pimpinan dewan perwakilan rakyat daerah kabupaten grobogan

47
PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN GROBOGAN PROVINSI JAWA TENGAH KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN GROBOGAN NOMOR 180.18 / 10 TAHUN 2020 T E N T A N G PERSETUJUAN ATAS REKOMENDASI DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN GROBOGAN TERHADAP LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN (LKPJ) AKHIR TAHUN ANGGARAN 2019 BUPATI GROBOGAN PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN GROBOGAN Menimbang : a. bahwa Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir Tahun Anggaran 2019 Bupati Grobogan beserta lampirannya telah disampaikan dalam Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Grobogan pada tanggal 16 Maret 2020, dan telah dibahas oleh Panitia Khusus I Tahun 2020 DPRD Kabupaten Grobogan; b. bahwa untuk maksud tersebut huruf a di atas, Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Grobogan pada hari Rabu, tanggal 15 April 2020 secara aklamasi oleh 38 (tiga puluh delapan) Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Grobogan telah menyetujui Laporan Hasil Rapat Panitia Khusus I Tahun 2020 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Grobogan Nomor : 10 / PANSUS I – 2020 / IV / 2020 tentang Pembahasan dan Penyusunan Rekomendasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Grobogan terhadap Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Akhir Tahun Angggaran 2019 Bupati Grobogan;

Transcript of pimpinan dewan perwakilan rakyat daerah kabupaten grobogan

PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN GROBOGANPROVINSI JAWA TENGAH

KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAHKABUPATEN GROBOGAN

NOMOR 180.18 / 10 TAHUN 2020

T E N T A N G

PERSETUJUAN ATAS REKOMENDASIDEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN GROBOGAN

TERHADAP LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN (LKPJ)AKHIR TAHUN ANGGARAN 2019 BUPATI GROBOGAN

PIMPINAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAHKABUPATEN GROBOGAN

Menimbang : a. bahwa Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir Tahun

Anggaran 2019 Bupati Grobogan beserta lampirannya telah

disampaikan dalam Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Kabupaten Grobogan pada tanggal 16 Maret 2020, dan

telah dibahas oleh Panitia Khusus I Tahun 2020 DPRD

Kabupaten Grobogan;

b. bahwa untuk maksud tersebut huruf a di atas, Rapat Paripurna

DPRD Kabupaten Grobogan pada hari Rabu, tanggal 15 April

2020 secara aklamasi oleh 38 (tiga puluh delapan) Anggota

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Grobogan telah

menyetujui Laporan Hasil Rapat Panitia Khusus I Tahun 2020

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Grobogan Nomor

: 10 / PANSUS I – 2020 / IV / 2020 tentang Pembahasan dan

Penyusunan Rekomendasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kabupaten Grobogan terhadap Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban (LKPJ) Akhir Tahun Angggaran 2019

Bupati Grobogan;

2

c. bahwa untuk maksud tersebut huruf b, perlu ditetapkan

dengan Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kabupaten Grobogan.

Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5234) sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2019 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang

Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 183, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6398);

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014

tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 5679);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2019 tentang Laporan

dan Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 52, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6323);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2019 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 6322);

6. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah

diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

3

7. Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 12 Tahun 2018

tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten

Grobogan Tahun Anggaran 2019 sebagaimana telah diubah

dengan Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 8 Tahun

2019 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten

Grobogan Nomor 12 Tahun 2018 tentang Anggaran Pendapatan

Dan Belanja Daerah Kabupaten Grobogan Tahun Anggaran

2019;

8. Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten

Grobogan Nomor 1 Tahun 2018 tentang Tata Tertib Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Grobogan;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan :

KESATU : Menyetujui Laporan Hasil Rapat Panitia Khusus I Tahun 2020

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Grobogan Nomor : 10

/ PANSUS I – 2020 / IV / 2020 tentang Pembahasan dan

Penyusunan Rekomendasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kabupaten Grobogan terhadap Laporan Keterangan

Pertanggungjawaban (LKPJ) Akhir Tahun Anggaran 2019 Bupati

Grobogan menjadi Rekomendasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

Kabupaten Grobogan.

KEDUA : Rekomendasi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten

Grobogan dimaksud pada Diktum Kesatu Keputusan ini

sebagaimana Lampiran dari Keputusan ini.

KETIGA : Menyampaikan Rekomendasi ini kepada Bupati Grobogan untuk

dipedomani dan dilaksanakan dalam penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah kedepan.

4

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di PurwodadiPada tanggal 15 April 2020

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAHKABUPATEN GROBOGAN

KETUA,

AGUS SISWANTO

ASLI : Keputusan ini disampaikan kepada Yth.:1. Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Grobogan.2. Bupati Grobogan.3. Sekretaris Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Grobogan.

SALINAN KEPUTUSAN ini disampaikan kepada Yth. :1. Gubernur Jawa Tengah;2. Kepala Biro Sekretariat Daerah Provinsi Jawa Tengah (terkait);3. Semua Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Grobogan;4. Sekretaris Daerah Kabupaten Grobogan;5. Asisten Sekretariat Daerah Kabupaten Grobogan;6. Staf Ahli Bupati Grobogan (terkait);7. Kepala Perangkat Daerah Kabupaten Grobogan (terkait);8. Kepala Bagian Sekretariat Daerah Kabupaten Grobogan (terkait);9. Penghimpun Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Grobogan.

5

LAMPIRAN : KEPUTUSAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAHKABUPATEN GROBOGANNOMOR : 180.18/10 TAHUN 2020TANGGAL : 15 APRIL 2020

I. KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH

Dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten

Grobogan, maka berdasarkan kondisi dan potensi strategis sumber daya,

maupun permasalahan dan tantangan yang ada, telah ditetapkan visi

pembangunan Kabupaten Grobogan yaitu : “Terwujudnya Masyarakat

Kabupaten Grobogan yang Sejahtera Secara Utuh dan Menyeluruh”.

Untuk mewujudkan visi Kabupaten Grobogan tersebut telah ditetapkan 9

(Sembilan) misi, yaitu :

1. Membangun dan meningkatkan infrastruktur jalan-jembatan,

perhubungan, perumahan-pemukiman, dan sumberdaya air.

2. Meningkatkan produktivitas pertanian dan ketahanan pangan.

3. Pengembangan ekonomi kerakyatan bidang UMKM, industri,

perdagangan, koperasi dan pariwisata.

4. Peningkatan kualitas pelayanan pendidikan, kesehatan pemberdayaan

masyarakat, keolahragaan, pemuda, KB dan pelayanan sosial dasar

lainnya.

5. Mewujudkan iklim investasi yang kondusif dan peningkatan

penyerapan tenaga kerja.

6. Meningkatkan kualitas sumber daya aparatur, tata kelola

pemerintahan yang akuntabel dan kualitas pelayanan publik.

7. Meningkatan kelestarian sumber daya alam, lingkungan hidup dan

kualitas penataan ruang.

8. Meningkatkan penghayatan nilai-nilai keagamaan dan pelestarian

budaya masyarakat.

9. Meningkatkan pemerataan pendapatan, pembangunan antar wilayah,

kesetaraan gender, perlindungan anak dan penanggulangan

kemiskinan.

Sedangkan kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Grobogan diarahkan

untuk meningkatkan kualitas laju pertumbuhan ekonomi daerah serta tetap

menjaga kestabilan harga dalam rangka meningkatkan penyediaan barang

dan jasa bagi kebutuhan masyarakat serta mengurangi pengangguran dan

kemiskinan. Mengingat sumber daya keuangan yang dimiliki Pemerintah

6

Daerah terbatas, sementara jumlah bidang dan urusan yang perlu ditangani

sangat banyak, maka agar perencanaan menjadi efektif perlu disusun

prioritas daerah dan selanjutnya dipadukan dengan kesinambungan program

nasional berdasarkan permasalahan, situasi dan kondisi masyarakat

Kabupaten Grobogan.

II. KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

A. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

Target Pendapatan Kabupaten Grobogan pada tahun 2019 sebesar

Rp2.600.543.933.926,- terealisasi Rp2.581.439.515.202,- atau 99,27%,

dengan perincian Pendapatan Asli Daerah dengan target sebesar

Rp337.422.005.222,- terealisasi Rp344.561.004.068,- atau 102,12%;

Dana Perimbangan dengan target Rp1.596.395.881.704,- terealisasi

Rp1.563.813.913.035,- atau sebesar 97,96%; dan Lain-lain Pendapatan

Daerah yang Sah dengan target sebesar Rp666.726.047.000,- terealisasi

Rp673.064.598.099,- atau 100,95%.

Permasalahan :

1. Pendapatan Daerah tidak dapat mencapai target yang ditetapkan

hanya tercapai sebesar 99,27%.

2. Masih tingginya ketergantungan pendapatan daerah pada pemerintah

pusat, dimana dana perimbangan memberikan kontribusi sebanyak

60,58 % sedangkan Pendapatan Asli Daerah hanya sebesar 13,35 %

dari keseluruhan struktur pendapatan daerah.

3. Dalam pelaksanaan di lapangan, masih banyak penarikan pajak dan

retribusi yang tidak sesuai Perda. Contohnya : penarikan retribusi

parkir kendaraan tanpa karcis parkir, sehingga potensi PAD tidak

maksimal / banyak kebocoran.

4. Masih belum optimalnya pendapatan asli daerah yang bersumber dari

pajak dan retribusi daerah, salah satunya dikarenakan masih banyak

penunggak pajak dan retribusi daerah yang belum melunasi

kewajibannya.

5. Sampai saat ini Pemerintah Daerah belum mempunyai hasil kajian

potensi riil pendapatan asli daerah, karena setiap laporan keterangan

pertanggungjawaban Bupati selalu menyampaikan akan membuat

kajian potensi pendapatan asli daerah, namun belum ada realisasinya.

7

6. Inovasi-inovasi peningkatan PAD masih minim dan hanya meneruskan

potensi pajak dan retribusi yang ada.

Saran :

1. Pemerintah Daerah agar lebih mengoptimalkan penerimaan

pendapatan daerah melalui intensifikasi pajak daerah dan retribusi

daerah, maupun peningkatan penerimaan dari hasil pengelolaan

kekayaan daerah yang dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli

daerah yang sah.

2. Pemerintah Daerah agar segera menyusun kajian

database/mengiventarisasi potensi pendapatan asli daerah dengan

melakukan pemetaan dan penelitian yang akurat terhadap potensi riil

tiap sektor pendapatan asli daerah yang ada, yang diikuti dengan

respon yang kreatif atas hasil pemetaan tersebut.

3. Perlu berbagai upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan berbagai

layanan perpajakan, sehingga semakin mempermudah proses

pengurusan perpajakan dan pembayarannya, salah satunya dengan

mengembangkan sistem pembayaran pajak dan retribusi daerah

secara online melalui aplikasi yang mudah diakses dengan

pembayaran dapat melalui ATM atau bahkan dengan uang elektronik,

dompet elektronik, dan payment gateway.

4. Pemerintah Daerah juga bisa melaksanakan pemungutan pajak dan

retribusi pajak restoran secara elektronik, seiring dengan banyak

berdirinya cafe-cafe dan rumah makan. Juga menggunakan alat gardu

parkir otomatis pada usaha swasta untuk penerimaan pajak parkir

dan pada aset milik Pemerintah Daerah untuk penerimaan retribusi

tempat khusus parkir. Selain itu juga perlu memperbanyak

lokasi/tempat pemasangan reklame berbayar baik

konvensional/elektronik dan penyediaan rumah susun sewa.

5. Untuk retribusi parkir di tepi jalan umum agar ada upaya dari

Pemerintah Kabupaten Grobogan di dalam penarikan retribusinya

dengan sistem berlangganan yang ditempatkan di Samsat bersamaan

dengan pembayaran pajak kendaraan bermotor karena juga hal

tersebut sudah di atur di dalam Perda.

6. Pemerintah daerah agar memberikan sanksi yang tegas terhadap

pelanggar Perda tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, baik

wajib pajak maupun petugas pemungut pajak, untuk meminimalisir

terjadinya kebocoran penerimaan pendapatan asli daerah.

8

B. PENGELOLAAN BELANJA DAERAH

Anggaran Belanja Pemerintah Kabupaten Grobogan berdasarkan

Perubahan APBD Tahun Anggaran 2019 sebesar Rp2.704.857.077.774,-

terealisasi sebesar Rp2.551.228.682.012,- atau 94,32%, dengan perincian

target Belanja Tidak Langsung sebesar Rp1.481.362.623.977,- terealisasi

sebesar Rp1.400.898.257.760,- atau 94,57% dan target Belanja Langsung

sebesar Rp1.223.494.453.797,- terealisasi Rp1.150.330.424.252,- atau

sebesar 94,02%.

Permasalahan :

1. Belum berimbangnya komposisi antara Belanja Tidak Langsung dan

Belanja Langsung pada struktur Belanja Daerah.

2. Penyerapan Belanja Langsung yang kurang maksimal menunjukkan di

dalam perencanaan anggaran kurang terencana.

3. Penganggaran dalam Belanja Langsung sebagian besar masih

diperuntukkan untuk peningkatan sarana dan prasarana aparatur

belum ditujukan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat secara

langsung.

4. Penyerapan Belanja Bantuan Sosial hanya sebesar 68,83%. Hal ini

menunjukkan anggaran yang diberikan kepada organisai

kemayarakatan, kelompok masyarakat atau anggota masyarakat yang

mengalami resiko sosial belum dimanfaatkan secara optimal.

5. Penyerapan anggaran masih menumpuk pada triwulan terakhir,

dimana belum semua Perangkat Daerah melaksanakan kegiatannya

sesuai perencanaan pada DPA-SKPD, yang seharusnya merata pada

setiap bulan atau per triwulan.

6. Keterbatasan anggaran belanja daerah menyebabkan adanya kegiatan

yang tidak dapat dibiayai untuk dilaksanakan.

Saran :

1. Pemerintah Daerah agar membuat program dan kegiatan Belanja

Daerah yang benar-benar menjadi prioritas utama untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat dan efisiensi dalam Belanja Modal untuk

Perangkat Daerah.

9

2. Perlu adanya pengurangan pada Belanja Tidak Langsung, salah

satunya belanja pegawai dengan mengurangi jenis dan jumlah honor-

honor yang diberikan kepada ASN, terutama honorarium untuk

kegiatan yang sudah merupakan tupoksi Perangkat Daerah terkait.

Apalagi telah terdapat tunjangan kinerja, sehingga pemberian

honorarium potensial menimbulkan double anggaran.

3. Perlu pengurangan anggaran untuk pemeliharaan dan/atau rehab

gedung dan lingkungan kantor yang dinilai masih layak, pembatasan

penganggaran pada peralatan dan perlengkapan kantor dan kegiatan-

kegiatan lain yang tidak memberikan manfaat pada peningkatan

kesejahteraan masyarakat secara langsung.

4. Penyerapan anggaran harus merata setiap bulan atau per triwulan

sesuai dengan perencanaan awal. Paling lambat awal bulan Maret

tender proyek sudah dilaksanakan.

5. TAPD harus selektif menentukan penyusunan anggaran OPD mana

saja yang perlu ditambah atau dikurangi, bahkan dihilangkan sebagai

prioritas perencanaan penganggaran pada tahun berikutnya. TAPD

juga perlu lebih cermat dan berani memprioritaskan kegiatan-kegiatan

yang tidak penting dan bersifat pemborosan untuk dihapus/dikurangi

anggarannya.

C. PENGELOLAAN PEMBIAYAAN DAERAH

Realisasi Penerimaan Pembiayaan mencapai Rp165.056.361.798,-

atau 99,56% dari target penerimaan sebesar Rp165.793.143.848,-.

Sedangkan realisasi pengeluaran pembiayaan mencapai

Rp60.506.522.234,- atau 98,42% dari target pengeluaran pembiayaan

daerah sebesar Rp61.480.000.000,-. Selanjutnya berdasarkan

perhitungan realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah pada tahun 2019

terdapat Surplus sebesar Rp30.210.833.190,-, dan Pembiayaan Netto

sebesar Rp104.549.839.564,-, sehingga Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran

Tahun 2019 sebesar Rp134.760.672.754,-.

Permasalahan :

1. Penyerapan anggaran pada tahun anggaran 2019 masih kurang

optimal, yang ditunjukkan dari realisasi Sisa Lebih Pembiayaan

Anggaran tahun 2019 yang cukup tinggi yaitu sebesar

Rp134.760.672.754,-, sehingga tidak dapat dimanfaatkan untuk

sektor pembangunan. Hal ini menunjukan proses perencanaan

penganggaran yang belum optimal.

10

2. Sisa lebih pembiayaan disamping diakibatkan adanya efisiensi juga

karena tidak terlaksananya kegiatan maupun kegiatan yang gagal

lelang, serta juga karena perencanaan anggaran yang kurang efektif.

Saran :

1. TAPD dan OPD lebih selektif dalam penyusunan perencanaan

anggaran, sehingga meminimalisir sisa lebih anggaran tahun

berkenaan pada tahun berikutnya.

2. Perlu pencermatan dalam proses perencanaan anggaran, termasuk

berkaitan dengan volume kegiatan dan ketepatan dalam menempatkan

kegiatan dan mata anggarannya.

3. Pelaksanaan program dan kegiatan ditingkatkan pengawasannya oleh

pengguna anggaran, sehingga tepat waktu, tepat sasaran dan tepat

pembiayaan.

4. SiLPA yang besar nantinya diprioritaskan untuk kegiatan yang

langsung berhubungan dengan masyarakat contohnya :

pembangunan/perbaikan jalan dan jembatan.

II. PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH

Dalam penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Daerah pada Tahun

Anggaran 2019, Pemerintah Kabupaten Grobogan telah melaksanakan

Urusan Wajib dan Urusan Pilihan serta Fungsi Penunjang Urusan

Pemerintahan, yang terdiri 23 Urusan Wajib, 6 Urusan Pilihan dan 5 Fungsi

Penunjang Urusan Pemerintahan. Dalam penyelenggaraan Urusan

Pemerintahan Daerah dimaksud, telah dialokasikan anggaran sebesar

Rp.1.223.494.453.797,- dan terealisasi sebesar Rp.1.150.330.424.252,- atau

94,02%. Selanjutnya rincian dan penjelasan dari pelaksanaan Urusan Wajib

dan Pilihan tersebut adalah sebagai berikut :

A. URUSAN WAJIB

Guna melaksanakan 23 Urusan Wajib, pada Tahun Anggaran 2019

disediakan anggaran sebesar Rp1.014.111.706.447,- dengan realisasi

sebesar Rp955.501.491.475,- atau 94,22%. Adapun Urusan Wajib yang

diselenggarakan terdiri atas Urusan Wajib yang berkaitan dengan

Pelayanan Dasar dan Urusan Wajib yang tidak berkaitan dengan

Pelayanan Dasar, dengan perincian sebagai berikut :

11

I. Urusan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar

Penyelenggaraan Urusan Wajib yang berkaitan dengan Pelayanan

Dasar Tahun Anggaran 2019, dengan anggaran sebesar

Rp857.407.318.205,- terealisasi Rp806.288.418.631,- atau 94,04%.

dengan rincian pelaksanaan sebagai berikut :

1. URUSAN PENDIDIKAN

Penyelenggaraan Urusan Pendidikan Tahun Anggaran 2019,

diimplementasikan melalui 10 (sepuluh) Program dan 54 (lima

puluh empat) kegiatan, dengan alokasi anggaran

Rp224.615.666.458,- dan terealisasi sebesar Rp212.675.071.395,-

atau 94,68% yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten

Grobogan.

Permasalahan :

1. Data yang disampaikan oleh Dinas Pendidikan dalam buku

LKPJ TA. 2019 masih sangat minim, tidak ada data tahun

sebelumnya sehingga tidak diketahui perkembangannya.

2. Masih terdapat kegiatan POPDA khususnya untuk SD di Dinas

Pendidikan sementara yang SMP sudah di Disporabudpar. Hal

ini menjadikan pengelolaan POPDA tidak maksimal.

3. Masih banyaknya jumlah prasarana gedung sekolah SD dan

SLTP yang mengalami rusak berat dan rusak ringan yang

belum dilakukan rehabilitasi sebanyak 639 SD, dan 104 SLTP.

4. Masih tingginya angka anak yang tidak tamat SD sebanyak

409.017 anak, yang berpotensi wajib belajar 9 tahun tidak

akan berhasil.

5. Anggaran kegiatan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran

PAUD pada Program Pendidikan Anak Usia Dini, outputnya

lebih banyak untuk kegiatan Bimtek, sosialisasi dan pelatihan

tenaga pendidik PAUD, sedangkan yang ditujukan untuk anak

usia dini jumlahnya lebih kecil.

6. Banyaknya guru-guru PNS yang telah pensiun, sehingga

banyak sekolah Dasar yang kekurangan guru.

12

7. Kualitas / mutu pendidikan masih rendah dibandingkan

dengan daerah kabupaten / kota lain di Jawa Tengah.

Saran :

1. Agar disajikan data tahun-tahun sebelumnya sehingga dapat

menjadi tolok ukur perkembangan pengelolaan pendidikan di

Kabupaten Grobogan.

2. Untuk kegiatan Popda SD agar dipindahkan ke Disporabudpar,

sehingga pengelolaan dapat sinergis dan optimal.

3. Pemerintah Daerah agar meningkatkan anggaran dalam APBD

untuk rehabilitasi gedung SD dan SLTP yang rusak berat dan

rusak ringan serta perbaikan sarana dan prasarana pendidikan

dan menjadi prioritas pada APBD TA. 2021.

4. Penganggaran untuk pendidikan anak tidak tamat SD, agar

dapat kembali masuk sekolah tanpa biaya/gratis yang

ditanggung oleh Pemerintah Daerah.

5. Perencanaan anggaran untuk Program Pendidikan Anak Usia

Dini harus disusun sasarannya lebih diprioritaskan untuk

anak usia dini.

6. Pemerintah Daerah agar mengusulkan penambahan formasi

guru PNS kepada Pemerintah Pusat maupun pengangkatan

tenaga honorer guru sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan.

7. Pemerintah Kabupaten Grobogan juga harus lebih

memperhatikan kesejahteraan Guru TK, Guru PAUD non ASN

dan Karyawan Korwil non K2 non ASN.

8. Pemerintah Daerah harus lebih meningkatkan kualitas / mutu

pendidikan dengan lebih memberdayakan guru-guru yang telah

bersertifikasi.

2. URUSAN KESEHATAN

Penyelenggaraan Urusan Kesehatan Tahun Anggaran 2019,

diimplementasikan melalui 21 (dua puluh satu) program dan 146

(seratus empat puluh enam) kegiatan, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp375.687.089.497,- dan terealisasi sebesar

Rp342.327.653.993,- atau 91,12%, yang dilaksanakan oleh Dinas

Kesehatan Kabupaten Grobogan dan RSUD Dr. R. Soedjati

Soemodiardjo Purwodadi serta Kecamatan.

13

Permasalahan :

1. Masih terdapatnya kondisi sarana dan prasarana pelayanan

kesehatan, baik puskesmas dan puskesmas pembantu dalam

kondisi rusak, yaitu : Puskesmas sebanyak 7 bangunan,

Puskesmas Pembantu sebanyak 13 bangunan.

2. Angka Kematian Bayi (AKB) masih tinggi sebesar 13,17

walaupun turun dari tahun 2018, di atas target sasaran

strategis Kabupaten Grobogan tahun 2016-2021 dan Renstra

Dinas Kesehatan sebesar 12,00.

3. Angka Kematian Ibu (AKI) masih tinggi sebesar 166,98 atau 36

kasus AKI, di atas sasaran strategis Kabupaten Grobogan

tahun 2016-2021 dan Renstra Dinas Kesehatan sebanyak 28

kasus AKI.

4. Angka Kematian Balita (AKABA) masih tinggi sebesar 14,88

walaupun turun dari tahun 2018, di atas target sasaran

strategis Kabupaten Grobogan tahun 2016-2021 dan Renstra

Dinas Kesehatan sebesar 12,00.

5. Tidak terealisasinya pengadaan tenaga Non PNS BLUD yang

dianggarkan sebesar Rp319.100.000,-

6. Realisasi anggaran untuk Pelayanan Jaminan Kesehatan

Daerah (JAMKESDA) hanya tercapai 47,04% dengan realisasi

fisik 5.000 peserta mencapai target 100%. Hal ini menunjukkan

perencanaan perhitungan anggarannya belum cermat, karena

anggaran yang tidak terserap 50% lebih.

Saran :

1. Pemerintah Daerah agar memprioritaskan dan mengalokasikan

anggaran pada APBD TA. 2021 untuk perbaikan sarana dan

prasarana puskesmas dan puskesmas pembantu yang kondisi

bangunannya rusak, sehingga dapat meningkatkan kualitas

pelayanan kepada masyarakat.

2. Pemerintah Daerah harus lebih optimal dalam menangani

kesehatan ibu hamil, bayi dan Balita sebagai prioritas, dengan

memberdayakan peran Bidan Desa.

3. Menambah anggaran untuk menekan angka kematian bayi,

angka kematian ibu dan angka kematian balita dengan

menambah anggaran stimulant makanan bergizi, dan

14

pendampingan bidan secara gratis. Disamping itu juga dengan

mengupayakan gerakan peduli kesehatan masyarakat yang

meliputi : mobile posyandu, juru pemantau gizi, sanitasi

masyarakat, jumantik mandiri dan kelompok pendukung ibu

hamil di tiap Desa/ Kelurahan untuk selanjutnya diteruskan di

tiap RW dan RT.

4. Selain itu juga dapat dibentuk program masyarakat perduli Ibu

Hamil dan Melahirkan baik di tingkat desa, kecamatan

maupun kabupaten yang mempermudah proses rujukan dan

administrasi pasien serta peningkatan kualitas tenaga

kesehatan dan fasilitas kesehatan tingkat pertama.

5. Menambah bangsal rawat inap dan peralatan kesehatan pada

puskesmas pembantu rawat inap.

6. Perencanaan pengadaan Tenaga Non PNS BLUD agar

dipertimbangkan dan diperhitungkan secara matang sesuai

ketentuan peraturan perundang-undangan, sehingga anggaran

yang telah direncanakan dapat dimanfaatkan secara efektif dan

efisien.

7. Pemerintah Daerah agar lebih cermat dalam perencanaan

perhitungan anggaran Jamkesda, sehingga anggarannya dapat

terserap secara efisien.

3. URUSAN PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG

Penyelenggaraan Urusan Pekerjaan Umum pada Tahun Anggaran

2019 diimplementasikan melalui 16 (enam belas) Program dan 58

(lima puluh delapan) kegiatan, dengan alokasi anggaran

Rp199.834.979.750,- dan terealisasi sebesar Rp199.152.095.393,-

atau 99,66 %, yang dilaksanakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan

Penataan Ruang Kabupaten Grobogan.

Permasalahan :

1. Program pembangunan jalan dan jembatan terealisasi sebesar

103,77% atau sebesar Rp93.333.473.051,00 masih belum

cukup untuk menangani pembangunan jalan dan jembatan

yang saat ini banyak mengalami kerusakan.

15

2. Penyediaan anggaran untuk rehabilitasi / pemeliharaan jalan

cukup tinggi sebesar Rp11.617.000.000,-, namun demikian

masih terdapat jalan khususnya dalam kota Purwodadi yang

kondisinya rusak dan berlubang dengan perbaikan yang

seadanya dan terkesan asal-asalan.

3. Masih banyak drainase/gorong-gorong yang memerlukan

perbaikan dan belum dianggarkan, seperti drainase sebelah

pasar Purwodadi yang mengalir ke jalan hingga saat ini belum

ada penanganan.

4. Kawasan kota seperti di sekitar alun-alun Kota Purwodadi dan

Kota Gubug sering mengalami banjir saat intensitas hujan

tinggi, padahal drainase di sekitar alun-alun Purwodadi sudah

dilakukan perbaikan.

5. Program Pemanfaatan Ruang dalam pelaksanaannya

terealisasi dalam beberapa kegiatan sebagaimana dalam buku

realisasi program dan kegiatan, namun dalam penyajiannya

pada buku LKPJ hanya disebutkan dalam satu kegiatan.

6. Masih banyak masyarakat yang belum memahami tata ruang

kota dalam membangun rumah hunian ataupun tempat usaha.

Saran :

1. Pemerintah Daerah agar menambah anggaran pembangunan

jalan dan jembatan dalam APBD tahun berikutnya.

2. Rehabilitasi / pemeliharaan jalan agar dilakukan secara

optimal sesuai konstruksi teknis dengan memperhatikan sisi

kemantapan jalan, selain itu juga perlu dibuat suatu sistem

informasi yang memfasilitasi masyarakat dapat melaporkan

kerusakan jalan kepada OPD terkait.

3. Memaksimalkan Penanganan kerusakan jalan kabupaten

terutama dalam kota Purwodadi.

4. Kawasan perkotaan perlu dilakukan normalisasi drainase atau

saluran penghubung (PHB) di permukiman warga dan sungai

dengan berpedoman pada Peta Drainase Kota Purwodadi

maupun DED pembangunan drainase Kota Gubug, sehingga

banjir atau genangan dapat cepat surut.

5. Mengembalikan fungsi saluran pengairan yang telah beralih

fungsi, mangkrak/ terbengkalai.

16

6. Penganggaraan untuk perbaikan drainase di dalam APBD

tahun berikutnya untuk perbaikan drainase/gorong-gorong

agar menjadi prioritas.

7. Dalam penyajian data LKPJ pada tahun berikutnya disesuaikan

dengan realisasi anggaran, sehingga buku LKPJ dapat

dipertanggungjawabkan.

8. Perlu adanya keterlibatan masyarakat dalam perencanaan tata

ruang kota yang diwujudkan melalui konsultasi publik,

lokakarya, seminar, sosialisasi tidak hanya melalui reklame

namun juga media daring dengan bahasa yang informatif dan

mudah dimengerti.

9. Memaksimalkan fungsi kantor–kantor UPT dalam penanganan

masalah dilapangan.

4. URUSAN PERUMAHAN RAKYAT DAN KAWASAN PERMUKIMAN

Penyelenggaraan Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan

Permukiman Tahun Anggaran 2019 diimplementasikan melalui 8

(delapan) program dan 43 (empat puluh tiga) kegiatan, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp31.089.979.500,- dan sampai dengan

31 Desember 2019 terealisasi sebesar Rp26.979.405.605,- atau

86,78%, yang dilaksanakan oleh Dinas Perumahan Rakyat dan

Kawasan Permukiman Kabupaten Grobogan dan Satpol PP

Kabupaten Grobogan.

Permasalahan :

1. Pembangunan saluran drainase/gorong-gorong Lingkungan

Permukiman Penduduk di Kelurahan sudah dilaksanakan,

namun demikian tidak memperhatikan tingkat kemiringan arus

air, sehingga apabila hujan saluran drainase tidak dapat

mengalir lancar bahkan hanya menggenang.

2. Jalan-jalan lingkungan permukiman di Kelurahan masih ada

yang belum layak dan bagus, dan hanya dialokasikan anggaran

sebesar Rp3.000.000,- Sedangkan untuk pemeliharaannya

dialokasikan anggaran cukup tinggi sebesar Rp1.100.000.000,

3. Masih banyak perkantoran dan fasilitas-fasilitas publik yang

tidak ramah pada kaum disabilitas.

17

4. Hibah air minum perdesaan tidak terlaksana, sedangkan

penganggarannya cukup besar, yaitu sebesar

Rp1.200.000.000,-, yang dipergunakan untuk Belanja Modal.

5. Penataan trotoar jalan dengan bahan keramik dimana ada

tanaman banyak mengalami kerusakan dengan pecahnya

keramik, karena tekanan dari pertumbuhan akar tanaman.

6. Masih terdapat pembangunan taman yang tidak tuntas, misal

taman di jalan Ahmad Yani dekat Gapura Selamat Datang

Kabupaten Grobogan, sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh

warga.

7. Pembangunan taman tidak ramah lingkungan, karena

menebangi pohon yang rindang sehingga RTH tidak dapat

diwujudkan. Selain itu, konsep penataan taman tidak jelas.

Saran :

1. Proses pengadaan barang/jasa agar dilaksanakan di awal

Tahun Anggaran sehingga dapat selesai tepat waktu.

2. Mengoptimalkan fungsi personil untuk membuat Permintaan

gambar RAB, sehingga bisa terproses dengan waktu yang cepat.

3. Konstruksi teknis dalam pembangunan saluran

drainase/gorong-gorong Lingkungan Permukiman Penduduk di

Kelurahan agar dihitung secara cermat, sehingga aliran air

dapat mengalir lancar tidak menggenang di saluran.

4. Anggaran untuk pembangunan jalan-jalan lingkungan

permukiman di Kelurahan agar ditingkatkan besarannya, tidak

hanya terfokus untuk kegiatan pemeliharaannya saja.

5. Pemerintah Daerah agar memberikan kemudahan akses bagi

kaum disabilitas seperti akses jalan di trotoar maupun

bangunan gedung dan fasilitas umum, sesuai dengan norma,

standar dan prosedur penataan bangunan gedung.

6. Kegiatan-kegiatan yang tidak dapat terealisasi agar

dianggarkan kembali di tahun berikutnya dan apabila

diperbolehkan menurut ketentuan peraturan yang berlaku agar

dialihkan untuk penanganan bedah rumah warga tidak

mampu.

7. Untuk selanjutnya agar penataan trotoar jalan yang ada

tanaman/pepohonan cukup dengan menggunakan paving

block (conblock) saja.

18

8. Pembangunan taman harus tetap memperhatikan lingkungan

dan alam sehingga dapat berfungsi sebagai RTH.

9. Harus ada konsep dari awal, taman dibuat tematik dengan

menyesuaikan lingkungan sekitar taman tersebut sehingga

selain memperindah kota juga dapat sebagai tempat rekreasi

warga.

10. Meningkatkan pengawasan proses pembangunan gedung

negara maupun penataan lingkungan permukiman di

Kabupaten Grobogan.

5. URUSAN KETENTRAMAN DAN KETERTIBAN UMUM SERTA

PERLINDUNGAN MASYARAKAT

Penyelenggaraan Urusan Ketentraman dan Ketertiban Umum serta

Perlindungan Masyarakat Tahun Anggaran 2019,

diimplementasikan melalui 12 (dua belas) program dan 80 (delapan

puluh) kegiatan, dengan alokasi anggaran setelah perubahan

sebesar Rp19.557.418.500,- dan terealisasi sebesar

Rp18.713.181.356,- atau 95,68%, yang dilaksanakan oleh Badan

Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten

Grobogan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten

Grobogan, Satpol PP Kabupaten Grobogan, Setda Kabupaten

Grobogan dan Kecamatan.

Permasalahan :

1. Armada pemadam kebakaran yang masih terbatas.

2. Belum adanya upaya maksimal dalam hal mitigasi bencana

sehingga saat terjadi bencana masyarakat masih panik dan

kurang tanggap.

3. PPNS yang menangani pelanggaran Perda, jumlahnya masih

sangat kurang.

4. Masih banyaknya pelanggaran - pelanggaran Perda yang belum

ditindaklanjuti oleh OPD dan Satpol PP terkait dengan

Pelanggaran Perda tentang Ketertiban, seperti banyaknya

bermunculan usaha tempat hiburan Cafe karaoke yang tidak

berijin, maupun Cafe karaoke yang ijinnya sudah habis masa

berlakunya dan warung–warung makan yang berdiri di

19

sepanjang jalan Gajah Mada yang terkesan kumuh. Sedangkan

anggaran Operasional Penegakan Perda sudah disediakan

sebesar Rp220.885.000,- tetapi hanya terealisasi sebesar

Rp123.185.000,- atau 55,77%.

5. Kesadaran hukum dan pemahaman masyarakat terhadap

peraturan daerah, peraturan Bupati dan kebijakan daerah

lainnya masih kurang.

6. Kegiatan pembangunan dan rehabilitasi sarpras masyarakat

akibat bencana alam realisasinya melebihi anggaran yang

disediakan yaitu dari anggaran sebesar Rp3.5593.670.000,-

terealisasi sebesar Rp3.612.504.000,- atau 102,52%. Kegiatan

tersebut menyalahi prinsip anggaran, yaitu kegiatan dapat

dilaksanakan apabila tersedia anggarannya.

Saran :

1. Perlu adanya penambahan armada pemadam kebakaran dan

peningkatan kualitas petugas pemadam kebakaran termasuk

peningkatan kesejahteraannya.

2. Saatnya pemerintah daerah memberikan perhatian yang lebih

serius dengan menyiapkan program mitigasi yang holistik

sehingga dapat meminimalkan angka korban dan kerugian.

3. Pemerintah Daerah perlu mengusulkan formasi ASN tenaga

fungsional PPNS dan menganggarkan kegiatan bagi ASN untuk

mengikuti pendidikan dan pelatihan menjadi PPNS.

4. Pemerintah Daerah perlu melakukan penegakan perda dengan

tindakan tegas terhadap pelaku usaha yang melanggar

ketentuan Peraturan Daerah.

5. Perlu adanya Sosialisasi peraturan daerah kepada Aparatur

ASN Penegak Perda dan penyebaran informasi atas produk

hukum daerah, khusunya melalui media sosial, sehingga dapat

menjangkau masyarakat secara lebih luas.

6. Jangan sampai terulang kembali pencairan anggaran melebihi

anggaran yang tersedia.

20

6. URUSAN SOSIAL

Penyelenggaraan Urusan Sosial diimplementasikan melalui 12 (dua

belas) Program dan 56 (lima puluh enam) kegiatan, dengan alokasi

anggaran Rp6.622.184.500,- dan terealisasi sebesar

Rp6.441.010.889,- atau 97,26%, yang dilaksanakan oleh Dinas

Sosial Kabupaten Grobogan, Setda Kabupaten Grobogan serta

Kecamatan.

Permasalahan :

1. Sesuai data di Kemenkes, untuk Kabupaten Grobogan data

tentang PKH belum ada, sehingga dapat menyebabkan

bantuan yang diberikan tidak tepat sasaran.

2. Masih adanya penduduk miskin di Kabupaten Grobogan,

walaupun mengalami penurunan dari tahun 2018 dengan

angka sebesar 11,77%

3. Kegiatan yang langsung menyentuh sasaran kepada fakir

miskin, penyandang masalah kesejahteraan sosial dan

penyandang disabilitas, anggarannya secara keseluruhan

masih kecil dan belum dialokasikan secara optimal.

4. Penanganan pengemis, gelandangan dan orang terlantar di

Kota Purwodadi masih belum optimal, bahkan terkesan tanpa

adanya penanganan dari OPD terkait.

5. Belum adanya program/kegiatan pemulangan TKI warga

kabupaten grobogan yang menjadi korban tindak kekerasan

dari titik embarkasi ke desa yang bersangkutan sebagaimana

kewenangan Pemerintah Daerah.

6. Minimnya anggaran pemenuhan kebutuhan dasar bagi eks

korban bencana yang hanya dianggarkan sebesar

Rp63.472.000,-. Seharusnya kegiatan tersbut masuk prioritas

anggaran karena merupakan kewenangan daerah.

Saran :

1. Agar dialokasikan anggaran untuk verifikasi dan validasi data

PKH sehingga bantuan yang diberikan tepat sasaran dan

proses pengawasannya dapat dilakukan secara maksimal.

21

2. Pemerintah Daerah perlu melakukan upaya inovasi program-

program penanggulangan kemiskinan dengan menggunakan

sistem database online program-program kemiskinan yang bisa

diakses oleh semua stakeholder dan masyarakat.

3. Perlu penambahan anggaran untuk kegiatan yang langsung

menyentuh fakir miskin, penyandang masalah kesejahteraan

sosial dan penyandang disabilitas.

4. Pemerintah Daerah agar menyiapkan upaya langkah-langkah

pembinaan dan penanganan pengemis, gelandangan dan orang

terlantar dengan telah dibangunnya tempat penampungan

penyandang masalah sosial.

5. Pengawasan terhadap bantuan-bantuan dan program-program

bidang sosial untuk lebih ditingkatkan agar dapat tepat

sasaran.

6. Adanya program/kegiatan pemulangan TKI dan dianggarkan di

APBD tahun berikutnya, sehingga apabila ada TKI warga

masyarakat kabupaten groboganyang menjadi korban

kekerasan dapat dibantu.

7. Adanya penambahan anggaran untuk pemenuhan kebutuhan

dasar bagi korban bencana dalam APBD tahun berikutnya.

II. Urusan Wajib yang tidak berkaitan dengan Pelayanan Dasar

Penyelenggaraan Urusan Wajib yang tidak berkaitan dengan

Pelayanan Dasar Tahun Anggaran 2019, dengan anggaran sebesar

Rp156.704.388.242,- terealisasi Rp149.213.072.844,- atau 95,22%,

dengan rincian pelaksanaan sebagai berikut :

7. URUSAN TENAGA KERJA

Penyelenggaraan Urusan Tenaga Kerja Tahun Anggaran 2019

diimplementasikan melalui 8 (delapan) program dan 34 (tiga puluh

empat) kegiatan, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp5.924.840.000,- dan terealisasi sebesar Rp5.750.751.760,- atau

97,06%, yang dilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kabupaten Grobogan.

22

Permasalahan :

1. Tidak terdapat anggaran untuk pengadaan Job Fair Market

pada Tahun Anggaran 2019, di sisi lain angka pengangguran di

Kabupaten Grobgan Masih tinggi karena terbatasnya lapangan

kerja yang ada.

2. Kegiatan pembinaan dan pelatihan kewirausahaan belum

dilakukan secara optimal oleh Balai Latihan Kerja dalam

mempersiapkan tenaga kerja profesional.

3. Masih kurangnya penyediaan anggaran yang mencukupi untuk

pelatihan-pelatihan bagi para pencari kerja. Dimana di dalam

kegiatan pelatihan kewirausahaan dianggarakan sebesar

Rp35.000.000,- dan pelatihan berbasis masyarakat sebesar

Rp76.380.000,-.

4. Pembinaan terhadap perusahaan penyalur tenaga kerja swasta

untuk bekerjasama melalui pelatihan dan penempatan tenaga

kerja belum terjalin dengan baik.

5. Dengan banyak berdirinya pabrik di Kabupaten Grobogan

berdampak dengan masuknya Tenaga Kerja Asing di

Kabupaten Grobogan.

Saran :

1. Pemerintah Daerah melakukan upaya membuka lapangan kerja

dan mengurangi angka pengangguran bekerja sama dengan

pihak swasta dengan menyediakan tenaga kerja terampil dan

terlatih melalui penyelenggaraan job fair. Untuk itu agar

dialokasikan anggaran pada tahun-tahun berikutnya untuk

penyelenggaraan Job Fair yang diperuntukan untuk warga usia

produktif khususnya yang berKTP Grobogan.

2. Mengoptimalkan fungsi Balai Latihan Kerja guna menciptakan

tenaga yang berkompetensi, terampil, berdaya guna dan

profesional.

3. Penambahan anggaran untuk pelatihan-pelatihan bagi para

pencari kerja di tahun berikutnya, dengan melakukan kerja

sama dengan tempat-tempat kursus yang ada di Kabupaten

Grobogan.

4. Meningkatkan pembinaan kepada perusahaan penyalur tenaga

kerja swasta agar perlindungan tenaga kerja dapat terjamin.

23

5. Pemerintah Daerah melalui Perangkat Daerah terkait harus

memantau dan mengawasi keberadaan Tenaga Kerja Asing,

jangan sampai keberadaannya ilegal dan merugikan

masyarakat Kabupaten Grobogan, dengan lebih

memprioritaskan tenaga kerja lokal.

6. Memperbarui data perusahaan–perusahaan dikabupaten

Grobogan terkait jumlah perusahaan dan tenaga kerja.

7. Menambah tenaga mediator Hubungan Industrial untuk

menyelesaikan permasalahan di dunia usaha.

8. Pemerintah Daerah agar melakukan pemantauan dan

pembinaan kepada perusahaan-perusahaan untuk

mengikutsertakan tenaga kerjanya dalam jaminan kesehatan

nasional pada BPJS Ketenagakerjaan.

8. URUSAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGANANAK

Penyelenggaraan Urusan Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak Tahun Anggaran 2019 diimplementasikan

melalui 4 (empat) Program dan 19 (sembilan belas) kegiatan,

dengan alokasi anggaran Rp3.323.278.750,- dan terealisasi

sebesar Rp3.191.676.892 atau 96,04%, yang dilaksanakan oleh

Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak

Kabupaten Grobogan.

Permasalahan :

1. Belum ada program dan kegiatan di Dinas Pemberdayaan

Perempuan dan Perlindungan Anak, untuk perlindungan

khusus anak penyandang disabilitas.

2. Masih adanya kasus kekerasan di dalam rumah tangga

terhadap perempuan dan anak.

3. Masih minimnya anggaran untuk perlindungan bagi

perempuan dan anak korban kekerasan di dalam rumah tangga

yaitu advokasi pencegahan dan penanganan kasus kekerasan

berbasis gender dan anak yang hanya dianggarkan sebesar

Rp46.000.000,-.

24

4. Belum semua Kecamatan dan Desa menjadi kawasan

percontohan layak anak. hal ini dikarenakan kurangnya

kepedulian dari Instansi terkait dalam perwujudan program

Kabupaten Layak Anak.

5. Mangkraknya bangunan Taman Cerdas di Jalan Untung

Suropati.

Saran :

1. Berdasarkan Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan

Perlindungan Anak RI Nomor 4 Tahun 2007 tentang

Perlindungan Khusus bagi Anak Penyandang Disabilitas harus

ada program dan kegiatan untuk melindungi anak penyandang

disabilitas dalam kehidupan bermasyarakat dan pemenuhan

hak-haknya.

2. Pemerintah Daerah perlu meningkatkan anggaran untuk

menangani dan memberikan pendampingan kepada korban

kekerasan terhadap perempuan dan anak. Salah satunya

dengan optimalisasi fungsi Lembaga PUSPAGA (Pusat

Pembelajaran Keluarga) dan Lembaga SWATANTRA di Jalan S.

Parman sebagai penunjang program pencegahan dan

penanganan kasus kekerasan berbasis gender dan anak di

Kabupaten Grobogan dan menyusun Perda tentang Kekerasan

terhadap Anak dan Perempuan.

3. Upgrade data terkait Data pilah gender dan jumlah kekerasan

terhadap perempuan dan anak dikabupaten Grobogan.

4. Perlu peningkatan anggaran untuk kegiatan pengembangan

Kecamatan, dan Desa/Kelurahan layak anak, agar jumlah

Kecamatan dan Desa/Kelurahan layak anak bertambah,

sehingga dapat mempertahankan predikat Kabupaten layak

anak.

5. Difungsikannya kembali bangunan Taman Cerdas di Jalan

Untung Suropati.

9. URUSAN PANGAN

Penyelenggaraan Urusan Pangan Tahun Anggaran 2019

diimplementasikan melalui 7 (tujuh) program dan 30 (tiga puluh)

kegiatan, dengan total alokasi anggaran setelah APBD perubahan

25

sebesar Rp2.154.855.000,- terealisasi sebesar Rp1.994.189.225,-

atau 92,54%, yang dilaksanakan oleh Dinas Ketahanan Pangan

Daerah Kabupaten Grobogan.

Permasalahan :

1. Masih perlu adanya peningkatan ketahanan pangan keluarga

sebagai lingkungan terkecil untuk membantu penyediaan

cadangan pangan daerah.

2. Masih banyak lumbung-lumbung padi di desa yang kosong saat

panen, dan kurang difungsikan oleh masyarakat karena

masyarakat lebih senang menjual hasil panennya kepada

tengkulak.

3. Masih terdapat daerah-daerah yang rawan pangan khususnya

pada saat musim kemarau atau kekeringan.

4. Masih kurangnya kegiatan pelatihan bagi pelaku Usaha Mikro

Kecil dan Menengah (UMKM) untuk memproduksi makanan

olahan dan memasarkan hasil produksinya.

5. Masih tingginya harga-harga pangan kebutuhan pokok, apalagi

menjelang bulan puasa.

Saran :

1. Perlu diadakan kegiatan peningkatan kader pangan dan

pemanfaatan produk pangan lokal yang dapat menjadi

perpanjangan tangan pemerintah daerah dalam mewujudkan

ketahanan pangan keluarga.

2. Pemerintah Daerah agar memberikan pembinaan dan

pemahaman kepada para petani agar tidak menjual hasil

panennya kepada tengkulak dan memfungsikan kembali

lumbung-lumbung padi untuk menyimpan hasil panen.

3. Cadangan Pangan Pemerintah Daerah agar ditambah

persediaannya untuk memenuhi kebutuhan daerah di pelosok-

pelosok desa yang rawan kekeringan dan kekurangan bahan

pangan.

4. Pemerintah Daerah perlu menambah kegiatan pelatihan dan

pembinaan serta penguatan modal dan sarana bagi UMKM

untuk memproduksi usaha pangan olahan dan pemasaran

produknya.

26

5. Perlu adanya penambahan anggaran untuk kegiatan stabilitas

harga pangan kebutuhan pokok.

10.URUSAN PERTANAHAN

Penyelenggaraan Urusan Pertanahan Tahun Anggaran 2019,

diimplementasikan melalui 1 (satu) program dan 1 (satu) kegiatan,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp66.220.000,- dan terealisasi

sebesar Rp61.250.000,- atau 92,49%, yang dilaksanakan oleh

Sekretariat Daerah Kabupaten Grobogan.

Permasalahan :

1. Pelaksanaan inventarisasi aset Pemerintah daerah belum

optimal, masih banyak aset Pemda yang belum jelas

penguasaannya, sehingga pensertifikatannya tidak maksimal.

2. Masih terdapat banyak permasalahan sengketa atau tumpang

tindih kepemilikan lahan dikarenakan belum ada pedoman bagi

Pemerintah Daerah untuk menyelesaikannya.

Saran :

1. Pemerintah Daerah agar melakukan inventarisasi aset secara

intensif, dan selanjutnya memproses pensertifikannya serta

memberikan papan nama terhadap tanah-tanah / bangunan

milik Pemda agar tidak ada pihak lain yang menguasainya.

2. Perlu disusun Peraturan Daerah tentang Pertanahan sebagai

perlindungan hukum dan kepastian hukum bagi setiap orang/

badan terkait dengan penguasaan hak-hak atas tanah dan juga

sebagai pedoman bagi Pemerintah Daerah dalam pelayanan di

bidang pertanahan serta memperkuat fungsi koordinasi dengan

kantor Pertanahan.

11.URUSAN LINGKUNGAN HIDUP

Penyelenggaraan Urusan Lingkungan Hidup pada Tahun Anggaran

2019 diimplementasikan melalui 9 (sembilan) program dan 70

(tujuh puluh) kegiatan, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp41.633.513.232,- dan terealisasi sebesar Rp40.656.418.507,-

atau 97,65 %, yang dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup

Daerah Kabupaten Grobogan.

27

Permasalahan :

1. Kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan

dan pengelolaan sampah secara mandiri masih rendah.

2. Tempat pembuangan sementara sampah banyak yang belum

dikelola dan dibuat secara memadai serta masih ada sampah

yang masih dibuang di pinggir jalan, seperti di sepanjang Jalan

Penawangan-Gubug, Jalan Gubug-Kedungjati yang terkesan

tidak adanya lokasi/tempat pembuangan sampah/TPS untuk

menampung sampah-sampah tersebut.

3. Masih tingginya penggunaan plastik dan produksi sampah

plastik di Kabupaten Grobogan yang tidak diimbangi dengan

pengelolaan sampah plastik.

4. Pengelolaan sampah masih dengan cara manual, belum ada

pemanfaatan teknologi tepat guna.

5. Adanya bekas tambang galian golongan C yang tidak dilakukan

reklamasi oleh penambang, bahkan sampai menimbulkan

korban jiwa.

6. Beberapa tahun ini Pemerintah Kabupaten Grobogan tidak

mendapatkan penghargaan Adipura.

Saran :

1. Pemerintah Daerah perlu meningkatkan kesadaran masyarakat

dalam mengelola sampah secara mandiri di tingkat RT/RW.

2. Perlu ada Peraturan Daerah atau Peraturan Bupati yang

membatasi penggunaan plastik di masyarakat, khususnya di

pasar, toko, maupun retail.

3. Perlu ada sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat untuk

“Zero Waste” dengan mengelola sampah rumah tangga masing-

masing.

4. Penyediaan anggaran untuk pengelolaan TPS (Tempat

Pembuangan Sementara) sampah yang memadai di fasilitas

umum seperti di pasar-pasar dan terminal atau dengan

membuat landasan kontainer sampah.

5. Pemerintah Daerah perlu mensosialisasikan dan merumuskan

kebijakan daerah guna pembatasan penggunaan plastik

sebagai pembungkus, tas belanja dan juga penggunaan sedotan

28

plastik kepada masyarakat serta upaya daur ulang sampah

plastik secara mandiri melalui kelompok-kelompok pengelola

sampah dan pembuatan bank sampah di lingkungannya.

6. Perlu ada inovasi pemanfaatan tehnologi tepat guna dalam

pengelolaan sampah baik melalui daur ulang, teknologi

incenerator maupun composting.

7. Pemerintah Daerah perlu melakukan pendataan bekas

tambang galian golongan C yang tidak dilakukan reklamasi

atau pemulihan kerusakan lingkungan, untuk diproses lebih

lanjut sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

8. Pemerintah Daerah agar mengupayakan diperolehnya kembali

penghargaan Adipura.

9. Diberikan APD (Alat Pelindung Diri) untuk petugas kebersihan.

12.URUSAN ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DAN PENCATATANSIPIL

Penyelenggaraan Urusan Kependudukan dan Pencatatan Sipil

Tahun Anggaran 2019 diimplementasikan melalui 6 (enam)

program dan 42 (empat puluh dua) kegiatan, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp10.485.887.000,- dan terealisasi sebesar

Rp10.182.262.553,- atau 97,10%, yang dilaksanakan oleh Dinas

Kependududukan dan Pencatatan Sipil Daerah Kabupaten

Grobogan dan Kecamatan.

Permasalahan :

1. Masih adanya keluhan masyarakat dalam pengurusan

dokumen kependudukan, khususnya e-KTP masih lama harus

mengantri akibat kekurangan blanko e-KTP.

2. Belum adanya pengintegrasian data administrasi

kependudukan dalam satu peta besar kependudukan

Kabupaten Grobogan sehingga memudahkan warga dalam

pengurusannya.

3. Belum adanya kegiatan penyusunan profil kependudukan yang

merupakan kewenangan daerah.

29

Saran :

1. Pemerintah Daerah selalu berkoordinasi dan mengajukan

permintaan kepada Pemerintah Pusat terkait dengan

kekurangan blanko e-KTP dan menerbitkan serta mencetak

surat keterangan yang sama fungsi seperti e-KTP.

2. Agar inovatif dengan menciptakan satu data besar (big data)

untuk mewujudkan pelayanan publik yang terintegrasi dan

terpadu. Dengan menggunakan NIK dapat langsung mengakses

layanan publik yang diinginkan, jadi tidak ada redudansi

pengisian formulir untuk tiap-tiap data kependudukan.

3. Perlu menganggarkan dalam APBD tahun berikutnya kegiatan

penyusunan profil kependudukan.

13.URUSAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA

Penyelenggaraan Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

Tahun Anggaran 2019 diimplementasikan melalui 10 (sepuluh)

program dan 79 (tujuh puluh sembilan) kegiatan, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp19.999.068.200,- dan terealisasi sebesar

Rp18.353.928.705,- atau 91,77%, yang dilaksanakan oleh Dinas

Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Setda Kab. Grobogan dan

Kecamatan.

Permasalahan :

1. Belum maksimalnya pelaksanaan kegiatan untuk rehabilitasi

rumah tidak layak huni bagi masyarakat pedesaan

2. Belum adanya kerja sama antar desa sebagaimana

Permendagri Nomor 96 tahun 2017 tentang Tata Cara

Kerjasama Antar Desa di Bidang Pemerintahan, yang

merupakan kewenangan daerah. Sehingga berdampak pada

kekosongan hukum di desa yang ingin melakukan kerjasama

dengan desa lainnya.

Saran :

1. Perlu peningkatan alokasi anggaran untuk penanganan rumah

tidak layak huni masyarakat pedesaan. Apabila masih terdapat

kekurangan anggaran, dapat melakukan koordinasi dan

kerjasama dengan pihak ketiga atau bantuan dari dana desa.

30

2. Menganggarkan penyusunan Raperda tentang Kerjasama Antar

Desa di Bindang Pemerintahan dalam APBD tahun berikutnya

agar dapat mengakomodasi kepentingan desa di bidang

pemerintahan.

14.URUSAN PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGABERENCANA

Penyelenggaraan Urusan Pengendalian Penduduk dan Keluarga

Berencana Tahun 2019 diimpelementasikan melalui 4 (empat)

Program dan 16 (enam belas) kegiatan, dengan alokasi anggaran

sebesar Rp10.347.446.400,- dan terealisasi sebesar

Rp10.232.874.145,- atau 98,89%, yang dilaksanakan oleh Dinas

Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kabupaten

Grobogan.

Permasalahan :

1. Angka pertumbuhan penduduk meningkat sebesar 0,94%,

lebih tinggi dibandingkan tahun 2018, sehingga ada

peningkatan pertumbuhan penduduk sebesar 13.651 jiwa

dengan jumlah total penduduk sebanyak 1.473.431. jiwa yang

menandakan program/kegiatan yang sudah dianggarkan belum

berjalan sesuai dengan harapan karena belum adanya

aturan/regulasi Perda yang jelas.

2. Cakupan pelayanan KB keliling masih sangat kurang dan

belum maksimal menyentuh akseptor dan PUS yang akan

menjadi akseptor.

Saran :

1. Pemerintah Daerah agar meningkatkan penyuluhan program

KB untuk digalakkan kembali guna menekan laju

pertumbuhan penduduk. Dapat dibentuk tim KB keliling selain

untuk penyuluhan dan sosialisasi juga memberikan pelayanan

KB berupa pemasangan alat kontrasepsi secara gratis kepada

akseptor.

2. Perlu dianggarkan dan disusun regulasi/aturan yang berupa

Perda di dalam APBD tahun berikutnya yang sesuai dengan

kewenangan Pemerintah Daerah di bidang pengendalian

penduduk dan keluarga berencana.

31

15.URUSAN PERHUBUNGAN

Penyelenggaraan Urusan Perhubungan Tahun Anggaran 2019

diimplementasikan melalui 7 (tujuh) program dan 32 (tiga puluh

dua) kegiatan, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp15.005.274.900,- dan terealisasi sebesar Rp12.839.787.628,-

atau 85,57%, yang dilaksanakan oleh Dinas Perhubungan

Kabupaten Grobogan.

Permasalahan :

1. Masih terdapat terminal-terminal yang kurang perhatian

Pemerintah Daerah, kondisinya memprihatinkan dan tidak

memenuhi standart, seperti : terminal Godong dan terminal

Gubug.

2. Angkutan umum masih banyak yang ngetem, seingga

mengganggu kelancaraan lalu lintas.

3. Masih belum maksimalnya pengelolaan parkir di Kabupaten

Grobogan.

4. Masih kurangnya jumlah traffic light yang ada, yag dapat

mengakibatkan kecelakaan.

Saran :

1. Agar dialokasikan anggaran pembangunan terminal-terminal

yang kondisinya tidak layak dengan tetap mengacu pada

rencana tata ruang dan wilayah.

2. Memaksimalkan fungsi terminal penyangga dan menambah

fasilitas terminal dalam upaya meminimalisir terminal

bayangan sehingga angkutan umum tidak ngetem disembarang

tempat.

3. Perlu dibuat suatu sistem informasi perparkiran yang

memudahkan Dinas Perhubungan untuk mengawasi dan

melihat titik parkir berikut juru parkir dan koordinatornya.

Sehingga dapat segera ditelusuri apabila ada permasalahan di

suatu lokasi parkir.

4. Menambah trafficlight di perempatan – perempatan jalan yang

rawan kecelakaan.

32

16.URUSAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA

Penyelenggaraan Urusan Komunikasi dan Informatika Tahun

Anggaran 2019 diimplementasikan melalui 3 (tiga) program dan 22

(dua puluh dua) kegiatan, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp8.530.965.760,- dan terealisasi sebesar Rp8.086.049.398,-atau

94,78%, yang dilaksanakan oleh Dinas Komunikasi dan

Informatika Kabupaten Grobogan dan Setda Kabupaten Grobogan.

Permasalahan :

1. Belum adanya Perda yang mengatur keterbukaan informasi

publik di dalam kegiatan di Dinas Komunikasi dan Informatika

Kabupaten Grobogan sebagaimana Undang-Undang Nomor 14

tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik.

2. Masih terdapat desa-desa yang belum tersentuh internet.

3. Sarana dan prasarana untuk mendukung kegiatan di bidang

komunikasi dan informatika dirasa masih kurang memadai.

Saran :

1. Perlu dianggarkan pada APBD tahun berikutnya di Dinas

Komunikasi dan Informatika Kabupaten Grobogan kegiatan

penyusunan Raperda tentang Keterbukaan Informasi Publik.

2. Dilaksanakan program internet masuk desa dengan melakukan

kerjasama dengan Dispermasdes dan masyarakat desa yang

anggarannya dapat dibantu dari dana desa.

3. Perlu adanya peningkatan infrastruktur server, dengan

menambah alokasi anggaran pada tahun berikutnya dan

pelatihan SDM jaringan dan keamanan jaringan.

17.URUSAN KOPERASI, USAHA KECIL DAN MENENGAH

Penyelenggaraan Urusan Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah

Tahun Anggaran 2019 diimplementasikan melalui 8 (delapan)

program dan 54 (lima puluh empat) kegiatan, dengan alokasi

anggaran sebesar Rp3.252.000.000,- dan terealisasi sebesar

Rp3.198.782.122,- atau 98,36%, yang dilaksanakan oleh Dinas

Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Grobogan.

33

Permasalahan :

1. Masih banyak UMKM dan koperasi yang kesulitan dalam

mempromosikan dan memasarkan hasil-hasil produksinya.

2. Masih banyak koperasi-koperasi usaha bersama yang

membutuhkan bantuan permodalan.

3. Masih minimnya anggaran untuk kegiatan pelatihan UMKM

yaitu hanya sebesar Rp125.000.000,- dan hanya digunakan

untuk pelatihan pewarnaan batik alami.

Saran :

1. Memfasilitasi pemasaran produk UMKM melalui perusahaan

startup besar/ unicorn atau membantu UMKM untuk

berkembang menjadi startup untuk memperluas market. Dan

mempermudah proses perijinan produk – produk UMKM.

2. Agar Dinas Koperasi dan UKM memfasilitasi UMKM untuk

mendapatkan akses kemudahan pinjaman modal usaha dari

perbankan.

3. Perlu ditingkatkan anggaran dalam APBD tahun berikutnya

untuk kegiatan UMKM dan diperluas cakupan pelatihannya

tidak hanya pewarnaan batik alami. Perlu juga bekerja sama

dengan perusahaan-perusahaan dengan pola kerjasama

kemitraan.

18.URUSAN PENANAMAN MODAL

Penyelenggaraan Urusan Penanaman Modal Tahun Anggaran 2019

diimplementasikan melalui 8 (delapan) program dan 37 (tiga pulu

tujuh) kegiatan, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp3.625.650.000,- dan terealisasi sebesar Rp3.425.764.897,- atau

94,49%, yang dilaksanakan oleh Dinas Penanaman Modal dan

Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Grobogan.

Permasalahan :

1. Pada TA. 2019, anggaran di DPMPTSP 70% (tujuh puluh

persen) untuk program administrasi perkantoran dan

peningkatan sarana dan prasarana aparatur, sedangkan

anggaran untuk program dan kegiatan yang berkaitan dengan

investasi sangat kecil.

34

2. Promosi untuk kegiatan penanaman modal masih jauh dari

harapan, karena hanya dianggarkan sebesar Rp159.100.000,-.

Masih kalah apabila dibandingkan dengan daerah-daerah

tetangga yang sudah mempromosikan pro investasi, dengan

kemudahan-kemudahan perizinan baik melalui baliho-baliho

maupun media elektronik.

3. Anggaran fasilitasi kerjasama usaha besar dan usaha kecil di

TA. 2019 terlalu kecil hanya Rp9.585.000,00.

Saran :

1. Pada Tahun Anggaran selanjutnya, agar penganggaran

DPMPTSP lebih berimbang dengan memberikan alokasi yang

lebih besar untuk program dan kegiatan yang merupakan

tupoksi DPMPTSP.

2. Anggaran promosi agar ditambah/ditingkatkan di APBD tahun

berikutnya dengan promosi-promosi investasi melalui media

elektronik maupun pemsangan baliho-baliho.

3. Anggaran Fasilitasi Kerjasama Usaha Besar dan Usaha Kecil

agar dinaikkan sehingga membantu usaha kecil memperluas

pangsa pasar.

19.URUSAN KEPEMUDAAN DAN OLAH RAGA

Penyelenggaraan Urusan Kepemudaan dan Olah Raga pada Tahun

Anggaran 2019 diimplementasikan melalui 9 (sembilan) Program

dan 32 (tiga puluh dua) kegiatan, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp22.923.010.500,- dan terealisasi sebesar Rp22.057.021.796,-

atau 96,22%, yang dilaksanakan oleh Dinas Pemuda Olahraga

Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Grobogan dan Kecamatan.

Permasalahan :

1. Sarana dan prasarana alat penunjang kegiatan olah raga yang

disediakan di fasilitas umum yang dipergunakan untuk berolah

raga masyarakat masih kurang.

2. Pengelolaan kegiatan POPDA khususnya untuk SD

dilaksanakan di Dinas Pendidikan sementara yang SMP sudah

di Disporabudpar, sehingga menjadikan pengelolaan POPDA

tidak maksimal.

35

3. Di TA. 2019, anggaran untuk peningkatan kompetensi

kepemudaan sangat kecil yaitu Rp8.200.000,00 yang terealisasi

84%.

4. Realisasi kegiatan pembinaan cabang olahraga tingkat daerah

hanya 49,50% di TA. 2019.

5. Pembinaan untuk atlet berprestasi masih kurang.

6. Kurangnya event-event olah raga yang bergengsi di Kabupaten

Grobogan.

Saran :

1. Penambahan anggaran untuk sarana dan prasarana penunjang

olah raga di fasilitas umum dalam APBD tahun berikutnya.

2. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

17 Tahun 2007 Pasal 24 tentang Penyelenggaraan Pekan dan

Kejuaraan Olahraga, maka POPDA SD, SMP dan SMA dijadikan

satu tidak terpisah. Untuk kegiatan Popda SD agar

dipindahkan ke Disporabudpar, sehingga pengelolaan dapat

sinergis dan optimal.

3. Mengoptimalkan fungsi PPLPD (Pusat Pendidikan dan latihan

Pelajar Daerah) sebagai wadah pembinaan olahraga pelajar

berbakat dan berpotensi.

4. Mengoptimalkan potensi atlit dalam daerah serta menambah

anggaran untuk penyelenggaraan event – event olahraga.

5. Anggaran peningkatan kompetensi kepemudaan agar dinaikkan

untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan seperti : pemberian

pelatihan-pelatihan melalui kerjasama dengan BLK atau LPK-

LPK, membuat kompetisi yang merangsang kreativitas anak-

anak muda dan mensupport organisasi-organisasi

kepemudaan.

20.URUSAN STATISTIK

Penyelenggaraan Urusan Statistik Tahun Anggaran 2019

diimplementasikan melalui 1 (satu) program dan 1 (satu) kegiatan,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp130.000.000,- dan terealisasi

sebesar Rp102.553.000,- atau 78,89%, yang dilaksanakan oleh

Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten Grobogan.

36

Permasalahan :

Masih terbatasnya tenaga programmer di Diskominfo sehingga

sistem tidak bisa update dengan waktu yang ditentukan.

Saran :

Perlu penambahan tenaga programmer untuk ketepatan update

sistem sehingga mempercepat proses input data untuk

kepentingan pelaksanaan program dan kegiatan.

21.URUSAN KEBUDAYAAN

Penyelenggaraan Urusan Kebudayaan pada Tahun Anggaran 2019

diimplementasikan melalui 5 (lima) Program dan 10 (sepuluh)

kegiatan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp1.582.778.500,- dan

terealisasi sebesar Rp1.477.611.000,- atau 93,36%, yang

dilaksanakan oleh Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan

Pariwisata dan Setda Kab. Grobogan Kabupaten Grobogan.

Permasalahan :

1. Masih rendahnya anggaran untuk fasilitasi perkembangan

keragaman budaya daerah.

2. Belum adanya inisiatif dari Disporabudpar untuk menjadikan

kreativitas seni daerah dan budaya lokal sebagai aset

pariwisata daerah.

3. Pengelolaan situs-situs kebudayaan di Kabupaten Grobogan

masih kurang.

Saran :

1. Perlu adanya perhatian lebih dari pemerintah daerah terhadap

pelestarian budaya lokal daerah melalui penambahan anggaran

untuk fasilitasi perkembangan keragaman budaya daerah.

2. Pelestarian kebudayaan daerah lebih ditingkatkan. Hal ini bisa

dilakukan melalui penyelenggaraan pentas - pentas seni, serta

program dan kegiatan untuk mengenali, mempelajari,

mengembangkan budaya dan nilai-nilai yang terkandung di

dalamnya.

37

3. Melakukan koordinasi dan kerjasama dengan pemerhati

budaya lokal dan kelompok-kelompok budaya tradisional

bagaimana cara mengemas budaya asli Grobogan menjadi ikon

yang dapat menjadi destinasi wisata.

4. Pelestarian situs–situs kebudayaan yang ada di Kabupaten

Grobogan lebih ditingkatkan. Gedung museum purbakala di

komplek dinas pendidikan kabupaten Grobogan lebih

diperhatikan, agar lebih dikenal masyarakat luas.

22.URUSAN PERPUSTAKAAN

Penyelenggaraan Urusan Perpustakaan pada Tahun Anggaran

2019 diimplementasikan melalui 9 (sembilan) Program dan 32 (tiga

puluh dua) kegiatan, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp7.306.775.000,- dan terealisasi sebesar Rp7.200.384.216,- atau

98,54%, yang dilaksanakan oleh Dinas Kearsipan dan

Perpustakaan Daerah Kabupaten Grobogan.

Permasalahan :

1. Masih sedikitnya anggaran untuk penyediaan bahan pustaka

perpustakaan umum daerah.

2. Minat membaca buku masyarakat Kabupaten Grobogan masih

rendah.

3. Pengelolaan dan pelayanan Perpustakaan Daerah dinilai masih

kurang.

Saran :

1. Anggaran penyediaan bahan pustaka perpustakaan umum

daerah agar ditambah sehingga dapat memenuhi kebutuhan

pustaka masyarakat Kabupaten Grobogan.

2. Menambah mobil Perpustakaan Keliling untuk menjangkau

seluruh wilayah kabupaten Grobogan.

3. Perlu adanya semacam upaya atau inovasi untuk menarik

minat masyarakat agar mau lebih gemar membaca tidak hanya

facebook, twitter atau lainnya dan perlu adanya promosi

koleksi buku–buku terbaru kepada masyarakat.

38

4. Meningkatkan kualitas layanan perpustakaan. Menata Ruang

Display buku agar lebih terlihat menarik, rapi dan mudah

dicari, dan mempercepat penyajian buku–buku baru di ruang

display setelah proses pendataan.

23.URUSAN KEARSIPAN

Penyelenggaraan Urusan Kearsipan pada Tahun Anggaran 2018

diimplementasikan melalui 2 (dua) Program dan 9 (sembilan)

kegiatan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp412.825.000,- dan

terealisasi sebesar Rp401.767.000,- atau 97,32%, yang

dilaksanakan oleh Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah

Kabupaten Grobogan, Setda Kabupaten Grobogan dan Kecamatan.

Permasalahan :

1. Pengelolaan kearsipan daerah masih ada yang manual.

2. Pengelolaan JDIH masih belum optimal, masih terdapat

Peraturan Daerah atau Peraturan Bupati yang tidak terdapat

dalam JDIH Kabupaten Grobogan.

Saran :

1. Melakukan sistem digitalisasi untuk semua arsip daerah.

2. Perlu adanya tenaga khusus untuk entry data produk-produk

hukum daerah dan mengembangkan sistem informasi JDIH

sehingga terintegrasi dengan produk hukum Pemerintah

Provinsi dan Pemerintah Pusat.

B. URUSAN PILIHAN

Guna melaksanakan 6 (enam) Urusan Pilihan pada Tahun Anggaran

2019 dialokasikan anggaran sebesar Rp66.788.007.550,- dan terealisasi

sebesar Rp64.375.689.743,- atau 96,39%, dengan perincian sebagai berikut :

39

1. URUSAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

Penyelenggaraan urusan Kelautan dan Perikanan Tahun Anggaran 2019

diimplementasikan melalui 3 (tiga) program dan 6 (enam) kegiatan,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp3.696.188.000,- dan terealisasi

sebesar Rp3.543.548.931,- atau 95,87%, yang dilaksanakan oleh Dinas

Perikanan dan peternakan Kabupaten Grobogan.

Permasalahan :

1. Belum adanya produk perikanan yang menjadi potensi unggulan

Kabupaten Grobogan

2. Perlindungan terhadap pembudidaya perikanan dalam menjalankan

usahanya masih belum optimal.

Saran :

1. Perlu adanya prioritas pengelolaan salah satu produk perikanan yang

disesuaikan dengan kondisi lingkungan setempat menjadi produk

unggulan daerah

2. Untuk menjalankan program dari Kementerian Kelautan dan

Perikanan yaitu pemberian asuransi bagi pembudidaya ikan kecil

(APPK).

2. URUSAN PARIWISATA

Penyelenggaraan Urusan Pariwisata pada Tahun Anggaran 2019

diimplementasikan melalui 3 (tiga) Program dan 9 (sembilan) kegiatan,

dengan alokasi anggaran sebesar Rp5.703.559.500,- dan terealisasi

sebesar Rp5.219.620.068,- atau 91,52%, yang dilaksanakan oleh Dinas

Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Grobogan.

Permasalahan :

1. Perolehan pendapatan Pemerintah Daerah Kabupaten Grobgan dari

beberapa tempat wisata dirasa masih kurang, karena beberapa lokasi

yang dijadikan tempat wisata merupakan milik Perhutani.

2. Masih kurangnya kreativitas dalam menciptakan wisata buatan untuk

destinasi wisata dan masih kurangnya sarana promosi pariwisata

kabupaten grobogan.

40

Saran :

1. Perlu meninjau ulang MOU dengan pihak Perhutani terkait bagi hasil

tempat wisata yang saat ini masih 30% keuntungan untuk Pemerintah

Daerah.

2. Pengembangan sarana promosi wisata melalui media daring,

pembuatan videotron atau penawaran paket-paket tour di hotal-hotel

dan restoran-restoran di Kabupaten Grobogan dan kota-kota

sekitarnya.

3. Penataan dan pengembangan desa-desa wisata harus benar-benar

diperhatikan dan dilakukan secara berkelanjutan sehingga menarik

minat wisatawan untuk kembali datang lagi.

3. URUSAN PERTANIAN

Penyelenggaraan Urusan Pertanian pada Tahun Anggaran 2019

diimplementasikan melalui 14 (empat belas) Program dan 92 (sembilan

puluh dua) kegiatan, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp41.033.797.050,- dan terealisasi sebesar Rp39.747.083.214,- atau

96,86%, yang dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Grobogan.

Dilaksanakan oleh Dinas Pertanian dan Dinas Peternakan Perikanan

Kabupaten Grobogan.

Permasalahan :

1. Penggunaan kartu tani belum optimal, sebagian masyarakat penerima

masih banyak yang belum bisa menggunakannya.

2. Pengelolaan Rumah Potong Hewan belum optimal sehingga

mempengaruhi kualitas dan kantitas daging.

Saran :

1. Agar difasilitasi untuk pendampingan kelompok-kelompok tani yang

anggotanya belum dapat memanfaatkan kartu tani, sehingga tidak ada

penerima yang tidak memperoleh haknya.

2. Peningkatan pengelolaan RPH sehingga dapat sesuai dengan standart,

SNI serta sesuai dengan syarat sertifikasi MUI, selain itu juga perlu

adanya modernisasi teknologi pemotongan hewan.

41

4. URUSAN PERDAGANGAN

Penyelenggaraan Urusan Perdagangan Tahun Anggaran 2019,

diimplementasikan melalui 3 (tiga) program dan 21 (dua puluh satu)

kegiatan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp11.541.926.000,- dan

terealisasi sebesar Rp11.076.279.428,- atau 95,97%, yang dilaksanakan

oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Grobogan.

Permasalahan :

1. Pengelolaan pusat-pusat kuliner tidak berhasil menarik minat

masyarakat sehingga sepi dan banyak pedagang yang menutup

lapaknya.

2. Pasar Glendoh sudah tidak representatif dan higienis untuk pusat jual

beli unggas.

Saran :

1. Perlu adanya perhatian dari Disperindag sebagai upaya membuat

pusat kuliner tetap menarik seperti saat awal dibuka, dengan mebuat

event-event pada waktu-waktu tertentu, membuat promo atau strategi

marketing lainnya.

2. Pedagang-pedagang pasar glendoh harus segera direlokasi di Pasar

Unggas Nglejok sebelum pasar unggas yang baru di lokasi pasar agro

jadi.

5. URUSAN PERINDUSTRIAN

Penyelenggaraan Urusan Perindustrian Tahun Anggaran 2019,

diimplementasikan melalui 5 (lima) program dan 27 (dua puluh tujuh)

kegiatan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp4.670.957.000,- dan

terealisasi sebesar Rp4.653.453.302,- atau 99,63%, yang dilaksanakan

oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kab. Grobogan.

Permasalahan :

Pada Tahun Anggaran 2019 tidak terdapat anggaran untuk pembinaan

industri kecil dan menengah.

42

Saran :

Untuk Tahun Anggaran selanjutnya agar dialokasikan anggaran untuk

pembinaan industri kecil dan menengah agar terus berkembang dan

membantu perekonomian masyarakat sekitarnya

6. URUSAN TRANSMIGRASI

Penyelenggaraan Urusan Transmigrasi Tahun Anggaran 2019,

diimplementasikan melalui 2 (dua) program dan 3 (tiga) kegiatan, dengan

alokasi anggaran sebesar Rp141.580.000,- dan terealisasi sebesar

Rp135.704.800,- atau 95,85%, yang dilaksanakan oleh Dinas Tenaga

Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Grobogan.

Permasalahan :

Secara umum tidak ada permasalahan yang berarti dalam Urusan

Transmigrasi.

Saran :

Perlu berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat agar lokasi transmigrasi

dan kuota transmigran ditambah serta agar Pemerintah Daerah terus

memantau kesejahteraan para transmigran.

C. FUNGSI PENUNJANG URUSAN PEMERINTAHAN

Guna melaksanakan Fungsi Penunjang Urusan Pemerintahan pada

Tahun Anggaran 2019, dialokasikan anggaran sebesar Rp142.594.739.800,-

dan terealisasi sebesar Rp130.453.243.034,- atau 91,49%. Adapun rincian

dari pelaksanaan fungsi penunjang urusan pemerintahan adalah sebagai

berikut :

1. ADMINISTRASI PEMERINTAHAN

Penyelenggaraan Fungsi Penunjang Administrasi Pemerintahan pada

Tahun Anggaran 2019 ditempuh melalui 8 (delapan) program dan 114

(seratus empat belas) kegiatan, dengan alokasi anggaran sebesar

43

Rp94.846.024.059,- dan terealisasi sebesar Rp87.023.201.376,- atau

91,75%, yang dilaksanakan oleh Sekretaris Daerah, Sekretariat DPRD

Kabupaten Grobogan, dan Kecamatan Kab. Grobogan.

Permasalahan :

Nomenklatur SOTK Sekretariat DPRD Kabupaten Grobogan saat ini yang

diatur dengan Peraturan Bupati Nomor 49 Tahun 2016 tentang

Kedudukan Susunan Organisasi, Tugas Pokok, Fungsi, Uraian Tugas

Jabatan dan Tata Kerja Sekretariat DPRD belum berpedoman kepada

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 104 Tahun 2016 tentang Pedoman

Nomenklatur Sekretariat DPRD Provinsi Kabupaten/Kota.

Saran :

Segera merubah Peraturan Bupati Nomor 49 Tahun 2016 tentang SOTK

Sekretariat DPRD Kabupaten Grobogan, disesuaikan dengan Permendagri

Nomor 104 Tahun 2016.

2. PENGAWASAN

Untuk melaksanakan Urusan Pemerintahan Fungsi Penunjang

Pengawasan di Kabupaten Grobogan pada Tahun Anggaran 2019

diimplementasikan melalui 5 (lima) Program dan 35 (tiga puluh lima)

kegiatan, dengan alokasi anggaran sebesar Rp5.230.073.000,- dan

terealisasi sebesar Rp4.689.999.748,- atau 89.67%, yang dilaksanakan

oleh Inspektorat Kabupaten Grobogan.

Permasalahan :

Secara umum tidak ada permasalahan yang berarti dalam Urusan

Pemerintahan Fungsi Penunjang Pengawasan.

Saran :

Pengawasan terhadap tindak lanjut hasil pemeriksaan agar lebih

ditingkatkan, supaya benar-benar di laksanakan.

44

3. PERENCANAAN

Urusan Pemerintahan Fungsi Penunjang Perencanaan pada Tahun

Anggaran 2019 diimplementasikan melalui 13 (tiga belas) program dan 72

(tujuh puluh dua) kegiatan, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp13.765.574.600,- dan terealisasi sebesar Rp13.437.031.437,- atau

97,61%, yang dilaksanakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kabupaten Grobogan, Setda Kabupaten Grobogan Kabupaten

Grobogan, dan Kecamatan.

Permasalahan :

1. Perencanaan program/kegiatan masih kurang matang, masih ada

program/kegiatan yang perencanaannya tanpa melalui proses

evaluasi/perencanaan, hanya melalui aspirasi saja.

2. Masih banyak program/kegiatan yang sifatnya hanya rutinitas saja.

Saran :

1. Pemerintah Daerah agar selalu melakukan kajian yang akurat terlebiih

dahulu sebelum merencanakan suatu program/kegiatan, sehingga

hasil dan kegunaan program/kegiatan tersebut dapat benar-benar

membawa kemajuan dan manfaat untuk masyarakat Kabupaten

Grobogan.

2. Program/kegiatan yang sifatnya hanya rutinitas belaka agar dikurangi.

4. KEUANGAN

Urusan Pemerintahan Fungsi Penunjang Keuangan pada Tahun Anggaran

2019 diimplementasikan melalui 9 (sembilan) program dan 43 (empat

puluh tiga) kegiatan, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp18.057.225.641,- dan terealisasi sebesar Rp15.831.312.120,- atau

87,67%, yang dilaksanakan oleh Badan Pendapatan Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Grobogan, Setda Kab. Grobogan

dan Kecamatan Kab. Grobogan.

Permasalahan :

Perda Kabupaten Grobogan Nomor 8 Tahun 2013 tentang Pokok-Pokok

Pengelolaan Keuangan Daerah sudah tidak sesuai lagi dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah

sehingga menghambat pelaksanaan tata kelola keuangan.

45

Saran :

Segera disiapkan Raperda revisi Perda Kabupaten Grobogan Nomor 8

Tahun 2013 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah yang

disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah.

5. KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Fungsi Penunjang Kepegawaian

Tahun Anggaran 2019, diimplementasikan melalui 5 (lima) Program dan

50 (lima puluh) kegiatan, dengan alokasi anggaran sebesar

Rp10.695.842.500,- dan terealisasi sebesar Rp9.471.698.353 atau

88,55%, yang dilaksanakan oleh Badan Kepegawaian, Pendidikan dan

Pelatihan Daerah Kabupaten Grobogan dan Setda Kab. Grobogan.

Permasalahan :

1. Masih terdapat penempatan Asn yang tidak sesuai antara kapabilitas

dan bidangnya.

2. Masih minimnya Bimbingan teknis dan pelatihan untuk peningkatan

kemampuan dan potensi ASN.

3. Terlalu banyak THL yang ada SKPD-SKPD di lingkungan Pemerintah

Daerah.

Saran :

1. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan guna meningkatkan

kompetensi PNS ditambah jumlahnya, khususnya di bidang

pengadaan barang dan jasa. Alokasi anggaran untuk

penyelenggaraannya ditambah dan agar pemberitahuan atas adanya

Bintek atau pelatihan –pelatihan dapat transparan ke ASN.

2. Agar Baperjakat berfungsi secara optimal dengan menganalisa

kapabilitas ASN sebelum menempatkan pada posisi tertentu.

3. Hentikan penambahan THL karena THL yang ada sekarang ini sudah

cukup banyak. Pemerintah Daerah harus berani mengurangi jumlah

THL yang ada terutama THL yang kurang difungsikan. Pemerintah

Daerah perlu memberdayakan para THL tersebut agar berdaya guna.

46

PENYELENGGARAAN TUGAS PEMBANTUAN

Pada Tahun 2019 Pemerintah Kabupaten Grobogan menerima Tugas

Pembantuan dari Pemerintah melalui 2 Kementerian, yaitu Kementerian Koperasi

dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, serta Kementerian Pertanian

Republik Indonesia dengan total anggaran sebesar Rp2.897.000.000,- dan

terserap sebesar Rp2.861.961.538,- atau 98,79%.

A. TUGAS PEMBANTUAN YANG DITERIMA

1. Tugas Pembantuan yang diterima dari Kementerian Koperasi danUsaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia

Tugas pembantuan dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan

Menengah untuk pelaksanaan program peningkatan penghidupan

berkelanjutan berbasis usaha mikro dengan anggaran sebesar

Rp950.000.000,- dan terealisasi sebesar Rp935.196.436,- atau 98,44%.

Permasalahan :

Secara umum tidak ada permasalahan yang berarti dalam tugas

pembantuan.

Saran :

Perlu meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat agar

pelaksanaan Tugas Pembantuan berjalan dengan lancar.

2. Tugas Pembantuan yang diterima dari Kementerian PertanianRepublik Indonesia

Tugas pembantuan dari Kementerian Pertanian dengan anggaran sebesar

Rp1.947.000.000,- dan terserap sebesar Rp1.926.765.102,- atau 98,96%.

Permasalahan :

Secara umum tidak ada permasalahan yang berarti dalam tugas

pembantuan.

47

Saran :

Perlu meningkatkan koordinasi dengan Pemerintah Pusat agar

pelaksanaan Tugas Pembantuan berjalan dengan lancar.

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAHKABUPATEN GROBOGAN

KETUA,

AGUS SISWANTO