Trammel Net Selectivity of Common Carp (Cyprinus carpio L., 1758) in Manyas Lake, Turkey
teknik pemijahan ikan mas koi (cyprinus carpio)
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of teknik pemijahan ikan mas koi (cyprinus carpio)
1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia yang terletak pada daerah tropis
menyimpan keragaman hayati yang tinggi, termasuk
keragaman ikan hias air tawar. Komoditas ikan hias air
tawar merupakan komoditas unggulan yang paling banyak
diminati masyarakat. Bahkan beberapa masyarakat
menjadikan komoditas-komoditas air tawar sebagai
andalan perekonomian keluarga dengan cara
membudidayakannya dan dipasarkanuntuk pemenuhan
kebutuhan sehari-hari.
Berbagai usaha yang dilakukan oleh pembudidaya
ikan seperti kegiatan pemijahan, pendederan, pembesaran
dan sebagainya menjadikan sumberdaya air tawar ini
semakin berpeluang besar seiring dengan meningkatnya
permintaan pasar kebutuhan ikan hias air tawar, baik
untuk kebutuhan local maupaun manca Negara.
Hingga saat ini perkembangan ikan hias di
Indonesia mengalami kemajuan yang terus meningkat,
terutama ikan hias yang memiliki keunikan baik dari
bentuk tubuh, warna dan bahkan varietasnya yang
beragam. Salah satu komoditas unggulan air tawar yang
hingga saat ini masih diminati oleh masyarakat adalah
ikan koi (Cyprinus carpio). Dari sekian banyak jenis ikan
hias, tidak semuanya telah dibudidayakan. Dalam
2
membudidayakan ikan hias harus diperhatikan bahwa
masing-masing jenis mempunyai sifat dan kebiasaan hidup
yang berbeda-beda, misalnya dalam cara pemijahan,
bertelur maupun dalam menyusun sarangnya (Ipteknet,
2008).
Dewasa ini, permintaan ikan koi (Cyprinus carpio)
untuk kebutuhan para penggemar ikan hias (hobbies)
semakin mengalami peningkatan dari tahun ketahun.
Seiring dengan permintaan pasar tersebut, ketersediaan
benuh ikan koi baik di Balai Benih Ikan milik
pemerintah maupun rumah tangga masih belum bias
memenuhi kebutuhan pasar. Hingga sekarang ini
ketersediaan benuh ikan koi tidak secara kontinyu dan
hanya bersifat musiman.
Permasalah diatas sangat dipengaruhi oleh aspek
budidaya ikan koi (Cyprinus carpio) yang dilakukan oleh
pembudidaya ikan baik skala rumah tangga, UPR (Usaha
Perikanan Rakyat) maupun Balai Benih Ikan milik
pemerintah sendiri. Berbagai aspek budidaya yang
dimaksud seprti penguasaan teknik pemijahan, pembenihan
hingga pembesaran ikan koi (Cyprinus carpio) yang sangat
menentukan keberhasilan budidaya. Penguasaan teknik
tersebut menjadi mutlak dalam mengembangkan usaha
budidaya khususnya ikan koi, sehinnga diperlukan dasar
pengetahuan, wawasan maupun keterampilan untuk
melakukannya.
3
Penguasaan teknik budidaya tersebut dapat
diperoleh melalui kegiatan Praktek Kerja Lapangan
(PKL). Hal ini perlu dilakukan dengan harapan dapat
meningkatkan pengetahuan tentang teknik pemijahan ikan
koi (Cyprinus carpio) secara tepat.
1.2 Tujuan dan Manfaat Praktek Kerja Lapangan
1.2.1 Tujuan Praktek Kerja Lapangan
Praktek Kerja Lapangan ini difokuskan dengan
melakukan pemijahan terhadap ikan koi (Cyprinus carpio)
dengan tujuan sebagai berikut :
1. Mengetahui dan memahami teknik pemijahan ikan koi
(Cyprinus carpio) secara tepat untuk meningkatkan
produktivitas ikan koi secara maksimal.
2. Mengetahui berbagai aspek yang berhubungan dengan
pemijahan ikan koi (Cyprinus carpio) seprti pemilihan
induk yang baik, persiapan kolam pemijahan,
penetasan telur, pemeliharaan larva, manajemen
pemberian pakan dan pengelolaan kualitas air serta
penanggulangan hama dan penyakit.
3. Mengetahui berbagai permasalahan yang muncul dalam
kegiatan pemijahan ikan koi (Cyprinus carpio).
1.2.2 Manfaat Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Adapun manfaat dari Praktek Kerja Lapangan (PKL)
ini adalah sebagai berikut :
1. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang teknik
pemijahan ikan koi (Cyprinus carpio) yang tepat.
4
2. Sebagai informasi kepada petani ikan dan penggemar
ikan hias (hobbies) dalam memahami teknik pemijahan
ikan koi (Cyprinus carpio).
3. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa yang akan
melaksanakan pemijahan ikan koi (Cyprinus carpio).
5
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Biologi Ikan Koi (Cyprinus carpio)
2.1.1 Taksonomi ikan koi (Cyprinus carpio)
Ikan koi (Cyprinus carpio) dan ikan mas mempunyai
hubungan kekerabatan yang sangat dekat karena berasal
dari family, genus dan spesies yang sama. Menurut
Hikmat (2002), klasifikasi ikan koi (Cyprinus carpio) adalah
sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub filum : Vertebrata
Super kelas : Pisces
Class : Osteichthyes
Sub kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Sub ordo : Cyprinoidea
Family : Cypridae
6
Sub family : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpio
Gambar 1. Ikan mas koi (Cyprinus carpio)
2.1.2 Morfologi ikan mas koi (Cyprinus carpio)
Menurut Susanto (2002), dalam Berkat (2012) ikan
mas koi (Cyprinus carpio) mempunyai bentuk tubuh seperti
torpedo yang mempunyai alat gerak berupa sirip terdiri
dari sebuah sirip punggung, sepasang sirip dada,
sepasang sirip perut, sebuah sirip anus dan satu sirip
ekor.
Untuk bisa berfungsi sebagai alat bergerak, sirip
ini terdiri atas jari-jari keras, jari-jari lunak, dan
selaput sirip. Yang dimaksud dengan jari-jari keras
adalah jari-jari sirip yang kaku dan patah jika di
bengkokkan. Sebaliknya jari-jari lunak akan lentur dan
tidak patah jika dibengkokkan, dan letaknya selalu di
belakang jari-jari keras. Selaput sirip merupakan
"sayap" yang memungkinkan ikan koi mempunyai tenaga
7
dorong yang lebih kuat apabila berenang. Selaput inilah
yang sering dibabat habis parasit dan penyakit sehingga
sirip ikan koi tampak seperti sisir/sikat. Sirip dada
dan sirip ekor hanya mempunyai jari-jari lunak. Sirip
punggung mempunyai 3 jari-jari keras dan 20 jari-jari
lunak, sirip perut hanya terdiri dari jari-jari lunak,
sebanyak 9 buah, sirip anus mempunyai 3 jari-jari keras
dan 5 jari-jari lunak.
Selain sirip sebagai sarana penggerak, ikan koi
juga mempunyai indera penciuman. Indera pencium ini
berupa sepasang sungut (kumis) pada sebelah atas
mulutnya, yang berguna untuk mencium makanan pada dasar
kolam yang berlumpur. Dengan indera penciumnya ini,
ikan mampu mendapatkan makanan dengan memisahkannya
dari lumpur yang menutupi makanan tersebut. Kumis. ini
pula yang membedakannya dengan ikan maskoki, yang cikal
bakalnya sangat mirip dengan ikan koi.
Pada sisi badannya, dari pertengahan kepala hingga
batang ekor, terdapat gurat sisi (Linea lateralis) yang
berguna untuk merasakan getaran suara. Garis ini
terbentuk dari urat-urat yang ada di sebelah dalam
sisik yang membayang hingga ke sebelah luar.
Badan ikan koi tertutup selaput yang terdiri dari
dua lapisan. Lapisan pertama terletak di luar, dikenal
sebagai lapisan epidermis, sedangkan lapisan dalam di
sebut endodermis. Epidermis terdiri dari sel-sel getah
dan yang menghasilkan lendir (mucus) pada permukaan
8
badan ikan. Cairan ini melindungi permukaan badan atau
menahan parasit yang menyerang ikan koi. Berbeda dengan
lapisan epidermis, lapisan endodermis terdiri atas
serat-serat yang penuh dengan sel. Pangkal sisik dan
urat-urat darah terdapat pada daerah ini. Di dalam
lapisan ini juga terdapat sel warna yang sangat
diperlukan sekali oleh ikan koi. Sel warna ini
mempunyai corak yang sangat kompleks yang dengan cara
kontraksi memproduksi larutan dengan 4 macam sel warna
yang berbeda. Adapun keempat sel yang diproduksinya
adaJah melanophore (hitam), xanthophore (kuning),
erythrophore (merah), dan guanophore (putih). Organ
perasa dan sistem syaraf mempunyai hubungan yang erat
dengan penyusutan dan penyerapan sel-sel warna.
Sisik ikan koi mempunyai pertumbuhan yang unik.
Pada sisik akan tergambar garis-garis yang bisa di
jadikan patokan untuk menperkirakan umur koi.
2.1.3 Fisiologi ikan mas koi (Cyprinus carpio)
Setelah mengetahui bentuk morfologi ikan koi, akan
lebih lengkap Jika kita mengetahui bentuk fisiologinya.
Fisiologi ikan koi (Cyprinus carpio) adalah sebagai berikut
:
1. Sistem pernafasan
Ikan koi bernafas dengan menggunakan insang (gill)
yang letaknya disisi kanan dan kiri, tertutup penutup
insang (operculum). Air yang masuk melalui insang membawa
oksigen (O2). Kemudian O2 diikat oleh selaput tipis (gill
9
filament) di insang sedangkan CO2 dikeluarkan melewati
insang pula.
2. Sistem peredaran darah
Ikan koi merupakan binatang berdarah dingin.
Artinya, temperatur tubuhnya sangat
dipengaruhi/ditentukan pada temperature air dan akan
berubah sesuai dengan temperature lingkungan. Beberapa
binatang memang menghasilkan panas metabolism untuk
mempertahankan temperature tubuhnya. Namu, ikan koi
tidak mampu menyesuaikan produksipanas metabolismenya
atau mengendalikan kehilangan panas tubuhnya melalui
mekanisme fisiologi. Karena itu, temperature tubuh
tidak bias konstan dan akan berubah mengikuti perubahan
temperaturluar tubuhnya melalui penyesuaian tingkah
lakunya, misalnya dengan berpindah tempat mencari
bagian air yang lebih dingin atau lebih hangat sesuai
dengan yang diinginkannya.
3. Sistem pencernaan
Pakan bersama air yang masuk kedalam rongga mulut
langsung ditelan, air keluar melalui lubang insang
setelah keeping insang (gill rakers) menyerap oksigen. Dari
kerongkongan, pakan masuk ke usus yang panjangnya
sekitar lima kali panjang tubuh. Di usus inilah pakan
dicerna bagian yang tidak diserap tubuh dikeluarkan
melalui anus berupa feces. Sementara nurtisi pakan akan
diserap tubuh untuk kemudian digunakan untuk kebutuhan
hidup pokok (bernafas, berenang, metabolisme, dan
10
lainnya) serta sisanya digunakan untuk pertumbuhan dan
reproduksi. 2.2 Siklus Hidup
Amri dan Khairuman (2002), menyatakan bahwa ikan
mas dan ikan koiadalah jenis ikan air tawar yang
brkerabat sangat dekat karena merupakan spesies yang
sama tetapi berbeda rasa tau strain, begitu juga dalam
siklus hidupnya ikan koi sama dengan ikan mas.
Perkembangan didalam gonad yakni ovarium pada ikan
betina yang menghasilakan telur, dan testis pada ikan
jantan yang menghasilkan sperma. Embrio akan tumbuh
dalam telur yang telah dibuahi spermatozoa. Dua sampai
tiga hari telur akan ,enetas dan tumbuh menjadi larva
dengan ukuran berkisar antara 0,5-0,6 mm dengan bobot
antara18-20 mg. Larva kemudian berubah menjadi kebul
(larva stadia akhir) dalam waktu 4-5 hari, setelah 2-3
minggu kebul akan menjadi burayak (stadia benih) yang
mempunyai ukuran panjang1-3 cm dan bobot 0,1-0,5 gram.
Dalam waktu 2-3 minggu kemudian burayak menjadi putihan
( benih besar) yang mempunyai ukura panjang 3-5- cm
dengan bobot 0,5-2,5 gram, dan dalam waktu tiga bulan
putihan akan tumbuh menjadi gelondongan (ikan remaja)
yang mempunyai bobot 100 gram dan gelondongan tersebut
akan tumbuh terus sampai menjadi induk.
2.3 Jenis-Jenis Ikan Mas Koi (Cyprinus carpio)
11
Menurut Kuroki dalam Susanto (2002), terdapat
beberapa jenis ikan mas koi diantaranya adalah :
1. Kohaku adalah varietas koi berwarna putih dengan
bercak merah dibadanya.
2. Taisho-Sanke adalah varietas koi mempunyai warna
badan putih dengan bercak merak pada bagian badannya.
3. Show-sanke adalah varietas koi yang berwarna hitam
dengan bercak putih dan merah didadannya.
4. Utsurimono varietas koi yang mempunyai warna hitan
dengan bercak berwana putih berbentuk kerucut di
bagian badanya.
5. Bekko adalah varietas koi yang mempunyai putih,
merah dan kuning.
6. Asagi adalah varietas koi yang mempunyai badan
berwarna biru atau kuning kebiruan.
7. Shusui adalah koi yang mempunyai sisik besar-
besar, kulitnya lembut dan mempunyai tanda merah
ditubuhnya.
8. Koromo adalah koi yang mempunyai warna hitam.
9. Kawarimono adalah koi yang mempunyai warna
hitam,kuning, hitam putih dan hijau.
10.Ogon adalah koi yang badannya berwarna emas (golden)
11.Hikarimoyo adalah mempunyai warna emas dan perak
dengan kepala jernih
12.Kinginrin koi yang mempunyai tanda perak dibadannya.
13.Tancho adalah koi yang mempunyai warna putih dengan
tanda merah hanya pada bagian kepalanya.
12
Di kalangan para penggemar ikan koi dikenal
berbagai varietas ikan koi yang mempunyai nama
tersendiri,pembagian varietas atau pemberian nama
tersebut berdasarkan pada keindahan warna ikan koi
tersebut.
2.4 Habitat dan Daerah Penyebaran
Habitat ikan koi (Cyprinus carpio) adalah perairan
yang kedalamannya mencapai 1 meter, mengalir pelan dan
subur yang ditandai melimpahnya makanan alami, misalnya
rotifer, rotatoria, udang-udanganrenik, dan lain-lain.
Sebaliknya larva ikan koi menyukai perairan dangkal,
tenang dan terbuka (tidak ternaungi pepohonan yang
rindang).
Ikan koi (Cyprinus carpio) hidup ada iklim sedang di
perairan tawar, ikan ini cocock hidup pada 8-300C. Ikan
koi (Cyprinus carpio) tidak tahan mengalami goncangan
penurunan suhu yang drastic dan tiba-tiba, penurunan
suhu hingga 50C dalam tempo yang singkat dapat
menyebabkan ikan koi (Cyprinus carpio) stess. Pada suhu
rendah, 70C ikan koi (Cyprinus carpio) akan bergerak
dengan lambat dan cenderung berada di dasar air.
Meskipun termasuk hewan air tawar, tetapi ikan koi
(Cyprinus carpio) masih bisa bertahan di perairan air payau
dengan kadar garam 20-30 ppm.
Nenek moyang ikan koi (Cyprinus carpio) adalah ikan
mas atau carp yang berasal dari Asia Timur. Ikan koi
13
ditemukan pada zaman Dinasti Cina pada tahun 265-315
sebelum Masehi di Cina, kemudian diperkenalkan ke
Jepang (Penebar Swadaya, 2008).
Pusat pembenihan ikan koi (Cyprinus carpio) di Jepang
berada di daerah penggunungan Ojiya, Nigata. Di
Indonesia p[ada tahun 1975, ikan koi (Cyprinus carpio)
sudah dikenal sebagai ikan hias yang diusahakan oleh
para petani ikan mas Cisaat Sukabumi Jawa Barat. Hanya
saja, ikan koi (Cyprinus carpio) masih ikan seleksi dari
ikan mas yang digunakan untuk lauk. Sejalan dengan
perkembangan zaman, kini sudah banyak anggota
masyarakat yang secara khusus membudidayakan ikan koi
(Cyprinus carpio) dan tidak lagi didominasi petani ikan di
salah satu wilayah, tetapi sudah menyebar keseluruh
wilayah (Susanto, 2008).
2.5 Pakan dan Kebiasaan Makan
Di dalam air, ikan koi (Cyprinus carpio) dapat
mengenali pakannya, bahkan mencarinya diantara limpur
dan kotoran karena ikan koi (Cyprinus carpio) mempunyai
organ penciuman yang sangat tajam. Organ penciumman ini
berupa dua pasang kumis yang berada disekitar mulutnya
(Susanto, 2008).
Ikan koi (Cyprinus carpio) termasuk omnivore (pemakan
sagalanya), ketika kecil, ikan koi (Cyprinus carpio)
menyantap udang-udangan renik serta dapnia dan setelah
ikan koi (Cyprinus carpio) menjadi dewasaakan memakan
14
serangga air,jentik nyamuk, lumut yang menempel di bati
serta daun. Untuk mendapatkan makanan, ikan koi (Cyprinus
carpio) sering mengaduk-aduk lumpur yang biasanya dihuni
cacing dan binatang kecil lainnya. Ikan koi (Cyprinus
carpio) tidak mempunyai gigi rahang, sehingga
mangandalakan gigi taring yang ada di rongga mulutnya
(Penebar Swadaya, 2008).
2.6 Proses Pemijahan Ikan Koi (Cyprinus carpio)
Menurut Effendi (1993) dalam Tambunan (2006),
pemijahan adalah pertemuan sel telur dan sperma yang
umumnya terjadi secara eksternal. Keberhasilan
pemijahan sangat tergantung pada kondisi lingkungan dan
sekitarnya. Secara umum, ada dua teknik pemijahan yang
sering dilakukan adalah :
1. Pemijahan alami yaitu : pemijahan ikan yang
terjadi secara alami tanpa adanya pemberian
rangsangan hormonal maupun perlakuan lainnya.
2. Pemijahan buatan yaitu : pemijahan yang dilakukan
dengan cara pemberian rangsangan hormonal untuk
mempercepat proses reproduksi, baik dari induk ikan
jantan (menghasilakan sperma) maupun betina
(menghasilkan sel telur).
2.6.1 Pesiapan kolam pemijahan
Pertama kali yang harus dipersiapkan untuk
pemijahan adalah kolam. Kolam di keringkan di bawah
15
terik matahari. Pintu pemasukan dipasang saringan untuk
mencegah telur yang mungkin hanyut.
Telur ikan menempel (adesif) sifatnya. Biasanya koi akan
bertelur di bawah tanaman atau bahan apa saja yang bisa
dipakai untuk menempelkan telurnya. Oleh karena itu,
sediakan penempel telur yang memadai agar telur koi
bisa selamat.
Penempel telur bisa menggunakan kakaban, yang
dipakai untuk memijahkan ikan koi. Kakaban dibuat dari
ijuk yang dijepit dengan bilah bambu dan dipaku.
Kakaban yang baik terbuat dari ijuk yang panjang dan
rata, panjang 120 cm dan lebar 40 cm. jumlah kakaban
yang diperlukan disesuaikan dengan besar induk betina,
biasanya 4-6 buah untuk setiap 1 kg induk betina.
Agar bisa mengapung, kakaban disusun di atas
sepotong bambu yang masih utuh. Diatas kakaban diberi
bambu dan diikat agar kumpulan kakaban tidak tercerai-
berai ketika pasangan induk memijah. Sebelum dipasang,
kakaban dibersihkan, dicuci dan dibilas agar terbebas
dari lumpur.
Kakaban dipasang setelah kolam diisi air. Air
selalu mengalir ke kolam pemijahan untuk merangsang
pasangan koi yang akan memijah. Sealin kakaban, tempet
menempel telur bisa juga menggunakan tanaman Hydrilla
yang disusun atau potongan tali raffia sebagai
pengganti ijuk.
2.6.2 Seleksi induk
16
Seleksi induk harus dilakukan dengan hati-hati
agar tidak menimbulkan gangguan fisik atau psikis. Ikan
koi yang mengalami gangguan fisik atau psikis akan
menjadi stress sehingga ikan tidak akan memijah.
Memilih induk ikan koi cermat dan teliti agar
memperoleh induk yang baik dan sehat. Pemijahan ikan
koi dilakukan pada induk-induk yang baik dan sehat.
Menurut Arie (2005) menyatakan, melakukan pemijahan
ikan koi harus di lakukan seleksi calon induk yang
baik, yaitu :
1. Umur ikan untuk dipijahkan berkisar antara 2 tahun
bagi betina dengan berat 2 kg/ekor.
2. Induk jantan berumur 1 tahun dengan berat 1
kg/ekor.
3. Bentuk badan keselurahan mulai mulut sampai sirip
ekor harus mulus, sehat dan sirip tidak rusak, garis
sisik linea literalis posisinya sama.
4. Bagian kepala induk ikan koi relative lebih kecil
dari pada bagian badannya.
5. Sisik induk lebih tersusun secara teratur
6. Pangkal ekor besar dan kuat tidak melengkung.
Dalam penyeleksian induk ini, ada hal penting yang
harus diperhatikan terutama bagi para pembudidaya
pemula atau penggemar ikan koi (Cyprinus carpio) agat tidak
salah dalam menentukan induk jantan dengan induk
betina. Ada berapa perbedaan antara ikan koi jantan
17
dengan ikan koi betina dapat dilihat pada table berikut
ini.
Tabel 1. Perbedaan spesifikasi ikan koi (Cyprinus carpio)
jantan dan betina
No Ciri-ciri Jantan Betina1 Tubuh Ramping Gendut2 Perut Mengecil Membesar3 Anus Menonjol Cekung kedalam4 Insang Tutup insang kasar Tutup insang
halus5 Bagian perut
ke anus
Bila dipijit akan
mengeluarkan seperti
susu
Bila dipijit
keluar caira
bening
kekuningan6 Geraka
berenang
Gesit Lamban
7 Pertumbuhan Lebih cepat LambatSumber : (Bachtiar, 2004)
2.6.3 Pemijahan
Induk terpilih yang sudah betul-betul matang
dilepaskan kedalam kolam atau bak pemijahanyang sudah
dipersiapkan. Pemijahan dilakukan dalam bak yang
terbuat dari semen, sebelum bak digunakan dilakukan
pencucian, pengeringan selama 2 hari, kemudian
dilanjutkan dengan pengisian air dengan ketinggian 100
cm (Takano, 2003).
18
Adapun teknologi dalam pemijahan koi dapat
dilakukan secara persiapan kakaban, kemudian induk
betina dimasukkan terlebih dahulu kedalam kolam agar
induk betina melakukan adaptasi yang cukup sehingga
induk tidak stess. Dengan demikian telur yang di
keluarkan dapat banyak dan berkualitas. Setelah 2-3
jam, induk jantan dilepaskan ke kolam pemijahan dengan
perbandingan 1 induk betina dan 3-4 ekor induk jantan.
Perkawinan biasanya terjadi pada malam hari
sekitar 22.00 dan selesai pada pukul 04.00. Sperma yang
dihasilkan oleh induk jantan kemudian membuahi sel
telur yang yang menempel pada kakaban. Setelah penuh
telur pada kakaban kemudian kakaban dipindahkan kekolam
penetasan.
Luas kolam bervariasi. Untuk kolam sempit dapat
menggunakan kolam seluas 3-6 m2 dengan kedalaman 0,5 m.
Lokasi kolam cukup mendapatkan sinar matahari, tidak
terlalu rebut, terlindung dari jangkauan anak-anak dan
binatang peliharaan lain.
Kemudian sediakan juga kolam penetasan telur dan
perawatan benih. Kolam penetasan, bentuknya bisa
persegi panjang atau bulat. Kalu kolam bulat,
diameternya antara 1,5-2 m.
Satu kolam lagi ada yaitu kolam untuk menumbuhkan
pakan alami yang dipakai untuk mensuplai pakan benih
ikan jika kuning telur ikan koi telah habis. Kedalaman
kolam sekitar 30 cm, luas kolam antara 6-10 m2.
19
Induk ikan koi di masukkan sekitar pukul 16-00 dan
akan mulai memijah tengah malam. Induk betina akan
berenang mengelilingi kolam dan diikuti induk jantan
dibelakangnya. Induk jantan menempelkan badanya ketika
mengikuti induk betina. Pada puncaknya, induk betina
akan mengeluarkan telurnya dengan sesekali meloncat ke
udara. Aktifitas betina segera di ikuti jantan dengan
mengeluarkan cairan sperma.
Telur yang terkena sperma akan menempel pada
kakaban atau bahan penempel telur lainnya dan susah
lepas, dan ada juga sebagian telur yang jatuh ke dasar
kolam. Perkawinan selesai pada pagi hari, dan induk
segerah dipisahkan dari telurnya. Jika induk terlambat
dipisahkan telur ikan bisa habis dimakan induknya.
2.6.4 Penetasan telur
Penetasan telur ikan koi (Cyprinus carpio) dilakukan
dengan membiarkan kakaban yang ditempelin telur tetap
pada bak pemijahan dengan memindahkan induk dari kolam
pemijahan dan tetap membiarkan telur menetas di kolam
tersebut, atau dengan memindahkan telur ikan ke kolam
penetasan telur. Cara pertama lebih praktis karena
menghemat lahan (kolam).
Menurut Susanto (2002) dalam Tambunan (2006), agar
telur ikan koi Cyprinus carpio) menetas dengan baik maka
telur-telur tersebut harus terendan di dalam air dengan
suhu yang konstan. Jika suhu terlalu dingin maka
penetasan telut ikan koi akan berlangsung lama.
20
Sedangkan jika suhu terlalu tinggi telur-telur tidak
dapat menetas (membusuk). Suhu yang normal dalam
penetasan telur ikan koi adalah anatara 270C-300C.
Setelah 28-29 jam telur yang terbuahi akan berubah
warna menjadi kuning dan akan terlihat bintik mata dari
telur tersebut. Kemudian setelah 48-72 jam telur
menetas dan larva akan terlihat bergerombol disekitar
kakaban atau pinggiran kolam. Untuk meningkatkan
kandungan oksigen didalam air dilakukan penambahan
aerasi agar penetasan telur lebih berlangsung dengan
baik. Kakaban harus dalan keadaan terandan dalam air,
Sehingga telur tidak kontak langsung dengan udara
(Daelami, 2001 dalan Tambunan 2006).
2.6.5 Pemeliharaan larva
Menurut Deden (2002) Bibit koi hasil penetasan
masih berada pada masa peralihan. Kondisinya masih
kritis sehingga masih membutuhkan pakan yang tepat
ukuran, komposisi, jumlah, dan kualitas. Penyediaan
pakan yang memenuhi syarat bisa mengurangi resiko
kematian bibit koi. Sampai saat ini, rotifer adalah pakan
awal baik bagi larva ikan koi.
Benih yang sudah berenang bebas harus dipindahkan
kekolam pembesaran (Arie, 2005). Kolam pembesaran ini
harus dipersiapkan, agar ditumbuhi pakan alami,
seminggu sebelum pemijahan. Kolam dikeringkan selama
dua hari di bawah terik matahari dan disemprot dengan
pestisida agar binatang yang tidak diperlukan mati.
21
Pestisida yang dipakai Dipherex atau Nogos dengan dosis
0,5-1,0 ppm. Kemudian untuk menyediakan pakan alami
berupa binatang renik, kolam dipupuk dengan kotoran
ayam dan jerami. Jerami ditindih dengan batu dan
diletakkan di sudut-sudut kolam. Volume kotoran ayam
1,5 kg/m2. Pintu pemasukan air ke kolam harus diberi
saringan.
Dalam beberapa hari, air yang terkena jerami akan
berubah warna menjadi merah kecoklatan. Beberapa hari
kemuudian akan jernih kembali, jika pemberian kotoran
ayam dan jerami tepat dalam beberapa hari akan tumbuh
infusoria dan fitoplankton. Pada saat ini benih-benih
koi sudah bisa di masukkan setelah kurang lebih sepuluh
hari dan daphnia akan tumbuh.
Jika tidak dapat menumbuhkan pakan alami, terpaksalah
member pakan benih dengan pakan buatan seperti kuning
telur yang telah direbus, tepung udang, susu bubuk
untuk anak sapi, dan pakan tepung khusus untuk ikan
koi. Untuk menjaga agar air tidak busuk sisa pakan
buatan, di kolam di masukkan air baru agar sisa pakan
hanyut.
2.7 Pemberian Pakan
Menurut Handajani et el. (2010), pakan dalam suatu
budidaya dapat dikenal dua kelompok yaitu pakan alami
dan pakan buatan. pakan berfungsi selain untuk membantu
pembentukan tubuah ideal dan mencemerlangkan warna pada
22
ikan koi, juga sebagai media perantara untuk mengobati
ikan koi yang sakit.
Koi adalah bottom feeder (pemakan di dasar) dan
omnivora (pemakan segala). Meski demikian ikan biasa
makan apa saja yang bisa dimakan, seperti pucuk daun,
atau berburu cacing di dasar sungai. Maka inilah guna
dari sungut yang ada pada mulut ikan. Pakan buatan
untuk pembesaran koi dapat diberikan dalam bentuk
butiran (pellet). Sumber protein utama adalah formulasi
kombinasi antara bahan nabati (misalnya tepung kedelai,
tepung jagung, tepung gandum, tepung daun, dll) dan
bahan hewani (tepung ikan, tepung kepala udang, tepung
cumi, kekerangan dll) serta multivitamin dan mineral
seperti Ca, Mg, Zn, Fe, Co sebagai pelengkap pakan.
Kualitas pakan sangat menentukan tampilan warna
sebagai daya tarik ikan koi sendiri, sehingga banyak
upaya telah dilakukan dengan menggunakan bahan pakan
yang mengandung zat pigmen seperti karotin (warna
jingga), rutin (kuning) dan astasantin (merah). Zat-zat
tersebut terkandung pada tubuh hewan dan tumbuhan
tertentu seperti wortel mengandung zat karotin
sedangkan ganggang, chlorella, kubis, cabai hijau
mengandung rutin. Spirulina, kepiting, udang mengandung
astasantin. Para pembudidaya saat ini tidak perlu lagi
menyiapkan pakan sendiri karena sudah tersedia di
pasaran pakan koi yang sudah di formulasi sesuai dengan
23
kebutuhan nutrisi dan zat untuk pembentukan warna ikan
koi
Pakan alami atau pakan hidup misalnya cacing
darah, cacing tanah, daphnia, cacing tubifex cocok
diberikan pada benih koi (hingga bobot 50 g/ekor)
karena lebih mudah dicerna oleh benih sesuai dengan
kondisi sistem pencernaan, selain itu koi juga dapat
memakan phitoplankton dalam kolam.
Jumlah pakan diberikan berdasarkan jumlah ikan
(bobot biomassa) dalam kolam dengan kisaran kebutuhan
3-5 % perhari, dengan frekuensi pemberian 2-3 kali
perhari hal ini juga disesuaikan dengan kondisi ikan
dan media air pemeliharaannya.
Menurut pengalaman dan penelitian bertahun-tahun,
ditemukanlan bahan-bahan aktif yang dapat ditambahkan
untuk membuat warna koi lebih bagus. Koi yang
dipelihara di kolam Lumpur ternyata memiliki kualitas
warna yang lebih bagus dibandingkan dengan yang
dipelihara di kolam tembok. Ternyata ikan loi tersebut
banyak menyantap ganggang yang memang tumbuh di
Lumpur. Ganggang yang dimakan koi mengandung banyak zat
karoten. Maka kalau anda ingin menambah warna ikan
lebih cemerlang ikan dapat diberi makan “krill”,
paprika, dan daun marigold, semuanya dapat anda
campurkan dalam makanannya. Banyak makanan sumber
karoten ini sudah dalam bentuk extract sehingga mudah
dicampurkan dengan pellet atau roti.
24
Pakan bagi makhluk hidup sangat penting sebagai
sumber energy untuk kelangsungan hidup, pertumbuhan dan
perkembangbiakannya. Agar pertumbuhan dan
perkembangbiakannya baik maka perlu diberikan pakan
yang tepat. Pakan yang diberikan adalah pakan alami dan
pakan buatan (Amri dan Khairuman, (2002).
2.8 Parameter Kualitas Air
Air merupakan media paling penting bagi kehidupan
ikan. Selain jumlahnya, kualitas air yang memenuhi
syarat merupakan salah satu kunci keberhasilan dalam
budidaya. Beberapa parameter kualitas air perlu
diperhatikan diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Suhu
Ikan koi (Cyprinus carpio) merupakan hewan berdarah
dingin, sehingga temperature tubuhnya tergantung pada
suhu air sebagai lingkungan hidupnya. Ikan koi dapat
hidup pada kisaran suhu 0-350C, tetapi pada suhu yang
terlalu ekstrim ikan ini akan berhenti makan dan system
kekebalan tubuhnya akan hilang. Sedangkan suhu yang
ideal untuk ikan koi adalah 15-250C (Hikmat, 2002).
Perubahan suhu yang terlalu drastis dapat menyebabkan
timbulnya stess.
a. Derajat keasaman (pH)
Sebagian besar ikan dapat beradaptasi dengan baik
pada lingkungan perairan yang mempunyai drajat keasaman
25
(Ph) berkisar 5-9. Menurut Hikmat (2001), pH yang ideal
untuk ikan koi agar tumbuh sehat yaitu berkisar 6,5-
8,5. Pada malam hari biota dalam air akan melakukan
respirasi dan menghasilkan karbondioksida (CO2) yang
dapat menurunkan Ph, sedangkan pada siang hari alaga
akan melakukan fotosintesis yang akan memnghasilkan
oksigen dan menetralkan pH, oleh karena itu Ph air pada
pagi hari cenderung rendahsedangkan pada siang hari pH
cenderung lebih stabil.
b. Kelarutan oksigen (O2)
Oksigen adalah salah faktor pembatas yang penting
dalam budidaya ikan. Kandungan oksigen yang baik untuk
ikan koi berkisar 5-7 ppm, pada kondisi tersebut ikan
koi akan merasa cukup mendapatkan sehingga koi dapat
bergerak santai, tidak gelisah dan responsive terhadapa
pakan. Jika oksigen kurang dari5 ppm akan menyebabkan
ikan sulit bernafas, tidak mau maknan dan mengakibatkan
ikan koi menjadi kurus dan sakit (Amri dan Khairuman,
2002).
c. Amoniak
Konsentrasi amoniak dapat terjadi karena
pengeluaran hasil metabolism, proses dekomposisi dari
sisa pakan atau plankton yang mati. Konsentrasi
amoniak dibawah 0,002 ppm relative aman, sedangkan
jika diatas angka tersebut dapat menyebabkan timbulnya
keracunan pada ikan.
26
2.9 Hama dan Penyakit
Penyakit ikan merupakan permasalahan dalam usaha
budidaya ikan. Penyakit ikan tidak terjadi dengan
sendirinya tetapi karena adanya akumulasi dan interaksi
dari penyakit, ikan dan lingkungannya.
Penyakit dapat timbul akibat interaksi yang tidak
seimbang antara ikan, lingkungan serta pathogen.
Serangga hama dan penyakit juga merupakan salah satu
factor penyebab penyakit ikan.
a. Hama
Jenis hama yang memangsa ikan koi yaitu berupa
kucing, musang, burung elang, kodok dan ular. Hail ini
terjadi karena ikan koi mempunyai sifat jinak dan bias
berenang dipermukaan kolam, sehingga sangat mudah bagi
predator untuk memangsanya, terutama pada waktu ditebar
dikolam dengan ukuran tubuh yang masih sangat kecil,
sehinnga akan mudah dimangsa oleh ikan liar yang masuk
kedalam kolam (Susanto, 2002).
b. Penyakit
Penyakit yang umumnya menyerang ikan koi adalah
sebagai berikut :
a. Bintik putih (white spot)
White spot atau juga disebut penyakit bintik putih,
adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit
Ichthyophirus. Gejala yang ditimbulkan yaitu dengan
adanya bintik putih dipermukaan tubuh. Pada awalnya
bintik putih tersebut muncul dipermukaan badan kemudian
27
menyebar keseluruh bagian badan (Amri dan Khairuman,
2002).
b. Jamur
Gejala yang di yang ditimbulkan ikan koi yang
terserang jamur adalah tubuhnya kelihatan seperti
lapisan kapas tipis. Jamur tersebut menyerang ketika
air dalam kolam kotor dan ketika ikan mengalami ikan .
c. Argulus sp
Argulus merupakan golongan udang renik dengan
cirri-ciri tubuhnya bulat pipih dan warnanya
transparan. Argulus sp menyerang ikan koi (Cyprinus carpio)
pada bagian permukaan tubuh,kulit dan sirip hingga
permukaan tubuh yang terserang kelihatan merah karena
luka.
d. Cacing jangkar (learnea)
Parasit learnea atua disebut juga cacing jangkar
biasanya menempel bagian tubuh ikan atau insang. Learnea
akan mengisap cairan dalam tubuh, sehingga badan ikan
koi akan lemah dan bentuk tubuhnya tidak bagus.
Penyakit ini disebabkan oleh sejenis udang-udangan
(Crustacea).
Selain jenis hama dan parasit yang telah
disebutkan diatas masih banyak jenis parasit lainnya
yang sering menyerang ikan koi seperti, penyakit
gelembung renang, balon gas, lumpuh dan lain-lain, yang
tentu sangat membahayakan kelangsungan hidup ikan koi
(Cyprinus carpio).
28
METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat
Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan di Kolam
LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat)
29
Pandan, kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera
Utara, pada tanggal 01 Juli-27 September 2014.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 A1at
Alat-alat yang digunakan dalam Praktek Kerja
Lapangan (PKL) ini adalah :
Tabel 2. Nama dan fungsi Alat yang digunakan dalam
Praktek Kerja Lapangan
No Nama alat Fungsi/kegunaan1 Kolam terpal Wadah pemijahan induk2 Selang aerasi Saluran suplai oksigen ke
dalam wadah aquarium dariaerator
3 Aerator Sumber oksigen4 Timbangan Menimbang bobot ikan koi5 pH meter Alat untuk mengukur
asam/basah6 Serok Alat untuk mengumpulkan
telur, larva dan tubifex sp7 Thermometer Alat untuk mengukur suhu8 Ember Alat untuk menampung air9 Kakaban Tempat menempelnya telur
ikan10 Alat tulis Alat untuk mencatat kegiatan
penelitian11 Kemera Alat untuk dokumentasi
kegiatan penelitianSumber : Data Primer (2014)
30
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapangan
adalah :
Tabel 3. Nama dan fungsi bahan yang digunakan dalam
Praktek Kerja Lapangan.
No Bahan Fungsi/kegunaan1 Induk betina Bahan perlakuan praktek2 Induk jantan Bahan perlakuan praktek3 Air Tawar Media hidup ikan koi4 Pellet Pakan ikan (buatan)5 Tubifex Pakan ikan (alami)
Sumber : data primer, 2014
3.3 Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan dalam Praktek Kerja Lapangan
(PKL) ini metode survey dan observasi yaitu peninjauan
dan melaksanakan kerja secara lansung di lapanagan.
Wawancara dengan pembimbing lapangan pada di LPPM
(Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) Pandan.
Data yang dikumpulkan berupa :
1. Data primer, yaitu data yang
diperoleh langsung dari LPPM (Lembaga Penelitian dan
31
Pengabdian Masyarakat) Pandan melalui wawancara,
praktek dan pengamatan langsung di lapangan.
2. Data sekunder, yaitu data yang
diperoleh dari instansi terkait dan melalui studi
literature yang berhubungan dengan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) yang dilaksanakan.
3.4 Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dalam Praktek Kerja Lapangan
(PKL) ini, baik berupa data Primer maupun data sekunder
dibahas secara deskriptif komperatif yaiut dengan
menggambarkan dan menguraikan tentang teknik pemijahan
ikan koi (Cyprinus carpio) yang dilakukan di di Kolam LPPM
(Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat) Pandan
serta menjelaskan semua data yang diperoleh selama
mengikuti kegiata praktek dengan membandingkan data
dari hasil praktek dan materi atau literature yang ada.
Pengumpulan Data
Data Primer Data Sekunder
Pengamatan
Langsung
Wawancara
Perpustakaan
Pengumpulan Data
32
Gambar 2. Bagan alir metode pengumpulan data
3.5 Hasil
Hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan semua
cangkupan semua cakupan dari segala kegiatan dan
akumulasi dari semua data primer dan sekunder yang
dituangkan dalam tabel-tabel, grafik, bagan maupaun
gambaran-gambaran dari hasi teknik pemijahan ikan koi
(Cyprinus carpio) dan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini juga
diharapakan dpat menambah informasi dan pengetahuan
tentang pemijahan ikan koi (Cyprinus carpio) yakni mulai
dari seleksi induk, persiapan kolam, penetasan telur,
perawatan larva hingga pemberian pakan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
AnalisisData
Hasil
(Disesuaikan dengan tujuan PKL)
33
4.1 Keadaan Umum Unit Pembenihan Lembaga Penelitian dan
Pengabdian
Masyarakat (UP LPPM) Pandan
Awal berdirinya Unit Pembenihan Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat ini karena
keterbatasan Laboratorium Basah Sekolah Tinggi
Perikanan Sibolga dalam mengakomodir kegiatan
penelitian mahasiswa/i Sekolah Tinggi Perikanan
Sibolga. Unit Pembenihan Lembaga Penelitian dan
Pengabdian Masyarakat di Pandan berdiri sekitar tahun
2012, dibawah naungan Sekolah Tinggi Perikanan Sibolga.
Unit Pembenihan Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat di Pandan adalah sebagai unit pembenihan di
bidang pengembangan budidaya air tawar yang berada
dibawah dan tanggung jawab Sekolah Tinggi Perikanan
Sibolga.
Unit Pembenihan Lembaga Penelitian dan
Pengembangan Masyarakat berada di Kecamatan Pandan,
Kabupaten Tapanuli Tengah sekitar 9,2 km dari kota
sibolga. Kolam di LPPM Pandan terdiri dari 5 kolam
Pemijahan , 8 kolam Pembesaran, jenis- jenis ikan yang
di budidayakan Bawal, Patin albino, Patin Jambal, Ikan
Mas Koi, Nila merah, Ikan Mas Koki, Lele, Ikan Mas dan
beberapa Peralatan yang dipakai Pompa Isap 5 ½ PK,
Blower 60 LP, Sirkulator AK 105, 104, dan 103, Heater
34
dan Alat-alat Pengukur kualitas Air. Air yang digunakan
berasal dari Air PDAM , Air hujan yang sudah di
endapkan dan Air Gunung.(Lampiran 1)
1. Tugas dan fungsi
Beberapa Tugas dan Fungsi Unit Pembenihan Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat adalah
1. Sebagai temapt Pemijahan beberapa Ikan konsumsi
2. Lokasi Penanganan Induk Ikan Konsumsi
3. Sebagai Tempat Rekayasa genetic
4. Tempat penelitian Mahasiswa/I Sekolah Tinggi
Perikanan Sibolga.
2. Fasilitas
Dapat dilihat dari sarana pokok dan sarana
penunjang yang terdapat di Unit Pembenihan Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat ini masih kurang
jika ingin menjadi sebuah balai benih ikan. Sarana
pokok berfungsi untuk kegiatan yang bersifat
operasional, sedangkan sarana penunjang merupakan
sarana yang bersifat mendukung kegiatan operasional
pembudidaya.
4.2 Sumber Air dan Pengelolaan Kualitas Air
4.2.1 Sumber air
Sumber air di Unit Pembenihan Lembaga Penelitian
dan Pengabdian Masyarakat ini berasal dari PDAM
35
Kabupaten Tapanuli Tengah, Air Hujan yang telah di
endapkan, dan Air Pegunungan Tukka. Pengadaan air
untuk memenuhi kebutuhan kolam budidaya dilakukan
dengan cara mengalirkan air melalui pipa dan selang
yang langsung di alirkan ke dalam kolam, Air Hujan di
tampung dengan wadah penampungan air yang di pasang
ditingkat 2 rumah pemilik Unit Pembenihan Lembaga
Penelitian dan Pengabdian Masyarakat tersebut kemudian
di alirkan kedalam Kolam dengan memakai selang, dan Air
Pegunungan Tukka di alirkan melalui parit-parit yang
dibangun khusus sebagai media untuk mengalirkan air ke
kolam pemeliharaan ikan.
4.2.2 Pengelolaan kualitas air
Bagi biota air terutama ikan, air berfungsi
sebagai media internal maupun eksternal. Sebagai
internal, air berfungsi sebagai bahan baku untuk reaksi
didalam tubuh, pengangkutan sisa metabolisme untuk di
keluarkan dari dalam tubuh. Sementara sebagai media
eksternal, air berfungsi sebagai habitatnya, karena itu
air sangat penting dalam kegiatan biota air maka
kualitas dan kuantitasnya harus dijaga sesuai dengan
habitat ikan.
Beberapa variabel penting yang berhubungan dengan
kualitas air, yakni terdiri dari sifat-sifat air yang
meliputi sifat kimia (pH, salinitas, DO, dan
karbondioksida) dan sifat fisika (suhu, kecerahan, dan
36
warna air) serta biologi (kelimpahan plankton didalam
air sebagai sumber pakan alami).
Pertumbuhan Ikan Mas Koi (Cyprinus carpio) akan bagus
jika dipelihara pada suhu air , lingkungan yang normal
dan air dari kolam harus mengalir.
Kualitas air bagi Ikan Mas Koi (Cyprinus carpio)
sangat menentukan produktivitas dan kualitas induk
serta kematangan gonad untuk menghasilkan telur yang
baik. Salah satu penyebab menurunnya kualitas air
adalah sisa pakan yang tidak dimakan ikan dan
mengendap. Akumulasi endapan pakan ini akan menumpuk
menjadi bahan organik yang akan diurai oleh bakteri
pembusuk. Akibatnya, air akan menjadi keruh dan
kualitasnya akan menurun.
Tabel 4. Parameter kualitas air untuk budidaya Ikan Koi
(Cprinus carpio)
No
.
Parameter Nilai
1 Suhu 25-30oC2 Kecerahan 30-45 cm3 Ph 6-8
sumber : Data Primer, 2014
4.2.3 Komoditas yang Dikembangkan
Unit Pembenihan Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat ini adalah salah satu Unit Balai Budidaya
Air Tawar yang telah mempelopori keberhasilan pemijahan
37
ikan jenis air tawar salah satunya ikan Mas Koi
(Cyprinus carpio) yang bernilai ekonomis tinggi.
Seiring berkembangnya budidaya ikan mas koi, jenis
ikan mas koi mengalami perkembangan dan pertumbuhan
menjadi banyak jenis. Jenis-jenis ini didasarkan pada
pola warna koi, sisik dan lain-lain. Pada akhirnya
banyak sekali jenis-jenis ikan mas koi yang disusun
dalam klasifikasi ikan mas koi sebagai identifikasi.
Dalam masing-masing kelas ini ada beberapa sub kategori
yang ragamnya juga cukup banyak . Klasifikasi ikan mas
koi yang umum terdiri atas tipe koi gosanke, shiro,
utsurimono, asagi, tancho, hikarimono, goromo,
hikarimoyo, matsuba, dan kawarimono.
4.3. Manajemen Pemeliharaan Induk Ikan Mas Koi
Manajemen pemeliharaan induk sangat penting
peranannya dalam kegiatan pemijahan ikan mas koi. Induk
yang baik salah satu faktor penunjang untuk medapatkan
keberhasilan dalam pemijahan. Calon induk Ikan Mas Koi
(Cyprinus carpio) selama dalam pemeliharaan diberi pakan
buatan dan pakan alami yaitu pellet dan cacing sutra
(Tubifex) agar mendapatkan kualitas telur yang baik.
Pemeliharaan induk ikan mas koi (Cyprinus carpio) dilakukan
dikolam keramik dengan ukuran 2 x 3 x 1 m, pemeliharaan
dilakukan secara massal antara Induk jantan dan betina.
Dalam pemeliharaan induk ikan mas koi (Cyprinus carpio) yang
perlu diperhatikan pakan harus sesuai dengan jumlah
Induk yang ada di Kolam keramik dan kandungan gizinya
38
agar induk dapat hidup dan gonadnya dapat berkembang
dengan baik.
Gambar 3: Pemeliharaan induk ikan mas koi (Cyprinus carpio)
dikolam keramik
4.4 Teknik Pemjahan4.4.1 Persiapan Kolam Pemijahan
Pemijahan ikan koi (Cyprinus carpio) di kolam Lembaga
Penelitian Pemberdayaan Masyarakat (LPPM) Pandan
dilakukan di kolam terpal dengan ukuran 4x3 M yang
telah disediakan. Sebelum melakukan kegiatan pemijahan
perlu diadakan persiapan-persiapan untuk memaksimalkan
proses pemjahan. Persiapan yang dimaksud adalah
melakukan penyiapan kolam untuk memijahkan ikan mas koi
(Cyprinus carpio) sehingga dapat menghasilkan telur yang
baik. Persiapan kolam untuk kegiatan pemijahan ikan mas
koi antara lain membersihkan kolam terpal, mengeringkan
39
kolam terpal, memeriksa kolam terpal apabila terpalnya
bocor , menutup pintu pengeluaran air dengan menaikkan
lubang pipa keatas, pengisian kolam dengan air,
memeriksa fasilitas penunjang seperti aerasi, dan
sirkulato, membuat kakaban yang berfungsi sebagai
tempat menempelnya telur.
Gambar 4. Persiapan media pemijahan4.4.2 Seleksi induk
Seleksi induk harus dilakukan dengan hati-hati
agar tidak menimbulkan gangguan fisik atau psikis. Ikan
mas koi yang mengalami gangguan fisik atau psikis akan
menjadi stress sehingga ikan tidak akan memijah. Dalam
seleksi induk meliputi aspek-aspek sebagai berikut :
1. Seleksi induk jantan dan induk betina
Perbedaan induk jantan dan betina ikan mas koi
(Cyprinus carpio) dapat dilihat pada gambar berikut :
40
Gambar 5. Induk jantan dan betina yang matang gonad
No. Jantan Betina 1 Alat kelamin berupa
tonjolan (papila)
dibelakang lubang
anus. Pada tonjolan
itu terdapat satu
lubang untuk
mengeluarkan
spermadan urine
Alat kelamin berupa
tonjolan dibelakang
anus, pada tonjolan
tersebut terdapat
dan lubang. Lubang
pertama terletak
didekat anus,
berbentuk seperti
bulan sabit dan
berfungsi sebagai
tempat keluarnya
telur, lubang yang
kedua terletak
dibelakangnya
berbentuk bulat dan
berfungsi sebagai
keluarnya urine2 Warna tubuh lebih cerah Warna tubuh agak pucat
41
.3 Warna sirip memerah
terutama pada saat matang
gonad dan menjadi lebih
galak dengan ikan nila
lainnya
Pada saat matang gonad
bagian tepi sirip
tidak berubah warna
dan gerakannya
lamban.
2. Seleksi induk yang matang gonad
Memilih induk ikan mas koi cermat dan teliti agar
memperoleh induk yang baik dan sehat. Pemijahan ikan
mas koi dilakukan pada induk-induk yang baik dan sehat.
Melakukan pemijahan ikan mas koi harus di lakukan
seleksi calon induk yang baik, yaitu :
Tabel 5. Ciri – ciri induk matang gonad :
No Ciri-ciri induk jantan Ciri-ciri induk betina1 Tidak cacat, sirif dan
sisiknya lengkap
Tidak cacat, sirif dan
sisiknya lengkap
42
2 Bobot 1 kg Bobot 1,1 kg2 Gerakannya lincah Pergerakannya lambat dan
jinak3 Perut induk jantan
lebih langsing
Perut induk betina lebih
besar dan menggelembung4 Jika perut diurut akan
keluar cairan berwana
putih
Jika perut diraba akan
terasa lembek
5 Warnah cerah Warnah cerahSumber : Data Primer (2014)
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam tahapan
seleksi induk ikan mas koi (Cyprinus carpio) selama Praktek
Kerja Lapangan adalah:
1. Seleksi pada induk ikan mas koi dilakukan pada
sore atau pagi hari, karena pada saat itu suhu air
stabil dan ikan tidak mudah stress.
2. Menangkap induk dengan mengunakan tangguk, tidak
dengan tangan karena dapat melukai ikan dan
menghindari penangkapan induk yang kurang baik.
3. Mengamati ciri-ciri kematangan gonad pada induk
secara visual yaitu dengan melihat kondisi tubuh
induk.
4. Untuk mengetahui induk yang siap matang gonad,
maka dilakukan kegiatan stripping (pengurutan)
secara hati-hati guna mengurangi stres pada induk,
dengan cara : perut induk ikan nila diurut dari
bawah sirip dada atau dibawah tutup insang kearah
lubang genital, dilakukan secara perlahan-lahan.
43
Jika induk ikan jantan mengeluarkan sperma
(berwarna putih susu) dengan lancar maka induk
tersebut sudah siap dipijahkan. Demikian juga pada
induk betina, jika mengeluarkan sel telur dengan
lancar yang berwarna kekuning-kuningan saat
stripping, maka induk betina tersebut sudah siap
dipijahkan.
5. Induk yang sudah siap diseleksi, segera dibawa ke
kolam pemijahan
Gambar 6. Proses Seleksi Induk
4.5 Pemijahan
Pemijahan merupakan proses pertemuan sperma yang
dihasilkan oleh induk jantan dengan telur yang di
hasilkan induk betina untuk menghasilkan pembuahan.
Penebaran induk ikan mas koi dilakukan pada pagi hari
atau sore hari agar induk tidak stres. Pemijahan yang
dilakukan saat praktek kerja lapangan sebanyak 3 kali.
Perbandingan induk jantan dan betina yang dipijahkan
pada pemijahan pertama yaitu 4 ekor : 2 ekor,
pemijahan kedua yaitu 5 ekor : 3 ekor, dan pemijahan
ketiga yaitu 4 ekor : 2 ekor Metode pemijahan yang
44
digunakan secara alami dengan cara mencampurkan induk
jantan dan betina kedalam kolam, induk betina melepas
telur, selanjutnya dengan cepat induk jantan membuahi
telur tersebut dengan menyemprotkan spermanya.
4.6 Penetasan Telur
Selesai melakukan pemijahan, telur yang telah di
buahi akan menempel pada kakaban yang disiapkan, induk
jantan dan betina dipindahkan pada kolam induk,
kemudian telur menetas menjadi larva sekitar ± 24 jam.
4.7 Perawatan Larva
Perawatan larva ikan mas koi (Cyprinus carpio) dilakukan
setelah telur menetas. Larva ikan mas koi yang berumur
3 hari tidak diberi makan karena masih memiliki atau
mengandung kuning telur. Setelah larva berumur lebih
dari 3 hari larva harus diberi pakan, dimana pakan yang
diberikan susu bubuk sampai umur 11 hari. Kemudian
larva yang berumur 12 hari diberikan pakan artemia dan
cacing sutra (Tubifex) yang dicincang agar sesuai dengan
bukaan mulut larva. Setelah masa perawatan larva menuju
benih, larva diserang parasit seperti White spot (bintik
putih) yang menyebabkan kematian massal pada benih yang
telah berumur 25 hari.
46
Dari hasil Praktek Kerja Lapangan ini dapat
diambil beberapa kesimpulan antara lain :
1. Dalam pemijahan ikan mas koi yang dilakukan di
Unit Pembenihan Lembaga Penelitian dan Pengabdian
Masyarakat di Pandan adalah teknik pemijahan
secara alami karena dianggap lebih efisien dan
efektif.
2. Salah satu faktor yang mendukung keberhasilan
suatu pemijahan adalah perlu dilakukan seleksi
untuk mendapatkan induk yang baik. Keuntungan
penggunaan induk yang bermutu baik adalah
menghasilkan produksi benih tinggi, cepat tumbuh
dan tahan terhadap hama penyakit.
3. Sebaiknya air yang digunakan pada perawatan larva
tidak mengandung kaporit.
5.2 Saran
Dari hasil Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang telah
dilakukan, penulis dapat memberikan saran sebagai
berikut :
1. Pengelolaan kualitas air sebaiknya tetap dikontrol
dan dilakukan pembersihan bak induk untuk menjaga
kesehatan ikan mas koi (Cyprinus carpio)
2. Salah satu keberhasilan dalam pemijahan ikan mas
koi (Cyprinus carpio) pemberian pakan secara rutin.
3. Kepada masyarakat pembudidaya ikan mas koi agar
lebih memperhatikan perawatan larva sampai benih
47
karena pada saat perawatan benih terjadi masa
kritis yang mengakibatkan penyakit dan kematian.
DAFTAR PUSTAKA
Agus, G.T.K. 2002. Koi (Revisi). Anda Bertanya, Pakar dan PraktisiMenjawab. Agro Media Pustaka. Jakarta.
Amri, K dan Khairuman. 2002. Menanggulangi Penyakit PadaIkan Mas dan Koi. Jakarta
Anonymous, K. 2005. Biologi Reproduksi dan Pengendalian dalamUpaya Pembenihan Ikan koi (Cyprinus carpio). DepartemenBudidaya. Institute Pertanian Bogor.
Atim dan sukarwo. 2002. Budidaya ikan koi. AgromediaPustaka. Jakarta.
Daelami, D. 2002. Masalah Penyakit Parasit dan Penyakit BakteriPada Ikan Air Tawar Serta Cara Penanggulangannya. ProsidingSeminar V Penyakit Ikan. Balai Riset Penelitian,Air Tawar Bogor. Bogor.
Deden, M. 2000. Penyakit Mikotik Ikan. LaboratoriumKesehatan Ikan. Fakultas Perikanan InstitutePertanian Bogor. Bogor.
Effendy, Hersanto. 1993. Mengenal Beberapa Jenis Koi.Kanisius. Yogyakarta
48
Ipteknet. 2008. Pengenalan Tentang Budidaya Perikanan :Budidaya Ikan Hias. http://www.iptek.net.id/ [01Desember 2011].
Khairuman, dkk. 2000. Budidaya Ikan Mas Secara Intensif.Agromedia Pustaka. Subang.
Lesmana. 2005. Kualitas Air Pada Ikan Budidaya.
Roospitasari. 2002. Budidaya Ikan Koi. Penebar swadaya.Jakarta.
Santoso, 2000. Penyakit Ikan Koi. Penebar Swadaya.Jakarta.
Sitanggang I, 2014. Pengaruh Suplai Oksigen Yang BerbedaTerhadap Persentase Penetasan Telur Ikan Koi (Cyprinus carpio).(Skripsi). Sekolah Tinggi Perikanan Sibolga.
SNI, 7734-2011. Standar Nasional Indonesia persyaratan media airuntuk ikan koi (Cyprinus carpio). Jakarta: BadanStandarisasi Nasional.
Susanto, H. 2000; 2002. Mengubah Lahan Kritis Menjadi KolamProduktif Ikan Koi. Penebar Swadaya. Jakarta.
Susanto, H. dan Agus, R. 1997. Kiat Budidaya Ikan Mas DilahanKritis. Penebar Swadaya. Jakarta.
Takano. 2003. Pemijahan ikan koi. Balai Budidaya Air TawarJambi. Jambi
Zairin, M. 2002. Teknik Pemijahan Ikan Koi dan Penanganan DayaTetas Telur. Laboratorium Endokrinologi. Fakultas Kelautandan Perikanan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
50
LAMPIRAN
Lampiran 1. Keadaan umum Unit Pembenihan LembagaPenelitian dan Pengabdian Masyarakat di Pandan
52
Lampiran 4. Bibit ikan mas koi yang berumur 25 hari
Lampiran 5. Pemberian pakan pada induk ikan mas koi