Traditional Market Delivery Shopping, Sebuah Upaya Mengurangi Jumlah Sampah Plastik Pasar...
Transcript of Traditional Market Delivery Shopping, Sebuah Upaya Mengurangi Jumlah Sampah Plastik Pasar...
Traditional Market Delivery Shopping,
Sebuah Upaya Mengurangi Jumlah Sampah Plastik Pasar Tradisional
Dengan Konsep Socio-Greenpreneur Pemuda
Ghafiqi Amhariputra 1, Fazar Dinata
2, Al Amin
3
1Program Studi Ilmu Administrasi Fiskal, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia
Kampus UI Depok, Jawa Barat
Email : [email protected] 2Program Studi Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia
Kampus UI Depok, Jawa Barat
Email : [email protected] 3Program Studi Ilmu Komputer, Fakultas Imu Komputer, Universitas Indonesia
Kampus UI Depok, Jawa Barat
Email : [email protected]
Abstrak
Pasar tradisional identik dengan keadaan yang kumuh, kotor dan banyak timbul permasalahan
lingkungan. Salah satunya adalah permasalahan mengenai sampah plastik yang setiap hari di
gunakan untuk belanja kebutuhan hidup sehari-hari. Pada pasar yang lumayan besar seperti Pasar
Kemiri Depok, hampir satu ton sampah plastik yang dihasilkan setiap harinya. Dengan
menggunakan metode observasi pasar, studi pustaka dan wawancara terhadap warga di
lingkungan pasar untuk dijadikan acuan dalam menganalisis masalah. Diharapkan dapat
ditemukan solusi yang tepat dan efisien pada permasalahan tersebut. Akhirnya ditemukan solusi
yang dirasa dapat bertahan dengan kondisi lingkungan pasar, iklim sistem perdagangan
tradisional pasar dan diharapkan menjadi sebuah upaya efektif, efisien sekaligus menguntungkan
warga pasar tradisional. Yakni dengan membuat usaha jasa pesan antar belanja kebutuhan sehari-
hari pada pasar tradisional, semula seseorang belanja menggunakan kantong plastik untuk
membungkus, kini pada usaha jasa pesan antar digunakan tas ramah lingkungan dengan sistem
refill setiap kali belanja. Otomatis penggunaan kantong palstik menjadi berkurang karena pembeli
sekaligus pengguna jasa pesan antar memakai tas ini. Usaha ini juga menjadi ajang pengabdian
pemuda untuk masyarakat, khususnya dalam upaya tetap mengeksistensikan pasar tradisional
namun menggunakan sistem bisnis modern yang ramah lingkungan.
Kata kunci/Key words : plastik; green,; sosial; entrepreneur, pasar tradisional.
PENDAHULUAN
Sekilas Mengenai Sampah Plastik dari Pasar Tradisional yang Berbahaya
Keberadaan pasar tradisional saat ini identik dengan keadaan kumuh, kotor dan
banyak permasalahan lingkungan. Mulai dari jalan yang becek sampai dengan menumpuknya
sampah di sekitar lingkungan pasar tradisional. Sampah-sampah itu salah satunya adalah
sampah plastik. Seperti yang kita semua ketahui, sampah plastik adalah sampah non-organik
yang sangat sulit diurai secara alami oleh alam. Butuh setidaknya 1000 tahun agar sampah
plastik itu terurai sampai habis. Hasil survey mengatakan bahwa rata-rata masyarakat dunia
minimal menggunakan lima kantong plastik setiap berbelanja, dan apabila kita amati dari segi
pembuatannya, dibutuhkan setidaknya dua belas juta barel minyak dan empat belas juta
batang pohon sebagai bahan baku pembuatannya.
Banyak masyarakat yang mempertanyakan tentang bahaya limbah kantong plastik
yang tidak di daur ulang atau diolah dengan benar, berikut kami paparkan beberapa alasan
mengapa masyarakat harus mengurangi penggunaan kantong plastik (BBC News, 2008):
1. Kantong plastik adalah salah satu bagian terbesar dari sampah yang memenuhi
daratan dimana kondisi dari kantong plastik yang ringan tersebut sehingga
memudahkan untuk terbang kemana – mana dan dengan mudah dapat kita temukan
sampah kantong plastik yang berserakan baik di fasilitas umum, fasilitas niaga,
maupun komplek perumahan yang dapat menyebabkan banjir dan menimbulkan
penyakit dari lingkungan yang kotor.
2. Kantong plastik terbuat dari bahan yang tidak dapat diuraikan secara alami dengan
cepat yaitu minyak bumi. Konsumsi plastik dalam jumlah besar tentunya juga
berdampak pada konsumsi minyak bumi dan berujung pada semakin menipisnya
cadangan minyak bumi dunia.
3. Selain itu plastik sangat membahayakan bagi lingkungan dimana plastik yang terbakar
akan menciptakan polusi udara sedangkan plastik yang terbuat dari bahan polythene
membutuhkan waktu sekitar 1.000 tahun untuk dapat diuraikan secara alamiah di
tanah dan membutuhkan waktu sekitar 450 tahun untuk dapat diuraikan di air.
4. Apabila sampah plastik dapat terurai sekalipun maka partikel dari plastik tersebut
tetap akan mencemari air dan tanah. Hal yang sangat terbalik dengan sampah organik
yang dapat dengan mudah terurai dalam periode waktu 2 – 3 minggu.
5. Kantong plastik yang terdapat di air dapat membunuh kehidupan mamalia air dan juga
burung yang mencari makan di permukaan air. Menurut para pakar lingkungan,
diperkirakan terdapat 100.000 hewan mamalia air yang meninggal setiap tahun karena
menelan sampah plastik di samudra Pasifik Utara.
6. Hal yang sama juga dapat terjadi di daratan, dimana kantong plastik juga dapat secara
tidak sengaja termakan oleh hewan di darat dan meninggal karena tidak dapat
mencerna plastik tersebut.
7. Secara jelas tidak terdapat pasar untuk produk hasil daur ulang plastik sehingga
sedikit sekali organisasi yang bersedia untuk melakukan daur ulang atas sampah
plastik yang ada karena tidak memiliki nilai tambah.
8. Meskipun banyak usaha ritel seperti supermarket yang menerima kembali dan
memberikan kompensasi atas pengembalian kantong plastik atau botol plastik tetapi
hanya sedikit yang melakukan daur ulang atas produk plastik tersebut.
Perlu diketahui pula, Menurut survey yang dilakukan oleh Komisi Lingkungan Hidup
pada 10 kota besar di Indonesia, sebelum tahun 2000 terdapat komposisi sampah organik dan
sampah non organik adalah 30% berbanding 70%, maka di tahun 2008 ini komposisi sampah
non organik termasuk sampah plastik sudah meningkat 35%. Serta menurut Tutum Rahanta1
“pasar tradisional menyumbang 70% sampah plastik yang tersebar di seluruh Indonesia”. Itu
artinya, sebagian besar sampah plastik yang sudah jelas bahayanya terhadap lingkungan itu
berasal dari pasar tradisional.
Pengamatan Terhadap Pasar Kemiri Depok
Pasar Kemiri Depok terletak dibawah fly over stasiun Depok Baru sampai dengan
belakang D-mall, Pasar Kemiri merupakan pasar tradisional dengan berbagai macam
dagangan seperti pasar tardisional pada umumnya.. Di tengah pembangunan pusat
perbelanjaan dan bangunan-bangunan perdagangan yang megah di Depok, nyatanya tidak
membuat pasar ini tersisih dan sepi pembeli, setiap hari ratusan sampai ribuan pembeli datang
untuk membeli berbagai kebutuhan yang tersedia di pasar.
Gambar 1: Lokasi Pasar Kemiri Depok Yang Dikelilingi 3 Supermarket
Sumber : Google Map
.
1 KetuaAsosiasi pengusaha ritel Indonesia (Aprindo)
Dengan kondisi ramainya pengunjung setiap harinya, tentu saja banyak kantong
plastik yang digunakan untuk keperluan membungkus barang kebutuhan yang
diperdagangkan. Kantong plastik tersebut sudah tentu sebagian besar akan menjadi limbah
yang akan sangat berbahaya bagi lingkungan.
Gambar 2 : Pasar Kemiri Depok
Kantong-kantong plastik itu mengakibatkan kondisi lingkungan pasar Kemiri menjadi
kumuh dan kotor, karena banyak yang membuangnya di sekitar lingkungan pasar. Selain itu
kantong plastik tersebut juga dibawa pulang oleh konsumen yang berbelanja sehingga terjadi
pemindahan konsentrasi limbah pasar menjadi limbah rumah tangga.
Berdasarkan survey yang kami lakukan terhadap 50 orang yang berbelanja di pasar
kemiri depok dengan menghitung jumlah kantong plastik yang mereka gunakan, terdapat
lebih dari 40 orang atau lebih dari 80% yang jumlah kantong plastiknya lebih dari 5 buah.
Berikut ini diagram hasil survey kami.
Gambar 3 : Diagram Jumlah Penggunaan Kantong Plastik Setiap Belanja
Jika masalah mengenai penggunaan kantong plastik yang berujung pada
meningkatnya limbah plastik terus dibiarkan, maka lambat laun bumi yang kita pijaki akan
2% 4% 4%
8%
82%
Jumlah Penggunaan Kantong
Plastik
1
2
3
4
>5
semakin tercemar, dan pohon-pohon di hutan akan semakin banyak ditebangi untuk bahan
baku pembuatan kantong plastik. Dibutuhkan upaya dan soluysi yang efektif, efisien dan
sesuai dengan iklim keadaan pasar tradisional untuk menanggulangi masalah tersebut.
Beberapa Upaya Mengurangi Penggunaan Kantong Plastik
Pasar tradisional termasuk dalam aktivitas usaha ritel. Secara praktis dan sederhana,
definisi ritel adalah segala aktivitas penjualan produk atau jasa secara langsung (tanpa
perantara) kepada konsumen. Aktivitas ritel merupakan bagian dalam kehidupan masyarakat
sehari-hari, hal itu baik disadari atau tidak melibatkan kita secara langsung.
Mengaitkan dengan permasalahan kantong plastik, pada aktivitas ritel di Indonesia
kantong plastik dibagikan dan digunakan secara bebas serta cenderung tidak peduli dengan
dampak yang akan ditimbulkan dari penggunaan tersebut. Padahal di beberapa Negara yang
sudah menerapkan Green technology dan konsep Green pada setiap usaha mereka, regulasi
tentang penggunaan kantong plastik diawasi secara ketat. Berikut ini beberapa contoh usaha
mengatur penggunaan kantong plastik di beberapa Negara.
1. Singapura mengkampanyekan ”Bring Your Own Bag” atau ”Bawa Kantong Anda
Sendiri” sejak April 2007, dan konsumen harus mengeluarkan ekstra biaya jika ingin
menggunakan kantong plastik. Hasil dari kampanye tersebut adalah di hari pertama
mampu mengurangi 100.000 penggunaan kantong plastik, terjualnya 200.000 kantong
non plastik yang dapat dipakai berulang kali, serta menurunnya konsumsi kantong
plastik sampai dengan 60%.
2. Hongkong mengkampanyekan ”No Plastic Bag Day” atau ”Hari Tanpa Kantong
Plastik” sejak 2006, dimana terdapat 30 usaha ritel besar serta sejumlah LSM yang
bergabung secara sukarela untuk mengurangi penggunaan kantong plastik. (China
Daily News, 2006)
3. China mengenakan sanksi kepada usaha ritel yang memberikan kantong plastik secara
gratis sejak bulan Juni 2008. (China Retail News, 2008)
4. Belanda hanya memperbolehkan toko ritel non makanan yang memberikan kantong
plastik secara gratis sedangkan untuk toko ritel makanan harus mengenakan biaya
ekstra bagi konsumen yang menginginkan kantong plastik.
5. Taiwan melarang penggunaan kantong plastik serta memberlakukan pajak kantong
plastik sejak tahun 2003 serta menerapkan standar produksi kantong plastik yang
aman bagi lingkungan.
6. Belgia menerapkan pajak kepada usaha ritel atas kantong plastik sejak tahun 2007
7. Denmark menerapkan pajak kepada usaha ritel sejak tahun 1994.
8. India menerapkan pelarangan penggunaan kantong plastik serta penerapan pajak
kantong plastik pada usaha ritel sejak januari 2009 serta kriteria standar untuk
produksi kantong plastik yang aman bagi lingkungan.
Itu hanya beberapa dari Negara dengan kebijakan-kebijakan mereka mengenai
pengaturan penggunaan kantong plastik. Secara umum kebijakan beberapa Negara mengenai
pembatasan penggunaan kantong plastik adalah :
1. Menerapkan pajak bagi penggunaan kantong plastik
2. Menetapkan standar kantong plastik yang aman bagi lingkungan
3. Bekerja sama dengan semua usaha ritel untuk membatasi kantong plastik
4. Memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang bahaya penggunaan kantong
plastik
5. Bekerja sama dengan LSM atau Organisasi kepemudaan untuk bersama-sama
mengurangi penggunaan kantong plastik.
Contoh-contoh di atas memberikan bukti bahwa betapa serius masyarakat dunia untuk
mengurangi penggunaan kantong plastik karena mereka sadar akan bahaya limpah plastik dan
pentingnya upaya itu dilakukan.
Peran Pemerintah, Pedagang Pasar Tradisional, Masyarakat dan Pemuda dalam Upaya
Mengurangi Penggunaan Kantong Plastik
Pemerintah sebenarnya sudah menerapkan Undang-Undang No 18/2008 tentang
pengelolaan sampah melalui Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KNLH). Salah satu isi
dari Undang-Undang itu memaksa pemilik usaha ritel modern untuk membatasi penggunaan
kantong plastik. Namun regulasi ini hanya untuk ritel modern saja seperti hypermarket,
supermarket dan pasar modern. Untuk pasar tradisional tidak diterapkan pereturan seperti itu,
padahal penyumbang terbesar sampah plastik yakni berasal dari pasar tradisonal.
Indonesia pada faktanya sudah mengkomunikasikan akan berusaha untuk menekan
volume sampah dan pengelolaan sampah sejak tahun 1970-an dengan meluncurkan program
3-R , yakni Reduce atau mengurangi dan membatasi, reuse atau menggunakan kembali dan
recycle atau mendaur ulang kembali. Namun sayang realisasi program tersebut tidak tampak,
program itu hanya tampak sebagai teori dan wacana yang tidak ada tindakannya. (Silitonga,
2008).
Adanya peraturan tersebut tampaknya tidak berpengaruh sama sekali terhadap pasar
tradisional, ada beberapa hambatan bagi pedagang pasar tradisional untuk melaksanakan hal
tersebut diantaranya yaitu2 :
1. Budaya pedagang pasar yang sudah sering membagikan secara gratis dengan langsung
memasukan barang dagangan kedalam kantong plastik dan tanpa batasan kepada
konsumen
2. Ketakutan pedagang pasar tradisional akan kehilangan pelanggannya karena
menghentikan atau membatasi pemberian kantong plastik
3. Pola pandang konsumen yang pada umumnya meminta kantong plastik dalam
berbelanja
4. Wawasan akan kecintaan terhadap lingkungan hidup pasar tradisional masih rendah
Masyarakat yang telah menjadi pembeli atau konsumen di pasar tradisional saat ini
ada beberapa yang sadar untuk mengurangi penggunaan kantong plastik, mereka biasanya
membawa tas belanja sendiri yang dapat mereka pergunakan kembali saat berbelanja di lain
waktu. Beberapa alasan mereka yang tidak mengurangi penggunaan terhadap sampah plastik3
adalah :
1. Kantong plastik masih dianggap sebagai pembungkus paling praktis yang mereka
biasa pakai
2. Kantong plastik tanpa repot-repot dibersihkan, cukup dibuang setelah selesai dipakai
3. Mereka tidak mengetahui atau tidak peduli akan bahaya limbah kantong plastik bagi
lingkungan
Untuk membuktikan alasan nomor tidak, ada beberapa wacana mengenai jajak
pendapat yang dilakukan oleh Litbang Kompas pada 29-30 April 2008 dengan
mewawancarai 365 responden. Mereka semua warga Jakarta sebagai ibukota negara yang
menjadi tolok ukur penelitian dimana responden tersebut dipilih secara acak melalui buku
telepon. Responden yang menyatakan belum memisahkan sampah organik dan anorganik di
rumah mereka mencapai 73,2 persen.
Adapun alasan dari responden tersebut yang tidak melakukan pemilahan antara
sampah organik dan sampah non organik adalah sebagai berikut:
2 Sumber : wawancara terhadap beberapa pedagang Pasar Kemiri Depok
3 Sumber : wawancara terhadap beberapa pembeli Pasar Kemiri Depok
1. 27.1 % menyatakan bahwa aktivitas pemilahan sampah adalah merepotkan dan ada
banyak yang pesimis bahwa pada tahap selanjutnya tetap akan dicampur oleh
pemulung atau tukang sampah atau petugas kebersihan.
2. 2,7 % menyatakan bahwa aktivitas pemilahan sampah bukan merupakan tanggung
jawab mereka tetapi tanggung jawab dari pemulung atau tukang sampah atau petugas
kebersihan.
3. 20,5 % menyatakan belum tahu bagaimana cara pemilahan sampah yang baik dan
benar.
4. 2,7 % menyatakan belum pernah mendapatkan penyuluhan tentang aktivitas
pemilahan sampah tersebut
5. Hanya sebagian kecil (26,8 persen) responden yang menyatakan sudah memisahkan
sampah organik dan anorganik. Dari total prosentase yang kecil tersebut, hanya 15,6
persen responden yang menyatakan pemilahan dilakukan atas inisiatif pribadi.
Sedangkan responden lain (6,6 persen) melakukannya karena adanya kewajiban dari
lingkungan. Kemudian responden yang lain menyatakan pemisahan dilakukan agar
tempat sampah tidak berbau, sampah bisa dijadikan pupuk, dan ada pula mengatakan
pemilahan itu dilakukan anaknya yang menerapkan ajaran di sekolah (Silitonga,
2008).
Dari hasil jajak pendapat tersebut, dapat kita asumsikan masyarakat Indionesia yang sadar
akan kebersihan dan kenyamanan lingkungan masih sedikit.
Lalu bagaimana dengan peran pemuda?. Berdasarkan pengamatan dari penulis,
banyak pemuda yang mayoritas berasal dari kalangan mahasiswa yang semakin sadar akan
kepedulian tentang lingkungan. Berkenaan dengan pembatasan dan pengurangan penggunaan
kantong plastik, berbagai program dan aksi sudah dilakasanakan di kampus Universitas
Indonesia, seperti program “Katakan Tidak pada Kantong Plastik dan Stereofoam”,
pembagian gratis Tas Belanja yang bisa dipakai berulang kali sampai gerakan penggantian
kantong plastik pada makanan dengan kertas. Usaha yang jarang dilakukan oleh mahasiswa
yakni membuat suatu usaha ramah lingkungan yang dapat mereduksi secara signifikan
penggunaan kantong plastik, usaha rata-rata yang dijalankan adalah usaha mendaur-ulang
atau membuat produk dari sampah plastik. Menurut kami itu bukan mengurangi produksi
plastik, bahkan menambah produksi plastik yang artinya menguras kembali minyak bumi dan
menebang kembali pohon yang jadi bahan utama plastik. Kami menciptakan sebuah usaha
baru untuk membantu mengurangi penggunaan katong plastik dan jumlah sampah plastik
pada pasar tradisional dengan menciptakan usaha jasa pesan antar belanja di pasar tradisional
bernama Traditional Market Delivery Shopping. Usaha ini selain menghasilkan profit,
memberikan kontribusi terhadap kepedulian lingkungan, juga sebagai usaha sosial atau Social
Business yang membantu orang-orang sekitar pasar tradisional seperti tukang ojek dan tukang
sayur serta membantu mereka untuk mengeksiskan pasar tradisional yang kini tergerus oleh
keberadaan usaha ritel modern.
PEMBAHASAN
Gambaran Usaha Traditional Market Delivery Shopping
Traditional Market Delivery Shopping adalah usaha yang bergerak di bidang jasa belanja
pesan antar di Area Kota Depok. Jasa pesan antar berarti konsumen hanya memesan melalui
telepon atau jaringan online kemudian usaha ini yang akan mengantarkan barang kebutuhan
konsumen.
Dengan brand, “Mudah, Murah dan Berkualitas” usaha ini berupaya memberikan
pelayanan yang terbaik kepada konsumen dalam rangka mewujudkan mimpi-mimpi mereka
untuk berbelanja barang kebutuhan yang berkualitas secara online dan mudah dari rumah
mereka. Dalam operasinya usaha ini memiliki prinsip yaitu :
1. Selalu mengedepankan pelayanan terhadap konsumen secara maksimal.
2. Menjunjung tinggi profesionalitas dan disiplin.
3. Memberikan inovasi dan kreasi baru dalam pelayanan.
4. Memperbaiki pelayanan secara terus-menerus untuk meningkatkan kualitas pelayanan
“Traditional Market Delivery Shopping”.
Bentuk kepemilikan dari “Traditional Market Delivery Shopping” ini adalah
kemitraan, yakni para pencetus ide bergabung, menyerahkan modal, usaha, dan waktu untuk
menjalankan usaha ini. Struktur organisasi perusahaan dapat dilihat dalam bagan berikut :
Rincian dari deskripsi tugas masing-masing posisi dijelaskan dalam tabel berikut :
Tabel 1 : Rincian Deskripsi Tugas Perusahaan pada Masing-Masing Posisi
Hierarki Deskripsi Tugas
Pemasaran Melakukan strategi perencanaan pemasaran yang efektif baik secara online
maupun offline di dalam maupun di luar lingkungan Kota Depok serta
melakukan strategi branding “Mudah, Murah dan Berkualitas” demi
meningkatkan jumlah pelanggan.
Operasional Mengatur seluruh jalannya proses pelayanan jasa belanja pesan antar. Selain
itu menciptakan inovasi dan kreasi baru demi meningkatkan kualitas
pelayanan jasa belanja pesan antar “ Traditional Market Delivery
Shopping ”.
Administrasi Bertanggung jawab atas proses pencatatan laporan pelayanan, proses
akuntasi perusahaan, dan membuat dokumen resmi perusahaan. Serta
menjadi customer services usaha ini.
Survey Pasar
Memulai usaha “Traditional Market Delivery Shopping” ini sebelumnya dilakukan
dengan serangkaian penelitian tentang kondisi pasar. Kami melakukan kuisioner pada 50
responden yang merupakan ibu-ibu dari tempat yang berbeda, mereka rata-rata merupakan
wanita karir dan ibu rumah tangga, Pertanyaan kami yakni berapa kali mereka berbelanja ke
pasar tradisional dalam seminggu, berapa waktu yang dihabiskan dalam berbelanja selama di
pasar tradisional dan berapa biaya yang dikeluarkan saat berbelanja di pasar tradisional. Hasil
kuisioner tersaji dalam diagram batang sebagai berikut :
Segmentasi pasar usaha ini adalah seluruh lapisan masyarakat yang membutuhkan
kebutuhan pokok berupa bahan makanan sehari-hari dan kebutuhan lainnya. Dari segmen
tersebut memiliki beberapa target utama diantaranya :
1. Wanita Karir.
Sebagai wanita karir, tentu tidak memiliki banyak waktu untuk berbelanja ke pasar,
sedangkan tingkat pengetahuan mereka mengenai teknologi informasi sangat besar.
2. Pemilik Warung / Restoran.
Kebiasaan mereka berbelanja dalam jumlah banyak menjadi peluang usaha tersendiri
bagi kami. Kami juga memposisikan “Traditional Market Delivery Shopping” sebagai
sebuah perusahaan jasa belanja pesan antar dengan brand “Mudah, Murah dan Berkualitas”.
1 s/d 2 kali ; 30
3 s/d 4 kali ; 9
Setiap Hari; 11
0
10
20
30
40
1 s/d 2 kali 3 s/d 4 kali Setiap Hari
Belanja ke pasar dalam Seminggu
<100 rb; 7
100-200 rb; 13
>200 rb; 30
0
10
20
30
40
<100 rb 100-200 rb >200 rb
Biaya yang dihabiskan tiap kali
belanja di pasar
<1 jam; 5
1-2 jam; 10
>2 jam; 35
0
10
20
30
40
<1 jam 1-2 jam >2 jam
Waktu yang dihabiskan
di pasar
Berdasarkan hasil survey pasar tersebut kami menyimpulkan bahwa peluang usaha
jasa kami masih sangat besar.
Bauran Pemasaran
a.Produk
Jasa yang kami tawarkan kami kelompokkan menjadi 3 seperti yang tertera dalam
tabel berikut :
Standard Service Jasa ini yang umum kami berikan dengan waktu sampai di
rumah selama satu hari, jadi pemesan dapat membeli bahan
kebutuhan untuk keesokan harinya. Pengiriman akan melalui
tukang sayur.
Express Service Jasa yang kami berikan sangat cepat, dengan maksimal 4 jam
sudah mencapai rumah. Pengiriman akan melalui tukang ojek.
Company Project Adalah sebuah proyek yang kami kerjakan atas inisiatif kami
sendiri dan kami bisa berniat mencari keuntungan ataupun
tidak. Produk ini tidak dimasukkan dalam analisa keuangan
kami.
Tabel 2 : Produk Perusahaan
b.Harga
Harga yang kami tawarkan tergolong cukup murah, kami menggolongkan harga
berdasarkan jumlah barang kebutuhan yang dipesan serta jarak antara pasar dengan rumah.
Namun kami juga memiliki paket pelayanan, diantaranya yaitu :
- Paket Acara, yakni pengiriman barang kebutuhan untuk sebuah acara-acara tertentu.
- Paket Usaha, yakni pengiriman barang kebutuhan untuk usaha warung, resto atau
caffe.
- Paket Praktis, yakni pengiriman barang dengan barang siap dimasak atau digunakan
d.Tempat
Sebagai kantor, kami akan berencana menggunakan took di kawasan pasar minggu
lokasi tersebut dekat dengan pasar dan jalan raya.
e.Promosi
Kami memiliki beberapa strategi promosi untuk “Traditional Market Delivery
Shopping” yaitu :
- Promosi ke kampung melalui lisan oleh tukang sayur dan tukang ojek yang
merupakan partner kami.
- Promosi ke kantor-kantor melalui penyebaran Flyer.
- Promosi melalui internet dengan memanfaatkan social media, forum diskusi dan
search engine optimization pada website.
Manajemen Hubungan Terhadap Konsumen
a.Customer Services
Demi menjaga hubungan yang baik dengan konsumen sehingga berpotensi melakukan
transaksi kembali, kami menerapkan pelayanan yang professional, ramah, cepat, dan fleksibel
atau memberikan pelayanan yang sesuai dengan keinginan konsumen.
b.Cost Flexibility
Kami menerapkan kebijakan fleksibilitas harga kepada konsumen agar tidak terjadi
lost sale dan konsumen merasa dihormati.
c.After Sales
Salah satu tujuan Manajemen Hubungan Terhadap Konsumen adalah untuk
memperbanyak konsumen yang melakukan transaksi kembali. Maka kami menerapkan After
Sales dengan memberikan hadiah dan memberikan ucapan kepada konsumen ketika hari
besar maupun saat konsumen ulang tahun.
Analisa Pesaing
Sepengetahuan Kami, kami belum memiliki pesaing dalam usaha ini. Tukang sayur
yang pada awalnya kami anggap sebagai pesaing, namun dengan inovasi system akhirnya
berubah menjadi mitra kerja kami.
Kepedulian Usaha Traditional Market Delivery Shopping Terhadap Lingkungan
Kepedulian usaha ini tentang kepedulian lingkungan dibuktikan dengan system usaha yang
mengganti penggunaan kantong plastik dan stereofoam menjadi tas belanja antar dari bahan
solid surface yang ramah lingkungan dan higienis. Untuk mengantar barang pesanan, usaha
ini mengganti kantong plastik dengan tas belanja. Tas belanja ini sudah dirancang menjadi tas
ramah lingkungan yang penggunaannya akan menggunakan system refill atau isi ulang. Yang
dimaksud dengan isi ulang disini adalah konsumen disediakan dua tas, kemudian disaat
belanja pesanan tiba dirumah tas tersebut diganti dengan tas kosong yang disimpan di rumah.
Sistem ini mirip dengan system pembelian air mineral atau gas elpiji.
Material dan Desain Tas
Material dari tas yang digunakan adalah material ramah lingkungan dan anti kuman
serta mudah dibersihkan. Material ini dipilih berdasarkan pengujian dan harga yang sesuai
dengan kemampuan target pasar usaha ini.
Bagian dalam tas terbuat dari material solid surface. material solid surface merupakan
material yang terdiri dari komponen aluminium tri hydrate dan acrylic. Solid surface dipilih
sebagai material bagian dalam dari tas karena memiliki karakteristik stain resistant (tahan
noda), solid (padat), inconspicuous joints (tidak terlihat sambungan), hygienic (higienis)
mudah diperbaiki, tidak beracun, ringan, serta mudah disesuaikan dengan berbagai disain.
Dengan dijadikannya solid surface sebagai material bagian dalam dari tas, maka tas
memiliki beberapa keuntungan yang diantaranya, ringan, anti noda, anti racun serta higienis.
Maka dari itu, tas sangat cocok dipergunakan untuk membawa barang apapun, mulai dari
sayur, buah, daging, dan lain lain tanpa harus merasa khawatir terkontaminasi kuman atau
virus apapun. Tas dengan material solid surface juga cukup ringan, sehingga costumer seperti
membawa tas belanja pada umumnya, namun tas dengan solid surface jauh lebih unggul dari
tas belanja biasa.
Solid surface juga memiliki varian warna yang beragam, jadi costumer dapat
memesan sesuai dengan keinginan.
Gambar 4 : Beberapa Jenis Solid Surface
Sementara itu, untuk mempercantik tampilan bagian luar dari tas, terdapat berbagai
macam model yang bisa dipilih, yang pasti tetap ramah lingkungan yakni plastik hasil karya
dari bungkus yang tidak dipakai atau dari plastik daur ulang.
Kisaran Harga Tas
Harga 1 lembar solid surface sendiri berkisar antara Rp 400.000 dengan ukuran panjang 2440
mm, lebar 760 mm dan tebal 6 mm. untuk 1 tas diperlukan sekitar 800 cm2, sehingga untuk 1
lembar solid surface, dapat dibuat 23 tas belanja, artinya biaya untuk membuat bagian dalam
1 buah tas dari solid surface seharga Rp 18.000,- dan jika ditambah dengan biaya model
bagian luar, harga produksi dari sebuah tas belanja dengan material solid surface dan bahan
tak terpakai berkisar di angka Rp 22.000 . harga ini jelas sangat murah untuk kualitas tas
belanja yang sangat baik.
Dengan menggunakan tas ramah lingkungan ini sebagai tas pengganti kantong plastik
otomatis sudah mengurangi penggunaan kantong plastik. Jika kita buat hitung-hitungan kasar
mengenai jumlah kantong plastik yang berhasil dikurangi. Jika dalam setiap hari ada 50 kali
jasa pesan antar dengan asumsi setiap dari belanja menggunakan 5 kantong plastik, otomatis
setiap hari usaha ini mengurangi pemakaian 250 kantong plastik setiap hari dalam satu pasar
tradisional. Itu belum termasuk hasil penjualan terhadap beberapa orang yang tidak
menggunakan jasa pesan antar. Memang masih kecil dibandingkan dengan jumlah kantong
plastik yang beredar dan digunakan di masyarakat, namun seiring dengan meningkatnya
pelanggan usaha ini serta kerjasama terhadap pedagang pasar tradisional, pengelola pasar dan
pemerintah daerah Kota Depok akan pengurangan penggunaan kantong plastik. Jumlah
kantong plastik yang digunakan akan semakin berkurang.
Traditional Market Delivery Shopping Sebagai Social Business
Selain untuk mendapatkan profit dan membantu mengurangi penggunaan kantong
plastik, usaha ini juga bertujuan untuk mempertahankan pasar tradisional dari gempuran ritel
modern atau pasar modern. Sangat penting untuk diketahui bahwa Negara akan kuat
perekonomiannya bila ditopang oleh wirausaha sosial. Oleh karena itu perlu untuk
berkolaborasi dengan masyarakat sekitar dalam suatu usaha sosial.
Keberadaan pasar tradisional saat ini mulai tergerus oleh keberadaan pasar modern
dan supermarket yang kondisi tempatnya lebih bersih, modern dan memiliki pelayanan yang
lebih baik. Hingga saat ini, keberadaan pasar tradisional sangat dibutuhkan oleh masyarakat,
karena pasar tradisional telah menjadi tumpuan hidup banyak pedagang pasar serta profesi
lainnya yang bekerja di tempat itu, dan hanya di tempat inilah mereka mencari penghasilan
demi mendapatkan sesuap nasi.
Menurut Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia, jumlah pedagang pasar berjumlah
12.625.000 pedagang, dan tersebar di lebih dari 13.450 pasar tradisional. Jumlah sebanyak itu
tentunya merupakan suatu keunikan tersendiri dan memiliki sumber daya yang dapat
dimanfaatkan dan dipertahankan. Mengingat profesi pedagang pasar tersebut sangat
berpengaruh dalam menopang ekonomi kerakyatan bangsa.
Dunia yang semakin modern, waktu yang semakin menipis serta berkurangnya jarak
dan waktu juga mengubah pola hidup masyarakat serta budaya untuk berbelanja di pasar
tradisional. Pemerintah sudah melakukan upaya untuk mengatasi hal tersebut. Seperti
membatasi jumlah supermarket yang ada, sampai mencoba memperbaharui dan
mempercantik infrastruktur pasar tradisional. Namun kesemua opsi penanggulangan
permasalahan tersebut terlalu banyak hambatan, terutama hambatan masalah pendanaan.
Sehingga solusi tersebut tidak terlealisasikan dengan baik. Padahal, apabila dibiarkan secara
terus-menerus seperti itu, banyak pedagang pasar atau profesi lainnya yang bergantung pada
pasar tradisional akan kehilangan pekerjaannya
Usaha Traditional Market Delivery Shopping membantu pedagang pasar tradisional,
tukang ojek di sekitar pasar tradisional dan tukang sayur untuk menambah penghasilan
mereka. Serta usaha ini memberikan investasi kepada koperasi simpan pinjam Pasar Kemiri
Depok untuk disalurkan kepada pedagang pasar demi merenovasi dan memperbaharui system
perdagangan mereka.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penjelasan pembahasan, argumentasi dan fakta di lapangan dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Penggunaan kantong plastik dapat menghasilkan limbah yang berbahaya bagi
lingkungan karena plastik sangat sulit untuk diurai oleh alam.
2. Pasar tradisional menjadi penyumbang terbesar limbah plastik di Indonesia, yakni
sekitar 70%
3. Pemerintah Indonesia sudah memberikan kebijakan pengurangan kantong plastik
namun belum mengenai pasar tradisional, sehingga pasar tradisional belum
terpengaruh oleh kebijakan itu
4. Konsep usaha traditional market delivery shopping memiliki peluang yang besar
sebagai usaha mengurangi sampah kantong plastik pada pasar tradisional dengan
system penggantian kantong plastik menjadi tas refill ramah lingkungan.
5. Usaha traditional market delivery shopping memposisikan diri sebagai usaha sosial
atau bisnis sosial karena membantu meningkatkan masyarakat pasar tradisional
Kemiri Depok melalui kerjasama mitra kerja dan investasi koperasi bunga bangsa
Kemiri Depok.
Daftar Pustaka
Kementrian Negara Lingkungan Hidup, 2008, Jakarta, Indonesia
Kumpulan berita BBC News, 2008, London, United Kingdom
www.bbc.co.uk/news
Kumpulan berita China Retail News, 2008, Beijing, China
www.chinaretailnews.com
Kumpulan berita China Daily News, 2006, Beijing, China
www.chinadailynews.com
Litbang KOMPAS MEDIA GROUP, Juli 2008, Jakarta, Indonesia
Levy, M & Weitz, B.A., 2007, Retailing Management, International Edition, Mc Graw Hill,
New York
Silitonga, L. T. 2008, Penggunaan Plastik Supermarket Akan Dibatasi, edisi 29 Oktober,
Bisnis Indonesia, Jakarta, Indonesia
Silitonga, L. T. 2008, Nostalgia Membawa Keranjang Belanja, edisi 5 November, Bisnis
Indonesia, Jakarta, Indonesia