DISUSUN OLEH : - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of DISUSUN OLEH : - Repository Poltekkes Kemenkes Bengkulu
SKRIPSI
PENGARUH PEMBERIAN HERBAL JAHE TERHADAP
EMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL TRIMESTER I
LITERATURE REVIEW
DISUSUN OLEH :
Putri Wulan Dewi
P05140419041
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2021
i
SKRIPSI
PENGARUH PEMBERIAN HERBAL JAHE TERHADAP
EMESIS GRAVIDARUM PADA IBU HAMIL TRIMESTER I
LITERATURE REVIEW
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
Program Sarjana Terapan Kebidanan
DISUSUN OLEH:
PUTRI WULAN DEWI
NIM : P05140419 041
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2021
v
KATA PERSEMBAHAN
Allhamdulillah.. . . . . . . . . . .
Allhamdulilahirobbilalamin tiada henti-hentinya penulis mengucapkan syukur kepada
Allah SWT, atas ridho-Nya, akhirnya penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
Sholawat serta salam penulis kirimkan kepada nabi besar Muhammad SAW,
sehingga samapi pada tempat yang indah iman dan islamnya. Kupersembahkan karya
sederhana ini kepada orang-orang yang sangat aku kasihi dan aku sayangi.
Skripsi ini adalah persembahan kecil saya untuk kedua orang tua saya
(Bapak Edya Sawawi dan Ibu Sulastri). Ketika dunia menutup pintunya
pada saya, ayah dan ibu selalu membuka lengannya untuk saya. Ketika semua
orang menutup telinga mereka untuk saya, kedua orang tua saya selalu
mendengarkan keluh kesah saya. Terima kasih karena selalu ada untukku.
Kepada adek – adek ku Silvia Nurpiqa dan M. Dzulqirom Arrafi yang selalu
memberikan semangat dan sebagai penyemangat ayuk untuk menyelesaikan
skripsi ini.
Terima kasih kepada Bayu Siswo Saputro karena telah begitu sabar, baik
dan simpatik sehingga saya berhasil mengatasi semua tantangan dalam skripsi
ini hanya karenamu. Dan sekarang saya memiliki harapan untuk masa depan
yang lebih baik denganmu.
Terima kasih kepada rekan kerja team Kemuning RSUD Arga Makmur
yang bersedia membantu, memberikan, motivasi dan waktunya sehingga saya
bisa menyelesaikan skripsi ini tepat waktu.
Kepada pembimbing 1 (Bunda Elvi Destariyani, SST., M.Keb) yang
selalu mendukung, memberikan motivasi, saran dan nasehat - nasehat, bersedia
diganggu untuk membimbing Putri. Serta kepada pembimbing 2 (Bunda Desi
Widiyanti, SST, M.Kes) yang selalu mendukung, memotivasi dan selalu
memberi saran nasehat serta bimbingan.
Kepada dosen dan staf Sarjana Terapan Kebidanan yang sudah
memberikan bimbingan dan arahan serta sudah memfasilitasi untuk saya
menyelesaikan skripsi ini.
Kepada kalian sahabat ku Oneng (Magdalena Meiuni), mbak Rini Krisnawati
dan wikwik(Wiwi Noviana). Terima kasih kalian sahabat yang selalu ada disisi
vi
saya, sudah menemani dan mendukung serta membantu untuk menyelesaikan
skripsi sweet ini. Bahkan saya tidak bisa menjelaskan betapa bersyukurnya
saya memiliki kalian dalam hidup ini dan terima kasih teman-teman Seangkatan
Sarjana Terapan Kebidanan tahun 2019 yang sudah memberikan warna –
warni selama menempuh pendidikan Sarjana Terapan Kebidanan. Semoga
sukses selalu untuk kita semua.
Mohon maaf Atas segala kekhilafan dan kekurangan.
Skripsi ini ku persembahkan
Bengkulu, 19 Januari 2021
PUTRI WULAN DEWI, S.Tr.Keb
vii
BIODATA
Nama : Putri Wulan Dewi
Tempat,Tanggal Lahir: Suka Makmur, 05 Agustus 1994
Anak Ke- : Satu (1)
Agama : Islam
Alamat : Desa Tanjung Anom, Kec Giri Mulya B/U
Nama Orang Tua :
Bapak : Edya Sawawi
Ibu : Sulastri
Nama Saudara : 1. Silvia Nurpiqa
2. M. Dzulqirom Arrafi
Riwayat Pendidikan :
1. Tamat SDN 09 Giri Mulya , Kabupaten Bengkulu Utara Tahun 2003
2. Tamat SMPN 02 Giri Mulya, Kabupaten Bengkulu Utara tahun 2009
3. Tamat SMAN 02 Arga Makmur, Kabupaten Bengkulu Utara tahun
2012
4. Tamat D III Kebidanan Akademi Kesehatan Sapta Bakti Bengkulu
Tahun 2015
5. Tamat Sarjana Terapan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu
Tahun 2021
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
karunia-Nyalah maka penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan
tugas akhir dalam menyelesaikan DIV Kebidanan Alih Jenjang di Poltekkes
Kemenkes Bengkulu yang berjudul “Pengaruh Pemberian Herbal Jahe Terhadap
Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I”
Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat bimbingan dan
bantuan yang bermanfaat dari berbagai pihak, oleh karena itu perkenankanlah
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Ibu Eliana, SKM. MPH selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
2. Ibu Yuniarti, SST. M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Bengkulu.
3. Ibu Diah Eka Nugraheni, SST. M. Keb selaku Ketua Program Studi Program
Sarjana Terapan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu
4. Ibu Elvi Destariyani, SST, M.Kes selaku Pembimbing I yang selalu sabar
menyediakan waktu untuk memberikan konsultasi serta saran yang bersifat
membangun sehingga proposal skripsi dapat diselesaikan.
5. Ibu Desi Widiyanti, M.Keb selaku Pembimbing II yang selalu sabar motivasi,
serta memberikan saran yang bermanfaat sehingga proposal skripsi dapat
diselesaikan.
6. Kedua orang tuaku yang telah memberikan dorongan baik materil maupun do‟a
dan semangat kepada penulis
7. Seluruh Dosen dan Staf Institusi Pendidikan Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
ix
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian ini, semoga skripsi ini mempunyai nilai
manfaat bagi kita semua.
Bengkulu, 19 Januari 2021
Putri Wulan Dewi
x
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bengkulu
Jurusan Kebidanan
Prodi Sarjana Terapan Kebidanan
2021
Putri Wulan Dewi, Elvi Destariyani, Desi Widiyanti
Pengaruh Pemberian Herbal Jahe Terhadap Emesis Gravidarum Pada Ibu
Hamil Trimester I : Literature Review
85 halaman + 11 Tabel + 3 Bagan + 3 Gambar + 19 Lampiran
ABSTRAK
Emesis gravidarum merupakan mual muntah yang terjadi selama
kehamilan yang mencapai 40-60% dari total kehamilan. Mual muntah yang terjadi
pada kehamilan trimester pertama disebabkan karena terdapat peningkatan kadar
hormon Esterogen dan Human Chorionic Gonadotropine (HCG) dalam serum
dari plasenta. Mual dan muntah selama masa kehamilan dapat diatasi dengan
terapi non farmakologi salah satunya menggunakan herbal jahe. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jahe terhadap emesis
gravidarum pada ibu hamil trimester I.
Desain penelitian yang digunakan adalah Literature Review dengan desain
penelitian Quasy Eksperiment dan Pre Eksperiment. Sumber pencarian literature
menggunakan lima database yaitu Scienct Direct, pubmed, Garuda, Sinta dan
Google Scholar dengan tahun terbit 2016-2020. Seleksi studi sesuai kriteria
inklusi dengan prisma checklist dari judul, abstrak, full teks dan dinilai kelayakan
studi selanjutnya ditabulasi dan analisis dari temuan studi.
Hasil pencarian terdapat 10 yang memenuhi kriteria inklusi. Setelah
ditabulasi dan dianalisis 10 jurnal menggunakan Quasy Eksperiment dan Pre
Eksperiment yang menunjukan sebagian besar ibu hamil mengalami emesis
gravidarum pada kehamilan trimester I dan studi menunjukkan jahe sebagai terapi
nonfarmakologi yang dapat berpengaruh terhadap penurunan frekuensi emesis
gravidarum pada ibu hamil. Kesimpulan terdapat pengaruh pemberian herbal jahe
terhadap emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I.
Kata kunci : Jahe, Emesis Gravidarum, Kehamilan
Pustaka : (2015-2020)
xi
Health Polytechnic of the Ministry of Health, Bengkulu
Department of Midwifery
Midwifery Applied Undergraduate Study Program
2021
Putri Wulan Dewi, Elvi Destariyani, Desi Widiyanti
The Effect of Ginger Herbs on Emesis Gravidarum in Trimester I Pregnant
Women: Literature Review
85 pages + 11 tables + 3 charts + 3 pictures + 19 attachments
ABSTRACT
Emesis gravidarum is nausea and vomiting that occurs during pregnancy,
which accounts for 40-60% of total pregnancy. Nausea and vomiting that occurs
in the first trimester of pregnancy are caused by an increase in the levels of the
hormone Esterogen and Human Chorionic Gonadotropine (HCG) in serum from
the placenta. Nausea and vomiting during pregnancy can be treated with non-
pharmacological therapies, one of which is using steeping ginger. This study aims
to determine the effect of ginger on emesis gravidarum in trimester I pregnant
women.
The research design used was a Literature Review with a Quasy
Experiment and Pre Experiment research design. Sources of literature search
used five databases, namely Scienct Direct, pubmed, Garuda, Sinta and Google
Scholar with the publication year 2016-2020. Study selection according to
inclusion criteria with a prism checklist of title, abstract, full text and assessed
study feasibility, then tabulated and analysis of study findings.
There were 10 search results that met the inclusion criteria. After
tabulation and analysis of 10 journals using Quasy Experiment and Pre
Experiment which shows that most pregnant women experience emesis
gravidarum in the first trimester of pregnancy and studies show ginger as a non-
pharmacological therapy that can affect the decrease in the frequency of emesis
gravidarum in pregnant women. The conclusion is that there is an effect of ginger
herb on emesis gravidarum in trimester pregnant women
Keywords: Ginger, Emesis Gravidarum, Pregnancy
Library: (2015-2020)
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
PERNYATAAN ................................................................................................ iv
KATA PERSEMBAHAN ................................................................................. v
BIODATA .......................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii
ABSTRAK ........................................................................................................ x
ABSTRACT ...................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR BAGAN ............................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 5
C. Tujuan Penelitian.............................................................................. 5
1. Tujuan Umum ........................................................................... 5
2. Tujuan Khusus .......................................................................... 5
D. Manfaat penelitian ............................................................................ 6
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A.Konsep Dasar Kehamilan ................................................................. 7
1. Pengertian .................................................................................... 7
2. Klasifikasi Kehamilan ................................................................. 7
3. Tanda-tanda Kehamilan .............................................................. 7
4. Perubahan Fisiologi dan psikologi .............................................. 13
5. Ketidaknyamanan pada TM I ...................................................... 14
6. Kebutuhan Fisik Ibu Hamil ......................................................... 15
B. Emesis Gravidarum .......................................................................... 17
1. Pengertian .................................................................................... 17
2. Etiologi Emesis Gravidarum ....................................................... 17
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Emesis Gravidarum ........... 18
4. Patofisiologi Emesis Gravidarum ............................................... 21
5. Diagnosis Emesis Gravidarum .................................................... 23
6. Dampak Emesis Gravidarum ...................................................... 24
7. Penanganan Emesis Gravidarum................................................. 25
C. Jahe ................................................................................................... 28
xiii
1. Pengertian .................................................................................... 28
2. Jenis Jahe ..................................................................................... 29
3. Kandungan Jahe .......................................................................... 31
4. Mekanisme Kerja Jahe ................................................................ 32
5. Manfaat Terhadap Kehamilan ..................................................... 32
6. Cara Membuat Seduhan Jahe ...................................................... 33
D. Pengaruh Minuman Jahe Terhadap Emesis Gravidarum ................. 33
E. Kerangka Teori ................................................................................. 34
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain dan Jenis Penelitian .............................................................. 36
B. Strategi Pencarian Literatur .............................................................. 36
1. Protokol dan Registrasi .............................................................. 36
2. Database Pencarian .................................................................... 37
3. Kata Kunci ................................................................................. 37
C. Kriteria Inklusi dan Ekslusi .............................................................. 38
D. Seleksi studi dan Penilaian Kualitas ................................................ 39
1. Hasil Pencarian dan Seleksi Studi ............................................. 39
2. Penilaian Kualitas ...................................................................... 41
BAB IV HASIL, ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Studi............................................................................ 43
B. Karakteristik Respon Studi............................................................... 49
C. Analisis ............................................................................................. 49
D. Pembahasan ...................................................................................... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan....................................................................................... 63
B. Saran ................................................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 65
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
No Halaman
2.1 Skor Pregnancy-Unique Quantification of Emesis
(PUQE)
23
2.2 Saran Menu Makan Pada Ibu Hamil Dengan Emesis
Gravidarum Menurut Queensland
27
3.1 kata kunci literature review 38
3.2 Kriteria inklusi dan eklusi 39
4.1 Hasil Pencarian Literature 44
4.2 Analisis Jurnal Penelitian Sebelum (Pretest) Diberikan
Intervensi Herbal Jahe
50
4.3 Analisis Jurnal Penelitian Setelah (Posttest)
Diberikan Intervensi Herbal Jahe
51
4.4 Selisih Mean sebelum dan sesudah intervensi 52
xv
DAFTAR BAGAN
No. Halaman
2.1 Patofisiologi Emesis Gravidarum 22
2.2 Kerangka Teori 35
3.1 Diagram Flow Literature Review 40
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran
Lampiran 1 Lembar bimbingan pembimbing I
Lampiran 2 Lembar bimbingan pembimbing II
Lampiran 3 Critical Appraisal for Experimental Design
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum, kemudian terjadi pembelahan sel (zigot) di
lanjutkan dengan nidasi atau implantasi pada lapisan endometrium dinding
cavum uteri. Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu
bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi (Sukarni, 2019).
Kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada ibu karena
terdapat peningkatan hormone estrogen, progesterone yang diproduksi
oleh Human Chronic Gonadotropin. Hormon – hormon inilah yang diduga
menyebabkan emesis gravidarum, tetapi setiap ibu berbeda responnya
terhadap perubahan hormonal ini sehingga tidak semua ibu mengalami
emesis gravidarum (Henukh, dkk 2019).
Angka kejadian emesis gravidarum mencapai 14% dari semua
wanita hamil di dunia (WHO, 2018). Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh (Heitmann et al., 2016) dengan metode cross sectional
pada 9113 wanita hamil di 5 negara bagian Eropa, Amerika dan Australia
mengemukakan bahwa 73,5% wanita hamil mengalami emesis selama
kehamilan. Di Indonesia sebanyak 50-75% ibu hamil mengalami mual
dan muntah pada trimester pertama atau awal-awal kehamilan
(Kemenkes RI, 2017).
2
Pada awal kehamilan banyak ibu mengalami keluhan mual muntah
terutama pada pagi hari yang dikenal dengan morning sickness atau dalam
bahasa medis dikenal dengan emesis gravidarum. Keluhan mual muntah
pada emesis gravidarum merupakan hal yang fisiologis, akan tetapi
apabila keluhan ini tidak segera diatasi maka akan menjadi hal yang
patologis (Henukh, dkk 2019).
Penyebab mual dan muntah berkaitan dengan faktor hormonal,
sistem vestibular, pencernaan, psikologis, genetik dan faktor evolusi.
Selain itu penyebab mual muntah disebabkan oleh faktor psikologis,
seperti kehamilan yang tidak direncanakan, tidak nyaman atau tidak
diinginkan, beban pekerjaan akan menyebabkan penderitaan batin dan
konflik. Perasaan bersalah, marah, ketakutan, dan cemas dapat menambah
tingkat keparahan mual dan muntah (Sukarni, 2019).
Emesis gravidarum biasanya muncul dikehamilan 4–9 minggu,
mencapai puncaknya pada 9–12 minggu dan sering mereda pada minggu
ke 16. Apabila ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum tidak
mendapatkan penanganan dengan baik dapat menimbulkan masalah lain
yaitu Hyperemesis gravidarum yang mengakibatkan gangguan pada
metabolisme tubuh yang akan meningkatkan resiko 2 kali lebih besar
melahirkan bayi preterm dengan berat badan lebih rendah dari wanita yang
tidak mengalami Hyperemesis gravidarum dan komplikasi lain dari
Hyperemesis gravidarum dapat menimbulkan kecacatan pada bayi dan
abortus. Oleh karena itu diperlukan penanganan terhadap emesis
3
gravidarum agar tidak berlanjut menjadi Hyperemesis gravidarum
(Sukarni, 2019)
Upaya untuk mengurangi frekuensi muntah dapat diberikan
beberapa tindakan secara farmakologi dan non farmakologi. Secara
farmakologi, diberikan vitamin B6, vitamin B Komplek, dan lain-lain.
Secara non farmakologi adalah dengan melalukan tindakan pencegahan
dan dengan pengobatan tradisional atau menggunakan terapi
komplementer antara lain dengan tanaman herbal atau tradisional yang
bisa dilakukan dan mudah didapatkan seperti jahe, daun peppermint,
lemon dan lain sebagainya (Wulandari, dkk 2019).
Jahe merupakan tanaman herbal, berbatang semu dengan panjang
30-75cm. Jahe hampir tersebar diseluruh tropika basah, termasuk
Indonesia. Kandungan di dalam jahe terdapat minyak atsiri Zingiberena
(zingirona), zingiberol, bisabilena, kurkumen, gingerol, flandrena, vit A
dan resin pahit yang dapat memblok serotinin yaitu suatu neurotransmitter
yang di sintesiskan pada neuron-neuron serotonergis dalam sistem saraf
pusat dan sel-sel enterokromafin dalam saluran pencernaan sehingga di
percaya dapat sebagai pemberi perasaan nyaman dalam perut sehingga di
percaya sebagai pemberi perasaan nyaman dalam perut sehingga dapat
mengatasi mual muntah (Afriyanti, 2017).
Penelitian yang dilakukan Putri, dkk (2017) menunjukkan setelah
diberi intervensi minuman jahe hangat rata-rata frekuensi mual muntah
menurun menjadi 3,18 kali dalam sehari. Berdasarkan penelitian yang
4
dilakukan Wulandari, dkk (2019) bahwa frekuensi mual muntah pada
kelompok intervensi setelah tindakan mendapatkan rata-rata skor 7.56
yang menunjukkan bahwa pemberian minuman jahe efektif terhadap
frekuensi emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I di Puskesmas
Nalumsari Jepara. Selain itu berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Giti Ozgoli (2018) di Iran tentang Effects of Complementary Medicine on
Nausea and Vomiting in Pregnancy menunjukkan hasil tinjauan sebagian
besar metode yang digunakan efektif mengurangi mual muntah tetapi jahe
lebih direkomendasikan untuk mengurangi mual muntah dan tidak
memberikan efek negatif.
Data yang didapatkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu
Utara pada tahun 2019 Puskesmas Air Lais merupakan Puskesmas dengan
jumlah ibu hamil terbanyak sebanyak 693 ibu hamil dengan cakupan K1
sebesar 80,4% (Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Utara, 2019) dan
Puskesmas Perumnas dengan jumlah ibu hamil terbanyak kedua yaitu 464
ibu hamil dan cakupan K1 sebesar 100,4%. Data rekapan register
pemeriksaan ibu hamil di Puskesmas Air Lais tahun 2019 didapatkan
bahwa ibu hamil trimester I yang memeriksakan dirinya ke Puskesmas
dengan keluhan mual muntah sebanyak 83 orang (11,9%).
Hasil wawancara pada 7 orang ibu yang mengalami mual muntah,
obat yang diberikan Bidan untuk mengatasi mual dan muntah kepada ibu
tidak diminum secara teratur dikarenakan memicu mual muntah yang
5
dialami, mereka tidak tahu bagaimana cara mengatasi mual muntah yang
dialami selain mengkonsumsi obat-obatan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan data dari latar belakang diatas terdapat 11,9 % ibu
hamil yang mengalami emesis gravidarum belum pernah meminum jahe
untuk mengatasi mual muntah. Sehingga berdasarkan latar belakang diatas
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “ Adakah
pengaruh herbal jahe terhadap emesis gravidarum pada ibu hamil trimester
I” yang dikaji secara literature review.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahui pengaruh pemberian herbal jahe terhadap emesis
gravidarum pada ibu hamil trimester I
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui rata-rata frekuensi emesis gravidarum sebelum dan
setelah pemberian herbal jahe
b. Diketahui selisih rata-rata frekuensi emesis gravidarum sebelum
dan sesudah pemberian herbal jahe
c. Diketahui bagaimana metode pemberian dan dosis pemberian
herbal jahe
6
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat ilmiah
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan
referensi bagi mahasiswa kebidanan dalam pembelajaran mata kuliah
asuhan pada ibu masa kehamilan.
2. Manfaat praktis
a. Bagi Akademik
Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan acuan dalam
menambah pengetahuan dan wawasan keilmuan Mahasiswa
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu serta peningkatan
pelayanan kesehatan ibu pada masa kehamilan.
b. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pengetahuan
terhadap masyarakat dalam mengatasi terjadinya emesis
gravidarum dan masyarakat mampu mengatasi.
c. Bagi Penelitian lain
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi
peneliti lain untuk penelitian selanjutnya.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum, kemudian terjadi pembelahan sel (zigot) di
lanjutkan dengan nidasi atau implantasi pada lapisan endometrium
dinding cavum uteri. Kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu
40 minggu bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi (Sukarni,
2019).
2. Klasifikasi kehamilan
Menurut Sukarni (2019) ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan
dibagi menjadi 3 bagian yaitu:
a. Kehamilan trimester pertama (0-12 minggu).
b. Kehamilan trimester kedua (antara 12-28 minggu).
c. Kehamilan trimester ketiga (antara 28-40 minggu).
3. Tanda – Tanda Kehamilan
Menurut Yuliani (2017) tanda – tanda kehamilan dibagi menjadi
tiga yaitu tanda dugaan hamil (presumtif sign), tanda tidak pasti hamil
(probable sign), dan tanda pasti hamil (positive sign).
a. Tanda−tanda dugaan hamil (presumtif sign)
Tanda dugaan (presumtif) yaitu perubahan fisiologis yang dialami
pada wanita namun sedikit sekali mengarah pada kehamilan karena
8
dapat ditemukan juga pada kondisi lain serta sebagian besar bersifat
subyektif dan hanya dirasakan oeh ibu hamil. Yang temasuk presumtif
sign adalah :
1) Amenorea
Haid dapat berhenti karena konsepsi namun dapat pula terjadi pada
wanita dengan stres atau emosi, faktor hormonal, gangguan
metabolisme, serta kehamilan yang terjadi pada wanita yang tidak haid
karena menyusui ataupun sesudah kuretase. Amenorea penting dikenali
untuk mengetahui hari pertama haid terakhir (HPHT) dan hari
perkiraan lahir (HPL).
2) Nausea dan vomitus (mual dan muntah)
Keluhan yang sering dirasakan wanita hamil sering disebut dengan
morning sickness yang dapat timbul karena bau rokok, keringat,
masakan, atau sesuatu yang tidak disenangi. Keluhan ini umumnya
terjadi hingga usia 8 minggu hingga 12 minggu kehamilan.
3) Mengidam
Ibu hamil ingin makanan atau minuman atau meginginkan sesuatu.
Penyebab mengidam ini belum pasti dan biasanya terjadi pada awa
kehamilan.
9
4) Fatique (Kelelahan) dan sinkope (pingsan)
Sebagian ibu hamil dapat mengalami kelelahan hingga pingsan terlebih
lagi apabila berada di tempat ramai. Keluhan ini akan meghilang
setelah 16 minggu.
5) Mastodynia
Pada awal kehamilan mamae dirasakan membesar dan sakit. Ini karena
pengaruh tingginya kadar hormon esterogen dan progesteron. Keluhan
nyeri payudara ini dapat terjadi pada kasus mastitis, ketegangan
prahaid, penggunaan pil KB.
6) Gangguan saluran kencing
Keluhan rasa sakit saat kencing, atau kencing berulang – ulang namun
hanya sedikit keluarnya dapat dialami ibu hamil. Penyebabnya selain
karena progesteron yang meningkat juga karena pembesaran uterus.
Keluhan semacam ini dapat terjadi pada kasus infeksi saluran kencing,
diabetes militus, tumor pevis, atau keadaan stress mental.
7) Konstipasi
Konstipasi mungkin timbul pada kehamilan awal dan sering menetap
selama kehamilan dikarenakan relaksasi otot polos akibat pengaruh
progesteron. Penyebab lainnya yaitu perubahan pola makan selama
hamil, dan pembesaran uterus yang mendesak usus serta penurunan
motilitas usus
10
8) Perubahan Berat Badan
Berat badan meningkat pada awal kehamilan karena perubahan pola
makan dan adanya timbunan cairan berebihan selama hamil.
9) Quickening
Ibu merasakan adanya gerakan janin untuk yang pertama kali. Sensasi
ini bisa juga karena peningkatan peristaltik usus, kontraksi otot perut,
atau pergerakan isi perut yang dirasakan seperti janin bergerak
b. Tanda tidak pasti kehamilan (probable sign)
1) Peningkatan suhu basal tubuh
Kenaikan suhu basal lebih dari 3 minggu, kemungkinan adanya
kehamilan. Kenaikan ini berkisar antara 37,20C sampai dengan
37,80C.
2) Perubahan warna kulit Cloasma Gravidarum/topeng kehamilan
berupa berwarna kehitaman sekitar mata, hidung, dan pelipis yang
umumnya terjadi pada kehamilan mulai 16 minggu.
3) Perubahan Payudara
Pembesaran dan hipervaskularisasi mamae terjadi sekitar kehamilan 6
sampai 8 minggu. Pelebaran aeroa dan menonjolnya kalenjer
montgomery, karena rangsangan hormon steroid. Pengeluaran
kolostrum biasanya kehamilan 16 minggu karena pengaruh prolaktin
dan progesteron.
11
4) Pembesaran Perut
Biasanya tampak setelah 16 minggu karena pembesaran uterus. Ini
bukan tanda diagnostik pasti tapi harus dihubungkan degan tanda
kehamilan lain. Perubahan kurang dirasakan primigravida, karena
kondisi otot−otot masih baik. Pembesaran perut mungkin dapat
ditemui pada obesitas, kelemahan otot perut, tumor pelvik dan perut,
ascites, hernia perut bagian depan.
5) Epulis Hipertropi pada gusi belum diketahui penyebabnya secara
jelas. Dapat tejadi juga pada infeksi lokal, pengapuran gigi atau
kekurangan vitamin
6) Balotement
Pada kehamilan 16 sampai 20 minggu pemeriksaan palpasi kesan
seperti ada masa yang keras, mengapung dan memantul di uterus.
Dapat terjadi pada tumor uterus, mioma, acites, dan kista ovarium.
7) Kontraksi Uterus
Kontraksi uterus yang dirasakan seperti tertekan dan kencang, disebut
kontraksi brackston Hics. Uterus mudah terangsang oeh peninggian
hormon oksitosin gejala ini biasanya mulai usia kehamilan 28 minggu
pada primi dan semakin lanjut kehamilannya semakin sering dan kuat.
12
8) Tanda Chadwick dan Goodell
Terjadi perubahan warna pada vagina atau porsio mejadi kebiruan
atau ungu yang disebut tanda chadwick. Perubahan konsistensi
serviks menjadi lunak disebut tanda goodell.
c. Tanda Pasti Kehamilan (positive sign)
1) Teraba bagian−bagian janin
Umumnya pada kehamilan 22 minggu janin dapat diraba pada wanita
kurus dan otot perut relaksasi. Kehamilan 28 minggu jelas bagian
janin dapat diraba demikian pula gerakan janin dapat dirasakan oleh
ibu.
2) Gerakan Janin
Pada kehamilan 20 minggu gerakan janin dapat dirasakan oleh
pemeriksa.
3) Terdengar Denyut Jantung Janin
Dengan menggunakan ultrasound denyut jantung janin dapat
terdengar pada usia 6 sampai 7 minggu. Jika menggunakan dopler
pada usia 12 minggu sedangkan jika menggunakan stetoskop leannec
18 minggu. Frekuensi deyut jantung janin antara 120 sampai dengan
160 kali permenit yang akan jelas terdengar bila ibu tidur terlentang
atau miring dengan punggung bayi di depan.
13
4) Ultrasonografi
USG dapat digunakan umur kehamilan 4 sampai 5 minggu untuk
memastikan kehamilan dengan melihat adanya kantong gestasi,
gerakan janin dan deyut jantung janin
5) Electrocardiography
ECG jantung janin mulai terihat pada kehamilan 12 minggu
4. Perubahan Fisiologi dan psikologi ibu hamil
Menurut Sukarni (2019) perubahan fisiologi dan psikologi ibu hamil
antara lain :
a. Perubahan fisiologi pada kehamilan
1) Uterus
Rahim yang besarnya sebesar telur ayam atau beratnya 30 gram akan
menjadi 1000 gram saat akhir kehamilan.
2) Vagina/ vulva
Vagina/ vulva Terjadi peningkatan pembuluh darah (hipervaskularisasi)
akibat pengaruh estrogen dan progesterone sehingga tampak makin
merah kebiruan.
3) Ovarium
Selama kehamilan ovarium tenang, tidak terjadi pembentukan dan
pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus
hormonal menstruasi. Indung telur yang mengandung korpus luteum
14
gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta
yang sempurna pada kehamilan 16 minggu.
4) Payudara
Payudara menjadi lebih besar, terjadi hiperpigmentasi kulit serta
glandula Montgomery makin tampak terutama daerah aerola dan papilla,
putting susu makin membesar dan menonjol.
5) Sirkulasi darah ibu
Sel darah makin meningkat jumlahnya untuk mengimbangi
pertumbuhan janin dalam Rahim. Volume darah meningkat sebesar 25-
30% sedangkan sel darah bertambag sekitar 20%.
b. Perubahan psikologi trimester I
1) Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan
kehamilannya
2) Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan kadang
ibu berharap agar dirinya tidak hamil saja
3) Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal
ini dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya
4) Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat
perhatian dengan seksama
5) Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia
seseorang yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau
bahkan merahasiakannya
15
5. Ketidaknyamanan trimester I
Ketidaknyamanan yang dirasakan ibu hamil membuat tubuh
beradaptasi, apabila tubuh tidak mampu beradaptasi maka akan menimbulkan
suatu masalah. Supaya ibu hamil dapat beradaptasi terhadap
ketidaknyamanan yang dirasakan maka ibu hamil perlu memahami apa
penyebab terjadi ketidaknyamanan yang dirasakan. Ketidaknyamanan pada
ibu hamil antara lain nyeri karena pembesaran uterus dan payudara, urgensi
dan sering berkemih, pusing, rasa lesu dan malaise, mual dan muntah,
patalisme (saliva berlebih), keputihan, dinamika psikososial (perubahan
mood, perasaan yang campur aduk) (Sukarni, 2019).
6. Kebutuhan fisik ibu hamil
Menurut Sukarni (2019) Ibu hamil mengalami perubahan–perubahan
pada dirinya baik secara fisik maupun psikologis. Dengan terjadinya
perubahan tersebut maka tubuh mempunyai kebutuhan khusus yang harus
dipenuhi. Kebutuhan fisik ibu hamil yang harus dipenuhi tidak sama dengan
ketika sebelum hamil, karena ibu hamil harus memenuhi untuk pertumbuhan
janin, plasenta maupun dirinya sendiri. Terpenuhi atau tidaknya kebutuhan
fisik pada ibu hamil ini sangat menentukan kualitas kehamilannya. Berikut
ini kebutuhan fisik ibu hamil yaitu
16
a. Oksigen
Meningkatnya jumlah progesterone selama kehamilan
mempengaruhi pusat pernafasan, CO2 menurun dan O2 meningkat.
Meningkatnya O2 akan bermanfaat bagi janin.
b. Nutrisi
Kebutuhan energi untuk kehamilan normal perlu tambahan kira-kira
80.000 kalori selama kurang lebih 280 hari yang berarti ibu hamil
memerlukan tambahan ekstra kurang lebih 300 kalori setiap hari.
Kebutuhan protein wanita hamil akan meningkat, bahkan mencapai 68%
dari sebelum hamil. Jumlah protein yang harus tersedia sampai akhir
kehamilan diperkirakan sebanyak 925 gram yang tertimbun dalam
jaringan ibu, plasenta serta janin sehingga ibu hamil memerlukan
penambahan protein 8-12 g/hari selama kehamilan. Kebutuhan kalsium
ibu hamil adalah 600 mg/hr per hari, lemak 53 gr/hari, fe 2-4 gr/ hari, Vit
A 500 IU, Vit C 30mg, Jumlah asam folat yang dibutuhkan ibu hamil
sebesar 400 mcg/hari, serta kebutuhan air untuk menjaga keseimbangan
suhu tubuh ibu dianjurkan minum 6-8 gelas (1500-2000 ml) per hari.
c. Personal hygiene
Sebaiknya ibu hamil mandi, gosok gigi dan ganti pakaian minimal 2
kali sehari, menjaga kebersihan alat genetalia dan pakaian dalam, serta
menjaga kebersihan payudara.
17
d. Pakaian
Menggunakan pakain longgar, nyaman dan mudah dikenakan,
menggunakan BH dengan ukuran sesuai ukuran payudara dan mampu
menyangga seluruh payudara, tidak memakai sepatu tumit tinggi, pakaian
dalam harus selalu bersih.
e. Eliminasi
Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan
eliminasi adalah konstipasi dan sering BAK. Tindakan pencegahan yang
dapat dilakukan adalah dengan mengonsumsi makanan tinggi serat dan
banyak minum air putih, terutama ketika lambung dalam keadaan kosong.
f. Istirahat
Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil seperti terjadi
perubahan sikap tubuh, tidak jarang ibu akan mengalami kelelahan. Oleh
karena itu istirahat dan tidur sangat penting bagi ibu hamil.
B. Emesis Gravidarum
1. Pengertian
Emesis gravidarum merupakan mual muntah yang terjadi selama
kehamilan. Mual terjadi pada pagi hari, tetapi ada yang timbul malam hari.
Emesis gravidarum atau nama lainnya nausea gravidarum (NVP), atau lebih
dikenal dengan istilah morning sickness adalah gejala mual biasanya disertai
muntah yang umumnya terjadi pada awal kehamilan, biasanya pada
trisemester pertama. Kondisi ini umumnya dialami oleh lebih dari separuh
18
wanita hamil yang disebabkan karena meningkatnya kadar hormon estrogen.
Dalam beberapa kasus, gejala yang sama pula dialami oleh para wanita yang
menggunakan kontrasepsi hormonal, atau menjalani bentuk-bentuk terapi
hormonal tertentu (Saifuddin dkk, 2015).
2. Etiologi Emesis gravidarum
Penyebab atau gejala Emesis gravidarum belum diketahui secara pasti,
namun beberapa penyebab yang menimbulkan gejala ini antara lain:
a. Meningkatnya kadar sirkulasi hormon estrogen dalam tubuh. Kadar
hormon estrogen dalam tubuh umumnya akan meningkat pada masa
kehamilan.
b. Kadar gula dalam darah yang rendah (hipoglicemia) yang disebabkan
penyerapan energi yang dilakukan oleh plasenta,
c. Meningkatnya kadar hormon hCG. Meskipun tidak terkait secara
langsung, peningkatan hormon ini memancu peningkatan hormon
estrogen sehingga menimbulkan gejala emesis gravidarum.
d. Meningkatnya sensitivitas terhadap bau.
e. Peningkatan kadar bilirubin yang disebabkan karena meningkatnya
kadar enzim dalam hati.
Puncak Emesis gravidarum terjadi pada usia 9-12 minggu kehamilan,
dan akan membaik ketika masuk minggu ke 16. Pada muntah hebat yang
berlangsung terus - menerus, lakukan pemeriksaan kedokter sehingga tubuh
tidak kehabisan cairan.
19
3. Faktor yang Mempengaruhi Emesis Gravidarum
Berikut ini factor - faktor yang mempengaruhi Emesis Gravidarum
menurut Walyani ES. (2015) antara lain
a. Hormonal
Mual dan muntah selama kehamilan biasanya disebabkan oleh
perubahan dalam sistem endokrin yang terjadi selama kehamilan,
terutama disebabkan oleh tingginya fluktasi kadar HCG (human chorionic
gonadotrophin), khususnya karena periode mual atau muntah gestasional
yang paling umum adalah pada 12-16 minggu pertama, yang pada saat
itu, HCG mencapai kadar tingginya. HCG sama dengan LH (luteinzing
hormone) dan disekresikan oleh sel-sel trofoblas blastosit. HCG melewati
kontrol ovarium di hipofisis dan menyebabkan korpus luteum terus
memproduksi estrogen dan progesteron, suatu fungsi yang nantinya
diambil alih oleh lapisan korionik plasenta. HCG dapat dideteksi dalam
darah wanita dari sekitar tiga minggu gestasi (yaitu satu minggu setelah
fertilisasi), suatu fakta yang menjadi dasar bagi sebagian besar tes
kehamilan.
b. Faktor Psikososial
Diagnosis kehamilan sering diperkuat oleh hasil dari kecurigaan
yang dipicu oleh keadaan mual dan muntah, tanpa adanya etiologi lain.
Mengetahui akan menjadi orang tua menyebabkan koflik emosi, termasuk
kegembiraan dan penantian, kecemasan tentang kesehatan ibu dan bayi
20
serta khawatir tentang pekerjaan, keuangan, atau hubungan dengan suami.
Sering kali ada perasaan ambivalen terhadap kehamilan dan bayi, dan
pada beberapa wanita hal ini mungkin membuat mereka sedih karena
sebentar lagi mereka akan kehilangan kebebasan mereka. Mungkin ada
gangguan persepsi, ketidakpercayaan mengenai ketakutan nyata akan
meningkatnya tanggung jawab.
Masalah psikologis dapat memprediksi beberapa wanita untuk
mengalami mual dan muntah dalam kehamilan, atau memperburuk gejala
yang sudah ada atau mengurangi kemampuan untuk mengatasi gejala
“normal”. Kehamilan yang tidak direncanakan, tidak nyaman atau tidak
diinginkan, atau karena beban pekerjaan atau finansial akan menyebabkan
penderitaan batin, ambivalensi, dan konflik. Kecemasan berdasarkan
pengalaman melahirkan sebelumnya, terutama kecemasan akan datangnya
hyperemesis gravidarum atau preeklamsia.
Wanita yang mengalami kesulitan dalam membina hubungan,
rentan terhadap masalah dengan distres emosional menambah
ketidaknyamanan fisik. Syok dan adaptasi yang dibutuhkan jika
kehamilan ditemukan kembar, atau kehamilan terjadi dalam waktu
berdekatan, juga dapat menjadi faktor emosional yang membuat mual dan
muntah menjadi lebih berat.
21
c. Masalah Pekerjaan
Perjalanan ketempat kerja yang mungkin terburu-buru di pagi hari
tanpa waktu yang cukup untuk sarapan dapat menyebabkan mual dan
muntah. Tergantung pada sifat pekerjaan wanita, aroma, zat kimia, atau
lingkungan dapat menambah rasa mual wanita dan menyebabkan mereka
muntah.
Merokok terbukti memperburuk gejala mual dan muntah, tetapi
tidak jelas apakah ini disebabkan oleh efek olfaktorius (penciuman) atau
efek nutrisi, atau apakah dapat dibuat asumsi mengenai hubungan antara
kebiasaan praktik dan distres psikoemosional. Tentu saja banyak wanita
yang mengalami mual dan muntah akan membenci bau asap rokok dan
tembakao.
d. Status Gravida
Pada sebagian besar primigravida belum mampu beradaptasi
dengan hormon estrogen dan koreonik gonadotropin sehingga lebih
sering terjadi emesis gravidarum. Sedangkan pada multigravida dan
grandemultigravida sudah mampu beradaptasi dengan hormon estrogen
dan koreonik gonadotropin karena sudah mempunyai pengalaman
terhadap kehamilan dan melahirkan.
Pada primigravida menunjukkan kurangnya pengetahuan, informasi
dan komunikasi yang buruk antara wanita dan pemberi asuhannya turut
mempengaruhi persepsi wanita tentang gejala mual dan muntah.
22
Sedangkan pada multigravida dan grandemultigravida sudah mempunyai
pengalaman, informasi dan pengetahuan tentang gejala emesis
gravidarum sehingga mampu mengatasi gejalanya.
4. Patofisiologi Emesis Gravidarum
Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada wanita
karena terdapat peningkatan hormon estrogen, progesterone dan tingginya
kadar hCG (Human Chorionic Gonadotropin) yang dihasilkan oleh plasenta
yang berkembang. hCG merupakan penyebab kejadian emesis gravidarum
dengan bekerja pada Chemoreseptor Triger Zone pusat muntah melalui
rangsangan terhadap otot dari poros lambung, akibatnya tubuh ibu semakin
lemah, pucat, dan frekuensi buang air kecil menurun drastis sehingga cairan
tubuh berkurang dan darah menjadi kental (hemokonsentrasi) sehingga
melambatkan peredaran darah yaitu oksigen dan jaringan sehingga dapat
menimbulkan kerusakan jaringan yang dapat membahayakan kesehatan ibu
dan perkembangan janin yang dikandungnya dan dapat melahirkan bayi
dengan berat badan lahir rendah (Ayu, 2016).
Selain itu, mekanisme mual dan muntah merupakan rantai panjang
yang dikendalikan oleh keseimbangan antara dopamin, serotonin, histamin,
dan asetilkolin. Penurunan serotonin dalam darah akan meningkatkan
terjadinya mual dan muntah. Fungsi serotonin dan niasin ini adalah
mencegah berlangsungnya mual dan muntah secara berlebihan yang dapat
menganggu keseimbangan elektrolit, dehidrasi, dengan manifestasi klinisnya
23
sebagai emesis gravidarum dan dapat berlanjut menjadi hiperemesis
gravidarum.
Gambar 2.1 Patofisiologi Emesis Gravidarum
Sumber : Ayu (2016), Sukarni (2019).
5. Diagnosis
Diagnosis emesis gravidarum menurut Royal College of
Obstetricians and Gynaecologists (2016) berdasarkan Pregnancy-Unique
Quantification of Emesis (PUQE)-24. PUQE-24 adalah sistem penilaian
untuk mengukur tingkat keparahan mual muntah kehamilan dalam 24 jam.
Skor PUQE untuk setiap pasien dihitung dengan menggunakan tiga kriteria
untuk menilai keparahan mual muntah selama kehamilan (jumlah jam
Peningkatan hormon
Human
Chorionic
Gonadotropin
Progesterone Serotonin Estrogen
1. Peregangan pada otot uterus
2. Pencernaan kurang efektif
3. Peningkatan asam lambung
Terjadi mual muntah pada ibu hamil
(Emesis Gravidarum)
Kehamilan
24
merasakan mual, jumlah episode muntah, dan jumlah episode muntah kering
dalam 24 jam terakhir). Skor PUQE dihitung dengan menambahkan nilai-
nilai dari masing-masing kriteria, dan dapat berkisar dari minimal 1 sampai
maksimal 15 (Ayu, 2016).
Tabel 2.1 Skor Pregnancy-Unique Quantification of Emesis (PUQE)
No Pertanyaan Nilai
1. Dalam 24 jam
terakhir, berapa lama
anda merasakan mual
atau sakit pada
perut?
Tidak
sama
sekali
1 jam
Atau
kurang
2-3 jam
4-6
jam
Lebih
dari 6
jam
Skor 1 2 3 4 5
2. Dalam 24 jam
terakhir, berapa kali
anda muntah-
muntah?
7 kali
atau
lebih
5-6 kali
3-4 kali
1-2
kali
Tidak
pernah
sama
sekali
Skor 5 4 3 2 1
3. Dalam 24 jam
terakhir, sudah
berapa kali Anda
muntah kering atau
tidak mengeluarkan
apapun?
Tidak
pernah
1-2 kali
3-4 kali
5-6
kali
7 kali
atau
lebih
Skor 1 2 3 4 5
Sumber : Shehmar (2016)
Keterangan :
Skor yang didapatkan dari penilaian tersebut dikategorikan kedalam :
a. Mual dan muntah ringan bila nilai indeks PUQE ≤ 6
b. Mual dan muntah sedang bila nilai indeks PUQE 7 – 12
c. Mual dan muntah berat bila nilai indeks PUQE ≥13.
25
6. Dampak Emesis gravidarum
Emesis gravidarum pada ibu hamil dapat menimbulkan berbagai
dampak pada ibu hamil salah satunya penurunan nafsu makan yang
mengakibatkan perubahan keseimbangan elektrolit pada ibu seperti
kekurangan cairan, kekurangan cairan elektrolit tubuh, badan terasa lemah
dan tidak bertenaga, penurunan berat badan, dehidrasi, gangguan kesehatan
pada janin yaitu kekurangan nutrisi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan
perkembagannya, berat badan janin lebih rendah dari berat badan normal.
Gangguan pertumbuhan dan perkembangan bayi (Henukh, dkk 2019)
Emesis gravidarum dalam keadaan normal tidak banyak
menimbulkan efek negatif, hanya saja apabila emesis gravidarum
berkelanjutan menjadi hiperemesis gravidarum akan membawa resiko yang
terjadinya gangguan pada kehamilan misalnya dehidrasi, pasien dapat
mengalami syok, menghambat tumbuh kembang janin, gangguan
keseimbangan elektrolit, cadangan karbohidrat dalam tubuh ibu akan habis,
robekan pada selaput jaringan esophagus dan lambung dapat terjadi bila
muntah terlalu sering dan memiliki resiko yang lebih tinggi untuk
melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah, prematur, dan nilai apgar
kurang dari tujuh (Milda, 2016).
7. Penanganan
Penanganan yang dapat dilakukan untuk menangani emesis
gravidarum adalah sebagai berikut :
26
a. Non Farmakologi
Menurut Maulana (2016) penanganan yang dapat dilakukan pada
emesis gravidarum yaitu:
1) Melakukan pengaturan pola makan yaitu dengan memodifikasi
jumlah dan ukuran makanan. Makan dengan jumlah kecil dan
minum cairan yang mengandung elektrolit atau suplemen.
2) Makan makanan yang mengandung tinggi karbohidrat dan protein
yang dapat membantu mengatasi rasa mual. Banyak mengkonsumsi
buah dan sayuran serta makanan tinggi karbohidrat seperti roti,
kentang, biscuit dan sebagainya.
3) Hindari makanan yang berlemak, berminyak dan pedas yang akan
memperburuk rasa mual.
4) Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu- buru
terbangun, cobalah duduk terlebih dahulu baru perlahan- lahan
bangun. Bila anda merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi
siapkanlah snack atau biscuit di dekat tempat tidur.
5) Menghindari ketegangan yang dapat meningkatkan stress dan
mengganggu istirahat tidur.
6) Meminum air jahe dapat mengurangi mual dan muntah secara
signifikan karena dapat meningkatkan mortilitas saluran cerna,
yaitu dengan menggunakan 1gr jahe sebagai minuman selama 4
hari.
27
7) Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah,
minumlah air putih atau jus. Menghindari mengkonsumsi
kopi/kafein, tembakau dan rokok, karena selain dapat menimbulkan
mual dan muntah juga dapat memiliki efek yang merugikan untuk
embrio, serta menghambat sintesis protein
8) Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang hamil muda yang
selalu dapat disertai mual muntah. Emesis gravidarum akan
berangsur-angsur berkurang sampai umur kehamilan 4 bulan.
Berikut tabel makanan dan minuman untuk pengelolaan morning
sickness ringan dan sedang yang direkomendasikan oleh ahli gizi dan
diet dari konsensus Queensland.
28
Tabel 2.2 : Saran Menu Makan Pada Ibu Hamil Dengan Emesis
Gravidarum Menurut Queensland
Tingkatan Morning
Sickness Strategi Contoh
Berat
(dikategorikan
sebagai hiperemesis
gravidarum
Cobalah untuk menghirup
udara yang dingin, cairan
yang bening
Limun, jahe, minuman
untuk membangkitkan
stamina, jelly yang
manis
Menjaga mulut agar tetap
bersih dan segar
Mengkonsumsi permen
Ketika merasa sedikit lebih
baik maka tingkatkan
dengan meminum berbagai
minuman
Jus buah, jus sayuran,
teh, minuman ringan,
sup kaldu
Sedang
Segera makan sesuatu yang
ringan setelah bangun tidur
di pagi hari
Biskuit, sepotong roti
panggang
Makan sering dan makan
ringan
Makan atau minum
secara perlahan,
mengunyah makanan
dengan baik, hindari
minum-minuman atau
makanan selingan
setelah waktu makan
Pilih makanan yang tinggi
karbohidrat
Biskuit kering, kerupuk,
popcorn, sereal, roti
panggang, buah atau
sayuran
Ringan
Hindari makanan berlemak,
gorengan dan makanan
yang pedas
Gunakan susu rendah
lemak, rendah mentega,
margarin, dan daging
tanpa lemak
Cobalah untuk
menyetarakan makanan
yang rendah lemak, dan
makanan yang kaya protein
Telur, kacang panggang,
daging ayam tanpa
lemak, ikan, makana
yang berprotein tinggi
Sebelum tidur makanlah
makanan yang
mengandung protein dan
karbohidrat
Keju, yoghurt dan
custard
Sumber : (Sukarni, 2019)
29
b. Farmakologi
Menurut Milda (2016), obat-obatan atau pengobatan ringan tanpa
masuk rumah sakit pada emesis gravidarum :
1) Vitamin yang diperlukan:
a) Vitamin B kompleks dosis 3 x 1.
b) Vitamin B6 dengan dosis 3 x 1 sebagai vitamin dan anti muntah.
2) Nasehat pengobatan
a) Banyak minum air atau jus buah.
b) Hindari minuman atau makanan yang asam untuk
mengurangi iritasi Lambung.
3) Nasehat kontrol antenatal
a) Pemeriksaan hamil lebih sering.
b) Segera datang bila terjadi keadaan abnormal.
C. Jahe
1. Pengertian Jahe
Jahe (Zingiber officinale) adalah tanaman rimpang yang sangat populer
sebagai rempah-rempah dan bahan obat. Rimpangnya berbentuk jemari yang
menggembung di ruas-ruas tengah. Rasa dominan pedas disebabkan
senyawa keton bernama zingeron.
30
Jahe termasuk suku Zingiberaceae (temu-temuan). Nama ilmiah jahe
diberikan oleh William Roxburgh dari kata Yunani zingiberi, dari Bahasa
Sanskerta, singaberi ( Putra, Winkanda, 2016).
2. Jenis Jahe
Menurut Putra, Winkanda (2016), secara umum terdapat tiga jenis
tanaman jahe yang dapat dibedakan dari aroma, warna, bentuk, dan besar
rimpang. Ketiga jenis tanaman jahe tersebut adalah jahe putih besar, jahe
putih kecil, dan jahe merah.
a. Jahe Gajah
Gambar 2.1 Jahe Gajah
Jahe gajah dikenal dengan nama Latin Zingiber officinale var.
Officinale. Ukuran rimpangnya lebih besar dan gemuk jika
dibandingkan jenis jahe lainnya dan jika diiris rimpang berwarna putih
kekuningan. Ruas rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas
lainnya. Jahe gajah bisa dikonsumsi saat berumur muda maupun
berumur tua, baik sebagai jahe segar maupun jahe olahan. Jahe gajah
panen tua berumur delapan bulan, sedangkan panen muda berumur
empat sampai dengan lima bulan. Jahe gajah memiliki kandungan
31
minyak atsiri sekitar 0,18 - 1,66% dari berat kering. Jahe gajah
merupakan varietas unggul yang memiliki potensi produksi tinggi
mencapai 25.000 kg/ha.
b. Jahe Putih
Gambar 2.2 Jahe Putih
Jahe putih dikenal dengan nama Latin Zingiber officinale var
amarum, bisa disebut dengan jahe emprit. Warnanya putih, bentuknya
agak pipih, berserat lembut, dan aromanya kurang tajam dibandingkan
dengan jahe merah. Jahe putih memiliki ruas rimpang berukuran lebih
kecil. Rimpangnya lebih kecil dari pada jahe gajah, tetapi lebih besar
dari pada jahe merah. Jenis jahe putih biasa dimanfaatkan sebagai bahan
pembuatan jamu segar maupun kering, bahan pembuat minuman,
penyedap makanan, rempah-rempah, dan cocok untuk ramuan obat-
obatan. Jahe putih panen tua berumur delapan bulan, sedangkan panen
muda berumur empat sampai lima bulan. Jahe putih dapat diekstrak
oleoresin diambil minyak atsirinya (1,50 - 3,50% dari berat kering).
Kandungan minyak atsirinya lebih besar dibandingkan dengan jahe
32
gajah. Kadar minyak atsiri jahe putih sebesar 1,70 - 3,80% dan kadar
oleresin 2,39 - 8,87%.
c. Jahe Merah
Gambar 2.3 Jahe Merah
Jahe merah dikenal dengan nama Latin Zingiber officinale var.
rubrum. Jahe merah biasa disebut dengan jahe sunti. Jahe merah
memiliki rasa yang sangat pedas dengan aroma yang sangat tajam,
sehingga sering dimanfaatkan untuk pembuatan minyak jahe dan bahan
obat-obatan. Jahe merah memiliki rimpang yang berwarna kemerahan
dan lebih kecil dibandingkan dengan jahe putih. Jahe merah memiliki
kandungan minyak atsiri sekitar 2,58 - 3,90% dari berat kering. Jahe
merah memiliki kandungan air sebasar 81%. Sementara itu, jika dilihat
dari kandungan minyak atsirinya, jahe merah sekitar 2,58% - 2,72%.
Khusus untuk jahe merah, pemanenannya dilakukan lebih dari delapan
bulan.
3. Kandungan Kimia Jahe
Kandungan minyak atsiri dalam jahe kering sekitar 1–3 persen.
Komponen utama minyak atsiri jahe yang menyebabkan bau harum adalah
33
zingiberen dan zingiberol. Oleoresin jahe banyak mengandung komponen
pembentuk rasa pedas yang tidak menguap. Komponen dalam oleoresin jahe
terdiri atas gingerol dan zingiberen, shagaol, minyak atsiri dan resin.
Pemberi rasa pedas dalam jahe yang utama adalah zingerol. Menurut
Farmakope Belanda, Zingiber Rhizoma (Rhizoma Zingiberis-akar jahe) yang
berupa akar jahe mengandung 6% bahan obat-obatan yang sering dipakai
sebagai rumusan obat-obatan atau sebagai obat resmi di 23 Negara (Putra,
Winkanda, 2016).
4. Mekanisme Kerja Jahe
Mekanisme jahe memiliki efek langsung dalam saluran pencernaan
dengan meningkatkan pergerakan lambung, serta absorbs racun dan asam.
Kandungan jahe terdapat pada minyak Atsiri Zingiberena (zingirona),
zingiberol, bisa bilena, kurkumen, gingerol, flandrena, vit A dan resin pahit
yang dapat memblok serotinin yaitu suatu neurotransmitter yang di
sintesiskan pada neuron-neuron serotonergis dalam sistem syaraf pusat dan
sel-sel enterokromafin dalam saluran pencernaan, sehingga sebagai pemberi
perasaan nyaman dalam perut (Afriyanti, 2017).
5. Manfaat Minuman Jahe
Manfaat jahe menurut Afriyanti (2017) secara singkat antara lain:
a. Sebagai anti-emesis: membantu meredam mual dan muntah pada ibu
hamil dan mabuk laut
b. Anti-spasmodic: mengurangi kejang otot
34
c. Carminative: mengatasi masalah gangguan pencernaan dan gas dalam
usus
d. Antiseptic : mengontrol atau mencegah infeksi bakteri
e. Circulatory stimulant: melancarkan peredaran darah
f. Diaphoretic : melancarkan keluarnya keringat
g. Expectorant : meredakan batuk
6. Cara Membuat Seduhan Jahe
a. Alat dan bahan pembuatan seduhan jahe: Bahan: jahe 250 mg, air panas 50
ml, gula, Alat: Parutan, pisau, panci, gelas, sendok.
b. Cara membuat seduhan jahe yang baik dan benar sesuai takaran yang telah
di tentukan : Kupas jahe 250 mg dan cuci hingga bersih. Parutlah jahe yang
sudah dikupas hingga halus. Siapkan air yang sudah masak sebanyak 50 ml
yang masih hangat. Masukkan parutan jahe tadi kedalam air yang masih
hangat tadi. Tunggu selama 15 menit hingga warnanya berubah menjadi
kuning kecoklatan, sambil diaduk sesekali. Kemudian tuang air rebusan
jahe tadi pada gelas, bila senang manis bisa di bubuhkan gula secukupnya.
Setelah selesai pembuatan seduhan jahe 2 kali sehari sebanyak 250 mg
selama 4 hari dalam satu minggu.
D. Pengaruh Herbal Jahe Terhadap Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil
Trimester I
Minuman jahe yang diberikan pada ibu dengan emesis gravidarum
berasal dari rimpang jahe yang mengandung dua komponen utama yaitu
35
komponen volatile dan komponen non-volatile. Komponen volatile terdiri dari
oleoresin (4,0-7,5%), yang bertanggung jawab terhadap aroma jahe (minyak
atsiri) dengan komponen terbanyak adalah zingiberen dan zingiberol. Komponen
non-volatile pada jahe bertanggung jawab terhadap rasa pedas, salah satu
diantaranya adalah gingerol. Gingerol merupakan senyawa identitas untuk
tanaman jahe dan berfungsi sebagai senyawa yang berkhasiat obat. Gingerol
yang terkandung di dalam jahe memiliki efek sebagai antiinflamasi, antipiretik,
gastroprotective, cardiotonic dan antihepatoksik, antikanker, antiartherosclerotic,
antioksidan, antiangiogenesis, antiinflamasi. Kandungan-kandungan ini yang
mampu membantu mengurangi rasa mual pada ibu hamil.
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Haridawati (2020)
menunjukkan rata-rata frekuensi emesis gravidarum sebelum diberikan air
seduhan jahe hangat adalah 6,07 kali (SD=1,439 kali), nilai maksimal 8 kali dan
nilai minimal 3 kali, setelah pemberian air seduhan jahe hangat setiap pagi
selama 4 hari kemudian turun menjadi 3,71 kali (SD=1,139 kali), nilai maksimal
6 kali dan nilai minimal 2 kali, didapatkan nilai p value = 0,000 atau p value <
0,05, artinya ada pengaruh pemberian air seduhan jahe hangat dalam mengurangi
frekuensi emesis gravidarum di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Raya.
36
E. Kerangka Teori
Bagan 2.1 kerangka Teori
Sumber : Maulana, Mirza (2016) Ayu (2016)
Peningkatan hormon HCG, Progesteron,
Estrogen
Menimbulkan rasa nyaman dalam perut
Terjadi Peregangan pada otot uterus,
Pencernaan kurang efektif, Peningkatan asam
lambung
Emesis Gravidarum
Kehamilan Trimester I
Terapi Farmakologi
Vomil B6
Non farmakologi
a. Pengaturan pola makan
b. Hindari makanan berminya
c. k, berlemak
d. Hindari konsumsi kopi dan minuman beralkohol
e. Meminum herbal jahe
f. Akupuntur
g. Penggunaan aromaterapi
Faktor yang
mempengaruhi Emesis
Gravidarum
1. Faktor Psikososial
2. Masalah Pekerjaan
3. Status Gravida
Kandungan jahe terdapat pada minyak Atsiri
Zingiberena (zingirona), zingiberol, bisa bilena,
kurkumen, gingerol, flandrena, vit A dan resin pahit
yang dapat memblok serotonin.
Mual muntah berkurang
Terjadi neurotransmitter yang di sintesiskan pada
neuron-neuron serotonergis dalam sistem syaraf pusat
dan sel-sel enterokromafin dalam saluran pencernaan
Vitamin B6 (pyridoxine)
37.5 mg dan pyrathiazine
theoclate 40 mg
Menghambat refleks
impuls di sistem saraf
pusat (chemoreceptor
trigger zone)
37
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah literature review metode yang
digunakan untuk mensintesis berbagai temuan penelitian dalam rangka
membangun tingkat pemahaman konsep tertentu yang berbasis bukti serta
mengungkap area penelitian terkait sehingga dapat dirumuskan kerangka kerja
teoritis dan model konseptual (Snyder, 2019). Penggunaan metode ini terkait
situasi pandemi Covid-19 yang membatasi peneliti dalam pengambilan data.
Literatur Review merupakan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
dengan mengumpulkan sejumlah artikel, jurnal, hasil seminar dan buku-buku
yang berkaitan dengan masalah dan tujuan penelitian. Desain dalam penelitian ini
yaitu Quasi eksperiment dengan rancangan pretest dan posttest.
B. Strategi Pencarian Literature
1. Protokol dan Registrasi
Rangkuman menyeluruh dalam bentuk literature review mengenai
pengaruh herbal jahe terhadap emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I.
Protokol dan evaluasi dari literature review akan menggunakan Preferred
Report Items for systematic Reviews and Meta-analyses (PRISMA) checklist
untuk menetukan penyeleksian studi yang telah ditemukan dan disesuaikan
dengan tujuan dari literatur review.
38
2. Database Pencarian
Literature Review yang merupakan rangkuman menyeluruh beberapa
penelitian yang ditentukan berdasarkan tema tertentu. Pencarian literature
dilakukan pada bulan Agustus - Oktober 2020. Data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari bukan dari
pengamatan langsung, akan tetapi diperoleh dari hasil penelitian yang telah
dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu. Sumber data sekunder yang
didapatkan berupa artikel jurnal bereputasi baik Nasional maupun
Internasional dengan tema “pengaruh herbal jahe terhadap emesis
gravidarum pada ibu hamil trimester I” Pencarian dalam literature review ini
menggunakan lima database dengan kriteria kualitas tinggi dan sedang, yaitu
Scienct Direct, Pubmed, Sinta, Garuda, Goggle Schoolar.
3. Kata Kunci
Pencarian artikel atau jurnal menggunakan keyword dan boolean
operator (And, Or Not or And Not) yang digunakan untuk memperluas atau
menspesifikasikan pencarian, sehingga mempermudah dalam penentuan
artikel atau jurnal yang digunakan. Kata kunci dalam literatur review ini
disesuaikan dengan Medical Subject Heading (MeSH) dan terdiri dari sebagai
berikut:
39
Tabel 3.1 Kata Kunci Literature
Pengaruh Jahe Emesis
gravidarum
Trimester I
Influence Ginger Vomiting
Pregnant Women
Trimester I
OR OR OR
Influence Zingiber Vomiting
Pregnant Women
OR OR OR OR
Influence Ginger morning sickness Trimester I
C. Kriteria Insklusi dan Ekslusi
Strategi yang digunakan untuk mencari artikel menggunakan PICOS
framework, yang terdiri dari:
1. Population/problem yaitu populasi atau masalah yang akan dianalisi sesuai
dengan tema yang sudah ditentukan dalam literatur review
2. Intervention yaitu suatu tindakan penatalaksanaan terhadap kasus perorangan
atau masyarakat serta pemaparan tentang penatalaksanaan studi sesuai
dengan tema yang sudah ditentukan dalam litertaur review
3. Comparation yaitu intervensi atau penatalaksanaan lain yang digunakan
sebagai pembanding, jika tidak bisa menggunakan kelompok kontrol dalam
studi yang terpilih
4. Outcome yaitu hasil atau uaran yang diperoleh pada studi terdahulu yang
sesuai dengan tema yang sudah ditentukan dalam litertaur review
5. Study Design yaitu desain penelitian yang akan digunakan dalam artikel yang
akan direview
40
Tabel 3.2 Format PICOS dalam Literature Review
Kriteria Inklusi Ekslusi
Population Ibu hamil trimester I Ibu hamil trimester II dan
III, mual muntah pada
pasien post kemoterapi
Intervention Intervensi jahe terhadap
emesis gravidarum
Tidak ada Intervensi jahe
terhadap emesis
gravidarum
Comparators No comparators
Outcomes Terdapat pengaruh herbal
jahe terhadap emesis
gravidarum
Tidak ada pengaruh herbal
jahe terhadap emesis
gravidarum
Styudy Design
and Publication
type
Quasi Experiment Pre Post -
Publication
years
Post -2016 Pre-2016
Language Bahasa Inggris dan Bahasa
Indonesia
Selain Bahasa Inggris dan
indonesia
D. Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas
1. Hasil pencarian dan seleksi studi
Berdasarkan hasil pencarian literature melalui publikasi di lima database
dan menggunakan kata kunci yang sudah disesuaikan dengan MeSH, peneliti
mendapatkan 239 Artikel sesuai dengan kata kunci tersebut. Hasil pencarian
yang sudah didapatkan kemudian diperiksa duplikasi, ditemukan terdapat 27
artikel yang sama sehingga dikeluarkan, 113 artikel yang tidak berhubungan
dan teks tidak lengkap, Peneliti kemudian melakukan skrining berdasarkan
judul, abstrak, full text, seleksi jurnal 5 tahun terakhir yang disesuaikan
41
dengan tema litertaur review dikelurkan 89 jurnal yang tidak sesuai dengan
kriteria. Assesement yang dilakukan berdasarkan kelayakan terhadap kriteria
kelayakan terhadap kriteria inklusi dan ekslusi didapatkan sebanyak 10 artikel
yang bisa dipergunakan dalam litertaur review. Hasil artikel studi
digambarkan dalam diagram Flow dibawah ini:
Gambar 5.9 Diagram Flow Literature Review berdasarkan PRISMA 2009 (Polit
& Beck 2013)
2. Penilaian Kualitas
Analisis kualitas metodologi dalam setiap studi (n=10) dengan checklist
daftar penilaian dengan beberapa pertanyaan untuk penilaian dengan beberapa
pertanyaan untuk menilai kualitas dari studi. Penilaian kriteria diberi nilai
Pencarian Database (Kata kunci dalam
Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia)
Scienct Direct, Pubmed, Sinta, Garuda,
Goggle Schoolar (N=239)
Seleksi jurnal yang sesuai
kata kunci
N = 99
Seleksi jurnal:Judul, abstrak, full
text, Jurnal 5 tahun terakhir dan
identifikasi
Setelah ditinjau ulang
didapatkan 10 jurnal yang
sesuai dengan karakteristik
Studi termasuk dalam sintesis
Mengeluarkan (N = 89)
Jurnal yang tidak sesuai
kriteria
Jurnal Dikecualikan (N=140)
1. Tidak Berhubungan
2. Teks tidak lengkap
42
„ya‟, „tidak‟,‟tidak jelas‟ atau „tidak berlaku‟ dan setiap kriteria dengan skor
„ya‟diberi satu poin dan nilai lainnya adalah nol. Setiap skor studi kemudian
dihitung dan dijumlahkan. Critical apprasial untuk menilai studi yang
memenuhi syarat dilakukan oleh para peneliti. Jika skor penelitian setidaknya
50% memenuhi critical apprasial dengan
nilai titik cut-off yang telah disepakti oleh peneliti, studi dimasukkan ke
dalam kriteria inklusi. Peneliti mengecualikan studi berkualitas rendah untuk
menghindari bias dalam validitas hasil dan rekomendasi usulan. Risiko bias
dalam lliteratur review ini menggunakan asasmen pada metode penelitian
masing-masing studi, yang terdiri dari (Nursalam, 2020):
1. Teori: Teori yang tidak sesuai, sudah kadaluarsa dan kreadibilitas yang
kurang
2. Desain: Desain kurang sesuai dengan tujuan penelitian
3. Sampel: Ada 4 hal yang harus diperhatikan yaitu populasi, sampel,
sampling dan besar variabel yang tidak sesuai dengan kaidah pengambilan
sampel
4. Variabel: Variabel yang diteteapkan kurang sesuai dari segi jumah,
pengontrolan varaibel perancu dan variabel lainnya
5. Instrumen: Instrumen yang digunakan tidak memiliki sensitivitas,
spesifikasi dan validitas-reliabilitas
6. Analisis Data: Analisis data tidak sesuai dengan kaidah analisis yang
sesuai dengan standar.
43
BAB IV
HASIL, ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Studi
Hasil pencarian studi terdapat 10 jurnal yang memenuhi kriteria inklusi.
Sub pembahasan berdasarkan topik literatur review yaitu pengaruh pemberian
herbal jahe terhadap emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I. Metode
penelitian dalam literatur review ini dengan desain penelitian Quasi eksperiment
dan pre eksperiment yang dimaksud untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh
treatment terhadap subjek yang diselidiki.
Secara keseluruhan setiap penelitian membahas tentang pengaruh
pemberian herbal jahe terhadap emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I.
Studi yang sesuai dengan tinjauan sistematis ini sebagian besar dilakukan di
Indonesia sebanyak 8 jurnal, Mesir 1 jurnal dan India 1 jurnal.
Jurnal terindeks yang memenuhi kriteria inklusi yaitu; Faridah, et al (2020)
terindeks Google Scholar, Garuda, One Search; Haridawati (2020) terindeks
Google Scholar, Garuda, Indonesian Scientific Journal Database (ISJD);
Henukh, et al (2019) terindeks Google Scholar, Garuda; Ningsih, et al (2020)
terindeks Google Scholar, Garuda; Rufaridah, et al (2019) terindeks Google
Scholar, Garuda; Shiradwade & Satvekar (2019) terindeks EBSCO, Google
Scholar, Crossef, DOAJ, Ithenticate; Indrayani, et al (2018) terindeks Google
Scholar; Khatap, et al (2018) terindeks Google Scholar, Stientific Technical
44
and Medical (STM), IOSR, Crossef, Google Scholar; Murti dan Darussalam
(2019) terindeks Google Scholar, Public Knowledge Project; Putri, et al (2017)
terindeks Google Scholar.
Tabel 4.1 Hasil Pencarian Literatur
No
Pengarang
dan Tahun
Terbit
Studi Desain,
Sampel,
Variabel,
Instrumen,
Analisis
Outcome:
Pengaruh jahe
terhadap emesis
gravidarum
Ringkasan Hasil Index
1. Faridah, et
al (2020)
Desain: Pre
Experiment
design One group
pretest – Posstest
Sample: 16 Ibu
Hamil
Instrument:
Lembar Observasi
Variabel: Wedang
Jahe dan Emesis
Gravidarum
Analisis: Uji
Wilcoxon Test
Menunjukkan
bahwa dari 16
responden sebelum
diberikan intervensi
minuman jahe
didapatkan 5 orang
responden
(31,25%)
mengalami emesis
gravidarum ringan,
11 orang responden
(68,75%)
mengalami emesis
gravidarum sedang
Sejak jaman dahulu
jahe sudah
dimanfaatkan untuk
memasak, minuman
penghangat tubuh,
dan sebagai bahan
pembuat jamu/obat
tradisional. Jahe
yang digunakan
sebagai bumbu
masak terutama
berkhasiat untuk
menambah nafsu
makan, memperkuat
lambung dan
memperbaiki
pencernaan. Selain
itu, minyak jahe yang
berisi gingerol yang
berbau harum khas
jahe, berkhasiat
mencegah dan
mengobati emesis
gravidarum pada ibu
hamil muda
terindeks
Scholar,
Garuda,
One
Search
2. Shiradwade
& Satvekar
(2019)
Desain: Quasy
experiment
dengan
rancangan Non-
Equivalent
control Group
Sample: 60 Ibu
hamil
Sebelum pemberian
the jahe dari 30 ibu
hamil pada
kelompok
intervensi terdapat
6.66% ibu dengan
tingkat emesis
ringan, 73.33% ibu
Jahe adalah tanaman
dengan sejuta khasiat
yang telah dikenal
sejak lama.
Rimpangnya sangat
banyak manfaatnya,
antara lain sebagai
bumbu masak,
terindeks
Crossef,
Scholar,
DOAJ,
EBSCO,
Ithenticate
45
Instrument:
Lembar Observasi
Variabel: teh jahe
dan Emesis
Gravidarum
Analisis:
deskriptif dengan
distribusi
frekuensi dan
persentase,
statistik
inferensial yaitu.
Uji 't', uji z.
dengan tingkat
emesis sedang dan
20% ibu dengan
tingkat emesis
berat. Pada
kelompok kontrol
terdapat 10% ibu
dengan tingkat
emesis ringan dan
90% ibu dengan
tingkat emesis
sedang.
minuman, serta
permen dan juga
digunakan dalam
ramuan obat
tradisional
3 Henukh, D.
M. (2019)
Desain: Pre
Experimental
design one group
pretest-posttest
Sample: 16 Ibu
Hamil
Instrument:
Lembar Observasi
Variabel:
Minuman sari
jahe dan Emesis
Gravidarum
Analisis: paired
sample t Test
Sebelum pemberian
minuman sari jahe
6,3% ibu dengan
tingkat emesis
ringan, 56,3% ibu
dengan tingkat
emesis sedang, dan
37,5% ibu dengan
tingkat emesis
berat. Kemudian
setelah pemberian
terdapat 56,3% ibu
dengan tingkat
emesis ringan dan
43,8% ibu dengan
tingkat emesis
sedang.
Minuman sari jahe
yang diberikan pada
ibu dengan emesis
gravidarum berasal
dari rimpang jahe
yang mengandung
dua komponen utama
yaitu komponen
volatile dan
komponen non-
volatile berfungsi
sebagai yang
senyawa yang
berkhasiat obat
terindeks
Garuda,
Scholar
4 Haridawati.
(2020)
Desain: Pre
Experiment
design one group
pretest-posttest
Sample: 14 Ibu
Hamil
Instrument:
Lembar Observasi
Variabel:
Seduhan Jahe dan
Emesis
Gravidarum
Analisis:
Univariat dan
Bivariat.
Sesudah diberikan
seduhan jahe
hangat sebagian
besar responden
mengalami
penurunan
frekuensi emesis
gravidarum ringan
sebanyak 78,6%,
sedangkan yang
mengalami emesis
gravidarum sedang
sebanyak 21,4%.
Jahe memiliki rasa
pedas dan hangat
sehingga banyak pula
dimanfaatkan
sebagai bahan untuk
mengatasi perut
kembung dan
pemberi rasa nyaman
diperut untuk
mengurangi emesis
gravidarum.
terindeks
Garuda,
Scholar,
Indonesia
n
Scientific
Journal
Database
(ISJD)
46
5 Indrayani,
et al (2018)
Desain: Quasy
Experiment
One Group Pre
test-Post test
Sample: 10 Ibu
Hamil
Instrument:
Lembar Observasi
Variabel: Wedang
Jahe dan Emesis
Gravidarum
Analisis: Paired
Sample T-test.
Sebelum pemberian
20% ibu dengan
tingkat emesis
ringan, 60% ibu
dengan tingkat
emesis sedang, dan
20% ibu dengan
tingkat emesis
berat. setelah
pemberian wedang
jahe terdapat 80%
ibu dengan tingkat
emesis ringan dan
20% ibu dengan
tingkat emesis
sedang
Efek menguntungkan
dari minum jahe bagi
wanita karena jahe
dapat mengurangi
rasa mual dan
muntah, bahwa jahe
berkhasiat
mengendurkan dan
melemahkan otot-
otot pada saluran
pencernaan sehingga
mual muntah banyak
berkurang.
terindeks
Scholar
6 Khatap, et
al. (2018)
Desain: Quasy
Experiment non -
equivalent control
group design
Sample: 80 Ibu
Hamil
Instrument: Skala
analog visual dan
Rhodes Index
Scale
Variabel: Jahe
tablet dan Emesis
Gravidarum
Analisis: Paired
sample t Test
Setalah diberikan
intervensi
pemberian
supplement jahe
35% dan kontrol
30,0% ibu tingkat
emesis ringan, jahe
25,0% dan kontrol
25,0% ibu tingkat
emesis sedang, dan
jahe 7,5% dan
kontrol 12,5% ibu
dengan tingkat
emesis berat
Jahe sebagai
pengobatan non
farmakologis
digunakan dalam
penelitian ini, yang
bertujuan untuk
membandingkan
efektifitasnya pada
emesis gravidarum.
Jahe diminum
sebagai tablet
(400mg) dua kali
sehari selama empat
hari. Kelompok
kontrol mendapat
perawatan rutin yaitu
pengobatan medis,
pendidikan kesehatan
sebagai modifikasi
pola makan, atau
dukungan psikologis
sesuai dengan
kondisi ibu hamil.
Dalam penelitian ini,
menurut Skala
analog visual (VAS)
ada penurunan
emesis gavidarum
pada kelompok jahe.
Terindeks
Stientific
Technical
and
Medical
(STM),
Crossef,
Scholar
47
7 Murti dan
Darussalam
(2019).
Desain:
PreExperimental
design One Group
Pre Test Post Test
Design
Sample: 24 Ibu
Hamil
Instrument:
Lembar Observasi
Variabel:
Minuman sari
jahe dan Emesis
Gravidarum
Analisis: Paired
T-Test
Sesudah diberikan
minuman sari jahe
sebagian besar
responden
mengalami
penurunan
frekuensi emesis
gravidarum ringan
95,8%, sedangkan
yang mengalami
emesis gravidarum
4,1%.
Jahe segar untuk
jamu atau biasa
disebut jahe emprit
karena rasa pedasnya
lebih hangat dan
segar. Manfaat jahe
bagi kesehatan antara
lain mengatasi perut
kembung dan masuk
angin, meredakan
batuk, meningkatkan
imunitas tubuh,
mencegah kanker,
mengatasi rasa mual,
meredakan sakit
kepala dan detox
tubuh.
terindeks
Scholar,
Public
Knowledg
e Project
(PKP)
8 Ningsih, et
al (2020)
Desain: Quasy
Experiment
design one group
pretest-post test
Sample: 22 Ibu
hamil
Instrument: data
primer dan
sekunder, lembar
Pregnancy
Unique
Quantification of
Emesis and
Nausea (PUQE).
Variabel:
seduhan jahe dan
emesis
gravidarum
Analisis: uji
wilcoxon sign
rank
Setelah diberikan
seduhan jahe
terdapat 5
responden (22,7%)
dengan emesis
sedang dan 17
responden (77,3%)
dengan emesis
ringan.
Seduhan Jahe efektif
dalam menurunkan
frekuensi emesis
gravidarum Jahe
putih dan bahan
lainnya yang
digunakan untuk
pembuatan seduhan
jahe dalam penelitian
ini sangat mudah
didapatkan
dipasaran, sehingga
sangat mudah dibuat
sendiri di rumah oleh
ibu hamil. Seduhan
jahe dapat digunakan
sebagai alternatif
terapi non
farmakologi untuk
mengatasi emesis
gravidarum pada ibu
hamil, karena terbuat
dari bahan alami
sehingga tidak perlu
khawatir untuk
meminumnya.
Kandungan seduhan
jahe hangat dapat
membantu
Terindeks
Garuda,
Public
Scholar
48
menurunkan
frekuensi emesis
gravidarum pada ibu
hamil, selain itu jahe
juga dapat
memberikan
perasaan nyaman dan
membantu
mengurangi
kecemasan pada ibu
hamil, sehingga baik
sekali dikomsumsi
ibu hamil yang
mengalami emesis
gravidarum.
9 Meiri &
Kibas
(2017)
Desain: Pre-
Experimental
design one group
pretest-posttest
Sample: 10 Ibu
Hamil
Instrument:
Lembar Observasi
Variabel: wedang
Jahe dan Emesis
Gravidarum
Analisis: Uji
Wilcoxon Test
Menunjukkan
bahwa dari 10
responden yang
diteliti didapatkan
frekuensi emesis
gravidarum
sebelum pemberian
wedang jahe
dengan rata-rata
2,9dan setelah
diberikan wedang
jahe terjadi
penurunan
frekuensi emesis
gravidarum dengan
rata-rata menjadi
1,4
Senyawa gingerol
pada jahe merupakan
senyawa yang paling
utama dan telah
terbukti memiliki
aktivitas antiemetik
(antimuntah)yang
manjur dengan
bersifat memblok
serotinin, yaitu
senyawa kimia
pembawa pesan.
Senyawa ini
menyebabkan perut
berkontraksi
sehingga apabila
diblok maka otot-otot
saluran pencernaan
akan mengendor dan
melemah sehingga
rasa mual banyak
berkurang.
terindeks
Garuda,
Scholar
10 Rufaridah,
et al (2019)
Desain: Quasy
Experiment
design one group
pretest-posttest
Sample: 12 Ibu
hamil
Instrument:
Lembar Observasi
dan wawancara
Setelah di berikan
seduhan jahe
didapat penurunan
rata-rata frekuensi
emesis gravidarum
adalah 2,19
kali/hari
Meminum seduhan
jahe secara teratur
jahe 2 kali sehari
sebanyak 250 mg
selama 4 hari dalam
satu minggu sudah
efektif untuk
menurunkan emesis
gravidarum pada
terindeks
Scholar,
Garuda
49
Variabel:
Seduhan jahe dan
emesis
gravidarum
Analisis: Paired
Sample T-test
trimester pertama.
B. Karakteristik Respon Studi
Responden dalam penelitian adalah ibu hamil trimester I di masing-masing
negara. Dalam studi menyebutkan jumlah responden 10-80 ibu hamil trimester I.
Karakteristik usia pada responden berusia 16-45 tahun, pendidikan terakhir (SD,
SMP, SMA, Perguruan Tinggi) dan sebagian besar ibu rumah tangga, dengan
frekuensi tingkat emesis gravidarum ringan, emesis gravidarum sedang dan
emesis gravidarum berat.
C. Analisis Jurnal Penelitian
1. Frekuensi Emesis Gravidarum Sebelum Diberikan Herbal Jahe
Diagnosis emesis gravidarum menurut Royal College of Obstetricians
and Gynaecologists (2016) berdasarkan Pregnancy-Unique Quantification of
Emesis (PUQE)-24. PUQE-24 adalah sistem penilaian untuk mengukur
tingkat keparahan mual muntah kehamilan dalam 24 jam.
50
Berdasarkan analisis sepuluh jurnal penelitian dapat dijelaskan dalam
bentuk tabel sebagai berikut :
Tabel 4.2 Analisis Jurnal Penelitian Sebelum (Pretest) Diberikan Intervensi
Herbal Jahe
No Peneliti Kelompok
Jumlah
Respon
den
Sebelum (Pretest)
Emesis
Ringan
Emesis
Sedang
Emesis
Berat Mean SD
F % F % F %
1 Faridah
(2020) Intervensi 16 5 31,2 11 68,7 0 0 7,19 1,424
2 Henukh
(2019) Intervensi 16 1 6,3 9 56,3 6 37,5 4,06 1,062
3 Haridawati
(2020) Intervensi 14 2 14,3 12 85,7 0 0 6,07 1,439
4 Indrayani
(2018) Intervensi 10 2 20 6 60 2 20 9,30 3,129
5
Murti &
Darussalam
(2019)
Intervensi 24 8 33,3 16 66,6 0 0 5,92 1,247
6 Ningsih
(2020) Intervensi 22 4 18,2 15 68.2 3 13.6 9,36 2,735
7 Meiri &
Kibas (2017) Intervensi 10 1 10,0 9 90,0 0 0 2,9 0,401
8 Rufaridah
(2019) Intervensi 12 4 33,3 8 66,6 0 0 3,38 0,549
9
Shiradwade
& Satvekar
(2019)
Perlakuan 30 2 6,66 22 73,3 6 20 12,80 3,32
Kontrol 30 3 10 27 90 0 0 12,13 3,48
10 Khatap
(2018)
Perlakuan 40 4 10,0 13 32.5 23 33,5 8,00 2,00
Kontrol 40 1 2,5 4 10.0 35 47,0 8,70 1,80
Dari tabel 4.2 di atas dapat disimpulkan bahwa sebelum diberikan
intervensi herbal jahe (pretest) frekuensi emesis gravidarum dalam kategori
yang bermacam-macam mulai dari kategori emesis gravidarum ringan,
emesis gravidarum sedang, sampai emesis gravidarum berat. Dalam analisis
kesepuluh jurnal tersebut didapatkan hasil bahwa mayoritas responden
mengalami emesis gravidarum sedang.
51
2. Frekuensi Emesis Gravidarum Setelah Diberikan Herbal Jahe
Berdasarkan analisis sepuluh jurnal setelah diberikan intervensi Herbal
Jahe dapat dijelaskan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.3 Analisis Jurnal Penelitian Setelah (Posttest) Diberikan Intervensi
Herbal Jahe
N
o Peneliti Kelompok
Jumlah
Respon
den
Setelah (Posttest)
Emesis
Ringan
Emesis
Sedang
Emesis
Berat Mean SD
F % F % F %
1 Faridah
(2020) Intervensi 16 12 75,0 4 25,0 0 0 5,00 1,095
2 Henukh
(2019) Intervensi 16 9 56,3 7 43,8 0 0 2,06 1,236
3 Haridawati
(2020) Intervensi 14 11 78,6 3 21,4 0 0 3,71 1,139
4 Indrayani
(2018) Intervensi 10 8 80 2 20 0 0 6,85 1,748
5
Murti &
Darussalam
(2019)
Intervensi 24 23 95,8 1 4,1 0 0 2,29 1,131
6 Ningsih
(2020) Intervensi 22 17 77,3 5 22,7 0 0 4,86 1,807
7
Meiri &
Kibas
(2017)
Intervensi 10 6 60,0 4 40,0 0 0 1,4 0,351
8 Rufaridah
(2019) Intervensi 12 9 75,0 3 25,0 0 0 2,19 0,401
9
Shiradwade
& Satvekar
(2019)
Perlakuan 30 18 60,0 12 40,0 0 0 5,70 1,82
Kontrol 30 10 33,3 20 66,7 0 0 8,73 2,59
10 Khatap
(2018)
Perlakuan 40 19 47,0 15 37.5 6 15 4,45 2,782
Kontrol 40 9 22,5 8 20.0 23 57,5 5,82 4,082
Dari tabel 4.3 di atas dapat disimpulkan bahwa setelah diberikan
intervensi herbal jahe (posttest) frekuensi emesis gravidarum mengalami
perubahan dan penurunan. Analisis kesepuluh jurnal tersebut menjelaskan
bahwa frekuensi emesis gravidarum setelah diberikan herbal jahe mengalami
52
penurunan dengan mayoritas rensponden mengalami nyeri ringan. Namun
untuk kelompok kontrol didapatkan hasil bahwa ada sebagian yang tidak
mengalami perubahan frekuensi emesis gravidarum. Kesepuluh jurnal yang
telah di analisis menunjukkan adanya penurunan frekuensi emesis
gravidarum setelah diberikan intervensi herbal, namun bisa mengalami
peningkatan frekuensi emesis gravidarum jika tidak diberikan intervensi.
3. Pengaruh Pemberian Herbal Jahe Terhadap Emesis Gravidarum Pada
Ibu hamil Trimester I dan Selisih Mean Pemberian Herbal Jahe
Analisis sepuluh jurnal mengenai pengaruh pemberian herbal jahe
terhadap emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I dapat dijelaskan
dalam bentuk tabel sebagai berikut:
Tabel 4.4 Analisis Jurnal Pengaruh Pemberian Herbal Jahe Terhadap
EmesisGravidarum Pada Ibu hamil Trimester I No Peneliti Kelompok Mean
Sebelum
Mean
Setelah
Selisih
Mean
P value Hasil
1 Faridah
(2020)
Intervensi 7,19 5,00 2,19 P Value=
0.000
(P<0.05)
Ada pengaruh
minuman jahe terhadap
emesis gravidarum
pada ibu hamil
trimester I.
2 Henukh
(2019)
Intervensi 4,06 2,06 2 P Value=
0.001
(P<0.05)
Hasil analisis uji
Wilcoxon penelitian
menunjukan ada
efektifitas penurunan
emesis gravidarum
pada ibu hamil setelah
pemberian minuman
sari jahe bagi ibu hamil
3. Harida
wati
(2020)
Intervensi 6,07 3,71 2,36 P Value=
0.000
Dengan
α<0.005
Hasil univariate
menunjukkan ada
perbedaan rata-rata
frekuensi mual muntah
sebelum dan sesudah
intervensi maka dapat
disimpulkan bahwa
Tabel dilanjutkan ke halaman 52
53
seduhan jahe hangat
sangat berpengaruh
dalam mengurangi
emesis gravidarum
4. Indrayani
(2018)
Intervensi 9,30 6,85 2,45 P Value=
0.001
(P<α0.05)
Hasil analisis bivariat
menunjukkan ada
perbedaan rata-rata
frekuensi mual muntah
sebelum dan sesudah
intervensi maka dapat
disimpulkan wedang
jahe berpengaruh
dalam mengurangi
emesis gravidarum
5. Murti &
Darussala
m (2019)
Intervensi 5,92 2,29 3,63 P Value=
0.000
(P<0.05)
H0 ditolak artinya ada
perbedaan yang
signifikan antara
pemberian sari jahe
terhadap penurunan
frekuensi emesis
gravidarum pada ibu
hamil trimester I
sehingga dapat
disimpulkan
bahwa ada pengaruh
yang signifikan
pemberian minuman
sari jahe terhadap
penurunan frekuensi
emesis gravidarum
6. Ningsih
(2020)
Intervensi 9,36 4,86 4,5 P Value=
0.000
(P<0.05)
Terdapat perbedaan
rata-rata frekuensi
emesis gravidarum
sebelum dan sesudah
intervensi seduhan jahe
dengan nilai Z=-4,123
dan p value = 0,000 .
Pemberian seduhan
jahe efektif dalam
mengurangi frekuensi
mual dan muntah pada
ibu hamil trimester I.
7. Meiri &
Kibas
(2017)
Intervensi 2,9 1,4 1,5 P Value=
0.004
(P<0.05)
Hasil uji Statistik
Wilcoxon Test
menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh
pemberian wedang
jahe terhadap frekuensi
emesis gravidarum
pada trimester pertama
Lanjutan tabel 4.4 halaman 52
Tabel dilanjutkan ke halaman 54
54
8. Rufaridah
(2019)
Intervensi 3,38 2,19 1,19 P Value=
0.000
(P<0.05)
Ada efektivitas
seduhan jahe terhadap
penurunan emesis
gravidarum pada
trimester pertama
9 Shiradwad
e &
Satvekar
(2019)
Perlakuan 12,80 5,70 7,1 P Value=
0.000
Teh jahe efektif untuk
mengatasi emesis
gravidarum dan secara
statistik terdapat
perbedaan yang
signifikan antara
kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol
Kontrol 12,13 8,73 3,4 P Value=
0.000
Tidak ada perubahan
secara signifikan
terhadap emesis
gravidarum
10 Khatap
(2018)
Perlakuan 8,00 4,45 3,5 P value=
0.008
(P<0.05)
berdasarkan Skala
Analog Visual; emesis
gravidarum menurun
pada wanita hamil
yang diteliti yang
menerima jahe
dibandingkan wanita
dalam kelompok
kontrol dengan
perbedaan yang
signifikan secara
statistik.
Kontrol 8,70 5,82 2,9 P value=
0.083
(P>0.05)
Tidak adanya
perubahan emesis
gravidarum secara
signifikan
D. Pembahasan
Hasil dari analisis 10 studi penelitian dilakukan untuk mengetahui untuk
mengetahui metode pemberian herbal jahe dan pengaruh herbal jahe terhadap
emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I. Berdasarkan literature review ini
ditemukan bahwa herbal jahe berpengaruh dalam penurunan frekuensi emesis
gravidarum pada ibu hamil. Hal ini menunjukkan bahwa herbal jahe merupakan
intervensi yang layak diberikan pada ibu hamil yang mengalami emesis
Lanjutan tabel 4.4 halaman 53
55
gravidarum. Berdasarkan 10 jurnal yang di review terdapat 9 jurnal dengan
metode minuman jahe dan 1 jurnal menggunakan metode supplement jahe.
Berdasarkan penelitian Faridah, et al., (2020) Bahan penelitian yang
digunakan adalah jahe emprit sebanyak 2,5 gram di iris, direbus dengan air 250
ml ditambah gula 10 gram diminum 1 kali di pagi hari selama 4 hari. Penelitian
Shiradwade & Satvekar (2019) Intervensi dilakukan yaitu teh jahe 200ml sekali
sehari selama 5 hari diberikan kepada subjek kelompok eksperiment.
Berdasarkan penelitian Henukh, et al., (2019) metode yang digunakan
adalah minuman sari jahe yang diberikan selama 4 hari pada pagi dan sore hari.
Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah diberikan minuman sari jahe.
Berdasarkan penelitian Haridawati (2020) metode yang digunakan adalah
pemberian air seduhan jahe hangat setiap pagi selama 4 hari. Pada penelitian
Indrayani, et al., (2018) Jenis jahe yang digunakan yaitu jahe merah dengan
pemberian satu gelas pada pagi dan satu gelas pada sohe hari.
Berdasarkan hasil penelitian Murti & Darussalam (2019) metode yang
digunakan adalah minuman sari jahe yang diberikan selama 4 hari. Pada
penelitian Ningsih, et al., (2020) seduhan jahe yang diberikan kepada responden
terbuat dari seduhan jahe putih sebanyak 2,5 gram yang diiris tipis tipis
kemudian diseduh dengan air panas 250 ml ditambah gula putih sebanyak 10
gram. Seduhan jahe tersebut diminum 2x1 (pagi dan sore hari) dalam keadaan
hangat selama 4 hari.
56
Berdasarkan penelitian Meiri & Kibas (2017) ibu hamil yang mengalami
emesis gravidarum diberikan wedang jahe 250 ml selama 4 hari pada pagi dan
sore hari. Berdasarkan penelitian Rufaridah, et al., (2019) Peneliti memberikan
seduhan jahe dengan cara sebagai berikut :
1. Alat dan bahan pembuatan seduhan jahe: Bahan: jahe 250 mg, air panas 50 ml,
gula, Alat: Parutan, pisau, panci, gelas, sendok.
2. Cara membuat seduhan jahe yang baik dan benar sesuai takaran yang telah di
tentukan : Kupas jahe 250 mg dan cuci hingga bersih. Parutlah jahe yang sudah
dikupas hingga halus. Siapkan air yang sudah masak sebanyak 50 ml yang masih
hangat. Masukkan parutan jahe tadi kedalam air yang masih hangat tadi. Tunggu
selama 15 menit hingga warnanya berubah menjadi kuning kecoklatan, sambil
diaduk sesekali. Kemudian tuang air rebusan jahe tadi pada gelas, bila senang
manis bisa di bubuhkan gula secukupnya. Setelah selesai pembuatan seduhan
jahe 2 kali sehari sebanyak 250 mg selama 4 hari dalam satu minggu.
Berdasarkan penelitian Khatap, et al., (2018) pada kelompok intervensi
wanita hamil diinstruksikan untuk meminum tablet Jahe (400mg) pada pukul 8
pagi dan 8 malam 15 menit sebelum makan dan menandai tanda-tandanya
menggunakan kuesioner indeks VAS dan Rhodes pada pukul 10 pagi dan 10
malam selama 4 hari urutan. Pada kelompok kontrol ibu hamil mendapat
perawatan rutin berupa pengobatan (Navoproxine, Emetryx, Emeral atau
Vomistop) atau penyuluhan kesehatan sebagai modifikasi pola makan, atau
dukungan psikologis sesuai dengan kondisi mereka.
57
Dari hasil analisis 10 studi ditemukan bahwa banyak ibu yang mengalami
emesis gravidarum pada masa awal kehamilan. Emesis gravidarum yang
dirasakan ibu hamil mulai dari tingkat emesis gravidarum ringan, emesis
gravidarum sedang dan emesis gravidarum berat. Ibu yang mengalami emesis
gravidarum berkurang setelah diberikan intervensi selama 4 hari dan pada
kelompok kontrol tidak memberikan efek secara siknifikan.
Berdasarkan hasil penelitian Shiradwade & Satvekar (2019) dan hasil
penelitian Khatap, et al. (2018) didapatkan hasil pada kelompok perlakuan dan
kontrol sebelum diberikan intervensi herbal jahe mayoritas responden mengalami
emesis gravidarum berat dan setelah diberikan intervensi herbal jahe mayoritas
responden mengalami emesis gravidarum sedang. Namun berbeda dengan
kelompok kontrol antara sebelum dan sesudah pemberian intervensi mayoritas
responden masih mengalami emesis gravidarum berat.
Penelitian sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Ramadhani,
2019) juga menunjukan bahwa pada kelompok yang diberikan minuman jahe
efektif menurunkan frekuensi emesis gravidarum. Ibu yang mengalami mual
muntah tidak merasa nyaman dan ingin segera melewati masa ini. Untuk
mengatasi mual muntah bisa dilakukan dengan cara non farmakologi. Non
farmakologi adalah dengan melakukan tindakan pencegahan dan dengan
pengobatan tradisional. Salah satu pengobatan tradisional adalah dengan
meminum teh jahe, memakan permen jahe ataupun minum air rebusan jahe
58
Jahe bekerja dalam mengurangi emesis gravidarum, minyak jahe yang
berisi gingerol yang berbau harum khas jahe, berkhasiat mencegah dan
mengobati mual dan muntah pada ibu hamil muda serta mabuk kendaraan.
Senyawa gingerol pada jahe mampu menghambat serotonin (senyawa kimia yang
dapat menyebabkan perut berkontraksi), sehingga mual dapat diatasi. Baik untuk
mengatasi mual muntah dalam kehamilan muda. Sejak jaman dahulu jahe sudah
dimanfaatkan untuk memasak, minuman penghangat tubuh, dan sebagai bahan
pembuat jamu/obat tradisional. Jahe yang digunakan sebagai bumbu masak
terutama berkhasiat untuk menambah nafsu makan, memperkuat lambung dan
memperbaiki pencernaan.
Hasil penelitian Faridah, et al (2020) penelitian dilakukan pada 16
responden. Dalam penelitian ini menunjukkan ada pengaruh yang signifikan
antara pemberian minuman jahe sebelum dan sesudah perlakuan terhadap rata-
rata emesis gravidarum. Berdasarkan uji paired sample t test menunjukkan hasil
yaitu p value=0,000 dengan tingkat kemaknaan p≤0,05, artinya ada pengaruh
minuman jahe terhadap emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I.
Puncak Emesis gravidarum terjadi pada usia 9-12 minggu kehamilan, dan
akan membaik ketika masuk minggu ke 16. Pada muntah hebat yang berlangsung
terus - menerus, lakukan pemeriksaan kedokter sehingga tubuh tidak kehabisan
cairan. Jahe bekerja dalam mengurangi emesis gravidarum, minyak jahe yang
berisi gingerol yang berbau harum khas jahe, berkhasiat mencegah dan
mengobati mual dan muntah pada ibu hamil muda serta mabuk kendaraan.
59
Senyawa gingerol pada jahe mampu menghambat serotonin (senyawa kimia yang
dapat menyebabkan perut nyaman), sehingga mual dapat diatasi. Baik untuk
mengatasi mual muntah dalam kehamilan muda.
Hasil penelitian Henukh, et al (2019) penelitian dilakukan pada 16
responden hasil uji wilcoxon didapatkan Asymp. Sig. (2-tailed) atau ρ adalah
0,001 < α (0,05), ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan tingkat
emesis gravidarum sebelum dan sesudah diberikan minuman sari jahe. Jahe
berkhasiat sebagai anti muntah dan dapat digunakan para ibu hamil mengurangi
morning sickness. Penelitian menunjukkan bahwa jahe sangat efektif
menurunkan metoklopamid senyawa penginduksi mual dan muntah. Jahe putih
kecil memiliki kandungan minyak atsirinya lebih besar dari pada jahe gajah,
sehingga rasanya lebih pedas, disamping seratnya tinggi dan sering ditemukan
dipasaran, sehingga jahe dapat dijadikan sebagai pengobatan alternatif untuk
mengatasi emesis gravidarum sebelum menggunakan obat antiemetik.
Kandungan wedang jahe aman dari bahan berbahaya karena dapat dibuat sendiri
sehingga ibu hamil tidak perlu khawatir akan membahayakan kehamilan dan
janinnya.
Hasil penelitian Haridawati (2020) penelitian dilakukan pada 14
responden rata - rata frekuensi emesis gravidarum sebelum diberikan air seduhan
jahe hangat adalah 6,07 kali, setelah pemberian air seduhan jahe hangat setiap
pagi selama 4 hari kemudian turun menjadi 3,71 kali, terjadi penurunan rata-rata
sebelum dan sesudah perlakuan sebesar 2,36 kali. Menurut (Wiraharja et al.,
60
2011) hal ini disebabkan oleh senyawa gingerol dalam jahe yang bersifat
memblok serotonin (zat kimia yang berperan dalam menginduksi mual muntah).
Terjadinya peningkatan progesteron menyebabkan tonus dan motilitas otot polos
menurun, sehingga terjadi regurtitasi esofagus, terjadi peningkatan waktu
pengosongan lambung, dan peristaltik balik. Maka disini jahe berperan, dengan
menstimulasi motilitas traktus gastrointestinal dan menstimulasi disekresikannya
saliva, empedu dalam bentuk lain. Setelah jahe menstimulasi motilitas traktus
dan disekresikannya saliva, empedu dalam bentuk lain, lalu jahe mengendurkan
dan melemahkan otot-otot saluran pencernaan, hal ini yang ditekan oleh jahe
didalam lambung dengan kandungan gingerol pada jahe.
Menurut hasil penelitian Indrayani, et al., (2018) penelitian dilakukan
pada 10 responden menunjukkan hasil analisis dengan Chi Square, frekuensi
mual muntah setelah dilakukan pemberian wedang jahe sebesar 2,45 dengan p
value = 0,000. Sehingga dapat disimpulkan pemberian wedang jahe efektif dalam
menurunkan frekuensi mual dan muntah pada ibu hamil trimester I. Pemberian
minuman jahe efektif dalam mengurangi keluhan emesis gravidarum pada ibu
hamil trimester I. Efek antiemetik jahe disebabkan oleh kerja antikolinergik dan
anthistamin yang efektif digunakan dalam terapi mencegah mual dan muntah.
Jahe adalah pengobatan herbal yang telah digunakan dalam fitoterapi Eropa dan
dalam pengobatan tradisional Cina karena kandungannya.
Menurut hasil penelitian Murti & Darussalam (2019) penelitian dilakukan
pada 24 responden menunjukkan hasil yang didapat ada pengaruh pemberian
61
minuman sari jahe untuk penurunan frekuensi emesis gravidarum di pertama.
Zakiyah et al (2015) Produk terapeutik diturunkan dari rizoma yang diyakini
mengandung analgesic, antiinflamasi, antitrombotik, spasmolitik, absorben dan
minyak atsiri yang bersifat aromatik dan dapat memberikan pengaruh langsung
pada saluran gastrointestinal Efek antimetiknya diduga disebabkan oleh kerja
antikolinergik dan antihistamine. Khasiat anti muntah dari jahe telah pula
dibuktikan secara ilmiah. Jahe terbukti sangat berguna dalam mengalami mual
dan muntah karena kehamilan, akan tetapi terapi komplementer yang diberikan
sendiri salah satunya yaitu minuman jahe ini harus diimbangi dengan terapi lain
seperti terapi konvensional yaitu istirahat atau relaksasi, makan sedikit tapi
sering, hindari makan tertentu dan hindari hipoglikemia.
Menurut hasil penelitian Ningsih, et al., (2020) penelitian dilakukan pada
22 responden menunjukkan rata-rata penurunan frekuensi emesis pada ibu hamil
sebelum dan sesudah intervensi. Salah satu khasiat dari jahe adalah sebagai
antiemetik (antimuntah) dan sangat berguna bagi ibu hamil untuk mengurangi
morning sickness. Suatu penelitian melaporkan bahwa jahe sangat efektif dalam
menurunkan nausea (mual) dan muntah. Efek antiemetiknya sebanding dengan
metaklorobromida. Menurut komisi E 9 (German Federal Health Agency) jahe
efektif untuk mengobati gangguan pencernaan dan pencegahan gejala morning
sickness.
Menurut hasil penelitian Meiri & Kibas (2017) penelitian dilakukan pada
10 responden yang diteliti terjadi penurunan frekuensi emesis gravidarum
62
sebelum pemberian wedang jahe dengan rata-rata 2,9 dan setelah diberikan
wedang jahe frekuensi emesis gravidarum dengan rata-rata menjadi 1,4. Jahe
dapat mencegah mual dan muntah karena jahe mampu menjadi penghalang
serotinin, sebuah senyawa kimia yang dapat menyebabkan perut berkontraksi,
sehingga timbul rasa mual. Penelitian lain menunjukkan hasil bahwa jahe efektif
dalam mengurangi mual dan muntah selama kehamilan trimester I.
Menurut hasil penelitian Rufaridah, et al., (2019) penelitian dilakukan
pada 12 responden menunjukkan bahwa ada efektifitas jahe dalam menurunkan
emesis gravidarum pada trimester pertama. Mekanisme jahe memiliki efek
langsung dalam saluran pencernaan dengan meningkatkan pergerakan lambung,
serta absorbsi racun dan asam. Jahe dipercaya sebagai pemberi perasaan nyaman
dalam perut sehingga dapat mengatasi mual muntah karena kandungan minyak
Atsiri Zingiberena, Zingiberol, Bisabilena, Kurkuman, Gingerol, Flandrena, vit
A dan resin pahit. Kandungan zat-zat tersebut dapat memblok serotonin yaitu
suatu neurotransmitter sistem saraf pusat dan sel-sel enterokromafin dalam
saluran pencernaan dengan menghambat induksi HCG ke lambung.
63
BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan 10 jurnal yang telah di review didapatkan hasil bahwa
1. Terdapat perbedaan rata-rata frekuensi emesis gravidarum sebelum dan
setelah diberikan intervensi, dapat disimpulkan herbal jahe berpengaruh
dalam mengurangi frekuensi emesis gravidarum pada ibu hamil trimester I.
2. Terdapat selisih rata-rata frekuensi emesis gravidarum sebelum dan setelah
diberikan intervensi pada kelompok perlakuan dan tidak memberikan selisih
mean yang signifikan pada kelompok kontrol, dapat disimpulkan herbal jahe
lebih berpengaruh dalam mengurangi frekuensi emesis gravidarum pada ibu
hamil trimester I.
3. Semua jenis jahe efektif mengurangi mual muntah. Intervensi jahe dapat
diberikan dalam bentuk minuman dan bentuk kapsul supplement jahe. Pada
bentuk kapsul supplement jahe diberikan 2x 400mg pada jam 8 pagi dan 8
malam dan pada bentuk minuman diberikan 2x 500mg pada pagi dan sore.
Dosis yang diberikan harus tepat agar tidak memberikan efek negatif
terhadap janin.
64
B. Saran
1. Bagi institusi Akademik
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan sarana informasi atau
pengetahuan tentang alternatif penatalaksanaan emesis gravidarum pada ibu
hamil.
2. Bagi Tenaga Kesehatan
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan sarana informasi atau
pengetahuan bagi tenaga kesehatan khususnya bagi bidan praktik mandiri
untuk dapat digunakan sebagai salah satu alternatif terapi tanpa obat-obatan
untuk menurunkan frekuensi emesis gravidarum pada ibu hamil.
3. Bagi peneliti
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan data dasar untuk dilakukan Evidence
based lebih lanjut dan dapat menambah informasi, referensi bagi peneliti –
peneliti dan masyarakat terutama penelitian yang berkaitan dengan pengaruh
jahe terhadap penurunan frekuensi emesis gravidarum pada ibu hamil
trimester I.
65
DAFTAR PUSTAKA
Afriyanti, D. (2017). Efektivitas Wedang Jahe Dan Daun Mint Untuk Mengurangi
Mual Muntah Pada Ibu Hamil di PMB YF Kota Bukittinggi Tahun
2017. Human Care Journal, 2(3).
Ayu, N. (2016). Patologi dan Patofisiologi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika
Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkulu Utara. 2019. Profil Dinas Kesehatan
Kabupaten Bengkulu Utara. Bengkulu
Faridah, & Pertiwi, (2020). Pengaruh Minuman Jahe terhadap Penurunan Frekuensi
Emesis Gravidarum pada Ibu Hamil Trimester I di Wilayah Puskesmas Lubuk
Buaya Padang. Jurnal Ilmiah Kesehatan Ar-Rum Salatiga, 4(1), 23-31.
Haridawati. (2020). Pengaruh Jahe (Zingiber officinale) Hangat Dalam Mengurangi
Emesis Gravidarum Di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Raya Pekan Baru.
Jurnal Ilmu Kebidanan. Volume 9, Nomor 1, Tahun 2020.
Henukh, D. M. (2019). Pengaruh Minuman Sari Jahe Dalam Mengurangi Emesis
Gravidarum Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Alak. CHMK Midwifery Scientific
Journal, 2(2), 39-44.
Indrayani, dkk. (2018). Efektifitas Pemberian Wedang Jahe Terhadap Frekuensi
Mual Dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I Di Kabupaten Bengkulu Utara
Tahun 2017. Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kesehatan, 5(2), 201-211.
Kemenkes RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017
Khairoh, dkk. (2019). Asuhan Kebidanan Kehamilan. Surabaya. CV. Jakad
Publishing
Khatap, et al. Effect of Ginger on Relieving Nausea and Vomiting During Pregnancy.
Milda. (2016). Nutrisi Pintar Ibu Hamil dan Menyusui Golongan Darah A. Jakatra :
EGC.
Maulana, M. (2016). Panduan Lengkap Kehamilan (Memahami kesehatan
reproduksi, cara menghadapi kehamilan dan kiat mengasuh anak). Yogyakarta:
2016
66
Meiri, E., & Kibas, N. (2017). Pengaruh Pemberian Wedang Jahe (Zingibear
Officinale Var. Officinale) Terhadap Frekuensi Emesis Gravidarum Pada
Ibu Hamil Trimester Pertama (Di Wilayah Kerja Puskesmas Keputih
Surabaya). Infokes, 7(02), 13-16.
Murti & Darussalam. (2019). The Influence of Sari Ginger Drinking on the
Reduction of Gravidarum Emregency Frequency in Trimester I Pregnant
Mother in BPM Eni Marfuah Samarinda in 2018. Sciences (IRJPMS), 3(1),
40-44.
Ningsih, dkk. (2020). Efektivitas Pemberian Seduhan Jahe terhadap Frekuensi
Emesis Gravidarum Trimester I. Jurnal SMART Kebidanan, 7(1), 1-8.
Pantiawati I. (2017). Asuhan kebidanan 1 (kehamilan). Yogyakarta: Nuha
Medika.
Putra, W. (2016). Kitab Herbal Nusantara: Kumpulan Resep & Ramuan
Tanaman Obat untuk Berbagai Gangguan Kesehatan. Yogyakarta.
Rufaridah, dkk. (2019). Pengaruh Seduhan Zingiber Offcinale (Jahe) Terhadap
Penurunan Emesis Gravidarum. Jurnal Endurance, 4(1), 204-209.
Shiradwade & Satvekar. (2019). A Study to Evaluate the Effectiveness of Ginger
Tea on Morning Sickness among Antenatal Mothers in Selected Area of
Sangli, Miraj, Kupwad, Corporation. Indian Journal of Public Health
Research & Development, 10(7), 251-256.
Sukarni dan Margareth. (2019). Kehamilan, Persalinan, Nifas. Yogyakarta: Nuha
Medika
Triyana, dkk. (2015). Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal dan
Neonatal. Yogyakarta. Cv Budi Utama.
Walyani ES. (2015). Asuhan kebidanan pada kehamilan. Yogyakarta: Pustaka
Baru Press; 91
Widatiningsih & Dewi. (2017). Praktik Terbaik Asuhan Kehamilan. Yogyakarta:
Trans Media.
Yuliani, (2017). Buku Ajar Aplikasi Asuhan Kehamilan Ter-Update. Jakarta: Cv
Trans Info Media.
JADWAL KEGIATAN
No
. Kegiatan
Agustus Septembe
r Oktober
Novembe
r Desember
Januari
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
I PENDAHULUAN
Mengidentifikasi
masalah
Penentuan judul
Pembuatan proposal
Konsultasi
pembimbing
Perbaikan proposal
Ujian proposal
Perbaikan proposal
II PENATALAKSANAAN
Analisis Jurnal
III PENYUSUNAN
Konsultasi
pembimbing
Perbaikan dan
penyelesaian
Seminar Skripsi
Perbaikan Skripsi
Penggandaan Skripsi
Hasil Pencarian dan Seleksi Studi
No Nama Penulis, Tahun
Terbit, Judul
Penelitian, Journal
Penerbit
Desain Studi, Sample,
Variabel, Instrument,
Analisis
Hasil Penelitian
1. Faridah, et al (2020).
Pengaruh Minuman
Jahe terhadap
Penurunan Frekuensi
Emesis Gravidarum
pada Ibu Hamil
Trimester I di Wilayah
Puskesmas Lubuk
Buaya Padang. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Ar-
Rum Salatiga, 4(1),
23-31
Desain: Pre Experiment
design One group pretest
– Posstest
Sample: 16 Ibu Hamil
Instrument: Lembar
Observasi
Variabel: Wedang Jahe
dan Emesis Gravidarum
Analisis: Uji Wilcoxon
Test
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa rerata
skor emesis gravidarum
sebelum diberi minuman jahe
yaitu 7,19 dan setelah diberi
minuman jahe yaitu 5,00.
Hubungan minuman jahe
dengan penurunan frekuensi
emesis gravidarum
didapatkan p
value=0,000<0,05 artinya
ada pengaruh minuman jahe
terhadap emesis gravidarum
pada ibu hamil trimester I
2. Shiradwade &
Satvekar (2019). A
Study to Evaluate the
Effectiveness of
Ginger Tea on
Morning Sickness
among Antenatal
Mothers in Selected
Area of Sangli, Miraj,
Kupwad,
Corporation. Indian
Journal of Public
Health Research &
Development, 10(7),
251-256
Desain: Quasy experiment
dengan rancangan Non-
Equivalent control Group
Sample: 60 Ibu hamil
Instrument: Lembar
Observasi
Variabel: teh jahe dan
Emesis Gravidarum
Analisis: deskriptif
dengan distribusi
frekuensi dan persentase,
statistik inferensial yaitu.
Uji 't', uji z.
Hasil penelitian uji statistik
secara statistik bermakna
dengan nilai p value 0,000
yang artinya pemberian
minuman teh jahe efektif
untuk mengatasi morning
sickness dan secara statistik
signifikan perbedaan pada
kelompok eksperimen dan
kontrol.
3. Henukh, D. M. (2019).
Pengaruh Minuman
Sari Jahe Dalam
Mengurangi Emesis
Gravidarum Pada Ibu
Hamil Di Puskesmas
Alak. CHMK
Midwifery Scientific
Journal, 2(2), 39-44
Desain: Pre Experimental
design one group pretest-
posttest
Sample: 16 Ibu Hamil
Instrument: Lembar
Observasi
Variabel: Minuman sari
jahe dan Emesis
Gravidarum
Analisis: paired sample t
Test
Berdasarkan hasil penelitian
terhadap 16 responden, hasil
uji wilcoxon didapatkan
Asymp. Sig. (2-tailed) atau ρ
adalah 0,001 < α (0,05), ini
menunjukkan bahwa ada
pengaruh yang signifikan
tingkat emesis gravidarum
sebelum dan sesudah
diberikan minuman sari jahe.
Maka dapat disimpulkan
bahwa H0 ditolak dan H1
diterima yang berarti ada
pengaruh pemberian
minuman sari jahe dalam
mengurangi emesis
gravidarum pada ibu hamil
4. Haridawati. (2020).
Pengaruh Jahe
(Zingiber officinale)
Hangat Dalam
Mengurangi Emesis
Gravidarum Di
Wilayah Kerja
Puskesmas Harapan
Raya Pekan Baru.
Jurnal Ilmu
Kebidanan. Volume 9,
Nomor 1, Tahun 2020.
Desain: Pre Experiment
design one group pretest-
posttest
Sample: 14 Ibu Hamil
Instrument: Lembar
Observasi
Variabel: Seduhan Jahe
dan Emesis Gravidarum
Analisis: Univariat dan
Bivariat.
Berdasarkan hasil penelitian
terhadap 14 responden Hasil
Uji dependen T test atau
Paired sample T-test
menunjukkan ratarata
frekuensi emesis gravidarum
sebelum diberikan air
seduhan jahe hangat adalah
6,07 kali (SD=1,439 kali),
nilai maksimal 8 kali dan
nilai minimal 3 kali, setelah
pemberian air seduhan jahe
hangat setiap pagi selama 4
hari kemudian turun menjadi
3,71 kali (SD=1,139 kali),
nilai maksimal 6 kali dan
nilai minimal 2 kali,
didapatkan nilai p value =
0,000 atau p value < 0,05,
artinya ada pengaruh
pemberian air seduhan jahe
hangat dalam mengurangi
frekuensi emesis gravidarum
5. Indrayani, et al (2018).
Efektifitas Pemberian
Wedang Jahe
Terhadap Frekuensi
Mual Dan Muntah
Pada Ibu Hamil
Trimester I Di
Kabupaten Bengkulu
Utara Tahun
2017. Jurnal Ilmu Dan
Teknologi
Kesehatan, 5(2), 201-
211
Desain: Quasy
Experiment
One Group Pre test-Post
test
Sample: 10 Ibu Hamil
Instrument: Lembar
Observasi
Variabel: Wedang Jahe
dan Emesis Gravidarum
Analisis: Paired Sample
T-test.
Hasil penelitian ini
menunjukkan rata-rata
frekuensi mual muntah ibu
hamil trimester I sebelum
diberikan wedang jahe
sebesar 9,30. Sedangkan
rata-rata frekuensi mual
muntah ibu hamil trimester I
setelah diberikan wedang
jahe sebesar 4,50. Hasil
analisis bivariat
menunjukkan ada perbedaan
rata-rata frekuensi mual
muntah sebelum dan sesudah
intervensi wedang jahe
sebesar 4,80 dengan p=0,000
6. Khatap, et al. (2018)
Effect of Ginger on
Relieving Nausea and
Vomiting During
Pregnancy
Desain: Quasy
Experiment non -
equivalent control group
design
Sample: 80 Ibu Hamil
Instrument: Skala analog
Dalam penelitian ini,
menurut Rhodes Index Scale
ada penurunan nyeri pada
kelompok jahe.
Terdapat penurunan yang
signifikan pada kelompok
visual dan Rhodes Index
Scale
Variabel: Jahe tablet dan
Emesis Gravidarum
Analisis: Paired sample t
Test
jahe dibandingkan dengan
kelompok kontrol
setelah evaluasi ke-2, ke-3,
ke-5 dan ke-7 (p> 0,007, 0,01
dan 0,01) masing-masing.
7. Murti dan Darussalam
(2019). The Influence
of Sari Ginger
Drinking on the
Reduction of
Gravidarum
Emregency Frequency
in Trimester I
Pregnant Mother in
BPM Eni Marfuah
Samarinda in
2018. Sciences
(IRJPMS), 3(1), 40-44,
Desain: Pre Experimental
design One Group Pre
Test Post Test Design
Sample: 24 Ibu Hamil
Instrument: Lembar
Observasi
Variabel: Minuman sari
jahe dan Emesis
Gravidarum
Analisis: Paired T-Test
Menunjukkan jumlah rata-
rata emesis gravidarum
kepada responden sebelum
perlakuan adalah 5.92
sedangkan jumlah emesis
gravidarum kepada
responden setelahnya
perlakuan adalah 2,29 dan
perbedaan 3,63 diperoleh
sehingga ada penurunan nilai
rata-rata sebelum dan
sesudah pengobatan. Uji
statistik diperoleh p-value =
0,000 atau lebih kecil dari
nilai α (0,05). Dapat
disimpulkan pemberian sari
jahe yang signifikan
untuk mengurangi frekuensi
mual di pagi hari pada wanita
hamil.
8. Ningsih, et al (2020).
Efektivitas Pemberian
Seduhan Jahe
terhadap Frekuensi
Emesis Gravidarum
Trimester I. Jurnal
SMART
Kebidanan, 7(1), 1-8.
Desain: Quasy
Experiment design one
group pretest-post test
Sample: 22 Ibu hamil
Instrument: data primer
dan sekunder, lembar
Pregnancy Unique
Quantification of Emesis
and Nausea (PUQE).
Variabel: seduhan jahe
dan emesis gravidarum
Analisis: uji wilcoxon
sign rank
Hasil penelitian di dapatkan
rata-rata frekuensi mual dan
muntah sebelum dilakukan
pemberian seduhan jahe
sebesar 9,36 kali/hari,
sedangkan rata-rata setelah
dilakukan pemberian
seduhan jahe sebesar 4,86
kali/hari. Terdapat perbedaan
rata-rata frekuensi mual
muntah sebelum dan sesudah
intervensi seduhan jahe
dengan nilai Z=-4,123 dan p
value = 0,000 . Pemberian
seduhan jahe efektif dalam
mengurangi frekuensi mual
dan muntah pada ibu hamil
trimester I
9. Meiri, E., & Kibas, N.
(2017). Pengaruh
Pemberian Wedang
Jahe (Zingibear
Officinale Var.
Officinale) Terhadap
Desain: Quasy -
Experimental design one
group pretest-posttest
Sample: 10 Ibu Hamil
Instrument: Lembar
Observasi
Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dari 10
responden yang diteliti
didapatkan frekuensi emesis
gravidarum sebelum
pemberian wedang jahe
Frekuensi Emesis
Gravidarum Pada Ibu
Hamil Trimester
Pertama (Di Wilayah
Kerja Puskesmas
Keputih
Surabaya). Infokes, 7(
02), 13-16
Variabel: Jahe hangat dan
Emesis Gravidarum
Analisis: Uji Wilcoxon
Test
dengan rata-rata 2,9dan
setelah diberikan wedang
jahe terjadi penurunan
frekuensi emesis gravidarum
dengan rata-rata menjadi 1,4.
10. Rufaridah, et al
(2019). Pengaruh
Seduhan Zingiber
Offcinale (Jahe)
Terhadap Penurunan
Emesis
Gravidarum. Jurnal
Endurance, 4(1), 204-
209
Desain: Quasy
Experiment design one
group pretest-posttest
Sample: 12 Ibu hamil
Instrument: Lembar
Observasi dan wawancara
Variabel: Seduhan jahe
dan emesis gravidarum
Analisis: Paired Sample
T-test
Hasil penelitian menunjukan
bahwa rata-rata emesis
gravidarum sebelum
diberikan seduhan jahe
adalah 3,38 dengan standar
deviasi 0,549, sedangkan
rata-rata emesis gravidarum
setelah diberikan seduhan
jahe adalah 2,19 dengan
standar deviasi 0,401. Dari
hasil analisa data dengan
menggunakan paired sample
t-test didapat pvalue 0,000 (p
< 0,05), dapat disimpulkan
bahwa ada efektivitas
seduhan jahe terhadap
penurunan emesis
gravidarum pada trimester
pertama.
Critical Appraisal for Experimental Design
JBI Critical Appraisal Checklist for Experimental Studies
Reviewer : Putri Wulan Dewi Review Date : 5 Desember 2020
Author : Faridah, et al Year : 2020
Judul : Pengaruh Minuman Jahe terhadap Penurunan Frekuensi Emesis
Gravidarum pada Ibu Hamil Trimester I di Wilayah Puskesmas
Lubuk Buaya Padang
No Pertanyaan Iya Tidak Tidak
jelas
Tidak
dapat
diterapkan
1 Apakah jelas dalam penelitian ini apa
‟penyebab‟ dan apa „efek‟ (yaitu tidak ada
kebingungan tentang variabel mana yang
lebih dulu)?
√
2 Apakah para partisipan termasuk dalam
setiap perbandingan yang serupa?
√
3 Apakah para partisipan termasuk dalam
setiap perbandingan yang menerima
perawatan / perawatan serupa, selain
pemaparan atau intervensi yang diminati?
√
4 Apakah ada kelompok control? √
5 Apakah ada beberapa pengukuran dari
hasil sebelum dan sesudah intervensi /
paparan?
√
6 Apakah tindak lanjut lengkap dan jika
tidak, apakah perbedaan antara kelompok
dalam hal tindak lanjut mereka dijelaskan
dan dianalisis secara memadai?
√
7 Apakah hasil dari peserta yang termasuk
dalam setiap perbandingan yang diukur
dengan cara yang sama?
√
8 Apakah hasil diukur dengan cara yang
andal?
√
9 Adalah analisis statistik yang sesuai? √
Total skor :……Penilaian kelayakan : √ (Sertakan) (Mengecualikan)
Critical Appraisal for Experimental Design
JBI Critical Appraisal Checklist for Experimental Studies
Reviewer : Putri Wulan Dewi Review Date : 5 Desember 2020
Author : Haridawati Year : 2020
Judul : Pengaruh Jahe (Zingiber officinale) Hangat Dalam Mengurangi
Emesis Gravidarum Di Wilayah Kerja Puskesmas Harapan Raya
Pekan Baru
No Pertanyaan Iya Tidak Tidak
jelas
Tidak
dapat
diterapkan
1 Apakah jelas dalam penelitian ini apa
‟penyebab‟ dan apa „efek‟ (yaitu tidak ada
kebingungan tentang variabel mana yang
lebih dulu)?
√
2 Apakah para partisipan termasuk dalam
setiap perbandingan yang serupa?
√
3 Apakah para partisipan termasuk dalam
setiap perbandingan yang menerima
perawatan / perawatan serupa, selain
pemaparan atau intervensi yang diminati?
√
4 Apakah ada kelompok control? √
5 Apakah ada beberapa pengukuran dari
hasil sebelum dan sesudah intervensi /
paparan?
√
6 Apakah tindak lanjut lengkap dan jika
tidak, apakah perbedaan antara kelompok
dalam hal tindak lanjut mereka dijelaskan
dan dianalisis secara memadai?
√
7 Apakah hasil dari peserta yang termasuk
dalam setiap perbandingan yang diukur
dengan cara yang sama?
√
8 Apakah hasil diukur dengan cara yang
andal?
√
9 Adalah analisis statistik yang sesuai? √
Total skor :……Penilaian kelayakan : √ (Sertakan) ( Mengecualikan)
Critical Appraisal for Experimental Design
JBI Critical Appraisal Checklist for Experimental Studies
Reviewer : Putri Wulan Dewi Review Date : 5 / 12/ 2020
Author : Dina Melanieka Sitikhe Henukh Year : 2019
Judul : Pengaruh Minuman Sari Jahe Dalam Mengurangi Emesis
Gravidarum Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Alak
No Pertanyaan Iya Tidak Tidak
jelas
Tidak
dapat
diterapkan
1 Apakah jelas dalam penelitian ini apa
‟penyebab‟ dan apa „efek‟ (yaitu tidak ada
kebingungan tentang variabel mana yang
lebih dulu)?
√
2 Apakah para partisipan termasuk dalam
setiap perbandingan yang serupa?
√
3 Apakah para partisipan termasuk dalam
setiap perbandingan yang menerima
perawatan / perawatan serupa, selain
pemaparan atau intervensi yang diminati?
√
4 Apakah ada kelompok control? √
5 Apakah ada beberapa pengukuran dari
hasil sebelum dan sesudah intervensi /
paparan?
√
6 Apakah tindak lanjut lengkap dan jika
tidak, apakah perbedaan antara kelompok
dalam hal tindak lanjut mereka dijelaskan
dan dianalisis secara memadai?
√
7 Apakah hasil dari peserta yang termasuk
dalam setiap perbandingan yang diukur
dengan cara yang sama?
√
8 Apakah hasil diukur dengan cara yang
andal?
√
9 Adalah analisis statistik yang sesuai? √
Total skor :……Penilaian kelayakan : √ (Sertakan) (Mengecualikan)
Critical Appraisal for Experimental Design
JBI Critical Appraisal Checklist for Experimental Studies
Reviewer : Putri Wulan Dewi Review Date : 5 Desember 2020
Author : Shiradwade & Satvekar Year : 2019
Judul : A Study to Evaluate the Effectiveness of Ginger Tea on Morning
Sickness among Antenatal Mothers in Selected Area of Sangli,
Miraj, Kupwad, Corporation
No Pertanyaan Iya Tidak Tidak
jelas
Tidak
dapat
diterapkan
1 Apakah jelas dalam penelitian ini apa
‟penyebab‟ dan apa „efek‟ (yaitu tidak ada
kebingungan tentang variabel mana yang
lebih dulu)?
√
2 Apakah para partisipan termasuk dalam
setiap perbandingan yang serupa?
√
3 Apakah para partisipan termasuk dalam
setiap perbandingan yang menerima
perawatan / perawatan serupa, selain
pemaparan atau intervensi yang diminati?
√
4 Apakah ada kelompok control? √
5 Apakah ada beberapa pengukuran dari
hasil sebelum dan sesudah intervensi /
paparan?
√
6 Apakah tindak lanjut lengkap dan jika
tidak, apakah perbedaan antara kelompok
dalam hal tindak lanjut mereka dijelaskan
dan dianalisis secara memadai?
√
7 Apakah hasil dari peserta yang termasuk
dalam setiap perbandingan yang diukur
dengan cara yang sama?
√
8 Apakah hasil diukur dengan cara yang
andal?
√
9 Adalah analisis statistik yang sesuai? √
Total skor :……Penilaian kelayakan : √ (Sertakan) (Mengecualikan)
Critical Appraisal for Experimental Design
JBI Critical Appraisal Checklist for Experimental Studies
Reviewer : Putri Wulan Dewi Review Date : 5 Desember 2020
Author : Ni Nyoman Murti Year : 2018
Judul : The Influence of Sari Ginger Drinking on the Reduction of
Gravidarum Emregency Frequency in Trimester I Pregnant Mother
in BPM Eni Marfuah Samarinda in 2018
No Pertanyaan Iya Tidak Tidak
jelas
Tidak
dapat
diterapkan
1 Apakah jelas dalam penelitian ini apa
‟penyebab‟ dan apa „efek‟ (yaitu tidak ada
kebingungan tentang variabel mana yang
lebih dulu)?
√
2 Apakah para partisipan termasuk dalam
setiap perbandingan yang serupa?
√
3 Apakah para partisipan termasuk dalam
setiap perbandingan yang menerima
perawatan / perawatan serupa, selain
pemaparan atau intervensi yang diminati?
√
4 Apakah ada kelompok control? √
5 Apakah ada beberapa pengukuran dari
hasil sebelum dan sesudah intervensi /
paparan?
√
6 Apakah tindak lanjut lengkap dan jika
tidak, apakah perbedaan antara kelompok
dalam hal tindak lanjut mereka dijelaskan
dan dianalisis secara memadai?
√
7 Apakah hasil dari peserta yang termasuk
dalam setiap perbandingan yang diukur
dengan cara yang sama?
√
8 Apakah hasil diukur dengan cara yang
andal?
√
9 Adalah analisis statistik yang sesuai? √
Total skor :……Penilaian kelayakan : √ (Sertakan) (Mengecualikan)
Critical Appraisal for Experimental Design
JBI Critical Appraisal Checklist for Experimental Studies
Reviewer : Putri Wulan Dewi Review Date : 5 Desember 2020
Author : Eka Meiri Year : 2017
Judul : Pengaruh Pemberian Wedang Jahe (Zingibear Officinale Var.
Officinale) Terhadap Frekuensi Emesis Gravidarum Pada Ibu Hamil
Trimester Pertama (Di Wilayah Kerja Puskesmas Keputih Surabaya
No Pertanyaan Iya Tidak Tidak
jelas
Tidak
dapat
diterapkan
1 Apakah jelas dalam penelitian ini apa
‟penyebab‟ dan apa „efek‟ (yaitu tidak ada
kebingungan tentang variabel mana yang
lebih dulu)?
√
2 Apakah para partisipan termasuk dalam
setiap perbandingan yang serupa?
√
3 Apakah para partisipan termasuk dalam
setiap perbandingan yang menerima
perawatan / perawatan serupa, selain
pemaparan atau intervensi yang diminati?
√
4 Apakah ada kelompok control? √
5 Apakah ada beberapa pengukuran dari
hasil sebelum dan sesudah intervensi /
paparan?
√
6 Apakah tindak lanjut lengkap dan jika
tidak, apakah perbedaan antara kelompok
dalam hal tindak lanjut mereka dijelaskan
dan dianalisis secara memadai?
√
7 Apakah hasil dari peserta yang termasuk
dalam setiap perbandingan yang diukur
dengan cara yang sama?
√
8 Apakah hasil diukur dengan cara yang
andal?
√
9 Adalah analisis statistik yang sesuai? √
Total skor :……Penilaian kelayakan : √ (Sertakan) (Mengecualikan)
Critical Appraisal for Experimental Design
JBI Critical Appraisal Checklist for Experimental Studies
Reviewer : Putri Wulan Dewi Review Date : 5 Desember 2020
Author : Khatap, et al Year : 2018
Judul : Effect of Ginger on Relieving Nausea and Vomiting During
Pregnancy
No Pertanyaan Iya Tidak Tidak
jelas
Tidak
dapat
diterapkan
1 Apakah jelas dalam penelitian ini apa
‟penyebab‟ dan apa „efek‟ (yaitu tidak ada
kebingungan tentang variabel mana yang
lebih dulu)?
√
2 Apakah para partisipan termasuk dalam
setiap perbandingan yang serupa?
√
3 Apakah para partisipan termasuk dalam
setiap perbandingan yang menerima
perawatan / perawatan serupa, selain
pemaparan atau intervensi yang diminati?
√
4 Apakah ada kelompok control? √
5 Apakah ada beberapa pengukuran dari
hasil sebelum dan sesudah intervensi /
paparan?
√
6 Apakah tindak lanjut lengkap dan jika
tidak, apakah perbedaan antara kelompok
dalam hal tindak lanjut mereka dijelaskan
dan dianalisis secara memadai?
√
7 Apakah hasil dari peserta yang termasuk
dalam setiap perbandingan yang diukur
dengan cara yang sama?
√
8 Apakah hasil diukur dengan cara yang
andal?
√
9 Adalah analisis statistik yang sesuai? √
Total skor :……Penilaian kelayakan : √ (Sertakan) (Mengecualikan)
Critical Appraisal for Experimental Design
JBI Critical Appraisal Checklist for Experimental Studies
Reviewer : Putri Wulan Dewi Review Date : 5 Desember 2020
Author : Indrayani, et al Year : 2017
Judul : Efektifitas Pemberian Wedang Jahe Terhadap Frekuensi Mual
Dan Muntah Pada Ibu Hamil Trimester I Di Kabupaten Bengkulu
Utara Tahun 2017
No Pertanyaan Iya Tidak Tidak
jelas
Tidak
dapat
diterapkan
1 Apakah jelas dalam penelitian ini apa
‟penyebab‟ dan apa „efek‟ (yaitu tidak ada
kebingungan tentang variabel mana yang
lebih dulu)?
√
2 Apakah para partisipan termasuk dalam
setiap perbandingan yang serupa?
√
3 Apakah para partisipan termasuk dalam
setiap perbandingan yang menerima
perawatan / perawatan serupa, selain
pemaparan atau intervensi yang diminati?
√
4 Apakah ada kelompok control? √
5 Apakah ada beberapa pengukuran dari
hasil sebelum dan sesudah intervensi /
paparan?
√
6 Apakah tindak lanjut lengkap dan jika
tidak, apakah perbedaan antara kelompok
dalam hal tindak lanjut mereka dijelaskan
dan dianalisis secara memadai?
√
7 Apakah hasil dari peserta yang termasuk
dalam setiap perbandingan yang diukur
dengan cara yang sama?
√
8 Apakah hasil diukur dengan cara yang
andal?
√
9 Adalah analisis statistik yang sesuai? √
Total skor :……Penilaian kelayakan : √ (Sertakan) ( Mengecualikan)
Critical Appraisal for Experimental Design
JBI Critical Appraisal Checklist for Experimental Studies
Reviewer : Putri Wulan Dewi Review Date : 5 Desember 2020
Author : Rufaridah, et al Year : 2019
Judul : Pengaruh Seduhan Zingiber Offcinale (Jahe) Terhadap Penurunan
Emesis Gravidarum. Jurnal Endurance
No Pertanyaan Iya Tidak Tidak
jelas
Tidak
dapat
diterapkan
1 Apakah jelas dalam penelitian ini apa
‟penyebab‟ dan apa „efek‟ (yaitu tidak ada
kebingungan tentang variabel mana yang
lebih dulu)?
√
2 Apakah para partisipan termasuk dalam
setiap perbandingan yang serupa?
√
3 Apakah para partisipan termasuk dalam
setiap perbandingan yang menerima
perawatan / perawatan serupa, selain
pemaparan atau intervensi yang diminati?
√
4 Apakah ada kelompok control? √
5 Apakah ada beberapa pengukuran dari
hasil sebelum dan sesudah intervensi /
paparan?
√
6 Apakah tindak lanjut lengkap dan jika
tidak, apakah perbedaan antara kelompok
dalam hal tindak lanjut mereka dijelaskan
dan dianalisis secara memadai?
√
7 Apakah hasil dari peserta yang termasuk
dalam setiap perbandingan yang diukur
dengan cara yang sama?
√
8 Apakah hasil diukur dengan cara yang
andal?
√
9 Adalah analisis statistik yang sesuai? √
Total skor :……Penilaian kelayakan : √ (Sertakan) ( Mengecualikan)
Critical Appraisal for Experimental Design
JBI Critical Appraisal Checklist for Experimental Studies
Reviewer : Putri Wulan Dewi Review Date : 5 Desember 2020
Author : Ningsih, et al Year : 2019
Judul : Efektivitas Pemberian Seduhan Jahe terhadap Frekuensi Emesis
Gravidarum Trimester I
No Pertanyaan Iya Tidak Tidak
jelas
Tidak
dapat
diterapkan
1 Apakah jelas dalam penelitian ini apa
‟penyebab‟ dan apa „efek‟ (yaitu tidak ada
kebingungan tentang variabel mana yang
lebih dulu)?
√
2 Apakah para partisipan termasuk dalam
setiap perbandingan yang serupa?
√
3 Apakah para partisipan termasuk dalam
setiap perbandingan yang menerima
perawatan / perawatan serupa, selain
pemaparan atau intervensi yang diminati?
√
4 Apakah ada kelompok control? √
5 Apakah ada beberapa pengukuran dari
hasil sebelum dan sesudah intervensi /
paparan?
√
6 Apakah tindak lanjut lengkap dan jika
tidak, apakah perbedaan antara kelompok
dalam hal tindak lanjut mereka dijelaskan
dan dianalisis secara memadai?
√
7 Apakah hasil dari peserta yang termasuk
dalam setiap perbandingan yang diukur
dengan cara yang sama?
√
8 Apakah hasil diukur dengan cara yang
andal?
√
9 Adalah analisis statistik yang sesuai? √
Total skor :……Penilaian kelayakan : ( √ Sertakan) (Mengecualikan)