Proyek Pengadaan 4 Unit Crew Boat Alumunium 30 Pax SHIP SPESIFICATION

34
Proyek Pengadaan 4 Unit Crew Boat Alumunium 30 Pax SHIP SPESIFICATION NAME OF VESSEL : SYAILENDRA I YEAR BUILT : 2015 BUILDER : CASCADE EMPEROR MARINE TYPE OF VESSEL : FAST CREW BOAT CLASSIFICATION : BKI FLAG : INDONESIA GRT / NRT : 216 /65 TONNES SPEED : 26 KNOTS HORSE POWER : 3243.78 (KW) HULL MATERIAL : ALUMINIUM PASSENGER : 30 CREW : 6 PRINCIPAL DIMENSIONS a) LENGTH OA : 24.00 m b) BREADTH MOULDED : 6.85 m c) DEPTH MOULDED : 3.20 m d) DRAFT : 1.50 m e) CARGO DECK SPACE : 80 m² (13.4 m x 6 m) f) ALLOWABLE DECK CARGO : 40 TONNES MACHINERY a) MAIN ENGINES : CATERPILLAR C32 MARINE DIESEL OIL (3 NOS) b) MAX CONTINUOS : 1450 BHP @ 2300 RPM RATING EACH c) PROPELLERS : FIV (5) BLADED N1-AIOB2 d) BOW THRUSTER : HRP HOLLAND (700 KGS THRUST) e) GENERATORS : CUMMMINS MODEL 6BT5.9-d (m) 2 NOS PERFORMANCE a) MAX SPEED : 26 KNOTS b) ECONOMICAL SPEED : 24 KNOTS c) FUEL OIL CAPACITY : 50 CUM

Transcript of Proyek Pengadaan 4 Unit Crew Boat Alumunium 30 Pax SHIP SPESIFICATION

Proyek Pengadaan 4 Unit Crew Boat Alumunium 30

Pax

SHIP SPESIFICATIONNAME OF VESSEL : SYAILENDRA I

YEAR BUILT : 2015 BUILDER : CASCADE EMPEROR MARINE TYPE OF VESSEL : FAST CREW BOAT CLASSIFICATION : BKI FLAG : INDONESIA GRT / NRT : 216 /65 TONNES SPEED : 26 KNOTS HORSE POWER : 3243.78 (KW) HULL MATERIAL : ALUMINIUM PASSENGER : 30 CREW : 6

PRINCIPAL DIMENSIONSa) LENGTH OA : 24.00 mb) BREADTH MOULDED : 6.85 mc) DEPTH MOULDED : 3.20 md) DRAFT : 1.50 me) CARGO DECK SPACE : 80 m² (13.4 m x 6 m)f) ALLOWABLE DECK CARGO : 40 TONNES

MACHINERYa) MAIN ENGINES : CATERPILLAR C32 MARINE DIESEL OIL

(3 NOS)b) MAX CONTINUOS : 1450 BHP @ 2300 RPM RATING EACHc) PROPELLERS : FIV (5) BLADED N1-AIOB2d) BOW THRUSTER : HRP HOLLAND (700 KGS THRUST)e) GENERATORS : CUMMMINS MODEL 6BT5.9-d (m) 2 NOS

PERFORMANCEa) MAX SPEED : 26 KNOTSb) ECONOMICAL SPEED : 24 KNOTSc) FUEL OIL CAPACITY : 50 CUM

d) PORTABLE WATER CAPACITY : 20 CUM

ANCHOR WINDCLASS & CABLE HYPACa) CABLE : STUD LINK CHAIN

PUMPSa) BILGE / BALLAST : BUTTERFLY S.D.N.R SWING CHICK

HYDRANT PUMP

LIFE SAVING EQUIPMENTS  : APPROVED BY IMO & CLASS

FIRE FIGHTING EQUIPMENTS : FIXED CO2 SYSTEM (APPROVED BY CLASS) & FIRE ALARMS & DETECTING SYSTEM

NAVIGATION EQUIPMENTSa) RADAR (2 UNITS) : FURUNO FR-1505 MK3

(1MO HSE)b) ECHO SOUNDER : JMC F300Wc) GYRO COMPASS : RAYTHEONd) AUTO PILOT : SIMRAD AP50e) AUTOMATIC IDENTIFICATION : SIMRAD (A 180) SYSTEMf) MAGNETIC COMPASS : RITCHIE GLOBEMASTER

FLUSH MOUNT F- 600g) GPS : VIODEN KGP-920h) VOYAGE DATA RECORD : BROADGATE

COMMUNICATION SYSTEMSa) GMDSS : SFA AREA-A1 & A2b) VHF : SAILOR (RT 5022 CLASS A)c) SSB : SAILOR (SYSTEM 4000/5000 150W

MF/HF RADIO)d) INMANSAT C : SAILOR (TT-300 EB MINI-C

GMDSS SSAS UIT)e) SATELLITE EPIRB : NAT SATIND S-110f) RADAR TRANSPONDE : ACR SARTg) INTERCOM : PHONTECH

SYAILENDRA I

GENERAL ARRANGEMENT

1. Jadwal Pengerjaan Kapal

2. Rencana Proses Pengerjaan

A. Metode Pelaksanaan Pekerjaan

Pekerjaan pembangunan 1 (satu) unit Crew Boat Alumunium

30 pax. ini berdasarkan pertimbangan dan peraturan

sebagai berikut:

Kondisi Pelayaran :

Suhu udara keliling : 37° C

Kelembaban udara maksimum : 95 %

Tekanan Barometik : 76 mmHg

Stabilitas

Memiliki stabilitas yang baik, memenuhi persyaratan

SOLAS 1974, dengan mempertimbangkan beberapa kondisi

operasional kapal antara lain:

- Kapal dalam keadaan kosong

- Kapal dalam keadaan muatan penuh berangkat

- Kapal dalam keadaan muatan penuh tiba

- Kapal dalam keadaan ballast penuh tanpa muatan

berangkat

- Kapal dalam keadaan ballast penuh tanpa muatan tiba

Tingkat kebisingan dan getaran (noise & vibration) minimum

Berdasarkan ketentuan sesuai standar ISO 6954 dan

berada dalam daerah “No–Complain” atau daerah getaran

yang masih diijinkan dalam grafik standar ISO 6954.

Kecepatan

Kecepatan percobaan 26 knot, 80% dari displacement muatan

penuh.

Kecepatan servis 14 knot

Perawatan yang mudah dan ketersediaan suku cadang.

Standar minimal untuk pelaksanaan konstruksi adalah

standarisasi galangan yang disetujui oleh BKI, dengan

mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI).

Tahapan pembangunan kapal dapat diilustrasikan dalam Flow

Chart berikut:

Penjelasan flow chart urutan kerja pembangunan kapal sebagai

berikut :

A. Kontrak

Setelah ditandatangani kontrak kerja pengadaan/jasa

pemborongan pembangunan kapal, diperoleh:

Persyaratan–persyaratan umum yang ditentukan oleh

pengguna jasa (owner’s requirements) yang bersifat

mengikat pihak penyedia jasa pemborongan (galangan

pembangunan).

Spesifikasi teknis kapal yang akan dibangun yang

berisi penjelasan dan penjabaran yang lebih detail

menyangkut karakteristik kapal yang meliputi ukuran

utama kapal, aspek-aspek kelaikan kapal, keselamatan

dan kenyamanan awak kapal, material dan perlengkapan

kapal.

Gambar Rencana Umum (General Arrangement Plan) merupakan

gambaran umum kapal yang akan dibangun.

Jadwal waktu penyelesaian pekerjaan yang terhitung

sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja

(SPMK) hingga serah-terima kepada pihak pengguna

jasa.

B. Persiapan Galangan

Berdasarkan key points yang diperoleh dari kontrak,

maka selanjutnya penyedia jasa (galangan) melakukan

langkah-langkah persiapan yang meliputi antara lain:

Pengorganisasian pelaksanaan pekerjaan yang

berkaitan dengan penugasan personil terutama

pimpinan proyek (Project Engineer) atau Kepala Pelaksana

Lapangan yang bertanggung jawab dalam pembangunan

kapal, yang meliputi estimasi kebutuhan material dan

peralatan berdasarkan daftar kuantitas, jadwal

pelaksanaan pekerjaan (time schedule) dan pengaturan jam

orang (JO) dan personil lain yang dimiliki pihak

galangan maupun diserahkan sebagaian pekerjaan

kepada pihak lain (sub-kontraktor) sepanjang masih

berada dalam koridor ikatan kontrak.

Perhitungan kebutuhan material, perlengkapan dan

permesinan kapal. Pengadaan material, perlengkapan

dan permesinan baik untuk persiapan pembangunan

maupun untuk kapal. Pengadaan material, perlengkapan

serta permesinan untuk kapal selanjutnya sesuai

persetujuan pengguna jasa dan disetujui oleh Biro

Klasifikasi Indonesia (BKI).

Persiapan bengkel kerja (shop), area kerja & perakitan

(site) & building berth menyangkut penyiapan bengkel-

bengkel kerja hingga building berth dimana

konstruksi kapal akan di ereksi membentuk blok-blok.

Pembuatan Network Planning dan Time Schedule yang berkaitan

dengan rencana kerja, pembidangan dan penugasan

staff, serta penyusunan jadwal penyelesaian

pekerjaan agar tidak melampaui batas waktu yang

telah disepakati dalam Kontrak.

Spesifikasi urutan pengerjaan kapal tersebut dengan waktu

penyelesaiannya masing-masing. Ini merupakan main schedule

pembuatan yang meliputi :

Tahapan pemesanan dan penandatanganan kontrak

pembangunan.

Tahapan fabrikasi.

Tahapan ereksi (keel laying dan seterusnya).

Tahapan Peluncuran dan pengapungan (launching & floating).

Penyerahan (delivery).

Berdasarkan Main Schedule tersebut, kemudian dibuatkan Time

Schedule urutan pengerjaan secara lengkap yang

dspesifikasikan sebagai berikut :

A. Umum (general), meliputi:

Key Plan dan Basic Plan

Production Drawing

Pemesanan material

Pemesanan material paket (mesin induk, mesin bantu,

dan lain-lain)

B. Konstruksi alumunium lambung (hull part), meliputi :

Mould Lofting

Marking

Fabrikasi

Assembling

Ereksi (block erection)

C. Konstruksi out-fitting lambung (hull out-fitting), meliputi:

Pekerjaan perpipaan (hull piping)

Pemasangan perlengkapan tambat (mooring equipment),

jangkar (anchor), permesinan geladak (deck

machineries).

Perlengkapan geladak termasuk perlengkapan

penyelamat (safety equipment : live saving & fire fighting system)

Perlengkapan tangki muat (cargo tank fittings)

Perlengkapan akomodasi (furniture schedule)

Peralatan navigasi (navigation equipment)

D. Bagian Permesinan (Machinery Part), meliputi:

Pemasangan mesin induk (main engine), poros (shaft) dan

propeller

Pemasangan generator (genset) dan mesin bantu (auxiliary

engine)

Pemasangan perpipaan untuk mesin

Pemasangan perlengkapan untuk kamar mesin (engine room

fitting)

E. Bagian Listrik (Electric Part), meliputi:

Sistem pembangkit tenaga listrik (electric generating plant)

Pembuatan rangkaian panel (MCB)

Pemasangan kabel (cable wiring)

Penyambungan kabel (connection)

Perlengkapan penerangan (lighting)

Perlengkapan radio dan sistem navigasi

Sistem alarm dan komunikasi

Suku cadang dan perlengkapannya

F. Bagian finishing, pemeriksaan dan pengujian,

meliputi:

Pengecatan (cleaning, primer & schedule painting)

Inspeksi (welding inspection & water tighness), test (ship

equipments & research equipments), dock trial, inclining test dan

sea trial.

C. Rancangan

Berdasarkan dokumen kontrak yang termasuk di

dalamnya adalah Owner dan Spesifikasi Teknik serta General

Arrangement Plan (GAP) selanjutnya dilakukan pekerjaan

rancangan yang meliputi:

Rancangan awal (Preliminary Design) yang merupakan

pekerjaan pengulangan (Repeated Order) dari kapal-kapal

sejenis yang pernah dibangun. Rancangan pengulangan

ini tidak mutlak mengikuti rancangan lama akan

tetapi dilakukan modifikasi dan penyempurnaan-

penyempurnaan sehingga dapat memenuhi seluruh

kriteria yang ditetapkan oleh pengguna jasa.

Pekerjaan ini meliputi penggambaran Key Plan yang

merupakan gambar-gambar utama kapal. Key Plan

merupakan output dari proses design kapal yang

terdiri atas:

Rencana Garis (Lines Plan)

Rencana Umum (General Arrangement Plan)

Rencana Irisan Melintang Gading Tengah (Midship

Section Plan)

Rencana Profil Konstruksi dan Geladak

(Construction Profile and Deck Plan)

Sekat-sekat melintang (Transversal Bulkheads)

Perencanaan dalam Kamar Mesin (Arrangement in

Engine Room)

Dari Key Plan selanjutnya dikembangkan menjadi gambar-

gambar detail (Detail Plan) yang meliputi:

Rencana Konstruksi Body Plan (Landing Body Plan)

Bukaan Kulit (Shell Expansion Plan)

Konstruksi Gading Tengah (Midship Construction)

Konstruksi Kamar Mesin (Engine Room Construction)

Konstruksi Buritan (Stern Construction)

Konstruksi Haluan (Bow Contruction)

Konstruksi Rumah Geladak (Deck House Construction)

Konstruksi Gading Buritan dan Kemudi (Rudder and

Stren Frame Construction)

Perencanaan dan gambar kerja (Design/Production Drawing)

ini merupakan tahap awal dalam jadwal waktu pelaksanaan

pekerjaan dan sudah dilakukan (sebagian gambar; key plan) pada

waktu perencanaan untuk tender. Pekerjaan mould loft (gambar

skala 1 : 1) untuk rencana garis sudah bisa dilaksanakan

dari gambar rencana garis (lines plan) yang sudah disetujui

klas. Gambar-gambar ini digunakan untuk disetujui oleh

pihak pengguna jasa/pemilik kapal (ship’s owner) dan BKI.

Untuk melakukan fabrikasi material dibutuhkan

gambar-gambar produksi yang merupakan pengembangan

dari Key Plan dan Detail Plan. Gambar-gambar ini (Production

Drawings) adalah gambar-gambar detail per sub-komponen

yang merupakan kelanjutan dari Detail Plan setelah

diberi informasi teknis untuk pengerjaan di lapangan

(bengkel assembling). Gambar-gambar ini dibuat oleh

Departemen Rancang Bangun (Engineering). Disamping

gambar-gambar produksi ini, juga dibuatkan piece list

(daftar komponen) lengkap dengan ukurannya masing-

masing.

Design/Production Drawing selain digunakan untuk

pekerjaan praktis di lapangan, juga untuk mengontrol

pekerjaan produksi kapal (production control).

Setelah gambar-gambar produksi (production drawings)

selesai dibuat, selanjutnya diestimasikan jumlah material

yang dibutuhkan untuk pembuatan kapal tersebut yang

meliputi:

Pelat alumunium lembaran (steel sheet plate for marine use)

Profil (flat bar, angle section dan rolled section)

Expanded metal

Cat (primer, anti corrosion (AC), anti fouling (AF), coating)

Pimpinan Proyek (Pimpro) atau Kepala Pelaksana

lapangan yang dibantu Wakil Kepala Pelaksana, membuat

daftar kebutuhan material ini dan dikoordinasikan dengan

bagian pengadaan material (logistics) dan bagian pembelian

untuk pengelolaan dan penjadwalan pemakaian material

tersebut. Penentuan kebutuhan material ini adalah dengan

cara manual, yaitu dengan menghitung:

Untuk pelat, panjang dan lebar

Untuk profil, panjang

Cat, berdasarkan luas permukaan yang akan dicat

dengan memperhitungkan jumlah cat yang digunakan

satu satuan luas. Faktor pengalaman juga dikaitkan

dengan estimasi jumlah cat yang dibutuhkan

berdasarkan pemakaian cat pada kapal-kapal yang

telah dibangun.

Jumlah mesin, pompa disesuaikan dengan yang

dibutuhkan berdasarkan rancangan (gambar).

Perlengkapan akomodasi yang disesuaikan dengan

kebutuhan (dihitung dari gambar)

Jenis dan dimensi teknis dari material yang

digunakan dalam pembangunan kapal harus memenuhi standar

minimal sebagaimana yang disyaratkan oleh BKI.

D. Fabrikasi

Fabrikasi merupakan tahapan awal dalam proses

produksi konstruksi kapal (steel construction), dan

menghasilkan sebagian besar komponen yang membentuk

struktur kapal tersebut. Jenis pengerjaan yang terjadi

dalam proses fabrikasi adalah:

Mould lofting

Penandaan (marking);

Pemotongan (cutting);

Pembentukan (Roll, Press and bending);

Sub assembling.

D.1. Mould Lofting

Karena struktur kapal yang komplek terutama

konstruksi yang berada di bagian haluan dan buritan,

maka sulit untuk memfabrikasi komponen konstruksi

tersebut secara langsung dari gambar-gambar rancangan,

kecuali dengan menerapkan teknologi yang sudah

terkomputerisasi (CAD/CAM). Gambar–gambar rancangan

(design plans) umumnya digambarkan dengan skala 1 : 50

hingga 1 : 100 sehingga kesalahan akan lebih mudah

terjadi bila komponen kapal difabrikasikan secara

langsung dalam ukuran sebenarnya. Oleh sebab itu,

diperlukan suatu tahapan pengerjaan yang merupakan media

antara pekerjaan rancangan dan fabrikasi yang dalam

istilah teknik perkapalan disebut sebagai proses mould

lofting.

Dalam proses mould lofting, konstruksi kapal digambarkan

dengan metode skala 1 : 1 (full scale lofting), 1 : 10 sampai

1 : 25 (reduced scale lofting), di atas lantai gambar yang

terbuat dari papan atau plywood. Metode mould lofting lainnya

adalah numerical lofting yang tidak menggunakan skala tertentu

karena gambar lofting yang tidak menggunakan skala

tertentu karena gambar lofting seluruhnya tersimpan dalam

bentuk data numeric yang diolah dengan komputer. Hasilan

(output) dari data numeric ini dikonversikan ke dalam bentuk

pita berlubang (punched card) yang diproses dengan mesin

Computerized Numerical Control (CNC) untuk pemotongan pelat dan

sebagainya. Keuntungan penerapan numerical lofting adalah

bahwa data mould lofting tersimpan dalam memori komputer

untuk jangka waktu yang sangat lama selama tidak terjadi

kerusakan pada data tersebut. Data ini sewaktu-waktu

dapat dimanfaatkan kembali bila dibutuhkan untuk

membangun kapal dengan tipe dan ukuran yang sama.

Pelaksanaan mould lofting untuk konstruksi dapat dilakukan

setelah ada gambar lines plan, data offset dan dimensi

konstruksi dari bagian Rancang Bangun (engineering) yang

sudah disetujui oleh klas. Schedule utama (± 1 bulan)

pada tahap ini adalah mendapatkan bentuk gading-gading

tiap jarak gading dan selebihnya adalah perbaikan dan

bentuk-bentuk lain konstruksi kapal.

D.2. Penandaan (marking)

Marking adalah proses penandaan komponen berdasarkan

data dari bengkel Mould Loft, sebelum melakukan pemotongan

(cutting) terhadap komponen. Berdasarkan peralatan yang

digunakan, marking dibedakan atas:

Penandaan secara manual (manual marking)

Penandaan dengan metode proyeksi (projection marking)

Penandaan dengan menggunakan mesin electro photo

Penandaan secara numeric (numerical controlled marking)

Dengan manual marking, seluruh penandaan penggambaran

komponen diatas permukaan material dilakukan secara

manual dengan menggunakan peralatan sederhana.

Pada projection marking, proses penandaan dibantu dengan

peralatan optik sehingga gambar komponen dari bengkel

mould loft dapat diskalakan.

Sementara Electro Photo Marking (EPM) merupakan

pengembangan dari projection marking. Proses marking ini

tidak membutuhkan pengerjaan awal (pre-processing) pada pelat

baja yang akan di marking, karena sudah menggunakan photo

conductive powder (EPM photoner) dan fixative.

Sedangkan Numerically Controlled Marking dibantu dengan

peralatan komputer (CNC) dimana data inputnya hanya

merupakan data numeric.

Selama penandaan pelat ini terlebih dahulu dicatat

nomor pelat/identifikasi pelat dan dibuat daftar

pemakaian dan penempatannya di kapal tersebut (cutting plan)

untuk keperluan telusur material (traceability material).

D.3. Pemotongan (cutting)

Cutting merupakan tahapan fabrikasi setelah penandaan

di mana pemotongan dilakukan mengikuti kontur garis

marking dengan toleransi sebagaimana yang ditetapkan di

dalam rencana pemotongan pelat (cutting plan). Pemotongan

dengan oxygen cutting dengan memperhatikan jarak dari nozzle ke

pelat agar menghasilkan pemotongan yang efektif dan lose

material yang kecil.

D.4. Pembentukan (roll, press, dan bending)

Roll, press dan bending merupakan kelanjutan proses

fabrikasi dari marking dan cutting. Roll adalah proses

pembentukan pelat dimana pelat akan berubah bentuk secara

radial dengan tekanan dan gerakan antara dua die (round

bar).

Press adalah proses penekanan pelat untuk pelurusan dan

perataan permukaan pelat yang mengalami waving.

Bending adalah proses pembentukan pelat atau profil

hingga membentuk seksi tiga dimensi (frame/profil) sesuai

yang dibutuhkan.

D.5. Sub-Assembling

Sub Assembling merupakan tahapan perakitan awal yang

fungsinya adalah untuk mengurangi volume kerja diatas

assembling jig. Pekerjaan sub assembling meliputi antara lain

penyambungan pelat, perakitan pelat dengan konstruksi

penguat (stiffener, girder, dan sebagainya), perakitan profil-

profil I, T, siku (angle) dsb, yang akan membentuk panel-

panel untuk posisi vertikal dan horizontal.

Pelaksanaan pekerjaan pada tahap ini dilaksanakan

setelah proses mould lofting, marking, cutting, dan bending selesai.

E. Perakitan (Assembling)

Assembling merupakan tahapan lanjutan dari proses

fabrikasi. Seluruh material yang telah difabrikasi, baik

pelat baja maupun profil-profil (rolled shapes) digabungkan

dan dirakit menjadi satu unit tiga dimensi yang lebih

besar dan kompak (block).

Perakitan komponen dimaksudkan untuk:

Meningkatkan produktivitas dan memperkecil volume

kerja di atas building berth;

Mempersingkat waktu kerja dengan mengurangi

pekerjaan diatas building berth;

Meningkatkan kemampuan kerja dan keselamatan kerja

khususnya untuk pekerjaan out fitting dan pengecatan

karena dapat dilaksanakan selama perakitan.

Ukuran blok / seksi yang dirakit sepenuhnya

tergantung kepada dimensi kapal yang dibangun serta

kapasitas crane pada bengkel assembling. Selain perakitan

pelat, dalam bengkel assembling juga dilakukan perakitan

komponen out-fitting (perpipaan dan kelistrikan).

F. Ereksi (Erection)

Ereksi adalah proses penyambungan blok-blok/seksi

konstruksi yang telah dirakit, pada building berth dengan

posisi tegak, dengan menggunakan crane. Urutan peletakan

blok ditentukan dalam tahapan rancangan. Blok atau seksi

pada kamar mesin karena berhubungan dengan pekerjaan

konstruksi tongkat kemudi (rudder stock), daun kemudi

(rudder), dan poros baling-baling dan parameter untuk

penyambungan blok-blok tersebut dipakai blok didaerah

parallel midle body (bagian tengah kapal dengan lebar

yang sama) sebagai master blok dilanjutkan dengan

penyambungan blok-blok atau seksi ke arah haluan dan

buritan kapal.

Proses pekerjaan ereksi secara umum adalah:

Penyambungan Blok / Seksi

Pemasangan perlengkapan lambung (Hull Out-fitting), yang

terdiri dari:

Penyambungan sebagian pipa-pipa

1. (Loading/Unloading lines yaitu pemasangan pipa

untuk pengaliran keluar masuknya dari

pelabuhan ke dalam kapal.

2. Pump House yaitu ruang pompa

3. Main Deck dan Tank Top manhole yaitu lubang

untuk masuk dan keluarnya orang yang berada

diatas geladak utama

4. Manhole Hatch yaitu tutup dari lubang manhole.

5. Bollard yaitu tempat menggulungnya tali

penambat

6. Vertical Ladder yaitu tangga yang berbentuk

vertical

7. Saveall Tray yaitu tempat jalannya kabel

listrik.

8. Pump Foundations yaitu pondasi pompa yang

berada di dalam pump house.

9. Watertight Doors yaitu pintu kedap air yang

berfungsi sebagai pintu keluar masuknya

ruang pompa.

10.Lovres yaitu jendela kedap air yang terdapat

di ruang pompa.

Pemasangan Mesin Induk, mesin-mesin bantu beserta

instalasi perlengkapannya. Untuk mesin induk dan

mesin bantu untuk saat sekarang ada waktu tenggang

sejak pemesanan barang antara 5–8 bulan untuk

ukuran tersebut, maka pemasangan mesin induk

dilakukan setelah peluncuran (floating work).

Pemasangan generator listrik, penyambungan kabel,

dan switch board

Pemasangan Zinc Anodes.

Pengecatan (Primer, Anti Corrosion (AC), Anti Fouling (AF), dan

coating).

G. Konstruksi Buritan

Instalasi konstruksi bagian buritan (stern arrangement)

meliputi; tongkat kemudi, daun kemudi, poros baling-

baling (propeller shaft), penumpu poros (V bracket), dan

baling-baling (propeller). Jadwal pelaksanaan dimulai

setelah blok buritan dan blok kamar mesin terbentuk

sampai di tempat ereksi. Pekerjaan ini meliputi:

a. Penyetelan (alignment) dan pengelasan bush tongkat

kemudi.

b. Penyetelan dan pengelasan poros baling-baling dan V

bracket.

c. Pemasangan as propeller

d. Pemasangan Propeller

e. Pemasangan Daun kemudi

Pada pengelasan antara flen dan tongkat kemudi dan V

bracket dengan bush poros setelah di las dilakukan test

kualitas las-lasan (Non-Destructive Test) yaitu dengan penetrant

test (colour check) dan ultra sonic test (UT).

H. Peluncuran (Launching)

Proses peluncuran dilakukan setelah ereksi fisik

kapal telah mencapai lambung dan bangunan atas (stern

arrangement, zinc anode, sea chest), Radiographi Test (RT) atau X-Ray

terhadap las-lasan yang lokasi dan jumlahnya ditentukan

oleh BKI dan tes kebocoran (leak test). Sisa pekerjaan fisik

pembangunan selanjutnya diselesaikan dalam keadaan

terapung di atas permukaan air.

Peluncuran kapal yang akan dibangun ditetapkan

menggunakan metode peluncuran melintang (side launching)

mengingat area air di depan building berth (water front area) dan

fasilitas slipway yang tersedia di galangan untuk

pembangunan ini adalah dari tipe side launching slipway.

I. Sistem Perpipaan Kapal

Peralatan dalam sistem perpipaan terdiri dari pipa,

katup (valve), flen, filter, fitting, pompa, dan lain-lain. Jadwal

pemasangan sistem perpipaan ini dimulai setelah

penyambungan antar block. Sistem perpipaan ini dimulai

setelah penyambungan antar block. Sistem perpipaan pertama

yang dipasang adalah sistem bilga dan ballast, sea chest dan

cross pipe-nya dan sistem ini terpusat di kamar mesin dan

selanjutnya sistem pipa pendingin, pemadam kebakaran dan

lain-lain. Tahapan instalasi pipa mulai dari persiapan

muka las, penyetelan (fit-up), dan pengelasan. Penyambungan

antar pipa dengan flen harus memperhatikan perapihan las-

lasan di sekitar flen dan ujung pipa yang disambung,

digerinda agar tidak menambah hambatan aliran fluida dan

mengurai tingkat laju korosi di daerah tersebut. Fungsi

dan kekedapan katup di tes secara individu sebelum

disambung dengan sistem perpipaan. Untuk pompa dilakukan

tes kapasitas dan head-nya sesuai dengan aturan pengujian

tekanan.

J. Sistem Kelistrikan dan Navigasi

Jaringan listrik dan panel-panelnya mulai dipasang

setelah peluncuran kapal dan bertahap mengikuti

pemasangan blok rumah kemudi (Wheel House : BN). Instalasi

peralatan dan perlengkapan navigasi mengikuti panduan

teknisi dari pabrik pembuat / supplier dan dilaksanakan

setelah instalasi blok rumah kemudi dan sebagaian

interiornya. Penetrasi kabel-kabel yang menembus sekat

dibuat rapih dan kedap.

K. Peralatan dan Permesinan Geladak

Permesinan geladak (deck machinery) dipasang setelah

peluncuran kapal seperti windlass dan winch, ulup rantai

jangkar, tiang radar, hydran, sekoci dan peralatan

keselamatan lainnya, steering gear, boat davit, sistem pengatur

udara (AC) dan ventilasi mekanik.

L. Peralatan dan Perlengkapan Kapal

Peralatan dan perlengkapan (others miscellanous & equipment)

ini mulai dipasang pada saat blok sudah terbentuk sebelum

di ereksi di building berth antara lain peralatan tambat

(bollard & fairlead), penetrasi, man hole, tiang radar dan lain-

lain. Tata letak bollard dan fairlead diatur dengan posisi

winch supaya menghasilkan sistem penambatan yang efektif.

Pengelasan peralatan tersebut ke badan kapal, terutama

pelat kapal diberi pelat doubler dan bracket, ujung-ujung

bukaan seperti man hole diberi round bar.

M. Mesin Induk dan Mesin Bantu

Instalasi Mesin Induk dan Mesin Bantu (M/E dan A/E)

dapat dilaksanakan setelah blok-blok sampai geladak

disambung dengan baik. Karena perkiraan kedatangan

permesinan tersebut memerlukan waktu lama (melebihi

jadwal peluncuran, maka instalasi permesinan tersebut

dilaksanakan setelah peluncuran kapal (floating condition) dan

setelah melalui prosedur pengujian seperti pengujian di

pabrik pembuat (manufacturer shop test). Penyetelan mesin induk

ini dengan mempertimbangkan sudut kemiringan poros

propeller, persyaratan ketebalan bantalan dudukan mesin

(chock fast).

N. Akomodasi dan Isolasi Sekat-sekat

Jadwal pelaksanaannya setelah instalasi saluran

kabel (cable tray), perpipaan dan saluran udara (ducting)

selesai. Kriteria isolasi seka-sekat ini mengikuti

spesifikasi material dari spesifikasi teknis dan

peraturan yang berlaku. Pekerjaan pada tahap ini adalah

pemasangan interior tiap ruangan akomodasi, pelapisan

dinding (lining & ceilling) dan pelapisan geladak (deck covering).

O. Penyelesaian (Finishing)

Finishing merupakan tahapan akhir pembangunan yang

dilakukan setelah kapal dalam kondisi terapung diatas

permukaan air. Pekerjaan yang dilakukan pada tahapan ini

adalah:

Pengecatan (coating) interior kapal dan eksterior

bangunan atas

Pemasangan perlengkapan interior (akomodasi, kursi-

kursi penumpang, dan sebagainya

Pemasangan perlengkapan keselamatan (lifeboat atau

rescue boat, liferaft, lifebuoy, life jacket, perlengkapan

pemadam kebakaran, dan lain-lain)

Pemasangan perlengkapan navigasi dan nautika

Accomodation & insulation

P. Pengujian (Function Test)

Selanjutnya, sebelum diserahkan kepada pemilik kapal

(ship’s owner), kapal yang telah dibangun tersebut perlu

mengalami proses pengujian antara lain :

Function Test yaitu, pengujian untuk menilai apakah

seluruh perlengkapan dan permesinan kapal yang

terpasang di kapal dapat berfungsi dengan baik.

Inclining Test yaitu, pengujian untuk memperoleh

karakteristik stabilitas aktual kapal setelah

dibangun. Stabilitas hasil inclining test ini yang

dipergunakan sebagai data stabilitas akhir kapal

tersebut.

Dock Trial yaitu, pengoperasian kapal dan seluruh

perlengkapannya di dalam areal dock antara lain:

Mesin penggerak kapal dan mesin bantu

Sistem air minum dan sanitary

Pompa-pompa dan perlengkapan kamar mesin lainnya

Kemudi dan mesin kemudi

Panel dan lampu penerangan – navigasi dan

komunikasi

Sea trial yaitu, pengujian berlayar sebagai salah

satu syarat untuk memperoleh sertifikasi kelaikan

pelayaran. Pengujian ini meliputi antara lain:

Pengujian kecepatan kapal serta daya dan putaran

mesin induk kapal pada berbagai kondisi antara

lain; 1/4, 2/4, 3/4, 4/4, dan 110% MCR

Pengujian cikar kiri dan kanan

Percobaan maju, mundur dan crash stop

Pengujian fungsi operasional perlengkapan

keselamatan, jangkar, dan lain-lain

Percobaan ketahanan berlayar minimum 4 jam dengan

kecepatan 11 knot dan displacement 80% pada

pengukuran pemakaian bahan bakar

Percobaan spiral test dan reverse spiral test

Percobaan olah gerak kapal (manoeuvring test)

Percobaan gerakan kemudi pada kecepatan rendah

Pengukuran getaran dan kebisingan kapal

Q. Penggambaran Akhir, Sertifikasi, dan Persetujuan

Klasifikasi (Class Approval)

Setelah dilakukan pengujian diatas dan kapal

dinyatakan memenuhi seluruh persyaratan sebagaimana

ditetapkan dan disetujui oleh badan klasifikasi yang

telah dipilih, maka selanjutnya dibuatkan penggambaran

akhir sesuai pembangunan (As Built Drawings) untuk memperoleh

sertifikasi class dan sebagainya serta memperoleh

persetujuan badan klasifikasi tersebut.

S. Serah Terima (Delivery)

Serah terima kapal dilakukan ditempat sesuai yang

ditetapkan dalam kontrak. Serah terima dilaksanakan

sesuai rencana dalam jadwal pelaksanaan pekerjaan (time

schedule) dan direncanakan tidak lebih dari 250 hari

kalender. Mobilisasi kapal ke tempat serah terima menjadi

tangung jawab pihak galangan.

3. Jenis dan Jumlah Sumber Daya Manusia yang Dikerahkan

Semua pekerja di perusahaan kami telah mendapatkan

sertifikasi sesuai spesialisasi masing-masingseperti

sertifikasi yang berasal dari SKT Migas, LR, BV, dan BKI.

Rincian sumber daya manusia yang dikerahkan:

1. 1 Manajer Keuangan

2. 1 Manajer Nautical

3. 1 Manajer Operasional

4. 1 Wakil Manajer Operasional

5. 1 Koordinator Pengadaan Material

6. 1 Koordinator Penjadwalan

7. 5 Blaster

8. 4 Air-conditioning eguipment mechanic

9. 4 Boilemaker

10. 5 Carpenter

11. 5 Chipper/grinder

12. 3 Electrican

13. 3 Electronics mechanic

14. 3 Insulator

15. 5 Joiner

16. 12 Laborer

17. 3 Loftsman

18. 4 Machinist

19. 3 Ordonance equipment mechanic

20. 4 Painter

21. 3 Patternmaker

22. 3 Pipefitter

23. 3 Pipewelder

24. 3 Crane operator

25. 3 Sheet metal mechanic

26. 2 Shipfitter

27. 2 Shipwright

28. 4 Welder

4. Rincian Biaya Pengerjaan

HARGA PENAWARAN ( ITEM COST BREAKDOWN STRUCTURE )

Cascade Emperor Marine menawarkan harga penjualan

jenis kapal sebagai berikut :

Kapal Tanker 5000 DWT dengan harga Rp

24.500.000.000.- (Dua Puluh Empat Miliar Lima Ratus

Juta Rupiah).

Pembiayaan pembangunan kapal terdiri dari beberapa item

cost, sebagai berikut:

1. Hull Construction (Konstruksi Lambung Kapal):

Pada bagian Hull Construction akan dibagi menjadi

beberapa bagian yaitu :

Lunas kapal (keel)

Bangunan Atas (Superstructure)

Bulwark

Gading-gading

Geladak

Konstruksi Alas dan Konstruksi Lambung

Kemudi & Tongkat Kemudi

Plat Geladak

Ruang muat, dll.

Biaya: (15%) x Harga Kapal = Rp 3.675.000.000,-

2. Ship Equipment

Pada bagian Ship Equipment akan dibagi menjadi

beberapa bagian yaitu :

Peralatan tambat (Jangkar, Mesin Jangkar,

Capstan, Winch, Tali Tambat, Bollard, Fairlead,

dsb)

Peralatan Keselamatan (Sekoci karet, Life

Jacket, dsb)

Ruang Akomodasi, Gudang (Furnitures, Dekorasi

Ruangan, Peralatan Sanitasi, Pintu Non-Metal,

Partisi Ruang, Ruang Senjata tangan);

Ventilasi Ruangan Akomodasi

Peralatan Navigasi & Komunikasi (Navaids dan

Radio, Aerials-Radio, Komunikasi Internal,

Perlengkapan Nautical, Radar )

Peralatan Pemadam Kebakaran; Peralatan

Bongkar/Muat (hatch cover)

Peralatan Instalasi Listrik Kapal (Jaringan

Distribusi Kapal, Generator, Switch Board (Main

& Emergency), Baterei & Peralatan Charging,

Lampu-lampu penerangan,Lampu-lampu navigasi,

Terminal)

Sistem Perpipaan (Sistem Pelayanan Umum, Sistem

Pendingin Motor, Sistem Pelumas, Sistem Bahan

Bakar, Sistem Air Laut, Sistem Bilga, Sistem

Gas Buang, Perlengkapan Tangki-tangki,

Perlengkapan Ventilasi)

Penerangan (Sidelights dan windows;Pintu

Metal ) dll.

3. Machinery system (sistem permesinan):

Pada bagian machinery system akan dibagi menjadi

beberapa bagian yaitu :

o Deck Machinery (Permesinan Geladak) (Steering

gear, Windlass, Capstain)

o Ship Propulsion System (Sistem Penggerak Kapal)

(Mesin Induk, Sistem Kontrol Motor Induk, Gearbox,

Poros Antara & Poros Propeller, Tabung Poros,

Bantalan Poros, Propeller)

o Auxiliary Machinery Systems (Sistem Permesinan

Bantu) (Generator, Sistem Udara Start, Peralatan

Sundry Kamar Mesin) dll.

Biaya: (10%) x Harga Kapal = Rp 2.450.000.000,-

4. Konstruksi dan pemasangan (Construction and

installation)

Biaya: (10%) x Harga Kapal = Rp 2.450.000.000,-

5. Peluncuran dan pengujian (Launching and Testing)

Biaya: (40%) x Harga Kapal = Rp 9.800.000.000,-

6. Inspeksi dan survei (Inspection & survey)

Biaya: (5%) x Harga Kapal = Rp 1.225.000.000,-

7. Design Cost, Insurance cost and Other Miscellaneous

cost

Biaya: (5%) x Harga Kapal = Rp 1.225.000.000,-

8. Pajak, Currencies, inflasi, administrasi, Risk dll.

Biaya: (5%) x Harga Kapal = Rp 1.225.000.000,-