Traditional Market Delivery Shopping, Sebuah Upaya Mengurangi Jumlah Sampah Plastik Pasar...

18
Traditional Market Delivery Shopping, Sebuah Upaya Mengurangi Jumlah Sampah Plastik Pasar Tradisional Dengan Konsep Socio-Greenpreneur Pemuda Ghafiqi Amhariputra 1 , Fazar Dinata 2 , Al Amin 3 1 Program Studi Ilmu Administrasi Fiskal, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia Kampus UI Depok, Jawa Barat Email : [email protected] 2 Program Studi Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia Kampus UI Depok, Jawa Barat Email : [email protected] 3 Program Studi Ilmu Komputer, Fakultas Imu Komputer, Universitas Indonesia Kampus UI Depok, Jawa Barat Email : [email protected] Abstrak Pasar tradisional identik dengan keadaan yang kumuh, kotor dan banyak timbul permasalahan lingkungan. Salah satunya adalah permasalahan mengenai sampah plastik yang setiap hari di gunakan untuk belanja kebutuhan hidup sehari-hari. Pada pasar yang lumayan besar seperti Pasar Kemiri Depok, hampir satu ton sampah plastik yang dihasilkan setiap harinya. Dengan menggunakan metode observasi pasar, studi pustaka dan wawancara terhadap warga di lingkungan pasar untuk dijadikan acuan dalam menganalisis masalah. Diharapkan dapat ditemukan solusi yang tepat dan efisien pada permasalahan tersebut. Akhirnya ditemukan solusi yang dirasa dapat bertahan dengan kondisi lingkungan pasar, iklim sistem perdagangan tradisional pasar dan diharapkan menjadi sebuah upaya efektif, efisien sekaligus menguntungkan warga pasar tradisional. Yakni dengan membuat usaha jasa pesan antar belanja kebutuhan sehari- hari pada pasar tradisional, semula seseorang belanja menggunakan kantong plastik untuk membungkus, kini pada usaha jasa pesan antar digunakan tas ramah lingkungan dengan sistem refill setiap kali belanja. Otomatis penggunaan kantong palstik menjadi berkurang karena pembeli sekaligus pengguna jasa pesan antar memakai tas ini. Usaha ini juga menjadi ajang pengabdian pemuda untuk masyarakat, khususnya dalam upaya tetap mengeksistensikan pasar tradisional namun menggunakan sistem bisnis modern yang ramah lingkungan. Kata kunci/Key words : plastik; green,; sosial; entrepreneur, pasar tradisional. PENDAHULUAN Sekilas Mengenai Sampah Plastik dari Pasar Tradisional yang Berbahaya Keberadaan pasar tradisional saat ini identik dengan keadaan kumuh, kotor dan banyak permasalahan lingkungan. Mulai dari jalan yang becek sampai dengan menumpuknya sampah di sekitar lingkungan pasar tradisional. Sampah-sampah itu salah satunya adalah sampah plastik. Seperti yang kita semua ketahui, sampah plastik adalah sampah non-organik yang sangat sulit diurai secara alami oleh alam. Butuh setidaknya 1000 tahun agar sampah plastik itu terurai sampai habis. Hasil survey mengatakan bahwa rata-rata masyarakat dunia minimal menggunakan lima kantong plastik setiap berbelanja, dan apabila kita amati dari segi pembuatannya, dibutuhkan setidaknya dua belas juta barel minyak dan empat belas juta batang pohon sebagai bahan baku pembuatannya.

Transcript of Traditional Market Delivery Shopping, Sebuah Upaya Mengurangi Jumlah Sampah Plastik Pasar...

Traditional Market Delivery Shopping,

Sebuah Upaya Mengurangi Jumlah Sampah Plastik Pasar Tradisional

Dengan Konsep Socio-Greenpreneur Pemuda

Ghafiqi Amhariputra 1, Fazar Dinata

2, Al Amin

3

1Program Studi Ilmu Administrasi Fiskal, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia

Kampus UI Depok, Jawa Barat

Email : [email protected] 2Program Studi Teknik Material dan Metalurgi, Fakultas Teknik, Universitas Indonesia

Kampus UI Depok, Jawa Barat

Email : [email protected] 3Program Studi Ilmu Komputer, Fakultas Imu Komputer, Universitas Indonesia

Kampus UI Depok, Jawa Barat

Email : [email protected]

Abstrak

Pasar tradisional identik dengan keadaan yang kumuh, kotor dan banyak timbul permasalahan

lingkungan. Salah satunya adalah permasalahan mengenai sampah plastik yang setiap hari di

gunakan untuk belanja kebutuhan hidup sehari-hari. Pada pasar yang lumayan besar seperti Pasar

Kemiri Depok, hampir satu ton sampah plastik yang dihasilkan setiap harinya. Dengan

menggunakan metode observasi pasar, studi pustaka dan wawancara terhadap warga di

lingkungan pasar untuk dijadikan acuan dalam menganalisis masalah. Diharapkan dapat

ditemukan solusi yang tepat dan efisien pada permasalahan tersebut. Akhirnya ditemukan solusi

yang dirasa dapat bertahan dengan kondisi lingkungan pasar, iklim sistem perdagangan

tradisional pasar dan diharapkan menjadi sebuah upaya efektif, efisien sekaligus menguntungkan

warga pasar tradisional. Yakni dengan membuat usaha jasa pesan antar belanja kebutuhan sehari-

hari pada pasar tradisional, semula seseorang belanja menggunakan kantong plastik untuk

membungkus, kini pada usaha jasa pesan antar digunakan tas ramah lingkungan dengan sistem

refill setiap kali belanja. Otomatis penggunaan kantong palstik menjadi berkurang karena pembeli

sekaligus pengguna jasa pesan antar memakai tas ini. Usaha ini juga menjadi ajang pengabdian

pemuda untuk masyarakat, khususnya dalam upaya tetap mengeksistensikan pasar tradisional

namun menggunakan sistem bisnis modern yang ramah lingkungan.

Kata kunci/Key words : plastik; green,; sosial; entrepreneur, pasar tradisional.

PENDAHULUAN

Sekilas Mengenai Sampah Plastik dari Pasar Tradisional yang Berbahaya

Keberadaan pasar tradisional saat ini identik dengan keadaan kumuh, kotor dan

banyak permasalahan lingkungan. Mulai dari jalan yang becek sampai dengan menumpuknya

sampah di sekitar lingkungan pasar tradisional. Sampah-sampah itu salah satunya adalah

sampah plastik. Seperti yang kita semua ketahui, sampah plastik adalah sampah non-organik

yang sangat sulit diurai secara alami oleh alam. Butuh setidaknya 1000 tahun agar sampah

plastik itu terurai sampai habis. Hasil survey mengatakan bahwa rata-rata masyarakat dunia

minimal menggunakan lima kantong plastik setiap berbelanja, dan apabila kita amati dari segi

pembuatannya, dibutuhkan setidaknya dua belas juta barel minyak dan empat belas juta

batang pohon sebagai bahan baku pembuatannya.

Banyak masyarakat yang mempertanyakan tentang bahaya limbah kantong plastik

yang tidak di daur ulang atau diolah dengan benar, berikut kami paparkan beberapa alasan

mengapa masyarakat harus mengurangi penggunaan kantong plastik (BBC News, 2008):

1. Kantong plastik adalah salah satu bagian terbesar dari sampah yang memenuhi

daratan dimana kondisi dari kantong plastik yang ringan tersebut sehingga

memudahkan untuk terbang kemana – mana dan dengan mudah dapat kita temukan

sampah kantong plastik yang berserakan baik di fasilitas umum, fasilitas niaga,

maupun komplek perumahan yang dapat menyebabkan banjir dan menimbulkan

penyakit dari lingkungan yang kotor.

2. Kantong plastik terbuat dari bahan yang tidak dapat diuraikan secara alami dengan

cepat yaitu minyak bumi. Konsumsi plastik dalam jumlah besar tentunya juga

berdampak pada konsumsi minyak bumi dan berujung pada semakin menipisnya

cadangan minyak bumi dunia.

3. Selain itu plastik sangat membahayakan bagi lingkungan dimana plastik yang terbakar

akan menciptakan polusi udara sedangkan plastik yang terbuat dari bahan polythene

membutuhkan waktu sekitar 1.000 tahun untuk dapat diuraikan secara alamiah di

tanah dan membutuhkan waktu sekitar 450 tahun untuk dapat diuraikan di air.

4. Apabila sampah plastik dapat terurai sekalipun maka partikel dari plastik tersebut

tetap akan mencemari air dan tanah. Hal yang sangat terbalik dengan sampah organik

yang dapat dengan mudah terurai dalam periode waktu 2 – 3 minggu.

5. Kantong plastik yang terdapat di air dapat membunuh kehidupan mamalia air dan juga

burung yang mencari makan di permukaan air. Menurut para pakar lingkungan,

diperkirakan terdapat 100.000 hewan mamalia air yang meninggal setiap tahun karena

menelan sampah plastik di samudra Pasifik Utara.

6. Hal yang sama juga dapat terjadi di daratan, dimana kantong plastik juga dapat secara

tidak sengaja termakan oleh hewan di darat dan meninggal karena tidak dapat

mencerna plastik tersebut.

7. Secara jelas tidak terdapat pasar untuk produk hasil daur ulang plastik sehingga

sedikit sekali organisasi yang bersedia untuk melakukan daur ulang atas sampah

plastik yang ada karena tidak memiliki nilai tambah.

8. Meskipun banyak usaha ritel seperti supermarket yang menerima kembali dan

memberikan kompensasi atas pengembalian kantong plastik atau botol plastik tetapi

hanya sedikit yang melakukan daur ulang atas produk plastik tersebut.

Perlu diketahui pula, Menurut survey yang dilakukan oleh Komisi Lingkungan Hidup

pada 10 kota besar di Indonesia, sebelum tahun 2000 terdapat komposisi sampah organik dan

sampah non organik adalah 30% berbanding 70%, maka di tahun 2008 ini komposisi sampah

non organik termasuk sampah plastik sudah meningkat 35%. Serta menurut Tutum Rahanta1

“pasar tradisional menyumbang 70% sampah plastik yang tersebar di seluruh Indonesia”. Itu

artinya, sebagian besar sampah plastik yang sudah jelas bahayanya terhadap lingkungan itu

berasal dari pasar tradisional.

Pengamatan Terhadap Pasar Kemiri Depok

Pasar Kemiri Depok terletak dibawah fly over stasiun Depok Baru sampai dengan

belakang D-mall, Pasar Kemiri merupakan pasar tradisional dengan berbagai macam

dagangan seperti pasar tardisional pada umumnya.. Di tengah pembangunan pusat

perbelanjaan dan bangunan-bangunan perdagangan yang megah di Depok, nyatanya tidak

membuat pasar ini tersisih dan sepi pembeli, setiap hari ratusan sampai ribuan pembeli datang

untuk membeli berbagai kebutuhan yang tersedia di pasar.

Gambar 1: Lokasi Pasar Kemiri Depok Yang Dikelilingi 3 Supermarket

Sumber : Google Map

.

1 KetuaAsosiasi pengusaha ritel Indonesia (Aprindo)

Dengan kondisi ramainya pengunjung setiap harinya, tentu saja banyak kantong

plastik yang digunakan untuk keperluan membungkus barang kebutuhan yang

diperdagangkan. Kantong plastik tersebut sudah tentu sebagian besar akan menjadi limbah

yang akan sangat berbahaya bagi lingkungan.

Gambar 2 : Pasar Kemiri Depok

Kantong-kantong plastik itu mengakibatkan kondisi lingkungan pasar Kemiri menjadi

kumuh dan kotor, karena banyak yang membuangnya di sekitar lingkungan pasar. Selain itu

kantong plastik tersebut juga dibawa pulang oleh konsumen yang berbelanja sehingga terjadi

pemindahan konsentrasi limbah pasar menjadi limbah rumah tangga.

Berdasarkan survey yang kami lakukan terhadap 50 orang yang berbelanja di pasar

kemiri depok dengan menghitung jumlah kantong plastik yang mereka gunakan, terdapat

lebih dari 40 orang atau lebih dari 80% yang jumlah kantong plastiknya lebih dari 5 buah.

Berikut ini diagram hasil survey kami.

Gambar 3 : Diagram Jumlah Penggunaan Kantong Plastik Setiap Belanja

Jika masalah mengenai penggunaan kantong plastik yang berujung pada

meningkatnya limbah plastik terus dibiarkan, maka lambat laun bumi yang kita pijaki akan

2% 4% 4%

8%

82%

Jumlah Penggunaan Kantong

Plastik

1

2

3

4

>5

semakin tercemar, dan pohon-pohon di hutan akan semakin banyak ditebangi untuk bahan

baku pembuatan kantong plastik. Dibutuhkan upaya dan soluysi yang efektif, efisien dan

sesuai dengan iklim keadaan pasar tradisional untuk menanggulangi masalah tersebut.

Beberapa Upaya Mengurangi Penggunaan Kantong Plastik

Pasar tradisional termasuk dalam aktivitas usaha ritel. Secara praktis dan sederhana,

definisi ritel adalah segala aktivitas penjualan produk atau jasa secara langsung (tanpa

perantara) kepada konsumen. Aktivitas ritel merupakan bagian dalam kehidupan masyarakat

sehari-hari, hal itu baik disadari atau tidak melibatkan kita secara langsung.

Mengaitkan dengan permasalahan kantong plastik, pada aktivitas ritel di Indonesia

kantong plastik dibagikan dan digunakan secara bebas serta cenderung tidak peduli dengan

dampak yang akan ditimbulkan dari penggunaan tersebut. Padahal di beberapa Negara yang

sudah menerapkan Green technology dan konsep Green pada setiap usaha mereka, regulasi

tentang penggunaan kantong plastik diawasi secara ketat. Berikut ini beberapa contoh usaha

mengatur penggunaan kantong plastik di beberapa Negara.

1. Singapura mengkampanyekan ”Bring Your Own Bag” atau ”Bawa Kantong Anda

Sendiri” sejak April 2007, dan konsumen harus mengeluarkan ekstra biaya jika ingin

menggunakan kantong plastik. Hasil dari kampanye tersebut adalah di hari pertama

mampu mengurangi 100.000 penggunaan kantong plastik, terjualnya 200.000 kantong

non plastik yang dapat dipakai berulang kali, serta menurunnya konsumsi kantong

plastik sampai dengan 60%.

2. Hongkong mengkampanyekan ”No Plastic Bag Day” atau ”Hari Tanpa Kantong

Plastik” sejak 2006, dimana terdapat 30 usaha ritel besar serta sejumlah LSM yang

bergabung secara sukarela untuk mengurangi penggunaan kantong plastik. (China

Daily News, 2006)

3. China mengenakan sanksi kepada usaha ritel yang memberikan kantong plastik secara

gratis sejak bulan Juni 2008. (China Retail News, 2008)

4. Belanda hanya memperbolehkan toko ritel non makanan yang memberikan kantong

plastik secara gratis sedangkan untuk toko ritel makanan harus mengenakan biaya

ekstra bagi konsumen yang menginginkan kantong plastik.

5. Taiwan melarang penggunaan kantong plastik serta memberlakukan pajak kantong

plastik sejak tahun 2003 serta menerapkan standar produksi kantong plastik yang

aman bagi lingkungan.

6. Belgia menerapkan pajak kepada usaha ritel atas kantong plastik sejak tahun 2007

7. Denmark menerapkan pajak kepada usaha ritel sejak tahun 1994.

8. India menerapkan pelarangan penggunaan kantong plastik serta penerapan pajak

kantong plastik pada usaha ritel sejak januari 2009 serta kriteria standar untuk

produksi kantong plastik yang aman bagi lingkungan.

Itu hanya beberapa dari Negara dengan kebijakan-kebijakan mereka mengenai

pengaturan penggunaan kantong plastik. Secara umum kebijakan beberapa Negara mengenai

pembatasan penggunaan kantong plastik adalah :

1. Menerapkan pajak bagi penggunaan kantong plastik

2. Menetapkan standar kantong plastik yang aman bagi lingkungan

3. Bekerja sama dengan semua usaha ritel untuk membatasi kantong plastik

4. Memberikan pendidikan kepada masyarakat tentang bahaya penggunaan kantong

plastik

5. Bekerja sama dengan LSM atau Organisasi kepemudaan untuk bersama-sama

mengurangi penggunaan kantong plastik.

Contoh-contoh di atas memberikan bukti bahwa betapa serius masyarakat dunia untuk

mengurangi penggunaan kantong plastik karena mereka sadar akan bahaya limpah plastik dan

pentingnya upaya itu dilakukan.

Peran Pemerintah, Pedagang Pasar Tradisional, Masyarakat dan Pemuda dalam Upaya

Mengurangi Penggunaan Kantong Plastik

Pemerintah sebenarnya sudah menerapkan Undang-Undang No 18/2008 tentang

pengelolaan sampah melalui Kementerian Negara Lingkungan Hidup (KNLH). Salah satu isi

dari Undang-Undang itu memaksa pemilik usaha ritel modern untuk membatasi penggunaan

kantong plastik. Namun regulasi ini hanya untuk ritel modern saja seperti hypermarket,

supermarket dan pasar modern. Untuk pasar tradisional tidak diterapkan pereturan seperti itu,

padahal penyumbang terbesar sampah plastik yakni berasal dari pasar tradisonal.

Indonesia pada faktanya sudah mengkomunikasikan akan berusaha untuk menekan

volume sampah dan pengelolaan sampah sejak tahun 1970-an dengan meluncurkan program

3-R , yakni Reduce atau mengurangi dan membatasi, reuse atau menggunakan kembali dan

recycle atau mendaur ulang kembali. Namun sayang realisasi program tersebut tidak tampak,

program itu hanya tampak sebagai teori dan wacana yang tidak ada tindakannya. (Silitonga,

2008).

Adanya peraturan tersebut tampaknya tidak berpengaruh sama sekali terhadap pasar

tradisional, ada beberapa hambatan bagi pedagang pasar tradisional untuk melaksanakan hal

tersebut diantaranya yaitu2 :

1. Budaya pedagang pasar yang sudah sering membagikan secara gratis dengan langsung

memasukan barang dagangan kedalam kantong plastik dan tanpa batasan kepada

konsumen

2. Ketakutan pedagang pasar tradisional akan kehilangan pelanggannya karena

menghentikan atau membatasi pemberian kantong plastik

3. Pola pandang konsumen yang pada umumnya meminta kantong plastik dalam

berbelanja

4. Wawasan akan kecintaan terhadap lingkungan hidup pasar tradisional masih rendah

Masyarakat yang telah menjadi pembeli atau konsumen di pasar tradisional saat ini

ada beberapa yang sadar untuk mengurangi penggunaan kantong plastik, mereka biasanya

membawa tas belanja sendiri yang dapat mereka pergunakan kembali saat berbelanja di lain

waktu. Beberapa alasan mereka yang tidak mengurangi penggunaan terhadap sampah plastik3

adalah :

1. Kantong plastik masih dianggap sebagai pembungkus paling praktis yang mereka

biasa pakai

2. Kantong plastik tanpa repot-repot dibersihkan, cukup dibuang setelah selesai dipakai

3. Mereka tidak mengetahui atau tidak peduli akan bahaya limbah kantong plastik bagi

lingkungan

Untuk membuktikan alasan nomor tidak, ada beberapa wacana mengenai jajak

pendapat yang dilakukan oleh Litbang Kompas pada 29-30 April 2008 dengan

mewawancarai 365 responden. Mereka semua warga Jakarta sebagai ibukota negara yang

menjadi tolok ukur penelitian dimana responden tersebut dipilih secara acak melalui buku

telepon. Responden yang menyatakan belum memisahkan sampah organik dan anorganik di

rumah mereka mencapai 73,2 persen.

Adapun alasan dari responden tersebut yang tidak melakukan pemilahan antara

sampah organik dan sampah non organik adalah sebagai berikut:

2 Sumber : wawancara terhadap beberapa pedagang Pasar Kemiri Depok

3 Sumber : wawancara terhadap beberapa pembeli Pasar Kemiri Depok

1. 27.1 % menyatakan bahwa aktivitas pemilahan sampah adalah merepotkan dan ada

banyak yang pesimis bahwa pada tahap selanjutnya tetap akan dicampur oleh

pemulung atau tukang sampah atau petugas kebersihan.

2. 2,7 % menyatakan bahwa aktivitas pemilahan sampah bukan merupakan tanggung

jawab mereka tetapi tanggung jawab dari pemulung atau tukang sampah atau petugas

kebersihan.

3. 20,5 % menyatakan belum tahu bagaimana cara pemilahan sampah yang baik dan

benar.

4. 2,7 % menyatakan belum pernah mendapatkan penyuluhan tentang aktivitas

pemilahan sampah tersebut

5. Hanya sebagian kecil (26,8 persen) responden yang menyatakan sudah memisahkan

sampah organik dan anorganik. Dari total prosentase yang kecil tersebut, hanya 15,6

persen responden yang menyatakan pemilahan dilakukan atas inisiatif pribadi.

Sedangkan responden lain (6,6 persen) melakukannya karena adanya kewajiban dari

lingkungan. Kemudian responden yang lain menyatakan pemisahan dilakukan agar

tempat sampah tidak berbau, sampah bisa dijadikan pupuk, dan ada pula mengatakan

pemilahan itu dilakukan anaknya yang menerapkan ajaran di sekolah (Silitonga,

2008).

Dari hasil jajak pendapat tersebut, dapat kita asumsikan masyarakat Indionesia yang sadar

akan kebersihan dan kenyamanan lingkungan masih sedikit.

Lalu bagaimana dengan peran pemuda?. Berdasarkan pengamatan dari penulis,

banyak pemuda yang mayoritas berasal dari kalangan mahasiswa yang semakin sadar akan

kepedulian tentang lingkungan. Berkenaan dengan pembatasan dan pengurangan penggunaan

kantong plastik, berbagai program dan aksi sudah dilakasanakan di kampus Universitas

Indonesia, seperti program “Katakan Tidak pada Kantong Plastik dan Stereofoam”,

pembagian gratis Tas Belanja yang bisa dipakai berulang kali sampai gerakan penggantian

kantong plastik pada makanan dengan kertas. Usaha yang jarang dilakukan oleh mahasiswa

yakni membuat suatu usaha ramah lingkungan yang dapat mereduksi secara signifikan

penggunaan kantong plastik, usaha rata-rata yang dijalankan adalah usaha mendaur-ulang

atau membuat produk dari sampah plastik. Menurut kami itu bukan mengurangi produksi

plastik, bahkan menambah produksi plastik yang artinya menguras kembali minyak bumi dan

menebang kembali pohon yang jadi bahan utama plastik. Kami menciptakan sebuah usaha

baru untuk membantu mengurangi penggunaan katong plastik dan jumlah sampah plastik

pada pasar tradisional dengan menciptakan usaha jasa pesan antar belanja di pasar tradisional

bernama Traditional Market Delivery Shopping. Usaha ini selain menghasilkan profit,

memberikan kontribusi terhadap kepedulian lingkungan, juga sebagai usaha sosial atau Social

Business yang membantu orang-orang sekitar pasar tradisional seperti tukang ojek dan tukang

sayur serta membantu mereka untuk mengeksiskan pasar tradisional yang kini tergerus oleh

keberadaan usaha ritel modern.

PEMBAHASAN

Gambaran Usaha Traditional Market Delivery Shopping

Traditional Market Delivery Shopping adalah usaha yang bergerak di bidang jasa belanja

pesan antar di Area Kota Depok. Jasa pesan antar berarti konsumen hanya memesan melalui

telepon atau jaringan online kemudian usaha ini yang akan mengantarkan barang kebutuhan

konsumen.

Dengan brand, “Mudah, Murah dan Berkualitas” usaha ini berupaya memberikan

pelayanan yang terbaik kepada konsumen dalam rangka mewujudkan mimpi-mimpi mereka

untuk berbelanja barang kebutuhan yang berkualitas secara online dan mudah dari rumah

mereka. Dalam operasinya usaha ini memiliki prinsip yaitu :

1. Selalu mengedepankan pelayanan terhadap konsumen secara maksimal.

2. Menjunjung tinggi profesionalitas dan disiplin.

3. Memberikan inovasi dan kreasi baru dalam pelayanan.

4. Memperbaiki pelayanan secara terus-menerus untuk meningkatkan kualitas pelayanan

“Traditional Market Delivery Shopping”.

Bentuk kepemilikan dari “Traditional Market Delivery Shopping” ini adalah

kemitraan, yakni para pencetus ide bergabung, menyerahkan modal, usaha, dan waktu untuk

menjalankan usaha ini. Struktur organisasi perusahaan dapat dilihat dalam bagan berikut :

Rincian dari deskripsi tugas masing-masing posisi dijelaskan dalam tabel berikut :

Tabel 1 : Rincian Deskripsi Tugas Perusahaan pada Masing-Masing Posisi

Hierarki Deskripsi Tugas

Pemasaran Melakukan strategi perencanaan pemasaran yang efektif baik secara online

maupun offline di dalam maupun di luar lingkungan Kota Depok serta

melakukan strategi branding “Mudah, Murah dan Berkualitas” demi

meningkatkan jumlah pelanggan.

Operasional Mengatur seluruh jalannya proses pelayanan jasa belanja pesan antar. Selain

itu menciptakan inovasi dan kreasi baru demi meningkatkan kualitas

pelayanan jasa belanja pesan antar “ Traditional Market Delivery

Shopping ”.

Administrasi Bertanggung jawab atas proses pencatatan laporan pelayanan, proses

akuntasi perusahaan, dan membuat dokumen resmi perusahaan. Serta

menjadi customer services usaha ini.

Survey Pasar

Memulai usaha “Traditional Market Delivery Shopping” ini sebelumnya dilakukan

dengan serangkaian penelitian tentang kondisi pasar. Kami melakukan kuisioner pada 50

responden yang merupakan ibu-ibu dari tempat yang berbeda, mereka rata-rata merupakan

wanita karir dan ibu rumah tangga, Pertanyaan kami yakni berapa kali mereka berbelanja ke

pasar tradisional dalam seminggu, berapa waktu yang dihabiskan dalam berbelanja selama di

pasar tradisional dan berapa biaya yang dikeluarkan saat berbelanja di pasar tradisional. Hasil

kuisioner tersaji dalam diagram batang sebagai berikut :

Segmentasi pasar usaha ini adalah seluruh lapisan masyarakat yang membutuhkan

kebutuhan pokok berupa bahan makanan sehari-hari dan kebutuhan lainnya. Dari segmen

tersebut memiliki beberapa target utama diantaranya :

1. Wanita Karir.

Sebagai wanita karir, tentu tidak memiliki banyak waktu untuk berbelanja ke pasar,

sedangkan tingkat pengetahuan mereka mengenai teknologi informasi sangat besar.

2. Pemilik Warung / Restoran.

Kebiasaan mereka berbelanja dalam jumlah banyak menjadi peluang usaha tersendiri

bagi kami. Kami juga memposisikan “Traditional Market Delivery Shopping” sebagai

sebuah perusahaan jasa belanja pesan antar dengan brand “Mudah, Murah dan Berkualitas”.

1 s/d 2 kali ; 30

3 s/d 4 kali ; 9

Setiap Hari; 11

0

10

20

30

40

1 s/d 2 kali 3 s/d 4 kali Setiap Hari

Belanja ke pasar dalam Seminggu

<100 rb; 7

100-200 rb; 13

>200 rb; 30

0

10

20

30

40

<100 rb 100-200 rb >200 rb

Biaya yang dihabiskan tiap kali

belanja di pasar

<1 jam; 5

1-2 jam; 10

>2 jam; 35

0

10

20

30

40

<1 jam 1-2 jam >2 jam

Waktu yang dihabiskan

di pasar

Berdasarkan hasil survey pasar tersebut kami menyimpulkan bahwa peluang usaha

jasa kami masih sangat besar.

Bauran Pemasaran

a.Produk

Jasa yang kami tawarkan kami kelompokkan menjadi 3 seperti yang tertera dalam

tabel berikut :

Standard Service Jasa ini yang umum kami berikan dengan waktu sampai di

rumah selama satu hari, jadi pemesan dapat membeli bahan

kebutuhan untuk keesokan harinya. Pengiriman akan melalui

tukang sayur.

Express Service Jasa yang kami berikan sangat cepat, dengan maksimal 4 jam

sudah mencapai rumah. Pengiriman akan melalui tukang ojek.

Company Project Adalah sebuah proyek yang kami kerjakan atas inisiatif kami

sendiri dan kami bisa berniat mencari keuntungan ataupun

tidak. Produk ini tidak dimasukkan dalam analisa keuangan

kami.

Tabel 2 : Produk Perusahaan

b.Harga

Harga yang kami tawarkan tergolong cukup murah, kami menggolongkan harga

berdasarkan jumlah barang kebutuhan yang dipesan serta jarak antara pasar dengan rumah.

Namun kami juga memiliki paket pelayanan, diantaranya yaitu :

- Paket Acara, yakni pengiriman barang kebutuhan untuk sebuah acara-acara tertentu.

- Paket Usaha, yakni pengiriman barang kebutuhan untuk usaha warung, resto atau

caffe.

- Paket Praktis, yakni pengiriman barang dengan barang siap dimasak atau digunakan

d.Tempat

Sebagai kantor, kami akan berencana menggunakan took di kawasan pasar minggu

lokasi tersebut dekat dengan pasar dan jalan raya.

e.Promosi

Kami memiliki beberapa strategi promosi untuk “Traditional Market Delivery

Shopping” yaitu :

- Promosi ke kampung melalui lisan oleh tukang sayur dan tukang ojek yang

merupakan partner kami.

- Promosi ke kantor-kantor melalui penyebaran Flyer.

- Promosi melalui internet dengan memanfaatkan social media, forum diskusi dan

search engine optimization pada website.

Manajemen Hubungan Terhadap Konsumen

a.Customer Services

Demi menjaga hubungan yang baik dengan konsumen sehingga berpotensi melakukan

transaksi kembali, kami menerapkan pelayanan yang professional, ramah, cepat, dan fleksibel

atau memberikan pelayanan yang sesuai dengan keinginan konsumen.

b.Cost Flexibility

Kami menerapkan kebijakan fleksibilitas harga kepada konsumen agar tidak terjadi

lost sale dan konsumen merasa dihormati.

c.After Sales

Salah satu tujuan Manajemen Hubungan Terhadap Konsumen adalah untuk

memperbanyak konsumen yang melakukan transaksi kembali. Maka kami menerapkan After

Sales dengan memberikan hadiah dan memberikan ucapan kepada konsumen ketika hari

besar maupun saat konsumen ulang tahun.

Analisa Pesaing

Sepengetahuan Kami, kami belum memiliki pesaing dalam usaha ini. Tukang sayur

yang pada awalnya kami anggap sebagai pesaing, namun dengan inovasi system akhirnya

berubah menjadi mitra kerja kami.

Kepedulian Usaha Traditional Market Delivery Shopping Terhadap Lingkungan

Kepedulian usaha ini tentang kepedulian lingkungan dibuktikan dengan system usaha yang

mengganti penggunaan kantong plastik dan stereofoam menjadi tas belanja antar dari bahan

solid surface yang ramah lingkungan dan higienis. Untuk mengantar barang pesanan, usaha

ini mengganti kantong plastik dengan tas belanja. Tas belanja ini sudah dirancang menjadi tas

ramah lingkungan yang penggunaannya akan menggunakan system refill atau isi ulang. Yang

dimaksud dengan isi ulang disini adalah konsumen disediakan dua tas, kemudian disaat

belanja pesanan tiba dirumah tas tersebut diganti dengan tas kosong yang disimpan di rumah.

Sistem ini mirip dengan system pembelian air mineral atau gas elpiji.

Material dan Desain Tas

Material dari tas yang digunakan adalah material ramah lingkungan dan anti kuman

serta mudah dibersihkan. Material ini dipilih berdasarkan pengujian dan harga yang sesuai

dengan kemampuan target pasar usaha ini.

Bagian dalam tas terbuat dari material solid surface. material solid surface merupakan

material yang terdiri dari komponen aluminium tri hydrate dan acrylic. Solid surface dipilih

sebagai material bagian dalam dari tas karena memiliki karakteristik stain resistant (tahan

noda), solid (padat), inconspicuous joints (tidak terlihat sambungan), hygienic (higienis)

mudah diperbaiki, tidak beracun, ringan, serta mudah disesuaikan dengan berbagai disain.

Dengan dijadikannya solid surface sebagai material bagian dalam dari tas, maka tas

memiliki beberapa keuntungan yang diantaranya, ringan, anti noda, anti racun serta higienis.

Maka dari itu, tas sangat cocok dipergunakan untuk membawa barang apapun, mulai dari

sayur, buah, daging, dan lain lain tanpa harus merasa khawatir terkontaminasi kuman atau

virus apapun. Tas dengan material solid surface juga cukup ringan, sehingga costumer seperti

membawa tas belanja pada umumnya, namun tas dengan solid surface jauh lebih unggul dari

tas belanja biasa.

Solid surface juga memiliki varian warna yang beragam, jadi costumer dapat

memesan sesuai dengan keinginan.

Gambar 4 : Beberapa Jenis Solid Surface

Sementara itu, untuk mempercantik tampilan bagian luar dari tas, terdapat berbagai

macam model yang bisa dipilih, yang pasti tetap ramah lingkungan yakni plastik hasil karya

dari bungkus yang tidak dipakai atau dari plastik daur ulang.

Kisaran Harga Tas

Harga 1 lembar solid surface sendiri berkisar antara Rp 400.000 dengan ukuran panjang 2440

mm, lebar 760 mm dan tebal 6 mm. untuk 1 tas diperlukan sekitar 800 cm2, sehingga untuk 1

lembar solid surface, dapat dibuat 23 tas belanja, artinya biaya untuk membuat bagian dalam

1 buah tas dari solid surface seharga Rp 18.000,- dan jika ditambah dengan biaya model

bagian luar, harga produksi dari sebuah tas belanja dengan material solid surface dan bahan

tak terpakai berkisar di angka Rp 22.000 . harga ini jelas sangat murah untuk kualitas tas

belanja yang sangat baik.

Dengan menggunakan tas ramah lingkungan ini sebagai tas pengganti kantong plastik

otomatis sudah mengurangi penggunaan kantong plastik. Jika kita buat hitung-hitungan kasar

mengenai jumlah kantong plastik yang berhasil dikurangi. Jika dalam setiap hari ada 50 kali

jasa pesan antar dengan asumsi setiap dari belanja menggunakan 5 kantong plastik, otomatis

setiap hari usaha ini mengurangi pemakaian 250 kantong plastik setiap hari dalam satu pasar

tradisional. Itu belum termasuk hasil penjualan terhadap beberapa orang yang tidak

menggunakan jasa pesan antar. Memang masih kecil dibandingkan dengan jumlah kantong

plastik yang beredar dan digunakan di masyarakat, namun seiring dengan meningkatnya

pelanggan usaha ini serta kerjasama terhadap pedagang pasar tradisional, pengelola pasar dan

pemerintah daerah Kota Depok akan pengurangan penggunaan kantong plastik. Jumlah

kantong plastik yang digunakan akan semakin berkurang.

Traditional Market Delivery Shopping Sebagai Social Business

Selain untuk mendapatkan profit dan membantu mengurangi penggunaan kantong

plastik, usaha ini juga bertujuan untuk mempertahankan pasar tradisional dari gempuran ritel

modern atau pasar modern. Sangat penting untuk diketahui bahwa Negara akan kuat

perekonomiannya bila ditopang oleh wirausaha sosial. Oleh karena itu perlu untuk

berkolaborasi dengan masyarakat sekitar dalam suatu usaha sosial.

Keberadaan pasar tradisional saat ini mulai tergerus oleh keberadaan pasar modern

dan supermarket yang kondisi tempatnya lebih bersih, modern dan memiliki pelayanan yang

lebih baik. Hingga saat ini, keberadaan pasar tradisional sangat dibutuhkan oleh masyarakat,

karena pasar tradisional telah menjadi tumpuan hidup banyak pedagang pasar serta profesi

lainnya yang bekerja di tempat itu, dan hanya di tempat inilah mereka mencari penghasilan

demi mendapatkan sesuap nasi.

Menurut Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia, jumlah pedagang pasar berjumlah

12.625.000 pedagang, dan tersebar di lebih dari 13.450 pasar tradisional. Jumlah sebanyak itu

tentunya merupakan suatu keunikan tersendiri dan memiliki sumber daya yang dapat

dimanfaatkan dan dipertahankan. Mengingat profesi pedagang pasar tersebut sangat

berpengaruh dalam menopang ekonomi kerakyatan bangsa.

Dunia yang semakin modern, waktu yang semakin menipis serta berkurangnya jarak

dan waktu juga mengubah pola hidup masyarakat serta budaya untuk berbelanja di pasar

tradisional. Pemerintah sudah melakukan upaya untuk mengatasi hal tersebut. Seperti

membatasi jumlah supermarket yang ada, sampai mencoba memperbaharui dan

mempercantik infrastruktur pasar tradisional. Namun kesemua opsi penanggulangan

permasalahan tersebut terlalu banyak hambatan, terutama hambatan masalah pendanaan.

Sehingga solusi tersebut tidak terlealisasikan dengan baik. Padahal, apabila dibiarkan secara

terus-menerus seperti itu, banyak pedagang pasar atau profesi lainnya yang bergantung pada

pasar tradisional akan kehilangan pekerjaannya

Usaha Traditional Market Delivery Shopping membantu pedagang pasar tradisional,

tukang ojek di sekitar pasar tradisional dan tukang sayur untuk menambah penghasilan

mereka. Serta usaha ini memberikan investasi kepada koperasi simpan pinjam Pasar Kemiri

Depok untuk disalurkan kepada pedagang pasar demi merenovasi dan memperbaharui system

perdagangan mereka.

PENUTUP

Kesimpulan

Dari penjelasan pembahasan, argumentasi dan fakta di lapangan dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

1. Penggunaan kantong plastik dapat menghasilkan limbah yang berbahaya bagi

lingkungan karena plastik sangat sulit untuk diurai oleh alam.

2. Pasar tradisional menjadi penyumbang terbesar limbah plastik di Indonesia, yakni

sekitar 70%

3. Pemerintah Indonesia sudah memberikan kebijakan pengurangan kantong plastik

namun belum mengenai pasar tradisional, sehingga pasar tradisional belum

terpengaruh oleh kebijakan itu

4. Konsep usaha traditional market delivery shopping memiliki peluang yang besar

sebagai usaha mengurangi sampah kantong plastik pada pasar tradisional dengan

system penggantian kantong plastik menjadi tas refill ramah lingkungan.

5. Usaha traditional market delivery shopping memposisikan diri sebagai usaha sosial

atau bisnis sosial karena membantu meningkatkan masyarakat pasar tradisional

Kemiri Depok melalui kerjasama mitra kerja dan investasi koperasi bunga bangsa

Kemiri Depok.

Daftar Pustaka

Kementrian Negara Lingkungan Hidup, 2008, Jakarta, Indonesia

Kumpulan berita BBC News, 2008, London, United Kingdom

www.bbc.co.uk/news

Kumpulan berita China Retail News, 2008, Beijing, China

www.chinaretailnews.com

Kumpulan berita China Daily News, 2006, Beijing, China

www.chinadailynews.com

Litbang KOMPAS MEDIA GROUP, Juli 2008, Jakarta, Indonesia

Levy, M & Weitz, B.A., 2007, Retailing Management, International Edition, Mc Graw Hill,

New York

Silitonga, L. T. 2008, Penggunaan Plastik Supermarket Akan Dibatasi, edisi 29 Oktober,

Bisnis Indonesia, Jakarta, Indonesia

Silitonga, L. T. 2008, Nostalgia Membawa Keranjang Belanja, edisi 5 November, Bisnis

Indonesia, Jakarta, Indonesia