MODUL 7 PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE II Disusun Oleh

53
MODUL 7 PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE II Disusun Oleh: Nini Yuliana Taunus 1913150028 Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Indonesia 2021

Transcript of MODUL 7 PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE II Disusun Oleh

MODUL 7

PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE II

Disusun Oleh:

Nini Yuliana Taunus

1913150028

Program Studi Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Kristen Indonesia

2021

i

PRAKATA

Puji dan syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha

Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya sehingga Penulis dapat

menyelesaikan Modul β€œPERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE II”.

Pertama-tama Penulis mengucapkan terima kasih kepada

Bapak Jitu Halomoan Lumbantoruan, S.Pd., M.Pd yang telah

membimbing dan memberikan masukan kepada Penulis sehingga

Penulis dapat menyelesaikan Modul ini. Modul β€œPERSAMAAN

DIFERENSIAL ORDE II” ini membahas tentang bentuk atau tipe

persamaan diferensial orde II.

Penulis sadar bahwa Modul ini masih jauh dari kata sempurna

karena kurangnya pengetahuan Penulis dalam menyusun Modul ini.

Oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang membangun

serta bersifat positif dari pembaca untuk memperbaiki dan

menyempurnakan Modul ini. Semoga Modul ini dapat bermanfaat

bagi pembaca.

Jakarta, 22 November 2021

Penulis,

Nini Yuliana Taunus

DAFTAR ISI

ii

PRAKATA ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ..................................................................................... i

PENDAHULUAN ........................................................................... 1

Capaian Pembelajaran ...................................................................... 4

Uraian Materi ................................................................................... 4

7.1. Kegiatan Pembelajaran 1.

Persamaan Diferensial Orde 2 Tipe 1 ....................................... 6

7.2. Kegiatan Pembelajaran 2.

Persamaan Diferensial Orde 2 Tipe 2 ..................................... 11

7.3. Kegiatan Pembelajaran 3.

Persamaan Diferensial Orde 2 Tipe 3 ..................................... 16

7.4. Kegiatan Pembelajaran 4.

Persamaan Diferensial Orde 2 Tipe 4 ..................................... 20

7.5. Kegiatan Pembelajaran 5. Rangkuman ................................... 25

7.6. Kegiatan Pembelajaran 6.

Soal Diskusi Kelompok Mahasiswa ....................................... 27

7.7. Kegiatan Pembelajaran 7.

Soal Latihan Mandiri Mahasiswa ........................................... 39

INDEKS ......................................................................................... 44

GLOSARIUM ................................................................................ 45

DAFTAR PUSTAKA .................................................................... 47

1

PENDAHULUAN

I. Deskripsi Mata Kuliah

Persamaan Diferensial merupakan persamaan matematika

untuk fungsi satu variabel atau lebih yang menghubungkan

nilai fungsi itu sendiri dan turunannya dalam berbagai orde.

Pada Modul ini akan dijelaskan tentang materi Persamaan

Diferensial Orde II. Pada Persamaan Diferensial Orde II

terdapat 4 tipe atau bentuk.

Persamaan Diferensial Orde II Tipe 1 terdapat turunan

kedua dan suatu fungsi π‘₯ dalam persamaannya. Kemudian,

Persamaan Diferensial Orde II Tipe 2 terdapat turunan kedua,

nilai π‘₯ dan turunan pertama dalam persamaannya.

Selanjutnya, Persamaan Diferensial Orde II Tipe 3 terdapat

turunan kedua, turunan pertama, dan nilai 𝑦 dalam

persamaannya. Terakhir, Persamaan Diferensial Orde II Tipe

4 terdapat turunan kedua, turunan pertama, nilai 𝑦, dan juga

fungsi π‘₯ dalam persamaannya, lalu dalam menyelesaikan

persamaan diferensialnya dapat menggunakan bentuk fungsi

komplementer dan bentuk integral khusus.

II. Tujuan Penulisan Modul

1. Untuk memenuhi tugas modul mata kuliah Persamaan

Diferensial

2. Sebagai syarat untuk dapat mengikuti Ujian Akhir

Semester mata kuliah Persamaan Diferensial

2

3. Agar mahasiswa/i mampu memahami Persamaan

Diferensial Orde II

4. Agar mahasiswa/i mampu memahami Persamaan

Diferensial Orde II Tipe 1 – Tipe 4

III. Petunjuk Penggunaan Modul Materi Pembelajaran

Petunjuk bagi Mahasiswa/i:

1. Bacalah Modul ini dengan teliti dari kata pengantar sampai

dengan latihan soal, setelah itu pahami dengan benar

seluruh materi dalam Modul.

2. Bacalah dengan seksama tujuan dari Modul ini untuk

mengetahui pembelajaran yang dapat diperoleh setelah

mempelajari Modul.

3. Modul ini berisi informasi tentang apa yang harus Anda

lakukan untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran.

4. Pelajari dengan teliti materi tiap kegiatan pembelajaran,

lalu jika ada informasi yang kurang jelas atau Anda

mengalami kesulitan dalam memahami setiap materi

dalam modul, sebaiknya konsultasikan dengan Pengajar.

5. Perhatikan rumus dan langkah-langkah yang tertera dalam

Modul, agar mudah dalam menyelesaikan soal-soal dalam

Modul.

6. Setiap mempelajari sub-bab, Anda harus terlebih dahulu

menguasai uraian-uraian materi, lalu melaksanakan tugas-

tugas serta mengerjakan latihan soal (diskusi kelompok

dan mandiri).

3

7. Kerjakan soal-soal dengan kemampuan Anda untuk

mengetahui sejauh mana pengetahuan yang Anda punya.

8. Selesaikan latihan diskusi kelompok serta latihan mandiri

yang terdapat dalam Modul agar pemahaman Anda

semakin berkembang.

9. Kerjakan soal diskusi kelompok dengan teman kelompok

belajar Anda.

10. Saat mengerjakan latihan soal mandiri, Anda tidak

diperbolehkan berdiskusi dengan teman Anda.

11. Membahas hasil pekerjaan latihan soal mandiri yang sudah

selesai Anda kerjakan dengan teman sekelas dalam bentuk

kelompok.

4

Capaian Pembelajaran Uraian Materi

1. Mahasiswa dan

mahasiswi diharapkan

dapat memahami

Persamaan Diferensial

Orde II (Lumbantoruan,

2019g)

2. Mahasiswa dan

mahasiswa diharapkan

dapat mengerjakan atau

menyelesaikan

persoalan-persoalan yang

berkaitan dengan

Persamaan Diferensial

Orde II (Lumbantoruan &

Natalia, 2021)

1. Persamaan Diferensial Orde 2

Tipe 1

2. Persamaan Diferensial Orde 2

Tipe 2

3. Persamaan Diferensial Orde 2

Tipe 3

4. Persamaan Diferensial Orde 2

Tipe 4

5

Bentuk umum persamaan diferensial orde II, yaitu:

π‘Ž0(π‘₯)𝑦(𝑛) + π‘Ž1(π‘₯)𝑦(π‘›βˆ’1) + β‹― + π‘Žπ‘›βˆ’1(π‘₯)𝑦′ + π‘Žπ‘›(π‘₯)𝑦 = 𝐹(π‘₯)

(Kusmaryanto, 2013)

atau

π‘Ž0(π‘₯)𝑑𝑛𝑦

𝑑π‘₯𝑛+ π‘Ž1(π‘₯)

π‘‘π‘›βˆ’1𝑦

𝑑π‘₯π‘›βˆ’1+ β‹― + π‘Žπ‘›βˆ’1(π‘₯)

𝑑𝑛𝑦

𝑑π‘₯𝑛+ π‘Žπ‘›(π‘₯)𝑦 = 𝐹(π‘₯)

(Yudistira, n.d.)

Pada pemodelan persamaan diferensial berorde 2 terdapat 4 tipe atau

bentuk yang dapat dilihat di bawah ini (Zdz0DLWp6C, n.d.):

1. Tipe 1

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2= 𝑓(π‘₯)

2. Tipe 2

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2= 𝑓 (π‘₯,

𝑑𝑦

𝑑π‘₯)

3. Tipe 3

π‘Ž βˆ™π‘‘2𝑦

𝑑π‘₯2+ 𝑏 βˆ™

𝑑𝑦

𝑑π‘₯+ 𝑐 βˆ™ 𝑦 = 0

4. Tipe 4

π‘Žπ‘‘2𝑦

𝑑π‘₯2+ 𝑏

𝑑𝑦

𝑑π‘₯+ 𝑐𝑦 = 𝑓(π‘₯)

6

Persamaan Diferensial Orde 2 Tipe 1:

Contoh:

1. Carilah jawaban umum persamaan diferensial:

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2= 3π‘₯2 + 6π‘₯5

Penyelesaian:

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2 = 3π‘₯2 + 6π‘₯5

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯ = 3π‘₯2 + 6π‘₯5 𝑑π‘₯

βˆ«π‘‘2𝑦

𝑑π‘₯= ∫ 3π‘₯2 + 6π‘₯5 𝑑π‘₯

𝑑𝑦

𝑑π‘₯ =

3π‘₯2+1

2 + 1+

6π‘₯5+1

5 + 1+ 𝐢1

=3π‘₯3

3+

6π‘₯6

6+ 𝐢1

= π‘₯3 + π‘₯6 + 𝐢1

𝑑𝑦

𝑑π‘₯ = π‘₯3 + π‘₯6 + 𝐢1

𝑑𝑦 = π‘₯3 + π‘₯6 + 𝐢1 𝑑π‘₯

∫ 𝑑𝑦 = ∫ π‘₯3 + π‘₯6 + 𝐢1 𝑑π‘₯

7.1. Kegiatan Pembelajaran 1. Persamaan Diferensial

Orde 2 Tipe 1

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2= 𝑓(π‘₯)

7

𝑦 =π‘₯3+1

3 + 1+

π‘₯6+1

6 + 1+ 𝐢1π‘₯ + 𝐢2

= 1

4π‘₯4 +

1

7π‘₯7 + 𝐢1π‘₯ + 𝐢2

2. Carilah jawaban umum persamaan diferensial:

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2= 4π‘₯3 + 10π‘₯5

Penyelesaian:

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2 = 4π‘₯3 + 10π‘₯5

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯ = 4π‘₯3 + 10π‘₯5 𝑑π‘₯

βˆ«π‘‘2𝑦

𝑑π‘₯= ∫ 4π‘₯3 + 10π‘₯5 𝑑π‘₯

𝑑𝑦

𝑑π‘₯ =

4π‘₯3+1

3 + 1+

10π‘₯5+1

5 + 1+ 𝐢1

=4π‘₯4

4+

10π‘₯6

6+ 𝐢1

= π‘₯4 +5

3π‘₯6 + 𝐢1

𝑑𝑦

𝑑π‘₯ = π‘₯4 +

5

3π‘₯6 + 𝐢1

𝑑𝑦 = π‘₯4 +5

3π‘₯6 + 𝐢1 𝑑π‘₯

∫ 𝑑𝑦 = ∫ π‘₯4 +5

3π‘₯6 + 𝐢1 𝑑π‘₯

8

𝑦 =π‘₯4+1

4 + 1+

5

3βˆ™

π‘₯6+1

6 + 1+ 𝐢1π‘₯ + 𝐢2

= 1

5π‘₯5 +

5

21π‘₯7 + 𝐢1π‘₯ + 𝐢2

3. Carilah jawaban umum persamaan diferensial:

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2= 10π‘₯9 + 5π‘₯4 + π‘₯

Penyelesaian:

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2 = 10π‘₯9 + 5π‘₯4 + π‘₯

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯ = 10π‘₯9 + 5π‘₯4 + π‘₯ 𝑑π‘₯

βˆ«π‘‘2𝑦

𝑑π‘₯= ∫ 10π‘₯9 + 5π‘₯4 + π‘₯ 𝑑π‘₯

𝑑𝑦

𝑑π‘₯ =

10π‘₯9+1

9 + 1+

5π‘₯4+1

4 + 1+

π‘₯1+1

1 + 1+ 𝐢1

=10π‘₯10

10+

5π‘₯5

5+

1

2π‘₯2 + 𝐢1

= π‘₯10 + π‘₯5 +1

2π‘₯2 + 𝐢1

𝑑𝑦

𝑑π‘₯ = π‘₯10 + π‘₯5 +

1

2π‘₯2 + 𝐢1

𝑑𝑦 = π‘₯10 + π‘₯5 +1

2π‘₯2 + 𝐢1 𝑑π‘₯

∫ 𝑑𝑦 = ∫ π‘₯10 + π‘₯5 +1

2π‘₯2 + 𝐢1 𝑑π‘₯

9

𝑦 =π‘₯10+1

10 + 1+

π‘₯5+1

5 + 1+

1

2βˆ™

π‘₯2+1

2 + 1+ 𝐢1π‘₯ + 𝐢2

=1

11π‘₯11 +

1

6π‘₯6 +

1

6π‘₯3𝐢1π‘₯ + 𝐢2

4. Carilah jawaban umum persamaan diferensial:

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2= 8π‘₯5 +

3

2π‘₯3 +

3

5π‘₯ + 4

Penyelesaian:

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2 = 8π‘₯5 +

3

2π‘₯3 +

3

5π‘₯ + 4

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯ = 8π‘₯5 +

3

2π‘₯3 +

3

5π‘₯ + 4 𝑑π‘₯

βˆ«π‘‘2𝑦

𝑑π‘₯= ∫ 8π‘₯5 +

3

2π‘₯3 +

3

5π‘₯ + 4 𝑑π‘₯

𝑑𝑦

𝑑π‘₯ =

8π‘₯5+1

5 + 1+

3

2βˆ™

π‘₯3+1

3 + 1+

3

5βˆ™

π‘₯1+1

1 + 1+ 4π‘₯ + 𝐢1

=8

6π‘₯6 +

3

8π‘₯4 +

3

10π‘₯2 + 4π‘₯ + 𝐢1

=4

3π‘₯6 +

3

8π‘₯4 +

3

10π‘₯2 + 4π‘₯ + 𝐢1

𝑑𝑦

𝑑π‘₯ =

4

3π‘₯6 +

3

8π‘₯4 +

3

10π‘₯2 + 4π‘₯ + 𝐢1

𝑑𝑦 =4

3π‘₯6 +

3

8π‘₯4 +

3

10π‘₯2 + 4π‘₯ + 𝐢1 𝑑π‘₯

∫ 𝑑𝑦 = ∫4

3π‘₯6 +

3

8π‘₯4 +

3

10π‘₯2 + 4π‘₯ + 𝐢1 𝑑π‘₯

10

𝑦 =4

3βˆ™

π‘₯6+1

6 + 1+

3

8βˆ™

π‘₯4+1

4 + 1+

3

10βˆ™

π‘₯2+1

2 + 1+

4π‘₯1+1

1 + 1+ 𝐢1π‘₯ + 𝐢2

=4

21π‘₯7 +

3

40π‘₯5 +

3

30π‘₯3 +

4

2π‘₯2 + 𝐢1π‘₯ + 𝐢2

=4

21π‘₯7 +

3

40π‘₯5 +

1

10π‘₯3 + 2π‘₯2 + 𝐢1π‘₯ + 𝐢2

5. Carilah jawaban umum persamaan diferensial:

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2= 3π‘₯9 + 10π‘₯5 + 2π‘₯ + 2

Penyelesaian:

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2 = 3π‘₯9 + 10π‘₯5 + 2π‘₯ + 2

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯ = 3π‘₯9 + 10π‘₯5 + 2π‘₯ + 2 𝑑π‘₯

βˆ«π‘‘2𝑦

𝑑π‘₯= ∫ 3π‘₯9 + 10π‘₯5 + 2π‘₯ + 2 𝑑π‘₯

𝑑𝑦

𝑑π‘₯ =

3π‘₯9+1

9 + 1+

10π‘₯5+1

5 + 1+

2π‘₯1+1

1 + 1+ 2π‘₯ + 𝐢1

=3

10π‘₯10 +

10

6π‘₯6 +

2

2π‘₯2 + 2π‘₯ + 𝐢1

=3

10π‘₯10 +

5

3π‘₯6 + π‘₯2 + 2π‘₯ + 𝐢1

𝑑𝑦

𝑑π‘₯ =

3

10π‘₯10 +

5

3π‘₯6 + π‘₯2 + 2π‘₯ + 𝐢1

𝑑𝑦 =3

10π‘₯10 +

5

3π‘₯6 + π‘₯2 + 2π‘₯ + 𝐢1 𝑑π‘₯

∫ 𝑑𝑦 = ∫3

10π‘₯10 +

5

3π‘₯6 + π‘₯2 + 2π‘₯ + 𝐢1 𝑑π‘₯

11

𝑦 =3

10βˆ™

π‘₯10+1

10 + 1+

5

3βˆ™

π‘₯6+1

6 + 1+

π‘₯2+1

2 + 1+

2π‘₯1+1

1 + 1+ 𝐢1π‘₯ + 𝐢2

=3

110π‘₯11 +

5

21π‘₯7 +

1

3π‘₯3 +

2

2π‘₯2 + 𝐢1π‘₯ + 𝐢2

=3

110π‘₯11 +

5

21π‘₯7 +

1

3π‘₯3 + π‘₯2 + 𝐢1π‘₯ + 𝐢2

Persamaan Diferensial Orde 2 Tipe 2:

Contoh:

1. Carilah jawaban umum dari:

π‘₯𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2+

𝑑𝑦

𝑑π‘₯+ 4π‘₯ = 0

Penyelesaian:

Misalnya:

𝑝 =𝑑𝑦

𝑑π‘₯ . . . . . . . . . (1)

Maka, turunannya:

𝑑𝑝

𝑑π‘₯=

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2 . . . . . . . . . (2)

Substitusikan persamaan (1) dan (2) ke dalam soal, menjadi

π‘₯ βˆ™π‘‘π‘

𝑑π‘₯+ 𝑝 + 4π‘₯ = 0

7.2. Kegiatan Pembelajaran 2. Persamaan Diferensial

Orde 2 Tipe 2

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2= 𝑓 (π‘₯,

𝑑𝑦

𝑑π‘₯)

12

π‘₯𝑑𝑝

𝑑π‘₯+ 𝑝 = βˆ’4π‘₯ . . . . . . . . . (3)

Perlu diingat:

𝑑(π‘₯ βˆ™ 𝑝)

𝑑π‘₯= π‘₯ βˆ™

𝑑𝑝

𝑑π‘₯+ 𝑝 βˆ™

𝑑π‘₯

𝑑π‘₯

𝑑(π‘₯𝑝)

𝑑π‘₯ = π‘₯ βˆ™

𝑑𝑝

𝑑π‘₯+ 𝑝 βˆ™ 1

𝑑(π‘₯𝑝)

𝑑π‘₯ = π‘₯

𝑑𝑝

𝑑π‘₯+ 𝑝 . . . . . . . . . (4)

Apabila persamaan (3) = (4), maka

𝑑(π‘₯𝑝)

𝑑π‘₯= βˆ’4π‘₯

Kemudian kedua ruas diintegralkan, menjadi

βˆ«π‘‘(π‘₯𝑝)

𝑑π‘₯= ∫ βˆ’4π‘₯ 𝑑π‘₯

π‘₯𝑝 = βˆ’2π‘₯2 + 𝐢1

Substitusikan persamaan (1) ke dalam 𝑝, maka

π‘₯𝑑𝑦

𝑑π‘₯= βˆ’2π‘₯2 + 𝐢1 β†’ π‘˜π‘’π‘‘π‘’π‘Ž π‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘  π‘‘π‘–π‘π‘Žπ‘”π‘– π‘₯

𝑑𝑦

𝑑π‘₯= βˆ’2π‘₯ +

𝐢1

π‘₯

Setelah itu, kita integralkan kedua ruas, menjadi

βˆ«π‘‘π‘¦

𝑑π‘₯= ∫ βˆ’2π‘₯ +

𝐢1

π‘₯𝑑π‘₯

βˆ«π‘‘π‘¦

𝑑π‘₯= ∫ βˆ’2π‘₯ + 𝐢1 βˆ™

1

π‘₯𝑑π‘₯

𝑦 = βˆ’π‘₯2 + 𝐢1. ln π‘₯ + 𝐢2

13

2. Carilah jawaban umum:

π‘₯𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2+

𝑑𝑦

𝑑π‘₯βˆ’ 8π‘₯ = 0

Penyelesaian:

Misalnya:

𝑝 =𝑑𝑦

𝑑π‘₯ . . . . . . . . . (1)

Maka, turunannya:

𝑑𝑝

𝑑π‘₯=

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2 . . . . . . . . . (2)

Substitusikan persamaan (1) dan (2) ke dalam soal, menjadi

π‘₯ βˆ™π‘‘π‘

𝑑π‘₯+ 𝑝 βˆ’ 8π‘₯ = 0

π‘₯𝑑𝑝

𝑑π‘₯+ 𝑝 = 8π‘₯ . . . . . . . . . (3)

Perlu diingat:

𝑑(π‘₯ βˆ™ 𝑝)

𝑑π‘₯= π‘₯ βˆ™

𝑑𝑝

𝑑π‘₯+ 𝑝 βˆ™

𝑑π‘₯

𝑑π‘₯

𝑑(π‘₯𝑝)

𝑑π‘₯ = π‘₯ βˆ™

𝑑𝑝

𝑑π‘₯+ 𝑝 βˆ™ 1

𝑑(π‘₯𝑝)

𝑑π‘₯ = π‘₯

𝑑𝑝

𝑑π‘₯+ 𝑝 . . . . . . . . . (4)

Jika persamaan (3) = (4), maka

𝑑(π‘₯𝑝)

𝑑π‘₯= 8π‘₯

Kemudian, kedua ruas diintegralkan, menjadi

βˆ«π‘‘(π‘₯𝑝)

𝑑π‘₯= ∫ 8π‘₯ 𝑑π‘₯

π‘₯𝑝 = 4π‘₯2 + 𝐢1

14

Substitusikan persamaan (1) ke dalam 𝑝, maka

π‘₯𝑑𝑦

𝑑π‘₯= 4π‘₯2 + 𝐢1 β†’ π‘˜π‘’π‘‘π‘’π‘Ž π‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘  π‘‘π‘–π‘π‘Žπ‘”π‘– π‘₯

𝑑𝑦

𝑑π‘₯= 4π‘₯ +

𝐢1

π‘₯

Setelah itu, kita integralkan kedua ruas, menjadi

βˆ«π‘‘π‘¦

𝑑π‘₯= ∫ 4π‘₯ +

𝐢1

π‘₯𝑑π‘₯

βˆ«π‘‘π‘¦

𝑑π‘₯= ∫ 4π‘₯ + 𝐢1 βˆ™

1

π‘₯𝑑π‘₯

𝑦 = 2π‘₯2 + 𝐢1. ln π‘₯ + 𝐢2

3. Carilah penyelesaian umum dari:

π‘₯𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2+

𝑑𝑦

𝑑π‘₯βˆ’ 12π‘₯ = 0

Penyelesaian:

Misalnya:

𝑝 =𝑑𝑦

𝑑π‘₯ . . . . . . . . . (1)

Maka, turunannya:

𝑑𝑝

𝑑π‘₯=

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2 . . . . . . . . . (2)

Subtitusikan persamaan (1) dan (2) ke dalam soal, menjadi

π‘₯ βˆ™π‘‘π‘

𝑑π‘₯+ 𝑝 βˆ’ 12π‘₯ = 0

π‘₯𝑑𝑝

𝑑π‘₯+ 𝑝 = 12π‘₯ . . . . . . . . . (3)

15

Perlu diingat:

𝑑(π‘₯ βˆ™ 𝑝)

𝑑π‘₯= π‘₯ βˆ™

𝑑𝑝

𝑑π‘₯+ 𝑝 βˆ™

𝑑π‘₯

𝑑π‘₯

𝑑(π‘₯𝑝)

𝑑π‘₯ = π‘₯ βˆ™

𝑑𝑝

𝑑π‘₯+ 𝑝 βˆ™ 1

𝑑(π‘₯𝑝)

𝑑π‘₯ = π‘₯

𝑑𝑝

𝑑π‘₯+ 𝑝 . . . . . . . . . (4)

Jika persamaan (3) = (4), maka

𝑑(π‘₯𝑝)

𝑑π‘₯= 12π‘₯

Kemudian, kedua ruas diintegralkan, menjadi

βˆ«π‘‘(π‘₯𝑝)

𝑑π‘₯ = ∫ 12π‘₯ 𝑑π‘₯

π‘₯𝑝 = 6π‘₯2 + 𝐢1

Substitusikan persamaan (1) ke dalam 𝑝, maka

π‘₯𝑑𝑦

𝑑π‘₯= 6π‘₯2 + 𝐢1 β†’ π‘˜π‘’π‘‘π‘’π‘Ž π‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘  π‘‘π‘–π‘π‘Žπ‘”π‘– π‘₯

𝑑𝑦

𝑑π‘₯ = 3π‘₯ +

𝐢1

π‘₯

Setelah itu, kita integralkan kedua ruas, menjadi

βˆ«π‘‘π‘¦

𝑑π‘₯= ∫ 3π‘₯ +

𝐢1

π‘₯

βˆ«π‘‘π‘¦

𝑑π‘₯= ∫ 3π‘₯ + 𝐢1 βˆ™

1

π‘₯

𝑦 =3π‘₯2

2+ 𝐢1. ln π‘₯ + 𝐢2

16

Persamaan Diferensial Orde 2 Tipe 3:

Misalnya:

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2= π‘š2,

𝑑𝑦

𝑑π‘₯= π‘š, dan 𝑦 = 1

Kemudian disubstitusikan ke dalam persamaan di atas, sehingga

persamaannya menjadi:

π‘Žπ‘š2 + π‘π‘š + 𝑐 = 0

Maka, π‘š = π‘š1 dan π‘š = π‘š2

Dimana π‘š adalah akar-akar penyelesaiannya (Lumbantoruan,

2015).

Menurut akar-akar penyelesaiannya:

β€’ Apabila π‘š1 β‰  π‘š2, maka

π‘Œ = π΄π‘’π‘š1π‘₯ + π΅π‘’π‘š2π‘₯

𝐴 dan 𝐡 = Konstanta (dapat juga ditulis 𝐢1 dan 𝐢2)

β€’ Apabila π‘š1 = π‘š2, maka

π‘Œ = π‘’π‘š1π‘₯(𝐴 + 𝐡π‘₯)

β€’ Jika akar-akar penyelesaiannya kompleks atau π‘š = π‘Ž + 𝑏𝑗 atau

π‘š = π‘Ž + 𝑏𝑖, maka

π‘Œ = π‘’π‘Žπ‘₯[𝐴 cos 𝛽π‘₯ + 𝐡 sin 𝛽π‘₯]

7.3. Kegiatan Pembelajaran 3. Persamaan Diferensial

Orde 2 Tipe 3

π‘Ž βˆ™π‘‘2𝑦

𝑑π‘₯2+ 𝑏 βˆ™

𝑑𝑦

𝑑π‘₯+ 𝑐 βˆ™ 𝑦 = 0

17

Contoh (Sukardi, 2017)

1. Tentukan penyelesaian umum dari persamaan diferensial berikut

ini:

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2βˆ’ 5

𝑑𝑦

𝑑π‘₯+ 6𝑦 = 0

Penyelesaian:

Persamaan karakteristik dari PD, yaitu

π‘š2 βˆ’ 5π‘š + 6 = 0 β†’ π‘™π‘Žπ‘™π‘’ π‘‘π‘–π‘“π‘Žπ‘˜π‘‘π‘œπ‘Ÿπ‘˜π‘Žπ‘› π‘šπ‘’π‘›π‘—π‘Žπ‘‘π‘–

(π‘š βˆ’ 2)(π‘š βˆ’ 3) = 0

Maka, π‘š1 = 2 π‘‘π‘Žπ‘› π‘š2 = 3

Karena π‘š1 β‰  π‘š2, maka penyelesaian umumnya, yaitu

π‘Œ = π΄π‘’π‘š1π‘₯ + π΅π‘’π‘š2π‘₯

π‘Œ = 𝐴𝑒2π‘₯ + 𝐡𝑒3π‘₯

2. Tentukan persamaan umum dari persamaan diferensial berikut

ini:

4𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2βˆ’ 12

𝑑𝑦

𝑑π‘₯+ 5𝑦 = 0

Penyelesaian:

Persamaan karakteristik dari PD, yaitu

4π‘š2 βˆ’ 12π‘š + 5 = 0 β†’ π‘™π‘Žπ‘™π‘’ π‘‘π‘–π‘“π‘Žπ‘˜π‘‘π‘œπ‘Ÿπ‘˜π‘Žπ‘› π‘šπ‘’π‘›π‘—π‘Žπ‘‘π‘–

(2π‘š βˆ’ 1)(2π‘š βˆ’ 5) = 0

Maka, π‘š1 =1

2 π‘‘π‘Žπ‘› π‘š2 =

5

2

18

Karena π‘š1 β‰  π‘š2, maka penyelesaian umumnya, yaitu

π‘Œ = π΄π‘’π‘š1π‘₯ + π΅π‘’π‘š2π‘₯

π‘Œ = 𝐴𝑒12π‘₯ + 𝐡𝑒

52π‘₯

3. Tentukan penyelesaian umum dari persamaan diferensial berikut

ini:

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2βˆ’ 8

𝑑𝑦

𝑑π‘₯+ 16𝑦 = 0

Penyelesaian:

Persamaan karakteristik dari PD, yaitu

π‘š2 βˆ’ 8π‘š + 16 = 0 β†’ π‘™π‘Žπ‘™π‘’ π‘‘π‘–π‘“π‘Žπ‘˜π‘‘π‘œπ‘Ÿπ‘˜π‘Žπ‘› π‘šπ‘’π‘›π‘—π‘Žπ‘‘π‘–

(π‘š βˆ’ 4)(π‘š βˆ’ 4) = 0

Maka, π‘š1 = π‘š2 = 4

Karena π‘š1 = π‘š2, maka penyelesaian umumnya, yaitu

π‘Œ = π‘’π‘š1π‘₯(𝐴 + 𝐡π‘₯)

π‘Œ = 𝑒4π‘₯(𝐴 + 𝐡π‘₯)

4. Tentukan penyelesaian umum dari persamaan diferensial berikut

ini:

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2+ 9𝑦 = 0

Penyelesaian:

Persamaan karakteristik dari PD, yaitu

π‘š2 + 9 = 0

π‘š2 = βˆ’9

π‘š = βˆšβˆ’9

19

π‘š = βˆšβˆ’1 βˆ™ √9

π‘š = 𝑖 βˆ™ √9 β†’ βˆšβˆ’1 = 𝑖

π‘š = 3𝑖

Karena akarnya imajiner dengan π‘Ž = 0 dan 𝛽 = 3, maka

penyelesaian umumnya, yaitu

π‘Œ = π‘’π‘Žπ‘₯[𝐴 cos 𝛽π‘₯ + 𝐡 sin 𝛽π‘₯]

π‘Œ = 𝑒0π‘₯[𝐴 cos 3π‘₯ + 𝐡 sin 3π‘₯]

π‘Œ = 𝐴 cos 3π‘₯ + 𝐡 sin 3π‘₯

5. Tentukan penyelesaian umum dari persamaan diferensial berikut

ini:

4𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2+ 4

𝑑𝑦

𝑑π‘₯+ 𝑦 = 0

Penyelesaian:

Persamaan karakteristik dari PD, yaitu

4π‘š2 + 4π‘š + 1 = 0 β†’ π‘™π‘Žπ‘™π‘’ π‘‘π‘–π‘“π‘Žπ‘˜π‘‘π‘œπ‘Ÿπ‘˜π‘Žπ‘› π‘šπ‘’π‘›π‘—π‘Žπ‘‘π‘–

(2π‘š + 1)(2π‘š + 1) = 0

Maka, π‘š1 = π‘š2 = βˆ’1

2

Karena π‘š1 = π‘š2, maka penyelesaian umumnya, yaitu

π‘Œ = π‘’π‘š1π‘₯(𝐴 + 𝐡π‘₯)

π‘Œ = π‘’βˆ’12π‘₯(𝐴 + 𝐡π‘₯)

20

Persamaan Diferensial Orde 2 Tipe 4:

Persamaan diferensial tipe 4 juga dikenal dengan 2 istilah, yaitu

Fungsi Komplementer dan Integral Khusus.

1. Fungsi Komplementer

Fungsi komplementer didapat dengan memecahkan persamaan

jika 𝑓(π‘₯) = 0, yaitu:

β€’ Untuk akar yang berbeda

π‘Œ = π΄π‘’π‘š1π‘₯ + π΅π‘’π‘š2π‘₯

β€’ Untuk akar kembar

π‘Œ = π‘’π‘š1π‘₯(𝐴 + 𝐡π‘₯)

β€’ Untuk akar imajiner

π‘Œ = π‘’π‘Žπ‘₯[𝐴 cos 𝛽π‘₯ + 𝐡 sin 𝛽π‘₯]

2. Integral Khusus

Integral khusus didapat dengan menggunakan bentuk umum dari

fungsi persamaan pada ruas kanan, dengan cara

mensubstitusikan bentuk umum ke dalam persamaan dan

menyamakan koefisien-koefisiennya (Lumbantoruan, 2019c)

(Lumbantoruan, 2017).

7.4. Kegiatan Pembelajaran 4. Persamaan Diferensial

Orde 2 Tipe 4

π‘Žπ‘‘2𝑦

𝑑π‘₯2+ 𝑏

𝑑𝑦

𝑑π‘₯+ 𝑐𝑦 = 𝑓(π‘₯)

21

Terdapat 2 bentuk umum, yaitu:

β€’ Jika ruas kanan adalah fungsi berderajat satu, maka

π‘Œ = 𝐢π‘₯ + 𝐷

β€’ Jika ruas kanan adalah fungsi berderajat dua, maka

π‘Œ = 𝐢π‘₯2 + 𝐷π‘₯ + 𝐸

3. Jawaban = Jawaban Fungsi Komplementer + Integral Khusus

Contoh

1. Tentukan persamaan diferensial dari:

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2+ 6

𝑑𝑦

𝑑π‘₯+ 13 = 0

Penyelesaian:

π‘š2 + 6π‘š + 13 = 0

π‘š1,2 =βˆ’6 Β± √(6)2 βˆ’ 4(1)(13)

2(1)

=βˆ’6 Β± √36 βˆ’ 52

2

=βˆ’6 Β± βˆšβˆ’16

2

=βˆ’6 Β± √16 βˆ™ βˆšβˆ’1

2 β†’ βˆšβˆ’1 = 𝑖

=βˆ’6 Β± 4𝑖

2

= βˆ’3 Β± 2𝑖

Karena akar di atas imajiner dengan π‘Ž = βˆ’3 dan 𝛽 = 2, maka

penyelesaian umumnya, yaitu

π‘Œ = π‘’π‘Žπ‘₯[𝐴 cos 𝛽π‘₯ + 𝐡 sin 𝛽π‘₯]

22

π‘Œ = π‘’βˆ’3π‘₯[𝐴 cos 2π‘₯ + 𝐡 sin 2π‘₯]

Jadi, penyelesaian persamaan diferensial di atas adalah

π‘Œ = π‘’βˆ’3π‘₯[𝐴 cos 2π‘₯ + 𝐡 sin 2π‘₯].

2. Selesaikan persamaan diferensial dari:

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2βˆ’ 5

𝑑𝑦

𝑑π‘₯+ 6𝑦 = π‘₯2

dengan menggunakan bentuk integral khusus (Syafi’i, 2011).

Penyelesaian:

π‘Œ = 𝐢π‘₯2 + 𝐷π‘₯ + 𝐸

Maka,

𝑑𝑦

𝑑π‘₯ = 2𝐢π‘₯ + 𝐷

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2= 2𝐢

Kemudian nilai 𝑦,𝑑𝑦

𝑑π‘₯, dan

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2 dimasukkan ke dalam persamaan

semula pada soal, maka

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2βˆ’ 5

𝑑𝑦

𝑑π‘₯+ 6𝑦 = π‘₯2

2𝐢 βˆ’ 5(2𝐢π‘₯ + 𝐷) + 6(𝐢π‘₯2 + 𝐷π‘₯ + 𝐸) = π‘₯2

2𝐢 βˆ’ 10𝐢π‘₯ βˆ’ 5𝐷 + 6𝐢π‘₯2 + 6𝐷π‘₯ + 6𝐸 = π‘₯2

6𝐢π‘₯2 + (6𝐷 βˆ’ 10𝐢)π‘₯ + 2𝐢 βˆ’ 5𝐷 + 6𝐸 = π‘₯2

Bentuk persamaan di atas dapat ditulis seperti berikut:

6𝐢π‘₯2 + (6𝐷 βˆ’ 10𝐢)π‘₯ + (2𝐢 βˆ’ 5𝐷 + 6𝐸) = 1π‘₯2 + 0π‘₯ + 0

Setelah itu, dengan menyamakan koefisien dari π‘₯ yang

berpangkat sama, maka

23

π‘₯2 β†’ 6𝐢 = 1

𝐢 =1

6

π‘₯ β†’ 6𝐷 βˆ’ 10𝐢 = 0

6𝐷 βˆ’ 10 (1

6) = 0

6𝐷 βˆ’5

3= 0

6𝐷 =5

3

𝐷 =5

18

0 β†’ 2𝐢 βˆ’ 5𝐷 + 6𝐸 = 0

2 (1

6) βˆ’ 5 (

5

18) + 6𝐸 = 0

1

3βˆ’

25

18+ 6𝐸 = 0

6 βˆ’ 25

18+ 6𝐸 = 0

βˆ’19

18+ 6𝐸 = 0

6𝐸 =19

18

𝐸 =19

108

Integral Khusus:

π‘Œ = 𝐢π‘₯2 + 𝐷π‘₯ + 𝐸

24

π‘Œ =1

6π‘₯2 +

5

18π‘₯ +

19

108

Jadi, penyelesaian persamaan diferensial dengan menggunakan

bentuk integral khusus adalah π‘Œ =1

6π‘₯2 +

5

18π‘₯ +

19

108.

3. Selesaikan persamaan diferensial dari:

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2βˆ’ 10

𝑑𝑦

𝑑π‘₯+ 25𝑦 = 0

dengan menggunakan bentuk fungsi komplementer

(Lumbantoruan, 2020b).

Penyelesaian:

π‘š2 βˆ’ 10π‘š + 25 = 0

(π‘š βˆ’ 5)(π‘š βˆ’ 5) = 0

π‘š = 5 atau π‘š = 5

Karena akarnya kembar, maka bentuk fungsi komplementernya,

yaitu

π‘Œ = π‘’π‘š1π‘₯(𝐴 + 𝐡π‘₯)

π‘Œ = 𝑒5π‘₯(𝐴 + 𝐡π‘₯)

Jadi, penyelesaian persamaan diferensial dengan menggunakan

bentuk fungsi komplementer adalah π‘Œ = 𝑒5π‘₯(𝐴 + 𝐡π‘₯).

25

1. Tipe Pertama:

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2= 𝑓(π‘₯)

2. Tipe Kedua:

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2= 𝑓 (π‘₯,

𝑑𝑦

𝑑π‘₯)

3. Tipe Ketiga:

π‘Ž βˆ™π‘‘2𝑦

𝑑π‘₯2+ 𝑏 βˆ™

𝑑𝑦

𝑑π‘₯+ 𝑐 βˆ™ 𝑦 = 0

Menurut akar-akar penyelesaiannya:

β€’ Jika π‘š1 β‰  π‘š2, maka

π‘Œ = π΄π‘’π‘š1π‘₯ + 𝐡 π‘’π‘š2π‘₯

𝐴 dan 𝐡 = Konstanta (dapat juga ditulis 𝐢1 dan 𝐢2)

Jika π‘š1 = π‘š2, maka

π‘Œ = π‘’π‘š1π‘₯(𝐴 + 𝐡π‘₯)

β€’ Jika akar-akar penyelesaiannya kompleks atau π‘š = π‘Ž +

𝑏𝑗 atau π‘š = π‘Ž + 𝑏𝑖, maka

π‘Œ = π‘’π‘Žπ‘₯[𝐴 cos 𝛽π‘₯ + 𝐡 sin 𝛽π‘₯]

7.5. Kegiatan Pembelajaran 5. Rangkuman

26

4. Tipe Keempat

π‘Žπ‘‘2𝑦

𝑑π‘₯2+ 𝑏

𝑑𝑦

𝑑π‘₯+ 𝑐𝑦 = 𝑓(π‘₯)

Persamaan diferensial tipe 4 juga dikenal dengan 2 istilah, yaitu

Fungsi Komplementer dan Integral Khusus.

1. Fungsi Komplementer

Fungsi komplementer didapat dengan memecahkan

persamaan jika 𝑓(π‘₯) = 0, yaitu:

β€’ Untuk akar yang berbeda

π‘Œ = π΄π‘’π‘š1π‘₯ + π΅π‘’π‘š2π‘₯

β€’ Untuk akar kembar

π‘Œ = π‘’π‘š1π‘₯(𝐴 + 𝐡π‘₯)

β€’ Untuk akar imajiner

π‘Œ = π‘’π‘Žπ‘₯[𝐴 cos 𝛽π‘₯ + 𝐡 sin 𝛽π‘₯]

2. Integral Khusus

Integral khusus didapat dengan menggunakan bentuk

umum dari fungsi persamaan pada ruas kanan, dengan cara

mensubstitusikan bentuk umum ke dalam persamaan dan

menyamakan koefisien-koefisiennya.

Terdapat 2 bentuk umum, yaitu:

β€’ Jika ruas kanan adalah fungsi berderajat satu, maka

π‘Œ = 𝐢π‘₯ + 𝐷

β€’ Jika ruas kanan adalah fungsi berderajat dua, maka

π‘Œ = 𝐢π‘₯2 + 𝐷π‘₯ + 𝐸

3. Jawaban = Jawaban Fungsi Komplementer + Integral

Khusus

27

1. Carilah jawaban umum persamaan diferensial:

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2 = 2π‘₯3 + π‘₯

Penyelesaian:

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯ = 2π‘₯3 + π‘₯ 𝑑π‘₯

βˆ«π‘‘2𝑦

𝑑π‘₯= ∫ … …… + … 𝑑π‘₯

𝑑𝑦

𝑑π‘₯ =

2π‘₯ ...+...

. . . +. . .+

π‘₯ ...+...

. . . +. . .+ 𝐢1

=… ……

…+

……

…+ 𝐢1

=…

…π‘₯… +

…

…π‘₯… + 𝐢1

𝑑𝑦

𝑑π‘₯ =

1

2π‘₯4 +

…

…π‘₯… + 𝐢1

𝑑𝑦 =1

2π‘₯4 +

…

…π‘₯… + 𝐢1 𝑑π‘₯

∫ 𝑑𝑦 = βˆ«β€¦

…π‘₯… +

…

…π‘₯… + …… 𝑑π‘₯

𝑦 =1

2βˆ™

π‘₯ ...+...

. . . +. . .+

1

2βˆ™

π‘₯ ...+...

. . . +. . .+ 𝐢1 … + 𝐢2

=…

…π‘₯… +

…

…π‘₯… + 𝐢1 … + 𝐢2

7.6. Kegiatan Pembelajaran 6. Soal Diskusi Kelompok

Mahasiswa

28

2. Carilah jawaban umum persamaan diferensial:

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2 = 3π‘₯7 + 4π‘₯

Penyelesaian:

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯ = 3π‘₯7 + 4π‘₯ 𝑑π‘₯

βˆ«π‘‘2𝑦

𝑑π‘₯= ∫ … …… + … 𝑑π‘₯

𝑑𝑦

𝑑π‘₯ =

3π‘₯ ...+...

. . . +. . .+

4π‘₯...+...

. . . +. . .+ 𝐢1

=… ……

…+

……

…+ 𝐢1

=…

…π‘₯… + … π‘₯… + 𝐢1

𝑑𝑦

𝑑π‘₯ =

3

8π‘₯8 + … π‘₯… + 𝐢1

𝑑𝑦 =3

8π‘₯8 + … π‘₯… + 𝐢1 𝑑π‘₯

∫ 𝑑𝑦 = βˆ«β€¦

…π‘₯… + … π‘₯… + …… 𝑑π‘₯

𝑦 =3

8βˆ™

π‘₯ ...+...

. . . +. . .+

2π‘₯ ...+...

. . . +. . .+ 𝐢1 … + 𝐢2

=…

…π‘₯… +

…

…π‘₯… + 𝐢1 … + 𝐢2

29

3. Carilah jawaban umum persamaan diferensial:

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2 = 5π‘₯5 + π‘₯3 + 6

Penyelesaian:

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯ = 5π‘₯5 + π‘₯3 + 6 𝑑π‘₯

βˆ«π‘‘2𝑦

𝑑π‘₯= ∫ … …… + …… + … 𝑑π‘₯

𝑑𝑦

𝑑π‘₯ =

5π‘₯ ...+...

. . . +. . .+

π‘₯ ...+...

. . . +. . .+ … … + 𝐢1

=… ……

…+

……

…+ … … + 𝐢1

=…

…π‘₯… +

…

…π‘₯… + … … + 𝐢1

𝑑𝑦

𝑑π‘₯ =

5

6π‘₯… +

…

…π‘₯… + … … + 𝐢1

𝑑𝑦 =5

6π‘₯… +

…

…π‘₯… + … … + 𝐢1 𝑑π‘₯

∫ 𝑑𝑦 = βˆ«β€¦

…π‘₯… +

…

…π‘₯… + … … + 𝐢1 𝑑π‘₯

𝑦 =5

6βˆ™

π‘₯ ...+...

. . . +. . .+

1

4βˆ™

π‘₯ ...+...

. . . +. . .+

6π‘₯ ...+...

. . . +. . .+ 𝐢1 … + 𝐢2

=…

…π‘₯… +

…

…π‘₯… + … ……. + 𝐢1 … + 𝐢2

30

4. Carilah jawaban umum persamaan diferensial:

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2 = 11π‘₯10 + 7π‘₯6 + π‘₯ + 4

Penyelesaian:

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯ = 11π‘₯10 + 7π‘₯6 + π‘₯ + 4 𝑑π‘₯

βˆ«π‘‘2𝑦

𝑑π‘₯= ∫ … …… + … …… + … + … 𝑑π‘₯

𝑑𝑦

𝑑π‘₯ =

11π‘₯ ...+...

. . . +. . .+

7...+...

. . . +. . .+

π‘₯ ...+...

. . . +. . .+ … … + 𝐢1

=… ……

…+

……

…+

……

…+ … … + 𝐢1

= …… + …… +…

…π‘₯… + … … + 𝐢1

𝑑𝑦

𝑑π‘₯ = π‘₯… + …… +

…

…π‘₯… + … … + 𝐢1

𝑑𝑦 = π‘₯… + …… +…

…π‘₯… + … … + 𝐢1 𝑑π‘₯

∫ 𝑑𝑦 = ∫ π‘₯… + …… +…

…π‘₯… + … … + …… 𝑑π‘₯

𝑦 =π‘₯ ...+...

. . . +. . .+

π‘₯ ...+...

. . . +. . .+

1

2βˆ™

π‘₯ ...+...

. . . +. . .+

4π‘₯ ...+...

. . . +. . .+ 𝐢1 … + 𝐢2

=…

…π‘₯… +

…

…π‘₯… +

…

…π‘₯… + … π‘₯… + 𝐢1 … + 𝐢2

31

5. Carilah persamaan diferensial orde 2 berikut ini :

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2βˆ’ 5

𝑑𝑦

𝑑π‘₯+ 6𝑦 = 0

Penyelesaian:

π‘š2 βˆ’ 5π‘š + 6 = 0

(π‘š βˆ’ β‹― )(π‘š βˆ’ β‹― ) = 0

π‘š1 = β‹― dan π‘š2 = 3

Karena π‘š1 β‰  π‘š2, maka:

π‘Œ = 𝐢1𝑒…π‘₯ + 𝐢2𝑒…π‘₯

6. Carilah jawaban umum dari soal berikut:

π‘₯ βˆ™π‘‘2𝑦

𝑑π‘₯2+

𝑑𝑦

𝑑π‘₯βˆ’ 13π‘₯ = 0

Penyelesaian:

Misalnya:

𝑝 =𝑑𝑦

𝑑π‘₯ . . . . . . . . . (1)

Maka, turunannya:

…

…=

…… 𝑦

𝑑 …… . . . . . . . . . (2)

Substitusikan persamaan (1) dan (2) ke dalam soal, menjadi

π‘₯ .…

𝑑π‘₯+ … βˆ’ … π‘₯ = 0

… .…

𝑑π‘₯+ … = 13π‘₯ . . . . . . . . . (3)

Perlu diingat:

𝑑(π‘₯. 𝑝)

𝑑π‘₯= π‘₯ βˆ™

𝑑𝑝

𝑑π‘₯+ 𝑝 βˆ™

𝑑π‘₯

𝑑π‘₯

32

𝑑(π‘₯. 𝑝)

𝑑π‘₯= π‘₯ βˆ™

…

…+ 𝑝 βˆ™ …

𝑑(π‘₯. 𝑝)

𝑑π‘₯= π‘₯

…

…+ … . . . . . . . . . (4)

Jika persamaan (3) = (4), maka

… (… )

𝑑π‘₯= … π‘₯

Kemudian, kedua ruas diintegralkan, menjadi

βˆ«π‘‘(π‘₯𝑝)

𝑑π‘₯ = ∫ 13π‘₯ 𝑑π‘₯

… =…

……… + 𝐢1

Substitusikan persamaan (1) ke dalam 𝑝, maka

π‘₯…

…=

…

…π‘₯2 + 𝐢1 β†’ π‘˜π‘’π‘‘π‘’π‘Ž π‘Ÿπ‘’π‘Žπ‘  π‘‘π‘–π‘π‘Žπ‘”π‘– π‘₯

𝑑𝑦

𝑑π‘₯ =

13

2π‘₯ +

𝐢1

…

Setelah itu, kita integralkan kedua ruas, menjadi

βˆ«π‘‘π‘¦

𝑑π‘₯= ∫

13

2π‘₯ +

𝐢1

π‘₯

βˆ«β€¦

…= ∫

…

…π‘₯ + 𝐢1 βˆ™

1

…

𝑦 =…

2π‘₯… + 𝐢1 βˆ™ … + ……

33

7. Tentukan penyelesaian umum dari persamaan diferensial berikut

ini:

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2βˆ’ 8

𝑑𝑦

𝑑π‘₯+ 4𝑦 = 0

Penyelesaian:

Persamaan karakteristik dari PD, yaitu

π‘š2 βˆ’ β‹― + β‹― = 0

Kemudian, kita faktorkan menjadi:

(π‘š βˆ’ β‹― )(π‘š βˆ’ β‹― ) = 0

Maka,

π‘š1 = β‹― dan π‘š2 = β‹―

Karena π‘š1 β‰  π‘š2, maka penyelesaian umum, yaitu

𝑦 = 𝐢1π‘’π‘š1π‘₯ + 𝐢2π‘’π‘š2π‘₯

𝑦 = β‹― + β‹―

8. Tentukan penyelesaian umum dari Persamaan Diferensial

berikut ini:

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2+ 15𝑦 = 0

Penyelesaian:

Persamaan karakteristik dari PD, yaitu

π‘š2 + 15 = 0

Perhatikan bahwa:

… + 15 = 0

π‘š2 = β‹―

π‘š = βˆšβ€¦

34

π‘š = βˆšβ€¦ βˆ™ βˆšβ€¦

π‘š = 𝑖 βˆ™ βˆšβ€¦ β†’ βˆšβˆ’1 = 𝑖

π‘š = … 𝑖

Karena akarnya imajiner dengan π‘Ž = β‹― dan 𝛽 = …, maka

penyelesaian umumnya, yaitu

𝑦 = π‘’π‘Žπ‘₯[𝐴 cos 𝛽π‘₯ + 𝐡 sin 𝛽π‘₯]

𝑦 = 𝑒0π‘₯[… + … ]

𝑦 = 𝐢1 cos … + 𝐢2 sin …

9. Tentukan persamaan umum persamaan diferensial berikut ini:

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2βˆ’ 4

𝑑𝑦

𝑑π‘₯+ 13𝑦 = 0

Penyelesaian:

π‘š2 βˆ’ 4π‘š + 13 = 0

Dengan menggunakan rumus ABC untuk menentukan akar-akar

persamaan kuadratnya, maka diperoleh

π‘š1,2 =βˆ’π‘ Β± βˆšπ‘2 βˆ’ 4π‘Žπ‘

2π‘Ž

π‘š1,2 =βˆ’(βˆ’4) Β± √(βˆ’4)2 βˆ’ … (1)(… )

… (… )

π‘šβ€¦ =4 Β± βˆšβ€¦

…

π‘šβ€¦ = …

Karena akarnya imajiner, dengan π‘Ž = … dan 𝛽 = …, maka

persamaan diferensial tersebut, yaitu

π‘Œ = π‘’π‘Žπ‘₯[𝐴 cos 𝛽π‘₯ + 𝐡 sin 𝛽π‘₯]

35

π‘Œ = 𝑒…π‘₯[𝐴 … + 𝐡 … ]

Jadi, penyelesaian umum dari persamaan diferensial berikut

adalah π‘Œ = 𝑒…π‘₯[𝐴 cos … π‘₯ + 𝐡 sin … π‘₯].

10. Selesaikan persamaan diferensial berikut ini:

𝑦" + 𝑦′ βˆ’ 30𝑦 = 0

Penyelesaian:

π‘š2 + π‘š βˆ’ … = …

(π‘š βˆ’ … )(… + 6) = 0

π‘š1 = β‹― atau π‘š2 = βˆ’ …

Karena akarnya berbeda, maka bentuk persamaan diferensialnya,

yaitu

π‘Œ = π΄π‘’π‘š1π‘₯ + π΅π‘’π‘š2π‘₯

π‘Œ = 𝐴𝑒…π‘₯ + π΅π‘’βˆ’ …π‘₯

11. Selesaikan persamaan diferensial dari:

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2βˆ’ 7

𝑑𝑦

𝑑π‘₯+ 12𝑦 = 0

dengan menggunakan bentuk fungsi komplementer.

Penyelesaian:

…2 βˆ’ … π‘š + 12 = 0

(π‘š βˆ’ … )(π‘š βˆ’ … ) = …

π‘š = … atau π‘š = …

Karena akarnya berbeda, maka bentuk fungsi komplementernya,

yaitu

π‘Œ = π΄π‘’π‘š1π‘₯ + π΅π‘’π‘š2π‘₯

36

π‘Œ = … 𝑒…π‘₯ + … 𝑒…π‘₯

Jadi, penyelesaian persamaan diferensial dengan menggunakan

bentuk fungsi komplementer adalah π‘Œ = 𝐴𝑒…π‘₯ + 𝐡𝑒…π‘₯.

12. Selesaikan persamaan diferensial dari:

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2βˆ’ 7

𝑑𝑦

𝑑π‘₯+ 10𝑦 = π‘₯2

dengan menggunakan bentuk integral khusus.

Penyelesaian:

π‘Œ = 𝐢π‘₯2 + 𝐷π‘₯ + 𝐸

Maka,

𝑑𝑦

𝑑π‘₯ = … 𝐢π‘₯ + …

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2= …

Kemudian nilai 𝑦,𝑑𝑦

𝑑π‘₯, dan

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2 dimasukkan ke dalam persamaan

semula pada soal, maka

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2βˆ’ 7

𝑑𝑦

𝑑π‘₯+ 10𝑦 = π‘₯2

… 𝐢 βˆ’ 7(… + … ) + 10(… + … + … ) = …2

… βˆ’ … 𝐢π‘₯ βˆ’ … 𝐷 + … 𝐢π‘₯2 + … 𝐷π‘₯ + … 𝐸 = …2

10𝐢 …2 + (… 𝐷 βˆ’ 14𝐢)π‘₯ + 2𝐢 βˆ’ … 𝐷 + … 𝐸 = …2

Bentuk persamaan di atas dapat ditulis seperti berikut:

… 𝐢π‘₯2 + (… 𝐷 βˆ’ … 𝐢)π‘₯ + (2𝐢 βˆ’ … 𝐷 + 10𝐸)

= 1π‘₯2 + 0π‘₯ + 0

37

Setelah itu, dengan menyamakan koefisien dari π‘₯ yang

berpangkat sama, maka

π‘₯2 β†’ … 𝐢 = 1

𝐢 =1

…

π‘₯ β†’ 10𝐷 βˆ’ 14𝐢 = 0

… 𝐷 βˆ’ … (1

10) = 0

… 𝐷 βˆ’7

…= 0

… 𝐷 =…

…

𝐷 =…

50

0 β†’ 2𝐢 βˆ’ 7𝐷 + 10𝐸 = 0

2 (…

…) βˆ’ … (

…

…) + … 𝐸 = 0

1

5βˆ’

…

… + … 𝐸 = 0

… βˆ’ …

50 + … 𝐸 = 0

βˆ’β€¦

… + … 𝐸 = 0

… 𝐸 =…

…

𝐸 =…

…

Integral Khusus:

π‘Œ = … π‘₯2 + … π‘₯ + …

38

π‘Œ =…

…π‘₯2 +

…

…π‘₯ +

…

…

Jadi, penyelesaian persamaan diferensial dengan menggunakan

bentuk integral khusus adalah π‘Œ =…

10π‘₯2 +

…

50π‘₯ +

…

500.

39

1. Carilah jawaban umum persamaan diferensial :

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2= π‘₯ + 2π‘₯

2. Carilah jawaban umum persamaan diferensial (Lumbantoruan &

Male, 2020):

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2= 3π‘₯8 + 3

3. Carilah jawaban umum persamaan diferensial (Lumbantoruan,

2019a):

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2= π‘₯4 + 9π‘₯5 + 10

4. Carilah jawaban umum persamaan diferensial (Lumbantoruan,

2020a):

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2= 6π‘₯2 + 4π‘₯2 + π‘₯2 + 8

5. Carilah jawaban umum persamaan diferensial (Lumbantoruan,

2019b):

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2= 12π‘₯3 + 7π‘₯6 + 5π‘₯4 + π‘₯3 + 2

6. 𝑦′′ + 5𝑦′ + 6𝑦 = 0

7. 𝑦′′ + 6𝑦′ + 9𝑦 = 0

8. 𝑦′′ + 67 + 12𝑦 = 0

9. 𝑦′′ βˆ’ 4𝑦′ + 13𝑦 = 0

10. 𝑦′′ βˆ’ 9𝑦 = π‘₯

11. 𝑦′′ βˆ’ 4𝑦′ + 5𝑦 = 0

7.7. Kegiatan Pembelajaran 7. Soal Latihan Mandiri

Mahasiswa

40

12. 𝑦′′ + 𝑦′ βˆ’ 6𝑦 = 2π‘₯2

13. 𝑦′′ + 𝑦′ = 4π‘₯

14. 𝑦′′ + 6𝑦′ + 9𝑦 = 3π‘’βˆ’2π‘₯

15. 𝑦′′ + 4𝑦 = 0

16. 𝑦′′ βˆ’ 3𝑦′ + 2𝑦 = π‘’βˆ’π‘₯

17. 𝑦′′ βˆ’ 3𝑦′ + 2𝑦 = cos π‘₯

18. 𝑦′′ βˆ’ 3𝑦′ + 2𝑦 = π‘’βˆ’π‘₯ + cos π‘₯

19. 𝑦′′ βˆ’ 3𝑦′ + 2𝑦 = π‘’βˆ’π‘₯

20. 𝑦′′ βˆ’ 3𝑦′ + 2𝑦 = 𝑒π‘₯

21. 𝑦′′ βˆ’ 2𝑦′ βˆ’ 3𝑦 = 2𝑒4π‘₯

22. 𝑦′′ βˆ’ 2𝑦′ βˆ’ 3𝑦 = 2𝑒π‘₯ βˆ’ 10 sin π‘₯

23. 𝑦′′ βˆ’ 3𝑦′ βˆ’ 4𝑦 = 16π‘₯ βˆ’ 12𝑒2π‘₯

24. 𝑦′′ βˆ’ 2𝑦′ βˆ’ 8𝑦 = 4𝑒2π‘₯βˆ’21π‘’βˆ’3π‘₯

25. Tentukan penyelesaian umum dari persamaan diferensial berikut

ini (Boiliu et al., 2021):

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2+ 100𝑦 = 0.

26. Carilah penyelesaian persamaan diferensial dari (Lumbantoruan,

2018):

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2βˆ’ 5

𝑑𝑦

𝑑π‘₯+ 𝑦 = π‘₯2.

27. Carilah penyelesaian persamaan diferensial dari (Lumbantoruan,

2019d):

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2+

𝑑𝑦

𝑑π‘₯+ 𝑦 = 0.

41

28. Carilah penyelesaian umum dari soal berikut ini (Desi &

Lumbantoruan, 2020):

π‘₯.𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2+

𝑑𝑦

𝑑π‘₯+ 11π‘₯ = 0

29. Carilah penyelesaian umum dari soal berikut ini (Saputro &

Lumbantoruan, 2020):

π‘₯.𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2+

𝑑𝑦

𝑑π‘₯βˆ’ 13π‘₯ = 0

30. Tentukan penyelesaian umum dari persamaan diferensial berikut

ini (Lumbantoruan, 2019f):

7𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2+ 8

𝑑𝑦

𝑑π‘₯+ 𝑦 = 0

31. Tentukan penyelesaian umum dari persamaan diferensial berikut

ini (Male & Lumbantoruan, 2021):

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2+ 12

𝑑𝑦

𝑑π‘₯+ 8𝑦 = 0

32. Tentukan penyelesaian umum dari persamaan diferensial berikut

ini (Lumbantoruan, 2016):

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2βˆ’ 7

𝑑𝑦

𝑑π‘₯+ 14𝑦 = 0

33. 𝑦′′ βˆ’ 3𝑦′ βˆ’ 4𝑦 = 3π‘₯2 + 2

34. 𝑦′′ βˆ’ 9𝑦 = π‘₯ + 2

35. 𝑦′′ βˆ’ 3𝑦′ βˆ’ 4𝑦 = 𝑒2π‘₯

36. 𝑦′′ + 4𝑦 = 2 sin π‘₯

37. 𝑦′′ βˆ’ 3𝑦′ βˆ’ 4𝑦 = π‘’βˆ’π‘₯

38. 𝑦′′ + 4𝑦 = 2 cos 2π‘₯

42

39. 𝑦′′ + 2𝑦′ = 3π‘₯2 + 2

40. 𝑦′′ + 3𝑦′ βˆ’ 4𝑦 = 3π‘₯2 + 2

41. 𝑦′′ + 9𝑦 = sin 3π‘₯ + 𝑒2π‘₯

42. 𝑦′′ + 𝑦′ = 𝑒π‘₯ + 3π‘₯

43. 𝑦′′ βˆ’ 4𝑦 = 4 sin π‘₯, 𝑦 = 4, 𝑦′ = 0, bila π‘₯ = 0

44. 𝑦′′ βˆ’ 5𝑦′ + 6𝑦 = 2𝑒π‘₯, 𝑦 = 1, 𝑦′ = 0, bila π‘₯ = 0

45. 𝑦′′ + 𝑦 = tan π‘₯

46. 𝑦′′ + 9𝑦 = sec2 3π‘₯

47. 𝑦′′ + 𝑦 = cosec x cot x

48. 𝑦′′ + 3𝑦′ βˆ’ 4𝑦 = 4π‘₯2 + 4

49. 𝑦′′ + 6𝑦 = 2 cos 2π‘₯

50. 𝑦′′ + 𝑦′ = 𝑒π‘₯ + 6π‘₯

51. 𝑦′′ + 𝑦 = cot π‘₯

52. 𝑦′′ βˆ’ 3𝑦′ + 2𝑦 =𝑒π‘₯

𝑒π‘₯+1

53. 𝑦′′ + 4𝑦′ + 4𝑦 =π‘’βˆ’2π‘₯

π‘₯2

54. 𝑦′′ + 4𝑦 = 3 cosec 2π‘₯

55. 𝑦′′ + 4𝑦 = 3 cosec π‘₯

56. 4𝑦′′ + 𝑦 = 2 sec (π‘₯

2)

57. 𝑦′′ βˆ’ 2𝑦′ + 𝑦 =𝑒π‘₯

1+π‘₯2

58. Tunjukkan bahwa fungsi 𝑦 = 2π‘’βˆ’π‘₯ + 3𝑒2π‘₯ merupakan

penyelesaian dari persamaan diferensial dari (Simorangkir &

Lumbantoruan, 2021):

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2=

𝑑𝑦

𝑑π‘₯+ 2𝑦

43

59. (5π‘₯ + 4𝑦)𝑑π‘₯ + (4π‘₯ βˆ’ 8𝑦3)𝑑𝑦 = 0

60. 𝑦′ + (2π‘₯ + 1)𝑦2 = 0, 𝑦(0) = βˆ’1

8

61. (2𝑦2 + 3π‘₯)𝑑π‘₯ + 2π‘₯𝑦 𝑑𝑦 = 0

62. 𝑦′ = 𝑦(π‘₯𝑦3 βˆ’ 1)

63. 𝑦′′ + 10𝑦′ + 25𝑦 = π‘₯2 + 2π‘₯

64. 𝑦′′ + 3𝑦′ + 2𝑦 = 5π‘’βˆ’2𝑑, 𝑦(0) = 2, 𝑦′(0) = 1

65. 𝑦′′ βˆ’ 2𝑦′ + 𝑦 =𝑒π‘₯

2π‘₯, π‘₯ > 0

66. 𝑦(4) βˆ’ 5𝑦′ + 4𝑦 = 0

67. 𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2 βˆ’ 5𝑑𝑦

𝑑π‘₯+ 6𝑦 = 0

68. 𝑦′′ + 4𝑦′ = π‘₯

69. 𝑦′′ + 𝑦′ = 6 sin 2π‘₯

70. Persamaan diferensial dari (Lumbantoruan, 2019e):

𝑑2𝑦

𝑑π‘₯2βˆ’ 5

𝑑𝑦

𝑑π‘₯+ 8 = 0

44

INDEKS

A

Akar-akar, 39

D

Derajat, 39

I

Imajiner, 39

Integral, 17, 18, 20, 22, 23, 38, 41, 42

K

Koefisien, 39, 42

Kompleks, 39

Komplementer, 17, 18, 22, 23, 39

Konstanta, 13, 22, 38

O

Orde, 1, 3, 8, 13, 17, 38, 41, 42, 43

P

Pangkat, 38, 39

Persamaan Diferensial, 1, 3, 8, 13, 17, 29, 38, 41, 42, 43

S

Substitusi, 38

T

Turunan, 38

45

GLOSARIUM

Persamaan Diferensial

Suatu persamaan yang melibatkan satu atau lebih turunan fungsi

yang belum diketahui, dan atau persamaan itu mungkin juga

melibatkan fungsi itu sendiri dan konstanta.

Integral

Bentuk penjumlahan kontinu yang terdiri dari anti turunan atau

kebalikan dari turunan.

Orde

Pangkat tertinggi turunan yang muncul pada persamaan diferensial

tersebut.

Substitusi

Suatu metode untuk memperoleh penyelesaian dengan memasukkan

suatu persamaan linear satu ke persamaan linear yang lain.

Turunan

Suatu perhitungan terhadap perubahan nilai fungsi karena

perubahan nilai input (variabel).

Konstanta

Suku pada operasi aljabar yang berupa bilangan dan tidak memuat

variabel.

Akar-akar

Sebuah bilangan yang hasilnya bukan termasuk bilangan rasional

atau bilangan irasional, dan digunakan sebagai bentuk lain untuk

menyatakan sebuah bilangan berpangkat.

46

Kompleks

Bilangan yang terdiri atau terbentuk dari bilangan real (R) dan

imajiner (Im).

Imajiner

Bilangan yang dapat didefinisikan dengan 𝑖² = βˆ’1, dengan

𝑖 merupakan simbol angka imajiner.

Komplementer

Suatu himpunan A adalah himpunan yang anggota-anggotanya di

dalam himpunan semesta S dan bukan anggota dari himpunan A.

Koefisien

Faktor perkalian dalam beberapa suku dari sebuah polinomial, deret,

atau ekspresi; biasanya berupa angka, tetapi bisa juga ekspresi

apapun (termasuk variabel seperti a, b dan c).

Derajat

Biasanya disimbolkan dengan Β°, adalah ukuran sudut yang dapat

dibentuk pada sebuah bidang datar, menggambarkan 1/360 dari

sebuah putaran penuh.

Pangkat

Hasil perkalian antara suatu bilangan dengan bilangan itu sendiri

atau lebih sederhananya bilangan kuadrat merupakan perkalian

berulang.

47

DAFTAR PUSTAKA

Boiliu, N. I., Stepanus, Intarti, E. R., & Lumbantoruan, J. H. (2021).

Influence of the Personal Competence of Teachers of Christian

Religious Education on Learning Motivation in High School

Students in South Tangerang City. Atlantis Press, 560, 298–

302.

Desi, D., & Lumbantoruan, J. H. (2020). PENGEMBANGAN

BUKU CERITA MATEMATIKA PADA KELAS VII SMP

DALAM MATERI PERBANDINGAN. EduMatSains: Jurnal

Pendidikan, Matematika Dan Sains, 1(1), 23–34.

http://ejournal.uki.ac.id/index.php/edumatsains

Kusmaryanto, S. (2013). BAB IV PERSAMAAN DIFERENSIAL

LINIER. Universitas Brawijaya, 1–27.

http://sigitkus.lecture.ub.ac.id/files/2013/05/BAB-IV-

PERSAMAAN-DIFERENSIAL-LINIER.pdf

Lumbantoruan, J. H. (2015). Modul Kalkulus Lanjut 2015. Prodi

Pendidikan Matematika Universitas Kristen Indonesia.

Lumbantoruan, J. H. (2016). Modul Kalkulus Dasar. Prodi

Pendidikan Matematika Universitas Kristen Indonesia.

Lumbantoruan, J. H. (2017). PENGEMBANGAN BAHAN AJAR

INTEGRAL TAK TENTU BERBASIS MODEL SMALL

GROUP DISCUSSION DI PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN MATEMATIKA FKIP UKI TAHUN

2016/2017. Jurnal Dinamika Pendidikan, 10(2), 99–118.

Lumbantoruan, J. H. (2018). Modul Geometri II (Geometri Analitik

dan Transformasi). Prodi Pendidikan Matematika Universitas

Kristen Indonesia, 1–35.

48

Lumbantoruan, J. H. (2019a). Buku Materi Pembelajaran

Matematika Dasar. Prodi Pendidikan Matematika Universitas

Kristen Indonesia, 1–314.

Lumbantoruan, J. H. (2019b). Buku Materi Pembelajaran Teori

Peluang dan Kombinatorika. Program Studi Pendidikan

Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan

Universitas Kristen Indonesia, 1–259.

Lumbantoruan, J. H. (2019c). INTEGRAL TENTU JILID 2, EDISI

1. Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas

Kristen Indonesia, 2, 1–150.

Lumbantoruan, J. H. (2019d). Modul Geometri I (Geometri Datar

dan Ruang). Prodi Pendidikan Matematika Universitas Kristen

Indonesia.

Lumbantoruan, J. H. (2019e). Pengembangan Bahan Ajar

Persamaan Diferensial Berbasis Model Brown Di Program

Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan Universitas Kristen Indonesia Tahun 2017/2018.

Jurnal EduMatSains, 3(2), 147–168.

Lumbantoruan, J. H. (2019f). Rencana Pembelajaran (RPS) Mata

Kuliah: Matematika Dasar. Prodi Pendidikan Matematika

Universitas Kristen Indonesia, xiii–xix.

Lumbantoruan, J. H. (2019g). RPS Persamaan Diferensial. Prodi

Pendidikan Matematika Universitas Kristen Indonesia, xi–xvii.

Lumbantoruan, J. H. (2020a). Buku Materi Pembelajaran

Pemograman Linear. Program Studi Pendidikan Matematika

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen

Indonesia, 1–380.

49

Lumbantoruan, J. H. (2020b). Modul Garis Lurus. Program Studi

Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan Universitas Kristen Indonesia, 251–278.

Lumbantoruan, J. H., & Male, H. (2020). Analisis Miskonsepsi Pada

Soal Cerita Teori Peluang Di Program Studi Pendidikan

Matematika. Jurnal EduMatSains, 4(2), 153–168.

Lumbantoruan, J. H., & Natalia, S. (2021). DEVELOPMENT OF A

CONSTRUCTIVISM-BASED STATISTICS MODULE FOR

CLASS VIII JUNIOR HIGH SCHOOL STUDENTS. Solid

State Technology, 64(2), 4427–4444.

www.solidstatetechnology.us

Male, H., & Lumbantoruan, J. H. (2021). Students’ Perceptions and

Attitudes Towards Statistics. Atlantis Press, 560, 507–513.

Saputro, P. A., & Lumbantoruan, J. H. (2020). PENGEMBANGAN

MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS

ARTICULATE STORYLINE PADA MATERI BANGUN

RUANG SISI DATAR KELAS VIII. EduMatSains: Jurnal

Pendidikan, Matematika Dan Sains, 1(1), 35–49.

http://ejournal.uki.ac.id/index.php/edumatsains

Simorangkir, M. R. R., & Lumbantoruan, J. H. (2021).

AKSESIBILITAS ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI

ERA PENDIDIKAN 4.0. Jurnal Dinamika Pendidikan, 14(1),

204–213. https://doi.org/10.33541/jdp.v12i3.1295

Sukardi. (2017, December 6). Soal dan Pembahasan: Persamaan

Diferensial Linear Orde Dua (Homogen) dengan Koefisien

Konstan. MATHCYBER1997.

https://mathcyber1997.com/soal-dan-pembahasan-persamaan-

diferensial-linear-orde-dua-dengan-koefisien-konstan/

50

Syafi’i. (2011). BAB II PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE-

KEDUA. Syafii.Staff.Uns.Ac.Id, 16–22.

https://syafii.staff.uns.ac.id/files/2011/02/bab-ii.pdf

Yudistira, P. (n.d.). Persamaan Diferensial Orde N. SCRIBD.

https://id.scribd.com/doc/58150098/Persamaan-Diferensial-

Orde-n

Zdz0DLWp6C, A. (n.d.). Persamaan Diferensian Orde 2. SCRIBD.

https://id.scribd.com/document/360225310/Persamaan-

Diferensian-Orde-2