SKRIPSI PEMASARAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP LOYALITAS NASABAH PT. BANK BENGKULU
Transcript of SKRIPSI PEMASARAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP LOYALITAS NASABAH PT. BANK BENGKULU
1
BAB IPENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kemajuan industri perbankan di Indonesia yang begitu
pesat membuat para pelaku bisnis perbankan berpikir keras
untuk bertahan dalam persaingan usaha. Terlebih kemajuan
teknologi dan informasi yang begitu cepat berkembang
dalam beberapa waktu ini membuat masyarakat luas bahkan
rakyat kecil pun mampu menyerap dan memperoleh informasi
dengan mudah dan efisien. Hingga masyarakat saat ini
mampu memilih berbagai industri bisnis dan membanding-
bandingkannya mana yang terbaik menurut pandangan mereka.
Hal ini menuntut bank untuk senantiasa meningkatkan
kinerja serta strategi bisnis yang tepat sesuai dengan
etikanya.
Persaingan ditandai dengan peningkatan bermacam-
macam produk untuk menarik hati nasabah agar menggunakan
2
jasanya. Sejak memasuki masa krisis pada tahun 1998, kini
banyak program-program yang ingin meningkatkan persaingan
dalam industri perbankan di tanah air. Tak hanya
persaingan, perusahaan saat ini dituntut untuk
bertanggung jawab dalam menangani lingkungan dan
sekitarnya. Bagaimana keputusan perusahaan bank tersebut
dalam bertindak menangani berbagai masalah aspek sosial
dan lingkungan. Tidak hanya memberi keuntungan bagi
masyarakat tetapi juga berpengaruh terhadap kemajuan
perusahaan perbankan tersebut salah satunya peningkatan
Brand Image melalui pencitraan perusahaan. Reputasi atau
citra korporat sangat bernilai harganya karena citra
korporat akan mempengaruhi loyalitas konsumen atau
nasabahnya.
Membangun Brand Image biasanya dilakukan menggunakan
media masa seperti pemasangan iklan atau penggunaan jasa
sales, namun pada kenyataan hal tersebut seringkali tidak
efektif, efisien dan mahal. Brand Image yang tinggi dapat
3
dibangun melalui kegiatan-kegiatan yang dirangkum dalam
Corporate Social Responcibility (CSR). Karena dengan lingkungan
yang baik dapat mempengaruhi brand image perusahaan
tersebut dan secara tidak langsung membangun kepercayaan
masyarakat dalam memilih jasa perusahaan.
Berbagai jenis program CSR dilakukan oleh Bank
Bengkulu melalui unit kerjanya yang tersebar di daerah
Bengkulu sebagai wujud tanggung jawab sosial Bank
Bengkulu terhadap lingkungan serta pembangunan daerah
menjadi semakin baik. Berbagai bantuan telah diterapkan
oleh Bank Bengkulu seperti dalam segi pendidikan, bantuan
sosial dalam menangani bencana alam, bantuan perkembangan
industri, pembukaan lapangan kerja, sarana dan prasarana
daerah dan lain sebagainya. Namun, tak mudah mewujudkan
kebijakan program CSR perbankan yang ideal, oleh karena
itu diperlukannya penerapan CSR yang sesuai dengan
kegiatan perbankan. Sehingga CSR tak hanya memberikan
4
dampak positif bagi masyarakat luas namun juga
berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan.
Setiap perusahaan besar termasuk perbankan di setiap
daerah sudah mulai mengerti arti penting dari program
corporate social responcibility yang mulai diterapkan sejak tahun
1970. Namun, masih dibutuhkan kesadaran setiap organisasi
perusahaan maupun individu bahwa program CSR tidak hanya
berdampak positif bagi sosial dan lingkungan, namun
secara tidak langsung akan mengangkat citra perusahaan
sehingga pelanggan, konsumen atau nasabah semakin yakin
bergabung dalam perusahaan tersebut. Inilah yang disebut
pemasaran positif dalam segi sosial untuk perusahaan yang
akan berpengaruh hingga jangka panjang.
Informasi penting dalam penelitian ini terdapat pada
Bank Bengkulu yang menerapkan sistem CSR pada program
perbankan dalam mekanisme pemberian bantuan pada
masyarakat. Sedangkan dari pihak nasabah, informasi
5
diperoleh dari nasabah yang telah menerima bantuan sosial
bank Bengkulu yang ada di kota Bengkulu.
Hasil angket tersebut menggambarkan bagaimana sikap
nasabah terhadap penerapan CSR yang dilakukan oleh bank
Bengkulu dan pengaruh program CSR apa yang paling
dianggap penting oleh nasabah untuk dapat meningkatkan
eksistensi perusahaan hingga mendorong kepercayaan
langsung pada PT. Bank Bengkulu.
Berdasarkan hasil analisis hubungan penerapan CSR
terhadap loyalitas nasabah bank Bengkulu yang terdapat di
kota Bengkulu dan analisis pengaruh sikap nasabah pada
program CSR terhadap loyalitas maka dapat dibuat saran
atau masukan bagi pihak manajemen, agar pelaksanaan
program CSR bermanfaat bagi seluruh stakeholder. Namun
dalam permasalahan yang ada setiap rencana program yang
ada tentunya akan ditemukan beberapa perencanaan yang
tidak terjalankan sesuai yang diharapkan atau belum tepat
khususnya pada program CSR demi kemajuan perusahaan. Maka
6
sehubungan dengan latar belakang tersebut, penulis
mengambil judul sebagai berikut: “ANALISIS PENGARUH
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP LOYALITAS
NASABAH PT. BANK BENGKULU DI KOTA BENGKULU.”
1.2. Rumusan Permasalahan
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis
dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut: Seberapa
besar pengaruh program Corporate Social Responsibility (CSR)
terhadap loyalitas nasabah PT. Bank Bengkulu yang ada di
kota Bengkulu?
1.3. Ruang Lingkup Penelitian
Mengingat keterbatasan waktu serta kemampuan penulis
dalam pemasalahan penelitian, maka dilakukan batasan
masalah yang akan memfokuskan permasalahan program
Corporate Social Responsibility (CSR) pada PT. Bank Bengkulu yang
telah dilaksanakan sesuai dengan data yang ada.
1.4. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1. Tujuan Penelitian
7
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh program Corporate
Social Responsibility (CSR) pada PT. Bank Bengkulu sebagai bank
daerah yang dirasakan manfaatnya pada lingkungan sekitar
dalam membangun loyalitas nasabah bank Bengkulu tersebut.
1.4.2. Manfaat Penelitian
Penulis berharap penelitian ini dapat bermanfaat bagi:
1. Penulis
Sebagai bahan pembelajaran dan informasi guna menambah
ilmu pengetahuan serta wawasan khususnya dalam bidang
manajemen pemasaran yang ada pada perusahaan-
perusahaan besar sehingga dapat berguna nantinya dalam
penerapan teori maupun praktek yang sebenarnya.
2. Perusahaan
Sebagai refrensi perusaahan tempat penelitian guna
mengetahui apakah penerapan program Corporate Social
Responcibility (CSR) tersebut berpengaruh terhadap nasabah
8
dan loyalitasnya. Dan juga sebagai bahan pertimbangan
perusahaan untuk lebih meningkatkan program CSR.
3. Institusi dan pihak lain yang berkepentingan
Sebagai acuan pihak lain untuk melakukan penelitian
dibidang yang sama ataupun lanjutan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori
2.1.1. Pemasaran dan Manajemen Pemasaran
9
Setiap perusahaan memiliki tantangan untuk tetap
mempertahankan usahanya dengan menjaga kualitas pelayanan
agar dapat bersaing serta meningkatkan pelanggan namun
tetap menjamin kepuasan menggunakan produk atau jasa
perusahaan tersebut. Untuk itu diperlukannya strategi dan
program pemasaran yang efektif demi memperkenalkan sistem
jasa dan kualitas barang yang dimiliki. Barang atau jasa
yang dimiliki sebuah perusahaan tidak dapat mencari
konsumennya sendiri, oleh karena itu setiap perusahaan
besar maupun kecil selalu memiliki bidang khusus yang
menangani distribusi produk perusahaan yang disebut
dengan divisi pemasaran yaitu bagian penjualan atau
marketing. Setelah sebuah produk maupun jasa cukup dikenal
oleh konsumen, barulah menentukan strategi sarana
distribusi agar produk sampai ditangan konsumen yang
dilakukan pada bidang penjualan. Kedua bidang tersebut
merupakan bagian dari divisi pemasaran.
10
Pada konsep penjualan, perusahaan meluncurkan produk
baru yang akan ditawarkan kemudian menggunakan segala
mentode penjualan untuk merayu konsumen agar membeli
produk tersebut. Setelah konsumen terbujuk, diharapkan
konsumen tersebut membeli sehingga perusahaan memperoleh
laba dari penjualan nya. Jadi, perusahaan mengarahkan
konsumen agar apa yang konsumen minta sesuai dengan
produk yang dimiliki perusahaan. Sedangkan dalam konsep
pemasaran, langkah awal perusahaan yaitu meneliti untuk
mengetahui apa yang diinginkan atau dibutuhkan konsumen
saat ini kemudian, perusahaan mengembangkan sebuah produk
tersebut untuk memenuhinya dan perusahaan memperoleh
laba.
“Untuk mampu menciptakan kepuasan konsumen tersebut,
para pengembang perlu memiliki suatu strategi pemasaran
yang jitu dalam memasarkan produknya, karena strategi
pemasaran juga merupakan alat fundamental yang
direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan
11
mengembangkan keunggulan bersaing yang digunakan untuk
melayani pasar sasaran” (Tull & Kahle dalam Tjiptono
1997:35).
Menurut Handi Irawan D (Chairman Frontier Consulting Group,
2015:8), perusahaan yang mampu membangun sangat percaya
memiliki komitmen dan konsisten dalam menjalankan 3 rules
for success yang juga ada dalam strategi pemasaran yaitu:
Rules 1. Quality before price
Perusahaan yang baik sangat percaya dengan pentingnya
kualitas, baik kualitas produk maupun kualitas pelayanan.
Perusahaan yakin bahwa cara terbaik untuk bersaing dengan
kualitas lebih mendominasi dibandingkan dengan persaingan
harga murah. Karena percaya terhadap kualitas, maka
perusahaan siap untuk memperoleh inspirasi dalam
pembaruan.
Rules 2. Innovation before cost
Untuk melihat pasar baru dan pasar kedepan, perusahaan
harus melakukan inovasi dan mengembangkan bisnisnya
12
dengan berbagai inovasi. Perusahaan-perusahaan yang
inovatif biasanya lebih sensitif terhadap pasar. Sebagian
melakukan inovasi dalam penargetan pemasaran seperti
dalam komunikasinya. Menciptakan komunikasi yang kreatif
dalam menyampaikan pesan pada media yang digunakan
seperti pada saat ini dapat menggunakan media mobile
ataupun internet. Sebagian yang lebih radikal,
menciptakan inovasi melalui penngembangan chanel.
Rules 3. Engagement before sales
Perusahaan pemenang memiliki paradigma bahwa bisnis
haruslah didasarkan atas relationship atau hubungan yang kuat
dan bukan transaksional. Bagi perusahaan dalam menjaga
loyalitas dalam proses pembangunan relationship sangat
penting. Struktur pembangunan sebuah perusahaan juga
lebih bergantung kepada pelanggan dan lingkungan
sekitarnya. Misalnya, mereka memiliki CRM (yang
didalamnya juga termasuk program corporate social responsibility),
13
chanel management atau yang bertanggung jawab dalam
kepuasan pelayanan pelanggan.
Beberapa strategi relationship yang dapat dilihat pada
perusahaan seperti, sangat berkomitmen terhadap pelayanan
dan kepuasan pelanggan, mengembangkan cara untuk
membangun komunitas, memiliki banyak program yang
berupaya menciptakan ikatan terhadap konsumen dan
pelanggannya serta sekaligus mengangkat citraperusahaan
dengan ikut dalam perbaikan pembangunan daerah serta
lingkungan sosial.
Konsep-konsep inti pemasaran meluputi: kebutuhan,
keinginan, permintaan, produksi, utilitas, nilai dan
kepuasan; pertukaran, transaksi dan hubungan pasar,
pemasaran dan pasar. Kita dapat membedakan antara
kebutuhan, keinginan dan permintaan. Kebutuhan adalah
suatu keadaan dirasakannya ketiadaan kepuasan dasar
tertentu. Keinginan adalah kehendak yang kuat akan pemuas
yang spesifik terhadap kebutuhan-kebutuhan yang lebih
14
mendalam. Sedangkan Permintaan adalah keinginan akan
produk yang spesifik yang didukung dengan kemampuan dan
kesediaan untuk membelinya.
Dalam pemasaran terdapat enam konsep yang merupakan
dasar pelaksanaan kegiatan pemasaran suatu organisasi
yaitu: konsep produksi, konsep produk, konsep penjualan,
konsep pemasaran, konsep pemasaran sosial dan konsep
pemasaran global.
1. Konsep produksi
Konsep produksi berpendapat bahwa konsumen akan
menyukai produk yang tersedia dimana-mana dan harganya
murah. Konsep ini berorientasi pada produksi dengan
mengerahkan segenap upaya untuk mencapai efesiensi
produk tinggi dan distribusi yang luas. Disini tugas
manajemen adalah memproduksi barang sebanyak mungkin,
karena konsumen dianggap akan menerima produk yang
tersedia secara luas dengan daya beli mereka.
2. Konsep produk
15
Konsep produk mengatakan bahwa konsumen akan menyukai
produk yang menawarkan mutu, performansi dan ciri-ciri
yang terbaik. Tugas manajemen disini adalah membuat
produk berkualitas, karena konsumen dianggap menyukai
produk berkualitas tinggi dalam penampilan dengan ciri
– ciri terbaik
3. Konsep penjualan
Konsep penjualan berpendapat bahwa konsumen, dengan
dibiarkan begitu saja, organisasi harus melaksanakan
upaya penjualan dan promosi yang agresif.
4. Konsep pemasaran
Konsep pemasaran mengatakan bahwa kunsi untuk mencapai
tujuan organisasi terdiri dari penentuan kebutuhan dan
keinginan pasar sasaran serta memberikan kepuasan yang
diharapkan secara lebih efektif dan efisien
dibandingkan para pesaing.
16
5. Konsep pemasaran sosial
Konsep pemasaran sosial berpendapat bahwa tugas
organisasi adalah menentukan kebutuhan, keinginan dan
kepentingan pasar sasaran serta memberikan kepuasan
yang diharapkan dengan cara yang lebih efektif dan
efisien daripada para pesaing dengan tetap
melestarikan atau meningkatkan kesejahteraan konsumen
dan masyarakat.
6. Konsep Pemasaran Global
Pada konsep pemasaran global ini, manajer eksekutif
berupaya memahami semua faktor-faktor lingkungan yang
mempengaruhi pemasaran melalui manajemen strategis
yang mantap tujuan akhirnya adalah berupaya untuk
memenuhi keinginan semua pihak yang terlibat dalam
perusahaan.
Dalam berbagai devinisi mengenai pemasaran dari para
ahli, dapat disimpulkan bahwa Pemasaran adalah suatu
sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk
17
merencanakan, menentukan harga, promosi dan
mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan
keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan
perusahaan.
Manajemen pemasaran berasal dari dua kata yaitu
manajemen dan pemasaran. Menurut Kotler dan Armstrong
Pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi dan
pengendalian dari program-program yang dirancang untuk
menciptakan, membangun dan memelihara pertukaran yang
menguntungkan dengan pembeli sasaran demi mencapai tujuan
perusahaan. Sedangkan Manajemen adalah proses perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan
(actuating) dan pengawasan (supervision).
Jadi dapat diartikan bahwa Manajemen Pemasaran adalah
sebagai analisis, perencanaan, penerapan dan pengendalian
program yang dirancang untuk menciptakan, membangun dan
mempertahankan pertukaran yang menguntungkan dengan pasar
18
sasaran dengan maksud untuk mencapai tujuan – tujuan
organisasi.
Perusahaan yang telah mulai mengenal bahwa pemasaran
adalah faktor penting untuk mencapai sukses usahanya,
akan mengetahui cara dan falsafah baru yang terlibat
didalamnya seperti konsep pemasaran, strategi pemasaran
serta promosi dalam pemasaran.
Promosi dalam manajemen pemasaran di gunakan untuk
mendukung berbagai strategi pemasaran lainnya (strategi
produk, strategi penentuan harga dan strategi
distribusi). Promosi akan mempercepat penyampaian
produksi kepada konsumen. Alat promosi yang sering
digunakan dalaman pemasaran jasa maupun barang adalah
Bauran Promosi (Promotion Mix).
Bauran pemasaran merupakan seperangkat alat pemasaran
yang dapat digunakan perusahaan untuk terus menerus
mencapai tujuan pemasaran dipasar sasaran.Bauran
19
pemasaran dibagi menjadi 4 kelompok yang disebut dengan
4P yaitu:
1. Product (Produk)
Berupa: Kualitas, desain, fitur, nama brand, servis,
jumlah dan lain-lain.
2. Price (Harga)
Berupa: daftar harga, diskon atau promo, periode
pembayaran, kredit dan lain-lain.
3. Place (Tempat)
Berupa: hubungan, lokasi, transportasi, jarak dan
lain-lain.
4. Promotion (Promosi)
Berupa: sales promotion, advertising, public relation dan bagian
marketing.
Promotion Mix Menurut J. Stanton dalam Swastha
(1984:238), Bauran Promosi adalah : “Kombinasi strategi
yang paling baik dari variabel-variebel periklanan,
personal selling dan alat promosi yang lain, yang
20
semuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program
penjualan”. Sedangkan Menurut Gitosudarmo (2000:237),
Bauran Promosi adalah : “Kegiatan yang ditujukan untuk
mempengaruhi konsumen agar mereka dapat menjadi kenal
akan produk yang ditawarkan oleh Perusahaan kepada mereka
dan kemudian mereka menjadi senang lalu membeli produk
tersebut”.
Kegiatan promosi bukan saja berfungsi sebagai alat
komunikasi antara perusahaan dengan konsumen, melainkan
juga sebagai alat untuk mempengaruhi konsumen dalam
kegiatan pembelian atau penggunaan barang/jasa sesuai
dengan kebutuhan dan keinginannya. Hal ini dilakukan
dengan menggunakan alat-alat promosi. Menurut Lupiyoadi
dan Hamdani (2008:120-123) bahwa alat–alat Promosi
tersebut disebut dengan Bauran Promosi (Promotion Mix),
yang terdiri dari :
21
1. Periklanan (Advertising), merupakan salah satu bentuk
dari komunikasi impersonal (impersonal communication) yang
digunakan oleh perusahaan barang dan jasa.
2. Penjualan Perorangan (Personal Selling), adalah interaksi
antar individu, saling bertemu untuk menciptakan,
memperbaiki dan menguasai dan mempertahankan hubungan
pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak
lain.
3. Promosi Penjualan (Sales Promotion), adalah semua
kegiatan yang dimaksud untuk meningkatkan arus barang
atau jasa dari produsen sampai pada penjualan
akhirnya.
4. Hubungan Masyarakat (Public Relation), merupakan kiat
pemasaran, dimana perusahaan tidak harus berhubungan
dengan pelanggan, pemasok dan penyalur, tetapi juga
harus berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik
yang lebih besar.
22
5. Informasi dari mulut ke mulut (Word Of Mouth), dimana
pelanggan tersebut akan berbicara kepada pelanggan
lain yang berpotensial tentang pengalamannya dalam
menerima barang/jasa tersebut.
6. Pemasaran Langsung (Direct Marketing), adalah sistem
pemasaran interaktif yang menggunakan salah satu atau
lebih media iklan untuk menghasilkan tanggapan dan
atau transaksi yang dapat diukur pada satu lokasi
2.1.2. Bank
Menurut undang-undang Republik Indonesia Nomor 10
tahun 1998 tentang Perbankan, yang dimaksud bank adalah
sebuah lembaga atau perusahaan yang aktifitasnya
menghimpun dana berupa giro, deposito, tabungan dan
simpanan yang lain dari surplus spending unit (pihak yang
kelebihan dana) dan kemudian menempatkan kembali pada
deficit spending unit (pihak/masyarakat yang membutuhkan dana)
melalui penjualan jasa keuangan yang pada gilirannya
dapat meningkatkan kesejahteraan banyak rakyat.
23
Bank dan industri perbankan secara keseluruhan sebagai
lembaga intermediasi sektor keuangan, memiliki peran
penting dalam perekonomian suatu negara. Secara mikro,
bank berfungsi menyalurkan dana dari nasabah yang
memiliki kelebihan dana kepada pelaku usaha dan
perorangan yang membutuhkan dana dalam rangka
memperlancar usaha dari pihak-pihak yang berkepentingan.
Secara makro, industri perbankan berperan sebagai sumber
pembiayaan bagi perkembangan perekonomian dan sebagai
sarana dalam pelaksanaan kebijakan moneter (Komite
Nasional Kebijakan Corporate Governance, 2012).
Dalam menjalankan kegiatan usaha tersebut bank
menghadapi berbagai resiko, baik resiko kredit, resiko
pasar, resiko operasional maupu reputasi, sehingga bank
harus mengelolanya dengan baik dan prudential untuk
dituntut selalu transparansi dalam penyampaian laporan
keuangan. Banyaknya ketentuan yang mengatur sektor
perbankan dalam rangka melindungi kepentingan masyarakat,
24
termasuk ketentuan yang mengatur kewajiban untuk memenuhi
modal minimum sesuai dengan kondisi masing-masing bank.
Dalam didunia persaingan bisnis, manajemen perbankan
juga mengenal Good CoporateGovernance (tata kelola yang
baik) yaitu merupakan sistem tata kelola yang baik
sehubungan dengan pelayanan terhadap masyarakat luas.
Termasuk pelayanan sosial yang dapat membantu rakyat
untuk kesejahteraan bersama. Dalam penilaian GCG (Good
Corporate Governance) inilah suatu penerapan perusahaan
dapat dinilai apakah telah baik atau kurang baik. Untuk
itu, perusahaan khususnya perbankan harus dipandang baik
oleh masyarakat dengan segala bantuan campur tangan
perusahaan dalam pensejahteraan rakyat. Bagaimana peran
perusahaan tersebut dalam setiap tanggung jawabnya yang
tidak hanya menguntungkan rakyat tapi juga dapat
menguntungkan perusahaan itu sendiri yaitu melalui
program Corporate Social Responcibility (CSR) untuk mewujudkan
pencitraan yang baik.
25
Bank bukanlah sesuatu yang asing lagi bagi
masyarakat di negara maju. Setiap transaksi yang
menyangkut aktifitas keuangan, bank sudah dianggap suatu
lembaga yang aman. Bank juga merupakan salah satu lembaga
yang mempunyai peran penting dalam pertumbuhan
perekonomian suatu negara, bahkan untuk mengukur kemajuan
suatu negara dapat dilihat dari pertumbuhan perbankan
dinegara tersebut.
Di Indonesia, bank dibagi menjadi beberapa jenis.
Jenis bank juga dapat dibedakan sesuai dengan fungsi,
kepemilikan, penetapan harga, status serta tingkatannya.
1. Jenis bank dari segi fungsinya:
a. Bank Sentral
Bank Sentral merupakan bank yang berfungsi sebagai
pengatur bank-bank yang ada dalam suatu negara.
Tugas nya yaitu, menetapkan dan melaksanakan
kebijakan moneter, mengatur dan memelihara
kelancaran sistem pembayaran serta mengatur dan
26
melakukan pengawasan pada semua bank. Bank sentral
di Indonesia adalah Bank Indonesia.
b. Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan
usaha secara konvensional dan berdasarkan prinsip
syariah dengan tugas sebagai penghimpun dana,
penyaluran dana kepada masyarakat serta pelayanan
jasa lalu lintas pembayaran.
c. Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
BPR hampir sama dengan bank umum, namun dalam
kegiatannya BPR tidak dapat memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran atau giral. BPR hanya
menghimpun dan menyaurkan dana kepada masyarakat.
2. Jenis Bank dari Segi Kepemilikannya
a. Bank Milik Pemerintah
Bank jenis ini merupakan bank yang kepemilikannya
dibawah pemerintah, didirikan oleh pemerintah dan
Bank Pemerintah
Bank Milik Pemerintah
Pusat
Bank Milik Pemerintah
DaerahBank MandiriBank BTNBank BNIBank BRIBank Ekspor
Bank BengkuluBank DKIBank JatimBank AcehBank Lainnya
27
seluruh sahamnya milik pemerintah yang diwakili oleh
BUMN (Badan Usaha Milik Negara).
GAMBAR I
BANK PEMERINTAH
b. Bank Swasta Nasional
Bank swasta merupakan bank didirikan oleh swasta
baik individu maupun lembaga. Contoh bank milik
swasta nasional adalah BCA, Bank Permata, Bank
Muamalat Indonesia, Bank Mega dan Bank Maspion.
c. Bank Milik Koperasi
28
Didirikan dan seluruh modalnya milik perusahaan
berbadan hukum koperasi. Contoh bank milik koperasi
di Indonesia yaitu Bank Bukopin.
d. Bank Asing
Bank asing merupakan bank yang didirikan oleh
pemerintah maupun oleh swasta asing dan berkantor
pusat di luar wilayah negara Indonesia. Bank asing
yang ada di Indonesia merupakan bank cabang atau
perwakilan dari bank negaranya. Contoh dari bank
asing yang ada di Indonesia adalah Citibank, ABN Amro
Bank, Standart Chartered Bank, HSBCdan Chase Manhattan Bank.
e. Bank Campuran
Bank campuran merupakan bank yang sahamnya dimiliki
oleh swasta asing dan nasional. Namun kepemilikin
sahamnya mayoritas dimilliki oleh swasta nasional,
contoh CIMB Niaga.
2.1.3. Corporate Social Responsibility (CSR)
29
Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan
tanggung jawab sosial yang diberikan perusahaan kepada
masyarakat. Pada saat ini, banyak perusahaan yang
melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam
kegiatan bisnis mereka.
Dari sisi estimologis Corporate Social Responsibility (CSR)
kerap diterjemahkan sebagai “tanggung jawab sosial
perusahaan (TSP)”. Dalam konteks lain, CSR kadang disebut
juga “tanggung jawab sosial dunia usaha (tansodus)”. Yang
menarik, sebagai sebuah konsep yang makin popular, CSR
ternyata belum memiliki defenisi yang tunggal. Namun
demikian konsep ini menawarkan sebuah kesamaan yang sama
yaitu, keseimbangan antara perhatian aspek ekonomis dan
perhatian terhadap aspek sosial serta lingkungan.
Menurut Suhandari M. Putri dalam artikelnya Schema CSR
dalam Kompas, 4 Agustus 2007 yang dikutip oleh DR.
Hendrik Budi Untung di bukunya “Corporate Social Responsibility”
(2008:1), ”Corporate Social Responsibility adalah komitmen
30
perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam
pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan
memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan
menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian
terhadap aspek ekonomi, sosial dan lingkungan”.
Adapula konsep piramida tanggung jawab sosial
perusahaan yang dikembangkan Archie B. Carrol mengapa
sebuah perusahaan perlu menerapkan TSP/CSR bagi
masyarakat disekitarnya (Saidi dan Abidin, 2004 :59)
“Sebuah perusahaan tidak hanya memiliki tanggung jawab
ekonomis, melainkan pula tanggung jawab legal, etis, dan
filantrofis.”
Tanggung jawab ekonomis yaitu make a profit. Motif utama
perusahaan adalah menghasilkan laba. Laba adalah fondasi
perusahaan. Perusahaan harus memiliki nilai tambah
ekonomi sebagai prasyarat agar perusahaan dapat hidup
terus (survive) dan berkembang.
31
Tanggung jawab legal yaitu obey the law. Perusahaan
harus taat hukum. Dalam proses mencari laba, perusahaan
tidak boleh melanggar kebijakan dan hukum yang telah
ditetapkan pemerintah.
Tanggung jawab etis yaitu be ethical. Perusahaan memiliki
kewajiban untuk menjalankan praktek bisnis yang baik,
benar, adil dan fair. Norma-norma masyarakat perlu
menjadi rujukan bagi perilaku organisasi perusahaan.
Tanggung jawab filantropis yaitu be a good citizen. Selain
perusahaan harus memperoleh laba, taat hukum dan
berperilaku etis, perusahaan dituntut agar dapat member
kontribusi yang dapat dirasakan secara langsung oleh
masyarakat. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas
kehidupan semua. Para pemilik dan pegawai yang bekerja di
perusahaan memiliki tanggung jawab ganda, yakni kepada
perusahaan dan kepada lingkungannya dengan istilah yang
dikenal Nonfiduciary Responsibility.
32
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Corporate Social
Responsibility
Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) pada umumnya
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
1. Komitmen pimpinannya
Perusahaan yang pimpinannya tidak tanggap dengan
masalah sosial, jangan diharap akan memedulikan
aktivitas sosial.
2. Ukuran dan kematangan sosial
Perusahaan besar dan mapan lebih mempunyai potensi
member kontribusi ketimbang perusahaan kecil dan belum
mapan.
3. Regulasi dan sistem perpajakan yang diatur pemerintah
Semakin amburadul regulasi dan penataan pajak akan
membuat semakin kecil ketertarikan perusahaan untuk
memberikan donasi dan sumbangan sosial kepada
masyarakat. Sebaliknya, semakin kondusif regulasi atau
semakin besar insentif pajak yang diberikan, akan
33
lebih berpotensi memberi semangat kepada perusahaan
untuk berkontribusi kepada masyarakat.
2. Prinsip-prinsip Corporate Social Responsibility
Prinsip-prinsip Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai
berikut :
a. Prioritas Korporat
Mengakui tanggung jawab sosial sebagai prioritas
tertinggi korporat dan penentu utama pembangunan
berkelanjutan. Dengan begitu korporat bisa membuat
kebijakan, program dan praktek dalam menjalankan
bisnisnya dengan cara yang bertanggungjawab secara
sosial.
b. Manajemen Terpadu
Mengintegrasikan kebijakan, program dan praktek ke
dalam setiap kegiatan bisnis sebagai salah satu unsur
manajemen dalam semua fungsi manajemen.
34
c. Proses Perbaikan
Secara berkesinambungan memperbaiki kebijakan, program
dan kinerja sosial korporat, berdasar temuan riset
mutakhir dan memahami kebutuhan sosial serta
menerapkan kriteria sosial tersebut secara
internasional.
d. Pendidikan Karyawan
Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan serta
memotivasi karyawan.
e. Pengkajian
Melakukan kajian dampak sosial sebelum memulai
kegiatan atau proyek baru dan sebelum menutup satu
fasilitas atau meninggalkan lokasi pabrik.
f. Produk dan Jasa
Mengembangkan produk dan jasa yang tak berdampak
negative secara sosial.
g. Informasi Publik
35
Memberi informasi dan (bila diperlukan) mendidik
pelanggan, distributor dan publik tentang penggunaan
aman, transportasi, penyimpanan dan pembuangan produk,
dan begitu pula dengan jasa.
h. Fasilitas dan Operasi
Mengembangkan, merancang, dan mengoperasikan fasilitas
serta menjalankan kegiatan yang mempertimbangkan temuan
kajian dampak sosial.
i. Penelitian
Melakukan atau mendukung penelitian dampak sosial bahan
baku, produk, proses, emisi, dan limbah yang terkait
dengan kegiatan usaha dan penelitian yang menjadi
sarana untuk mengurangi dampak negatif.
j. Kontraktor dan Pemasok
Mendorong penggunaan prinsip-prinsip tanggung jawab
sosial korporat yang dijalankan kalangan kontraktor dan
pemasok, disamping itu bila diperlukan mensyaratkan
36
perbaikan dalam praktis bisnis yang dilakukan
kontraktor dan pemasok.
k. Siaga menghadapi darurat
Menyusun dan merumuskan rencana menghadapi keadaan
darurat, dan bila terjadi keadaan berbahaya bekerjasama
dengan layanan gawat darurat, instansi berwenang dan
komunitas lokal. Sekaligus mengenali potensi bahaya
yang muncul.
l. Transfer Best Practice
Berkontribusi pada pengembangan dan transfer praktik
bisnis yang bertanggung jawab secara sosial pada semua
industri dan sektor publik.
m. Memberi sumbangan
Sumbangan untuk usaha bersama, pengembangan kebijakan
publik dan bisnis, lembaga pemerintah dan lintas
departemen pemerintah serta lembaga pendidikan yang
37
akan meningkatkan kesadaran tentang tanggung jawab
sosial.
n. Keterbukaan
Menumbuhkembangkan keterbukaan dan dialog dengan
pekerja dan publik, mengantisipasi dan member respon
terhadap potential hazard dan dampak operasi, produk,
limbah atau jasa.
o. Pencapaian dan Pelaporan
Mengevaluasi kinerja sosial, melaksanakan audit sosial
secara berkala dan mengkaji pencapaian berdasarkan
kriteria korporat dan peraturan perundang-undangan dan
menyampaikan informasi tersebut pada dewan direksi,
pemegang saham, pekerja, publik.
3. Bidang-bidang Corporate Social Responsibility
Bidang-bidang Corporate Social Responsibility (CSR) yang
disarikan dari beberapa perusahaan terkemuka yang dikutip
oleh Yusuf Wibisono dalam bukunya Membedah Konsep dan
Aplikasi CSR (2007:139) antara lain :
38
1) Bidang Sosial antara lain :
- Pendidikan/Pelatihan
- Kesehatan
- Kesejahteraan Sosial
- Kepemudaan/Kewanitaan
- Keagamaan
- Kebudayaan
- Penguatan kelembagaan
- Dan lain-lain
2) Bidang Ekonomi antara lain:
- Kewirausahaan
- Pembinaan UKM
- Agribisnis
- Pembukaan lapangan kerja
- Sarana dan Prasarana ekonomi
- Usaha produktif lainnya
3) Bidang Lingkungan antara lain:
- Penggunaan energi secara efisien
39
- Proses Produksi yang ramah lingkungan
- Pengendalian polusi
- Penghijauan
- Pengelolaan air
- Pelestarian alam
- Pengembangan ekowisata
- Penyehatan lingkungan
- Perumahan dan pemukiman
4. Manfaat Corporate Social Responsibility
Terdapat manfaat yang akan didapatkan dari pelaksanaan
tanggung jawab sosial perusahaan, baik itu dirasa bagi
perusahaan sendiri, bagi lingkungannya, bagi negara serta
pemangku kepentingan lalinnya. Menurut Totok Mardikanto
didalam bukunya yang berjudul Corporate Social Responsibility
(2014:132), menguraikan manfaat CSR dari berbagai
pernyataan para ahli yaitu:
a. Manfaat CSR bagi Masyarakat
40
Dapat mengembangkan diri dan usahanya sehingga sasaran
untuk mencapai kesejahteraan tercapai. Dengan begitu,
dengan praktik CSR yang baik dan tepat sasaran maka
akan menyerap tenaga kerja dan meningkatkan kualitas
sosial di daerah tersebut dalam jangka panjang.
b. Manfaat CSR bagi Pemerintah
Melalui CSR akan tercipta hubungan antara pemerintah
dan perusahaan dalam mengatasi berbagai masalah sosial
seperti kemiskinan, rendahnya kualitas pendidikan,
minimnya akses kesehatan dan lain sebagainya. Sehingga
tugas pemerintah untuk menciptakan kesejahteraan bagi
rakyatnya menjadi lebih ringan dengan adanya
partisipasi dari pihak swasta yang mengikuti program
CSR pada perusahaannya.
c. Manfaat CSR bagi Korporasi
41
Mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra
merek perusahaan, mendapatkan lisensi untuk beroperasi
secara sosial, mereduksi risiko bisnis, melebarkan
akses sumberdaya, membuka peluang pasar yang lebih
luas, memperbaiki hubungan dengan stakeholder,
meningkatkan semnagat dan produktivitas karyawan serta
manfaat dari CSR bagi perusahaan yaitu juga memberi
peluang mendapatkan penghargaan sehingga citra
perusahaan di mata masyarakat serta para pelaku bisnis
didalamnya akan semakin baik.
Setiap perusahaan memiliki cara pandang yang berbeda
terhadap CSR dan cara pandang inilah yang bisa dijadikan
indikator kesungguhan perusahaan tersebut dalam
melaksanakan CSR atau hanya sekedar membuat pencitraan di
masyarakat.
Seperti dalam buku Corporate Social Responsibility yang
ditulis oleh Totok Mardikanto, disebutkan George Steiner
42
(1971:106) menyatakan pandangannya terhadap CSR dan
Korporat adalah:
“Business is and must remain fundamentally an economic institution, butit
does have responsibillities to help society achieve its basic goals and does,
therefore, have social responsibilities. The large a company becomes, the
greater are these responsibilities, but all companies can assume some share
of them at no cost and often at a short-run as well as a long-run profit.”
“Bisnis harus tetap fundamental sebagai lembaga ekonomi,
tapi juga memiliki tanggung jawab untuk membantu
masyarakat mencapai tujuan dasar, oleh karena itu,
memiliki tanggung jawab sosial. Semakin besar perusahaan,
semakn besar tanggung jawab ini, tetapi semua perusahaan
dapat menganggap beberapa bagian dari mereka tanpa biaya
demi keuntungan jangka pendek serta jangka panjang.”
Asumsi tanggung jawab sosial lebih dari sikap, dari
cara manajer melaksanakan tugasnya, mengambil keputusan,
dari pergeseran besar keputusan ekonomi. Inilah filosofi
yang terlihat dalam kepentingan sosial dan kepentingan
43
bisnis pribadi dalam jangka panjang, dibandingkan dengan
kepentingan pribadi yang sempit, dalam jangka pendek
(Steiner, 1971:106).
Pada tahun global mulai banyak mendefinisikan CSR
perusahaan dan stakeholdernya walau dewasa ini definisi
CSR masih belum satupun yang disetujui secara dalam.
Karena definisi CSR dan komponen nya dapat berbeda-beda
di negara Pada tanggal 1 November 2010, telah dirilis ISO
26000 tentang international Guidance for Social Respponsibillity yang
menyadarkan para pihak bahwa kewajiban sosial bukan
semata-mata menjadi kewajiban korporat, tetapi juga
menjadi tanggung jawab bersama, baik lembaga privat
maupun publik, individu maupun organisasi. Dan disini ISO
memberikan definisi yang jelas tentang tanggung jawab
sosial sebagai berikut:
“tanggung jawab organisasi terkait dengan dampak,
keputusan dan kegiatan di masyarakat serta lingkungan,
melalui prilaku yang transparan dan etis yang memberikan
44
kontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan, kesehatan
dan kesejahteraan masyarakat. Memperhitungkan pemangku
kepentingan adalah sesuai dengan hukum yang berlaku dan
konsisten dengan norma-norma perilaku internasional dan
integritas diseluruh organisasi dan dipraktikan dalam
hubungannya.” (Definisi ISO, 2010).
Di era globalisasi seperti sekarang ini, orientasi
dari sebuah usaha adalah mencari keuntungan semata (profit-
oriented). Prinsip dasar yang kemudian diterima secara luas
dalam dunia usaha adalah business is business. Dengan
berpegang pada prinsip ini, sebuah perusahaan bisa
menghalalkan segala macam cara untuk bisa meraih
keuntungan yang sebanyak-banyaknya. Sehingga seringkali
terjadi penyimpangan kepentingan baik di dalam internal
perusahaan sendiri ataupun antara perusahaan dengan pihak
eksternal.
Namun, saat ini perusahaan tidak hanya dituntut untuk
mencari keuntungan semata, tetapi juga harusmemperhatikan
45
tanggung jawab sosial dimasyarakat yang bergunauntuk
menjagakelangsungan perusahaan itu sendiri. Untuk itu,
sudah hampir beberapa tahun belakangan ini sering kali
kita dengar istilah Corporate Social Responsibility atau yang
biasa disingkat dengan CSR. Pentingnya program CSR ini
dilaksanakan didunia usaha, mendorong PT. Bank Bengkulu
yang merupakan perbankan milik daerah ini juga
melaksanakan program CSR yang sangat bermanfaat bagi
masyarakat sekaligus memberikancitra baik bagi perusahaan
untuk berlangsungnya perusahaan di masa akan datang.
Seperti hasil penelitian dari Marisa Seravina tahun 2008
dalam penelitiannya tentang Pengaruh Penerapan Corporate
Social Responsibility Terhadap Loyalitas Nasabah yang mana
terbukti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
implementasi program Corporate Social Responsibility dalam
mengangkat jumlah penilaian positif masyarakat terhadap
perusahaan tersebut. Ini terbukti bahwa CSR tidak hanya
46
bermanfaat bagi masyarakat tetapi bagi perusahaan itu
sendiri.
2.1.4. Loyalitas
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, loyalitas memiliki
arti kata kesetiaan, ketaatan, kepatuhan, pengorbanan
serta komitmen dengan kata dasarnya “loyal”. Dimana dapat
disimpulkan secara umum bahwa loyalitas yaitu kesetiaan
terhadap suatu objek dengan ketertarikan untuk selalu
mengikuti dan patuh terhadap objek tersebut. Dalam konsep
loyalitas manajemen konsumen lebih banyak dikaitkan
dengan perilaku (behavior) daripada sikap. Salah satu
sikap positif konsumen dapat ditunjukkan melalui setia
terhadap produk tersebut dan merekomendasikan produk
tersebut pada konsumen lainnya, sedangkan sikap negatif
konsumen dapat ditujukkan pada perkataan negatif (word of
mouth) kepada konsumen lain dan berpindah pada produk
dari perusahaan lain.
47
Adapun definisi loyalitas adalah pembentukan sikap dan
pola perilakuseorang konsumen terhadap pembelian dan
penggunaan produk hasil daripengalaman mereka sebelumnya
(Griffin, 2005:3) “Customer loyalty is deefly heldcommitment to rebuy
or repatnorize a preferred product or service consistenly in future, despite
situasional influences and marketing effort having the potential to cause
switching behavior (Oliver yang dikutip Hurriyati, 2005:3).
Dari definisi tersebut dapat didefinisikan loyalitas
adalah komitmen pelanggan bertahan secara mendalam untuk
berlangganan kembali atau melakukan pembelian ulang
produkatau jasa terpilih sebagai sikap konsisten dimasa
yang akan datang, meskipun pengaruh situasi dan usaha-
usaha pemasaran mempunyai potensi untuk menyebabkan
perubahan perilaku. Konsumen yang dapat dikategorikan
sebagai konsumen yang setia adalah konsumen yang puas
dengan produk tertentu sehingga mereka mempunyai
antusiasme untuk memperkenalkannya pada siapapun yang
mereka kenal. Selanjutnya konsumen yang loyal juga akan
48
menunjukkan kesetiaan mereka dengan membeli produk-produk
lainnya dari perusahaan yang sama.
1. Karakteristik Loyalitas Nasabah
Berikut adalah karakteristik loyalitas konsumen atau
nasabah:
1) Melakukan pembelian ulang secara teratur atau continue
2) Membeli antar lini produk atau jasa pada perusahaan
yang sama
3) Mereferensikan kepada orang lain
4) Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing
Konsumen atau nasabah yang loyal merupakan aset bagi
perusahaan, hal ini dapat dilihat dari karakteristik yang
dimilikinya. Oleh karena itu, loyalitas merupakan alat
ukur yang dapat memprediksikan pertumbuhan perusahaan
dimasa akan datang.
2. Merancang dan Menciptakan Loyallitas
Loyalitas konsumen tidak bisa tercipta begitu saja,
tetapi harus dirancang oleh perusahaan. Menurut Smith
49
yang dikutip Hurriyati (2005:7), ada beberapa tahapan
perancangan loyalitas konsumen, yaitu:
1. Define Customer Value
a. Identifikasi segmen pelanggan.
b. Definisikan nilai pelanggan sasaran dan tentukan
nilai pelanggan mana yang
menjadi pendorong keputusan pembelian dan penciptaan
loyalitas.
c. Ciptakan diferensiasi brand image.
2. Design The Branded Customer Experience
a. Mengembangkan pemahaman customer experience.
b. Merancang perilaku karyawan untuk merealisasikan
brand promise.
c. Merancang perubahan strategi secara keseluruhan
untuk merealisasikan
pengalaman yang baru.
3. Equip People and Deliver Consistenly
50
a. Mempersiapkan pemimpin untuk menjalankan dan
memberikan pengalaman
kepada pelanggan.
b. Melengkapi pengetahuan dan keahlian karyawan
untuk mengembangkan dan
memberikan pengalaman kepada pelanggan dalam setiap
interaksi yang
dilakukan pelanggan terhadap perusahaan.
c. Memperkuat kinerja perusahaan
4. Sustain and People Deliver Performance
a. gunakan respon timbal balik pelanggan dan
karyawan untuk memelihara pelanggan dan mempertahankan
pengalaman pelanggan.
b. Membentuk kerja sama antara sistem HRD (human
resource development) dengan proses bisnis yang terlibat
langsung dalam memberikan dan menciptakan pengalaman
pelanggan.
51
c. Secara terus menerus mengembangkan dan
mengkomunikasikan hasil untuk menanamkan branded
Customer Experience yang telah dijalankan perusahaan.
3. Keuntungan-Keuntungan Konsumen yang Loyalitas
Keuntungan-keuntungan perusahaan apabila memiliki
konsumen atau nasabah yang loyal adalah:
a. Penjualan meningkat karena pelanggan lebih banyak
membelli dari perusahaan.
b. Perusahaan memperkuat posisi dipasar.
c. Perusahaan lebih terlindungi dari persaingan harga
karena kecil kemungkinan konsumen atau nasabah yang
loyalterpikat diskon.
d. Pelanggan yang puas cenderung mencoba lini yang
ditawarkan perusahaan yang lain, dengan demikian
mempermudah perusahaan mendapatkan pangsa pasar yang
lebih kuat.
e. Pelanggan yang puas akan dengan senang hati memberikan
saran penggunaan produk dan jasa kepada orang lain.
52
2.2. Penelitian Terdahulu
NO Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Metode
Penelitian
Hasil
Penelitian1 Marisa
Seravina
(Departemen
Manajemen,
Fakultas
Ekonomi,
Institut
Pertanian
Bogor,
2008)
Pengaruh
Penerapan
CSR
Terhadap
Loyalitas
Nasabah PT.
Bank Rakyat
Indonesia
(Persero)
Tbk. Cabang
Bogor.
Penelitian
berupa
deksriptif-
kuantitatif
yang
menggunakan
analisis
rank
spearman.
Penghitungan
data
digambarkan
secara
linear.
Sikap pada
program CSR
45.5% nasabah
mengetahui
program CSR
dan loyalitas
nasabah
terhadap
kegiatan CSR
yaitu sebesar
8,7%.
Hipotesis
terbukti.
53
2 Hendri Dora
(Fakultas
Ekonomi,
manajemen
Pemasaran,
Universitas
Prof. DR.
Hazairin,
SH, 2012)
Analisis
pengaruh
Kualitas
Pelayananan
Terhadap
Kepuasan
Konsumen
Pada Depot
Air Minum
Fairuz
Bengkulu
Penelitian
berupa
kualitatif
dan
kuantitaif.
Bersifat
eksploratori
riset.
Dimana
penelitian
dilakukan
dengan
tekhnik
wawancara
langsung dan
kuisioner.
Dengan
variabel
pengaruh
kepuasan dan
hitungan
regresi linear
maka dapat
disimpulkan
bahwa
hipotesis
terbukti
melalui uji T
dan uji F.
2.3. Kerangka Pemikiran
Berikut ini dapat digambarkan kerangka analisis yang
dijadikan dalam dasar penelitian ini.
54
GAMBAR II
KERANGKA PEMIKIRAN PENELITIAN
Sumber : data diolah (2015)
Keterangan :
CSR pada bidang sosial : variabel pengaruh X1
CSR pada bidang ekonomi : variabel pengaruh X2
CSR pada bidang lingkungan : variabel pengaruh X3
: menunjukkan pengaruh terhadap
loyalitas nasabah terhadap program
CSR pada PT. Bank Bengkulu.
CSR Bidang Sosial (X1)
Loyalitas Nasabah(Y)
CSR Bidang Ekonomi (X2)
CSR Bidang Lingkungan (X3)
Variabel Independen
Variabel
55
2.4. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan (Sugiyono 2013:64). Berdasarkan hipotesis atas
permasahalan yang telah di sebutkan, maka hipotesis yang
diangkat dalam penelitian ini adalah : diduga
keterlibatan program Corporate Social Responsibility
berpengaruh terhadap loyalitas nasabah PT. Bank Bengkulu.
56
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Sifat Penelitian
Penelitian bersifat asosiatif dimana jenis penelitian
yang mencari hubungan atau pengaruh antara dua variabel
atau lebih sesuai dengan kenyataan yang ada dilapangan
serta mengambil data yang bersifat dokumentasi. Memiliki
hubungan sebab akibat jadi, ada variabel independen dan
variabel dependen (Sugiyono, 2013:36).
.
57
3.2. Jenis dan Sumber Data
3.2.1. Jenis Data
Jenis data penelitian dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Kuantitatif
Data kuantitatif yaitu data yang merupakan kumpulan
dari data angka-angka. Sesuai dengan bentuknya, data
kuantitatif dapat diolah atau dianalisis menggunakan
tekhnik perhitungan matematika atau statistika. Data
kuantitatif berfungsi untuk mengetahui jumlah atau
besaran dari sebuah objek yang akan diteliti
(Sugiyono, 2012:7).
2. Kualitatif
Data kualitatif yaitu data yang merupakan kumpulan
dari data yang bukan data dan bersifat naturalistik
karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang
alamiah atau natural setting. Data ini diperoleh dari
data yang telah ada seperti sejarah perusahaan dan
struktur organisasinya (Sugiyono 2013:8).
58
3.2.2. Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Data Primer
Data yang diperoleh langsung dari sumber atau objek
penelitian, khususnya melalui penyebaran daftar
pertanyaan (kuisioner) yang kemudian untuk di
cermati dan menentukan jawaban dari penelitian ini.
2. Data Sekunder
Data yang diperoleh dari berbagai sumber diluar
objek penelitian. Data ini didapat dari berbagai
literatur kepustakaan seperti, buku-buku, majalah,
sumber website dan data penunjang lainnya yang
berhubungan dengan kepuasan konsumen.
3.3. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
3.3.1. Populasi
59
Sugiyono (2006:90) mengemukakan bahwa, “populasi
adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas
subjek/objek yang mempunyai karakteristik dan kuantitas
tertentu yang dibutuhkan oleh peneliti untuk kemudian
dipelajari dan ditarik kesimpulannya.” Populasi dalam
penelitian ini adalah para penerima program CSR dari
perusahaan PT. Bank Bengkulu yang ada di kota Bengkulu
yaitu sebanyak 49 populasi dimana data diambil dari tahun
2012 hingga 2014.
3.3.2. Sampel
Menurut Sugiyono (2006:91) sampel adalah bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut. Adapun yang menjadi sampel dalam penelitian ini
adalah jumlah dan data penerima program CSR dari Bank
Bengkulu serta nasabah aktif yang mengetahui program CSR
pada Bank Bengkulu. Karena jumlah populasi terbatas maka
60
sampel diambil dari seluruh jumlah populasinya yaitu 49
orang.
3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan
teknik sampling jenuh yaitu teknik teknik pengambilan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai
sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi
relatif kecil atau penelitian yang ingin membuat
generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil (Sugiyono
2006:84).
3.4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
a. Studi Kepustakaan
Yaitu suatu bentuk penelitian guna mendapatkan data
yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini, dimana
data tersebuut diperoleh melalui buku-buku literatur
dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan permasalahan
61
yang dibahas, khususnya data informasi berupa laporan
dan catatan (Irawan 1995:21).
b. Studi Lapangan
Yaitu suatu bentuk penelitian guna mendapatkan data
sekunder berupa data jadi. Dalam penelitian iini
tekhnik pengumpulan data yang digunakan adalah dengan
menggunakan
1. Wawancara
Yaitu suatu betuk penelitian yang dilakukan penulis
dengan pengamatan secara langsung maupun secara tidak
langsung seperti memberikan pertanyaan untuk dijawab
dengan pedoman wawancara yang telah tersusun secara
sistematis dan lengkap.
2. Kuisioner
Yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya dan setiap
62
pertanyaan yang dibagi menjadi 5 instrumen ini akan
diperoleh poin dalam masing-masing jawaban.
TABEL IKATEGORI/KRITERIA KUISIONER
Kategori Skor Interval
Sangat Setuju 5
Setuju 4
Ragu-ragu 3
Tidak Setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
3. Observasi
63
Yaitu dengan mengadakan suatu pengamatan atau
peninjauan langsung mengenai operasional perusahaan
untuk memperoleh gambaran yang sebenarnya.
3.5. Definisi Konsepsional dan Spesifikasi Variabel
3.5.1. Definisi Konsepsional
1. Loyalitas adalah Kesetiaan bersifat emosional yang
dipengaruhi oleh kualitas perasaan terhadap faktor-
faktor yang menyebabkan kepuasan dan memiliki
keinginan untuk tetap bergabung dalam faktor tersebut
(Wibisono 2007:23).
2. Bidang Sosial yaitu dimensi sosial yang diartikan
sebgai perusahaan harus berpartisipasi dalam mencapai
kesejahteraan masyarakat dan memperbaikinya,
meningkatkan produktivitas mereka, memberikan rasa
aman selain kesehatan dalam bersosialisasi (Mardikanto
2014:146).
64
3. Bidang Ekonomi merupakan salah satu ilmu sosial yang
mempelajari aktifitas manusia yang berhubungan dengan
kebutuhan seperti produksi, distribusi dan konsumsi
terhadap suatu barang dan jasa (Mardikanto 2014:142).
4. Bidang Lingkungan didefinisikan sebagai kewajiban
terhadap dampak yang dihasilkan dari operasi dan
produk, mencapai efisiensi maksimum dan produktifitas
tergantung pada sumber daya yang tersedia, dan dampak
terhadap negara atau daerah. Perusahaan harus
menyadari semua aspek lingkungan langsung ataupun
tidak langsung yang berhubungan dengan kinerja
usahanya, penyerahan jasa dan manufaktur produk
(Mardikanto 2014:149).
3.5.2. Spesifikasi Variabel
a. Loyalitas nasabah merupakan kesetiaan nasabah terhadap
perusahaan yang memberikan kepuasan pada nasabah
tersebut. Loyalitas nasabah didapatkan dari data yang
65
diperoleh PT. Bank Bengkulu dalam menjalankan program
CSR.
b. Bidang sosial adalah partisipasi perusahaan dalam
mensejahterakan masyarakat demi peningkatan sosial
yang lebih baik. Program CSR di bidang sosial yang
telah di jalankan oleh PT. Bank Bengkulu seperti
pemberian beasiswa, pemberian bantuan buku,
kesejahteraan sosial, peduli bencana alam dan lain-
lain.
c. Bidang ekonomi merupakan aktifitas manusia yang
berhubungan dengan kebutuhan yang harus dimilikinya
demi menjalani kelangsungan hidup untuk itu perusahaan
diwajibkan ikut serta membantu. Program CSR di bidang
ekonomi yang telah dijalankan oleh PT. Bank Bengkulu
seperti UKM, pembukaan lapangan kerja, sarana dan
prasarana seperti bantuan mobil pajak untuk kota
Bengkulu dan usaha produktiv lainnya.
66
d. Bidang lingkungan yaitu kepedulian perusahaan terhadap
dampak yang dihasilkan dari operasi dan produksi demi
memajukan produktivitas daerah, lingkungan sekitar
serta perusahaan. Program CSR yang telah dijalankan
oleh PT. Bank Bengkulu seperti menjaga kebersihan
lingkungan sekitar kantor, penghijauan, pelestarian
alam seperti penananaman seribu pohon, penyehatan
lingkungan dan lain-lain.
3.6. Metode Analisis
3.6.1. Analisis Kualitatif
Penulis melakukan analisa dan menjelaskan terhadap
hasil dalam penelitian pengaruh program CSR terhadap
loyalitas nasabah yang dapat digunakan sebagai dasar
pengukuran kinerja perusahaan sehingga nantinya dapat
digunakan oleh pihak perusahaan dan pihak lain yang
berkepentingan.
67
3.6.2. Analisis Kuantitatif
Penulis memberikan skor pada tiap jawaban dari
pertanyaan kuisioner yang dibagi dalam 3 aspek dengan
menggunakan skala likert artinya dari alternatif jawaban
yang diberikan mempunyai lima tingkatan dan masing-masing
skor. Digunakan data berupa angka-angka berdasarkan
perhitungan sistematis untuk membuktikan benar tidaknya
hipotesis yang dikemukakan.
Untuk mengetahui dan merumuskan hasil penelitian
menggunakan kuisioner/angket, maka dapat diketahui dengan
uji validitas dan reliabilitas, yaitu yang menunjukkan
sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya. Atau
dapat juga melihat dasar pedoman pengambilan keputusan
berikut :
- Jika nilai cronbach’s alpha lebih besar dari r tabel
maka item-item angket yang digunakan dinyatakan
reliabel atau konsisten.
68
- Jika nilai cronbach’s alpha lebih kecil dari r tabel
maka item-item angket yang digunakan dinyatakan
reliabel atau konsisten.
Sementara alat-alat analisa statistik yang digunakan
adalah :
1. Analisis Korelasi berganda, untuk mengetahui kuatnya
pengaruh hubungan antar tiga variabel terhadap Y maka
digunakan formulanya:
R=√b₁Σx₁Y+b₂Σx₂Y+b₃Σx₃YΣY²
Interprestasi koefisisen korelasi (Sugiyono,2007):
0,00 – 0,199 = sangat rendah
0,20 – 0,399 = rendah
0,40 – 0,599 = sedang
0,60 – 0,799 = kuat
0,80 – 1,000 = sangat kuat
Nilai R berkisar antara 0 sampai 1, nilai yang semakin
mendekati 1 berarti hubungan yang terjadi semakin kuat,
69
sebaliknya nilai semakin mendekati 0 maka hubungan yang
terjadi semakin lemah.
2. Analisis Koefisien determinasi, yaitu Uji determinasi
digunakan untuk mengukur seberapa jauh pengaruh X1, X2
dan X3 terhadap variabel Y, dengan rumus:
R²=b1ΣX1Y+b2ΣX₂Y+b₃ΣX₃Y
ΣY²
Dimana :
r : nilai koefisien korelasi
Σx : jumlah pengamatan variabel x
Σy : jumlah pengamatan variabel y
Σxy : jumlah hasil perkalian variabel x dan y
3. Analisa regresi, untuk mengetahui pengaruh antara
variabel.
Y¿a+b1X1+b2X2+b3X3
Dimana:
Y = loyalitas nasabah
70
a = Konstanta
bn = koefisien regresi variabel
Xn
X1 = CSR bidang sosial
X2 = CSR bidang ekonomi
X3 = CSR bidang lingkungan
4. Uji T, digunakan untuk menguji pengaruh secara
parsial masing-masing variabel bebas terhadap variabel
terikat dari pelayanan yang diberikan oleh Bank
bengkulu dan membuat keputusan apakah hipotesis
terbukti atau tidak.
t=bisbi
Dimana :
t = Nilai t observasi
bi = koefisien regresi
sbi = standar eror koefisien korelasi
Penetapan untuk mengetahui hipotesis diterima atau
ditolak yaitu dengan membandingkan nilai t-hitung dengan
nilai t-tabel, dengan ketentuan:
71
Bila ditentukan 0 sebesar 0,05 atau 5% maka pengujian
hipotesisnya dapat dilakukan sebagai berikut :
Dasar pedoman pengujian :
- Jika nilai t hitung > t tabel maka variabel bebas
berpengaruh terhadap variabel terikat
- Jika nilai t hitung < t tabel maka variabel bebas
tidak berpengaruh terhadap variabel terikat. Atau
berdasarkan signifikansi output SPSS.
- Jika nilai sig. < 0,05 maka variabel bebas
berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
- Jika nilai sig. > 0,05 maka variabel bebas tidak
berpengaruh secara signifikan.
5. Uji F, untuk melihat apakah variabel bebas berpengaruh
secara bersama-sama atau simultan terhadap variabel
terikat, maka digunakan:
F=R2k−1
1−R2/(n−k)
Dimana : R = koefisisen korelasi berganda
72
k = banyaknya variabel yang diteliti
n = banyaknya sampel
6. Analisis Ekonometrika,
Uji Multikoliniersitas
Bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukannya adanya korelasi antar variabel bebas
(independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi korelasi diantara variabel bebas maka dapat
disebut tidak terjadi multikoliniersitas.
Dasar pengambilan keputusan :
Melihat nilai tolerance :
- Jika nilai tolerance lebih besar dari 0,10 = tidak
terjadi multikoliniersitas terhadap data yang diuji.
- Jika nilai tolerance lebih kecil daro 0,10 = terjadi
multikoliniersitas.
Melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) :
73
- Jika nilai VIF lebih kecil dari 10.00 =
negatif/tidak terjadi multikoliniersitas.
- Jika nilai VIF lebih besar dari 10.00 = positif.
Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas memiliki beberapa cara untuk
mengetahui apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari pengamatan satu ke lainnya.
Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan
lainnya tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan apabila
berbeda maka disebut Heteroskedastisitas. Model regresi
yang baik seharusnya tidak terjadi heteroskedastisitas.
Pada penelitian ini digunakan uji heteroskedastitas
dengan melihat grafik scatterplot pada output SPSS dengan
dasar pengambilan keputusannya :
- Jika terdapat pola tertentu pada grafik scatterplot
SPSS (bergelombang, menyebar kemudian menyempit) =
terjadi heteroskedastisitas.
74
- Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik
menyebar = tidak terjadi
Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model
regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode
t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan
ada problem autokorelasi.
Autokorelasi muncul karena adanya observasi yang
berurutan sepanjang waktu yang berkaitan satu sama
lainnya.
Dasar pengambilan keputusan :
- Jika Dw (Durbin-watson) pada output SPSS < dari dL atau
>(4-dL) maka hipotesis nol ditolak dan terdapat
autokorelasi.
- Jika nilai Dw terletak antara dU dan (4-dU), maka
hipotesis nol diterima dan tidak ada autokorelasi
75
- Jika nilai Dw terletak antara dL dan dU atau diantara
(4-dU) dan (4-dL) maka tidak menghasilkan kesimpulan
yang pasti.
Positif :
- d<dL = positif
- d>dU = tidak positif
- dL<d<dU = tidak ada kesimpulan pasti.
Negatif :
- (4-d) < dL = negatif
- (4-d) > dU = tidak terdapat autokorelasi
- dL < (4-d) < d.U = tidak ada kesimpulan pasti
76
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Perusahaan
Bank Bengkulu merupakan Bank pembangunan daerah
Bengkulu yang didirikan pada tanggal 9 Agustus 1969
berdasarkan Surat Keputusan pd Gubernur Penguasa Daerah
Provinsi Bengkulu Nomor : 08/14/EKU/1969, yang disahkan
oleh Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia dengan Surat
Keputusan Nomor : 14/4/1323 tanggal 29 November 1969,
yang selanjutnya diberikan izin prinsip dengan Surat
Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : D-
15-6.1.25 tanggal 17 Mei 1970. Bank Bengkulu mulai
diresmikan pada tanggal 13 April 1971 oleh gubernur M.
Ali Amin, SH bersama Pangdam IV Sriwijaya Brigjen TNI
Satibi Darwis hal ini tertulis dalam Surat Keputusan
77
Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor :
Kep-102/DDK/II/4/1971 tanggal 1 April 1971, Bank
Pembangunan Daerah Bengkulu memulai usahanya sebagai
Lembaga Keuangan Bank.
Dalam rangka memberdayakan BPD guna mendorong
pertumbuhan ekonomi didaerah melalui pengembangan usaha
kecil dan menengah, maka pemerintah melakukan program
rekapitalisasi terhadap BPD termasuk Bank Bengkulu.
Sehingga bank Bengkulu diharuskan merubah bentuk hukumnya
dari perusahaan daerah menjadi Perseroan Terbatas (PT),
yaitu menjadi PT. Bank Pembangunan Daerah Bengkulu atau
disingkat PT. Bank Bengkulu pada tanggal 1 Mei 1999.
Penyertaan modal pemerintah pusat dalam rangka program
rekap menjadi lebih baik untuk daerahnya telah
diselesaikan oleh Bank Bengkulu pada tahun 2004 lalu.
PT. Bank Bengkulu dengan kantor pusat yang beralamat
di Jalan Basuki Rahmat kota Bengkulu ini memiliki
kebijakan dalam perusahaannya yaitu mengembangkan dunia
78
usaha secara umum, khususnya usaha kecil menengah (UKM)
dan koperasi, dengan berpedoman kepada prinsip kepatuhan,
kehati-hatian, good coorporate governance dan komitmen dari
seluruh pengurus dan karyawan. Untuk mempermudah para
nasabah serta masyarakat dalam bertransaksi di Bank
Bengkulu, maka PT. Bank Bengkulu banyak membuka cabang
pembantu di seluruh daerah provinsi Bengkulu seperti
Curup, Manna, Muko-muko, Arga Makmur, Bintuhan,
Kepahiang, Muara Aman serta di ibu kota Jakarta.
Dalam memberikan pelayanan yang optimal kepada
masyarakat, maka Bank Bengkulu memiliki jasa-jasa Bank
berupa Bank Garansi (Bank Garansi Tender, Penawaran,
Pelaksanaan dan garansi lainnya), pengiriman uang,
referensi bank, pembayaran tagihan (telepon, air dan
listrik), pembayaran setoran uang kuliah serta pembayaran
pajak. Sedangkan dalam penghimpunan dana Bank Bengkulu
dapat melalui produk-produk seperti Giro, Deposito,
tabungan Simpeda, tabungan Tabot dan TabunganKu.
79
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan
Visi Bank Bengkulu
Menjadikan Bank yang berkinerja tinggi dan
menciptakan nilai tambah bagi masyarakat
Misi Bank Bengkulu
- Mengelola dan mengembangkan Bank secara
profesional, sehat, dinamis dan kompetitif, sehingga
dapat memberikan kontribusi kepada Pemegang Saham,
Pengelola dan Masyarakat.
- Penggerak Pembangunan dan sebagai tuan rumah
didaerahnya sendiri dengan senantiasa memberikan
pelayanan yang terbaik, simpatik, ramah dan
memuaskan kepada masyarakat serta mitranya.
4.1.3 Pengertian Logo Perusahaan
80
Dalam membangun semangat baru untuk meningkatkan
kinerja dimasa yang akan datang sebagai bank kebanggan
daerah, Bank Bengkulu membuat perubahan logo yang
didukung penuh oleh bank Indonesia dan berbagai pihak
termasuk para nasabah setianya. Perubahan ini adalah
untuk memperbaiki kinerja sebagai bank yang profesional
sesuai harapan masyarakat, Bank Bengkulu Tangguh dan
Tumbuh.
GAMBAR IIILogo Baru Bank Bengkulu
Sumber : website Bank Bengkulu
Logo baru Bank Bengkulu bukan hanya sekedar gambar
namun memiliki arti yang didasari beberapa filosofi dan
81
disesuaikan dengan visi misi yang dibangun Bank Bengkulu.
Bentuk dasar logo terdiri dari 2 huruf B yang dikobinasi
dengan warna hijau dan orange. Huruf B melambangkan Bank
Bengkulu. Ketebalan huruf B sangat kokoh sehingga
tercermin perlindungan yang kuat terhadap nasabah dan
stakeholder yang lain. Persuasive garis lengkung yang
simetris dan harmonis melambangkan adanya keramahtamahan
dan konsistensi.
Huruf B digabung dua ikatan yang saling mengikat
menggambarkan komitmen dan solid. Dua huruf B yag
mengikat dari dua arah yang berbeda dibalik kearah yang
berlawanan akan tetap terbaca sama, menggambarkan dalam
kondisi apapun tetap tegar. Sementara warna hijau
menggambarkan tumbuh, serta warna orange mengambarkan
untuk tumbuh butuh tantangan baru. Diharapkan logo baru
ini dapat menjadi inspirasi maupun motovasi dan dijiwai
sebagai semangat baru Bank Bengkulu bagi setiap
karyawannya.
82
4.1.4 Struktur Organisasi Perusahaan
Agar lebih konkrit dan jelas proses pelaksanaan suatu
organisasi perlu membentuk atau membuat bagan organisasi
yang lazim disebut struktur organisasi. Struktur
organisasi merupakan gambaran tenatang hubungan kerjasama
dari orang-orang yang terdapat dalam satu badan untuk
mencapai tujuan.
Adapun bagan struktur PT. Bank Bengkulu seperti
dilihat pada gambar berikut:
GAMBAR IV
Struktur Organisasi PT. Bank Bengkulu
RUPS
Dewan
Direktur
Direktur UmumDirektur Direktur
Staf Direksi
Bag. DivisiBag. Divisi Bag. Divisi
83
Sumber: PT. Bank Bengkulu 2013
4.1.5 Program Corporate Social Responsibility (CSR) Pada
Bank Bengkulu
Kegiatan program CSR pada Bank Bengkulu telah rutin
dilaksanakan sejak tahun 2010. Menurut PT. Bank Bengkulu
Corporate Social Responsibility (CSR) adalah program sosial
kemasyarakat yang dilaksanakan sebagai wujud nyata
partisipasi dan kepedulian bank dalam membantu pemerintah
dan masyarakat serta lingkungan kerja Bank Bengkulu dalam
bentuk charity program (sumbangan dan sponsor) dan community
development (pengembangan komunitas atau kelompok) dan
enterpreneurship development (pengembangan wirausahaan) yang
merupakan program berkelanjutan, sebagai pelaksanaan
84
Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas. Yang mana program CSR ini juga dapat lebih
mendekatkan diri dalam bentuk sosialnya sehingga terlihat
citra dan loyalitas perusahaan kepada nasabah serta
masyarakat kota Bengkulu maupun provinsi Bengkulu.
Dana CSR adalah dana yang disisihkan dari laba bersih
bank dengan jumlah dalam persentase tertentu sesuai yang
diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang
dianggarkan dalam Rencana Bisnis dan RKAT Bank serta
dibiayakan setiap triwulannya. Program CSR yang bertujuan
untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dan
lingkungannya yang meliputi:
TABEL II
PROGRAM KEGIATAN CSR BANK BENGKULU
No NamaKegiatan Tujuan Kegiatan yang
dilaksanakan
85
1 Program Bina Sosial Meningkatkan
kesejahteraan
dan
keselamatan
manusia yang
kurang mampu
Merehabilitas
dan membiayai
pembangunan
sarana ibadah
umum, program
peduli dhuafa
dan yatim
piatu, bantuan
dana bulan
bhakti karang
Taruna,
membiayai
pengobatan bagi
yang
membutuhkan
dana2 Program Lingkungan
Hidup
Melestarikan
lingkungan
hidup
Dukungan
kampanye
lingkungan
hidup,
penanaman pohon
untuk
pelestarian
alam
86
3 Program Bina
Pendidikan dan
Keilmuan
Meningkatkan
mutu
pendidikan
melalui sarana
prasarana
pendidikan dan
keilmuan
masyarakat
daerah
Bantuan
renovasi dan
pembangunan
sekolah,
program
beasiswa,
penyaluran buku
sekolah,
berpartisipasi
pelaksanaan try
out pamungkas,
sponsor tiap
event-event
pendidikan,
pelatihan
jurnalistik4 Program Pembinaan
Jasmani
Meningkatkan
kualitas
jasmani
masyarakat
melalui
olahraga dan
kesehatan
Sponsor utama
tiap kegiatan
olahraga
seperti LKBB,
Voli, basketball
tournament,
senam jantung
sehat, bantuan
87
dana mobil
ambulance,
pembiayaan
general check up
pensiunan PNS,
program Hari
Gizi Nasional
(HGN)5 Program Bina Nasabah Menciptakan
cross selling
anatara
pengusaha
besar dan
pengusaha
kecil
Memberi
informasi pasar
kepada nasabah
mengenai
wilayah
strategis untuk
memasarkan
produk-produk
nasabah, kredit
lunak, pinjaman
dana usaha,
partisipasi
dalam seminar
pelatihanSumber : Data CSR PT. Bank Bengkulu 2012-2014 (diolah)
88
4.1.5 Karakteristik Responden
Responden dalam penelitian ini yang diambil melalui
penyebaran angket atau kuisioner oleh peneliti sebanyak
49 orang nasabah maupun bukan nasabah yang telah
ditetapkan menurut kriterianya yang ada di kota Bengkulu.
Karakteristik responden adalah sebagai berikut:
4.1.5.1 Responden berdasarkan Usia
TABEL III
RESPONDEN BERDASARKAN TINGKAT UMUR
No Umur Responden Jumlah Persentase1.
2.
3.
4.
18 tahun s/d 22 tahun
23 tahun s/d 35 tahun
36 tahun s/d 45 tahun
46 tahun s/d 50 tahun
11
13
18
7
22,44%
26,53%
36,73%
14,28%Jumlah 49 100%
Sumber: Hasil Penelitian (data diolah 2015)
4.1.5.2 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
89
TABEL IV
RESPONDEN BERDASARKAN JENIS KELAMIN
Jenis Kelamin Jumlah
(Orang)
Persentase
Laki-laki 22 44.89%Perempuan 27 55.10%Total 49 100%
Sumber: Hasil Penelitian (data diolah 2015)
Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa dominan
responden adalah perempuan yaitu sebanyak 27 orang atau
55,10%, sedangkan responden laki-laki hanya sebanyak 22
orang atau 44,89%.
4.1.5.3 Responden Berdasarkan Pekerjaan
TABEL V
RESPONDEN BERDASARKAN PEKERJAAN
No Pekerjaan Jumlah Persentase1
2
3
4
Negeri
Swasta
Mahasiswa/i
Pemilik Usaha
13
18
11
7
26,53%
36,73%
22,44%
14,28%Total 49 100%
90
Sumber: Hasil Penelitian (data diolah 2015)
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa responden dengan
pekerjaan swasta seperti karyawan, pengajar, petugas
keamanan dan kebersihan serta lainnya memiliki persentase
yakni 18% atau sebanyak 18 orang memiliki tingkat lebih
tinggi, disusulpekerjaan negeri sebanyak 13 orang atau
26,53% dan dengan status mahasiswa/i sebuah perguruan
tinggi memiliki jumlah responden sebesar 22,44% atau
sebanyak 11 orang. Sedangkan responden yang memiliki
usaha sendiri sebesar 14,28% atau hanya 7 orang.
4.2 Analisa dan Pembahasan
Tujuan analisis ini yaitu untuk mengetahui pengaruh
CSR pada bidang sosial, bidang ekonomi dan bidang
lingkungan terhadap loyalitas nasabah PT. Bank Bengkulu.
Untuk memperoleh data yang diperlukan maka dilakukan
91
penyebaran kuisioner/angket terhadap penerima bantuan
sosial program CSR PT. Bank Bengkulu yang ada di kota
Bengkulu.
Jawaban responden tersebut diolah dengan program
Statistical Product and Service Solutions (SPSS) untuk memudahkan
dalam pengolahan data yang lebih rinci dan tepat.
4.2.1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji Reliabilitas
Reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik,
sedangkan 0,7 dapat dikatakan diterima dan diatas 0,8
adalah baik. Jadi, pengujian penelitian dengan
menggunakan program SPSS dan membandingkan nilai cronbach’s
alpha dengan nilai ketentuan uji reliabilitas yakni 0,60
apabila lebih besar maka angket tersebut relibel
sedangkan sebaliknya bila lebih kecil maka tidak relibel.
Atau dapat juga melihat dasar pedoman yang telah
dijelaskan pada BAB III.
92
diketahui alpha yang digunakan = 5% = 0,05
n = 49 →
maka df = n – 2
= 49 – 2
r tabel 47 = 0,281
TABEL VI
HASIL UJI RELIABEL
Variabel Nilai Cronbach’s
Alpha
Keterangan
Bidang sosial x1 0,790 Reliabel
Bidang ekonomi x2 0,859 Reliabel
Bidang lingkunganx3
0,838 Reliabel
Loyalitas y 0,840 Reliabel
Sumber : data primer yang diolah (2015)
Dari hasil data diatas terlihat bahwa nilai cronbach’s
alpha variabel x1, x2, x3 dan Y lebih besar atau diatas
dari 0,06 atau lebih besar dari nilai r tabel, sehingga
dapat dinyatakan kuisioner/angket yang digunakan
reliabel.
93
Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan dengan membandingkan
nilai yang ada pada kolom corrected item-total correlation pada
output SPSS dengan nilai r product moments.
r hitung > r tabel → valid
r hitung < r tabel → tidak valid
TABEL VII
HASIL UJI VALIDITAS
No. Pertanyaan
variabel
Corrected
item – Total
Correlation
Nilai r
product
moment
keterangan
1 Bid.sosial1 0,712 0,281 Valid
2 Bid.sosial2 0,633 0,281 Valid
3 Bid.sosial3 0,559 0,281 Valid
94
4 Bid.sosial4 0,640 0,281 Valid
5 Bid.ekonomi
1
0,787 0,281 Valid
6 Bid.ekonomi
2
0,855 0,281 Valid
7 Bid.ekonomi
3
0,869 0,281 Valid
8 Bid.lingkun
gan1
0,799 0,281 Valid
9 Bid.lingkun
gan2
0,676 0,281 Valid
10 Bid.lingkun
gan3
0,759 0,281 Valid
11 Loyalitas1 0,716 0,281 Valid
12 Loyalitas2 0,711 0,281 Valid
13 Loyalitas3 0,845 0,281 Valid
Sumber : data primer diolah (2015)
4.2.2. Analisis Statistik
95
Dapat dilihat dari nilai R Square yang ada pada tabel
output SPSS yakni tabel model summary. Hasil output dapat
dijelaskan pada tabel dibawah ini :
TABEL VIII
Model Summaryᵇ
Model
R R Square Adjusted RSquare
Std. Eror ofthe Estimate
1 .728 .531 .499 1.34659a. Predictors: (Constant), totalX3, total X1, total X2
Sumber : data primer diolah (2015)
Analisis Korelasi Ganda ®
Jadi, berdasarkan hasil output SPSS diatas, diperoleh
angka R = 0,728. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
hubungan yang kuat antara CSR bidang sosial (X1), bidang
ekonomi (X2) dan bidang lingkungan (X3) terhadap
loyalitas nasabah (Y).
Analisis Determinasi (R²)
Berdasarkan hasil output SPSS diperoleh angka R (R Square)
sebesar 0,531 atau 53,1%. Hal ini menunjukkan bahwa
96
pengaruh variabel independent (X1, X2 dan X3) terhadap
variabel dependent (Y) sebesar 53,1%. Atau variabel
independent yang digunakan dalam x1 (bid.sosial), x2
(bid.ekonomi) dan x3 (bid.lingkungan) mampu mempengaruhi
sebesar 53,1% variabel dependent y (loyalitas). Sedangkan
sisanya sebesar 46,9% dipengaruhi oleh variabel lainnya
yang tidak dimasukkan dalam penelitian.
TABEL IX
COEFFICIENTSᵃ
Model Unstandardize
d
Coefficients
B
Std.Error
Standardiz
ed
Coefficien
ts
T Sig.
1 (Constanta)
Total
1.429
1.636 .340.874
2.927
.387
.005
97
bid.sosial
Total
bid.ekonomi
Total
bid.lingkungan
.317
.108
.397
.099
.091
.121
.470
.085
4.012
.757
.000
.453
Sumber : data primer diolah (2015)
Dari tabel II diatas dapat dilihat persamaan regeresi
linear berganda sebagai berikut :
Analisis Regresi Linear Berganda :
Y = a + b1x1+b2x2+b3x3
Ket: Y = variabel dependent
a = konstanta
b = koefisien regresi
x1, x2, x3 = variabel independent
jadi, Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3
= 1.429 + 0,317 X1 + 0,397 X2 +0,091 X3
Persamaan regresi linear berganda diatas dapat
dijelaskan sebagai berikut:
98
1. Konstanta sebesar 1.429, artinya jika bidang sosial
(x1), bidang ekonomi (x2) dan bidang lingkungan (x3)
nilainya adalah 0, maka loyalitas nasabah (Y) nilainya
adalah Rp. 1.429,-
2. Koefisien regresi variabel bidang ekonomi (x1) sebesar
0,317 artinya jika variabel independen lain nilainya
mengalami kenaikan satu satuan, maka loyalitas (Y)
akan mengalami peningkatan sebesar 0,317.
3. Koefisien regresi variabel bidang sosial (x2) sebesar
0,397 artinya jika variabel independen lain nilainya
mengalami kenaikan satu satuan, maka loyalitas (Y)
akan mengalami peningkatan sebesar 0,397.
4. Koefisien regresi variabel bidang lingkungan (x3)
sebesar 0,091 artinya jika variabel independen lain
nilainya mengalami kenaikan satu satuan, maka
loyalitas (Y) akan mengalami peningkatan sebesar
0,091.
99
4.2.3. Pengujian Hipotesis
A. Uji t-test
a. Bidang sosial (x1)
1. Hipotesis:
Ho = secara parsial tidak ada pengaruh signifikan
antara bid.ekonomi (x1) terhadap loyalitas (y).
Ha = secara parsial ada pengaruh secara signifikan
antara bid.ekonomi (x1) terhadap loyalitas (y).
2. Menggunakan 5% = 0.05
3. t hitung = 2.927
4. menentukan t tabel = 5% : 2
= 2,5% (uji 2 sisi)
= 0,025
t /n-k-1
t 0,025 / 49-3-1
t 0,025 / 46 = 2.012
5. kriteria pengujian :
Jadi nilai t hitung > t tabel nilai sig.0,05 = 0,05
100
2.927 > 2,012 Maka Ho ditolak dan Ha diterima
Kesimpulan : karena Ho ditolak dan Ha diterima artinya
secara parsial ada pengaruh signifikan antara CSR
bidang ekonomi (x1) dengan loyalitas (y).
b. Bidang Ekonomi (x2)
1. t hitung : 4.012
2. menentukan t tabel : 5% : 2 = 2,5%
t / n – k – 1
t 0,025 / 49 – 3- 1
t 0,025 / 46 = 2,012
3. kriteria pengujian :
jadi nilai t hitung > t tabel nilai sig. 0,00 < 0,05
4.012 > 2.012→ maka Ho ditolak dan Ha
diterima
Kesimpulan : secara parsial ada pengaruh signifikan
antara CSR bidang sosial (x2) dengan loyalitas (y).
101
c. Bidang Lingkungan (x3)
1. t hitung : 0,757
2. menentukan t tabel : 5% : 2 = 2,5%
t / n – k – 1
t 0,025 / 49 – 3-1
t 0,025 / 46 = 2,012
3. kriteria pengujian:
jadi nilai t hitung < t tabel nilai sig. 0,453 > 0,05
0,757 > 2.012 → maka Ho derima dan Ha
ditolak
Kesimpulan : secara parsial tidak ada pengaruh
signifikan terhadap CSR bidang lingkungan (x3) dengan
loyalitas (y).
B. Uji F-test
Uji f test digunakan untuk menguji pengaruh variabel
bebas secara bersama-sama atau serentak.
1. Merumuskan hipotesis
Ho = tidak ada pengaruh secara signifikan antara CSR
bidang sosial (x1), bidang ekonomi (x2) dan bidang
102
lingkungan (x3) secara bersama-sama terhadap loyalitas
(y)
Ha = ada pengaruh secara signifikan antara CSR bidang
sosial (x1), bidang ekonomi (x2) dan bidang lingkungan
(x3) secara bersama-sama terhadap loyalitas (y).
2. Menentukan f hitung
F hitung = 16.956
3. Menentukan f tabel
0,05 → F k / (n-k-1) → k = (jumlah variabel-1)
F 0,05 3 / (49-3-1) = 3-1
F 0,05 3 / 45 = 3.200 = 2
4. Kriteria pengujian
Ho diterima bila f hitung < f tabel dan Ha ditolak
Ho ditolak bila f hitung > f tabel dan Ha diterima
Jadi, data yang ada f hitung < f tabel nilai sig.
0,000 < 0,05
16.956 > 3.200 → maka Ho ditolak dan Ha diterima
5. Kesimpulan
103
Karena f hitung > f tabel, maka Ho ditolak dan Ha
diterima artinya adanya pengaruh signifikan secara
simultan antara bidang sosial (x1), bidang ekonomi (x2)
dan bidang lingkungan (x3) secara bersama-sama terhadap
loyalitas (y) PT. Bank Bengkulu di kota Bengkulu.
TABEL X
ANOVA PENGUJIAN F-test
Model Sum of
squares
Df Mean
square
F Sig
.1 Regressio
n
Residual
Total
92.238
81.599
173.837
3
45
48
30.746
1.813
16.95
6
.00
0
a. Predictors (constant), Totalx3, Totalx1, Totalx2
Sumber : data diolah (2015)
4.2.4. Analisis Ekonometrika
Uji Ekonometrika Multikoliniersitas
Nilai: VIF x1 = 1.293
VIF x2 = 1.316
VIF x3 = 1.203
104
Semuanya lebih kecil dari 10.00 sehingga tidak ada
masalah multikoliniertas.
Uji Ekonometrika Heteroskedastisitas
Berdasarkan output scatterplot pada lampiran hasil SPSS
terlihat bahwa titik-titik menyebar dan tidak
membentuk pola tertentu yang jelas. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas.
Uji Ekonometrika Autokorelasi
Berdasarkan output SPSS diketahui nilai DW = 2,005 →
dengan Durbin Watson SPSS.
Nilai Sig = 5%
n/T = 49
Jumlah variabel dependent dan independent = 4, k = 4
- Maka didapatkan dari durbin watson tabel : DL = 1,3701
105
DU = 1,7210
4-d = 1,995
4-du = 2.3277
4-dL = 2.5864
- Diketahui deteksi autokorelasi positif :
nilai Dw 2,005 > dU 1,7210 maka terdapat
autokorelasi tidak positif
- Diketahui deteksi autokorelasi negatif :
nilai 4-dw 1,995 < du 1,7210 maka tidak
terdapat autokorelasi.
- Dapat disimpulkan : tidak terjadi Autokorelasi.
106
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Dari hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa :
1. Adjusted R Square sebesar 0,531 berarti 53,1% variabel
Loyalitas nasabah dijelaskan oleh variabel bidang
sosial (x1), variabel bidang ekonomi (x2) dan variabel
107
bidang lingkungan (x3). Sedangkan sisanya 46,9%
dijelaskan oleh variabel lain.
2. Diketahui persamaan regresinya Y = 1.429 + 0,317 X1 +
0,397 X2 +0,091 X3. Nilai konstanta sebesar 1.429,
koefisien regresi variabel bidang sosial (x1) sebesar
0,317, koefisien regresi variabel bidang ekonomi (x2)
sebesar 0,397 dan koefisien variabel bidang lingkungan
(x3) sebesar 0,091 artinya bahwa nilai positif pada
koefisien adanya pengaruh bidang ekonomi, bidang
sosial dan bidang lingkungan terhadap loyalitas
nasabah PT. Bank Bengkulu dikota Bengkulu.
3. Korelasi berganda sebesar 0,728 artinya adanya
hubungan yang kuat antara bidang sosial (x1), bidang
ekonomi (x2) dan bidang lingkungan (x3) terhadap
variabel loyalitas nasabah (Y).
4. Uji t untuk variabel bidang sosial (x1) Jadi nilai t
hitung > t tabel nilai sig.0,05 = 0,05, 2.927 > 2,012
berarti dapat dikatakan secara parsial loyalitas
108
nasabah (y) berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel bidang sosial (x1). Probabilitas variabel
bidang ekonomi (x2) t hitung > t tabel nilai sig. 0,00
< 0,05, 4.012 > 2.012 berarti dapat dikatakan bahwa
secara parsial bidang ekonomi (x2) berpengaruh
signifikan terhadap loyalitas nasabah. Untuk variabel
bidang lingkungan (x3) nilai t hitung < t tabel nilai
sig. 0,453 > 0,05, 0,757 > 2.012 dapat dikatakan tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas
nasabah (y).
5. Uji f test digunakan untuk menguji variabel bebas
bersama-sama, maka didapat f hitung sebesar 16.956
berarti bahwa f hitung > f tabel nilai sig. 0,000 <
0,05, 16.956 > 3.200 Artinya Ho ditolak dan Ha
diterima. Dengan demikian variabel bidang sosial (x1),
bidang ekonomi (x2) dan bidang llingkungan (x3) secara
bersama-sama atau simultan memiliki pengaruh
109
siginifikan terhadap loyalitas nasabah (y) PT. Bank
Bengkulu di kota Bengkulu.
5.2. Saran
1. Diharapkan dalam menjalankan program Corporate Social
Responsibility (CSR) hendaknya rutin setiap waktunya atau
dihitung dalam tri semester pertahun. Memiliki rencana
program yang lebih relevan, matang dan terorganisir
secara cermat sehingga dapat meningkatkan
110
profesionalitas dan terjauh dari hal yang merugikan
perusahaan di PT. Bank Bengkulu.
2. Program CSR pada perusahaan Bank Bengkulu sudah
terlihat matang terbukti dengan program yang telah
dijalankan sejak tahun 2010 namun sebaiknya perlu
meningkatkan lagi pada bidang lingkungan seperti
penghijauan lingkungan dengan ikut menanam 1000 pohon,
meningkatkan kebersihan sekitar perusahaan dan kota,
perbaikan fasilitas kota menuju kota Bengkulu indah
dan rapi, serta program bidang lingkungan lainnya
karena mengingat pada hasil penelitian ini hanya
bidang sosial dan bidang ekonomi yang berpengaruh
terhadap loyalitasnya nasabah PT. Bank Bengkulu.
3. Untuk pengembangan penelitian yang akan datang dengan
topik yang sama tentunya dapat mencari variabel-
variabel lain dan lebih relevan dengan teori yang ada.
111
Daftar Pustaka
Mardikanto, Totok. 2014. Corporate Social Responsibility:Tanggung Jawab
Sosial Korporasi. Bandung:Penerbit Alfabeta.
Wibisono, Yusuf.(2007). Membedah Konsep dan Aplikasi CSR.Gresik: Penerbit
Fascho Publishing,
Assauri, Sofjan. 2002. Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsepdan Strategi.
Jakarta:Penerbit Rajawali Pers.
MBA, Ismail. 2010. Manajemen Perbankan: Dari Teori MenujuAplikasi.
Jakarta:Penerbit Kencana Prenadamedia Grup.
Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R dan D. Bandung:Penerbit Alfabeta
Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian.Jakarta:Penerbit PT
Rineka Cipta.
Irawan, Handi D. 03 Maret, 2015. Winning Strategy, BuildingTop Brand.
Marketing, hlm 8.
112
Rabbani, Prijanto. 2014. Membangun CSR Berbasis Masyarakat, (http://prijantorabbani.com, diakses 22 Januari 2014)
Mirave, 2012. Corporate Social Responsibility (CSR), (https://mirave21.wordpress.com, diakses 25 Februari 2012)
Seravina, Marisa. 2008. Pengaruh Penerapan Corporate SocialResponsibility
Terhadap Loyalitas Nasabah Tabungan Britama (Studi Kasus Pada Nasabah PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)Tbk. Cabang Bogor).
Bogor: Program Pascasarjana Institut Pertanian Bogor
2008.
Dharmmesta,B.S.1999.“Loyalitas Pelanggan: SebuahKajian Konseptual sebagai Panduan bagiPeneliti”,Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol.14, No.3,Juli, h.73-88.
Hidayat, Anwar. 2013. Uji Statistik., (http://www.statistikian.com/2013/01/uji-f-dan-uji-t.html, diakses 22 Januari 2013)
Raharjo, Sahid. 2014. Olah Data Statistik Dengan SPSS. (http://www.spssindonesia.com/2014/02/cara-mudah-melakukan-uji-t-dengan spss.html, diakses 13 Mei 2015)