RENCANA PERAWATAN ODONTEKTOMI yopi

12
RENCANA PERAWATAN ODONTEKTOMI GIGI MOLAR KETIGA BAWAH KANAN Operator: Anandya Yopi Prastama 071611101075 Instruktur: drg. Budi Yuwono, M.Kes BAGIAN BEDAH MULUT

Transcript of RENCANA PERAWATAN ODONTEKTOMI yopi

RENCANA PERAWATAN ODONTEKTOMI

GIGI MOLAR KETIGA BAWAH KANAN

Operator:Anandya Yopi Prastama

071611101075

Instruktur:drg. Budi Yuwono, M.Kes

BAGIAN BEDAH MULUT

RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUTFAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER2013

I. Identitas Penderita

Nama : Khoirul Afif B.P

Umur : 22 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : Mahasiswa UPN Veteran Surabaya

Alamat : Situbondo

II. Anamnesa

Gigi belakang bawah kanan tumbuh sebagian. Pasien

pernah merasa sakit pada gusi belakang bawahnya

pada saat menggigit makanan dan diobati albotyl.

Obat dioleskan pada gusinya yang sakit tersebut dan

sakitnya sedikit reda. Keadaan sekarang tidak

sakit.

III. Kajian Rontgenologis

Gambar :

a. Klasifikasi :

Hubungan gigi M3 terhadap ramus mandibula dan

gigi M2

Klas I : ruang yang cukup antara ramus dan sisi

distal M2 untuk ditempati mahkota M3 diameter

mesial distal.

b. Kedalaman relatif di dalam tulang rahang

Level A : bagian yang paling tinggi dari gigi

impaksi M3 terletak pada atau diatas garis

oklusal dan servikal gigi M2.

c. Posisi sumbu panjang gigi impaksi terhadap sumbu

panjang gigi M2 adalah posisi vertikal dan

bukoversi.

d. Jumlah/bentuk akar gigi impaksi

Jumlah akar gigi impaksi 2 dan berbentuk

konvergen.

e. Indeks kesulitan

Hubungan dengan rahang Nilai

Vertikal 1

Kedalaman

Posisi A 1

Ruang yang tersedia

Klas I 1

Tingkat kesuliatan 3 (minimal)

IV. Diagnosa

Impaksi sebagian pada gigi 48 dengan posisi

vertikal dan bukoversi, relasi terhadap ramus klas

I dan kedalaman level A.

V. Metode Pengambilan Gigi Molar 3

Metode pengambilan gigi yang digunakan adalah

metode odontektomi yang pengambilan gigi impaksi

yang didahului dengan menghilangkan jaringan

penghambat (jaringan lunak = gingiva, jaringan

keras = tulang alveolar) kemudian dengan dilakukan

gerakan mengungkit. Apabila gigi tidak bisa

dikeluarkan dengan metode odotektomi maka

dilanjutkan dengan metode odontotomi yaitu dengan

dilanjutkan memotong/memecah gigi impaksi terlebih

dahulu, kemudian dikeluarkan satu per satu.

VI. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan :

- Alat dasar : Kaca mulut, sonde, pinset

kedokteran gigi, dan ekskavator

- Alat anastesi : disposible syringe 2,5 ml

- Alat untuk membuat flap: handle dan scalpel,

pinset sirurgis, rasparatorium

- Alat untuk membuang jaringan keras penghambat:

conta high speed, long shank bur, bur tulang,

chisel dan hammer, pinset anatomis

- Alat pengungkit : bein bengkok, bein lurus

(besar dan kecil) dan cryer

- Alat pencabutan : tang mahhota gigi molar rahang

bawah, tang sisa akar rahang bawah dan tang

trismus/frontal

- Alat penjahitan : needle holder, needle cutting

edge, gunting dan pinset sirurgis

- Alat lain : neirbeken, cheek retraktor, knable

tang, water syringe, tempat alkohol, kain

penutup wajah, lap dada, bone file, kuret, duck

clamp, petridish, suction, cotton roll, deppen

glass dan arteri clamp.

Bahan yang digunakan

Betadine antiseptik, pehacain, vaselin, alkohol

70%, larutan PZ, aquadest steril, adrenalin, benang

non absorbable (silk no.3), cotton pellet dan

tampon.

VII. Tahap Pre-Operasi

Persiapan penderita meliputi:

- Persiapan fisik (istirahat dan makan yang

cukup), persiapan psikis (cemas) dan mental,

memotivasi pasien.

- Informed consent, persetujuan pasien terhadap

tindakan operasi setelah diberi penjelasan

tentang kemungkunan terjadinya komplikasi

setelah operasi, yaitu :

Terjadinya trismus sementara (agak sulit

membuka mulut)

Terjadinya engkak ekstraoral sementara

Terjadinya parastesi

Terjadinya fraktur madibula

Persiapan operator meliputi :

- Persiapan fisik (istirahat dan makan yang

cukup), persiapan psikis (cemas dan pengetahuan

terhadap tindakan)

VIII. Tahap pelaksanaan

1. Pemeriksaan tanda-tanda vital pre-operasi,

meliputi: pemeriksaan tensi, nadi, respirasi dan

trismus preoperasi

2. Persiapan alat dan bahan operasi

3. Persiapan operator dan asisten operasi

As Op 1: membantu operator pada saat operasi

memegang suction dan cheek retraktor

As Op 2: mempersiapkan alat-alat operasi

membantu operator mengambilkan alat saat

operasi

As Op 3: melaporkan semua tahapan operasi kepada

instruktur

Mencatat waktu tahapan-tahapan operasi

Persiapan penderita sebelum dan sesudah

operasi

Memasang foto rontgen

Memegang dan mengatur posisi lampu

4. Asepsis daerah kerja dengan betadine antiseptik

5. Anastesi lokal dengan pehacaine

- Blok nervus alveolaris inferior 0,75cc

- Blok nervus lingualis 0,5cc

- infiltrasi nervus buccalis longus 0,5cc

6. Mengulas bibir dan sudut mulut pasien dengan

vaselin (agar bibir tidak kering dan terluka)

kemudian menutup penderita dengan kain penutup

steril dan dijepit dengan duck clamp.

7. Pembuatan flap

- Tipe : Mukoperiosteal flap

- Bentuk Trapezoid

- Syarat insisi: harus dijaringan yang sehat,

tekanan terkontrol, full thickness flap,

sekali sayat, basis insisi harus lebih lebar

agar mudah dalam vaskularisasi

- Cara: insisi dimulai dari arah vertikal

sebelah bukal dari linea obliqua eksterna

ramus ascendens, yaitu sepanjang 1-2 cm

sebelah distal gigi impaksi (pertengahan sisi

distal gigi impaksi), menyusuri mukosa yang

menutupi oklusal gigi impaksi. Setelah itu,

diteruskan ke sebelah bukal mengelilingi garis

servikal gigi impaksi sampai daerah

interproksimal antara M2 dan M3 kemudian

diteruskan kearah mesiocaudal (insisi berakhir

pada batas mukosa bergerak) kemudian jaringan

tersebut dipisahkan dengan rasparatorium

sampai tampak tulang.

Gambar :

8. Menghilangkan jaringan penghambat keras (tulang

alveolar)

Mengebur tulang alveolar yang menutupi gigi

impaksi pada sisi bagian distal ataupun sisi

bukal gigi impaksi hingga kelengkungan terbesar

gigi impaksi terbebaskan (bur tegak lurus,

pergerakan bur tidak boleh menekan terus

menerus)

Gambar:

9. Apabila seluruh mahkora sudah terbuka maka gigi

impaksi dikeluarkan seluruhnya secara utuh

dengan bein dengan mengungkit, kemudian

dilanjutkan menggunakan tang dengan gerakan

luksasi bukal-lingual.

Gambar:

10. Apabila gigi tidak keluar, maka gigi dipecah

dengan menggunakan long shank bur menjadi dua

bagian yaitu mesial dan distal, kemudian

dikeluarkan satu per satu menggunakan bein

lurus/bengkok.

Gambar:

11. Menghaluskan tulang-tulang yang tajam dengan

bone file

12. Debridement yaitu:

- curretage untuk membersihkan serpihan tulang

- irigasi dengan aquadest steril dan larutan PZ

untuk menghilangkan serbuk gigi dan tulang

sisa pengeburan.

13. Kontrol perdarahan:

- perdarahan normal, druk dengan tampon kemudian

langsung dilakukan penjahitan

- perdarahan abnormal, druk dengan tampon +

adrenalin kemudian dilakukan penjahitan.

14. Menutup luka operasi

Melakukan penjahitan 3 simpul yaitu:

- 2 simpul didaerah oklusal gigi impaksi

- 1 simpul didaerah bukal

Gambar :

15. Instruksi post odontektomi

- Penderita dianjurkan menggigit tampon selama

30-60 menit

- Daerah luka tidak boleh dimainkan dengan lidah

dan dihisap-hisap

- Tidak boleh kumur keras-keras setelah operasi

- Selama 24 jam setelah operasi tidak boleh

makan dan minum yang panas

- Jika ada pembengkakan setelah 24 jam

disarankan kumur-kumur air garam hangat

- Disarankan untuk banyak istirahat

- Disarankan untuk meningkatkan kebersihan mulut

dengan tetap menyikat gigi sampai gigi paling

belakang

- Disarankan untuk meminum obat secara teratur

sesuai resep yang diberikan

16. Pemberian resep

R/ Amoxycillin tab 500mg no.XII

3 dd 1∫

R/ Asam mefenamat tab 500mg no. XII

p.r.n 1∫

17. Kontrol

I. 24 jam post odontektomi

Tujuan untuk kontrol perdarahan, keradangan

kebersihan daerah operasi dan kontrol jahitan

II. 3 hari post odontektomi

Tujuan untuk mengetahui proses radang reda

atau belum, kontrol kebersihan daerah operasi

dan kontrol jahitan

III. 7 hari post odontektomi

Tujuan untuk mengetahui penyembuhan luka dan

membuka jahitan