SKRIPSI ANALISIS PENGGUNAAN RASIO RENTABILITAS ...

92
SKRIPSI ANALISIS PENGGUNAAN RASIO RENTABILITAS BANK DALAM MENGUKUR TINGKAT EFESIENSI USAHA DAN PROFITABILITAS PADA PT. BANK SULSELBAR UNIT USAHA SYARIAH MAKASSAR ERWIN SARI 1073 03977 12 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH MAKASSAR MAKASSAR 2016

Transcript of SKRIPSI ANALISIS PENGGUNAAN RASIO RENTABILITAS ...

SKRIPSI

ANALISIS PENGGUNAAN RASIO RENTABILITAS BANKDALAM MENGUKUR TINGKAT EFESIENSI USAHA DAN

PROFITABILITAS PADA PT. BANK SULSELBAR UNITUSAHA SYARIAH MAKASSAR

ERWIN SARI

1073 03977 12

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMDIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2016

i

SKRIPSI

ANALISIS PENGGUNAAN RASIO RENTABILITAS BANKDALAM MENGUKUR TINGKAT EFESIENSI USAHA DAN

PROFITABILITAS PADA PT. BANK SULSELBAR UNITUSAHA SYARIAH MAKASSAR

sebagai salah satu persyaratan untuk memperolehgelar Sarjana Ekonomi

disusun dan diajukan oleh

ERWIN SARI

10573 04003 12

kepada

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

MAKASSAR

2016

ii

iii

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah senantiasa

memberikan kesehatan dan melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya

sehingga penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Penggunaan Rasio

Rentabilitas Bank Dalam Mengukur Tingkat Efesiensi Usaha Dan Profitabilitas

Pada PT. Bank Sulselbar Unit Usaha Syariah Makassar” dapat terselesaikan

sesuai dengan waktu yang telah di rencanakan, salawat dan salam penulis

kirimkan kepada Nabiyullah Muhammad SAW, selaku utusan Allah SAW di

muka bumi yang menjunjung para ummat islam menuju kejalan yang benar dan

menghindarkan diri dari jalan yang sesat.

Penulis telah berusaha menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan

sebaik-baiknya sesuai kemampuan dan pemahaman yang dimiliki oleh penulis,

penulis menyadari bahwa keterbaasan serta kelemahan senantiasa ada dalam diri

penulis. Oleh karena itu, tanggapan, kritikan dan saan akan di terima dengan

terbuka.

Selanjutnya dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE., MM selaku Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, SE., MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

v

3. Bapak Ismail Badollahi, SE., Msi., Ak., CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Drs. H. Sultan Sarda. MM selaku Pembimbing 1 dan Bapak Faidhul

Adzhim. SE. M. Si selaku pembimbing 2 yang telah meluangkan waktu dan,

tenaga kerja dan pikirannya untuk mengarahkan dan memberikan dukungan

kepada penulis selama penyusunan Skripsi ini.

5. Teman – teman Ak10.12 sahabat seperjuangan yang tidak sempat saya

sebutkan semua namanya, yang memberikan semangat, motivasi, dan

kehidupan baru dalam kehidupan saya dan terima kasih juga karena telah

memberikan kepercayaan kepada saya untuk menjadi ketua tingkat mulai

semester 1-8. “Thank you My Friend AK10.12”.

6. Terima kasih juga untuk kedua orang tuaku yang menjadi tujuan hidupku

dalam menjalankan studi di Universitas Muhammadiyah Makassar.

7. Terima kasih pula kepada keluarga dan kerabat yang memberikan dukungan

selama menyelasikan studi saya, kepada semuanya terima kasih banyak.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati saya persembahkan skripsi ini

kepada Almamater Universitas Muhammadiyah Makassar, semoga dengan

kehadiran skripsi akan bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan

khususnya dalam bidang Akuntansi, Amin YarabbalAlamin……

Makassar, September 2016

penulis

vi

ASBTRAK

Erwin Sari : “Analisis Penggunaan Rasio Rentabilitas Bank DalamMengukur Tingkat Efesiensi Usaha Dan Profitabilitas Pada PT. BankSulselbar Unit Usaha Syariah Makassar”.Dibimbing oleh Sultan Sarda dan Faidhul Adzhim

Prinsip bagi hasil merupakan karakteristik dasar perbankan syariah, prinsipsyariah terbukti mampu bertahan dan memiliki kinerja yang lebih baik sertakonsisten dalam menjalankan fungsi interemediasinya. Jasa pembiyaan yang diberikan bank syariah jauh lebih beragam dari pada jasa pembiyaan yang diberikan oleh bank konvensional.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui kondisi kinerja keungan padasuatu perusahaan dengan menggunakan pendekatan Rasio Rentabilitas (ROA,ROE. Dan NOM). Objek penilitian yang diliti pada penelitian ini yaitu laporankeuanga yang terdapat pada PT. Bank Sulselbar Unit Usaha Syariah Makassaryang terdiri dari laporan posis keuangan (Neraca) dan laporan laba rugi secarakosolidasi.

Kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peniliti yaitu, kondisikinerja keuangan yang terjadi selama 3 tahun terakhir pada PT. Bank SulselbarUnit Usaha Syariah Makassar telah berjalan dengan cuk up baik.Kata Kunci : “Rentabilitas, Efesiensi dan profabilitas.”

vii

MOTTO DAN PESEMBAHAN

“Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang

disertai dengan doa, karena sesungguhnya nasib seseorang manusia tidak

akan berubah dengan sendirinya tanpa berusaha”

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.

Ia mendapat pahala (dari kebaikan) yang diusahakannya dan ia mendapat

siksa dari kejahatan yang dikerjakannya.. (Q.S. Al-Baqarah 286)”

“Hidup ini bagai skripsi, banyak bab dan revisi yang harus dilewati. Tetapi

akan selalu berakhir indah, bagi mereka yang pantang menyerah.”

Kupersembahkan karya sederhana ini buat kedua orang tuaku, tercinta

Ayahanda Wenna dan ibunda Ernianti , serta Saudaraku tercinta yang senantiasa

menyayangiku, berdoa dengan tulus ikhlas kepada Allah SWT dan selalu

memberikan yang terbaik serta selalu mengharapkan kesuksesan. Doa,

Pengorbanan, Nasehat, serta Kasih Sayang, yang tulus menunjang kesuksesan

penulis dalam menggapai cita-cita.

viii

DAFTAR ISI

SAMPUL .......................................................................................................................................I

HALAMAN PERSETUJUAN ............................ ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

HALAMAN PENGESAHAN ............................. ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.

KATA PENGANTAR ............................................................................................................. IV

ASBTRAK ..................................................................................................................................VI

MOTTO DAN PESEMBAHAN..........................................................................................VII

DAFTAR ISI ............................................................................................................................VIII

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................... IX

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 4

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ...................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................................... 6

A. Bank .......................................................................................................................61. Pengertian bank............................................................................................... 62. Pengertian bank syariah................................................................................ 83. Dewan Syariah Nasional – MUI ................................................................ 94. Sejarah perbankan syariah di Indonesia................................................. 115. Perbedaan bank syariah dan konvensional ........................................... 176. Fungsi bank syariah ..................................................................................... 20

B. Laporan Keuangan ..........................................................................................231. Pengertian laporan keuangan ....................................................................232. Tujuan laporan keuangan ........................................................................... 243. Pemakai laporan keuangan ........................................................................ 26

vii

C. Rentabililtas Bank ...........................................................................................281. Pengertian rentabilitas................................................................................. 282. Factor-faktor yang mempengaruhi rentabilitas....................................293. Tujuan dan kegunaan analisis rasio rentabilitas ..................................304. Jenis-jenis rasio rentabilitas ...................................................................... 31

D. Metode Penerapan Analisis Rasio ..............................................................35

E. Sumber Penggunaan Model .........................................................................37

F. Kerangka Pikir .................................................................................................38

G. Hipotesis ............................................................................................................41

BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................................42

A. Waktu dan Tempat Penelitian .....................................................................42

B. Metode Pengumpulan Data ..........................................................................42

C. Jenis dan Sumber Data ..................................................................................43

D. Metode Analisis ...............................................................................................44

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN...........................................47

A. Sejarah Singkat PT. Bank SulselBar Syariah..........................................47

B. Visi dan Misi ....................................................................................................52

C. Nilai-nilai...........................................................................................................52

D. Struktur Organisasi .........................................................................................53

E. Uraian Tugas ....................................................................................................54

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 59

A. Anaisis Rasio Rentabilitas ............................................................................59

B. Pembahasan Hasil Analisis ..........................................................................64

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 68

A. Kesimpulan ....................................................................................................... 68

viii

B. Saran ................................................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 70

LAMPIRAN -LAMPIRAN....................................................................................................... 72

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pikir……………………………………...............……...…39

Gambar 1.2 Struktur Organisasi PT. Bank Sulselbar Unit Usaha Cabang Syariah

Makassar...…………………………………….................………...………….49

x

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Matriks Penilaian Return On Assets Bank Indonesia……………….......44

Tabel 1.2 Matriks Penilaian Return On Equity………………………………….........45

Tabel 1.3 Matrik Penilaian Net Operatioan Margin Bank Indonesia……………..45

Tabel 1.4 Data Diolah (ROA)…………………………………………………...............55

Tabel 1.5 Data Diolah (ROE)……………………………………………………............55

Tabel 1.6 Data Diolah (NOM)…………………………………………………..............58

Tabel 1.7 Hasil Analisis (ROA)…………………………………………………...........59

Tabel 1.8 Hasil Analisis (ROE)…………………………………………………...........60

Tabel 1.9 Hasil Analisis (NOM)………………………………………………...............61

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan perbankan yang menjadikan iklim persaingan dalam dunia

perbankan menjadi sangat ketat, dimana bank di tuntut untuk memberikan

pelayanan yang memuaskan untuk nasabahnya melalui produk-produk yang

memberikan kemudahaan dan kenyamanan tanpa mengabaikan kelangsungan

hidup bank, untuk itu di perlukan manajemen bank yang baik untuk mengatur agar

bank dapat tumbuh dan berkembang seiring dengan persaingan tersebut. Untuk

dapat bersaing dalam dunia perbankan, bank mampu untuk menunjukkan kinerja

yang optimal, mempunyai daya saing dan juga mampu menjaga tigkat kesehatan

bank, salah satunya yaitu dengan meningkatkan laba yang optimal, sehingga bisa

mendapat kepercayaan dari masyarakat.

Perbankan mempunyai peran yang sangat strategis yaitu sebagai sarana

sistem pembayaran, pelaksanaan kebijakan moneter dan stabilitas sistem

keuangan untuk itu di perlukan perbankan yang sehat, transparan dan dapat di

pertanggung jawabkan. Peran lain dari bank adalah mempelancar lalu lintas

pembayaran dan pelayanan jasa kepada masyarakat, dari sini bank juga

mengharapkan laba dari kegiatan operasionalnya, kemampuan bank dalam

menghasilkan keuntungan sering disebut rentabilitas, tingkat rentabilitas dapat

mempelihatkan kinerja dari bank yang bersangkutan, karena tingkat rentablitas

merupakan salah satu alat ukur untuk menilai kesehatan dan kinerja bank, bagi

perusahaan pada umumnya masalah rentabilitas lebih penting dari pada masalah

2

laba. Karena laba yang besar bukan merupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah

bekerja dengan efisien. Efisiensi perusahaan baru dapat di ketahui dengan

membandingkan laba yang di peroleh dengan kekayaan atau aktiva yang

menghasilkan laba tersebut, atau dengan kata lain menghitung rentabilitasnya.

Bank yang sehat yaitu bank yang mempunyai peningkatan rentailitas setiap

periodenya. Seperti di ungkapkan oleh Kasmir (2008:52) “ Bank yang sehat

adalah bank yang diukur secara rentbilitas yang terus menigkat diatas standar

yang telah di tetapkan. “

Salah satu ratio umum yang di gunakan dalam menilai rentabilitas adalah

Return on Asset (ROA) atau tingkat pengembalian atas Pengembalian Total

Aktiva, dan Return on Equity atau tingkat pengembalian atas Pengembalian

modal. Menurut Denda wijaya (2009 : 118) “ Rasio Return on Asset (ROA) di

gunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh

keuntungan (laba) secara keseluruhan.” Semakin besar ROA suatu bank semakin

besar pula tingkat keuntungan yang di capai bank tersebut, dan semakin baik pula

posisi bank tersebut dari segi penggunan asset. Dengan demikian dapat di

simpulkan bahwa ROA cukup baik di gunakan dalam menilai kinerja rentabilitas

suatu bank.

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:305),”ROE adalah rasio rentabilitas

yang menunjukkan berapa persen di peroleh laba bersih bila di ukur dari pemilik

modal.”Return on Equity (ROE) menggunakan hubungan antara keuntungan

setelah pajak dengan modal sendiri yang di gunakan perusahaan. Yang dianggap

modal sendiri adalah saham biasa, agio saham, laba di tahan, saham preferen dan

3

cadangan-cadangan lain. Return on Equity di peroleh dari net income dibagi

equity.Semakin besar ROE suatu perusahaan / bank menandakan kinerja

perusahaan semakin baik atau efisien.

Peraturan Bank Indonesia No. 6/10/PBI/2004 Tentang Penilain Kesehatan

Bank Umum menyebutkan “Bahwa factor-faktor yang mendukung tingkat

penilaian kesehaan / efisensi Bank Umum salah satunya yaitu Rentabilitas

(earning).” Hal ini tercermin dari rasio Return on asset (ROA) minimal 1,5%,

Return on Equity (ROE) 23% dan Net Operating Margin (NOM) 3%. Hal ini

menjelaskan bahwa, laba yang hendaknya di capai oleh bank yang di ukur dengan

rasio tingkat pengembalian atas pengembalian harus mencapai standar ketetapan

yang di tetapkan oleh bank Indonesia.

Tingkat kemampuan perusahaan untuk mengasilkan laba dari kegiatan

operasinya merupakan fokus utama dalam penilaian kinerja perusahaan karena

laba perusahaan selain merupakan indikator kemampuan dalam memenuhi

kewajiban bagi penyandang danannya, juga merupakan elemen dalam

menciptakan nilai peusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa

yang akan datang. Dan salah satu cara untuk mengukur atau menilai kemampuan

kinerja perusahaan dalam memperoleh laba tersebut, maka di gunakan Analisis

Rasio Rentabilitas.

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti tertarik

melakukan penelitian dengan judul “Analisis Penggunaan Rasio Rentabilitas Bank

dalam Mengukur Tingkat Efesiensi Usaha dan Profitabilitas pada PT. Bank

Sulselbar Unit Usaha Syariah Makassar.

4

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di paparkan diatas, maka

permasalahan yang akan di bahas dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah Efesiensi usaha PT. Bank Sulselbar Unit Usaha Syariah

Makassar dalam mengelola asset yang dimilikinya dengan mengunakan

rasio rentabilitas ?

2. Apakah PT. Bank Sulselbar Unit Usaha Syariah Makassar telah

memenuhi standar ketentuan Bank Indonesia dalam pencapaian ROA,

ROE, dan NOM ?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Tujuan Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian hendaknya terlebih dahulu

ditetapkan tujuan yang akan di capai dengan jelas. Tujuan yang ingin di

capai dalam penelitian ini yaitu :

a. Untuk mengetahui kondisi efisiensi perusahaan dalam

mengelola asset yang di milikinya.

b. Untuk mengetahui apakah perusahaan sudah memenuhi standar

pencapaian profitabilitas yang telah sebelumnyna di kemukakan

oleh bank indonesia

2. Manfaat Penelitian

Manfaat yang di peroleh dari penlitian ini :

1. Bagi penulis, sebagai sarana dalam menambah wawasan

5

menganalisis suatu laporan keuangan secara nyata dengan terjun

langsung kelapangaan.

2. Bagi pihak lain, khususnya bagi perbankan bisa di jadikan bahan

masukan untuk lebih meningkatkan efesiensi usahanya dalam

mengelola aset yang dimilikinya.

3. Penelitian ini juga berfungsi untuk memenuhi salah satu syarat

mencapai gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Universitas

Muhammadiyah Makassar.

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Bank

1. Pengertian bank

Bank adalah sebuah lembaga intermediasi keuangan umumnya didirikan

dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan

menerbitkan promes atau yang dikenal sebagai bank note. Kata bank berasal dari

bahasa Italia banca berarti tempat penukaran uang Sedangkan menurut undang-

undang perbankan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

taraf hidup rakyat banyak.

Industri perbankan telah mengalami perubahan besar dalam beberapa

tahun terakhir Industri ini menjadi lebih kompetitif karena deregulasi peraturan.

Saat ini, bank memiliki fleksibilitas pada layanan yang mereka tawarkan, lokasi

tempat mereka beroperasi, dan tarif yang mereka bayar untuk simpanan deposan.

Menurut UU RI No 10 Tahun 1998 tanggal 10 November 1998 tentang

perbankan, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan,

yaitu menghimpun dana,menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya.

Kegiatan menghimpun dan menyalurkan dana merupakan kegiatan pokok bank

sedangkan memberikan jasa bank lainnya hanya kegiatan pendukung. Kegiatan

menghimpun dana, berupa mengumpulkan dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan giro, tabungan, dan deposito Biasanya sambil diberikan balas jasa yang

7

menarik seperti, bunga dan hadiah sebagai rangsangan bagi masyarakat

Kegiatan menyalurkan dana, berupa pemberian pinjaman kepada masyarakat.

Sedangkan jasa-jasa perbankan lainnya diberikan untuk mendukung kelancaran

kegiatan utama tersebut. bank didirikan oleh Prof. Dr. Ali Afifuddin, SE. Inilah

beberapa manfaat perbankan dalam kehidupan:

Sebagai model investasi, yang berarti, transaksi derivatif dapat dijadikan

sebagai salah satu model berinvestasi. Walaupun pada umumnya merupakan jenis

investasi jangka pendek (yield enhancement).

Sebagai cara lindung nilai, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi

sebagai salah satu cara untuk menghilangkan resiko dengan jalan lindung nilai

(hedging), atau disebut juga sebagai risk management.

Informasi harga, yang berarti, transaksi derivatif dapat berfungsi sebagai

sarana mencari atau memberikan informasi tentang harga barang komoditi tertentu

dikemudian hari (price discovery).

Fungsi spekulatif, yang berarti, transaksi derivatif dapat memberikan

kesempatan spekulasi (untung-untungan) terhadap perubahan nilai pasar dari

transaksi derivatif itu sendiri.

Fungsi manajemen produksi berjalan dengan baik dan efisien, yang berarti,

transaksi derivatif dapat memberikan gambaran kepada manajemen produksi

sebuah produsen dalam menilai suatu permintaan dan kebutuhan pasar pada masa

mendatang.

Terlepas dari fungsi-fungsi perbankan (bank) yang utama atau turunannya,

maka yang perlu diperhatikan untuk dunia perbankan, ialah tujuan secara filosofis

8

dari eksistensi bank di Indonesia. Hal ini sangat jelas tercermin dalam Pasal empat

(4) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 yang menjelaskan, ”Perbankan

Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka

meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nasional ke arah

peningkatan kesejahteraan rakyat banyak”. Meninjau lebih dalam terhadap

kegiatan usaha bank, maka bank (perbankan) Indonesia dalam melakukan

usahanya harus didasarkan atas asas demokrasi ekonomi yang menggunakan

prinsip kehati-hatian 4 Hal ini, jelas tergambar, karena secara filosofis bank

memiliki fungsi makro dan mikro terhadap proses pembangunan bangsa.

2. Pengertian bank syariah

Bank Syariah adalah istilah yang dipakai di Indonesia untuk menyatakan

suatu jenis bank yang dalam pelaksanaannya berdasarkan pada prinsip syariah.

Namun, “Bank Islam” (Islamic Bank) adalah Istilah yang digunakan secara luas

dinegara lain untuk menyebutkan bank dengan prinsip syariah, disamping ada

istilah lain untuk menyebut bank Islam diantaranya interest free bank, laribabank,

dan shari’a bank.

Secara resmi, sebagaimana termuat dalam peraturan perundang-undangan

Republik Indonesia, Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

dalam bentuk kredit dan/atau dalam bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

taraf hidup rakyat.

Istilah Syariah berasal dari bahasa Arab yang berarti “Jalan menuju

sumber kehidupan”, yang secara hukum Islam diartikan sebagai hukum atau

9

peraturan yang ditentukan Allah SWT untuk hamba-Nya sebagaimana yang

terkandung didalam Al-Qur’an dan diterangkan oleh Rasulullah Muhammad

SAW dalam bentuk sunnah (hadis).

Secara teknis yuridis, Harus dibedakan antara istilah Perbankan Syariah

dengan Bank Syariah. Bank Syariah adalah bagian dari Perbankan Syariah selain

dari Unit Usaha Syariah (UUS), sedangkan Bank Syariah terdiri atas Bank Umum

Syariah dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS). Dalam Undang-Undang

perbankan Indonesia (Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998) membedakan bank

berdasarkan kegiatan usahanya menjadi dua, yaitu bank yang melaksanakan

kegiatan usaha secara konvensional dan bank yang melaksanakan kegiatan usaha

berdasarkan prinsip syariah. Prinsip Syariah, adalah prinsip Hukum Islam dalam

kegiatan perbankan berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh lembaga yang

memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa dibidang perbankan syariah.

Lembaga yang dimaksud, yang memiliki kewenangan dalam penetapan fatwa

dibidang perbankan syariah adalah Dewan Syariah Nasional-Majelis Ulama

Indonesia (DSN-MUI).

3. Dewan Syariah Nasional – MUI

DSN merupakan lembaga pengawas Bank Syariah di Indonesia yang

menjadi bagian dari Bank Syariah itu sendiri.

Dewan Syariah Nasional- Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI, red)

dibentuk dalam rangka mewujudkan aspirasi umat islam mengenai masalah

perekonomian dan mendorong penerapan ajaran islam dalam bidang

perekonomian/keuangan yang dilaksanakan sesuai dengan tuntunan syariat islam.

10

DSN-MUI terbentuk dari hasil Lokakarya Ulama yang diselenggarakan oleh MUI

Pusat pada tanggal 29-30 Juli 1997 di Jakarta. Lalu dilanjutkan dengan

dibentuknya Tim pembentukan Dewasn Syariah Nasional pada tanggal 14

Oktober 1997. Dan Pada tangggal 10 Februari 1999 Dewan Pimpinan MUI

menerbitkan SK No. Kep-754/MUI/II/1999 tentang Pembentukan Dewan Syariah

Nasional MUI.

a. Visi :

“Memasyarakatkan ekonomi syariah dan mensyariahkan ekonomi

masyarakat”.

b. Misi

“Menumbuhkembangkan ekonomi syariah dan lembaga keuangan/bisnis

syariah untuk kesejahteraan umat dan bangsa”.

c. Tugas & Fungsi

1. Mengeluarkan fatwa tentang ekonomi syariah untuk dijadikan pedoman

bagi praktisi dan regulator.

2. Menerbitkan rekomendasi, sertifikasi, dan syariah approval bagi lembaga

keuangan dan bisnis syariah.

3. Melakukan pengawasan aspek syariah atas produk/jasa di lembaga

keuangan/bisnis syariah melalui Dewan Pengawas Syariah.

d. Wewenang

1. Mengeluarkan fatwa yang mengikat Dewan Pengawas Syariah di masing-

masing lembaga keuangan syariah dan menjadi dasar tindakan hukum

pihak terkait.

11

2. Mengeluarkan fatwa yang menjadi landasan bagi ketentuan/peraturan yang

dikeluarkan oleh instansi yang berwenang, seperti Departemen Keuangan

dan Bank Indonesia.

3. Memberikan rekomendasi dan/atau mencabut rekomendasi nama-nama

yang akan duduk sebagai Dewan Pengawas Syariah (DPS) pada suatu

lembaga keuangan dan bisnis syariah.

4. Mengundang para ahli untuk menjelaskan suatu masalah yang diperlukan

dalam pembahasan ekonomi syariah, termasuk otoritas moneter/lembaga

keuangan dalam maupun luar negeri.

5. Memberikan peringatan kepada lembaga keuangan syariah untuk

menghentikan penyimpangan dari fatwa yang telah dikeluarkan oleh

Dewan Syariah Nasional.

6. Mengusulkan kepada instansi yang berwenang untuk mengambil tindakan

apabila peringatan tidak diindahkan.

4. Sejarah perbankan syariah di Indonesia

Sebagai langkah awal perkembangan bank syariah di Indonesia, pada

pertengahan tahun 1970-an diadakan pembicaraan mengenai bank syariah pada

seminar Hubungan Indonesia- Timur Tengah yang diadakan pada tahun 1974 dan

pada tahun 1976 dalam seminar yang diadakan Lembaga Studi Ilmu-Ilmu

Kemasyarakatan (LSIK) dan Yayasan Bhineka Tunggal Ika. Perkembangan

pemikiran secara luas mengenai perlunya umat Islam Indonesia memiliki

perbankan Islam sendiri mulai berhembus sejak saat itu. Namun, usaha untuk

12

merealisasikan ide perbankan syariah tersebut terhambat oleh beberapa alasan,

yaitu :

a. Operasi Bank Syariah yang berdasarkan prinsip bagi hasil belum diatur,

oleh karena itu tidak sejalan dengan Undang-undang Pokok Perbankan

yang berlaku, yaitu Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967.

b. Konsep banksyariah dari segi politis dinilai bermuatan ideologis,

merupakan bagian atau berkaitan dengan pembentukan negara Islam, oleh

karena itu tidak dikehendaki pemerintah.

c. Belum ada yang bersedia menaruh modal pada ventura semacam itu,

sementara pendirian bank baru dari negara Timur Tengah masih dicegah,

antara lain oleh kebijakan pembatasan bank asing untuk membuka

cabangnya di Indonesia.

Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syariah sebagai pilar

ekonomi Islam mulai dilakukan dengan pihak yang terlibat dalam pengkajiannya

adalah Karnaen A. Perwaatmadja, M. Dawam Rahardjo, A.M Saefudin, M. Amien

Azis, dan lain-lain. Uji coba padsa skala yang relative terbatas telah diwujudkan

pada masa itu yaitu dengan pembentukan Baitut Tamwil-Salman di Bandung dan

Koperasi Ridho Gusti di Jakarta, yang kedua lembaga keuangan syariah tersebut

berbadan hukum koperasi. Pembentukan ini juga didorong oleh keluarnya

Deregulasi Perbankan Paket 1 Juni Tahun 1983, yang telah membuka belenggu

penetapan bunga perbankan oleh pemerintah. Dengan dibebaskannya penetapan

besar bunga kepada masing-masing bank, maka suatu bank dapat menetapkan

bunga sebesar 0% (nol persen) yang memungkinkan beroperasinya bank tanpa

13

bunga yang berdasarkan bagi hasil keuntungan. Namun, karena belum

dimungkinkannya pendirian bank baru pada masa itu, sedangkan bank-bank yang

telah ada belum tertarik untuk mengaplikasikan sistem bank tanpa bunga yang

dinilai kurang mengntungkan, maka bank syariah belum dapat berdiri di

Indonesia, sehingga dibentuklah badan hukum koperasi sebagai bentuk badan

hukumnya.

Pada tahun 1988, gagasan mengenai bank syariah kembali muncul yang

dilatarbelakangi dengan dikeluarkannya Paket Kebijakan Oktober (PAKTO) yang

berisi liberalisasi perbankan. Liberalisasi perbankan tersebut memungkinkan

didirikannya bank-bank baru selain yang telah ada. Maka dari itu didirikanlah

Bank Perkreditan Rakyat Syariah dibeberapa daerah di Indonesia, yaitu Badan

Perkreditan Syariah (BPRS) Berkah Amal Sejahtera, BPRS Dana Mardhatillah,

dan BPRS Amanah Rabaniah, yang beroperasi di Bandung, dan BPRS Hareukat

di Aceh.

Sebelumnya, pada 18-20 Agustus 1990 diadakan lokakarya Bunga Bank

dan Perbankan yang diadakan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) di Cisarua,

Bogor, Jawa barat. Hasil lokakarya tersebut dibahas lebih mendalam dalam

Musyawarah Nasional IV MUI pada 22-25 Agustus 1990. Berdasarkan Amanat

Munas IV MUI tersebut dibentuklah kelompok kerja untuk mendirikan Bank

Islam di Indonesia kelompok kerja yang disebut Tim Perbankan MUI, bertugas

melakukan pendekatan dan konsultasi dengan semua pihak terkait.

Sebagai hasil kerja Tim Perbankan MUI tersebut lahirlah Bank Muamalat

Indonesia pada 1 November 1991. Pada saat penandatanganan Akte pendirian

14

P.T.. Bank Muamalat Indonesia terkumpul komitmen pembelian saham sebesar

Rp 84 Miliar. Kemudian pada tanggal 3 November 1991 dalam acara silaturahmi

presiden di Istana Bogor dapat dipenuhi dengan total komitmen awal sebesar Rp.

106.126.382.000,00, yang dengan modal awal tersebut, Bank Muamalat Indonesia

mulai beroperasi.

Dalam menjalankan operasinya sebagai bank yang berdasarkan prinsip

syariah, Bank Muamalat Indonesia mengalami banyak hambatan. Selain karena

peraturan hukum tentang bank syariah belum spesifik mengatur dan memberi

ruang dalam pengembangan perbankan syariah, juga ketidakmampuan BMI untuk

bersaing dengan bank konvensional yang telah memiliki jaringan yang kuat

hingga ke pelosok-pelosok daerah. Selain itu, untuk menjaga likuiditas bank dan

mempertahankan eksistensinya, yaitu melalui usaha-usaha mendapatkan

keuntungan yang sewajarnya melalui bagi hasil, maka BMI tidak bisa mengelak

untuk tidak menggarap kalangan menengah keatas sebagai nasabah dan debitur

yang paling potensial. Hal ini yang kemudian menyebabkan banyak umat Islam

masih belum merasakan kehadiran BMI memberikan sentuhan yang berarti pada

mereka sebagai bank yang mengusung nilai-nilai Islam.

Era reformasi kemudian juga memberikan perkembangan baru dalam

perbankan syariah di Indonesia. Para pelaku perbankan dan pemerintah telah

mendapatkan paradigma baru dalam memandang perbankan Islam di Indonesia.

Krisis moneter yang dialami sebelumnya ternyata memberikan implikasi positif

dalam sejarah perkembangan bank syariah di Indonesia. Bentuk perkembangan

paling besar bank syariah pada masa itu ditandai dengan disetujuinya Undang-

15

Undang Nomor 10 Tahun 1998 mengenai perubahan atas Undang-Undang Nomor

7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, yang merupakan regulasi mengenai perbankan

untuk bangkit dari krisis ekonomi yang melanda pada waktu itu. Dalam Undang-

undang tersebut memberi arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka

cabang syariah atau mengkonversi diri secara total menjadi bank syariah. Hal

tersebut disambut antusias oleh kalangan perbankan konvensional yang ingin

mulai memasuki usaha bisnis perbankan syariah, untuk itu Bank Indonesia

mengadakan “Pelatihan Perbankan Syariah” bagi para pejabat Bank Indonesia dari

segenap bagian, terutama aparat yang berkaitan langsung dengan DPNP

(Direktorat Penelitian dan Pengembangan Perbankan), kredit , pengawasan,

akuntansi, riset dan moneter. Beberapa lembaga perbankan konvensional yang

membuka cabang syariah pada masa-masa awal reformasi adalah Bank IFI cabang

syariah, Bank Syariah Mandiri, dan Bank BNI Divisi Syariah.

Pada masa ini, ada beberapa permasalahan yang belum terselesaikan dari

sistem hukum maupun dari sistem ekonomi mengenai perbankan syariah. Hal ini

sebagaimana digambarkan Umar Chappra dan ditidaklanjuti oleh Muhammad

Syafi’i Antonio dalam kajian Tazkia Institute. Persoalan-persoalan itu adalah

sebagai berikut:

a. Pada umumnya produk produk perbankan syariah, belum memiliki standar

peraturan yang baku dan seragam. Ketika MUI/ DSN bersama Bank

Indonesia tengah mempersiapkan pembakuan Akad mudharabah,

musyarakah, dan murabahah, tetapi untuk akad-akad lainnya belum

disiapkan.

16

b. Perbankan syariah dalam perkembangannya cukup pesat, tetapi memiliki

asset dan akses pasar yang masih kecil. Baru mencapai lebih dari satu

persen dari total asset perbankan nasional sehingga mempengaruhi

kemampuannya untuk melakukan ekspansi dan diverifikasi usaha.

c. Dalam kondisi demikian, tentunya tingkat persaingan dengan sistem

ekonomi konvensional belum berimbang karena terbatasnya jaringan

kantor dan lembaga penunjang lainnya. Juga belum memadai untuk

keperluan likuiditas dan pengelolaan risiko.

d. Belum ada keseragaman dalam praktek akuntansi dan sistem audit

perbankan syariah, termasuk didalamnya keseragaman laporan keungan

sehingga otoritas pengatur maupun investor mengalami kesulitan untuk

melakukan perbandingan dalam menilai kinerja perbankan syariah. Peran

b. Accounting Organization for Islamic Institution di Bahrain belum

sepenuhnya dapat mengantisipasi kekurangan ini. Perkembangan terakhir

menunjukkan semakin membaiknya kinerja lembaga ini dalam

memjalankan tugas-tugasnya.

a. Pada umumnya produk produk perbankan syariah, belum memiliki standar

peraturan yang baku dan seragam. Ketika MUI/ DSN bersama Bank

Indonesia tengah mempersiapkan pembakuan Akad mudharabah,

musyarakah, dan murabahah, tetapi untuk akad-akad lainnya belum

disiapkan.

b. Perlakuan oleh pihak perbankan syariah disatu sisi dengan nasabah pada

sisi lainnya belum berlangsung sesuai prinsip kesetaraan. Masih seperti

17

yang diperaktikkan dalam perbankan konvensional, dimana posisi pihak

perbankan masih jauh lebih kuat dibanding nasabahnya. Idealnya,

perbankan syariah memperlakukan nasabah sebagai mitranya yang sejajar

sehigga tidak terkesan sebagai hubungan kemitraan yang berdasarkan

hubungan keyakinan semata, melainkan juga harus rasional dan objektif.

Pada perkembangan selanjutnya hingga saat ini, dengan dikeluarkannya

peraturan perundang-undangan khusus yang mengatur mengenai bank syariah,

serta dibentuknya badan-badan khusus yang bertugas membenahi sistem

perbankan syariah di Indonesia. Sepanjang tahun 2010 perbankan syariah tumbuh

dengan volume usaha yang tinggi yaitu sebesar 43,99% meningkat dari tahun lalu

sebesar 26,55% dengan pertumbuhan dana yang dihimpun maupun pembiayaan

yang relative tinggi, serta penyediaan penyediaan akses jaringan yang meningkat

dan menjangkau kebutuhan masyarakat secara luas sehingga masih cukup kuat

untuk memanfaatkan potensi membaiknya perekonomian nasional.

5. Perbedaan bank syariah dan konvensional

Sebagaimana telah disinggung dalam bagian sebelumnya, bank syariah

memiliki ciri khusus yang membedakannya dengan bank konvensional. Perbedaan

tersebut dapat digolongkan kedalam beberapa segi sebagai berikut:

1. Akad dan aspek legalitas

Dalam bank syariah, akad yang dilakukan memiliki konsekuensi duniawi

dan ukhrawi karena akad yang dilakukan berdasarka hukum Islam. Seringkali

nasabah berani melanggar kesepakatan perjanjian yang telah dilakukan bila

18

hukum itu hanya berdasarkan hukum positif belaka, tapi tidak demikian bila

perjanjian tersebut memiliki pertanggungjawaban hingga yaumil qiyamah.

Ketentuan rukun akad dari transaksi bank syariah berbeda dengan bank

konvensional. Rukun akad dalam bank syariah adalah :

1) Penjual

2) Pembeli

3) Barang

4) Harga

5) Akad/ ijab qabul

Syarat dari pelaksanaan transaksi bank syariah juga berbeda dari bank

konvensional. Syarat pelaksanaan transaksi dalam perbankan syariah yaitu:

1) Barang dan jasa harus halal sehingga transaksi atas barang dan jasa yang

haram menjadi batal demi hukum syariah.

2) Harga barang dan jasa harus jelas (telah ditetapkan)

3) Tempat penyerahan (delivery) harus jelas, karena berdampak pada biaya

transportasi.

4) Barang objek transaksi harus sepenuhnya berada dalam objek kepemilikan.

Tidak boleh menjual sesuatu yang belum dimiliki atau dikuasai seperti

yang terjadi pada transaksi short sale yang terjadi dalam pasar modal.

2. Lembaga penyelesaian sengketa

Berbeda dengan bank konvensional, dalam bank syariah jika timbul

sengketa antara nasabah dengan bank maka kedua belah pihak tidak

menyelesaikannya di peradilan negeri, tetapi menyelesaikannya sesuai dengan

19

materi dan tata cara hukum syariah. Peneyelesaian sengketa perbankan syariah

sebagaimana diatur dalam Pasal 55 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 2008

dilakukan di peradilan agama, dan dalam ketentuan Pasal 55 ayat (2) Undang-

undang Nomor 1 Tahun 2008 penyelesaian sengketa juga dapat dilakukan sesuai

dengan isi akad, namun tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah. Yang

dimaksud penyelesaian sengketa sesuai dengan isi akad adalah penyelesaian

sengketa dengan melalui upaya musyawarah, mediasi perbankan, Badan Arbitrase

Syariah Nasional (BASYARNAS) atau lembaga arbitrase lainnya.

3. Struktur Organisasi

Bank syariah dapat memiliki struktur organisasi yang sama dengan bank

konvensional, misalnya dalam hal komisaris dan direksi, tetapi unsur yang

membedakan antara bank syariah dengan bank konvensional adalah keharusan

adanya Dewan Pengawas Syariah yang bertugas mengawasi operasional

bank dan produk-produknya agar sesuai dengan garis-garis syariah. Hal ini sesuai

dengan Pasal 109 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan

Terbatas dan Pasal 32 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan

Syariah. Dewan Pengawas Syariah diangkat dalam Rapat Umum Pemegang

Saham, atas rekomendasi MUI.

4. Bisnis dan usaha yang dibiayai

Dalam bank syariah bisnis yang dibiayai tidak boleh bertentangan dengan

prisnsip syariah.. Bank syariah tidak mungkin membiayai usaha yang terkandung

didalamnya hah-hal yang diharamkan. Hal-hal pokok yang harus dipastikan agar

suatu permintaan pembiayaan dapat disetujui yaitu :

20

a. Apakah objek yang dibiayai halal atau haram?

b. Apakah proyek menimbulkan kemudharatan untuk masyarakat?

c. Apakah proyek berkaitan dengan perbuatan mesum/ asusila?

d. Apakah proyek berkaitan dengan perjudian?

e. Apakah usaha itu berkaitan dengan industry senjata yang illegal atau

berorientasi pada pengembangan senjata pembunuh massal?

f. Apakah proyek dapat merugikan syiar Islam, baik secara langsung maupun

tidak langsung?

5. Lingkungan dan budaya kerja

Sebuah bank syariah harus memiliki lingkungan kerja yang sejalan dengan

syariah. Hal ini menyangkut etika kerja dan usaha yang merupakan cerminan dari

sunnah Rasulullah SAW berkaitan dengan ketauladanannya dalam perilaku

kehidupan sebagai aplikasi dari nilai-nilai syariah.

Dalam hal etika, misalnya sifat amanah dan shiddiq harus melandasi

perilaku setiap karyawan sehingga tercermin integritas eksekutif muslim yang

baik. Disamping itu, karyawan bank harus memiliki skillful dan professional

(fathanah), dan mampu melakukan team work dimana informasi merata diseluruh

fungsional organisasi (tabligh). Demikian pula dalam hal punishment dan reward,

diperlukan prinsip keadilan yang sesuai syariah. Etika juga harus dijaga dalam hal

berpakaian (aurat yang tertutup) dan tingkah laku para karyawan serta perlakuan

yang baik terhadap nasabah sehingga memberikan cerminan bahwa mereka

bekerja dalam sebuah lembaga keuangan yang membawa nama besar Islam.

6. Fungsi bank syariah

21

Berbicara mengenai fungsi bank syariah, Bank syariah memiliki tiga

fungsi utama yaitu fungsi bank syariah untuk menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk titipan dan investasi, fungsi bank syariah untuk menyalurkan dana

kepada masyarakat yang membutuhkan dana dari bank, dan juga fungsi bank

syariah untuk memberikan pelayanan dalam bentuk jasa perbankan syariah.

1. Fungsi Bank Syariah untuk Menghimpun Dana Masyarakat

Fungsi bank syariah yang pertama adalah menghimpun dana dari

masyarakat yang kelebihan dana. Bank syariah mengumpulkan atau menghimpun

dana dari masyarakat dalam bentuk titipan dengan menggunakan akad al-wadiah

dan dalam bentuk investasi dengan menggunakan akad al-mudharabah.

Al-wadiah adalah akad antara pihak pertama (masyarakat) dengan pihak

kedua (bank), dimana pihak pertama menitipkan dananya kepada bank dan pihak

kedua, bank merima titipan untuk dapat memanfaatkan titipan pihak pertama

dalam transaksi yang diperbolehkan dalam islam.

Al-mudarahbah merupakan akad antara pihak pertama yang memiliki

dana kemudian menginvestasikan dananya kepada pihak lain yang mana dapat

memanfaatkan dana yang investasikan dengan tujuan tertentu yang diperbolehkan

dalam syariat islam.

2. Fungsi Bank Syariah sebagai Penyalur Dana Kepada Masyarakat

Fungsi bank syariah yang kedua ialah menyalurkan dana kepada

masyarakat yang membutuhkan. Masyarakat dapat memperoleh pembiayaan dari

bank syariah asalkan dapat memenuhi semua ketentuan dan persyaratan yang

berlaku. Menyalurkan dana merupakan aktivitas yang sangat penting bagi bank

22

syariah. Dalam hal ini bank syariah akan memperoleh return atas dana yang

disalurkan. Return atau pendapatan yang diperoleh bank syariah atas penyaluran

dana ini tergantung pada akadnya.

Bank syariah menyalurkan dana kepada masyarakat dengan menggunakan

bermacam-macam akad, antara lain akad jual beli dan akad kemitraan atau kerja

sama usaha. Dalamakad jual beli, maka return yang diperoleh bank atas

penyaluran dananya adalah dalam bentuk margin keuntungan. Margin

keuntukngan merupakan selisih antara harga jual kepada nasabah dan harga beli

bank. Pendapatan yang diperoleh dari aktivitas penyaluran dana kepada nasabah

yang menggunakan akad kerja sama usaha adalah bagi hasil.

3. Fungsi Bank Syariah memberikan Pelayanan Jasa Bank

Fungsi bank syariah disamping menghimpun dana dan menyalurkan dana

kepada masyarakat, bank syariah memberikan pelayanan jasa perbankan kepada

nasabahnya. Pelayanan jasa bank syariah ini diberikan dalam rangka memenuhi

kebutuhan masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya. Pelayanan jasa kepada

nasabah merupakan fungsi bank syariah yang ketiga. Berbagai jenis produk

pelayanan jasa yang dapat diberikan oleh bank syariah antara lain jasa pengiriman

uang (transfer), pemindahbukuan, penagihan surat berharga dan lain sebagainya.

Aktivitas pelayanan jasa merupakan aktivitas yang diharapkan oleh bank

syariah untuk dapat meningkatkan pendapatan bank yang berasal dari fee atas

pelayanan jasa bank. Beberapa bank berusaha untuk meningkatkan teknologi

informasi agar dapat memberikan pelayanan jasa yang memuaskan nasabah.

Pelayanan yang dapat memuaskan nasabah ialah pelayanan jasa yang cepat dan

23

akurat. Harapan nasabah dalam pelayanan jasa bank ialah kecepatan dan

keakuratannya. Bank syariah berlomba-lomba untuk berinovasi dalam

meningkatkan kualitas produk layanan jasanya. Dengan pelayanan jasa tersebut,

maka bank syariah mendapat imbalan berupa fee yang disebut fee based income.

B. Laporan Keuangan

1. Pengertian laporan keuangan

Laporan keuangan merupakan laporan tertulis yang memberikan informasi

kuantitatif tentang posisi keuangan dan perubahan perubahannya, serta hasil yang

dicapai selama periode tertentu. Laporan keuangan dapat dijadika media yang

dapat dipakai untuk meneliti kondisi kesehatan perusahaan, dimana laporan

keuangan tersebut terdiri dari neraca, perhitungan Laba Rugi, ikhtisar laba ditahan

dan laporan posisi keuangan.

Berikut ini merupakan pengertian dan definisi laporan keuangan dari

berbagai sumber:

1. Pengertian laporan keuangan menurut Standar Akuntansi Keuangan

(SAK): Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan

yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan

perubahan posisi keuangan yang dapat disajikan dalam berbagai cara

seperti, misalnya : sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana,

catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian

integral dari laporan keuangan. Di samping itu juga termasuk skedul dan

informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misal :

24

informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan

pengaruh perubahan harga (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2009).

2. Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi dan merupakan

informasi histories. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian,

mengukur dan melaporkan informasi ekonomi untuk membuat

pertimbangan dan mengambil keputusan yang tepat bagi pemakai

informsi tersebut (M. Sadeli, 2002:2).

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa laporan

keuangan mencerminkan semua transaksi usaha sepanjang waktu yang

menghasilkan baik peningkatan maupun penurunan bersih nilai ekonomi bagi

pemilik modal. Oleh karena itu laporan keuangan merupakan media yang paling

penting untuk menilai prestasi dan kondisi ekonomis suatu perusahaan.

2. Tujuan laporan keuangan

Laporan keuangan disusun memiliki tujuan untuk menyediakan informasi

keuangan mengenai suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

sebagai pertimbangan dalam pembuatan keputusan-keputusan ekonomi.

Syafri (2008:201) berpendapat bahwa, laporan keuangan adalah output dan

hasil akhir dari proses akuntnsi. Laporan keuangan inilah yang menjadi bahan

informasi bagi para pemakainya sebagai salah satu bahan dalam proses

pengambilan keputusan. Disamping sebagai informasi, laporan keuangan juga

sebagai pertanggung jawaban atau accotability. Sekaligus menggambarkan

indicator kesuksesan suatu perusahaan dalam mencapai tujuannya.

Tujuan laporan keuangan adalah (M. Sadeli, 2002:18):

25

1. Menyediakan informasi yang dapat diandalkan tentang kekayaan dan

kewajiban.

2. Menyajikan informasi yang dapat diandalkan tetang perubahan kekayaan

bersih perusahaan sebagai tentang perubahan kekayaan bersih perusahaan

sebagai hasil dari kegiatan usaha.

3. menyajikan informasi yang dapat diandalkan tentang perubahan

kekayaan bersih yang bukan berasal dari kegiatan usaha.

4. Menyajikan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam

menaksir kemampuan perusahaan memperoleh laba.

5. Menyajikan informasi lain yang sesuai atau relevan dengan keperluan

para pemiliknya.

Standar Akuntansi Keuangan menjelaskan bahwa tujuan laporan keuangan

antara lain:

1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta

perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi

sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2. Laporan keuangan disusun memenuhi kebutuhan bersama oleh sebagian

besar pemakainya yang secara umum menggambarkan pengaruh

keuangan dari kejadian masa lalu.

3. Laporan keuangan yang menunjukkan apa yang dilakukan manajemen

atau pertanggung jawaban manajemen atas, sumberdaya yang di

percayakan kepadanya.

26

3. Pemakai laporan keuangan

Laporan keuangan merupakan komoditi yang bermanfaat dan dibutuhkan

masyarakat, karena ia dapat memberikan informasi yang dibutuhkan pemakainya

dalam dunia bisnis yang dapat menghasilkan keuntungan. Laporan kuangan

disajikan kepada banyak pihak yang berkepentingan termasuk manajemen,

kreditur, pemerintah dan pihak-pihak lainnya.

Pemakai laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor

potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditur usaha lainnya,

pelanggan, pemerintah seta lembaga-lembaganya, dan masyarakat.

Beberapa kebutuhan pemakai laporan keuangan meliputi (Standar

Akuntansi Keuangan, 2009):

1. Investor

Penanam modal berisiko dan penasihat merekan berkepentingan dengan

risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan.

Mereka membutuhkan informasi yang membantu menentukan apakah harus

membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik

pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan

perusahaan untuk membayar deviden.

2. Karyawan

Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada

informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik

dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan

perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun dan kesempatan kerja.

27

3. Pemberian pinjaman

Pemberian pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang

memungkinkan mereka unuk memutuskan apakah pinjaman serta bunga dapat di

bayar pada satu jatuh tempo.

4. Pemasok dan kreditur usaha lainnya

Pemasok dan kreditur usaha lainnya tertarik dengan informasi keuangan

yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terhutang

akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditur usaha berkepentingan pada

prusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek dari pada pemberi pinjaman

kecuali kalau sebagai pelanggan utama mereka tergantung pada kelangsungan

hidup perusahaan.

5. Pelanggan

Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan

hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang

dengan, atau tergantung pada perusahaan.

6. Pemerintah

Pemerintah dengan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaanya

berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan arena itu berkepentingan dengan

aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur

aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk

menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.

7. Masyarakat

Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dengan berbagai cara

28

misalnya: perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian

nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada

penanam modal domestic. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan

menyediakan informasi kecendrungan (trend) dan perkembangan terakhir

kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitas.

C. Rentabililtas Bank

1. Pengertian rentabilitas

Tingkat rentabilitas atau profitabilitas yang tinggi pada perusahaan akan

meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang memperoleh tingkat

keuntungan yang tinggi akan membuka lini atau cabang yang baru serta

memperbesar investasi atau membuka investasi baru terkait dengan perusahaan

induknya. Tingkat keuntungan yang tinggi menandakan pertumbuhan perusahaan

pada masa mendatang. Menurut Munawir (2004 : 86) “Rentabilitas adalah rasio

untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan atau

laba”, sedangkan menurut Harahap (2010 : 304) “Rasio Rentabilitas atau biasa

disebut juga profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan

laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti penjualan, kas,

modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya”.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Rentabilitas atau

Profitabilitas adalah rasio untuk mengukur efektifitas manajemen berdasarkan

hasil pengembalian yang dihasilkan dari volume penjualan, total aktiva dan modal

sendiri.

29

Dari sekian pendapat diatas, maka dapat disimpulkan bahwa rentabilitas

dapat juga disebut dengan profitabilitas yang artinya, prestasi yang dicapai oleh

perusahaan dan dinyatakan dalam persentase, setelah dibandingkan antara hasil

yang dicapai dengan modal yang digunakan. Semakin besar presentasinya maka

semakin tinggi persentase keuangan perusahaan tersebut, demikian sebaliknya.

2. Factor-faktor yang mempengaruhi rentabilitas

Menurut Riyanto (2001:36) faktor-faktor yang mempengaruhi rate of

return (Rentabilitas) adalah:

a. Volume penjualan

Salah satu indikator untuk mengetahui kemajuan suatu perusahaan adalah

penjualan.Dengan semakin bertambahnya penjualan maka akan manaikkan

volume pendapatan yang di peroleh perusahan sehingga biaya-biaya akan tertutup

juga. Hal ini mendorong perusahaan untuk mengefektifkan modal untuk

mengembankan usahanya.

b. Efisiensi penggunaan biaya

Modal yang diperoleh perusahaan untuk mengembangkan usahanya harus

diperoleh dan di pertanggungjawabkan secara terbuka. Dengan kata lain

penggunan modal harus digunakan untuk usaha yang tepat dengan pengeluaran

yang hemat sehingga keberhasilan usaha akan tercapai secara tidak langsung pula

akan mempengaruhi tingkat rentbilitas.

c. Profit margin

Profit margin adalah laba yang diperbandingkan dengan penjualan. Profit

margin digunakan untuk mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh

30

perusahaan berkaitan dengan penjualan perusahaan.

d. Struktur modal perusahaan

Struktur modal adalah pembiayaan pembelanjaan permanen perusahaan

yang terutama pada hutang jangka panjang, saham preferen dan modal saham

biasa, tetapi tidak termasuk hutang jangka pendek.

3. Tujuan dan kegunaan analisis rasio rentabilitas

Pengertian rentabilitas sebagai kriteria penilaian hasil operasi perusahaan

mempunyai tujuan pokok dan dapat digunakan sebagai berikut :

1. Sebagai indikator tentang efektifitas manajemen

Tinggi rendahnya rentabilitas yang dihasilkan oleh suatu perusahaan

tergantung pada kemahiran dan motivasi dari manajer. Rentabilitas merupakan

salah satu faktor yang menarik perhatian para analis, karena mampu

menggambarkan kriteria yang sangat diperlukan untuk menilai sukses tidaknya

suatu perusahaan.

2. Suatu alat untuk membuat proyeksi laba perusahaan

Rentabilitas menggambarkan korelasi antara tingkat laba dengan jumlah

dengan jumlah modal yang ditanamkan, maka sangat membantu bagi para analis

untuk membuat proyeksi laba pada berbagai tingkat jumlah modal yang

ditanamkan pada jenis usaha yang bersangkutan.

3. Sebagai alat pengendalian bagi manajemen.

Bagi pihak intern (manajemen khususnya), rentabilitas dapat digunakan

sebagai alat pengendalian. Rentabilitas dipakai sebagai alat untuk menyusun

rencana budget pelaksanaan operasi perusahaan, kriteria penilaian alternatif dan

31

dasar pengembalian keputusan penanaman modal.

4. Jenis-jenis rasio rentabilitas

Menurut kasmir (2008: 234) jenis-jenis rentabilitas terdiri dari :

1. Gross Profit Margin

Rasio ini di gunakan untuk mengetahui presentasi laba dari kegiatan

usaha murni dari bank yang bersangkutan setelah di kurangi biaya-biaya.

Rumus yang digunakan dalam menghitung gross profit margin adalah :

2. Net Profit Margin

Net profit margin merupakan rasio yang di gunakan untuk mengukur

kemampuan bank dalam mengahasilkan net income dari kegiatan operasi

pokoknya.

Rumus yang di gunakan untuk mencari net profit margin adalah sebagai

berikut :

Net Profit Margin = x 100%

3. Return on Equity

Return on Equity merupakan rasio yang di gunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen bank dalam mengelola capital yang ada untuk

mendapatkan net income.

Rumus untuk mencari return on equity,adalah sebagai berikut :

Return on Equity Capital = x 100%

Gross ProfitMargin = − 100%

32

4. Return on Assets

Return on assets merupakan rasio yang di gunakan untuk mengukur

kemampuan manajemen untuk mengahasilkan income dari pengelolaan

assets.

Rumus untuk mencari return on assets adalah sebagai berikut :

Return on Assets = x 100%

5. Rate Return on Loans

Anilisis ini di gunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam

mengelola kegiatan perkreditannya.

Rumus untuk mencari rate return on loans adalah sebagai berikut :

Rate Return on Loans = x 100%

6. Interest Margin on Earning Assets

Interest margin on earning assets merupakan rasio yang di gunakan

untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengendalikan biaya-

biaya.

Rumus untuk mencari interest margin on earning assets adalah sebagai

berikut :

7. Interes Margin on Loans

Dari data diata (No.6), dapat di hitung interes margin on loans sebagai

InterestMargin onEarningAssets =–

x 100%

33

berikut :

=–

x100%

8. Leverage Multiplier

Leverage Multiplier merupakan alat untuk mengukur kemampuan

manajemen dalam mengelola asetnya karena adanya biaya yang harus di

keluarkan akibat penggunaan aktiva.

Rumus untuk mencari leverage multiplier adalah sebagai berikut :

Leverage Multiplier =

9. Assets Utilization

Rasio digunakan untuk mengetahui sejauhmana kemampuan manajemen

suatu bank dalam mengelola aset rangka menghasilkan operating income

dan nonoperating income dan nonoperating income.

Rumus untuk mencari assets utilization adalah sebagai berikut :

= x100%

10. Interest Expenses Ratio

Interest expenses ratio merupakan ratio yang di gunakan untuk mengukur

besarnya persentase antara bunga yang di bayar kepada para deposannya

dengan total deposit yang ada di bank.

Rumus untuk mencari interest expenses ratio adalah sebagai berikut :

Interest Expenses Ratio = x100%

Interes MarginOn Loans

AssetsUtilization

34

11. Cost of Found

Cost of found merupakan rasio yang di gunakan untuk mengukur besanya

biaya yang di keluarkan untuk sejumlah deposit yang ada di bank

tersebut.

Rumus untuk mencari cost of found dapat kita gunakan contoh neraca

dan laporan laporan laba rugi diatas, yaitu sebagai berikut :

Cost Of Found = x100%

12. Cost of Money

Rumus unuk mencari cost of money adalah sebagai berikut :

Cost of Money = x100%

13. Cost of Loanable Fund

Rumus untuk mencari cost of loanable fund adalah sebagai berikut :

Cost of Loanable Fund = x100%

14. cost of Operable Fund

Jika di asumsikan tidak ada idle fund, dari data diatas dihitung cost of

operable fund :

Cost of Operable Fund = x100%

15. Cost of Efficiency

Cost of efficiency merupakan rasio yang di gunakan untuk mengukur

efesiensi usaha yang dilakukan oleh bank atau untuk mengukur besarnya

biaya bank yang di gunakan unuk memperoleh earning assets.

35

Rumus untuk mencari cost of efficiency dapat digunakan contoh neraca

dan laporan laba rugi diatas, yaitu sebagai berikut :

Cost of Efficiency = x100%

Yang membedakan perhitungan analisis Rentabilitas antara Bank syariah

dan Bank konvensional yaitu dikarenakan bank konvensional menggunakan

sistem bunga maka digunakan rasio Net Interest Margin (NIM) atau pendapatan

bunga bersih dengan rumus sebagai berikut :

Net Interests Margin= x100%

Sedangkan pada Bank Syariah tidak menggunakan sistem bunga namun

menggunakan Prinsip bagi hasil sehingga digunakan rasio Net Operating Margin

(NOM) atau Pendapatan Operasional Bersih dengan rumus sebagai berikut :

Net Operating Margin =( )

x 100%

Keterangan :1. PO : Pendapatan operasional2. DBH : Dana bagi hasil3. BO : Beban operasional

4. AP : Aktiva produktifD. Metode Penerapan Analisis Rasio

Dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan dalam bentuk

analisis rasio rentabilitas di perlukan metode dan teknik analisis yang tepat.

36

Tujuan penentuan metode dan teknik analisis yang tepat adalah agar laporan

keuangan tersebut dapat memberikan hasil yang maksimal. Selain itu, para

pengguna hasil analisis tersebut dapat dengan mudah untuk menginterpretasikan

nya.

Sebelum melakukan analisis laporan keuangan, diperlukan langkah-

langkah atau prosedur tertentu. Langkah dan prosedur ini diperluka agar urutan

proses analisis mudah untuk dilakukan. Adapun langkah atau prosedur yang di

lakukan dalam analisis keuangan adalah:

1. Mengumpulkan data keuangan dan data pendukung yang di perlukan

selengkap mungkin, baik untuk satu periode maupun beberapa periode;

2. Melakukan pengukuran-pengukuran atau perhitungan-perhitungan dengan

rumus-rumus tertentu, sesuai dengan standar yang biasa digunakan secara

cermat dan teliti, sehingga hasil yang di peroleh benar-benar tepat:

3. Melakukan perhitungan dengan memasukkan angka-angka yang ada dalam

laporan keungan secara cermat;

4. Memberikan interpretasi terhadap hasil perhitungan dan pengukuran yang

telah di buat.

5. Membuat laporan tentang posisi keuangan perusahaan;

6. Memberikan rekomendasi yang dibutuhkan sehubungan dengan hasil

analisis tersebut.

Dalam praktiknya, terdapat dua macam anallisis laporan keuangan yang

biasa di pakai, yaitu sebagai berikut :

37

1. Analisis Vertikal (Statis)

Analisis Vertikal analisis yang di lakukan terhadap hanya satu periode

laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam

satu periode. Informasi yang di peroleh hanya untuk satu periode saja dan

tidak di ketahui perkembangaan dari periode ke periode tidak diketahui.

2. Analisis Horizontal (Dinamis)

Analisis Horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan

membandingkan laporan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil

analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu

ke periode yang lain.

E. Sumber Penggunaan Model

Analisis Rasio Rentabilitas merupakan analisis yang digunakan untuk

mengukur tingkat efesiensi usaha oleh suatu perusahaan / bank dalam mengelola

aset yang dimilikinya. Dalam mengunakan analisis ini di perlukan sumber-sumber

yang menggambarkan kondisi aset yang dimiliki oleh perusahaan / bank yaitu

laporan keungan.

laporan keuangan pada umumnya terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi

dan Laporan perubahan. Agar laporan keuangan menjadi lebih berarti dan mudah

di pahami oleh berbagai pihak, maka perlu di lakukan analisis terhadap laporan

keuangan. Hasil analisis ini juga akan memberikan informasi tentang kelemahan

dan kekuatan yang dimiliki perusahaan. Dengan mengetahui kelemahan ini,

manajemen akan dapat memperbaiki atau menutupi kelemahan tersebut.

38

Dalam penggunaan analisis rentabilitas ini, di gunakan langkah-langkah

untuk mengukur rentabilitas dalam laporan keuangan yakni :

1. Net Operatioan Margin

2. Return on Equity

3. Retun on Assets

F. Kerangka Pikir

PT. Bank Sulselbar Unit Usaha Syariah Makassar sebagai bank umum

yang kegiatan usahanya mengumpulkan dana terutama menerima simpanan dan

memberikan kredit jangka pendek serta melakukan kegiatan usaha secara

konvensional atau berdasarkan prinsip kesepakatan, yang memberikan jasa dalam

lalu lintas pembayaran.

Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi yang penting

dalam perusahaan. Laporan keuangan tersebut terdiri dari Neraca, Laporan Laba

dan Rugi, dan Laporan Perubahan Modal atau Laba di Tahan. Laporan keuangan

tidak akan memberikan informasi yang berguna tanpa adanya analisis selanjutnya.

Rentabilitas adalah perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal

yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain rentabilitas adalah kemampuan

dalam menghasilkan laba selama periode tersebut.

Untuk mencapai tingkat rentabilitas, suatu perusahaan atau bank tentu

akan melakukan kebijakan strategis yang baik. Landasan utama yang di gunakan

oleh perusahaan adalah mengendalikan kinerja keuangan melalui rasio sebagai

alat ukur yang secara langsung dapat di jadikan indikator terhadap kenaikan laba.

39

Untuk memudahkan pola pikir penulis dalam memahmi dan menganalisa sejauh

mana pemanfaatan pengelolaan dana dapat mempengaruhi tingkat rentabilitas PT.

Bank Sulselbar ini akan dapat dilihat dibawah ini :

40

Analisis Penggunaan Rasio Rentabilitas Bank

dalam Mengukur Tingkat Efesiensi Usaha dan Profabilita pada

PT. Bank Sulselbar Unit Usaha Syariah Makassar

NeracaPerubahan

EkuitasLaporan

Laba rugi

Efektifitas PengelolaanDana Bank

PT. Bank Sulselbar Syariah

Analisis RasioKeuangan

Rentabilitas

Gambar 1.1Bagan Kerangka Pikir

Laporan Kuangan

41

G. Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara yang dianggap benar tapi masi

memerlukan pembuktian. Bedasarkan masalah diatas, maka penulis mengajukan

hipotesis sebagai berikut :

1. Diduga PT. Bank Sulselbar Unit Usaha Syariah Makassar telah

memiliki kinerja keungan yang baik dalam mengelola assets

yang dimilikinya.

2. Diduga PT. Bank Sulselbar Unit Usaha Syariah Makassar telah

berhasil memenuhi dan bahkan melampaui standar efesiensi

usaha yang di tetapkaan oleh Bank Indonesia.

42

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan pada PT. Bank Sulselbar

Unit Usaha Syaiah Makassar Juni 2016 yang berlokasi di Jl. Dr.Sam Ratulangi

No.16 Makassar. Penelitian ini di lakukan selama 2 (dua) bulan yaitu Juni dan Juli

2016 Pkl 15.00 – 17.00.

B. Metode Pengumpulan Data

Metode yang di gunakan dalam penelitin ini menggunakan metode sebagai

berikut :

1. Metode kepustakaan (library Research)

Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan dan membaca buku-

buku referensi atau catatan-catatan serta bahan dari internet yang berhubungan

dengan penelitian ini.

2. Metode lapangan (Field Reseach)

Metode ini di lakukan dengan cara mengadakan pengamatan langsung dengan

objek penelitian untuk mendapatkan data yang sesuai dengan pembahasan.

Adapun cara yang di lakukan yaitu :

a. Observasi, yaitu teknik pengumpulan data dengan jalan mengadakan

pengamatan langsung pada lokasi objek penelitian.

b. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengadakan

wawancara langsung kepada para staf responden yang dapat

43

memberikan keterangan seehubungan dengan masalah yang akan di

bahas.

c. Metode dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan mengumpulkan dokumen-dokumen yang ada atau catatan-

catatan yang memiliki oleh PT. Bank Sulselbar Unit Usaha Syariah

Makassar, baik itu berupa catatan laporan keuangan, laporan neraca,

ataupun catatan-catatan yang menggambarkan kondisi keuangan

perusahaan.

C. Jenis dan Sumber Data

Adapun jenis dan sumber data yang di pergunakan dalam penelitian

iniadalah sebagai berikut :

a. Jenis data

a. Data kuantitatif, yaitu data yang di sajikan dalam benuk kata verbal bukan

dalam bentuk angka. Yang termasuk data kualitatif dalam penelitin ini

yaitu gambaran umum obyek penelitian ini, meliputi: Sejarah singkat

berdirinya peusahaan, struktur orgnisasi, Visi dan Misi, dan produk dan

jasa yang di tawarkan oleh perusahaan.

b. Data kualitatif adalah data yang dapat di ukur atau di hitung secara

langsung, yang berupa infomasi atau penjelasan yang di nyatakan dengan

bilangan atau berbentuk angka. Dalam hal ini data kualitatif yang di

perlukan adalah : Laporan keuangan, Neraca, Laporan Laba Rugi.

c. Sumber data

a. Data primer, merupakan sumber data penelitian yang diperoleh atau

44

dikumpulkan secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut

juga sebagai data asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Tehnik

yang dapat di gunakan untuk mengumpulkan data primer yaitu obsevasi,

wawancara, dikusi terfokus dan penyebaran kuesioner.

b. Data sekunder, merupakan sumber data penelitian yang di peroleh peneliti

secara tidak langsung melalui media perantara. Data sekunder umumnya

berupa bukti catatan atau laporan historis yang telah di susun dalam arsip

(data documenter) yang di publikasikan dan yang tidak di publikasikn.

D. Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis rasio

rentabilitas bank. Anilisis rasio rentibilitas bank ini merupakan analisis yang di

gunakan untuk menilai tingkat efesiensi kinerja suatu perusahan / bank dalam

mengelola aset yang dimilikinya. Analisis ini didasarkan pada data yang bersifat

kuantatif yaitu data berupa angka-angka yang terdapat pada laporan perusahaan /

bank. Adapun langkah-langkah analisis yang digunakan dalam mengukur

rentabilitas perusahaan / bank pada penelitia ini yang bersumber dari buku

Analisis Laporan Keuangan karya Dr. Kasmir (2008) dan pada peraturan Bank

Indonesia pasal 1 No.9/1/PBI/2007 Tentang Penilain Kesehatan Bank Umum

Berdasarkan Prinsip Syariah yaitu :

a. Return On Assets (ROA)

= x100%Return onAssets

45

(Sumber : PBI No.9/1/PBI/2007)

b. Return on Equity (ROE)

Return on Equity = x 100%

c. Net Operating Margin (NOM)

Net Operating Margin =( )

x 100%

Keterangan :5. PO : Pendapatan operasional6. DBH : Dana bagi hasil7. BO : Beban operasional

8. AP : Aktiva produktifBerikut data penilaian Bank Indonesia berdasarkan analisis diatas untuk

dijadikan dasar penilaian kinerja perusahaan / bank apakah sudah berjalan dengan

cukup baik :

a. Return On Assets (ROA)

Tabel 1.1Matriks Penilaian Return On Assets Bank Indonesia

46

b. Return on Equity (ROE)

Tabel 1.2Matriks Penilaian Return On Equity

c. Net Operating Margin (NOM)

Tabel 1.3Matrik Penilaian Net Operatioan Margin Bank Indonesia

(Sumber : PBI No.9/1/PBI/2007)

(Sumber : PBI No.9/1/PBI/2007)

47

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Sejarah Singkat PT. Bank SulselBar Syariah

PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan (Perseroan) didirikan

dengan nama PT. Bank Pembangunan Sulawesi Selatan Tenggara sesuai dengan

Akta Notaris Raden Kadiman di Jakarta No.95 tanggal 23 Januari 1961.

Kemudian berdasarkan Akta Notaris Raden Kadiman No. 67 tanggal 13 Juli 1961

nama PT. Bank Pembangunan Sulawesi Selatan Tenggara diubah menjadi PT.

Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan Tenggara.

Berdasarkan Peraturan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara No.

002 tahun 1964 tanggal 12 Februari 1964, PT Bank Pembangunan Daerah

Sulawesi Selatan Tenggara dilebur ke dalam Bank Pembangunan Daerah Tingkat

I Sulawesi Selatan Tenggara dengan modal dasar Rp250.000.000,-. Dengan

pemisahan antara Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Selatadengan Provinsi

Tingkat I Sulawesi Tenggara, maka pada akhirnya Bank berganti nama menjadi

Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan sesuai dengan peraturan Daerah

Tingkat I Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 1976 tentang perubahan pertama

kainya Peraturan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan Tenggara Nomor 2 Tahun

1964 tentang pendirian Bank Pembangunan Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan

Tenggara.

Dengan lahirnya Peraturan Daerah No.01 tahun 1993 dan penetapan dasar

modal dasar menjadi Rp25 miliar, Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan

dengan sebutan Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dengan sebutan

48

Bank BPD Sulsel dan berstatus Perusahaan Daerah (PD). Selanjutnya dalam

rangka Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT) diatur dalam

Peraturan Daerah No.13 tahun 2003 tentang Perubahan Status Bentuk Badan

Hukum Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dari PD menjadi PT dengan

Modal Dasar Rp650.000.000.000,-.

Akta Pendirian PT telah mendapat pengesahan dari Menteri Hukum dan

Hak Asasi Manusia RI berdasarkan Surat Keputusan No. C-31541. HT.01.01

tanggal 29 Desember 2004 tentang Pengesahan Akta Pendirian Perseroan Terbatas

Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan ditingkat Bank Sulsel, dan Rapat

No.24 tanggal 15 Agustus 2008 yang dibuat di hadapan Rakhmawati Laica

Marzuki, S.H., Notaris di Makassar,jo Akta Berita Acara RUPS Luar Biasa No.

02 tanggal 1 Mei 2009 yang dibuat oleh Notaris Rakhmawati Laica Marzuki, S.H.

akta mana telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia dengan surat Keputusannya Nomor: AHU-

46963.AH.01.02.Tahun.2009 tanggal 30 September 2009, dan telah didaftkarkam

dalam Daftar Perseroan No. AHU-0063272.AH.01.09.Tahun.2009, Tambahan

No. 26944 telah dilakukan perubahan Anggaran Dasar PT. Bank Sulsel yaitu

dengan meningkatkan besarnya Modal DAsar menjadi sebesar

Rp1.600.000.000.000,-, dan telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusannya No: AHU-

46963.AH.01.02 Tahun 2009 tanggal 30 September 2009.

Berdasarkan Akta Pernyataan tentang Keputusan Para Pemegang Saham

sebagai Pengganti RApat Umum Pemegang Saham Perseron Terbatas PT. Bank

49

Sulsel, No.16 Tanggal 10 Februari 2011 yang dibuat dihadapan Rakhmawati

Laica Marzuki, S.H., Notaris di Makassar, para pemegang saham memutuskan

untuk merubah nama PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan disingkat

PT. Bank Sulsel menjadi PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan

Sulawesi Barat disingkat PT. Bank Sulselbar.

Perubahan nama Bank telah memperoleh persetujuan dari kementrian

Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan nomor AHU-11765.AH.01.02 tahun 2011

tentang persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan. Disamping itu,

perubahan nama juga telah memperoleh Persetujuan Bank Indonesia berdasarkan

kepada Keputusan Gubernur Bank Indonesia Nomor:13/32/KEP.GBI/2011

tentang Perubahan Penggunanaan Izin Usaha atas nama PT. Bank Pembangunan

Daerah Sulawesi Selatan disingkat PT. Bank Sulsel menjadi Izin Usaha atas nama

PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat disingkat

PT. Bank Sulselbar.

Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Sulselbar beroperasi sejak tahun 2007

berdasarkan izin prinsip dari Bank Indonesia No. 9/20/DPBS/Mks tanggal 20

April 2007perihal Pesretujuan Prinsip Pembukaan Kantor Cabang Syariah.

Dilanjutkan dengan pembukaan kantor cabang Bank Sulselbar Syariah yang

pertama yakni Bank Sulselbar Cabang Syariah Sengkang pada tanggal 28 April

2007 (11 Rabiul Akhir 1428 H) disusul pembukaan Cabang Syariah Maros pada

tanggal 28 November 2007 ( 18 Dzulqaidah 1428 H). Modal usaha Unit Usaha

Syariah Bank Sulselbar pada saat pendirian ditetapkan sebesar Rp16 miliar. Pada

tahun 2007, berkaitan dengan hal tersebut telah dibentuk Dewan Pengawas

50

Syariah sesuai dengan Surat Keputusan Direksi PT. Bank Sulsel No. SK/029/DIR

tanggal 26 Apri 2007 tentang pengangkatan Dewan Pengawas Syariah PT. Bank

Sulsel dan SK Direksi No. SK/034/DIR tanggal 11 Mei 2007tentang Personalia

Dewan Pengawas Syariah PT. Bank Sulsel, telah ditunjuk personalia sebagai

berikut:

1.Prof. DR. H. Halide = Ketua

2.AG. H. Sanusi Baco, Lc = Anggota

3.DR. Mukhlis Sufri, S.E., M.Si = Anggota

Bank Suleslbar Syariah merupakan Unit Usaha Syariah dari PT. Bank

Sulselbar. Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Sulselbar didirikan untuk memberikan

alternatif layanan perbankan yang berbasis syariah kepada masyarakat, khususnya

di Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat. Dalam menjalakan kegiatan

operasionalnya, UUS Bank Sulselbar focus pada pembiayaan, terutama

pembiayaan produktif, dan transaksi ritel lainnya. Dengan diberlakunya UU

No.21 Tahun 2008 tentang Perbnkan Syariah telah memberikan dukungan bagi

perkembangan perbankan syariah. UUS Bank Sulselbar akan terus bertumbuh

secara optimal di masa-masa mendatang dengan adanya landasan hokum yang

kuat. Perkembanga UUS Bank Sulselbar yang mengesankan daru tahun ke tahun

tercermin dari perolehan laba tahun 2012 yang meninkat 16% sebesar Rp17.441

juta dibandingkan laba ditahun 2011 sebesar Rp11.223 juta. Peningkatan tersebut

didukung pula dengan semakin beragamnya produk UUS Bank Sulselbar, baik

pendanaan maupun pembiayaan, dan inovasi produk terus dilakukan untuk

menyediakan produk berbasis syariah yang memiliki nilai lebih dan kompetitif

51

untuk memenuhu kebutuhan nasabah UUS Bank Sulselbar akan produk

perbankan syariah yag berkualitas. Perluasan jaringan kantor juga merupakan

factor pendukung perkembangan UUS Bank Sulselbar. Jaringan operasional yang

luas akan mempermudah nasabah untuk mengakses layanan UUS Bank Sulselbar.

UUS Bank Sulselbar pada tahun 2012 terdiri dari 3 (tiga) kantor cabang syariah

(KCS) dan 25 (dua puluh lima) Kantor Layanan Syariah (KLS) yang ditempatkan

pada 25 kantor cabang konvensioanal.

Adapun strategi yang diempuh guna pengembangan Unit Usaha Syariah

(UUS) dari PT. Bank Sulselbar antara lain :

1.Menyalurkan pembiayaan syariah secara intensif baik melalui pola

executing, channeling, maupun aliansi dengan perbankan syariah yang ada

kepada sector konsumtif maupun produktif terutama dengan pola

mudharabah.

2.Mengeintensifkan penghimpun dana masyarakat berjangka panjang secara

berimbang dengan penyaluran pembiayaan syariah yang diberikan.

3.Mengambangkan produk simpanan berjangka dengan pola Mudharabah

yang mendukung penyediaan dana berjangka panjang.

4.Membuka akses layanan masyarakat yang lebih luas dengan office

channeling, pembukaan kantor cabang syariah baru serta kerja sama ATM.

5.Melakukan sosialisasi dan promosi kepada masyarakat melalui kerjasama

dengan para ulama maupun media promosi dan sosialisasi lainnya.

6.Meningkatkan kepada sumber daya manusia dalam service excellent serta

pemahaman konsep dan produk perbankan syariah.

52

7.Menerapkan Good Coorporate Governance untuk menjaga citra perusahaan

di masyarakat dan menciptakan perbankan yang sehat dan terpercaya.

8.Meningkatkan permodalan Unit Usaha Yariah melalui mekanisme internal

maupun tambahan alokasi modal.

B. Visi dan Misi

Visi

Bank Sulselbar adalah menjadi bank yang terbaik di kawasan Indonesia Timur

dengan mendukung manajemen dan sumber daya manusia yang profesional serta

memberikan nilai tambah kepada Pemda dan masyarakat.

Misi

Bank Sulselbar adalah :

1. Penggerak dan pendorong laju pembangunan ekonomi daerah.

2. Pemegang kas daerah dan atau melaksanakan penyimpanan uang daerah.

3. Salah satu sumber pendapatan asli daerah.

C. Nilai-nilai

Nilai-nilai Budaya merupakan pedoman yang telah disepakati dan

tertanam pada seluruh karyawan Bank Sulselbar yang menjadi acuan atau

panduan perilaku untuk mencapai visi dan misi Bank Sulselbar. Bank Sulselbar

menguraikan nilai-nilai budaya perusahaan ke dalam 5 (lima) paduan perilaku

yang disingkat dengan Prioritas Prima (Profesional, Inovasi, KeRjasama,

intergrITAS, Layanan PRIMA)

53

D. Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah kerangka yang menunjukkan pekerjaan untuk

mencapai tujuan dan sasaran organisasi serta wewenang dan tanggung jawab tiap-

tiap anggota organisasi pada setiap pekerjaan. Selain itu struktur organisasi sering

juga disebut bagan atau skema organisis yang merupakan gambaran skematis

tentang hubungan pekerjaan antara orang-orang yang terdapat dalam suatu badan

untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Pencapaian sasaran suatu bank dalam

menjalankan kagiatan operasionalnya sangat bergantung pada struktur organisasi

yang harus dibuat secara sederhana, efektif dan efesien.

Sumber : PT. Bank Sulselbar Cabang Syariah Makassar

Gambar 1.2 Struktur Organisasi

HEAD TELLER

FUNDING

PEMIMPIN SEKSIAKUNTANSI &PELAPORAN

TELLER

DRIVER

PEMIMPIN CABANG

SECURITY

SERVICE ASSISTANCE

PEMIMPIN SEKSI UMUM &PERSONALIA

PEMIMPIN SEKSIPEMASARAN & TERASURY

54

E. Uraian Tugas

Adapun perincian tugas (fungsi) dari masing-masing bagian yang ada

dalam perusahaan dapat dijelaskan satu persatu berikut ini:

1. Pemimpin Cabang

a. Bertanggung jawab terhadap pencapaian seluruh target cabang yan telah

ditetapkan oleh perusahaan.

b. Bertanggung jawab terhadap seluruh aktivitas operasional cabang.

c. Melakukan supervise terhadap setiap unit/seksi di cabang pelaksanaan

pencapaian target pemasaran dan operasional sesuai ketentuan yang telah

ditetapkan.

d. Bertanggung jawab terhadap penyaluran pembiayaan yang disalurkan

melalui cabang dan melakukan monitoring dan pengawasan agar tetap

comply-with dengan ketentuan yang teah ditetapkan.

e. Bertanggung jawab terhadap peningkatan kualitas SDM cabang.

f. Bertanggung jawab atas kondisi cabang agar tetap kondusif.

g. Bertanggung jawab atas monitoring dan pembinaan terhadap nasabah

pembiayaan.

h. Penanggung jawab User Pimpinan Cabang.

i. Bertanggung jawab atas pertumbuhan dan perkembangan cabang.

j. Membangun dan meningkatkan relationsip dengan semua share-holder dan

stake-holder di wilayah kerja cabang.

2. Pemimpin Seksi Umum & Personalia

a. Memonitoring pegawai

55

b. Membuat daftar gaji

c. Membuat daftar uang makan

d. Membuat surat-surat keluar

e. Mengagenda surat masuk

f. Menjaga barang inventaris kantor

g. Membuar daftar ATI dan penyusutannya

h. Melaksanakan transaksi jaminan

i. Memonitoring kebutuhan ATC/ATK/ATI

j. Penanggungjawab User Kasie Umum

3. Pemimpin Seksi Pemasaran & Treasury

a. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target pembiayaan dan target-target

operasional lainnya.

b. Menerima berkas permohonan pembiayaan.

c. Melakukan sosialisasi terhadap permohonan yang masuk.

d. Membuat usulan pembiayaan yang dinilai layak untuk diberikan fasilitas

pembiayaan.

e. Membina dan mengawasi seluruh account pembiayaan pembiayaan yang

telah disalurkan.

f. Menyampaikan laporan bulanan cabang ke kantor pusat ataupun ke BI

g. Membantu kasir pemasaran dalam pencapaian target funding.

h. Bertanggung jawab dalam proses pemberian pembiayaan yang sesuai

dengan prinsip-prinsip syariah Islam dan pedoman produk pembiayaan

Bank Sulselbar.

56

4. Pemimpin Seksi Akuntansi dan Pelaporan

a. Memonitoring mutasi pada neraca dan laba rugi

b. Melakukan review transaksi teller

c. Berkoordinasi dengan Teller, SA dan penanggung jawab VBS secara

langsung.

d. Melakukan konsolidasi RAK ataupun giro antar Bank dengan Divisi UUS.

e. Melakukan koordinasi dengan kasie umum pemasaran perihal putusan

pembiayaan.

f. Menjaga stabilitas cabang.

g. Menjaga keharmonisan kinerja secara internal dan secara eksternal.

h. Menyampaikan laporan bulanan Cabang ke kantor pusat ataupun ke Bank

Indonesia.

i. Anggota komite kantor cabang

j. Penanggung jawab User Kasie Akuntansi dan Pelaporan

k. Penanggung jawab Kunci Ruang Khasanah

l. Penanggung jawab kunci brangkas

5. Head Teller

a. Melakukan transaksi tunai dan non tunai

b. Membuat laporan kas

c. Memonitoring posisi saldo kas

d. Pemegang kunci brangkas

e. Penanggung jawab User Teller

57

6. Teller

Memberikan pelayanan dalam menghitung, mengontrol dana yang masuk

dan keluar kas dan bertanggung jawab kepada Head Teller.

7. Service Assistance

a. Bertanggungjawab atas pelayanan kepada seluruh nasabah secara prima.

b. Menjelaskan berbagai produk simpanan/pembiayaan kepada nasabah secara

efesien dan efektif da tetap menjaga kerahasiaan bank.

c. Memonitoring pembukaan rek. Simpanan secara regular.

d. Melakukan koordinasi dengan Kasie Keuangan dan Teller perihal Aktivasi

Rek. Simpanan.

e. Menjaga keharmonisan kerja dengan seluruh bagian.

f. Mengupdate pengetahuan menganai produk perbankan syariah, menguasai

materi KYC (Know Your Custome) pada saat melakukan aktivasi

pembukaan rekening simpanan.

g. Bertanggung jawab terhadap pencapaian target pendanaandan target-target

operasional lainnya yang telah ditetapkan oleh cabang.

h. Penanggungajwab user SA.

i. Memonitoring penggunaan materai.

8. Fungsi dan Tugas Security

a. Menjaga keamanan kantor dan sekitarnya

b. Mengontrol pegawai dan absensinya

c. Mengontrol lalulintas tamu

d. Menjaga barang inventaris kantor

58

e. Menjaga barang/kendaraan pegawai

f. Membersihkan kantor dan halaman kantor

g. Membantu pegawai

h. Melaksanakan tugas tambahan yang diberikan oleh atasan langsung.

i. Pengamanan terhadap cover dana

9. Driver

a. Mengantar pimpinan cabang

b. Mengantar pegawai

c. Memelihara kendaraan dinas

d. Membersihkan kantor dan halaman kantor.

59

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Anaisis Rasio Rentabilitas

Seperti yang diketahui bahwa Rentabilitas merupakan alat yang di

gunakan untuk mungukur tingkat efesiensi usaha suatu perusahaa / bank. Semakin

tinggi tingkat efesiensi suatu perusahaan / bank menunjukkan kinerja perusahaan

tersebut sudah bagus. Berikut hasil analisis laporan keuangan PT. Bank Sulselbar

Unit Usaha Syariah Makassar selama tiga tahun terakhir dengan menggunakan

pendekatan Rasio Rentabilitas ;

a. Return On Asset (ROA)

Tabel 1.4

Data Diolah (ROA)

Keterangan :

1. 2013

Return On Asset =, , ,, , , x 100% = 11%

2. 2014

Return On Asset =, , ,, , , x 100% = 13%

2013 2014 2015PendapatanoperasionalTotal Aktiva 675,075 725,954 765,342ROA 11% 13% 7%Sumber : PT. Bank Sulselbar Unit Usaha Syariah

31%

(Jutaan rupiah)

2,166,371

POS-POS Tahun Total

72,881 91,899 52,985 217,765

60

3. 2015

Return On Asset =, , ,, , , x 100% = 7%

Hal ini dapat diartikan sebagai berikut :

1. Pada tahun 2013 tingkat pengembalian aktiva PT. Bank Sulselbar Unit

Usaha Syariah Makassar sebesar 11%. Artinya bahwa setiap Rp 1 dari

hasil pengelolaan aktiva PT. Bank Sulselbar Unit Usaha Syariah Makassar

dapat menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,11 ditahun 2013

2. Pada tahun 2014 tingkat pengembalian aktiva PT. Bank Sulselbar Unit

Usaha Syariah Makassar sebesar 13%. Artinya bahwa setiap Rp 1 dari

hasil pengelolaan aktiva PT. Bank Sulselbar Unit Usaha Syariah Makassar

dapat menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,13 di tahun 2014 dan hal ini

membuktikan adanya peningkatan hasil pengembalian aktiva PT. Bank

Sulselbar Unit Usaha Syariah Makassar yakni sebesar 2% jika

dibandingkan dengan hasil pengembalian aktiva yang terjadi pada tahun

2013

3. Pada tahun 2015 tingkat pengembalian aktiva PT. Bank Sulselbar Unit

Usaha Syariah Makassar sebesar 7%. Artinya bahwa setiap Rp 1 dari hasil

pengelolaan aktiva PT. Bank Sulselbar Unit Usaha Syariah Makassar dapat

menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,07 di tahun 2015 dan hal ini

membuktikan adanya penurunan hasil pengembalian aktiva PT. Bank

Sulselbar Unit Usaha Syariah Makassar yakni berkurang sebesar 6% jika

di bandingkan dengan pengembalian aktiva yang terjadi pada tahun 2014.

61

2013 2014 2015Laba Bersih 23,921 45,869 35,318Modal 100,000 100,000 100,000ROE 24% 46% 35%Sumber : PT. Bank Sulselbar Unit Usaha Syariah

105%

(Jutaan rupiah)

105,108300,000

POS-POS Tahun Total

b. Return On Equity (ROE)

Tabel 1.5Data Diolah (ROE)

Keterangan :

a. 2013

Return on Equity =, , ,, , , x 100% = 24%

b. 2014

Return on Equity =, , ,, , , x 100% = 46%

c. 2015

Return on Equity =, , ,, , , x 100% = 35%

Hal ini dapat diartikan sebagai berikut :

1. Pada tahun 2013 tingkat pengembalian modal PT. Bank Sulselbar Unit

Usaha Syariah Makassar sebesar 24%. Artinya bahwa setiap Rp 1 Modal

yang di keluarkan PT. Bank Sulselbar Unit Usaha Syariah Makassar dapat

menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,24 ditahun 2013

62

2013 2014 2015Pendapatan Operasional 72,881 91,899 129,158Dana Bagi Hasil 32,362 31,922 58,959Beban Operasional 16,598 14,121 34,880Rata-rata Akriva Produktif 661,200 711,545 709,203NOM 4% 6% 5%Sumber : PT. Bank Sulselbar Unit Usaha Syariah

15%

123,24365,599

(Jutaan rupiah)

POS-POS Tahun Total

293,938

2,081,948

2. Pada tahun 2014 tingkat pengembalian modal PT. Bank Sulselbar Unit

Usaha Syariah Makassar sebesar 46%. Artinya bahwa setiap Rp 1 Modal

yang di keluarkan PT. Bank Sulselbar Unit Usaha Syariah Makassar dapat

menghasilkan keuntungan sebesar Rp 0,46 ditahun 2014 dan hal ini

membuktikan adanya peningkatan hasil pengembalian modal PT. Bank

Sulselbar Unit Usaha Syariah Makassar yakni sebesar sebesar 22% jika di

bandingkan dengan tahun 2013.

3. Pada tahun 2015 tingkat pengembalian modal PT. Bank Sulselbar Unit

Usaha Syariah Makassar sebesar 35%. Artinya bahwa setiap Rp 1 Modal

yang di keluarkan PT. Bank Sulselbar Unit Usaha Syariah Makassar dapat

menghasilkan keuntungan Rp0,35 di tahun 2015 dan hal ini membuktikan

adanya penurunan hasil pengembalian modal PT. Bank Sulselbar Unit

Usaha Syariah Makassar yakni sebesar 11% jika di bandingkan dengan

tahun 2014.

c. Net Operating Margin (NOM)

Tabel 1.6Data Diolah (NOM)

63

Keterangan :

a. 2013

Net Operating Margin =( , , . , , , ) , , ,., , , x

100% = 4%

b. 2014

Net Operating Margin =( , , . , , . ) , , ,, , . x

100% = 6%

c. 2015

Net Operating Margin =( , , . , , . ) , , ,, , . x

100% = 5%

Hal ini dapat diartikan sebagaai berikut :

1. Pada tahun 2013 tingkat pendapatan operasional bersih PT. Bank Sulselbar

Unit Usaha Syariah Makassar sebesar 4%. Artinya bahwa setiap Rp 1

pengeluaran dari kegiatan operasional dari PT. Bank Sulselbar Unit Usaha

Syariah Makassar dapat menghasilkan keuntungan sebesar Rp0,04 ditahun

2013

2. Pada tahun 2014 tingkat pendapatan operasional bersih PT. Bank Sulselbar

Unit Usaha Syariah Makassar sebesar 6%. Artinya bahwa setiap Rp 1

pengeluaran dari kegiatan operasional dari PT. Bank Sulselbar Unit Usaha

Syariah Makassar dapat menghasilkan keuntungan sebesar Rp0,06 ditahun

2014 dan hal ini membuktikan adanya penambahan dari hasil pendapatan

64

ROA201320142015

PERSENTASE (%)11%13%7%

operasional bersih PT.Bank Sulselbar Unit Usaha Syariah Makassar yakni

bertambah sebesar 2% jika di bandingkan dengan tahun 2013.

3. Pada tahun 2015 pendapatan operasional bersih PT. Bank Sulselbar Unit

Usaha Syariah Makassar sebesar 5%. Artinya bahwa setiap Rp 1

pengeluaran dari kegiatan operasional dari PT. Bank Sulselbar Unit Usaha

Syariah Makassar dapat menghasilkan keuntungan sebesar Rp0,05 ditahun

2014 dan hal ini membuktikan adanya penurunan dari hasil pendapatan

operasional bersih PT.Bank Sulselbar Unit Usaha Syariah Makassar yakni

berkurang sebesar 1% jika di bandingkan dengan tahun 2014.

B. Pembahasan Hasil Analisis

Setelah menghitung dan mengetahui presentasi dari setiap komponen

Analisis Rentabilitas yaitu ROA, ROE, dan NOM maka di peroleh data sebagai

berikut :

a. ROA

Tabel 1.7Hasil analisis (ROA)

Perubahan signifikan pengembalian aktiva (ROA) yang terjadi pada PT.

Bank Sulselbar Unit Usaha Syariah Makassar ini menunjukkan ketidakmampuan

manajemen untuk memperoleh ROA. Terlihat dari pengembalian aktiva yang

terjadi pada tahun terakhir pembukuan laporan keuangan PT. Bank Sulselbar Unit

Sumber: Tabel 1.4

65

ROE201320142015

PERSENTASE (%)24%46%35%

Usaha Syariah Makassar mengalami penururnan ROA sebesar 6% jika di

bandingkan dengan tahun 2014 mengalami kenaikan ROA sebesar 2% .

Berdasarkan penjelasan mengenai ROA yang dijelaskan oleh Dr. kasmir

(2008) semakin tinggi ROA yang dimiliki oleh perusahaan maka

menggambarkaan kinerja perusahaan semakin baik. Namun tidak demikian dari

hasil analisis yang di lakukan peneliti terhadap PT. Bank Sulselbar Unit Usaha

Syariah Makassar menunjukkan kinerja keuangan perusahaan tersebut kurang

baik.

Namun berdasarkan standar penilaian tingkat efesiensi kesehatan bank

Indonesia No.9/1/PBI/2007 Tentang Penilaian Kesehatan Bank Umum

Berdasarkan Prinsip Syariah. Jika ROA telah mancapai 1,5% atau lebih maka

kinerja perusahaan tersebut berada pada tingkat pertama yang berarti kondisi bank

tersebut sudah berjalan dengan sangat baik. Jadi dengan demikian karena ketiga

ketiga hasil perhitungan ROA tersebut berada diatas dari standar penilaian

efesiansi kesehatan bank Indonesia, maka PT. Bank Sulselbar Unit Usaha Syariah

Makassar sudah berjalan dengan cukup baik.

b. ROE

Tabel 1.8Hasil Analisis (ROE)

Sumber: Tabel 1.5

66

Berdasarkan hasil penelitian tersebut diatas terjadi perubahan yang

signifikan antara tahun 2013, 2014, 2015 perubahan tersebut menunjukkan

ketidakmampuan manajemen untuk memperoleh ROE.

Menurut penjelasan Dr. Kasmir (2008) mengenai ROE, semakin tinggi

ROE yang di miliki oleh perusahaan menenunjukkan kinerja perusahaan semakin

baik. Namun tidak demikian pada kinerja PT. Bank Sulselbar Unit Usaha Syariah

Makassar memenunjukkan kinerja perusahaan tersebut kurang baik di karenakan

terjadinya penurunan ROE pada tahun 2015 yakni sebesar 11% walaupun terjadi

peningkatan ROE pada tahun 2014.

Namun berdasarkan penilaian Bank Indonesia menunjuk peraturan

No.9/1/PBI/2007 Tentang Penilaian Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip

Syariah, apabila ROE dalam suatu perusahan telah mencapai 23% atau lebih maka

perusahaan tersebut berada pada tingkat pertama dalam penilaian kesehatan Bank

Indonesia yang berarti PT. Bank Sulselbar Unit Usaha Syariah Makassar tersebut

telah berjalan dengan sangat baik.

c. NOMTabel 1.9

Hasil Analisis (NOM)

Perubahan signifikan yang terjadi pada tahun 2013, 2014, 2015 tersebut

diatas menunjukkan ketidak mampuan PT.Bank Sulselbar Unit usaha Syariah

Sumber: Tabel 1.6

NOM201320142015

4%6%5%

PERSENTASE (%)

67

Makassar untuk memperoleh NOM seiring dengan menurunnya ROA, ROE, dan

NOM.

Berdasarkan penjelasan mengenai NOM ini semakin tinggi tingkat

presentasi NOM yang dimiliki oleh perusahaan maka semakin baik pula kinerja

perusahaan tersebut. Namun tidak demikian yang terjadi pada perusahaan tersebut

menunjukkan penurunan sebesar 1% pada tahun 2015 di bandingkan dengan

tahun sebelumnya yaitu tahun 2014.

Namun berdasarkan penilaian bank Indonesia menunjuk peraturan BI

No.9/1/PBI/2007 Tentang Penilaian Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip

Syariah, apabila ROE dalam suatu perusahan telah mencapai 3% atau lebih maka

perusahaan tersebut berada pada tingkat pertama dalam penilaian kesehatan Bank

Indonesia yang berarti PT. Bank Sulselbar Unit Usaha Syariah Makassar tersebut

telah berjalan dengan sangat baik.

68

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang di lakukan oleh peneliti pada PT. Bank

Sulselbar Unit Usaha Syariah Makassar menunjukkan kinerja yang cukup baik

karena telah berada diatas rata-rata penilaian Bank Indonesia yaitu ROA yang

lebih dari 1,5%, ROE lebih dari 23%, dan NOM lebih dari 3%. Hal ini di

tunjukkan dari nilai ROA perusahaan tersebut tahun 2013-2015 yaitu 11%, 13%

dan 7%, untuk ROE tahun 2013-2015 yaitu 24%, 46,%, dan 35%, dan untuk

NOM yaitu 4%, 6%, 5%. Namun berdasarkan dari hasil presentasi tersebut

menunjukkan penurunan kemampuan perusahaan dalam memperoleh ROA, ROE

dan NOM dari setiap tahun terakhir perusahaan tersebut sehingga

menggambarkan perusahaan tersebut memiliki kinerja yang kurang baik, Hal ini

di sebabkan karena kondisi lingkungan Mikro dan Makro yang tidak menentu dari

setiap wilayah usaha syariah PT. Bank Sulselbar syariah.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan atas pembahasan yang telah di uraikan pada bab

sebelumnya maka peneliti menyarankan kepada pihak manajemen perusahan PT.

Bank Sulselbar Unit Usaha Syariah Makassar walaupun telah melebihi standar

penilaian Bank Indonesia dalam kinerja keuangan, perusahaan tetap harus lebih

meningkatkan kinerja perusahaannya dengan mengembangan suatu strategi

marketing yang dapat menarik minat masyarakat sekitar untuk menabung dibank

69

tersebut karena dengan kinerja keuangan perusahaan yang tinggi dapat menarik

hal-hal lain yang dapat meningkatkan kinerja operasional perusahaan yaitu para

investor.

70

DAFTAR PUSTAKA

Harahap, Sofyan Syafri. 2004. Akuntansi Aktiva Tetap, Edisi Ketiga, Jakarta :

Penerbit PT. Raja Grafindo .

Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Standar AkutansiKeuangan,per 1 Juli

2009.Jakarta: Salemba Empat.9

Ikatan Akuntan Indonesia, dan 2009, Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit : PT.

Salemba Empat, Jakarta

Kasmir, 2008. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Pertama, Rajawali Pers, Jakarta.

Lukman, Dendawijaya. 2009. Manajemen Perbankan.Edisi Kedua. Jakarta :halia

Indonesia.

Lukman, Dendawijaya.2009. Manajemen Perbankan.Edisi Kedua. Jakarta :

Ghalia Indonesia.

Peraturan BI No.6/10/PBI/2004, Sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum.

Sadeli, H. Lili M. 2002. Dasar-dasar Akuntansi. Cetakan kelima. Jakarta:PT.

Bumi Aksara.

Sofyan Syafri Harahap. 2008. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta :

PT. Raja Grafindo Persada.

Sofyan Syafri Harahap. 2010. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta :

Rajawali Persada.

71

S. Munawir. 2004. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Ke-4, Liberty, Yogyakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI). 2004. Pernyataan StandarAkuntansi

Keuangan (PSAK ). Jakarta: Salemba Empat.

72

LAMPIRAN -LAMPIRAN

31 DES 2013 31 des 2012

1 2,934 2,4542 18,606 26,4323 195,000 50,000

PPA - Penempatan Pada Bank Lain -/- 1,950 5004 - -

PPA - Surat Berharga Yang Dimiliki -/- - -5 678,418 539,548

Pendapatan Margin Muabahah Yang Di Tangguhkan -/- 228,281 186,499PPA - Piutang murabah -/- 10,186 6,722PPA - Qard Gadai / Rahn -/- 61 52

6 - -PPA - Piutang Lain - Lain -/- - -

7 16,002 17,508PPA - Mudharabahah dan Musyarakah -/- 160 153

8 - -9 510 369

10 2,715 2,332Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap -/- 2,035 1,849

11 3,563 16,208

675,075 459,067

1 7,258 9,427728 9,427

- -2 5,916 2,5693 - -

- -- -

4 2,712 -5 99,589 99,2616 - -7 - -8 118,325 -9 317,202 22,945

55,015 44,477262,187 185,268262,187 185,268

- -10 100,000 100,000

- -- -

100,000 10,00011 24,073 186

- -24,073 18,065

675,075 459,067

Saldo Laba (Rugi)- Tahun Lalu-Tahun Berjalan

TOTAL PASSIVA

c. Modal Syariah

Beban YMHD (Pencadangan Sukuk)Kewajiban Lain - LainRupa-rupa PassivaDana Investasi Tidak Terikata. Tabungan Mudharabahb. Deposito Mudharabah- Rupiah- Valuta AsingEkuitasa. Modal Disetorb. Agio (disagio)

Surat Berharga Yang di Terbitkan (Sukuk)

TOTAL AKTIVApassiva

dana simpanan wadiaha. Giro Wadiahb. Tabungan WadaihKewajiban Segera LainnyaKewajiban Kepada Bank Indonesiaa. FPJPSb.LainnyaKewajiban Kepada Bank Lain

Aktiva Lain - Lain

AKTIVAKasGiro Bank indonesiaPenempatan Bank Lain

Surat berharga yang dimiliki

Piutang Murabahah

Piutan Lain - Lain

Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah

Pendapatan Yang Akan DiterimaBiaya Dibayar DimukaAktiva Tetap Dan Inventaris

POS - POS

LAPORAN POSISI KEUNGAN (NERACA)PER 31 DESEMBER 2013 dan 2012

(Jutaan Rupiah)

31 DES 2013 31 des 2012A1. 59,840 42,8122 2,194 2,8613 6,559 2,3044 833 1585 3,445 3,790

72,881 51,925B

a Bank - -b Bukan Bank 32,362 22,384c Bank Indonesia (FPJPS) - -

Jumlah Bagi Hasil 32,362 22,384C

40,591 29,54140,591 29,541

D1 Bonus Wadiah - -2 Beban Personalia 6,032 4,4383 Beban Administrasi dan Umum 878 8744 Penyusutan/Penyisihan/Amortisasi/Penghapusan 514 4,0455 Beban Lainnya 9,174 3,029

Jumlah Beban Operasional 16,598 12,359E 23,921 17,182

Pendapatan Non Operasional 16,110 1,119Biaya Non Operational 15,958 236LABA (RUGI) NON OPERASIONAL 152 883LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN 24,073 18,065

PENDAPATAN (BEBAN) OPERASIONAL BERSIH

Beban Operasional

Pendapatan OperasionalMargin MurabahahBagi Hasil MudharabahPendapatan Lain / BonusPendapatan Qard Gadai / RahnPendapatan Operasional LainnyaJumlah Pendapatan OperasionalBagi Hasil Untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat

Pendapatan Operasional Setelah Distribusi Bagi HasilUntuk Investor Dana Investor Tidak TerikatPendapatan Operasional Setelah Distribusi Bagi Hasil

POS - POS

PERHITUNGAN LABA RUGIUNTUK TAHUN TERAKHIR

PER 31 DESEMBER 2013 dan 2012(Jutaan Rupiah)

31 DES 2014 31 des 2013

1 4,156 2,9342 20,099 18,6063 220,000 195,000

PPA - Penempatan Pada Bank Lain -/- 2,200 1,9504 - -

PPA - Surat Berharga Yang Dimiliki -/- - -5 708,447 678,418

Pendapatan Margin Muabahah Yang Di Tangguhkan -/- 230,602 228,281PPA - Piutang murabah -/- 10,483 10,186

6 6,673 -PPA - Qard Gadai / Rahn -/- 69 61

7 Piutan Lain - Lain - -PPA - Piutang Lain - Lain -/- - -

8 Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah 13,631 16,002PPA - Mudharabahah dan Musyarakah -/- 136 160

9 Pendapatan Yang Akan Diterima - -10 Biaya Dibayar Dimuka 661 51011 Aktiva Tetap Dan Inventaris 3,113 2,715

Akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap -/- 2,306 2,03512 Aktiva Lain - Lain 3,971 3,563

TOTAL AKTIVA 725,954 675,075passiva

1 18,671 7,25818,671 728

- -2 4,485 5,9163 - -

- -- -

4 - 2,7125 99,828 99,5896 - -7 - -8 119,192 118,3259 340,656 317,202

57,443 55,015283,213 262,187283,213 262,187

- -10 100,000 100,000

- -- -

100,000 100,00011 43,123 24,073

511 -42,612 24,073

725,954 675,075-Tahun Berjalan

TOTAL PASSIVA

Ekuitasa. Modal Disetorb. Agio (disagio)c. Modal SyariahSaldo Laba (Rugi)- Tahun Lalu

- Valuta Asing

a. FPJPSb.LainnyaKewajiban Kepada Bank LainSurat Berharga Yang di Terbitkan (Sukuk)Beban YMHD (Pencadangan Sukuk)Kewajiban Lain - LainRupa-rupa PassivaDana Investasi Tidak Terikata. Tabungan Mudharabahb. Deposito Mudharabah- Rupiah

Kewajiban Kepada Bank Indonesia

AKTIVAKasGiro Bank indonesiaPenempatan Bank Lain

Surat berharga yang dimiliki

Piutang Murabahah

Piutang Qard Gadai / Rahn

Dana simpanan wadiaha. Giro Wadiahb. Tabungan WadaihKewajiban Segera Lainnya

POS - POS

LAPORAN POSISI KEUNGAN (NERACA)PER 31 DESEMBER 2014 dan 2013

(Jutaan Rupiah)

31 DES 2014 31 des 2013A1. 68,376 59,8402 2,434 2,1943 13,479 6,5594 834 8335 6,776 3,445

91,899 72,881B

a Bank - -b Bukan Bank 31,922 32,362c Bank Indonesia (FPJPS) - -

Jumlah Bagi Hasil 31,922 32,362C

59,977 40,59159,977 40,591

D1 Bonus Wadiah - -2 Beban Personalia 6,379 6,0323 Beban Administrasi dan Umum 1,547 8784 Penyusutan/Penyisihan/Amortisasi/Penghapusan 498 5145 Beban Lainnya 5,697 9,174

Jumlah Beban Operasional 14,121 16,598E 45,869 23,921

Pendapatan Non Operasional 17,727 16,110Biaya Non Operational 20,971 15,958LABA (RUGI) NON OPERASIONAL (3,244) 152LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN 42,612 24,073

PENDAPATAN (BEBAN) OPERASIONAL BERSIH

Beban Operasional

Pendapatan OperasionalMargin MurabahahBagi Hasil MudharabahPendapatan Lain / BonusPendapatan Qard Gadai / RahnPendapatan Operasional LainnyaJumlah Pendapatan OperasionalBagi Hasil Untuk Investor Dana Investasi Tidak Terikat

Pendapatan Operasional Setelah Distribusi Bagi HasilUntuk Investor Dana Investor Tidak TerikatPendapatan Operasional Setelah Distribusi Bagi Hasil

POS - POS

PERHITUNGAN LABA RUGIUNTUK TAHUN TERAKHIR

PER 31 DESEMBER 2014 dan 2013(Jutaan Rupiah)

31 DES 2015 31 des 2014

1. 4,808 4,1562 54,202 20,0993 166,000 220,0004 - -5 460,467 475,5186 82,736 13,6317 - -8 - -9 -/- 9,001 12,888

- 6,99090,001 5,898

10 Aset tetap dan inventasris 1,422 80611 Aset non produktif - -12 Cadangan kerugian penurunan aset lainnya -/- - -13 Aset Lainnya 4,708 4,632

765,342 725,954

1 Dana simpanan wadiah 15,886 18,6712 Dana investasi non profit sharing 386,574 340,7543 Liabilitas kepada Bank Indonesia - -4 Liabilitas kepada bank lain 8,117 -5 Surat berharga di terbitkan 100,000 99,8286 Liabilitas lainnya 84,523 4,6357 Dana investasi profit sharing - -8 Dana usaha 134,705 218,9449 Saldo Laba (Rugi) 35,537 43,122

765,342 725,954

TOTAL AKTIVALIABILITAS

TOTAL PASSIVA

b. Kolektif

ASETKasPenempatan pada Bank IndonesiaPenempatan Bank LainSurat Berharga yang dimilikiPembiayaan berbasis piutangPembiayaan bagi hasilPembiayaan sewaAset produktif lainnyacadangan kerugian penurunan nilai aset prodiktifa. Individual

POS - POS

LAPORAN POSISI KEUNGAN (NERACA)PER 31 DESEMBER 2015 dan 2014

(Jutaan Rupiah)

31 DES 2015 31 des 2014

A1 111,944 104,811

68,327 69,2105,471 2,434

38,146 33,1672 58,959 52,069

58,959 52,742- -

3 52,985 52,069B

1 17,214 4,775- -

753 3,07216,461 1,703

2 34,880 14,271- -

12,574 1,134- -- -- 258

15,381 7,5686,925 5,311

3 (17,666) (9,496)35,318 42,573

1 - -2 - -3 219 39

219 3935,537 42,612

- -35,537 42,612

LABA (RUGI) TAHUN BERJALAN SEBELUM PAJAKPajak penghasilanLABA (RUGI) TAHUN BERJALAN SETELAH PAJAK BERSIH

LABA (RUGI) NON OPERASIOANL

c. Kerugian terkait resiko operasionald. Komisi/provisi/fee dan administrasie. kerugian penurunan nilai aset lainnya (non keuangan)f. Beban tenaga kerjag. Beban lainnyaPendapatan (beban) Operasional LainnyaLABA (RUGI) OPERASIONAL

PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASINALKeuntungan (Kerugian) penjualan aset tetap dan investariskeuntungan (Kerugan) penjabaran transaksi valuta asingPendapatan (beban) non operasional lainnya

b. Kerugian Penurunan nilai aset keuangan (impairment)

Bagi hasil untuk pemilik dana investasia. Non profit sharingb. Profit sharingPendapatan setelah distribusi bagi hasilPendapatan Dan Beban Operasional Selain Penyaluran DanaPendapatan Operasional Lainnyaa. Pendapatan bank selaku Mudharib dalam mudharab Muqayyadahb. Komisi/provisi/fee dan administrasic. Pendapatan lainnyaBeban Operasional Lainnyaa. Beban bonus wadiah

c. lainnya

PERHITUNGAN LABA RUGIUNTUK TAHUN TERAKHIR

PER 31 DESEMBER 2015 dan 2014(Jutaan Rupiah)

POS - POSPENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL

Pendapatan Dan Beban Operasional Dari Penyaluran DanaPendapatan Penyaluran Danaa. Pendapatan dari piutangb. Pendapatan dari bagi hasil

RIWAYAT HIDUP

Penulis di lahirkan di Soppeng, Sulawesi Selatan

tepatnya di desa macini pada tanggal 01 Mei 1994.

Penulisan merupakan anak pertama dari dua bersaudara

dari pasangan Wenna dan Ernianti. Penulis memulai

pendidikan di Taman Kanak – kanak pertiwi pada tahun

1999, kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah

Dasar Negeri 06 Ujung Baru pada tahun 2000. Tahun 2006, penulis melanjutkan

pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Swasta DDI Pattojo Macini dan pada tahun

2009 melanjutkan pendidikan di sekolah Madrasah Aliyah DDI Pattojo Program

IPS. Pada tahun 2012, penulis diterima di Univeritas Muhammadiyah Makassar

melalui jalur seleksi umum pada jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.