Tinjauan Mekanisme Kliring - BAB III
-
Upload
stiekesatuan -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of Tinjauan Mekanisme Kliring - BAB III
40
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Sejarah Singkat PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Pada tanggal 5 Juli 1946 Bank Negara Indonesia (BNI) didirikan oleh
Pemerintah Republik Indonesia dan berfungsi sebagai bank sentral untuk
Republik Indonesia yang baru merdeka. Sebagai Bank Pertama yang secara
resmi dimiliki Negara RI, BNI merupakan pelopor terciptanya berbagai produk
dan layanan jasa perbankan. BNI terus memperluas perannya, tidak hanya
terbatas sebagai bank pembangunan, tetapi juga ikut melayani kebutuhan
transaksi perbankan masyarakat umum dengan berbagi segmentasinya, mulai
dari Bank Terapung, Bank Sarinah (bank khusus perempuan) sampai dengan
Bank Bocah khusus untuk anak-anak.
Seiring dengan pertambahan usianya yang memasuki 68 tahun, BNI tetap
kokoh berdiri dan siap bersaing di industri perbankan yang semakin kompetitif.
Dengan semangat “Tak Henti Berkarya” BNI akan terus berinovasi dan berkreasi,
tidak hanya terbatas pada penciptaan produk dan layanan perbankan, bahkan
lebih dari itu BNI juga bertekad untuk menciptakan “value” pada setiap karyanya.
Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara
Indonesia, merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah
Indonesia.
Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi
pertama yang dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Oeang
Republik Indonesia, pada malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya
beberapa bulan sejak pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati
41
sebagai Hari Keuangan Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada
tanggal 5 Juli ditetapkan sebagai Hari Bank Nasional.
Menyusul penunjukan De Javsche Bank yang merupakan warisan dari
Pemerintah Belanda sebagai Bank Sentral pada tahun 1949, Pemerintah
membatasi peranan Bank Negara Indonesia sebagai bank sirkulasi atau bank
sentral. Bank Negara Indonesia lalu ditetapkan sebagai bank pembangunan, dan
kemudian diberikan hak untuk bertindak sebagai bank devisa, dengan akses
langsung untuk transaksi luar negeri.
Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank
Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Perubahan
ini melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi sektor usaha nasional.
Sejalan dengan keputusan penggunaan tahun pendirian sebagai bagian
dari identitas perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan
mulai akhir tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih
dikenal sebagai „BNI 46‟. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat
- „Bank BNI‟ - ditetapkan bersamaan dengan perubahan identitas perusahaan
tahun 1988.
Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT. Bank
Negara Indonesia (Persero), sementara pada tahun 1996 keputusan untuk
menjadi perusahaan publik diwujudkan melalui Penawaran Umum Saham
Perdana untuk 25% sahamnya dan menjadi bank BUMN (Badan Usaha Milik
Negara) pertama yang mencatatkan saham di Bursa Efek Jakarta (sekarang
Bursa Efek Indonesia).
Kemampuan BNI untuk beradaptasi terhadap perubahan dan kemajuan
lingkungan, sosial-budaya serta teknologi dicerminkan melalui penyempurnaan
identitas perusahaan yang berkelanjutan dari masa ke masa. Hal ini juga
42
menegaskan dedikasi dan komitmen BNI terhadap perbaikan kualitas kinerja
secara terus-menerus.
Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai
digunakan untuk menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah
keberhasilan mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan „Bank BNI‟
dipersingkat menjadi „BNI‟, sedangkan tahun pendirian - „46‟ - digunakan dalam
logo perusahaan untuk meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional
pertama yang lahir pada era Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pada akhir tahun 2012, Pemerintah Republik Indonesia memegang 60%
saham BNI, sementara sisanya 40% dimiliki oleh pemegang saham publik baik
individu maupun institusi, domestik, dan asing.
Saat ini, BNI adalah bank terbesar ke-4 di Indonesia berdasarkan total
aset, total kredit maupun total dana pihak ketiga. BNI menawarkan layanan jasa
keuangan terpadu kepada nasabah, didukung oleh perusahaan anak : Bank BNI
Syariah, BNI Multi Finance, BNI Securities, dan BNI Life Insurance.
Pada akhir tahun 2013, BNI mempunyai total asset senilai Rp 387 triliun
dan didukung oleh 26.100 pegawai yang tersebar di 15 wilayah di Indonesia dan
6 kota di luar negeri. Untuk melayani nasabahnya, BNI mengoperasikan jaringan
layanan yang luas mencakup 1.687 outlet domestik dan 6 cabang luar negeri di
New York, London, Hong Kong, Singapura, Tokyo, dan Osaka, 11.157 unit ATM
milik sendiri di dalam negeri dan enam ATM di luar negeri, empat ATM di
Hongkong, dan dua ATM di Singapura, 42.000 EDC serta fasilitas Internet
banking dan SMS banking. BNI selalu berusaha untuk menjadi bank pilihan yang
menyediakan layanan prima dan solusi bernilai tambah kepada seluruh nasabah.
Berangkat dari semangat perjuangan yang berakar pada sejarahnya, BNI
bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik bagi negeri, serta
senantiasa menjadi kebanggaan negara.
43
Visi dan Misi BNI
1. Visi BNI
Menjadi bank yang unggul, terkemuka dan terdepan dalam layanan
dan kinerja.
2. Misi BNI
a. Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah
kepada seluruh nasabah, dan selaku mitra pilihan utama (the bank
choice).
b. Meningkatkan nilai investasi yang unggul bagi investor.
c. Menciptakan kondisi terbaik bagi karyawan sebagai tempat
kebanggaan untuk berkarya dan berprestasi.
d. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap
lingkungan dan sosial.
e. Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan
yang baik.
3. Values
Kenyamanan dan Kepuasan
4. Filosofi Logo Baru
Identitas Baru BNI - Dasar Pembuatan Desain Identitas baru BNI
merupakan hasil desain ulang untuk menciptakan suatu identitas yang
tampak lebih segar, lebih modern, dinamis, serta menggambarkan
posisi dan arah organisasi yang baru. Identitas tersebut merupakan
ekspresi brand baru yang tersusun dari simbol “46” dan kata “BNI”
yang selanjutnya dikombinasikan dalam suatu bentuk logo baru BNI.
5. Huruf BNI
Huruf “BNI” dibuat dalam warna turquoise baru, untuk mencerminkan
kekuatan, otoritas, kekokohan, keunikan, dan citra yang lebih modern.
44
Huruf tersebut dibuat secara khusus untuk menghasilkan struktur yang
orisinal dan unik.
6. Simbol “46”
Angka 46 merupakan simbolisasi tanggal kelahiran BNI, sekaligus
mencerminkan warisan sebagai sebagai bank pertama di Indonesia.
Dalam logo ini, angka “46” diletakkan secara diagonal menembus
kotak berwarna jingga untuk menggambarkan BNI baru yang modern.
7. Palet Warna
Palet warna korporat telah didesain ulang, namun tetap
mempertahankan warna korporat yang lama, yakni turquoise dan
jingga. Warna turquoise yang digunakan pada logo baru ini lebih gelap,
kuat mencerminkan citra yang lebih stabil dan kokoh. Warna jingga
yang baru lebih cerah dan kuat, mencerminkan citra lebih percaya diri
dan segar.
8. Logo “46” dan “BNI”
Mencerminkan tampilan yang modern dan dinamis. Sedangkan
penggunaan warna korporat baru memperkuat identitas tersebut. Hal
ini akan membantu BNI melakukan diferensiasi di pasar perbankan
melalui identitas yang unik, segar, dan modern.
Budaya Perusahaan
Budaya Kerja BNI ”PRINSIP 46” merupakan Tuntunan Perilaku Insan
BNI, terdiri dari :
1. Empat Nilai Budaya Kerja
a. Profesionalisme
b. Integritas
45
c. Orientasi Pelanggan
d. Perbaikan Tiada Henti
2. Nilai Perilaku Utama Insan BNI
a. Meningkatkan Kompetensi dan Memberikan Hasil Terbaik
b. Jujur, Tulus, dan Ikhlas
c. Disiplin, Konsisten, dan Bertanggungjawab
d. Memberikan Layanan Terbaik Melalui Kemitraan yang Sinergis
e. Senantiasa Melakukan Penyempurnaan
f. Kreatif dan Inovatif
Setiap Nilai Budaya Kerja BNI memiliki Perilaku Utama yang merupakan
acuan bertindak bagi seluruh Insan BNI, enam Perilaku Utama Insan BNI adalah:
Tabel 3.1 Budaya Kerja dan Perilaku Utama Insan BNI
4 NILAI BUDAYA KERJA BNI
6 NILAI PERILAKU UTAMA INSAN BNI
Profesionalisme
(Professionalism)
Meningkatkan Kompetensi dan Memberikan
Hasil Terbaik
Integritas
(Integrity)
Jujur, Tulus, dan Ikhlas
Disiplin, Konsisten, dan Bertanggungjawab
Orientasi Pelanggan
(Customer Orientation )
Memberikan Layanan Terbaik Melalui
Kemitraan yang Sinergis
Perbaikan Tiada Henti
(Continuous Improvement)
Senantiasa Melakukan Penyempurnaan
Kreatif dan Inovatif
Sumber : http://www.bni.co.id/id-id/tentangkami/budayaperusahaan.aspx (2007 - 2012)
3.2. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas
1. Struktur Organisasi
Struktur organisasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Kantor Cabang Utama (KCU) Bogor adalah struktur organisasi fungsional.
Struktur organisasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU Bogor
terbagi atas beberapa bagian. Hal ini dapat dilihat pada bagan struktur
46
organisasi PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU Bogor yang
dilampirkan pada tugas akhir ini.
2. Uraian Tugas (Job Description)
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk KCU Bogor memiliki
pembagian tugas, wewenang, dan tanggungjawab sesuai bagiannya
masing-masing sebagai berikut :
a. Pimpinan Cabang
Bertugas dan bertanggungjawab dalam memimpin PT. Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk KCU Bogor.
b. Branch Quality Assurance (BQA)
Merupakan pengawas internal PT. Bank Negara Indonesia (Persero)
Tbk KCU Bogor.
c. Bidang Pembinaan Kantor Layanan (PBY), meliputi :
Administrasi Cabang (ASC), Kantor Layanan, dan Kantor Kas, Bidang
Pelayanan Nasabah (PBN) dan Bidang Penjualan Cabang (JUC).
1) Administrasi Cabang (ASC)
Memiliki tugas mengelola administrasi keuangan cabang, mengelola
administrasi DN dan Kliring, mengelola administrasi kredit (khusus
untuk booking office SKC, SKK, SKM, KPI, dan Multifinance KSN),
mengelola logistik, menyelenggarakan administrasi umum,
mengelola kepegawaian Cabang Utama dan Kantor Layanan, dan
mengkompilasi tindak lanjut hasil temuan Audit KCU-KLN.
2) Kantor Layanan dan Kantor Kas
Bertugas melayani informasi mengenai produk/jasa bank, melayani
semua jenis transaksi kas/tunai dan pemindahan, melayani
transaksi Produk jasa Luar Negeri dan penukaran valuta asing,
47
mengelola transaksi dana dan jasa, dan mengelola administrasi
surat dan dokumen yang masuk.
d. Bidang Pelayanan Nasabah (PBN), meliputi : Pelayanan Uang Tunai
(PUT) dan Pelayanan Nasabah (PNC).
1) Pelayanan Uang Tunai (PUT)
Bertugas melayani semua jenis transaksi kas/tunai dan pemindahan
serta melayani kegiatan external payment point.
2) Pelayanan Nasabah (PNC)
Bertugas mengelola transaksi produk dana (giro, tabungan
deposito, dll.), melayani penerbitan kartu, melayani transaksi
pencairan bunga deposito, melayani informasi transaksi produk
dana, jasa dan kredit, melayani transaksi kiriman uang, melayani
nasabah custodian, melayani transaksi Luar Negeri, mengelola
sistem penerimaan/antrian nasabah, dan mengelola pelaksanaan
layanan untuk kenyamanan nasabah.
e. Bidang Penjualan Cabang (JUC)
Hanya terdiri dari satu unit yaitu marketing (Penjualan) yang bertugas
menjual produk dan jasa BNI, melakukan ekstensif dan intensif,
melakukan penelitian potensi ekonomi dan menyusun peta bisnis
regional.
3.3. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia adalah tenaga kerja, buruh, atau pegawai yang
mendukung organisasi atau perusahaan untuk melaksanakan seluruh kegiatan
operasionalnya. PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk saat ini
mempekerjakan pegawai sebanyak 193 orang untuk wilayah Bogor dengan
tingkat pendidikan minimal D3 dan untuk posisi organik serta supir minimal SMA.
48
3.4. Sarana dan Prasarana
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Utama Bogor
berlokasi di Jl. Ir. H. Juanda No. 52, Bogor. Kantor bank dibangun pada tanggal
07 Mei 1965 dan berdiri diatas tanah seluas 2.610 m2. Saat ini kondisi bangunan
gedung kantor dalam keadaan baik. PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Kantor Cabang Utama Bogor memiliki sarana dan prasarana sebagai berikut :
1. Dua mobil dinas
2. Dua motor dinas
3. Dua filing cabinet tahan api
4. Satu mesin tik
5. Tiga filing cabinet biasa
6. Satu meja PBN
7. Satu meja PBY
8. Satu meja Penyelia CSO
9. Satu meja Penyelia teller
10. Sembilan meja CSO dan Meja FA
11. Satu kursi kerja PBN
12. Satu kursi PBY
13. Satu kursi Penyelia CSO
14. Sembilan kursi CSO dan FA
15. Sebelas kursi teller
16. Satu kursi penyelia teller
17. Dua kursi hadap PBN
18. Dua kursi hadap Pemimpin Unit
19. Dua kursi hadap penyelia teller
20. Delapan belas kursi hadap CSO dan FA
21. Satu kursi Gicoter
49
22. Sepuluh bench
23. Satu stalenkas
24. Enam puluh empat PC Desktop
25. Dua puluh sembilan printer
26. Satu modem robotic
27. Satu modem SID
28. Tiga puluh mesin passbook
29. Sepuluh mesin hitung uang
30. Satu kulkas
31. Tiga Air Conditioner
32. Dua televisi
33. Satu mesin penghancur kertas
34. Satu mesin scanner
35. Satu alat deteksi dollar
36. Dua PC rakitan
37. Satu Air Conditioner Payment Point
38. Satu mesin antrian
39. Satu mesin absensi pegawai
40. Satu printer printonix
41. Satu mesin fax
42. Satu set sound system
43. Satu laptop
44. Satu LCD proyektor
45. Satu CCTV
46. Satu kamera
47. Satu proyektor
48. Satu server SVS
50
49. Satu PC server 1 Icon
50. Satu PC server 2 Icon
51. Satu AC Ruang Rapat
52. Satu LCD TV
53. Lima mesin tell struk
54. Satu mesin PABX
55. Satu mesin encoder
56. Satu forex board
57. Enam belas Unit Power Supply (UPS)
58. Sembilan netbook
59. Satu genset
60. Satu meja BAS, tiga kursi, dan satu PC desktop
61. Satu mesin fotokopi
3.5. Uraian Singkat Kegiatan Magang
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Utama Bogor dimulai tanggal 21 April-
20 Mei 2014 dengan jadwal kerja dari hari Senin - Jum‟at dari pukul 08.00 s.d
17.00 WIB. Pada saat PKL penulis ditempatkan dibagian umum dan diberikan
tugas - tugas untuk mengerjakan hal-hal sebagai berikut :
1. Melakukan entry data masa sewa gedung untuk ATM BNI
2. Memberi stempel pada warkat-warkat yang dikliringkan
3. Melakukan validasi kliring pagi dan kliring siang
4. Melakukan entry data nominal warkat kliring (cek dan bilyet giro)
5. Mengetik Perjanjian Kerja Sama (PKS) untuk pemeliharaan ruangan ATM BNI
6. Melakukan split, yakni pemisahan lembar 2 dan lembar 4 Surat Setoran Pajak
7. Menghitung amortisasi biaya sewa gedung untuk ATM BNI bulan April 2014
51
8. Menghitung akumulasi biaya perbaikan/pemeliharaan gedung kantor BNI
9. Mengetik lampiran Perjanjian Kerja Sama (PKS)
10.Fotokopi berkas inkaso masuk
11.Melakukan studi lapangan ke Lembaga Kliring Lokal Bogor
12.Menyortir surat pemberitahuan saldo rekening koran nasabah
13.Filing berkas
14.Mengetik Perjanjian Sewa Menyewa Gedung untuk Kantor Layanan BNI
Bagi penulis kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. Bank Negara
Indonesia (Persero) Tbk Kantor Cabang Utama Bogor ini sangat bermanfaat.
Tugas-tugas yang diberikan selama penulis melaksanakan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) ini membuat penulis mendapatkan banyak pelajaran dan
pengetahuan baru yang belum pernah penulis dapatkan selama belajar di
bangku kuliah. Penulis menjadi lebih tahu unit-unit apa saja yang ada di bagian
Back Office dan mengerti bagaimana aktivitas kerja serta prosedur administrasi
di BNI Kantor Cabang Utama Bogor. Disamping itu yang paling bermanfaat bagi
penulis adalah kegiatan studi lapangan ke Lembaga Kliring Lokal Bogor, dengan
adanya studi lapangan ini penulis dapat mengetahui seperti apa suasana di
Lembaga Kliring yang sebenarnya dan kegiatan apa saja yang dilakukan para
petugas kliring selama berada di Lembaga Kliring tersebut.
3.6. Perbandingan Teori dan Praktek
1. Sistem Kliring
Dalam aktivitas penyelenggaraan kliring BNI KCU Bogor
menggunakan Sistem Integrasi Kliring (SIK), yakni sistem yang berfungsi
untuk menarik data dari Kantor Layanan dan Kantor Kas BNI yang ada di
Bogor. Dengan adanya sistem ini maka seluruh frontliner (teller) dapat
menginput warkat yang akan dikliringkan dan data hasil penginputan akan
52
otomatis terdownload ke sistem SIK yang ada di komputer TPK di Kantor
Cabang Utama BNI.
Sedangkan sistem kliring di wilayah kliring lokal Bogor adalah
sistem kliring semi otomasi, yakni kliring lokal yang perhitungan dan
pembuatan bilyet saldo kliring dilakukan secara otomasi melalui alat bantu
komputer, namun pemilahan warkat tetap dilakukan secara manual oleh
bank peserta kliring.
2. Penyelenggaraan Kliring
Kliring di wilayah Bogor diselenggarakan oleh Bank Mandiri Kantor
Cabang Kapten Muslihat selaku Penyelenggara Kliring Lokal (PKL)
wilayah Bogor.
3. Wilayah Kliring
Wilayah kliring lokal Bogor merupakan Wilayah Kliring Offline
Manual yaitu wilayah kliring dimana penyampaian Data Keuangan
Elektronik (DKE) Debet dari Terminal Peserta Kliring (TPK) ke Komputer
Penyelenggara Kliring (KPK) dilakukan secara offline dan pemilihan
warkat debet dilakukan secara manual (tukar menukar sesama peserta
kliring).
4. Pertemuan Kliring
Kliring dibagi menjadi dua bagian yaitu kliring penyerahan dan
penerimaan serta kliring pengembalian. Pertemuan kliring penyerahan
dan penerimaan dilakukan pada pagi hari sedangkan pertemuan kliring
pengembalian dilakukan pada siang hari
53
5. Transaksi Kliring
Kliring yang diselenggarakan BNI adalah kliring debet, yaitu
transaksi transfer debet yang berasal dari warkat kliring.
6. Warkat Kliring
Warkat kliring yang digunakan dalam transaksi transfer debet
pada BNI adalah cek dan bilyet giro.
7. Wakil Peserta Kliring
Adapun wakil peserta kliring BNI terdiri dari :
a. Golongan A terdiri atas 2 orang Staf Kliring
b. Golongan B terdiri atas 3 orang, yaitu : Penyelia Administrasi
Cabang II, Supervisor Back Office, dan Wakil Kepala Cabang BNI.
8. Penyertaan Kliring
Untuk penyertaan kliring BNI terlibat dalam penyertaan tidak
langsung, hal ini dikarenakan dalam wilayah kliring lokal Bogor tidak
terdapat kantor Bank Indonesia.
9. Waktu Kliring
Kliring yang diselenggarakan di setiap wilayah dan kantor bank
memiliki waktu yang berbeda-beda disesuaikan dengan kebijakan
masing-masing, baik untuk Kantor Cabang Utama, Kantor Cabang
Pembantu, Kantor Layanan, dan Kantor Kas. Demikian pula dengan
waktu kliring yang ada di BNI. Kantor Layanan dan Kantor Kas BNI yang
lokasinya berada jauh dari Kantor Cabang Utama memiliki waktu kliring
yang lebih singkat. Hal ini dikarenakan warkat-warkat yang dikliringkan
harus dikumpulkan (pooling) ke Kantor Cabang Utama untuk kemudian
diserahkan pada pertemuan kliring di lembaga kliring.
54
Waktu penginputan warkat kliring di BNI KCU Bogor dapat dilihat dalam
tabel seperti dibawah ini :
Tabel 3.2 Waktu Penginputan Warkat Kliring
Sesi Hari Waktu Penginputan
1 Senin - Kamis Pukul 08.00 - 10.00 WIB
Jum‟at Pukul 07.30 - 09.00 WIB
2 Senin - Jum‟at Pukul 14.00 - 16.00 WIB
Adapun batas waktu penyerahan warkat kliring dan Data Keuangan
Elektronik (DKE) ke Lembaga Kliring dengan waktu keterlambatan (delay)
maksimal 10 menit untuk setiap sesi adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3 Batas Waktu Penyerahan Warkat Kliring dan DKE
Sesi Hari Batas Waktu
1 Senin - Kamis Pukul 11.00 WIB
Jum‟at Pukul 10.00 WIB
2 Senin - Jum‟at Pukul 14.00 WIB
Berdasarkan uraian diatas dapat diterangkan bahwa Bank Mandiri Kantor
Cabang Kapten Muslihat adalah penyelenggara kliring di wilayah kliring lokal
Bogor. Sistem kliring yang digunakan adalah sistem kliring semi otomasi dan
wilayah kliring lokal Bogor merupakan Wilayah Kliring Offline Manual. Pertemuan
kliring di wilayah kliring lokal Bogor dibagi menjadi dua bagian yaitu kliring
penyerahan dan penerimaan dilakukan pada pagi hari dan kliring pengembalian
dilakukan pada siang hari sesuai dengan jam yang telah ditetapkan oleh
penyelenggara. Disamping itu, sebagai peserta kliring BNI KCU Bogor
menyediakan jasa kliring debet, yaitu transaksi transfer debet yang berasal dari
warkat cek dan bilyet giro. Wakil peserta kliring BNI KCU Bogor terdiri atas total 5
orang dan dalam penyertaan kliring BNI KCU Bogor terlibat dalam penyertaan
tidak langsung.
55
3.6.1. Tata Cara Penyelenggaraan Kliring di BNI KCU Bogor
Penerimaan Warkat
dari Nasabah
Verifikasi dan Penginputan
Warkat oleh Teller
Lembaga Kliring
Penyerahan DKE
Penyerahan / Penerimaan
Warkat Kliring
Pengecekan Warkat
Pencocokan Total Penerimaan
Warkat ke Operator Kliring
Apakah Jumlah
Penerimaan
Sama?
Membawa Warkat
Kembali ke kantor BNI
Pemrosesan
di Bagian Kliring dan Batching
Ada Bank yang tidak
menyerahkan warkat
Tidak
Ya
56
Penginputan ke
Sistem BNI
Apakah
Warkat Valid?
Warkat Dipisahkan
Diinput Kembali
ke sistem pada TPK
Kembali ke
Kantor BNI
Dibuat Daftar Tolakan
Keluar dan SKP
Lembaga Kliring
Warkat Dicairkan Via Kliring
Menunggu Hasil
Kliring Penyerahan dan
Kliring Pengembalian
Menunggu Apakah ada
Tolakan dari Bank Lain
Pengembalian Warkat
yang ditolak dan
Penyerahan Softcopy DKE
Ya
Tidak
57
Tidak
Gambar 3.1 Bagan Alur Mekanisme Kliring di BNI KCU Bogor
1. Mekanisme Penginputan DKE Kliring Penyerahan
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam proses penginputan
DKE kliring penyerahan pada BNI KCU Bogor adalah sebagai berikut :
a. Penerimaan warkat dari nasabah melalui teller, kemudian
b. Teller melakukan verifikasi dan mengecek kelengkapan formal cek/
bilyet giro dari bank lain meliputi :
1) Tanggal perintah pembayaran warkat
Penginputan
Kembali ke Sistem
Apakah
Terdapat
Selisih?
Penentuan Hasil
Kliring Keseluruhan
di Hari yang Bersangkutan
Selesai
Pelimpahan ke Pusat
Terjadi Kesalahan Input /
Kesalahan Teknis Lainnya
Pembandingan Data pada
Sistem Penampungan
Ya
58
2) Nama dan nomor rekening nasabah BNI
3) Nama bank penerima
c. Teller kemudian menginput warkat ke dalam sistem perbankan BNI,
yaitu BNI Integrated and Centralized Online System (BNI ICOnS).
Penginputan meliputi :
1) No rekening tujuan BNI
2) Nominal warkat
3) Tanggal efektif warkat
4) Biaya yang dikenakan
5) Nomor warkat cek / bilyet giro
6) Kode kliring
7) Nomor rekening warkat cek / bilyet giro bank lain, dan
8) Kode warkat cek / bilyet giro bank lain tersebut
d. Warkat yang sudah diinput oleh teller kemudian diserahkan
kebagian kliring untuk dibubuhi stempel kliring dan diproses lebih
lanjut.
e. Data yang sudah diinput teller kedalam sistem perbankan BNI akan
ditarik (didownload) dan di convert agar bisa dibaca oleh Sistem
Integrasi Kliring (SIK) pada komputer Terminal Peserta Kliring (TPK)
yang ada di BNI KCU Bogor.
f. Setelah semua data terkumpul pada sistem penampung, petugas
kliring akan melakukan pencocokan data berapa jumlah tagihannya
ke bank lain.
g. Melakukan Batching, yaitu pengelompokkan data sesuai masing-
masing bank dan kemudian di cetak membentuk Rincian Warkat
Debet (RWD) lalu disatukan dengan warkat yang berasal dari bank-
59
bank lain yang dikliringkan di BNI. Setelah itu lalu petugas kliring
memindahkan sotfcopy DKE kliring ke dalam flashdisk.
h. Warkat-warkat beserta Rincian Warkat Debet (RWD) dan softcopy
DKE dalam flashdisk tersebut nantinya akan dibawa ke kantor
Lembaga Kliring.
2. Mekanisme Kliring Penyerahan dan Penerimaan
Kliring penyerahan adalah warkat kliring bank lain yang akan
dikliringkan yang kemudian diserahkan ke lembaga kliring. Sedangkan
kliring penerimaan adalah warkat kliring BNI yang diserahkan oleh
peserta kliring bank lain untuk diproses atau dicairkan via kliring.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada saat kliring penyerahan
dan penerimaan adalah sebagai berikut :
a. Dari kantor BNI KCU Bogor petugas kliring membawa warkat dari bank
lain beserta Rincian Warkat Debet (RWD) dan softcopy Data
Keuangan Elektronik (DKE) ke kantor Lembaga Kliring. Softcopy DKE
kemudian diserahkan kepada operator penyelenggara kliring untuk
dibaca pada Komputer Penyelenggara Kliring (KPK).
b. Warkat-warkat yang dibawa petugas kliring kemudian diserahkan ke
wakil dari masing-masing bank peserta kliring dan petugas kliring BNI
pun menerima warkat BNI yang diserahkan oleh bank lain.
c. Setelah menerima warkat BNI petugas kliring kemudian mengecek
kelengkapan warkat yang diserahkan. Pengecekan kelengkapan
warkat ini meliputi :
1) Pencocokan antara warkat fisik dengan DKE penyerahan meliputi
nomor warkat, nominal, dan jumlah warkat yang diberikan.
2) Tanggal kliring
60
3) Stempel kliring
4) Nomor Rekening tujuan
5) Nama penerima
6) Nama bank penarik
7) Tandatangan penarik warkat
8) Pemilahan antara warkat intercity dan warkat kliring lokal
9) Penyortiran warkat berdasarkan nomor rekening (biasanya nomor
rekening nasabah yang sudah sering melakukan transaksi kliring)
dengan tujuan untuk memudahkan dalam proses pembukuan/
pencairan warkat via kliring.
d. Setelah melakukan pengecekan kelengkapan warkat petugas kliring
lalu menyamakan total penerimaan warkat ke operator penyelenggara
kliring. Jika jumlah warkatnya sama dengan data yang ada di
Komputer Penyelenggara Kliring (KPK) maka dianggap sesuai.
Sebaliknya jika tidak sama berarti terdapat selisih, dan hal ini
kemungkinan terjadi karena ada peserta kliring yang tidak
menyerahkan warkat atau ada kesalahan penghitungan dari staf
kliring.
e. Petugas kliring kemudian membawa warkat yang diterimanya pada
kliring pagi kembali ke kantor BNI untuk diproses lebih lanjut yakni
penginputan pada sistem perbankan BNI dan pencairan warkat cek/
bilyet giro via kliring.
f. Warkat cek / bilyet giro yang akan ditolak baik yang karena kurang
saldo, kurang syarat formal, tandatangan berbeda, dll. akan
dipisahkan.
g. Warkat yang sudah dipisahkan karena ditolak akan diinput kembali ke
komputer TPK untuk nantinya dibawa kembali ke Lembaga Kliring
61
pada pertemuan kliring retur disertai dengan Surat Keterangan
Penolakan (SKP).
3. Mekanisme Kliring Pengembalian / Retur
Kliring retur adalah pengembalian warkat yang ditolak karena tidak
memenuhi syarat-syarat dalam pencairan warkat kepada peserta kliring
yang telah mengkliringkannya. Adapun langkah-langkah yang dilakukan
pada saat kliring retur adalah sebagai berikut :
a. Petugas kliring membawa warkat BNI yang ditolak karena alasan
tertentu beserta softcopy DKE ke Lembaga Kliring.
Kemudian softcopy DKE diserahkan kembali ke Operator
Penyelenggara Kliring dan warkat-warkat yang ditolak akan
dikembalikan ke wakil peserta kliring dari bank lain yang menyerahkan
warkat BNI.
b. Selanjutnya petugas kliring akan menunggu apakah ada tolakan dari
bank lain dan menunggu hasil kliring penyerahan dan kliring
pengembalian pada hari yang bersangkutan.
c. Hasil tersebut kemudian diinput kedalam sistem perbankan BNI dan
dilimpahkan ke pusat. Hasil akhirnya akan dibandingkan dengan data
pada sistem penampungan, apakah terdapat selisih atau tidak.
Jika terdapat selisih kemungkinan telah terjadi kesalahan input baik
dari pihak BNI maupun dari pihak bank lain atau karena kesalahan
teknis lainnya. Jika kesalahan berasal dari pihak BNI maka petugas
kliring akan melakukan reversal, namun jika kesalahan berasal dari
pihak bank lain maka petugas kliring akan menghubungi bank tersebut
dan menanyakan apakah penyelesaiannya akan dilakukan dengan
RTGS atau nota debet.
62
4. Hasil Kliring
Hasil kliring adalah selisih antara jumlah rupiah dari kliring
penyerahan dengan kliring penerimaan. Dan selisih antara hasil kliring
penolakan atau pengembalian. Apabila hasil penerimaan Kredit berarti
kliring menang dan sebaliknya jika hasil penerimaan Debet berarti kliring
kalah.
3.6.2. Problematika - problematika yang muncul dalam Penyelenggaraan
Kliring di BNI KCU Bogor
Adapun problematika-problematika yang muncul dalam penyelenggaraan
kliring di BNI KCU Bogor adalah sebagai berikut :
1. Ketidaksesuaian dalam penginputan nominal warkat,
Permasalahan ini timbul akibat teller yang kurang teliti dalam
membaca nominal yang tertera dalam warkat cek / bilyet giro
sehingga nominal yang diinput kedalam sistem perbankan BNI tidak
sesuai dengan nominal yang tertera pada warkat fisik cek / bilyet giro.
2. Pencairan warkat kliring ditolak oleh sistem karena dananya
tidak mencukupi,
Permasalahan ini timbul akibat nasabah yang bersangkutan terlambat
melakukan setoran dana ke rekening gironya sehingga pada saat
proses pencairan warkat via kliring sistem tidak menerima proses
tersebut karena dana pada rekening giro nasabah yang bersangkutan
tidak mencukupi.
3. Salah kamar, adalah istilah untuk kesalahan yang dilakukan teller
dalam menginput kode bank pada warkat cek / bilyet giro yang akan
dikliringkan.
63
4. Kesalahan dalam pembebanan biaya kliring,
Permasalahan ini timbul akibat teller salah dalam membaca barcode
pada warkat cek / bilyet giro. Barcode yang dimaksud adalah barcode
untuk intercity kliring dan barcode untuk kliring lokal sehingga
berakibat pada kesalahan dalam membebankan biaya atas transaksi
kliring kedalam sistem perbankan BNI.
5. Adanya warkat yang tertinggal,
Warkat cek / bilyet giro yang akan dikliringkan tertinggal atau terselip
dan tidak sempat diserahkan ke bagian kliring untuk diproses.
6. Ketidaksesuaian dalam mengkliringkan warkat di wilayah kliring
Bogor, permasalahan ini timbul dikarenakan ada beberapa bank yang
tidak terdaftar untuk menjadi anggota kliring lokal Bogor.
3.6.3. Upaya yang Dilakukan BNI untuk Mengatasi Problematika-
problematika yang Muncul dalam Penyelenggaraan Kliring
Adapun upaya yang dilakukan BNI untuk mengatasi problematika-
problematika yang muncul dalam penyelenggaraan kliring adalah sebagai
berikut :
1. Ketidaksesuaian dalam penginputan nominal warkat dan biaya atas
transaksi kliring kedalam sistem perbankan BNI diatasi dengan cara
melakukan reversal. Reversal adalah pembatalan / pembalikan atas
jurnal yang telah dientry.
2. Untuk pencairan warkat kliring yang ditolak oleh sistem karena
dananya tidak mencukupi akibat nasabah terlambat melakukan
penyetoran dana, apabila nasabah tersebut termasuk nasabah di
wilayah Bogor dan/atau nasabah-nasabah tertentu (yang jumlah
transaksinya diatas Rp 100 juta) maka petugas kliring akan
64
melakukan konfirmasi dan memberikan kesempatan kepada nasabah
tersebut untuk melakukan penyetoran dana terlebih dahulu dan
apabila sampai batas waktu yang telah ditentukan nasabah tidak juga
melakukan penyetoran dana maka warkat akan ditolak.
3. Untuk permasalahan salah kamar jika masih ada waktu yang tersisa
warkat tersebut akan diperbaiki dengan cara menginput warkat
kedalam sistem perbankan BNI sesuai dengan yang seharusnya dan
proses kliring akan dilanjutkan. Namun jika sudah tidak ada waktu
yang tersisa maka warkat yang telah terinput kedalam sistem akan
dibatalkan dan warkat tersebut akan bisa diproses serta dicairkan
keesokan harinya.
4. Untuk permasalahan warkat yang tertinggal atau terselip dan tidak
sempat diserahkan ke bagian kliring maka warkat tersebut harus
dicari, kemudian diteliti apa penyebabnya hingga warkat sampai
tertinggal, dan jika sudah ditemukan diupayakan agar tidak sampai
terjadi lagi hal yang serupa. Selanjutnya jika masih ada waktu yang
tersisa warkat akan diproses dan diselesaikan pada hari yang sama
tetapi jika sudah tidak ada waktu yang tersisa maka warkat akan
diproses dan diselesaikan hari berikutnya.
5. Ketidaksesuaian dalam mengkliringkan warkat di wilayah Bogor dapat
diselesaikan dengan cara warkat yang berasal dari bank tersebut jika
sudah terinput maka harus dilakukan reversal. Selanjutnya warkat
dibawa ke Kantor Cabang Utama BNI untuk kemudian di inkasokan ke
Jakarta.