Tinjauan Mekanisme Kliring - BAB III

25
40 BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Sejarah Singkat PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Pada tanggal 5 Juli 1946 Bank Negara Indonesia (BNI) didirikan oleh Pemerintah Republik Indonesia dan berfungsi sebagai bank sentral untuk Republik Indonesia yang baru merdeka. Sebagai Bank Pertama yang secara resmi dimiliki Negara RI, BNI merupakan pelopor terciptanya berbagai produk dan layanan jasa perbankan. BNI terus memperluas perannya, tidak hanya terbatas sebagai bank pembangunan, tetapi juga ikut melayani kebutuhan transaksi perbankan masyarakat umum dengan berbagi segmentasinya, mulai dari Bank Terapung, Bank Sarinah (bank khusus perempuan) sampai dengan Bank Bocah khusus untuk anak-anak. Seiring dengan pertambahan usianya yang memasuki 68 tahun, BNI tetap kokoh berdiri dan siap bersaing di industri perbankan yang semakin kompetitif. Dengan semangat “Tak Henti Berkarya” BNI akan terus berinovasi dan berkreasi, tidak hanya terbatas pada penciptaan produk dan layanan perbankan, bahkan lebih dari itu BNI juga bertekad untuk menciptakan “value” pada setiap karyanya. Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia. Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati

Transcript of Tinjauan Mekanisme Kliring - BAB III

40

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Sejarah Singkat PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

Pada tanggal 5 Juli 1946 Bank Negara Indonesia (BNI) didirikan oleh

Pemerintah Republik Indonesia dan berfungsi sebagai bank sentral untuk

Republik Indonesia yang baru merdeka. Sebagai Bank Pertama yang secara

resmi dimiliki Negara RI, BNI merupakan pelopor terciptanya berbagai produk

dan layanan jasa perbankan. BNI terus memperluas perannya, tidak hanya

terbatas sebagai bank pembangunan, tetapi juga ikut melayani kebutuhan

transaksi perbankan masyarakat umum dengan berbagi segmentasinya, mulai

dari Bank Terapung, Bank Sarinah (bank khusus perempuan) sampai dengan

Bank Bocah khusus untuk anak-anak.

Seiring dengan pertambahan usianya yang memasuki 68 tahun, BNI tetap

kokoh berdiri dan siap bersaing di industri perbankan yang semakin kompetitif.

Dengan semangat “Tak Henti Berkarya” BNI akan terus berinovasi dan berkreasi,

tidak hanya terbatas pada penciptaan produk dan layanan perbankan, bahkan

lebih dari itu BNI juga bertekad untuk menciptakan “value” pada setiap karyanya.

Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara

Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah

Indonesia.

Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi

pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang

Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya

beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati

41

sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada

tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional.

Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari

Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah

membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank

sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan

kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses

langsung untuk transaksi luar negeri.

Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank

Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Perubahan

ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi sektor usaha nasional.

Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian

dari identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan

mulai akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih

dikenal sebagai „BNI 46‟. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat

- „Bank BNI‟ - ditetapkan bersamaan dengan perubahan identitas perusahaan

tahun 1988.

Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT. Bank

Negara Indonesia (Persero), sementara pada tahun 1996 keputusan untuk

menjadi perusahaan publik diwujudkan melalui Penawaran Umum Saham

Perdana untuk 25% sahamnya dan menjadi bank BUMN (Badan Usaha Milik

Negara) pertama yang mencatatkan saham di Bursa Efek Jakarta (sekarang

Bursa Efek Indonesia).

Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan

lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan

identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga

42

menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja

secara terus-menerus.

Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai

digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah

keberhasilan mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan „Bank BNI‟

dipersingkat menjadi „BNI‟, sedangkan tahun pendirian - „46‟ - digunakan dalam

logo perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional

pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pada akhir tahun 2012, Pemerintah Republik Indonesia memegang 60%

saham BNI, sementara sisanya 40% dimiliki oleh pemegang saham publik baik

individu maupun institusi, domestik, dan asing.

Saat ini, BNI adalah bank terbesar ke-4 di Indonesia berdasarkan total

aset, total kredit maupun total dana pihak ketiga. BNI menawarkan layanan jasa

keuangan terpadu kepada nasabah, didukung oleh perusahaan anak : Bank BNI

Syariah, BNI Multi Finance, BNI Securities, dan BNI Life Insurance.

Pada akhir tahun 2013, BNI mempunyai total asset senilai Rp 387 triliun

dan didukung oleh 26.100 pegawai yang tersebar di 15 wilayah di Indonesia dan

6 kota di luar negeri. Untuk melayani nasabahnya, BNI mengoperasikan jaringan

layanan yang luas mencakup 1.687 outlet domestik dan 6 cabang luar negeri di

New York, London, Hong Kong, Singapura, Tokyo, dan Osaka, 11.157 unit ATM

milik sendiri di dalam negeri dan enam ATM di luar negeri, empat ATM di

Hongkong, dan dua ATM di Singapura, 42.000 EDC serta fasilitas Internet

banking dan SMS banking. BNI selalu berusaha untuk menjadi bank pilihan yang

menyediakan layanan prima dan solusi bernilai tambah kepada seluruh nasabah.

Berangkat dari semangat perjuangan yang berakar pada sejarahnya, BNI

bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi negeri, serta

senantiasa menjadi kebanggaan negara.

43

Visi dan Misi BNI

1. Visi BNI

Menjadi bank yang unggul, terkemuka dan terdepan dalam layanan

dan kinerja.

2. Misi BNI

a. Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah

kepada seluruh nasabah, dan selaku mitra pilihan utama (the bank

choice).

b. Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor.

c. Menciptakan kondisi terbaik bagi karyawan sebagai tempat

kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi.

d. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap

lingkungan dan sosial.

e. Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan

yang baik.

3. Values

Kenyamanan dan Kepuasan

4. Filosofi Logo Baru

Identitas Baru BNI - Dasar Pembuatan Desain Identitas baru BNI

merupakan hasil desain ulang untuk menciptakan suatu identitas yang

tampak lebih segar, lebih modern, dinamis, serta menggambarkan

posisi dan arah organisasi yang baru. Identitas tersebut merupakan

ekspresi brand baru yang tersusun dari simbol “46” dan kata “BNI”

yang selanjutnya dikombinasikan dalam suatu bentuk logo baru BNI.

5. Huruf BNI

Huruf “BNI” dibuat dalam warna turquoise baru, untuk mencerminkan

kekuatan, otoritas, kekokohan, keunikan, dan citra yang lebih modern.

44

Huruf tersebut dibuat secara khusus untuk menghasilkan struktur yang

orisinal dan unik.

6. Simbol “46”

Angka 46 merupakan simbolisasi tanggal kelahiran BNI, sekaligus

mencerminkan warisan sebagai sebagai bank pertama di Indonesia.

Dalam logo ini, angka “46” diletakkan secara diagonal menembus

kotak berwarna jingga untuk menggambarkan BNI baru yang modern.

7. Palet Warna

Palet warna korporat telah didesain ulang, namun tetap

mempertahankan warna korporat yang lama, yakni turquoise dan

jingga. Warna turquoise yang digunakan pada logo baru ini lebih gelap,

kuat mencerminkan citra yang lebih stabil dan kokoh. Warna jingga

yang baru lebih cerah dan kuat, mencerminkan citra lebih percaya diri

dan segar.

8. Logo “46” dan “BNI”

Mencerminkan tampilan yang modern dan dinamis. Sedangkan

penggunaan warna korporat baru memperkuat identitas tersebut. Hal

ini akan membantu BNI melakukan diferensiasi di pasar perbankan

melalui identitas yang unik, segar, dan modern.

Budaya Perusahaan

Budaya Kerja BNI ”PRINSIP 46” merupakan Tuntunan Perilaku Insan

BNI, terdiri dari :

1. Empat Nilai Budaya Kerja

a. Profesionalisme

b. Integritas

45

c. Orientasi Pelanggan

d. Perbaikan Tiada Henti

2. Nilai Perilaku Utama Insan BNI

a. Meningkatkan Kompetensi dan Memberikan Hasil Terbaik

b. Jujur, Tulus, dan Ikhlas

c. Disiplin, Konsisten, dan Bertanggungjawab

d. Memberikan Layanan Terbaik Melalui Kemitraan yang Sinergis

e. Senantiasa Melakukan Penyempurnaan

f. Kreatif dan Inovatif

Setiap Nilai Budaya Kerja BNI memiliki Perilaku Utama yang merupakan

acuan bertindak bagi seluruh Insan BNI, enam Perilaku Utama Insan BNI adalah:

Tabel 3.1 Budaya Kerja dan Perilaku Utama Insan BNI

4 NILAI BUDAYA KERJA BNI

6 NILAI PERILAKU UTAMA INSAN BNI

Profesionalisme

(Professionalism)

Meningkatkan Kompetensi dan Memberikan

Hasil Terbaik

Integritas

(Integrity)

Jujur, Tulus, dan Ikhlas

Disiplin, Konsisten, dan Bertanggungjawab

Orientasi Pelanggan

(Customer Orientation )

Memberikan Layanan Terbaik Melalui

Kemitraan yang Sinergis

Perbaikan Tiada Henti

(Continuous Improvement)

Senantiasa Melakukan Penyempurnaan

Kreatif dan Inovatif

Sumber : http://www.bni.co.id/id-id/tentangkami/budayaperusahaan.aspx (2007 - 2012)

3.2. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas

1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Kantor Cabang Utama (KCU) Bogor adalah struktur organisasi fungsional.

Struktur organisasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU Bogor

terbagi atas beberapa bagian. Hal ini dapat dilihat pada bagan struktur

46

organisasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU Bogor yang

dilampirkan pada tugas akhir ini.

2. Uraian Tugas (Job Description)

PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU Bogor memiliki

pembagian tugas, wewenang, dan tanggungjawab sesuai bagiannya

masing-masing sebagai berikut :

a. Pimpinan Cabang

Bertugas dan bertanggungjawab dalam memimpin PT. Bank Negara

Indonesia (Persero) Tbk KCU Bogor.

b. Branch Quality Assurance (BQA)

Merupakan pengawas internal PT. Bank Negara Indonesia (Persero)

Tbk KCU Bogor.

c. Bidang Pembinaan Kantor Layanan (PBY), meliputi :

Administrasi Cabang (ASC), Kantor Layanan, dan Kantor Kas, Bidang

Pelayanan Nasabah (PBN) dan Bidang Penjualan Cabang (JUC).

1) Administrasi Cabang (ASC)

Memiliki tugas mengelola administrasi keuangan cabang, mengelola

administrasi DN dan Kliring, mengelola administrasi kredit (khusus

untuk booking office SKC, SKK, SKM, KPI, dan Multifinance KSN),

mengelola logistik, menyelenggarakan administrasi umum,

mengelola kepegawaian Cabang Utama dan Kantor Layanan, dan

mengkompilasi tindak lanjut hasil temuan Audit KCU-KLN.

2) Kantor Layanan dan Kantor Kas

Bertugas melayani informasi mengenai produk/jasa bank, melayani

semua jenis transaksi kas/tunai dan pemindahan, melayani

transaksi Produk jasa Luar Negeri dan penukaran valuta asing,

47

mengelola transaksi dana dan jasa, dan mengelola administrasi

surat dan dokumen yang masuk.

d. Bidang Pelayanan Nasabah (PBN), meliputi : Pelayanan Uang Tunai

(PUT) dan Pelayanan Nasabah (PNC).

1) Pelayanan Uang Tunai (PUT)

Bertugas melayani semua jenis transaksi kas/tunai dan pemindahan

serta melayani kegiatan external payment point.

2) Pelayanan Nasabah (PNC)

Bertugas mengelola transaksi produk dana (giro, tabungan

deposito, dll.), melayani penerbitan kartu, melayani transaksi

pencairan bunga deposito, melayani informasi transaksi produk

dana, jasa dan kredit, melayani transaksi kiriman uang, melayani

nasabah custodian, melayani transaksi Luar Negeri, mengelola

sistem penerimaan/antrian nasabah, dan mengelola pelaksanaan

layanan untuk kenyamanan nasabah.

e. Bidang Penjualan Cabang (JUC)

Hanya terdiri dari satu unit yaitu marketing (Penjualan) yang bertugas

menjual produk dan jasa BNI, melakukan ekstensif dan intensif,

melakukan penelitian potensi ekonomi dan menyusun peta bisnis

regional.

3.3. Sumber Daya Manusia

Sumber daya manusia adalah tenaga kerja, buruh, atau pegawai yang

mendukung organisasi atau perusahaan untuk melaksanakan seluruh kegiatan

operasionalnya. PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk saat ini

mempekerjakan pegawai sebanyak 193 orang untuk wilayah Bogor dengan

tingkat pendidikan minimal D3 dan untuk posisi organik serta supir minimal SMA.

48

3.4. Sarana dan Prasarana

PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Utama Bogor

berlokasi di Jl. Ir. H. Juanda No. 52, Bogor. Kantor bank dibangun pada tanggal

07 Mei 1965 dan berdiri diatas tanah seluas 2.610 m2. Saat ini kondisi bangunan

gedung kantor dalam keadaan baik. PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk

Kantor Cabang Utama Bogor memiliki sarana dan prasarana sebagai berikut :

1. Dua mobil dinas

2. Dua motor dinas

3. Dua filing cabinet tahan api

4. Satu mesin tik

5. Tiga filing cabinet biasa

6. Satu meja PBN

7. Satu meja PBY

8. Satu meja Penyelia CSO

9. Satu meja Penyelia teller

10. Sembilan meja CSO dan Meja FA

11. Satu kursi kerja PBN

12. Satu kursi PBY

13. Satu kursi Penyelia CSO

14. Sembilan kursi CSO dan FA

15. Sebelas kursi teller

16. Satu kursi penyelia teller

17. Dua kursi hadap PBN

18. Dua kursi hadap Pemimpin Unit

19. Dua kursi hadap penyelia teller

20. Delapan belas kursi hadap CSO dan FA

21. Satu kursi Gicoter

49

22. Sepuluh bench

23. Satu stalenkas

24. Enam puluh empat PC Desktop

25. Dua puluh sembilan printer

26. Satu modem robotic

27. Satu modem SID

28. Tiga puluh mesin passbook

29. Sepuluh mesin hitung uang

30. Satu kulkas

31. Tiga Air Conditioner

32. Dua televisi

33. Satu mesin penghancur kertas

34. Satu mesin scanner

35. Satu alat deteksi dollar

36. Dua PC rakitan

37. Satu Air Conditioner Payment Point

38. Satu mesin antrian

39. Satu mesin absensi pegawai

40. Satu printer printonix

41. Satu mesin fax

42. Satu set sound system

43. Satu laptop

44. Satu LCD proyektor

45. Satu CCTV

46. Satu kamera

47. Satu proyektor

48. Satu server SVS

50

49. Satu PC server 1 Icon

50. Satu PC server 2 Icon

51. Satu AC Ruang Rapat

52. Satu LCD TV

53. Lima mesin tell struk

54. Satu mesin PABX

55. Satu mesin encoder

56. Satu forex board

57. Enam belas Unit Power Supply (UPS)

58. Sembilan netbook

59. Satu genset

60. Satu meja BAS, tiga kursi, dan satu PC desktop

61. Satu mesin fotokopi

3.5. Uraian Singkat Kegiatan Magang

Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Bank Negara

Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Utama Bogor dimulai tanggal 21 April-

20 Mei 2014 dengan jadwal kerja dari hari Senin - Jum‟at dari pukul 08.00 s.d

17.00 WIB. Pada saat PKL penulis ditempatkan dibagian umum dan diberikan

tugas - tugas untuk mengerjakan hal-hal sebagai berikut :

1. Melakukan entry data masa sewa gedung untuk ATM BNI

2. Memberi stempel pada warkat-warkat yang dikliringkan

3. Melakukan validasi kliring pagi dan kliring siang

4. Melakukan entry data nominal warkat kliring (cek dan bilyet giro)

5. Mengetik Perjanjian Kerja Sama (PKS) untuk pemeliharaan ruangan ATM BNI

6. Melakukan split, yakni pemisahan lembar 2 dan lembar 4 Surat Setoran Pajak

7. Menghitung amortisasi biaya sewa gedung untuk ATM BNI bulan April 2014

51

8. Menghitung akumulasi biaya perbaikan/pemeliharaan gedung kantor BNI

9. Mengetik lampiran Perjanjian Kerja Sama (PKS)

10.Fotokopi berkas inkaso masuk

11.Melakukan studi lapangan ke Lembaga Kliring Lokal Bogor

12.Menyortir surat pemberitahuan saldo rekening koran nasabah

13.Filing berkas

14.Mengetik Perjanjian Sewa Menyewa Gedung untuk Kantor Layanan BNI

Bagi penulis kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Bank Negara

Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Utama Bogor ini sangat bermanfaat.

Tugas-tugas yang diberikan selama penulis melaksanakan Praktek Kerja

Lapangan (PKL) ini membuat penulis mendapatkan banyak pelajaran dan

pengetahuan baru yang belum pernah penulis dapatkan selama belajar di

bangku kuliah. Penulis menjadi lebih tahu unit-unit apa saja yang ada di bagian

Back Office dan mengerti bagaimana aktivitas kerja serta prosedur administrasi

di BNI Kantor Cabang Utama Bogor. Disamping itu yang paling bermanfaat bagi

penulis adalah kegiatan studi lapangan ke Lembaga Kliring Lokal Bogor, dengan

adanya studi lapangan ini penulis dapat mengetahui seperti apa suasana di

Lembaga Kliring yang sebenarnya dan kegiatan apa saja yang dilakukan para

petugas kliring selama berada di Lembaga Kliring tersebut.

3.6. Perbandingan Teori dan Praktek

1. Sistem Kliring

Dalam aktivitas penyelenggaraan kliring BNI KCU Bogor

menggunakan Sistem Integrasi Kliring (SIK), yakni sistem yang berfungsi

untuk menarik data dari Kantor Layanan dan Kantor Kas BNI yang ada di

Bogor. Dengan adanya sistem ini maka seluruh frontliner (teller) dapat

menginput warkat yang akan dikliringkan dan data hasil penginputan akan

52

otomatis terdownload ke sistem SIK yang ada di komputer TPK di Kantor

Cabang Utama BNI.

Sedangkan sistem kliring di wilayah kliring lokal Bogor adalah

sistem kliring semi otomasi, yakni kliring lokal yang perhitungan dan

pembuatan bilyet saldo kliring dilakukan secara otomasi melalui alat bantu

komputer, namun pemilahan warkat tetap dilakukan secara manual oleh

bank peserta kliring.

2. Penyelenggaraan Kliring

Kliring di wilayah Bogor diselenggarakan oleh Bank Mandiri Kantor

Cabang Kapten Muslihat selaku Penyelenggara Kliring Lokal (PKL)

wilayah Bogor.

3. Wilayah Kliring

Wilayah kliring lokal Bogor merupakan Wilayah Kliring Offline

Manual yaitu wilayah kliring dimana penyampaian Data Keuangan

Elektronik (DKE) Debet dari Terminal Peserta Kliring (TPK) ke Komputer

Penyelenggara Kliring (KPK) dilakukan secara offline dan pemilihan

warkat debet dilakukan secara manual (tukar menukar sesama peserta

kliring).

4. Pertemuan Kliring

Kliring dibagi menjadi dua bagian yaitu kliring penyerahan dan

penerimaan serta kliring pengembalian. Pertemuan kliring penyerahan

dan penerimaan dilakukan pada pagi hari sedangkan pertemuan kliring

pengembalian dilakukan pada siang hari

53

5. Transaksi Kliring

Kliring yang diselenggarakan BNI adalah kliring debet, yaitu

transaksi transfer debet yang berasal dari warkat kliring.

6. Warkat Kliring

Warkat kliring yang digunakan dalam transaksi transfer debet

pada BNI adalah cek dan bilyet giro.

7. Wakil Peserta Kliring

Adapun wakil peserta kliring BNI terdiri dari :

a. Golongan A terdiri atas 2 orang Staf Kliring

b. Golongan B terdiri atas 3 orang, yaitu : Penyelia Administrasi

Cabang II, Supervisor Back Office, dan Wakil Kepala Cabang BNI.

8. Penyertaan Kliring

Untuk penyertaan kliring BNI terlibat dalam penyertaan tidak

langsung, hal ini dikarenakan dalam wilayah kliring lokal Bogor tidak

terdapat kantor Bank Indonesia.

9. Waktu Kliring

Kliring yang diselenggarakan di setiap wilayah dan kantor bank

memiliki waktu yang berbeda-beda disesuaikan dengan kebijakan

masing-masing, baik untuk Kantor Cabang Utama, Kantor Cabang

Pembantu, Kantor Layanan, dan Kantor Kas. Demikian pula dengan

waktu kliring yang ada di BNI. Kantor Layanan dan Kantor Kas BNI yang

lokasinya berada jauh dari Kantor Cabang Utama memiliki waktu kliring

yang lebih singkat. Hal ini dikarenakan warkat-warkat yang dikliringkan

harus dikumpulkan (pooling) ke Kantor Cabang Utama untuk kemudian

diserahkan pada pertemuan kliring di lembaga kliring.

54

Waktu penginputan warkat kliring di BNI KCU Bogor dapat dilihat dalam

tabel seperti dibawah ini :

Tabel 3.2 Waktu Penginputan Warkat Kliring

Sesi Hari Waktu Penginputan

1 Senin - Kamis Pukul 08.00 - 10.00 WIB

Jum‟at Pukul 07.30 - 09.00 WIB

2 Senin - Jum‟at Pukul 14.00 - 16.00 WIB

Adapun batas waktu penyerahan warkat kliring dan Data Keuangan

Elektronik (DKE) ke Lembaga Kliring dengan waktu keterlambatan (delay)

maksimal 10 menit untuk setiap sesi adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3 Batas Waktu Penyerahan Warkat Kliring dan DKE

Sesi Hari Batas Waktu

1 Senin - Kamis Pukul 11.00 WIB

Jum‟at Pukul 10.00 WIB

2 Senin - Jum‟at Pukul 14.00 WIB

Berdasarkan uraian diatas dapat diterangkan bahwa Bank Mandiri Kantor

Cabang Kapten Muslihat adalah penyelenggara kliring di wilayah kliring lokal

Bogor. Sistem kliring yang digunakan adalah sistem kliring semi otomasi dan

wilayah kliring lokal Bogor merupakan Wilayah Kliring Offline Manual. Pertemuan

kliring di wilayah kliring lokal Bogor dibagi menjadi dua bagian yaitu kliring

penyerahan dan penerimaan dilakukan pada pagi hari dan kliring pengembalian

dilakukan pada siang hari sesuai dengan jam yang telah ditetapkan oleh

penyelenggara. Disamping itu, sebagai peserta kliring BNI KCU Bogor

menyediakan jasa kliring debet, yaitu transaksi transfer debet yang berasal dari

warkat cek dan bilyet giro. Wakil peserta kliring BNI KCU Bogor terdiri atas total 5

orang dan dalam penyertaan kliring BNI KCU Bogor terlibat dalam penyertaan

tidak langsung.

55

3.6.1. Tata Cara Penyelenggaraan Kliring di BNI KCU Bogor

Penerimaan Warkat

dari Nasabah

Verifikasi dan Penginputan

Warkat oleh Teller

Lembaga Kliring

Penyerahan DKE

Penyerahan / Penerimaan

Warkat Kliring

Pengecekan Warkat

Pencocokan Total Penerimaan

Warkat ke Operator Kliring

Apakah Jumlah

Penerimaan

Sama?

Membawa Warkat

Kembali ke kantor BNI

Pemrosesan

di Bagian Kliring dan Batching

Ada Bank yang tidak

menyerahkan warkat

Tidak

Ya

56

Penginputan ke

Sistem BNI

Apakah

Warkat Valid?

Warkat Dipisahkan

Diinput Kembali

ke sistem pada TPK

Kembali ke

Kantor BNI

Dibuat Daftar Tolakan

Keluar dan SKP

Lembaga Kliring

Warkat Dicairkan Via Kliring

Menunggu Hasil

Kliring Penyerahan dan

Kliring Pengembalian

Menunggu Apakah ada

Tolakan dari Bank Lain

Pengembalian Warkat

yang ditolak dan

Penyerahan Softcopy DKE

Ya

Tidak

57

Tidak

Gambar 3.1 Bagan Alur Mekanisme Kliring di BNI KCU Bogor

1. Mekanisme Penginputan DKE Kliring Penyerahan

Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam proses penginputan

DKE kliring penyerahan pada BNI KCU Bogor adalah sebagai berikut :

a. Penerimaan warkat dari nasabah melalui teller, kemudian

b. Teller melakukan verifikasi dan mengecek kelengkapan formal cek/

bilyet giro dari bank lain meliputi :

1) Tanggal perintah pembayaran warkat

Penginputan

Kembali ke Sistem

Apakah

Terdapat

Selisih?

Penentuan Hasil

Kliring Keseluruhan

di Hari yang Bersangkutan

Selesai

Pelimpahan ke Pusat

Terjadi Kesalahan Input /

Kesalahan Teknis Lainnya

Pembandingan Data pada

Sistem Penampungan

Ya

58

2) Nama dan nomor rekening nasabah BNI

3) Nama bank penerima

c. Teller kemudian menginput warkat ke dalam sistem perbankan BNI,

yaitu BNI Integrated and Centralized Online System (BNI ICOnS).

Penginputan meliputi :

1) No rekening tujuan BNI

2) Nominal warkat

3) Tanggal efektif warkat

4) Biaya yang dikenakan

5) Nomor warkat cek / bilyet giro

6) Kode kliring

7) Nomor rekening warkat cek / bilyet giro bank lain, dan

8) Kode warkat cek / bilyet giro bank lain tersebut

d. Warkat yang sudah diinput oleh teller kemudian diserahkan

kebagian kliring untuk dibubuhi stempel kliring dan diproses lebih

lanjut.

e. Data yang sudah diinput teller kedalam sistem perbankan BNI akan

ditarik (didownload) dan di convert agar bisa dibaca oleh Sistem

Integrasi Kliring (SIK) pada komputer Terminal Peserta Kliring (TPK)

yang ada di BNI KCU Bogor.

f. Setelah semua data terkumpul pada sistem penampung, petugas

kliring akan melakukan pencocokan data berapa jumlah tagihannya

ke bank lain.

g. Melakukan Batching, yaitu pengelompokkan data sesuai masing-

masing bank dan kemudian di cetak membentuk Rincian Warkat

Debet (RWD) lalu disatukan dengan warkat yang berasal dari bank-

59

bank lain yang dikliringkan di BNI. Setelah itu lalu petugas kliring

memindahkan sotfcopy DKE kliring ke dalam flashdisk.

h. Warkat-warkat beserta Rincian Warkat Debet (RWD) dan softcopy

DKE dalam flashdisk tersebut nantinya akan dibawa ke kantor

Lembaga Kliring.

2. Mekanisme Kliring Penyerahan dan Penerimaan

Kliring penyerahan adalah warkat kliring bank lain yang akan

dikliringkan yang kemudian diserahkan ke lembaga kliring. Sedangkan

kliring penerimaan adalah warkat kliring BNI yang diserahkan oleh

peserta kliring bank lain untuk diproses atau dicairkan via kliring.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada saat kliring penyerahan

dan penerimaan adalah sebagai berikut :

a. Dari kantor BNI KCU Bogor petugas kliring membawa warkat dari bank

lain beserta Rincian Warkat Debet (RWD) dan softcopy Data

Keuangan Elektronik (DKE) ke kantor Lembaga Kliring. Softcopy DKE

kemudian diserahkan kepada operator penyelenggara kliring untuk

dibaca pada Komputer Penyelenggara Kliring (KPK).

b. Warkat-warkat yang dibawa petugas kliring kemudian diserahkan ke

wakil dari masing-masing bank peserta kliring dan petugas kliring BNI

pun menerima warkat BNI yang diserahkan oleh bank lain.

c. Setelah menerima warkat BNI petugas kliring kemudian mengecek

kelengkapan warkat yang diserahkan. Pengecekan kelengkapan

warkat ini meliputi :

1) Pencocokan antara warkat fisik dengan DKE penyerahan meliputi

nomor warkat, nominal, dan jumlah warkat yang diberikan.

2) Tanggal kliring

60

3) Stempel kliring

4) Nomor Rekening tujuan

5) Nama penerima

6) Nama bank penarik

7) Tandatangan penarik warkat

8) Pemilahan antara warkat intercity dan warkat kliring lokal

9) Penyortiran warkat berdasarkan nomor rekening (biasanya nomor

rekening nasabah yang sudah sering melakukan transaksi kliring)

dengan tujuan untuk memudahkan dalam proses pembukuan/

pencairan warkat via kliring.

d. Setelah melakukan pengecekan kelengkapan warkat petugas kliring

lalu menyamakan total penerimaan warkat ke operator penyelenggara

kliring. Jika jumlah warkatnya sama dengan data yang ada di

Komputer Penyelenggara Kliring (KPK) maka dianggap sesuai.

Sebaliknya jika tidak sama berarti terdapat selisih, dan hal ini

kemungkinan terjadi karena ada peserta kliring yang tidak

menyerahkan warkat atau ada kesalahan penghitungan dari staf

kliring.

e. Petugas kliring kemudian membawa warkat yang diterimanya pada

kliring pagi kembali ke kantor BNI untuk diproses lebih lanjut yakni

penginputan pada sistem perbankan BNI dan pencairan warkat cek/

bilyet giro via kliring.

f. Warkat cek / bilyet giro yang akan ditolak baik yang karena kurang

saldo, kurang syarat formal, tandatangan berbeda, dll. akan

dipisahkan.

g. Warkat yang sudah dipisahkan karena ditolak akan diinput kembali ke

komputer TPK untuk nantinya dibawa kembali ke Lembaga Kliring

61

pada pertemuan kliring retur disertai dengan Surat Keterangan

Penolakan (SKP).

3. Mekanisme Kliring Pengembalian / Retur

Kliring retur adalah pengembalian warkat yang ditolak karena tidak

memenuhi syarat-syarat dalam pencairan warkat kepada peserta kliring

yang telah mengkliringkannya. Adapun langkah-langkah yang dilakukan

pada saat kliring retur adalah sebagai berikut :

a. Petugas kliring membawa warkat BNI yang ditolak karena alasan

tertentu beserta softcopy DKE ke Lembaga Kliring.

Kemudian softcopy DKE diserahkan kembali ke Operator

Penyelenggara Kliring dan warkat-warkat yang ditolak akan

dikembalikan ke wakil peserta kliring dari bank lain yang menyerahkan

warkat BNI.

b. Selanjutnya petugas kliring akan menunggu apakah ada tolakan dari

bank lain dan menunggu hasil kliring penyerahan dan kliring

pengembalian pada hari yang bersangkutan.

c. Hasil tersebut kemudian diinput kedalam sistem perbankan BNI dan

dilimpahkan ke pusat. Hasil akhirnya akan dibandingkan dengan data

pada sistem penampungan, apakah terdapat selisih atau tidak.

Jika terdapat selisih kemungkinan telah terjadi kesalahan input baik

dari pihak BNI maupun dari pihak bank lain atau karena kesalahan

teknis lainnya. Jika kesalahan berasal dari pihak BNI maka petugas

kliring akan melakukan reversal, namun jika kesalahan berasal dari

pihak bank lain maka petugas kliring akan menghubungi bank tersebut

dan menanyakan apakah penyelesaiannya akan dilakukan dengan

RTGS atau nota debet.

62

4. Hasil Kliring

Hasil kliring adalah selisih antara jumlah rupiah dari kliring

penyerahan dengan kliring penerimaan. Dan selisih antara hasil kliring

penolakan atau pengembalian. Apabila hasil penerimaan Kredit berarti

kliring menang dan sebaliknya jika hasil penerimaan Debet berarti kliring

kalah.

3.6.2. Problematika - problematika yang muncul dalam Penyelenggaraan

Kliring di BNI KCU Bogor

Adapun problematika-problematika yang muncul dalam penyelenggaraan

kliring di BNI KCU Bogor adalah sebagai berikut :

1. Ketidaksesuaian dalam penginputan nominal warkat,

Permasalahan ini timbul akibat teller yang kurang teliti dalam

membaca nominal yang tertera dalam warkat cek / bilyet giro

sehingga nominal yang diinput kedalam sistem perbankan BNI tidak

sesuai dengan nominal yang tertera pada warkat fisik cek / bilyet giro.

2. Pencairan warkat kliring ditolak oleh sistem karena dananya

tidak mencukupi,

Permasalahan ini timbul akibat nasabah yang bersangkutan terlambat

melakukan setoran dana ke rekening gironya sehingga pada saat

proses pencairan warkat via kliring sistem tidak menerima proses

tersebut karena dana pada rekening giro nasabah yang bersangkutan

tidak mencukupi.

3. Salah kamar, adalah istilah untuk kesalahan yang dilakukan teller

dalam menginput kode bank pada warkat cek / bilyet giro yang akan

dikliringkan.

63

4. Kesalahan dalam pembebanan biaya kliring,

Permasalahan ini timbul akibat teller salah dalam membaca barcode

pada warkat cek / bilyet giro. Barcode yang dimaksud adalah barcode

untuk intercity kliring dan barcode untuk kliring lokal sehingga

berakibat pada kesalahan dalam membebankan biaya atas transaksi

kliring kedalam sistem perbankan BNI.

5. Adanya warkat yang tertinggal,

Warkat cek / bilyet giro yang akan dikliringkan tertinggal atau terselip

dan tidak sempat diserahkan ke bagian kliring untuk diproses.

6. Ketidaksesuaian dalam mengkliringkan warkat di wilayah kliring

Bogor, permasalahan ini timbul dikarenakan ada beberapa bank yang

tidak terdaftar untuk menjadi anggota kliring lokal Bogor.

3.6.3. Upaya yang Dilakukan BNI untuk Mengatasi Problematika-

problematika yang Muncul dalam Penyelenggaraan Kliring

Adapun upaya yang dilakukan BNI untuk mengatasi problematika-

problematika yang muncul dalam penyelenggaraan kliring adalah sebagai

berikut :

1. Ketidaksesuaian dalam penginputan nominal warkat dan biaya atas

transaksi kliring kedalam sistem perbankan BNI diatasi dengan cara

melakukan reversal. Reversal adalah pembatalan / pembalikan atas

jurnal yang telah dientry.

2. Untuk pencairan warkat kliring yang ditolak oleh sistem karena

dananya tidak mencukupi akibat nasabah terlambat melakukan

penyetoran dana, apabila nasabah tersebut termasuk nasabah di

wilayah Bogor dan/atau nasabah-nasabah tertentu (yang jumlah

transaksinya diatas Rp 100 juta) maka petugas kliring akan

64

melakukan konfirmasi dan memberikan kesempatan kepada nasabah

tersebut untuk melakukan penyetoran dana terlebih dahulu dan

apabila sampai batas waktu yang telah ditentukan nasabah tidak juga

melakukan penyetoran dana maka warkat akan ditolak.

3. Untuk permasalahan salah kamar jika masih ada waktu yang tersisa

warkat tersebut akan diperbaiki dengan cara menginput warkat

kedalam sistem perbankan BNI sesuai dengan yang seharusnya dan

proses kliring akan dilanjutkan. Namun jika sudah tidak ada waktu

yang tersisa maka warkat yang telah terinput kedalam sistem akan

dibatalkan dan warkat tersebut akan bisa diproses serta dicairkan

keesokan harinya.

4. Untuk permasalahan warkat yang tertinggal atau terselip dan tidak

sempat diserahkan ke bagian kliring maka warkat tersebut harus

dicari, kemudian diteliti apa penyebabnya hingga warkat sampai

tertinggal, dan jika sudah ditemukan diupayakan agar tidak sampai

terjadi lagi hal yang serupa. Selanjutnya jika masih ada waktu yang

tersisa warkat akan diproses dan diselesaikan pada hari yang sama

tetapi jika sudah tidak ada waktu yang tersisa maka warkat akan

diproses dan diselesaikan hari berikutnya.

5. Ketidaksesuaian dalam mengkliringkan warkat di wilayah Bogor dapat

diselesaikan dengan cara warkat yang berasal dari bank tersebut jika

sudah terinput maka harus dilakukan reversal. Selanjutnya warkat

dibawa ke Kantor Cabang Utama BNI untuk kemudian di inkasokan ke

Jakarta.