PERKEMBANGAN ANAK USIA 0 - 12 TAHUN

28
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sebagai seorang guru, sangat perlu memahami perkembangan peserta didik. Perkembangan peserta didik tersebut meliputi : perkembangan fisik, perkembangan sosioemosional,dan bermuara pada perkembangan intelektual. Perkembangan fisik dan perkembangan sosio sosial mempunyai kontribusi yang kuat terhadap perkembangan intelektual atau perkembangan mental. Pemahaman terhadap perkembangan peserta didik di atas, sangat diperlukanuntuk merancang pembelajaran yang kondusif yang akan dilaksanakan. Rancanganpembelajaran yang kondusif akan mampu meningkatkan motivasi belajar siswasehingga mampu meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang diinginkan. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak- kanak menuju masa dewasa (Santrock, 2003). Masa remaja juga merupakan suatu masa perkembangan yang penuh dengan berbagai tantangan baik itu dari segi fisik maupun segi psikis. Dari kesimpulan diatas dapat kita lihat bahwa masa remaja sangat rentan akan berbagai masalah, baik dalam perkembangan fisik, perkembangan psikis, perkembangan bahasa dan perkembangan sosialnya. Permasalahan yang terjadi pada remaja sebagian besar dipengaruhi oleh adanya perubahan dari dalam diri dan sosialnya. 1

Transcript of PERKEMBANGAN ANAK USIA 0 - 12 TAHUN

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sebagai seorang guru, sangat perlu memahami perkembangan

peserta didik. Perkembangan peserta didik tersebut meliputi :

perkembangan fisik, perkembangan sosioemosional,dan bermuara

pada perkembangan intelektual. Perkembangan fisik dan

perkembangan sosio sosial mempunyai kontribusi yang kuat

terhadap perkembangan intelektual atau perkembangan mental.

Pemahaman terhadap perkembangan peserta didik di atas, sangat

diperlukanuntuk merancang pembelajaran yang kondusif yang

akan dilaksanakan. Rancanganpembelajaran yang kondusif akan

mampu meningkatkan motivasi belajar siswasehingga mampu

meningkatkan proses dan hasil pembelajaran yang diinginkan.

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-

kanak menuju masa dewasa (Santrock, 2003). Masa remaja juga

merupakan suatu masa perkembangan yang penuh dengan berbagai

tantangan baik itu dari segi fisik maupun segi psikis. Dari

kesimpulan diatas dapat kita lihat bahwa masa remaja sangat

rentan akan berbagai masalah, baik dalam perkembangan fisik,

perkembangan psikis, perkembangan bahasa dan perkembangan

sosialnya. Permasalahan yang terjadi pada remaja sebagian

besar dipengaruhi oleh adanya perubahan dari dalam diri dan

sosialnya.

1

Perkembangan sosial remaja sangat penting bagi kehidupan

remaja selanjutnya. Perkembangan sosial mempengaruhi remaja

dalam hubungan sosialnya dengan teman sebaya dan orang tua

dan yang paling essensial dari perkembangan sosial remaja

adalah pencarian identitas atau jati diri. Apabila

perkembangan sosial tidak mengalami kesuksesan maka remaja

tidak akan dapat menyelesaikan tugas-tugas perkembangan

sosialnya dengan baik, sehingga pada masa dewasa akan

mengalami kesulitan dalam kehidupan sosialnya.

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam penulisan makalah ini kami menyusun beberapa rumusan

masalah atau batasan masalah diantaranya sebagai berikut :

1) Aspek-aspek apa saja yang terdapat dalam perkembangan

remaja?

2) Apa ciri khas remaja awal ?

3) Apa saja tugas dan perkembangan remaja?

4) Bagaimana pendidikan anak usia remaja awaL

C. TUJUAN

Dalam penulisan makalah ini tentunya kami mempunyai tujuan

yaitu sebagai berikut :

1) Mengetahui dan memahami aspek-aspek perkembangan pada

remaja?

2) Mengetahui ciri khas remaja awal?

2

3) Memahami tugas dan perkembangan remaja?

4) Mengetahui pendidikan anak usia remaja awal?

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN REMAJA

3

Perkembangan (Development) adalah pola perubahan yang

dimulai sejak masa pembuahan dan terus berlangsung selama

masa hidup. Sebagian masa perkembangan melibatkan proses

pertumbuhan, pola perkembangan bersifat kompleks karena pola

perkembangan melibatkan sebuah proses. Pada umumnya remaja

didefinisikan sebagai masa peralihanan pada masa anak dan

masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21

tahun. Setiap tahap perkembangan manusia biasanya dibarengi

dengan berbagai tuntutan psikologis yang harus dipenuhi,

demikian pula pada masa remaja. Sebagian besar pakar

psikologi setuju, bahwa jika berbagai tuntutan psikologis

yang muncul pada tahap perkembangan manusia tidak berhasil

dipenuhi, maka akan muncul dampak yang secara signifikan

dapat menghambat kematangan psikologisnya di tahap-tahap yang

lebih lanjut.

Masa Remaja (Adolescence) sebagai periode transisi

perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa,yang

melibatkan perubahan-perubahan biologis,kognitif dan sosio-

emosional. Tugas pokok remaja adalah mempersiapkan diri

memasuki masa dewasa. Sebetulnya , masa depan dari seluruh

budaya tergantung pada seberapa efektifnya pengasuhan itu

(Larson dkk,2002).

Menurut monopka (pikunas, 1976) merasa remaja ini meliputi :

a) remaja awal : 12-15 tahun;

b) remaja madya: 15-18tahun,

c) remaja akhir : 19-22tahun.

4

Sementara salzman mengemukakan, bahwa remaja merupakan masa

perkembangan sikap tergantung (dependence) terhadap orang tua

kea rah kemandirian (independence), minat-minat seksual,

perenungan diri,dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika

dan isu-isu moral.

Yang dimaksud dengan perkembangan adalah perubahan yang

terjadi pada rentang kehidupan. Perubahan itu dapat terjadi

secara kuantitatif, misalnya pertambahan tinggi atau berat

tubuh; dan kualitatif, misalnya perubahan cara berpikir

secara konkret menjadi. Perkembangan dalam kehidupan manusia

terjadi pada aspek-aspek yang berbeda.Untuk memahami lebih

lanjut tentang remaja, pada uraian berikut dapat dipaparkan

mengenai karakteristik aspek-aspek perkembangannya.

1. Aspek fisik

Sejak manusia lahir sebenarnya sudah hormon tumbuh yang

mempengaruhi pertumbuhan (Monk dkk, 1982 : 222).

Pertumbuhan organ –organ itu tidaklah sama. Pertumbuhan

tinggi atau panjang tubuh pria dan wanita hingga umur 9

tahun dapat dikatakan berjalan sama. Sesudah itu mulai

permulaan percepatan pertumbuhan pada wanita, sedangkan

percepatan pada anak pria lebih kemudian. menurut Nicolsen

dan hanley , yang ditulis Dadang Sulaiman (1995 : 27) ,

pertumbuhan maksimum yang dicapai anak wanita terjadi pada

usia rata- rata 11,5 dan 13,8 tahun, pada anak pria

artinya pada anak pria artinya pada usia kronologis

terjadi penambahan ukuran tinggi badan yang paling besar.

5

Secara fisik, masa remaja ditandai dengan matangnya

organ-organ seksual. Remaja pria mengalami pertumbuhan

pada organ testis, penis pembuluh mani, dan kelenjar

prostat. Matangnya organ-organ ini memungkinkan remaja

pria mengalami mimpi basah. Sementara remaja wanita

ditandai dengan tumbuhnya rahim, vagina dan ovarium.

Ovarium menghasilkan ova (telur) dan mengeluarkan hormon-

hormon yang diperlukan untuk kehamilan, dan perkembangan

seks sekunder. Matangnya organ-organ seksual memungkinkan

wanita remaja untuk mengalami menstruasi. Fase remaja ini

merupakan masa terjadinya banjir hormon, yaitu zat-zat

kimia yang sangat kuat, yang disekresikan oleh kelenjar-

kelenjar endoktrin dan dibawa keseluruh tubuh olehaliran

darah. Konsentrasi hormon-hormon tertentu meningkat secara

dramatis selama masa remaja, seperti hormon testosteron

dan estradiol.

2. Aspek Intelektual (kognitif)

Masa remaja sudah mencapai tahap perkembangan berpikir

operasional formal. Tahap ini ditandai dengan kemampuan

berfikir abstrak (seperti memecahkan persamaan aljabar),

idealistik (seperti berpikir tentang ciri-ciri ideal

dirinya, orang lain dan masyarakat) dan logis (seperti

menyusun rencana untuk memecahkan masalah).Pada masa ini

terjadi reorganisasi lingkaran syaraf yang berfungsi

sebagai kegiatan kognitif tingkat tinggi yaitu kemampuan

merumuskan perencanaan dan pengambilan keputusan.

6

3. Aspek Emosi

Masa remaja merupakan puncak emosionalitas.

Pertumnbuhan organ-organ seksual mempengaruhi emosi atau

perasaan-persaan baru yang belum dialami sebelumnya,

seperti: rasa cinta, rindu dan keinginan untuk berkenalan

lebih intim denagn lawan jenis. Dalam budaya Amerika,

periode ini dipandang sebagai masa Strom & Stress, frustasi dan

penderitaan, konflik dan krisis penyesuaian, mimpi dan

melamun tentang cinta, dan perasaan terealisasi dan

kehidupan sosial budaya orang dewasa. (Pinukas,1976).

4. Aspek Sosial

Pada masa ini perkembangan sosial cognition, yaitu

keampuan memahami orang lain. Kemampuan ini mendorong remaja

untuk menjalin hubungan sosial dengan teman sebaya. Masa ini

juga ditandai dengan berkembangnya sikap confomity

(konformitas), yaitu kecenderungan untuk meniru, mengikuti,

opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran (hobby) atau

keinginan orang lain. Perkembangan konfomitas ini dapat

berdampak positif atau negatif bagi remaja sendiri,

tergantung kepada siapa atau kelompok mana dia melakukan

konformitasnya.Terkait dengan hali ini, Luskin

Pikunas(1976;257-259) mengemukskan pendapat McCandlesdan

Evans yang berpendapat bahwa masa remaja akhir ditandai oleh

keinginannya untuk tumbuh dan berkembang secara matang agar

diterima oleh teman sebaya, orang dewasa dan budaya.

7

5. Aspek Kepribadian

Masa remaja merupakan saat berkembangnya self-identity

(kesadaran akan identitas atau jati dirinya). Remaja

dihadapkan kepada berbagai pertanyaan: ”who am i, siapa

saya?” (keberadaan diriya), akan menjadi apa saya? Apa peran

saya dan mengapa saya harus beragama?.

Apabila remaja berhasil memahami dirinya, peran-perannya

dalam kehidupan sosial, dan memahami makna hidup beragama,

maka dia akan menemukan jati dirinya, dalam arti dia akan

memiliki kepribadian yang sehat. Sebaiknya apabila gagal,

maka dia akan mengalami kebingungan atau kekacauan

(confusion) sehingga cenderung memiliki kepribadian yang

tidak sehat.

6. Kesadaran Beragama

Pikunas(1976) mengemukakan pendapat William Kay, yaitu

bahwa tugas utama perkembangan remaja adalah memperoleh

kematangan sistem moral untuk membimbing perilakunya.

Kematangan remaja belumlah sempurna, jika tidak memiliki

kode moral yang dapat diterima secara unversal. Pendapat ini

menunjukkan tentang pentingnya remaja memilki landasarn

hidup yang kokoh, yaitu nilai-nilai moral, terutama yang

bersumber dari agama. Terkait dengan kehidupan beragama

remaja, ternyata mengalami proses yang cukup panjang untuk

mencapai kesadaran beragama yang diharapkan. Proses

8

kesadaran beragama remaja itu dipaparkan pada uraian

berikut:

a. Masa Remaja Awal (usia 13-16 tahun )

Pada masa ini terjadi perubahan jasmani yang cepat,

yaitu dengan mulai tumbuhnya ciri-ciri keremajaan yang

terkait dengan matangnya organ-organ seks, yaitu: ciri

primer (menstruasi pada anak wanita dan mimpi pertama

pada remaja pria) dan ciri sekunder (tumbuh kumis,

jakun, dan bulu-buli disekitar kemaluan pada remaja pria

dan membesarnya buah dada/payudara, membesarnya pinggul

dan tumbuhnya bulu-bulu disekitar kemaluan pada remaja

wanita). Kegoncangan dalam keagamaan ini mungkin muncul

karena disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal.

1) Faktor Internal,

Matangnya organ-organ seks yang mendorong remaja

untuk memenuhi kebutuhan tersebut, namun disisi lain

dia tahu perbuatan itu dilarang oleh agama.

Berkembangnya sikap independen, keinginan untuk hidup

bebas, tidak mau terikat dengan norma-norma keluarga,

sekolah atau agama.

2) Faktor Ekternal

Perkembangan kehidupan soaial budaya dan masyarakat

yang tidak jarang bertentangan dengan nilai-nilai

agama. Perilaku orang dewasa, orang tua sendiri, para

pejabat dan warga masyarakat yang gaya hidupnya

9

kurang mempedulikan agama, bersifat munafik, tidak

jujur dan perilaku amoral lainnya.

b. Masa Remaja Akhir (usia 17-21 tahun )

Secara psikologis, pada masa ini emosi remaja sudah

mulai stabil dan pemikirannya mulai matang. Dalam

kehidupan beragama, remaja sudah melibatkan diri kedalam

kegiatan keagamaan. Remaja sudah dapat membedakan agama

sebagai ajaran dengan manusia sebagai penganutnya.

Masa remaja awal disebut juga dengan periode PUERAL

(prapubertas atau pubertas awal). Pada periode ini berbagai

macam potensi dan kemampuan anak masih bersifat “tersimpan”,

belum mekar atau belum terpakai. Masa Pueral atau pra

pubertas ini ditandai dengan berkembangnya tenaga fisik yang

melimpah-limpah. Kondisi ini menyebabkan tingkah laku anak

nampaknya kasar, canggung, brandal, kurang sopan, liar dan

lain sebagainya.

Pada masa ini pula pertumbuhan jasmani berkembang sangat

pesat. Anak jadi cepat besar, bobot badannya cepat naik

dengan pesat dan tubuhnya bertambah panjang dengan cepat

pula. Makanya, banyak sekali, terutama anak laki-laki dan

aktifitasnya mekin meningkat. Bersamaan dengan pertumbuhan

jasmani yang cepat inilah, berlangsung pula proses

perkembangan intelektuanya yang intensif, sehingga minat anak

10

untuk mengetahui  dunia luar sangat besar. Perkembangan

intelektual ini, akan membangun berbagai macam fungsi psikis

dan rasa ingin tahu rokhaniyah (Psychological Curiousity),

sehingga tumbuh motivasi yang kuat untuk mencari ilmu

pengetahuan dan pengalaman baru. Minat anak puer sering

mengarah kepada hal-hal yang kongkrit dan menguasai teori-

teori yang abstrak.

B. Ciri-Cira Khas Remaja Awal (PUER)

      Remaja awal (Puer) selain mengalami perkembangan

jasmani dan psikisnya, mempunyai ciri-ciri kahs sebagai

berikut :

1. Anak puer menganggap dirinya “ Anak besar ”  dan tidak

mau disebut “ kanak-kanak dan kecil ”, walaupun ia belum bisa

meninggalkan sifat dan krakter kekanak-kanakannya. Sikapnya

realistis dan sadar “nuchter”. Ia belum memperdalam isi

kejiwaan sendiri, tetapi lebih aktif menengok ke dunia luar.

2. Rasa diri yang makin menguat adalah ciri khas yang

paling menonjol pada usia ini. Tidak ada periode kehidupan

manusia yang secara psikis begitu positip dan kuat dari pada

periode ini. Energi yang keluar melimpah dan memanifestasikan

diri dalam bentuk keberanian, keriangan, kericuhan,

perkelahian dan mengolok-olok atau saling mengganggu antar

sesamanya. Juga mempunyai sifat ketus, cerewet bahkan

keinginan yang menggebu-gebu untuk menarik perhatian orang

lain (dipuji orang lain).

11

3. Anak Puer juga mempunyai khas suka bermulut besar,

”ngibul”, menyombongkan diri, beraksi dan sesumbar, pamer

atas kekuatan dirinya. Kalau gadis, ia ingin menonjolkan

kecantikan dirinya, cerewet, eksklusif, ketus dan lain-lain

yang pada akhirnya sering muncul rasa EGO-nya.

C. ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN REMAJA

a) Perkembangan Fisik Pada Remaja

Perubahan yang paling dirasakan oleh remaja pertama kali

adalah perubahan fisik. Terjadi pubertas yaitu proses

perubahan yang bertahap dalam internal dan eksternal tubuh

anak-anak menjadi dewasa. Perubahan hormon termasuk hormone

seksual membuat remaja menjadi tidak nyaman dengan dirinya

dan juga sekaligus jadi sering terlalu fokus pada kondisi

fisiknya. Misalnya : remaja jadi sering berkaca hanya untuk

melihat jerawat atau poninya, jadi terlalu resah dengan

bentuk tubuhnya, dan sebagainya. Pada masa remaja ditandai

dengan adanya pertumbuhan fisik yang cepat. Keadaan fisik

pada masa remaja dipandang sebagai suatu hal yang penting,

namun ketika keadaan fisik tidak sesuai dengan harapannya

(ketidaksesuaian antara body image dengan self picture) dapat

menimbulkan rasa tidak puas dan kurang percaya diri. Begitu

juga, perkembangan fisik yang tidak proporsional. Kematangan

organ reproduksi pada masa remaja membutuhkan upaya pemuasan

dan jika tidak terbimbing oleh norma-norma dapat menjurus

pada penyimpangan perilaku seksual.

12

Perkembangan atau pertumbuhan anggota-anggota badan

remaja, sebagaimana dikemukakan oleh Monks dkk. (1994),

kadang-kadang lebih cepat daripada perkembangan badan. Oleh

karena itu, untuk sementara waktu, seorang remaja mempunyai

proporsi tubuh yang tidak seimbang. Hal ini akan menimbulkan

kegusaran batin yang mendalam karena pada masa remaja ini,

perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya.

Jadi remaja sendiri merupakan salah satu penilai yang penting

terhadap badannya sendiri sebagai stimulus sosial. Bila sang

remaja mengerti badannya telah memenuhi persyaratan,

sebagaimana yang diharapkan oleh lingkungan sosialnya, maka

hal ini akan berakibat positif terhadap penilaian diri.

Secara umum perubahan-perubahan fisik remaja sebagai berik

ut :

Perempuan

1) Pertumbuhan payudara (3 - 8 tahun)

2) Pertumbuhan rambut pubis/kemaluan (8 -14 tahun)

3) Pertumbuhan badan (9,5 - 14,5 tahun)

4) Menarche/menstruasi (10 – 16 tahun, kadang 7 thn)

5) Pertumbuhan bulu ketiak (2 tahun setelah rambut pubis)

6) Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat (sama dengan

tumbuhnya bulu ketiak)

Laki-laki

1) Pertumbuhan testis (10 – 13,5 tahun)

2) Pertumbuhan rambut pubis/kemaluan (10 – 15 tahun)

3) Pembesaran badan (10,5 – 16 tahun)

13

4) Pembesaran penis (11 – 14,5 tahun)

5) Perubahan suara karena pertumbuhan pita suara (Sama

dengan pembesaran penis)

6) Tumbuhnya rambut di wajah dan ketiak (2 tahun setelah

rambut pubis)

7) Kelenjar menghasilkan minyak dan keringat (Sama dengan

tumbuhnya bulu ketiak)

Sebagian besar remaja tidak dapat menerima keadaan

fisiknya. Hal tersebut terlihat dari penampilan remaja yang

cenderung meniru penampilan orang lain atau tokoh tertentu.

Misalnya si Ani merasa kulitnya tidak putih seperti bintang

film, maka Ani akan berusaha sekuat tenaga untuk memutihkan

kulitnya. Perilaku Ani yang demikian tentu menimbulkan

masalah bagi dirinya sendiri dan orang lain. Mungkin Ani akan

selalu menolak bila diajak ke pesta oleh temannya sehingga

lama-kelamaan Ani tidak memiliki teman, dan sebagainya.

b) Perkembangan sosial pada remaja

Menurut (Dr.H.Syamsu Yusuf LN., M.Pd.:122) Perkembangan

sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial.

Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk

menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan

tradisi; melebur diri menjadi suatu kesatuan dan saling

berkomunikasi dan bekerja sama.

Remaja adalah tingkat perkembangan anak yang telah

mencapai jenjang menjelang dewasa. Pada jenjang ini,

kebutuhan remaja telah cukup kompleks, cakrawala interaksi

14

sosial dan pergaulan remaja telah cukup luas. Dalam

penyesuaian diri terhadap lingkungannya, remaja telah mulai

memperhatikan dan mengenal berbagai norma pergaulan, yang

berbeda dengan norma yang berlaku sebelumnya didalam

keluarganya. Remaja menghadapi berbagai lingkungan, bukan

saja bukan saja bergaul dengan berbagai kelompok umur, Dengan

demikian, remaja mulai memahami norma pergaulan dengan

kelompok remaja, kelompok anak-anak, kelompok dewasa dan

kelompok orang tua. Pergaulan dengan sesama remaja lawan

jenis dirasakan yang paling penting tetapi cukup sulit,

karena disamping harus memperhatikan norma pergaulan sesame

remaja, juga terselip pemikiran pemikiran adanya kebutuhan

masa depan untuk memilih teman hidup.

Kehidupan sosial pada jenjang remaja ditantai dengan

menonjolnya fungsi intelektual emosional. Seorang remaja

dapat mengalami sikap hubungan sosial yang bersifat tertutup

sehubungan dengan masalah yang dialami oleh remaja. Keadaan

atau peristiwa ini oleh Erik Erickson  (dalam lefton,

1982:281) dinyatakan bahwa anak telah mengalami krisi

identitas. Proses pembentukan identitas diri dan konsep diri

seseorang adalah sesuatu yang kompleks.  Banyak remaja yang

amat percaya pada kelompok mereka dalam menemukan jati

dirinya.  Dalam hal ini Erik Erickson berpendapat bahwa

penemuan jati diri seseorang didorong oleh pengaruh

sosiaokultural. Tidak seperti pandangan freud, kehidupan

sosial remaja (pergaulan dengan sesame remaja terutama dengan

15

lawan jenis) didorong oleh berorientasi pada kepentingan

seksual. Semua perilaku bsosial didorong oleh kepentingan

sosial.Pergaulan remaja banyak diwujudkan dalam bentuk

kelompok baik kelompok kecil maupun besar. Dalam menetapkan

pilihan kelompok yang diikuti, didasari oleh berbagai

penimbangan, seperti moral, sosial ekonomi, minat dan

kesamaan bakat, dan kemampuan. Baik didalam kelompok kecil

maupun kelompok besar, masalah yang umum dihadapi oleh ramaja

dan yang paling rumit adalah faktorpenyesuaian diri. Didalam

kelompok besar akan terjadi persaingan yang berat, masing-

masing individu bersaing tampil menonjol, memperlihatkan

akunya. Oleh karena itu, sering terjadi perpecahan dalam

kelompok tersebut yang disebabkan oleh menonjolnya

kepentingan pribadi setiap orang. Teteapi sebaliknya dalam

kelompok ini terbentuk suatu persatuan yang kokoh, yang

diikati oleh norma kelompok yang telah disepakati.

Nilai positif dalam kehidupan kelompok adalah tiap anggota

kelompok belajar berorganisasi, memilih pemimpin, dan

mematuhi kelompok.  Penyesuaian dalam kelompok kecil,

kelompok yang terdiri dari pasangan remaja berbeda jenis

sekalipun, tetap menjadi permasalahan yang cukup berat. Di

dalam proses penyesuaian diri, kemampuan intelektual dan

emosiaonal mempunyai pengaruh yang kuat. Saling pengertian

akan kekuarngan masing-masing dan upaya menahan sikap

menonjolakn diri atau tindakan dominasi terhadap pasangannya,

diperlukan tindakan intelektual yang tepat dan kemapuan

16

menyeimbangkan pengendalian emosional. Dalam hubungan sosial

yang lebih khusus, yang mengarah kepemilihan pasangan hidup,

pertimbangan faktor agama dan suku ini bukan saja menjadi

kepentingan masing-masing individu  yang bersangkutan, tetapi

dapat menyangkut kepentingan keluarga dan kelompok yang besar

(sesame agama atau sesame suku).

Remaja pada tingkat perkembangan anak yang telah mencapai

jenjang menjelang dewasa. Pada jenjang ini, kebutuhan remaja

telah cukup kompleks, cakrawala interaksi sosial dan

pergaulan remaja telah cukup luas. Dalam penyesuaian diri

terhadap lingkungannya, remaja telah mulai memperlihatkan dan

mengenal berbagai norma pergaulan, yang berbeda dengan norma

yang berlaku sebelumnya di dalam keluarganya. Remaja

menghadapi berbagai lingkungan, bukan saja bergaul dengan

berbagai kelompok umur. Dengan demikian, remaja mulai

memahami norma pergaulan dengan kelompok remaja, kelompok

anak-anak, kelompok dewasa, dan kelompok orang tua. Pergaulan

dengan sesama remaja lawan jenis dirasakan yang paling

penting tetapi cukup sulit, karena di samping harus

memperhatikan norma pergaulan sesama remaja, juga terselip

pemikiran adanya kebutuhan masa depan untuk memilik teman

hidup.

4. Pada masa remaja, anak mulai memperhatikan dan mengenal

berbagai norma pergaulan. Pergaulan sesama teman lawan

jenis dirasakan sangat penting, tetapi cukup sulit, karena

di samping harus memperhatikan norma pergaulan sesama

17

remaja juga terselip pemikiran adanya kebutuhan masa depan

untuk memilih teman hidup.

5. Kehidupan sosial remaja ditandai dengan menonjolnya

fungsi intelektual dan emosional. Remaja sering mengalami

sikap hubungan sosial yang tertuutup

sehubungan dengan masalah yang dialaminya. Menurut “Erick

Erison” Bahwa masa remaja terjadi masa krisis, masa

pencarian jati diri. Dia berpendapat bahwa penemuan jati

diri seseorang didorong oleh sosiokultural. Sedangkan

menurut Freud, Kehidupan sosial remaja didorong oleh dan

berorientasi pada kepentingan seksual.

6. Pergaulan remaja banyak diwujudk/an dalam bentuk

kelompok – kelompok, baik kelompok besar maupun kelompok

kecil.

7. Perkembangan sosial manusia dipengaruhi oleh bebrapa

faktor diantaranya : keluarga,kematangan anak,status sosial

ekonomi keluarga,tingkat pendidikan,dan kemampuan mental

terutama emosi dan intelegensi.

D. TUGAS DAN PERKEMBANGAN REMAJA

Tugas-tugas perkembangan masa remaja merupakan suatu

peralihan dari masaa kanak- kanak menuju dewasa. Adapun ciri-

ciri dari masa remaja antara lain pertumbuhan fisik yang

cepat, emosi yang tidak stabil, perkembangan seksual sangat

menonjol, cara berpikir kausalitas ( hukum sebab akibat) dan

terikat pada kelompoknya (Kriswandaru, 2003).

18

Adapun tugas perkembangan yang harus dilalui para

remaja, antara lain mampu menerima keadaan fisiknya, mencapai

kemandirian secara emosi, memperluas hubungan dengan tingkah

laku sosial yang lebih dewasa, mengetahui serta menerima

kelebihan maupun kekurangan yang dimiliki, membentuk nilai

moral sebagai dasar untuk berperilaku (Soetjiningsih, 2004)

Tugas perkembangan menurut Havighurs dalam Gunarsa

(1991) antara lain:

1) Memperluas hubungan antara pribadi dan berkomunikasi

secara lebih dewasa dengan kawan sebaya, baik laki-laki

maupun perempuan

2) Memperoleh peranan sosial

3) Menerima kebutuhannya dan menggunakannya dengan evektif

4) Memperoleh kebebasan emosional dari orang tua dan orang

dewasa lainnya

5) Mencapai kepastian dan kebebasan dan kemampuan berdiri

sendiri

6) Memilih dan mempersiapkan lapangan pekerjaan

7) Mempersiapkan diri dalam pembentuk keluarga

8) Membentuk sisitem nilai,moralitas dan falsafah hidup

Pada umunya masa remaja dapat dibedakan 2 periode,yaitu:

1) Periode masa puber usia 12-18 tahun

a) Masa Pra pubertas : peralihan dari masa kanak-kanak ke

masa awal pubertas.

19

Cirinya:

(1) Anak tidak suka diperlakukan seperti anak kecil

lagi.

(2) Anak mulai bersikap kritis

b) Masa pubertas usia 14-16 tahun : masa remaja awal

Cirinya :

(1) Mulai cemas dan bingung dengan perubahan fisiknya

(2) Mulai memperhatikan penampilan

(3) Sikapnya tidak menentu / plin-plan

(4) Suka berkelompok dengan teman sebaya dan senasib

c) Masa akhir pubertas 17-18 tahun :peralihan darimasa

pubertas ke masa adolesen

Ciinya :

(1) Pertumbuhan fisik sudah mulai matang tetapi keadaan

psikologinya belum tercapai sepenuhnya

(2) Proses kedewasaan jasmaniah pada remaja putri

lebih awal dibandingkan laki-laki

2) Periode Remaja Adolesen usia 19-21tahun

Cirinya :

a) Perhatiannya tertutup pada hal-hal realitis

b) Mulai menyadari akan realitas

c) Sikapnya mulai jelas tentang hidup

d) Mulai nampak bakat dan minat

E. PENDIDIKAN ANAK USIA REMAJA AWAL

20

Proses belajar akan nerhasil apabila sesuai dengan minat

dan kebutuhan bagi seorang individu. Cita cita tentang jenis

pekerjaan dimasa yang akan datang merupakan  faktor penting

yang mempengaruhi minat dan kebutuhan bagi remaja untuk

belajar. Oleh karena itu, remaja secara sadar telah

mengetahui pula bahwa untuk mencapai jenis pekerjaan yang

diidamkanitu memerlukan saran pengetahuan dan keterampilan

tertentu yang harus dimiliki. Hal ini lah yang membimbing

remaja menentukan pilihan jenis pendidikan yang diikuti.

Remaja usia 13-14 tahun atau pada usia awal dimana

jenjang pendidikan berada pada Sekolah Lanjut Tingkat Pertama

(SLTP) mereka mulai mengenal sistem baru dalam sekolah. Hal

ini menunjukkan perlunya kemampuan penyesuaian diri terhadap

situasi beragam. Begitu pula anak mulai mengenal beragam

berbagai mata pelajaran yang harus dipelajari dengan berbagai

karakteristiknya. Di SLTP belum ada masalah pemilihan jurusan

tetapi untuk SLTA yaitu saat anak berusia sekitar 15-18

tahun. Oleh karena itu, remaja seperti “ditantang” untuk

mampu mengatasi problem keanekaragaman tersebut dan mampu

menempatkan dirinya denagan tepat dan harmonis.

1) Lingkungna Pendidikan di Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan

utama bagi anak-anak dan remaja. Pendidikan keluarga lebih

menekankan pada aspek moral atau pembentukan kepribadian dari

pada pendidikan untuk menguasai ilmu pengetahuan. Ada

keluarga yang mendidik anaknya mendasarkan pada kaidah-kaidah

21

agama dan menekankan proses pendidikan agama dengan tujuan

untuk menjadikan anak-anaknya menjadi sholeh dan sholehah.

Ada pulakeluarga yang dasar dan tujuan penyelenggaraan

pendidikannya berorientasi kepada kehidupan sosial ekonomi

kemasyarakatan dengan tujuan untuk menjadikan anak-anaknya

bermanfaat bagi nusa dan bangsa.. Secara garis besar corak dan pola

pada penyelenggaraan pendidikankeluarga dapat dikelompokkan

menjadi tiga bagian, yaitu; pendidikan otoriter,

pendidikandemokratis, dan pendidikan liberal. Berkaitan

dengan itu, pendidikan yang bercorak otoriter memberikan

kesan di mana anak-anak senantiasa harus mengikuti apa yang

telahdigariskan oleh orang tuanya, sedang pada pendidikan

yang bercorak liberal, anak-anak lebih cenderung diberikan

kebebasan oleh orang tuanya untuk menentukan tujuan dan cita-

citanya. Dari beberapa pola pendidikan itu, diketahui bahwa

kebanyakan keluarga diIndonesia mengikuti corak pendidikan

yang demokratis. Selanjutnya, makna pendidikanyang demokratis

itu oleh Ki Hadjar Dewantara dinyatakan bahwa penyelenggaraan

pendidikan itu hendaknya ingngarsa sung tulada, ing madya

mangun karsa, tut wurihandayani, yang artinya : di depan memberi

contoh, di tengah membimbing, dan di belakang memberi semangat.

2)Lingkungan Pendidikan di Masyarakat

Masyarakat merupakan lingkungan alami kedua yang dikenal

anak-anak. Anak remaja telah banyak mengenal karakteristik

masyarakat dengan berbagai norma dan keragamannya. Kondisi

22

masyarakat amat beragam, tentu banyak hal yang harus

diperhatikan dan diikuti oleh anggota masyarakat, dan dengan

demikian para remaja perlu memahami hal itu. Sehubungan dengan

itu, maka tidak jarang para remaja memiliki perbedaan pandangan

dengan para orang tua, sehingga norma dan perilaku remaja dianggap

tidak sesuai dengan norma masyarakat yang sedang berlaku. Hal

ini tentu sajaakan berdampak pada pembentukan pribadi remaja.

Perbedaan ini dapat mendorong pararemaja untuk membentuk kelompok-

kelompok sebaya yang memiliki kesamaan pandangan. Di balik itu di

dalam masyarakat terdapat tokoh-tokoh yang memiliki pengaruh

kuat terhadap pola hidup masyarakatnya. Namun hal itu

terkadang tidak mampu mempengaruhi kehidupan remaja,

akibatnya para remaja kadang-kadang melakukan tindakan-

tindakan yang tidak sesuai dengan ketentuan masyarakat, atau

para remaja dengan sengaja menghindar dari aturan dan

ketentuan masyarakat.

Dalam menjalankan fungsi pendidikan, masyarakat banyak

membentuk ataumendirikan kelompok-kelompok atau paguyuban-paguyuban

atau kursus-kursus yang secara sengaja disediakan untuk anak remaja

dalam upaya mempersiapkan hidupnya dikemudian hari. Kursus-kursus

yang dimaksud pada umumnya berorientasi kepada dunia kerja. Namun,

banyak kelompok kegiatan atau kursus-kursus yang dibangun

masyarakat tersebut kurang menarik perhatian remaja; oleh para

remaja apa yang disediakan itu dinilainya tidak sesuai dengan

perkembangan zaman. Kondisi semacam itu banyak merangsang

pemikiran remaja yang responnya belum tentu positif. Banyak

23

kelompok remaja yang membayangkan masa depannya suram dan mereka

membentuk kelompok

yang diberi nama “Madesu”.

3)Lingkungan Pendidikan di Sekolah

Sekolah merupakan lingkungan artifisial yang sengaja

diciptakan untuk membinaanak-anak ke arah tujuan tertentu,

khususnya untuk memberikan kemampuan dan keterampilan sebagai

bekal kehidupannya di kemudian hari. Bagi para remaja

pendidikan jalur sekolah yang diikutinya adalah jenjang

pendidikan dasar dan pendidikan menengah. Dimata remaja

sekolah dipandang sebagai lembaga yang cukup berpengaruh

terhadapterbentuknya konsep yang berkenaan dengan nasib mereka di

masa mendatang. Mereka menyadari jika prestasi atau hasil yang

dicapaidi sekolah itu baik, maka hal itu akan membuka

kemungkinan hidupnya di kemudian hari menjadi cerah, tetapi

sebaliknya apabila prestasi yang dicapainya kurang baik, maka

hal itu dapat berakibat pada gelapnya masa depan mereka.

Kegagalan sekolah bagi remaja dipandang sebagai awal dari kegagalan

hidupnya. Dengan demikian, sekolah dipandang banyak mempengaruhi

kehidupannya. Oleh karena itu, remaja telah memikirkan benar-

benar dalam memilih dan mendapatkan sekolah yang diperkirakan

mampu memberikan peluang baik baginya dikemudian hari. Pandangan

ini didasari oleh berbagai faktor, seperti faktor ekonomi,

sosial, dan harga diri (status dalammasyarakat). Akan tetapi,

dalam menentukan pilihan sekolah masih banyak terjadi

campur tangan orang tua yang terlalu besar. Hal itu sering

24

membawa akibat kegagalan dalam pendidikan sekolah karena anak

terpaksa mengikuti pelajaran yang tidak sesuai dengan pilihan dan

minatnya.

BAB III

PENUTUP

25

A. KESIMPULAN

Remaja didefinisikan sebagai masa peralihanan pada

masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12

tahun sampai 21 tahun. Setiap tahap perkembangan manusia

biasanya dibarengi dengan berbagai tuntutan psikologis

yang harus dipenuhi, demikian pula pada masa remaja.Pada

saat perkembangan remaja  meliputi aspek fisik, sosial,

bahasa, emosi dan karir. Remaja juga masih butuh

bimbingan dari orang tua, guru, teman dan masyarakat

agara mampu menjalankan tugas-tugas perkembangannya

dengan baik.

B. SARAN

Masa remaja merupakan masa dimana individu mencari

identitas atau jati dirinya, dalam fase ini remaja

mengalami kesulitan dalam menjalani perkembangan

sosialnya, agar remaja tidak terjerumus kedalam

lingkungan sosial yang menyimpang, oleh sebab itu peran

guru dan orang tua menjadi sangat penting dalam membantu

remaja mengatasi hambatan- hambatannya dalam kehidupan

sosialnya, aspek fisik, bahasa, emosi dan karir.

26

DAFTAR PUSTAKA

King, A. Laura . 2007 . Psikologi Umum. Jakarta : Salemba

Humanika.

Santrock, W. John . 2007. Remaja. Jakarta : Erlangga.

http://de-kill.blogspot.com/2008/03/perkembangan-bahasa-masa-remaja.htmlhttp://kristiono.wordpress.com/2008/04/23/perkembangan-

psikologi-remaja/

http://remajasampit.blogspot.com/2012/02/karakteristik-

perkembangan-remaja-ppd.html

http://edwinmunip.blogspot.com/2013/10/aspek-aspek-perkembangan-remaja.html

Ahmadi, A. 1991. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Rineka

Cipt.

Andi Mappiare. 1982. Psikologi Remaja.Surabaya:Usaha

Nasional.

27

Dadang Sulaiman. 1995. Psikologi Remaja Dimensi – Dimensi

Perkembangan. Bandung : Mandar Maju.

Elida Prayitna. 1992. Psikologi Perkembangan. Jakarta:

Depdikbud.

Gunarsa, D. 1986. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.

Jakarta : PT. BK Gunung Mulia.

Hurlock, E. 1980. Psikologi Perkembangan : suatu pendekatan

sepanjang rentang kehidupan Edisi ke lima. Jakarta :

Erlangga.

Yulia Singgih D.Gunarso dan Singgih D. Gunarso. 1981.

Psikologi Remaja. BPK Gunung Mulia.

28