rancangan turbin ekspansi tipe radial satu tingkat - JOURNAL ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of rancangan turbin ekspansi tipe radial satu tingkat - JOURNAL ...
79
RANCANGAN TURBIN EKSPANSI TIPE RADIAL SATU TINGKAT
DENGAN MASSA ALIRAN UDARA INPUT SEBESAR 0,245 KG/S
Ego Widoro(1), Sihono (2)
Politeknik Penerbangan Indonesia Curug, Tangerang.
Abstrak: Penggunaan turbin sangat luas, sesuai dengan fungsinya turbin didisain
dalam bentuk khusus untuk dapat melakukan fungsinya tersebut, salah
satunya turbin dapat digunakan sebagai turbin ekspansi pada air cycle
machine yang digunakan sebagai sistem pendingin udara di kabin
pesawat terbang. Perancangan turbin radial satu tingkat sebagai turbin
ekspansi yang mudah dan murah biaya produksinya serta memiliki
efisiensi yang tinggi. Perancangan ini diawali dengan menghitung
parameter disain awal dan dilanjutkan dengan tahapan perancangan
mendisain impeler turbin, nosel inlet turbin dan scroll turbin. Parameter
disain turbin yang diperoleh dari perhitungan mencakup parameter non
dimensional dan dimensional.
Kata Kunci: Turbin Radial, Turbin Ekaspansi,
Abstract: The utility of turbine is very wide, according to the function of turbine
designed in special form to be able to perform this function, one of
which the function is the turbine can be used as expansion turbine on air
cycle machine that used as air cooling system in aircraft cabin. The
design of a single stage radial turbine as an expansion turbine with easy
and inexpensive production and high efficiency. This design begins with
calculating the initial design parameters and continued with the design
steps of designing the turbine impeller, inlet turbine nozzles and turbine
scroll. Turbine design parameters derived from calculations include
non-dimensional and dimensional parameters.
Keyword: Radial Turbine, Expansion Turbine
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol. 13 No.2 Juni 2020 Hal 1 : 160
80
Pendahuluan
Beberapa penggunaan turbin
antara lain: Treager (1995) menjelaskan
bahwa fungsi turbin pada sebuah motor
turbin adalah untuk memutar
kompresor, aksesoris melalui rangkaian
roda gigi dan pada motor turbin jenis
turboprop yang digunakan pada
pesawat terbang, turbin digunakan
untuk memutar baling-baling pendorong
dengan mengekstraksi sebagian tekanan
dan energy kinetic dari gas pembakaran
bersuhu tinggi,
Selain dari itu Federal Aviation
Administration (2012) menjelaskan
bahwa turbin dapat digunakan sebagai
turbin ekspansi pada air cycle machine
yang digunakan sebagai sistem
pendingin udara di kabin pesawat
terbang. Jha (2011) menjelaskan bahwa
energi kinetik angin yang terbentuk
secara alami di alam terbuka dapat
dirubah menjadi energi listrik oleh
turbin angin yang memutar generator
listrik. Saravanamuttoo et al. (2017)
menjelaskan bahwa turbin radial dapat
mengekstrak kinetik energi aliran kecil
lebih efisien dan telah secara luas
digunakan pada aplikasi seperti
turbocharger pada industri cryogenics
dan turbocharger untuk motor piston.
Seperti halnya dengan
kompresor, turbin dapat diklasifikasikan
menjadi dua jenis berdasarkan aliran
fluida yang terjadi yaitu turbin aksial
dan turbin radial sebagaimana
dikemukakan oleh Saravanamuttoo et
al. (2017). Turbin aksial merupakan
turbin yang aliran fluida penggerak
turbin sejajar atau paralel dengan sumbu
turbin sedangkan turbin radial arah
aliran fluidanya tegak lurus terhadap
sumbu turbin. Walaupun turbin aksial
secara konstruksi lebih ringan
dibandingkan dengan turbin sentrifugal
dan juga tingkat efisiensinya lebih baik
dibanding dengan turbin radial
(Aungier, 2006), tetapi turbin radial
tetap dapat digunakan terutama untuk
peralatan-peralatan yang memiliki
aliran udara atau air sebagai sumber
tenaga penggeraknya tegak lurus
terhadap sumbu turbin.
Beberapa bentuk turbin sesuai
dengan fungsinya telah dirancang antara
lain: Hidayat (2017) melakukan
perancangan turbin aksial satu tingkat
untuk mesin turbojet berbasis
turbocharger.
Pada penelitian ini fokus pada
perancangan turbin radial satu tingkat
sebagai turbin ekspansi. Perancangan
turbin radial ini harus memenuhi
kriteria mudah dan murah biaya
produksinya serta diharapkan memiliki
efisiensi yang tinggi. Nantinya turbin
radial ini dapat diaplikasikan pada
sebuah unit pendingin udara yang
menggunakan sistem seperti air cycle
machine (ACM) di pesawat terbang.
Metodologi Perancangan
Perancangan yang dilakukan
pada turbin ekspansi satu tingkat ini
merupakan perancangan awal dengan
mencari dimensi turbin ekspansi dengan
tidak melakukan pengujian baik secara
analisis peranti lunak maupun pengujian
secara mekanis, sehingga pengujiannya
dapat dilanjutkan dengan penelitian
selanjutnya.
Hal tersebut di atas sesuai
dengan yang disampaikan oleh
Sugiyono (2019) yang menjelaskan
bahwa penelitian dan pengembangan
(research and development/R&D)
terbagi menjadi 4 (empat tingkatan)
dengan tingkat yang terendah adalah
melakukan penelitian untuk
menghasilkan sebuah rancangan tetapi
tidak dilanjutkan dengan pengujian dan
pembuatan rancangan tersebut.
Untuk melakukan perancangan
dilakukan beberapa proses sebagai
berikut:
1. Menggali potensi dan masalah objek
penelitian hal tersebut telah
disampaikan pada pendahuluan.
Rancangan Turbin Ekspansi Tipe Radial Satu Tingkat ............................ (Ego Widoro)
81
2. Menentukan parameter awal
perancangan yang digunakan pada
proses selanjutnya.
3. Sebagai proses terakhir yaitu tahapan
perancangan untuk menghitung
dimensi turbin ekspansi satu tingkat
berdasarkan parameter awal.
Parameter Disain Awal
Laju Massa Aliran Udara
Dikarenakan belum didesain
compressor untuk menghasilkan
aliran udara yang digunakan sebagai
sumber penggerak turbin, maka
sebagai parameter awal digunakan
alat penghasil aliran udara yaitu
mesin blower daun kering.
Berdasarkan pengamatan
penulis dari beberapa varian dan tipe
mesin blower daun kering model
dijinjing, memiliki spesifikasi volume
udara: 0.2-0,245 m3/s dan kecepatan
udara: 67,056-111,76 m/s
Kemudian dipilih nilai
volume udara 0,2 m3/s dan kecepatan
udara sebesar 80 m/s sehingga laju
massa aliran udara yang dihasilkan
dengan kerapatan udara pada 1
atmosfir dan 15Β°C sebesar 1,225
kg/m3 (Young & Freedman, 2002)
adalah:
οΏ½ΜοΏ½ = π Γ οΏ½ΜοΏ½
οΏ½ΜοΏ½ = 1,225 Γ 0,2
οΏ½ΜοΏ½ = 0,245kg/s
Temperatur Total Masuk dan Keluar
Temperatur udara total (π0) atau
udara masuk impeler merupakan
temperatur udara rata-rata tertinggi di
Indonesia berdasarkan data dari Badan
Pusat Statistic (BPS) yaitu 28,5 Β°C
dikarenakan aliran udara yang
digunakan untuk memutar turbin adalah
udara yang tidak melalui proses
pembakaran yaitu dari mesin blower
daun kering, sedangkan temperature
udara total stasiun 3 (π03 ) atau udara
keluar dari impeler merupakan
termpertur terendah pada pada
pendingin udara yang berdasarkan
pengamatan penulis sebesar 18ΒΊC.
π0 = 28,5Β°C β 301,5Β°K
π03 = 18Β°C β 291Β°K
Putaran Impeller dan Keluaran Daya
Telah disebutkan sebelumnya
bahwa rancangan turbin radial ini akan
digunakan sebagai turbin ekspansi pada
sistem pendingin udara tipe split, dan
sebagai beban turbin nantinya adalah
blower pada bagian indoor pendingin
udara ruangan yang sebelumnya
digerakkan oleh motor listrik.
Berdasarkan data peringkat
pendingin udara menurut topbrand
award di atas selama 2 tahun
berturut-turut yaitu tahun 2017-2018
pendingin udara merek LG sebagai
peringkat pertama sehingga dipilih
pendingin udara merek LG sebagai
acuhan untuk menentukan keluaran
daya. Dipilih pendingin udara split
dengan kapasitas 1 power kuda (PK)
karena ada beberapa varian pendingin
udara merek LG yaitu Β½, ΒΎ, 1, 1Β½,
dan 2 PK.
Besar daya yang harus
dihasilkan oleh turbin radial
disuaikan dengan daya listrik yang
dibutuhkan yaitu minimal adalah 21
Watt dengan putaran turbin sebesar
1500 RPM (pembulatan) β 25 rev/s.
Menurut Saravanamuttoo et al. (2017)
untuk menghitung daya keluaran
turbin menggunakan rumus:
οΏ½ΜοΏ½ = οΏ½ΜοΏ½ Γ ππ(π01 β π03)
Karena menurut
Saravanamuttoo et al. (2017) besaran
kapasitas panas spesifik udara pada
temperatur 300ΒΊK (temperatur ruangan
27ΒΊC) adalah 1,005 kJ/kg.K dan
perbedaan temperatur yang diharapkan
terjadi adalah 10,5 ΒΊC (selisih
temperatur rata-rata tertinggi yaitu
28,5ΒΊC dengan temperatur terendah pada
pendingin udara yaitu 18ΒΊC), maka daya
keluaran turbin sebesar:
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol. 13 No.2 Juni 2020 Hal 1 : 160
82
οΏ½ΜοΏ½ = 0,245 Γ 1,005 Γ (28,5 β 18)
οΏ½ΜοΏ½ = 2,585kJ/s = 2585 Watt
Masih menurut Saravanamuttoo
et al. (2017) bahwa rasio panas spesifik
udara adalah 1,4 dan jika diasumsikan
rasio tekanan total stasiun 1 dan tekanan
statis stasiun 3 adalah 2,0 serta rasio
temperature sattis isentropis stasiun 3
dan 2 adalah 1,0.
Tahapan Perancangan
Menghitung Efisiensi Turbin
Tahapan perancangan diawali
dengan menghitung perubahan
temperatur udara total stasiun 1 dan
temperatur statis isentropis 3 serta
perubahan temperatur udara total stasiun
1 dan 3 untuk digunakan menghitung
efisiensi impeler. Menurut
Saravanamuttoo et al. (2017) untuk
menghitung perubahan temperatur udara
total stasiun 1 dan temperatur statis
isentropis 3 menggunakan rumus
sebagai berikut:
π01 β π3β² = π0 [1 β (
1
π01 π3β)
(πΎβ1) πΎβ
]
π01 β π3β² = 301,5 [1 β (
1
2,0)
0,286
]
π01 β π3β² = 54,218ΒΊK
Saravanamuttoo et al. (2017)
menghitung perubahan temperatur udara
total stasiun 1 dan 3 menggunakan
rumus sebagai berikut:
π01 β π03 =οΏ½ΜοΏ½
οΏ½ΜοΏ½ Γ ππ
π01 β π03 =2,585
0,245 Γ 1,005
π01 β π03 = 10,499 β 10,5 ΒΊK
Efisiensi impeler dapat dihitung
menggunakan rumus sebagai berikut
(Saravanamuttoo et al., 2017):
ππ‘ =π01 β π03
π01 β π3β²
ππ‘ =10,5
54,218
ππ‘ = 0,193
Nilai efisiensi ππ‘ = 0,193
masih terlalu kecil sehingga diperlukan
pengaturan untuk mendapatkan nilai
efisiensi yang lebih baik, dikarenakan
nilai π01 β π03 adalah nilai yang akan
dicapai maka tidak dapat dilakukan
pengaturan. Sedangkan, unsur pada
π01 β π3β² yang masih dapat dilakukan
pengaturan adalah π01 π3β . Grafik pada
gambar 1 merupakan hubungan antara
ππ‘ dan π01 π3β . Karena maksimal nilai
efisiensi adalah 1 maka dipilih
π01 π3 = 1,2 β dengan nilai ππ‘ = 0,685
Gambar 1 Grafik Hubungan ππ‘dan π01 π3β
Sumber: perhitungan excel
Menentukan Rasio Jari-jari Outlet dan
Inlet
Boyce (2020) menjelaskan
bahwa rasio diameter inlet dan outlet
sebuah impeler aliran radial
( ππππππ‘ πππ’π‘πππ‘β ) berkisar pada 2,2.
Sehingga jika dibalik rasionya untuk
jari-jari outlet dan inlet (π3 π2β ) menjadi
1:2,2 atau 0,454.
Menghitung Koefisien Kerugian
Nossel dan Impeler
Jika diasumsikan sudut keluar
nossel πΌ2 adalah 70Β°, dimana menurut
Ricardo & Co di dalam Hiett &
Johnston (1964) besar πΌ2 antara 60Β°
sampai dengan 80ΒΊ dan sudut keluar
Rancangan Turbin Ekspansi Tipe Radial Satu Tingkat ............................ (Ego Widoro)
83
impeler π½3 adalah 40ΒΊ. Kemudian jika
diasumsikan juga nilai koefisien
kerugian nossel ππadalah 0,075 dimana
menurut sumber yang sama, nilai
ππ antara 0.1 sampai dengan 0,05 dan
sebagai bahan evaluasi dari angka-
angka tersebut di atas akan dihitung
nilai koefisien kerugian impeler ππ ,
dimana menurut sumber yang sama di
atas nilai ππ antara 0,5 - 1,7.
Untuk menghitung ππ dapat
menggunakan rumus sebagai berikut
(Saravanamuttoo et al., 2017):
ππ‘ = {1 +1
2[(
π3
π2)
2
(πππ‘2 π½3 + ππ πππ π π2π½3)
+ ππ
π3β²
π2β²πππ π π2πΌ2]}
β1
0,685 = {1 +1
2[(0,454)2(πππ‘2 4 0β
+ ππ Γ πππ π π240β)
+ 0,075 Γ 1 Γ πππ π π270β]}β1
1,460 = 1 + 0,1464 + 0,2494ππ + 0,0425ππ
ππ = 1,087
Nilai ππ hasil perhitungan
adalah 1,087 dimana nilai tersebut
masih terdapat di dalam batas hasil
percorbaan para peneliti yaitu di antara
0,5 sampai dengan 1,7.
Menentukan Sudut Keluar Nossel dan
Sudut Keluar Impeler
Ada dua faktor yang
memungkinkan untuk dilakukan
pengaturan untuk mendapatkan efisiensi
turbin yang terbaik yaitu sudut keluar
nossel πΌ2 dan sudut keluar impeler π½3 .
Pengaturan dilakukan dengan
menggunakan rumus perhitungan
koefisien kerugian dengan merubah
salah satu dari πΌ2 atau π½3 dengan
membiarkan yang lainnya pada nilai
yang tetap.
Dikarenakan tidak terjadi
perubahan yang signifikan pada
efisiensi turbin ππ‘ ketika dilakukan
pengaturan sudut keluar nossel πΌ2 ,
sehingga tetap dipilih sudut keluar
nossel πΌ2sebesar 70Β° pada perancangan
ini. Walaupun menunjukan terjadinya
perubahan efisiensi turbin ππ‘ ketika
dilakukan pengaturan sudut keluar
impeller π½3 yaitu terjadi kenaikan
efisiensi ketika sudut keluar impeler π½3
dinaikan, tetapi walaupun demikian
semakin besarnya nilai sudut keluar
impeler berpontensi memperbesar
terjadinya stagnasi pada impeler, Walsh
& Fletcher (2004) menyarankan π·π
sebesar 40ΒΊ untuk mendapatkan efisiensi
yang maksimum.
Menghitung Dimensi Impeler
Menggunakan analisis yang
dilakukan Tsienβs di dalam Benson
(1970) deskripsi pada gambar 2 adalah
pengganti dimensi turbin radial.
Gambar 2 Dimensi Impeler Turbin Radial
Sumber: Benson (1970)
π =π3
π2; πβ² =
π3β²
π2; πβ² =
π2
π2;
2
3
d
dn =
π = πβ² β πβ² Γ π
Menghitung Diameter Inlet Impeler
(π2) dan Diameter Outlet Impeler (π3)
Sesuai dengan tujuan
penggunaan disain turbin radial ini yaitu
sebagai penggerak pengganti blower
pada indoor pendingin udara tipe split
yang saat ini menggunakan motor
listrik. Berdasarkan hasil pengamatan
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol. 13 No.2 Juni 2020 Hal 1 : 160
84
yang dilakukan bahwa diameter ruangan
yang tersedia untuk turbin radial pada
indoor pendingin udara tipe split
adalah sebesar 0,17 sampai dengan
0,2 meter, sehingga diameter inlet
impeler adalah (diambil diameter
terkecil pada diameter ruangan yang
tersedia)
π2 = 0,384 Γ π0
π2 = 0,384 Γ 0,17
π2 = 0,0653 β 0,07 m
Diketahuinya diameter inlet
impeler π2 , maka dapat dihitung
diameter outlet impeler π3yaitu:
π =π3
π2
0,454 =π3
0,07
π3 = 0,0318 β 0,032 m
Menghitung Diameter Ujung Bilah
pada Impeler Outlet (π3β² )
Benson (1970) juga
menyarankan bahwa nilai rasio diameter
hub β ujung bilah di outlet impeler dan
rasio diameter ujung vane di outlet
impeler ke diameter impeler adalah
tidak boleh kurang dari 0,3 untuk
menghindari stagnasi yang berlebihan
pada bagian hub dan dibatasi hingga
maksimal sekitar 0,7 untuk menghindari
lengkungan berlebih pada impeller,
maka dapat dihitung diameter ujung
bilah pada impeler outlet π3β² adalah
sebagai berikut (Saravanamuttoo et al.,
2017):
π3 = 0,3 Γ (π3β² + π3
β² )
0,032 = 0,3 Γ (π3β² + π3
β² )
π3β² = 0,053m
Gambar 3 di bawah ini
menunjukkan perubahan besar diameter
ujung vane pada outlet impeler yang
disebabkan pada perubahan rasio hub-
ujung vane. Dipilih besar diameter
ujung vane π3β² dengan rasio hub β ujung
vane sebesar 0.3.
Gambar 3 Diameter Ujung Bilah π3
β²
Berdasarkan Rasio Hub-Ujung Vane
Sumber: perhitungan excel
Menghitung Tinggi Bilah pada Impeler
Inlet (π2)
Selanjutnya Walsh & Fletcher
(2004) menyatakan bahwa untuk
meminimalkan kerugian tekanan pada
saluran bagian atas dan memastikan
bahwa aliran udara sepanjang
permukaan inlet vane akan semakin
cepat maka kecepatan aliran udara harus
kurang dari 0,2 mach β 68,058 m/s.
Kecepatan aliran udara inlet
πΆ2 yang dibutuhkan untuk memutar
impeler dapat dihitung menggunakan
segitiga kecepatan pada stasiun inlet
seperti pada gambar 4.
ππππΌ2 =π2
πΆ2
πΆππ πΌ2β² =
π2
πΆ2
Gambar 4 Segitiga Kecepatan
Sumber: Saravanamuttoo et al., (2017)
Karena πΌ2β² = 90β β πΌ2 dan
sudah diketahui sebelumnya bahwa
πΌ2 = 70β, maka πΌ2β² = 20β
Dikarenakan belumdiketahuinya
kecepatan putar impeler pada stasiun 2
π2, maka perlu dihitung terlebih dahulu
Rancangan Turbin Ekspansi Tipe Radial Satu Tingkat ............................ (Ego Widoro)
85
π2 sebagai berikut (young & Freedman,
2002):
π2 = 2 Γ π Γ π Γ π
π2 = 2 Γ 3,14 Γ 0,035 Γ 25
π2 = 5,495m/s
0.9397 =5,495
πΆ2
πΆ2 = 5,848m/s
Luas area outlet π΄2 vane untuk
menghasilkan kecepatan aliran udara πΆ2
dapat dihitung menggunakan laju aliran
volume dimana laju aliran volume
merupakan volume aliran udara per
detik atau kecepatan volume udara per
detik dikali luas area (young &
freedman, 2002). Sudah diketahui
sebelumnya bahwa mesin blower daun
kering yang digunakan sebagai
sumber aliran udara memiliki volume
udara sebesar 0,2 m3/s.
ππ’ππππ =π£π’ππππ
π‘= π΄ Γ πΆπ’ππππ
π΄ =ππ’ππππ
πΆπ’ππππ
Karena perhitungan ada pada stasiun 2
maka,
π΄2 =π2
πΆ2
π΄2 =0,2
5,848
π΄2 = 0,342m2
Jika menggunakan kecepatan aliran
udara maksimum yaitu 0,2 mach β
68,058 m/s maka luas penampang pada
stasiun 2 π΄2menjadi:
π΄2 =0,2
68,058
π΄2 = 0,00294m2
Telah diketahuinya luas
penampang outlet vane maka dapat
dihitung tinggi bilah pada impeler inlet
sebagai berikut (boyce, 2002):
π΄2 = (π Γ π2 Γ π2) β (ππ‘ Γ π‘2 Γ π2)
Jika menggunakan kecepatan aliran
udara maksimum yaitu 0,2 mach β
68,058 m/s sehingga π΄2 = 0,00294m2,
maka: 0,00294 = (3,14 Γ 0,07 Γ π2)
β (0,685 Γ 0,002 Γ π2)
π2 = 0,0135β 0,013 m
Menghitung Tinggi Bilah pada Impeler
Outlet (π3)
Sesuai dengan analisis yang
dilakukan Tsienβs di dalam Benson
(1970) dimensi turbin radial dapat
dideskripsikan dengan:
π =π3
π2; πβ² =
π3β²
π2; πβ² =
π2
π2; π =
π3
π2
π = πβ² β πβ² Γ π
π = 0,454
πβ² =0,053
0.07
πβ² = 0,757
πβ² =0,013
0,07
πβ² = 0,186
Sehingga tinggi bilah pada impeler
outlet dapat didapatkan dengan cara
sebagia berikut:
0,454 = 0,757 β 0,186 Γπ3
0,013
0,186 Γ π3
0,013= 0,454 β 0,757
π3 =β0,303 Γ 0,013
0,186
π3 = 0,021m
Menghitung Panjang Impeler (πΏ)
Walsh & Fletcher (2004)
menyatakan panjang impeler harus
dievaluasi menggunakan parameter
panjang sebagaimana rumus di bawah
ini. Parameter panjang harus antara 1,0
sampai dengan 1,3.
πΏπ =πΏ
π2 β (π3β² + πβ)/2
πβ =(π3
β² β 2 Γ π3)
2
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol. 13 No.2 Juni 2020 Hal 1 : 160
86
πβ =(0,053 β 2 Γ 0,021)
2
πβ = 0,0055m
1,3 =πΏ
0,035 β (0,0265 + 0,0055)/2
πΏ = 1,3 Γ 0,019
πΏ = 0,0247β 0,025 m
Menentukan Jumlah Bilah (ππ)
Boyce (2002) menjelaskan
bahwa semakin banyak jumlah bilah
semakin kecil beban bilah dan semakin
sesak aliran udara mengalir di antara
bilah, sedangkan semakin besar beban
bilah aliran udara tendensi untuk
mengumpul pada permukaan tekan bilah
dan menyebabkan perubahan kecepatan
pada bagian keluar. Sehingga jumlah
bilah impeler menjadi bagian yang
dalam prosesnya menggunakan metode
trial and error, sehingga dalam
perancangan ini mengacu pada Hiett &
Johnston (1964) dengan jumlah bilah
impeler sebanyak 12 buah dengan sudut
antara bilah sebesar 30ΒΊ. Berdasarkan
Hiett & Johnston (1964) dapat
digambarkan bilah impeler pada
rancangan ini seperti gambar 5 di bawah
ini.
Profil Bilah Impeler
Bilah impeler memiliki
ketebalan yang merata disetiap bagian
turbin yaitu sudah ditentukan
sebelumnya yaitu sebesar 0,002 m.
Sudut keluar impeler π½3 sebesar 40ΒΊ di
awali dengan lengkungan dengan jari-
jari mengikuti Hiett & Johnston (1964).
Rasio antara jari-jari dan panjang
impeler serta rasio pusat jari-jari dan
panjang impeler adalah sebagai berikut: ππππβππππ
πππππππ= 0,375
ππ’π ππ‘ππππβππππ
πππππππ= 0,515
Jari-jari dan pusat jari-jari lengkungan
pada impeler adalah seagi berikut:
ππππππππ = 0,375 Γ πΏ
ππππππππ = 0,375 Γ 0,025
ππππππππ = 0.0094m
πππππππππ = 0.515 Γ πΏ
πππππππππ = 0.515 Γ 0,025
πππππππππ = 0,013m
Gambar 5 Bilah Impeler
Sumber: Hiett & Johnston (1964) dan
hasil perhitungan
Menghitung Dimensi Ruang Vaneless
Menurut Walsh & Fletcher
(2004) rasio jari-jari ruang vaneless
tidak lebih dari 1,10 dan menyarankan
1,05 untuk mencegah terjadinya eksitasi
pada bilah. Maka dapat dihitung ruang
vaneless sebagai berikut:
ππ£π = 1,05 Γ π2
ππ£π = 1,05 Γ 0,035
ππ£π = 0,0367 m β ππ£π = 0,074m
Menghitung Dimensi Vane
Menghitung Jari-jari Inlet ( ππ£π ) dan
Outlet (ππ£π)
Menurut Walsh & Fletcher
(2004) rasio jari-jari inlet dan outlet
vane antara 1,35 dan 1,45 dikarenakan
ruang yang terbatas maka dipilih 1,35
sebagai pedoman, maka dapat dihitung
jari-jari terluar dari vane adalah:
ππ£π = ππ£π
ππ£π = 1,35 Γ 0,037
ππ£π = 0,0499m β ππ£π = 0,1m
Menghitung Tinggi Bilah Vane (ππ£)
Dikarenakan sisi trailing vane
berdekatan langsung dengan bilah
Rancangan Turbin Ekspansi Tipe Radial Satu Tingkat ............................ (Ego Widoro)
87
impeler inlet maka tinggi vane sama
dengan tinggi bilah pada impeler inlet
yaitu:
ππ£ = π2
ππ£ = 0,013m
Menghitung Jumlah Vane (ππ£)
Jumlah vane dihitung
berdasarkan panjang busur yang
dibutuhkan antar vane. Hiett & Johnston
(1964) digambarkan vane pada turbin
radial pada rancangan ini seperti gambar
6 di bawah ini.
Gambar 6 Nossel Vane Sudut πΌ2 = 70β
Sumber: Hiett & Johnston (1964) dan
hasil perhitungan
Perlu diketahui besar sudut
yang berhadapan dengan busur
lingkaran vane π yang berada di pusat
impeler. Sebelumnya perlu dihitung
terlebih dahulu sudut π β²pada sisi leading
vane dengan menggunakan aturan sinus.
π ππ π β² =ππ£π
ππ£πΓ π ππ πΌ2
β²
π ππ π β² =0,037
0,05Γ π ππ 1 10β
π ππ π β² = 0,6954
π β² = 44,057β
π = 180β β (110β + 44,057β)
π = 25,945β
Besar busur lingkaran untuk sudut π =25,945βadalah sebagai berikut:
π π£π =π
360β Γ 2 Γ π Γ ππ£π
π π£π =25,945β
360β Γ 2 Γ 3,14 Γ 0,037
π π£π = 0,0167β 0,017 m
Selanjutnya untuk menghitung jumlah
vane dengan membagi Keliling
lingkaran dengan jari-jari ππ£π dengan
panjang busur lingkaran π π£π
ππ£ =πΆππ£π
π π£π
ππ£ =2 Γ 3,14 Γ 0,037
0,017
ππ£ = 13,668β 14 vane
Profil Vane
Profil vane merupakan bentuk
airfoil simetris untuk menjaga aliran
tetap laminar. Bentuk airfoil profil
simetris pada vane mengikuti Hiett &
Johnston (1964), rasio antara panjang
dan tebal adalah sebagai berikut: πππππππππππ
πΏππππππππ= 7,361
Panjang vane dihitung dengan aturan
cosinus adalah sebagai berikut:
ππ£ = βππ£π2 + ππ£π
2 β 2 Γ ππ£π Γ ππ£π Γ πππ π
ππ£ = β0,0372 + 0,052
β 2 Γ 0,037 Γ 0,05Γ πππ 2 5,945β
ππ£ = 0,023m ππ£
ππ£= 7,361
ππ£ = 0,0031m
Hiett & Johnston (1964)
menggambarkan garis permukaan yang
menghubungkan antara sisi trailing
dengan bagian paling tebal pada airfoil
membentuk sudut 10ΒΊ. Sedangkan untuk
garis permukaan yang menghubungkan
antara sisi leading dengan bagian paling
tebal pada airfoil menggunakan bentuk
kurva yang sesuai.
Menghitung Dimensi Scroll
Bentuk penampang scroll
adalah berentuk lingkaran dengan
Jurnal Ilmiah Aviasi Langit Biru Vol. 13 No.2 Juni 2020 Hal 1 : 160
88
diameter inlet saluran scroll dihitung
menggunakan acuan bahwa kecepatan
aliran udara tidak melebihi 0,2 mach β
68,058 m/s tetapi juga menjaga agar
ukuran turbin radial tidak terlalu besar
karena ruang pemasangan yang sempit.
π΄2 = π Γ ππ 2
ππ = β0,00294
3,14
ππ = 0,03059β 0,031 m
Parameter Hasil Perhitungan
Parameter dimensional dan
parameter non dimensional dapat dilihat
pada tabel 1 dan 2 berikut:
Tabel 1 Paremeter Dimensional Hasil
Perhitungan
Tabel 2 Paremeter Non Dimensional Hasil
Perhitungan
Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan
pada tahapan perancangan diperoleh
dimensi impeler pada tabel 3 berikut:
Tabel 3 Dimensi Impeler Turbin
Dimensi Vane dapat dilihat pada tabel
4 berikut:
Tabel 4 Dimensi Vane
Diameter inlet scroll dihasilkan
ππ adalah 0,031 m
Daftar Pustaka
Adnan Hamza Zahed, A. H. and Bayomi
N. N. Radial Turbine Design Process, ISESCO JOURNAL of Science and Technology, Vol. 11 β No. 19, 2015,
(9 β 22) Aerodynamic Performance of Radial
Inflow Turbines. First (1963) and
Second (1964) Reports, Motor Industry Research Association. (Alternatively, the work is
summarized in: Hiett, G. F. and Johnston, I. H., Experiments
concerning the aerodynamic performance of inward radial flow turbines, Proceedings of the
Institution of Mechanical Engineers, 178, Part 31(ii), 1964.
Rancangan Turbin Ekspansi Tipe Radial Satu Tingkat ............................ (Ego Widoro)
89
Aungier, R. H. (2006). Turbine
Aerodynamics. New York: ASME PRESS.
Benson, R. S. A review of methods for
assessing loss coefficients in radial gas turbines, International Journal of Mechanical Science, 12, 1970, 905β
32. Boyce M. P. (2002). Gas Turbine
Engineering Handbook. Oxford: Gulf Professional Publishing. 2nd Edition.
Creswell, J. W. (2009). Research Design,
Qualitative, Quantitative and Mixed Methods Approaches. Los Angeles: Sage.
FAA Handbook (2012). Aviation Maintenance Technician Handbook-
Airframe Volume 2. Oklahoma City: United States Department of Transportation.
Hidayat, Z. Perancangan Turbin Aksial Satu Tingkat Untuk Mesin Turbojet Berbasis Turbochargers T70, Jurnal
Ilmiah Aviasi Langit Biru, Vol. 10 β No. 3, 2017, (10 β 19)
https://www.bps.go.id/statictable/2017/
02/09/1961/suhu-minimum-rata-rata-dan-maksimum-di-stasiun-
pengamatan-bmkg-oc-2011-2015.html/ diakses pada tanggal 31 Maret 2020, pukul 16:02 WIB
https://www.topbrand-award.com/en/2017/02/air-conditioner-fase-1-2017/ diakses
pada tanggal 24 Januari 2020, pukul 10:30 WIB
https://www.topbrand-award.com/en/2018/02/air-conditioner-fase-1-2018/ diakses
pada tanggal 24 Januari 2020, pukul 10:28 WIB
Jeppesen (2003) A& P Technician
Airframe Textbook. Colorado: Jeppesen Sanderson Inc.
Jha A.R. (2011). Wind Turbine Technology. Boca Raton, FL: CRC Press, Taylor & Francis Group.
Khader M. (2014) A Technical Report Optimised Radial Turbine Design D1.8, School of Mathematics,
Computer Science and Engineering. City University London.
Rodgers C., Mainline performance
prediction for radial inflow turbines in small high pressure ratio turbines, VKI Lecture series, 1987-07, (1987).
Rohlik H. E., Radial-inflow turbines, in Glassmann A. J. (ed) turbine design and application, NASA SP 290, 3
(1975). Santos, A.P.P., Andrade C.R., and
Zaparoli, E.L. A Thermodynamic Study of Air Cycle Machine for Aeronautical Applications,
International Journal of Thermodynamics, Vol. 17 β No. 3, pp. 117-126, 2014.
Saravanamuttoo, H.I.H., Rogers, G.F.C., Cohen, H., Straznicky, P.V. dan Nix
A.C. (2017). Gas Turbine Theory. Harlow, England, New York: Pearson. 7th Edition
Sugiyono (2016) Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis dan Disertasi. Bandung Alfabeta
Sugiyono (2019). Metode Penelitian dan Pengembangan. Bandung: Alfabeta.
Surekha, N., Kolla, S, Deva Raj.Ch. and
Sreekanth, K., Optimization of Principal Dimensions of Radial Flow
Gas Turbine Rotor Using Genetic Algorithm, International Journal of Scientific & Engineering Research,
Volume 3, Issue 12, December-2012 Treager, I. E. (1995). Aircraft Gas
Turbine Engine Technology. New
York: McGraw-Hill, Inc. 3rd Edition. Walsh P. P. and Fletcher P. (2004) Gas
Turbine Performance. Oxford: Blackwell Science Ltd. Second Edition
Yeo J. H. and Baines N. C., Pulsating flow behavior in a twin-entry vaneless radial inflow turbine, In
Turbocharging and Turbochargers, IME, (1990).
Young, H. D. & Freedman, R. A. (2002) Fisika Universitas. Jakarta: Penerbit Erlangga. Edisi ke-10.