SKENARIO 1 Wrap Up Blok urin - baixardoc

10
SKENARIO 1 BENGKAK SELURUH TUBUH Seorang anaka laki-laki berusia 6 tahun, dibawa ibunya ke dokter karena bengkak di seluruh tubuh, kelahan juga disertai dengan BAK menjadi jarang dan tampak keruh. Sebelum sakit, nafsu makan pasien baik. Pasien mengalami radang tenggorokan 2 minggu yang lalu, sudah berobat ke dokter dan dinyatakan sembuh. Riwayat sakit kuning sebelumnya disangkal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan KU : komposmentis,tekanan darah 110/70 mmHg, denyut nadi 100x/menit, suhu 37C, frekuensi nafas 24x/menit. Didapatkan bengkak pada kelopak mata, tungkai dan kemaluan. Pada abdomen didapatkan ascites. Jantung dan paru dalam batas normal. Pemeriksaam urinalisis didapatkan proteinuria dan hematuria. 1

Transcript of SKENARIO 1 Wrap Up Blok urin - baixardoc

SKENARIO 1

BENGKAK SELURUH TUBUH

Seorang anaka laki-laki berusia 6 tahun, dibawa ibunya ke dokter karena bengkak di

seluruh tubuh, kelahan juga disertai dengan BAK menjadi jarang dan tampak keruh. Sebelum

sakit, nafsu makan pasien baik. Pasien mengalami radang tenggorokan 2 minggu yang lalu,

sudah berobat ke dokter dan dinyatakan sembuh. Riwayat sakit kuning sebelumnya

disangkal.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan KU : komposmentis,tekanan darah 110/70 mmHg, denyut

nadi 100x/menit, suhu 37C, frekuensi nafas 24x/menit. Didapatkan bengkak pada kelopak

mata, tungkai dan kemaluan. Pada abdomen didapatkan ascites. Jantung dan paru dalam batas

normal. Pemeriksaam urinalisis didapatkan proteinuria dan hematuria.

1

KATA SULIT

1. Proteinuria : Adanya protein dalam urin.

2. Hematuria : Adanya sel darah merah dalam urin.

3. Urinalisis : Pemeriksaan urin untuk diagnosis dan deteksi kondisi kesehatan

tertentu.

PERTANYAAN

1. Apa penyebab bengkak seluruh tubuh ?

o Karena retensi cairan pada ginjal karena banyak makan makanan yang mengandung

garam tinggi.

2. Apa diagnosis dari kasus tersebut?

o Sindroma Nefrotik.

3. Apa penyebab hematuria dan proteinuria ?

o Karena ada kerusakan pada glomerulus sehingga darah dan protein tidak difiltrasi

kembali.

4. Apa hubungan radang tenggorokan dengan bengkak seluruh tubuh ?

o Masih terdapat kompleks antigen antibodi pada sirkulasi darah.

5. Mengapa BAKnya jarang ?

o Karena terdapat penimbunan cairan diseluruh tubuh.

6. Mengapa urinnya keruh ?

o Karena dalam urin terdapat eritrosit dan protein.

7. Apa pemeriksaan penunjang selain urinalisis ?

o Pemeriksaan darah (ureokreatinin), pemeriksaan urin khusus (CCT/LFG), USG ginjal,

BNOIVP.

8. Apa tatalaksana untuk pasien tersebut ?

o Farmakologi : deuretik.

Non farmakologi : makan makanan rendah garam, kateter, observasi cairan.

9. Mengapa pada pasien tidak ditemukan kelainan pada paru dan jantung ?

o Karena retensi cairan pada ginjal.

2

HIPOTESIS

Retensi cairan pada gingal dan kompleks imun pada sirkulasi darah adalah

penyebab dari Sindroma Nefrotik dan mempunyai faktor resiko seperti pernah terjadi

radang tenggorokan yang sudah sembuh. patofisiologinya terdapat kerusakan pada

glomerulus sehingga darah dan protein tidak difiltrasi kembali, retensi cairan pada

ginjal karena banyak makan makanan yang mengandung garam tinggi. terdapat

manifestasi klinik seperti bengkak seluruh tubuh terutama pada kelopak mata, tungkai

dan kemaluan, BAK jarang dan menjadi keruh. Sehingga dilakukan pemeriksaan

urinalisis selain itu juga terdapat pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan darah,

pemeriksaan urin khusus (CCT), USG ginjal dan BNOIVP. Diperoleh diagnosis

sindroma nefrotik terdapat juga diagnosis bandingnya seperti kelainan pada paru dan

jantung, kompleks imun. Dilakukan Tatalaksana secara farmakologi diberi deuretik

dan non farmakologi seperti makan makanan yang rendah garam, pemasangan kateter

dan observasi cairan yang masuk dan keluar tubuh.

3

SASARAN BELAJAR

1. Memahami dan menjelaskan anatomi ginjal dan saluran kemih

1.1 Anatomi Makro

1.2 Anatomi Mikro

2. Memahami dan menjelaskan Faal Ginjal, Pemebentukan Urin, dan Aspek Biokim

3. Memahami dan mejelaskan Sindroma Nefrotik

3.1 Definisi

3.2 Etiologi

3.3 Epidemiologi

3.4 Patofisisologi

3.5 Manifestasi klinik

3.6 Diagnosis dan Diagnosis banding

3.7 Pemeriksaan Penunjang

3.8 Tatalaksana

3.9 Komplikasi

3.10 Prognosis

3.11 Pencegahan

4. Memahami dan menjelaskan Kenajisan Urin dan Darah menurut Fiqih Islam

4

SASARAN BELAJAR

1. MEMAHAMI DAN MENJELASKAN ANATOMI GINJAL DAN

SALURAN KEMIH.

1.1 ANATOMI MAKRO

Ginjal terletak retroperitonium di depan dua costae terakhir (11 dan 12) dan tiga

otot besar (m. Transversus abdominalis, m. Quadratus lumborum, dan m. Psoas major)

dengan berat sekitar 120-150 gr. Ginjal berbentuk seperti kacang tanah yang dari luar

mempunyai :

1. Ekstrimitas superior/ cranialis/ polus cranialis

2. Ekstrimitas inferior/ caudalis/ polus caudalis

3. Margo lateralis lebih kedepan

4. Margo Medialis lebih kebelakang, dimana terdapat hilum renalis. Alat-alat yang

masuk dan keluar hilum renalis, diantaranya :

a. Arteri dan Vena Renalis

b. Nervus vasomotor simpatis

c. Pembuluh getah bening

d. Ureter.

Ginjal kiri lebih tinggi dibanding dengan ginjal kanan sekitar setengah

vertebrae, terletak mulai tepi atas VT 12 sampai VL 3, atau sekitar empat ruas

vertebrae. Karena ginjal kiri lebih tinggi maka ginjal kiri terdapat dua costae yaitu,

costae 11 dan 12, ginjal kanan hanya punya 1 costae yaitu, costae 12. Ginjal tidak

sejajar dengan linea medialis posterior. Axisnya miring, yaitu cranio media ke cranio

lateral.

Ginjal diliputi oleh kapsula cribrosa tipis mengkilat, yang berkaitan longgar

dengan jaringan dibawahnya dan dapat dilepaskan dengan mudah dari permukaan

ginjal, disebut Fascia Renalis. Ginjang juga mempunyai selubung yang langsung

membungkus ginjal disebut Capsula Fibrosa, sedangkan yang membungkus lemak

disebut capsula adiposa.

5

Secara umum, ginjal terdiri dari beberapa bagian:

a. Korteks, yaitu bagian ginjal di mana di dalamnya terdapat/terdiri dari korpus

renalis/Malpighi (glomerulus dan kapsul Bowman), tubulus kontortus proksimal dan

tubulus kontortus distalis.

b. Medula, yang terdiri dari 9-14 pyiramid. Di dalamnya terdiri dari tubulus rektus,

lengkung Henle dan tubukus pengumpul (ductus colligent).

c. Columna renalis bertini, yaitu bagian korteks di antara pyramid ginjal

d. Processus renalis, yaitu bagian pyramid/medula yang menonjol ke arah korteks

e. Hilus renalis, yaitu suatu bagian/area di mana pembuluh darah, serabut saraf atau

duktus memasuki/meninggalkan ginjal.

f. Papilla renalis, yaitu bagian yang menghubungkan antara duktus pengumpul dan

calix minor.

g. Calix minor, yaitu percabangan dari calix major.

h. Calix major, yaitu percabangan dari pelvis renalis.

i. Pelvis renalis, disebut juga piala ginjal, yaitu bagian yang menghubungkan antara

calix major dan ureter.

j. Ureter, yaitu saluran yang membawa urine menuju vesica urinaria.

6

Vaskularisasi ginjal terbagi dua, yaitu :

1. Medulla : Dari Aorta Abdominalis bercabang menjadi a.Renalis dextra dan sinistra,

masuk melalui hilum renalis menjadi a.Segmentalis (a.lobaris) a.interlobaris lalu

menjadi a.arcuata lanjut menjadi a.interlobularis lalu a.afferen dan selanjutnya

masuk ke bagian cortex renalis ke dalam glomerulus, dan terjadi filtrasi.

2. Cortex : a.afferen berhubungan dengan v.interlobularis, bermuara ke v.Arcuata

bermuara ke v.Interlobaris bermuara ke v.Lobaris (v.Segmentalis) bermuara ke

v.Renalis Dextra dan Sinistra selanjutnya ke Vena Cava Inferior.

Ciri Khusus vaskularisasi ginjal :

1. Unit dalam vas afferens, mempunyai myoepitel (pada capsula bowman) yang

berfungsi sebagai otot untuk berkontraksi

2. Ada hubungan langsung antara arteri dengan vena disebut arterio venosa

anastomosis.

3. Adanya END ARTERY yaitu, pembuluh nadi yang buntu yang tidak mempunyai

sambungan dengan kapiler, sehingga kalau terjadi penutupan yang lama akan

terjadi arteri degenerasi.

Inervasi :

- Plexus sympaticus renalis

- Serabut afferen melalui plexus renalis menuju medulla spinalis n.thoracalis X, XI,

dan XII.

Pembuluh Lymphe :

Mengikuti v.Renalis melalui nl.aorta lateral, sekitar pangkal a.renalis.

URETER

Ureter merupakan struktur tubular yang memiliki panjang 25 - 30 cm dan berdiameter 1,25

cm pada orang dewas. Dinding ureter dibentuk dari tiga lapisan jaringan. Lapisan bagian

dalam merupakan membran mukosa yang berlanjut sampai lapisan pelvis renalis dan

kandung kemih. Lapisan tengah terdiri dari serabut otot polos yang menstranpor urin melalui

ureter dengan gerakan peristaltis yang distimulasi oleh distensi urin di kandung kemih.

Lapisan luar ureter adalah jaringan penyambung fibrosa yang menyongkong ureter.

7

• Pars abdominalis ureter

Yaitu yang berada dari pelvis renalis sampai menyilang vasa iliaka. Vasa spermatika dan

ovarika interna menyilang ureter secara oblique. Ureter akan mencapai kavum pelvis dan

menyilang arteri iliaka eksterna.

• Pars pelvis ureter

Yaitu mulai dari persilangan dengan vasa iliaka sampai masuk ke buli-buli. Pars pelvis ureter

berjalan pada bagian dinding lateral dari kavumpelvis sepanjang tepi enterior dari insisura

iskiadika mayor dan tertutup oleh peritoneum. Ureter dapat ditemukan di depan arteri

hipogastrika bagian dalam nervus obturatoris arteri fasialis anterior dan arteri hemoroidalis

media. Pada bagian bawah insisura askhiadika mayor urewter agak miring ke bagian medial

untuk mencapai sudut lateral dari kandung kemih.

Di samping itu ureter secara radiologis dibagi 3 bagian yaitu :

− Ureter 1/3 Proksimal mulai dari pelvis renalis sampai batas atas sacrum.

− Ureter 1/3 medial mulai dari batas sacrum sampai pada batas atas bawah sacrum

sampai masuk ke buli-buli.

Lapisan Ureter ;

Dinding luar jaringan ikat (jaringan fibrosa)

Lapisan tengah (otot polos)

Lapisan sebelah dalam (lapisan mukosa)

Ureter diperdarahi oleh cabang dari a.renalis, aorta abdominalis, a.iliaca communis,

a.testicularis/ovarica serta a.vesicalis inferior. Sedangkan persarafan ureter melalui segmen

T10-L1 atau L2 melalui pleksus renalis, pleksus aorticus, serta pleksus hipogastricus superior

dan inferior.

(Sofwan, Achmad.2015.Anatomi Systema Urogenitale.Jakarta: Bagian Anatomi Universitas

Yarsi).

8

VESIKA URINARIA

Disebut juga bladder/kandung kemih, retroperitoneal karena hanya dilapisi peritoneum pada

bagian superiornya. Terletak pada region hypogastrica (supra pubis).

Vesica Urinaria mempunyai 4 bagian, yaitu :

a. Apex vesicale, dihubungkan ke cranial oleh urachus sampai ke umbilicus membentuk

ligamentum vesico umbilicale mediale.

b. Corpus vesicae, antara apex dan fundus.

c. Fundus (basis) vesicae, sesuai dengan basis.

d. Cervix vesicae, sudut caudal mulai uretra dengan ostium uretra internum.

Lapisan dalam vesica urinaria pada muara masuknya ureter terdapat plica ureterica yang

menonjol. Ketika VU ini kosong maka plica ini terbuka sehingga urin dapat masuk dari ginjal

melalui ureter, sedangkan ketika VU penuh maka plica ini akan tertutup karena terdorong

oleh urin sehingga urin tidak akan naik ke atas ureter.

Membran mukosa VU pada waktu kosong membentuk lipatan yang sebagian

menghubungkan kedua ureter membentuk plica interureterica. Bila dihubungkan dengan

ostium uretra internum maka akan membentuk segitiga yang disebut trigonum vesicae

(litaudi). Lapisan otot VU terdiri dari 3 otot polos membentuk trabekula yang disebut

m.Destrusor vesicae yang akan menebal di leher VU membentuk sfingter vesicae.

9

Perdarahan Vesica Urinaria

Berasal dari Aa.Vesicalis superior dan A.vesicalis inferior cabang dari A.iliaca interna,

sedangkan pembuluh baliknya melalui V.vesicalis menyatu disekeliling VU membentuk

plexus dan akan bermuara ke V.iliaca interna

Persarafan Vesica Urinaria

VU dipersarafi oleh cabang-cabang plexus hypogastricus inferior yaitu :

a. Serabut-serabut post ganglioner simpatis glandula para vertebralis L1-2

b. Serabut-serabut preganglioner parasimpatis N.S2,3,4 melalui N.splancnicus dan

plexus hypogastricus inferior mencapai dinding vesica urinaria.

URETRA

Merupakan saluran keluar dari urin yang dieksresikan oleh tubuh melalui ginjalm ureter,

vesica urinary, mulai dari ujung bawah VU sampai ostium uretra eksternum. Uretra pria lebih

panjang daripada wanita karena pada perjalanannya tidak sama dan beda alat-alat di panggul.

Uretra pria panjangnya sekitar 15-25 cm sedangkan wanita kurang lebih 4-5 cm.

Uretra pria dibagi atas :

a. Pars prostatica, uretra melalui prostat. Panjangnya sekitar 3cm.

b. Pars membranaceae, melalui trigonum urogenitalis. Panjangnya sekitar 2 cm.

c. Pars spongiosa, berjalan di dalam corpus cavernosum uretra, dimulai dari fossa

intratubularis sampai dengan pelebaran uretra yang disebut fossa terminalis (fossa

naviculare uretra).

10