strategi
Transcript of strategi
strategipemberdayaan komunitas
dalam pengelolaan risiko bencana(dengan pendekatan iso 31000)
workshop peringatan 130 tahun letusan gunung krakatau,hootel le dian - serang, 28-29 agustus 2013
mengapa bencana?
bencana
merupakan fenomena yang terjadi karena komponen-komponen pemicu, bahaya, dan kerentanan bekerja bersama secara sistematis, sehingga menyebabkan terjadinya risiko pada komunitas.
bencana terjadi apabila masyarakat dan sistem sosial yang lebih tinggi yang bekerja tidak mempunyai kapasitas yang memadai untuk mengelola ancaman yang terjadi padanya. ancaman, pemicu dan kerentanan, masing-masing tidak hanya bersifat tunggal, tetapi dapat hadir secara jamak, baik seri maupun paralel, sehingga disebut bencana kompleks
mengapa pemberdayaan?
pemberdayaan
proses fasilitasi partisipasi dalam rangka pengembangan kapasitas (potensi) masyarakat, sehingga mereka bebas dan secara bersama-sama mampu mengatasi masalah dan mengambil keputusan secara mandiri. proses pemberdayaan tersebut dilakukan dengan menyerahkan kewenangan, memberikan kemudahan terhadap sumberdaya, dan menciptakan lingkungan yang akomodatif bagi (aspirasi) masyarakat.
tujuh tingkatan partisipasi yang didasarkan pada mekanisme interaksinya, yaitu: (1) penolakan; (2) berbagi informasi; (3) konsultasi tanpa komentar; (4) konsensus dan pengambilan kesepakatan bersama; (5) kolaborasi; (6) berbagi penguatan dan risiko; dan (7) pemberdayaan dan kemitraan.
partisipasi bertujuan untuk mencari jawaban atas masalah dengan cara lebih baik, dengan memberi peran masyarakat untuk memberikan kontribusi sehingga implementasi kegiatan berjalan lebih efektif, efesien, dan berkelanjutan
mengapa komunitas
komunitas
satu konsep umum, komunitas adalah sekelompok orang yang mempunyai hubungan harmonis, mempunyai satu keselarasan minat dan aspirasi, dan terikat oleh nilai-nilai dan tujuan yang sama.
dalam pengelolaan risiko bencana berbasis komunitas ini, sebuah komunitas dapat diartikan sebagai sebuah kelompok orang yang dapat mempunyai satu atau dua kesamaan seperti misalnya tinggal di lingkungan yang sama, terpapar ke risiko bahaya yang serupa, atau sama-sama telah terkena dampak suatu bencana.
komunitas juga dapat mempunyai masalah, kekawatiran dan harapan yang sama tentang resiko bencana. meskipun demikian, mereka yang tinggal dalam sebuah komunitas mempunyai kerentanan dan kapasitas yang berbeda-beda, misalnya laki- laki dan perempuan. ada yang mungkin lebih rentan atau lebih mampu dari yang lain.
mengapa mengelola risiko?
risiko
efek dari sebuah tujuan yang tidak tentu● efek dari deviasi yang diharapkan – positif atau negatif. ● tujuan bisa memiliki aspek yang berbeda (seperti finansial, kesehatan,
keselamatan, dan tujuan lingkungan) dan bisa diterapkan ke level yang berbeda-beda ( seperti arah strategis, kelembagaan komunitas luas, proyek, produk, dan proses)
● risiko sering diartikan sebagai referensi kejadian yang potensial terjadi dan konsekuensi atau kombinasi keduanya
● risiko sering didefinisikan sebagai kombinasi dari konsekuensi dan kejadian (termasuk perubahan kemungkinan) dan kejadian kemungkinan sekitar
● ketidak tentuan dari informasi utuh maupun parsial yang berhubungan dengan pemahaman dan pengetahuan, konsekuensinya, atau kejadian sekitar.
pengelolaan risiko
kegiatan yang terarah untuk mengarahkan dan mengontrol sebuah kelembagaan komunitas yang menyelesaikan risiko.
prinsip (1)a. membuat dan melindungi nilai-nilai
melindungi nilai-nilai perlindungan aset, hak dasar, pemenuhan kesehatan, keselamatan, keamanan, legalitas, kebutuhan reguler, penerimaan publik, perlindungan hak asasi, produk, reputasi, hak berpolitik, kerja .
b. bagian integral dari semua proses
tidak bergerak sendiri. harus bergerak dalam semua proses yang ada di komunitas. bagian dari proses kehidupan di komunitas.
c. bagian dari pengambilan keputusan
masyarakat bukan hanya diikut sertakan tetapi berhak menentukan pilihan, tindakan, dan memilih tindakan alternatif. partisipasi aktif
d. memuat ketidaktentuan
memuat ketidaktentuan, jenis-jenisnya, dan bagaimana memuatnya
prinsip (2)
e. sistematik, terstruktur, dan tepat waktu.
hal-hal diatas memberikan hasil yang efisien, konsisten, tepat dapat diandalkan
f. berdasarkan informasi terbaik
informasi itu berdasarkan dari sejarah, feedback, pengalaman, observasi, pantauan, dan pengamatan ahli. semua aspek tersebut harus dipilah untuk menentukan mana yang bisa dipakai sesuai batasannya.
g. adaptif dan harus disesuaikan
pengelolaan risiko harus disesuaikan sesuai tingkatan komunitas. dari sisi luasan misalnya, komunitas rawan longsor akan berbeda dengan komunitas rawan erupsi gunungapi atau tsunami.
h. memuat unsur kemanusiaan dan budaya
persepsi, tujuan, kemampuan internal dan eksternal tiap orang yang ada di masing-masing komunitas bisa saja jadi pembeda dalam tujuan.
prinsip (3)
i. transparan dan inklusif
transparan bagi semua level komunitas, dan juga dijaga agar tetap relevan dan terbarui. pelibatan semua pemangku kepentingan juga dibutuhkan untuk menentukan kriteria penilaian risiko
j. dinamis, iteratif, dan mampu berubah.
siap berubah akibat oleh hal-hal yang baru seperti kejadian, konteks, perubahan pengetahuan, dan juga tempat terjadi, maupun risiko, yang mana bisa berubah-ubah.
k. memfasilitasi peningkatan berkelanjutan
komunitas harus meningkatkan strategi mereka untuk membangun kemandirian dalam mengelola risiko beserta seluruh aspeknya.
kerangka kerja (0)
kesuksesan pengelolaan risiko tergantung pada keefektifan kerangka kerja yang dilakukan di seluruh tingkatan komunitas
lewat penerapan pengelolaan proses, pengelolaan risiko dapat terbantu dalam tingkatan apapun. kerangka kerja memastikan jika informasi mengenai risiko di pengelolaan proses risiko dapat dilaporkan secara baik dan dapat dipergunakan untuk pengambilan keputusan dan akuntabilitas komunitas.
(1) memastikan mandat dan komitmen
(2) mendesain kerangka kerja untuk mengelola risiko
(3) melaksanakan pengelolaan risiko
(4) memantau dan mereview rangka kerja
(5) meningkatkan kerangka kerja selanjutnya
kerangka kerja (1)
1. memastikan mandat & komitmen
untuk mencapai keefektifan maka pemberdayaan komunitas harus memastikan mandat dan komitmen:
● menyampaikan serta menyebarluaskan arah kebijakan pengelolaan risiko● memastikan kemana arah kebijakan serta budaya komunitas● menegaskan indikator-indikator pengelolaan risiko● menyesuaikan arah tujuan sesuai dengan strategi komunitas● memastikan aspek legalitas serta kebutuhan● memastikan akuntabilitas dan tanggungjawab komunitas● memastikan bahwa sumberdaya sudah tepat● mengkomunikasikan keuntungan pengelolaan risiko ke semua pemangku● memastikan kerangka kerja yang tepat untuk pengelolaan risiko
kerangka kerja (2)
2. mendesain kerangka kerja untuk mengelola risiko
(a) memahami komunitas dan konteksnya. (b) membuat kebijakan pengelolaan risiko(c) akuntabilitas(d) integrasi menuju proses kelembagaan komunitas(e) sumber daya(f) membuat komunikasi dan mekanisme pelaporan internal(g) membuat komunikasi dan mekanisme pelaporan eksternal
memahami komunitas dan konteksnya
sebelum memulai desain, penting untuk memahami dan menilai aspek internal dan eksternal dari komunitas.
yang harus dinilai dari konteks eksternalnya termasuk: (1). aspek sosial, budaya, politik, legalitas, peraturan, keuangan, teknologi, ekonomis, alam, dan aspek lingkungan dunia seperti hubungan internasional, nasional, regional, atau wilayah; (2). aspek kunci dan tren yang menjadi tujuan komunitas; (3). hubungan dengan siapa, persepsi seperti apa, dan nilai apa, dari pemangku eksternal
yang harus dinilai dari konteks internalnya termasuk; (1) kepemerintahan, struktur komunitas, peranaan, dan akuntabilitas;(2) kebijakan, tujuan dan strategi untuk mencapainya (3) kapabilitas, pemahaman definisi dan suber daya serta pengetahuan (cth: pusat sentral, waktu, orang, proses, sistem, dan teknologi); (4) sistem informasi, aliran informasi, dan keputusan membuat proses (baik formal/informal); (5) hubungan dengan siapa, persepsi seperti apa, dan nilai apa, dari pemangku internal; (6) budaya komunitas (7) standar, tuntunan, dan model yang diterapkan komunitas; (8) bentuk dan batasan dari hubungan kontraktual
membuat kebijakan pengelolaan risiko
kebijakan harus menjelaskan secara gamblang kemana arah serta tujuan, tanggungjawab dari komunitas. untuk itu, kebijakan harus memuat: (1) rasionalitas komunitas untuk mengelola risiko, (2) hubungan antara tujuan serta kebijakan pengelolaan risiko, (3) akuntabilitas dan tanggungjawab, (4) cara menyelesaikan konflik kepentingan, (5) tanggungjawab mengatur sumberdaya untuk membantu akuntabilitas serta tanggungjawab memanajemne risiko, (6) cara mengukur performa dan pelaporan pengelolaan risiko, (7) tanggungjawab mereview dan meningkatkan kebijakan secara berkala, (8) kebijakan pengelolaan risiko haruslah dikomunikasikan secara tepat
akuntabilitas
komunitas haruslah memastikan kompetensi, kebijakan, dan akuntabilitas yang tepat untuk mengelola risiko, termasuk bagaimana cara menyelesaikan secara efektif dan efisien. ini bisa difasilitasi dengan:(1) mengidentifikasi pemilik risiko yang memiliki akuntabilitas dan tanggungjawab mengelola risiko, (2) mengidentifikasi yang bertanggungjawab membangun semua tingkat komunitas untuk pengelolaan risiko, (3) mengidentifikasi tanggungjawab daripada semua pihak dalam komunitas, (4) membuat pengaturan performa baik internal maupun eksternal, (5) memastikan level pengakuan yang tepat
integrasi menuju proses keorganisasian
pengelolaan risiko harus diterapkan kesemua kegiatan ataupun proses kelembagaan komunitas secara relevan, efektif, dan tepat. pengelolaan ini harus menjadi bagian dari proses kelembagaan komunitas. khususnya, menjadi bagian dari suatu kebijakan perencanaan pengembangan, bisnis dan strategis, juga perubahan pengelolaan proses.
harus ada rencana luas untuk pengelolaan risiko untuk memastikan bahwa kebijakan berlangung dengan baik, serta pengelolaan diterapkan ke semua kegiatan dan proses. pengelolaan risiko ini bisa disatukan ke rencana lain komunitas, seperti ke hal-hal strategis.
sumber daya
sumber daya yang harus coba diadakan adalah: (1) manusia, keahlian, pengalaman, kompetensi, (2) sumberdaya yang dibutuhkan untuk proses pengelolaan, (3) proses, metode, dan alat yang digunakan untuk mengelola, (4) proses dan prosedur yang terdokumentasikan, (5) pengelolaan sistem informasi dan pengetahuan; dan program pelatihan
membuat komunikasi dan mekanisme pelaporan internal
dua hal tersebut harus ada untuk mendukung dan membentuk akuntabilitas dan kepemilikan akan risiko. mekanisme nya harus memastikan bahwa: (1) komponen kunci dalam kerangka kerja pengelolaan risiko, dan modifikasi, telah dibentuk secara tepat, (2) pelaporan internal yang tepat dalam hal kerangka kerja, serta keefektifan hasilnya, harus ada informasi relevan yang didapat harus dipenuhi dari semua tingkatan, (3) harus ada proses konsultasi dengan pemangku internal. jika dapat, mekanisme ini harus memuat proses konsolidasi informasi risiko dari segala sumber, dan bisa juga mempertimbangkan sensitivitas dari informasi
membuat komunikasi dan mekanisme pelaporan eksternal
komunikasi dan pelaporan eksternal harus melibatkan:(1) pemangku eksternal dan memastikan keefektifan pertukaran informasi, (2) pelaporan yang sesuai aturan, legal, sesuai pemerintah, (3) feedback dan pelaporan untuk komunikasi dan konsultasi, (4) komunikasi untuk membangun kesinambungan kelembagaan komunitas, (5) komunikasi dengan para pemangku dalam saat krisis atau kontinjensi. jika dapat, mekanisme ini harus memuat proses konsolidasi informasi risiko dari segala sumber, dan bisa juga mempertimbangkan sensitivitas dari informasi
kerangka kerja (3)
3. melaksanakan pengelolaan risiko
● menerapkan rangka kerja untuk pengelolaan risiko. dalam pelaksanaannya, maka kelembagaan komunitas harus: (1) menjelaskan strategi dan waktu yang tepat, (2) menggunakan kebijakan yang tepat, (3) menyesuaikan dengan aturan kebutuhan dan legalitas, (4) menyesuaikan dengan pengambilan keputusan, termasuk tujaun pengembangan dan pembentukan, susuai dengan hasil dari proses, (5) mengadakan sesi pelatihan dan informasi, (6) mengkomunikasikan dan mengkonsultasikan dengan para pemnagku yang tepat agara rangka kerja pengelolaan risiko tersebut sesuai.
● melaksanakan proses pengelolaan risiko. pelaksaaan pengelolaan harus sesuai seperti proses yang ada, sesuai rencana pengelolaan risiko di semua tingkatan dan fungsi kelembagaan komunitas
kerangka kerja (4)
4. memantau dan mereview rangka kerja
secara efektif, kelembagaan komunitas harus: (1) mengukur performa pengelolaan risiko sesuai indikator, yang direview secara tepat berkala, (2) mengukur kemajuan sesuai sudut pandang rencana pengelolaan risiko secara berkala, (3) mengukur ketepatan kebijakan, rangka kerja, maupun rencana pengelolaan sesuai kelembagaan komunitas secara tepat, (4) melaporkan risiko, kemajuannya dengan pengelolaan risiko dan bagaimana penerapannya secara tepat, dan;(5) mereview keefektifan daripada rangka kerja pengelolaan risiko
kerangka kerja (5)
5. peningkatan kerangka kerja selanjutnya
berdasar hasil pemantauan dan review, keputusan harus diambil apakah rangka kerja, kebijakan, maupun rencana pengelolaan bisa ditingkatkan atau tidak. keputusan tersebut akan menjadi sebuah sarana untuk meningkatkan pengelolaan risiko dalam sebuah kelembagaan komunitas
KONTEKS
TINDAKAN
EVALUASI
ANALISIS
IDENTIF
KOMUNIKASI & KONSULTASI
MONITORING & REVIEW
PENGKAJIAN
HASIL
proses (1)
1. komunikasi dan konsultasi
proses kreatif dan berkelanjutan bahwa kelembagaan komunitas memberikan, membagi informasi dan mengadakan dialog dengan para pemangku sesuai pengelolaan risiko.
● informasi dapat berhubungan dengan eksistensi, asal muasal, bentuk, serta kemungkinan kepentingan, evaluasi, penerimaan, dan pemulihan pengelolaan risiko
● konsultasi adalah proses dua arah komunikasi yang diberitakan antara kelembagaan komunitas dan pemangkunya atas isu-isu terkini untuk mengambil keputusan. konsultasi ialah: proses lewat pendapat daripada lewat kekuatan yang berdampak pada keputusan, input pembuatan keputusan, bukan keputusan bersama
proses (2)
2. memahami / menentukan konteks
● memahami / menentukan konteks eksternal
● memahami / menentukan konteks internal
● memahami / menentukan konteks proses pengelolaan
● menjelaskan kriteria risiko
memahami / menentukan konteks
pembentukan definisi internal maupun eksternal yang akan diterapkan ketika mengelola risiko dan menentukan ruang lingkup dan kriteria risiko untuk kebijakan pengelolaan risiko
konteks eksternal
lingkungan eksternal yang kelembagaan komunitas cari untuk mencapai tujuannya (konteks eksternal meliputi: aspek sosial, budaya, politik, legalitas, peraturan, keuangan, teknologi, ekonomis, alam, dan aspek lingkungan dunia seperti hubungan internasional, nasional, regional, atau wilayah; aspek kunci dan tren yang menjadi tujuan kelembagaan komunitas; hubungan dengan siapa, persepsi seperti apa, dan nilai apa, dari pemangku eksternal)
konteks internal
lingkungan internal yang kelembagaan komunitas cari untuk mencapai tujuannya (konteks internal antara lain : kepemerintahan, struktur kelembagaan komunitas, peranaan, dan akuntabilitas; kebijakan, tujuan dan strategi untuk mencapainya ; kapabilitas, pemahaman definisi dan suber daya serta pengetahuan (cth: pusat sentral, waktu, orang, proses, sistem, dan teknologi) ; sistem informasi, aliran informasi, dan keputusan membuat proses (baik formal/informal) ; hubungan dengan siapa, persepsi seperti apa, dan nilai apa, dari pemangku internal ; budaya kelembagaan komunitas ; standar, tuntunan, dan model yang diterapkan kelembagaan komunitas ; bentuk dan batasan dari hubungan kontraktual)
rencana pengelolaan risiko
skema dalam rangka kerja pengelolaan risiko yang menspesifikasikan pendekatan, komponen pengelolaan dan sumber untuk diaplikasikan dalam pengelolaan risiko. (komponen pengelolaan memuat tentang prosedur, praktik, tanggungjawab, kemungkinan dan waktu kegiatan. rencana pengelolaan risiko bisa dilakukan ke hal yang khusus, maupun ke semua hal dalam kelembagaan komunitas.)
proses pengelolaan risiko
aplikasi sistematis dari kebijakan prosedur, serta aktivitas pengelolaan terhadap kegiatan pengkomunikasian, pengkonsultasian, pembuatan konteks, identifikasi, analisa, evaluasi, pemulihan, pemantauan dan peninjauan risiko
kriteria risiko
terms of reference terhadap kepentingan risiko akan dievaluasi
kriteria risiko berdasarkan tujuan kekelembagaan komunitasan, dan konteks eksternal maupun internal . kriteria risiko bisa dikembangkan dari hal standar, hukum, kebijakan, dan lain-lain.
penilaian / pengkajian risiko
identifikasi risiko secara keseluruhan, analisis risiko dan evaluasi risiko
sumber risiko
elemen yangberdiri sendiri maupun tidak yang memiliki potensi intrinsik yang dapat menimbulkan bencana,
sumber risiko dapat berbentuk nyata ataupun tak nyata
identifikasi risiko
proses mencari, menemukan dan mengartikan risiko
identifikasi risiko melibatkan identifikasi sumber risiko, kejadian, sebab akibat dan konsekuensinya. identifikasi risiko melibatkan kebutuhan akan data historis, analisis teoritis, informasi, dan pendapat ahli, dan juga para pemangku
analisis risiko
proses untuk menganalisa jenis risiko dan menentukan level risiko
analisa memberikan dasar evaluasi risiko menentukan pemulihan risiko. analisa risiko termasuk perkiraan risiko
tingkat risiko
besar kekuatan risiko atau kombinasi risiko, istilah yang diartikan dalam kombinasi konsekuensi dan kemungkinannya
evaluasi risiko
proses membandingkan hasil analisis risiko dengan kriteria risiko untuk menentukan apakah risiko dan/atau tingkat kekuatannya itu bisa diterima atau tidak
evaluasi risiko membantu pengambilan keputusan mengenai pemulihan risiko
proses (4)
4. pemulihan risiko
● penentuan opsi pemulihan risiko
● mempersiapkan dan melaksanakan rencana pemulihan risiko
pemulihan risiko
proses untuk memodifikasi risiko
pemulihan risiko bisa dengan cara: mencegah risiko dengan melanjutkan atau membuat baru kegiatan risiko, melakukan atau meningkatkan risiko untuk mencari-cari kesempatan, menghilangkan sumber risiko, mengubah kemungkinan, mengubah konsekuensi, membagi risiko dengan pihak lain (termasuk kontrak dan keuangan), menahan risiko dengan menginformasikan keputusan
pemulihan yang berhubungan dengan konsekuensi negative kadang diartikan sebagai mitigasi risiko, eliminasi risiko, pencegahan risiko dan pengurangan risiko
pemulihan dapat membuat risiko baru atau mengubah risiko yang sudah ada sebelumnya
note:
pemulihan risiko
proses untuk memodifikasi risiko
pemulihan risiko bisa dengan cara: mencegah risiko dengan melanjutkan atau membuat baru kegiatan risiko, melakukan atau meningkatkan risiko untuk mencari-cari kesempatan, menghilangkan sumber risiko, mengubah kemungkinan, mengubah konsekuensi, membagi risiko dengan pihak lain (termasuk kontrak dan keuangan), menahan risiko dengan menginformasikan keputusan
pemulihan yang berhubungan dengan konsekuensi negative kadang diartikan sebagai mitigasi risiko, eliminasi risiko, pencegahan risiko dan pengurangan risiko
pemulihan dapat membuat risiko baru atau mengubah risiko yang sudah ada sebelumnya
pemilihan opsi
seimbang. memilih opsi pemulihan risiko yang tepat harus melakukan usaha dan biaya yang seimbang seiring dengan mematuhi legalitas dan peraturan yang berlaku dan juga tanggungjawab dan perlindungan sosial dan lingkungan yang memadai.
multipihak. ketika memilih opsi, kelembagaan komunitas harus mempertimbangkan nilai dan persepsi para pemangku dan juga mempertimbangkan cara komunikasi yang pantas dengan mereka. .
berantai. pemulihan risiko itu sendiri dapat juga memicu risiko. ketidakefektifan pengukuran pemulihan risiko bisa jadi pemicunya. untuk itu, pemantauan harus dilakukan agar apakah pengukuran yang dilakukan masih tetap efektif atau tidak.
berlanjut. pemulihan risiko yang memicu risiko lanjutan juga harus dinilai, dipulihkan, dipantau, dan direview. terkadang risiko lanjutan tersebut membutuhkan pemulihan yang sama seperti risiko yang sebelumnya. hubungan antara keduanya harus diidentifikasi dan diawasi.
mempersiapkan & melaksanakan pemulihan
informasi yang harus diberikan dalam pemulihan risiko diantaranya: (1) alasan diberikannya opsi pemulihan, termasuk juga apa untungnya., (2) mereka yang pantas untuk menyetujui rencana dan mereka yang bertanggungjawa melaksanakan rencana (3) tindakan yang diajukan (4) sumberdaya yang dibutuhkan termasuk juga kontinjensi (5) pengukuran serta pengawasan performa (6) kebutuhan pemantauan dan pelaporan (7) waktu dan jadwal
rencana pemulihan harus disatukan dengan proses pengelolaan dan harus dibicarakan juga dengan para pemangku. para pengambil keputusan dan para pemangku lainnya harus waspada akan hal-hal yang berisiko dapat terjadi setelah pemulihan. risiko sisa nanti harus dipantau, direview, dan jika [erlu, dilakukan lagi pemulihan lanjutan.
proses (5)
5. pemantauan dan review
pemantauan
pengecekan, pemeriksaan, pengobservasian atau penentuan status secara berkelanjutan untuk mengidentifikasi perubahan dari tingkat performa yang diharapkan
pemantauan dapat diterapkan ke rangka kerja pengelolaan risiko , proses pengelolaan risiko, ,risiko atau control
review
kegiatan yang dilaukan untuk menentukan kepantasan, kecukupan, dan keefektifan dari hal-hal yang berkait untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan
review dapat diterapkan ke rangka kerja pengelolaan risiko , proses pengelolaan risiko ,risiko atau control
control
sesuatu yang dapat memodifikasi risiko
kontrol meliputi proses, kebijakan, alat, praktek, atau tindakan yang dapat mengubah risiko. kontrol tidak selalu menekankan efek perubahan
risiko sisa
risiko sisa setelah pemulihan risiko
risiko sisa dapat memuat risiko yang belum diketahui. risiko sisa dapat diartikan sebagai ‚‘risiko yang tertinggal‘‘
proses (6)
6. penyimpanan proses pengelolaan risiko
penyimpanan proses untuk pembelajaran
kegiatan pengelolaan risiko harus bisa dilacak. dalam proses pengelolaan risiko, pentimpanan digunakan untuk peningkatan alat dan metode, termasuk juga secara keseluruhan.
keputusan mengenai penyimpanan harus melibatkan hal: (1) kebutuhan kelembagaan komunitas untuk pembelajaran lanjutan; (2) keuntungan penggunaan informasi untuk tujuan pengelolaan; (3) usaha dan biaya untuk mengadakan penyimpanan; (4) peraturan dan legalitas yang dibutuhkan; (5) metode akses, kemudahan mendapat sumber dan media penyimpanan; (6) masa resensi; (7) sensitivitas informasi
tahap & peran kegiatan prbbk
MO
BIL
ISA
SI
MA
SU
K
BIK
IN A
GE
ND
A
INT
EG
R &
LU
AS
ME
NY
UR
UT
AN
AL
ISIS
SIK
ON
BIK
IN P
RO
FIL
KA
JI RIS
IKO
RT
L
UM
PA
N B
AL
IK
PIH
AK
LU
AR
PIH
AK
DA
LA
M
1 2 3 4 5
TAHAP 1● Identifikasi ancaman &
kerentanan● Klarifikasi peran &
sasaran● Merencanakan strategi● Mendata sumberdaya
● Meminta bantuan● Penanggulangan oleh
masing-masing keluarga● Usaha masyarakat
seperti biasa
TAHAP 2● Masuk & menyatu
dengan komunitas● Membangun hubungan● Belajar● Mempelajari komunitas● Pengesahan isu● mengorganisir
● Identifikasi masalah● Identifiaksi situasi politik,
sosisl & budaya● Identifikasi situasi biofisik
TAHAP 3● Memfasilitasi● Melatih● Memberikan bahan● Pelayanan● Menghubungkan dengan
sumberdaya● Pembangunan kapasitas
kelompok
● Pemetaan bahaya● Kajian kerentanan● Kajian sumberdaya
TAHAP 4● Memperkuat kelompok● Memfasilitasi jaringan
● Tindakan kesiapsiagaan● Tindakan mengurangi
resiko● Peranan,
tanggungjawab, peran, jadual, masukan
● Melaksanakan kegiatan
TAHAP 5● Memberikan konsultasi ● Menentukan kegiatan
● Memfasilitasi● Mengendalikan● Menekan● Negosiasi dengan /
mempengaruhi komunitas lain
● Melakukan refleksi penyesuaian, pemekaran, pemeliharaan
indikator
1. adanya kemampuan mengkaji dan memahami ancaman,kapasitas, kerentanan dan risiko secara partisipatif yang didukung oleh pengetahuan lokal dan ilmiah.
2. adanya rak prbbk yang disusun secara partisipatif dengan melibatkan para pemangku kepentingan, yang secara antusias diterima sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rencana pembangunan dalam musrenbang guna diwujudkan dalam rencana pembangunan daerah dan rad prbbk.
3. adanya mobilisasi sumberdaya internal komunitas (dan tatannan sosial di atasnya) untuk melaksanakan rak prbbk dan adanya kemampuan memobilisasi dan mengelola sumberdaya eksternal untuk melengkapinya.
4. adanya organisasi komunitas untuk prbbk (ok-prbbk) yang merupakan representasi dari kelompok-kelompok warga yang ada yang dibangun untuk keperluan prbbk atau merevitalisasi kelembagaan lokal yang ada untuk keperluan prbbk.
5. adanya sistem pembelajaran bagi ok-prbbk dan komunitas dalam pemahaman dan pengelolaan ancaman, pengurangan kerentanan dan peningkatan kapasitas sesuai dengan kebutuhannya.
6. adanya sistem gladi di komunitas sesuai dengan jenis bahaya dan tingkat risiko bencana yang identifikasi oleh ok-prbbk dan masyarakat sendiri, sesuai dengan standard kebutuhan penduduk dan memampu mengesplorasi kemampuan masyarakat untuk memberdayakan diri sendiri dalam menangani dampak bencana;
terimakasih
eko teguh paripurno+62818260162 / +6281339228339
istilah-istilah
1 risiko
efek dari sebuah tujuan yang tidak tentu● efek dari deviasi yang diharapkan – positif atau negatif. ● tujuan bisa memiliki aspek yang berbeda (seperti finansial, kesehatan, keselamatan, dan
tujuan lingkungan) dan bisa diterapkan ke level yang berbeda-beda ( seperti arah strategis, kelembagaan komunitas luas, proyek, produk, dan proses)
● risiko sering diartikan sebagai referensi kejadian yang potensial terjadi dan konsekuensi atau kombinasi keduanya
● risiko sering didefinisikan sebagai kombinasi dari konsekuensi dan kejadian (termasuk perubahan kemungkinan) dan kejadian kemungkinan sekitar
● ketidak tentuan dari informasi utuh maupun parsial yang berhubungan dengan pemahaman dan pengetahuan, konsekuensinya, atau kejadian sekitar.
2 pengelolaan risiko
kegiatan yang terarah untuk mengarahkan dan mengontrol sebuah kelembagaan komunitas yang menyelesaikan risiko
3 rangka kerja pengelolaan risiko
rangkaian komponen yang memberikan susunan dasar keorganisasian untuk mendesai, melaksanakan, memantau, mereview dan meningkatkan pengelolaan risiko secara keseluruhan di kelembagaan komunitas
dasar meliputi kebijakan, tujuan, tugas, dan tanggungjawab untuk memanajmene risiko. susunan keorganisasian termasuk rencana, hubungan, akuntabilitas, sumberdaya, proses, dan
kegiatan. rangka kerja pengelolaan risiko yang terdapat dalam keseluruhan kebijakan operasional dan
strategis serta praktiknya.
4 kebijakan pengelolaan risiko
pendapat mengenai tujuan dan arah keseluruhan dari kelembagaan komunitas sehubungan dengan pengelolaan risiko
5 tindakan terhadap risiko
pendekatan kelembagaan komunitas untuk menilai serta menyelesaikan, mengatasi, serta mengentaskan kelembagaan komunitas dari risiko
6 rencana pengelolaan risiko
skema dalam rangka kerja pengelolaan risiko yang menspesifikasikan pendekatan, komponen pengelolaan dan sumber untuk diaplikasikan dalam pengelolaan risiko. (komponen pengelolaan memuat tentang prosedur, praktik, tanggungjawab, kemungkinan dan waktu kegiatan. rencana pengelolaan risiko bisa dilakukan ke hal yang khusus, maupun ke semua hal dalam kelembagaan komunitas.)
7 pemilik risiko
orang atau entitas dengan taggungjawab mengelola risiko
6 rencana pengelolaan risiko
skema dalam rangka kerja pengelolaan risiko yang menspesifikasikan pendekatan, komponen pengelolaan dan sumber untuk diaplikasikan dalam pengelolaan risiko. (komponen pengelolaan memuat tentang prosedur, praktik, tanggungjawab, kemungkinan dan waktu kegiatan. rencana pengelolaan risiko bisa dilakukan ke hal yang khusus, maupun ke semua hal dalam kelembagaan komunitas.)
7 pemilik risiko
orang atau entitas dengan taggungjawab mengelola risiko
8 proses pengelolaan risiko
aplikasi sistematis dari kebijakan prosedur, serta aktivitas pengelolaan terhadap kegiatan pengkomunikasian, pengkonsultasian, pembuatan konteks, identifikasi, analisa, evaluasi, pemulihan, pemantauan dan peninjauan risiko
9 pembuatan konteks
pembentukan definisi internal maupun eksternal yang akan diterapkan ketika mengelola risiko dan menentukan ruang lingkup dan kriteria risiko untuk kebijakan pengelolaan risiko
10 konteks eksternal
lingkungan eksternal yang kelembagaan komunitas cari untuk mencapai tujuannya (konteks eksternal meliputi: aspek sosial, budaya, politik, legalitas, peraturan, keuangan, teknologi, ekonomis, alam, dan aspek lingkungan dunia seperti hubungan internasional, nasional, regional, atau wilayah; aspek kunci dan tren yang menjadi tujuan kelembagaan komunitas; hubungan dengan siapa, persepsi seperti apa, dan nilai apa, dari pemangku eksternal)
11 konteks internal
lingkungan internal yang kelembagaan komunitas cari untuk mencapai tujuannya (konteks internal antara lain : kepemerintahan, struktur kelembagaan komunitas, peranaan, dan akuntabilitas; kebijakan, tujuan dan strategi untuk mencapainya ; kapabilitas, pemahaman definisi dan suber daya serta pengetahuan (cth: pusat sentral, waktu, orang, proses, sistem, dan teknologi) ; sistem informasi, aliran informasi, dan keputusan membuat proses (baik formal/informal) ; hubungan dengan siapa, persepsi seperti apa, dan nilai apa, dari pemangku internal ; budaya kelembagaan komunitas ; standar, tuntunan, dan model yang diterapkan kelembagaan komunitas ; bentuk dan batasan dari hubungan kontraktual)
12 komunikasi dan konsultasi
proses kreatif dan berkelanjutan bahwa kelembagaan komunitas memberikan, membagi informasi dan mengadakan dialog dengan para pemangku sesuai pengelolaan risiko.
● informasi dapat berhubungan dengan eksistensi, asal muasal, bentuk, serta kemungkinan kepentingan, evaluasi, penerimaan, dan pemulihan pengelolaan risiko
● konsultasi adalah proses dua arah komunikasi yang diberitakan antara kelembagaan komunitas dan pemangkunya atas isu-isu terkini untuk mengambil keputusan. konsultasi ialah: proses lewat pendapat daripada lewat kekuatan yang berdampak pada keputusan, input pembuatan keputusan, bukan keputusan bersama
pemangku kepentingan
orang atau kelembagaan komunitas yang bisa mempengaruhi dan dipengaruhi, atau memberi pengertian pada diri sendiri agar dipengaruhi oleh keputusan atau kegiatan. para pemangku bisa jadi pengambil keputusan
penilaian risiko
identifikasi risiko secara keseluruhan, analisis risiko dan evaluasi risiko
identifikasi risiko
proses mencari, menemukan dan mengartikan risiko
identifikasi risiko melibatkan identifikasi sumber risiko, kejadian, sebab akibat dan konsekuensinya. identifikasi risiko melibatkan kebutuhan akan data historis, analisis teoritis, informasi, dan pendapat ahli, dan juga para pemangku
sumber risiko
elemen yangberdiri sendiri maupun tidak yang memiliki potensi intrinsik yang dapat menimbulkan bencana,
sumber risiko dapat berbentuk nyata ataupun tak nyata
kejadian
hal-hal yang terjadi atau berubah karena beberapa hal kejadian bisa disebabkan lebih dari satu sebab atau akibat kejadian bisa disebabkan sesuatu yang tak terjadi kejadian terkadang bisa disebut ‘’insiden’’ atau kecelakaan kejadian tanpa konsekuensi atau ‘’hampir tak terjadi, hampir terjadi’’ atau ‘’close call’’
konsekuensi
hasil dari suatu kejadian yang mempengaruhi tujuan kejadian yang bisa menimbulkan beberapa akibat konsekuensi bisa pasti maupun tak pasti dan bisa juga positif maupun negative konsekuensi berbentuk kualitatif maupun kuantitatif konsekuensi bisa meningkat melalui efek kilat
kemungkinan / probabilitas
peluang akan terjadinya sesuatu
probabilitas / kemungkinan’ bisa dijelaskan sebagai sesuatu yang dapat terjadi secara objektif aupun subjektif
profil risiko
deskripsi dari rangkaian risiko rangkaian risiko dapat memuat semua yang berhubungan dengan seluruh kelembagaan
komunitas, sebagian kelembagaan komunitas, atau sebaliknya
analisis risiko
proses untuk menganalisa jenis risiko dan menentukan level risiko
analisa memberikan dasar evaluasi risiko menentukan pemulihan risiko. analisa risiko termasuk perkiraan risiko
tingkat risiko
besar kekuatan risiko atau kombinasi risiko, istilah yang diartikan dalam kombinasi konsekuensi dan kemungkinannya
evaluasi risiko
proses membandingkan hasil analisis risiko dengan kriteria risiko untuk menentukan apakah risiko dan/atau tingkat kekuatannya itu bisa diterima atau tidak
evaluasi risiko membantu pengambilan keputusan mengenai pemulihan risiko
kriteria risiko
terms of reference terhadap kepentingan risiko akan dievaluasi
kriteria risiko berdasarkan tujuan kekelembagaan komunitasan, dan konteks eksternal maupun internal . kriteria risiko bisa dikembangkan dari hal standar, hukum, kebijakan, dan lain-lain.
pemulihan risiko
proses untuk memodifikasi risiko pemulihan risiko bisa dengan cara: mencegah risiko dengan melanjutkan atau membuat baru
kegiatan risiko, melakukan atau meningkatkan risiko untuk mencari-cari kesempatan, menghilangkan sumber risiko, mengubah kemungkinan, mengubah konsekuensi, membagi risiko dengan pihak lain (termasuk kontrak dan keuangan), menahan risiko dengan menginformasikan keputusan
pemulihan yang berhubungan dengan konsekuensi negative kadang diartikan sebagai mitigasi risiko, eliminasi risiko, pencegahan risiko dan pengurangan risiko
pemulihan dapat membuat risiko baru atau mengubah risiko yang sudah ada sebelumnya
control
sesuatu yang dapat memodifikasi risiko
kontrol meliputi proses, kebijakan, alat, praktek, atau tindakan yang dapat mengubah risiko. kontrol tidak selalu menekankan efek perubahan
27 risiko sisa
risiko sisa setelah pemulihan risiko
risiko sisa dapat memuat risiko yang belum diketahui. risiko sisa dapat diartikan sebagai ‚‘risiko yang tertinggal‘‘
28 pemantauan
pengecekan, pemeriksaan, pengobservasian atau penentuan status secara berkelanjutan untuk mengidentifikasi perubahan dari tingkat performa yang diharapkan
pemantauan dapat diterapkan ke rangka kerja pengelolaan risiko , proses pengelolaan risiko, ,risiko atau control
29 review
kegiatan yang dilaukan untuk menentukan kepantasan, kecukupan, dan keefektifan dari hal-hal yang berkait untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan
review dapat diterapkan ke rangka kerja pengelolaan risiko , proses pengelolaan risiko ,risiko atau control
28 pemantauan
pengecekan, pemeriksaan, pengobservasian atau penentuan status secara berkelanjutan untuk mengidentifikasi perubahan dari tingkat performa yang diharapkan
pemantauan dapat diterapkan ke rangka kerja pengelolaan risiko , proses pengelolaan risiko, ,risiko atau control
29 review
kegiatan yang dilaukan untuk menentukan kepantasan, kecukupan, dan keefektifan dari hal-hal yang berkait untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan
review dapat diterapkan ke rangka kerja pengelolaan risiko , proses pengelolaan risiko ,risiko atau control