FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOYALITAS NASABAH PT. BANK RAKYAT INDONESIA TBK Oleh
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOYALITAS NASABAH PT. BANK RAKYAT INDONESIA TBK Oleh
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOYALITAS
NASABAH PT. BANK RAKYAT INDONESIA TBK (Studi Kasus PT. BRI Tbk Kantor Kas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana Ekonomi
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Oleh :
Nina Wijayanti 105081002535
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H/ 2010 M
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOYALITAS NASABAH
PT. BANK RAKYAT INDONESIA TBK
(Studi Kasus PT. BRI Tbk Kantor Kas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Guna Memenuhi Syarat-Syarat
Untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
NINAWIJAYANTI NIM : 105081002535
Di Bawah Bimbingan :
Pembimbing I Pembimbing II
Dr.Yahya Hamja,MM Cut Erika Ananda Fathimah,SE.MBA NIP.19490602197803 1 001
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1431 H / 2010 M
LEMBAR PENGESAHAN KOMPREHENSIF
Hari ini Kamis Tanggal 18 Bulan Maret Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan
Ujian Komprehensif atas nama Nina Wijayanti NIM : 105081002535 dengan
judul skripsi “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOYALITAS
NASABAH PT. BANK RAKYAT INDONESIA TBK (Studi Kasus PT.BRI
Tbk Kantor Kas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)”. Memperhatikan
penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah
dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 03 Juni 2010
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Suhendra, S.Ag, MM Leis Suzanawaty, SE, MS Ketua Sekretaris
Dr. Yahya Hamja, MM Penguji Ahli
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Rabu Tanggal 21 Bulan Juni Tahun Dua Ribu Sepuluh telah dilakukan
Ujian Skripsi atas nama Nina Wijayanti NIM : 105081002535 dengan judul
skripsi “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LOYALITAS
NASABAH PT. BANK RAKYAT INDONESIA TBK (Studi Kasus PT.BRI
Tbk Kantor Kas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)”. Memperhatikan
penampilan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah
dapat diterima sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 21 Juni 2010
Tim Penguji Ujian Skripsi
Dr. Yahya Hamja, MM Cut Erika Ananda Fathimah,SE.MBA Ketua Sekretaris Prof. Dr. Ahmad Rhodoni Lies Suzanawati,SE.Msi Penguji Ahli I Penguji Ahli II
Suhendra, S.Ag, MM
Penguji Proposal Skripsi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. DATA PRIBADI
Nama : NINA WIJAYANTI
Tempat & Tanggal Lahir : Blitar, 27 Maret 1988
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Rumah : Jl. Batam E6/4, RT 002/017,
Perum. Benda Baru - Kec. Pamulang
Tangerang Selatan - Banten - 15416
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Nomor Telepon : 021-93090148
E-mail : [email protected]
II. PENDIDIKAN FORMAL
TINGKAT NAMA SEKOLAH/PERGURUAN TINGGI
DAN JURUSAN TAHUN
S1
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Jurusan/Program Studi: Manajemen
IPK : 3,36 (skala 4.0)
2005-2010
SMA SMU Negeri 1 Ciputat
Jurusan/Program Studi: IPS 2002-2005
SMP SLTP Negeri 2 Pamulang 1999-2002
SD SD Negeri Benda Baru III 1993-1999
III. PENDIDIKAN NONFORMAL
JENIS BIDANG PENYELENGGARA TAHUN
KURSUS BAHASA
INGGRIS Cambridge School of English (CSE) 2004-2005
IV. PENGALAMAN ORGANISASI
JABATAN NAMA ORGANISASI TAHUN
ANGGOTA IKATAN REMAJA MASJID NURUL IMAN
(IKRAMNI) 2005-2008
ANGGOTA NURUL IMAN PECINTA ALAM (NIPALA) 2005-2008
ANGGOTA KOLABORASI REMAJA RT 02/017 (KR 2-17) 2005-2008
V. PENGALAMAN KERJA
NAMA PERUSAHAAN JABATAN TAHUN
PT. MEGA MULIA MANDIRI
Outlet Leader
2007-2008
PT. SUMBER ALFARIA TRIJAYA
Staff Finance
2010
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama Mahasiswa : Nina Wijayanti
NIM : 105081002535
Jurusan : Manajemen
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi adalah hasil karya saya sendiri yang merupakan hasil penelitian, pengolahan dan analisis saya sendiri serta bukan merupakan replikasi maupun saduran dari hasil karya atau hasil penelitian orang lain. Apabila terbukti skripsi ini plagiat atau replikasi maka skripsi dianggap gugur dan harus melakukan penelitian ulang untuk menyusun skripsi baru dan kelulusan serta gelarnya dibatalkan. Demikian pernyataan ini dibuat dengan segala akibat yang timbul di kemudian hari menjadi tanggung jawab saya. Jakarta, 20 September 2010 ( ....................................... )
i
ABSTRACT
This research aim to know the factors influence of customer loyalty to BRI bank. The research used of judgemental sampling method and using questionnaire as the main data-collecting instrument.Data are gotten from 123 repondents BRI UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Bank. The result of analysis using factor analysis with SPSS 116.00 for windows are found 10 factors that influence customer loyalty: (1) personil service (2) empathy (3) responsiveness (4) reputation of Bank (5) credibility (6) tangible (7) corporate identity (8) symbol of corporate (9) reliability (10) simple procedure of service. Cumulative variance percentase from extracted factors is 71,763%, that means the result of the researh can explain factors influence customer loyalty about 71,763% and the change was influenced by other factors.
Keyword: Customer Loyalty, Analysis Factors.
ii
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi loyalitas nasabah Bank BRI. Penelitian ini menggunakan metode judgmental sampling dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data primer. Data diperoleh dari 123 responden bank BRI UIN Syarif Hidaytulah Jakarta. Hasil dari analisis menggunakan analisis faktor perangkat lunak SPSS 16.00 for windows diperoleh 10 faktor yang merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas nasabah, yaitu: (1) pelayanan karyawan (personil) (2) empati (3) daya tanggap (4) reputasi bank (5) kredibilitas (6) sarana & prasarana (7) identitas perusahaan (8) logo perusahaan (9) kehandalan dengan (10) kemudahan prosedur layanan. Persentase kumulatif varians dari faktor yang diekstrak sebesar 71,763%, yang berarti hasil dari penelitian yang terbentuk mampu menjelaskan faktor-faktor yang memepengaruhi loyalitas nasabah sebesar 71,763%, dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Kata Kunci : Loyalitas Nasabah, Analisis Faktor
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur bagi Allah SWT atas segala nikmat dan karunia yang telah
diberikan, semoga rahmat dan hidayah-Nya akan selalu tercurah kepada kita
semua. Atas izin dan limpahan berkah-Nya pada akhrinya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya yang merupakani tugas akhir
dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sholawat dan Salam selalu tercurah kepada kekasih Allah SWT, Nabi
Muhammad SAW yang dengan kesabaran dan kecerdasannya sehingga dapat
memberikan cahaya kebenaran seperti saat ini dan kepada keluarga dan para
sahabat beliau.
Dalam penyusunan skripsi ini tentu tak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Pada kesempatan ini dengan kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan
terimakasih yang tak terkira kepada:
1. Kedua orang tuaku, bapak Suyanto & ibu Sri Utami (almh) yang telah
dengan ikhlas merawat, mendidik dan mendo’akan ku sejak kecil
hinggan kini.
2. Bpk. Dr. Yahya Hamza, MM selaku dosen pembimbing I dan Ibu Cut
Erika, MBA selaku pembimbing II yang telah bersedia meluangkan
waktunya untuk memberikan arahan dengan sabar kepada penulis
3. Bpk Prof. Dr. Abdul Hamid, MS selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bpk Indo Yama Nasarudin, SE., MAB selaku Ketua Jurusan
Manajemen serta Ibu Lies Suzanawaty, Msi, selaku Sekretaris Jurusan
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri
Syarif Hidatullah Jakarta.
4. Bpk Robert Van Der Hijde selaku pimpinan PT. BRI UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan
riset di tempat tersebut.
5. Seluruh Bapak/Ibu Dosen yang telah mencurahkan dan mengamalkan
ilmu yang tak ternilai hingga penulis menyelesaika studi di FEB UIN
iv
Jakarta. Untuk Bpk. Mailul Ansor (Alm) dan Ibu Rosdiana (Almh)
semoga mendapatkan tempat yang mulia disisi Allah, amin.
6. Makasih banyak buat Mas-Qu Tomo yang selalu sabar dan rela
membantu menyelesaikan tugas2 kuliah dan skripsi Qu,,buat mas Hadi
yang udah ngeganggu penyelesaian skripsiQu,dan juga wawan adikQu
serta seluruh keluarga dan saudara2 yang terus mendukung Qu..
7. Buat aa sekeluarga, makasih udh banyak ngebantu..maaf belum bisa
memberikan yg terbaik untuk aa sekeluarga.
8. Teman2 Manajemen D’05 : Ana, Nur, (Thx support’a yg luar biasa),
Ina (Thx udh nemenin & ngebantu nyebar kuesioner), Mia (Thx udh
mau berbagi ilmu,dll), Mita, Rina, Oie, Lesda, Yeni, Tita..Marcos n
Jodi (Thx buat kosan’a yg udh jd tmpt kumpul n diskusi Qta2), Fauzi
(Thx buat MINA Mart’a yg jd sarana magang2n Qta,hehe..), Ucup,
Sugeng, Ridwan, Idel, Dahlan, Wirawan, Roey, Putra, Rully, Reza,
Ipin, Atel, Rozak, ilman.
9. Temen2 Manajemen Pemasaran 2006 : Yaya, Ucil, Enny, Fatimah,
InSut, Isti, Lily, Zahra, Sri intan, Yani “jodi”, dll,,Temen2 Wisuda UIN
ke-80 : Siti, Vira, Iin, Lia, Towi, Jamhur, Akhyar, Eko, k’Mahdi, k’
Ilhami, dll..Temen2 Akuntansi: Lion, Rofik, k’Rizki Serta seluruh
pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu
hingga penyusunan skripsi ini dapat selasai.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun.
Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca
umumnya dan penulis khususnya.
Jakarata, Juni 2010
(Nina Wijayanti)
v
DAFTAR ISI
Halaman
Daftar Riwayat Hidup……………………………………………………… i
Abstract ……………………………………………………………………. ii
Abstrak ……………………………………………………………………. iii
Kata Pengantar …………………………………………………………….. iv
Daftar Isi …………………………………………………………………... vi
Daftar Tabel ………………………………………………………………. viii
Daftar Gambar ……………………………………………………………. xi
Daftar Lampiran …………………………………………………………… xii
Bab I: PENDAHULUAN ………………………………………………….. 1
A. Latar Belakang……………………………………………….. 1
B. Perumusan Masalah………………………………………….. 7
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian……………………. 7
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA………………………………………… 9
A. Loyalitas Pelanggan ….…………… ………………………. 11
B. Kepuasan Pelanggan………………………………………… 22
C. Kualitas Jasa………………………………………………… 30
D. Citra Perusahaan……………………………………………… 36
E. Penelitian Terdahulu.................................................................. 42
F. Kerangka Pemikiran................................................................... 46
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN................................................... 47
A. Ruang lingkup Penelitian........................................................... 47
B. Metode Penentuan Sampel........................................................ 47
C. Metode Pengumpulan Data....................................................... 48
D. Metode Analisis Data................................................................ 50
BAB IV: HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................... 59
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian.............................. 59
B. Hasil dan Pembahasan............................................................... 66
vi
1. Uji Validitas dan Rliabilitas................................................. 66
2. Karakteristik Responden ...................................................... 69
3. Analisis Deskriptif................................................................ 73
4. Analisis Faktor ..................................................................... 98
5. Interpretasi............................................................................. 117
BAB V: KESIMPULAN DAN IMPLIKASI............................................... 119
A. Kesimpulan............................................................................... 119
B. Implikasi................................................................................... 121
Daftar Pustaka............................................................................................... 123
Lampiran-lampiran......................................................................................... 126
vii
DAFTAR TABEL
No. Keterangan Halaman
2.1 Tahapan Loyaitas............................................................................. 17
2.2 Tabel ServQual ............................................................................... 35
3.1 Tingkat Penilaian jawaban.............................................................. 49
3.2 Operasional Variabel........................................................................ 56
4.1 Hasil Try out Uji Validitas.............................................................. 67
4.2 Hasil Try out Uji Reliabilitas........................................................... 68
4.3 Jenis Kelamin.................................................................................. 69
4.4 Tingkat usia.................................................................................... 69
4.5 Pekerjaan Responden..................................................................... 70
4.6 Asal Daerah.................................................................................... 71
4.7 Lama Menjadi Nasabah BRI.......................................................... 71
4.8 Rata-rata Transaksi perbulan di BRI............................................. 72
4.9 Menjadi Nasabah Pada Bank Lain................................................ 73
4.10 Perusahaan dapat dipercaya…………………………………….. 74
4.11 Memiliki tanggung jawab social………………………………… 74
4.12 Berpengalaman di bidang perbankan……………………………. 75
4.13 Prestasi kerja membanggakan……………………………………. 75
4.14 Budaya perusahaan yang baik……………………………… …… 76
viii
4.15 Profesionalisme karyawan…………………………………..… 77
4.16 Perusahaan ternama…………………………………………… 77
4.17 Logo yang mudah dikenal……………………………………... 78
4.18 Slogan yang mudah diingat………………………………… …. 79
4.19 Multiguna Produk tabungan…………………………………… 79
4.20 Fitur &fasilitas tabungan lengkap……………………………… 80
4.21 Biaya administrasi bulanan tidak membebankan………………. 81
4.22 Prosedur layanan mudah…………………………………… …. 81
4.23 Jaringan kerja luas……………………………………………… 82
4.24 Sistem pencatatan akurat………………………………………. 83
4.25 Waktu operasional sesuai informasi …………………………… 83
l4.26 Kesediaan karyawan membantu nasabah……………………….. 84
4.27 Tanggap terhadap keluhan……………………………………… 85
4.28 Cepat dalam melayani…………………………………………… 85
4.29 Pemberian solusi yang tepat atas masalah……………………… 86
4.30 Pengetahuan mengenai jasa yang tersedia……………………… 87
4.31 Keramahan karyawan…………………………………………… 88
4.32 Sopan santun karyawan…………………………………………. 88
4.33 Kejujuran karyawan……………………………………………... 89
4.34 Keamanan dana simpanan nasabah……………………………… 90
4.35 Call BRI efektifmelayani secara on-line selama 24 jam………… 90
ix
4.36 Kejelasan informasi yang diberikan…………………………… 91
4.37 Bersungguh-sungguh dalam melayani………………………….. 92
4.38 Perlakuan yang sama terhadap nasabah………………………… 92
4.39 Menggunakan teknologi mutakhir………………………………. 93
4.40 Ruang tunggu nyaman………………………………………….. 94
4.41 Karyawan berpenampilan rapi…………………………………. 94
4.42 Kelengkapan formulir transaksi……………………………..…. 95
4.43 Kepuasan umum terhadap jasa bank…………………………… 96
4.44 Kesesuaian kinerja dengan harapan……………………………. 96
4.45 Bank BRI lebih baik dari pesaing……………………………… 97
4.46 KMO........................................................................................... 99
4.47 Nilai MSA................................................................................... 100
4.48 Communalities............................................................................ 102
4.49 Total Variance Explained........................................................... 109
4.50 Component Matrix...................................................................... 111
4.51 Rotated Component Matrix......................................................... 112
4.52 Pembagian Variabel berdasarkan Faktor yang terbentuk............ 116
x
DAFTAR GAMBAR
No. Keterangan Halaman
2.1 Tiga Model Loyalitas Pelanggan………………………………… 11
2.2 Jenis Loyalitas Pelanggan……………………………………….. 14
2.3 Proses Terbentuknya Citra………………………………………. 40
xi
DAFTAR LAMPIRAN– LAMPIRAN
No. Keterangan Halaman
1. Surat Keterangan Riset dari PT. BRI UIN Jakarta………….. 126
2. Kuesioner Penelitian………………………………………… 127
3. Hasil Kuesioner Penelitian. ………………………………… 131
4. KMO and Bartlett’s Test……………………………………. 134
5. Anti image Matrices (MSA) ………………………………… 135
6. Communalities……………………………………………… 140
7. Total Variance Explained………………………………….. 141
8. Component Matrix…………………………………………. 142
9. Rotated Component Matrix ………………………………… 143
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Dunia perbankan di Indonesia dewasa ini mengalami persaingan
antar bank yang semakin tajam. Persaingan dalam dunia perbankan bukan
hanya berasal dari pesaing dalam negeri tetapi juga pesaing dari luar
negeri, sehingga jajaran perbankan kita perlu lebih tangkas dan tanggap
dalam menghadapinya. Salah satu tantangan terbesar dalam bisnis di era
global seperti saat ini adalah menciptakan dan mempertahankan kepuasan
serta loyalitas nasabah, karena tidak ada perusahaan yang mampu bertahan
dalam jangka panjang tanpa adanya kepuasan dan loyalitas dari nasabah.
(Tim Marknesis, 2009).
Loyalitas pelanggan perlu diperoleh karena seorang yang loyal
akan menjadi aset yang sangat bernilai bagi organisasi. Pelanggan yang
loyal mempunyai kecendrungan yang rendah untuk berpindah merek,
kurang sensitif terhadap harga, membeli lebih sering dan/ atau lebih
banyak serta menjadi strong word of mouth.
Kotler, Hayes dan Bloom (2002) dalam Mardalis (2005)
menyebutkan ada enam alasan mengapa suatu institusi perlu mendapatkan
loyalitas pelanggannya: (1) pelanggan yang ada lebih prospektif, artinya
pelanggan loyal akan memberi keuntungan besar kepada institusi, (2)
biaya mendapatkan pelanggan baru jauh lebih besar dibanding menjaga
2
dan mempertahankan pelanggan yang ada, (3) pelanggan yang sudah
percaya pada institusi dalam suatu urusan akan percaya juga dalam urusan
lainnya, (4) biaya operasi institusi akan menjadi efisien jika memiliki
banyak pelanggan loyal, (5) institusi dapat mengurangkan biaya psikologis
dan sosial dikarenakan pelanggan lama telah mempunyai banyak
pengalaman positif dengan institusi, (6) pelanggan loyal akan selalu
membela institusi bahkan berusaha pula untuk menarik dan memberi saran
kepada orang lain untuk menjadi pelanggan.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik
pemerintah yang terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat
Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei
Aria Wirjaatmadja dengan nama Hulp-en Spaarbank der Inlandsche
Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum
Priyayi yang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Berdiri tanggal 16
Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.
(www.bri.co.id).
Sejak sukses go public pada 7 November 2003, kinerja BRI
terus menunjukkan peningkatan yang signifikan. Di tahun 2009 sederet
prestasi berhasil diraih bank ini, antara lain adalah BRI kembali
menempati sebagai salah satu perusahaan terhebat di Asia (Asian Fabulous
50) versi majalah Forbes dalam edisi terbarunya (Oktober 2009).
Sebagaimana tahun sebelumnya BRI merupakan satu-satunya perusahaan
asal Indonesia yang masuk dalam daftar 50 perusahaan hebat di Asia
3
(Asian Fabulous 50) versi Majalah Forbes Asia. Dalam daftar yang
disusun Majalah Forbes tersebut,. BRI menempati peringkat 7, Forbes
menyusun daftar tersebut berdasarkan kinerja perusahaan selama lima
tahun terakhir. Untuk menyusun Asian Fabulous 50, Forbes menyeleksi
910 perusahaan publik yang memiliki pendapatan minimal US$ 3 miliar
atau kapitalisasi pasar US$ 3 miliar. (www.kontan.co.id ).
Selama lebih dari satu abad melakukan kegiatan perbankan, BRI
(Persero) yang didirikan sejak tahun 1895 ini tetap konsisten
memfokuskan pelayanan pada masyarakat kecil, diantaranya dengan
memberikan fasilitas kredit kepada golongan pengusaha mikro, kecil dan
menengah yang hampir tidak dilirik oleh bank lain. Dikutip dalam
www.detikfinance.com bahwa BRI berhasil berhasil menjadi juara dalam
hal penyaluran kredit. Karena hal tersebut BRI memiliki jaringan kantor
terluas yang mencapai tingkat kecamatan dan menjangkau masyarakat
dipelosok pedesaan. Saat ini, BRI memiliki jumlah jaringan lebih dari
5.400 unit kerja di seluruh Indonesia. (bisnis.vivanews.com).
Dikutip dalam www.tempointeraktif.com, bahwa pada triwulan
I-2010, Bank Rakyat Indonesia (BRI) mencatakan pertumbuhan laba
sebesar 25,14 % dari Rp 1,719 triliun menjadi Rp 2,15 triliun. "BRI
mampu mempertahankan predikat sebagai bank dengan laba tertinggi
sejak tahun 2005," kata Sekretaris Perusahaan BRI Muhamad Ali.
Sementara itu, penghimpunan dana BRI juga mengalami kenaikan sebesar
18,9 % dari Rp 203,11 triliun menjadi Rp 241,5 triliun, dengan komposisi
4
giro Rp 36,55 triliun (15,13 %), tabungan Rp 97,29 triliun (40,29 %), dan
Deposito Rp 107,66 triliun (44,58 %).
Tabungan BRI BritAma yang merupakan produk unggulan dari
Bank BRI juga berhasil meraih penghargaan Top Brand Award 2010 dari
Frontier Consulting Group dan majalah Marketing. Frontier Consulting
Group adalah lembaga konsultan dan survei yang bergerak dalam bidang
pemasaran, memberikan penghargaan terhadap merek-merek ternama di
Indonesia, dengan melibatkan 4.500 responden di enam kota: Bandung,
Jakarta, Makassar, Medan, Semarang, dan Surabaya.
Top Brand Award merupakan penghargaan yang diberikan
kepada merek-merek yang memenuhi dua kriteria, yakni merek-merek
yang memperoleh Top Brand Index (TBI) minimum 10% dan merek-
merek yang menurut hasil survei berada dalam posisi top three di dalam
kategori produknya. Top Brand Index diukur dengan menggunakan 3
parameter, yaitu top of mind awareness (merek yang paling diingat), last
used (merek yang terakhir kali dibeli atau digunakan), dan future intention
(merek yang akan dipilih kembali di masa mendatang).
Penilaian terhadap Tabungan BRI BritAma berdasarkan survei telah
berhasil membangun brand image yang kuat dan dikenal oleh masyarakat
luas dalam industri perbankan nasional. (www.gatra.com).
Prestasi-prestasi Bank BRI diatas menggambarkan kepercayaan
dan loyalitas nasabah dalam menggunakan jasa bank BRI. Membangun
loyalitas pelanggan bukanlah suatu hal yang yang mudah, kini pelanggan
5
semakin cerdas, banyak menuntut, serta dimanjakan dengan berbagai
pilihan produk dan merek. Hampir di semua kategori produk terdapat
puluhan atau bahkan ratusan merek yang masing-masing menawarkan
produk hampir sama, baik dari harga, gerai, dan model promosinya.
Karena pilihan konsumen yang semakin banyak inilah, yang membuat
semakin sulit mencari loyalitas dari pelanggan.
Membangun loyalitas pelanggan jauh lebih sulit dibanding
usaha memuaskan pelanggan. Untuk memuaskan pelanggan, perusahaan
cukup memberi benefit fungsional sesuai dengan ekspektasi, dan sifatnya
lebih teknis yang bisa ditentukan target waktu pencapaiannya. Sementara,
untuk mendapatkan loyalitas pelanggan, perusahaan harus memberikan
benefit ekstra yang bisa mendorong pelanggan memiliki emotional
attachment terhadap produk yang digunakan. Dalam hal ini loyalitas yang
dimaksud bukan sekadar mengonsumsi produk terus-menerus (repeat
buying). Namun juga spend more, melakukan referal (mereferensikan ke
orang lain) dan menjadi advokator bagi produk yang digunakannya.
Dikutip dari swa.co.id bahwa tahapan loyalitas pelanggan ada
tiga fase. Pertama: rasional, dengan unsur dasar kepuasan pelanggan.
Kedua: emosional, yaitu lebih pada repeat buying dan migration barrier.
Ketiga: spritiual, yakni ketika pelanggan memiliki antusiasme yang tinggi
dengan merekomendasikan produk atau merek yang digunakan kepada
orang lain, dan menjadi media word of mouth bagi perusahaan. Pada fase
rasional (customer satisfaction) harus didukung dengan merek, servis dan
6
proses, dan pada fase emosional (repeat buying dan migration barrier)
harus didukung dengan operational excellence, kempemimpinan produk
dan customer intimacy, sedangkan pada fase spiritual (antusiasme
pelanggan) harus didukung dengan komunitas, buzzword dan
emosionalisasi.
Menurut studi yang dilakukan MARS (SWA, 2005), ada lima
faktor yang menyebabkan konsumen loyal pada merek yang digunakan
yaitu: (1) Nilai merek (brand value), (2) Karakteristik konsumen
(customer characteristic), (3) Hambatan pindah (swiching barrier), (4)
Kepuasan konsumen (consumer satisfaction), (5) Lingkungan yang
kompetitif (competitive environment). Sedangkan dalam Mardalis (2005)
disebutkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi loyalitas yaitu: (1)
Kepuasan Pelanggan (2) Kualitas Jasa (3) Citra (4) Rintangan Untuk
Berpindah (switching barrier).
Dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Mustikawati
(2009) dengan judul analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loyalitas
Nasabah Tabungan Ummat (Studi Kasus: PT Bank Muamalat Indonesia,
Tbk Cabang Bogor), diketahui bahwa atribut-atribut yang berpengaruh
terhadap loyalitas yaitu multiguna produk (reliability), fasilitas kantor
(tangible), kecepatan petugas menyelesaikan masalah (responsieness),
keamanan (assurance) dan memahami kebutuhan nasabah (empathy).
Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa loyalitas merupakan
hal yang sangat penting dan menguntungkan bagi kelangsungan hidup
7
suatu perusahaan. Untuk itu perusahaan harus mengetahui faktor-faktor
apa saja yang dapat mempengaruhi loyalitas pelanggannya dan faktor apa
yang paling dominan mempengaruhi loyalitas pelanggannya agar dapat
mengupayakan strategi bisnisnya semaksimal mungkin untuk menciptakan
loyalitas pelanggan.
Berdasarkan permasalahan yang telah disampaikan tersebut,
maka judul penelitian skripsi yang diambil adalah “Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Loyalitas Nasabah PT. BRI Tbk” (Studi Kasus Nasabah
PT. BRI Tbk Kantor Kas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka
perumusan masalah penelitian ini adalah faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi loyalitas nasabah PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan diatas, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang
mempengaruhi loyalitas nasabah PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk dan
faktor dominan yang mempengaruhi loyalitas nasabah PT. Bank
Rakyat Indonesia Tbk.
8
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:
a. Peneliti
Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai alat mengaplikasikan
ilmu yang telah diperoleh diperguruan tinggi dan menambah
pengetahuan serta studi kepustakaan dalam bidang pemasaran,
khususnya dalam bidang jasa perbankan.
b. Civitas Akademisi
Hasil penelitian ini dapat dijadikan daftar bacaan untuk menambah
pengetahuan dan wawasan, khususnya civitas akademisi di
lingkungan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
c. Pihak PT. Bank Rakyat Indonesia
Hasil penelitian ini diharapakan dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam penyusunan rencana dan strategi pimpinan
bank dalam pengambilan keputusan.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Loyalitas Pelanggan
1. Pengertian Loyalitas Pelanggan
Istilah loyalitas pelanggan sebetulnya berasal dari
loyalitas merek yang mencerminkan loyalitas pelanggan pada
merek tertentu. Loyalitas pelanggan sangat penting untuk
dikenali pemasar dalam rangka menentukan strategi yang
diperlukan untuk meraih, memperluas dan mempertahankan
pasar. (Indrayani, 2004).
Menurut Sheth & Mittal dalam Tjiptono (2007:387) Loyalitas
pelanggan adalah komitmen pelanggan terhadap suatu merek, toko
atau pemasok berdasarkan sikap yang sangat positif dan tercermin
dalam pembelian ulang yang konsisten.
Olson (1993) dalam Musanto (2004), loyalitas pelanggan
merupakan dorongan perilaku untuk melakukan pembelian secara
berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan pelanggan terhadap
suatu produk/jasa yang dihasilkan oleh badan usaha tersebut
membutuhkan waktu yang lama melalui suatu proses pembelian yang
berulang-ulang tersebut.
Loyalitas didefinisikan Dick dan Basu (1994: 102) sebagai
“Customer loyalty is viewed as the strength of the relationship
10
between individual’s relative attitude and repeat patronage”. Sikap
merepresentasikan asosiasi antara suatu obyek dan evaluasinya.
Sementara itu, loyalitas pelanggan dalam konteks pemasaran
jasa didefinisikan oleh Bendapudi & Berry (1997) sebagai respons
yang terkait erat dengan ikrar atau janji untuk memegang teguh
komitmen yang mendasari kontinuitas relasi dan biasanya tercermin
dalam pembelian berkelanjutan dari penyedia jasa yang sama atas
dasar dedikasi maupun kendala pragmatis. (Tjiptono, 2007:387).
Pelanggan yang loyal umumnya akan melanjutkan pembelian
merek tersebut walaupun dihadapkan pada banyak alternative merek
produk pesaing yang menawarkan karakteristik jasa yang lebih unggul
dipandang dari berbagai sudut atributnya. Bila banyak pelanggan dari
suatu merek masuk dalam kategori ini berarti merek tersebut memiliki
brand equity yang kuat. (Palilati, 2007).
2. Konsep & Model Loyalitas Pelanggan
Secara garis besar, literatur loyalitas merek dan loyalitas
pelanggan didominasi dua aliran utama, yaitu aliran stokastik
(behavioral) dan aliran deterministik (sikap). (Tjiptono, 2007:389).
Berdasarkan perspektif behavioral, loyalitas merek diartikan
sebagai pembelian ulang suatu merek secara konsisten oleh
pelanggan. Setiap kali seorang konsumen membeli ulang sebuah
produk atau bila ia membeli merek produk yang sama maka ia
11
dikatakan pelanggan yang setia pada merek tersebut dalam kategori
produk bersangkutan.
Sedangkan dalam aliran deterministik, loyalitas dipandang
sebagai sikap. Asumsi utamanya adalah bahwa terdapat sejumlah kecil
faktor eksplanatoris yang mempengaruhi loyalitas.
Dikutip dari (Tjiptono, 2007:400) Uncles, et al. (2003)
mengidentifikasikan tiga model populer dalam konseptualisasi
loyalitas pelanggan yang dapat dilihat pada gambar 2.1 dibawah ini.
Gambar 2.1
Tiga Model Loyalitas Pelanggan
Model 1
Model 2
Model 3
Sumber: Tjiptono (2007:402)
Sikap dan Keyakinan Positif
Terhadap Merek
Pengaruh Orang Lain, Keanggotaan Komunitas dan
Identitas yang Signifikan
Loyalitas Sikap Terhadap Merek (Biasanya Berupa Loyalitas Merek
Tunggal- Monogami)
Habitual Revealed Behavior
Pengalaman Memuaskan dan Komitmen Lemah Terhadap Merek
Loyalitas Behavior Terhadap Merek Berupa Split/Divided Loyalty Merek (Terutama Terhadap Beberapa Merek- Poligami)
Situasi Pembelian, Situasi Pemakaian dan Pencarian Variasi
Kondisi dan Karakteristik Individu
Co- determinan Pembelian Merek (Terutama Dipandang Sebagai Sebagai Loyalitas Lemah atau Tidak Loyal)
12
Model 1 memandang loyalitas sebagai sikap yang kadang-
kadang mengarah pada terjadinya relasi dengan merek. Model ini
beragumen bahwa harus ada komitmen sikap terhadap suatu merek,
baru bisa terbentuk loyalitas sejati. Sikap ini tercermin dalam
serangakaian keyakinan positif yang konsisten terhadap merek yang
dibeli.
Model 2 mendasarkan loyalitas lebih pada pola pembelian
masa lalu dibandingkan motivasi atau komitmen konsumen terhadap
merek. Model ini mengandalkan data longituidinal tentang pola
pembelian diberbagai kategori produk dan di banyak negara. Riset-
riset berdasarkan perspektif ini menemukan bahwa hanya sedikit
konsumen yang tegololng loyal monogami (100% loyal) atau
“promiscuous” (tidak loyal terhadap merek apapun). Yang paling
banyak justru loyal poligami, yakni loyal terhadap portofolio merek
tertentu dalam suatu kategori produk.
Model 3 merupakan ancangan kontingensi yang beranggapan
bahwa konseptualisasi untuk loyalitas adalah bahwa hubungan antara
sikap dan perilaku dimoderasi oleh variabel-variabel kontingensi,
seperti kondisi individu saat ini, karakteristik individu dan/atau situasi
pembelian yang dihadapi konsumen. Dengan demikian, sikap positif
terhadap sebuah merek mungkin hanya memberikan prediksi yang
lemah mengenai apakah merek tersebut.
13
3. Klasifikasi Loyalitas Pelanggan
Dick & Basu dalam Tjiptono (2007:392) mengemukakan
empat situasi kemungkinan loyalitas pelanggan berdasarkan sikap dan
perilaku pembelian berulang (gambar 2.2), yaitu:
a. No Loyalty
Bila sikap dan perilaku pembelian ulang sama-sama lemah,
maka loyalitas tidak terbentuk. Ada dua kemungkinan
penyebabnya, pertama sikap yang lemah bisa terjadi bila
pemasaran terhadap suatu produk atau jasa yang diperkenalkan
tidak berhasil mengkomunikasikan keunggulan produk. Penyebab
yang kedua adanya dinamika pasar, dimana merek-merek yang
berkompetisi dipersepsikan sama atau serupa. Konsekuensinya
pemasar mungkin sangat sukar membentuk sikap positif atau kuat
terhadap produk.
b. Spurious loyalty
Bila sikap yang relatif lemah disertai dengan pola
pembelian ulang yang kuat, maka yang terjadi adalah spurious
loyalty atau captive loyalty. Sikap ini bisa dikatakan pula inertia,
dimana konsumen sulit membedakan berbagai merek dalam
kategori priduk dengan tingkat keterlibatan rendah, sehinnga
pembelian ulang dilakukan atas dasar pertimbangan situasional.
14
c. Latent Loyalty
Situasi Latent Loyalty tercermin bila sikap yang kuat
diseertai dengan pembalian ulang yang lemah. Hal ini disebabkan
pengaruh faktor-faktor nonsikap yang sama kuat atau bahkan
cenderung lebuih kuat daripada faktor sikap dalam menentukan
pembelian ulang. Sebagai contoh, bisa saja seseorang bersikap
positif terhadap restoran tertentu, namun tetap saja ia berusaha
menmcari variasi karena pertimbangan harga atau preferensi
terhadap berbagai variasi menu atau masakan.
d. Loyalty
Situasi ini merupakan situasi ideal yang paling diharapkan
para pemasar, dimana konsumen bersikap positif terhadap jasa atau
penyedia jasa bersangkutan dan disertai pola pembelian ulang yang
konsisten.
Gambar 2.2 Loyalitas Pelanggan Berdasarkan Sikap
dan Perilaku Pembelian Ulang
Perilaku Pembelian Ulang
Kuat Lemah
S
Kuat Loyalty Latent Loyalty I K A
Lemah Spurious Loyalty No Loyalty P
Sumber: Tjiptono (2007: 393)
15
4. Tahapan Loyalitas
Oskamp (1991) dalam Dharmmesta (1999) yang dikutip
oleh Licen Indahwati Darsono (2004) menjelaskan Loyalitas
akan berkembang mengikuti tiga tahap, yaitu tahap kognitif,
afektif, dan konatif. Konsumen akan loyal lebih dulu pada
aspek kognitifnya, kemudian pada aspek afektif, dan akhirnya
pada aspek konatif. Pendapat tersebut sejajar dengan ilmu
perilaku konsumen, bahwa konsumen akan melalui tahap
learning→perception→attitude→behavior. Sikap sendiri
terdiri dari 3 komponen, yaitu kognitif, afektif, dan konatif.
Komponen kognitif berkaitan dengan proses pembelajaran
konsumen, sedangkan komponen afektif berkaitan dengan
sikap, dan konatif berkaitan dengan perilaku. Hal ini berarti
sebelum mencapai aspek konatif, konsumen harus melewati
terlebih dahulu aspek kognitif dan afektif.
Dalam Schiffman & Kanuk (2007:225) dijelaskan
bahwa menurut model sikap tiga komponen, sikap terdiri dari
tiga komponen utama:
a. Komponen kognitif, terdiri dari berbagai kognisi seseorang,
yaitu pengetahuan dan persepsi yang diperoleh berdasarkan
kombinasi pengalaman langsung dengan objek sikap dan
informasi yang berkaitan dari berbagai sumber. Pengetahuan
ini dan persepsi yang ditimbulkannya biasanya mengambil
16
bentuk kepercayaan, yaitu kepercayaan konsumen bahwa
objek sikap mempunyai berbagai sifat dan bahwa perilaku
tertentu akan menimbulkan hasil-hasil tertentu.
b. Komponen afektif, yaitu emosi atau perasaan konsumen
mengenai produk atau merek tertentu. Emosi atau perasaan
ini sifatnya sangat evaluatif yaitu mencakup penilaian
seseorang terhadap objek sikap secara langsung dan
menyeluruh (atau sampai dimana seseorang menilai obyek
sikap “menyenangkan” atau “tidak menyenangkan”, “bagus”
atau “jelek”.
c. Komponen konatif, yaitu berhubungan dengan kemungkinan
atau kecendrungan bahwa individu akan melakukan tindakan
khusus atau berperilaku dengan cara tertentu terhadap obyek
sikap tertentu. Menurut beberapa penafsiran, komponen
konatif mungkin mencakup perilaku sesungguhnya itu
sendiri. Sedangkan dalam riset pemasaran dan konsumen
komponen konatif sering dianggap sebagai pernyataan
maksud konsumen unuk membeli.
Tabel 2.1 menjelaskan 4 tahap loyalitas dan kerentanan
untuk berpindah merek yang dikemukakan Oliver (1999)
dalam Licen Indahwati Darsono (2004) yaitu sebagai berikut:
17
Tabel 2.1 Tahapan Loyalitas
Tahap Basis Keloyalan Sumber Kerentanan Berpindah Merek
Alat Pemasaran untuk Meningkatkan Loyalitas
Kognitif Basis informasi yang dimiliki hanya menunjuk pada satu merek fokal yang dianggap lebih superior dalam hal harga, kualitas, fitur, dll dibanding merek lain.
Usaha persuasif pesaing; keinginan mencari variasi, dan mencoba merek lain.
Komunikasi pemasaran harus dapat meyakinkan konsumen bahwa harga, dan kualitas merek fokal lebih superior.
Afektif Basis kepuasan dan kesukaan terhadap merek fokal
Ketidakpuasan, usaha persuasif pesaing, dan keinginan mencari variasi, mencoba merek lain.
Meningkatkan kualitas produk, serta mempertahankan harga pada kisaran yang relevan.
Konatif Basis komitmen untuk melanjutkan pembelian merek fokal di masa mendatang
Usaha persuasif pesaing, dan keinginan mencari variasi, mencoba merek lain.
Memberikan reward pada pelanggan yang setia, berupa diskon khusus, member card, dsb.
Tindakan Basis komitmen, kesiapan untuk mengatasi hambatan melakukan tindakan pembelian
Usaha persuasif pesaing, dan keinginan mencari variasi, mencoba merek lain.
Memberikan reward pada pelanggan yang setia, berupa diskon khusus, member card, dsb.
Sumber : Licen Indahwati Darsono (2004)
5. Mengukur Loyalitas
Terdapat tiga macam ukuran loyalitas merek behavioral yang
banyak digunakan yaitu sebagai berikut:
a. Proporsi pembelian
Loyalitas diukur dengan persentase tertentu, yaitu jumlah
pembelian merek yang paling sering dibeli dibagi dengan total
pembelian. Jadi, bila frekuensi pembelian merek yang paling
seraing dibeli adalah 8 kali dari 10 kali pembelian total maka
loyalitas mereknya 80 persen.
18
b. Urutan / rentetan pembelian
Ukuran loyalitaas yang lain yakni konsistensi berkaitan
dengan urutan pembelian dan frekuensi konsumen beralih/berganti
pemasok. Dalam hal ini terdapat 5 macam pola sebagai berikut :
1) Undivided loyalty: A A A A A A A A
2) Occasional Switch : A A B A A A C A A D A
3) Switch loyalty : A A A A B B B B
4) Divided loyalty : A A A B B A A B B
5) Brand indiference (non loyalty): A B D C B A C D
c. Probabilitas pembelian
Dalam ukuran ini, proporsi dan urutan pembelian
dikombinasikan untuk menghitung probabilitas pembelian
berdasarkan sejarah pembelian pelanggan dalam jangka panjang.
Langkah pertama, proporsi pembelian dalam kurun waktu cukup
lama (long-term history) dihitung. Kemudian, pada setiap titik
waktu, proporsi tersebut disesuaikan agar dapat mencerminkan
pembelian terbaru. Setiap kali pelanggan membeli merek spesifik
tertentu, pembelian tersebut menaikan probabilitas statiustik
pembelian ulang merek bersangkutan pada kesempatan berikutnya.
Model multinomial logit banyak digunakan untuk memprediksi
probabilitas semacam ini.
Kelemahan utama perspektif behavioral tersebut terletak
pada anggapan bahwa perusahaan sulit mempengaruhi perilaku
19
pembelian ulang, karena perusahaan yang bersangkutan tidak
mengetahui secara pasti penyebab aktual loyalitas. (Odin,et
al.,2001 dalam Tjitono ,2007:390). Dengan kata lain perspektif
behavioral mengukur perilaku pembelian efektif, namun tidak
mampu menjelaskan apakah pembelian ulang yang terjadi karena
faktor kebiasaan, alasan-alasan situasional, atau alasan-alasan
psikologis yang lebih kompleks.
6. Faktor- faktor Yang Mempengaruhi loyalitas
Mardalis (2005) menyebutkan beberapa faktor yang
mempengaruhi loyalitas, yaitu:
a. Kepuasan Pelanggan
Loyalitas pelanggan dan kepuasannya adalah berkaitan,
walaupun keterkaitannya adalah tidak selalu beriringan. (Oliver,
1999). Kepuasan adalah langkah yang penting dalam pembentukan
loyalitas tetapi menjadi kurang signifikan ketika loyalitas mulai
timbul melalui mekanisme-mekanisme lainnya. Mekanisme lainnya
itu dapat berbentuk kebulatan tekad dan ikatan sosial.
Namun penelitian-penelitian lain mendapati kurangnya
pengaruh kepuasan terhadap loyalitas. Misalnya Jones dan Sasser
(1995) menyimpulkan bahwa dengan hanya memuaskan pelanggan
adalah tidak cukup menjaga mereka untuk tetap loyal, sementara
mereka bebas untuk membuat pilihan. Strewart (1997)
menyimpulkan adalah keliru untuk mengemukakan asumsi bahwa
20
kepuasan dan loyalitas adalah bergerak bersama-sama. Reicheld
(1996) mengemukakan bukti bahwa dari para pelanggan yang puas
atau sangat puas, antara 65% sampai 85% akan berpindah ke
produk lain. Dalam industri otomotif pula dia menemukan 85%
sampai 95% pelanggan yang puas, hanya 30%-40% yang kembali
kepada merek atau model sebelumnya.
Loyalitas terjadi karena adanya pengaruh
kepuasan/ketidakpuasan dengan produk tersebut yang
berakumulasi secara terus menerus di samping adanya persepsi
tentang kualitas produk (Boulding, Staelin, dan Zeithaml, 1993),
(Bloemer, Ruyter dan Peeters, 1998).
b. Kualitas Jasa
Meningkatkan kualitas jasa dapat mengembangkan
loyalitas pelanggannya. Produk yang berkualitas rendah akan
menanggung resiko pelanggan tidak setia. Jika kualitas
diperhatikan, bahkan diperkuat dengan periklanan yang intensif,
loyalitas pelanggan akan lebih mudah diperoleh.
Pengaruh kualitas terhadap loyalitas juga telah dibuktikan
oleh hasil penelitian Sabihaini (2002) yang menyimpulkan bahwa
peningkatan kualitas jasa akan memberikan dampak yang baik
untuk meningkatkan loyalitas. Bloomer, Ruyter dan Peeters (1998)
mendapatkan bahwa kualitas jasa memiliki pengaruh langsung
terhadap loyalitas dan mempengaruhi loyalitas melalui kepuasan.
21
Hasil yang sama juga diperlihatkan oleh hasil penelitian Fornell
(1992), Boulding et al. (1993), Andreasson dan Lindestad (1998).
c. Citra
Citra yang baik (positif) semakin penting bagi sebuah
produk. Bahkan Band (1987) menambahkan satu lagi P ‘Public
Image’ sebagai bauran pemasaran dari 4P yang sudah biasa
dikenal, yaitu; Product (hasil), Price (harga), Place (tempat), dan
Promotion (promosi). Kotler (2000) mengatakan bahwa sikap dan
tindakan seseorang terhadap suatu objek sangat dikondisikan oleh
citra objek tersebut”.
Suatu perusahaan akan dilihat melalui citranya baik citra itu
negatif atau positif. Citra yang positif akan memberikan arti yang
baik terhadap produk perusahaan tersebut dan seterusnya dapat
meningkatkan jumlah penjualan. Sebaliknya penjualan produk
suatu perusahaan akan jatuh atau mengalami kerugian jika citranya
dipandang negatif oleh masyarakat (Yusoff, 1995).
Sunter (1993) berkeyakinan bahwa pada masa akan datang
hanya dengan citra, maka pelanggan akan dapat membedakan
sebuah produk dengan produk lainnya. Oleh karena itu bagi
perusahaan jasa memiliki citra yang baik adalah sangat penting.
Dengan konsep citra produk yang baik ia dapat melengkapkan
identitas yang baik pula dan pada akhirnya dapat mengarahkan
kepada kesadaran yang tinggi, loyalitas, dan reputasi yang baik.
22
Pengaruh citra atas loyalitas juga ditemukan dalam hasil
penelitian Andreassen (1999), serta Andreassen dan Linestad
(1998). Hasil penelitian mereka, ada yang menyimpulkan bahwa
citra produk mempunyai dampak langsung yang signifikan
terhadap loyalitas pelanggan dan ada pula yang menyatakan
dampaknya tidak langsung, tetapi melalui variabel lain. Sebaliknya
penelitian Bloemer, Ruyter dan Peeters (1998) pula menyimpulkan
bahwa citra tidak memberi dampak langsung kepada loyalitas,
namun menjadi variabel moderator antara kualitas dan loyalitas.
d. Rintangan Untuk Berpindah (switching barrier)
Faktor lain yang mempengaruhi loyalitas yaitu besar
kecilnya rintangan berpindah (switching barrier) (Fornell, 1992).
Rintangan berpindah terdiri dari biaya keuangan (financial cost),
biaya urus niaga (transaction cost), diskon bagi pelanggan loyal
(loyal customer discounts), biaya sosial (social cost), dan biaya
emosional (emotional cost). Semakin besar rintangan untuk
berpindah akan membuat pelanggan menjadi loyal, tetapi loyalitas
mereka mengandung unsur keterpaksaan.
B. Kepuasan Pelanggan
1. Pengertian Kepuasan
Secara umum kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa
seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk
23
yang dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil) yang diharapkannya. Jika
kinerja berada dibawah harapan, pelanggan tidak puas. Jika kinerja
memenuhi harapan, pelanggan puas. Jika kinerja melebihi harapan,
pelanggan amat puas atau senang. (Kotler & Keller, 2007:177).
Tjiptono (2007:349) mengutip beberapa pendapat para ahli
mengenai definisi kepuasan pelanggan yaitu, menurut Howard &
Sheth (1969) bahwa kepuasan pelanggan adalah situasi kognitif
pembeli berkenaan dengan kesepadanan atau ketidaksepadanan antara
hasil yang didapatkan dibandingkan dengan pengorbanan yang
dilakukan. Menuru Tse dan Wiltson (1988) kepuasan dan
ketidakpuasan pelanggan sebagai respons pelanggan terhadap evaluasi
ketidak sesuaian (disconfirmation) yang dipresepsikan antara harapan
awal sebelum pembelian (atau norma kinerja lainnya) atau kinerja
aktual produk yang dipresepsikan setelah pemakaian atau konsumsi
produk bersangkutan. Menurut Wilkie (1990) kepuasan pelanggan
sebagai tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman
konsumsi suatu produk atau jasa.
Jadi kepuasan konsumen/pelanggan pada dasarnya mencakup
perbedaan antara harapan dan kinerja atau hasil yang dirasakan oleh
konsumen /pelanggan.
Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan
pelanggan adalah mutu produk dan pelayanannya, kegiatan penjualan,
24
pelayanan setelah penjualan, dan nilai-nilai perusahaan. (Husein
Umar, 2007:66).
Dalam Husein Umar (2007:66) disebutkan juga bahwa
kepuasan dibagi dua macam yaitu:
a. Kepuasan Fungsional
Kepuasan yang diperoleh dari fungsi suatu produk yang
dimanfaatkan.
b. Kepuasan Psikologis
Kepuasan yang diperoleh dari atribut yang bersifat tidak berwujud
dari produk.
2. Manfaat Kepuasan Pelanggan
Sebagai salah satu ukuran kinerja bisnis yang paling populer,
realisasi kepuasan pelanggan berpotensi memberikan sejumlah
manfaat pokok, yakni:
a. Respon terhadap strategi produsen berbiaya rendah
Fokus pada kepuasan pelanggan merupakan upaya
mempertahankan pelanggan dalam rangka menghadapi para
produsen berbiaya rendah. Banyak perusahaan yang mendapati
bahwa cukup banyak pelanggan yang sebenarnya bersedia
membayar harga yang lebih mahal untuk pelayanan dan kualitas
yang lebih baik.
25
b. Manfaat ekonomis retensi pelanggan dibandingkan penjaringan
pelanggan terus menerus
Sejumlah riset menyimpulkan bahwa mempertahankan
pelanggan dan memuaskan pelanggan saat ini jauh lebih murah
dibandingkan upaya terus menerus menarik atau memprospek
pelanggan baru.
c. Customer lifetime value
Upaya mempertahankan loyalits pelanggan terhadap produk
dan jasa perusahaan selama periode waktu yang lama bisa
menghasilkan anuitas pendapatan yang jauh lebih besar daripada
pembelian individual.
d. Daya persuasif gethok tular (Word of mouth)
Dalam banyak industri (terutama sektor jasa),
pendapat/opini positif dari teman dan keluarga jauh lebih persuasif
dan kredibel dibandingkan iklan. Oleh sebab itu, banyak
perusahaan yang tidak hanya meneliti kepuasan total namun juga
menelaah sejauh mana pelanggan bersedia merekomendasikan
produk perusahaan kepada orang lain.
e. Reduksi sensitivitas harga
Pelanggan yang puas dan loyal terhadap sebuah perusahaan
cenderung lebih jarang menawar harga untuk pembelian
individualnya. Ini dikarenakan faktor kepercayaan (trust) telah
terbentuk.
26
f. Kepuasan sebagai indikator kesuksesan bisnis dimasa depan
Pada hakikatnya kepuasan pelanggan merupakan strategi
jangka panjan, karena dibutuhkan waktu cukup lama sebelum bisa
membangun dan mendapatkan reputasi atas layanan prima, dan
kerap kali juga dituntut investasi besar pada serangkaian aktivitas
yang ditujukan untuk membahagiakan pelanggan saat ini dan masa
depan.
3. Mengukur Kepuasan Pelanggan
a. Objek Pengukuran
Menurut McCarthy & Perreault, Jr (1993) yang dikutip
oleh Julita (2001) upaya untuk mengukur kepuasan pelanggan
merupakan yang sukar, karena bergantung pada tingkat aspirasi dan
harapan yang ada.
Terdapat tiga aspek penting yang perlu ditelaah dalam
kerangka pengukuran kepuasan pelanggan (Fornell,1992; Fornell,
et al.,1996) dalam Tjiptono (2007: 365), yakni:
1) Kepuasan general atau keseluruhan (Overall satisfaction).
2) Konfirmasi harapan (Confirmation of expectations), yaitu
tingkat kesesuaian antara kinerja dengan ekspektasi.
3) Perbandingan dengan situasi ideal (Comparison to ideal), yaitu
kinerja produk dibandingkan dengan produk ideal menurut
persepsi konsumen.
27
Meskipun bahwa belum ada kesepakatan universal
mengenai ukuran tunggal “terbaik” mengenai kepuasan pelanggan.
Walaupun begitu, ditengah beragamnya cara mengukur kepuasan
pelanggan, terdapat kesamaan paling tidak enam konsep inti
mengenai obyek pengukuran (Tim Marknesis,2009: 39), yaitu:
1) Kepuasan Pelanggan Keseluruhan (Overall Customer
Satisfaction)
Cara paling sederhana mengukur kepuasan pelanggan
adalah langsung menanyakan kepada pelanggan seberapa puas
mereka terhadap produk atau jasa spesifik tertentu.
2) Dimensi Kepuasan Pelanggan
Berbagai penelitian memilah kepuasan pelanggan ke dalam
komponen-komponennya.
3) Konfirmasi Ekspektasi (Confirmation of Expectations)
Dalam konsep ini, kepuasan tidak diukur secara langsung,
namun disimpulkan berdasarkan konfirmasi atau diskonfirmasi
antara ekspektasi pelanggan dengan kinerja aktual produk
perusahaan pada sejumlah atribut atau dimensi penting.
4) Niat Pembelian Ulang (Repurchase Intent)
Kepuasan pelanggan diukur secara behavioral dengan jalan
menanyakan apakah pelanggan akan membeli produk yang sama
lagi atau akan menggunakan jasa perusahaan lagi.
28
5) Kesediaan Untuk Merekomendasikan (Willingess to Recommed)
Dalam kasus produk yang pembelian ulangnya relatif
lam atau bahkan hanya terjadi satu kali pembelian (seperti
pembelian mobil, asuransi jiwa, tur keliling dunia, jasa wedding
planner,dsb.), kesediaan pelanggan untuk merekomendasikan
produk kepada teman atau keluarga menjadi menjadi ukuran
yang penting untuk dianalisis dan ditindaklanjuti.
6) Ketidakpuasan Pelanggan (Customer Dissatisfaction)
Sebagian pakar kepuasan pelanggan berargumen bahwa
pemahaman dan pengukuran kepuasan pelanggan selama ini
cukup banyak yang dilandasi perspektif ketidakpuasan
pelanggan. Beberapa macam aspek yang sering ditelaah guna
mengetahui ketidakpuasan pelanggan, diantaranya: komplain,
retur atau pengembalian barang, gethok tular negatif, peralihan
konsumen.
b. Metode Pengukuran
Kotler (2005:72) menggambarkan empat metode yang
digunakan oleh perusahaan untuk melacak dan mengukur kepuasan
pelanggan, yaitu :
29
a. Sistem Keluhan dan Usulan
Menggunakan media formulir atau kuesioner dalam
penyampaian keluhan atau usulan. Sistem ini juga memberi
gagasan baru untuk peningkatan produk atau layanan.
b. Survei Kepuasan Pelanggan
Penyedia jasa dapat melakukan survei rutin untuk
mengetahui kepuasan pelanggan. Kelebihan dari metode ini
adalah perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan
balik secara langsung dari pelanggan dan dapat mengetahui
penilaian pelanggan terhadap produk yang ditawarkan secara
berkala, sehingga dapat menjaga konsistensi pelayanan.
Kekurangan metode ini membutuhkan biaya yang cukup
mahal.
c. Belanja Samaran atau Siluman
Belanja samaran disini menggunakan pihak lain yang
dianggap independen untuk mengkonsumsi produk dari pihak
penyedia jasa dan melaporkan pengalaman mereka ketika
mengkonsumsi produk tersebut. Cara ini sangat efektif untuk
mengetahui kinerja staff dan karyawan.
d. Analisis Pelanggan yang Hilang
Menghubungi pelanggan yang berhenti mengkonsumsi
produk penyedia jasa, atau beralih ke produk penyedia jasa
lainnya. Penyedia jasa bukan hanya melakukan wawancara
30
dengan pelanggan yang beralih, tetapi juga harus memonitor
tingkat kehilangan pelanggan. Tingkat kehilangan yang
meningkat menunjukkan bahwa perusahaan gagal memuaskan
pelanggan.
C. Kualitas Jasa
1. Pengertian Jasa
Jasa merupakan salah satu bentuk produk. Menurut Kotler dan
Amstrong dalam Arief (2007:18) mengemukakan bahwa jasa adalah
setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak
kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak
menyebabkan kepemilikan kepada sesuatu, yang dapat berhubungan
dengan suatu produk fisik maupun tidak.
Produk jasa bisa berhubungan dengan produk fisik maupun
tidak, maksudnya ada produk jasa murni seperti child care, konsultasi
psikologi, konsultasi manajemen dan ada juga jasa yang
membutuhkan produk fisik sebagai persyaratan utama seperti kapal
untuk angkutan laut, pesawat dalam jasa penerbangan dan makanan
direstoran.
Dalam praktik, tidaklah gampang membedakan barang dan
jasa, karena sering barang dibarengi unsur jasa/pelayanan. Begitu pula
sebaliknya, suatu jasa sering diperluas dengan cara memasukkan atau
menambahkan produk fisik pada penawaran jasa tersebut.
31
2. Karakteristik Jasa
Jasa memiliki sejumlah karakteristik unik yang
membedakannya dengan barang dan berdampaka pada cara
memasarkannya.
Menurut Zeithamal dan Berry dalam Arief (2007:19) Secara
umum jasa mempunyai beberapa karakteristik khusus yaitu tidak
berwujud, tidak dapat dipisahkan antara proses produksi dengan
konsumsi, mempunyai variabelitas yang tinggi, tidak dapat disimpan
dan tidak menyebabkan suatu kepemilikan.
Sedangkan Tjiptono (2007:18) menyebutkan beberapa
karakteristik jasa, yaitu:
a. Intangibility (tidak berwujud)
Jasa bebeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu
objek, alat, atau benda; maka jasa adalah suatu perbuatan,
tindakan, pengalaman, proses, kinerja (performance), atau usaha.
Oleh sebab itu, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar,
atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi. Bagi para pelanggan,
ketidakpastian dalam pembelian jasa relatif tinggi karena
terbatasnya search qualities, yakni karakteristik fisik yang dapat
dievaluasi pembeli sebelum pembelian dilakukan. Untuk jasa,
kualitas apa dan bagaimana yang akan diterima konsumen,
umumnya tidak diketahui sebelum jasa bersangkutan dikonsumsi.
32
b. Inseparability (tidak dapat dipisahkan)
Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual, lalu
dikonsumsi. Sedangkan jasa umumnya dijual terlebih dahulu,
baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat
yang sama.
c. Variability / Heterogeneity (berubah-ubah)
Jasa bersifat variabel karena merupakan non-standarized
output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis
tergantung kepada siapa, kapan dan dimana jasa tersebut
diproduksi. Hal ini dikarenakan jasa melibatkan unsur manusia
dalam proses produksi dan konsumsinya yang cenderung tidak
bisa diprediksi dan cenderung tidak konsisten dalam hal sikap dan
perilakunya.
d. Perishability (tidak tahan lama)
Jasa tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan. Kursi
pesawat yang kosong, kamar hotel yang tidak dihuni, atau
kapasitas jalur telepon yang tidak dimanfaatkan akan berlalu atau
hilang begitu saja karena tidak bisa disimpan.
e. Lack of Ownership
Lack of ownership merupakan perbedaan dasar antara jasa
dan barang. Pada pembelian barang, konsumen memiliki hak
penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya.
Mereka bisa mengkonsumsi, menyimpan atau menjualnya. Di lain
33
pihak, pada pembelian jasa, pelanggan mungkin hanya memiliki
akses personel atas suatu jasa untuk jangka waktu terbatas
(misalnya kamar hotel, bioskop, jasa penerbagan san pendidikan).
3. Dimensi Kualitas Jasa
Lovelock yang dikutip Wyckop dalam Tjiptono (2007:118)
mengemukakan bahwa kualitas jasa adalah tingkat keunggulan
(excellence) yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat
keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.
Payne dalam Julita (2001) menyatakan kualitas jasa berkaitan
dengan kemampuan sebuah organisasi untuk memenuhi atau melebihi
harapan pelanggan.
Dapat disimpulkan bahwa kualitas jasa adalah perbedaan atau
ukuran selisih antara harapan pelayanan yang akan diterima oleh
konsumen dengan pelayanan yang telah diberikan oleh penyedia jasa.
Agar pelayanan memiliki kualitas dan memberikan kepuasan
kepada pelanggan mereka, maka perusahaan harus memperhatikan
berbagai dimensi yang dapat menciptakan dan meningkatkan kualitas
pelayanannya.
Menurut Pasuraman, Zeithaml, dan Berry dalam Arif
(2007:125) ada sepuluh kriteria umum atau standar yang menentukan
kualitas suatu jasa (SERVQUAL), yaitu:
34
a. Fasilitas fisik (Tangibles) yang dirasakan yaitu bukti fisik dari jasa
bisa berupa fasilitas fisik, peralatan yang dipergunakan,
representasi fisik dari jasa.
b. Keandalan (Reliability) mencakup dua hal pokok, yaitu konsistensi
kerja (performance) dan kemampuan untuk dipercaya
(dependability).
c. Ketanggapan (Responeviness) yaitu kemauan atau kesiapan para
karyawan untuk memberikan jasa yang dibutuhkan pelanggan.
d. Kemampuan (Competency) artinya setiap orang dalam suatu
perusahaan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang
dibutuhkan agar dapat memberikan jasa tertentu.
e. Tata Krama (Courtesy) meliputi sikap sopan santun, respek,
perhatian dan keramahan yang dimiliki para contact personel.
f. Sifat Jujur (Credibility) yaitu sikap jujur dan dapat dipercaya.
Kredibilitas mencakup nama perusahaan, reputasi perusahaan,
karakteristik pribadi, contact personel dan interaksi dengan
pelanggan
g. Keamanan (Security) yaitu aman dari bahaya, risiko, atau keragu-
raguan.
h. Akses (Access) yaitu kemudahan untuk dihubungi dan ditemui.
Hal ini berarti lokasi fasilitas jasa yang mudah dijangkau, waktu
menunggu yang tidak terlalu lama, saluran kominikasi perusahaan
mudah dihubungi.
35
i. Komunikasi (Communication) artinya memberikan informasi
kepada pelanggan dalam bahasa yang dapat mereka pahami, serta
selalu mendengarkan saran dan keluhan pelanggan.
j. Perhatian pada pelanggan (Understanding the customer) yaitu
usaha untuk memahami kebutuhan pelanggan.
Sepuluh Dimensi tersebut kemudian disederhanakan menjadi
lima dimensi yang perlu diperhatikan untuk menyatakan pengukuran
kualitas jasa (Arif, 2007:130), yang ditunjukkan pada tabel 2.2
Tabel 2.2
Correspondence Between Servqual Dimensions And Original Ten Dimensions For Evaluating Service Quality
Original tan Dimension for Evaluating Service Quality
Servqual Dimension
Tangibles Reliability Responsive-ness
Assurance Empathy
Tangibles
Reliability
Responsive-ness
Competence Courtesy Credibility Scurity
Access Communi-cation Understanding the Consumer
Sumber: Zeithamal, Parasuraman, dan Berry dalam Arif (2007:130).
36
Dalam Kotler dan Keller (2007:56) dijelaskan lima dimensi
tersebut adalah:
1) Kehandalan,
Kemampuan melaksanakan layanan yang dijanjikan secara
meyakinkan dan akurat.
2) Daya tanggap,
Kesediaan membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat.
3) Jaminan,
Pengetahuan dan kesopanan karyawan dan kemampuan mereka
menyampaikan kepercayan dan keyakinan.
4) Empati,
Kesediaan memberikan perhatian yang mendalam dan khusus kepada
masing-masing pelanggan.
5) Bukti langsung,
Penampilan fasilitas fisik, perlengkapan, karyawan dan bahan
komunikasi.
D. Citra Perusahaan
1. Pengertian Citra
Citra atau image yang baik sangat penting dalam menjual jasa
karena jasa sulit untuk dinilai kualitasnya. Penilaian kualitas jasa lebih
didasrkan pada penilaian subyektif. Banyak orang dalam memilih jasa
37
akhirnya mendasarkan pada reputasi perusahaan jasa (Gugup
Kismono, 2001:331).
Kotler (2000:553) dalam Ahmad Mardalis (2005)
mendefinisikan citra sebagai seperangkat keyakinan, ide dan kesan
yang dimiliki seseorang terhadap objek.
Sedangakan beberapa definisi citra menurut para ahli yang
dikutip dari www.e-iman.uni.cc adalah menurut Sutisna (2001:83)
yaitu citra didefinisikan sebagai total persepsi terhadap suatu objek
yang dibentuk dengan memproses informasi dari berbagai sumber
setiap waktu. Menurut Buchari Alma (2002:317) citra adalah sebagai
kesan yang diperoleh sesuai dengan pengetahuan dan pengalaman
seseorang tentang sesuatu. Sedangkan oleh Rhenald Kasali (2003:28)
citra di definisikan sebagai kesan yang timbul karena pemahaman
akan suatu kenyataan.
Citra merek yang positif berkaitan dengan kesetiaan
konsumen, kepercayaan konsumen mengenai nilai merek yang positif,
dan kesediaan untuk mencari merek tersebut. Citra merek yang positif
juga membantu meningkatkan minat konsumen pada promosi merek
dimasa yang akan datang, dan memperkuat posisi dalam menghadapi
berbagai kegiatan pemasaran pesaing. (Schiffman & Kanuk,
2007:158).
Citra perusahaan merupakan kesan psikologis dan gambaran
dari berbagai kegiatan suatu perusahaan dimata khalayak publik yang
38
berdasarkan pengetahuan, tanggapan serta pengalaman-pengalaman
yang telah diterimanya. Penilaian tertentu terhadap citra perusahaan
leh publiknya bisa berbentuk baik, sedang dan buruk.
(id.wikipedia.org).
Dari pengertian diatas dapat disimpulakan bahwa citra
merupakan hasil evaluasi dalam diri seseorang berdasarkan
pengertian, pemahaman terhadap suatu rangsangan yang telah diolah
dan disimpan dalam benaknya. Merupakan suatu persepsi seseorang
terhadap suatu objek dengan berbagai karakter, aktivitas serta bentuk
fisik objek tersebut.
2. Manfaat Citra perusahaan
Citra perusahaan penting bagi setiap perusahaan karena
merupakan keseluruhan kesan yang terbentuk dibenak masyarakat
tentang perusahaan. Citra dapat berhubungan dengan nama bisnis,
arsitektur, variasi dari produk, tradisi, ideologi dan kesan pada kualitas
komunikasi yang dilakukan oleh setiap karyawan yang berinteraksi
dengan klien perusahaan.
Dikutip dalam shvoong.com beberapa alasan yang mendasari
pentingnya perusahaan membangun dan mengelola citra perusahaan
yaitu :Dapat merangsang penjualan.Dapat membangun nama baik
perusahaan.Membangun identitas bagi karyawannya.Mempengaruhi
investor dan lembaga-lembaga keuangan.Memajukan hubungan baik
39
dengan suatu komunitas, dengan pemerintah, dengan tokoh
masyarakat dan dengan para opinion leaders.Mendapatkan posisi
dalam persaingan.
Sedangkan pentingnya citra yang dikemukakan Gronroos
dalam Sutisna (2001:332) yang dikutip www.e-iman.uni.cc adalah
sebagai berikut:
a. Menceritakan harapan bersama kampanye pemasaran eksternal.
Citra positif memberikan kemudahan perusahaan untuk
berkomunikasi dan mencapai tujuan secara efektif sedangkan citra
negatif sebaliknya.
b. Sebagai penyaring yang mempengaruhi persepsi pada kegiatan
perusahaan. Citra positif menjadi pelindung terhadap kesalahan
kecil, kualitas teknis atau fungsional sedangkan citra negatif dapat
memperbesar kesalah tersebut.
c. Sebagai fungsi dari pengalaman dan harapan konsumen atas
kualitas pelayanan perusahaan.
d. Mempunyai pengaruh penting terhadap manajemen atau dampak
internal. Citra perusahaan yang kurang jelas dan nyata
mempengaruhi sikap karyawan terhadap perusahaan.
3. Proses Terbentuknya Citra Perusahaan
Setiap perusahaan dapat memiliki lebih dari satu citra
tergantung dari kondisi interaksi yang dilakukan perusahaan dengan
40
Exposure
Attention
Comprehensive
Behaviour
Image
kelompok-kelompok yang berbeda, seperti: nasabah, karyawan,
pemegang saham, supplier dimana setiap kelompok tersebut
mempunyai pengalaman dan hubungan yang berbeda dengan
perusahaan. Karena itu, citra yang dimiliki perusahaan dapat
berperingkat positif atau negatif. Untuk itu, perusahaan perlu
mengkomunikasikan secara jelas tentang perusahaan yang diharapkan,
sehingga dapat mengarahkan masyarakat dalam mencitrakan
perusahaan secara positif.
Proses terbentuknya citra menurut Hawkins et al, ditunjukkan
oleh gambar berikut:
Gambar 2.3 Proses Terbentuknya Citra
Sumber : Hawkins et all (2000) dikutip dalam www.e-iman.uni.cc
Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa citra perusahaan
berlangsung pada beberapa tahap. Pertama, obyek mengetahui
(melihat atau mendengar) upaya yang dilakukan perusahaan dalam
41
membentuk citra perusahaan. Kedua, memperhatikan upaya
perusahaan tersebut. Ketiga, setelah adanay perhatian obyek mencoba
memahami semua yang ada pada upaya perusahaan. Keempat,
terbentuknya citra perusahaan pada obyek yang kemudian tahap lima
citra perusahaan yang terbentuk akn menentukan perilaku obyek
sasaran dalam hubungannya dengan perusahan.
Masih dikutip dari www.e-iman.uni.cc menurut Shirley
Harrison (1995:71) informasi yang lengkap mengenai citra perusahaan
meliputi empat elemen sebagai berikut:
a. Personality,
Keseluruhan karakteristik perusahaan yang dipahami publik
sasaran, seperti perusahaan yang dapat dipercaya, perusahaan yang
mempunyai tanggung jawab sosial.
b. Reputation,
Hal yang telah dilkkan perusahaan dan diyakini publik sasaran
berdasarkan pengalaman sendiri maupun pihak lain, seperti kinerja
keamanan transaksi sebuah bank.
c. Value
Nilai- nilai yang dimiliki suatu perusahaan dengan kata lain budaya
perusahaan, seperti sikap manajemen yang peduli terhadap
pelanggan, karyawan yang cepat tanggap terhadap permintaan
maupun keluhan pelanggan.
42
d. Corporate Identity
Komponen-komponen yang mempermudah pengenalan publik
sasaran terhadap perusahaan, seperti logo, warna dan slogan.
E. Penelitian Terdahulu
Untuk memberikan gambaran dalam penelitian ini, maka perlu
kiranya untuk membahas hasil dari penelitian-penelitian terdahulu yang
ada kaitannya dengan penelitian ini.
Rachmasari (2001) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Nasabah (Studi Kasus: Bank
Mandiri (Persero) Eks BDN Bangkong Plaza Semarang). Tujuan dari
penelitian ini adalah (1) untuk menganalisis pengaruh antara kualitas jasa
dengan tingkat kepuasan nasabah (2) untuk menganalisis pengaruh antara
faktor kepuasan hidup dengan tingkat kepuasan nasabah (3) untuk
menganalisis pengaruh antara kepuasan nasabah dengan loyalitas nasabah.
Populasi penelitian ini adalah semua nasabah pada Bank Mandiri eks Bank
Dagang Negara cabang Bangkong Plaza yang menggunakan jasa-jasa
perbankan. Dengan menggunakan metode aksidental sampling, sampel
yang digunakan adalah sebanyak 100 responden. Alat analisis yang
digunakan untuk mengolah data adalah Structural Equation Model (SEM).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas pelayanan dan kepuasan
hidup secara signifikan berpengaruh positif terhadap kepuasan nasabah
dan kepuasan nasabah secara signifikan berpengaruh positif terhadap
43
loyalitas. Hal ini menunjukkan untuk menuju ke loyalitas, kepuasan adalah
syarat utama yang harus dipenuhi.
Mustikawati (2009) dengan judul penelitian “Analisis Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Loyalitas Nasabah Tabungan Ummat (Studi Kasus:
PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Bogor)” . tujuan dari
penelitian tersebut adalah (1) Mengidentifikasi karakteristik nasabah
Tabungan Ummat; (2) Menganalisis atribut-atribut pelayanan bank yang
mempengaruhi loyalitas nasabah Tabungan Ummat; dan (3) Menganalisis
faktor-faktor pelayanan bank yang mempengaruhi loyalitas nasabah
Tabungan Ummat. Pengambilan sampel menggunakan convenience
sampling dan alat analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif, analisis
faktor dan analisis diskriminan. Pengolahan data dilakukan dengan
bantuan software SPSS versi 15,00. Hasil penelitian menyatakan bahwa
nasabah yang memiliki Tabungan Ummat tidak berbeda jauh antara laki-
laki dan perempuan, rentang usia 26-35 tahun, pendidikan terakhir S1,
berprofesi sebagai pegawai swasta, status menikah memiliki engeluaran di
atas Rp 2.000.000,- dan dari 145 responden 64,14 persen merupakan
nasabah advocates yang memiliki tingkat loyalitas yang tinggi.
Berdasarkan analisis faktor atribut-atribut yang berpengaruh terhadap
loyalitas yaitu multiguna produk (reliability), fasilitas kantor (tangible),
kecepatan petugas menyelesaikan masalah (responsieness), keamanan
(assurance) dan memahami kebutuhan nasabah (empathy). Berdasarkan
analisis diskriminan assurance dan responsiveness berpengaruh dominan
44
terhadap client dan advocates, sedangkan tidak ada faktor dimensi kualitas
jasa yang termasuk pada kriteria loyalitas repeat customer.
Selanjutnya adalah Ni Gusti Agung Ayu Ariastuti & Made Antara
(2006) dengan judul penelitian “Faktor-faktor yang Menentukan Loyalitas
Pelanggan Terhadap Merek Teh Botol Sosro di Kota Denpasar”. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Faktor-faktor yang
menentukan loyalitas pelanggan terhadap merek Teh Botol Sosro; (2)
Variabel-variabel yang mewakili setiap faktor yang menentukan loyalitas
pelanggan terhadap merek Teh Botol Sosro. Populasi dalam penelitian ini
adalah setiap pelanggan yang loyal terhadap merek Teh Botol Sosro di
Kota Denpasar. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Accidental
Sampling yaitu pelanggan Teh Botol Sosro yang ditemui secara kebetulan
di lokasi penelitian yang sedang mengkonsumsi minuman merek Teh
Botol Sosro bukan untuk pertama kalinya. Analisis data dilakukan dengan
analisis faktor yang sebelumnya terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan
uji reliabilitas. Dari hasil analisis,faktor-faktor yang menentukan loyalitas
pelanggan terhadap merek Teh Botol Sosro ada 7 faktor, yaitu faktor
kinerja, faktor ciriciri/ keistimewaan tambahan, faktor kesesuaian dengan
spesifikasi, faktor keandalan/daya tahan, faktor pelayanan, faktor kualitas
yang dipersepsikan dan faktor keindahan. Dan untuk variabel-variabel
yang mewakili setiap faktor yang menentukan loyalitas pelanggan
terhadap merek Teh Botol Sosro ada 15 variabel dari 18 variabel yang
diidentifikasi. Variabel-variabel tersebut yaitu variabel kebersihan produk,
45
variabel kesesuaian dengan makanan, dan variabel manfaat produk yang
mewakili faktor kinerja; variabel merek perusahaan, variabel rasa produk,
dan variabel ukuran produk yang mewakili faktor ciri-ciri/keistimewaan
tambahan; variabel keamanan konsumsi dan variabel mutu pengemasan
yang mewakili faktor kesesuaian dengan spesifikasi; variabel keutuhan
produk sampai ke konsumen dan variabel ketahanan produk terhadap
segala macam cuaca yang mewakili faktor keandalan/daya tahan; variabel
kemudahan memperoleh produk yang mewakili faktor pelayanan; variabel
harga produk dan variabel promosi perusahaan yang mewakili faktor
kualitas yang dipersepsikan; variabel aroma produk dan warna produk
yang mewakili faktor keindahan.
Yopi Dhini Ariestanty (2006) dalam penelitian Skripsi yang
berjudul “Pengaruh Citra Terhadap Loyalitas Konsumen Pada Konsumen
Pasaraya & Swalayan Mitra 1 Malang”. Penelitian tersebut bersifat
deskriptif korelasional dengan menggunakan analisis statistik deskriptif
dan statistik inferensial yaitu regresi linier berganda. Teknik pengambilan
sampel adalah Accidental Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 100
responden. Data dalam penelitian ini bersifat kuantitatif serta berjenis data
interval. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data
sekunder. Pengumpulan data menggunakan metode kuesioner tertutup
dengan skala Likert, dokumentasi dan wawancara. Hasil dari penelitian ini
adalah: (1) Kualitas layanan mempunyai pengaruh positif yang signifikan
terhadap loyalitas konsumen pada Pasaraya & Swalayan Mitra 1 Malang,
46
(2) Merchandise mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap
loyalitas konsumen pada Pasaraya & Swalayan Mitra 1 Malang, (3)
Suasana mempunyai pengaruh negatif yang signifikan terhadap loyalitas
konsumen pada Pasaraya & Swalayan Mitra 1 Malang, (4) Harga
mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap loyalitas konsumen
pada Pasaraya & Swalayan Mitra 1 Malang, (5) secara simultan, variabel
citra yang terdiri dari kualitas layanan, merchandise, suasana, dan harga
mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap loyalitas konsumen
pada Pasaraya & Swalayan Mitra 1 Malang. Dari keempat variabel
tersebut, merchandise merupakan variabel yang berpengaruh dominan
terhadap loyalitas konsumen pada Pasaraya & Swalayan Mitra 1 Malang.
F. Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran dalam penelitian yang berjudul “Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Loyalitas Nasabah PT.Bank Rakyat Indonesia Tbk.”
terlihat dalam gambar 2.3 dibawah ini
Gambar 2.4
Kerangka Pemikiran
Kepuasan
Nasabah
Kualitas Jasa
Citra
Perusahaan
Analisis
Faktor
Faktor 1
Faktor 2
Faktor 3
Faktor ke-n
Faktor-faktor
yang
mempengaru
hi Loyalitas
Nasabah PT.
Bank Rakyat
Indonesia
Tbk.
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Objek penelitian ini adalah PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.
Sedangkan subyek penelitian ini adalah para nasabah PT. BRI Kantor Kas
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang memiliki produk tabungan BRI.
Penelitian ini membahas faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas nasabah
PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.
B. Metode Penentuan Sampel
Peneltian ini adalah penelitian sampel, sebab dalam penelitian hanya
meneliti sebagian dari jumlah populasi dan hasil penelitiannya akan
digeneralisasikan pada seluruh populasi. Sampel dapat didefinisikan sebagai
suatu bagian yang ditarik dari populasi. Sedangkan populasi sendiri
merupakan jumlah keseluruhan yang mencakup semua anggota yang diteliti
(Istijanto, 2009:113). Populasi pada penelitian ini adalah nasabah PT. Bank
Rakyat Indonesia Tbk.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini dapat dikategorikan
sebagai non probability sampling dengan teknik Judgmental sampling dimana
dalam metode ini pengumpulan data atas dasar strategi kecakapan atau
pertimbangan pribadi semata (hamid, 2007:29).
48
Pertimbangan pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah
nasabah PT. Bank Rakyat Indonesia Kantor Kas UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang memiliki rekening tabungan BRI dan berumur minimal 17 tahun.
Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah >30
(Djarwanto, 1999:4) dalam Wahyuni (2008) yaitu sebanyak 123 responden.
Sedangkan Musanto (2004) menyatakan jumlah sampel minimal untuk
menhindari sampel error adalah sebanyak 100 responden.
C. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Untuk memperoleh data
yang akurat dalam peneltian ini menggunakan dua macam data yaitu data
primer dan data skunder.
1. Data Primer
Istijanto (2009:44) berpendapat bahwa data primer adalah data asli
yang dikumpulkan secara langsung dari sumbernya oleh peneliti untuk
menjawab masalah risetnya secara khusus.
Metode pengumpulan data primer dalam penelitian ini menggunakan
kuisioner yakni suatu metode pengumpulan data yang diperoleh dengan
cara memberikan sejumlah susunan pertanyaan untuk memperoleh jawaban
dari responden. Kuesioner disebarkan kepada sampel yaitu nasabah PT.
Bank Rakyat Indonesia Kantor Kas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk
49
diisi sesuai dengan penilaian responden tanpa ada paksaan atau pengaruh
dari pihak manapun.
Adapun jenis skala yang akan digunakan untuk menjawab pernyataan
dalam kuesioner adalah skala likert 5 titik untuk menelaah seberapa kuat
subjek setuju atau tidak setuju dengan pernyataan dengan susunan sebagai
berikut:
Tabel 3.1
Tingkat penilaian Jawaban
No Jenis Jawaban Bobot
1 SS = Sangat Setuju 5
2 S = Setuju 4
3 R = Ragu-ragu 3
4 TS = Tidak Setuju 2
5 STS = Sangat Tidak Setuju 1
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung
dari sumbernya melaikan dari pihak lain. Metode dalam pengumpulan data
sekunder tersebut antar lain:
50
a. Dokumentasi
Pengumpulan data dilakukan dengan cara mengutip langsung
data yang telah diperoleh dari perusahaan, yang terdiri dari: profil,
sejarah perusahaan dan lain sebagainya.
b. Studi kepustakaan
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara peneliti
mendalami, menelaah, mencermati, dan mengidentifikasi pengetahuan
yang ada dalam kepustakaan (sumber bacaan, buku-buku referensi atau
hasil penelitian lain) untuk menunjang penelitian.
D. Metode Analisis Data
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
a. Uji Validitas
Validitas berhubungan dengan apakah suatu variebel mengukur
apa yang seharusnya diukur. Validitas dalam penelitian menyatakan
derajat ketepatan alat ukur penelitian terhadap isi atau arti sebenaranya
yang diukur. (Sitinjak & Sugiarto, 2006:70).
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pada pertanyaan
pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut. Mengukur valiidtas dapat dilakukan dengan
bebebrapa cara, dalam penelitian ini uji validitas dilakukan dengan
51
membandingakn nilai r hitung dengan r tabel untuk degree of freedom
(df)= n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. (Ghozali, 2005: 45).
b. Uji Reliabilitas
Azwar dalam Sujianto (2009:97) mengatakan bahwa reliabilitas
merupakan penerjemahan dari kata reliability yang artinya
keterpercataan, keterandalan, konsistensi dan sebagainya. Reliabilitas
instrumen adalah hasil pengukuran yang dapat dipercaya.
Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bilamana
dicobakan secara berulang-ulang kepada kelompok yang sama akan
menghasilakn data yang sama dengan asumsi tidak terdapat perubahan
psikologis pada responden. (Sitinjak & Sugiarto, 2006: 71).
Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu:
1) Repeated Measure atau pengukuran ulang: disini seseorang akan
disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan
kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya.
2) One shot atau pengukuran sekali saja: disini dimana pengukurannya
hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan
lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. SPSS
memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik
Cronbach Apha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel
52
jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,6. (Nunnally, 1967) yang
dikutip oleh Imam Ghozali (2005:42). Metode one shot tersebutlah
yang digunakan dalam penelitian ini.
2. Analisi Faktor (Factor Analysis)
Analisis Faktor (Factor Analysis) merupakan suatu teknik statistik
multivariate yang digunakan untuk mengurangi (reduction) dan meringkas
(summarization) semua variabel terikat dan saling berketergantungan.
Hubungan ketergantungan antara satu variabel dengan yang lain yang akan
diuji untuk diidentifikasikan dimensi atau faktornya. (Ujianto dan
Abduracham, 2004).
Dalam Ghozali (2005:253) disebutkan tujuan utama dari analisis
faktor adalah untuk meringkas (summarize) informasi yang ada dalam
variabel asli (awal) menjadi satu set dimensi baru atau variate (factor).
Sitinjak & Sugiarto (2006:40) mengungkapkan bahwa dalam factor
analysis dikenal dua pendekatan utama, yaitu:
a. Exploratory Factor Analysis (EFA), dengan menggunakan EFA
banyaknya faktor yang akan terbentuk tidak ditentukan terlebih dahulu,
justru dicari sampai dapat menjawab kebutuhan dalam menerangkan
keragaman data variabel-variabel asal.
b. Confirmatory Factor Analysis (CFA), banyaknya faktor yang terbentuk
telah ditetapkan terlebih dahulu.
53
Lebih lanjut Sitijak & Sugiarto (2006:40) menjelaskan bahwa
asumsi paling dasar yang harus dipenuhi dalam penggunaan factor analysis
adalah kelompok variabel yang dianalisis harus saling berhubungan. Dalam
hal ini variabel-variabel yang diteliti harus saling berhubungan, karena
foctor analysis mencari commom dimension (kesamaan dimensi) yang
mendasari diantara variabel-variabel. Jika variabel-variabel tidak saling
berhubungan maka setiap variabel tersebut adalah merupakan faktor.
Maholtra dalam Ujianto dan Abduracham (2004) menjelaskan
kegunaan factor analysis adalah sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi dimensi-dimensi atau faktor-faktor yang mendasari
yang menerangkan korelasi diantara satu set variabel.
b. Mengidentifikasi suatu variabel/faktor baru yang lebih kecil,
menetapkan variabel- variabel yang semula berkorelasi dengan analisis
multivarian/analisis regresi atau diskriminan.
c. Mengidentifikasi tidak tepat kecil variabel penting dari tidak tepat besar
variabel untuk digunakan dalam analisis multivarian selanjutnya.
Dalam Ariastuti dan Antara (2006) disebutkan bahwa tahapan-
tahapan dari penggunaan analisis faktor adalah sebagai berikut:
54
1) Merumuskan Masalah
Variabel-variabel yang akan dipilih adalah variabel yang relevan
dengan penelitian yang dilakukan dan harus didasarkan pada
penelitianpenelitian terdahulu, teori, dan pendapat peneliti sendiri.
2) Membuat Matriks Korelasi
Berkenaan dengan analisis faktor, pengujian yang harus
dilakukan, yaitu:
a. Barlett’s test of Sphericity
Dipakai untuk menguji bahwa variabel-variabel dalam sampel
berkorelasi.
b. Uji Kaiser Meyer Olkin (KMO)
Untuk mengetahui kecukupan sampel atau pengukuran kelayakan
sampel. Analisis faktor dianggap layak jika besaran KMO > 0,5.
c. Uji Measure of Sampling Adequency (MSA)
Digunakan untuk mengukur derajat korelasi antar variabel dengan
kriteria MSA > 0,5.
3) Menentukan Ketepatan Model
Tahap ini bertujuan untuk mengetahui apakah model mampu
menjelaskan dengan baik fenomena yang ada. Hal tersebut bisa
dilakukan dengan melihat jumlah residual antara korelasi yang diamati
dengan korelasi yang direproduksi.
55
4) Menentukan Jumlah Faktor
Penentuan jumlah faktor didasarkan pada besarnya eigen value
setiap faktor yang muncul. Faktor-faktor inti yang dipilih adalah faktor
yang memiliki eigen value > 1.
5) Rotasi Faktor
Rotasi faktor dilakukan untuk mempermudah interpretasi dalam
menentukan variabel-variabel mana saja yang tercantum dalam suatu
faktor karena terkadang ada beberapa variabel yang mempunyai korelasi
tinggi dengan lebih dari satu faktor atau jika sebagian factor loading
dari variabel bernilai di bawah terkecil yang telah ditetapkan.
Menurut Ghozali (2005: 254) ada beberapa metode rotasi, yaitu:
a. Rotasi Orthogonal, yaitu memutar sumbu 90°. Proses rotasi
orthogonal dibedakan lagi menjadi quartimax, varimax dan
equamax.
b. Rotasi Oblique yaitu memutar sumbu ke kanan, tetapi tidak harus
90°. Proses rotasi oblique dibedakan lagi menjadi oblimin, promax
dan orthoblique.
Pemilihan metode rotasi didasarkan pada kebutuhan khusus masalah
penelitian, karena tujuan penelitian ini adalah mengurangi jumlah
variabel asli (awal) maka digunakan rotasi orthogonal yaitu varimax.
56
6) Interpretasi Faktor
Interpretasi faktor dilakukan dengan cara mengelompokkan
variabel yang mempunyai factor loading yang tinggi ke dalam faktor
tersebut.
E. Operasional Variabel
Penelitian ini membahas mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
loyalitas nasabah PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk. Variabel yang akan
dijadikan indikator penelitian terlihat dalam Tabel 3.1 dibawah ini.
Tabel 3.2
Operasional Variabel
Variabel
Sub
Variabel
Indikator
Skala
Citra
Perusahaan
(Shirley
Harrison
1995: 71)
dalam
www.e-
iman.uni.cc
Personality Perusahaan dapat dipercaya (Q1)
Ordinal
memiliki tanggung jawab sosial (Q2)
Reputation Berpengalaman di bidang perbankan (Q3)
Prestasi kerja membanggakan (Q4)
Value Budaya perusahaan yang baik (Q5)
Profesionalisme karyawan (Q6)
Corporate
Identity
Perusahaan ternama (Q7)
Logo yang mudah dikenal (Q8)
Slogan yang mudah diingat (Q9)
57
Kualitas Jasa
(Parasuraman
et al. dalam
Kotler &
Keller 2007:
56)
Reliability
Multiguna Produk tabungan (Q10)
Ordinal
Fitur & fasilitas tabungan lengkap (Q11)
Biaya administrasi bulanan tidak
membebankan (Q12)
Prosedur layanan mudah (Q13)
Jaringan kerja luas (Q14)
Sistem pencatatan akurat (Q15)
waktu operasional sesuai informasi (Q16)
Responsiveness
kesediaan membantu nasabah (Q17)
tanggap terhadap keluhan (Q18)
cepat dalam melayani (Q19)
Assurance
Pemberian solusi yang tepat atas masalah
(Q20)
Pengetahuan mengenai jasa yang tersedia
(Q21)
Keramahan karyawan (Q22)
Sopan santun karawan (Q23)
Kejujuran karyawan (Q24)
Keamanan dana simpanan nasabah (Q25)
Empathy
Call BRI efektif melayani secara on-line
selama 24 jam (Q26)
Kejelasan informasi yang diberikan (Q27)
Bersungguh-sungguh dalam melayani (Q28)
Perlakuan yang adil terhadap nasabah (Q29)
Tangible
Menggunakan teknologi mutakhir (Q30)
Ruang tunggu nyaman (Q31)
Penampilan karyawan rapi (Q32)
kelengkapan formulir transaksi (Q33)
58
Kepuasan
Nasabah
(Fornell, et
al., 1996)
dalam
Tjiptono
(2007:365)
overall
satisfaction kepuasan umum terhadap jasa bank (Q34)
Ordinal
confirmation
expectation kesesuaian kinerja dengan harapan (Q35)
comparison of
ideal Bank BRI lebih baik dari pesaing (Q36)
59
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.
Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di
Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama
Hulp-en Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank
Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi yang berkebangsaan
Indonesia (pribumi). Berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian
dijadikan sebagai hari kelahiran BRI.
Pendiri Bank Rakyat Indonesia Raden Aria Wirjaatmadja Pada
periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1
tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank
Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Adanya situasi perang
mempertahankan kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat
terhenti untuk sementara waktu dan baru mulai aktif kembali setelah
perjanjian Renville pada tahun 1949 dengan berubah nama menjadi Bank
Rakyat Indonesia Serikat. Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun
1960 dibentuk Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN) yang
merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani Nelayan dan Nederlandsche
Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan Penetapan Presiden
(Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintergrasikan ke dalam Bank
60
Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan
Nelayan.
Setelah berjalan selama satu bulan keluar Penpres No. 17 tahun
1965 tentang pembentukan Bank tunggal dengan nama Bank Negara
Indonesia. Dalam ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi,
Tani dan Nelayan (eks BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara
Indonesia unit II bidang Rural, sedangkan NHM menjadi Bank Negara
Indonesia unit II bidang Ekspor Impor (Exim).
Berdasarkan Undang-Undang No. 14 tahun 1967 tentang Undang-
undang Pokok Perbankan dan Undang-undang No. 13 tahun 1968 tentang
Undang-undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan fungsi Bank
Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II
Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua
Bank yaitu Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia.
Selanjutnya berdasarkan Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan
kembali tugas-tugas pokok BRI sebagai Bank Umum.
Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-undang perbankan No.
7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI
berubah menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) yang
kepemilikannya masih 100% ditangan Pemerintah.
Anggaran Dasar Perusahaan Perseroan (Persero) PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero) Tbk mengalami beberapa perubahan yaitu:
61
• Anggaran Dasar PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., yang
seluruh perubahannya dimuat dalam Akta No. 51 tanggal 26 Mei 2008
yang telah disetujui Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI
No.AHU-48353.AH.01.02 Tahun 2008 tanggal 06 Agustus 2008
beserta perubahan-perubahannya.
• Akta Penyertaan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
Perusahaan (PERSERO) PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk disingkat
PT. Bank Rakyat Indoesia (Persero) Tbk No.51tanggal 26 Mei 2008.
• Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT Bank Rakyat Indonesia
Tbk disingkat PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Nomor 7
Tanggal 13 Februari 2009.
• Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar
Biasa Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT Bank Rakyat Indonesia
Tbk disingkat PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Nomor 4
Tanggal 2 Februari 2009.
PT. BRI (Persero) yang didirikan sejak tahun 1895 didasarkan
pelayanan pada masyarakat kecil sampai sekarang tetap konsisten, yaitu
dengan fokus pembiayaan kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM).
62
2. Visi dan Misi PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.
a. Visi
Visi BRI adalah menjadi bank komersial terkemuka yang selalu
mengutamakan kepuasan nasabah.
b. Misi
Misi BRI adalah sebagai berikut :
• Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan
mengutamakan pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan
menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi masyarakat.
• Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan
kerja yang tersebar luas dan didukung oleh sumber daya
manusia yang profesional dengan melaksanakan praktek good
corporate governance.
• Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.
3. Layanan PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.
Layanan yang ditawarkan BRI antara lain adalah sebagai
berikut:
a. Simpanan
Jasa Simpanan BRI terdiri dari : Deposito, Giro, Tabungan.
63
Produk Tabungan yang terdapat di BRI adalah sebagai berikut:
1) BritAma
BritAma merupakan produk unggulan BRI. Tabungan dengan
system Real Time On-Line di seluruh Indonesia ini dapat
melakukan penyetoran dan penarikan tunai di Kantor-Kantor
Cabang BANK BRI dan dilengkapi dengan fasilitas Kartu
BritAma PrimeCard. Selain itu, tabungan BritAma juga
memberikan fasilitas transfer otomatis antar rekening di BANK
BRI, asuransi kecelakaan diri (Personal Accident), diikutkan
dalam undian BritAma berhadiah uang tunai Miliaran Rupiah,
bunga yang kompetitif dan Gratis biaya transfer antar rekening
BritAma.
2) Simpedes
Tabungan Sim.pedes BRI adalah simpanan masyarakat dalam
bentuk tabungan dengan mata uang rupiah yang dapat dilayani di
Kantor Cabang Khusus / Kanca / KCP / BRI Unit, yang
penyetoran dan pengambilannya tidak dibatasi baik frekuensi
maupun jumlahnya sepanjang memenuhi ketentuan yang berlaku.
Pasar Sasaran Simpedes adalah nasabah perorangan (Individual)
dan nasabah non perorangan yang meliputi Perusahaan (Badan
Hukum / Non Badan Hukum), Koperasi, Yayasan, Badan /
Lembaga Pemerintah, Badan Usaha lainnya kecuali Bank.
64
3) Tabungan Haji
Merupakan tabungan khusus bagi pemenuhan biaya perjalanan
haji.
4) BRI Prioritas
BRI Prioritas merupakan salah satu bentuk layanan Bank BRI
vang memberikan manfaat maksimal kepada nasabah BRI yang
tergolong dalam segment High Networth Individual.
5) BritAma Dollar
Simpanan Dollar BRI merupakan simpanan dalam mata uang
Dollar yang akan memenuhi kebutuhan akan simpanan dalam
valuta asing.
b. Pinjaman
Produk dari jasa pinjaman BRI antara lain:
1) Kupedes (Kredit Umum Pedesaan)
Merupakan fasilitas kredit yang disalurkan melalui BRI Unit
untuk pengembangan usaha kecil yang layak. Sasaran
Kupedes adalah perorangan atau perusahaan yang usahanya
dinilai layak (eligible) dan golongan masyarakat berpenghasilan
tetap
2) KUR BRI (Kredit Usaha Rakyat)
Tujuan Program Penjaminan Kredit ini adalah:
65
• Mempercepat pengembangan Sektor Riil & Pemberdayaan
usaha Mikro, Kecil, Menengah, dan Koperasi.
• Meningkatkan akses pembiayaan dan mengembangkan
UMKM & Koperasi kepada Lembaga Keuangan.
• Dalam rangka penanggulangan / pengentasan kemiskinan &
perluasan kesempatan kerja.
• untuk memberikan kemudahan akses yang lebih besar bagi
para pelaku usaha mikro, kecil, menengah dan koperasi, yang
sudah feasible tetapi belum bankable.
4. Penghargaan
Penghargaan yang berhasil diraih oleh PT. Bank Rakyat Indonesia
Tbk antara lain adalah sebagai berikut:
a. Asia Money-Best Bank 2008
b. SWA-Best Public Company 2008
c. Alpha South Asia-Best Bank Indonesia 2008
d. Swa 2006 - Best Brand Award
e. Finance Asia 2006 - Best Investor Relation
f. Indonesian Customer Loyalty Award 2005
g. Entrepeneur Agribusiness Award 2004
h. BUMN Terbaik 2004
Serta masih banyak prestasi-prestasi membanggakan yang telah
berhasil diraih oleh PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.
66
B. Hasil dan Pembahasan
1. Uji Validitas dan Reliabilitas
Untuk mendapatkan data primer dilakukan penyebaran
kuesioner kepada para nasabah PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk
Kantor Kas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebanyak 123
responden yang dianggap dapat mewakili populasi penelitian.
Sebelum kuesioner diberikan kepada 123 responden, peneliti
melakukan try out (uji coba) dengan menyebarkan 20 buah kuesioner
yang berisi 36 butir pertanyaan dengan skala ordinal untuk menguji
tingkat validitas dan reliabilitas dari semua butir pertanyaan tersebut.
Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung
dengan r tabel, r hitung terlihat pada output Cronbach Alfa kolom
Correlated Item-Total Correlated (Tabel 4.1), sedangkan untuk melihat r
tabel dengan degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah
sampel. Uji coba penelitian ini menggunakan jumlah sampel (n)= 20 dan
besarnya df dapat dihitung 20-2=18, dengan df=18 dan Alpha= 0,05
didapat r tabel= 0,4438. jika r hitung lebih besar dari r tabel maka butir
pertanyaan dinyatakan valid.
Dari hasil try out (uji coba) diperoleh data yang
menyatakan bahwa dari 36 butir pertanyaan terdapat 3 pertanyaan
yang tidak valid yaitu untuk indikator biaya administrasi bulanan,
cepat dalam melayani, dan ruang tunggu.
67
Tabel 4.1 Hasil Try Out untuk uji validitas
No
Indikator
Corrected Item-Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item Deleted
Keterangan
1 Perusahaan dapat dipercaya 0,779 0,965 Valid
2 Memiliki tanggung jawab sosial 0,837 0,965 Valid
3 Berpengalaman di bidang perbankan 0,734 0,965 Valid
4 Prestasi kerja membanggakan 0,639 0,966 Valid
5 Budaya perusahaan yang baik 0,740 0,965 Valid
6 Profesionalisme karyawan 0,642 0,966 Valid
7 Perusahaan ternama 0,520 0,966 Valid
8 Logo yang mudah dikenal 0,713 0,965 Valid
9 Slogan yang mudah diingat 0,711 0,965 Valid
10 Multiguna Produk tabungan 0,547 0,966 Valid
11 Fitur& Fasilitas tabungan lengkap 0,671 0,965 Valid
12 Biaya administrasi bulanan tidak membebankan -0,003 0,971 Tidak Valid
13 Prosedur layanan mudah 0,843 0,965 Valid
14 Jaringan kerja luas 0,736 0,965 Valid
15 Sistem pencatatan akurat 0,744 0,965 Valid
16 Waktu operasional sesuai informasi 0,836 0,965 Valid
17 Kesediaan karyawan membantu nasabah 0,861 0,965 Valid
18 Tanggap terhadap keluhan 0,706 0,965 Valid
19 Cepat dalam melayani 0,156 0,969 Tidak Valid
20 Pemberian solusi yang tepat atas masalah 0,790 0,965 Valid
21 Pengetahuan mengenai jasa yang tersedia 0,837 0,965 Valid
22 Keramahan karyawan 0,841 0,965 Valid
23 Sopan santun karyawan 0,843 0,965 Valid
24 Kejujuran karyawan 0,836 0,965 Valid
25 Keamanan dana simpanan nasabah 0,791 0,965 Valid
26 Call BRI efektif melayani secara on-line selama 24 jam 0,710 0,965 Valid
27 Kejelasan informasi yang diberikan 0,591 0,966 Valid
28 Bersungguh-sungguh dalam melayani 0,846 0,965 Valid
29 Perlakuan yang adil terhadap nasabah 0,634 0,966 Valid
30 Menggunakan teknologi mutakhir 0,806 0,965 Valid
31 Ruang tunggu nyaman 0,344 0,968 Tidak Valid
32 Karyawan berpenampilan rapi 0,685 0,966 Valid
33 Kelengkapan formulir transaksi 0,445 0,967 Valid
34 Kepuasan umum terhadap pelayanan 0,757 0,965 Valid
35 Kinerja sesuai dengan harapan 0,906 0,964 Valid
36 Bank BRI lebih baik dari pesaing 0,813 0,965 Valid
Sumber : Data primer diolah
68
Uji reliabilitas atau kehandalan menunjukkan sejauh mana
suatu pengukuran dapat memberikan hasil yang tidak berbeda bila
dilakukan pengukuran kembali terhadap subyek yang sama. Uji
reliabilitas try out menggunakan uji statistik Cronbach Alpha (α)
melalui perhitungan SPSS. Menurut Nunnally dalam Ghozali
(2005:42) suatu konstruk dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Cronbach Alpha > 0,60. Tabel 4.2 menunjukan bahwa nilai
Cronbach Alpha adalah 0,972 > 0,60 yang berarti konstruk
kuesiner pada penelitian ini bisa dikatakan reliabel atau handal.
Tabel 4.2
Hasil Try Out Uji Reliabilitas
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based on
Standardized Items
N of Items
0,966
0,972
36
Sumber : Data primer diolah
Setelah melakukan Try Out Penelitian untuk menguji
validitas dan reliabilitas butir pertanyaan kuesioner, peneliti
menetapkan untuk menggunakan kembali butir pertanyaan yang
tidak valid untuk penyebaran kuesioner selanjutnya kepada 123
responden dengan memperbaiki kalimat pertanyaan terlebih
dahulu, sehingga butir pertanyaan tetap berjumlah 36.
69
2. Karakteristik Responden
Adapun karakteristik responden berdasarkan pengisian
kuesioner yang dibagikan kepada 123 responden dalam penelitian
ini dapat digambarkan sebagai berikut:
a. Jenis Kelamin
Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan tabel 4.3 diatas diketahui bahwa responden
wanita jauh lebih besar dibandingkan responden pria yaitu sebesar
84 orang atau 68.3% sedangkan sisanya sebesar 39 orang atau
31.7% adalah pria. Hal tersebut mengindikasikan bahwa nasabah
wanita lebih sering melakukan transaksi perbankan.
b. Usia Responden
Sumber: Data primer diolah
Tabel 4.3 Jenis Kelamin
Frequency Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Pria 39 31.7 31.7 31.7 Wanita 84 68.3 68.3 100.0 Total 123 100.0 100.0
Tabel 4.4 Tingkat Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 17-22 tahun 99 80.5 80.5 80.5 23-28 tahun 21 17.1 17.1 97.6 29-34 tahun 2 1.6 1.6 99.2 ≥ 35 tahun 1 .8 .8 100.0
Total 123 100.0 100.0
70
Berdasarkan tabel 4.4 diatas diketahui bahwa proporsi
responden berdasarkan tingkat usia adalah sebanyak 99 orang
atau 80.5% untuk kelompok usia antara 17 tahun sampai 22
tahun, sebanyak 21 orang atau 17.1% untuk kelompok usia antara
23 tahun samapi 28 tahun, 2 orang atau 1.6% untuk kelompok
usia antara 29 tahun sampai 34 tahun dan hanya 1 orang atau
0.8% yang berusia 35 tahun keatas. Tingkat usia responden
terbanyak adalah kelompok usia antara 17 tahun sampai 22 tahun,
dimana pada usia tersebut responden dikatakan layak dan mampu
menilai sesuatu dengan objektif.
a. Pekerjaan
Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan tabel 4.5 diatas terlihat bahwa proporsi responden
berdasarkan pekerjaan adalah 1 orang atau 0.8% bekerja sebagai Pegawai
Negeri Sipil, 10 orang atau 8.1% bekerja sebagai pegawai swasta, 9 orang
atau 7.3% sebagai wirausaha, dan sebanyak 103 orang atau 83.7%
berstatus sebagai mahasiswa.
Tabel 4.5 Pekerjaan Responden
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid PNS 1 0.8 0.8 0.8 Pegawai Swasta 10 8.1 8.1 8.9 Wirausaha 9 7.3 7.3 16.3 Mahasiswa 103 83.7 83.7 100.0 Total 123 100.0 100.0
71
Dari data tersebut diketahui bahwa responden didominasi oleh
mahasiswa, hal tersebut dapat dipastikan karena Kantor Kas BRI sebagai
objek penelitian berada dalam lingkungan kampus Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Asal Daerah Tabel 4.6
Asal Daerah Frequency
Percent
Valid
Percent Cumulative
Percent Valid JABODETABEK 85 69.1 69.1 69.1
Luar JABODETABEK 28 22.8 22.8 91.9 Luar Pulau Jawa 10 8.1 8.1 100.0 Total 123 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan tabel 4.6 diatas terlihat bahwa proporsi responden
berdasarkan asal daerah adalah 85 orang atau 69.1% berasal dari wilayah
JABODETABEK, 28 orang atau 22.8% berasal dari wilayah luar
JABODETABEK dan 10 orang atau 8.1% berasal dari luar pulau jawa.
Hal tersebut menjelaskan bahwa responden didominasi oleh responden
yang berasal dari wilayah JABODETABEK.
c. Lama Menjadi Nasabah BRI
Sumber: Data primer diolah
Tabel 4.7 Lama Menjadi Nasabah BRI
Frequency
Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid < 1 tahun 71 57.7 57.7 57.7 1- 2 tahun 34 27.6 27.6 85.4 > 2 tahun 18 14.6 14.6 100.0 Total 123 100.0 100.0
72
Berdasarkan tabel 4.7 diatas diketahui bahwa proporsi responden
berdasarkan lama menjadi nasabah BRI adalah sebanyak 71 orang atau
57.7% menjadi nasabah kurang dari 1 tahun, sebanyak 34 orang atau
27.6% menjadi nasabah antara 1 tahun sampai 2 tahun dan sebanyak 18
orang atau 14.6% menjadi nasabah lebih dari 2 tahun. Terlihat bahwa
responden didominasi oleh responden yang menjadi nasabah kurang dari
1 tahun.
d. Rata-rata Transaksi Perbulan di BRI
Sumber : Data primer diolah
Berdasarkan tabel 4.8 diatas diketahui bahwa proporsi responden
berdasarkan rata-rata transaksi perbulan di BRI adalah sebanyak 48
orang atau 39.0% melakukan transaksi rata-rata kurang Rp 100.000
perbulan, sebanyak 54 orang atau 43.9% melakukan transaksi rata-rata
antara Rp 100.000 sampai Rp 500.000 perbulan dan sebanyak 21 orang
atau 17.1% melakukan transaksi rat-rata diatas Rp 500.000 perbulan.
Terlihat bahwa responden didominasi oleh responden yang rata-
rata melakukan transaksi antara Rp 100.000 sampai Rp 500.000
perbulan.
Tabel 4.8 Rata-rata Transaksi Perbulan di BRI
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid < Rp 100.000 48 39.0 39.0 39.0 Rp 100.000 - Rp 500.000 54 43.9 43.9 82.9> Rp 500.000 21 17.1 17.1 100.0 Total 123 100.0 100.0
73
e. Menjadi Nasabah Pada Bank Lain
Tabel 4.9 Menjadi Nasabah Pada Bank Lain
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Menjadi Nasabah Pada Bank Lain
102 82.9 82.9 82.9
Tidak Menjadi Nasabah Pada Bank Lain
21 17.1 17.1 100.0
Total 123 100.0 100.0 Sumber: Data primer diolah
Berdasarkan tabel 4.9 diatas diketahui bahwa responden
didominasi oleh nasabah yang juga menjadi nasabah pada bank
lain yaitu sebanyak 102 orang atau 82.9% sedangkan responden
yang tidak menjadi nasabah pada bank lain hanya 21 orang atau
17.1%.
3. Analisis Deskriptif
Setelah melihat karakteristik responden, peneliti akan
menganalisis jawaban dari kuesioner yang telah dibagikan kepada 123
responden yang merupakan sampel penelitian, yaitu nasabah yang
mempunyai rekening tabungan pada PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk
dan sedang melakukan transaksi perbankan di BRI Kantor Kas UIN
Syarif Hidayatullah Jakara serta berumur minimal 17 tahun. Adapun
analisis meliputi butir pertanyaan kuesioner yang merupakan
indikator dari variabel- variabel yang diteliti.
74
a. Citra Perusahaan
Sumber: Data primer diolah
Pada tabel 4.10 terlihat bahwa 6 reponden (4.9%) menyatakan tidak
setuju bahwa perusahaan BRI dapat dipercaya, 9 responden (7.3%)
menyatakan ragu-ragu, 92 responden (74.8%) menyatakan setuju bahwa
perusahaan BRI dapat dipercaya dan 16 reponden (13%) menyatakan sangat
setuju bahwa perusahaan BRI dapat dipercaya. Dapat disimpulkan bahwa
responden setuju bahwa BRI adalah perusahaan yang dapat dipercaya.
Tabel 4.11 Memiliki Tanggung Jawab Sosial
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak setuju 1 .8 .8 .8 Ragu-ragu 14 11.4 11.4 12.2 Setuju 91 74.0 74.0 86.2 Sangat Setuju 17 13.8 13.8 100.0 Total 123 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah
Pada tabel 4.11 terlihat bahwa 1 reponden (0.8%) menyatakan tidak
setuju bahwa perusahaan BRI memiliki tanggung jawab sosial, 14 responden
(11.4%) menyatakan ragu-ragu, 91 responden (74.0%) menyatakan setuju
Tabel 4.10 Perusahaan Dapat dipercaya
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 6 4.9 4.9 4.9 Ragu-ragu 9 7.3 7.3 12.2 Setuju 92 74.8 74.8 87.0 Sangat Setuju 16 13.0 13.0 100.0 Total 123 100.0 100.0
75
bahwa perusahaan BRI memiliki tanggung jawab sosial dan 17 reponden
(13.8%) menyatakan sangat setuju bahwa perusahaan BRI memiliki tanggung
jawab sosial. Dapat disimpulkan bahwa responden setuju bahwa BRI adalah
perusahaan yang memiliki tanggung jawab sosial.
Tabel 4.12 Berpengalaman dibidang Perbankan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Ragu-ragu 24 19.5 19.5 19.5 Setuju 85 69.1 69.1 88.6 Sangat Setuju 14 11.4 11.4 100.0 Total 123 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah
Pada tabel 4.12 terlihat bahwa 22 responden (19.5%) menyatakan
ragu-ragu bahwa BRI berpengalaman di bidang perbankan, 85 responden
(69.1%) menyatakan setuju bahwa BRI berpengalaman di bidang perbankan
dan 14 reponden (11.4%) menyatakan sangat setuju bahwa BRI
berpengalaman di bidang perbankan. Dapat disimpulkan bahwa responden
setuju bahwa BRI berpengalaman di bidang perbankan.
Tabel 4.13 Prestasi Kerja Membanggakan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 2 1.6 1.6 1.6
Ragu-ragu 16 13.0 13.0 14.6
Setuju 84 68.3 68.3 82.9
Sangat Setuju 21 17.1 17.1 100.0 Total 123 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah
76
Pada tabel 4.13 terlihat bahwa 2 reponden (1.6%) menyatakan tidak
setuju bahwa prestasi kerja BRI membanggakan, 16 responden (13.0%)
menyatakan ragu-ragu, 84 responden (68.3%) menyatakan setuju bahwa
prestasi kerja BRI membanggakan dan 21 reponden (17.1%) menyatakan
sangat setuju bahwa prestasi kerja BRI membanggakan. Dapat disimpulkan
bahwa responden setuju bahwa prestasi kerja BRI membanggakan.
Tabel 4.14 Budaya Perusahaan baik
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 4 3.3 3.3 3.3
Ragu-ragu 24 19.5 19.5 22.8
Setuju 83 67.5 67.5 90.2
Sangat Setuju 12 9.8 9.8 100.0
Total 123 100.0 100.0 Sumber: Data primer diolah
Pada tabel 4.14 terlihat bahwa 4 reponden (3.3%) menyatakan tidak
setuju bahwa budaya perusahaan BRI baik, 24 responden (19.5%)
menyatakan ragu-ragu, 83 responden (67.5%) menyatakan setuju bahwa
budaya perusahaan BRI baik dan 12 reponden (9.8%) menyatakan sangat
setuju bahwa budaya perusahaan BRI baik. Dapat disimpulkan bahwa
responden setuju bahwa budaya perusahaan BRI baik.
77
Tabel 4.15 Profesionalisme Karyawan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 5 4.1 4.1 4.1
Ragu-ragu 21 17.1 17.1 21.1
Setuju 86 69.9 69.9 91.1
Sangat Setuju 11 8.9 8.9 100.0
Total 123 100.0 100.0 Sumber: Data primer diolah
Pada tabel 4.15 terlihat bahwa 5 reponden (4.1%) menyatakan tidak
setuju bahwa karyawan BRI profesional, 21 responden (17.1%) menyatakan
ragu-ragu, 86 responden (69.9%) menyatakan setuju bahwa karyawan BRI
profesional dan 11 reponden (8.9%) menyatakan sangat setuju bahwa
karyawan BRI profesional. Dapat disimpulkan bahwa responden setuju
bahwa budaya perusahaan BRI baik.
Tabel 4.16 Perusahaan Ternama
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 2 1.6 1.6 1.6
Ragu-ragu 15 12.2 12.2 13.8
Setuju 84 68.3 68.3 82.1
Sangat Setuju 22 17.9 17.9 100.0
Total 123 100.0 100.0 Sumber: Data primer diolah
78
Pada tabel 4.16 terlihat bahwa 2 reponden (1.6%) menyatakan tidak
setuju bahwa BRI adalah perusahaan ternama, 15 responden (12.2%)
menyatakan ragu-ragu, 84 responden (68.3%) menyatakan setuju bahwa BRI
adalah perusahaan ternama dan 22 reponden (17.9%) menyatakan sangat
setuju bahwa BRI adalah perusahaan ternama. Dapat disimpulkan bahwa BRI
adalah perusahaan ternama.
Tabel 4.17 Logo Mudah dikenali
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 3 2.4 2.4 2.4
Ragu-ragu 31 25.2 25.2 27.6
Setuju 70 56.9 56.9 84.6
Sangat Setuju 19 15.4 15.4 100.0
Total 123 100.0 100.0 Sumber: Data primer diolah
Pada tabel 4.17 terlihat bahwa 3 reponden (2.4%) menyatakan tidak
setuju bahwa logo BRI mudah untuk dikenali, 31 responden (25.2%)
menyatakan ragu-ragu, 70 responden (56.9%) menyatakan setuju bahwa logo
BRI mudah untuk dikenali dan 19 reponden (15.4%) menyatakan sangat
setuju bahwa logo BRI mudah untuk dikenali. Dapat disimpulkan bahwa logo
BRI mudah untuk dikenali.
79
Tabel 4.18 Slogan Mudah diingat
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 2 1.6 1.6 1.6
Ragu-ragu 22 17.9 17.9 19.5
Setuju 86 69.9 69.9 89.4
Sangat Setuju 13 10.6 10.6 100.0
Total 123 100.0 100.0 Sumber: Data primer diolah
Pada tabel 4.18 terlihat bahwa 2 reponden (1.6%) menyatakan tidak
setuju bahwa slogan BRI mudah di ingat, 22 responden (17.9%) menyatakan
ragu-ragu, 86 responden (69.9%) menyatakan setuju bahwa slogan BRI
mudah di ingat dan 13 reponden (10.6%) menyatakan sangat setuju bahwa
slogan BRI mudah di ingat. Dapat disimpulkan bahwa BRI adalah slogan BRI
mudah di ingat.
b. Kualitas Jasa
Tabel 4.19
Multiguna Produk tabungan Frequency
Percent
Valid
PercentCumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 3 2.4 2.4 2.4
Ragu-ragu 25 20.3 20.3 22.8
Setuju 82 66.7 66.7 89.4
Sangat Setuju 13 10.6 10.6 100.0
Total 123 100.0 100.0 Sumber: Data primer diolah
80
Pada tabel 4.19 terlihat bahwa 3 reponden (2.4%) menyatakan tidak
setuju bahwa produk tabungan BRI multiguna, 25 responden (20.3%)
menyatakan ragu-ragu, 82 responden (66.7%) menyatakan setuju bahwa
produk tabungan BRI multiguna dan 13 reponden (10.6%) menyatakan sangat
setuju bahwa produk tabungan BRI multiguna. Dapat disimpulkan bahwa
produk tabungan BRI multiguna.
Tabel 4.20 Fitur dan Fasilitas Tabungan Lengkap
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 2 1.6 1.6 1.6
Tidak Setuju 3 2.4 2.4 4.1
Ragu-ragu 16 13.0 13.0 17.1
Setuju 70 56.9 56.9 74.0
Sangat Setuju 32 26.0 26.0 100.0
Total 123 100.0 100.0 Sumber: Data primer diolah
Pada tabel 4.20 terlihat bahwa 2 reponden (1.6%) menyatakan sangat
tidak setuju bahwa fitur dan fasilitas tabungan BRI lengkap, 3 reponden
(2.4%) menyatakan tidak setuju, 16 responden (13.0%) menyatakan ragu-
ragu, 70 responden (56.9%) menyatakan setuju bahwa fitur dan fasilitas
tabungan BRI lengkap dan 32 reponden (26.0%) menyatakan sangat setuju
bahwa fitur dan fasilitas tabungan BRI lengkap. Dapat disimpulkan bahwa
fitur dan fasilitas tabungan BRI lengkap.
81
Tabel 4.21 Biaya Administrasi Bulanan Tidak Memberatkan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 17 13.8 13.8 13.8
Ragu-ragu 27 22.0 22.0 35.8
Setuju 64 52.0 52.0 87.8
Sangat Setuju 15 12.2 12.2 100.0
Total 123 100.0 100.0 Sumber: Data primer diolah
Pada tabel 4.21 terlihat bahwa 17 reponden (13.8%) menyatakan tidak
setuju bahwa biaya administrasi bulanan BRI tidak memberatkan, 27
responden (22.0%) menyatakan ragu-ragu, 64 responden (52.0%) menyatakan
setuju bahwa biaya administrasi bulanan BRI tidak memberatkan dan 15
reponden (12.2%) menyatakan sangat setuju bahwa biaya administrasi
bulanan BRI tidak memberatkan. Dapat disimpulkan bahwa biaya
administrasi bulanan BRI tidak memberatkan.
Tabel 4.22
Prosedur Layanan Mudah Frequency
Percent
Valid
PercentCumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 3 2.4 2.4 2.4
Tidak Setuju 6 4.9 4.9 7.3
Ragu-ragu 23 18.7 18.7 26.0
Setuju 77 62.6 62.6 88.6
Sangat Setuju 14 11.4 11.4 100.0 Total 123 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah
82
Pada tabel 4.22 terlihat bahwa 3 reponden (2.4%) menyatakan sangat
tidak setuju bahwa prosedur layanan di BRI mudah, 6 reponden (4.9%)
menyatakan tidak setuju, 23 responden (18.7%) menyatakan ragu-ragu, 77
responden (62.6%) menyatakan setuju bahwa prosedur layanan di BRI mudah
dan 14 reponden (11.4%) menyatakan sangat setuju bahwa prosedur layanan
di BRI mudah. Dapat disimpulkan bahwa prosedur layanan di BRI mudah.
Tabel 4.23 Jaringan Kerja Luas
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Ragu-ragu 18 14.6 14.6 14.6
Setuju 82 66.7 66.7 81.3
Sangat Setuju 23 18.7 18.7 100.0
Total 123 100.0 100.0 Sumber: Data primer diolah
Pada tabel 4.23 terlihat bahwa 18 reponden (14.6%) menyatakan
menyatakan ragu-ragu bahwa jaringan kerja BRI luas, 82 responden (66.7%)
menyatakan setuju bahwa jaringan kerja BRI luas dan 23 reponden (18.7%)
menyatakan sangat setuju bahwa jaringan kerja BRI luas. Dapat disimpulkan
bahwa jaringan kerja BRI luas.
83
Tabel 4.24 Sistem Pencatatan Akurat
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 10 8.1 8.1 8.1
Ragu-ragu 43 35.0 35.0 43.1
Setuju 61 49.6 49.6 92.7
Sangat Setuju 9 7.3 7.3 100.0
Total 123 100.0 100.0 Sumber: Data primer diolah
Pada tabel 4.24 terlihat bahwa 10 reponden (8.1%) menyatakan tidak
setuju bahwa pencatatan keuangan nasabah akurat, 43 responden (35.0%)
menyatakan ragu-ragu, 61 responden (49.6%) menyatakan setuju bahwa
pencatatan keuangan nasabah akurat dan 9 reponden (7.3%) menyatakan
sangat setuju bahwa pencatatan keuangan nasabah akurat. Dapat disimpulkan
bahwa pencatatan keuangan nasabah akurat.
Tabel 4.25
Waktu Operasional Sesuai Informasi Frequency
Percent
Valid
PercentCumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 5 4.1 4.1 4.1
Ragu-ragu 23 18.7 18.7 22.8
Setuju 84 68.3 68.3 91.1
Sangat Setuju 11 8.9 8.9 100.0
Total 123 100.0 100.0 Sumber: Data primer diolah
84
Pada tabel 4.25 terlihat bahwa 5 reponden (4.1%) menyatakan tidak
setuju bahwa waktu operasional sesuai informasi, 23 responden (18.7%)
menyatakan ragu-ragu, 84 responden (68.3%) menyatakan setuju bahwa
waktu operasional sesuai informasi dan 11 reponden (8.9%) menyatakan
sangat setuju bahwa waktu operasional sesuai informasi. Dapat disimpulkan
bahwa waktu operasional sesuai informasi.
Tabel 4.26 Kesediaaan Membantu Nasabah
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 .8 .8 .8
Tidak Setuju 3 2.4 2.4 3.3
Ragu-ragu 13 10.6 10.6 13.8
Setuju 84 68.3 68.3 82.1
Sangat Setuju 22 17.9 17.9 100.0
Total 123 100.0 100.0 Sumber: Data primer diolah
Pada tabel 4.26 terlihat bahwa 1 reponden (0.8%) menyatakan sangat
tidak setuju bahwa karyawan bersedia membantu nasabah, 3 reponden (2.4%)
menyatakan tidak setuju, 13 responden (10.6%) menyatakan ragu-ragu, 84
responden (68.3%) menyatakan setuju bahwa karyawan bersedia membantu
nasabah dan 22 reponden (17.9%) menyatakan sangat setuju bahwa karyawan
bersedia membantu nasabah. Dapat disimpulkan bahwa karyawan bersedia
membantu nasabah.
85
Tabel 4.27 Tanggap Terhadap Keluhan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Ragu-ragu 31 25.2 25.2 25.2
Setuju 84 68.3 68.3 93.5
Sangat Setuju 8 6.5 6.5 100.0
Total 123 100.0 100.0 Sumber: Data primer diolah
Pada tabel 4.27 terlihat bahwa 31 reponden (25.2%) menyatakan
menyatakan ragu-ragu bahwa manajemen tanggap terhadap keluhan, 84
responden (68.3%) menyatakan setuju bahwa manajemen tanggap terhadap
keluhan dan 8 reponden (6.5%) menyatakan sangat setuju bahwa manajemen
tanggap terhadap keluhan. Dapat disimpulkan bahwa manajemen tanggap
terhadap keluhan.
Tabel 4.28 Cepat Dalam Melayani
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 2 1.6 1.6 1.6
Tidak Setuju 10 8.1 8.1 9.8
Ragu-ragu 26 21.1 21.1 30.9
Setuju 71 57.7 57.7 88.6
Sangat Setuju 14 11.4 11.4 100.0
Total 123 100.0 100.0 Sumber: Data primer diolah
86
Pada tabel 4.28 terlihat bahwa 2 reponden (1.6%) menyatakan sangat
tidak setuju bahwa karyawan cepat dalam memberikan pelayanan, 10
reponden (8.1%) menyatakan tidak setuju, 26 responden (21.1%) menyatakan
ragu-ragu, 71 responden (57.7%) menyatakan setuju bahwa karyawan cepat
dalam memberikan pelayanan dan 14 reponden (11.4%) menyatakan sangat
setuju bahwa karyawan cepat dalam memberikan pelayanan. Dapat
disimpulkan bahwa karyawan cepat dalam memberikan pelayanan.
Tabel 4.29 Member Solusi Tepat
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 2 1.6 1.6 1.6
Ragu-ragu 35 28.5 28.5 30.1
Setuju 75 61.0 61.0 91.1
Sangat Setuju 11 8.9 8.9 100.0
Total 123 100.0 100.0 Sumber: Data primer diolah
Pada tabel 4.29 terlihat bahwa 2 reponden (1.6%) menyatakan tidak
setuju bahwa karyawan memberi solusi yang tepat atas permasalahan
nasabah, 35 responden (18.7%) menyatakan ragu-ragu, 75 responden (61.0%)
menyatakan setuju bahwa karyawan memberi solusi yang tepat atas
permasalahan nasabah dan 11 reponden (8.9%) menyatakan sangat setuju
bahwa karyawan memberi solusi yang. Dapat disimpulkan bahwa karyawan
memberi solusi yang tepat atas permasalahan nasabah.
87
Tabel 4.30 Pengetahuan Jasa yang Tersedia
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 3 2.4 2.4 2.4
Tidak Setuju 8 6.5 6.5 8.9
Ragu-ragu 20 16.3 16.3 25.2
Setuju 81 65.9 65.9 91.1
Sangat Setuju 11 8.9 8.9 100.0
Total 123 100.0 100.0 Sumber: Data primer diolah
Pada tabel 4.30 terlihat bahwa 3 reponden (2.4%) menyatakan sangat
tidak setuju bahwa karyawan memiliki pengetahuan yang baik mengenai jasa
yang tersedia, 8 reponden (6.5%) menyatakan tidak setuju, 20 responden
(16.3%) menyatakan ragu-ragu, 81 responden (65.9%) menyatakan setuju
bahwa karyawan memiliki pengetahuan yang baik mengenai jasa yang
tersedia dan 11 reponden (8.9%) menyatakan sangat setuju bahwa karyawan
memiliki pengetahuan yang baik mengenai jasa yang tersedia. Dapat
disimpulkan bahwa karyawan memiliki pengetahuan yang baik mengenai jasa
yang tersedia.
88
Tabel 4.31 Keramahan Karyawan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 5 4.1 4.1 4.1
Ragu-ragu 17 13.8 13.8 17.9
Setuju 83 67.5 67.5 85.4
Sangat Setuju 18 14.6 14.6 100.0
Total 123 100.0 100.0 Sumber: Data primer diolah
Pada tabel 4.31 terlihat bahwa 5 reponden (4.1%) menyatakan tidak
setuju bahwa karyawan bertutur kata dengan santun, 17 responden (13.8%)
menyatakan ragu-ragu, 83 responden (67.5%) menyatakan setuju bahwa
karyawan bertutur kata dengan santun dan 18 reponden (14.6%) menyatakan
sangat setuju bahwa karyawan bertutur kata dengan santun. Dapat
disimpulkan bahwa karyawan BRI bertutur kata dengan santun.
Tabel 4.32 Sopan Santun Karyawan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 6 4.9 4.9 4.9
Ragu-ragu 19 15.4 15.4 20.3
Setuju 84 68.3 68.3 88.6
Sangat Setuju 14 11.4 11.4 100.0
Total 123 100.0 100.0 Sumber: Data primer diolah
89
Pada tabel 4.32 terlihat bahwa 6 reponden (4.9%) menyatakan tidak
setuju bahwa karyawan bersikap dengan sopan, 19 responden (15.4%)
menyatakan ragu-ragu, 84 responden (68.3%) menyatakan setuju bahwa
karyawan bersikap dengan sopan dan 14 reponden (11.4%) menyatakan
sangat setuju bahwa karyawan bersikap dengan sopan. Dapat disimpulkan
bahwa karyawan BRI bersikap dengan sopan.
Tabel 4.33 Kejujuran
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 4 3.3 3.3 3.3
Ragu-ragu 39 31.7 31.7 35.0
Setuju 67 54.5 54.5 89.4
Sangat Setuju 13 10.6 10.6 100.0
Total 123 100.0 100.0 Sumber: Data primer diolah
Pada tabel 4.33 terlihat bahwa 4 reponden (3.3%) menyatakan tidak
setuju bahwa karyawan jujur, 39 responden (31.7%) menyatakan ragu-ragu,
67 responden (54.5%) menyatakan setuju bahwa karyawan jujur dan 13
reponden (10.6%) menyatakan sangat setuju bahwa karyawan jujur. Dapat
disimpulkan bahwa karyawan BRI jujur dalam bekerja.
90
Tabel 4.34 Keamanan Dana Simpanan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 .8 .8 .8
Tidak Setuju 10 8.1 8.1 8.9
Ragu-ragu 25 20.3 20.3 29.3
Setuju 75 61.0 61.0 90.2
Sangat Setuju 12 9.8 9.8 100.0
Total 123 100.0 100.0 Sumber: Data primer diolah
Pada tabel 4.34 terlihat bahwa 1 reponden (0.8%) menyatakan sangat
tidak setuju bahwa dana yang disimpan terjamin keamanannya, 10 reponden
(8.1%) menyatakan tidak setuju, 25 responden (20.3%) menyatakan ragu-
ragu, 75 responden (61.0%) menyatakan setuju bahwa dana yang disimpan
terjamin keamanannya dan 12 reponden (9.8%) menyatakan sangat setuju
bahwa dana yang disimpan terjamin keamanannya. Dapat disimpulkan bahwa
dana yang disimpan terjamin keamanannya.
Tabel 4.35 Call BRI Efektif Melayani On-line 24 jam
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 6 4.9 4.9 4.9
Ragu-ragu 30 24.4 24.4 29.3
Setuju 78 63.4 63.4 92.7
Sangat Setuju 9 7.3 7.3 100.0
Total 123 100.0 100.0 Sumber: Data primer diolah
91
Pada tabel 4.35 terlihat bahwa 6 reponden (4.9%) menyatakan tidak
setuju bahwa call BRI efektif melayani on line selama 24 jam, 30 responden
(24.4%) menyatakan ragu-ragu, 78 responden (63.4%) menyatakan setuju
bahwa call BRI efektif melayani on line selama 24 jam dan 9 reponden
(7.3%) menyatakan sangat setuju bahwa call BRI efektif melayani on line
selama 24 jam. Dapat disimpulkan bahwa call BRI efektif melayani on line
selama 24 jam.
Tabel 4.36 Kejelasan Informasi
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 .8 .8 .8
Tidak Setuju 13 10.6 10.6 11.4
Ragu-ragu 44 35.8 35.8 47.2
Setuju 56 45.5 45.5 92.7
Sangat Setuju 9 7.3 7.3 100.0
Total 123 100.0 100.0 Sumber: Data primer diolah
Pada tabel 4.36 terlihat bahwa 1 reponden (0.8%) menyatakan sangat
tidak setuju bahwa adanya kejelasan informasi, 13 reponden (10.6%)
menyatakan tidak setuju, 44 responden (35.8%) menyatakan ragu-ragu, 56
responden (45.5%) menyatakan setuju bahwa adanya kejelasan informasi dan
9 reponden (7.3%) menyatakan sangat setuju bahwa adanya kejelasan
informasi. Dapat disimpulkan bahwa adanya kejelasan informasi.
92
Tabel 4.37 Bersungguh-sungguh Dalam Melayani
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 1 .8 .8 .8
Ragu-ragu 22 17.9 17.9 18.7
Setuju 86 69.9 69.9 88.6
Sangat Setuju 14 11.4 11.4 100.0
Total 123 100.0 100.0 Sumber: Data primer diolah
Pada tabel 4.37 terlihat bahwa 1 reponden (0.8%) menyatakan tidak
setuju bahwa karyawan bersungguh-sungguh dalam melayani, 22 responden
(17.9%) menyatakan ragu-ragu, 86 responden (69.9%) menyatakan setuju
bahwa karyawan bersungguh-sungguh dalam melayani dan 14 reponden
(11.4%) menyatakan sangat setuju bahwa karyawan bersungguh-sungguh
dalam melayani. Dapat disimpulkan bahwa karyawan bersungguh-sungguh
dalam melayani.
Tabel 4.38 Perlakuan Adil Kepaada Nasabah
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 4 3.3 3.3 3.3
Ragu-ragu 26 21.1 21.1 24.4
Setuju 79 64.2 64.2 88.6
Sangat Setuju 14 11.4 11.4 100.0
Total 123 100.0 100.0 Sumber: Data primer diolah
93
Pada tabel 4.38 terlihat bahwa 4 reponden (3.3%) menyatakan tidak
setuju bahwa karyawan memperlakukan nasabah dengan adil, 26 responden
(21.1%) menyatakan ragu-ragu, 79 responden (64.2%) menyatakan setuju
bahwa karyawan memperlakukan nasabah dengan adil dan 14 reponden
(11.4%) menyatakan sangat setuju bahwa karyawan memperlakukan nasabah
dengan adil. Dapat disimpulkan bahwa karyawan karyawan memperlakukan
nasabah dengan adil.
Sumber: Data primer diolah
Pada tabel 4.39 terlihat bahwa 1 reponden (0.8%) menyatakan sangat
tidak setuju bahwa BRI menggunakan teknologi mutakhir, 7 reponden (5.7%)
menyatakan tidak setuju, 17 responden (13.8%) menyatakan ragu-ragu, 86
responden (69.9%) menyatakan setuju bahwa BRI menggunakan teknologi
mutakhir dan 12 reponden (9.8%) menyatakan sangat setuju bahwa BRI
menggunakan teknologi mutakhir. Dapat disimpulkan bahwa BRI
menggunakan teknologi mutakhir.
Tabel 4.39 Teknologi Mutakhir
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 1 .8 .8 .8
Tidak Setuju 7 5.7 5.7 6.5
Ragu-ragu 17 13.8 13.8 20.3
Setuju 86 69.9 69.9 90.2
Sangat Setuju 12 9.8 9.8 100.0
Total 123 100.0 100.0
94
Tabel 4.40 Ruang Tunggu Nyaman
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 14 11.4 11.4 11.4
Ragu-ragu 24 19.5 19.5 30.9
Setuju 72 58.5 58.5 89.4
Sangat Setuju 13 10.6 10.6 100.0
Total 123 100.0 100.0 Sumber: Data primer diolah
Pada tabel 4.40 terlihat bahwa 14 reponden (11.4%) menyatakan tidak
setuju bahwa ruang tunggu BRI nyaman, 24 responden (19.5%) menyatakan
ragu-ragu, 72 responden (64.2%) menyatakan setuju bahwa ruang tunggu BRI
nyaman dan 13 reponden (10.6%) menyatakan sangat setuju bahwa ruang
tunggu BRI nyaman. Dapat disimpulkan bahwa ruang tunggu BRI nyaman.
Tabel 4.41 Penampilan Karyawan Rapi
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 11 8.9 8.9 8.9
Ragu-ragu 11 8.9 8.9 17.9
Setuju 83 67.5 67.5 85.4
Sangat Setuju 18 14.6 14.6 100.0
Total 123 100.0 100.0 Sumber: Data primer diolah
95
Pada tabel 4.40 terlihat bahwa 14 reponden (11.4%) menyatakan tidak
setuju bahwa ruang tunggu BRI nyaman, 24 responden (19.5%) menyatakan
ragu-ragu, 72 responden (64.2%) menyatakan setuju bahwa ruang tunggu BRI
nyaman dan 13 reponden (10.6%) menyatakan sangat setuju bahwa ruang
tunggu BRI nyaman. Dapat disimpulkan bahwa ruang tunggu BRI nyaman.
Tabel 4.42
Formulir Transaksi Tersedia Lengkap Frequency
Percent
Valid
PercentCumulative
Percent
Valid Tidak Setuju 6 4.9 4.9 4.9
Ragu-ragu 19 15.4 15.4 20.3
Setuju 81 65.9 65.9 86.2
Sangat Setuju 17 13.8 13.8 100.0
Total 123 100.0 100.0 Sumber: Data primer diolah
Pada tabel 4.42 terlihat bahwa 6 reponden (4.9%) menyatakan tidak
setuju bahwa formulir transaksi tersedia secara lengkap dan tersusun, 19
responden (15.4%) menyatakan ragu-ragu, 81 responden (65.9%) menyatakan
setuju bahwa formulir transaksi tersedia secara lengkap dan tersusun dan 17
reponden (13.8%) menyatakan sangat setuju bahwa formulir transaksi
tersedia secara lengkap dan tersusun. Dapat disimpulkan bahwa formulir
transaksi tersedia secara lengkap dan tersusun.
96
Tabel 4.43 Kepuasan Secara Umum
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 3 2.4 2.4 2.4
Tidak Setuju 12 9.8 9.8 12.2
Ragu-ragu 29 23.6 23.6 35.8
Setuju 67 54.5 54.5 90.2
Sangat Setuju 12 9.8 9.8 100.0
Total 123 100.0 100.0 Sumber: Data primer diolah
Pada tabel 4.43 terlihat bahwa 3 reponden (2.4%) menyatakan sangat
tidak setuju bahwa secara umum puas terhadap layanan BRI , 12 reponden
(9.8%) menyatakan tidak setuju, 29 responden (23.6%) menyatakan ragu-
ragu, 67 responden (54.5%) menyatakan setuju bahwa secara umum puas
terhadap layanan BRI dan 12 reponden (9.8%) menyatakan sangat setuju
bahwa secara umum puas terhadap layanan BRI. Dapat disimpulkan bahwa
nasabah secara umum puas terhadap layanan BRI.
Tabel 4.44 Kesesuainan Kinerja Dengan Harapan
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Sangat Tidak Setuju 2 1.6 1.6 1.6 Tidak Setuju 13 10.6 10.6 12.2 Ragu-ragu 33 26.8 26.8 39.0 Setuju 65 52.8 52.8 91.9 Sangat Setuju 10 8.1 8.1 100.0 Total 123 100.0 100.0
Sumber: Data primer diolah
97
Pada tabel 4.44 terlihat bahwa 2 reponden (1.6%) menyatakan sangat
tidak setuju bahwa kinerja BRI telah sesuai dengan harapan, 13 reponden
(10.6%) menyatakan tidak setuju, 33 responden (26.8%) menyatakan ragu-
ragu, 65 responden (52.8%) menyatakan setuju bahwa kinerja BRI telah
sesuai dengan harapan dan 10 reponden (8.1%) menyatakan sangat setuju
bahwa kinerja BRI telah sesuai dengan harapan. Dapat disimpulkan bahwa
kinerja BRI telah sesuai dengan harapan.
Tabel 4.45 Lebih Baik Dari Bank Pesaing
Frequency
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Setuju 12
9.8 9.8 9.8
Ragu-ragu 46 37.4 37.4 47.2
Setuju 53 43.1 43.1 90.2
Sangat Setuju 12 9.8 9.8 100.0
Total 123 100.0 100.0 Sumber: Data primer diolah
Pada tabel 4.45 terlihat bahwa 12 reponden (9.8%) menyatakan tidak
setuju bahwa BRI lebih baik dari bank pesaing, 46 responden (37.4%)
menyatakan ragu-ragu, 53 responden (43.1%) menyatakan setuju bahwa BRI
lebih baik dari bank pesaing dan 12 reponden (9.8%) menyatakan sangat
setuju bahwa BRI lebih baik dari bank pesaing. Dapat disimpulkan bahwa
BRI lebih baik dari bank pesaing.
98
4. Analisis Faktor
Dalam Ghozali (2005:253) disebutkan tujuan utama dari
analisis faktor adalah untuk meringkas (summarize) informasi yang
ada dalam variabel asli (awal) menjadi satu set dimensi baru atau
variate (faktor). Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah sebanyak 36 variabel, dari 36 variabel ini akan direduksi
menjadi beberapa faktor melalui analisis faktor dengan tahapan
sebagai berikut:
a. Menentukan variabel yang akan dianalisis
Hal pertama yang harus dilakukan dalam analisis faktor adalah
menilai variabel mana saja yang layak untuk dimasukan kedalam analisis
selanjutnya. Analisis faktor menghendaki bahwa matrik data harus
memiliki korelasi yang cukup agar dapat dilakukan analisis faktor, untuk
itu dilakukan pengujian sebagai berikut:
1) Barlett’s test of Sphericity yang dipakai untuk menguji bahwa
variabel-variabel dalam sampel berkorelasi.
2) Uji Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) untuk mengetahui kecukupan sampel
atau pengukuran kelayakan sampel. Analisis faktor dianggap layak
jika nilai KMO > 0,5
3) Uji Measure of Sampling Adequency (MSA) yang digunakan untuk
mengukur derajat korelasi antar variabel dengan kriteria MSA > 0,5
99
Adapun hasil dari pengujian Barlett’s test of Sphericity dan Kaiser-
Meyer-Olkin (KMO) dengan bantuan software SPSS 16 terlihat pada tabel
4.46 dibawah ini.
Tabel 4.46 KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .859 Bartlett's Test of Sphericity
Approx. Chi-Square 2657.804 df 630 Sig. .000
Sumber : Data primer diolah
Tabel 4.46 diatas menunjukkan nilai yang diperoleh dari uji
Barlett’s test of Sphericity adalah sebesar 2657,804 dengan signifikansi
0,000, hal ini berarti bahwa antar variabel terjadi korelasi (signifikan <
0,05). Hasil uji Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) diperoleh nilai 0,859, dimana
angka tersebut sudah sudah diatas 0,5. Dengan demikian variabel-variabel
dalam penelitian ini dapat diproses lebih lanjut.
Langkah berikutnya adalah pengujian Measure of Sampling
Adequency (MSA), dimana setiap variabel dianalisis untuk mengetahui
variabel mana yang dapat diproses lebih lanjut dan mana yang harus
dikeluarkan. Untuk dapat diproses lebih lanjut setiap variabel harus
memiliki nilai MSA > 0,5. Nilai MSA tersebut terdapat dalam tabel Anti-
Image Matrice pada bagian Anti-Image Correlation yaitu angka korelasi
yang bertanda "a" dengan arah diagonal dari kiri atas ke kanan bawah.
(lihat lampiran). Adapaun hasil uji MSA untuk variabel penelitian ini
terlihat pada tabel 4.47 berikut ini:
100
Tabel 4.47 Nilai MSA Variabel Penelitian
Q Indikator
Nilai MSA
Keterangan
1 Perusahaan dapat dipercaya 0,915 Valid
2 Memiliki tanggung jawab sosial 0,908 Valid
3 Berpengalaman di bidang perbankan 0,856 Valid
4 Prestasi kerja membanggakan 0,786 Valid
5 Budaya perusahaan yang baik 0,778 Valid
6 Profesionalisme karyawan 0,837 Valid
7 Perusahaan ternama 0,867 Valid
8 Logo yang mudah dikenal 0,819 Valid
9 Slogan yang mudah diingat 0,780 Valid
10 Multiguna Produk tabungan 0,886 Valid
11 Fitur & fasilitas tabungan lengkap 0,863 Valid
12 Biaya administrasi bulanan tidak
membebankan 0,681
Valid
13 Prosedur layanan mudah 0,851 Valid
14 Jaringan kerja luas 0,898 Valid
15 Sistem pencatatan akurat 0,900 Valid
16 Waktu operasional sesuai informasi 0,914 Valid
17 Kesediaan karyawan membantu nasabah 0,832 Valid
18 Tanggap terhadap keluhan 0,720 Valid
19 Cepat dalam melayani 0,756 Valid
101
20 Pemberian solusi yang tepat atas masalah 0,793 Valid
21 Pengetahuan mengenai jasa yang tersedia 0,918 Valid
22 Keramahan karyawan 0,838 Valid
23 Sopan santun karyawan 0,881 Valid
24 Kejujuran karyawan 0,790 Valid
25 Keamanan dana simpanan nasabah 0,889 Valid
26 Call BRI efektif melayani secara on-line selama 24 jam
0,835 Valid
27 Kejelasan informasi yang diberikan 0,842 Valid
28 Bersungguh-sungguh dalam melayani 0,839 Valid
29 Perlakuan yang adil terhadap nasabah 0,924 Valid
30 Menggunakan teknologi mutakhir 0,899 Valid
31 Ruang tunggu nyaman 0,665 Valid
32 Penampilan karyawan rapi 0,929 Valid
33 Kelengkapan formulir transaksi 0,914 Valid
34 Kepuasan umum terhadap jasa Bank 0,871 Valid
35 Kesesuaian kinerja dengan harapan 0,888 Valid
36 Bank BRI lebih baik dari pesaing 0,823 Valid
Sumber: Data primer diolah
Dari tabel 4.47 diatas diketahui bahwa variabel- variabel
dalam penelitian ini memiliki nilai MSA > 0.5 sehingga variabel
dapat dianalisis secara keseluruhan lebih lanjut.
102
b. Estimasi Communality
Communalities adalah proporsi dari varian suatu item
peubah asal yang bisa dijelaskan oleh faktor utamanya. Nilai
Communalities menjelaskan seberapa besar keragaman atau variasi
item/peubah asal yang dapat diterangkan oleh faktor yang
terbentuk. Nilai Communalities ini diperoleh dengan
menjumlahkan nilai eigen value pada faktor yang ada. Adapun
nilai communalities yang diperoleh dalam penelitian ini dapat
terlihat pada tabel 4.48 dibawah ini
Tabel 4.48 Communalities
Q Indikator Initial Extraction1 Perusahaan dapat dipercaya 1,000 0,704
2 Memiliki tanggung jawab sosial 1,000 0,639
3 Berpengalaman di bidang perbankan 1,000 0,750
4 Prestasi kerja membanggakan 1,000 0,763
5 Budaya perusahaan yang baik 1,000 0,698
6 Profesionalisme karyawan 1,000 0,749
7 Perusahaan ternama 1,000 0,701
8 Logo yang mudah dikenal 1,000 0,668
9 Slogan yang mudah diingat 1,000 0,734
10 Multiguna Produk tabungan 1,000 0,630
11 Fitur &fasilitas tabungan lengkap 1,000 0,786
12 Biaya administrasi bulanan tidak membebankan
1,000 0,545
103
13 Prosedur layanan mudah 1,000 0,709
14 Jaringan kerja luas 1,000 0,728
15 Sistem pencatatan akurat 1,000 0,680
16 Waktu operasional sesuai informasi 1,000 0,733
17 Kesediaan karyawan membantu nasabah 1,000 0,785
18 Tanggap terhadap keluhan 1,000 0,625
19 Cepat dalam melayani 1,000 0,647
20 Pemberian solusi yang tepat atas masalah 1,000 0,783
21 Pengetahuan mengenai jasa yang tersedia 1,000 0,740
22 Keramahan karyawan 1,000 0,827
23 Sopan santun karyawan 1,000 0,782
24 Kejujuran karyawan 1,000 0,776
25 Keamanan dana simpanan nasabah 1,000 0,785
26 Call BRI efektifmelayani secara on-line selama 24 jam
1,000 0,744
27 Kejelasan informasi yang diberikan 1,000 0,739
28 Bersungguh-sungguh dalam melayani 1,000 0,794
29 Perlakuan yang sama terhadap nasabah 1,000 0,559
30 Menggunakan teknologi mutakhir 1,000 0,616
31 Ruang tunggu nyaman 1,000 0,658
32 Karyawan berpenampilan rapi 1,000 0,756
33 Kelengkapan formulir transaksi 1,000 0,689
34 Kepuasan umum terhadap jasa bank 1,000 0,827
35 Kesesuaian kinerja dengan harapan 1,000 0,776
36 Bank BRI lebih baik dari pesaing 1,000 0,710
Sumber: Data primer diolah
104
Dari tabel 4.48 diatas dapat dilihat bahwa variabel ke-1
memiliki nilai 0.704, ini berarti sekitar 70.4% varians dari variabel
ke-1 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-2
memiliki nilai 0.639, ini berarti sekitar 63.9% varians dari variabel
ke-2 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-3
memiliki nilai 0.750, ini berarti sekitar 75.0% varians dari variabel
ke-3 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-4
memiliki nilai 0.763, ini berarti sekitar 76.3% varians dari variabel
ke-4 bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
Untuk variabel ke-5 memiliki nilai 0.698, ini berarti sekitar
69.8% varians dari variabel ke-5 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk. Variabel ke-6 memiliki nilai 0.749, ini berarti sekitar
74.9% varians dari variabel ke-6 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk. Variabel ke-7 memiliki nilai 0.701, ini berarti sekitar
70.1% varians dari variabel ke-7 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk. Variabel ke-8 memiliki nilai 0.668, ini berarti sekitar
66.8% varians dari variabel ke-8 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk.
Untuk variabel ke-9 memiliki nilai 0.734, ini berarti sekitar
73.4% varians dari variabel ke-9 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk. Variabel ke-10 memiliki nilai 0.630, ini berarti sekitar
63.0% varians dari variabel ke-10 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk. Variabel ke-11 memiliki nilai 0.786, ini berarti sekitar
105
78.6% varians dari variabel ke-11 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk. Variabel ke-12 memiliki nilai 0.545, ini berarti sekitar
54.5% varians dari variabel ke-12 bisa dijelaskan oleh faktor yang
terbentuk.
Untuk variabel ke-13 memiliki nilai 0.709, ini berarti
sekitar 70.9% varians dari variabel ke-13 bisa dijelaskan oleh
faktor yang terbentuk. Variabel ke-14 memiliki nilai 0.728, ini
berarti sekitar 72.8% varians dari variabel ke-14 bisa dijelaskan
oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-15 memiliki nilai 0.680, ini
berarti sekitar 68.0% varians dari variabel ke-15 bisa dijelaskan
oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-16 memiliki nilai 0.733, ini
berarti sekitar 73.3% varians dari variabel ke-16 bisa dijelaskan
oleh faktor yang terbentuk.
Untuk variabel ke-17 memiliki nilai 0.785, ini berarti
sekitar 78.5% varians dari variabel ke-17 bisa dijelaskan oleh
faktor yang terbentuk. Variabel ke-18 memiliki nilai 0.625, ini
berarti sekitar 62.5% varians dari variabel ke-18 bisa dijelaskan
oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-19 memiliki nilai 0.647, ini
berarti sekitar 64.7% varians dari variabel ke-19 bisa dijelaskan
oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-20 memiliki nilai 0.783, ini
berarti sekitar 78.3% varians dari variabel ke-20 bisa dijelaskan
oleh faktor yang terbentuk.
106
Untuk variabel ke-21 memiliki nilai 0.740, ini berarti
sekitar 74.0% varians dari variabel ke-21 bisa dijelaskan oleh
faktor yang terbentuk. Variabel ke-22 memiliki nilai 0.827, ini
berarti sekitar 82.7% varians dari variabel ke-22 bisa dijelaskan
oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-23 memiliki nilai 0.782, ini
berarti sekitar 78.2% varians dari variabel ke-23 bisa dijelaskan
oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-24 memiliki nilai 0.776, ini
berarti sekitar 77.6% varians dari variabel ke-24 bisa dijelaskan
oleh faktor yang terbentuk.
Untuk variabel ke-25 memiliki nilai 0.785, ini berarti
sekitar 78.5% varians dari variabel ke-25 bisa dijelaskan oleh
faktor yang terbentuk. Variabel ke-26 memiliki nilai 0.744, ini
berarti sekitar 74.4% varians dari variabel ke-26 bisa dijelaskan
oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-27 memiliki nilai 0.739, ini
berarti sekitar 73.9% varians dari variabel ke-27 bisa dijelaskan
oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-28 memiliki nilai 0.794, ini
berarti sekitar 79.4% varians dari variabel ke-28 bisa dijelaskan
oleh faktor yang terbentuk.
Untuk variabel ke-29 memiliki nilai 0.559, ini berarti
sekitar 55.9% varians dari variabel ke-29 bisa dijelaskan oleh
faktor yang terbentuk. Variabel ke-30 memiliki nilai 0.616, ini
berarti sekitar 61.6% varians dari variabel ke-30 bisa dijelaskan
oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-31 memiliki nilai 0.680, ini
107
berarti sekitar 68.0% varians dari variabel ke-31 bisa dijelaskan
oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-32 memiliki nilai 0.756, ini
berarti sekitar 75.6% varians dari variabel ke-32 bisa dijelaskan
oleh faktor yang terbentuk.
Untuk variabel ke-33 memiliki nilai 0.689, ini berarti
sekitar 68.9% varians dari variabel ke-33 bisa dijelaskan oleh
faktor yang terbentuk. Variabel ke-34 memiliki nilai 0.827, ini
berarti sekitar 82.7% varians dari variabel ke-34 bisa dijelaskan
oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-35 memiliki nilai 0.776, ini
berarti sekitar 77.6% varians dari variabel ke-35 bisa dijelaskan
oleh faktor yang terbentuk. Variabel ke-36 memiliki nilai 0.710, ini
berarti sekitar 71.0% varians dari variabel ke-36 bisa dijelaskan
oleh faktor yang terbentuk.
c. Melakukan Faktoring dan Rotasi
Setelah semua variabel memenuhi syarat untuk dianalisis, tahap
selanjutnya adalah melakukan proses inti dari analisis faktor, yaitu
melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada, sehingga
terbentuk satu atau beberapa faktor.
Rotasi faktor dilakukan untuk mempermudah interpretasi dalam
menentukan variabel-variabel mana saja yang tercantum dalam suatu
faktor. Dalam penelitian ini digunakan rotasi varimax yang termasuk
dalam metode rotasi Orthogonal yaitu memutar sumbu 90°.
108
1) Penentuan Jumlah Faktor
Dalam penelitian ini penulis menentukan jumlah faktor dengan
menggunakan nilai eigen value dengan kriteria nilai eigen value > 1.
(Imam Ghozali, 2005:257). Susunan eigen value selalu diurutkan dari
yang terbesar sampai terkecil. Untuk mengetahui jumlah faktor yang
terbentuk dari hasil ekstraksi dapat dilihat pada tabel Total Variance
Explained.
Pada tabel 4.49 diketahui bahwa dari 36 variabel yang dimasukkan
untuk analisis faktor, hanya terdapat 10 faktor yang terbentuk karena
dari komponen 1 sampai dengan komponen 10 menunjukkan eigen
value > 1 maka proses faktoring hanya sampai pada 10 faktor, jika
diteruskan sampai faktor berikutnya eigen values sudah kurang dari 1
yaitu sebesar 0,910. Jadi diketahui bahwa 10 faktor adalah jumlah yang
paling optimal.
109
Tabel 4.49 Total Variance Explained
Component
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared
Loadings Rotation Sums of Squared
Loadings
Total
% of Varian
ce Cumulative % Total
% of Varian
ce Cumulative % Total
% of Varian
ce Cumulative %
1 12,251 34,030 34,030 12,251 34,030 34,030 6,397 17,769 17,769
2 2,746 7,629 41,659 2,746 7,629 41,659 3,114 8,650 26,418
3 1,827 5,074 46,732 1,827 5,074 46,732 2,479 6,887 33,306
4 1,739 4,830 51,562 1,739 4,830 51,562 2,290 6,360 39,666
5 1,423 3,953 55,515 1,423 3,953 55,515 2,260 6,277 45,943
6 1,388 3,855 59,370 1,388 3,855 59,370 2,146 5,960 51,903
7 1,242 3,450 62,820 1,242 3,450 62,820 2,111 5,863 57,766
8 1,141 3,171 65,991 1,141 3,171 65,991 1,995 5,543 63,309
9 1,072 2,979 68,970 1,072 2,979 68,970 1,836 5,099 68,408
10 1,006 2,794 71,763 1,006 2,794 71,763 1,208 3,355 71,763
11 ,910 2,528 74,291
12 ,841 2,336 76,627
13 ,743 2,063 78,689
14 ,724 2,010 80,700
15 ,651 1,809 82,509
16 ,599 1,664 84,172
17 ,555 1,543 85,715
18 ,544 1,511 87,226
19 ,501 1,391 88,617
20 ,453 1,258 89,875
21 ,426 1,183 91,059
22 ,377 1,048 92,107
23 ,360 1,001 93,108
24 ,322 ,893 94,001
25 ,296 ,823 94,824
26 ,271 ,754 95,578
27 ,251 ,696 96,275
28 ,232 ,643 96,918
29 ,197 ,548 97,466
30 ,187 ,520 97,985
31 ,175 ,486 98,471
32 ,149 ,415 98,886
33 ,127 ,351 99,238
34 ,118 ,328 99,566
35 ,088 ,244 99,810
36 ,068 ,190 100,000
Sumber: Data primer diolah
110
2) Interpretasi Faktor
Setelah terbentuk faktor, tahap selanjutnya adalah
menginterpretasikan faktor-faktor yang terbentuk dengan melihat tabel
Component Matrix yang menunjukkan distribusi ke-36 variabel tersebut
pada 10 faktor yang terbentuk. Sedangkan angka-angka pada tabel tersebut
adalah faktor loading, yang menunjukkan besarnya korelasi antara suatu
variabel dengan faktor-faktor yang terbentuk.
Pada tabel 4.50 yaitu tabel Component Matrix awal, hasil faktor
belum bisa diinterpretasikan karena variabel-variabel yang ada hanya
mengumpul pada satu atau beberapa faktor saja belum menyeluruh. Untuk
itu perlu dilakukan rotasi faktor.
Rotasi faktor ini dimaksudkan untuk mendapatkan tampilan data
yang jelas dari nilai loading untuk masing-masing variabel terhadap
faktor-faktor yang ada. Interpretasi ini didasarkan pada nilai loading yang
terbesar dari masing-masing variabel terhadap faktor-faktor yang ada, jadi
suatu variabel akan masuk ke dalam faktor yang memiliki nilai loading
terbesar, setelah dilakukan perbandingan besar korelasi terhadap setiap
baris. Tabel 4.51 yaitu tabel rotated component matrix menunjukkan hasil
dari rotasi faktor.
111
Sumber: Data primer diolah
Tabel 4.50 Component Matrixa
Component
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Perusahaan dapat dipercaya .614 -.010 .083 -.292 .212 .161 -.213 -.156 -.307 .022Memiliki tanggung jawab sosial .524 .281 .024 -.006 .295 .309 .168 -.231 -.134 .048Berpengalaman dibidang perbankan .505 -.053 -.189 .158 .133 .564 .269 .029 .003 .149Prestasi kerja membanggakan .524 .107 -.480 .027 .072 .400 .037 .094 .257 .062Budaya perusahaan yang baik .501 -.227 .314 -.392 .270 -.034 -.120 .178 -.018 .150Profesionalisme karyawan .541 -.345 .408 -.043 -.117 -.054 .233 .296 .071 -.075Perusahaan ternama .468 -.037 .154 .031 .548 .124 -.187 -.150 .268 -.105Logo mudah dikenal .376 .365 .355 .332 .178 .145 .104 .126 -.141 -.240Slogan mudah diingat .470 -.116 .084 .143 .481 -.155 .105 .445 -.012 .086Multiguna produk tabungan .494 -.022 .030 .316 -.097 -.327 -.005 .085 .025 .400Fitur fasilitas tabungan lengkap .589 .111 -.150 -.473 -.023 -.157 .178 -.213 .256 -.116Biaya administrasi bulanan tidak membebankan .182 .511 -.233 -.017 -.337 .146 .021 .221 .082 .068Prosedur layanan mudah .576 .009 -.234 -.315 -.075 -.170 .102 .228 -.354 -.038Jaringan kerja luas .608 -.059 -.218 -.228 -.076 .103 .212 -.131 .133 .399Sistem pencatatan akurat .542 .285 .374 .024 -.099 -.107 .133 -.205 -.119 .263Waktu operasional sesuai informasi .656 -.121 .180 -.008 -.227 -.167 .179 -.146 .233 .263Kesediaan karyawan membantu nasabah .614 .072 .103 -.458 -.067 -.123 .176 -.240 -.266 -.062Tanggap terhadap keluhan .307 .438 .351 .109 -.042 -.105 .086 .232 .357 .043Cepat dalam melayani .323 .611 -.098 -.136 -.151 -.090 -.161 .226 -.028 -.180Pemberian solusi yang tepat .574 .215 .274 .036 -.280 .309 -.393 .023 .035 .006Pengetahuan mengenai jasa .715 -.429 .023 .180 -.034 .015 -.069 -.076 -.007 -.018Keramahan karyawan .686 -.465 .148 .145 -.165 .094 .115 .032 -.104 -.189Sopan santun karyawan .765 -.274 .131 .168 -.202 .011 .109 .045 -.091 -.118Kejujuran karyawan .567 .124 .319 -.086 -.270 .305 -.374 -.004 -.125 .091Keamanan dana simpanan .776 -.334 .016 .118 -.056 .115 -.131 -.076 .088 .097Call BRI efektif .544 .287 -.026 .482 -.020 -.167 -.099 -.284 -.121 .000Kejelasan informasi .502 .267 -.250 .216 .027 .036 .303 .196 -.405 .102Bersungguh sungguh melayani .697 .050 -.040 .087 -.068 -.039 .285 -.193 .098 -.403Perlakuan yang adil .628 .248 .064 .046 .027 -.134 .023 -.157 .100 -.209Teknologi mutakhir .674 .246 -.142 -.029 -.132 .015 -.044 .093 .181 -.135Ruang tunggu nyaman .365 .139 -.296 .405 .155 -.333 -.221 -.228 -.093 .097Penampilan karyawan .747 -.322 -.241 .021 -.006 -.024 -.064 .095 .019 -.148Kelengkapan formulir transaksi .691 -.305 -.237 .098 -.048 -.121 -.052 -.016 .116 -.139Kepuasan umum terhadap jasa bank .769 -.139 -.224 -.088 .060 -.119 -.347 .139 .011 .037Kesesuaian kinerja dengan harapan .765 .011 -.255 -.128 .040 -.162 -.251 .124 -.054 -.011BRI lebih baik dari pesaing .522 .477 .109 -.182 .338 -.177 .046 .028 .118 .054Extraction Method: Principal Component Analysis. a. 10 components extracted.
112
Sumber: Data primer diolah
Rotated Component Matrixa
Component
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Perusahaan dapat dipercaya .232 .456 -.075 .193 .510 .134 .305 .063 -.109 .113Memiliki tanggung jawab sosial .031 .384 .000 .505 .224 .174 .121 .372 .040 .041Berpengalaman dibidang perbankan .295 .010 -.001 .777 .106 -.022 .057 .177 .053 .099Prestasi kerja membanggakan .281 .069 .383 .705 .022 .110 .092 -.079 -.062 -.067Budaya perusahaan yang baik .271 .299 -.096 .002 .314 -.179 .610 -.042 .145 -.012Profesionalisme karyawan .621 .085 -.016 -.072 .078 -.337 .260 .220 .332 .070Perusahaan ternama .215 .207 -.084 .247 .154 .192 .442 .244 -.065 -.473Logo mudah dikenal .093 -.003 .162 .084 .175 .098 .141 .749 .045 .047Slogan mudah diingat .301 -.055 .016 .135 -.132 .089 .709 .245 .136 .126Multiguna produk tabungan .312 -.073 .090 .023 .050 .387 .194 -.016 .552 .154Fitur fasilitas tabungan lengkap .292 .737 .292 .144 -.053 -.003 .076 -.102 .126 -.132Biaya administrasi bulanan tidak membebankan -.092 -.005 .642 .217 .100 .011 -.160 .010 .111 .168Prosedur layanan mudah .361 .406 .255 .051 .068 .041 .247 -.079 -.036 .521Jaringan kerja luas .286 .388 .089 .502 .095 .046 .084 -.254 .381 .087Sistem pencatatan akurat .079 .355 .044 .041 .330 .179 .036 .307 .541 .121Waktu operasional sesuai informasi .473 .298 .052 .107 .116 .070 .033 -.018 .619 -.064Kesediaan karyawan membantu nasabah .265 .758 .030 .010 .236 -.007 .064 .078 .120 .245Tanggap terhadap keluhan -.007 .019 .456 -.038 .047 -.039 .182 .374 .449 -.194Cepat dalam melayani -.056 .214 .701 -.066 .177 .133 .072 .165 -.053 .132Pemberian solusi yang tepat .284 .027 .348 .103 .709 .053 -.005 .179 .139 -.113Pengetahuan mengenai jasa .754 .091 -.131 .165 .206 .197 .135 .030 .136 -.014Keramahan karyawan .833 .092 -.128 .104 .181 -.051 .032 .192 .100 .115Sopan santun karyawan .768 .137 .026 .101 .197 .057 .043 .223 .211 .153Kejujuran karyawan .264 .104 .203 .079 .783 -.002 .035 .110 .146 .018Keamanan dana simpanan .697 .109 -.029 .279 .319 .182 .156 -.029 .207 -.082Call BRI efektif .242 .105 .135 .081 .165 .672 -.091 .347 .202 .034Kejelasan informasi .170 .096 .223 .364 -.026 .266 .101 .290 .097 .586Bersungguh sungguh melayani .581 .445 .203 .167 -.084 .141 -.113 .379 .051 -.059Perlakuan yang adil .323 .397 .276 .052 .096 .271 .067 .318 .128 -.117Teknologi mutakhir .392 .261 .530 .202 .139 .150 .084 .113 .092 -.037Ruang tunggu nyaman .156 .038 .064 .047 -.026 .783 .079 .025 .062 .030Penampilan karyawan .755 .179 .132 .206 .067 .173 .220 -.066 -.053 .063Kelengkapan formulir transaksi .731 .174 .117 .147 -.008 .255 .124 -.078 .028 -.035Kepuasan umum terhadap jasa bank .567 .199 .263 .127 .266 .316 .412 -.197 -.007 .041Kesesuaian kinerja dengan harapan .487 .303 .345 .116 .212 .328 .360 -.124 -.015 .130BRI lebih baik dari pesaing -.066 .464 .337 .118 .063 .197 .440 .276 .213 -.076Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a. Rotation converged in 19 iterations.
113
Component Matrix hasil proses rotasi (roated component Matrix)
yang ditunjukkan pada tabel 4.51 memperlihatkan distribusi variabel yang
lebih jelas dan nyata. Kemudian diperoleh beberapa variabel yang
mendominasi masing-masing faktor, yaitu sebagai berikut:
a. Faktor pertama, terdiri dari: profesionalisme karyawan (Q6) dengan
nilai faktor loading 0,621. Pengetahuan mengenai jasa yang tersedia
(Q21) dengan nilai faktor loading 0,754. Keramahan karyawan (Q22)
dengan nilai faktor loading 0,833. Sopan santun karyawan (Q23)
dengan nilai faktor loading 0768. Keamanan dana simpanan nasabah
(Q25) dengan nilai faktor loading 0,697. Bersungguh-sungguh dalam
melayani (Q28) dengan nilai faktor loading 0,581. Karyawan
berpenampilan rapi (Q32) dengan nilai faktor loading 0,755.
Kelengkapan formulir transaksi (Q33) dengan nilai faktor loading
0,731. Kepuasan umum terhadap jasa bank (Q34) dengan nilai faktor
loading 0,567. Kesesuaian kinerja dengan harapan (Q35) dengan nilai
faktor loading 0,487.
b. Faktor kedua, terdiri dari: Fasilitas &Fitur tabungan lengkap (Q11)
dengan nilai faktor loading 0,737. Kesediaan karyawan membantu
nasabah (Q17) dengan nilai faktor loading 0,758. Perlakuan yang adil
terhadap nasabah (Q29) dengan nilai faktor loading 0,397. Bank BRI
lebih baik dari pesaing (Q36) dengan nilai faktor loading 0,464.
c. Faktor ketiga, terdiri dari: Biaya administrasi bulanan tidak
membebankan (Q12) dengan nilai faktor loading 0,642. Tanggap
114
terhadap keluhan (Q18) dengan nilai faktor loading 0,456. Cepat dalam
melayani (Q19) dengan nilai faktor loading 0, 701. Menggunakan
teknologi mutakhir (Q30) dengan nilai faktor loading dengan nilai
faktor loading 0,530.
d. Faktor keempat: Memiliki tanggung jawab sosial (Q2) dengan nilai
faktor loading 0,505. Berpengalaman di bidang perbankan (Q3) dengan
nilai faktor loading 0,777. Prestasi kerja membanggakan (Q4) dengan
nilai faktor loading 0,705. Jaringan kerja luas (Q14) dengan nilai faktor
loading 0,502.
e. Faktor kelima: Perusahaan dapat dipercaya (Q1) dengan nilai faktor
loading 0,510. Pemberian solusi yang tepat atas masalah (Q20) dengan
nilai faktor loading 0,709. Kejujuran karyawan (Q24) dengan nilai
faktor loading 0,783.
f. Faktor keenam: Call BRI sebagai sarana komunikasi on-line selama 24
jam (Q26) dengan nilai faktor loading 0,6725. Ruang tunggu nyaman
(Q31) dengan nilai faktor loading 0,783.
g. Faktor ketujuh : Budaya perusahaan baik (Q5) dengan nilai faktor
loading 0,610. Perusahaan ternama (Q7) dengan nilai faktor loading
0,442. Slogan yang mudah diingat (Q9) dengan nilai faktor loading
0,709.
h. Faktor kedelapan: Logo yang mudah dikenal (Q8) dengan nilai faktor
loading 0,749.
115
i. Faktor kesembilan: Multiguna Produk tabungan (Q10) dengan nilai
faktor loading 0,552. Sistem pencatatan akurat (Q15) dengan nilai
faktor loading 0,541. Waktu operasional sesuai informasi (Q16) dengan
nilai faktor loading 0,619.
j. Faktor kesepuluh : Prosedur layanan mudah (Q13) dengan nilai faktor
loading 0,521. Kejelasan informasi yang diberikan (Q27) dengan nilai
faktor loading 0,586.
Secara lengkap pembagian variabel-variabel berdasarkan faktor
yang terbentuk dapat dilihat pada tabel 4.52. variabel diurut berdasarkan
nilai faktor loading dari yang terbesar.
Untuk pemberian nama pada masing-masing faktor baru yang
terbentuk bersifat subyektif, kadang-kadang variabel yang memiliki nilai
faktor loading tertinggi digunakan untuk memberi nama faktor. (Ghozali,
2005: 258)
116
Tabel 4.52 Pembagian Variabel Berdasarkan Faktor yang terbentuk
Indikator Faktor yang Terbentuk
Eigen Value
Loading Faktor
% variance
% Kumulatif
Keramahan karyawan (Q22)
Pelayanan karyawan (Personil)
12,251 0,833 34,030 34,030
Sopan santun karyawan (Q23) 0,768
Karyawan berpenampilan rapi (Q32) 0,755
Pengetahuan mengenai jasa yang tersedia (Q21) 0,754
Kelengkapan formulir transaksi (Q33) 0,731
Keamanan dana simpanan nasabah (Q25) 0,697
Profesionalisme karyawan (Q6) 0,621
Bersungguh-sungguh dalam melayani (Q28) 0,581
Kepuasan umum terhadap jasa bank (Q34) 0,567
Kesesuaian kinerja dengan harapan (Q35) 0,487
Kesediaan karyawan membantu nasabah (Q17)
Empati
2,746 0,758 7,629 41,659
Fasilitas &Fitur tabungan lengkap (Q11) 0,737
Bank BRI lebih baik dari pesaing (Q36) 0,464
Perlakuan yang adil terhadap nasabah (Q29) 0,397
Cepat dalam melayani (Q19)
Daya Tanggap
1,827 0,701 5,074 46,732
Biaya administrasi bulanan tidak membebankan (Q12)
0,642
Menggunakan teknologi mutakhir (Q30) 0,530
Tanggap terhadap keluhan (Q18) 0,456
Berpengalaman di bidang perbankan (Q3)
Reputasi Bank
1,739 0,777 4,830 51,562
Prestasi kerja membanggakan (Q4) 0,705
Memiliki tanggung jawab sosial (Q2) 0,505
Jaringan kerja luas (Q14) 0,502
Kejujuran karyawan (Q24) Kredibilitas
1,423 0,783 3,953 55,515
Pemberian solusi yang tepat atas masalah (Q20) 0,709
Perusahaan dapat dipercaya (Q1) 0,510
Ruang tunggu nyaman (Q31) Sarana & Prasarana
1,388 0,783 3,855 59,370
Call BRI sebagai sarana komunikasi on-line selama 24 jam (Q26)
0,672
Slogan yang mudah diingat (Q9) Identitas
perusahaan
1,242 0,709 3,450 62,820
Budaya perusahaan baik (Q5) 0,610
Perusahaan ternama (Q7) 0,442
Logo yang mudah dikenal (Q8) Logo
perusahaan 1,141 0,749 3,171 65,991
Waktu operasional sesuai informasi (Q16) Kehandalan
1,072 0,619 2,979 68,970
Multiguna Produk tabungan (Q10) 0,552
Sistem pencatatan akurat (Q15) 0,541
Kejelasan informasi yang diberikan (Q27) Kemudahan prosedur layanan
1,006 0,586 2,794 71,763
Prosedur layanan mudah (Q13) 0,521
Sumber: Data primer diolah dengan penyesuaian
117
5. Interpretasi
Dalam penelitian ini ditemukan 10 faktor yang mempengaruhi
loyalitas nasabah PT. Bank Rakyat Indonesia, faktor-faktor tersebut
adalah (a) pelayanan karyawan (personil), (b) empati, (c) daya
tanggap, (d) reputasi bank, (e) kredibilitas, (f) sarana & prasarana, (g)
identitas perusahaan, (h) logo perusahaan, (i) kehandalan, (j)
kemudahan prosedur layanan.
Sedangkan dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Mustikawati (2009) dengan judul penelitian “analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi loyalitas nasabah tabungan ummat (studi kasus:
PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk Cabang Bogor)”, terdapat 5
faktor berpengaruh terhadap loyalitas yaitu multiguna produk
(reliability), fasilitas kantor (tangible), kecepatan petugas
menyelesaikan masalah (responsieness), keamanan (assurance) dan
memahami kebutuhan nasabah (empathy).
Dari kedua penelitian ini terdapat persamaan dan juga
perbedaan. Kesamaan faktor yang mempengaruhi loyalitas nasabah,
yaitu empati (empathy), daya tanggap (responsiveness), saranan &
prasarana (tangible) dan kehandalan (reliability). Sedangkan
perbedaannya lebih dikarenakan ada beberapa variabel penelitian
yang berbeda.
Penelitian yang dilakukan pada PT. Bank Rakyat indonesia ini
juga memiliki persamaan teori dengan Bloomer, Ruyter dan Peeters
118
(1998) mendapatkan bahwa kualitas jasa memiliki pengaruh langsung
terhadap loyalitas dan mempengaruhi loyalitas melalui kepuasan.
Hasil yang sama juga diperlihatkan oleh hasil penelitian Fornell
(1992), Boulding et al. (1993), Andreasson dan Lindestad (1998).
Kualitas jas itu sendiri menurut Perasuraman, Zeithaml, dan Berry
dalam Arif (2007, 125) ditentukan oleh fasilitas fisik (tangibles),
keandalan (reliability), ketanggapan (responeviness), kemampuan
(competency), tata krama (courtesy), sifat jujur (credibility),
keamanan (security), mengerti kebutuhan pelanggan (understanding
the customer) , komunikasi (communication) , akses (access).
Penelitian ini juga membentuk faktor reputasi perusahaan dimana
menurut Gugup Kismono (2001:331) menyatakan bahwa banyak orang dalam
memilih jasa akhirnya mendasarkan pada reputasi perusahaan jasa. Sunter
(1993) dalam mardalis (2005) menyatakan pula bahwa Dengan konsep citra
produk yang baik ia dapat melengkapkan identitas yang baik pula dan pada
akhirnya dapat mengarahkan kepada kesadaran yang tinggi, loyalitas, dan
reputasi yang baik.
Berdasarkan hasil analisis data dimana faktor-faktor loyalitas
nasabah bank BRI didominasi oleh faktor pelayanan karyawan jika
dilihat dari segi karakteristik responden yang mendominasi penelitian
ini yaitu mahasiswi, hal ini dapat dimengerti karena mereka lebih
sensitif dalam menilai perlakuan serta pelayanan yang diberikan oleh
karyawan. Berarti hal tersebut sejalan dengan teori yang dikemukakan
119
Schiffman & Kanuk (2007:403) bahwa sifat-sifat wanita yang
menyukai kerapihan, kebijaksanaan, kelembutan dan kesukaan
berbicara.
120
BAB V
KESIMPULAN & IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap nasabah PT. Bank Rakyat
Indonesia Kantor Kas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui penyebaran
kuesioner terhadap 123 responden dan dari hasil uraian analisa serta
pembahasan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas nasabah PT. Bank Rakyat
Indonesia Kantor Kas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terdiri dari 10 faktor
yang terbentuk dari factor analysis, yaitu:
1. Faktor pertama dinamakan pelayanan karyawan (personil), terdiri dari
variabel: keramahan karyawan, sopan santun karyawan, karyawan
berpenampilan rapi, pengetahuan mengenai jasa yang tersedia,
kelengkapan formulir transaksi, keamanan dana simpanan nasabah,
profesionalisme karyawan, bersungguh-sungguh dalam melayani,
kepuasan menyeluruh terhadap jasa bank, kinerja sesuai dengan harapan.
Faktor ini merupakan faktor dominan yang mempengaruhi loyalitas
nasabah bank BRI dengan variance sebesar 34,030%.
121
2. Faktor kedua dinamakan empati, terdiri dari variabel: kesediaan karyawan
membantu nasabah, fasilitas dan fitur tabungan lengkap, Bank BRI lebih
baik dari pesaing, perlakuan yang adil terhadap nasabah
3. Faktor ketiga dinamakan daya tanggap, terdiri dari variabel: cepat dalam
melayani, biaya administrasi bulanan tidak membebankan, menggunakan
teknologi mutakhir, tanggap terhadap keluhan.
4. Faktor keempat dinamakan Reputasi Bank, terdiri dari variabel:
berpengalaman di bidang perbankan, prestasi kerja membanggakan,
memiliki tanggung jawab sosial, jaringan kerja luas.
5. Faktor kelima dinamakan kredibititas, terdiri dari variabel: kejujuran
karyawan, pemberian solusi yang tepat atas masalah, perusahaan dapat
dipercaya.
6. Faktor keenam dinamakan sarana & prasarana, terdiri dari variabel: ruang
tunggu nyaman, Call BRI sebagai sarana komunikasi on-line selama 24
jam.
7. Faktor ketujuh dinamakan identitas perusahaan, terdiri dari variabel:
slogan yang mudah diingat, budaya perusahaan baik, perusahaan ternama.
8. Faktor kedelapan dinamakan logo perusahaan, terdiri dari variabel: logo
yang mudah dikenal.
122
9. Faktor kesembilan dinamakan kehandalan, terdiri dari variabel: waktu
operasional sesuai informasi, multiguna produk tabungan, sistem
pencatatan akurat
10. Faktor kesepuluh dinamakan kemudahan prosedur layanan, terdiri dari
variabel: kejelasan informasi yang diberikan , prosedur layanan mudah.
B. Implikasi
1. Bagi Perusahaan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk megetahui
faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi loyalitas nasabah PT. BRI
Tbk. diperoleh 10 faktor utama yang mempengaruhi loyalitas nasabah
yaitu: pelayanan karyawan (personil), empati, daya tanggap , reputasi
bank, kredibilitas, sarana & prasarana, identitas perusahaan, logo
perusahaan, kehandalan, kemudahan prosedur layanan.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi loyalitas nasabah tersebut
sebaiknya tetap dipertahankan oleh BRI, terutama dalam perekrutan
karyawan (personil) karena faktor tersebut merupakan faktor dominan
yang mempengaruhi loyalitas nasabah BRI. Dengan terciptanya nasabah
yang setia memberikan manfaat yang besar seperti mengurangi biaya
pemasaran, menarik nasabah baru karena nasabah yang loyal cenderung
mempromosikan kepada orang terdekatnya, nasabah lebih kebal terhadap
123
tarikan pesaing dan mengkomunikasikan hal-hal yang baik tentang Bank
BRI.
Selain itu PT. BRI juga harus meningkatkan pelayanan pada
faktor-faktor lain seperti meningkatakan kuantitas & kualitas ATM BRI
agar tidak terjadi antrian panjang yang menyebabkan nasabah
membutuhkan waktu yang lama untuk melakukan transaksi.
Hal lain yang harus diperhatikan adalah BRI sebaiknya
meluncurkan produk khusus mahasiswa dan pelajar, yang persyaratan
admistrasinya dimungkinkan bagi mereka seperti setoran awal, biaya
bulanan dan saldo minimal yang ringan. Karena mahasiswa dan pelajar
cendrung sensitif terhadap harga.
2. Bagi Peneliti
Untuk para peneliti selanjutnya diharapkan dalam
mengembangkan dan meneliti lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang
mempengaruhi loyalitas nasabah utuk melakukan pengelompokkan
nasabah berdasarkan tingkat loyalitas (menggunakan teknik stratified
sampling) dan memperluas objek penelitian.
124
3. Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sebagai
informasi untuk memberikan gambaran mengenai faktor-faktor yang
memepengaruhi loyalitas nasabah
4. Bagi Pemerintah
Bagi pemerintah diharapkan agar menerapkan regulasi dan
kebijakan bisnis yang tepat dalam era globalisasi saat ini agar tidak
merugikan pergerakan bisnis dalam negeri.
127
No Urut: .......
KUESIONER PENELITIAN
Kepada Yth.
Responden
Di tempat
Dengan hormat,
Sehubungan dengan adanya penelitian untuk penulisan skripsi sebagai tugas akhir
program Strata 1 (S1), saya :
Nama / NIM : Nina Wijayanti / 105081002535
Fakultas/Prodi : Ekonomi dan Bisnis / Manajemen Pemasaran
Universitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Judul Skripsi : “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Loyalitas Nasabah Bank BRI”
(studi kasus PT. BRI kantor Kas UIN Syarif Hidayatullah)
Memohon kesediaan para nasabah untuk meluangkan waktu mengisi angket yang telah
disediakan. Tidak ada jawaban yang salah dalam pengisian angket ini, untuk itu saya
mengharapkan jawaban yang sejujur-jujurnya sesuai dengan pendapat saudara. Identitas
responden dan hasil jawaban akan terjamin kerahasiannya dan hanya akan digunakan untuk
kepentingan akademik.
Atas perhatian dan bantuannya, saya ucapkan terima kasih.
DATA RESPONDEN
Jenis Kelamin :
Umur :
Pekerjaan
a. PNS b. Pegawai Swasta c. Wirausaha d. Mahasiswa
Asal Kota
a. Jabodetabek b. Luar Jabodetabek c. Luar pulau jawa
Lama mejadi nasabah bank BRI
a. < 1 tahun b.1 – 2 tahun c.> 2 tahun
128
Transaksi rata-rata perbulan
a. < Rp 100.000,- b. Rp 100.000,- s/d Rp 500.000
c. > Rp 500.000,- s/d Rp 1.000.000 d. > Rp 1.000.000
Menggunakan jasa bank selain BRI
a.Ya b.Tidak
PETUNJUK PENGISIAN
Berilah tanda checklist pada salah satu jawaban dari pernyataan dibawah ini, yang paling
sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Keterangan:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
R : Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Q Pernyataan STS TS R S SS
1 Menurut saya, BRI adalah bank yang dapat
dipercaya.
2 BRI merupakan perusahaan yang mempunyai
tanggung jawab sosial
3 BRI berpengalaman di bidang perbankan.
4 Prestasi kerja BRI membanggakan.
5 BRI memiliki budaya yang baik dalam bekerja.
6 Menurut saya, karyawan BRI profesional dalam
bekerja.
7 Saya merasa bahwa BRI adalah bank yang ternama.
8 Logo bank BRI mudah untuk saya kenali.
9 Kalimat "Melayani dengan setulus hati"
mengingatkan saya pada Slogan BRI.
129
Q Pernyataan STS TS R S SS
10 Multiguna Produk tabungan BRI sesuai dengan
kebutuhan saya (dapat digunakan untuk pembayaran
tagihan telepon, listrik, isi ulang pulsa,dsb.)
11 Fitur dan fasilitas tabungan BRI lengkap (ATM, sms
banking, e-banking,debit card,)
12 Biaya administrasi bulanan di BRI tidak
membebankan bagi saya
13 Saya merasa prosedur layanan di BRI tidak rumit
14
Jaringan kerja BRI luas hingga mencapai pelosok
daerah (kantor cabang, kantor unit ada dimana saja)
15
Saya merasa tidak pernah terjadi kesalahan
pencatatan tabungan nasabah oleh BRI
16
Waktu operasional layanan BRI sesuai yang
diinformasikan (sesuai yang tertera di pintu masuk)
17
Karyawan BRI bersedia membantu nasabah
(misal: satpam bersedia membukakan pintu,
menjawab pertanyaan nasabah)
18
Manajemen BRI tanggap terhadap keluhan dari
nasabah
19 Karyawan BRI cekatan dalam melayani nasabah
20
Karyawan BRI memberi solusi tepat atas masalah
yang dihadapi nasabah terkait jasa bank
21
Karyawan BRI memiliki pengetahuan yang baik
mengenai jasa yang tersedia
22 Karyawan BRI ramah terhadap nasabah
23
Karyawan BRI bersikap sopan santun terhadap
nasabah
24 Karyawan BRI jujur dalam bekarja
130
Q Pernyataan STS TS R S SS
25 Saya merasa bahwa dana simpanan saya di BRI
terjamin keamanannya
26 Call BRI efektif melayani nasabah secara on-line
selama 24 jam
27 Karyawan BRI memberikan informasi secara jelas
kepada nasabah dan mudah untuk dipahami
28
Karyawan BRI bersungguh-sungguh dalam melayani
(dengan sepenuh hati)
29
karyawan BRI memperlakuan nasabah secara adil
(tidak diskriminatif)
30
BRI menggunakan teknologi mutakhir (misal: sistem
komputerisasi)
31 Ruang tunggu bagi nasabah BRI nyaman
32 Karyawan BRI berpenampilan rapi
33
Formulir transaksi yang dibutuhkan tersedia secara
lengkap dirak formulir
34 Secara umum saya puas terhadap jasa bank BRI
35 Kinerja bank BRI telah sesuai dengan harapan saya
36 Menurut saya, bank BRI lebih baik dari bank
lainnya.