Toilet Position Effect to Bedroom Thermal Comfort
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of Toilet Position Effect to Bedroom Thermal Comfort
1 Desain Penghawaan Lanjut
Vinsensius Sigrid Canny Widarji / 145402227
Yuliana Bhara Mberu / 145402234
PENELITIAN
PENGARUH POSISI KAMAR MANDI TERHADAP KENYAMANAN
TERMAL KAMAR KOS DI YOGYAKARTA
Dosen Pembimbing:
Prof. Ir. Prasasto Satwiko, M. Build. Sc, Ph.D.
Ir. Ag. Djoko Istiadji Msc.BldSc
Vinsensius Sigrid Canny Widarji / 145402227
Yuliana Bhara Mberu / 145402234
PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER TEKNIK ARSITEKTUR
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
2015
2 Desain Penghawaan Lanjut
Vinsensius Sigrid Canny Widarji / 145402227
Yuliana Bhara Mberu / 145402234
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Yogyakarta adalah Kota Pelajar, dapat dilihat dengan banyaknya
sekolah dan perguruan tinggi, yang diiringi dengan banyaknya julah
mahasiswa dan pelajar. Dengan banyaknya jumlah mahasiswa, keberadaan
rumah-rumah kos sebagai sarana tempat tinggal sementara mahasiswa selama
melakukan studi di Kota Yogyakarta menjadi sangat penting.
Rumah-rumah kos tumbuh dan berkembang mengikuti keberadaan
perguruan tinggi. Seiring dengan pertumbuhan perguruan tinggi di
Yogyakarta, jumlah rumah kos semakin meningkat, dan pada akhirnya
mengikuti berbagai profil mahasiswa yang ada. Mulai dari rumah kos yang
sederhana, hanya kamar saja secukunya hingga kos yang mewah dengan
perabot, kamar mandi pribadi dan pendingin ruangan.
Salah satu segmen rumah kos yang sedang berkembang adalah rumah
kos segmen mahasiswa kelas menegah dengan komposisi rumah kos dengan
kamar mandi pribadi. Komposisi model ini memungkinkan penghuni kos
memperoleh privasi yang lebih karena aktivitas seperti mandi dan mencuci
dapat dilakukan dalam ruangan sendiri.
Namun sayangnya, pemilik kos cenderung berpikir menghasilkan uang
tanpa berpikir bagaimana membangun rumah sewa yang sesuai dengan
kriteria kenyamanan pengguna. Cenderung pemilik rumah kos hanya
menyiapkan kamar tidur dengan kamar mandi pribadi tanpa merencanakan
dengan baik sistem penghawaan ruangan tersebut. Padahal, komposisi kamar
kos dengan kamar mandi pribadi berpeluang menurunkan kenyamanan kamar
karena pengaruh kelembaban dari kamar mandi. Kelembaban yang terlalu
tinggi pada suhu yang panas menyebabkan ketidaknyamanan secara termal.
3 Desain Penghawaan Lanjut
Vinsensius Sigrid Canny Widarji / 145402227
Yuliana Bhara Mberu / 145402234
Untuk meminimalisir ketidaknyamanan dapat dilakukan dengan
beberapa perubahan desain terkait dengan perubahan desain yang berimbas
pada penurunan temperature, penurunan kelembaban, peningkatan air change
rate per hour, dan menurunkan radiasi panas. Salah satu yang dapat dilakukan
terkait dengan perubahan temperature adalah melakukan perubahan
komposisi. Perbedaan komposisi akan menghasilkan suhu ruang yang berbeda
dikarenakan pola-pola aliran udara yang berbeda.
Sedangkan tingkat kenyamanan dapat diklasifikasikan dengan
membaca indicator pada Predicted Mean Vote (PMV) dan Predicted
Dissatisfaction (PPD). Mencari pengaruh komposisi terhadap temperature,
dan indikasinya terhadap munculnya nilai PMV dan PPD dapat dilakukan
dengan bantuan software Ecotect, dimana nantinya hasil simulasi dapat
dikomparasikan untuk mendapatkan komposisi kamar kos dengan kamar
mandi yang paling baik dalam menciptakan tingkatan kenyamanan termal.
1.2 Rumusan Permasalahan
Bagaimana pengaruh posisi kamar mandi dalam terhadap kenyamanan termal
kamar kos tersebut?
1.3 Tujuan dan Sasaran
Tujuan dari penelitian ini adalah:
Mengetahui pengaruh posisi kamar mandi dalam pada kamar kos terhadap
tingkat kenyamanan termal di kamar tersebut.
Sasaran yang akan dicapai untuk mecapai tujuan dimaksud adalah :
Penelitian ini kemudian Menjadi acuan rekomendasi desain posisi kamar
mandi pada kamar kos yang mampu menciptakan kenyamanan termal dalam
tingkatan tertentu.
4 Desain Penghawaan Lanjut
Vinsensius Sigrid Canny Widarji / 145402227
Yuliana Bhara Mberu / 145402234
1.4 Lingkup Pembahasan
Gambar 1.1. Tabel Lingkup Pembahasan
1.5 Literatur Studi
1.5.1. Menentukan Tingkat Kenyamanan Termal
Professor Fanger dari Technical University of Denmark
beranggapan bahwa thermal comfort didefinisikan sebagai istilah
keadaan fisik tubuh yang lebih baik daripada keadaan fisik
lingkungan, apa yang benar-benar kita rasakan adalah suhu kulit dan
bukan suhu udara. Untuk kenyaman termal dibutuhkan:
- Thermal balance, yaitu nilai heat loss = nilai heat gain. Hal ini
penting tapi bukan kondisi yang cukup untuk kenyamanan,
LINGKUP SUBSTANSIAL LINGKUP TEMPORAL LINGKUP SPASIAL
Thermal Comfort
Mean Radiant Temperature
Predicted Mean Vote
Desain dan layout kamar kos mahasiswa kelas
menengah
Lokasi di Yogyakarta
Kelembaban kamar mandi di setting merata pada
angka 80%
hottest day average
student rest time at bedroom
hottest hour a day
Temperatur kamar kos awal di setting pada suhu 28°C
Arah kamar ke selatan
Percents Dissatisfaction
air speed 0,3m/s
air change rate 0,5ach
wind sensitivity 0,25ach
Penghuni kos 1 orang
5 Desain Penghawaan Lanjut
Vinsensius Sigrid Canny Widarji / 145402227
Yuliana Bhara Mberu / 145402234
misalnya berkeringat bisa membawa kepada keseimbangan termal
tapi bisa jadi tidak nyaman.
- Mean skin temperature, harus berada pada level yang tepat
- Sweating, kenyamanan adalah fungsi dari nilai sweating yang
disukai, yang juga merupakan fungsi aktivitas dan metabolic rate.
Terdapat beberapa standart yang menentukan kenyamanan
thermal dalam ISO STANDARD 7730, yaitu:
- Pada standard ini, kenyamanan thermal didefinisikan sebagai
kondisi pikiran yang mengekspresikan kepuasan thermal terhadap
lingkungan thermal
- Standard menghadirkan metode untuk memperkirakan sensasi
thermal dan derajat ketidakpuasan thermal manusia
- Menetapkan kondisi yang bisa diterima untuk kenyamanan
- Menggunakan lingkungan indoor di mana tujuannya adalah untuk
mencapai kenyamanan thermal, atau lingkungan indoor di mana
terjadi penyimpangan kenyamanan.
PMV merupakan index yang dikenalkan oleh Professor Fanger
dari University of Denmark yang mengindikasikan sensasi dingin
(cold) dan hangat (warmth) yang dirasakan oleh manusia pada skala
+3 sampai -3. PMV berhubungan dengan 6 parameter dan merupakan
nilai rata-rata yang menggambarkan bagaimana yang dirasakan oleh
orang banyak mengenai cold dan warmth. Perbedaan individual
dihubungkan dengan hubungan antara PMV dan PPD (Predicted
Percentage of Discomfort).
Hasil dari sudi tersebut, Prof. Fanger merumuskan persamaan
PMV dan menentukan konstanta yang digunakan dalam persamaan
dari kumpulan data melalui eksperimen yang melibatkan banyak
orang. Persamaan PMV didesain untuk aplikasi yang spesifik untuk
6 Desain Penghawaan Lanjut
Vinsensius Sigrid Canny Widarji / 145402227
Yuliana Bhara Mberu / 145402234
manusia (www.patentstorm.us). Jadi PMV (Predicted Mean Vote)
merupakan sebuah index yang memperkirakan nilai rata-rata vote
kelompok besar manusia pada 7 point skala sensasi thermal:
Tabel 1.1. Hubungan PMV, Sensasi Termal dan PPD
PMV Thermal Sensation PPD % Effek physiology
+3 Hot/panas tidak nyaman 100 Tidak nyaman karena
terasa panas +2 Warm/hangat tidak
menyenangkan
75
+1 Slighty warm/agak hangat 25
Nilai kondisi nyaman 0 Neutral/nyaman, agreable,netral 5
-1 Slighty cool/agak sejuk 25
-2 Cool/sejuk tidak menyenangkan 75 Tidak nyaman karena
terasa dingin -3 Cold/dingin tidak nyaman 100
PMV memperhitungkan faktor utama yang berhubungan
dengan steady-state keseimbangan thermal dalam tubuh
- Parameter lingkungan:
- Air temperature
- Mean radiant temperature
- Air velocity
- Partial water vapour pressure (or relative humidity)
Tingkat aktivitas, mempengaruhi nilai metabolis Metabolisme
adalah energi yang dikeluarkan pada proses oksidasi dalam tubuh
manusia yang tergantung pada aktivitas otot. Normalnya, seluruh
aktivitas otot diubah menjadi panas dalam tubuh, tapi sepanjang
pekerjaan fisik yang keras pendistribusian ini bisa jatuh sampai 75%.
Misalnya ketika berjalan ke atas bukit, di mana energi disimpan di
dalam tubuh pada energi potensial.
7 Desain Penghawaan Lanjut
Vinsensius Sigrid Canny Widarji / 145402227
Yuliana Bhara Mberu / 145402234
Metablisme diukur dalam MET (1 MET = 58 W/m permukaan
tubuh). Manusia dewasa normal memiliki permukaan 1,7 m2 , dan
orang dalam keyamanan termal dengan tingkat aktivitas 1 MET akan
memiliki heat loss kira-kira 100 W. Dalam menilai tingkat
metabolisme, penting untuk menggunakan rata-rata aktivitas manusia
yang telah ditunjukkan dalam 1 jam terakhir
Clothing level Pakaian mengurangi pelepasan panas tubuh.
Karena itu, pakaian diklasifikasikan berdasarkan pada nilai
insulasinya. Satuan yang biasa digunakan untuk pengukuran insulasi
pakaian adalah satuan Clo. Satuan yang lebih teknis adalah m2o 2o
C/W juga sering digunakan (1 Clo = 0,155 m C/W). Nilai Clo bisa
dihitung dengan menambahkan nilai Clo pada setiap pakaian
1.5.2. Pengaruh Kelembaban Terhadap Kenyamanan Termal
Kelembaban merupakan suatu tingkat keadaan lingkungan
udara basah yang disebabkan oleh adanya uap air. Tingkat kejenuhan
sangatdipengaruhi oleh temperatur. Grafik tingkat kejenuhan tekanan
uap air terhadap temperatur diperlihatkan pada Gambar 1.1.
Gambar 1.2.
Grafik tingkat kejenuhan tekanan uap air terhadap temperature
8 Desain Penghawaan Lanjut
Vinsensius Sigrid Canny Widarji / 145402227
Yuliana Bhara Mberu / 145402234
Pengaruh kelemabapan atas kenyamanan termal ruang
terutama tergantung pada suhu, pergerakan udara dan kelembaban
dalam ruang. Kandungan air dalam udara dapat dikurangi jika suhu
dapat diturunkan atau sebaliknya. Suhu dapat diturunkan dengan
memasukkan udara luar yang lebih dingin (selama tidak melebihi
1,5m/detik) dan dengan penyejukan penguapan (evaporive cooling).
Memasukkan udara yang lebih dingin dapat terjadi dengan perubahan
komposisi sehingga harapannya area dimana udara lebih dingin dapat
terserap masuk ke dalam banguanan.
Pengaruh kelembapan atas kenyamanan ruang tergantung pada
keringat seseorang. Perasaan atas suhu dalam ruang dipengaruhi juga
oleh kelembapan. Makin tinggi kelembapan, makin rendah suhu
maksimal yang masih dirasakan nyaman. Sehingga indikator tingkat
kenyamanan pada siang hari dan malam hari berbeda dikarenakan
perbedaan kelembaban pada waktu yang berbeda pula.
Tabel 1.2. Pengaruh kelembapan atas suhu dan kenyaman ruang
Kelembapan Suhu nyaman
siang hari
Suhu nyaman
waktu nyaman
0-30% 22-30oC 20-27 oC
30-50% 22-29 oC 20-26 oC
50-70% 22-28 oC 20-26 oC
70-100% 22-27 oC 20-25 oC
Tabel ini berlaku bagi orang yang berpakaian ringan (indeks pakaian clo = 0.3)
dan yang sudah terbiasa dengan iklim setempat.
9 Desain Penghawaan Lanjut
Vinsensius Sigrid Canny Widarji / 145402227
Yuliana Bhara Mberu / 145402234
1.6 Tata Langkah
Adapun tahapan penelitian yang dilakukan adalah :
1. Menentukan obyek eksperimental penelitian, yaitu tipe-tipe komposisi
kamar kos dengan kamar mandinya
2. Menentukan data-data yang akan menjadi variabel tetap dan variabel
eksperimental
3. Melakukan simulasi dan analisis dengan ECOTECT untuk menemukan
seberapa besar pengaruh posisi kamar mandi terhadap kamar kos dengan
melihat nilai variabel bebas, yaitu temperatur udara, nilai PMV dan PPD
pada kamar kos
4. Melakukan kajian tingkat kenyamanan termal pada masing-masing
eksperimen dengan menggunakan tabel PMV dan PPD
5. Melakukan kajian komparasi untuk menentukan komposisi kamar mandi
yang memberikan tingkat kenyamanan paling baik
10 Desain Penghawaan Lanjut
Vinsensius Sigrid Canny Widarji / 145402227
Yuliana Bhara Mberu / 145402234
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Identifikasi Obyek Eksperimental
Terdapat 5 tipe komposisi kamar kos dengan kamar mandi yang
menjadi obyek eksperimental. Tipe-tipe kamar mandi ini didapatkan dari
survey yang dilakukan kepada beberapa rumah kos yang memiliki kamar kos
dengan kamar mandi dalam. Dalam obyek eksperimental yang diterapkan
hanya tipe komposisinya saja
Gambar 2.1. Identifikasi Obyek Studi Eksperimental 1-2
1 2
11 Desain Penghawaan Lanjut
Vinsensius Sigrid Canny Widarji / 145402227
Yuliana Bhara Mberu / 145402234
Gambar 2.2. Obyek Studi Eksperimental 3-5
5 4 3
12 Desain Penghawaan Lanjut
Vinsensius Sigrid Canny Widarji / 145402227
Yuliana Bhara Mberu / 145402234
2.2. Identifikasi Variabel Tetap
Gambar 2.3. Identifikasi Variabel Tetap
13 Desain Penghawaan Lanjut
Vinsensius Sigrid Canny Widarji / 145402227
Yuliana Bhara Mberu / 145402234
2.3. Identifikasi Variabel Eksperimental
Gambar 2.4. Identifikasi Variabel Eksperimental
SPASIAL
TEMPORAL
SUBSTANSIAL
14 Desain Penghawaan Lanjut
Vinsensius Sigrid Canny Widarji / 145402227
Yuliana Bhara Mberu / 145402234
2.4. Hasil Simulasi Dan Analisis
15 Desain Penghawaan Lanjut
Vinsensius Sigrid Canny Widarji / 145402227
Yuliana Bhara Mberu / 145402234
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Komposisi kamar kos dan kamar mandi dalam di daerah yogyakarta dengan
arah hadap ke selatan yang mampu mendekati tingkat kenyamanan termal paling
nyaman direkomendasikan untuk menerapkan komposisi berikut:
Gambar 3.1. Saran dan Rekomendasi Desain
16 Desain Penghawaan Lanjut
Vinsensius Sigrid Canny Widarji / 145402227
Yuliana Bhara Mberu / 145402234
LAMPIRAN METODA DAN HASIL SIMULASI
17 Desain Penghawaan Lanjut
Vinsensius Sigrid Canny Widarji / 145402227
Yuliana Bhara Mberu / 145402234
18 Desain Penghawaan Lanjut
Vinsensius Sigrid Canny Widarji / 145402227
Yuliana Bhara Mberu / 145402234
19 Desain Penghawaan Lanjut
Vinsensius Sigrid Canny Widarji / 145402227
Yuliana Bhara Mberu / 145402234
20 Desain Penghawaan Lanjut
Vinsensius Sigrid Canny Widarji / 145402227
Yuliana Bhara Mberu / 145402234
21 Desain Penghawaan Lanjut
Vinsensius Sigrid Canny Widarji / 145402227
Yuliana Bhara Mberu / 145402234
22 Desain Penghawaan Lanjut
Vinsensius Sigrid Canny Widarji / 145402227
Yuliana Bhara Mberu / 145402234
23 Desain Penghawaan Lanjut
Vinsensius Sigrid Canny Widarji / 145402227
Yuliana Bhara Mberu / 145402234
24 Desain Penghawaan Lanjut
Vinsensius Sigrid Canny Widarji / 145402227
Yuliana Bhara Mberu / 145402234
DAFTAR PUSTAKA
ASHRAE 55, “Thermal environmental conditions for human occupancy”,
AmericanSociety of Heating, Refrigerating and Air-Conditioning Engineers,
Inc. 1992.
Egan, M. David (1975), concept in thermal comfort, London: Pretince-Hall
International
Fanger,P.O., “Thermal Comfort“, New York:McGraw-Hill, 1972, 244 pp.
Fanger,PO and Toftum,J, “Thermal comfort in the future – Excellence and
expectation”, in : Moving Thermal Comfort Standarts into the 21st Century,
Windsor, UK,Loughborough University, 2001, pp. 11-18.
Frick, Heinz (2008), Ilmu fisika bangunan, Yogyakarta: Kanisius
Prianto Eddy Alternatif Disain Arsitektur Daerah Tropis Lembab Dengan
Pendekatan Kenyamanan Thermal. Jurnal DIMENSI TEKNIK
ARSITEKTUR Vol. 30, No. 1, Juli 2002
Rilatupa James (2008) Aspek Kenyamanan Termal Pada Pengkondisian Ruang
Dalam. Jurnal Sains dan Teknologi EMAS, Vol. 18, No. 3, Agustus 2008
Santoso, Eddy Imam (2012) Kenyamanan termal indoor pada bangunan di daerah
Beriklim tropis lembab Indonesian Green Technology. Journal Vol. 1 No. 1,
2012
Spengler, John D, dkk. (2004). Indoor Air Quality Handbook. Digital Engineering
Library @ McGraw-Hill.
Talarosha Basaria (2005) Menciptakan Kenyamanan Thermal Dalam Bangunan.
Jurnal Sistem Teknik Industri Volume 6, No. 3 Juli 2005