TESIS PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of TESIS PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAUD DALAMMELAKSANAKAN PENILAIAN PEMBELAJARAN
ANAK USIA DINI DI TAMAN KANAK-KANAKAL-MUTTAQIN SUNGAI DUREN
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar MagisterKonsentrasi Pendidikan Islam Anak Usia Dini
Oleh:
KIKI MUNDIA SARINIM: MPU 182915
PASCASARJANAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI2020
ii
KEMENTERIAN AGAMA RIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
PASCASARJANAJl. Arif Rahman Hakim Telanaiura Jambi.Telp. (0741)60731Fax (0741)60548
e-mail: [email protected]
Jambi, 02 Juni 2020Pembimbing I : Prof. Dr. H. Mukhtar, M.PdPembimbing II : Dr. Jamilah, M.Pd.I
Alamat: Pascasarjana UIN STS Jambi Kepada Yth,Jl. Arif Rahman Hakim Bapak DirekturTelanaipura Jambi Pascasarjana
UIN STS Jambidi-
Jambi
NOTA DINAS
Assalamu’alaikum Wr. Wb.Setelah membaca dan mengadakan perbaikan sesuai persyaratan
yang berlaku di Pascasarjana UIN STS Jambi, maka kami berpendapatbahwa Tesis saudara Kiki Mundia Sari MPU 182915 dengan judul“Kompetensi Pedagogik Guru PAUD dalam Melaksanakan PenilaianPembelajaran Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin SungaiDuren”, telah dapat diajukan untuk ujian tesis sebagai salah satu syaratuntuk memperoleh gelar Magister (S2) Program Studi ManajemenPendidikan Islam dalam Konsentrasi Pendidikan Islam Anak Usia Dinipada Pascasarjana UIN STS Jambi.
Demikian yang dapat kami sampaikan kepada Bapak, semogabermanfaat bagi kepentingan agama, nusa dan bangsa.Wassalamu’alaikumWr. Wb.
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. H. Mukhtar, M.Pd Dr. Jamilah, M.Pd.I
iii
KEMENTERIAN AGAMA RIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
PASCASARJANAJl. Arif Rahman Hakim Telanaipura Jambi.Telp. (0741)60731Fax (0741)60548
e-mail: [email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING UNTUK UJIAN TESIS
Pembimbing I Pembimbing II
Prof. Dr. H. Mukhtar, M.Pd Dr. Jamilah, M.Pd.I
Mengetahui,Wakil Direktur
Dr. Badarussyamsi, S.Ag, M.A
Nama : Kiki Mundia Sari
Nim : MPU. 182915
Judul : Kompetensi Pedagogik Guru PAUD dalamMelaksanakan Penilaian Pembelajaran Anak UsiaDini di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin SungaiDuren
iv
KEMENTERIAN AGAMA RIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
PASCASARJANAJl. Arif Rahman Hakim Telanaipura Jambi.Telp. (0741)60731Fax (0741)60548
e-mail: [email protected]
PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:Nama : Kiki Mundia SariNIM : MPU.182915Tempat/Tanggal Lahir : Jambi, 16 Oktober 1992Prodi : Manajemen Pendidikan IslamAlamat : Perum. Bumi Duren Permai, Blok M,
No. 02, RT. 09, Simpang Sungai Duren,Kecamatan Jambi Luar Kota,Kabupaten Muaro Jambi
Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yangberjudul: “Kompetensi Pedagogik Guru PAUD dalam MelaksanakanPenilaian Pembelajaran Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren” adalah benar karya asli saya, kecuali kutipan-kutipan yang telah disebutkan sumbernya sesuai dengan ketentuan yangberlaku. Apabila dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar,maka saya sepenuhnya bertanggung jawab sesuai dengan hukum yangberlaku di Indonesia dan ketentuan di Pascasarjana UIN STS Jambi,termasuk pencabutan gelar yang diperoleh melalui tesis ini.
Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untukdapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jambi, 02 Juni 2020Penulis
Kiki Mundia SariNIM: MPU.182915
vi
KEMENTERIAN AGAMA RIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
PASCASARJANAJl. Arif Rahman Hakim Telanaipura Jambi.Telp. (0741)60731Fax (0741)60548
e-mail: [email protected]
MOTTO
Artinya: “(Ingatlah) ketika dua malaikat mencatat (perbuatannya), yangsatu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri. Tidakada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinyamalaikat pengawas yang selalu siap (mencatat)”. (Q.S. Qaaf:17-18).1
1Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tafsir per kata (Jakarta: PT. Kalim, 2011), hlm. 520.
vii
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAUD DALAM MELAKSANAKANPENILAIAN PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI DI TAMAN
KANAK-KANAK AL-MUTTAQIN SUNGAI DUREN
Oleh:Kiki Mundia Sari, NIM: MPU.182915
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kompetensipedagogik guru PAUD dalam melaksanakan penilaian pembelajaran anakusia dini di TK al-Muttaqin Sungai Duren. Kegunaannya adalahmemberikan pengetahuan dan literatur bagi para pendidik PAUD,khususnya untuk peningkatan kompetensi pedagogik dalammelaksanakan penilaian pembelajaran anak usia dini.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatifdeskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancaradan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model Miles danHuberman. Dan teknik keabsahan data menggunakan triangulasi data.
Hasil penelitian, yaitu: Pertama, guru PAUD di TK al-Muttaqinbelum mampu melaksanakan penilaian pembelajaran anak usia dinidikarenakan guru belum memahami prinsip, teknik dan instrumen, sertamekanisme dan prosedur penilaian. Kedua, kompetensi pedagogik guruPAUD di TK al-Muttaqin sudah mampu merancang kegiatan pembelajarandalam bentuk RPP, dan sudah mampu dalam melaksanakanpembelajaran yang interaktif, menyenangkan, demokratis dan berpusatpada anak. Namun, guru belum mampu dalam melaksanakan penilaianpembelajaran. Ketiga, guru PAUD di TK al-Muttaqin dalam melaksanakanpenilaian pembelajaran anak usia dini dengan cara pengamatan, namuntidak menggunakan lembar observasi, sehingga tidak ada bukti bahwaguru telah melaksanakan penilaian.
Kesimpulannya adalah semakin berkompetennya guru PAUDdalam pengelolaan peserta didik maka penilaian pembelajaran anak usiadini juga akan berjalan dengan baik, karena penilaian merupakan tolakukur sejauh mana perkembangan yang telah dicapai peserta didik.Adapun implikasi untuk dapat melakukan penilaian pembelajaran anakusia dini secara efektif maka guru harus memahami prinsip, teknik daninstrumen, serta mekanisme dan prosedur penilaian.
Kata kunci: Kompetensi pedagogik dan penilaian pembelajaran anakusia dini
viii
PEDAGOGIC COMPETENCE OF PAUD TEACHER IN IMPLEMENTINGASSESSMENT OF EARLY CHILDHOOD LEARNING IN
AL-MUTTAQIN KINDERGARTEN SUNGAI DUREN
Oleh:Kiki Mundia Sari, NIM: MPU.182915
ABSTRACT
The purpose of this research was to determine how the pedagogicalcompetence of PAUD teachers in implementation assessments of earlychildhood learning in the al-muttaqin kindergarten Sungai Duren. Thisresearch aims to provide knowledge and literature for PAUD teachers,especially for improving pedagogical competence in carrying outassessments of early childhood learning.
The research approach used is a descriptive qualitative approach.Data collection techniques using observation, interviews anddocumentation. Data analysis using the Miles and Huberman models. Anddata validity techniques use data triangulation.
The result of the research: First, PAUD teachears in the al-muttaqinkindergarten have not been able to carry out an assessment of earlychildhood learning because teachers do not understand the principles,techniques and instruments, mechanisms and procedures assessment.Second, PAUD teachers pedagogical competence in the al-muttaqinkindergarten has been able to design learning activities in the form oflesson plans, and has been able to carry out interactive, fun, democraticand child centered learning. However, teachers have not been able tocarry out learning assessment. Third, PAUD teachers at the al-muttaqinkindergarten in carrying out assessment of early childhood learning byobservation, but did not use observation sheets, so there is no evidencethat the teacher has carried out the assessment.
The conclusion is the better competence PAUD teachers in themanagement of students, the assessment of early childhood learning willget better, because the assessment is a benchmark of the extent to whichstudents have experienced development. The implications for improvingthe assessment of early childhood learning effectively, teachers mustunderstand the principles, techniques and instruments, mechanisms andprocedures assessment.
Keyword: Pedagogical competence and assessment of earlychildhood learning
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL......................................................................................... iHALAMAN NOTA DINAS............................................................................... iiHALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. iiiHALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS ...................................... ivHALAMAN PENGESAHAN............................................................................vHALAMAN MOTTO........................................................................................viABSTRAK ......................................................................................................viiABSTRACT ....................................................................................................viiiDAFTAR ISI................................................................................................... ixDAFTAR TABEL ............................................................................................xiDAFTAR GAMBAR ........................................................................................xiiDAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................1A. Latar Belakang Masalah ..............................................................1B. Rumusan Masalah .......................................................................15C. Fokus Penelitian ..........................................................................16D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................16
BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN .............17A. Landasan Teori ............................................................................17
1. Kompetensi Pedagogik Guru PAUD........................................172. Penilaian Pembelajaran Anak Usia Dini ..................................29
B. Penelitian yang Relevan ..............................................................52
BAB III METODOLOGI PENELITIAN...........................................................57A. Pendekatan Penelitian .................................................................57B. Situasi dan Subjek Penelitian.......................................................59C. Jenis dan Sumber Data...............................................................61D. Teknik Pengumpulan Data...........................................................63E. Teknik Analisis Data ....................................................................66F. Uji Keterpercayaan Data..............................................................69G.Rencana dan Jadwal penelitian ...................................................73
BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN, TEMUAN PENELITIANDAN ANALISIS HASIL PENELITIAN..............................................74A. Deskripsi Lokasi Penelitian ..........................................................74
1. Sejarah dan Letak Geografis ...................................................742. Visi dan Misi.............................................................................763. Struktur Organisasi ..................................................................774. Keadaan Guru dan Siswa........................................................795. Sarana dan Prasarana.............................................................82
x
B. Temuan Penelitian dan Analisis Hasil Penelitian .........................841. Guru PAUD dalam Melaksanakan Penilaian Pembelajaran
Anak Usia Dini .........................................................................842. Kompetensi Pedagogik Guru PAUD di TK al-Muttaqin
Sungai Duren...........................................................................973. Guru PAUD dalam Melaksanakan Penilaian Pembelajaran
Anak Usia Dini di TK al-Muttaqin Sungai Duren ......................114
BAB V PENUTUP........................................................................................126A. Kesimpulan ..................................................................................126B. Implikasi.......................................................................................126C. Rekomendasi ...............................................................................127D. Saran ...........................................................................................128
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN-LAMPIRANCURRICULUM VITAE
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Kompetensi Pedagogik Guru PAUD........................................ 24
Tabel 2 Contoh Instrumen Ceklis Per kelas......................................... 40
Tabel 3 Contoh Instrumen Ceklis Per anak.......................................... 40
Tabel 4 Contoh Instrumen Catatan Anekdot........................................ 42
Tabel 5 Contoh Instrumen Hasil Karya................................................. 43
Tabel 6 Contoh Format Percakapan Terstruktur.................................. 44
Tabel 7 Contoh Format Penugasan...................................................... 45
Tabel 8 Contoh Format Unjuk Kerja..................................................... 45
Tabel 9 Rencana dan Waktu Penelitian............................................... 73
Tabel 10 Keadaan Tenaga Pendidik di Taman Kanak-kanak
al-Muttaqin Sungai Duren........................................................ 80
Tabel 11 Keadaan Siswa di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin
Sungai Duren Tahun Ajaran 2019/2020.................................. 81
Tabel 12 Daftar Sarana dan Prasarana di Taman Kanak-kanak
al-Muttaqin Sungai Duren........................................................ 83
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Bagan Tahap Penilaian............................................................45
Gambar 2 Contoh Portofolio..................................................................... 47
Gambar 3 Contoh Pelaporan.................................................................... 50
Gambar 4 Struktur Organisasi Taman Kanak-kanak al-Muttaqin
Sungai Duren........................................................................... 77
Gambar 5 Kegiatan Pembelajaran Anak Taman Kanak-kanak
al-Muttaqin Sungai Duren........................................................ 84
Gambar 6 Kegiatan Pembelajaran Anak Taman Kanak-kanak
al-Muttaqin Sungai Duren di Area Bahasa.............................. 94
Gambar 7 Rencana Penilaian Taman Kanak-kanak
al-Muttaqin Sungai Duren........................................................ 97
Gambar 8 Hasil Karya Anak Taman Kanak-kanak
al-Muttaqin Sungai Duren........................................................ 115
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Sintesis dan Indikator Penelitian
Lampiran 2 Instrumen Penelitian
Lampiran 3 Catatan Lapangan Observasi
Lampiran 4 Catatan Lapangan Wawancara
Lampiran 5 Data Dokumentasi
Lampiran 6 Hasil Analisis Data
1
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar Belakang MasalahPendidikan merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah
bangsa, oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti
jenjang pendidikan, dimulai dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) yaitu pendidikan yang ditujukan bagi anak sejak lahir hingga usia
6 tahun. Pendidikan anak usia dini sangat menentukan perkembangan
anak dan arah masa depan selanjutnya. Hal ini mengisyaratkan bahwa
semua pihak perlu memahami akan pentingnya masa usia dini untuk
optimalisasi pertumbuhan dan perkembangan, sehingga anak memiliki
kesiapan memasuki pendidikan yang lebih lanjut.
Pendidikan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 dimaknai sebagai
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Selanjutnya, tujuan pendidikan secara umum adalah mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.2
Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sejatinya dimulai
dari memberikan pendidikan kepada anak bangsa sejak usia dini. Karena
usia dini merupakan usia dimana otak berkembang sangat cepat hingga
80 persen. Pada usia tersebut otak menerima dan menyerap berbagai
macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Sehingga itulah masa-
masa perkembangan anak yang meliputi perkembangan fisik, mental
maupun spiritual anak akan mulai terbentuk. Hal itu pula yang
menyebabkan pentingnya pendidikan pada anak usia dini.
2Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem PendidikanNasional.
1
2
Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang
diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan
perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada
pengembangan seluruh aspek kepribadian anak.3 Anak yang
mendapatkan layanan yang baik semenjak usia dini memiliki harapan
besar untuk meraih keberhasilan di masa mendatang. Sebaliknya, anak
yang tidak mendapatkan layanan pendidikan yang memadai
membutuhkan perjuangan yang cukup berat untuk pengembangan
kehidupan selanjutnya.
Pendidikan anak usia dini menjadi sangat penting mengingat
potensi kecerdasan dan dasar-dasar perilaku seseorang terbentuk pada
rentang usia ini. Sedemikian pentingnya masa ini sehingga usia dini sering
disebut the golden age (usia emas). Pada periode ini merupakan periode
kondusif untuk menumbuhkembangkan berbagai kemampuan,
kecerdasan, bakat, dan perkembangan lainnya. Sehingga terhambatnya
pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa ini akan dapat
mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak
pada masa-masa selanjutnya.
Pendidikan anak usia dini ini dilakukan oleh orang tua dan pendidik
dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan
menciptakan suasana dan lingkungan yang kondusif. Artinya, anak dapat
mengeksplorasi pengalaman yang diberikan kepadanya untuk mengetahui
dan memahami pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan.
Karena anak dapat mengeksplorasi pengalaman melalui cara mengamati,
meniru, dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang,
dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya. Hal itulah yang
menyebabkan mengapa peran orang tua dan pendidik sangat
menentukan pada perkembangan anak.4
3Suyadi dan Maulidya, Konsep Dasar PAUD (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2015),hlm. 17.4Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini: Konsep dan Teori (Jakarta: Bumi Aksara,2017), hlm. 19.
3
Orang tua merupakan pembina pribadi dimana anak berinteraksi
terhadap keduanya, artinya di sinilah dimulai suatu proses pendidikan.
Sehingga orang tua berperan sebagai pendidik bagi anak-anaknya.
Lingkungan keluarga juga dikatakan yang paling berperan dalam tumbuh
kembangnya anak, karena sebagian besar kehidupan anak ada di dalam
keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima anak adalah
pendidikan dalam keluarga.
Peran orang tua selain sebagai pendidik, juga berperan sebagai
contoh (figur) yang baik bagi anak-anaknya. Artinya, apapun yang
dilakukan orang tua dapat memiliki arti penting dalam mengembangkan
potensi anak. Sehingga orang tua dituntut untuk siap menjadi fasilitator
dalam hal pemberian bekal anak menuju kehidupan selanjutnya.
Pendidik yang lain, setelah orang tua yaitu guru. Guru adalah figur
yang menempati posisi dan memegang peran penting dalam pendidikan.
sebagai pendidik, guru dituntut untuk memiliki kemampuan dasar, yakni
membimbing dan mengajar. Hal ini tercermin dalam kompetensi guru.
Berkualitas tidaknya proses pendidikan di sekolah bergantung pada
kreativitas guru sebagai perencana, pelaksana, sekaligus sebagai penilai
pembelajaran di kelas, dan pada peserta didik sebagai subjek yang
terlibat langsung dalam proses pendidikan.
Sementara dalam Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang
Guru dan Dosen. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik.5 Guru juga memiliki peran yang sangat
penting dalam pembelajaran. Peserta didik memerlukan peran seorang
guru untuk membantunya dalam proses perkembangan diri dan
pengoptimalan bakat dan kemampuan yang dimiliki peserta didik. Hal ini
berdasarkan pada hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang selalu
memerlukan bantuan orang lain untuk mencukupi semua kebutuhannya.
Sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an pada surat az-Zukhruf ayat 32:
5Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen.
4
Artinya: “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kamilahyang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia,dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagianyang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapatmempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebihbaik dari apa yang mereka kumpulkan”. (Q.S. Az-Zukhruf: 32)6
Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah SWT telah menetapkan
kodrat manusia di dunia ini sebagai makhluk yang saling membutuhkan
satu sama lain, tidak terkecuali dalam dunia pendidikan. Yang mana
didalamnya terdapat pendidik dan peserta didik yang saling membutuhkan
demi terlaksananya proses pembelajaran.
Pembelajaran adalah upaya pendidik untuk membantu peserta
didik melakukan kegiatan belajar. Dengan maksud lain, fungsi pendidik
untuk membelajarkan peserta didik terhadap materi pelajaran untuk
mencapai hasil belajar yang menimbulkan pengaruh belajar. Definisi
tersebut mengandung berbagai fungsi seperti membantu, membimbing,
melatih, menilai dan menumbuhkembangkan.7
Fungsi-fungsi pembelajaran tersebut menjadi tanggung jawab
pendidik, yaitu guru, pamong belajar, pelatih sehingga peserta didik dapat
melakukan perubahan dalam dirinya sesuai dengan tujuan pembelajaran
dan pendidikan. Perubahan yang dimaksud sebagai hasil dari kegiatan
belajar yang diperoleh dari pengalaman peserta didik dalam interaksi
dengan lingkungannya, yang ditunjukkan dalam berbagai aspek, seperti
pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik).8
6Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tafsir per kata (Jakarta: PT. Kalim, 2011), hlm. 492.7Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini........ Op. Cit., hlm. 116.8Ibid.
5
Seiring dengan kebutuhan akan pendidikan yang dapat
menyiapkan generasi mendatang, maka dibutuhkan seorang guru yang
memiliki kompeten didalamnya. Sesuai dengan Undang Undang Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 dalam Bab IV bagian kesatu Pasal 8,
yaitu “Guru wajib memiliki kualifikasi, kompetensi dan sertifikasi pendidik,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional”. Selanjutnya pada Pasal 10 dinyatakan bahwa
“kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional yang diperoleh melalui profesi.”9
Mengenai kompetensi guru, dalam hal ini juga diperkuat dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 pasal
28, ayat 3 disebutkan bahwa kompetensi guru sebagai agen pembelajaran
pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia
dini meliputi: (1) kompetensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3)
kompetensi profesional, dan (4) kompetensi sosial.10
Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar
yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak secara
konsisten dan terus menerus yang memungkinkan seorang itu menjadi
kompeten dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai
dasar untuk melakukan sesuatu.11 Kompetensi pada hakikatnya memiliki
komponen knowledge, skill, dan personal attitude. Dengan demikian
secara umum kompetensi dapat diartikan sebagai tingkat pengetahuan,
keterampilan dan tingkah laku yang dimiliki seseorang dalam menjalankan
tugas yang dibebankannya di dalam sebuah organisasi.12
9Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen.10Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan.11Imam Wahyudi, Mengejar Profesionalisme Guru: Strategi Praktis Mewujudkan CitraGuru Profesional (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2012), hlm. 21.12Kompri, Standardisasi Kompetensi Kepala Sekolah (Jakarta: Kencana, 2017), hlm. 2.
6
Sementara, pengertian pedagogik adalah ilmu mendidik, yang
mencakup didaktif dan metodik. Kompetensi pedagogik adalah
kemampuan seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran peserta
didik yang didasarkan pada ilmu mendidik.13 Undang-Undang RI Nomor
14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, memaparkan bahwa kompetensi
pedagogik merupakan kemampuan mengelola pembelajaran peserta
didik. Kompetensi ini mencakup kemampuan merencanakan program
belajar-mengajar, kemampuan melaksanakan interaksi atau mengelola
proses belajar-mengajar, serta kemampuan melakukan penilaian proses
belajar-mengajar.
Berdasarkan Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 tentang
standar nasional pendidikan anak usia dini dijelaskan lebih rinci mengenai
kompetensi pedagogik guru PAUD adalah sebagai berikut: 1)
mengorganisasikan aspek perkembangan sesuai dengan karakteristik
anak usia dini; 2) menganalisis teori bermain sesuai aspek dan tahapan
perkembangan, kebutuhan, potensi, bakat, dan minat anak usia dini; 3)
merancang kegiatan pengembangan anak usia dini berdasarkan
kurikulum; 4) menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik;
5) memanfaatkan teknologi, informasi dan komunikasi untuk kepentingan
penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik; 6)
mengembangkan potensi anak usia dini untuk pengaktualisasian diri; 7)
berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun; 8) menyelenggarakan
dan membuat laporan penilaian, evaluasi proses dan hasil belajar anak
usia dini; 9) menentukan lingkup sasaran asesmen proses dan hasil
pembelajaran pada anak usia dini; 10) menggunakan hasil penilaian,
pengembangan dan evaluasi program untuk kepentingan pengembangan
anak usia dini; 11) melakukan tindakan reflektif, korektif dan inovatif dalam
meningkatkan kualitas proses dan hasil pengembangan anak usia dini.14
13Tukiran Taniredja dkk, Guru yang Profesional (Bandung: Alfabeta, 2016), hlm. 75.14Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014, tentang standar nasional pendidikan anak usiadini
7
Salah satu kompetensi pedagogik guru PAUD berdasarkan
peraturan pemerintah di atas adalah mampu menyelenggarakan penilaian
proses dan hasil belajar anak usia dini. Penilaian dalam suatu program
pendidikan memiliki kedudukan yang penting selain kurikulum dan proses
pembelajaran. Upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kualitas
pendidikan bisa dilihat dari kualitas pembelajaran dan sistem penilaiannya
sebab kualitas pembelajaran dapat ditinjau dari hasil penilaiannya.15
Penilaian menurut Mulyasa merupakan suatu proses pengumpulan,
pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar anak dengan
menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-
bukti autentik, akurat dan konsisten.16 Dan menurut McMilan kutipan
Zahro, penilaian adalah proses yang digunakan guru untuk
mengumpulkan informasi dan membuat keputusan tentang hasil
perkembangan belajar siswa.17
Penilaian pada anak usia dini dilakukan pada saat anak melakukan
kegiatan. Sejak anak datang, berbaris, mengikuti proses belajar, mencuci
tangan, makan bekal, bermain bebas, sampai pulang kembali. Dengan
penilaian tersebut, pendidik dapat mengetahui ketercapaian tujuan dari
pembelajaran yang telah ditentukan.
Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu
untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi
dengan lingkungannya. Definisi ini menunjukkan bahwa pembelajaran
sebagai usaha untuk mencapai hasil belajar yang menimbulkan
perubahan perilaku dalam diri individu.18
15Kurnia Mustika Weni dkk, Analisis Penilaian Pembelajaran di TK Se-KecamatanBelitang Oku Timur (Jurnal Tumbuh Kembang: Kajian Teori dan Pembelajaran PAUDVol. 4 No. 2, 2017), hlm. 2.16Mulyasa, Manajemen PAUD (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 195.17Ifat Fatimah Zahro, Penilaian dalam Pembelajaran Anak Usia Dini (Jurnal TunasSiliwangi, Vol. 1 No. 1: 92-111, 2015), hlm. 94.18Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini....Loc. Cit.
8
Hasil belajar anak usia dini adalah pencapaian atau perubahan
perilaku dan kemampuan anak secara keseluruhan baik aspek kognitif,
afektif, dan psikmotorik. Pencapaian atau perubahan tersebut didapat
anak melalui proses pembelajaran yang dilakukan di lembaga/TK.19
Perubahan inilah yang akan dinilai oleh guru untuk mengetahui sejauh
mana kemampuan anak dalam mencapai perkembangan.
Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, bahkan dikatakan
sebagai lompatan perkembangan. Anak usia dini memiliki rentang usia
yang sangat berharga dibanding usia-usia selanjutnya karena
perkembangan kecerdasannya yang sangat luar biasa. Usia tersebut
merupakan fase kehidupan yang unik, dan berada pada masa proses
perubahan yakni berupa pertumbuhan, perkembangan, pematangan dan
penyempurnaan, baik pada aspek jasmani maupun rohaninya yang
berlangsung seumur hidup, bertahap dan berkesinambungan.20
Usia anak 4-6 tahun merupakan masa peka bagi anak, dimana
anak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan
seluruh potensi anak. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan
fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan
oleh lingkungan. Dimana pada masa ini merupakan masa untuk
meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan kognitif,
moral, fisik, sosial emosional, bahasa dan seni. Oleh karena itu
dibutuhkan kondisi belajar dan stimulus yang sesuai dengan kebutuhan
anak agar pertumbuhan dan perkembangan tercapai secara optimal.21
Kondisi belajar bagi anak usia dini adalah belajar melalui bermain.
Pembelajaran pendidikan anak usia dini didesain untuk memungkinkan
anak bermain. Setiap permainan yang diberikan harus diberi muatan
19Umi Safitri dkk, Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar Anak Usia Dini di TK LKIA IIPontianak (Jurnal pendidikan Vol. 8 No. 9, 2019), hlm. 2.20Mulyasa, Manajemen PAUD ....... Op. Cit., hlm. 16.21Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, Panduan PAUD (Ciputat: Gaung Persada,2013), hlm. 22.
9
pendidikan sehingga anak dapat sambil belajar. Untuk itu, guru PAUD
harus lebih kreatif melihat potensi lingkungan dan mendesain kegiatan
pembelajaran yang menyenangkan anak.22
Berkaitan dengan anak, meski setiap orang diberi akal pikiran yang
sama namun masing masing memiliki kapasitas berbeda. Oleh karena itu,
guru perlu memperhatikan hal ini, agar tidak melahirkan beban mental dari
kegiatan pembelajaran yang diberikan karena akan berlanjut pada
jalannya proses belajar anak. Hal tersebut juga dijelaskan dalam hadits:
وا رش وا و وا وال تعرس رس قال: لیه وسمل هللا عن النيب صىل ن ما س ا عن
ىل النا رس ف والت التخف ب اري)وال تنفروا واكن حي س. (رواه الب
Artinya: “Dari Anas bin Malik R.A. dari Nabi Muhammad SAW beliaubersabda: Permudahkanlah dan jangan kamu persulit, danbergembiralah dan jangan bercerai berai, dan beliau suka padayang ringan dan memudahkan manusia”. (H.R Bukhari)
Pembelajaran anak usia dini adalah proses interaksi antara
pendidik dengan peserta didik melalui kegiatan bermain pada lingkungan
belajar yang aman dan menyenangkan dengan menggunakan berbagai
sumber belajar.23 Pembelajaran yang menyenangkan akan menarik anak
untuk terlibat dalam setiap kegiatan pembelajaran. Anak tidak hanya
duduk tenang mendengarkan ceramah gurunya, tetapi mereka aktif
berinteraksi dengan berbagai benda dan orang lain di lingkungannya baik
secara fisik maupun mental.
Semakin besar keterlibatan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran yang diselenggarakan pendidik, akan semakin besar pula
kemungkinan peserta didik dapat menangkap bahan ajar yang diberikan
oleh pendidik. Sehingga dengan demikian, peserta didik akan memiliki
kebebasan untuk mengekspresikan imajinasi dan kreativitasnya, dan
merangsang daya cipta serta berpikir kritis.
22Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini....Op. Cit., hlm. 117.23Kementerian Agama RI, Petunjuk Teknis Penilaian Pembelajaran Siswa RaudhatulAthfal (Jakarta: Tidak diterbitkan, 2016), hlm. 4.
10
Kegiatan pembelajaran anak usia dini harus menempatkan anak
(peserta didik) sebagai subjek, sedangkan guru (pendidik) hanya menjadi
fasilitator.24 Selama pembelajaran berlangsung, guru beralih peran
menjadi penilai. Tidak ada pembelajaran tanpa penilaian, karena penilaian
merupakan proses menetapkan kualitas hasil belajar, atau proses untuk
menentukan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran peserta didik.25
Penilaian dilakukan secara alami, yaitu pada saat anak bermain,
menggambar atau membuat karya. Hal ini sesuai dengan apa yang
dipaparkan Anita bahwa terkait dengan tempat dan waktu penilaian,
penilaian yang akan dilakukan harus disesuaikan dengan kebutuhan
penilaian dan anak yang akan dinilai serta rancangan pelaksanaan
program yang digunakan. Untuk anak usia dini, tempat dan waktu
penilaian dilakukan sesuai dengan pelaksanaan program itu sendiri.26
Penilaian pada anak juga dilakukan secara sistematis, terukur,
berkelanjutan, dan menyeluruh yang mencakup pertumbuhan dan
perkembangan yang telah dicapai oleh anak selama kurun waktu tertentu.
Penilaian itu dilakukan secara alami, baik berdasarkan kondisi nyata yang
muncul dari perilaku anak selama proses kegiatan maupun hasil dari
kegiatan tersebut.27
Penilaian pada anak usia dini mencakup pertumbuhan dan
perkembangan anak. Lingkup penilaian pertumbuhan meliputi ukuran fisik
yang diukur dengan satuan panjang dan berat, misalnya berat tubuh,
tinggi/panjang badan, dan lingkar kepala. Dan penilaian perkembangan
mencakup berbagai informasi yang berhubungan dengan bertambahnya
fungsi psikis anak, yaitu nilai agama dan moral, perkembangan fisik
motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni.
24Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini...Op. Cit., hlm. 117.25Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Tugas Guru dalam Pembelajaran (Jakarta:Bumi Aksara, 2016), hlm. 5.26Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-kanak (Jakarta:Kencana, 2011), hlm. 64.27Kemendikbud, Pedoman Penilaian Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (Jakarta:Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018), hlm. 3.
11
Di dalam pelaksanaan penilaian, guru harus memahami dua hal
yaitu subyek penilaian dan sasaran penilaian.28 Terkait dengan subyek
penilaian, guru harus mengenal betul siapa yang akan dinilai. Guru anak
usia TK berarti akan menilai anak usia 4-6 tahun. Dengan demikian guru
harus benar-benar mengetahui siapa anak usia TK tersebut, bagaimana
karakteristiknya, apa yang akan dinilai dari anak usia TK, bagaimana
menilainya, alat apa yang akan digunakan, kapan melakukan penilaian
tersebut, untuk apa penilaian dilakukan, dan hal-hal penting lainnya.
Selain mengenal subyek penilaian, guru juga harus mengetahui
sasaran penilaian. Suharsimi dalam Anita Yus mengemukakan bahwa
sasaran atau objek penilaian adalah segala sesuatu yang menjadi pusat
pengamatan karena penilai menginginkan informasi tentang sesuatu ini.29
Lebih lanjut, Suharsimi menuliskan bahwa sasaran penilaian meliputi
unsur input, transformasi dan output. Unsur input meliputi potensi yang
ingin dikembangkan dari diri anak yang terdiri dari 6 aspek perkembangan
yaitu, fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, seni dan moral agama.
Unsur transformasi meliputi materi, metode, media, sistem administrasi
dan guru. Sementara unsur output meliputi seberapa jauh anak mencapai
tujuan yang telah ditetapkan atau seberapa jauh anak memiliki dasar-
dasar untuk pertumbuhan dan perkembangan diri selanjutnya.
Penilaian pada pendidikan anak usia dini berdasarkan kurikulum
2013 dilakukan oleh pendidik dengan pendekatan Autentik. Penilaian
autentik adalah penilaian proses dan hasil belajar untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan dan
keterampilan yang dilakukan secara berkesinambungan. Penilaian tidak
hanya mengukur apa yang diketahui oleh anak, tetapi lebih menekankan
mengukur apa yang dapat dilakukan oleh anak.30
28Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar ...Op. Cit., hlm. 47-48.29Ibid.30Permendikbud RI Nomor 146 Tahun 2014, tentang Kurikulum 2013 Pendidikan AnakUsia Dini.
12
Penilaian autentik adalah kegiatan menilai peserta didik yang
menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil
dengan berbagai instrumen penilaian yang sesuai dengan indikator dan
kompetensi dasar yang dinilai. Autentik berarti keadaan yang sebenarnya,
yaitu terkait kemampuan atau keterampilan yang diperlukan anak dalam
kehidupan nyata.31
Menurut Morrison, ciri-ciri penilaian autentik adalah: 1) Berdasarkan
kurikulum; anak dinilai berdasarkan apa yang mereka pelajari dan
kerjakan. 2) Merupakan proses kerja sama dalam melibatkan anak, guru
dan orang tua yakni dalam proses penilaian yang kooperatif dan
kolaboratif; tujuannya adalah membuat penilaian yang berpusat pada
anak. 3) Merupakan bagian dari proses belajar. 4) Menilai anak secara
menyeluruh, bukan hanya dari penguasaan keterampilan. 5) Penilaian
yang berkelanjutan sepanjang tahun ajaran. 6) Menilai anak dan karya
mereka yang sebenarnya. 7) Mempertimbangkan kebutuhan khusus
menyangkut bahasa, budaya dan kebutuhan khusus lainnya. 8)
Menggunakan sejumlah cara yang berbeda untuk menentukan prestasi
anak dan apa yang mereka ketahui dan mampu lakukan.32
Untuk dapat melaksanakan penilaian dengan baik dan benar,
hendaknya guru PAUD memahami betul prinsip-prinsip penilaian untuk
anak TK, yaitu 1) mendidik, 2) berkesinambungan, 3) objektif, 4)
akuntabel, 5) transparan, 6) sistematis, 7) menyeluruh, dan 8)
bermakna.33
Prinsip mendidik berarti hasil penilaian diharapkan dapat
memberikan feedback bagi anak untuk meningkatkan ke arah yang lebih
baik. Bagi guru dapat digunakan untuk mengkaji ulang yang berkaitan
dengan metode, strategi pembelajaran, rencana pembelajaran, perilaku
dan pola interaksi dengan siswa.
31Kunandar, Penilaian Autentik: Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik BerdasarkanKurikulum 2013 (Jakarta: Raja grafindo Persada, 2014), hlm. 35.32Ifat Fatimah Zahro, Penilaian dalam Pembelajaran .... Op. Cit., hlm. 97.33Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 tentang standar nasional PAUD.
13
Prinsip berkesinambungan bahwa proses penilaian dilakukan
secara terencana, bertahap, dan terus menerus dengan menggunakan
metode serta alat atau instrumen yang tepat. Hal itu dilakukan untuk
mendapatkan gambaran proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
Kemudian hasil penilaian digunakan sebagai masukan untuk
merencanakan program pembelajaran agar anak dapat mencapai tingkat
perkembangan yang lebih tinggi.
Prinsip objektif bahwa penilaian dilaksanakan dan didasarkan pada
indikator capaian perkembangan dengan menggunakan prinsip
obyektivitas, artinya sesuai dengan kondisi yang ada. Dengan demikian,
pendidik diharapkan dapat memisahkan antara fakta dengan asumsi
seperti memberikan julukan tertentu kepada anak (misalnya nakal, bandel,
pemalas, cerewet, dan sejenisnya) atau hal-hal subyektif lainnya.
Prinsip akuntabel berarti penilaian dilaksanakan sesuai dengan
prosedur dan kriteria yang jelas serta dapat dipertanggungjawabkan.
Sedangkan, prinsip transparan berarti hasil penilaian dapat diakses
secara terbuka oleh orangtua dan semua pemangku kepentingan yang
relevan tanpa ada yang disembunyikan.
Prinsip sistematis berarti penilaian dilakukan secara teratur dan
terprogram sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan
menggunakan berbagai metode dan instrumen. Dan prinsip menyeluruh
berarti penilaian mencakup semua aspek pertumbuhan dan
perkembangan anak baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan.
Dengan demikian, dapat diketahui status pertumbuhan dan
perkembangan anak secara menyeluruh.
Prinsip bermakna berarti hasil penilaian harus bermakna atau
memiliki arti, serta dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi
anak, orangtua, pendidik, dan pihak lain yang relevan. Hasil penilaian juga
bukan sekedar dokumen yang harus terselesaikan tepat pada waktunya.
Namun, harus memberikan makna mengenai kondisi anak yang
sebenarnya.
14
Setelah itu, dalam melakukan penilaian tentu perlu menggunakan
alat (instrumen) penilaian. Berdasarkan kurikulum 2013 pendidikan anak
usia dini alat penilaian yang digunakan berupa alat penilaian non tes, yang
terdiri dari: ceklis, catatan anekdot, hasil karya, pemberian tugas, unjuk
kerja, serta portofolio.34
Menurut Een dalam kutipan Safitri bahwa terdapat beberapa alat
penilaian yang bisa mengungkapkan beberapa kemampuan aspek
tertentu tetapi tidak bisa digunakan untuk aspek lainnya. Maksudnya,
banyak alat penilaian yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data
penilaian, tetapi tidak semua alat tersebut tepat untuk mengungkapkan
semua aspek pertumbuhan dan perkembangan anak. Sehingga, alat
penilaian ini harus disesuaikan dengan indikator perkembangan yang
telah ditetapkan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
(RPPH).35
Setelah menyiapkan alat penilaian, langkah selanjutnya adalah
menetapkan kriteria penilaian. Kriteria penilain disini merupakan patokan
keberhasilan anak. Dengan adanya patokan keberhasilan anak guru dapat
menetapkan nilai anak. Setelah alat dan kriteria penilaian telah ditetapkan
langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data. Data yang diambil disini
berkaitan dengan kemampuan anak berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan. Guru dapat mengumpulkan data dengan alat penilaian yang
telah disiapkan.36
Berdasarkan teori yang telah dikemukakan diatas, dapat diketahui
bahwa kompetensi pedagogik guru PAUD harus mampu dalam mengelola
pembelajaran peserta didik. Kompetensi ini mencakup kemampuan
melaksanakan penilaian terhadap proses dan hasil belajar anak usia dini.
Hal ini juga dipertegas dalam Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014
tentang standar nasional pendidikan anak usia dini, salah satu kompetensi
34Kementerian Agama RI, Petunjuk Teknis Penilaian Pembelajaran Siswa RaudhatulAthfal (Jakarta: Tidak diterbitkan, 2016), hlm. 10-12.35Umi Safitri dkk, Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar....Op. Cit., hlm. 2.36Ibid.
15
pedagogik guru PAUD adalah mampu menyelenggarakan penilaian
proses dan hasil belajar anak usia dini dengan memahami prinsip-prinsip
penilaian.37
Hasil grand tour yang peneliti lakukan di Taman Kanak-kanak al-
Muttaqin Sungai Duren,38 ada beberapa hal yang tidak sejalan dengan
teori mengenai kompetensi pedagogik guru PAUD dalam melaksanakan
penilaian pembelajaran, yaitu: Pertama, guru belum terlihat melakukan
penilaian mulai dari anak tiba di TK, ketika anak sedang mengikuti proses
kegiatan pembelajaran hingga anak pulang. Kedua, belum adanya alat
penilaian yang digunakan untuk mendokumentasikan hasil penilaian.
Ketiga, guru belum mempunyai bukti penilaian, guru hanya
mengumpulkan hasil karya anak setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran.
Berdasarkan hasil grand tour inilah penulis tertarik untuk meneliti
tentang kompetensi pedagogik guru PAUD, dengan judul: “KompetensiPedagogik Guru PAUD dalam Melaksanakan Penilaian PembelajaranAnak Usia Dini di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren.”
B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan,
maka dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
1. Mengapa penilaian pembelajaran anak usia dini di Taman Kanak-kanak
al-Muttaqin Sungai Duren belum sesuai dengan prinsip-prinsip
penilaian?
2. Bagaimana kompetensi pedagogik guru PAUD dalam melaksanakan
penilaian pembelajaran anak usia dini di Taman Kanak-kanak al-
Muttaqin Sungai Duren?
3. Bagaimana proses pelaksanaan penilaian pembelajaran anak usia dini
di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren selama ini?
37Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 tentang standar nasional Pendidikan Anak UsiaDini.38Observasi 15 Agustus 2019
16
C. Fokus PenelitianDalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah
kompetensi pedagogik guru PAUD dalam melaksanakan penilaian proses
dan hasil belajar anak usia dini kelompok B yakni usia 5-6 tahun di Taman
Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren.
D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi dan
menganalisis mengenai hal-hal sebagai berikut:
a. Penyebab penilaian pembelajaran anak usia dini di Taman Kanak-
kanak al-Muttaqin Sungai Duren belum sesuai dengan prinsip-prinsip
penilaian.
b. Kompetensi pedagogik guru PAUD dalam melaksanakan penilaian
pembelajaran anak usia dini di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai
Duren.
c. Proses pelaksanaan penilaian pembelajaran anak usia dini di Taman
Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren selama ini.
2. Kegunaan PenelitianAdapun kegunaan penelitian ini yaitu:
a. Memberikan kontribusi sebagai bahan masukan bagi para pendidik
PAUD, khususnya untuk peningkatan kompetensi pedagogik dalam
melaksanakan penilaian pembelajaran anak usia dini.
b. Memberikan sumbangsih pada ilmu pendidikan, khususnya pendidikan
anak usia dini.
c. Memperkaya khazanah keilmuan serta literatur bagi pembaca tentang
kompetensi pedagogik guru PAUD dalam pelaksanaan penilaian
pembelajaran anak usia dini.
d. Memenuhi persyaratan guna mengikuti proses penyelesaian program
magister dengan konsentrasi pendidikan Islam anak usia dini di
Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.
17
BAB IILANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN
A. Landasan Teori1. Kompetensi Pedagogik Guru PAUD
Landasan kebijakan dalam pembahasan kompetensi guru PAUD ini
adalah Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional
Pendidikan Anak Usia Dini, disebutkan bahwa kompetensi yang harus
dimiliki guru PAUD mencakup kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.39
Kompetensi berasal dari bahasa inggris competence yang berarti
kemampuan. Secara lebih luas definisi kompetensi adalah suatu tugas
yang memadai atau pemilikan pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang.40 Menurut Munsyi yang
dikutip oleh Hamzah, kompetensi mengacu kepada kemampuan
melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan. kompetensi
menunjuk kepada performance dan perbuatan yang rasional, untuk
memenuhi spesifikasi tertentu dalam melaksanakan tugas-tugas
kependidikan. Hal itu disebut rasional karena mempunyai arah dan tujuan,
sementara performance merupakan perilaku nyata yang tidak hanya
diamati, tetapi juga meliputi perihal yang tidak tampak.41
Sementara itu, menurut Hall dan Jones dalam Sagala memandang
kompetensi sebagai karakteristik yang menonjol dari seorang individu
yang berhubungan dengan kinerja efektif dalam suatu pekerjaan.42
Adapun menurut Marwansyah Kompetensi adalah perpaduan
pengetahuan, keterampilan, sikap dan karakteristik pribadi lainnya yang
diperlukan untuk mencapai keberhasilan dalam sebuah pekerjaan, yang
39Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak UsiaDini40Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Amzah, 2010), hlm. 91.41Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Tugas Guru ...... Op. Cit., hlm. 11.42Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan (Bandung:Alfabeta, 2013), hlm. 157.
17
18
bisa diukur dengan menggunakan standar yang telah disepakati dan yang
dapat ditingkatkan melalui pelatihan dan pengembangan.43
Dalam definisi lain, kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan
dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan
bertindak secara konsisten dan terus menerus yang memungkinkan
seorang itu menjadi kompeten dalam arti memiliki pengetahuan,
keterampilan dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu.44 Penjelasan
lain yaitu menurut Mcleod bahwa kompetensi adalah sebagai perilaku
yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan
kondisi yang diharapkan.45
Kompetensi merupakan satu kesatuan utuh yang menggambarkan
kemampuan seseorang pada aspek pengetahuan, keterampilan, dan
sikap yang dinilai, yang berkaitan dengan profesi tertentu dan berkenaan
dengan bagian-bagian yang dapat diaktualisasikan serta diwujudkan
dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk menjalankan profesi tertentu.46
Kompetensi pada hakikatnya memiliki komponen knowledge, skill,
dan personal attitude. Dengan demikian secara umum kompetensi dapat
diartikan sebagai tingkat pengetahuan, keterampilan dan tingkah laku
yang dimiliki seseorang dalam menjalankan tugas yang dibebankannya di
dalam sebuah organisasi.47
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat ditarik benang
merahnya bahwa kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, dan
sikap dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak
untuk melaksanakan suatu tugas di sekolah, masyarakat dan lingkungan
dimana individu yang bersangkutan berinteraksi.
43Marwansyah, Manajemen Sumber Daya Manusia (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 36.44Imam Wahyudi, Mengejar Profesionalisme Guru: Strategi Praktis Mewujudkan CitraGuru Profesional (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2012), hlm. 21.45Suyatno dan Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasidan Kualitas Guru di Era Global (Jakarta: Erlangga Group, 2013), hlm. 1.46Eko Setiawan, Kompetensi Pedagogis & Profesional Guru PAUD dan SD/MI (Jakarta:Erlangga, 2018), hlm. 29.47Kompri, Op. Cit., hlm. 2.
19
Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, menjelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,
menilai dan mengevaluasi peserta didik.48 Guru juga memiliki peran yang
sangat penting dalam pembelajaran. Peserta didik memerlukan peran
seorang guru untuk membantunya dalam proses perkembangan diri dan
pengoptimalan bakat dan kemampuan yang dimiliki peserta didik. Tanpa
adanya seorang guru, mustahil seorang peserta didik dapat mewujudkan
tujuan hidupnya secara optimal.
Tugas guru yang paling utama adalah mengajar dan mendidik.
Sebagai pengajar, guru berperanan aktif antara peserta didik dengan ilmu
pengetahuan. Secara umum dapat dikatakan bahwa tugas dan tanggung
jawab yang harus dilaksanakan oleh guru adalah mengajak orang lain
berbuat baik. Tugas tersebut identik dengan dakwah islamiyah yang
bertujuan mengajak umat Islam untuk berbuat baik. Hal ini sesuai dengan
firman Allah swt. dalam al-Qur’an surat Ali Imran ayat 104:
Artinya:“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yangmenyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf danmencegah dari yang munkar, mereka itulah orang-orang yangberuntung”. (Q.S. Ali Imran: 104)49
Berdasarkan ayat di atas dapat dipahami bahwa dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, guru berkewajiban
membantu perkembangan anak menuju kedewasaan yang sesuai dengan
ajaran Islam. Dalam tujuan pendidikan, terkandung unsur tujuan yang
bersifat agamis, yaitu agar terbentuk manusia yang beriman dan bertakwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
48Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen.49Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tafsir per kata (Jakarta: PT. Kalim, 2011), hlm. 64.
20
Melihat pentingnya tugas guru dalam dunia pendidikan, maka
sumber daya manusia (SDM) yang unggul adalah hal mutlak dalam
proses pembelajaran. Oleh karena itu, seorang guru harus memenuhi
standar pendidik yang dapat dicapai dengan memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, dan sertifikat pendidik. Sehingga guru kompeten di dalam
menjalankan profesinya sebagai seorang guru untuk mengorganisasi ide-
ide yang dikembangkan di kalangan peserta didik agar dapat
menggerakan semangat dan minat belajar anak..
Menurut Jejen seseorang disebut kompeten dalam bidangnya jika
pengetahuan, ketrampilan dan sikapnya, serta hasil kerjanya sesuai
standar yang ditetapkan dan/atau diakui oleh lembanganya/ pemerintah.50
Sebagaimana dalam UU RI Nomor 14 Tahun 2005 dalam bab IV bagian
kesatu pasal 8 menjelaskan bahwa: “Guru wajib memiliki kualifikasi,
kompetensi dan sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.
Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai gambaran tentang apa
yang seyogyanya dapat dilakukan oleh seorang guru dalam
melaksanakan pekerjaannya, baik berupa kegiatan, berperilaku maupun
hasil yang dapat ditunjukkan.51 Menurut Barlow sebagaimana yang dikutip
oleh Tukiran bahwa kompetensi guru merupakan kemampuan dalam
melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab.52
Kompetensi guru merupakan kemampuan dan kewenangan guru
dalam menjalankan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab.
Karena guru merupakan suatu profesi atau pekerjaan, maka kompetensi
sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Dalam kaitannya
dengan pendidikan, kompetensi menunjukan perbuatan yang sifatnya
rasional untuk mencapai tujuan pendidikan sesuai dengan kondisi yang
diharapkan.
50Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru: Melalaui Pelatihan dan Sumber BelajarTeori dan Praktik (Jakarta: Kencana, 2012), hlm.28.51Sri Marmoah, Profesi Kependidikan (Bandung: Rizqi Press, 2015), hlm. 62.52Tukiran Taniredja dkk, Guru yang Profesional ..............Op. Cit., hlm. 71.
21
Menurut Mulyasa, pada hakekatnya standar kompetensi guru
adalah untuk mendapatkan guru yang baik dan profesional, yang memiliki
kompetensi untuk melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah khususnya,
serta tujuan pendidikan pada umumnya, sesuai kebutuhan masyarakat
dan tuntutan zaman.53
Selanjutnya dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada pasal 10 dinyatakan bahwa “
kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional yang diperoleh melalui profesi.”
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan mengelola
pembelajaran peserta didik. Kompetensi ini mencakup kemampuan
merencanakan program belajar-mengajar, kemampuan melaksanakan
interaksi atau mengelola proses belajar-mengajar, serta kemampuan
melakukan penilaian proses belajar-mengajar.54
Pedagogik berasal dari kata Yunani yaitu paedagogiek, yang berarti
“pergaulan dengan anak-anak”. Secara kiasan, pedagogik diartikan
sebagai “seorang ahli yang membimbing anak kepada tujuan hidupnya”.
Secara sederhana kompetensi pedagogik adalah kemampuan seorang
pendidik dalam mengajar, membimbing, dan melatih peserta didik menjadi
manusia yang terdidik secara jasmani dan rohani.55
Pedagogik merupakan suatu kajian tentang pendidikan anak.
Menurut Hoogveld sebagaimana yang dikutip oleh Sadulloh, pedagogik
adalah ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak ke arah tujuan
tertentu, yaitu supaya ia kelak mampu secara mandiri menyelesaikan
tugas hidupnya. Jadi pedagogik adalah ilmu mendidik anak.56
53Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2013), hlm.17.54Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen.55Eko Setiawan, Kompetensi Pedagogis .......Op. Cit., hlm. 30.56Uyoh Sadulloh, Pedagogik (Ilmu Mendidik), (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet. 1, hlm. 2.
22
Kompetensi pedagogik menurut Buchari adalah kemampuan
mengelola pembelajaran yang mencakup konsep kesiapan mengajar yang
ditunjukkan oleh penguasaan pengetahuan dan keterampilan mengajar.57
Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2008 Tentang
Guru menyebutkan bahwa kompetensi pedagogik meliputi kemampuan
antara lain pemahaman tentang peserta didik secara mendalam,
penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik yang meliputi kemampuan
merancang pembelajaran, mengimplementasikan pembelajaran, menilai
proses dan hasil pembelajaran, dan melakukan perbaikan secara
berkelanjutan.
Menurut Slamet bahwa kompetensi pedagogik yaitu terdiri dari sub-
kompetensi yang berkontribusi dalam pengembangan kurikulum yang
terkait dengan mata pelajaran yang diajarkan, mengembangkan silabus
mata pelajaran berdasarkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi
dasar (KD), merencanakan rencana pelaksanaan pembelajaran yang pro-
perubahan (aktif, kreatif, inovatif, eksperimentatif, efektif, dan
menyenangkan), menilai hasil belajar anak secara otentik, membimbing
anak dalam berbagai aspek (misalnya: pelajaran, kepribadian, bakat,
minat dan karir, dan mengembangkan profesionalisme diri sebagai
guru).58
Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan seorang guru dalam
mengelola proses pembelajaran peserta didik. Selain itu kemampuan
pedagogik juga ditunjukkan dalam membantu, membimbing dan
memimpin peserta didik. Selain itu, dalam kompetensi ini seorang guru
harus mampu: a) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,
moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. b) Menguasai teori
belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. c)
Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang
57Buchari Alma, dkk., Guru Profesional: Menguasai Metode dan Terampil Mengajar(Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 141.58Syaiful Sagala, kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan (Bandung:Alfabeta, 2013), hlm. 31-32.
23
pengembangan yang diampu. d) Menyelenggarakan pembelajaran yang
mendidik. e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
kepentingan pembelajaran. f) Memfasilitasi pengembangan potensi
peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimiliki. g)
Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
h) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran. i) Melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.59
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang meliputi
penguasaan peserta didik, menguasai teori-teori belajar, mengembangkan
kurikulum, melaksanakan proses belajar mengajar, memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi, memfasilitasi pengembangan potensi
peserta didik, berkomunikasi secara efektif, menilai dan mengevaluasi
hasil belajar.60 Rahman menyatakan definisi dari kompetensi pedagogik
adalah kemampuan untuk mengelola pembelajaran, yang mana
didalamnya terdapat perencanaan (planning), penerapan (implementation)
dan penilaian (evaluation) terhadap hasil belajar.61
Definisi lain, kompetensi pedagogik merupakan kemampuan dalam
pengelolaan peserta didik yang meliputi: (1) pemahaman wawasan guru
akan landasan dan filsafat pendidikan; (2) mampu memahami potensi dan
keberagaman peserta didik, sehingga dapat didesain strategi pelayanan
belajar sesuai keunikan masing-masing peserta didik; (3) mampu
mengembangkan kurikulum/silabus baik dalam bentuk dokumen maupun
implementasi dalam bentuk pengalaman belajar; (4) mampu menyusun
rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan standar kompetensi
dasar; (5) mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan
59Imam Wahyudi, Panduan Lengkap Uji Sertifikasi Guru (Jakarta: PT. PrestasiPustakarya, 2012), hlm.22.60Rusnawati, Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Memotivasi Minat Belajar Siswa PadaSman 1 Leupung (Jurnal Intelektualita, Vol. 3, No. 1: 39-50, 2015), hlm. 41.61Mardia Hi Rahman, Professional Competence, Pedagogical Competence and thePerfomrmance Of Junior High School Of Science Teacher, Universitas Khairun Ternate(Journal of Education and Practice, Vol.5, No.9, 2014), hal.1.
24
suasana yang dialogis dan interaktif. Sehingga pembelajaran menjadi
aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan; (6) mampu melakukan
evaluasi hasil belajar dengan memenuhi prosedur dan standar yang
dipersyaratkan; dan (7) mampu mengembangkan bakat dan minat peserta
didik melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.62
Guru PAUD menurut Aldy berdasarkan Permendiknas Nomor 58
Tahun 2009 tentang standar pendidikan anak usia dini bahwa pendidik
profesional yang bertugas merencanakan pembelajaran, melaksanakan
proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran, serta melakukan
pembimbingan, pengasuhan, dan perlindungan terhadap anak usia dini.63
Guru PAUD merupakan SDM yang langsung berhubungan dengan
peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Guru ini
merupakan ujung tombak pencapaian tujuan pendidikan untuk
mengoptimalkan tumbuh kembang anak usia dini.64
Selanjutnya, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia
Dini juga memaparkan secara lebih rinci mengenai standar nasional
kompetensi pedagogik guru PAUD, yaitu:
Tabel 1. Kompetensi Pedagogik Guru PAUDNO KOMPETENSI SUB KOMPETENSI1 Mengorganisasikan
aspek perkembangan
sesuai dengan
karakteristik anak usia
dini
1.1. Menelaah aspek perkembangan
sesuai dengan karakteristik anak
usia dini
1.2. Mengelompokkan anak usia dini
sesuai dengan kebutuhan pada
berbagai aspek perkembangan
62Tukiran Taniredja dkk, Op. Cit., hlm. 76.63Novan Ardy Wiyani, Manajemen PAUD Bermutu: Konsep dan Praktik MMT di KB,TK/RA (Yogyakarta: Gava Media, 2015), hlm. 11.64Dadan Suryana dan Nelti Rizka, Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini BerbasisAkreditasi Lembaga (Jakarta: Prenadamedia Group, 2019), hlm. 54.
25
1.3. Mengidentifikasi kemampuan
awal anak usia dini dalam
berbagai bidang pengembangan
1.4. Mengidentifikasi kesulitan anak
usia dini dalam berbagai bidang
pengembangan
2 Menganalisis teori
bermain sesuai aspek
dan tahapan
perkembangan,
kebutuhan, potensi,
bakat, dan minat anak
usia dini
2.1. Memahami berbagai teori belajar
dan prinsip-prinsip bermain
sambil belajar yang mendidik
2.2. Menelaah teori pembelajaran
dalam konteks bermain dan
belajar yang sesuai dengan
kebutuhan aspek perkembangan
anak usia dini
2.3. Menerapkan berbagai
pendekatan, strategi, metode,
dan teknik bermain sambil belajar
yang bersifat holistik, sesuai
kebutuhan anak usia dini, dan
bemakna, yang terkait dengan
berbagai bidang pengembangan
di PAUD
2.4. Merancang kegiatan bermain
sebagai bentuk pembelajaran
yang mendidik pada anak usia
dini
3 Merancang kegiatan
pengembangan anak
usia dini berdasarkan
kurikulum
3.1. Menyusun isi program
pengembangan anak sesuai
dengan tema dan kebutuhan
anak usia dini pada berbagai
26
aspek perkembangan
3.2. Membuat rancangan kegiatan
bermain dalam bentuk program
tahunan, semester, mingguan,
dan harian
4 Menyelenggarakan
kegiatan pengembangan
yang mendidik
4.1. Memilih prinsip-prinsip
pengembangan yang mendidik
dan menyenangkan
4.2. Merancang kegiatan
pengembangan yang mendidik
dan lengkap, baik untuk kegiatan
di dalam kelas, maupun luar
kelas
4.3. Menerapkan kegiatan bermain
yang bersifat holistik, autentik,
dan bermakna
5 Memanfaatkan teknologi,
informasi dan komunikasi
untuk kepentingan
penyelenggaraan
kegiatan pengembangan
yang mendidik
5.1. Memilih teknologi informasi dan
komunikasi serta bahan ajar
yang sesuai dengan kegiatan
pengembangan anak usia dini
5.2. Menggunakan teknologi
informasi dan komunikasi untuk
meningkatkan kualitas kegiatan
pengembangan yang mendidik
6 Mengembangkan potensi
anak usia dini untuk
pengaktualisasian diri
6.1. Memilih sarana kegiatan dan
sumber belajar pengembangan
anak usia dini
6.2. Membuat media kegiatan
pengembangan anak usia dini
6.3. Mengembangkan potensi dan
27
kreatifitas anak usia dini melalui
kegiatan bermain sambil belajar
7 Berkomunikasi secara
efektif, empatik, dan
santun
7.1. Memilih berbagai strategi
berkomunikasi yang efektif,
empatik dan santun dengan anak
usia dini
7.2. Berkomunikasi secara efektif,
empatik, dan santun dengan
anak usia dini
8 Menyelenggarakan dan
membuat laporan
penilaian, evaluasi
proses dan hasil belajar
anak usia dini
Memahami prinsip-prinsip penilaian
dan evaluasi proses dan hasil belajar
anak usia dini
9 Menentukan lingkup
sasaran asesmen proses
dan hasil pembelajaran
pada anak usia dini
9.1. Memilih pendekatan, metode dan
teknik asesmen proses dan hasil
kegiatan pengembangan pada
anak usia dini
9.2. Menggunakan prinsip dan
prosedur asesmen proses dan
hasil kegiatan pengembangan
anak usia dini
9.3. Mengadministrasikan penilaian
proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan
mengunakan berbagai instrumen
9.4. Menentukan tingkat capaian
perkembangan anak usia dini
9.5. Menganalisis hasil penilaian
proses dan hasil belajar untuk
28
berbagai tujuan
10 Menggunakan hasil
penilaian,
pengembangan dan
evaluasi program untuk
kepentingan
pengembangan anak
usia dini
10.1. Menggunakan informasi hasil
penilaian dan evaluasi untuk
kesinambungan belajar anak usia
dini
10.2. Memanfaatkan informasi hasil
penilaian dan evaluasi
pembelajaran untuk
meningkatkan kualitas
pembelajaran
10.3. Mengomunikasikan hasil
penilaian pengembangan dan
evaluasi program kepada
pemangku kepentingan
11 Melakukan tindakan
reflektif, korektif dan
inovatif dalam
meningkatkan kualitas
proses dan hasil
pengembangan anak
usia dini
11.1.Melakukan refleksi terhadap
kegiatan pengembangan anak
usia dini yang telah dilaksanakan
11.2.Meningkatkan kualitas
pengembangan anak usia dini
melalui penelitian tindakan kelas
11.3.Melakukan penelitian tindakan
kelas
Dari berbagai macam teori yang telah dikemukakan di atas, maka
yang dimaksud kompetensi pedagogik guru PAUD dalam penelitian ini
adalah kecakapan guru dalam pelaksanaan penilaian pembelajaran agar
dapat membantu proses pengoptimalan pertumbuhan dan perkembangan
anak usia dini. Adapun indikatornya adalah cakap dalam menentukan
kompetensi dasar yang akan dinilai, cakap dalam mengadakan alat
penilaian, cakap dalam menentukan kriteria penilaian, dan cakap dalam
menentukan waktu dan tempat yang tepat untuk melakukan penilaian.
29
2. Penilaian Pembelajaran Anak Usia Dinia. Pengertian Penilaian Pembelajaran Anak Usia Dini
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk menentukan tingkat pencapaian perkembangan anak.65 Definisi ini
selaras dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 20
tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan bahwa penilaian
pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.66
Penilaian adalah upaya sistematik yang dilakukan melalui
pengumpulan data atau informasi yang shahih (valid) dan reliabel, dan
selanjutnya data atau informasi tersebut diolah sebagai upaya melakukan
pertimbangan untuk pengambilan kebijakan suatu program pendidikan.67
Dinyatakan pula oleh Linn dan Gronlund dalam Uno bahwa penilaian
adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi
tentang belajar siswa dan format penilaian kemajuan belajar.68
Penilaian adalah suatu proses pengumpulan data dan/atau
informasi (termasuk di dalamnya pengolahan dan pendokumentasian)
secara sistematis tentang suatu atribut, orang atau objek, baik berupa
data kualitatif maupun kuantitatif tentang jumlah, keadaan, kemampuan
atau kemajuan suatu atribut, objek atau orang/individu yang dinilai, tanpa
merujuk pada keputusan nilai.69
Menurut Mulyasa, penilaian merupakan suatu proses
pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar
anak dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan
berkelanjutan, bukti-bukti autentik, akurat dan konsisten.70 Begitu pula
65Kementerian Pendidikan Nasional, Pedoman Penilaian Di Taman Kanak-kanak(Jakarta: Tidak diterbitkan, 2010)66Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007,tentang Standar Penilaian Pendidikan.67Ridwan Abdullah Sani, Penilaian Autentik (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), hlm. 15.68Hamzah B. Uno dan Satria Koni, Assessment Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara,2012) hlm. 1.69Muri Yusuf, Asesmen dan Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2015), hlm. 14.70Mulyasa, Manajemen PAUD ...Loc. Cit.
30
menurut Al Tabany, penilaian adalah suatu usaha mengumpulkan dan
menafsirkan berbagai informasi secara sistematis, berkala, berkelanjutan,
menyeluruh tentang perkembangan yang dicapai peserta didik melalui
pembelajaran.71
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengelolahan informasi
yang berkelanjutan yang di lakukan oleh guru untuk membuat keputusan
hasil perkembangan belajar siswa berdasarkan suatu kriteria tertentu.72
Pendapat Sudjana, penilaian adalah proses memberikan atau
menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria
tertentu. 73 Allah SWT menjelaskan di dalam al-Qur’an mengenai perintah
manusia membuat keputusan, terdapat pada surat an-Nahl ayat 125:
Artinya: “Mereka berkata: Kami sekali-kali tidak akan mengutamakankamu daripada bukti-bukti yang nyata (mukjizat), yang telahdatang kepada kami dan daripada Tuhan yang telahmenciptakan Kami, maka putuskanlah apa yang hendak kamuputuskan. Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskanpada kehidupan di dunia ini saja”. (Q.S. Thaha: 72)74
Ayat diatas memberikan penjelasan bahwa seorang guru dalam
membuat keputusan terhadap perkembangan belajar siswa harus
berdasarkan bukti yang realita. Bukti-bukti tersebut didapat dari hasil
penilaian selama proses pembelajaran siswa berlangsung. Kemudian
bukti diolah menjadi sebuah laporan perkembangan belajar siswa, dan
hasilnya dapat dijadikan acuan dalam membuat keputusan sejauh mana
siswa tersebut mengalami perkembangan dalam proses belajar.
71Trianto Ibnu Badar Al Tabany, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik (Jakarta:Kencana, 2015), hlm. 213.72Kurnia Mustika Weni dkk, Analisis Penilaian ...Op. Cit., hlm. 2.73Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2016), hlm. 3.74Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tafsir per kata (Jakarta: PT. Kalim, 2011), hlm. 317.
31
Menurut McMilan dalam buku Introduction to Teaching, be Coming
a Profesional kutipan Zahro, penilaian adalah proses yang digunakan guru
untuk mengumpulkan informasi dan membuat keputusan tentang hasil
perkembangan belajar siswa.75 Dan menurut James E Johnson dalam
kutipan Nurhayati, Penilaian adalah proses memilih, mengumpulkan, dan
menafsirkan informasi untuk membuat keputusan atau untuk membuat
penilaian tentang kelemahan suatu produk atau program, atau tentang
sejauh mana keberhasilan pendekatan yang telah dilakukan dapat
menyelesaikan masalah sehingga dapat menyempurnakan suatu
sasaran/tujuan.76
Menurut Howard Gardner dalam Anita, penilaian merupakan upaya
memperoleh informasi mengenai keterampilan dan potensi diri individu
dengan dua sasaran. Pertama, memberikan umpan balik yang bermanfaat
kepada individu yang bersangkutan. Kedua, sebagai data yang berguna
bagi masyarakat yang ada di sekitarnya. Ini memperjelas bahwa penilaian
berkaitan dengan informasi tentang diri seseorang dalam suatu kegiatan,
waktu, atau stimulan tertentu. Informasi diperoleh berdasarkan aturan
tertentu dan menyeluruh. Informasi ini juga tidak hanya berguna bagi
individu yang dinilai tetapi juga bagi yang lainnya seperti guru dan orang
tua.77
Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi atau data secara sistematis, berkala, terukur, berkelanjutan, dan
menyeluruh tentang perkembangan yang dicapai peserta didik melalui
pembelajaran untuk membuat keputusan hasil perkembangan belajar
peserta didik berdasarkan suatu kriteria tertentu.
75Ifat Fatimah Zahro, Penilaian dalam Pembelajaran ....Loc.Cit.76Sri Nurhayati dan Anita Rakhman, Studi Kompetensi Guru Paud dalam MelakukanAsesmen Pembelajaran dan Perkembangan Anak Usia Dini di Kota Cimahi (JurnalPendidikan Anak Vol. 6 No. 2: 109-120, 2017), hlm. 111.77Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar .........Op. Cit., hlm. 39.
32
Dalam penyelenggaraan pendidikan, penilaian merupakan salah
satu komponen penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Upaya
untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui
peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas sistem penilaiannya.
Keduanya saling terkait, sistem pembelajaran yang baik akan
menghasilkan kualitas belajar yang baik. Kualitas pembelajaran ini dapat
dilihat dari hasil penilaiannya.78
Pembelajaran pada dasarnya merupakan interaksi antara guru
(pendidik) dan murid (peserta didik). Kualitas hubungan antara pendidik
dan peserta didik dalam proses pembelajaran sebagian besar ditentukan
oleh pribadi pendidik dalam kegiatan mengajarnya dan peserta didik
dalam belajarnya. Dengan kata lain, Kualitas hubungan antara pendidik
dan peserta didik akan sangat mempengaruhi dan menentukan
keberhasilan proses belajar mengajar tersebut.79
Menurut Sudjana dalam Susanto pembelajaran adalah upaya
pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.
Dengan maksud lain, fungsi pendidik untuk membelajarkan peserta didik
terhadap materi pelajaran untuk mencapai hasil belajar yang menimbulkan
pengaruh belajar. Definisi tersebut mengandung berbagai fungsi pendidik
seperti membantu, membimbing, melatih, menilai dan
menumbuhkembangkan.80
Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu
untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi
dengan lingkungannya. Definisi ini menunjukkan bahwa pembelajaran
sebagai usaha untuk memperoleh perubahan perilaku dalam diri
individu.81
78Umi Safitri dkk, Pelaksanaan Penilaian ...Op. Cit., hlm. 1.79Johni Dimyati, Pembelajaran Terpadu untuk TK/RA (Jakarta: Kencana, 2016), hlm. 2.80Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini....Loc. Cit.81Ibid.
33
Pembelajaran adalah suatu proses kegiatan yang sistematis dan
sistemik yang dilakukan secara interaktif dan komunikatif antara guru
dengan peserta didik, sumber belajar dan lingkungan dalam menciptakan
suasana belajar untuk peserta didik baik di dalam kelas maupun di luar
kelas dengan kehadiran guru atau tidak dalam rangka penguasaan
kompetensi yang telah ditentukan.82
Reigeluth menjelaskan teori pembelajaran dalam kutipan Jamilah,
bahwa terdapat tiga variabel: kondisi, metode dan hasil belajar. Semua
komponen pembelajaran tersebut berinteraksi dalam kesatuan yang utuh
membentuk suatu proses pembelajaran, maka dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses membangun
situasi serta kondisi belajar melalui penataan pelaksanaan komponen
tujuan pembelajaran, materi, metode, kondisi, media, waktu, dan evaluasi
yang tujuannya adalah pencapaian hasil belajar anak.83
Konsep belajar bagi anak usia dini adalah belajar melalui bermain.
Pembelajaran pendidikan anak usia dini didesain untuk memungkinkan
anak bermain. Setiap permainan yang diberikan harus diberi muatan
pendidikan sehingga anak dapat sambil belajar. Untuk itu, guru PAUD
harus lebih kreatif melihat potensi lingkungan dan mendesain kegiatan
pembelajaran yang menyenangkan anak.84
Pembelajaran anak usia dini adalah proses interaksi antara
pendidik dengan peserta didik melalui kegiatan bermain pada lingkungan
belajar yang aman dan menyenangkan dengan menggunakan berbagai
sumber belajar.85 Pembelajaran yang menyenangkan akan menarik anak
untuk terlibat dalam setiap kegiatan pembelajaran. Anak tidak hanya
duduk tenang mendengarkan ceramah gurunya, tetapi mereka aktif
berinteraksi dengan berbagai benda dan orang lain di lingkungannya.
82Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Jakarta: Kemenag, 2012), hlm. 19.83Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, Panduan PAUD ...Op. Cit., hlm. 18.84Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini....Op. Cit., hlm. 117.85Kementerian Agama RI, Petunjuk Teknis Penilaian Pembelajaran Siswa RaudhatulAthfal (Jakarta: Tidak diterbitkan, 2016), hlm. 4.
34
Pembelajaran anak usia dini harus dilakukan secara terencana.
Pendidik harus memerhatikan berbagai aspek perkembangan, yaitu
menentukan indikator kemampuan, menyusun konsep atau materi,
menetapkan tema pembelajaran, menetapkan kosa kata yang akan
dikembangkan, menentukan kegiatan bermain, alat dan bahan, serta
menentukan kegiatan pendukungnya. Dengan demikian kegiatan
pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.86 Allah SWT berfirman di
dalam al-Qur’an mengenai seseorang haruslah mempersiapkan atau
merencanakan apa yang akan ia hadapi pada hari esok agar memperoleh
hasil yang lebih baik. Terdapat dalam surat Al-Hasr ayat 18:
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah danhendaklah setiap diri memerhatikan apa yang telah diperbuatnyauntuk hari esok. Dan bertaqwalah kepada Allah sesunggguhnyaAllah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q. S. Al-Hasr: 18)87
Ayat tersebut menjelaskan bahwa orang-orang yang beriman
hendaknya memperhatikan segala sesuatunya yang akan ia lakukan pada
hari esok. Sama halnya dengan seorang guru, hendaknya merancang
sebelum melakukan proses pembelajaran agar proses pembelajaran
berjalan dengan mudah dan memperoleh hasil yang lebih baik.
Dari berbagai macam teori yang telah dikemukakan di atas maka
yang dimaksud pembelajaran anak usia dini adalah proses interaksi
antara pendidik dengan peserta didik melalui kegiatan bermain pada
lingkungan belajar yang aman dan menyenangkan dengan menggunakan
berbagai sumber belajar yang tujuannya adalah pencapaian hasil belajar
yang menimbulkan perubahan perilaku dalam diri individu.
86Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini....Op. Cit., hlm. 125.87Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tafsir per kata (Jakarta: PT. Kalim, 2011), hlm. 549.
35
Interaksi antara pendidik dengan peserta didik melalui kegiatan
bermain pada lingkungan belajar anak akan menimbulkan proses dan
hasil dari kegiatan tersebut. Untuk mengetahui capaian pertumbuhan dan
perkembangan anak setelah mengikuti kegiatan belajar, maka perlu
dilakukan penilaian proses dan hasil belajar.
Berdasarkan penilaian tersebut, pendidik dan orang tua anak, serta
pihak-pihak yang relevan dapat memperoleh informasi tentang capaian
pertumbuhan dan perkembangan anak untuk menggambarkan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki anak setelah melakukan
kegiatan belajar dalam kurun waktu tertentu.
Penilaian proses dan hasil belajar anak usia dini adalah suatu
proses mengumpulkan dan mengkaji berbagai informasi secara
sistematis, terukur, berkelanjutan, serta menyeluruh tentang pertumbuhan
dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak selama kurun waktu
tertentu.88
Penilaian pada pendidikan anak usia dini berdasarkan kurikulum
2013 dilakukan oleh pendidik dengan pendekatan Autentik. Penilaian
autentik adalah penilaian proses dan hasil belajar untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan dan
keterampilan yang dilakukan secara berkesinambungan. Penilaian tidak
hanya mengukur apa yang diketahui oleh anak, tetapi lebih menekankan
mengukur apa yang dapat dilakukan oleh anak.
Dari berbagai macam teori yang telah dikemukakan di atas, maka
yang dimaksud penilaian pembelajaran anak usia dini dalam penelitian ini
adalah aktivitas pengumpulan dan pengolahan data/informasi terhadap
proses dan hasil kegiatan belajar anak untuk menentukan tingkat
pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Adapun
indikatornya adalah penilaian pembelajaran dilaksanakan dengan
menerapkan prinsip-prinsip penilaian (mendidik, berkesinambungan,
objektif, akuntabel, transparan, sistematis, menyeluruh, dan bermakna) .
88Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014 tentang kurikulum 2013 PAUD
36
b. Tujuan Penilaian Pembelajaran Anak Usia DiniAda beberapa tujuan penilaian dalam pembelajaran anak usia dini,
diantara adalah:89
1. Memahami perkembangan anak pada keseluruhan aspek. Hal ini akan
sangat membantu pendidik untuk mengidentifikasi anak yang memiliki
kebutuhan khusus, baik dalam hal kesehatan maupun layanan
kebutuhan khusus, misalnya anak dengan kecerdasan luar biasa, anak
dengan keberbakatan, anak dengan spektrum autistik, dan sebagainya,
serta mengembangkan dukungan yang diperlukan bagi anak. Untuk
mengidentifikasi anak yang memiliki kebutuhan khusus dapat dilihat
pada Modul Anak Berkebutuhan Khusus.
2. Mengetahui sejauhmana perkembangan anak yang mengikuti suatu
program, sehingga pendidik dapat melakukan identifikasi
pengembangan gaya dan strategi belajar yang dapat digunakan pada
anak yang memiliki variasi gaya belajar.
3. Mengidentifikasi kemungkinan anak yang mengalami keterlambatan
dalam perkembangan atau mengidentifikasi lingkungan yang memiliki
pengaruh terhadap perkembangan anak, sehingga intervensi dini dapat
dikembangkan.
4. Mengetahui berbagai faktor pendukung dan penghambat dalam
perkembangan dan proses pembelajaran anak.
5. Mengetahui dan menindaklanjuti pertumbuhan dan perkembangan
yang dicapai peserta didik.
6. Memberikan informasi pada orang tua atau wali anak. Hasil penilaian
sangat penting bagi orangtua atau wali anak, terutama untuk
melanjutkan program pembelajaran di lembaga serta memberikan
stimulasi yang tepat bagi anak. Selain itu, juga memberikan informasi
berharga bagi orangtua seandainya ada anak yang mengalami
keterlambatan atau penyimpangan dalam hal pertumbuhan dan
89Kemendikbud, Penilaian dalam Pembelajaran Anak Usia Dini (Jakarta: P2TK PAUDKementerian Pendidikan Nasional, 2012), hlm. 16-18.
37
perkembangan, agar dapat diatasi dengan cepat dan tepat. Informasi
yang disampaikan kepada orangtua dapat disusun berdasarkan pada
skala prioritas. Apabila terdapat masalah atau hal-hal yang bersifat
mendesak, hendaknya disampaikan kepada orangtua secepat mungkin
untuk mencegah keterlambatan penanganan bagi anak yang
memerlukan.
7. Mengetahui efektivitas materi atau konsep pembelajaran, metode,
sumber belajar dan media untuk pencapaian proses dan hasil
pembelajaran yang dapat digunakan untuk menyusun perencanaan
pembelajaran tahap berikutnya, sehingga sesuai dengan pertumbuhan
dan perkembangan anak, di samping itu juga untuk mendorong anak
mencapai tahap perkembangan yang lebih tinggi.
8. Akuntabilitas
Penilaian yang dilakukan bertujuan untuk menjamin akuntabilitas
pembelajaran program pendidikan anak usia dini. Akuntabilitas tersebut
dapat dilihat dari:
a. Standar isi (content standard), yang meliputi berbagai hal yang telah
dipelajari anak, yang berwujud pada kemampuan anak untuk :
1) Berpikir kritis (critical thinking)
2) Memecahkan masalah (problem solving)
3) Mengemukakan alasan (reasoning)
4) Mengembangkan strategi dalam mengumpulkan data atau
menggali informasi, yang dalam hal ini terkait dengan
kemampuan anak untuk melakukan eksplorasi dalam rangka
mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru.
b. Standar penampilan (performance standard), yang berkaitan dengan
status pertumbuhan dan tingkat perkembangan anak.
38
c. Prinsip Penilaian Pembelajaran Anak Usia DiniTerdapat beberapa prinsip penilaian dalam pembelajaran anak usia
dini, sebagai berikut:90
1. Mendidik: Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk
memotivasi, mengembangkan dan membina anak agar tumbuh dan
berkembang secara optimal.
2. Berkesinambungan: Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap,
dan terus menerus untuk mendapatkan gambaran proses pertumbuhan
dan perkembangan anak.
3. Objektif:Penilaian yang didasarkan pada indikator capaian perkembangan serta
bebas dari pengaruh subjektivitas penilai dan yang dinilai.
4. Akuntabel:Penilaian dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan kriteria yang jelas
serta dapat dipertanggungjawabkan.
5. Transparan:Penilaian dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan hasil penilaian
dapat diakses oleh orang tua dan semua pemangku kepentingan yang
relevan.
6. Sistematis:Penilaian dilakukan secara teratur dan terprogram sesuai dengan
pertumbuhan dan perkembangan anak dengan menggunakan berbagai
instrumen.
7. Menyeluruh:Penilaian mencakup semua aspek pertumbuhan dan perkembangan
anak baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan.
8. Bermakna:Hasil penilaian memberikan informasi yang bermanfaat bagi anak,
orangtua, pendidik, dan pihak lain yang relevan.
90Permendikbud RI Nomor 146 Tahun 2014, tentang Kurikulum 2013 Pendidikan AnakUsia Dini.
39
d. Teknik dan Instrumen Penilaian Pembelajaran Anak Usia DiniAda beberapa teknik yang digunakan dalam penilaian
pembelajaran anak usia dini. Teknik-teknik tersebut dapat digunakan
secara bersama-sama untuk dapat saling melengkapi data/informasi.
Beberapa teknik tersebut, sebagai berikut:91
1. Observasi/Pengamatan
Observasi merupakan pengamatan langsung terhadap berbagai
peristiwa yang terjadi pada anak. Aspek yang diobservasi serta hasilnya
bervariasi, tergantung pada tujuan penilaian, namun pada dasarnya ada
beberapa cara dalam menuangkan hasil observasi dalam bentuk catatan:
a. Ceklis
Ceklis adalah cara menandai ketercapaian indikator tertentu dengan
tanda-tanda khusus. Tanda-tanda khusus dapat berupa tanda centang,
huruf, simbol tertentu, dan lain-lain. Tetapi dalam implementasi
penilaian, tanda ceklis menggunakan huruf seperti tertuang berikut ini:
Ada empat skala, yaitu :
BB artinya Belum Berkembang: bila anak melakukannya harus dengan
bimbingan atau dicontohkan oleh guru.
MB artinya Mulai Berkembang: bila anak melakukannya masih harus
diingatkan atau dibantu oleh guru.
BSH artinya Berkembang Sesuai Harapan: bila anak sudah dapat
melakukannya secara mandiri dan konsisten tanpa harus diingatkan
atau dicontohkan oleh guru.
BSB artinya Berkembang Sangat Baik: bila anak sudah dapat
melakukannya secara mandiri dan sudah dapat membantu temannya
yang belum mencapai kemampuan sesuai dengan indikator yang
diharapkan.
91Kemendikbud, Pedoman Penilaian Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (Jakarta:Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018), hlm. 4.
40
Tabel 2. Contoh Instrumen Ceklis Per kelasFORMAT SKALA CAPAIAN PERKEMBANGAN HARIAN
Kelompok : TK AMinggu : I Bulan : September 2016
LP INDIKATOR CAPAIANPERKEMBANGAN
LITA SITA RIO dst
NAM Menyebutkan nama Tuhan sesuaiagamanya dan menyanyikan lagukeagamaan secara sederhana.
BSH MB BSB
FM Melakukan berbagai gerakanterkoordinasi secara terkontrol, seimbangdan lincah.
Kog Mengenal benda denganmenghubungkan satu benda denganbenda lainnya.
Bhs Melaksanakan perintah yang lebihkompleks sesuai dengan aturan yangdisampaikan.
Sos-
Em
Mengambil keputusan dan melakukanpekerjaan secara mandiri.
Seni Membuat karya seni sesuaikreativitasnya.
Tabel 3. Contoh Instrumen Ceklis Per anakFORMAT SKALA CAPAIAN PERKEMBANGAN HARIAN
Nama Anak : Lita Kelompok : TK AMinggu : I Bulan : September 2016
LP INDIKATOR CAPAIANPERKEMBANGAN
BB MB BSH BSB
NAM Menyebutkan nama Tuhan sesuaiagamanya dan menyanyikan lagukeagamaan secara sederhana.
√
FM Melakukan berbagai gerakanterkoordinasi secara terkontrol, seimbangdan lincah.
√
Kog Mengenal benda denganmenghubungkan satu benda denganbenda lainnya.
√
Bhs Melaksanakan perintah yang lebihkompleks sesuai dengan aturan yangdisampaikan.
√
Sos-
Em
Mengambil keputusan dan melakukanpekerjaan secara mandiri.
√
Seni Membuat karya seni sesuaikreativitasnya.
√
41
b. Catatan anekdot
Catatan anekdot merupakan catatan naratif singkat yang
menjelaskan perilaku anak yang penting bagi guru terkait tumbuh
kembang anak. Anekdot menjabarkan apa yang terjadi secara faktual
dan objektif, yang menjelaskan bagaimana terjadi, kapan dan di mana
dan apa yang dikatakan dan dilakukan anak.
Catatan anekdot digunakan untuk mencatat seluruh fakta,
menceritakan situasi yang terjadi, apa yang dilakukan dan dikatakan
anak. Catatan anekdot sebagai jurnal kegiatan harian mencatat
kegiatan anak selama melakukan kegiatan setiap harinya. Catatan
anekdot memungkinkan untuk mengetahui perkembangan anak yang
indikatornya baik tercantum maupun tidak tercantum pada RPPH.
Hal-hal pokok yang dicatat dalam catatan anekdot meliputi nama
anak yang dicatat perkembangannya, kegiatan main atau pengalaman
belajar yang diikuti anak dan perilaku, termasuk ucapan yang
disampaikan anak selama berkegiatan. Catatan anekdot dibuat dengan
menuliskan apa yang dilakukan atau dibicarakan anak secara objektif,
akurat, lengkap dan bermakna tanpa penafsiran subjektif dari guru.
Akurat (tepat), objektif (apa adanya, tanpa memberi label misalnya:
cengeng, malas, nakal), spesifik (khusus/tertentu), sederhana (tidak
berteletele), dan catatan guru terkait dengan indikator yang muncul dari
perilaku anak. Catatan berupa jurnal kegiatan akan lebih baik bila
disertai foto kegiatan anak.
Jika guru sedang sibuk memfasilitasi anak, dan pada saat yang
bersamaan guru sempat menangkap suatu aktivitas bermakna yang di
lakukan anak, guru dapat mencoret-coret dengan kode atau kata-kata
singkatan sebagai pengingat. Jika memiliki kamera akan lebih mudah
untuk merekam berupa foto atau video. Setelah anak pulang, barulah
peristiwa tersebut ditulis lebih lengkap.
42
Tabel 4. Contoh Instrumen Catatan AnekdotNama Anak : Yasmin Usia : 5 tahunPengamat : Ibu Yuni Kelompok : B
TGL
TEMPAT WAKTU PERISTIWAKEMAMPUAN
ANAKKD
Yang di Capai
15-5-14 Halamanbelakang 19.15 Yasmin (usia 5,5
tahun) yangsedang bermainperan sebagaipenjual sayuran.Yasmin menatajualannya: tomatdi piring besar,cabe di piringlainnya, sayurandi baskom kecil.Saat Alisyadatang terjadipercakapan:Yasmin : “maumembeli apa?Alisya: “tomat”Yasmin : “tomatyang besar ataukecil?”Alisya : “besar”
1. Bersikap sabarmenunggupembeli
2. Menyebutkannama benda
3. Mengelompok-kan bendasesuai bentuk
4. Membedakanukuran besardan kecil
5. Memahamibahasa reseptif(mengertipembicaraantemannya)
6. Berkomunikasi(menggunakanbahasaekspresif)
2.7 Memilikiperilaku yangmencerminkansikap sabar(maumenunggugiliran, maumendengarketika oranglain berbicara)untuk melatihkedisiplinan,
3.6–4.6 Mengenalbenda -bendadisekitarnya(nama, warna,bentuk, ukuran)
3.10 – 4.10Memahamibahasa reseptifmenyimak danmembaca awal
3.11 – 4.11Memahamibahasaekspresif(mengungkap-kan bahasasecara verbaldan non verbal)
Contoh catatan kegiatan dengan foto:
Ignas (2.5 tahun) mengambil mainanbuah berbentuk stroberi dan mengisi-nya kedalam 2 gelas plastik. Iamempertemukan permukaan duagelas secara vertikal.
Pada hari pertama setelah libur Idul Fitriselama 2 minggu, Ellen (3 tahun) datangke sekolah dengan menangis. Gurumenyambut dari gendongan orang tuadan menenangkan Ellen.
43
c. Penilaian Hasil Karya
Penilaian hasil karya adalah penilaian terhadap buah pikir anak
yang dituangkan dalam bentuk karya nyata dapat berupa pekerjaan
tangan, karya seni atau tampilan anak, misalnya: gambar, lukisan,
lipatan, hasil kolase, hasil guntingan, tulisan/coretan-coretan, hasil
roncean, bangunan balok, seni tari, dan hasil pra karya.
Tuliskan nama dan tanggal hasil karya tersebut dibuat. Data ini
diperlukan untuk melihat perkembangan hasil karya yang dibuat anak di
waktu sebelumnya. Saat anak telah menyelesaikan karyanya, guru
dapat menanyakan tentang hasil karya tersebut. Tuliskan semua yang
dikatakan oleh anak untuk mengonfirmasi hasil karya yang di buatnya
agar tidak salah saat guru membuat interpretasi karya tersebut.
Hubungkan karya anak dengan pencapaian pada kompetensi dasar
yang sesuai.
Tabel 5. Contoh Instrumen Hasil KaryaNama Anak: Yasmin Tanggal: 14 Juli 2014
Hasil Karya Anak Hasil Pengamatan KDYang di Capai
o Huruf-huruf belumterangkai
o Gambar kepala,tangan dan kakitanpa badan
o Warna biru, hijau,dan merah
o Gambar mama,papa, anak, dan adik(berdasarkan ceritaanak)
o Beberapa bentuklingkaran dan garis
o Menjawabpertanyaan dengantepat
o Aku mau main yanglainnya (ketikaditanyakan maubermain apa lagi)
3.12 menuliskanhuruf-huruf
3.3 Mengenalanggota tubuhdan koordinasitangan mata
3.6 Mengenal danmembedakanwarna
3.7 Mengenallingkungansosial (anggotakeluarga)
3.10-4.10menunjuk kankemampuanberbahasareseptif
2.5 perilakupercaya diri
2.8 perilakumandiri.
44
2. Wawancara/Percakapan92
Wawancara/percakapan adalah suatu teknik pengumpulan data
yang dapat dilakukan guru untuk mendapatkan informasi tentang
pengetahuan atau penalaran anak mengenai sesuatu hal dengan cara
melakukan percakapan langsung dengan anak maupun orang tua.
Dengan wawancara, guru dapat menggali lebih jauh kondisi objektif
anak dan mendapatkan informasi mengenai pengetahuan anak
terhadap sesuatu hal.
Penilaian percakapan terbagi dua, yaitu percakapan terstruktur
dan percakapan tidak terstruktur. Percakapan terstruktur dilakukan
sengaja oleh guru dengan menggunakan waktu dan pedoman khusus.
Percakapan tidak terstruktur adalah menilai percakapan anak tanpa
dipersiapkan terlebih dahulu, misalnya mengenalkan identitas diri,
menceritakan kejadian yang ada disekitarnya, dan lain-lain.
Berikut contoh format percakapan terstruktur:
Tabel 6. Contoh Format Percakapan Terstruktur
Nama: Indikator:Kelompok: Semester/TP:
No Hari/Tgl KegiatanPembelajaran
Aspek yangditanyakan Hasil Percakapan
3. Penugasan93
Penugasan merupakan cara penilaian berupa pemberian tugas
harian (daily learning) yang harus dikerjakan anak didik dalam waktu
tertentu baik secara perorangan maupun kelompok. Misalnya
melakukan percobaan dengan menanam tomat, membuat berbagai
bentuk dengan bahan dasar plastisin, dan lain-lain.
Berikut contoh format penugasan:
92Ifat Fatimah Zahro, Penilaian dalam Pembelajaran .... Op. Cit, hlm. 103.93Ibid.
45
Tabel 7. Contoh Format Penugasan
Nama: Indikator:Kelompok: Semester/TP:
No Hari/Tgl KegiatanPembelajaran Jenis Tugas Hasil
4. Unjuk Kerja94
Unjuk kerja merupakan penilaian yang menuntut peserta didik
untuk melakukan tugas dalam perbuatan yang dapat diamati, misalnya
praktek menyanyi, olahraga, menari dan bentuk praktek lainnya.
Berikut contoh format penugasan:
Tabel 8. Contoh Format Unjuk Kerja
Nama: Indikator:Kelompok: Semester/TP:
No Hari/Tgl KegiatanPembelajaran Aspek yang dinilai Deskripsi Unjuk
Kerja
5. Pemeriksaan Medis95
Merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk
mengetahui berbagai kelemahan dan penyakit yang diderita anak,
khususnya yang berkaitan dengan aspek fisik. Pemeriksaan medis
anak dapat dilakukan dalam kurun rentang waktu satu bulan untuk
mendeteksi secara dini berbagai hambatan yang dialami anak sehingga
guru bekerja sama dengan tim medis dalam memberikan pencegahan
atau pengobatan terhadap anak. Pemeriksaan kesehatan ini tidak
dapat dilakukan oleh guru, namun guru dapat melakukan kerja sama
dengan tim medis.
94Ibid.95Ibid.
46
e. Mekanisme Penilaian Pembelajaran Anak Usia DiniPenilaian dilakukan melalui beberapa tahap, berikut bagan tahap
penilaian:96
Gambar 1. Bagan Tahap Penilaian1) Perencanaan penilaian
a) Menentukan Kompetensi Dasar dan Merumuskan Kegiatan:
Tahap ini saat menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Harian (RPPH), adalah menetapkan dahulu aspek apa yang akan
dinilai. Dalam RPPH ada bagian yang disebut dengan rencana
penilaian yang isinya sikap, pengetahuan, dan keterampilan apa
yang akan dilihat pada anak.
Pada tahap berikutnya, jumlah unsur yang dinilai cukup satu
indikator dari setiap domain sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Seiring dengan terbiasa dengan proses penilaian
otentik tersebut, maka jumlah indikator yang dinilai mulai
bertambah. Misalnya 1 unsur dari sikap, 1 indikator dari
keterampilan, dan 2 indikator pengetahuan.
96Ifat Fatimah Zahro, Penilaian dalam Pembelajaran .... Op. Cit, hlm. 98-109.
Perencanaan Penilaian
Pelaksanaan Penilaian
Pelaporan Hasil Penilaian
Pengarsipan Data Penilaian
Pengolahan Data Penilaian
47
b) Menetapkan alat dan kriteria penilaian
Dalam menentukan alat penilaian harus disesuaikan dengan
indikator yang telah ditetapkan dalam RPPH. Kriteria penilaian
adalah patokan ukuran keberhasilan anak, penetapan kriteria harus
memperhatikan anak dan waktu yang disediakan untuk memiliki
kemampuan tersebut.
c) Menentukan waktu dan tempat yang terbaik
Seringkali pertanyaan guru adalah bagaimana mungkin dapat
mengobservasi dan mencatat banyak informasi saat anak main,
sebab banyak yang harus dikerjakan dengan memberi dukungan
saat anak bermain. Untuk mengatasi kondisi tersebut maka:
Tentukan waktu yang paling cocok untuk melihat indikator
tertentu, misalnya untuk melihat “anak dapat bekerja sama‟, maka
waktu observasi yang lebih tepat saat anak menunggu waktu
mengantri ke kamar kecil atau saat mau mencuci tangan.
Ketika guru sudah menetapkan indikator apa yang diobservasi,
dan menentukan apa yang akan diobservasi, maka memudahkan
guru hanya perlu beberapa menit untuk mengamati anak, maka ia
akan dapat informasi yang lebih banyak dibanding bila guru tidak
menyiapkan tentang apa yang akan diobservasi.
2) Pelaksanaan penilaianDalam proses penilaian, guru harus mengacu pada prinsip-
prinsip penilaian. Penilaian terhadap anak tidak saja dilakukan pada
saat kegiatan inti di kelas, tetapi penilaian dilakukan dari saat anak
datang sampai anak pulang. Lakukan proses penilaian pada saat anak
melakukan berbagai kegiatan. Guru dapat menilai segala hal yang
dilakukan anak ataupun diucapkan anak, termasuk ekspresi wajah,
gerakan, dan karya anak. Dalam melakukan proses penilaian, guru
mengacu terhadap rencana penilaian yang telah ditetapkan.
48
3) Pengolahan data penilaianPenggabungan data yang terkumpul melalui pengamatan yang
ditulis dalam ceklis, catatan anecdot maupun hasil karya anak diolah
untuk melihat perkembangan hasil belajar anak. Hal ini ditangani oleh
guru yang menangani anak tersebut dengan tujuan untuk melihat
perkembangan terbaik yang dicapai anak.
4) Pengarsipan data PenilaianSemua data yang telah digabungkan guru selama proses
pengolahan data anak, baik berupa ceklis, catatan anekdot dan dan
hasil karya perlu dikumpulkan dalam satu berkas/wadah yang ditata
rapi. Satu anak memiliki satu wadah yang telah diberi identitas tentang
anak tersebut. Kumpulan data tersebut diurutkan berdasarkan tanggal
peristiwa. Semua kumpulan informasi tersebut dinamakan portofolio.
Sampul depan berisi foto dan identitas anak, lembar isi berisi foto
kegiatan anak, catatan guru tentang kegiatan anak (ditulis saat
mengamati kegiatan anak), dan analisis Kompetensi Dasar.
Contoh portofolio:
Gambar 2. Contoh Portofolio
49
5) Pelaporan hasil penilaianPelaporan merupakan kegiatan mengomunikasikan dan
menjelaskan hasil penilaian tentang perkembangan anak setelah
mengikuti layanan/kegiatan pembelajaran di satuan PAUD. Pelaporan
berupa deskripsi pertumbuhan fisik dan perkembangan psikis meliputi:
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan anak.
Laporan perkembangan anak didik dibuat secara tertulis oleh
guru. Penyampaian laporan dilakukan secara tatap muka sehingga
dimungkinkan adanya hubungan dan informasi timbal balik antara pihak
lembaga dengan orang tua. Dalam pelaksanaan kegiatan ini hendaknya
kerahasiaan data atau informasi dijaga, artinya bahwa data atau
informasi tentang anak didik hanya diinformasikan dan dibicarakan
dengan orang tua anak didik yang bersangkutan atau tenaga ahli dalam
rangka bimbingan selanjutnya.
Para orang tua tentu memiliki rasa ingin tahu tentang kondisi
perkembangan anaknya. Pada saat penerimaan laporan
perkembangan anak, orangtua dan guru pada umumnya memiliki waktu
yang terbatas, sehingga informasi yang disampaikan sebaiknya
difokuskan pada hal-hal berikut:
Keadaan anak waktu belajar secara fisik, sosial, dan emosional.
Partisipasi anak dalam mengikuti kegiatan di lembaga PAUD.
Kemampuan/kompetensi yang sudah dan belum dikuasai anak.
Hal-hal yang harus dilakukan orang tua untuk membantu dan
mengembangkan anak lebih lanjut.
Jenis PelaporanPelaporan hasil perkembangan anak dapat dibedakan menjadi laporan
berkala dan laporan insidental:
Pelaporan berkala disesuaikan dengan jadwal kalender akademik
yang ditetapkan satuan PAUD.
50
Pelaporan secara insidental disampaikan apabila ada hal-hal yang
terkait dengan perkembangan anak yang dianggap penting untuk
segera dibicarakan bersama dengan orang tua. Laporan insidental
dapat disampaikan secara lisan atau dicatat dalam buku
penghubung.
Bentuk Pelaporan SemesterLaporan semester disampaikan dalam bentuk narasi. Laporan
tersebut merupakan hasil rangkuman perkembangan anak didik
sebagai dampak dari proses kegiatan belajar selama satu semester.
Dalam menyusun ulasan (deskripsi) ditulis dengan kalimat yang efektif/
tidak terlalu rumit dan objektif sehingga tidak menimbulkan persepsi
yang salah bagi orang tua atau bagi yang berkepentingan terhadap
laporan perkembangan anak didik.
Tata Cara Penulisan LaporanTata cara dalam penulisan laporan:
Menggunakan bahasa yang mudah dipahami, dengan kalimat positif
dan santun.
Memberikan informasi tentang tingkat pencapaian dan
perkembangan hasil belajar anak secara nyata (bersumber pada
data otentik, tidak mengada-ada).
Isi laporan menggambarkan kemajuan perkembangan anak yang
telah mencapai BSH dan BSB di setiap indikator pada kompetensi
dasar program pengembangan.
Memberikan rekomendasi yang dapat dilakukan orang tua untuk
mengembangkan kemampuan anak yang indikator
perkembangannya masih dalam BB dan MB.
Laporan bersifat personal (individual) yang menggambarkan perilaku
khusus anak di kelas.
52
B. Penelitian yang RelevanPenelitan yang relevan sering disebut dengan kajian terdahulu atau
literatur review yang mendiskusikan laporan penelitian, tulisan (buku atau
jurnal) atau kegiatan penelitian akademis lainnya seperti seminar
terdahulu yang berkenaan atau berdekatan dengan fokus kajian.97 Dalam
penelitian ini akan mengkaji mengenai kompetensi pedagogik guru PAUD
dalam melaksanakan penilaian pembelajaran anak usia dini.
Diantara penelitian-penelitian yang dianggap mempunyai relevansi
dengan penelitian yang penulis lakukan, antara lain:
1. Tesis yang ditulis oleh Hijriati, dengan judul: “Analisis Kompetensi Guru
PAUD dalam Pelaksanaan Pembelajaran Anak Usia Dini di TK IT
Salman al-Farisi 1 Yogyakarta”. Penelitian ini dilakukan pada tahun
2016. Hasil penelitian ini menemukan: a) kompetensi yang dimiliki guru
TK IT Salman al-Farisi 1 Yogyakarta telah berjalan dengan baik, salah
satu kompetensi yang dimiliki adalah kompetensi pedagogik, dan b)
upaya yang dilakukan guru TK IT Salman al-Farisi 1 Yogyakarta dalam
meningkatkan kompetensinya yaitu dengan mengikuti kegiatan-
kegiatan yang dilaksanakan oleh dinas atau lembaga-lembaga yang
berkaitan dengan PAUD. Penelitian tersebut memiliki persamaan
dengan penelitian yang dilakukan penulis, yaitu sama-sama membahas
“kompetensi guru”. Dan yang membedakan penelitian tersebut dengan
penelitian yang dilakukan penulis adalah pembahasan kompetensi guru
PAUD lebih difokuskan pada kompetensi pedagogik dalam
melaksanakan penilaian pembelajaran anak usia dini.
2. Tesis yang ditulis oleh Muhammad Zainal Abidin, dengan judul:
“Analisis Implementasi Asesmen dalam Mengamati Perkembangan
Anak Tunagrahita di TK SLB C 1 Dharma Rena Ring Putra I
Yogyakarta”. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2017. Hasil penelitian
ini menemukan: a) asesmen perkembangan anak disabilitas,
97Anonim, Panduan Penulisan Karya Ilmiah proposal, tesis dan disertasi (Jambi: PPsIAIN STS Jambi, 2013), hlm. 33.
53
pelaksanaannya dimulai dengan asesmen prasekolah yang bertujuan
untuk mendiskripsikan kemampuan serta hambatan pada anak
sebelum masuk sekolah, kemudian dilanjutkan asemen pascasekolah,
sebagai tindak lanjut asesmen pascasekolah yang bertujuan
mengembangkan dan memaksimalkan kemampuan anak dengan
mengacu pada tahapan perkembangan anak disabilitas atau biasa
yang disebut dengan TPPAD (Tingkat Pencapaian Perkembangan
Anak Disabilitas); b) asesmen perkembangan anak tunagrahita dari
sudut kenormal, pelaksanaan asesmennya dimulai dengan
pengamatan setiap hari, pencatatan harian, menganalisa data setiap
bulan dan rekap perkembangan selama semester; dan c) problematika
pelaksanaan asesmen, masih kurang pahamnya akan pelaksanaan
asesmen, kurangnya buku panduan asesmen. Penelitian tersebut
memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan penulis, yaitu
sama-sama membahas “asesmen terhadap anak usia dini”. Dan yang
membedakan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan
penulis adalah objek asesmennya.
3. Tesis yang ditulis oleh Saudah, dengan judul: “Kompetensi Pedagogik
Guru PAUD dalam Meningkatkan Perkembangan Anak di TK Inklusi
ABA Nitikan Umbulharjo Yogyakarta”. Penelitian ini dilakukan pada
tahun 2016. Hasil penelitian ini menemukan: a) kompetensi pedagogik
guru PAUD dalam meningkatkan perkembangan anak sudah baik; b)
upaya meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAUD untuk
meningkatkan perkembangan anak yaitu melalui kegiatan seminar,
workshop, organisasi keguruan (KKG) dan lain-lain; dan c) kompetensi
pedagogik guru PAUD sangat berdampak terhadap peningkatan
perkembangan anak. Penelitian tersebut memiliki persamaan dengan
penelitian yang dilakukan penulis, yaitu sama-sama membahas
“kompetensi pedagogik guru PAUD”. Dan yang membedakan penelitian
tersebut dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah kompetensi
54
pedagogik guru PAUD dalam melaksanakan penilaian pembelajaran
anak usia dini.
4. Jurnal yang ditulis oleh Sri Nurhayati dan Anita Rakhman, dengan
judul: “Study Kompetensi Pedagogik Guru PAUD dalam Melakukan
Asesmen Pembelajaran dan Perkembangan Anak Usia Dini di Kota
Cimahi”. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2017. Hasil penelitian ini
menemukan: a) kualifikasi akademik tidak mendukung penguasaan
kompetensi asesmen pembelajaran dan perkembangan AUD; b)
pendidik PAUD yang diteliti sebanyak 25 orang (89,3%) menyatakan
mereka tahu kompetensi asesmen pembelajaran seperti yang
diisyaratkan oleh Permendiknas No. 58 Tahun 2009 dan hanya 3 orang
(10,7%) yang menyatakan tidak tahu; c) pendidik PAUD yang diteliti
sebagian besar (96,5%) telah pernah mengikuti pelatihan asesmen
pembelajaran, tetapi tingkat pemahaman dan penguasaan mereka
tetap rendah; dan d) terdapat fakta bahwa pemahaman dan
penguasaan para pendidik terhadap asesmen pembelajaran tetap
rendah meskipun mereka memenuhi kualifikasi akademik dan pernah
mengikuti pelatihan. Penelitian tersebut memiliki persamaan dengan
penelitian yang dilakukan penulis, yaitu sama-sama membahas
“kompetensi pedagogik guru PAUD dalam melaksanakan penilaian
pembelajaran anak usia dini”. Dan yang membedakan penelitian
tersebut dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah setting
penelitiannya, yaitu kompetensi pedagogik guru PAUD dalam
melaksanakan penilaian pembelajaran anak usia dini di TK al-Muttaqin
Sungai Duren.
5. Jurnal yang ditulis oleh Rohita dan Nurfadilah, dengan judul:
“Pelaksanaan Penilaian Pembelajaran di Taman Kanak-kanak (Studi
deskriptif pada TK di Jakarta)”. Penelitian ini dilakukan pada tahun
2017. Hasil penelitian ini menemukan: a) penilaian semester yang
dilakukan di ketiga TK belum menunjukkan kesesuaian dengan prinsip-
prinsip penilaian pembelajaran di TK, yaitu prinsip alami dan bermakna,
55
otentik, holistik, individual serta multisumber dan multikonteks; b) guru
belum memahami betul subyek penilaian yaitu anak TK usia 4-6 tahun,
sehingga memberikan materi soal yang sama antara anak kelompok A
dengan anak kelompok B; c) pemahaman mengenai sasaran penilaian
masih kurang, dimana aspek yang dinilai lebih banyak pada aspek
kognitif dan bahasa, serta penggunaan metode pengumpulan data
berupa alat penilaian yang lebih dominan menggunakan alat penilaian
tes berupa lembar kerja anak; dan d) pelaksanaan penilaian
pembelajaran khususnya penilaian semester tidak berdampak langsung
pada penentuan pembelajaran selanjutnya. Kegiatan untuk
pembelajaran berikutnya diberikan dengan melakukan diskusi antar
guru mengenai kegiatan apa yang akan diberikan selanjutnya.
Penelitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian yang
dilakukan penulis, yaitu sama-sama membahas “Pelaksanaan Penilaian
Pembelajaran di Taman Kanak-kanak”. Dan yang membedakan
penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah
kemampuan pedagogik guru PAUD dalam melaksanakan penilaian
pembelajaran anak usia dini di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai
Duren.
6. Jurnal yang ditulis oleh Kurnia Mustika Weni, Hasmalena dan
Syafdaningsih, dengan judul: “Analisis Penilaian Pembelajaran di TK
sekecamatan Belitang OKU Timur”. Penelitian ini dilakukan pada tahun
2017. Hasil penelitian ini menemukan: a) 1 lembaga TK atau 17%
lembaga TK melakukan penilaian pembelajaran dengan sangat baik; b)
4 lembaga TK atau 66% lembaga TK melakukan peniliaian
pembelajaran dengan baik; dan c) 1 lembaga TK atau 17% lembaga TK
melakukan penilaian pembelajaran dengan tidak baik. Nilai rata-rata
(mean) skor lembar observasi yang diperoleh dari hasil penelitian
penilaian pembelajaran di TK se-Kecamatan Belitang OKU Timur
adalah 68 dengan kategori baik. Penilaian pembelajaran yang
dilakukan oleh guru-guru Taman Kanak-kanak Kecamatan Belitang
56
sudah mengikuti prosedur penilaian pembelajaran namun dalam
penilaian pembelajaran belum mengikutsertakan keterlibatan orang tua.
Penelitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian yang
dilakukan penulis, yaitu sama-sama membahas “Penilaian
Pembelajaran di TK”. Dan yang membedakan penelitian tersebut
dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah kompetensi pedagogik
guru PAUD dalam melaksanakan penilaian pembelajaran anak usia dini
di TK al-Muttaqin Sungai Duren.
57
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan PenelitianMelalui penelitian seseorang berupaya menemukan, menjelaskan
dan menguraikan suatu fakta, peristiwa dan realitas. Penelitian yang baik
tidaklah berangkat dari suatu dugaan belaka, angan-angan, hayalan atau
halusinasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif karena
data tentang kompetensi pedagogik guru dalam mengembangkan
kecerdasan bahasa anak usia dini lebih banyak membutuhkan data yang
bersifat kualitatif.
Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan penelitian yang
memerlukan pemahaman yang mendalam dan menyeluruh berhubungan
dengan objek yang diteliti. Peneliti berusaha menjawab permasalahan
untuk memperoleh data-data kemudian dianalisis dan mendapat
kesimpulan penelitian dalam situasi dan kondisi tertentu.
Penelitian kualitatif menurut John W. Creswell, ia memahaminya
sebagai pendekatan penelitian yang dimulai dengan asumsi, lensa
penafsiran/teoritis, dan studi tentang permasalahan riset yang meneliti
bagaimana individu atau kelompok memaknai permasalahan social.98 Selanjutnya menurut Bogdan dan Taylor sebagaimana yang
dikutip oleh Moleong, mendifinisikan kualitatif sebagai prosedur penelitian
yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang diamati.99
Penelitian yang bersifat kualitatif artinya adalah setiap data yang
disajikan secara fundamental bergantung dari pengamatan, wawancara,
serta proses analisa yang tidak menggunakan pendekatan statistic atau
cara kuantifikasi lainnya. Proses analisis seperti itu hanya bisa digunakan
dalam penelitian dengan pendekatan ilmiah seperti ini.
98John W. Creswell, Penelitian Kualitatif & Desain Riset: Memilih diantara LimaPendekatan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), hlm. 87.99Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosda Karya, 2010), hlm. 4.
57
58
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode
deskriptif kualitatif adalah suatu metode yang digunakan untuk
menemukan pengetahuan terhadap subjek penelitian pada suatu saat
tertentu. Metode deskriptif kualitatif berusaha mendeskripsikan seluruh
gejala atau keadaan yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya
pada saat penelitian dilakukan.100
Menurut Nazir metode deskrptif kualitatif adalah satu metode dalam
meneliti status kelompok manusia, suatu subjek, suatu set kondisi, suatu
sistem pemikiran atau pun kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan
dari penelitian deskriptif ini adalah membuat deskripsi, gambaran atau
lukisan secara sistematis serta hubungan antar fenomena yang
diselidiki.101
Definisi lain, menurut Sugitono metode deskriptif kualitatif adalah
metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu
hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang
lebih luas.102 Sedangkan, menurut Mukhtar penelitian deskriptif kualitatif
adalah sebuah penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan
sebuah fakta empiris secara objektif ilmiah dengan berlandaskan pada
logika keilmuan, prosedur, dan didukung oleh metodologi dan teoritis yang
kuat sesuai disiplin keilmuan yang ditekuni.103
Peneliti memilih menggunakan metode ini dengan pertimbangan,
pertama bahwa kasus yang diteliti merupakan kasus yang memerlukan
penggunaan pengamatan, kedua dengan penelitian kualitatif lebih mudah
apabila berhadapan dengan kenyataan, dan ketiga adanya kedekatan
hubungan emosional antara peneliti dan responden sehingga akan
menghasilkan suatu data yang mendalam.
100Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif (Jakarta: Referensi, 2013), hlm.10-11.101Moh Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), hlm. 52.102Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D(Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 21.103Mukhtar, Metode Praktis Penelitian .....Op. Cit., hlm. 29.
59
B. Situasi Sosial dan Subjek Penelitian1. Situasi Sosial
Situasi sosial adalah lokasi atau tempat yang ditetapkan untuk
melakukan penelitian, karena penelitiannya adalah riset sosial atau
lingkungan manusia atau budaya maka dinamakan situasi sosial (social
setting).104 Menurut Spradley dalam Sugiyono dinamakan “social situation”
atau situasi sosial sebab terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (place),
pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.105
Ada beberapa pertimbangan yang dapat dilakukan oleh seorang
peneliti dalam menetapkan situasi sosial, diantaranya adalah: a) peneliti
harus bukan bagian dari situasi sosial yang diteliti; b) situasi sosial tidak
terlalu luas; c) situasi sosial dapat didatangi kapanpun oleh peneliti untuk
mendapatkan informasi melalui snowball data dan proses elaborasi data;
d) situasi sosial bukan sesuatu yang asing sama sekali bagi peneliti;
e) situasi sosial memiliki informasi atau data yang sesuai dengan judul
dan masalah penelitian yang mungkin dapat dikumpulkan.106
Situasi sosial dalam penelitian ini adalah bertempat di Taman
Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren. Taman Kanak-kanak ini tepatnya
bertempat di Perumahan Helloconia RT 10 dusun Baru, desa Sungai
Duren, kecamatan Jambi Luar Kota, kabupaten Muaro Jambi, provinsi
Jambi.
Adapun alasan penetapan lokasi ini adalah: 1) letak geografisnya
sangat strategis, karena berada tidak jauh dari tempat tinggal peneliti dan
mudah dijangkau, sehingga memudahkan bagi peneliti untuk mengambil
data kapanpun peneliti perlukan; 2) data-datanya lengkap dan mudah
didapatkan, sehingga memudahkan proses penelitian, dan 3) belum
pernah dilakukan penelitian sebelumnya.
104Ibid., hlm. 88.105Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan...Op. Cit., hlm. 215.106Mukhtar, Metode Praktis Penelitian .....Op. Cit., hlm. 91.
60
2. Subjek PenelitianSubjek penelitian adalah berupa benda, hal atau orang. Ketiga jenis
subjek yang disebutkan selalu terkait dengan orang walaupun benda dan
hal bukan berwujud orang. Hampir semua benda ada pemiliknya dan
pemiliknya adalah orang, maka dapat diambil kesimpulan bahwa subjek
penelitian pada umumnya manusia atau apa saja yang menjadi urusan
manusia.107
Penemuan subjek penelitian dalam penelitian ini menggunakan
teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data
dengan pertimbangan tertentu”.108 Subjek penelitian ditentukan
berdasarkan orang yang dianggap paling tahu tentang informasi yang
dibutuhkan dalam penelitian. Yang menjadi subjek utama dalam penelitian
ini adalah guru kelas kelompok B Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai
Duren. Adapun kepala Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren
sebagai subjek pendukung dalam membandingkan dan menguji
keterpercayaan data yang diperoleh dari subjek utama.
Adapun yang dijadikan informan adalah yang memenuhi kriteria
sebagai berikut:109
a. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu (masalah yang
diteliti) melalui proses enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar
diketahui, tetapi juga dihayati.
b. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada
kegiatan yang tengah diteliti.
c. Mereka yang mempunyai waktu memadai untuk dimintai informasi.
d. Mereka yang tidak cendrung menyampaikan informasi hasil
kemasannya sendiri.
e. Mereka yang pada mulanya tergolong cukup asing dengan peneliti
sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam narasumber.
107Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 152.108Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan.....Op. Cit., hlm. 300.109Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi: Mixed Methods (Bandung: Alfabeta, 2014),hlm. 304.
61
C. Jenis dan Sumber Data1. Jenis Data
Data adalah seluruh informasi empiris dan dokumentatif yang
diperoleh dilapangan sebagai pendukung kearah konstruksi ilmu secara
ilmiah dan akademis. Data penelitian berarti data itu sesuatu yang
diketahui atau dianggap. Diketahui, artinya sesuatu yang sudah terjadi
sabagai fakta empirik (bukti yang ditemukan secara empiris melalui
penelitian).110 Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data
primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Data yang dihimpun langsung oleh seorang peneliti tanpa adanya
perantara, umumnya dari hasil observasi terhadap situasi sosial dan atau
diperoleh dari tangan pertama atau subjek (informen) melalui proses
wawancara.111
Data primer dalam penelitian ini adalah informasi mengenai
kompetensi pedagogik guru PAUD dalam melaksanakan penilaian
pembelajaran anak usia dini. Data ini diperoleh langsung di lapangan
berdasarkan hasil observasi dan wawancara bersama narasumber.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung
oleh peneliti, tapi telah berjenjang melalui sumber tangan kedua atau
ketiga. Data sekunder dikenal juga sebagai data-data pendukung atau
pelengkap data utama yang dapat digunakan oleh peneliti. Jenis data
sekunder ini dapat berupa gambar-gambar, dokumentasi, grafik,
manuscrif, tulisan-tulisan tangan, dan berbagai dokumentasi lainnya.112
Data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumen
tertulis yang berhubungan dengan penelitian, baik berupa buku maupun
dokumen-dokumen lain yang dibutuhkan untuk melengkapi data primer.
110Mukhtar, Metode Praktis Penelitian .....Op. Cit., hlm. 99.111Ibid., hlm. 100.112Ibid.
62
Data tersebut meliputi profil dan sejarah berdirinya TK al-Muttaqin, struktur
organisasi, keadaan guru, keadaan siswa, dan keadaan sarana
prasarana.
2. Sumber DataSumber data merupakan hal yang penting dari suatu penelitian,
karena dari sumber data itulah akan diperoleh informasi dari suatu
penelitian. Sumber data dapat berupa subjek penelitian (orang) dan dapat
pula berbentuk objek (benda). Dari kedua sumber inilah akan diperoleh
data yang akan dijadikan sebagai jawaban dari suatu masalah penelitian.
Sumber data merupakan objek utama penelitian yang telah direncanakan.
Sumber data biasanya terkait dengan manusia dan prilakunya, serta objek
lainnya yang ada dalam alam ini.
Menurut Kaelan sumber data itu adalah mereka yang disebut
narasumber, informan, partisipan, teman dan guru dalam penelitian.113
Sedangkan menurut Satori, sumber data bisa berupa benda, orang,
maupun nilai, atau pihak yang dipandang mengetahui tentang social
situation dalam objek material penelitian (sumber informasi).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sumber data dalam
penelitian adalah orang, benda, objek yang dapat memberikan informasi,
fakta, data, dan realitas yang terkait atau relevan dengan apa yang dikaji
atau diteliti. Data dan sumber data dalam sebuah penelitian adalah satu
paket. Data tidak mungkin dipisahkan dengan sumber data. Pemahaman
yang benar terhadap data akan memudahkan dalam menemukan sumber
data. Sebaliknya pemilihan sumber data yang tepat akan menentukan
kebenaran data yang dihasilkan dalam penelitian.
Penelitian ini bercorak penelitian lapangan, dimana sumber data
pada umumnya dihimpun dari lokasi penelitian yang berhubungan dengan
kompetensi pedagogik guru PAUD dalam melaksanakan penilaian
113Kaelan, Metodologi Penelitian Kualitatif Interdisipliner (Jogjakarta: Paradigm, 2012),hlm. 74.
63
pembelajaran anak usia dini. Data lapangan yang peneliti ambil dari
berbagai sumber, lalu dilaporkan secara deskriptif. Sumber data tersebut:
a. Sumber data berupa orang yang memberikan informasi tentang
kompetensi pedagogik guru PAUD dalam melaksanakan penilaian
pembelajaran anak usia dini. Data yang peneliti peroleh melalui
wawancara. Informan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
guru, kepala dan orang tua siswa Taman Kanak-kanak al-Muttaqin
Sungai Duren serta yang dianggap perlu terlibat secara langsung
maupun tidak langsung mengenai kompetensi pedagogik guru PAUD
terhadap penilaian pembelajaran anak usia dini..
b. Sumber data berupa peristiwa yang menyajikan tampilan berupa
suasana yang bergerak ataupun diam seperti ruangan, dan suasana
pembelajaran, sikap dan cara guru dalam melaksanakan penilaian
pembelajaran di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren.
c. Sumber data berupa dokumen atau literatur. Dalam penelitian ini,
dokumen-dokumen yang digunakan pada umumnya berasal dari kantor
Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren yang berhubungan
dengan penelitian.
D. Teknik Pengumpulan DataMengumpulkan data adalah suatu pekerjaan penting dan sangat
menentukan dalam suatu penelitian. Sebuah penelitian dapat dikatakan
berhasil apabila data dapat dikumpulkan. Sebaliknya, jika data tidak bisa
didapatkan atau tidak dapat dikumpulkan, maka sebuah penelitian
dipandang tidak berhasil atau gagal.
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang
ditetapkan.114
114Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi.... Op. Cit., hlm. 308.
64
Dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data yang lazim
digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi untuk
menghimpun data atau gambar.
1. Observasi
Observasi merupakan proses sistematis dalam mencatat dan
merekam berbagai peristiwa, sikap dan perilaku yang diamati peneliti
dalam setting penelitiannya.115 Sebelum observasi dilakukan, hendaknya
peneliti (observer) telah menetapkan terlebih dahulu aspek-aspek apa
saja yang akan diobservasi. Aspek-aspek tersebut hendaknya telah
dirumuskan secara operasional, sehingga pengamatan yang akan dicatat
nanti dalam observasi hanyalah apa-apa yang telah dirumuskan tersebut.
Dalam observasi ini, peneliti tidak ikut terlibat langsung didalam
kehidupan orang yang di observasi, dan secara terpisah berkedudukan
selaku pengamat. Dalam keterlibatan ini, peneliti berperan sebagai
pengamat (observasi nonpartisipan). Peneliti mengamati secara langsung
dan membuat catatan lapangan mengenai lokasi fisik dan kegiatan yang
berhubungan dengan kompetensi pedagogik guru PAUD dalam
melaksanakan penilaian pembelajaran anak usia dini.
2. Wawancara
Menurut Suharsimi Arikunto wawancara adalah sebuah dialog yang
dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari
terwawancara.116 Wawancara diperlukan untuk melengkapi data yang
tidak tercatat melalui observasi. Wawancara juga dapat mengungkap fakta
jauh dibalik data yang teramati.
Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang sering
digunakan dalam penelitian kualitatif. Melaksanakan teknik wawancara
berarti melakukan interaksi komunikasi atau percakapan antara
pewawancara dan terwawancara dengan maksud menghimpun informasi
115Agustinus Bandur, Penelitian Kualitatif ........ Op. Cit., hlm. 107.116Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2010), hlm. 198.
65
dari terwawancara.117 Seorang pewawancara yang baik adalah pendengar
yang baik, bukan seorang yang banyak berbicara pada saat wawancara.
Dengan demikian rekamlah informasi pada saat wawancara, mengingat
bahwa catatan yang ditulis dengan cepat bisa jadi tidak lengkap dan
parsial, karena sulitnya mengajukan pertanyaan dan menulis jawaban
pada saat yang bersamaan.
Wawancara ini dilakukan peneliti dalam bentuk wawancara
semiterstruktur, dalam arti peneliti dalam melakukan wawancara lebih
bebas dan lebih terbuka tetapi tetap terfokus pada masalah yang menjadi
topik pembicaraan. Oleh karena itu, dalam pengumpulan data tersebut
tidak membutuhkan instrumen penelitian yang berupa sekumpulan
pertanyaan lengkap dengan redaksionalnya, karena memegang redaksi
pada saat wawancara akan membatasi peneliti bertanya secara terbuka
pada informan. Sedangkan hasil dari wawancara tersebut selanjutnya
dianalisis sesuai dengan pemahaman peneliti dilapangan dengan terlebih
dahulu mengadakan cross check pada data dan teori lain.
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang.118 Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang
sudah tersedia dalam catatan dokumen. Dalam penelitian kualitatif
dokumentasi merupakan pelengkap dari observasi dan wawancara. Hasil
penelitian dari observasi dan wawancara akan lebih kredibel/dapat
dipercaya jika didukung oleh sejarah, foto, karya tulis akademik, dan
sebagainya.
Data yang akan diambil melalui metode dokumentasi ini adalah
semua unsur tulisan, gambar dan karya yang meliputi data-data tentang
historis dan letak geografis, struktur organisasi, keadaan guru, keadaan
siswa, dan keadaan sarana prasarana TK al-Muttaqin Sungai Duren.
117Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 129.118Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan... Op. Cit., hlm. 329.
66
E. Teknik Analisis DataAnalisis data adalah proses mengolah, memisahkan,
mengelompokkan dan memadukan sejumlah data yang dikumpulkan
dilapangan secara empiris menjadi sebuah kumpulan informasi ilmiah
yang terstruktur dan sistematis yang selanjutnya siap dikemas menjadi
laporan hasil penelitian.119
Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat
pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data
dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan
analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang
diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti
akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data
yang dianggap kredibel.
Data yang sudah terkumpul melalui observasi, wawancara, dan
dokumentasi, kemudian diolah dan dianalisis secara sistematis. Dalam
pengolahan data, dilakukan beberapa tahapan seperti pengumpulan
secara sistematis semua data yang berhubungan dengan gejala atau
peristiwa yang sedang diteliti mengenai kompetensi pedagogik guru dalam
mengembangkan kecerdasan bahasa anak usia dini.
Data yang telah terkumpul kemudian diklarifikasi ke dalam bagian-
bagian tertentu yang sesuai dengan masalahnya. Kemudian dilakukan
analisis data secara cermat untuk mengetahui hakikat dan penyebab-
penyebabnya. Analisis data bermuara pada usaha membuat beberapa
penyelesaian yang sesuai dengan gejala atau masalah yang diteliti dalam
beberapa penyimpulan dan pernyataan hasil penelitian. “Miles dan
Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif
dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu:
data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.
119Muktar, Metode Praktis Penelitian .....Op. Cit., hlm. 120.
67
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Dari pengamatan lapangan, wawancara dan dokumentasi
ditemukan data yang sedemikian banyak dan kompleks serta campur
aduk, maka langkah yang perlu diambil adalah mereduksi data. “Menurut
Mattew B. Miles & A. Michael Huberman Reduksi data diartikan sebagai
proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,
pengabstrakan, dan transformasi data “kasar (mentah)” yang muncul dari
catatan-catatan tertulis di lapangan. Sebagaimana kita ketahui, reduksi
data, berlangsung terus-menerus selama proyek yang berorientasi
kualitatif berlangsung”.120
Proses pemilihan data dan memfokuskan pada informasi yang
mengarah untuk pemecahan masalah, pemaknaan dan penemuan untuk
menjawab pertanyaan penelitian merupakan kegiatan yang berlangsung
sejak awal sampai akhir penelitian. Reduksi data merupakan proses yang
terfokus pada pembuangan data yang tidak penting yang terdapat dalam
data mentah saat proses penulisan catatan lapangan. Setelah data
diseleksi sesuai dengan yang menjadi pertanyaan penelitian kemudian
langkah selanjutnya penyajian data.
2. Penyajian Data (Data Display)
Alur penting yang kedua dari kegiatan analisis adalah penyajian
data. Kami membatasi suatu “penyajian” sebagai sekumpulan informasi
tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan.121 Penyajian data berupaya untuk menampilkan
atau menceritakan data secara transparan. Penyajian data yang
dimaksudkan dalam bentuk teks naratif dan dalam bentuk tabel atau
grafik. Dalam penelitian kualitatif yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data adalah teks yang bersifat naratif.
120Matthew B. Miles & A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif (Jakarta: UI Press,2009), hlm. 16.121Ibid., hlm. 17.
68
Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk
memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya
berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Teknik penyajian data
yang runtun dan sistematis sangat membantu peneliti dalam menarik
kesimpulan atau verifikasi.
3. Menarik Kesimpulan/Verifikasi (Conclusion Drawing/Verification)
Penarikan kesimpulan/verifikasi dilakukan selama penelitian
berlangsung. Makna-makna yang muncul dari data harus selalu diuji
kebenaran dan kesesuaiannya sehingga validitas tetap terjamin. “Menurut
Mattew B. Miles & A. Michael Huberman Kegiatan analisis yang ketiga
yang penting adalah menarik kesimpulan dan verifikasi.122 Kesimpulan
awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah
apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat pada tahap pengumpulan
data berikutnya. Tetapi bila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap
awal di dukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti
kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang
dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.
Dengan demikian, kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin
dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi
mungkin juga tidak. Karena seperti yang telah dikemukakan bahwa
masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat
sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan.
Artinya, kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru
yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau
gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau
gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dan dapat berupa hubungan
kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.
122Ibid., hlm. 18.
69
F. Uji Keterpercayaan DataUji keterpercayaan data merupakan langkah terakhir dalam
penelitian ini. Uji keterpercayaan data sangat penting dilakukan agar hasilpenelitian benar-benar teruji dan menghasilkan sebuah penelitian ilmiah.Dalam penelitian ini, empat teknik yang digunakan untuk mengujikeabsahan data adalah sebagai berikut:123
1. Perpanjangan keikutsertaan/pengamatan
Pada tahap awal peneliti memasuki lapangan, peneliti masihdianggap orang asing, sehingga informasi yang diberikan belum lengkap,tidak mendalam, dan mungkin masih banyak yang dirahasiakan. Denganperpanjangan pengamatan, peneliti mengecek kembali apakah data yangtelah diberikan selama ini merupakan data yang sudah benar. Jika datayang diperoleh selama ini setelah dicek tidak benar, maka peneliti akanmelakukan pengamatan lagi yang lebih luas dan mendalam sehinggadiperoleh data yang pasti kebenarannya. Jika setelah dicek kembali kelapangan data sudah benar berarti kredibel, maka waktu perpanjanganpengamaatan dapat diakhiri
Dengan semakin lamanya peneliti ikut serta di lapangan, makainformasi yang diperoleh akan semakin mendalam dan semakin terujikebenarannya. Selain itu perpanjangan keikutsertaan peneliti juga dapatmemungkinkan peneliti menggali data sampai pada tingkat makna. Maknaberarti data dibalik yang tampak.2. Meningkatkan ketekunan pengamatan
Dalam penelitian ini, ketekunan pengamatan peneliti sangat
diperlukan untuk menemukan ciri-ciri fenomena atau gejala sosial dalam
situasi yang sangat relevan sehingga peneliti dapat memusatkan
perhatian secara rinci dan mendalam. Ketekunan pengamatan oleh
peneliti dalam penelitian ini akan membantu menyediakan kedalaman
informasi melalui pengamatan yang teliti dan rinci secara kesinambungan
terhadap faktor-faktor yang menonjol pada masalah yang sedang di teliti.
123Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi.... Op. Cit., hlm. 366.
70
Dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat melakukan
pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan salah atau tidak,
dan peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat. Sebagai bekal
peneliti meningkatkan ketekunan dengan cara membaca berbagai buku
maupun hasil penelitian atau dokumentasi terkait temuan yang diteliti.
Dengan membaca maka wawasan peneliti akan semakin luas dan tajam,
sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data yang diperoleh.
3. Triangulasi
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data yang telah
dikumpulkan.124 Denzin membedakan empat macam triangulasi sebagai
teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode,
penyidik dan teori. Pengumpulan data dengan triangulasi maka
sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji
kredibiltas data.125
Triangulasi adalah membandingkan dan mengecek kembali derajat
kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
berbeda dalam metode kualitatif. Triangulasi dengan metode menurut
Platton terdapat dua strategi yaitu, pengecekan derajat kepercayaan
penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan
pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode
yang sama. Triangulasi dengan penyidik ialah dengan jalan
memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan
pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Sedangkan Triangulasi
dengan teori menurut Lincoln dan Guba yaitu berdasarkan anggapan
bahwa fakta tertentu tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya
dengan satu atau lebih teori.126
124Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm. 330.125Sugiyono. Op. Cit., hal. 330.126Lexy. Op. Cit., hal. 178.
71
Keabsahan data akan terjamin apabila digunakan teknik triangulasi,
maka dalam hal ini akan digunakan empat macam triangulasi, yaitu:
a. Triangulasi data, yaitu upaya peneliti membandingkan beberapa data
yang diperoleh dengan cara yang sama dan sumber data yang sama.
Triangulasi ini dilakukan dalam dua bentuk, yaitu: 1) kevalidan data dari
sisi masa, yaitu melihat tanggal berapa data tersebut disahkan, dalam
konteks ini peneliti mengupayakan bersumber dari dokumen terbaru. 2)
kevalidan data dari sisi rasionalitas, yaitu melihat data-data tersebut
apakah rasional atau tidak dilihat dari sisi angka-angka yang tertera
pada dokumen, demikian juga rasionalitas wawancara dan
pengamatan, sedangkan data dokumen dimaksudkan untuk
memperkuat hasil wawancara, atau sebaliknya setelah dokumen
diperoleh dapat saja ditanyakan kepada informan yang lebih
mengetahui dalam bentuk wawancara, praktek tersebut juga berlaku
dalam pengamatan untuk segera didalami melalui wawancara dan
dokumen lain.
b. Triangulasi sumber, yaitu membandingkan dan mengecek kembali
derajat kepercayaan suatu informasi yang didapat melalui sumber yang
berbeda. Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan data yang
diperoleh dari suatu sumber dengan data yang diperoleh dari sumber
lain. Teknik yang dilakukan adalah membandingkan data yang
diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan dengan guru TK dengan
data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan yang lain (misalnya
kepala TK), dan bahkan membandingkan hasil wawancara dengan
dokumen sekolah.
c. Triangulasi metode, yaitu upaya membandingkan data yang diperoleh
dengan metode yang berbeda. Triangulasi metode ini akan digunakan
pengecekan derajat kepercayaan temuan hasil penelitian dengan
beberapa teknik pengumpulan data. Misalnya data yang diperoleh
melalui wawancara akan dibandingkan dengan data yang diperoleh
melalui observasi.
72
d. Triangulasi teori, yaitu peneliti mengkonfirmasikan data yang diperoleh
dengan teori yang telah dikemukakan sebelumnya. Apabila ternyata
tidak cocok, maka data tersebut ditelusuri kembali, sebab ada
kemungkinan terjadi kesalahan dalam pengumpulannya. Triangulasi
teori diterapkan dalam bentuk mencari dan mempelajari teori-teori yang
diperlukan untuk mendukung dan menginterpretasikan data yang
diperoleh di lapangan. Melalui teknik ini peneliti menghubungkan data
hasil temuan dengan teori-teori yang dituangkan dalam kerangka teori
yang relevan.
4. Berkonsultasi dengan pembimbing
Konsultasi dengan pembimbing dilakukan dengan cara melakukan
konsultasi hasil temuan sementara guna mendapatkan arahan-arahan dan
solusi-solusi dari berbagai problem yang ditemukan di lapangan.
Konsultasi tersebut dipandang berharga dan bermanfaat besar terhadap
akhir penelitian yang dilakukan.
73
G. Rencana dan Waktu PenelitianTahapan dan waktu kegiatan penelitian akan diuraikan pada tabel berikut ini.
Tabel 9. Rencana dan Waktu Penelitian
No KegiatanTahun 2019-2020
Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penulisan Draf Proposal2 Konsultasi dgn Pembimbing3 Revisi Draf Proposal4 Proses Seminar Proposal5 Revisi Proposal pasca Seminar6 Konsultasi dgn Pembimbing7 Pengumpulan Data8 Verifikasi dan Analisis Data9 Penulisan Draf Tesis
10 Konsultasi dgn Pembimbing11 Revisi Draf Tesis12 Seminar Hasil Penelitian13 Revisi Tesis pasca Seminar14 Konsultasi dgn Pembimbing15 Revisi Tesis16 Ujian Seminar Tesis17 Revisi Tesis pasca Ujian
BAB IVDESKRIPSI LOKASI PENELITIAN, TEMUAN PENELITIAN
DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi penelitian1. Sejarah dan Letak Geografisa. Sejarah
Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) al-Muttaqin didirikan
pada tahun 2016 oleh pemerintahan Desa Sungai Duren Kecamatan
Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi. Proses kegiatan belajar
dilaksanakan di gedung yang telah dibangun dengan berbagai
keterbatasan dan kekurangan. Pada tahun 2017 lembaga baru
mendapatkan izin dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Muaro Jambi.
Izin yang diberikan pada Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) Desa Sungai Duren adalah Taman Kanak-kanak dengan nama
AL-MUTTAQIN. Status lembaga adalah milik Desa Sungai Duren
Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi. Sedangkan untuk
pengelolaan baik gedung maupun komponen yang ada didalamnya
merupakan tanggungjawab penuh manajemen intern TK al-Muttaqin.
Asal mula didirikannya Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) ini adalah adanya anggapan sebagian masyarakat yang
menyatakan bahwa anak-anak yang sekolah di PAUD biasanya bagi
mereka yang mampu saja, karena biayanya mahal. Padahal anggapan
seperti itu tidak benar. Oleh karena itu, pemerintahan Desa Sungai Duren
Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi terutama kepala
desa berinisiatif mendirikan lembaga PAUD, dengan harapan masyarakat
dapat menitipkan anak-anaknya di lembaga tersebut.
Pada tahun 2016 yang merupakan tahun pertama lembaga
beroperasi, terdapat 3 orang tenaga pendidik dan 1 orang kepala
lembaga. Masing-masing mempunyai kualifikasi pendidikan yang berbeda-
beda. Dengan tekad yang kuat, perbedaan tersebut melebur menjadi satu
untuk mewujudkan harapan masyarakat agar dapat membimbing anak-
anaknya mencapai tujuan hidup.
74
75
b. Letak GeografisLetak geografis Taman Kanak-kanak al-Muttaqin adalah berada
ditengah-tengah pemukiman warga, tepatnya di Perumahan Helloconia
RT 10 Dusun Baru, Desa Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota
Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi. Lokasi mudah dijangkau dengan
kendaraan darat, baik dengan kendaraan roda dua maupun kendaraan
roda empat. Bagi anak-anak/masyarakat yang tinggal disekitaran
perumahan Helloconia, lokasi bisa ditempuh dengan berjalan kaki.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, Taman Kanak-kanak al-
Muttaqin Desa Sungai Duren merupakan lembaga yang letaknya sangat
nyaman untuk melaksanakan peroses pembelajaran dikarenakan tidak
terlalu banyak kendaraan yang lewat didepan lembaga tersebut. Sehingga
konsentrasi pendidik dan peserta didik tidak terganggu dengan bisingnya
suara kendaraan saat proses pembelajaran berlangsung.127
Luas lokasi Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren adalah:
1) Luas tanah lembaga Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren
adalah 240 M2
2) Luas bangunan seluruhnya adalah 80 M2
Batas wilayah Taman Kanak-kanak Desa Sungai Duren adalah:128
1) Sebelah Utara berbatasan dengan lahan kosong.
2) Sebelah Selatan berbatasan dengan pemukiman warga.
3) Sebelah Timur berbatasan dengan sungai kecil/parit.
4) Sebelah Barat berbatasan dengan pemukiman warga.
Dilihat dari sudut pandang geografis, kesimpulannya Taman
Kanak-kanak al-Muttaqin Desa Sungai DurenKecamatan Jambi Luar Kota
Kabupaten Muaro Jambi selain letaknya sangat nyaman untuk
melangsungkan proses pembelajarankarena tidak terganggu dengan
kebisingan lalu lintas kendaraan juga mudah untuk dijangkau oleh
berbagai kalangan masyarakat baik anak-anak maupun orangtua.
127Observasi peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, 06 Januari 2020.128Dokumentasi Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, 06 Januari 2020.
76
2. Visi dan MisiSeorang kepala dalam sebuah lembaga, dituntut kompetensinya
untuk merencanakan pembangunan masa depan lembaga yang
dipimpinnya. Untuk mencapai maksud dan tujuan kepemimpinannya maka
seorang kepala wajib meletakkan sebuah visi dan misi untuk dijabarkan
lebih lanjut kedalam sebuah tujuan, bahkan diperlukan adanya indikator-
indikator ketercapaian untuk mengukur keberhasilan kerjanya.
Lembaga Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Desa Sungai Duren
Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi adalah lembaga
yang diharapkan dapat menjadi lembaga pendidikan yang dapat
menghasilkan output berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional.Untuk mendorong lahirnya lembaga pendidikan yang berkualitas
dan mutu yang standar nasional, maka diperlukan perencanaan-
perencanaan yang terukur dan bertahap.
Sebagai lembaga pendidikan yang diharapkan oleh masyarakat
dapat membantu peserta didik dalam meraih cita-cita dan masa depan
dunianya, maka seluruh kegiatan harus terencana dengan baik serta
dipandu sebuah visi dan misi yang menantang masa depan.Kemudian
dipimpin oleh kepala lembaga sebagai nahkoda yang telah diberi mandat
untuk mengembangkan lembaga menuju lembaga pendidikan yang
berkualitas dan mutu yang standar nasional.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti bahwa lembaga Taman
Kanak-kanak al-Muttaqin Desa Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota
Kabupaten Muaro Jambimulai merealisasikan visi dan misinya secara
bertahap, hal ini terlihat dari adanya inovasi dan kreativitas yang dilakukan
tenaga pendidik dalam melaksanakan pembelajarandemi terwujudnya
peserta didik yang siap untuk melanjutkan kejenjang pendidikan lebih
lanjut dengan berbekal pengetahuan dan keterampilan.129
129Observasi peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 06Januari 2020.
77
Visi dan Misi Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Desa Sungai
DurenKecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi, yaitu:130
Visi:“Terwujudnya peserta didik yang beriman, cerdas, terampil, mandiri dan
berwawasan”.
Misi:a. Menanamkan keimanan dan ketaqwaan melalui pengamalan ajaran
agama.
b. Melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan inovatif.
c. Mendidik anak secara optimal sesuai dengan kemampuan anak.
d. Menyiapkan anak didik ke jenjang pendidikan dasar dengan
ketercapaian Kompetensi Dasar sesuai tahapan perkembangan anak.
e. Menjalin kerjasama yang harmonis antar warga sekolah dan lembaga
lain yang terkait.
3. Struktur OrganisasiKeberadaan organisasi dalam sebuah lembaga, tak terkecuali
lembaga pendidikan akan sangat berpengaruh dalam
menumbuhkembangkan lembaga yang bersangkutan, dan wadah
organisasi tersebut tidak akan dapat berdaya fungsi tanpa adanya
bantuan personalia organisasi yang memiliki komitmen untuk memajukan
organisasi. Oleh sebab itu, maju mundurnya sebuah organisasi tidak
terlepas dari intervensi aktif orang-orang yang terlibat dalam
kepengurusan organisasi tersebut.
Suatu organisasi tidak akan terlepas dari struktur organisasi
kepengurusan. Karena kepengurusan itulah yang akan menjalankan roda-
roda organisasi. Maju atau mundurnya suatu organisasi sangat tergantung
pada orang yang duduk dikepengurusan tersebut. Kemudian tugas
seorang kepala/pemimpin untuk mengatur dan memberikan kebijakan
dalam mengatur langkah-langkah yang harus ditempuh karena
pemimpinlah yang mempunyai wewenang dan tanggungjawab tersebut.
130Dokumentasi Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, 06 Januari 2020.
78
Dari hasil pengamatan peneliti ditemukan bahwa lembaga Taman
Kanak-kanak al-Muttaqin Desa Sungai DurenKecamatan Jambi Luar Kota
Kabupaten Muaro Jambimempunyai struktur organisasi yang tertata
dengan baik, sehingga bisa dilihat pada dinding kantor lembaga dengan
jelas siapa saja yang terlibat dalam kepengurusan tersebut.131Adapun
struktur organisasi Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren dapat
dilihat pada gambar berikut:
Struktur Organisasi Taman Kanak-kanak al-MuttaqinDesa Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota
Kabupaten Muaro Jambi132
Gambar 4. Struktur Organisasi TK al-Muttaqin Sungai Duren
131Observasi peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, 06 Januari 2020.132Dokumentasi Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, 06 Januari 2020.
PEMBINAKORWIL KEC. JALUKO
PELINDUNGKEPALA DESA
KEPALA LEMBAGAReni Herlina, S.Pd
MAJELIS GURU
GURU KELAS KELOMPOK BYuliana, S.Pd
Suzana
GURU KELAS KELOMPOK AHeli Heryani
STAF TATA USAHALeni Safrika, S.Pd
79
4. Keadaan Guru dan Siswaa. Keadaan Guru
Guru merupakan salah satu faktor dominan dalam menentukan
kelancaran dan pencapaian tujuan dari kegiatan belajar mengajar, tidak
hanya tergantung pada kuantitas guru yang tersedia juga termasuk dari
kualitas guru itu sendiri seperti pengalaman dan latar belakang pendidikan
yang dimiliki harus sesuai dengan apa yang diajarkannya.
Keberadaan guru sebagai tenaga pengajar dan pendidik dalam
dunia pendidikan sangatlah dibutuhkan, guru memiliki andil yang sangat
besar terhadap keberhasilan proses pembelajaran di sekolah. Guru
sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk
mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Keyakinan ini muncul
karena manusia adalah makhluk yang lemah, yang dalam
perkembangannya senantiasa membutuhkan orang lain.
Semua itu menunjukkan bahwa setiap orang membutuhkan orang
lain dalam perkembangannya, demikian juga dengan peserta didik, minat,
bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik
tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru, karena itu
seorang guru yang baik haruslah memberikan perhatian yang sama
kepada semua peserta didiknya, guru juga harus berpacu dalam
pembelajaran dengan memberikan kemudahan belajar bagi seluruh
peserta didik, agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal.
Begitu besar peran seorang guru dalam proses belajar mengajar,
karena itu dapat dikatakan tanpa guru suatu lembaga pendidikan tidak
akan bisa berjalan sebagaimana diharapkan. Guru adalah pendidik yang
menjadi tokoh, panutan, bagi peserta didik dan lingkungannya. Karena itu
guru harus memiliki standar kualitas pribadi yang tertentu, yang mencakup
tanggungjawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Disamping itu guru harus
membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari
sesuatu yang belum mereka ketahui, karena itu untuk mencapai tujuan
pendidikan maka dibutuhkan tenaga guru yang berkualitas.
80
Tenaga pendidik di lembaga Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Desa
Sungai DurenKecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro
Jambisebagaimana di lembaga-lembaga lain merupakan unsur penting
dalam mewujudkan proses pendidikan dan pengajaran yang baik. Guru
disamping sebagai mediator transmisi ilmu pengetahuan, juga merupakan
salah satu sumber informasi yang selalu dibutuhkan oleh siswa dalam
mengembangkan diri mereka. Guru merupakan salah satu elemen penting
dalam sebuah lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan
dan dalam rangka menghasilkan output yang mampu bersaing dengan
lulusan sekolah lain.
Berdasarkan pengamatan peneliti, adapun guru yang aktif dalam
kegiatan belajar mengajar di lembaga Taman Kanak-kanak al-Muttaqin
Desa Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi
berjumlah 4 orang, termasuk didalamnya staf TU yang terkadang ikut
membantu dalam proses pembelajaran.133 Adapun tenaga pendidik di
lembaga Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Desa Sungai Duren ini dapat
dilihat pada tabel berikut:134
Tabel 10. Keadaan Tenaga Pendidik di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Desa Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota KabupatenMuaro Jambi
No Nama PendidikanTerakhir Jabatan
1 Reni Herlina, S.Pd S1 BahasaIndonesia Kepala Lembaga
2 Leni Safrika, S.Pd S1 SastraIndonesia Staf Tata Usaha
3 Yuliana, S.Pd S1 SekolahDasar Guru Kelompok B
4 Suzana SPMA Guru Kelompok B
5 Heli Heryani SMA Guru Kelompok A
133Observasi peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, 27 Februari 2020.134Dokumentasi Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, 27 Februari 2020.
81
b. Keadaan SiswaKeberadaan siswa di lembaga Taman Kanak-kanak al-Muttaqin
Desa Sungai DurenKecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro
Jambijuga merupakan unsur utama dalam penyelenggaraan pendidikan
dan pembelajaran. Tanpa siswa maka penyelenggaraan pendidikan dan
pembelajaran tidak akan terlaksana. Siswa adalah objek tujuan
pendidikan. Dengan demikian keberadaan siswa tentunya penting bagi
tercapai sasaran pendidikan yang telah ditentukan.Dari sumber data yang
peneliti peroleh mengenai keadaan siswa Sekolah Menengah Kejuruan
Negeri 1 Kuala Tungkal tahun ajaran 2019/2020 dapat dilihat pada tabel
berikut:143
Tabel 11. Keadaan Siswa di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin DesaSungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten MuaroJambiTahun Ajaran 2019/2020
NO Nama L/P Alamat Kelompok1 Alifa Fairus Khalisa P Sungai Duren RT 04 B2 Azka Alfaro L Sungai Duren RT 10 B3 Amilia Khumairah P Sungai Duren RT 10 B4 Afirah Riskiani Sinaga P Sungai Duren RT 10 B5 Alvarez Deari Zidane L Sungai Duren RT 10 B6 Nur Cania Sari P Sungai Duren RT 10 B7 M Risky Aditia Bukhori L Sungai Duren RT 10 B8 Zahira Adelia Putri P Sungai Duren RT 10 B9 Dzafar Nasrulah L Sungai Duren RT 10 B10 M Raszel Noviando L Sungai Duren RT 10 A11 Al-Jafran Adzin Syafir L Sungai Duren RT 10 A12 Ahsan Assyauqi L Sungai Duren RT 10 A13 M Fasha Arrahman L Sungai Duren RT 10 A14 Nayya Naila Farisa P Sungai Duren RT 10 A15 Raditya Hafisa Alkhalifi L Sungai Duren RT 10 A16 Muammar Faiq Ismail L Sungai Duren RT 10 A17 M Ikhwan Mahardika L Sungai Duren RT 10 A18 M Akhwan Mahardika L Sungai Duren RT 10 A19 M Fairel Atharis Khalif L Sungai Duren RT 10 A20 Agus Setiawan L Sungai Duren RT 10 A21 Syifa Rasya Afifah P Sungai Duren RT 10 A22 Rafa Azka Putra L Sungai Duren RT 10 A
143Dokumentasi Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, 27 Februari 2020.
82
5. Sarana dan PrasaranaSarana dan prasarana merupakan faktor yang secara langsung
maupun tidak langsung ikut menunjang dan menentukan kelancaran
kegiatan pendidikan dan pengajaran. Fungsinya untuk mempermudah
tercapainya tujuan pendidikan. Oleh karena itu, sarana dan prasarana
sangatlah penting baik di lembaga formal maupun lembaga non formal.
Pada dasarnya ada tiga faktor penting yang harus ada dalam
sebuah lembaga pendidikan, dimana ketiga faktor tersebut sangat
menentukan kegiatan pendidikan dan pembelajaran, begitupula di
lembaga Taman Kanak-kanak, tak terkecuali Taman Kanak-kanak al-
Muttaqin Desa Sungai Duren, ketiga faktor tersebut adalah guru, siswa
dan instrumen belajar (Alat Permainan Edukatif). Ketidakadaan salah satu
dari ketiga faktor tersebut, maka kegiatan belajar mengajar tidak akan
berjalan dengan baik dan maksimal. Sarana dan prasarana merupakan
salah satu bentuk dari instrumen belajar yang cukup menentukan dalam
keberhasilan pendidikan dan pengajaran, karena ia merupakan salah satu
faktor yang vital dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran
yang harus ada di sebuah lembaga.
Apabila sarana dan prasarana kurang mendukung, maka
penyelenggaraan atau pelaksanaan proses pembelajaran di lembaga
tersebut tidak dapat berjalan dengan sempurna sesuai dengan tujuan
pendidikan yang diharapkan. Demikian sebaliknya, ketersediaan sarana
dan prasarana yang mendukung dan lengkap akan berimplikasi pada
proses belajar mengajar. Kelengkapan sarana dan prasarana akan
memberi variasi pada proses belajar mengajar, baik secara khusus
maupun secara umum. Sarana dan prasarana yang dimiliki lembaga
Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Desa Sungai DurenKecamatan Jambi
Luar Kota Kabupaten Muaro Jambidalam rangka menunjang dan
membantu terlaksananyakegiatan pendidikan dan proses pembelajaran
dapat dilihat pada tabel berikut ini:
83
Tabel 12. Daftar Sarana dan Prasarana Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Desa Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota KabupatenMuaro Jambi
No Nama Jumlah
1 Ruang Kelas 2 Ruang
2 Ruang Kepala Sekolah 1 Ruang
3 Ruang Guru 1 Ruang
4 Ruang WC/Kamar Mandi 1 Ruang
5 Ruang UKS 1 Ruang
6 APE Luar 3 Jenis
7 APE Dalam 7 JenisBerdasarkan tabel di atas dan pengamatan peneliti, dapat diketahui
bahwa jumlah sarana dan prasarana yang dimiliki oleh lembaga Taman
Kanak-kanak al-Muttaqin Desa Sungai Durenbelum cukup memadai,
karena seperti yang di katakan oleh kepala lembaga Taman Kanak-kanak
al-Muttaqin Desa Sungai Duren, bahwa “Kurangnya biaya untuk
melengkapi sarana dan prasarana, terutama APE dalam. Untuk APE yang
sekiranya dapat kami buat sendiri maka kami membuatnya sendiri dengan
bahan seadanya meskipun tidak seindah dan semenarik aslinya, itu kami
lakukan untuk menunjang pembelajaran di kelas”.144
Walaupun dengan kondisi ini diharapkan guru bisa mengajar
dengan maksimal di lembaga dan siswa bisa belajar dengan optimal di
kelas. Sarana dan prasarana yang dimaksud di sini adalah alat-alat yang
dipergunakan atau diperlukan dalam memperlancar jalannya proses
pembelajaran di lembaga Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Desa Sungai
Duren, baik itu berupa gedung ataupun alat-alat lainnya yang menunjang
tercapainya tujuan pendidikan.
144Observasi dan Wawancara Peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren,tanggal 27 Februari 2020.
84
B. Temuan dan Hasil Analisis Penelitian1. Penilaian Pembelajaran Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanak al-
Muttaqin Sungai DurenBerdasarkan Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 tentang
standar nasional pendidikan anak usia dini bahwa penilaian pembelajaran
anak usia dini dilaksanakan oleh guru PAUD dengan menerapkan prinsip-
prinsip penilaian. Prinsip-prinsip penilaian dalam pembelajaran tersebut,
yaitu: mendidik, berkesinambungan, objektif, akuntabel, transparan,
sistematis, menyeluruh, dan bermakna.
Penilaian pada pendidikan anak usia dini dilakukan pada saat anak
melakukan berbagai kegiatan. Sejak anak datang, berbaris, mengikuti
proses pembelajaran, mencuci tangan, makan bekal, istirahat atau
bermain bebas, sampai pulang kembali. Penilaian tersebut dilakukan
secara alami, baik berdasarkan kondisi nyata yang muncul dari perilaku
anak selama proses berkegiatan maupun hasil dari kegiatan tersebut.
Hasil pengamatan peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin
Sungai Duren bahwa ketika anak datang, guru menyambut anak dengan
senyuman dan sapaan manis sembari bersalaman dan mempersilahkan
anak bermain secara bebas sambil menunggu teman lainnya datang. Hal
itu dilakukan hingga semua anak berkumpul di halaman TK. Setelah
semua anak berkumpul, guru menginstruksikan agar anak berbaris
dengan rapi untuk memulai kegiatan pembukaan.155
Begitu pula, hasil wawancara peneliti bersama guru kelas kelompok
B, bahwa Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren selalu memulai
kegiatan dengan berbaris di halaman sambil melakukan beberapa
kegiatan ringan sebagai pemanasan atau kegiatan pembuka sebelum
masuk kelas. Pemanasan tersebut dilakukan untuk mempersiapkan anak
secara fisik dan psikis agar siap mengikuti pembelajaran. Kegiatan yang
dilakukan biasanya bernyanyi sambil menggerak-gerakkan anggota
badan.156
155Observasi peneliti di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 06 Januari 2020.156Wawancara bersama YL di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 06 Januari 2020.
85
Kegiatan pembelajaran dalam pendidikan anak usia dini didesain
untuk memungkinkan anak bermain. Setiap kegiatan harus mencerminkan
jiwa bermain, yaitu senang, merdeka, dan demokratis. Sehingga setiap
permainan yang diberikan harus diberi muatan pendidikan sehingga anak
dapat sambil belajar. Untuk itu, guru PAUD harus kreatif melihat potensi
lingkungan dan mendesain kegiatan pembelajaran yang menyenangkan.
Pengamatan peneliti di lapangan, mendapati bahwa kegiatan
pembelajaran di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren sudah
mencerminkan jiwa bermain. Sehingga anak yang mengikuti kegiatan
tersebut merasa gembira, meskipun sesungguhnya mereka sedang
belajar. Kegembiraan tersebut menggambarkan bahwa anak terlibat
dalam kegiatan pembelajaran. Berikut gambaran anak tengah asyik
bermain bersama temannya saat kegiatan pembelajaran di area balok.157
Gambar 5. Kegiatan Pembelajaran Anak TK al-Muttaqin Sungai Duren
Konsep belajar bagi anak usia dini adalah belajar melalui bermain.
Kegiatan pembelajaran anak usia dini harus menempatkan anak sebagai
subjek, sedangkan guru hanya menjadi fasilitator. Selama pembelajaran
berlangsung, guru dapat beralih peran menjadi penilai. Tidak ada
pembelajaran tanpa penilaian, karena penilaian merupakan proses
menetapkan kualitas hasil belajar, atau proses untuk menentukan tingkat
pencapaian tujuan pembelajaran peserta didik.158
157Observasi peneliti di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 06 Januari 2020.158Hamzah B. Uno dan Nina, Tugas Guru dalam Pembelajaran ....Op. Cit., hlm. 5.
86
Hasil wawancara bersama guru di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin
Sungai Duren bahwa hasil penilaian yang guru lakukan terhadap anak,
selalu guru jadikan pedoman untuk mengkaji ulang yang berkaitan dengan
kegiatan pembelajaran. Terutama dalam pembuatan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Guru juga selalu mengamati
anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, jika pembelajaran hari ini
kurang menarik bagi anak, maka keesokan harinya guru berusaha untuk
membuat yang berbeda dari hari ini”.159
Terkait dengan hasil wawancara diatas, peneliti melakukan
observasi. Hasil observasi yang peneliti lakukan di Taman Kanak-kanak
al-Muttaqin Sungai Duren bahwa guru belum terlihat melaksanakan
penilaian. Saat kegiatan pembelajaran berlangsung, guru terlihat sibuk
menyiapkan lembar kerja dari area pembelajaran yang satu kearea
pembelajaran lainnya. Terkadang, guru juga terlihat sibuk membantu anak
yang belum dapat menyelesaikan tugas sesuai yang diinstruksikan pada
area pembelajaran tertentu .160
Sesungguhnya penilaian merupakan proses yang terintegrasi
dengan aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran. Menurut Anita
bahwa penilaian untuk anak usia dini, tempat dan waktu penilaian
dilakukan sesuai dengan waktu kegiatan pelaksanaan program itu
sendiri.161 Penilaian juga dilakukan secara alami, yaitu pada saat anak
bermain, menggambar atau membuat karya.162
Untuk memastikan keabsahan data, peneliti mengadakan
wawancara kepada guru pendamping Taman Kanak-kanak al-Muttaqin
Sungai Duren bahwa guru melakukan penilaian terhadap lembar kerja
anak. Setelah anak menyelesaikan tugasnya, guru akan meminta lembar
kerja tersebut dan mengumpulkannya menjadi satu.163
159Wawancara dengan YL di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 16 Januari 2020.160Observasi peneliti di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 16 Januari 2020.161Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar Anak .......Op. Cit., hlm. 64.162Rohita dan Nurfadilah, pelaksanaan penilaian pembelajaran..........Op. Cit., hlm. 60.163Wawancara dengan SZ di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 16 Januari 2020.
87
Hasil pengamatan peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin
Sungai Duren bahwa lembar kerja yang dikumpulkan guru, kemudian
disimpan dalam lemari TK setelah guru mempersilahkan anak untuk
istirahat sambil makan bekal bagi anak yang membawa bekal. Dan bagi
anak yang tidak membawa bekal, maka guru mempersilahkan anak
tersebut untuk bermain di halaman TK dan melarang untuk bermain di luar
halaman TK.164
Terkait fenomena diatas, untuk menguji keabsahan data peneliti
mengadakan wawancara bersama Kepala Taman Kanak-kanak al-
Muttaqin Sungai Duren bahwa lembar kerja yang guru kumpulkan itu
menjadi penilaian bagi guru untuk membuat laporan diakhir semester.
Selain itu, guru juga selalu melakukan pengamatan terhadap anak
mengenai perkembangan belajarnya. Dan saya juga yakin, pasti guru
sudah hapal masing-masing perkembangan anak didiknya. Karena
memang guru yang selalu bersama anak dalam setiap harinya.165
Penilaian yang guru lakukan tidak sesuai dengan prinsip penilaian
itu sendiri, dimana hasil penilaian diharapkan dapat memberikan feedback
bagi anak untuk meningkatkan kearah yang lebih baik. Dan bagi guru
dapat digunakan untuk mengkaji ulang stimulasi pendidikan yang
diberikan, termasuk di dalamnya metode dan media pembelajaran, proses
atau pola interaksi dengan anak, rencana pembelajaran, dan sebagainya.
Oleh karena itulah, sesungguhnya penilaian merupakan proses yang
terintegrasi dengan aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran.
Ketika penilaian yang dilakukan guru hanya sebatas pengamatan
tanpa menggunakan lembar observasi. Maka sulit bagi guru untuk
mengetahui tingkat keterlaksanaan program dan keberhasilan anak
mencapai kemampuan yang diharapkan. Sehingga tidak ada tolak ukur
bagi guru untuk memperbaiki perencanaan kegiatan pembelajaran
berikutnya.
164Observasi peneliti di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 16 Januari 2020.165Wawancara bersama RH di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 17 Januari 2020.
88
Penilaian pada pendidikan anak usia dini memiliki peranan penting
dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan penilaian memang bukan hal
yang sederhana karena banyak faktor yang diperhatikan, dan memerlukan
keseriusan pada saat pengumpulan fakta, pemahaman terhadap
perkembangan dan indikator yang dimunculkan anak melalui perilakunya
saat bermain, ketelitian mengamati tanpa dicampuri dengan asumsi-
asumsi, dan obyektivitas di dalam pengelolaan fakta. Sehingga penilaian
harus dilaksanakan secara berkesinambungan.
Penilaian pembelajaran anak usia dini dilakukan oleh guru secara
berkesinambungan, maksudnya adalah proses penilaian dilakukan secara
terencana, bertahap, dan terus menerus dengan menggunakan metode
serta alat (instrumen) penilaian yang tepat. Hal itu dilakukan untuk
mendapatkan gambaran proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
Kemudian hasil penilaian tersebut digunakan sebagai masukan untuk
merencanakan program pembelajaran agar anak dapat mencapai tingkat
perkembangan yang lebih tinggi.166
Hasil wawancara bersama guru di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin
Sungai Duren bahwa penilaian pembelajaran sudah terencana di dalam
RPPH. Guru juga selalu membawa RPPH ketika melaksanakan
pembelajaran sebagai acuan agar pembelajaran yang diberikan tidak
keluar dari apa yang direncanakan. Dan penilaian guru terhadap anak
juga berdasarkan yang ada dalam RPPH.
Hasil pengamatan peneliti di lapangan, juga menemukan bahwa
penilaian pembelajaran sudah terencana di dalam RPPH. Yang mana
RPPH tersebut selalu dibawa oleh guru setiap kali melaksanakan
pembelajaran. Namun untuk pelaksanaannya, guru belum terlihat
melakukan penilaian karena belum adanya alat penilaian ataupun catatan-
catatan mengenai informasi sikap, pengetahuan dan keterampilan anak
sebagai bukti bahwa guru telah melaksanakan penilaian.167
166Kemendikbud, Penilaian dalam Pembelajaran ....Op. Cit., hlm. 19.167Observasi peneliti di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 16 Januari 2020.
89
Untuk memastikan keabsahan data mengenai fenomena belum
adanya alat penilaian yang membuktikan bahwa guru sudah melakukan
penilaian, peneliti melakukan wawancara bersama guru pendamping di
Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa penilaian yang
guru lakukan memang tidak menggunakan alat penilaian. Guru sekedar
mengamati anak. Dan pengamatan itu menjadi penilaian bagi guru apakah
anak sudah mencapai target apa belum, sebagaimana yang sudah
direncanakan dalam RPPH.168
Penjelasan serupa juga disampaikan oleh kepala Taman Kanak-
kanak al-Muttaqin Sungai Duren saat ditemui di ruangannya, bahwa guru
belum mempunyai alat penilaian. Dan untuk teknis penilaian pembelajaran
anak, kepala lembaga memberikan wewenang sepenuhnya kepada para
guru. Karena gurulah yang selalu bersama anak, jadi merupakan hal yang
wajar jikalau guru hapal mengenai masing-masing anak didiknya. Sebab
guru merasa hapal, sehingga guru tidak perlu mencatatnya kembali.169
Keadaan yang demikian, mengingatkan kita agar selalu mengacu
pada al-Qur’an yang merupakan pedoman hidup manusia. Suatu
perkataan tanpa didasari dengan bukti-bukti yang akurat maka akan
menimbulkan berbagai praduga. Dengan demikian Allah mengingatkan
dalam firman-Nya yaitu pada surat al-Baqarah ayat 284:
Artinya: “Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apayangada di bumi. dan jika kamu melahirkan apa yang ada didalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akanmembuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu.Maka Allah mengampuni siapa yang dikehandaki-Nya danmenyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasaatas segala sesuatu”. (Q.S. Al-Baqarah: 284)170
168Wawancara peneliti di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 17 Desember 2019.169Wawancara bersama RH di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20 Januari 2020.170Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tafsir per kata (Jakarta: PT. Kalim, 2011), hlm. 50.
90
Penjelasan lain dalam al-Qur’an yang menerangkan tentang
keadaan demikian, yakni dalam surat an-Naml ayat 27:
Artinya: “Berkata Sulaiman: Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah
kamu termasuk orang-orang yang berdusta”. (Q.S. An-Naml:27)171
Kedua firman Allah di atas, memberikan penjelasan bahwa jangan
sekali-kali menyembunyikan suatu kebenaran dan menceritakan yang
tidak benar, karena Allah senantiasa mengawasi segala yang diperbuat.
Oleh karena itu, sebagai seorang guru harus meyakinkan kebenaran
perkataannya dengan pembuktian yang akurat. Salah satunya dengan
pendokumentasian hasil penilaiannya, seperti berdasarkan catatan-
catatan harian mengenai sikap, pengetahuan maupun keterampilan anak.
Sebagaimana definisi penilaian menurut Mulyasa bahwa penilaian
dilaksanakan secara berkelanjutan, dengan bukti-bukti autentik, akurat
dan konsisten.172 Tujuan penilaian guru harus dibuktikan dengan bukti-
bukti yang autentik agar hasil penilaian dapat diakses secara terbuka oleh
orangtua dan semua pemangku kepentingan yang relevan tanpa ada yang
disembunyikan.
Berhubungan dengan alat penilaian di Taman Kanak-kanak al-
Muttaqin Sungai Duren, guru kelas memberikan penjelasan saat ditemui di
ruangannya ketika jam istirahat, guru menjelaskan bahwa pada semester
ganjil lalu, guru menggunakan alat penilaian, yaitu berupa: ceklis, catatan
anekdot dan hasil karya. Pada waktu itu, guru mengisinya ketika anak
sudah pulang. Apa yang diamati selama pembelajaran, itulah yang akan
dituangkan dalam alat penilaian. Namun untuk semester ini, guru belum
menggunakan itu karena belum ada disediakan dari sekolah. 173
171Ibid., hlm. 380.172Mulyasa, Manajemen PAUD.......Op. Cit., hlm. 195.173Wawancara bersama YL di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 17Januari 2020.
91
Untuk menguji kebenaran data, peneliti mengadakan wawancara
bersama kepala Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa
memang benar pada semester lalu penilaian guru menggunakan ceklis,
catatan anekdot, dan hasil karya. Kemarin dari TK yang membuatkan itu
semua. Untuk sekarang ini, belum sempat dibuatkan karena beberapa
faktor. Insyaallah dengan segera akan diadakan kembali. Supaya
penilaian yang guru lakukan itu terbukti.174
Banyak alat penilaian yang dapat digunakan untuk mengumpulkan
data penilaian, tetapi tidak semua alat tersebut tepat untuk
mengungkapkan semua aspek pertumbuhan dan perkembangan anak.
Sehingga, alat penilaian ini harus disesuaikan dengan indikator
perkembangan yang telah ditetapkan pada Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Harian (RPPH). Menurut Een dalam safitri terdapat
beberapa alat penilaian yang bisa mengungkapkan beberapa kemampuan
aspek tertentu tetapi tidak bisa digunakan untuk aspek lainnya.175
Penilaian pembelajaran anak usia dini yang didasarkan pada
indikator capaian perkembangan anak harus menggunakan prinsip
obyektivitas, artinya sesuai dengan kondisi yang ada. Dengan demikian,
guru diharapkan dapat memisahkan antara fakta dengan asumsi seperti
memberikan julukan tertentu kepada anak atau hal-hal subyektif lainnya.
Hasil wawancara peneliti bersama guru di Taman Kanak-kanak al-
Muttaqin Sungai Duren bahwa penilaian guru tidak pernah dicampuri
unsur-unsur apapun. Murni dari hasil pengamatan selama berkegiatan
dan hasil yang telah dibuat anak setelah mengikuti kegiatan
pembelajaran. Semuanya berdasarkan apa adanya. Guru yang selalu
bersama anak pasti tahu mengenai sikap sehari-hari, pengetahuan, dan
juga keterampilan yang dihasilkan. Itu semua guru nilai tanpa unsur pilih
kasih dan lain-lainnya”.176
174Wawancara bersama RH di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 17 Januari 2020.175Umi Safitri dkk, Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar....Op. Cit., hlm. 2.176Wawancara dengan YL di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20 Januari 2020.
92
Pelaksanaan penilaian tujuan utamanya adalah untuk mengetahui
hasil dari kegiatan belajar anak. Hasil belajar tersebut digunakan untuk
merancang kembali pembelajaran yang akan dilakukan hari berikutnya.
Oleh karena itu, penilaian harus selalu dilakukan untuk mendapatkan
informasi-informasi yang berbeda dalam setiap harinya agar rancangan
pembelajaran dihari berikutnya lebih bervariatif dan inovatif. Hal ini
sebagaimana pendapat Al Tabany bahwa penilaian adalah suatu usaha
mengumpulkan dan menafsirkan berbagai informasi secara sistematis,
berkala, berkelanjutan, menyeluruh tentang perkembangan yang dicapai
peserta didik melalui pembelajaran.177
Untuk memastikan keaslian data mengenai guru melaksanakan
penilaian, peneliti mengadakan wawancara kepada guru pendamping di
Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa pengamatan guru
itu merupakan penilaian. Kemudian hasil kegiatan anak setelah mengikuti
pembelajaran itu juga penilaian. Guru selalu mengumpulkan hasil kegiatan
anak dalam tiap harinya. Meskipun, kadang-kadang sebagian dari hasil
karya anak ditempel di dinding kelas sebagai hiasan. Namun sebelum
ditempel, guru memerintahkan kepada anak untuk memberi nama pada
hasil karyanya. Jadi walaupun ditempel, guru tetap bisa kasih nilai.178
Hasil pengamatan peneliti di lapangan, bahwa guru Taman Kanak-
kanak al-Muttaqin Sungai Duren memang selalu mengumpulkan hasil
belajar anak dan menyimpannya dalam sebuah lemari sebelum hasil
karya tersebut diamati dan diukur tingkat perkembangan yang membuat
karya tersebut. Hingga anak pulang dan sampai keesokan harinya karya
tersebut tidak di amati kembali oleh guru, sebagai upaya untuk
mendapatkan informasi mengenai perkembangan anak melalui hasil
karya.179
177Trianto Ibnu Badar Al Tabany, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik (Jakarta:Kencana, 2015), hlm. 213.178Wawancara bersama SZ di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20Januari 2020.179Observasi peneliti di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20 Januari 2020.
93
Dalam melakukan pengamatan, harusnya guru perlu membuat
pencatatan sebagai bukti sekaligus pengingat terhadap segala hal yang
diamatinya. Hal ini penting dilakukan sebab keterbatasan memori untuk
mengingat kembali hal-hal yang telah terjadi sepanjang hari bersama
anak. Di samping itu, ketepatan dan kecepatan pendokumentasian sangat
mempengaruhi akurasi dari proses dan hasil penilaian. Oleh karena itu,
guru hendaknya memiliki beberapa strategi pendokumentasian.
Hasil wawancara peneliti bersama guru kelas kelompok B Taman
Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa guru selalu mengamati
perkembangan anak ketika mengikuti kegiatan pembelajaran. Terlebih
saat anak aktif dalam menjawab setiap pertanyaan-pertanyaan guru ketika
kegiatan belajar berlangsung. Namun guru memang belum
mendokumentasikan pengamatan yang dilakukan, guru hanya sebatas
menghapal siapa saja yang mengalami perkembangan.180
Penjelasan serupa dari kepala Taman Kanak-kanak al-Muttaqin
Sungai Duren bahwa sesungguhnya guru selalu melakukan pengamatan
perkembangan anak. Hanya saja guru belum mempunyai cara yang tepat
dalam mendokumentasikan hasil penilaian tersebut. Saat kegiatan
pembelajaran berlangsung, guru disibukkan dengan mendampingi anak
dan terkadang menyiapkan media pembelajaran. Sehingga tidak sempat
mencatat atau mendokumentasikan hasil pengamatannya. Kemudian
setelah anak pulang, guru juga mungkin sudah merasa lelah, sehingga
ingin segera pulang kerumah, begitu seterusnya. Namun saya yakin
bahwa guru mampu memberikan penilaian terhadap ketercapaian
perkembangan anak.181
Salah satu tujuan guru mendokumentasikan hasil penilaian
pembelajaran adalah agar guru dengan mudah menganalisis untuk
mengetahui capaian kemampuan anak, apakah anak tersebut berada
pada kemampuan Belum Berkembang (BB), Mulai Berkembang (MB),
180Wawancara bersama YL di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20Januari 2020.181Wawancara bersama RH di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 06 Februari 2020.
94
Berkembang Sesuai Harapan (BSH), atau Berkembang Sangat Baik
(BSB). Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di Taman Kanak-kanak al-
Muttaqin Sungai Duren bahwa guru belum menerapkan skala
perkembangan anak usia dini dalam penilaiannya. Sehingga
memungkinkan guru akan kesulitan dalam menganalisis aspek-aspek
perkembangan anak berdasarkan skala perkembangan.182
Skala perkembangan tersebut digunakan untuk mengukur
ketercapaian aspek perkembangan anak, kiranya anak berada pada skala
yang mana. Sehingga penilaian yang dilakukan guru harus mencakup
semua aspek pertumbuhan dan perkembangan anak baik sikap,
pengetahuan maupun keterampilan. Dengan demikian, dapat diketahui
status pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh.
Sebagaimana yang terdapat dalam prinsip penilaian.
Selain itu, hasil penilaian yang dilakukan guru PAUD harus
bermakna atau memiliki arti, serta dapat memberikan informasi yang
bermanfaat bagi anak, orangtua, guru, dan pihak lain yang relevan. Hasil
penilaian juga bukan sekedar dokumen yang harus terselesaikan tepat
pada waktunya. Namun, harus memberikan makna mengenai kondisi
anak yang sebenarnya.
Oleh karena itu, hasil penilaian harus dapat memberikan deskripsi
mengenai anak dengan tepat, sehingga orangtua atau pihak lain yang
menggunakan dapat memahami. Misalnya, ketika hasil penilaian
menggunakan kategori, seperti mulai berkembang, berkembang dan
berkembang sangat baik, maka ketiga kategori tersebut harus jelas
maknanya. Sehingga, indikator yang digunakan harus operasional,
kemudian dijelaskan dengan tepat kepada pengguna hasil penilaian.
Apabila hasil penilaian tidak bermakna, maka hanya akan menjadi
dokumen yang tersimpan rapi dalam almari arsip, padahal hasil penilaian
sesungguhnya merupakan “sepenggal catatan kehidupan seorang anak”.
182Observasi peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 16Februari 2020.
95
Hasil wawancara peneliti bersama guru Taman Kanak-kanak al-
Muttaqin Sungai Duren bahwa guru selalu berusaha memberikan kegiatan
pembelajaran yang memiliki arti bagi kehidupan anak. Dengan harapan,
kegiatan-kegiatan yang diberikan dapat menggambarkan tentang
kemajuan perkembangan dan pembelajaran anak. Sehingga hasil
penilaiannya pun dapat bermanfaat bagi seluruh pihak.183
Terkait kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin
Sungai Duren, pengamatan peneliti pada saat kegiatan inti, mendapati
bahwa guru memberikan kegiatan pembelajaran yang berbeda-beda pada
setiap area pembelajaran. Guru memberikan kegiatan pembelajaran
berdasarkan tema pembelajaran yang telah dibahas sebelumnya pada
kegiatan pembukaan, yaitu rekreasi/tempat-tempat rekreasi. Setiap anak
diberikan kesempatan untuk memilih area pembelajaran yang diminati.
Namun setelah selesai kegiatan dalam satu area, anak akan di rolling
secara bergantian untuk mengikuti kegiatan di area lainnya. Pada area
bahasa, kegiatannya menulis nama tempat-tempat rekreasi dan
menempel huruf nama beberapa binatang. Pada area seni, kegiatannya
mewarnai binatang dan bernyanyi kebun binatang. Pada area berhitung,
kegiatannya melakukan penjumlahan. Pada area balok, kegiatannya anak
bebas berekspresi dengan menggunakan balok-balok tersebut.184
Gambar 6. Kegiatan Menempel Huruf di Area Bahasa Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren
183Wawancara bersama YL di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20Januari 2020.184Observasi peneliti di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 06 Januari 2020.
96
Peneliti mengadakan wawancara bersama guru pendamping
Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren untuk menguji keabsahan
data terkait kegiatan pembelajaran, penjelasan yang diperoleh bahwa
guru memang memberikan kegiatan pembelajaran yang berbeda dalam
setiap area belajar. Karena pernah suatu ketika salah satu dari orang tua
siswa berkomentar bahwa kegiatan belajar anak disekolah hanya
menggambar dan mewarnai. Itu menjadi terjangan halus bagi guru untuk
memberikan pengetahuan pada orang tua bahwa di TK tidak hanya
menggambar dan mewarnai.185
Hasil pengamatan peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin
Sungai Duren bahwa banyaknya kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan, namun guru belum juga terlihat melakukan penilaian selain
mengumpulkan lembar kerja anak setelah selesai pembelajaran. Dan
lembar kerja itu pun hanya disimpan dalam lemari TK, ditinggalkan begitu
saja tanpa memberikan penilaian. Dan kemudian guru mendampingi
kegiatan bermain anak saat jam istirahat sebelum pulang. Setelah semua
anak pulang, guru pun menyegerakan diri untuk pulang. Tanpa mengecek
kembali lembar kerja anak yang tersimpan dalam lemari untuk
mendapatkan informasi ketercapaian kegiatan pembelajaran hari itu.186
Berdasarkan hasil temuan yang telah dikemukakan diatas, dapat
disimpulkan bahwa penilaian pembelajaran anak usia dini yang dilakukan
oleh guru PAUD di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren belum
sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian dalam pendidikan anak usia dini.
Karena penilaiannya belum terbukti terlaksana secara sistematis,
berkesinambungan, akuntabel dan terintegrasi bersamaan dengan
berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Dan hasil penilaiannya juga
belum bisa dikatakan mendidik, autentik, objektif, transparan, dan
menyeluruh. Sebab belum ada bukti secara dokumentasi.
185Wawancara bersama SZ di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 16Januari 2020.186Observasi peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 16Januari 2020.
97
2. Kompetensi Pedagogik Guru PAUD dalam Melaksanakan PenilaianPembelajaran Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanak al-MuttaqinSungai Duren
Menurut Barlow bahwa kompetensi guru merupakan kemampuan
dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung
jawab.187 Dalam kaitannya dengan pendidikan, kompetensi menunjukan
perbuatan yang sifatnya rasional untuk mencapai tujuan pendidikan
sesuai dengan kondisi yang diharapkan.
Berkaitan dengan definisi diatas, Undang Undang Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentng guru dan dosen menerangkan
bahwa kompetensi guru sebagaimana dimaksud, meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional yang diperoleh melalui profesi.188
Demikian pula, salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru
PAUD adalah kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik adalah
kecakapan guru dalam mengelola pembelajaran agar dapat membantu
proses pengoptimalan pertumbuhan dan perkembangan anak.
Berdasarkan Permendikbud nomor 137 tahun 2014 tentang standar
nasional pendidikan anak usia dini bahwa salah satu kompetensi
pedagogik guru PAUD adalah mampu melaksanakan penilaian
pembelajaran anak usia dini.
Langkah pertama sebelum melaksanakan penilaian adalah guru
harus menentukan kompetensi dasar yang akan dinilai dan merumuskan
kegiatan. Tahap ini pada saat kita menyusun RPPH. Dalam menyusun
RPPH guru menentukan kegiatan pembelajaran dan tujuan dari
pembelajaran serta menentukan aspek dan indikator yang akan dinilai
pada anak. Indikator disini merupakan ukuran, karakteristik, atau ciri-ciri
kemampuan dasar yang dapat dicapai oleh anak. Guru harus tahu dengan
jelas kegiatan pelaksanaan program yang akan dilakukan agar dapat
menetapkan kemampuan mana yang harus dimiliki oleh anak.
187Tukiran Taniredja dkk, Guru yang Profesional ..............Op. Cit., hlm. 71.188Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen.
98
Hasil wawancara penulis bersama guru kelas kelompok B di Taman
Kanak-kanak al-Muttaqin sungai Duren bahwa guru menyusun RPPH
sendiri setiap harinya berdasarkan tema yang sudah ada dalam RPPM.
Didalamnya terdapat rumusan kegiatan dan penetapan kompetensi dasar
yang akan dinilai. Dalam RPPH yang selalu guru bawa ketika
melaksanakan pembelajaran, ada bagian yang disebut dengan rencana
penilaian yang isinya sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang akan
dilihat pada anak.189
Terkait hasil wawancara di atas, peneliti melakukan observasi.
Hasil pengamatan peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai
Duren bahwa memang guru sudah menyusun rencana penilaian di dalam
RPPH yang selalu guru bawa ketika melaksanakan pembelajaran. Di
dalam RPPH tersebut, ada bagian mengenai rencana penilaian yang
isinya terdiri dari sikap: (1) dapat mensyukuri ciptaan Tuhan; (2) dapat
makan yang teratur. Pengetahuan dan keterampilan: (1) dapat shalat
dhuha; (2) dapat membaca niat ketika mengambil air wudhu; (3) dapat
membaca do’a ketika selesai berwudhu; (4) dapat membaca do’a iftitah;
dan (5) dapat membaca ayat kursi.190
Gambar 7. Rencana Penilaian Taman Kanak-kanak al-MuttaqinSungai Duren
189Wawancara bersama YL di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 17Januari 2020.190Observasi peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 17Januari 2020.
99
Rencana penilain berisi aspek-aspek yang ingin dikembangkan,
bagaimana cara mengembangkan aspek tersebut, target ketercapain yang
harus diraih oleh anak. Kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan
kemampuan yang dimiliki oleh anak yang akan belajar. Dari kegiatan
pembelajaran yang akan dilakukan guru memilih kemampuan mana yang
harus dimiliki anak. Menurut Widarmi dalam kutipan Safitri menyatakan
bahwa jadwal harian harus disesuaikan dengan kebutuhan, minat dan
usia perkembangan anak.191 Sehingga dalam pembuatan RPPH memang
guru dituntut harus selalu menyiapkannya setiap hari, dan memperhatikan
kebutuhan, minat dan usia perkembangan anak.
Pembelajaran anak usia dini harus dilakukan secara terencana.
Begitu pula dengan penilaian pembelajaran pada anak usia dini, harus
ada perencanaan sebelum pelaksanaan dilakukan. Guru harus
menentukan kompetensi dasar yang akan dinilai dari kegiatan yang akan
dilakukan pada anak. Indikator disini merupakan ukuran, karakteristik,
atau ciri-ciri kemampuan dasar yang dapat dicapai oleh anak. Dengan
demikian kegiatan penilaian pembelajaran dapat terlaksana dengan
baik.192 Allah SWT berfirman di dalam al-Qur’an mengenai seseorang
haruslah mempersiapkan atau merencanakan apa yang akan ia hadapi
pada hari esok agar memperoleh hasil yang lebih baik. Terdapat dalam
surat Al-Hasr ayat 18:
Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah danhendaklah setiap diri memerhatikan apa yang telah diperbuatnyauntuk hari esok. Dan bertaqwalah kepada Allah sesunggguhnyaAllah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. Al-Hasr: 18)193
191Umi Safitri dkk, Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar....Op. Cit., hlm. 6.192Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini....Op. Cit., hlm. 125.193Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tafsir per kata (Jakarta: PT. Kalim, 2011), hlm. 549.
100
Ayat tersebut menjelaskan bahwa orang-orang yang beriman
hendaknya memperhatikan segala sesuatunya yang akan ia lakukan pada
hari esok. Sama halnya dengan seorang guru, hendaknya merancang
sebelum melakukan penilaian pembelajaran agar proses penilaian
berjalan dengan mudah dan memperoleh hasil yang sesuai harapan.
Langkah kedua yang harus dilakukan guru sebelum pelaksanaan
penilaian adalah menyiapkan alat penilaian sebagai pedoman bagi guru
dalam melakukan penilaian. Banyak alat penilaian yang dapat digunakan
untuk memperoleh data penilaian, tetapi tidak semua alat tersebut tepat
untuk mengungkapkan semua aspek pertumbuhan dan perkembangan
anak. Menurut Een dalam kutipan Safitri, terdapat beberapa alat penilaian
yang bisa mengungkapkan beberapa kemampuan aspek tertentu tetapi
tidak bisa digunakan untuk aspek lainnya. Alat penilaian ini harus
disesuaikan dengan indikator perkembangan yang telah ditetapkan pada
RPPH.194
Hasil wawancara peneliti bersama guru kelas kelompok B Taman
Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa guru menilai anak
berdasarkan pengamatan ketika sedang pembelajaran dan hasil karya
anak ketika selesai kegiatan pembelajaran. Guru tidak ada menggunakan
alat penilaian. Dari pengamatan terhadap perkembangan anak dan hasil
karya dalam tiap harinya, guru sudah hapal siapa-siapa yang terlihat
berkembang maupun belum berkembang. Karena memang setiap hari
bersama, jadi hapal.195
Berdasarkan hasil wawancara di atas, peneliti mengadakan
pengamatan di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa
guru memang belum menggunakan alat penilaian, hanya saja guru selalu
mengumpulkan lembar kerja anak setelah kegiatan pembelajaran selesai,
sebelum jam istirahat. Setelah lembar kerja dikumpulkan, guru
mempersilahkan anak istirahat, bagi yang membawa bekal, anak
194Umi Safitri dkk, Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar....Op. Cit., hlm. 2.195Wawancara bersama YL di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 16 Januari 2020.
101
dipersilahkan untuk memakannya. Dan bagi yang tidak membawa bekal,
guru mempersilahkan anak bermain di halaman TK. Kemudian guru
membawa lembar kerja anak dan menyimpannya dalam lemari. Setelah
itu, guru mengecek kembali kerapian kelas sambil mengamati beberapa
kegiatan bermain yang dilakukan anak. Jam istirahat habis, guru
mempersilahkan anak masuk ke dalam kelas kembali untuk melanjutkan
kegiatan penutup. Kegiatan penutup selesai dilaksanakan, diakhiri dengan
membaca do’a. Sebelum pulang anak diberi kuis, siapa yang bisa
menjawab boleh pulang. Setelah semua anak pulang, guru pun langsung
beres-beres kelas sambil menutupi jendela, dan juga ingin segera pulang.
Kelas rapi, jendela sudah tertutup, guru mengambil tas di ruangan guru,
dan keluar dengan tidak lupa mengunci pintu.196
Hasil pengamatan peneliti di atas, bahwa peneliti tidak mendapati
guru melaksanakan penilaian terhadap lembar kerja anak. Guru hanya
mengumpulkan dan menyimpannya dalam lemari. Fenomena ini membuat
peneliti mengadakan wawancara bersama guru pendamping di Taman
Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, bahwa guru menyimpan lembar
kerja anak untuk memberikan penilaian ketika di akhir semester. Selain
itu, guru juga terkadang mendokumentasikan kegiatan anak ketika sedang
belajar. Karena itu nanti akan menjadi laporan guru kepada orang tua
ketika akhir semester.197
Banyak alat penilaian yang dapat digunakan dalam pelaksanaan
penilaian pembelajaran anak usia dini yaitu berupa alat penilaian non tes,
yang terdiri dari: ceklis, catatan anekdot, hasil karya, pemberian tugas,
unjuk kerja, serta portofolio.198 Menurut Wolfgang bahwa untuk anak usia
dini yang terfokus pada kegiatan bermain, maka alat penilaian yang
digunakan adalah dengan pengamatan langsung.199
196Observasi peneliti di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 16 Januari 2020.197Wawancara bersama SZ di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 17 Januari 2020.198Kementerian Agama RI, Petunjuk Teknis Penilaian ......Op. Cit., hlm. 10-12.199Rohita dan Nurfadilah, Pelaksanaan Penilaian Pembelajaran Taman Kanak-kanak diJakarta (Jurnal al-Azhar Indonesia, Vol. 4, No. 1: 53-62, 2017), hlm.56.
102
Pengamatan yang dilakukan guru dalam melaksanakan penilaian,
harus dibuktikan dengan lembar observasi. Sehingga itu dapat
membenarkan bahwa guru memang telah melaksanakan penilaian.
Sebagaimana yang tercantum dalam pedoman penilaian pembelajaran
pendidikan anak usia dini bahwa dalam melakukan pengamatan, guru
perlu melakukan pencatatan sebagai bukti sekaligus pengingat terhadap
segala hal yang diamatinya.200
Lembar observasi dapat berupa catatan menyeluruh, catatan
anekdot, ceklis, dan rubrik. Kemudian dari lembar kerja anak juga harus
diberi penilaian, menggunakan lembar penilaian hasil karya. Terkait alat
penilaian, peneliti mengadakan wawancara bersama guru kelas kelompok
B Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa pengalaman
guru pada semester ganjil, memang menggunakan ceklis, catatan anekdot
dan hasil karya. Ketika itu, lembaga yang mengadakannya. Kepala
memerintahkan bahwa penilaian guru dituangkan dalam ceklis, catatan
anekdot dan hasil karya tersebut. Gurupun melaksanakan sesuai perintah
kepala hingga akhir semester berlangsung. Memasuki semester genap ini,
sampai sekarang belum ada lembaga menyediakan kembali. Guru dari
awal juga menunggu, sampai hari ini. Dan sebenarnya itu sangat
membantu sekali, ketika kami membuat laporan akhir semester.201
Kemudian peneliti juga mengadakan wawancara kepada kepala
Taman Kanak-kanak untuk uji kebenaran data terkait alat penilaian bahwa
semester ganjil kemarin, memang guru menggunakan ceklis, catatan
anekdot dan hasil karya untuk melakukan penilaian terhadap anak.
Penilaian yang guru lakukan juga berdasarkan rencana penilaian yang
tercantum dalam RPPH. Guru tinggal menyesuaikan saja, mau
menggunakan yang mana. Kemarin itu TK yang mengadakan, sebagai
pelengkap dokumen ketika TK mengajukan akreditasi.202
200Kemendikbud, Pedoman Penilaian Pembelajaran ......Op. Cit., hlm. 5.201Wawancara bersama YL di TK al-Muutaqin Sungai Duren, tanggal 17 Januari 2020.202Wawancara bersama RH di TK al-Muutaqin Sungai Duren, tanggal 20 Januari 2020.
103
Penilaian merupakan kegiatan yang meliputi proses pengamatan,
pencatatan dan pendokumentasian kemampuan anak dan hasil karya.
Sebagaimana menurut Suyanto dalam kutipan Rohita, bahwa penilaian
adalah proses pengamatan, pencatatan, dan pendokumentasian
kemampuan dan karya anak sebagai dasar pengambilan keputusan
pendidikan yang bermanfaat bagi anak.203 Berdasarkan hal tersebut dapat
diketahui bahwa untuk mengetahui berbagai kemampuan anak dan agar
dapat diambil sebuah keputusan yang bermanfaat bagi anak maka perlu
kiranya dilakukan pengamatan, pencatatan dan pendokumentasian.
Setelah menyiapkan alat penilaian, langkah selanjutnya yang perlu
dilakukan oleh guru sebelum melaksanakan penilaian adalah menetapkan
kriteria penilaian. Kriteria penilain disini merupakan patokan ukuran
keberhasilan anak. Dengan adanya patokan keberhasilan anak guru dapat
menetapkan nilai anak. Setelah alat dan kriteria penilaian telah ditetapkan
langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data. Data yang diambil disini
berkaitan dengan kemampuan anak berdasarkan kriteria yang telah
ditetapkan. Guru dapat mengumpulkan data dengan alat penilaian yang
telah disiapkan.
Terkait kriteria penilaian ini, peneliti mengadakan wawancara
bersama guru kelas kelompok B Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai
Duren bahwa kriteria penilaian yang kami amati berdasarkan apa yang
tercantum dalam RPPH. Sejauh mana anak mencapai keberhasilan dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Dalam rencana penilaian pada RPPH,
ada kompetensi sikap: yang kami lihat anak dapat bersyukur dan dapat
menjaga kesehatan. Kompetensi pengetahuan dan keterampilan: anak
dapat menyebutkan jenis-jenis mobil beserta warna-warnanya, anak dapat
mengumpulkan huruf dari kata “mobil”, anak dapat membuat kendaraan
darat, anak dapat mewarnai gambar mobil, anak dapat menuliskan jumlah
mobil sesuai dengan gambar, dan anak dapat melakukan penjumlahan.204
203Rohita dan Nurfadilah. Pelaksanaan Penilaian Pembelajaran......Op. Cit., hlm. 55.204Wawancara bersama YL di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20 Januari 2020.
104
Hasil pengamatan peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin
Sungai Duren bahwa dalam menetapkan kriteria penilaian anak, guru
selalu memperhatikan kemampuan yang dimiliki anak. Sehingga kriteria
yang ditetapkan, sekiranya pasti dapat dilakukan oleh anak. Namun dalam
pelaksanaannya guru tetap membantu anak-anak yang belum memahami
tugas yang harus dikerjakan maupun anak yang belum dapat
menyelesaikan tugas sesuai dengan yang diinstruksikan. Reward berupa
pujian juga diberikan guru kepada anak yang sudah dapat menyelesaikan
tugas dengan baik dan benar.205
Dalam penetapan kriteria penilaian, guru harus memperhatikan
anak dan waktu yang disediakan untuk memiliki kemampuan tersebut.
Fenomena lain yang peneliti temukan di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin
Sungai Duren bahwa guru membantu anak yang belum dapat
menyelesaikan kegiatannya, agar anak segera mengikuti kegiatan di area
pembelajaran berikutnya. Sehingga hasil karya anak lebih dominan
buatan gurunya. Karena mengejar waktu agar semua anak mengikuti
kegiatan di empat area pembelajaran.206 Oleh karena itu, guru juga harus
memperhatikan waktu yang disediakan untuk memiliki kemampuan
tersebut.
Selain itu, guru juga harus memahami dua hal yaitu subyek
penilaian dan sasaran penilaian. Terkait dengan subyek penilaian, guru
harus mengenal betul siapa yang akan dinilai. Guru anak usia TK berarti
akan menilai anak usia TK yaitu usia 4-6 tahun. Dengan demikian guru
harus benar-benar mengetahui siapa anak usia TK tersebut, bagaimana
karakteristiknya, bagaimana menilainya, alat apa yang akan digunakan
untuk menilainya, apa yang akan dinilai dari anak usia TK, dan hal-hal
penting lainnya.207
205Observasi peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 03Februari 2020.206Observasi peneliti di Tamana Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 06Februari 2020.207Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar ...Op. Cit., hlm. 47-48.
105
Selain mengenal subyek penilaian, guru juga harus mengetahui
sasaran penilaian. Sasaran atau objek penilaian adalah segala sesuatu
yang menjadi pusat pengamatan karena penilai menginginkan informasi
tentang sesuatu ini. Lebih lanjut, Suharsimi dalam kutipan Anita Yus
menuliskan bahwa sasaran penilaian meliputi unsur input, transformasi
dan output. Unsur input meliputi potensi yang ingin dikembangkan dari diri
anak yang terdiri dari 6 aspek perkembangan yaitu, fisik, kognitif, bahasa,
sosial emosional, seni dan moral agama. Unsur transformasi meliputi
materi, metode, media, sistem administrasi dan guru. Sementara unsur
output meliputi seberapa jauh anak mencapai tujuan yang telah ditetapkan
atau seberapa jauh anak memiliki dasar-dasar untuk pertumbuhan dan
perkembangan diri selanjutnya.208
Langkah selanjutnya sebelum guru melaksanakan penilaian
pembelajaran adalah menentukan waktu dan tempat yang terbaik untuk
melaksanakan penilaian. Seringkali muncul pertanyaan guru mengenai ini,
bagaimana mungkin dapat mengobservasi dan mencatat banyak informasi
saat anak main, sebab banyak yang harus dikerjakan ketika anak
mengikuti kegiatan pembelajaran, dengan memberi dukungan saat anak
bermain, membantu menyediakan media permainan, membantu anak lain
yang belum mampu menyelesaikan kegiatannya dan lain-lain.
Hasil wawancara peneliti bersama guru kelas kelompok B Taman
Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa guru memang terkadang
masih bingung menentukan waktu yang tepat untuk melaksanakan
penilaian. Apalagi kalau harus bersamaan dengan pelaksanaan
pembelajaran. Kadang harus menyiapkan media pembelajaran, kadang
juga harus membantu anak yang kesulitan atau lambat dalam
menyelesaikan tugasnya. Sehingga memang guru masih bingung
menentukan kapan waktu yang tepat melakukan penilaian.209
208Ibid.209Wawancara bersama YL di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20Januari 2020.
106
Hasil pengamatan peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin
Sungai Duren bahwa guru memang masih bingung menentukan waktu
dan tempat yang tepat untuk melaksanakan penilaian. Terbukti guru tidak
pernah mencatat hasil pengamatannya selama bersama anak ketika
bermain dalam kegiatan pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Guru
juga jarang mendampingi kegiatan anak di luar kelas. Guru memberikan
kebebasan sepenuhnya untuk bermain bebas di halaman TK saat jam
istirahat. Kecuali jika ada anak yang menangis, maka guru akan keluar
melihat apa yang tengah terjadi pada anak.210
Untuk mengatasi kondisi tersebut, guru perlu merancang terlebih
dahulu waktu dan tempat yang paling cocok untuk melakukan penilaian,
lihatlah indikator tertentu yang ada pada perencanaan penilaian, misalnya
untuk melihat “anak dapat bekerja sama‟, maka waktu observasi yang
lebih tepat yaitu saat anak menunggu waktu mengantri ke kamar kecil
atau saat mau mencuci tangan, atau saat mengantri mengambil air
wudhu. Ketika guru sudah menetapkan indikator apa yang diobservasi,
dan menentukan apa yang akan diobservasi, maka memudahkan guru
hanya perlu beberapa menit untuk mengamati anak, maka ia akan dapat
informasi yang lebih banyak dibanding bila guru tidak menyiapkan tentang
apa yang akan diobservasi.
Wawancara peneliti bersama guru kelas kelompok B Taman
Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa ketika anak mengantri
untuk mengambil air wudhu, guru mendampingi dan guru juga mengamati.
Biasanya yang guru amati, anak membaca niat berwudhu, seberapa jauh
anak telah mampu membasuh anggota tubuh secara berurutan, dan anak
membaca niat setelah selesai berwudhu. Untuk kegiatan anak mencuci
tangan, guru memang jarang mendampingi, paling hanya sekedar
mengarahkan dan menginstruksikan bahwa cuci tangannya tidak boleh
sambil main air.211
210Observasi peneliti di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 06 Februari 2020.211Wawancara bersama YL di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20 Januari 2020.
107
Hasil pengamatan peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin
Sungai Duren bahwa setelah kegiatan anak mengambil air wudhu, lalu
anak diperintahkan untuk menggunakan mukena dan kemudian shalat
dhuha bersama guru. Sebelumnya, satu dari anak laki-laki diminta untuk
adzan. Selesai shalat kegiatannya berdzikir, baca ayat kursi dan tahlil,
tahmid dan tasbih, diakhiri dengan membaca do’a. Setelah itu, satu
persatu anak mengaji iqro’. Selesai sudah kegiatan di area Imtaq, anak
dipersilahkan untuk istirahat sambil makan bekal. Guru pun masuk
kedalam ruangan. Sejauh ini, peneliti belum mendapati guru mencatat apa
yang sejak tadi dilakukan anak.212
Mengenai fenomena ini, peneliti mengadakan wawancara bersama
kepala Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai untuk menguji kebenaran
data, beliau mengatakan bahwa pada hari jum’at memang kegiatan anak
bersama guru di area pembelajaran Imtaq. Dimulai dari kegiatan
mengambil air wudhu, shalat, dzikir dan mengaji. Guru memang belum
ada mencatat perkembangan anak mengenai kegiatan itu. Biasanya guru
memfhoto ketika anak shalat atau mengaji. Sebagai dokumentasi kegiatan
anak, yang kadang juga di share kegroup WA keluarga TK al-Muttaqin.
Supaya memberitahukan kepada orangtua bahwa anaknya mengikuti
kegiatan pembelajaran di TK.213
Dalam keseharian guru bekerja bersama anak. Selain guru
memfasilitasi anak, guru juga melakukan pengamatan. Guru mengamati
hal-hal apa saja yang anak tahu, apa saja yang anak bisa, dan apa saja
yang menjadi kebiasaan anak. Penilaian dilakukan secara alami, baik
berdasarkan kondisi nyata yang muncul dari perilaku anak maupun hasil
dari kegiatan tersebut. Pada saat anak melakukan berbagai kegiatan, guru
dapat mengamati segala hal yang dilakukan anak ataupun diucapkan
anak, termasuk ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan karya anak.
212Observasi peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 17Januari 2020.213Wawancara bersama RH di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 27Februari 2020.
108
Sejalan dengan itu, sebagaimana yang dituliskan Suyanto bahwa
Penilaian seharusnya dilakukan terus menerus bersamaan dengan
kegiatan pembelajaran. Hal ini sesuai pula dengan apa yang dituliskan
Anita Yus yaitu bahwa terkait dengan tempat dan waktu penilaian,
penilaian yang akan dilakukan harus disesuaikan dengan kebutuhan
penilaian dan anak yang akan dinilai serta rancangan kegiatan
pelaksanaan program yang digunakan. Untuk anak usia dini, tempat dan
waktu penilaian dilakukan sesuai dengan waktu kegiatan pelaksanaan
program itu sendiri.214
Langkah selanjutnya adalah melaksanakan penilaian, setelah
menetapkan waktu dan tempat yang tepat untuk melaksanakan penilaian.
Dalam melaksanakan penilaian, guru perlu mengenali lingkup penilaian.
Lingkup penilaian pada anak usia dini mencakup pertumbuhan dan
perkembangan anak. Lingkup penilaian pertumbuhan meliputi ukuran fisik
yang diukur dengan satuan panjang dan berat, misalnya berat tubuh,
tinggi/panjang badan, dan lingkar kepala. Dan lingkup penilaian
perkembangan mencakup berbagai informasi yang berhubungan dengan
bertambahnya fungsi psikis anak, yaitu nilai agama dan moral,
perkembangan fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan
seni.215
Penilaian dalam pendidikan anak usia dini merupakan proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur capaian
kegiatan belajar anak. Penilaian hasil kegiatan belajar oleh pendidik
dilakukan untuk memantau proses dan hasil belajar anak secara
berkesinambungan. Berdasarkan penilaian tersebut, pendidik dan orang
tua anak dapat memperoleh informasi tentang capaian perkembangan
untuk menggambarkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang
dimiliki anak setelah melakukan kegiatan belajar.216
214Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar ...Op. Cit., hlm. 64.215Dadan Suryana, Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini.....Op. Cit., hlm. 62.216Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak UsiaDini.
109
Guru dapat melakukan penilaian pada saat anak melakukan
kegiatan. Berbagai aktivitas anak, sejak anak datang, berbaris, mengikuti
proses belajar, mencuci tangan, makan bekal, bermain bebas, sampai
pulang kembali. Penilaian yang dilakukan guru harus secara alami, baik
berdasarkan kondisi nyata yang muncul dari perilaku anak selama proses
berkegiatan maupun hasil dari kegiatan tersebut.
Saat anak melakukan berbagai kegiatan, guru dapat mengamati
segala hal yang dilakukan anak ataupun diucapkan anak, termasuk
ekspresi wajah, gerakan, dan karya anak. Hasil pengamatan peneliti di
Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa pada saat anak
melalukan berbagai aktivitas, guru kurang mengamati anak. Hal ini
dibuktikan pada saat anak bermain, guru selalu disibukkan dengan
aktivitas lain. Seperti saat kegiatan pembelajaran, seharusnya guru
mengamati proses yang dilakukan anak, namun dalam kesempatan ini
guru masih disibukkan dengan menyiapkan media pembelajaran. Lalu
pada saat anak menyerahkan hasil karya, guru hanya mengumpulkannya
dalam sebuah lemari. Namun, terkadang sesekali guru membahas hasil
karya tersebut bersama anak saat berada pada kegiatan penutup.217
Melakukan penilaian terhadap anak dan pembelajaran yang
dilakukan anak adalah sebuah proses. Semakin kita terlibat aktif dalam
mengamati anak dan menilai anak, kita akan semakin memahami anak.
Hal ini akan membuat kita menjadi guru yang semakin baik. Guru yang
kompeten. Hasil wawancara peneliti dengan guru kelas kelompok B
Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa guru selalu
mengamati kegiatan yang dilakukan anak, baik sikap, pengetahuan
maupun keterampilan anak. Dan indikator dari ketiga kompetensi tersebut
guru amati sebagaimana yang tercantum dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Harian (RPPH).218
217Observasi peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 27Februari 2020.218Wawancara bersama YL di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20Januari 2020.
110
Dalam melakukan pengamatan, guru perlu melakukan pencatatan
sebagai bukti sekaligus pengingat terhadap segala hal yang diamatinya.
Hasil pengamatan peneliti di lapangan, bahwa guru Taman Kanak-kanak
al-Muttaqin Sungai Duren belum pernah terlihat melakukan pencatatan
saat mengamati anak. Guru juga tidak terlihat membawa alat pencatatan
saat bersama anak ketika bermain dan juga saat kegiatan pembelajaran
maupun setelah selesai pembelajaran. Guru hanya membawa Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) saat melaksanakan kegiatan
pembelajaran.219
Berdasarkan hasil pengamatan, peneliti menguji keabsahan data
dengan mengadakan wawancara bersama guru pendamping kelas
kelompok B Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa guru
memang belum melakukan pencatatan mengenai kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan anak. Namun, guru selalu memantau dan
mengamati perkembangan anak dan kemampuan anak dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran selama di TK. Dengan jumlah anak yang tidak
terlalu banyak, guru mampu menghapal masing-masing perkembangan
anak daan kemampuan anak.220
Penjelasan serupa juga disampaikan oleh kepala Taman Kanak-
kanak al-Muttaqin Sungai Duren, bahwa bukti pencatatan dari
pengamatan guru terhadap anak memang belum ada. Yang selama ini
guru lakukan adalah mengumpulkan hasil kaya anak setelah anak selesai
mengikuti kegiatan pembelajaran. Namun, kepala TK yakin bahwa guru
selalu mengamati perkembangan anak. Selain itu, guru juga pasti
mempunyai penilaian terhadap ketercapaian belajar anak. Karena
memang gurulah yang selalu bersama anak-anak, dari mulai anak datang
sampai pulang kembali.221
219Observasi peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 27Februari 2020.220Wawancara bersama SZ di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 27Februari 2020.221Wawancara bersama RH di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 27Februari 2020.
111
Saat guru melakukan pengamatan terhadap anak, guru perlu
mencatat/mendokumentasikan hasil pengamatan tersebut. Sebab
keterbatasan memori untuk mengingat kembali hal-hal yang telah terjadi
sepanjang hari bersama anak. Beberapa alat/instrumen yang digunakan
untuk mencatat pengamatan guru, yaitu berupa ceklis, catatan anekdot
dan hasil karya.222 Hasil pengamatan peneliti di Taman Kanak-kanak al-
Muttaqin Sungai Duren bahwa guru tidak mempunyai lembaran observasi
dan atau alat/instrumen yang digunakan untuk mencatat hasil
pengamatan terhadap anak dalam rangka mengumpulkan data hasil
penilaian kegiatan belajar anak.223
Hasil wawancara peneliti bersama guru kelas kelompok B Taman
Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa hasil pengamatan guru
terhadap kegiatan belajar anak memang belum didokumentasikan/dicatat
dalam lembaran observasi. Tapi untuk hasil karya anak, guru selalu
mengumpulkan dan menyimpannya dalam lemari TK setiap selesai
kegiatan pembelajaran. Dengan tujuan jika hasil karya anak tersebut
dibutuhkan, dapat dengan mudah guru untuk mengambilnya kembali
dalam lemari tersebut.224
Penjelasan serupa juga disampaikan oleh kepala Taman Kanak-
kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa sekarang ini guru memang belum
mempunyai catatan-catatan hasil pengamatan terhadap kegiatan belajar
anak. Namun, guru selalu mengumpulkan dan menyimpan hasil karya dari
kegiatan belajar anak setiap harinya. Itu merupakan salah satu upaya
guru dalam mengumpulkan informasi perkembangan anak. Kemudian
biasanya guru juga menfoto kegiatan belajar anak, lalu guru share digroup
WA TK agar orang tua anak mengetahui bahwasanya anaknya sedang
mengikuti kegiatan pembelajaran.225
222Kemendikbud. Penilaian dalam Pembelajaran ....Op. Cit., hlm. 5-13.223Observasi peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 27Februari 2020.224Wawancara bersama YL di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20Januari 2020.225Wawancara bersama RH di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 27 Februari 2020.
112
Semua data yang telah dikumpulkan guru selama mengamati anak.
Data dikumpulkan dalam satu berkas dalam wadah yang ditata rapi. Satu
anak memiliki satu wadah yang telah diberi identitas tentang anak
tersebut. Kumpulan data tersebut diurutkan berdasarkan tanggal
peristiwa. Kumpulan semua informasi tersebut dinamakan portofolio.
Format portofolio dapat dikembangkan oleh setiap lembaga. Sampul
depan berisi foto dan identitas anak. Lembar isi berisi: foto kegiatan anak,
catatan guru tentang kegiatan anak (ditulis saat mengamati anak), dan
analisis Kompetensi Dasar.
Hasil wawancara peneliti bersama guru kelas kelompok B Taman
Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa guru belum membuat
portofolio masing-masing anak. Selama ini, guru hanya mengumpulkan
hasil karya anak dalam lemari TK. Dan itu belum dipisah-pisahkan untuk
masing-masing anak. Guru akan memisah-misahkan itu ketika nanti
membuat laporan akhir semester. Selain dikumpulkan, guru juga kadang-
kadang menempel hasil karya tersebut bersama anak-anak di dinding
kelas sebagai tambahan hiasan agar mempercantik ruangan
pembelajaran.226
Hasil wawancara bersama guru kelas, senada dengan hasil
pengamatan peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren
bahwa hasil karya anak yang dikumpulkan oleh guru hanya disimpan di
dalam lemari menjadi satu setiap kegiatan pembelajaran selesai. Tanpa
memisahkan masing-masing nama anak. Sehingga akan sulit bagi guru
untuk mengetahui perkembangan kegiatan belajar anak. Karena harus
membongkar kembali dan menganalisisnya satu persatu saat laporan
penilaian itu dibutuhkan atau saat guru membuat laporan penilaian diakhir
semester.227
226Wawancara bersama YL di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20Januari 2020.227Observasi peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 27Februari 2020.
113
Penggabungan data yang terkumpul melalui pengamatan yang
ditulis dalam catatan menyeluruh, catatan anekdot maupun hasil karya
anak diolah untuk melihat perkembangan hasil belajar anak. Hal ini
ditangani oleh guru yang menangani anak tersebut dengan tujuan untuk
melihat perkembangan terbaik yang dicapai anak. Hasil penggabungan
data hasil belajar dapat dimasukkan ke dalam cheklist. Checklist
merupakan alat perekam hasil observasi terhadap aspek perkembangan
anak usia dini. Checklist tersebut memuat indikator perkembangan untuk
setiap Kompetensi Dasar (KD) anak usia dini. Dengan checklist semua
kemampuan anak dianalisis untuk mengetahui capaian kemampuan anak,
apakah anak tersebut berada pada kemampuan BB, MB, BSH, atau BSB.
Wawancara peneliti bersama guru kelas kelompok B Taman
Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa guru belum melakukan
pengelolaan data untuk saat ini. Biasanya guru mengelola data jika akan
membuat laporan akhir semester. Dan itu guru buat berdasarkan
pengamatan selama pembelajaran berlangsung dan dari hasil karya yang
anak buat ketika mengikuti kegiatan pembelajaran. Jikalau ada orangtua
yang menanyakan tentang perkembangan belajar anak, maka guru akan
menjawab secara spontan berdasarkan hasil pengamatan guru terhadap
anak selama berada di TK.228
Berdasarkan beberapa hasil temuan diatas, dapat disimpulkan
bahwa kompetensi pedagogik guru PAUD dalam melaksanakan penilaian
pembelajaran anak usia dini di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai
Duren belum optimal. Dikarenakan guru belum cakap dalam mengadakan
alat penilaian serta belum cakap dalam menentukan waktu dan tempat
yang tepat untuk melaksanakan penilaian. Ini dibuktikan dengan
pengamatan dan pengumpulan hasil karya anak yang guru lakukan belum
tercatat dan terdokumentasi dalam alat penilaian.
228Wawancara bersama YL di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20Januari 2020.
114
3. Proses Pelaksanaan Penilaian Pembelajaran Anak Usia Dini diTaman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren
Penilaian pembelajaran dilakukan oleh guru karena guru memiliki
fungsi sebagai penilai, selain itu juga berfungsi sebagai fasilitator dan
fungsi-fungsi lainnya. Penilaian pembelajaran dilakukan oleh pendidik
untuk mengukur capaian kegiatan belajar anak. Berdasarkan penilaian
tersebut, pendidik dan orang tua anak dapat memperoleh informasi
tentang capaian perkembangan untuk menggambarkan sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki anak setelah melakukan
kegiatan belajar.
Penilaian pada pendidikan anak usia dini berdasarkan kurikulum
2013 dilakukan oleh pendidik dengan pendekatan Autentik. Penilaian
autentik adalah penilaian proses dan hasil belajar untuk mengukur tingkat
pencapaian kompetensi sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan dan
keterampilan yang dilakukan secara berkesinambungan. Penilaian tidak
hanya mengukur apa yang diketahui oleh anak, tetapi lebih menekankan
mengukur apa yang dapat dilakukan oleh anak.229
Penilaian pembelajaran anak usia dini dilakukan oleh guru secara
berkesinambungan, maksudnya adalah proses penilaian dilakukan secara
terencana, bertahap, dan terus menerus dengan menggunakan metode
serta alat atau instrumen penilaian yang tepat. Sebagaimana yang
dijelaskan oleh Kemendikbud bahwa proses penilaian dilakukan secara
terencana, bertahap, dan terus menerus dengan menggunakan metode
serta alat atau instrumen penilaian yang tepat dengan tujuan untuk
mendapatkan gambaran proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
Kemudian hasil penilaian digunakan sebagai masukan untuk
merencanakan program pembelajaran agar anak dapat mencapai tingkat
perkembangan yang lebih tinggi.230
229Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014, tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak UsiaDini230Kemendikbud. Penilaian dalam Pembelajaran......Op. Cit., hlm 19.
115
Pengamatan peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai
Duren bahwa penilaian pembelajaran sudah direncanakan oleh guru di
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Namun untuk
pelaksanaannya, guru tidak menggunakan alat penilaian. Sehingga tidak
dapat dibuktikan bahwa guru sudah melaksanakan penilaian atau belum.
Guru juga tidak terlihat mencatat dalam lembar penilaian harian lainnya
ketika kegiatan pembelajaran.231
Hasil pengamatan peneliti, senada dengan yang disampaikan oleh
guru kelas kelompok B Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren
bahwa untuk rencana penilaian sudah tercantum dalam Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Guru juga selalu mengamati
anak sebagai bentuk penilaian terhadap kompetensi dasar anak,
indikatornya sudah ditetapkan dalam RPPH. RPPH itu selalu guru bawa
saat melaksanakan pembelajaran sebagai acuan guru.232
Ada beberapa metode serta alat atau instrumen penilaian yang
dapat digunakan oleh guru dalam melaksanakan penilaian pembelajaran
anak usia dini. Metode dan instrumen penilaian tersebut dapat digunakan
secara bersama-sama untuk dapat saling melengkapi data/informasi.
Beberapa metode dan instrumen penilaian tersebut, adalah sebagai
berikut:233
Pertama, Observasi/pengamatan. Pengamatan merupakan salah
satu metode penilaian selama kegiatan pembelajaran baik secara
langsung maupun tidak langsung terhadap berbagai peristiwa yang terjadi
pada anak dengan menggunakan lembar observasi. Aspek yang
diobservasi serta hasilnya bervariasi, tergantung pada tujuan penilaian.
Ada beberapa alat/instrumen untuk menuangkan hasil observasi dalam
bentuk catatan, yaitu: ceklis, catatan anekdot dan hasil karya.
231Observasi peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 06Januari 2020.232Wawancara bersama YL di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20Januari 2020.233Kemendikbud, Pedoman Penilaian Pembelajaran ......Op. Cit., hlm. 4.
116
Hasil wawancara bersama guru kelas kelompok B di Taman Kanak-
kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa guru selalu melakukan
pengamatan terhadap perkembangan anak. Guru selalu mengikuti
perkembangan pengetahuan anak dari awal masuk hingga saat ini.
Namun, guru belum menuangkan hasil pengamatan tersebut kedalam
lembar observasi. Untuk hasil karya anak, guru selalu mengumpulkannya
setelah anak selesai mengikuti kegiatan pembelajaran. Itu dilakukan guru
untuk membuat penilaian akhir semester ketika guru mendeskripsikan
laporan penilaian.234
Hasil karya anak merupakan bentuk dari buah pikir anak yang
dituangkan dalam bentuk karya nyata, dapat berupa pekerjaan tangan,
karya seni atau tampilan anak, misalnya: gambar, lukisan, lipatan, hasil
kolase, hasil guntingan, tulisan/coretan-coretan, hasil roncean, bangunan
balok, seni tari, dan hasil pra karya.
Gambar 8. Hasil Karya Anak TK al-Muttaqin Sungai DurenPenilaian terhadap hasil karya anak, guru sebaiknya menuliskan
nama dan tanggal hasil karya tersebut dibuat. Data ini diperlukan untuk
melihat perkembangan hasil karya yang dibuat anak di waktu sebelumnya.
Saat anak telah menyelesaikan karyanya, guru dapat menanyakan
tentang hasil karya tersebut. Tuliskan semua yang dikatakan oleh anak
untuk mengonfirmasi hasil karya yang dibuatnya agar tidak salah saat
guru membuat interpretasi karya tersebut. Kemudian hasil karya tersebut
dikumpulkan bersama hasil-hasil penilaian lainnya dalam satu wadah
disesuaikan dengan nama anaknya masing-masing.
234Wawancara bersama YL di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20 Januari 2020.
117
Pengamatan peneliti di lapangan, bahwa guru Taman Kanak-kanak
al-Muttaqin Sungai Duren hanya memerintahkan kepada anak untuk
menuliskan namanya masing-masing. Kemudian guru mengumpulkan
hasil karya tersebut menjadi satu, lalu disimpan di dalam lemari TK. Guru
belum memisahkan masing-masing hasil karya anak yang kemudian di
simpan dalam wadah/map sesuai nama yang ada dalam wadah/map
tersebut.235
Wadah/map yang berisikan hasil karya dan kumpulan hasil-hasil
penilaian lainnya dinamakan portofolio. Sebagaimana yang dijelaskan
dalam Permendikbud nomor 146 tahun 2014, portofolio merupakan
kumpulan atau rekam jejak berbagai hasil kegiatan anak secara
berkesinambungan atau catatan pendidik tentang berbagai aspek
pertumbuhan dan perkembangan anak sebagai salah satu bahan untuk
menilai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Demikian pula yang disampaikan oleh guru kelas kelompok B
Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa guru belum
melakukan pemisahan antara hasil karya satu anak dengan anak lainnya.
Dan guru juga belum menyediakan wadah/map untuk masing-masing
anak. Semua hasil karya anak guru kumpulkan jadi satu dalam lemari TK.
Dengan sebelumnya sudah diberi nama, agar memudahkan guru untuk
memberikan penilaian dikemudian hari. Guru juga terkadang membahas
hasil karya anak saat berada di kegiatan penutup.236
Untuk menguji keabsahan data, peneliti melakukan wawancara
bersama kepala Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa
penilaian guru dari hasil karya anak, yang guru kumpulkan setelah selesai
pembelajaran. Guru menyimpannya dalam lemari, dan saat ini guru
melakukan pemisahan untuk masing-masing anak. Yang ada sekarang
masih dikumpulkan jadi satu untuk semua anak kelas kelompok B.237
235Observasi peneliti di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 09 Maret 2020.236Wawancara bersama YL di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20 Januari 2020.237Wawancara bersama RH di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 27 Februari 2020.
118
Kedua, Wawancara/percakapan. Wawancara atau percakapan
adalah suatu teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan guru untuk
mendapatkan informasi tentang pengetahuan atau penalaran anak
mengenai sesuatu hal dengan cara melakukan percakapan langsung
dengan anak maupun orang tua. Dengan wawancara, guru dapat
menggali lebih jauh kondisi objektif anak dan mendapatkan informasi
mengenai pengetahuan anak terhadap sesuatu hal.
Hasil wawancara peneliti bersama guru kelas kelompok B Taman
Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa guru juga terkadang
melakukan percakapan dengan anak. Meskipun tidak sering, namun itu
pernah dilakukan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi
tentang sesuatu hal. Misalnya, si A biasanya ketika tiba di TK dalam
keadaan ceria, dan mengapa hari ini terlihat murung tidak seperti
biasanya. Untuk mendapatkan informasi yang demikian, tentu guru
melakukannya dengan berbincang langsung kepada anak.238
Penilaian percakapan terbagi dua, yaitu percakapan terstruktur dan
percakapan tidak terstruktur. Percakapan terstruktur dilakukan sengaja
oleh guru dengan menggunakan waktu dan pedoman khusus. Percakapan
tidak terstruktur adalah menilai percakapan anak tanpa dipersiapkan
terlebih dahulu, misalnya mengenalkan identitas diri, menceritakan
kejadian yang ada disekitarnya, dan lain-lain.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti bersama guru Taman Kanak-
kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa percakapan yang biasa dilakukan
merupakan percakapan spontan, langsung tanpa ada pedoman khusus.
Karena guru melihat kejadian-kejadian yang tidak seperti biasanya,
seketika itu pula guru langsung melakukan wawancara terhadap anak
yang bersangkutan. Guru juga selalu mengamati anak yang terlihat lambat
perkembangannya, guru selalu mencari informasi baik kepada anaknya
secara langsung maupun menanyakannya kepada orang tua anak.239
238Wawancara bersama YL di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20 Januari 2020.239Wawancara bersama YL di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20 Januari 2020.
119
Guru juga dapat menggali informasi kepada orangtua agar dapat
mengenali perilaku anak selama berada di rumah. Informasi ini penting
dalam menambah pengetahuan guru tentang siapa anak tersebut, dan
dapat memberikan informasi berharga dalam memaknai perkembangan
anak dan belajar anak.
Hasil wawancara peneliti bersama guru kelas kelompok B Taman
Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa guru jarang sekali
menanyakan informasi anak kepada orangtua. Begitu pula sebaliknya,
dikarenakan memang antara guru dan orangtua anak jarang bertemu.
Anak pergi ke TK sendiri tanpa diantar orangtua dan pulangnya juga
begitu tanpa dijemput orangtua. Kemungkinan orangtua berkunjung ke TK
untuk kepentingan administrasi, bayar SPP.240
Hasil pengamatan peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin
Sungai Duren bahwa orangtua anak memang ketika berkunjung ke TK
hanya sebatas membayar SPP. Walaupun diselingi dengan obrolan,
namun hanya sebatas obrolan biasa. Sang guru tidak menceritakan
tentang anak, begitupula orangtua tidak pula mempertanyakan
perkembangan anaknya. 241
Penjelasan lanjutan dari hasil wawancara bersama kepala Taman
Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, bahwa kami mempunyai group
WA warga TK al-Muttaqin Sungai Duren, di dalamnya ada kepala TK, guru
TK, dan orangtua siswa. Melalui group inilah terkadang kami saling share
informasi berhubungan dengan pembelajaran dan perkembangan anak.
Kami juga selalu memberikan kesempatan untuk para orangtua agar
memberikan kritik dan sarannya demi pembangunan pembelajaran di
Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren.242
240Wawancara peneliti dengan YL di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren,tanggal 20 Januari 2020.241Observasi peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 09 Maret2020.242Wawancara peneliti dengan kepala TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 09 Maret2020.
120
Ketiga, Penugasan. Penugasan merupakan cara penilaian berupa
pemberian tugas harian (daily learning) yang harus dikerjakan anak didik
dalam waktu tertentu baik secara perorangan maupun kelompok. Misalnya
melakukan percobaan dengan menanam tomat, membuat berbagai
bentuk dengan bahan dasar plastisin, dan lain-lain.
Pengamatan peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai
Duren bahwa guru pernah memberikan tugas rumah kepada anak. Guru
menyediakan sebuah buku yang kemudian diberi tulisan. Tugas anak di
rumah agar mengikuti apa yang telah di tulis guru dalam buku. Kemudian
guru memberi pesan agar memberitahukan kepada orang tua di rumah
bahwa ada tugas dari guru dan harus dikerjakan untuk kemudian
dikumpulkan keesokan harinya.243
Tugas rumah yang diberikan guru kepada anak merupakan upaya
yang dilakukan guru untuk mengamati perkembangan lanjutan anak yang
belum tercapai ketika mengikuti kegiatan pembelajaran di TK.
Sebagaimana penjelasan guru kelas kelompok B Taman Kanak-kanak al-
Muttaqin Sungai Duren bahwa tugas rumah yang diberikan guru kepada
anak merupakan upaya pembinaan lanjutan, yang akan didampingi
orangtuanya di rumah. Karena ketika mengikuti pembelajaran di TK anak
tersebut belum mengalami ketercapaian perkembangan.244
Penilaian pada pendidikan anak usia dini berdasarkan kurikulum
2103 seharusnya bukan berupa angka-angka namun berbentuk
deskripsi/penjelasan dari hasil yang telah dilakukan. Tujuannya adalah
menjelaskan secara rinci mengenai perkembangan yang telah dicapai
anak, begitu sebaliknya. Dengan demikian guru dapat merancang kembali
kegiatan pembelajaran yang lebih menekankan pada karakteristik anak
dan kebutuhan anak.
243Observasi peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 27Februari 2020.244Wawancara bersama YL di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20Januari 2020.
121
Hasil pengamatan peneliti dilapangan, guru kelas kelompok B
Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren dalam memberikan
penilaian, khususnya untuk tugas rumah masih berupa angka. Yang
dituliskan oleh guru pada lembar kerja anak. Kemudian hasil penilaian
tersebut, diperintahkan guru untuk memberitahukannya kepada orang tua
di rumah sebagai evaluasi perkembangan.245
Penjelasan serupa juga disampaikan oleh guru kelas kelompok B
Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa penilaian guru
terhadap tugas rumah anak memang berupa angka. Tujuannya supaya
mudah untuk dipahami. Jika nilai kemarin lebih rendah dari pada hari ini,
berarti anak mengalami peningkatan, begitu pula sebaliknya. Jika anak
mengalami penurunan, maka harapan guru kepada orang tua juga harus
berusaha untuk membantu perkembangan belajar anak selama berada di
rumah.246
Orang tua dan guru harus saling bekerja sama dalam upaya
menumbuhkembangkan anak secara optimal. Oleh karena itu, sebagai
seorang guru harus mampu dalam melaksanakan penilaian. Dengan
tujuan, guru akan mendapatkan informasi tentang pertumbuhan dan
perkembangan yang telah dicapai oleh anak. Kemudian guru
menggunakan informasi yang didapat sebagai umpan balik untuk
memperbaiki kegiatan pembelajaran, dan juga memberikan informasi
kepada orang tua untuk melaksanakan pengasuhan di lingkungan
keluarga yang sesuai dan terpadu dengan proses pembelajaran di TK.
Hasil wawancara bersama guru kelas Taman Kanak-kanak al-
Muttaqin bahwa guru dan orangtua tentu saja saling bekerja sama dalam
memberikan pengasuhan. Guru memberikan pengasuhan saat anak
berada di TK, dan orangtua memberikan pengasuhan saat anak berada di
rumah. Kerjasama tersebut tentu harus satu tujuan.247
245Observasi peneliti di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 27 Februari 2020.246Wawancara bersama YL di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20 Januari 2020.247Wawancara bersama SZ di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 27 Februari 2020.
122
Keempat, Unjuk Kerja. Unjuk kerja merupakan metode penilaian
dengan cara menuntut anak didik agar melakukan tugas dalam perbuatan
yang dapat diamati, misalnya praktek menyanyi, olahraga, menari dan
bentuk praktek lainnya yang bersifat unjuk kerja atau unjuk kemampuan.
Dengan demikian, guru seolah menjadi dewan juri, yang memberi
penilaian terhadap kemampuan yang ditampilkan anak didik.
Pengamatan peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai
Duren bahwa setiap hari jum’at pembelajarannya di area imtaq.
Kegiatannya berupa shalat dan mengaji, sesuai tema pembelajaran saat
itu. Sebelum shalat atau mengaji anak-anak diperintahkan untuk
mengambil air wudhu terlebih dahulu. Untuk kegiatan shalat, biasanya
anak diperintahkan melaksanakan shalat dhuha. Dimulai dari bejamaah
bersama guru kelas dan kemudian praktik masing-masing anak.248
Gambar 9. Kegiatan Shalat berjama’ah di Area Imtaq Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren
Shalat atau mengaji merupakan aktivitas/perbuatan yang dapat
diamati. Dan ketika anak melakukan aktivitas tersebut, guru berperan
sebagai dewan juri/pemberi nilai. Hasil wawancara peneliti bersama guru
kelas kelompok B bahwa guru selalu mengamati setiap aktivitas yang
dilakukan anak, baik saat shalat maupun mengaji. Guru juga selalu
mengukur tingkat kemajuan perkembangan anak dalam kegiatan ini.249
248Observasi Peneliti di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 17 Januari 2020.249 Wawancara bersama YL di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 17 Januari 2020.
123
Penjelasan lanjutan dari hasil wawancara peneliti bersama guru
kelas kelompok B Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa
ketika anak melaksanakan shalat, guru melakukan pengamatan terhadap
anak. Guru mengamati sejauh mana anak hapal bacaan-bacaan shalat
dan keseriusan anak dalam melaksanakan shalat, maklum anak-anak
sukanya sambil main-main ketika shalat.250
Ketika peneliti melakukan pengamatan di Taman Kanak-kanak al-
Muttaqin Sungai Duren, peneliti belum menemukan hasil dari penilaian
yang guru lakukan saat kegiatan shalat dan mengaji anak pada hari
jum’at. Sebagai seorang juri, dikatakan ia telah melakukan penilaian maka
dibuktikan dengan lembar penilaian. Begitu pula sebagai seorang guru
ketika berperan menjadi penilai, maka tuntutan utamanya adalah bukti dari
hasil penilaian yang telah dilakukan.251
Untuk memastikan keabsahan data, peneliti mengadakan
wawancara bersama kepala Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai
Duren bahwa untuk hari Jum’at kegiatan anak melakukan praktik shalat,
dan mengaji, tidak lupa sebelumnya anak diperintahkan untuk mengambil
air wudhu dengan dampingan guru. Ketika anak melaksanakan kegiatan
tersebut, guru mendampingi dengan mengamati sejauh mana
kemampuan yang telah dicapai anak para area Imtaq ini.252
Metode penilaian unjuk kerja ini sebenarnya sangat mudah sekali
bagi guru untuk mendapatkan informasi/data mengenai ketercapaian
perkembangan belajar anak. Guru dengan mudahnya mendeskripsikan
kemajuan-kemajuan yang dialami anak atau bahkan sebaliknya, saat
mendampingi anak berkegiatan. Sambil mengamati dan menyimak
bacaan yang dilafadzkan anak, guru dapat mencatat uraian-uraian singkat
perkembangan yang dialami masing-masing anak.
250Wawancara bersama YL di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 17Januari 2020.251Observasi peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 17Januari 2020.252Wawancara bersama RH di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, 17 Januari2020.
124
Kelima, Pemeriksaan Medis. Pemeriksaan medis merupakan salah
satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengetahui berbagai kelemahan
dan penyakit yang diderita anak, khususnya yang berkaitan dengan aspek
fisik. Pemeriksaan medis anak dapat dilakukan dalam kurun rentang
waktu satu bulan untuk mendeteksi secara dini berbagai hambatan yang
dialami anak sehingga guru bekerja sama dengan tim medis dalam
memberikan pencegahan atau pengobatan terhadap anak. Pemeriksaan
kesehatan ini tidak dapat dilakukan oleh guru, namun guru dapat
melakukan kerja sama dengan tim medis.
Pengamatan peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai
Duren bahwa guru bekerja sama dengan tim medis untuk memperoleh
informasi yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan aspek
fisik anak. Peneliti menyaksikan secara langsung saat berada di kelas, tim
medis memeriksa gigi anak. Dan guru juga menyaksikan hal yang sama.
Namun, peneliti tidak melihat guru melakukan pencatatan mengenai hasil
pemeriksaan yang disampaikan oleh tim medis, sebagai upaya guru
mendapatkan informasi/data yang berkaitan dengan pertumbuhan dan
perkembangan aspek fisik anak.253
Hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh tim medis secara langsung
disampaikan kepada semua yang ada di dalam ruangan. Sehingga selain
guru, hasil pemeriksaan juga langsung diketahui oleh anak. Berdasarkan
hasil wawancara bersama guru kelas kelompok B Taman Kanak-kanak
bahwa apapun yang disampaikan oleh tim medis, akan disampaikan
kembali kepada anak. Dan guru juga mengingatkan anak agar
menyampaikan informasi tersebut kepada orang tua di rumah. Jika hasil
pemeriksaan oleh tim medis membutuhkan penanganan yang serius,
maka guru akan menyampaikan secara langsung informasinya kepada
orang tua anak.254
253Observasi Peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20Januari 2020.254Wawancara Peneliti bersama YL di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren,tanggal 20 Januari 2020.
125
Penjelasan dari kepala Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai
Duren mengenai kebenaran bahwa guru melakukan kerja sama dengan
tim medis dalam pemeriksaan kesehatan anak merupakan salah satu
upaya untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan aspek fisik.
Beliau menyatakan bahwa Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren
memang bekerja sama dengan tim medis dalam pemeriksaan kesehatan
anak didik. Pelaksanaannya dilakukan satu bulan sekali, untuk
mendapatkan informasi berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala.
Triwulan sekali dilakukan pemeriksaan gigi. Dan dalam satu tahun dua kali
pemberian vitamin, yaitu pada bulan Februari dan Agustus. Untuk hasil
pemeriksaan, biasanya kepala TK meminta izin untuk memphoto copy
sebagai arsip dan dokumentasi, terkadang cukup hanya dengan
memphoto melalui HP. Jika hasil pemeriksaannya membutuhkan
penanganan yang serius maka guru akan segera menyampaikannya
kepada orang tua anak agar segera ditindak lanjuti.255
Berdasarkan beberapa hasil temuan mengenai pelaksanaan
penilaian pembelajaran anak usia dini di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin
Sungai Duren maka dapat dianalisis bahwa guru melaksanakan penilaian
dengan cara pengamatan, percakapan, penugasan, unjuk kerja dan
pemeriksaan medis. Namun, semua teknik penilaian yang guru
laksanakan tersebut, belum tercatat atau terdokumentasi dengan
menggunakan alat penilaian. Guru hanya melakukan pengamatan
terhadap semua teknik penilaian yang dilakukan tanpa membuat catatan
terhadap apa yang telah diamati, penilaian yang dilakukan berdasarkan
hapalan semata. Sehingga tidak ada bukti bahwa guru telah
melaksanakan penilaian pembelajaran.
255Wawancara peneliti bersama RH di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren,tanggal 09 Maret 2020.
BAB VPENUTUP
A. KesimpulanBerdasarkan temuan lapangan dan hasil analisis penelitian yang
telah dibahas sebelumnya, mengenai kompetensi pedagogik guru PAUD
dalam melaksanakan penilaian pembelajaran anak usia dini di Taman
Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, dapat disimpulkan bahwa:
Pertama, penilaian pembelajaran anak usia dini yang dilakukan
oleh guru PAUD di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren belum
sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian dalam pendidikan anak usia dini,
dikarenakan kompetensi pedagogik guru PAUD dalam melaksanakan
penilaian pembelajaran anak usia dini belum optimal dalam memahami
prinsip-prinsip penilaian.
Kedua, kompetensi pedagogik guru PAUD dalam melaksanakan
penilaian pembelajaran anak usia dini di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin
Sungai Duren belum cakap dalam mengadakan alat penilaian, serta
belum cakap dalam menentukan waktu dan tempat yang tepat untuk
melaksanakan penilaian.
Ketiga, pelaksanaan penilaian pembelajaran anak usia dini yang
dilakukan oleh guru PAUD di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai
Duren dengan cara pengamatan dan mengumpulkan hasil karya anak.
Namun, hasil pengamatannya belum tercatat dan terdokumentasi dengan
alat penilaian, sehingga guru belum terbukti telah melaksanakan penilaian
pembelajaran dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian.
B. ImplikasiBerdasarkan kesimpulan diatas, maka implikasi yang dapat
dikemukakan dari hasil penelitian mengenai kompetensi pedagogik guru
PAUD dalam melaksanakan penilaian pembelajaran anak usia dini di
Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren adalah sebagai berikut:
126
127
Pelaksanaan penilaian pembelajaran anak usia dini jika dilakukan
oleh guru PAUD dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian dalam
pendidikan anak usia dini maka akan membuktikan bahwasanya guru
PAUD tersebut telah berkompeten dalam melaksanakan penilaian
pembelajaran anak usia dini.
Penilaian pembelajaran anak usia dini jika dilakukan oleh guru
PAUD yang berkompeten maka hasilnya akan memberikan pengaruh
terhadap ketercapaian perkembangan dan pembelajaran anak.
Ketercapaian tersebut akan memberikan manfaat baik bagi anak, guru,
kepala dan pengelola Taman Kanak-kanak, orang tua, masyarakat sekitar
serta pihak-pihak yang relevan didalamnya.
Selain itu, hasil penilaian pembelajaran anak usia dini yang
dilakukan oleh guru PAUD dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian
akan membuktikan bahwa pendidikan tersebut berkualitas. Kualitas
pendidikan dapat dilihat dari kualitas pembelajaran dan sistem
penilaiannya, sebab kualitas pembelajaran dapat ditinjau dari hasil
penilaiannya.
C. RekomendasiMerujuk pada hasil dari temuan penelitian ini mengenai kompetensi
pedagogik guru PAUD dalam melaksanakan penilaian pembelajaran anak
usia dini di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, maka peneliti
merekomendasikan kepada:
a. Pengawas PAUD untuk memberikan bimbingan kepada kepala dan
guru PAUD supaya lebih memahami hal-hal yang perlu dipersiapkan
dalam melaksanakan penilaian proses dan hasil pembelajaran, agar
kegiatan penilaian terlaksana dengan baik. Sehingga tidak ada satu
momenpun yang terlewatkan mengenai pencapaian kompetensi dasar
baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan anak yang didasarkan
pada pertumbuhan dan perkembangan.
128
b. Kepala PAUD untuk mengajak guru PAUD bekerja sama dalam
mengembangkan kurikulum dan mempersiapkan atau merencanakan
segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaan yang
ada di lembaga termasuk didalamnya kegiatan penilaian proses dan
hasil pembelajaran, agar kegiatan berjalan sesuai arah dan tujuan
pendidikan nasional.
c. Guru PAUD untuk senantiasa meningkatkan pengetahuan atau
wawasan kependidikannya, agar dalam melaksanakan tugas-tugasnya
sebagai pendidik, pengajar, pelatih, pembimbing dan penilai dapat
terealisasi secara optimal. Hal ini dengan tujuan untuk membantu
peserta didik dalam proses pengembangan diri dan pengoptimalan
bakat serta kemampuan yang dimiliki.
d. Pembaca/Peneliti untuk melakukan penelitian lanjutan, agar
memperoleh informasi yang lebih bervariatif dan dapat melengkapi
kekurangan hasil penelitian ini mengenai kompetensi pedagogik guru
PAUD dalam melaksanakan penilaian pembelajaran anak usia dini.
D. SaranDemikianlah paparan penelitian mengenai kompetensi pedagogik
guru PAUD dalam melaksanakan penilaian pembelajaran anak usia dini di
Taman Kanak-kanak Sungai Duren, semoga hasilnya dapat bermanfaat
terkhusus bagi peneliti, dan umumnya untuk para pembaca yang
budiman. Peneliti juga berharap, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan
kajian teoritis dan praktis bagi peneliti selanjutnya.
Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan kompetensi pedagogik
guru PAUD di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren dalam
melaksanakan penilaian pembelajaran. Disini, bukannya guru tidak
melakukan penilaian pembelajaran, hanya saja guru belum memahami
prinsip-prinsip penilaian dalam pendidikan anak usia dini. Sehingga
pelaksanaan penilaian yang dilakukan, sebatas pengamatan dan
pengumpulan hasil karya anak setelah kegiatan pembelajaran.
129
Sebelumnya, peneliti ingin memberikan saran kepada pihak-pihak
terkait mengenai permasalahan dalam penelitian ini. Problem yang terjadi
di lembaga ini merupakan efek dari kurangnya komunikasi antar berbagai
pihak, yang berarti kurang bekerja sama, terkhusus dalam pelaksanaan
penilaian proses dan hasil pembelajaran. Sehingga penilaian yang
dilakukan belum maksimal sebagaimana yang terdapat dalam prinsip-
prinsip penilaian itu sendiri. Oleh karena itu, harapannya komunikasi itu
dapat terhubung dengan baik, demi terwujudnya lembaga pendidikan
yang sesuai dengan harapan masyarakat.
Akhirnya, peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-
pihak terkait yang ada di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren,
atas diberikannya izin dan kesempatan untuk menyelesaikan penelitian
ini. Semoga hasil penelitiannya dapat memberikan efek positif kepada
berbagai pihak, dan implikasinya juga dapat diterapkan oleh seluruh
satuan pendidikan anak usia dini.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Agama RI. Al-Qur’an Tafsir per kata. Jakarta: PT. Kalim.2011.
Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. 2013.
Agustinus Bandur. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Mitra Wacana Media.2016.
Ahmad Susanto. Pendidikan Anak Usia Dini: Konsep dan Teori. Jakarta:Bumi Aksara. 2017.
Anita Yus. Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-kanak.Jakarta: Kencana. 2011.
Anonim. Panduan Penulisan Karya Ilmiah proposal, tesis dan disertasi.Jambi: PPs IAIN STS Jambi. 2013.
Arifin. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Kemenag. 2012.
Buchari Alma dkk. Guru Profesional: Menguasai Metode dan TerampilMengajar. Bandung: Alfabeta. 2009.
Bukhari Umar. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah. 2010.
Dadan Suryana dan Nelti Rizka. Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini.Jakarta: Prenadamedia Group. 2019.
Depdiknas. Standar Kompetensi Guru. Jakarta: Direktorat TenagaKependidikan. 2004.
Eko Setiawan. Kompetensi Pedagogis & Profesional Guru PAUD danSD/MI. Jakarta: Erlangga. 2018.
Gardner, Howard. Multiple Intelligence. New York: Basic Books HarperCollins Publishing. Inc. 2002.
Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo. Tugas Guru dalam Pembelajaran.Jakarta: Bumi Aksara. 2018.
Hamzah B. Uno dan Satria Koni. Assessment Pembelajaran. Jakarta:Bumi Aksara. 2012.
Ibrahim. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. 2015.
Ifat Fatimah Zahro. Penilaian dalam Pembelajaran Anak Usia Dini. JurnalTunas Siliwangi. Vol. 1 No. 1: 92-111. 2015.
Imam Wahyudi. Panduan Lengkap Uji Sertifikasi Guru. Jakarta: PT.Prestasi Pustakarya. 2012.
Iskandar. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: GaungPersada Press. 2009.
Jejen Musfah. Peningkatan Kompetensi Guru: Melalaui Pelatihan danSumber Belajar Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana. 2012.
John W. Creswell. Penelitian Kualitatif & Desain Riset: Memilih diantaraLima Pendekatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2015.
Johni Dimyati. Pembelajaran Terpadu untuk TK/RA. Jakarta: Kencana.2016.
Kaelan. Metodologi Penelitian Kualitatif Interdisipliner. Jogjakarta:Paradigm. 2012.
Kemendikbud. Pedoman Penilaian Pembelajaran Pendidikan Anak UsiaDini. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015.
Kemendikbud. Penilaian dalam Pembelajaran Anak Usia Dini. Jakarta:P2TK PAUD Kementerian Pendidikan Nasional. 2012.
Kementerian Agama RI. Petunjuk Teknis Penilaian Pembelajaran SiswaRaudhatul Athfal. Jakarta: Tidak diterbitkan. 2016.
Kementerian Pendidikan Nasional. Pedoman Penilaian Di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Tidak diterbitkan. 2010
Kompri. Standardisasi Kompetensi Kepala Sekolah. Jakarta: Kencana.2017.
Kunandar. Penilaian Autentik: Penilaian Hasil Belajar Peserta DidikBerdasarkan Kurikulum 2013. Jakarta: Raja grafindo Persada.2014.
Kurnia Mustika Weni dkk. Analisis Penilaian Pembelajaran di TK Se-Kecamatan Belitang Oku Timur. Jurnal Tumbuh Kembang: KajianTeori dan Pembelajaran PAUD Vol. 4 No. 2. 2017.
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya.2010.
Mardia Hi Rahman. Professional Competence, Pedagogical Competenceand the Perfomrmance Of Junior High School Of Science Teacher,Universitas Khairun Ternate. Journal of Education and Practice.Vol.5. No.9. 2014.
Martinis Yamin dan Jamilah. Panduan PAUD. Ciputat: Gaung PersadaPress Group. 2013.
Marwansyah. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabeta.2012.
Matthew B. Miles & A. Michael Huberman. Analisis Data Kualitatif.Jakarta: UI Press. 2009.
Moh Nazir. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. 2011.
Morrison, George S. Fundamentals of Early Childhood Education, 5thedition. New Jersey: Pearson Education, Inc. 2008.
Mukhtar. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: Referensi.2013.
Mulyasa. Manajemen PAUD. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2012.
. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PTRemaja Rosdakarya. 2013.
Muri Yusuf. Asesmen dan Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Kencana 2015.
Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. 2016.
Novan Ardy Wiyani. Manajemen PAUD Bermutu. Yogyakarta: GavaMedia. 2015.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20Tahun 2007. tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005. tentang StandarNasional Pendidikan.
Permendikbud Nomor 137 tahun 2014. tentang Standar NasionalPendidikan Anak Usia Dini.
Permendikbud RI Nomor 146 Tahun 2014. tentang Kurikulum 2013Pendidikan Anak Usia Dini.
Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007. tentang standar kualifikasiakademik dan kompetensi guru
Ridwan Abdullah Sani. Penilaian Autentik. Jakarta: Bumi Aksara. 2016.
Rohita dan Nurfadilah. Pelaksanaan Penilaian Pembelajaran TamanKanak-kanak di Jakarta. Jurnal al-Azhar Indonesia. Vol. 4. No. 1:53-62. 2017.
Rusnawati. Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Memotivasi Minat BelajarSiswa Pada Sman 1 Leupung. Jurnal Intelektualita, Vol. 3. No. 1:39-50. 2015.
Sri Marmoah. Profesi Kependidikan. Bandung: Rizqi Press. 2015.
Sri Nurhayati dan Anita Rakhman. Studi Kompetensi Guru Paud dalamMelakukan Asesmen Pembelajaran dan Perkembangan Anak UsiaDini di Kota Cimahi. Jurnal Pendidikan Anak Vol. 6 No. 2: 109-120.2017.
Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:Alfabeta. 2014.
. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan KuantitatifKualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2011.
Suharsimi Arikunto. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. 2009.
. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:PT. Rineka Cipta. 2010.
Suyadi dan Maulidya. Konsep Dasar PAUD. Bandung: PT. RemajaRosdakarya. 2015.
Suyatno dan Asep Jihad. Menjadi Guru Profesional: StrategiMeningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global. Jakarta:Erlangga Group. 2013.
Syaiful Sagala. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.Bandung: Alfabeta. 2013.
Trianto Ibnu Badar Al Tabany Desain Pengembangan PembelajaranTematik. Jakarta: Kencana. 2015.
Tukiran Taniredja dkk. Guru yang Profesional. Bandung: Alfabeta. 2016.
Umi Safitri dkk. Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar Anak Usia Dini di TKLKIA II Pontianak. Jurnal pendidikan Vol. 8 No. 9. 2019.
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005. tentang Gurudan Dosen.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentangSistem Pendidikan Nasional.
Uyoh Sadulloh. Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta. 2010.
Wolfgang, Charles H., & Wolfgang, Mary E. School for Young Children.Developmentally Appropriate Practice. Allyn & Bacon. USA. 1992.
SINTESIS DAN INDIKATOR
Judul: Kompetensi Pedagogik Guru PAUD dalam Melaksanakan Penilaian
Pembelajaran Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin
Sungai Duren
A. Kompetensi Pedagogik Guru PAUDKompetensi pedagogik guru PAUD dalam penelitian ini adalah
kecakapan guru dalam pelaksanaan penilaian pembelajaran agar dapat
membantu proses pengoptimalan pertumbuhan dan perkembangan anak
usia dini. Adapun indikatornya adalah cakap dalam menentukan
kompetensi dasar yang akan dinilai, cakap dalam mengadakan alat
penilaian, cakap dalam menentukan kriteria penilaian, dan cakap dalam
menentukan waktu dan tempat yang tepat untuk melakukan penilaian.
B. Penilaian Pembelajaran Anak Usia DiniPenilaian pembelajaran anak usia dini dalam penelitian ini adalah
aktivitas pengumpulan dan pengolahan data/informasi terhadap proses
dan hasil kegiatan belajar anak untuk menentukan tingkat pencapaian
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Adapun indikatornya
adalah penilaian pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan prinsip-
prinsip penilaian (mendidik, berkesinambungan, objektif, akuntabel,
transparan, sistematis, menyeluruh, dan bermakna) .
INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA
Judul: Kompetensi Pedagogik Guru PAUD dalam Melaksanakan PenilaianPembelajaran Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanak al-MuttaqinSungai Duren
A. Wawancara1. Guru TK al-Muttaqin:
a. Apakah ibu mengetahui prinsip-prinsip dalam melaksanakan
penilaian pembelajaran?
b. Apakah ibu memahami prinsip-prinsip dalam melaksanakan
penilaian pembelajaran?
c. Apakah ibu mengetahui prosedur dalam melaksanakan penilaian
pembelajaran?
d. Menurut ibu, apakah penilaian yang selama ini dilaksanakan sudah
sesuai dengan prosedur?
e. Dalam prosedur penilaian pembelajaran anak usia dini sebelum
melaksanakan penilaian diperintahkan terlebih dahulu untuk
merencanakan/menentukan segala sesuatunya, salah satunya yaitu
menyusun RPPH (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian).
Apakah ibu mampu dalam membuat/menyusun RPPH tersebut?
f. Dalam pelaksanaan penilaian, apakah ibu yakin bahwa hasil
penilaian tersebut dapat memotivasi anak dalam meraih pencapaian
perkembangan yang optimal?
g. Apakah ibu mengetahui indikator-indikator dari pencapaian
perkembangan anak?
h. Apakah penilaian yang ibu laksanakan sudah sesuai dengan
indikator pencapaian perkembangan anak?
i. Apakah ibu melaksanakan penilaian setiap hari dan terus menerus?
j. Apakah ibu melaksanakan penilaian secara terprogram dengan
menggunakan instrumen penilaian?
k. Apakah ibu mengetahui instrumen-instrumen dalam penilaian
pembelajaran?
l. Instrumen apa saja yang biasanya ibu gunakan dalam pelaksanaan
penilaian pembelajaran?
m.Selama melaksanakan penilaian, pernahkah ibu terpengaruh oleh
unsur subjektivitas?
n. Pernahkah wali/orangtua anak menanyakan kepada ibu mengenai
hasil perkembangan anaknya diluar laporan akhir semester?
o. Apakah ibu pernah menjelaskan kepada wali/orangtua anak
mengenai perkembangan atau keterlambatan perkembangan anak
diluar laporan akhir semester?
p. Apakah penilaian yang ibu laksanakan sudah mencakup semua
aspek pertumbuhan dan perkembangan anak baik sikap,
pengetahuan maupun keterampilan?
q. Menurut ibu, apakah hasil dari penilaian yang ibu lakukan tersebut
sangat bermanfaat bagi anak, orangtua, pendidik maupun pihak lain
yang relevan?
r. Bagaimana ibu mengolah data dari hasil penilaian pembelajaran?
s. Bagaimana ibu membuat laporan hasil penilaian pembelajaran?
t. Apakah ada panduan khusus dari lembaga untuk guru dalam
melaksanakan penilaian dan pelaporan pembelajaran?
u. Apakah ibu pernah mengikuti pelatihan atau sejenisnya mengenai
pemahaman guru dalam penilaian dan pelaporan pembelajaran?
2. Kepala TK al-Muttaqin:
a. Apakah ada panduan khusus dari lembaga untuk guru dalam
melaksanakan penilaian pembelajaran?
b. Pernahkah ada sebuah program yang mengikutsertakan guru dalam
pelatihan pemahaman penilaian dalam pembelajaran?
c. Bagaimanakah proses pembuatan RPPH, RPPM, Prosem dan Prota
di lembaga ini?
d. Bagaimana proses guru dalam melaksanakan penilaian
pembelajaran?
e. Instrumen apa saja yang biasa digunakan guru dalam melaksanakan
penilaian pembelajaran?
f. Menurut ibu, apakah guru memahami prinsip-prinsip penilaian
pembelajaran?
g. Apakah guru melaksanakan penilaian secara terprogram dengan
menggunakan instrumen penilaian?
h. Apakah guru melaksanakan penilaian pembelajaran setiap hari dan
terus menerus?
i. Apakah penilaian yang guru laksanakan sudah sesuai dengan
indikator pencapaian perkembangan anak?
j. Apakah guru memahami indikator perkembangan anak dari berbagai
aspek berdasarkan data dari hasil penilaian pembelajaran?
k. Sepengetahuan ibu, pernahkah guru terpengaruh oleh unsur
subjektivitas dalam melaksanakan penilaian?
l. Apakah penilaian yang guru laksanakan sudah mencakup semua
aspek pertumbuhan dan perkembangan anak baik sikap,
pengetahuan maupun keterampilan?
m.Apakah guru memahami tentang subjek penilaian berdasarkan data
dari hasil penilaian pembelajaran?
n. Apakah guru memahami tentang objek (sasaran) penilaian
berdasarkan data dari hasil penilaian pembelajaran?
o. Bagaimana guru mengolah data dari hasil penilaian pembelajaran?
p. Bagaimana guru membuat laporan hasil penilaian pembelajaran?
q. Apakah ada agenda khusus untuk membahas secara bersama-sama
mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak didik setelah
mengikuti proses pembelajaran berdasarkan data penilaian?
r. Apakah pernah ada suatu masalah/hambatan mengenai
pertumbuhan dan perkembangan anak didik berdasarkan data
penilaian?
s. Apakah guru sudah berkompeten dalam melaksanakan penilaian
pembelajaran?
B. Dokumentasi1. Sejarah dan letak geografis TK al-Muttaqin Sungai Duren
2. Visi dan Misi TK al-Muttaqin Sungai Duren
3. Struktur organisasi TK al-Muttaqin Sungai Duren
4. Data pendidik dan tenaga kependidikan TK al-Muttaqin Sungai
Duren
5. Data peserta didik TK al-Muttaqin Sungai Duren
6. Bahan ajar TK al-Muttaqin Sungai Duren
7. Sarana dan prasarana TK al-Muttaqin
C. ObservasiSasaran observasi:
1. Proses perencanaan penilaian
a. RPPH
b. RPPM
c. Prosem
d. Prota
2. Proses pembelajaran
a. Perangkat pembelajaran
b. Perhatian
c. Antusias
d. Bahasa tubuh
e. Bahasa lisan
f. Media
3. Proses penilaian pembelajaran
a. Alat (instrumen) penilaian
b. Teknik penilaian
c. Mekanisme penilaian
4. Proses pengolahan data penilaian
5. Pengarsipan data penilaian
6. Pelaporan hasil penilaian
DATA DOKUMENTASI
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAUD DALAM MELAKSANAKANPENILAIAN PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI
DI TAMAN KANAK-KANAK AL-MUTTAQINSUNGAI DUREN
DATA DOKUMENTASI KETERANGAN
1. Dokumentasi sejarah dan letak geografis Taman Ada
Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren
2. Dokumentasi Visi dan Misi Taman Kanak-kanak Ada
al-Muttaqin Sungai Duren
3. Dokumentasi struktur organisasi Taman Kanak- Ada
kanak al-Muttaqin Sungai Duren
4. Dokumentasi keadaan guru Taman Kanak-kanak Ada
al-Muttaqin Sungai Duren
5. Dokumentasi keadaan siswa TA 2019 – 2020 Ada
Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren
6. Dokumentasi sarana dan prasarana Taman Kanak- Ada
Kanak al-Muttaqin Sungai Duren
7. Dokumentasi APE Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Ada
Sungai Duren
8. Dokumentasi proses pembelajaran Taman Kanak- Ada
Kanak al-Muttaqin Sungai Duren
Jambi, 2020
Peneliti,
Kiki Mundia Sari
HASIL ANALISIS DATA
Berdasarkan temuan penelitian mengenai kompetensi pedagogik
guru PAUD dalam melaksanakan penilaian pembelajaran anak usia dini di
Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren yang diperoleh dari
observasi, wawancara, dan dokumentasi maka dapat dianalisis sebagai
berikut:
1. Penilaian pembelajaran anak usia dini yang dilakukan oleh guru PAUD
di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren belum sesuai dengan
prinsip-prinsip penilaian dalam pendidikan anak usia dini. Karena
penilaiannya belum terbukti terlaksana secara sistematis,
berkesinambungan, akuntabel dan terintegrasi bersamaan dengan
berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Dan hasil penilaiannya juga
belum bisa dikatakan mendidik, autentik, objektif, transparan, dan
menyeluruh. Sebab belum ada bukti secara tertulis dan terdokumentasi.
2. Kompetensi pedagogik guru PAUD dalam melaksanakan penilaian
pembelajaran anak usia dini di TK al-Muttaqin Sungai Duren belum
optimal. Dikarenakan guru belum cakap dalam mengadakan alat
penilaian serta belum cakap dalam menentukan waktu dan tempat yang
tepat untuk melaksanakan penilaian. Ini dibuktikan dengan
pengamatan dan pengumpulan hasil karya anak yang guru lakukan
belum tercatat dan terdokumentasi dalam alat penilaian.
3. Pelaksanaan penilaian pembelajaran anak usia dini di Taman Kanak-
kanak al-Muttaqin Sungai Duren dengan cara pengamatan,
percakapan, penugasan, unjuk kerja dan pemeriksaan medis. Namun,
semua teknik penilaian yang guru laksanakan tersebut, belum tercatat
atau terdokumentasi dengan menggunakan alat penilaian. Guru hanya
melakukan pengamatan terhadap semua teknik penilaian yang
dilakukan tanpa membuat catatan terhadap apa yang telah diamati,
sehingga penilaian yang dilakukan berdasarkan hapalan semata.
Dengan demikian, tidak ada bukti bahwa guru telah melaksanakan
penilaian pembelajaran sesuai prinsip-prinsip penilaian.
CURRICULUM VITAE
Kiki Mundia Sari: Lahir di Jambi pada 16Oktober 1992. Putri pertama dari Bapak Rebodan Ibu Siti Munsiah. Suaminya bernama Dr.Heru Setiawan, M.Pd.I, telah dikaruniaiseorang putri yang bernama Fathin Al-Luthfiyaturrahimah Setiawan. Alamat rumah diPerumahan Bumi Duren Permai, Blok M,No.02, RT.09, Desa Simpang Sungai Duren,Kecamatan Jambi Luar Kota, KabupatenMuaro Jambi. Provinsi Jambi. No. HP082281967457.E-mail: [email protected]
Riwayat pendidikan: MIS Miftahul Ulum di Petaling Jaya pada 1998 s/d2004, MTs S Darusy Syafi’iyah di Rantau Puri pada 2004 s/d 2007, SMAIslam Al-Arief di Sebapo pada 2007 s/d 2010, melanjutkan ke PerguruanTinggi: S1 Bahasa dan Sastra Arab di IAIN STS Jambi 2010 s/d 2014, danS2 Manajemen Pendidikan Islam dengan konsentrasi Pendidikan IslamAnak Usia Dini di Pascasarjana UIN STS Jambi pada 2018 s/d Sekarang.
Pengalaman kerja: Mengajar di SMP Islam Al-Arief Sebapo pada 2014s/d 2015, menjadi tenaga kependidikan di SMA N Titian Teras Pijoan pada2015 s/d 2016, dan menjadi tutor Bahasa Arab di Rumah Bahasa TanjungJabung Barat Kuala Tungkal pada 2019 s/d Sekarang.