PROPOSAL PENELITIAN PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI...

24
PROPOSAL PENELITIAN PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI SEKECAMATAN BANTUL PROPOSAL PENELITIAN PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI SEKECAMATAN BANTUL TAHUN AJARAN 2011/2012 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang UU No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Tidak jarang ditemukan orangtua yang menghabiskan waktu, sibuk bekerja semata-mata hanya untuk kepentingan anak. Ditinjau dari sisi psikologi, kebutuhan anak bukan hanya sebatas kebutuhan materi semata, anak juga membutuhkan kasih sayang dan perhatian dari orang terdekatnya, khususnya orangtua. Realitanya, banyak anak yang kurang mendapatkan kebutuhan afeksi (kasih sayang), disebabkan orangtua sibuk mencari uang demi untuk memperbaiki perekonomian keluarga.

Transcript of PROPOSAL PENELITIAN PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI...

PROPOSAL PENELITIAN PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI SEKECAMATAN BANTUL

PROPOSAL PENELITIANPENGARUH MOTIVASI

TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIIISMP NEGERI SEKECAMATAN BANTUL

TAHUN AJARAN 2011/2012

BAB IPENDAHULUAN

A.    Latar BelakangUU No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS menyatakan bahwa

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,

akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa dan negara.

Tidak jarang ditemukan orangtua yang menghabiskan waktu, sibuk

bekerja semata-mata hanya untuk kepentingan anak. Ditinjau dari

sisi psikologi, kebutuhan anak bukan hanya sebatas kebutuhan

materi semata, anak juga membutuhkan kasih sayang dan perhatian

dari orang terdekatnya, khususnya orangtua. Realitanya, banyak

anak yang kurang mendapatkan kebutuhan afeksi (kasih sayang),

disebabkan orangtua sibuk mencari uang demi untuk memperbaiki

perekonomian keluarga.

Melalui pendidikan, siswa dipersiapkan menjadi masyarakat yang

cerdas dan berguna bagi Nusa dan Bangsa. Mengingat pentingnya

pendidikan maka telah banyak usaha yang dilakukan pemerintah

untuk meningkatkan mutu Pendidikan di Indonesia. Pendidikan

merupakan investasi yang sangat penting bagi setiap bangsa dalam

pembangunan  kearah kemajuan.

Prestasi belajar siswa merupakan output dari proses belajar,

dengan demikian faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar

juga langsung mempengaruhi prestasi belajar. Untuk memperoleh

prestasi belajar yang maksimal dengan hasil yang baik, maka harus

benar-benar memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhinya.

Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu (1)

faktor internal, adalah faktor-faktor yang berasal dari individu

anak itu sendiri yang meliputi faktor jasmaniah (fisiologis) dan

faktor psikologis. Yang termasuk faktor jasmaniah (fisiologis)

antara lain: penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan

sebagainya, sedangkan yang termasuk factor psikologis meliputi

intelektul (taraf intelegensi, kemampuan belajar, dan cara

belajar), non intelektual (motifasi belajar, sikap, perasaan,

minat, kondisi psikis, dan kondisi akibat keadaan sosiokultur),

dan faktor kondisi fisik. (2) faktor eksternal, yaitu faktor yang

berasal dari luar individu yang meliputi fkctor fisik dan faktor

lingkungan sosial. Faktor fisik sendiri meliputi rumah, sekolah,

peralatan, dan alam, sedangkan faktor lingkungan sosial meliputi

keluarga, guru, masyarakat, dan teman.

Berdasarkan  hal tersebut diketahui bahwa motivasi dan

lingkungan keluarga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap

prestasi belajar. Orangtua memiliki cara dan pola tersendiri

dalam mengasuh dan membimbing anak. Cara dan pola tersebut tentu

akan berbeda antara satu keluarga dengan keluarga yang lainnya.

Pola asuh orangtua merupakan gambaran tentang sikap dan perilaku

orangtua dan anak dalam berinteraksi, berkomunikasi selama

mengadakan kegiatan pengasuhan. Dalam kegiatan memberikan

pengasuhan ini, orangtua akan memberikan perhatian, peraturan,

disiplin, hadiah dan hukuman, serta tanggapan terhadap keinginan

anaknya. Sikap, perilaku, dan kebiasaan orangtua selalu dilihat,

dinilai, dan ditiru oleh anaknya yang kemudian semua itu secara

sadar atau tidak sadar akan diresapi kemudian menjadi kebiasaan

pula bagi anak-anaknya

Keluarga berperan penting bagi perkembangan pribadi anak, baik

sosial, emosional maupun intelektualnya. Pada diri anak akan

tumbuh motivasi, kesadaran dirinya, dan identitas skill serta

kekuatan/ kemampuan-kemampuannya sehingga memberi peluang untuk

sukses belajarnya, identitas gender yang sehat, perkembangan

moral dengan nilainya dan sukses lebih primer dalam keluarga dan

kerja/ kariernya kelak. Terhadap semua itu pengaruh peran

keluarga yang paling kuat adalah terhadap prestasi belajar anak

dan hubungan sosial yang harmonis.

Prestasi juga dipengaruhi oleh motivasi. Menurut Wlodkowsky

(dalam Sugihartono dkk, 2007) Motivasi adalah suatu kondisi yang

menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi

arah dan ketahanan pada tingkah laku tersebut. Motivasi belajar

yang tinggi tercermin dari ketekunan yang tidak mudah patah untuk

mencapai sukses meskipun dihadang oleh berbagai kesulitan. Adapun

ciri-ciri siswa yang termotivasi belajar untuk berprestasi antara

lain tekun, ulet menghadapi kesulitan, menunjukan minat terhadap

bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja sendiri, cepat bosan

dengan tugas, dapat mempertahankan pendapat, senang mencari dan

memecahkan masalah.

Dari beberapa paparan tersebut maka penulis ingin melakukan

penelitian lebih mendalam dengan mengangkat judul “Pengaruh

Lingkungan Keluarga dan Motivasi terhadap Prestasi Belajar Siswa

Kelas VIII SMP Negeri se Kecamatan Bantul”.

B.     Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas,

terdapat beberapa masalah yang muncul, diantaranya yaitu:

1.      Pengaruh tenaga pendidik terhadap prestasi belajar siswa

disekolah.

2.      Pengaruh lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa.

3.      Pengaruh motivasi dari dalam diri siswa terhadap prestasi

belajar siswa.

C.     Batasan Masalah

Mengingat adanya keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, maka

tidak mungkin untuk meneliti semua masalah yang telah

diidentifikasikan. Oleh karena itu membatasi masalah yang akan

diteliti yakni mengenai:

1.      Pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar siswa kelas 8 SMP

Negeri se-Kecamatan Bantul.

D.    Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan batasan masalah diatas, dapat dirumuskan masalah

yang akan diteliti yaitu:

1.      Apakah ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar

siswa kelas 8 Tahun Ajaran 2011/2012 SMP Negeri se-Kecamatan

Bantul?

E.     Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah rumusan tentang hal yang akan dicapai

oleh kegiatan penelitian (Dhofir, 2000:21).

Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan yang ingin

dicapai dari penelitian ini adalah:

1.      Ingin mengetahui adakah pengaruh motivasi belajar terhadap

prestasi belajar dan kalau ada seberapa besar.

F.      Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah follow up penggunaan informasi yang

tertera dalam kesimpulan (Dhofir, 2000:21)

Dari setiap penelitian yang dilakukan dipastikan dapat memberi

manfaat baik bagi objek, atau peneliti khususnya dan juga bagi

seluruh komponen yangterlibat didalamnya. Manfaat atau nilai guna

yang bisa diambil dari penulisanskripsi ini adalah :

1.      Segi Teoritis

a.       Untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam disiplin

pendidikan bahwa lingkungan keluarga dan motivasi belajar

memiliki andil dalam prestasi belajar siswa.

b.      Untuk memperkuat teori bahwa dukungan keluarga dan motivasi

belajar yang tinggi dapat memicu kreatifitas siswa dalam

berprestasi.

2.      Segi Praktis

a.       Dengan adanya dukungan lingkungan keluarga dan motivasi

belajar yang tinggi dari siswa dapat meningkatkan prestasi

belajar dengan dampak hasil belajar yang memuaskan.

b.      Sebagai bahan dokumen untuk penelitian lebih lanjut.

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGUJIAN HIPOTESIS

A.    Deskripsi Teori

1.      Prestasi Belajar

a.      Pengertian pretasi belajar

Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah

dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara

kelompok (Djamarah, 1994:19). Sedangkan menurut Mas’ud Hasan

Abdul Dahar dalam Djamarah (1994:21) bahwa prestasi adalah apa

yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang

menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.

Menurut Slamet (1995 : 2) bahwa belajar adalah suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil

pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Secara sederhana dari pengertian belajar sebagaimana yang

dikemukakan oleh pendapat di atas, dapat diambil suatu pemahaman

tentang hakekat dari aktivitas belajar adalah suatu perubahan

yang terjadi dalam diri individu.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa prestasi

belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa setelah mengikuti

proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa

perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian

akan diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau

pernyataan.

b.      Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang

diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat

dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari

luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari

dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal

dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah,

masyarakat dan sebagainya.

1.      Faktor Intern

Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri

individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam

faktor intern yaitu kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan

motivasi.

a.      Kecerdasan/intelegensi

Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk

menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini

sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal

selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan

sebaya. Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-

kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya,

sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat

kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya.

Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu

hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.

Menurut Kartono (1995:1) kecerdasan merupakan “salah satu

aspek yang penting, dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi

seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat kecerdasan

normal atau di atas normal maka secara potensi ia dapat mencapai

prestasi yang tinggi.”

Slameto (1995:56) mengatakan bahwa “tingkat intelegensi yang

tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat

intelegensi yang rendah.”

Dari pendapat di atas diketahui bahwa intelegensi yang baik

atau kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting

bagi seorang anak dalam usaha belajar.

b.      Bakat

Kartono (1995:2) menyatakan bahwa “bakat adalah potensi atau

kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui

belajar akan menjadi kecakapan yang nyata

Dari pendapat di atas diketahui bahwa tumbuhnya keahlian

tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang

dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi

rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam

proses belajar terutama belajat keterampilan, bakat memegang

peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang

baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk

melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan

merusak keinginan anak tersebut.

c.       Minat

Menurut Slameto (1995:57) mengemukakan bahwa minat adalah

“kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang

beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan

terus yang disertai dengan rasa sayang.”

Kemudian Sardiman (1992:76) mengemukakan minat adalah “suatu

kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atai

arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-

keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.”

Berdasarkan pendapat di atas, diketahui bahwa minat besar

pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang

menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena

minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang

siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa diharapkan

dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat

belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor

yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang

mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus

berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat

tercapai sesuai dengan keinginannya.

d.      Motivasi

Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal

tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk

melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar

adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan.

Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang anak didik

akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.

Nasution (1995:73) mengatakan motivasi adalah “segala daya

yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.” Sedangkan

Menurut Wlodkowsky (dalam Sugihartono dkk, 2007) Motivasi adalah

suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu

dan yang memberi arah dan ketahanan pada tingkah laku tersebut.

Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua

macam yaitu (a) motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik.

Motivasi instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber

dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri

untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi

ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari luar

diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan

kegiatan belajar.

Dalam memberikan motivasi seorang guru harus berusaha dengan

segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa

kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan ini dalam diri

siswa akan timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni

pelajaran. Untuk membangkitkan motivasi kepada mereka, supaya

dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan

belajar secara aktif.

2.      Faktor Ekstern

Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa

pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya

dan sebagainya.

Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan

tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto

(1995:60) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah

“keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.”

a.      Keadaan Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat

seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan

oleh Slameto bahwa: “Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama

dan utama. Keluarga yanng sehat besar artinya untuk pendidikan

kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu

pendidikan bangsa, negara dan dunia.”

Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam

keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat

seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa

aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang

menambah motivasi untuk belajar.

Dalam hal ini Hasbullah (1994:46) mengatakan: “Keluarga

merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam

keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan

bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan

anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan

pandangan hidup keagamaan.”

Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan

dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan

lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal

memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru sebagai

pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan

kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh

perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah.

Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi

sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan

waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar.

b.      Keadaan Sekolah

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang

sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa,

karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk

belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara

penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat

pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang

baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.

Menurut Kartono (1995:6) mengemukakan “guru dituntut untuk

menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki

tingkah laku yang tepat dalam mengajar.” Oleh sebab itu, guru

harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan,

dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar.

c.       Lingkungan Masyarakat

di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu

faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar

siswa dalm proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam

sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi

anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak

bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.

Dalam hal ini Kartono (1995:5) berpendapat: Lingkungan

masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama

anak-anak yang sebayanya. Apabila anak-anak yang sebaya merupakan

anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk

mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya

merupakan kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tiada

menentukan anakpun dapat terpengaruh pula.

2.      Motivasi Belajar

a.      Pengertian Motivasi

Nasution (1995:73) mengatakan motivasi adalah “segala daya

yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.” Sedangkan

Menurut Wlodkowsky (dalam Sugihartono dkk, 2007) Motivasi adalah

suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu

dan yang memberi arah dan ketahanan pada tingkah laku tersebut.

Selanjutnya, M. Alisuf Sabri (2001:9) menyatakan bahwa motivasi

adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang

menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan.

Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu (a) kebutuhan,

(b) dorongan, dan (c) tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu

merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang

ia harapkan. Moslow membagi kebutuhan menjadi lima tingkatan

yakni a) kebutuhan fisiologis, b) kebutuhan akan rasa aman, c)

kebutuhan sosial, d) kebutuhan akan penghargaan diri dan e)

kebutuhan aktualisasi. Dorongan, merupakan kekuatan mental untuk

melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Sedangkan

tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu.

Tujuan tersebut mengarahkan perilaku, dalam hal ini perilaku

belajar. Kekuatan mental atau kekuatan motivasi belajar dapat

diperkuat dan dikembangkan. Interaksi kekuatan mental dan

pengaruh dari luar ditentukan oleh responden prakarsa pribadi

pelaku.

b.      Macam-macam Motivasi

Woodwort dan Marquis sebagaimana dikutip oleh Ngalim Purwanto

(1998), motif itu ada tiga golongan yaitu :

1)      Kebutuhan-kebutuhan organis yakni, motif-motif yang

berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari tubuh

seperti : lapar, haus, kebutuhan bergerak, beristirahat atau

tidur, dan sebagainya.

2)      Motif-motif yang timbul yang timbul sekonyong-konyong

(emergency motives) inilah motif yang timbul bukan karena kemauan

individu tetapi karena ada rangsangan dari luar, contoh : motif

melarikan diri dari bahaya,motif berusaha mengatasi suatu

rintangan.

3)      Motif Obyektif yaitu motif yang diarahkan atau ditujukan ke

suatu objek atau tujuan tertentu di sekitar kita, timbul karena

adanya dorongan dari dalam diri kita.

Arden N. Frandsen yang dikutip oleh Sardiman, A.M (1998:64),

mengemukakan jenis motivasi dilihat dari dasar pembentukannya,

yaitu : motif bawaan, (motive psychological drives) dan motif

yang dipelajari (affiliative needs), misalnya : dorongan untuk

belajar suatu cabang ilmu pengetahuan dan sebagainya.

c.       Jenis Motivasi dalam Belajar

Menurut Sardiman (2006:89) ada berbagai jenis motivasi, yaitu:

1.      Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang

aktif atau berfungsinya tidak perludirangsang dari luar karena

dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan

sesuatu. Seorang siswa melakukan belajar karena didorong tujuan

inginmendapatkan pengetahuan, nilai dan keterampilan.

2.      Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif

yang aktif dan berfungsinya karenaadanya perangsang dari luar.

Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakansebagai

bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan

diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara

mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

d.      Ciri-ciri Motivasi

Menurut Sardiman (2006 :83) bahwa motivasi yang ada dalam diri

seseorang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1.      Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam

waktu yang lama,tidak pernah berhenti sebelum selesai).

2.      Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).

3.      Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah (minat untuk

sukses).

4.      Mempunyai orientasi ke masa depan.

5.      Lebih senang bekerja mandiri.

6.      Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat

mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).

7.      Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan

sesuatu).

8.      Tidak pernah mudah melepaskan hal yang sudah diyakini.

9.      Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Apabila seseorang telah memiliki ciri-ciri motivasi di atas

maka orang tersebut selalu memiliki motivasi yang cukup kuat.

Dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik, kalau siswa

tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah

dan hambatan secara mandiri. Selain itu siswa juga harus peka dan

responsif terhadap masalah umum dan bagaimana memikirkan

pemecahannya. Siswa yang telah termotivasi memiliki keinginan dan

harapan untuk berhasil dan apabila mengalami kegagalan mereka

akan berusaha keras untuk mencapai keberhasilan itu yang

ditunjukkan dalam prestasi belajarnya. Dengan kata lain dengan

adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi

maka seseorang yang belajar akan melahirkan prestasi belajar yang

baik.

e.       Fungsi Motivasi dalam Belajar

Menurut Sardiman (2006:85) bahwa motivasi selain berfungsi

sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi juga berfungsi

sebagai berikut:

1.      Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau

motor yang melepaskan energi.

2.      Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang telah

dicapai.

3.      Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan

mana yang akandikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan

menyisihkan perbuatan- perbuatan yang tidak bermanfaat bagi

tujuan tersebut.

B.     Kerangka Berpikir

Dalam penelitian ini, kerangka berfikir akan menjadi landasan

untuk menjelaskan bagaimana lingkungan keluarga dan motivasi

belajar mempengaruhi prestasi belajar. Untuk itu akan dijelaskan

bagaimana rasionalisasi kerangka berfikir sebagai berikut :

Motivasi mempunyai peran yang sangat penting dalam

meningkatkan prestasi belajar siswa. Seorang anak yang memiliki

motivasi yang tinggi dalam belajar akan berdampak terhadap

prestasi belajarnya dimana anak akan memacu dirinya untuk terus

meningkatkan prestasi belajarnya, sebaliknya jika motivasi anak

rendah maka akan cenderung menjadi anak yang malas dan ini akan

berdampak pada menurunnya prestasi anak di sekolah.

C.    Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap  rumusan masalah

yang diajukan (Sugiyono, 2009:284).

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1.      Ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa

kelas 8 Tahun Ajaran 2011/2012 SMP Negeri se-Kecamatan Bantul.

BAB III

METODE PENELITIAN

A.     Rancangan Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian survei dengan pendekatan

deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan observasi,

dokumentasi, dan kuesioner. Metode analisis yang digunakan dengan

teknik analisis kuantitatif regresi sederhana. Data diolah dengan

program SPSS version 16 for windows.

B.     Waktu dan Tempat Penelitian

Persiapan penelitian akan dilakukan mulai bulan febuari 2012

dengan tahap :

1.      Mengadakan survey disekolah untuk mencari informasi tentang

diperbolehkan atau tidaknya untuk melaksanakan penelitian.

2.      Menyusun proposal penelitian.

3.      Menyusun instrumen penelitian.

4.      Mengurus perijinan penelitian.

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN yang ada di kecamatan

Bantul. Waktu penelitian dilaksanakan pada tahun ajaran

2011/2012, tepatnya pada bulan febuari sampai maret 2012.

C.    Populasi dan Sampel

1.      Populasi

Menurut Arikunto (2002:108) populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (2009:80) Populasi adalah

wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/ subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian diambil kesimpulan.

Jadi populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang berupa

data kuantitatif mengukur dan menghitung.

Berdasarkan pendapat diatas yang menjadi populasi dalam

penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri se-Kecamatan

Bantul sebanyak 779 siswa yang terbagi ke dalam 3 Sekolah. Data

jumlah siswa dapat terlihat pada tabel berikut:

Data jumlah siswa kelas VII SMP Negerise-Kecamatan Bantul

Nomor Sekolah Populasi

1SMP Negeri 1

Bantul306

2SMP Negeri 2

Bantul193

3SMP Negeri 3

Bantul280

Jumlah 779

2.      Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti

(Arikunto,2002:109), sedangkan menurut Sugiyono (2009:81) sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah proporsional

random sampling yaitu dari jumlah populasi ditentukan jumlah

sampel sebagai obyek  penelitian, pengambilan sampel dilakukan

secara merata ke setiap sekolah sehingga semua responden

mempunyai kesempatan yang sama sebagai sampel penelitian. Untuk

mengetahui jumlah sampel yang akan digunakan peneliti menggunakan

rumus Slovin yaitu:

n =  (Umar, 2004:108)

Keterangan:

n   : Ukuran sampel

N  : Ukuran populasi

e    : Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan

pengambilan sampel populasi 10%

n =        

n =

n =

n = 88.62

n = 89 (dibulatkan)

Jadi sampel dari penelitian ini adalah 89 siswa

Dari ukuran sampel yang telah diketahui, selanjutnya peneliti

akan menentukan perwakilan dari tiap kelas, di mana populasi yang

dijadikan objek  penelitian tersebut dalam 3 (tiga) kelas.

D.    Instrumen Penelitian

Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti harus menggunakan

sebuah alat ukur yang baik, yang biasanya disebut dengan

instrument penelitian. Instrument penelitian sendiri adalah suatu

alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun social

yang diamati (Sugiyono, 2009:102)

Terdapat dua instrument yang gunakan yaitu:

1.      Instrumen Motivasi Belajar

2.      Instrumen Prestasi Belajar

E.     Teknik Pengumpulan Data

1.      Metode Pencermatan Dokumen

Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang prestasi

belajar, yang berupa nilai rata-rata siswa kelas VII SMP Negeri

se-Kecamatan Bantul Tahun Pelajaran 2011/2012.

2.      Metode Angket

Angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan

untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan

tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui (Arikunto, 1998:

140). Angket dalam penelitian ini terdiri dari daftar butir-butir

pertanyaan yang dibagikan kepada responden dan dipergunakanuntuk

mengumpulkan data yang berkaitan dengan variabel motivasi,

metode pembelajaran, dan prestasi belajar.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket

tertutup atau disebut juga close from questioner yaitu kuesioner

yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban yang lengkap,

sehingga pengisi atau responden hanya memberikan jawaban silang

pada jawaban yang telah disediakan. Alternatif jawaban berupa

multiple choise seperti butir a, b, c, dan d.

3.      Metode Observasi Langsung

Metode ini digunakan untuk megetahui situasi dan kondisi siswa

di sekolah dan keadaan sekolah secara fisik, serta seluruh

kondisi yang ada di lingkungan sekolah.

F.     Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan pengelolaan data dari data-data

yang sudah terkumpul. Diharapkan dari pengelolaan data tersebut

dapat diperoleh gambaran yang akurat dan konkrit dari subjek

penelitian. Penulis juga menggunakan statistik guna membantu

analisa data sebagai hasil dari penelitian ini.

Teknik analisis data yang digunakan dengan menggunakan teknik

regresi sederhana untuk menguji hipotesis, karena hanya 2

variabel yang diuji.

Ketentuan jika r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho

diterima, dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih

besar  dari r tabel (  > ) maka Ha diterima.

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru.Surabaya: Usaha Nasional.

Hamalik, Oemar. 2006. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.Jakarta: Bumi aksara

Husein, Umar. 2004. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.Cetakan ke-6. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Ihsan, Fuad. 2005. Dasar-dasar Pendidikan. Jakarta: Rineka ciptaNasution,1995. Dikdatik Asas asas Mengajar. Jakarta: PT bumiaksara

Sardiman, A.M. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : C.V.Rajawali

_______2006.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar . Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: RinekaCipta.

_______ 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: RinekaCipta.

UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

http://belajarpsikologi.com/faktor-yang-mempengaruhi-prestasi-belajar/http://haveza.multiply.com/reviews/item/3http://meitarochdiana.wordpress.com/2010/02/06/peran-orangtua-dalam-mendidik-anak/http://salehlapadi.wordpress.com/2007/02/25/peran-lingkungan-keluarga-dalam-membentuk-kepribadian-anak/