MODUL PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER DISUSUN OLEH

83
MODUL PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER DISUSUN OLEH : TIM DOSEN STMIK KAPUTAMA STMIK KAPUTAMA BINJAI

Transcript of MODUL PRAKTIKUM JARINGAN KOMPUTER DISUSUN OLEH

MODUL PRAKTIKUM

JARINGAN KOMPUTER

DISUSUN OLEH :

TIM DOSEN STMIK KAPUTAMA

STMIK KAPUTAMA

BINJAI

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

i

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmatnya, yang telah

memberikan nikmat kesehatan serta kesempatan yang diberikan hingga dapat

menyelesaikan pembuatan modul praktikum Jaringan Komputer ini.

Modul ini disusun bertujuan untuk membantu para mahasiswa dalam mencari referensi

perkuliahan Jaringan Komputer, menggali bakat dan potensi serta menambah ilmu

pengetahuan.

Didalam modul ini tentunya tidak terlepas dari kesalahan dan kekurangan, maka dari itu

diharapkan mahasiswa agar dapat menambah referensi lain dari berbagai sumber.

Akhir kata semoga modul ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan bagi para pembaca yang

berminat pada umumnya. Atas Perhatiannya kami tim penyusun mengucapkan terima kasih.

Hormat Kami,

Tim Penyusun

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

ii

DAFTAR ISI

Halaman

Cover

Kata Pengantar .................................................................................................................................... i

Daftar Isi .............................................................................................................................................. ii

Pendahuluan ........................................................................................................................................ 1

Pertemuan Ke 1 Pengantar CPT dan Peer to peer ......................................................................... 2

Pertemuan Ke 2 Jaringan Client Server .......................................................................................... 8

Pertemuan Ke 3 DHCP Server ....................................................................................................... 10

Pertemuan Ke 4 Pengkabelan dan Implementasi pada LAN ..................................................... 16

Pertemuan Ke 5 Pengkabelan dan Implementasi pada LAN ..................................................... 16

Pertemuan Ke 6 DHCP Server Kombinasi ................................................................................... 25

Pertemuan Ke 7 Membuat Jaringan Laboratorium Pada Universitas ...................................... 26

Pertemuan Ke 8 Basic Configuration Cisco Router with Packet Tracer With CLI ................. 36

Pertemuan Ke 9 Routing Ciscoo Router for GUI dan CLI ....................................................... 47

Pertemuan Ke 10 Static Routing .................................................................................................... 58

Pertemuan Ke 11 Routing Dynamic-RIPv1dan v2 ..................................................................... 66

Pertemuan Ke 12 Konfigurasi Dasar VLAN Di Switch Cisco .................................................. 72

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

1

PENDAHULUAN

DESKRIPSI MATA KULIAH :

Mata kuliah Jaringan Komputer bertujuan agar mahasiswa belajar mengenai definisi

jaringan, perkembangan jaringan saat ini, kegunaan dan manfaat jaringan pada kehidupan

sehari-hati. Mahasiswa diharapkan mampu membuat sebuah topologi jaringan berbasis

Cisco dan mampu membuat jaringan bertopologi dengan menggunakan Subnetting.

TUJUAN UMUM :

1. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memberikan argumentasi cara-cara untuk

meningkatkan pengenalan & pemahaman tentang jaringan Komputer.

2. Mahasiswa mampu menjelaskan dan memahami tentang perangkat-perangkat

pembentuk jaringan.

3. Mahasiswa mampu memahami dan membuat media transmisi jaringan berupa kabel

UTP.

4. Mahasiswa mampu membuat sebuah jaringan Komputer.

5. Mahasiswa memahami dan mampu mengenali jenis-jenis topologi dalam jaringan

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

2

PERTEMUAN KE 1

Pengantar CPT dan Peer to peer

(90 Menit)

Tujuan pratikum :

Memahamin tentang procedur menghubungkan dua unit komputer/laptop, untuk hubungan

jaringan model peer to peer, jenis media transmisi adalah kabel dengan model kabel

crossover.

Alat dan Bahan :

1. PC

2. Aplikasi Simulasi /Cisco Paket Tracer

Materi :

Packet Tracer adalah simulator alat-alat jaringan Cisco yang sering digunakan sebagai

media pembelajaran dan pelatihan, dan juga dalam bidang penelitian simulasi jaringan

komputer. Program ini dibuat oleh Cisco Systems dan disediakan gratis untuk fakultas,

siswa dan alumni yang telah berpartisipasi di Cisco Networking Academy. Tujuan utama

Packet Tracer adalah untuk menyediakan alat bagi siswa dan pengajar agar dapat

memahami prinsip jaringan komputer dan juga membangun skill di bidang alat-alat

jaringan Cisco.

View on Aplication;

Gambar 1 : Tampilan Jendela Cisco Packet Tracer 5.3

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

3

a. Router

Gambar 2 : Router, pada bagian Router bisa dikliks aja,,,kemudian untuk pilihan-

pilihannya yang bisa digunakan sebelah kanan, penggunaannya bisa klik tahan dan tarik

ke lembar kerja…

Gambar 3 : Switch…bagian-bagian sudah mulai jelas ya..

c. Komputer

Gambar 4 : End Devices contohnya laptop, computer dan server…

d. Kabel

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

4

Gambar 5 : Connections / Kabel – (a) Kabel Otomatis, (b) Kabel Straight, (c) Kabel

Crossover

Langkah-langkah Pratikum :

1. Aktifkan program cisco packet tracer 5.3 atau 6.2 yang sudah Anda install sebelumnya. 2. Buatlah sebuah design jaringan seperti dibawah ini;

Gambar 1 : Peer to Peer

System

3. Model jaringan ini dapat Anda gunakan secara pribadi, misalnya; Anda ingin mengopy data teman yang size nya cukur besar, seperti program installer atau beberapa film terbaru , daripada menggunakan flashdisk, sangat disarankan untuk menggunakan kabel cross (kan sudah belajar jaringan ), untuk pembuatan kabel cross akan kita bahas pada pertemuan berikutnya.

4. Tahap selanjutnya adalah memberikan IP ADDRESS dan COMPUTER NAME 5. Untuk IP Address laptop 1, klik saja 2x pada laptop 1, dan akan muncul tampilan berikut ini;

Gambar 2 : Tampilan Kotak Dialog Properties

untuk Laptop 1

6. Pada tahap ini yang bisa kita lakukan adalah memberikan display name,

perhatikan pada gambar diatas yang diberi kotak merah…gantilah nama simulasi anda sesuai dengan yang diatas.

7. Tahap berikutnya untuk memberikan IP Address, perhatikan langkah berikut ini…

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

5

Gambar 3 :

Desktop 8. Tahap disini kita akan memberikan IP Address…klik tab desktop diatas dan klik pilihan IP

Configuration

Gambar 4 : IP

Configuration 9. Settinglah dan Rubahlah ip address dan subnet mask seperti gambar diatas. 10. Untuk basis /24 itu berarti subnet mask yang diberikan adalah 255.255.255.0 11. Jika sudah, lakukan hal yang sama pada pada laptop yang satunya lagi.

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

6

12. Setelah selesai mengkonfigurasi IP, lakukan pengetesan dengan mengirimkan data dengan cara PING melalui Command Prompt atau Simple PDU yang berada disebelah kanan…

a. Melalui Command Prompt

Gambar 5 : Command

Prompt

Klik pada pilihan command prompt pada laptop 1 lalu akan muncul seperti dibawah ini…

Gambar 6 : Command

Prompt Langkah awal adalah mengetikkan "ping 192.168.10.11" yang artinya laptop 1 akan mengirim data pada laptop 2, dan akan dibalas berupa keterangan reply yang menandakan bahwa kedua laptop tersebut sudah terkoneksi,,,jika tidak, maka akan muncul keterangan RTO atau Request

Time Out

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

7

b. Melalui PDU Gambar 7 : Melalui PDU

Langkahnya adalah…(1) klik icon surat pada tanda surat disebelah kanan. (2) klik laptop 1 yang akan menandakan adanya surat yang menempel pada laptop tersebut… (3) klik laptop 2 dan perhatikan pada (4) point no 4 dibawah, yang menandakan terhubung dengan keterangan successful…

Tugas :

cobalah design dan uji konektifitas sebuah jaringan peer to peer dengan design seperti berikut…

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

8

PERTEMUAN KE 2

Jaringan Client Server

(90 Menit)

Tujuan pratikum :

mempelajari dan membahas jaringan dengan model client – server

Alat dan Bahan :

a. 1 switch b. 4 komputer c. 1 server d. 5 Kabel Straight

Materi :

Jaringan Client-Server adalah jaringan di mana di dalam jaringan tersebut terdapat satu komputer

yang sudah didedikasikan untuk menjadi server (Dedicated-Server), dan komputer yang lainnya

bertindak sebagai klien

Perhatikan Gambar dibawah ini…

Gambar 1 : Client – Client Dalam tahapan ini atau gambar diatas masih belum bisa dikatakan sebuah jaringan client-server

menurut standart cisco, karena belum adanya Server…Tahap selanjutnya tinggal kita berikan sebuah Server…

Perhatikan Gambar selanjutnya dibawah ini…

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

9

Gambar 2 : Client Server

Nah, pada tahapan ini, sudah bisa dikatakan sebagai model jaringan Client server karena

telah memiliki server pada skema jaringan yang dibuat.

Langkah-langkah Pratikum :

1. Langkah selanjutnya silahkan Anda buat rancangan jaringan dengan skema jaringan client server diatas kemudian masukkan IP sesuai dengan konsep.

2. Setelah selesai uji konektivitas jaringan.

Tugas :

Buatlah Jaringan Client-Server dengan 1 Server dan 10 PC, Configurasikan dengan ketentuan ip

server menggunakan ip: 10.10.10.1, Pastikan semua perangkat bisa saling terkoneksi setelah

diconfigurasi!

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

10

PERTEMUAN KE 3

DHCP Server

(90 Menit)

Tujuan pratikum :

Memahami DHCP adalah protocol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk

memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan.

Alat dan Bahan :

a. 1 switch b. 4 komputer c. 1 server d. 5 Kabel

Materi :

DHCP adalah kepanjangan dari Dynamic Host Configuration Protocol. DHCP adalah

protocol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk memudahkan pengalokasian

alamat IP dalam satu jaringan. Sebuah jaringan local yang tidak menggunakan DHCP harus

memberikan alamat IP kepada semua komputer secara manual. Jika DHCP dipasang di

jaringan local, maka semua computer yang tersambung di jaringan akan mendapatkan alamat

IP secara otomatis dan server DHCP. Selain alamat IP, banyak parameter jaringan yang dapat

diberikan oleh DHCP, seperti default gateway dan DNS server. DHCP didefinisikan dalam RFC

2131 dan RFC 2132 yang dipublikasikan oleh Internet Engineering Task Force.

Cara Kerja DHCP??

Karena DHCP merupakan sebuah protocol yang menggunakan arsitektur client/server maka dalam DHCP

terdapat dua pihak yang terlibat, yakti DHCP Server dan DHCP Client.

- DHCP server merupakan sebuah mesin yang menjalankan layanan yang dapat

"menyewakan" alamat IP dan informasi TCP/IP lainnya kepada semua klien yang

memintanya. Beberapa system operasi jaringan seperti Windows NT Server, Windows

200 Server, Windows 2003 Server atau GNU/Linux memiliki layanan seperti ini.

- DHCP client merupakan mesin klien yang menjalankan perangkat lunak klien

DHCP yang memungkinkan mereka untuk berkomunikasi dengan DHCP Server.

Sebagian besar system operasi klien jaringan (Windows NT Workstation, Windows 200

Profesional, Windows XP, Windows Vista atau GNU/Linux) memiliki perangkat lunak

seperti ini.

Membuat Jaringan DHCP pada Kelas C

Kita asumsikan kita akan membuat lab kecil kurang lebih memiliki 6 PC dan plus DHCP server

itu sendiri. Hal pertama yang perlu kita ketahui dahulu untuk menentukan subnet mask yang akan

kita gunakan, berdasarkan table yang ada, lebih pasnya kalau kita memakai subnet mask

berbasis /29 yaitu

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

11

255.255.255.248, ini dapat mencakup maksimal 6 host yang dapat digunakan, perhatikan Tabel

dibawah ini;

Gambar 1 : Tabel Subnetting untuk Kelas C

Perhatikan gambar yang diberi tanda merah diatas, subnet mask berbasis /29 255.255.255.248

dapat menampung 8 host atau 6 komputer, karena 1 dipakai network dan 1 broadcast.

Missal kita akan memakai 4 client dan 1 server, yang 1 lagi akan kita pakai ip

addressnya untuk gateway pada router jika akan menghubungkannya dengan jaringan lainnya

atau interconnected network. Sebaiknya gateway untuk router adalah ip address yang terakhir.

Ip address yang dapat digunakan adalah…

192.168.0.1 --> Server

192.168.0.2 --> PC01

192.168.0.3 --> PC02

192.168.0.4 --> PC03

192.168.0.5 --> PC04

192.168.0.6 --> Gateway (Optional)

Ada 6 ip address…

Langkah-langkah Pratikum :

Oke, langsung saja, design sebuah jaringan network seperti dibawah ini…

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

12

Gambar 2 : Design Jaringan LAN biasa dengan 1 Server yang

menggunakan DHCP Langkah awal yang harus kita lakukan adalah mensetting DHCP pada server.

1. Klik 2x pada server

Gambar 3 : Langkah-langkah mengatur

DHCP

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

13

2. Oke :

a. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah (1) klik tab config

diatas b. Langkah berikutnya (2) klik tombol DHCP dikiri

c. Terus pada point no (3) atur gatewaynya seperti yang kita atur diatas menjadi

192.168.0.6 ini merupakan ip address terakhir dari subnet mask yang kita

miliki

d. Point (4) karena ip address 192.168.0.1 akan kita gunakan untuk server itu sendiri

secara manual, maka Start IP Address disini akan kita isi dengan 192.168.0.2 jangan

lupa subnet masknya dengan 255.255.255.248

e. Langkah ke (5) klik tombol save, maka secara otomatis akan memunculkan point (6)

f. Point (6) menjelaskan maksimal computer yang dapat ditampung oleh subnet mask

ini yaitu 5

3. Langkah berikutnya memberikan ip address manual pada Server.

Gambar 4 : ip address untuk Server

4. Berikutnya kita akan mengatur ip address untuk PC01 secara otomatis dengan menggunakan DHCP

5. Langkah-langkahnya;

a. Klik PC01 2x

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

14

Gambar 5 : Langkah-langkah adalah (1) klik tab Desktop, (2) default dia akan aktif pada

Static yang artinya kita dapat mengisinya manual, tahap ini kita akan menggantinya dengan

DHCP, (3) ip address masih kosong, kita lihat sebentar lagi, jika kita memilih DHCP.

b. Klik DHCP, lihat perubahannya…

Gambar 6 : Ketika kita mengklik DHCP, terdapat keterangan Requesting IP Address yang

artinya host masih meminta sebuah alamat ip pada server, tunggu sebentar dan lihat

hasilnya…

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

15

Gambar 7 : ip address, subnet mask, dan default gateway akan otomatis terisi

c. Oke, lakukan hal yang sama untuk PC02 – PC04, sampai selesai

Tugas :

Buatlah Jaringan DHCP Server seperti gambar dibawah ini! Dengan ketentuan ip server :

192.168.1.1/30, uji koneksinya dan buat kesimpulan berapa PC yang bisa terhubung dan jelaskan

mengapa seperti itu!

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

16

PERTEMUAN KE 4 dan 5

Pengkabelan dan Implementasi pada LAN

(180 Menit)

Tujuan pratikum :

Mampu membuat perencaan dan mengimplementasikan instalasi jaringan Komputer dalam skala

kecil, menengah maupun skala besar serta Memehami mengenai dasar transmisi data dan media

transmisi yang digunakan

Alat dan Bahan :

a. Kabel LAN b. Crimping Tool c. RJ45 d. Lan Tester e. Cable Stripper f. Switch/HUB g. 2 Unit PC/Laptop

Materi :

SIstem Pengkabelan Pemasangan kabel tampaknya sederhana karena Anda tinggal menarik dari satu tempat ke tempat

yang lain, namun walaupun kelihatannya simple namun tanpa perencanaan yang baik dan matang

Anda akan dibuat pusing pada suatu saat. Ketika ada computer yang tiba-tiba berjalan sangat lambat

atau sebagian jaringan yang terputus-putus. Anda harus tetepa membongkar seluruh jaringan yang

ada. Karena itu

perencanaan kabel yang baik menjadi sangatlah penting. UNtuk masalah yang muncul dikemudian hari.

Gambar 1 Skema Kabel Jaringan Pada Gedung Bertingkat

Pach Panel Pada dasarnya Patch panel, patch bay, patch field, atau jack adalah beberapa peralatan atau juga unit

yang akan menampilkan beberapa buah jack yang sama. Beberapa peralatan ini tentunya sangat

digunakan untuk dapat menghubungkan berbagai macam sirkuit, koneksi,dll. Sedangkan patch panel

biasanya digunakan dalam jaringan komputer, studio rekaman, radio dan juga televisi. Bentuk

patch panel sendiri berupa sebuah kumpulan port ada yang berbentuk panjang atau ada juga yang

berbetuk persegi . Alat ini yang akan dipasang di dinding untuk mengelompokkan beberapa kabel

jaringan. Kita tentu pernah melihat alat seperti ini di beberapa tempat, namun kita tidak menyadari

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

17

bahwa itu adalah patch panel. Pada dasarnya patch panel adalah sebuah komponen tambahan yang

ada dalam jaringan,

tidak menggunankan patch panel tentunya tidak masalah, namun tentunya cenderung menyulitkan

jika terjadi sesuatu. Patch panel ini biasanya digunakan untuk memudahkan pengelompokkan jack

RJ-45. Patch panel ini biasanya terdiri dari 12, 24, 28, 56 port. Tentunya dengan adanya multi port

ini akan memudahkan seseorang untuk dapat menghubungkan kabel-kabel ke berbagai macam

media penghubung lainnya,seperti switch, dll.

Gambar 2 Patch Panel

Pada tampilan bagian depan dari Patch panel terlihat seperti kumpulan RJ-45, namun pada bagian

belakang, kita dapat melihat ada beberapa port-port yang dapat menghubungkan antara RJ-45

yang telah tersambung dengan kabel. penggunaan patch panel ini kemudian akan disatukan dengan

patch cord. Tentunya kita akan bertanya apa itu patch cord. Pach cord sendiri adalah kabel

tambahan, atau potongan kawat tembaga atau kabel fiber optik yang bagian ujungnya dilengkapi

dengan konektor yang kemudian dihubungkan dengan patch panel.

Gambar 3 Patch panel Rack DCE dan DTE DTE (Data Terminal Equipment) adalah perangkat komunikasi yang berfungsi sebagai menerima

sinyal dari pusat dan melanjutkan ke user, artinya data dikirimkan melalui jalur yang telah di

tentukan dan akan sampai di tempat pemberhentian (terminal) atau user. contoh : perangkat

komputer.

DCE (Data Circuit Equipment) adalah perangkat yang terhubung dengan DTE pada sebuah jaringan atau

dapat disebut juga peralatan komunikasi data dan operator peralatan data dan memiliki fungsi seperti

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

18

sinyal konversi, pengkodean sinyal yang dapat menjadi bagian dari peralatan DTE. contoh: modem

atau switch.

Gambar 4 Hubungan DTE dan DCE

RJ 45 dan Twist Pair

UTP adalah kabel yang paling popular sampai saat ini dan paling banyak digunakan untuk jaringan-

jaringan, baik jaringan rumahan maupun perkantoran. Kabel ini harganya cukup murah, fleksibel

dan mudah dikelola. Pada bagian ini , kita akan melihat bagaimana memasang kabel twisted pair

dengan konektor RJ-45

Standarisasi Kabel EIA/TIA 568B dan

568A EIA merupakan sinonim atau kepanjangan dari Electronic Industries Alliance dan TIA merupakan

sinonim atau kepanjangan dari Telecommunication Industry Association.Maksud dari arti EIA/TIA

adalah merupakan standarisasi internasional stuktur kabel untuk telekomunikasi. Kabel yang paling

sering kita temui adalah jenis UTP, SFTP. Banyak yang menganggap EIA/TIA hanyalah standart

untuk kabel jenis ethernet padahal EIA/TIA lebih global untuk telekomunikasi termasuk transfer

voice suara (PABX). Untuk Harga Kabel UTP up to date anda dapat mengunjungi website

oscablenet.

568B merupakan urutan urutan kabel twisted pair, dalam hal ini kabel UTP atau

SFTP. Urutan kabel 568B adalah sebagai berikut

1. putih-orange, 2. orange,

3. putih-hijau,

4. biru,

5. putih-biru,

6. hijau,

7. putih-coklat,

8. coklat

Sedangkan untuk urutan 568A adalah :

1. Putih hijau

2. hijau

3. putih orange

4. biru

5. putih biru

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

19

6. orange 7. putih coklat

8. coklat Kenapa diatas yang duluan dituliskan yang B ?Karena umumnya pemasangan kabel standartnya

adalah yang B didahulukan. Contoh : pemasangan kabel utp straight mengikuti urutan B-B (ujung

kabel yang satu urutan B dan ujungnya satu lagi juga B). Akan tetapi jika kita memasang A-A

juga tetap bisa tidak ada masalah, makanya standarisasi ini berguna untuk instalasi

telekomunikasi seragam. Sedangkan untuk pemasangan Crossover mengikuti A-B. Model

Crossover akan menghubungkan device yang sama. Seiring berkembangnya teknologi

permasalahan 568B dan 568A pada dasarnya tidak terlalu mutlak harus diikuti sebagai contoh

jika anda membeli switch hub atau router disitu ditulis Auto Sensing atau MDIX itu mengartikan

perangkat tersebut dapat menyesuaikan urutan kabel secara otomatis, jadi jika anda hanya salah

pengurutan kabel maka perangkat tersebut akan menyesuaikan.

Straight Through Cable Jenis kabel ini menggunakan standar yang sama antara ujung satu dengan ujung yang satunya lagi.

Jika pada ujung pertama susunan yang kita pakai adalah EIA/TIA 568A, maka pada ujung yang

kedua kita menggunakan susunan yang sama pula yaitu EIA/TIA 568A. Begitu juga bila salah satu

ujungnya menggunakan susunan EIA/TIA 568B, maka ujung satunya menggunakan susunan yang

sama.

Jadi sederhananya, pin 1 pada salah satu ujung akan terhubung dengan pin 1 pada ujung yang

lainnya, lalu pin 2 akan terhubng dengan pin 2, dan seterusnya.

Kabel straight trought ini biasanya digunakan untuk menghubungkan:

PC dengan Switch, PC dengan HUB, PC dengan Rotuter dll, intinya perangkat tersebut bukan yang sejenis

CrossOver Cable

Penyusunan kaebel Cross Over (Silang) berbeda dengan kabel Straight Trought (Lurus). Jika pada

ujung satu menggunakan standar EIA/TIA 568A, maka pada ujung kedua harus menggunakan

standar EIA/TIA

568B. Bisa kita lihat bersama pada gambar dibawah ini, kabel yang menyilang merupakan kabel

yang berfungsi untuk mengirim dan menerima data, sedangkan dua pasang kabel yang lain

susunannya tetap.

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

20

Kabel Cross Over digunakan untuk

menghubungkan: PC dengan PC

Switch Dengan Switch Hub dengan Hub

Router dengan Router

dll

Step by Step Memasang Kabel UTP dengan RJ 45

Sebenarnya membuat kabel jaringan bukanlah suatu hal yang terlalu sulit. Persiapan yang

harus dilakukan adalah menyiapkan semua bahan dan peralatan yang dibutuhkan. Yang kedua, kita

harus tahu kabel tersebut digunakan untuk apa saja. Ketiga, kita harus mengetahui jenis-jenis kabel

jaringan.

Kabel Jaringan terdiri atas 2 jenis yaitu Straight-through Cable dan Crossover Cable.

Langkah-langkah Pratikum :

Siapkan kabel UTP sepanjang yang kita ingin gunakan. Yang penting harus perhatikan aturan

panjang kabel, yaitu minimal 1 meter dan maksimal 100 meter. Jika lebih dari 100 meter, maka

tingkat LOS (Loss of Signal) akan semakin tinggi.

Potonglah kulit luar dari kabel (jacket) kira-kira 1/2 inchi dari ujung kabel. Gunakanlah Cable

Stipper untuk melakukan hal ini. Perhatikan Gambar dibawah ini. Pertama masukan ujung kabel pada bagian C,

kemudian pindahkan kabel ke arah bagian A yang berfungsi untuk memotong kulit luar kabel.

Setelah kabel pada posisinya, masukan jari kita ke bagian B, dan putarlah stripper sampai kulit

kabel terpotong. Dlm melakukan hal ini kita harus berhati-hati, jika mengenai isi kabel didalam,

maka akan terputus.

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

21

Gambar Pemotong Kabel

UTP

Gambar Proses Pemotongan Kabel

Setelah bagian luarnya kita potong, susunlah 8 kabel warna warni tersebut dengan standard yang

sudah ditetapkan (standard EIA/TIA). Untuk membuat kabel Straight-through Cable kita

tinggal menyusun kabel seperti gambar T568B untuk kedua ujungnya (T568B – T568B) dan

untuk membuat CrossoverCable, susunlah kabel untuk ujung pertama dengan susunan pada gambar

T568A dan ujung satunya lagi

T568B (T568A – T568B)

Gambar Urutan Warna Kabel Straight dan

Cross Setelah tersusun dengan rapi dan sesuai dengan urutan warnanya, pastikan bahwa ujung-ujung kabel

tersebut rata. Jika belum rata, potonglah dengan menggunakan Crimping Tool.

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

22

Gambar Susunan Kabel UTP Yang Sedang

Dirapikan Kemudian masukkan kabel-kabel yang sudah tersusun dgn rapi ke dalam konektor RJ-45. Tekan

kabel- kabel tersebut sampai mentok ke ujung dari konektor kita. Amati kembali sebelum

melangkah lebih jauh, jgn sampai ada kabel yang keluar dari jalur lempengan tembaga yang ada

didalam konektor. (Catatan : Klip konektor harus menghadap kebawah).

Gambar Konektor

RJ45 Klip Konektor harus menghadap kebawah

Gambar Proses Memasukkan Kabel UTP ke Konektor

RJ45 Pastikan kabel sudah mentok di ujung konektor.

Kemudian, masukkanlah konektor RJ-45 pada Crimping Tool dan tekanlah gagang dari crimping

tool dengan cukup kuat, agar pin tembaganya menjepit dengan erat kabel UTP. Lakukan hal yang

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

23

sama pada ujung satu lagi.

Gambar Proses Penjepitan Kabel Dengan Tang

Crimping

Tahap terakhir adalah menguji hasil kerjaan kita dengan menggunakan network cable tester. Cara

penggunaannya sangat mudah sekali, masukkan kedua ujung konektor pada masing – masing port

untuk RJ-45 pada tester, kemudian hidupkan testernya, perhatikan kedua bagian lampu indikator

yang berjumlah 8 lampu plus 1 lampu indikator untuk grounding. Jika semua lampu hidup secara

berurutan pada kedua tester, berarti pembuatan untuk jenis kabel Straight-through telah berhasil.

Untuk menguji kabel Crossover Cable, lihat kembali urutan pada gambar diatas.

Gambar Proses Pengujian Kabel dengan Cable Tester

Hasil Pemasangan;

Gambar Hasil Pemasangan Kabel Pada Konektor RJ45

Tugas :

Setelah Anda memehami mengenai dasar transmisi data dan media transmisi yang digunakan,

selanjutnya Anda dapat mengimplementasikan hal-hal yang telah dilakukan dan difahami untuk

mengimplementasikan jaringan computer yang nantinya dapat digunaan pada jaringan rumahan atau

perkantoran, berikut;

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

24

1. Jaringan Peer to Peer?

2. Jaringan Client Server?

3. Jaringan DHCP Server?

4. Membuat Data Sharing?

5. Membuat Device Sharing?

6. Membuat Server Gateway?

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

25

PERTEMUAN KE 6

DHCP Server Kombinasi

(90 Menit)

Tujuan pratikum :

Memahami DHCP adalah protocol yang berbasis arsitektur client/server yang dipakai untuk

memudahkan pengalokasian alamat IP dalam satu jaringan maupun pada jaringan yang berskala

besar.

Alat dan Bahan :

a. 2 switch b. 8 komputer c. 2 server d. 1 Router e. 10 Kabel

Materi :

Gunakan Tabel bantu (kopean) untuk Kelas B dibawah ini;

Langkah-langkah Pratikum :

1. Buatlah sebuah design jaringan lanjutan seperti berikut ini…

2. Setelah selesai design pada area kerja packet tracers, .. berikan No IP pada setiap host

pada kedua segmen jaringan?

3. Uji konektifitas jaringan Anda?

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

26

PERTEMUAN KE 7

MEMBUAT JARINGAN LABORATORIUM PADA UNIVERSITAS

(90 Menit)

Tujuan pratikum :

Memahami konsep konfigurasi membangun jaringan dalam skala kecil dan menegah.

Alat dan Bahan :

a. 9 buah PC Client (dosen), b. 14 buah lab Komputer c. 1 buah Server (Server Jurusan),

d. printer, dan e. modem

Materi :

Skema Jaringan Komputer yang akan diimplementasikan;

Langkah-langkah Pratikum :

Berikut adalah skema jaringan Lab dan Jurusan yang diimplementasikan kedalam Packet Tracer :

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

27

Konfigurasi untuk jaringan di ruang jurusan;

Konfigurasi untuk jaringan di ruang lab ;

Konfigurasi untuk Router

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

28

Konfigurasi DHCP Server Jurusan

Klik Server Jurusan, masuk ke menu Config > Services > DHCP, isi seperti berikut : Start IP

Address : 192.111.100.3

Subnet Mask : 255.255.255.0 Maximum Number Of User : 10

Default Gateway : 192.111.100.1

Pastikan Servicesnya dalam keadaan ‘ON’.

Konfigurasi DHCP Server Lab Klik Server Lab, masuk ke menu Config > Services > DHCP, isi

seperti berikut :

Start IP Address : 192.222.1.3

Subnet Mask : 255.255.255.0

Maximum Number Of User : 16

Default Gateway : 192.222.1.1

Pastikan Servicesnya dalam keadaan ‘ON’.

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

29

Berikut adalah contoh tampilan IP Configuration PC Dosen1 dan PC Lab1 dalam mode DHCP :

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

30

IP Configuration printer jurusan

IP Configuration PC Lab2

Agar suatu router dapat berfungsi, maka router harus disetting terlebih dahulu. Berikut adalah pengaturan untuk router jurusan :

Klik Router jurusan, kemudian masuk ke menu Config, lalu setting IP Address untuk masing-masing FastEthernet. FastEthernet0/0 adalah kabel router yang telah disetting tersambung dengan jaringan server jurusan, sehingga kita isikan IP Addressnya

192.111.100.13 (sesuai dengan IP Address jaringan di jurusan), sedangkan FastEthernet0/1

adalah kabel router yang tersambung dengan modem. Pastikan port statusnya dalam mode ‘ON’ agar

router dapat berfungsi. Router Jurusan FastEthernet0/0

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

31

Router Jurusan FastEthernet0/1

Sama halnya dengan router jurusan, pada router lab juga kita isikan IP Address dan Subnet Mask masing-masing FastEthernet. Untuk FastEthernet0/0 kita isikan 192.111.100.1 yang merupakan gateway dari jaringan jurusan. Sedangkan FastEthernet0/1 kita isikan 192.222.1.1 yang merupakan gateway dari jaringan lab. Pastikan Port Statusnya dalam mode ‘ON’.

Router Lab FastEthernet0/0

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

32

Router Lab FastEthernet0/1

Jika semua perangkat jaringan sudah disetting/diatur sehingga masing-masing perangkat (server, PC, printer, dan router) memilki IP Address, Subnet Mask, dan Gateway, maka kita dapat melakukan tes koneksi/pinging pada command prompt untuk mengetahui apakah suatu perangkat telah terhubung dengan perangkat lainnya atau tidak. Yaitu dengan cara klik pada perangkat yang akan kita tes, kemudian pilih menu desktop, lalu pilih command prompt.

Jika command prompt menampilkan pesan "Reply from 192.111.100.3..." maka server telah berhasil terhubung dengan PC Dosen1 sehingga dapat saling berkomunikasi, sedangkan jika terdapat pesan "Request Timed Out" maka koneksi gagal terhubung.

Sekarang kita akan mencoba melakukan tes koneksi dari PC ke PC, lakukan hal yang sama dengan perintah tes koneksi diatas yaitu pada command prompt kita ketikkan perintah "ping IP Address tujuan". Kita akan melakukan tes koneksi dari PC Lab2 ke PC Lab1 :

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

33

Setelah melakukan tes koneksi/pinging dari PC Lab2 ke PC Lab1, terdapat pesan "Reply from

192.222.1.3...", pesan tersebut menandakan bahwa PC Lab1 dan PC Lab2 telah terhubung sehingga

keduanya dapat saling berkomunikasi.

.: SIMULASI PENGIRIMAN PAKET DATA :.

Jika semua perangkat telah terhubung dengan cara melakukan tes koneksi/pinging tadi, maka sekarang kita akan mencoba melakukan simulasi pengiriman paket data. Pastikan untuk melakukan simulasi kita berada di mode ‘Simulation’ bukan mode ‘Realtime’.

Untuk melakukan simulasi pengiriman paket data caranya klik dan drag ‘Add Simple PDU’ (icon amplop tertutup dengan tanda +) ke perangkat yang akan megirimkan paket data, kemudian setelah icon amplop menempel klik dan drag kembali ‘Add Simple PDU’ ke perangkat yang akan menerima paket data dari perangkat yang ditempeli icon amplop sebelumnya. Berikut adalah capture contoh simulasi pengiriman paket data dari Server ke Client

(Dosen2) : Server melakukan pengiriman paket data ke PC Dosen 2 melalui switch.

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

34

Setelah paket data diterima switch, maka switch akan mngirimkan paket data langsung ke PC Dosen 2,switch tidak akan membroadcast paket data ke seluruh perangkat yang terhubung dengan terminal switch seperti hub.

Paket Data yang berhasil dikirim oleh server dan diterima PC Dosen2 akan dikirimkan/dilaporkan kembali ke server melalui switch.

Paket data yang diterima oleh switch dari PC Dosen2 dilanjutkan/dikirimkan ke server.

Server berhasil menerima paket data/report dari PC Dosen2.

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

35

Tugas :

Dari contoh simulasi pengiriman paket data diatas, dapat disimpulkan bahwa untuk melakukan pengiriman paket data dengan benar, tepat, dan sesuai sasaran, maka perlu dilakukan pengaturan / penyettingan yang teliti pula. Mulai dari konfigurasi IP Address, Subnet Mask, dan Gateway masing-masing perangkat, kemudian tes koneksi / pinging, lalu simulasi pengiriman paket data pada mode simulation. Jika kita telah melakukan hal- hal tersebut maka seluruh perangkat yang berada dalam jaringan di jurusan maupun lab seperti pada skema jaringan diatas dapat saling berkomunikasi sesuai dengan pengaturan yang telah dibuat.

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

36

PERTEMUAN KE 8

Basic Configuration Cisco Router with Packet Tracer With CLI

(90 Menit)

Tujuan pratikum :

Memahami tentang penggunaan Comand Line Interpreter pada saat mengkonfigurasi perangkat jaringan

Materi :

A. Konfigurasi Awal Untuk pengenalan awal penggunaan Cisco Packet Tracer pada settingan dasar Cisco

Router adalah sebagai berikut;

1. Buka Cisco Packet Tracer Anda, kemudian buat topologi sederhana, sebagai berikut.

2. Setelah selesai menggambar host pada workspace, langkah selanjutnya adalah mengkonfigurasi

perangkat-perangkat yang telah dihubungkan pada workspace.

3. Konfigurasi dasarnya sebagai berikut; Router>enable

Router#config ter

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Router(config)# 4. Pada saat Anda baru memulai setting dengan command CLI Cisco IOS, beberapa hal berikut ini

perlu anda ingat, karena akan sangat membantu, pada saat mulai mengkonfigurasi.

a. Tombol Tanda Tanya ( “ ? “)

Sebagai perintah help, untuk melihat command yang bisa dilakukan. Atau lupa command

apa yang akan dilakukan. Misalnya contoh di bawah ini. Command

apa yang bisa dilakukan setelah perintah/command “sh ip” Router#sh ip ?

access-lists List access lists arp

IP ARP table

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

37

bgp BGP information

dhcp Show items in the DHCP database eigrp

IP-EIGRP show commands

interface IP interface status and configuration nat

IP NAT information

nbar Network-Based Application Recognition ospf

OSPF information

protocols IP routing protocol process parameters and statistics rip IP

RIP show commands

route IP routing table

ssh Information on SSH

b. Tombol Tab

Pada cisco, perintah/command bisa disingkat, seperti contoh di atas. "config ter" perintah

panjang sebenarnya adalah “configure terminal”. Gunakan tombol Tab, jika anda ingin

melihat dan menggunakan perintah yang panjang.

c. Panah Atas atau Ctrl + P

Untuk melihat command sebelumnya

d. Panah Bawah atau Ctrl + N

Untuk melihat command sesudahnya

e. Shift + Ctrl + 6

Untuk membatalkan perintah, command ini cukup penting jika Anda sering salah ketik.

Misalnya seperti di bawah ini.

Router#ping google.com Translating "google.com"...domain server (255.255.255.255) % Name lookup aborted

% Unrecognized host or address or protocol not running.

Kalau tidak dilakukan pembatalan/abort command dengan menggunakan command

Shift+Ctrl+6 , bisa lama sekali nunggu selesainya perintah ping tersebut. Ini

dikarenakan router tidak dikonfigurasi ip address dan dns servernya, jadi bingung untuk

mentranslate google.com.

Pada konfigurasi Cisco, kita mengenal ada 2 mode yaitu user mode dan privileged mode.

Router> Ini artinya kita sebagai User EXEC Mode, atau bisa disebut user biasa, tidak bisa

merubah konfigurasi, hanya bisa melihat-lihat saja.

Router# Ini adalah Privileged EXEC Mode, istilah lainnya root, bisa merubah

konfigurasi.

Router(config)# Ini artinya berada di global configurasi. B. Melihat VErsi Router CISCO IOS

Untuk dapat menampilkan versi IOS yang sedang kita gunakan pada versi Router yang sedang

disetting adalah dengan perintah show version.

Router>show version Cisco IOS Software, 1841 Software (C1841-ADVIPSERVICESK9-M), Version 12.4(15)T1,

RELEASE SOFTWARE (fc2)

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

38

Technical Support: http://www.cisco.com/techsupport Copyright

(c) 1986-2007 by Cisco Systems, Inc. Compiled Wed 18-Jul-07

04:52 by pt_team

ROM: System Bootstrap, Version 12.3(8r)T8, RELEASE SOFTWARE (fc1) System

returned to ROM by power-on

System image file is "flash:c1841-advipservicesk9-mz.124-15.T1.bin" This product contains cryptographic features and is subject to United States and

local country laws governing import, export, transfer and use. Delivery of Cisco

cryptographic products does not imply

third-party authority to import, export, distribute or use encryption. Importers, exporters, distributors and users are responsible for compliance with U.S.

and local country laws. By using this product you agree to comply with applicable

laws and regulations. If you are unable to comply with U.S. and local laws, return this

product immediately.

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

39

A summary of U.S. laws governing Cisco cryptographic products may be found at: http://www.cisco.com/wwl/export/crypto/tool/stqrg.html

C. Menampilkan Jam dan Tanggal

Untuk dapat menampilkan dengan mengetikkan perintah sebagai berikut;

Router>show clock

Walaupun kadang-kadang settingan jam tidak selalu pas dan sesuai dengan kondisi sekarang.

D. Menampilkan PErintah Sebelumnya

Untuk menampilkan perintah-perintah sebelumnya, dapat menggunakan tombol panah atas atau

bawah, dan jika ingin menampilkan daftar perintahnya dapat diketikkan perintah sebagai berikut;

Router>show history E. Merubah Hostname Router(config)#hostname

ROUTER-CORE-TEST ROUTER-CORE-

TEST(config)#

Pada setiap perubahan konfigurasi yang dibuat, akan dapat langsung dieksekusi.

Contohnya seperti diatas, merubah hostname atau nama Router menjadi "ROUTER-CORE- TEST",

akan terlihat langsung perubahannya. Konfigurasi ini disimpan di RAM, dapat dilihat dengan

menggunakan perintah “show run config”. Tapi jika router direstart, konfigurasi akan hilang dan

akan kembali ke konfigurasi awal. Misalnya, hostname kembali seperti semula menjadi "Router". Jadi,

bagaimana agar perubahan konfigurasi router tetap tersimpan, walaupun sudah direstart? Gunakan

perintah “write” atau “copy run start”, maka konfigurasi akan disimpan di NVRAM, dapat dilihat

konfigurasinya dengan perintah “show start config”.

ROUTER-CORE-TEST# write Building configuration... [OK]

Kemudian pada Cisco Router, ada juga istilah ROM dan Flash. ROM merupakan tempat POST dan

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

40

bootstrap, yang berupa chip yang isinya system operasi yang sudah berasal dari pabrikannya.

Sedangkan Flash adalah tempat image IOS (Internetwork Operating System). Jika akan melakukan

upgrade/downgrade IOS, dimasukkan dulu filenya pada bagian flash ini.

F.

G. Buat Username dan password

ROUTER-CORE-TEST(config)#username user01 password user01pass

H. Buat password enable

ROUTER-CORE-TEST(config)#enable secret ensecret

ROUTER-CORE-TEST(config)#enable password enpass

Jika di - "sh run", akan terlihat konfigurasinya, dimana "enable secret" akan terenkripsi

passwordnya, sedangkan "enable password", passwordnya akan terlihat. Dan jika keduanya

dikonfigurasi maka yang digunakan adalah enable secret nya. Jadi, itulah perbedaan antara “enable

secret” dengan “enable password”

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

41

ROUTER-CORE-TEST(config)# sh run -----deleted-------

!

enable secret 5 $1$mERr$0QqBbcRi8lEeweI6EEkKq0 enable

password enpass

! I. Konfigurasi interface Router

ROUTER-CORE-TEST(config)#inter fa0/0

ROUTER-CORE-TEST(config-if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0

ROUTER-CORE-TEST(config-if)#description GATEWAY CLIENT

ROUTER-CORE-TEST(config-if)#no shut

J. Konfigurasi Interface Komputer

Kemudian pertama-tama kita setting terlebih dahulu pada PC. Masukkan ip address:

192.168.1.2, dan netmask 255.255.255.0 kemudian di ping ke gatewaynya.

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

42

K. Konfigurasi Line Console Kemudian kembali ke dalam settingan Router Anda. Kita akan bahas, tentang login ke router sesuai

dengan kebutuhan dan tingkat keamanannya. Untuk login ke router ada 3 cara, yaitu console, telnet

dan ssh. Yang akan dibahas karena sering digunakan adalah melalui console dan telnet saja.

ROUTER-CORE-TEST(config)#line cons 0 ROUTER-CORE-TEST(config-line)#password conspass

ROUTER-CORE-TEST(config-line)#login

Hasilnya, akan ada password ketika akan mulai masuk ke router.

L. Konfigurasi Line Vty.

Konfigurasi ini, agar bisa ditelnet, dari komputer user.

ROUTER-CORE-TEST(config)#line vty 0 2

ROUTER-CORE-TEST(config-line)#password telnetpass

ROUTER-CORE-TEST(config-line)#login

Test dari komputer user, melalui command prompt, dengan menggunakan perintah telnet.

0 spasi 2 (" 0 2 "), pada perintah di atas (line vty 0 2), artinya pada router hanya ada 3 buah

line/session untuk koneksi telnet. Dengan kata lain, hanya boleh 3 user yang bisa masuk telnet

secara bersamaan. User ke-4 yang akan masuk akan ditolak (reject). Jika ingin menambah

line/session telnet lagi, misalnya menjadi maksimal 6 buah line secara bersamaan, ubah perintah

menjadi "line vty 0 5". Silahkan Anda coba sendiri. Selanjutnya, biar tampak lebih keren dan

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

43

secure, buat agar pada saat login minta username dan password. Tambahkan konfigurasi berikut,

ROUTER-CORE-TEST(config)#aaa new-model ROUTER-CORE-TEST(config)#aaa authentication login default local

ROUTER-CORE-TEST(config)#username user01 password user01pass

Hasilnya.

Keren kan ?? jika "aaa new-model" yang digunakan, maka kondisi sebelumnya (password pada line

console dan telnet), tidak akan berlaku.

Warning….,Jangan sampai username dan password tidak Anda buat, jika itu terjadi dan konfigurasi

sudah tersimpan, wassalam…..maka Anda tidak akan bisa masuk kembali ke dalam router.

M. Konfigurasi Banner

Agar lebih keren lagi, tambahkan banner. ROUTER-

CORE-TEST(config)#banner motd c Enter TEXT message.

End with the character 'c'.

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

44

Anda memasuki router milik PT. NGERI. Segala

aktifitas perubahan pada router ini,

termonitor oleh kami... by

Admin

c

ROUTER-CORE-TEST(config)#

Ketika akan login ke router, hasilnya seperti di bawah ini.

N. Menyimpan Hasil Konfigurasi

Pada saat Router dimatikan (power off) running configuration akan hilang dan terhapus dari RAM.

Sebab running configuration disimpan pada RAM yang bersifat sementara dalam menyimpan hasil

konfigurasi. Salah satu cara untuk menyelamatkan atau menyimpan konfigurasi router yang telah

dibuat adalah menyimpannya atau copy kedalam NVRAM. File konfigurasi yang telah disimpan pada

NVRAM akan berfungsi sebagai startup configuration yang akan selalu dibaca setiap kali Router

dinyalakan kembali.

Perintah untuk meyimpannya adalah sebagai berikut; Router#copy running-config startup-config

Jika muncul pertanyaan, seperti dibawah ini langsung saja tekan ENTER, untuk melanjutkan.

Destination filename [startup-config]? Ketika proses telah selesai akan muncul pesan seperti dibawah ini;

Building configuration... [OK]

Jika telah selesai pada mode priviledge, reboot Router dengan perintah reload, kemudian untuk melihat

hasil settingan atau konfigurasi yang telah dibuat sehingga dapatdiamati kembali dengan mengetikkan

perintah Router#show startup-config

Cara lain untuk membackup atau mengamankan running configuration, adalah menyimpannya pada

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

45

server TFTP, dengan catatan Server tersebut telah tersedia. Jadi jika file konfigurasi bermasalah atau

hilang pada NVRAM, seorang Admin masih bisa mengambil backup nya pada Server TFTP tersebut.

O. MEnghapus Startup Configuration

TUjuan menghapus Startup Configuration yang telah kita simpan sebelumnya adalah biasanya

dikarenakan ada kesalahan konfigurasi atau memang ingin menggunakan settingan atau membuat

konfigurasi yang baru dan berbeda. Untuk itu Cisco IOS menyediakan perintah erase. Harus bijak dan

hati-hati dalam menggunakan perintah ini, karna ketika perintah ini dijalankan semua akan terharus

dan Router akan kembali menjadi kondisi atau settingan Default.

Syntax; Router#erase startup-config

Maka akan muncul pesan;

Erasing the nvram filesystem will remove all configuration files! Continue? [confirm]y[OK]

Jika sudah yakin tekan saja tombol ENTER,

Erase of nvram: complete

%SYS-7-NV_BLOCK_INIT: Initialized the geometry of nvram Berarti semua settingan dan konfigurasi telah berhasil dihapus dan Router kembali ke kondisi

default.

P. Tambahan Beberapa perintah yang sering akan dipakai untuk memonitor router Cisco. Akan lebih baik, jika

langsung dipraktekkan, agar jelas maksud dan tujuan perintah tersebut.

Commad Cisco Keterangan

show running-config Melihat konfigurasi router yang sedang dijalankan

show startup-config Melihat konfigurasi router pada saat mulai start

Melihat interface router show ip interface

show ip interface brief

show interfaces

show interfaces serial 0/0

show controllers

show controllers serial 0/0

Copy running configuration: copy running-config startup-config

copy running-config tftp

Hapus startup configuration: erase startup-config

erase NVRAM:startup-config

delete NVRAM:startup-config

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

46

Restart / reboot router reload

Melihat waktu / time sh clock

Melihat history sh history

View version information show version

Show IOS file and flash space show flash

Shows all logs that the router has in its

memory

show log

Enter privileged mode enable

Return to user mode from privileged disable atau Ctrl + Z

Exit Router Logout or exit or quit

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

47

PERTEMUAN KE 9

Routing Ciscoo Router for GUI dan CLI

(90 Menit)

Tujuan pratikum :

Memahami konsep penggunaan grafik user interface dan Comand line Interpreter

Materi :

Defisini Awal (Konsep Dasar Routing)

Routing IP adalah proses pengiriman data dari satu host dalam satu network ke host dalam network

yang lain melalui suatu router. Agar router dapat mengetahui bagaimana meneruskan paket

paket ke alamat yang dituju dengan mengunakan jalur terbaik, router menggunakan peta

atau tabel routing. Table routing adalah table yang memuat seluruh informasi IP address dari

interfaces router yang lain sehingga router yang satu dengan router lainnya bisa berkomunikasi.

Routing table hanya memberikan informasi sedangkan routing algoritma yang menganalisa dan

mengatur routing table. Intinya, router hanya tahu cara menghubungkan nertwork atau subnet yang

terubung langsung dengan router tersebut.

Router berdasarkan cara pemetaan / routing dibagi tiga :

1. Static Routing

2. Default Routing

3. Dynamic Routing

Langkah-langkah Pratikum :

STUDY CASE

Topologi Jaringan

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

48

Keterangan;

Kabel yang menghubungkan antara router dengan router menggunakan kabel DCE

Yang menghubungkan antara komputer - switch, komputer - komputer, switch - router,

menggunakan kabel UTP

Kabel yang menghubungkan antara router dengan router tidak harus menggunakan kabel

DCE, bisa juga menggunakan kabel UTP layaknya komputer dengan switch, dll.

Langkah Penyelesaian;

Pada saat melakukan routing, biasanya yang jadi merupakan catatan utama dan biasanya akan menjadi

masalah jika terabaikan adalah masalah pengalamatan IP, berapa ip gatewaynya? Berapa IP

serialnya? Oleh karena salah satu solusi dalam me-routing sebuah jaringan adalah dengan membuat

"Tabel Routing" sebelum memulai routing.

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

49

Berikut ini adalah contoh tabel routing untuk merouting static pada case ini;

IP address pada PC

No

Nama PC

Alamat IP

IP address

Subnet Mask

Gateway

1

PC01

50.1.1.2

255.0.0.0

50.1.1.1

2

PC02

100.1.1.2

255.0.0.0

100.1.1.1

3

PC03

200.1.1.2

255.255.255.0

200.1.1.1

IP address pada Router

No

Nama Router

Alamat IP

Fast Ethernet

0/0

Serial 2/0

Serial

3/0

1

Router

Pertama

50.1.1.1

30.1.1.1

-

2

Router kedua

100.1.1.1

30.1.1.2

150.1.1.1

3

Router ketiga

200.1.1.1

150.1.1.2

-

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

50

Teknis Penyelesaian;

1. Menggunakan GUI Pada Simulator

Langkah 1;

Silahkan ANda ikuti sesuai dengan urutan gambar; No. 1,

Pilih router yang akan disetting,

No.2, Pilih Menu Config,

No.3, Pilih jenis koneksi atau kabel yang digunakan. N0.4,

Atur alamat IP sesuai pada routing table.

No.5, Jangan lupa klik ON.

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

51

Langkah 2;

Kalau tadi mengatur alamat IP yang terkoneksi dengan komputer, pada langkah ini kita mengatur

alamat IP yang terhubung dengan router lainnya.

2. Hal ini tergantung, pada saat memasang kabel di serial 2/0 atau di 3/0, settingan ini menggunakan

serial 2/0

3. Atur alamat IP buat kabel serial, yang harus di perhatikan adalah "alamat IP di serial tidak boleh

lebih besar dari IP fast ethernet". Pada settingan ini IP nya 30.1.1.1

Langkah berikutnya ;

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

52

1. -> Pilih router berikutnya

2. -> Langkahnya sama seperti router sebelumnya sesuai dengan routing table IP nya adalah

100.1.1.1 kelas B

3. -> Jangan lupa ON kan routernya.

Langkah berikutnya ;

Pada langkah ini ANda harus lebih teliti karena pada router ini terpasang/terhubung dua kabel serial, hal

yang sering terjadi adalah tertukar alamat ipnya. Untuk mengantisipasinya dengan cara membubuhkan

catatan kecil di samping router agar kita bisa dengan mudah memberi alamat pada setiap portnya.

1. -> Untuk pengaturan alamat IP di serial 2 harus satu network IP serial 2 di router yang satunya

lagi, karena di router yang sebelumnya setting IP "30.1.1.1" di serial 2 router ini "setting IP

"30.1.1.2" agar searah pada saat forward datanya

2. -> Jangan lupa klik ON

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

53

Langkah berikutnya atur serial 3/0 masih Pada Router yang sama

1. -> Yang harus diperhatikan dalam pengalamatan IP di sini serial 3 tidak boleh satu network

dengan serial 2. Setting IP "150.1.1.1"

2. -> jangan lupa klik ON

Langkah berikutnya hal yang sama pada saat ngatur router pertama.

HAsil pengalamatan IP port pada router, (harus sama dengan tabel routing yang kita buat

sebelum memulai routing)

No

Nama Router

Alamat IP

Fast Ethernet

0/0

Serial 2/0

Serial

3/0

1

Router

Pertama

50.1.1.1

30.1.1.1

-

2

Router ke dua

100.1.1.1

30.1.1.2

150.1.1.1

3

Router ke tiga

200.1.1.1

150.1.1.2

-

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

54

Nah untuk sesi pengalamatan sudah selesai, Anda bisa liat semua lampu di kabel udah nyala,

sekarang kita buat jalur buat forward data-datanya

Router pertama

1. -> Isi pada kolom network IP fast ethernet di router yang dituju, contoh di gambar menuju ke

router ke dua, IP fast ethernet di router 2 itu 100.1.1.1, jadi alamat networknya 100.0.0.0.

KENAPA? karena IP tersebut kelas A, kalo IP nya #contoh

180.1.1.1 jadi 180.1.0.0 soalnya IP tersebut kelas B. isi next hop dengan IP serial 2/0

yang ada di router 2.

2. -> Apabila dari router 1 ke router 3 IP networknya tetap IP router yang dituju di router 3

tapi IP next hopnya itu alamat IP serial 2/0 yang ada di router 2

Hati hati pada saat memasukkan IP harus teliti , jika tidak akan salah arah, dan hasil datanya

failed.

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

55

Lakukan hal sama di router kedua dan router ketiga

Router Terakhir

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

56

JIka sudah selesai, silahkan Anda uji untuk forward data pada topologi yang sudah selesai

kita atur, setting dulu semua alamat IP Komputernya. Ingat seperti yang sudah difahami

sebelumnya harus diperhatikan adalah IP komputer juga harus sama depannya dengan

alamat fast ethernet router apabila di router 50.1.1.1, di Komputer

50.1.1.2. belakangnya yang diubah untuk default gateway tulis IP routernya.

Demikian teknis settingan router untuk kebutuhan routing dengan melalaui GUI atau cara kepepet

1. Setting melalui Command Line Interpreter

(CLI) Pada router pertama ketikkan, teks berikut

ini;

Router>en // enable Router#conf t

//configure terminal Router(config)#int fa0/0 //setting

interface dari router ke switch Router(config-if)#ip add 50.1.1.1 255.0.0.0

//setting IP dan subnet mask

Router(config-if)#no shut //mengaktifkan interface ke dalam mode "ON"

Router(config-if)#ex //exit

Router(config)#int s2/0 //setting interface serial2/0 di router 0

Router(config-if)#ip add 30.1.1.1 255.0.0.0 //setting IP dan subnet mask

Router(config-if)#no shut //mengaktifkan interface ke dalam mode

"ON" Router(config-if)#ex

Router ke dua;

Router>en

Router#conf t

Router(config)#int

fa0/0

Router(config-if)#ip add 100.1.1.1 255.0.0.0

Router(config-if)#no

shut Router(config-

if)#ex

Router(config)#

Router(config)#int

s2/0

Router(config-if)#ip add 30.1.1.2 255.0.0.0

Router(config-if)#no

shut Router(config-

if)#ex

Router(config)#

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

57

Router(config)#int s3/0

Router(config-if)#ip add 150.1.1.1 255.255.0.0

Router(config-if)#no shut

Router(config-if)#ex

Router ke

tiga;

Router>en

Router#co

nf t

Router(config)#int fa0/0

Router(config-if)#ip add 200.1.1.1 255.255.255.0

Router(config-if)#no

shut Router(config-

if)#ex

Router(config)#

Router(config)#int

s2/0

Router(config-if)#ip add 150.1.1.2 255.255.0.0

Router(config-if)#no shut

Router(config-if)#ex

Settingan diatas untuk settingan alamat semua router,berikutnya adalah proses

routingnya.

Router pertama

Router(config)#ip route 100.0.0.0 255.0.0.0 30.1.1.2

Router(config)#ip route 200.1.1.0 255.255.255.0 30.1.1.2

Router ke dua

Router(config)#ip route 50.0.0.0 255.0.0.0 30.1.1.1

Router(config)#ip route 200.1.1.0 255.255.255.0 150.1.1.2

Router ke tiga

Router(config)#ip route 50.0.0.0 255.0.0.0 150.1.1.1

Router(config)#ip route 100.0.0.0 255.0.0.0 150.1.1.1

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

58

PERTEMUAN KE 10

Static Routing

(90 Menit)

Tujuan pratikum :

Memahami konsep dasar dari konfigurasi static routing pada router

Alat dan Bahan :

a. 3 router

b. 3 Switch

c. 7 PC

Materi :

Suatu ketika anda di minta untuk membuat sebuah jaringan dengan topologi sebagai berikut :

Jaringan diatas masih belum sempurna, sempurnakan dengan beberapa kriteria sebagai berikut :

1. LAN 1, tentukan berapa subnet mask yang bisa mencukupi klien sebanyak 26 PC

dan berapa range IP untuk jaringan tersebut ?

2. LAN 2, Tentukan berapa network address yang digunakan ?

3. LAN 3, Tentukan range IP klien ?

4. Jelaskan langkah-langkah konfigurasi TCP/IP di setiap klien

5. Jelaskan langkah-langkah konfigurasi TCP/IP pada masing-masing router

6. Hubungkan ketiga jaringan dengan menggunakan routing static

7. Untuk soal 1 – 3 diselesaikan dengan teknik perhitungan subnetting 8. Untuk soal 4 – 6 diselesaikan dengan melakukan konfigurasi langsung di packet tracer

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

59

Langkah-langkah Pratikum :

Soal no.1 (LAN 1)

Coba cermati kembali LAN 1 pada topologi diatas, LAN tersebut memiliki network address

192.168.1.0, dimana dalam LAN tersebut akan terdapat 26 klien. Untuk menyelesaikan kasus

ini, anda perlu mencari subnet mask, prefix dan range IP untuk kemudian IP tersebut di

konfigurasi pada masing-masing klien.

Berikut ini merupakan langkah untuk menyelesaikan permasalahan tersebut : Pertama, karena LAN tersebut hanya memiliki 26 klien, berarti kita harus mencari subnet

mask atau prefix network untuk jaringan LAN 1.

• Rumus yang digunakan adalah mencari klien per subnet → 2 y – 2 >= 26 klien, kita

cari yang mendekati nilai 26 klien → 2 5 – 2 = 30. diperoleh y = 5, dimana y adalah

jumlah biner 0 pada subnet mask di oktet terakhir. Berarti klien per jaringan pada LAN

1 adalah 30 klien.

• Karena jumlah IPV4 adalah 32 bit, berarti untuk mencari prefix, Prefix = 32 – 5 =

27. Maka diperoleh prefix network /27

• Jika prefix adalah /27, maka subnet mask-nya adalah 255.255.255.224. Kok bisa ?

Cobalah anda breakdown /27 menjadi susunan biner :

• 11111111.11111111.11111111.11100000 → 255.255.255.224 (konversi nilai biner →

desimal, maka jadi subnet mask)

Kedua, membuat tabel Network address dan range IP (Range IP adalah IP address yang nanti

akan digunakan untuk klien). Dari tabel di bawah kita sudah bisa menduga bahwa jaringan

LAN 1 terletak pada Subnet I dengan klien seperti dijelaskan pada tabel berikut :

Subnet Network Address Range

IP Broadcast

I 192.168.1.0/27 192.168.1.1 – 192.168.1.30 192.168.1.31/27

Ketiga, kita tentukan gateway LAN 1 dengan menggunakan host terakhir dari range tersebut

192.168.1.30/27. Gateway ini digunakan untuk di konfigurasikan pada klien (default

gateway) dan pada Router0 di LAN 1, pada interface fa1/0 (karena interface ini yang

terhubung ke jaringan lokal LAN 1). Penting !! Gateway harus satu jaringan/subnet

Keempat, dari range IP dan gateway tersebut, sekarang anda dapat konfigurasi TCP/IP masing-masing

klien !!

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

60

Soal no.2 (LAN 2)

Coba cermati kembali LAN 2 pada topologi diatas, LAN tersebut memiliki IP klien

192.168.2.1/28 dan 192.168.2.2/28. Untuk menyelesaikan kasus ini, anda perlu mencari

network address dan range IP untuk kemudian IP tersebut di konfigurasi pada masing-masing

klien.

Berikut ini merupakan langkah untuk menyelesaikan permasalahan tersebut : Pertama, karena LAN tersebut hanya memiliki prefix network /28, berarti kita harus mencari

subnet mask untuk jaringan LAN 2.

• Jika prefix adalah /28, maka subnet mask-nya adalah 255.255.255.240. Kok bisa ?

Cobalah anda breakdown /28 menjadi susunan biner :

• 11111111.11111111.11111111.11110000 → 255.255.255.240 (konversi nilai biner →

desimal, maka jadi subnet mask) Kedua, Cari network address untuk LAN 2

• Ambil ip dari salah satu klien, misal 192.168.2.1/28, artinya IP address 192.168.2.1

dan subnet mask 255.255.255.240. Selanjutnya, anda ubah ke biner ip address dan

subnet tersebut dan jumlahkan dengan LOGIKA AND

11000000.10101000.00000010.00000001 → Biner IP address 192.168.2.1

11111111.11111111.11111111.11110000 → Biner subnet mask 255.255.255.240

1111000000.10101000.00000010.00000000 → Netwok address 192.168.2.0/28

Ketiga, kita tentukan gateway LAN 2 dengan menggunakan host terakhir dari range network

address tersebut 192.168.2.14/28. Gateway ini digunakan untuk di konfigurasikan pada klien

(default gateway) dan pada Router1 di LAN 2, pada interface fa6/0 (karena interface ini yang

terhubung ke jaringan lokal LAN 1). Penting !! Gateway harus satu jaringan/subnet

Keempat, konfigurasikan masing-masing klien !!

Soal no.3 (LAN 3)

Coba cermati kembali LAN 3 pada topologi diatas, LAN tersebut memiliki network address

192.168.3.8/29, artinya anda sudah mengetahui subnet mask dan prefix-nya. Untuk

menyelesaikan kasus ini, anda perlu mencari range IP untuk kemudian IP tersebut di

konfigurasi pada masing-masing klien.

Berikut ini merupakan langkah untuk menyelesaikan permasalahan tersebut : Pertama, karena LAN tersebut hanya memiliki prefix network /29, berarti kita harus mencari

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

61

subnet mask untuk jaringan LAN 3.

• Jika prefix adalah /29, maka subnet mask-nya adalah 255.255.255.248. Kok bisa ?

Cobalah anda breakdown /29 menjadi susunan biner :

• 11111111.11111111.11111111.11111000 → 255.255.255.248 (konversi nilai biner →

desimal, maka jadi subnet mask) Kedua, mencari range IP untuk LAN 3

• Dengan menggunakan rumus mencari klien per subnet (2 y – 2 ), anda akan

mendapatkan jumlah klien per jaringan, sekaligus menemukan Range IP untuk

LAN 3. y adalah jumlah biner 0 pada bit subnet mask.

Merujuk pada jawaban pertama, anda sudah mendapatkan bahwa y adalah 3.

Artinya jumlah klien pada LAN 3 adalah → 2 3 – 2 = 6. Berarti klien pada LAN 3

berjumlah 6 klien.

Ketiga, membuat tabel Network address dan range IP (Range IP adalah IP address yang nanti

akan digunakan untuk klien). Dari tabel di bawah kita sudah bisa menduga bahwa jaringan

LAN 3 terletak pada Subnet II (cermati network address LAN 3 pada topologi soal pada

halaman pertama) dengan klien seperti dijelaskan pada tabel berikut :

Subnet Network Address Range

IP Broadcast

I 192.168.3.0/29 192.168.3.1 – 192.168.3.6 192.168.3.7

II 192.168.3.8/29 192.168.3.9 – 192.168.3.14 192.168.3.15

Keempat, kita tentukan gateway LAN 3 dengan menggunakan host terakhir dari range tersebut

192.168.1.14/29. Gateway ini digunakan untuk di konfigurasikan pada klien (default

gateway) dan pada Router2 di LAN 3, pada interface fa1/0 (karena interface ini yang

terhubung ke jaringan lokal LAN 1). Penting !! Gateway harus satu jaringan/subnet

Kelima, dari range IP dan gateway tersebut, sekarang anda dapat konfigurasi TCP/IP masing-masing klien !!

Soal no. 4 (konfigurasi TCP/IP klien)

Pada bagian ini tidak saya jelaskan, karena saya yakin teman-teman mahasiswa sudah

dapat melakukan konfigurasi TCP/IP untuk PC klien di packet tracer. Silahkan anda

konfigurasi IP setiap PC pada masing-masing LAN dengan IP dan gateway yang sudah kita

tentukan diatas.

Soal no. 5 (konfigurasi TCP/IP pada router)

Pada bagian ini seluruh konfigurasi TCP/IP router di lakukan via console. Lakukan

konfigurasi pada packet tracer.

Router0 (Router LAN 1)

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

62

Gunakan tab CLI pada router atau melalui terminal pada PC klien yang terhubung ke router

(terhubung melalui kabel console).

Interface fa1/0

router0>

enable

router0#

configure t

router0 (config)# interface fa1/0

router0 (config­if)# ip address 192.168.1.30

255.255.255.224 router0 (config­if)# no shutdown

router0 (config­if)# exit

Interface fa0/0

router0 (config)# interface fa0/0

router0 (config­if)# ip address 202.91.9.1

255.255.255.252 router0 (config­if)# no shutdown

router0 (config­if)# exit

Router1 (Router LAN 2)

Gunakan tab CLI pada router atau melalui terminal pada PC klien yang terhubung ke router

(terhubung melalui kabel console).

Interface fa6/0

router0>

enable

router0#

configure t

router0 (config)# interface fa6/0

router0 (config­if)# ip address 192.168.2.14

255.255.255.240 router0 (config­if)# no shutdown

router0 (config­if)# exit

Interface fa0/0

router0 (config)# interface fa0/0

router0 (config­if)# ip address 202.91.9.2

255.255.255.252 router0 (config­if)# no shutdown

router0 (config­if)# exit

Interface fa1/0

router0 (config)# interface fa1/0

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

63

router0 (config­if)# ip address 202.91.9.5

255.255.255.224 router0 (config­if)# no shutdown

router0 (config­if)# exit

Router2 (Router LAN 3)

Gunakan tab CLI pada router atau melalui terminal pada PC klien yang terhubung ke router

(terhubung melalui kabel console).

Interface fa1/0

router0>

enable

router0#

configure t

router0 (config)# interface fa1/0

router0 (config­if)# ip address 192.168.3.14

255.255.255.248 router0 (config­if)# no shutdown

router0 (config­if)# exit

Interface fa0/0

router0 (config)# interface fa0/0

router0 (config­if)# ip address 202.91.9.6

255.255.255.252 router0 (config­if)# no shutdown

router0 (config­if)# exit

Soal no. 6 (Routing Static)

Pada bagian ini seluruh konfigurasi router di lakukan via console. Lakukan

konfigurasi pada packet tracer.

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

64

Tabel Routing

Buat dalam bentuk tabel routing topologi diatas, untuk memudahkan dalam

melakukan analogi routing static.

Sumber Jaringan tujuan ( network address tujuan)

Gateway tujuan (next hoop)

LAN 1, konfigurasikan pada Router0

• LAN 2 (192.168.2.0/28)

• LAN 3 ( 192.168.3.8/29)

• 202.91.9.2

• 202.91.9.2

LAN 2, konfigurasikan pada Router1

• LAN 1 (192.168.1.0/27)

• LAN 3 ( 192.168.3.8/29)

• 202.91.9.1

• 202.91.9.6

LAN 3, konfigurasikan pada Router2

• LAN 2 (192.168.2.0/28)

• LAN 1 ( 192.168.1.0/27)

• 202.91.9.5

• 202.91.9.5

Tabel perintah routing static pada IOS

Device yang

dikonfigurasi Perintah

Router0 • Ip <spasi> route <spasi> 192.168.2.0 <spasi> 255.255.255.240 <spasi> 202.91.9.2

• ip <spasi> route <spasi> 192.168.3.8 <spasi> 255.255.255.248 <spasi> 202.91.9.2

Router1 • ip <spasi> route <spasi> 192.168.1.0 <spasi> 255.255.255.224 <spasi> 202.91.9.1

• ip <spasi> route <spasi> 192.168.3.8 <spasi> 255.255.255.248 <spasi> 202.91.9.6

Router2 • ip <spasi> route <spasi> 192.168.2.0 <spasi> 255.255.255.240 <spasi> 202.91.9.5

• ip <spasi> route <spasi> 192.168.1.0 <spasi> 255.255.255.224 <spasi> 202.91.9.5

Implementasi Routing static

Router0 (Router LAN 1)

router0> enable

router0# configure t

router0 (config)# Ip route

192.168.2.0

255.255.255.240

202.91.9.2

router0 (config)# Ip route

192.168.3.8

255.255.255.248

202.91.9.2

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

65

Router1 (Router LAN 2)

router0> enable

router0# configure t

router0 (config)# Ip route

192.168.1.0

255.255.255.224

202.91.9.1

router0 (config)# Ip route

192.168.3.8

255.255.255.248

202.91.9.6

Router0 (Router LAN 1)

router0> enable router0# configure t

router0 (config)# Ip route 192.168.2.0 255.255.255.240 202.91.9.5 router0

(config)# Ip route 192.168.1.0 255.255.255.224 202.91.9.5

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

66

PERTEMUAN KE 11

Routing Dynamic-RIPv1dan v2

(90 Menit)

Tujuan pratikum :

Memahami dan mampu mengkonfigurasi router dengan mode routing dynamic dan mampu

menggunakan beberapa protocol yang ada pada konfigurasi routing dynamic

Alat dan Bahan :

a. 3 router

b. 3 Switch

c. 7 PC

Materi :

RIP (Routing Information Protocol)

Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah protokol routing dinamis yang digunakan

dalam jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network). Oleh karena itu

protokol ini diklasifikasikan sebagai Interior Gateway Protocol (IGP). Protokol ini

menggunakan algoritma Distance-Vector Routing. Pertama kali didefinisikan dalam RFC 1058

(1988). Protokol ini telah dikembangkan beberapa kali, sehingga terciptalah RIP Versi 2 (RFC

2453). Kedua versi ini masih digunakan sampai sekarang, meskipun begitu secara teknis mereka

telah dianggap usang oleh teknik-teknik yang lebih maju, seperti Open Shortest Path

First (OSPF). RIP juga telah diadaptasi untuk digunakan dalam jaringan IPv6, yang dikenal

sebagai standar RIPng (RIP Next Generation/ RIP generasi berikutnya), yang diterbitkan dalam

RFC 2080 (1997).

Cara Kerja RIP

1. Host mendengar pada alamat broadcast jika ada update routing dari gateway.

2. Host akan memeriksa terlebih dahulu routing table lokal jika menerima update routing .

3. Jika rute belum ada, informasi segera dimasukkan ke routing table .

4. Jika rute sudah ada, metric yang terkecil akan diambil sebagai acuan.

5. Rute melalui suatu gateway akan dihapus jika tidak ada update dari gateway tersebut dalam

waktu tertentu

6. Khusus untuk gateway, RIP akan mengirimkan update routing pada alamat broadcast di

setiap network yang terhubung

Karakteristik dari RIP:

1. Distance vector routing protocol

2. Hop count sebagi metric untuk memilih rute

3. Maximum hop count 15, hop ke 16 dianggap unreachable

4. Secara default routing update 30 detik sekali

5. RIPv1 (classfull routing protocol) tidak mengirimkan subnet mask pada update

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

67

6. RIPv2 (classless routing protocol) mengirimkan subnet mask pada update

Kelebihan dan Kekurangan

1. Kelebihan

RIP menggunakan metode Triggered Update. RIP memiliki timer untuk

mengetahui kapan router harus kembali memberikan informasi routing. Jika terjadi

perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router tetap harus

mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan tersebut (triggered update).

Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang cukup dapat

diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan

2. Kekurangan

Dalam implementasi RIP memang mudah untuk digunakan, namun RIP mempunyai masalah

serius pada Autonomous System yang besar, yaitu :

1. Terbatasnya diameter network, Telah disebutkan sedikit di atas bahwa RIP hanya bisa

menerima metrik sampai 15. Lebih dari itu tujuan dianggap tidak terjangkau. Hal ini bisa

menjadi masalah pada network yang besar.

2. Konvergensi yang lambat, Untuk menghapus entry tabel routing yang bermasalah, RIP

mempunyai metode yang tidak efesien. Seperti pada contoh skema network di atas, misalkan

subnet 10 bernilai 1 hop dari router 2 dan bernilai 2 hop dari router 3. Ini pada kondisi bagus,

namun apabila router 1 crash, maka subnet 3 akan dihapus dari table routing kepunyaan

router 2 sampai batas waktu 180 detik. Sementara itu, router 3 belum mengetahui bahwa

subnet 3 tidak terjangkau, ia masih mempunyai table routing yang lama yang menyatakan

subnet 3 sejauh 2 hop (yang melalui router 2). Waktu subnet 3 dihapus dari router 2, router 3

memberikan informasi ini kepada router 2 dan router 2 melihat bahwa subnet 3 bisa

dijangkau lewat router 3 dengan 3 hop ( 2 + 1 ). Karena ini adalah routing baru maka ia akan

memasukkannya ke dalam KRT. Berikutnya, router 2 akan mengupdate routing table dan

memberikannya kepada router 3 bahwa subnet 3 bernilai 3 hop. Router 3 menerima dan

menambahkan 1 hop lagi menjadi 4. Lalu tabel routing diupdate lagi dan router 2 meneriman

informasi jalan menuju subnet 3 menjadi 5 hop. Demikian seterusnya sampai nilainya lebih

dari 30. Routing atas terus menerus looping sampai nilainya lebih dari 30 hop.

3. Tidak bisa membedakan network masking lebih dari /24, RIP membaca IP address

berdasarkan kepada kelas A, B dan C. Seperti kita ketahui bahwa kelas C mempunyai

masking 24 bit. Dan masking ini masih bias diperpanjang menjadi 25 bit, 26 bit dan

seterusnya. RIP tidak dapat membacanya bila lebih dari 24 bit. Ini adalah masalah besar,

mengingat masking yang lebih dari 24 bit banyak dipakai. Hal ini sudah dapat di atasi pada

RIPv2.

4. Jumlah host Terbatas.

5. RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

68

6. RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM), Ketika pertama

kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya sendiri (informasi lokal) dan tidak

mengetahui topologi jaringan tempatnya berada.

Versi

Ada tiga versi dari Routing Information Protocol: RIPv1, RIPv2, dan RIPng.

1. RIP versi 1

Spesifikasi asli RIP, didefinisikan dalam RFC 1058, classful menggunakan routing. Update

routing periodik tidak membawa informasi subnet, kurang dukungan untuk Variable Length

Subnet Mask (VLSM). Keterbatasan ini tidak memungkinkan untuk memiliki subnet berukuran

berbeda dalam kelas jaringan yang sama. Dengan kata lain, semua subnet dalam kelas jaringan

harus memiliki ukuran yang sama. Juga tidak ada dukungan untuk router otentikasi, membuat

RIP rentan terhadap berbagai serangan.

2. RIP versi 2

Karena kekurangan RIP asli spesifikasi, RIP versi 2 (RIPv2) dikembangkan pada tahun 1993 dan

standar terakhir pada tahun 1998. Ini termasuk kemampuan untuk membawa informasi subnet,

sehingga mendukung Classless Inter-Domain Routing (CIDR). Untuk menjaga kompatibilitas,

maka batas hop dari 15 tetap. RIPv2 memiliki fasilitas untuk sepenuhnya beroperasi dengan

spesifikasi awal jika semua protokol Harus Nol bidang dalam pesan RIPv1 benar ditentukan.

Selain itu, aktifkan kompatibilitas fitur memungkinkan interoperabilitas halus penyesuaian.

3. RIPng

RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi berikutnya), yang didefinisikan dalam RFC 2080,

adalah perluasan dari RIPv2 untuk mendukung IPv6, generasi Internet Protocol berikutnya.

Perbedaan utama antara RIPv2 dan RIPng adalah:

1. Dukungan dari jaringan IPv6.

2. RIPv2 mendukung otentikasi RIPv1, sedangkan RIPng tidak. IPv6 router itu, pada saat itu,

seharusnya menggunakan IP Security (IPsec) untuk otentikasi.

3. RIPv2 memungkinkan pemberian beragam tag untuk rute , sedangkan RIPng tidak;

4. RIPv2 meng-encode hop berikutnya (next-hop) ke setiap entry route, RIPng membutuhkan

penyandian (encoding) tertentu dari hop berikutnya untuk satu set entry route.

Batasan:

1. Hop count tidak dapat melebihi 15, dalam kasus jika melebihi akan dianggap tidak sah. Hop

tak hingga direpresentasikan dengan angka 16.

2. Sebagian besar jaringan RIP datar. Tidak ada konsep wilayah atau batas-batas dalam jaringan

RIP.

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

69

3. Variabel Length Subnet Masks tidak didukung oleh RIP IPv4 versi 1 (RIPv1).

4. RIP memiliki konvergensi lambat dan menghitung sampai tak terhingga masalah.

Konfigurasi RIP:

Hanya diperlukan 2 langkah untuk mengkonfigurasi RIP:

1. Meng-enable RIP dengan perintah router rip.

2. Menentukan setiap network major yang akan digunakan untuk menjalankan RIP dengan

perintah network.

Langkah-langkah Pratikum :

Routing RIP Version 1 dan Version 2

Topologi;

Penyelesaian; 1. Setting IP pada Perangkat

Konfig Router Left / ROUTER 0 :

Router>ena

Router#conf t

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Router(config)#int fa 1/0

Router(config­if)#ip address 192.168.1.1 255.255.255.0

Router(config­if)#ex

Router(config)#int fa 0/0

Router(config­if)#ip address 192.168.2.1 255.255.255.0

Router(config­if)#no sh

Konfig Router Center / ROUTER 5 :

Router>ena

Router#conf t

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Router(config)#int fa 0/0

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

70

Router(config­if)#ip address 192.168.2.2 255.255.255.0

Router(config­if)#ex

Router(config)#int fa 0/0

Router(config­if)#ip address 192.168.3.1 255.255.255.0

Router(config­if)#no sh

Router(config­if)#ex

Router(config­if)#ip address 192.168.4.1 255.255.255.0

Router(config­if)#no sh

Konfig Router Right / ROUTER 3 :

Router>ena

Router#conf t

Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.

Router(config)#int fa 0/0

Router(config­if)#ip address 192.168.4.2 255.255.255.0

Router(config­if)#ex

Router(config)#int fa 0/0

Router(config­if)#ip address 192.168.5.1 255.255.255.0

Router(config­if)#no sh

2. Proses Routing RIP V1

Konfig Routing RIP version 1 Router Left / ROUTER 0 :

Router(config)#router rip

Router(config­router)#network 192.168.1.0

Router(config­router)#network 192.168.2.0

Router(config­router)#ex

Konfig Routing RIP version 1 Router Center / ROUTER 5 :

Router(config)#router rip

Router(config­router)#network 192.168.2.0

Router(config­router)#network 192.168.3.0

Router(config­router)#network 192.168.4.0

Router(config­router)#ex

Konfig Routing RIP version 1 Router Right / ROUTER 3 :

Router(config)#router rip

Router(config­router)#network 192.168.4.0

Router(config­router)#network 192.168.5.0

Router(config­router)#ex

.

3. Atur IP PC

4. Untuk Routing RIP version 2 (cara nya hamper sama dengan RIP v1)

Konfig Routing RIP version 1 Router Left / ROUTER 0 :

Router(config)#router rip

Router(config)#version 2

Router(config­router)#network 192.168.1.0

Router(config­router)#network 192.168.2.0

Router(config­router)#ex

Konfig Routing RIP version 1 Router Center / ROUTER 5 :

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

71

Router(config)#router rip

Router(config)#version 2

Router(config­router)#network 192.168.2.0

Router(config­router)#network 192.168.3.0

Router(config­router)#network 192.168.4.0

Router(config­router)#ex

Konfig Routing RIP version 1 Router Right / ROUTER 3 :

Router(config)#router rip

Router(config)#version 2

Router(config­router)#network 192.168.4.0

Router(config­router)#network 192.168.5.0

Router(config­router)#ex

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

72

PERTEMUAN KE 12

Konfigurasi Dasar VLAN Di Switch Cisco

(90 Menit)

Tujuan pratikum :

Konfigurasi vlan ini tentu bisa di aplikasikan atau di praktekkan kepada switch cisco yang

asli. Switch cisco memiliki fitur yang paling diunggulkan yaitu memiliki kemampuan managable

switch atau bisa disebut juga dengan Smart Switch.

Alat dan Bahan :

a. 1 router

b. 1 Switch

c. 4 PC

Materi :

kali ini Kita akan melakukan konfigurasi dasar VLAN di switch cisco packet tracer, cara

konfigurasi vlan ini tentu bisa di aplikasikan atau di praktekkan kepada switch cisco yang

asli. Switch cisco memiliki fitur yang paling di unggulkan yaitu memiliki kemampuan

managable switch atau bisa disebut juga dengan Smart Switch.

Sebelum kalian konfigurasi vlan di cisco paket tracer, kalian harus menyiapkan beberapa senjata

dahulu, yaitu:

1. Laptop

2. Aplikasi Cisco paket tracer Oke langsung saja kita ke cisco paket tracernya untuk memulai cara dasar konfigurasi vlan di

switch cisco paket tracer.

Langkah-langkah Pratikum :

1. Pertama, kalian buat topologi jaringan komputernya, saya membuat topologinya seperti ini

silakan di ikuti atau kalian ingin topologi lain juga bisa.

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

73

2. Selanjutnya, kalian hubungkan laptop dengan switch menggunakan kabel console, kenapa

tidak langsung konfigurasi di switchnya langsung? itu karena jika di aslinya, di realnya kita

harus menggunakan laptop atau komputer dan dihubungkan ke laptop menggunakan kabel

console.

3. Nah, sekarang kalian klik laptopnya lalu pilih menu tab Desktop ➤ lalu klik terminal

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

74

Di terminal configuration, kalian langsung klik saja ok, setelah klik ok lalu akan muncul mode

CLI (Command Line Interface) untuk melakukan konfigurasi switch.

Di terminal kalian dapat tekan enter 1x untuk memulai konfigurasi.

selanjutnya kalian masukan perintah perintah ini

Switch> en

selanjutnya

Switch# conf t

Seperti gambar dibawah ini

Keterangan :

en itu singkatan dari enable, untuk membuka mode root atau masuk kedalam mode root.

conf t itu merupakan singkatan dari configure terminal, untuk melakukan konfigurasi

switch.

Selanjutnya masukan perintah dibawah ini

kita akan menggunakan vlan id 10, dan masukan perintahnya di terminal seperti dibawah:

Switch (config)# vlan 10

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

75

Jika sudah memasukan id vlan, kita berikan nama id vlan 10 tersebut, dengan K_V10 seperti

pada gambar topologi di atas.

Switch (config-vlan)# name K_V10

jika sudah memberikan nama pada vlan, langkah selanjutnya kita keluar dari konfigurasi id vlan

10 ini dengan memasukan perintah exit seperti gambar dibawah ini:

Switch (config-vlan)# exit

Nah, sekarang kita sudah keluar pada configurasi id vlan 10, selanjutnya kita masuk konfigurasi

id vlan 20, seperti gambar topologi di atas.

Switch (config)# vlan 20

seperti langkah sebelumnya, caranya sama yaitu pada vlan 20 ini kita memberikan nama pada

vlan ini yaitu dengan nama K_V20, perintahnya seperti ini:

Switch (config-vlan)# name K_V20

Jika sudah, kita keluar konfigurasi id vlan 20 ini

Switch (config-vlan)# exit

jika kalian masih bingung bisa lihat gambar dibawah ini:

Nah sekarang kita sudah memberikan nama pada masing masing id vlan yaitu:

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

76

vlan 10 memiliki nama K_V10

vlan 20 memiliki nama K_V20

Langkah selanjutnya kita, kita akan memberikan access vlan port pada switch, bisa di lihat

gambar topologi di atas kita akan memberikan access vlan pada port:

fa0/2 dan fa0/3 diberikan access vlan 10

fa0/10 dan fa0/11 diberikan access vlan 20

Dan bagaimana caranya memberikan access vlan pada port yang sudah kita tentukan?

Pertama kita masuk kedalam interface dahulu, kita akan masuk interface fa0/2 dahulu, dengan

memasukan perintah:

Switch (config) #int fa0/2

Int fa0/2 itu merupakan singkatan dari interface 0/2

Dan sekarang kita sudah masuk kedalam interface, selanjutnya kalian dapat memberikan access

vlan pada port tersebut, perintahnya adalah:

Switch (config-if) #switchport access vlan 10

Dan jika sudah kalian memberikan access vlan pada interface selanjutnya kalian dapat keluar

interface untuk melakukan konfigurasi pemberian access vlan pada interface lainnya,

perintahnya :

Switch (config-if) #exit

Seperti gambar dibawah ini:

Karena kita ingin memberikan access vlan pada fa0/2, fa0/3, fa0/10, fa0/11 caranya akan panjang

sekali bila di ketik, maka cara selanjutnya bisa kalian lihat di video konfigurasi untuk

memberikan access vlan pada interface lainnya dibawah ini.

Caranya sama saja hanya membedakan vlan saja, jika pada fa 0/2 dan fa0/3 memberikan access

vlan 10 dan fa0/10, fa0/11 kita akan berikan access vlan 20

Bagaimana kalian sudah memberikan access pada setiap interface yang sudah di tentukan?

Jika sudah selanjutnya kalian dapat setting ip di masing masing client, tetapi antara vlan 10 dan

vlan 20 dibedakan segment IP nya, contohnya seperti:

Pada vlan 10 di setting IP 192.168.10.0/24 dan pada vlan 20 di setting IP 192.168.20.0/24

Jika kalian bingung bagaimana cara setting IP di cisco paket tracer, caranya cukup kalian klik PC

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

77

Client nya, lalu masukan IP Address, Subnet, Gatewaynya, untuk gateway kalian cukup masukan

saja, misalnya:

vlan 10 ipnya 192.168.10.0/24 dan gatewaynya di isi 192.168.10.1

begitupun dengan vlan 20

vlan 20 ipnya 192.168.20.0/24 dan gatewaynya di isi 192.168.20.1

kalian bisa lihat pada gambar dibawah ini:

Untuk setting IP nya seperti ini tinggal di sesuaikan saja

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

78

Jika kalian sudah melakukan konfigurasi kesemua PC Client, maka sekarang waktunya untuk

ujicoba

seharusnya jika ping antara Segment IP yang sama itu akan mendapatkan balasan seperti ini:

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

79

Saya mencoba di PC yang memiliki IP 192.168.10.2 dan mencoba ping ke satu segment IP dan

mendapat balasan Reply from

dan artinya ini berhasil terhubung antara PC satu dengan satunya

sekarang kita coba ping berbeda segment IP, maka hasilnya akan seperti ini:

Dosen Pengajar : Husnul Khair, M.Kom Tim Penyusun : Achmad Fauzi, M.Kom & Husnul Khair, M.Kom Modul Prak. Jaringan Komputer

80

Sekarang saya coba di PC yang memiliki IP 192.168.10.3 dan mencoba ping ke IP beda Segment

yaitu IP 192.168.20.2 dan hasilnya akan request time out

itu karena walaupun berada di satu switch tetapi port interface yang ada di switch sudah kita

pisahkan menggunakan VLAN

maka dari itu kita membuat topologi jaringan yang terdapat 1 buah router fungsinya untuk

menyambungkan IP berbeda segment tersebut agar bisa saling terhubung.