Strategi Inovasi Produk dalam Meningkatkan Nilai ... - e-Campus
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of Strategi Inovasi Produk dalam Meningkatkan Nilai ... - e-Campus
STRATEGI INOVASI PRODUK DALAM MENINGKATKAN NILAI TAMBAH
PRODUK GAMBIR DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar S1 Sarjana Ekonomi pada
Jurusan Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Oleh :
NUR AZIYAH
NIM : 3216.031
PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI
2020 M/ 1441 H
i
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul: “Strategi Inovasi Produk dalam Meningkatkan
Nilai Tambah Produk Gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota” yang disusun
oleh Nur Aziyah, dengan NIM : 3216.031 Program Studi Ekonomi Islam, Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Islam, IAIN Bukittinggi.
Latar belakang pemilihan judul ini adalah menurunnya nilai produksi
gambir sehingga dengan adanya strategi inovasi terhadap produk gambir apakah
mampu untuk meningkatkan nilai produksi gambir. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui strategi inovasi produk yang digunakan dalam melakukan inovasi
produk gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota.
Adapun yang menjadi objek penelitian ini adalah petani gambir yang
melakukan diversifikasi produk gambir. Penelitian ini menggunakan jenis
penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan teknik pengumpulan data ,
wawancara, dokumentasi dan analisis SWOT dengan menggunakan matrik
IFE,EFE, dan matrik SWOT, lokasi penelitian ini di Kabupaten Lima Puluh
Kota,Kota Payakumbuh.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi yang tepat dilakukan oleh
petani gambir adalah strategi SO yaitu menggunakan kekuatan dengan
memanfaatkan peluang yang ada melalui langkah-langkah : 1) Memperhatikan
strategi inovasi produk gambir dengan Meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam penggunaan teknologi, 2) Memanfaatkan kesempatan peluang pasar yang
masih besar dengan melakukan inovasi terhadap produk gambir agar menarik
perhatian masyarakat untuk mengkonsumsi, 3) Menjaga kualitas dari produk
gambir agar terjaga kepercayaan dan mutu dari produk gambir, 4) Membuat
diversifikasi produk untuk meningkatkan nilai tambah produk gambir bagi petani
gambir.
Kata Kunci : Strategi Inovasi, Produk Gambir, Nilai Tambah
ii
KATA PENGANTAR
نٱللبسم ٱلرحيمٱلرحم
Alhamdulillahirabbil’alamiin. Segala puji dan syukur penulis ucapkan atas
kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan Rahmat dan Karunia-Nya yang tiada
putus-putusnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi yang berjudul “Strategi Inovasi Produk Dalam Meningkatkan Nilai
Tambah Produk Gambir Di Kabupaten Lima Puluh Kota”. Shalawat serta
salam kepada Nabi junjungan kita yakni Nabi Besar Muhammad SAW yang telah
mewariskan Al-Qur’an dan Sunnah sebagai petunjuk kebenaran sampai akhir
zaman. Sebagai ungkapan rasa syukur dan terimakasih penulis atas terwujudnya
penyelesaian skripsi ini. Sebagai suatu keharusan dan syarat bagi mahasiswa
program strata satu (S1) IAIN Bukittinggi dalam menyelesaiakan studi untuk
mencapai Gelar Sarjana Ekonomi nantinya.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menghadapi berbagai macam halangan
dan rintangan, disebabkan karena kemampuan serta pengetahuan yang terbatas
yang dimiliki oleh penulis. Namun penulisan skripsi ini dapat penulis selesaikan
berkat bantuan, bimbingan serta dorongan yang penuh ketulusan dan keikhlasan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih yang tak
terhingga, terkhusus kepada Ibunda Silen Norna yang telah membesarkan penulis
dengan penuh kasih sayang, cinta yang tidak ada putus-putusnya, kesabaran dan
pengorbanan yang selalu mendorong dan mengirimkan untaian do’a- do’a terbaik
dalam setiap aktifitas penulis selama menuntut ilmu dan ayahanda Yusnon Hardi
(Alm) yang selalu bangga dengan anak-anaknya masih bisa menuntut ilmu
iii
walaupun beliau tidak bisa menemani penyelesaian skripsi ini dan juga kepada
ayahanda Taufik Yonedi yang selalu berkorban untuk pendidikan penulis sampai
saat ini dan dengan tulus mendidik,mendukung serta menyayangi penulis seperti
anak kandungnya. Dan tak lupa juga kepada sang adik satu-satunya Julia Zola.
Serta atas bantuan dan arahan yang telah diberikan, penulis juga mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibunda Dr. Ridha Ahida, M.Hum selaku rektor Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Bukittinggi.
2. Bapak Dr. Iiz Izmuddin, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.
3. Ibunda Rini Elvira, SE.,M.Si selaku ketua program studi Ekonomi
Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Bukittinggi.
4. Ibunda Era Sonita, SE.,M.Si selaku dosen Pembimbing Akademik
(PA) yang telah memberikan dorongan dan motivasi kepada penulis
untuk menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Yuwarman Mansur ,Se,Mm selaku dosen pembimbing yang
luar biasa dan selalu sabar dalam memberikan arahan, bimbingan serta
meluangkan waktu hingga akhir penulisan skripsi ini.
6. Bapak/Ibu Dosen dan Staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang
telah memberikan ilmu kepada penulis yang menambah pengetahuan
dan wawasan penulis sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
iv
7. Seluruh teman-teman seperjuangan Program Ekonomi Islam angkatan
2016 terkhusus lokal Ekonomi Islam A angkatan 2016 yang
mensupport dan selalu memberikan motivasi dan sama-sama berjuang
dalam penyelesaian skripsi.
8. Terkhusus pada teman-teman seperjuangan dalam menuntut ilmu,
ASC’16, Edelweisfc8 (Tia, Silvi, Novia, Hanifa, Sesil, Anisa, Adel)
yang selalu memberikan support, dukungan dan menemani perjuangan
menyelesaikan skripsi ini. Muldiawati, Mezi Ramadhani, Kak peng
yang telah memberikan masukan dan bantuan yang begitu besar kepada
penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini. Yang selalu memberikan
motivasi dan sahabat yang selalu berlomba-lomba dalam hal kebaikan.
Semoga Allah mudahkan bagi kita wisuda bareng tahun ini, Aamiin.
Bukittinggi, Juni 2020
Penulis
NURAZIYAH
NIM: 3216.031
v
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
HALAMAN PENGESAHAN TIM PENGUJI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah .................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ......................................................................... 7
C. Batasan Masalah ............................................................................... 7
D. Rumusan Masalah ............................................................................ 7
E. Tujuan Penelitian............................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian............................................................................. 8
G. Penjelasan Judul ............................................................................... 9
H. Kajian Terdahulu .............................................................................. 11
BAB II LANDASAN TEORI
A. Strategi
1. Pengertian Strategi .......................................................... 13
2. Macam-macam Strategi .................................................. 14
3. Tingkatan Strategi ........................................................... 17
B. Inovasi
vi
1. Pengertian Inovasi ........................................................... 18
2. Jenis-jenis Inovasi ........................................................... 21
3. Tipe Inovasi ..................................................................... 22
C. Strategi Inovasi
1. Pengertian Strategi Inovasi ............................................. 23
D. Nilai Tambah
1. Pengertian Nilai Tambah ................................................ 27
E. Produksi
1. Pengertian Produksi ........................................................ 29
2. Faktor Produksi ............................................................... 33
2.6 Produksi Gambir ............................................................................... 35
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian .................................................................................. 40
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 40
3.3 Jenis dan Sumber Data ...................................................................... 41
3.4 Informan Penelitian ........................................................................... 42
3.5 Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 42
3.6 Teknik Analisis Data ......................................................................... 30
BAB IV HASILPENELITIAN
A. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota
1. Letak Geografis..........................................................................49
2. Kondisi Topografi......................................................................51
3. Kondisi Demografi.....................................................................51
vii
B. Gambaran Umum Produksi Gambir.................................................54
C. Strategi inovasi produk gambir.........................................................56
1. Inovasi produk yang dilakukan..................................................56
2. Strategi inovasi yang dilakukan.................................................59
D. Analisis SWOT pada Produk gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota
1. Internal Faktor dan Eksternal Faktor Evaluasi............................61
2. Analisis Eksternal Faktor Evaluation (EFE)...............................66
3. Analisis Matriks IFE dan EFE....................................................70
4. Matrik SWOT Produk Gambir....................................................75
5. Hasil Perhitungan Nilai Tambah................................................ 78
6. Hasil Analisis Penulis................................................................. 80
BAB V
5.1 KESIMPULAN ................................................................................. 83
5.2 SARAN ............................................................................................. 84
KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Jumlah Luas Tanam (Ha) Perkebunan Gambir di Kabupaten Lima Puluh
Kota tahun 2016-2018.................................................................................
Tabel 1.2 : Jumlah Nilai Produksi Gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota Tahun
2016-2018...............................................................................................................
Tabel 3.1 : Matrik SWOT.......................................................................................
Tabel 4.1 : Luas Daerah Menurut Kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota
Tabel 4.2 : Luas dan Produksi Tanaman Gambir Perkebunan Rakyat di Kabupaten
Lima Puluh Kota....................................................................................................
Tabel 4.3 : Analisis SWOT pada produk gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota
Tabel 4.4 : Analisis faktor Internal pada produk gambir di Kabupaten Lima Puluh
Kota
Tabel 4.5 : Analisis Faktor Eksternal pada produk gambir di Kabupaten Lima Puluh
Kota
Tabel 4.6 : Hasil Analisis Matrik IFE
Tabel 4.7 : Hasil Analisis Matrik EFE
Tabel 4.8 : Tabel Bobot Skor Matrik SWOT
Tabel 4.9 : Matrik SWOT Strategi Inovasi dalam meningkatkan nilai tambah
Produk Gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan Industri komoditi di Indonesia dari tahun ke tahun
semakin berperan penting dalam pembangunan industri nasional, sekaligus
dalam perekonomian keseluruhan. Industri komoditi nasional menunjukkan
perkembangan yang cukup berarti. Hal ini ditandai dengan adanya
perkembangan berbagai jenis industri yang mengolah bahan baku yang
berasal dari sektor pertanian.1
Di Sumatera Barat sektor pertanian yang menjadi salah satu
komoditas unggulan spesifik dengan tujuan pasar ekspor yaitu Gambir
(Uncaria Gambir Roxb). Gambir ini merupakan tanaman keras yang
mempunyai bisa berumur panjang apabila dengan pemeliharaan yang baik.
Diperkirakan umur tanaman gambir berproduksi selama 80 tahun dan ini
menjadi salah satu sebab mengapa masyarakat tertarik dalam budidaya
gambir.2
Sebagai komoditas ekspor, gambir ikut berkontribusi dalam PDRB
Sumatera Barat melalui kontribusi sub sektor tanaman perkebunan.
1 Rahmawati, 2017. Jurnal pengendalian kualitas produksi dan pengembangan produk
dalam peningkatan kepuasan konsumen pada produk gambir hal.2 2 Selfi Mahat Putri, 2013. Usaha gambir rakyat di Lima Puluh Kota : Jurnal Lembaran
sejarah vol.10, No.2 hal.151
2
Kabupaten Lima Puluh Kota termasuk salah satu sumber pendapatan utama
petani pada sentral produksi.3
Luas produksi tanaman gambir bila dibandingkan dengan yang lain,
lebih tinggi karena pemerintah Kabupaten Lima Puluh Kota menjadikan
tanaman gambir sebagai komoditi unggulan perkebunan rakyat.
Tabel 1.1
Jumlah Luas Tanam (Ha) Perkebunan Gambir di Kabupaten Lima
Puluh Kota tahun 2016-2018
Tahun Luas Tanam (Ha) Kenaikan/Penurunan
∑ %
2016 14.222,00 - -
2017 14.504,63 282,63 1.99%
2018 15.235,63 731 5.04%
Sumber : BPS Kabupaten Lima Puluh Kota Angka 2017-2019
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa selisih luas
tanam gambir pada tahun 2016-2017 yaitu 282,63 dan presentase
1.99% ,kemudian pada tahun 2017 ke 2018 mengalami kenaikan luas
tanam gambir dengan selisih 731 dan presentase 5.04%.
Tabel 1.2
3 Nasrul Hosen, 2017. Joernal penelitian pertanian terapan, Profil sistem usaha pertanian
gambir di Sumatera Barat vol. 17 (2) hal.1
3
Jumlah Nilai Produksi Gambir di Kabupaten Lima Puluh
Kota Tahun 2016-2018
Tahu
n
Produks
i
Harga@pe
r Kilo
Nilai
Produksi
Kenaikan/Penurunan
∑ %
2016 9181,95 Rp.55000 505.007.25
0
- -
2017 9444,00 Rp.105000 991.620.00
0
486.612.750 96,35%
2018 6794,00 Rp.19000 129.086.00
0
(862.540.000
)
(86,98%
)
Sumber : BPS Kabupaten Lima Puluh Kota dalam Angka 2017-2019
Dari data diatas dapat diuraikan bahwasanya nilai produksi
gambir pada tahun 2016 mengalami kenaikan yaitu pada tahun 2016
ke 2017 dengan selisih 486.612.750 dan presentasenya 96,35%,
kemudian pada tahun 2017 ke 2018 mengalami penurunan dengan
selisih nilai produksinya (862.540.000) dan presentase (86,98%).
Sehingga nilai produksi gambir 3 tahun terakhir mengalami naik
turun.
Pengembangan tanaman gambir di Kabupaten Lima Puluh
Kota telah lama diusahakan oleh masyarakat secara turun-temurun
dan salah satu hasil dari perkebunan rakyat. Pemanfaatan gambir
yang semula hanya digunakan sebagai pelengkap makan sirih, saat
ini berkembang menjadi bahan kebutuhan berbagai jenis industri
4
namun gambir yang beredar memiliki kualitas yang masih rendah.
Rendahnya kualitas gambir yang ada dipasaran karena petani dalam
hal pengendalian kualitas pengolahan produk masih sederhana.
Petani gambir masih melaksanakan kegiatan produksi di unit
agroindustri gambir (rumah kempa) sederhana dan menggunakan
teknologi yang telah digunakan secara turun temurun.
Permasalahan yang dihadapi oleh petani gambir dari segi
pemasaran, mengingat posisi tawar-menawar serta akses petani
terhadap pasar yang lemah. Hal ini terlihat dari harga jual gambir
ditingkat petani yang tidak stabil dalam kurun waktu empat tahun
terakhir.4
Dengan semakin meningkatnya pengetahuan dan kesadaran
masyarakat serta perkembangan teknologi diperlukan inovasi
produk olahan yang terus menerus dalam hal jenis, bentuk, kemasan
dan teknik-teknik pemasaran yang terpadu, agar produk gambir
tetap mampu menjadi komoditi unggulan dalam menghidupi
perekonomian masyarakat petani gambir di Kabupaten Lima Puluh
Kota.5
Produk gambir merupakan produk olahan dari daun gambir
yang dibuat oleh masyarakat yang bermata pencaharian sebagai
petani gambir. Sebagai bentuk inovasi yang dilakukan terhadap
4 Rahmi yuristia, 2017 Jurnal pertanian, Pemasaran gambir vol.1 no.1 hal 18 5 Rahmawati, 2017 Jurnal pengendalian .......................................................................hal.2
5
gambir yang sebelumnya hanya diolah menjadi bahan setengah jadi
secara turun-temurun, sekarang produk gambir sudah ada diolah
menjadi produk yang memiliki banyak manfaat dikalangan
masyarakat, dengan harapan produk gambir ini mampu untuk
menopang perekonomian dan meningkatkan produksi gambir bagi
masyarakat di Kabupaten Lima Puluh Kota.
Perkembangan inovasi produk gambir di Kabupaten lima
puluh kota sudah sangat meningkat dari tahun-tahun sebelumnya,
dimana di Kabupaten Lima Puluh Kota sudah ada dilakukan
diversifikasi produk gambir, beberapa kelompok tani gambir sudah
ada meluncurkan beberapa produk olahan gambir berupa makanan
dan minuman walaupun produk yang dibuat tidak semuanya
berjalan dengan yang diharapkan. Hal ini dilakukan dengan harapan
komoditi tersebut memiliki nilai tambah bagi para petani gambir di
Kabupaten Lima Puluh Kota.
Salah satu produsen pada sekelompok tani di nagari Maek
mengembangkan produk gambir yang sudah ada menjadi lebih
menarik dan membantu konsumen dalam memecahkan masalah
serta memberikan kesempatan untuk mencari jalan keluar (solusi)
yang kreatif bagi konsumen.6
Dari penjelasan yang penulis dapatkan dari bapak Afri
Hendra selaku Wali Nagari Maek, menjelaskan bahwa Produk
6 Hasil wawancara dengan wali nagari maek pada 23 Oktober 2019,waktu 10.00 WIB
6
gambir sudah ada dikembangkan menjadi produk biskuit,
perkembangan biskuit gambir sampai pada saat sekarang ini tidak
menunjukkan adanya kelanjutan. Asrison sebagai salah satu
pembuat gambir biskuit ini menyatakan bahwasanya gambir biskuit
terkendala banyak hal tertutama modal modal untuk
mengembangkannya, alat-alat yang digunakan sangat minim dan
masih menggunakan alat-alat tradisional, kemudian produk ini juga
masih kurang dapat dukungan dari pemerintah. Pada dasarnya
biskuit gambir memiliki peluang besar bagi produsen untuk
meningkatkan nilai tambah (Value) dari produk gambir itu sendiri
untuk kedepannya, terutama untuk kesejahteraan masyarakat yang
ada di Kabupaten Lima Puluh Kota.
Inovasi lain yang dilakukan oleh petani gambir guna untuk
meningkatkan nilai tambah dari produksi gambir di Kabupaten Lima
Puluh Kota ialah dengan produksi teh celup daun gambir, permen
jelly dan masker dari gambir. 7
Berdasarkan persoalan diatas maka tulisan ini diangkat
dengan judul “Strategi Inovasi Produk dalam Meningkatkan
Nilai Tambah Produk Gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota”
7 Hasil wawancara dengan wali nagari maek pada 23 Oktober 2019,waktu 10.00 WIB
7
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas terlihat beberapa masalah yang
terjadi diantaranya :
1. Masih rendahnya kualitas produk gambir di pasaran
2. Terjadinya penurunan nilai produksi gambir di Kabupaten Lima
Puluh Kota tahun 2018
3. Petani gambir yang kekurangan modal dan alat-alat produksi masih
sederhana serta tidak adanya dukungan pemerintah
C. Batasan Masalah
Sehubungan dengan permasalahan yang telah diuraikan pada latar
belakang diatas. Maka penelitian ini membatasi permasalahan seputar
Strategi Inovasi Produk dalam Meningkatkan Nilai Tambah Produk Gambir
di Kabupaten Lima Puluh Kota difokuskan meneliti tentang Inovasi Produk
gambir secara incremental.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah dan persoalan yang diamati, maka
yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana Strategi Inovasi produk dalam meningkatkan nilai
tambah produk gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota?
8
2. Apa saja yang menjadi kendala dalam menerapkan strategi
inovasi tersebut ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah :
1. Untuk mengetahui Strategi Inovasi produk dalam meningkatkan
nilai tambah produk di Kabupaten Lima Puluh Kota
2. Untuk mengetahui Apa saja yang menjadi kendala dalam
menerapkan strategi inovasi tersebut.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat secara praktis dari hasil penelitian ini antara lain
sebagai berikut :
1. Bagi Penulis
Untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi pada Program Studi Ekonomi Islam, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam pada Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Bukittinggi.
2. Bagi Pelaku Usaha
9
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi evaluasi dan
masukan bagi Masyarakat Petani Gambir maupun Pemerintahan
Di Kabupaten Lima Puluh Kota.
3. Bagi Pembaca
Sebagai salah satu sumber informasi dan pembaca akan
mendapatkan gambaran tentang pentingnya berinovasi dan
bagaimana cara meningkatkan nilai tambah produk gambir
dengan melalui inovasi.
G. Penjelasan Judul
Untuk menghindari timbulnya pemahaman lain dari yang penulis
maksud. Maka ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan menyangkut
dengan judul penelitian ini, maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah
yang akan ditemui dalam proposal yaitu :
Strategi Proses penyusunan langkah-langkah kedepan
yang dimaksud untuk membangun visi dan
misi organisasi, menetapkan tujuan strategis
dan keuangan perusahaan, serta merancang
strategi untuk mencapai tujuan tersebut
dalam rangka mennyediakan customer value
terbaik.8
8 Devi Herfita, Dkk, 2017 Jurnal Eksekutif Analisis Strategi Bisnis, Vol.14 hal.373
10
Inovasi Suatu ide, barang, kejadian, metode yang
dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang
baru bagi seseorang atau sekelompok orang
(masyarakat), baik itu berupa hasil invention
maupun discovery.9
Nilai tambah Pertambahan nilai suatu komoditas karena
mengalami proses pengolahan, penyimpan,
pengangkutan, dalam suatu proses
produksi.10
Produk gambir Produk yang dihasilkan dari tanaman gambir
dengan cara mengolah daun dan ranting muda
menggunakan air panas, dilanjutkan dengan
pengepresan, pengendapan cairan, dan
pengeringan bagian endapan, hingga
diperoleh produk gambir.11
Dari penjelasan diatas dapat dikemukakan yang dimaksud dengan judul
adalah Suatu proses penyusunan langkah-langkah untuk membangun visi dan
misi para petani gambir untuk mencapai tujuan dengan menyalurkan suatu
ide,barang,kejadian, metode yang dirasakan dan diamati sebagai suatu hal yang
9 Kusnandi, 2017 Jurnal wahana Pendidikan, Model Inovasi Pendidikan dengan Strategi
Implementasi Konsep Dare to be Different, Vol.4 No.1 Hal. 135 10 Mutmaini Hamidah, Dkk, 2015 Jurnal Social Economic of Agriculture Analisis Nilai
Tambah Agroindustri Kripik UbiVol.4 No.2 Hal.60 11 Rindit Pambayun,Dkk, 2007 Kandungan Fenolik Ekstrak Daun Gambir Vol.27 No.2
Hal.90
11
baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) agar mampu
menambah nilai suatu komoditas Produk yang dihasilkan dari tanaman gambir.
H. Kajian Terdahulu
Penelitian yang berkaitan dengan inovasi ini sebelumnya telah
dibahas oleh :
1. Syahreza Yumanda, Universitas Sumatera Utara. Dengan judul
skripsi Analisis Inovasi Pemasaran Kripik Singkong Industri Rumah
Tangga Cap Kelinci di Tanjung Marowa Kabupaten Deli Sendang.
Membahas tentang apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman pada pemasaran Keripik Singkong IRT Cap
Kelinci dan bagaimana strategi pemasaran pada Keripik Singkong
IRT Cap Kelinci di Tanjung Marawa Kabupaten Deli Sendang.
2. Debi Susianti, Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi. Dengan
judul skripsi Inovasi Pemasaran Buah Pisang Untuk Meningkatkan
Nilai Tambah Ekonomis di Jorong Palembayan Tengah Kecamatan
Palemayan Kabupaten Agam. Membahas tentang apa saja inovasi
yang dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah ekonomis yaitu
dengan melakukan inovasi produk, inovasi distribusi, dan inovasi
pemasaran.
3. Nur Afni Evalia, Gumbira, Rita Nurmalina Suryana, Universitas
Andalas Padang. Jurnal Sosial Ekonomi pertanian dengan Judul
Strategi Pengembangan Agroindustri dan Peningkatan Nilai
12
Tambah Gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat.
Membahas tentang Rasio nilai tambah dari pengolahan gambir
menjadi katekin 91,67% dengan nilai tambah sebesar Rp. 2.442.000.
Nilai tambah dari tanin sebesar Rp.149.094 dengan rasio nilai
tambah sebesar 83,81%.
Namun penelitian disini berbeda dengan penelitian yang
dilakukan sebelumnya,pada penelitian sebelumnya membahas
mengenai inovasi kripik singkong dan buah pisang. Sedangkan yang
dibahas pada penelitian kali ini yaitu inovasi produk gambir. Dan
dari penelitian diatas membahas mengenai strategi pemasaran dan
juga inovasi yang dilakukan untuk meningkatkan nilai tambah
ekonomis yaitu dengan melakukan inovasi produk, inovasi
distribusi, dan inovasi pemasaran. Sedangkan dipenelitian ini
membahas mengenai strategi inovasi yang difokuskan meneliti
tentang Inovasi Produk gambir secara incremental di Kabupaten
Lima Puluh Kota.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Strategi
1. Pengertian Strategi
Strategi menurut Chandler adalah “Tujuan jangka panjang dari
suatu pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting
untuk mencapai tujuan tersebut”.12
Strategi merupakan suatu keputusan, tentang tujuan-tujuan apa
yang diupayakan pencapaiannya. Tindakan-tindakan apa yang
diupayakan pencapaiannya, tindakan-tindakan apa yang perlu dilakukan
dan bagaimana cara memanfaatkan sumber-sumber daya mencapai
tujuan-tujuan tersebut.13
Jadi, strategi merupakan suatu proses penyusunan langkah-
langkah kedepan yang dimaksud untuk membangun visi dan misi
organisasi, menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta
merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka
mennyediakan customer value terbaik.14
12 Rangkuti Freddy,1997,Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta :
Gramedia Pustaka,hal.4 13 Winardi,2004,Entrepreneur dan Entrepreneurship, Jakarta:Kencana, hal.106 14 Devi Herfita,Dkk, 2017 Jurnal Eksekutif Analisis Strategi Bisnis, Vol.14 hal.373
14
2. Macam-macam Strategi
Ada beberapa strategi yang dapat digunakan untuk memajukan
dan mengembangkan suatu usaha agar dapat bertahan dalam jangka
panjang, yaitu :
a) Strategi pengembangan pasar
Suatu strategi utama untuk memasarkan sebuah produk yang
ada kepada konsumen, seringkali terkait hanya dengan modifikasi
tipis, dengan cara menambah saluran distribusi atau dengan cara
menambah konten iklan atau promosi.
b) Strategi pengembangan produk
Dalam strategi pengembangan produk juga dibutuhkan
modifikasi terhadap suatu produk yang ada saat ini atau penciptaan
produk yang baru, namun masih terkait yang dapat dipasarkan pada
pelanggan saat ini melalui saluran distribusi yang sudah ada. Dengan
cara ini perusahaan dapat mampu bertahan, memperkuat posisi dan
memperluas pangsa pasar dengan mennghadirkan produk-produk
baru yang dipasarkan.15
c) Strategi inovasi
15 Syaeful Bakhri, Dkk 2019. Analisis SWOT untuk Strategi Pengembangan HomeIndustry
Kue Gapit Sampurna Jaya Kabupaten Cirebon : ISSN Vol.1 No.1 Hal.67
15
Strategi ini merupakan strategi untuk meraih keuntungan
yang tinggi berkaitan dengan penciptaan atau penerimaan pelanggan
atau produk baru atau yang telah diperbaiki.
Oleh sebab itu dapat dipahami bahwa dalam pengambilan
keputusan suatu tindakan pengembangan diperlukan adanya
strategi. Dengan demikian strategi pengembangan yang tepat ialah
dengan adanya analisis SWOT yang merupakan akronim dari
Strength (kekuatan), Weakness (kelemahan), Opportunity (peluang),
dan Threat (ancaman).
Analisis SWOT menurut Suryatama adalah sebuah metode
perencanaan strategi yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan,
kelemahan, peluang dan ancaman dalam suatu proyek atau suatu
spekulasi bisnis. Dalam mengidentifikasi suatu masalah yang timbul
didalam perusahaan , maka diperlukan penelitian yang sangat
cermat sehingga mampu menentukan strategi yang sangat cepat dan
tepat untuk mengatasi masalah yang timbul dalam perusahaan
tersebut. Berikut beberapa pertimbangan yang perlu diperhatikan
dalam mengambil keputusan antara lain :16
1) Kekuatan (Strength)
Kekuatan adalah unsur-unsur yang dapat diunggulkan
oleh perusahaan tersebut seperti halnya keunggulan dalam
16 Syaeful Bakhri, Dkk 2019. Analisis SWOT Untuk Strategi.....................................Hal.68
16
produk yang dapat diandalkan, memiliki keterampilan dan
berbeda dengan produk lain. Sehingga dapat membuat lebih kuat
dari pada pesaingnya. Kekuatan adalah sumber daya,
keterampilan, atau keunggulan-keunggulan lain yang
membedakan terhadap pesaing. Kekuatan adalah kopetensi
khusus yang memberikan keunggulan bagi perusahaan dipasar.
Kekuatan terdapat pasa sumber daya, keuangan, citra,
kepemimpinan pasar, hubungan pembeli-pemasok, dan faktor-
faktor lain.17
2) Kelemahan (Weakness)
Kelemahan adalah kekurangan atau keterbatasan dalam
hal sumber daya yang ada pada perusahaan baik itu keterampilan
atau kemampuan yang menjadi penghalang bagi kinerja
organisasi. Keterbatasan atau kekurangan dalam sumber daya,
keterampilan dan kapasitas yang secara serius menghambat
kinerja efektif perusahaan, fasilitas, sumber daya keuangan,
kapasitas manajemen, keterampilan pemasaran, dan citra merek
dapat merupakan sumber kelemahan.
3) Peluang (Opportunity)
17 Syaeful Bakhri, Dkk 2019. Analisis SWOT Untuk Strategi.....................................Hal.68
17
Peluang adalah berbagai hal dan situasi yang
menguntungkan bagi suatu perusahaan.
4) Ancaman (Treatment)
Ancaman adalah faktor-faktor lingkungan yang tidak
menguntungkan dalam perusahaan jika tidak diatasi maka akan
menjadi hambatan bagi perusahaan yang bersangkutan baik
masa sekarang maupun yang akan datang. Ancaman merupakan
pengganggu utama bagi posisi perusahaan. Masuknya pesaing
baru, lambatnya pertumbuhan pasar, meningkatnya kekuatan
tawar-menawar pembeli atau pemasok penting, perubahan
teknologi, serta peraturan baru atau yang direvisi dapat menjadi
ancaman bagi keberhasilan perusahaan.18
3) Tingkatan Strategi
Strategi dalam mencapai keunggulan bersaing dapat
didefinisikan dalam beberapa tingkatan, yaitu :
a) Corporate Strategy, yang berkaitan dengan alokasi
sumber daya diantara berbagai bisnis atau divisi dalam
perusahaan.
b) Business Strategy, yang terdapat pada tingkatan bisnis
atau divisi tertentu, yang khususnya berkaitan dengan
posisi persaingan (competitive advantage).
18 Syaeful Bakhri, Dkk 2019. Analisis SWOT untuk Strategi.......................................Hal.69
18
c) Functional Strategy, yang terbatas pada tindakan-
tindakan fungsi-fungsi tertentu dalam suatu bisnis (
misalnya fungsi pemasaran, personalia, keuangan dan
lainnya).19
B. Inovasi
1. Pengertian Inovasi
Kata inovasi dapat diartikan sebagai “proses” dan
atau “hasil” pengembangan dan pemanfaatan/mobilisasi
pengetahuan, keterampilan (termasuk keterampilan
teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau
memperbaiki produk (barang dan/atau jasa), proses, dan/atau
sistem yang baru, yang memberikan nilai yang berarti atau
secara signifikan (terutama ekonomi dan sosial).20
Inovasi sebagai suatu “obyek” juga memiliki arti
sebagai suatu produk atau praktik baru yang tersedia bagi
aplikasi, umumnya dalam suatu konteks komersial.
Biasanya, beragam tingkat kebaruannya dapat dibedakan,
bergantung pada konteksnya: suatu inovasi dapat bersifat
baru bagi suatu perusahaan (atau “agen/aktor”), baru bagi
pasar, atau negara atau daerah, atau baru secara global.
19 Mukhlishotul Jannah, Strategi inovasi produk dalam mencapai keunggulan kompetitif,
Hal.8
20 Sutamo, 2012 Serba-Serbi Manajemen Bisnis (yogyakarta : Graha Ilmu ) hal.132-133
19
Sementara itu, inovasi sebagai suatu “aktivitas” merupakan
proses penciptaan inovasi, seringkali diidentifikasi dengan
komersialisasi suatu invensi.
Inovasi merupakan fungsi utama dalam proses
kewirausahaan , Peter F. Drucker dalam bukunya Innovation
and Entrepreneurship mengatakan “inovasi memiliki fungsi
yang khas bagi wirausahawan. Dengan inovasi
wirausahawan menciptakan baik sumber daya produksi baru
maupun pengolahan sumber daya yang ada dengan
peningkatan nilai potensi untuk menciptakan modal”.21
Menurut Thornhill dan Rosdi mendefinisikan inovasi
sebagai “Suatu proses penciptaan gagasan, dan
pengembangan dari suatu keterbaruan, dan pengenalan suatu
produk baru, proses atau pelayanan kepada masyarakat”.
Menurut sukmadi, inovasi berarti “Suatu ide, produk,
informasi teknologi, kelembagaan, perilaku, nilai-nilai dan
praktik-praktik baru yang banyak belum diketahui, diterima
dan digunakan atau diterapkan oleh sebagian besar warga
masyarakat dalam suatu lokalitas tertentu, yang dapat
21 Sutamo, 2012 Serba-Serbi Manajemen Bisnis.................................................hal.132-133
20
digunakan atau mendorong terjadinya perubahan-perubahan
di segala aspek kehidupan masyarakat”.22
Menurut pendapat Joseph Schumpeter inovasi atau
pembaharuan-pembaharuan yang dapat diciptakan oleh
pengusaha dapat dibedakan dalam beberapa bentuk, yaitu :
a) Memperkenalkan suatu barang baru
b) Penggunaan cara baru dalam
memproduksikan sesuatu barang
c) Memperluas pasar sesuatu barang ke daerah-
daerah baru
d) Mengembangkan sumber bahan mentah yang
baru atau,
e) Mengadakan reorganisasi dalam sesuatu
perusahaan atau industri.23
Inti dari sebuah kegiatan inovasi adalah
bagaimana melakukan sebuah kegiatan yang bisa
meningkatkan nilai tambah (added value) dan
keunggulan dari kondisi saat ini. Cara-cara yang bisa
dilakukan antara lain dengan cara menciptakan
pengembangan yang berbeda dari produk atau jasa yang
22 Sutamo, 2012 Serba-Serbi Manajemen Bisnis.................................................hal.132-133
23 Achmad Djuaeni Kadmasasmita, 2016.Jurnal Inspirasi Inovasi dan kepemimpinan
inovatif, Vol.7 No.2 Ha.50
21
sudah ada di pasar saat ini, atau menciptakan produk atau
jasa yang sekiranya dapat menciptakan potensi pasar
yang baru.
Robert menyatakan inovasi dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu :
a) Secara radikal, inovasi secara radikal berarti
menciptakan produk yang benar-benar baru, yang
umumnya dilakukan dengan adanya dorongan
teknologi (technology push).24
b) Secara incremental, inovasi yang dilakukan
melalui perbaikan atau menyempurnakan produk
yang sudah ada pada waktu sebelumnya, yang
biasanya dikaitkan dengan tarikan pasar (market
pull).
2. Jenis-jenis inovasi
Menurut hendro, ada jenis-jenis inovasi yang sering
digunakan oleh pelaku-pelaku usaha yang cerdas dalam
bisnisnya, yaitu :
24 Tintin Suhaeni, 2018. Pengaruh strategi inovasi terhadap keunggulan bersaing di industry
kreatif , vol.4 no.1 hal. 59
22
a) Inovasi Produk : meliputi isi (rasa, kualitas dan lain-
lain, dan kemasan ( pembungkus, tulisan, warna,
sistem buka tutupnya, bentuknya dan lain-lain).
b) Inovasi Marketing : meliputi cara menjual, cara
mendistribusikan, cara memasarkannya, cara
menciptakan permintaan, dan lain-lain.
c) Inovasi Proses : meliputi proses penciptaan produk,
proses produksi, proses teknologi pengemasannya,
proses riset dan pengembangannya, proses
menciptakan mesin baru, dan lain-lain.
d) Inovasi Teknikal, meliputi teknik desain, teknik
pengawasannya, teknik pengerjaannya, dan lain-lain.
e) Inovasi Administrasi : meliputi menyimpanan data,
pembuatan dan pengumpulan data.25
3. Tipe Inovasi
Ada 5 tipe inovasi menurut para ahli, yaitu:
a) Inovasi Produk; yang melibatkan pengenalan barang
baru, pelayanan baru yang secara substansial
meningkat. Melibatkan peningkatan karakteristik
fungsi juga, kemampuan teknisi, mudah
25 Mukhlishotul Jannah, Strategi inovasi produk dalam................................................Hal.5
23
menggunakannya. Contohnya: telepon genggam,
komputer, kendaraan bermotor,dsb.
b) Inovasi proses; melibatkan implementasi
peningkatan kualitas produk yang baru atau
pengiriman barangnya.
c) Inovasi pemasaran; mengembangkan metode
mencari pangsa pasar baru dengan meningkatkan
kualitas desain, pengemasan, promosi.
d) Inovasi organisasi; kreasi organisasi baru, praktek
bisnis, cara menjalankan organisasi atau perilaku
berorganisasi.
e) Inovasi model bisnis; mengubah cara berbisnis
berdasarkan nilai yang dianut.26
C. Strategi Inovasi
Hittmar mendefinisikan “Strategi inovasi sebagai suatu
alat dasar yang menentukan arah inovasi bisnis berdasarkan
strategi bisnis dan tujuan strategis”.
Kazinguvu berpendapat bahwa inovasi strategis adalah
“Ciptaan dari strategi pertumbuhan, teknoligi baru, pelayanan
baru, cara baru dalam melakukan sesuatu atau suatu bisnis model
26 Suyatno. 2010, Inovasi Market Orientation .............................................................Hal.47
24
yang merubah permainan dan menghasilkan nilai baru yang
signifikan untuk konsumen, dan pelanggan”.
Strategi inovasi membantu bisnis menemukan tantangan
baru bagi perkembangan dan pertumbuhan mereka. Strategi
inovasi merupakan konsep manajemen, terdiri dari banyak
kegiatan internal dan eksternal yang meningkatkan potensi
inovasi bisnis. Hal ini diperlukan untuk menekankan pentingnya
dan peranan yang mempengaruhi pembentukan strategi inovasi.
27
Banyak pakar manajemen strategi memberikan
pengertian mengenai konsep inovasi produk diantaranya adalah
menurut Galbraith “Inovasi sebagai proses dari penggunaan
teknologi baru kedalam suatu produk sehingga produk tersebut
mempunyai nilai tambah”.
Menurut Joseph Schumpeter “The commercialization of
all new combinations based upon the application of :
a) New materials and components (Material dan komponen
baru)
b) The introduction of new processes (Pengenalan proses
baru)
27 Tintin Suhaeni, 2018. Pengaruh strategi….......................................................……hal. 61
25
c) The introduction of new organizational forms”
(Pengenalan format baru organisasi).28
Dari defenisi tersebut diketahui bahwa inovasi
termasuk didalamnya membuat produk atau komponen baru,
membuat pasar baru, atau memperkenalkan produk yang
baru kepasar yang sudah ada. Inovasi yang dilakukan oleh
suatu perusahaan sangat beragam, hal ini juga tergambar dari
beberapa teori yang menunjukkan bahwa pengembangan
produk tidak hanya menciptakan produk yang benar-benar
baru, melainkan ada cara lain untuk memberikan nilai
tambah kepada produk yang ada lebih dulu, misalnya dengan
memodifikasi.
Sebelum menciptakan inovasi pada suatu produk
perlu diketahui sejauh mana penerimaan konsumen terhadap
produk yang akan dimunculkan upaya ini dilakukan untuk
mencapai hasil yang maksimal dan jika memang gagal resiko
yang diterima tidak besar.
Pemilihan strategi inovasi yang dilakukan
perusahaan sangat bervariasi tergantung pada kondisi
perusahaan dan responnya terhadap perubahan lingkungan.
28 Sopa Martina, 2013. Strategi inovasi produk wisata dalam upaya meningkatkan minat
berkunjung wisatawan Vol.4 No.2 Hal.60
26
Ada beberapa cara yang dapat ditempuh untuk
menghasilkan produk inovatif menurut Kotler, yaitu dengan:
1) Mengembangkan atribut produk baru
a. Adaptasi (gagasan lain atau pengembangan
produk)
b. Modifikasi (mengubah warna, gerakan, suara,
bau, bentuk dan rupa)
c. Memperbesar ( lebih kuat, lebih panjang, lebih
besar)
d. Memperkecil ( lebih ramping, lebih ringan, lebih
kecil)
e. Subsitusi ( bahan lain, proses, sumber tenaga)
f. Penataan kembali (pola lain, tata letak lain,
komponen lain)
g. Membalik ( luar menjadi dalam)
h. Kombinasi ( mencampur, meramu, asortasi,
rakitan, unit gabungan, kegunaan, daya pikat, dan
gagasan).
2) Mengembangkan beragam tingkat mutu
27
3) Mengembangkan model dan ukuran produk (profilerasi
produk).29
D. Nilai tambah
Definisi nilai tambah menurut Wurgler sebagai berikut
“Nilai tambah menggambarkan sebagai nilai pengiriman barang-
barang memproduksi (keluaran) kurang ongkos barang-barang
intermediate/antara dan memerlukan jasa (tetapi belum termasuk
bekerja keras), dengan penyesuaian”.
Menurut Biro Pusat Statistik (2005), nilai tambah sebagai
selisih antara nilai output produksi yang dihasilkan perusahaan
dengan input (biaya antara) yang dikeluarkan.
Konsep nilai tambah ini menjadi sangat tergantung dari
permintaan yang ada dan sering kali mengalami perubahan
sesuai dengan nilai-nilai dalam suatu produk yang diinginkan
oleh konsumen, pendapatan dan lingkungan banyak menjadi
faktor yang merubah preferensi konsumen akan suatu produk,
demikian halnya di sektor pertanian. Sumber-sumber nilai
29 Sopa Martina, 2013. Strategi inovasi produk .................................................2 Hal.61-62
28
tambah adalah manfaat faktor seperti tenaga kerja, modal,
sumber daya alam, dan manajemen.
Salah satu kegunaan menghitung nilai tambah adalah
untuk mengukur besarnya jasa terhadap pemilik faktor produksi.
Hakikatnya nilai tambah merupakan nilai produksi dengan
bahann baku dan bahan penunjang yang dipergunakan dalam
proses produksi. Dengan demikian, nilai tambah dapat ditulis
secara matematis sebagai berikut :30
Nilai tambah = f (K,B,T,U.H,h,L), dimana
K= Kapasitas produksi
B= Bahan baku yang digunakan
T= Tenaga kerja yang diperlukan
U= Upah tenaga kerja
H= Harga Output
h= Harga bahan baku
L= Nilai input lain
Dari hasil perhitungan menggunakan rumus tersebut,
maka didapat keterangan sebagai berikut :
a. Perkiraan nilai tambah (Rp)
b. Rasio nilai tambah terhadap nilai produk yang
dihasilkan (%)
30 Eyverson Ruauw, 2012. Analisis Keuntungan dan Nilai Tambah Agriindustri vol.8 no.1
hal.3
29
c. Imbalan bagi tenaga kerja (Rp)
d. Rasio imbalan tenaga kerja terhadap nilai tambah
(%)
e. Perkiraan keuntungan yang diperoleh (Rp)
f. Rasio keuntungan terhadap nilai tambah, untuk
mendapatkan nilai tingkat keuntungan yang
diperoleh (%).31
E. Produksi
1. Pengertian Produksi
Produksi diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan
dalam mentransformasi atau merubah input (masukkan)
menjadi output (keluaran). Yang dimaksud dengan input
disini adalah masukkan berupa faktor-faktor ekonomi
seperti, modal, tenaga kerja, bahan dan teknologi.
Sedangkan output adalah berupa barang dan jasa yang
dihasilkan proses produksi.32
Tri Pracoyo dan Antyo Pracoyo mendefinisikan
bahwa “Produksi sebagai suatu proses mengubah kombinasi
berbagai input menjadi output” . Istilah produksi berlaku
untuk barang maupun jasa. Setiap produsen dalam
31 Syamsul Rahman, 2015,Jurnal aplikasi teknologi pangan Analisis nilai tambah
agrobisnis chips jagung, 4 (3) Hal.108 32 Bastian Bustami,Dkk, 2007 Mari Membangun Usaha Mandiri, Yogyakarta : Graha Ilmu,
Hal.58
30
melakukan kegiatan produksi diasumsikan dengan tujuan
memaksimumkan keuntungan. Berdasarkan definisi
tersebut, dapat disimpulkan bahwa produksi adalah kegiatan
yang tidak hanya berorientasi pada barang dan jasa tetapi
suatu proses mengubah kombinasi input menjadi output,
yang menitikberatkan pada pencapaian maksimum
keuntungan. Dalam pengertian ahli ekonomi, yang dapat
dikerjakan manusia adalah membuat barang-barang menjadi
berguna disebut dihasilkan.33
Para ahli ekonomi mendefinisikan produksi sebagai
menghasilkan kekayaan melalui eksploitasi manusia
terhadap sumber-sumber kekayaan lingkungan. ada dua
terminologi yang bisa dipakai dalam menjelaskan makna
produksi ini, yaitu “al-kasab” atau “al-intaj”.
Terminologi al-kasab lebih tepat dipakai dalam ilmu
ekonomi Islam daripada sekadar konsep produksi. Hal ini
disebabkan karena kata kasab banyak ditemukan dalam ayat
Al-Qur’an maupun hadis. Misalnya firman Allah tentang
kewajiban mengeluarkan zakat dari usaha yang baik (QS Al-
Baqarah [2] : 267)
33 Fordeby Adesy ,2016 Ekonomi dan Bisnis Islam Jakarta: Rajawali Pers Hal. 249-250
31
ن ا أخرجنا لكم م ت ما كسبتم ومم ا أنفقوا من طي ب أيها ٱلذين ءامنو ي
موا ٱلخبيث منه تنفقون ولستم ب أن تغمضوا ٱلرض ل تيم اخذيه إل
غ فيه ا أن ٱلل ٢٦٧ني حميد وٱعلمو
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman,
nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu
yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan
dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang
buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal
kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan
memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa
Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”.
Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari yang
menjelaskan tentang keutamaan bekerja:
ى ن ي سون ع ن ث رو ع ن خ دال ب ن م اندع ع ن ال امدقم
ض ي الل ع هن نثدح إ ا يماهرب ب ن م وس أ ى نربخ ع ا يس ب
ل م ن ع لم ي هد نع ر ولس الل ص ل الل ى ع هيل ر ري م ا ن أ ن ي كأ
لسو ق ال م أ ا لك أ دح ط امع ق ا ط خ م ن ع لم ي هد م ك م ان ي لكأ ل
ن يب الل د داو ع هيل الس و نإ
“Telah menceritakan kepada kami [Ibrahim bin
Musa] telah mengabarkan kepada kami ['Isa bin Yunus] dari
[Tsaur] dari [Khalid bin Ma'dan] dari [Al Miqdam
32
radliallahu 'anhu] dari Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Tidak ada seorang yang memakan satu
makananpun yang lebih baik dari makanan hasil usaha
tangannya sendiri. Dan sesungguhnya Nabi Allah Daud AS
memakan makanan dari hasil usahanya sendiri".34
Dalam ekonomi Islam, nilai merupakan kunci yang
tidak bisa ditawar-tawar, karena Islam itu sendiri adalah
sumber nilai dalam segala aspek kehidupan termasuk
ekonomi. Jadi nilai syariat islamlah yang menjadi roh dalam
epistemologi ilmu ekonomi Islam.
Produksi suatu barang atau jasa, seperti dinyatakan
dalam ilmu ekonomi, dilakukan karena barang atau jasa itu
mempunyai, utilitas (nilai guna). Islam memandang bahwa
suatu barang atau jasa mempunyai nilai guna jika dan hanya
jika mengandung kemaslahatan.35
Seperti yang diungkapkan oleh Imam Asy-Syatibi,
kemaslahatan yang hanya dicapai dengan memelihara lima
unsur pokok kehidupan, yaitu agama, jiwa, akal, keturunan
dan harta. Dengan demikian, seorang Muslim termotivasi
untuk memproduksi setiap barang atau jasa yang memiliki
34 Sri Anafarhanah. 2016, Keutamaan Bekerja (Berproduksi) dalam Islam : Jurnal Ilmu
Dakwah Vol. 15 No. 30 Hal.30 35 Sopa Martina, 2013. Strategi inovasi produk ..................................................2 Hal.61-62
33
maslahat tersebut. Hal ini berarti bahwa konsep maslahat
merupakan konsep yang objektif terhadap perilaku produsen
karena ditentukan oleh tujuan (maqashid) syariah, yaitu
menjaga kemaslahatan manusia di dunia dan akhirat.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
produksi secara Islami definisinya berbeda dengan produksi
secara konvensional. Produksi secara islami menekankan
pada pengoptimalan efisiensi dan pengoptimalan
keuntungan. jelaslah bahwa produksi secara islami tidak
hanya mencari keuntungan semata (profit oriented) sehingga
apapun barang yang diproduksi maka seorang produsen
Islam akan menekankan etika di dalam produksi.36
2. Faktor Produksi
Menurut An-Najjar faktor produksi terdiri dari dua
elemen, yaitu :
a) Amal/Kerja (Labor)
Dalam syariah Islam, amal adalah segala daya
dan upaya yang dicurahkan dalam menghasilkan dan
meningkatkan kegunaan barang dan jasa., baik dalam
36Fordeby Adesy ,2016 Ekonomi dan................................................................Hal. 250-251
34
bentuk teoritis (pemikiran, ide, konsep) maupun aplikatif
(tenaga, gerakan) yang sesuai dengan syariah.
Bekerja merupakan fondasi dasar dalam produksi
sekaligus berfungsi sebagai pintu pembuka rezeki.
Menurut Ibnu Khaldun, bekerja merupakan unsur yang
paling dominan bagi proses produksi dan merupakan
sebuah ukuran standar dalam sebuah nilai. Adapun faktor
produksi yaitu sebagai komplementer atas daya dan
upaya manusia dalam menghasilkan barang dan jasa.
Selain itu dengan adanya profesionalisme dalam bekerja
akan meningkatkan nilai atas hasil produksi.
b) Modal (Capital)
Dalam pandangan ekonom, capital adalah bagian
dari harta kekayaan yang digunakan untuk menghasilkan
barang dan jasa, seperti mesin, alat produksi, equipment
(peralatan), gedung, fasilitas kantor, transportasi, dan
lain sebagainya.
Berdasarkan jangka waktu penggunaan capital,
asset (kekayaan) bisa dibedakan menjadi dua macam,
yaitu fixed asset (asset tetap) dan variable asset (asset
berubah). Fixed asset adalah capital yang digunakan
untuk beberapa proses produksi dan tidak terjadi
perubahan, seperti bangunan, mesin, dan peralatan.
35
Variable assetadalah capitalyang digunakan untuk satu
proses produksi dan akan mengalami perubahan seiring
dengan perubahan proses produksi yang dilakukan,
seperti labor, sumber energi, dan lainnya. Seperti halnya
capitalyang digunakan untuk kegiatan perdagangan,
pertanian, ataupun peternakan.37
F. Produk gambir
Dalam definisi luas, produk adalah segala sesuatu yang
dapat ditawarkan kepada pasar sebagai daya tarik, akuisisi,
penggunaan, atau konsumsi yang bisa memuaskan suatu
keinginan atau kebutuhan.
Produk tidak hanya meliputi objek-objek fisik tetapi juga
jasa, acara, orang,, tempat, organisasi, ide atau campuran entitas-
entitas. Jasa adalah produk yang terdiri dari aktivitas, manfaat,
atau kepuasan yang dijual dan pada intinya tak berwujud, seperti
perbanan, hotel, perencanaan pajak, dan jasa perbaikan rumah.
Menurut William J. Stanton pengertian produk yang
diterjemahkan oleh Rakhmat A. Produk menurut artinya secara
sempit, adalah “Sekumpulan atribut fisik secara nyata yang
terkait dalam sebuah bentuk yang dapat diidentifikasikan”.
37Fordeby Adesy ,2016 Ekonomi dan................................................................Hal. 251-252
36
Sedangkan secara umumnya, produk adalah sekumpulan atribut
yang nyata dan tidak nyata yag didalamnya tercakup warna,
harga, kemasan, prestise pengecer, dan pelayanan dari pabrik
serta pengecer yang mungkin diterima oleh pembeli sebagai
suatu yang bisa memuaskan keinginannya.
Menurut H. Djaslim Saladin, S.E. Pengertian produk
dalam bukunya yang berjudul Unsur-unsur Inti Pemasaran dan
Manajemen Pemasaran (2003 : 45) terbagi dalam beberapa
pengertian : 38
Dalam pengertian sempitnya, produk adalah
“Sekumpulan sifat-sifat fisik dan kimia yang berwujud yang
dihimpun dalam suatu bentuk serupa dan yang telah dikenal”.
Dalam pengertian secara luas, produk adalah “Sekelompok sifat-
sifat yang berwujud (tangible) dan tidak berwujud
(intangible)yang didalamnya sudah tercakup warna, harga,
kemasan, prestise pabrik, prestise pengecer, dan pelayanan yang
diberikan konsumen dan pengecer yang dapat diterima
konsumen sebagai kepuasan yang ditawarkan terhadap
keinginan atau kebutuhan konsumen”.
Kesimpulan dari suatu produk adalah “Segala sesuatu
baik berwujud barang atau jasa yang digunakan untuk
38 Made Dharmawati, 2016 , Kewirausahaan, Jakarta : Rajawali Pers hal. 221-222
37
memuaskan konsumen, dimana tiap barang atau jasa tersebut
memiliki manfaat yang berbeda”. Dapat dikatakan pelanggan
dalam membeli barang tidak hanya membeli sekumpulan atribut
fisiknya saja tetapi lebih dari itu, pelanggan tersebut bersedia
untuk membayar sesuatu diharapkan agar dapat memuaskan
kehutuhan dan keinginannya.39
Produk gambir adalah Produk yang dihasilkan dari
tanaman gambir dengan cara mengolah daun dan ranting muda
menggunakan air panas, dilanjutkan dengan pengepresan,
pengendapan cairan, dan pengeringan bagian endapan, hingga
diperoleh produk gambir.40
Teknik produksi gambir sebagian besar tanaman gambir
berumur lebih dari 10 tahun. Meskipun gambir bisa bertahan
hidup lama namun umur produktif terbaik sampai 15 tahun.
Apalagi tanaman kurang/tidak dipelihara dengan baik
produktivitasnya menjadi sangat rendah. Teknik budidaya yang
dilakukan petani mulai dari pembibitan sampai proses
pengolahan getah gambir umumnya sederhana. Benih yang
digunakan asalan tanpa seleksi dari beberapa varietas dari pohon
induk yang tidak terpelihara dengan baik. Pohon induk tersebut
berada dalam kawasan gambir. Ada petani yang sudah
39 Made Dharmawati, 2016 , Kewirausahaan (Jakarta : Rajawali Pers) hal. 221-222
40 Rindit Pambayun,dkk 2007 Kandungan Fenolik..................................................... Hal.90
38
melaksanakan pembibitan untuk tujuan komersial sebatas
memenuhi kebutuhan lingkungan sendiri. Benih gambir berupa
biji yang sangat halus, biji diambil dari tanaman yang tidak
pernah dipangkas, dikeringkan kemudian disemai. Biji ditabur
dengan cara ditiupkan ke atas persemaian kemudian ditekan-
tekan dengan telapak tangan dengan tujuan agar benih menempel
dipersemaian. Biji akan tumbuh 15 hari setelah semai dan
dipindahkan kelapangan setelah berumur 3 bulan. Pada saat
memindahkan kelapangan, bibit diambil dalam lempengan tanah
sehingga semua bibit yang ada dalam lempengan terbawa semua,
tanpa diseleksi keseragamannya.41
Untuk teknologi pengolahan produksi gambir
menggunakan cara dan alat tradisional serta dalam pengolahan
produksi memberikan campuran bahan ranting tinggi. Pada
pembuatan produk gambir, tahap yang paling penting adalah
tahap pengolahan. Proses pengolahan daun menjadi gambir
dilakukan di lahan/kebun petani yang berlokasi umumnya jauh
dari rumah petani. Petani gambir menggunakan alat pengolahan
sederhana, berupa kempa atau kampo yang terbuat dari dua bilah
kayu besar berbentuk huruf V dengan panjang kayu sekitar 3
meter. Proses pengolahan gambir dibutuhkan waktu relatif lama
41 Nasrul Hosen, 2017, Jurnal Penelitian Pertanian.......................................................hal.30
39
dan biaya lebih tinggi dan agak sulit mencari tenaga kerja
spesifik, seperti tukang kempa.
Setelah proses pengolahan gambir selesai dan siap untuk
dijual, petani memasukkan kedalam sebuah karung goni dan
gambir yang sudah kering diangkut kerumah pemilik/petani,
biasanya menggunakan tenaga kerja dalam keluarga untuk
diantar langsung kepedagang tengkulak ataupun pedagang besar
yang ada di daerah tempat petani tinggal. Dari proses produksi
gambir yang dihasilkan oleh petani gambir di kabupaten Lima
Puluh Kota, terlihat bahwa produk gambir yang dihasilkan masih
kurang atau masih berkualitas rendah, karena terlihat mulai dari
pembibitan, pengolahan, pencetakan dan pengiringan belum ada
menggunakan teknologi tapi masih menggunakan cara
tradisional.42
42 Nasrul Hosen, 2017, Jurnal Penelitian Pertanian.....................................................Hal.34
40
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode adalah cara kerja untuk mendapatkan objek yang akan
menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Metode memiliki fungsi sebagai
alat untuk mencapai tujuan atau suatu proses, prinsip, prosedur yang
digunakan untuk mendekati masalah pada objek penelitian guna
menemukan jawaban.43
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu
merupakan penelitian yang dilaksanakan dengan cara survei, terkait dengan
bagaimana strategi inovasi dalam meningkatkan nilai tambah produk
gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota yang bersifat deskriptif kualitatif
yaitu menggambarkan, menunjukkan dan menafsirkan suatu fenomena
berkembang. Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian adalah
petani gambir yang melakukan inovasi produk gambir di Kabupaten Lima
Puluh Kota.44
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Lima Puluh Kota kepada
masyarakat yang dikhususkan kepada petani gambir yang melakukan
inovasi produk gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota. Lokasi penelitian
43 Utin Nina Hermina, 2011. Eksos : Pengaruh Mata Kuliah Kewirausahaan terhadap
minat mahasiswa menjadi Wirausaha Pontianak : Politeknik Negeri Pontianak, vol.7 No 2 Hal.133 44 Tri Cahyani Pangesti, Pengaruh....................................................................................hal
39
41
ditentukan secara sengaja (purposive) karena berkaitan dengan penelitian
yang dilakukan. Waktu penelitian dilakukan sejak 23 Oktober 2019 s/d
skripsi selesai.
C. Jenis dan sumber data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer.
a. Data primer
Data primer adalah data yang dikumpulkan oleh peneliti
langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian dilakukan.
Data primer ini disebut juga data asli atau data baru. Dalam penelitian
ini data primer diperoleh dari petani yang membuat produk gambir
berupa data yang diperoleh melalui wawancara. Tentang strategi
inovasi, inovasi produk, dan nilai tambah.
b. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diterbitkan atau digunakan oleh
organisasi yang bahan pengolahannya. Data sekunder diperoleh dari
laporan-laporan dan dokumentasi tentang inovasi produk gambir di
Kabupaten Lima Puluh Kota. Yang terkait dengan pekembangan inovasi
produk gambir, jumlah inovasi produk gambir.
Sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
berasal dari wawancara mendalam terhadap petani yang membuat teh
gambir.
42
D. Informan Penelitian
Informan penelitian yaitu orang yang memberikan informasi tentang
situasi atau fenomena yang terjadi.45
Dalam penelitian ini penulis menggunakan 2 informan yaitu pemilik
usaha biskuit gambir dan pemilik produk teh dari gambir.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan
oleh peneliti untuk pengumpulan data. Pengumpulan data adalah pencatatan
peristiwa-peristiwa atau hal-hal atau keterangan-keterangan sebagian atau
seluruh elemen populasi yang akan menunjang atau mendukung
penelitian.46
a. Observasi
Observasi merupakan metode pengumpulan data yang
digunakan untuk menghimpun data penelitian yang didapat dari
hasil pengamatan peneliti. Jenis-jenis informasi tertentu dapat
diperoleh melalui pengamatan langsung oleh peneliti. Hasil
obeservasi ini berguna untuk menguatkan data yang diperoleh dari
hasil wawancara.
45 Burhan Bugin.2011. Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Kencana Perdana Media Grup ),
Hal.107 46 Kurnia Hidayatun Nissa ,2017. Analisis pengaruh mata kuliah kewirausahaan terhadap
minat berwirausaha mahasiswa (Bukittinggi : IAIN Bukittinggi) hal.65
43
b. Wawancara
Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
berhadapan secara langsung dengan yang diwawancarai tetapi dapat
juga diberikan daftar pertanyaan dahulu untuk dijawab pada
kesempatan lain. Wawancara merupakan alat re-cheking atau
pembuktian terhadap informasi atau keterangan yang diperoleh
sebelumnya.
Maksud mengadakan wawancara, antara lain yaitu:
mengkontruksi mengenai orang, kegiatan organisasi, motivasi dan
memperluas informasi yang diperoleh dari orang lain, baik manusia
maupun bukan manusia. Adapun pihak yang diwawancarai oleh
peneliti adalah pemilik produk teh gambir.47
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan proses mengumpulkan data-data
tertulis yang mengandung keterangan dan penjelasan serta
pemikiran tentang fenomena yang masih aktual dan sesuai dengan
masalah penelitian.
F. Teknik Analisis Data
47 Sanafiyah Faisal, Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya : Usaha Nasional, 2004 ,
Hal. 204
44
Metode analisis yang peneliti gunakan adalah analisis kualitatif
yaitu melakukan pembahasan secara deskriptif dengan mengemukakan
fakta-fakta atau teori yang ada berhubungan dengan teknik interview ,
dilakukan klasifikasi data, interprestasi dan analisis deskriptif yang
disajikan dalam bentuk narasi.48
Metode kualitatif digunakan untuk meneliti strategi inovasi dalam
meningkatkan nilai tambah produk gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota.
a) Analisis SWOT
Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui strategi yang akan
digunakan setelah melihat kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
yang dimiliki produk petani gambir. Analisis SWOT adalah suatu alat
manajemen untuk mengevaluasi internal dan eksternal organisasi
sehingga dapat memberikan informasi mengenai isu-isu penting bagi
organisasi. Analisis SWOT dimulai dengan identifikasi aspek positif,
yaitu Strenght (kekuatan), dan aspek negatif, yaitu Weakness
(kelemahan) dari internal organisasi . sedangkan dari eksternal
organisasi dilakukan identifikasi opportunities (peluang) dan threat
(ancaman).
b) Tujuan penerapan analisis SWOT
48 Supranto.1981. Metode Riset Aplikasi Pemasaran, Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas
UI, Hal. 45
45
Penerapan SWOT pada suatu perusahaan bertujuan untuk
memberikan suatu panduan agar perusahaan menjadi lebih fokus,
sehingga dengan penempatannya analisis SWOT tersebut nantinya
dapat dijadikan sebagai banding pikir dari berbagai sudut pandang, baik
dari segi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang
mungkin bisa terjadi di masa-masa yang akan datang.
Tujuan lain diperlukan analisis SWOT adalah dimana setiap
produk yang beredar dipasaran pasti akan mengalami pasang surut
dalam penjualan atau yang dikenal dengan istilah daur hidup produk.49
c) Faktor Eksternal dan Internal perspektif SWOT
Untuk menganalisis secara lebih mendalam tentang SWOT,
maka perlu dilihat faktor eksternal dan internal sebagai bagian penting
dalam analisis SWOT, yaitu :
1. Faktor eksternal
Faktor Eksternal ini mempengaruhi terbentuknya
opportunities ang threats (O and T). Dimana faktor ini menyangkut
dengan kondisi-kondisi yang terjadi diluar perusahaan yang
mempengaruhi dalam pembuatan perusahaan.
2. Faktor internal
Faktor internal ini mempengaruhi terbentuknya Strengths
and Weaknesses (S and W). Dimana faktor ini menyangkut dengan
49 Irham Fahmi, 2014. Manajemen Teori Kasus dan Solusi, Bandung : Alfabeta, hal.343
46
kondisi yang terjadi dalam perusahaan, yang mana ini turut
mempengaruhi terbentuknya pembuatan keputusan perusahaan.
Semua faktor yang didefenisikan ditentukan bobotnya,
dimana bobot diperhatikan tingkat kepetingan faktor tersebut.
Jumlah bobot seluruh faktor, baik internal maupun eksternal harus
sama dengan 1,0 atau 100%, pilihan bobot tersendiri dari :
a) 0,01 : Sangat rendah
b) 0,05 : Rendah
c) 0,10 : Sedang
d) 0,15 : Tinggi
Setelah menentukan bobot dari masing-masing faktor
kemudian menentukan ranting masing-masing faktor tersebut
dengan pilihan ranting sebagai berikut :
a) Ranting 1 : Tidak Penting
b) Ranting 2 : Cukup Penting
c) Ranting 3 : Penting
d) Ranting 4 : Sangat Penting50
Jika bobot dan ranting ditentukan maka data-data tersebut
dapat diolah menjadi arahan memilih strategi apa yang dipakai oleh
strategi inovasi pada produk gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota.
50 Irham Fahmi,2014. Manajemen Teori Kasus dan Solusi......................................hal.350
47
d) Analisis Matrik SWOT
Setelah mengumpulkan semua informasi yang berpengaruh
terhadap kelangsungan pemasaran dan pengembangan, tehap
selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut dalam
kuantitas perumusan strategi model yang digunakan matriks SWOT.51
Tabel 3.1
Matrik SWOT
Faktor Internal
Faktor Eksternal
Kekuatan (S)
Tentukan 1-5
kekuatan internal
Kelemahan (W)
Tentukan 5-10
faktor kelemahan
internal
Peluang (O)
Tentukan faktor
peluang eksternal
Strategi S-O
Strategi dengan
menggunakan
kekuatan untuk
mengambil
keuntungan dan
peluang
Strategi W-O
Strategi untuk
mengambil
keuntungan dan
peluang kelemahan
Ancaman (T)
Tentukan faktor
ancaman eksternal
Strategi S-T
Strategi dengan
menggunakan
kekuatan untuk
menghindari
ancaman
Strategi W-T
Strategi dengan
meminumkan
kelemahan dan
menghindari
ancaman
51 Ferddy Rangkuty,2000. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, Jakarta : PT
Gramedia Pustaka Utama Hal.31
48
Menurut Iskandar Putong, bahwa berdasarkan nilai
peringkat dan pembobotan yang kemudian dikalikan akan diperoleh
hasil kombinasi antara beberapa situasi sebagai berikut :
1. Kekuatan, kesempatan atau S-O. Artinya perusahaan
menentukan strategi berdasarkan kombinasi kekuatan
dan kesempatan yang bisa memanfaatkan kekuatan
untuk menggunakan peluang sebaik-baiknya.
2. Kelemahan, kesempatan atau W-O. Artinya perusahaan
harus membuat strategi bagaimana meminimalkan
kelemahan yang selalu muncul dalam perusahaan dengan
memanfaatkan yang menguntungkan.
3. Kekuatan, ancaman atau S-T. Artinya perusahaan harus
membuat kekuatan baik dalam hal management, sistem
pemasaran maupun kemampuan financial untuk
mengatasi ancaman.
4. Kelemahan, ancaman atau W,T. Artinya perusahaan
harus meminimalkan kelemahan dan menghindari
ancaman.52
52 Irham Fahmi,2014. Manajemen Teori Kasus dan Solusi.......................................hal.352
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota
1) Letak Geografis
Kabupaten Lima Puluh Kota terletak antara 025’28,71’’LU dan
022’14,52’LS. Berdasarkan posisi geografisnya, Kabupaten Lima
Puluh Kota memiliki batas-batas :
a) Sebelah Utara berbatasan dengan Kab.Rokan Hulu dan
Kabupaten Kampar Provinsi Riau
b) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kab.Tanah Datar dan
Kabupaten Sijunjung
c) Sebelah Barat berbatasan dengan Kab.Agam dan Kabupaten
Pasaman
d) Sebelah Timur berbatasan dengan Kab.Kampar Provinsi
Riau
Kabupaten Lima Puluh Kota memiliki 13 Kecamatan,
dengan luas daerah 3 354,30 Km2, yang terluas adalah Kecamatan
Kapur IX sebesar 723,36 Km2 dan yang terkecil Kecamatan luak
yakni 61,68 Km2. 53
53 BPS Kabupaten Lima Puluh Kota dalam angka 2020
50
Tabel 4.1
Luas Daerah Menurut Kecamatan di Kabupaten Lima Puluh Kota
Kecamatan Luas daerah (km2)
Payakumbuh 99,47
Akabiluru 94,26
Luak 61,68
Lareh Sago Halaban 394,85
Situjuah Limo Nagari 74,18
Harau 416,80
Guguak 106,20
Mungka 83,76
Suliki 136,94
Bukik Barisan 294,20
Gunuang Omeh 156,54
Kapur IX 723,36
Pangkalan Koto Baru 712,06
Kabupaten Lima Puluh Kota 3 354,30
Sumber : BPS Kabupaten Lima Puluh Kota dalam angka 2020
2. Kondisi Topografi
Topografi daerah Kabupaten Lima Puluh Kota bervariasi antara
datar, bergelombang dan berbukit-bukit dengan ketinggian dari
permukaan laut antara 110 meter dan 2.261 meter. Didaerah ini juga
terdapat 3 (tiga) gunung berapi yang tidak aktif yaitu Gunung Sago
(2.261 m), Gunung Bungsu (1.253 m), Gunung Sanggul (1.495 m) serta
17 buah sungai besar dan kecil yang mengalir dan telah banyak
dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pengairan/irigasi , 7 embung dan
1 waduk.
51
Disamping itu kondisi wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota
masih didominasi oleh kawasan hutan. Sebagian besar merupakan
kawasan hutan lindung yakni seluas 121.102 ha, Hutan Produksi
Terbatas, Hutan Konservasi seluas 11.376 Ha dan 2.85 Ha merupakan
Hutan Produksi Tetap.54
3. Kondisi Demografi
a) Jumlah penyebaran penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Lima Puluh Kota pada tahum
2019 yaitu 382.817 jiwa, dengan rincian 192.519 jiwa penduduk
perempuan dan 190.298 jiwa penduduk laki-laki. Kepadatan
penduduk Kabupaten Lima Puluh Kota pada tahun 2019 mencapai
113,14 jiwa per km2 dengan luas kabupaten sebesar 3.354,30 km2.
Kecamatan yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya
adalah kecamatan Luak dengan tingkat kepadatan sebesar 449 jiwa
per km2, dan kecamatan yang paling jarang penduduknya adalah
kecamatan kapur IX dengan tingkat kepadatan sebesar 41 jiwa per
km2.
54 BPS Kabupaten Lima Puluh Kota dalam angka 2020
52
b) Visi dan Misi Kabupaten lima puluh kota
Visi :
a) Mewujudkan Kabupaten Lima Puluh Kota Sejaht era dan Dinamis
“yang mantap” berlandaskan Iman dan Taqwa.
Misi :
a) Meningkatkan taraf hidup masyarakat melalui revitalisasi
perekonomian masyarakat berbasis pemanfaatan potensi daerah,
peningkatan manajemen pengelolaan komoditas unggulan dan andalan
serta pengembangan produktitifas bidang pertanian, perkebunan,
peternakan, perikanan dan sumber daya alam lainnya, dengan tetap
memperhatikan daya dukung lingkungan.
b) Peningkatan perluasan lapangan kerja dan pemberantasan
pengangguran melalui Gerakan Ekonomi Kerakyatan, Koperasi, Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), Gerakan Usaha Dini Mandiri,
serta Gerakan Pemberdayaan Perempuan, Gerakan Sayang Jumpo,
Bank Tanah Nagari.
c) Meningkatkan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan secara
murah dan bermutu, serta meningkatkan Pemberdayaan Surau dan
pondok pesantren sebagai salah satu soko guru peningkatan sumber
daya manusia.
53
d) Peningkatan pelayanan publik dan penciptaan iklim investasi yang
didukung dengan optimalisasi pelayanan infrastruktur daerah serta
peningkatan kinerja pemerintahan daerah Berdasarkan prinsip-prinsip
tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance)
e) Jaminan Penjenjangan Karir dan Kesejahteraan PNS dan Perangkat
Nagari.
f) Peningkatan pembangunan berbasis jorong melalui revitalisasi
pemerintahan dan lembaga-lembaga Nagari, pemberdayaan masyarakat
dan pengembangan ekonomi Nagari dan Lumbung Piti Nagari, sesuai
dengan karakteristik dan potensi lokal.
g) Meningkatkan kehidupan beragama yang berorientasi pada kualitas
peribadatan dan kerukunan antar umat beragama.
h) Mewujudkan keberadaan kota Sarilamak sebagai pusat pemerintahan
dan pertumbuhan ekonomi.
B. Gambaran Umum Produksi Gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota
Kabupaten Lima Puluh Kota merupakan daerah penghasil gambir
terbesar di provinsi Sumatera Barat. Dari delapan kecamatan di Kabupaten
Lima Puluh Kota yang merupakan daerah budidaya gambir yang terbesar
adalah di Kecamatan Kapur IX . Produksi beberapa jenis komoditi
perkebunan secara rata-rata cukup bervariasi. Khusus untuk komoditi
andalan Kabupaten Lima Puluh Kota yaitu gambir, produksinya menurun
dari 9.444 ton tahun 2017 menjadi 6.794 ton tahun 2018.
54
Tabel 4.2
Luas dan Produksi Tanaman Gambir Perkebunan Rakyat di Kabupaten
Lima Puluh Kota
Kecamatan Luas/Area (Ha)
Belum
Produkti
f (Ha)
Produkti
f (Ha)
Rusa
k
(Ha)
Jumlah/Tota
l (Ha)
Produks
i (Ton)
1.Payakumbu
h
- 404,50 3,00 407,50 273,23
2.Akabiluru - - - - -
3.Luak - - - - -
4.Lareh Sago
Halaban
11,00 125,25 6,00 142,25 81,90
5.Situjuah
Limo Nagari
- - - - -
6.Harau 193,00 923,88 40,00 1156,88 318,50
7.Guguak - - - - -
8.Mungka 107,00 563,50 - 670,50 312,60
9.Suliki 34,00 116,00 - 150,00 46,40
10.Bukik
Barisan
20,00 2626,50 12,00 2658,50 1344,25
11.Gunuang
Omeh
- - - - -
12.Kapur IX 920,00 6205,75 2,00 7127,75 1854,97
13.Pangkalan
Koto Baru
113,00 4270,25 82,00 4465,25 2562,15
Jumlah 2019 1 398,00 15 235,63 145,0
0
16 778,63 6794,00
Sumber : BPS Kabupaten Lima Puluh Kota dalam angka 2020
55
Gambir merupakan tanaman keras yang mempunyai bisa berumur
panjang dengan pemeliharaan yang baik. Diperkirakan umur tanaman
gambir dapat berproduksi selama 80 tahun . ini menjadi salah satu sebab
mengapa masyarakat tertarik dalam budidaya gambir. Keistimewaan dari
tanaman gambir adalah sulit diserang oleh hama penyakit karena pahitnya
daun. Walaupun tanaman ini dibiarkan tanpa perawatan dalam jangka waktu
yang lama, apabila dibersihkan dan dirawat kembali, tanaman ini akan subur
tanpa harus menanam dari bibit lagi.
Tanaman gambir menyandang gelar tanaman serbaguna karena
berbagai manfaat yang ada didalamnnya. Tanaman yang mengandung zat
katecin, tamin, kateku, kuesetin, flouresin, lendir, lemak dan lilin. Secara
tradisional, gambir dikenal sejak lama oleh masyarakat Indonesia sebagai
pelengkap sirih serta pengunyahan tembakau dan telah digunakan pada
permulaan abad ke-19 saat terjadinya perang paderi.55
Sejarah awal penanaman gambir di Minangkabau tidak dapat
diketahui dengan pasti. Konon, tanaman gambir ini merupakan tanaman asli
kawasan Asia tenggara. Tanaman gambir sudah dikenal di Indonesia pada
masa Kerajaan Hindu Budha. Di Sumatera Barat gambir tumbuh tumbuh
subur di daerah Kabupaten Lima Puluh Kota. Tidak semua daerah bisa
ditanami tanaman gambir, hanya beberapa daerah yang cocok seperti
55 Selfi Mahat Putri,2013 Jurnal lembaran sejarah, Usaha Gambir Rakyat di Lima Puluh
Kota, Vol.10, No.2 Hal.151-152
56
Sarilamak, Lubuk Tingko, Taram, Mungka dan Halaban. Daerah-daerah ini
dikenal sebagai penghasil gambir.
C. Strategi inovasi produk gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota
1) Inovasi produk yang dilakukan di Kabupaten Lima Puluh Kota
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan
pertama yaitu Bapak Asrison selaku pemilik produk Biskuit Gambir di
Nagari Maek yang mana usahanya dimulai pada tahun akhir 2017 lalu,
mengatakan bahwa inovasi produk yang dilakukan yaitu dengan
membuat Biskuit dari Gambir.
Dalam inovasi produk kami mencoba mengolah daun gambir
menjadi biskuit gambir. Awalnya ide ini muncul karena semakin hari
harga gambir semakin menurun, sedangkan kami membutuhkan biaya
untuk sekolah anak, sehingga muncullah ide untuk membuat biskuit dari
gambir. Memang awalnya saya dan adik hanya coba-coba, kami
mencoba memisahkan getah gambir dengan serbuknya, kemudian
dijemur diterik matahari. Tanpa campuran bahan apapun, kami
percaya rasa dari biskuit ini tidak mengecewakan karena daun gambir
ini jika langsung dimakan akan mengeluarkan rasa manis walaupun
ada sedikit rasa pahit. Kami mencoba memasarkan produk ini ke
57
masyarakat keliling, dan ada respon positif dari masyarakat yang
mencobanya. Sampai ada yang memesan biskuit gambir ini secara
online, untuk pengobatan diare,sakit perut,sakit gigi dan pembengkakan
dileher. Namun kendala dari biskuit gambir ini yaitu modal,karena
segala usaha apapun akan membutuhkan biaya untuk pengolahannya,
sedangkan kami dalam membuat biskuit gambir semuanya
menggunakan alat-alat seadanya sehingga tidak mampu menghasilkan
produk yang maksimal.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan informan
kedua yaitu Ibu Yenti Nelvia di Nagari Talang Maur selaku pemilik
produk teh celup daun gambir yang mana usahanya dimulai pada tahun
akhir 2015 lalu, mengatakan bahwa inovasi produk dilakukan yaitu
dengan membuat teh celup dari Gambir.
Dalam melakukan inovasi untuk produk gambir kami membuat
teh celup gambir dari pengembangan teknologi Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian (BPTP). Dimana ide awal pembuatan teh celup
dari gambir bukan dari kami, tapi merupakan program dari BPTP untuk
mengembangkan teknologi melalui pembinaan terhadap kelompok tani
yang ada di Nagari Talang Maur ini. BPTP membantu dan memberikan
pelatihan kepada kami kelompok tani sebanyak 10 orang yang dibina
untuk membuat teh celup dari gambir. Kami di fasilitasi alat-alat,
mengurus hak paten agar inovasi tersebut tidak dijiplak atau diakui
sebagai milik karya pihak lain serta uji laboratorium untuk kadar yang
58
ada pada gambir. Kami diberikan pelatihan bagaimana cara
pembuatan dari teh celup dari gambir bahkan juga diajarkan untuk
membuat permen jely dari gambir. Dalam mendukung peningkatan
produksi dan pemasaran gambir, pemerintah daerah menjalin
kerjasama dengan BPTP Sumbar Institut Pertanian Bogor (IPB).
Khusus untuk menyokong komoditi gambir juga telah menjalin
kerjasama dengan IPB dari sisi pengolahan, pemasaran, dan teknologi.
Jika dilihat produk teh celup gambir ini dari sisi rasa, kualitas, kemasan
dan lainnya sudah sangat bagus jika dipasarkan ke khalayak ramai, dan
sampai saat ini usaha teh celup dan permen jely dari gambir masih
berlanjut hanya saja beberapa bulan terakhir mengalami penurunan
disebabkan kemerosotan ekonomi masyarakat akibat musibah atau
pandemi yang terjadi.
2) Strategi inovasi yang dilakukan di Kabupaten Lima Puluh Kota
Strategi Inovasi yang dilakukan terhadap produk gambir yang
ada di Kabupaten Lima Puluh Kota yaitu dengan melakukan
diversifikasi produk. Dalam melakukan pengembangan produk atau
inovasi dengan harapan dapat menghasilkan produk yang mempunyai
nilai lebih sehingga menciptakan keunggulan bersaing yang
tinggi.strategi inovasi yang dilakukan juga berupa desain produk yang
inovatif, pengembangan dan pelatihan sumber daya manusia, serta
segmen pasar yang dituju.
59
Dalam melakukan strategi inovasi untuk produk gambir yaitu
kami melakukan diversifikasi produk, karena di dalam negeri belum
banyak industri yang memanfaatkan gambir, sehingga produksi yang
cukup besar dari gambir ini kurang terserap. Hal ini akan menyebabkan
harga ditingkat petani menjadi rendah karena hanya mengandalkan
ekspor. Padahal daun gambir ini banyak sekali memiliki manfaat, jika
kita bisa membuat produk yang bisa kita buat tanpa di ekspor terlebih
dahulu. Jika produksi gambir dapat terserap di dalam daerah ataupun
Negara sendiri, tentu pemasaran komoditas gambir ini tidak diatur oleh
negara Impor. Maka untuk itulah perlunya ada diversifikasi produk
diantaranya dengan diolah menjadi teh celup daun gambir, permen jely
gambir, aneka kosmetik dan obat-obatan, tidak hanya digunakan untuk
makan sirih.
D. Analisis SWOT pada Produk gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota
Analisis SWOT merupakan salah satu kunci keberhasilan bagi para
manajer untuk dapat mengenal lingkungan internal dan eksternal yaitu
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Analisis ini didasarkan pada
logika yang dapat memaksimalkan kekuatan peluang, namun secara
bersamaan dapat meminimalisir kelemahan dan ancaman.
Analisis kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman untuk produk
gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota.
Tabel 4.3
60
Analisis SWOT pada produk gambir di Kabupaten Lima
Puluh Kota
Kekuatan Kelemahan
1 Kapasitas lahan produksi
cukup besar 1
Lemahnya kemampuan
sumber daya manusia
2 Tanaman gambir memiliki
banyak khasiat dan manfaat 2
Terbatasnya kemampuan
petani dalam teknologi
produksi gambir
3
Adanya regulasi yang
mendukung pengembangan
gambir
3
Petani yang belum disiplin
dalam mempertahankan
kualitas gambir
4 Sumber daya manusia yang
cukup banyak 4
Belum efektifnya
pengawasan pemerintah
terhadap manajemen
permasalahan dan
pengembangan gambir
kedepannya
5
Petani menguasai
keterampilan budidaya
gambir bertahun-tahun
5
Dana yang kurang memadai
dalam usaha pengembangan
gambir
Peluang
Ancaman
1
Adanya dukungan dari
pemerintah pusat yang dapat
dimanfaatkan
1
Adanya daerah lain yang
mengembangkan gambir
2
Berkembangnya
pengetahuan mengenai zat-
zat yang terkandung dalam
gambir
2
Tertutupnya informasi pasar
3
Peluang pasar yang masih
besar 3 Ketergantungan yang tinggi
pada pasar ekspor
4
Kemajuan teknologi dalam
memproduksi produk
gambir 4
Adanya produk substitusi
yang dapat menggantikan
peran gambi
61
5
Lokasi daerah yang sangat
strategis ditinjau dari aspek
geoekonomi
Sumber : Penelitian Lapangan 2020
1) Internal Faktor dan Eksternal Faktor Evaluasi
Internal faktor evaluation (IFE) matrik berguna untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan perusahaan dari kekuatan dan
kelemahan yang ada pada perusahaan.
a) Kekuatan (strength)
Kekuatan adalah kelebihan atau keunggulan yang
dimiliki khusus dari perusahaan di dalam suatu produk
dan pelayanan serta mendukung perkembangan usaha.
Adapun faktor yang menjadi kekuatan dari produk
gambir yang ada di Kabupaten Lima Puluh Kota adalah
sebagai berikut :
I. Kapasitas lahan produksi cukup besar
Dalam produksi gambir di Kabupaten
Lima Puluh Kota cukup besar, karena luas
dari lahan produksi gambir mencapai 16
778,63 (Ha) dan mampu memproduksi
62
sebesar 6794,00 ton. Hal ini menjadi salah
satu kekuatan bagi petani gambir untuk bisa
memproduksi dalam jumlah yang besar.
II. Tanaman gambir memiliki banyak khasiat
dan manfaat
Banyaknya khasiat dari tanaman
gambir mampu menjadikan gambir menjadi
komoditas unggulan di Kabupaten Lima
Puluh Kota, diantara manfaat dari gambir
selain dari digunakan untuk makan sirih, juga
bermanfaat untuk sakit gigi, diare, sakit perut,
maag dan masih banyak lagi manfaat yang
lainnya, mulai dari daun,gagang batang
sampai ke serbuk gambir semuanya memiliki
manfaat.
III. Adanya regulasi yang mendukung
pengembangan gambir
Regulasi yang mendukung
pengembangan gambir ditandai dengan
adanya Peraturan Daerah tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan
Peraturan Bupati tentang Rencana
63
Pembangunan Jangka Menengah Daerah,
serta regulasi-regulasi lain yang mengatur
pengembangan wilayah, sumber daya
ekonomi dan komoditas unggulan daerah.
IV. Sumber daya manusia yang cukup banyak
Sebanding dengan luasnya lahan
produksi gambir yang ada di Kabupaten Lima
Puluh Kota, Petani gambir juga cukup banyak
yang bermata pencaharian gambir dan hal ini
bisa menjadi kesempatan untuk
mengembangkan gambir menjadi produk
yang berbeda dan bisa membantu
perekonomian masyarakat.
V. Petani menguasai keterampilan budidaya
gambir bertahun-tahun.
Masyarakat petani gambir
mempertahankan produk gambir secara
turun-temurun agar perkebunan gambir tetap
menjadi komoditas unggulan dan mata
pencaharian utama di Kabupaten Lima Puluh
Kota.
b) Kelemahan (Weakness)
64
1) Lemahnya kemampuan sumber daya manusia
Kurangnnya pendidikan dan pengetahuan
dari kebanyakan petani gambir, sehingga
kebanyakan dari petani gambir mengambil
langkah untuk melakukan produksi gambir secara
turun-temurun, dan tidak terlalu antusias untuk
membuat produk gambir menjadi lebih
berkembang, namun jika dilakukan pelatihan
terhadap petani mereka juga setuju dan terbuka
untuk itu, karena petani juga perlu arahan
berharap bisa untuk menciptakan inovasi baru
dari produk gambir.
2) Terbatasnya kemampuan petani dalam teknologi
produksi gambir
Petani masih kekurangan kemampuan
dalam menghasilkan produk gambir yang lebih
tinggi dan menghasilkan produk gambir lebih
lanjut dengan nilai tambah yang lebih tinggi.
Karena petani pada umumnya masih
menggunakan alat-alat produksi yang diwariskan
secara turun-temurun.
65
3) Petani yang belum disiplin dalam
mempertahankan kualitas gambir
Beberapa petani gambit yang masih
terpengaruh dengan harga tinggi sehingga masih
ada yang berbuat curang mencampurkan gambir
dengan bahan yang lain, sehingga tidak lagi
mengedepankan kualitas dari gambir
4) Belum efektifnya pengawasan pemerintah
terhadap manajemen permasalahan dan
pengembangan gambir kedepannya
Pemerintah sudah berusaha untuk
melakukan pengawasan terhadap petani gambir
dan menanggapi semua permasalahan yang
terjadi, namun hal ini belum berjalan efektif.
5) Dana yang kurang memadai dalam usaha
pengembangan gambir
Dalam melakukan sebuah usaha, dan
melakukan inovasi produk maka akan
memerlukan biaya yang begitu besar, sehingga
pengelolaan manajemen, kelembagaan,
permodalan gambir bisa berjalan dengan
bagaimana semestinya. Untuk saat ini dana dari
masyarakat maupun pemerintah belum memadai.
66
Tabel 4.4
Analisis faktor Internal pada produk gambir di Kabupaten Lima
Puluh Kota
Kekuatan (Strength)
Kelemahan (Weakness)
Kapasitas lahan produksi
cukup besar
Lemahnya kemampuan sumber
daya manusia
Tanaman gambir memiliki
banyak khasiat dan manfaat
Terbatasnya kemampuan petani
dalam teknologi produksi
gambir
Adanya regulasi yang
mendukung pengembangan
gambir
Petani yang belum disiplin
dalam mempertahankan kualitas
gambir
Sumber daya manusia yang
cukup banyak
Belum efektifnya pengawasan
pemerintah terhadap manajemen
permasalahan dan
pengembangan gambir
kedepannya
Petani menguasai keterampilan
budidaya gambir bertahun-
tahun
Dana yang kurang memadai
dalam usaha pengembangan
gambir
Sumber : Wawancara Lapangan 2020
b) Analisis Eksternal Faktor Evaluation (EFE)
Eksternal Factor Evaluation (EFE) matriks yang berguna untuk
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perusahaan dilihat dari
peluang dan ancaman yang ada.
a) Peluang (Opportunity)
1) Adanya dukungan dari pemerintah pusat yang dapat
dimanfaatkan
Pemerintah sangat mendukung terhadap
pengembangan gambir, baik itu dukungan kebijakan,
67
program, dan kegiatan sekaligus anggaran yang akan
dialokasikan bagi pengembangan gambir.
2) Berkembangnya pengetahuan mengenai zat-zat yang
terkandung dalam gambir
Banyaknya perkembangan mengenai uji
labor tentang apa saja kandungan yang ada pada
tanaman gambir, akan menambah wawasan dan
pengetahuan bahwa gambir memiliki banyak
manfaat dan khasiat bagi tubuh.
3) Peluang pasar yang masih besar
Masih besarnya peluang pasar pada daerah
lain yang memanfaatkan produk gambir Kabupaten
Lima Puluh Kota, terutama daerah-daerah yang
memiliki industri atau kawasan indutri yang
membutuhkan gambir sebagai bahan baku, peluang
lain tentunya adalah negara lain yang memiliki
teknologi tinggi yang dapat menciptakan
diversifikasi produk gambir.
4) Kemajuan teknologi dalam memproduksi produk
gambir
Dengan adanya kemajuan teknologi petani
gambir bisa memanfaatkan teknologi modern yang
ada pada saat ini
68
5) Lokasi daerah yang sangat strategis ditinjau dari
aspek geoekonomi
Lokasi yang strategis ditinjau dari aspek
geoekonomi yang maksudnya srategis dari sisi
geografis yang sangat cocok bagi pembudidayaan
gambir dan strategis dalam jalur perdagangan antar
daerah.
b) Ancaman (Threats)
1) Adanya daerah lain yang mengembangkan gambir
Ada beberapa daerah yang ikut
mengembangkan gambir yaitu Kampar di Riau Musi
Banyuasin di Sumatera Selatan, Pak-Pak Barat di
Sumatera Utara, Karimun/Kundur di Kepulauan Riau
serta beberapa Kabupaten di Sumatera Barat sendiri.
2) Tertutupnya informasi pasar
Begitu kurangnya informasi pasar, sehingga
pasar gambir menjadi tidak menentu dan harga tidak
bisa diprediksikan dengan baik. Disamping itu
kurangnya informasi pasar akan menghambat
kelancaran promosi dan perluasan pasar.
3) Ketergantungan yang tinggi pada pasar ekspor
69
Terutama India yang menyebabkan
keguncangan harga setiap ada perubahan kebijakan
pada negara tersebut.
4) Adanya Produk substitusi yang dapat menggantikan
peran gambir
Yaitu komoditas lain dari daerah lain yang
menghasilkan senyawa seperti katechin, tanin, dan
lain-lain dengan harga lebih bersaing. Disamping itu
juga dikhawatirkan terjadinnya penggantian
komoditas gambir kepada komoditas lain pada lahan
gambir yang sudah ada bila harga gambir tidak lagi
menguntungkan.
Tabel 4.5
Analisis Faktor Eksternal pada produk gambir di Kabupaten Lima
Puluh Kota
Peluang
Ancaman
1
Adanya dukungan dari
pemerintah pusat yang dapat
dimanfaatkan
1
Adanya daerah lain yang
mengembangkan gambir
2
Berkembangnya
pengetahuan mengenai zat-
zat yang terkandung dalam
gambir
2
Tertutupnya informasi pasar
3
Peluang pasar yang masih
besar 3 Ketergantungan yang tinggi
pada pasar ekspor
4
Kemajuan teknologi dalam
memproduksi produk
gambir 4
adanya produk substitusi
yang dapat menggantikan
peran gambir
70
5
Lokasi daerah yang sangat
strategis ditinjau dari aspek
geoekonomi
Sumber : Wawancara Lapangan 2020
c) Analisis Matriks IFE dan EFE
Analisis matriks IFE adalah menganalisa, menjelaskan serta
mengevaluasi faktor-faktor yang ada dilingkungan internal produk
gambir berupa kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh produk
gambir tersebut. Sedangkan analisis matriks EFE adalah mengevaluasi,
menjelaskan faktor-faktor yang ada diluar lingkungan produk gambir
yaitu peluang dan ancaman.
a) Analisis matriks IFE
Tabel 4.6
Hasil Analisis Matrik IFE
No Faktor Internal Bobot Rating Skor
Bobot
Variabel Kekuatan (S)
1 Kapasitas lahan
produksi cukup
besar
0,10 3 0,30
2 Tanaman gambir
memiliki banyak
khasiat dan
manfaat
0,10 4 0,40
3 Adanya regulasi
yang mendukung
pengembangan
gambir
0,05 3 0,15
4 Sumber daya
manusia yang
cukup banyak
0,10 3 0,30
71
5 Petani menguasai
keterampilan
budidaya gambir
bertahun-tahun
0,05 3 0,15
Jumlah 0,40 1,30
Variabel Kelemahan (W)
1 Lemahnya
kemampuan
sumber daya
manusia
0,10 2 0,20
2 Terbatasnya
kemampuan petani
dalam teknologi
produksi gambir
0,15 2 0,30
3 Petani yang belum
disiplin dalam
mempertahankan
kualitas gambir
0,15 2 0,30
4 Belum efektifnya
pengawasan
pemerintah
terhadap
manajemen
permasalahan dan
pengembangan
gambir
kedepannya
0,10 1 0,10
5 Dana yang kurang
memadai dalam
usaha
pengembangan
gambir
0,15 1 0,15
Jumlah 0,60 1,05
TOTAL 2,35
Keterangan :
Bobot Rating
0,01 : Sangat Rendah 4 : Kekuatan yang besar
0,05 : Rendah 3 : Kekuatan yang kecil
72
0,10 : Sedang 2: Kelemahan yang kecil
0,15 :Tinggi 1: Kelemahan yang besar
Berdasarkan hasil matrik IFE di atas dapat disimpulkan
bahwa total bobot skor adalah 2,35. hal ini menggambarkan bahwa
total dari bobot skor kekuatan adalah 1,30 sedangkan total bobot
skor kelemahan adalah 1,05. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan
dari produk gambir ini lebih besar dari pada kelemahan yang telah
ada.
b) Analisis Matrik EFE
Tabel 4.7
Hasil Analisis Matrik EFE
No Faktor Internal Bobot Rating Skor
Bobot
Variabel Peluang (O)
1 Adanya dukungan
dari pemerintah
pusat yang dapat
dimanfaatkan
0,15 3 0,45
2 Berkembangnya
pengetahuan
mengenai zat-zat
yang terkandung
dalam gambir
0,15 4 0,60
3 Peluang pasar yang
masih besar
0,10 3 0,30
73
4 Kemajuan
teknologi dalam
memproduksi
produk gambir
0,05 3 0,15
5 Lokasi daerah yang
sangat strategis
ditinjau dari aspek
geoekonomi
0,05 2 0,10
Jumlah 0,50 1,60
Variabel Ancaman (T)
1 Adanya daerah lain
yang
mengembangkan
gambir
0,10 4 0,40
2 Tertutupnya
informasi pasar
0,15 4 0,60
3 Ketergantungan
yang tinggi pada
pasar ekspor
0,10 3 0,30
4 Adanya produk
substitusi yang
dapat menggantikan
peran gambir
0,15 2 0,30
Jumlah 0,50 1,50
TOTAL 1,00 3,10
Sumber : Analisis Data Primer
Keterangan :
Bobot Rating
0,01 : Sangat Rendah 4 : Kekuatan yang besar
0,05 : Rendah 3 : Kekuatan yang kecil
0,10 : Sedang 2: Kelemahan yang kecil
0,15 :Tinggi 1: Kelemahan yang besar
74
Berdasarkan hasil matrik EFE di atas dapat disimpulkan
bahwa total bobot skor adalah 3,10. hal ini menggambarkan bahwa
total dari bobot skor peluang adalah 1,60 sedangkan total bobot skor
ancaman adalah 1,50. Hal ini menunjukkan bahwa peluang dari
produk gambir ini lebih besar dari pada ancaman yang akan terjadi.
Tabel 4.8
Tabel Bobot Skor matrik SWOT
Internal
Eksternal
Kekuatan
(Strength)
S
Kelemahan
(Weakness)
W
Peluang
(Opportunites)
O
Total Skor
S + O
1,30 + 1,60 = 2,90
Total Skor
W + O
1,05 + 1,60 = 2,65
Ancaman
(Tread)
T
Total Skor
S + T
1,30 + 1,50 = 2,80
Total Skor
W + T
1,05 + 1,50 = 2,55
75
Sumber : Analisis Data Primer
Berdasarkan hasil tabel bobot skor pada matrik SWOT diatas
terlihat Strategi SO memiliki skor tertinggi yaitu 2,90 dibandingkan
dengan strategi lainnya, maka petani gambir dapat menggunakan
strategi SO untuk mengembangkan produk gambir kedepannya
sehingga dapat bertahan menjadi komoditas unggulan di bidang
perkebunan. Strategi SO merupakan strategi yang menggabungkan
antara kekuatan dan peluang yang dimiliki oleh produk gambir.
d) Matrik SWOT Produk Gambir
Dengan analisis SWOT memungkinkan perusahaan untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang mempegaruhi baik positif maupun
negatif dari dalam dan luar perusahaan. Peran kunci SWOT adalah
untuk membantu megembangkan kesadaran penuh dari semua faktor
yang dapat mempengaruhi perencanaan strategi dan pengambilan
keputusan, tujuan yang dapat diterapkan pada hampir semua aspek
industri. Hasil matrik SWOT produk gambir diantaranya.
Tabel 4.9
Matrik SWOT Strategi Inovasi dalam meningkatkan nilai tambah Produk
Gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota
76
Internal Faktor
Eksternal Faktor
Kekuatan
(Strength)
1. Kapasitas lahan
produksi cukup
besar
2.Tanaman Gambir
memiliki banyak
khasiat dan manfaat
3.Adanya regulasi
yang mendukung
pengembangan
gambir
4.Sumber daya
manusia yang cukup
banyak
5.Petani menguasai
keterampilan
budidaya gambir
bertahun-tahun
Kelemahan(Wea
kness)
1.Lemahnya
kemampuan
sumber daya
manusia
2.Terbatasnya
kemampuan
petani dalam
teknologi
produksi gambir
3.Petani yang
belum disiplin
dalam
mempertahankan
kualitas gambir
4.Belum
efektifnya
pengawasan
pemerintah
terhadap
manajemen
permasalahan dan
pengembangan
gambir
kedepannya
5.Dana yang
kurang memadai
dalam usaha
pengembangan
gambir
Peluang
(Opportunity)
1.Adanya dukungan
dari pemerintah pusat
yang dapat
dimanfaatkan
2.Berkembangnya
pengetahuan
Strategi SO
1.Memperhatikan
strategi inovasi
produk gambir
dengan
Meningkatkan
kemampuan
masyarakat dalam
Strategi WO
1.Memanfaatkan
teknologi dalam
melakukan
pengembangan
produk gambir
2.Meningkatkan
kesadaran
77
mengenai zat-zat yang
terkandung dalam
gambir
3. Peluang pasar yang
masih besar
4.Kemajuan teknologi
dalam memproduksi
produk gambir
5. Lokasi daerah yang
sangat strategis
ditinjau dari aspek
geoekonomi
penggunaan
teknologi
2.Memanfaatkan
kesempatan peluang
pasar yang masih
besar dengan
melakukan inovasi
terhadap produk
gambir agar menarik
perhatian masyarakat
untuk
mengkonsumsi
3. Menjaga kualitas
dari produk gambir
agar terjaga
kepercayaan dan
mutu dari produk
gambir
4.Membuat
diversifikasi produk
untuk meningkatkan
nilai tambah produk
gambir bagi petani
gambir
masyarakat
mengenai
banyaknya
manfaat dan
khasiat dari
produk gambir
yang memiliki
kualitas bagus
Ancaman (Threath)
1.Adanya daerah lain
yang mengembangkan
gambir
2.Tertutupnya
informasi pasar
3.Ketergantungan
yang tinggi pada pasar
ekspor
4.Adanya produk
substitusi yang dapat
menggantikan peran
gambir
Strategi ST
1.Melakukan
penyuluhan dan
memberikan
pelatihan kepada
petani gambir agar
mampu
mengembangkan
produk gambir
2.Menjaga kualitas
dari produk gambir
agar mampu
bersaing dengan
produk yang sejenis
lainnya
Strategi WT
1.Memanfaatkan
media sosial
dalam
mendapatkan
informasi tentang
pasar
2.Mengembangka
n inovasi produk
ke luar daerah
untuk
mempromosikan
produk gambir
78
3.Melakukan
diversifikasi produk
gambir agar tidak
bergantung hanya
untuk mengekspor
produk gambir
Sumber : Analisis Data Primer
Menggunakan analisis faktor internal dan eksternal seperti yang
sudah dijelaskan, maka dapat diketahui empat strategi yang terangkum
dalam matrik SWOT yang dapat dijadikan pertimbangan perusahaan
untuk diterapkannya.strategi tersebut adalah Strengths Opportunity
(SO), Strengteats (ST), Weakness Opportunity (WO), dan Strategi
Weakness Threats (WT).
e) Hasil Perhitungan Nilai Tambah produksi sebelum dan sesudah
melakukan inovasi produk gambir
Dari hasil wawancara yang penulis lakukan dengan pemilik teh
gambir bahwasanya proses produksi yang dilakukan pada produk teh
celup gambir dilakukan dari proses pemetikan daun pucuk gambir.
Pucuk gambir yang dipetik kemudian dipisahkan antara daun dengan
tangkainya atau disebut Sortasi. Kemudian pencucian daun dan
dilanjutkan dengan pelayuan bertujuan untuk mengurangi kandungan
air dan melemaskan daun agar mudah tergulung, selanjutnya yaitu
penggulungan daun gambir yang telah dilayukan untuk membuka sel-
sel daun, kemudian pengirisan dan dimekarkan, setelah itu baru
79
melakukan fermentasi dengan menutup dan membiarkan selama 12 jam,
kemudian pengeringan, pemberian aroma melati dengan menambahkan
10% melati kedalam teh daun gambir dan terakhir baru pengemasan.
Kegiatan produksi teh gambir dilakukan oleh 10 orang , sekali proses
produksi memerlukan waktu 2 hari dan produksi dilakukan apabila ada
pemesanan dari konsumen. Dalam satu kali proses produksi
memerlukan sekitar 50 kg daun gambir, dan menghasilkan sebanyak 50
kotak teh celup gambir, namun dalam menghasilkan produk dalam
seminggu tidak tetap karena tidak menentunya pemesanan dari produk
teh celup ini. Untuk biaya yang dikeluarkan tentu tidak banyak, karena
memang semuanya sudah difasilitasi. Kami hanya menyediakan daun
gambir untuk diolah, semua alat-alat untuk pembuatan sudah
disediakan.
Satu kotak teh celup dijual dengan harga Rp.15000 Rupiah, dan
jika dibandingkan dengan harga jual gambir saat ini yaitu Rp.13000
Rupiah satu kilo. Sehingga jika perusahaan mampu menghasilkan 50 kg
gambir untuk 1 kali produksi, maka akan mengahasilkan Rp.750000
Rupiah. Sedangkan jika gambir hanya dijual 50 kg hanya menghasilkan
Rp.650000 Rupiah. Nilai tambah dari produk gambir ini sebesar
Rp.100000 Rupiah.
f) Hasil Analisis Penulis
80
Hal yang akan penulis analisa adalah apa saja strategi inovasi
produk gambir dalam meningkatkan nilai tambah produk gambir di
Kabupaten Lima Puluh Kota. Analisis data yang digunakan adalah
analisis SWOT, analisis IFE, Dn EFE dan matrik SWOT. Teknik
pengumpulan data yang penulis lakukan yaitu wawancara dan observasi
langsung.
Berdasarkan analisis data yang dilakukan sebelumnya, maka
untuk meningkatkan pengembangan produk gambir di Kabupaten Lima
Puluh Kota yaitu dengan memanfaatkan Strategi SO (Strength dan
Opportunity), dimana strategi SO merupakan strategi yang
menggabungkan antara kekuatan dan peluang yang dimiliki oleh produk
gambir untuk meningkatkan nilai tambah produk gambir di Kabupaten
Lima Puluh Kota. Strategi yang dapat dimanfaatkan oleh petani gambir
tersebut adalah :
1) Memperhatikan strategi inovasi produk gambir dengan Meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam penggunaan teknologi
Dengan semakin berkembangnya kemajuan teknologi pada saat
sekarang ini, sudah sebaiknya masyarakat bisa memanfaatkan teknologi
yang ada guna mendukung pengembangan produk gambir.
Masyarakat petani gambir yang melakukan inovasi terhadap
produk gambir sebaiknya lebih gencar menggunakan teknologi yang ada
81
agar produk yang dibuat mampu beredar lebih cepat dan dikenal oleh
masyarakat.
a) Memanfaatkan kesempatan peluang pasar yang masih besar dengan
melakukan inovasi terhadap produk gambir agar menarik perhatian
masyarakat untuk mengkonsumsi
Sangat marak terjadi pada saat ini sebuah inovasi produk, baik
itu membuat produk yang memang belum ada sebelumnya ataupun juga
produk yang sudah ada namun disempurnakan kembali, hal ini
merupakan salah satu daya tarik yang dapat dilakukan oleh petani
gambir agar produk gambir tetap mampu menjadi produk unggulan di
Kabupaten Lima Puluh Kota.
b) Menjaga kualitas dari produk gambir agar terjaga kepercayaan dan mutu
dari produk
Kualitas produk sangat penting diperhatikan, karena produk
merupakan suatu bentuk barang yang akan ditawarkan kepada khalayak
ramai, jadi produk yang ditawarkan harus memiliki kualitas yang baik
dan memberikan manfaat bagi para konsumen nantinya agar konsumen
tidak beralih kepada produk sejenis lainnya.karena produk gambir
sangat banyak manfaat yang ada didalamnya.
c) Membuat diversifikasi produk untuk meningkatkan nilai tambah produk
gambir bagi petani gambir
82
Diversifikasi produk merupakan suatu hal yang menarik dan
membantu perekonomian masyarakat, dengan berinovasi untuk
membuat produk gambir menjadi sebuah industri didaerah setempat,
sehingga hal ini dapat membantu masyarakat dan meningkatkan nilai
tambah produk gambir.
83
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka penulis dapat
menyimpulkan setelah melakukan analisis secara kualitatif dengan
menggunakan alat analisis SWOT, matrik SWOT, dan tabel bobot skor.
Yangmana ketiga alat analisis ini saling berkaitan, dengan hasil analisa yang
terakhir melalui tabel bobot skor maka dapat dikemukakan kesimpulan
bahwa strategi inovasi dalam meningkatkan nilai tambah produk gambir di
Kabupaten Lima Puluh Kota adalah sebagai berikut :
1) Memperhatikan strategi inovasi produk gambir dengan Meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam penggunaan teknologi
2) .Memanfaatkan kesempatan peluang pasar yang masih besar dengan
melakukan inovasi terhadap produk gambir agar menarik perhatian
masyarakat untuk mengkonsumsi
3) Menjaga kualitas dari produk gambir agar terjaga kepercayaan dan mutu
dari produk gambir
4) Membuat diversifikasi produk untuk meningkatkan nilai tambah produk
gambir bagi petani gambir
84
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan pada produk
gambir supaya dapat meningkatkan nilai tambah produk gambir di
Kabupaten Lima Puluh Kota yaitu :
1) Memperhatikan strategi inovasi produk gambir dengan Meningkatkan
kemampuan masyarakat dalam penggunaan teknologi
2) Membuat diversifikasi produk untuk meningkatkan nilai tambah produk
gambir bagi petani gambir
KEPUSTAKAAN
Adesy, Fordeby. 2016. Ekonomi dan Bisnis Islam. Jakarta: Rajawali
Pers
Anafarhanah, Sri. 2016. Keutamaan Bekerja (Berproduksi) dalam Islam :
Jurnal Ilmu Dakwah Vol. 15 No. 30
Bakhri,Syaeful, Dkk 2019. Analisis SWOT untuk Strategi Pengembangan
Home Industry Kue Gapit Sampurna Jaya Kabupaten Cirebon : ISSN
Vol.1 No.1
Burhan Bugin.2011. Penelitian Kualitatif, (Jakarta : Kencana Perdana
Media Grup )
Bustami, Bastian, Dkk. 2007. Mari Membangun Usaha Mandiri.
Yogyakarta : Graha Ilmu
BPS Kabupaten Lima Puluh Kota dalam Angka 2018
BPS Kabupaten Lima Puluh Kota dalam Angka 2019
BPS Kabupaten Lima Puluh Kota dalam Angka 2020
Cahyani Pangesti, Tri. 2018. Pengaruh Pengetahuan kewirausahaan
dan minat berwirausaha terhadap motivasi untuk menjadi
Young Entrepreneur. Semarang : UIN Walisongo
Dharmawati, Made. 2016. Kewirausahaan. Jakarta : Rajawali Pers
Fahmi, Irham. 2014. Manajemen Teori Kasus dan Solusi,
Bandung : Alfabeta
Faisal, Sanafiyah. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya :
Usaha Nasional
Freddy Rangkuti,1997,Analisis SWOT:Teknik Membedah Kasus Bisnis,
Jakarta : Gramedia Pustaka
Hidayatun Nissa, Kurnia. 2017. Analisis pengaruh mata kuliah
kewirausahaan terhadap minat berwirausaha mahasiswa .
Bukittinggi : IAIN Bukittinggi
Hamidah, Mutmaini, Dkk. 2015. Analisis Nilai Tambah Agroindustri
Kripik Ubi : Jurnal Social Economic of Agriculture Vol.4 No.2
Herfita, Devi ,Dkk. 2017. Analisis Strategi Bisnis : Jurnal Eksekutif
Vol.14
Hosen, Nasrul. 2017. Profil sistem usaha pertanian gambir di Sumatera
Barat : Joernal penelitian pertanian terapan Vol. 17 (2)
Jannah, Mukhlishotul. Strategi inovasi produk dalam mencapai
keunggulan kompetitif
Kadmasasmita, Achmad Djuaeni. 2016. Jurnal Inspirasi Inovasi dan
kepemimpinan inovatif, Vol.7 No.2
Kusnandi. 2017. Model Inovasi Pendidikan dengan Strategi
Implementasi Konsep Dare to be Different : Jurnal wahana
Pendidikan Vol.4 No.1
Mahat Putri, Selfi. 2013. Usaha gambir rakyat di Lima Puluh Kota :
Jurnal Lembaran sejarah vol.10, No.2
Martina, Sopa. 2013. Strategi inovasi produk wisata dalam upaya
meningkatkan minat berkunjung wisatawan Vol.4 No.2
Nina Hermina, Utin. 2011. Eksos : Pengaruh Mata Kuliah
Kewirausahaan terhadap minat mahasiswa menjadi
Wirausaha Pontianak : Politeknik Negeri Pontianak, vol.7 No
2
Nissa, Kurnia Hidayatun. 2017. Analisis pengaruh mata kuliah
kewirausahaan terhadap minat berwirausaha mahasiswa
(Bukittinggi : IAIN Bukittinggi)
Pambayun Rindit, Dkk. 2007. Kandungan Fenolik Ekstrak Daun
Gambir Vol.27 No.2
Rahman, Syamsul. 2015,Jurnal aplikasi teknologi pangan Analisis nilai
tambah agrobisnis chips jagung, 4 (3)
Rahmawati, 2017 Jurnal pengendalian kualitas produksi dan
pengembangan produk dalam peningkatan kepuasan
konsumen pada produk gambir
Rangkuty, Ferddy. 2000. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus
Bisnis, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama
Ruauw, Eyverson. 2012. Analisis Keuntungan dan Nilai Tambah
Agriindustri Vol.8 no.1
Suhaeni, Tintin. 2018. Pengaruh strategi inovasi terhadap keunggulan
bersaing di industry kreatif , vol.4 no.1
Supranto.1981. Metode Riset Aplikasi Pemasaran, Jakarta :
Lembaga Penerbit Fakultas UI
Sutamo. 2012. Serba-Serbi Manajemen Bisnis Yogyakarta : Graha Ilmu
Suyatno. 2010. Inovasi Market Orientation dan Advertising Internal
Audience serta Pengaruhnya terhadap Pengambilan
Keputusan : Jurnal STIE Semarang Vol.2, No.1
Winardi.2004. Entrepreneur dan Entrepreneurship, Jakarta : Kencana
Yuristia, Rahmi. 2017 Pemasaran gambir : Jurnal pertanian vol.1 no.1
Lampiran I
DAFTAR PERTANYAAN PENELITIAN
STRATEGI INOVASI PRODUK DALAM MENINGKATKAN NILAI
TAMBAH PRODUK GAMBIR DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA
A. Daftar Pertanyaan kepada Dinas Pertanian Kabupaten Lima Puluh
Kota
1. Hal-hal apa saja yang menjadi kekuatan dari produk gambir di
Kabupaten Lima Puluh Kota ?
2. Hal-hal apa saja yang menjadi kelemahan dari produk gambir di
Kabupaten Lima Puluh Kota ?
3. Hal-hal apa saja yang menjadi peluang bagi produk gambir di
Kabupaten Lima Puluh Kota ?
4. Hal-hal apa saja yang menjadi ancaman bagi produk gambir di
Kabupaten Lima Puluh Kota ?
5. Berapakah jumlah petani gambir/kelompok tani gambir yang ada di
Kabupaten Lima Puluh kota ?
6. Apakah ada inovasi produk yang dilakukan petani gambir terhadap
produk gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota ?
7. Apa saja jenis produk yang dibuat oleh petani dari gambir ?
8. Bagaimana strategi inovasi yang digunakan oleh petani gambir dalam
melakukan inovasi produk gambir ?
9. Apakah teh celup dari gambir sudah ada sebelumnya di Kabupaten Lima
Puluh Kota atau luar daerah tersebut ?
10. Apakah ada kontrol dari pemerintah daerah terkait inovasi yang
dilakukan?
11. Apakah ada pelatihan teknologi/media yang diadakan untuk kelompok
tani gambir di Kabupaten Lima Puluh Kota ?
12. Daftar pertanyaan kepada pemilik produk teh celup gambir
1. Dari tahun berapa ibu memulai membuat teh celup gambir ?
2. Dari mana ide membuat teh gambir muncul, apakah ada dukungan dari
pihak tertentu?
3. Berapa jumlah kelompok tani yang bergabung dalam membuat usaha
teh celup gambir?
4. Dari mana dana yang didapatkan untuk memulai membuat teh celup
gambir ?
5. Apakah ada dana dukungan dari pemerintah setempat ?
6. Apakah ada kontrol dari pemerintah daerah terkait inovasi yang
dilakukan?
7. Apakah ada pelatihan teknologi/media yang diadakan oleh
pemerintahan daerah?
8. Bagaimana cara memasarkan produk gambir yang masih baru
dikalangan masyarakat ?
9. Apakah ada kesulitan dalam memasarkan produk teh celup gambir
ditengah-tengah masyarakat ?
10. Apa saja kendala yang dialami diawal pembuatan teh gambir ?
11. Bagaimana proses pembuatan teh gambir ?
12. Apa saja jenis produk yang ibu produksi?
13. Apa saja upaya promosi yang sudah ibu lakukan?
14. Dengan adanya kemajuan teknologi, seperti internet, apakah ibu sudah
memanfaatkan teknologi internet untuk mempromosikan produk secara
maksimal?
15. Bagaimana perkembangan produk teh celup gambir dari awal produksi
sampai sekarang ?
16. Apakah permasalahan utama yang sedang dihadapi oleh usaha ini?
17. Apakah inovasi produk gambir ini dapat membantu perekonomian
petani gambir?
18. Apakah inovasi produk yang dilakukan mampu menjadi daya tarik bagi
masyarakat untuk mengkonsumsi?
19. Apakah inovasi produk yang dilakukan petani gambir mampu untuk
meningkatkan nilai tambah produk gambir?
Lampiran II
Dokumentasi
Wawancara dengan Ibu Darmawati sebagai Seksi Pengolahan Perkebunan di Dinas
Pertanian Kabupaten Lima Puluh Kota
Wawancara dengan Ibu Yanti sebagai Pemilik Produk Teh celup gambir di Nagari
Talang Maur Kabupaten Lima Puluh Kota
Produk Teh celup daun gambir dan Permen Jelly Gambir Kelompok Tani di Nagari
Talang Maur Kab.Lima Puluh Kota
Lampiran III
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama/NIM : Nur Aziyah, SE/ 3216.031
Fakultas/Jurusan : FEBI/ Ekonomi Islam
Tempat/Tanggal Lahir : Koto Gadang/ 26 September 1997
Alamat : Nagari Maek Kec.Bukik Barisan Kab.Lima Puluh
Kota
Nama Ayah : Yusnon Hardi (Alm)
Nama Ibu : Silen |Norna
PENDIDIKAN :
1. 2002-2003 = TK Tunas Bangsa Maek
2. 2003-2010 = SD N 03 Koto Gadang Maek
3. 2010-2013 = SMP 02 Kec. Bukik Barisan
4. 2013-2016 = SMA N 1 Suliki
5. 2016-2020 = IAIN Bukittinggi
RIWAYAT ORGANISASI :
1. Anggota keputrian UKMD ‘Azzamul ‘Iffah periode 2018/2019
2. Ketua Bidang Tahsin FTQ Periode 2018/2019