teknik pemijahan ikan mas koi (cyprinus carpio)

53
1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia yang terletak pada daerah tropis menyimpan keragaman hayati yang tinggi, termasuk keragaman ikan hias air tawar. Komoditas ikan hias air tawar merupakan komoditas unggulan yang paling banyak diminati masyarakat. Bahkan beberapa masyarakat menjadikan komoditas-komoditas air tawar sebagai andalan perekonomian keluarga dengan cara membudidayakannya dan dipasarkanuntuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Berbagai usaha yang dilakukan oleh pembudidaya ikan seperti kegiatan pemijahan, pendederan, pembesaran dan sebagainya menjadikan sumberdaya air tawar ini semakin berpeluang besar seiring dengan meningkatnya permintaan pasar kebutuhan ikan hias air tawar, baik untuk kebutuhan local maupaun manca Negara. Hingga saat ini perkembangan ikan hias di Indonesia mengalami kemajuan yang terus meningkat, terutama ikan hias yang memiliki keunikan baik dari bentuk tubuh, warna dan bahkan varietasnya yang beragam. Salah satu komoditas unggulan air tawar yang hingga saat ini masih diminati oleh masyarakat adalah ikan koi (Cyprinus carpio). Dari sekian banyak jenis ikan hias, tidak semuanya telah dibudidayakan. Dalam

Transcript of teknik pemijahan ikan mas koi (cyprinus carpio)

1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Negara Indonesia yang terletak pada daerah tropis

menyimpan keragaman hayati yang tinggi, termasuk

keragaman ikan hias air tawar. Komoditas ikan hias air

tawar merupakan komoditas unggulan yang paling banyak

diminati masyarakat. Bahkan beberapa masyarakat

menjadikan komoditas-komoditas air tawar sebagai

andalan perekonomian keluarga dengan cara

membudidayakannya dan dipasarkanuntuk pemenuhan

kebutuhan sehari-hari.

Berbagai usaha yang dilakukan oleh pembudidaya

ikan seperti kegiatan pemijahan, pendederan, pembesaran

dan sebagainya menjadikan sumberdaya air tawar ini

semakin berpeluang besar seiring dengan meningkatnya

permintaan pasar kebutuhan ikan hias air tawar, baik

untuk kebutuhan local maupaun manca Negara.

Hingga saat ini perkembangan ikan hias di

Indonesia mengalami kemajuan yang terus meningkat,

terutama ikan hias yang memiliki keunikan baik dari

bentuk tubuh, warna dan bahkan varietasnya yang

beragam. Salah satu komoditas unggulan air tawar yang

hingga saat ini masih diminati oleh masyarakat adalah

ikan koi (Cyprinus carpio). Dari sekian banyak jenis ikan

hias, tidak semuanya telah dibudidayakan. Dalam

2

membudidayakan ikan hias harus diperhatikan bahwa

masing-masing jenis mempunyai sifat dan kebiasaan hidup

yang berbeda-beda, misalnya dalam cara pemijahan,

bertelur maupun dalam menyusun sarangnya (Ipteknet,

2008).

Dewasa ini, permintaan ikan koi (Cyprinus carpio)

untuk kebutuhan para penggemar ikan hias (hobbies)

semakin mengalami peningkatan dari tahun ketahun.

Seiring dengan permintaan pasar tersebut, ketersediaan

benuh ikan koi baik di Balai Benih Ikan milik

pemerintah maupun rumah tangga masih belum bias

memenuhi kebutuhan pasar. Hingga sekarang ini

ketersediaan benuh ikan koi tidak secara kontinyu dan

hanya bersifat musiman.

Permasalah diatas sangat dipengaruhi oleh aspek

budidaya ikan koi (Cyprinus carpio) yang dilakukan oleh

pembudidaya ikan baik skala rumah tangga, UPR (Usaha

Perikanan Rakyat) maupun Balai Benih Ikan milik

pemerintah sendiri. Berbagai aspek budidaya yang

dimaksud seprti penguasaan teknik pemijahan, pembenihan

hingga pembesaran ikan koi (Cyprinus carpio) yang sangat

menentukan keberhasilan budidaya. Penguasaan teknik

tersebut menjadi mutlak dalam mengembangkan usaha

budidaya khususnya ikan koi, sehinnga diperlukan dasar

pengetahuan, wawasan maupun keterampilan untuk

melakukannya.

3

Penguasaan teknik budidaya tersebut dapat

diperoleh melalui kegiatan Praktek Kerja Lapangan

(PKL). Hal ini perlu dilakukan dengan harapan dapat

meningkatkan pengetahuan tentang teknik pemijahan ikan

koi (Cyprinus carpio) secara tepat.

1.2 Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja Lapangan

1.2.1 Tujuan Praktek Kerja Lapangan

Praktek Kerja Lapangan ini difokuskan dengan

melakukan pemijahan terhadap ikan koi (Cyprinus carpio)

dengan tujuan sebagai berikut :

1. Mengetahui dan memahami teknik pemijahan ikan koi

(Cyprinus carpio) secara tepat untuk meningkatkan

produktivitas ikan koi secara maksimal.

2. Mengetahui berbagai aspek yang berhubungan dengan

pemijahan ikan koi (Cyprinus carpio) seprti pemilihan

induk yang baik, persiapan kolam pemijahan,

penetasan telur, pemeliharaan larva, manajemen

pemberian pakan dan pengelolaan kualitas air serta

penanggulangan hama dan penyakit.

3. Mengetahui berbagai permasalahan yang muncul dalam

kegiatan pemijahan ikan koi (Cyprinus carpio).

1.2.2 Manfaat Praktek Kerja Lapangan (PKL)

Adapun manfaat dari Praktek Kerja Lapangan (PKL)

ini adalah sebagai berikut :

1. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang teknik

pemijahan ikan koi (Cyprinus carpio) yang tepat.

4

2. Sebagai informasi kepada petani ikan dan penggemar

ikan hias (hobbies) dalam memahami teknik pemijahan

ikan koi (Cyprinus carpio).

3. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa yang akan

melaksanakan pemijahan ikan koi (Cyprinus carpio).

5

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Biologi Ikan Koi (Cyprinus carpio)

2.1.1 Taksonomi ikan koi (Cyprinus carpio)

Ikan koi (Cyprinus carpio) dan ikan mas mempunyai

hubungan kekerabatan yang sangat dekat karena berasal

dari family, genus dan spesies yang sama. Menurut

Hikmat (2002), klasifikasi ikan koi (Cyprinus carpio) adalah

sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Sub filum : Vertebrata

Super kelas : Pisces

Class : Osteichthyes

Sub kelas : Actinopterygii

Ordo : Cypriniformes

Sub ordo : Cyprinoidea

Family : Cypridae

6

Sub family : Cyprinidae

Genus : Cyprinus

Spesies : Cyprinus carpio

Gambar 1. Ikan mas koi (Cyprinus carpio)

2.1.2 Morfologi ikan mas koi (Cyprinus carpio)

Menurut Susanto (2002), dalam Berkat (2012) ikan

mas koi (Cyprinus carpio) mempunyai bentuk tubuh seperti

torpedo yang mempunyai alat gerak berupa sirip terdiri

dari sebuah sirip punggung, sepasang sirip dada,

sepasang sirip perut, sebuah sirip anus dan satu sirip

ekor.

Untuk bisa berfungsi sebagai alat bergerak, sirip

ini terdiri atas jari-jari keras, jari-jari lunak, dan

selaput sirip. Yang dimaksud dengan jari-jari keras

adalah jari-jari sirip yang kaku dan patah jika di

bengkokkan. Sebaliknya jari-jari lunak akan lentur dan

tidak patah jika dibengkokkan, dan letaknya selalu di

belakang jari-jari keras. Selaput sirip merupakan

"sayap" yang memungkinkan ikan koi mempunyai tenaga

7

dorong yang lebih kuat apabila berenang. Selaput inilah

yang sering dibabat habis parasit dan penyakit sehingga

sirip ikan koi tampak seperti sisir/sikat. Sirip dada

dan sirip ekor hanya mempunyai jari-jari lunak. Sirip

punggung mempunyai 3 jari-jari keras dan 20 jari-jari

lunak, sirip perut hanya terdiri dari jari-jari lunak,

sebanyak 9 buah, sirip anus mempunyai 3 jari-jari keras

dan 5 jari-jari lunak.

Selain sirip sebagai sarana penggerak, ikan koi

juga mempunyai indera penciuman. Indera pencium ini

berupa sepasang sungut (kumis) pada sebelah atas

mulutnya, yang berguna untuk mencium makanan pada dasar

kolam yang berlumpur. Dengan indera penciumnya ini,

ikan mampu mendapatkan makanan dengan memisahkannya

dari lumpur yang menutupi makanan tersebut. Kumis. ini

pula yang membedakannya dengan ikan maskoki, yang cikal

bakalnya sangat mirip dengan ikan koi.

Pada sisi badannya, dari pertengahan kepala hingga

batang ekor, terdapat gurat sisi (Linea lateralis) yang

berguna untuk merasakan getaran suara. Garis ini

terbentuk dari urat-urat yang ada di sebelah dalam

sisik yang membayang hingga ke sebelah luar.

Badan ikan koi tertutup selaput yang terdiri dari

dua lapisan. Lapisan pertama terletak di luar, dikenal

sebagai lapisan epidermis, sedangkan lapisan dalam di

sebut endodermis. Epidermis terdiri dari sel-sel getah

dan yang menghasilkan lendir (mucus) pada permukaan

8

badan ikan. Cairan ini melindungi permukaan badan atau

menahan parasit yang menyerang ikan koi. Berbeda dengan

lapisan epidermis, lapisan endodermis terdiri atas

serat-serat yang penuh dengan sel. Pangkal sisik dan

urat-urat darah terdapat pada daerah ini. Di dalam

lapisan ini juga terdapat sel warna yang sangat

diperlukan sekali oleh ikan koi. Sel warna ini

mempunyai corak yang sangat kompleks yang dengan cara

kontraksi memproduksi larutan dengan 4 macam sel warna

yang berbeda. Adapun keempat  sel  yang diproduksinya

adaJah melanophore (hitam), xanthophore (kuning),

erythrophore (merah), dan guanophore (putih). Organ

perasa dan sistem syaraf mempunyai hubungan yang erat

dengan  penyusutan   dan  penyerapan sel-sel  warna.

Sisik ikan koi mempunyai pertumbuhan yang unik.

Pada sisik akan tergambar garis-garis yang bisa di

jadikan patokan untuk menperkirakan umur koi.

2.1.3 Fisiologi ikan mas koi (Cyprinus carpio)

Setelah mengetahui bentuk morfologi ikan koi, akan

lebih lengkap Jika kita mengetahui bentuk fisiologinya.

Fisiologi ikan koi (Cyprinus carpio) adalah sebagai berikut

:

1. Sistem pernafasan

Ikan koi bernafas dengan menggunakan insang (gill)

yang letaknya disisi kanan dan kiri, tertutup penutup

insang (operculum). Air yang masuk melalui insang membawa

oksigen (O2). Kemudian O2 diikat oleh selaput tipis (gill

9

filament) di insang sedangkan CO2 dikeluarkan melewati

insang pula.

2. Sistem peredaran darah

Ikan koi merupakan binatang berdarah dingin.

Artinya, temperatur tubuhnya sangat

dipengaruhi/ditentukan pada temperature air dan akan

berubah sesuai dengan temperature lingkungan. Beberapa

binatang memang menghasilkan panas metabolism untuk

mempertahankan temperature tubuhnya. Namu, ikan koi

tidak mampu menyesuaikan produksipanas metabolismenya

atau mengendalikan kehilangan panas tubuhnya melalui

mekanisme fisiologi. Karena itu, temperature tubuh

tidak bias konstan dan akan berubah mengikuti perubahan

temperaturluar tubuhnya melalui penyesuaian tingkah

lakunya, misalnya dengan berpindah tempat mencari

bagian air yang lebih dingin atau lebih hangat sesuai

dengan yang diinginkannya.

3. Sistem pencernaan

Pakan bersama air yang masuk kedalam rongga mulut

langsung ditelan, air keluar melalui lubang insang

setelah keeping insang (gill rakers) menyerap oksigen. Dari

kerongkongan, pakan masuk ke usus yang panjangnya

sekitar lima kali panjang tubuh. Di usus inilah pakan

dicerna bagian yang tidak diserap tubuh dikeluarkan

melalui anus berupa feces. Sementara nurtisi pakan akan

diserap tubuh untuk kemudian digunakan untuk kebutuhan

hidup pokok (bernafas, berenang, metabolisme, dan

10

lainnya) serta sisanya digunakan untuk pertumbuhan dan

reproduksi. 2.2 Siklus Hidup

Amri dan Khairuman (2002), menyatakan bahwa ikan

mas dan ikan koiadalah jenis ikan air tawar yang

brkerabat sangat dekat karena merupakan spesies yang

sama tetapi berbeda rasa tau strain, begitu juga dalam

siklus hidupnya ikan koi sama dengan ikan mas.

Perkembangan didalam gonad yakni ovarium pada ikan

betina yang menghasilakan telur, dan testis pada ikan

jantan yang menghasilkan sperma. Embrio akan tumbuh

dalam telur yang telah dibuahi spermatozoa. Dua sampai

tiga hari telur akan ,enetas dan tumbuh menjadi larva

dengan ukuran berkisar antara 0,5-0,6 mm dengan bobot

antara18-20 mg. Larva kemudian berubah menjadi kebul

(larva stadia akhir) dalam waktu 4-5 hari, setelah 2-3

minggu kebul akan menjadi burayak (stadia benih) yang

mempunyai ukuran panjang1-3 cm dan bobot 0,1-0,5 gram.

Dalam waktu 2-3 minggu kemudian burayak menjadi putihan

( benih besar) yang mempunyai ukura panjang 3-5- cm

dengan bobot 0,5-2,5 gram, dan dalam waktu tiga bulan

putihan akan tumbuh menjadi gelondongan (ikan remaja)

yang mempunyai bobot 100 gram dan gelondongan tersebut

akan tumbuh terus sampai menjadi induk.

2.3 Jenis-Jenis Ikan Mas Koi (Cyprinus carpio)

11

Menurut Kuroki dalam Susanto (2002), terdapat

beberapa jenis ikan mas koi diantaranya adalah :

1. Kohaku adalah varietas koi berwarna putih dengan

bercak merah dibadanya.

2. Taisho-Sanke adalah varietas koi mempunyai warna

badan putih dengan bercak merak pada bagian badannya.

3. Show-sanke adalah varietas koi yang berwarna hitam

dengan bercak putih dan merah didadannya.

4. Utsurimono varietas koi yang mempunyai warna hitan

dengan bercak berwana putih berbentuk kerucut di

bagian badanya.

5. Bekko adalah varietas koi yang mempunyai putih,

merah dan kuning.

6. Asagi adalah varietas koi yang mempunyai badan

berwarna biru atau kuning kebiruan.

7. Shusui adalah koi yang mempunyai sisik besar-

besar, kulitnya lembut dan mempunyai tanda merah

ditubuhnya.

8. Koromo adalah koi yang mempunyai warna hitam.

9. Kawarimono adalah koi yang mempunyai warna

hitam,kuning, hitam putih dan hijau.

10.Ogon adalah koi yang badannya berwarna emas (golden)

11.Hikarimoyo adalah mempunyai warna emas dan perak

dengan kepala jernih

12.Kinginrin koi yang mempunyai tanda perak dibadannya.

13.Tancho adalah koi yang mempunyai warna putih dengan

tanda merah hanya pada bagian kepalanya.

12

Di kalangan para penggemar ikan koi dikenal

berbagai varietas ikan koi yang mempunyai nama

tersendiri,pembagian varietas atau pemberian nama

tersebut berdasarkan pada keindahan warna ikan koi

tersebut.

2.4 Habitat dan Daerah Penyebaran

Habitat ikan koi (Cyprinus carpio) adalah perairan

yang kedalamannya mencapai 1 meter, mengalir pelan dan

subur yang ditandai melimpahnya makanan alami, misalnya

rotifer, rotatoria, udang-udanganrenik, dan lain-lain.

Sebaliknya larva ikan koi menyukai perairan dangkal,

tenang dan terbuka (tidak ternaungi pepohonan yang

rindang).

Ikan koi (Cyprinus carpio) hidup ada iklim sedang di

perairan tawar, ikan ini cocock hidup pada 8-300C. Ikan

koi (Cyprinus carpio) tidak tahan mengalami goncangan

penurunan suhu yang drastic dan tiba-tiba, penurunan

suhu hingga 50C dalam tempo yang singkat dapat

menyebabkan ikan koi (Cyprinus carpio) stess. Pada suhu

rendah, 70C ikan koi (Cyprinus carpio) akan bergerak

dengan lambat dan cenderung berada di dasar air.

Meskipun termasuk hewan air tawar, tetapi ikan koi

(Cyprinus carpio) masih bisa bertahan di perairan air payau

dengan kadar garam 20-30 ppm.

Nenek moyang ikan koi (Cyprinus carpio) adalah ikan

mas atau carp yang berasal dari Asia Timur. Ikan koi

13

ditemukan pada zaman Dinasti Cina pada tahun 265-315

sebelum Masehi di Cina, kemudian diperkenalkan ke

Jepang (Penebar Swadaya, 2008).

Pusat pembenihan ikan koi (Cyprinus carpio) di Jepang

berada di daerah penggunungan Ojiya, Nigata. Di

Indonesia p[ada tahun 1975, ikan koi (Cyprinus carpio)

sudah dikenal sebagai ikan hias yang diusahakan oleh

para petani ikan mas Cisaat Sukabumi Jawa Barat. Hanya

saja, ikan koi (Cyprinus carpio) masih ikan seleksi dari

ikan mas yang digunakan untuk lauk. Sejalan dengan

perkembangan zaman, kini sudah banyak anggota

masyarakat yang secara khusus membudidayakan ikan koi

(Cyprinus carpio) dan tidak lagi didominasi petani ikan di

salah satu wilayah, tetapi sudah menyebar keseluruh

wilayah (Susanto, 2008).

2.5 Pakan dan Kebiasaan Makan

Di dalam air, ikan koi (Cyprinus carpio) dapat

mengenali pakannya, bahkan mencarinya diantara limpur

dan kotoran karena ikan koi (Cyprinus carpio) mempunyai

organ penciuman yang sangat tajam. Organ penciumman ini

berupa dua pasang kumis yang berada disekitar mulutnya

(Susanto, 2008).

Ikan koi (Cyprinus carpio) termasuk omnivore (pemakan

sagalanya), ketika kecil, ikan koi (Cyprinus carpio)

menyantap udang-udangan renik serta dapnia dan setelah

ikan koi (Cyprinus carpio) menjadi dewasaakan memakan

14

serangga air,jentik nyamuk, lumut yang menempel di bati

serta daun. Untuk mendapatkan makanan, ikan koi (Cyprinus

carpio) sering mengaduk-aduk lumpur yang biasanya dihuni

cacing dan binatang kecil lainnya. Ikan koi (Cyprinus

carpio) tidak mempunyai gigi rahang, sehingga

mangandalakan gigi taring yang ada di rongga mulutnya

(Penebar Swadaya, 2008).

2.6 Proses Pemijahan Ikan Koi (Cyprinus carpio)

Menurut Effendi (1993) dalam Tambunan (2006),

pemijahan adalah pertemuan sel telur dan sperma yang

umumnya terjadi secara eksternal. Keberhasilan

pemijahan sangat tergantung pada kondisi lingkungan dan

sekitarnya. Secara umum, ada dua teknik pemijahan yang

sering dilakukan adalah :

1. Pemijahan alami yaitu : pemijahan ikan yang

terjadi secara alami tanpa adanya pemberian

rangsangan hormonal maupun perlakuan lainnya.

2. Pemijahan buatan yaitu : pemijahan yang dilakukan

dengan cara pemberian rangsangan hormonal untuk

mempercepat proses reproduksi, baik dari induk ikan

jantan (menghasilakan sperma) maupun betina

(menghasilkan sel telur).

2.6.1 Pesiapan kolam pemijahan

Pertama kali yang harus dipersiapkan untuk

pemijahan adalah kolam. Kolam di keringkan di bawah

15

terik matahari. Pintu pemasukan dipasang saringan untuk

mencegah telur yang mungkin hanyut.

Telur ikan menempel (adesif) sifatnya. Biasanya koi akan

bertelur di bawah tanaman atau bahan apa saja yang bisa

dipakai untuk menempelkan telurnya. Oleh karena itu,

sediakan penempel telur yang memadai agar telur koi

bisa selamat.

Penempel telur bisa menggunakan kakaban, yang

dipakai untuk memijahkan ikan koi. Kakaban dibuat dari

ijuk yang dijepit dengan bilah bambu dan dipaku.

Kakaban yang baik terbuat dari ijuk yang panjang dan

rata, panjang 120 cm dan lebar 40 cm. jumlah kakaban

yang diperlukan disesuaikan dengan besar induk betina,

biasanya 4-6 buah untuk setiap 1 kg induk betina.

Agar bisa mengapung, kakaban disusun di atas

sepotong bambu yang masih utuh. Diatas kakaban diberi

bambu dan diikat agar kumpulan kakaban tidak tercerai-

berai ketika pasangan induk memijah. Sebelum dipasang,

kakaban dibersihkan, dicuci dan dibilas agar terbebas

dari lumpur.

Kakaban dipasang setelah kolam diisi air. Air

selalu mengalir ke kolam pemijahan untuk merangsang

pasangan koi yang akan memijah. Sealin kakaban, tempet

menempel telur bisa juga menggunakan tanaman Hydrilla

yang disusun atau potongan tali raffia sebagai

pengganti ijuk.

2.6.2 Seleksi induk

16

Seleksi induk harus dilakukan dengan hati-hati

agar tidak menimbulkan gangguan fisik atau psikis. Ikan

koi yang mengalami gangguan fisik atau psikis akan

menjadi stress sehingga ikan tidak akan memijah.

Memilih induk ikan koi cermat dan teliti agar

memperoleh induk yang baik dan sehat. Pemijahan ikan

koi dilakukan pada induk-induk yang baik dan sehat.

Menurut Arie (2005) menyatakan, melakukan pemijahan

ikan koi harus di lakukan seleksi calon induk yang

baik, yaitu :

1. Umur ikan untuk dipijahkan berkisar antara 2 tahun

bagi betina dengan berat 2 kg/ekor.

2. Induk jantan berumur 1 tahun dengan berat 1

kg/ekor.

3. Bentuk badan keselurahan mulai mulut sampai sirip

ekor harus mulus, sehat dan sirip tidak rusak, garis

sisik linea literalis posisinya sama.

4. Bagian kepala induk ikan koi relative lebih kecil

dari pada bagian badannya.

5. Sisik induk lebih tersusun secara teratur

6. Pangkal ekor besar dan kuat tidak melengkung.

Dalam penyeleksian induk ini, ada hal penting yang

harus diperhatikan terutama bagi para pembudidaya

pemula atau penggemar ikan koi (Cyprinus carpio) agat tidak

salah dalam menentukan induk jantan dengan induk

betina. Ada berapa perbedaan antara ikan koi jantan

17

dengan ikan koi betina dapat dilihat pada table berikut

ini.

Tabel 1. Perbedaan spesifikasi ikan koi (Cyprinus carpio)

jantan dan betina

No Ciri-ciri Jantan Betina1 Tubuh Ramping Gendut2 Perut Mengecil Membesar3 Anus Menonjol Cekung kedalam4 Insang Tutup insang kasar Tutup insang

halus5 Bagian perut

ke anus

Bila dipijit akan

mengeluarkan seperti

susu

Bila dipijit

keluar caira

bening

kekuningan6 Geraka

berenang

Gesit Lamban

7 Pertumbuhan Lebih cepat LambatSumber : (Bachtiar, 2004)

2.6.3 Pemijahan

Induk terpilih yang sudah betul-betul matang

dilepaskan kedalam kolam atau bak pemijahanyang sudah

dipersiapkan. Pemijahan dilakukan dalam bak yang

terbuat dari semen, sebelum bak digunakan dilakukan

pencucian, pengeringan selama 2 hari, kemudian

dilanjutkan dengan pengisian air dengan ketinggian 100

cm (Takano, 2003).

18

Adapun teknologi dalam pemijahan koi dapat

dilakukan secara persiapan kakaban, kemudian induk

betina dimasukkan terlebih dahulu kedalam kolam agar

induk betina melakukan adaptasi yang cukup sehingga

induk tidak stess. Dengan demikian telur yang di

keluarkan dapat banyak dan berkualitas. Setelah 2-3

jam, induk jantan dilepaskan ke kolam pemijahan dengan

perbandingan 1 induk betina dan 3-4 ekor induk jantan.

Perkawinan biasanya terjadi pada malam hari

sekitar 22.00 dan selesai pada pukul 04.00. Sperma yang

dihasilkan oleh induk jantan kemudian membuahi sel

telur yang yang menempel pada kakaban. Setelah penuh

telur pada kakaban kemudian kakaban dipindahkan kekolam

penetasan.

Luas kolam bervariasi. Untuk kolam sempit dapat

menggunakan kolam seluas 3-6 m2 dengan kedalaman 0,5 m.

Lokasi kolam cukup mendapatkan sinar matahari, tidak

terlalu rebut, terlindung dari jangkauan anak-anak dan

binatang peliharaan lain.

Kemudian sediakan juga kolam penetasan telur dan

perawatan benih. Kolam penetasan, bentuknya bisa

persegi panjang atau bulat. Kalu kolam bulat,

diameternya antara 1,5-2 m.

Satu kolam lagi ada yaitu kolam untuk menumbuhkan

pakan alami yang dipakai untuk mensuplai pakan benih

ikan jika kuning telur ikan koi telah habis. Kedalaman

kolam sekitar 30 cm, luas kolam antara 6-10 m2.

19

Induk ikan koi di masukkan sekitar pukul 16-00 dan

akan mulai memijah tengah malam. Induk betina akan

berenang mengelilingi kolam dan diikuti induk jantan

dibelakangnya. Induk jantan menempelkan badanya ketika

mengikuti induk betina. Pada puncaknya, induk betina

akan mengeluarkan telurnya dengan sesekali meloncat ke

udara. Aktifitas betina segera di ikuti jantan dengan

mengeluarkan cairan sperma.

Telur yang terkena sperma akan menempel pada

kakaban atau bahan penempel telur lainnya dan susah

lepas, dan ada juga sebagian telur yang jatuh ke dasar

kolam. Perkawinan selesai pada pagi hari, dan induk

segerah dipisahkan dari telurnya. Jika induk terlambat

dipisahkan telur ikan bisa habis dimakan induknya.

2.6.4 Penetasan telur

Penetasan telur ikan koi (Cyprinus carpio) dilakukan

dengan membiarkan kakaban yang ditempelin telur tetap

pada bak pemijahan dengan memindahkan induk dari kolam

pemijahan dan tetap membiarkan telur menetas di kolam

tersebut, atau dengan memindahkan telur ikan ke kolam

penetasan telur. Cara pertama lebih praktis karena

menghemat lahan (kolam).

Menurut Susanto (2002) dalam Tambunan (2006), agar

telur ikan koi Cyprinus carpio) menetas dengan baik maka

telur-telur tersebut harus terendan di dalam air dengan

suhu yang konstan. Jika suhu terlalu dingin maka

penetasan telut ikan koi akan berlangsung lama.

20

Sedangkan jika suhu terlalu tinggi telur-telur tidak

dapat menetas (membusuk). Suhu yang normal dalam

penetasan telur ikan koi adalah anatara 270C-300C.

Setelah 28-29 jam telur yang terbuahi akan berubah

warna menjadi kuning dan akan terlihat bintik mata dari

telur tersebut. Kemudian setelah 48-72 jam telur

menetas dan larva akan terlihat bergerombol disekitar

kakaban atau pinggiran kolam. Untuk meningkatkan

kandungan oksigen didalam air dilakukan penambahan

aerasi agar penetasan telur lebih berlangsung dengan

baik. Kakaban harus dalan keadaan terandan dalam air,

Sehingga telur tidak kontak langsung dengan udara

(Daelami, 2001 dalan Tambunan 2006).

2.6.5 Pemeliharaan larva

Menurut Deden (2002) Bibit koi hasil penetasan

masih berada pada masa peralihan. Kondisinya masih

kritis sehingga masih membutuhkan pakan yang tepat

ukuran, komposisi, jumlah, dan kualitas. Penyediaan

pakan yang memenuhi syarat bisa mengurangi resiko

kematian bibit koi. Sampai saat ini, rotifer adalah pakan

awal baik bagi larva ikan koi.

Benih yang sudah berenang bebas harus dipindahkan

kekolam pembesaran (Arie, 2005). Kolam pembesaran ini

harus dipersiapkan, agar ditumbuhi pakan alami,

seminggu sebelum pemijahan. Kolam dikeringkan selama

dua hari di bawah terik matahari dan disemprot dengan

pestisida agar binatang yang tidak diperlukan mati.

21

Pestisida yang dipakai Dipherex atau Nogos dengan dosis

0,5-1,0 ppm. Kemudian untuk menyediakan pakan alami

berupa binatang renik, kolam dipupuk dengan kotoran

ayam dan jerami. Jerami ditindih dengan batu dan

diletakkan di sudut-sudut kolam. Volume kotoran ayam

1,5 kg/m2. Pintu pemasukan air ke kolam harus diberi

saringan.

Dalam beberapa hari, air yang terkena jerami akan

berubah warna menjadi merah kecoklatan. Beberapa hari

kemuudian akan jernih kembali, jika pemberian kotoran

ayam dan jerami tepat dalam beberapa hari akan tumbuh

infusoria dan fitoplankton. Pada saat ini benih-benih

koi sudah bisa di masukkan setelah kurang lebih sepuluh

hari dan daphnia akan tumbuh.

Jika tidak dapat menumbuhkan pakan alami, terpaksalah

member pakan benih dengan pakan buatan seperti kuning

telur yang telah direbus, tepung udang, susu bubuk

untuk anak sapi, dan pakan tepung khusus untuk ikan

koi. Untuk menjaga agar air tidak busuk sisa pakan

buatan, di kolam di masukkan air baru agar sisa pakan

hanyut.

2.7 Pemberian Pakan

Menurut Handajani et el. (2010), pakan dalam suatu

budidaya dapat dikenal dua kelompok yaitu pakan alami

dan pakan buatan. pakan berfungsi selain untuk membantu

pembentukan tubuah ideal dan mencemerlangkan warna pada

22

ikan koi, juga sebagai media perantara untuk mengobati

ikan koi yang sakit.

Koi adalah bottom feeder (pemakan di dasar) dan

omnivora (pemakan segala). Meski demikian ikan biasa

makan apa saja yang bisa dimakan, seperti pucuk daun,

atau berburu cacing di dasar sungai. Maka inilah guna

dari sungut yang ada pada mulut ikan. Pakan buatan

untuk pembesaran koi dapat diberikan dalam bentuk

butiran (pellet). Sumber protein utama adalah formulasi

kombinasi antara bahan nabati (misalnya tepung kedelai,

tepung jagung, tepung gandum, tepung daun, dll) dan

bahan hewani (tepung ikan, tepung kepala udang, tepung

cumi, kekerangan dll) serta multivitamin dan mineral

seperti Ca, Mg, Zn, Fe, Co sebagai pelengkap pakan. 

Kualitas pakan sangat menentukan tampilan warna

sebagai daya tarik ikan koi sendiri, sehingga banyak

upaya telah dilakukan dengan menggunakan bahan pakan

yang mengandung zat pigmen seperti karotin (warna

jingga), rutin (kuning) dan astasantin (merah). Zat-zat

tersebut terkandung pada tubuh hewan dan tumbuhan

tertentu seperti wortel mengandung zat karotin

sedangkan ganggang, chlorella, kubis, cabai hijau

mengandung rutin. Spirulina, kepiting, udang mengandung

astasantin. Para pembudidaya saat ini tidak perlu lagi

menyiapkan pakan sendiri karena sudah tersedia di

pasaran pakan koi yang sudah di formulasi sesuai dengan

23

kebutuhan nutrisi dan zat untuk pembentukan warna ikan

koi

Pakan alami atau pakan hidup misalnya cacing

darah, cacing tanah, daphnia, cacing tubifex cocok

diberikan pada benih koi (hingga bobot 50 g/ekor)

karena lebih mudah dicerna oleh benih sesuai dengan

kondisi sistem pencernaan, selain itu koi juga dapat

memakan phitoplankton dalam kolam.

Jumlah pakan diberikan berdasarkan jumlah ikan

(bobot biomassa) dalam kolam dengan kisaran kebutuhan

3-5 % perhari, dengan frekuensi pemberian 2-3 kali

perhari hal ini juga disesuaikan dengan kondisi ikan

dan media air pemeliharaannya.

Menurut pengalaman dan penelitian bertahun-tahun,

ditemukanlan bahan-bahan aktif yang dapat ditambahkan

untuk membuat warna koi lebih bagus. Koi yang

dipelihara di kolam Lumpur ternyata memiliki kualitas

warna yang lebih bagus dibandingkan dengan yang

dipelihara di kolam tembok. Ternyata ikan loi tersebut

banyak menyantap ganggang yang memang  tumbuh di

Lumpur. Ganggang yang dimakan koi mengandung banyak zat

karoten. Maka kalau anda ingin menambah warna ikan

lebih cemerlang ikan dapat diberi makan “krill”,

paprika, dan daun marigold, semuanya dapat anda

campurkan dalam makanannya. Banyak makanan sumber

karoten ini sudah dalam bentuk extract sehingga mudah

dicampurkan dengan pellet atau roti.

24

Pakan bagi makhluk hidup sangat penting sebagai

sumber energy untuk kelangsungan hidup, pertumbuhan dan

perkembangbiakannya. Agar pertumbuhan dan

perkembangbiakannya baik maka perlu diberikan pakan

yang tepat. Pakan yang diberikan adalah pakan alami dan

pakan buatan (Amri dan Khairuman, (2002).

2.8 Parameter Kualitas Air

Air merupakan media paling penting bagi kehidupan

ikan. Selain jumlahnya, kualitas air yang memenuhi

syarat merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam

budidaya. Beberapa parameter kualitas air perlu

diperhatikan diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Suhu

Ikan koi (Cyprinus carpio) merupakan hewan berdarah

dingin, sehingga temperature tubuhnya tergantung pada

suhu air sebagai lingkungan hidupnya. Ikan koi dapat

hidup pada kisaran suhu 0-350C, tetapi pada suhu yang

terlalu ekstrim ikan ini akan berhenti makan dan system

kekebalan tubuhnya akan hilang. Sedangkan suhu yang

ideal untuk ikan koi adalah 15-250C (Hikmat, 2002).

Perubahan suhu yang terlalu drastis dapat menyebabkan

timbulnya stess.

a. Derajat keasaman (pH)

Sebagian besar ikan dapat beradaptasi dengan baik

pada lingkungan perairan yang mempunyai drajat keasaman

25

(Ph) berkisar 5-9. Menurut Hikmat (2001), pH yang ideal

untuk ikan koi agar tumbuh sehat yaitu berkisar 6,5-

8,5. Pada malam hari biota dalam air akan melakukan

respirasi dan menghasilkan karbondioksida (CO2) yang

dapat menurunkan Ph, sedangkan pada siang hari alaga

akan melakukan fotosintesis yang akan memnghasilkan

oksigen dan menetralkan pH, oleh karena itu Ph air pada

pagi hari cenderung rendahsedangkan pada siang hari pH

cenderung lebih stabil.

b. Kelarutan oksigen (O2)

Oksigen adalah salah faktor pembatas yang penting

dalam budidaya ikan. Kandungan oksigen yang baik untuk

ikan koi berkisar 5-7 ppm, pada kondisi tersebut ikan

koi akan merasa cukup mendapatkan sehingga koi dapat

bergerak santai, tidak gelisah dan responsive terhadapa

pakan. Jika oksigen kurang dari5 ppm akan menyebabkan

ikan sulit bernafas, tidak mau maknan dan mengakibatkan

ikan koi menjadi kurus dan sakit (Amri dan Khairuman,

2002).

c. Amoniak

Konsentrasi amoniak dapat terjadi karena

pengeluaran hasil metabolism, proses dekomposisi dari

sisa pakan atau plankton yang mati. Konsentrasi

amoniak dibawah 0,002 ppm relative aman, sedangkan

jika diatas angka tersebut dapat menyebabkan timbulnya

keracunan pada ikan.

26

2.9 Hama dan Penyakit

Penyakit ikan merupakan permasalahan dalam usaha

budidaya ikan. Penyakit ikan tidak terjadi dengan

sendirinya tetapi karena adanya akumulasi dan interaksi

dari penyakit, ikan dan lingkungannya.

Penyakit dapat timbul akibat interaksi yang tidak

seimbang antara ikan, lingkungan serta pathogen.

Serangga hama dan penyakit juga merupakan salah satu

factor penyebab penyakit ikan.

a. Hama

Jenis hama yang memangsa ikan koi yaitu berupa

kucing, musang, burung elang, kodok dan ular. Hail ini

terjadi karena ikan koi mempunyai sifat jinak dan bias

berenang dipermukaan kolam, sehingga sangat mudah bagi

predator untuk memangsanya, terutama pada waktu ditebar

dikolam dengan ukuran tubuh yang masih sangat kecil,

sehinnga akan mudah dimangsa oleh ikan liar yang masuk

kedalam kolam (Susanto, 2002).

b. Penyakit

Penyakit yang umumnya menyerang ikan koi adalah

sebagai berikut :

a. Bintik putih (white spot)

White spot atau juga disebut penyakit bintik putih,

adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit

Ichthyophirus. Gejala yang ditimbulkan yaitu dengan

adanya bintik putih dipermukaan tubuh. Pada awalnya

bintik putih tersebut muncul dipermukaan badan kemudian

27

menyebar keseluruh bagian badan (Amri dan Khairuman,

2002).

b. Jamur

Gejala yang di yang ditimbulkan ikan koi yang

terserang jamur adalah tubuhnya kelihatan seperti

lapisan kapas tipis. Jamur tersebut menyerang ketika

air dalam kolam kotor dan ketika ikan mengalami ikan .

c. Argulus sp

Argulus merupakan golongan udang renik dengan

cirri-ciri tubuhnya bulat pipih dan warnanya

transparan. Argulus sp menyerang ikan koi (Cyprinus carpio)

pada bagian permukaan tubuh,kulit dan sirip hingga

permukaan tubuh yang terserang kelihatan merah karena

luka.

d. Cacing jangkar (learnea)

Parasit learnea atua disebut juga cacing jangkar

biasanya menempel bagian tubuh ikan atau insang. Learnea

akan mengisap cairan dalam tubuh, sehingga badan ikan

koi akan lemah dan bentuk tubuhnya tidak bagus.

Penyakit ini disebabkan oleh sejenis udang-udangan

(Crustacea).

Selain jenis hama dan parasit yang telah

disebutkan diatas masih banyak jenis parasit lainnya

yang sering menyerang ikan koi seperti, penyakit

gelembung renang, balon gas, lumpuh dan lain-lain, yang

tentu sangat membahayakan kelangsungan hidup ikan koi

(Cyprinus carpio).

28

METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan di Kolam

LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat)

29

Pandan, kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera

Utara, pada tanggal 01 Juli-27 September 2014.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 A1at

Alat-alat yang digunakan dalam Praktek Kerja

Lapangan (PKL) ini adalah :

Tabel 2. Nama dan fungsi Alat yang digunakan dalam

Praktek Kerja Lapangan

No Nama alat Fungsi/kegunaan1 Kolam terpal Wadah pemijahan induk2 Selang aerasi Saluran suplai oksigen ke

dalam wadah aquarium dariaerator

3 Aerator Sumber oksigen4 Timbangan Menimbang bobot ikan koi5 pH meter Alat untuk mengukur

asam/basah6 Serok Alat untuk mengumpulkan

telur, larva dan tubifex sp7 Thermometer Alat untuk mengukur suhu8 Ember Alat untuk menampung air9 Kakaban Tempat menempelnya telur

ikan10 Alat tulis Alat untuk mencatat kegiatan

penelitian11 Kemera Alat untuk dokumentasi

kegiatan penelitianSumber : Data Primer (2014)

30

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapangan

adalah :

Tabel 3. Nama dan fungsi bahan yang digunakan dalam

Praktek Kerja Lapangan.

No Bahan Fungsi/kegunaan1 Induk betina Bahan perlakuan praktek2 Induk jantan Bahan perlakuan praktek3 Air Tawar Media hidup ikan koi4 Pellet Pakan ikan (buatan)5 Tubifex Pakan ikan (alami)

Sumber : data primer, 2014

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapangan

(PKL) ini metode survey dan observasi yaitu peninjauan

dan melaksanakan kerja secara lansung di lapanagan.

Wawancara dengan pembimbing lapangan pada di LPPM

(Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) Pandan.

Data yang dikumpulkan berupa :

1. Data primer, yaitu data yang

diperoleh langsung dari LPPM (Lembaga Penelitian dan

31

Pengabdian Masyarakat) Pandan melalui wawancara,

praktek dan pengamatan langsung di lapangan.

2. Data sekunder, yaitu data yang

diperoleh dari instansi terkait dan melalui studi

literature yang berhubungan dengan Praktek Kerja

Lapangan (PKL) yang dilaksanakan.

3.4 Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dalam Praktek Kerja Lapangan

(PKL) ini, baik berupa data Primer maupun data sekunder

dibahas secara deskriptif komperatif yaiut dengan

menggambarkan dan menguraikan tentang teknik pemijahan

ikan koi (Cyprinus carpio) yang dilakukan di di Kolam LPPM

(Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) Pandan

serta menjelaskan semua data yang diperoleh selama

mengikuti kegiata praktek dengan membandingkan data

dari hasil praktek dan materi atau literature yang ada.

Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder

Pengamatan

Langsung

Wawancara

Perpustakaan

Pengumpulan Data

32

Gambar 2. Bagan alir metode pengumpulan data

3.5 Hasil

Hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan semua

cangkupan semua cakupan dari segala kegiatan dan

akumulasi dari semua data primer dan sekunder yang

dituangkan dalam tabel-tabel, grafik, bagan maupaun

gambaran-gambaran dari hasi teknik pemijahan ikan koi

(Cyprinus carpio) dan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini juga

diharapakan dpat menambah informasi dan pengetahuan

tentang pemijahan ikan koi (Cyprinus carpio) yakni mulai

dari seleksi induk, persiapan kolam, penetasan telur,

perawatan larva hingga pemberian pakan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

AnalisisData

Hasil

(Disesuaikan dengan tujuan PKL)

33

4.1 Keadaan Umum Unit Pembenihan Lembaga Penelitian dan

Pengabdian

Masyarakat (UP LPPM) Pandan

Awal berdirinya Unit Pembenihan Lembaga

Penelitian dan Pengabdian Masyarakat ini karena

keterbatasan Laboratorium Basah Sekolah Tinggi

Perikanan Sibolga dalam mengakomodir kegiatan

penelitian mahasiswa/i Sekolah Tinggi Perikanan

Sibolga. Unit Pembenihan Lembaga Penelitian dan

Pengabdian Masyarakat di Pandan berdiri sekitar tahun

2012, dibawah naungan Sekolah Tinggi Perikanan Sibolga.

Unit Pembenihan Lembaga Penelitian dan Pengabdian

Masyarakat di Pandan adalah sebagai unit pembenihan di

bidang pengembangan budidaya air tawar yang berada

dibawah dan tanggung jawab Sekolah Tinggi Perikanan

Sibolga.

Unit Pembenihan Lembaga Penelitian dan

Pengembangan Masyarakat berada di Kecamatan Pandan,

Kabupaten Tapanuli Tengah sekitar 9,2 km dari kota

sibolga. Kolam di LPPM Pandan terdiri dari 5 kolam

Pemijahan , 8 kolam Pembesaran, jenis- jenis ikan yang

di budidayakan Bawal, Patin albino, Patin Jambal, Ikan

Mas Koi, Nila merah, Ikan Mas Koki, Lele, Ikan Mas dan

beberapa Peralatan yang dipakai Pompa Isap 5 ½ PK,

Blower 60 LP, Sirkulator AK 105, 104, dan 103, Heater

34

dan Alat-alat Pengukur kualitas Air. Air yang digunakan

berasal dari Air PDAM , Air hujan yang sudah di

endapkan dan Air Gunung.(Lampiran 1)

1. Tugas dan fungsi

Beberapa Tugas dan Fungsi Unit Pembenihan Lembaga

Penelitian dan Pengabdian Masyarakat adalah

1. Sebagai temapt Pemijahan beberapa Ikan konsumsi

2. Lokasi Penanganan Induk Ikan Konsumsi

3. Sebagai Tempat Rekayasa genetic

4. Tempat penelitian Mahasiswa/I Sekolah Tinggi

Perikanan Sibolga.

2. Fasilitas

Dapat dilihat dari sarana pokok dan sarana

penunjang yang terdapat di Unit Pembenihan Lembaga

Penelitian dan Pengabdian Masyarakat ini masih kurang

jika ingin menjadi sebuah balai benih ikan. Sarana

pokok berfungsi untuk kegiatan yang bersifat

operasional, sedangkan sarana penunjang merupakan

sarana yang bersifat mendukung kegiatan operasional

pembudidaya.

4.2 Sumber Air dan Pengelolaan Kualitas Air

4.2.1 Sumber air

Sumber air di Unit Pembenihan Lembaga Penelitian

dan Pengabdian Masyarakat ini berasal dari PDAM

35

Kabupaten Tapanuli Tengah, Air Hujan yang telah di

endapkan, dan Air Pegunungan Tukka. Pengadaan air

untuk memenuhi kebutuhan kolam budidaya dilakukan

dengan cara mengalirkan air melalui pipa dan selang

yang langsung di alirkan ke dalam kolam, Air Hujan di

tampung dengan wadah penampungan air yang di pasang

ditingkat 2 rumah pemilik Unit Pembenihan Lembaga

Penelitian dan Pengabdian Masyarakat tersebut kemudian

di alirkan kedalam Kolam dengan memakai selang, dan Air

Pegunungan Tukka di alirkan melalui parit-parit yang

dibangun khusus sebagai media untuk mengalirkan air ke

kolam pemeliharaan ikan.

4.2.2 Pengelolaan kualitas air

Bagi biota air terutama ikan, air berfungsi

sebagai media internal maupun eksternal. Sebagai

internal, air berfungsi sebagai bahan baku untuk reaksi

didalam tubuh, pengangkutan sisa metabolisme untuk di

keluarkan dari dalam tubuh. Sementara sebagai media

eksternal, air berfungsi sebagai habitatnya, karena itu

air sangat penting dalam kegiatan biota air maka

kualitas dan kuantitasnya harus dijaga sesuai dengan

habitat ikan.

Beberapa variabel penting yang berhubungan dengan

kualitas air, yakni terdiri dari sifat-sifat air yang

meliputi sifat kimia (pH, salinitas, DO, dan

karbondioksida) dan sifat fisika (suhu, kecerahan, dan

36

warna air) serta biologi (kelimpahan plankton didalam

air sebagai sumber pakan alami).

Pertumbuhan Ikan Mas Koi (Cyprinus carpio) akan bagus

jika dipelihara pada suhu air , lingkungan yang normal

dan air dari kolam harus mengalir.

Kualitas air bagi Ikan Mas Koi (Cyprinus carpio)

sangat menentukan produktivitas dan kualitas induk

serta kematangan gonad untuk menghasilkan telur yang

baik. Salah satu penyebab menurunnya kualitas air

adalah sisa pakan yang tidak dimakan ikan dan

mengendap. Akumulasi endapan pakan ini akan menumpuk

menjadi bahan organik yang akan diurai oleh bakteri

pembusuk. Akibatnya, air akan menjadi keruh dan

kualitasnya akan menurun.

Tabel 4. Parameter kualitas air untuk budidaya Ikan Koi

(Cprinus carpio)

No

.

Parameter Nilai

1 Suhu 25-30oC2 Kecerahan 30-45 cm3 Ph 6-8

sumber : Data Primer, 2014

4.2.3 Komoditas yang Dikembangkan

Unit Pembenihan Lembaga Penelitian dan Pengabdian

Masyarakat ini adalah salah satu Unit Balai Budidaya

Air Tawar yang telah mempelopori keberhasilan pemijahan

37

ikan jenis air tawar salah satunya ikan Mas Koi

(Cyprinus carpio) yang bernilai ekonomis tinggi.

Seiring berkembangnya budidaya ikan mas koi, jenis

ikan mas koi mengalami perkembangan dan pertumbuhan

menjadi banyak jenis. Jenis-jenis ini didasarkan pada

pola warna koi, sisik dan lain-lain. Pada akhirnya

banyak sekali jenis-jenis ikan mas koi yang disusun

dalam klasifikasi ikan mas koi sebagai identifikasi.

Dalam masing-masing kelas ini ada beberapa sub kategori

yang ragamnya juga cukup banyak . Klasifikasi ikan mas

koi yang umum terdiri atas tipe koi gosanke, shiro,

utsurimono, asagi, tancho, hikarimono, goromo,

hikarimoyo, matsuba, dan kawarimono.

4.3. Manajemen Pemeliharaan Induk Ikan Mas Koi

Manajemen pemeliharaan induk sangat penting

peranannya dalam kegiatan pemijahan ikan mas koi. Induk

yang baik salah satu faktor penunjang untuk medapatkan

keberhasilan dalam pemijahan. Calon induk Ikan Mas Koi

(Cyprinus carpio) selama dalam pemeliharaan diberi pakan

buatan dan pakan alami yaitu pellet dan cacing sutra

(Tubifex) agar mendapatkan kualitas telur yang baik.

Pemeliharaan induk ikan mas koi (Cyprinus carpio) dilakukan

dikolam keramik dengan ukuran 2 x 3 x 1 m, pemeliharaan

dilakukan secara massal antara Induk jantan dan betina.

Dalam pemeliharaan induk ikan mas koi (Cyprinus carpio) yang

perlu diperhatikan pakan harus sesuai dengan jumlah

Induk yang ada di Kolam keramik dan kandungan gizinya

38

agar induk dapat hidup dan gonadnya dapat berkembang

dengan baik.

Gambar 3: Pemeliharaan induk ikan mas koi (Cyprinus carpio)

dikolam keramik

4.4 Teknik Pemjahan4.4.1 Persiapan Kolam Pemijahan

Pemijahan ikan koi (Cyprinus carpio) di kolam Lembaga

Penelitian Pemberdayaan Masyarakat (LPPM) Pandan

dilakukan di kolam terpal dengan ukuran 4x3 M yang

telah disediakan. Sebelum melakukan kegiatan pemijahan

perlu diadakan persiapan-persiapan untuk memaksimalkan

proses pemjahan. Persiapan yang dimaksud adalah

melakukan penyiapan kolam untuk memijahkan ikan mas koi

(Cyprinus carpio) sehingga dapat menghasilkan telur yang

baik. Persiapan kolam untuk kegiatan pemijahan ikan mas

koi antara lain membersihkan kolam terpal, mengeringkan

39

kolam terpal, memeriksa kolam terpal apabila terpalnya

bocor , menutup pintu pengeluaran air dengan menaikkan

lubang pipa keatas, pengisian kolam dengan air,

memeriksa fasilitas penunjang seperti aerasi, dan

sirkulato, membuat kakaban yang berfungsi sebagai

tempat menempelnya telur.

Gambar 4. Persiapan media pemijahan4.4.2 Seleksi induk

Seleksi induk harus dilakukan dengan hati-hati

agar tidak menimbulkan gangguan fisik atau psikis. Ikan

mas koi yang mengalami gangguan fisik atau psikis akan

menjadi stress sehingga ikan tidak akan memijah. Dalam

seleksi induk meliputi aspek-aspek sebagai berikut :

1. Seleksi induk jantan dan induk betina

Perbedaan induk jantan dan betina ikan mas koi

(Cyprinus carpio) dapat dilihat pada gambar berikut :

40

Gambar 5. Induk jantan dan betina yang matang gonad

No. Jantan Betina 1 Alat kelamin berupa

tonjolan (papila)

dibelakang lubang

anus. Pada tonjolan

itu terdapat satu

lubang untuk

mengeluarkan

spermadan urine

Alat kelamin berupa

tonjolan dibelakang

anus, pada tonjolan

tersebut terdapat

dan lubang. Lubang

pertama terletak

didekat anus,

berbentuk seperti

bulan sabit dan

berfungsi sebagai

tempat keluarnya

telur, lubang yang

kedua terletak

dibelakangnya

berbentuk bulat dan

berfungsi sebagai

keluarnya urine2 Warna tubuh lebih cerah Warna tubuh agak pucat

41

.3 Warna sirip memerah

terutama pada saat matang

gonad dan menjadi lebih

galak dengan ikan nila

lainnya

Pada saat matang gonad

bagian tepi sirip

tidak berubah warna

dan gerakannya

lamban.

2. Seleksi induk yang matang gonad

Memilih induk ikan mas koi cermat dan teliti agar

memperoleh induk yang baik dan sehat. Pemijahan ikan

mas koi dilakukan pada induk-induk yang baik dan sehat.

Melakukan pemijahan ikan mas koi harus di lakukan

seleksi calon induk yang baik, yaitu :

Tabel 5. Ciri – ciri induk matang gonad :

No Ciri-ciri induk jantan Ciri-ciri induk betina1 Tidak cacat, sirif dan

sisiknya lengkap

Tidak cacat, sirif dan

sisiknya lengkap

42

2 Bobot 1 kg Bobot 1,1 kg2 Gerakannya lincah Pergerakannya lambat dan

jinak3 Perut induk jantan

lebih langsing

Perut induk betina lebih

besar dan menggelembung4 Jika perut diurut akan

keluar cairan berwana

putih

Jika perut diraba akan

terasa lembek

5 Warnah cerah Warnah cerahSumber : Data Primer (2014)

Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahapan

seleksi induk ikan mas koi (Cyprinus carpio) selama Praktek

Kerja Lapangan adalah:

1. Seleksi pada induk ikan mas koi dilakukan pada

sore atau pagi hari, karena pada saat itu suhu air

stabil dan ikan tidak mudah stress.

2. Menangkap induk dengan mengunakan tangguk, tidak

dengan tangan karena dapat melukai ikan dan

menghindari penangkapan induk yang kurang baik.

3. Mengamati ciri-ciri kematangan gonad pada induk

secara visual yaitu dengan melihat kondisi tubuh

induk.

4. Untuk mengetahui induk yang siap matang gonad,

maka dilakukan kegiatan stripping (pengurutan)

secara hati-hati guna mengurangi stres pada induk,

dengan cara : perut induk ikan nila diurut dari

bawah sirip dada atau dibawah tutup insang kearah

lubang genital, dilakukan secara perlahan-lahan.

43

Jika induk ikan jantan mengeluarkan sperma

(berwarna putih susu) dengan lancar maka induk

tersebut sudah siap dipijahkan. Demikian juga pada

induk betina, jika mengeluarkan sel telur dengan

lancar yang berwarna kekuning-kuningan saat

stripping, maka induk betina tersebut sudah siap

dipijahkan.

5. Induk yang sudah siap diseleksi, segera dibawa ke

kolam pemijahan

Gambar 6. Proses Seleksi Induk

4.5 Pemijahan

Pemijahan merupakan proses pertemuan sperma yang

dihasilkan oleh induk jantan dengan telur yang di

hasilkan induk betina untuk menghasilkan pembuahan.

Penebaran induk ikan mas koi dilakukan pada pagi hari

atau sore hari agar induk tidak stres. Pemijahan yang

dilakukan saat praktek kerja lapangan sebanyak 3 kali.

Perbandingan induk jantan dan betina yang dipijahkan

pada pemijahan pertama yaitu 4 ekor : 2 ekor,

pemijahan kedua yaitu 5 ekor : 3 ekor, dan pemijahan

ketiga yaitu 4 ekor : 2 ekor Metode pemijahan yang

44

digunakan secara alami dengan cara mencampurkan induk

jantan dan betina kedalam kolam, induk betina melepas

telur, selanjutnya dengan cepat induk jantan membuahi

telur tersebut dengan menyemprotkan spermanya.

4.6 Penetasan Telur

Selesai melakukan pemijahan, telur yang telah di

buahi akan menempel pada kakaban yang disiapkan, induk

jantan dan betina dipindahkan pada kolam induk,

kemudian telur menetas menjadi larva sekitar ± 24 jam.

4.7 Perawatan Larva

Perawatan larva ikan mas koi (Cyprinus carpio) dilakukan

setelah telur menetas. Larva ikan mas koi yang berumur

3 hari tidak diberi makan karena masih memiliki atau

mengandung kuning telur. Setelah larva berumur lebih

dari 3 hari larva harus diberi pakan, dimana pakan yang

diberikan susu bubuk sampai umur 11 hari. Kemudian

larva yang berumur 12 hari diberikan pakan artemia dan

cacing sutra (Tubifex) yang dicincang agar sesuai dengan

bukaan mulut larva. Setelah masa perawatan larva menuju

benih, larva diserang parasit seperti White spot (bintik

putih) yang menyebabkan kematian massal pada benih yang

telah berumur 25 hari.

45

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

46

Dari hasil Praktek Kerja Lapangan ini dapat

diambil beberapa kesimpulan antara lain :

1. Dalam pemijahan ikan mas koi yang dilakukan di

Unit Pembenihan Lembaga Penelitian dan Pengabdian

Masyarakat di Pandan adalah teknik pemijahan

secara alami karena dianggap lebih efisien dan

efektif.

2. Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan

suatu pemijahan adalah perlu dilakukan seleksi

untuk mendapatkan induk yang baik. Keuntungan

penggunaan induk yang bermutu baik adalah

menghasilkan produksi benih tinggi, cepat tumbuh

dan tahan terhadap hama penyakit.

3. Sebaiknya air yang digunakan pada perawatan larva

tidak mengandung kaporit.

5.2 Saran

Dari hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang telah

dilakukan, penulis dapat memberikan saran sebagai

berikut :

1. Pengelolaan kualitas air sebaiknya tetap dikontrol

dan dilakukan pembersihan bak induk untuk menjaga

kesehatan ikan mas koi (Cyprinus carpio)

2. Salah satu keberhasilan dalam pemijahan ikan mas

koi (Cyprinus carpio) pemberian pakan secara rutin.

3. Kepada masyarakat pembudidaya ikan mas koi agar

lebih memperhatikan perawatan larva sampai benih

47

karena pada saat perawatan benih terjadi masa

kritis yang mengakibatkan penyakit dan kematian.

DAFTAR PUSTAKA

Agus, G.T.K. 2002. Koi (Revisi). Anda Bertanya, Pakar dan PraktisiMenjawab. Agro Media Pustaka. Jakarta.

Amri, K dan Khairuman. 2002. Menanggulangi Penyakit PadaIkan Mas dan Koi. Jakarta

Anonymous, K. 2005. Biologi Reproduksi dan Pengendalian dalamUpaya Pembenihan Ikan koi (Cyprinus carpio). DepartemenBudidaya. Institute Pertanian Bogor.

Atim dan sukarwo. 2002. Budidaya ikan koi. AgromediaPustaka. Jakarta.

Daelami, D. 2002. Masalah Penyakit Parasit dan Penyakit BakteriPada Ikan Air Tawar Serta Cara Penanggulangannya. ProsidingSeminar V Penyakit Ikan. Balai Riset Penelitian,Air Tawar Bogor. Bogor.

Deden, M. 2000. Penyakit Mikotik Ikan. LaboratoriumKesehatan Ikan. Fakultas Perikanan InstitutePertanian Bogor. Bogor.

Effendy, Hersanto. 1993. Mengenal Beberapa Jenis Koi.Kanisius. Yogyakarta

48

Ipteknet. 2008. Pengenalan Tentang Budidaya Perikanan :Budidaya Ikan Hias. http://www.iptek.net.id/ [01Desember 2011].

Khairuman, dkk. 2000. Budidaya Ikan Mas Secara Intensif.Agromedia Pustaka. Subang.

Lesmana. 2005. Kualitas Air Pada Ikan Budidaya.

Roospitasari. 2002. Budidaya Ikan Koi. Penebar swadaya.Jakarta.

Santoso, 2000. Penyakit Ikan Koi. Penebar Swadaya.Jakarta.

Sitanggang I, 2014. Pengaruh Suplai Oksigen Yang BerbedaTerhadap Persentase Penetasan Telur Ikan Koi (Cyprinus carpio).(Skripsi). Sekolah Tinggi Perikanan Sibolga.

SNI, 7734-2011. Standar Nasional Indonesia persyaratan media airuntuk ikan koi (Cyprinus carpio). Jakarta: BadanStandarisasi Nasional.

Susanto, H. 2000; 2002. Mengubah Lahan Kritis Menjadi KolamProduktif Ikan Koi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Susanto, H. dan Agus, R. 1997. Kiat Budidaya Ikan Mas DilahanKritis. Penebar Swadaya. Jakarta.

Takano. 2003. Pemijahan ikan koi. Balai Budidaya Air TawarJambi. Jambi

Zairin, M. 2002. Teknik Pemijahan Ikan Koi dan Penanganan DayaTetas Telur. Laboratorium Endokrinologi. Fakultas Kelautandan Perikanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

49

50

LAMPIRAN

Lampiran 1. Keadaan umum Unit Pembenihan LembagaPenelitian dan Pengabdian Masyarakat di Pandan

51

Lampiran 2. Persiapan Kakaban

Lampiran 3. Telur yang menempel pada kakaban

52

Lampiran 4. Bibit ikan mas koi yang berumur 25 hari

Lampiran 5. Pemberian pakan pada induk ikan mas koi

53

Lampiran 6. Pembersihan pakan alami cacing sutra

(Tubifex)