Proyek Pengadaan 4 Unit Crew Boat Alumunium 30 Pax SHIP SPESIFICATION
Transcript of Proyek Pengadaan 4 Unit Crew Boat Alumunium 30 Pax SHIP SPESIFICATION
Proyek Pengadaan 4 Unit Crew Boat Alumunium 30
Pax
SHIP SPESIFICATIONNAME OF VESSEL : SYAILENDRA I
YEAR BUILT : 2015 BUILDER : CASCADE EMPEROR MARINE TYPE OF VESSEL : FAST CREW BOAT CLASSIFICATION : BKI FLAG : INDONESIA GRT / NRT : 216 /65 TONNES SPEED : 26 KNOTS HORSE POWER : 3243.78 (KW) HULL MATERIAL : ALUMINIUM PASSENGER : 30 CREW : 6
PRINCIPAL DIMENSIONSa) LENGTH OA : 24.00 mb) BREADTH MOULDED : 6.85 mc) DEPTH MOULDED : 3.20 md) DRAFT : 1.50 me) CARGO DECK SPACE : 80 m² (13.4 m x 6 m)f) ALLOWABLE DECK CARGO : 40 TONNES
MACHINERYa) MAIN ENGINES : CATERPILLAR C32 MARINE DIESEL OIL
(3 NOS)b) MAX CONTINUOS : 1450 BHP @ 2300 RPM RATING EACHc) PROPELLERS : FIV (5) BLADED N1-AIOB2d) BOW THRUSTER : HRP HOLLAND (700 KGS THRUST)e) GENERATORS : CUMMMINS MODEL 6BT5.9-d (m) 2 NOS
PERFORMANCEa) MAX SPEED : 26 KNOTSb) ECONOMICAL SPEED : 24 KNOTSc) FUEL OIL CAPACITY : 50 CUM
d) PORTABLE WATER CAPACITY : 20 CUM
ANCHOR WINDCLASS & CABLE HYPACa) CABLE : STUD LINK CHAIN
PUMPSa) BILGE / BALLAST : BUTTERFLY S.D.N.R SWING CHICK
HYDRANT PUMP
LIFE SAVING EQUIPMENTS : APPROVED BY IMO & CLASS
FIRE FIGHTING EQUIPMENTS : FIXED CO2 SYSTEM (APPROVED BY CLASS) & FIRE ALARMS & DETECTING SYSTEM
NAVIGATION EQUIPMENTSa) RADAR (2 UNITS) : FURUNO FR-1505 MK3
(1MO HSE)b) ECHO SOUNDER : JMC F300Wc) GYRO COMPASS : RAYTHEONd) AUTO PILOT : SIMRAD AP50e) AUTOMATIC IDENTIFICATION : SIMRAD (A 180) SYSTEMf) MAGNETIC COMPASS : RITCHIE GLOBEMASTER
FLUSH MOUNT F- 600g) GPS : VIODEN KGP-920h) VOYAGE DATA RECORD : BROADGATE
COMMUNICATION SYSTEMSa) GMDSS : SFA AREA-A1 & A2b) VHF : SAILOR (RT 5022 CLASS A)c) SSB : SAILOR (SYSTEM 4000/5000 150W
MF/HF RADIO)d) INMANSAT C : SAILOR (TT-300 EB MINI-C
GMDSS SSAS UIT)e) SATELLITE EPIRB : NAT SATIND S-110f) RADAR TRANSPONDE : ACR SARTg) INTERCOM : PHONTECH
2. Rencana Proses Pengerjaan
A. Metode Pelaksanaan Pekerjaan
Pekerjaan pembangunan 1 (satu) unit Crew Boat Alumunium
30 pax. ini berdasarkan pertimbangan dan peraturan
sebagai berikut:
Kondisi Pelayaran :
Suhu udara keliling : 37° C
Kelembaban udara maksimum : 95 %
Tekanan Barometik : 76 mmHg
Stabilitas
Memiliki stabilitas yang baik, memenuhi persyaratan
SOLAS 1974, dengan mempertimbangkan beberapa kondisi
operasional kapal antara lain:
- Kapal dalam keadaan kosong
- Kapal dalam keadaan muatan penuh berangkat
- Kapal dalam keadaan muatan penuh tiba
- Kapal dalam keadaan ballast penuh tanpa muatan
berangkat
- Kapal dalam keadaan ballast penuh tanpa muatan tiba
Tingkat kebisingan dan getaran (noise & vibration) minimum
Berdasarkan ketentuan sesuai standar ISO 6954 dan
berada dalam daerah “No–Complain” atau daerah getaran
yang masih diijinkan dalam grafik standar ISO 6954.
Kecepatan
Kecepatan percobaan 26 knot, 80% dari displacement muatan
penuh.
Kecepatan servis 14 knot
Perawatan yang mudah dan ketersediaan suku cadang.
Standar minimal untuk pelaksanaan konstruksi adalah
standarisasi galangan yang disetujui oleh BKI, dengan
mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI).
Tahapan pembangunan kapal dapat diilustrasikan dalam Flow
Chart berikut:
Penjelasan flow chart urutan kerja pembangunan kapal sebagai
berikut :
A. Kontrak
Setelah ditandatangani kontrak kerja pengadaan/jasa
pemborongan pembangunan kapal, diperoleh:
Persyaratan–persyaratan umum yang ditentukan oleh
pengguna jasa (owner’s requirements) yang bersifat
mengikat pihak penyedia jasa pemborongan (galangan
pembangunan).
Spesifikasi teknis kapal yang akan dibangun yang
berisi penjelasan dan penjabaran yang lebih detail
menyangkut karakteristik kapal yang meliputi ukuran
utama kapal, aspek-aspek kelaikan kapal, keselamatan
dan kenyamanan awak kapal, material dan perlengkapan
kapal.
Gambar Rencana Umum (General Arrangement Plan) merupakan
gambaran umum kapal yang akan dibangun.
Jadwal waktu penyelesaian pekerjaan yang terhitung
sejak dikeluarkannya Surat Perintah Mulai Kerja
(SPMK) hingga serah-terima kepada pihak pengguna
jasa.
B. Persiapan Galangan
Berdasarkan key points yang diperoleh dari kontrak,
maka selanjutnya penyedia jasa (galangan) melakukan
langkah-langkah persiapan yang meliputi antara lain:
Pengorganisasian pelaksanaan pekerjaan yang
berkaitan dengan penugasan personil terutama
pimpinan proyek (Project Engineer) atau Kepala Pelaksana
Lapangan yang bertanggung jawab dalam pembangunan
kapal, yang meliputi estimasi kebutuhan material dan
peralatan berdasarkan daftar kuantitas, jadwal
pelaksanaan pekerjaan (time schedule) dan pengaturan jam
orang (JO) dan personil lain yang dimiliki pihak
galangan maupun diserahkan sebagaian pekerjaan
kepada pihak lain (sub-kontraktor) sepanjang masih
berada dalam koridor ikatan kontrak.
Perhitungan kebutuhan material, perlengkapan dan
permesinan kapal. Pengadaan material, perlengkapan
dan permesinan baik untuk persiapan pembangunan
maupun untuk kapal. Pengadaan material, perlengkapan
serta permesinan untuk kapal selanjutnya sesuai
persetujuan pengguna jasa dan disetujui oleh Biro
Klasifikasi Indonesia (BKI).
Persiapan bengkel kerja (shop), area kerja & perakitan
(site) & building berth menyangkut penyiapan bengkel-
bengkel kerja hingga building berth dimana
konstruksi kapal akan di ereksi membentuk blok-blok.
Pembuatan Network Planning dan Time Schedule yang berkaitan
dengan rencana kerja, pembidangan dan penugasan
staff, serta penyusunan jadwal penyelesaian
pekerjaan agar tidak melampaui batas waktu yang
telah disepakati dalam Kontrak.
Spesifikasi urutan pengerjaan kapal tersebut dengan waktu
penyelesaiannya masing-masing. Ini merupakan main schedule
pembuatan yang meliputi :
Tahapan pemesanan dan penandatanganan kontrak
pembangunan.
Tahapan fabrikasi.
Tahapan ereksi (keel laying dan seterusnya).
Tahapan Peluncuran dan pengapungan (launching & floating).
Penyerahan (delivery).
Berdasarkan Main Schedule tersebut, kemudian dibuatkan Time
Schedule urutan pengerjaan secara lengkap yang
dspesifikasikan sebagai berikut :
A. Umum (general), meliputi:
Key Plan dan Basic Plan
Production Drawing
Pemesanan material
Pemesanan material paket (mesin induk, mesin bantu,
dan lain-lain)
B. Konstruksi alumunium lambung (hull part), meliputi :
Mould Lofting
Marking
Fabrikasi
Assembling
Ereksi (block erection)
C. Konstruksi out-fitting lambung (hull out-fitting), meliputi:
Pekerjaan perpipaan (hull piping)
Pemasangan perlengkapan tambat (mooring equipment),
jangkar (anchor), permesinan geladak (deck
machineries).
Perlengkapan geladak termasuk perlengkapan
penyelamat (safety equipment : live saving & fire fighting system)
Perlengkapan tangki muat (cargo tank fittings)
Perlengkapan akomodasi (furniture schedule)
Peralatan navigasi (navigation equipment)
D. Bagian Permesinan (Machinery Part), meliputi:
Pemasangan mesin induk (main engine), poros (shaft) dan
propeller
Pemasangan generator (genset) dan mesin bantu (auxiliary
engine)
Pemasangan perpipaan untuk mesin
Pemasangan perlengkapan untuk kamar mesin (engine room
fitting)
E. Bagian Listrik (Electric Part), meliputi:
Sistem pembangkit tenaga listrik (electric generating plant)
Pembuatan rangkaian panel (MCB)
Pemasangan kabel (cable wiring)
Penyambungan kabel (connection)
Perlengkapan penerangan (lighting)
Perlengkapan radio dan sistem navigasi
Sistem alarm dan komunikasi
Suku cadang dan perlengkapannya
F. Bagian finishing, pemeriksaan dan pengujian,
meliputi:
Pengecatan (cleaning, primer & schedule painting)
Inspeksi (welding inspection & water tighness), test (ship
equipments & research equipments), dock trial, inclining test dan
sea trial.
C. Rancangan
Berdasarkan dokumen kontrak yang termasuk di
dalamnya adalah Owner dan Spesifikasi Teknik serta General
Arrangement Plan (GAP) selanjutnya dilakukan pekerjaan
rancangan yang meliputi:
Rancangan awal (Preliminary Design) yang merupakan
pekerjaan pengulangan (Repeated Order) dari kapal-kapal
sejenis yang pernah dibangun. Rancangan pengulangan
ini tidak mutlak mengikuti rancangan lama akan
tetapi dilakukan modifikasi dan penyempurnaan-
penyempurnaan sehingga dapat memenuhi seluruh
kriteria yang ditetapkan oleh pengguna jasa.
Pekerjaan ini meliputi penggambaran Key Plan yang
merupakan gambar-gambar utama kapal. Key Plan
merupakan output dari proses design kapal yang
terdiri atas:
Rencana Garis (Lines Plan)
Rencana Umum (General Arrangement Plan)
Rencana Irisan Melintang Gading Tengah (Midship
Section Plan)
Rencana Profil Konstruksi dan Geladak
(Construction Profile and Deck Plan)
Sekat-sekat melintang (Transversal Bulkheads)
Perencanaan dalam Kamar Mesin (Arrangement in
Engine Room)
Dari Key Plan selanjutnya dikembangkan menjadi gambar-
gambar detail (Detail Plan) yang meliputi:
Rencana Konstruksi Body Plan (Landing Body Plan)
Bukaan Kulit (Shell Expansion Plan)
Konstruksi Gading Tengah (Midship Construction)
Konstruksi Kamar Mesin (Engine Room Construction)
Konstruksi Buritan (Stern Construction)
Konstruksi Haluan (Bow Contruction)
Konstruksi Rumah Geladak (Deck House Construction)
Konstruksi Gading Buritan dan Kemudi (Rudder and
Stren Frame Construction)
Perencanaan dan gambar kerja (Design/Production Drawing)
ini merupakan tahap awal dalam jadwal waktu pelaksanaan
pekerjaan dan sudah dilakukan (sebagian gambar; key plan) pada
waktu perencanaan untuk tender. Pekerjaan mould loft (gambar
skala 1 : 1) untuk rencana garis sudah bisa dilaksanakan
dari gambar rencana garis (lines plan) yang sudah disetujui
klas. Gambar-gambar ini digunakan untuk disetujui oleh
pihak pengguna jasa/pemilik kapal (ship’s owner) dan BKI.
Untuk melakukan fabrikasi material dibutuhkan
gambar-gambar produksi yang merupakan pengembangan
dari Key Plan dan Detail Plan. Gambar-gambar ini (Production
Drawings) adalah gambar-gambar detail per sub-komponen
yang merupakan kelanjutan dari Detail Plan setelah
diberi informasi teknis untuk pengerjaan di lapangan
(bengkel assembling). Gambar-gambar ini dibuat oleh
Departemen Rancang Bangun (Engineering). Disamping
gambar-gambar produksi ini, juga dibuatkan piece list
(daftar komponen) lengkap dengan ukurannya masing-
masing.
Design/Production Drawing selain digunakan untuk
pekerjaan praktis di lapangan, juga untuk mengontrol
pekerjaan produksi kapal (production control).
Setelah gambar-gambar produksi (production drawings)
selesai dibuat, selanjutnya diestimasikan jumlah material
yang dibutuhkan untuk pembuatan kapal tersebut yang
meliputi:
Pelat alumunium lembaran (steel sheet plate for marine use)
Profil (flat bar, angle section dan rolled section)
Expanded metal
Cat (primer, anti corrosion (AC), anti fouling (AF), coating)
Pimpinan Proyek (Pimpro) atau Kepala Pelaksana
lapangan yang dibantu Wakil Kepala Pelaksana, membuat
daftar kebutuhan material ini dan dikoordinasikan dengan
bagian pengadaan material (logistics) dan bagian pembelian
untuk pengelolaan dan penjadwalan pemakaian material
tersebut. Penentuan kebutuhan material ini adalah dengan
cara manual, yaitu dengan menghitung:
Untuk pelat, panjang dan lebar
Untuk profil, panjang
Cat, berdasarkan luas permukaan yang akan dicat
dengan memperhitungkan jumlah cat yang digunakan
satu satuan luas. Faktor pengalaman juga dikaitkan
dengan estimasi jumlah cat yang dibutuhkan
berdasarkan pemakaian cat pada kapal-kapal yang
telah dibangun.
Jumlah mesin, pompa disesuaikan dengan yang
dibutuhkan berdasarkan rancangan (gambar).
Perlengkapan akomodasi yang disesuaikan dengan
kebutuhan (dihitung dari gambar)
Jenis dan dimensi teknis dari material yang
digunakan dalam pembangunan kapal harus memenuhi standar
minimal sebagaimana yang disyaratkan oleh BKI.
D. Fabrikasi
Fabrikasi merupakan tahapan awal dalam proses
produksi konstruksi kapal (steel construction), dan
menghasilkan sebagian besar komponen yang membentuk
struktur kapal tersebut. Jenis pengerjaan yang terjadi
dalam proses fabrikasi adalah:
Mould lofting
Penandaan (marking);
Pemotongan (cutting);
Pembentukan (Roll, Press and bending);
Sub assembling.
D.1. Mould Lofting
Karena struktur kapal yang komplek terutama
konstruksi yang berada di bagian haluan dan buritan,
maka sulit untuk memfabrikasi komponen konstruksi
tersebut secara langsung dari gambar-gambar rancangan,
kecuali dengan menerapkan teknologi yang sudah
terkomputerisasi (CAD/CAM). Gambar–gambar rancangan
(design plans) umumnya digambarkan dengan skala 1 : 50
hingga 1 : 100 sehingga kesalahan akan lebih mudah
terjadi bila komponen kapal difabrikasikan secara
langsung dalam ukuran sebenarnya. Oleh sebab itu,
diperlukan suatu tahapan pengerjaan yang merupakan media
antara pekerjaan rancangan dan fabrikasi yang dalam
istilah teknik perkapalan disebut sebagai proses mould
lofting.
Dalam proses mould lofting, konstruksi kapal digambarkan
dengan metode skala 1 : 1 (full scale lofting), 1 : 10 sampai
1 : 25 (reduced scale lofting), di atas lantai gambar yang
terbuat dari papan atau plywood. Metode mould lofting lainnya
adalah numerical lofting yang tidak menggunakan skala tertentu
karena gambar lofting yang tidak menggunakan skala
tertentu karena gambar lofting seluruhnya tersimpan dalam
bentuk data numeric yang diolah dengan komputer. Hasilan
(output) dari data numeric ini dikonversikan ke dalam bentuk
pita berlubang (punched card) yang diproses dengan mesin
Computerized Numerical Control (CNC) untuk pemotongan pelat dan
sebagainya. Keuntungan penerapan numerical lofting adalah
bahwa data mould lofting tersimpan dalam memori komputer
untuk jangka waktu yang sangat lama selama tidak terjadi
kerusakan pada data tersebut. Data ini sewaktu-waktu
dapat dimanfaatkan kembali bila dibutuhkan untuk
membangun kapal dengan tipe dan ukuran yang sama.
Pelaksanaan mould lofting untuk konstruksi dapat dilakukan
setelah ada gambar lines plan, data offset dan dimensi
konstruksi dari bagian Rancang Bangun (engineering) yang
sudah disetujui oleh klas. Schedule utama (± 1 bulan)
pada tahap ini adalah mendapatkan bentuk gading-gading
tiap jarak gading dan selebihnya adalah perbaikan dan
bentuk-bentuk lain konstruksi kapal.
D.2. Penandaan (marking)
Marking adalah proses penandaan komponen berdasarkan
data dari bengkel Mould Loft, sebelum melakukan pemotongan
(cutting) terhadap komponen. Berdasarkan peralatan yang
digunakan, marking dibedakan atas:
Penandaan secara manual (manual marking)
Penandaan dengan metode proyeksi (projection marking)
Penandaan dengan menggunakan mesin electro photo
Penandaan secara numeric (numerical controlled marking)
Dengan manual marking, seluruh penandaan penggambaran
komponen diatas permukaan material dilakukan secara
manual dengan menggunakan peralatan sederhana.
Pada projection marking, proses penandaan dibantu dengan
peralatan optik sehingga gambar komponen dari bengkel
mould loft dapat diskalakan.
Sementara Electro Photo Marking (EPM) merupakan
pengembangan dari projection marking. Proses marking ini
tidak membutuhkan pengerjaan awal (pre-processing) pada pelat
baja yang akan di marking, karena sudah menggunakan photo
conductive powder (EPM photoner) dan fixative.
Sedangkan Numerically Controlled Marking dibantu dengan
peralatan komputer (CNC) dimana data inputnya hanya
merupakan data numeric.
Selama penandaan pelat ini terlebih dahulu dicatat
nomor pelat/identifikasi pelat dan dibuat daftar
pemakaian dan penempatannya di kapal tersebut (cutting plan)
untuk keperluan telusur material (traceability material).
D.3. Pemotongan (cutting)
Cutting merupakan tahapan fabrikasi setelah penandaan
di mana pemotongan dilakukan mengikuti kontur garis
marking dengan toleransi sebagaimana yang ditetapkan di
dalam rencana pemotongan pelat (cutting plan). Pemotongan
dengan oxygen cutting dengan memperhatikan jarak dari nozzle ke
pelat agar menghasilkan pemotongan yang efektif dan lose
material yang kecil.
D.4. Pembentukan (roll, press, dan bending)
Roll, press dan bending merupakan kelanjutan proses
fabrikasi dari marking dan cutting. Roll adalah proses
pembentukan pelat dimana pelat akan berubah bentuk secara
radial dengan tekanan dan gerakan antara dua die (round
bar).
Press adalah proses penekanan pelat untuk pelurusan dan
perataan permukaan pelat yang mengalami waving.
Bending adalah proses pembentukan pelat atau profil
hingga membentuk seksi tiga dimensi (frame/profil) sesuai
yang dibutuhkan.
D.5. Sub-Assembling
Sub Assembling merupakan tahapan perakitan awal yang
fungsinya adalah untuk mengurangi volume kerja diatas
assembling jig. Pekerjaan sub assembling meliputi antara lain
penyambungan pelat, perakitan pelat dengan konstruksi
penguat (stiffener, girder, dan sebagainya), perakitan profil-
profil I, T, siku (angle) dsb, yang akan membentuk panel-
panel untuk posisi vertikal dan horizontal.
Pelaksanaan pekerjaan pada tahap ini dilaksanakan
setelah proses mould lofting, marking, cutting, dan bending selesai.
E. Perakitan (Assembling)
Assembling merupakan tahapan lanjutan dari proses
fabrikasi. Seluruh material yang telah difabrikasi, baik
pelat baja maupun profil-profil (rolled shapes) digabungkan
dan dirakit menjadi satu unit tiga dimensi yang lebih
besar dan kompak (block).
Perakitan komponen dimaksudkan untuk:
Meningkatkan produktivitas dan memperkecil volume
kerja di atas building berth;
Mempersingkat waktu kerja dengan mengurangi
pekerjaan diatas building berth;
Meningkatkan kemampuan kerja dan keselamatan kerja
khususnya untuk pekerjaan out fitting dan pengecatan
karena dapat dilaksanakan selama perakitan.
Ukuran blok / seksi yang dirakit sepenuhnya
tergantung kepada dimensi kapal yang dibangun serta
kapasitas crane pada bengkel assembling. Selain perakitan
pelat, dalam bengkel assembling juga dilakukan perakitan
komponen out-fitting (perpipaan dan kelistrikan).
F. Ereksi (Erection)
Ereksi adalah proses penyambungan blok-blok/seksi
konstruksi yang telah dirakit, pada building berth dengan
posisi tegak, dengan menggunakan crane. Urutan peletakan
blok ditentukan dalam tahapan rancangan. Blok atau seksi
pada kamar mesin karena berhubungan dengan pekerjaan
konstruksi tongkat kemudi (rudder stock), daun kemudi
(rudder), dan poros baling-baling dan parameter untuk
penyambungan blok-blok tersebut dipakai blok didaerah
parallel midle body (bagian tengah kapal dengan lebar
yang sama) sebagai master blok dilanjutkan dengan
penyambungan blok-blok atau seksi ke arah haluan dan
buritan kapal.
Proses pekerjaan ereksi secara umum adalah:
Penyambungan Blok / Seksi
Pemasangan perlengkapan lambung (Hull Out-fitting), yang
terdiri dari:
Penyambungan sebagian pipa-pipa
1. (Loading/Unloading lines yaitu pemasangan pipa
untuk pengaliran keluar masuknya dari
pelabuhan ke dalam kapal.
2. Pump House yaitu ruang pompa
3. Main Deck dan Tank Top manhole yaitu lubang
untuk masuk dan keluarnya orang yang berada
diatas geladak utama
4. Manhole Hatch yaitu tutup dari lubang manhole.
5. Bollard yaitu tempat menggulungnya tali
penambat
6. Vertical Ladder yaitu tangga yang berbentuk
vertical
7. Saveall Tray yaitu tempat jalannya kabel
listrik.
8. Pump Foundations yaitu pondasi pompa yang
berada di dalam pump house.
9. Watertight Doors yaitu pintu kedap air yang
berfungsi sebagai pintu keluar masuknya
ruang pompa.
10.Lovres yaitu jendela kedap air yang terdapat
di ruang pompa.
Pemasangan Mesin Induk, mesin-mesin bantu beserta
instalasi perlengkapannya. Untuk mesin induk dan
mesin bantu untuk saat sekarang ada waktu tenggang
sejak pemesanan barang antara 5–8 bulan untuk
ukuran tersebut, maka pemasangan mesin induk
dilakukan setelah peluncuran (floating work).
Pemasangan generator listrik, penyambungan kabel,
dan switch board
Pemasangan Zinc Anodes.
Pengecatan (Primer, Anti Corrosion (AC), Anti Fouling (AF), dan
coating).
G. Konstruksi Buritan
Instalasi konstruksi bagian buritan (stern arrangement)
meliputi; tongkat kemudi, daun kemudi, poros baling-
baling (propeller shaft), penumpu poros (V bracket), dan
baling-baling (propeller). Jadwal pelaksanaan dimulai
setelah blok buritan dan blok kamar mesin terbentuk
sampai di tempat ereksi. Pekerjaan ini meliputi:
a. Penyetelan (alignment) dan pengelasan bush tongkat
kemudi.
b. Penyetelan dan pengelasan poros baling-baling dan V
bracket.
c. Pemasangan as propeller
d. Pemasangan Propeller
e. Pemasangan Daun kemudi
Pada pengelasan antara flen dan tongkat kemudi dan V
bracket dengan bush poros setelah di las dilakukan test
kualitas las-lasan (Non-Destructive Test) yaitu dengan penetrant
test (colour check) dan ultra sonic test (UT).
H. Peluncuran (Launching)
Proses peluncuran dilakukan setelah ereksi fisik
kapal telah mencapai lambung dan bangunan atas (stern
arrangement, zinc anode, sea chest), Radiographi Test (RT) atau X-Ray
terhadap las-lasan yang lokasi dan jumlahnya ditentukan
oleh BKI dan tes kebocoran (leak test). Sisa pekerjaan fisik
pembangunan selanjutnya diselesaikan dalam keadaan
terapung di atas permukaan air.
Peluncuran kapal yang akan dibangun ditetapkan
menggunakan metode peluncuran melintang (side launching)
mengingat area air di depan building berth (water front area) dan
fasilitas slipway yang tersedia di galangan untuk
pembangunan ini adalah dari tipe side launching slipway.
I. Sistem Perpipaan Kapal
Peralatan dalam sistem perpipaan terdiri dari pipa,
katup (valve), flen, filter, fitting, pompa, dan lain-lain. Jadwal
pemasangan sistem perpipaan ini dimulai setelah
penyambungan antar block. Sistem perpipaan ini dimulai
setelah penyambungan antar block. Sistem perpipaan pertama
yang dipasang adalah sistem bilga dan ballast, sea chest dan
cross pipe-nya dan sistem ini terpusat di kamar mesin dan
selanjutnya sistem pipa pendingin, pemadam kebakaran dan
lain-lain. Tahapan instalasi pipa mulai dari persiapan
muka las, penyetelan (fit-up), dan pengelasan. Penyambungan
antar pipa dengan flen harus memperhatikan perapihan las-
lasan di sekitar flen dan ujung pipa yang disambung,
digerinda agar tidak menambah hambatan aliran fluida dan
mengurai tingkat laju korosi di daerah tersebut. Fungsi
dan kekedapan katup di tes secara individu sebelum
disambung dengan sistem perpipaan. Untuk pompa dilakukan
tes kapasitas dan head-nya sesuai dengan aturan pengujian
tekanan.
J. Sistem Kelistrikan dan Navigasi
Jaringan listrik dan panel-panelnya mulai dipasang
setelah peluncuran kapal dan bertahap mengikuti
pemasangan blok rumah kemudi (Wheel House : BN). Instalasi
peralatan dan perlengkapan navigasi mengikuti panduan
teknisi dari pabrik pembuat / supplier dan dilaksanakan
setelah instalasi blok rumah kemudi dan sebagaian
interiornya. Penetrasi kabel-kabel yang menembus sekat
dibuat rapih dan kedap.
K. Peralatan dan Permesinan Geladak
Permesinan geladak (deck machinery) dipasang setelah
peluncuran kapal seperti windlass dan winch, ulup rantai
jangkar, tiang radar, hydran, sekoci dan peralatan
keselamatan lainnya, steering gear, boat davit, sistem pengatur
udara (AC) dan ventilasi mekanik.
L. Peralatan dan Perlengkapan Kapal
Peralatan dan perlengkapan (others miscellanous & equipment)
ini mulai dipasang pada saat blok sudah terbentuk sebelum
di ereksi di building berth antara lain peralatan tambat
(bollard & fairlead), penetrasi, man hole, tiang radar dan lain-
lain. Tata letak bollard dan fairlead diatur dengan posisi
winch supaya menghasilkan sistem penambatan yang efektif.
Pengelasan peralatan tersebut ke badan kapal, terutama
pelat kapal diberi pelat doubler dan bracket, ujung-ujung
bukaan seperti man hole diberi round bar.
M. Mesin Induk dan Mesin Bantu
Instalasi Mesin Induk dan Mesin Bantu (M/E dan A/E)
dapat dilaksanakan setelah blok-blok sampai geladak
disambung dengan baik. Karena perkiraan kedatangan
permesinan tersebut memerlukan waktu lama (melebihi
jadwal peluncuran, maka instalasi permesinan tersebut
dilaksanakan setelah peluncuran kapal (floating condition) dan
setelah melalui prosedur pengujian seperti pengujian di
pabrik pembuat (manufacturer shop test). Penyetelan mesin induk
ini dengan mempertimbangkan sudut kemiringan poros
propeller, persyaratan ketebalan bantalan dudukan mesin
(chock fast).
N. Akomodasi dan Isolasi Sekat-sekat
Jadwal pelaksanaannya setelah instalasi saluran
kabel (cable tray), perpipaan dan saluran udara (ducting)
selesai. Kriteria isolasi seka-sekat ini mengikuti
spesifikasi material dari spesifikasi teknis dan
peraturan yang berlaku. Pekerjaan pada tahap ini adalah
pemasangan interior tiap ruangan akomodasi, pelapisan
dinding (lining & ceilling) dan pelapisan geladak (deck covering).
O. Penyelesaian (Finishing)
Finishing merupakan tahapan akhir pembangunan yang
dilakukan setelah kapal dalam kondisi terapung diatas
permukaan air. Pekerjaan yang dilakukan pada tahapan ini
adalah:
Pengecatan (coating) interior kapal dan eksterior
bangunan atas
Pemasangan perlengkapan interior (akomodasi, kursi-
kursi penumpang, dan sebagainya
Pemasangan perlengkapan keselamatan (lifeboat atau
rescue boat, liferaft, lifebuoy, life jacket, perlengkapan
pemadam kebakaran, dan lain-lain)
Pemasangan perlengkapan navigasi dan nautika
Accomodation & insulation
P. Pengujian (Function Test)
Selanjutnya, sebelum diserahkan kepada pemilik kapal
(ship’s owner), kapal yang telah dibangun tersebut perlu
mengalami proses pengujian antara lain :
Function Test yaitu, pengujian untuk menilai apakah
seluruh perlengkapan dan permesinan kapal yang
terpasang di kapal dapat berfungsi dengan baik.
Inclining Test yaitu, pengujian untuk memperoleh
karakteristik stabilitas aktual kapal setelah
dibangun. Stabilitas hasil inclining test ini yang
dipergunakan sebagai data stabilitas akhir kapal
tersebut.
Dock Trial yaitu, pengoperasian kapal dan seluruh
perlengkapannya di dalam areal dock antara lain:
Mesin penggerak kapal dan mesin bantu
Sistem air minum dan sanitary
Pompa-pompa dan perlengkapan kamar mesin lainnya
Kemudi dan mesin kemudi
Panel dan lampu penerangan – navigasi dan
komunikasi
Sea trial yaitu, pengujian berlayar sebagai salah
satu syarat untuk memperoleh sertifikasi kelaikan
pelayaran. Pengujian ini meliputi antara lain:
Pengujian kecepatan kapal serta daya dan putaran
mesin induk kapal pada berbagai kondisi antara
lain; 1/4, 2/4, 3/4, 4/4, dan 110% MCR
Pengujian cikar kiri dan kanan
Percobaan maju, mundur dan crash stop
Pengujian fungsi operasional perlengkapan
keselamatan, jangkar, dan lain-lain
Percobaan ketahanan berlayar minimum 4 jam dengan
kecepatan 11 knot dan displacement 80% pada
pengukuran pemakaian bahan bakar
Percobaan spiral test dan reverse spiral test
Percobaan olah gerak kapal (manoeuvring test)
Percobaan gerakan kemudi pada kecepatan rendah
Pengukuran getaran dan kebisingan kapal
Q. Penggambaran Akhir, Sertifikasi, dan Persetujuan
Klasifikasi (Class Approval)
Setelah dilakukan pengujian diatas dan kapal
dinyatakan memenuhi seluruh persyaratan sebagaimana
ditetapkan dan disetujui oleh badan klasifikasi yang
telah dipilih, maka selanjutnya dibuatkan penggambaran
akhir sesuai pembangunan (As Built Drawings) untuk memperoleh
sertifikasi class dan sebagainya serta memperoleh
persetujuan badan klasifikasi tersebut.
S. Serah Terima (Delivery)
Serah terima kapal dilakukan ditempat sesuai yang
ditetapkan dalam kontrak. Serah terima dilaksanakan
sesuai rencana dalam jadwal pelaksanaan pekerjaan (time
schedule) dan direncanakan tidak lebih dari 250 hari
kalender. Mobilisasi kapal ke tempat serah terima menjadi
tangung jawab pihak galangan.
3. Jenis dan Jumlah Sumber Daya Manusia yang Dikerahkan
Semua pekerja di perusahaan kami telah mendapatkan
sertifikasi sesuai spesialisasi masing-masingseperti
sertifikasi yang berasal dari SKT Migas, LR, BV, dan BKI.
Rincian sumber daya manusia yang dikerahkan:
1. 1 Manajer Keuangan
2. 1 Manajer Nautical
3. 1 Manajer Operasional
4. 1 Wakil Manajer Operasional
5. 1 Koordinator Pengadaan Material
6. 1 Koordinator Penjadwalan
7. 5 Blaster
8. 4 Air-conditioning eguipment mechanic
9. 4 Boilemaker
10. 5 Carpenter
11. 5 Chipper/grinder
12. 3 Electrican
13. 3 Electronics mechanic
14. 3 Insulator
15. 5 Joiner
16. 12 Laborer
17. 3 Loftsman
18. 4 Machinist
19. 3 Ordonance equipment mechanic
20. 4 Painter
21. 3 Patternmaker
22. 3 Pipefitter
23. 3 Pipewelder
24. 3 Crane operator
25. 3 Sheet metal mechanic
26. 2 Shipfitter
27. 2 Shipwright
28. 4 Welder
4. Rincian Biaya Pengerjaan
HARGA PENAWARAN ( ITEM COST BREAKDOWN STRUCTURE )
Cascade Emperor Marine menawarkan harga penjualan
jenis kapal sebagai berikut :
Kapal Tanker 5000 DWT dengan harga Rp
24.500.000.000.- (Dua Puluh Empat Miliar Lima Ratus
Juta Rupiah).
Pembiayaan pembangunan kapal terdiri dari beberapa item
cost, sebagai berikut:
1. Hull Construction (Konstruksi Lambung Kapal):
Pada bagian Hull Construction akan dibagi menjadi
beberapa bagian yaitu :
Lunas kapal (keel)
Bangunan Atas (Superstructure)
Bulwark
Gading-gading
Geladak
Konstruksi Alas dan Konstruksi Lambung
Kemudi & Tongkat Kemudi
Plat Geladak
Ruang muat, dll.
Biaya: (15%) x Harga Kapal = Rp 3.675.000.000,-
2. Ship Equipment
Pada bagian Ship Equipment akan dibagi menjadi
beberapa bagian yaitu :
Peralatan tambat (Jangkar, Mesin Jangkar,
Capstan, Winch, Tali Tambat, Bollard, Fairlead,
dsb)
Peralatan Keselamatan (Sekoci karet, Life
Jacket, dsb)
Ruang Akomodasi, Gudang (Furnitures, Dekorasi
Ruangan, Peralatan Sanitasi, Pintu Non-Metal,
Partisi Ruang, Ruang Senjata tangan);
Ventilasi Ruangan Akomodasi
Peralatan Navigasi & Komunikasi (Navaids dan
Radio, Aerials-Radio, Komunikasi Internal,
Perlengkapan Nautical, Radar )
Peralatan Pemadam Kebakaran; Peralatan
Bongkar/Muat (hatch cover)
Peralatan Instalasi Listrik Kapal (Jaringan
Distribusi Kapal, Generator, Switch Board (Main
& Emergency), Baterei & Peralatan Charging,
Lampu-lampu penerangan,Lampu-lampu navigasi,
Terminal)
Sistem Perpipaan (Sistem Pelayanan Umum, Sistem
Pendingin Motor, Sistem Pelumas, Sistem Bahan
Bakar, Sistem Air Laut, Sistem Bilga, Sistem
Gas Buang, Perlengkapan Tangki-tangki,
Perlengkapan Ventilasi)
Penerangan (Sidelights dan windows;Pintu
Metal ) dll.
3. Machinery system (sistem permesinan):
Pada bagian machinery system akan dibagi menjadi
beberapa bagian yaitu :
o Deck Machinery (Permesinan Geladak) (Steering
gear, Windlass, Capstain)
o Ship Propulsion System (Sistem Penggerak Kapal)
(Mesin Induk, Sistem Kontrol Motor Induk, Gearbox,
Poros Antara & Poros Propeller, Tabung Poros,
Bantalan Poros, Propeller)
o Auxiliary Machinery Systems (Sistem Permesinan
Bantu) (Generator, Sistem Udara Start, Peralatan
Sundry Kamar Mesin) dll.
Biaya: (10%) x Harga Kapal = Rp 2.450.000.000,-
4. Konstruksi dan pemasangan (Construction and
installation)
Biaya: (10%) x Harga Kapal = Rp 2.450.000.000,-
5. Peluncuran dan pengujian (Launching and Testing)
Biaya: (40%) x Harga Kapal = Rp 9.800.000.000,-
6. Inspeksi dan survei (Inspection & survey)
Biaya: (5%) x Harga Kapal = Rp 1.225.000.000,-
7. Design Cost, Insurance cost and Other Miscellaneous
cost
Biaya: (5%) x Harga Kapal = Rp 1.225.000.000,-