua ini jadi tool Anda, gunakan dengan bijak.
Ketidakpastian : Tiap orang, terutama pemilik bisnis tentu merasa tidak
nyaman dengan ketidakpastian. Karena hutang global dan gejolak ekonomi,
ketidakpastian lebih banyak terdengar saat ini dibanding pada masa lalu.
Ketidakpastian memicu fokus jangka pendek. Karena ketidakpastian, perusahaan
cenderung menghindari perencanaan jangka panjang dan mengubahnya menjadi fokus
jangka pendek. Kegagalan pada perencanaan strategis untuk 5 hingga 10 tahun bisa
menyebabkan kehancuran bisnis.
Teknologi : Pelanggan online akan menghindari website yang sering
mengalami masalah dan tidak menyediakan keamanan pembelian yang memadai.
Berinvestasi pada server yang bisa dipercaya dan pilihan keamanan serta update
teknologi berkelanjutan bisa mengatasi ancaman keamanan terbaru. Penting untuk
membangun brand online yang kuat dan menjaga kepercayaan pelanggan.
Batasan jenis bisnis : Beberapa jenis bisnis tidak cocok untuk internet,
khususnya bila produk yang ditawarkan melibatkan penggunaan panca indera.
Misalnya, bila nilai unik dari produk Anda adalah aroma yang menyegarkan, Anda
bisa kesulitan memasarkannya secara online. Dan akan selalu ada individu yang
merasa lebih nyaman melakukan pembelian setelah melihat produk secara langsung
56
lebih dulu. Keahlian komputer yang minim : Pemilik bisnis perlu memiliki lebih dari
sekedar pengetahuan dasar internet dan melakukan bisnis secara online. Skill yang
dibutuhkan meliputi pengetahuan tentang pengaturan website untuk tujuan bisnis dan
bagaimana memasarkan bisnis Anda secara online.
Bila tidak memiliki skill ini, Anda kemungkinan akan membutuhkan jasa
pemasaran internet untuk membantu Anda memulai bisnis online. Kesulitan
membangun relasi : Meski melakukan bisnis di internet bisa membuka pasar di seluruh
dunia, tapi bisa lebih sulit mengembangkan relasi bisnis yang berkelanjutan.
Bila Anda berlokasi di Indonesia, kemungkinan Anda tidak punya kesempatan
untuk bertatap muka dengan pelanggan dari Jepang atau Australia. Meski teknologi
seperti konferensi video memungkinkan Anda melihat individu melalui layar
komputer, tetap ada sentuhan personal yang kurang dibanding pertemuan secara
langsung.
Ketergantungan pada perusahaan web hosting : Fungsi situs yang
berkelanjutan sangat bergantung pada pihak ketiga, yakni web host Anda. terlebih
lagi, pilihan web host Anda sangat penting pada awal bisnis internet. Bila server web
host Anda berkualitas buruk, pengunjung akan meninggalkan kereta belanja Anda.
Website Anda mungkin sangat lambat karena web host meletakkan situs Anda di 1
server bersama dengan 2000 situs lain.
57
Tentu mimpi terburuk dalam bisnis online adalah ketika website Anda
mengalami down. Baik selama 10 menit atau 10 hari, Anda akan kehilangan bisnis
ketika situs tidak bekerja. Bila server Anda mengalami masalah, Anda tidak lagi bisa
menerima pesanan pelanggan. Atau Anda tidak bisa menerima email melalui nama
domain Anda atau bahkan mengupdate situs Anda. Terlebih lagi, Anda tidak berdaya
dalam hal ini, terutama bila support pelanggan sulit dihubungi.
C. Perlindungan Hukum Dalam Jual Beli Online Produk HWI
a. Perlindungan Hukum
Bentuk perlindungan terhadap masyarakat mempunyai banyak dimensi
salah satunya yaitu perlindungan hukum. Adanya benturan kepentingan didalam
masyarakat harus dapat diminimalisasi dengan kehadiran hukum dalam masyarakat.
Adanya perlindungan hukum bagi seluruh rakyat Indonesia dapat ditemukan dalam
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 (UUD 1945) ,
Oleh karena itu maka setiap produk yang dihasilkan oleh legislatif harus
mampu memberikan perlindungan hukum bagi seluruh masyarakat. Terdapat
beberapa pendapat para sarjana mengenai perlindungan hukum, antara lain :
1. Menurut Satjipto Rahardjo, perlindungan hukum adalah adanya upaya
melindungi kepentingan seseorang dengan cara mengalokasikan suatu kekuasaan
kepadanya untuk bertindak dalam rangka kepentingannya tersebut.66
66 Satjipto Rahardjo, 2003, “Sisi-sisi Lain dari Hukum di Indonesia”, Jakarta, Kompas,
hlm 121.
58
2. Menurut Philipus M. Hadjon, perlindungan hukum diartikan sebagai tindakan
melindungi atau memberikan pertolongan kepada subyek hukum dengan perangkat-
perangkat hukum. Bila melihat pengertian perlindungan hukum di atas, maka
dapat diketahui unsur-unsur dari perlindungan hukum,
Yaitu67: subyek yang melindungi , obyek yang akan dilindungi alat,
instrumen maupun upaya yang digunakan untuk tercapainya perlindungan tersebut.
Dari beberapa pengertian mengenai perlindungan hukum di atas, dapat
disimpulkan bahwa perlindungan hukum sebagai suatu upaya untuk melindungi
kepentingan individu atas kedudukannya sebagai manusia yang mempunyai hak
untukmenikmati martabatnya, dengan memberikan kewenangan padanya untuk
bertindak dalam rangka kepentingannya tersebut.Menurut Pasal 1 angka 1 UU No.8
Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen menyatakan bahwa “Perlindungan
konsumen adalah
“segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi
perlindungan kepada konsumen”. Kalimat yang menyatakan “segala upaya yang
menjamin adanya kepastian hukum”.68
b. Perlindungan Hukum Dari Sisi Pelaku Usaha
Dimana dalam hal ini pelaku usaha berkewajiban mencantumkan identitas
dalam website, berdasarkan hasil penelitian terhadap pelaku usaha toko online
produk HWI, didapatkan toko online yang hanya memasang nomor telephon dan
67 Philipus M. Hadjon,dkk, 2011, “Pengantar Hukum Administrasi Indonesia”,Gajah Mada
University Press, Yogyakarta, hlm.10.
68 Inosentius Samsul, 2004, “Perlindungan Konsumen, Kemungkinan Penerapan Tanggung
Jawab Mutlak”, Universitas Indonesia, Jakarta,hlm 131.
59
alamat email saja tanpa mencantumkan alamat jelas dari pelaku saha maupun
identitas lainnya.
Adanya lembaga penjamin keabsahan toko online, berdasarkan penelitian, toko
online yang berada di Indonesia tidak ada lembaga penjamina keabsahan toko
tersebut, sehingga dimungkinkan konsumen bertransaksi dengan toko online yang
fiktif.
c. Perlindungan Hukum Dari Sisi Konsumen
Adanya jaminan perlindungan data-data pribadi konsumen, karena data-
data pribadi tersebut jika tidak dijaga kerahasiaannya oleh pelaku usaha dapat
diperjual belikan oleh pihak lain untuk kepentingan promosi.
d. Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Dari Sisi Produk
Dalam menawarkan produknya, pelaku usaha diwajibkan untuk : Memberikan
informasi yang jelas dan lengkap mengenai produk yang ditawarkan sehingga
konsumen tidak disesatkan terutama informasi yang sifatnya mendasar (kualitas
produk apakah asli, imitasi, baru , bekas, jenis produk, ukuran) disamping informasi
– informasi lain yang relevan seperti keunggulan produk.
Hal ini sangat penting untuk membantu konsumen dalam mengambil
keputusan untuk membeli atau tidak. Berdasarkan hasil penelitian untuk pelaku
usaha di Indonesia dalam mendeskripsikan produk sangat minim informasi, hanya
menyebutkan harga dan penjelasan sedikit mengenai produk. Dalam jual beli online
produk HWI terdapat perlindungan hukum yang tidak jauh berbeda dari keterangan
diatas, baik dari sisi pelaku usaha online produk HWI maupun sisi konsumen
produk HWI.
60
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan:
1. PT HWI atau Health Weatlh International adalah salah satu perusahaan yang
menawarkan berbagai jenis produk-produk yang sudah tentu aman dan memiliki
sertifikasi dari berbagai lembaga-lembaga kesehatan dan agama. Produk HWI juga
merupakan salah satu dari berbagai produk yang pemasaran banyak dilakukan secara
online.
2. Para pelaku bisnis online produk HWI telah memahami dan mengerti bahwa dengan
adanya penerapan etika bisnis islam dalam transaksi jual beli online produk HWI
membawa dampak positif untuk diri mereka masing-masing. Dimana dengan adanya
etika bisnis islam dalam transaksi jual beli online produk HWI yang mereka pasarkan
melalui website atau sosial media membuat mereka lebih merasakan kepuasan sendiri
karena penjual online produk HWI dan para pembeli produk HWI secara online
melakukan transaksi dengan baik, suka sama suka, senang sama senang
60
61
Dengan adanya etika bisnis islam dalam transaksi jual beli tersebut. Dari
pelaku bisnis online produk HWI memasarkan produk HWI secara online dengan
selengkap-lengkapnya mulai dari gambar produk, manfaat serta kegunaaan produk HWI
tersebut, juga para pelaku bisnis online Produk HWI mencantumkan bahwasanya Produk
HWI yang mereka jual secara online adalah resmi dan bersertifikasi yang membuat para
konsumen produk HWI secara online tidak kecewa membeli produk HWI.
A. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian maka penulis
dapat mengajukan saran sebagai berikut :
1. Agar para pelaku bisnis dan para pelaku bisnis online produk HWI serta para pelaku
bisnis online lainnya untuk senantiasa dapat menerapkan etika bisnis islam dalam
transaksi jual beli yang mereka jalankan.
2. Agar para pelaku bisnis dan para pelaku bisnis online produk HWI serta para pelaku
bisnis online lainnya dapat mengerti dan memahami pentingnya etika bisnis islam
dalam transaksi jual beli yang mereka jalankan.
DAFTAR PUSTAKA
Acmadi, Asmoro,“Filsafat Umum”, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1997.
Al-Alwani, Jabir Taha “ Bisnis Islam”, AK GROUP, Yogyakarta, 2005.
Al-qur’an terjemahan, surah An-nisa ayat 29, PT.syamsil Cipta Media
Ali, Zainudin ,“Pendidikan Agama Islam”, (Jakarta: Bumi Aksara,
2008).
Alimin, Muhammad : “Etika dan Pelindungan Konsumen dalam
Ekonomi Islam”, (Yogyakarta: BPFE,2004).
Anoraga, Pandji , “Pengantar Bisnis”, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2011.
Anwar, Rosihon ,“Akhlak Tasawuf”, (Bandung: Pustaka Setia, 2010).
Arifin, Johan, “Fiqih Perlindungan Konsumen”, (Semarang : Rasail, 2007).
Arsyad, Sanusi,”Transaksi Bisnis Electronik Commerce(E-commerce) Studi Tentang
Permasalahan-permasalahan Hukum dan Solusinya”(Tesis Magister,
Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia, 2000).
Ash-Shieddieqy, T.M Hasbi, “ Pengantar Fiqh Muamalah”,(Jakarta : PT. Bulan
Bintang 1984).
Asnawi, Haris Faulidi, “ Transaksi Bisnis E-Commerce Perspektif Islam”,
(Yogyakarta Magistra Insania Press, 2004).
Aziz, Abdul, “Etika Bisnis Perspektif Islam”, 1990.
Badroen, Faisal, dkk., “Etika BIsnis dalam Islam”, Cet. IV (Jakarta: Prenada media
Group, 2015).
Beekum, Rafik Issa ,“Etika Bisnis Islam”, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2004).
Dawwah, Asyraf Muhammad, “Meneladani Keunggulan Bisnis
Rasulullah”, (Semarang : Pustaka nuun, 2008).
Beekum Isa, Rafik “Etika Bisnis Islam”, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.
Dahlan Azis, Abdul, “Ensiklopedi Hukum Islam”, Jilid 3 Cet. I; Jakarta: PT. Ichtiar
Baru, 2008.
Departemen Agama RI, Al-qur’an dan Terjemahnya, Bandung : Diponegoro, 2011.
Departemen Agama, Alquran dan Terjemahan,(Jakarta:Pusaka Jaya Ilmu,2013).
Departemen Pendidikan Nasional, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, (Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 2008).
Halifah, “Analisis Penerapan Etika Bisnis Islam Dalam Komunikasi Pemasaran”
Pada Butik Moshaict, Surabaya, Jurnal Kajian Bisnis.
Haroen, Nasrun, “Fiqh Muamalah”, (Jakarta : Gaya Media Pratama, 2013).
Hasan, Ali, “Manajemen Bisnis Syari‟ah Kaya di Dunia Terhormat di Akhirat”,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009.
Hoeve, Van, “Insiklopedia Islam”, PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 1996
Inosentius Samsul, 2004, “Perlindungan Konsumen, Kemungkinan
Penerapan Tanggung Jawab Mutlak”, Universitas Indonesia,
Jakarta.
Keraf, Sonny ,“Etika Bisnis”, (Yogyakarta: Kanisius, 1998).
Lubis K, Suhrawardi “Etika Profesi Hukum”, Jakarta : Sinar Grafika, 2009.
Mardani, DR, “Fiqh Ekonomi Syariah”,2002.
Muhammad, “Etika Bisnis Islami”, (Yogyakarta: Akademi Menejemen Perusahaan
YKPN,2004).
Nata, Abudin ,“Akhlak Tasawuf”. (Jakarta: Rajawali Press, 2009).
Philipus M. Hadjon,dkk, 2011, “Pengantar Hukum Administrasi
Indonesia”,Gajah Mada University Press, Yogyakarta.
Prof. Dr. H Muh Said, “Etik Masyarakat Indonesia”, Pradnya Paramita, Jakarta,
1980.
Projodikoro, Wirjono ,“Hukum Perdata Tentang Persetujuan-persetujuan
Tertentu”, (Bandung: Sumur, 1991)
Rivai, Veithzal, “Islamic Business And Economic Ethics”, Jakarta: Bumi Aksara,
2012.
Sahrani, Sohari, “Fikih Muamalah Klasik dan Kntemporer”, (Bogor : Ghalia
Indonesia, 2011).
Satjipto Rahardjo, 2003, “Sisi-sisi Lain dari Hukum di Indonesia”, Jakarta, Kompas.
Simorangkir, O.P. ,“Etika Bisnis, Jabatan dan Perbankan”, Jakarta: PT. Rineka Cipta,
2003.
Suryodiningrat, R.M ,“Perikatan-Perikatan Bersumber Perjanjian”, (Tarsito,
Bandung : Tarsito, 1996).
Suseno, Franz Magnis ,“Etika Jawa”, (Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama, 2001).
Syukur, Suparman ,“Etika Religius”, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2004).
Taqiyuddin, Imam, “Abi Bakrin Muhammad Al-Hulain”
Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel Surabaya, “Akhlak Tasawuf”, (Surabaya:
IAIN SA Press, 2011).
Ya’qub, Hamzah ,“Etika Islam”, CV. Diponegoro,( Bandung, 1985).
Yusanto, Ismail dan M. Karebet Widjajakusuma, “Menggagas Bisnis Islami”, Gema
Insani Press, Jakarta, 2002.
Internet
https://pengusahamuslim.com/69-hukum-jual-beli-definisi-klasifikasi-pembagian-
dan-syarat.html
Reni, “Distributor resmi HWI”, https://renycmp.wordpress.com/profil-pt-hwi/.
Jurnal
Fitria, Nur Bisnis Jual Beli Online (Online Shop) Dalam Hukum Islam Dan Hukum
Negara, Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, Vol. 03, No.1, 2017.
MODERNISASI, “100 Volume 8”, Nomor 2, Juni, 2012.
Top Related