Analisis Persamaan & Perbedaan Kode Etik bidan Nasional dan Internasional
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
7 -
download
0
Transcript of Analisis Persamaan & Perbedaan Kode Etik bidan Nasional dan Internasional
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Bidan merupakan salah satu tenaga kesehatan 4ang
memiliki posisi penting dan strategis terutama dalam
penurunan angka Kematian Ibu (AKI) dan angka kesakitan
dan kematian Bayi (AKB)
Di Indonesia terdapat peraturan yang mengatur segala
kegiatan profesi bidan yang disebut dengan Kode Etik
Bidan Indonesia yang dibuat oleh IBI (Ikatan Bidan
Indoensia). Kode Etik Bidan adalah suatu hal yang
penting untuk mengatur dan menjadi tuntunan bidan dalam
menjalanka profesinya.
Ada Kode Etik Bidan Indonesia, ada pula Kode Etik
Bidan Internasional yang berlaku secara Internasional
yang dibuat oleh ICM (Internastional Confederation of
Midwifes).
Kode Etik Profesi memiliki karakteristik khusus bagi
setiap profesi. Ini berarti standar profesi harus
sesuai dengan standar yang sudah dibuat dan di
berlakukan.
Dari keduanya tedapat persamaan dan perbedaan. Saya
dalam makalah ini akan mengupas perbedaan dan persamaan
dengan cara menganalisis setiap Bab dan Point dari
masing-masing Kode Etik Bidan Indonesia (Nasional)
dengan Kode Etik Bidan Internasional.ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN
INTERNASIONAL | 1
1.2 Rumusan masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Bidan?
b. Bagaimana Isi Kode Etik Bidan Indonesia?
c. Bagaimana Isi Kode Etik Bidan Internasional?
d. Bagaimana persamaan antara Kode Etik Bidan
Nasional dengan Internasional?
e. Bagaimana perbedaan antara Kode Etik Bidan
Nasional dengan Internasional?
1.3 Tujuan
a. Untuk mengetahui Isi Kode etik Bidan Indonesia?
b. Untuk mengetahui Isi Kode Etik Bidan
Internasional?
c. Untuk mengetahui persamaan antara Kode Etik Bidan
Nasional dengan Internasional?
d. Untuk mengetahui Perbedaan antara Kode Etik Bidan
Nasional dengan Internasional?
ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN
INTERNASIONAL | 2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Bidan
Bidan adalah seseorang yang telah menjalan program
pendidikan bidan, yang diakui oleh negara tempat ia
tinggal, dan telah berhasil menyelesaikan studi terkait
kebidanan serta memenuhi persyaratan untuk terdaftar
dan/atau memiliki izin izin formal untuk praktik bidan.
ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN
INTERNASIONAL | 3
Bidan dikenal sebagai profesional yang bertanggung
jawab yang bekerja sebagai mitra perempuan dalam
memberikan dukungan yang diperlukan, asuhan dan sasaran
selama kehamilan, periode persalinan dan postpartum,
melakukan pertolongan persalinan dibawah tanggung
jawabnya sendiri, serta memberikan perawatan pada bayi
baru lahir dan bayi. Asuhan ini termasuk tindakan
pencegahan , promosi persalinan normal, deteksi
komplikasi pada ibu dan anaknya, akses untuk perawatan
medis atau pertolongan semestinya lainnya, serta
pemberian tindakan kedaruratan.
2.2 Pengertian Kode Etik
Kode etik adalah norma-norma yanh garus diindahkan
olehs etiap profesi dalam melaksanakan tugas
profesinya dan hidupnya di masyarakat.norma
tersebut berisi petunjuk bagi anggota profesi
tetntang begaimana mereka harus menjalankan
profesinya dan larangan, yaitu ketentuan tentang
apa yang boleh dan tidak bolehdiperbuat atau
dilaksanakan oleh anggota profesi, tidak saja dalam
menjalankan tugas profesinya, melainkan juga
menyangkut tingkah laku pada umumnya dalam
pergaulan sehari-hari di dalam masyarakat (Mustika,
2009)
ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN
INTERNASIONAL | 4
Kode etik merupakan suatu ciri profesi yang
bersumber dari nilai&nilai internal dan eksternal
suatu disiplin ilmu dan merupakan pernyataan
komprehensif suatu profesi yang memberikan tuntunan
bagi anggota dalam melaksanakan pengabdian profesi.
.
2.3 Kode Etik Bidan Indonesia
Bab 1 : Kewajiban Bidan terhadap Klien dan
Masyarakat
1) Setiap bidan senantiasa menjunjung tinggi,
menghayati, dan mengamalkan sumpah sumpah
jabatannya dalam melaksanakan tugas
pengabdiannya.
2) Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya,
menjungjung tinggi harkat dan martabat
kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan
3) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya,
senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan
tanggung jawabnya sesuai dengan kebutuhan klien,
keluarga dan masyarakat
4) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya,
mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak
klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat.
ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN
INTERNASIONAL | 5
5) Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya,
senantiasa mendahulukan kepentingan klien,
keluarga dan masyarakat dengan identitas yang
sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan
kemampuan yang dimilikinya.
6) Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang
serasi dalam hubungan pelaksanaan tugasnya,
dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk
meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.
Bab 2 : Kewajiban Bidan terhadap Tugasnya
1. Setiap bidan senantiasa memberi pelayanan
paripurna terhadap klien, keluarga dan masyarakat
sesuai dengan kemampuan profesi yang dimilikinya
berdasarkan pada kebutuhan klien, keluarga dan
masyarakat
2. Setiap bidan berhak memberi pertolongan dan
mempunyai kewenangan dalam mengambil keputusan
dalam tugasnya, termasuk keputusan mengadakan
konsultasi dan/atau rujukan.
3. Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan keterangan
yang dapat dan/atau dipercayakan kepadanya,ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN
INTERNASIONAL | 6
kecuali jika diminta oleh pengadilan atau
diperlukan sehubungan dengan kepentingan klien.
Bab 3 :Kewajiban Bidan terhadap Sejawat dan Tenaga
Kesehatan Lainnya
1. Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan teman
sejawatnya untuk menciptakan suasana kerja yang
serasi
2. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya harus
saling menghormati baik terhadap sejawatnya maupun
tenaga kesehatan lainnya.
Bab 4 : Kewajiban Bidan terhadap Profesinya
1. Setiap bidan harus menjaga nama baik dan
menjunjunng tinggi citra profesinya dengan
menampilkan keperibadian yang tinggi dan memberi
pelayanan yang bermutu kepada masyarakat.
2. Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan diri
dan meningkatkan kemampuan profesinya sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
3. Setiap bidan senantiasa berperan serta dalam
kegiatan penelitian dan kegiatan sejenisnya yang
dapat meningkatkan mutu dan citra profesinya.
ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN
INTERNASIONAL | 7
Bab 5 : Kewajiban Bidan terhadap diri sendiri
1) Setiap bidan harus memelihara kesehatannya agar
dapat melaksanakan tugas profesinya dengan baik.
2) Setiap bidan harus berusaha terus-menerus untuk
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sesuai
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
Bab 6 : Kewajiban Bidan Terhadap Pemerintah, Nusa,
Bangsa, & Tanah Air
1. Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya,
senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan
pemerintah dalam bidang kesehatan, khususnya dalam
pelayanan KIA/KB dan kesehatan keluarga dan
masyarakat.
2. Setiap bidan melalui profesinya, berpartisipasi
dan menyumbangkan pemikirannya kepada pemerintah
untuk meningkatkan mutu jangkauan pelayanan
kesehatan terutama pelayanan KIA/KB dan kesehatan
keluarga.
Bab VII : Penutup
Setiap bidan dalam melaksanakan tugassnya sehari-hari,
senantiasa mengahayati dan mengamalkan kode etik bidan
Indonesia.
ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN
INTERNASIONAL | 8
2.4 Kode Etik Bidan Internasional
Kode etik bidan Internasional menghargai perempuan
berdasarkan HAM, mencari keadilan bagi semua dalam
memperoleh akses terhadap pelayanan kesehatan, dan
didasarkan atas hubungan yang saling menguntungkan
dengan penuh hormat, saling percaya dan bermartabat
bagi seluruh anggota masyarakat. Operasionalisasi kode
etik kebidanan meliputi hubungan dengan perempuan
sebagai klien, praktik kewajiban profesi, peningkatan
pengetahuan dan praktik kebidanan.
1. Hubungan perempuan dengan klien
Bidan menghormati hak pilih perempuan berdasarkan
pada informasi dan meningkatkan penerimaan
tanggung jawab perempuan atas hasil dan
pilihannya.
Bidan bekerja dengan perempuan, mendukung hak
mereka untuk berpartisipasi aktif dalam
memutuskan pelayanan bagi diri mereka dan
kesehatan perempuan serta keluarganya
dimasyarakat.
ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN
INTERNASIONAL | 9
Bidan bekerja sma dengan perempuan, pemerintah,
dan lembaga donor untuk menilai kebutuhan
perempuan terhadap pelayanan kesehatan serta
menjamin pengalokasian sumber daya secara adil
dengan mempertimbangkan prioritas dan
ketersediaan.
Bidan dalam profesinya, mendukung dan saling
membantu dengan yang lain dan secara aktif
menjaga diri dan martabat mereka sendiri.
Bidan bekerja sama dengan profesi kesehatan lain,
berkonsultasi, dan melakukan rujukan bila
perempuan memerlukan asuhan di luar kompetensi
bidan
Bidan mengenali adanya saling ketergantungan
dalam memberi pelayanan dan secara aktif
memecahkan konflik yang ada.
Bidan berkewajiban atas diri mereka sebagai
manusia bermoral termasuk tugas untuk menghormati
diri sendiri dan menjaga nama baik.
2. Praktik Kebidanan
Bidan memberi asuhan kepada ibu dan keluarga dan
keluarga yang mengasuh anak, disertai sikap
meghormati keberagaman budaya dan berupaya untuk
menghilangkan praktik yang berbahaya.
ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN
INTERNASIONAL | 10
Bidan memberi harapan nyata suatu persalinan
terhadap ibu dimasyarakat, dengan maksud minimal
tidak ada ibu yang menderita akibat konsefsi atau
persalinan.
Bdian harus menerapkan pengetahuan profesi, untuk
menjalin persalinan yang aman.
Bidan merespon kebutuhan psikolog,fisik,emosi,dan
spiritual Ibu yang mencari pelayanan kesehatan,
apapun kondisinya.
Bidan bertindak sebgaia role model (panutan)
dalam promosi kesehatan untuk ibu sepanjang
siklus hidupnya,keluarga,dan profesi kesehatan
lain.
Bidan secara aktif meningkatkan kemampuan
intelektual dan profesi sepanjang karir kebidanan
dan memadukan peningkatan tersebut kedalam
praktik mereka.
3. Kewajiban Profesi Bidan
Bidan menjamin kerahasiaan informasi klien dan
bertindak bijaksana dalam menyebarkan informasi
tersebut.
Bidan bertanggung jawab atas keputusan dan
tindakan mereka berdasarlkan hasil asuhan bagi
ibu.
ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN
INTERNASIONAL | 11
Bidan diperkenankan untuk menolak berpartisipasi
dalam kegiatan yang bertentangan dengan moral ;
akan tetapi bidan perlu menumbuhkan kesadaran
individu untuk tidak mengabaikan pelayanan
kesehatan esensial bagi ibu
Bidan memahami akibat buruk pelanggaran etik dan
hak asasi manusia (HAM) bagi kesehatan Ibu dan
Anak dan menghindari pelanggaran ini.
Bidan berpartisipasi dalam pembangunan dan
pelaksanaan kesehatan yang mempromosikan
kesehatan Ibu dan keluarga yang mengasuh anak.
4. Peningkatan dan Pengetahuan dan Praktik Kebidanan.
Bidan menjamin bahwa peningkatan pengetahuan
kebidanan dilandasi oleh aktifitas yang
melindungi hak wanita sebagai manusia.
Bidan mengembangkan dan berbagi pengetahuan
melalui berbagai proses seperti peer preview dan
penelitian.
Bidan berpartisipasi dalam pendidikan formal
mahasiswa kebidanan dan bidan.
ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN
INTERNASIONAL | 12
BAB III
ANALISIS
Analisis Persamaan dan Perbedaan Kode
Etik Bidan Nasional dan Internasional
A. Persamaan Kode Etik Bidan Nasional &
Internasional
1.) Kode Etik Bidan Nasional
Pada Bab 1 point 3 “Bidan dalam melakukan tugasnya, harus
memberi pelayanan yang optimal kepada siapa saja dengan tidak
membedakan pangkat, kedudukan, golongan, bangsa dan negara”
Maksudnya adalah setiap bidan dimanapun berada dan
ditempatkan harus memberikan pelayanan yang maksimal
dan optimal kepada setiap klien dan pasien dariANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN
INTERNASIONAL | 13
berbagai golongan , selalu mengutamakan hak pasien
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dari bidan
tanpa diganggu dengan kegiatan bidan yang lain.
Pelayanan kesehatan yang diberikan bidan juga harus
sesuai dengan standar kompetensi yang sudah ada. ini
seperti yang tertera dalam
Sesuai dengan :
o Filosofi Kebidanan no.3 “Bidan meyakini setiap individu
berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang aman dan
memuaskan sesuai dengan kebutuhan mausia dan perbedaan
budaya, setiap individu berhak untuk menetukan nasibnya
sendiri, mendapat informasi yang cukup, dan berperan di segala
aspek pemeliharaan kesehatannya.”
o Informed Choice keputusan yang dibuat setelah
melalui pertimbangan matang terhadap bukti-bukti
ilmiah yang relevan. Keputusan ini dipengaruhi
oleh lingkungan , keyakinan dan pengalaman orang
tersebut. Bidan dalam hal ini ikut andil dalam
menginformasikan ke klien.
Kode etik bidan Internasional Bidan
No. 1 point a “menghormati hak pilih perempuan berdasarkan
pada informasi dan meningkatkan penerimaan tanggung jawab
perempuan atas hasil dan pilihannya” yaitu Bidan selalu
menghormati hak pilih kliennya yaitu perempuanANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN
INTERNASIONAL | 14
berdasarkan pada informasi yang Bidan informasikan
tentang pelayanan apa yang aka dipilih dan melakukan
“Informed choice” untuk membantu klien dalam
menentukan pilihan dengan meningkatkan rasa tanggung
jawab pada resiko klien atas pilihannya yang
terbaik. Sesuai dengan :
o Hak Pasien
Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan
sesuai dengan profesi bidan tanpa diskriminasi.
Pasien berhak memperoleh asuhan kebidanan sesuai
dengan profesi bidan tanpa diskriminasi.
Jadi setiap bidan menghormati hak pilih dan hak
Informed Choice klien dalam menentukan pelayanan
kebidanan apa yang akan mereka pilih dalam menunjang
kehidupannya. Dan bidan sebelumnya wjaib
menginformasikan tentang apa saja jenis pelayanan
dan resiko yang akan didapat oleh klien. Bidan juga
membantu pasien dalam memilihnya.
2) Kode Etik Bidan Nasional
Bab I point 2 yang berbunyii “Setiap bidan dalam
menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan
martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra bidan”
yaitu Bidan sebagai profesi memiliki nilai-nilai
pengabdian yang sangat esensial, yaitu bahwa jasaANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN
INTERNASIONAL | 15
yang diberikan kepada kliennya adalah suatu
kebijakan sosial, karena masyarakat akan merasa
sangat dirugikan atas ketidakhadiran bidan.
Pengabdian dan pelayanan bidan adalah dorongan hati
nurani yang tidak mendahulukan balas jasa. Terdapat
pula dalam Bab IV point 1 “Setiap bidan harus menjaga nama
baik dan menjunjunng tinggi citra profesinya dengan menampilkan
keperibadian yang tinggi dan memberi pelayanan yang bermutu
kepada masyarakat.”
Kode Etik Internasional
No 1 point d “ Bidan dalam profesinya mendukung dan saling
membantu dengan yang lain dan secara aktif menjaga diri dan
martabat mereka sendiri” yaitu bidan dalam menjalankan
profesinya sebagai bidan (tenaga kesehatan) yang
membantu ibu bersalin saling membantu & memberikan
dukungan kepada sesama profesi bidan dengan tidak
saling bersikap menjatuhkan satu sama lain. Bidan
juga seacra aktif menjada diri dan harga diri
(martabat) mereka sendiri. Menjada penilaian klien
terhadap bidan dengan memberikan pelayanan yang
maksimal sesuai dengan standar dan kompetensi bidan.
Terdapat juga dalam No. 1 point g “Bidan Berkewajiban
atas diri mereka sebagai manusia bermoral, termasuk tugas untuk
menghormati diri sendiri, dan menjaga nama baik.” Artinya BidanANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN
INTERNASIONAL | 16
mempunya kewajiban atas sikap , tingkah dan sifat
mereka sebagaimana manusia yang memiliki moral
termasuk dalam bersikap dan bertingkah untuk
menghargai & menghormati diri sendiri, tidak
melakukan hal yang dapat membuat harga diri seorang
bidan jatuh.
Jadi dalam kode etik bidan nasional maupun
internasional sama-sama mewajibkan menjaga image
dari pihak luar atau masyarakat mencegah orang luar
memandang rendah atau remeh suatu profesi. Oleh
karena itu setiap kode etik suatu profesi akan
melarang berbagai bentuk tindak tanduk atau kelakuan
anggota profesi yang dapat mencemarkan nama baik
profesi di dunia luar. Dari segi ini kode etik juga
disebut kode kehormatan.
3) Kode Etik Bidan Nasional
Bab 2 point b “Setiap bidan berhak memberi pertolongan dan
mempunyai kewenangan dalam mengambil keputusan dalam
tugasnya, termasuk keputusan mengadakan konsultasi dan/atau
rujukan” yaitu bidan berhak membantu persalinan
dirumah sendiri, dipuskesmas, dirumah sakit, dan
partus luar sesuai sebagaimana bidan bertugas pada
waktu yang dimaksud (kejadian). Bidan juga mempunyai
kewajiban untuk mengadakan pelayanan konsultasiANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN
INTERNASIONAL | 17
terhadap ibu, bayi, dan KB sesuai dengan
wewenangnya. Dan bidan juga mempunyai kewenangan
untuk merujuk atau berkolaborasi dengan tenaga medis
lain dalam kasus yang tak bisa ditangani atau
membutuhkan fasilitas yang lebih lengkap dari yang
dia punya.
Sesuai dengan :
o Permenkes No. 5380/IX/1963 (Konsep kebidanan :
Hal.13) yang menyatakan bahwa wewenang bidan
terbatas pada pertolongan persalinan normal
secara mandiri. Sudah sangat jelas dalam
permenkes ditegaskan bahwa Bidan hanya
diperbolehkan untuk membantu persalinan yang
normal, jika diluar wewenang bidan maka bidan
wajib melakukan rujukan atau kolaborasi. Ini juga
sesuai dengan
o Peran Bidan (Dalam Konsep Kebidanan : hal 38)
yaitu Peran sebagai Pelaksana. Terdapat tugas :
a Tugas Mandiri (Independen)
b Tugas Kolaborasi (Interdependen)
c Tugas Rujukan (Dependen)
Dimana dalam penjelasan tersebut dijelaskan
pelayanan apa saja yang boleh diberikan bidan dan
pelayanan apa saja yang diluar kewenangan bidan
ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN
INTERNASIONAL | 18
sehingga harus melakukan tugas kolaborasi maupun
rujukan.
o Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor Hk.02.02/Menkes/149/2010 Tentang Izin Dan
Penyelenggaraan Prakik Bidan BAB III
Penyelenggaraan Praktik Pasal 18 point b “Merujuk
kasus yang tidak dapat ditangani dengan tepat waktu”
Kode Etik Bidan Internasional
No. 1 point e “Bidan bekerja sama dengan profesi kesehatan
yang lain, berkonsultasi , dan melakukan rujukan bila perempuan
melakukan asuhan diluar kompetensi bidan” artinya bidan
siap menghubungi profesii kesehatan lain jika ada
kasus yang diluar kewenangan bidan ataupun memiliki
klien yang mempunyai permasalahan yang bukan
termasuk kompetensi bidan. Pada kasus ini bidan
wajib melakukan rujukan, ada point lain yang
menjelaskan tentang “rujukan” terdapat pula pada No.
1 point f “Bidan mengenali adanya saling ketergantungan dalam
memberi pelayanan dan secara aktif memecahkan konflik yang ada.”
Yaitu Bidan harus mampu melakukan rujukan/kolaborasi
disaat yang tepat dengan cepat untuk menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi. Ketepatan dan kecepatan
ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN
INTERNASIONAL | 19
dalam mengambil keputusan sangat berperan penting
dalam memilih tindakan.
Jadi dalam Kode etik nasional maupun
internasional sama-sama mewajibkan bidan agar
merujuk kasus patologis atau yang diluar kewenangan.
4) Kode Etik Bidan Nasional
pada Bab 2 point c “Setiap bidan harus menjamin kerahasiaan
keterangan yang dapat dan/atau dipercayakan kepadanya, kecuali
jika diminta oleh pengadilan atau diperlukan sehubungan dengan
kepentingan klien” bahwa sangatlah penting bagi seorang
bidan (tenaga medis) menjaga kerahasiaan hasil
pemeriksaan pasien. Menjadi haram bagi bidan untuk
membuka rahasia klien kepada yang tidak diminta dan
bukan urusan pengadilan.
Sesuai dengan :
o Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 1996 Tentang
Tenaga Kesehatan Bab V Pasal 22 yang berbunyi :
1) Bagi tenaga kesehatan jenis tertentu dalam
menjalankan tugas profesinya berkewajiban
untuk
a. Menghormati hak pasien;
b. Menjaga kerahasiaan identitas dan data
kesehatan pribadi pasien;
ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN
INTERNASIONAL | 20
c. Memberikan informasi yang berkaitan dengan
kondisi dan tindakan yang dilakukan.
d. Diminta persetujuan terhadap tindakan yang
akan dilakukan
e. Membuat dan memelihara rekam medis.
Kode Etik Bidan Intenasional
No. 3 point a “Bidan menjamin kerahasiaan informasi klien dan
bertindak bijaksana dalam menyebarkan informasi tersebut” Bidan
menjamin akan kerahasiaan hasil pemeriksaan pasien,
hasil keseluruhan keadaan pasien ini juga didukung
dalam :
o Kewajiban Bidan “Bidan wajib merahasiakan segala
sesuatu yang diketahuinya tentang seorang
pasien”.
Bidan juga harus bersikap bijaksana dalam
menyebar luaskan informasi tersebut sesuai dengan
kepentingan pengadilan dan kepentingan
pemberitahuan tentang “penyakit menular” jika klien
mempunyai penyakit menular yang wajib diberitahukan
pada keluarga untuk mencegah atau memotong mata
rantai penularan hanya pada klien. Ini semua demi
kebaikan klien dan keluarganya.
Jadi pada intinya di Kode etik nasional dan
internasional sama-sama mewajibkan Bidan agarANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN
INTERNASIONAL | 21
merahasiakan rahasia tentang hasil pemeriksaan
keadaan klien atau apapun mengenai diri klien
terkecuali mengenak Penyakit menular dan
kepentingan pengadilan.
5) Kode Etik Bidan Nasional
Bab IV point 2 “Setiap bidan harus senantiasa mengembangkan
diri dan meningkatkan kemampuan profesinya sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi” Seorang bidan
senantiasa mengembangakn pengetahuannya untuk
menunjang profesinya, agar sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan untuk dipadukan dengan
praktik dan menggunakan teknologi kebidanan yang
modern. Dan juga terdapat pada Bab IV point 3 “Setiap
bidan senantiasa berperan serta dalam kegiatan penelitian dan
kegiatan sejenisnya yang dapat meningkatkan mutu dan citra
profesinya” yaitu Bidan diharuskan ikut serta dalam
kegiatan penelitian suatu kejadian atau kasus baru
dalam ruang lingkup kebidanan dan ataupun kegiatan
semacam Seminar dan pelatihan guna meninjau sejauh
mana pengetahuannya agar bisa mengikuti perkembangan
pengetahuan kebidanan. Sesuai dengan :
o UU. No 23/92 Tentang Kesehatan kewajiban Bidan
untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, ini
tercantum dalam pasal 28 ayat (1) dan pasal 52 e,ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN
INTERNASIONAL | 22
yang diselenggarakan oleh organisasi profesi dan
lembaga laiin yang terakreditasi.
o Kewajiban Bidan ”Bidan wajib mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
menambah ilmu pengetahuannya melalui pendidikan
formal atau non formal”.
o Peran Bidan sebagai Peneliti. Agar dapat
menjalankan perannya dengan baik, bidan dituntut
untuk senantiasa memperbarui ilmunya dengan
mengikuti perkembangan ilmu kebidanan sehingga
dapat memberi perawatan berdasarkan fakta ilmiah
(evidence-based). Caranya :
Membaca Jurnal penelitian.
Mengikuti berbagai seminar atau pelatihan
Berpartisipasi dalam penelitian ilmiah.
Kode Etik Bidan Internasional
No. 4 point b “Bidan mengembangkan dan berbagi
pengetahuan melalui berbagai proses, seperti peer review dan
penelitian” yaitu bidan wajib mengembangakan
pengetahuan kebidanan dan berbagi pengetahuan
kebidanan melalui peninjauan kembali teori praktik
terdahulu , apakah sudah sesuai dengan perkembangan
teknologi dan pengetahuan kebidanan atau belum, dan
melakukan penilitian (wajib minimal melakukan 1
penelitian) untuk menemukan teori kebidanan yangANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN
INTERNASIONAL | 23
baru dan sesuai dengan perkembangan teknologi &
pengetahuan.
Jadi, dalam kode etik nasional dan
internasional sama-sama mewajibkan seorang Bidan
untuk berusaha meningkatkan pengetahuan melalui
berbagai cara. Sudah sangat jelas bahwa penelitian
dan bukan lagi merupakan pilihan, namun tanggung
jawab etik bidan.
6) Kode Etik Bidan Nasional
Bab 1 Point 4 “Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya,
mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak klien dan
menghormati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat” Setiap
bidan harus mengutamakan kepentingan klien, pilihan
menjadi bidan berarti kita siap jiwa & raga untuk
mengabdi kepada masyarakat dan klien. Maka dari itu
apapun keadaan kita dan bagaimanapun kondisi kita,
kita dituntut untuk selalu mengutamakan kepentingan
klien yang membutuhkan kita. Dan Bidan harus
menghormati nilai-nilai atau norma yang berlaku di
masyarakat. Bidan harus bisa menyesuaikan diri
dengan lingkungan tersebut.
Kode etik bidan internasional ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN
INTERNASIONAL | 24
Bidan No. 1 point a “menghormati hak pilih perempuan
berdasarkan pada informasi dan meningkatkan penerimaan
tanggung jawab perempuan atas hasil dan pilihannya” Bidan
selalu menghormati hak pilih kliennya yaitu
perempuan berdasarkan pada informasi yang Bidan
informasikan tentang pelayanan apa yang akan dipilih
dan melakukan “Inform choice” untuk membantu klien
dalam menentukan pilihan dengan meningkatkan rasa
tanggung jawab pada resiko klien atas pilihannya
yang terbaik. Dan terdapat pula pada No. 2 point a
“Bidan memberi asuhan kepada ibu dan keluarga dan keluarga yang
mengasuh anak, disertai sikap menghormati keberagaman budaya
dan berupaya untuk menghilangkan praktik yang berbahaya.” Yaitu
Bidan dalam melaksanakan tugas profesinya selain
memberikan asuhak kepada Ibu atau perempuan, bidan
juga memberikan asuhan kepada Keluarga yang sedang
mengasuh anak, memberitahu kepada Ibu dan Keluarga
bagaimana caranya menjadi Ibu dan keluarga yang
baik, yang bisa mengasuh anak dalam keluarganya
dengan cara yang tidak melanggar budaya atau nilai-
nilai yang berlaku dalam masyarakat desa setempat.
Seperti : Disuatu desa tidak mengizinkan Ibu Hamil
keluar rumah setelah maghrib, karena berbahaya dan
melanggar norma sosial. Maka bidan desa disana tidak
mengadakan acara seperti penyuluhan, sosialisasi
ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN
INTERNASIONAL | 25
atau apapun setelah maghrib. Bidan harus bisa
menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Jadi dalam kode etik bidan nasional dan
internasional sama-sama menghormati nilai-nilai atau
budaya yang berlaku dimasyarakat, menghormati hak
klien serta mendahulukan kepentingan klien dan
pasien.
7) Kode Etik Bidan Nasional
Bab I point 6 “Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana
yang serasi dalam hubungan pelaksanaan tugasnya, dengan
mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat
kesehatannya secara optimal.” Bidan juga mengadakan acara-
acara sosial desa yang dapat mendorong hasrat
masyarakat dalam berpartisipasi dalam kegiatan yang
bertujuan untuk meningkatkan deraja kesehatan. Dalam
hal ini bidan dituntut untuk menciptakan suasana
serasi, nyaman, dan dapat menimbulkan umpan-balik
dari masyarakat maupun dari bidan itu sendiri,
sehingga masyarakat dapat percaya dan lebih mudah
untuk mengajak masyarakat berpartisipasi dalam
berbagai kegiatan yang bermanfaat bagi kesehatan.
Kode Etik Bidan Intenasional
No. 3 point e yang berisi “Bidan berpartisipasi dalam
pembangunan dan pelaksanaan kesehatan yang mempromosikanANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN
INTERNASIONAL | 26
kesehtaan Ibu dan Keluarga yang mengasuh anak.” Dalam kode
etik intenasional juga mewajibkan bidan dalam
berpartisipasi aktif dalam pembangunan dan
pelaksanaan kesehatan dengan mempromosikan kesehatan
Ibu dan keluarga yang mengasuh anak. Cara promosi
kesehatan bisa dengan cara seminar-seminar,
sosialisasi ataupun penyuluhan ditingkat desa.
Dengan cara seperti ini, bidan bisa dengan leluasa
mempromosikan kesehtan kepada masyarakat desa dengan
sasaran khusus Ibu dan Keluarga yang mengasuh anak
dan umumnya seluruh masyarakat desa.
Jadi dalam kode etik bidan nasional dan bidan
Internasional sama-sama mewajibkan setiap bisan
untuk menjaga hubungan yang serasi dan silaturahmi
dengan teman sejawatnya dengan saling menghargai,
menghormati , membantu dna mensupport satu sama
lain.
8) Kode Etik Bidan Nasional
Bab III point 1 “Setiap bidan harus menjalin hubungan dengan
teman sejawatnya untuk menciptakan suasana kerja yang serasi”
maskdunya Setiap bidan harus menjalin hubungan yang
baik dengan teman se-profesinya agar hubungan
kerjasama dalam lintas program terjalin dengan
serasi dan baik. Bidan dengan teman sejawatnya harusANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN
INTERNASIONAL | 27
berinteraksi dengan baik, menjaga silaturahmi dan
menjaga kekompakkan agar selalu berjalan beriringan
dan saling membantu, saling mendukung dan memberi
support satu sama lain.
Kode Etik Bidan Internasional
No. 1 point d “Bidan dalam profesinya, mendukung dan saling
membantu dengan yang lain dan secara aktif menjaga diri dan
martabat mereka sendiri” yaitu Bidan dalam profesinya
mendukung satu sama lain sesama profesi dan saling
membantu dalam menjalankan tugasnya, karena bidan
juga manusia biasa yang membutuhkan bantuan dari
oranglain. Dan secara aktif dengan menunjukkan
sikap, tingkah laku dan sifat untuk menjaga diri dan
martabat (harga diri) mereka sendiri.
A. Perbedaan Kode Etik Bidan Nasional dan
Kode Etik Bidan Internasional
1) Kode etik bidan Internasional
No. 1 point c “Bidan bekerja dengan
perempuan,pemerintah,dan lembaga donor untuk menilai kebutuhan
perempuan terhadap pelayanan kesehatan serta menjamin
pengalokasian sumber daya secara adil dengan mempertimbangkan
prioritas dan ketersediaan.” yaitu Bidan bekerja dengan
perempuan, dan pemerintah dan lembaga donor. Lembaga
ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN
INTERNASIONAL | 28
donor disini bekerja sama dalam memenuhi kebutuhan
perempuan disuatu desa yang membutuhkan terhadap
bidan dalam memenuhi pelayanan kebidanan. Bidan
dapat belajar membuat sebuah proposal untuk diajukan
pada suatu organisasi lintas sektoral untuk membantu
masalah yang dihadapi desa. Dan mengatur
pengalokasian sumber daya yang diterima dari bantuan
secara adil dengan prioritas utama yang diunggulkan.
Artinya adil disini adalah daerah mana yang paling
membutuhkan dialah yang paling menjadi prioritas,
serta menyiapkan ketersediaan bantuan yang didapat
dari bantuan.
Di Indonesia, sistem kerjasama bidan dengan
Lintas Sektoral maupun tidak belum begitu
berkembang, karena pada dasarnya di Indonesia lebih
mementingkan bagaimana bidan bermitra dengan tenaga
kesehatan lainnya. Namun secara Internasional kerja
sama bidan yang semaacam ini sudah sangat berkembang
dan sudah menjadi kegiatan dari seorang bidan.
Jika ini diberlakukan di Indonesia, maka bidan
indonesia akan semakin berkembang pengetahuan.
2) Kode etik bidan internasional
ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN
INTERNASIONAL | 29
No. 4 point c “Bidan berpartisipasi dalam pendidikan formal
mahasiswa kebidanan dan bidan.” Yang dimaksud adalah
Bidan di luar negeri sudah menerapkan sistem
tanggung jawab bagi setiap kepala ruangan di rumah
sakit-rumah sakit. Misalnya ada beberapa mahasiswa
yang magang / PKL di suatu RS Bersalin, dan mereka
mendapatkan ruangan masing-masing (seperti : ruang
Nifas, ruang VK) maka kepala ditiap ruangan
tersebut bertanggung jawab penuh atas mahasiswa
yang berada diruangannya masing-masing. Kepala
ruangan harus bisa membimbing mahasiswa sampai
mengerti & mahir benar dalam melakukan tindakan.
Ini diberlakukan untuk Bidan yang baru lulus dan
magang di RS atau RB dan untuk mahasiswa kebidanan
yang sedang PKL.
3) Kode Etik Bidan Nasional
Bab VI point a “Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya
senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan dan pemerintah
dalam bidang kesehatan, khususnya dalam pelayanan KIA/KB dan
kesehatan keluarga dan masyarakat.” Bidan indonesia
diwajibkan untuk melaksanakan ketentuan tugasnya
dalam membina pelayanan Keselamatan Ibu dan Anak
dan/atau Keluarga Berencana dan kesehatan
keluarga. Di Indonesia diterapkan KB untuk “2 anak
ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN
INTERNASIONAL | 30
lebih baik” sedangkan Internasional belum atau
tidak ada ketentuan seperti ini.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Etik merupakan suatu pertimbangan yang sistematis
tentang perilaku benar atau salah, kebajikan atau
kejahatan yang berhubungan dengan perilaku.
Pelayanan kebidanan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari pelayanan kesehatan. Pelayanan
kebidanan tergantung bagaimana struktur social budaya
masyarakat dan termasuk kondisi social ekonomi, social
demografi.
Ada banyak persamaan antara kode etik bidan
nasional dan internasional secara garis besar
persamaannya adalah tentang bagaimana bidan bersikap
dalam memberikan pelayanannya, kewajibannya terhadap
diri sendiri dan dengan teman sejawatnya juga mengenaikANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN
INTERNASIONAL | 31
kewajiban bidan meningktakan pengetahuan dan teknologi
kekinian.
Perbedaan antara keduanya berupa tanggung jawab
kepala bidan di RS atau RB dalam menangani mahasiswa
dan bidan di RS atau RB dan kerjasama Bidan dengan
lembaga donor. Ini berlaku di Internasional, di
Indonesua belum ada.
Menurut kode etik bidan internasional adalah bidan
seharusnya meningkatkan pengetahuannya melalui berbagai
proses seperti dari pengalaman pelayanan kebidanan dan
dari riset kebidanan
4.2 Saran
Sikap etis profesional berarti bekerja sesuai
dengan standar, melaksanakan advokasi, keadaan tersebut
akan dapat memberi jaminan bagi keselamatan klien dan
pasien, penghormatan terhadap hak-hak pasen, akan
berdampak terhadap peningkatan kualitas asuhan
kebidanan
DAFTAR PUSTAKA
4) Soepardan, Suryani. 2008. Etika Kebidnaan & Hukum
Kesehatan. Jakarta : EGC.
ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN
INTERNASIONAL | 32
5) Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
Hk.02.02/Menkes/149/2010 Tentang Izin Dan
Penyelenggaraan Prakik Bidan
6) Permenkes No. 5380/IX/1963
7) Peraturan Pemerintah No 32 Tahun 1996 Tentang Tenaga
Kesehatan
8) UU No. 23/92 Tentang Kesehatan Kewajiban Bidan.
9) Soepardan, Suryani.2008. Konsep Kebidanan. Jakarta :
EGC.
Situs website :
http://www.academia.edu/5331634/
KEPUTUSAN_MENTERI_KESEHATAN_REPUBLIK_INDONESIA_NOMOR_36
9_MENKES_SK_III_2007_TENTANG
http://www.google.com
ANALISIS PERSAMAAN & PERBEDAAN KODE ETIK NASIONAL DAN
INTERNASIONAL | 33