PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR ...

300
i PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MATERI POKOK PANAS DAN PERPINDAHANNYA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SD NEGERI NOGOPURO SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Oleh: Cicilia Wulansari NIM: 161134124 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR ...

i

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS

V MATERI POKOK PANAS DAN PERPINDAHANNYA MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SD NEGERI

NOGOPURO

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Cicilia Wulansari

NIM: 161134124

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2020

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ii

SKRIPSI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iii

SKRIPSI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

iv

PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini peneliti persembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan pertolongan dan pendampingan

dalam setiap proses pembuatan skripsi.

2. Orangtua tercinta saya, Bapak Ignatius Yatin dan Ibu Anastasia Ngadinem

serta kedua kakak saya, Yustina Dwi Riyanti dan Yohanes Triyono yang

senantiasa memberikan dukungan, doa, dan semangat sehingga diberikan

kelancaran dalam pembuatan skripsi.

3. Sahabat dan teman-teman saya yang selalu memberikan semangat dan

bantuan.

4. Almamater kebanggaanku, Universitas Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

v

MOTTO

“Lakukan saja! Hadapi semua dengan senyuman”

(Cicilia Wulansari)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 8 Juli 2020

Peneliti

Cicilia Wulansari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Cicilia Wulansari

Nomor Mahasiswa : 161134124

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS

V MATERI POKOK PANAS DAN PERPINDAHANNYA MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI SD NEGERI

NOGOPURO”

Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata

Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,

mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 8 Juli 2020

Yang menyatakan

Cicilia Wulansari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

viii

ABSTRAK

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR

SISWA KELAS V MATERI POKOK PANAS DAN PERPINDAHANNYA

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

DI SD NEGERI NOGOPURO

Cicilia Wulansari

Universitas Sanata Dharma

2020

Latar belakang penelitian ini adalah rendahnya kreativitas dan hasil belajar

siswa kelas V SD Negeri Nogopuro. Penelitian ini bertujuan untuk 1)

mendeskripsikan upaya peningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa kelas V

materi panas dan perpindahannya melalui penerapan model pembelajaran berbasis

masalah di SD Negeri Nogopuro, 2) meningkatkan kreativitas siswa kelas V

melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah di SD Negeri Nogopuro,

3) meningkatkan hasil belajar siswa kelas V materi panas dan perpindahannya

melalui penerapan model pembelajaran berbasis masalah di SD Negeri Nogopuro.

Jenis Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri

dari dua siklus, setiap siklus terdiri dari dua pertemuan. Subjek dalam penelitian

ini adalah siswa kelas V SD Negeri Nogopuro yang berjumlah 29 pada tahun

ajaran 2019/2020. Objek penelitian ini adalah kreativitas dan hasil belajar siswa.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) peningkatan kreativitas dan hasil

belajar peserta didik kelas V materi pokok panas dan perpindahannya di SD

Negeri Nogopuro dapat diupayakan melalui lima langkah dalam model

pembelajaran berbasis masalah; 2) model pembelajaran berbasis masalah dapat

meningkatkan kreativitas siswa kelas V di SD Negeri Nogopuro. Kondisi awal

diperoleh skor rata-rata sebesar 58,15 meningkat menjadi 69,83 pada siklus I dan

pada siklus II meningkat menjadi 81.24; dan 3) model pembelajaran berbasis

masalah dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V di SD Negeri Nogopuro.

Kondisi awal diperoleh skor rata-rata sebesar 68,96 meningkat menjadi 75,51

pada siklus I dan pada siklus II meningkat menjadi 81,20

Kata kunci: kreativitas, hasil belajar, model pembelajaran berbasis masalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

ix

ABSTRACT

THE IMPROVEMENT OF CREATIVITY AND LEARNING OUTCOMES

STUDENT CLASS V ON HEAT AND DISPLACEMENT

BY PROBLEM BASED LEARNING MODELS

IN NOGOPURO ELEMENTARY SCHOOL

Cicilia Wulansari

Sanata Dharma University

2020

The background of the research based on the low of creativity and the

learning outcomes student class V in Nogopuro Elementary School. The research

has purposes 1) to describe effort of improvement creativity and learning

outcomes student class V on heat and displacement by problem based learning 2)

to improve creativity of student class V use problem based learning models in

Nogopuro Elementary School, 3) to improve learning outcomes of student class V

on calories and the movement by problem based learning models in Nogopuro

Elementary School.

The type of the research is a Classroom Active Reasearch (CAR) which

consists of two cycle. Each cycle consists of two meetings. The subjects of the

study were the 5th grade students in Nogopuro Elementary State School. The

object of the research is the students'creativity and learning outcomes.

The result showed that: 1)improvement in the creativity and learning

outcomes of students class V of Nogopuro Elementary School in studying heat and

displacement can be carried out by applying the five steps in the problem based

learning model; 2) the problem based learning can improve the creativity of

students class V at Nogopuro Elementary School. Initial conditions obtained an

average score of 58,15 increased to 69,83 in the first cycle and to 81,24 in the

second cycle; and 3) the problem based learning model can improve the learning

outcomes of students class V of Nogopuro Elementery School. Intial conditions

obtained an average score 68,96 increased to 75,51 in the first cycle and to 81,20

in the second cycle.

Keywords: creativity, learning outcomes, problem based learning models

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

segala berkat, rahmat, karunia-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan Kreativitas dan

Hasil Belajar Siswa Kelas V Materi Pokok Panas dan Perpindahannya

Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah di SD Negeri Nogopuro”.

Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi PGSD, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Peneliti menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini sangat banyak

melibatkan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti mengucapkan terima

kasih kepada beberapa pihak:

1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

2. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

3. Apri Damai Sagita Krissandi, S.S., M.Pd., selaku Wakil Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.

4. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., M.Pd., dan Drs. Paulus Wahana, M.Hum.,

selaku dosen pembimbing yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi

selama penyusunan skripsi.

5. Segenap dosen dan karyawan Program Studi PGSD, Universitas Sanata

Dharma.

6. Drs. Wahyu Purwo Wiyono selaku Kepala Sekolah Dasar Negeri Nogopuro

Yogyakarta yang telah memberikan izin melakukan penelitian.

7. Ade Komalasari, S.Pd., selaku guru pamong yang telah membantu

pelaksanaan penelitian.

8. Siswa kelas V SD Negeri Nogopuro yang telah membantu sebagai subjek

penelitian.

9. Orangtua tercinta saya, Bapak Ignatius Yatin dan Ibu Anastasia Ngadinem

serta kedua kakak saya, Yustina Dwi Riyanti dan Yohanes Triyono yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xi

senantiasa memberikan dukungan, doa, dan semangat sehingga diberikan

kelancaran dalam pembuatan skripsi.

10. Sahabat saya, Florentina Krista, Tisa Agustina, Made Lusiana, Fransiska Eka,

dan Wulandari yang telah memberikan semangat dan dukungan.

11. Teman-teman satu payung skripsi, Inka, Ratih, Adit, dan Gibta yang telah

membantu pelaksanaan penelitian.

12. Teman-teman Angkatan 2016 kelas C yang sudah sama-sama berjuang dalam

meraih gelar sarjana pendidikan.

13. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang

tidak dapat disebutkan satu per satu.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna karena keterbatasan

kemampuan peneliti. Maka, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang

membangun demi menyempurnakan skripsi ini. Peneliti berharap, semoga skripsi

ini dapat berguna bagi semua pihak.

Yogyakarta, 8 Juli 2020

Peneliti

Cicilia Wulansari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iii

HALAMAN MOTTO ........................................................................................... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................................... vii

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

ABSTRACT ........................................................................................................... ix

KATA PENGANTAR ........................................................................................... x

DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xv

DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xvii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xviii

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xix

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ............................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7

E. Definisi Operasional .................................................................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 10

A. Kajian Pustaka ........................................................................................... 10

1. Kreativitas ................................................................................................... 10

2. Hasil Belajar ............................................................................................... 17

3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah .................................................. 21

4. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) ................................................................. 28

5. Karakteristik Siswa Kelas V..................................................................... 33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiii

B. Penelitian yang Relevan ............................................................................ 34

C. Kerangka Berpikir ..................................................................................... 36

D. Hipotesis Tindakan .................................................................................... 38

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 40

A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 40

B. Setting Penelitian ....................................................................................... 42

1. Tempat Penelitian ...................................................................................... 42

2. Subjek Penelitian ....................................................................................... 43

3. Objek Penelitian ......................................................................................... 43

4. Waktu Penelitian ........................................................................................ 43

C. Rencana Tindakan ..................................................................................... 43

1. Persiapan ..................................................................................................... 43

2. Rencana Tindakan Setiap Siklus.............................................................. 44

D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 53

1. Tes ................................................................................................................ 53

2. Non Tes ....................................................................................................... 54

E. Instrumen Penelitian .................................................................................. 55

1. Tes ................................................................................................................ 55

2. Lembar Observasi ...................................................................................... 71

3. Lembar Kuesioner ..................................................................................... 72

4. Rubrik Penilaian Produk ........................................................................... 76

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumnen Penelitian ...................................... 78

1. Validitas Instrumen ................................................................................... 78

2. Reliabilitas Instrumen ............................................................................... 84

G. Analisis Data ............................................................................................. 85

H. Indikator Keberhasilan .............................................................................. 88

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 89

A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 89

1. Proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ............................................... 89

2. Analisis Data Hasil Penelitian ................................................................ 104

B. Pembahasan ............................................................................................. 113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xiv

1. Upaya Peningkatan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui

Model Pembelajaran Berbasis Masalah ................................................ 114

2. Peningkatan Kreativitas Siswa ............................................................... 118

3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa ........................................................... 120

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 122

A. Kesimpulan .............................................................................................. 122

B. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 123

C. Saran ........................................................................................................ 123

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 124

LAMPIRAN ....................................................................................................... 127

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... 280

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Data Kreativitas Kondisi Awal Siswa Kelas V ..................... 4

Tabel 1.2 Data Hasil Belajar Kondisi Awal Siswa Kelas V .................. 4

Tabel 2.1 Indikator Kreativitas Menurut Para Ahli ............................... 13

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Sebelum Validasi ................ 55

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Sebelum Validasi ............... 60

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Sesudah Validasi ................. 66

Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Sesudah Validasi ............... 68

Tabel 3.5 Rincian Pemberian Skor Evaluasi .......................................... 71

Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Observasi Kreativitas Siswa .................. 72

Tabel 3.7 Ketentuan Skor Skala Likert .................................................. 73

Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Kreativitas Siswa .................. 73

Tabel 3.9 Rubrik Penilaian Produk Diagram ......................................... 77

Tabel 3.10 Rubrik Penilaian Produk Gambar Langkah Kerja ................. 77

Tabel 3.11 Rubrik Penilaian Produk Mind Map ...................................... 78

Tabel 3.12 Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran PAP Tipe I .......... 80

Tabel 3.13 Hasil Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran ............. 80

Tabel 3.14 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus I ................................... 81

Tabel 3.15 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus II .................................. 82

Tabel 3.16 Hasil Validasi Lembar Observasi dan Kuesioner .................. 83

Tabel 3.17 Kualifikasi Reliabilitas .......................................................... 84

Tabel 3.18 Hasil Penghitungan Reliabilitas Soal Tiap Siklus ................. 84

Tabel 3.19 Klasifikasi Kreativitas ............................................................ 87

Tabel 3.20 Indikator Keberhasilan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa . 88

Tabel 4.1 Skor Rata-rata Kreativitas pada Kondisi Awal ...................... 91

Tabel 4.2 Skor Rata-rata Hasil Belajar Siswa pada Kondisi Awal ........ 92

Tabel 4.3 Skor Rata-rata Kreativitas Siklus I ........................................ 104

Tabel 4.4 Skor Rata-rata Kreativitas Siklus II ....................................... 105

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvi

Tabel 4.5 Hasil Skor Rangkuman Kreativitas Siswa ............................. 106

Tabel 4.6 Peningkatan Kreativitas ......................................................... 108

Tabel 4.7 Rerata Hasil Belajar Siklus I .................................................. 109

Tabel 4.8 Skor Rata-rata Hasil Belajar Siklus II .................................... 110

Tabel 4.9 Hasil Skor Rangkuman Hasil Belajar Siswa .......................... 111

Tabel 4.10 Peningkatan Hasil Belajar ...................................................... 112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xvii

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1 Penelitian yang Relevan ......................................................... 36

Bagan 2.2 Kerangka Berpikir .................................................................. 38

Bagan 3.1 Siklus PTK Model dari Kemmis dan Taggart ....................... 41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xviii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Kreativitas Siswa ................................... 108

Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa ................................ 112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian ............................................................ 128

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian .............. 129

Lampiran 3. Surat Izin Validitas Ahli ...................................................... 130

Lampiran 4. Hasil Validitas Perangkat Pembelajaran Siklus I

Pertemuan I .......................................................................... 133

Lampiran 5. Hasil Validitas Perangkat Pembelajaran Siklus I

Pertemuan II ........................................................................ 145

Lampiran 6. Hasil Validitas Perangkat Pembelajaran Siklus I

Pertemuan I dan II ............................................................... 157

Lampiran 7. Rekapitulasi Hasil Validitas Perangkat Pembelajaran ........ 169

Lampiran 8. Hasil Validitas Instrumen Observasi ................................... 170

Lampiran 9. Hasil Validitas Instrumen Kuesioner................................... 179

Lampiran 10. Rekapitulasi Hasil Validitas Instrumen Observasi dan

Kuesioner ............................................................................. 188

Lampiran 11. Lembar Observasi Kreativitas ............................................. 189

Lampiran 12. Hasil Observasi Kreativitas ................................................. 191

Lampiran 13. Rekapitulasi Hasil Observasi Kreativitas Siklus I dan II .... 195

Lampiran 14. Lembar Kuesioner Kreativitas ............................................. 196

Lampiran 15. Hasil Kuesioner Kreativitas ................................................. 199

Lampiran 16. Rekapitulasi Hasil Kuesioner Kreativitas Siklus I .............. 203

Lampiran 17. Rekapitulasi Hasil Kuesioner Kreativitas Siklus II ............. 204

Lampiran 18. Hasil Produk Kreativitas...................................................... 205

Lampiran 19. Rekapitulasi Produk Kreativitas .......................................... 211

Lampiran 20. Soal Evaluasi Siklus I .......................................................... 212

Lampiran 21. Hasil Soal Evaluasi Siklus I ................................................ 217

Lampiran 22. Soal Evaluasi Siklus II......................................................... 221

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

xx

Lampiran 23. Hasil Soal Evaluasi Siklus II ............................................... 225

Lampiran 24. Rekapitulasi Hasil Soal Evaluasi ......................................... 228

Lampiran 25. RPPTH Siklus 1 Pembelajaran 1 ......................................... 229

Lampiran 26. RPPTH Siklus I Pembelajaran 2.......................................... 245

Lampiran 27. RPPTH Siklus II Pembelajaran 5 ........................................ 261

Lampiran 28. Kondisi Awal Kreativitas Peserta Didik.............................. 276

Lampiran 29. Kondisi Awal Hasil Belajar Peserta Didik .......................... 277

Lampiran 30. Foto-foto Kegiatan............................................................... 278

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini, akan membahas tentang latar belakang, rumusan masalah,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.

A. Latar Belakang

Proses pendidikan yang dapat mempersiapkan sumber daya manusia

berkemampuan kritis, kreatif, komunikatif, dan mampu berkolaborasi telah

menjadi kebutuhan pada abad 21. Proses pendidikan salah satunya

berlangsung di sekolah, merujuk pada pernyataan tersebut maka sekolah

diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dalam

berpikir kritis, luwes, kreatif, dapat mengambil keputusan, dan memecahkan

masalah. Fadel (dalam Sani, 2019: 52) menyatakan bahwa keterampilan

belajar dan inovasi yang dibutuhkan dalam abad 21 adalah creativity

(kreativitas), kemampuan berpikir kritis (critical thinking), kemampuan

berkolaborasi (collaboration), dan kemampuan berkomunikasi

(communication). Keempat keterampilan tersebut sering disingkat 4C.

Keterampilan kreativitas merupakan keterampilan yang diperoleh siswa yang

mampu menerapkan kemampuan berpikir kritis, berkomunikasi, dan

berkolaborasi.

Kreativitas merupakan hal yang dibutuhkan siswa selama mengikuti

proses pembelajaran. Sani (2019: 9) mengemukakan bahwa kreativitas terkait

dengan kemampuan merangkai atau membuat sesuatu dengan cara yang baru

secara konseptual atau menghasilkan produk yang menarik dengan imajinasi

yang tinggi. Kreativitas pada siswa dapat dilihat pada saat siswa

menyampaikan beberapa ide atau gagasan yang unik saat guru mengajukan

pertanyaan. Selain itu, siswa selalu mencoba beberapa cara baru dengan cara

mengombinasikan pengetahuan yang telah diperoleh dengan pengalaman

yang diperoleh dalam kegiatan sehari-hari. Siswa juga diharapkan mampu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

membuat sebuah karya hasil dari pengetahuan yang telah diperoleh selama

proses belajar.

Pembelajaran IPA merupakan sebuah pembelajaran yang dilakukan

berdasarkan pengalaman langsung dan diharapkan mampu menumbuhkan

sikap ilmiah pada siswa. Akan tetapi, berdasarkan hasil Trend in

International Mathematics and Science Study tahun 2015, Indonesia

menempati posisi 44 dari 48 negara (Hadi dan Novaliyosi, 2019). Hal

tersebut membuktikan bahwa pembelajaran IPA di Indonesia masih rendah.

Hal tersebut juga dibuktikan dengan kondisi siswa kelas V SD Negeri

Nogopuro yang masih kesulitan dalam memahami materi panas dan

perpindahannya. Padahal materi panas dan perpindahannya sangat berguna

dalam kegiatan siswa sehari-hari. Contohnya, pada saat proses memasak air

menggunakan panci besi. Siswa yang memahami materi panas dan

perpindahannya tentu tidak akan memegang panci panas tersebut dengan

tangan kosong, melainkan dengan kain agar tidak menyebabkan luka bakar.

Belajar merupakan kegiatan yang dilakukan seseorang agar dapat

mencapai kompetensi yang diinginkan. Wahyuni (2015: 14) menjelaskan

bahwa belajar adalah aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan

perubahan dalam dirinya melaui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-

pengalaman. Perubahan tersebut dapat membantu siswa dalam mencapai hasil

belajar karena hasil belajar merupakan salah satu cara untuk mengukur

sebuah keberhasilan proses belajar. Namun dalam proses belajar, hasil belajar

yang diperoleh dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, baik dari dalam diri

siswa (internal) atau dari lingkungan luar (eksternal). Faktor-faktor tersebut

saling mempengaruhi satu sama lain dalam tercapainya hasil belajar.

Ratnawulan & Rusdiana (2014:57) menyampaikan bahwa pada umumnya,

hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah, yaitu kognitif,

psikomotor, dan afektif. Meskipun begitu, hasil kognitif yang diperoleh oleh

siswa sering dijadikan sebagai tolak ukur atau kriteria dalam menentukan

hasil belajar. Kemampuan kognitif yang diperoleh oleh siswa dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

membantu siswa dalam merangkai atau membuat suatu hal yang baru dan

menarik.

Peneliti melakukan observasi di kelas V SD Negeri Nogopuro pada

tanggal 14 Januari 2020. Observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi awal

kreativitas dan hasil belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran. Indikator

kreativitas yang digunakan dalam observasi meliputi 1) kemampuan siswa

dalam memiliki ide yang unik, 2) mencoba cara-cara baru dengan

mengkombinasikan beberapa pengetahuan, 3) memberikan banyak gagasan,

4) memiliki rasa keindahan, dan 5) memiliki daya imajinatif. Kelima

indikator tersebut, peneliti rumuskan berdasarkan pada pendapat beberapa

ahli setelah melakukan kajian pustaka. Observasi dilaksanakan pada saat

pembelajaran IPA.

Proses pembelajaran diawali dengan penjelasan guru tentang materi yang

akan dipelajari dan dilanjutkan dengan kegiatan guru yang mengajak siswa

untuk menghafalkan materi yang terdapat pada buku. Pada awalnya siswa

tenang, dan mencoba untuk menghafalkan materi. Setelah sepuluh menit,

kondisi kelas mulai ramai. Terdapat 5 dari 29 siswa melakukan tanya jawab

kepada guru tentang materi. Sedangkan 9 dari 29 siswa yang berada pada

kursi bagian belakang tengah asyik berbicara dengan teman sebangku.

Terlihat juga ada 4 dari 29 siswa yang menjahili temannya dengan cara

menyembunyikan barang milik siswa yang lain. Meskipun begitu, siswa yang

lain terlihat berusaha untuk menghafal materi yang terdapat pada buku. Pada

akhir pembelajaran, guru meminta 6 siswa untuk maju ke depan menjelaskan

materi yang sudah dihafalkan secara bergantian. Pada saat menghafalkan

materi di depan kelas, ada 3 siswa yang belum mampu menghafal materi

dengan baik dan masih memerlukan bantuan guru dalam memahami. Hal

tersebut dapat menunjukkan bahwa metode menghafal juga mempengaruhi

hasil belajar yang diperoleh siswa. Selain itu, kegiatan pembelajaran tersebut

tentu tidak mampu melatih kreativitas siswa. Siswa hanya diminta untuk

menghafalkan materi yang terdapat pada buku dan tidak mampu

mengkombinasikan materi yang didapat dengan pengalaman siswa dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

melaksanakan kegiatan sehari-hari. Berikut ini adalah data kreativitas kondisi

awal siswa kelas V tersaji pada tabel 1.1 berikut ini:

Tabel 1.1 Data Kreativitas Kondisi Awal Siswa Kelas V

Rata-rata Hasil

Observasi

Rata-rata Hasil

Kuesioner Rata-rata Keterangan

52,41 63,9 58,15 Cukup Kreatif

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa data variabel kreativitas siswa

pada kondisi awal berdasarkan observasi adalah 52,41, sedangkan untuk data

hasil kreativitas berdasarkan hasil kuesioner adalah 63,9. Berdasarkan kedua

data tersebut, dapat diperoleh rata-rata yaitu 58,15 yang menunjukkan bahwa

kreativitas termasuk dalam kategori cukup kreatif. Kategori kreativitas siswa

yang digunakan oleh peneliti mengacu pada klasifikasi kreativitas yang

dirumuskan oleh Masidjo (1995: 157). Jika dikaitkan dengan lima indikator

kreativitas dalam penelitian ini maka nampak bahwa kelima unsur dari

indikator tersebut yakni 1) kemampuan siswa dalam memiliki ide yang unik,

2) mencoba cara-cara baru dengan mengkombinasikan beberapa

pengetahuan, 3) memberikan banyak gagasan, 4) memiliki rasa keindahan,

dan 5) memiliki daya imajinatif kurang dioptimalkan dan dikembangkan

dalam pembelajaran yang sedang berlangsung. Sementara untuk data hasil

belajar kondisi awal siswa kelas V dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut ini:

Tabel 1.2 Data Hasil Belajar Kondisi Awal Siswa Kelas V

Ulangan Harian

Tahun Ajaran KKM Rata-rata

Ketuntasan Jumlah

Siswa Ya Tidak

2019/2020 75 68,96 13 siswa

(44,82%)

16 siswa

(55,18%) 29 siswa

Berdasarkan keterangan tabel di atas, diketahui bahwa hasil belajar siswa

pada kondisi awal ditinjau dari nilai ulangan harian tema 6 subtema 1 tahun

ajaran 2019/2020 dengan KKM 75, nilai rata-rata siswa adalah 68,96. Jumlah

siswa kelas V berjumlah 29, dan apabila ditinjau pada aspek ketuntasan nilai

KKM diperoleh data bahwa sebanyak 13 siswa (44,82%) tuntas dan 16 siswa

(55,18%) tidak tuntas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

Melihat permasalahan tersebut, peneliti mencoba mencari solusi model

pembelajaran yang mampu meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa

kelas V SD Negeri Nogopuro. Solusi yang diperoleh oleh peneliti yaitu

dengan menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Model

Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan salah satu model pembelajaran

yang menyajikan permasalahan nyata kepada siswa. Selama proses

pembelajaran berlangsung, siswa diminta untuk menyelidiki atau

memecahkan sebuah permasalahan. Kegiatan tersebut secara tidak langsung

dapat membantu dan melatih siswa untuk mampu memperoleh pengetahuan

secara mandiri dan membantu siswa untuk dapat berpikir kreatif.

Model Pembelajaran Berbasis Masalah dilaksanakan dengan melakukan

beberapa langkah. Langkah yang pertama yaitu mengorientasikan siswa

terhadap masalah. Pada langkah ini, guru bertugas memberikan masalah

kepada siswa melalui sebuah cerita atau fenomena yang terjadi dalam

kehidupan sehari-hari. Langkah kedua yaitu mengorganisasikan siswa untuk

belajar. Hal ini berarti guru membantu siswa agar mampu mendefinisikan

tugas belajar yang berhubungan dengan masalah. Langkah ketiga yaitu guru

membimbing penyelidikan atau pemecahan masalahan secara individual

maupun kelompok. Pada langkah ini siswa diharapkan mampu

mengumpulkan beberapa informasi untuk mendapat penjelasan dan

memecahkan masalah. Langkah keempat yaitu mengembangkan dan

menyajikan hasil. Langkah ini mampu memperlihatkan kreativitas siswa

dalam membuat sebuah karya atau laporan setelah pemecahan masalah.

Langkah yang terakhir yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah. Pada langkah ini siswa diharapkan mampu melakukan

refleksi dan evaluasi terhadap penyelidikan yang telah dilaksanakan.

Langkah-langkah tersebut dilaksanakan dengan harapan akan membantu

siswa dalam memperoleh pengetahuan dan kreativitas selama pelaksanaan

pembelajaran.

Peneliti melakukan Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul

“Peningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas V Materi Pokok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

Panas dan Perpindahannya Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah di

SD Negeri Nogopuro” sebagai salah satu cara dalam menghadapi

permasalahan yang terjadi pada siswa selama pembelajaran berlangsung. Dari

pokok permasalahan yang peneliti temukan di kelas V pada saat pembelajaran

IPA, maka peneliti melaksanakan pembelajaran dengan menerapkan Model

Pembelajaran Berbasis Masalah. Model Pembelajaran Berbasis Masalah

digunakan dengan tujuan untuk meningkatan kreativitas dan hasil belajar

siswa. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah diharapkan mampu

mengajak siswa untuk memecahkan sebuah permasalahan dengan cara

mengkombinasikan beberapa pengetahuan yang telah diperoleh sehingga

mampu menghasilkan pengetahuan baru secara mandiri dan kreatif.

Pengetahuan siswa yang diperoleh siswa secara mandiri selama pembelajaran

menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah juga diharapkan

mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, peneliti berharap

melalui penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah, kreativitas dan

hasil belajar siswa materi pokok panas dan perpindahannya pada siswa kelas

V SD Negeri Nogopuro dapat meningkat.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam

upaya meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa kelas V materi

panas dan perpindahannya di SD Negeri Nogopuro?

2. Apakah penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat

meningkatkan kreativitas siswa kelas V SD Negeri Nogopuro?

3. Apakah penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas V materi panas dan

perpindahannya di SD Negeri Nogopuro?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, tujuan dari penelitian ini adalah

untuk:

1. Mendeskripsikan penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

dalam upaya meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa kelas V

materi panas dan perpindahannya di SD Negeri Nogopuro.

2. Meningkatkan kreativitas siswa kelas V SD Negeri Nogopuro melalui

penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah.

3. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas V materi sistem panas dan

perpindahannya di SD Negeri Nogopuro melalui penerapan Model

Pembelajaran Berbasis Masalah.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak.

Adapun manfaat dari penelitian ini dikategorikan menjadi dua macam, antara

lain:

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan berharga terhadap

perkembangan ilmu pendidikan, terutama pada saat penerapan Model

Pembelajaran Berbasis Masalah untuk memaksimalkan kreativitas dan

hasil belajar siswa pada materi panas dan perpindahannya.

b. Menambah wawasan pengetahuan mengenai penerapan Model

Pembelajaran Berbasis Masalah dalam upaya mengoptimalkan hasil

belajar dan kreativitas siswa pada pembelajaran IPA.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi

sekolah mengenai contoh penerapan Model Pembelajaran Berbasis

Masalah dalam upaya peningkatan kreativitas dan hasil belajar siswa

kelas V materi panas dan perpindahannya di SD Negeri Nogopuro.

b. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat membantu guru dalam

meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

Nogopuro melalui penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah

pada pembelajaran IPA materi pokok panas dan perpindahannya.

c. Bagi peneliti, hasil penelitian dapat menambah wawasan dan

pengetahuan dalam melakukan sebuah penelitian.

E. Definisi Operasional

Untuk memberikan gambaran tentang permasalahan yang akan diteliti,

diperlukan definisi operasional guna menjelaskan dan membatasi makna

terhadap istilah-istilah yang terkait dengan penelitian ini. Di bawah ini

merupakan istilah yang terdapat pada penelitian, diantaranya:

1. Kreativitas adalah kemampuan yang dimiliki seseorang untuk

menghasilkan sesuatu yang baru berdasarkan elemen dan konsep yang

telah diketahui. Indikator kreativitas yaitu a) memiliki ide yang unik, b)

mencoba cara-cara baru dengan mengkombinasikan beberapa

pengetahuan, c) memberikan banyak gagasan, d) memiliki rasa keindahan,

dan e) memiliki daya imajinatif.

2. Hasil belajar adalah kemampuan yang dicapai dan diperoleh siswa setelah

melalui aktivitas belajar. Dalam penelitian ini, kemampuan yang diperoleh

siswa berupa kemampuan kognitif berupa pengetahuan dan penalaran.

3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah model pembelajaran yang

mengajak siswa untuk menyelesaikan permasalahan autentik sehingga

mampu memperoleh pengetahuannya sendiri. Langkah-langkah

Pembelajaran Berbasis Masalah yaitu diawali dengan memberikan

orientasi masalah kepada siswa, mengorganisasikan siswa untuk belajar,

membimbing penyelidikan secara mandiri atau kelompok,

mengembangkan dan menyajikan hasil, dan menganalisis serta

mengevaluasi proses pemecahan masalah.

4. Ilmu Pengetahuan Alam adalah pembelajaran yang dilakukan dengan

melakukan kegiatan-kegiatan guna mendapatkan pengalaman dan

pengetahuan secara langsung dalam menumbuhkan sikap ilmiah terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

konsep-konsep IPA serta memiliki tiga klasifikasi yaitu produk, proses,

dan sikap ilmiah.

5. Materi panas dan perpindahannya meliputi kajian konsep tentang

perpindahan panas secara konduksi, konveksi, dan radiasi.

6. Siswa kelas V memiliki karakteristik yang berada dalam tahap

perkembangan kognitif operasional konkret.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini, landasan teori mengulas tentang kajian pustaka, penelitian

yang relevan, kerangka berpikir, dan hipotesis tindakan.

A. Kajian Pustaka

1. Kreativitas

a. Pengertian Kreativitas

Sani (2019: 9) mengemukakan bahwa kreativitas terkait dengan

kemampuan merangkai atau membuat sesuatu dengan cara yang baru

secara konseptual atau menghasilkan produk yang menarik dengan

imajinasi yang tinggi. Menurut peneliti, kreativitas yang disampaikan

Sani memiliki arti bahwa kreativitas adalah kemampuan dalam

menghasilkan sesuatu yang baru dan dibuat sesuai konsep dan

imajinasi.

Downing (dalam Sani, 2019: 103) mendefinisikan kreativitas

sebagai proses untuk menghasilkan sesuatu yang baru dari elemen

yang ada dengan menyusun kembali elemen tersebut. Menurut

peneliti, pengertian kreativitas yang dikemukakan Downing hampir

sama dengan yang diungkapkan Sani yaitu bahwa kreativitas

merupakan kemampuan dalam menghasilkan sesuatu yang baru.

Perbedaannya Downing menjelaskan bahwa sesuatu yang baru

dihasilkan dari elemen.

Sedangkan Haefele (dalam Munandar, 2004: 21)

mengungkapkan kreativitas adalah kemampuan untuk membuat

kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial. Hal ini

menunjukkan bahwa tidak keseluruhan produk harus baru, tetapi

bagaimana kombinasinya. Selain itu, produk kreatif tidak hanya harus

baru tetapi juga bermakna. Menurut peneliti, pengertian Haefele

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

mengenai kreativitas sedikit berbeda dengan yang disampaikan

Downing. Haefele menjelaskan bahwa kreativitas merupakan

kemampuan dalam membuat kombinasi yang tidak harus

menghasilkan produk yang baru tetapi produk yang dihasilkan

bermakna.

Beberapa ahli memiliki pengertian kreativitas yang berbeda.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut, peneliti dapat

menemukan beberapa kesamaan mengenai pengertian kreativitas.

Peneliti mengambil kesimpulan bahwa kreativitas adalah kemampuan

yang dimiliki seseorang untuk menghasilkan sesuatu yang baru

berdasarkan elemen dan konsep yang telah diketahui.

b. Indikator Kreativitas

Suyanto (dalam Sit, 2016: 9) mengemukakan mengenai perilaku

yang mencerminkan kreativitas alamiah pada anak dapat diidentifikasi

berdasarkan indikator berikut ini:

1) Senang menjajaki lingkungannya

2) Mengamati dan memegang segala sesuatu; eksplorasi secara

ekspansif dan eksesif

3) Rasa ingin tahu besar, suka mengajukan pertanyaan tak henti-

hentinya.

4) Bersifat spontanitas menyatakan pikiran dan perasaannya

5) Suka berpetualang

6) Selalu mendapatkan pengalaman-pengalaman baru

7) Suka melakukan eksperimen, membongkar dan mencoba-coba

berbagai hal

8) Jarang merasa bosan; ada-ada saja hal yang dilakukan

9) Mempunyai daya imajinasi yang tinggi

Menurut peneliti, pendapat yang dikemukakan oleh Suyanto cukup

jelas. Meskipun ada beberapa kata yang rumit seperti ekspansif dan

eksesif, tetapi secara keseluruhan pendapat Suyanto dapat dipahami.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

Sani (2019: 77) mengungkapkan ada banyak indikator siswa

kreatif, yaitu:

1) Mengemukakan ide-ide yang tidak dipikirkan oleh siswa yang lain

2) Memiliki keingintahuan yang besar dan panjang akal

3) Terbuka terhadap pengalaman baru

4) Suka melakukan eksperimen atau mencoba hal-hal yang sudah

ada

5) Menyukai cara tersendiri dalam menunjukkan pemahamannya

6) Mengajukan pertanyaan yang kelihatannya menyimpang atau

aneh

7) Menyukai tugas yang bersifat terbuka dan menanntang

8) Lebih suka mendiskusikan ide daripada fakta

9) Lebih suka mencoba cara baru untuk menyelesaikan

permasalahan, daripada cara yang sudah dipelajari/diketahui

secara umum.

Menurut peneliti, pernyataan yang disampaikan oleh Sani hampir

sama dengan yang disampaikan oleh Suyanto. Perbedaanya,

pernyataan yang diungkapkan oleh Sani lebih mudah dipahami dan

sesuai dengan pelaksanaan proses pembelajaran yang akan

dilaksanakan.

Munandar (2004: 71) juga mengemukakan indikator kreativitas

meliputi:

1) Rasa ingin tahu yang luas dan mendalam

2) Sering mengajukan pertanyaan yang baik

3) Memberikan banyak gagasan atau usul terhadap suatu masalah

4) Bebas dalam menyatakan pendapat

5) Mempunyai rasa keindahan yang dalam

6) Menonjol dalam salah satu bidang seni

7) Mampu melihat suatu masalah dari berbagai segi/sudut pandang

8) Mempunyai humor yang luas

9) Mempunyai daya imajinasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

10) Orisinal dalam ungkapan gagasan dan dalam pemecahan masalah.

Menurut peneliti, pernyataan yang disampaikan oleh Munandar

tentang indikator kreativitas hampir sama dengan yang dikemukakan

Sani. Perbedaanya terdapat pada pernyataan yang diungkapkan

Munandar yaitu mempunyai humor yang luas.

Beberapa ahli memiliki pendapat yang berbeda mengenai

indikator kreativitas. Masing-masing indikator dari para ahli dapat

digambarkan pada tabel berikut 2.1 berikut.

Tabel 2.1 Indikator Kreativitas Menurut Para Ahli

Suyanto (dalam Sit,

2016: 9) Sani (2019: 72) Munandar (2004: 71)

1) Senang menjajaki

lingkungannya

2) Mengamati dan

memegang segala

sesuatu; eksplorasi

secara ekspansif dan

eksesif

3) Rasa ingin tahu

besar, suka

mengajukan

pertanyaan tak henti-

hentinya.

4) Bersifat spontanitas

menyatakan pikiran

dan perasaannya

5) Suka berpetualang

6) Selalu mendapatkan

pengalaman-

pengalaman baru

7) Suka melakukan

eksperimen,

membongkar dan

mencoba-coba

berbagai hal

8) Jarang merasa bosan;

ada-ada saja hal yang

dilakukan

9) Mempunyai daya

imajinasi yang tinggi

1) Mengemukakan ide-

ide yang tidak

dipikirkan oleh siswa

yang lain

2) Memiliki

keingintahuan yang

besar dan panjang akal

3) Terbuka terhadap

pengalaman baru

4) Suka melakukan

eksperimen atau

mencoba hal-hal yang

sudah ada

5) Menyukai cara

tersendiri dalam

menunjukkan

pemahamannya

6) Mengajukan

pertanyaan yang

kelihatannya

menyimpang atau aneh

7) Menyukai tugas yang

bersifat terbuka dan

menanntang

8) Lebih suka

mendiskusikan ide

daripada fakta

9) Lebih suka mencoba

cara baru untuk

menyelesaikan

permasalahan, daripada

cara yang sudah

dipelajari/diketahui

secara umum.

1) Rasa ingin tahu

yang luas dan

mendalam

2) Sering mengajukan

pertanyaan yang

baik

3) Memberikan banyak

gagasan atau usul

terhadap suatu

masalah

4) Bebas dalam

menyatakan

pendapat

5) Mempunyai rasa

keindahan yang

dalam

6) Menonjol dalam

salah satu bidang

seni

7) Mampu melihat

suatu masalah dari

berbagai segi/sudut

pandang

8) Mempunyai humor

yang luas

9) Mempunyai daya

imajinasi

10) Orisinal dalam

ungkapan gagasan

dan dalam

pemecahan masalah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

Suyanto (dalam Sit,

2016: 9) Sani (2019: 72) Munandar (2004: 71)

Indikator yang diambil:

1) Mempunyai daya

imajinasi yang tinggi

Indikator yang diambil:

1) Mengemukakan ide-

ide yang tidak

dipikirkan oleh siswa

yang lain

2) Lebih suka mencoba

cara baru untuk

menyelesaikan

permasalahan,

daripada cara yang

sudah

dipelajari/diketahui

secara umum

Indikator yang diambil:

1) Memberikan banyak

gagasan atau usul

terhadap suatu

masalah

2) Mempunyai rasa

keidahan yang dalam

3) Mempunyai daya

imajinasi

Indikator dalam penelitian ini:

1) Memiliki ide yang unik

2) Mencoba cara-cara baru dengan mengkombinasikan beberapa pengetahuan

3) Memberikan banyak gagasan

4) Memiliki rasa keindahan

5) Memiliki daya imajinatif

Dari tabel di atas peneliti mengambil lima (5) indikator yang

akan dijadikan sebagai acuan pada variabel kreativitas, yaitu memiliki

ide yang unik, mencoba cara-cara baru baru dengan

mengkombinasikan beberapa pengetahuan, memberikan banyak

gagasan, memiliki rasa keindahan, dan memiliki daya imajinatif.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kreativitas

Munandar (dalam Hosnan, 2016: 249) mengemukakan bahwa

faktor-faktor yang memengaruhi kreativitas adalah sebagai berikut.

1) Usia.

2) Tingkat pendidikan orang tua.

3) Tersedianya fasilitas

4) Penggunaan waktu luang

Menurut peneliti, Munandar memaparkan bahwa kreativitas

dipengaruhi oleh usia, tingkat pendidikan orang tua, ketersediaan

fasilitas, dan penggunaan waktu luang. Hal tersebut memiliki arti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

bahwa kreativitas seseorang dipengaruhi oleh kemampuan dari diri

sendiri dan kondisi keluarga baik secara pendidikan maupun ekonomi.

Sani (2019: 106) mengemukakan bahwa kreativitas sangat

terkait dengan bakat, usaha, pengetahuan dan keterampilan, sikap, dan

lingkungan yang mendukung. Seorang siswa yang memiliki bakat

seni, mungkin tidak akan berkembang kreativitas seninya tanpa

disertai usaha yang memadahi dan lingkungan yang mendukung untuk

pengembangan kreativitasnya. Menurut peneliti, paparan Sani hampir

sama dengan yang diungkapkan oleh Munandar. Sani mengungkapkan

bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas berkaitan dengan

bakat, pengetahuan, usaha, dan lingkungan.

Sedangkan Clark (dalam Hosnan, 2016: 249-250)

mengkategorikan faktor–faktor yang memengaruhi kreativitas ke

dalam dua kelompok berikut.

1) Faktor yang dapat mendukung perkembangan kreativitas yakni:

a) Situasi yang menghadirkan ketidaklengkapan serta

keterbukaan.

b) Situasi yang memungkinkan dan mendorong timbulnya

banyak pertanyaan.

c) Situasi yang dapat mendorong dalam rangka menghasilkan

sesuatu.

d) Situasi yang mendorong tanggung jawab dan kemandirian.

e) Situasi yang menekankan inisiatif diri untuk menggali,

mengamati, bertanya, merasa, mengklarifikasi, mencatat, dan

lain-lain.

f) Kedwibahasaan yang memungkinkan untuk pengembangan

potensi kreativitas secara lebih luas karena akan memberikan

pandangan dunia secara lebih bervariasi.

g) Posisi kelahiran (berdasarkan tes kreativitas, anak sulung

laki-laki lebih kreatif daripada anak laki-laki yang lahir

kemudian).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

h) Perhatian dari orang tua terhadap minat anaknya, stimulasi

dari lingkungan sekolah, dan motivasi diri.

2) Faktor-faktor yang menghambat berkembangnya kreativitas

meliputi:

a) Adanya kebutuhan akan keberhasilan, ketidakberanian dalam

menanggung resiko, atau upaya mengejar sesuatu yang belum

diketahui.

b) Konformitas terhadap teman-teman kelompoknya dan

tekanan sosial.

c) Kurang berani dalam melakukan eksplorasi, menggunakan

imajinasi, dan penyelidikan.

d) Stereotip peran seks atau jenis kelamin.

e) Diferensiasi antara bekerja dan bermain.

f) Otoritarianisme.

g) Tidak menghargai terhadap fantasi dan khayalan.

Menurut peneliti, paparan Clark berbeda dengan yang disampaikan

oleh Sani. Clark menjelaskan bahwa faktor yang mempengaruhi

dibedakan menjadi dua, yaitu faktor yang mendukung kreativitas dan

faktor yang menghambat kreativitas. Clark menjelaskan bahwa faktor

yang mendukung kreativitas berkaitan dengan beberapa situasi yang

dihadapi serta perhatian yang diberikan orang tua. Sedangkan faktor

yang menghambat kreativitas yaitu ketidakberanian dalam mengahapi

hal baru serta tekanan sosial dari lingkungan.

Beberapa penjelasan ahli mengenai faktor-faktor yang

memengaruhi kreativitas berbeda. Munandar dan Sani memiliki

penjelasan yang hampir mirip tentang faktor yang mempengaruhi

kreativitas, sedangkan Clark memiliki penjelasan yang sedikit

berbeda. Dari pendapat beberapa ahli tersebut, peneliti dapat

mengambil kesimpulan bahwa kreativitas dipengaruhi oleh beberapa

faktor. Faktor yang mendukung kreativitas yaitu bakat, usaha,

lingkungan yang mendukung, dan ketersediaan fasilitas oleh sekolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

maupun orang tua. Sedangkan faktor yang menghambat kreativitas

yaitu adanya sikap ketidakberanian dalam menghadapi hal baru dan

tekanan sosial dari lingkungan. Faktor-faktor yang mendukung

kreativitas di lingkungan sekolah yaitu adanya fasilitas yang diberikan

sekolah serta peran guru dalam mendukung siswa dalam

melaksanakan kegiatan. Sedangkan faktor yang menghambat

kreativitas dilingkungan sekolah yaitu ketidakberanian siswa dalam

melakukan sesuatu yang baru serta tekanan dari siswa lain yang

berupa ejekan dan lain-lain.

2. Hasil Belajar

a. Pengertian Belajar

W. S Winkel (dalam Susanto, 2013: 4) menjelaskan bahwa

belajar adalah suatu aktivitas yang berlangsung dalam interaksi

seseorang dengan lingkungan dan menghasilkan perubahan-perubahan

dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan sikap. Menurut

peneliti, W. S Winkel menjelaskan bahwa belajar merupakan

aktivitas sesorang dengan lingkungannya dan menghasilkan sebuah

perubahan.

Wahyuni (2015: 14) menjelaskan bahwa belajar adalah aktivitas

yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam

dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman.

Menurut peneliti, pengertian belajar yang disampaikan W. S Winkel

dan Wahyuni hampir sama. Perbedaannya, Wahyuni menjelaskan

bahwa perubahan terjadi melalui adanya pelatihan atau pengalaman.

Pendapat yang disampaikan W. S Winkel dan Wahyuni memiliki

pengertian yang sama tentang konsep belajar. Berdasarkan pendapat

beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan

aktivitas yang dilakukan sesorang dengan lingkungannya yang

menghasilkan sebuah perubahan melalui adanya pelatihan atau

pengalaman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

b. Pengertian Hasil Belajar

Sani (2019: 38) menyatakan bahwa hasil belajar adalah

perubahan perilaku atau kompetensi (sikap, pengetahuan,

keterampilan) yang diperoleh siswa setelah melalui aktivitas belajar.

Menurut peneliti, Sani menyatakan pengertian hasil belajar dengan

jelas. Sani menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan sikap,

pengetahuan, dan keterampilan yang diperoleh setelah aktivitas

belajar.

Kunandar (2014: 62) menyatakan bahwa hasil belajar adalah

kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif, maupun

psikomotorik yang dicapai atau dikuasai siswa setelah mengikuti

proses belajar mengajar. Menurut peneliti, pengertian belajar yang

dinyatakan Kunandar hampir sama dengan yang dinyatakankan Sani.

Perbedaannya, Kunandar tidak menyatakan terjadi perubahan tetapi

sebuah hasil yang telah dicapai dan dikuasai.

Beberapa ahli memiliki pengertian hasil belajar yang hampir

mirip. Berdasarkan pernyataan beberapa ahli di atas, peneliti dapat

mengambil kesimpulan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang

dicapai dan diperoleh siswa setelah melalui aktivitas belajar yaitu

berupa kemampuan afektif, kognitif, dan psikomotorik. Dalam

penelitian ini, peneliti memilih kemampuan yang diperoleh siswa

berupa kemampuan kognitif karena berkaitan dengan hasil belajar dari

materi panas dan perpindahannya.

c. Faktor-faktor yang Memengaruhi Hasil Belajar

Menurut teori Gestalt (dalam Susanto, 2013: 12), hasil belajar

siswa dipengaruhi oleh dua hal, yaitu siswa itu sendiri dan

lingkungannya. Pertama, siswa; dalam arti memiliki kemampuan

berpikir atau tingkah laku intelektual, motivasi, minat, dan kesiapan

siswa baik secara jasmani maupun rohani. Kedua, lingkungan; yaitu

sarana dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru, sumber-

sumber belajar, metode serta dukungan lingkungan dan keluarga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

19

Menurut peneliti, faktor yang memengaruhi hasil belajar yang

disampaikan oleh Gestalt cukup jelas. Gestalt menjelaskan bahwa

faktor memengaruhi hasil belajar dipengaruhi oleh siswa itu sendiri

dan lingkungannya.

Wasliman (dalam Susanto, 2013: 12) mengemukakan bahwa

hasil belajar yang dicapai oleh siswa merupakan hasil interaksi antara

berbagai faktor yang memengaruhi, baik internal maupun eksternal.

Berikut ini uraian mengenai faktor-faktor yang memengaruhi hasil

belajar:

1. Faktor internal; faktor internal merupakan faktor yang

bersumber dari dalam diri siswa, yang memengaruhi kemampuan

belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan

perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaan belajar,

serta kondisi fisik dan kesehatan.

2. Faktor eksternal; faktor yang berasal dari luar diri siswa yang

memengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan

masyarakat. Keadaan keluarga berpengaruh terhadap hasil belajar

siswa. Keluarga yang berantakan keadaan ekonominya,

pertengkaran suami istri, perhatian orang tua yang kurang

terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berperilaku yang

kurang baik dari orang tua dalam kehidupan sehari-hari

berpengaruh dalam hasil belajar siswa.

Pendapat yang dikemukakan Wasliman sama dengan yang

diungkapkan oleh Gestalt. Kedua ahli menyatakan bahwa faktor yang

memengaruhi hasil belajar berasal dari dalam diri siswa dan luar diri

siswa seperti keluarga, sekolah, dan masyarakat.

Suryabrata (dalam Karwono dan Mularsih, 2017: 46-51)

menjelaskan bahwa faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar

dibedakan menjadi dua faktor sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

20

1. Faktor Internal

Faktor internal yang terdapat dalam diri individu yaitu

berupa faktor yang mengolah dan memproses lingkungan

sehingga menghasilkan perubahan tingkah laku sebagai hasil

belajar. Perbedaan karakteristik internal yang ada pada individu

tersebut yang mengakibatkan hasil belajar yang diperoleh setiap

individu berbeda. Pada dasarnya faktor internal dibagi menjadi

dua yaitu faktor fisiologi (kondisi fisik) dan faktor psikologi yang

meliputi: intelegensi, emosi, bakat, motivasi dan perhatian.

Meskipun dibedakan menjadi dua, tetapi dalam praktiknya kedua

faktor tersebut saling berkaitan satu sama lain dalam proses

belajar.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah segala sesuatu yang berada di luar

diri individu atau sering disebut dengan lingkungan. Pola

interaksi individu dengan lingkungan akan menghasilkan model

tingkah laku individu. Faktor eksternal tersebut dapat mengubah

tingkah laku individu, mengubah karakter, dan dapat

memodifikasi tempramen/karakter individu. Berikut ini beberapa

faktor eksternal yang memengaruhi hasil belajar:

a) Lingkungan fisik yang terdiri dari: geografis, rumah, sekolah,

pasar, tempat permainan, dan sebagainya.

b) Lingkungan psikis yang meliputi: aspirasi, harapan-harapan,

cita-cita, dan masalah yang dihadapi.

c) Lingkungan personal yang meliputi: teman sebaya, orang tua,

guru, tokoh masyarakat, dan lainnya.

d) Lingkungan non personal yang meliputi: rumah, peralatan,

pepohonan, gunung, dan sebagainya.

e) Sudut kelembagaan dan pengaruhnya terhadap proses dan hasil

belajar, lingkungan terdiri dari: lingkungan keluarga,

lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

21

Menurut peneliti, faktor yang memengaruhi hasil belajar yang

dijelaskan oleh Suryabrata hampir mirip dengan yang dijelaskan

Wasliman. Perbedaannya, Suryabrata menjelaskan secara lebih jelas

mengenai faktor eksternal yang memengaruhi hasil belajar.

Beberapa ahli memiliki pendapat yang hampir sama mengenai

faktor-faktor yang memengaruhi hasil belajar. Berdasarkan pendapat

beberapa ahli tersebut, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa

hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam

siswa berupa intelegensi, minat, motivasi, perhatian, dan kesiapan

siswa. Sedangkan faktor eksternal yang memengaruhi hasil belajar

siswa merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa seperti

kondisi keluarga, lingkungan, dan sekolah. Dalam penelitian ini,

faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu faktor internal

yang berasal dari dalam siswa berupa intelegensi, perhatian, dan

kesiapan siswa selama proses pembelajaran. Sedangkan faktor

eksternal yang mempengaruhi hasil belajar berasal dari lingkungan

sekolah.

3. Model Pembelajaran Berbasis Masalah

a. Pengertian Model Pembelajaran

Rusman (2012: 133) menyatakan bahwa bahwa model

pembelajaran dapat dijadikan pola dan efisiensi untuk mencapai

tujuan pendidikan. Menurut peneliti, pernyataan Rusman tentang

model pembelajaran cukup jelas. Rusman menyatakan bahwa pola

yang dibuat harus efisien dalam mencapai tujuan pendidikan.

Model pembelajaran menurut Suprijono (2016: 63) adalah

proses mempersiapkan pembelajaran secara sistematis kegiatan-

kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Menurut peneliti, pengertian model pembelajaran menurut Suprijono

cukup jelas dan sedikit berbeda dengan pendapat Rusman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

22

Perbedaannya, Suprijono menjelaskan bahwa model pembelajaran

merupakan proses yang sistematis.

Suprihatiningrum (2016:145) menyatakan bahwa model

pembelajaran merupakan suatu rancangan yang di dalamnya

menggambarkan sebuah proses pembelajaran yang dapat dilaksanakan

oleh guru dalam mentransfer pengetahuan maupun nilai-nilai kepada

siswa. Menurut peneliti, pendapat Suprihatiningrum hampir sama

dengan pendapat yang disampaikan Suprijono. Perbedaannya,

Suprihatiningrum menyatakan bahwa proses pembelajaran

dilaksanakan guru untuk mentransfer pengetahuan dan nilai-nilai

kepada siswa.

Pendapat beberapa ahli tentang pengertian model pembelajaran

berbeda. Rusman memiliki pendapat yang berbeda dengan yang

disampaikan oleh Suprijono dan Suprihatiningrum. Meskipun terdapat

beberapa perbedaan, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa

model pembelajaran adalah rancangan sebuah proses pembelajaran

yang disusun secara sistematis dan dilaksanakan oleh guru untuk

mentransfer pengetahuan kepada siswa untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

b. Ciri-ciri Model Pembelajaran

Suprihatiningrum (2016: 143) menjelaskan bahwa model

pembelajaran memiliki empat ciri khusus yaitu: 1) Rasional teoritik

yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya; 2) Landasan

pemikiran tentang apa dan bagaiman siswa belajar (tujuan

pembelajaran yang akan dicapai); 3) Tingkah laku mengajar yang

diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil; 4)

lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat

tercapai. Menurut peneliti, penjelasan Suprihatiningrum tentang ciri-

ciri model belajar cukup jelas. Suprihatiningrum menyebutkan ada

empat ciri khusus model pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

23

Arends (dalam Suprijono, 2016: 61) bahwa ada empat ciri

model pembelajaran yaitu: 1) Rasional teoritik bersifat logis yang

bersumber dari perancangannya; 2) Dasar pemikiran tentang tugas

pembelajaran yang hendak dicapai dan bagaimana siswa belajar

mencapai tujuan tersebut; 3) Aktivitas mengajar guru yang diperlukan

agar model pembelajaran dapat dilaksanakan secara efektif; 4)

Lingkungan belajar yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Menurut,

peneliti, pendapat Arends sama dengan pendapat yang disampaikan

oleh Suprihatiningrum. Perbedaannya, pendapat Arends menggunakan

bahasa yang lebih mudah dipahami.

Beberapa ahli memiliki pendapat tentang ciri-ciri model

pembelajaran yang hampir sama. Berdasarkan kedua pendapat

tersebut, peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa ciri-ciri model

pembelajaran ada empat, yaitu memiliki teori rasional yang dibuat

oleh perancang, memiliki dasar pemikiran dalam menentukan proses

pembelajaran, model pembelajaran yang efektif, dan lingkungan

belajar yang sesuai agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

c. Pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Suprijono (2016: 202-203) mengungkapkan bahwa

Pembelajaran Berbasis Masalah adalah pembelajaran yang

menyuguhkan berbagai situasi bermasalah yang autentik dan

bermakna kepada siswa agar mereka menyelidikinya. Menurut

peneliti, pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah yang

disampaikan Suprijono cukup jelas. Suprijono menjelaskan bahwa

Model Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan pembelajaan yang

mengajak siswa untuk menyelesaikan permasalah yang autentik.

Menurut Arends (dalam Suprihatiningrum, 2016: 215),

Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan suatu pendekatan

pembelajaran yang mengajak siswa mengerjakan permasalahan yang

otentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri.

Menurut peneliti, pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

24

yang disampaikan Arends hampir sama dengan yang disampaikan

Suprijono. Perbedaannya, Suprijono menjelaskan bahwa Model

Pembelajaran Berbasis Masalah membantu siswa dalam menyusun

pengetahuan siswa sendiri.

Dunch (dalam Shoimin, 2014: 130) juga menyebutkan bahwa

Model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah model pembelajaran

yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk

para siswa berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta

memperoleh pengetahuan. Menurut peneliti, pendapat Dunch

mengenai pengertian Model Pembelajaran Berbasis Masalah hampir

sama dengan pendapat Arends. Perbedaannya, Dunch menjelaskan

bahwa Model Pembelajaran Berbasis Masalah mengajak siswa untuk

berpikir kritis.

Beberapa ahli memiliki pengertian Model Pembelajaran

Berbasis Masalah yang berbeda. Suprijono dan Arends memiliki

pendapat yang hampir sama, sedangkan Dunch memiliki pendapat

yang sedikit berbeda. Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas,

peneliti dapat membuat kesimpulan bahwa Model Pembelajaran

Berbasis Masalah merupakan model pembelajaran yang mengajak

siswa untuk mampu menyelesaikan permasalah yang autentik

sehingga dapat memperoleh pengetahuannya sendiri.

d. Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran Berbasis Masalah

Penggunaan model pembelajaran sebagai salah satu cara guru

dalam memberikan pembelajaran tentu tidak akan selalu berjalan

dengan lancar. Shoimin (2014: 132) menyebutkan ada beberapa

kelebihan Pembelajaran Berbasis Masalah yaitu:

1) Siswa didorong untuk memiliki kemampuan memecahkan masalah

dalam situasi nyata

2) Siswa memiliki kemampuan membangun pengetahuannya sendiri

melalui aktivitas belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

25

3) Pembelajaran berfokus pada masalah sehingga materi yang tidak

ada hubungannya tidak perlu dipelajari oleh siswa. Hal ini

mengurangi beban siswa dengan menghafal atau menyimpan

informasi

4) Terjadi aktivitas ilmiah pada siswa melalui kerja kelompok

5) Siswa terbiasa menggunakan sumber-sumber pengetahuan baik dari

perpustakaan, internet, wawancara, dan observasi

6) Siswa memiliki kemampuan menilai kemajuan belajarnya sendiri

7) Siswa memiliki kemampuan untuk melakukan komunikasi ilmiah

dalam kegiatan diskusi atau presentasi hasil pekerjaan mereka

8) Kesulitan belajar siswa secara individu dapat diatasi melalui kerja

kelompok dalam bentuk peer teaching.

Selain memiliki banyak kelebihan, pembelajaran berbasis

masalah juga memiliki beberapa kekurangan seperti yang

diungkapkan oleh Shoimin (2014:132). Kekurangan Pembelajaran

Berbasis Masalah yaitu:

1) Pembelajaran Berbasis Masalah tidak dapat diterapkan untuk

pemahaman materi pelajaran, ada bagian guru berperan aktif dalam

menyajikan materi. Pembelajaran Berbasis Masalah lebih cocok

untuk pembelajaran yang menuntut kemampuan tertentu yang

kaitannya dengan pemecahan masalah.

2) Dalam suatu kelas yang memiliki tingkat keberagaman siswa yang

tinggi akan terjadi kesulitan dalam pembagian tugas. Adanya

kekurangan dalam model pembelajaran tidak akan menghambat

dalam pelaksanaan pembelajaran jika dapat diminimalisir dengan

melakukan beberapa upaya sehingga pembelajaran berjalan dengan

lancar.

Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh ahli di atas, dapat

disimpulkan bahwa Model Pembelajaran Berbasis Masalah memiliki

kelebihan, yaitu mendorong siswa untuk mampu memecahkan

masalah sehingga siswa dapat memperoleh pengetahuan sendiri,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

26

pelaksanaan kegiatan ilmiah dan kerja kelompok dapat membantu

siswa dalam berkomunikasi, dan siswa tidak dibebankan dalam

menghafal materi. Sedangkan kekurangan Model Pembelajaran

Berbasis Masalah adalah tidak semua materi pelajaran dapat

menerapkan model pembelajaran ini dan terjadi kesulitan dalam

pembagian tugas siswa jika anggota memiliki tingkat keragaman yang

tinggi. Meskipun terdapat kekurangan, hal tersebut dapat

diminimalisir dengan merencanakan kegiatan pembelajaran secara

optimal dan terstruktur serta mampu mengajak siswa untuk dapat

memecahkan masalah dengan berdiskusi.

e. Langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Pembelajaran Berbasis Masalah merupakan pembelajaran yang

melibatkan siswa dalam penyelidikan guna untuk memperoleh

pengetahuannya sendiri. Proses pembelajaran tersebut dilaksanakan

dengan melakukan beberapa langkah pembelajaran. Putra (2013: 78-

81) menjelaskan beberapa langkah-langkah Model Pembelajaran

Berbasis Masalah sebagai berikut:

1) Mengorientasikan siswa pada masalah

Guru menginformasikan tujuan pembelajaran, lingkungan kelas

yang memungkinkan terjadi pertukaran ide terbuka, mengarahkan

kepada pertanyaan atau masalah, dan mendorong siswa

mengekspresikan ide-ide secara terbuka.

2) Mengorganisasikan siswa agar belajar

Guru membantu siswa dalam menemukan konsep-konsep

berdasarkan masalah, mendorong keterbukaan, proses-proses

demokrasi, dan cara belajar siswa aktif, menguji pemahaman

siswa atas konsep yang ditemukan.

3) Memandu menyelidiki secara mandiri atau kelompok

Guru memberi kemudahan pengerjaan siswa dalam mengerjakan

atau menyelesaikan masalah, mendorong kerja sama dan

penyelesaian tugas-tugas, mendorong dialog dan diskusi dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

27

teman, membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan

tugas-tugas belajar yang berkaitan dengan masalah, membantu

siswa merumuskan hipotesis, dan membantu siswa dalam

memberikan solusi.

4) Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

Guru membimbing siswa dalam mengerjakan Lembar Kegiatan

Siswa (LKS) dan membimbing siswa dalam menyajikan hasil

karya.

5) Menganalisis dan menyajikan hasil karya

Guru membantu siswa mengkaji ulang hasil pemecahan masalah,

memotivasi siswa agar terlibat dalam pemecahan masalah, dan

mengevaluasi materi.

Menurut peneliti, langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis

Masalah yang dijelaskan oleh Putra cukup lengkap dan mudah

dipahami. Menurut Putra, langkah-langkah odel embelajaran terbagi

menjadi lima langkah yaitu mengorientasikan siswa pada masalah,

mengorganisasikan siswa agar belajar, memandu menyelidiki secara

mandiri atau kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya,

dan mengalisis dan menyajikan hasil karya.

Ibrahim dalam Suprihatiningrum (2016: 223) mengemukakan

beberapa langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah sebagai

berikut:

1) Orientasi siswa pada masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan logistik

yang dibutuhkan, mengajukan fenomena, demonstrasi, atau cerita

untuk memunculkan masalah, memotivasi siswa untuk terlibat

dalam pemecahan masalah yang dipilih.

2) Mengorganisasi siswa untuk belajar

Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan

mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan

masalah tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

28

3) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok

Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi yang

sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk mendapatkan penjelasan

dan pemecahan masalah.

4) Mengembangkan dan menyajikan hasil

Guru membantu siswa dalam merencanakan dan menyiapkan

karya yang sesuai, seperti laporan, video, dan model serta

membantu mereka untuk berbagi tugas dengan temannya.

5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan refleksi atau evaluasi

terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang mereka

gunakan.

Menurut peneliti, langkah-langkah model embelajaran yang

disampaikan Ibrahim sama dengan yang disampaikan oleh Putra.

Perbedaannya, pada langkah pertama langkah-langkah model

pembelajaran yang disampaikan oleh Ibrahim guru bertugas untuk

memotivasi siswa agar terlibat dalam pemecahan masalah.

Berdasarkan teori yang disampaikan oleh para ahli, peneliti dapat

mengambil kesimpulan bahwa Pembelajaran Berbasis Masalah

memiliki langkah-langkah yaitu: 1) Orientasi siswa pada masalah; 2)

Mengorganisasi siswa untuk belajar; 3) Membimbing penyelidikan

individual maupun kelompok; 4) Mengembangkan dan menyajikan

hasil karya; dan 5) Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan

masalah. Kelima langkah tersebut menjadi dasar peneliti dalam

melakukan penyusunan perangkat pembelajaran dan pelaksanaan

pembelajaran di kelas selama penelitian berlangsung.

4. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Ilmu Pengetahuan Alam biasa disebut dengan istilah sains dan

disingkat menjadi IPA. IPA merupakan salah satu mata pelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

29

pokok dalam kurikulum Pendidikan di Indonesia. Susanto (2013: 170)

menjelaskan bahwa pembelajaran sains merupakan pembelajaran

berdasarkan pada prinsip-prinsip, proses yang mana dapat

menumbuhkan sikap ilmiah siswa terhadap konsep-konsep IPA. Oleh

karena itu, pembelajaran IPA dilakukan dengan melakukan

penyelidikan dan bukannya hafalan. Kegiatan-kegiatan pembelajaran

IPA dilakukan agar mampu mendapat pengalaman langsung melalui

pengamatan, diskusi, dan penyelidikan sederhana. Pembelajaran yang

demikian dapat membantu menumbuhkan sikap ilmiah siswa yang

diindikasikan dengan merumuskan masalah, menarik kesimpulan,

sehingga mampu berpikir kritis dan kreatif melalui pembelajaran IPA.

Sutrisno (dalam Susanto, 2013: 167) mengklasifikasikan ilmu

pengetahuan alam menjadi tiga bagian, yaitu produk, proses, dan

sikap. Selain tiga kompenen tersebut juga dijelaskan bahwa IPA

sebagai prosedur dan IPA sebagai teknologi. Akan tetapi, penjelasan

tersebut bersifat pengembangan dari ketiga komponen di atas, yaitu

pengembangan prosedur dari proses, sedangkan teknologi dari

aplikasi konsep dan prinsip-prinsip IPA sebagai produk.

Ilmu pengetahuan alam sebagai produk yaitu kumpulan hasil

penelitian yang telah ilmuwan lakukan dan sudah membentuk konsep

yang telah dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis.

Bentuk IPA sebagai produk antara lain fakta-fakta, prinsip, hukum,

dan teori-teori IPA. Sedangkan ilmu pengetahuan alam sebagai proses

yaitu untuk menggali dan memahami pengetahuan tentang alam.

Proses dalam memahami IPA disebut dengan keterampilan proses

sains (science process skills). Keterampilan tersebut dilakukan oleh

para ilmuwan yang berupa keterampilan mengamati, mengukur,

mengklasifikasikan, dan menyimpulkan. Terakhir adalah ilmu

pengetahuan alam sebagai sikap. Sikap ilmiah ini harus dimiliki oleh

seorang ilmuwan dalam melakukan penelitian dan

mengkomunikasikan hasil penelitiannya. Sulistyorini (dalam Susanto,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

30

2013:169) menyebutkan ada sembilan aspek yang dikembangkan dari

sikap ilmiah dalam pembelajaran sains, yaitu sikap ingin tahu, ingin

mendapat sesuatu yang baru, sikap bekerja sama, tidak putus asa,

tidak berprasangka, mawas diri, bertanggung jawab, berpikir bebas,

dan kedisiplinan diri.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli dapat disimpulkan bahwa

Ilmu Pengetahuan Alam adalah pembelajaran yang dilakukan dengan

melakukan kegiatan-kegiatan guna mendapatkan pengalaman dan

pengetahuan secara langsung dalam menumbuhkan sikap ilmiah

terhadap konsep-konsep IPA serta memiliki tiga klasifikasi yaitu

produk, proses, dan sikap ilmiah.

b. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Susanto (2013: 171) mengungkapkan bahwa pembelajaran sains

di sekolah dasar dikenal dengan pembelajaran ilmu pengetahuan alam

(IPA). Konsep IPA di sekolah dasar merupakan konsep yang masih

terpadu karena belum dipisahkan secara tersendiri, seperti mata

pelajaran kimia, biologi, dan fisika. Adapun tujuan pembelajaran sains

di sekolah dasar dalam Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP)

adalah sebagai berikut.

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha

Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam

ciptaan-Nya.

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran

tentang adanya hubungan saling memengaruhi antara IPA,

lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

4) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,

menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

5) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala

keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

31

6) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA

sebagai dasar untuk melanjutkan ke SMP.

c. Pengertian Panas

Energi panas merupakan salah satu energi yang sangat berguna

bagi manusia. Sumber energi panas merupakan segala sesuatu yang

dapat menghasilkan panas. Sumber energi panas terbesar yang ada di

bumi berasal dari matahari (Sumantoro dan Hermana, 2009: 142).

Sumber energi panas yang dihasilkan matahari dapat menghangatkan

tubuh manusia, membantu proses fotosintesi pada tumbuhan,

menerangi bumi, dan dapat digunakan dalam membantu aktivitas

manusia dalam kehidupan sehari-hari seperti mengeringkan pakaian,

membuat garam, menjemur ikan, dan lain-lain. Selain matahari,

sumber panas dapat berasal dari api. Api mengeluarkan panas yang

digunakan manusia untuk keperluan sehari-hari seperti memasak,

membakar sampah, menghidupkan mesin, dan lain-lain.

d. Perpindahan Panas

Panas merupakan salah satu bentuk energi yang dapat berpindah.

Panas dapat mengakibatkan benda-benda menjadi panas atau dingin.

Suatu benda menjadi panas jika ditambahkan energi panas.

Sebaliknya, suatu benda menjadi dingin jika kehilangan panas

(Sumantoro dan Hermana, 2009: 145). Panas dapat berpindah melalui

tiga cara, yaitu:

1) Konduksi

Konduksi merupakan perpindahan panas pada benda padat

melalui zat perantara tanpa diikuti perpindahan partikel-partikel

zat tersebut (Sumantoro dan Hermana, 2009: 147). Perpindahan

panas secara konduksi berpindah dari benda yang memiliki suhu

tinggi menuju ke benda yang bersuhu rendah. Panas yang

dipindahkan secara konduksi dipengaruhi bahan zat perantaranya.

Ada zat perantara yang bersifat konduktor (mudah menghantarkan

panas). Konduktor ada pada bahan logam diantaranya besi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

32

tembaga, aluminium, dan baja. Ada pula zat perantara yang

bersifat isolator (sukar menghantarkan panas) antara lain kayu,

plastik, kaca, karet, dan kain.

Perpindahan panas secara konduksi sering terjadi dalam

kehidupan sehari-hari. Contoh perpindahan panas dalam

kehidupan sehari-hari yaitu:

a) Gagang panci yang terasa panas pada saat disentuh tangan.

b) Melelehnya mentega pada saat sendok logam dipanaskan.

c) Ayam mengerami telur.

d) Jika memanaskan ujung besi maka panas tersebut akan

merambat sampai ujung lainnya.

2) Konveksi

Konveksi merupakan perpindahan panas yang

perpindahannya melalui zat perantara dan diikuti perpindahan

partikel-partikel zat tersebut (Sumantoro dan Hermana, 2009:

147). Perpindahan panas secara konveksi dapat terjadi pada benda

gas dan benda cair. Jika benda cair atau gas dipanaskan, maka

benda yang dipanaskan tersebut akan bergerak ke atas, sedangkan

benda cair dan gas yang lebih dingin akan mengalir ke tempat

yang lebih panas sehingga terjadi perputaran.

Perpindahan panas secara konveksi sering terjadi dalam

kehidupan sehari-hari. Berikut ini contoh perpindahan panas

secara konveksi dalam kehidupan sehari-hari yaitu:

a) Air yang direbus di dalam panci.

b) Pergantian udara dengan adanya jendela dan ventilasi udara.

c) Terjadinya angin darat dan angin laut

3) Radiasi

Radiasi merupakan perpindahan panas yang terjadi karna

adanya pancaran tanpa melalui zat perantara (Sumantoro dan

Hermana, 2009: 149). Contoh perpindahan panas secara radiasi

dalam kehidupan sehari-hari yaitu:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

33

a) Sinar matahari sampai ke bumi melalui ruang hampa udara.

b) Telur ayam ditetaskan dengan bantuan lampu.

c) Menjemur pakaian

5. Karakteristik Siswa Kelas V

Piaget (dalam Thobroni, 2015: 81) berpendapat bahwa proses belajar

harus disesuaikan dengan tahapan perkembangan kognitif yang dilalui

siswa. Tahapan tersebut dibagi menjadi empat tahap yaitu: tahap sensori

motor (0-2 tahun), tahap pra-operasional (2-7 tahun), tahap operasional

konkret (7-11 tahun), dan tahap operasional formal (11 tahun ke atas).

Pada teori tahapan perkembangan kognitif yang disampaikan oleh Piaget

di atas, dapat diketahui bahwa anak usia sekolah dasar kelas V berada

pada tahapan operasional konkret (usia 7-11 tahun). Pada rentang usia

tersebut, anak mulai menunjukkan perilaku bahwa anak mulai

memandang dunia secara objektif. Selain itu anak mulai berpikir secara

operasional dan mampu memahami tentang peristiwa-peristiwa yang

konkret. Hal tersebut dapat dilihat dengan kemampuan anak yang mampu

mengklasifikasi benda-benda yang bervariasi beserta tingkatannya. Anak

juga mampu membentuk dan menghubungkan aturan-aturan, prinsip

ilmiah sederhana, dan menggunakan hubungan sebab akibat. Oleh karena

itu, pembelajaran harus dilakukan secara langsung dan diaplikasikan

dengan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan

perkembangan anak. Apabila anak melalui perkembangan yang baik maka

anak dapat melalui kehidupan yang diinginkan sesuai dengan kemampuan

yang dimiliki. Hal tersebut sesuai dengan yang disampaikan Havighurst

(dalam Susanto, 2013: 72) yang menyatakan bahwa tugas perkembangan

adalah tugas yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode tertentu

dari kehidupan individu yang jika berhasil akan menimbulkan rasa

bangga dan membawa kearah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-

tugas berikutnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

34

Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut, peneliti dapat menarik

kesimpulan bahwa siswa kelas V berada dalam tahap operasional konkret

dan memiliki beberapa karakteristik yaitu, siswa mampu memahami

peristiwa secara konkret, mampu membentuk dan menghubungkan

konsep sederhana, melakukan pembelajaran secara langsung, dan sesuai

dengan kehidupan sehari-hari.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian dilakukan oleh Sulastri (2013) dengan judul “Penerapan

Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) untuk Meningkatkan Hasil

Belajar Siswa Pada Konsep Pesawat Sederhana”. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk memperbaiki proses dan hasil pembelajaran yang kurang

maksimal menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

tindakan kelas dengan sampel penelitian adalah kelas V SDN Cilaku Curug

Serang yang berjumlah 33. Berdasarkan penelitian, terjadi peningkatan hasil

belajar siswa baik dalam aktivitas maupun hasil belajar. Dengan nilai rata-rata

siswa sebagai berikut: Siklus I 62,42 dengan persentase 39,39%, siklus II

75,15 dengan persentase 69,69% dan siklus III 85,45 dengan persentase

84,84%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA

tentang konsep pesawat sederhana dengan menggunakan Model Pembelajaran

Berbasis Masalah (PBM) pada hasil tes belajar siswa mengalami peningkatan

tiap siklusnya.

Penelitian dilakukan oleh Endrawati dan Suartana (2016) dengan judul

“Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Media Power

Point untuk Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa di SMK

Negeri 2 Tabanan”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas

model pembelajaran berbasis masalah berbantuan media power point pada

pengolahan dan penyajian makanan Indonesia untuk meningkatkan kreativitas

dan hasil belajar siswa kelas XI.3 Tata Boga SMK Negeri 2 Tabanan.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan jumlah sampel 36

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

35

siswa. Berdasarkan analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif

diperoleh hasil penelitian: 1) terjadi peningkatan kreativitas belajar setelah

diterapkan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada siklus I memperoleh

rata-rata kreativitas 73,25% dengan kategori baik dan pada siklus II

memperoleh rata-rata kreativitas 85,62% pada kategori baik. 2) terjadi

peningkatan hasil belajar setelah diterapkan model pembelajaran berbasis

masalah pada siklus I memperoleh rata-rata 73,9% dengan kategori baik,

sedangkan pada siklus II memperoleh rata-rata 84,08% dengan kategori

sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa adanya peningkatan

hasil belajar dan kreativitas siswa dengan penerapan Model Pembelajaran

Berbasis Masalah berbantuan media power point.

Penelitian dilakukan oleh Betari (2016) dengan judul “Peningkatan

Kemampuan Literasi Sains Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran

Berbasis Masalah Pada Pembelajaran IPA di SD”. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui peningkatan kemampuan literasi sains siswa melalui

pembelajaran yang menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada

konsep daur air dan peristiwa alam di kelas V SD. Penelitian ini

menggunakan penelitian tindakan kelas model John Elliot yang terdiri dari 3

siklus dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 35 siswa. Hasil yang

diperoleh pada siklus I rata-rata nilai kemampuan literasi sains sebesar 48,

72%. Pada siklus II nilai rata-rata kemampuan literasi sains siswa sebesar

60,00%. Sedangkan pada siklus III nilai rata-rata kemampuan literasi sains

siswa mencapai 75,36%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dalam pembelajaran IPA

dapat meningkatkan kemampuan literasi sains siswa.

Penelitian ini dilakukan untuk menguatkan penelitian-penelitian yang

telah dilakukan oleh peneliti di atas. Persamaan penelitian ini dengan

penelitian sebelumnya adalah peneliti melakukan penelitian dengan variabel

kreativitas, hasil belajar, dan menggunakan penelitian tindakan kelas.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah variabel yang

diteliti yaitu kreativitas dan hasil belajar pada siswa SD. Selain itu, perbedaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

36

penelitian ini terletak pada materi pelajaran. Materi pelajaran yang diteliti

adalah materi pelajaran kelas V tentang panas dan perpindahannya.

Berikut ini merupakan bagan penelitian yang relevan yang digunakan

peneliti untuk mencari persamaan dan perbedaan penelitian terdahulu dengan

penelitian yang akan dilakukan.

Bagan 2.1 Penelitian yang Relevan

C. Kerangka Berpikir

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran

yang dianggap sebagai mata pelajaran hafalan. Pada saat proses belajar

mengajar dituntut untuk belajar dan memahami materi dengan cara

menghafal. Hal tersebut juga terjadi pada saat pembelajaran di kelas V SD.

Sulastri melakukan

sebuah penelitian yang

berjudul penerapan

Model Pembelajaran

Berbasis Masalah

(PBM) untuk

meningkatkan hasil

belajar siswa pada

konsep pesawat

sederhana

(2013)

Betari melakukan

sebuah penelitian yang

berjudul peningkatan

kemampuan literasi

sains siswa melalui

penerapan Pembelajaran

Berbasis Masalah pada

pembelajaran IPA di SD

(2016)

Endrawati dan Suartana

melakukan sebuah

penelitian yang berjudul

penerapan Model

Pembelajaran Berbasis

Masalah berbantuan

media power point

untuk meningkatkan

kreativitas dan hasil

belajar siswa di SMK

Negeri 2 Tabanan”

(2016)

Peningkatan kreativitas dan hasil belajar siswa kelas V materi

pokok panas dan perpindahannya melalui Model Pembelajaran

Berbasis Masalah di SD Negeri Nogopuro

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

37

Guru meminta siswa untuk menghafal materi yang terdapat pada buku dan

meminta siswa untuk maju ke depan secara bergantian. Pada saat guru

memberikan jeda waktu untuk menghafal, banyak siswa justru berbicara

dengan teman yang ada di sampingnya dan juga ada beberapa siswa yang

bermain pensil. Alhasil banyak siswa yang tidak maju ke depan karena belum

menghafalkan materi yang diminta oleh guru. Sikap anak tersebut

menunjukkan bahwa siswa tidak dapat memperoleh hasil belajar. Dari hasil

observasi pembelajaran, nampak bahwa pembelajaran kurang

mengoptimalkan kreativitas siswa. Siswa cenderung hanya menghafal dan

tidak dapat mengkombinasikan pengetahuan dengan pengalaman atau

kegiatan anak sehari-hari. Penggunakan model pembelajaran dalam

pembelajaran IPA di dalam kelas diperlukan agar dapat meningkatkan

kreativitas dan hasil belajar siswa. Model pembelajaran tersebut adalah

Model Pembelajaran Berbasis Masalah.

Model Pembelajaran Berbasis Masalah adalah pembelajaran yang

menyajikan permasalahan nyata kepada siswa untuk diselidiki sehingga siswa

dapat belajar berpikir kreatif dan memperoleh pengetahuan. Model

pembelajaran ini mampu mengajak siswa untuk menyelesaikan atau

menyelidiki sebuah permasalahan dengan melakukan percobaan pada buku,

atau berdasarkan pengalaman. Hal itu dapat membantu siswa dalam

menemukan dan memperoleh pengetahuan secara mandiri. Apabila siswa

memperoleh pengetahuan secara mandiri maka pengetahuan tersebut akan

selalu diingat oleh siswa sehingga pada saat menghadapi permasalahan yang

sama siswa mampu menyelesaikannya. Selain itu, Model Pembelajaran

Berbasis Masalah juga mampu membantu siswa dalam menggabungkan

beberapa materi yang ada. Siswa juga dapat mengahasilkan sebuah karya

baru.

Penjelasan mengenai permasalahan yang terjadi di kelas V SD Negeri

Nogopuro menarik perhatian peneliti untuk melakukan penelitian tentang

hasil belajar dan kreativitas siswa. Melalui Model Pembelajaran Berbasis

Masalah, diharapkan dapat meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

38

kelas V SD Negeri Nogopuro tahun ajaran 2019/2020 pada materi panas dan

perpindahannya. Berikut ini adalah gambar kerangka berpikir peneliti.

Bagan 2.2 Kerangka Berpikir.

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori, penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir

di atas peneliti mengemukakan hipotesis bahwa:

1. Upaya peningkatan kreativitas dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri

Nogopuro pada materi pokok panas dan perpindahannya melalui Model

Pembelajaran Berbasis Masalah dapat ditempuh dengan melakukan

penelitian tindakan kelas dengan langkah-langkah: a) orientasi siswa

pada masalah; b) mengorganisasi siswa untuk belajar; c) membimbing

penyelidikan individual maupun kelompok; d) mengembangkan dan

menyajikan hasil karya; dan e) menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah.

2. Penerapanan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat

meningkatkan kreativitas siswa kelas V SD Negeri Nogopuro pada

materi pokok panas dan perpindahannya.

Menerapkan Model

Pembelajaran Berbasis

Masalah

Kreativitas dan hasil belajar

siswa kelas V SD Negeri

Nogopuro rendah

Kreativitas dan hasil belajar

siswa kelas V SD Negeri

Nogopuro meningkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

39

3. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatkan

hasil belajar siswa kelas V SD Nengeri Nogopuro pada materi pokok

panas dan perpindahannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

40

BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam bab ini, metode penelitian mengulas tentang jenis penelitian,

setting penelitian, rencana tindakan, teknik pengumpulan data, instrumen

penelitian, validitas dan reliabilitas instrumen penelitian, analisis data, dan kriteria

keberhasilan.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan

Kelas (PTK). Menurut Uno, Lamatenggo, dan Koni (2011:63), Penelitian

Tindakan Kelas adalah salah satu strategi pemecahan masalah yang

memanfaatkan tindakan nyata dan proses pengembangan kemampuan dalam

mendeteksi dan memecahkan masalah. Peneliti menggunakan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) karena terjadi permasalahan selama proses

pembelajaran yang berkaitan dengan kreativitas dan hasil belajar yang

diperoleh oleh siswa, sehingga diperlukan tindakan agar proses pembelajaran

menjadi lebih baik. Suryadi dan Berdianti (2018:107) mengungkapkan bahwa

Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk meningkatkan proses dan hasil

belajar disebuah kelas. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan model

Penelitian Tidakan Kelas menurut Kemmis dan Taggart (dalam Kunandar,

2008:71) meliputi perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Siklus

penelitian tindakan model Kemmis dan Taggart tersaji pada gambar 3.1.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

41

Gambar 3.1 Siklus PTK Model dari Kemmis dan Taggart

Pada gambar di atas, tampak bahwa di dalamnya terdiri dari dua perangkat

komponen yang dapat dikatakan sebagai dua siklus. Menurut Uno,

Lamatenggo, dan Koni (2011:88), dalam pelaksanaan sesungguhnya, jumlah

siklus sangat bergantung kepada permasalahan yang perlu diselesaikan. Setiap

siklus terdiri dari 4 tahapan kunci dari penelitian tindakan kelas model Kemmis

dan Taggart yang meliputi: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi

(dalam Kunandar, 2008:71).

Siklus I

Siklus II

Perencanaan

Refleksi

Tindakan

Observasi

Perencanaan Tindakan

Refleksi Observasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

42

1. Perencanaan

Perencanaan adalah pengembangan rencana tindakan yang dilakukan

secara kritis dengan tujuan untuk meningkatkan apa yang telah terjadi.

2. Tindakan

Tindakan yang dimaksud dalam penelitian adalah tindakan yang dilakukan

secara sadar dan terkendali yang disertai niat untuk dapat memperbaiki

keadaan.

3. Observasi

Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh tindakan terkait

dengan melakukan kegiatan pengumpulan data yang berupa proses

perubahan kinerja proses belajar mengajar.

4. Refleksi

Refleksi yang dimaksud dalam penelitian adalah mengingat dan

merenungkan suatu tindakan yang telah dilakukan. Kegiatan refleksi

membantu penliti dalam memberikan perbaikan rencana yang akan

dilaksanakan pada penelitian berikutnya.

Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dan apabila belum berhasil

akan berlanjut pada siklus berikutnya. Permasalahan yang ada dalam penelitian

ini yaitu kurangnya kreativitas dana hasil belajar siswa kelas V pada

pembelajaran IPA di SD Negeri Nogopuro. Oleh karena itu, melalui

pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini diharapkan kreativitas dan hasil

belajar siswa kelas V pada pembelajaran IPA di SD Negeri Nogopuro dapat

meningkat.

B. Setting Penelitian

Pada sub bab setting penelitian, berisi paparan mengenai tempat

penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, dan waktu penelitian.

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Nogopuro yang berlokasi di Jalan

Nogopuro No. 3 Gowok, Catirtunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta 55281.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

43

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Nogopuro yang

berjumlah 29 siswa terdiri dari 18 laki laki dan 11 perempuan pada tahun

ajaran 2019/2020.

3. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah kreativitas dan hasil belajar siswa kelas V

materi panas dan perpindahannya melalui model pembelajaran berbasis

masalah tahun ajaran 2019/2020.

4. Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan Oktober 2019 sampai

bulan Mei 2020. Berikut ini jadwal kegiatan yang dilakukan peneliti.

a. Bulan Oktober 2019 peneliti melakukan observasi dan izin penelitian

b. Bulan November 2019 sampai minggu kedua bulan Desember 2019

peneliti melakukan penyusunan proposal dan instrumen penelitian.

c. Minggu ketiga bulan Desember 2019 sampai minggu kedua bulan

Januari 2020 peneliti melakukan validasi instrumen dan pengambilan

data kondisi awal.

d. Minggu kedua sampai minggu ketiga bulan Januari peneliti

melaksanakan penelitian Siklus I dan Siklus II di SD Negeri Nogopuro.

e. Bulan Februari 2020 peneliti mengolah data hasil penelitian.

f. Bulan Maret 2020 sampai Juni 2020 peneliti melakukan penyusunan

laporan.

C. Rencana Tindakan

Kegiatan yang peneliti lakukan pada rencana tindakan meliputi persiapan

dan melaksanakan rencana tindakan siklus I dan siklus II.

1. Persiapan

Penelitian ini disesuaikan dengan alur pelaksanaan Penelitian Tindakan

Kelas yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Pada tahap

ini, peneliti melakukan beberapa kegiatan diantaranya adalah:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

44

a. Peneliti meminta izin kepada Kepala SD Negeri Nogopuro untuk

melakukan penelitian di SD Negeri Nogopuro.

b. Peneliti meminta surat izin dari kampus Universitas Sanata Dharma

untuk melakukan penelitian di SD Negeri Nogopuro.

c. Peneliti melakukan observasi awal di kelas V SD Negeri Nogopuro

untuk mengetahui kondisi siswa saat mengikuti proses pembelajaran.

d. Peneliti mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada pelaksanaan

proses pembelajaran.

e. Peneliti menganalisis permasalahan dan menemukan solusi untuk

memperbaiki permasalahan yang terjadi.

f. Peneliti menyusun proposal penelitian.

g. Peneliti merumuskan hipotesis.

h. Peneliti menyusun rencana penelitian untuk setiap siklus.

i. Peneliti menyusun instrumen penelitian berupa lembar observasi,

lembar kuesioner, dan lembar soal evaluasi.

j. Peneliti melakukan uji validasi instrumen kepada ahli dan siswa.

k. Peneliti melakukan observasi untuk mengamati kreativitas siswa kelas

V SD Negeri Nogopuro ketika mengikuti pembelajaran tematik.

l. Peneliti menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi RPPH,

LKPD, dan soal evaluasi. Perangkat pembelajaran yang telah disusun,

kemudian dikolaborasikan dengan penerapan model pembelajaran

berbasis masalah.

m. Peneliti menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan pada

saat melakukan penelitian.

2. Rencana Tindakan Setiap Siklus

Berdasarkan observasi yang dilakukan di kelas V SD Negeri Nogopuro

diperoleh gambaran mengenai kondisi kelas, maka langkah berikutnya

adalah melaksanakan tindakan dalam dua siklus. Adapun rencana tindakan

yang telah peneliti susun sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

45

a. Siklus I

Pada siklus pertama, peneliti melaksanakan pembelajaran sebanyak

dua kali dengan alokasi waktu 4 x 35 menit.

1. Rencana Tindakan

Rencana yang peneliti lakukan pada siklus I adalah menyusun

perangkat pembelajaran seperti RPPH, LKPD, soal evaluasi siklus

I, dan mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan

pada saat melaksanakan tindakan. Pada saat melakukan percobaan,

siswa akan dibagi menjadi 5 kelompok belajar dengan tiap

kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Pembagian kelompok dilakukan

sesuai dengan tempat duduk siswa.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus I, peneliti melaksanakan

pertemuan pembelajaran sebanyak dua kali dengan menerapkan

model pembelajaran berbasis masalah. Berikut ini adalah langkah-

langkah proses pembelajaran pada pelaksanaan tindakan siklus I:

a) Pertemuan 1

(1) Kegiatan Awal

(a) Guru mengucapkan salam

(b) Salah satu siswa memimpin doa

(c) Guru melakukan absensi kepada siswa

(d) Siswa diajak menyanyikan lagu perpindahan kalor

dengan nada dasar lagu “Pelangi-Pelangi”. (Motivasi)

(e) Guru melakukan tanya jawab tentang berkaitan dengan

materi perpindahan panas secara konduksi. (Apersepsi)

(f) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai serta Langkah-langkah pembelajaran yang akan

dilakukan. (Orientasi)

(2) Kegiatan Inti

(Langkah 1. Memberikan orientasi masalah kepada

siswa)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

46

(a) Siswa melihat video tentang luka bakar akibat terkena

setrika panas.

(b) Siswa dan guru melakukan tanya jawab terkait dengan

video untuk menemukan masalah yang berkaitan

perpindahan panas secara konduksi.

(Langkah 2. Mengorganisasikan siswa untuk meneliti)

(c) Siswa menyebutkan contoh perpindahan panas secara

konduksi yang serupa dengan tayangan video.

(d) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok.

(Langkah 3. Memandu menyelidiki secara mandiri atau

kelompok)

(e) Siswa melakukan percobaan mengenai perpindahan

panas secara konduksi.

(f) Setiap anggota kelompok saling bekerjasama untuk

melakukan percobaan

(Langkah 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil)

(g) Siswa berdiskusi tentang hasil percobaan bersama

kelompok

(h) Setiap kelompok membuat diagram tentang hasil

percobaan sesuai dengan kreativitas kelompok.

(i) Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di

depan kelas.

(j) Kelompok lain saling memperhatikan dan memberikan

tanggapan.

(3) Kegiatan Penutup

(Langkah 5. Menganalisis dan mengevaluasi hasil)

(a) Siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah

dipelajari.

(b) Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai

kesulitan yang dihadapi dan tindak lanjut yang akan

dilaksanakan setelah pembelajaran.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

47

(c) Guru memberikan penguatan terkait materi.

(d) Salah satu siswa memimpin doa.

(e) Guru mengucapkan salam penutup.

b) Pertemuan 2

(1) Kegiatan Awal

(a) Guru mengucapkan salam

(b) Salah satu siswa memimpin doa

(c) Guru melakukan absensi kepada siswa

(d) Guru mengajak siswa untuk melakukan tepuk semangat.

(Motivasi)

(e) Guru melakukan tanya jawab berkaitan dengan materi

sebelumnya dan materi perpindahan panas secara

konveksi. (Apersepsi)

(f) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai dan langkah-langkah proses pembelajaran.

(Orientasi)

(Langkah 1. Memberikan orientasi masalah kepada

siswa)

(g) Siswa melihat video orang yang berdiri di depan jendela

yang berkaitan dengan materi perpindahan panas secara

konveksi.

(h) Siswa dan guru melakukan tanya jawab berkaitan

dengan video.

(2) Kegiatan Inti

(Langkah 2. Mengorganisasikan siswa untuk meneliti)

(i) Siswa menemukan peristiwa yang serupa dengan video

dalam kehidupan sehari hari.

(j) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok.

(Langkah 3. Memandu menyelidiki secara mandiri atau

kelompok)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

48

(k) Siswa melakukan percobaan perpindahan panas secara

konveksi.

(l) Setiap kelompok berdiskusi mengenai perpindahan

panas secara konveksi.

(m) Siswa mengaitkan perpindahan panas secara konveksi

dalam kehidupan sehari-hari

(Langkah 4. Mengembangkan dan menyajikan hasil)

(n) Siswa membuat laporan percobaan berupa gambar

langkah-langkah percobaan.

(o) Siswa mempresentasikan hasil kerja di depan kelas.

(p) Kelompok lain saling memperhatikan dan memberikan

tanggapan.

(3) Kegiatan Penutup

(Langkah 5. Menganalisis dan mengevaluasi hasil)

(a) Siswa dan guru membuat kesimpulan tentang materi

yang telah dipelajari.

(b) Siswa mendapat penguatan terkait materi dan tindak

lanjut yang akan dilakukan setelah proses pembelajaran.

(c) Siswa mengerjakan soal evalusi siklus I

(d) Salah satu siswa memimpin doa.

(e) Guru mengucapkan salam penutup.

3. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan peneliti untuk mengetahui

tingkat keberhasilan maupun kendala yang terjadi pada

pelaksanaan proses pembelajaran. Kegiatan observasi juga

membantu peneliti dalam memperoleh data kreativitas siswa

selama pembelajaran berlangsung. Pengambilan data dilakukan

dengan mengisi lembar observasi dan angket kuesioner pada akhir

pertemuan siklus I. Data kreativitas siswa tersebut akan

menunjukkan ada atau belumnya peningkatan setelah penerapan

model pembelajaran berbasis masalah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

49

4. Refleksi

Peneliti melakukan kegiatan refleksi dengan tujuan untuk

mengevaluasi tentang proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran

pada siklus I. Hal tersebut berguna untuk menganalisis

keberhasilan maupun kendala yang dihadapi selama pelaksanaan

pembelajaran. Peneliti akan membandingkan data kondisi awal

kreativitas dan hasil belajar siswa dengan hasil kreativitas dan hasil

belajar siswa pada siklus I. Pedoman yang digunakan peneliti

dalam membandingkan kedua data mengacu pada indikator

keberhasilan yang telah ditetapkan. Langkah selanjutnya yang

dilakukan peneliti adalah merencanakan perbaikan dan tindak

lanjut pada saat melaksanakan pembelajaran di siklus II.

b. Siklus II

Kegiatan yang peneliti lakukan pada siklus II hampir sama dengan

pelaksanaan siklus I. Hal yang membedakan antara siklus I dan siklus II

adalah pemberian tindakan yang dilakukan oleh peneliti. Pada

pelaksanaan siklus II, peneliti melakukan pembagian kelompok dengan

cara berhitung. Hal tersebut dilakukan agar siswa mampu berkolaborasi

dengan semua siswa tanpa membedakan kemampuan setiap siswa. Pada

siklus II, peneliti melaksanakan pembelajaran sebanyak dua kali dengan

alokasi waktu 4 x 35 menit.

1. Rencana Tindakan

Peneliti memperbaiki kekurangan yang terdapat pada

pertemuan siklus I. Rencana yang peneliti lakukan pada siklus II

adalah menyusun perangkat pembelajaran seperti RPPH, LKPD,

soal evaluasi siklus II, dan mempersiapkan media pembelajaran

yang akan digunakan pada saat melaksanakan tindakan. Pada saat

melakukan percobaan, siswa akan dibagi menjadi 5 kelompok

belajar dengan tiap kelompok terdiri dari 5-6 siswa. Pembagian

kelompok dilakukan dengan berhitung.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

50

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus II, peneliti melaksanakan

pertemuan pembelajaran sebanyak dua kali dengan menerapkan

model pembelajaran berbasis masalah. Berikut ini adalah langkah-

langkah proses pembelajaran pada pelaksanaan tindakan siklus II:

a) Pertemuan 1

(1) Kegiatan Awal

(a) Guru mengucapkan salam

(b) Salah satu siswa memimpin doa

(c) Guru melakukan absensi

(d) Siswa menyanyikan lagu “Api Unggun”. (Motivasi)

(e) Guru melakukan tanya jawab tentang materi sebelumnya

dan materi peprindahan panas secara radiasi.

(Apersepsi)

(f) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai dan langkah-langkah proses pembelajaran yang

akan dilaksanakan. (Orientasi)

(2) Kegiatan Inti

(Langkah 1: Memberikan orientasi masalah kepada siswa)

(a) Siswa melihat video tentang api unggun pada saat

berkemah.

(b) Siswa dan guru melakukan tanya jawab berkaitan dengan

video api unggun yang berkaitan dengan perpindahan

panas secara radiasi.

(Langkah 2: Mengorganisasikan siswa untuk meneliti)

(c) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok

(Langkah 3: Memandu menyelidiki secara mandiri atau

kelompok)

(d) Siswa bersama kelompok melakukan percobaan tentang

perpindahan panas secara radiasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

51

(e) Setiap kelompok bekerja sama untuk melakukan

percobaan.

(Langkah 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil

karya)

(f) Siswa bersama kelompok berdiskusi mengenai hasil

percobaan.

(g) Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya di

depan kelas.

(h) Kelompok lain saling memperhatikan dan memberikan

tanggapan.

(3) Kegiatan Penutupan

(Langkah 5: Menganalisis dan mengevaluasi hasil)

(a) Siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah

dipelajari.

(b) Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai

kesulitan yang dihadapi beserta tindak lanjut yang

dilakukan siswa setelah proses pembelajaran.

(c) Guru memberikan penguatan terkait materi yang

dipelajari.

(d) Salah satu siswa memimpin doa.

(e) Guru mengucapkan salam penutup.

b) Pertemuan 2

(1) Kegiatan Awal

(a) Guru mengucapkan salam pembuka

(b) Salah satu siswa memimpin doa

(c) Guru melakukan absensi

(d) Siswa melakukan tepuk semangat. (Motivasi)

(e) Guru melakukan tanya jawab berkaitan dengan materi

pada pertemuan sebelumnya. (Apersepsi)

(f) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai. (Orientasi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

52

(2) Kegiatan Inti

(Langkah 1: Memberikan orientasi masalah kepada

siswa)

(a) Guru menyajikan beberapa gambar tentang perpindahan

panas dalam kehidupan sehri-hari.

(b) Guru dan siswa melakukan tanya jawab berkaitan

dengan gambar yang ditampilkan.

(Langkah 2: Mengorganisasikan siswa untuk meneliti)

(c) Siswa dibagi menjadi 5 kelompok

(Langkah 3: Memandu menyelidiki secara mandiri atau

kelompok)

(d) Setiap kelompok diminta untuk membuat mind map.

(e) Setiap kelompok saling bekerja sama untuk membuat

mind map.

(Langkah 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil)

(f) Siswa berdiskusi secara berkelompok mengenai hasil

percobaan.

(g) Setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi di

depan kelas.

(h) Kelompok yang lain saling memperhatikan dan

memberikan tanggapan.

(3) Kegiatan Penutup

(Langkah 5: Menganalisis dan mengevaluasi hasil)

(a) Siswa dan guru menyimpulkan materi yang telah

dipelajari

(b) Guru memberikan penguatan terkait materi yang telah

dipelajari dan tindak lanjut yang akan dilaksanakan.

(c) Siswa mengerjakan soal evaluasi siklus II.

(d) Salah satu siswa memimpin doa.

(e) Guru mengucapkan salam penutup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

53

3. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan peneliti untuk mengetahui

tingkat keberhasilan maupun kendala yang terjadi pada pelaksanaan

proses pembelajaran. Kegiatan observasi juga membantu peneliti

dalam memperoleh data kreativitas siswa selama pembelajaran

berlangsung. Data kreativitas siswa tersebut akan menunjukkan ada

atau tidaknya peningkatan setelah penerapan model pembelajaran

berbasis masalah.

4. Refleksi

Peneliti melakukan kegiatan refleksi dengan tujuan untuk

mengevaluasi proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada

siklus II. Hal tersebut berguna untuk menganalisis keberhasilan

maupun kendala yang dihadapi selama pelaksanaan pembelajaran.

Peneliti akan membandingkan data siklus I kreativitas dan hasil

belajar siswa dengan hasil kreativitas dan hasil belajar siswa pada

siklus II. Pedoman yang digunakan peneliti dalam membandingkan

kedua data mengacu pada indikator keberhasilan yang telah

ditetapkan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik tes

dan non tes. Tes yang digunakan adalah tes tertulis, sedangkan teknik non tes

yang digunakan adalah observasi, kuesioner kreativitas siswa, dan penilaian

produk.

1. Tes

Tes ialah seperangkat rangsangan (stimulus) yang diberikan kepada

seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang dapat dijadikan

dasar bagi penetapan skor angka (Margono, 2007: 170). Tes digunakan

sebagai alat untuk mengukur tingkat ketuntasan belajar siswa, berupa nilai

yang diperoleh dari pelaksanaan tes (Trianto, 2010: 61). Jenis tes yang

digunakan yaitu tes objektif pilihan ganda. Teknik tes diberikan kepada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

54

siswa dengan tujuan agar diperoleh data hasil belajar kognitif siswa melalui

pemberian soal evaluasi. Soal evaluasi diberikan sebanyak dua kali pada

akhir penelitian siklus I dan akhir penelitian siklus II.

2. Non Tes

a) Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis

terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian (Margono, 2007:

158). Observasi dilakukan guna untuk mengamati kreativitas siswa

selama pembelajaran. Jenis observasi yang dilakukan adalah observasi

terstruktur. Observasi terstruktur merupakan observasi yang dilakukan

secara sistematis sehingga mengetahui tentang hal apa yang diamati,

kapan, dan dimana tempat observasi. Observasi dilakukan oleh observer

pada saat pembelajaran berlangsung dengan memberikan centang pada

lembar observasi.

b) Kuesioner

Kuesioner merupakan suatu alat pengumpul informasi dengan cara

menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara

tertulis pula oleh responden (Margono, 2007: 167). Jenis kuesioner

yang peneliti gunakan adalah kuesioner terstruktur atau disebut dengan

kuesioner tertutup. Kuesioner ini diberikan dengan tujuan agar

diperoleh data kreativitas siswa. Pada pelaksanaannya, kuesioner

diberikan sebanyak tiga kali yaitu pada saat pra penelitian, akhir

penelitian siklus I, dan akhir penelitian siklus II.

c) Penilaian Produk

Penilaian produk adalah penilaian terhadap pembuatan dan kualitas

suatu produk (Jihad dan Haris, 2012: 111). Penilaian produk

dilaksanakan menggunakan cara skala penilaian analitis, yaitu sebuah

penilaian yang ditentukan dengan adanya beberapa kriteria. Penilaian

produk dilaksanakan oleh peneliti dengan tujuan untuk memperoleh

data hasil kreativitas siswa melalui produk yang dihasilkan siswa.

Produk yang dihasilkan oleh siswa berupa produk hasil karya seni

berupa gambar diagram, gambar langkah kerja, dan mind map.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

55

Pemberian penilaian produk dilakukan sebanyak tiga kali yaitu dua kali

pada pelaksanaan pembelajaran siklus I dan satu kali pada pelaksanaan

pembelajaran siklus II.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk pengumpulan data.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen berupa lembar observasi,

lembar kuesioner, rubrik penilaian produk, dan tes.

1. Tes

Tes merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tingkat

ketuntasan belajar siswa, berupa nilai yang diperoleh dari pelaksanaan tes

(Trianto, 2010: 61). Pengumpulan data mengenai hasil belajar siswa

dilakukan dengan cara memberikan tes tertulis kepada siswa sebanyak dua

kali pada setiap akhir pelaksanaan siklus I dan siklus II. Bentuk soal

evaluasi yang peneliti berikan berupa soal objektif pilihan ganda dengan

jumlah 20 soal. Pemberian skor pada soal objektif pilihan ganda dilakukan

dengan ketentuan skor 1 untuk jawaban yang benar dan skor 0 untuk

jawaban yang salah. Pembuatan soal evaluasi yang peneliti buat

berpedoman pada kisi-kisi soal yang telah disusun. Kisi-kisi soal evaluasi

siklus I sebelum validasi tersaji pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Sebelum Validasi

Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Sebelum Validasi

Kompetensi Dasar:

3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator No.

Soal Soal

3.6.1 Mengimplementasikan

konsep perpindahan

kalor secara konduksi

dalam kehidupan

sehari-hari.

1 Panas dapat berpindah dari ….

a. Benda bersuhu rendah ke benda bersuhu tinggi.

b. Benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah

c. Benda bersuhu rendah ke benda bersuhu minus

d. Benda bersuhu nol ke benda bersuhu 100

2 Perpindahan panas melalui zat perantara dinamakan ….

a. Konveksi

b. Radiasi

c. Konduksi

d. Konjungsi

4 Benda yang dapat menghantarkan panas dengan baik

dinamakan ….

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

56

Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Sebelum Validasi

Kompetensi Dasar:

3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator No.

Soal Soal

a. Konvektor

b. Konduktor

c. Isolator

d. Radiator

5 Alat di bawah ini yang memiliki cara kerja

perpindahan panas secara konduksi adalah ….

a. Lampu pijar

b. Kompor

c. Setrika

d. Oven

8 Di bawah ini yang termasuk benda yang dapat

menghantarkan panas dengan baik adalah ….

a. Karet

b. Kertas

c. Besi

d. Gabus

9 Cangkir yang diisi air panas maka gagangnya ikut

terasa panas. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi

perpindahan panas secara....

a. Konduksi

b. Kondensasi

c. Konveksi

d. Radiasi

10 Berikut ini adalah benda konduktor, kecuali....

a. Besi

b. Karet

c. Baja

d. Alumunium

11 Sinar matahari sampai ke bumi merupakan

perpindahan panas secara....

a. Konduksi

b. Radiasi

c. Konveksi

d. Evaporasi

12 Alat untuk mengukur besar kecilnya suhu adalah ....

a. Dinamometer

b. Amperemeter

c. Speedometer

d. Termometer

13 Solder memanfaatkan perpindahan panas secara. ....

a. Radiasi

b. Konveksi

c. Respirasi

d. Konduksi

15 Berikut yang merupakan ciri-ciri perpindahan kalor

secara konduksi adalah....

a. Kalor dan zat perantaranya sama-sama berpindah

b. Kalor berpindah tetapi zat perantaranya tetap

c. Kalor berpindah tetapi zat perantaranya lenyap

d. Kalor dan zat perantaranya tetap tidak berpindah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

57

Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Sebelum Validasi

Kompetensi Dasar:

3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator No.

Soal Soal

18 Panas dapat berpindah melalui 3 cara yaitu, kecuali. ....

a. Konduksi

b. Konveksi

c. Konduktor

d. Radiasi

19 Setrika listrik merupakan alat yang cara kerjanya

menggunakan prinsip perpindahan panas secara....

a. Konduksi

b. Konveksi

c. Konduktor

d. Radiasi

21 Benda yang tidak dapat menghantarkan panas dengan

baik dinamakan ….

a. Isolator

b. Konduktor

c. Generator

d. Semi konduktor

22 Termos air panas berfungsi sebagai ….

a. Wadah panas

b. Sumber panas

c. Isolator panas

d. Konduktor panas

23 Kayu, kertas, tisu, dan kain merupakan contoh dari

benda ….

a. Konduktor

b. Semi konduktor

c. Isolator

d. Mudah memuai

24 Aluminium sering dimanfaatkan untuk membuat alat-

alat dapur seperti panci karena ….

a. Merupakan konduktor yang baik

b. Merupakan isolator yang baik

c. Merupakan benda yang ringan

d. Merupakan benda yang mudah dibersihkan

25 Cangkir yang terisi air panas maka gagangnya akan

terasa panas juga. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi

perpindahan panas secara ….

a. Kondensasi

b. Konveksi

c. Radiasi

d. Konduksi

26 Di bawah ini yang merupakan contoh benda konduktor,

kecuali ….

a. Baja

b. Aluminium

c. Karet

d. Besi

27 Logam akan semakin mudah menghantarkan panas

apabila ….

a. Semakin tebal dan Panjang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

58

Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Sebelum Validasi

Kompetensi Dasar:

3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator No.

Soal Soal

b. Semakin kecil dan berat

c. Semakin tipis dan luas

d. Semakin berkarat dan lapuk

28 Contoh benda yang memanfaatkan konduktor dan

isolator secara bersamaan adalah ….

a. Setrika

b. Pisau

c. Termos

d. Ember

29 Berikut ini merupakan benda yang sangat baik

dimanfaatkan untuk membuat gagang panci adalah ….

a. Aluminium

b. Kayu

c. Kain

d. Besi

30 Benda yang tidak dapat menghantarkan panas dengan

baik jika terkena api maka akan ….

a. Mudah terbakar

b. Mudah memuai

c. Mudah menyerap api

d. Mudah dingin

32 Benda yang dapat menhantarkan panas dengan baik

biasanya dapat menghantarkan ….

a. Aliran listrik

b. Aliran air

c. Aliran es

d. Aliran sinyal

33 Bahan dari plastik banyak digunakan sebagai tempat

makanan dan minuman karena memiliki sifat ….

a. Berat dan tahan api

b. Ringan dan tahan api

c. Ringan dan kedap air

d. Ringan dan tahan panas

34 Bagian setrika yang merupakan isolator adalah ….

a. Bagian alas besi

b. Bagian kabel tembaga

c. Bagian karet gagang

d. Bagian mur aluminium

35 Benda yang dapat menghantarkan panas dengan baik

jika terkena api maka akan ….

a. Mudah terbakar

b. Mudah memuai

c. Mudah dingin

d. Mudah menyerap api

36 Termos merupakan tempat untuk menyimpan air agar

tetap panas. Bahan yang digunakan untuk membuat

termos adalah ….

a. Kaca, plastik, dan gabus

b. Aluminium, karet, dan kaca

c. Kaca, besi, dan plastik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

59

Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Sebelum Validasi

Kompetensi Dasar:

3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator No.

Soal Soal

d. Gabus, kaca, dan kain

37 Ani sedang membantu ibu memasak. Tiba-tiba ia

menangis karena tangannya terkena wajan panas.

Peristiwa yang dialami Ani merupakan perpindahan

panas secara ….

a. Konduksi

b. Konveksi

c. Radiasi

d. Kondensasi

38 Berikut ini contoh benda semikonduktor yaitu ….

a. Gelas

b. Gabus

c. Kain

d. Besi

40 Suatu zat yang sifatnya setengah konduktor dan

setengah isolator adalah ….

a. Semi konduktor

b. Konduktor

c. Isolator

d. Kondensasi

3.6.2Menganalisis konsep

perpindahan kalor

secara konveksi dalam

kehidupan sehari-hari.

3 Air yang dimasak dalam panci bisa mendidih merata

ketika dipanaskan termasuk perpindahan panas secara

….

a. Konveksi

b. Konduksi

c. Respirasi

d. Evaporasi

6 Terjadinya angin darat dan angin laut termasuk

perpindahan panas secara ….

a. Konduksi

b. Radiasi

c. Konduktor

d. Konveksi

7 Perpindahan panas secara konveksi dapat terjadi pada

benda ….

a. Padat dan cair

b. Cair dan gas

c. Gas dan padat

d. Padat dan keras

14 Perhatikan gambar di bawah ini!

Perpindahan panas yang berlangsung terjadi secara.....

a. Radiasi

b. Konveksi

c. Konduksi

d. Induksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

60

Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Sebelum Validasi

Kompetensi Dasar:

3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator No.

Soal Soal

16 Semakin dekat dengan sumber energi panas, kalor yang

dapat kita rasakan semakin. ....

a. Besar

b. Kecil

c. Dingin’

d. Hangat

17 Nelayan pergi berlayar pada waktu malam hari dengan

memanfaatkan.....

a. Angin darat

b. Angin laut

c. Angin fohn

d. Angin musim

20 Kesimpulan dari percobaan yang kamu lakukan dalam

membuktikan cara perpindahan panas secara konveksi,

ketika es batu dimasukkan ke dalam air hangat apa

yang terjadi?

a. Ukuran es batu tetap

b. Air hangat menjadi dingin

c. Ukurannya mengecil dan mencair

d. Es batu mengecil dan tidak mencair.

31 Waktu kita memasak maka terjadi perpindahan panas

secara ….

a. Kondensasi

b. Konduksi

c. Konveksi

d. Radiasi

39 Perpindahan kalor secara konveksi akan

mengakibatkan ….

a. Angin pasang dan angin surut

b. Angin surut dan angin laut

c. Angin laut dan angin darat

d. Angin laut dan angin pasang

Soal evaluasi siklus I sebelum validasi terdiri dari 40 butir soal.

Sementara itu, kisi-kisi soal evaluasi siklus II sebelum validasi tersaji pada

tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II sebelum Validasi

Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Sebelum Validasi

Kompetensi Dasar

3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator No.

Soal Soal

3.6.1 Mengimplementasikan

konsep perpindahan

kalor secara konduksi

5 Ketika siang hari yang terik dengan menggunakan baju

hitam, badan akan terasa panas. Hal ini disebabkan

karena ….

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

61

Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Sebelum Validasi

Kompetensi Dasar

3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator No.

Soal Soal

dalam kehidupan

sehari-hari.

a. Warna hitam penyerap kalor yang baik

b. Warna hitam bukan penyerap kalor yang biak

c. Warna hitam tidak menyerap lebih banyak kalor

d. Warna hitam memantulkan seluruh kalor

7 Jaket berbahan wol membuat badan kita hangat saat

dipakai meskipun cuaca dingin. Hal ini dikarenakan

kain wol ….

a. Melepaskan panas udara di dalam tubuh

b. Meneruskan panas udara dari dalam tubuh

c. Menyerap panas dari luar

d. Menahan panas tubuh di dalam baju

9 Pada malam hari orang yang memakai baju hitam akan

merasa lebih dingin dibandingkan orang yang memakai

baju putih. Hal ini disebabkan oleh ….

a. Warna hitam menyerap suhu tubuh

b. Warna putih menyerap kalor yang dikeluarkan

tubuh

c. Warna hitam tidak menyerap suhu tubuh

d. Warna putih menyerap panas dari luar

10 Alat untuk mengukur besar kecilnya suhu adalah ….

a. Dynamometer

b. Amperemeter

c. Speedometer

d. Thermometer

11 Perpindahan kalor tanpa diikuti perpindahan zat

perantaranya disebut perpindahan kalor secara….

a. Konveksi

b. Konduksi

c. Radiasi

d. Evaporasi

12 Perpindahan kalor secara konduksi biasanya terjadi

pada ….

a. Zat cair

b. Zat padat

c. Zat gas

d. Zat perantara

13 Contoh peristiwa konduksi dalam kehidupan sehari-

hari, kecuali ….

a. Ujung spatula terasa panas saat menggerong ikan

b. Besi yang dipanaskan dengan api

c. Air yang mendidik saat dimasak

d. Kaki terasa panas ketika tidak sengaja menyentuh

knalpot kendaraan.

14 Perpindahan kalor secara konduksi terjadi dari ….

a. Benda bersuhu rendah ke benda bersuhu tinggi

b. Benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah

c. Benda bersuhu rendah ke benda bersuhu rendah

d. Benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu tinggi

15 Penghantar panas yang baik disebut dengan ….

a. Isolator

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

62

Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Sebelum Validasi

Kompetensi Dasar

3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator No.

Soal Soal

b. Kondukstor

c. Semi konduktor

d. Radiator

16 Contoh benda dengan penghantar panas yang baik

adalah ….

a. Ebonit

b. Plastic

c. Kayu

d. Logam

17 Suatu zat yang sifatnya setengah konduktor dan

setengah isolator adalah ….

a. Konvektor

b. Semi konduktor

c. Radiator

d. Konduktor

18 Penghantar panas yang buruk disebut dengan ….

a. Konvektor

b. Konduktor

c. Radiator

d. Isolator

19 Contoh benda yang merupakan isolator adalah ….

a. Ebonit

b. Kayu

c. Logam

d. Besi

20 Contoh benda yang merupakan semi konduktor adalah

….

a. Gabus

b. Kayu

c. Besi

d. Gelas

31 Di bawah ini adalah alat yang dapat menghasilkan

panas adalah ….

a. Oven dan blender

b. Kulkas dan blender

c. Oven dan setrika

d. Kulkas dan setrika

3.6.2Menganalisis konsep

perpindahan kalor

secara konveksi dalam

kehidupan sehari-hari.

21 Perubahan kalor yang disertai dengan perpindahan zat

perantaranya adalah ….

a. Konveksi

b. Konduksi

c. Radiasi

d. Evaporasi

22 Peristiwa perpindahan kalor secara konveksi biasanya

terjadi pada zat ….

a. Gas dan cair

b. Cair dan padat

c. Padat dan gas

d. Gas

23 Perpindahan secara konveksi dapat diumpamakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

63

Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Sebelum Validasi

Kompetensi Dasar

3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator No.

Soal Soal

dengan kegiatan ….

a. Membakar besi dengan api

b. Menghangatkan tubuh di dekat api unggun

c. Memasak air hingga mendidik

d. Memasak dengan spatula

24 Perpindahan kalor secara konveksi akan

mengakibatkan ….

a. Angin pasang dan angin surut

b. Anger surut dan angin laut

c. Angin pasang dan angin darat

d. Angin darat dan angin laut

25 Angin darat terjadi karena udara di darat pada malam

hari lebih cepat dingin daripada udara di laut, sehingga

….

a. Udara yang berada di atas laut akan naik

b. Udara yang berada di darat akan naik

c. Udara yang berada di atas laut akan turut

d. Udara yang berada di darat akan turun

26 Pada siang hari daratan akan lebih panas daripada di

laut. Hal ini disebut juga dengan ….

a. Angin darat

b. Angin laut

c. Angin pasang

d. Angin surut

27 Angin laut sering dimanfaatkan untuk ….

a. Mencari garam

b. Menjemur garam

c. Petani menanam padi

d. Nelayan melaut

28 Berikut ini yang merupakan peristiwa konveksi yaitu

….

a. Menghangatkan tubuh di api unggun

b. Pemanfaatan ventilasi sebagai sirkulasi udara

c. Membuat teh dengan air panas

d. Proses cahaya matahari yang samapi ke bumi

29 Zat yang menerima kalor pada peristiwa konveksi akan

….

a. Membeku

b. Menyusut

c. Memuai

d. Mencair

30 Berikut adalah perpindahan kalor secara konveksi yang

terjadi pada zat gas adalah ….

a. Pemanfaatan cerobong asap pabrik

b. Memasak air hingga mendidih

c. Memompa ban sepeda saat kempes

d. Air laut yang menguap dan naik ke daratan

3.6.3Menganalisis konsep

perpindahan kalor

secara radiasi dalam

1 Proses perpindahan kalor yang tidak memerlukan zat

perantara disebut ….

a. Konveksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

64

Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Sebelum Validasi

Kompetensi Dasar

3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator No.

Soal Soal

kehidupan sehari-hari. b. Konduksi

c. Radiasi

d. Evaporasi

2 Di bawah ini yang termasuk contoh perpindahan secara

radiasi adalah ….

a. Air panas yang mendidih

b. Besi yang dipanaskan

c. Penggunaan cerobong asap pada pabrik

d. Orang yang merasa hangat di sekitas api unggun

3 Sinar matahari yang dapat sampai ke bumi telah

melalui proses perpindahan panas secara ….

a. Radiasi

b. Konveksi

c. Evaporasi

d. Konduksi

4 Berikut ini yang merupakan contoh perpindahan panas

secara radiasi, kecuali ….

a. Panas api lilin yang terasa jika didekatnya

b. Orang yang mersa hangat ketika berada di dekat

api unggun

c. Cahaya matahari sampai ke bumi

d. Besi yang dipanaskan dengan api

6 Sumber utama panas bagi bumi adalah ….

a. Angin

b. Bintang

c. Bulan

d. Matahari

8 Sebagian besar genting terbuat dari tanah liat karena

….

a. Meneruskan panas matahari ke dalam rumah

b. Menahan panas udara di dalam rumah

c. Menghantarkan panas udara luar ke dalam rumah

d. Menghambat panas udara luar ke dalam rumah

32 Kalor dari panas matahari tidak dapat berpindah secara

konduksi karena ….

a. Dapat menembus atmosfer dengan baik

b. Terdapat ruang hampa udara di luar angkasa

c. Udara merupakan konduktor yang paling baik

d. Udara termasuk konduktor yang paling buruk

33 Pada saat membakar kayu, perpindahan kalor secara

radiasi akan menyebabkan ….

a. Membakar benda yang ada di dekitar

b. Udara di sekitar terasa panas

c. Munculnya polusi udara

d. Udara di dekitar terasa dingin

34 Proses masuknya cahaya matahari ke bumi dalam

perpindahan panas secara radiasi terjadi di ….

a. Ruang hampa

b. Udara

c. Awan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

65

Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Sebelum Validasi

Kompetensi Dasar

3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator No.

Soal Soal

d. Stratosfer

35 Perpindahan kalor secara radiasi yang dimanfaatkan

pada bidang peternakan adalah ….

a. Menambah kesehatan pada unggas

b. Mencegah hama unggas

c. Menetaskan telur unggas

d. Menerangi kendang

36 Pada peristiwa radiasi ada dua kejadian, yaitu ….

a. Benda bersuhu tinggi dan benda bersuhu rendah

menerima kalor

b. Benda bersuhu tinggi melepaskan kalor dan benda

bersuhu rendah menerima kalor

c. Benda bersuhu tinggi menerima kalor dan benda

bersuhu rendah melepaskan kalor

d. Benda bersuhu tinggi dan benda bersuhu rendah

melepaskan kalor

37 Semakin rendah suhu benda, maka ….

a. Semakin sulit menerima kalor dari lingkungannya

b. Semakin cepat melepaskan kalor dari

lingkungannya

c. Semakin kecil kalor dari lingkungannya

d. Semakin besar kalor dari lingkungannya

38 Faktor-faktor yang memengaruhi radiasi, kecuali ….

a. Penguapan

b. Luas permukaan benda

c. Suhu benda

d. Warna benda

39 Pada saat menjemur baju hitam basah dan baju putih

basah, maka lebih cepat kering baju yang berwarna

hitam karena disebabkan oleh ….

a. Penguapan’

b. Kecepatan angin

c. Lingkungan sekitar

d. Warna benda

40 Radiasi kalor berbentuk ….

a. Gelombang mekanik

b. Gelombang tranversal

c. Gelombang elektromagnetik

d. Gelombang longitudional

Jumlah soal evaluasi siklus II sebelum validasi berjumlah 40 butir. Setelah

melalui validasi, soal mengalami perubahan. Berikut adalah kisi-kisi soal evaluasi

siklus I sesudah validasi dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

66

Tabel 3.3 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Sesudah Validasi

Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Sesudah Validasi

Kompetensi Dasar

3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator No.

Soal Soal

3.6.1 Mengimplementasikan

konsep perpindahan

kalor secara konduksi

dalam kehidu-pan

sehari-hari.

1 Benda yang dapat menghantarkan panas dengan baik

dinamakan ….

a. Konvektor

b. Konduktor

c. Isolator

d. Radiator

3 Cangkir yang diisi air panas maka gagangnya ikut

terasa panas. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi

perpindahan panas secara...

a. Konduksi

b. Kondensasi

c. Konveksi

d. Radiasi

4 Alat untuk mengukur besar kecilnya suhu adalah. . . .

a. Dinamometer

b. Amperemeter

c. Speedometer

d. Termometer

7 Panas dapat berpindah melalui 3 cara yaitu, kecuali. .

.

a. Konduksi

b. Konveksi

c. Konduktor

d. Radiasi

8 Kayu, kertas, tisu, dan kain merupakan contoh dari

benda ….

a. Konduktor

b. Semi konduktor

c. Isolator

d. Mudah memuai

9 Aluminium sering dimanfaatkan untuk membuat alat-

alat dapur seperti panci karena ….

a. Merupakan konduktor yang baik

b. Merupakan isolator yang baik

c. Merupakan benda yang ringan

d. Merupakan benda yang mudah dibersihkan

11 Berikut ini merupakan benda yang sangat baik

dimanfaatkan untuk membuat gagang panci adalah

….

a. Aluminium

b. Kayu

c. Kain

d. Besi

13 Bagian setrika yang merupakan isolator adalah ….

a. Bagian alas besi

b. Bagian kabel tembaga

c. Bagian karet gagang

d. Bagian mur aluminium

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

67

Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Sesudah Validasi

Kompetensi Dasar

3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator No.

Soal Soal

14 Suatu zat yang sifatnya setengah konduktor dan

setengah isolator adalah ….

a. Semi konduktor

b. Konduktor

c. Isolator

d. Kondensasi

16 Di bawah ini yang termasuk benda yang dapat

menghantarkan panas dengan baik adalah ….

a. Karet

b. Kertas

c. Besi

d. Gabus

18 Benda yang tidak dapat menghantarkan panas dengan

baik dinamakan ….

a. Isolator

b. Konduktor

c. Generator

d. Semi konduktor

19 Logam akan semakin mudah menghantarkan panas

apabila ….

a. Semakin tebal dan Panjang

b. Semakin kecil dan berat

c. Semakin tipis dan luas

d. Semakin berkarat dan lapuk

20 Benda yang dapat menhantarkan panas dengan baik

biasanya dapat menghantarkan ….

a. Aliran listrik

b. Aliran air

c. Aliran es

d. Aliran sinyal

3.6.2 Menganalisis konsep

perpindahan kalor

secara konveksi dalam

kehidupan sehari-hari.

2 Terjadinya angin darat dan angin laut termasuk

perpindahan panas secara ….

a. Konduksi

b. Radiasi

c. Konduktor

d. Konveksi

5 Perhatikan gambar di bawah ini!

Perpindahan panas yang berlangsung terjadi secara. .

.

a. Radiasi

b. Konveksi

c. Konduksi

d. Induksi

6 Semakin dekat dengan sumber energi panas, kalor

yang dapat kita rasakan semakin. . .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

68

Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I Sesudah Validasi

Kompetensi Dasar

3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator No.

Soal Soal

a. Besar

b. Kecil

c. Dingin

d. Hangat

10 Perpindahan kalor secara konveksi akan

mengakibatkan ….

a. Angin pasang dan angin surut

b. Angin surut dan angin laut

c. Angin laut dan angin darat

d. Angin laut dan angin pasang

12 Waktu kita memasak maka terjadi perpindahan panas

secara ….

a. Kondensasi

b. Konduksi

c. Konveksi

d. Radiasi

15 Perpindahan panas secara konveksi dapat terjadi pada

benda ….

a. Padat dan cair

b. Cair dan gas

c. Gas dan padat

d. Padat dan keras

17 Kesimpulan dari percobaan yang kamu lakukan

dalam membuktikan cara perpindahan panas secara

konveksi, ketika es batu dimasukkan ke dalam air

hangat apa yang terjadi?

a. Ukuran es batu tetap

b. Air hangat menjadi dingin

c. Ukurannya mengecil dan mencair

d. Es batu mengecil dan tidak mencair.

Soal evaluasi siklus I setelah melalui validasi mengalami perubahan

menjadi 20 butir soal. Sementara itu soal evaluasi siklus II setelah validasi

dapat dilihat pada tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Sesudah Validasi

Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Sebelum Validasi

Kompetensi Dasar

3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator No.

Soal Soal

3.6.1 Mengimplementasikan

konsep perpindahan

kalor secara konduksi

dalam kehidupan

sehari-hari.

4 Contoh peristiwa konduksi dalam kehidupan sehari-

hari, kecuali ….

a. Ujung spatula terasa panas saat menggerong ikan

b. Besi yang dipanaskan dengan api

c. Air yang mendidik saat dimasak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

69

Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Sebelum Validasi

Kompetensi Dasar

3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator No.

Soal Soal

d. Kaki terasa panas ketika tidak sengaja menyentuh

knalpot kendaraan.

5 Penghantar panas yang baik disebut dengan ….

a. Isolator

b. Kondukstor

c. Semi konduktor

d. Radiator

6 Contoh benda dengan penghantar panas yang baik

adalah ….

a. Ebonit

b. Plastic

c. Kayu

d. Logam

7 Suatu zat yang sifatnya setengah konduktor dan

setengah isolator adalah ….

a. Konvektor

b. Semi konduktor

c. Radiator

d. Konduktor

8 Penghantar panas yang buruk disebut dengan ….

a. Konvektor

b. Konduktor

c. Radiator

d. Isolator

9 Contoh benda yang merupakan isolator adalah ….

a. Ebonit

b. Kayu

c. Logam

d. Besi

12 Di bawah ini adalah alat yang dapat menghasilkan

panas adalah ….

a. Oven dan blender

b. Kulkas dan blender

c. Oven dan setrika

d. Kulkas dan setrika

16 Perpindahan kalor tanpa diikuti perpindahan zat

perantaranya disebut perpindahan kalor secara….

a. Konveksi

b. Konduksi

c. Radiasi

d. Evaporasi

17 Perpindahan kalor secara konduksi terjadi dari ….

a. Benda bersuhu rendah ke benda bersuhu tinggi

b. Benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah

c. Benda bersuhu rendah ke benda bersuhu rendah

d. Benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu tinggi

3.6.2Menganalisis konsep

perpindahan kalor

secara konveksi dalam

kehidupan sehari-hari.

10 Pada siang hari daratan akan lebih panas daripada di

laut. Hal ini disebut juga dengan ….

a. Angin darat

b. Angin laut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

70

Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Sebelum Validasi

Kompetensi Dasar

3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator No.

Soal Soal

c. Angin pasang

d. Angin surut

11 Zat yang menerima kalor pada peristiwa konveksi akan

….

a. Membeku

b. Menyusut

c. Memuai

d. Mencair

18 Peristiwa perpindahan kalor secara konveksi biasanya

terjadi pada zat ….

a. Gas dan cair

b. Cair dan padat

c. Padat dan gas

d. Gas

3.6.3Menganalisis konsep

perpindahan kalor

secara radiasi dalam

kehidupan sehari-hari.

1 Proses perpindahan kalor yang tidak memerlukan zat

perantara disebut ….

a. Konveksi

b. Konduksi

c. Radiasi

d. Evaporasi

2 Di bawah ini yang termasuk contoh perpindahan secara

radiasi adalah ….

a. Air panas yang mendidih

b. Besi yang dipanaskan

c. Penggunaan cerobong asap pada pabrik

d. Orang yang merasa hangat di sekitas api unggun

3 Berikut ini yang merupakan contoh perpindahan panas

secara radiasi, kecuali ….

a. Panas api lilin yang terasa jika didekatnya

b. Orang yang mersa hangat ketika berada di dekat

api unggun

c. Cahaya matahari sampai ke bumi

d. Besi yang dipanaskan dengan api

13 Pada saat membakar kayu, perpindahan kalor secara

radiasi akan menyebabkan ….

a. Membakar benda yang ada di dekitar

b. Udara di sekitar terasa panas

c. Munculnya polusi udara

d. Udara di dekitar terasa dingin

14 Sinar matahari yang dapat sampai ke bumi telah

melalui proses perpindahan panas secara ….

a. Radiasi

b. Konveksi

c. Evaporasi

d. Konduksi

15 Sebagian besar genting terbuat dari tanah liat karena

….

a. Meneruskan panas matahari ke dalam rumah

b. Menahan panas udara di dalam rumah

c. Menghantarkan panas udara luar ke dalam rumah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

71

Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II Sebelum Validasi

Kompetensi Dasar

3.6 Menerapkan konsep perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.

Indikator No.

Soal Soal

d. Menghambat panas udara luar ke dalam rumah

19 Proses masuknya cahaya matahari ke bumi dalam

perpindahan panas secara radiasi terjadi di ….

a. Ruang hampa

b. Udara

c. Awan

d. Stratosfer

20 Perpindahan kalor secara radiasi yang dimanfaatkan

pada bidang peternakan adalah ….

a. Menambah kesehatan pada unggas

b. Mencegah hama unggas

c. Menetaskan telur unggas

d. Menerangi kendang

Setelah validasi, soal evaluasi siklus II juga mengalami perubahan

menjadi berjumlah 20 butir soal. Sementara itu, rincian pemberian skor

soal evaluasi untuk mendapatkan nilai akhir tersaji pada tabel 3.5.

Tabel 3.5 Rincian Pemberian Skor Evaluasi

Bentuk Soal Jumlah Soal Skor Total Tiap

Soal

Jumlah SKor

Total

Pilihan Ganda 20 1 20

Nilai akhir =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 x 100

Soal evaluasi 1 untuk siklus I peneliti sajikan pada lampiran dan kunci

jawaban tersaji pada lampiran. Soal evaluasi 2 untuk siklus II peneliti

sajikan pada lampiran. dan kunci jawaban tersaji pada lampiran.

2. Lembar Observasi

Lembar observasi disusun berdasarkan indikator kreativitas yang

dikemukakan oleh beberapa ahli yang sudah dibahas pada bab

sebelumnya. Peneliti melakukan pengisian lembar observasi untuk

mengetahui tingkat kreativitas siswa ketika sebelum melaksanakan

penelitian dan pada saat berlangsungnya proses pembelajaran siklus I dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

72

siklus II. Kisi-kisi instrumen kreativitas siswa dapat peneliti sajikan pada

tabel 3.6.

Tabel 3.6 Kisi-kisi Instrumen Observasi Kreativitas Siswa

No Indikator Pernyataan

1. Memiliki ide yang unik - Memiliki ide yang unik

- Memiliki cara berpikir yang berbeda dari

guru dan teman-teman

- Memiliki pendapat yang berbeda dengan

teman-teman

2. Mencoba cara baru untuk

menyelesaikan masalah

- Mencoba mencari informasi melalui

buku

- Menjawab beberapa soal yang berbeda

3. Memiliki rasa keindahan - Membuat sebuah karya untuk

menyelesaikan permasalahan

- Membuat karya dengan maksimal agar

terlihat indah

4. Memberikan banyak

gagasan terhadap suatu

masalah

- Memberikan banyak gagasan dalam

menyelesaikan permasalahan

- Memiliki banyak cara dalam

menyelesaikan permasalahan

5. Memiliki daya imajinasi - Menyelesaikan permasalahan

berdasarkan pengalaman

- Menyelesaikan permasalahan dengan

melihat kehidupan sehari-hari

3. Lembar Kuesioner

Lembar kuesioner diberikan kepada siswa dengan tujuan untuk

mengetahui tingkat kreativitas siswa dalam mengikuti proses pembelajaran

sesuai dengan kondisi siswa yang bersangkutan. Lembar kuesioner

diberikan kepada siswa sebanyak tiga kali yaitu saat sebelum dilaksanakan

penelitian, akhir pelaksanaan siklus I dan siklus II. Lembar kuesioner yang

diberikan peneliti kepada siswa berupa beberapa pertanyaan dan siswa

diberikan beberapa pilihan jawaban dalam skala yang sudah disediakan.

Skala yang digunakan peneliti mengacu pada Skala Likert. Skala Likert

digunakan untuk mengukur sikap siswa dengan memberikan isian tanda

centang atau check list pada pernyataan pernyataan positif maupun

pernyataan negatif. Menurut Kurniawan (2018: 180) skala likert terdiri

dari lima pilihan jawaban yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu

(RR), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS). Akan tetapi pilihan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

73

jawaban yang peneliti gunakan pada lembar kuesioner meliputi sangat

setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS)

seperti yang disampaikan Sukardi (2003:146). Hal tersebut dilakukan

untuk menghindari jawaban ragu-ragu yang akan dipilih siswa sehingga

peneliti mampu melihat sikap siswa yang sebenarnya. Ketentuan skor pada

skala Likert dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut.

Tabel 3.7 Ketentuan Skor Skala Likert

Pilihan Jawaban

Skor

Pernyataan

Favorable

Pernyataan

Unfavorable

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju (STS) 1 4 Sumber: Sukardi (2013:146)

Berdasarkan keterangan tabel di atas dapat diketahui bahwa terdapat

perbedaan antara skoring pernyataan positif dan pernyataan negatif. Pada

pernyataan positif, siswa yang memilih jawaban sangat setuju mendapat

skor 4, setuju mendapat skor 3, tidak setuju mendapat skor 2, dan sangat

tidak setuju mendapat skor 1. Sedangkan pada pernyataan negatif, siswa

yang memilih jawaban sangat setuju mendapat skor 1, setuju mendapat

skor 2, tidak setuju mendapat skor 3, dan sangat tidak setuju mendapat

skor 4.

Sementara itu, kisi-kisi instrumen kuesioner kreativitas siswa tersaji

pada tabel 3.8 berikut.

Tabel 3.8 Kisi-kisi Instrumen Kuesioner Kreativitas Siswa

No Indikator Pernyataan No. Butir

Kuesioner Favorable Unfavorable

1. Memiliki

ide yang

unik

Saya memiliki cara

berpikir yang

berbeda dari guru

dan teman-teman

saya dalam

menyelesaikan

permasalahan soal

IPA

1

Saya memberikan 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

74

No Indikator Pernyataan No. Butir

Kuesioner Favorable Unfavorable

bebrapa solusi dalam

menyelesaikan

permasalah soal

Saya

menyelesaikan

permasalah soal

IPA dengan cara

penyelesaian yang

sama dari yang

diberikan guru

6

Saya memiliki

pendapta yang

sama dengan

teman-teman saya

dalam

menyelesaikan

permasalahan soal

IPA

20

2. Mencoba

cara baru

untuk

menyelesai

-kan

masalah

Saya menjawab dan

menyelesaikan

permasalah soal IPA

yang bervariasi

3

Saya mencari

informasi yang

ada pada buku

dalam

menyelesaikan

prmasalahan soal

IPA yang

diberikan oleh

guru.

4

Saya memadukan

informasi yang sudah

ada dengan yang

baru dalam

menyelesaikan

permasalah soal IPA

yang diberikan oleh

guru.

16

Saya dapat

menhasilkan

jawaban dan

membuat

penyelesaian

permasalah dari

17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

75

No Indikator Pernyataan No. Butir

Kuesioner Favorable Unfavorable

soal IPA dengan

tipe yang sama

3. Memiliki

rasa

keindahan

Saya membuat

sebuah karya dengan

maksimal agar

terlihat bagus dari

sebuah permasalah

IPA yang diberikan

oleh guru.

5

Saya dapat

menyelesaikan

permasalahn soal

IPA dan

mengembangkan-nya

menjadi sebuah

karya

15

Saya dapat

menyelesaikan

permasalahan soal

IPA tetapi kurang

mampu

mengembangkann

ya menjadi

sebuah karya

18

Saya mebuat

sebuah karya

denga nasal-

asalan

19

4. Memberi-

kan banyak

gagasan

terhadap

suatu

masalah

Saya memiliki

banyak cara untuk

menyelesaikan

permasalahan soal

IPA

7

Saya dapat

memberikan

bermacam-macam

gagasan dalam

masalah IPA yang

diberikan oleh guru

8

Saya dapat

menyelesaikan

permasalahan soal

IPA dengan satu

cara penyelesaian.

11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

76

No Indikator Pernyataan No. Butir

Kuesioner Favorable Unfavorable

Saya dapat

meberikan sebuah

gagasan dalam

masalah IPA yang

diberikan oleh

guru

13

5. Memiliki

daya

imajinasi

Saya memiliki ide

dalam menyelesaikan

permasalahan soal

IPA berdasarkan

pengalaman dalam

kegiatan sehari-hari

9

Saya memiliki

keinginan untuk

menemukan solusi

dalam menyelesaikan

permasalahn soal

IPA yang diberikan

oleh guru.

10

Saya

menyelesaikan

permasalahan soal

IPA dengan

mendengarkan

penjelasan guru.

12

Saya melihat

buku siswa untuk

menyelesaikan

permasalahan soal

IPA yang

diberikan oleh

guru

14

Jumlah 10 10 20

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa peneliti menyusun 20

pernyataan kuesioner dari lima indikator. Pada setiap indikator masing-

masing terdapat 2 pernyataan favorable dan 2 pernyataan unfavorable,

sehingga secara keseluruhan terdapat 10 pernyataan favorable dan 10

pernyataan unfavorable.

4. Rubrik Penilaian Produk

Rubrik penilaian produk dibuat berdasarkan indikator kreativitas yang

dikemukakan oleh beberapa ahli yang telah dibahas pada bab sebelumnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

77

Peneliti melakukan pengisisan rubrik penilaian produk untuk mengetahui

kreativitas siswa pada saat pelaksaaan pembelajaran siklus I dan siklus II.

Berikut ini peneliti sajikan rubrik penilaian produk diagram pada tabel 3.9.

Tabel 3.9 Rubrik Penilaian Produk Diagram

Kriteria Sangat Baik

4

Baik

3

Kurang

2

Sangat

Kurang

1

Ketepatan

pokok

pikiran

Pokok pikiran

dari 4 paragraf

tepat dan jelas.

Pokok pikiran

dari 3 paragraf

tepat dan jelas.

Pokok pikiran

dari 2

paragraf tepat

dan jelas.

Pokok pikiran

1 paragraf

tidak tepat dan

tidak jelas.

Ketepatan

garis

hubungan

pada

diagram

Garis pada

diagram

menghubungkan

judul bacaan

dengan 4 pokok

pikiran dengan

tepat dan jelas

Garis pada

diagram

menghubungkan

judul bacaan

dengan 3 pokok

pikiran dengan

tepat dan jelas

Garis pada

diagram

menghubung

kan judul

bacaan

dengan 2

pokok pikiran

dengan tepat

dan jelas

Garis pada

diagram

menghubungk

an judul

bacaan dengan

1 pokok

pikiran dengan

tepat dan jelas

Produk diagram dinilai berdasarkan rubrik penilaian di atas dengan

kriteria 1 sampai dengan 4. Sementara itu rubrik penilaian produk gambar

langkah kerja tersaji pada tabel 3.10 berikut.

Tabel 3.10 Rubrik Penilaian Produk Gambar Langkah Kerja

Indikator Sangat Baik

4

Baik

3

Kurang

2

Sangat

Kurang

1

Kerapian

dalam

membuat

gambar

Siswa membuat

gambar

langkah-langkah

percobaan

dengan rapi

Sebagian

gambar

langkah-langkah

percobaan

dibuat dengan

rapi

Sebagian kecil

gambar langkah-

dibuat dengan

rapi

Belum mampu

membuat

gambar

langkah-

langkah

percobaan

dengan rapi

Penjelasan

perpinda-

han kalor

Penjelasan yang

diberikan sangat

lengkap,

menyeluruh

dengan

penggunaan

kalimat yang

baik dan tidak

membingung-

kan

Penjelasan yang

diberikan cukup

lengkap,

menyeluruh

dengan

penggunaan

kalimat yang

baik dan tidak

membingung-

kan

Penjelasan yang

diberikan masih

kurang lengkap

dan di beberapa

bagian terlihat

membingungkan

Sebagian besar

penjelasan

membingung-

kan dan sama

sekali tidak

lengkap

Kelengka-

pan

Hasil percobaan

dilengkapi

Hasil percobaan

hanya

Hasil percobaan

hanya dilengkapi

Hasil

percobaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

78

Indikator Sangat Baik

4

Baik

3

Kurang

2

Sangat

Kurang

1

gambar

hasil

percobaan.

dengan gambar

benda-benda

konveksi serta

penjelasan

peristiwa

terjadinya

perpindahan

kalor secara

konveksi yang

dimaksud

dilengkapi

dengan gambar

benda-benda

konveksi serta

penjelasan

peristiwa

terjadinya

perpindahan

kalor yang

dimaksud.

dengan gambar

benda-benda

konveksi serta

penjelasan

peristiwa

terjadinya

perpindahan

kalor, itupun

tidak semuanya

hanya

dilengkapi

dengan

gambar benda-

benda

konveksi serta

sedikit

penjelasan

peristiwa

terjadinya

perpindahan

kalor

Produk gambar langkah kerja siswa dinilai menggunakan rubrik di atas

dengan menggunakan empat kategori indikator. Penilaian produk mind map

dinilai dengan berdasar pada tabel 3.11 berikut.

Tabel 3.11 Rubrik Penilaian Produk Mind Map

Kriteria Sangat Baik

4

Baik

3

Kurang

2

Sangat

Kurang

1

Ketepatan

pokok

pikiran

Pokok pikiran

dari 3 paragraf

tepat dan jelas.

Pokok pikiran

dari 2 paragraf

tepat dan jelas.

Pokok pikiran

dari 1

paragraf tepat

dan jelas.

Pokok pikiran

3 paragraf

tidak tepat dan

tidak jelas.

Ketepatan

garis

hubungan

pada mind

map

Garis pada mind

map

menghubungkan

judul bacaan

dengan 4 pokok

pikiran dengan

tepat dan jelas

Garis pada mind

map

menghubungkan

judul bacaan

dengan 3 pokok

pikiran dengan

tepat dan jelas

Garis pada

mind map

menghubung

kan judul

bacaan

dengan 2

pokok pikiran

dengan tepat

dan jelas

Garis pada

mind map

menghubungk

an judul

bacaan dengan

1 pokok

pikiran dengan

tepat dan jelas

Penilaian produk mind map siswa dinilai dengan berdasar pada empat

kriteria dengan skor 1-4 sesuai dengan ketentuan di atas.

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumnen Penelitian

1. Validitas Instrumen

Arifin (2011: 245) mengatakan bahwa validitas adalah suatu derajat

ketepatan instrument (alat ukur). Hal tersebut memiliki arti bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

79

instrumen yang dibuat dapat digunakan untuk mengukur apa yang akan

diukur. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan validasi konstruk dan

validasi isi. Sugiyono (2010: 177) menyatakan bahwa untuk menguji

validitas konstruk maka dapat menggunakan pendapat dari ahli (expert

judgment). Para ahli (experts) akan diminta pendapatnya tentang instrumen

yang telah disusun oleh peneliti. Para ahli akan memberikan keputusan

dengan kemungkinan jawaban instrumen dapat digunakan tanpa perbaikan,

instrumen dapat digunakan dengan perbaikan, dan instrumen tidak dapat

digunakan dan dirombak total. Validitas konstruk peneliti gunakan untuk

memvalidasi instrumen perangkat pembelajaran (RPP), lembar observasi,

dan lembar kreativitas siswa.

Validitas yang digunakan peneliti selanjutnya adalah validitas isi.

Sugiyono (2010: 182) menyatakan bahwa instrumen yang berbentuk tes,

pengujian validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi

instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Instrumen yang

menggunakan validitas isi berupa soal evaluasi untuk siklus I dan siklus II.

Soal evaluasi berupa soal objektif pilihan ganda. Validitas dianalisis

dengan menggunakan statistika korelasi point biseral. Instrumen dapat

dinyatakan valid apabila hasil penghitungan menunjukkan r hitung > r tabel,

sedangkan instrumen dinyatakan tidak valid apabila r hitung < r tabel. Alasan

peneliti menggunakan statistika korelasi point biseral karena korelasi ini

dapat mengukur kualitas soal yang diujikan dengan kriterium (skor total

tes) dan langsung berhubungan dengan statistik tes.

a. Validitas Perangkat Pembelajaran

Peneliti melakukan validasi perangkat pembelajaran sebelum

digunakan dalam pelaksanaan penelitian melalui validitas konstruk,

yaitu dengan meminta penilaian dari para ahli (expert judgment).

Perangkat pembelajaran yang divalidasi yaitu RPPH, materi ajar, dan

LKPD. Kriteria yang peneliti gunakan dalam melakukan validasi

perangkat pembelajaran yaitu mengacu pada Penilaian Acuan Patokan

(PAP). Farida (2017: 170) mengungkapkan bahwa Penilaian Acuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

80

Patokan (PAP) merupakan penilaian yang mengacu pada suatu kriteria

pencapaian tujuan atau prestasi belajar siswa yang telah dirumuskan

sebelumnya. Kriteria pencapaian keberhasilan atau batas lulus

penguasaan bersifat mutlak, yang artinya bahwa tetap dan berlaku bagi

semua siswa. Pada tabel 3.12 berikut akan disajikan kriteria validasi

perangkat pembelajaran PAP tipe I.

Tabel 3.12 Kriteria Validasi Perangkat Pembelajaran PAP Tipe I

Rentang Nilai Nilai Huruf Kriteria

80 – 100 A Sangat Baik

70 – 79 B Baik

60 – 69 C Cukup

50 – 59 D Kurang Baik

Di bawah 50 E Sangat Kurang Baik

Peneliti melakukan validasi perangkat pembelajaran kepada

Dosen Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma, Dosen

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas PGRI Yogyakarta, Guru

Kelas II, dan Guru Kelas III. Tabel 3.13 berikut berisi hasil perhitungan

validasi perangkat pembelajaran.

Tabel 3.13 Hasil Perhitungan Validasi Perangkat Pembelajaran

Perangkat

Pembelajaran Validator

Hasil

Penilaian

Rata-rata

Keterangan

RPPH, Materi

Ajar, dan LKS

Dosen Pendidikan Fisika USD 91,4 Sangat Baik

Dosen PGSD UPY 94,1 Sangat Baik

Guru Kelas II 91,6 Sangat Baik

Guru Kelas III 94,1 Sangat Baik

Rerata Perangkat Pembelajaran 92,8 Sangat Baik

Peneliti menyediakan rubrik penilaian menjadi satu kesatuan

kepada validator untuk perangkat pembelajaran RPPH, materi ajar, dan

LKPD karena komponen penilaian materi ajar dan LKPD termuat

dalam rubrik penialain RPPH. Berdasarkan hasil penghitungan validasi

perangkat pembelajaran, diketahui bahwa rata-rata RPPH, materi ajar,

dan LKPD adalah 92,8 dengan kriteria sangat baik. Berdasarkan hasil

validasi yang diperoleh peneliti, maka perangkat pembelajaran layak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

81

untuk digunakan dalam penelitian. Hasil rekapitulasi perangkat

pembelajaran peneliti sajikan pada lampiran.

b. Validitas Soal Evaluasi

Validasi soal evaluasi peneliti lakukan dengan mengujikan di SD

Negeri Surojoyo dan SD Negeri Gelangan III. Peneliti melakukan uji

validasi di dua SD guna untuk mencukupi jumlah responden yang

berjumlah 31 siswa yaitu, 11 orang siswa dari SD Negeri Surojoyo dan

20 orang siswa dari SD Negeri Gelangan III. Soal evaluasi yang

diujicobakan berupa soal objektif pilihan ganda yang berjumlah 40 soal

untuk setiap siklus. Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh data bahwa

soal objektif pilihan ganda soal evaluasi siklus I dan siklus II masing-

masing terdapat 20 soal yang valid. Dalam melakukan penghitungan

validasi soal evaluasi, peneliti menggunakan taraf signifikansi 5%

dengan r tabel sebesar 0,355. Hasil validasi soal evaluasi siklus I dapat

dilihat pada tabel 3.14 berikut ini:

Tabel 3.14 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus I

No.

Butir

Nilai Korelasi

(r hitung)

Nilai r tabel

(n= 31) Hasil Keputusan

1 .090 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

2 -.015 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

3 .146 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

4 .648** 0,355 Valid Dipakai

5 .177 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

6 .514** 0,355 Valid Dipakai

7 .285 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

8 .496** 0,355 Valid Dipakai

9 .617** 0,355 Valid Dipakai

10 .227 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

11 .327 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

12 .359* 0,355 Valid Dipakai

13 .204 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

14 .528** 0,355 Valid Dipakai

15 -.217 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

16 .422* 0,355 Valid Dipakai

17 .072 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

18 .416* 0,355 Valid Dipakai

19 .168 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

20 .489** 0,355 Valid Dipakai

21 .644** 0,355 Valid Dipakai

22 .260 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

23 .502** 0,355 Valid Dipakai

24 .653** 0,355 Valid Dipakai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

82

No.

Butir

Nilai Korelasi

(r hitung)

Nilai r tabel

(n= 31) Hasil Keputusan

25 .329 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

26 .203 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

27 .425* 0,355 Valid Dipakai

28 .a 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

29 .414* 0,355 Valid Dipakai

30 .128 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

31 .382* 0,355 Valid Dipakai

32 .653** 0,355 Valid Dipakai

33 .449* 0,355 Valid Dipakai

34 .565** 0,355 Valid Dipakai

35 .142 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

36 -.102 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

37 .236 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

38 .269 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

39 .582** 0,355 Valid Dipakai

40 .511** 0,355 Valid Dipakai

Pada tabel 3.14 di atas, didapatkan data bahwa soal yang valid

sebanyak 20 butir dan soal yang tidak valid sebanyak 20. Seluruh soal

yang valid akan dipakai dalam penelitian, sedangkan soal yang tidak

valid tidak dipakai. Sementara itu hasil validasi soal evaluasi siklus II

didapatkan data seperti yang tercantum pada tabel 3.15 berikut.

Tabel 3.15 Hasil Validasi Soal Evaluasi Siklus II

No.

Butir

Nilai Korelasi

(r hitung)

Nilai r tabel

(n= 31) Hasil Keputusan

1 .546** 0,355 Valid Dipakai

2 .662** 0,355 Valid Dipakai

3 .382* 0,355 Valid Dipakai

4 .438* 0,355 Valid Dipakai

5 .114 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

6 ~ 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

7 .183 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

8 .653** 0,355 Valid Dipakai

9 .012 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

10 .169 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

11 .553* 0,355 Valid Dipakai

12 .188 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

13 .382* 0,355 Valid Dipakai

14 .611** 0,355 Valid Dipakai

15 .645** 0,355 Valid Dipakai

16 .603** 0,355 Valid Dipakai

17 .572** 0,355 Valid Dipakai

18 .579** 0,355 Valid Dipakai

19 .597* 0,355 Valid Dipakai

20 .173 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

21 .108 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

83

No.

Butir

Nilai Korelasi

(r hitung)

Nilai r tabel

(n= 31) Hasil Keputusan

22 .624** 0,355 Valid Dipakai

23 .158 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

24 .195 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

25 -.049 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

26 .653** 0,355 Valid Dipakai

27 -.012 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

28 .153 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

29 .419* 0,355 Valid Dipakai

30 .029 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

31 .594** 0,355 Valid Dipakai

32 .109 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

33 .572** 0,355 Valid Dipakai

34 .549** 0,355 Valid Dipakai

35 .549** 0,355 Valid Dipakai

36 -.267 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

37 -.232 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

38 -.188 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

39 .067 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

40 -.178 0,355 Tidak Valid Tidak Dipakai

Pada tabel 3.15 di atas, didapatkan data bahwa soal yang valid

sebanyak 20 butir dan soal yang tidak valid sebanyak 20. Seluruh soal

yang valid akan dipakai dalam penelitian, sedangkan soal yang tidak

valid tidak dipakai.

c. Validitas Lembar Observasi dan Kuesioner

Peneliti melakukan validasi lembar observasi dan kuesioner

dengan melakukan penilaian kepada para ahli (expert judgment). Hasil

validasi lembar observasi dan kuesioner tersaji pada tabel 3.16.

Tabel 3.16 Hasil Validasi Lembar Observasi dan Kuesioner

No. Instrumen Validator Hasil

Penilaian Keterangan

1. Lembar

Observasi

Dosen PGSD UPY 100 Baik Sekali

Guru kelas II 96 Baik Sekali

Guru Kelas III 79 Baik

Rerata Lembar Observasi 91 Baik Sekali

2. Lembar

Kuesioner

Dosen PGSD UPY 96 Baik Sekali

Guru kelas II 96 Baik Sekali

Guru Kelas III 96 Baik Sekali

Rerata Lembar Kuesioner 96 Baik Sekali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

84

2. Reliabilitas Instrumen

Sukardi (2003: 127-128) menyatakan bahwa reliabilitas sama dengan

konsistensi atau keajegan. Suatu instrumen penelitian dikatakan

mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi apabila tes yang dibuat

mempunyai hasil yang konsisten dalam menyukur yang hendak diukur. Hal

tersebut berarti bahwa semakin reliabel suatu tes, maka semakin yakin jika

suatu tes akan memiliki hasil yang sama ketika dilakukan tes kembali.

Selain itu, Arifin (2011: 248) juga menyatakan bahwa reliabilitas adalah

derajat konsistensi instrumen yang bersangkutan. Suatu instrumen dapat

dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama jika diujikan

pada kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan Alpha Cronbach’s atau koefisien

Alpha yang terdapat pada Masidjo (1995: 243). Kualifikasi reliabilitas

disajikan peneliti pada tabel 3.17 berikut ini:

Tabel 3.17 Kualifikasi Reliabilitas

Koefisien Korelasi Kualifikasi

0,91 – 1,00 Sangat Tinggi

0,71 – 0,90 Tinggi

0,41 – 0,70 Cukup

0,21 – 0,40 Rendah

Negatif – 0,20 Sangat Rendah

Hasil penghitungan reliabilitas soal pilihan ganda pada siklus I dan II

dapat dilihat pada table 3.18 di bawah ini:

Tabel 3.18 Hasil Penghitungan Reliabilitas Soal Tiap Siklus

Soal Tiap Siklus Koefisien Korelasi Kualifikasi

Soal pilihan ganda siklus I 0,864 Tinggi

Soal pilihan ganda siklus II 0.897 Tinggi

Data reliabilitas soal objektif pilihan ganda siklus I dapat dilihat pada

lampiran sedangkan data reliabilitas soal objektif pilihan ganda dapat dilihat

pada lampiran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

85

G. Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah data dari seluruh

data atau sumber data terkumpul (Sugiyono, 2010: 207). Teknik analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif dan analisis

kualitatif deskriptif. Analisis kuantitatif digunakan untuk menguraikan hasil

belajar siswa yang dilihat dari hasil evaluasi. Analisis deskriptif digunakan

untuk menguraikan tingkat kreativitas siswa yang dilihat dari observasi,

kuesioner, dan produk.

1. Penghitungan Peningkatan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa

a. Peningkatan Kreativitas Siswa

Data mengenai kreativitas siswa diperoleh melalui hasil nilai rata-rata

observasi, kuesioner, dan produk. Analisis kreativitas siswa dapat

dilakukan dengan cara membandingkan kondisi awal, kondisi akhir

siklus I, dan kondisi akhir siklus II. Peningkatan kreativitas siswa dapat

dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1) Observasi

a) Melakukan penghitungan nilia kreativitas tiap siswa dengan

menggunakan rumus:

b) Menghitung nilai rata-rata kreativitas siswa secara keseluruhan

dengan menggunakan rumus:

c) Membandingkan tingkat kreativitas siswa pada tiap akhir siklus

dengan kondisi awal untuk mengetahui adanya peningkatan

kreativitas atau tidak.

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑟𝑒𝑎𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑟𝑒𝑎𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

86

2) Kuesioner

a) Menghitung nilai kreativitas tiap siswa dengan menggunakan

rumus:

b) Menghitung nilai rata-rata kreativitas siswa secara keseluruhan

dengan menggunakan rumus:

c) Melakukan perbandingan hasil tingkat kreativitas siswa pada

tiap akhir siklus dengan kondisi awal untuk mengetahui adanya

peningkatan kreativitas atau tidak.

3) Produk

a) Menghitung nilai kreativitas tiap siswa dengan menggunakan

rumus:

b) Menghitung nilai rata-rata kreativitas siswa secara keseluruhan

dengan menggunakan rumus:

c) Melakukan pembandingan hasil tingkat kreativitas siswa pada

tiap akhir siklus dengan kondisi awal untuk mengetahui adanya

peningkatan kreativitas atau tidak.

4) Nilai Akhir Kreativitas

Menghitung nilai akhir kreativitas siswa dengan menggunakan

rumus:

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑢𝑒𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟 𝑘𝑟𝑒𝑎𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑢𝑒𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟 𝑘𝑟𝑒𝑎𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑘𝑟𝑒𝑎𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑖𝑎𝑝 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙 x 100

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘 𝑘𝑟𝑒𝑎𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

87

Kategori kreativitas siswa dapat diketahui dengan pendapat Masidjo

(1995: 157). Klasifikasi kreativitas dapat dilihat pada tabel 3.19 di

bawah ini:

Tabel 3.19 Klasifikasi Kreativitas

Rentang Nilai Nilai Huruf Kategori

81 – 100 A Sangat kreatif

66 – 80 B Kreatif

56 – 65 C Cukup kreatif

46 – 55 D Kurang kreatif

Di bawah 46 E Tidak kreatif

b. Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Data mengenai hasil belajar siswa diperoleh dari hasil nilai rata-rata

soal evaluasi siklus I dan II. Analisis hasil belajar siswa dapat dilakukan

dengan cara membandingkan kondisi awal, kondisi akhir siklus I, dan

kondisi akhir siklus II. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dihitung

dengan langkah-langkah berikut:

1) Menghitung jumlah skor pada soal pilihan ganda dengan ketentuan

sebagai berikut:

a) Skor 1 untuk jawaban benar

b) Skor 0 untuk jawaban salah

2) Menghitung nilai hasil belajar tiap siswa dengan menggunakan

rumus:

3) Menghitung nilai rata-rata hasil belajar siswa secara keseluruhan

dengan menggunakan rumus:

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑗𝑎𝑤𝑎𝑏𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑛𝑎𝑟

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑘𝑜𝑟 x 100

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑟𝑒𝑎𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑜𝑏𝑠𝑒𝑟𝑣𝑎𝑠𝑖 + 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑟𝑒𝑎𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑘𝑢𝑒𝑠𝑖𝑜𝑛𝑒𝑟 + 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑘𝑟𝑒𝑎𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

88

4) Menghitung persentase siswa yang mencapai nilai KKM dengan

menggunakan rumus:

5) Membandingkan tingkat hasil belajar siswa pada tiap akhir siklus

dengan kondisi awal untuk mengetahui adanya peningkatan hasil

belajar atau tidak.

H. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan adalah target hasil yang hendak dicapai dalam

melakukan penelitian. Indikator keberhasilan kreativitas dan hasil belajar

ditentukan oleh peneliti sendiri. Indikator keberhasilan kreativitas dan hasil

belajar siswa dinyatakan berhasil apabila hasil penelitian melebihi kriteria yang

telah ditentukan. Indikator keberhasilan yang sudah ditentukan tersaji pada

tabel 3.20 berikut.

Tabel 3.20 Indikator Keberhasilan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa

Peubah Indikator Kondisi

Awal

Target Akhir

Siklus I Siklus II

Kreativitas

Siswa

Nilai rata-rata Kreativitas

Siswa 58,15 70 80

Hasil Belajar

Siswa

Nilai rata-rata Hasil Belajar

Siswa 68,96 75 80

Persentase Jumlah Siswa

yang Mencapai KKM 44,82% 70% 80%

Berdasarkan tabel di atas, indikator keberhasilan kreativitas yang telah

ditetapkan pada siklus I adalah 70 dan pada siklus II adalah 80. Sedangkan

indikator keberhasilan hasil belajar siswa yang telah ditetapkan pada siklus I

adalah 75 dengan persentase siswa yang lulus KKM sebesar 70% dan pada

siklus II ditetapkan indikator keberhasilan sebesar 80 dengan persentase siswa

yang lulus KKM sebesar 80%.

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝐾𝐾𝑀

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 x 100%

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

89

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab IV ini, peneliti akan menjabarkan hasil penelitian dan

pembahasan yang telah dilakukan. Hasil penelitian mencakup pada proses

pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Berbasis Masalah.

A. Hasil Penelitian

Hasil Penelitian ini terdiri dari proses penelitian tindakan kelas siklus I dan

siklus II, analisis hasil kreativitas dan hasil belajar siswa siklus I dan siklus II.

1. Proses Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Proses penelitian tindakan kelas (PTK) akan menjelaskan tahap

penelitian yang terdiri dari pra siklus, siklus I, dan siklus II yang terdiri

dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

a. Kondisi Awal

Penelitian diawali dengan melakukan pengambilan data kondisi

awal yang dilaksanakan pada 14 Januari 2020. Pengambilan data

kondisi awal dilakukan peneliti dengan melakukan observasi di kelas

V SD Negeri Nogopuro. Observasi dilakukan untuk mengetahui

keadaan dan kondisi kelas pada saat proses belajar mengajar secara

langsung. Selain itu, kegiatan observasi dilakukan peneliti untuk

melihat kreativitas siswa. Setelah berlangsungnya observasi, peneliti

membagikan lembar kuesioner pra siklus kepada siswa kelas V SD

Negeri Nogopuro. Setelah mendapatkan hasil observasi dan kuesioner,

peneliti melakukan wawancara dengan guru wali kelas untuk meminta

data mengenai hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi secara

langsung di kelas dan wawancara dengan guru maka diperoleh data

bahwa tingkat kreativitas dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri

Nogopuro termasuk dalam kategori rendah. Hal tersebut dapat dilihat

pada saat proses pembelajaran. Guru melaksanakan pembelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

90

dengan meminta siswa untuk menghafalkan materi yang terdapat pada

buku. Pada akhir pembelajaran guru meminta kepada siswa untuk maju

ke depan kelas dan menjelaskan materi yang sudah dihafalkan secara

bergantian. Saat siswa menjelaskan materi yang sudah dihafalkan di

depan kelas, terlihat ada beberapa siswa yang belum mampu

menghafalkan dengan lancar dan baik. Mereka masih membutuhkan

bimbingan dan bantuan guru dalam mengingat materi yang telah

dihafalkan. Meskipun begitu, masih ada beberapa anak yang terlihat

lancar dalam menghafalkan materi di depan kelas. Selain itu, nilai

ulangan harian menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang

mendapatkan nilai di bawah KKM.

Hasil observasi juga menunjukkan bahwa kreativitas yang dimiliki

oleh siswa tidak terlihat. Saat pembelajaran, siswa hanya diminta

untuk menghafalkan materi, sehingga siswa tidak dapat

mengkombinasikan dan memperoleh pengetahuan berdasarkan

pengalaman mereka di kehidupan sehari-hari. Hal tersebut

menunjukkan bahwa siswa tidak mampu untuk memberikan gagasan

ataupun pernyataan sesuai dengan pendapat siswa sendiri. Siswa

belum mampu membuat sebuah karya atau pengetahuan baru yang

dapat menguatkan materi yang telah diperoleh. Selain itu, pada saat

proses menghafalkan materi masih banyak siswa yang asik mengobrol

dengan teman sebangku, asik bermain dengan temannya, dan menjahili

teman yang lain. Peneliti membagikan lembar kuesioner kreativitas

kepada siswa sebagai salah satu metode mengumpulkan data kondisi

awal kreativitas siswa. Pemberian lembar kuesioner bertujuan untuk

mengetahui tingkat kreativitas siswa secara individu dan secara

keseluruhan dalam satu kelas. Berikut ini merupakan data kreativitas

dan hasil belajar yang diperoleh peneliti pada saat melaksanakan

observasi dan penyebaran kuesioner.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

91

Tabel 4.1 Skor Rata-rata Kreativitas pada Kondisi Awal

No Kode Siswa Kondisi Awal

Kategori Observasi Kuesioner Nilai Rerata

1 ATW 40 58,75 49,4 Kurang

2 MUS 40 63,75 51,9 Kurang

3 ANW 60 60 60 Cukup

4 ASA 60 62,5 61,25 Cukup

5 AE 40 68,75 54,4 Kurang

6 AFC 60 63,75 61,8 Cukup

7 APW 60 71,25 65,6 Cukup

8 AH 60 62,5 61,25 Cukup

9 ASR 60 70 65 Cukup

10 BBBA 60 67,5 63,75 Cukup

11 BPAW 60 63,75 61,9 Cukup

12 CBA 40 61,25 50,6 Kurang

13 CFMK 60 67,5 63,75 Cukup

14 DM 60 66,25 63,1 Cukup

15 EYP 60 60 60 Cukup

16 GSC 40 61,25 50,6 Kurang

17 JAI 40 60 50 Kurang

18 KAW 60 53,75 56,9 Cukup

19 MMF 40 68,75 54,3 Kurang

20 MAH 40 63,75 51,9 Kurang

21 NZV 40 67,5 53,75 Kurang

22 NF 60 62,5 61,25 Cukup

23 PHHL 60 57,5 58,75 Cukup

24 RBN 40 63,75 51,9 Kurang

25 SRP 60 62,5 61,25 Cukup

26 SAM 40 58,75 49,4 Kurang

27 YSG 60 61,25 60,6 Cukup

28 YHBS 60 76,25 68,1 Cukup

29 AAS 60 70 65 Cukup

Rerata 52,41 63,9 58,15 Cukup

Persentase siswa kurang kreatif 37,9%

(11 siswa)

Persentase siswa cukup kreatif 62,1%

(18 siswa)

Berdasarkan tabel 4.1 diperoleh hasil penghitungan kreativitas

kondisi awal yaitu terdapat 11 siswa kurang kreatif dan 18 siswa cukup

kreatif dengan rata-rata skor sebesar 58,15 dengan kategori cukup

kreatif.

Selain itu, melalui kegiatan observasi, peneliti mengetahui bahwa

metode belajar dengan cara menghafal menunjukkan hasil belajar yang

rendah. Hal tersebut dapat diihat bahwa siswa tidak dapat memahami

materi dengan baik pada saat guru meminta maju di depan kelas. Pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

92

saat akhir observasi, peneliti juga meminta data nilai ulangan harian

siswa pada pertemuan sebelumnya sebagai data hasil belajar. Berikut

ini merupakan data hasil belajar siswa yang diperoleh peneliti dari

pembagian lembar kuesioner pada saat observasi.

Tabel 4.2 Skor Rata-rata Hasil Belajar Siswa pada Kondisi Awal

No Kode Siswa Nilai Ulangan Harian Kategori

1 ATW 50 Tidak Tuntas

2 MUS 70 Tidak Tuntas

3 ANW 70 Tidak Tuntas

4 ASA 65 Tidak Tuntas

5 AE 75 Tuntas

6 AFC 70 Tidak Tuntas

7 APW 85 Tuntas

8 AH 55 Tidak Tuntas

9 ASR 95 Tuntas

10 BBBA 85 Tuntas

11 BPAW 80 Tuntas

12 CBA 30 Tidak Tuntas

13 CFMK 80 Tuntas

14 DM 35 Tidak Tuntas

15 EYP 85 Tuntas

16 GSC 90 Tuntas

17 JAI 70 Tidak Tuntas

18 KAW 25 Tidak Tuntas

19 MMF 65 Tidak Tuntas

20 MAH 95 Tuntas

21 NZV 25 Tidak Tuntas

22 NF 50 Tidak Tuntas

23 PHHL 70 Tidak Tuntas

24 RBN 80 Tuntas

25 SRP 70 Tidak Tuntas

26 SAM 70 Tidak Tuntas

27 YSG 85 Tuntas

28 YHBS 85 Tuntas

29 AAS 90 Tuntas

Rerata 68,96 Tidak Tuntas

Persentase Tuntas 44,82% (13 siswa)

Persentase Tidak Tuntas 55,18% (16 siswa)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

93

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa rata-rata kondisi awal

hasil belajar siswa mendapat skor rata-rata 68,96. Skor rata-rata

tersebut menujukkan bahwa hasil belajar siswa masih dibawah nilai

KKM dan tidak tuntas. Persentase siswa yang tuntas KKM sebesar

44,82% dengan jumlah 13 siswa, dan presentas siswa yang tidak

tuntas KKM sebanyak 55,18% dengan jumlah 16 siswa.

Hasil data hasil belajar dan kreativitas yang diperoleh melalui

observasi dan kuesioner kepada siswa menunjukkan bahwa kreativitas

siswa termasuk kategori kurang kreatif dan hasil belajar siswa masuk

dalam kategori tidak tuntas. Oleh karena itu, peneliti memberikan

solusi untuk meningkatkan kreativitas dan hasil belajar siswa dengan

menggunakan model pembelajaran berbasis masalah.

b. Siklus I

Pelaksanaan penelitian siklus I dilakukan peneliti pada hari Kamis,

16 Januari 2020 dan Sabtu, 18 Januari 2020. Penelitian ini

dilaksanakan selama dua kali dengan alokasi waktu 4 x 35 menit.

Peneliti berperan sebagai guru dan mangajarkan tentang materi panas

dan perindahannya yang terdapat pada Tema 6 Subtema 2

Pembelajaran 1 dan 2.

1) Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan yang dilakukan peneliti pada siklus I

yaitu menyiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP,

LKPD, soal evaluasi, lembar penilaian produk, dan media. Media

yang digunakan oleh peneliti yaitu power point, gambar, video, dan

alat-alat perobaan. Media power point dibuat untuk mempermudah

siswa dalam memahami materi yang akan dipelajari. Media

gambar dan video dibuat sebagai salah satu alat untuk

menunjukkan sebuah permasalahan kepada siswa dalam kehidupan

sehari-hari. Selain itu, alat-alat percobaan digunakan untuk

membantu siswa dalam melakukan percobaan sehingga

memperoleh pengetahuan yang baru. Peneliti juga menyiapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

94

instrumen non tes berupa lembar observasi dan kuesioner.

Sedangkan instrumen tes, peneliti menyiapkan lembar evalusi

untuk dikerjakan siswa pada saat akhir pelaksanaan siklus I.

2) Pelaksanaan Tindakan

a) Pertemuan I

Pertemuan I dilakukan pada hari Kamis, 16 Januari 2020

alokasi waktu 2 x 35 menit. Pada siklus I pertemuan I, peneliti

dibantu oleh satu orang teman yang bertugas dalam observasi

dan dokumentasi selama proses pelaksanaan penelitian.

Kegiatan diawali dengan mengucapkan salam dan doa

yang dipimpin oleh salah satu siswa. Setelah itu, guru

melakukan absensi terhadap siswa. Pembelajaran dilanjutkan

guru dengan mengajak siswa untuk menyanyikan lagu tentang

perpindahan konduksi menggunakan nada dasar lagu pelangi-

pelangi. Kemudian pembelajaran dilanjutkan dengan

melakukan tanya jawab berkaitan dengan lagu yang sudah

dinyanyikan dan bagaimana kaitannya dengan materi yang

akan dipelajari. Guru memberikan sebuah permasalahan

kepada siswa dengan cara memutarkan sebuah video tentang

materi pembelajaran perpindahan panas secara konduksi.

Kegiatan inti dimulai dengan guru melakukan tanya jawab

berkaitan dengan dengan video yang sudah ditayangkan. Siswa

diminta untuk menyebutkan beberapa contoh peristiwa yang

serupa dengan peristiwa yang terdapat pada video. Guru mulai

mengorganisaikan siswa untuk belajar dengan cara membagi

siswa menjadi lima kelompok sesuai dengan denah tempat

duduk. Siswa secara berkelompok melakukan sebuah

percobaan berkaitan dengan materi konduksi. Percobaan

dilakukan agar siswa mampu menemukan dan memahami

materi dengan cara berdiskusi bersama teman satu kelompok

serta mencari materi pada buku. Pada kegiatan tersebut, guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

95

bertugas dalam membantu siswa dalam melakukan percobaan.

Setelah melakukan percobaan, siswa diminta untuk

mengerjakan LKPD dan membuat diagram hasil percobaan.

Kegiatan dilanjutkan dengan siswa menyajikan data hasil

percobaan berdasarkan diskusi kelompok dengan cara

melakukan presentasi di depan kelas. Kelompok yang tidak

melakukan presentasi akan menanggapi serta memberikan

masukan kepada kelompok yang menyampaikan hasil

percobaan. Setelah semua kelompok maju mempresentasikan

hasil percobaan, guru bertugas memberikan pengantar kepada

siswa dalam memahami dan menjelaskan mengenai

pengetahuan yang diperoleh setelah melakukan percobaan.

Pada kegiatan akhir, guru bersama dengan siswa

mengalisis dan mengevaluasi hasil percobaan dan materi yang

diperoleh. Siswa secara bergantian menyimpulkan tentang

materi yang telah dipelajari. Setelah itu guru memberikan

beberapa penguatan tentang materi yang sudah dipelajari.

Siswa juga diajak untuk melakukan refleksi selama kegiatan

pembelajaran berlangsung. Guru kemudian meminta salah satu

siswa untuk memimpin doa pulang dan guru melakukan salam

penutup.

b) Pertemuan II

Pertemuan II dilakukan pada hari Sabtu, 18 Januari 2020

dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pada siklus I pertemuan II

ini peneliti masih dibantu oleh satu orang teman yang bertugas

dalam observasi dan dokumentasi selama proses pelaksanaan

penelitian.

Kegiatan diawali dengan mengucapkan salam dan doa

yang dipimpin oleh salah satu siswa. Setelah itu, guru

melakukan absensi terhadap siswa. Guru juga mengecek

semangat siswa dengan melakukan tepuk semangat. Guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

96

memberikan sebuah permasalahan kepada siswa dengan cara

memutarkan sebuah video tentang materi konveksi. Setelah itu

guru memandu siswa untuk melakukan tanya jawab berkaitan

dengan video. Siswa juga berkesempatan untuk memberikan

contoh peristiwa lain yang serupa dengan peristiwa yang

terdapat pada video dan terjadi pada kehidupan sehari-hari.

Kegiatan inti dimulai dengan guru mulai

mengorganisaikan siswa untuk belajar dengan cara membagi

siswa menjadi lima kelompok sesuai dengan denah tempat

duduk. Siswa secara berkelompok melakukan sebuah

percobaan berkaitan dengan materi konveksi. Percobaan

dilakukan agar siswa mampu menemukan dan memahami

materi dengan cara berdiskusi bersama teman satu kelompok

serta mencari materi pada buku. Pada kegiatan tersebut, guru

bertugas dalam membantu siswa dalam melakukan percobaan.

Setelah melakukan percobaan, siswa diminta untuk

mengerjakan LKPD dan membuat gambar alat dan bahan serta

gambar pada setiap langkah-langkah percobaan. Kegiatan

dilanjutkan dengan siswa menyajikan data hasil percobaan

berdasarkan diskusi kelompok dengan cara melakukan

presentasi di depan kelas. Kelompok yang tidak melakukan

presentasi akan menanggapi serta memberikan masukan kepada

kelompok presentasi tentang hasil percobaan. Setelah semua

kelompok maju mempresentasikan hasil percobaan, guru

bertugas memberikan pengantar kepada siswa dalam

memahami dan menjelaskan mengenai pengetahuan yang

diperoleh setelah melakukan percobaan.

Pada kegiatan akhir, guru bersama dengan siswa

mengalisis dan mengevaluasi hasil percobaan dan materi yang

diperoleh. Siswa secara bergantian menyimpulkan tentang

materi yang telah dipelajari dilanjutkan dengan guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

97

memberikan beberapa penguatan tentang materi yang sudah

dipelajari. Setelah itu guru memberikan soal tes evaluasi siklus

I dan dilanjutkan dengan mengisi lembar kuesioner. Setelah

selesai mengerjakan guru meminta salah satu siswa untuk

memimpin doa pulang dan guru melakukan salam penutup.

3) Observasi (Pengamatan)

Observasi dilaksanakan pada saat pelaksanaan penelitian

sedang berlangsung. Observasi dilakukan peneliti dengan meminta

bantuan seorang observer. Observasi dilakukan dengan tujuan

mengamati kreativitas siswa selama proses pelaksanaan penelitian.

Selain itu, observasi dilakukan untuk melihat apakah pelaksanaan

penelitian sudah sesuai dengan rancangan pelaksanaan

pembelajaran yang telah dibuat. Observer bertugas dalam

melakukan observasi dengan memberikan tanda centang pada

lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti.

Hasil pengamatan peneliti bersama observer menunjukkan

bahwa terdapat 1 siswa yang cukup kreatif dan 28 siswa kreatif.

Kreativitas siswa dalam mencoba cara baru untuk menyelesaikan

masalah, mempunyai rasa keindahan dan dalam menyampaikan ide

yang unik masih belum tampak. Siswa menyampaikan pendapat

dan menjawab soal sama dengan yang terdapat pada buku. Selain

itu, masih ada beberapa siswa yang tidak mampu menyelasaikan

masalah berdasarkan pengalaman mereka dalam kehidupan sehari-

hari.

Nilai rata-rata hasil belajar yang diperoleh siswa berdasarkan

soal evaluasi siklus I sebesar 75,51 dengan KKM 75. Terdapat 21

siswa yang tuntas KKM dengan persentase 72,41% dan 8 siswa

tidak tuntas KKM dengan persentase 27,59%. Berdasarkan data

tersebut, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan hasil belajar

siswa pada kondisi awal yang memperoleh rata-rata sebesar 68,96.

Selain itu, kreativitas siswa juga mengalami peningkatan. Pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

98

kondisi awal rata-rata kreativitas siswa sebesar 58,15 dengan

kategori cukup kreatif meningkat pada siklus I menjadi 69,83%

dengan kategori kreatif.

4) Refleksi

Pelaksanaan penelitian pada siklus I siswa kelas V di SD

Negeri Nogopuro dengan menerapkan Model Pembelajaran

Berbasis Masalah secara keseluruhan berjalan dengan lancar dan

sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti. Meskipun begitu, ada

beberapa kendala dan permasalahan yang dialami oleh peneliti.

Kendala teresebut yaitu berkaitan dengan waktu pelaksanaan

penelitian. Alokasi waktu yang dimiliki oleh peneliti dalam

pelaksanaan penelitian siklus I yaitu berjumlah 4 x 35 menit.

Waktu tersebut dirasa oleh peneliti sedikit kurang panjang.

Keterbatasan waktu yang dimiliki oleh peneliti tersebut

mengakibatkan pelaksanaan penelitian sedikit tergesa-gesa dan

pelaksanaan presentasi hanya dilakukan oleh beberapa kelompok.

Selain itu, permasalahan yang dihadapi oleh peneliti yaitu LCD

proyektor yang akan digunakan di kelas mati, sehingga peneliti

harus menyiapkan terlebih dahulu LCD yang akan digunakan.

Layar LCD proyektor yang digunakan oleh peneliti berupa papan

tulis. Hal tersebut mengakibatkan gambar dan video terlihat kurang

jelas dan berukuran kecil. Adanya kendala dan permasalahan

tersebut dapat diatasi dengan bijaksana sehingga pelaksanaan

penelitian siklus I dapat berjalan dengan lancar dan hasil belajar

yang diperoleh siswa dapat mencapai indikator keberhasilan yang

ditetapkan oleh peneliti.

Meskipun hasil belajar yang diperoleh siswa mencapai

indikator keberhasilan yang ditetapkan peneliti, tetapi hasil

kreativitas masih belum mencapai indikator yang ditentukan.

Indikator keberhasilan yang ditetapkan yaitu 70. Peneliti berusaha

untuk memperbaiki kreativitas siswa pada siklus II dengan lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

99

memancing siswa untuk bertanya dan menyampaikan pendapat.

Selain itu, peneliti akan memberikan waktu yang lebih kepada

siswa untuk menunjukkan kreativitas melalui melalui pengerjaan

lembar kerja siswa.

c. Siklus II

Pelaksanaan penelitian siklus II dilakukan peneliti pada hari

Kamis, 23 Januari 2020 dan Jumat, 24 Januari 2020. Penelitian ini

dilaksanakan dengan alokasi waktu 4 x 35 menit. Peneliti berperan

sebagai guru dan mangajarkan tentang materi panas dan perindahannya

yang terdapat pada Tema 6 Subtema 2 Pembelajaran 5.

1) Perencanaan Tindakan

Perencanaan tindakan yang dilakukan peneliti pada siklus II

yaitu merencanakan waktu pelaksanaan pembelajaran dan

menyiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari RPP, LKPD,

soal evaluasi, lembar penilaian produk, dan media. Media yang

digunakan oleh peneliti yaitu power point, gambar, video, dan alat-

alat perobaan. Media power point dibuat untuk mempermudah

siswa dalam memahami materi yang akan dipelajari. Media

gambar dan video dibuat sebagai salah satu alat untuk

memunjukkan sebuah permasalahan kepada siswa dalam

kehidupan sehari-hari. Selain itu, alat-alat percobaan digunakan

untuk membantu siswa dalam melakukan percobaan dalam

memperoleh pengetahuan yang baru. Peneliti juga menyiapkan

instrumen non tes berupa lembar observasi dan kuesioner.

Sedangkan instrumen tes, peneliti menyiapkan lembar evalusi

untuk dikerjakan siswa pada saat akhir pelaksanaan siklus II.

2) Pelaksanaan Tindakan

a) Pertemuan I

Siklus II pertemuan I dilakukan pada hari Kamis, 23

Januari 2020 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Alokasi

waktu tersebut benar-benar diatur dan dimanfaatkan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

100

baik oleh peneliti sehingga kekurangan waktu dan sikap

tergesa-gesa peneliti pada siklus I tidak terulang. Pada

pelaksanaan penelitian, peneliti dibantu oleh satu orang teman

yang bertugas dalam observasi dan dokumentasi selama proses

pelaksanaan penelitian.

Kegiatan diawali dengan guru mengucapkan salam dan

dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin oleh salah satu

siswa. Setelah itu guru melakukan absensi terhadap siswa.

Pembelajaran dimulai dengan mengajak siswa menyanyikan

lagu “Api Unggun” secara bersama-sama. Kegiatan menyanyi

dilakukan oleh guru sebagai salah satu cara untuk membangun

semangat siswa dan pengantar siswa dalam memasuki materi

yang akan dipelajari. Guru juga melakukan tanya jawab dengan

siswa terkait dengan lagu yang telah dinyanyikan dan

bagaimana hubungannya dengan materi.

Pada kegiatan inti, kegiatan dimulai dengan guru

memberikan sebuah permasalahan dengan menayangkan

sebuah video tentang api unggun yang dinyalakan pada saat

kemah. Siswa diminta untuk menjelaskan tentang peristiwa

yang terjadi. Guru membantu siswa dalam menghubungkan

peristiwa yang terjadi dengan materi beserta siswa diminta

untuk menyebutkan peristiwa yang serupa dengan peristiwa

yang terdapat pada video. Guru mulai mengorganisaikan siswa

untuk belajar dengan cara membagi siswa menjadi lima

kelompok dengan cara berhitung. Siswa secara berkelompok

melakukan percobaan dan mengerjakan lembar kerja siswa

secara berkelompok. Setelah melakukan percobaan, siswa

melakukan diskusi tentang hasil yang telah diperoleh dan

mempresentasikan di depan kelas secara bergantian. Kelompok

yang tidak melakukan presentasi akan menanggapi serta

memberikan masukan kepada kelompok presentasi tentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

101

hasil percobaan. Setelah semua kelompok maju, guru bertugas

memberikan pengantar kepada siswa dalam memahami dan

menjelaskan mengenai pengetahuan yang diperoleh setelah

melakukan percobaan.

Pada akhir kegiatan, guru bersama siswa melakukan

evaluasi dan menganalisis materi yang telah diperoleh pada

pelaksanaan siklus II pertemuan I. Siswa secara bergantian

menyampaikan pendapat mereka mengenai materi yang telah

dipelajari. Setelah itu, guru memberikan penguatan tentang

materi yang telah dipelajari. Guru kemudian meminta salah

satu siswa untuk memimpin doa pulang dan guru melakukan

salam penutup.

b) Pertemuan II

Siklus II pertemuan II dilakukan pada hari Jumat, 24

Januari 2020 alokasi waktu 2 x 35 menit. Pada pelaksaaan

penelitian, peneliti dibantu oleh satu orang teman yang

bertugas dalam observasi dan dokumentasi selama proses

pelaksanaan penelitian.

Kegiatan diawali dengan guru mengucapkan salam dan

dilanjutkan dengan doa bersama yang dipimpin oleh salah satu

siswa. Setelah itu guru melakukan absensi terhadap siswa.

Pembelajaran dimulai dengan melakukan tepuk semangat.

Guru kemudian mengajak siswa untuk melihat sebuah video.

Guru memandu siswa untuk melakukan tanya jawab terkait

dengan materi yang terdapat pada video.

Pada kegiatan inti, guru memulai dengan mengajak siswa

untuk menjelaskan tentang peristiwa yang terjadi pada video.

Siswa bertugas untuk menghubungkan video dengan materi

yang telah dipelajari pada siklus I pertemuan I dan II serta

siklus II pertemuan I. Guru mulai mengorganisaikan siswa

untuk belajar dengan cara membagi siswa menjadi lima

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

102

kelompok dengan cara berhitung. Kegiatan dilanjutkan dengan

siswa membuat mind map secara berkelompok. Mind map

dibuat berdasarkan materi yang telah dipelajari pada kegiatan

siklus I pertemuan I dan II serta siklus II pertemuan I. Siswa

membuat mind map sesuai dengan kreativitas dan diskusi

kelompok. Setelah menyelesaikan mind map, siswa secara

berkelompok menyajikan mind map dengan cara melakukan

presentasi di depan kelas. Kelompok yang tidak melakukan

presentasi akan menanggapi serta memberikan masukan kepada

kelompok presentasi tentang hasil percobaan. Setelah semua

kelompok maju mempresentasikan mind map, guru bertugas

memberikan pengantar kepada siswa dalam memahami dan

menjelaskan mengenai pengetahuan yang diperoleh setelah

melakukan percobaan.

Pada akhir kegiatan, guru bersama siswa melakukan

evaluasi dan menganalisis materi yang telah diperoleh pada

pelaksanaan siklus I dan siklus II. Siswa secara bergantian

menyampaikan pendapat mereka mengenai materi yang telah

dipelajari. Setelah itu, guru memberikan penguatan tentang

materi yang telah dipelajari dan dilanjutkan dengan

memberikan soal tes evaluasi siklus II. Setelah selesai

mengerjakan, siswa diminta untuk mengisi lembar kuesioner

yang dibagikan oleh guru. Guru kemudian meminta salah satu

siswa untuk memimpin doa pulang dan guru melakukan salam

penutup.

3) Observasi (Pengamatan)

Obeservasi dilakukan peneliti pada saat pelaksanaan penelitian

berlangsung. Observasi peneliti laksanakan dengan meminta

bantuan seorang observer. Observasi dilakukan dengan tujuan

mengamati kreativitas siswa selama proses pelaksanaan penelitian

serta untuk melihat apakah pelaksanaan penelitian sudah sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

103

dengan rancangan pelaksanaan pembelajaran yang telah dibuat oleh

peneliti. Observer bertugas untuk melakukan pengamatan dan

memberikan tanda centang pada lembar observasi yang telah dibuat

oleh peneliti.

Hasil pengamatan peneliti bersama observer menunjukkan

bahwa terdapat 13 siswa yang kreatif dan 16 siswa sangat kreatif.

Kretivitas siswa yang belum tampak yaitu kreativitas siswa dalam

mencoba cara baru dalam menyelesaikan. Meskipun begitu,

kreativitas siswa mengalami peningkatan dari siklus I sebesar 69,83

meningkat menjadi 81,24 dengan kategori sangat kreatif. Nilai rata-

rata hasil belajar yang diperoleh siswa juga mengalami peningkatan

dengan perolehan nilai sebesar 81,2 dengan persentase ketuntasan

KKM sebesar 86,21% dengan jumlah 25 siswa dan persentase

siswa yang tidak tuntas KKM sebesar 13,79% dengan jumlah siswa

4 siswa.

4) Refleksi

Pelaksanaan penelitian pada siklus II siswa kelas V di SD

Negeri Nogopuro dengan menerapkan Model Pembelajaran

Berbasis Masalah secara keseluruhan berjalan dengan lancar dan

sesuai dengan yang diharapkan oleh peneliti. Kendala yang peneliti

hadapi pada siklus I dapat peneliti minimalisir sehingga pada saat

pelaksanaan penelitian siklus II dapat berjalan dengan lancar

sehingga kriteria keberhasilan yang ditetapkan oleh peneliti dapat

tercapai.

Pada pelaksanaan siklus II, rata-rata kreativitas yang diperoleh

siswa mencapai kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu 80,

yang mana hasil yang diperoleh sebesar 81,22% dengan kategori

sangat kreatif. Terdapat 13 siswa kreatif dan 16 siswa sangat

kreatif. Hasil belajar yang diperoleh siswa juga mengalami

peningkatan dan mampu mnecapai kriteria yang ditetapkan yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

104

sebesar 80. Hasil belajar yang diperoleh siswa mendapatkan rata-

rata hasil belajar sebesar 81,2 dengan kategori tuntas.

2. Analisis Data Hasil Penelitian

Penelitian berlangsung selama 4 kali pertemuan terhadap siswa kelas

V SD Negeri Nogopuro semester genap tahun ajaran 2019/2020.

Berdasarkan data yang telah diperoleh, peneliti melakukan analisis

terhadap data kreativitas dan hasil belajar siswa.

a. Analisis Data Kreativitas Siswa

Data kreativitas siswa dapat dilihat berdasarkan hasil penelitian

yang dilakukan peneliti di setiap pertemuan pada siklus I dan siklus II.

Siklus I peneliti laksanakan selama dua kali pertemuan yaitu pada hari

Kamis, 16 Januari 2020 dan Sabtu, 18 Januari 2020. Siklus II juga

dilaksanakan selama dua kali pertemuan yaitu pada hari Kamis, 23

Januari 2020 dan Jumat, 24 Januari 2020. Kreativitas siswa dapat

dilihat melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah dengan siswa

melakukan aktivitas yaitu; siswa memiliki ide yang unik, mencoba

cara baru untuk menyelesaikan masalah, memiliki rasa keindahan,

memberikan banyak gagasan terhadap susatu masalah, dan memiliki

daya imajinatif.

Berdasarkan hasil observasi,kuesioner, dan produk peningkatan

kreativitas siswa pada siklus I dan II dapat dilihat pada tabel berikut

ini:

Tabel 4.3 Skor Rata-rata Kreativitas Siklus I

No Kode

Siswa

Siklus I Kategori

Observasi Kuesioner Produk Skor Rerata

1 ATW 60 73,75 68,75 67,5 Kreatif

2 MUS 60 66,25 75 67,08 Kreatif

3 ANW 80 67,5 75 74,16 Kreatif

4 ASA 80 67,5 75 74,16 Kreatif

5 AE 40 70 75 59,58 Kreatif

6 AFC 80 66,25 81,25 75,83 Kreatif

7 APW 80 78,75 72,75 77,16 Kreatif

8 AH 80 65 75 73,33 Kreatif

9 ASR 80 68,75 79 75,91 Kreatif

10 BBBA 80 63,75 75 72,91 Kreatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

105

No Kode

Siswa

Siklus I Kategori

Observasi Kuesioner Produk Skor Rerata

11 BPAW 80 63,75 79 74,25 Kreatif

12 CBA 60 65 75 66,67 Kreatif

13 CFMK 80 63,75 79 74,25 Kreatif

14 DM 60 68,75 72,75 67,16 Kreatif

15 EYP 60 66,25 79 68,41 Kreatif

16 GSC 60 67,5 81,25 69,58 Kreatif

17 JAI 60 68,75 75 67,91 Kreatif

18 KAW 60 76,25 72,75 69,67 Kreatif

19 MMF 60 63,75 81,25 68,33 Kreatif

20 MAH 60 61,25 79 66,75 Kreatif

21 NZV 60 70 72,75 67,58 Kreatif

22 NF 60 67,5 75 67,5 Kreatif

23 PHHL 60 63,75 75 66,25 Kreatif

24 RBN 60 67,5 72,75 66,75 Kreatif

25 SRP 60 66,25 75 67,08 Kreatif

26 SAM 60 67,5 81,25 69,58 Kreatif

27 YSG 60 61,25 75 65,41 Cukup

28 YHBS 60 63,75 81,25 68,33 Kreatif

29 AAS 80 67,5 81,25 76,25 Kreatif

Rerata 66,2 67,15 76,16 69,83 Kreatif

Persentase siswa cukup kreatif 3,4%

(1 siswa)

Persentase siswa kreatif 96,6%

(28 siswa)

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh data data kreativitas siswa

pada pelaksanaan siklus I diperoleh skor rata-rata kreativitas siswa

sebesar 69,83 dan termasuk dalam kategori kreatif. Diketahui terdapat

1 siswa termasuk dalam kategori cukup kreatif dan 28 siswa termasuk

dalam kategori kreatif.

Tabel 4.4 Skor Rata-rata Kreativitas Siklus II

No Nama

Siklus II

Kategori Observasi Kuesioner Produk

Skor

Rerata

1 ATW 80 75 87,5 80,83 Kreatif

2 MUS 80 75 87,5 80,83 Kreatif

3 ANW 80 81,25 87,5 82,91 Sangat Kreatif

4 ASA 100 70 87,5 85,83 Sangat Kreatif

5 AE 80 82,5 75 79,16 Kreatif

6 AFC 80 72,5 87,5 80 Kreatif

7 APW 100 76,25 75 83,75 Sangat Kreatif

8 AH 100 75 87,5 87,5 Sangat Kreatif

9 ASR 100 72,5 75 82,5 Sangat Kreatif

10 BBBA 100 73,75 75 82,91 Sangat Kreatif

11 BPAW 100 75 75 83,33 Sangat Kreatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

106

No Nama

Siklus II

Kategori Observasi Kuesioner Produk

Skor

Rerata

12 CBA 80 71,25 75 75,41 Kreatif

13 CFMK 80 73,75 75 76,25 Kreatif

14 DM 80 73,75 75 76,25 Kreatif

15 EYP 100 71,25 75 82,02 Sanagt Kreatif

16 GSC 100 71,25 87,5 86,25 Sangat Kreatif

17 JAI 80 76,25 75 77,08 Kreatif

18 KAW 80 83,75 87,5 83,75 Sanagt Kreatif

19 MMF 80 76,25 87,5 81,25 Sangat Kreatif

20 MAH 100 77,5 75 84,16 Sangat Kreatif

21 NZV 80 75 75 76,67 Kreatif

22 NF 80 73,75 87,5 80,41 Kreatif

23 PHHL 80 72,5 75 75,83 Kreatif

24 RBN 80 82,5 87,5 83,33 Sangat Kreatif

25 SRP 80 72,5 75 75,83 Kreatif

26 SAM 80 77,5 75 77,5 Kreatif

27 YSG 100 72,5 75 82,5 Sangat Kreatif

28 YHBS 100 81,25 75 85,41 Sangat Kreatif

29 AAS 100 80 87,5 89,17 Sangat Kreatif

Rata-rata 88 75,5 80,17 81,24 Sangat Kreatif

Persentase siswa kreatif 44,8%

(13 siswa)

Persentase siswa sangat kreatif 55,2%

(16 siswa)

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh data kreativitas siswa pada

pelaksanaan siklus II diperoleh skor rata-rata kreativitas siswa

sebesar 81,24 dan termasuk dalam kategori sangat kreatif.

Diketahui terdapat 13 siswa termasuk dalam kategori kreatif dan

16 siswa termasuk dalam kategori sangat kreatif. Berdasarkan data

yang diperoleh, peneliti, maka peneliti membuat rangkuman data

hasil Kreativitas Siswa sebagai berikut:

Tabel 4.5 Hasil Skor Rangkuman Kreativitas Siswa

No Nama Siklus I Kategori Siklus II Kategori

1 ATW 67,5 Kreatif 80,83 Kreatif

2 MUS 67,08 Kreatif 80,83 Kreatif

3 ANW 74,16 Kreatif 82,91 Sangat Kreatif

4 ASA 74,16 Kreatif 85,83 Sangat Kreatif

5 AE 59,58 Kreatif 79,16 Kreatif

6 AFC 75,83 Kreatif 80 Kreatif

7 APW 77,16 Kreatif 83,75 Sangat Kreatif

8 AH 73,33 Kreatif 87,5 Sangat Kreatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

107

No Nama Siklus I Kategori Siklus II Kategori

9 ASR 75,91 Kreatif 82,5 Sangat Kreatif

10 BBBA 72,91 Kreatif 82,91 Sangat Kreatif

11 BPAW 74,25 Kreatif 83,33 Sangat Kreatif

12 CBA 66,67 Kreatif 75,41 Kreatif

13 CFMK 74,25 Kreatif 76,25 Kreatif

14 DM 67,16 Kreatif 76,25 Kreatif

15 EYP 68,41 Kreatif 82,02 Sanagt Kreatif

16 GSC 69,58 Kreatif 86,25 Sangat Kreatif

17 JAI 67,91 Kreatif 77,08 Kreatif

18 KAW 69,67 Kreatif 83,75 Sanagt Kreatif

19 MMF 68,33 Kreatif 81,25 Sangat Kreatif

20 MAH 66,75 Kreatif 84,16 Sangat Kreatif

21 NZV 67,58 Kreatif 76,67 Kreatif

22 NF 67,5 Kreatif 80,41 Kreatif

23 PHHL 66,25 Kreatif 75,83 Kreatif

24 RBN 66,75 Kreatif 83,33 Sangat Kreatif

25 SRP 67,08 Kreatif 75,83 Kreatif

26 SAM 69,58 Kreatif 77,5 Kreatif

27 YSG 65,41 Cukup 82,5 Sangat Kreatif

28 YHBS 68,33 Kreatif 85,41 Sangat Kreatif

29 AAS 76,25 Kreatif 89,17 Sangat Kreatif

Rata-rata 69,83 Kreatif 81,24 Sangat Kreatif

Berdasarkan tabel hasil peningkatan kreativitas siswa dapat

dilihat bahwa pada kondisi awal diperoleh skor rata-rata kreativitas

siswa sebesar 59,45 dengan kategori kurang kreatif. Setelah dilakukan

tindakan penelitian menggunakan model pembelajaran berbasis

masalah pada siklus I, skor rata-rata kreativitas meningkat menjadi

69,83 dengan kategori cukup kreatif. Sedangkan pada siklus II, skor

rata-rata kreativitas, siswa mengalami peningkatan sebesar 21,77 dari

kondisi awal dan 11,39 dari siklus I menjadi 81,24 dengan kategori

kreatif. Hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran berbasis

masalah mampu meningkatkan kreativitas siswa dan melebihi target

yang sudah peneliti tentukan. Berikut ini adalah tabel rangkuman

target dan capaian kreativitas siswa:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

108

Tabel 4.6 Peningkatan Kreativitas

Variabel Kondisi

Awal

Capaian

Target Siklus I Target Siklus II

Kreativitas 58,15 70 69,83 80 81,24

Peningkatan kreativitas siswa kelas V SD Negeri Nogopuro dapat

dilihat pada diagram di bawah ini.

Gambar 4.1 Grafik Peningkatan Kreativitas Siswa

Berdasarkan gambar dapat dilihat kreativitas siswa kelas V SD

Negeri Nogopuro. Pada kondisi awal, kreativitas siswa sebesar 58,15

dan pada siklus I kreativitas siswa menjadi sebesar 69,83 dan pada

siklus II mengalami peningkatan menjadi 81,24.

b. Analisis Data Hasil Belajar Siswa

Data hasil belajar siswa dapat dilihat berdasarkan hasil penelitian

yang dilakukan peneliti di setiap pertemuan pada siklus I dan siklus II.

Siklus I peneliti laksanakan selama dua kali pertemuan yaitu pada hari

Kamis dan Sabtu, 16 dan 18 Januari 2020. Siklus II juga dilaksanakan

selama dua kali pertemuan yaitu pada hari Kamis-Jumat, 23 – 24

Januari 2020. Hasil belajar siswa selama pembelajaran dapat dilihat

dari penilaian soal evaluasi yang dilaksanakan pada siklus I dan siklus

II.

7080

58,1269,83

81,24

0

20

40

60

80

100

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Rer

ata

Kre

ativ

itas

PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA KELAS V SD NEGERI NOGOPURO

Target Hasil Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

109

Berdasarkan hasil penilaian soal evaluasi, peningkatan hasil

belajar siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.7 Rerata Hasil Belajar Siklus I

No Kode Siswa Nilai Evaluasi Siklus I Kategori

1 ATW 50 Tidak Tuntas

2 MUS 60 Tidak Tuntas

3 ANW 90 Tuntas

4 ASA 75 Tuntas

5 AE 80 Tuntas

6 AFC 90 Tuntas

7 APW 90 Tuntas

8 AH 55 Tidak Tuntas

9 ASR 75 Tuntas

10 BBBA 75 Tuntas

11 BPAW 85 Tuntas

12 CBA 65 Tidak Tuntas

13 CFMK 80 Tuntas

14 DM 60 Tidak Tuntas

15 EYP 90 Tuntas

16 GSC 85 Tuntas

17 JAI 75 Tuntas

18 KAW 65 Tidak Tuntas

19 MMF 75 Tuntas

20 MAH 85 Tuntas

21 NZV 60 Tidak Tuntas

22 NF 75 Tuntas

23 PHHL 50 Tidak Tuntas

24 RBN 90 Tuntas

25 SRP 75 Tuntas

26 SAM 80 Tuntas

27 YSG 80 Tuntas

28 YHBS 85 Tuntas

29 AAS 90 Tuntas

Rerata 75,51 Tuntas

Persentase Tuntas 72,41% (21 siswa)

Persentase Tidak Tuntas 27,59% (8 siswa)

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh data hasil belajar siswa pada

pelaksanaan siklus I diperoleh rerata skor hasil belajar siswa sebesar

75,51 dan termasuk dalam kategori tuntas KKM. Selain itu, dalam tabel

dapat diketahui bahwa persentase ketuntasan KKM sebesar 72,41%

dengan jumlah 21 siswa, sedangkan persentase siswa yang tidak tuntas

KKM sebesar 27,59 % dengan jumlah 8 siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

110

Berikut ini rata-rata hasil belajar siswa pada siklus II akan disajikan

peneliti pada tabel 4.8.

Tabel 4.8 Skor Rata-rata Hasil Belajar Siklus II

No Kode Siswa Nilai Evaluasi Siklus II Kategori

1 ATW 65 Tidak Tuntas

2 MUS 65 Tidak Tuntas

3 ANW 90 Tuntas

4 ASA 90 Tuntas

5 AE 65 Tidak Tuntas

6 AFC 85 Tuntas

7 APW 85 Tuntas

8 AH 90 Tuntas

9 ASR 80 Tuntas

10 BBBA 75 Tuntas

11 BPAW 85 Tuntas

12 CBA 85 Tuntas

13 CFMK 80 Tuntas

14 DM 80 Tuntas

15 EYP 90 Tuntas

16 GSC 80 Tuntas

17 JAI 85 Tuntas

18 KAW 75 Tuntas

19 MMF 75 Tuntas

20 MAH 85 Tuntas

21 NZV 70 Tidak tuntas

22 NF 75 Tuntas

23 PHHL 80 Tuntas

24 RBN 90 Tuntas

25 SRP 75 Tuntas

26 SAM 85 Tuntas

27 YSG 85 Tuntas

28 YHBS 90 Tuntas

29 AAS 90 Tuntas

Rerata 81,2 Tuntas

Persentase Tuntas 86,21% (25 siswa)

Persentase Tidak Tuntas 13,79% (4 siswa)

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh data hasil belajar siswa pada

pelaksanaan siklus II diperoleh skor rata-rata hasil belajar siswa sebesar

81,2 dan termasuk dalam kategori tuntas KKM. Selain itu, dalam tabel

dapat diketahui bahwa persentase ketuntasan KKM sebesar 86,21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

111

dengan jumlah 25 siswa, sedangkan persentase siswa yang tidak tuntas

KKM sebesar 13,79 % dengan jumlah 4 siswa.

Tabel 4.9 Hasil Skor Rangkuman Hasil Belajar Siswa

No Kode Siswa Siklus I Kategori Siklus II Kategori

1 ATW 50 Tidak Tuntas 65 Tidak Tuntas

2 MUS 60 Tidak Tuntas 65 Tidak Tuntas

3 ANW 90 Tuntas 90 Tuntas

4 ASA 75 Tuntas 90 Tuntas

5 AE 80 Tuntas 65 Tidak Tuntas

6 AFC 90 Tuntas 85 Tuntas

7 APW 90 Tuntas 85 Tuntas

8 AH 55 Tidak Tuntas 90 Tuntas

9 ASR 75 Tuntas 80 Tuntas

10 BBBA 75 Tuntas 75 Tuntas

11 BPAW 85 Tuntas 85 Tuntas

12 CBA 65 Tidak Tuntas 85 Tuntas

13 CFMK 80 Tuntas 80 Tuntas

14 DM 60 Tidak Tuntas 80 Tuntas

15 EYP 90 Tuntas 90 Tuntas

16 GSC 85 Tuntas 80 Tuntas

17 JAI 75 Tuntas 85 Tuntas

18 KAW 65 Tidak Tuntas 75 Tuntas

19 MMF 75 Tuntas 75 Tuntas

20 MAH 85 Tuntas 85 Tuntas

21 NZV 60 Tidak Tuntas 70 Tidak Tuntas

22 NF 75 Tuntas 75 Tuntas

23 PHHL 50 Tidak Tuntas 80 Tuntas

24 RBN 90 Tuntas 90 Tuntas

25 SRP 75 Tuntas 75 Tuntas

26 SAM 80 Tuntas 85 Tuntas

27 YSG 80 Tuntas 85 Tuntas

28 YHBS 85 Tuntas 90 Tuntas

29 AAS 90 Tuntas 90 Tuntas

Rata-rata 75,51 Tuntas 81,2 Tuntas

Persentase Tuntas 72,41%

(21 siswa)

86,21%

(25 siswa)

Persentase Tidak Tuntas 27,59%

(8 siswa)

13,79%

(4 siswa)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

112

Berdasarkan tabel hasil peningkatan hasil belajar siswa dapat

dilihat bahwa setelah dilakukan tindakan penelitian menggunakan

Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada siklus I, skor rata-rata

hasil belajar meningkat menjadi 75,51 dan menunjukkan kriteria rata-

rata tuntas. Sedangkan pada siklus II, skor rata-rata hasil belajar siswa

mengalami peningkatan menjadi 81,2 dan menunjukkan kriteria rata-

rata tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa Model Pembelajaran Berbasis

Masalah mampu meningkatkan hasil belajar siswa dan melebihi target

yang sudah peneliti tentukan. Berikut ini rangkuman target dan hasil

capaian hasil belajar siswa:

Tabel 4.10 Peningkatan Hasil Belajar

Variabel Kondisi

Awal

Capaian

Target Siklus I Target Siklus II

Hasil

Belajar 68,96 75

75,51

(tuntas) 80

81,2

(tuntas)

Peningkatan hasil belajar siswa kelas VB SD Negeri Nogopuro

dapat dilihat pada diagram di bawah ini:

Gambar 4.2 Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa

7580

68,9675,51

81.2

0

20

40

60

80

100

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

Rer

ata

Has

il B

elaj

ar

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

KELAS V SD NEGERI NOGOPURO

Target Hasil Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

113

Berdasarkan gambar dapat dilihat peningkatan hasil belajar siswa

kelas V SD Negeri Nogopuro. Pada kondisi awal sebesar 68,96 dan

pada siklus I hasil belajar siswa sebesar 75,51 dan pada siklus II

mengalami peningkatan menjadi 81,2.

B. Pembahasan

Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas (PTK). Penelitian ini dilaksanakan selama dua siklus yang

terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi pada setiap siklus.

Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan agar mampu meningkatkan

kreativitas dan hasil belajar siswa kelas V melalui Model Pembelajaran

Berbasis Masalah di SD Negeri Nogopuro. Peneliti memilih Model

Pembelajaran Berbasis Masalah karena dapat membantu siswa dalam

meningkatkan kreativitas dengan memecahkan sebuah permasalahan melalui

langkah-langkah Model Pembelajaran Berbasis Masalah yaitu; 1) Orientasi

siswa pada masalah, 2) Mengorganisasi siswa untuk belajar, 3) Membimbing

penyelidikan individual maupun kelompok, 4) Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya, dan 5) Menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis masalah

mampu membuat siswa menjadi kreatif dalam belajar dan memahami materi,

sehingga hasil belajar yang diperoleh juga menjadi tinggi. Pengambilan data

yang digunakan oleh peneliti untuk mendapatkan data kreativitas yaitu dengan

menggunakan teknik pengambilan data tes dan non tes berupa lembar

kuesioner, lembar observasi, dan rubrik penilaian produk. Sedangkan

pengambilan data hasil belajar, peneliti menggunakan teknik pengambilan

data tes berupa soal evaluasi pada setiap siklus. Hasil yang diperoleh dari

penelitian ini selalu meningkat disetiap siklusnya, baik kreativitas maupun

hasil belajar siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

114

1. Upaya Peningkatan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui

Model Pembelajaran Berbasis Masalah

Upaya peningkatan kreativitas dan hasil belajar siswa dilaksanakan

peneliti dengan menerapkan langkah-langkah Model Pembelajaran

Berbasis Masalah pada pelaksanaan penelitian. Hal ini sesuai dengan

pendapat Arends dalam Suprihatiningrum (2016: 215) yang menyatakan

bahwa model pembelajaran merupakan suatu pendekatan pembelajaran

yang mengajak siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan

maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri. Model

Pembelajaran Berbasis Masalah ini digunakan peneliti pada saat

pelaksanaan siklus I dan siklus II pelaksanaan penelitian. Peneliti

melaksanakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah melalui lima

Langkah sesuai dengan pendapat dari Putra (2013: 78-81) dan Ibrahim (

dalam Suprihatiningrum (2016: 223) , yaitu; 1) Orientasi siswa pada

masalah, 2) Mengorganisasi siswa untuk belajar, 3) Membimbing

penyelidikan individual maupun kelompok, 4) Mengembangkan dan

menyajikan hasil karya, dan 5) Menganalisis dan mengevaluasi proses

pemecahan masalah. Kelima tahap tersebut dijelaskan sebagai berikut:

a. Langkah 1. Orientasi Siswa Pada Masalah

Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan

dilaksanakan pada kegiatan pembelajaran. Guru memberikan

permasalahan kepada siswa dengan menayangkan video berupa

peristiwa yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Guru akan

memberikan beberapa pertanyaan terkait dengan video yang

ditayangkan. Siswa akan menyampaikan pendapat mereka secara

kreatif terkait dengan peristiwa yang terkait dan penyelesaian masalah

melalui percobaan. Langkah ini dapat membuat siswa kreatif dalam

pembelajaran.

b. Langkah 2. Mengorganisasikan Siswa Untuk Belajar

Pada langkah ini, guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan

mengorganisaikan tugas belajar siswa dalam menyelesaikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

115

permasalahan. Guru membantu siswa dalam melakukan percobaan.

Siswa dengan bantuan guru menyiapkan bahan dan alat yang akan

digunakan dalam percobaan. Langkah ini dapat membantu siswa

untuk memiliki sikap kreatif dalam pembelajaran.

c. Langkah 3. Membimbing Penyelidikan Individual Maupun

Kelompok

Pada langkah ini, siswa melakukan percobaan secara berkelompok.

Guru bertugas membimbing dan membantu siswa dalam melakukan

setiap langkah percobaan. Pada saat melakukan percobaan, siswa

bersama anggota kelompok saling berdiskusi untuk menyelesaikan

permasalahan. Siswa berdiskusi dengan menyampaikan pendapat

masing-masing serta mencari beberapa informasi dari sumber belajar

yang lain seperti buku. Pengetahuan yang diperoleh siswa melalui

kegiatan diskusi akan mudah diingat dan tertanam dalam pemahaman

siswa. Langkah ini dapat membuat siswa untuk memiliki kreativitas

dan dapat memperoleh hasil belajar dalam pembelajaran.

d. Langkah 4. Mengembangkan dan Menyajikan Hasil Karya

Pada langkah ini siswa menyajikan hasil percobaan yang telah

diperoleh melalui sebuah karya. Karya yang dibuat siswa secara

berkelompok berupa gambar diagram, gambar langkah-langkah

percobaan, dan mind map. Karya dibuat berdasarkan dengan daya

imajinatif dan kreativitas yang dimiliki oleh siswa Karya yang dibuat

siswa akan dipresentasikan secara bergantian di depan kelas.

Kelompok lain diberi kesempatan untuk memberikan komentar dan

saran kepada kelompok presentasi. Langkah ini dapat membantu

siswa dalam memiliki kreativitas dan memperoleh hasil belajar dalam

pembelajaran.

e. Langkah 5. Menganalisis dan Mengevaluasi Proses Pemecahan

Masalah

Pada langkah ini guru membantu siswa untuk melakukan refleksi dan

evaluasi terhadap hasil percobaan yang diperoleh. Siswa secara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

116

bergantian menyampaikan perasaan mereka tentang pelaksanaan

pembelajaran. Siswa juga menyampaikan kesimpulan yang mereka

peroleh dalam kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan. Pada akhir

pembelajaran, guru memberikan penguatan kepada siswa apabila

masih ada materi yang belum dipahami. Langkah ini membantu siswa

untuk memiliki kreativitas dan hasil belajar dalam pembelajaran.

Kelima tahapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah ini digunakan

dalam siklus I dan siklus II. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada

siklus I dan siklus II dijelaskan sebagai berikut:

1) Siklus I

Pelaksanaan penelitian siklus I dilakukan peneliti selama dua kali

pada hari Kamis dan Sabtu, 16 dan 18 Januari 2020. Penelitian ini

dilaksanakan dengan alokasi waktu 4 x 35 menit. Peneliti berperan

sebagai guru dan mangajarkan tentang materi panas dan

perindahannya yang terdapat pada Tema 6 Subtema 2 Pembelajaran 1

dan 2. Pada siklus I, peneliti dibantu oleh satu orang teman yang

bertugas dalam observasi dan dokumentasi selama proses pelaksanaan

penelitian. Peneliti juga menyiapkan instrumen tes berupa LKPD, soal

evaluasi, dan lembar penilaian produk dan lembar penilaian non tes,

peneliti menyiapkan lembar observasi dan lembar kuesioner yang

digunakan untuk mengukur kreativitas dan hasil belajar siswa yang

diisi pada akhir siklus. Berdasarkan tabel 4.3, hasil kreativitas siswa

pada siklus I diperoleh 1 siswa cukup kreatif dan 28 siswa kreatif.

Data rata-rata kreativitas yang diperoleh sebesar 69,83 dengan

kategori kreatif.

Refleksi dari kegiatan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I

pada siswa kelas V SD Negeri Nogopuro dengan menerapkan Model

Pembelajaran Berbasis Masalah dapat berjalan dengan lancar

meskipun ada beberapa kendala yang dihadapi. Kendala yang

dihadapi oleh peneliti yaitu berkaitan dengan waktu pelaksanaan

penelitian yang terlalu sedikit sehingga pelaksanaan penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

117

terkesan tergesa-gesa. Selain kendala juga terjadi pada layar LCD

proyektor yang mati, sehingga peneliti harus menyiapkan LCD

proyektor terlebih dahulu. Layar yang digunakan oleh peneliti juga

berupa papan tulis sehingga tidak terlihat dengan jelas dari belakang.

Adanya kendala dan permasalahan tersebut dapat diatasi dengan

bijaksana oleh peneliti sehingga pelaksanaan penelitian siklus I dapat

berjalan dengan lancar.

2) Siklus II

Pelaksanaan penelitian siklus I dilakukan peneliti pada hari Kamis

dan Jumat, 23-24 Januari 2020. Penelitian ini dilaksanakan dengan

alokasi waktu 4 x 35 menit. Peneliti berperan sebagai guru dan

mangajarkan tentang materi panas dan perpindahannya yang terdapat

pada Tema 6 Subtema 2 Pembelajaran 5. Pada pelaksaaan penelitian,

peneliti dibantu oleh satu orang teman yang bertugas dalam observasi

dan dokumentasi selama proses pelaksanaan penelitian. Peneliti juga

menyiapkan intrumen tes berupa LKPD, soal evaluasi, dan lembar

penilaian produk dan lembar penilaian non tes, peneliti menyiapkan

lembar observasi dan lembar kuesioner yang digunakan untuk

mengukur kreativitas dan hasil belajar siswa yang diisi pada akhir

siklus. Berdasarkan tabel 4.5, hasil kreativitas siswa pada siklus II

diperoleh data bahwa terdapat 13 siswa kreatif dan 16 siswa sangat

kreatif. Data rata-rata kreativitas yang diperoleh sebesar 81,24 dengan

kategori sangat kreatif.

Refleksi dari kegiatan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II

terhadap siswa kelas V SD Negeri Nogopuro melalui model

pembelajaran berbasis masalah berjalan dengan lancar dan sesuai

dengan yang diharapkan oleh peneliti. Peneliti melakukan analisis di

akhir siklus II dan permasalahan yang terjadi di kelas mulai sedikit

teratasi. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil analisis yang

menunjukkan bahwa kreativitas dan hasil belajar siswa mengalami

peningkatan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Arends (dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

118

Suprihatiningrum, 2016: 215) yang menjelaskan bahwa Pembelajaran

Berbasis Masalah merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang

mengajak siswa mengerjakan permasalahan yang otentik dengan

maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri. Melalui Model

Pembelajaran Berbasis Masalah, siswa menyelesaikan permasalahan

dalam kehidupan sehari dengan menggunakan kreativitas yang

dimiliki, sehingga memperoleh pengetahuan yang bertahan lama

dalam ingatan. Seperti yang dikatakan Shoimin (2014: 132) Model

Pembelajaran Berbasis Masalah memiliki kelebihan yaitu mampu

mendorong siswa untuk dapat memecahkan masalah sehingga

mendapat pengetahuan sendiri, kegiatan ilmiah, serta kerja kelompok

yang dapat membantu siswa dalam berkomunikasi dan siswa tidak

dibebankan dalam menghafal materi.

Berdasarkan hasil uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa

kreativitas dan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Nogopuro

mengalami peningkatan dan sudah memenuhi target yang ditentukan

sehingga penelitian ini layak untuk dihentikan pada siklus II.

2. Peningkatan Kreativitas Siswa

Observasi pada kondisi awal dilakukan peneliti sebelum menerapkan

Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Hasil kondisi awal yang diperoleh

peneliti menunjukkan bahwa tingkat kreativitas siswa di kelas V SD

Negeri Nogopuro masih tergolong rendah. Guru memberikan materi

dengan meminta siswa menghafal materi yang terdapat pada buku. Hal

tersebut membuat siswa tidak dapat menyampaikan pendapat mereka.

Selain itu, siswa hanya meniru semua yang terdapat pada buku dan tidak

mampu memahami materi dengan membuat sebuah karya berdasarkan

daya imajinatif dan kreativitas siswa. Padahal Sani (2019: 9)

mengemukakan bahwa kreativitas terkait dengan kemampuan merangkai

atau membuat sesuatu dengan cara yang baru secara konseptual atau

menghasilkan produk yang menarik dengan imajinasi yang tinggi. Melihat

kondisi ini, peneliti mencoba menggunakan Model Pembelajaran Berbasis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

119

Masalah untuk diterapkan agar mampu meningkatkan kreativitas siswa

saat mengikuti pembelajaran.

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dilakukan selama

dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Pada akhir pelaksanaan, terlihat

adanya peningkatan kreativitas pada siswa. Berdasarkan tabel 4.8 dapat

dilihat bahwa kreativitas siswa mengalami peningkatan. Pada kondisi awal

skor kreativitas siswa sebesar 58,15 dengan kategori cukup kreatif,

mengalami peningkatan pada siklus I dengan skor 69,83 dan pada kategori

kreatif. Peningkatan kembali terjadi pada siklus II dengan skor kreativitas

siswa sebesar 81,24 dengan kategori sangat kreatif.

Peningkatan terjadi karena pelaksanaan Model Pembelajaran Berbasis

Masalah mampu mengajak siswa untuk memiliki ide-ide yang unik

melalui pendapat yang disampaikan. Selain itu, selama pelaksanaan

pembelajaran, siswa dapat mencoba berbagai macam cara baru dalam

menyelesaikan masalah melalui pengalaman mereka dalam kehidupan

sehari-hari. Siswa juga mampu membuat sebuah karya sebagai hasil dari

permasalahan yang ada berdasarkan pengetahuan yang telah diperoleh.

Kegiatan siswa tersebut menunjukkan bahwa indikator kreativitas yang

digunakan peneliti berdasarkan pendapat Suyanto (dalam Sit, 2016: 9),

Sani (2019: 72),dan Munandar (2004: 71) dapat tercapai. Kegiatan siswa

tersebut terjadi pada saat pelaksanaan pembelajaran menggunakan Model

Pembelajaran Berbasis Masalah. Pelaksanaan pembelajaran berbasis

masalah tersebut menjadikan kreativitas siswa dapat meningkat.

Hal tersebut sesuai dengan yang Haefele (dalam Munandar, 2004: 21)

mengungkapkan kreativitas adalah kemampuan untuk membuat

kombinasi-kombinasi baru yang mempunyai makna sosial. Kombinasi

baru yang dimaksud adalah mampu menggabungkan atau

mengkombinasikan hal-hal yang sudah ada. Selain itu, data, informasi, dan

unsur-unsur yang ada diperoleh siswa berdasarkan pengalaman.

Kreativitas yang dimiliki siswa dapat diperoleh dan ditingkatkan dengan

penggunaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah. Berdasarkan hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

120

tersebut, dapat diartikan bahwa penerapan Model Pembelajaran Berbasis

Masalah pada siswa kelas V SD Negeri Nogopuro menunjukkan

peningkatan kreativitas pada siklus I dan siklus II yang dapat dilihat pada

tabel 4.8.

3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa

Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti menggunakan

Model Pembelajaran Berbasis Masalah siswa kelas V di SD Negeri

Nogopuro mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dibuktikan peneliti

dengan melihat perubahan hasil belajar siswa pada kondisi awal, siklus I,

dan akhir siklus II. Pada kondisi awal, hasil belajar yang diperoleh siswa

pada mata pelajaran IPA masih tergolong rendah dan tidak tuntas KKM.

Rerata skor hasil belajar yaitu sebesar 68,96 dan jumlah siswa yang tidak

tuntas KKM sebanyak 16 orang.

Setelah pelaksanaan penelitian menggunakan Model Pembelajaran

Berbasis Masalah siswa kelas V di SD Negeri Nogopuro, hasil belajar

siswa mengalami peningkatan pada setiap akhir siklus. Pada akhir siklus I,

rata-rata hasil belajar siswa mendapat skor 75,51 dan jumlah siswa yang

tuntas KKM sebanyak 21 dengan persentase 72,41%. Sedangkan pada

akhir siklus II, rata-rata hasil belajar siswa meningkat dengan skor 81,20

dan jumlah siswa yang tuntas sebanyak 25 siswa dengan persentase

86,21%.

Hasil penelitian tersebut sesuai dengan pendapat Sani (2019: 38)

menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku atau

kompetensi (sikap, pengetahuan, keterampilan) yang diperoleh siswa

setelah melalui aktivitas belajar. Siswa yang belajar akan memperoleh

hasil daripada yang telah dipelajari selama proses belajar. Selain itu, hasil

yang diperoleh siswa dapat meningkat karena adanya Model Pembelajaran

Berbasis Masalah yang dilaksanakan oleh peneliti. Selain itu, peneliti juga

menfasilitasi siswa dengan sarana dan prasarana yang mendukung. Hal

tersebut sesuai dengan teori Gestalt (dalam Susanto, 2013: 12) yang

menyatakan bahwa hasil belajar dipengaruhi oleh lingkungan; yaitu sarana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

121

dan prasarana, kompetensi guru, kreativitas guru, sumber-sumber belajar,

metode serta dukungan lingkungan dan keluarga.

Hasil yang diperoleh siswa akan dilihat dari tes yang diberikan oleh

guru. Tes dapat berupa pertanyaan atau tugas-tugas yang terkait dengan

materi yang telah dipelajari atau pengetahuan yang telah diperoleh siswa.

Pengetahuan yang dimiliki siswa diperoleh secara mandiri selama

pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran

Berbasis Masalah. Berdasarkan hal tersebut, dapat diartikan bahwa

penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah pada siswa kelas V SD

Negeri Nogopuro menunjukkan peningkatan hasil belajar pada siklus I dan

siklus II yang dapat dilihat pada tabel 4.10.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa kreativitas dan hasil

belajar siswa mengalami peningkatan mulai dari kondisi awal, siklus I, dan

siklus II. Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatkan

kreativitas dan hasil belajar siswa melalui langkah-langkah model

pembelajaran yaitu; 1) Orientasi siswa pada masalah, 2) Mengorganisasi siswa

untuk belajar, 3) Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok, 4)

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan 5) Menganalisis dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah. Langkah-langkah Model

Pembelajaran Berbasis Masalah tersebut dapat membantu siswa dalam

meingkatkan kreativitas, sehingga hasil belajar yang diperoleh juga meningkat.

Pada saat mengorientasikan siswa pada masalah dan mengorganisasikan siswa

untuk belajar, guru dapat memancing siswa untuk menyampaikan pendapat

mereka sesuai dengan kreativitas siswa. Selain itu, pada saat guru

memimbimbing penyelidikan,siswa mengembangkan dan menyajikan hasil

karya, serta siswa menganalisis dan mengevaluasi masalah siswa akan

mencoba untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan kreativitas siswa.

Apabila siswa mampu menyelesaikan masalah, maka siswa akan mendapatkan

pengetahuan secara mandiri,sehingga pengetahuan tersebut akan mudah diingat

oleh siswa dan mendapatkan hasil belajar yang baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

122

BAB V

PENUTUP

Pada bab V ini, peneliti akan membahas mengenai kesimpulan, keterbatasan

penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pembahasan dan analisis data mengenai

“Peningkatan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas V Materi Pokok

Panas dan Perpindahannya Melalui Model Pembelajaran Berbasis Masalah di

SD Negeri Nogopuro” dalam bab IV dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Upaya peningkatan kreativitas dan hasil belajar siswa telah berhasil

dilakukan pada siswa kelas V SD Negeri Nogopuro dengan menggunakan

Model Pembelajaran Berbasis Masalah melalui langkah-langkah sintaks

sebagai berikut; a) orientasi siswa pada masalah, b) mengorganisasi siswa

untuk belajar, c) membimbing penyelidikan individual maupun

kelompok, d) mengembangkan dan menyajikan hasil karya, dan e)

menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

2. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatkan

kreativitas siswa kelas V SD Negeri Nogopuro materi pokok panas dan

perpindahannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kreativitas

siswa dari skor rata-rata kondisi awal sebesar 58,15 meningkat menjadi

69,83 pada siklus I dan pada siklus II juga meningkat menjadi 81,24.

3. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah dapat meningkatkan

hasil belajar siswa kelas V SD Negeri Nogopuro materi pokok panas dan

perpindahannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa skor rata-rata hasil

belajar siswa dari skor rata-rata kondisi awal sebesar 68,96 meningkat

menjadi 75,51 pada siklus I dan pada siklus II meningkat menjadi 81,20.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

123

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan sesuai perencanaan yang telah disusun

oleh peneliti. Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam penelitian.

Keterbatasan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan oleh peneliti bukan guru kelas,

sehingga karakteristik semua siswa kurang dapat dipahami secara detail.

2. Waktu penelitian setiap siklus dilaksanakan dengan alokasi 4 x 35 menit,

sehingga pelaksanaan penelitian menjadi tergesa-gesa.

3. Tidak adanya perangkat LCD proyektor di dalam kelas, sehingga

persiapan membutuhkan waktu yang cukup lama serta tampilan video dan

gambar kurang optimal.

C. Saran

Berdasarkan penelitian yang dilaksanakan, saran yang dapat disampaikan

bagi penelitian selanjutnya adalah sebagai berikut.

1. Penelitian ini sebaiknya dilakukan oleh guru kelas, karena guru kelas

lebih mengetahui dan memahami karakter masing-masing siswa.

2. Perencanaan waktu penelitian harus dipikirkan dengan matang agar

penelitian dapat terlaksana dengan lancar.

3. Sebaiknya dilakukan persiapan dan pengecekan perangkat media

pembelajaran yang akan digunakan pada sebelum melaksanakan

penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

124

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2011. Penelitian Pendidikan: Metode dan Paradigma Baru.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Betari, Eka Mutiara. 2013. Peningkatan Kemampuan Literasi Sains Siswa Melalui

Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Pembelajaran IPA

di SD. Skripsi. Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia. Diakses pada

tanggal 14 Februari 2020 pukul 11.50.

Farida, Ida. 2017. Evaluasi Pembelajaran Berdasarkan Kurikulum Nasional.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Hadi, Syamsul dan Novaliyosi. TIMSS Indonesia. Diakses di

http://jurnal.unsil.ac.id/index.php/sncp/article/download/1096/754 tanggal

12 Juni 2020

Hosnan. 2016. Psikologi Perkembangan Peserta Didik: Kiat Sukses Pendidikan

Anak dalam Era Modern. Bogor: Ghalia Indonesia.

Jihad, Asep, dan Haris, Abdul. 2012. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi

Pressindo.

Karwono dan Mularsih, Heni. 2017. Belajar dan Pembelajaran: Serta

Pemanfaatan Sumber Belajar. Depok: PT Rajagrafindo Persada.

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai

Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Kunandar. 2014. Penilaian Autentik. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Munan

Kurniawan, Asep. 2018. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Margono. 2007. Metodologi Penelitiana Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogykarta:

Kanisius.

Munandar Utami. 2004. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta:

Rineka Cipta.

Putra, Sitiatava Rizema. 2013. Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains.

Yogyakarta: Diva Press.

Ratnawulan, Elis dan Rusdjana. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Bandung: Pustaka

Setia.

Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme

Guru. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

125

Sani, Ridwan Abdullah. 2019. Pembelajaran Berbasis HOTS (Higher Order

Thinking Skills). Tanggerang: Tira Smart.

Sani, Ridwan Abdullah. 2019. Strategi Belajar Mengajar. Depok: PT

Rajagrafindo Persada.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Sit, Masganti., dkk. 2016. Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini Teori dan

Praktek. Medan: Perdana Publishing.

Suartana, I Ketut dan Endrawati, Ni Nyoman. 2016. Penerapan Model

Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Media Power Point untuk

Meningkatkan Kreativitas dan Hasil Belajar Siswa di SMK Negeri Tabanan.

Jurnal Pendidikan Universitas Dhyana Pura. Vol. 1. No. 1. Diakses pada

tanggal 14 Februari 2020 pukul 11.57.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya.

Jakarta: Bumi Aksara.

Sulastri, Iin. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Konsep Pesawat Sederhana.

Skripsi. Serang. Universitas Pendidikan Indonesia. Diakses pada tanggal 14

Februari 2020 pukul 12.10.

Sumantoro dan Hermana, Dodo. 2009. Ayo Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Kelas

4 SD. Yogyakarta: Kanisius.

Suprihatiningrum, Jamil. 2016. Strategi Pembelajaran: Teori & Aplikasi.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Suprijono, Agus. 2016. Model-model Pembelajaran Emansipatoris. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar

Suryadi, Asip dan Ika Berdiati. 2018. Menggagas Penelitian Tindakan Kelas Bagi

Guru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar Edisi

Pertama. Jakarta: Kencana.

Susanto, Pudyo. 2018. Belajar Tuntas: Filosofi, Konsep, dan Implementasi.

Jakarta: PT Bumi Aksara.

Thobroni, M. 2015. Belajar dan Pembelajaran: Teori dan Praktik. Yogyakarta:

Ar-Ruzz Media.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

126

Trianto. 2010. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan

Implementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP.

Jakarta: PT Bumi Aksara.

Uno, Hamzah, Nina Lamatenggo, dan Satria Koni. 2011. Menjadi Peneliti PTK

yang Profesional. Jakarta: Bumi Aksara.

Wahyuni dan Baharuddi. 2015. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

127

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

128

Lampiran 1. Surat Izin Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

129

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

130

Lampiran 3. Surat Izin Validitas Ahli

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

131

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

132

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

133

Lampiran 4. Hasil Validitas Perangkat Pembelajaran Siklus I Pertemuan I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

137

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

138

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

139

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

140

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

141

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

142

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

143

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

144

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

145

Lampiran 5. Hasil Validitas Perangkat Pembelajaran Siklus I Pertemuan II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

146

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

147

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

148

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

149

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

150

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

151

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

152

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

153

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

154

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

155

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

156

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

157

Lampiran 6. Hasil Validitas Perangkat Pembelajaran Siklus I Pertemuan I

dan II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

158

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

159

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

160

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

161

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

162

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

163

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

164

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

165

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

166

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

167

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

168

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

169

Lampiran 7. Rekapitulasi Hasil Validitas Perangkat Pembelajaran

Perangkat

Pembelajaran Validator

Hasil

Penilaian

Rata-rata

Keterangan

RPP Tema 6

Subtema 2

Pembelajaran 1

Dosen Pendidikan Fisika USD 92,5

Dosen PGSD UPY 90,83

Guru Kelas II 90,83

Guru Kelas III 93,3

Rata-rata nilai RPPTH Siklus I Pertemuan 1 91,86 Sangat Baik

RPP Tema 6

Subtema 2

Pembelajaran 2

Dosen Pendidikan Fisika USD 91,67

Dosen PGSD UPY 94,17

Guru Kelas II 87,5

Guru Kelas III 95,83

Rata-rata nilai RPPTH Siklus I Pertemuan 2 92,29 Sangat Baik

RPP Tema 6

Subtema 2

Pembelajaran 5

Dosen Pendidikan Fisika USD 90

Dosen PGSD UPY 97,5

Guru Kelas II 96,6

Guru Kelas III 93,3

Rata-rata nilai RPPTH Siklus I Pertemuan 1 dan 2 94,35 Sangat Baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

170

Lampiran 8. Hasil Validitas Instrumen Observasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

171

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

172

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

173

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

174

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

175

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

176

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

177

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

178

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

179

Lampiran 9. Hasil Validitas Instrumen Kuesioner

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

180

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

181

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

182

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

183

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

184

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

185

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

186

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

187

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

188

Lampiran 10. Rekapitulasi Hasil Validitas Instrumen Observasi dan

Kuesioner

No. Instrumen Validator Hasil

Penilaian Keterangan

1. Lembar

Observasi

Dosen PGSD UPY 100 Baik Sekali

Guru kelas II 96 Baik Sekali

Guru Kelas III 79 Baik

Rerata Lembar Observasi 91 Baik Sekali

2. Lembar

Kuesioner

Dosen PGSD UPY 96 Baik Sekali

Guru kelas II 96 Baik Sekali

Guru Kelas III 96 Baik Sekali

Rerata Lembar Kuesioner 96 Baik Sekali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

189

Lampiran 11. Lembar Observasi Kreativitas

LEMBAR OBSERVASI KREATIVITAS PESERTA DIDIK

Berilah tanda centang (√) pada kolom A, B, C, D, dan E apabila aspek yang

diamati dilakukan oleh responden!

No Nama

Peserta Didik

Aspek yang diamati Jumlah

A B C D E

1 Agustina Tri Wahyuni

2 Mustofa

3 Adhitya Nur Wicaksana

4 Akbar Septian Aditia

5 Alan Elnahaar

6 Amanta Felita Chelsea

7 Antonius Paul Wibowo

8 Arya Herlambang

9 Arya Septa Ramadhan

10 Benedictus Bryan Bayu Aji

11 Bima Putra Adli Wicaksana

12 Carisa Bella Anindya

13 Christian Flix Mikhael Kai

14 Dirgantara Megandrana

15 Endhyta Yalada Prastiwi

16 Gavriel Steffi Cellistine

17 Javier Almer Islamey

18 Krisna Aji Wicaksono

19 Marthalia Maulana Fadila

20 Muhammad Alif Heryanto

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

190

21 Nada Zara Violetta

22 Naila Fadila

23 Prayogi Hanaya Hakim L.

24 Restu Bumi Nugraha

25 Septian Rendra Purnama

26 Shafira Asdhia Maiza

27 Yeriel Stefian Gideon

28 Yola Handayani Bella Saputri

29 Adinda Aryn Sulistami

Rata-rata

Keterangan :

A : Memiliki ide yang unik

B : Mencoba cara-cara baru untuk menyelesaikan permasalahan

C : Membuat sebuah karya untuk menyelesaikan permasalahan

D : Memberikan banyak gagasan dalam menyelesaikan permasalahan

E : Menyelesaikan permasalahan berdasarkan pengalaman dalam kehidupan

sehari-hari

Yogyakarta, Januari 2020

Observer

……………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

191

Lampiran 12. Hasil Observasi Kreativitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

192

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

193

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

194

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

195

Lampiran 13. Rekapitulasi Hasil Observasi Kreativitas Siklus I dan Siklus II

No Kode Siswa Siklus I Siklus II

1 ATW 60 80

2 MUS 60 80

3 ANW 80 80

4 ASA 80 100

5 AE 40 80

6 AFC 80 80

7 APW 80 100

8 AH 80 100

9 ASR 80 100

10 BBBA 80 100

11 BPAW 80 100

12 CBA 60 80

13 CFMK 80 80

14 DM 60 80

15 EYP 60 100

16 GSC 60 100

17 JAI 60 80

18 KAW 60 80

19 MMF 60 80

20 MAH 60 100

21 NZV 60 80

22 NF 60 80

23 PHHL 60 80

24 RBN 60 80

25 SRP 60 80

26 SAM 60 80

27 YSG 60 100

28 YHBS 60 100

29 AAS 80 100

Rerata

66,2 88,27

Kreatif Sangat Kreatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

196

Lampiran 14. Lembar Kuesioner Kreativitas

KUESIONER KREATIVITAS PESERTA DIDIK

Kelas :

Nomor Absen:

Petunjuk:

1. Tulislah kelas dan nomor absen pada kotak yang telah tersedia

2. Isilah tabel dibawah ini dengan jujur, sesuai dengan kondisi yang kamu

alami

3. Berilah tanda centang (√) pada pilihan jawaban kamu

Keterangan:

ST = Sangat Setuju S = Setuju TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak

Setuju

No Pernyataan Skala Penilaian

ST S TS STS

1. Saya memiliki cara berpikir yang berbeda dari

guru dan teman-teman saya dalam menyelesaikan

permasalahan soal IPA.

2. Saya memberikan beberapa solusi dalam

menyelesaikan permasalahan soal.

3. Saya menjawab dan menyelesaikan permasalahan

dari soal IPA yang bervariasi.

4. Saya mencari informasi yang sudah ada pada

buku dalam menyelesaikan permasalahan soal

IPA yang diberikan oleh guru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

197

No Pernyataan Skala Penilaian

ST S TS STS

5. Saya membuat sebuah karya dengan maksimal

agar terlihat bagus dari sebuah permasalahan IPA

yang diberikan oleh guru.

6. Saya menyelesaikan permasalahan soal IPA

dengan cara penyelesaian yang sama dari yang

diberikan guru.

7. Saya memiliki banyak cara untuk menyelesaikan

permasalahan soal IPA.

8. Saya dapat memberikan bermacam-macam

gagasan dalam masalah IPA yang diberikan oleh

guru.

9. Saya memiliki ide dalam menyelesaikan

permasalahan soal IPA berdasarkan pengalaman

dalam kegiatan sehari-hari.

10. Saya memiliki keinginan untuk menemukan

solusi dalam menyelesaikan permasalahan soal

IPA yang diberikan oleh guru.

11. Saya dapat menyelesaikan permasalahan soal

IPA dengan satu cara penyelesaian.

12. Saya menyelesaikan permasalahan soal IPA

dengan mendengarkan penjelasan guru.

13. Saya dapat memberikan sebuah gagasan dalam

masalah IPA yang diberikan oleh guru

14. Saya melihat buku siswa untuk menyelesaikan

permasalahan soal IPA yang diberikan oleh guru.

15. Saya dapat menyelesaikan permasalahan soal

IPA dan mengembangkanya menjadi sebuah

karya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

198

No Pernyataan Skala Penilaian

ST S TS STS

16. Saya memadukan informasi yang sudah ada

dengan yang baru dalam menyelesaikan

permasalah soal IPA yang diberikan oleh guru.

17. Saya dapat menghasilkan jawaban dan membuat

penyelesaian permasalahan dari soal IPA dengan

tipe yang sama.

18. Saya dapat menyelesaikan permasalahan soal

IPA tetapi kurang mampu mengembangkanya

menjadi sebuah karya.

19. Saya membuat sebuah karya dengan asal-asalan.

20. Saya memiliki pendapat yang sama teman-teman

saya dalam menyelesaikan permasalahan soal

IPA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

199

Lampiran 15. Hasil Kuesioner Kreativitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

200

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

201

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

202

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

203

Lampiran 16. Rekapitulasi Hasil Kuesioner Kreativitas Siklus I

No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah

1 ATW 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 1 2 4 4 2 2 4 2 1 73.75

2 MUS 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 66.25

3 ANW 3 3 4 2 2 2 4 3 3 4 3 1 1 3 1 4 3 3 4 1 67.5

4 ASA 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 67.5

5 AE 4 3 4 1 3 4 1 4 3 4 2 4 1 1 4 4 2 3 2 2 70

6 AFC 3 3 2 1 4 1 3 3 4 4 2 1 2 1 4 3 2 3 4 3 66.25

7 APW 3 4 3 1 4 1 4 4 4 4 2 3 3 2 4 4 2 4 4 3 78.75

8 AH 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 1 2 2 4 3 2 3 4 2 65

9 ASR 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 4 3 3 2 3 4 2 68.75

10 BBBA 2 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 63.75

11 BPAW 2 3 3 1 4 1 3 3 3 3 3 1 2 1 3 3 3 3 4 2 63.75

12 CBA 3 3 4 2 2 2 3 3 4 3 2 2 2 3 3 4 1 2 3 1 65

13 CFMK 2 3 3 1 4 1 3 3 3 3 3 1 2 1 3 3 3 3 4 2 63.75

14 DM 3 3 4 3 4 2 3 3 3 4 3 2 1 2 3 4 2 1 2 3 68.75

15 EYP 2 3 4 2 4 2 3 2 2 4 2 1 3 2 3 3 3 2 4 2 66.25

16 GSC 3 3 3 1 3 1 3 3 3 4 2 2 3 3 3 3 2 3 4 2 67.5

17 JAI 2 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 68.75

18 KAW 4 4 4 3 3 2 4 4 3 4 3 2 3 3 3 3 1 3 3 2 76.25

19 MMF 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 63.75

20 MAH 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 4 3 61.25

21 NZV 3 4 3 3 4 2 4 3 2 3 2 2 2 1 3 3 3 3 4 2 70

22 NF 3 4 3 2 2 2 3 3 4 3 2 2 2 2 3 4 2 3 3 2 67.5

23 PHHL 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 4 2 2 2 2 3 2 2 3 2 63.75

24 RBN 2 2 2 2 2 2 4 2 2 3 4 2 1 4 4 4 4 2 4 2 67.5

25 SRP 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 1 2 2 4 3 2 3 4 2 66.25

26 SAM 3 3 4 2 3 2 3 3 3 4 2 1 2 2 3 3 2 3 4 2 67.5

27 YSG 2 3 3 2 3 2 2 3 2 4 2 2 2 2 3 2 2 2 4 2 61.25

28 YHBS 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 4 3 63.75

29 AAS 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 3 4 2 3 3 2 4 3 67.5

Rerata 67.15

Kreatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

204

Lampiran 17. Rekapitulasi Hasil Kuesioner Kreativitas Siklus II

No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Jumlah

1 ATW 4 3 4 4 2 2 4 4 3 3 3 1 4 2 3 3 2 4 4 1 75

2 MUS 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 2 2 3 3 3 3 4 4 4 3 75

3 ANW 2 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 2 4 4 2 81.25

4 ASA 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 4 2 70

5 AE 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4 2 2 2 4 3 3 2 4 4 3 82.5

6 AFC 3 4 3 2 4 1 4 3 4 3 2 2 3 2 4 3 3 3 2 3 72.5

7 APW 4 4 4 2 4 2 4 4 4 4 2 3 2 2 4 4 2 2 2 2 76.25

8 AH 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 4 2 75

9 ASR 2 3 4 2 3 2 3 3 4 4 3 3 2 2 4 4 3 3 2 2 72.5

10 BBBA 4 4 4 1 4 1 4 4 4 3 3 2 2 2 4 4 2 2 2 3 73.75

11 BPAW 3 3 4 2 4 3 4 3 3 4 2 2 3 3 4 3 2 3 3 2 75

12 CBA 3 3 3 2 4 2 3 4 4 3 1 2 3 2 3 3 3 4 3 2 71.25

13 CFMK 2 3 3 2 4 3 4 3 3 4 3 3 2 2 4 4 3 3 2 2 73.75

14 DM 3 4 4 3 2 3 3 2 3 4 3 2 3 2 3 4 3 2 4 2 73.75

15 EYP 2 3 3 2 2 3 2 2 3 4 3 3 3 2 4 3 3 4 4 2 71.25

16 GSC 4 3 3 2 4 2 3 4 4 3 2 3 3 2 2 4 4 2 2 1 71.25

17 JAI 3 3 4 3 3 2 2 3 4 3 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 76.25

18 KAW 3 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 2 3 4 4 83.75

19 MMF 3 3 3 2 4 3 4 3 3 4 4 3 2 2 3 3 3 3 4 2 76.25

20 MAH 3 4 4 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 3 2 4 3 77.5

21 NZV 3 4 2 2 4 2 3 4 2 4 3 4 2 3 3 4 2 4 3 2 75

22 NF 4 3 3 2 4 2 3 4 4 3 2 3 2 2 4 4 2 3 3 2 73.75

23 PHHL 4 4 4 1 4 1 4 4 4 2 2 2 3 2 4 4 2 2 2 3 72.5

24 RBN 3 4 4 2 2 4 2 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 82.5

25 SRP 2 4 3 3 4 3 3 4 4 3 2 2 2 2 4 4 2 2 3 2 72.5

26 SAM 3 4 4 2 4 2 3 3 3 4 2 2 3 3 4 4 3 3 4 2 77.5

27 YSG 2 4 3 2 2 3 2 3 3 4 3 2 3 2 4 4 3 3 4 2 72.5

28 YHBS 3 4 4 3 3 2 4 3 4 4 3 2 3 2 4 3 3 4 4 3 81.25

29 AAS 2 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 4 3 3 80

Rerata 75,56

Kreatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

205

Lampiran 18. Hasil Produk Kreativitas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

206

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

207

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

208

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

209

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

210

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

211

Lampiran 19. Rekapitulasi Produk Kreativitas

No Nama Siklus I Siklus II

Diagram Gambar Mind Map

1 ATW 62,5 75 87,5

2 MUS 75 75 87,5

3 ANW 75 75 87,5

4 ASA 75 75 87,5

5 AE 62,5 75 75

6 AFC 87,5 75 87,5

7 APW 62,5 83 75

8 AH 75 75 87,5

9 ASR 75 83 75

10 BBBA 75 75 75

11 BPAW 75 83 75

12 CBA 75 75 75

13 CFMK 75 83 75

14 DM 62,5 83 75

15 EYP 75 83 75

16 GSC 87.5 75 87,5

17 JAI 75 75 75

18 KAW 62,5 83 87,5

19 MMF 87,5 75 87,5

20 MAH 75 83 75

21 NZV 62,5 83 75

22 NF 75 75 87,5

23 PHHL 75 75 75

24 RBN 62,5 83 87,5

25 SRP 75 75 75

26 SAM 87,5 75 75

27 YSG 75 75 75

28 YHBS 87,5 75 75

29 AAS 87,5 75 87,5

Rata-rata 74,56 77,75 80,17

(Kreatif) 76,16 (Kreatif)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

212

Lampiran 20. Soal Evaluasi Siklus I

SOAL EVALUASI SIKLUS I

Nama : …………………

No. Absen : …………………

Pilihlah satu jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang (X) pada

huruf a, b, c, atau d!

1. Benda yang dapat menghantarkan panas dengan baik dinamakan ….

a. Konvektor

b. Konduktor

c. Isolator

d. Radiator

2. Terjadinya angin darat dan angin laut termasuk perpindahan panas secara

….

a. Konduksi

b. Radiasi

c. Konduktor

d. Konveksi

3. Cangkir yang diisi air panas maka gagangnya ikut terasa panas. Hal ini

menunjukkan bahwa terjadi perpindahan panas secara...

a. Konduksi

b. Kondensasi

c. Konveksi

d. Radiasi

4. Alat untuk mengukur besar kecilnya suhu adalah. . . .

a. Dinamometer

b. Amperemeter

c. Speedometer

d. Termometer

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

213

5. Perhatikan gambar dibawah ini!

Perpindahan panas yang berlangsung terjadi secara. . .

a. Radiasi

b. Konveksi

c. Konduksi

d. Induksi

6. Semakin dekat dengan sumber energi panas, kalor yang dapat kita rasakan

semakin. . .

a. Besar

b. Kecil

c. Dingin’

d. Hangat

7. Panas dapat berpindah melalui 3 cara yaitu, kecuali. . .

a. Konduksi

b. Konveksi

c. Konduktor

d. Radiasi

8. Kayu, kertas, tisu, dan kain merupakan contoh dari benda ….

a. Konduktor

b. Semi konduktor

c. Isolator

d. Mudah memuai

9. Alumunium sering dimanfaatkan untuk membuat alat-alat dapur seperti

panci karena ….

a. Merupakan konduktor yang baik

b. Merupakan isolator yang baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

214

c. Merupakan benda yang ringan

d. Merupakan benda yang mudah dibersihkan

10. Cangkir yang terisi air panas maka gagangnya akan terasa panas juga. Hal

ini menunjukkan bahwa terjadi perpindahan panas secara ….

a. Kondensasi

b. Konveksi

c. Radiasi

d. Konduksi

11. Berikut ini merupakan benda yang sangat baik dimanfaatkan untuk

membuat gagang panci adalah ….

a. Aluminium

b. Kayu

c. Kain

d. Besi

12. Waktu kita memasak, mentega pada wajan akan mencair. Peristiwa

tersebut merupakan proses perpindahan panas secara ….

a. Kondensasi

b. Konduksi

c. Konveksi

d. Radiasi

13. Bagian setrika yang merupakan isolator adalah ….

a. Bagian alas besi

b. Bagian kabel tembaga

c. Bagian karet gagang

d. Bagian mur aluminium

14. Suatu zat yang sifatnya setengah konduktor dan setengah isolator adalah

….

a. Semi konduktor

b. Konduktor

c. Isolator

d. Kondensasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

215

15. Perpindahan panas secara konveksi dapat terjadi pada benda ….

a. Padat dan cair

b. Cair dan gas

c. Gas dan padat

d. Padat dan keras

16. Di bawah ini yang termasuk benda yang dapat menghantarkan panas

dengan baik adalah ….

a. Karet

b. Kertas

c. Besi

d. Gabus

17. Kesimpulan dari percobaan yang kamu lakukan dalam membuktikan cara

perpindahan panas secara konveksi, ketika es batu dimasukkan ke dalam

air hangat apa yang terjadi?

a. Ukuran es batu tetap

b. Air hangat menjadi dingin

c. Ukurannya mengecil dan mencair

d. Es batu mengecil dan tidak mencair.

18. Benda yang tidak dapat menghantarkan panas dengan baik dinamakan ….

a. Isolator

b. Konduktor

c. Generator

d. Semi konduktor

19. Logam akan semakin mudah menghantarkan panas apabila ….

a. Semakin tebal dan Panjang

b. Semakin kecil dan berat

c. Semakin tipis dan luas

d. Semakin berkarat dan lapuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

216

20. Benda yang dapat menhantarkan panas dengan baik biasanya dapat

menghantarkan ….

a. Aliran listrik

b. Aliran air

c. Aliran es

d. Aliran sinyal

~~~ Selamat mengerjakan ~~

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

217

Lampiran 21. Hasil Soal Evaluasi Siklus I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

218

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

219

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

220

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

221

Lampiran 22. Soal Evaluasi Siklus II

SOAL EVALUASI SIKLUS II

Nama :…………………

No. absen : …………………

Pilihlah satu jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang (X) pada huruf

a, b, c, atau d!

1. Proses perpindahan kalor yang tidak memerlukan zat perantara disebut ….

a. Konveksi

b. Konduksi

c. Radiasi

d. Evaporasi

2. Di bawah ini yang termasuk contoh perpindahan secara radiasi adalah ….

a. Air panas yang mendidih

b. Besi yang dipanaskan

c. Penggunaan cerobong asap pada pabrik

d. Orang yang merasa hangat di sekitar api unggun

3. Berikut ini yang merupakan contoh perpindahan panas secara radiasi, kecuali

….

a. Panas api lilin yang terasa jika didekatnya

b. Orang yang merasa hangat ketika berada di dekat api unggun

c. Cahaya matahari sampai ke bumi

d. Besi yang dipanaskan dengan api

4. Contoh peristiwa konduksi dalam kehidupan sehari-hari, kecuali ….

a. Ujung spatula terasa panas saat menggoreng ikan

b. Besi yang dipanaskan dengan api

c. Air yang mendidih saat dimasak

d. Kaki terasa panas ketika tidak sengaja menyentuh knalpot kendaraan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

222

5. Penghantar panas yang baik disebut dengan ….

a. Isolator

b. Konduktor

c. Semi konduktor

d. Radiator

6. Contoh benda dengan penghantar panas yang baik adalah ….

a. Ebonit

b. Plastik

c. Kayu

d. Logam

7. Suatu zat yang sifatnya setengah konduktor dan setengah isolator adalah ….

a. Konvektor

b. Semi konduktor

c. Radiator

d. Konduktor

8. Penghantar panas yang buruk disebut dengan ….

a. Konvektor

b. Konduktor

c. Radiator

d. Isolator

9. Contoh benda yang merupakan isolator adalah ….

a. Ebonit

b. Kayu

c. Logam

d. Besi

10. Pada siang hari daratan akan lebih panas daripada di laut. Peristiwa tersebut

menunjukkan terjadinya ….

a. Angin darat

b. Angin laut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

223

c. Angin pasang

d. Angin surut

11. Zat yang menerima kalor pada peristiwa konveksi akan ….

a. Membeku

b. Menyusut

c. Memuai

d. Mencair

12. Di bawah ini adalah alat yang dapat menghasilkan panas adalah ….

a. Oven dan blender

b. Kulkas dan blender

c. Oven dan setrika

d. Kulkas dan setrika

13. Pada saat membakar kayu, perpindahan kalor secara radiasi akan

menyebabkan ….

a. Membakar benda yang ada di sekitar

b. Udara di sekitar terasa panas

c. Munculnya polusi udara

d. Udara di sekitar terasa dingin

14. Sinar matahari yang dapat sampai ke bumi telah melalui proses perpindahan

panas secara ….

a. Radiasi

b. Konveksi

c. Evaporasi

d. Konduksi

15. Sebagian besar genting terbuat dari tanah liat karena ….

a. Meneruskan panas matahari ke dalam rumah

b. Menahan panas udara di dalam rumah

c. Menghantarkan panas udara luar ke dalam rumah

d. Menghambat panas udara luar ke dalam rumah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

224

16. Perpindahan kalor tanpa diikuti perpindahan zat perantaranya disebut

perpindahan kalor secara….

a. Konveksi

b. Konduksi

c. Radiasi

d. Evaporasi

17. Perpindahan kalor secara konduksi terjadi dari ….

a. Benda beruhu rendah ke benda bersuhu tinggi

b. Benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah

c. Benda bersuhu rendah ke benda bersuhu rendah

d. Benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu tinggi

18. Peristiwa perpindahan kalor secara konveksi biasanya terjadi pada zat ….

a. Gas dan cair

b. Cair dan padat

c. Padat dan gas

d. Gas dan angin

19. Proses masuknya cahaya matahari ke bumi dalam perpindahan panas secara

radiasi terjadi di ….

a. Ruang hampa

b. Udara

c. Awan

d. Stratosfer

20. Perpindahan kalor secara radiasi yang dimanfaatkan pada bidang peternakan

adalah ….

a. Menambah kesehatan pada unggas

b. Mencegah hama unggas

c. Menetaskan telur unggas

d. Menerangi kendang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

225

Lampiran 23. Hasil Soal Evaluasi Siklus II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

226

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

227

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

228

Lampiran 24. Rekapitulasi Hasil Soal Evaluasi

No Kode

Siswa Siklus I Kategori Siklus II Kategori

1 ATW 50 Tidak Tuntas 65 Tidak Tuntas

2 MUS 60 Tidak Tuntas 65 Tidak Tuntas

3 ANW 90 Tuntas 90 Tuntas

4 ASA 75 Tuntas 90 Tuntas

5 AE 80 Tuntas 65 Tidak Tuntas

6 AFC 90 Tuntas 85 Tuntas

7 APW 90 Tuntas 85 Tuntas

8 AH 55 Tidak Tuntas 90 Tuntas

9 ASR 75 Tuntas 80 Tuntas

10 BBBA 75 Tuntas 75 Tuntas

11 BPAW 85 Tuntas 85 Tuntas

12 CBA 65 Tidak Tuntas 85 Tuntas

13 CFMK 80 Tuntas 80 Tuntas

14 DM 60 Tidak Tuntas 80 Tuntas

15 EYP 90 Tuntas 90 Tuntas

16 GSC 85 Tuntas 80 Tuntas

17 JAI 75 Tuntas 85 Tuntas

18 KAW 65 Tidak Tuntas 75 Tuntas

19 MMF 75 Tuntas 75 Tuntas

20 MAH 85 Tuntas 85 Tuntas

21 NZV 60 Tidak Tuntas 70 Tidak Tuntas

22 NF 75 Tuntas 75 Tuntas

23 PHHL 50 Tidak Tuntas 80 Tuntas

24 RBN 90 Tuntas 90 Tuntas

25 SRP 75 Tuntas 75 Tuntas

26 SAM 80 Tuntas 85 Tuntas

27 YSG 80 Tuntas 85 Tuntas

28 YHBS 85 Tuntas 90 Tuntas

29 AAS 90 Tuntas 90 Tuntas

Rata-rata 75,51 Tuntas 81,2 Tuntas

Persentase Tuntas 72,41% (21 siswa) 86,21% (25 siswa)

Persentase Tidak

Tuntas 27,59% (8 siswa) 13,79%(4 siswa)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

229

Lampiran 25. RPPTH Siklus 1 Pembelajaran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK HARIAN

(RPPTH)

Satuan Pendidikan : SD Negeri Nogopuro

Kelas/ Semester : V / II

Tema : 6. Panas dan Perpindahannya

Subtema : 2. Perpindahan Kalor di Sekitar Kita

Pembelajaran ke : 1

Muatan Pembelajaran : Bahasa Indonesia dan IPA

Alokasi Waktu : 7 x 35 Menit

Hari, Tanggal : Kamis, 16 Januari 2020

I. TUJUAN PEMBELAJARAN

Muatan Pembelajaran : Bahasa Indonesia

3.3.1 Melalui kegiatan membaca teks bacaan Perpindahan Kalor Secara

Konduksi, peserta didik mampu membuat ringkasan minimal dua

paragraf teks penjelasan (eksplanasi) dengan benar. (menciptakan →

metakognitif)(C6)

4.3.1 Melalui kegiatan menyimpulkan teks penjelasan, peserta didik

mampu memodifikasi minimal dua ringkasan teks penjelasan tentang

Perpindahan Kalor secara Konduksi. (artikulasi →

keterampilan)(P4)

Muatan Pembelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

3.6.1 Melalui membaca teks bacaan, peserta didik mampu

mengimplementasikan konsep perpindahan kalor secara konduksi

dalam kehidupan sehari-hari sebanyak tiga contoh dengan benar.

(menerapkan → prosedural)(C3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

230

4.6.1 Melalui diskusi dan percobaan, peserta didik mampu membuat satu

laporan dalam bentuk diagram tentang perpindahan kalor dengan

tepat. (naturalisasi → keterampilan)(P5)

II. KOMPETENSI INTI

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,

melihat, membaca] dan bertanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah dan di sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis,

dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat,

dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan

berakhlak mulia.

III. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

No Muatan

Pembelajaran Kompetensi Dasar Indikator

1 Bahasa

Indonesia

-

Kompetensi spiritual dicapai

secara tidak langsung

sebagai suatu dampak

pengiring.

-

Kompetensi sosial dicapai

secara tidak langsung

sebagai suatu dampak

pengiring.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

231

No Muatan

Pembelajaran Kompetensi Dasar Indikator

3.3 Meringkas

teks

penjelasan

(eksplanasi)

dari media

cetak atau

elektronik

3.3.1 Membuat

ringkasan teks

penjelasan

(eksplanasi) dari

media cetak.

(menciptakan →

metakognitif)(C6)

4.3 Menyajikan

ringkasan

teks

penjelasan

(eksplanasi)

dari media

cetak atau

elektronik

dengan

menggunakan

kosakata

baku dan

kalimat

efektif secara

lisan, tulis,

dan visual.

4.3.1 Memodifikasi

ringkasan teks

penjelasan tentang

Perpindahan Kalor

secara Konduksi.

(artikulasi →

keterampilan)(P4)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

232

No Muatan

Pembelajaran Kompetensi Dasar Indikator

2 IPA

-

Kompetensi spiritual dicapai

secara tidak langsung

sebagai suatu dampak

pengiring.

-

Kompetensi sosial dicapai

secara tidak langsung

sebagai suatu dampak

pengiring.

3.6 Menerapkan

konsep

perpindahan

kalor dalam

kehidupan

sehari-hari.

3.6.1 Mengimplementasikan

konsep perpindahan

kalor secara konduksi

dalam kehidupan

sehari-hari

(menerapkan →

prosedural)(C3)

4.6 Melaporkan

hasil

pengamatan

tentang

perpindahan

kalor

4.6.1 Membuat laporan

dalam bentuk diagram

tentang perpindahan

kalor secara konduksi.

(naturalisasi →

keterampilan)(P5)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

233

IV. MATERI PEMBELAJARAN

1. Muatan Pembelajaran : Bahasa Indonesia

Meringkas teks bacaan (eksplanasi)

(pengetahuan faktual)

2. Muatan Pembelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

Kalor dan perpindahannya (pengetahuan

prosedural)

V. PENDEKATAN. MODEL, DAN METODE PEMBELJARAN

1. Pendekatan : Tematik Integratif dan Saintifik

2. Model : Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

3. Metode : Pengamatan, tanya jawab, penugasan,

diskusi, dan ceramah.

VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan

Sintaks

Pembelajaran

Berbasis Masalah

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Penggalan 1 (3 x 35 menit)

Pembuka

1. Guru mengucapkan salam

2. Guru mengajak peserta didik untuk

berdoa (PPK-Religius)

3. Guru melakukan absensi kepada

peserta didik.

4. Kegiatan literasi peserta didik

membaca teks cerita dialog

percakapan tentang berkemah.

(Literasi baca tulis)

15 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

234

Kegiatan

Sintaks

Pembelajaran

Berbasis Masalah

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

5. Peserta didik menyanyikan lagu

(Motivasi)

6. Guru melakukan tanya jawab

tentang materi pertemuan

sebelumnya (Apersepsi)

7. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai

yaitu (Orientasi):

- Meringkas teks bacaan

- Perpindahan kalor

Inti

Tahap 1:

Mengoerientasikan

peserta didik pada

masalah

Tahap 2:

Mengorganisasi-

kan peserta didik

untuk belajar

1. Peserta didik diperlihatkan gambar

gelas pecah akibat air panas

(mengamati → critical

thinking)(PPK-Rasa Ingin Tahu)

2. Peserta didik dan guru melakukan

tanya jawab terakit dengan gambar.

(menanya → critical thinking)

(PPK-Rasa Ingin Tahu)

3. Peserta didik dibagi menjadi

beberapa kelompok. Setiap

kelompok terdiri dari 4 orang.

20 menit

Tahap 3:

Memandu

menyelidiki secara

mandiri atau

4. Setiap kelompok diminta untuk

membaca teks bacaan Perpindahan

Panas atau Kalor. (menalar →

critical thinking) (PPK-Rasa Ingin

25 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

235

Kegiatan

Sintaks

Pembelajaran

Berbasis Masalah

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

kelompok Tahu)

5. Setiap kelompok diminta untuk

menemukan informasi penting pada

setiap paragraf. (menalar → critical

thinking) (PPK-Rasa Ingin Tahu)

6. Setelah menemukan informasi

penting, peserta didik diminta

untuk menyimpulkan teks

berdasarkan inti dari setiap

pargaraf dalam teks bacaan yang

telah dibaca. (mencoba → critical

thinking) (PPK-Rasa Ingin Tahu)

Tahap 4:

Mengembangkan

dan menyajikan

hasil karya

7. Beberapa kelompok

mempresentasikan ringkasan yang

telah dibuat di depan kelas.

(mengkomunikasikan →

communication) (PPK-Percaya

Diri)

8. Kelompok yang lain

memperhatikan dan saling

menanggapi.

35 menit

Penutup

Tahap 5:

Menganalisis dan

mengevaluasi hasil

pemecahan masalah

1. Kesimpulan: peserta didik bersama

guru menyimpulkan tentang materi

yang telah dipelajari.

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

236

Kegiatan

Sintaks

Pembelajaran

Berbasis Masalah

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

2. Peserta didik melakukan tanya

jawab dengan guru mengenai

kesulitan yang dihadapi dalam

memahami materi tersebut.

3. Peserta didik mendapat penguatan

dari guru terkait materi yang telah

dipelajari.

4. Guru mempersilahkan peserta didik

untuk istirahat.

ISTIRAHAT

Penggalan 2 ( 2 x 35 menit)

Pembuka

1. Guru mengucapkan salam

2. Peserta didik menyanyikan lagu

“Perpindahan Kalor” dengan nada

dasar lagu “Pelangi-Pelangi”

“Pepindahan kalor ada tiga cara,

Yang salah satunya adalah

konduksi,

Konduksi itu dengan perantara,

Konduksi konduksi cara pindah

kalor,

Konduksi-konduksi sering kita

jumpai,

Contohnya adalah saat kita masak,

Wajan jadi panas karena api

kompor,

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

237

Kegiatan

Sintaks

Pembelajaran

Berbasis Masalah

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Konduksi-konduksi cara pindah

kalor. (Motivasi)

3. Guru melakukan tanya jawab

tentang materi perpindahan panas

secara konduksi. (Apersepsi)

4. Guru menyampaikan langkah-

langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan dan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai

yaitu (Orientasi):

- Perpindahan kalor

Inti

Tahap 1:

Memberikan

orientasi masalah

kepada peserta

didik

1. Peserta didik melihat video tentang

luka bakar akibat terkena setrika

panas. (mengamati → critical

thinking) (PPK-Rasa Ingin Tahu)

2. Peserta didik dan guru melakukan

tanya jawab terkait dengan video

tersebut. (menanya →

communication, critical thinking)

(PPK-Percaya Diri,)

- Mengapa setrika tersebut bisa

menyebabkan luka bakar jika

tersentuh?

- Apakah setrika yang tidak

dipakai akan menyebabkan

luka bakar yang sama?

15 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

238

Kegiatan

Sintaks

Pembelajaran

Berbasis Masalah

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Tahap 2:

Mengorganisasi-

kan peserta didik

untuk meneliti

- Bagaimana proses setrika

menjadi panas?

3. Peserta didik menyebutkan contoh

lain dari perpindahan panas yang

serupa.

4. Peserta didik dibagi menjadi

beberapa kelompok. Setiap

kelompok terdiri dari 4 orang.

Tahap 3:

Memandu

menyelidiki secara

mandiri atau

kelompok

5. Setiap kelompok diminta

melakukan kerja sama untuk

melakukan percobaan mengenai

cara perpindahan panas secara

konduksi. (mencoba →

collaboration) (PPK-Kerjasama)

6. Sebelum melakukan percobaan,

guru akan membagikan alat dan

bahan yang digunakan serta

menjelaskan prosedur percobaan.

7. Setiap kelompok akan mengambil

alat dan bahan yang sudah

disediakan.

8. Setiap kelompok saling

bekerjasama untuk melakukan

percobaan. (mencoba →

collaboration) (PPK-Rasa Ingin

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

239

Kegiatan

Sintaks

Pembelajaran

Berbasis Masalah

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Tahu)

Tahap 4:

Mengembangkan

dan menyajikan

hasil

9. Setelah melakukan percobaan,

peserta didik secara berkelompok

berdiskusi mengenai hasil

percobaan (menalar →

collaboration) (PPK-Rasa Ingin

Tahu)

10. Peserta didik bersama dengan

kelompoknya akan

mempresentasikan hasil kerjanya di

depan kelas. (mengkomunikasikan

→ communication) (PPK-Percaya

Diri)

11. Kelompok yang lainnya

memperhatikan dan saling

memberikan tanggapan. (PPK-

Menghargai Prestasi)

12. Setelah mempresentasikan, peserta

didik membuat diagram tentang

proses perpindahan kalor secara

konduksi. (menalar → critical

thinking) (PPK-Rasa Ingin Tahu)

13. Peserta didik dapat menggunakan

informasi dari hasil kerja

kelompoknya atau kerja kelompok

lain.

25 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

240

Kegiatan

Sintaks

Pembelajaran

Berbasis Masalah

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

14. Beberapa kelompok peserta didik

diminta untuk mempresentasikan

diagram di depan kelas secara

bergantian. (mengkomunikasikan

→ communication) (PPK-Rasa

Ingin Tahu)

Penutup

Tahap 5:

Menganalisis dan

mengevaluasi hasil

1. Kesimpulan: peserta didik bersama

guru menyimpulkan tentang materi

yang telah dipelajari.

2. Peserta didik melakukan tanya

jawab dengan guru mengenai

kesulitan yang dihadapi dan tindak

lanjut yang akan dilaksanakan

setelah proses pembelajaran.

3. Peserta didik mendapat penguatan

dari guru terkait materi yang telah

dipelajari.

4. Peserta didik mengerjakan soal

evaluasi

5. Guru meminta peserta didik untuk

berdoa

6. Salam penutup.

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

241

VII. MEDIA, ALAT/BAHAN, DAN SUMBER PEMBELAJARAN

1. MEDIA : Gambar peristiwa konduksi

Tayangan video tentang luka bakar akibat setrika

panas

Teks “Perpindahan Panas secara Konduksi”

2. ALAT/ BAHAN : Laptop, LCD Proyektor, gelas, air panas, sendok

stainless steel, mentega.

3. SUMBER BELAJAR:

- Diri sendiri

- Lingkungan sekitar

- Kemdikbud. 2017. Buku Guru Buku Tematik Terpadu Kurikulum

2013 Kelas 5 Tema 6 Panas dan Perpindahannya. Jakarta:

Kemdikbud. Halaman 85-90.

- Kemdikbud. 2017. Buku Siswa Buku Tematik Terpadu Kurikulum

2013 Kelas 5 Tema 6 Panas dan Perpindahannya. Jakarta:

Kemdikbud. Halaman 69-78.

- Video luka bakar :

https://www.youtube.com/watch?v=hk9y5t9TTm8

VIII. TEKNIK PENILAIAN

Muatan

Pembelajaran

Domain/Ranah

Penilaian Indikator

Jenis/Teknik

Penilaian

Bentuk

Penilaian Instrumen

Bahasa

Indonesia

Sikap spiritual - - - -

Sikap sosial - - - -

Pengetahuan 3.3.1. Membuat

ringkasan

teks

penjelasan

(eksplanasi

)dari

Tes tertulis Soal

pilihan

ganda

Soal

pilihan

ganda

dan kunci

jawaban

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

242

media

cetak.

Keterampilan 4.3.1 Memodifi-

kasi

ringkasan

teks

penjelasan

tentang

perpinda-

han kalor

secara

konduksi.

Unjuk kerja Tugas

unjuk

kerja

Rubrik

penilaian

unjuk

kerja

IPA Sikap Spiritual - - - -

Sikap sosial - - - -

Pengetahuan 3.6.1 Mengim-

plementasi

-kan

konsep

perpinda-

han kalor

secara

konduksi

dalam

kehidupan

sehari-hari

Tes tertulis Soal

pilihan

ganda

Soal

pilihan

ganda

dan kunci

jawaban

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

243

Keterampilan 4.6.1 Membuat

laporan

dalam

bentuk

diagram

tentang

perpinda-

han kalor

secara

konduksi.

Produk Tugas

Membu-

at

Diagram

Rubrik

Penilaian

Produk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

244

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

245

Lampiran 26. RPPTH Siklus I Pembelajaran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK HARIAN

(RPPTH)

Satuan Pendidikan : SD Negeri Nogopuro

Kelas/ Semester : V / II

Tema : 6. Panas dan Perpindahannya

Subtema : 2. Perpindahan Kalor di Sekitar Kita

Pembelajaran ke : 2

Muatan Pembelajaran : Bahasa Indonesia, IPA, dan SBdP

Alokasi Waktu : 7 x 35 Menit

Hari, Tanggal : Sabtu, 18 Januari 2020

I. TUJUAN PEMBELAJARAN

Muatan Pembelajaran : Bahasa Indonesia

3.3.1.1 Melalui kegiatan membaca teks bacaan perpindahan kalor secara

konveksi, peserta didik mampu menyimpulkan minimal 2 pokok

pikiran dan informasi penting dengan benar.

(memahami→Faktual)(C5)

4.3.1.1 Dengan mencermati teks bacaan, peserta didik mampu membuat

ringkasan teks penjelasan (eksplanasi) minimal 2 paragraf dari teks

bacaan perpindahan kalor secara konveksi secara tepat. (menciptakan

→ metakognitif)(C6)

Muatan Pembelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

3.6.1.1 Melalui tayangan video, peserta didik mampu menganalisis konsep

perpindahan kalor secara konveksi minimal 2 dalam kehidupan sehari-

hari dengan benar. (menganalisis → metakognitif)(C4)

4.6.1.1 Melalui percobaan, peserta didik mampu membuat hasil pengamatan

melalui gambar tentang perpindahan kalor secara konveksi dengan

benar. (naturalisasi → keterampilan)(P5)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

246

Muatan Pembelajaran : Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)

3.3.1 Melalui kegiatan diskusi kelompok, peserta didik mampu menentukan

pola lantai minimal 2 dalam gerak tarian daerah dengan tepat.

(menganalisis → konseptual)(C4)

4.3.1 Melalui kegaiatan penugasan, peserta didik mampu mempraktikkan

tarian daerah menggunakan minimal 2 pola lantai secara benar.

(artikulasi→ keterampilan)(P4)

II. KOMPETENSI INTI

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,

melihat, membaca] dan bertanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah dan di sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis,

dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat,

dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan

berakhlak mulia.

III. KOMPETENSI DASAR & INDIKATOR

No Muatan

Pembelajaran Kompetensi Dasar Indikator

1 Bahasa

Indonesia

Kompetensi spiritual dicapai

secara tidak langsung sebagai

suatu dampak pengiring.

Kompetensi sosial dicapai

secara tidak langsung sebagai

suatu dampak pengiring.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

247

No Muatan

Pembelajaran Kompetensi Dasar Indikator

3.3 Meringkas teks

penjelasan (eksplanasi)

dari media cetak atau

elektronik.

3.3.1 Menyimpulkan teks

penjelasan (eksplanasi)

dari teks perpindahan

kalor secara konveksi.

(memahami→Faktual)(

C5)

4.3 Menyajikan ringkasan

teks penjelasan

(eksplanasi) dari

media cetak atau

elektronik dengan

menggunakan

kosakata baku dan

kalimat efektif secara

lisan, tulis, dan visual.

4.3.1 Menyajikan ringkasan teks

penjelasan (eksplanasi)

perpindahan kalor secara

konveksi.

(menerapkan→Keteramp

ilan)(C5)

2 IPA

Kompetensi spiritual dicapai

secara tidak langsung sebagai

suatu dampak pengiring.

Kompetensi sosial dicapai

secara tidak langsung sebagai

suatu dampak pengiring.

3.6 Menerapkan konsep

perpindahan kalor

dalam kehidupan

sehari-hari.

3.6.1 Menganalisis konsep

perpindahan kalor secara

konveksi dalam kehidupan

sehari-hari. (menganalisis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

248

No Muatan

Pembelajaran Kompetensi Dasar Indikator

→ metakognitif)(C4)

4.6 Melaporkan hasil

pengamatan tentang

perpindahan kalor.

3.6.2 Membuat hasil

pengamatan melalui

gambar tentang

perpindahan kalor secara

konveksi. (naturalisasi →

keterampilan)(P5)

3 SBdP

Kompetensi spiritual dicapai

secara tidak langsung sebagai

suatu dampak pengiring.

Kompetensi sosial dicapai

secara tidak langsung sebagai

suatu dampak pengiring.

3.3 Memahami pola lantai

dalam gerak tari kreasi

daerah.

3.3.1 Menentukan pola lantai

dalam gerak tari kreasi

daerah. (menganalisis→

konseptual) C3

4.3 Mempraktikkan pola

lantai pada gerak tari

kreasi daerah.

4.3.1 Mengembangkan pola

lantai pada gerak tari

kreasi daerah.

(artikulasi→

keterampilan)(P4)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

249

IV. MATERI PEMBELAJARAN

1. IPA : Perpindahan kalor secara konveksi (pengetahuan

prosedural)

2. Bahasa Indonesia : Meringkas teks penjelasan (eksplanasi) dari media

cetak atau elektronik. (pengetahuan faktual)

3. SBdP : Pola lantai dalam gerak tari kreasi daerah.

(pengetahuan konseptual)

V. PENDEKATAN, MODEL DAN METODE PEMBELAJARAN

1. Pendekatan : Tematik Integratif, Saintifik

2. Model : Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM)

3. Metode : Pengamatan, tanya jawab, penugasan, diskusi, dan

ceramah

VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan

Sintaks

Pembelajaran

Berbasis

Masalah

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Penggalan 1 (3 x 35 menit)

Pembuka

1. Guru mengucapkan salam.

2. Guru mengajak peserta didik untuk

berdoa (PPK-Religius)

3. Guru melakukan absensi kepada

peserta didik.

4. Kegiatan literasi peserta didik

membaca teks dialog mengenai

perpindahan kalor secara konveksi di

kehidupan sehari-hari. (Literasi

baca tulis)

5. Peserta didik melakukan tepuk

semangat (Motivasi)

Tepuk semangat

Se.....

Ma.... Ngat...

Semangat…

15 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

250

Kegiatan

Sintaks

Pembelajaran

Berbasis

Masalah

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Tahap 1:

Menjelaskan

topik dan tujuan

pembelajaran.

6. Guru melakukan tanya jawab tentang

materi pertemuan sebelumnya dan

materi yang akan dibahasa pada hari

ini. (Apersepsi)

7. Guru menyampaikan langkah-

langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan dan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai yaitu

(Orientasi):

- Mempelajari perpindahan

panas.

- Mempelajari pola lantai dalam

gerakan tarian daerah.

Inti

Tahap 2:

Mengorganisasi-

kan peserta didik

untuk meneliti

8. Peserta didik diperlihatkan beberapa

gambar peristiwa perpindahan panas

secara konveksi (mengamati →

critical thinking)(PPK-Rasa Ingin

Tahu)

9. Peserta didik dan guru melakukan

tanya jawab terakit dengan gambar.

(menanya → critical thinking) (PPK-

Rasa Ingin Tahu)

10. Peserta didik dibagi menjadi beberapa

kelompok. Setiap kelompok terdiri

dari 4 orang.

20 menit

Tahap 3:

Pelaksanaan

Investigasi

11. Setiap kelompok diminta untuk

membaca teks bacaan perpindahan

panas secara konveksi. (menalar →

critical thinking) (PPK-Rasa Ingin

Tahu)

12. Setiap kelompok diminta untuk

menemukan pokok pikiran pada

25 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

251

Kegiatan

Sintaks

Pembelajaran

Berbasis

Masalah

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

setiap paragraf. (menalar → critical

thinking) (PPK-Rasa Ingin Tahu)

Tahap 4:

Mengembangkan

dan menyajikan

hasil

13. Setelah menemukan pokok pikiran,

peserta didik diminta untuk membuat

rangkuman berdasarkan teks bacaan

yang telah dibaca. (mencoba →

critical thinking) (PPK-Rasa Ingin

Tahu)

14. Setiap kelompok membuat

rangkuman menggunakan kertas yang

telah disiapkan oleh guru. (mencoba

→ creativity) (PPK-Kreativitas)

15. Beberapa kelompok

mempresentasikan rangkuman yang

telah dibuat di depan kelas.

(mengkomunikasikan →

communication) (PPK-Percaya Diri)

16. Kelompok yang lain memperhatikan

dan saling menanggapi.

35 menit

Penutup

Tahap 5:

Menganalisis dan

mengevaluasi

hasil

17. Kesimpulan: peserta didik bersama

guru menyimpulkan tentang materi

yang telah dipelajari.

18. Peserta didik melakukan tanya jawab

dengan guru mengenai kesulitan yang

dihadapi.

19. Peserta didik mendapat penguatan

dari guru terkait materi yang telah

dipelajari dan tindak lanjut yang akan

dilaksanakn setelah pembelajaran.

20. Guru mempersilahkan peserta didik

untuk istirahat.

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

252

Kegiatan

Sintaks

Pembelajaran

Berbasis

Masalah

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

ISTIRAHAT

Penggalan 2 ( 2 x 35 menit) ( RPP untuk PTK)

Pembuka

Tahap 1:

Memberikan

orientasi masalah

kepada peserta

didik

1. Guru mengucapkan salam

2. Peserta didik melakukan tepuk

semangat (Motivasi)

Tepuk semangat

Se.....

Ma.... Ngat...

Semangat…

3. Guru melakukan tanya jawab tentang

materi pertemuan sebelumnya

(Apersepsi)

4. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai yaitu

(Orientasi):

5. Peserta didik diperlihatkan video

orang yang sedang berdiri di depan

jendela yang terbuka. (mengamati →

critical thinking) (PPK-Rasa Ingin

Tahu)

6. Peserta didik dan guru melakukan

tanya jawab terkait dengan video

tersebut. (menanya

→communication, menalar →

critical thinking) (PPK- Percaya

Diri) (Maka indkator kreativitas:

memiliki ide yang unik)

- Apa yang dirasakan saat kita

berdiri di depan jendela yang

terbuka?

- Antara jendela dan ventilasi

mana yang anginnya lebih

dingin?

- Mengapa angin yang melewati

ventilasi cenderung lebih panas?

7. Peserta didik bersama guru

menemukan peristiwa-peristiwa yang

serupa di kehidupan sehari-hari.

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

253

Kegiatan

Sintaks

Pembelajaran

Berbasis

Masalah

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

(menalar → critical thinking) (PPK-

Rasa Ingin Tahu)

Inti

Tahap 2:

Mengorganisasi-

kan peserta didik

untuk meneliti

8. Peserta didik duduk secara

berkelompok.

9. Peserta didik diperlihatkan alat-alat

yang digunakan untuk percobaan.

(mengamati → communication)

(PPK-Rasa Ingin Tahu)

15 menit

Tahap 3:

Pelaksanaan

Investigasi

10. Setiap kelompok diminta untuk

menyiapkan alat-alat yang sudah

disiapkan oleh guru untuk

mendemonstrasikan perpindahan

panas secara konveksi.

(colaboration)

11. Sebelum mendemonstrasikan

perpindahan panas secara konveksi,

guru akan menjelaskan prosedurnya

terlebih dahulu. (PPK-Rasa Ingin

Tahu)

12. Setiap kelompok mendemonstrasikan

perpindahan panas secara konveksi.

(Maka indkator kreativitas:

mencoba cara baru untuk

menyelesaikan masalah)

13. Setiap kelompok saling berdiskusi

mencari informasi mengenai

percobaan perpindahan panas secara

konveksi. (PPK-Rasa Ingin Tahu)

14. Peserta didik bersama guru

mengaitkan peristiwa perpindahan

panas secara konveksi di kehidupan

sehari-hari dengan percobaan yang

telah dilakukan. (menalar → critical

thinking) (PPK-Rasa Ingin Tahu)

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

254

Kegiatan

Sintaks

Pembelajaran

Berbasis

Masalah

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

(Maka indkator kreativitas:

memiliki daya imajinasi)

15. Setelah peserta didik

mendemonstrasikan, guru

menjelaskan mengenai proses

terjadinya perpindahan panas secara

konveksi.

Tahap 4:

Mengembangkan

dan menyajikan

hasil

16. Setelah mendemonstrasikan dan

berdiskusi, peserta didik secara

berkelompok membuat hasil

percobaan melalui gambar. (mencoba

→ creativity) (PPK-Kreativitas)

(Maka indkator kreativitas:

memiliki rasa keindahan)

17. Peserta didik bersama dengan

kelompoknya akan

mempresentasikan hasil kerjanya di

depan kelas. (mengkomunikasikan →

communication) (PPK-Percaya Diri)

18. Kelompok yang lainnya

memperhatikan dan saling

memberikan tanggapan. (PPK-

Menghargai Prestasi) (Maka

indkator kreativitas: memberikan

banyak gagasan terhadap suatu

masalah)

25 menit

Penutup

Tahap 5:

Menganalisis dan

mengevaluasi

hasil

19. Kesimpulan: peserta didik bersama

guru menyimpulkan tentang materi

yang telah dipelajari.

20. Peserta didik melakukan tanya jawab

dengan guru mengenai kesulitan yang

dihadapi dalam memahami materi

tersebut.

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

255

Kegiatan

Sintaks

Pembelajaran

Berbasis

Masalah

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

21. Peserta didik mendapat penguatan

dari guru terkait materi yang telah

dipelajari.

22. Guru mempersilahkan peserta didik

untuk istirahat.

ISTIRAHAT

Penggalan 3 ( 2 x 35 menit)

Pembuka

Tahap 1:

Memberikan

orientasi masalah

kepada peserta

didik

1. Guru mengucapkan salam

2. Peserta didik diajak Tepuk Semangat

supaya lebih bersemangat.

(Motivasi).

3. Guru mengaitkan perpindahan kalor

secara konveksi, yaitu pola aliran

panas yang terlihat pada es batu

berwarna tersebut. Dengan pola yang

ada pada tarian-tarian daerah.

(Apersepsi)

4. Peserta didik mendapatkan

penjelasan oleh guru tentang

kegiatan yang akan dilakukan setelah

istirahat yaitu belajar tentang pola

lantai pada gerak tari daerah.

(Orientasi)

5 menit

Inti

Tahap 2:

Mengorganisasi-

kan peserta didik

untuk meneliti

5. Peserta didik diperlihatkan sebuah

video pola lantai tarian-tarian kreasi

daerah. (mengamati →

communication) (PPK-Rasa Ingin

Tahu)

6. Peserta didik diminta untuk

mengamati pola lantai apa saja yang

digunakan pada tarian daerah dari

tayangan video tersebut. (mengamati

→ communication) (PPK-Rasa

Ingin Tahu)

15 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

256

Kegiatan

Sintaks

Pembelajaran

Berbasis

Masalah

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

7. Peserta didik secara bersama-sama

diajak menyebutkan pola lntai apa

saja yang digunakan pada tarian

daerah dari tayangan video tersebut.

(mencoba → colaboration) (PPK-

Kreativitas)

8. Guru mengingatkan bahwa dengan

mengetahui jenis pola lantai apa saja

yang digunakan dalam tarian daerah

dapat membantu peserta didik untuk

mempraktikkannya dengan baik dan

benar.

Tahap 3:

Pelaksanaan

Investigasi

9. Peserta didik diminta untuk

membaca teks bacaan tentang pola

lantai dalam seni tari. (menalar →

critical thinking) (PPK-Rasa Ingin

Tahu)

10. Peserta didik diminta untuk mencatat

hal-hal penting mengenai pola lantai

dalam seni tari. (menalar → critical

thinking) (PPK-Rasa Ingin Tahu)

15 menit

Tahap 4:

Mengembangkan

dan menyajikan

hasil

11. Peserta didik dibimbing guru

mempraktikkan tarian Jaran Kepang

menggunakan pola lantai yang benar.

(mengkomunikasikan → creativity)

(PPK-Kreativitas)

12. Peserta didik secara bergantian

mempraktikkan Tarian Jaran Kepang

menggunakan pola lantai yang benar.

(mengkomunikasikan → creativity)

(PPK-Percaya Diri)

20 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

257

Kegiatan

Sintaks

Pembelajaran

Berbasis

Masalah

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Penutup

Tahap 5:

Menganalisis dan

mengevaluasi

hasil

13. Peserta didik bersama guru

merangkum/ menyimpulkan

pembelajaran. (mengkomunikasikan

→ communication) (PPK-Rasa

Ingin Tahu) (PPK-Percaya Diri)

14. Peserta didik mengerjakan soal

evaluasi/ postest (PPK-Integritas:

kejujuran & Tanggungjawab)

15. Peserta didik bersama guru

melakukan refleksi atas kegiatan

yang baru saja mereka lakukan

(bagaimana perasaan peserta didik,

apa manfaat dari pelajaran hari ini

dan kesulitan yang dialami peserta

didik).

16. Program remidial akan disusun

setelah kesulitan belajar peserta didik

diidentifikasi dan guru memberikan

tugas pengayaan kepada peserta

didik sebagai tindak lanjut.

17. Guru meminta peserta didik untuk

berdoa.

18. Salam penutup.

15 menit

VII. MEDIA, ALAT/BAHAN DAN SUMBER PEMBELAJARAN

1. MEDIA : Gambar peristiwa terjadinya perpindahan kalor

secara konveksi.

Tayangan video orang yang sedang berdiri di

depan jendela yang terbuka.

Tayangan video pola lantai tarian kreasi daerah

2. ALAT/BAHAN : Laptop, LCD Proyektor, speaker, gelas, es batu

yang berwarna pekat, air panas, pensil warna,

penggaris, spidol, penghapus, gunting.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

258

3. SUMBER BELAJAR :

- Diri Sendiri

- Lingkungan Sekitar

- Kemdikbud. 2017. Buku Siswa Buku Tematik Terpadu Kurikulum

2013 Kelas 5 Tema 6 Panas dan Perpindahannya. Jakarta:

Kemdikbud. Halaman 79-90.

- Video Perpindahan Kalor Secara Konveksi. Diakses di

https://www.youtube.com/watch?v=BkLUmsfHCwc&pbjreload=10

- Video Pola Lantai Tarian Kreasi Daerah. Di akses di

https://www.youtube.com/watch?v=5f8-gGKSTZI

VIII. TEKNIK PENILAIAN

Mupel

Domain/

Ranah

Penilaian

Indikator Teknik

Penilaian

Bentuk

penilaian Instrumen

Penilaian

Bahasa

Indonesia

Sikap Spiritual - - - -

Sikap Sosial - - - -

Pengetahuan 3.3.1 Menyimpul-

kan teks

penjelasan

(eksplanasi)

dari teks

perpindahan

kalor secara

konveksi.

Tes

Tertulis

Pilihan

Ganda

Soal uraian

dan kunci

jawaban

Keterampilan 4.3.1 Menyajikan

ringkasan

teks

penjelasan

(eksplanasi)

perpindahan

kalor secara

konveksi.

Unjuk

kerja

Tugas

Unjuk

kerja

Rubrim

penilaian

unjuk kerja

IPA Sikap Spiritual - - - -

Sikap Sosial - - - -

Pengetahuan 3.6.1 Menganalisis

konsep

perpindahan

kalor secara

konveksi

Tes

Tertulis

Pilihan

ganda

Soal pilihan

ganda dan

kunci

jawaban

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

259

Mupel

Domain/

Ranah

Penilaian

Indikator Teknik

Penilaian

Bentuk

penilaian Instrumen

Penilaian

dalam

kehidupan

sehari-hari.

Keterampilan 4.6.1 Membuat

hasil

pengamatan

melalui

gambar

tentang

perpindahan

kalor secara

konveksi.

Produk

Tugas

membuat

gambar

Rubrik

penilaian

produk

SBdP Sikap Spiritual - - - -

Sikap Sosial - - - -

Pengetahuan 3.3.1 Menentukan

pola lantai

dalam gerak

tari kreasi

daerah.

Tes

Tertulis

Pilihan

Ganda

Soal pilihan

ganda dan

kunci

jawaban

Keterampilan 4.3.1 Mengkreasik

an pola lantai

pada gerak

tari kreasi

daerah.

Unjuk

Kerja

Tugas

membuat

pola lantai

tari

Rubrik

Penilaian

Unjuk Kerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

260

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

261

Lampiran 27. RPPTH Siklus II Pembelajaran 5

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TEMATIK HARIAN

(RPPTH)

Satuan Pendidikan : SD Negeri Nogopuro

Kelas/ Semester : V / II

Tema : 6. Panas dan Perpindahannya

Subtema : 2. Perpindahan Kalor di Sekitar Kita

Pembelajaran ke : 5

Muatan Pembelajaran : Bahasa Indonesia, IPA, dan SBdP

Alokasi Waktu : 7 x 35 Menit

Hari, Tanggal :

I. TUJUAN PEMBELAJARAN

Muatan Pembelajaran : Bahasa Indonesia

3.3.1 Melalui kegiatan membaca teks bacaan Perpindahan Kalor Secara

Radiasi peserta didik mampu membuat ringkasan minimal 2 paragraf

teks penjelasan (eksplanasi) dengan benar. (menciptakan →

metakognitif)(C6)

4.3.1 Melalui kegiatan menyimpulkan teks penjelasan, peserta didik mampu

memodifikasi minimal 2 ringkasan teks penjelasan tentang

Perpindahan Kalor secara Radiasi. (artikulasi → keterampilan)(P4)

Muatan Pembelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

3.6.1 Melalui membaca teks bacaan, peserta didik mampu

mengimplementasikan konsep perpindahan kalor secara radiasi dalam

kehidupan sehari-hari sebanyak 4 contoh dengan benar. (menerapkan

→ prosedural)(C3)

4.6.1 Melalui diskusi dan percobaan, peserta didik mampu membuat 1

laporan dalam bentuk mind map tentang perpindahan kalor dengan

tepat. (naturalisasi → keterampilan)(P5)

Muatan Pembelajaran : SBDP

3.3.1 Melalui tayangan video, peserta didik mampu menguraikan 4 pola

lantai dalam tari kreasi daerah dengan benar. (menganalisis →

konseptual) (C4)

4.3.2 Melaui kegiatan diskusi peserta didik mampu mencoba minimal 2

pola lantai pada gerak tari kreasi daerah dengan baik. (presisi →

keterampilan)(P3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

262

II. KOMPETENSI INTI

1. Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan

percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan guru.

3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati [mendengar,

melihat, membaca] dan bertanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang

dijumpainya di rumah dan di sekolah.

4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis,

dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat,

dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan

berakhlak mulia.

III. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

No Muatan

Pembelajaran Kompetensi Dasar Indikator

1 Bahasa

Indonesia

Kompetensi spiritual dicapai

secara tidak langsung sebagai

suatu dampak pengiring.

Kompetensi sosial dicapai

secara tidak langsung sebagai

suatu dampak pengiring.

3.3 Meringkas teks

penjelasan

(eksplanasi) dari

media cetak atau

elektronik.

3.3.1 Membuat ringkasan

teks penjelasan

(eksplanasi) dari

media cetak.

(menciptakan →

metakognitif)(C6)

4.3 Menyajikan

ringkasan teks

penjelasan

(eksplanasi) dari

media cetak atau

elektronik

dengan

menggunakan

kosakata baku

dan kalimat

efektif secara

lisan, tulis, dan

visual.

4.3.1 Memodifikasi

ringkasan teks

penjelasan tentang

Perpindahan Kalor

secara Radiasi.

(artikulasi →

keterampilan)(P4)

2 IPA Kompetensi spiritual dicapai

secara tidak langsung sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

263

No Muatan

Pembelajaran Kompetensi Dasar Indikator

suatu dampak pengiring.

Kompetensi sosial dicapai

secara tidak langsung sebagai

suatu dampak pengiring.

3.6 Menerapkan

konsep

perpindahan

kalor dalam

kehidupan

sehari-hari.

3.6.1 Mengimplementasikan

konsep perpindahan

kalor secara radiasi

dalam kehidupan

sehari-hari.

(menerapkan →

prosedural)(C3)

4.6 Melaporkan hasil

pengamatan

tentang

perpindahan

kalor.

4.6.1 Membuat laporan

dalam bentuk mind

map tentang

perpindahan kalor.

(naturalisasi →

keterampilan)(P5)

3 SBdP

Kompetensi spiritual dicapai

secara tidak langsung sebagai

suatu dampak pengiring.

Kompetensi sosial dicapai

secara tidak langsung sebagai

suatu dampak pengiring.

3.3 Memahami pola

lantai dalam tari

kreasi daerah.

3.3.1 Menguraikan pola

lantai dalam tari

kreasi daerah.

(menganalisis →

konseptual) (C4)

4.3 Mempraktikan

pola lantai pada

gerak tari kreasi

daerah.

4.3.1 Memodifikasi pola

lantai pada gerak tari

kreasi daerah.

(artikulasi →

keterampilan)(P4)

IV. MATERI PEMBELAJARAN

1. Muatan Pembelajaran : Bahasa Indonesia

- Meringkas teks bacaan (eksplanasi). (pengetahuan faktual)

2. Muatan Pembelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

- Kalor dan perpindahannya. (pengetahuan prosedural)

3. Muatan Pembelajaran : SBdP

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

264

- Pola lantai tari kreasi daerah. (pengetahuan konseptual)

V. PENDEKATAN, MODEL, DAN METODE PEMBELJARAN

1. Pendekatan : Tematik Integratif dan Saintifik.

2. Model : Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM).

3. Metode : Pengamatan, tanya jawab, penugasan,

diskusi, dan ceramah.

VI. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN

Kegiatan

Sintaks

Pembelajaran

Berbasis

Masalah

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Penggalan 1 (3 x 35 menit)

Pembuka

8. Guru mengucapkan salam.

9. Guru mengajak peserta didik untuk

berdoa. (PPK-Religius)

10. Guru melakukan absensi kepada

peserta didik.

11. Kegiatan literasi peserta didik

membaca teks cerita dialog

percakapan tentang berkemah.

(Literasi baca tulis)

12. Peserta didik menyanyikan lagu “Api

Unggun” (Motivasi)

Api kita sudah menyala

Api kita sudah menyala

Api api api api api

Api kita sudah menyala

13. Guru melakukan tanya jawab tentang

materi pertemuan sebelumnya dan

materi yang akan dipelajari hari ini

dalam kehidupan sehari-hari.

(Apersepsi)

14. Guru menyampaikan langkah-

langkah pembelajaran yang akan

dilaksanakan dan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai

yaitu: (Orientasi)

- Meringkas teks bacaan

- Perpindahan kalor

15 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

265

Kegiatan

Sintaks

Pembelajaran

Berbasis

Masalah

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Inti

Tahap 1:

Mengorientasikan

peserta didik pada

masalah

Tahap 2:

Mengorganisasi-

kan peserta didik

untuk belajar

21. Peserta didik

diperlihatkan gambar

tentang api unggun pada

saat perkemahan.

(mengamati → berpikir

kritis)(PPK-Rasa Ingin

Tahu)

22. Peserta didik dan guru

melakukan tanya jawab

terkait dengan gambar.

(menanya → berpikir

kritis) (PPK-Rasa Ingin

Tahu)

- Apa yang dirasakan jika berdiri

didekat api unggun?

23. Peserta didik diminta

untuk menganalisis

tentang perpindahan

panas yang sudah ada

pada teks bacaan.

(menalar → berpikir

kritis) (PPK-Rasa Ingin

Tahu)

24. Peserta didik dibagi

menjadi beberapa

kelompok. Setiap

kelompok terdiri dari 4

orang.

20 menit

Tahap 3:

Memandu

menyelidiki

secara mandiri

atau kelompok

25. Setiap kelompok diminta

untuk membaca teks

bacaan Perpindahan Kalos

secara Radiasi. (menalar

→ berpikir kritis) (PPK-

Rasa Ingin Tahu)

26. Setiap kelompok diminta

untuk menemukan

25 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

266

Kegiatan

Sintaks

Pembelajaran

Berbasis

Masalah

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

informasi penting pada

setiap paragraf. (menalar

→ berpikir kritis) (PPK-

Rasa Ingin Tahu)

27. Setelah menemukan

informasi penting, peserta

didik diminta untuk

membuat mind map untuk

menjelaskan setiap

hubungan pokok pikiran

pada teks bacaan yang

telah dibaca. (mencoba →

berpikir kritis) (PPK-

Rasa Ingin Tahu)

28. Setiap kelompok

membuat mind map

menggunakan kertas yang

telah disiapkan oleh guru.

(mencoba → kreativitas)

(PPK-Kreativitas)

29. Setiap kelompok diminta

untuk membuat ringkasan

dalam satu pargraf

menggunakan kalimat

lengkap dan baku

dibawah mind map yang

sudah dibuat. (menalar →

berpikir kritis) (PPK-

Rasa Ingin Tahu)

Tahap 4:

Mengembangkan

dan menyajikan

hasil karya

30. Beberapa kelompok

mempresentasikan mind

map dan ringkasan yang

telah dibuat di depan

kelas.

(mengkomunikasikan →

komunikasi) (PPK-

35 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

267

Kegiatan

Sintaks

Pembelajaran

Berbasis

Masalah

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

Percaya Diri)

31. Kelompok yang lain

memperhatikan dan saling

menanggapi.

Penutup

Tahap 5:

Menganalisis dan

mengevaluasi

hasil pemecahan

masalah

2. Kesimpulan: peserta didik

bersama guru menyimpulkan

tentang materi yang telah

dipelajari.

3. Peserta didik melakukan tanya

jawab dengan guru mengenai

kesulitan yang dihadapi dan

tindak lanjut yang akan

dilaksanakan setelah

pembelajaran.

4. Peserta didik mendapat

penguatan dari guru terkait materi

yang telah dipelajari.

5. Guru mempersilahkan peserta

didik untuk istirahat.

10 menit

ISTIRAHAT

Penggalan 2 ( 2 x 35 menit) (RPP untuk PTK)

Pembuka

19. Guru mengucapkan salam

20. Peserta didik menyanyikan lagu “Api

Unggun” (Motivasi)

Api kita sudah menyala

Api kita sudah menyala

Api api api api api

Api kita sudah menyala

21. Guru melakukan tanya jawab tentang

materi pertemuan sebelumnya

(Apersepsi)

22. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yang akan dicapai

yaitu (Orientasi):

- Perpindahan panas.

10 menit

Inti Tahap 1:

Memberikan

15. Peserta didik melihat video tentang

api unggun pada saat berkemah. 15 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

268

Kegiatan

Sintaks

Pembelajaran

Berbasis

Masalah

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

orientasi masalah

kepada peserta

didik

Tahap 2:

Mengorganisasi-

kan peserta didik

untuk meneliti

(mengamati → critica thinking)

(PPK-Rasa Ingin Tahu)

16. Peserta didik dan guru melakukan

tanya jawab terkait dengan video api

unggun. (menanya →

communication) (creativity) (PPK-

Percaya Diri) (Maka Indikator

Kreativitas: Memiliki ide yang

unik)

- Apa yang dirasakan saat berada di

dekat api unggun?

- Berasal dari mana kalor/panas

yang terdapat pada video?

- Apa yang dirasakan jika kita

berdiri semakin dekat dengan api

unggun?

- Mengapa kita merasakan panas

jika berada di dekat api?

17. Peserta didik dibagi menjadi beberapa

kelompok. Setiap kelompok terdiri

dari 4 orang.

Tahap 3:

Memandu

menyelidiki

secara mandiri

atau kelompok

18. Setiap kelompok diminta melakukan

kerja sama untuk melakukan

percobaan mengenai cara

perpindahan panas secara radiasi.

(mencoba → colaboration) (PPK-

Kerjasama) (Maka Indikator

Kreativitas: Mencoba cara baru

untuk menyelesaikan masalah)

19. Sebelum melakukan percobaan, guru

akan membagikan alat dan bahan

yang digunakan serta menjelaskan

prosedur percobaan.

20. Setiap kelompok akan mengambil

alat dan bahan yang sudah

disediakan.

10 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

269

Kegiatan

Sintaks

Pembelajaran

Berbasis

Masalah

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

21. Setiap kelompok saling bekerjasama

untuk melakukan percobaan.

(mencoba → colaboration) (PPK-

Rasa Ingin Tahu)

Tahap 4:

Mengembangkan

dan menyajikan

hasil

22. Setelah melakukan percobaan, peserta

didik secara berkelompok berdiskusi

mengenai hasil percobaan. (Maka

Indikator Kreativitas: Memiliki

daya imajinasi) (menalar →

colaboration) (PPK-Rasa Ingin

Tahu)

23. Peserta didik bersama dengan

kelompoknya akan mempresentasikan

hasil kerjanya di depan kelas.

(mengkomunikasikan →

communications) (PPK-Percaya

Diri)

24. Kelompok yang lainnya

memperhatikan dan saling

memberikan tanggapan. (Maka

Indikator Kreativitas: Memberikan

banyak gagasan terhadap suatu

masalah) (PPK-Menghargai

Prestasi)

25. Setelah mempresentasikan, peserta

didik membuat mind map tentang tiga

cara perpindahan kalor. (Maka

Indikator Kreativitas: Memiliki

rasa keindahan) (menalar → critical

thinking) (PPK-Rasa Ingin Tahu)

26. Peserta didik dapat menggunakan

informasi dari hasil kerja

kelompoknya atau kerja kelompok

lain.

27. Beberapa kelompok peserta didik

diminta untuk mempresentasikan

25 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

270

Kegiatan

Sintaks

Pembelajaran

Berbasis

Masalah

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

mind map di depan kelas secara

bergantian. (mengkomunikasikan →

communication) (PPK-Rasa Ingin

Tahu)

Penutup

Tahap 5:

Menganalisis dan

mengevaluasi

hasil

23. Kesimpulan: peserta didik

bersama guru menyimpulkan

tentang materi yang telah

dipelajari.

24. Peserta didik melakukan tanya

jawab dengan guru mengenai

kesulitan yang dihadapi dalam

memahami materi tersebut.

25. Peserta didik mendapat

penguatan dari guru terkait materi

yang telah dipelajari.

26. Peserta didik mengerjakan soal

evaluasi

27. Guru mempersilahkan peserta

didik untuk istirahat.

10 menit

ISTIRAHAT

Penggalan 3 ( 2 x 35 menit)

Pembuka

1. Guru mengucapkan salam.

2. Peserta didik diajak Tepuk Semangat

supaya lebih bersemangat.

(Motivasi).

3. Guru mengaitkan posisi pada saat

berada di sekitar api unggun dengan

pola lantai beberapa tari daerah.

(Apersepsi)

4. Peserta didik mendapatkan

penjelasan oleh guru tentang

kegiatan yang akan dilakukan setelah

istirahat yaitu belajar tentang pola

lantai tari kreasi daerah. (Orientasi)

5 menit

Inti Tahap 1:

Memberikan

19. Peserta didik diperlihatkan dua buah

video tari. . (mengamati → 15 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

271

Kegiatan

Sintaks

Pembelajaran

Berbasis

Masalah

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

orientasi masalah

kepada peserta

didik

komunikasi) (PPK-Rasa Ingin

Tahu)

20. Peserta didik secara bersama-sama

diajak menirukan tarian yang ada

pada video. (mencoba → kerja

sama) (PPK-Kreativitas)

21. Peserta didik diminta untuk

mengamati dua contoh tarian yang

ditayangkan oleh guru. (mengamati

→ komunikasi) (PPK-Rasa Ingin

Tahu)

22. Guru mengajak peserta didik untuk

mengingat macam-macam pola lantai

pada tarian daeah.

Tahap 2:

Mengorganisasi-

kan peserta didik

untuk meneliti

23. Peserta didik diminta

mengembangkan dan membuat

beberapa pola tari daerah secara

berkelompok. (menalar → berpikir

kritis) (PPK-Rasa Ingin Tahu)

15 menit

Tahap 3:

Pelaksanaan

Investigasi

Tahap 4:

Mengembangkan

dan menyajikan

hasil

24. Peserta didik dibimbing berlatih

menari menggunakan beberapa pola

lantai. (mengkomunikasikan →

kreativitas) (PPK-Kreativitas)

25. Peserta didik secara bergantian

menampilkan tarian dengan beberapa

pola lantai yang sudah dibuat.

(mengkomunikasikan → kreativitas)

(PPK-Percaya Diri)

20 menit

Penutup

Tahap 5:

Menganalisis dan

mengevaluasi

hasil

26. Peserta didik bersama guru

merangkum/ menyimpulkan

pembelajaran. (mengomunikasikan

→ berkomunikasi) (PPK-Rasa

Ingin Tahu) (PPK-Percaya Diri)

27. Peserta didik bersama guru

15 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

272

Kegiatan

Sintaks

Pembelajaran

Berbasis

Masalah

Deskripsi Kegiatan Pembelajaran Alokasi

Waktu

melakukan refleksi atas kegiatan

yang baru saja mereka lakukan

(bagaimana perasaan peserta didik,

apa manfaat dari pelajaran hari ini

dan kesulitan yang dialami peserta

didik).

28. Program remidial akan disusun

setelah kesulitan belajar peserta didik

diidentifikasi dan guru memberikan

tugas pengayaan kepada peserta

didik sebagai tindaklanjut.

29. Guru meminta peserta didik untuk

berdoa.

30. Salam penutup.

VII. MEDIA, ALAT/BAHAN, DAN SUMBER PEMBELAJARAN

1. MEDIA : Gambar api unggun

Tayangan video tentang api unggun

Tayangan video tentang tari Indang

Teks “Perpindahan Kalor Secara Radiasi”

2. ALAT/ BAHAN : Laptop, LCD Proyektor, lilin, korek api,

pembakar bunsen,penggaris, kertas HVS,

3. SUMBER BELAJAR:

- Diri sendiri.

- Kemdikbud. 2017. Buku Guru Buku Tematik Terpadu Kurikulum

2013 Kelas 5 Tema 6 Panas dan Perpindahannya. Jakarta:

Kemdikbud. Halaman 85-90.

- Kemdikbud. 2017. Buku Siswa Buku Tematik Terpadu Kurikulum

2013 Kelas 5 Tema 6 Panas dan Perpindahannya. Jakarta:

Kemdikbud. Halaman 117-125.

- Video Api Unggun diakses dari

https://www.youtube.com/watch?v=wOYqKbImElE pada tanggal

23 November 2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

273

- Video Tari Indang diakes dari

https://www.youtube.com/watch?v=AgMJryu2zAI pada tanggal 3

oktober 2019

VIII. TEKNIK PENILAIAN

Muatan

Pembelajaran

Domain/

Ranah

Penialaian

Indikator

Jenis/

Teknik

Penilaian

Bentuk

Penilaian Instrumen

Bahasa

Indonesia

Sikap

Spiritual - - - -

Sikap Sosial - - - -

Pengetahuan

3.3.1 Membuat

ringkasan

teks

penjelasan

(eksplanasi

) dari

media

cetak.

Tes

tertulis

Pilihan

Ganda

Soal

Uraian dan

kunci

jawaban

Keterampi-

lan

4.3.1 Memodifik

asi

ringkasan

teks

penjelasan

tentang

Perpindaha

n Kalor

secara

Radiasi.

Unjuk

kerja

Tugas

unjuk

kerja

Rubrik

penialaian

unjuk kerja

IPA

Sikap

Spiritual - - - -

Sikap Sosial - - - -

Pengetahuan 3.6.1 Mengimpl

ementasika

n konsep

perpindaha

n kalor

secara

radiasi

dalam

Tes

tertulis

Pilihan

Ganda

Soal

Uraian dan

kunci

jawaban

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

274

Muatan

Pembelajaran

Domain/

Ranah

Penialaian

Indikator

Jenis/

Teknik

Penilaian

Bentuk

Penilaian Instrumen

kehidupan

sehari-hari.

Keterampi-

lan

4.6.1 Membuat

laporan

dalam

bentuk

mind map

tentang

perpindaha

n kalor.

Unjuk

Kerja dan

Produk

Tugas

membuat

mind map

Rubrik

penilaian

produk

SBdP

Sikap

Spiritual - - - -

Sikap Sosial - - - -

Pengetahuan

3.3.1 Menguraik

an pola

lantai

dalam tari

kreasi

daerah.

Tes

tertulis

Pilihan

Ganda

Soal

Uraian dan

kunci

jawaban

Keterampi-

lan

4.3.1 Memodifik

asi pola

lantai pada

gerak tari

kreasi

daerah.

Unjuk

kerja

Tugas

unjuk

kerja

Rubrik

penialaian

unjuk kerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

275

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

276

Lampiran 28. Kondisi Awal Kreativitas Peserta Didik

No Nama

Kondisi Awal

Kategori Observasi Kuesioner

Skor

Rata-

rata

1 ATW 40 58,75 49,4 Kurang

2 MUS 40 63,75 51,9 Kurang

3 ANW 60 60 60 Cukup

4 ASA 60 62,5 61,25 Cukup

5 AE 40 68,75 54,4 Kurang

6 AFC 60 63,75 61,8 Cukup

7 APW 60 71,25 65,6 Cukup

8 AH 60 62,5 61,25 Cukup

9 ASR 60 70 65 Cukup

10 BBBA 60 67,5 63,75 Cukup

11 BPAW 60 63,75 61,9 Cukup

12 CBA 40 61,25 50,6 Kurang

13 CFMK 60 67,5 63,75 Cukup

14 DM 60 66,25 63,1 Cukup

15 EYP 60 60 60 Cukup

16 GSC 40 61,25 50,6 Kurang

17 JAI 40 60 50 Kurang

18 KAW 60 53,75 56,9 Cukup

19 MMF 40 68,75 54,3 Kurang

20 MAH 40 63,75 51,9 Kurang

21 NZV 40 67,5 53,75 Kurang

22 NF 60 62,5 61,25 Cukup

23 PHHL 60 57,5 58,75 Cukup

24 RBN 40 63,75 51,9 Kurang

25 SRP 60 62,5 61,25 Cukup

26 SAM 40 58,75 49,4 Kurang

27 YSG 60 61,25 60,6 Cukup

28 YHBS 60 76,25 68,1 Cukup

29 AAS 60 70 65 Cukup

Rata-rata 52,41 63,9 58,15 Cukup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

277

Lampiran 29. Kondisi Awal Hasil Belajar Peserta Didik

No Nama Nilai Ulangan

Harian Kategori

1 ATW 50 Tidak Tuntas

2 MUS 70 Tidak Tuntas

3 ANW 70 Tidak Tuntas

4 ASA 65 Tidak Tuntas

5 AE 75 Tuntas

6 AFC 70 Tidak Tuntas

7 APW 85 Tuntas

8 AH 55 Tidak Tuntas

9 ASR 95 Tuntas

10 BBBA 85 Tuntas

11 BPAW 80 Tuntas

12 CBA 30 Tidak Tuntas

13 CFMK 80 Tuntas

14 DM 35 Tidak Tuntas

15 EYP 85 Tuntas

16 GSC 90 Tuntas

17 JAI 70 Tidak Tuntas

18 KAW 25 Tidak Tuntas

19 MMF 65 Tidak Tuntas

20 MAH 95 Tuntas

21 NZV 25 Tidak Tuntas

22 NF 50 Tidak Tuntas

23 PHHL 70 Tidak Tuntas

24 RBN 80 Tuntas

25 SRP 70 Tidak Tuntas

26 SAM 70 Tidak Tuntas

27 YSG 85 Tuntas

28 YHBS 85 Tuntas

29 AAS 90 Tuntas

Rata-rata 68,96 (Tidak tuntas)

Presentase Tuntas 44,82% (13 siswa)

Presentase Tidak Tuntas 55,18% (16 siswa)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

278

Lampiran 30. Foto-foto Kegiatan

Siswa melakukan percobaan perpindahan panas secara konduksi

Siswa melakukan percobaan perpindahan panas secara konveksi

Siswa melakukan percobaan perpindahan panas secara radiasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

279

Siswa melakukan presentasi hasil pembuatan produk

Siswa melakukan presentasi hasil percobaan

Guru membimbing siswa dalam melaksanakan percobaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

280

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Cicilia Wulansari merupakan anak ketiga dari Bapak

Ignatius Yatin dan Ibu Anastasia Ngadinem. Lahir di Bantul

pada hari Senin wage tanggal 30 Maret 1998. Awal Pendidikan

peneliti di TK Indriyasana tahun 2003 sampai 2004. Selesai

Pendidikan TK, peneliti melanjutkan Pendidikan di SD

Pangudi Luhur Sedayu tahun 2004 sampai 2010. Tahun 2010,

peneliti melanjutkan Pendidikan di SMP Pangudi Luhur Sedayu dan lulus pada

tahun 2013. Selanjutnya, peneliti melanjutkan Pendidikan di SMA Pangudi Luhur

Sedayu pada tahun 2013 sampai 2016. Setelah selesai menempuh Pendidikan di

SMA, peneliti melanjutkan Pendidikan di Universitas Sanata Dharma dengan

mengambil Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Banyak kegiatan kemahasiswaan yang pernah peneliti ikuti, seperti:

peserta inisiasi Universitas Sanata Dharma tahun 2016, peserta inisiasi FKIP

Universitas Sanata Dharma tahun 2016, peserta inisiasi Program Studi PGSD

tahun 2016, kuliah umum PGSD semester ganjil, peserta Seminar Driyarkara

Mengabdi pada tahun 2016, peserta Pendampingan Pengembangan Kepribadian

Dan Metode Belajar I tahun 2016, peserta English club program four semesters

tahun 2016-1018, peserta Kursus Pembinaan Pramuka Mahir Tingkat Dasar tahun

2017, peserta Pendampingan Pengembangan Kepribadian Dan Metode Belajar II

tahun 2017, dan sie acara Parade Gamelan Anak ke-XI se-Yogyakarta dan Jawa

Tengah tahun 2018.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI