Proposal 1
Transcript of Proposal 1
Tanggung Jawab Lingkungan Terhadap Kerusakan Lingkungan AkibatJebolnya Tanggul Pengelolaan Limbah CV. Arjuna Di Kelurahan
Makroman
A. Latar Belakang Masalah
Pasal 33 ayat (3) Undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 menyebutkan bahwa dalam pasal
tersebut “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung
didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat.” Pasal ini memberikan
hak kepada negara untuk mengatur dan menggunakan sumber
daya alam yang wajib ditaati oleh seluruh rakyat
Indonesia, juga membebankan suatu kewajiban kepada negara
untuk menggunakan sumber daya alam untuk kemakmuran
rakyat. Sebagai kewajiban negara, maka pada sisi lain
adalah merupakan hak bagi rakyat Indonesia untuk mendapat
kemakmuran melalui penggunaan sumber daya alam.
Lingkungan hidup pada prinsipnya merupakan suatu
sistem yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya
sehingga pengertian lingkungan hidup hampir mencakup
semua ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa di Bumi ini, itulah
1
sebabnya lingkungan hidup termasuk manusia dan prilakunya
merupakan unsur lingkungan hidup yang sangat menentukan.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa lingkungan saat ini
oleh sebagian kalangan dianggap tidak bernilai, karena
lingkungan hidup (alam) hanya sebuah benda yang
diperuntukkan bagi manusia, dengan kata lain manusia
merupakan penguasa lingkungan hidup, sehingga lingkungan
hidup hanya dipersepsikan sebagai obyek dan bukan sebagai
subyek1. Seperti yang dijelaskan dalam Pasal 28H ayat (1)
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang
merupakan landasan dalam bidang lingkungan didalam
konstitusi.2
Antara manusia dan lingkungan hidupnya terdapat
hubungan timbal-balik. Manusia mempengaruhi lingkungan
hidupnya, dan sebaliknya manusia akan selalu dipengaruhi
oleh lingkungan hidupnya3. Semakin banyaknya kegiatan-
1 Supriadi, 2006, Hukum Lingkungan Indonesia, Sinar Grafika, Bandunghalaman 22
2 Pasal 28H ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia “setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal,dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhakmemperoleh pelayanan kesehatan”.
3 A. Tresna Sastrawijaya, 2000, Pencemaran Lingkungan , Rineka Cipta,Jakarta, Shalaman 6
2
kegiatan usaha yang bersinggungan langsung dengan
lingkungan juga ikut mempengaruhi kualitas lingkungan
khususnya usaha pertambangan (mining) yang dinilai memiliki
nilai jual yang tinggi baik didalam maupun diluar negeri.
Kota Samarinda yang merupakan ibu kota Provinsi
Kalimantan Timur yang melakukan upaya pembangunan sarana
dan prasarana, baik secara fisik maupun non fisik.
Pembangunan di Kota Samarinda ditekankan pada industri
sumber daya alam. Dari data Dinas Pertambangan dan Energi
Kota Samarinda, keadaan industrinya pada tahun 2009 untuk
industri hasil hutan, dengan tenaga kerja 3.949 dan total
investasi sebesar 101.532.149.540 rupiah, industri
pertambangan, dan perkebunan.4
Industri yang paling ditekankan di Kota Samarinda
saat ini ialah industri batubara. Secara umum penyebaran
endapan batubara di Samarinda cukup merata. Potensi
kuantitas bahan galian batu bara terdapat beberapa versi
yang berbeda. Kuantitas batubara dibedakan dalam kategori
sumber daya dan cadangan. Data dari Dinas Pertambangan
4 Dinas Pertambangan dan Energi Kota Samarinda Tahun 2010.
3
dan Mineral (Distamben) Kota Samarinda pada tahun 2010
menyebutkan, bahwa potensi kategori sumber daya untuk
tahun 2009 adalah sebesar 174,797,196 MT(Material
Tambang) dan kategori cadangan sebesar 14,804,293
MT(Material Tambang). Bahkan, data Distamben Samarinda
ini juga berbeda dengan data Distamben Propinsi
Kalimantan Timur yang menyebutkan potensi kategori sumber
daya batubara Samarinda tahun 2009 adalah sebesar
1,540,40 Juta Ton dan kategori cadangan sebesar 526,75
juta ton.5
Berlimpahnya cadangan sumber daya alam batu bara yang
ada di Kota Samarinda sudah barang tentu mendatangkan
para investor untuk membuka kegiatan usaha batubara. Dari
data Dinas Pertambangan dan Energi Kota Samarinda, sejak
tahun 2005 sampai dengan tahun 2011 sedikitnya tercatat
44 perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP) di
Kota Samarinda yang telah melakukan penjualan produksi
batubara.6 Sehingga mengakibatkan banyaknya Perusahaan
5 Distamben Kota Samarinda Tahun 2010, Dikutip dari Penelitian Pokja 30 Tahun 2011.
6 Sumber data olahan pokja 30 dari Distamben Kota Samarinda ; 2012.
4
Tambang yang ada di Kota Samarinda dan berdampak kepada
lingkungan di Kota Samarinda.
Banyaknya perusahaan yang melakukan kegiatan usaha
pertambangan di Kota Samarinda menimbulkan dampak
lingkungan hidup.7 Dampak lingkungan dari kegiatan
pertambangan menurut Muhammad8 dapat positif bagi daerah
pengusaha pertambangan9. Sedangkan Noor mengatakan bahwa
kegiatan pertambangan bersifat negatif terhadap ekosistem
daerah setempat10.
Pendapat diatas menjadi kajian penting terhadap
dampak positif maupun dampak negatif tersebut, sejalan
dengan pendapat Pasaribu dimana munculnya dampak positif
7 Pasal 1 angka 26 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungandan Pengelolaan Lingkungan Hidup. “Dampak lingkungan hidup adalah pengaruhperubahan pada lingkungan hidup yang diakibatkan oleh suatu usaha dan/ataukegiatan”.
8 Pendapat Mohammad dan Noor sebagaimana dikutip oleh Arman PasaribuDikutip Arman Pasaribu, (2010), Analisis Dampak Pertambangan Emas Terhadap SosialEkonomi Masyarakat Di Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan, Tesis, ProgramStudi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan pada Sekolah PascasarjanaUniversitas Sumatera Utara.
9 Dampak positif dari aktivitas pertambangan dapat berupa meningkatkanperekonomian rakyat, membuka lowongan pekerjaan, menambah devisa Negara, danmengundang investor-investor asing masuk ke Indonesia.
10 Dampak negatif dari aktivitas pertambangan ialah berupa pencemaranlingkungan, seperti kerusakan lahan bekas tambang, merusak lahan perkebunandan pertanian, membuka kawasan hutan menjadi kawasan pertambangan, dalamjangka panjang, pertambangan adalah penyumbang terbesar lahan sangat kritisyang susah dikembalikan lagi sesuai fungsi awalnya, dan pencemaran baiktanah, air maupun udara. Misalnya debu, gas beracun, bunyi dll.
5
maupun negatif dari usaha pertambangan, terjadi pada tahap
eksplorasi, eksploitasi termasuk pemrosesan serta
penjualan hasil tambang serta pasca tambang.11
Melihat timbulnya dampak yang terjadi akibat
aktivitas pertambangan, dampak negatif pada khususnya.
Sudah barang tentu akan timbulnya permasalahan yang
terjadi disekitar lokasi aktivitas pertambangan dilakukan.
Pemerintah melalui Pasal 22 ayat (1) Undang-Undang 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup menjelaskan Setiap usaha dan/atau kegiatan yang
berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki
amdal. Amdal adalah analisi mengenai dampak lingkungan
yang wajib ada untuk CV Arjuna.
CV. Arjuna adalah perusahaan yang bergerak dibidang
pertambangan, dalam hal ini wajib mempunyai Upaya
Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan Hidup (UPL) sesuai dengan Pasal 14 huruf (e)
dan (f) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup menjelaskan
11 Op.Cit Arman Pasaribu hal 40
6
Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup terdiri atas: Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan (AMDAL) dan UKL-UPL dalam prosesnya, aktifitas
pertambangan yang dilakukan oleh CV Arjuna mengakibatkan
pencemaran ke sawah dan tambak milik warga. Hal tersebut
dikarenakan oleh jebolnya tanggul pengelolaan limbah CV
Arjuna.
Salah satu kasus pencemaran di lingkungan samarinda
adalah pencemaran yang dilakukan oleh CV Arjuna,
dikarenakan tanggul pengelolaan limbah CV Arjuna jebol dan
mencemari sawah milik petani di makroman. Dalam Pasal 87
Undang-Undang 32 Tahun 2009 tentang pengelolaan dan
Perlindungan Lingkungan hidup menjelaskan bahwa Setiap
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang melakukan
perbuatan melanggar hukum berupa pencemaran dan/atau
perusakan lingkungan hidup yang menimbulkan kerugian pada
orang lain atau lingkungan hidup wajib membayar ganti rugi
dan/atau melakukan tindakan tertentu. Hal tersebut sesuai
dengan Pasal 88 Undang –Undang 32 Tahun 2009 tentang
pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup Setiap orang
7
yang tindakannya, usahanya, dan/atau kegiatannya
menggunakan B3, menghasilkan dan/atau mengelola limbah B3,
dan/atau yang menimbulkan ancaman serius terhadap
lingkungan hidup bertanggung jawab mutlak atas kerugian
yang terjadi tanpa perlu pembuktian unsur kesalahan.
Aktifitas pertambangan CV Arjuna, sejak tiga bulan
ini beroperasi mengakibatkan debit air untuk mengairi
sawah dan tambak sebagian warga berkurang, serta warnanya
coklat dan berbau tidak enak, padahal dulunya jernih,
Bapak Kateni menjelaskan, sebagai Ketua KelompoL Tani Desa
Karang Anyar Makroman di Samarinda12, sehingga para petani
di Kelurahan Makroman dapat mengajukan gugatan ganti rugi
sesuai dengan Pasal 91 Ayat (1) Undang-Undang 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
disebutkan Masyarakat berhak mengajukan gugatan
perwakilan kelompok untuk kepentingan dirinya sendiri
dan/atau untuk kepentingan masyarakat apabila mengalami
kerugian akibat pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup. Berdasarkan latar belakang di atas, oleh karena itu
12 Keterangan Bapak Kateni, Sebagai Ketua Kelompok Tani Makroman 2013
8
penulis tertarik melakukan penelitian hukum ini yang
berjudul Tanggung Jawab Lingkungan Terhadap Kerusakan
Lingkungan Akibat Jebolnya Tanggul Pengelolaan Limbah CV.
Arjuna Di Kelurahan Makroman
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka masalah yang akan
dikaji dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai
berikut :
1. Bagaimana tanggung jawab lingkungan CV. Arjuna
terhadap kerusakan lingkungan akibat jebolnya tanggul
pengelolaan limbah yang mencemari sawah dan tambak
milik warga di Kecamatan Makroman ?
2. Bagaimana Peran Pemerintah terhadap pengawasan
Tanggung Jawab Lingkungan CV. Arjuna ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan masalah di atas, maka tujuan penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut :
9
1. Untuk mengetahui tanggung jawab lingkungan CV Arjuna
terhadap kerusakan lingkungan yang terjadi akibat
jebolnya tanggul pengelolaan limbah CV Arjuna di
kelurahan Makroman
2. Untuk mengetahui peran pemerintah terhadap pengawasan
lingkungan bila terjadi pencemaran yang dilakukan oleh
CV Arjuna.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian adalah sebagai berikut :
1. Pada dasarnya penelitian ini dilakukan dengan harapan
dapat menjadi sarana ilmiah bagi mahasiswa untuk
mengembangkan wawasan akademik, terutama dalam
memahami dan memberikan analisis dan penalaran hukum
terhadap Tanggung Jawab lingkungan CV. Arjuna dengan
masyarakat Kelurahan Makroman Kecamatan Sambutan
akibat jebolnya tanggul CV Arjuna yang telah
mencemari sawah dan tambak masyarakat Makroman.
2. Pada dasarnya penelitian ini dilakukan dengan harapan
dapat digunakan sebagai salah satu informasi yuridis
10
bagi masyarakat, terutama masyarakat dalam proses
terhadap tanggung jawab lingkungan bila terjadi
kerusakan yang dilakukan oleh badan usaha
3. Pada dasarnya penelitian ini dilakukan dengan harapan
dapat menjadi masukan bagi pemerintah terhadap judul
yang terpadu dan sistematik yang menghasilkan
efektifitas dan efisiensi sesuai kebutuhan
masyarakat.
E. Keaslian Penelitian
Proposal penelitian ini berkaitan dengan penelitian
sebelumnya adalah sebagai berikut :
1. Arman Pasaribu (2010), Analisis Dampak Pertambangan
Emas Terhadap Sosial Ekonomi Masyarakat Di
Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan,
Tesis, Program Studi Perencanaan Pembangunan
Wilayah dan Pedesaan pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
F. Teori dan Konsep
11
1. Hukum Lingkungan
St. Moenadjat Danusaputro membedakan antara hukum
lingkungan modern yang berorientasi kepada lingkungan
atau environment-oriented law dan hukum lingkungan klasik
yang berorientasi kepada penggunaan lingkungan atau use-
oriented law13. Hukum lingkungan modern menetapkan
ketentuan dan norma-norma guna mengatur tindak
perbuatan manusia dengan tujuan untuk melindungi
lingkungan dari kerusakan dan kemerosotan mutunya demi
untuk menjamin kelestariannya agar dapat secara
langsung terus-menerus digunakan oleh generasi sekarang
maupun generasi-generasi mendatang. Sebaliknya hukum
lingkungan klasik menetapkan ketentuan dan norma-norma
dengan tujuan terutama sekali untuk menjamin penggunaan
dan eksploitasi sumber-sumber daya lingkungan dengan
berbagai akal dan kepandaian manusia guna mencapai
hasil semaksimal mungkin, dan dalam jangka waktu yang
sesingkat-singkatnya.
13 St. Moenadjat Danusaputro, 1977, Hukum Lingkungan, Buku I: Umum,Binacipta, Bandung, hal 98
12
Hukum lingkungan modern berorientasi kepada
lingkungan, sehingga sifat dan wataknya juga mengikuti
sifat dan watak dari lingkungan itu sendiri dan dengan
demikian lebih banyak berguru kepada ekologi. Dengan
orientasi kepada lingkungan ini, maka hukum lingkungan
modern memiliki sifat utuh-menyeluruh atau kompehensif-
integral. Selalu berada dalam dinamika dengan sifat dan
wataknya yang luwes, sedang sebaliknya hukum lingkungan
klasik bersifat sektoral, serba kaku dan sukar
berubah.14
Di dalam pengelolaan lingkungan berasaskan
pelestarian kemampuan agar hubungan manusia dengan
lingkungannya selalu berada pada kondisi yang baik,
dalam arti manusia dapat memanfaatkan sumber daya
dengan dilakukan secara terkendali dan lingkungannya
mampu menciptakan sumbernya untuk dibudidayakan.
Sebagaimana tertuang dalam Pasal 3 Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
14 Ibid , hal 102
13
Pengelolaan Lingkungan Hidup disebutkan tujuan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup ialah :
a. melindungi wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia dari pencemaran dan/atau kerusakan
lingkungan hidup;
b. menjamin keselamatan, kesehatan, dan kehidupan
manusia;
c. menjamin kelangsungan kehidupan makhluk hidup dan
kelestarian ekosistem;
d. menjaga kelestarian fungsi lingkungan hidup;
e. mencapai keserasian, keselarasan, dan keseimbangan
lingkungan hidup;
f. menjamin terpenuhinya keadilan generasi masa kini
dan generasi masa depan;
g. menjamin pemenuhan dan perlindungan hak atas
lingkungan hidup sebagai bagian dari hak asasi
manusia;
h. mengendalikan pemanfaatan sumber daya alam secara
bijaksana;
i. mewujudkan pembangunan berkelanjutan; dan
14
j. mengantisipasi isu lingkungan global.
Perusakan lingkungan dilakukan karena kurang
memperhatikan ekosistem, yang tidak jarang kita lihat
disebabkan krena pencemaran oleh limbah-limbah
industri. Pengertian pencemaran itu sendiri ialah
masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi
dan atau komponen lain ke dalam lingkungan dan atau
berubahnya tatanan lingkungan sehingga kualitas
lingkungan tidak pada titik standarnya dan menyebabkan
lingkungan berubah menjadi kurang atau tidak dapat
berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.15
2. Penegakan Hukum Lingkungan
Adapun penegakan hukum lingkungan ialah sebagai berikut
:
a. Penegakan Hukum Lingkungan Melalui Sanksi
Administratif
Penegakan hukum lingkungan melalui sanksi
administratif berlaku apabila ditemukan pelanggaran
terhadap izin lingkungan. Pasal 76 ayat (2) Undang-15 P. Joko Subagyo, 1992, Hukum Lingkungan Masalah Dan
Penanggulangannya, PT Rineka Cipta, Jakarta, hal 3
15
Undang 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup menjelaskan sanksi
adsminitratif terdiri atas :
1) Teguran tertulis;
2) Paksaan Pemerintah;
3) Pembekuan izin lingkungan; dan
4) Pencabutan izin lingkungan.16
b. Penegakan Hukum Lingkungan Perdata
Ketentuan hukum perdata meliputi penyelesaian
sengketa lingkungan hidup di luar pengadilan ada 4
cara melalui mediasi, negosiasi, arbitrase,
konsiliasi dan di dalam pengadilan melauli pengajuan
gugatan lingkungan ke pengadilan . Penyelesaian ganti
rugi lingkungan seperti yang tertuang dalam ayat (1)
Pasal 87 Undang- Undang 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Setiap
penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang
melakukan perbuatan melanggar hukum berupa pencemaran
dan/atau perusakan lingkungan hidup yang menimbulkan16 Pasal 76 ayat (2) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32
Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
16
kerugian pada orang lain atau lingkungan hidup wajib
membayar ganti rugi dan/atau melakukan tindakan
tertentu.. Melalui cara tersebut diharapkan selain
akan menimbulkan efek jera juga akan meningkatkan
kesadaran seluruh pemangku kepentingan tentang betapa
pentingnya perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup demi kehidupan generasi masa kini dan masa
depan.17 Dalam Perdata biasanya penyelesaian sengketa
lingkungan melalui ganti rugi terhadap pencemaran
yang terjadi.
Ganti kerugian adalah suatu kewajiban yang
dibebankan kepada orang yang telah bertindak melawan
hukum dan menimbulkan kerugian pada orang lain karena
kesalahannya tersebut.18 Ganti rugi juga ditemukan
dalam rumusan Pasal 1365 KUH Perdata. Bahwa ketentuan
Pasal 1365 menganut tanggung gugat berdasarkan
kesalahan dapat dilihat dari unsur-unsur rumusan
pasal tersebut yaitu:
17 Penjelasan Umum poin (5) Undang-undang Republik Indonesia Nomor32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
18 Muhammad Abdulkadir, 1993, Hukum Perdata Indonesia, Bandung:Citra Aditya Bakti Halaman 105.
17
a. Perbuatan tergugat harus bersifat melawan hukum;
b. Pelaku harus bersalah;
c. Ada kerugian; dan
d. Ada hubungan sebab akibat antara perbuatan dengan
kerugian.
Dalam Pasal 1365 Kitab Undang-undang Hukum
Perdata disebutkan bahwa ”tiap perbuatan melanggar
hukum, yang membawa kerugian kepada seorang lain,
mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan
kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.19 Dalam
hukum lingkungan, ganti rugi juga disebutkan di dalam
Pasal 85 ayat (1) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
yaitu tentang bentuk dan besarnya ganti rugi.20 Hal
ini juga diperjelas dengan Pasal 87 Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup yang mewajibkan untuk
setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang
19 Pasal 1365 Kitab Undang-undang Hukum Perdata.20 Pasal 85 ayat (1) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009
tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
18
melakukan perbuatan melanggar hukum berupa pencemaran
dan/atau perusakan lingknugan hidup yang menimbulkan
kerugian pada orang lain atau lingkungan hidup wajib
membayar ganti rugi dan/atau melakukan tindakan
tertentu.21
c. Penegakan Hukum Lingkungan Pidana
Penegakan hukum pidana lingkungan memperkenalkan
ancaman hukuman minimum di samping maksimum,
perluasan alat bukti, pemidanaan bagi pelanggaran
baku mutu, keterpaduan penegakan hukum pidana, dan
pengaturan tindak pidana korporasi, sesuai dengan
Pasal 97 Undang-Undang 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
menjelaskan Tindak Pidana dalam Undang-Undang ini
adalah kejahatan. Penegakan hukum pidana lingkungan
tetap memperhatikan asas ultimum remedium yang
mewajibkan penerapan penegakan hukum pidana sebagai
upaya terakhir setelah penerapan penegakan hukum
administrasi dianggap tidak berhasil. Penerapan asas21 Pasal 87 Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
19
ultimum remedium ini hanya berlaku bagi tindak pidana
formil tertentu, yaitu pemidanaan terhadap
pelanggaran baku mutu air limbah, emisi, dan
gangguan.22
3. Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
a. Perlindungan Hukum Lingkungan
1) Hak atas Lingkungan Hidup Yang Baik dan Sehat
Berdasarkan Pasal 28 ayat (1) Undang-undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945 menyatakan
bahwa lingkungan yanga baik dan sehat merupakan hak
asasi dan hak konstitusional bagi setiap warga
Negara Indonesia. Oleh karena itu, Negara,
pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan
berkewajiban untuk melakukan perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup dalam pelaksanaan
pembangunan berkelanjutan agar lingkungan hidup
Indonesia dapat tetap menjadi sumber dan penunjang
hidup lain.23
22 Penjelasan Umum poin (6) Undang-undang Republik Indonesia Nomor32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
23 Penjelasan Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan pengelolaan Lingkungan Hidup.
20
2) Hak untuk berperan serta dalam langkah pengelolaan
lingkungan hidup.
Hak ini dituangkan dalam Pasal 70 ayat (1) Undang-
undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup yang berbunyi
masyarakat memiliki hak dan kesempatan yang sama
san seluas-luasnya untuk berperan keputusan aktif
dalam perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup. Arti yang terpenting dari hak asasi yang
sebenarnya adalah, bahwa setiap orang dijamin untuk
menuntut hak-haknya melalui prosedur hukum.
Masyarakat berperan secara aktif dalam proses
pengambilan keputusan dengan cara turut berfikir
sebelum keputusan dan dengan tidak mengajukan
keberatan sesudah keputusan diambil. Dengan
demikian, dalam lembaga inspraak terdapat kegiatan
nyata yang dapat memberikan pengaruh terhadap
kebijaksanaan lingkungan dan bertindak secara
21
berdiskusi dengan penguasa mengenai dampak kegiatan
terhadap lingkungan.24
b. Pengelolaan Hukum Lingkungan
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya dalam
pemanfaatan, penataan, pemeliharaan, pengawasan,
pengendalian, pemulihan, dan pengembangan lingkungan
hidup. Pengelolaan lingkungan hidup diselenggarakan
dengan asas tanggung jawab Negara, asas keberlanjutan,
dan asas manfaat bertujuan untuk mewujudkan
pembangunan berkekanjutan, yang berwawasan lingkungan
hidup dalam rangka pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
Pembangunan berkelanjutan berwawasan lingkungan
hidup adalah upaya sadar dan terencana, yang memadukan
lingkungan hidup, termasuk sumberdaya, ke dalam proses
pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan,
dan mutu hidup generasi masa kini dan masa depan.25
24 Siti Sundari rangkuti,1994,Hukum Tata Lingkungan, Raja Grafindo, Jakarta, Hal 283.
25 Ibid, hal 38
22
Pengelolaan lingkungan hidup menuntut
dikembangkannya suatu system dengan keterpaduan
sebagai ciri utamanya. Lingkungan hidup terdiri dari
tatanan kesatuan dengan berbagai unsur lingkungan yang
saling mempengaruhi. Oleh karena itu maka pengelolaan
lingkungan hidup memerlukan keterpaduan pelaksanaan di
tingkat nasional, koordinasi pelaksanaan secara
sektoral dan di daerah, sehingga semua ini terkait
secara mantap dengan kebijaksanaan nasional
pengelolaan lingkungan hidup, dengan kesatuan gerak
dan langkah mencapai tujuan pengelolaan lingkungan
hidup.26
4. Pencemaran Lingkungan
Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009,
“Pencemaran lingkungan hidup adalah masuk atau
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan
26 Koesnadi Hardjasoemantri dan Harry Supriyono, 1996, Hukum Lingkungan,Universitas Terbuka, Jakarta, Halaman 16.
23
manusia sehingga melampaui baku mutu lingkungan hidup
yang telah ditetapkan”.27
Secara umum pencemaran yang terjadi adalah sebagai
akibat dari aktivitas manusia, pencemaran lingkungan
hidup dapat digolongkan dalam 3 bentuk:
a. Pencemaran Air
Pencemaran air di Indonesia saat ini semakin
memprihatinkan. Pencemaran air dapat diartikan
sebagai suatu perubahan keadaan di suatu tempat
penampungan air seperti danau, sungai, lautan dan
air tanah akibat aktivitas manusia. Perubahan ini
mengakibatkan menurunnya kualitas air hingga ke
tingkat yang membahayakan sehingga air tidak bisa
digunakan sesuai peruntukannya.28Seperti yang
terjadi di Kelurahan Makroman, CV Arjuna telah
melakukan pencemaran air disebabkan jebolnya
tanggul pengelolaan limbah. Mengakibatkan air yang
27 Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Nomor 32 tahun 2009 TentanPerlindungan dan Pengelolaan lingkungan.
28 Jurnal Alamendah’s Blog, “Pencemaran Air Di Indonesia”http://alamendah.wordpress.com /2010/08/01/pencemaran-air-di-indonesia/ diakses tanggal 3 Maret pukul 21.30 WITA
24
dibuat mengairi sawah dan tambak milik warga
menjadi tercemar karena berubah bau dan warna
airnya.
b. Pencemaran udara
Pencemaran udara diartikan sebagai adanya
bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam udara yang
menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara
dari keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat
asing di dalam udara dalam jumlah tertentu serta
berada di udara dalam waktu yang cukup lama, akan
dapat mengganggu kehidupan manusia. Bila keadaan
seperti itu terjadi maka udara dikatakan telah
tercemar29
Lebih lanjut dijelaskan dalam Peraturan
pemerintah Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian
Pencemaran Udara30 :
“Pencemaran udara adalah masuknya ataudimasukkannya zat, energi, dari komponen lain
29 Artikel Putra Prabu Wordpress, “Pencemaran Udara”http://putraprabu.wordpress.com/2008/12/12 /pencemaran-udara/ diaksestanggal 24 Februari 2013 pukul 22.10 WITA
30 Pasal 1 Angka 1 Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999Tentang Pengendalian Pencemaran Udara.
25
ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia,sehingga mutu udara turun sampai ke tingkattertentu yang menyebabkan udara ambien tidakdapat memenuhi fungsinya”.Dalam hal ini dapat kita lihat pencemaran
udara yang terjadi di kota-kota besar, meningkatnya
polusi akibat banyaknya kendaraan bermotor dan
industri tanpa diimbangi dengan hutan kota yang ada
c. Pencemaran Tanah
Secara pengertian, pencemaran tanah adalah keadaan
dimana polutan masuk kedalam lingkungan tanah
sehingga mengurangi kualitas tanah tersebut, dimana
polutan bisa berupa zat-zat bahan pencemar, baik
berupa zat kimia debu, panas, suara, radiasi, dan
mikroorganisme.31 Tanah yang telah ditambang
biasanya sudah tidak bisa lagi ditanami karena
tingkat asamnya yang tinggi.32
5. Dampak Pertambangan Batu Bara
31 Artikel Poztmo Media “Pencemaran Tanah”http://www.poztmo.com/2012/05/pencemaran-tanah.html diakses tanggal23 Februari 2013 pukul 22.30 WITA
32 Ibid hal 10
26
Pertambangan adalah suatu kegiatan mencari,
menggali, mengolah, memanfaatkan dan menjual hasil dari
bahan galian berupa mineral, batu bara, panas bumi dan
minyak dan gas.Seharusnya kegiatan pertambangan
memanfaatkan sumberdaya alam dengan berwawasan
lingkungan, agar kelestarian lingkungan hidup tetap
terjaga.33
Batubara merupakan salah satu bahan galian
strategis yang sekaligus menjadi sumber daya energy
yang sangat besar. Indonesia pada tahun 2006 mampu
memproduksi batu bara sebesar 162 juta ton dan 120 juta
ton diantaranya diekspor. Sementara itu sekitar 29 juta
ton diekspor ke Jepang. Indonesia memiliki cadangan
batubara yang tersebar di Pulau Kalimantan dan Pulau
Sumatera, sedangkan dalam jumlah kecil, batu bara
berada di Jawa Barat, Jawa Tengah, Papua dan Sulawesi.34
33 Artikel Rini Rahmiati “Dampak Pertambangan Batu Bara terhadap LingkunganSekitar” http://rinirahmiati03.blogspot.com/2012/06/dampak-pertambangan-batu-bara-terhadap.html diakses tanggal 23 februari 2013 pukul 23.47 WITA
34 ibid.
27
Penambangan batubara menimbulkan beberapa dampak
yang merugikan penduduk sekitar dan lingkungan. Jika
permukaan batubara yang mengandung pirit (besi sulfide,
disebut juga dengan emas bodoh) berinteraksi dengan air
dan udara maka akan terbentuk asam sulfat. Jika terjadi
hujan di daerah pertambangan, maka asam sulfat tersebut
akan bergerak sepanjang aliran air, dan sepanjang
terjadinya hujan di daerah tailing pertambangan maka
produksi asam sulfat terus terjadi, baik selama
penambangan beroperasi maupun tidak. Jika batubara pada
tambang terbuka, seluruh lapisan yang terbuka
berinteraksi dengan air dan menghasilkan asam sulfat,
maka akan merusak kesuburan tanah dan pecemaran sungai
mulai terjadi akibat kandungan asam sulfat yang
tinggi , hal ini berdampak pada terbunuhnya ikan-ikan
di sungai, tumbuhan, dan biota air yang sensitif
terhadap perubahan pH yang drastis.35
35 Jurnal Akhmad Kushyairi, “Dampak Pertambangan Batu Bara PadaLingkungan”, http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,14- id,27867-lang,id-c,teknologi-t,Dampak+Penambangan+Batubara+pada+Lingkungan-.phpx diakses tanggal 23februari 2013 pukul 23.58 WITA
28
6. Teori Tanggung Jawab Hukum
Hukum itu mengatur hubungan hukum antara subyek
hukum. Dan setiap subyek hukum mempunyai tanggung jawab
hukum yang harus dilaksanakan. Tanggung jawab hukum
terdiri atas :
a. Subyek Hukum
Subyek Hukum adalah segala sesuatu yang dapat
mempunyai hak dan kewajiban untuk bertindak dalam
hukum. Terdiri dari orang dan badan hukum.
a) Manusia sebagai subyek hukum
Manusia adalah pengertian biologis gejala dalam
alam, gejala biologika yaitu makhluk hidup yang
mempunyai panca indra dan mempunyai budaya. Sedangkan
orang adalah pengertian yuridis ialah gejala hidup
bermasyarakat menurut hukum modern, seperti hukum yang
sekarang berlaku di indonesia setiap manusia diakui
sebagai manusia pribadi artinya diakui sebagai orang
atau person karena itu manusia pendukung hak dan
kewajiban.
b) Badan hukum sebagai subyek hukum
29
Dalam pergaulan hukum ditengah-tengah masyarakat,
ternyata manusia bukan satu-satunya subyek hukum
(pendukung hak dan kewajiban), tetapi ada subyek lain
yang disebut “Badan Hukum”
Sebagaimana halnya subyek hukum manusia, badan hukum
ini pun dapat mempunyai hak-hak dan kewajiban-
kewajiban, serta dapat pula mengadakan hubungan-
hubungan hukum baik antara badan hukum yang satu
dengan badan hukum yang lain maupun antara badan hukum
dengan orang manusia. Karena itu, badan hukum dapat
mengadakan perjanjian-perjanjian jual-beli, tukar-
menukar, sewa – menyewa dan segala perbuatan di
lapangan harta kekayaan.
Dengan demikian, badan hukum ini adalah pendukung
hak dan kewajiban yang tidak berjiwa sebagai lawan
pendukung hak dan kewajiban yang berjiwa yakni
manusia. Dan sebagai subyek hukum yang tidak berjiwa,
maka badan hukum tidak dapat dan tidak mungkin
berkecimpung dilapangan keluarga seperti mengadakan
perkawinan, melahirkan anak dan sebagainya.
30
Adanya badan hukum disamping manusia tunggal adalah
suatu realita yang timbul sebagai suatu kebutuhan
hukum dalam pergaulan ditengah-tengah masyarakat.
Sebab, manusia selain mempunyai kepentingan individu
juga mempunyai kepentingan bersama pula. Karena itu
mereka berkumpul mempersatukan diri berkumpul
membentuk suatu organisasi dan memilih pengurusnya
untuk mewakili mereka. Mereka juga memasukan harta
kekayaan masing-masing menjadi milik bersama, dan
menetapkan peraturan-peraturan intern mereka yang
berlaku di organisasi itu. Dalam dalam pergaulan hukum
semua orang-orang yang mempunyai kepentingan bersama
yang tergabung dalam kesatuan kerjasama tersebut
dianggap perlu sebagi kesatuan yang baru, yang
mempunyai hak-hak dan kewajiban-kewajiban angotanya
serta dapat bertindak hukum sendiri.
G. Metode Penelitian
1. Jenis penelitian
31
Penelitian yang Penulis lakukan pada penelitian ini
dengan menggunakan yuridis empiris. Penelitian yuridis
empiris sering disebut socio yuridis (socio legal research)
yaitu suatu penelitian yang telaahnya pada pengaturan
dan penerapan hukum dalam konteks realitasnya di
masyarakat36. Penelitian di lapangan yang berkaitan
dengan proses kajian terhadap tanggung jawab lingkungan
CV. Arjuna akibat jebolnya tanggul pengelolaan limbah
dengan masyarakat Kelurahan Makroman Kecamatan Sambutan
Kota Samarinda.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian yang digunakan ialah yuridis
empiris, sesuai dengan jenis penelitian yang digunakan.
Pendekatan Penelitian ialah penelitian hukum yang
mengkaji mengenai Tanggung Jawab Lingkungan CV Arjuna
terhadap kerusakan lingkungan akibat jebolnya tanggul
pengelolaan limbah CV Arjuna yang mencemari tambak dan
sawah warga Makroman.
3. Pendekatan Masalah 36 Rosmini, 2012, Metode Penelitian Program Legislas, Rabbani Press, Jakarta
Hal 194
32
Pendekatan masalah merupakan strategi untuk
menyelesaikan, memecahkan, dan mencari solusi yang
efektif dan efisien terhadap permasalahan mengenai
tanggung jawab lingkungan CV Arjuna terhadap kerusakan
lingkungan akibat jebolnya tanggul pengelolaan limbah
CV Arjuna yang mencemari sawah dan tambak warga
Makroman sehingga dapat mencapai tujuan yang
diinginkan, dalam penelitian ini pendekatan yang
digunakan adalah :
Pendekatan Undang-Undang
Dilakukan dengan menelaah semua peraturan
Perundang- Undangan dan regulasi yang terkait dengan
Tanggung jawab lingkungan dan pencemaranlingkungan
dalam penelitian ini, baik secara legislasi, regulasi,
maupun delegasi.
1. Pendekatan Kasus
Dilakukan dengan cara melakukan telaah terhadap
kasus dan peristiwa yang terjadi di masyarakat
33
berkaitan dengan tanggung jawab lingkungan CV
Arjuna terhadap kerusakan lingkungan akibat
jebolnya tanggul pengelolaan limbah CV Arjuna
yang mencemari sawah dan tambak warga Makroman,
dengan memperhatikan fakta materiil dan fakta
materiil tersebut dapat berupa orang, tempat,
waktu dan segala yang menyertainya.37
4. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Kelurahan
Makroman Kecamatan Sambutan dan CV. Arjuna yang
beralamat di Jalan KH. Hasan Basri Komp. Merak Peramai
B-38 Kota Samarinda, dikarenakan adanya permasalahan
lingkungan hidup
5. Waktu Dan Jadwal Penelitian
Waktu Penelitian dari awal sampai akhir, dengan
jadwal penelitian dimulai sejak 20 Februari 2013 sampai
dengan 20 Agustus 2013.38
37 Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum,Prendia Media Group, Jakarta, Halaman 93
38 Surat Keputusan Dekan Nomor 05/UN20.2/DT/2013 tentangPersetujuan dan Penunjukan Dosen Pembimbing Fakultas Hukum Universitas
34
6. Jenis Dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian dari
data primer dan data sekunder, bahwa jenis data terdiri
atas 2 (dua) yaitu data primer dan data sekunder.
Sumber data yang sebagaimana disampaikan diatas
penulis menerapkan sebagai berikut :
a. Data Primer, Data ini merupakan data yang diperoleh
oleh hasil penelitian lapangan yang berupa hasil
observasi, hasil wawancara, yaitu:
1) Kepala Dinas Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota
Samarinda.
2) Masyarakat di Kelurahan Makroman Kecamatan
Sambutan.
3) CV. Arjuna yang beralamat di Jalan. KH Hasan
Basri Komp. Merak Peramai B-38 Kota Samarinda.
Mulawarman Samarinda.
35
b. Data sekunder adalah sumber yang peneliti butuhkan
diperoleh dari studi pustaka terdiri dari buku-buku
dan Peraturan Perundang-Undangan terkait, yaitu :
1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
Nomor 140).
2) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012
tentang Izin Lingkungan
7. Teknik Pengumpulan Data
Metode dalam pengumpulan data yang penulis gunakan
dalam beberapa cara untuk memperoleh data serta
pemecahannya, antara lain :
1) Observasi/pengamatan langsung di lokasi penelitian
yaitu di Kelurahan Makroman Kecamatan Sambutan, dan
pada Kantor Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kota
Samarinda;
36
2) Interview atau melakukan wawancara dengan pihak-
pihak yang terkait seperti karyawan CV. Ajuna,
masyarakat di Kelurahan Makroman Kecamatan Sambutan,
dan BLH Kota Samarinda.
3) Studi dokumen yaitu dengan mengkaji dokumen berupa
perundang-undangan; dan
4) Studi kepustakaan yaitu mengkaji perundang-
undangan, buku, skripsi, tesis, jurnal, makalah,
artikel dan dokumen hukum.
8. Analisis Data
Analisis data dilakukan secara deskriptif
kualitatif, artinya penelitian yang bermaksud untuk
membuat (deskripsi) mengenai situasi-situasi akan
kejadian-kejadian, selanjutnya dipisahkan berdasarkan
materi bab per bab sehingga memudahkan penyusun.39
Selanjutnya dianalisis dan dijadikan dasar dalam
membuat suatu kesimpulan terhadap tinjauan hukum
lingkungan mengenai tanggung jawab lingkungan CV.
39 Sumadi Suryabrata, 2003, Metodologi Penelitian, Raja Grafindo Persada,Jakarta, Halaman 76
37
Arjuna dengan masyarakat Kelurahan Makroman Kecamatan
Sambutan Di Kota Samarinda.
H. Sistematika Penulisan
Sistematika dalam penulisan skripsi ini Penulis
bagi dalam bab yang terdiri dari lima bab, maka disusun
sistematika sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada Bab ini menjelaskan Tanggung Jawab
Lingkungan CV Arjuna terhadap pencemaran yang
dilakukan oleh CV Arjuna di Kelurahan Makroman
yang dijelaskan di latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, keaslian penelitian, teori dan
konsep, metode penelitian yang terdiri sebagai
berikut memuat mengenai jenis penelitian,
pendekatan penelitian, pendekatan masalah,
lokasi penelitian, waktu dan jadwal penelitian,
jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data,
analisis data, dan sistematika penulisan yang
38
diapakai dalam penulisan skripsi ini, sehinggap
dapat memudahkan pembaca.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada Bab ini memuat konsep dan teori tentang,
hukum lingkungan, pencemaran lingkungan, dampak
pertambangan batu bara, dan ganti rugi
lingkungan yang menjadi sumber dari penulisan
skripsi ini.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada Bab ini memuat tentang jenis penelitian,
pendekatan masalah, lokasi penelitian, waktu
dan jadwal penelitian, jenis dan sumber data,
teknik pengumpulan data, dan analisis data.
BAB IV PEMBAHASAN
Pada Bab ini menguraikan proses kajian terhadap
penyelesaian tanggung jawab lingkungan CV.
Arjuna dengan masyarakat Kelurahan Makroman
Kecamatan Sambutan Kota Samarinda dan peran
pemerintah dalam mengawasi proses tanggung
jawab lingkungan yang dilakukan oleh CV Arjuna
39
BAB V PENUTUP
Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dari
semua permasalahan yang telah dibahas pada bab
sebelumnya, dan saran yang kiranya dapat
bermanfaat dan berkontribusi bagi pembaca,
pemerintah, masyarakat pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Sumadi Suryabrata, 2003, Metodologi Penelitian, Raja GrafindoPersada, Jakarta
Supriadi, 2006, Hukum Lingkungan Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta
Sastrawijaya, A. Tresna, 2000, Pencemaran Lingkungan , RinekaCipta, Jakarta
40
Danusaputro, St. Moenadjat 1977, Hukum Lingkungan, Buku I: Umum,Binacipta, Bandung.
Abdulkadir, Muhammad, (1993), Hukum Perdata Indonesia, Bandung:Citra Aditya Bakti
B. Peraturan Perundang-Undangan
Republik Indonesia, Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945
Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 TentangPerlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (LembaranNegara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140)
Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2012 Peraturan Pemerintah
C. Artikel, Jurnal dan Lain-Lain
Alamendah’s Blog, “pencemaran air di indonesia”http://alamendah.wordpress.com /2010/08/01/pencemaran-air-di-indonesia/ diakses tanggal 23 februari 2013 pukul 21.30WITA
Putra Prabu Wordpress, “pencemaran udara”http://putraprabu.wordpress.com/2008/12/12 /pencemaran-udara/ diakses tanggal 23 februari 2013 pukul 22.10 WITA
Poztmo Media “pencemaran tanah”http://www.poztmo.com/2012/05/pencemaran-tanah.htmldiakses tanggal 23 februari 2013 pukul 22.30 WITA
Rini Rahmiati “Dampak Pertambangan Batu Bara terhadap LingkunganSekitar” http://rinirahmiati03.blogspot.com/2012/06/dampak-pertambangan-batu-bara-terhadap.html diakses tanggal 23februari 2013 pukul 23.47 WITA
Akhmad Kushyairi, “Dampak Pertambangan Batu Bara Pada Lingkungan”,http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,14-id,27867-lang,id-c,teknologi-
41
t,Dampak+Penambangan+Batubara+pada+Lingkungan-.phpxdiakses tanggal 23 februari 2013 pukul 23.58 WI
42