Sistem Pengetahuan (Wawasan Sosial Budaya Maritim)
-
Upload
independent -
Category
Documents
-
view
3 -
download
0
Transcript of Sistem Pengetahuan (Wawasan Sosial Budaya Maritim)
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................2BAB I PENDAHULUAN.....................................3 Latar Belakang....................................3 Maksud dan Tujuan.................................4 Rumusan Masalah...................................4
BAB II PEMBAHASAN.....................................5 Pengertian Sistem Pengetahuan.....................5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan.......6 Macam-macam Sistem Pengetahuan....................7 Sistem Pengetahuan Masyarakat Maritim............10
BAB III PENUTUP......................................16 KESIMPULAN.......................................16
DAFTAR PUSTAKA.......................................17
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah tercinta atas anugrah kepekaan rasa
dalam menerima segala keindahan dan kenikmatan. Tak lupa kita
hanturkan salam dan shalawat atas nabi besar Muhammad SAW.
Alhamdulillah berkat rahmat ,hidayah,kesehatan, dan kesempatan
yang diberikan oleh Allah(Tuhan Maha Kuasa) kami selaku kelompok
IV dapat menyelesaikan tugas makalah wawasan sosial budaya
maritim yang berjudul “Sistem Pengetahuan” yang diberikan oleh
Bapak Dr. A. Adri Arief, S.Pi. N.Si. Tugas ini kami susun berkat
bantuan dan sumber informasi yang kami peroleh. Kurang lebih dua
minggu waktu yang diberikan untuk menyelesaikan tugas ini, dan
sekarang , alhamdulillah tugas ini dapat kami selesaikan. Begitu
benyak kendala yang kami alami dalam mengerjakan tugas ini, Namun
berkat bantuan dari beberapa pihak dan sumber informasi terutama
bapak yang telah memberikan sedikit penjelasan tentang sistem
pengetahuan masyarakat maritim.
Akhir kata mohon maaf jika makalah yang kami buat tidak
sempurna, karena sesungguhnya kesempurnaan itu hanyalah milik
Allah, semoga banyak ilmu yang bermanfaat yang bisa kalian
dapatkan dalam makalah ini.
Makassar, 22 September 2014
2
Penyusun
Kelompok IV
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebudayaan pada dasarnya adalah keseluruhan pengetahuan
yang dimiliki secara bersama oleh warga suatu masyarakat.
Pengetahuan yang telah diakui sebagai kebenaran sehingga
fungsional sebagai pedoman. Satuan-satuan pengetahuan itu
terumuskan dalam wujud kata-kata, kalimat-kalimat, ungkapan-
ungkapan, pepatah-petitih, peribahasa, wacana-wacana, dalil-
dalil, rumusan-rumusan, bahkan teori-teori. Keseluruhannya
digunakan secara selektif dan kontekstual sesuai dengan
kebutuhan atau persoalan yang dihadapi. Penggunaan
pengetahuan oleh orang per orang atau kelompok orang atau
masyarakat, menggambarkan bahwa sejatinya pengetahuan
dimaksud telah dipahami, diresapi, dan diyakini berkat adanya
3
suatu proses pendidikan panjang (dari sejak kecil sampai
dewasa) dalam bentuk internalisasi dan sosialisasi.
Pengetahuan sebagai salah satu dari tujuh unsur
kebudayaan yang bersifat universal menurut Koentjaraningrat
tidak dapat dilepaskan dari kehidupan manusia. Pengetahuan
juga adalah salah satu aspek yang membedakan manusia dengan
makhluk lainnya. Bahkan dewasa ini pengetahuan manusia sudah
berkembang menjadi ilmu pengetahuan. Pengetahuan sejatinya
memiliki konsep yang cukup luas. Hal ini terlihat dari ruang
lingkupnya yang mencakup beberapa hal yang cukup luas jika
dirinci. Luasnya ruang lingkup pengetahuan manusia itu karena
dipengaruhi oleh beberapa faktor. Permasalahan-permasalahan
itulah yang akan dibahas dalam makalah ini.
4
Maksud dan Tujuan
Makalah yang berjudul “ Sistem Pengetahuan” memiliki maksud
untuk memenuhi tugas mata kuliah Wawasan Sosial Budaya
Maritim yang diberikan oleh Bapak Dr. A. Adri Arief, S.Pi. N.
Adapun tujuan pembuatan makalah ini yaitu untuk memerikan
gambaran kepada saya dan orang-orang yang membaca makalah ini
tentang bagaimana sebenarnya sistem pengetahuan masyarakat
Indonesia khususnya masyarakat maritim yang memiliki potensi
yang sangat luar biasa namun belum mampu memanfaatkannya
secara maksimal. Dan bagaimana kita memaknai sistem
pengetahuan itu sebagai acun untuk mengembangkan sistem
pengetahuan itu.
Rumusan Masalah
1. Pengertian Sistem Pengetahuan
2. Faktor-faktor yang Menpengaruhi Pengetahuan
3. Macam-macam Sistem Pengetahuan
4. Bagaimana Sistem Pengetahuan masyarakat maritim
5
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian Sistem Pengetahuan
Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam
bahasa Inggris yaitu knowledge. Dalam Encyclopedia of
Philosophy dijelaskan bahwa difinisi pengetahuan adalah
kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief).
Sedangkan secara terminologi definisi pengetahuan ada
beberapa definisi.
a) Pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil
pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil
dari kenal, sadar, insaf, mengerti dan pandai.
Pengetahuan itu adalah semua milik atau isi pikiran.
Dengan demikian pengetahuan merupakan hasil proses dari
usaha manusia untuk tahu.
b) Pengetahuan adalah proses kehidupan yang diketahui
manusia secara langsung dari kesadarannya sendiri. Dalam
hal ini yang mengetahui (subjek) memiliki yang diketahui
(objek) di dalam dirinya sendiri sedemikian aktif
sehingga yang mengetahui itu menyusun yang diketahui
pada dirinya sendiri dalam kesatuan aktif.
Dalam arti lain, Pengetahuan merupakan pengalaman yang
bermakna dalam diri tiap orang yang tumbuh sejak ia
dilahirkan. Oleh karena itu, manusia yang normal, sekolah
6
atau tidak sekolah, sudah pasti dianggap memiliki
pengetahuan. Pengetahuan dapat dikembangkan manusia karena
dua hal. Pertama, manusia mempunyai bahasa yang dapat
mengkomunikasikan informasi dan jalan pikiran yang melatar
belakangi informasi tersebut. Kedua, manusia mempunyai
kemampuan berpikir menurut suatu alur pikir tertentu yang
merupakan kemampuan menalar. Penalaran merupakan suatu proses
berpikir dalam menarik suatu kesimpulan yang berupa
pengetahuan.
Selanjutnya dalam kaitannya dengan ilmu. Ilmu sesungguhnya
merupakan pengetahuan yang sudah mencapai taraf tertentu yang
telah memenuhi sistematika, memiliki objek kajian, dan metode
pembahasan akan kajian tersebut . ilmu dapat diartikan
sebagai pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan
menggunakan kekuatan pemikiran, dimana pengetahuan tersebut
selalu dapat dikontrol oleh setiap orang yang ingin
mengetahuinya.
Ilmu pengetahuan bersifat fungsional dalam kehidupan manusia
sehari hari. Jika pengetahuan dan ilmu pengetahuan diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari dalam rangka menghasilkan
sesuatu, maka akan menghasilkan kemampuan apa yang kemudian
disebut sebagai teknologi. Oleh karena itu, sebagai mana
dikatakan Brown dan Brown (1980), bahwa teknologi pada
hakikatnya merupakan penerapan pengetahuan oleh manusia guna
mengerjakan sesuatu tugas yang dikehendakinya. Dengan kata
7
lain, teknologi merupakan penerapan praktis pengetahuan untuk
mengerjakan sesuatu yang diinginkan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Pengetahuan seseorang terhadap satu atau beberapa hal
berbeda dengan orang lain. hal tersebut dipengaruhi oleh
beberapa hal, baik dari intern manusia itu sendiri, ataupun
dari ekstern manusia itu sendiri. Pengetahuan seseorang
dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
1) Pendidikan
Pendidikan” adalah sebuah proses pengubahan sikap dan
tata laku seseorang atau kelompok dan juga usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan, maka jelas dapat kita kerucutkan sebuah visi
pendidikan yaitu mencerdaskan manusia.
2) Media
Media yang secara khusus didesain untuk mencapai
masyarakat yang sangat luas. Jadi contoh dari media
massa ini adalah televisi, radio, koran, dan majalah.
3) Keterpaparan informasi
Pengertian informasi menurut Oxfoord English
Dictionary, adalah “that of which one is apprised or told:
intelligence, news”. Kamus lain menyatakan bahwa informasi
adalah sesuatu yang dapat diketahui. Namun ada pula yang
menekankan informasi sebagai transfer pengetahuan.
Informasi itu sendiri mencakup data, teks, image, suara,
8
kode, program komputer, databases . Adanya perbedaan
definisi informasi dikarenakan pada hakekatnya informasi
tidak dapat diuraikan (intangible), sedangkan informasi
itu dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, yang diperoleh
dari data dan observasi terhadap dunia sekitar kita
serta diteruskan melalui komunikasi
4) Pengalaman
Pengalaman dialami oleh manusia karena manusia selalu
berkarya, baik secara sengaja maupun tidak disengaja.
Pengalaman yang dialami manusia dapat berbekas dalam
ingatan manusia yang secara langsung maupun tidak
langsung dapat mempengaruhi pengetahuan manusia itu
sendiri. Semakin banyak pengalaman yang dialami oleh
seseorang, maka kemungkinan semakin banyak pula
pengetahuan yang dimiliki oleh orang tersebut
Macam-macam Sistem Pengetahuan1. Pengetahuan Pra Ilmiah
Pengetahuan pra ilmiah diperoleh terutama dengan
mengandalkan dugaan perasaan, keyakinan dan tanpa diikuti
proses pemikiran yang cermat . oleh karenanya pencarian
pengetahuan dengan cara ini persentase kebenarannya
sangat rendah. Pengetahuan yang diperoleh mungkin saja
benar atau mungkin saja salah. Sampai saat ini belum ada
metode tertenu yang dapat digunakan untuk mendekati
kebenaran pengetahuan pra ilmiah, namun pada umumnya
9
manusia melakukan pendekatan terhadap suatu hal melalui
beberapa cara berikut ini :
Mitos
Merupakan gabungan dari pengamatan, pengalaman
namun sebagian lainnya berupa dugaan, imajinasi dan
kepercayaan. Mitos dapat diterima karena
keterbatasan pengindraan, penalaran, hasrat ingin
tahu yang harus dipenuhi manusia.
Wahyu
Merupakan komunikasi antara Sang Pencipta dengan
makhluknya dan merupakan substansi pengetahuan yang
disampaikan kepada utusannya. Manusia dalam menerima
pengetahuan ini bersifat pasif, namun dengan
keyakinan bahwa semuanya benar. Wahyu merupakan
kebenaran mutlak dan tidak dapat dipertanyakan dan
diperdebatkan kebenarannya dengan akal pikiran
manusia namun dapat dipelajari maksud atau makna
yang terkandung didalamnya
Otoritas dan Tradisi
Pengetahuan yang teah ada sering digunakan pleh
pemimpin atau secara tradisi untuk menyatakan
kebenaran. Sebagai contoh sampai abd pertengahan,
manusia menganggap bumi adalah pusat dari alam
semesta, sehingga saat Corpenicus menyatakan bahwa
bumi bukan sebagai pusat alam semesta dan hanya
10
merupakan planet dari sistem tata surya, maka
penguasa dan kepercayaan pada saat itu menolak
dengan keras. Sampai-sampai Bruno sebagai pengikut
Copernicus dengan paham tadi serta penemuan-penemuan
yang lain yang sangat bertentangan dengan penguasa
saat itu, dianggap kemasukan setan dan dibakar mati
pada tahun 1600.
Prasangka
Berupa dugaan yang kemungkinannya benar atau
salah. Dengan prasangka orang sering mengambil
keputusan atau kesimpulan yang keliru. Cara ini
hanya berguna untuk mencari kemungkinan lain tentang
konsep kebenaran
Intuisi
Istilah untuk kemampuan memahami sesuatu tanpa
melalui penalaran rasional dan intelektualitas.
Sepertinya pemahaman itu tiba-tiba saja datangnya
dari dunia lain dan di luar kesadaran. Intuisi
manusia terkadang tidak terlalu tajam melihat dan
memproyeksikan masa depan, dengan kata lain secara
intuitif tidak mempunyai logika atau pola berpikir
tertentu serta langkah sistematik dan terkendali.
Contohnya seorang astrolog pada saat meramal nasib
seseorang, disamping menggunakan rumusanya, juga
sering menggunakan intuisinya.
Penemuan Kebetulan
11
Beberapa pengetahuan pada awalnya ditemukan secara
kebetulan dan bebrapa diantaranya adalah sangat
berguna. Sebagai contoh adalah penemuan obat kina
sebagai obat malaria. Seorang pengembara yang sedang
mengalami demam malaria melalui sebuah rawa, karena
merasa haus, ia meminum air rawa tersebut. Namun
demikian air rawa terasa pahit karena mengandung
ekstrak pohon kina besar yang tumbang didalamnya.
Ternyata setelah meminum air tersebut demam yang
dideritanya berangsur-angsur sembuh.
Cara coba-coba
Cara ini merupakan serangkaian percobaan asal atau
coba-coba saja yang tidak didasari oleh teori yang
adasebelumnya, sehingga tidak memungkinkan
diperolehnya kepastian pemecahan suatu masalah atau
hal yang diketahui. Cara ini mengandung uncur
pembelajaran dengan pengalaman yang bertambah, waktu
yang lama dan biaya yang relatif besar.
Kebenaran pengetahuan yang diperoleh melalui beberapa
cara di atas yang sifatnya pra ilmiah, hal ini berarti
kebenaran tersebut tidak mempunyai arti sama sekali.
Kebenaran melalui cara ini juga terkadang dapat digunakan
sebagi penunjang untuk melakukan penelitian ilmiah
sehingga yang tadinya tidak ilmiah dapat berubah mencadi
bersifat ilmiah jika diteliti secara ilmiah. Artinya
12
tidak menutup kemungkinan suatu jenis pengetahuan pra
ilmiah akan menjadi ilmiah apabila memenuhi kriteria-
kriteria pengetahuan secara ilmiah.
2. Pengetahuan Ilmiah
Pencarian pengetahuan dengan cara ilmiah dilakukan
berdasarkan pemikiran rasional, pengalaman empiris maupun
berdasarkan referensi pengalaman sebelumnya. Pengetahuan
yang diperoleh dengan menggunakan cara atau metode ilmiah
disebut ilmu. Artinya nanti dapat disebut ilmu apabila
memenuhi dua kriteria utama yaitu rasional dan empirik.
Menurut Helmy A. Kotto, ilmu pengetahuan adalah
kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematik,
konsisten, dan berkesinambungan serta telah teruji
kebenarannya dan dapat diandalkan kegunaannya bagi
manusia.
Adapun kriteria Ilmu Pengetahuan sebagai berikut :
Logis atau Masuk Akal
Sesuai dengan kaidah ilmu pengetahuan yang diakui
kebenarannya.
Objektif
Harus sesuai objek yang dikaji dan didukung oleh
fakta empiris.
Metodik
Pengetahuan diperoleh dengan cara-cara tertentu
teratur, dirancang, diamati, terkontrol.
Sistematik
13
Pengetahuan disusun dalam satu sistem yang satu
dengan yang lainnya saling berkaitan dan saling
menjelaskan sehingga merupakan satu kesatuan yang
utuh.
Universal
Pengetahuan berlaku untuk siapa saja dan dimana
saja dengan tata cara dan variable eksperimentasi
yang sama, akan diperoleh hasil hasil yang sama atau
konsisten
Komulatif Berkembang
Khasanah ilmu pengetahuan selalu bertambah dengan
hadirnya ilmu pengetahuan baru. Ilmu pengetahuan
yang terbukti salah harus diganti dengan pengetahuan
yang benar (sifatnya tentatif)
Sistem Pengetahuan Masyarakat Maritim
Masyarakat Pesisir meyakini bahwa lautan yang dimiliki
oleh mereka berdasarkan pembagian kawasan laut yang disahkan
oleh Raja Desa itu merupakan suatu sumber daya alam yang
dijadikan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan lebihnya dijual
untuk keuntungannya.
Karakteristik masyarakat pesisir berbeda dengan
karakterisik masyarakat agraris atau petani. Dari segi
penghasilan, petani mempunyai pendapatan yang dapat
dikontrol karena pola panen yang terkontrol sehingga hasil
pangan atau ternak yang mereka miliki dapat ditentukan untuk
14
mencapai hasil pendapatan yang mereka inginkan. Berbeda
halnya dengan masyarakat pesisir yang mata
pencahariannya didominasi dengan pelayan. Pelayan bergelut
dengan laut untuk mendapatkan penghasilan, maka pendapatan
yang mereka inginkan tidak bisa dikontrol. “Nelayan
menghadapi sumberdaya yang bersifat open acces dan beresiko
tinggi. Hal tersebut menyebabkan masyarakat pesisir sepeti
nelayan memiliki karakter yang tegas, keras, dan terbuka”
(Satria, 2002).
Selain itu, karakteristik masyarakat pesisir dapatdilihat dari beberapa aspek diantaranya, aspek pengetahuan,kepercayaan (teologis), dan posisi nelayan sosial. Dilihatdari aspek pengetahuan, masyarakat pesisir mendapatpengetahuan dari warisan nenek moyangnya misalnya merekauntuk melihat kalender dan penunjuk arah maka merekamenggunakan rasi bintang.
Secara garis besar Sistem pengetahuan kemaritiman
dapat digolongkan menjadi tiga golongan yaitu: pengetahuan
pelayaran, pengetahuan kondisi lingkungan dan sumber daya
laut, dan pengetahuan lingkungan sosial budaya. Yang dimana
ketiga subsistem pengetahuan ini berkaitan satu sama lain
secara fungsional.
1. Pengetahuan Pelayaran Memiliki pengetahuan tentang
musim, kondisi cuaca dan suhu , kondisi dasar, dan
tanda-tanda alam lainnya merupakan hal-hal yang mutlak
diperlukan dan diketahui oleh nelayan khususnya. Dengan
berbekal pengetahuan tersebut nelayan mampu menentukan
15
waktu-waktu kegiatan pelayaran yang efektif dan menjamin
keselamatan di Laut. Di Nusantara ini, Masyarakat
nelayan memiliki pengetahuan tentang dua tipe musim
yaitu musim barat dan musim timur, yang memiliki pola
dan karakteristik masing-masing, sebagai berikut:
Musim barat terjadi pada bulan Desember sampai dengan
Juni ditandai dengan hujan lebat, angin/badai besar
dan arus kuat dari arah barat ke timur. Pada musim
ini kemungkinan untuk melakukan aktifitas pelayaran
sangat kurang.
Musim timur terjadi pada bulan Juli Desember ditandai
dengan angin dan arus gerak lemah dari timur ke
barat. Pada musim ini memberikan peluang besar bagi
nelayan untuk melakukan aktifitasnya secara intensif.
Selain dari kedua musim tersebut Nelayan juga harus
mengetahui musimberikut :
Musim peralihan merupakan peralihan musim barat ke
musim timur yang
berlangsung selama kurang lebih tiga bulan yakni
bulan Mei sampai dengan Juli.Musim ini ditandai
dengan goncangan ombak kurang menentu yang tak henti-
hentinya.
Selain musim barat, musim timur, dan musim peralihan
terdapat pula musim yang memungkinkan nelayan untuk
menangkap ikan. Musim ini berlangsung antara bulan
Oktober sampai dengan April. Nelayan pulau Sembilan
16
mengetahui secara pasti waktu-waktu yang tepat untuk
menangkap ikan.. Terjadinya perubahan musim, perubahan
cuaca dan suhu, kondisi air laut, kondisi dasar,
membawa pengaruh positif dan negatif pada aktivitas
pelayaran yang dilakukan oleh nelayan. Ditinjau dari
pengalaman dan warisan pengetahuan, Nelayan memiliki
perangkat-perangkat pengetahuan tentang lokasi-lokasi
berbahaya, seperti selat-selat yang memiliki banyak
pusaran air, tempat-tempat yang dihuni oleh banyak
hiu, gurita, dan paus. Nelayan juga memiliki
pengetahuan tentang tempat-tempat keramat yang dihuni
oleh hantu-hantu laut, dan juga tempat-tempat yang
aman untuk dilalui dan digunakan sebagai tempat
beristirahat. Selain itu, Nelayan juga memiliki
pengetahuan tentang kondisi dasar (dalam, dangkal,
berpasir, berlumpur, berbatu-batu, rata, landai,
curam) dan kondisi air laut (berombak dan berarus).
Pengetahuan seperti ini diperlukan bagi pilihan
penggunaan tipe-tipe alat tangkap.
2. Pengetahuan tentang Lingkungan dan Sumber Daya Laut.
Kategori pengetahuan masyarakat maritim tentang
lingkungan dan sumber daya laut berbeda dari satu kelompok
ke kelompok atau komunitas dari satu tempat ke tempat
lain. Sebagai contoh, Nelayan Indonesia yang memiliki
klasifikasi pengetahuan lokal seperti berikut : Udang
laut. Nelayan pengguna kawasan karang Sulawesi Selatan
17
mengetahui tiga jenis udang/ lobster merupakan komoditi
ekspor andalan, yaitu udang mutiara, udang bamboo, dan
udang kipas. Teripang. Nelayan pulau Sembilan mengenal
kurang lebih 20 jenis teripang, diantaranya ialah teripang
koro, teripang buang kulit asli, teripang buang kulit
biasa, teripang tai kongkong, teripang batu, teripang
tenas, teripang pandang .Sedangkan para pedagang di
Makassar hanya mengetahui kurang lebih 40 jenis teripang.
Bagi nelayan pulau Sembilan, berbagai klasifikasi biota
liar dan tidak liar, seperti penyu, hiu, siput (lola,
kima, mata tujuh,dll), akar bahar, rotan laut, dan agar-
agar merupakan komoditi tangkapan utama nelayan untuk
diekspor sejak abad ke-16. Walaupun Nelayan memiliki
banyak pengetahuan mengenai hal tersebut namun klasifikasi
pengetahuan nelayan lokal masih dinilai sangat minim, hal
ini dikarenakan nelayan hanya perlu memberi nama pada
jenis-jenis ikan dan biota lainnya berdasarkan nilai
ekonominya, berbahaya, bermakna simbolik, dan berfungsi
praktis bagi kehidupan masyarakat nelayan. Berbeda dengan
pengetahuan dari komunitas saintis (dosen, mahasiswa,
peneliti, pengelola laboratorium, ahli lingkungan dan
pengelola museum) yang mengetahui ratusan bahkan ribuan
jenis ikan dan biota laut lainnya dengan nama/istilah
latin. Mereka mengetahui lokasi dan perkembangbiakan,
kondisi populasi dan perilaku biota laut melalui
pendidikan dan penelitian ilmiah.
18
3. Pengetahuan tentang Lingkungan Sosial
Masyarakat maritim khususnya nelayan memerlukan dan
memiliki pengetahuan tentang lingkungan sosial di
sekelilingnya dengan siapa mereka bertransaksi, bekerjasama,
meminta jasa perlindungan keamanan, atau sebaliknya
melakukan persaingan dan konflik memperebutkan potensi
sumber daya dan jasa-jasa laut Lingkungan sosial masyarakat
maritim berdasarkan buku Wawasan Sosial Budaya Maritim
(2011:111) meliputi:
• Para pedagang hasil laut, pengusaha modal, pasar,
industry hasil laut, tukang perahu, pembuat alat-alat
tangkap, toko bahan pembuatan alat tangkap dan alat-alat
pertukangan serta bahan perlengkapan dan perbekalan ke laut.
• Kelompok-kelompok nelayan penyaing yang mengusahakan
hasil laut yang sama. Penggunaan tipe teknologi tangkap
lain, kelas usaha perikanan yang lebih tinggi dan dominan,
petambak dan pembudidaya laut, yang berasal dari daerah dan
suku bangsa yang berlainan atau sama.
• Pihak pemerintah dari instansi terkait, aparat
keamanan laut, peneliti. Pemerhati lingkungan laut, LSM,
lembaga donor, pelayar, petambang, industri pariwisata,
seniman, dan ragawan laut, pencari harta karun, dan
sebagainya. Pengetahuan mengenai hal-hal tersebut dapat
digunakan sebagai bahan acuan dalam menentukan sikap dan
membuat suatu keputusan.
19
Contoh lain yang dapat kita lihat tentang pengetahuan yaitu
Pengetahuan tentang pelayaran nelayan patorani
Sistem pengetahuan tentang pelayaran nelayan patorani meliputi
unsur-unsur pengetahuan, seperti :
a) Pengetahuan tentang berlayar : adanya kepercayaan terhadap
roh-roh yang mendiami satu tempat atau lokasi penangkapan.
Untuk menghindari murkanya maka kesemuanya harus diselati
melalui upacara selamatan membuang daun sirih dari tembakau.
b) Pengetahuan tentang musim dan hari pemberangkatan: Untuk
kelompok pa’rengge, bulan Oktober/November dan untuk kelompok
pa’ttorani, bulan Maret/April (Musim Timur). Kegiatan ini
dikenal dengan istilah “assawakung” meninggalkan desa mencari
daerah tangkapan (fishing ground). Penetapan “hari baik”
berdasarkan kepercayaan yang diyakininya juga tertampilkan.
Hari senin dan kamis merupakan hari yang dipercayai oleh
masyarakat nelayan di desa ini sebagai “hari baik” untuk
melakukan “assawakung”.Mereka percaya, bahwa kesalahan dalam
penentuan waktu pemberangkatan dapat menimbulkan hal yang
fatal. Oleh karena itu pencatatan waktu pemberangkatan harus
diperhitungkan secara cermat dan teliti mungkin. Penentuan
hari baik dan hari jelek berdasarkan pada tradisi dan
kebiasaan yang sudah lama dipertahankan atau berdasarkan pada
tradisi dan kebiasaan yang sudah lama dipertahankan atau
berdasarkan pengalaman yang berlangsung kali teruji
kebenarannya, seperti hari pemberangkatan sedapat mungkin
20
hari selasa, rabu, sabtu, dan minggu. Selain hari itu
merupakan pantangan untuk dijadikan sebagai hari
pemberangkatan.
c) Pengetahuan tentang awan: kondisi awan juga menjadi pedoman
bagi nelayan torani dalam melakukan aktivitasnya, seperti:
bila awan tidak bergerak tetap pada posisinya berarti teduh
dan angin tidak bertiup kencang, bila awan bergerak selalu
berubah-ubah bentuk berati akan ada angin kencang atau badai,
bila arah awan gelapnya dari barat akan menuju timur berarti
akan datang hujan atau badai.
d) Pengetahuan tentang bintang (mamau) dan Bulan : tanda lain
yang sering juga diperhatikan adalah dengan melihat bintang,
seperti; bintang porong-porong akan terjadi musim barat,
bintang tanra tellu akan terjadi hujan lebat, bintang
wettiung menjadi pedoman berlayar, bintang mano dan
sebagainya.
e) Pengetahuan tentang petir dan kilat: petir dan kilat dimaknai
suatu kekuatan bertujuan untuk mengusir/mengejar setan dilaut
yang menganggu nelayan beraktivitas. Oleh karena itu, setiap
ada petir maupun kilat nelayan-nelayan patorani menghentikan
aktivitas sejenak lalu membaca doa keselamatan.
f) Pengetahuan tentang gugusan karang (sapa) : pengetahuan
mengenai keberadaan gugusan karang (sapa) melalui tanda-tabda
seperti; adanya pantulan sinar matahari yang nampak kelihatan
bercahaya, keadaan ombak disekitar karang tenang dan tidak
21
berarus, adanya gerombolan burung yang terbang rendah dengan
menukik dan berkicau.
g) Pantangan (pamali) yang berkaitan dalam aktivitas pelayaran:
hal-hal yang harus dihindari selama aktivitas pelayaran
menurut kepercayaan nelayan adalah; tidak boleh bersiul-siul
karena akan mengundang datangnya angin, dilarang mencelupkan
alat-alat dapur di laut karena dapat mendatangkan badai,
dilarang menghalagi atau menegur jalan seorang nelayan
apabila hendak menuju ke perahu, dilarang memanggil orang
yang berada di daratan apabila sedang berada di atas perahu,
dilarang takabbur atau bicara hal-hal yang tidak sopan karena
mengundang datangnya ikan hiu, dilarang tidur tengkurap atau
tiarap selama berlayar.
Sistem pengetahuan lokal nelayan patorani sarat dengan
pola-pola yang mempraktekkan sistem pengetahuan tradisional
yang bersumber dari pengalaman yang diturunkan dari generasi
ke generasi. Bertahannya sistem pengetahuan lokal disebabkan
oleh kuatnya kepercayaan bagi nelayan patorani yang memandang
nilai keseimbangan mikro kosmos terhadap makrokosmos sesuatu
yang fundamental dalam interaksi manusia dan alam fisik.
22
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN
Pada dasarnya kebudayaan manusia atau masyarakat
dipengaruhi oleh beberapa unsur, salah satunya
adalah pengetahuan. Sebagai makhluk berakal manusia
menggunakan pengetahuan untuk menjawab berbagai
persoalan hidup dengan cara yang diyakininya
sehingga cara tersebut dianut secara turun temurun
dalam suatu masyarakat dan menjadi seuatu
kebudayaan.
Masyarakat pesisir pada umumnya mempunyai
kebudayaan yang berbeda dengan masyarakat non
pesisir karena adanya perbedaan kebutuhan dan
kondisi lingkungan. Pengetahuan masyarakat pesisir
yang identik dengan pengetahuan nelayan atau
penangkap ikan cenderung mengarah kepada pengetahuan
pelayaran, pengetahuan mengenali cuaca dan kondisi
alam serta pengetahuan tentang lingkungan sosial
masyarakat pesisir. Pengetahuan-pengetahuan tersebut
dianut masyarakat pesisir sebagai suatu cara untuk
23
memenuhi kebutuhan mereka yang kemudian
diaplikasikan dalam suatu tindakan atau tata
kelakuan yang memasyarat dan akhirnya menjadi suatu
budaya masyarakat pesisir.
24
DAFTAR PUSTAKA
Herminanto and winarno. 2013. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar . Jakarta : Bumi Aksara
Buku Ajar Sosial Budaya Maritim. Makassar:UPT.MKU Unhas.
Hanapi Usman,dkk. 2013.Buku Ajar Wawasan Ipteks.Makassar:UPT.MKU Unhas.
Sulviyana, dkk. 2012. Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir.
Fakultas Kedokteran Universitas Haluoleo Kendari.
http://triachia.blogspot.com/2013/10/masyarakat-pesisir-ditinjau-dari-
segi.html
25