TESIS PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...

163
KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAUD DALAM MELAKSANAKAN PENILAIAN PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI DI TAMAN KANAK-KANAK AL-MUTTAQIN SUNGAI DUREN TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Magister Konsentrasi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Oleh: KIKI MUNDIA SARI NIM: MPU 182915 PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020

Transcript of TESIS PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ...

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAUD DALAMMELAKSANAKAN PENILAIAN PEMBELAJARAN

ANAK USIA DINI DI TAMAN KANAK-KANAKAL-MUTTAQIN SUNGAI DUREN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar MagisterKonsentrasi Pendidikan Islam Anak Usia Dini

Oleh:

KIKI MUNDIA SARINIM: MPU 182915

PASCASARJANAUNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI2020

ii

KEMENTERIAN AGAMA RIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

PASCASARJANAJl. Arif Rahman Hakim Telanaiura Jambi.Telp. (0741)60731Fax (0741)60548

e-mail: [email protected]

Jambi, 02 Juni 2020Pembimbing I : Prof. Dr. H. Mukhtar, M.PdPembimbing II : Dr. Jamilah, M.Pd.I

Alamat: Pascasarjana UIN STS Jambi Kepada Yth,Jl. Arif Rahman Hakim Bapak DirekturTelanaipura Jambi Pascasarjana

UIN STS Jambidi-

Jambi

NOTA DINAS

Assalamu’alaikum Wr. Wb.Setelah membaca dan mengadakan perbaikan sesuai persyaratan

yang berlaku di Pascasarjana UIN STS Jambi, maka kami berpendapatbahwa Tesis saudara Kiki Mundia Sari MPU 182915 dengan judul“Kompetensi Pedagogik Guru PAUD dalam Melaksanakan PenilaianPembelajaran Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin SungaiDuren”, telah dapat diajukan untuk ujian tesis sebagai salah satu syaratuntuk memperoleh gelar Magister (S2) Program Studi ManajemenPendidikan Islam dalam Konsentrasi Pendidikan Islam Anak Usia Dinipada Pascasarjana UIN STS Jambi.

Demikian yang dapat kami sampaikan kepada Bapak, semogabermanfaat bagi kepentingan agama, nusa dan bangsa.Wassalamu’alaikumWr. Wb.

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. Mukhtar, M.Pd Dr. Jamilah, M.Pd.I

iii

KEMENTERIAN AGAMA RIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

PASCASARJANAJl. Arif Rahman Hakim Telanaipura Jambi.Telp. (0741)60731Fax (0741)60548

e-mail: [email protected]

PERSETUJUAN PEMBIMBING UNTUK UJIAN TESIS

Pembimbing I Pembimbing II

Prof. Dr. H. Mukhtar, M.Pd Dr. Jamilah, M.Pd.I

Mengetahui,Wakil Direktur

Dr. Badarussyamsi, S.Ag, M.A

Nama : Kiki Mundia Sari

Nim : MPU. 182915

Judul : Kompetensi Pedagogik Guru PAUD dalamMelaksanakan Penilaian Pembelajaran Anak UsiaDini di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin SungaiDuren

iv

KEMENTERIAN AGAMA RIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

PASCASARJANAJl. Arif Rahman Hakim Telanaipura Jambi.Telp. (0741)60731Fax (0741)60548

e-mail: [email protected]

PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:Nama : Kiki Mundia SariNIM : MPU.182915Tempat/Tanggal Lahir : Jambi, 16 Oktober 1992Prodi : Manajemen Pendidikan IslamAlamat : Perum. Bumi Duren Permai, Blok M,

No. 02, RT. 09, Simpang Sungai Duren,Kecamatan Jambi Luar Kota,Kabupaten Muaro Jambi

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis yangberjudul: “Kompetensi Pedagogik Guru PAUD dalam MelaksanakanPenilaian Pembelajaran Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren” adalah benar karya asli saya, kecuali kutipan-kutipan yang telah disebutkan sumbernya sesuai dengan ketentuan yangberlaku. Apabila dikemudian hari ternyata pernyataan ini tidak benar,maka saya sepenuhnya bertanggung jawab sesuai dengan hukum yangberlaku di Indonesia dan ketentuan di Pascasarjana UIN STS Jambi,termasuk pencabutan gelar yang diperoleh melalui tesis ini.

Demikian Surat Pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya untukdapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Jambi, 02 Juni 2020Penulis

Kiki Mundia SariNIM: MPU.182915

v

vi

KEMENTERIAN AGAMA RIUNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

PASCASARJANAJl. Arif Rahman Hakim Telanaipura Jambi.Telp. (0741)60731Fax (0741)60548

e-mail: [email protected]

MOTTO

Artinya: “(Ingatlah) ketika dua malaikat mencatat (perbuatannya), yangsatu duduk di sebelah kanan dan yang lain di sebelah kiri. Tidakada suatu kata yang diucapkannya melainkan ada di sisinyamalaikat pengawas yang selalu siap (mencatat)”. (Q.S. Qaaf:17-18).1

1Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tafsir per kata (Jakarta: PT. Kalim, 2011), hlm. 520.

vii

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAUD DALAM MELAKSANAKANPENILAIAN PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI DI TAMAN

KANAK-KANAK AL-MUTTAQIN SUNGAI DUREN

Oleh:Kiki Mundia Sari, NIM: MPU.182915

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kompetensipedagogik guru PAUD dalam melaksanakan penilaian pembelajaran anakusia dini di TK al-Muttaqin Sungai Duren. Kegunaannya adalahmemberikan pengetahuan dan literatur bagi para pendidik PAUD,khususnya untuk peningkatan kompetensi pedagogik dalammelaksanakan penilaian pembelajaran anak usia dini.

Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatifdeskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancaradan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model Miles danHuberman. Dan teknik keabsahan data menggunakan triangulasi data.

Hasil penelitian, yaitu: Pertama, guru PAUD di TK al-Muttaqinbelum mampu melaksanakan penilaian pembelajaran anak usia dinidikarenakan guru belum memahami prinsip, teknik dan instrumen, sertamekanisme dan prosedur penilaian. Kedua, kompetensi pedagogik guruPAUD di TK al-Muttaqin sudah mampu merancang kegiatan pembelajarandalam bentuk RPP, dan sudah mampu dalam melaksanakanpembelajaran yang interaktif, menyenangkan, demokratis dan berpusatpada anak. Namun, guru belum mampu dalam melaksanakan penilaianpembelajaran. Ketiga, guru PAUD di TK al-Muttaqin dalam melaksanakanpenilaian pembelajaran anak usia dini dengan cara pengamatan, namuntidak menggunakan lembar observasi, sehingga tidak ada bukti bahwaguru telah melaksanakan penilaian.

Kesimpulannya adalah semakin berkompetennya guru PAUDdalam pengelolaan peserta didik maka penilaian pembelajaran anak usiadini juga akan berjalan dengan baik, karena penilaian merupakan tolakukur sejauh mana perkembangan yang telah dicapai peserta didik.Adapun implikasi untuk dapat melakukan penilaian pembelajaran anakusia dini secara efektif maka guru harus memahami prinsip, teknik daninstrumen, serta mekanisme dan prosedur penilaian.

Kata kunci: Kompetensi pedagogik dan penilaian pembelajaran anakusia dini

viii

PEDAGOGIC COMPETENCE OF PAUD TEACHER IN IMPLEMENTINGASSESSMENT OF EARLY CHILDHOOD LEARNING IN

AL-MUTTAQIN KINDERGARTEN SUNGAI DUREN

Oleh:Kiki Mundia Sari, NIM: MPU.182915

ABSTRACT

The purpose of this research was to determine how the pedagogicalcompetence of PAUD teachers in implementation assessments of earlychildhood learning in the al-muttaqin kindergarten Sungai Duren. Thisresearch aims to provide knowledge and literature for PAUD teachers,especially for improving pedagogical competence in carrying outassessments of early childhood learning.

The research approach used is a descriptive qualitative approach.Data collection techniques using observation, interviews anddocumentation. Data analysis using the Miles and Huberman models. Anddata validity techniques use data triangulation.

The result of the research: First, PAUD teachears in the al-muttaqinkindergarten have not been able to carry out an assessment of earlychildhood learning because teachers do not understand the principles,techniques and instruments, mechanisms and procedures assessment.Second, PAUD teachers pedagogical competence in the al-muttaqinkindergarten has been able to design learning activities in the form oflesson plans, and has been able to carry out interactive, fun, democraticand child centered learning. However, teachers have not been able tocarry out learning assessment. Third, PAUD teachers at the al-muttaqinkindergarten in carrying out assessment of early childhood learning byobservation, but did not use observation sheets, so there is no evidencethat the teacher has carried out the assessment.

The conclusion is the better competence PAUD teachers in themanagement of students, the assessment of early childhood learning willget better, because the assessment is a benchmark of the extent to whichstudents have experienced development. The implications for improvingthe assessment of early childhood learning effectively, teachers mustunderstand the principles, techniques and instruments, mechanisms andprocedures assessment.

Keyword: Pedagogical competence and assessment of earlychildhood learning

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................... iHALAMAN NOTA DINAS............................................................................... iiHALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. iiiHALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS TESIS ...................................... ivHALAMAN PENGESAHAN............................................................................vHALAMAN MOTTO........................................................................................viABSTRAK ......................................................................................................viiABSTRACT ....................................................................................................viiiDAFTAR ISI................................................................................................... ixDAFTAR TABEL ............................................................................................xiDAFTAR GAMBAR ........................................................................................xiiDAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................1A. Latar Belakang Masalah ..............................................................1B. Rumusan Masalah .......................................................................15C. Fokus Penelitian ..........................................................................16D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian .................................................16

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN .............17A. Landasan Teori ............................................................................17

1. Kompetensi Pedagogik Guru PAUD........................................172. Penilaian Pembelajaran Anak Usia Dini ..................................29

B. Penelitian yang Relevan ..............................................................52

BAB III METODOLOGI PENELITIAN...........................................................57A. Pendekatan Penelitian .................................................................57B. Situasi dan Subjek Penelitian.......................................................59C. Jenis dan Sumber Data...............................................................61D. Teknik Pengumpulan Data...........................................................63E. Teknik Analisis Data ....................................................................66F. Uji Keterpercayaan Data..............................................................69G.Rencana dan Jadwal penelitian ...................................................73

BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN, TEMUAN PENELITIANDAN ANALISIS HASIL PENELITIAN..............................................74A. Deskripsi Lokasi Penelitian ..........................................................74

1. Sejarah dan Letak Geografis ...................................................742. Visi dan Misi.............................................................................763. Struktur Organisasi ..................................................................774. Keadaan Guru dan Siswa........................................................795. Sarana dan Prasarana.............................................................82

x

B. Temuan Penelitian dan Analisis Hasil Penelitian .........................841. Guru PAUD dalam Melaksanakan Penilaian Pembelajaran

Anak Usia Dini .........................................................................842. Kompetensi Pedagogik Guru PAUD di TK al-Muttaqin

Sungai Duren...........................................................................973. Guru PAUD dalam Melaksanakan Penilaian Pembelajaran

Anak Usia Dini di TK al-Muttaqin Sungai Duren ......................114

BAB V PENUTUP........................................................................................126A. Kesimpulan ..................................................................................126B. Implikasi.......................................................................................126C. Rekomendasi ...............................................................................127D. Saran ...........................................................................................128

DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN-LAMPIRANCURRICULUM VITAE

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Kompetensi Pedagogik Guru PAUD........................................ 24

Tabel 2 Contoh Instrumen Ceklis Per kelas......................................... 40

Tabel 3 Contoh Instrumen Ceklis Per anak.......................................... 40

Tabel 4 Contoh Instrumen Catatan Anekdot........................................ 42

Tabel 5 Contoh Instrumen Hasil Karya................................................. 43

Tabel 6 Contoh Format Percakapan Terstruktur.................................. 44

Tabel 7 Contoh Format Penugasan...................................................... 45

Tabel 8 Contoh Format Unjuk Kerja..................................................... 45

Tabel 9 Rencana dan Waktu Penelitian............................................... 73

Tabel 10 Keadaan Tenaga Pendidik di Taman Kanak-kanak

al-Muttaqin Sungai Duren........................................................ 80

Tabel 11 Keadaan Siswa di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin

Sungai Duren Tahun Ajaran 2019/2020.................................. 81

Tabel 12 Daftar Sarana dan Prasarana di Taman Kanak-kanak

al-Muttaqin Sungai Duren........................................................ 83

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Bagan Tahap Penilaian............................................................45

Gambar 2 Contoh Portofolio..................................................................... 47

Gambar 3 Contoh Pelaporan.................................................................... 50

Gambar 4 Struktur Organisasi Taman Kanak-kanak al-Muttaqin

Sungai Duren........................................................................... 77

Gambar 5 Kegiatan Pembelajaran Anak Taman Kanak-kanak

al-Muttaqin Sungai Duren........................................................ 84

Gambar 6 Kegiatan Pembelajaran Anak Taman Kanak-kanak

al-Muttaqin Sungai Duren di Area Bahasa.............................. 94

Gambar 7 Rencana Penilaian Taman Kanak-kanak

al-Muttaqin Sungai Duren........................................................ 97

Gambar 8 Hasil Karya Anak Taman Kanak-kanak

al-Muttaqin Sungai Duren........................................................ 115

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Sintesis dan Indikator Penelitian

Lampiran 2 Instrumen Penelitian

Lampiran 3 Catatan Lapangan Observasi

Lampiran 4 Catatan Lapangan Wawancara

Lampiran 5 Data Dokumentasi

Lampiran 6 Hasil Analisis Data

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang MasalahPendidikan merupakan aset penting bagi kemajuan sebuah

bangsa, oleh karena itu setiap warga Negara harus dan wajib mengikuti

jenjang pendidikan, dimulai dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD) yaitu pendidikan yang ditujukan bagi anak sejak lahir hingga usia

6 tahun. Pendidikan anak usia dini sangat menentukan perkembangan

anak dan arah masa depan selanjutnya. Hal ini mengisyaratkan bahwa

semua pihak perlu memahami akan pentingnya masa usia dini untuk

optimalisasi pertumbuhan dan perkembangan, sehingga anak memiliki

kesiapan memasuki pendidikan yang lebih lanjut.

Pendidikan dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 dimaknai sebagai

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Selanjutnya, tujuan pendidikan secara umum adalah mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.2

Dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa sejatinya dimulai

dari memberikan pendidikan kepada anak bangsa sejak usia dini. Karena

usia dini merupakan usia dimana otak berkembang sangat cepat hingga

80 persen. Pada usia tersebut otak menerima dan menyerap berbagai

macam informasi, tidak melihat baik dan buruk. Sehingga itulah masa-

masa perkembangan anak yang meliputi perkembangan fisik, mental

maupun spiritual anak akan mulai terbentuk. Hal itu pula yang

menyebabkan pentingnya pendidikan pada anak usia dini.

2Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem PendidikanNasional.

1

2

Pendidikan Anak Usia Dini adalah pendidikan yang

diselenggarakan dengan tujuan untuk memfasilitasi pertumbuhan dan

perkembangan anak secara menyeluruh atau menekankan pada

pengembangan seluruh aspek kepribadian anak.3 Anak yang

mendapatkan layanan yang baik semenjak usia dini memiliki harapan

besar untuk meraih keberhasilan di masa mendatang. Sebaliknya, anak

yang tidak mendapatkan layanan pendidikan yang memadai

membutuhkan perjuangan yang cukup berat untuk pengembangan

kehidupan selanjutnya.

Pendidikan anak usia dini menjadi sangat penting mengingat

potensi kecerdasan dan dasar-dasar perilaku seseorang terbentuk pada

rentang usia ini. Sedemikian pentingnya masa ini sehingga usia dini sering

disebut the golden age (usia emas). Pada periode ini merupakan periode

kondusif untuk menumbuhkembangkan berbagai kemampuan,

kecerdasan, bakat, dan perkembangan lainnya. Sehingga terhambatnya

pertumbuhan dan perkembangan anak pada masa ini akan dapat

mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak

pada masa-masa selanjutnya.

Pendidikan anak usia dini ini dilakukan oleh orang tua dan pendidik

dalam proses perawatan, pengasuhan dan pendidikan pada anak dengan

menciptakan suasana dan lingkungan yang kondusif. Artinya, anak dapat

mengeksplorasi pengalaman yang diberikan kepadanya untuk mengetahui

dan memahami pengalaman belajar yang diperolehnya dari lingkungan.

Karena anak dapat mengeksplorasi pengalaman melalui cara mengamati,

meniru, dan bereksperimen yang berlangsung secara berulang-ulang,

dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya. Hal itulah yang

menyebabkan mengapa peran orang tua dan pendidik sangat

menentukan pada perkembangan anak.4

3Suyadi dan Maulidya, Konsep Dasar PAUD (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2015),hlm. 17.4Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini: Konsep dan Teori (Jakarta: Bumi Aksara,2017), hlm. 19.

3

Orang tua merupakan pembina pribadi dimana anak berinteraksi

terhadap keduanya, artinya di sinilah dimulai suatu proses pendidikan.

Sehingga orang tua berperan sebagai pendidik bagi anak-anaknya.

Lingkungan keluarga juga dikatakan yang paling berperan dalam tumbuh

kembangnya anak, karena sebagian besar kehidupan anak ada di dalam

keluarga, sehingga pendidikan yang paling banyak diterima anak adalah

pendidikan dalam keluarga.

Peran orang tua selain sebagai pendidik, juga berperan sebagai

contoh (figur) yang baik bagi anak-anaknya. Artinya, apapun yang

dilakukan orang tua dapat memiliki arti penting dalam mengembangkan

potensi anak. Sehingga orang tua dituntut untuk siap menjadi fasilitator

dalam hal pemberian bekal anak menuju kehidupan selanjutnya.

Pendidik yang lain, setelah orang tua yaitu guru. Guru adalah figur

yang menempati posisi dan memegang peran penting dalam pendidikan.

sebagai pendidik, guru dituntut untuk memiliki kemampuan dasar, yakni

membimbing dan mengajar. Hal ini tercermin dalam kompetensi guru.

Berkualitas tidaknya proses pendidikan di sekolah bergantung pada

kreativitas guru sebagai perencana, pelaksana, sekaligus sebagai penilai

pembelajaran di kelas, dan pada peserta didik sebagai subjek yang

terlibat langsung dalam proses pendidikan.

Sementara dalam Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang

Guru dan Dosen. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama

mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan

mengevaluasi peserta didik.5 Guru juga memiliki peran yang sangat

penting dalam pembelajaran. Peserta didik memerlukan peran seorang

guru untuk membantunya dalam proses perkembangan diri dan

pengoptimalan bakat dan kemampuan yang dimiliki peserta didik. Hal ini

berdasarkan pada hakikat manusia sebagai makhluk sosial yang selalu

memerlukan bantuan orang lain untuk mencukupi semua kebutuhannya.

Sebagaimana firman Allah dalam al-Qur’an pada surat az-Zukhruf ayat 32:

5Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen.

4

Artinya: “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kamilahyang menentukan penghidupan mereka dalam kehidupan dunia,dan Kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagianyang lain beberapa derajat, agar sebagian mereka dapatmempergunakan sebagian yang lain. Dan rahmat Tuhanmu lebihbaik dari apa yang mereka kumpulkan”. (Q.S. Az-Zukhruf: 32)6

Ayat diatas menjelaskan bahwa Allah SWT telah menetapkan

kodrat manusia di dunia ini sebagai makhluk yang saling membutuhkan

satu sama lain, tidak terkecuali dalam dunia pendidikan. Yang mana

didalamnya terdapat pendidik dan peserta didik yang saling membutuhkan

demi terlaksananya proses pembelajaran.

Pembelajaran adalah upaya pendidik untuk membantu peserta

didik melakukan kegiatan belajar. Dengan maksud lain, fungsi pendidik

untuk membelajarkan peserta didik terhadap materi pelajaran untuk

mencapai hasil belajar yang menimbulkan pengaruh belajar. Definisi

tersebut mengandung berbagai fungsi seperti membantu, membimbing,

melatih, menilai dan menumbuhkembangkan.7

Fungsi-fungsi pembelajaran tersebut menjadi tanggung jawab

pendidik, yaitu guru, pamong belajar, pelatih sehingga peserta didik dapat

melakukan perubahan dalam dirinya sesuai dengan tujuan pembelajaran

dan pendidikan. Perubahan yang dimaksud sebagai hasil dari kegiatan

belajar yang diperoleh dari pengalaman peserta didik dalam interaksi

dengan lingkungannya, yang ditunjukkan dalam berbagai aspek, seperti

pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotorik).8

6Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tafsir per kata (Jakarta: PT. Kalim, 2011), hlm. 492.7Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini........ Op. Cit., hlm. 116.8Ibid.

5

Seiring dengan kebutuhan akan pendidikan yang dapat

menyiapkan generasi mendatang, maka dibutuhkan seorang guru yang

memiliki kompeten didalamnya. Sesuai dengan Undang Undang Republik

Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 dalam Bab IV bagian kesatu Pasal 8,

yaitu “Guru wajib memiliki kualifikasi, kompetensi dan sertifikasi pendidik,

sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan

tujuan pendidikan nasional”. Selanjutnya pada Pasal 10 dinyatakan bahwa

“kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan

kompetensi profesional yang diperoleh melalui profesi.”9

Mengenai kompetensi guru, dalam hal ini juga diperkuat dengan

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 pasal

28, ayat 3 disebutkan bahwa kompetensi guru sebagai agen pembelajaran

pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia

dini meliputi: (1) kompetensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3)

kompetensi profesional, dan (4) kompetensi sosial.10

Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai dasar

yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak secara

konsisten dan terus menerus yang memungkinkan seorang itu menjadi

kompeten dalam arti memiliki pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai

dasar untuk melakukan sesuatu.11 Kompetensi pada hakikatnya memiliki

komponen knowledge, skill, dan personal attitude. Dengan demikian

secara umum kompetensi dapat diartikan sebagai tingkat pengetahuan,

keterampilan dan tingkah laku yang dimiliki seseorang dalam menjalankan

tugas yang dibebankannya di dalam sebuah organisasi.12

9Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen.10Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan.11Imam Wahyudi, Mengejar Profesionalisme Guru: Strategi Praktis Mewujudkan CitraGuru Profesional (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2012), hlm. 21.12Kompri, Standardisasi Kompetensi Kepala Sekolah (Jakarta: Kencana, 2017), hlm. 2.

6

Sementara, pengertian pedagogik adalah ilmu mendidik, yang

mencakup didaktif dan metodik. Kompetensi pedagogik adalah

kemampuan seorang guru dalam mengelola proses pembelajaran peserta

didik yang didasarkan pada ilmu mendidik.13 Undang-Undang RI Nomor

14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, memaparkan bahwa kompetensi

pedagogik merupakan kemampuan mengelola pembelajaran peserta

didik. Kompetensi ini mencakup kemampuan merencanakan program

belajar-mengajar, kemampuan melaksanakan interaksi atau mengelola

proses belajar-mengajar, serta kemampuan melakukan penilaian proses

belajar-mengajar.

Berdasarkan Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 tentang

standar nasional pendidikan anak usia dini dijelaskan lebih rinci mengenai

kompetensi pedagogik guru PAUD adalah sebagai berikut: 1)

mengorganisasikan aspek perkembangan sesuai dengan karakteristik

anak usia dini; 2) menganalisis teori bermain sesuai aspek dan tahapan

perkembangan, kebutuhan, potensi, bakat, dan minat anak usia dini; 3)

merancang kegiatan pengembangan anak usia dini berdasarkan

kurikulum; 4) menyelenggarakan kegiatan pengembangan yang mendidik;

5) memanfaatkan teknologi, informasi dan komunikasi untuk kepentingan

penyelenggaraan kegiatan pengembangan yang mendidik; 6)

mengembangkan potensi anak usia dini untuk pengaktualisasian diri; 7)

berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun; 8) menyelenggarakan

dan membuat laporan penilaian, evaluasi proses dan hasil belajar anak

usia dini; 9) menentukan lingkup sasaran asesmen proses dan hasil

pembelajaran pada anak usia dini; 10) menggunakan hasil penilaian,

pengembangan dan evaluasi program untuk kepentingan pengembangan

anak usia dini; 11) melakukan tindakan reflektif, korektif dan inovatif dalam

meningkatkan kualitas proses dan hasil pengembangan anak usia dini.14

13Tukiran Taniredja dkk, Guru yang Profesional (Bandung: Alfabeta, 2016), hlm. 75.14Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014, tentang standar nasional pendidikan anak usiadini

7

Salah satu kompetensi pedagogik guru PAUD berdasarkan

peraturan pemerintah di atas adalah mampu menyelenggarakan penilaian

proses dan hasil belajar anak usia dini. Penilaian dalam suatu program

pendidikan memiliki kedudukan yang penting selain kurikulum dan proses

pembelajaran. Upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan kualitas

pendidikan bisa dilihat dari kualitas pembelajaran dan sistem penilaiannya

sebab kualitas pembelajaran dapat ditinjau dari hasil penilaiannya.15

Penilaian menurut Mulyasa merupakan suatu proses pengumpulan,

pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar anak dengan

menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan berkelanjutan, bukti-

bukti autentik, akurat dan konsisten.16 Dan menurut McMilan kutipan

Zahro, penilaian adalah proses yang digunakan guru untuk

mengumpulkan informasi dan membuat keputusan tentang hasil

perkembangan belajar siswa.17

Penilaian pada anak usia dini dilakukan pada saat anak melakukan

kegiatan. Sejak anak datang, berbaris, mengikuti proses belajar, mencuci

tangan, makan bekal, bermain bebas, sampai pulang kembali. Dengan

penilaian tersebut, pendidik dapat mengetahui ketercapaian tujuan dari

pembelajaran yang telah ditentukan.

Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu

untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi

dengan lingkungannya. Definisi ini menunjukkan bahwa pembelajaran

sebagai usaha untuk mencapai hasil belajar yang menimbulkan

perubahan perilaku dalam diri individu.18

15Kurnia Mustika Weni dkk, Analisis Penilaian Pembelajaran di TK Se-KecamatanBelitang Oku Timur (Jurnal Tumbuh Kembang: Kajian Teori dan Pembelajaran PAUDVol. 4 No. 2, 2017), hlm. 2.16Mulyasa, Manajemen PAUD (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), hlm. 195.17Ifat Fatimah Zahro, Penilaian dalam Pembelajaran Anak Usia Dini (Jurnal TunasSiliwangi, Vol. 1 No. 1: 92-111, 2015), hlm. 94.18Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini....Loc. Cit.

8

Hasil belajar anak usia dini adalah pencapaian atau perubahan

perilaku dan kemampuan anak secara keseluruhan baik aspek kognitif,

afektif, dan psikmotorik. Pencapaian atau perubahan tersebut didapat

anak melalui proses pembelajaran yang dilakukan di lembaga/TK.19

Perubahan inilah yang akan dinilai oleh guru untuk mengetahui sejauh

mana kemampuan anak dalam mencapai perkembangan.

Anak usia dini adalah individu yang sedang mengalami proses

pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, bahkan dikatakan

sebagai lompatan perkembangan. Anak usia dini memiliki rentang usia

yang sangat berharga dibanding usia-usia selanjutnya karena

perkembangan kecerdasannya yang sangat luar biasa. Usia tersebut

merupakan fase kehidupan yang unik, dan berada pada masa proses

perubahan yakni berupa pertumbuhan, perkembangan, pematangan dan

penyempurnaan, baik pada aspek jasmani maupun rohaninya yang

berlangsung seumur hidup, bertahap dan berkesinambungan.20

Usia anak 4-6 tahun merupakan masa peka bagi anak, dimana

anak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan

seluruh potensi anak. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan

fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan

oleh lingkungan. Dimana pada masa ini merupakan masa untuk

meletakkan dasar pertama dalam mengembangkan kemampuan kognitif,

moral, fisik, sosial emosional, bahasa dan seni. Oleh karena itu

dibutuhkan kondisi belajar dan stimulus yang sesuai dengan kebutuhan

anak agar pertumbuhan dan perkembangan tercapai secara optimal.21

Kondisi belajar bagi anak usia dini adalah belajar melalui bermain.

Pembelajaran pendidikan anak usia dini didesain untuk memungkinkan

anak bermain. Setiap permainan yang diberikan harus diberi muatan

19Umi Safitri dkk, Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar Anak Usia Dini di TK LKIA IIPontianak (Jurnal pendidikan Vol. 8 No. 9, 2019), hlm. 2.20Mulyasa, Manajemen PAUD ....... Op. Cit., hlm. 16.21Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, Panduan PAUD (Ciputat: Gaung Persada,2013), hlm. 22.

9

pendidikan sehingga anak dapat sambil belajar. Untuk itu, guru PAUD

harus lebih kreatif melihat potensi lingkungan dan mendesain kegiatan

pembelajaran yang menyenangkan anak.22

Berkaitan dengan anak, meski setiap orang diberi akal pikiran yang

sama namun masing masing memiliki kapasitas berbeda. Oleh karena itu,

guru perlu memperhatikan hal ini, agar tidak melahirkan beban mental dari

kegiatan pembelajaran yang diberikan karena akan berlanjut pada

jalannya proses belajar anak. Hal tersebut juga dijelaskan dalam hadits:

وا رش وا و وا وال تعرس رس قال: لیه وسمل هللا عن النيب صىل ن ما س ا عن

ىل النا رس ف والت التخف ب اري)وال تنفروا واكن حي س. (رواه الب

Artinya: “Dari Anas bin Malik R.A. dari Nabi Muhammad SAW beliaubersabda: Permudahkanlah dan jangan kamu persulit, danbergembiralah dan jangan bercerai berai, dan beliau suka padayang ringan dan memudahkan manusia”. (H.R Bukhari)

Pembelajaran anak usia dini adalah proses interaksi antara

pendidik dengan peserta didik melalui kegiatan bermain pada lingkungan

belajar yang aman dan menyenangkan dengan menggunakan berbagai

sumber belajar.23 Pembelajaran yang menyenangkan akan menarik anak

untuk terlibat dalam setiap kegiatan pembelajaran. Anak tidak hanya

duduk tenang mendengarkan ceramah gurunya, tetapi mereka aktif

berinteraksi dengan berbagai benda dan orang lain di lingkungannya baik

secara fisik maupun mental.

Semakin besar keterlibatan peserta didik dalam kegiatan

pembelajaran yang diselenggarakan pendidik, akan semakin besar pula

kemungkinan peserta didik dapat menangkap bahan ajar yang diberikan

oleh pendidik. Sehingga dengan demikian, peserta didik akan memiliki

kebebasan untuk mengekspresikan imajinasi dan kreativitasnya, dan

merangsang daya cipta serta berpikir kritis.

22Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini....Op. Cit., hlm. 117.23Kementerian Agama RI, Petunjuk Teknis Penilaian Pembelajaran Siswa RaudhatulAthfal (Jakarta: Tidak diterbitkan, 2016), hlm. 4.

10

Kegiatan pembelajaran anak usia dini harus menempatkan anak

(peserta didik) sebagai subjek, sedangkan guru (pendidik) hanya menjadi

fasilitator.24 Selama pembelajaran berlangsung, guru beralih peran

menjadi penilai. Tidak ada pembelajaran tanpa penilaian, karena penilaian

merupakan proses menetapkan kualitas hasil belajar, atau proses untuk

menentukan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran peserta didik.25

Penilaian dilakukan secara alami, yaitu pada saat anak bermain,

menggambar atau membuat karya. Hal ini sesuai dengan apa yang

dipaparkan Anita bahwa terkait dengan tempat dan waktu penilaian,

penilaian yang akan dilakukan harus disesuaikan dengan kebutuhan

penilaian dan anak yang akan dinilai serta rancangan pelaksanaan

program yang digunakan. Untuk anak usia dini, tempat dan waktu

penilaian dilakukan sesuai dengan pelaksanaan program itu sendiri.26

Penilaian pada anak juga dilakukan secara sistematis, terukur,

berkelanjutan, dan menyeluruh yang mencakup pertumbuhan dan

perkembangan yang telah dicapai oleh anak selama kurun waktu tertentu.

Penilaian itu dilakukan secara alami, baik berdasarkan kondisi nyata yang

muncul dari perilaku anak selama proses kegiatan maupun hasil dari

kegiatan tersebut.27

Penilaian pada anak usia dini mencakup pertumbuhan dan

perkembangan anak. Lingkup penilaian pertumbuhan meliputi ukuran fisik

yang diukur dengan satuan panjang dan berat, misalnya berat tubuh,

tinggi/panjang badan, dan lingkar kepala. Dan penilaian perkembangan

mencakup berbagai informasi yang berhubungan dengan bertambahnya

fungsi psikis anak, yaitu nilai agama dan moral, perkembangan fisik

motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni.

24Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini...Op. Cit., hlm. 117.25Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Tugas Guru dalam Pembelajaran (Jakarta:Bumi Aksara, 2016), hlm. 5.26Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-kanak (Jakarta:Kencana, 2011), hlm. 64.27Kemendikbud, Pedoman Penilaian Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (Jakarta:Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018), hlm. 3.

11

Di dalam pelaksanaan penilaian, guru harus memahami dua hal

yaitu subyek penilaian dan sasaran penilaian.28 Terkait dengan subyek

penilaian, guru harus mengenal betul siapa yang akan dinilai. Guru anak

usia TK berarti akan menilai anak usia 4-6 tahun. Dengan demikian guru

harus benar-benar mengetahui siapa anak usia TK tersebut, bagaimana

karakteristiknya, apa yang akan dinilai dari anak usia TK, bagaimana

menilainya, alat apa yang akan digunakan, kapan melakukan penilaian

tersebut, untuk apa penilaian dilakukan, dan hal-hal penting lainnya.

Selain mengenal subyek penilaian, guru juga harus mengetahui

sasaran penilaian. Suharsimi dalam Anita Yus mengemukakan bahwa

sasaran atau objek penilaian adalah segala sesuatu yang menjadi pusat

pengamatan karena penilai menginginkan informasi tentang sesuatu ini.29

Lebih lanjut, Suharsimi menuliskan bahwa sasaran penilaian meliputi

unsur input, transformasi dan output. Unsur input meliputi potensi yang

ingin dikembangkan dari diri anak yang terdiri dari 6 aspek perkembangan

yaitu, fisik, kognitif, bahasa, sosial emosional, seni dan moral agama.

Unsur transformasi meliputi materi, metode, media, sistem administrasi

dan guru. Sementara unsur output meliputi seberapa jauh anak mencapai

tujuan yang telah ditetapkan atau seberapa jauh anak memiliki dasar-

dasar untuk pertumbuhan dan perkembangan diri selanjutnya.

Penilaian pada pendidikan anak usia dini berdasarkan kurikulum

2013 dilakukan oleh pendidik dengan pendekatan Autentik. Penilaian

autentik adalah penilaian proses dan hasil belajar untuk mengukur tingkat

pencapaian kompetensi sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan dan

keterampilan yang dilakukan secara berkesinambungan. Penilaian tidak

hanya mengukur apa yang diketahui oleh anak, tetapi lebih menekankan

mengukur apa yang dapat dilakukan oleh anak.30

28Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar ...Op. Cit., hlm. 47-48.29Ibid.30Permendikbud RI Nomor 146 Tahun 2014, tentang Kurikulum 2013 Pendidikan AnakUsia Dini.

12

Penilaian autentik adalah kegiatan menilai peserta didik yang

menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil

dengan berbagai instrumen penilaian yang sesuai dengan indikator dan

kompetensi dasar yang dinilai. Autentik berarti keadaan yang sebenarnya,

yaitu terkait kemampuan atau keterampilan yang diperlukan anak dalam

kehidupan nyata.31

Menurut Morrison, ciri-ciri penilaian autentik adalah: 1) Berdasarkan

kurikulum; anak dinilai berdasarkan apa yang mereka pelajari dan

kerjakan. 2) Merupakan proses kerja sama dalam melibatkan anak, guru

dan orang tua yakni dalam proses penilaian yang kooperatif dan

kolaboratif; tujuannya adalah membuat penilaian yang berpusat pada

anak. 3) Merupakan bagian dari proses belajar. 4) Menilai anak secara

menyeluruh, bukan hanya dari penguasaan keterampilan. 5) Penilaian

yang berkelanjutan sepanjang tahun ajaran. 6) Menilai anak dan karya

mereka yang sebenarnya. 7) Mempertimbangkan kebutuhan khusus

menyangkut bahasa, budaya dan kebutuhan khusus lainnya. 8)

Menggunakan sejumlah cara yang berbeda untuk menentukan prestasi

anak dan apa yang mereka ketahui dan mampu lakukan.32

Untuk dapat melaksanakan penilaian dengan baik dan benar,

hendaknya guru PAUD memahami betul prinsip-prinsip penilaian untuk

anak TK, yaitu 1) mendidik, 2) berkesinambungan, 3) objektif, 4)

akuntabel, 5) transparan, 6) sistematis, 7) menyeluruh, dan 8)

bermakna.33

Prinsip mendidik berarti hasil penilaian diharapkan dapat

memberikan feedback bagi anak untuk meningkatkan ke arah yang lebih

baik. Bagi guru dapat digunakan untuk mengkaji ulang yang berkaitan

dengan metode, strategi pembelajaran, rencana pembelajaran, perilaku

dan pola interaksi dengan siswa.

31Kunandar, Penilaian Autentik: Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik BerdasarkanKurikulum 2013 (Jakarta: Raja grafindo Persada, 2014), hlm. 35.32Ifat Fatimah Zahro, Penilaian dalam Pembelajaran .... Op. Cit., hlm. 97.33Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 tentang standar nasional PAUD.

13

Prinsip berkesinambungan bahwa proses penilaian dilakukan

secara terencana, bertahap, dan terus menerus dengan menggunakan

metode serta alat atau instrumen yang tepat. Hal itu dilakukan untuk

mendapatkan gambaran proses pertumbuhan dan perkembangan anak.

Kemudian hasil penilaian digunakan sebagai masukan untuk

merencanakan program pembelajaran agar anak dapat mencapai tingkat

perkembangan yang lebih tinggi.

Prinsip objektif bahwa penilaian dilaksanakan dan didasarkan pada

indikator capaian perkembangan dengan menggunakan prinsip

obyektivitas, artinya sesuai dengan kondisi yang ada. Dengan demikian,

pendidik diharapkan dapat memisahkan antara fakta dengan asumsi

seperti memberikan julukan tertentu kepada anak (misalnya nakal, bandel,

pemalas, cerewet, dan sejenisnya) atau hal-hal subyektif lainnya.

Prinsip akuntabel berarti penilaian dilaksanakan sesuai dengan

prosedur dan kriteria yang jelas serta dapat dipertanggungjawabkan.

Sedangkan, prinsip transparan berarti hasil penilaian dapat diakses

secara terbuka oleh orangtua dan semua pemangku kepentingan yang

relevan tanpa ada yang disembunyikan.

Prinsip sistematis berarti penilaian dilakukan secara teratur dan

terprogram sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan anak dengan

menggunakan berbagai metode dan instrumen. Dan prinsip menyeluruh

berarti penilaian mencakup semua aspek pertumbuhan dan

perkembangan anak baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan.

Dengan demikian, dapat diketahui status pertumbuhan dan

perkembangan anak secara menyeluruh.

Prinsip bermakna berarti hasil penilaian harus bermakna atau

memiliki arti, serta dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi

anak, orangtua, pendidik, dan pihak lain yang relevan. Hasil penilaian juga

bukan sekedar dokumen yang harus terselesaikan tepat pada waktunya.

Namun, harus memberikan makna mengenai kondisi anak yang

sebenarnya.

14

Setelah itu, dalam melakukan penilaian tentu perlu menggunakan

alat (instrumen) penilaian. Berdasarkan kurikulum 2013 pendidikan anak

usia dini alat penilaian yang digunakan berupa alat penilaian non tes, yang

terdiri dari: ceklis, catatan anekdot, hasil karya, pemberian tugas, unjuk

kerja, serta portofolio.34

Menurut Een dalam kutipan Safitri bahwa terdapat beberapa alat

penilaian yang bisa mengungkapkan beberapa kemampuan aspek

tertentu tetapi tidak bisa digunakan untuk aspek lainnya. Maksudnya,

banyak alat penilaian yang dapat digunakan untuk mengumpulkan data

penilaian, tetapi tidak semua alat tersebut tepat untuk mengungkapkan

semua aspek pertumbuhan dan perkembangan anak. Sehingga, alat

penilaian ini harus disesuaikan dengan indikator perkembangan yang

telah ditetapkan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian

(RPPH).35

Setelah menyiapkan alat penilaian, langkah selanjutnya adalah

menetapkan kriteria penilaian. Kriteria penilain disini merupakan patokan

keberhasilan anak. Dengan adanya patokan keberhasilan anak guru dapat

menetapkan nilai anak. Setelah alat dan kriteria penilaian telah ditetapkan

langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data. Data yang diambil disini

berkaitan dengan kemampuan anak berdasarkan kriteria yang telah

ditetapkan. Guru dapat mengumpulkan data dengan alat penilaian yang

telah disiapkan.36

Berdasarkan teori yang telah dikemukakan diatas, dapat diketahui

bahwa kompetensi pedagogik guru PAUD harus mampu dalam mengelola

pembelajaran peserta didik. Kompetensi ini mencakup kemampuan

melaksanakan penilaian terhadap proses dan hasil belajar anak usia dini.

Hal ini juga dipertegas dalam Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014

tentang standar nasional pendidikan anak usia dini, salah satu kompetensi

34Kementerian Agama RI, Petunjuk Teknis Penilaian Pembelajaran Siswa RaudhatulAthfal (Jakarta: Tidak diterbitkan, 2016), hlm. 10-12.35Umi Safitri dkk, Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar....Op. Cit., hlm. 2.36Ibid.

15

pedagogik guru PAUD adalah mampu menyelenggarakan penilaian

proses dan hasil belajar anak usia dini dengan memahami prinsip-prinsip

penilaian.37

Hasil grand tour yang peneliti lakukan di Taman Kanak-kanak al-

Muttaqin Sungai Duren,38 ada beberapa hal yang tidak sejalan dengan

teori mengenai kompetensi pedagogik guru PAUD dalam melaksanakan

penilaian pembelajaran, yaitu: Pertama, guru belum terlihat melakukan

penilaian mulai dari anak tiba di TK, ketika anak sedang mengikuti proses

kegiatan pembelajaran hingga anak pulang. Kedua, belum adanya alat

penilaian yang digunakan untuk mendokumentasikan hasil penilaian.

Ketiga, guru belum mempunyai bukti penilaian, guru hanya

mengumpulkan hasil karya anak setelah mengikuti kegiatan

pembelajaran.

Berdasarkan hasil grand tour inilah penulis tertarik untuk meneliti

tentang kompetensi pedagogik guru PAUD, dengan judul: “KompetensiPedagogik Guru PAUD dalam Melaksanakan Penilaian PembelajaranAnak Usia Dini di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren.”

B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan,

maka dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Mengapa penilaian pembelajaran anak usia dini di Taman Kanak-kanak

al-Muttaqin Sungai Duren belum sesuai dengan prinsip-prinsip

penilaian?

2. Bagaimana kompetensi pedagogik guru PAUD dalam melaksanakan

penilaian pembelajaran anak usia dini di Taman Kanak-kanak al-

Muttaqin Sungai Duren?

3. Bagaimana proses pelaksanaan penilaian pembelajaran anak usia dini

di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren selama ini?

37Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 tentang standar nasional Pendidikan Anak UsiaDini.38Observasi 15 Agustus 2019

16

C. Fokus PenelitianDalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian adalah

kompetensi pedagogik guru PAUD dalam melaksanakan penilaian proses

dan hasil belajar anak usia dini kelompok B yakni usia 5-6 tahun di Taman

Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren.

D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini untuk memperoleh informasi dan

menganalisis mengenai hal-hal sebagai berikut:

a. Penyebab penilaian pembelajaran anak usia dini di Taman Kanak-

kanak al-Muttaqin Sungai Duren belum sesuai dengan prinsip-prinsip

penilaian.

b. Kompetensi pedagogik guru PAUD dalam melaksanakan penilaian

pembelajaran anak usia dini di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai

Duren.

c. Proses pelaksanaan penilaian pembelajaran anak usia dini di Taman

Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren selama ini.

2. Kegunaan PenelitianAdapun kegunaan penelitian ini yaitu:

a. Memberikan kontribusi sebagai bahan masukan bagi para pendidik

PAUD, khususnya untuk peningkatan kompetensi pedagogik dalam

melaksanakan penilaian pembelajaran anak usia dini.

b. Memberikan sumbangsih pada ilmu pendidikan, khususnya pendidikan

anak usia dini.

c. Memperkaya khazanah keilmuan serta literatur bagi pembaca tentang

kompetensi pedagogik guru PAUD dalam pelaksanaan penilaian

pembelajaran anak usia dini.

d. Memenuhi persyaratan guna mengikuti proses penyelesaian program

magister dengan konsentrasi pendidikan Islam anak usia dini di

Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

17

BAB IILANDASAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

A. Landasan Teori1. Kompetensi Pedagogik Guru PAUD

Landasan kebijakan dalam pembahasan kompetensi guru PAUD ini

adalah Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional

Pendidikan Anak Usia Dini, disebutkan bahwa kompetensi yang harus

dimiliki guru PAUD mencakup kompetensi pedagogik, kompetensi

kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional.39

Kompetensi berasal dari bahasa inggris competence yang berarti

kemampuan. Secara lebih luas definisi kompetensi adalah suatu tugas

yang memadai atau pemilikan pengetahuan, keterampilan dan

kemampuan yang dituntut oleh jabatan seseorang.40 Menurut Munsyi yang

dikutip oleh Hamzah, kompetensi mengacu kepada kemampuan

melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan. kompetensi

menunjuk kepada performance dan perbuatan yang rasional, untuk

memenuhi spesifikasi tertentu dalam melaksanakan tugas-tugas

kependidikan. Hal itu disebut rasional karena mempunyai arah dan tujuan,

sementara performance merupakan perilaku nyata yang tidak hanya

diamati, tetapi juga meliputi perihal yang tidak tampak.41

Sementara itu, menurut Hall dan Jones dalam Sagala memandang

kompetensi sebagai karakteristik yang menonjol dari seorang individu

yang berhubungan dengan kinerja efektif dalam suatu pekerjaan.42

Adapun menurut Marwansyah Kompetensi adalah perpaduan

pengetahuan, keterampilan, sikap dan karakteristik pribadi lainnya yang

diperlukan untuk mencapai keberhasilan dalam sebuah pekerjaan, yang

39Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak UsiaDini40Bukhari Umar, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Amzah, 2010), hlm. 91.41Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo, Tugas Guru ...... Op. Cit., hlm. 11.42Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan (Bandung:Alfabeta, 2013), hlm. 157.

17

18

bisa diukur dengan menggunakan standar yang telah disepakati dan yang

dapat ditingkatkan melalui pelatihan dan pengembangan.43

Dalam definisi lain, kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan

dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan

bertindak secara konsisten dan terus menerus yang memungkinkan

seorang itu menjadi kompeten dalam arti memiliki pengetahuan,

keterampilan dan nilai-nilai dasar untuk melakukan sesuatu.44 Penjelasan

lain yaitu menurut Mcleod bahwa kompetensi adalah sebagai perilaku

yang rasional untuk mencapai tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan

kondisi yang diharapkan.45

Kompetensi merupakan satu kesatuan utuh yang menggambarkan

kemampuan seseorang pada aspek pengetahuan, keterampilan, dan

sikap yang dinilai, yang berkaitan dengan profesi tertentu dan berkenaan

dengan bagian-bagian yang dapat diaktualisasikan serta diwujudkan

dalam bentuk tindakan atau kinerja untuk menjalankan profesi tertentu.46

Kompetensi pada hakikatnya memiliki komponen knowledge, skill,

dan personal attitude. Dengan demikian secara umum kompetensi dapat

diartikan sebagai tingkat pengetahuan, keterampilan dan tingkah laku

yang dimiliki seseorang dalam menjalankan tugas yang dibebankannya di

dalam sebuah organisasi.47

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat ditarik benang

merahnya bahwa kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, dan

sikap dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak

untuk melaksanakan suatu tugas di sekolah, masyarakat dan lingkungan

dimana individu yang bersangkutan berinteraksi.

43Marwansyah, Manajemen Sumber Daya Manusia (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 36.44Imam Wahyudi, Mengejar Profesionalisme Guru: Strategi Praktis Mewujudkan CitraGuru Profesional (Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher, 2012), hlm. 21.45Suyatno dan Asep Jihad, Menjadi Guru Profesional: Strategi Meningkatkan Kualifikasidan Kualitas Guru di Era Global (Jakarta: Erlangga Group, 2013), hlm. 1.46Eko Setiawan, Kompetensi Pedagogis & Profesional Guru PAUD dan SD/MI (Jakarta:Erlangga, 2018), hlm. 29.47Kompri, Op. Cit., hlm. 2.

19

Dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan

Dosen, menjelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan

tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

menilai dan mengevaluasi peserta didik.48 Guru juga memiliki peran yang

sangat penting dalam pembelajaran. Peserta didik memerlukan peran

seorang guru untuk membantunya dalam proses perkembangan diri dan

pengoptimalan bakat dan kemampuan yang dimiliki peserta didik. Tanpa

adanya seorang guru, mustahil seorang peserta didik dapat mewujudkan

tujuan hidupnya secara optimal.

Tugas guru yang paling utama adalah mengajar dan mendidik.

Sebagai pengajar, guru berperanan aktif antara peserta didik dengan ilmu

pengetahuan. Secara umum dapat dikatakan bahwa tugas dan tanggung

jawab yang harus dilaksanakan oleh guru adalah mengajak orang lain

berbuat baik. Tugas tersebut identik dengan dakwah islamiyah yang

bertujuan mengajak umat Islam untuk berbuat baik. Hal ini sesuai dengan

firman Allah swt. dalam al-Qur’an surat Ali Imran ayat 104:

Artinya:“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yangmenyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf danmencegah dari yang munkar, mereka itulah orang-orang yangberuntung”. (Q.S. Ali Imran: 104)49

Berdasarkan ayat di atas dapat dipahami bahwa dalam

melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya, guru berkewajiban

membantu perkembangan anak menuju kedewasaan yang sesuai dengan

ajaran Islam. Dalam tujuan pendidikan, terkandung unsur tujuan yang

bersifat agamis, yaitu agar terbentuk manusia yang beriman dan bertakwa

terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

48Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen.49Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tafsir per kata (Jakarta: PT. Kalim, 2011), hlm. 64.

20

Melihat pentingnya tugas guru dalam dunia pendidikan, maka

sumber daya manusia (SDM) yang unggul adalah hal mutlak dalam

proses pembelajaran. Oleh karena itu, seorang guru harus memenuhi

standar pendidik yang dapat dicapai dengan memiliki kualifikasi akademik,

kompetensi, dan sertifikat pendidik. Sehingga guru kompeten di dalam

menjalankan profesinya sebagai seorang guru untuk mengorganisasi ide-

ide yang dikembangkan di kalangan peserta didik agar dapat

menggerakan semangat dan minat belajar anak..

Menurut Jejen seseorang disebut kompeten dalam bidangnya jika

pengetahuan, ketrampilan dan sikapnya, serta hasil kerjanya sesuai

standar yang ditetapkan dan/atau diakui oleh lembanganya/ pemerintah.50

Sebagaimana dalam UU RI Nomor 14 Tahun 2005 dalam bab IV bagian

kesatu pasal 8 menjelaskan bahwa: “Guru wajib memiliki kualifikasi,

kompetensi dan sertifikasi pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta

memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.

Kompetensi guru dapat dimaknai sebagai gambaran tentang apa

yang seyogyanya dapat dilakukan oleh seorang guru dalam

melaksanakan pekerjaannya, baik berupa kegiatan, berperilaku maupun

hasil yang dapat ditunjukkan.51 Menurut Barlow sebagaimana yang dikutip

oleh Tukiran bahwa kompetensi guru merupakan kemampuan dalam

melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab.52

Kompetensi guru merupakan kemampuan dan kewenangan guru

dalam menjalankan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab.

Karena guru merupakan suatu profesi atau pekerjaan, maka kompetensi

sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Dalam kaitannya

dengan pendidikan, kompetensi menunjukan perbuatan yang sifatnya

rasional untuk mencapai tujuan pendidikan sesuai dengan kondisi yang

diharapkan.

50Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru: Melalaui Pelatihan dan Sumber BelajarTeori dan Praktik (Jakarta: Kencana, 2012), hlm.28.51Sri Marmoah, Profesi Kependidikan (Bandung: Rizqi Press, 2015), hlm. 62.52Tukiran Taniredja dkk, Guru yang Profesional ..............Op. Cit., hlm. 71.

21

Menurut Mulyasa, pada hakekatnya standar kompetensi guru

adalah untuk mendapatkan guru yang baik dan profesional, yang memiliki

kompetensi untuk melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah khususnya,

serta tujuan pendidikan pada umumnya, sesuai kebutuhan masyarakat

dan tuntutan zaman.53

Selanjutnya dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14

Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pada pasal 10 dinyatakan bahwa “

kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi

kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan

kompetensi profesional yang diperoleh melalui profesi.”

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan mengelola

pembelajaran peserta didik. Kompetensi ini mencakup kemampuan

merencanakan program belajar-mengajar, kemampuan melaksanakan

interaksi atau mengelola proses belajar-mengajar, serta kemampuan

melakukan penilaian proses belajar-mengajar.54

Pedagogik berasal dari kata Yunani yaitu paedagogiek, yang berarti

“pergaulan dengan anak-anak”. Secara kiasan, pedagogik diartikan

sebagai “seorang ahli yang membimbing anak kepada tujuan hidupnya”.

Secara sederhana kompetensi pedagogik adalah kemampuan seorang

pendidik dalam mengajar, membimbing, dan melatih peserta didik menjadi

manusia yang terdidik secara jasmani dan rohani.55

Pedagogik merupakan suatu kajian tentang pendidikan anak.

Menurut Hoogveld sebagaimana yang dikutip oleh Sadulloh, pedagogik

adalah ilmu yang mempelajari masalah membimbing anak ke arah tujuan

tertentu, yaitu supaya ia kelak mampu secara mandiri menyelesaikan

tugas hidupnya. Jadi pedagogik adalah ilmu mendidik anak.56

53Mulyasa, Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2013), hlm.17.54Undang-Undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen.55Eko Setiawan, Kompetensi Pedagogis .......Op. Cit., hlm. 30.56Uyoh Sadulloh, Pedagogik (Ilmu Mendidik), (Bandung: Alfabeta, 2010), Cet. 1, hlm. 2.

22

Kompetensi pedagogik menurut Buchari adalah kemampuan

mengelola pembelajaran yang mencakup konsep kesiapan mengajar yang

ditunjukkan oleh penguasaan pengetahuan dan keterampilan mengajar.57

Berdasarkan Peraturan Pemerintah RI Nomor 74 Tahun 2008 Tentang

Guru menyebutkan bahwa kompetensi pedagogik meliputi kemampuan

antara lain pemahaman tentang peserta didik secara mendalam,

penyelenggaraan pembelajaran yang mendidik yang meliputi kemampuan

merancang pembelajaran, mengimplementasikan pembelajaran, menilai

proses dan hasil pembelajaran, dan melakukan perbaikan secara

berkelanjutan.

Menurut Slamet bahwa kompetensi pedagogik yaitu terdiri dari sub-

kompetensi yang berkontribusi dalam pengembangan kurikulum yang

terkait dengan mata pelajaran yang diajarkan, mengembangkan silabus

mata pelajaran berdasarkan standar kompetensi (SK) dan kompetensi

dasar (KD), merencanakan rencana pelaksanaan pembelajaran yang pro-

perubahan (aktif, kreatif, inovatif, eksperimentatif, efektif, dan

menyenangkan), menilai hasil belajar anak secara otentik, membimbing

anak dalam berbagai aspek (misalnya: pelajaran, kepribadian, bakat,

minat dan karir, dan mengembangkan profesionalisme diri sebagai

guru).58

Kompetensi pedagogik yaitu kemampuan seorang guru dalam

mengelola proses pembelajaran peserta didik. Selain itu kemampuan

pedagogik juga ditunjukkan dalam membantu, membimbing dan

memimpin peserta didik. Selain itu, dalam kompetensi ini seorang guru

harus mampu: a) Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik,

moral, sosial, kultural, emosional, dan intelektual. b) Menguasai teori

belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik. c)

Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran/bidang

57Buchari Alma, dkk., Guru Profesional: Menguasai Metode dan Terampil Mengajar(Bandung: Alfabeta, 2009), hlm. 141.58Syaiful Sagala, kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan (Bandung:Alfabeta, 2013), hlm. 31-32.

23

pengembangan yang diampu. d) Menyelenggarakan pembelajaran yang

mendidik. e) Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk

kepentingan pembelajaran. f) Memfasilitasi pengembangan potensi

peserta didik untuk mengaktualisasi berbagai potensi yang dimiliki. g)

Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.

h) Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi untuk kepentingan

pembelajaran. i) Melakukan tindakan reflektif untuk meningkatkan kualitas

pembelajaran.59

Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang meliputi

penguasaan peserta didik, menguasai teori-teori belajar, mengembangkan

kurikulum, melaksanakan proses belajar mengajar, memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi, memfasilitasi pengembangan potensi

peserta didik, berkomunikasi secara efektif, menilai dan mengevaluasi

hasil belajar.60 Rahman menyatakan definisi dari kompetensi pedagogik

adalah kemampuan untuk mengelola pembelajaran, yang mana

didalamnya terdapat perencanaan (planning), penerapan (implementation)

dan penilaian (evaluation) terhadap hasil belajar.61

Definisi lain, kompetensi pedagogik merupakan kemampuan dalam

pengelolaan peserta didik yang meliputi: (1) pemahaman wawasan guru

akan landasan dan filsafat pendidikan; (2) mampu memahami potensi dan

keberagaman peserta didik, sehingga dapat didesain strategi pelayanan

belajar sesuai keunikan masing-masing peserta didik; (3) mampu

mengembangkan kurikulum/silabus baik dalam bentuk dokumen maupun

implementasi dalam bentuk pengalaman belajar; (4) mampu menyusun

rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan standar kompetensi

dasar; (5) mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan

59Imam Wahyudi, Panduan Lengkap Uji Sertifikasi Guru (Jakarta: PT. PrestasiPustakarya, 2012), hlm.22.60Rusnawati, Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Memotivasi Minat Belajar Siswa PadaSman 1 Leupung (Jurnal Intelektualita, Vol. 3, No. 1: 39-50, 2015), hlm. 41.61Mardia Hi Rahman, Professional Competence, Pedagogical Competence and thePerfomrmance Of Junior High School Of Science Teacher, Universitas Khairun Ternate(Journal of Education and Practice, Vol.5, No.9, 2014), hal.1.

24

suasana yang dialogis dan interaktif. Sehingga pembelajaran menjadi

aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan; (6) mampu melakukan

evaluasi hasil belajar dengan memenuhi prosedur dan standar yang

dipersyaratkan; dan (7) mampu mengembangkan bakat dan minat peserta

didik melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler untuk

mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.62

Guru PAUD menurut Aldy berdasarkan Permendiknas Nomor 58

Tahun 2009 tentang standar pendidikan anak usia dini bahwa pendidik

profesional yang bertugas merencanakan pembelajaran, melaksanakan

proses pembelajaran, dan menilai hasil pembelajaran, serta melakukan

pembimbingan, pengasuhan, dan perlindungan terhadap anak usia dini.63

Guru PAUD merupakan SDM yang langsung berhubungan dengan

peserta didik dalam melaksanakan proses pembelajaran. Guru ini

merupakan ujung tombak pencapaian tujuan pendidikan untuk

mengoptimalkan tumbuh kembang anak usia dini.64

Selanjutnya, Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia

Dini juga memaparkan secara lebih rinci mengenai standar nasional

kompetensi pedagogik guru PAUD, yaitu:

Tabel 1. Kompetensi Pedagogik Guru PAUDNO KOMPETENSI SUB KOMPETENSI1 Mengorganisasikan

aspek perkembangan

sesuai dengan

karakteristik anak usia

dini

1.1. Menelaah aspek perkembangan

sesuai dengan karakteristik anak

usia dini

1.2. Mengelompokkan anak usia dini

sesuai dengan kebutuhan pada

berbagai aspek perkembangan

62Tukiran Taniredja dkk, Op. Cit., hlm. 76.63Novan Ardy Wiyani, Manajemen PAUD Bermutu: Konsep dan Praktik MMT di KB,TK/RA (Yogyakarta: Gava Media, 2015), hlm. 11.64Dadan Suryana dan Nelti Rizka, Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini BerbasisAkreditasi Lembaga (Jakarta: Prenadamedia Group, 2019), hlm. 54.

25

1.3. Mengidentifikasi kemampuan

awal anak usia dini dalam

berbagai bidang pengembangan

1.4. Mengidentifikasi kesulitan anak

usia dini dalam berbagai bidang

pengembangan

2 Menganalisis teori

bermain sesuai aspek

dan tahapan

perkembangan,

kebutuhan, potensi,

bakat, dan minat anak

usia dini

2.1. Memahami berbagai teori belajar

dan prinsip-prinsip bermain

sambil belajar yang mendidik

2.2. Menelaah teori pembelajaran

dalam konteks bermain dan

belajar yang sesuai dengan

kebutuhan aspek perkembangan

anak usia dini

2.3. Menerapkan berbagai

pendekatan, strategi, metode,

dan teknik bermain sambil belajar

yang bersifat holistik, sesuai

kebutuhan anak usia dini, dan

bemakna, yang terkait dengan

berbagai bidang pengembangan

di PAUD

2.4. Merancang kegiatan bermain

sebagai bentuk pembelajaran

yang mendidik pada anak usia

dini

3 Merancang kegiatan

pengembangan anak

usia dini berdasarkan

kurikulum

3.1. Menyusun isi program

pengembangan anak sesuai

dengan tema dan kebutuhan

anak usia dini pada berbagai

26

aspek perkembangan

3.2. Membuat rancangan kegiatan

bermain dalam bentuk program

tahunan, semester, mingguan,

dan harian

4 Menyelenggarakan

kegiatan pengembangan

yang mendidik

4.1. Memilih prinsip-prinsip

pengembangan yang mendidik

dan menyenangkan

4.2. Merancang kegiatan

pengembangan yang mendidik

dan lengkap, baik untuk kegiatan

di dalam kelas, maupun luar

kelas

4.3. Menerapkan kegiatan bermain

yang bersifat holistik, autentik,

dan bermakna

5 Memanfaatkan teknologi,

informasi dan komunikasi

untuk kepentingan

penyelenggaraan

kegiatan pengembangan

yang mendidik

5.1. Memilih teknologi informasi dan

komunikasi serta bahan ajar

yang sesuai dengan kegiatan

pengembangan anak usia dini

5.2. Menggunakan teknologi

informasi dan komunikasi untuk

meningkatkan kualitas kegiatan

pengembangan yang mendidik

6 Mengembangkan potensi

anak usia dini untuk

pengaktualisasian diri

6.1. Memilih sarana kegiatan dan

sumber belajar pengembangan

anak usia dini

6.2. Membuat media kegiatan

pengembangan anak usia dini

6.3. Mengembangkan potensi dan

27

kreatifitas anak usia dini melalui

kegiatan bermain sambil belajar

7 Berkomunikasi secara

efektif, empatik, dan

santun

7.1. Memilih berbagai strategi

berkomunikasi yang efektif,

empatik dan santun dengan anak

usia dini

7.2. Berkomunikasi secara efektif,

empatik, dan santun dengan

anak usia dini

8 Menyelenggarakan dan

membuat laporan

penilaian, evaluasi

proses dan hasil belajar

anak usia dini

Memahami prinsip-prinsip penilaian

dan evaluasi proses dan hasil belajar

anak usia dini

9 Menentukan lingkup

sasaran asesmen proses

dan hasil pembelajaran

pada anak usia dini

9.1. Memilih pendekatan, metode dan

teknik asesmen proses dan hasil

kegiatan pengembangan pada

anak usia dini

9.2. Menggunakan prinsip dan

prosedur asesmen proses dan

hasil kegiatan pengembangan

anak usia dini

9.3. Mengadministrasikan penilaian

proses dan hasil belajar secara

berkesinambungan dengan

mengunakan berbagai instrumen

9.4. Menentukan tingkat capaian

perkembangan anak usia dini

9.5. Menganalisis hasil penilaian

proses dan hasil belajar untuk

28

berbagai tujuan

10 Menggunakan hasil

penilaian,

pengembangan dan

evaluasi program untuk

kepentingan

pengembangan anak

usia dini

10.1. Menggunakan informasi hasil

penilaian dan evaluasi untuk

kesinambungan belajar anak usia

dini

10.2. Memanfaatkan informasi hasil

penilaian dan evaluasi

pembelajaran untuk

meningkatkan kualitas

pembelajaran

10.3. Mengomunikasikan hasil

penilaian pengembangan dan

evaluasi program kepada

pemangku kepentingan

11 Melakukan tindakan

reflektif, korektif dan

inovatif dalam

meningkatkan kualitas

proses dan hasil

pengembangan anak

usia dini

11.1.Melakukan refleksi terhadap

kegiatan pengembangan anak

usia dini yang telah dilaksanakan

11.2.Meningkatkan kualitas

pengembangan anak usia dini

melalui penelitian tindakan kelas

11.3.Melakukan penelitian tindakan

kelas

Dari berbagai macam teori yang telah dikemukakan di atas, maka

yang dimaksud kompetensi pedagogik guru PAUD dalam penelitian ini

adalah kecakapan guru dalam pelaksanaan penilaian pembelajaran agar

dapat membantu proses pengoptimalan pertumbuhan dan perkembangan

anak usia dini. Adapun indikatornya adalah cakap dalam menentukan

kompetensi dasar yang akan dinilai, cakap dalam mengadakan alat

penilaian, cakap dalam menentukan kriteria penilaian, dan cakap dalam

menentukan waktu dan tempat yang tepat untuk melakukan penilaian.

29

2. Penilaian Pembelajaran Anak Usia Dinia. Pengertian Penilaian Pembelajaran Anak Usia Dini

Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi

untuk menentukan tingkat pencapaian perkembangan anak.65 Definisi ini

selaras dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional RI Nomor 20

tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan bahwa penilaian

pendidikan adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk

menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik.66

Penilaian adalah upaya sistematik yang dilakukan melalui

pengumpulan data atau informasi yang shahih (valid) dan reliabel, dan

selanjutnya data atau informasi tersebut diolah sebagai upaya melakukan

pertimbangan untuk pengambilan kebijakan suatu program pendidikan.67

Dinyatakan pula oleh Linn dan Gronlund dalam Uno bahwa penilaian

adalah suatu prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi

tentang belajar siswa dan format penilaian kemajuan belajar.68

Penilaian adalah suatu proses pengumpulan data dan/atau

informasi (termasuk di dalamnya pengolahan dan pendokumentasian)

secara sistematis tentang suatu atribut, orang atau objek, baik berupa

data kualitatif maupun kuantitatif tentang jumlah, keadaan, kemampuan

atau kemajuan suatu atribut, objek atau orang/individu yang dinilai, tanpa

merujuk pada keputusan nilai.69

Menurut Mulyasa, penilaian merupakan suatu proses

pengumpulan, pelaporan, dan penggunaan informasi tentang hasil belajar

anak dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian, pelaksanaan

berkelanjutan, bukti-bukti autentik, akurat dan konsisten.70 Begitu pula

65Kementerian Pendidikan Nasional, Pedoman Penilaian Di Taman Kanak-kanak(Jakarta: Tidak diterbitkan, 2010)66Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007,tentang Standar Penilaian Pendidikan.67Ridwan Abdullah Sani, Penilaian Autentik (Jakarta: Bumi Aksara, 2016), hlm. 15.68Hamzah B. Uno dan Satria Koni, Assessment Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara,2012) hlm. 1.69Muri Yusuf, Asesmen dan Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2015), hlm. 14.70Mulyasa, Manajemen PAUD ...Loc. Cit.

30

menurut Al Tabany, penilaian adalah suatu usaha mengumpulkan dan

menafsirkan berbagai informasi secara sistematis, berkala, berkelanjutan,

menyeluruh tentang perkembangan yang dicapai peserta didik melalui

pembelajaran.71

Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengelolahan informasi

yang berkelanjutan yang di lakukan oleh guru untuk membuat keputusan

hasil perkembangan belajar siswa berdasarkan suatu kriteria tertentu.72

Pendapat Sudjana, penilaian adalah proses memberikan atau

menentukan nilai kepada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria

tertentu. 73 Allah SWT menjelaskan di dalam al-Qur’an mengenai perintah

manusia membuat keputusan, terdapat pada surat an-Nahl ayat 125:

Artinya: “Mereka berkata: Kami sekali-kali tidak akan mengutamakankamu daripada bukti-bukti yang nyata (mukjizat), yang telahdatang kepada kami dan daripada Tuhan yang telahmenciptakan Kami, maka putuskanlah apa yang hendak kamuputuskan. Sesungguhnya kamu hanya akan dapat memutuskanpada kehidupan di dunia ini saja”. (Q.S. Thaha: 72)74

Ayat diatas memberikan penjelasan bahwa seorang guru dalam

membuat keputusan terhadap perkembangan belajar siswa harus

berdasarkan bukti yang realita. Bukti-bukti tersebut didapat dari hasil

penilaian selama proses pembelajaran siswa berlangsung. Kemudian

bukti diolah menjadi sebuah laporan perkembangan belajar siswa, dan

hasilnya dapat dijadikan acuan dalam membuat keputusan sejauh mana

siswa tersebut mengalami perkembangan dalam proses belajar.

71Trianto Ibnu Badar Al Tabany, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik (Jakarta:Kencana, 2015), hlm. 213.72Kurnia Mustika Weni dkk, Analisis Penilaian ...Op. Cit., hlm. 2.73Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung: PT. RemajaRosdakarya, 2016), hlm. 3.74Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tafsir per kata (Jakarta: PT. Kalim, 2011), hlm. 317.

31

Menurut McMilan dalam buku Introduction to Teaching, be Coming

a Profesional kutipan Zahro, penilaian adalah proses yang digunakan guru

untuk mengumpulkan informasi dan membuat keputusan tentang hasil

perkembangan belajar siswa.75 Dan menurut James E Johnson dalam

kutipan Nurhayati, Penilaian adalah proses memilih, mengumpulkan, dan

menafsirkan informasi untuk membuat keputusan atau untuk membuat

penilaian tentang kelemahan suatu produk atau program, atau tentang

sejauh mana keberhasilan pendekatan yang telah dilakukan dapat

menyelesaikan masalah sehingga dapat menyempurnakan suatu

sasaran/tujuan.76

Menurut Howard Gardner dalam Anita, penilaian merupakan upaya

memperoleh informasi mengenai keterampilan dan potensi diri individu

dengan dua sasaran. Pertama, memberikan umpan balik yang bermanfaat

kepada individu yang bersangkutan. Kedua, sebagai data yang berguna

bagi masyarakat yang ada di sekitarnya. Ini memperjelas bahwa penilaian

berkaitan dengan informasi tentang diri seseorang dalam suatu kegiatan,

waktu, atau stimulan tertentu. Informasi diperoleh berdasarkan aturan

tertentu dan menyeluruh. Informasi ini juga tidak hanya berguna bagi

individu yang dinilai tetapi juga bagi yang lainnya seperti guru dan orang

tua.77

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan

informasi atau data secara sistematis, berkala, terukur, berkelanjutan, dan

menyeluruh tentang perkembangan yang dicapai peserta didik melalui

pembelajaran untuk membuat keputusan hasil perkembangan belajar

peserta didik berdasarkan suatu kriteria tertentu.

75Ifat Fatimah Zahro, Penilaian dalam Pembelajaran ....Loc.Cit.76Sri Nurhayati dan Anita Rakhman, Studi Kompetensi Guru Paud dalam MelakukanAsesmen Pembelajaran dan Perkembangan Anak Usia Dini di Kota Cimahi (JurnalPendidikan Anak Vol. 6 No. 2: 109-120, 2017), hlm. 111.77Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar .........Op. Cit., hlm. 39.

32

Dalam penyelenggaraan pendidikan, penilaian merupakan salah

satu komponen penting untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Upaya

untuk meningkatkan kualitas pendidikan dapat ditempuh melalui

peningkatan kualitas pembelajaran dan kualitas sistem penilaiannya.

Keduanya saling terkait, sistem pembelajaran yang baik akan

menghasilkan kualitas belajar yang baik. Kualitas pembelajaran ini dapat

dilihat dari hasil penilaiannya.78

Pembelajaran pada dasarnya merupakan interaksi antara guru

(pendidik) dan murid (peserta didik). Kualitas hubungan antara pendidik

dan peserta didik dalam proses pembelajaran sebagian besar ditentukan

oleh pribadi pendidik dalam kegiatan mengajarnya dan peserta didik

dalam belajarnya. Dengan kata lain, Kualitas hubungan antara pendidik

dan peserta didik akan sangat mempengaruhi dan menentukan

keberhasilan proses belajar mengajar tersebut.79

Menurut Sudjana dalam Susanto pembelajaran adalah upaya

pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar.

Dengan maksud lain, fungsi pendidik untuk membelajarkan peserta didik

terhadap materi pelajaran untuk mencapai hasil belajar yang menimbulkan

pengaruh belajar. Definisi tersebut mengandung berbagai fungsi pendidik

seperti membantu, membimbing, melatih, menilai dan

menumbuhkembangkan.80

Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu

untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi

dengan lingkungannya. Definisi ini menunjukkan bahwa pembelajaran

sebagai usaha untuk memperoleh perubahan perilaku dalam diri

individu.81

78Umi Safitri dkk, Pelaksanaan Penilaian ...Op. Cit., hlm. 1.79Johni Dimyati, Pembelajaran Terpadu untuk TK/RA (Jakarta: Kencana, 2016), hlm. 2.80Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini....Loc. Cit.81Ibid.

33

Pembelajaran adalah suatu proses kegiatan yang sistematis dan

sistemik yang dilakukan secara interaktif dan komunikatif antara guru

dengan peserta didik, sumber belajar dan lingkungan dalam menciptakan

suasana belajar untuk peserta didik baik di dalam kelas maupun di luar

kelas dengan kehadiran guru atau tidak dalam rangka penguasaan

kompetensi yang telah ditentukan.82

Reigeluth menjelaskan teori pembelajaran dalam kutipan Jamilah,

bahwa terdapat tiga variabel: kondisi, metode dan hasil belajar. Semua

komponen pembelajaran tersebut berinteraksi dalam kesatuan yang utuh

membentuk suatu proses pembelajaran, maka dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses membangun

situasi serta kondisi belajar melalui penataan pelaksanaan komponen

tujuan pembelajaran, materi, metode, kondisi, media, waktu, dan evaluasi

yang tujuannya adalah pencapaian hasil belajar anak.83

Konsep belajar bagi anak usia dini adalah belajar melalui bermain.

Pembelajaran pendidikan anak usia dini didesain untuk memungkinkan

anak bermain. Setiap permainan yang diberikan harus diberi muatan

pendidikan sehingga anak dapat sambil belajar. Untuk itu, guru PAUD

harus lebih kreatif melihat potensi lingkungan dan mendesain kegiatan

pembelajaran yang menyenangkan anak.84

Pembelajaran anak usia dini adalah proses interaksi antara

pendidik dengan peserta didik melalui kegiatan bermain pada lingkungan

belajar yang aman dan menyenangkan dengan menggunakan berbagai

sumber belajar.85 Pembelajaran yang menyenangkan akan menarik anak

untuk terlibat dalam setiap kegiatan pembelajaran. Anak tidak hanya

duduk tenang mendengarkan ceramah gurunya, tetapi mereka aktif

berinteraksi dengan berbagai benda dan orang lain di lingkungannya.

82Arifin, Evaluasi Pembelajaran (Jakarta: Kemenag, 2012), hlm. 19.83Martinis Yamin dan Jamilah Sabri Sanan, Panduan PAUD ...Op. Cit., hlm. 18.84Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini....Op. Cit., hlm. 117.85Kementerian Agama RI, Petunjuk Teknis Penilaian Pembelajaran Siswa RaudhatulAthfal (Jakarta: Tidak diterbitkan, 2016), hlm. 4.

34

Pembelajaran anak usia dini harus dilakukan secara terencana.

Pendidik harus memerhatikan berbagai aspek perkembangan, yaitu

menentukan indikator kemampuan, menyusun konsep atau materi,

menetapkan tema pembelajaran, menetapkan kosa kata yang akan

dikembangkan, menentukan kegiatan bermain, alat dan bahan, serta

menentukan kegiatan pendukungnya. Dengan demikian kegiatan

pembelajaran dapat terlaksana dengan baik.86 Allah SWT berfirman di

dalam al-Qur’an mengenai seseorang haruslah mempersiapkan atau

merencanakan apa yang akan ia hadapi pada hari esok agar memperoleh

hasil yang lebih baik. Terdapat dalam surat Al-Hasr ayat 18:

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah danhendaklah setiap diri memerhatikan apa yang telah diperbuatnyauntuk hari esok. Dan bertaqwalah kepada Allah sesunggguhnyaAllah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q. S. Al-Hasr: 18)87

Ayat tersebut menjelaskan bahwa orang-orang yang beriman

hendaknya memperhatikan segala sesuatunya yang akan ia lakukan pada

hari esok. Sama halnya dengan seorang guru, hendaknya merancang

sebelum melakukan proses pembelajaran agar proses pembelajaran

berjalan dengan mudah dan memperoleh hasil yang lebih baik.

Dari berbagai macam teori yang telah dikemukakan di atas maka

yang dimaksud pembelajaran anak usia dini adalah proses interaksi

antara pendidik dengan peserta didik melalui kegiatan bermain pada

lingkungan belajar yang aman dan menyenangkan dengan menggunakan

berbagai sumber belajar yang tujuannya adalah pencapaian hasil belajar

yang menimbulkan perubahan perilaku dalam diri individu.

86Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini....Op. Cit., hlm. 125.87Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tafsir per kata (Jakarta: PT. Kalim, 2011), hlm. 549.

35

Interaksi antara pendidik dengan peserta didik melalui kegiatan

bermain pada lingkungan belajar anak akan menimbulkan proses dan

hasil dari kegiatan tersebut. Untuk mengetahui capaian pertumbuhan dan

perkembangan anak setelah mengikuti kegiatan belajar, maka perlu

dilakukan penilaian proses dan hasil belajar.

Berdasarkan penilaian tersebut, pendidik dan orang tua anak, serta

pihak-pihak yang relevan dapat memperoleh informasi tentang capaian

pertumbuhan dan perkembangan anak untuk menggambarkan sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki anak setelah melakukan

kegiatan belajar dalam kurun waktu tertentu.

Penilaian proses dan hasil belajar anak usia dini adalah suatu

proses mengumpulkan dan mengkaji berbagai informasi secara

sistematis, terukur, berkelanjutan, serta menyeluruh tentang pertumbuhan

dan perkembangan yang telah dicapai oleh anak selama kurun waktu

tertentu.88

Penilaian pada pendidikan anak usia dini berdasarkan kurikulum

2013 dilakukan oleh pendidik dengan pendekatan Autentik. Penilaian

autentik adalah penilaian proses dan hasil belajar untuk mengukur tingkat

pencapaian kompetensi sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan dan

keterampilan yang dilakukan secara berkesinambungan. Penilaian tidak

hanya mengukur apa yang diketahui oleh anak, tetapi lebih menekankan

mengukur apa yang dapat dilakukan oleh anak.

Dari berbagai macam teori yang telah dikemukakan di atas, maka

yang dimaksud penilaian pembelajaran anak usia dini dalam penelitian ini

adalah aktivitas pengumpulan dan pengolahan data/informasi terhadap

proses dan hasil kegiatan belajar anak untuk menentukan tingkat

pencapaian pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Adapun

indikatornya adalah penilaian pembelajaran dilaksanakan dengan

menerapkan prinsip-prinsip penilaian (mendidik, berkesinambungan,

objektif, akuntabel, transparan, sistematis, menyeluruh, dan bermakna) .

88Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014 tentang kurikulum 2013 PAUD

36

b. Tujuan Penilaian Pembelajaran Anak Usia DiniAda beberapa tujuan penilaian dalam pembelajaran anak usia dini,

diantara adalah:89

1. Memahami perkembangan anak pada keseluruhan aspek. Hal ini akan

sangat membantu pendidik untuk mengidentifikasi anak yang memiliki

kebutuhan khusus, baik dalam hal kesehatan maupun layanan

kebutuhan khusus, misalnya anak dengan kecerdasan luar biasa, anak

dengan keberbakatan, anak dengan spektrum autistik, dan sebagainya,

serta mengembangkan dukungan yang diperlukan bagi anak. Untuk

mengidentifikasi anak yang memiliki kebutuhan khusus dapat dilihat

pada Modul Anak Berkebutuhan Khusus.

2. Mengetahui sejauhmana perkembangan anak yang mengikuti suatu

program, sehingga pendidik dapat melakukan identifikasi

pengembangan gaya dan strategi belajar yang dapat digunakan pada

anak yang memiliki variasi gaya belajar.

3. Mengidentifikasi kemungkinan anak yang mengalami keterlambatan

dalam perkembangan atau mengidentifikasi lingkungan yang memiliki

pengaruh terhadap perkembangan anak, sehingga intervensi dini dapat

dikembangkan.

4. Mengetahui berbagai faktor pendukung dan penghambat dalam

perkembangan dan proses pembelajaran anak.

5. Mengetahui dan menindaklanjuti pertumbuhan dan perkembangan

yang dicapai peserta didik.

6. Memberikan informasi pada orang tua atau wali anak. Hasil penilaian

sangat penting bagi orangtua atau wali anak, terutama untuk

melanjutkan program pembelajaran di lembaga serta memberikan

stimulasi yang tepat bagi anak. Selain itu, juga memberikan informasi

berharga bagi orangtua seandainya ada anak yang mengalami

keterlambatan atau penyimpangan dalam hal pertumbuhan dan

89Kemendikbud, Penilaian dalam Pembelajaran Anak Usia Dini (Jakarta: P2TK PAUDKementerian Pendidikan Nasional, 2012), hlm. 16-18.

37

perkembangan, agar dapat diatasi dengan cepat dan tepat. Informasi

yang disampaikan kepada orangtua dapat disusun berdasarkan pada

skala prioritas. Apabila terdapat masalah atau hal-hal yang bersifat

mendesak, hendaknya disampaikan kepada orangtua secepat mungkin

untuk mencegah keterlambatan penanganan bagi anak yang

memerlukan.

7. Mengetahui efektivitas materi atau konsep pembelajaran, metode,

sumber belajar dan media untuk pencapaian proses dan hasil

pembelajaran yang dapat digunakan untuk menyusun perencanaan

pembelajaran tahap berikutnya, sehingga sesuai dengan pertumbuhan

dan perkembangan anak, di samping itu juga untuk mendorong anak

mencapai tahap perkembangan yang lebih tinggi.

8. Akuntabilitas

Penilaian yang dilakukan bertujuan untuk menjamin akuntabilitas

pembelajaran program pendidikan anak usia dini. Akuntabilitas tersebut

dapat dilihat dari:

a. Standar isi (content standard), yang meliputi berbagai hal yang telah

dipelajari anak, yang berwujud pada kemampuan anak untuk :

1) Berpikir kritis (critical thinking)

2) Memecahkan masalah (problem solving)

3) Mengemukakan alasan (reasoning)

4) Mengembangkan strategi dalam mengumpulkan data atau

menggali informasi, yang dalam hal ini terkait dengan

kemampuan anak untuk melakukan eksplorasi dalam rangka

mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru.

b. Standar penampilan (performance standard), yang berkaitan dengan

status pertumbuhan dan tingkat perkembangan anak.

38

c. Prinsip Penilaian Pembelajaran Anak Usia DiniTerdapat beberapa prinsip penilaian dalam pembelajaran anak usia

dini, sebagai berikut:90

1. Mendidik: Proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk

memotivasi, mengembangkan dan membina anak agar tumbuh dan

berkembang secara optimal.

2. Berkesinambungan: Penilaian dilakukan secara terencana, bertahap,

dan terus menerus untuk mendapatkan gambaran proses pertumbuhan

dan perkembangan anak.

3. Objektif:Penilaian yang didasarkan pada indikator capaian perkembangan serta

bebas dari pengaruh subjektivitas penilai dan yang dinilai.

4. Akuntabel:Penilaian dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan kriteria yang jelas

serta dapat dipertanggungjawabkan.

5. Transparan:Penilaian dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan hasil penilaian

dapat diakses oleh orang tua dan semua pemangku kepentingan yang

relevan.

6. Sistematis:Penilaian dilakukan secara teratur dan terprogram sesuai dengan

pertumbuhan dan perkembangan anak dengan menggunakan berbagai

instrumen.

7. Menyeluruh:Penilaian mencakup semua aspek pertumbuhan dan perkembangan

anak baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan.

8. Bermakna:Hasil penilaian memberikan informasi yang bermanfaat bagi anak,

orangtua, pendidik, dan pihak lain yang relevan.

90Permendikbud RI Nomor 146 Tahun 2014, tentang Kurikulum 2013 Pendidikan AnakUsia Dini.

39

d. Teknik dan Instrumen Penilaian Pembelajaran Anak Usia DiniAda beberapa teknik yang digunakan dalam penilaian

pembelajaran anak usia dini. Teknik-teknik tersebut dapat digunakan

secara bersama-sama untuk dapat saling melengkapi data/informasi.

Beberapa teknik tersebut, sebagai berikut:91

1. Observasi/Pengamatan

Observasi merupakan pengamatan langsung terhadap berbagai

peristiwa yang terjadi pada anak. Aspek yang diobservasi serta hasilnya

bervariasi, tergantung pada tujuan penilaian, namun pada dasarnya ada

beberapa cara dalam menuangkan hasil observasi dalam bentuk catatan:

a. Ceklis

Ceklis adalah cara menandai ketercapaian indikator tertentu dengan

tanda-tanda khusus. Tanda-tanda khusus dapat berupa tanda centang,

huruf, simbol tertentu, dan lain-lain. Tetapi dalam implementasi

penilaian, tanda ceklis menggunakan huruf seperti tertuang berikut ini:

Ada empat skala, yaitu :

BB artinya Belum Berkembang: bila anak melakukannya harus dengan

bimbingan atau dicontohkan oleh guru.

MB artinya Mulai Berkembang: bila anak melakukannya masih harus

diingatkan atau dibantu oleh guru.

BSH artinya Berkembang Sesuai Harapan: bila anak sudah dapat

melakukannya secara mandiri dan konsisten tanpa harus diingatkan

atau dicontohkan oleh guru.

BSB artinya Berkembang Sangat Baik: bila anak sudah dapat

melakukannya secara mandiri dan sudah dapat membantu temannya

yang belum mencapai kemampuan sesuai dengan indikator yang

diharapkan.

91Kemendikbud, Pedoman Penilaian Pembelajaran Pendidikan Anak Usia Dini (Jakarta:Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2018), hlm. 4.

40

Tabel 2. Contoh Instrumen Ceklis Per kelasFORMAT SKALA CAPAIAN PERKEMBANGAN HARIAN

Kelompok : TK AMinggu : I Bulan : September 2016

LP INDIKATOR CAPAIANPERKEMBANGAN

LITA SITA RIO dst

NAM Menyebutkan nama Tuhan sesuaiagamanya dan menyanyikan lagukeagamaan secara sederhana.

BSH MB BSB

FM Melakukan berbagai gerakanterkoordinasi secara terkontrol, seimbangdan lincah.

Kog Mengenal benda denganmenghubungkan satu benda denganbenda lainnya.

Bhs Melaksanakan perintah yang lebihkompleks sesuai dengan aturan yangdisampaikan.

Sos-

Em

Mengambil keputusan dan melakukanpekerjaan secara mandiri.

Seni Membuat karya seni sesuaikreativitasnya.

Tabel 3. Contoh Instrumen Ceklis Per anakFORMAT SKALA CAPAIAN PERKEMBANGAN HARIAN

Nama Anak : Lita Kelompok : TK AMinggu : I Bulan : September 2016

LP INDIKATOR CAPAIANPERKEMBANGAN

BB MB BSH BSB

NAM Menyebutkan nama Tuhan sesuaiagamanya dan menyanyikan lagukeagamaan secara sederhana.

FM Melakukan berbagai gerakanterkoordinasi secara terkontrol, seimbangdan lincah.

Kog Mengenal benda denganmenghubungkan satu benda denganbenda lainnya.

Bhs Melaksanakan perintah yang lebihkompleks sesuai dengan aturan yangdisampaikan.

Sos-

Em

Mengambil keputusan dan melakukanpekerjaan secara mandiri.

Seni Membuat karya seni sesuaikreativitasnya.

41

b. Catatan anekdot

Catatan anekdot merupakan catatan naratif singkat yang

menjelaskan perilaku anak yang penting bagi guru terkait tumbuh

kembang anak. Anekdot menjabarkan apa yang terjadi secara faktual

dan objektif, yang menjelaskan bagaimana terjadi, kapan dan di mana

dan apa yang dikatakan dan dilakukan anak.

Catatan anekdot digunakan untuk mencatat seluruh fakta,

menceritakan situasi yang terjadi, apa yang dilakukan dan dikatakan

anak. Catatan anekdot sebagai jurnal kegiatan harian mencatat

kegiatan anak selama melakukan kegiatan setiap harinya. Catatan

anekdot memungkinkan untuk mengetahui perkembangan anak yang

indikatornya baik tercantum maupun tidak tercantum pada RPPH.

Hal-hal pokok yang dicatat dalam catatan anekdot meliputi nama

anak yang dicatat perkembangannya, kegiatan main atau pengalaman

belajar yang diikuti anak dan perilaku, termasuk ucapan yang

disampaikan anak selama berkegiatan. Catatan anekdot dibuat dengan

menuliskan apa yang dilakukan atau dibicarakan anak secara objektif,

akurat, lengkap dan bermakna tanpa penafsiran subjektif dari guru.

Akurat (tepat), objektif (apa adanya, tanpa memberi label misalnya:

cengeng, malas, nakal), spesifik (khusus/tertentu), sederhana (tidak

berteletele), dan catatan guru terkait dengan indikator yang muncul dari

perilaku anak. Catatan berupa jurnal kegiatan akan lebih baik bila

disertai foto kegiatan anak.

Jika guru sedang sibuk memfasilitasi anak, dan pada saat yang

bersamaan guru sempat menangkap suatu aktivitas bermakna yang di

lakukan anak, guru dapat mencoret-coret dengan kode atau kata-kata

singkatan sebagai pengingat. Jika memiliki kamera akan lebih mudah

untuk merekam berupa foto atau video. Setelah anak pulang, barulah

peristiwa tersebut ditulis lebih lengkap.

42

Tabel 4. Contoh Instrumen Catatan AnekdotNama Anak : Yasmin Usia : 5 tahunPengamat : Ibu Yuni Kelompok : B

TGL

TEMPAT WAKTU PERISTIWAKEMAMPUAN

ANAKKD

Yang di Capai

15-5-14 Halamanbelakang 19.15 Yasmin (usia 5,5

tahun) yangsedang bermainperan sebagaipenjual sayuran.Yasmin menatajualannya: tomatdi piring besar,cabe di piringlainnya, sayurandi baskom kecil.Saat Alisyadatang terjadipercakapan:Yasmin : “maumembeli apa?Alisya: “tomat”Yasmin : “tomatyang besar ataukecil?”Alisya : “besar”

1. Bersikap sabarmenunggupembeli

2. Menyebutkannama benda

3. Mengelompok-kan bendasesuai bentuk

4. Membedakanukuran besardan kecil

5. Memahamibahasa reseptif(mengertipembicaraantemannya)

6. Berkomunikasi(menggunakanbahasaekspresif)

2.7 Memilikiperilaku yangmencerminkansikap sabar(maumenunggugiliran, maumendengarketika oranglain berbicara)untuk melatihkedisiplinan,

3.6–4.6 Mengenalbenda -bendadisekitarnya(nama, warna,bentuk, ukuran)

3.10 – 4.10Memahamibahasa reseptifmenyimak danmembaca awal

3.11 – 4.11Memahamibahasaekspresif(mengungkap-kan bahasasecara verbaldan non verbal)

Contoh catatan kegiatan dengan foto:

Ignas (2.5 tahun) mengambil mainanbuah berbentuk stroberi dan mengisi-nya kedalam 2 gelas plastik. Iamempertemukan permukaan duagelas secara vertikal.

Pada hari pertama setelah libur Idul Fitriselama 2 minggu, Ellen (3 tahun) datangke sekolah dengan menangis. Gurumenyambut dari gendongan orang tuadan menenangkan Ellen.

43

c. Penilaian Hasil Karya

Penilaian hasil karya adalah penilaian terhadap buah pikir anak

yang dituangkan dalam bentuk karya nyata dapat berupa pekerjaan

tangan, karya seni atau tampilan anak, misalnya: gambar, lukisan,

lipatan, hasil kolase, hasil guntingan, tulisan/coretan-coretan, hasil

roncean, bangunan balok, seni tari, dan hasil pra karya.

Tuliskan nama dan tanggal hasil karya tersebut dibuat. Data ini

diperlukan untuk melihat perkembangan hasil karya yang dibuat anak di

waktu sebelumnya. Saat anak telah menyelesaikan karyanya, guru

dapat menanyakan tentang hasil karya tersebut. Tuliskan semua yang

dikatakan oleh anak untuk mengonfirmasi hasil karya yang di buatnya

agar tidak salah saat guru membuat interpretasi karya tersebut.

Hubungkan karya anak dengan pencapaian pada kompetensi dasar

yang sesuai.

Tabel 5. Contoh Instrumen Hasil KaryaNama Anak: Yasmin Tanggal: 14 Juli 2014

Hasil Karya Anak Hasil Pengamatan KDYang di Capai

o Huruf-huruf belumterangkai

o Gambar kepala,tangan dan kakitanpa badan

o Warna biru, hijau,dan merah

o Gambar mama,papa, anak, dan adik(berdasarkan ceritaanak)

o Beberapa bentuklingkaran dan garis

o Menjawabpertanyaan dengantepat

o Aku mau main yanglainnya (ketikaditanyakan maubermain apa lagi)

3.12 menuliskanhuruf-huruf

3.3 Mengenalanggota tubuhdan koordinasitangan mata

3.6 Mengenal danmembedakanwarna

3.7 Mengenallingkungansosial (anggotakeluarga)

3.10-4.10menunjuk kankemampuanberbahasareseptif

2.5 perilakupercaya diri

2.8 perilakumandiri.

44

2. Wawancara/Percakapan92

Wawancara/percakapan adalah suatu teknik pengumpulan data

yang dapat dilakukan guru untuk mendapatkan informasi tentang

pengetahuan atau penalaran anak mengenai sesuatu hal dengan cara

melakukan percakapan langsung dengan anak maupun orang tua.

Dengan wawancara, guru dapat menggali lebih jauh kondisi objektif

anak dan mendapatkan informasi mengenai pengetahuan anak

terhadap sesuatu hal.

Penilaian percakapan terbagi dua, yaitu percakapan terstruktur

dan percakapan tidak terstruktur. Percakapan terstruktur dilakukan

sengaja oleh guru dengan menggunakan waktu dan pedoman khusus.

Percakapan tidak terstruktur adalah menilai percakapan anak tanpa

dipersiapkan terlebih dahulu, misalnya mengenalkan identitas diri,

menceritakan kejadian yang ada disekitarnya, dan lain-lain.

Berikut contoh format percakapan terstruktur:

Tabel 6. Contoh Format Percakapan Terstruktur

Nama: Indikator:Kelompok: Semester/TP:

No Hari/Tgl KegiatanPembelajaran

Aspek yangditanyakan Hasil Percakapan

3. Penugasan93

Penugasan merupakan cara penilaian berupa pemberian tugas

harian (daily learning) yang harus dikerjakan anak didik dalam waktu

tertentu baik secara perorangan maupun kelompok. Misalnya

melakukan percobaan dengan menanam tomat, membuat berbagai

bentuk dengan bahan dasar plastisin, dan lain-lain.

Berikut contoh format penugasan:

92Ifat Fatimah Zahro, Penilaian dalam Pembelajaran .... Op. Cit, hlm. 103.93Ibid.

45

Tabel 7. Contoh Format Penugasan

Nama: Indikator:Kelompok: Semester/TP:

No Hari/Tgl KegiatanPembelajaran Jenis Tugas Hasil

4. Unjuk Kerja94

Unjuk kerja merupakan penilaian yang menuntut peserta didik

untuk melakukan tugas dalam perbuatan yang dapat diamati, misalnya

praktek menyanyi, olahraga, menari dan bentuk praktek lainnya.

Berikut contoh format penugasan:

Tabel 8. Contoh Format Unjuk Kerja

Nama: Indikator:Kelompok: Semester/TP:

No Hari/Tgl KegiatanPembelajaran Aspek yang dinilai Deskripsi Unjuk

Kerja

5. Pemeriksaan Medis95

Merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk

mengetahui berbagai kelemahan dan penyakit yang diderita anak,

khususnya yang berkaitan dengan aspek fisik. Pemeriksaan medis

anak dapat dilakukan dalam kurun rentang waktu satu bulan untuk

mendeteksi secara dini berbagai hambatan yang dialami anak sehingga

guru bekerja sama dengan tim medis dalam memberikan pencegahan

atau pengobatan terhadap anak. Pemeriksaan kesehatan ini tidak

dapat dilakukan oleh guru, namun guru dapat melakukan kerja sama

dengan tim medis.

94Ibid.95Ibid.

46

e. Mekanisme Penilaian Pembelajaran Anak Usia DiniPenilaian dilakukan melalui beberapa tahap, berikut bagan tahap

penilaian:96

Gambar 1. Bagan Tahap Penilaian1) Perencanaan penilaian

a) Menentukan Kompetensi Dasar dan Merumuskan Kegiatan:

Tahap ini saat menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Harian (RPPH), adalah menetapkan dahulu aspek apa yang akan

dinilai. Dalam RPPH ada bagian yang disebut dengan rencana

penilaian yang isinya sikap, pengetahuan, dan keterampilan apa

yang akan dilihat pada anak.

Pada tahap berikutnya, jumlah unsur yang dinilai cukup satu

indikator dari setiap domain sikap, pengetahuan, dan

keterampilan. Seiring dengan terbiasa dengan proses penilaian

otentik tersebut, maka jumlah indikator yang dinilai mulai

bertambah. Misalnya 1 unsur dari sikap, 1 indikator dari

keterampilan, dan 2 indikator pengetahuan.

96Ifat Fatimah Zahro, Penilaian dalam Pembelajaran .... Op. Cit, hlm. 98-109.

Perencanaan Penilaian

Pelaksanaan Penilaian

Pelaporan Hasil Penilaian

Pengarsipan Data Penilaian

Pengolahan Data Penilaian

47

b) Menetapkan alat dan kriteria penilaian

Dalam menentukan alat penilaian harus disesuaikan dengan

indikator yang telah ditetapkan dalam RPPH. Kriteria penilaian

adalah patokan ukuran keberhasilan anak, penetapan kriteria harus

memperhatikan anak dan waktu yang disediakan untuk memiliki

kemampuan tersebut.

c) Menentukan waktu dan tempat yang terbaik

Seringkali pertanyaan guru adalah bagaimana mungkin dapat

mengobservasi dan mencatat banyak informasi saat anak main,

sebab banyak yang harus dikerjakan dengan memberi dukungan

saat anak bermain. Untuk mengatasi kondisi tersebut maka:

Tentukan waktu yang paling cocok untuk melihat indikator

tertentu, misalnya untuk melihat “anak dapat bekerja sama‟, maka

waktu observasi yang lebih tepat saat anak menunggu waktu

mengantri ke kamar kecil atau saat mau mencuci tangan.

Ketika guru sudah menetapkan indikator apa yang diobservasi,

dan menentukan apa yang akan diobservasi, maka memudahkan

guru hanya perlu beberapa menit untuk mengamati anak, maka ia

akan dapat informasi yang lebih banyak dibanding bila guru tidak

menyiapkan tentang apa yang akan diobservasi.

2) Pelaksanaan penilaianDalam proses penilaian, guru harus mengacu pada prinsip-

prinsip penilaian. Penilaian terhadap anak tidak saja dilakukan pada

saat kegiatan inti di kelas, tetapi penilaian dilakukan dari saat anak

datang sampai anak pulang. Lakukan proses penilaian pada saat anak

melakukan berbagai kegiatan. Guru dapat menilai segala hal yang

dilakukan anak ataupun diucapkan anak, termasuk ekspresi wajah,

gerakan, dan karya anak. Dalam melakukan proses penilaian, guru

mengacu terhadap rencana penilaian yang telah ditetapkan.

48

3) Pengolahan data penilaianPenggabungan data yang terkumpul melalui pengamatan yang

ditulis dalam ceklis, catatan anecdot maupun hasil karya anak diolah

untuk melihat perkembangan hasil belajar anak. Hal ini ditangani oleh

guru yang menangani anak tersebut dengan tujuan untuk melihat

perkembangan terbaik yang dicapai anak.

4) Pengarsipan data PenilaianSemua data yang telah digabungkan guru selama proses

pengolahan data anak, baik berupa ceklis, catatan anekdot dan dan

hasil karya perlu dikumpulkan dalam satu berkas/wadah yang ditata

rapi. Satu anak memiliki satu wadah yang telah diberi identitas tentang

anak tersebut. Kumpulan data tersebut diurutkan berdasarkan tanggal

peristiwa. Semua kumpulan informasi tersebut dinamakan portofolio.

Sampul depan berisi foto dan identitas anak, lembar isi berisi foto

kegiatan anak, catatan guru tentang kegiatan anak (ditulis saat

mengamati kegiatan anak), dan analisis Kompetensi Dasar.

Contoh portofolio:

Gambar 2. Contoh Portofolio

49

5) Pelaporan hasil penilaianPelaporan merupakan kegiatan mengomunikasikan dan

menjelaskan hasil penilaian tentang perkembangan anak setelah

mengikuti layanan/kegiatan pembelajaran di satuan PAUD. Pelaporan

berupa deskripsi pertumbuhan fisik dan perkembangan psikis meliputi:

kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan anak.

Laporan perkembangan anak didik dibuat secara tertulis oleh

guru. Penyampaian laporan dilakukan secara tatap muka sehingga

dimungkinkan adanya hubungan dan informasi timbal balik antara pihak

lembaga dengan orang tua. Dalam pelaksanaan kegiatan ini hendaknya

kerahasiaan data atau informasi dijaga, artinya bahwa data atau

informasi tentang anak didik hanya diinformasikan dan dibicarakan

dengan orang tua anak didik yang bersangkutan atau tenaga ahli dalam

rangka bimbingan selanjutnya.

Para orang tua tentu memiliki rasa ingin tahu tentang kondisi

perkembangan anaknya. Pada saat penerimaan laporan

perkembangan anak, orangtua dan guru pada umumnya memiliki waktu

yang terbatas, sehingga informasi yang disampaikan sebaiknya

difokuskan pada hal-hal berikut:

Keadaan anak waktu belajar secara fisik, sosial, dan emosional.

Partisipasi anak dalam mengikuti kegiatan di lembaga PAUD.

Kemampuan/kompetensi yang sudah dan belum dikuasai anak.

Hal-hal yang harus dilakukan orang tua untuk membantu dan

mengembangkan anak lebih lanjut.

Jenis PelaporanPelaporan hasil perkembangan anak dapat dibedakan menjadi laporan

berkala dan laporan insidental:

Pelaporan berkala disesuaikan dengan jadwal kalender akademik

yang ditetapkan satuan PAUD.

50

Pelaporan secara insidental disampaikan apabila ada hal-hal yang

terkait dengan perkembangan anak yang dianggap penting untuk

segera dibicarakan bersama dengan orang tua. Laporan insidental

dapat disampaikan secara lisan atau dicatat dalam buku

penghubung.

Bentuk Pelaporan SemesterLaporan semester disampaikan dalam bentuk narasi. Laporan

tersebut merupakan hasil rangkuman perkembangan anak didik

sebagai dampak dari proses kegiatan belajar selama satu semester.

Dalam menyusun ulasan (deskripsi) ditulis dengan kalimat yang efektif/

tidak terlalu rumit dan objektif sehingga tidak menimbulkan persepsi

yang salah bagi orang tua atau bagi yang berkepentingan terhadap

laporan perkembangan anak didik.

Tata Cara Penulisan LaporanTata cara dalam penulisan laporan:

Menggunakan bahasa yang mudah dipahami, dengan kalimat positif

dan santun.

Memberikan informasi tentang tingkat pencapaian dan

perkembangan hasil belajar anak secara nyata (bersumber pada

data otentik, tidak mengada-ada).

Isi laporan menggambarkan kemajuan perkembangan anak yang

telah mencapai BSH dan BSB di setiap indikator pada kompetensi

dasar program pengembangan.

Memberikan rekomendasi yang dapat dilakukan orang tua untuk

mengembangkan kemampuan anak yang indikator

perkembangannya masih dalam BB dan MB.

Laporan bersifat personal (individual) yang menggambarkan perilaku

khusus anak di kelas.

51

Gambar 3. Contoh Pelaporan

52

B. Penelitian yang RelevanPenelitan yang relevan sering disebut dengan kajian terdahulu atau

literatur review yang mendiskusikan laporan penelitian, tulisan (buku atau

jurnal) atau kegiatan penelitian akademis lainnya seperti seminar

terdahulu yang berkenaan atau berdekatan dengan fokus kajian.97 Dalam

penelitian ini akan mengkaji mengenai kompetensi pedagogik guru PAUD

dalam melaksanakan penilaian pembelajaran anak usia dini.

Diantara penelitian-penelitian yang dianggap mempunyai relevansi

dengan penelitian yang penulis lakukan, antara lain:

1. Tesis yang ditulis oleh Hijriati, dengan judul: “Analisis Kompetensi Guru

PAUD dalam Pelaksanaan Pembelajaran Anak Usia Dini di TK IT

Salman al-Farisi 1 Yogyakarta”. Penelitian ini dilakukan pada tahun

2016. Hasil penelitian ini menemukan: a) kompetensi yang dimiliki guru

TK IT Salman al-Farisi 1 Yogyakarta telah berjalan dengan baik, salah

satu kompetensi yang dimiliki adalah kompetensi pedagogik, dan b)

upaya yang dilakukan guru TK IT Salman al-Farisi 1 Yogyakarta dalam

meningkatkan kompetensinya yaitu dengan mengikuti kegiatan-

kegiatan yang dilaksanakan oleh dinas atau lembaga-lembaga yang

berkaitan dengan PAUD. Penelitian tersebut memiliki persamaan

dengan penelitian yang dilakukan penulis, yaitu sama-sama membahas

“kompetensi guru”. Dan yang membedakan penelitian tersebut dengan

penelitian yang dilakukan penulis adalah pembahasan kompetensi guru

PAUD lebih difokuskan pada kompetensi pedagogik dalam

melaksanakan penilaian pembelajaran anak usia dini.

2. Tesis yang ditulis oleh Muhammad Zainal Abidin, dengan judul:

“Analisis Implementasi Asesmen dalam Mengamati Perkembangan

Anak Tunagrahita di TK SLB C 1 Dharma Rena Ring Putra I

Yogyakarta”. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2017. Hasil penelitian

ini menemukan: a) asesmen perkembangan anak disabilitas,

97Anonim, Panduan Penulisan Karya Ilmiah proposal, tesis dan disertasi (Jambi: PPsIAIN STS Jambi, 2013), hlm. 33.

53

pelaksanaannya dimulai dengan asesmen prasekolah yang bertujuan

untuk mendiskripsikan kemampuan serta hambatan pada anak

sebelum masuk sekolah, kemudian dilanjutkan asemen pascasekolah,

sebagai tindak lanjut asesmen pascasekolah yang bertujuan

mengembangkan dan memaksimalkan kemampuan anak dengan

mengacu pada tahapan perkembangan anak disabilitas atau biasa

yang disebut dengan TPPAD (Tingkat Pencapaian Perkembangan

Anak Disabilitas); b) asesmen perkembangan anak tunagrahita dari

sudut kenormal, pelaksanaan asesmennya dimulai dengan

pengamatan setiap hari, pencatatan harian, menganalisa data setiap

bulan dan rekap perkembangan selama semester; dan c) problematika

pelaksanaan asesmen, masih kurang pahamnya akan pelaksanaan

asesmen, kurangnya buku panduan asesmen. Penelitian tersebut

memiliki persamaan dengan penelitian yang dilakukan penulis, yaitu

sama-sama membahas “asesmen terhadap anak usia dini”. Dan yang

membedakan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan

penulis adalah objek asesmennya.

3. Tesis yang ditulis oleh Saudah, dengan judul: “Kompetensi Pedagogik

Guru PAUD dalam Meningkatkan Perkembangan Anak di TK Inklusi

ABA Nitikan Umbulharjo Yogyakarta”. Penelitian ini dilakukan pada

tahun 2016. Hasil penelitian ini menemukan: a) kompetensi pedagogik

guru PAUD dalam meningkatkan perkembangan anak sudah baik; b)

upaya meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAUD untuk

meningkatkan perkembangan anak yaitu melalui kegiatan seminar,

workshop, organisasi keguruan (KKG) dan lain-lain; dan c) kompetensi

pedagogik guru PAUD sangat berdampak terhadap peningkatan

perkembangan anak. Penelitian tersebut memiliki persamaan dengan

penelitian yang dilakukan penulis, yaitu sama-sama membahas

“kompetensi pedagogik guru PAUD”. Dan yang membedakan penelitian

tersebut dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah kompetensi

54

pedagogik guru PAUD dalam melaksanakan penilaian pembelajaran

anak usia dini.

4. Jurnal yang ditulis oleh Sri Nurhayati dan Anita Rakhman, dengan

judul: “Study Kompetensi Pedagogik Guru PAUD dalam Melakukan

Asesmen Pembelajaran dan Perkembangan Anak Usia Dini di Kota

Cimahi”. Penelitian ini dilakukan pada tahun 2017. Hasil penelitian ini

menemukan: a) kualifikasi akademik tidak mendukung penguasaan

kompetensi asesmen pembelajaran dan perkembangan AUD; b)

pendidik PAUD yang diteliti sebanyak 25 orang (89,3%) menyatakan

mereka tahu kompetensi asesmen pembelajaran seperti yang

diisyaratkan oleh Permendiknas No. 58 Tahun 2009 dan hanya 3 orang

(10,7%) yang menyatakan tidak tahu; c) pendidik PAUD yang diteliti

sebagian besar (96,5%) telah pernah mengikuti pelatihan asesmen

pembelajaran, tetapi tingkat pemahaman dan penguasaan mereka

tetap rendah; dan d) terdapat fakta bahwa pemahaman dan

penguasaan para pendidik terhadap asesmen pembelajaran tetap

rendah meskipun mereka memenuhi kualifikasi akademik dan pernah

mengikuti pelatihan. Penelitian tersebut memiliki persamaan dengan

penelitian yang dilakukan penulis, yaitu sama-sama membahas

“kompetensi pedagogik guru PAUD dalam melaksanakan penilaian

pembelajaran anak usia dini”. Dan yang membedakan penelitian

tersebut dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah setting

penelitiannya, yaitu kompetensi pedagogik guru PAUD dalam

melaksanakan penilaian pembelajaran anak usia dini di TK al-Muttaqin

Sungai Duren.

5. Jurnal yang ditulis oleh Rohita dan Nurfadilah, dengan judul:

“Pelaksanaan Penilaian Pembelajaran di Taman Kanak-kanak (Studi

deskriptif pada TK di Jakarta)”. Penelitian ini dilakukan pada tahun

2017. Hasil penelitian ini menemukan: a) penilaian semester yang

dilakukan di ketiga TK belum menunjukkan kesesuaian dengan prinsip-

prinsip penilaian pembelajaran di TK, yaitu prinsip alami dan bermakna,

55

otentik, holistik, individual serta multisumber dan multikonteks; b) guru

belum memahami betul subyek penilaian yaitu anak TK usia 4-6 tahun,

sehingga memberikan materi soal yang sama antara anak kelompok A

dengan anak kelompok B; c) pemahaman mengenai sasaran penilaian

masih kurang, dimana aspek yang dinilai lebih banyak pada aspek

kognitif dan bahasa, serta penggunaan metode pengumpulan data

berupa alat penilaian yang lebih dominan menggunakan alat penilaian

tes berupa lembar kerja anak; dan d) pelaksanaan penilaian

pembelajaran khususnya penilaian semester tidak berdampak langsung

pada penentuan pembelajaran selanjutnya. Kegiatan untuk

pembelajaran berikutnya diberikan dengan melakukan diskusi antar

guru mengenai kegiatan apa yang akan diberikan selanjutnya.

Penelitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian yang

dilakukan penulis, yaitu sama-sama membahas “Pelaksanaan Penilaian

Pembelajaran di Taman Kanak-kanak”. Dan yang membedakan

penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah

kemampuan pedagogik guru PAUD dalam melaksanakan penilaian

pembelajaran anak usia dini di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai

Duren.

6. Jurnal yang ditulis oleh Kurnia Mustika Weni, Hasmalena dan

Syafdaningsih, dengan judul: “Analisis Penilaian Pembelajaran di TK

sekecamatan Belitang OKU Timur”. Penelitian ini dilakukan pada tahun

2017. Hasil penelitian ini menemukan: a) 1 lembaga TK atau 17%

lembaga TK melakukan penilaian pembelajaran dengan sangat baik; b)

4 lembaga TK atau 66% lembaga TK melakukan peniliaian

pembelajaran dengan baik; dan c) 1 lembaga TK atau 17% lembaga TK

melakukan penilaian pembelajaran dengan tidak baik. Nilai rata-rata

(mean) skor lembar observasi yang diperoleh dari hasil penelitian

penilaian pembelajaran di TK se-Kecamatan Belitang OKU Timur

adalah 68 dengan kategori baik. Penilaian pembelajaran yang

dilakukan oleh guru-guru Taman Kanak-kanak Kecamatan Belitang

56

sudah mengikuti prosedur penilaian pembelajaran namun dalam

penilaian pembelajaran belum mengikutsertakan keterlibatan orang tua.

Penelitian tersebut memiliki persamaan dengan penelitian yang

dilakukan penulis, yaitu sama-sama membahas “Penilaian

Pembelajaran di TK”. Dan yang membedakan penelitian tersebut

dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah kompetensi pedagogik

guru PAUD dalam melaksanakan penilaian pembelajaran anak usia dini

di TK al-Muttaqin Sungai Duren.

57

BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan PenelitianMelalui penelitian seseorang berupaya menemukan, menjelaskan

dan menguraikan suatu fakta, peristiwa dan realitas. Penelitian yang baik

tidaklah berangkat dari suatu dugaan belaka, angan-angan, hayalan atau

halusinasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif karena

data tentang kompetensi pedagogik guru dalam mengembangkan

kecerdasan bahasa anak usia dini lebih banyak membutuhkan data yang

bersifat kualitatif.

Pendekatan kualitatif merupakan pendekatan penelitian yang

memerlukan pemahaman yang mendalam dan menyeluruh berhubungan

dengan objek yang diteliti. Peneliti berusaha menjawab permasalahan

untuk memperoleh data-data kemudian dianalisis dan mendapat

kesimpulan penelitian dalam situasi dan kondisi tertentu.

Penelitian kualitatif menurut John W. Creswell, ia memahaminya

sebagai pendekatan penelitian yang dimulai dengan asumsi, lensa

penafsiran/teoritis, dan studi tentang permasalahan riset yang meneliti

bagaimana individu atau kelompok memaknai permasalahan social.98 Selanjutnya menurut Bogdan dan Taylor sebagaimana yang

dikutip oleh Moleong, mendifinisikan kualitatif sebagai prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang diamati.99

Penelitian yang bersifat kualitatif artinya adalah setiap data yang

disajikan secara fundamental bergantung dari pengamatan, wawancara,

serta proses analisa yang tidak menggunakan pendekatan statistic atau

cara kuantifikasi lainnya. Proses analisis seperti itu hanya bisa digunakan

dalam penelitian dengan pendekatan ilmiah seperti ini.

98John W. Creswell, Penelitian Kualitatif & Desain Riset: Memilih diantara LimaPendekatan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), hlm. 87.99Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Rosda Karya, 2010), hlm. 4.

57

58

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode

deskriptif kualitatif adalah suatu metode yang digunakan untuk

menemukan pengetahuan terhadap subjek penelitian pada suatu saat

tertentu. Metode deskriptif kualitatif berusaha mendeskripsikan seluruh

gejala atau keadaan yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya

pada saat penelitian dilakukan.100

Menurut Nazir metode deskrptif kualitatif adalah satu metode dalam

meneliti status kelompok manusia, suatu subjek, suatu set kondisi, suatu

sistem pemikiran atau pun kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan

dari penelitian deskriptif ini adalah membuat deskripsi, gambaran atau

lukisan secara sistematis serta hubungan antar fenomena yang

diselidiki.101

Definisi lain, menurut Sugitono metode deskriptif kualitatif adalah

metode yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu

hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang

lebih luas.102 Sedangkan, menurut Mukhtar penelitian deskriptif kualitatif

adalah sebuah penelitian yang dimaksudkan untuk mengungkapkan

sebuah fakta empiris secara objektif ilmiah dengan berlandaskan pada

logika keilmuan, prosedur, dan didukung oleh metodologi dan teoritis yang

kuat sesuai disiplin keilmuan yang ditekuni.103

Peneliti memilih menggunakan metode ini dengan pertimbangan,

pertama bahwa kasus yang diteliti merupakan kasus yang memerlukan

penggunaan pengamatan, kedua dengan penelitian kualitatif lebih mudah

apabila berhadapan dengan kenyataan, dan ketiga adanya kedekatan

hubungan emosional antara peneliti dan responden sehingga akan

menghasilkan suatu data yang mendalam.

100Mukhtar, Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif (Jakarta: Referensi, 2013), hlm.10-11.101Moh Nazir, Metode Penelitian (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), hlm. 52.102Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R&D(Bandung: Alfabeta, 2011), hlm. 21.103Mukhtar, Metode Praktis Penelitian .....Op. Cit., hlm. 29.

59

B. Situasi Sosial dan Subjek Penelitian1. Situasi Sosial

Situasi sosial adalah lokasi atau tempat yang ditetapkan untuk

melakukan penelitian, karena penelitiannya adalah riset sosial atau

lingkungan manusia atau budaya maka dinamakan situasi sosial (social

setting).104 Menurut Spradley dalam Sugiyono dinamakan “social situation”

atau situasi sosial sebab terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat (place),

pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.105

Ada beberapa pertimbangan yang dapat dilakukan oleh seorang

peneliti dalam menetapkan situasi sosial, diantaranya adalah: a) peneliti

harus bukan bagian dari situasi sosial yang diteliti; b) situasi sosial tidak

terlalu luas; c) situasi sosial dapat didatangi kapanpun oleh peneliti untuk

mendapatkan informasi melalui snowball data dan proses elaborasi data;

d) situasi sosial bukan sesuatu yang asing sama sekali bagi peneliti;

e) situasi sosial memiliki informasi atau data yang sesuai dengan judul

dan masalah penelitian yang mungkin dapat dikumpulkan.106

Situasi sosial dalam penelitian ini adalah bertempat di Taman

Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren. Taman Kanak-kanak ini tepatnya

bertempat di Perumahan Helloconia RT 10 dusun Baru, desa Sungai

Duren, kecamatan Jambi Luar Kota, kabupaten Muaro Jambi, provinsi

Jambi.

Adapun alasan penetapan lokasi ini adalah: 1) letak geografisnya

sangat strategis, karena berada tidak jauh dari tempat tinggal peneliti dan

mudah dijangkau, sehingga memudahkan bagi peneliti untuk mengambil

data kapanpun peneliti perlukan; 2) data-datanya lengkap dan mudah

didapatkan, sehingga memudahkan proses penelitian, dan 3) belum

pernah dilakukan penelitian sebelumnya.

104Ibid., hlm. 88.105Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan...Op. Cit., hlm. 215.106Mukhtar, Metode Praktis Penelitian .....Op. Cit., hlm. 91.

60

2. Subjek PenelitianSubjek penelitian adalah berupa benda, hal atau orang. Ketiga jenis

subjek yang disebutkan selalu terkait dengan orang walaupun benda dan

hal bukan berwujud orang. Hampir semua benda ada pemiliknya dan

pemiliknya adalah orang, maka dapat diambil kesimpulan bahwa subjek

penelitian pada umumnya manusia atau apa saja yang menjadi urusan

manusia.107

Penemuan subjek penelitian dalam penelitian ini menggunakan

teknik purposive sampling, yaitu teknik pengambilan sampel sumber data

dengan pertimbangan tertentu”.108 Subjek penelitian ditentukan

berdasarkan orang yang dianggap paling tahu tentang informasi yang

dibutuhkan dalam penelitian. Yang menjadi subjek utama dalam penelitian

ini adalah guru kelas kelompok B Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai

Duren. Adapun kepala Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren

sebagai subjek pendukung dalam membandingkan dan menguji

keterpercayaan data yang diperoleh dari subjek utama.

Adapun yang dijadikan informan adalah yang memenuhi kriteria

sebagai berikut:109

a. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu (masalah yang

diteliti) melalui proses enkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar

diketahui, tetapi juga dihayati.

b. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat pada

kegiatan yang tengah diteliti.

c. Mereka yang mempunyai waktu memadai untuk dimintai informasi.

d. Mereka yang tidak cendrung menyampaikan informasi hasil

kemasannya sendiri.

e. Mereka yang pada mulanya tergolong cukup asing dengan peneliti

sehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam narasumber.

107Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hlm. 152.108Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan.....Op. Cit., hlm. 300.109Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi: Mixed Methods (Bandung: Alfabeta, 2014),hlm. 304.

61

C. Jenis dan Sumber Data1. Jenis Data

Data adalah seluruh informasi empiris dan dokumentatif yang

diperoleh dilapangan sebagai pendukung kearah konstruksi ilmu secara

ilmiah dan akademis. Data penelitian berarti data itu sesuatu yang

diketahui atau dianggap. Diketahui, artinya sesuatu yang sudah terjadi

sabagai fakta empirik (bukti yang ditemukan secara empiris melalui

penelitian).110 Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data

primer dan data sekunder.

a. Data Primer

Data yang dihimpun langsung oleh seorang peneliti tanpa adanya

perantara, umumnya dari hasil observasi terhadap situasi sosial dan atau

diperoleh dari tangan pertama atau subjek (informen) melalui proses

wawancara.111

Data primer dalam penelitian ini adalah informasi mengenai

kompetensi pedagogik guru PAUD dalam melaksanakan penilaian

pembelajaran anak usia dini. Data ini diperoleh langsung di lapangan

berdasarkan hasil observasi dan wawancara bersama narasumber.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung

oleh peneliti, tapi telah berjenjang melalui sumber tangan kedua atau

ketiga. Data sekunder dikenal juga sebagai data-data pendukung atau

pelengkap data utama yang dapat digunakan oleh peneliti. Jenis data

sekunder ini dapat berupa gambar-gambar, dokumentasi, grafik,

manuscrif, tulisan-tulisan tangan, dan berbagai dokumentasi lainnya.112

Data sekunder dalam penelitian ini adalah dokumen-dokumen

tertulis yang berhubungan dengan penelitian, baik berupa buku maupun

dokumen-dokumen lain yang dibutuhkan untuk melengkapi data primer.

110Mukhtar, Metode Praktis Penelitian .....Op. Cit., hlm. 99.111Ibid., hlm. 100.112Ibid.

62

Data tersebut meliputi profil dan sejarah berdirinya TK al-Muttaqin, struktur

organisasi, keadaan guru, keadaan siswa, dan keadaan sarana

prasarana.

2. Sumber DataSumber data merupakan hal yang penting dari suatu penelitian,

karena dari sumber data itulah akan diperoleh informasi dari suatu

penelitian. Sumber data dapat berupa subjek penelitian (orang) dan dapat

pula berbentuk objek (benda). Dari kedua sumber inilah akan diperoleh

data yang akan dijadikan sebagai jawaban dari suatu masalah penelitian.

Sumber data merupakan objek utama penelitian yang telah direncanakan.

Sumber data biasanya terkait dengan manusia dan prilakunya, serta objek

lainnya yang ada dalam alam ini.

Menurut Kaelan sumber data itu adalah mereka yang disebut

narasumber, informan, partisipan, teman dan guru dalam penelitian.113

Sedangkan menurut Satori, sumber data bisa berupa benda, orang,

maupun nilai, atau pihak yang dipandang mengetahui tentang social

situation dalam objek material penelitian (sumber informasi).

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sumber data dalam

penelitian adalah orang, benda, objek yang dapat memberikan informasi,

fakta, data, dan realitas yang terkait atau relevan dengan apa yang dikaji

atau diteliti. Data dan sumber data dalam sebuah penelitian adalah satu

paket. Data tidak mungkin dipisahkan dengan sumber data. Pemahaman

yang benar terhadap data akan memudahkan dalam menemukan sumber

data. Sebaliknya pemilihan sumber data yang tepat akan menentukan

kebenaran data yang dihasilkan dalam penelitian.

Penelitian ini bercorak penelitian lapangan, dimana sumber data

pada umumnya dihimpun dari lokasi penelitian yang berhubungan dengan

kompetensi pedagogik guru PAUD dalam melaksanakan penilaian

113Kaelan, Metodologi Penelitian Kualitatif Interdisipliner (Jogjakarta: Paradigm, 2012),hlm. 74.

63

pembelajaran anak usia dini. Data lapangan yang peneliti ambil dari

berbagai sumber, lalu dilaporkan secara deskriptif. Sumber data tersebut:

a. Sumber data berupa orang yang memberikan informasi tentang

kompetensi pedagogik guru PAUD dalam melaksanakan penilaian

pembelajaran anak usia dini. Data yang peneliti peroleh melalui

wawancara. Informan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:

guru, kepala dan orang tua siswa Taman Kanak-kanak al-Muttaqin

Sungai Duren serta yang dianggap perlu terlibat secara langsung

maupun tidak langsung mengenai kompetensi pedagogik guru PAUD

terhadap penilaian pembelajaran anak usia dini..

b. Sumber data berupa peristiwa yang menyajikan tampilan berupa

suasana yang bergerak ataupun diam seperti ruangan, dan suasana

pembelajaran, sikap dan cara guru dalam melaksanakan penilaian

pembelajaran di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren.

c. Sumber data berupa dokumen atau literatur. Dalam penelitian ini,

dokumen-dokumen yang digunakan pada umumnya berasal dari kantor

Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren yang berhubungan

dengan penelitian.

D. Teknik Pengumpulan DataMengumpulkan data adalah suatu pekerjaan penting dan sangat

menentukan dalam suatu penelitian. Sebuah penelitian dapat dikatakan

berhasil apabila data dapat dikumpulkan. Sebaliknya, jika data tidak bisa

didapatkan atau tidak dapat dikumpulkan, maka sebuah penelitian

dipandang tidak berhasil atau gagal.

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka

peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang

ditetapkan.114

114Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi.... Op. Cit., hlm. 308.

64

Dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data yang lazim

digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi untuk

menghimpun data atau gambar.

1. Observasi

Observasi merupakan proses sistematis dalam mencatat dan

merekam berbagai peristiwa, sikap dan perilaku yang diamati peneliti

dalam setting penelitiannya.115 Sebelum observasi dilakukan, hendaknya

peneliti (observer) telah menetapkan terlebih dahulu aspek-aspek apa

saja yang akan diobservasi. Aspek-aspek tersebut hendaknya telah

dirumuskan secara operasional, sehingga pengamatan yang akan dicatat

nanti dalam observasi hanyalah apa-apa yang telah dirumuskan tersebut.

Dalam observasi ini, peneliti tidak ikut terlibat langsung didalam

kehidupan orang yang di observasi, dan secara terpisah berkedudukan

selaku pengamat. Dalam keterlibatan ini, peneliti berperan sebagai

pengamat (observasi nonpartisipan). Peneliti mengamati secara langsung

dan membuat catatan lapangan mengenai lokasi fisik dan kegiatan yang

berhubungan dengan kompetensi pedagogik guru PAUD dalam

melaksanakan penilaian pembelajaran anak usia dini.

2. Wawancara

Menurut Suharsimi Arikunto wawancara adalah sebuah dialog yang

dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari

terwawancara.116 Wawancara diperlukan untuk melengkapi data yang

tidak tercatat melalui observasi. Wawancara juga dapat mengungkap fakta

jauh dibalik data yang teramati.

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang sering

digunakan dalam penelitian kualitatif. Melaksanakan teknik wawancara

berarti melakukan interaksi komunikasi atau percakapan antara

pewawancara dan terwawancara dengan maksud menghimpun informasi

115Agustinus Bandur, Penelitian Kualitatif ........ Op. Cit., hlm. 107.116Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: PT.Rineka Cipta, 2010), hlm. 198.

65

dari terwawancara.117 Seorang pewawancara yang baik adalah pendengar

yang baik, bukan seorang yang banyak berbicara pada saat wawancara.

Dengan demikian rekamlah informasi pada saat wawancara, mengingat

bahwa catatan yang ditulis dengan cepat bisa jadi tidak lengkap dan

parsial, karena sulitnya mengajukan pertanyaan dan menulis jawaban

pada saat yang bersamaan.

Wawancara ini dilakukan peneliti dalam bentuk wawancara

semiterstruktur, dalam arti peneliti dalam melakukan wawancara lebih

bebas dan lebih terbuka tetapi tetap terfokus pada masalah yang menjadi

topik pembicaraan. Oleh karena itu, dalam pengumpulan data tersebut

tidak membutuhkan instrumen penelitian yang berupa sekumpulan

pertanyaan lengkap dengan redaksionalnya, karena memegang redaksi

pada saat wawancara akan membatasi peneliti bertanya secara terbuka

pada informan. Sedangkan hasil dari wawancara tersebut selanjutnya

dianalisis sesuai dengan pemahaman peneliti dilapangan dengan terlebih

dahulu mengadakan cross check pada data dan teori lain.

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

dari seseorang.118 Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang

sudah tersedia dalam catatan dokumen. Dalam penelitian kualitatif

dokumentasi merupakan pelengkap dari observasi dan wawancara. Hasil

penelitian dari observasi dan wawancara akan lebih kredibel/dapat

dipercaya jika didukung oleh sejarah, foto, karya tulis akademik, dan

sebagainya.

Data yang akan diambil melalui metode dokumentasi ini adalah

semua unsur tulisan, gambar dan karya yang meliputi data-data tentang

historis dan letak geografis, struktur organisasi, keadaan guru, keadaan

siswa, dan keadaan sarana prasarana TK al-Muttaqin Sungai Duren.

117Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 129.118Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan... Op. Cit., hlm. 329.

66

E. Teknik Analisis DataAnalisis data adalah proses mengolah, memisahkan,

mengelompokkan dan memadukan sejumlah data yang dikumpulkan

dilapangan secara empiris menjadi sebuah kumpulan informasi ilmiah

yang terstruktur dan sistematis yang selanjutnya siap dikemas menjadi

laporan hasil penelitian.119

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data

dalam periode tertentu. Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan

analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila jawaban yang

diwawancarai setelah dianalisis terasa belum memuaskan, maka peneliti

akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap tertentu, diperoleh data

yang dianggap kredibel.

Data yang sudah terkumpul melalui observasi, wawancara, dan

dokumentasi, kemudian diolah dan dianalisis secara sistematis. Dalam

pengolahan data, dilakukan beberapa tahapan seperti pengumpulan

secara sistematis semua data yang berhubungan dengan gejala atau

peristiwa yang sedang diteliti mengenai kompetensi pedagogik guru dalam

mengembangkan kecerdasan bahasa anak usia dini.

Data yang telah terkumpul kemudian diklarifikasi ke dalam bagian-

bagian tertentu yang sesuai dengan masalahnya. Kemudian dilakukan

analisis data secara cermat untuk mengetahui hakikat dan penyebab-

penyebabnya. Analisis data bermuara pada usaha membuat beberapa

penyelesaian yang sesuai dengan gejala atau masalah yang diteliti dalam

beberapa penyimpulan dan pernyataan hasil penelitian. “Miles dan

Huberman, mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif

dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai

tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data, yaitu:

data reduction, data display, dan conclusion drawing/verification.

119Muktar, Metode Praktis Penelitian .....Op. Cit., hlm. 120.

67

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Dari pengamatan lapangan, wawancara dan dokumentasi

ditemukan data yang sedemikian banyak dan kompleks serta campur

aduk, maka langkah yang perlu diambil adalah mereduksi data. “Menurut

Mattew B. Miles & A. Michael Huberman Reduksi data diartikan sebagai

proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan,

pengabstrakan, dan transformasi data “kasar (mentah)” yang muncul dari

catatan-catatan tertulis di lapangan. Sebagaimana kita ketahui, reduksi

data, berlangsung terus-menerus selama proyek yang berorientasi

kualitatif berlangsung”.120

Proses pemilihan data dan memfokuskan pada informasi yang

mengarah untuk pemecahan masalah, pemaknaan dan penemuan untuk

menjawab pertanyaan penelitian merupakan kegiatan yang berlangsung

sejak awal sampai akhir penelitian. Reduksi data merupakan proses yang

terfokus pada pembuangan data yang tidak penting yang terdapat dalam

data mentah saat proses penulisan catatan lapangan. Setelah data

diseleksi sesuai dengan yang menjadi pertanyaan penelitian kemudian

langkah selanjutnya penyajian data.

2. Penyajian Data (Data Display)

Alur penting yang kedua dari kegiatan analisis adalah penyajian

data. Kami membatasi suatu “penyajian” sebagai sekumpulan informasi

tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan.121 Penyajian data berupaya untuk menampilkan

atau menceritakan data secara transparan. Penyajian data yang

dimaksudkan dalam bentuk teks naratif dan dalam bentuk tabel atau

grafik. Dalam penelitian kualitatif yang paling sering digunakan untuk

menyajikan data adalah teks yang bersifat naratif.

120Matthew B. Miles & A. Michael Huberman, Analisis Data Kualitatif (Jakarta: UI Press,2009), hlm. 16.121Ibid., hlm. 17.

68

Dengan menyajikan data, maka akan memudahkan untuk

memahami apa yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya

berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut. Teknik penyajian data

yang runtun dan sistematis sangat membantu peneliti dalam menarik

kesimpulan atau verifikasi.

3. Menarik Kesimpulan/Verifikasi (Conclusion Drawing/Verification)

Penarikan kesimpulan/verifikasi dilakukan selama penelitian

berlangsung. Makna-makna yang muncul dari data harus selalu diuji

kebenaran dan kesesuaiannya sehingga validitas tetap terjamin. “Menurut

Mattew B. Miles & A. Michael Huberman Kegiatan analisis yang ketiga

yang penting adalah menarik kesimpulan dan verifikasi.122 Kesimpulan

awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan akan berubah

apabila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat pada tahap pengumpulan

data berikutnya. Tetapi bila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap

awal di dukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti

kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.

Dengan demikian, kesimpulan dalam penelitian kualitatif mungkin

dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi

mungkin juga tidak. Karena seperti yang telah dikemukakan bahwa

masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kualitatif masih bersifat

sementara dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan.

Artinya, kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru

yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau

gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih remang-remang atau

gelap sehingga setelah diteliti menjadi jelas, dan dapat berupa hubungan

kausal atau interaktif, hipotesis atau teori.

122Ibid., hlm. 18.

69

F. Uji Keterpercayaan DataUji keterpercayaan data merupakan langkah terakhir dalam

penelitian ini. Uji keterpercayaan data sangat penting dilakukan agar hasilpenelitian benar-benar teruji dan menghasilkan sebuah penelitian ilmiah.Dalam penelitian ini, empat teknik yang digunakan untuk mengujikeabsahan data adalah sebagai berikut:123

1. Perpanjangan keikutsertaan/pengamatan

Pada tahap awal peneliti memasuki lapangan, peneliti masihdianggap orang asing, sehingga informasi yang diberikan belum lengkap,tidak mendalam, dan mungkin masih banyak yang dirahasiakan. Denganperpanjangan pengamatan, peneliti mengecek kembali apakah data yangtelah diberikan selama ini merupakan data yang sudah benar. Jika datayang diperoleh selama ini setelah dicek tidak benar, maka peneliti akanmelakukan pengamatan lagi yang lebih luas dan mendalam sehinggadiperoleh data yang pasti kebenarannya. Jika setelah dicek kembali kelapangan data sudah benar berarti kredibel, maka waktu perpanjanganpengamaatan dapat diakhiri

Dengan semakin lamanya peneliti ikut serta di lapangan, makainformasi yang diperoleh akan semakin mendalam dan semakin terujikebenarannya. Selain itu perpanjangan keikutsertaan peneliti juga dapatmemungkinkan peneliti menggali data sampai pada tingkat makna. Maknaberarti data dibalik yang tampak.2. Meningkatkan ketekunan pengamatan

Dalam penelitian ini, ketekunan pengamatan peneliti sangat

diperlukan untuk menemukan ciri-ciri fenomena atau gejala sosial dalam

situasi yang sangat relevan sehingga peneliti dapat memusatkan

perhatian secara rinci dan mendalam. Ketekunan pengamatan oleh

peneliti dalam penelitian ini akan membantu menyediakan kedalaman

informasi melalui pengamatan yang teliti dan rinci secara kesinambungan

terhadap faktor-faktor yang menonjol pada masalah yang sedang di teliti.

123Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi.... Op. Cit., hlm. 366.

70

Dengan meningkatkan ketekunan, maka peneliti dapat melakukan

pengecekan kembali apakah data yang telah ditemukan salah atau tidak,

dan peneliti dapat memberikan deskripsi data yang akurat. Sebagai bekal

peneliti meningkatkan ketekunan dengan cara membaca berbagai buku

maupun hasil penelitian atau dokumentasi terkait temuan yang diteliti.

Dengan membaca maka wawasan peneliti akan semakin luas dan tajam,

sehingga dapat digunakan untuk memeriksa data yang diperoleh.

3. Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data yang telah

dikumpulkan.124 Denzin membedakan empat macam triangulasi sebagai

teknik pemeriksaan yang memanfaatkan penggunaan sumber, metode,

penyidik dan teori. Pengumpulan data dengan triangulasi maka

sebenarnya peneliti mengumpulkan data yang sekaligus menguji

kredibiltas data.125

Triangulasi adalah membandingkan dan mengecek kembali derajat

kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang

berbeda dalam metode kualitatif. Triangulasi dengan metode menurut

Platton terdapat dua strategi yaitu, pengecekan derajat kepercayaan

penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data dan

pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode

yang sama. Triangulasi dengan penyidik ialah dengan jalan

memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan

pengecekan kembali derajat kepercayaan data. Sedangkan Triangulasi

dengan teori menurut Lincoln dan Guba yaitu berdasarkan anggapan

bahwa fakta tertentu tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya

dengan satu atau lebih teori.126

124Ibrahim, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2015), hlm. 330.125Sugiyono. Op. Cit., hal. 330.126Lexy. Op. Cit., hal. 178.

71

Keabsahan data akan terjamin apabila digunakan teknik triangulasi,

maka dalam hal ini akan digunakan empat macam triangulasi, yaitu:

a. Triangulasi data, yaitu upaya peneliti membandingkan beberapa data

yang diperoleh dengan cara yang sama dan sumber data yang sama.

Triangulasi ini dilakukan dalam dua bentuk, yaitu: 1) kevalidan data dari

sisi masa, yaitu melihat tanggal berapa data tersebut disahkan, dalam

konteks ini peneliti mengupayakan bersumber dari dokumen terbaru. 2)

kevalidan data dari sisi rasionalitas, yaitu melihat data-data tersebut

apakah rasional atau tidak dilihat dari sisi angka-angka yang tertera

pada dokumen, demikian juga rasionalitas wawancara dan

pengamatan, sedangkan data dokumen dimaksudkan untuk

memperkuat hasil wawancara, atau sebaliknya setelah dokumen

diperoleh dapat saja ditanyakan kepada informan yang lebih

mengetahui dalam bentuk wawancara, praktek tersebut juga berlaku

dalam pengamatan untuk segera didalami melalui wawancara dan

dokumen lain.

b. Triangulasi sumber, yaitu membandingkan dan mengecek kembali

derajat kepercayaan suatu informasi yang didapat melalui sumber yang

berbeda. Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan data yang

diperoleh dari suatu sumber dengan data yang diperoleh dari sumber

lain. Teknik yang dilakukan adalah membandingkan data yang

diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan dengan guru TK dengan

data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan yang lain (misalnya

kepala TK), dan bahkan membandingkan hasil wawancara dengan

dokumen sekolah.

c. Triangulasi metode, yaitu upaya membandingkan data yang diperoleh

dengan metode yang berbeda. Triangulasi metode ini akan digunakan

pengecekan derajat kepercayaan temuan hasil penelitian dengan

beberapa teknik pengumpulan data. Misalnya data yang diperoleh

melalui wawancara akan dibandingkan dengan data yang diperoleh

melalui observasi.

72

d. Triangulasi teori, yaitu peneliti mengkonfirmasikan data yang diperoleh

dengan teori yang telah dikemukakan sebelumnya. Apabila ternyata

tidak cocok, maka data tersebut ditelusuri kembali, sebab ada

kemungkinan terjadi kesalahan dalam pengumpulannya. Triangulasi

teori diterapkan dalam bentuk mencari dan mempelajari teori-teori yang

diperlukan untuk mendukung dan menginterpretasikan data yang

diperoleh di lapangan. Melalui teknik ini peneliti menghubungkan data

hasil temuan dengan teori-teori yang dituangkan dalam kerangka teori

yang relevan.

4. Berkonsultasi dengan pembimbing

Konsultasi dengan pembimbing dilakukan dengan cara melakukan

konsultasi hasil temuan sementara guna mendapatkan arahan-arahan dan

solusi-solusi dari berbagai problem yang ditemukan di lapangan.

Konsultasi tersebut dipandang berharga dan bermanfaat besar terhadap

akhir penelitian yang dilakukan.

73

G. Rencana dan Waktu PenelitianTahapan dan waktu kegiatan penelitian akan diuraikan pada tabel berikut ini.

Tabel 9. Rencana dan Waktu Penelitian

No KegiatanTahun 2019-2020

Agu Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Penulisan Draf Proposal2 Konsultasi dgn Pembimbing3 Revisi Draf Proposal4 Proses Seminar Proposal5 Revisi Proposal pasca Seminar6 Konsultasi dgn Pembimbing7 Pengumpulan Data8 Verifikasi dan Analisis Data9 Penulisan Draf Tesis

10 Konsultasi dgn Pembimbing11 Revisi Draf Tesis12 Seminar Hasil Penelitian13 Revisi Tesis pasca Seminar14 Konsultasi dgn Pembimbing15 Revisi Tesis16 Ujian Seminar Tesis17 Revisi Tesis pasca Ujian

BAB IVDESKRIPSI LOKASI PENELITIAN, TEMUAN PENELITIAN

DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi penelitian1. Sejarah dan Letak Geografisa. Sejarah

Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) al-Muttaqin didirikan

pada tahun 2016 oleh pemerintahan Desa Sungai Duren Kecamatan

Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi. Proses kegiatan belajar

dilaksanakan di gedung yang telah dibangun dengan berbagai

keterbatasan dan kekurangan. Pada tahun 2017 lembaga baru

mendapatkan izin dari Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Muaro Jambi.

Izin yang diberikan pada Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD) Desa Sungai Duren adalah Taman Kanak-kanak dengan nama

AL-MUTTAQIN. Status lembaga adalah milik Desa Sungai Duren

Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi. Sedangkan untuk

pengelolaan baik gedung maupun komponen yang ada didalamnya

merupakan tanggungjawab penuh manajemen intern TK al-Muttaqin.

Asal mula didirikannya Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD) ini adalah adanya anggapan sebagian masyarakat yang

menyatakan bahwa anak-anak yang sekolah di PAUD biasanya bagi

mereka yang mampu saja, karena biayanya mahal. Padahal anggapan

seperti itu tidak benar. Oleh karena itu, pemerintahan Desa Sungai Duren

Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi terutama kepala

desa berinisiatif mendirikan lembaga PAUD, dengan harapan masyarakat

dapat menitipkan anak-anaknya di lembaga tersebut.

Pada tahun 2016 yang merupakan tahun pertama lembaga

beroperasi, terdapat 3 orang tenaga pendidik dan 1 orang kepala

lembaga. Masing-masing mempunyai kualifikasi pendidikan yang berbeda-

beda. Dengan tekad yang kuat, perbedaan tersebut melebur menjadi satu

untuk mewujudkan harapan masyarakat agar dapat membimbing anak-

anaknya mencapai tujuan hidup.

74

75

b. Letak GeografisLetak geografis Taman Kanak-kanak al-Muttaqin adalah berada

ditengah-tengah pemukiman warga, tepatnya di Perumahan Helloconia

RT 10 Dusun Baru, Desa Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota

Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi. Lokasi mudah dijangkau dengan

kendaraan darat, baik dengan kendaraan roda dua maupun kendaraan

roda empat. Bagi anak-anak/masyarakat yang tinggal disekitaran

perumahan Helloconia, lokasi bisa ditempuh dengan berjalan kaki.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti, Taman Kanak-kanak al-

Muttaqin Desa Sungai Duren merupakan lembaga yang letaknya sangat

nyaman untuk melaksanakan peroses pembelajaran dikarenakan tidak

terlalu banyak kendaraan yang lewat didepan lembaga tersebut. Sehingga

konsentrasi pendidik dan peserta didik tidak terganggu dengan bisingnya

suara kendaraan saat proses pembelajaran berlangsung.127

Luas lokasi Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren adalah:

1) Luas tanah lembaga Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren

adalah 240 M2

2) Luas bangunan seluruhnya adalah 80 M2

Batas wilayah Taman Kanak-kanak Desa Sungai Duren adalah:128

1) Sebelah Utara berbatasan dengan lahan kosong.

2) Sebelah Selatan berbatasan dengan pemukiman warga.

3) Sebelah Timur berbatasan dengan sungai kecil/parit.

4) Sebelah Barat berbatasan dengan pemukiman warga.

Dilihat dari sudut pandang geografis, kesimpulannya Taman

Kanak-kanak al-Muttaqin Desa Sungai DurenKecamatan Jambi Luar Kota

Kabupaten Muaro Jambi selain letaknya sangat nyaman untuk

melangsungkan proses pembelajarankarena tidak terganggu dengan

kebisingan lalu lintas kendaraan juga mudah untuk dijangkau oleh

berbagai kalangan masyarakat baik anak-anak maupun orangtua.

127Observasi peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, 06 Januari 2020.128Dokumentasi Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, 06 Januari 2020.

76

2. Visi dan MisiSeorang kepala dalam sebuah lembaga, dituntut kompetensinya

untuk merencanakan pembangunan masa depan lembaga yang

dipimpinnya. Untuk mencapai maksud dan tujuan kepemimpinannya maka

seorang kepala wajib meletakkan sebuah visi dan misi untuk dijabarkan

lebih lanjut kedalam sebuah tujuan, bahkan diperlukan adanya indikator-

indikator ketercapaian untuk mengukur keberhasilan kerjanya.

Lembaga Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Desa Sungai Duren

Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi adalah lembaga

yang diharapkan dapat menjadi lembaga pendidikan yang dapat

menghasilkan output berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan

nasional.Untuk mendorong lahirnya lembaga pendidikan yang berkualitas

dan mutu yang standar nasional, maka diperlukan perencanaan-

perencanaan yang terukur dan bertahap.

Sebagai lembaga pendidikan yang diharapkan oleh masyarakat

dapat membantu peserta didik dalam meraih cita-cita dan masa depan

dunianya, maka seluruh kegiatan harus terencana dengan baik serta

dipandu sebuah visi dan misi yang menantang masa depan.Kemudian

dipimpin oleh kepala lembaga sebagai nahkoda yang telah diberi mandat

untuk mengembangkan lembaga menuju lembaga pendidikan yang

berkualitas dan mutu yang standar nasional.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti bahwa lembaga Taman

Kanak-kanak al-Muttaqin Desa Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota

Kabupaten Muaro Jambimulai merealisasikan visi dan misinya secara

bertahap, hal ini terlihat dari adanya inovasi dan kreativitas yang dilakukan

tenaga pendidik dalam melaksanakan pembelajarandemi terwujudnya

peserta didik yang siap untuk melanjutkan kejenjang pendidikan lebih

lanjut dengan berbekal pengetahuan dan keterampilan.129

129Observasi peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 06Januari 2020.

77

Visi dan Misi Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Desa Sungai

DurenKecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi, yaitu:130

Visi:“Terwujudnya peserta didik yang beriman, cerdas, terampil, mandiri dan

berwawasan”.

Misi:a. Menanamkan keimanan dan ketaqwaan melalui pengamalan ajaran

agama.

b. Melaksanakan pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan inovatif.

c. Mendidik anak secara optimal sesuai dengan kemampuan anak.

d. Menyiapkan anak didik ke jenjang pendidikan dasar dengan

ketercapaian Kompetensi Dasar sesuai tahapan perkembangan anak.

e. Menjalin kerjasama yang harmonis antar warga sekolah dan lembaga

lain yang terkait.

3. Struktur OrganisasiKeberadaan organisasi dalam sebuah lembaga, tak terkecuali

lembaga pendidikan akan sangat berpengaruh dalam

menumbuhkembangkan lembaga yang bersangkutan, dan wadah

organisasi tersebut tidak akan dapat berdaya fungsi tanpa adanya

bantuan personalia organisasi yang memiliki komitmen untuk memajukan

organisasi. Oleh sebab itu, maju mundurnya sebuah organisasi tidak

terlepas dari intervensi aktif orang-orang yang terlibat dalam

kepengurusan organisasi tersebut.

Suatu organisasi tidak akan terlepas dari struktur organisasi

kepengurusan. Karena kepengurusan itulah yang akan menjalankan roda-

roda organisasi. Maju atau mundurnya suatu organisasi sangat tergantung

pada orang yang duduk dikepengurusan tersebut. Kemudian tugas

seorang kepala/pemimpin untuk mengatur dan memberikan kebijakan

dalam mengatur langkah-langkah yang harus ditempuh karena

pemimpinlah yang mempunyai wewenang dan tanggungjawab tersebut.

130Dokumentasi Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, 06 Januari 2020.

78

Dari hasil pengamatan peneliti ditemukan bahwa lembaga Taman

Kanak-kanak al-Muttaqin Desa Sungai DurenKecamatan Jambi Luar Kota

Kabupaten Muaro Jambimempunyai struktur organisasi yang tertata

dengan baik, sehingga bisa dilihat pada dinding kantor lembaga dengan

jelas siapa saja yang terlibat dalam kepengurusan tersebut.131Adapun

struktur organisasi Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren dapat

dilihat pada gambar berikut:

Struktur Organisasi Taman Kanak-kanak al-MuttaqinDesa Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota

Kabupaten Muaro Jambi132

Gambar 4. Struktur Organisasi TK al-Muttaqin Sungai Duren

131Observasi peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, 06 Januari 2020.132Dokumentasi Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, 06 Januari 2020.

PEMBINAKORWIL KEC. JALUKO

PELINDUNGKEPALA DESA

KEPALA LEMBAGAReni Herlina, S.Pd

MAJELIS GURU

GURU KELAS KELOMPOK BYuliana, S.Pd

Suzana

GURU KELAS KELOMPOK AHeli Heryani

STAF TATA USAHALeni Safrika, S.Pd

79

4. Keadaan Guru dan Siswaa. Keadaan Guru

Guru merupakan salah satu faktor dominan dalam menentukan

kelancaran dan pencapaian tujuan dari kegiatan belajar mengajar, tidak

hanya tergantung pada kuantitas guru yang tersedia juga termasuk dari

kualitas guru itu sendiri seperti pengalaman dan latar belakang pendidikan

yang dimiliki harus sesuai dengan apa yang diajarkannya.

Keberadaan guru sebagai tenaga pengajar dan pendidik dalam

dunia pendidikan sangatlah dibutuhkan, guru memiliki andil yang sangat

besar terhadap keberhasilan proses pembelajaran di sekolah. Guru

sangat berperan dalam membantu perkembangan peserta didik untuk

mewujudkan tujuan hidupnya secara optimal. Keyakinan ini muncul

karena manusia adalah makhluk yang lemah, yang dalam

perkembangannya senantiasa membutuhkan orang lain.

Semua itu menunjukkan bahwa setiap orang membutuhkan orang

lain dalam perkembangannya, demikian juga dengan peserta didik, minat,

bakat, kemampuan, dan potensi-potensi yang dimiliki oleh peserta didik

tidak akan berkembang secara optimal tanpa bantuan guru, karena itu

seorang guru yang baik haruslah memberikan perhatian yang sama

kepada semua peserta didiknya, guru juga harus berpacu dalam

pembelajaran dengan memberikan kemudahan belajar bagi seluruh

peserta didik, agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal.

Begitu besar peran seorang guru dalam proses belajar mengajar,

karena itu dapat dikatakan tanpa guru suatu lembaga pendidikan tidak

akan bisa berjalan sebagaimana diharapkan. Guru adalah pendidik yang

menjadi tokoh, panutan, bagi peserta didik dan lingkungannya. Karena itu

guru harus memiliki standar kualitas pribadi yang tertentu, yang mencakup

tanggungjawab, wibawa, mandiri dan disiplin. Disamping itu guru harus

membantu peserta didik yang sedang berkembang untuk mempelajari

sesuatu yang belum mereka ketahui, karena itu untuk mencapai tujuan

pendidikan maka dibutuhkan tenaga guru yang berkualitas.

80

Tenaga pendidik di lembaga Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Desa

Sungai DurenKecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro

Jambisebagaimana di lembaga-lembaga lain merupakan unsur penting

dalam mewujudkan proses pendidikan dan pengajaran yang baik. Guru

disamping sebagai mediator transmisi ilmu pengetahuan, juga merupakan

salah satu sumber informasi yang selalu dibutuhkan oleh siswa dalam

mengembangkan diri mereka. Guru merupakan salah satu elemen penting

dalam sebuah lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan pendidikan

dan dalam rangka menghasilkan output yang mampu bersaing dengan

lulusan sekolah lain.

Berdasarkan pengamatan peneliti, adapun guru yang aktif dalam

kegiatan belajar mengajar di lembaga Taman Kanak-kanak al-Muttaqin

Desa Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi

berjumlah 4 orang, termasuk didalamnya staf TU yang terkadang ikut

membantu dalam proses pembelajaran.133 Adapun tenaga pendidik di

lembaga Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Desa Sungai Duren ini dapat

dilihat pada tabel berikut:134

Tabel 10. Keadaan Tenaga Pendidik di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Desa Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota KabupatenMuaro Jambi

No Nama PendidikanTerakhir Jabatan

1 Reni Herlina, S.Pd S1 BahasaIndonesia Kepala Lembaga

2 Leni Safrika, S.Pd S1 SastraIndonesia Staf Tata Usaha

3 Yuliana, S.Pd S1 SekolahDasar Guru Kelompok B

4 Suzana SPMA Guru Kelompok B

5 Heli Heryani SMA Guru Kelompok A

133Observasi peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, 27 Februari 2020.134Dokumentasi Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, 27 Februari 2020.

81

b. Keadaan SiswaKeberadaan siswa di lembaga Taman Kanak-kanak al-Muttaqin

Desa Sungai DurenKecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro

Jambijuga merupakan unsur utama dalam penyelenggaraan pendidikan

dan pembelajaran. Tanpa siswa maka penyelenggaraan pendidikan dan

pembelajaran tidak akan terlaksana. Siswa adalah objek tujuan

pendidikan. Dengan demikian keberadaan siswa tentunya penting bagi

tercapai sasaran pendidikan yang telah ditentukan.Dari sumber data yang

peneliti peroleh mengenai keadaan siswa Sekolah Menengah Kejuruan

Negeri 1 Kuala Tungkal tahun ajaran 2019/2020 dapat dilihat pada tabel

berikut:143

Tabel 11. Keadaan Siswa di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin DesaSungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten MuaroJambiTahun Ajaran 2019/2020

NO Nama L/P Alamat Kelompok1 Alifa Fairus Khalisa P Sungai Duren RT 04 B2 Azka Alfaro L Sungai Duren RT 10 B3 Amilia Khumairah P Sungai Duren RT 10 B4 Afirah Riskiani Sinaga P Sungai Duren RT 10 B5 Alvarez Deari Zidane L Sungai Duren RT 10 B6 Nur Cania Sari P Sungai Duren RT 10 B7 M Risky Aditia Bukhori L Sungai Duren RT 10 B8 Zahira Adelia Putri P Sungai Duren RT 10 B9 Dzafar Nasrulah L Sungai Duren RT 10 B10 M Raszel Noviando L Sungai Duren RT 10 A11 Al-Jafran Adzin Syafir L Sungai Duren RT 10 A12 Ahsan Assyauqi L Sungai Duren RT 10 A13 M Fasha Arrahman L Sungai Duren RT 10 A14 Nayya Naila Farisa P Sungai Duren RT 10 A15 Raditya Hafisa Alkhalifi L Sungai Duren RT 10 A16 Muammar Faiq Ismail L Sungai Duren RT 10 A17 M Ikhwan Mahardika L Sungai Duren RT 10 A18 M Akhwan Mahardika L Sungai Duren RT 10 A19 M Fairel Atharis Khalif L Sungai Duren RT 10 A20 Agus Setiawan L Sungai Duren RT 10 A21 Syifa Rasya Afifah P Sungai Duren RT 10 A22 Rafa Azka Putra L Sungai Duren RT 10 A

143Dokumentasi Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, 27 Februari 2020.

82

5. Sarana dan PrasaranaSarana dan prasarana merupakan faktor yang secara langsung

maupun tidak langsung ikut menunjang dan menentukan kelancaran

kegiatan pendidikan dan pengajaran. Fungsinya untuk mempermudah

tercapainya tujuan pendidikan. Oleh karena itu, sarana dan prasarana

sangatlah penting baik di lembaga formal maupun lembaga non formal.

Pada dasarnya ada tiga faktor penting yang harus ada dalam

sebuah lembaga pendidikan, dimana ketiga faktor tersebut sangat

menentukan kegiatan pendidikan dan pembelajaran, begitupula di

lembaga Taman Kanak-kanak, tak terkecuali Taman Kanak-kanak al-

Muttaqin Desa Sungai Duren, ketiga faktor tersebut adalah guru, siswa

dan instrumen belajar (Alat Permainan Edukatif). Ketidakadaan salah satu

dari ketiga faktor tersebut, maka kegiatan belajar mengajar tidak akan

berjalan dengan baik dan maksimal. Sarana dan prasarana merupakan

salah satu bentuk dari instrumen belajar yang cukup menentukan dalam

keberhasilan pendidikan dan pengajaran, karena ia merupakan salah satu

faktor yang vital dalam penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran

yang harus ada di sebuah lembaga.

Apabila sarana dan prasarana kurang mendukung, maka

penyelenggaraan atau pelaksanaan proses pembelajaran di lembaga

tersebut tidak dapat berjalan dengan sempurna sesuai dengan tujuan

pendidikan yang diharapkan. Demikian sebaliknya, ketersediaan sarana

dan prasarana yang mendukung dan lengkap akan berimplikasi pada

proses belajar mengajar. Kelengkapan sarana dan prasarana akan

memberi variasi pada proses belajar mengajar, baik secara khusus

maupun secara umum. Sarana dan prasarana yang dimiliki lembaga

Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Desa Sungai DurenKecamatan Jambi

Luar Kota Kabupaten Muaro Jambidalam rangka menunjang dan

membantu terlaksananyakegiatan pendidikan dan proses pembelajaran

dapat dilihat pada tabel berikut ini:

83

Tabel 12. Daftar Sarana dan Prasarana Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Desa Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota KabupatenMuaro Jambi

No Nama Jumlah

1 Ruang Kelas 2 Ruang

2 Ruang Kepala Sekolah 1 Ruang

3 Ruang Guru 1 Ruang

4 Ruang WC/Kamar Mandi 1 Ruang

5 Ruang UKS 1 Ruang

6 APE Luar 3 Jenis

7 APE Dalam 7 JenisBerdasarkan tabel di atas dan pengamatan peneliti, dapat diketahui

bahwa jumlah sarana dan prasarana yang dimiliki oleh lembaga Taman

Kanak-kanak al-Muttaqin Desa Sungai Durenbelum cukup memadai,

karena seperti yang di katakan oleh kepala lembaga Taman Kanak-kanak

al-Muttaqin Desa Sungai Duren, bahwa “Kurangnya biaya untuk

melengkapi sarana dan prasarana, terutama APE dalam. Untuk APE yang

sekiranya dapat kami buat sendiri maka kami membuatnya sendiri dengan

bahan seadanya meskipun tidak seindah dan semenarik aslinya, itu kami

lakukan untuk menunjang pembelajaran di kelas”.144

Walaupun dengan kondisi ini diharapkan guru bisa mengajar

dengan maksimal di lembaga dan siswa bisa belajar dengan optimal di

kelas. Sarana dan prasarana yang dimaksud di sini adalah alat-alat yang

dipergunakan atau diperlukan dalam memperlancar jalannya proses

pembelajaran di lembaga Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Desa Sungai

Duren, baik itu berupa gedung ataupun alat-alat lainnya yang menunjang

tercapainya tujuan pendidikan.

144Observasi dan Wawancara Peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren,tanggal 27 Februari 2020.

84

B. Temuan dan Hasil Analisis Penelitian1. Penilaian Pembelajaran Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanak al-

Muttaqin Sungai DurenBerdasarkan Permendikbud Nomor 137 Tahun 2014 tentang

standar nasional pendidikan anak usia dini bahwa penilaian pembelajaran

anak usia dini dilaksanakan oleh guru PAUD dengan menerapkan prinsip-

prinsip penilaian. Prinsip-prinsip penilaian dalam pembelajaran tersebut,

yaitu: mendidik, berkesinambungan, objektif, akuntabel, transparan,

sistematis, menyeluruh, dan bermakna.

Penilaian pada pendidikan anak usia dini dilakukan pada saat anak

melakukan berbagai kegiatan. Sejak anak datang, berbaris, mengikuti

proses pembelajaran, mencuci tangan, makan bekal, istirahat atau

bermain bebas, sampai pulang kembali. Penilaian tersebut dilakukan

secara alami, baik berdasarkan kondisi nyata yang muncul dari perilaku

anak selama proses berkegiatan maupun hasil dari kegiatan tersebut.

Hasil pengamatan peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin

Sungai Duren bahwa ketika anak datang, guru menyambut anak dengan

senyuman dan sapaan manis sembari bersalaman dan mempersilahkan

anak bermain secara bebas sambil menunggu teman lainnya datang. Hal

itu dilakukan hingga semua anak berkumpul di halaman TK. Setelah

semua anak berkumpul, guru menginstruksikan agar anak berbaris

dengan rapi untuk memulai kegiatan pembukaan.155

Begitu pula, hasil wawancara peneliti bersama guru kelas kelompok

B, bahwa Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren selalu memulai

kegiatan dengan berbaris di halaman sambil melakukan beberapa

kegiatan ringan sebagai pemanasan atau kegiatan pembuka sebelum

masuk kelas. Pemanasan tersebut dilakukan untuk mempersiapkan anak

secara fisik dan psikis agar siap mengikuti pembelajaran. Kegiatan yang

dilakukan biasanya bernyanyi sambil menggerak-gerakkan anggota

badan.156

155Observasi peneliti di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 06 Januari 2020.156Wawancara bersama YL di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 06 Januari 2020.

85

Kegiatan pembelajaran dalam pendidikan anak usia dini didesain

untuk memungkinkan anak bermain. Setiap kegiatan harus mencerminkan

jiwa bermain, yaitu senang, merdeka, dan demokratis. Sehingga setiap

permainan yang diberikan harus diberi muatan pendidikan sehingga anak

dapat sambil belajar. Untuk itu, guru PAUD harus kreatif melihat potensi

lingkungan dan mendesain kegiatan pembelajaran yang menyenangkan.

Pengamatan peneliti di lapangan, mendapati bahwa kegiatan

pembelajaran di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren sudah

mencerminkan jiwa bermain. Sehingga anak yang mengikuti kegiatan

tersebut merasa gembira, meskipun sesungguhnya mereka sedang

belajar. Kegembiraan tersebut menggambarkan bahwa anak terlibat

dalam kegiatan pembelajaran. Berikut gambaran anak tengah asyik

bermain bersama temannya saat kegiatan pembelajaran di area balok.157

Gambar 5. Kegiatan Pembelajaran Anak TK al-Muttaqin Sungai Duren

Konsep belajar bagi anak usia dini adalah belajar melalui bermain.

Kegiatan pembelajaran anak usia dini harus menempatkan anak sebagai

subjek, sedangkan guru hanya menjadi fasilitator. Selama pembelajaran

berlangsung, guru dapat beralih peran menjadi penilai. Tidak ada

pembelajaran tanpa penilaian, karena penilaian merupakan proses

menetapkan kualitas hasil belajar, atau proses untuk menentukan tingkat

pencapaian tujuan pembelajaran peserta didik.158

157Observasi peneliti di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 06 Januari 2020.158Hamzah B. Uno dan Nina, Tugas Guru dalam Pembelajaran ....Op. Cit., hlm. 5.

86

Hasil wawancara bersama guru di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin

Sungai Duren bahwa hasil penilaian yang guru lakukan terhadap anak,

selalu guru jadikan pedoman untuk mengkaji ulang yang berkaitan dengan

kegiatan pembelajaran. Terutama dalam pembuatan Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Guru juga selalu mengamati

anak dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, jika pembelajaran hari ini

kurang menarik bagi anak, maka keesokan harinya guru berusaha untuk

membuat yang berbeda dari hari ini”.159

Terkait dengan hasil wawancara diatas, peneliti melakukan

observasi. Hasil observasi yang peneliti lakukan di Taman Kanak-kanak

al-Muttaqin Sungai Duren bahwa guru belum terlihat melaksanakan

penilaian. Saat kegiatan pembelajaran berlangsung, guru terlihat sibuk

menyiapkan lembar kerja dari area pembelajaran yang satu kearea

pembelajaran lainnya. Terkadang, guru juga terlihat sibuk membantu anak

yang belum dapat menyelesaikan tugas sesuai yang diinstruksikan pada

area pembelajaran tertentu .160

Sesungguhnya penilaian merupakan proses yang terintegrasi

dengan aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran. Menurut Anita

bahwa penilaian untuk anak usia dini, tempat dan waktu penilaian

dilakukan sesuai dengan waktu kegiatan pelaksanaan program itu

sendiri.161 Penilaian juga dilakukan secara alami, yaitu pada saat anak

bermain, menggambar atau membuat karya.162

Untuk memastikan keabsahan data, peneliti mengadakan

wawancara kepada guru pendamping Taman Kanak-kanak al-Muttaqin

Sungai Duren bahwa guru melakukan penilaian terhadap lembar kerja

anak. Setelah anak menyelesaikan tugasnya, guru akan meminta lembar

kerja tersebut dan mengumpulkannya menjadi satu.163

159Wawancara dengan YL di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 16 Januari 2020.160Observasi peneliti di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 16 Januari 2020.161Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar Anak .......Op. Cit., hlm. 64.162Rohita dan Nurfadilah, pelaksanaan penilaian pembelajaran..........Op. Cit., hlm. 60.163Wawancara dengan SZ di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 16 Januari 2020.

87

Hasil pengamatan peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin

Sungai Duren bahwa lembar kerja yang dikumpulkan guru, kemudian

disimpan dalam lemari TK setelah guru mempersilahkan anak untuk

istirahat sambil makan bekal bagi anak yang membawa bekal. Dan bagi

anak yang tidak membawa bekal, maka guru mempersilahkan anak

tersebut untuk bermain di halaman TK dan melarang untuk bermain di luar

halaman TK.164

Terkait fenomena diatas, untuk menguji keabsahan data peneliti

mengadakan wawancara bersama Kepala Taman Kanak-kanak al-

Muttaqin Sungai Duren bahwa lembar kerja yang guru kumpulkan itu

menjadi penilaian bagi guru untuk membuat laporan diakhir semester.

Selain itu, guru juga selalu melakukan pengamatan terhadap anak

mengenai perkembangan belajarnya. Dan saya juga yakin, pasti guru

sudah hapal masing-masing perkembangan anak didiknya. Karena

memang guru yang selalu bersama anak dalam setiap harinya.165

Penilaian yang guru lakukan tidak sesuai dengan prinsip penilaian

itu sendiri, dimana hasil penilaian diharapkan dapat memberikan feedback

bagi anak untuk meningkatkan kearah yang lebih baik. Dan bagi guru

dapat digunakan untuk mengkaji ulang stimulasi pendidikan yang

diberikan, termasuk di dalamnya metode dan media pembelajaran, proses

atau pola interaksi dengan anak, rencana pembelajaran, dan sebagainya.

Oleh karena itulah, sesungguhnya penilaian merupakan proses yang

terintegrasi dengan aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran.

Ketika penilaian yang dilakukan guru hanya sebatas pengamatan

tanpa menggunakan lembar observasi. Maka sulit bagi guru untuk

mengetahui tingkat keterlaksanaan program dan keberhasilan anak

mencapai kemampuan yang diharapkan. Sehingga tidak ada tolak ukur

bagi guru untuk memperbaiki perencanaan kegiatan pembelajaran

berikutnya.

164Observasi peneliti di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 16 Januari 2020.165Wawancara bersama RH di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 17 Januari 2020.

88

Penilaian pada pendidikan anak usia dini memiliki peranan penting

dalam kegiatan pembelajaran. Kegiatan penilaian memang bukan hal

yang sederhana karena banyak faktor yang diperhatikan, dan memerlukan

keseriusan pada saat pengumpulan fakta, pemahaman terhadap

perkembangan dan indikator yang dimunculkan anak melalui perilakunya

saat bermain, ketelitian mengamati tanpa dicampuri dengan asumsi-

asumsi, dan obyektivitas di dalam pengelolaan fakta. Sehingga penilaian

harus dilaksanakan secara berkesinambungan.

Penilaian pembelajaran anak usia dini dilakukan oleh guru secara

berkesinambungan, maksudnya adalah proses penilaian dilakukan secara

terencana, bertahap, dan terus menerus dengan menggunakan metode

serta alat (instrumen) penilaian yang tepat. Hal itu dilakukan untuk

mendapatkan gambaran proses pertumbuhan dan perkembangan anak.

Kemudian hasil penilaian tersebut digunakan sebagai masukan untuk

merencanakan program pembelajaran agar anak dapat mencapai tingkat

perkembangan yang lebih tinggi.166

Hasil wawancara bersama guru di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin

Sungai Duren bahwa penilaian pembelajaran sudah terencana di dalam

RPPH. Guru juga selalu membawa RPPH ketika melaksanakan

pembelajaran sebagai acuan agar pembelajaran yang diberikan tidak

keluar dari apa yang direncanakan. Dan penilaian guru terhadap anak

juga berdasarkan yang ada dalam RPPH.

Hasil pengamatan peneliti di lapangan, juga menemukan bahwa

penilaian pembelajaran sudah terencana di dalam RPPH. Yang mana

RPPH tersebut selalu dibawa oleh guru setiap kali melaksanakan

pembelajaran. Namun untuk pelaksanaannya, guru belum terlihat

melakukan penilaian karena belum adanya alat penilaian ataupun catatan-

catatan mengenai informasi sikap, pengetahuan dan keterampilan anak

sebagai bukti bahwa guru telah melaksanakan penilaian.167

166Kemendikbud, Penilaian dalam Pembelajaran ....Op. Cit., hlm. 19.167Observasi peneliti di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 16 Januari 2020.

89

Untuk memastikan keabsahan data mengenai fenomena belum

adanya alat penilaian yang membuktikan bahwa guru sudah melakukan

penilaian, peneliti melakukan wawancara bersama guru pendamping di

Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa penilaian yang

guru lakukan memang tidak menggunakan alat penilaian. Guru sekedar

mengamati anak. Dan pengamatan itu menjadi penilaian bagi guru apakah

anak sudah mencapai target apa belum, sebagaimana yang sudah

direncanakan dalam RPPH.168

Penjelasan serupa juga disampaikan oleh kepala Taman Kanak-

kanak al-Muttaqin Sungai Duren saat ditemui di ruangannya, bahwa guru

belum mempunyai alat penilaian. Dan untuk teknis penilaian pembelajaran

anak, kepala lembaga memberikan wewenang sepenuhnya kepada para

guru. Karena gurulah yang selalu bersama anak, jadi merupakan hal yang

wajar jikalau guru hapal mengenai masing-masing anak didiknya. Sebab

guru merasa hapal, sehingga guru tidak perlu mencatatnya kembali.169

Keadaan yang demikian, mengingatkan kita agar selalu mengacu

pada al-Qur’an yang merupakan pedoman hidup manusia. Suatu

perkataan tanpa didasari dengan bukti-bukti yang akurat maka akan

menimbulkan berbagai praduga. Dengan demikian Allah mengingatkan

dalam firman-Nya yaitu pada surat al-Baqarah ayat 284:

Artinya: “Kepunyaan Allah-lah segala apa yang ada di langit dan apayangada di bumi. dan jika kamu melahirkan apa yang ada didalam hatimu atau kamu menyembunyikan, niscaya Allah akanmembuat perhitungan dengan kamu tentang perbuatanmu itu.Maka Allah mengampuni siapa yang dikehandaki-Nya danmenyiksa siapa yang dikehendaki-Nya; dan Allah Maha Kuasaatas segala sesuatu”. (Q.S. Al-Baqarah: 284)170

168Wawancara peneliti di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 17 Desember 2019.169Wawancara bersama RH di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20 Januari 2020.170Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tafsir per kata (Jakarta: PT. Kalim, 2011), hlm. 50.

90

Penjelasan lain dalam al-Qur’an yang menerangkan tentang

keadaan demikian, yakni dalam surat an-Naml ayat 27:

Artinya: “Berkata Sulaiman: Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah

kamu termasuk orang-orang yang berdusta”. (Q.S. An-Naml:27)171

Kedua firman Allah di atas, memberikan penjelasan bahwa jangan

sekali-kali menyembunyikan suatu kebenaran dan menceritakan yang

tidak benar, karena Allah senantiasa mengawasi segala yang diperbuat.

Oleh karena itu, sebagai seorang guru harus meyakinkan kebenaran

perkataannya dengan pembuktian yang akurat. Salah satunya dengan

pendokumentasian hasil penilaiannya, seperti berdasarkan catatan-

catatan harian mengenai sikap, pengetahuan maupun keterampilan anak.

Sebagaimana definisi penilaian menurut Mulyasa bahwa penilaian

dilaksanakan secara berkelanjutan, dengan bukti-bukti autentik, akurat

dan konsisten.172 Tujuan penilaian guru harus dibuktikan dengan bukti-

bukti yang autentik agar hasil penilaian dapat diakses secara terbuka oleh

orangtua dan semua pemangku kepentingan yang relevan tanpa ada yang

disembunyikan.

Berhubungan dengan alat penilaian di Taman Kanak-kanak al-

Muttaqin Sungai Duren, guru kelas memberikan penjelasan saat ditemui di

ruangannya ketika jam istirahat, guru menjelaskan bahwa pada semester

ganjil lalu, guru menggunakan alat penilaian, yaitu berupa: ceklis, catatan

anekdot dan hasil karya. Pada waktu itu, guru mengisinya ketika anak

sudah pulang. Apa yang diamati selama pembelajaran, itulah yang akan

dituangkan dalam alat penilaian. Namun untuk semester ini, guru belum

menggunakan itu karena belum ada disediakan dari sekolah. 173

171Ibid., hlm. 380.172Mulyasa, Manajemen PAUD.......Op. Cit., hlm. 195.173Wawancara bersama YL di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 17Januari 2020.

91

Untuk menguji kebenaran data, peneliti mengadakan wawancara

bersama kepala Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa

memang benar pada semester lalu penilaian guru menggunakan ceklis,

catatan anekdot, dan hasil karya. Kemarin dari TK yang membuatkan itu

semua. Untuk sekarang ini, belum sempat dibuatkan karena beberapa

faktor. Insyaallah dengan segera akan diadakan kembali. Supaya

penilaian yang guru lakukan itu terbukti.174

Banyak alat penilaian yang dapat digunakan untuk mengumpulkan

data penilaian, tetapi tidak semua alat tersebut tepat untuk

mengungkapkan semua aspek pertumbuhan dan perkembangan anak.

Sehingga, alat penilaian ini harus disesuaikan dengan indikator

perkembangan yang telah ditetapkan pada Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran Harian (RPPH). Menurut Een dalam safitri terdapat

beberapa alat penilaian yang bisa mengungkapkan beberapa kemampuan

aspek tertentu tetapi tidak bisa digunakan untuk aspek lainnya.175

Penilaian pembelajaran anak usia dini yang didasarkan pada

indikator capaian perkembangan anak harus menggunakan prinsip

obyektivitas, artinya sesuai dengan kondisi yang ada. Dengan demikian,

guru diharapkan dapat memisahkan antara fakta dengan asumsi seperti

memberikan julukan tertentu kepada anak atau hal-hal subyektif lainnya.

Hasil wawancara peneliti bersama guru di Taman Kanak-kanak al-

Muttaqin Sungai Duren bahwa penilaian guru tidak pernah dicampuri

unsur-unsur apapun. Murni dari hasil pengamatan selama berkegiatan

dan hasil yang telah dibuat anak setelah mengikuti kegiatan

pembelajaran. Semuanya berdasarkan apa adanya. Guru yang selalu

bersama anak pasti tahu mengenai sikap sehari-hari, pengetahuan, dan

juga keterampilan yang dihasilkan. Itu semua guru nilai tanpa unsur pilih

kasih dan lain-lainnya”.176

174Wawancara bersama RH di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 17 Januari 2020.175Umi Safitri dkk, Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar....Op. Cit., hlm. 2.176Wawancara dengan YL di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20 Januari 2020.

92

Pelaksanaan penilaian tujuan utamanya adalah untuk mengetahui

hasil dari kegiatan belajar anak. Hasil belajar tersebut digunakan untuk

merancang kembali pembelajaran yang akan dilakukan hari berikutnya.

Oleh karena itu, penilaian harus selalu dilakukan untuk mendapatkan

informasi-informasi yang berbeda dalam setiap harinya agar rancangan

pembelajaran dihari berikutnya lebih bervariatif dan inovatif. Hal ini

sebagaimana pendapat Al Tabany bahwa penilaian adalah suatu usaha

mengumpulkan dan menafsirkan berbagai informasi secara sistematis,

berkala, berkelanjutan, menyeluruh tentang perkembangan yang dicapai

peserta didik melalui pembelajaran.177

Untuk memastikan keaslian data mengenai guru melaksanakan

penilaian, peneliti mengadakan wawancara kepada guru pendamping di

Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa pengamatan guru

itu merupakan penilaian. Kemudian hasil kegiatan anak setelah mengikuti

pembelajaran itu juga penilaian. Guru selalu mengumpulkan hasil kegiatan

anak dalam tiap harinya. Meskipun, kadang-kadang sebagian dari hasil

karya anak ditempel di dinding kelas sebagai hiasan. Namun sebelum

ditempel, guru memerintahkan kepada anak untuk memberi nama pada

hasil karyanya. Jadi walaupun ditempel, guru tetap bisa kasih nilai.178

Hasil pengamatan peneliti di lapangan, bahwa guru Taman Kanak-

kanak al-Muttaqin Sungai Duren memang selalu mengumpulkan hasil

belajar anak dan menyimpannya dalam sebuah lemari sebelum hasil

karya tersebut diamati dan diukur tingkat perkembangan yang membuat

karya tersebut. Hingga anak pulang dan sampai keesokan harinya karya

tersebut tidak di amati kembali oleh guru, sebagai upaya untuk

mendapatkan informasi mengenai perkembangan anak melalui hasil

karya.179

177Trianto Ibnu Badar Al Tabany, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik (Jakarta:Kencana, 2015), hlm. 213.178Wawancara bersama SZ di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20Januari 2020.179Observasi peneliti di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20 Januari 2020.

93

Dalam melakukan pengamatan, harusnya guru perlu membuat

pencatatan sebagai bukti sekaligus pengingat terhadap segala hal yang

diamatinya. Hal ini penting dilakukan sebab keterbatasan memori untuk

mengingat kembali hal-hal yang telah terjadi sepanjang hari bersama

anak. Di samping itu, ketepatan dan kecepatan pendokumentasian sangat

mempengaruhi akurasi dari proses dan hasil penilaian. Oleh karena itu,

guru hendaknya memiliki beberapa strategi pendokumentasian.

Hasil wawancara peneliti bersama guru kelas kelompok B Taman

Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa guru selalu mengamati

perkembangan anak ketika mengikuti kegiatan pembelajaran. Terlebih

saat anak aktif dalam menjawab setiap pertanyaan-pertanyaan guru ketika

kegiatan belajar berlangsung. Namun guru memang belum

mendokumentasikan pengamatan yang dilakukan, guru hanya sebatas

menghapal siapa saja yang mengalami perkembangan.180

Penjelasan serupa dari kepala Taman Kanak-kanak al-Muttaqin

Sungai Duren bahwa sesungguhnya guru selalu melakukan pengamatan

perkembangan anak. Hanya saja guru belum mempunyai cara yang tepat

dalam mendokumentasikan hasil penilaian tersebut. Saat kegiatan

pembelajaran berlangsung, guru disibukkan dengan mendampingi anak

dan terkadang menyiapkan media pembelajaran. Sehingga tidak sempat

mencatat atau mendokumentasikan hasil pengamatannya. Kemudian

setelah anak pulang, guru juga mungkin sudah merasa lelah, sehingga

ingin segera pulang kerumah, begitu seterusnya. Namun saya yakin

bahwa guru mampu memberikan penilaian terhadap ketercapaian

perkembangan anak.181

Salah satu tujuan guru mendokumentasikan hasil penilaian

pembelajaran adalah agar guru dengan mudah menganalisis untuk

mengetahui capaian kemampuan anak, apakah anak tersebut berada

pada kemampuan Belum Berkembang (BB), Mulai Berkembang (MB),

180Wawancara bersama YL di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20Januari 2020.181Wawancara bersama RH di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 06 Februari 2020.

94

Berkembang Sesuai Harapan (BSH), atau Berkembang Sangat Baik

(BSB). Berdasarkan hasil pengamatan peneliti di Taman Kanak-kanak al-

Muttaqin Sungai Duren bahwa guru belum menerapkan skala

perkembangan anak usia dini dalam penilaiannya. Sehingga

memungkinkan guru akan kesulitan dalam menganalisis aspek-aspek

perkembangan anak berdasarkan skala perkembangan.182

Skala perkembangan tersebut digunakan untuk mengukur

ketercapaian aspek perkembangan anak, kiranya anak berada pada skala

yang mana. Sehingga penilaian yang dilakukan guru harus mencakup

semua aspek pertumbuhan dan perkembangan anak baik sikap,

pengetahuan maupun keterampilan. Dengan demikian, dapat diketahui

status pertumbuhan dan perkembangan anak secara menyeluruh.

Sebagaimana yang terdapat dalam prinsip penilaian.

Selain itu, hasil penilaian yang dilakukan guru PAUD harus

bermakna atau memiliki arti, serta dapat memberikan informasi yang

bermanfaat bagi anak, orangtua, guru, dan pihak lain yang relevan. Hasil

penilaian juga bukan sekedar dokumen yang harus terselesaikan tepat

pada waktunya. Namun, harus memberikan makna mengenai kondisi

anak yang sebenarnya.

Oleh karena itu, hasil penilaian harus dapat memberikan deskripsi

mengenai anak dengan tepat, sehingga orangtua atau pihak lain yang

menggunakan dapat memahami. Misalnya, ketika hasil penilaian

menggunakan kategori, seperti mulai berkembang, berkembang dan

berkembang sangat baik, maka ketiga kategori tersebut harus jelas

maknanya. Sehingga, indikator yang digunakan harus operasional,

kemudian dijelaskan dengan tepat kepada pengguna hasil penilaian.

Apabila hasil penilaian tidak bermakna, maka hanya akan menjadi

dokumen yang tersimpan rapi dalam almari arsip, padahal hasil penilaian

sesungguhnya merupakan “sepenggal catatan kehidupan seorang anak”.

182Observasi peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 16Februari 2020.

95

Hasil wawancara peneliti bersama guru Taman Kanak-kanak al-

Muttaqin Sungai Duren bahwa guru selalu berusaha memberikan kegiatan

pembelajaran yang memiliki arti bagi kehidupan anak. Dengan harapan,

kegiatan-kegiatan yang diberikan dapat menggambarkan tentang

kemajuan perkembangan dan pembelajaran anak. Sehingga hasil

penilaiannya pun dapat bermanfaat bagi seluruh pihak.183

Terkait kegiatan pembelajaran di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin

Sungai Duren, pengamatan peneliti pada saat kegiatan inti, mendapati

bahwa guru memberikan kegiatan pembelajaran yang berbeda-beda pada

setiap area pembelajaran. Guru memberikan kegiatan pembelajaran

berdasarkan tema pembelajaran yang telah dibahas sebelumnya pada

kegiatan pembukaan, yaitu rekreasi/tempat-tempat rekreasi. Setiap anak

diberikan kesempatan untuk memilih area pembelajaran yang diminati.

Namun setelah selesai kegiatan dalam satu area, anak akan di rolling

secara bergantian untuk mengikuti kegiatan di area lainnya. Pada area

bahasa, kegiatannya menulis nama tempat-tempat rekreasi dan

menempel huruf nama beberapa binatang. Pada area seni, kegiatannya

mewarnai binatang dan bernyanyi kebun binatang. Pada area berhitung,

kegiatannya melakukan penjumlahan. Pada area balok, kegiatannya anak

bebas berekspresi dengan menggunakan balok-balok tersebut.184

Gambar 6. Kegiatan Menempel Huruf di Area Bahasa Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren

183Wawancara bersama YL di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20Januari 2020.184Observasi peneliti di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 06 Januari 2020.

96

Peneliti mengadakan wawancara bersama guru pendamping

Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren untuk menguji keabsahan

data terkait kegiatan pembelajaran, penjelasan yang diperoleh bahwa

guru memang memberikan kegiatan pembelajaran yang berbeda dalam

setiap area belajar. Karena pernah suatu ketika salah satu dari orang tua

siswa berkomentar bahwa kegiatan belajar anak disekolah hanya

menggambar dan mewarnai. Itu menjadi terjangan halus bagi guru untuk

memberikan pengetahuan pada orang tua bahwa di TK tidak hanya

menggambar dan mewarnai.185

Hasil pengamatan peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin

Sungai Duren bahwa banyaknya kegiatan pembelajaran yang

dilaksanakan, namun guru belum juga terlihat melakukan penilaian selain

mengumpulkan lembar kerja anak setelah selesai pembelajaran. Dan

lembar kerja itu pun hanya disimpan dalam lemari TK, ditinggalkan begitu

saja tanpa memberikan penilaian. Dan kemudian guru mendampingi

kegiatan bermain anak saat jam istirahat sebelum pulang. Setelah semua

anak pulang, guru pun menyegerakan diri untuk pulang. Tanpa mengecek

kembali lembar kerja anak yang tersimpan dalam lemari untuk

mendapatkan informasi ketercapaian kegiatan pembelajaran hari itu.186

Berdasarkan hasil temuan yang telah dikemukakan diatas, dapat

disimpulkan bahwa penilaian pembelajaran anak usia dini yang dilakukan

oleh guru PAUD di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren belum

sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian dalam pendidikan anak usia dini.

Karena penilaiannya belum terbukti terlaksana secara sistematis,

berkesinambungan, akuntabel dan terintegrasi bersamaan dengan

berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Dan hasil penilaiannya juga

belum bisa dikatakan mendidik, autentik, objektif, transparan, dan

menyeluruh. Sebab belum ada bukti secara dokumentasi.

185Wawancara bersama SZ di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 16Januari 2020.186Observasi peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 16Januari 2020.

97

2. Kompetensi Pedagogik Guru PAUD dalam Melaksanakan PenilaianPembelajaran Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanak al-MuttaqinSungai Duren

Menurut Barlow bahwa kompetensi guru merupakan kemampuan

dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung

jawab.187 Dalam kaitannya dengan pendidikan, kompetensi menunjukan

perbuatan yang sifatnya rasional untuk mencapai tujuan pendidikan

sesuai dengan kondisi yang diharapkan.

Berkaitan dengan definisi diatas, Undang Undang Republik

Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentng guru dan dosen menerangkan

bahwa kompetensi guru sebagaimana dimaksud, meliputi kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi

profesional yang diperoleh melalui profesi.188

Demikian pula, salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru

PAUD adalah kompetensi pedagogik. Kompetensi pedagogik adalah

kecakapan guru dalam mengelola pembelajaran agar dapat membantu

proses pengoptimalan pertumbuhan dan perkembangan anak.

Berdasarkan Permendikbud nomor 137 tahun 2014 tentang standar

nasional pendidikan anak usia dini bahwa salah satu kompetensi

pedagogik guru PAUD adalah mampu melaksanakan penilaian

pembelajaran anak usia dini.

Langkah pertama sebelum melaksanakan penilaian adalah guru

harus menentukan kompetensi dasar yang akan dinilai dan merumuskan

kegiatan. Tahap ini pada saat kita menyusun RPPH. Dalam menyusun

RPPH guru menentukan kegiatan pembelajaran dan tujuan dari

pembelajaran serta menentukan aspek dan indikator yang akan dinilai

pada anak. Indikator disini merupakan ukuran, karakteristik, atau ciri-ciri

kemampuan dasar yang dapat dicapai oleh anak. Guru harus tahu dengan

jelas kegiatan pelaksanaan program yang akan dilakukan agar dapat

menetapkan kemampuan mana yang harus dimiliki oleh anak.

187Tukiran Taniredja dkk, Guru yang Profesional ..............Op. Cit., hlm. 71.188Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005, tentang Guru dan Dosen.

98

Hasil wawancara penulis bersama guru kelas kelompok B di Taman

Kanak-kanak al-Muttaqin sungai Duren bahwa guru menyusun RPPH

sendiri setiap harinya berdasarkan tema yang sudah ada dalam RPPM.

Didalamnya terdapat rumusan kegiatan dan penetapan kompetensi dasar

yang akan dinilai. Dalam RPPH yang selalu guru bawa ketika

melaksanakan pembelajaran, ada bagian yang disebut dengan rencana

penilaian yang isinya sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang akan

dilihat pada anak.189

Terkait hasil wawancara di atas, peneliti melakukan observasi.

Hasil pengamatan peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai

Duren bahwa memang guru sudah menyusun rencana penilaian di dalam

RPPH yang selalu guru bawa ketika melaksanakan pembelajaran. Di

dalam RPPH tersebut, ada bagian mengenai rencana penilaian yang

isinya terdiri dari sikap: (1) dapat mensyukuri ciptaan Tuhan; (2) dapat

makan yang teratur. Pengetahuan dan keterampilan: (1) dapat shalat

dhuha; (2) dapat membaca niat ketika mengambil air wudhu; (3) dapat

membaca do’a ketika selesai berwudhu; (4) dapat membaca do’a iftitah;

dan (5) dapat membaca ayat kursi.190

Gambar 7. Rencana Penilaian Taman Kanak-kanak al-MuttaqinSungai Duren

189Wawancara bersama YL di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 17Januari 2020.190Observasi peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 17Januari 2020.

99

Rencana penilain berisi aspek-aspek yang ingin dikembangkan,

bagaimana cara mengembangkan aspek tersebut, target ketercapain yang

harus diraih oleh anak. Kegiatan pembelajaran harus sesuai dengan

kemampuan yang dimiliki oleh anak yang akan belajar. Dari kegiatan

pembelajaran yang akan dilakukan guru memilih kemampuan mana yang

harus dimiliki anak. Menurut Widarmi dalam kutipan Safitri menyatakan

bahwa jadwal harian harus disesuaikan dengan kebutuhan, minat dan

usia perkembangan anak.191 Sehingga dalam pembuatan RPPH memang

guru dituntut harus selalu menyiapkannya setiap hari, dan memperhatikan

kebutuhan, minat dan usia perkembangan anak.

Pembelajaran anak usia dini harus dilakukan secara terencana.

Begitu pula dengan penilaian pembelajaran pada anak usia dini, harus

ada perencanaan sebelum pelaksanaan dilakukan. Guru harus

menentukan kompetensi dasar yang akan dinilai dari kegiatan yang akan

dilakukan pada anak. Indikator disini merupakan ukuran, karakteristik,

atau ciri-ciri kemampuan dasar yang dapat dicapai oleh anak. Dengan

demikian kegiatan penilaian pembelajaran dapat terlaksana dengan

baik.192 Allah SWT berfirman di dalam al-Qur’an mengenai seseorang

haruslah mempersiapkan atau merencanakan apa yang akan ia hadapi

pada hari esok agar memperoleh hasil yang lebih baik. Terdapat dalam

surat Al-Hasr ayat 18:

Artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah danhendaklah setiap diri memerhatikan apa yang telah diperbuatnyauntuk hari esok. Dan bertaqwalah kepada Allah sesunggguhnyaAllah mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (Q.S. Al-Hasr: 18)193

191Umi Safitri dkk, Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar....Op. Cit., hlm. 6.192Ahmad Susanto, Pendidikan Anak Usia Dini....Op. Cit., hlm. 125.193Departemen Agama RI, Al-Qur’an Tafsir per kata (Jakarta: PT. Kalim, 2011), hlm. 549.

100

Ayat tersebut menjelaskan bahwa orang-orang yang beriman

hendaknya memperhatikan segala sesuatunya yang akan ia lakukan pada

hari esok. Sama halnya dengan seorang guru, hendaknya merancang

sebelum melakukan penilaian pembelajaran agar proses penilaian

berjalan dengan mudah dan memperoleh hasil yang sesuai harapan.

Langkah kedua yang harus dilakukan guru sebelum pelaksanaan

penilaian adalah menyiapkan alat penilaian sebagai pedoman bagi guru

dalam melakukan penilaian. Banyak alat penilaian yang dapat digunakan

untuk memperoleh data penilaian, tetapi tidak semua alat tersebut tepat

untuk mengungkapkan semua aspek pertumbuhan dan perkembangan

anak. Menurut Een dalam kutipan Safitri, terdapat beberapa alat penilaian

yang bisa mengungkapkan beberapa kemampuan aspek tertentu tetapi

tidak bisa digunakan untuk aspek lainnya. Alat penilaian ini harus

disesuaikan dengan indikator perkembangan yang telah ditetapkan pada

RPPH.194

Hasil wawancara peneliti bersama guru kelas kelompok B Taman

Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa guru menilai anak

berdasarkan pengamatan ketika sedang pembelajaran dan hasil karya

anak ketika selesai kegiatan pembelajaran. Guru tidak ada menggunakan

alat penilaian. Dari pengamatan terhadap perkembangan anak dan hasil

karya dalam tiap harinya, guru sudah hapal siapa-siapa yang terlihat

berkembang maupun belum berkembang. Karena memang setiap hari

bersama, jadi hapal.195

Berdasarkan hasil wawancara di atas, peneliti mengadakan

pengamatan di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa

guru memang belum menggunakan alat penilaian, hanya saja guru selalu

mengumpulkan lembar kerja anak setelah kegiatan pembelajaran selesai,

sebelum jam istirahat. Setelah lembar kerja dikumpulkan, guru

mempersilahkan anak istirahat, bagi yang membawa bekal, anak

194Umi Safitri dkk, Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar....Op. Cit., hlm. 2.195Wawancara bersama YL di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 16 Januari 2020.

101

dipersilahkan untuk memakannya. Dan bagi yang tidak membawa bekal,

guru mempersilahkan anak bermain di halaman TK. Kemudian guru

membawa lembar kerja anak dan menyimpannya dalam lemari. Setelah

itu, guru mengecek kembali kerapian kelas sambil mengamati beberapa

kegiatan bermain yang dilakukan anak. Jam istirahat habis, guru

mempersilahkan anak masuk ke dalam kelas kembali untuk melanjutkan

kegiatan penutup. Kegiatan penutup selesai dilaksanakan, diakhiri dengan

membaca do’a. Sebelum pulang anak diberi kuis, siapa yang bisa

menjawab boleh pulang. Setelah semua anak pulang, guru pun langsung

beres-beres kelas sambil menutupi jendela, dan juga ingin segera pulang.

Kelas rapi, jendela sudah tertutup, guru mengambil tas di ruangan guru,

dan keluar dengan tidak lupa mengunci pintu.196

Hasil pengamatan peneliti di atas, bahwa peneliti tidak mendapati

guru melaksanakan penilaian terhadap lembar kerja anak. Guru hanya

mengumpulkan dan menyimpannya dalam lemari. Fenomena ini membuat

peneliti mengadakan wawancara bersama guru pendamping di Taman

Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, bahwa guru menyimpan lembar

kerja anak untuk memberikan penilaian ketika di akhir semester. Selain

itu, guru juga terkadang mendokumentasikan kegiatan anak ketika sedang

belajar. Karena itu nanti akan menjadi laporan guru kepada orang tua

ketika akhir semester.197

Banyak alat penilaian yang dapat digunakan dalam pelaksanaan

penilaian pembelajaran anak usia dini yaitu berupa alat penilaian non tes,

yang terdiri dari: ceklis, catatan anekdot, hasil karya, pemberian tugas,

unjuk kerja, serta portofolio.198 Menurut Wolfgang bahwa untuk anak usia

dini yang terfokus pada kegiatan bermain, maka alat penilaian yang

digunakan adalah dengan pengamatan langsung.199

196Observasi peneliti di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 16 Januari 2020.197Wawancara bersama SZ di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 17 Januari 2020.198Kementerian Agama RI, Petunjuk Teknis Penilaian ......Op. Cit., hlm. 10-12.199Rohita dan Nurfadilah, Pelaksanaan Penilaian Pembelajaran Taman Kanak-kanak diJakarta (Jurnal al-Azhar Indonesia, Vol. 4, No. 1: 53-62, 2017), hlm.56.

102

Pengamatan yang dilakukan guru dalam melaksanakan penilaian,

harus dibuktikan dengan lembar observasi. Sehingga itu dapat

membenarkan bahwa guru memang telah melaksanakan penilaian.

Sebagaimana yang tercantum dalam pedoman penilaian pembelajaran

pendidikan anak usia dini bahwa dalam melakukan pengamatan, guru

perlu melakukan pencatatan sebagai bukti sekaligus pengingat terhadap

segala hal yang diamatinya.200

Lembar observasi dapat berupa catatan menyeluruh, catatan

anekdot, ceklis, dan rubrik. Kemudian dari lembar kerja anak juga harus

diberi penilaian, menggunakan lembar penilaian hasil karya. Terkait alat

penilaian, peneliti mengadakan wawancara bersama guru kelas kelompok

B Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa pengalaman

guru pada semester ganjil, memang menggunakan ceklis, catatan anekdot

dan hasil karya. Ketika itu, lembaga yang mengadakannya. Kepala

memerintahkan bahwa penilaian guru dituangkan dalam ceklis, catatan

anekdot dan hasil karya tersebut. Gurupun melaksanakan sesuai perintah

kepala hingga akhir semester berlangsung. Memasuki semester genap ini,

sampai sekarang belum ada lembaga menyediakan kembali. Guru dari

awal juga menunggu, sampai hari ini. Dan sebenarnya itu sangat

membantu sekali, ketika kami membuat laporan akhir semester.201

Kemudian peneliti juga mengadakan wawancara kepada kepala

Taman Kanak-kanak untuk uji kebenaran data terkait alat penilaian bahwa

semester ganjil kemarin, memang guru menggunakan ceklis, catatan

anekdot dan hasil karya untuk melakukan penilaian terhadap anak.

Penilaian yang guru lakukan juga berdasarkan rencana penilaian yang

tercantum dalam RPPH. Guru tinggal menyesuaikan saja, mau

menggunakan yang mana. Kemarin itu TK yang mengadakan, sebagai

pelengkap dokumen ketika TK mengajukan akreditasi.202

200Kemendikbud, Pedoman Penilaian Pembelajaran ......Op. Cit., hlm. 5.201Wawancara bersama YL di TK al-Muutaqin Sungai Duren, tanggal 17 Januari 2020.202Wawancara bersama RH di TK al-Muutaqin Sungai Duren, tanggal 20 Januari 2020.

103

Penilaian merupakan kegiatan yang meliputi proses pengamatan,

pencatatan dan pendokumentasian kemampuan anak dan hasil karya.

Sebagaimana menurut Suyanto dalam kutipan Rohita, bahwa penilaian

adalah proses pengamatan, pencatatan, dan pendokumentasian

kemampuan dan karya anak sebagai dasar pengambilan keputusan

pendidikan yang bermanfaat bagi anak.203 Berdasarkan hal tersebut dapat

diketahui bahwa untuk mengetahui berbagai kemampuan anak dan agar

dapat diambil sebuah keputusan yang bermanfaat bagi anak maka perlu

kiranya dilakukan pengamatan, pencatatan dan pendokumentasian.

Setelah menyiapkan alat penilaian, langkah selanjutnya yang perlu

dilakukan oleh guru sebelum melaksanakan penilaian adalah menetapkan

kriteria penilaian. Kriteria penilain disini merupakan patokan ukuran

keberhasilan anak. Dengan adanya patokan keberhasilan anak guru dapat

menetapkan nilai anak. Setelah alat dan kriteria penilaian telah ditetapkan

langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data. Data yang diambil disini

berkaitan dengan kemampuan anak berdasarkan kriteria yang telah

ditetapkan. Guru dapat mengumpulkan data dengan alat penilaian yang

telah disiapkan.

Terkait kriteria penilaian ini, peneliti mengadakan wawancara

bersama guru kelas kelompok B Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai

Duren bahwa kriteria penilaian yang kami amati berdasarkan apa yang

tercantum dalam RPPH. Sejauh mana anak mencapai keberhasilan dalam

mengikuti kegiatan pembelajaran. Dalam rencana penilaian pada RPPH,

ada kompetensi sikap: yang kami lihat anak dapat bersyukur dan dapat

menjaga kesehatan. Kompetensi pengetahuan dan keterampilan: anak

dapat menyebutkan jenis-jenis mobil beserta warna-warnanya, anak dapat

mengumpulkan huruf dari kata “mobil”, anak dapat membuat kendaraan

darat, anak dapat mewarnai gambar mobil, anak dapat menuliskan jumlah

mobil sesuai dengan gambar, dan anak dapat melakukan penjumlahan.204

203Rohita dan Nurfadilah. Pelaksanaan Penilaian Pembelajaran......Op. Cit., hlm. 55.204Wawancara bersama YL di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20 Januari 2020.

104

Hasil pengamatan peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin

Sungai Duren bahwa dalam menetapkan kriteria penilaian anak, guru

selalu memperhatikan kemampuan yang dimiliki anak. Sehingga kriteria

yang ditetapkan, sekiranya pasti dapat dilakukan oleh anak. Namun dalam

pelaksanaannya guru tetap membantu anak-anak yang belum memahami

tugas yang harus dikerjakan maupun anak yang belum dapat

menyelesaikan tugas sesuai dengan yang diinstruksikan. Reward berupa

pujian juga diberikan guru kepada anak yang sudah dapat menyelesaikan

tugas dengan baik dan benar.205

Dalam penetapan kriteria penilaian, guru harus memperhatikan

anak dan waktu yang disediakan untuk memiliki kemampuan tersebut.

Fenomena lain yang peneliti temukan di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin

Sungai Duren bahwa guru membantu anak yang belum dapat

menyelesaikan kegiatannya, agar anak segera mengikuti kegiatan di area

pembelajaran berikutnya. Sehingga hasil karya anak lebih dominan

buatan gurunya. Karena mengejar waktu agar semua anak mengikuti

kegiatan di empat area pembelajaran.206 Oleh karena itu, guru juga harus

memperhatikan waktu yang disediakan untuk memiliki kemampuan

tersebut.

Selain itu, guru juga harus memahami dua hal yaitu subyek

penilaian dan sasaran penilaian. Terkait dengan subyek penilaian, guru

harus mengenal betul siapa yang akan dinilai. Guru anak usia TK berarti

akan menilai anak usia TK yaitu usia 4-6 tahun. Dengan demikian guru

harus benar-benar mengetahui siapa anak usia TK tersebut, bagaimana

karakteristiknya, bagaimana menilainya, alat apa yang akan digunakan

untuk menilainya, apa yang akan dinilai dari anak usia TK, dan hal-hal

penting lainnya.207

205Observasi peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 03Februari 2020.206Observasi peneliti di Tamana Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 06Februari 2020.207Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar ...Op. Cit., hlm. 47-48.

105

Selain mengenal subyek penilaian, guru juga harus mengetahui

sasaran penilaian. Sasaran atau objek penilaian adalah segala sesuatu

yang menjadi pusat pengamatan karena penilai menginginkan informasi

tentang sesuatu ini. Lebih lanjut, Suharsimi dalam kutipan Anita Yus

menuliskan bahwa sasaran penilaian meliputi unsur input, transformasi

dan output. Unsur input meliputi potensi yang ingin dikembangkan dari diri

anak yang terdiri dari 6 aspek perkembangan yaitu, fisik, kognitif, bahasa,

sosial emosional, seni dan moral agama. Unsur transformasi meliputi

materi, metode, media, sistem administrasi dan guru. Sementara unsur

output meliputi seberapa jauh anak mencapai tujuan yang telah ditetapkan

atau seberapa jauh anak memiliki dasar-dasar untuk pertumbuhan dan

perkembangan diri selanjutnya.208

Langkah selanjutnya sebelum guru melaksanakan penilaian

pembelajaran adalah menentukan waktu dan tempat yang terbaik untuk

melaksanakan penilaian. Seringkali muncul pertanyaan guru mengenai ini,

bagaimana mungkin dapat mengobservasi dan mencatat banyak informasi

saat anak main, sebab banyak yang harus dikerjakan ketika anak

mengikuti kegiatan pembelajaran, dengan memberi dukungan saat anak

bermain, membantu menyediakan media permainan, membantu anak lain

yang belum mampu menyelesaikan kegiatannya dan lain-lain.

Hasil wawancara peneliti bersama guru kelas kelompok B Taman

Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa guru memang terkadang

masih bingung menentukan waktu yang tepat untuk melaksanakan

penilaian. Apalagi kalau harus bersamaan dengan pelaksanaan

pembelajaran. Kadang harus menyiapkan media pembelajaran, kadang

juga harus membantu anak yang kesulitan atau lambat dalam

menyelesaikan tugasnya. Sehingga memang guru masih bingung

menentukan kapan waktu yang tepat melakukan penilaian.209

208Ibid.209Wawancara bersama YL di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20Januari 2020.

106

Hasil pengamatan peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin

Sungai Duren bahwa guru memang masih bingung menentukan waktu

dan tempat yang tepat untuk melaksanakan penilaian. Terbukti guru tidak

pernah mencatat hasil pengamatannya selama bersama anak ketika

bermain dalam kegiatan pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Guru

juga jarang mendampingi kegiatan anak di luar kelas. Guru memberikan

kebebasan sepenuhnya untuk bermain bebas di halaman TK saat jam

istirahat. Kecuali jika ada anak yang menangis, maka guru akan keluar

melihat apa yang tengah terjadi pada anak.210

Untuk mengatasi kondisi tersebut, guru perlu merancang terlebih

dahulu waktu dan tempat yang paling cocok untuk melakukan penilaian,

lihatlah indikator tertentu yang ada pada perencanaan penilaian, misalnya

untuk melihat “anak dapat bekerja sama‟, maka waktu observasi yang

lebih tepat yaitu saat anak menunggu waktu mengantri ke kamar kecil

atau saat mau mencuci tangan, atau saat mengantri mengambil air

wudhu. Ketika guru sudah menetapkan indikator apa yang diobservasi,

dan menentukan apa yang akan diobservasi, maka memudahkan guru

hanya perlu beberapa menit untuk mengamati anak, maka ia akan dapat

informasi yang lebih banyak dibanding bila guru tidak menyiapkan tentang

apa yang akan diobservasi.

Wawancara peneliti bersama guru kelas kelompok B Taman

Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa ketika anak mengantri

untuk mengambil air wudhu, guru mendampingi dan guru juga mengamati.

Biasanya yang guru amati, anak membaca niat berwudhu, seberapa jauh

anak telah mampu membasuh anggota tubuh secara berurutan, dan anak

membaca niat setelah selesai berwudhu. Untuk kegiatan anak mencuci

tangan, guru memang jarang mendampingi, paling hanya sekedar

mengarahkan dan menginstruksikan bahwa cuci tangannya tidak boleh

sambil main air.211

210Observasi peneliti di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 06 Februari 2020.211Wawancara bersama YL di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20 Januari 2020.

107

Hasil pengamatan peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin

Sungai Duren bahwa setelah kegiatan anak mengambil air wudhu, lalu

anak diperintahkan untuk menggunakan mukena dan kemudian shalat

dhuha bersama guru. Sebelumnya, satu dari anak laki-laki diminta untuk

adzan. Selesai shalat kegiatannya berdzikir, baca ayat kursi dan tahlil,

tahmid dan tasbih, diakhiri dengan membaca do’a. Setelah itu, satu

persatu anak mengaji iqro’. Selesai sudah kegiatan di area Imtaq, anak

dipersilahkan untuk istirahat sambil makan bekal. Guru pun masuk

kedalam ruangan. Sejauh ini, peneliti belum mendapati guru mencatat apa

yang sejak tadi dilakukan anak.212

Mengenai fenomena ini, peneliti mengadakan wawancara bersama

kepala Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai untuk menguji kebenaran

data, beliau mengatakan bahwa pada hari jum’at memang kegiatan anak

bersama guru di area pembelajaran Imtaq. Dimulai dari kegiatan

mengambil air wudhu, shalat, dzikir dan mengaji. Guru memang belum

ada mencatat perkembangan anak mengenai kegiatan itu. Biasanya guru

memfhoto ketika anak shalat atau mengaji. Sebagai dokumentasi kegiatan

anak, yang kadang juga di share kegroup WA keluarga TK al-Muttaqin.

Supaya memberitahukan kepada orangtua bahwa anaknya mengikuti

kegiatan pembelajaran di TK.213

Dalam keseharian guru bekerja bersama anak. Selain guru

memfasilitasi anak, guru juga melakukan pengamatan. Guru mengamati

hal-hal apa saja yang anak tahu, apa saja yang anak bisa, dan apa saja

yang menjadi kebiasaan anak. Penilaian dilakukan secara alami, baik

berdasarkan kondisi nyata yang muncul dari perilaku anak maupun hasil

dari kegiatan tersebut. Pada saat anak melakukan berbagai kegiatan, guru

dapat mengamati segala hal yang dilakukan anak ataupun diucapkan

anak, termasuk ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan karya anak.

212Observasi peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 17Januari 2020.213Wawancara bersama RH di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 27Februari 2020.

108

Sejalan dengan itu, sebagaimana yang dituliskan Suyanto bahwa

Penilaian seharusnya dilakukan terus menerus bersamaan dengan

kegiatan pembelajaran. Hal ini sesuai pula dengan apa yang dituliskan

Anita Yus yaitu bahwa terkait dengan tempat dan waktu penilaian,

penilaian yang akan dilakukan harus disesuaikan dengan kebutuhan

penilaian dan anak yang akan dinilai serta rancangan kegiatan

pelaksanaan program yang digunakan. Untuk anak usia dini, tempat dan

waktu penilaian dilakukan sesuai dengan waktu kegiatan pelaksanaan

program itu sendiri.214

Langkah selanjutnya adalah melaksanakan penilaian, setelah

menetapkan waktu dan tempat yang tepat untuk melaksanakan penilaian.

Dalam melaksanakan penilaian, guru perlu mengenali lingkup penilaian.

Lingkup penilaian pada anak usia dini mencakup pertumbuhan dan

perkembangan anak. Lingkup penilaian pertumbuhan meliputi ukuran fisik

yang diukur dengan satuan panjang dan berat, misalnya berat tubuh,

tinggi/panjang badan, dan lingkar kepala. Dan lingkup penilaian

perkembangan mencakup berbagai informasi yang berhubungan dengan

bertambahnya fungsi psikis anak, yaitu nilai agama dan moral,

perkembangan fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan

seni.215

Penilaian dalam pendidikan anak usia dini merupakan proses

pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur capaian

kegiatan belajar anak. Penilaian hasil kegiatan belajar oleh pendidik

dilakukan untuk memantau proses dan hasil belajar anak secara

berkesinambungan. Berdasarkan penilaian tersebut, pendidik dan orang

tua anak dapat memperoleh informasi tentang capaian perkembangan

untuk menggambarkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang

dimiliki anak setelah melakukan kegiatan belajar.216

214Anita Yus, Penilaian Perkembangan Belajar ...Op. Cit., hlm. 64.215Dadan Suryana, Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini.....Op. Cit., hlm. 62.216Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak UsiaDini.

109

Guru dapat melakukan penilaian pada saat anak melakukan

kegiatan. Berbagai aktivitas anak, sejak anak datang, berbaris, mengikuti

proses belajar, mencuci tangan, makan bekal, bermain bebas, sampai

pulang kembali. Penilaian yang dilakukan guru harus secara alami, baik

berdasarkan kondisi nyata yang muncul dari perilaku anak selama proses

berkegiatan maupun hasil dari kegiatan tersebut.

Saat anak melakukan berbagai kegiatan, guru dapat mengamati

segala hal yang dilakukan anak ataupun diucapkan anak, termasuk

ekspresi wajah, gerakan, dan karya anak. Hasil pengamatan peneliti di

Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa pada saat anak

melalukan berbagai aktivitas, guru kurang mengamati anak. Hal ini

dibuktikan pada saat anak bermain, guru selalu disibukkan dengan

aktivitas lain. Seperti saat kegiatan pembelajaran, seharusnya guru

mengamati proses yang dilakukan anak, namun dalam kesempatan ini

guru masih disibukkan dengan menyiapkan media pembelajaran. Lalu

pada saat anak menyerahkan hasil karya, guru hanya mengumpulkannya

dalam sebuah lemari. Namun, terkadang sesekali guru membahas hasil

karya tersebut bersama anak saat berada pada kegiatan penutup.217

Melakukan penilaian terhadap anak dan pembelajaran yang

dilakukan anak adalah sebuah proses. Semakin kita terlibat aktif dalam

mengamati anak dan menilai anak, kita akan semakin memahami anak.

Hal ini akan membuat kita menjadi guru yang semakin baik. Guru yang

kompeten. Hasil wawancara peneliti dengan guru kelas kelompok B

Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa guru selalu

mengamati kegiatan yang dilakukan anak, baik sikap, pengetahuan

maupun keterampilan anak. Dan indikator dari ketiga kompetensi tersebut

guru amati sebagaimana yang tercantum dalam Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran Harian (RPPH).218

217Observasi peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 27Februari 2020.218Wawancara bersama YL di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20Januari 2020.

110

Dalam melakukan pengamatan, guru perlu melakukan pencatatan

sebagai bukti sekaligus pengingat terhadap segala hal yang diamatinya.

Hasil pengamatan peneliti di lapangan, bahwa guru Taman Kanak-kanak

al-Muttaqin Sungai Duren belum pernah terlihat melakukan pencatatan

saat mengamati anak. Guru juga tidak terlihat membawa alat pencatatan

saat bersama anak ketika bermain dan juga saat kegiatan pembelajaran

maupun setelah selesai pembelajaran. Guru hanya membawa Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) saat melaksanakan kegiatan

pembelajaran.219

Berdasarkan hasil pengamatan, peneliti menguji keabsahan data

dengan mengadakan wawancara bersama guru pendamping kelas

kelompok B Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa guru

memang belum melakukan pencatatan mengenai kompetensi sikap,

pengetahuan dan keterampilan anak. Namun, guru selalu memantau dan

mengamati perkembangan anak dan kemampuan anak dalam mengikuti

kegiatan pembelajaran selama di TK. Dengan jumlah anak yang tidak

terlalu banyak, guru mampu menghapal masing-masing perkembangan

anak daan kemampuan anak.220

Penjelasan serupa juga disampaikan oleh kepala Taman Kanak-

kanak al-Muttaqin Sungai Duren, bahwa bukti pencatatan dari

pengamatan guru terhadap anak memang belum ada. Yang selama ini

guru lakukan adalah mengumpulkan hasil kaya anak setelah anak selesai

mengikuti kegiatan pembelajaran. Namun, kepala TK yakin bahwa guru

selalu mengamati perkembangan anak. Selain itu, guru juga pasti

mempunyai penilaian terhadap ketercapaian belajar anak. Karena

memang gurulah yang selalu bersama anak-anak, dari mulai anak datang

sampai pulang kembali.221

219Observasi peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 27Februari 2020.220Wawancara bersama SZ di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 27Februari 2020.221Wawancara bersama RH di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 27Februari 2020.

111

Saat guru melakukan pengamatan terhadap anak, guru perlu

mencatat/mendokumentasikan hasil pengamatan tersebut. Sebab

keterbatasan memori untuk mengingat kembali hal-hal yang telah terjadi

sepanjang hari bersama anak. Beberapa alat/instrumen yang digunakan

untuk mencatat pengamatan guru, yaitu berupa ceklis, catatan anekdot

dan hasil karya.222 Hasil pengamatan peneliti di Taman Kanak-kanak al-

Muttaqin Sungai Duren bahwa guru tidak mempunyai lembaran observasi

dan atau alat/instrumen yang digunakan untuk mencatat hasil

pengamatan terhadap anak dalam rangka mengumpulkan data hasil

penilaian kegiatan belajar anak.223

Hasil wawancara peneliti bersama guru kelas kelompok B Taman

Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa hasil pengamatan guru

terhadap kegiatan belajar anak memang belum didokumentasikan/dicatat

dalam lembaran observasi. Tapi untuk hasil karya anak, guru selalu

mengumpulkan dan menyimpannya dalam lemari TK setiap selesai

kegiatan pembelajaran. Dengan tujuan jika hasil karya anak tersebut

dibutuhkan, dapat dengan mudah guru untuk mengambilnya kembali

dalam lemari tersebut.224

Penjelasan serupa juga disampaikan oleh kepala Taman Kanak-

kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa sekarang ini guru memang belum

mempunyai catatan-catatan hasil pengamatan terhadap kegiatan belajar

anak. Namun, guru selalu mengumpulkan dan menyimpan hasil karya dari

kegiatan belajar anak setiap harinya. Itu merupakan salah satu upaya

guru dalam mengumpulkan informasi perkembangan anak. Kemudian

biasanya guru juga menfoto kegiatan belajar anak, lalu guru share digroup

WA TK agar orang tua anak mengetahui bahwasanya anaknya sedang

mengikuti kegiatan pembelajaran.225

222Kemendikbud. Penilaian dalam Pembelajaran ....Op. Cit., hlm. 5-13.223Observasi peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 27Februari 2020.224Wawancara bersama YL di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20Januari 2020.225Wawancara bersama RH di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 27 Februari 2020.

112

Semua data yang telah dikumpulkan guru selama mengamati anak.

Data dikumpulkan dalam satu berkas dalam wadah yang ditata rapi. Satu

anak memiliki satu wadah yang telah diberi identitas tentang anak

tersebut. Kumpulan data tersebut diurutkan berdasarkan tanggal

peristiwa. Kumpulan semua informasi tersebut dinamakan portofolio.

Format portofolio dapat dikembangkan oleh setiap lembaga. Sampul

depan berisi foto dan identitas anak. Lembar isi berisi: foto kegiatan anak,

catatan guru tentang kegiatan anak (ditulis saat mengamati anak), dan

analisis Kompetensi Dasar.

Hasil wawancara peneliti bersama guru kelas kelompok B Taman

Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa guru belum membuat

portofolio masing-masing anak. Selama ini, guru hanya mengumpulkan

hasil karya anak dalam lemari TK. Dan itu belum dipisah-pisahkan untuk

masing-masing anak. Guru akan memisah-misahkan itu ketika nanti

membuat laporan akhir semester. Selain dikumpulkan, guru juga kadang-

kadang menempel hasil karya tersebut bersama anak-anak di dinding

kelas sebagai tambahan hiasan agar mempercantik ruangan

pembelajaran.226

Hasil wawancara bersama guru kelas, senada dengan hasil

pengamatan peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren

bahwa hasil karya anak yang dikumpulkan oleh guru hanya disimpan di

dalam lemari menjadi satu setiap kegiatan pembelajaran selesai. Tanpa

memisahkan masing-masing nama anak. Sehingga akan sulit bagi guru

untuk mengetahui perkembangan kegiatan belajar anak. Karena harus

membongkar kembali dan menganalisisnya satu persatu saat laporan

penilaian itu dibutuhkan atau saat guru membuat laporan penilaian diakhir

semester.227

226Wawancara bersama YL di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20Januari 2020.227Observasi peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 27Februari 2020.

113

Penggabungan data yang terkumpul melalui pengamatan yang

ditulis dalam catatan menyeluruh, catatan anekdot maupun hasil karya

anak diolah untuk melihat perkembangan hasil belajar anak. Hal ini

ditangani oleh guru yang menangani anak tersebut dengan tujuan untuk

melihat perkembangan terbaik yang dicapai anak. Hasil penggabungan

data hasil belajar dapat dimasukkan ke dalam cheklist. Checklist

merupakan alat perekam hasil observasi terhadap aspek perkembangan

anak usia dini. Checklist tersebut memuat indikator perkembangan untuk

setiap Kompetensi Dasar (KD) anak usia dini. Dengan checklist semua

kemampuan anak dianalisis untuk mengetahui capaian kemampuan anak,

apakah anak tersebut berada pada kemampuan BB, MB, BSH, atau BSB.

Wawancara peneliti bersama guru kelas kelompok B Taman

Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa guru belum melakukan

pengelolaan data untuk saat ini. Biasanya guru mengelola data jika akan

membuat laporan akhir semester. Dan itu guru buat berdasarkan

pengamatan selama pembelajaran berlangsung dan dari hasil karya yang

anak buat ketika mengikuti kegiatan pembelajaran. Jikalau ada orangtua

yang menanyakan tentang perkembangan belajar anak, maka guru akan

menjawab secara spontan berdasarkan hasil pengamatan guru terhadap

anak selama berada di TK.228

Berdasarkan beberapa hasil temuan diatas, dapat disimpulkan

bahwa kompetensi pedagogik guru PAUD dalam melaksanakan penilaian

pembelajaran anak usia dini di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai

Duren belum optimal. Dikarenakan guru belum cakap dalam mengadakan

alat penilaian serta belum cakap dalam menentukan waktu dan tempat

yang tepat untuk melaksanakan penilaian. Ini dibuktikan dengan

pengamatan dan pengumpulan hasil karya anak yang guru lakukan belum

tercatat dan terdokumentasi dalam alat penilaian.

228Wawancara bersama YL di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20Januari 2020.

114

3. Proses Pelaksanaan Penilaian Pembelajaran Anak Usia Dini diTaman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren

Penilaian pembelajaran dilakukan oleh guru karena guru memiliki

fungsi sebagai penilai, selain itu juga berfungsi sebagai fasilitator dan

fungsi-fungsi lainnya. Penilaian pembelajaran dilakukan oleh pendidik

untuk mengukur capaian kegiatan belajar anak. Berdasarkan penilaian

tersebut, pendidik dan orang tua anak dapat memperoleh informasi

tentang capaian perkembangan untuk menggambarkan sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki anak setelah melakukan

kegiatan belajar.

Penilaian pada pendidikan anak usia dini berdasarkan kurikulum

2013 dilakukan oleh pendidik dengan pendekatan Autentik. Penilaian

autentik adalah penilaian proses dan hasil belajar untuk mengukur tingkat

pencapaian kompetensi sikap (spiritual dan sosial), pengetahuan dan

keterampilan yang dilakukan secara berkesinambungan. Penilaian tidak

hanya mengukur apa yang diketahui oleh anak, tetapi lebih menekankan

mengukur apa yang dapat dilakukan oleh anak.229

Penilaian pembelajaran anak usia dini dilakukan oleh guru secara

berkesinambungan, maksudnya adalah proses penilaian dilakukan secara

terencana, bertahap, dan terus menerus dengan menggunakan metode

serta alat atau instrumen penilaian yang tepat. Sebagaimana yang

dijelaskan oleh Kemendikbud bahwa proses penilaian dilakukan secara

terencana, bertahap, dan terus menerus dengan menggunakan metode

serta alat atau instrumen penilaian yang tepat dengan tujuan untuk

mendapatkan gambaran proses pertumbuhan dan perkembangan anak.

Kemudian hasil penilaian digunakan sebagai masukan untuk

merencanakan program pembelajaran agar anak dapat mencapai tingkat

perkembangan yang lebih tinggi.230

229Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014, tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak UsiaDini230Kemendikbud. Penilaian dalam Pembelajaran......Op. Cit., hlm 19.

115

Pengamatan peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai

Duren bahwa penilaian pembelajaran sudah direncanakan oleh guru di

dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Namun untuk

pelaksanaannya, guru tidak menggunakan alat penilaian. Sehingga tidak

dapat dibuktikan bahwa guru sudah melaksanakan penilaian atau belum.

Guru juga tidak terlihat mencatat dalam lembar penilaian harian lainnya

ketika kegiatan pembelajaran.231

Hasil pengamatan peneliti, senada dengan yang disampaikan oleh

guru kelas kelompok B Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren

bahwa untuk rencana penilaian sudah tercantum dalam Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH). Guru juga selalu mengamati

anak sebagai bentuk penilaian terhadap kompetensi dasar anak,

indikatornya sudah ditetapkan dalam RPPH. RPPH itu selalu guru bawa

saat melaksanakan pembelajaran sebagai acuan guru.232

Ada beberapa metode serta alat atau instrumen penilaian yang

dapat digunakan oleh guru dalam melaksanakan penilaian pembelajaran

anak usia dini. Metode dan instrumen penilaian tersebut dapat digunakan

secara bersama-sama untuk dapat saling melengkapi data/informasi.

Beberapa metode dan instrumen penilaian tersebut, adalah sebagai

berikut:233

Pertama, Observasi/pengamatan. Pengamatan merupakan salah

satu metode penilaian selama kegiatan pembelajaran baik secara

langsung maupun tidak langsung terhadap berbagai peristiwa yang terjadi

pada anak dengan menggunakan lembar observasi. Aspek yang

diobservasi serta hasilnya bervariasi, tergantung pada tujuan penilaian.

Ada beberapa alat/instrumen untuk menuangkan hasil observasi dalam

bentuk catatan, yaitu: ceklis, catatan anekdot dan hasil karya.

231Observasi peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 06Januari 2020.232Wawancara bersama YL di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20Januari 2020.233Kemendikbud, Pedoman Penilaian Pembelajaran ......Op. Cit., hlm. 4.

116

Hasil wawancara bersama guru kelas kelompok B di Taman Kanak-

kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa guru selalu melakukan

pengamatan terhadap perkembangan anak. Guru selalu mengikuti

perkembangan pengetahuan anak dari awal masuk hingga saat ini.

Namun, guru belum menuangkan hasil pengamatan tersebut kedalam

lembar observasi. Untuk hasil karya anak, guru selalu mengumpulkannya

setelah anak selesai mengikuti kegiatan pembelajaran. Itu dilakukan guru

untuk membuat penilaian akhir semester ketika guru mendeskripsikan

laporan penilaian.234

Hasil karya anak merupakan bentuk dari buah pikir anak yang

dituangkan dalam bentuk karya nyata, dapat berupa pekerjaan tangan,

karya seni atau tampilan anak, misalnya: gambar, lukisan, lipatan, hasil

kolase, hasil guntingan, tulisan/coretan-coretan, hasil roncean, bangunan

balok, seni tari, dan hasil pra karya.

Gambar 8. Hasil Karya Anak TK al-Muttaqin Sungai DurenPenilaian terhadap hasil karya anak, guru sebaiknya menuliskan

nama dan tanggal hasil karya tersebut dibuat. Data ini diperlukan untuk

melihat perkembangan hasil karya yang dibuat anak di waktu sebelumnya.

Saat anak telah menyelesaikan karyanya, guru dapat menanyakan

tentang hasil karya tersebut. Tuliskan semua yang dikatakan oleh anak

untuk mengonfirmasi hasil karya yang dibuatnya agar tidak salah saat

guru membuat interpretasi karya tersebut. Kemudian hasil karya tersebut

dikumpulkan bersama hasil-hasil penilaian lainnya dalam satu wadah

disesuaikan dengan nama anaknya masing-masing.

234Wawancara bersama YL di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20 Januari 2020.

117

Pengamatan peneliti di lapangan, bahwa guru Taman Kanak-kanak

al-Muttaqin Sungai Duren hanya memerintahkan kepada anak untuk

menuliskan namanya masing-masing. Kemudian guru mengumpulkan

hasil karya tersebut menjadi satu, lalu disimpan di dalam lemari TK. Guru

belum memisahkan masing-masing hasil karya anak yang kemudian di

simpan dalam wadah/map sesuai nama yang ada dalam wadah/map

tersebut.235

Wadah/map yang berisikan hasil karya dan kumpulan hasil-hasil

penilaian lainnya dinamakan portofolio. Sebagaimana yang dijelaskan

dalam Permendikbud nomor 146 tahun 2014, portofolio merupakan

kumpulan atau rekam jejak berbagai hasil kegiatan anak secara

berkesinambungan atau catatan pendidik tentang berbagai aspek

pertumbuhan dan perkembangan anak sebagai salah satu bahan untuk

menilai kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Demikian pula yang disampaikan oleh guru kelas kelompok B

Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa guru belum

melakukan pemisahan antara hasil karya satu anak dengan anak lainnya.

Dan guru juga belum menyediakan wadah/map untuk masing-masing

anak. Semua hasil karya anak guru kumpulkan jadi satu dalam lemari TK.

Dengan sebelumnya sudah diberi nama, agar memudahkan guru untuk

memberikan penilaian dikemudian hari. Guru juga terkadang membahas

hasil karya anak saat berada di kegiatan penutup.236

Untuk menguji keabsahan data, peneliti melakukan wawancara

bersama kepala Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa

penilaian guru dari hasil karya anak, yang guru kumpulkan setelah selesai

pembelajaran. Guru menyimpannya dalam lemari, dan saat ini guru

melakukan pemisahan untuk masing-masing anak. Yang ada sekarang

masih dikumpulkan jadi satu untuk semua anak kelas kelompok B.237

235Observasi peneliti di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 09 Maret 2020.236Wawancara bersama YL di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20 Januari 2020.237Wawancara bersama RH di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 27 Februari 2020.

118

Kedua, Wawancara/percakapan. Wawancara atau percakapan

adalah suatu teknik pengumpulan data yang dapat dilakukan guru untuk

mendapatkan informasi tentang pengetahuan atau penalaran anak

mengenai sesuatu hal dengan cara melakukan percakapan langsung

dengan anak maupun orang tua. Dengan wawancara, guru dapat

menggali lebih jauh kondisi objektif anak dan mendapatkan informasi

mengenai pengetahuan anak terhadap sesuatu hal.

Hasil wawancara peneliti bersama guru kelas kelompok B Taman

Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa guru juga terkadang

melakukan percakapan dengan anak. Meskipun tidak sering, namun itu

pernah dilakukan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi

tentang sesuatu hal. Misalnya, si A biasanya ketika tiba di TK dalam

keadaan ceria, dan mengapa hari ini terlihat murung tidak seperti

biasanya. Untuk mendapatkan informasi yang demikian, tentu guru

melakukannya dengan berbincang langsung kepada anak.238

Penilaian percakapan terbagi dua, yaitu percakapan terstruktur dan

percakapan tidak terstruktur. Percakapan terstruktur dilakukan sengaja

oleh guru dengan menggunakan waktu dan pedoman khusus. Percakapan

tidak terstruktur adalah menilai percakapan anak tanpa dipersiapkan

terlebih dahulu, misalnya mengenalkan identitas diri, menceritakan

kejadian yang ada disekitarnya, dan lain-lain.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti bersama guru Taman Kanak-

kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa percakapan yang biasa dilakukan

merupakan percakapan spontan, langsung tanpa ada pedoman khusus.

Karena guru melihat kejadian-kejadian yang tidak seperti biasanya,

seketika itu pula guru langsung melakukan wawancara terhadap anak

yang bersangkutan. Guru juga selalu mengamati anak yang terlihat lambat

perkembangannya, guru selalu mencari informasi baik kepada anaknya

secara langsung maupun menanyakannya kepada orang tua anak.239

238Wawancara bersama YL di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20 Januari 2020.239Wawancara bersama YL di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20 Januari 2020.

119

Guru juga dapat menggali informasi kepada orangtua agar dapat

mengenali perilaku anak selama berada di rumah. Informasi ini penting

dalam menambah pengetahuan guru tentang siapa anak tersebut, dan

dapat memberikan informasi berharga dalam memaknai perkembangan

anak dan belajar anak.

Hasil wawancara peneliti bersama guru kelas kelompok B Taman

Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa guru jarang sekali

menanyakan informasi anak kepada orangtua. Begitu pula sebaliknya,

dikarenakan memang antara guru dan orangtua anak jarang bertemu.

Anak pergi ke TK sendiri tanpa diantar orangtua dan pulangnya juga

begitu tanpa dijemput orangtua. Kemungkinan orangtua berkunjung ke TK

untuk kepentingan administrasi, bayar SPP.240

Hasil pengamatan peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin

Sungai Duren bahwa orangtua anak memang ketika berkunjung ke TK

hanya sebatas membayar SPP. Walaupun diselingi dengan obrolan,

namun hanya sebatas obrolan biasa. Sang guru tidak menceritakan

tentang anak, begitupula orangtua tidak pula mempertanyakan

perkembangan anaknya. 241

Penjelasan lanjutan dari hasil wawancara bersama kepala Taman

Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, bahwa kami mempunyai group

WA warga TK al-Muttaqin Sungai Duren, di dalamnya ada kepala TK, guru

TK, dan orangtua siswa. Melalui group inilah terkadang kami saling share

informasi berhubungan dengan pembelajaran dan perkembangan anak.

Kami juga selalu memberikan kesempatan untuk para orangtua agar

memberikan kritik dan sarannya demi pembangunan pembelajaran di

Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren.242

240Wawancara peneliti dengan YL di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren,tanggal 20 Januari 2020.241Observasi peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 09 Maret2020.242Wawancara peneliti dengan kepala TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 09 Maret2020.

120

Ketiga, Penugasan. Penugasan merupakan cara penilaian berupa

pemberian tugas harian (daily learning) yang harus dikerjakan anak didik

dalam waktu tertentu baik secara perorangan maupun kelompok. Misalnya

melakukan percobaan dengan menanam tomat, membuat berbagai

bentuk dengan bahan dasar plastisin, dan lain-lain.

Pengamatan peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai

Duren bahwa guru pernah memberikan tugas rumah kepada anak. Guru

menyediakan sebuah buku yang kemudian diberi tulisan. Tugas anak di

rumah agar mengikuti apa yang telah di tulis guru dalam buku. Kemudian

guru memberi pesan agar memberitahukan kepada orang tua di rumah

bahwa ada tugas dari guru dan harus dikerjakan untuk kemudian

dikumpulkan keesokan harinya.243

Tugas rumah yang diberikan guru kepada anak merupakan upaya

yang dilakukan guru untuk mengamati perkembangan lanjutan anak yang

belum tercapai ketika mengikuti kegiatan pembelajaran di TK.

Sebagaimana penjelasan guru kelas kelompok B Taman Kanak-kanak al-

Muttaqin Sungai Duren bahwa tugas rumah yang diberikan guru kepada

anak merupakan upaya pembinaan lanjutan, yang akan didampingi

orangtuanya di rumah. Karena ketika mengikuti pembelajaran di TK anak

tersebut belum mengalami ketercapaian perkembangan.244

Penilaian pada pendidikan anak usia dini berdasarkan kurikulum

2103 seharusnya bukan berupa angka-angka namun berbentuk

deskripsi/penjelasan dari hasil yang telah dilakukan. Tujuannya adalah

menjelaskan secara rinci mengenai perkembangan yang telah dicapai

anak, begitu sebaliknya. Dengan demikian guru dapat merancang kembali

kegiatan pembelajaran yang lebih menekankan pada karakteristik anak

dan kebutuhan anak.

243Observasi peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 27Februari 2020.244Wawancara bersama YL di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20Januari 2020.

121

Hasil pengamatan peneliti dilapangan, guru kelas kelompok B

Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren dalam memberikan

penilaian, khususnya untuk tugas rumah masih berupa angka. Yang

dituliskan oleh guru pada lembar kerja anak. Kemudian hasil penilaian

tersebut, diperintahkan guru untuk memberitahukannya kepada orang tua

di rumah sebagai evaluasi perkembangan.245

Penjelasan serupa juga disampaikan oleh guru kelas kelompok B

Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa penilaian guru

terhadap tugas rumah anak memang berupa angka. Tujuannya supaya

mudah untuk dipahami. Jika nilai kemarin lebih rendah dari pada hari ini,

berarti anak mengalami peningkatan, begitu pula sebaliknya. Jika anak

mengalami penurunan, maka harapan guru kepada orang tua juga harus

berusaha untuk membantu perkembangan belajar anak selama berada di

rumah.246

Orang tua dan guru harus saling bekerja sama dalam upaya

menumbuhkembangkan anak secara optimal. Oleh karena itu, sebagai

seorang guru harus mampu dalam melaksanakan penilaian. Dengan

tujuan, guru akan mendapatkan informasi tentang pertumbuhan dan

perkembangan yang telah dicapai oleh anak. Kemudian guru

menggunakan informasi yang didapat sebagai umpan balik untuk

memperbaiki kegiatan pembelajaran, dan juga memberikan informasi

kepada orang tua untuk melaksanakan pengasuhan di lingkungan

keluarga yang sesuai dan terpadu dengan proses pembelajaran di TK.

Hasil wawancara bersama guru kelas Taman Kanak-kanak al-

Muttaqin bahwa guru dan orangtua tentu saja saling bekerja sama dalam

memberikan pengasuhan. Guru memberikan pengasuhan saat anak

berada di TK, dan orangtua memberikan pengasuhan saat anak berada di

rumah. Kerjasama tersebut tentu harus satu tujuan.247

245Observasi peneliti di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 27 Februari 2020.246Wawancara bersama YL di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20 Januari 2020.247Wawancara bersama SZ di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 27 Februari 2020.

122

Keempat, Unjuk Kerja. Unjuk kerja merupakan metode penilaian

dengan cara menuntut anak didik agar melakukan tugas dalam perbuatan

yang dapat diamati, misalnya praktek menyanyi, olahraga, menari dan

bentuk praktek lainnya yang bersifat unjuk kerja atau unjuk kemampuan.

Dengan demikian, guru seolah menjadi dewan juri, yang memberi

penilaian terhadap kemampuan yang ditampilkan anak didik.

Pengamatan peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai

Duren bahwa setiap hari jum’at pembelajarannya di area imtaq.

Kegiatannya berupa shalat dan mengaji, sesuai tema pembelajaran saat

itu. Sebelum shalat atau mengaji anak-anak diperintahkan untuk

mengambil air wudhu terlebih dahulu. Untuk kegiatan shalat, biasanya

anak diperintahkan melaksanakan shalat dhuha. Dimulai dari bejamaah

bersama guru kelas dan kemudian praktik masing-masing anak.248

Gambar 9. Kegiatan Shalat berjama’ah di Area Imtaq Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren

Shalat atau mengaji merupakan aktivitas/perbuatan yang dapat

diamati. Dan ketika anak melakukan aktivitas tersebut, guru berperan

sebagai dewan juri/pemberi nilai. Hasil wawancara peneliti bersama guru

kelas kelompok B bahwa guru selalu mengamati setiap aktivitas yang

dilakukan anak, baik saat shalat maupun mengaji. Guru juga selalu

mengukur tingkat kemajuan perkembangan anak dalam kegiatan ini.249

248Observasi Peneliti di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 17 Januari 2020.249 Wawancara bersama YL di TK al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 17 Januari 2020.

123

Penjelasan lanjutan dari hasil wawancara peneliti bersama guru

kelas kelompok B Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren bahwa

ketika anak melaksanakan shalat, guru melakukan pengamatan terhadap

anak. Guru mengamati sejauh mana anak hapal bacaan-bacaan shalat

dan keseriusan anak dalam melaksanakan shalat, maklum anak-anak

sukanya sambil main-main ketika shalat.250

Ketika peneliti melakukan pengamatan di Taman Kanak-kanak al-

Muttaqin Sungai Duren, peneliti belum menemukan hasil dari penilaian

yang guru lakukan saat kegiatan shalat dan mengaji anak pada hari

jum’at. Sebagai seorang juri, dikatakan ia telah melakukan penilaian maka

dibuktikan dengan lembar penilaian. Begitu pula sebagai seorang guru

ketika berperan menjadi penilai, maka tuntutan utamanya adalah bukti dari

hasil penilaian yang telah dilakukan.251

Untuk memastikan keabsahan data, peneliti mengadakan

wawancara bersama kepala Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai

Duren bahwa untuk hari Jum’at kegiatan anak melakukan praktik shalat,

dan mengaji, tidak lupa sebelumnya anak diperintahkan untuk mengambil

air wudhu dengan dampingan guru. Ketika anak melaksanakan kegiatan

tersebut, guru mendampingi dengan mengamati sejauh mana

kemampuan yang telah dicapai anak para area Imtaq ini.252

Metode penilaian unjuk kerja ini sebenarnya sangat mudah sekali

bagi guru untuk mendapatkan informasi/data mengenai ketercapaian

perkembangan belajar anak. Guru dengan mudahnya mendeskripsikan

kemajuan-kemajuan yang dialami anak atau bahkan sebaliknya, saat

mendampingi anak berkegiatan. Sambil mengamati dan menyimak

bacaan yang dilafadzkan anak, guru dapat mencatat uraian-uraian singkat

perkembangan yang dialami masing-masing anak.

250Wawancara bersama YL di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 17Januari 2020.251Observasi peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 17Januari 2020.252Wawancara bersama RH di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, 17 Januari2020.

124

Kelima, Pemeriksaan Medis. Pemeriksaan medis merupakan salah

satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengetahui berbagai kelemahan

dan penyakit yang diderita anak, khususnya yang berkaitan dengan aspek

fisik. Pemeriksaan medis anak dapat dilakukan dalam kurun rentang

waktu satu bulan untuk mendeteksi secara dini berbagai hambatan yang

dialami anak sehingga guru bekerja sama dengan tim medis dalam

memberikan pencegahan atau pengobatan terhadap anak. Pemeriksaan

kesehatan ini tidak dapat dilakukan oleh guru, namun guru dapat

melakukan kerja sama dengan tim medis.

Pengamatan peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai

Duren bahwa guru bekerja sama dengan tim medis untuk memperoleh

informasi yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangan aspek

fisik anak. Peneliti menyaksikan secara langsung saat berada di kelas, tim

medis memeriksa gigi anak. Dan guru juga menyaksikan hal yang sama.

Namun, peneliti tidak melihat guru melakukan pencatatan mengenai hasil

pemeriksaan yang disampaikan oleh tim medis, sebagai upaya guru

mendapatkan informasi/data yang berkaitan dengan pertumbuhan dan

perkembangan aspek fisik anak.253

Hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh tim medis secara langsung

disampaikan kepada semua yang ada di dalam ruangan. Sehingga selain

guru, hasil pemeriksaan juga langsung diketahui oleh anak. Berdasarkan

hasil wawancara bersama guru kelas kelompok B Taman Kanak-kanak

bahwa apapun yang disampaikan oleh tim medis, akan disampaikan

kembali kepada anak. Dan guru juga mengingatkan anak agar

menyampaikan informasi tersebut kepada orang tua di rumah. Jika hasil

pemeriksaan oleh tim medis membutuhkan penanganan yang serius,

maka guru akan menyampaikan secara langsung informasinya kepada

orang tua anak.254

253Observasi Peneliti di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, tanggal 20Januari 2020.254Wawancara Peneliti bersama YL di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren,tanggal 20 Januari 2020.

125

Penjelasan dari kepala Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai

Duren mengenai kebenaran bahwa guru melakukan kerja sama dengan

tim medis dalam pemeriksaan kesehatan anak merupakan salah satu

upaya untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan aspek fisik.

Beliau menyatakan bahwa Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren

memang bekerja sama dengan tim medis dalam pemeriksaan kesehatan

anak didik. Pelaksanaannya dilakukan satu bulan sekali, untuk

mendapatkan informasi berat badan, tinggi badan dan lingkar kepala.

Triwulan sekali dilakukan pemeriksaan gigi. Dan dalam satu tahun dua kali

pemberian vitamin, yaitu pada bulan Februari dan Agustus. Untuk hasil

pemeriksaan, biasanya kepala TK meminta izin untuk memphoto copy

sebagai arsip dan dokumentasi, terkadang cukup hanya dengan

memphoto melalui HP. Jika hasil pemeriksaannya membutuhkan

penanganan yang serius maka guru akan segera menyampaikannya

kepada orang tua anak agar segera ditindak lanjuti.255

Berdasarkan beberapa hasil temuan mengenai pelaksanaan

penilaian pembelajaran anak usia dini di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin

Sungai Duren maka dapat dianalisis bahwa guru melaksanakan penilaian

dengan cara pengamatan, percakapan, penugasan, unjuk kerja dan

pemeriksaan medis. Namun, semua teknik penilaian yang guru

laksanakan tersebut, belum tercatat atau terdokumentasi dengan

menggunakan alat penilaian. Guru hanya melakukan pengamatan

terhadap semua teknik penilaian yang dilakukan tanpa membuat catatan

terhadap apa yang telah diamati, penilaian yang dilakukan berdasarkan

hapalan semata. Sehingga tidak ada bukti bahwa guru telah

melaksanakan penilaian pembelajaran.

255Wawancara peneliti bersama RH di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren,tanggal 09 Maret 2020.

BAB VPENUTUP

A. KesimpulanBerdasarkan temuan lapangan dan hasil analisis penelitian yang

telah dibahas sebelumnya, mengenai kompetensi pedagogik guru PAUD

dalam melaksanakan penilaian pembelajaran anak usia dini di Taman

Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, dapat disimpulkan bahwa:

Pertama, penilaian pembelajaran anak usia dini yang dilakukan

oleh guru PAUD di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren belum

sesuai dengan prinsip-prinsip penilaian dalam pendidikan anak usia dini,

dikarenakan kompetensi pedagogik guru PAUD dalam melaksanakan

penilaian pembelajaran anak usia dini belum optimal dalam memahami

prinsip-prinsip penilaian.

Kedua, kompetensi pedagogik guru PAUD dalam melaksanakan

penilaian pembelajaran anak usia dini di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin

Sungai Duren belum cakap dalam mengadakan alat penilaian, serta

belum cakap dalam menentukan waktu dan tempat yang tepat untuk

melaksanakan penilaian.

Ketiga, pelaksanaan penilaian pembelajaran anak usia dini yang

dilakukan oleh guru PAUD di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai

Duren dengan cara pengamatan dan mengumpulkan hasil karya anak.

Namun, hasil pengamatannya belum tercatat dan terdokumentasi dengan

alat penilaian, sehingga guru belum terbukti telah melaksanakan penilaian

pembelajaran dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian.

B. ImplikasiBerdasarkan kesimpulan diatas, maka implikasi yang dapat

dikemukakan dari hasil penelitian mengenai kompetensi pedagogik guru

PAUD dalam melaksanakan penilaian pembelajaran anak usia dini di

Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren adalah sebagai berikut:

126

127

Pelaksanaan penilaian pembelajaran anak usia dini jika dilakukan

oleh guru PAUD dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian dalam

pendidikan anak usia dini maka akan membuktikan bahwasanya guru

PAUD tersebut telah berkompeten dalam melaksanakan penilaian

pembelajaran anak usia dini.

Penilaian pembelajaran anak usia dini jika dilakukan oleh guru

PAUD yang berkompeten maka hasilnya akan memberikan pengaruh

terhadap ketercapaian perkembangan dan pembelajaran anak.

Ketercapaian tersebut akan memberikan manfaat baik bagi anak, guru,

kepala dan pengelola Taman Kanak-kanak, orang tua, masyarakat sekitar

serta pihak-pihak yang relevan didalamnya.

Selain itu, hasil penilaian pembelajaran anak usia dini yang

dilakukan oleh guru PAUD dengan menerapkan prinsip-prinsip penilaian

akan membuktikan bahwa pendidikan tersebut berkualitas. Kualitas

pendidikan dapat dilihat dari kualitas pembelajaran dan sistem

penilaiannya, sebab kualitas pembelajaran dapat ditinjau dari hasil

penilaiannya.

C. RekomendasiMerujuk pada hasil dari temuan penelitian ini mengenai kompetensi

pedagogik guru PAUD dalam melaksanakan penilaian pembelajaran anak

usia dini di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren, maka peneliti

merekomendasikan kepada:

a. Pengawas PAUD untuk memberikan bimbingan kepada kepala dan

guru PAUD supaya lebih memahami hal-hal yang perlu dipersiapkan

dalam melaksanakan penilaian proses dan hasil pembelajaran, agar

kegiatan penilaian terlaksana dengan baik. Sehingga tidak ada satu

momenpun yang terlewatkan mengenai pencapaian kompetensi dasar

baik sikap, pengetahuan maupun keterampilan anak yang didasarkan

pada pertumbuhan dan perkembangan.

128

b. Kepala PAUD untuk mengajak guru PAUD bekerja sama dalam

mengembangkan kurikulum dan mempersiapkan atau merencanakan

segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaan yang

ada di lembaga termasuk didalamnya kegiatan penilaian proses dan

hasil pembelajaran, agar kegiatan berjalan sesuai arah dan tujuan

pendidikan nasional.

c. Guru PAUD untuk senantiasa meningkatkan pengetahuan atau

wawasan kependidikannya, agar dalam melaksanakan tugas-tugasnya

sebagai pendidik, pengajar, pelatih, pembimbing dan penilai dapat

terealisasi secara optimal. Hal ini dengan tujuan untuk membantu

peserta didik dalam proses pengembangan diri dan pengoptimalan

bakat serta kemampuan yang dimiliki.

d. Pembaca/Peneliti untuk melakukan penelitian lanjutan, agar

memperoleh informasi yang lebih bervariatif dan dapat melengkapi

kekurangan hasil penelitian ini mengenai kompetensi pedagogik guru

PAUD dalam melaksanakan penilaian pembelajaran anak usia dini.

D. SaranDemikianlah paparan penelitian mengenai kompetensi pedagogik

guru PAUD dalam melaksanakan penilaian pembelajaran anak usia dini di

Taman Kanak-kanak Sungai Duren, semoga hasilnya dapat bermanfaat

terkhusus bagi peneliti, dan umumnya untuk para pembaca yang

budiman. Peneliti juga berharap, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan

kajian teoritis dan praktis bagi peneliti selanjutnya.

Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan kompetensi pedagogik

guru PAUD di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren dalam

melaksanakan penilaian pembelajaran. Disini, bukannya guru tidak

melakukan penilaian pembelajaran, hanya saja guru belum memahami

prinsip-prinsip penilaian dalam pendidikan anak usia dini. Sehingga

pelaksanaan penilaian yang dilakukan, sebatas pengamatan dan

pengumpulan hasil karya anak setelah kegiatan pembelajaran.

129

Sebelumnya, peneliti ingin memberikan saran kepada pihak-pihak

terkait mengenai permasalahan dalam penelitian ini. Problem yang terjadi

di lembaga ini merupakan efek dari kurangnya komunikasi antar berbagai

pihak, yang berarti kurang bekerja sama, terkhusus dalam pelaksanaan

penilaian proses dan hasil pembelajaran. Sehingga penilaian yang

dilakukan belum maksimal sebagaimana yang terdapat dalam prinsip-

prinsip penilaian itu sendiri. Oleh karena itu, harapannya komunikasi itu

dapat terhubung dengan baik, demi terwujudnya lembaga pendidikan

yang sesuai dengan harapan masyarakat.

Akhirnya, peneliti juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-

pihak terkait yang ada di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren,

atas diberikannya izin dan kesempatan untuk menyelesaikan penelitian

ini. Semoga hasil penelitiannya dapat memberikan efek positif kepada

berbagai pihak, dan implikasinya juga dapat diterapkan oleh seluruh

satuan pendidikan anak usia dini.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Agama RI. Al-Qur’an Tafsir per kata. Jakarta: PT. Kalim.2011.

Aan Komariah. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. 2013.

Agustinus Bandur. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Mitra Wacana Media.2016.

Ahmad Susanto. Pendidikan Anak Usia Dini: Konsep dan Teori. Jakarta:Bumi Aksara. 2017.

Anita Yus. Penilaian Perkembangan Belajar Anak Taman Kanak-kanak.Jakarta: Kencana. 2011.

Anonim. Panduan Penulisan Karya Ilmiah proposal, tesis dan disertasi.Jambi: PPs IAIN STS Jambi. 2013.

Arifin. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Kemenag. 2012.

Buchari Alma dkk. Guru Profesional: Menguasai Metode dan TerampilMengajar. Bandung: Alfabeta. 2009.

Bukhari Umar. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Amzah. 2010.

Dadan Suryana dan Nelti Rizka. Manajemen Pendidikan Anak Usia Dini.Jakarta: Prenadamedia Group. 2019.

Depdiknas. Standar Kompetensi Guru. Jakarta: Direktorat TenagaKependidikan. 2004.

Eko Setiawan. Kompetensi Pedagogis & Profesional Guru PAUD danSD/MI. Jakarta: Erlangga. 2018.

Gardner, Howard. Multiple Intelligence. New York: Basic Books HarperCollins Publishing. Inc. 2002.

Hamzah B. Uno dan Nina Lamatenggo. Tugas Guru dalam Pembelajaran.Jakarta: Bumi Aksara. 2018.

Hamzah B. Uno dan Satria Koni. Assessment Pembelajaran. Jakarta:Bumi Aksara. 2012.

Ibrahim. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. 2015.

Ifat Fatimah Zahro. Penilaian dalam Pembelajaran Anak Usia Dini. JurnalTunas Siliwangi. Vol. 1 No. 1: 92-111. 2015.

Imam Wahyudi. Panduan Lengkap Uji Sertifikasi Guru. Jakarta: PT.Prestasi Pustakarya. 2012.

Iskandar. Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial. Jakarta: GaungPersada Press. 2009.

Jejen Musfah. Peningkatan Kompetensi Guru: Melalaui Pelatihan danSumber Belajar Teori dan Praktik. Jakarta: Kencana. 2012.

John W. Creswell. Penelitian Kualitatif & Desain Riset: Memilih diantaraLima Pendekatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2015.

Johni Dimyati. Pembelajaran Terpadu untuk TK/RA. Jakarta: Kencana.2016.

Kaelan. Metodologi Penelitian Kualitatif Interdisipliner. Jogjakarta:Paradigm. 2012.

Kemendikbud. Pedoman Penilaian Pembelajaran Pendidikan Anak UsiaDini. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015.

Kemendikbud. Penilaian dalam Pembelajaran Anak Usia Dini. Jakarta:P2TK PAUD Kementerian Pendidikan Nasional. 2012.

Kementerian Agama RI. Petunjuk Teknis Penilaian Pembelajaran SiswaRaudhatul Athfal. Jakarta: Tidak diterbitkan. 2016.

Kementerian Pendidikan Nasional. Pedoman Penilaian Di Taman Kanak-kanak. Jakarta: Tidak diterbitkan. 2010

Kompri. Standardisasi Kompetensi Kepala Sekolah. Jakarta: Kencana.2017.

Kunandar. Penilaian Autentik: Penilaian Hasil Belajar Peserta DidikBerdasarkan Kurikulum 2013. Jakarta: Raja grafindo Persada.2014.

Kurnia Mustika Weni dkk. Analisis Penilaian Pembelajaran di TK Se-Kecamatan Belitang Oku Timur. Jurnal Tumbuh Kembang: KajianTeori dan Pembelajaran PAUD Vol. 4 No. 2. 2017.

Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya.2010.

Mardia Hi Rahman. Professional Competence, Pedagogical Competenceand the Perfomrmance Of Junior High School Of Science Teacher,Universitas Khairun Ternate. Journal of Education and Practice.Vol.5. No.9. 2014.

Martinis Yamin dan Jamilah. Panduan PAUD. Ciputat: Gaung PersadaPress Group. 2013.

Marwansyah. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Alfabeta.2012.

Matthew B. Miles & A. Michael Huberman. Analisis Data Kualitatif.Jakarta: UI Press. 2009.

Moh Nazir. Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia. 2011.

Morrison, George S. Fundamentals of Early Childhood Education, 5thedition. New Jersey: Pearson Education, Inc. 2008.

Mukhtar. Metode Praktis Penelitian Deskriptif Kualitatif. Jakarta: Referensi.2013.

Mulyasa. Manajemen PAUD. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2012.

. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PTRemaja Rosdakarya. 2013.

Muri Yusuf. Asesmen dan Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Kencana 2015.

Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. 2016.

Novan Ardy Wiyani. Manajemen PAUD Bermutu. Yogyakarta: GavaMedia. 2015.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20Tahun 2007. tentang Standar Penilaian Pendidikan.

Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005. tentang StandarNasional Pendidikan.

Permendikbud Nomor 137 tahun 2014. tentang Standar NasionalPendidikan Anak Usia Dini.

Permendikbud RI Nomor 146 Tahun 2014. tentang Kurikulum 2013Pendidikan Anak Usia Dini.

Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007. tentang standar kualifikasiakademik dan kompetensi guru

Ridwan Abdullah Sani. Penilaian Autentik. Jakarta: Bumi Aksara. 2016.

Rohita dan Nurfadilah. Pelaksanaan Penilaian Pembelajaran TamanKanak-kanak di Jakarta. Jurnal al-Azhar Indonesia. Vol. 4. No. 1:53-62. 2017.

Rusnawati. Kompetensi Pedagogik Guru Dalam Memotivasi Minat BelajarSiswa Pada Sman 1 Leupung. Jurnal Intelektualita, Vol. 3. No. 1:39-50. 2015.

Sri Marmoah. Profesi Kependidikan. Bandung: Rizqi Press. 2015.

Sri Nurhayati dan Anita Rakhman. Studi Kompetensi Guru Paud dalamMelakukan Asesmen Pembelajaran dan Perkembangan Anak UsiaDini di Kota Cimahi. Jurnal Pendidikan Anak Vol. 6 No. 2: 109-120.2017.

Sugiyono. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung:Alfabeta. 2014.

. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan KuantitatifKualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2011.

Suharsimi Arikunto. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. 2009.

. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:PT. Rineka Cipta. 2010.

Suyadi dan Maulidya. Konsep Dasar PAUD. Bandung: PT. RemajaRosdakarya. 2015.

Suyatno dan Asep Jihad. Menjadi Guru Profesional: StrategiMeningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global. Jakarta:Erlangga Group. 2013.

Syaiful Sagala. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.Bandung: Alfabeta. 2013.

Trianto Ibnu Badar Al Tabany Desain Pengembangan PembelajaranTematik. Jakarta: Kencana. 2015.

Tukiran Taniredja dkk. Guru yang Profesional. Bandung: Alfabeta. 2016.

Umi Safitri dkk. Pelaksanaan Penilaian Hasil Belajar Anak Usia Dini di TKLKIA II Pontianak. Jurnal pendidikan Vol. 8 No. 9. 2019.

Undang Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005. tentang Gurudan Dosen.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003, tentangSistem Pendidikan Nasional.

Uyoh Sadulloh. Pedagogik (Ilmu Mendidik). Bandung: Alfabeta. 2010.

Wolfgang, Charles H., & Wolfgang, Mary E. School for Young Children.Developmentally Appropriate Practice. Allyn & Bacon. USA. 1992.

SINTESIS DAN INDIKATOR

Judul: Kompetensi Pedagogik Guru PAUD dalam Melaksanakan Penilaian

Pembelajaran Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin

Sungai Duren

A. Kompetensi Pedagogik Guru PAUDKompetensi pedagogik guru PAUD dalam penelitian ini adalah

kecakapan guru dalam pelaksanaan penilaian pembelajaran agar dapat

membantu proses pengoptimalan pertumbuhan dan perkembangan anak

usia dini. Adapun indikatornya adalah cakap dalam menentukan

kompetensi dasar yang akan dinilai, cakap dalam mengadakan alat

penilaian, cakap dalam menentukan kriteria penilaian, dan cakap dalam

menentukan waktu dan tempat yang tepat untuk melakukan penilaian.

B. Penilaian Pembelajaran Anak Usia DiniPenilaian pembelajaran anak usia dini dalam penelitian ini adalah

aktivitas pengumpulan dan pengolahan data/informasi terhadap proses

dan hasil kegiatan belajar anak untuk menentukan tingkat pencapaian

pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini. Adapun indikatornya

adalah penilaian pembelajaran dilaksanakan dengan menerapkan prinsip-

prinsip penilaian (mendidik, berkesinambungan, objektif, akuntabel,

transparan, sistematis, menyeluruh, dan bermakna) .

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA

Judul: Kompetensi Pedagogik Guru PAUD dalam Melaksanakan PenilaianPembelajaran Anak Usia Dini di Taman Kanak-kanak al-MuttaqinSungai Duren

A. Wawancara1. Guru TK al-Muttaqin:

a. Apakah ibu mengetahui prinsip-prinsip dalam melaksanakan

penilaian pembelajaran?

b. Apakah ibu memahami prinsip-prinsip dalam melaksanakan

penilaian pembelajaran?

c. Apakah ibu mengetahui prosedur dalam melaksanakan penilaian

pembelajaran?

d. Menurut ibu, apakah penilaian yang selama ini dilaksanakan sudah

sesuai dengan prosedur?

e. Dalam prosedur penilaian pembelajaran anak usia dini sebelum

melaksanakan penilaian diperintahkan terlebih dahulu untuk

merencanakan/menentukan segala sesuatunya, salah satunya yaitu

menyusun RPPH (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian).

Apakah ibu mampu dalam membuat/menyusun RPPH tersebut?

f. Dalam pelaksanaan penilaian, apakah ibu yakin bahwa hasil

penilaian tersebut dapat memotivasi anak dalam meraih pencapaian

perkembangan yang optimal?

g. Apakah ibu mengetahui indikator-indikator dari pencapaian

perkembangan anak?

h. Apakah penilaian yang ibu laksanakan sudah sesuai dengan

indikator pencapaian perkembangan anak?

i. Apakah ibu melaksanakan penilaian setiap hari dan terus menerus?

j. Apakah ibu melaksanakan penilaian secara terprogram dengan

menggunakan instrumen penilaian?

k. Apakah ibu mengetahui instrumen-instrumen dalam penilaian

pembelajaran?

l. Instrumen apa saja yang biasanya ibu gunakan dalam pelaksanaan

penilaian pembelajaran?

m.Selama melaksanakan penilaian, pernahkah ibu terpengaruh oleh

unsur subjektivitas?

n. Pernahkah wali/orangtua anak menanyakan kepada ibu mengenai

hasil perkembangan anaknya diluar laporan akhir semester?

o. Apakah ibu pernah menjelaskan kepada wali/orangtua anak

mengenai perkembangan atau keterlambatan perkembangan anak

diluar laporan akhir semester?

p. Apakah penilaian yang ibu laksanakan sudah mencakup semua

aspek pertumbuhan dan perkembangan anak baik sikap,

pengetahuan maupun keterampilan?

q. Menurut ibu, apakah hasil dari penilaian yang ibu lakukan tersebut

sangat bermanfaat bagi anak, orangtua, pendidik maupun pihak lain

yang relevan?

r. Bagaimana ibu mengolah data dari hasil penilaian pembelajaran?

s. Bagaimana ibu membuat laporan hasil penilaian pembelajaran?

t. Apakah ada panduan khusus dari lembaga untuk guru dalam

melaksanakan penilaian dan pelaporan pembelajaran?

u. Apakah ibu pernah mengikuti pelatihan atau sejenisnya mengenai

pemahaman guru dalam penilaian dan pelaporan pembelajaran?

2. Kepala TK al-Muttaqin:

a. Apakah ada panduan khusus dari lembaga untuk guru dalam

melaksanakan penilaian pembelajaran?

b. Pernahkah ada sebuah program yang mengikutsertakan guru dalam

pelatihan pemahaman penilaian dalam pembelajaran?

c. Bagaimanakah proses pembuatan RPPH, RPPM, Prosem dan Prota

di lembaga ini?

d. Bagaimana proses guru dalam melaksanakan penilaian

pembelajaran?

e. Instrumen apa saja yang biasa digunakan guru dalam melaksanakan

penilaian pembelajaran?

f. Menurut ibu, apakah guru memahami prinsip-prinsip penilaian

pembelajaran?

g. Apakah guru melaksanakan penilaian secara terprogram dengan

menggunakan instrumen penilaian?

h. Apakah guru melaksanakan penilaian pembelajaran setiap hari dan

terus menerus?

i. Apakah penilaian yang guru laksanakan sudah sesuai dengan

indikator pencapaian perkembangan anak?

j. Apakah guru memahami indikator perkembangan anak dari berbagai

aspek berdasarkan data dari hasil penilaian pembelajaran?

k. Sepengetahuan ibu, pernahkah guru terpengaruh oleh unsur

subjektivitas dalam melaksanakan penilaian?

l. Apakah penilaian yang guru laksanakan sudah mencakup semua

aspek pertumbuhan dan perkembangan anak baik sikap,

pengetahuan maupun keterampilan?

m.Apakah guru memahami tentang subjek penilaian berdasarkan data

dari hasil penilaian pembelajaran?

n. Apakah guru memahami tentang objek (sasaran) penilaian

berdasarkan data dari hasil penilaian pembelajaran?

o. Bagaimana guru mengolah data dari hasil penilaian pembelajaran?

p. Bagaimana guru membuat laporan hasil penilaian pembelajaran?

q. Apakah ada agenda khusus untuk membahas secara bersama-sama

mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak didik setelah

mengikuti proses pembelajaran berdasarkan data penilaian?

r. Apakah pernah ada suatu masalah/hambatan mengenai

pertumbuhan dan perkembangan anak didik berdasarkan data

penilaian?

s. Apakah guru sudah berkompeten dalam melaksanakan penilaian

pembelajaran?

B. Dokumentasi1. Sejarah dan letak geografis TK al-Muttaqin Sungai Duren

2. Visi dan Misi TK al-Muttaqin Sungai Duren

3. Struktur organisasi TK al-Muttaqin Sungai Duren

4. Data pendidik dan tenaga kependidikan TK al-Muttaqin Sungai

Duren

5. Data peserta didik TK al-Muttaqin Sungai Duren

6. Bahan ajar TK al-Muttaqin Sungai Duren

7. Sarana dan prasarana TK al-Muttaqin

C. ObservasiSasaran observasi:

1. Proses perencanaan penilaian

a. RPPH

b. RPPM

c. Prosem

d. Prota

2. Proses pembelajaran

a. Perangkat pembelajaran

b. Perhatian

c. Antusias

d. Bahasa tubuh

e. Bahasa lisan

f. Media

3. Proses penilaian pembelajaran

a. Alat (instrumen) penilaian

b. Teknik penilaian

c. Mekanisme penilaian

4. Proses pengolahan data penilaian

5. Pengarsipan data penilaian

6. Pelaporan hasil penilaian

DATA DOKUMENTASI

KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAUD DALAM MELAKSANAKANPENILAIAN PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI

DI TAMAN KANAK-KANAK AL-MUTTAQINSUNGAI DUREN

DATA DOKUMENTASI KETERANGAN

1. Dokumentasi sejarah dan letak geografis Taman Ada

Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren

2. Dokumentasi Visi dan Misi Taman Kanak-kanak Ada

al-Muttaqin Sungai Duren

3. Dokumentasi struktur organisasi Taman Kanak- Ada

kanak al-Muttaqin Sungai Duren

4. Dokumentasi keadaan guru Taman Kanak-kanak Ada

al-Muttaqin Sungai Duren

5. Dokumentasi keadaan siswa TA 2019 – 2020 Ada

Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren

6. Dokumentasi sarana dan prasarana Taman Kanak- Ada

Kanak al-Muttaqin Sungai Duren

7. Dokumentasi APE Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Ada

Sungai Duren

8. Dokumentasi proses pembelajaran Taman Kanak- Ada

Kanak al-Muttaqin Sungai Duren

Jambi, 2020

Peneliti,

Kiki Mundia Sari

DOKUMENTASI PENELITIAN

HASIL ANALISIS DATA

Berdasarkan temuan penelitian mengenai kompetensi pedagogik

guru PAUD dalam melaksanakan penilaian pembelajaran anak usia dini di

Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren yang diperoleh dari

observasi, wawancara, dan dokumentasi maka dapat dianalisis sebagai

berikut:

1. Penilaian pembelajaran anak usia dini yang dilakukan oleh guru PAUD

di Taman Kanak-kanak al-Muttaqin Sungai Duren belum sesuai dengan

prinsip-prinsip penilaian dalam pendidikan anak usia dini. Karena

penilaiannya belum terbukti terlaksana secara sistematis,

berkesinambungan, akuntabel dan terintegrasi bersamaan dengan

berlangsungnya kegiatan pembelajaran. Dan hasil penilaiannya juga

belum bisa dikatakan mendidik, autentik, objektif, transparan, dan

menyeluruh. Sebab belum ada bukti secara tertulis dan terdokumentasi.

2. Kompetensi pedagogik guru PAUD dalam melaksanakan penilaian

pembelajaran anak usia dini di TK al-Muttaqin Sungai Duren belum

optimal. Dikarenakan guru belum cakap dalam mengadakan alat

penilaian serta belum cakap dalam menentukan waktu dan tempat yang

tepat untuk melaksanakan penilaian. Ini dibuktikan dengan

pengamatan dan pengumpulan hasil karya anak yang guru lakukan

belum tercatat dan terdokumentasi dalam alat penilaian.

3. Pelaksanaan penilaian pembelajaran anak usia dini di Taman Kanak-

kanak al-Muttaqin Sungai Duren dengan cara pengamatan,

percakapan, penugasan, unjuk kerja dan pemeriksaan medis. Namun,

semua teknik penilaian yang guru laksanakan tersebut, belum tercatat

atau terdokumentasi dengan menggunakan alat penilaian. Guru hanya

melakukan pengamatan terhadap semua teknik penilaian yang

dilakukan tanpa membuat catatan terhadap apa yang telah diamati,

sehingga penilaian yang dilakukan berdasarkan hapalan semata.

Dengan demikian, tidak ada bukti bahwa guru telah melaksanakan

penilaian pembelajaran sesuai prinsip-prinsip penilaian.

CURRICULUM VITAE

Kiki Mundia Sari: Lahir di Jambi pada 16Oktober 1992. Putri pertama dari Bapak Rebodan Ibu Siti Munsiah. Suaminya bernama Dr.Heru Setiawan, M.Pd.I, telah dikaruniaiseorang putri yang bernama Fathin Al-Luthfiyaturrahimah Setiawan. Alamat rumah diPerumahan Bumi Duren Permai, Blok M,No.02, RT.09, Desa Simpang Sungai Duren,Kecamatan Jambi Luar Kota, KabupatenMuaro Jambi. Provinsi Jambi. No. HP082281967457.E-mail: [email protected]

Riwayat pendidikan: MIS Miftahul Ulum di Petaling Jaya pada 1998 s/d2004, MTs S Darusy Syafi’iyah di Rantau Puri pada 2004 s/d 2007, SMAIslam Al-Arief di Sebapo pada 2007 s/d 2010, melanjutkan ke PerguruanTinggi: S1 Bahasa dan Sastra Arab di IAIN STS Jambi 2010 s/d 2014, danS2 Manajemen Pendidikan Islam dengan konsentrasi Pendidikan IslamAnak Usia Dini di Pascasarjana UIN STS Jambi pada 2018 s/d Sekarang.

Pengalaman kerja: Mengajar di SMP Islam Al-Arief Sebapo pada 2014s/d 2015, menjadi tenaga kependidikan di SMA N Titian Teras Pijoan pada2015 s/d 2016, dan menjadi tutor Bahasa Arab di Rumah Bahasa TanjungJabung Barat Kuala Tungkal pada 2019 s/d Sekarang.