puput ari ayu r 13.321.0106 program studi s1 ilmu ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
4 -
download
0
Transcript of puput ari ayu r 13.321.0106 program studi s1 ilmu ...
i
SKRIPSI
HUBUNGAN CITRA TUBUH TERHADAP PERILAKU DIET
PADA REMAJA PUTRI
(Studi Di Desa Mlirip Dsn Latsari Mojokerto)
PUPUT ARI AYU R
13.321.0106
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017
ii
HUBUNGAN CITRA TUBUH TERHADAP PERILAKU DIET
PADA REMAJA PUTRI
(Studi Di Desa Mlirip Dsn Latsari Mojokerto)
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka memenuhi persyaratan
menyelesaikan Program Studi S1 Ilmu Keperawatan
Pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang
PUPUT ARI AYU R
13.321.0106
PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2017
iv
PERSETUJUAN SKRIPSI
Judul : HUBUNGAN CITRA TUBUH TERHADAP PERILAKU
DIET PADA REMAJA PUTRI (Studi Di Desa Mlirip Dsn
Latsari Mojokerto)
Nama Mahasiswa : Puput Ari Ayu R
NIM : 13.321.0106
TELAH DISETUJUI KOMISI PEMBIMBING
PADA TANGGAL: .................................
H. Bambang Tutuko, SH, S.Kep.Ns.,MH Leo Yosdimyati, S.kep.Ns.,M.Kep
Pembimbing Utama Pembimbing Anggota
Mengetahui,
Ketua Stikes Ketua Program Studi
H. Bambang Tutuko, SH, S.Kep.Ns.,MH Inayatur Rosyidah, S.Kep.Ns.,M.Kep
v
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi ini telah diajukan oleh :
Nama Mahasiswa : Puput Ari Ayu R
NIM : 13.321.0106
Program Studi : S1 Ilmu Keperawatan
Judul : HUBUNGAN CITRA TUBUH TERHADAP PERILAKU
DIET PADA REMAJA PUTRI (Studi Di Desa Mlirip Dsn
Latsari Mojokerto)
Telah berhasil dipertahankan dan diuji dihadapan dewan penguji dan
diterima sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program
Studi S1 Ilmu Keperawatan.
Komisi Dewan Penguji,
Ketua Dewan Penguji : H. Imam Fatoni, S.KM.,MM. ( )
Penguji I : H. Bambang Tutuko, SH.S.Kep.Ns.,MH. ( )
Penguji II : Leo Yosdimyati, S.Kep.Ns.,M.Kep ( )
Ditetapkan di : JOMBANG
Pada tanggal : 2017
vi
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Mojokerto pada tanggal 24 Februari 1995 dari Bapak
Kasdi dan Ibu Darwati.
Tahun 2007 penulis lulus dari SDN 1 Kramat Tumenggung, tahun 2010
penulis lulus dari SMP Tamansiswa Mojokerto, tahun 2013 penulis lulus dari
SMK KESEHATAN BIM Mojokerto dan pada tahun 2013 penulis lulus seleksi
masuk STIKes “Insan Cendekia Medika” Jombang melalui jalur tes PMDK.
Penulis memilih Program Studi S1 Keperawatan dari tiga pilihan program studi
yang ada di STIKes “ICME” Jombang.
Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya.
Jombang, Mei 2017
Puput Ari Ayu Rahmadani
13.321.0106
vii
MOTTO
SEBUAH TANTANGAN AKAN SELALU MENJADI BEBAN,
JIKA ITU HANYA DIPIKIRKAN.
SEBUAH CITA-CITA JUGA ADALAH BEBAN,
JIKA ITU HANYA SEBUAH ANGAN-ANGAN.
viii
PERSEMBAHAN
Yang utama dari segalanya, Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan karunia dan hidayahNya,serta kemudahan sehinnga karya sederhana
ini dapat terselesaikan. Kupersembahkan karya sederhana ini kepada :
1. Ibu dan ayah tercinta, yang selalu memberikan segala dukungan, cinta dan
kasih sayang yang tiada terhingga. Hanya dengan selembar kertas yang
bertuliskan kata persembahan semoga ini langkah awal untuk membuat ibu
dan ayah bahagia.
2. Keluarga besarku yang selalu memberi dukungan, kasihsayang dan
motivasi tiada henti untuk menyelesaikan perkuliahan ini hingga tuntas.
3. Orang tersayang kupersembahkan karya tulisan kecil yang berupa
lembaran kertas ini untukmu.
4. Bapak H. Bambang Tutuko, SH.S.Kep,.Ns.,MH Dan Bapak Leo
Yosdimyati, S.Kep.,Ns.,M.Kep yang tiada bosan dan lelah dalam
membimbing dan mengarahkan serta memberi ilmu dan pengalaman yang
luar biasa sehingga saya dapat menyelesaikan karya sederhana ini
5. Sahabat-sahabatku seperjuangan, Seluruh sahabat di Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Insan Cendekia Medika dan semua teman-temanku yang tak
mungkin penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas dukungan serta
bantuannya selama ini.
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan Citra Tubuh
Terhadap Perilaku Diet Pada Remaja Putri” ini dengan sebaik-baiknya.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skirpsi ini tidak akan
terselesaikan tanpa bimbingan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima
kasih kepada H. Bambang Tutuko, SH.,S.Kep.Ns.,MH., selaku ketua STIKes
ICMe Jombang yang memberikan izin untuk membuat skripsi sebagai tugas akhir
program studi S1 Keperawatan, Inayatur Rosyidah, S.Kep.Ns.,M.Kep., selaku
kaprodi S1 Keperawatan, H. Bambang Tutuko, SH.,S.Kep.Ns.,MH. selaku
pembimbing utama yang memberikan bimbingan kepada penulis selama proses
penyusunan skripsi, Leo Yosdimyati,S.kep.Ns.,M.Kes selaku pembimbing
anggota yang memberikan bimbingan penulisan dan pengarahan kepada penulis,
Kepala STIKES ICME Jombang beserta Bapak Ibu dosen dan teman-teman yang
ikut serta memberikan saran dan kritik sehingga penelitian ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih
jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari
para pembaca demi penyempurnaan skripsi dan semoga skripsi ini bermanfaat
bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca bagi umumnya, Amin.
Jombang, Mei 2017
Penulis
x
ABSTRAK
HUBUNGAN CITRA TUBUH TERHADAP PERILAKU DIET
PADA REMAJA PUTRI
(Studi Di Desa Mlirip Dsn Latsari Kabupaten Mojokerto)
Oleh :
Puput Ari Ayu R
13.321.0106
Perubahan fisik menjadi masalah bagi remaja putri karena harus
menyesuaikan diri dengan fisiknya. Kepedulian terhadap berat badan dan bentuk
tubuh ini mendorong remaja untuk melakukan perilaku diet. Tujuan penelitin ini
adalah untuk menganalisi hubungan citra tubuh terhadap perilaku diet pada remaja
putri di Desa Mlirip Dsn Latsari Kabupaten Mojokerto.
Desain penelitian menggunakan Cross Sectional. Populasinya 40 remaja
putri di Desa Mlirip Dsn Latsari Mojokerto. Teknik sampling menggunakan non
probability sampling yaitu Purposive Sampling dengan sampelnya 37 remaja
putri. Instrumen penelitian menggunakan lembar kuesioner dengan pengolahan
data editing, coding, scoring, tabulating dan uji statistik menggunakan Rank
Spearman.
Hasil penelitian remaja putri yang memiliki citra tubuh yang kurang
seluruhnya 37 (100%) responden, remaja putri yang melakukan perilaku diet yang
tidak sehat hampir seluruhnya 30 (81,1%) responden, sedangkan sebagian kecil
dari responden yang melakukan perilaku diet dengan diet ekstrim 7 (18,9%)
responden. Uji Rank Spearman menunjukkan bahwa nilai signifikansi = 0,012 <
(0,05), sehingga H0 diterima.
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan citra tubuh
terhadap perilaku diet pada remaja putri di Desa Mlirip Dsn Latsari Kabupaten
Mojokerto.
Kata kunci : Remaja, Citra Tubuh, Perilaku Diet.
xi
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP OF BODY IMAGE TO DIET BEHAVIOR
IN TEENAGE GIRL
(Studied in the village of Mlirip, hamlet of Latsari Mojokerto regency)
By :
PUPUT ARI AYU R
13.321.0106
The physical changes become a problem for young women because they
have to adjust the physical. Concern for weight and body shape the body, it encourages
teens to do behavior diet. The purpose of this research was to analyze the
relationship of body image to diet behavior in teenage girls in the village of
Mlirip, hamlet of Latsari, Mojokerto regency.
Design of this research used Cross Sectional. The population 40 were all
young women in the village of Mlirip, hamlet of Latsari Mojokerto regency.
Sampling technique used non probability sampling that was Purposive Sampling
with samples 37 female teenagers. The research instrument used questionnaires
with data processing by editing, coding, scoring, tabulating and statistical test
used Rank Spearman.
The results of research of young women who have a body image of less
than 37 (100%) of respondents, young women who did unhealthy dietary behavior
were almost all 30 (81.1%) of respondents, while a small percentage of
respondents who did diet behavior with extreme diet were 7 (18.9%) respondents.
The Spearman Rank test showed that the significance value of = 0.012<
(0.05), so H0 was accepted.
This research could be concluded that there was relation of body image to
diet behavior in adolescent girl in the village of Mlirip, hamlet of Latsari
Mojokerto regency.
Keywords: Teenagers, Body Image, Diet Behavior.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................... i
HALAMAN JUDUL DALAM .................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iii
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iv
LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... vi
MOTTO ......................................................................................................... vii
LEMBAR PERSEMBAHAN ........................................................................ viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
ABSTRAK ..................................................................................................... x
ABSTRACT ..................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi
DAFTAR LAMBANG DAN SINGKATAN ............................................. xvii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Remaja ......................................................................................... 6
2.2 Konsep Dasar Perilaku Makan Pada Remaja Putri ..................... 12
2.3 Indeks Massa Tubuh (IMT) ......................................................... 19
2.4 Perilaku Diet ................................................................................. 20
2.5 Citra Tubuh .................................................................................. 27
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL
3.1 Kerangka Konseptual .................................................................... 34
3.2 Hipotesis ........................................................................................ 35
xiii
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian .......................................................................... 36
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian ....................................................... 36
4.3 Populasi, sampel dan sampling .................................................... 36
4.4 Kerangka Kerja ............................................................................. 39
4.5 Identifikasi Variabel ...................................................................... 40
4.6 Definisi Operasional ...................................................................... 41
4.7 Pengumpulan data dan instrumen ................................................ 42
4.8 Pengolahan dan Analisa Data ........................................................ 44
4.9 Etika penelitian ............................................................................. 48
BAB 5 PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
5.1 Hasil Penelitian ............................................................................ 50
5.2 Pembahasan ................................................................................... 54
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan.................................................................................... 63
6.2 Saran .............................................................................................. 63
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Tabel 2.1 Kategori Indeks Massa Tubuh ................................................... 19
2. Tabel 4.1 Definisi operasional ................................................................... 41
3. Tabel 4.2 Skala Citra Tubuh Sebelum Uji Validitas dan Reliabilitas ........ 43
4. Tabel 4.3 Skala Perilaku Diet Sebelum Uji Validitas dan Reliabilitas ...... 43
5.
6.
7.
8.
9.
Tabel 5.1
Tabel 5.2
Tabel 5.3
Tabel 5.4
Tabel 5.5
Distribusi karakteristik Umur remaja putri Di Desa Mlirip
Dsn Latsari Mojokerto ……………………………………..
Distribusi karakteristik Pendidikan remaja putri Di Desa
Mlirip Dsn Latsari Mojokerto ……………………………...
Distribusi karakteristik Berat badan (BB) remaja putri Di
Desa Mlirip Dsn Latsari Mojokerto ………………………..
Distribusi karakteristik Tinggi badan (TB) remaja putri Di
Desa Mlirip Dsn Latsari Mojokerto
……………………………………………………………….
Distribusi karakteristik IMT (Indeks Massa Tubuh) remaja
putri Di Desa Mlirip Dsn Latsari Mojokerto ............................
51
51
51
52
52
11. Tabel 5.6 Distribusi citra tubuh pada remaja putri di Desa Mlirip Dsn
Latsari Kabupaten Mojokerto ....................................................
53
12. Tabel 5.7 Distribusi perilaku diet pada remaja putri Di Desa Mlirip
Dsn Latsari Kabupaten Mojokerto .............................................
53
13. Tabel 5.8 Tabulasi silang Hubungan Citra Tubuh dengan Perilaku Diet
pada Remaja Putri di Desa Mlirip Dsn Latsari Kabupaten
Mojokerto ...................................................................................
53
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Gambar 3.1 Kerangka konseptual ........................................................... 34
2. Gambar 4.1 Kerangka kerja ..................................................................... 39
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden.
Lampiran 2 Lembar Pernyataan Menjadi Responden
Lampiran 3 Lembar Kuesioner
Lampiran 4 Jadwal Penelitian
Lampiran 5 Tabulasi Data Umum
Lampiran 6 Tabulasi Data khusus
Lampiran 7 Tabulasi Validitas
Lampiran 8 Hasil Uji Validitas dan Reliability
Lampiran 9 Hasil Uji Statistik Kuesioner
Lampiran 10 Lembar Pernyataan Dari Perpustakanan
Lampiran 11 Lembar Surat Pre Survey Data, Surat Studi Pendahuluan dan Izin
Penelitian
Lampiran 12 Lembar Surat Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 13 Lembar Konsultasi
Lampiran 14 Lembar Bebas Plagiat
xvii
DAFTAR LAMBANG
1. H1/Ha : Hipotesis alternatif
2. % : Prosentase
3. : Alfa (tingkat signifikansi)
4. N : Jumlah populasi
5. n : Jumlah sampel
6. P : Nilai yang di dapat
7. > : Lebih besar
8. < : Lebih kecil
DAFTAR SINGKATAN
1. STIKes : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
2. ICMe : Insan Cendekia Medika
3. Prodi : Progam studi
4. RI : Republik Indonesia
5. SD : Sekolah Dasar
6. SMP : Sekolah Menengah Pertama
7. SMA : Sekolah Menengah Atas
8. BB : Berat Badan
9. TB : Tinggi Badan
10. IMT : Indeks Massa Tubuh
11. AN : Anorexia Nervosa
12. BN : Bulimia Nervosa
13. LH : Luteinizing Hormone
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perubahan fisik dapat mengakibatkan gangguan, yaitu ketika remaja
harus menyesuaikan diri dengan fisiknya (Khaerunnisa, 2007). Menurut Al-
Mighwar (2006) mengatakan bahwa para remaja biasanya mulai bersibuk diri
dengan penampilan fisiknya dan ingin mengubah penampilannya, sebagian
besar remaja putri mendambakan bentuk tubuh yang ideal seperti tubuh
langsing yang sering menjadi idaman bagi para remaja putri dan hal tersebut
menjadi penyebab masalah utamanya. Menurut Neumark-Sztainer, et al
(2008) mengatakan bahwa banyak remaja putri yang melakukan diet untuk
mendapatkan bentuk tubuh yang langsing dengan melakukan diet secara tidak
sehat, yaitu dengan tidak makan secara teratur, menggunakan obat-obatan
penurunan berat badan yang dapat membahayakan kesehatannya.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia (RisKesDas RI) pada tahun 2010 menunjukkan bahwa
prevalensi kegemukkan secara nasional remaja umur 15-18 tahun berdasarkan
IMT/U yaitu sebesar 1,4% atau kurang lebih 1 jutaribu remaja putri.
Berdasarkan data (RisKesDas) pada tahun 2007 jumlah penduduk di Indonesia
pada tahun 2000, mencapai dari 200 juta jiwa, jumlah penduduk yang
mengalami kelebihan berat badan sebesar (17,5%) dan obesitas (4,7%).
Menurut Depkes (2013) prevalensi kegemukan secara nasional yaitu laki-laki
1,3% dan 1,5% dan pada perempuan dengan masalah obesitas pada anak usia
2
5-12 tahun masih tinggi yakni 18,8% (gemuk 10,8% dan sangat gemuk
(obesitas ) 8,8%), remaja usia 13-15 tahun sebesar 10,8% (8,3% gemuk dan
2,5% sangat gemuk (obesitas)) dan pada remaja umur 16-18 tahun sebanyak
7,3% (5,7% gemuk dan 1,6% obesitas).
Berdasarkan studi awal penelitian di Desa Mlirip Dsn Latsari
Kabupaten Mojokerto pada tanggal 24 Februari 2017 didapatkan bahwa 9
remaja putri dari 6 remaja putri memiliki perilaku mengontrol berat badan
yang tidak sehat atau dengan sengaja tidak makan dengan (sarapan, makan
siang dan makan malam), 3 remaja putri berpuasa untuk mengurangi berat
badan, 3 remaja putri membatasi atau menolak satu jenis makanan atau lebih
untuk diet ketat, 3 remaja putri menggunakan pil-pil diet atau pil-pil pengurus
badan, dan 2 remaja putri memuntahkan makanan dengan paksa.
Citra tubuh lebih sering dikaitkan dengan wanita daripada pria karena
wanita cenderung lebih memperhatikan penampilannya (Mappiere dalam
Bestiana, 2012). Ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh mendorong remaja
untuk terus berusaha memperbaiki penampilan fisiknya (Khaerunnisa, 2007).
Perubahan-perubahan fisik yang dialami oleh para remaja yang menghasilkan
persepsi yang berubah-ubah mengenai citra tubuhnya, hampir sebagian remaja
mempunyai anggapan yang negatif dan menunjukkan penolakan terhadap
fisiknya (Suryanie dalam Bestiana, 2012). Para remaja yang memiliki
anggapan citra tubuh positif akan puas terhadap dirinya sendiri, merasa
nyaman, dan percaya diri sehingga tidak sibuk memikirkan bagaimana
membatasi makanan untuk menjaga berat badannya agar tetap ideal,
sedangkan para remaja yang memiliki anggapan citra tubuh negatif
3
menganggap tubuhnya tidak menarik, malu, dan tidak percaya diri terhadap
bentuk tubuhnya sendiri (Prihaningtyas, 2013).
Menurut French, Perry, Leon & Fulkerson (2012) menyatakan bahwa
usaha diet yang sehat bisa dilakukan dengan : mengkonsumsi sayur-sayuran
dan buah-buahan, rutin berolahraga, cukup tidur, mengurangi makanan yang
berlemak seperti gorengan, menghindari makanan cepat saji (fast food), juga
mengurangi makanan yang berkarbohidrat tinggi (Elga, 2007). Menurut
Nyaronga & Wickrama, et al (2009) mengatakan bahwa tidak hanya
melakukan berolahraga saja, para remaja putri bisa mengonsumsi makanan
dengan kandungan lemak dan kolesterolnya yang rendah, karena tidak hanya
berdampak langsung terhadap kesehatan. Perilaku sehat semacam ini juga
dapat mencegah atau mengurangi resiko yang dapat membahayakan kesehatan
diri sendiri. Maka para remaja putri tidak perlu melakukan diet ketat atau diet
yang tidak sehat.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan citra tubuh terhadap perilaku diet pada remaja
putri di Desa Mlirip Dsn Latsari Kabupaten Mojokerto?
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan umum
Untuk menjelaskan hubungan citra tubuh terhadap perilaku diet
pada remaja putri di Desa Mlirip Dsn Latsari Kabupaten Mojokerto.
4
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Menganalisis citra tubuh pada remaja putri di Desa Mlirip Dsn Latsari
Kabupaten Mojokerto.
2. Menganalisis perilaku diet pada remaja putri di Desa Mlirip Dsn Latsari
Kabupaten Mojokerto.
3. Menganalisis hubungan citra tubuh terhadap perilaku diet pada remaja
putri di Desa Mlirip Dsn Latsari Kabupaten Mojokerto.
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
untuk perkembangan ilmu psikologi, khususnya di bidang psikologi
perkembangan yaitu membuka wawasan mengenai hubungan citra tubuh
terhadap perilaku diet pada remaja putri.
1.4.2 Manfaat praktis
1. Bagi remaja putri
Diharapkan agar tetap melakukan perilaku diet yang baik dan
menghargai tubuh yang dimilikinya dengan segala kelebihan dan
kekurangannya.
2. Bagi orang tua
Diharapkan sebagai bahan masukan bahwa citra tubuh yang
dimiliki anak dapat berdampak pada berbagai aspek kehidupan remaja
terutama, pada perkembangan masa remajanya, sehingga para orang tua
harus mengawasi perilaku diet atau perilaku makan sang anak.
5
3. Bagi perawat
Diharapkan agar dapat memberi masukan dan bahan pertimbangan
dalam mendidik, memberi dukungan, dan konseling kepada para remaja
terkait dengan perkembangan remaja.
4. Peneliti
Memberikan rekomendasi untuk peneliti lain atau berikutnya agar
mengambil sampel yang lebih banyak dan tidak terbatas pada satu
populasi remaja putri, karena dengan melibatkan populasi yang lebih
banyak dapat memberikan hasil yang lebih bervariasi. Penelitian
terhadap hubungan citra tubuh terhadap perilaku diet pada remaja putri
dengan latar belakang budaya maupun latar belakang pendidikan yang
berbeda juga diperlukan.
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Remaja
2.1.1 Definisi remaja
Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence berasal
dari bahasa latin adolescere yang artinya “ tumbuh untuk mencapai
kematangan”. Menurut Mappiare (Mubin & Cahyadi, 2006) mengatakan
bahwa masa remaja berlangsung antara usia 12 tahun dengan mencapai 21
tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria.
Menurut Jersild mengatakan bahwa masa remaja merupakan
periode transisi dari anak-anak menuju dewasa (Mubin & Cahyadi, 2006).
Piaget (Hurlock, 1980) mengemukakan bahwa secara psikologis, masa
remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dalam masyarakat
dewasa. Hall (Dacey & Kenny, 2004) menyatakan bahwa masa remaja
merupakan suatu tahap perkembangan yang dikarekteristikkan sebagai
“strom and stress”, tahap dimana remaja sangat dipengaruhi oleh mood
dan remaja tidak dapat dipercaya. Remaja berada diantara masa kanak-
kanak dan orang dewasa dengan kondisi yang masih belum mampu untuk
menguasai fungsi-fungsi dan psikisnya secara maksimal sehingga mereka
masih terus berusaha menemukan posisi yang tepat di masyarakat.
Menurut Dariyo, A (2004) mengatakan bahwa remaja adalah
individu dengan batasan usia 13 tahun sampai 21 tahun yang dibagi
menjadi 3 fase, yaitu :
7
1. Fase remaja awal : usia 13 tahun sampai 15 tahun
2. Fase remaja pertengahan : usia 16 tahun sampai 18 tahun
3. Fase remaja akhir : usia 19 tahun sampai 21 tahun
Berdasarkan pengertian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa
dewasa yang dimulai dari usia 12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi
wanita dan usai 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria yang dibagi ke dalam
3 fase, yaitu remaja awal, remaja pertengahan, dan remaja akhir dimana
individu mengalami masa strom and stress serta belum mampu menguasai
fungsi-fungsi fisik dan psikisnya secara maksimal.
2.1.2 Perkembangan fisik remaja
Perkembangan fisik remaja ditandai dengan adanya suatu periode
disebut pubertas. Pada masa pubertas, hormon seseorang menjadi aktif
dalam memproduksi 2 jenis hormon (gonadotrophins atau gonadotrophic
hormones) yang berhubungan dengan pertumbuhan, yaitu :
1. Follicle-Stimulating Hormon (FSH)
Hormon yang secara langsung dapat mempengaruhi kemungkinan
seorang wanita dapat hamil atau mempertahankan kehamilannya. Pada
wanita yang sedang mengalami menstruasi, kelenjar pituitari didalam
otak dapat mendeteksi apakah ovarium memproduksi estrogen dengan
jumlah yang tepat. Jika wanita belum mendapatkan periodenya dan tidak
ada estrogen yang dibuat, maka kelenjar pituitari di otak akan melepas
hormon FSH (Follicle-Stimulating Hormon). FSH meruapakn hormon
yang memiliki struktur glikoprotein, diproduksi di sel gonadotropin
8
hipofisis pada lobus anterior, distimulasi oleh hormon aktivin dan di
hambat oleh hormon inhibin. Sel target dari FSH ialah : testis (Tubulus
Semineferus) pada laki-laki dan ovarium pada wanita(Dacey & Travers,
2004).
2. Luteinizing Hormone (LH)
Pada anak perempuan, kedua hormon tersebut merangsang
perkembangan dua jenis hormon kewanitaan, yaitu estrogen dan
progesterone. Pada anak laki-laki, Luteinizing Hormone yang juga
dinamakan Interstitial-Cell Stimulating Hormone (ICSH) merangsang
perkembangan testosterone.
Perkembangan secara cepat dari hormon-hormon tersebut
menyebabkan terjadinya perubahan sistem biologis seorang anak. Pada
anak perempuan, peristiwa pertama yang terjadi adalah telarke, yaitu
terbentuknya payudara, diikuti oleh puberke, yaitu tumbuhnya rambut
pubis dan ketiak, lalu menarke, yaitu periode haid pertama (Ganong,
1997). Sedangkan pada anak laki-laki juga mengalami perubahan fisik,
seperti suara yang semakin berat, pertumbuhan otot, dan pertumbuhan
rambut tubuh. Perkembangan fisik remaja akan berlangsung sangat cepat
sejak awal terjadinya pubertas (Dacey & Travers, 2004).
2.1.3 Citra tubuh pada remaja
Stereotype mengenai citra tubuh sudah terbentuk sejak masa
kanak-kanak. Anak laki-laki dibentuk dengan pola pikir bahwa tubuh yang
ideal bagi laki-laki adalah mesomorf. Pola pikir ini terus-menerus terbawa
hingga memasuki masa remaja sehingga persepsi negatif terhadap citra
9
tubuh cenderung terbentuk jika tidak memiliki bentuk tubuh ideal yang
diharapkan. Sedangkan pada anak perempuan, sejak masa kanak-kanak,
pola pikir individu sangat dipengaruhi oleh media. Hal ini terus terjadi
hingga remaja sehingga individu melakukan identifikasi terhadap figure
tubuh ideal yang selalu di tampilkan oleh media (Ferron, 1997).
Pubertas, jenis kelamin dan usia mempengaruhi citra tubuh. Pada
kenyataannya, remaja putra cenderung merasa lebih puas dengan
perubahan tubuhnya dibandingkan dengan remaja putri. Berbeda dengan
remaja putra, remaja putri mengasosiasikan perubahan tubuhnya dengan
apakah terlihat lebih menarik atau tidak (Ferron, 1997). Remaja putri yang
telah mengalami pubertas cenderung merasa tidak puas dengan ukuran dan
bentuk tubuh. Ketidakpuasaan ini bisa menyebabkan munculnya perasaan
tidak adekuat, kehilangan kendali diri, dan rendahnya self-esteem (O’Dea
& Abraham, 2000).
2.1.4 Dinamika Penyesuaian Diri Remaja
Penyesuaian diri bukan merupakan sesuatu yang bersifat absolute
atau mutlak. Tidak ada individu yang dapat melakukan penyesuaian
dengan sempurna. Penyesuaian diri bersifat relatif artinya harus dinilai dan
dievaluasi sesuai dengan kapasitas individu untuk memenuhi tuntutan
terhadap dirinya (Agustiani, 2006).
Dinamika penyesuaian diri melibatkan sejumlah faktor psikologis
dasar yang mengantarkan individu kepada penyesuaian diri yang baik
(adjustive behavior). Menurut Ali dan Asrori (2004) ada sejumlah faktor
10
psikologis dasar yang memiliki pengaruh kuat terhadap dinamika
penyesuaian diri remaja yaitu :
1. Kebutuhan (Need)
Yang dimaksud ialah kebutuhan yang bersifat internal. Dari faktor
ini, penyesuaian diri ditafsirkan sebagai suatu jenis respon yang
diarahkan untuk tuntutan yang harus diatasi oleh individu. Tuntutan-
tuntutan untuk mengatasinya dalam sebuah prosesnya didorong secara
dinamis oleh kebutuhan-kebutuhan internal yang disebut dengan need.
2. Motivasi (motivation)
Penafsiran terhadap karakteristik dan tujuan respon individu dan
hubungannya dengan penyesuaian tergantung konsep-konsep yang
menerangkan hakekat motivasi, seperti melalui teori stimulasi-respon,
teori fisiologis, teori intrinsik, teori motivasi tidak sadar dan teori
hedonistik.
3. Persepsi (perception)
Setiap individu dalam menjalani hidupnya selalu mengalami apa
yang tersebut persepsi sebagai hasil penghayatannya terhadap berbagai
jenis perangsang (stimulus) yang berasal dari lingkungan. Atkinson dan
Hilgard (1983) mengatakan bahwa persepsi merupakan proses
menginterprestasikan dan mengorganisasikan pola-pola stimulus yang
berasal dari lingkungan.
Persepsi remaja memiliki pengaruh yang berarti terhadap dinamika
penyesuaian diri karena persepsi memiliki peranan penting dalam
perilaku, yaitu :
11
1) Sebagai bagian pembentukkan pengembangan sikap terhadap
suatu objek atau peristiwa yang berarti akan berpengaruh
terhadap perilaku penyesuaian diri yang lebih terarah.
2) Sebagai pengembangan fungsi kognitif, afektif, dan konatif
sehingga berpengaruh terhadap penyesuaian yang lebih utuh dan
proporsional sesuai dengan pertimbangan dan pengalaman-
pengalaman yang relevan.
3) Meningkatkan keaktifan, kedinamisan, dan kesadaran terhadap
lingkungan sehingga dapat menggerakkan motivasi untuk
penyesuaian dari secara lebih sadar.
4) Meningkatkan pengamatan dan penilaian secara objektif
terhadap lingkungan sehingga perilaku penyesuaian diri lebih
rasional dan realistis.
5) Mengembangakan kemampuan pengelolaan pengalaman dalam
kehidupan sehari-hari secara berkelanjutan sehingga dapat
mendorong ke arah proses sosialisasi yang semakin mantap.
4. Kemampuan (capacity)
Perkembangan kemampuan remaja dalam aspek kognitif, afektif,
maupun psikomotor juga dapat mewarnai dinamika penyesuaian diri
remaja. Dinamika penyesuaian diri remaja akan berlangsung baik jika
ketiga aspek ini berkembang dan berjalan secara harmonis.
12
5. Kepribadian (personality)
Remaja yang sedang berkembang yang pesat dari segala aspeknya
kepribadiannya pun menjadi sangat dinamis. Kedinamisan kepribadian
remaja itu akan sangat mewarnai dinamika penyesuaian dirinya.
2.2 Konsep Dasar Perilaku Makan Pada Remaja Putri
2.2.1 Definisi perilaku makan
Menurut Le (2013) Definisi perilaku makan adalah tanggapan atau
reaksi individu yang terbukti digerakkan atau di aktivitaskan dalam
kehidupan sehari-hari yang ditunjukkan individu untuk bertahan hidup
dimana aktivitas tersebut untuk menyediakan kebutuhan nutrisi terutama
untuk energi dan pertumbuhan yang dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi,
nilai, etika, kekuasaan, persuasi, dan genetika. Penelitian Tan (dalam
Fradjia, 2008) mengatakan bahwa perilaku makan adalah suatu istilah
untuk menggambarkan perilaku yang berhubungan dengan tata karma
makan, frekuensi makan, pola makan, kesukaan makan, dan pemeliharaan
makanan.
Perilaku makan pada remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor,
antara lain :
1. Faktor biologis
Model biologis dari perilaku makan berfokus pada pusat regulasi
nafsu makan di hipotalamus yang mengontrol mekanisme neurokimiawi
untuk makan dan perasaan kenyang. Penurunan kadar dopamine yang
menyebabkan terjadinya perubahan dalam perilaku makan seseorang
13
diduga sebagai suatu cara untuk mengkompensasi penurunan aktivasi
area penghargaan yang dirangsang oleh dopamine Wang, et al (2001)
dalam Stuart & Laraia (2005) mengatakan bahwa leptin adalah sebuah
protein yang meningkatkan asupan makanan, dan gliserin, juga
mempengaruhi perilaku makan seseorang (Jimerson, D, (2002); Tanaka
et al, 2002 (dalam Stuart & Laraia 2005)).
2. Faktor psikologis
Perpisahan dini, konflik individu, perasaan ketidakbergunaan,
ketidakberdayaan, kesulitan menginterpretasikan perasaan dan
bertoleransi terhadap fase emosional dan ketakutan terhadap kedewasaan
dapat mempengaruhi perilaku makan pada remaja Greeno, Wing dan
Shiffman, 2000; Stien dan Core 2003 (dalam Stuart & Laraia, 2005).
3. Faktor lingkungan
Berbagai faktor lingkungan dapat mempengaruhi perilaku makan
seseorang. Keluarga dengan penyalahgunaan obat, bunuh diri,
pembolosan, dan masalah emosional lainnya, dapat mempengaruhi
perilaku makan anggota keluarga tersebut. Orang tua yang menunjukkan
penolakkan terhadap orang-orang dengan kelebihan berat badan dapat
mempengaruhi perilaku makan anak-anaknya Brink, Ferguson &
Sharma, 1999 (dalam Stuart & Laraia, 2005). Orang tua yang terus-
menerus menghindari makanan apabila mengalami stress dan
menunjukkan perilaku makan yang buruk, serta tidak mengajarkan anak-
anak tentang nilai yang pantas mengenai makanan, juga dapat
berpengaruh dalam perilaku makanannya sehari-hari. Intervensi
14
keperawatan yang dapat dilakukan termasuk mengedukasi orang tua dan
anak-anak tentang perilaku makan yang sehat White, 2000 (dalam Stuart
& Laraia, 2005).
4. Faktor sosiokultural
Pengaruh teman sebaya cukup besar di kalangan remaja. Menurut
Newman dan Shichor (dalam Hurlock, 1994), remaja lebih banyak
berada di luar rumah bersama dengan teman sebayanya sebagai
kelompok sehingga berpengaruh besar pada sikap, minat penampilan dan
perilakunya, termasuk perilaku makan remaja.
2.2.2 Gangguan perilaku makan
Gangguan perilaku makan adalah suatu permasalahan yang serius,
kadang sulit untuk disembuhkan dengan terapi, disertai banyak komplikasi
medis dan angka mortalitas yang tinggi sejalan dengan tingkat
komorbiditas psikiatri yang tinggi pula (Striegel-Moore, Wonderlich,
Walsh & Mitchell, 2011). Gangguan perilaku makan diartikan suatu
sindrom psiaktri yang ditandai oleh pola makan yang menyimpang terkait
dengan karakteristik psikologik yang berhubungan dengan makan, bentuk
tubuh, dan berat badan (Lisal, 2008). Thompson (dalam Sucita, 2008)
yang mengungkapkan bahwa semua perempuan memperhatikan berat
badannya dan takut mengalami kelebihan berat badan sehingga cenderung
untuk mengalami gangguan dalam perilaku makan. Remaja putri
merupakan kelompok masyarakat yang paling berisiko, dan diestimasikan
hingga 70% remaja putri terkena permasalahan ini (Gibney, Margetts,
Kaerney & Arab, 2004).
15
2.2.3 Klasifikasi Gangguan Perilaku Makan
Klasifikasi dari gangguan perilaku makan sebagai suatu gangguan
mental dimulai dengan anorexia nervosa pada sekitar tahun 1970, diikuti
dengan bulimia nervosa pada sekitar tahun 1980, dan klasifikasi untuk
gangguan perilaku makan yang berbeda dari 2 klasifikasi tersebut (Levin
& Becker, 2010). Berdasarkan panduan diagnostik dan statistik untuk
gangguan mental edisi ke 4 (DSM-IV), gangguan perilaku makan dibagi
menjadi 3 yaitu : AN, BN (Lemberg, 1991).
1. Anorexia Nervosa (AN)
Anorexia Nervosa adalah gangguan makan disertai dengan
keinginan untuk kurus yang dilakukan dengan cara menahan lapar.
Anorexia Nervosa merupakan sebuah gangguan serius yang dapat
menyebabkan kematian. Anorexia Nervosa mengandung tiga ciri utama,
yaitu :
1) Memiliki berat badan kurang dari 85% orang yang disebut
normal, dilihat dari usia dan tinggi tubuh.
2) Memiliki ketakutan yang intens terhadap penambahan berat
badan. Ketakutan ini tidak hilang meskipun berat badan tubuh
sudah berkurang.
3) Memiliki gambaran yang salah mengenai bentuk tubuhnya
(Rigaud et al, 2007). Meskipun mereka sangat kurus, mereka
memandang diri mereka terlalu gemuk. Mereka tidak pernah
menganggap diri mereka cukup kurus, khususnya dibagian
perut, pantat & paha. Biasanya mereka sering menimbang berat
16
badan, sering kali menggunakan alat ukur tubuh, dan sering
bercermin memandang tubuhnya sendiri dengan kritis
(Seindenfeld, Sosin & Rickert, 2004).
Anorexia nervosa biasanya dimulai diawal hingga pertengahan
belasan tahun, sering kali diikuti dengan diet dan beberapa jenis stress
(Lee et al, 2005). Anorexia nervosa 10 kali lebih banyak dialami oleh
remaja putri dibandingkan remaja putra. Jika anorexia nervosa terjadi
pada remaja laki-laki, maka biasanya gejala dan karakteristik lain
(seperti distorsi gambaran tubuh dan konflik keluarga) yang biasanya
dilaporkan, menyerupai dengan yang dilaporkan oleh perempuan yang
mengalami gangguan ini (Araceli et al, 2005).
2. Bulimia Nervosa (BN)
Bulimia nervosa adalah gangguan makan dimana individu secara
konsisten mengikuti pola makan berlebihan dan membersihkannya
(binge and purge). Para penderita bulimia ini makan terus-menerus,
kemudian mengosongkan perut dengan cara membuat dirinya muntah-
muntah atau menggunakan obat pencuci perut. Meskipun terdapat
banyak orang yang melakukan hal ini dan kadangkala bereksperimen
dengan hal tersebut, seseorang dianggap menderita kelainan bulimia
hanya jika kejadian tersebut berlangsung minimal 2 kali seminggu
selama 3 bulan (Napierski-Prancl, 2009).
Seperti penderita anorexia, sebagian besar penderita bulimia sering
memikirkan makanan, sangat takut jadi gemuk, depresi atau cemas dan
memiliki citra tubuh yang salah. Sebuah penelitian terbaru menentukan
17
bahwa penderita bulimia berlebihan menilai berat dan bentuk tubuh dan
penilaian yang berlebihan ini terkait dengan depresi yang lebih tinggi
dan percaya diri yang rendah (Hrabosky et al, 2007). Tidak seperti
penderita anorexia, orang yang makan terus-menerus biasanya memiliki
rentang berat tubuh normal, yang membuat penderita bulimia sulit
dideteksi.
Bulimia nervosa biasanya dimulai di akhir masa remaja atau awal
dewasa. Banyak wanita yang menderita bulimia nervosa pernah
mengalami kelebihan berat tubuh sebelum gangguan ini muncul ; sering
kali makan terus-menerus ini sering kali dimulai selama masa diet.
Seperti anorexia nervosa, sekitar 70% individu yang menderita bulimia
nervosa setelah beberapa waktu pulih dari gangguan (Agras et al, 2004).
DSM-IV membagi BN kepada 2 bentuk yaitu purging dan
nonpurging. Pada tipe purging, individu tersebut memuntahkan kembali
makanan secara sengaja atau menyalahgunaan obat pencahar, diuretic
atau enema. Pada tipe nonpurging, individu tersebut menggunakan cara
lain selain cara yang digunakan pada tipe purging, seperti berpuasa
secara berlebihan.
Tidak seperti AN, penderita BN masih dapat memiliki berat badan
yang normal sesuai dengan umur mereka. Akan tetapi, seperti AN,
mereka juga mempunyai ketakutan akan bertambahnya berat badan dan
menjalani tindakan ekstrim untuk mengurangi berat badan, serta merasa
sangat tidak puas atas ukuran dan bentuk tubuh (APA, 2005).
18
Mirip dengan AN, orang yang menderita BN juga mempunyai
penyakit psikologis seperti depresi, ansietas, maupun permasalahan
penyalahgunaan zat, akibat fisik dari BN antara lain, ketidakseimbangan
elektrolit, masalah gastrointestinal, dan masalah yang berkaitan dengan
rongga mulut dan gigi (APA, 2005).
2.2.4 Pengukuran perilaku makan
Identifikasi kecenderungan terjadinya gangguan perilaku makan pada
umumnya menggunakan intrumen Eating Attitudes Test (EAT-26), EAT-
26 tidak digunakan untuk mendiagnosis gangguan makan, namun untuk
mengidentifikasi individu-individu yang memiliki kecenderungan
gangguan dalam perilaku makan dan membutuhkan penanganan lebih
lanjut (Anderson, 2004). EAT-26 telah digunakan sebagai alat skrining
untuk menilai risiko gangguan perilaku makan di sekolah, kampus, hingga
sampel berisiko seperti atlet dan sebagainya yang mencakup tiga aspek
yaitu :
1. Dieting (perilaku diet)
Komponen ini terdiri dari aspek menghindari makanan berlemak
dan keinginan kuat untuk memiliki tubuh kurus.
2. Bulimia and food preoccupation (bulimia dan makna makanan)
Komponen ini terdiri dari aspek pemikiran dan pemaknaan
terhadap makanan.
19
3. Oral control (kontrol oral)
Komponen ini terdiri dari aspek control diri dalam perilaku makan
serta aspek tekanan yang diterima oleh orang lain atas kelebihan berat
badan.
2.3 Indeks Massa Tubuh (IMT)
2.3.1 Pengertian indeks massa tubuh (IMT)
Penilaian kategori berat badan seseorang apakah sudah ideal apa
belum dengan cara yang dapat dilakukan secara antropometri. indeks
massa tubuh (IMT) yang diperoleh dengan cara membagi berat badan (kg)
dengan kuadrat dari tinggi badan (𝑚)2. Penilaian IMT menggunakan 2
parameter yaitu, berat badan yang merupakan salah satu parameter massa
tubuh yang paling sering digunakan yang dapat mencerminkan jumlah zat
gizi seperti protein, lemak, air dan mineral dan tinggi badan yang menjadi
ukuran panjang dan dapat merefleksikan pertumbuhan skeletal (DepKes,
2003).
IMT = Berat badan (kg)
Tinggi Badan (𝑐𝑚)2
Tabel 2.1 Kategori Indeks Massa Tubuh
Berat IMT 𝐤𝐠/(𝐜𝐦/𝟏𝟎𝟎)𝟐
Underweight/kurus <18,5
Normal/ideal 18,5 – 22,9
Overweight/gemuk 23,0 – 24,9
Obese I 25,0 – 29,9
Obese II >30
20
2.4 Perilaku Diet
2.4.1 Pengertian perilaku diet
Diet berasal dari bahasa yunani yang artinya cara hidup. Menurut
Arthur (2010) mengatakan bahwa diet adalah program penghilang asupan
makanan apapun dengan tujuan mengurangi berat badan.
Menurut Hartanto (2006) mengatakan bahwa adalah kebiasaan
yang diperbolehkan dalam hal makanan dan minuman yang dimakan oleh
seseorang dari hari ke hari, terutama yang khusus dirancang untuk
mencapai tujuan dengan memasukkan atau mengeluarkan bahan makanan.
Menurut medis mengatakan bahwa perilaku diet merupakan
perilaku pengaturan asupan (intake) makanan yang masuk ke dalam tubuh
dengan tujuan yang beraneka macam, salah satunya untuk menurunkan
berat badan (Sutrianadewi, 2003).
Diet merupakan suatu perencanaan atau pengaturan pola makan
dan minum yang bertujuan untuk menurunkan berat badan atau menjaga
kesehatan (Dariyo, 2004). Pendapat Dariyo sejalan dengan pendapat dari
Papalia (dalam Dariyo, 2004) yang mengatakan diet adalah cara
membentuk atau mencapai proporsi berat badan dan taraf kesehatan yang
seimbang melalui pengaturan pola makan, minum dan aktifitas fisik.
Menurut Hawks (2008) mengatakan bahwa perilaku diet adalah
usaha sadar seseorang dalam membatasi dan mengontrol makanan yang
akan dimakan dengan tujuan untuk mengurangi dan mempertahankan
berat badan. Berdasarkan definisi diatas, perilaku diet dapat diartikan
sebagai kegiatan membatasi dan mengontrol makanan atau kalori yang
21
akan dimakan dengan tujuan untuk mengurangi atau mempertahankan
berat badan.
2.4.2 Jenis-jenis diet
Heinberg (2002) menyebutkan bahwa terdapat 2 jenis perilaku diet
yang sering terjadi, yaitu :
1. Diet Sehat
Diet sehat adalah penurunan berat badan yang dilakukan dengan
jalan perubahan perilaku ke arah yang lebih sehat, seperti mengubah
pola makan dengan mengkonsumsi makanan rendah kalori dan rendah
lemak, menambah aktifitas fisik secara wajar.
Diet sehat dapat dilakukan dengan cara mengurangi masukan
kalori ke dalam tubuh namun tetap menjaga pola makan yang
dianjurkan oleh pedoman gizi seimbang Anwar (dalam Elga, 2007).
Adapun pola makan sehat yang dianjurkan agar seseorang
senatiasa mendapatkan nutrisi yang seimbang bagi tubuh mereka
adalah:
1) Berbagai macam variasi dari buah-buahan dan sayur-sayuran
sebaiknya dikonsumsi paling sedikit 5 porsi sehari.
2) Beberapa makanan yang mengandung karbohidrat sebaiknya
dikonsumsi, khususnya yang mengandung serat tinggi seperti
roti, pasta, sereal, dan kentang. Di Indonesia, karbohidrat lebih
umum dikonsumsi dalam bentuk nasi, roti, mie, kentang
sebagai makanan pokok yang dimakan setiap hari Azwar
(dalam Elga, 2007).
22
3) Daging, ikan, dan sejenisnya dikonsumsi dalam jumlah sedang
dan lebih dianjurkan untuk memilih yang rendah lemak.
4) Susu dan produk-produk olahan dari susu sebaiknya
dikonsumsi dalam jumlah sedang dan mengandung kadar
lemak yang rendah.
5) Cemilan dan makanan yang mengandung gula seperti keripik
kentang, permen, dan minuman yang mengandung gula
sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah kecil dan jarang.
2. Diet tidak sehat
Diet tidak sehat adalah penurunan berat badan yang dilakukan
dengan melakukan perilaku-perilaku yang membahayakan kesehatan,
seperti berpuasa atau melewatkan waktu makan dengan sengaja,
penggunaan obat-obat penurunan berat badan, menahan nafsu makan
atau laxative serta muntah dengan sengaja.
Menurut Neumark-Stainzher (2002) dan Krowchuk et al (1998)
menyebutkan bahwa macam-macam praktek diet terbagi menjadi 3
kategori :
1) Diet sehat
Perilaku diet yang sehat misalnya perubahan perilaku makan
dengan mengurangi asupan lemak dan membatasi asupan energi,
mengurangi makan cemilan dan meningkatkan aktifitas fisik atau
berolahraga.
23
2) Diet tidak sehat
Praktik diet tidak sehat misalnya melewatkan waktu makan (waktu
sarapan, makan siang atau makan malam) dan berpuasa.
3) Diet ekstrim
Diet ekstrim sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh karena pada
umumnya menggunakan produk untuk mempercepat penurunan
berat badan, seperti penggunaan pil pelangsing, pil diet, pil nafsu
makan dengan perilaku kesehatan buruk misalnya dengan
memuntahkan dengan sengaja, oalahraga yang berlebihan.
2.4.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku diet
Menurut Denny Santoso (2013) faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku diet :
1. Jenis kelamin
Jenis kelamin mempengaruhi kebutuhan gizi pada laki-laki
biasanya memerlukan kalori lebih banyak karena mempunyai otot yang
lebih besar daripada perempuan.
2. Usia
Faktor kedua adalah usia. Kebutuhan gizi remaja berada pada
angka yang paling tinggi karena masa ini adalah masa transisi dari kecil
menuju dewasa jika kebutuhan gizi remaja tercukupi maka akan
menentukan kematangan mereka diumur mendatang.
24
3. Aktifitas
Semakin banyak aktifitas yang dilakukan maka angka gizi yang
diperlukan semakin banyak. Tentu saja angka kebutuhan gizi para
remaja berbeda dengan angka kebutuhan gizi tukang bangunan.
2.4.4 Dampak perilaku diet
Menurut Hawks (2008) mengatakan bahwa perilaku diet dapat
menimbulkan dampak bagi seseorang, yaitu :
1. Dampak biologis
Peneliti mengatakan bahwa diet akan meningkatkan level systemic
cortisol. Cortosol merupakan pertanda dari timbulnya stress, yang
merupakan prediktor terhadap level rasa lapar dan hal ini merupakan
faktor yang berisiko terhadap timbulnya tulang rapuh.
2. Dampak psikologis
Individu yang melakukan diet biasanya akan lebih depresi dan
emosional daripada individu yang tidak diet, dan akan mengalami
kecemasan, serta kurangnya penyesuaian diri yang baik pada area
sosialisasi, kematangan, tanggung jawab, dan struktur nilai intrapersonal.
3. Dampak kognitif
Kerusakan dalam working memory, waktu reaksi, tingkat perhatian
dan performasi kognitif dipengaruhi oleh bentuk tubuh, makanan, dan
diet yang disebabkan oleh kecemasan yang dihasilkan oleh efek stress
terhadap diet.
25
2.4.5 Pengukuran perilaku diet
Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya mengenai
perilaku diet pada umumnya mengacu pada alat ukur yang disusun oleh
French, Perry, Leon dan Fulkerson (dalam Elga, 2007). Alat ukur ini terdiri
dari dua metode penurunan berat badan, antara lain :
1. Metode penurunan berat badan yang sehat
Yang mencerminkan pola makan sehat dan olahraga. Metode ini
terdiri dari : pengurangan kalori, memperbanyak olahraga, memperbanyak
makan buah dan sayur, mengurangi cemilan, mengurangi asupan lemak,
mengurangi permen atau makanan manis, mengurangi porsi makan yang
dikonsumsi, mengubah tipe makanan, mengurangi konsumsi daging,
mengurangi makanan yang berkarbohidrat tinggi dan mengkonsumsi
makanan-makanan rendah kalori.
2. Metode penurunan berat badan yang tidak sehat
Yang mencerminkan usaha mengontrol berat badan yang tidak
sehat. Metode ini terdiri dari : puasa (diluar ibadah), sengaja melewatkan
waktu makan (sarapan, makan siang, makan malam), memperbanyak
merokok, penggunaan laxative (obat pelancar buang air besar),
menggunakan diuretic (obat penyerap kadar air dalam tubuh),
menggunakan penahan nafsu makan, menggunakan pil diet, memuntahkan
makanan dengan sengaja, tidak makan daging sama sekali, tidak makan
makanan yang mengandung karbohidrat sama sekali dan hanya memakan
satu jenis makanan saja dalam sehari.
26
2.4.6 Aspek perilaku diet
Perilaku diet merupakan bagian dari pola makan. Aspek teoritis
perilaku makan pertama kali dikemukakan oleh Schachter dan Radin dalam
teori internal-eksternal obesitas.
Aspek diet menurut Ruderman (1998) terdiri dari :
1. Aspek ekstrenal
Aspek eksternal mencakup situasi yang berkaitan dengan cara
makan dan faktor makanan itu sendiri, baik dari segi rasa, bau, dan
penampilan makanan. Bagi yang melakukan diet aspek eksternal ini akan
lebih bernilai apabila makanan yang tersedia adalah makanan yang lezat
( Wood et al, dalam Hartantri, 1998).
2. Aspek emosional
Aspek emosional menunjukkan emosi yang lebih berperan dalam
perilaku makan adalah emosi negatif, seperti kecewa, cemas, depresi dan
sebagainya. Rasa cemas, rasa takut dan rasa khawatir yang timbul akan
melahirkan sikap yang berbeda-beda pada setiap orang. Ada yang
mengatasi keadaan stress dengan tidur, melakukan berbagai akitivitas
fisik seperti olahraga, jalan-jalan, meminum-minuman keras,
mengkonsumsi obat-obatan tertentu atau mengalihkan perhatiannya
dengan memakan makanan sesukanya. Khusus untuk memakan makanan
sesukanya ini, jika keadaan berlangsung lama dan tidak terkontrol maka
akan menyebabkan dampak negatif pada tubuh, terlebih jika makanan
yang dimakan banyak mengandung kalori, karbohidrat dan lemak yang
27
tinggi. Kondisi ini bisa menjadi kebiasaan makan yang salah karena
dapat menaikkan berat badan.
3. Aspek restrain
Istilah restrain menurut kamus kedokteran berarti pengekangan
atau pembatasan (Ramali dan Pomentjak, 2000). Aspek restrain ini
kemudian dikembangkan oleh Herman dan Polivy (dalam Hartantri,
1998) yang mengemukakan bahwa pola makan individu dipengaruhi
oleh keseimbangan antara faktor-faktor fisiologis yaitu desakan terhadap
keinginan pada makanan dan usaha secara kognitif untuk melawan
keinginan tersebut.
2.5 Citra Tubuh
2.5.1 Definisi citra tubuh
Menurut Honigman dan Castle (2007) mengatakan bahwa citra
tubuh adalah gambaran mental seseorang terhadap bentuk dan ukuran
tubuhnya, bagaimana seseorang mempersepsi dan memberikan penilaian
atas apa yang dipikirkan dan rasakan orang lain terhadap dirinya. Menurut
Cash & Deagle dalam Jones (2002) mendefinisikan citra tubuh sebagai
derajat kepuasan individu terhadap dirinya secara fisik yang mencakup
ukuran, bentuk dan penampilan umum.
Menurut Fallon (1990) dalam Kim & Lennon (2007) mengatakan
bahwa citra tubuh adalah gambaran mental yang dimiliki pada tubuhnya
sendiri. Citra tubuh tidak hanya tentang bagaimana seseorang menilai
28
dirinya, namun juga mengenai bagaimana perasaan mereka terhadap
persepsi (Kim & Lennon, 2007).
Menurut Davidson & McCabe (2005) mengatakan bahwa citra
tubuh didefinisikan sebagai persepsi dan sikap seseorang terhadap
tubuhnya sendiri. Hal yang serupa dikemukakan oleh Schilder yang
mendefinisikan citra tubuh sebagai gambaran tentang tubuh individu yang
terbentuk dalam pikirannya, atau gambaran tubuh individu menurut
dirinya sendiri (Frith & Glesson, 2006).
2.5.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan citra tubuh
Menurut Close dan Giles (2008) mengatakan citra tubuh pada
remaja mulai terbentuk seiring dengan pertumbuhan fisik dan kematangan
mentalnya. Cara pandang remaja terhadap tubuhnya sendiri dipengaruhi
antara lain pertumbuhan fisiknya yang masih tengah berubah dan
berkembang, tayangan dan tampilan media massa yang menampilkan
bentuk tubuh model yang ideal, juga kecenderungan untuk
membandingkan bentuk tubuhnya dengan bentuk tubuh orang lain
seusianya.
Dalam perkembangannya, terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi perkembangan citra tubuh, antara lain :
1. Jenis kelamin
Menurut Cash & Purinsky (2002) mengatakan bahwa jenis kelamin
adalah faktor yang mempengaruhi dalam perkembangan citra tubuh
seseorang. Ketidakpuasaan terhadap tubuh lebih sering terjadi pada
remaja wanita daripada remaja laki-laki. Pada umumnya remaja putri,
29
lebih kurang puas dengan tubuhnya dan memiliki citra tubuh yang
negatif, dibandingkan dengan remaja laki-laki selama masa pubertas.
Sebuah penelitian Cash & Purinsky (2002) menjelaskan bahwa
sekitar 40%-70% gadis remaja tidak puas dengan dua atau lebih aspek
dari tubuh mereka. Ketidakpuasan biasanya berfokus pada jaringan
adipose substansial dalam tubuh bagian tengah atau bawah, seperti
pinggul, perut, dan paha. Diberbagai Negara maju, antara 50% sampai
80% gadis remaja ingin menjadi langsing dan melakukan diet bervariasi
dari 20% sampai 60%.
2. Usia
Pada usia remaja, citra tubuh menjadi aspek yang terpenting untuk
diperhatikan. Hal ini berdampak pada usaha berlebihan untuk
mengontrol berat badan. Umumnya hal ini terjadi pada remaja putri
daripada remaja putra. Remaja putri mengalami kenaikan berat badan
yang normal pada masa pubertas dan menjadi tidak bahagia tentang
penampilan dan citra tubuh negatif ini dapat menyebabkan gangguan
perilaku makan. Ketidakpuasan remaja putri terhadap tubuhnya
meningkat pada awal hingga pertengahan usia remaja (Papalia & Olds,
2003). Ketakutan untuk menjadi gemuk sangatlah umum terjadi pada
remaja putri sehingga hal ini disebut sebagai ketidakpuasaan normatif
bagi kelompok usia dan gender (Gibney, Margetts, Kearney & Arab,
2004).
30
3. Media massa
Menurut Tiggeman (Cash & Pruzinsky, 2002) mengatakan bahwa
media massa yang muncul dimana-mana memberikan gambaran ideal
mengenai figure wanita dan laki-laki yang dapat mempengaruhi citra
tubuh seseorang. Media massa menjadi pengaruh kuat dalam budaya
sosial. Para remaja lebih banyak menghabiskan waktunya dengan
menonton televisi dan kebanyakan orang dewasa membaca surat kabar
harian majalah.
Menurut Longe (2008) mengatakan bahwa citra tubuh dapat
dipengaruhi oleh pengaruh luar, seperti media televisi, internet dan
majalah sering menggambarkan orang lebih dekat dengan tipe tubuh
yang ideal umum diterima daripada citra tubuh rata-rata untuk menjual
produk mereka.
4. Keluarga
Menurut teori pembelajaran sosial, orang tua merupakan model
yang penting dalam proses sosialisasi sehingga mempengaruhi citra
tubuh anak-anaknya melalui umpan balik, dan instruksi (Cash &
Pruzinsky, 2002).
5. Hubungan interpersonal
Seseorang cenderung membandingkan dirinya dengan orang lain
dan umpan balik yang diterima mempengaruhi konsep diri termasuk
bagaimana perasaannya terhadap penampilan fisik. Hal ini yang sering
membuat seseorang cemas terhadap penampilan dan gugup ketika orang
lain melakukan evaluasi terhadap dirinya. Rosen mengatakan bahwa
31
umpan balik terhadap penampilan dan kompetisi teman sebaya dan
keluarga dalam hubungan interpersonal mempengaruhi bagaimana
pandangan dan perasaan seseorang terhadap tubuhnya (Cash &
Pruzinsky, 2002).
2.5.3 Kriteria citra tubuh
Menurut Nada (dalam Veronica, 2010) mengemukakan bahwa
terdapat dua kriteria citra tubuh, yaitu :
1. Citra tubuh positif
1) Persepsi bentuk tubuh yang benar dan individu melihat berbagai
bagian tubuh sebagaimana yang sebenarnya.
2) Individu menghargai bentuk tubuh alaminya dan memahami bahwa
penampilan fisik pada setiap individu mempunyai nilai karakter.
3) Individu bangga dan menerima kondisi bentuk tubuhnya, serta
merasa nyaman dan yakin dalam tubuhnya.
2. Citra tubuh negatif
1) Sebuah persepsi yang menyimpang dari bentuk tubuh, merasa
terdapat bagian-bagian tubuh yang tidak sebenarnya.
2) Individu yakin bahwa hanya orang lain yang menarik dan bahwa
ukuran atau bentuk tubuh adalah tanda kegagalan pribadi.
3) Individu merasa malu, sadar diri dan cemas tentang tubuhnya.
4) Individu tidak nyaman dan canggung dalam tubuhnya.
2.5.4 Pengukuran citra tubuh
Pengukuran komponen persepsi citra tubuh dilakukan dengan cara
membandingkan persepsi seseorang mengenai ukuran tubuhnya dengan
32
kondisi tubuh sebenarnya melalui pengukuran status gizi orang tersebut.
Subjek yang diteliti diukur antropometri tubuhnya dengan pengukuran
antropometri sehingga dapat dinilai status gizinya kemudian subjek diminta
menyebutkan persepsinya sendiri tentang ukuran tubuhnya (kurus, normal,
gemuk atau obesitas), kemudian dari kedua hal tersebut dapat dibandingkan
antara persepsi dengan status gizi mereka. Hasil pengukuran dari citra tubuh
dibedakan menjadi 2 yaitu tidak mengalami gangguan citra tubuh pada
komponen persepsi atau disebut distorsi citra tubuh. Distorsi citra tubuh
dibedakan menjadi 2 :
1. Overestimate, yaitu subjek mempersepsikan ukuran tubuhn mereka
lebih besar dibandingkan ukuran sebenarnya.
2. Underestimate, yaitu subjek mempersepsikan ukuran tubuhnya lebih
kecil dibandingkan ukuran sebenarnya (Kemala, 2000).
Dalam sejarah, standar tubuh perempuan ideal berubah-ubah.
Beberapa ratus tahun yang lalu perempuan yang cantik dan ideal adalah
yang berlekuk-lekuk (body guitar). Pada abad 18 perempuan menjadi lebih
memperhatikan ukuran pinggang dan mulai memakai korset yang sangat
ketat, membuat sesak nafas, kadang menyebabkan masalah pencernaan
demi kecantikan. Sarafino (1998) mengatakan bahwa persepsi bentuk tubuh
yang ideal berpuluh-puluhan tahun yang lalu adalah perempuan dengan
bentuk tubuh, namun setelah tahun 1960 bentuk ideal berubah menjadi
bentuk tubuh yang kurus.
33
2.5.5 Dimensi citra tubuh
Menurut Cash (2002) mengemukakan bahwa ada 5 dimensi dalam
pengukuran citra tubuh, yaitu :
1. Appearance evaluation (evaluasi penampilan)
Evaluasi penampilan yaitu mengukur penampilan keseluruhan
tubuh, apakah menarik atau tidak menarik serta memuaskan atau belum
memuaskan.
2. Appearance orientation (orientasi penampilan)
Orientasi penampilan yaitu perhatian individu terhadap penampilan
dirinya dan usaha yang dilakukan untuk memperbaiki dan meningkatkan
penampilan diri.
3. Body area satisfaction (kepuasan terhadap bagian tubuh)
Kepuasan terhadap bagian tubuh yaitu mengukur kepuasan
individu terhadap bagian tubuh secara spesifik, wajah, tubuh bagian atas
(dada, bahu dan lengan), tubuh bagian tengah (pinggang, perut), tubuh
bagian bawah (pinggul, paha, pantat dan kaki), serta bagian tubuh secara
keseluruhan.
4. Overweight Preoccupation (kecemasan menjadi gemuk)
Kecemasan menjadi gemuk yaitu mengukur kewaspadaan individu
terhadap berat badan, kecenderungan untuk melakukan diet dan
membatasi pola makan.
5. Self-classified weight (pengkategorian ukuran tubuh)
Pengkategorian ukuran tubuh yaitu mengukur bagaimana individu
menilai berat badannya, dari sangat kurus sampai gemuk.
34
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konseptual
Keterangan :
: Variabel yang diteliti.
: Variabel yang tidak di teliti.
: Garis hubungan
Gambaran 3.1 Kerangka konseptual dengan judul “hubungan citra tubuh
terhadap perilaku diet pada remaja putri di Desa Mlirip Dsn
Latsari Kabupaten Mojokerto”.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi citra tubuh :
1. Jenis kelamin
2. Usia
3. Media massa
4. Keluarga
5. Hubungan interpersonal
Dimensi citra tubuh :
1. Apprearance evaluation
(evaluasi penampilan)
2. Apprearance orientation
( orientasi penampilan)
3. Body area satisfaction
(kepuasan terhadap
bagian tubuh)
4. Overweight
preoccupation
(kecemasan menjadi
gemuk)
5. Self-classified weight
(pengkategorian ukuran
tubuh)
Sesuai Tidak Sesuai
Perilaku diet
35
Didalam kerangka konseptual penelitian hubungan citra tubuh
terhadap perilaku diet pada remaja putri di Desa Mlirip Dsn Latsari
Kabupaten Mojokerto yang didalamnya menjelaskan tentang perilaku diet
pada remaja putri. beberapa faktor-faktor yang dapat mempengaruhi citra
tubuh yaitu : usia, jenis kelamin, media massa, keluarga, hubungan
interpersonal. Dimana komponen diatas dapat berhubungan dengan perilaku
diet yang tidak akan diteliti oleh peneliti. Selain itu terdapat beberapa
dimensi citra tubuh yaitu : Apprearance evaluation (evaluasi penampilan),
Apprearance orientation (orientasi penampilan), Body Area Satisfaction
(kepuasan terhadap bagian tubuh), Overweight preoccupation (kecemasan
menjadi gemuk) dan Selt-classified Weight (pengkategorian ukuran tubuh).
Dimana komponen tersebut juga dapat berhubungan dengan perilaku diet
dengan melakukan cara sesuai, tidak sesuai yang dimana akan diteliti oleh
peneliti.
3.2 Hipotesis
H1 : Ada hubungan citra tubuh terhadap perilaku diet pada remaja
putri di Desa Mlirip Dsn Latsari Kabupaten Mojokerto.
.
36
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik dengan
menggunakan pendekatan Cross Sectional yaitu peneliti melakukan
pengukuran atau penelitian dalam waktu satu waktu (Notoadmodjo, 2010).
Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan menggunakan pendekatan
Cross Sectional, dimana data yang menyangkut variabel bebas (citra tubuh)
dan variabel terikat (perilaku diet) yang termasuk akibat diobservasi
sekaligus pada waktu yang bersamaan (Notoadmodjo, 2010).
4.2 Waktu dan Tempat Penelitian
4.2.1 Waktu penelitian
Dilaksanakan mulai Februari – Juni 2017
4.2.2 Tempat penelitian
Dilaksanakan di Desa Mlirip Dsn Latsari Kabupaten Mojokerto.
4.3 Populasi, Sampel, dan Sampling
4.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang
diteliti atau universi (Notoatmodjo, 2003). Populasi dalam penelitian ini
adalah semua remaja putri yang berada di Desa Mlirip Dsn Latsari
Kabupaten Mojokerto dengan jumlah 40 remaja putri.
37
4.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang
diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2003).
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian remaja putri yang berada di
Desa Mlirip Dsn Latsari Kabupaten Mojokerto dengan jumlah 37 remaja
putri.
4.3.3 Besar sampel
Besar sampel ditentukan dengan menggunakan penentuan rumus :
n = N
1+N (𝑑)2
= 40
1+ 40 (0,05)2
= 40
1+ 40 x 0,0025
= 40
1,1
= 36,3
= 37
Keterangan :
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
d = tingkat signifikasi (p) (Nursamalam, 2003).
Penelitian dalam menentukan sampel juga menggunakan kriteria
inklusi dan kritesia ekslusi sampel, yaitu :
1. Kriteria inklusi
Karakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target
yang terjangkau dan akan diteliti.
38
Maka kriteria inklusinya :
1) Umur 16-18 tahun
2) Berat badan
3) Tinggi badan
4) Kooperatif
2. Kriteria ekslusi
Karakteristik menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang
memenuhi kriteria ekslusi.
Maka kriteria ekslusinya :
1) Tidak memiliki penyakit kronis
4.3.4 Teknik Sampling
Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan secara non
probability sampling. Teknik sampling dilakukan dengan cara Purposive
Sampling yaitu teknik pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan
tertentu yang telah dibuat oleh peneliti, berdasarkan ciri atau sifat-sifat
populasi yang sudah diketahuai sebelumnya.
39
4.4 Kerangka Kerja
Gambar 4.1 : Kerangka kerja hubungan citra tubuh terhadap perilaku diet pada
remaja putri di Desa Mlirip Dsn Latsari Mojokerto.
Populasi
Semua remaja putri yang berada di Dsn Latsari Desa Mlirip Kabupaten
Mojokerto dengan jumlah 40 remaja putri
Sampel
Sebagian remaja putri yang berada di Dsn Latsari Desa Mlirip
Kabupaten Mojokerto dengan jumlah 37 remaja putri
Desain Penelitian
Cross Sectional
Sampling
Purposive Sampling
Pengumpulan Data
Kuesioner
Pengolahan Data
Editing, Koding, Skoring, dan Tabulating
Hasil dan Kesimpulan
Analisa Data
Uji Rank Spearman
40
4.5 Identifikasi Variabel
4.5.1 Variabel independent (bebas)
Variabel bebas adalah variable yang menjadi sebab perubahan
atau timbulnya variable dependen (Hidayat, 2010). Variabel
independent pada penelitian ini adalah citra tubuh.
4.5.2 Variabel Dependent (terikat)
Variabel dependent adalah variable yang dipengaruhi atau
menjadi akibat karena variable bebas. Variabel dependent dalam
penelitian ini adalah perilaku diet.
41
4.6 Definisi operasional
Tabel 4.1 Definisi Operasional hubungan citra tubuh terhadap perilaku diet
pada remaja putri di Desa Mlirip Dsn Latsari Kabupaten Mojokerto.
Variabel Definisi
Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor
Independent
Citra tubuh
Penilaian
individu
tentang
ukuran,
penampilan,
dan bentuk
tubuhnya
Dimensi-
dimensi citra
tubuh :
1. Appearance
evaluation
(evaluasi
penampilan)
2. Appearance
orientation
(orientasi
penampilan)
3. Body area
satisfaction
(kepuasan
terhadap
bagian tubuh)
4. Overweight
preoccupation
(kecemasan
menjadi
gemuk)
5. Self-classified
weight
(pengkategori
an ukuran
tubuh)
Kuesioner Ordinal 1. Baik = 70-
100
2. Cukup = 50-
69
3. Kurang = 0-
49
(Krowchuk, et
al, 1998)
Variabel
Dependent
Perilaku diet
Perilaku
penurunan
berat badan
yang pernah
atau sedang
dijalani oleh
individu saat
dilakukan
penelitian
Pengukuran
perilaku diet :
1. Metode
penurunan
berat badan
yang sehat
2. Metode
penurunan
berat badan
yang tidak
sehat
Kuesioner Ordinal 1. Diet sehat =
80-100
2. Diet tidak
sehat = 79-60
3. Diet ekstrim
= 59-0
(French, Perry,
Leon &
Fulkerson
(dalam Elga,
2007)
42
4.7 Pengumpulan Data dan Instrumen penelitian
4.7.1 Pengumpulan data
Dalam melakukan penelitian, prosedur yang ditetapkan adalah
sebagai berikut:
1. Mengurus surat pengantar penelitian ke STIKES ICME Jombang.
2. Meminta izin Kepada Desa di Desa Mlirip Kabupaten Mojokerto
3. Menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan, manfaat dan prosedur
penelitian dan kemudian bagi calon responden yang bersedia maupun tidak
bersedia menjadi responden dipersilahkan untuk menandatangani informed
consent.
4. Responden mengisi semua daftar pertanyaan dan jika telah selesai
kuesioner diserahkan pada peneliti.
5. Setelah kuesioner terkumpul, peneliti melakukan tabulasi dan analisa data.
4.7.2 Instrumen penelitian
Instrumen atau alat penelitian yang digunakan adalah kuesioner.
Kuesioner ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu :
1. Kuesioner data demografi
Kuesioner ini terkait dengan identitas responden meliputi : umur,
jenis kelamin, pendidikan, dan agama.
2. Kuesioner citra tubuh
Kuesioner ini diambil dari Yosephin, FIKUI, 2002 berupa
kuesioner yang berupa dengan 15 pernyataan. Pada citra tubuh
menggunakan skala likert dimana responden memilih jawaban sesuai
dengan urutan angka yang diberikan. Pada skala likert ini tidak ada
43
jawaban salah maupun benar, responden memberikan respon dengan
derajat kesetujuan atau ketidaksetujuan (Kerlinger, 1992). Peneliti
menyusun pernyataan berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi
citra tubuh (Tabel 4.2) antara lain : 1) Penilaian akan penampilan secara
keseluruhan, 2) Perbandingan dengan orang lain, 3) Reaksi orang lain,
dan 4) Komponen sikap terhadap citra tubuh. Skala ini terdiri dari 4
pilihan jawaban yaitu : Sangat Tidak Setuju (STS), Tidak Setuju (TS),
Setuju (S), dan Sangat Setuju (SS).
Tabel 4.2 Skala Citra Tubuh Sebelum Uji Validitas dan Reliabilitas
Faktor Positif Negatif
Penilaian akan penampilan secara keseluruhan 4, 10 2, 5, 11, 14
Perbandingan dengan orang lain 6 8
Reaksi orang lain 9 7
Komponen sikap terhadap citra tubuh 3, 13, 15 12
1. Kuesioner perilaku diet
Kuesioner ini berupa pengelompokkan pernyataan terdiri dari 22
item pernyataan. Pada perilaku diet menggunakan skala likert yaitu alat
ukur dengan pilihan tidak pernah, kadang, sering, dan selalu. Peneliti
membuat ini dengan memodifikasi skala perilaku makan (Ervina, 2007).
Peneliti menyusun pernyataan dengan mempertimbangkan perilaku diet
yang dilakukan dan jenis makanan yang dimakan (Tabel 4.3). skala ini
terdiri dari 4 pilihan jawaban yaitu : Tidak Pernah (TP), Kadang (K),
Sering (SRG), dan Selalu (SL).
Tabel 4.3 Skala Perilaku Diet Sebelum Uji Validitas dan Reliabilitas
Aspek Positif Negatif
Praktek diet yang dilakukan 11, 12, 21 3, 6, 13, 17, 22
Jenis makanan yang dimakan 1, 8, 9, 18 2, 4, 7, 20
44
1) Uji Validitas
2222
.
yyNxxN
yxyxNrxy
Keterangan:
rxy : Korelasi
N : Jumlah sampel
Valid rxy> rxy tabel
Tidak valid rxy< rxy table
2) Uji reliabilitas
tk
kr
b
xy 2
2
11
Keterangan:
rxy : Realibilitas
k : Jumlah butir soal
2b : Varian skor setiap butir
2t : Varian total
4.8 Pengolahan dan Analisa Data
4.8.1 Pengolahan data
Menurut Hidayat (2010) setelah angket dari responden terkumpul,
selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan cara sebagai berikut:
45
1. Editing
Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data
yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap
pengumpulan data atau setelah data terkumpul.
2. Coding
Coding merupakan kegiatan pemberian kode numeric (angka)
terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini
sangat penting bila pengolahan dan analisis data menggunakan
komputer. Biasanya dalam pemberian kode dibuat juga daftar kode dan
artinya dalam satu buku (code book) untuk memudahkan kembali
melihat dan arti suatu kode dari suatu variabel.
1) Responden : 1 : r1
2 : r2
2) Umur : 13 tahun – 15 tahun : u1
16 tahun – 18 tahun : u2
19 tahun – 21tahun : u3
3) Agama : Islam : a1
Kristen : a2
Hindu : a3
Budha : a4
Khonghucu : a5
4) Pendidikan : Tidak lulus SD : p1
SD : p2
SMP : p3
46
SMA : P4
Sarjana : p5
3. Scoring
Skoring adalah melakukan penilaian untuk jawaban dari responden
untuk mengukur sikap menggunakan skala likert.
Scoring untuk soal citra tubuh, Pernyataan favorable yaitu :
a. Sangat tidak setuju (STS) diberi skor = 4
b. Tidak setuju (TS) diberi skor = 3
c. Setuju (S) diberi skor = 2
d. Sangat setuju (SS) diberi skor = 1
Untuk pernyataan unfavorable yaitu:
a. Sangat tidak setuju (STS) diberi skor = 1
b. Tidak setuju (TS) diberi skor = 2
c. Setuju (S) diberi skor = 3
d. Sangat setuju (SS) diberi skor = 4
Scoring untuk soal perilaku diet, Pernyataan favorable yaitu :
a. Tidak pernah (TP) diberi skor = 4
b. Kadang (K) diberi skor = 3
c. Sering (SR) diberi skor = 2
d. Selalu (SL) diberi skor = 1
Untuk pernyataan negatif (unfavorable) yaitu:
a. Tidak pernah (TP) diberi skor = 1
b. Kadang (K) diberi skor = 2
c. Sering (SR) diberi skor = 3
47
d. Selalu (SL) diberi skor = 4
4. Tabulating
Tabulating adalah mengelompokkan data ke dalam satu tabel
tertentu menurut sifat-sifat yang dimiliki. Pada data ini dianggap bahwa
data telah diproses sehingga harus segera disusun dalam suatu pola
format yang telah dirancang.
Adapun hasil pengolahan data tersebut diinterprestasikan
menggunakan skala kumulatif :
100 % = Seluruhnya
76 % - 99 % = Hampir seluruhnya
51 % - 75 % = Sebagian besar dari responden
50 % = Setengah responden
26 % - 49 % = Hampir dari setengahnya
1 % - 25 % = Sebagian kecil dari responden
0 % = Tidak ada satupun dari responden
(Arikunto, 2010).
4.8.2 Analisis data
1. Univariat
Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil
penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan
distribusi dan persentase dari tiap variabel (Notoatmodjo, 2010) yaitu
variabel citra tubuh dan variabel perilaku diet.
48
2. Bivariat
Analisis yang dilakukan terhadap dua variabel yang diduga
berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010), yaitu kriteria
variabel citra tubuh dan perilaku diet.
Untuk mengetahui hubungan antara dua variabel apakah
signifikansi atau tidak dengan signifikan atau kebenaran 0,05 dengan
menggunakan uji Rank Speraman dengan bantuan software komputer,
dimana nilai p < = 0,05 maka H1 diterima atau ada hubungan citra
tubuh terhadap perilaku diet pada remaja putri di Desa Mlirip Dsn
Latsari Kabupaten Mojokerto sedangkan nilai p > = 0,05 maka H0
ditolak atau tidak ada hubungan citra tubuh terhadap perilaku diet pada
remaja putri di Desa Mlirip Dsn Latsari Kabupaten Mojokerto.
4.9 Etika Penelitian
4.9.1 Informed Consent
Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dengan responden. Informed Consent tersebut diberikan sebelum
penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk
menjadi responden. Tujuan Informed Consent adalah agar subjek mengerti
maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya.
4.9.2 Anonimity (tanpa nama)
Masalah etika merupakan masalah yang memberikan jaminan
dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencantumkan nama. Responden pada lembar alat ukur dan hanya
49
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
4.9.3 Confidentiality (kerahasiaan)
Masalah ini merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaan
oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada
hasil riset (Hidayat, 2010).
50
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian yang dilaksanakan di Desa
Mlirip Dusun Latsari Mojokerto pada tanggal 9 April 2017 dengan jumlah
responden 37 remaja putri. Penelitian ini menggunakan alat berupa kuesioner
untuk mengumpulkan data umum dan data khusus tentang hubungan citra tubuh
terhadap perilaku diet pada remaja putri di Desa Mlirip Dusun Latsari Mojokerto.
Hasil penelitian disajikan dalam dua bagian yaitu data umum dan data khusus.
5.1 Hasil penelitian
5.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian
Penelitian ini berjudul “Hubungan Citra Tubuh Terhadap Perilaku
Diet pada Remaja Putri” dan dilaksanakan di Mlirip. Mlirip adalah sebuah
desa di wilayah Kecamatan Jetis, Kabupaten Mojokerto, Provinsi Jawa
Timur. Desa Mlirip ini terletak paling Selatan di Kecamatan Jetis dan berada
di Utara Sungai Brantas. Desa Mlirip terdapat perusahaan penyedap rasa
terbesar di Indonesia yaitu, PT Ajinomoto.
Desa Mlirip ini dibagi menjadi bagian-bagian kecil yang disebut
Dusun. Ada beberapa Dusun diantaranya : Dusun Mlirip,Dusun Gedang,
Dusun Kalijaring, Dusun Clangap, Dusun Kenongo, Dusun Kedung Gagak,
dan Dusun Latsari. Batas-batas Desa Mlirip yaitu, Utara : Desa Canggu,
Timur : Sungai Mas, Selatan : Sungai Brantas, Barat : Desa Losari.
51
5.1.1 Data umum
Tabel 5.1 Distribusi karakteristik Umur pada responden remaja putri di
Desa Mlirip Dsn Latsari Mojokerto.
Usia Jumlah (n) Presentase (%)
13tahun-15tahun 0 0
16tahun-18tahun 37 100
19tahun-21tahun 0 0
Total 37 100
Sumber : data primer, 2017
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa umur responden
penelitian seluruhnya berumur 16 tahun – 18 tahun yang berjumlah 100%.
Tabel 5.2 Distribusi karakteristik Pendidikan pada responden remaja putri
di Desa Mlirip Dsn Latsari Mojokerto.
Pendidikan Jumlah (n) Presentase (%)
Tidak tamat SD 0 0
SD 0 0
SMP 0 0
SMA 37 100
Sarjana 0 0
Total 37 100
Sumber : data primer, 2017
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan
responden penelitian seluruhnya berjumlah 100% siswi SMA.
Tabel 5.3 Distribusi karakteristik Berat Badan (BB) pada responden
remaja putri di Desa Mlirip Dsn Latsari Mojokerto.
Berat badan (BB) Jumlah (n) Presentase (%)
43kg-50kg 4 10,8
51kg-60kg 33 89,2
>61kg 0 0
Total 37 100
Sumber : data primer, 2017
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa berat badan
remaja putri dari 37 responden yang diteliti hampir seluruhnya pada
responden yang memiliki berat badan 51kg-60kg yaitu 33 (89.2%)
responden, sedangkan sebagian kecil dari responden pada berat badan 43kg-
50kg terdapat 4 (10.8%) responden.
52
Tabel 5.4 Distribusi karakteristik Tinggi Badan (TB) pada responden
remaja putri di Desa Mlirip Dsn Latsari Mojokerto.
Tinggi badan (TB) Jumlah (n) Presentase (%)
148cm-160cm 20 54
161cm-168cm 17 46
Total 37 100
Sumber : data primer, 2017
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi badan
remaja putri dari 37 responden yang diteliti sebagian besar pada responden
yang memiliki tinggi badan 148 cm – 160 cm, yaitu 20 (54%) responden,
sedangkan hampir dari setengahnya dari responden pada tinggi badan 161
cm – 168 cm terdapat 17 (46%) responden.
Tabel 5.5 Distribusi karakteristik Indeks Massa Tubuh (IMT) pada
responden remaja putri di Desa Mlirip Dsn Latsari Mojokerto.
Indeks Massa Tubuh (IMT) Jumlah (n) Presentase (%)
Underweight 0 0
Normal 4 10,8
Overweight 0 0
Obese I 18 48,6
Obese II 15 40,5
Total 37 100
Sumber : data primer, 2017
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa IMT (indeks
Massa Tubuh) dari 37 responden yang memiliki IMT (Indeks Massa Tubuh)
yang hampir dari setengahnya yaitu, obese I 18 (48,6%) responden, hampir
dari setengahnya yang memiliki indeks massa tubuh (IMT) obese II 15
(40,5%) responden dan sebagian kecil dari responden memiliki indeks
massa tubuh (IMT) normal 4 (10,8%) responden.
53
5.1.2 Data khusus
Tabel 5.6 Distribusi citra tubuh pada remaja putri di Desa Mlirip Dsn
Latsari Mojokerto.
Citra tubuh Jumlah (n) Presentase (%)
Baik
Cukup
Kurang
Total
0
0
37
37
0
0
100
100
Sumber : data primer, 2017
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 37
responden seluruhnya memiliki citra tubuh, yaitu kurang 37 (100%)
responden.
Tabel 5.7 Distribusi perilaku diet pada remaja putri Di Desa Mlirip Dsn
Latsari Mojokerto.
Perilaku diet Jumlah (n) Presentase (%)
Diet sehat
Diet tidak sehat
Diet ekstrim
Total
0
30
7
37
0
81,1
18,9
100
Sumber : data primer, 2017
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 37
responden yang memiliki perilaku diet hampir seluruhnya melakukan diet
tidak sehat 30 (81,1%) responden, sedangkan sebagian kecil dari
responden yang melakukan perilaku diet dengan diet ekstrim 7 (18,9%)
responden.
Tabel 5.8 Tabulasi silang Hubungan Citra Tubuh dengan Perilaku Diet
pada Remaja Putri di Desa Mlirip Dsn Latsari Mojokerto.
Citra tubuh
Perilaku diet
Diet Sehat Diet Tidak Sehat Diet
Ekstrim Total
n % n % n % N %
Baik
Cukup
Kurang
0
0
0
0
0
0
0
0
30
0
0
81,1
0
0
7
0
0
18,9
0
0
37
0
0
100
Total 0 0 30 81,1 7 18,9 37 100
Hasil uji Rank Spearman p < α (0,05) dengan hasil p < 0,012
54
Sumber : data primer, 2017
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa perilaku diet pada
remaja putri hampir seluruhnya dalam kategori diet tidak sehat, yaitu 30
(81,1%) responden dan sebagian kecil dari responden yang melakukan
perilaku diet ekstrim sebanyak 7 (18,9%) responden. Didapatkan juga
hasil citra tubuh seluruhnya dalam kategori kurang 37 (100%)
responden. Berdasarkan nilai citra tubuh dan perilaku diet, sebagian
besar responden mengalami citra tubuh yang kurang, dan hampir
responden melakukan diet tidak sehat dan juga diet ekstrim. Hasil
penelitian tersebut diperkuat oleh hasil hubungan melalui nilai uji Rank
Spearman didapatkan nilai p value sebesar 0,012. Nilai p value
penelitian ini menunjukkan nilai p value < α (0,05) yang berarti
memiliki hubungan yang bermakna, sehingga H0 ditolak dan H1
diterima yang berarti ada hubungan antara citra tubuh dengan perilaku
diet pada remaja putri di Desa Mlirip Dsn Latsari Kabupaten Mojokerto.
55
5.2 PEMBAHASAN
5.2.1 Citra tubuh pada remaja putri
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh responden yang
memiliki citra tubuh yang kurang. Berdasarkan hasil penelitian citra tubuh
tidak ada remaja putri yang menunjukkan citra tubuh yang baik dan cukup.
Seseorang melihat tubuhnya merasa tidak nyaman, merasa tidak
puas dan tidak percaya diri, berharap memiliki bentuk tubuh yang lebih
baik. Berdasarkan penelitian remaja putri memiliki citra tubuh yang kurang
dikarenakan faktor usia, dan pendidikan.
Menurut Fallon (1990) dalam Kim & Lennon (2007) mengatakan
bahwa citra tubuh adalah gambaran mental yang dimiliki pada tubuhnya
sendiri. Citra tubuh tidak hanya tentang bagaimana seseorang menilai
dirinya, namun juga mengenai bagaimana perasaan mereka terhadap
persepsi (Kim & Lennon, 2007). Paul Schilder (Cash & Pruzinsky, 2002)
mendefinisikan citra tubuh sebagai gambaran tentang tubuh kita yang
dibentuk dalam pikiran kita sendiri. Menurut Struart, 2012 mengatakan
bahwa citra tubuh adalah kumpulan sikap individu yang didasari dan tidak
disadari terhadap tubuhnya, termasuk persepsi serta perasaan malu dan
sekarang tentang ukuran, fungsi, penampilan dan potensi. Dalam penelitian
ini ditemukan juga hasil penelitian yang dilakukan oleh Anastasia L, Yudi I
& Franly O, 2015 menunjukkan bahwa jumlah responden di SMA Negeri 9
Manado banyak yang memiliki citra tubuh positif dengan hasil citra tubuh
positifnya 33 (66,0%) responden dan citra tubuh negatifnya 17 (34,0%)
responden.
56
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh responden berusia 16
tahun-18 tahun. Pada usia remaja, citra tubuh menjadi aspek yang terpenting
untuk diperhatikan. Hal ini berdampak pada usaha berlebihan untuk
mengontrol berat badan. Umumnya hal ini terjadi pada remaja putri
daripada remaja putra.
Usia mempengaruhi citra tubuh sehingga remaja sangat
memperhatikan tubuh mereka dan membangun citranya sendiri mengenai
bagaimana tubuh mereka dimata orang lain sering juga para remaja putri
membanding-bandingkan bentuk tubuhnya dengan teman sebayanya, pada
usia remaja banyak dari mereka yang berusaha mengubah penampilannya
sehingga terlihat menarik, Meskipun pada usia banyak dari penelitian yang
tidak dianaliskan kedalam penelitian.
Remaja putri mengalami kenaikan berat badan yang normal pada
masa pubertas dan menjadi tidak bahagia tentang penampilan dan citra
tubuh negatif ini dapat menyebabkan gangguan perilaku makan.
Ketidakpuasan remaja putri terhadap tubuhnya meningkat pada awal hingga
pertengahan usia remaja (Papalia & Olds, 2003). Ketakutan untuk menjadi
gemuk sangatlah umum terjadi pada remaja putri sehingga hal ini disebut
sebagai ketidakpuasaan normatif bagi kelompok usia dan gender (Gibney,
Margetts, Kearney & Arab, 2004).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan remaja putri
seluruh responden siswi SMA. Citra tubuh dapat dicapai dengan
kematangan seorang individu yang sudah mempunyai pemikiran yang
dewasa, memang remaja bukanlah seorang anak-anak lagi, tetapi dari cara
57
berpikirnya itu yang membuat remaja salah atau kurang mengerti citra tubuh
yang sebenarnya.
Remaja bukan lagi anak-anak dan mereka mengetahui sudah berada
dimasa remaja, namun mereka belum cukup untuk dikatakan sebagai
dewasa. Pendidikan memang tidak dianalisis oleh peneliti lainya, tetapi para
remaja banyak yang menilai citra tubuh yang tidak sesuai dengan usia
mereka.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Anastasia L, Yudi I & Franly O
(2015) menunjukkan bahwa pada remaja ditingkat SMA ditemukan
mempunyai citra tubuhnya positif. Sejak masa kanak-kanak, pola pikir
individu sangat dipengaruhi oleh media, hal ini terus terjadi hingga remaja
sehingga individu melakukan identifikasi terhadap figure tubuh ideal yang
selalu di tampilkan oleh media (Ferron, 1997).
5.2.2 Perilaku diet pada remaja putri
Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang melakukan
perilaku diet hampir seluruhnya menjalankan diet tidak sehat, sedangkan
sebagian kecil dari responden yang melakukan perilaku diet dengan diet
ekstrim.
Menurut pengertian awam, remaja seringkali mengartikan sebagai
pengurangan porsi makan dengan tujuan menurunkan berat badan untuk
mencapai bentuk tubuh ideal, namun cara yang dilakukan oleh para remaja
seringkali tidak tepat atau tidak sesuai. Remaja yang melakukan diet tidak
sehat dikarenakan remaja yang kurang mengetahui tentang diet dan
dipengaruhi oleh usia dan pendidikan.
58
Diet merupakan suatu perencanaan atau pengaturan pola makan dan
minum yang bertujuan untuk menurunkan berat badan atau menjaga
kesehatan (Dariyo, 2004). Pendapat Dariyo sejalan dengan pendapat dari
Papalia (dalam Dariyo, 2004) yang mengatakan diet adalah cara membentuk
atau mencapai proporsi berat badan dan taraf kesehatan yang seimbang
melalui pengaturan pola makan, minum dan aktifitas fisik. Menurut Hawks
(2008) mengatakan bahwa perilaku diet adalah usaha sadar seseorang dalam
membatasi dan mengontrol makanan yang akan dimakan dengan tujuan
untuk mengurangi dan mempertahankan berat badan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh responden berusia 16
tahun-18 tahun.
Remaja putri diusia 16 tahun-18 tahun, belum mengetahui benar
bagaimana menjalakan diet yang benar, mereka hanya menerapkan diet
untuk menurunkan berat badannya dengan berbagai cara yang menurut
mereka lebih efektif, terkadang diet yang dilakukan membahayakan
kesehatan tubuh mereka.
Kebutuhan gizi remaja berada pada angka yang paling tinggi karena
masa ini adalah masa transisi dari kecil menuju dewasa jika kebutuhan gizi
remaja tercukupi maka akan menentukan kematangan mereka diumur
mendatang (Denny Santoso, 2013).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan seluruh responden
berpendidikan tingkat SMA.
Ketidaksesuaian perilaku diet yang dijalani oleh remaja putri banyak
yang melakukan diet tidak sehat dan diet ekstrim karena mereka
59
melewatkan sarapan pagi, makan siang, makan malam, menghindari porsi
makan yang mengenyangkan, mengontrol diet yang ketat, mengkonsumsi
produk penurunan berat badan seperti pil pelangsing, WRP, Slimming tea,
sehingga bisa membahayakan kesehatan dirinya sendiri, seharusnya mereka
melakukan diet dengan cara berolahraga, mengkonsumsi buah-buahan,
sayur-sayuran agar pada kesehatanya pun bisa terjaga dengan baik.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Anastasia L, Yudi I &
Franly O (2015) menunjukkan bahwa pada siswi SMA, respondennya lebih
banyak yang menjalankan perilaku diet yang tidak sesuai, sedangkan
sisanya menjalankan perilaku diet yang sesuai.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa berat badan remaja putri
yang diteliti hampir seluruhnya yang memiliki berat badan 51kg-60kg,
sedangkan sebagian kecil dari responden terdapat berat badan 43kg – 50kg.
Para remaja sangat memperhatikan berat badannya yang bisa
menjadi naik. Ketakutan berat bedan disinilah menjadi ketidaknyamanan
bagi remaja putri itu sendiri.
Berat badan merupakan hasil peningkatan atau penurunan jaringan
yang ada pada tubuh. Berat badan dipakai sebagai indikator yang terbaik
saat ini untuk mengetahui keadaan gizi dan tumbuh kembang anak, sensitif
terhadap perubahan sedikit saja, pengukuran objektif dan dapat diulangi
(Soetjiningsih, 1995).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir dari setengahnya
responden yang memiliki IMT (Indeks Massa Tubuh) obese I, hampir dari
setengahnya responden yang memiliki indeks massa tubuh (IMT) obese II
60
dan sebagian kecil dari responden memiliki indeks massa tubuh (IMT)
normal.
Masa remaja terjadi kepedulian terhadap berat badan dan bentuk
tubuh, dimana mereka selalu membanding-bandingkan dengan temam
sebayanya atau orang lain, sehingga hal ini yang mendorong remaja untuk
melakukan diet.
Penilaian kategori berat badan seseorang apakah sudah ideal apa
belum dengan cara yang dapat dilakukan secara antropometri. indeks massa
tubuh (IMT) yang diperoleh dengan cara membagi berat badan (kg) dengan
kuadrat dari tinggi badan (𝑚)2. Penilaian IMT menggunakan 2 parameter
yaitu, berat badan yang merupakan salah satu parameter massa tubuh yang
paling sering digunakan yang dapat mencerminkan jumlah zat gizi seperti
protein, lemak, air dan mineral dan tinggi badan yang menjadi ukuran
panjang dan dapat merefleksikan pertumbuhan skeletal (DepKes, 2003).
5.3.2 Hubungan citra tubuh dengan perilaku diet pada remaja putri
Hasil penelitian dari citra tubuh dan perilaku diet menunjukkan bahwa
seluruh responden memiliki citra tubuh yang kurang, juga hampir seluruh
responden yang melakukan diet tidak sehat dan terdapat sebagian kecil dari
responden yang melakukan diet ekstrim.
Citra tubuh yang kurang akan merasa dirinya tidak pecaya diri dan ada
beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku diet yaitu jenis kelamin, usia,
aktivitas, dalam penelitianya ada juga yang terpengaruh dengan media
massa dalam memperhatikan bentuk tubuhnya, ada juga yang terpengaruh
61
oleh keluarga atau teman sebayanya serta tokoh yang diidolakan oleh para
remaja putri.
Pengukuran citra tubuh terdiri dari lima dimensi, yaitu Cash
(menurut Seawell & Danorf-Burg (2005). Dimensi pertama adalah
appearance evaluation (evaluasi penampilan). Dimensi kedua adalah
appearance orientation (orientasi penampilan. Dimensi ketiga adalah body
area satisfaction (kepuasan terhadap bagian tubuh. Dimensi keempat adalah
Overweight preoccupation (kecemasan menjadi gemuk. Dimensi kelima
adalah Self-classified weight (pengkategorian ukuran tubuh). Hasil dari
penelitian yang dilakukan oleh Yosephin (2012) menunjukkan bahwa
adanya hubungan antara citra tubuh dengan perilaku diet.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi citra tubuh dan perilaku
diet, yaitu berat badan (BB). Tinggi badan (TB) dan Indeks Massa Tubuh
(IMT).
Menurut Denny Santoso (2013) mengatakan bahwa terdapat faktor-
faktor yang mempengaruhi perilaku diet, yaitu Jenis kelamin, Usia, dan
Aktifitas. Menurut Wardle (1997) menambahakan juga bahwa ada beberapa
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku diet yaitu kesehatan, kepribadian
dan lingkungan (Putra, 2013).
Perilaku diet yang mereka jalani bukan hanya dipengaruhi oleh citra
tubuh saja, tetapi ada juga beberapa faktor yang bisa mempengaruhi
perilaku diet pada remaja.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa berat badan remaja putri
yang diteliti hampir seluruhnya yang memiliki berat badan 51kg-60kg,
62
sedangkan sebagian kecil dari responden terdapat berat badan 43kg – 50kg.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi badan remaja putri dari 37
responden yang diteliti sebagian besar pada responden yang memiliki tinggi
badan 148cm – 160cm, sedangkan hampir dari setengahnya dari responden
pada tinggi badan 161cm – 168cm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
hampir dari setengahnya responden yang memiliki IMT (Indeks Massa
Tubuh) obese I, hampir dari setengahnya responden yang memiliki indeks
massa tubuh (IMT) obese II dan sebagian kecil dari responden memiliki
indeks massa tubuh (IMT) normal.
Diet sehat dapat diasosiasikan dengan perubahan perilaku kearah
yang lebih sehat seperti mengubah pola makan dengan mengkonsumsi
makanan yang rendah kalori atau rendah lemak, dan menambah aktivitas
fisik secara wajar. Diet sehat dapat membuat seseorang memiliki tubuh ideal
tanpa mendatangkan efek samping yang berbahaya bagi tubuh.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya hubungan citra tubuh
antara perilaku diet pada remaja putri dengan hasil penelitian yang diperkuat
oleh uji Rank Spearman didapatkan nilai p value sebesar 0,012. Nilai p
value penelitian ini menunjukkan bahwa nilai p value < α (0,05) yang
berarti memiliki hubungan yang bermakna, sehingga H0 ditolak dan H1
diterima yang berarti adanya hubungan antara citra tubuh dengan perilaku
diet pada remaja putri di Desa Mlirip Dsn Latsari Mojokerto.
Diantara citra tubuh dan perilaku diet bahwa ada hubungan, para
remaja memiliki citra tubuh kurang yang paling tinggi, dan responden
cenderung melakukan perilaku diet yang tidak sehat dan bisa cenderung
63
melakukan diet yang ekstrim. Menurut peneliti karena hampir seluruh
remaja mengharapkan bentuk tubuh yang lebih baik dari bentuk tubuhnya
yang saat ini, dan hampir seluruh remaja melakukan diet yang membuatnya
hingga lemas memilih kelaparan daripada menyesal setelah makan,
mengkonsumsi air putih lebih banyak dari biasanya untuk mengurangi lapar,
dan menggunakan pil penurun berat badan.
Diet sehat dapat dilakukan dengan cara mengurangi masukan kalori
kedalam tubuh namun tetap menjaga pola makan yang dianjurkan oleh
pedoman gizi seimbang (Anwar, dalam Elga, 2007). Orang-orang yang
berdiet semata-mata bertujuan untuk memperbaiki penampilan akan
cenderung menempuh cara-cara yang tidak sehat untuk menurunkan berat
badan mereka (Kim & Lennon, 2006). Kurniangsih (2009) menambahkan
faktor individu dari responden adalah lebih dari sepertiga memiliki persepsi
tubuh gemuk atau sangat gemuk, beberapa responden memiliki status gizi,
sedikit sekali responden yang percaya diri.
63
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Citra tubuh pada remaja putri di Desa Mlirip Dsn Latsari Mojokerto
seluruhnya kurang dengan citra tubuhnya sendiri.
2. Perilaku diet pada remaja putri di Desa Mlirip Dsn Latsari Mojokerto
terdapat hampir seluruhnya responden yang melakukan diet tidak sehat
dan sebagian kecil dari responden melakukan diet ekstrim.
3. Adanya hubungan citra tubuh terhadap perilaku diet pada remaja putri di
Desa Mlirip Dusun Latsari Mojokerto.
6.2 Saran
1. Bagi remaja putri
Diharapkan dari hasil penelitian ini agar sebaiknya sadar
mengenai pola makan yang baik, tidak hanya bermanfaat untuk
memberikan asupan energi yang sesuai kebutuhan, selain itu dapat
mengontrol kenaikan berat badan. Agar tetap melakukan perilaku diet
yang baik dengan cara berolahraga, mengkonsumsi sayur-sayuran, buah-
buahan, mengurangi makanan yang berlemak atau sesuai agar kesehatan
tetap terjaga dan menghargai tubuh yang dimilikinya dengan segala
kelebihan dan kekurangannya.
64
2. Bagi perawat
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan penyuluhan
terkait bahaya perilaku diet yang tidak sehat dan diet ekstrim kepada
remaja putri. Penyuluhan bisa dilakukan waktu ada rapat karang taruna
dan sebagainya yang diberikan mengenai kesadaran kesehatan dan agar
dapat memberi masukan dan bahan pertimbangan dalam mendidik,
memberi dukungan, dan konseling kepada para remaja terkait dengan
perkembangan remaja.
3. Bagi Peneliti selanjutnya
Diharapkan dari hasil penelitian ini memberikan rekomendasi
untuk peneliti lain dan berikutnya agar mengambil sampel yang lebih
banyak dan tidak terbatas pada satu populasi remaja putri, karena dengan
melibatkan populasi yang lebih banyak dapat memberikan hasil yang
lebih bervariasi. Penelitian terhadap hubungan citra tubuh terhadap
perilaku diet pada remaja putri dengan latar belakang budaya maupun
latar belakang pendidikan yang berbeda juga diperlukan.
.
DAFTAR PUSTAKA
Alhadar, A., Indiasari, R., & Yustini, 2014, Hubungan Antara Body Image dan
Perilaku Diet dengan Overweight Pada Remaja Di SMA Katolik
Makassar.
(http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/. Diakses pada tanggal 16
September 2014).
Andea, R. 2010, Hubungan Antara Body Image dan Perilaku Diet pada Remaja.
(http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14525/1/10E00103.pdf.
diakses pada tanggal 24 November 2014).
Anastasia, L, Yudi, I, & Franly, O, 2015. Hubungan Citra Tubuh dengan Perilaku
Diet pada Remaja Putri Di SMA Negeri 9 Manado, Program Studi Ilmu
Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.
Arikunto, Suharsimi, 2010, Pendekatan Praktik edisi revisi cetakan 14, Rineka
Cipta, Jakarta.
Arthur, S, R dan Emily, S, R, 2010, Kamus Psikologi, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Aryani, Ratna, 2010, Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya/Tim Penulis
Poltekkes Depkes Salemba Medika, Jakarta.
Azwar, S, 2007, Penyusunan Skala Psikologi (edisi pertama). Pustaka Pelajar
Offset, Yogyakarta.
Bestiana, D, 2012, Citra Tubuh dan Konsep Tubuh Ideal Mahasiswi FISIP
Universitas Airlangga Surabaya. Jurnal Psikologi. Vol. 1(1), 1-11.
Brunt, Ardith, Rhee, Young., & Zhong, Li, 2008, Differences in Dietary Patterns
Among College Students According to Body Mass Index, Journal if
American College Health, 56 (6), 629-634.
Cash & Pruzinsky, 2002, Body Image : A handbook of theory, research, and
clinical practice, Guilford Press, NY.
Dacey, J. & Kenny, M, 2001, Adolescent Development (2th ed). Brown &
Bechmark Publishers, USA .
Dacey, J. & Travers, J, 2004, Human development. Across the lifespan (5th
edition). McGraw-Hill Company, New York.
Dariyo, A, 2004, Psikologi Perkembangan Remaja, Ghalia Indonesia, Bogor.
DepKes RI, 2003, Survey Indeks Massa Tubuh (IMT) Pengumpulan Status Gizi
Orang Dewasa Berdasarkan IMT. Direktorat Bina Gizi Masyarakat.
Dieny, F. F, 2014, Permasalahan Gizi pada Remaja Putri. Graha Ilmu,
Yogyakarta.
.
Elga, Precha, 2007, Hubungan body dissastifaction dengan perilaku diet pada
remaja, Skripsi Fakultas Psikologis, Universitas Indonesia, Depok.
Ervina, Raphinta, 2003, Pengaruh Persepsi Tubuh Ideal bagi Remaja Putri
Terhadap Pola Makan, Laporan penelitian FIK UI, Depok.
French, S, A., Perry, C, L, Leon, G, R., & Fulkerson, J, A, 2007, Dieting
Behaviors and Weught Change History in Female Adolescent. Journal of
Health Psychology, 14, 548-555.
Gibney, M, J, et al, 2004, Clinical Nutrition, Oxford : Blackwell Science, Ltd.
Hasdianah H.R, Sandu Siyoto, Yuly Peristyowati, 2014, Gizi, Pemantapan Gizi,
Diet dan Obesitas, Nuha Medika, Yogyakarta.
Hawks, Steven R, 2008, Classroom approach for managing dietry restraint,
negative eating styles, and Body Image Concerns Among College
Women. Jurnal Of American College Health, Vol. 56(4).
Heinberg, Leslie J., Tompson, J. Kevin, Matzon, Jonas L, 2002, “Body Image
Dissatisfation as a Motivator for Healthy Lifestyle Change : Is Some
Distress Beneficial”. Dalam Striegel, Ruth H., Moore, Smolak, Linda,
Eating Disorder (Innovative Directions in Research and Practice).
American Psychological Association, Washington DC.
Jersild, A, J, 1979, Psychology if Adolensence, Mc Millian Company, New York.
Kim, M., & Lennon, S. J, 2007, Analysis of Diet Advertisements : A Cross
National Comparison of Korean and U.S. Women’s Magazines. Clothing
and Textiles Research Journal, 24. 345. [on-line]. Available FTP :
http://ctr.sagepub.com/egi/reprint/24/4/345. tanggal diakses : 20 Februari
2009.
Kerlinger, Fred N, 1992, Foundation of behavior research. CBS Publishing Japan
Ltd, New York.
Kurnianingsih, Yulianti, 2009, Hubungan faktor individu dan lingkungan
terhadap diet penurunan berat badan pada remaja putri di 4 SMA
terpilih Depok tahun 2009, skripsi FKM UI, Depok.
Lidya Mercya Caroline, Hastaning Sakti, Psikologi, 2014, Hubungan Citra Tubuh
dengan Perilaku Diet Pada Remaja Di Fitnees Center Semarang.
Fakultas Psikologi Universitas Diponegoro.
Lintang, A., Ismanto, Y., & Onibala, F, 2015, Hubungan Citra Tubuh dengan
Perilaku Diet pada Remaja Putri Di SMA NEGERI 9 Manado. Fakultas
Kedokteran Universitas Sam Ratulangi.
Mappiare, A, 1982, Psikologi Remaja, Usaha Nasional, Surabaya.
McCreary, Donald R, & Sadava, Stanley W, 2001, Gender Differences in
Relationship Among Perceived Attractiveness, Life Satisfaction, and
.
Health in Adult as a Fuction of Body Mass Index, and Perceived Weight.
Psychology if Men and Masculinity, 2 (2), 108-116.
Neumark, Sztainer, D, 2008, Family Meal Frequency and Weight Status Among
Adolescents, Journal of Adolecent Health. Vol. 47, 270-276.
Notoatmodjo, Soekidjo, 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan edisi revisi,
Rineka Cipta, Jakarta.
Papalia, D. E., Olds, S. W., & Feldman, R. D, 2003, Human Development
(Psikologi Perkembangan Edisi Kesembilan). Kencana, Jakarta.
Putra, S.R, 2013, Pengantar Ilmu Gizi dan Diet. D-Medika (Anggota IKAPI).
Yogyakarta.
Prihaningtyas, R.A, 2013, Diet Tanpa Pantangan, Cakrawala Jl. Cempaka putih
No. 8, Yogyakarta.
Proverawati, Atikah, 2010, Obesitas dan Gangguan Perilaku Makan pada
Remaja, Nuha Medika, Yogyakarta.
Riskesdas, 2013, Riset Kesehatan Dasar.
(http://www.litbang.depkes.go.id/sites/dowload/rkd2013/Laporan_Riske
sdas2013.PDF. Diakses pada tanggal 30 September 2014).
Ruderman, A, J, 1998, Dietry Restraint : A Theoritical and Empical Review.
Psycholocal Uletin, Vol 99.
Santrock, John W, 2003, Adolescence perkembangan remaja edisi ke 6, Erlangga,
Jakarta.
Santrock, John W, 2007, Remaja jilid 2 edisi ke 11, Cicaras Erlangga, Jakarta.
Santrock, John W, 2012, Perkembangan Masa Hidup edisi ke 13 jilid 1,
Erlangga, Jakarta.
Seawell, A. H. & Danorf-burg, S, 2005, Body Image and Sexuality in Women with
and without Systemic Lupus Erythematosus. Sex Roles, 5(11/12), 865-
876 [on-line]. Available FTP : http://findarticles.com/p/articles/
mim2294/is11-1253/ain16083985. Tanggal akses 19 Maret 2009.
Sira, Natalia, 2003, Body Image : relationship to attachment, body mass index and
dietary practices among college students. http://search.proquest.com/
docview/305301146137464/B9F7541283275/8accountid=17242
diunduh pada 12 Juni 2012 8:09.
Safarino, Edward, P, 1998, Health Psychology : Biopsychosocial Mechanism (5th
Edition). John Wiley & Sons, Inc, USA.
Syahrir, N., Thata. A.R., Jafar. N, 2013, Pengetahuan Gizi, Body Image, dan
Status Gizi Remaja di SMA Islam Athirah Kota Makassar Tahun 2013,
.
(http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/, Diakses tanggal 16
September 2014).
Suryanie, K, 2005, Hubungan Antara Citra Raga dengan Narsisme pada Para
Model. Surakarta : Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
(http://www.linkpdf.com/download/dl/hubungan-antara-citra-raga-
dengan-perilaku-makan-pdf-free--.pdf. Diakses pada tanggal 10 Maret
2010.
Tan, M, 1970, Social and Cultural Aspect if Food Pattern and Food Habits in
Five Rural Areas in Indonesia, LIPI dan Directorate of Nutrition,
Jakarta.
Thompson, J, Kevin, 2000, Body Image, Eating Disorders, and Obesity : An
Integrative Guide for Assesmant and Treatment, American
Psychological Association, Washington DC.
Yosephin, 2012, Hubungan citra tubuh terhadap perilaku diet pada mahasiwi di
Salah Satu Fakultas Dan Program Vokassi Rumpun Sosial Humaniora
Universitas Indonesia. Skripsi Fakultas Ilmu Keperawatan, Univarsitas
Indonesia, Depok.
(http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20308604-S42556-
Hubungan%20citra.pdf. Diakses pada tanggal 15 September 2014)
Wardle, J., Belliste, F., dkk, 1997, Healthy Dietary Practices Among Europan
Students, Health Psychology, American Psychology Associaton.
i
.
Lembar Penjelasan Penelitian
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Puput Ari Ayu R
Nim : 13.321.0106
Program Studi : S1 Keperawatan
No. Hp : 08223385513
Saat ini saya sedang melakukan penelitian dengan judul “Hubungan Citra
Tubuh Terhadap Perilaku Diet Pada Remaja Putri di Desa Mlirip Mojokerto”.
Berikut ini penjelasan tentang dilakukannya penelitian dan terkait dengan
keikutsertaan para remaja putri sebagai responden dalam penelitian ini :
1. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan citra tubuh terhadap
perilaku diet pada remaja putri di Desa Mlirip Mojokerto.
2. Manfaat penelitian adalah diharapkan dapat memberikan manfaat untuk
perkembangan ilmu psikologi, khususnya di bidang psikologi
perkembangan yaitu membuka wawasan mengenai hubungan citra tubuh
terhadap perilaku diet pada remaja putri.
3. Peneliti memberikan kuesioner kepada responden.
4. Responden penelitian ini diminta unyuk mengisi kuesioner dengan
didamping oleh keluarga.
5. Apabila dalam penelitian responden merasa tidak nyaman, maka
responden berhak bicara pada peneliti.
6. Responden penelitian akan diberikan reward berupa souvenir.
7. Keikutsertaan responden pada penelitian ini bukan merupakan suatu
paksaan, melainkan atas dasar sukarela, oleh karena itu para remaja putri
Lampiran 1
ii
.
berhak untuk melanjutkan atau menghentikan keikutsertaan karena alas an
tertentu yang dikomunikasikan terlebih dahulu pada peneliti.
8. Semua data yang dikumpulkan akan dirahasiakan dan tanpa nama. Data
hanya disajikan dalam forum ilmiah dan tim ilmiah khususnya di STIKES
ICME Jombang.
9. Apabila ada yang perlu ditanyakan atau didiskusikan selama penelitian,
resdeponden bisa menghubungi peneliti via telepon/sms di nomor yang
sudah tercantum diatas.
Demikian penjelasan ini disampaikan. Saya berharap para remaja putri
bersedia menjadi responden dalam penelitian ini. Atas kesediaanya saya
ucapkan terimakasih.
Jombang, April 2017
Penulis
(Puput Ari Ayu R)
iii
.
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(INFORMED CONSENT)
Setelah membaca, mendengarkan dan memahami isi penjelasan tentang tujuan
dan manfaat penelitian ini, maka saya menyatakan :
Bersedia menjadi responden penelitian
Tidak bersedia menjadi responden penelitian
Dalam penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa S1 Keperawatan STIKES ICME
Jombang yaitu :
Nama : Puput Ari Ayu R
Nim : 13.321.0106
Judul : Hubungan Citra Tubuh Terhadap Perilaku Diet Pada
Remaja Putri di Desa Mlirip Mojokerto
Penelitian ini saya buat dengan sadar dan tanpa ada paksaan dari siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan sebagaimana
semestinya.
Jombang, April 2017
Mahasiswa
……………………………
Responden
……………………………
Lampiran 2
iv
.
KUESIONER PENELITIAN
DATA DEMOGRAFI
Petunjuk pengisian
1. Bacalah dengan cermat dan teliti setiap penyataaan dalam kuesioner ini.
2. Isilah titik-titik yang tersedia dengan jawaban yang benar.
No. Responden :
DATA DEMOGRAFI
Nama :
Umur :
Agama :
Pendidikan :
Tinggi badan :
Berat badan :
Lampiran 3
v
.
KUESIONER CITRA TUBUH
A. Pernyataan Mengenai Citra Tubuh pada Remaja Putri
Petunjuk pengisian :
1. Berikan tanda silang (X) pada kolom jawaban pertanyaan yang mewakili
pendapat anda.
2. Setiap nomor diisi dengan SATU jawaban terbaik menurut anda.
3. Jika ada pertanyaan yang kurang jelas dapat langsung ditanyakan kepada
peneliti.
4. Jika telah selesai, mohon kuesioner ini dikumpulkan kembali kepada
peneliti.
No Pernyataan
Sangat
Tidak
Setuju
Tidak
Setuju Setuju
Sangat
Setuju
1. Saya bangga terhadap bentuk tubuh saya
2. Jika mungkin, ada beberapa bagain dari
tubuh yang ingin saya ubah
3. Saya berharap memiliki bentuk tubuh
yang lebih baik
4. Saya suka melihat bentuk tubuh saya
difoto
5. Saya tidak menyukai bentuk tubuh saya
saat bercermin
6. Saya tetap bersosialisasi meskipun orang-
orang di lingkungan saya yang memiliki
bentuk tubuh yang lebih baik saya
7. Orang lain menganggap bentuk tubuh
saya menarik
8. Saya harap saya memiliki bentuk tubuh
seperti orang lain
9. Teman-teman seusia saya, menyukai
tubuh bentuk tubuh saya
10. Saya tidak mengkhawatirkan bentuk
tubuh saya
11. Saya tidak puas dengan bentuk tubuh
saya
12. Wanita dengan bentuk tubuh yang kecil
terlihat bagus dengan baju model apapun
13. Berapapun berat badan saya, saya tetap
menjalani hidup dengan bahagia
14. Bentuk tubuh saya mengecawakan
15. Saya rasa saya memiliki bentuk tubuh
yang sempurna
vi
.
KUESIONER PERILAKU DIET
B. Pernyataan Mengenai Perilaku Diet pada Remaja Putri
Petunjuk pengisian :
1. Berikan tanda silang (X) pada kolom jawaban pertanyaan yang mewakili
pendapat anda.
2. Setiap nomor diisi dengan SATU jawaban terbaik menurut anda.
3. Jika ada pertanyaan yang kurang jelas dapat langsung ditanyakan kepada
peneliti.
4. Jika telah selesai, mohon kuesioner ini dikumpulkan kembali kepada
peneliti.
No Pernyataan Tidak
Pernah Jarang Kadang Sering
1. Saya mengkonsumsi makanan lengkap
(nasi, lauk dan sayur) setiap hari
2. Saya menghindari makan dengan porsi
mengenyangkan setiap hari
3. Saya menjalani diet, saya merasa lemas
4. Saya memilih mengkonsumsi makanan
selingan (snack) daripada makanan
inti/lengkap
5. Saya makan pagi (makanan mengandung
sumber energi) setiap hari
6. Saya melewatkan waktu sarapan dengan
dapat menolong saya dalam mengurangi
berat badan
7. Saya berusaha untuk tidak makan nasi dan
daging pada malam hari
8. Saya hanya memakan satu jenis makanan
dalam sehari (misalnya buah saja)
9. Saya menghindari junk food dan cemilan
10. Saya hanya makan 2 sendok nasi setiap
harinya
11. Saya mengurangi frekuensi makan saya
untuk menurunkan berat badan
12. Saya tidak khawatir berat badan saya
bertambah meskipun saya makan dengan
frekuensi standar (3 kali sehari)
13. Saya memuntahakan kembali makanan
yang saya makan
14. Saya melakukan control ketat terhadap apa
yang saya makan
15. Saya lebih memilih makanan siap saji
daripada makanan rumah
16. Saya mengkonsumsi satu diantara produk
vii
.
ini : pil atau jamu pelangsing, WRP atau
slimming tea, obat pencahar
17. Saya sengaja melewatkan waktu makan
siang
18. Apabila ngemil, saya lebih memilih
memakan buah
19. Untuk menjaga berat badan, saya
menghindari makan daging ayam, daging
sapi, maupun telur
20. Saya mengkonsumsi air putih lebih banyak
dari biasanya untuk menghindari rasa lapar
21. Saat makan, saya lebih memilih makanan
yang rendah lemak atau non-fat
22. Saya memilih kelaparan daripada menyesal
setelah makan
viii
.
JADWAL KEGIATAN PENYUSUNAN SKRIPSI DAN PENELITIAN
HUBUNGAN CITRA TUBUH TERHADAP PERILAKU DIET PADA REMAJA PUTRI DI DESA MLIRIP DSN LATSARI
KABUPATEN MOJOKERTO
No Jadwal Kegiatan Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Konsul judul
2. Penyusunan dan konsultasi proposal
3. Ujian proposal
4. Revisi proposal
5. Pengambilan data penelitian
6. Pengolahan data penelitian
7. Penyusunan dan konsultasi hasil
8. Ujian skripsi atau hasil
9. Revisi skripsi
10. Penggandaan dan pengumpulan skripsi
Lampiran 4
ix
.
Responden Nama Umur Agama Pendidikan Tinggi Badan (Cm) Berat Badan (Kg) Total Kode
r1 A u2 a1 p5 154 81 34.15 imt5
r2 S u2 a1 p5 155 70 29.52 imt4
r3 A u2 a1 p5 156 80 33.73 imt5
r4 T u2 a1 p5 161 78 32.89 imt5
r5 A u2 a1 p5 160 82 34.58 imt5
r6 B u2 a1 p5 165 80 33.73 imt4
r7 Y u2 a1 p5 164 79 33.31 imt4
r8 T u2 a1 p5 165 76 32.05 imt4
r9 B u2 a1 p5 160 80 33.73 imt5
r10 K u2 a1 p5 157 80 33.73 imt5
r11 C u2 a1 p5 158 89 37.53 imt5
r12 R u2 a1 p5 160 86 36.26 imt5
r13 P u2 a1 p5 160 90 37.95 imt5
r14 R u2 a1 p5 165 92 38.79 imt5
r15 W u2 a1 p5 166 94 39.64 imt5
r16 S u2 a1 p5 168 79 33.31 imt4
r17 D u2 a1 p5 166 73 30.78 imt4
r18 R u2 a1 p5 164 69 29.09 imt4
r19 R u2 a1 p5 162 67 28.25 imt4
r20 T u2 a1 p5 160 65 27.41 imt4
r21 D u2 a1 p5 158 63 26.56 imt4
r22 V u2 a1 p5 156 50 21.08 imt2
r23 N u2 a1 p5 154 48 20.24 imt2
r24 T u2 a1 p5 152 45 18.97 imt2
r25 U u2 a1 p5 168 88 37.11 imt5
r26 H u2 a1 p5 168 86 36.26 imt5
r27 M u2 a1 p5 167 84 35.42 imt5
Lampiran 5
x
.
Responden Nama Umur Agama Pendidikan Tinggi Badan (Cm) Berat Badan (Kg) Total Kode
r28 F u2 a1 p5 166 82 34.58 imt4
r29 D u2 a1 p5 165 80 33.73 imt4
r30 R u2 a1 p5 164 78 32.89 imt4
r31 I u2 a1 p5 162 74 31.20 imt4
r32 E u2 a1 p5 148 50 21.08 imt2
r33 V u2 a1 p5 150 79 33.31 imt5
r34 P u2 a1 p5 159 65 27.41 imt4
r35 V u2 a1 p5 158 63 26.56 imt4
r36 D u2 a1 p5 157 64 26.99 imt4
r37 F u2 a1 p5 156 65 27.41 imt4
Lampiran 5
xi
.
No.Res Keusioner citra tubuh Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 4 3 2 3 4 2 2 3 4 4 4 3 2 3 4 47
2 4 3 2 3 4 2 1 3 4 4 3 4 2 4 4 47
3 3 3 1 4 2 2 4 3 3 4 3 4 2 4 3 45
4 3 3 1 3 3 2 1 3 4 4 4 3 1 3 3 41
5 4 3 1 3 3 2 1 3 4 4 3 4 2 4 3 44
6 3 3 1 3 4 2 1 3 4 4 3 4 2 4 3 44
7 3 3 1 3 3 2 1 3 4 4 4 3 3 4 3 44
8 4 3 1 3 4 2 1 3 4 4 3 4 2 4 3 45
9 4 3 1 3 2 2 1 3 4 4 3 4 2 4 3 43
10 4 3 1 2 4 2 2 3 3 4 4 3 3 3 3 44
11 4 3 2 3 4 2 2 3 3 4 4 3 2 3 3 45
12 4 3 1 3 3 2 1 2 4 4 3 4 2 4 3 43
13 3 4 2 3 4 2 1 3 4 3 3 4 2 4 4 46
14 4 3 1 3 4 2 1 3 4 3 3 4 2 4 3 44
15 4 3 1 3 4 2 1 3 4 3 3 4 2 4 3 44
16 4 4 2 4 4 2 2 3 3 4 3 4 2 4 3 48
17 3 4 2 2 4 2 2 3 4 3 3 4 2 4 3 45
18 2 4 2 3 4 2 2 4 3 3 4 4 2 4 3 46
19 3 4 1 3 4 2 2 3 3 3 3 4 2 3 4 44
20 3 3 4 2 3 2 2 3 3 3 3 4 2 4 3 44
21 3 4 2 3 4 2 2 3 3 3 3 4 2 4 3 45
22 2 4 1 2 3 2 2 3 3 2 4 3 1 4 2 38
23 1 3 1 2 2 2 3 4 2 1 2 3 1 2 1 30
24 2 3 2 2 3 2 4 3 1 2 2 3 2 4 2 37
25 4 3 1 2 2 2 1 3 4 4 4 3 2 4 4 43
26 3 3 1 3 4 2 2 3 3 4 4 3 2 4 4 45
Lampiran 6
xii
.
No.Res Keusioner citra tubuh Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
27 4 4 1 3 4 2 1 3 4 4 4 3 2 4 4 47
28 4 3 1 3 1 2 1 4 4 4 4 3 2 4 4 44
29 4 3 1 3 4 2 1 4 4 4 3 3 1 4 4 45
30 4 3 2 2 4 2 1 4 4 4 4 3 2 4 4 47
31 3 3 3 3 3 2 2 4 4 3 4 4 3 4 4 49
32 3 4 1 3 3 2 2 3 3 3 4 3 2 4 4 44
33 4 3 2 2 4 2 2 3 4 4 4 3 3 4 4 48
34 4 3 2 2 3 2 2 3 4 4 4 3 2 4 4 46
35 4 4 2 3 4 2 2 3 3 4 4 3 2 4 3 47
36 3 4 1 3 4 2 1 3 4 4 4 3 2 4 4 46
37 3 4 1 2 4 2 2 3 3 4 4 3 2 4 4 45
Total 125 123 55 102 127 74 62 116 130 131 128 128 74 141 123
Lampiran 6
xiii
.
No.Res Kuesioner Perilaku Diet
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
1 2 4 2 3 3 3 4 3 1 2 3 4 4 3 4 4 3 2 4 2 3 4 64
2 1 4 1 2 2 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 2 2 2 1 4 63
3 3 4 1 4 3 3 4 2 4 3 4 4 3 4 3 4 4 2 4 3 2 4 69
4 4 2 1 3 1 3 2 2 4 3 4 4 2 3 3 4 4 3 3 1 1 4 60
5 4 3 2 3 1 3 2 1 4 3 4 3 2 4 2 4 3 3 4 2 1 3 60
6 1 4 1 4 2 4 3 3 3 4 4 4 2 4 4 3 4 1 3 1 1 3 61
7 1 4 1 4 1 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 1 3 1 1 4 63
8 1 4 1 4 1 4 4 1 3 4 4 4 4 4 3 4 3 1 3 1 2 4 63
9 2 4 1 4 2 4 4 2 3 4 4 4 4 3 4 4 4 2 2 1 1 4 65
10 1 3 1 4 3 3 4 2 3 4 4 4 2 4 2 4 4 2 2 2 1 3 59
11 2 4 1 3 3 4 3 3 3 2 4 4 2 4 3 4 4 2 4 3 1 4 64
12 3 3 1 4 2 4 4 3 1 3 4 4 2 4 2 4 4 1 2 1 4 4 62
13 1 4 1 4 2 4 2 2 3 4 3 4 2 3 3 4 4 2 2 3 3 4 62
14 2 4 1 3 3 3 4 3 1 3 4 4 4 3 4 3 4 2 4 4 3 3 66
15 3 3 1 4 3 4 4 3 3 4 3 4 1 4 2 4 4 3 4 4 4 4 70
16 3 4 1 4 2 4 3 3 1 4 4 4 3 4 4 4 4 2 2 2 3 3 66
17 4 4 3 3 3 4 2 2 1 4 4 4 2 3 3 4 4 3 4 3 4 4 69
18 3 4 3 4 2 4 2 2 1 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 1 3 65
19 1 4 1 4 2 2 3 1 3 4 3 4 2 3 4 4 4 2 2 2 4 4 61
20 3 4 1 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 2 4 4 2 4 3 4 4 72
21 1 3 1 4 1 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 1 4 3 4 4 70
22 1 2 3 4 1 4 3 4 3 3 4 3 3 4 4 1 3 1 3 3 1 2 59
23 1 2 1 3 1 3 2 2 3 3 2 1 1 3 1 1 2 1 3 3 1 4 43
24 1 2 1 4 1 2 1 2 3 3 2 1 1 3 1 1 2 2 2 2 4 2 42
25 2 4 3 4 3 4 4 2 2 4 4 4 2 4 2 4 4 2 4 3 3 3 68
26 1 4 1 3 1 4 2 2 3 4 4 3 1 3 3 4 4 2 3 1 4 3 59
27 3 4 1 4 2 4 4 2 3 4 4 4 2 4 3 4 4 2 4 2 4 4 70
28 1 3 1 4 1 4 3 1 3 4 4 4 2 4 4 4 4 1 3 3 1 4 62
29 1 4 1 4 1 4 3 3 3 4 4 4 2 4 4 4 4 3 2 1 4 4 67
Lampiran 7
xiv
.
No.Res Kuesioner Perilaku Diet Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
30 1 4 3 4 2 4 4 3 4 4 4 4 2 4 4 4 4 3 1 3 4 4 72
31 3 4 1 4 2 4 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 75
32 1 4 3 3 1 4 3 4 4 3 4 4 3 4 2 4 4 3 3 4 4 3 71
33 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 2 4 4 4 75
34 4 3 2 4 1 4 3 3 4 4 1 3 4 1 3 1 1 4 3 1 3 2 58
35 1 4 1 4 1 4 2 1 1 2 4 4 2 4 4 4 4 1 2 1 4 4 58
36 3 4 1 4 3 4 4 2 1 4 4 4 3 4 2 4 4 2 2 3 4 4 67
37 3 4 1 4 3 4 3 1 1 4 4 4 2 4 4 4 4 1 3 2 4 3 64
Total 76 133 54 137 72 136 117 88 102 132 137 137 95 134 112 134 135 76 109 87 101 132
Lampiran 7
xv
.
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 22 100.0
Excludeda 0 .0
Total 22 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.916 10
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Perilaku diet 1 27.00 53.429 .574 .914
Perilaku diet 2 27.27 47.636 .741 .905
Perilaku diet 3 26.91 51.991 .736 .907
Perilaku diet 4 27.36 49.481 .651 .910
Perilaku diet 5 27.32 51.846 .523 .917
Perilaku diet 6 27.32 46.608 .768 .903
Perilaku diet 7 27.18 47.584 .775 .902
Perilaku diet 8 27.32 44.132 .877 .895
Perilaku diet 9 26.68 54.608 .570 .915
Perilaku diet 10 27.27 49.160 .737 .905
Lampiran 8
xvi
.
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 15 100.0
Excludeda 0 .0
Total 15 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in
the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.949 10
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Citra tubuh 1 27.40 47.686 .838 .942
Citra tubuh 2 27.60 45.257 .834 .942
Citra tubuh 3 27.60 48.971 .737 .946
Citra tubuh 4 27.73 49.495 .626 .951
Citra tubuh 5 27.60 43.829 .949 .936
Citra tubuh 6 27.47 47.552 .883 .940
Citra tubuh 7 27.53 50.410 .750 .946
Citra tubuh 8 27.53 45.981 .882 .939
Citra tubuh 9 27.47 43.410 .868 .941
Citra tubuh 10 27.47 53.124 .522 .953
xvii
.
Correlations
Zscore : citra
tubuh
Zscore :
perilaku diet
Spearman's
rho
Zscore : citra
tubuh
Correlation Coefficient 1.000 .407*
Sig. (2-tailed) . .012
N 37 37
Zscore : perilaku
diet
Correlation Coefficient .407* 1.000
Sig. (2-tailed) .012 .
N 37 37
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kategori citra tubuh *
kategori perilaku diet 37 100.0% 0 .0% 37 100.0%
kategori citra tubuh * kategori perilaku diet Crosstabulation
Count
kategori perilaku diet
Total
diet tidak sehat
= 79-60
diet ekstrim =
0-59
kategori citra tubuh kurang = 0-49 30 7 37
Total 30 7 37
Statistics
umur
responden
agama
responden
pendidikan
responden citra tubuh perilaku diet
N Valid 37 37 37 37 37
Missing 0 0 0 0 0
Lampiran 9
xviii
.
Frequency Table
umur responden
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 16tahun-18tahun 37 100.0 100.0 100.0
agama responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid islam 37 100.0 100.0 100.0
pendidikan responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid tidak tamat SD 37 100.0 100.0 100.0
kategori citra tubuh
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid kurang = 0-49 37 100.0 100.0 100.0
kategori perilaku diet
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid diet tidak sehat = 79-60 30 81.1 81.1 81.1
diet ekstrim = 0-59 7 18.9 18.9 100.0
Total 37 100.0 100.0