Strategi Humas Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

21
Strategi Humas Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Nesyiatul Eisyiah dan Deviani Setyorini Universitas Sultan Ageng Tirtayasa [email protected] [email protected] ABSTRACT Sultan Ageng Tirtayasa University is currently a World Class University. One way to reach a world-class university (World Class University) is to pursue Webometrics. In order to raise its ranking by rating Webometrics required roles and appropriate public relations strategy. The purpose of this study was to determine the PR strategy in promoting and supporting activities related to publicity World Class University, and public relations strategy in building the image of World Class University based on Webometrics. The research method is case study method with a qualitative approach. Informants in this study amounted to 2 (two) members of the public relations chief and head of the Center for Data and Information (PUSDAINFO) University Sultan Ageng Tirtayasa. Data collection techniques were interviews, observation and documentation. Data analysis in this research is to use a triangulation of data collection techniques. Results and conclusions of this research is to support public relations strategy and supporting activities relating to publicity World Class University is divided into two parts, the first of which is to create a media publication to disseminate information on policies and information to the entire academic community, and the second is to establish cooperation with the media or the press. Public relations strategy in building the image of World Class University based on Webometrics assessment conducted by marketing the things that are achievements through the media of Sultan Ageng Tirtayasa University website. Suggestions from this study is to be improved public relations public relations strategies related to efforts to imaging the World Class University among others by improving or optimizing the website's role and functions of public relations for the University of Sultan Ageng Tirtayasa revitalized by improving human resources, both in terms of quality and quantity. Keywords: Public relations strategy, website, image, university. PENDAHULUAN Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) merupakan universitas negeri pertama yang ada di provinsi Banten. Untirta saat ini menuju World Class University. World Class University adalah universitas yang memiliki rangking utama di dunia, dan memiliki standar internasional dalam keunggulan (excellence) (Fauji, 2010). Salah satu cara menuju universitas kelas dunia (World Class University) adalah dengan cara menekuni Webometrics. Webometrics adalah sebuah lembaga pemeringkatan yang berpusat di Madrid, Spanyol, didirikan atas inisiatif

Transcript of Strategi Humas Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Strategi Humas Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Nesyiatul Eisyiah dan Deviani Setyorini Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

[email protected]

[email protected]

ABSTRACT

Sultan Ageng Tirtayasa University is currently a World Class University. One way to reach a world-class university (World Class University) is to pursue Webometrics. In order to raise its ranking by rating Webometrics required roles and appropriate public relations strategy. The purpose of this study was to determine the PR strategy in promoting and supporting activities related to publicity World Class University, and public relations strategy in building the image of World Class University based on Webometrics. The research method is case study method with a qualitative approach. Informants in this study amounted to 2 (two) members of the public relations chief and head of the Center for Data and Information (PUSDAINFO) University Sultan Ageng Tirtayasa. Data collection techniques were interviews, observation and documentation. Data analysis in this research is to use a triangulation of data collection techniques. Results and conclusions of this research is to support public relations strategy and supporting activities relating to publicity World Class University is divided into two parts, the first of which is to create a media publication to disseminate information on policies and information to the entire academic community, and the second is to establish cooperation with the media or the press. Public relations strategy in building the image of World Class University based on Webometrics assessment conducted by marketing the things that are achievements through the media of Sultan Ageng Tirtayasa University website. Suggestions from this study is to be improved public relations public relations strategies related to efforts to imaging the World Class University among others by improving or optimizing the website's role and functions of public relations for the University of Sultan Ageng Tirtayasa revitalized by improving human resources, both in terms of quality and quantity. Keywords: Public relations strategy, website, image, university. PENDAHULUAN

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) merupakan universitas negeri pertama yang

ada di provinsi Banten. Untirta saat ini menuju World Class University. World Class University

adalah universitas yang memiliki rangking utama di dunia, dan memiliki standar internasional

dalam keunggulan (excellence) (Fauji, 2010). Salah satu cara menuju universitas kelas dunia

(World Class University) adalah dengan cara menekuni Webometrics. Webometrics adalah

sebuah lembaga pemeringkatan yang berpusat di Madrid, Spanyol, didirikan atas inisiatif

Cybermetrics lab (sebuah kelompok penelitian yang dimiliki Consejo Superior de

Investigaciones Cientificas (CSIC) sebuah lembaga penelitian terbesar di Spanyol) hanya fokus

pada pengembangan website perguruan tinggi (Irwandi, 2009). Agar dapat menaikkan

peringkatnya menurut penilaian Webometrics diperlukan peran dan strategi humas yang tepat.

Unsur penilaian yang ditetapkan oleh Webometrics, yaitu visibilitas (Visibility) yang

menghitung berapa banyak link eksternal yang terkandung website tersebut, ukuran (Size) yang

menghitung jumlah halaman yang tertangkap oleh mesin pencari seperti google, yahoo, live

search dan exalead. Kemudian juga dihitung dari kekayaan file (Rich files), yakni berapa banyak

file jenis PDF (adobe acrobat), Adobe PostScript, Word Document, dan PPT (Presentation

Document), serta Scholar (Sc) yang diambil dari data situs mesin pencari seperti disebutkan tadi

terkait dengan tulisan-tulisan ilmiah dari perguruan tinggi bersangkutan (Irwandi, 2009).

Menurut penilaian Webometrics pada Juli 2010, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

berada di peringkat 7124 untuk universitas sedunia. Peringkat ini turun dari peringkat

sebelumnya yang di-update pada bulan Januari 2010, yaitu ranking 6412 untuk universitas

sedunia dan ranking 46 untuk universitas se-Indonesia. Penurunan peringkat ini diperkirakan

disebabkan oleh kurangnya data atau karya ilmiah yang ada dalam website Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa dan kurangnya daya tampung website tersebut.

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sebagai universitas negeri yang menuju World Class

University, pertama-tama yang harus dilakukan adalah mampu membentuk citra positif terhadap

lembaganya. Agar terbentuk citra lembaga yang positif ditentukan oleh beberapa faktor. Faktor-

faktor tersebut bisa berbentuk hal-hal positif yang dapat meningkatkan citra suatu lembaga,

misalnya sejarah atau riwayat lembaga yang baik, manajemen yang baik, hubungan baik dengan

lembaga lain, mampu menghasilkan mahasiswa siap kerja dan peduli dengan lingkungan

(Sudigdo, 2009).

Citra lembaga yang positif merupakan sasaran humas. Oleh karena itu citra lembaga

penting dan harus tetap dijaga agar tetap baik di mata publik. Internal maupun eksternal.

Menurut Anggoro, citra lembaga merupakan citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi

bukan citra atas produk saja (Anggoro, 2005:62). Citra ini harus dikelola dengan baik melalui

hubungan yang harmonis dengan khalayak, mengingat citra lembaga dapat dikatakan sebagai

cerminan identitas lembaga tersebut.

Citra di lembaga pendidikan tinggi sudah menjadi hal yang sangat penting, khususnya

bagi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, karena di era persaingan antar perguruan tinggi ini

bukan lagi mempermasalahkan perguruan tinggi mana yang menang, namun citra perguruan

tinggi mana yang menang. Proses pembentukan citra postif di lembaga pendidikan tinggi

membutuhkan waktu yang cukup lama. Apabila citra positif itu sudah terbentuk, maka cara

untuk mempertahankan citra juga menjadi hal yang sulit. Oleh karena itu, untuk membangun dan

mempertahankan citra positif, peran humas di lembaga pendidikan tinggi sangat diperlukan.

Citra lembaga pendidikan tinggi dapat dibangun melalui berbagai kegiatan hubungan masyarakat

(humas).

Fungsi dan tujuan humas di lembaga pendidikan tinggi sedikit berbeda dengan

perusahaan. Humas dilembaga pendidikan tidak mencari keuntungan yang sebesar-besarnya

seperti perusahaan. Tetapi secara struktur organisasi dapat dikatakan sama. Humas di lembaga

pendidikan tinggi bukan membangun aset lembaga, tetapi menjual kredibilitas lembaga tersebut

kepada publik. Humas Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT)

yang baru berdiri pada Januari 2009, dituntut untuk mampu melakukan strategi yang tepat

berkaitan dengan pencitraan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, terutama pencitraan menuju

World Class University.

Humas juga dituntut untuk mampu menjembatani antara pihak rektorat dengan

mahasiswa. Cutlip, Center dan Broom mengatakan bahwa, mahasiswa adalah publik paling

penting sekaligus wakil humas yang paling penting. Pertama sebagai mahasiswa dan yang

berikutnya sebagai alumni. Opini mahasiswa dan tingkah laku mereka merupakan faktor-faktor

kuat dalam menentukan opini publik tentang pendidikan tinggi (Cutlip, Center and Broom,

2005:433).

Humas Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sudah melakukan berbagai strategi berkaitan

dengan pencitraan Universitas Sultan ageng Tirtayasa. Humas Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa melakukan pencitraan internal dengan melakukan kegiatan sosialisasi kebijakan-

kebijakan dari pihak rektorat, membantu Pusat Data dan Informasi (PUSDAINFO) dalam

menyebarkan informasi yang bersifat administrasi dan akademik kepada mahasiswa, meng-

update informasi mengenai aktivitas kampus melalui website kampus www.untirta.ac.id,

menyebarkan informasi dari luar ke dalam mengenai lembaga pendidikan tinggi, serta

mengadakan kegiatan seminar humas. Pencitraan eksternal sendiri dilakukan melalui kerjasama

dengan pers menyediakan kolom Academia bagi seluruh civitas akademika yang ingin

menyalurkan aspirasinya melalui artikel, serta menjalin hubungan baik dengan pemerintah

daerah maupun pusat.

Pencitraan perguruan tinggi bukan merupakan aktivitas yang insidental dalam

menghadapi suatu permasalahan, namun pencitraan merupakan suatu proses panjang dan

berkelanjutan dalam melaksanakan penjaminan mutu pendidikan tinggi. Pencitraan perguruan

tinggi melalui tahapan yang panjang, dimulai dari tata kelola, penjaminan mutu dan sinergi

dengan para pemangku kepentingan (pengguna dan masyarakat). Pencitraan perguruan tinggi

akan kuat ketika para pemangku kepentingan internal (mahasiswa, dosen) memiliki pencitraan

yang baik terhadap lembaganya sendiri (Rumusan Semiloka, 2010).

Humas memerlukan strategi yang tepat dan perlu proaktif dalam mencari informasi dan

pandai mengemas sehingga informasi itu bernilai di mata publik. Informasi yang dikemas dan

kemudian disampaikan kepada publik tersebut paling tidak yang memiliki nilai berita dan

bermutu misalnya yang berkaitan dengan penelitian atau menemukan inovasi baru, dimana citra

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa bisa terbangun dan menunjukkan dapat bersaing dengan

perguruan tinggi lain dan dapat mencapai ranking universitas kelas dunia (World Class

University). Universitas Sultan Ageng Tirtayasa agar dapat menaikkan peringkatnya menurut

penilaian Webometrics diperlukan peran dan strategi humas yang tepat. Strategi humas tersebut

berkaitan dengan strategi humas dalam membangun citra Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

yang menuju World Class University.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi humas dalam mendukung dan

menunjang kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan publisitas World Class University, dan

strategi humas dalam membangun citra World Class University berdasarkan penilaian

Webometrics. Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan bagi pengembangan ilmu

komunikasi, terutama dalam pembahasan mengenai komunikasi organisasi dalam sebuah

lembaga atau instansi. Penelitian ini juga diharapkan menjadi masukan bagi bidang kehumasan,

karena berkaitan dengan salah satu fungsi humas yaitu membentuk corporate image, yang berarti

humas berupaya menciptakan citra bagi lembaganya. Penelitian ini lebih dikhususkan lagi untuk

perkembangan humas di lembaga pendidikan tinggi, yaitu sebagai masukan bagi para praktisi

humas dalam sebuah institusi pendidikan tinggi sebagai salah satu sarana untuk meningkatkan

kemampuan menghadapi era globalisasi yang penuh dengan tantangan masa depan.

Komunikasi dalam sebuah lembaga memegang peran sangat penting dalam mencapai

tujuan lembaga. Penyampaian informasi dengan tepat dan jelas kepada publik, baik publik

internal maupun publik eksternal dapat menimbulkan saling pengertian dan goodwill antara

publik dengan lembaga. W. Emerson Reck menjelaskan humas adalah kelanjutan dari proses

penetapan kebijaksanaan, penentuan pelayanan-pelayanan dan sikap yang disesuaikan dengan

kepentingan orang –orang atau golongan agar orang atau lembaga itu memperoleh kepercayaan

dan goodwill dari mereka. Kedua, pelaksanaan kebijaksanaan, pelayanan dan sikap adalah untuk

menjamin adanya pengertian dan penghargaan-penghargaan yang sebaik-baiknya (Muslimin,

2004:2). Goodwill dan kerjasama dapat terwujud karena ada inisiatif yang dilakukan oleh humas

lembaga untuk menanamkan saling pengertian dan kepercayaan kepada publiknya. Kemudian

diikuti tindakan nyata lembaga untuk komitmen mewujudkan kepentingan public (Kriyantono,

2008:21).

Fungsi adalah harapan khalayak terhadap apa yang dilakukan humas sesuai dengan

kedudukannya. Secara garis besar fungsi humas adalah (Ruslan, 2008:9-10):

1. Sebagai communicator atau penghubung antara lembaga yang diwakili dengan publiknya.

2. Membina hubungan, yaitu berupaya membina hubungan yang positif dan saling

menguntungkan dengan pihak publiknya.

3. Peranan back up management, yakni sebagai pendukung dalam fungsi manajemen

lembaga.

4. Membentuk corporate image, artinya humas berupaya menciptakan citra bagi

lembaganya.

Tujuan merupakan sesuatu yang mengarahkan kegiatan humas sehingga tidak salah sasaran.

Tujuan humas menurut Rachmat Kriyantono antara lain menciptakan pemahaman publik,

membangun citra korporat, membangun opini publik yang favourable serta membentuk goodwill

dan kerjasama (Kriyantono, 2008:7-20):

1. Menciptakan pemahaman (mutual understanding) antara lembaga dengan publiknya.

Tujuan kegiatan humas pertama kali adalah berupaya menciptakan saling pengertian antara

lembaga dan publiknya. Melalui kegiatan komunikasi diharapkan terjadi kondisi kecukupan

informasi (well-informed) antara lembaga dan publiknya. Kecukupan informasi ini

merupakan dasar untuk mencegah kesalahan persepsi. Kesalahpahaman akibat salah persepsi

atau kekurangan informasi merupakan kesalahan mendasar dalam kegiatan komunikasi

(primary-breakdown of communication).

2. Membangun citra korporat (corporate image).

Citra perusahaan atau lembaga (corporate image) bukan hanya dilakukan seorang humas

sendirian, tetapi perilaku seluruh unsur lembaga (karyawan dan manajer) ikut andil dalam

pembentukan citra ini, baik disadari atau tidak. Citra positif merupakan langkah penting

menggapai reputasi lembaga di mata khalayak.

3. Membentuk opini publik yang favourable.

Sikap publik terhadap lembaga bila diekspresikan disebut opini publik. Humas dituntut

memelihara komunikasi persuasif yang ditujukan untuk menjaga opini yang mendukung

(maintain favourable opinion), menciptakan opini yang masih tersembunyi atau yang belum

diekspresikan (create opinion where none exist or where it is latent), serta menetralkan opini

yang negatif (neutralize hostile opinion).

4. Membentuk goodwill dan kerjasama.

Pada tahap ini, tujuan humas sudah pada tahap tindakan nyata. Artinya sudah tercipta jalinan

kerjasama dalam bentuk perilaku tertentu yang mendukung keberhasilan lembaga. Goodwill

dan kerjasama dapat terwujud karena ada inisiatif yang dilakukan berulang-ulang oleh

humas untuk menanamkan saling pengertian dan kepercayaan kepada publik. Kemudian

diikuti tindakan nyata perusahaan untuk komitmen mewujudkan kepentingan publik.

Ruang lingkup pekerjaan humas dalam sebuah lembaga secara garis besar adalah sebagai berikut

(Kriyantono, 2008:23-25):

1. Publication and Publicity, yaitu mengenalkan lembaga kepada publik. Misalnya

membuat tulisan yang disebarkan ke media, news letter, artikel, dan press release.

2. Events, mengorganisasi event atau kegiatan supaya membentuk citra.

3. News, pekerjaan seorang humas adalah menghasilkan produk-produk tulisan yang

sifatnya menyebarkan informasi kepada publik, seperti press release, news release, dan

berita.

4. Community Involvment, humas harus membuat program-program yang ditujukan untuk

menciptakan keterlibatan komunitas atau masyarakat sekitarnya.

5. Identity-Media, merupakan pekerjaan humas dalam membina hubungan dengan media

(pers). Media adalah mitra kerja abadi humas. Media butuh humas sebagai sumber berita

dan humas butuh media sebagai sarana penyebar informasi serta pembentuk opini publik.

6. Lobbying, keahlian dalam lobbying dan negosiasi dibutuhkan pada saat terjadi krisis

manajemen untuk mencapai kata sepakat diantara pihak yang bertikai.

7. Social Investment, pekerjaan humas untuk membuat program-program yang bermanfaat

bagi kepentingan dan kesejahteraan sosial.

Humas perguruan tinggi sangat berbeda dengan humas perusahaan, instansi pemerintah

ataupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Humas perguruan tinggi outputnya bukan produk

yang bisa langsung dipasarkan. Produk humas perguruan tinggi adalah mendukung kegiatan

pendidikan yang menghasilkan mahasiswa berkualitas, hasil penelitian yang dapat diterapkan

pada dunia usaha dan lainnya serta kegiatan-kegiatan lain dalam bentuk pengabdian kepada

masyarakat yang dapat membentuk citra positif lembaga perguruan tinggi (Nasution, 2006:80).

Karakteristik humas perguruan tinggi meliputi praktisi humas perguruan tinggi bersifat

seni, praktisi humas cenderung tidak emosional, diplomatis dan human relations, bersifat

interaksional kepada mahasiswa, dosen dan karyawan, masyarakat maupun instansi, pemerintah

atau swasta, bagian yang membangun kesan dan citra positif lembaga (Nasution, 2006:81).

Berdasarkan karakteristik tersebut, fungsi humas di lembaga pendidikan tinggi pada umumnya

antara lain (Nasution, 2006:28):

1. Mampu sebagai mediator dalam menyampaikan komunikasi secara langsung (komunikasi

tatap muka) dan tidak langsung (melalui media) kepada pimpinan lembaga dan publik

internal (mahasiswa dan dosen).

2. Mendukung dan menunjang kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan mempublikasi

lembaga pendidikan. Dalam hal ini humas bertindak sebagai pengelola informasi kepada

publik internal dan publik eksternal. Seperti menyampaikan informasi kepada pers dan

promosi.

3. Menciptakan suatu citra yang positif terhadap lembaga pendidikannya.

Keberadaan humas perguruan tinggi sangat membantu untuk mempromosikan atau

mempublikasikan lembaganya kepada publik. Selain itu juga sebagai mediator antara pimpinan

dengan publiknya. Oleh karena itu peran humas perguruan tinggi merupakan kunci bagi

lembaganya, yaitu (Nasution, 2006:80):

1. Humas membantu mencari solusi dalam menyelesaikan masalah antar perguruan tinggi

dengan publiknya.

2. Humas bertindak sebagai mediator untuk membantu pimpinan perguruan tinggi

mendengarkan kritikan, saran dan harapan mahasiswa. Dan sebaliknya humas juga harus

mampu menjelaskan informasi dan kebijakan dari pimpinan perguruan tinggi.

3. Humas membantu mengatasi permasalahan yang terjadi pada perguruan tinggi dengan

memberikan masukan kepada pimpinan.

Citra adalah suatu gambaran tentang mental, ide yang dihasilkan oleh imajinasi atau

kepribadian yang ditunjukkan kepada publik oleh seseorang, organisasi dan sebagainya (Oliver,

2007:50).

Citra merupakan tujuan utama humas dan juga sekaligus hasil akhir yang hendak dicapai bagi

humas. Pengertian citra itu sendiri abstrak (intangible) dan tidak dapat diukur secara matematis,

tetapi wujudnya bisa dirasakan dari hasil penilaian baik atau buruk, seperti penerimaan dan

tanggapan baik positif maupun negatif yang khususnya datang dari publik (khalayak sasaran) dan

masyarakat luas pada umumnya (Ardianto, 2009:131). Citra yang baik dari sebuah lembaga akan

mempunyai dampak yang menguntungkan. Sebaliknya, apabila citra yang terbangun negatif,

maka akan merugikan lembaga tersebut. Citra yang baik dari suatu lembaga atau organisasi,

merupakan aset karena citra mempunyai dampak pada persepsi public (Ardianto, 2009:135).

Gronroos (1990) mengidentifikasi terdapat empat peran citra bagi suatu lembaga

(Ardianto, 2009:136):

1. Citra mempunyai dampak pada adanya pengharapan.

Citra yang positif lebih memudahkan bagi lembaga untuk berkomunikasi secara efektif,

dan mebuat orang-orang lebih mengerti dengan komunikasi dari mulut ke mulut. Tentu

saja, citra yang negatif mempunyai dampak yang sama, tetapi dengan arah yang

sebaliknya. Citra yang netral atau tidak diketahui mungkin tidak menyebabkan

kehancuran, tetapi hal itu tidak membuat komunikasi dari mulut ke mulut berjalan lebih

efektif.

2. Citra adalah sebagai penyaring yang mempengaruhi persepsi pada kegiatan lembaga.

Kualitas teknis dan khususnya kualitas fungsional dilihat melalui saringan ini. Apabila

citra baik, maka citra menjadi pelindung. Perlindungan hanya efektif pada kesalahan-

kesalahan kecil pada kualitas teknis atau fungsional.

3. Citra adalah fungsi dari pengalaman dan juga harapan konsumen.

Ketika konsumen membangun harapan dan realitas pengalaman dalam bentuk kualitas

pelayanan teknis dan fungsional, kualitas pelayanan yang dirasakan menghasilkan

perubahan citra. Apabila kualitas pelayanan yang dirasakan memenuhi atau melebihi

citra, citra akan mendapat penguatan dan bahkan meningkat.

4. Citra mempunyai pengaruh penting pada manajemen.

Artinya, citra mempunyai dampak internal. Citra yang negatif dan tidak jelas mungkin

akan berpengaruh negatif pada publik internal lembaga itu sendiri.

Citra terhadap suatu perguruan tinggi, terbentuk berdasarkan banyak unsur yang

berkumpul dalam bentuk komponen. Komponen-komponen tersebut antara lain reputasi

akademis atau mutu akademik dari suatu perguruan tinggi, penampilan kampus, biaya, lokasi,

jarak dari rumah tempat tinggal, kemungkinan karir masa depan, dan kegiatan sosial dari

lembaga (Alma, 2005:377). Citra positif suatu lembaga pendidikan tinggi dimungkinkan akan

terwujud apabila fungsi humas di lembaga pendidikan berjalan dengan baik dan didukung oleh

pihak manajemen lembaga. Citra suatu lembaga pendidikan tinggi perlu dibangun dan dikelola

dengan baik seperti yang sudah disebutkan tadi.

Menurut Philip. G Albach, World Class University yang berarti universitas kelas dunia

adalah universitas yang memiliki ranking utama di dunia dan memiliki standar internasional

dalam keunggulan (exellence). Keunggulan tersebut mencakup antara lain, keunggulan dalam

riset yang diakui masyarakat akademis internasional melalui publikasi internasional; keunggulan

dalam tenaga pengajar (profesor) yang berkualitas tinggi dan terbaik di bidangnya; keunggulan

dalam kebebasan akademik dan kegairahan intelektual; keunggulan manajemen dan governance;

fasilitas yang memadai untuk pekerjaan akademis, seperti perusahaan yang lengkap,

laboratorium yang mutakhir; dan pendanaan yang memadai untuk meunjang proses belajar

mengajar dan riset. Dan tak kurang pentingnya, keunggulan dalam kerjasama internasional, baik

dalam program akademis, riset dan sebagainya (Fauji, 2010).

Menurut Direktur Jendral Pendidikan Tinggi, Fasli Jalal, banyak jalan menuju World

Class University yang lebih realistis, yakni dengan menekuni Webometric. Webometrics (sebuah

lembaga pemeringkatan yang berpusat di Madrid, Spanyol yang didirikan atas inisiatif

Cybermetrics lab, sebuah kelompok penelitian yang dimiliki Consejo Superior de

Investigaciones Cientificas (CSIC) sebuah lembaga penelitian terbesar di Spanyol) (Irwandi,

2009).

Webometrics merupakan sistem perangkingan universitas sedunia berbasis web. Dari

filosofinya, Webometrics sebetulnya berupaya untuk menggunakan website sebagai media

promosi untuk mencerminkan secara keseluruhan tentang institusi itu sendiri (Dharmawan,

2010). Terdapat empat komponen yang menjadi indikator dari penilaian Webometrics Repository

Institutional yaitu: Size (20%), Visibility (50%), Rich Files (15%), dan Scholar (15%). Size

(bobot 20%) berarti jumlah halaman website yang tertangkap oleh empat search engines

(Google, Yahoo, Live Search/Bing, dan Exalead). Size atau ukuran dari domain repository

institusi adalah merupakan kombinasi dari jumlah halaman website yang online dari website

tersebut (.html dan non html) dan jumlah sub-domain. Visibility (bobot 50%) merupakan jumlah

eksternal link yang unik (backlink) yang diterima oleh domain Repositori Institusi (inlinks) yang

tertangkap oleh empat search engines (Yahoo, Google, Live Search/bing, dan Exalead). Visibility

ini menyiratkan besarnya efek terhadap sebuah website. Rich Files (bobot 15%) merupakan

jumlah file dokumen (Adobe Acrobat (.pdf), Adobe PostScript (.ps), Microsoft Word (.doc) and

Microsoft Powerpoint (.ppt), yang online di bawah domain Repository Institusi yang tertangkap

oleh empat search engines (Yahoo, Google, Live Search/bing, dan Exalead). Scholar (bobot

15%) merupakan jumlah paper dan jumlah sitasi yang tertangkap di Google Scholar

(http://scholar.google.com) untuk setiap domain repositori institusi. Kebanyakan file-file

dokumen (PDF, DOC, atau PPT) dapat terindeks dengan mudah di Google Scholar (Istadi,

2010).

Pemeringkatan Webometrics ini bertujuan untuk menakar komitmen perguruan tinggi

untuk mempublikasikan karya-karya ilmiah yang dihasilkan berupa artikel jurnal ilmiah, artikel

seminar, skripsi, tesis, disertasi, bahan kuliah, buku, dan lain-lain. Hal ini sangat penting karena

masyarakat membutuhkan lebih banyak informasi-informasi teknologi dari perguruan tinggi agar

dapat diaplikasikan di masyarakat (Istadi, 2010). Perlu dipahami bahwa dalam sistem

perangkingan webometrics ini adalah memberikan kesempatan bagi semua unsur universitas

seperti dosen, dan mahasiswa untuk menjadi seorang „author‟. Sehingga masing-masing

„author‟ harus bertanggungjawab terhadap „content‟ websitenya masing-masing. Selain

„content‟, yang harus diperhatikan juga adalah bagaimana mempromosikan website masing-

masing. Ada beberapa cara yang bisa dikategorikan “ampuh”dalam hal ini, yaitu dengan selalu

mencantumkan nama website universitas di dalam situs jejaring sosial seperti facebook,

friendster, myspace, twitter, dan plurk (Dharmawan, 2010).

Humas merupakan fungsi srategi dalam manajemen yang melakukan komunikasi untuk

menimbulkan pemahaman dan penerimaan publik. Karakteristik humas secara umum antara lain:

1. Humas adalah kegiatan komunikasi dalam suatu lembaga yang berlangsung dua arah

secara timbal balik.

2. Humas merupakan penunjang tercapainya tujuan yang ditetapkan oleh manajemen suatu

lembaga.

3. Publik yang menjadi sasaran humas adalah publik internal dan eksternal.

4. Operasionalisasi humas adalah membina hubungan yang harmonis antara lembaga dan

publiknya dan mencegah terjadinya rintangan psikologi, baik yang timbul dari pihak

organisasi maupun pihak publik.

Menurut Rosady Ruslan (2006:135), strategi humas dibentuk melalui dua komponen

terkait erat, yakni komponen sasaran dan komponen sarana. Komponen sasaran umumnya adalah

publik yang mempunyai kepentingan yang sama. Sasaran umum tersebut dipersempit lagi

melalui upaya segmentasi yang dilandasi “seberapa jauh sasaran itu menyandang opini bersama

(common opinion), potensi polemik, dan pengaruhnya bagi masa depan lembaga yang menjadi

perhatian sasaran khusus”. Maksud sasaran khusus disini adalah yang disebut publik sasaran

(target public). Sedangkan untuk komponen sarana berfungsi untuk mengarahkan ketiga

kemungkinan tersebut tadi kearah posisi atau dimensi yang menguntungkan.

Humas lewat media internet memiliki peran yang lebih besar dan luas dibandingkan

peran humas di dunia fisik, karena lewat media internet humas tidak perlu mengirimkan press

release kepada media atau wartawan secara langsung dan berharap mereka akan berminat pada

press release tersebut. Adanya internet akan menguntungkan humas, terlebih lagi jika lembaga

tersebut sudah memiliki website, maka tidak ada batas penghalang lagi dan humas dapat

menyampaikan berbagai pesan atau informasi kepada target publiknya (Onggo, 2004:4).

Publisitas melalui website dapat menggunakan pendekatan home page. Home page

adalah tempat pertama yang mewakili penglihatan publik sebagai respons informasi pada sebuah

krisis. Setiap lembaga atau organisasi yang sudah memiliki situs website sendiri dapat

mempublikasikan segala hal mengenai lembaganya melalui situs website tersebut. Melalui

website, publik dapat mengakses press release dan informasi-informasi terbaru dalam home page

yang ada di world wide web lembaga tersebut (Onggo, 2004:196).

Publisitas dalam rangka membangun citra juga biasanya dilakukan lewat ezine (electronic

newsletter). Ezine berbasis web adalah situs web yang berfungsi seperti majalah, namun

memberikan akses informasi online bagi pembaca. Menurut James E. Grunig (Kriyantono,

2008:260), bahwa perkembangan humas dalam konsep dan praktik dalam proses komunikasi

yaitu terdapat empat model, salah satunya adalah model public information. Model public

information ini humas bertindak seolah-olah sebagai Journalist in Resident. Berupaya

membangun kepercayaan organisasi melalui proses komunikasi searah (one way process) dan

tidak mementingkan komunikasi persuasif. Seolah-olah bertindak sebagai wartawan dalam

menyebarluaskan publisitas, informasi dan berita kepada publik. Disamping itu, mampu

mengendalikan berita melalui bekerja sama dengan media massa. Unsur kebenaran dan

obektivitas pesan (informasi) selalu diperhatikan oleh pihak narasumbernya (Kriyantono,

2006:65).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Studi kasus adalah metode riset yang

menggunakan berbagai sumber data (sebanyak mungkin data) yang bisa digunakan untuk

meneliti, menguraikan, dan menjelaskan secara komprehensif berbagai aspek individu,

kelompok, suatu program, organisasi atau peristiwa secara sistematis (Kriyantono, 2006:65).

Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, di mana peneliti berupaya

untuk menggambarkan secara jelas mengenai Strategi Humas Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa, studi kasus Strategi Humas dalam Membangun Citra World Class University

berdasarkan penilaian Webometrics. Proses penentuan informan kunci dalam penelitian ini

dilakukan secara purposive.

Informan atau informan kunci yang dipilih dan dijadikan data primer adalah Kepala dan

staf Unit Pelaksana Teknis (UPT) Humas dan Protokoler Universitas Sultan Ageng Tirtayasa,

karena dianggap merekalah pemegang kebijakan dan yang memiliki wewenang dalam menyusun

dan melaksanakan strategi membangun citra. Sedangkan untuk informan kunci yang dijadikan

data sekunder adalah Kepala Pusat Data dan Informasi, karena Kepala Pusat Data dan Informasi

yang memiliki wewenang dalam mengatur hal-hal yang mengenai website Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa. Informan atau informan kunci ini akan berkembang selama penelitian ini

berlangsung.

Instrumen penelitian utama dalam penelitian ini adalah wawancara. Jenis wawancara

yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam (depth interview). Peneliti

dalam penelitian ini melakukan pengamatan partisipasi pasif (passive partisipation), artinya pada

penelitian ini peneliti datang ke tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat

dalam kegiatan tersebut. Observasi pada penelitian ini termasuk dalam teknik pengumpulan data

yang bersifat sekunder atau bukan yang utama. Observasi dilakukan dengan datang ke kampus

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dengan mengamati bagaimana tugas humas Sultan Ageng

Tirtayasa sehari-hari, bagaimana cara humas menerima tamu dari publik internal maupun

eksternal, serta mengamati bagaimana perkembangan atau info terbaru di website Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa.

Penelitian ini bersifat deskriptif, oleh karena itu peneliti akan menjabarkan hasil

penelitian dalam bentuk kata-kata dan gambaran, bukan angka-angka. Uji keabsahan data yang

digunakan oleh peneliti adalah uji kredibilitas atau kepercayaan terhadap data dilakukan dengan

trustworthtiness yang mencakup authenticity dan triangulasi. Triangulasi dalam pengujian

kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan

berbagai waktu (Sugiyono, 2008:273).

Peneliti menggunakan triangulasi teknik karena peneliti merasa teknik ini tepat untuk

menguji keabsahan data yang diperoleh peneliti. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

teknik wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil wawancara yang diperoleh mengenai

fungsi humas Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dan strateginya dalam membangun citra

menuju World Class University kemudian di cek kembali dengan menggunakan observasi dan

dokumentasi. Sehingga, apabila hasil dari ketiga teknik tersebut berbeda karena sudut pandang

setiap sumber berbeda maka peneliti melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data untuk

mencari tahu mana yang dianggap benar atau semuanya benar.

PEMBAHASAN

Pada setiap kegiatan internal yang membutuhkan media publikasi dan publisitas, pihak

humas Universitas Sultan Ageng Tirtayasa membuat media publikasi untuk mensosialisasikan

kepada seluruh civitas akademika Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Kegiatan penyebaran

informasi setiap penyelenggaraan kegiatan secara internal yang dilakukan adalah dengan

menggunakan media:

1. Leaflet

2. Website dan situs jejaring sosial

3. Spanduk

Misal: Ucapan selamat hari raya besar keagamaan, HUT RI, HUT Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa, dan visi misi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa menuju World Class

University.

4. Poster Humas membuat Poster untuk sosialisasi yang dikirimkan ke Fakultas - Fakultas.

Misalnya Kegiatan Seleksi Para Calon Dekan.

5. Buletin Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Humas Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

sebagai redaksi buletin Universitas Sultan Ageng Tirtayasa terus berusaha meningkatkan

kinerja, sedangkan kegiatan penyebaran informasi setiap penyelenggaraan kegiatan

secara eksternal yang dilakukan adalah dengan press release yang disebarluaskan melalui

media, baik cetak maupun elektronik.

Kelima media tersebut (leaflet, website, spanduk, poster, dan buletin) yang baru

dilaksanakan adalah dengan menggunakan website, situs jejaring sosial dan spanduk. Hal itu

dikarenakan media tersebut yang dinilai cukup efektif dalam menyebarkan informasi.

Penyebaran informasi lewat spanduk yang dipasang di tempat-tempat strategis, seperti di

halaman depan kampus atau di depan gerbang kampus cukup efektif karena siapapun dapat

membaca informasi tersebut.

Media yang lain seperti leaflet, digunakan ketika menyebarkan informasi mengenai

universitas, misalnya saat promosi kampus, humas membuat leaflet yang berisi informasi sejarah

singkat Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, visi-misi, fasilitas yang tersedia, dan fakultas yang

ada di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Media luar ruang poster dan buletin belum berjalan dikarenakan humas Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa masih terbatas, sehingga hal itu masih dalam tahap perencanaan dan

perlu proses dan dukungan untuk melaksanakannya. Humas sebagai pendukung dan penunjang

kegiatan yang berkaitan dengan publisitas Universitas Sultan Ageng Tirtayasa menuju World

Class University melakukan berbagai upaya salah satunya yaitu dengan menjalin kerjasama

dengan media atau pers (Pribadi, 2010).

Bentuk kerjasama dengan media ini adalah memberikan press release kepada para

wartawan berkaitan dengan prestasi, kegiatan di kampus, dan publikasi mengenai Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa menuju World Class University. Humas memasang iklan di koran-koran

serta menyediakan kolom Academia di surat kabar lokal Radar Banten, Kabar Banten, dan

Banten Raya Post.

Ketiga media tersebut (Radar Banten, Kabar Banten, dan Banten Raya Post) dipilih

karena dianggap memiliki khalayak atau pembaca yang cukup luas dan signifikan, sehingga

cukup tepat apabila humas menjalin kerjasama dengan ketiga media tersebut. Kerjasama tersebut

dalam bentuk menyediakan kolom Academia bagi seluruh civitas akademika Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa (mahasiswa dan dosen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa) dan alumni yang

ingin mengirimkan jurnal ilmiah atau artikel ilmiah.

Kolom Academia ini sebagai bentuk strategi humas dalam kegiatan publisitas universitas

yang disediakan untuk para civitas akademika Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang ingin

menyuarakan aspirasinya melalui tulisan-tulisan atau artikel. Tujuan dari adanya kolom

Academia ini untuk membudayakan menulis karya ilmiah bagi segenap civitas akademika dan

alumni.

Strategi ini didukung oleh kebijakan rektor dan didukung dari segi pendanaan, namun

terdapat kendala dalam pelaksanaan strategi ini. Kendala tersebut diantaranya adalah kurangnya

kesadaran menulis karya ilmiah dari setiap mahasiswa ataupun dosen, artinya yang menulis

artikel dan kemudian ditampilkan di kolom Academia tersebut masih terbatas pada beberapa

orang. Selain kurangnya kesadaran menulis, faktor lain yang menghambat strategi ini adalah

kurangnya kegiatan pelatihan menulis karya ilmiah yang kemudian dilanjutkan dengan lomba

menulis karya ilmiah. Lomba menulis karya ilmiah tersebut agar menarik minat peserta, perlu

disertakan hadiah menarik, misalnya beasiswa untuk melanjutkan S2. Kurangnya kegiatan

pelatihan penulisan karya ilmiah tersebut dapat menghambat peningkatan kualitas sumber daya

manusia segenap civitas akademika Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, sehingga yang menulis

artikel atau jurnal ilmiah masih terbatas pada beberapa orang.

Humas selain menjalin kerjasama dengan media, juga mengelola kegiatan atau ajang

khusus sebagai bentuk publisitas dan upaya promosi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Kegiatan khusus tersebut salah satunya adalah dengan mengadakan seminar mengenai World

Class University yang diselenggarakan oleh humas. Kegiatan tersebut dilaksanakan pada tanggal

30 Desember 2009 di Hotel Mahadria dengan tujuan mengupas tuntas mengenai persiapan

sebuah universitas menuju World Class University.

Kegiatan lainnya yang masih dalam tahap perencanaan dan akan dilaksanakan di

lingkungan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa maupun di luar Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa, diantaranya adalah Pagelaran Ilmu dan Riset, Career Expo, dan Pagelaran Budaya dan

Seni. Ajang khusus lainnya yang sudah berjalan antara lain adalah:

a. Pameran

Upaya promosi yang dilakukan oleh Humas salah satunya yaitu keikutsertaan pada

pameran-pameran, baik yang diselenggarakan oleh tingkat Sekolah Menengah Atas

(SMA) maupun antar perguruan tinggi lain atau Event Organizer besar lainnya. Misalnya

pameran perguruan tinggi provinsi Banten yang dilaksanakan di Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa pada tahun 2009.

b. Mengkoordinasikan kunjungan dari dalam dan luar kampus

Dalam rangka membina hubungan baik dengan institusi dalam dan luar, baik luar negeri

maupun dalam negeri humas melakukan kordinasi dalam penerimaan kunjungan dari luar

tersebut. Dimana dalam setiap kunjungan selalu dilakukan dengan melibatkan semua

pihak yang berkaitan dengan acara penerimaan tamu, seperti:

1. Kunjungan Sekolah Menengah Atas (SMA).

Tujuan dari kunjungan SMA ke Universitas Sultan Ageng Tirtayasa adalah untuk

memperoleh informasi mengenai program-program dan jalur masuk ke Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa. SMA yang pernah melakukan kunjungan ke Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa adalah SMA Negeri 1 Panggarangan Lebak dan SMK (Sekolah

Menengah Kejuruan) Negeri 2 Bekasi pada tahun 2010. Humas pada pelaksanaannya

mengatur penerimaannya, berkoordinasi dengan Biro Akademik, Kemahasiswaan, serta

Bagian Rumah Tangga Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

2. Kunjungan dari Luar Negeri

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa menerima kunjungan dari Kyoto University Jepang

pada tahun 2009 yang lalu. Kunjungan University to University (U to U) tersebut

membicarakan tentang rencana Kyoto University untuk menjalin kerjasama dengan

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) dibidang riset dan pertukaran mahasiswa

dan dosen. Pada pelaksanaannya humas mengatur penerimaan, berkoordinasi dengan

bidang kerjasama, fakultas dan jurusan-jurusan serta unit-unit kegiatan mahasiswa yang

ada di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Strategi Humas dalam Membangun Citra World Class University berdasarkan Penilaian

Webometrics

Strategi dalam membangun citra World Class University ini dilakukan dengan

memasarkan hal-hal yang bersifat prestasi lewat media website Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa. Hal ini berkaitan dengan pencitraan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Humas

dalam menjalankan strategi ini bekerjasama dengan pihak PUSDAINFO, karena pihak

PUSDAINFO yang memiliki wewenang lebih dalam hal mengatur tampilan dan memperbaharui

gambar di website tersebut. Humas hanya menampilkan atau mengisi subdomain mengenai

artikel atau release yang berisi informasi atau kegiatan yang sudah terlaksana di lingkungan

kampus Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Humas menampilkan tulisan-tulisan yang menarik dan bernilai berita agar menarik

perhatian setiap orang yang membuka website Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Humas juga

menerima tulisan-tulisan atau karya ilmiah dari segenap civitas akademika Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa untuk kemudian dipublikasikan lewat media website ini. Namun faktor

penghambat dari strategi ini adalah kurangnya kesadaran masyarakat kampus untuk menulis

karya ilmiah.

Website Universitas Sultan Ageng Tirtayasa mulai dibentuk pada Februari 2008 dengan

tujuan untuk mengenalkan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa kepada dunia luar sehingga

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa bukan hanya terkenal dalam skala lokal dan nasional, bahkan

internasional. Website Universitas Sultan Ageng Tirtayasa menampilkan konten-konten atau

subdomain yang berisi informasi mengenai akademik, informasi dari setiap fakultas, artikel

mengenai berbagai kegiatan di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, portal akademik, dan

terdapat pula subdomain dari www.detik.com.

Pihak yang berwenang mengatur tampilan halaman muka, portal akademik dan informasi

akademik lainnya yang ada dalam website Universitas Sultan Ageng Tirtayasa adalah bagian

administrator. Bagian administrator ini bekerja sama dengan humas untuk mengisi setiap artikel

dan tampilan website, dan melakukan rapat atau evaluasi setiap semester dengan tujuan untuk

memperbaharui tampilan agar publik yang berkunjung ke website tersebut tidak merasa jenuh.

Website Universitas Sultan Ageng Tirtayasa ini dibentuk untuk memenuhi kebutuhan publik.

Melalui website ini publik dapat mengakses informasi dan semua news release lembaga.

selain itu, melalui website ini pula Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dapat bersaing dengan

universitas lain menuju pemasaran perguruan tinggi secara global. Website Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa ini mendapat dukungan penuh dari pimpinan (rektor dan para pembantu rektor),

diantaranya dengan adanya kebijakan bahwa Information Technology (IT) menjadi prioritas

yang harus dibudayakan agar Universitas Sultan Ageng Tirtayasa mampu bersaing dengan

universitas lain dalam hal IT. Dukungan lain adalah dengan semangat bekerja keras para

administrator untuk selalu memperbaharui informasi dan tampilan website.

KESIMPULAN DAN SARAN

Strategi humas sebagai pendukung dan penunjang kegiatan-kegiatan yang berkaitan

dengan publisitas World Class University terbagi kedalam dua bagian, diantaranya pertama

adalah pada saat kegiatan internal yang membutuhkan media publikasi dan publisitas, pihak

humas Universitas Sultan Ageng Tirtayasa membuat media publikasi untuk mensosialisasikan

kepada seluruh civitas akademika Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Sosialisasi ini dilakukan

melalui media website, situs jejaring sosial (facebook), dan spanduk.

Kedua adalah dengan menjalin kerjasama dengan media atau pers. Bentuk kerjasama

dengan media ini adalah memberikan press release kepada para wartawan berkaitan dengan

prestasi, kegiatan lain di kampus, publisitas Universitas Sultan Ageng Tirtayasa menuju World

Class University, memasang iklan di koran-koran serta menyediakan kolom Academia di surat

kabar lokal Radar Banten, Kabar Banten, dan Banten Raya Post.

Humas juga mengelola kegiatan atau ajang khusus sebagai bentuk publisitas dan upaya

promosi Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Kegiatan khusus tersebut dilaksanakan di

lingkungan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa maupun di luar Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa, misalnya kegiatan pameran perguruan tinggi Banten yang dilaksanakan di Universitas

Sultan Ageng Tirtayasa.

Strategi humas dalam membangun citra World Class University berdasarkan penilaian

Webometrics dilakukan dengan memasarkan hal-hal yang bersifat prestasi lewat media website

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Humas menampilkan tulisan-tulisan yang menarik agar

menarik perhatian setiap orang yang membuka website Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Humas juga menerima tulisan-tulisan atau karya ilmiah dari segenap civitas akademika

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa untuk kemudian dipublikasikan lewat media website ini.

Strategi humas yang dapat dilakukan humas berkaitan dengan upaya pencitraan World

Class University adalah dengan meningkatkan atau mengoptimalkan peran website. Website

dapat digunakan sebagai media yang cukup efektif untuk membangun citra Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa. Berkaitan dengan hal ini, humas perlu meningkatkan kerjasama dengan

PUSDAINFO. Perlu adanya strategi humas Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dalam

melakukan publisitas secara internasional.

Strategi lain yang dapat dilakukan oleh humas Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

berkaitan dengan World Class University adalah perlu lebih proaktif lagi dalam

mensosialisasikan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa menuju World Class University. Hal

tersebut dapat dilakukan misalnya dengan sesering mungkin menyebut atau mencantumkan kata

“Universitas Sultan Ageng Tirtayasa menuju World Class University” dalam spanduk, website,

atau pemberitaan di koran.

Perlunya merevitalisasi fungsi humas Universitas Sultan Ageng Tirtayasa sebagai bentuk

kesiapan humas dalam menghadapi rencana otonomi pengelolaan perguruan tinggi, serta dalam

menghadapi era pemasaran global. Upaya revitalisasi tersebut dapat diwujudkan dengan

meningkatkan sumber daya manusia, baik itu dari segi kualitas dan kuantitas. Peningkatan

sumber daya manusia dapat dilakukan dengan mengikuti pelatihan-pelatihan atau seminar humas

dalam skala lokal, nasional maupun internasional.

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari. 2005. Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa. Bandung: Alfabeta.

Anggoro, M. Linggar. 2005. Teori dan Profesi Kehumasan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Ardianto, Elvinaro. 2009. Public Relations Praktis. Bandung: Widya Padjadjaran.

Cutlip, Scott M., Et al. 2005. Effective Public Relations, Merancang dan Melaksanakan Kegiatan Kehumasan dengan Sukses edisi Kedelapan. Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.

Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Praktis Riset Komunikasi: Disertai Contoh Praktis Riset Media, Public Relations, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

______________. 2008. Public Relations Writing: Teknik Produksi Media Public Relations dan Publisitas Korporat. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Muslimin. 2004. Hubungan Masyarakat dan Konsep Kepribadian. Malang: UMM Press.

Nasution, Zulkarnain. 2006. Manajemen Humas di Lembaga Pendidikan. Malang: UMM Press. Oliver, Sandra. 2007. Strategi Public Relations. Jakarta: Esensi Erlangga Group.

Onggo, Bob Julius. 2004. E-PR Menggapai Publisitas di Era Interaktif Lewat Media Online. Yogyakarta: Andi.

Ruslan, Rusady. 2008. Kiat dan Strategi Kampanye Publik Relations. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Sumber Lain :

Arsip Humas Universitas Sultan Ageng Tirtayasa tahun 2010.

Buku Panduan Program Pengenalan Kehidupan Kampus Universitas Sultan Ageng Tirtayasa tahun 2006.

Dharmawan. 2010. Sekilas Tentang Webometrics. http://dharmawan.unpad.ac.id/campus/sekilas-tentang-webometrics.html. diakses pada hari Rabu tgl 23-06-10 pkl 16.46 di Serang.

Fauji, Hilman. World Class University dan Persiapan Indonesia. http://www.untirta.ac.id/index.php?option=com_wrapper&view=wrapper&Itemid=66. Diakses pada hari Jumat 11-06-10 pkl 12.15 di Serang.

Hasil wawancara dengan Kepala Humas Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Hasil wawancara dengan Kepala PUSDAINFO Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

Irwandi. 2009. Jalan Menuju World Class University Realistis. http://www.dikti.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=819:jalan-menuju-wcu-yang-realistis&catid=54:berita-dirjen&Itemid=185. Diakses pada hari Senin tgl 14-06-10 pkl 15.25 di Serang.

Istadi. 2010. Undip Institutional Repository (Undip-IR) Masuk Top 50 Besar Dunia Webometrics.

http://www.dikti.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1571:undip-institutional-repository-undip-ir-masuk-top-50-besar-dunia-webometrics&catid=159:artikel-kontributor

Sudigdo, Joko. 2009. Humas dan Citra Lembaga Perguruan Tinggi. http://www.pnj.ac.id/warta/index.php?topik=antar_kita&id=218. Diakses pada hari Jumat tgl 07-05-10 pkl. 12.15 di Serang.

2010. “Rumusan Semiloka Strategi Peraihan Mahasiswa Baru dan Peningkatan Mutu Perguruan Tinggi”. http://aptikom4.wordpress.com/2010/04/21/rumusan-semiloka-%E2%80%9Cstrategi-peraihan-mhs-baru-dan-peningkatan-mutu-pt%E2%80%9D/. Diakses pada hari Jumat, tgl 14-05-10 pkl. 11.15 di Serang.