PROPOSAL PENELITIAN PENGARUH MOTIVASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI SEKECAMATAN BANTUL
PROPOSAL PENELITIANPENGARUH MOTIVASI
TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIIISMP NEGERI SEKECAMATAN BANTUL
TAHUN AJARAN 2011/2012
BAB IPENDAHULUAN
A. Latar BelakangUU No. 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS menyatakan bahwa
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Tidak jarang ditemukan orangtua yang menghabiskan waktu, sibuk
bekerja semata-mata hanya untuk kepentingan anak. Ditinjau dari
sisi psikologi, kebutuhan anak bukan hanya sebatas kebutuhan
materi semata, anak juga membutuhkan kasih sayang dan perhatian
dari orang terdekatnya, khususnya orangtua. Realitanya, banyak
anak yang kurang mendapatkan kebutuhan afeksi (kasih sayang),
disebabkan orangtua sibuk mencari uang demi untuk memperbaiki
perekonomian keluarga.
Melalui pendidikan, siswa dipersiapkan menjadi masyarakat yang
cerdas dan berguna bagi Nusa dan Bangsa. Mengingat pentingnya
pendidikan maka telah banyak usaha yang dilakukan pemerintah
untuk meningkatkan mutu Pendidikan di Indonesia. Pendidikan
merupakan investasi yang sangat penting bagi setiap bangsa dalam
pembangunan kearah kemajuan.
Prestasi belajar siswa merupakan output dari proses belajar,
dengan demikian faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar
juga langsung mempengaruhi prestasi belajar. Untuk memperoleh
prestasi belajar yang maksimal dengan hasil yang baik, maka harus
benar-benar memperhatikan berbagai faktor yang mempengaruhinya.
Terdapat 2 faktor yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu (1)
faktor internal, adalah faktor-faktor yang berasal dari individu
anak itu sendiri yang meliputi faktor jasmaniah (fisiologis) dan
faktor psikologis. Yang termasuk faktor jasmaniah (fisiologis)
antara lain: penglihatan, pendengaran, struktur tubuh dan
sebagainya, sedangkan yang termasuk factor psikologis meliputi
intelektul (taraf intelegensi, kemampuan belajar, dan cara
belajar), non intelektual (motifasi belajar, sikap, perasaan,
minat, kondisi psikis, dan kondisi akibat keadaan sosiokultur),
dan faktor kondisi fisik. (2) faktor eksternal, yaitu faktor yang
berasal dari luar individu yang meliputi fkctor fisik dan faktor
lingkungan sosial. Faktor fisik sendiri meliputi rumah, sekolah,
peralatan, dan alam, sedangkan faktor lingkungan sosial meliputi
keluarga, guru, masyarakat, dan teman.
Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa motivasi dan
lingkungan keluarga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap
prestasi belajar. Orangtua memiliki cara dan pola tersendiri
dalam mengasuh dan membimbing anak. Cara dan pola tersebut tentu
akan berbeda antara satu keluarga dengan keluarga yang lainnya.
Pola asuh orangtua merupakan gambaran tentang sikap dan perilaku
orangtua dan anak dalam berinteraksi, berkomunikasi selama
mengadakan kegiatan pengasuhan. Dalam kegiatan memberikan
pengasuhan ini, orangtua akan memberikan perhatian, peraturan,
disiplin, hadiah dan hukuman, serta tanggapan terhadap keinginan
anaknya. Sikap, perilaku, dan kebiasaan orangtua selalu dilihat,
dinilai, dan ditiru oleh anaknya yang kemudian semua itu secara
sadar atau tidak sadar akan diresapi kemudian menjadi kebiasaan
pula bagi anak-anaknya
Keluarga berperan penting bagi perkembangan pribadi anak, baik
sosial, emosional maupun intelektualnya. Pada diri anak akan
tumbuh motivasi, kesadaran dirinya, dan identitas skill serta
kekuatan/ kemampuan-kemampuannya sehingga memberi peluang untuk
sukses belajarnya, identitas gender yang sehat, perkembangan
moral dengan nilainya dan sukses lebih primer dalam keluarga dan
kerja/ kariernya kelak. Terhadap semua itu pengaruh peran
keluarga yang paling kuat adalah terhadap prestasi belajar anak
dan hubungan sosial yang harmonis.
Prestasi juga dipengaruhi oleh motivasi. Menurut Wlodkowsky
(dalam Sugihartono dkk, 2007) Motivasi adalah suatu kondisi yang
menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu dan yang memberi
arah dan ketahanan pada tingkah laku tersebut. Motivasi belajar
yang tinggi tercermin dari ketekunan yang tidak mudah patah untuk
mencapai sukses meskipun dihadang oleh berbagai kesulitan. Adapun
ciri-ciri siswa yang termotivasi belajar untuk berprestasi antara
lain tekun, ulet menghadapi kesulitan, menunjukan minat terhadap
bermacam-macam masalah, lebih senang bekerja sendiri, cepat bosan
dengan tugas, dapat mempertahankan pendapat, senang mencari dan
memecahkan masalah.
Dari beberapa paparan tersebut maka penulis ingin melakukan
penelitian lebih mendalam dengan mengangkat judul “Pengaruh
Lingkungan Keluarga dan Motivasi terhadap Prestasi Belajar Siswa
Kelas VIII SMP Negeri se Kecamatan Bantul”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas,
terdapat beberapa masalah yang muncul, diantaranya yaitu:
1. Pengaruh tenaga pendidik terhadap prestasi belajar siswa
disekolah.
2. Pengaruh lingkungan sekolah terhadap prestasi belajar siswa.
3. Pengaruh motivasi dari dalam diri siswa terhadap prestasi
belajar siswa.
C. Batasan Masalah
Mengingat adanya keterbatasan waktu, tenaga dan biaya, maka
tidak mungkin untuk meneliti semua masalah yang telah
diidentifikasikan. Oleh karena itu membatasi masalah yang akan
diteliti yakni mengenai:
1. Pengaruh motivasi terhadap prestasi belajar siswa kelas 8 SMP
Negeri se-Kecamatan Bantul.
D. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan batasan masalah diatas, dapat dirumuskan masalah
yang akan diteliti yaitu:
1. Apakah ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar
siswa kelas 8 Tahun Ajaran 2011/2012 SMP Negeri se-Kecamatan
Bantul?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah rumusan tentang hal yang akan dicapai
oleh kegiatan penelitian (Dhofir, 2000:21).
Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan yang ingin
dicapai dari penelitian ini adalah:
1. Ingin mengetahui adakah pengaruh motivasi belajar terhadap
prestasi belajar dan kalau ada seberapa besar.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah follow up penggunaan informasi yang
tertera dalam kesimpulan (Dhofir, 2000:21)
Dari setiap penelitian yang dilakukan dipastikan dapat memberi
manfaat baik bagi objek, atau peneliti khususnya dan juga bagi
seluruh komponen yangterlibat didalamnya. Manfaat atau nilai guna
yang bisa diambil dari penulisanskripsi ini adalah :
1. Segi Teoritis
a. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam disiplin
pendidikan bahwa lingkungan keluarga dan motivasi belajar
memiliki andil dalam prestasi belajar siswa.
b. Untuk memperkuat teori bahwa dukungan keluarga dan motivasi
belajar yang tinggi dapat memicu kreatifitas siswa dalam
berprestasi.
2. Segi Praktis
a. Dengan adanya dukungan lingkungan keluarga dan motivasi
belajar yang tinggi dari siswa dapat meningkatkan prestasi
belajar dengan dampak hasil belajar yang memuaskan.
b. Sebagai bahan dokumen untuk penelitian lebih lanjut.
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGUJIAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
1. Prestasi Belajar
a. Pengertian pretasi belajar
Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah
dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara
kelompok (Djamarah, 1994:19). Sedangkan menurut Mas’ud Hasan
Abdul Dahar dalam Djamarah (1994:21) bahwa prestasi adalah apa
yang telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang
menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja.
Menurut Slamet (1995 : 2) bahwa belajar adalah suatu proses
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Secara sederhana dari pengertian belajar sebagaimana yang
dikemukakan oleh pendapat di atas, dapat diambil suatu pemahaman
tentang hakekat dari aktivitas belajar adalah suatu perubahan
yang terjadi dalam diri individu.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dipahami bahwa prestasi
belajar adalah hasil yang telah dicapai siswa setelah mengikuti
proses belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa
perubahan tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dan kemudian
akan diukur dan dinilai yang kemudian diwujudkan dalam angka atau
pernyataan.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang
diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar antara lain; faktor yang terdapat
dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari
luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari
dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal
dari luar diri anak antara lain adalah faktor keluarga, sekolah,
masyarakat dan sebagainya.
1. Faktor Intern
Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri
individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan ke dalam
faktor intern yaitu kecedersan/intelegensi, bakat, minat dan
motivasi.
a. Kecerdasan/intelegensi
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk
menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini
sangat ditentukan oleh tinggi rendahnya intelegensi yang normal
selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan
sebaya. Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan-
kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak yang lainnya,
sehingga seseorang anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat
kecerdasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan kawan sebayanya.
Oleh karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu
hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar.
Menurut Kartono (1995:1) kecerdasan merupakan “salah satu
aspek yang penting, dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi
seseorang. Kalau seorang murid mempunyai tingkat kecerdasan
normal atau di atas normal maka secara potensi ia dapat mencapai
prestasi yang tinggi.”
Slameto (1995:56) mengatakan bahwa “tingkat intelegensi yang
tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat
intelegensi yang rendah.”
Dari pendapat di atas diketahui bahwa intelegensi yang baik
atau kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting
bagi seorang anak dalam usaha belajar.
b. Bakat
Kartono (1995:2) menyatakan bahwa “bakat adalah potensi atau
kemampuan kalau diberikan kesempatan untuk dikembangkan melalui
belajar akan menjadi kecakapan yang nyata
Dari pendapat di atas diketahui bahwa tumbuhnya keahlian
tertentu pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang
dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi
rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam
proses belajar terutama belajat keterampilan, bakat memegang
peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang
baik. Apalagi seorang guru atau orang tua memaksa anaknya untuk
melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan
merusak keinginan anak tersebut.
c. Minat
Menurut Slameto (1995:57) mengemukakan bahwa minat adalah
“kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang
beberapa kegiatan, kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan
terus yang disertai dengan rasa sayang.”
Kemudian Sardiman (1992:76) mengemukakan minat adalah “suatu
kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat ciri-ciri atai
arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-
keinginan atau kebutuhan-kebutuhannya sendiri.”
Berdasarkan pendapat di atas, diketahui bahwa minat besar
pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan. Bahkan pelajaran yang
menarik minat siswa lebih mudah dipelajari dan disimpan karena
minat menambah kegiatan belajar. Untuk menambah minat seorang
siswa di dalam menerima pelajaran di sekolah siswa diharapkan
dapat mengembangkan minat untuk melakukannya sendiri. Minat
belajar yang telah dimiliki siswa merupakan salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Apabila seseorang
mempunyai minat yang tinggi terhadap sesuatu hal maka akan terus
berusaha untuk melakukan sehingga apa yang diinginkannya dapat
tercapai sesuai dengan keinginannya.
d. Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah faktor yang penting karena hal
tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk
melakukan belajar. Persoalan mengenai motivasi dalam belajar
adalah bagaimana cara mengatur agar motivasi dapat ditingkatkan.
Demikian pula dalam kegiatan belajar mengajar sorang anak didik
akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar.
Nasution (1995:73) mengatakan motivasi adalah “segala daya
yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.” Sedangkan
Menurut Wlodkowsky (dalam Sugihartono dkk, 2007) Motivasi adalah
suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu
dan yang memberi arah dan ketahanan pada tingkah laku tersebut.
Dalam perkembangannya motivasi dapat dibedakan menjadi dua
macam yaitu (a) motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik.
Motivasi instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber
dari dalam diri seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri
untuk melakukan sesuatu pekerjaan belajar. Sedangkan motivasi
ekstrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari luar
diri seseorang siswa yang menyebabkan siswa tersebut melakukan
kegiatan belajar.
Dalam memberikan motivasi seorang guru harus berusaha dengan
segala kemampuan yang ada untuk mengarahkan perhatian siswa
kepada sasaran tertentu. Dengan adanya dorongan ini dalam diri
siswa akan timbul inisiatif dengan alasan mengapa ia menekuni
pelajaran. Untuk membangkitkan motivasi kepada mereka, supaya
dapat melakukan kegiatan belajar dengan kehendak sendiri dan
belajar secara aktif.
2. Faktor Ekstern
Faktor ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
prestasi belajar yang sifatnya di luar diri siswa, yaitu beberapa
pengalaman-pengalaman, keadaan keluarga, lingkungan sekitarnya
dan sebagainya.
Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan
tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto
(1995:60) faktor ekstern yang dapat mempengaruhi belajar adalah
“keadaan keluarga, keadaan sekolah dan lingkungan masyarakat.”
a. Keadaan Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat
seseorang dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan
oleh Slameto bahwa: “Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama
dan utama. Keluarga yanng sehat besar artinya untuk pendidikan
kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu
pendidikan bangsa, negara dan dunia.”
Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam
keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu membuat
seseorang akan terdorong untuk belajar secara aktif, karena rasa
aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang
menambah motivasi untuk belajar.
Dalam hal ini Hasbullah (1994:46) mengatakan: “Keluarga
merupakan lingkungan pendidikan yang pertama, karena dalam
keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan pendidikan dan
bimbingan, sedangkan tugas utama dalam keluarga bagi pendidikan
anak ialah sebagai peletak dasar bagi pendidikan akhlak dan
pandangan hidup keagamaan.”
Oleh karena itu orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan
dimulai dari keluarga. Sedangkan sekolah merupakan pendidikan
lanjutan. Peralihan pendidikan informal ke lembaga-lembaga formal
memerlukan kerjasama yang baik antara orang tua dan guru sebagai
pendidik dalam usaha meningkatkan hasil belajar anak. Jalan
kerjasama yang perlu ditingkatkan, dimana orang tua harus menaruh
perhatian yang serius tentang cara belajar anak di rumah.
Perhatian orang tua dapat memberikan dorongan dan motivasi
sehingga anak dapat belajar dengan tekun. Karena anak memerlukan
waktu, tempat dan keadaan yang baik untuk belajar.
b. Keadaan Sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang
sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa,
karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong untuk
belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara
penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-alat
pelajaran dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa kurang
baik akan mempengaruhi hasil-hasil belajarnya.
Menurut Kartono (1995:6) mengemukakan “guru dituntut untuk
menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki
tingkah laku yang tepat dalam mengajar.” Oleh sebab itu, guru
harus dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang disajikan,
dan memiliki metode yang tepat dalam mengajar.
c. Lingkungan Masyarakat
di samping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu
faktor yang tidak sedikit pengaruhnya terhadap hasil belajar
siswa dalm proses pelaksanaan pendidikan. Karena lingkungan alam
sekitar sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan pribadi
anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak
bergaul dengan lingkungan dimana anak itu berada.
Dalam hal ini Kartono (1995:5) berpendapat: Lingkungan
masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama
anak-anak yang sebayanya. Apabila anak-anak yang sebaya merupakan
anak-anak yang rajin belajar, maka anak akan terangsang untuk
mengikuti jejak mereka. Sebaliknya bila anak-anak di sekitarnya
merupakan kumpulan anak-anak nakal yang berkeliaran tiada
menentukan anakpun dapat terpengaruh pula.
2. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi
Nasution (1995:73) mengatakan motivasi adalah “segala daya
yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.” Sedangkan
Menurut Wlodkowsky (dalam Sugihartono dkk, 2007) Motivasi adalah
suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu
dan yang memberi arah dan ketahanan pada tingkah laku tersebut.
Selanjutnya, M. Alisuf Sabri (2001:9) menyatakan bahwa motivasi
adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah laku yang
menuntut atau mendorong orang untuk memenuhi suatu kebutuhan.
Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu (a) kebutuhan,
(b) dorongan, dan (c) tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu
merasa ada ketidakseimbangan antara apa yang ia miliki dan yang
ia harapkan. Moslow membagi kebutuhan menjadi lima tingkatan
yakni a) kebutuhan fisiologis, b) kebutuhan akan rasa aman, c)
kebutuhan sosial, d) kebutuhan akan penghargaan diri dan e)
kebutuhan aktualisasi. Dorongan, merupakan kekuatan mental untuk
melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Sedangkan
tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seorang individu.
Tujuan tersebut mengarahkan perilaku, dalam hal ini perilaku
belajar. Kekuatan mental atau kekuatan motivasi belajar dapat
diperkuat dan dikembangkan. Interaksi kekuatan mental dan
pengaruh dari luar ditentukan oleh responden prakarsa pribadi
pelaku.
b. Macam-macam Motivasi
Woodwort dan Marquis sebagaimana dikutip oleh Ngalim Purwanto
(1998), motif itu ada tiga golongan yaitu :
1) Kebutuhan-kebutuhan organis yakni, motif-motif yang
berhubungan dengan kebutuhan-kebutuhan bagian dalam dari tubuh
seperti : lapar, haus, kebutuhan bergerak, beristirahat atau
tidur, dan sebagainya.
2) Motif-motif yang timbul yang timbul sekonyong-konyong
(emergency motives) inilah motif yang timbul bukan karena kemauan
individu tetapi karena ada rangsangan dari luar, contoh : motif
melarikan diri dari bahaya,motif berusaha mengatasi suatu
rintangan.
3) Motif Obyektif yaitu motif yang diarahkan atau ditujukan ke
suatu objek atau tujuan tertentu di sekitar kita, timbul karena
adanya dorongan dari dalam diri kita.
Arden N. Frandsen yang dikutip oleh Sardiman, A.M (1998:64),
mengemukakan jenis motivasi dilihat dari dasar pembentukannya,
yaitu : motif bawaan, (motive psychological drives) dan motif
yang dipelajari (affiliative needs), misalnya : dorongan untuk
belajar suatu cabang ilmu pengetahuan dan sebagainya.
c. Jenis Motivasi dalam Belajar
Menurut Sardiman (2006:89) ada berbagai jenis motivasi, yaitu:
1. Motivasi Intrinsik Motivasi intrinsik adalah motif-motif yang
aktif atau berfungsinya tidak perludirangsang dari luar karena
dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu. Seorang siswa melakukan belajar karena didorong tujuan
inginmendapatkan pengetahuan, nilai dan keterampilan.
2. Motivasi Ekstrinsik Motivasi ekstrinsik adalah motif-motif
yang aktif dan berfungsinya karenaadanya perangsang dari luar.
Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga dikatakansebagai
bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan
diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara
mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.
d. Ciri-ciri Motivasi
Menurut Sardiman (2006 :83) bahwa motivasi yang ada dalam diri
seseorang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus menerus dalam
waktu yang lama,tidak pernah berhenti sebelum selesai).
2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa).
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah (minat untuk
sukses).
4. Mempunyai orientasi ke masa depan.
5. Lebih senang bekerja mandiri.
6. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat
mekanis, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif).
7. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan
sesuatu).
8. Tidak pernah mudah melepaskan hal yang sudah diyakini.
9. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.
Apabila seseorang telah memiliki ciri-ciri motivasi di atas
maka orang tersebut selalu memiliki motivasi yang cukup kuat.
Dalam kegiatan belajar mengajar akan berhasil baik, kalau siswa
tekun mengerjakan tugas, ulet dalam memecahkan berbagai masalah
dan hambatan secara mandiri. Selain itu siswa juga harus peka dan
responsif terhadap masalah umum dan bagaimana memikirkan
pemecahannya. Siswa yang telah termotivasi memiliki keinginan dan
harapan untuk berhasil dan apabila mengalami kegagalan mereka
akan berusaha keras untuk mencapai keberhasilan itu yang
ditunjukkan dalam prestasi belajarnya. Dengan kata lain dengan
adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi
maka seseorang yang belajar akan melahirkan prestasi belajar yang
baik.
e. Fungsi Motivasi dalam Belajar
Menurut Sardiman (2006:85) bahwa motivasi selain berfungsi
sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi juga berfungsi
sebagai berikut:
1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau
motor yang melepaskan energi.
2. Menentukan arah perbuatan, yakni ke arah tujuan yang telah
dicapai.
3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan
mana yang akandikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan
menyisihkan perbuatan- perbuatan yang tidak bermanfaat bagi
tujuan tersebut.
B. Kerangka Berpikir
Dalam penelitian ini, kerangka berfikir akan menjadi landasan
untuk menjelaskan bagaimana lingkungan keluarga dan motivasi
belajar mempengaruhi prestasi belajar. Untuk itu akan dijelaskan
bagaimana rasionalisasi kerangka berfikir sebagai berikut :
Motivasi mempunyai peran yang sangat penting dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa. Seorang anak yang memiliki
motivasi yang tinggi dalam belajar akan berdampak terhadap
prestasi belajarnya dimana anak akan memacu dirinya untuk terus
meningkatkan prestasi belajarnya, sebaliknya jika motivasi anak
rendah maka akan cenderung menjadi anak yang malas dan ini akan
berdampak pada menurunnya prestasi anak di sekolah.
C. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
yang diajukan (Sugiyono, 2009:284).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Ada pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa
kelas 8 Tahun Ajaran 2011/2012 SMP Negeri se-Kecamatan Bantul.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian survei dengan pendekatan
deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan observasi,
dokumentasi, dan kuesioner. Metode analisis yang digunakan dengan
teknik analisis kuantitatif regresi sederhana. Data diolah dengan
program SPSS version 16 for windows.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Persiapan penelitian akan dilakukan mulai bulan febuari 2012
dengan tahap :
1. Mengadakan survey disekolah untuk mencari informasi tentang
diperbolehkan atau tidaknya untuk melaksanakan penelitian.
2. Menyusun proposal penelitian.
3. Menyusun instrumen penelitian.
4. Mengurus perijinan penelitian.
Penelitian ini dilaksanakan di SMPN yang ada di kecamatan
Bantul. Waktu penelitian dilaksanakan pada tahun ajaran
2011/2012, tepatnya pada bulan febuari sampai maret 2012.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Menurut Arikunto (2002:108) populasi adalah keseluruhan subjek
penelitian. Sedangkan menurut Sugiyono (2009:80) Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/ subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian diambil kesimpulan.
Jadi populasi adalah keseluruhan subjek penelitian yang berupa
data kuantitatif mengukur dan menghitung.
Berdasarkan pendapat diatas yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMP Negeri se-Kecamatan
Bantul sebanyak 779 siswa yang terbagi ke dalam 3 Sekolah. Data
jumlah siswa dapat terlihat pada tabel berikut:
Data jumlah siswa kelas VII SMP Negerise-Kecamatan Bantul
Nomor Sekolah Populasi
1SMP Negeri 1
Bantul306
2SMP Negeri 2
Bantul193
3SMP Negeri 3
Bantul280
Jumlah 779
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Arikunto,2002:109), sedangkan menurut Sugiyono (2009:81) sampel
adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah proporsional
random sampling yaitu dari jumlah populasi ditentukan jumlah
sampel sebagai obyek penelitian, pengambilan sampel dilakukan
secara merata ke setiap sekolah sehingga semua responden
mempunyai kesempatan yang sama sebagai sampel penelitian. Untuk
mengetahui jumlah sampel yang akan digunakan peneliti menggunakan
rumus Slovin yaitu:
n = (Umar, 2004:108)
Keterangan:
n : Ukuran sampel
N : Ukuran populasi
e : Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan
pengambilan sampel populasi 10%
n =
n =
n =
n = 88.62
n = 89 (dibulatkan)
Jadi sampel dari penelitian ini adalah 89 siswa
Dari ukuran sampel yang telah diketahui, selanjutnya peneliti
akan menentukan perwakilan dari tiap kelas, di mana populasi yang
dijadikan objek penelitian tersebut dalam 3 (tiga) kelas.
D. Instrumen Penelitian
Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti harus menggunakan
sebuah alat ukur yang baik, yang biasanya disebut dengan
instrument penelitian. Instrument penelitian sendiri adalah suatu
alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun social
yang diamati (Sugiyono, 2009:102)
Terdapat dua instrument yang gunakan yaitu:
1. Instrumen Motivasi Belajar
2. Instrumen Prestasi Belajar
E. Teknik Pengumpulan Data
1. Metode Pencermatan Dokumen
Metode ini digunakan untuk mendapatkan data tentang prestasi
belajar, yang berupa nilai rata-rata siswa kelas VII SMP Negeri
se-Kecamatan Bantul Tahun Pelajaran 2011/2012.
2. Metode Angket
Angket merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui (Arikunto, 1998:
140). Angket dalam penelitian ini terdiri dari daftar butir-butir
pertanyaan yang dibagikan kepada responden dan dipergunakanuntuk
mengumpulkan data yang berkaitan dengan variabel motivasi,
metode pembelajaran, dan prestasi belajar.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket
tertutup atau disebut juga close from questioner yaitu kuesioner
yang disusun dengan menyediakan pilihan jawaban yang lengkap,
sehingga pengisi atau responden hanya memberikan jawaban silang
pada jawaban yang telah disediakan. Alternatif jawaban berupa
multiple choise seperti butir a, b, c, dan d.
3. Metode Observasi Langsung
Metode ini digunakan untuk megetahui situasi dan kondisi siswa
di sekolah dan keadaan sekolah secara fisik, serta seluruh
kondisi yang ada di lingkungan sekolah.
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan pengelolaan data dari data-data
yang sudah terkumpul. Diharapkan dari pengelolaan data tersebut
dapat diperoleh gambaran yang akurat dan konkrit dari subjek
penelitian. Penulis juga menggunakan statistik guna membantu
analisa data sebagai hasil dari penelitian ini.
Teknik analisis data yang digunakan dengan menggunakan teknik
regresi sederhana untuk menguji hipotesis, karena hanya 2
variabel yang diuji.
Ketentuan jika r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho
diterima, dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih
besar dari r tabel ( > ) maka Ha diterima.
DAFTAR PUSTAKA
Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru.Surabaya: Usaha Nasional.
Hamalik, Oemar. 2006. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem.Jakarta: Bumi aksara
Husein, Umar. 2004. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis.Cetakan ke-6. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Ihsan, Fuad. 2005. Dasar-dasar Pendidikan. Jakarta: Rineka ciptaNasution,1995. Dikdatik Asas asas Mengajar. Jakarta: PT bumiaksara
Sardiman, A.M. 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta : C.V.Rajawali
_______2006.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar . Jakarta: PT.RajaGrafindo Persada
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: RinekaCipta.
_______ 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: RinekaCipta.
UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
http://belajarpsikologi.com/faktor-yang-mempengaruhi-prestasi-belajar/http://haveza.multiply.com/reviews/item/3http://meitarochdiana.wordpress.com/2010/02/06/peran-orangtua-dalam-mendidik-anak/http://salehlapadi.wordpress.com/2007/02/25/peran-lingkungan-keluarga-dalam-membentuk-kepribadian-anak/
Top Related