analisis perilaku pengobatan penduduk miskin dikabupaten ...
PERILAKU LEKATAN TW^DHORM - Universitas Islam ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of PERILAKU LEKATAN TW^DHORM - Universitas Islam ...
TUGAS AKHIR
PERPUSTAKAAN FTSP UI1HADI4H/BEL.1
TGUTB«Ma:JI1ML^NO. JUDUL :
NC !NV. :
1 NO. iNDUK. :
-£•„••/ Tn /jrs
-===^~:Jl
Sl£<9CC>lXk^£Of
PERILAKU LEKATAN TW^DHORMPADA BETON SERAT BENDRAT
Disusun Oleh :
Nama : R»na KurniawatiNo. Mhs.: 95310289
Nama : WinarniNo. Mhs : 96310 232
JURUSAN TEKNIK SIPILFAKLLTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIAYOGYAKARTA
2000
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
PERILAKU LEKATAN TULANGAN DEFORMPADA BETON SERAT BENDRAT
Disusun Oleh :
Nama : Rina KurniawatiNo. Mhs.: 95310289
Nama : WinarniNo. Mhs : 96310 232
Telah diperiksa dan disetujui oleh
Ir. Fatkhurrahman N,MT
Dosen Pembimbing ITanggal
Ir. H. Suharyatmo, MT
Dosen Pembimbing IITanggal
a.C/£ ?-OP I
RATA PENGANTAR
Assalamu 'alaikum Wr. Wb.
Dengan mengucapkan syukur AlhamduliUah kehadirat Allah SWT, atas
segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya, maka penyusun berhasil menyelesaikan
tugas akhir dan menyusun laporan ini.
Tugas akhir ini merupakan syarat yudisium untuk memperoleh gelar
sarjana dari Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik S.p.l dan Perencanaan,
Universitas Islam Indonesia. Pada kesempatan ini, kami menjadikan karya tulis ini
sebagai suatu proses belajar mempelajari, mengupas dan membenkan kesimpulan
dari apa yang kami pelajar, mengenai perilaku lekatan tulangan deform pada
beton serat bendrat.
Dalam menyusun tugas akhir ini, penyusun telah banyak mendapat
bantuan, bimbingan dan berbagai pihak, maka dari itu dalam kesempatan ini
perkenankanlah kami menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada yangterhormat:
1. Bapak Ir. H. Widodo, MSCE, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil
Dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia.
2. Bapak Ir. H. Munadhir ,MS, selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil, Universitas
Islam Indonesia.
3. Bapak Ir. Fatkhurrohman N,MT,selaku Dosen Pembimbing I..
4. Bapak Ir. H. Suharyatmo,MT, selaku Dosen Pembimbing II.
5. Bapak Ir. H. Kasam, MT, selaku Dosen Tamu.
in
6. Keluarga tercinta yang memberikan dorongan dan doa restu selama kuliah
sampai terwujud laporan ini.
7. Mas Daru dan Mas Warno, atas bantuannya selama pengerjaan di
Laboratorium BKT JTS FT UII.
8. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan tidak dapat disebutkan satu-
persatu.
Kepada semua pihak yang tersebut diatas kami hanya dapat mendoakan
dan berharap semoga segala bantuan baik moril maupun spirituil serta amal
kebajikannya diterima Allah SWT.
Akhir kata besar harapan kami semoga tugas akhir ini bermanfaat
khususnya bagi kami dan semua pihak yang membutuhkan pada umumnya.
Semoga Allah SWT membalas semua amal dan kebaikan kita semua.
Amin
Billahittaufiqwalhidayah, Wassalamu'alaikum Wr. Wb
Yogyakarta, April 2001-04-02
Penyusun
IV
DAFTAR ISI
HALAMAN JHDHL
HALAMAN PENGESAHAN11
!1!
KATAPENGANTARv
DAFTAR ISIviii
DAFTAR TABELix
DAFTAR GAMBARx
DAFTAR SIMBOLxi
DAFTAR LAMPIRANxii
INTISARI
BAB I PENDAHULUAN1
1.1. Latar Be1akang^>
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Batasan Masalah4
1.4. Manfaat Penelitian
41.5. Tujuan Penelitian
BAB II TINJAIIAN PUSTAKA5
2.1. Umum
2.1.1. Penelitian Suparjo ( 1998).11
BAB III LANDASAN TEORI
3.1. Kuat Tekan Beton Normal /Beton Serat Bendrat ^3.2. Kuat Tank Beton Normal /Beton Serat Bendrat ^3.3. Panjang Penyaluran dan Tegangan Lekat
3.4. Panjang Penyaluran Tulangan Baja Tarik Lurus
3.5. Panjang Penyaluran Tulangan Baja Tank Berkait 90 • 1617
3.6. Sifat Keruntuhan Lekatan19
3.7. Beton Serat Bendrat
19
3.8. Hipotesa
BAB IV METODE PENELITIAN21
4.1. Umum
214.2. Pengumpulan Data
224.3. AnalisisData
224.4. Bahan dan Peralatan
4.4.1. Bahan
234.4.2. Peralatan
• 274.5. BendaUji yang Digunakan
274.6. Proses Pembuatan Benda Uji31
4.7. Metode Perawatan Benda Uji
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN32
5.1. Pemeriksaan agregat-> ">
*\ ^
5.2. Pengujian tarik baja34
5.3. Pengujian desak beton
VI
5.3.1 Pengendalian mutu pekerjaan beton..
5.4. Pengujian tarik belah beton
5.5. Hasil uji pull-out
5.5.1. Panjang penyaluran yang digunakan.
5.5.2. Beban maksimum pull-out
5.5.3. Tegangan lekat
5.5.4. Hubungan tegangan lekat dan slip
BAB VI KESIMPHLAN &SARAN
6.1. Kesimpulan
6.2. Saran
DAFTAR PISTAKA
LAMPIRAN
35
36
37
37
37
39
44
48
49
50
DAFTAR TABEL
Tabel 2.Hasil pengujian kuat tekan dan kuat tank beton normal danbeton serat ( Sudarmoko, 1993 )
^8Tabel 4.6. Daftar sampel benda uji Pull-Out
Tabel 5.2.1. Hasil Pengujian Kuat Tarik Baja
Tabel 5.2.2. Tegangan leleh baja
Tabel 5.3. Hasil pengujian desak beton
Tabel 5.3.1. Perhitungan Kekuatan Tekan Beton Pada Umur 28 hariTabel 5.5.2, Beban Maksimum pada Uji Pull-Out
Tabel 5.5.3.a Tegangan lekat dan tegangan material yang terjad,
Tabel 5.5.3.b. Nilai k
Tabel 5.5.3.C. Gaya lekat maksimum rata-rata yang terjadi (P maks) danTegangan lekat maksimim rata-rata (fb maks)
Vlll
34
35
38
40
42
i4
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Tegangan radial pada batang deform (Kemp, 1986) 7Gambar 2.2. Mekanisme lekatan dalam potongan balok (Kemp,1986).. 8Gambar 3.1. Pengangkeran suatu batang (Wang & Salmon,1985).... 14Gambar 3.2. Panjang penyaluran batang kait bengkokan 90°
17(Mac Gregor, 1989)
Gambar 3.3. Retak pembelahan dan model keruntuhan pembelahan18
batas
Gambar 3.4. Mekanisme kerusakan pada alur tulangan ulir18( Park &Paulay, 1975)
Gambar 4.1, Universal Testing Material Shimatzu UMH30 26. „ .. 28Gambar 4.2. sketsa benda w}\ pull-out
Gambar 5.5.3. Hubungan tegangan lekat dan slip pada tipe tulangan 44Gambar 5.4.4.a. Hubungan tegangan lekat dan slip dengan penanaman
4520 cm
Gambar 5.4.4.D. Hubungan tegangan lekat dan sHpdengan penanaman46
30 cm
Gambar 5.4.4.C. Hubungan tegangan lekat dan slip dengan penanaman47
40 cm
IX
DAFTAR SIMBOL
/;.' =• Kuat tekan maksimum(MPa)
p = beban runtuh (N)
A ="- luas penampang silinder, mm2
/, = Kuat tarik beton (MPa)
fL. =Kuat tekan beton(MPa)
/ = Kuat tarik belah(MPa)
p = beban maksimum (N)
L = panjang benda uji(mm)
D = diameter benda uji (mm)
Ld = Panjang penyaluran
a *au - Kekuatan baja rencana ( kg/cm-),
cy'bk =Kekuatan tekan beton karaktenstik (kg)
Ab ^ 1uas penampang batang tulangan baja (mm")
d,, =diameter nominal batang tulangan baja (mm)
//> tegangan lekat
Lampiran 1
Lampiran 2
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
Lampiran 6
Lampiran 7
DAFTAR LAMPIRAN
Hasil Pemeriksaan Pasir
Tabel Tegangan Regangan Baja
Tabel Desak Beton
Beberapa Variasi Tipe Serat
Mix Design dengan Metode AC1
Hasil Uji Pull-Out
Foto Penelitian
XI
INTISARI
Pada perencanaan Jan analisis sm.klur helon hcriulang Jiharapkan
i ,< .luhikimv dernian menggunakan tulangan uhr (dejormcaj. utngardapat diduKung atngan ^ /it/,i.„„ ni„h tulaman deformed akan
me„m,nakan 2 jen.s ya.n. lurus Jan ka,, 90 >£ P^
yang terjadi.
XI1
BAB I
PENDAHILIAN
1.1. Latar Belakang
Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang sangat penting,
berbagai bangunan baik bersifat struktural maupun non struktural banyak
menggunakan beton sebagai bahan utama. Sebagai bahan bangunan beton
memiliki berbagai kelebihan dibandmgkan dengan bahan bangunan lainnya.
Kelebihan tersebut antara lain dapat dibentuk sesuai keinginan, bahan bakunya
relatif mudah didapat (pasir dan kerikil), mempunyai kuat tekan beton yang tinggi,
tahan aus, rapat air, mudah dibentuk dan tidak memerlukan perawatan menerus
setelah beton mengeras. Disampmg kelebihan tersebut beton juga mempunyai
kekurangan terutama karena sifatnya yang getas dan tidak mampu menahan tarik.
Ketidakmampuan beton menenma tegangan tank dapat diatasi dengan
menambahkan baja tulangan, sehingga tersusun pembagian tugas, dimana batang
tulangan menenma gaya tank, sedangkan beton hanya diperhitungkan untuk
menahan gaya tekan.
Sesuai dengan perkembangan teknologi, beberapa peneliti terus berusaha
memperbaiki sifat-sifat beton, yang antara lain menambahkan serat (fiber) ke
dalam adukan beton. Penambahan serat baja pada adukan yang disebar merata
dengan acak, akan membuat beton beton terhindar dari retak-retak yang terlalu
dini.
Devvasa ini jenis serat yang sering dipakai di luar neger. adalah serat baja
(steel fiber) dengan bentuk beraneka ragam, yang bertujuan untuk memngkatkan
pull-out resistance-nya. Di Indonesia konsep pemakaian serat baja pada adukanbeton struktur bangunan teknik sipil belum dikenal dan dipakai dalam praktek.
Salah satu penyebab utamanya adalah harganya yang mahal maupun
ketergantungan yang bensiko tinggi bila hams mendatangkan dari negara lain.
Alternatif penggunaan kawat bendrat sebagai pengganti serat tidak kalah
bagusnya dan serat asli, sehmgga membuka peluang untuk dikembangkan.
Kuat lekat tulangan yang sangat terkait terhadap aksi pembelahan yang
timbul khususnya pada tulangan ulir (deformed). Bentuk permukaan tulangan
bersirip dapat memngkatkan kuat lekat, akan tetapi akibat perpmdahan dan
bergeseknya permukaan tulangan beton menjadi retak. Beberapa parameter yang
terkait seperti adesi atara beton terhadap permukaan tulangan baja dan gaya beton
tekan terhadap tarikan yang terdapat pada baja deformed, dimana b.asanya gaya
ini akan dipengaruhi oleh kuat tekan beton. Seiain itu gesekan permukaan baja
dan beton di sekitarnya, yang disebabkan oleh perpindahan mikro tulangan tarik,
menyebabkan peningkatan tahanan tarik sehingga mencegah peristiwapenggelinciran. Seluruh pengaruh dan parameter-parameter tersebut dikenaldengan lekatan (hand) yang dirumuskan dengan kuat tank atau akar dari kuat
tekan.
Dari beberapa hal tersebut di atas maka diperlukan suatu penelitian tentang
kerjasama antara beton dan serat lokal dengan baja tulangan deformed, serat
sebagai penguat yang memiliki lekatan atau adhesi yang diperlukan
1.2. Rumusan Masalah
Kuat tank yang rendah pada beton menyebabkan terjadinya retak yang
terlalu dini. Penambahan serat bendrat ke dalam adukan beton dapat
meningkatkan kekuatan lekatan beton. Selain itu, kuat lekat beton juga
dipengaruhi oleh diameter tulangan, penambahan kait pada ujung tulangan dan
panjang penyaluran tulangan yang berbeda. Oleh karena itu perlu diteliti seberapa
jauh pengaruh model tulangan deformed dan panjang penyaluran tersebut
terhadap kuat lekat beton.
1.3. Batasan Masalah
Agar penelitian ini tidak terlampau luas dan lebih terarah, maka diadakan
batasan-batasan permasalahan sebagai berikut:
1. Serat yang digunakan dalam adukan beton adalah serat bendrat spiral
berdiameter 1mm dan panjang 80 mm.
2. Berat serat yangditambahkan adalah 1% dari volume adukan beton.
3. Tulangan deformed yang digunakan berdiameter 13 mm,19 mm dan 22
mm.
4. Variasi model tulangan adalah tulangan polos lurus, deformed lurus dan
deformed dengan kait 90°.
5. Vanasi panjang penyaluran tulangan adalah 20 cm, 30cm dan 40 cm.
6. Dimensi silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm untuk panjang
penyaluran 20 cm.
7. Dimensi silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 60 cm untuk panjang
penyaluran 30 cm dan 40 cm.
8. Agregat kasar berupa split ( batu pecah ) berasal dari Clereng, agregat halus
berupa pasir dari kali Boyong, semen yang digunakan Semen Gresik tipe I
dan air dari laboratorium BKT UII.
1.4. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian tentang perilaku lekatan tulangan baja deformed
terhadap beton serat bendrat diharapkan diperoleh informasi atau masukan tentang
kuat lekat dan efektivitas panjang penyaluran untuk kemungkinan aplikasi beton
serat bendrat bertulang.
1.5. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui perilaku lekatan antara tulangan baja deformed dan beton
serat bendrat yang berhubungan dengan beban maksimal.
2. Membandingkan penggunaan tulangan baja polos dan baja deformed
terhadap kuat lekat.
3. Mengetahui panjang penyaluran efektifpada beton serat bendrat.
4. Mengetahui pengaruh diameter tulangan baja deformed terhadap kuat
lekat.
BAB II
TINJAIIAN PUSTAKA
2.1. Lmum
Persyaratan dasar dalam struktur beton bertulang harus ada lekatan (bond)
antara baja tulangan dan beton di sekelilingnya. Rekatan yang terjadi diangap
berlangsung sempurna sehingga dibavvah beban kerjapun diasumsikan tidak ada
selip antara baja tulangan relatif terhadap beton disekelilingnya. Selip relatif
tersebut tidak akan mengakibatkan keruntuhan total dari balok. Pengangkeran
mekanis pada ujung tulangan dapat digunakan untuk mendapatkan intergritas
system, sehingga memungkinkan baja tulangan diangkerkan dengan jalan
menanamkannya melewati titik dimana beban menimbulkan tarik maksimum,
dengan jarak yang cukup untuk mengembangkan kapasitas tarik penuh batang
tulangan.
Baja dan serat gelas/kaca mempunyai faktor-faktor prinsip penguat beton,
yaitu kuat leleh, daktilitas dan lekatan yang cukup (Nawy, 1985). Kekuatan
lekatan merupakan hasil dari parameter, yang antara lain adhesi antara beton
dengan permukaan tulangan baja. Tegangan tarik yang relatif rendah di dalam
tulangan polos akan timbul selip yang cukup menghilangkan adhesi pada lokasi
yang berdekatan langsung dengan letak dalam beton, sehingga pergeseran relatif
antara tulangan dan beton sekelilingnya hanya di tahan oleh gesekan sepanjang
daerah selip. Batang tulangan deformed (ulir) dipasang untuk merubah perilaku
dari yang mengandalkan luas permukaan atas gesekan dan adhesi (sekalipun
masih ada) dan lebih mengandalkan ketahanan dari tonjolannya terhadap beton.
Apa yang dinamakan keruntuhan lekatan {bond failure) dengan tulangan
deformed dalam beton normal hampir selalu merupakan keruntuhan akibat
terbelahnya beton. Peristiwa pembelahan adalah suatu tanda pertama dari
hilangnya tegangan lekat dan dapat dianggap sebagai penyebab umum dari
keruntuhan di dalam lekatan.
Beberapa masalah yang terkait tentang kuat lekat, Navvy (1985), secara
ringkas menyatakan bahwa kuat lekat merupakan hasil dan berbagai parameter
sebagai berikut:
1 Adhesi antara elemen beton dan bahan penguatnya (tulangan baja)
2. Efek memegang (gripping) sebagai akibat susut pengeringan beton di
sekeliling tulangan, dan saling geser antara tulangan dengan beton di
sekitarnya.
3. Tahanan gesekan (friksi) terhadap gelincir dan saling mengunci pada saat
elemen penguat atau tulangan mengalami tegangan tank.
4. Efek kualitas beton, kuat tarik dan kuat tekan.
5. Efek mekanis penjangkaran ujung lingkaran, yaitu dengan panjang
penyaluran {development length), panjang lewatan (splicing), bengkokan
tulangan (hooks), dan persilangan tulangan.
6. Diameter, bentuk dan jarak tulangan karena kesemuanya mempengaruhi
pertumbuhan retak.
Kontribusi masing-masing faktor ini sangat sulit dipisahkan satu dengan
yang lain. Efek saling geser, susut dan kualitas beton dapat dianggap sebagai
faktor yang paling utama. Oleh karena hubungan yang rumit antar lekat, geser,
dan momen, praktek perencanaan yang sekarang menggunakan sejumlah besar
hasil percobaan penyelidikan. Umumnya beton normal kuat lekat berbanding
langsung dengan j]\.' ( yaitu berbanding langsung dengan kuat tank beton )
dan berbanding terbalik dengan garis tengah tulangan (Wang dan Salmon, 1985)
Untuk memperbaiki dan memperbesar kuat lekat, dewasa ini telah dipakai
tulangan yang memiliki tonjolan pada permukaannya (tulangan deformasian).
Suparjo (1998) mengemukakan bahwa jenis tulangan deformasian dengan
tonjolan datar pada permukaannya mempunyai kekuatan lekatan yang lebih baik
daripada tulangan defonnasian dengan tonjolan minng. Distribusi tegangan lekat
sepanjang tulangan yang bertonjolan pada permukaannya lebih kompleks dan
rumit. Gaya tank yang ditahan oleh tulangan akan dipindahkan ke beton melalui
tonjolan. Interaksi mekanis antara perkuatan dan beton sekitarnya bisa dibuat ideal
seperti pada Gambar2.1.
I
Tonjolan
•\ h£... fJb
_j force
9
Pr
Gambar 2.1 .Tegangan radial pada batang deform (Kemp,l 986)
Dengan mengganggap bahwa tegangan ledakan radial pr terjadi disekitar
batang tulangan sedangkan batang tulangan itu dalam keadaan tarik, maka
sebanding dengan lekat fh dan juga dengan menganggap bahwa pecahnya beton
itu disebabkan oleh tegangan lekat dan selimut beton (clear cover) dapat dilihat
pada Gambar 2.2.
a b ~~pia Cs
• •" Pr
:••' " V / Cbs-.:
( © ] 1 ^-i 1•
c
c d It
Gambar 2.2.Mekanisme lekatan dalam potongan balok (Kemp,1986)
Luas "abed" dalam Gambar 2.2. masing-masing ditentukan dengan
mengganggap bahwa tekanan internal pr bekerja dalam lubang sirkuler dengan
diameter Dhl dalam blok beton. Kemp (1986), menyatakan bahwa perilaku
lekatan disekitar batang tulangan bisa ditunjukkan sebagai suatu pipa beton yang
berdinding tebal dengan ketebalan dinding Cbs dan jari-jari rx. dan terkena
tekanan internal sebesar/v
Tulangan baja hams mempunyai panjang penyaluran ( penanaman) yang
cukup untuk mencegah penggelinciran tulangan yang dapat mengakibatkan
kegagalan tarik lekatan. Jika penanaman yang lurus tidak cukup untuk
menyediakan panjang penyaluran yang diperlukan dari suatu tulangan tarik, atau
bila dnngmkan untuk mempunyai kapasitas sepenuhnya dalam penanaman yangpaling pendek, dapat d.gunakan pengakh.ran yang berbentuk kait standar sepert,yang didefmisikan dalam ACI (American Concrete Institute )7.1 dan 7.2.
Untuk leb-h memperbesar kemampuan lekatan serta untuk menghindariretak/pembelahan yang terlalu dini ak.bat daya tank yang dipikul oleh tulanganyang d,pindahkan ke beton melalui tonjolan. Maka di dalam adukan betonditambahkan serat, yang dapat berupa serat bendrat. Serat sebaga. salah satubahan tambah beton d.maksudkan untuk menambah kuat tank, mengmgat kuattank beton sangat rendah yang berakibat beton mudah retak dan tahan benturan.
Has.l penelitian Suhendro (1990), telah menunjukan bahwa kawat bendratdengan panjang 60 mm dan diameter 1mm, dapat dipakai sebagai bahan seratdengan tingkat perbaikan tidak kalah bagus dengan serat baja pabrikasi.Disamping itu penambahan serat bendrat juga dapat memngkatkan kuat ultimit
dan kekakuan ± 50% terhadap beton nonnal (Suhendro, 1991). Jems serat yang
dipakai untuk memperbaik, sifat kurang baik dan beton menurut laporan ACICommittee 544, 1982, (dalam Sudarmoko,1991) seperti pada Lampiran 4. Bahanyang dimaksud adalah baja (steel), plastik (polypropylene), kaca (glass), karbon(carbon) dan serat alamiah (natural fiber) sepert, ijuk dan serat tumbuhan lainnya,juga bisa dipakai. Serat baja dan serat kaca lebih banyak dipakai untuk keperluanstruktur disebabkan serat tersebut mempunyai faktor-faktor pnnsip penguat beton,
yaitu kekuatan leleh, daktilitas, dan lekatan yang cukup.
Suhendro (1991) telah memanfaatkan bahan lokal yang mudah didapat di
Indonesia dan harganya murah, sebagai pengganti serat baja asli dan luar negen.
Bahan pengganti tersebut adalah berupa kawat bendrat yang dipotong-potong.
Suhendro ( 1991 ), menyimpulkan bahwa kawat bendrat pengganti serat
tidak kalah bagusnya dari serat asli, sehingga membuka peluang untuk
dikembangkan. Penambahan serat ( Sudarmoko, 1993 ) dengan menggunakan
bahan lokal ( kawat bendrat yang dipotong sepanjang 8mm )dengan konsentrasi
serat 1% volume adukan memberikan konsentrasi yang paling mendekati optimal
dari sudut tinjauan terhadap kuat tekan dan kuat tarik, dimana pada konsentrasi
tersebut kuat tekan dan kuat tank berturut-turut mencapai 42,85 Mpa
dibandingkan 34,22 Mpa ( 125,2 %) dan 3,34 Mpa dibandingkan 3,92 Mpa
(147,6 %) jika tanpa serat, lihat tabel 2.1.
Sudarmoko (1993), mengemukakan bahwa penambahan kawat bendrat
sebesarl% dari volume adukan dapat memngkatkan kuat tekan, kuat tarik dan
modulus elastik. Nilai optimal didapat panjang serat adalah 80 mm.
Tabel 2.1. Hasil pengujian kuat tekan dan kuat tank beton normal dan
beton serat ( Sudarmoko, 1993 )
No. % serat Panjangserat
Kuat tekan silinder
28 hari
Kuat tari
281
c silinder
iari
Mpa % Mpa %
1 i ' Ofi ' 0 34,22 100 3,34 100
2 1,0 60 41,66 121,7 4,72 141^3 |->
iL°_ 80 42,85 1 \25fT~ 4^93_\4JA^4 LZiZZ 100 42,79 LT25ZZL^9LL_JiL2_
Soroushian, dkk (1994), memperlihatkan bahwa penambahan serat baja
pabrikasi, dengan beberapa volume fraksi serat yang dicoba, penambahan 1%
volume beton akan memberikan kuat tekan dan kuat tank optimal.
Di bavvah ini juga akan dijelaskan sedikit mengenai penelitian terdahulu :
2.1.1. Penelitian Suparjo (1998)
Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini mengenai Perilaku
Lekatan Tulangan Deform pada Beton Serat. Pada penelitian ini mencoba
meneliti perilaku teganan lekat pada struktur beton serat bertulang dengan
batang tulangan baja. Peneliti mencoba membandingkan kekuatan lekatan
tulangan beton berserat dan tanpa serat. Dua metode pengujian yaitu
metode pull-out dan metode semi beam. Masing-masmg benda uji
dibebani gaya tarik pada tulangan sampai tulangan tersebut tercabut dari
balok beton. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan serat dalam
adukan beton memngkatkan kuat tekan, kuat tarik, kuat lekat dan tegangan
lekat terhadap beton normal. Suparjo mengusulkan agar dilakukan
penelitian dengan menggunakan diameter yang berbeda.
BAB HI
LANDASAN TEORI
3.1. Kuat Tekan Beton Not mal/Beton Serat Bendrat
Kuat tekan beton normal/beton serat baja lokal ditentukan sebagai
tegangan normal dan tekan maksimum dari pengujian tekan silinder dengan
diameter 150 mm dan tinggi 300 mm.
Kuat tekan maksimum menurut Suparjo (1998) dihitung dengan rumus :
P
I'" A
dengan :
f\.'- Kuat tekan maksimum(MPa), P -= beban runtuh (N)
A = luas penampang silinder (mm2).
(3.1)
3.2. Kuat Tarik Beton Normal/Beton Serat Bendrat
Kuat tarik bahan beton menurut SNI-03-2847-1992 adalah :
/', - 0,50 Jfc -0,60 Jfc (Mpa), untuk beton normal (3.2)
/', =0,40 jfc -0,50 Jfc (Mpa), untuk beton ringan (3.3)
Untuk beton serat kuat desak meningkat sekitar 10% dibanding beton
normal, dan kuat tank beton serat meningkat ±50% (Suhendro, 1994).
Peningkatan kuat tarik yang cukup besar pada beton serat, maka Suhendro
mengusulkan kuat tarik beton serat adalah 150% beton normal :
/', - 0,75 yffc -0,90 ^f''c (Mpa). Rumus usulan beton serat (3.4)
dengan :
/; - Kuat tarik beton (MPa), f - Kuat tekan beton(MPa)
Kuat tank beton yang dihasilkan dengan uji belah beton silinder (Split
cylinder test), menurut SK SNI M-60-1990-03, kuat tarik belah benda uji dihitung
sampai dengan ketelitian 0,05 MPa dengan menggunakan rumus :
f = 2l (3-5)
dengan :
fci = Kuat tarik belah(MPa), P =beban maksimum (N)
L =panjang benda uji(mm), D=diameter benda uji (mm)
Dilihat dan perbandingan rumus antara kuat tank beton normal terhadap
beton serat, beton serat memiliki kuat tank lebih baik dari pada beton normal.
3.3. Panjang Penyaluran dan Tegangan Lekat
Panjang penyaluran didefinisikan sebagai panjang penanaman yang
dibutuhkan untuk mengembangkan tegangan leleh baja tulangan ( Istimawan,1994
). Konsep dasar panjang penyaluran adalah memperhitungkan suatu batang yang
ditanam dalam suatu massabeton (Gambar 3.1.).
'::i;:!:^i^::i*-:.*:::;:;::-*^*::^T:^
- fb
Ld+
-• AbFy
Gambar 3.1. Pengangkeran suatu batang (C.K. Wang,1986)
14
Tegangan lekat dikalikan keliling penampang tulangan yang ada didalam
beton sama dengan tegangan leleh baja dikalikan luas penampang tulangan.
dJfb ndb Ld fy n—-
4
(3.6)
Ld =Panjang penyaluran (mm), fh Tegangan lekat, MPa
fy Tegangan leleh baja (Mpa), db =diameter nominal batang tulangan baja (mm)Dan persamaan 3.6 dapat diperoleh rumus tegangan lekat
fydbfh = Mul
sedangkan tegangan lekat yang terjadi pada benda uji adalah
.//> =
\axfb dalam kaitannya dengan beban maksimum Padalah :
/' =mitdfb (19)
Dari berbagai ekspenmen telah dibuktikan bahwa kekuatan lekatfb yang
terjadi merupakan fungsi kekuatan beton (Nawy,1990), yaitu :
f„=^
ni
p
Tn.d.Ld
(3.7)
(3.8)
(3.10)
15
dengan kadalah konstanta. Dari persamaan 3.9 dan 3.10 dapat dihitung nilai k.
(3i rrk =
^/,/,/V./'
3.4. Panjang Penyaluran Tulangan Baja Tarik Lurus
Untuk batang polos lurus menurut PBI (1971):
Aa.... *Ld =0.14--^ > 0,03 d <7,JH* (3-12)VCT«
Dengan : aim * = Kekuatan baja rencana ( kg/cm"),
<rhk =Kekuatan tekan beton karaktenstik kubus ( kg/cm")
Panjang penyaluran menentukan tahanan terhadap tergelincirnya tulangan.
SK SNI T-15-1991-03 Pasal 3.5.2 menentukan bahwa panjang penyaluran Ld
untuk batang tulangan baja tank deformed dan tulangan baja rangkai las adalah
sebagai berikut ( Untuk batang deformed lurus):
/.</= Panjang penyaluran dasar^//,) xfaktor modifikasi
dengan :
. = 0,02,4,/, (3.13)
lJh dalam mm, dan tidak boleh kurang dari 0,06 dbf>, sedang./vdan/c' dalam MPa.
di mana, Ah = luas penampang batang tulangan baja (mm')
db= diameter nominal batang tulangan baja (mm)
faktor modifikasi untuk/. >400 MPa adalah (2-(400 /;.)).
3.5. Panjang Penyaluran Tulangan Baja Tarik Berkait 90°
Apabila karena suatu hal pelaksanaan panjang penyaluran yang diperlukan
untuk batang tulangan tarik tidak mungkin untuk dipasang karena keterbatasan
ruang misalnya atau bila diinginkan untuk mendapatkan kapasitas penuh dalam
penanaman yang paling pendek, maka sebagai penggantinya perlu diusahakan
sistem penjangkaran mekanis di ujung-ujung batang tulang yang dapat berupa kait
atau bengkokan.
Peraturan SK SNI T-15-1991-03 menyatakan langsung panjang
penyaluran ldh (Gambar 3.3) yang diperlukan untuk menyalurkan /, dalam batang
kait. Sebagaimana ditentukan dalam pasal 3.5.5, panjang penyaluran dasar lhh
yang dibutuhkan untuk mengembangkan kuat luluh fy dalam batang kait diukur
dari lokasi timbulnya kuat luluh ke sisi luar ekstrim kait, sebagai berikut:
//(</= ]0^£t • untuk/;, =400 MPa (3.14)
faktor modifikasi untuk kuat leleh/vselain 400 MPa adalah (fy/400)
Pada Gambar 3.2.tampak bahwa tegangan maksimum terjadi pada ujung
batang tulangan. Tegangan yang terjadi pada bengkokan semakin kecil. Jadi
bengkokan/kait pada batang tulangan tidak berpengaruh banyak terhadap
tegangan yang terjadi.
17
75ksi
Bar stress
.45 kips
0.012 In. slip=**0.036 in. slip
13ksi0.002 in. slip to right
Gambar 3.2. Panjang penyaluran batang kait bengkokan 90° (MacGregor, 1992)
3.6. Sifat Keruntuhan Lekatan
Salah satu aspek penting dari kuat lekat adalah efek terjadinya rekatan,
yang akhirnya dapat menimbulkan keruntuhan struktur beton bertulang.
Penggunaan batang tulangan deformed dimaksudkan untuk menambah tahanan
tulangan terhadap gaya tarik yang bekerja terhadapnya, yaitu dengan
mengandalkan tahanan tonjolan terhadap beton. Keandalan tahanan tonjolan
tulangan deformed ini, keruntuhan lekatan ( bond failure )dalam beton berbobot
normal hampir selalu merupakan keruntuhan akibat beton terbelah ( Wang dan
Salmon, 1986 ), Di dalam pola keruntuhan pembelahan ini beton terbelah menjadi
2atau 3 bagian karena aksi baji ( wedging )dari alur terhadap beton.
ICcruncuhanakhir pembelahan
Seluruh lapisan aba-tiba/ terbelah seiclah pembedahan
horizontal mula pada sisinya
Pembelahan mula
Gambar 3.3.Retak pembelahan dan model keruntuhan pembelahan batas.
Hubungan penambahan lekatan ( bond slip ) bila terkena beban untuk
batang ulir terutama dipengaruhi oleh perilaku beton yang berada di sekitar bagian
depan tonjolan. Mekanisme kerusakan yang terjadi pada beton dan batang
tulangan antara dua buah tonjolan yang berdekatan diperlihatkan dalam Gambar
Berdasarkan persyaratan yang ditetapkan dalam ASTM A305 (dalam Park
& Paulay,1975) maka keadaan yang paling mungkin terjadi adalah optimalnya
komponen fh pada kuat lekat arah longitudinal ( lihat Gambar 3.5.). Hal ini
didasarkan pada nilai yang ditetapkan ASTM A305 lebih kecil dibandingkan
dengan hasil percobaan terdahulu yang menyatakan untuk a/c < 0,10 maka
komponen longitudinal fn yang akan berpengaruh terhadap kuat lekat.
Kerusakan permukaan Kehancuran beton
D . "O" -O.-o,
o-o •
JW/^M »Pasta
U! (*!
Gambar 3.5. Mekanisme kerusakan pada alur tulangan ulir ( Park &Paulay, 1975)
Park & Paulay (1975), menjelaskan apabila jarakantara alur itu lebih besar
dibandingkan dengan 10 kali ketinggian tonjolan ( a/c < 0,10 ), maka beton yang
sebagian hancur membentuk jepit di bagian depan tonjolan, dan kerusakan itu
mungkin terjadi karena pecahnya sekitar beton. Meskipun kedua kerusakan itu
mungkin terjadi, namun berdasarkan persyaratan yang ada menunjukkan bahwa
karusakan tipe (a) tidak boleh terjadi.
3.7. Beton Serat bendrat
Beton serat ( fiber reinforced concrete ) menurut ACI Comitee yaitu
merupakan campuran dari konstruksi bahan beton yang terdiri dari agregat halus
dan agregat kasar dengan serat (fiber ). Ide dasarnya adalah menulangi beton
dengan serat yang disebarkan secara merata ke dalam adukan beton dengan
orientasi yang random, sehingga dapat mencegah terjadinya retakan-retakan beton
yang terlalu dini, baik akibat panas hidrasi maupun akibat pembebanan. Dengan
tercegahnya retakan-retakan yang terlalu dini, kemampuan bahan untuk
mendukung tegangan-tegangan ( tarik dan lentur ) yang terjadi akan jauh lebih
besar.
3.8. Hipotesa
1 Penggunaan tulangan defonned diperkirakan akan memberikan kenaikan
tegangan lekat lebih besar dibandingkan dengan tulangan polos.
2. Semakin besar diameter tulangan yang diuji maka makin besar selip yang
terjadi pada tulangan.
20
3. Akan diperoleh panjang penyaluran yang efektif dari pengaruh
pembengkokan tulangan dan diameter tulangan baja defonned.
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 I mum
Hasil akhir dari suatu penelitian ditentukan oleh metode yang digunakan
pada penelitian tersebut. Penelitian dapat berjalan dengan sistematis dan lancar
serta mencapai tujuan yang diinginkan tidak terlepas dari metode penelitian yang
disesuaikan dengan prosedur, alat dan jenis penelitian
Berikut ini akan diuraikan metode penelitian yang digunakan mengenai
cara pengumpulan data, analisis data, bahan dan peralatan yang digunakan, benda
uji yang digunakan, metode perancangan adukan beton dan metode perawatan
benda uji
4.2. Pengumpulan Data
Pada penelitian ini data yang diperlukan diperoleh dan percobaan,
pengamatan dan perhitungan langsung di laboratorium Bahan Konstruksi Teknik
Fakultas Teknik Sipil UILYogyakarta.
4.3. Analisis Data
Setelah data yang diperlukan cukup maka dilakukan analisis data, yaitu
dengan perhitungan langsung dari data laboratorium dengan menggunakan rumus
21
">">
yang ada untuk menentukan kuat desak, kuat tank, modulus elastisitas beton dan
lekatan benda uji pull-out.
4.4. Bahan dan Peralatan
4.4.1. Bahan
1. Semen
Semen sebagai bahan pengikat adukan beton dipilih Portland Cement
(PC) tipe I merek Gresik ( produksi pabrik semen Gresik ). Pengamatan dilakukan
secara visual terhadap kemasan kantong 50 kg, tertutup rapat, bahan butirannya
halus serta tidak terjadi penggumpalan
2. Bahan Batuan
a. Pasir, pada penelitian ini diambil dari Sungai Boyong, Sleman,
Yogyakarta. Sehelum dipakai sebagai benda uji, pasir diuji untuk
mengetahui kelayakan dan data teknis meliputi gradasi pasir dan
kandungan lumpur
b. Kerikil yang digunakan berasal dari Clereng , sedangkan batu yang
dipakai berasal dari sungai Krasak, Sleman, Yogyakarta dengan
diameter maksimum 3/4 inch ( 19 mm ).
3. Air
Air berasal dari jaringan air bersih Laboratorium Bahan Konstruksi
Teknik, FTSP UII. Pemakaian air tidak diuji secara khusus, sebab secara visual
dan berdasarkan penelitian sebelumnya air di Laboratorium BKT telah memenuhi
syarat untuk material penyusun beton.
~>1
4. Baja Tulangan
Pada penelitian ini dipergunakan baja dengan satu variasi bentuk deform
(BJTD) dengan ulir sirip datar dengan kode produksi H (Hanil), dan baja tulangan
polos(BJTP) Keduajenis baja tersebut berdiameter 13mm, 19mm, dan 22mm
5. Serat (fiber)
Bahan tambah berupa serat local yang dipakai berupa kawat bendrat,
yaitu kawat untuk tali pengikat tulangan baja dengan diameter ± 1 mm yang
dibuat khusus berbentuk dan dipotong-potong sepanjang 8 cm sehingga
mempunyai aspek rasio (Id) =80. Volume serat yang ditambahkan dalam adukan
sebesar 1% dari volume adukan.
4.4.2. Peralatan
Beberapa alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat untuk
mempersiapkan material dan benda uji untuk pengujian. Peralatan yang dipakai
tersebut berada di Laboratorium Bahan Konstruksi Teknik FTSP UII.
1. Saringan / Ayakan
Saringan ini dipakai untuk memperoleh diameter kerikil 5-10 mm dan 10-
20 mm. Ayakan terdiri dari empat susun ayakan sehingga didapatkan empat jenis
diameter kerikil. Dari beberapa diameter kerikil tersebut hanya digunakan yang
mempunyai ukuran seperti dalam penelitian, yaitu 20 mm ; 10 mm ;4,8 mm dan
2,4 mm.
24
2.Timbangan
Timbangan digunakan untuk mengukur berat bahan penyusun beton (
semen, pasir, kerikil, dan air ), serat serta bahan uji berupa silinder. Dalam
penelitian ini digunakan :
a.Timbangan merek Fagani, kapasitas 150 kg
b.Timbangan merek Ohause, kapasitas 20 kg dan 5 kg.
3. Mesin aduk beton (rotating drum mixer)
Mesin ini digunakan untuk mengaduk bahan susun beton seperti semen,
kerikil, air dan bahan tambah serat. Kecepatan putaran dapat diatur sehingga
memudahkan bahan susun beton diaduk menjadi campuran yang homogen.
4. Mesin Uji Desak Beton
Mesin uji desak merek Control kapasitas 2000 KN, digunakan untuk
menguji kuat desak dan tarik belah silinder beton. Dalam pengujian tarik belah
silinder beton direbahkan sehingga bidang kontak ada pada sisi selimut silinder
tersebut. Untuk mengetahui perpendekan pada pengujian silinder beton,
digunakan alat strainometer, yang dapat menunjukkan suatu angka pada tiap
tingkat pembebanan, dimana rujuannya adalah untuk memperoleh hubungan
tegangan-regangan sehingga dapat diketahui nilai modulus elastisitas beton.
5. Cetakan Benda liji
Cetakan yang digunakan dalam penelitian mi adalah cetakan silinder,
ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Untuk mencetak benda uji dengan
panjang penanaman 30 cm dan 40 cm, cetakan silinder ditumpuk sehingga ukuran
25
diameter silinder 15 cm dan tinggi 60 cm Cetakan silinder terbuat dari bahan
logamyang sisi-sisinya dapat dilepas satu sama lain.
6. Kerucut Abrams
Pengukuran kelecakan adukan beton dalam percobaan slamp (slump
test) digunakan kerucut abrams. Kerucut yang berlubang pada kedua ujungnya
mempunyai diameter bawah 20 cm, diameter atas 10 cm, serta tinggi 30 cm. Alat
ini juga dilengkapi dengan tongkat baja berdiameter 1,6 cm, panjang 60 cm serta
bagian ujung tongkat dibulatkan.
7. Mistar dan Kali per
Mistar dipakai untuk mengukur penurunan beton segar pada pengujian
slamp, sedang kaliper digunakan untuk mengukur diameter serat dan dimensi
benda uji.
8. Stop Watch
Pengukur waktu (stop watch) dipakai untuk mengukur waktu lamanya
pengadukan beton, pengujian kuat desak beton, kuat tarik belah dan pengujian
pull-out.
9. Gelas Ukur
Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume air yang dibutuhkan untuk
membuat adukan beton. Kapasitas gelas ukur yang digunakan adalah 1000 cc,250
cc dan 50 cc.
10. Strainometer
Data perpendekan pada pengujian tekan beton digunakan alat
strainometer. Alat ini menunjukkan suatu angka pada setiaptingkat pembebanan.
26
11. Dial Gauge
Besarnya slip yang terjadi antara tulangan dan beton dapat diketahui
dengan memakai alat dial gauge. Tingkat ketelitian yang dapat terbaca adalah 0,0!
mm.
12. Mesin Uji Tarik
Mesin uji kuat tarik digunakan untuk mengetahui kuat leleh dan kuat
tarik baja tulangan. Selain itu mesin ini juga digunakan dalam pengujian pull-out
Dalam penelitian ini digunakan Universal Testing Material (UTM) merk
SIMATZU type UMH 30 dengan kapasitas 30 ton
Gambar 4.1. Universal TestingMaterial Shimatzu UMH30
27
4.5. Benda Uji yang Digunakan
Benda uji yang digunakan berbentuk silinder dengan perincian sebagai
berikut:
a.Sampel silinder desak beton : 8 buah
b. Sampel silinder tarik belah beton : 1buah
c.Sampel silinder benda uji pull-out: 54 buah dengan variasi sebagai berikut:
4.6. Proses pembuatan benda uji
Benda uji dibuat dengan memperhitungkan secara terliti untuk
menghindari resiko kegagalan serat untuk menjaga validitas data. Rancangan
benda uji perlu dipelajari perkiraan prilaku benda uji selama pengujian (mengacu
pada referensi) serta data kekuatan mutu dari bahan.
Proses pembuatan benda uji antara lain :
a. Penentuan dimensi benda uji
Dimensi benda uji, kapasitas alat uji, kemudian pelaksanaan serta dari
segi ekonomis dari penelitian menjadi para meter tertentu. Dengan berbagai
pertimbangan dan efisiensi maka dibuat benda uji sebagai berikut:
28
Tabel 5.6. Daftar sampel benda uji Pull-Out
No. Variasi
Tulangan
Polos Lurus
KcteranganUji tarik Uji
tekan
—- • -H
Kode
~t"pL2~"'
D13
" 2
D 19
— — ....
2
D22
2
1.
Penanaman 20 cm
Penanaman 30 cm 2 2 2 TPL3
Penanaman 40 cm 2 2 2 TPL4
2.
Tulangan
Deform Lurus
Penanaman 20 cm 2 2 2 TDL2
Penanaman 30 cm 2 2 7 TDL3
Penanaman 40 cm 2 2 2 TDL4
Tulangan
Deform 90°
Penanaman 20 cm 7 2 2 TD9 2
Penanaman 30 cm 2 i 2 TD9 3
TD9 4Penanaman 40 cm 2 7
panjang penyaluran
(h) = 300 mm
diameter (d) = 150 mm
Gambar 4.2. sketsa benda uji pull-out
29
b. Perancangan Adukan Beton Benda Uji
Perancangan adukan beton dimaksudkan untuk mendapatkan beton yang
sebaik-baiknya, yang antara lain dapat diuraikan sebagai berikut (Tjokrodimulyo,
1992): kuat tekan tinggi, mudah dikerjakan, tahan lama, murah, tahan aus. Pada
penelitian ini perancangan adukan beton menggunakan metode ACI dengan
penambahan serat bendrat ke dalam adukan beton adalah 1% dari volume adukan.
Mixdesignsecara terperinci dapatdilihat pada Lampiran 5.
c. Pencoran benda uji
Cetakan benda uji dipersiapkan terlebih dahulu sebelum dilakukan
pengecoran. Selama pencoran dijaga agar tidak terjadi rongga dengan cara
melakukan pemadatan. Pada setiap pengecoran diambil satu sampel untuk uji
desak, sehingga diketahui kuat desak beton. Dalam setiap pengadukan dilakukan
usaha untuk menjaga kualitas masing-masing pencoran relatif sama berupa :
1). Penimhangan material dilakukan dengan cermat.
2). Perhitungan waktu pemadatan dan pengadukan dibuat serata.
3). Slam adukan beton dibuat relatif sama.
d. Pengujian benda uji
Setelah semua prosedur dilakukan dan benda uji berumur 28 hari maka
pengujian benda uji dilaksanakan.
1. Pengujian kuat desak, dilakukan terhadap kubus silinder beton.
Benda uji ditekan menggunakan mesin uji desak (compression testing
machine). Beban yang memecahkan (P) dibagi dengan luas sisi yang
terdesak (A) diperoleh kuat tekan beton tersebut. Pada setiap pengujian
30
dilakukan pembacaan pada strainnometer untuk mendapatkan data
perpendekan, sehingga diperoleh hubungan tegangan dan regangan beton
sekaligus dapat diketahui modulus elastisitasnya.
2. Pengujian tarik baja, bentuk sampel baja sepanjang 50 cm pada
bagian tengah dibubut dengan diameter 10 mm panjang 10 cm. Benda
uji tarik baja diukur dengan menggunakan jangka sorong dan dicatat
hasilnya.Pada mesin ini benda uji dipasang pada tumpuan jepit dengan
posisi vertical. Data-data yang dibutuhkan dicatat. Mesin uji dijaiankan
sampai beban maksimal atau sampai benda ui patah.
3. Pengujian pull-out, benda uji pull-out diletakkan pada alat uji tarik
beton. Perlengkapan tambahan yang diperlukan untuk pengujian ini
adalah kotak kayu yang diletakkan di bawah benda uji untuk
menampung benda uji yang patahjatuh. Tulangan baja dipasang pada
alat penjepit mesin uji dan diusahakan terpasang dengan baik.
Selanjutnya beban tarik dijaiankan. Selama proses pelolosan diamati
secara seksama dan dicatat apabila ada hal-hal penting. Pada saat
pengujian didapat nilai beban tarik (P) dan panjang pelolosan.
4. Pengujian kuat tarik belah beton, Beban vertikal yang dikerjakan
pada benda uji, diberikan dengan mesin desak hidrolis. Setelah benda uji
siap dalam posisi horizontal/rebah pada tempat pengujian,pembebanan
dilakukan secara merata terhadap permukaan dengan penambahan beban
secara berangsur-angsur sampai mencapai benda uji maksimum, yaitu
saat benda uji terbelah.
4.7. Metode Perawatan Benda Uji
Agar semen terhidrasi sempurna, diperlukan perawatan terhadap benda uji.
Perawatan benda uji meliputi berbagai cara, antara lain :
a. beton dibasahi terus menerus dengan air,
b.beton direndam dalam air dengan keadaan lingkungan bersuhu 23° C-28°
C.dan
c.beton diselimuti dengan karung goni basah , plastik film atau kertas
perawatan tahan air.
Pada penelitian ini perawatan beton adalah dengan merandam beton dalam
air sampai menjelang waktu pengujian. Dua hari sebelum dilakukan pengujian,
benda uji diangkat dan diangin-anginkan sehingga didapat benda uji dalam
keadaan kering.
Kekuatan beton akan bertambah selama terdapat cukup air yang bisa
menjamin berlangsungnya hidrasi semen secarabaik.
BABV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Pemeriksaan Agregat
Pemeriksaan agregat dilakukan terhadap agregat halus (pasir) dan agregat
kasar (kerikil). Hasil pemeriksaan agregat halus dan agregat kasar diberikan
secara terperinci pada Lampiran 1. Pada bagian ini akan ditunjukkan hasil
pemeriksaan secara singkatyaitu :
1. Agregat halus yang digunakan adalah pasir alam dengan bj pasir 2,75
gr/cm3 dan sedangkan berat jenis kerikil adalah 2.61gr/cm
Kandungan lumpur pasir adalah 1,01 % lebih kecil dari kandungan
lumpur yang disyaratkan yaitukurang dari 5 %.
2. Modulus halus butir pasir dari pemeriksaan adalah 2,8,
Berdasarkan persyaratan batas gradasi pasir maka pasir termasuk dalam
daerah gradasi II sehingga diklasifikasikan sebagai pasirkasar.
32
5.2. Pengujian Tarik Baja
Baja tulangan terdiri dari 2 jenis yaitu baja tulangan polos (BJTP) dan baja
tulangan deform (BJTD) dengan 3 macam diameter 13,19 dan 22 mm.
Tabel 5.2.a. Hasil Pengujian Kuat Tarik Baja
No Diameter
Pengenal
(mm)
Diameter
Uji (D0)
(mm)
Luas
mm'
•—i
Panjang
ukuran
(L0)(mm)
Beban
leleh
P
max
Perpanjangan
U
(mm)
D,
(mm)
1. P 13 9.9 76.938 4.89 2100 3400 6.30 7.1s
2. P 19 9.78 75.084 5.0 2300 3825 6.11 6.9
P22 10.0 78.50 5.01 2250 3700 6.15 6.4
4. D 13 12.85 76.317 4.91 4750 7680 6.01 10.5
5. D 19 9.7 73.861 4.85 2500 4875 5.99 6.1
6. D22 10.1 80.078 5.05 2500 4475 6.2 7.5
Tabel 5.2.b. Tegangan leleh baja
Jenis
tulangan
Diameter Tegangan leleh
baja (Mpa)
(fy)
Kuat tarik
Baja(Mpa)
(fu)
Polos 13 267,5 433,1
19 293 487,3
22 286,6 471,3
Deform 13 358 578,9
19 318,5 621
22 318,5 570
Pleleh ^tTegangan leleh baja (Fy) , Mpa
., , Pmaks ,,Kuat tank baja = , Mpa
34
Hasil pengujian tarik bajaselengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2
5.3. Pengujian Desak Beton
Kemampuan pasta beton akibat tertariknya tulangan sebagai obyek
penelitian, tersusun dari beberapa material yang telah diketahui sfesifikasinya dan
mempunyai karakteristik yang berbeda.
Tabel 5.3. Hasil pengujian desak beton
No Diameter
(mm)
Luas
(mm")
Beban max
(N)
Kuat desak
(Mpa)
1 151 17898,78 674768 38,442
2 150,6 17804,1 729749 41,795
3 149,9 17657,79 779740 45,028
4 150,9 17875,08 609796 34,786
5 149,8 17627,2 619787 35,854
6 149,9 17638,9 709756 41,031
7 150 17662,5 599794 34,628
8 149,8 17615,4 589797 34,142
Hasil uji menunjukkan kuat desak silinder beton berkisar antara 34,1 Mpa
45,02 Mpa dengan rata-rata 38,21 Mpa. Nilai ini lebih besar dari kuat tekan
yang direncanakan yaitu sebesar 30 Mpa. Hal ini disebabkan oleh adanya
35
penambahan serat bendrat pada adukan beton dan tingkat kekerasan agregat kasar
berupa batu pecah yang dipakai cukupbaik.
5.3.1. Pengendalian mutu pekerjaan beton
Tabel 5.3.1. Perhitungan Kekuatan Tekan Beton Pada Umur 28 hari
No.
fc2H
(Mpa)
(f'28-fcf !
(Mpa)
1. 38,442 0,052
2. 41,795 12,828
3. 45,028 46,440
4. 34,786 11,746
5. 35,854 5,566
6. 41,0312 7,940
7. 34,628 12,854
8. 34,142 16,575
305,706 114,004
Kuat tekan umur 28 hari (/c28) =kuat tekan benda uji (f'c) I iaktor umur
£/!c28 305,7062Kuat tekan rata-rata, / cr =
X(/'28-Ar)A' -1
14,004
N58,2133 (Mpa)
\ 7
= 4,0356 Mpa
Dari hasil perhitungan di atas, diperoleh angka deviasi standar adalah 4,0356 Mpa
36
Kuat tekan beton yang disyaratkan adalah :
f'c= f'cr- 1,64. Sd
= 382,113 -(1,64.4,0356)
= 375,5 kg/cm2
= 37,55 Mpa.
5.4. Pengujian Tarik Belah Beton
Pengujian tarik belah beton silinder dilakukan dengan melakukan uji belah
beton silinder (split cylinder test) dengan beban vertikal.
Beban maksimum yang terjadi pada pengujian 390000 N, dengan tinggi
dan diameter adalah 302,8 mm, 148,8 mm.
fa =2p
kLD
_ 2x390000^302,8x148,8
= 5,51 Mpa
Untuk mencari faktor konversi kuat tarik beton serat dihitung dengan
rumus (3.2). Diasumsikan faktorkonversi = C.
f 5 51C=-+!— =-/=== = 0,899
ifc i3lj5
Nilai C yang diperoleh termasuk dalam rumus usulan Suhendro untuk beton serat
(rumus 3.4.).
5.5. Hasil Uji Pull-Out
5.5.1. Panjang penyaluran yang digunakan
Panjang penyaluran dilihat efektivitasnya yang tercantum dalam SNI-03-
2847-1992 untuk tulangan deform diameter 13 mm dengan mutu baja 3070
(kg/cm2), pada rumus 3.13 dapat dihitung nilai panjang penyaluran yang
disyaratkan.
Untuk batang tulangan baja D36 atau lebih kecil,
0,02^/;, __ 0,02.(0,25.,T.12,852).267.5/.clh if V37,55
= 11,32 cm , dan minimum
Ld = 0,06. db Fy = 0,06.12,85. 267.5
= 20,62 cm
Nilai Ld yang ditetapkan untuk panjang penyaluran benda uji adalah 20
cm,bukan syarat minimum 20,62. Hal ini dilakukan dengan harapan factor kuat
tekan yang berperan. Gambaran prilaku dari tegangan lekat pada masing-masing
benda uji dapat dilihat pada gambar 5.5.4(a), 5.5.4(b), 5.5.4(c) dan selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran 6.
5.5.2. Beban maximum pull-out
Dari keseluruhan benda uji yang berjumlah 54 sampel didapat beban
maksimum dan keretakan beton serta tulangan yang putus, dapat dilihat dalam
table berikut:
Tabel 5.5.2. Beban Maksimum pada Uji Pull-Out
No Tulangan Diameter
(mm)
Kode P max
(N)
Rata 2
(N)
Keterangan
Jenis Penanaman.
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Polos 20 13 TPL2 53496.13 Baja putus
Lurus
19
22
60311.86
73060 70
72325.19
66490.14
75022.07
56908.89
72697.85
70756.10
Beton tdk retak
Baja lolos
Beton tdk retak
Baja lolos
Beton tdk retak
30 13 TPL3 62518.39 Bajaputus
62028.05 62273.22 Beton tdk retak
19 87770.91
86790.23 87280.57
Baja tdk lolos
Beton retak
22 120378.54
99293.91 109836.23
Baja tdk lolos
Beton retak
40 13 TPL4 62518.39 Baja putus
63008.73 62763.56 Beton tdk retak
19 90712.95
87770.91 89241.93
Baja tdk lolos
Beton retak
22 126998.14
122800.82 124899.48
Baja tidak lolos
Beton retak
2 Deform 20 13 TDL2 68745.71 Baja putus
Lurus
19
22
66195.94
112533.10
59331.18
69628.32
67666.96
67470.82
85937.04
68647.64
Beton tdk retak
Baja lolos
Beton tdk retak
Baja lolos
Beton tdk retak
30 13 TDL3 68647.64 Baja putus
68402.47 68529.96 Beton tdk retak
19 138766.30
142198.69 140482.49
Baja tdk lolos
Beton retak
22 139746.98
141218.01 140482.49
Baja tdk lolos
Beton retak
40 13 TDL4 67666.96 Baja Patah
68647.64 68157.30 Beton tdk retak
19 107139.35
117191.33 112170.25
Baja lolos
Beton retak
39
Lanjutan Tabel 5.5.2. Beban maksimum pada uji pull-out
1 2 -»
J
14 5 6 7 8
22 153476.51
134353.24 143914.88
Baja tdk lolos
Beton retak
3 Deform 20 13 TD9 2 66931.45 Baja patah
90
19
22
66195.94
57614.98
41924.10
76002.75
71344.51
66568.60
49769.54
73673.63
Beton tdk retak
Baja lolos
Beton tdk retak
Baja lolos
Beton tdk retak
30 13 TD9 3 66490.14 Baja patah
67912.13 67206.04 Beton tdk retak
19 129695.01
128223.99 128959.50
Baja tdk lolos
Beton retak
22 118662.35
142787.09 130724.72
Baja tdk lolos
Beton retak
40 13 TD9 4 67666.96 Baja patah
67421.79 67549.28 Beton tdk retak
19 138275.96
75512.41 106894.18
Baja tdk lolos
Beton retak
22 156908.89 Baja tdk lolos
! 149553.79 153231.34 Beton retak
5.5.3. Tegangan lekat
Pada penelitian ini pengaruh kuat tekan dan kuat tarik pada benda uji pull-
out untuk mendapatkan gambaran akibat adanya penambahan serat pada
campuran. Parameter kuat tekan (fc') dalam hubungannya dengan tegangan lekat
yang terjadi pada penelitian sebelumnya menyatakan bahwa tiap peningkatan kuat
tekan terjadi kenaikan tegangan lekat
40
Tabel 5 5.3a. Tegangan lekat dan tegangan material yang terjadi
Kode P max fb Teg.Baja i Teg.desak
(fs) I beton (fc)
(Mpa)_ j (Mpa)
keterangan.
(N) (Mpa)
TPL 2 (13) 53496.1300 6.6818
TPL 2 (13) 60311.8600
TPL 2 (19) 73060.7000
TPL 2 (19) 72325.1900
TPL 2 (22) 66490.1400
TPL 2 (22) 75022.0700
TPL 3 (13) 62518.3900
TPL 3 (13) 62028.0500
TPL 3 (19) 87770.9100
TPL 3 (19) 86790.2300
TPL 3 (22) 120378.5400
TPL 3 (22)
TPL 4 (13)
99293.9100
62518.3900
TPL 4 (13) 63008.7300
TPL 4 (19) 90712.9500
TPL 4 (19) 87770.9100
TPL 4 (22) 126998.1400
TPL 4 (22) 122800.8200
TDL 2 (13) 68745.7100
TDL 2 (13) 66195.9400
TDL 2 (19) 112533.1000
TDL 2 (19)
TDL 2 (22)
TDL 2 (22)
TDL 3 (13)
TDL 3 (13)
59331.1800
69628.3200
67666.9600
68647.6400
68402.4700
TDL 3 (19) 138766.3000
TDL 3 (19)
TDL 3 (22)
TDL 3 (22)
TDL 4 (13)
TDL 4 (13)
TDL 4 (19)
TDL 4 (19)
TDL 4 (22)
TDL 4 (22)
142198.6900
139746.9800
141218.0100
67666.9600
68647.6400
107139.3500
117191.3300
153476.5100
134353.1600
7.5331
6.2437
6.1809
4.9074
5.5371
5.2058
5.1650
5.0006
4.9447
5.9231
4.8856
3.9043
3.9350
3.8761
3.7504
4.6866
4.5317
8.5865
8.2680
9.6170
5.0704
5.1390
4.9942
5.7162
5.6957
7.9059
8.1015
6.8761
6.9485
4.2259
4.2871
4.5780
5.0075
5.6637
4.9580
411.1861
463.5737
262.8932
260.2467
178.4492
201.3476
480.5337
476.7648
315.8248
312.2960
323.0773
266.4894
480.5337
484.3026
326.4111
315.8248
340.8433
329.5784
528.3986
508.8004
404.9262
213.4905
186.8716
181.6076
527.6448
525.7604
499.3207
511.6714
375.0592
379.0072
520.1070
527.6448
385.5179
421.6878
411.9071
360.5832
20.5898 Baja leleh (fs>fy)
23.2130 Baja leleh (fs>fy)
28.1198
27.8368
25.5909
28.8747
24.0623
23.8736
Baja leleh (fs>fy)
Baja leleh (fs>fy)
33.7816
33.4041
46.3317 Beton retak (fc>fc )
Beton retak (fofc1)38.2166
24.0623 Baja leleh (fs>fy)
24.2510 Baja leleh (fs>fy)
34.9139
33.7816
48.8795 Beton retak (fc>fc
47.2640 Beton retak (fc>fc )
26.4591 Baja leleh (fs>fy)
25.4777 Baja leleh (fs>fy)
43.3121
22.8356
26.7988
26.0439
26.4213 Baja leleh (fs>fy)
26.3270
53.4088
Baja leleh (fs>fy)
Beton retak (fofc1Beton retak (fc>fc154.7299
53.7863 Beton retak (fofc1)Beton retak (fofc1)54.3524
26.0439 Baja leleh (fs>fy)
26.4213
41.2361
45 1050
59.0705
Baja leleh (fs>fy)
Beton retak (fofc1Beton retak(fofc1Beton retak (fofc1)
51.7103 Beton retak (fofc
41
Lanjutan Tabel 5.3.3.a. Tegangan lekat dan tegangan material yang terjadi
1 " 2"1 3 4 5 6
TD9 2(13) 66931.4500 8.3599 514.4537 25.7608 Baja leleh (fs>fy)
TD9 2(13) 66195.9400 8.2680 508.8004 25.4777 Baja leleh (fs>fy)
TD9 2(19) 57614.9800 4.9237 207.3151 22.1750
TD9 2(19) 41924.1000 3.5828 150.8548 16.1359
TD9 2 (22) 76002.7500 5.6094 203.9796 29.2522
TD9 2 (22) 71344.5100 5.2656 191.4776 27.4593
TD9 3(13) 66490.1400 5.5365 511.0617 25.5909 Baja leleh (fs>fy)
TD9 3(13) 67912.1300 5.6549 521.9915 26.1382 Baja leleh (fs>fy)
TD9 3(19) 129695.0100 7.3891 466.6796 49.9174 Beton retak (fofc1)
TD9 3(19) 128223.9900 7.3053 461.3865 49.3513 Beton retak (fofc1)
TD9 3 (22) 118662.3500 5.8386 318.4713 45.6712 Beton retak(fofc1)
TD9 3 (22) 142787.0900 7.0257 383.2184 54.9564 Beton retak (fofc1)
TD9 4(13) 67666.9600 4.2259 520.1070 26.0439
TD9 4(13) 67421.7900 4.2106 518.2226 25.9495
TD9 4(19) 138275.9600 5.9085 497.5563 53.2201 Beton retak(fofc1)
TD9 4(19) 75512.4100 3.2266 271.7152 29.0635
TD9 4 (22) 156908.8900 5.7904 421.1191 60.3916 Beton retak(fofc1)
TD9 4 (22) 149553.7900 5.5190 401.3792 57.5608 Beton retak(fofc1)
Dengan membandingkan beban maksimum yang terjadi antara tegangan
baja dan tegangan desak beton maka dapat dilihat kekuatan antara baja, beton
pada uji pull-out. Dari table 5.4.3.a. dapat dilihat jika nilai tegangan desak beton
lebih besar dari kuat tekan beton maka beton tersebut akan retak. Sedangkan
apabila tegangan desak beton lebih kecil dari kuat tekan beton maka beton
tersebut tidak mengalami keretakan. Jika tegangan baja pull-out lebih besar dari
pada tegangan leleh baja maka baja putus, demikian pula sebaliknya.
Tabel 5.5.3.b. Nilai k
kode fb
Mpa
k
1 2 3
TPL 2 (19) 6.243714 1.018550
TPL 2 (19) 6.180858 1.008297
TPL 2 (22) 4.907354 0.800547
TPL 2 (22) 5.537058 0.903272
TPL 3 (19) 5.000558 0.815752
TPL 3 (19) 4.944686 0.806637
TPL 4 (19) 3.876132 0.632322
TPL 4 (19) 3.750420 0.611814
TDL 2 (19) 9.616996 1.568841
TDL 2 (19) 5.070398 0.827145
TDL 2 (22) 5.138970 0.838331
TDL 2 (22) 4.994210 0.814716
TD9 2(19) 4.923734 0.803219
TD9 2(19) 3.582802 0.584470
TD9 2 (22) 5.609438 0.915080
TD9 2 (22) 5.265634 0.858994
TD9 4(13) 4.225870 0.689375
TD9 4(13) 4.210558 0.686877
TD9 4(19) 3.226618 0.526365
Krata-rata=0.815789
42
Dari tabel 5.5.3b. diketahui nilai k yang merupakan faktor kekuatan beton.
Nilai k yang diperoleh ini merupakan nilai k dari hasil eksperimen. Dari nilai k ini
dapat dihitung tegangan lekat yang terjadi pada beton serat. Kuat lekat tulangan
deforni memiliki kuat lekat yang lebih baik dibandingkan dengan tulangan polos.
Sedangkan pada tulangan deform kait kuat lekat yang terjadi lebih rendah
dibandingkan tulangan deform lurus. Hal ini disebabkan luasan tulangan yang
tidak mampu ditahan oleh permukaan beton.
Tabel 5.5.3.C. Gaya lekat maksimum rata-rata yang terjadi (P maks) dan
Tegangan lekat maksimum rata-rata (fh maks).
Penanaman
(cm)
Diameter
(mm)
Tulangan polos
lurus
(TPL)
Tulangan deform
lurus
(TDL)
Tulangan deform
kait
(TD9)
P maks /h maks P maks /b maks P maks _/b maks
20
13 56899.1 7.1074 67470.78 8.4272 66558.752 8.7138
19 72688 6.2122 85927.18 7.3436 49769.51 7.4532
22 70756.1 5.2222 68647.6 5.0666 73668.682 5.4374
30
13 62273.2 5.1854 68520.11 5.7058 67196.194 5.9956
19 87280.5 4.9726 140482.4 8.0036 128959.42 8.3472
22 109836 5.4044 140482.4 6.9122 130724.64 7.0322
40
13 62763.5 3.9196 68157.26 4.2564 67539.432 4.4182
19 89241.9 3.8132 112160.4 4.7928 106894.12 4.9674
22 124899 4.609 143914.8 5.3138 153231.25 5.6546
5.1606 6.2024
ij
6.8466
Dan tabel 5.5.3c teriihat bahwa terjadi peningkatan lekatan antara
tulangan polos terhadap tulangan deformed lurus dan deformed kait. Bentuk
peningkatan tegangan lekat serta slip yang terjadi dapat dilihat pada grafik 5.5.3.
berikut:
44
Grafik slip dan tegangan lekat pada tipe tulangan.
j Slip (mm) j
Gambar 5.5.3. Hubungan tegangan lekat dan slip pada tipe tulangan
Pada grafik 5.5.3. menunjukkan bahwa terjadi pembahan slip pada
masing-masing jenis tulangan, tulangan defonned kait dan deformed lurus
mempunyai slip serta tegangan lekat yang lebih besar dibandingkan dengan
tulangan polos lurus.
5.5A Hubungan tegangan lekat dengan slip
Besamya tegangan lekat pada benda uji diperoleh dari hasil pengujian
tarik masing-masing benda uji dengan berbagai variasi. Pengerjaan beban tarik
pada benda uji menyebabkan terjadinya slip antara pasta beton dengan batang
tulangan. Hubungan antara besamya gaya tarik ataupun tegangan lekat dengan
slip dapat digambarkan dalam suatu grafik.
Dari hasil pengujian dihitung nilai tegangan lekat dari benda uji dengan
menggunakan persamaan (3.8),
Pfy
.rr.d.Ld
IT)
en
cm.
.t-
CM
CM
t-
S£
S£
S£
Ort
O)
ocm
co
co
a?
o>C
MC
MC
OO
OO
JO
tM
CN
!N
N^^'-'-C
MN
(NC
MC
MC
MC
MC
MC
MC
MC
MC
MC
MC
MC
MC
NC
NC
MC
MC
M-
__
_a>
roeg
a)
ega>
aQ
-D
-D
-D
-Q
-Q
pp
HI—
r—r-
I—I—
<X
H•
•'
I♦
•
'II
II
II
II
QP
PP
P
♦•
•'
I
co
r-
co
i^>•*
(Bd|/\|)
ib>|8|
Bai
CO
CM
CO
oCO
co
CM
in
CM
co
CM
oCM
CO
CO
o
W
C3
-a03
4-*
03X
•5ao
c03"3
eD
."H
IJD
CD
?•>>
—aa
oo.£
•C0
3ao
03_c/5
c03
c03
"3o.
03
SO
3
c03
,32C
03
ao
103C03C<u
a.
-o
"O>
-
ao
CD
.9-
03ao
E3
03
-f-»~
™c
3
uc03
X3e03ao
5'5
CD
1/5
—03c/l
03ao
EC/5
03
ca0
.p
.c
CD
s="E
03
c03
T3
CD
X)
03
30
c033
0J*
!C
ao
03
<d
.2-
"t7>
0)
4-*
c03
ao
C03ao
C03
'•503
-203E03
03303
03ST
C-a
C31
-
>-
031/3
(D
^1C0
3C
/2
03
ao
'3D.
03_
C4
-j
X)
.„
CD
X3
^C
u<
+-
'••j?C
3JD
0360
3-3
03C
DC
c3
X)
CD
03ao
c03
'5P
•3'3BO
CD
1-
ao
c03
>>
ao
c03
EEE
OB
E10
3X
)C03
CD
X>
^3
e03
SO
c=5
X)
CD
X)BO
cCD
T3Eu
1/2
C03
eo
c03
3
c03ao
c-a
X)
CD
CO
'o3
03
1'3cC
D
4-*
103
BCD
i-
CD
XJ
X)
'S.
-*
03ao
oC
T5
cM
>/->
<N
03•—
c3
ao
c033
CD
03
to
03
cX
)IT
)
"§c0
3CC
Dc/1
CD
03ao
c3<D
03
1p
.e03C
-a1
X)c
03
-303
035
03
2.
T3
aCC
Da.
X03
X>
03
2T
303a.
CD
CCD
O
on
uio
iN
Nn
ocsciiN
CM
nco
oiijfiN
^T
-T
-T
-tM
^T
-l-^
T-C
jW
T-r-T
-T
-C
MtS
l
^C
N_
__
__
co
co
co
co
ro
co
co
ro
co
co
co
co
ro
co
co
co
ro
co
ii_
ii_
i_
ijj_
jjjjaifflO
)C
)0
)O
iS
!Q
;5:D
.aQ
.DQ
DQ
ClQ
pp
I—I—
I—I—
I—I—
I—I—
I—i—
I—I—
I—f—
I—I—
I—1—
♦•i^
XS
C*
^1
I•*
.'I
.
CM
,-
CM
CM
^-
CM
-^
CM
CM
r-
CM
^&
*-
CM
CO
CM
o
BU
Bfe.
co
m•*!•
(edui)iB
))3|-Ba
i
(/)
ao
c03
03
03
,<LJa
oC
X'c
cCD
•S-a
,5c
o
31
J22
CD
.9"
jj
03
>£
ao
c
1ac03
c03
ao
c
X03
X
00
u-
CD
T3CCD
O
03>->
T303
oo
03
ao
CD
+^
03
l-
03
X
CD
"vcjC0
3a
oc
c03
ao
c
c03
E
B03
C
03
0303
CD
-o3
03ao
03C03a
o-a
00
-^C
D0
3C
c30303Ec
-5C03a
o
§
CD
O-
C03
ao
X3
X
C
2a0
3
X3cC
D
0333
03
Q£
03
XT
33
c03t3
^r
CCD
o•5
03
Ee0
3
ao
c03
ao
—X
ao
>,
CD
03••—
•*c
o.
103
033
C03
ao
03
oiri
C03
X03
03
03£03C
3X
X+
->c
EC
03
030
303
3
1cC
D
E
UCC
Da
.
E03C0
303
-a
C03D
.C
DQ
.
«s 4J*
a)4«
dfy£x *****
OS-*
0 5 10 15 20 25
Slip (mm)
♦ TPL 4(1) 13
• TPL 4 (2) 13
TPL 4(1) 19
X TPL 4 (2) 19
X TPL 4 (1)22
• TPL 4 (2) 22
TDL 4(1) 13
TDL4(2) 13
-TDL4(1)19
TDL 4 (2) 19
o, «J»ow TDL4(1)22
*" 3 ,'SJ TDL4(2)22;'$* TD9 4(1)13;^J TD9 4(2)13
2 J^ TD9 4(1)19£j TD9 4(2)19S -TD94(1)22
1 5J' ~TD9 4(2)22
47
Gambar 5.5.4.(c) Hubungan tegangan lekat dan slip
dengan penanaman 40 cm
Gambar 5.5.4.(c) Hubungan tegangan lekat dan slip pada penanaman 40
cm. Seperti pada penanaman 20 cm dan 30 cm, penanaman 40 juga merupakan
suatu grafik linier dan lebih berimpit dibandingkan dengan grafik sebelumnya.
Dengan penanaman yang lebih panjang maka tegangan lekat yang terjadi berada
pada slip yang cenderung lebih kecil dibandingkan dengan penanaman yang lebih
pendek. Hasil perhitungan tegangan lekat dengan slip dan beban dengan regangan
serta grafik masing-masing dapatdilihat pada lampiran 6
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Kuat lekat tulangan defonned pada uji pull-out lebih baik dibandingkan
dengan kuat lekat tulangan polos.
2. Semakin besar diameter tulangan yang diuji maka makin besar selip yang
terjadi pada tulangan. Tetapi dengan bertambah besamya tulangan, tegangan
lekat yang terjadi akan lebih kecil.
3. Padasaat beban tank awal bekerja sampai dengan batas beban tank maksima!
slip yang terjadi dari ketiga variasi penanaman tulangan 20 cm, 30 cm dan 40
cm menunjukkan bahwa makin panjang penanaman tulangan maka makin
kecil slip yang terjadi.
4. Penambahan kait pada ujung tulangan memberikan kenaikan kuat lekat pada
pengujian pull-out disbanding dengan tulangan lurus.
48
4?
6.2. Saran
1. Perlu diadakan penelitian tentang uji pull-out dengan benda uji yang
mempunyai luasan lebih besar dan dengan mutu beton yang bervariasi.
2. Perlu diadakan penelitian yang mengkaji tentang distribusi gaya, tegangan
dan regangan, memperhitungkan pengaruh tulangan sengkang pada pengujian
masing-masing tulangan khususnya yang memakai dua atau lebih tulangan.
Daftar Pustaka
Dipohusodo, Istimawan., 1994, Struktur Beton Bertulang(Berdasarkan SK SNIT-15-1991-03), Penerbit Gramedia Jakarta.
Nawy, E.G., 1985, (alih bahasa oleh Suryoatmono, B), Beton Bertulang SuatuPendekatan Dasar, Penerbit Eresco, Bandung.
Wang, C.K. and Salmon, C.G., 1986 (alih bahasa Harianja, B), Desain BetonBertulang, Penerbit Erlangga Jakarta.
Depertemen Pekerjaan Umum., 1971, Pemturan Beton Bertulang Indonesia,Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung.
Park, R. And Paulay, T., 1975, Reertnforced Concrete Stucture, John Wiley andSond Inc., New York.
Suparjo, 1998, Perilaku Lekatan Tulangan Deform pada Beton Serat, Tesis S2,UGM, Yogyakarta.
Kemp, EL, 1986, Bond in Reinforced Concrete : Behavior and Design Criteria,' ACI Journal/Jan-Feb 1986, pp. 50-57.
Sorushian,P.Mirza, F. Dan Alhozaimi,A.,1994, Bonding Of Confined Steel FiberReinforced Concrete To Deformed Bars,ACI Material Journal / GadjahMada, Yogyakarta.
Sudarmoko, 1993, Pengaruh Panjang Serat Pada Sifat Structural Beton Serat,Media Teknik No I Tahun XV April 1993.
Suhendro,B.,1991, Pengaruh Fiber Kawat Local Pada Sifat-Sifat Beton, LaporanPenelitian, Lembaga Penelitian UGM.
50
HASIL PEMERIKSAAN PASIR
Pasir asal :Kali Boyong, Kabupaten Sleman
1 Pemeriksaan Berat Jenis Pasir dan Kerikil
Berat piring 149 gram 145 gram
Berat pasir+ Piring
370 gram 310.18 gram
Berat pasir 221 gram 165.18 gram
Berat air 500 cc 500 cc
Berat air +
pasir580 cc 560 cc
Berat jenis pasir =beratpasir (2.76 + 2.75)
(volair + pasir) - (volair)
Berat piring 145 gram
Berat piring + kerikil 500.8 gram
Berat kerikil 355.8 gram
Berat air 500 cc
Berat air + Kerikil 636 cc
Berat jenis kerikilberat ker ikil
(volair + pasir) - (volair)2,61 gr/cm"
2.Pemeriksaan Kandungan Lumpur Dalam Pasir
Hasil percobaan
Lampiran
2,75 gr/cm
Berat cawan +
pasirBerat cawan
Berat pasir
Sebelum masuk
tungku (gr)Keluar dari tungku
(gr)
374.3
157.5
! Vs=216.8
372.1
157.5
V2=214.6
KandunganLumpur dalam
pasir
1.01%
Syarat kandungan : Lumpur <5% pasir halus dicuci.
Kandungan Lumpur dalam pasir = 1.01% maka pasir tidak perlu dicuci.
3. Pemeriksaan Modulus Halus Butir Pasir
Lubanti Berat Berat
ayakan j tertinggal (gr) | tertinggal (%)(mm) i I
0.00 ;4.75 0.00
2.36 45.60 4.56
1.20 281.30 28.13
0.60 322.10 52.21
0.30 204.70 20.47
0.15 71.10 7.11
PAN 75.20 7.52
Total 1000.00 100.00
MHB Pasir = 2.8
Berat tertinggalkomulatif (%)
0.00
4.56
32.69
64.90
85.37
92.48
280.00
4. Pemenksaan Gradasi Pasir
: 1
No
Sannuan
Berat
tertahan
Berat persen kom
(%) ^
Spesi fikasij
mm , Tertahan Jumlah Tertahan Lolos Min maks
| 4.75 ; 0.00 i 0.00 0.00 100.00 90.0 100.0
1 r36 ' 45.60 ! 45.60 r 4.56 95.44 75.0 100.0
1.20 : 281.30 i 326.90 32.69
[ 64.9067.31 i 55.0 90.0
0.60 1 322 10 ; 649.00 35.10 35.0 59.0
0 30 ' 204.70 853.70
71.10 924.80
\ 85.37 ! 14.63 8.0 30.0
0.15 92.48 ' 7.52 (L0 , 10.010.0
sisa 75.20 1000.00 ' 100.00 [ 0.00 -
i
Lubang Persen berat butir yang lewat ayakan(mm) ; Daerah I Daerah II Daerah HI Daerah IV I
10 100 100 100 !00
4.8 90-100 90-100 90-100 95-100 1
2.4 60-95 75-100 85-100 93-100
1.2 30-70 55-90 75-100 90-100
0.6 15-34 35-59 60-79 80-100
0.3 5-20 8-30 12-40 15-50 1
0.15 0-10 0-10 0-10 0-15
Keterangan : Daerah I
Daerah II
Daerah III
Daerah IV
= Pasir kasar
= Pasir agak kasar= Pasir agak halus= Pasir halus
Dan tabel Gradasi pasir menurut British Standard pasir yang digunakan
termasuk daerah II yang termasuk pasir agak kasar .
Lampiran 2.1.a
Tabel 2.1. Tegangan-Regangan baja polos 13 mm
Beban
N
Per.TuI.
mm
Tegangan
Mpa
Regangan
(10"4)
Regangan
Terkoreksi
Ket.
1 2 3 4 5 6
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Leleh
980.68 0.01 12.49 2.00 0.80
1961.36 0.01 24.99 2.40 1.20
2942.04 0.02 37.48 3.60 2.40
3922.72 0.02 49.97 4.00 2.80
4903.40 0.03 62.46 5.00 3.80
5884.08 0.03 74.96 5.80 4.60
6864.76 0.03 87.45 6.00 4.80
7845.44 0.03 99.94 6.40 5.20
8826.12 0.04 112.43 8.00 6.81
9806.80 0.04 124.93 8.20 7.01
10787.48 0.05 137.42 9.01 7.81
11768.16 0.05 149.91 10.01 8.81
12748.84 0.05 162.41 10.21 9.01
13729.52 0.06 174.90 11.61 10.41
14710.20 0.06 187.39 12.01 10.81
15690.88 0.06 199.88 12.41 11.21
16671.56 0.07 212.38 14.01 12.81
17652.24 0.08 224.87 15.01 13.81
18632.92 0.08 237.36 16.01 14.81
19613.60 0.08 249.85 16.21 15.01
20594.28 0.09 262.35 18.01 16.81
21574.96 0.10 274.84 20.01 18.81
22555.64 0.12 287.33 24.01 22.82 I23536.32 0.15 299.83 30.02 28.82 I23634.39 0.58 301.08 116.07 114.87 I23928.59 2.00 304.82 400.24 399.04 I31577.90 4.00 402.27 800.48 799.28 I33343.12 6.00 424.75 1200.72 1199.52 max
j 24320.86 8.00 309.82 1600.96 1599.76 patah
Lampiran 2.Lb
Grafik 2. i b. tegangan-regangan baja polos diameter S3 mm
450
400
350
300
TOQ.
5 250
cra03
to 200o>
150 ;
100 .
50
500 1000 1500
Regangan
Batas sebanding : <x,; = 99AX fpa
£., = 3,2 x 10"
2000
Modulus elastisitas<T„ 99.4
5,2x10"1,922 *W Mpa
Lampiran 2.2.a
Tabel 2.2. Tegangan-Regangan baja Polos 19 mm
Beban
N
Per.TuI.
mm
Tegangan
Mpa
Regangan
(io-4)Regangan
Terkoreksi
Ket.
1 2 3 4 5 6
0.000 0.00 0.00 0.00 0.00
Leleh
Max
Patah
980.680 0.01 12.49 1.96 0.49
1961.360 0.01 24.99 2.16 0.69
2942.040 0.02 37.48 2.94 1.47
3922.720 0.02 49.97 3.92 2.46
4903.400 0.02 62.46 4.12 2.65
5884.080 0.03 74.96 5.49 4.03
6864.760 0.03 87.45 5.89 4.42
7845.440 0.03 99.94 6.08 4.61
8826.120 0.04 112.43 7.46 5.99
9806.800 0.04 124.93 7.85 6.38
10787.480 0.04 137.42 8.04 6.58
11768.160 0.05 149.91 8.83 7.36
12748.840 0.05 162.41 9.81 8.34
13729.520 0.05 174.90 10.01 8.54
14710.200 0.06 187.39 10.99 9.52
15690.880 0.06 199.88 11.77 10.30
16671.560 0.06 212.38 11.97 10.50
17652.240 0.07 224.87 12.75 11.28
18632.920 0.07 237.36 13.73 12.27
19613.600 0.07 249.85 13.93 12.46
20594.280 0.08 262.35 15.70 14.23
21574.960 0.09 274.84 16.68 15.21
22555.640 0.10 287.33 19.62 18.15
23536.320 0.15 299.83 29.43 27.96
24713.136 0.40 314.82 78.48 77.01
25007.340 1.09 318.56 213.85 212.38
31381.760 2.00 399.77 392.39 390.92
35059.310 4.00 446.62 784.78 783.31
35696.752 6.00 454.74 1177.16 1175.70
36775.500 8.00 468.48 1569.55 1568.08
37265.840 10.00 474.72 1961.94 1960.47
| 37511.010 12.00 477.85 2354.33 2352.86
j 30401.080 16.00 387.27 3139.10 3137.63
Lampiran 2.2b
Grafik 2.2b. tegangan-regangan baja polos diameter 19 mm
600
500
w 300oc
0)
H 200
100
1000 2000 3000
Regangan
Batas sebanding : o\ = 149,9 \Mpa
t: = 7.36 xlO"4
4000
Modulus elastisitasa 149,91
7,36x10"= 2,036xlO5 Mpa
Lampiran 2.3.a
Tabel 2.3. Tegangan-regangan baja polos 22 mm
Beban
N
Per. Tul
mm
Tegangan
Mpa
Regangan
(io-4)Regangan
Terkoreksi
Ket.
1 2 3 4 5 6
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Leleh
Max
Patah
2451.70 0.03 31.23 6.20 1.91
4903.40 0.04 62.46 8.00 3.71
7355.10 0.05 93.70 10.01 5.71
9806.80 0.06 124.93 11.81 7.51
12258.50 0.07 156.16 13.01 8.71
14710.20 0.08 187.39 15.01 10.71
17161.90 0.08 218.62 16.01 11.71
19613.60 0.09 249.85 18.01 13.71
22065.30 0.09 281.09 18.01 13.71
24517.00 0.22 312.32 44.03 39.73
26968.70 0.52 343.55 104.06 99.76
29420.40 0.86 374.78 172.10 167.81
31872.10 0.72 406.01 144.09 139.79
34323.80 0.78 437.25 156.09 151.80
36285.20 2.00 462.23 400.24 395.94
33833.50 4.00 431.00 800.48 796.18
Lampiran 2.3b
Grafik 2.2 b. tegangan-regangan baja polosdiameter 22 mm
« 250
I 200CDH
150
100
50
0
200 400 600
Regangan
Batas sebanding : aF = 286,62A//?a
er = 13,71 xlO"4
Modulus elastisitasa,
£„
286.62
ojTxit)-4
800 1000
l,09x\0\Mpa
Lampiran 2.4.a
Tabel 2.4. Tegangan-regangan baja Deform 13 mm
Beban
Kg
Per. Tul
mm
Tegangan
Mpa
Regangan
(lO"4)Regangan
Terkoreksi
Ket.
1 2 3 4 5 6
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Leleh
Max
Patah
2451.70 0.01 31.23 1.80 0.90
4903.40 0.01 62.46 2.00 1.10
7355.10 0.02 93.70 3.60 2.71
9806.80 0.02 124.93 4.00 3.11
12258.50 0.02 156.16 4.60 3.71
14710.20 0.03 187.39 6.00 5.11
17161.90 0.04 218.62 7.80 6.91
19613.60 0.04 249.85 8.20 7.31
22065.30 0.05 281.09 9.81 8.91
24517.00 0.05 312.32 10.01 9.11
26968.70 0.06 343.55 11.01 10.11
29420.40 0.06 374.78 12.01 11.11
31872.10 0.07 406.01 13.81 12.91
34323.80 0.07 437.25 14.01 13.11
36775.50 008 468.48 15.61 14.71
41678.90 0.08 530.94 16.01 15.11
44130.60 0.09 562.17 17.81 16.91
46582.30 0.09 593.41 18.21 17.31
49034.00 0.10 624.64 19.81 18.91
51485.70 0.10 655.87 20.01 19.12
53937.40 0.11 687.10 21.01 20.12
54918.10 0.11 699.59 22.01 21.12
56389.10 0.11 718.33 22.21 21.32
58840.80 1.90 749.56 380.23 379.33
61787.80 2.00 787.11 400.24 399.34
70365.80 4.00 896.38 800.48 799.58
72079.90 6.00 918.22 1200.72 1199.82
75267.20 8.00 958.82 1600.96 1600.06
75316.30 10.00 959.44 2001.20 2000.30
75316.30 12.00 959.44 2401.44 2400.54
75316.30 14.00 959.44 2801.68 2800.78
61292.50 16.00 780.80 3201.92 3201.02
Lampiran 2.4.b
Grafik 2,4,b. tegangan-regangan baja Defonn diameter 13 mm
toQ.
C«
nreroa>
600
500
400
300
200
100
0
-1000 0 1000 2000 3000 4000
Regangan
Batas sebanding : of = \M,SMpa
Br = 9,llxl0~4
Modulus elastisitaso\ 184,8-T = 2,028 xlO\<V//w
9.11x10
Lampiran 2.5.a
Tabel 2.5. Tegangan-regangan baja Deform 19 mm
Beban
N
Per. Tul
mm
Tegangan
Mpa
Regangan
(lO"4)Regangan
Terkoreksi
Ket.
1 2 3 4 5 6
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
leleh
Max
Patah
2451.70 0.02 31.23 3.80 1.11
4903.40 0.03 62.46 5.00 2.31
7355.10 0.03 93.70 6.00 3.31
9806.80 0.04 124.93 8.00 5.31
12258.50 0.05 156.16 10.01 7.31
14710.20 0.06 187.39 11.81 9.11
17161.90 0.07 218.62 13.61 10.91
19613.60 0.08 249.85 15.01 12.31
22065.30 0.08 281.09 16.01 13.31
24517.00 0.09 312.32 18.01 15.31
26968.70 0.10 343.55 20.01 17.32
29420.40 0.11 374.78 22.41 19.72
31872.10 0.12 406.01 24.01 21.32
32117.30 0.90 409.14 180.11 177.41
43640.30 2.00 555.93 400.24 397.54
47808.20 4.00 609.02 800.48 797.78
36285.20 6.00 462.23 1200.72 1198.02
Lampiran 2.5b
Grafik 2.5b. tegangan-regangan baja Defonn diameter 19 mm
700
600
500
IBQ.
400
CCO
I 300Q>I-
200
100
0
0 500 1000
Regangan
Batas sebanding : o\, = 382,17Mpa
s = 19.72x10 4
Modulus elastisitas =o~. 382.17
£„ 19 72x 10 4
1500
1,938 xlO'Mpa
Tabel 2.6. Tegangan-regangan baja Deform 22 mmLampiran 2.6.a
Beban
Kg
Per. Tul
mm
Tegangan
Mpa
Regangan
(lO"4)Regangan
Terkoreksi
Ket.
( 2 3 4 5 6
0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Leleh
Max
Patah
2451.70 0.02 31.23 4.00 1.51
4903.40 0.03 62.46 6.00 3.51
7355.10 0.04 93.70 7.00 4.51
9806.80 0.04 124.93 8.20 5.71
12258.50 0.05 156.16 10.01 7.51
14710.20 0.06 187.39 12.01 9.51
17161.90 0.07 218.62 14.01 11.51
19613.60 0.08 249.85 15.01 12.51
22065.30 0.09 281.09 17.81 15.32
24517.00 0.09 312.32 18.21 15.72
26968.70 0.10 343.55 20.01 17.52
29420.40 0.90 374.78 180.11 177.61
40207.90 2.00 512.20 400.24 397.74
43640.30 4.00 555.93 800.48 797.98
43885.50 6.00 559.05 1200.72 1198.23
29420.40 8.00 374.78 1600.96 1598.47
Lampiran 2.6.b
Grafik 2.6b. tegangan-regangan baja Defonn diameter 22 mm
600
500
400
nsCL
I 300cco
200
100
0
500 1000 1500
Regangan
Batas sebanding . a „ = 318,4 7A//w
£•„ = 15,72xl()"4
2000
Modulus elastisitasa,. 318,4'
£n 15,72xl0~4= 2,026 x 10" Mpa
Lampiran 3.a
Tabel 3. DESAK BETON
BEBAN Dial Tegangan
Mpa
Regangan
(10"4)
Regangan
terkoreksiKN N
1 2 3 4 5 6
0 0,00 0 0,00 0,00 0,00
10 10000 10 0,57 3,32 1,67
20 20000 15 1,13 4,98 3,33
30 30000 20 1,70 6,64 4,99
40 40000 28 2,27 9,29 7,65
50 50000 31 2,83 10,29 8,64
60 60000 36 3,40 11,95 10,30
70 70000 44 3,97 14,60 12,96
80 80000 50 4,54 16,59 14,95
90 90000 55 5,10 18,25 16,61
100 100000 62 5,67 20,58 18,93
110 110000 70 6,24 23,23 21,59
120 120000 75 6,80 24,89 23,25
130 130000 80 7,37 26,55 24,90
140 140000 85 7,94 28,21 26,56
150 150000 90 8,50 29,87 28,22
160 160000 98 9,07 32,53 30,88
170 170000 105 9,64 34,85 33,20
180 180000 110 10,20 36,51 34,86
190 190000 116 10,77 38,50 36,85
200 200000 125 11,34 41,49 39,84
210 210000 175 11,91 58,08 56,43
220 220000 176 12,47 58,41 56,77
230 230000 177 13,04 58,75 57,10
240 240000 177 13,61 58,75 57,10
250 250000 177 14,17 58,75 57,10
260 260000 177 14,74 58,75 57,10
270 270000 179 15,31 59,41 57,76
280 280000 180 15,87 59,74 58,09
290 290000 185 16,44 61,40 59,75
300 300000 190 17,01 63,06 61,41
310 310000 193 17,57 64,06 62,41
320 320000 199 18,14 66,05 64,40
330 330000 205 18,71 68,04 66,39
340 340000 212 19,28 70,36 68,71
350 350000 216 19,84 71,69 70,04
360 360000 226 20,41 75,01 73,36
370 370000 233 20,98 77,33 75.68
380 380000 240 21,54 79,65 78,01
390 390000 245 22,11 81,31 79,67
400 400000 250 22,68 82,97 81,33
410 410000 250 23,24 82,97 81,33
420 420000 260 23,81 86,29 84,65
430 430000 270 24,38 89,61 87,96
440 440000 280 24,94 92,93 91,28
450 450000 289 25,51 95,92 94,27
N-
en
00
00
r^
co
00
•*r•3-
•*•tf
N-
"frC
DL
Oh
-C
NO
CN
r^.
•*C
Oa
>t—
•*C
OC
MC
MIC
)lO
1(3
U3
1(3
00
T—
t—
t—
T-
"sTT
—r-
•srr--
fT
f-
CO
03
CD
CM
CM
CM
K3
LC
3
lOi^
-O
lO
lT
-^
r-
"3-•^
"*
•sr•*
LO
i^
oC
NC
OO
«*•0
0-3"
N-
CO
v-
h-
00
CD
03
01
01
01
oo
oC
NC
MC
NC
MC
NC
MC
Nco
CO
co
•t^r
^r
LC
3L
OC
DN
-1
^0
0C
O
T—
•srC
Oco
CN
T—
co
CD
CD
CD
CD
CN
00
-f
CD
CM
h-
LO
r^
CN
CD
T—
"fr
CM
CD
00
r-
03
CN
CN
CN
CN
CN
1(3
N-
(•-N
-N
-h
-•^r
O^r
oo
C3
C_3
01
03
0)
01
00
T—
t—
CD
CD
t-
v-
co
8C
DL
OL
OU
0L
Ocn
co
CD
CM
to
oC
NC
Oo
LO
CD
h-
CM
00
oT
~
01
01
oo
oo
CN
CM
CM
CN
CN
CN
CN
CI
CO
C3
"tf
^t
LO
LO
in
CD
N-
h-
01
01
min
T-
on
Lfl
t—
00
LO
•<
-C
OL
OT
—0
0L
OC
MC
OL
OC
NC
OL
OC
M0
0L
OC
MO
lm
CN
oC
OC
Nr-
CO
Ol
<sj-
oC
£)T
—N
-C
O0
0•«*•
OL
OT
~K
CN
CO
-<3-
03
lOt—
CD
CM
OO
CO
en
h-
r^-
no
no
CD
nn
T-
T-
CN
CN
co
"ST^J-
LO
LO
CO
CO
N-
h-
00
Ol
cn
oO
CM
CN
CN
CM
CM
CN
CM
CO
co
CO
CO
co
CO
co
CO
CO
C3
C3
CO
CO
CO
co
CO
oC
OT
•<*•
CM
CD
CD
in
T—
oo
CD
CD
01
CD
oC
No
00
LO
CO
00
T-
CM
Oo
CD
x—
<y>
co
CD
CD
01
r>
o^—
CN
CO
c-
r-~r^
r-
no
a>
01
01
C3
T—
CN
•tfin
1^
aj
CJ
CM
C*3
h~
h~
CN
CN
ro
co
co
co
CO
co
CO
CO
co
CO
CO
CO
CO
Tt
^"3-
•*••*r
"5J-L
Oin
LO
U3
in
Oo
nn
no
oo
oo
oo
oo
oO
OO
oo
oo
oo
oO
oO
on
no
no
on
on
no
oo
oO
oC
JC
Io
CJ
oo
oO
or>
no
on
no
no
no
oo
oo
nO
CI
CI
CO
CJ
oo
oC
Jo
o
r>
nn
nn
nn
on
no
no
oo
oC
DO
Ou
uC
Jo
CJ
oo
o
co
Kn
oC
Tl
oT
—C
Nco
•^rL
OC
ON
-0
0C
Do
T—
CM
CO
TL
C3
CD
N-
00
01
uT
~IN
<tf
^r
^r
^r
lo
LO
LO
en
LO
CO
L0
LO
to
LO
CD
CD
CD
CD
CD
CD
CD
CD
CD
CD
N-
I--I--
nr-i
oo
oo
oo
on
oC
Io
Oo
OO
oo
OO
OO
Oo
oo
en
h-
no
CD
nT
—C
Mco
•vtL
O(0
l*~a
)0
1o
T—
CM
CO
•^rin
CD
1^
-u
u0
)u
^C
M
^-3
-^
"STL
Oin
LO
in
LT
3en
LO
LO
LO
LO
CD
CD
CD
CD
CD
CD
CD
CD
CD
CD
l^~
1---l-~
Lampiran 3.b
Grafik 3.2b. desak beton
50 100 150 200 250
Regangan
Batas sebanding : xp = \0Mpa
e. = 37X10-4
Modulus elastisitas = -—10
37xl0~4270,27Mpa
BE5
(1
k.
.ampiran 4
EBAPA VARIASI TIPE SERAT
G
b. cd.
r?
o
i.
9'
O'
3b*
n.
.-<e>'.
m
<?.
Yarias: tips serat (fiber)
(?.)-(h) serat baja(i) serat gelas(j) - (n) serai platik(c) - (q) serai karbondumber: Soroushian ec Bayasi, 19S")
Silinder :
Jumlah sample
Dimensi
Volume
Volume Total
Mix Design Dengan Metode ACI
=99 buah
: - Tinggi = 30 cm
- Diameter = 15 cm
0.25 X7tx0,152x 0,3 = 0,0053 m3
99 x 0,0053 = 0, 5247 m3
Lampiran 5
Jadi volume total = 0,5247 m3
Jenis konstruksi (Plat, Balok, Kolom) -> Nilai slump : antara 7,5 cm - 15 cm
Vol. Tot. =0,5247m3 < 1000 m' -> Vol. pekerjaan Kecil
-> Mutu pelaksanaan baik,diambil nilai ds = 40
kg/crrr
f c = 30 Mpa = 300 kg/cm2
a fcr = fc + m ; m = l,64.ds
= 300+ (1,64. 40)
= 365,6 kg/cm3 =36,56 Mpa
a Untuk f cr =36,56 kg/cm3 -> f.a.s. =0,575(dan tabel interpolasi)Jumlah airyg dibutuhkan berdasar nilai slump dan (ukuran agregat max =20 mm)
dan tabel didapat jumlah Air =208 kg/m3 dengan udara terperangkap =2%
a Kebutuhan semen
f.a.s. = 0,575 -> Air / Semen
Semen = Air/ 0,48 -> 208/0,575 =361,73 kg/m3
digunakan:Pasir : Bj = 2.75XlV
MHB = 2.X t/nr'
Kerikil : B| = 2.616 Urn'Berat satuan ditusuk =- 1.434 t/nr
Semen Bj = 3.15 t'nr
a Menentukan volume agregat kasar per satuan volume
MHB pasir = 2,8
Ukuran max kenkil = 20mm
Berat agregat kasar = 0.61 x 1,434 = 0,874 ton x 1000
= 874 kg
Volume kenkil = 0.874. 2.616 = 0.334 m3
Dari tabel diperoleh Vol. agregat kasar= 0,61m'
3 Hitungan volume agregat halus
Vol. Semen
Vol. Air
Vol. Agregat kasar
Vol. Udara
volume agregat halus
berat agregat halus
-361.739 (3.15x1000)
= 208 1000
= 0.874 2.616
-0,115 m-'
= 0,208 m3
= 0,334 m3
= 0.020 m3
0,677 m3
= 1- 0,677 = 0,323 m3
= 0.323 x 2,758 x 1000 = 832,694 kg
a Jadi perbandingan adukan beton per 1 m3
SP : Ps : Kr : Air = 361.739: 832,694 : 874 : 208
= 1 : 2.302 : 2,017416: 0.575
• Kebutuhan material dari total volume pekerjaan (0,5247m3)
1. Semen =361,739x0,5247 =189,804 kg
2. Pasir =832,694x0,5247 =436,915 kg
3. Kenkil =874 x 0,5247 =458,6 kg
4. Air =208 x 0,5247 = 109,137 liter
Jumlah total kebutuhan material tanpa serat bendrat:
= 189,804 - 436,915 + 458,6 + 109,137 = 1194,456 kg
Kebutuhan serat bendrat:
total material / , . n , Acr . , , ,... . ,c,,/jumlah.Var= 1194,456 / 1= 1194,456 kg
- Vanasi 1,0% x 1194.456 = 11,945 k»
Kebutuhan kerikil (berat total = 458,6 kg) dibagi menjadi 3 gradasi yaitu:
a.Ukuran besar (012,5s d20 mm) = 83%x 458,6 = 380,64 kg
b Ukuran sedang (09.5sdl2,5mm) = 62%x 458,6 = 284,33 kg
c Ukuran kecil (01sd9.5mm) = 44% x 458,6 = 201,78 kg
Perbandingan gradasi kerikil 380,64 : 284,33 : 201,781,886 : 1,409: 1
Kebutuhan material dalam 1 kali adukan beton (Vol. Mixer = 0,08 m3)
1. Semen = 189,804 x 0,08 = 15,184 kg
2. Pasir =436,915x0,08 = 34,953 kg
3. Kenkil = 458,600 x 0,08 = 36,700 kg
4. Air =109,137 x 0,08 = 8,731 liter
5. Serat bendrat
(1,0% serat bendrat)= l,0%x 1194,456x0,08 = 0,955 kg
Kebutuhan campuran kerikil per-adukan ( Vol.= 0,08 m )
o Besar = XMbl^5\ x36,700 = 16,115 kg
o Sedang = 'AmU.i^\ x36,700 = 12,040 kg
o Kecil = '/4.295i x 36,700 = 8,544 kg
Kebutuhan material dalam lx adukan beton (13 buah silinder = 13 x
0,0053 = 0,0689 m3 )
1.Semen - 361.739 \ 0.0689 • 10% -- 25,023 kg
2.Pasir =832.694x0.0689- 10% -57,472 kg
3.Kenkil
Besar :vv ,: „ \ 458.600 x0.0689- 10% =-- 15.262 kg
Sedang - ; ", ;.,5 x 458.600 \ 0.0689- 10% - 11.402 kg
Kecil ] "" .,.;>„ x 458.600 x 0.0689- 10% -- 8.100 kg
4. Air --208 \ 0.068°- !(t% -15.764 liter
5. Serat bendrat
( 1.0%serat bendrat >=1.0%\1 194.456.x0.0689-10 = 1 % = 0.93 kg
- 1 ku
Cxi
a.CI
re
a.
CM
—^
,~-j.
-f-r-
-I-f-
ji
*--H
r~
1f
f-
-I—.
-T~
-o
]•-*
>i
+-4
-
tI
I
)i-
iT
Ii
i\-
\
CM
5!CL
'—f~
+
ilJ
Ir
4-4
i
•r
h-
'i.r
jM
-n
i'Or
i^
|.
iOil
*-
:~
"C
'J"
i*
*•-i
i'«
-.„
•>^r
-J1<
-"3"!
r-4
«-*
mf
+
tr
r^
CM
5MCMa>
\r~-
£7.c:
;'V
a>;
,9C
LL
—,_
„„_
u>
!
CD
c-}
CN
-
f1*f™
52
i0
\'••
re
s~
|r-
-4-
I_.
u.
h-
-t
•vf
"3
TV
^•I"
I"
-•^
.T
'!-
OL
i
,_4-
4j-a
t«
-»
--p
—-1-t
J.
i.
I^
Jv
_-J
1!'Uj.
i|
I;
h—
r-j „_f
1--4
-
K._
_C
_jtO
>-
sT^
^f
i7"^
\<I
jr-il
rj
•^
~-*
T>
—
I"~\-
LC
J!^
cC1'o
^
c
EI
TX
i-
1""
—v+
c
t|(
"•<
s~
TT
<,
\V
*~
-M-
1L
,^
<I
f->
1—
i"Ii
lj'
-
'.r
CM
CM
!
Q
cc>
CL
CO
b-4
--r
Cv
CMjO
'CO
CO
o'L
-i(
)iii
T—
',X:
/if")(—
|x~
87
;-.-J
,?-.
r-
\—i
V
44
o
OK
I
r,i
o'
CM
•CT
..j:
_i
->is
_|_j_4-4—i-
og
io
CD
!-J)C
OC
O
Q!CC
NC
Ocn
im
<9|:§
4;
OjO
i-vTiC
Cco
'coitt
IcoCN
!C'\iICOjCO
CO
jCO
I!--I<
tfL
OI
lO!
MC
OC
OI(O
'CD
ICO
3!Q
—|
j
oio
101^r'i
^r!
lo'
co
i•:•->|co
O'
Oi"*
CO
iCO
j*r-
"J
Ocb'r--
o>
to
i"
co
9-tr
4-fz-
•Ic
op
:
_,...^—
j.—j—
.C
OO
IO
CN
C-1-v-]co
COCO
IO)
Cl
<r-\r-
COI'0'
iT
-I
ON
CO
'«.oi
co
l•vr
IcoIcc;.;o
I0)ICO
j:f,jCD!
Tabel 6.9 Pengujian puli-out TDL 2 (1)19
btcbMi-i | uioi __ J He:'|,)
] TDL. 2 (1 i i lrr\:i !
i rt i
Sup'iota! i i eu.oeKOi I ocoauuiin
<-.--• ! \ 3- - -> ! CO Ci CO if
.1 '')
om3451 70
4903,40!
"9806,8Crvor,S ;"Oi
r 94710 20
•iioi oo
19613,6030065 30" ""24517 00
I 26963,70
[~294202[ol_p 31R72 -] qTj 34323.80j[li77550T"T39227,201 _r /HA"7ft QOl!..., r,7.::9..9,LOcJ^.
i 44 130,60]
llMilllicLj 49G34J.AJ 1_p5T4852o?0„..
3393 /' ,j4U jIfiosglo;
r I
1
-%-
—-1
I
„i
1 i o
-4
c 1
t 1
1 I
J L I
- 4,
rf"
-> -> |
9h
61292.50! I ,t4<
f~710991501"
L7600270|._ i
"IblJoiTQJ" 8°
90712,90i
93164 60!
9564 6.30'f.,,^--.,-. ,~,8f~
|i^IlZ2fi~i102971 401
iT054023J0liT578J4,30pl1110326,b0|
±o_U
'J- I
i -' A4-
i j 44. _ 38 4t
— t- o T1
1 (
o 1 18
* / I
"^ co(
-^1
Hf 1 -> j
J > .1- Tl;
Tabel 6.10. Pengujian puli-out TDL 2 (2) 19
BfcBAN i Didi i Heip i ul ! blip ioioi
(N) ITDL 2 (2; ! 'mnVi ! from)! 19
0,001 __0/J0_r. or
4903,4l5t
9806,80J-
7"iop on
147iq,2p! ^"OOTfiO orTf 0 4
M96jt3j30|! 22065,301
0,79
9 9(j
9
2.75
"< 99
! 24517 00 3 36["26968,70!r29420"40PsTsTzToj 3432380
r36775/50j 39227,20T41678 90
4.39
"4930•j /:. >.-'
6,05'
~6~20
- f
i._L^J
14
->l
,7377
'fji
f-^-X4
1 r
L
J " -I
4' c1"-t
A
T
i eo i oko! i Kcoahiotii
1» )
> / I
o44
L *
_ f \ 1 i
'C Ol 1 ""O
or 1 1 J 1c 't- —
! | *+
^ f Vf
44130,6_0"46582.30
6 52
49034,00 S./0
""51485,70 6,89
7 20
53937.40
56389,10
58840,80 7,38
n. Ol 1 f
CM
OJ
Oa.re
h-
"I'|
^;—V
"C
NI.
-i
'C
\!•c
)^
1.01
v_
J^
9O
jI.!
ro
O
^1
_|——
L.L
1"fj
'i
v.^
'!<-
C|T"
IO
V-'T"
|T
'4
C
n(
-il
I"i
O•""
IlO
ltat---
CC
fX
r^
C|
r7
MI
~frt-»
-4
-T
-i—
4
to
OO
1|T
1"
^t
T
ii
!1
:'
!;
I-*
•*•1-
T-
"""N
TO
O4
ht
Mi
Tt
•4-i
J"uO
i--t
H
ti
->H
CM
CN
CN
CM'3ocCO
a.o03
I~
ico
Io
-t
o!
oio
\—
CO
CN
i(J
•=tf!L
Oco
!co
"OiCO
ICOC
Co
Io
IO
IoI*nT
iol
o"
o!
t-
OC
IO
;u
4t
-jC
O
C4JC
N
OO
jO
—--.jC
M
LOCD!CO
ido
iuo:r-
•30!CN
;KC
Tsir.i.v
j
4-
co
^r
o;
co
OjO
r-
i0
0C
C'it-
rV
i
mO
Ol
o
CO
|C
O
•!X
i|CO>
[oj
io-
as!
r-
1L
OOS
i<3
^T
ci
OO
!C
JI"=3-
t-iC
OO
IO
CNjO
cO|06'
cmIo
-;M
1CDC
D10"J
Iv-
00
1co
!^
r
CO
iC
DI0
4;
0"'
COiCM
jr-i04
00I*cT
!CO
ICO
CDiCO
I9-1-O
CMjO
!jtojro
CD
;04
O'IC
NC
OI
CO
r-|L
0•sj
iC
O-=3-1•=?
j~t
IT
II
(
Oi
—C
MC
OCNJCNo
io
l-=r
I"TCN
CD
j
tOI
cDj
co
l
•*I!„0
140iC)
Oc
uo
Ic-
a>co
b">
ico**
1co
Ico
v~j(O
CD
co
o
Ol
LO
'
CD
!O
il
CD
!
C\i
cCL
CDre
1--
J-,
-I
Cv
<">
bi.
,t
4-
-t
io!
6;---;
9-1
51o
Tp
|c;jcojo
fc>|o
jcoO
lO
!O
--+-:
o!*>
IO
ojo
"-ii
•*
CN
iCN
iOiiC
O
'C
O
;C
O
"v
,04
•O
co
;0
-C
D't-
c;-1u
oC
O!
<*
90
LO
iO
CO
't-
OiO
r-0"tf
C01o
"C
OlC
-4o
oj-^
rcd
ia;
Cm
ICN
—t—
CJ
i<CT
,,
—,
T!"3
CO
icc
IJ
i_4
_i
jCO
iL
)I--T
IOJ
jCM!
O"!CO
ex
;!co
;oo
icojc
ojo"!
CO!ol
COi
001O
IO
l"5
i
I
9.
a")!L
O;
;.0iC
D
COICN
jOC;O
uoIrb
ico
lCO
b-1C
cJ'O-
''"^r-1
cnicd
;--CD
I00!r-
!<tf
coIco
i^r,
-^r
-,
-.
_h
_L
.
i)
Tl"
-iX
c^
—I"
_*
-r7i—(--
c^
M.
\lI
v~
I*
•O
'0
\ji--.+
(CO
*vTI
*:.fiy
jI
O
di
CO!
Ol
CO
-=39
OJO
00
od
ico
CO
ICD
1
CO
Oj
•JJ
o'!
CJ
>o
CO
OJ;
7ot-
•
CD
t
1i_.
CD
coo.
CN43
oe:
a.
oc,
!ojo;
O
bD
j
,—(-
-',
j-+r
JI—
vtI^r
-O
1^
,^
41
4
4-
-+—
9—
r--.
i.
,•-r-
_!---. :
^l
"C
-t-
UlU
!C
Tf|t-
;CC
O'j
04I0"
CM
iO-
iO
«tf!co
icCO
1r~1-s
Cxii
co
;c
>.
L
—-t—
+-
rAoh-
*-r-
.i
VT
O
i"--C
OO
l^
-
o)
b
>•'
I
p[Q
!O)O
Ip_
_.o
;-^
iOo•CC4iCO
—-IU
O!i
Nx-ct
ICDICO
•hi-i*=3"
I~t
-cri
i.C
O!
••
co
;•
f-Li*
!<o
CC
U)
1-4
i'"O
f•
v-
CN
00
!'-*-•\*•'
o,..,
'.co
!o
T~
CkJ
1T
-|
CC1CO
jC:04
1C
,-"i
CJ
r-..
N-
CO
•<—
((_.'
T*.'
i
-;\\\
CD
IJs
;--i
co
CO
Ii
•!
COIlOL
_
CO
uo
;
O!J!
'o1
4i|
;
N|CJ
Cj
i'.
mC
OIC
tot:
ok
oO
!^~
bo
o'9
|it~
!^
rj
m
">j<o',';')
IO
;-1iO
-4-
j••*.-
E
CNoBCL
CCLre
|1o1
|f~JL
Gj
;•-jof
^
—;_-i__4.C
io•hT
jo
r
-iI
-o
l4-
C^
o.
i-3
oio
i'.oco
!co
Ico
'!•--
o-;
-r|
CD
~4I
CO
o/o
CO
;"0-!
CX-!^
iCO!L
O00
uOCD
iCOIO
jr-
OI
CN
CO
icO
Tb
rbo
lOjO
jU.-
CO
OO
Ol
tOICD
jCOIO
00
|CJ
ILO
It-
3co
OlO
oo
:o
L0i!--
CD
;v
-co
!u
OC
O!
-cJ
DiO
iOIC
O:
O
co!o
"cc
|CMco
i-3-
<D
co
CN
jCN
CO
!^
~
Oi
CC4Ico
\—I
*3"C
Oj0
0
—j
(,.'*
IC
O;
>:.T
IC
O•
i'~-'0
4On!iCN
1ONjCN
o'jo
'Jo'ld
L0
ICO
j04
lo"|lo'I(d
CNI07
;CDc31od'i
COC
N]0
-!C
OC
NIf0
'<—0>!
-00xj
oo
!-^r
I•=3-
0-0I<-'
I00
icoo
CN|CO
!COI
C-iC
D-O
CI
co
!i1
O]CD
CO
!*----;;f
T~
i.Oll-
o0
0!
00
CX
S•nf
iO)
CO
r~
00
CO
'
L0
hO
i
LO
.
CN3o3CD
C<u
CL
CO
CI.
re
i—
Ji__
fr—
j_--,—
f™i.
t-
-!
O-T
O1
4-1
cNS
Ok
-1|
;-_-4--:j—f;—
-hr-jCO
jo;!CD|o-190
Iol
OIo
]CJ
iO
<_
K
.+-
——
4.—
I—I
;._
+-
Cv|lcO
iC4l^;cC
i|T-;L
j_
„lCO]05!
COj'jO
j00jo
b0
-—
iv-0O
lICmjCM
jCOO
l1
M
CL
—L
_4_
j„x
_T
o^
1l
^-_
s.j
^-3-f
t<">
i1
4I
TC
Or
u-•
T~
J.'
-
1-,
rL
J.X
C\i
CN
CN
en
a*-<
43
oc<\4
5"r-
a.
CCre
!C
O
IC
-JlO
!38
JPI'""'-I'
I|0
|t-
•^I
kT
N0
0
04
CD
IC
CO
UO
io
Cc
I^
r
co
io
CO;C
O\—
-i
*o
icO
iO
,
"-J
•"T^"
!^
ritr-
f--..C
OjO
iO
oO
!°
O
!<XjU
')^
rL
O
I^L
IC
)li
'?
r\t
c.3
iV
M
41
1(
;1.
Ji
!C
o!co
U'>
(\i
OS
Uo
CO
o,...
it
>Co
iT
—C
Oi
'XI
Osj
•-^
^.
,.—
iO
-JV
.v
„V
i
•sj!0-41
o
ab
ico
iio
OIL
OiO
Oj•*-
;Cm
OjO
™.I°>.!
c-
ICO
iO
N11--
ICN
ICD
:•Os
iv-
Io
oi^
y-i
II
co
CO
-.-I
LO
•-*1co
•*!
"f
II
-S-
r
--
co
oo
lo
i<o
ir-
CN;CM
ICMo
jo'lo
'
•^3-In
SIS
OjO
colt-Oioo|o"C
OIro
Icc
Ivj-
*=tio
iic
o!
co
v-
00jC
DCO
LO
ILO
!CO
L)
ILO
CD
I
>'D
ooco
a7
a)
CD
C\i
CN
CM
013cCL
CO
^—
_).-.
iO
!
4-
•
r
:•ICDJCO
!C;•
ol
):r-
C'
i
-h-i
•4-
o-1
'
LI
Ck
i
4-<•I
5i
>.-
,C.
co
r{
tC
,0'
4_
.
r:'"iO"-
CDi
v-jCO
;v•r-;
CO
C:U
"•,
"J
rv"-!
-r-f)
j
CC
O'1
"4
ui
'LC
9i,-'
Oo
O^
^6
;iv
<i
_|o
o,
,.
11^
"^c
'_
trv-
-C
0,0,1lO
")4
0-'
XI
110),C
•i
c-".)
Ot'O
-"
t-VT
O,
7i-
~i
~)'^
f••
4-+
T!
I>
il.
1"^
|I
DL
I
1-4
!
'=>
I
I*
I
a.o30)
a.
re
I—
r-.
>—
•C
J
JO
I
::-!—f:r-
;-q
-4
0!
CD
iC
JC
JI
CO
LO
Icb'jCOi
OL
O!
CO
IC
Nla
ilfNI"5
?
1I
L
co
so
oco
o
Y-
•^
—
O:
CO
l-l.
"=C
V">
[-
oo
CO
co!r-:;-jo;
-i:t-
jCMI"sT
juO
—1
—i—
j—0
01
UO
;-O
I0
4UO
1CO•O
jCI
CO!0-
!OjjO
04
CM\C'i104!
CMCM
j0-4\r\!10')
*--;C4!04
ICMICO
COi0
o\o
lCO
0-4
--
CD
O0
00
'-DO
:
Oiv-
71
92
00-I
00
1->
'1
I
11
jj...
J\
**
|
oio
CO
'L
O^b
co]ojo104
ICOICO
IOO
jf•
...!
DjO
I-J
IT-
1O
o>I
OIC
NCM
jc-
-^!
co
00
j*r-
Cx!|C-O1
CO
j0-
•nT
OO
00
!00
01
00
CO!Oj04
j-Oo-
bo
lccjc
oC
OI--
IL
OiO
r-
j•=*
I<D
IO
•=3"!-vi"iK
tj-*
Cjj
^—j
CO
ii
-1C
D1
•Ji-cOl
"o!^0
1SO
|Oi
o->SOO
c'i
CO<0
*0
''•
t-:cy
1CD:
Of
CD
CM
1C
c
CDC!
CN
CO
"
CL13
o43
CTOty
,ca
;
CL
dCN
CDre
i-
i__
L_
..
!oin
-1o'i
t-'
O4
OIO
CC;Cm
colOU
)IT
-
or
-.--*._)._
.-
,—-,—
-,-,
+—
t_,
•J
-,'
4t,
Mv
"•0
""*—
~*i
I"-"J
r'
b.
-!C
-O
O'
Vl
I_
w_
l
-4
-
4
LJ
C
4-—
+-
T
:oio
jo:-
1COUO
OO
OJlO
CO
iCO|N
.,
T--
i>
vfIC
DO
!I
T-
."=
Jco,\,-r,!
co!
oi~
r;<cr
i•&
•*-
tt
c
!I
-V
-,
O*,
\'
-si
O<cr
oj^t
-,|
,,-x
-f
1-N
OiO
jOo
ijojo
c--
CO
!C
Oo
jst—
s:o
ON
.iC
D!r-
L_
L_
L..
"0-9
-J!C
D9
oC
OI
CO
OIO
O!
rbl
"-"'".J"-.
UOIh
-1OO
CC)IC
OIC
O*vj'1
(741CO
-r-1(O
jCDL
OIC
OLO'
o
OO
I>
-co
jo
-
"44
o
4--,
,
co
oco
!uo'
"I
COjCN
OC
OO
COICM
LOJCD
Tabei 6.22. Pengujian puli-out TPL 3 (2) 19
tOOO A! ai i berp i u
rPL 3 (2)
OlljJ I Old!
/ „ - '.
O r i r r t j
i ,_4yU3.40{
I -! 7-jc,p "n!
J-4
- 8r
1
0 I
r c
i r 11 1
-.
T
1 b 4 -I I
- (t - -,-J-
-t-
IO/ |'J.A)
' O'lfb,9019613,60
24517.00
26968 70
29420,40
"OTsOTi0I 0,5ODO «Cilp.bo—;oobo>
I OoOO/JI 39223020["41^678^-0
44"! 30.60
46582" 30
o i
C " -c
/
r' c 1
tl
1 ^ i- l
r
1 - < I
_ 19
, ~t
4O04ON. UU i
51485,701 Mi0,->00 i . '4u |
"56389"l ofJCNU.OO j
01292/50
66195,90
j'"71099"30
76002,701
J
f
0
J -T j J_- Wj
44
78494 49 -- /!
j80906 10— 4"3182867 46 - (1
+
o Oc o'83112.63 i
83557,80 " ~
84583,65 "i C ^
1-
84588.05 "0
84583 65 r J 4- 4
Ao/jc-p,3 ^5 r i ""
i 84583,65 r-
— j J \1
84583 65
84533,65 01 cI
84583.65 I4.O0M,o .'-" o o!
-i 4
4 i
J.
4 /
1
__ t
Kcoanoani
(1 • i
Ir
4 "
o
> 4 0 ° o 4
"4
1/ 9|
4. h
CLc
t"—
~—
—
oa
!"•-
—,
i^Z
*f-
C*)
i-,
^:
ci
T^~:0
a;
|/^
"~
Ol
1
(Y%
to
jT
_i
to
"-'
!rVj
0'"'T
O
"5>i
SO
i:"•
Cl
^[
h~
ir
-J
y-
-r-
4-
-+-4
-
o-i
oln
:(~
\O
CO
or~
\
•COjO
l;(N
•CO
OO
'0
.*v_
CD1CO
•'o
V0
")lO
:C
4L
O<
T_
.'.0
x~
</.4
V
rfj
<0
•r^
_T
™'-O
C„.7
O'i
V
(v;r
rv
O.J
*-"1?
ii
•*
.™
Xr"O
O<
-I
"•C
j_j
i_1v.
)
•=1
hr^
<-h
.
I1
CJ
vX
i__
L_
ic
!
!*
)!
o
i">
i
L'
>\
•,IM
UO
j
|'
41I"
4-
4C
O<
.]
Y<i1
r.•sk
<•c
-1
"C
O"^
I
4--)
-r
-r*-
^4
+-I-
t-—
\O
I
•—
ff
4*-
4-f
-)-
>-
D-r
IO
CL
•tj
r
"0
o
^O
OT
-O
1~+
I(
oo
i.i
tt
4
Il
4Jjf
-jI-
^-jO
|<0
tf
a.
43
oTO0)
a.
uo
CN
CD
—-~
-I--t
c")
IL
L
C1
jOlc
Olo
jc:
;
cc
COi09
CN04
|-~ICD
'"-?•-'
CO
!o
co
"xT•
<?-
:
v-
v-
CN
io
i-\
:g
ibO
bTfbOCDJCC4
ooO
i:•^3"
^-
i
CO|o1
o
7o
i
!
Jl_r
'-
—!r
1
!t
•i5-9
4o
jcjC
O!
LO
CJ
CN
O: IS
0:
04
•
ICO
'O'O
00
CDjCO
OL
OCO
jCmO
0i'
Ni
b"
o9t
V'
iCO
j&)
LO
('•-••
oOn.
Xx~
r
Cj
o
u-4—4
rj
!r
>
O
-)--r-4—'
1°'
.!i
Ii
iO|r
-9
|U
4O
r
IO
i'
!!
1I
CO
oIo
O'
'Ojo
OIO
;•C
J0
-•^
ft-
|CO>U*>
CN!Co
j0
-C
CO
OCO
iCC.\iDir-^
|co!!
V-
CD
'C
MO
OO
JlO-iO
vM
OO
>fi
CO
:"n*"
co»
co:
r--1os
jco;
9t
co
ja;
T-
i-sT
!C
OioT
;1t-
i1O
iC
N|C
NCO
1CO
!COI00
j^Ti
__!
o'~
ii
r-"'
OiCN
;o!
Xi
t-
lL
O<
3i
CO
po
o
DO
4--
••-r-r
~b
°l'
I
1t
-
to1
1
_44_
lco
>!r-1
o)
iof
)iooic
cIC
N•
IC
OI
CO
v-
-CO
iCDII'-
4IUO
iCO'ICO
CD
iOC
OIL
h-
s-0
LO
1L
.1L
_
j.—
jCj
ON
TO
sO
NO
4-0
_i-
J-_
J'
lc0
-i
CO
I_j
^—
—+
--4—-
j"*-.("•
LO
lOC
OC
Cs
00iC
O|
r-~o
-C
Oic
oco
C'
'••v;—
i;—
so
L1
';U
OU
•'^—
T"
<31
Cm
co
CO
OO
CN
O.
cTOCD
ccu
CL
CO
CN
CD
•.u—
••-^
O
!5
1°
iC
D
C4
|CJ
"OI
ocb
-ct
!9?
I
Icoo
iol
•IC
O4
!)"N
ioIfO
j
!co
I-o-:lo
icc-
CO
•Ico9
CD
!
IT-
ao
CSj
-.--
OJ
"3
-=
c'""•*-
^—
o-
r-^
.
mC
OC
OC
OC
O
!~\:C
NC
NC
MC
O
7J04~-
IC
DO
|O
-C
N!C
C
OO
IC
JO
l9-i,
•scco
!\—
1a
oco
COjv-
jCO-f
I10
co"ioio
lo
IO
iif'
r--1io
O'o
:C
">•-o
Ol
SO
CO
!C
D
CD
liD
Cs!in
oIco!
O!
o'O
j|c"
t-^
lT
!*
0
-fr-t
1-fM
cDj
CN
00
sco
1r--%
-I
•=?!
CD
CO
!0
0!
00
oilo
04!o
-
Oj
oOO
ICD.col
OCN
jh-;O
CN
CO
;--
D)
1t-:"d
001t
!^r
Oi
f--o.,
034'C
D0
0!
00
^IC
Oi
CO
t-
(OIC
DU
0I00
ILO
—i
-41-
-*•f-
-1I
^-J
T
OI0
4O
ILO
io
b
OS-'^
i.Oj
c:7j^j
oilr-
CM
0)
iLO
ICOj04
ILO
!iiO!CO
I_
L.
LO
!
oo
_._
l—1
OsO
l
to
LO
CN
ID
CO
CO
T-
CO
Ifl
0-
,-•-!C
NO
cr>
•*a.
3CL
43
!,
DI
Ic:
Ci!
1i'^
.
CL
I-
jr--
;
CN
'•
re
ohoOr
ojo
Oh
-1
CM
CC
I-<
4"
0'",
••.-^-\
b!
P
o!C
O!o
c9
oO
1O
CD
|O!C
'O'lO
|O
o!
cs
jo
CJ
oio
"-4I
"O
_-J—
f—
+—
ccIco
lc-Jjr-7;
Icoio-
jeg
07IC
JIC41
CD"
4"3"
ijo
lOjC
O04
jCO
04jC
N
o'lo
"0
OL
4:
I'X)
Icc
io^
OO
)]o
ii-=
j
9-
-t~b
o|
~|.
-$c
-.
A<.
o!
j
jv
ji
i
t-t-
-j--
C_
Ii.
Oct
A!0|
4-4-T-4
-00
CO
IC
Di
'.N_
.
OI
O
7ia
o(-
%-
I•?
f
<-ci\'~>
-•
4i
L>
.0!
CD
C0
!O
CD
!C
MC
Oi^
rC
D!
CO
CM
;0-4
CO
IL0
cojo
/'•ss^-.
-=$
!<D
-+
-
ON
plO
jOij
N;T
jLO
J"•41
CN!D
41
I
co
i^
r•v.l-1
Oi
co
!O
Nj
L0
IC
D!
-OO
iI
f
II
"I
IC
0
Oo
)IT
-!C
JJ
~li
^
1
O»
r-j
i.
:io
2ofeci"
CO
'O
-'•
CO
j ojS
\-
04
."Ni
CO
1!
04
co
!o
)jo
o
1
oolcofoT
co"1o-j-o-jt-
|COC
O!
ojo
C-4|C
'i•<tcoo3"
ooi:--!oo1co
CO
!CO
!C0:1
"el's!-
ico
|co
!co
a-
COj<
QjCO
LOooU
ojo
iL
X
c\'i
GO
!C
N]
V-
i
CD
i 'vTIL
Om
-!
CJ)
r~-\t~
CO
iC
Do:?
Scd
j
(
0;
O")
o
•Olco"
TO
;,ii
o
|o
;;+b
;
4IO
jI
t-
1—
4--
o-
c;
CD
Oco
oCO
I
-9
(.C
o^
j
•xti"W
T-
'CO:
COllO
:iCO.CD
^t
I"<ijCO
i'O
;
s*vT
•^4-!s
i>
-,If"
!-<
rVN
II<_-)
b-4
--
qib
,L
iU
orOO
colo-"ia
.
1oL
O
jL
OC
OL
OC
O
,o
o„_
la>
oO
NIO
-
1\
!I
v—
i,•-..
N-
Or~
,
!C
DO
L'
Oi
uy
!^T
vr
V"
cc,
on
LO
CD
T~
!C
DC
OC
MC
-:
•O
'X-'
o
!C
Oao
CO
04
5!cTOCiXCO
CN
S1
00
-1
r4
r_
<r
Io
iJ
b1
Tj
^/J
lk
9T
••"T
-i
~1«•
icO
iv
1<
f-r^
(-,>
lr
"-io
b*
i•>
14
^"H
ci1"1~
—f~
1i
—1
-
^r
"^0.L
41
r(
jJ
Vr
I
Csi
CN
•*0.
3o3—
Q.
I'S3
3TO
j^
04
CL
a>
CN
s-~
oTStcZ
0
lO
Ootbj
1'^
-10
.'j
\V-
1(N
]'O
CO|
\1
1C
i-\
-oo
t
1'-"
CD
j"0"
!
;^
•v—!
OIC
JL
OO
N
.T(
-rCD
Tb:s;
t-
Ol-
ct
r-!
CO
T-
iC
OC
Oir-
co
OT
xt
i-•<
—r
">C
-\I0
'r>
0O
ia
1101
N..
CD
1U
O0
1,'
r-
ico
CO
Oj
jC?
,—1
.:
CC
O
0r"0
04-%h
-vr
c_
r4
.
13
Tt
Olo
)j
COr
o
o<
T
;o
cc
1o
CDICM
CD
!
0.!
co,-0
!0
0
C0
|'.
*v^ICD
CN
IC
N0741
Cs
00
i^r
00
ONjOO
0co'
oj
Io
---\|!fQO
)I
T-
00
1-^r
_4
—^
t;:ote
L0'js.0|O
if
~o
!t
CO
j0c
>O
)O
J\
O|0
40
s>~
.-:f
j
CO
1O
Ji0
-sc\
;••--!CO
1CO
CO
co
i-"\
)
—iL
OO
or
OO
•xfC
DO
l\—
0O
1
„f
LO
'"1 rbo
-b
i04'C
OO
Jcc
OIco
!C
OCM
jicoIv-
>tO
I'CD
rr
-f-+
j-t-
I4-
-,D
4j
<rO
)-
I(I
0|
I1
0
(C
'
IT
<*r
-1
00
<-
-1-
4
JT
.
JJ
tC"7!
-71.•-.j'
-Ico
j-j-vj
^t
-f
I
5T,-y
*+
lO
CD
c
IC
O
CO
jCO
CN
OS
o
OT
CD
!--L'4|O
i005
ojco
o-1
co
!cc
LO
'!C
O
%:j5
0!
o"
cJ
o(
co|Ir,
CO
jco
IX)
v-
CD
CD
OlO
IC
O04M
X44 41
coo
i
OP
io
'OTsIv-%
—<
r^.u
oI0
4o
!CM
IJ
v1
1J
b'
c41
-•?-
v-
r
OI
v-
IC
N";r!
CD
cojco
CO
o
CO
iO
Oo
-1o
COjT
~
CN
CN
oT5!TO
5"
CCl
o
ia
i---
CN
|CO
-<r
i'"*
;
Ll.
i'"
"
c+
o--
-1
-!CM
_4
--O
iC
O
iO!
iIc
o|o
!o
:\o
|n->̂r
JOJy-O
oo:
1^
iOi
\!i
'i"^
ICO
...J_
CD
;h
-L
O|
<D
4-
•t-
Ib
.
>--
ICO
CD
\OC
O;I
O
cd
b~
OO
!O
-
Is
cojoroccj
In-
!ao
07jCM
iOj"
i\
V-
ojo
j'0
4i
v~
.o-.i!
co
:
40'|CO'; •3!loI
O
OsC
oi
Cj
lb¥i§;c
^jc
ni
co
!C
J!
O!M
-1t-
joo!O
JON
iCOiCm
\O-IO
J1•*!C
OIC
O
_f_
LC
(
~i
Ir>
---}-iiOC
OC
O
uo
;L
Oi
3O
-o."lCO'
~M
'i^
-O
lC
O0)1
r-so
i^
r:c
cjco
Ico
co
!o
-
OI
OJ
co
la;
r—I
1/1
Oo
<.
JT
O|
OO
!
-4--4
Oj
oo
'
OjO••T
|i-s
-!
ft)0
01
TS.44
\,,—
0>
I
O
55'co
t)
o
NC
O'
)s
CO
4—
j
LO
CD
!X
:
--|
j-„.--.'c
or
:•Icc.
io
!so
!
4ILO''
CD
LO!CO
iCO
-•ico
no
i.)
c--
Oi-
'I.
-I
—f—
,|4
-icC
'JLi'i-o-!
c;co
jWjco
IoO
NjcO
oiCO
-s-rIo
oin
-io
oojoo
ICDIt-
colUOICD
jCD
—u
-—4
—T
—i—
j—j_
_.-7]7
ojr
5C
!~ic
->!c
v-1c
'o
!c
oO
jI
-4„
Sf!o'f!M
i.O<
*"<?
IsOL
O!
>
ivlok
CO
io
CD
co
;O
O•
"nT'
^TIC
Di
LO
"=J-jCOCD
9ojio
lcc!
<
C7
.O
dj
!0
7
cDJco
ol'o
V)
1L
O
CO
Ksf
COjv--IL
0!
OO
CD
Cm
(Oj
I<
CO
1c
sr!<r--
j<co
i•;I--!
-.o
o
oCM
l
sr
204
CLre
1—
S-_
.
SOI
O
o
I
!:
j\
5\~
"{*•""«
10
"b"•sT
!0','
,L
O'
i(Q
•^rrN
lOO
OO
'^N
-^.
.^—
v^
rh-
jCO'0"
;CO;O
i!
•x—\—
t--1O
OO
J!0
0CM
5T
O0
5co
ir--!
c\'
Ol'O
kt-
;LO
oil
CO
LO
07
1
-br.4
-iO1O
j07IC
jo
'7IO
CMI
"*
LO
jCN
CO
lO
•-o
CO
iO
tC
OO
COICO
!CDj
CN
I'<T
jCO
10
4'CM
ICM
I
_,
71;IT
-jC
O's.D
ICO
jco
jc".I-^-i^11
sfi•=)•!
cc.jot
o-ii-st•;o
l<X4|
"iCO•co]
CO'sb
|001
'7!
CD
O!
O-
8ICO
NjC
C
Did
'
co'j^8
OOjT
-|co
I-=r"i
cj
!0=
T'
CO
•vfI
"3-I"4f
C4
|
0jco
iccIiojo
i-sc"!tj-!'.bjlo
Ico
8fjo!
s'OIco
1
OI
OIO
1C
O
O1
O'
oIo
:I
01
Oj
c.
CD
51-5-DJCO
00
iO
JC
O!
CO
,~i
LO
^4ICD
•vfi
*v
CO
!C
DI
ON
1CO.iL
01r-
CO
CDiCM
I--IC
N!O
-IO
Ji0
-OO
i«3-!COO
OIO-•
IOl
oCD
iOjv-
i•*;CD
j•JlIt-
<n
.cn|co;
coIco
1co!^
r
LO
IC
O!
•III
O'X
:\v-^
T'
sn
'sK
'C
Oi
NjO
jCOO
!
Oj^
j'O
01co!co
!•-„!?-^
.
'01
00
sC
OC
J1
Oj00|CO•
|
LO
I
Ofif;1~lP
CO
'N
i-=T|
'-D(S
i....rj^
...j.•=
-T1
O1
CD
CO
j
O0
-;"O
CO
!
CO
'
CC.jO....
0I
1v
-
vO
1j
o1L
]
-L
1
o~
co
CO
CD
CO
CN3o!
15Cl
cOl
SCL
C^
i
00
CDTO
-I
L
0-b
cOO
S'.
oO
sjo
110
4jCM
j
!,
1•
,,
oOnO
oOO
'Oo
CO
iCC
j'Os
i'Dio
-|C
Dt—
i00|
o-!
CO!CC.j-^s
i.'-C1CM
ci\oi
,
!I
ioo
<Pi0l'~"T
07jCM
(0
.
i....
^"
!(,
4
y~
icO
COjC
.)701
04jo,l
C'Oj'40
[CJ
Oc0j
LOjCO
jx—
1S
.D1
!f-i1co•'";
jcci--
I—'*•-
I«•-:o
1c-.!<%'/-.
ob
00•SO
!OO!COjCO
IOS-*
OjO
t-|
!AJ(
(OC
OI0
4!
iI
'!
'I
•!
iI
Ii
!j
i,
jM
M!
jT—I^s"
|V~
1~
I'•
')I
•O
,
Ico
]j
jo
+-7
'L
1-
,j.
j-j
—j
—4
—C
^L
.P
lO
!!
\j
CM•J?jCO
O104
jG4jQ:.;OO
00!CO
;•*-|C
'4;LOC
Oo
o1-0
\55Y
~•
*—
Oj
CN
CO
-o
o'4'4
•O!
"3"'O
G4
'•-—
!•=3-!
S741
CO|O
!C|O
'lCOCO
!O'O
C;C
Od
o1L,
-ri
'I
!j
!
O!
COj
'C
D
!."
I!
*
ccI87
LIlo
kO
SL
Db
bO
O!00
!LSs!C
OjO
sCO
iO!N
-co
LOjCO
TjC
Jxi1co
co]-^r0~-IO
jCmjCO
rX)
9fjcojo
jx>O
!4
0I
ojo
oj
IO
J
!
•—-jv-
,v-ICM
SCMi
CN
CO
'cA
i
oo1^
!---r!"sii
!!
!
!!
i!
i!
!.Dco
iv
-io
o
L1-
1.
,.,.„
!!
11
L.^
i
joC
1^
07
OLO
jCO;O
s!CO
CO
O0
0''
O
tF
CJ
1o
^*"jr-
--'i-"".1co
1o''—
''O•X)jLO
ji'NIOjjS
jCOo
CD|COiO
CO
2m
jo]
i-\CO
i!80!O
I|0
ii*ss4~
87
CD
OV07)
CO1O
1r-
'00O
iT-
iCD
!r-
0g
:r~-
It—
,C
Do
i••
*sj.o
-;
<j>
uo
;o
-C
O':
v-
OlO
IO,iJt
CO
CD
CD
CD
(~C!r-j
CMI9
-^
ric
oco
!*
-o>ijco
...i_
co!LO!c-1
coiO
iOJo.j
Ip-1
<ojIo
-1co
!X
)co
i!--.joiio
jt-!lo
•=?|CD
jOOIt-
bs}[CD
COI
CO1CO
1T1'^
!"=54
oo
oco
in!
I--!<y>
CO
!C
J!CO
xr
ico
ico
OOO
CD
LO
!4
0''
L0'
._
i_L
_
CJ
'41-
CO
LJ
ONjO
-j
r~
C)
O.
c'XJi
Tabei 6.33. Pengujian puli-out TDL 3 (1)19
i uiai
?M)
oei j.j I ui
boon) i m on '
i
i - -•-
f °'°0j
1 n
0-—
O.OOOjr o^oi 70[".."OOOOb' 0,99
1,45 0.035"j 7355 10 -. c; o. 0 050
! 9806,80 O "JO 0,069
f 12258.50 2.45 x
I j41
o
1 o
^ j
-9_14j
j b 1
/14t
949
^J 4 j/6j
i 09 ! KcoiihtoiO 1
\ '---- ! r">- I' ,-, 4 is4 I'Kl I "LI IC'J',41 I
I c
•1 <<-'-+ -
1 U
I 1
-1 Of o
3 4
. 4.j" <-
' 14710,2011 7161 ,90
""1961306
-• • ~ 0"oOo1
bo-OOoO Qfl
0 j'^7
22065,80
'O451O60"3 24
3,38
1 26968 7029420,40 3,66
31872,10
34323.80
36775 50
3,94
4,08
4 20
39227,20 4,30
r 41678,90 4.34
44130,60
46582 30
4 46j4~-~-[—--
49034,00 4,7 0 j
51485,70
53937,40
56389,10
4,82
4 yb
5,07 [—r 58840,80 5,80
J31292.5063 744 JO
"66195,9(5'
5,O'Lb, A b
—
^58647,60 •10 0"^;
71099,30 h 5,79
' 76002,705 87
L .5,96~? <~ a r. a ,t r-. ! c- -'. n
.o"i 4 0.-0 1 r -
80906,10
85809,50ROR1 "i00
I 90712,9093164,60
"95616,0)^98068,00OosilOo102971T6105423710107874.80
"^2oT~ "T,6 30O __ r__6.40! 9,606.]
6 59
Oi91Z'QQ.
0 605j
Oj4309 990!
JJjJ/ QO 695!
0.7121
Uboy;cTOoO
_, "~> ""_ c
1.0 "4" -lib 1
41 "jO
11 '
i
1
_ — ^
j ~0 " 4 1r _,
„ 1 ^_
14 10c >, <:
£~c
0 j
! J
0,7641 h
Azs-rrz !_z 0n ypoT "
19
h 10326,501 __ '047Ml 2778.261 7 65
Tabel 6.34. Pengujian pull-out TDL 3 (2) 19
ai i reip i u oup oitiiitU'i I
I
Jioo[_ o.oo
4903.40
9806.80
1 "'2.58 50
14710720
1 ?181 Qf)
19613,60
22065.30
247317.00
| 26968 70[ 2942006PoTsoOTo
36775 50
2>y+21^2041678 90
44130,60
16582 30
49034.00
51485b 0OOO0 i . '4U
"56389,10
_6j292i.50
"66195790
71099,30
_76ogoio.i1-0/! ^
OggoOTo
0580050.9,'AJP, 1 OOj
ooooilqoifi4 pn
j 95616 30 j! 1—j 95068,00!
r^|i977or~ 0^of02971 To I*1105423 101[l0787^i86|fi'l 0326'OjTb.._L_O.L5Q.[^ ^o'?7p OOll "7 i^Q
0,45
0,66
1.41
2b13
'7 oi
0?7
3.10_____
3,40
"OO3,68
3 82
o, o ,7
4 09
435
TeT
4.87
3,86
C; 80
.86
611
jiAO6 47
6,607
6.7'
7,02
7 16
i. cm
(rru
)ji•±\
0 o4-
r o
J -1
0 *
r -~r
j 4 4,
0 t_j
w 9..„1
0,6/9
0096
0,746
,7631
-4-4
is
c<
' lC/s!
14
lO O
\Uy\
•* 4
14 4
- 4o1 O
0 ,r^ 1 r
4 1 4h,
/ _
. I
02146 308
JJOOf*6.737
D. C? ! 9
1 _0 """4 "
- 1
/•,._ ,1
5 479! 177 inoj;,7 ,4- -1 .o! -1 O -I O /! •"• i0.5 I D ! O I ,C"4,4 !
D,OcHj
6.0276.164
!«4bO/j1 Q;4) ADA I
cOoTboiI 08. IOO !
_ lcO360
N-_
-+
-4-
,1
i_4
.-
.
1£
i1
1i
CO
>f-^
_o
oiO
O_
_
CO
CC
•^|_o7'£>jo.ii
O|
iOi;Q
T—
i0
')<
£P
--^._
0-ij(N
|"]C
o.'~xi
i|O
-;x
)i
CO
CC
co
0"'
cojcoi
^r
1vt
jo
O
\C4
\r-ir-;r-|r
"
CN
Q3o1
l2
15CL
77
c|
ro
'O
tz
CL
I-O
!co
OM
i^
TIt-
CD!co!cc
Ic3
r-^
t
CJ
oto-0
<3'
iC
O
01
C'i!CD
1O!
OICO
ioj
i-O
!0
7
O
\—jC
Ml
4,C
O-:
co
'—J
IO
:O
v-
ior,
r~~
CN
lfOC
N
CO
!lO
CO
|v
--!
Cj
Oic
o!
t
4-o
4-
Jl19
.b
*-;•*
o,C
Dco
;co
Ic•oo
77b077-
bi9
09
o-i
<D
:C
J
i-oco
i"==rC
N|cc
coC
o]--.
o<
r;a.<
-o»!co
07..COI-q-
I•=?;
I
IL'
(-1
cr
04
jCMjL
70~s!
CN
i-5J-
oO
l
74
!f
'-•!0
4
^rIo-ir-iJ
i^r!
uoO
-'C
D|
LO
CO
ICO'iC
OCC)
icoo
in-
-lU
"-1
I«
3i
XI
0•iiji
"
Ol
'I
=D
M!
)'-
i|-
i!o
O0
o!o
,7j
-CM
)'
Ob<
|00-
'-X
''
O'
!.-
i_
i_
__
iU
)
IX
iot-
K!T
D-T
I"^
•X.)
b-
t+
OOTOTorTbrcss—
CJ
-41--T
OjC
O[C
OC
OlD
SO
LOIO
Ilo
r-.
v-
LO
IC
DC
O•
CO
OJ
ico
OJ
!ssC
CD
"NT
CD
co!O
0|
CJ
2!
c9O
'j03C
D!
O;c
0|
T"
>'»O[:
l-0'j;•..Ioo"
I-CO
10
7
-i0
4JI
00
CN
CN
!C
N1
0.4447
CO
!*
~»
-o
t
h~
i•-
..'
Oj
c"
cj
,—
TO
i'"
I
O)
i^
0>
Cc:
!sC
,a>
Ij;
—;
a.
)8
j
07
I!
"
00
11
ON;
CIS!
-i
-,1
!o
!cA
cc
•-
1*'1
,"\!j
(4
0JD
1"~
1CO
"3
jj
f~;
1-
IO
tTSfci
oIn
log
i!oo
o
o
O-
!C
4C
D|C
O
'•!
OJ
47
iC
O
-x-4
-sIO
jco"iC
D
OV
*-.i0
I^\di•o-
j00jO
ICOb—
ICN
ICM
Olio
oO
'D
J
rIr-
COIC
41
04|C
OiCO
ILO
lOiO
jOO
LO
O,
CJ
i._.)
iC
D:^
tIco
s'
r-
iO
J!C
m!
CN
L'4
'^
TI
O'!
ON
V•
CD
!*
tI
Ol
oj
•C
N)
CO
Io
o
I(,1
!-f
•5.
4
JT
t
Lo
I-r
.'J
nil^
fl
4
COICC
i00jt—
joiCO
iO
CvijsSD.;/i.'ao
lo'"sc!
;0">IO
j:-..o
Io~>o
bO
jOl!1-1
'£iCO
jCO""
'-*CO!CD
i-ol^r'i-OJ
-sj:i:.:0
^4
c-~
ih
C|
IJ-
''
-S3o
oC
J4
OO
iO
•3'ICX.'!CM
O'O
;C
C8i-1
oojcm
ICOI071
00I<•-
jCO90
Ii
.'
op
-b
ob
oco
jo;CM
j-0LO'i...0'1CD"jCD
OI
OI
o9t"
ICO
i0-;
OO
!IO
NO
l0
-ICm
OC
OIr-
CD
iO
NO
-io
:.bo
9C
D
-M4
Oi
CO
!.......I
*fr
D3o<v5
CL
coSi
(-
roo
for
CD
!co
!o
-iIo
"jo
'oi'jc:C
D!
v- ;o|o
G>
iCN
1'SOC
O'
r
!t-'l
~-:
i•>
!—,_
C\C
•r-
',.0C
O(7
...C
OC
Do
:>L
...1
"--
0.4
\D\—
C'i:
'OO
NC
OC
O
10-4C
4•'O
00
-7
0--
1OO
lO
O^_
..
O-
i,C
jCD
Os
O*"1'C
O0
4;-v
;
1-t—<
r-
OJ
O'l
CM
o
COjO
H"
ION!O
!COjCD
;-<t|ONC
NIt-
|C74
!!--.D
4I*
-IC
NI
<s4CO
!OojsSi|CO
\t-^
l^'tl
'SHco
Ii,:o
O4
->^
-i
•Oh
00"oo]
•T|
C74
•90
"!i
'Ji
^C
ON
-»
7i
C'O
0)
co
;
o1
"d-c^r
O!
is-c-!C
Or--
.(.[40
j^L
O!•-'
-ji
-o-L
OC
O!
Y—
-r—1
•07
CD5oQ
..
CO
CN43
odCO
0)
CL
CO
CO
J2
f-
ri
—1_
"^
i)•
*I
II
rr
v,7
<-|
oj1
0\O
—^
Iv
f-•
to
10
31
LO
o-!
o-iio
-C
DC
O!
C54
•roOo:
-O
,*3
0-
r^.
Ji"
nT
Oj
CX.|
p
-%.
CO
'!I--
IC
O'
Oj
JOi
D'D
C'
K-
CI
7'-^
!
o,
0c-
T-
I1
1
!oIC
O
CO
'i
io
i
iCO
j
co
bi
,i
ii
rOIO
jiO
;O)
<-|O
.4l04i
!C
O'
ojo'
15C
J;
Oi
Cc
!C
DCO;COJjO
sjCOCO
)O'l
t~j03
LO
st~
1C
OIr-
00
'C
O0
7'
CM
t-
!O
i
^3
^
C|
oC
OiO
CC
!U3
cms
;"st
"*Ts
OC
MI
CN
CO
'CO
CD
'0
0
IOjL
O
oio
h-!
t
co'lo
"C
CI
CM
j04|O
•51-iCO|jLO
DI
CD
CDjOO
ooIco
|t o
•£|C0
ou.i
11
-i
or
;--I
ON
CO
'jC
D
-.'io-
coicc••sjIco!
co•Sfr
|XJOV
f
4i
J
cmf-N
-bxcb
oCOS
iOO
I03
IOl
^j-:J,OJ'.,0
OICO
lO!C
J
Ob
OL
0
"'-!
OOI r_
_
o
CO
IC
Oo
.t04
ICOjCO
CO
!CD
iCO
CO
.C
Oi
lO
Oj
fcn
Tabei 6.33. Pengujian puli-out TDL 4{1}19
btstbOM UIO! i f (-714,4
7)0 4 (1)
19
i
i.n.f!! ! A l\K\
Kcoaiicouo
pull-out !
•1 ' 'j
_gjx)^7'491 79
"4903 40
037X01 0J300 0.00C+„_
, 7355 10
! 9806^80\~ *. 000s "--n
4,301 oo
! 1471cOP] 1,90OOOOaO 213
19613.60 ,40
09065 80 2 50
24517.00 2.83
26968 70
0942040""•00720034323 80
3677550
jL| / > 0! I
447 'OO 60
46582.30
49034,00
51485.70
090 /', 4U i
3,02
30 7
3,33
bOc066
4,00
OJ6T.304,48
4 5?
56389 10! 4,92
61_292,5_C 0,50
0,0331 0,537,iO O140
0,065o ns -'
0,098
6 114'o;i3o0.147
0.163
0.179
0,196 c il
Hhi
00 i
obOj- 1^ |o _|_J. I -ij
;+--"66195,90! 5,64| _ ( J4J_
' r 4""71099,30j 5,91
76002,70
7 so* 7104 .4 9
"80906810.
85809,50
9-788
38261 20
907"! 2.909010,4 on
05518 on;00404._
Oo.bORP.98068.00
ooolbl102971 40
6,586 65
6776
7 50
7,73
7 96
805'
9- -4
O^Oi ^ ^
o;UjO o1C
6 697
6 p>8i
6.945
7.078
"boo7 / /. n
i 1 /O
C 4
oO^
11
10T I
—I-- 1 '-* - -~ !
/!
'OCj ^ 1
4
1 7 0 I
'b5 "4j
}, 1M
-t —
[ r, I
114 * '
^ l.
4 9
03
cn"
_j
p+~
j
Z3
ocraCSJ
C04
CD
"<5_
2C3
I—
<-".
•0,-
.
CO
Z
*1
__
o
0ccs.
o-
iu":
o1co;
o>I•o
--O'l
i~-\
!rN
1_-.
O;
O!
C*C
!MO
!L
7
CJ
iO!^
!^"
CD:O
IOO
-:"^j*"
791"1£
8j7o
1coo
41-sf
!K
03
1
O!
C
CO
!>
i-~O
j'
ljM
>•
~~$'
Oo
.-o'-
7>C
Ci
01
v-
o(
|C.
CD
,I
o!p
XT
Ji~
>C
'i1
1^
..O
1'1
1-
ry
L)
CJ
o—
JDJI
_0_.|
-"l
~ji
ij""
-4
-o
,O
'l^
I"~'
"^!
»j>!
T"C
Or
22o
-.jM
'1
'O
oIo
-io
iO
I0
4;
CO
CO
I'n!IC
O
•cm!
CO
so
OM
CO
--!
<X
:O
CM
m
--!
CD
CN
0-
l\JO
JjC74
T0
0C
O
<vf
iC
DO
lv
—•^
r
04
iO
lO
Jto
9-3
!°
bo
ic
Lvl
,O
'"3-0
o\
O1"
I33
--C
44
0'
1O
,*
Os.
-Nl.o
I<;-
1Ic
r^C
O
O0
Clir!
vi
Ic
LC
'o.
'J^
t-=st-
CN
CN
Q
__
ro
c1
—.;
1^
ia
.!
Li.
jT
f~
^j-
j<
0!
—1
Xr>
|7^,
**~:1
'•—
X1
(__-
Ir~
-,
jo'.Io.4
-O
-
CJ
-ftr
Icol
IC
JI
^-4
I03"C
O
LO
iC
Jt!
O-
001co'
osi
11
44
1{_
_,Ir-
,t
i4!
OI
,v
-0
0l-l.j
v-
4r
~1
o'-i"^
mIco!
-H
—,
-1r-
CD
I7
30
1CM
!«••
O-r
3'
4~5bTi-=4
-)-—i
-1—-c
I~.
f)
CD
41
D4
-+
-C
O!
CD
r-
!C
O
*--4'I^J
OIO
CO
1C
D
_|_
,0
-i_
-.1
-3
co
i0I•=:!
--rKb
-3o
jO
_'C
1>
_4
_j"vl~iO
iv~CD
1CO
i1-
ICJ
iiO!
C-
CC
J.
CO
t-
1^
0-
!LO
!...o1LOI
LD
j-St"C
OCO
!'40ICO
O-
.--1C
O
01
j
O!
CO
CO)jCDL
OjC
O
ICO
03
!C
OC
^I
1•_
LO
;r-00
4CXJj--1
Oco
l;--8-0
0|0
!0
OI"7
jCOL
DjCCJ!
r-C
O!
CO
!0
7L
0"O
90
3C
M4
-00
4041
04iC
O
'oi;
::ob
:
7-
!Oi
CO
jotf
8-9
•C
O
O-
ICM
'0i
L'J
CN
•ct<C
4
0!
CN
CD
Ih
CN
;
-.T
toO
oO
j!O
!O''70
I°!Cb!0
!Ico!53
—i—
i—.,—
0J
iL
O0
1C
D
O!
Cj
'•C
_4
OO
^-
cojb
;g
colu'7
\370
0i•«
:O
!<I"
I
4-
v.I
400
r
I'O
>-
y+
xi
^r
-,4
—4
b
etcr-1
-f~o
4-
-i
"9•="
._4
t_
I'T
il
kk
O'
-
-ol(O
""1
O
o-4
;cn
«.T!CTJ
CC
D
c,^
r
-sT
CD
I'444
CD
I*
-co
Icc
-OiO
'•;"|
CD
i'.N404
jCC-•CMj"=7!CO
U0!UO
IiCICD
!CD'
"6"'"'o]oC
C'
'v
CD
-,-.-
i-sfj
.nuo
oio
o.'i
•J-i"3
CO0-
!v-|
ob
oo
".
.c.o
'Oc-
,-!a
.,
O!
OO'
:4^
4
'CC
-4-
O!
co
iu
'4'
"ilo-
IV
"I
co
"3
CO
033oc:
rocCD
a.
COro
41
__
.I
CO
i•-•
Iojo
oC
Ji
I.j
iOIO
18C
'IO
OT~
jCJ
CO
jCJ
cojoo
oi
p|0
'jjc5
04
!-fl-
~-hL
O
IC
DjC
Ji0
41cX
lI0o
-jc
Is!!
'lO
jO!O
j!i-
!
i°!
!Ol!
!CM
O!
C:,
CO
!O
s!
iOb
i"3-
i
-b
o
Oco
Oslo
CN
;•*
O-3-1
!v
s^sr
4—
4--
.0I
CO
i
Sjcoi81;CN
j"O
"
tl
<D
;
oo
ico
ICO
h-it
lo
ic~
10
.4o
n!
CN
CM
co
jt-
ioo
co
co
|oLO
roofo:\—
!0
7
78I<?')
•DC
N
|CJ
CO
IC
D
*!°
co
!t
ioIoi
ji:3o
lco
Io-i
v-
O!
--..
CD
D(
l
7)
-sj-
OO
O|
CD
I07
iiD-|C
OIC
JIN
ICN
CD
!O
Ot-
icoj^r
I1
iI
CD
!
C~
|'
Oj
i.;
"=441'
41LO
i"C'
--I-C
Ocf
,~t-
CO
j•:0
01
'.
70
47
77
'
OuO
'1
-sTI
•?—
1--!DO'
co
ico
("7-.jr.OC
OI
CD
LO
L3
Oj'.
co
;C
M|
oo3oro
5To>
Q.
•T•*
CDro
j3)
cT
5rr
Oj—
-tic
ii
'!!sjs[;J;j;!'[;!
i!
o~";
iIo
0•
'•
'OCO
jOC
M!"3
CCI(C
JC
J!v
-0
"s'
CO
071
I'DI
CC-I
OT
_„,
_.—i
v—ir\j
00
iL0
CM|C
OC
O;O
iCO
IX
JI07;I
,—j00
.o
CmIO
J!C
J|co
icoj-o-1
^Ji
=3
CMj-xT1CO
jCC-jCOj0-4!•=:!-!i'Z
•S40
CO
AS
IC
N1
"!~"'
C.4jOi.
:\
i
CMlC-JJCM
IOJjoOlooIcO:CO'iiil!
!'..!!•
07j"3
*3
!
1
000
b"!
so.
oi!
co.0
-IO
l^--
jUO
C4
s*q-1
40
.L
OCO
jTiCO
!--TCC-
st-
i0
0|
CO
0~
i--^
ib1
2!•"-
i(40j044
j04!O
coi^rjcojo-jco•4-!
COiO
|CC4iOlcOco
!
-!
i!
,-00|COjO
Jcc:
co
coloo
IcoI00
jOO
11
j•o
tt
i•---+
jU
O
j..4
__
CD
^—
;
000
CD
IC
Ov
-jC
OC
.J!C
j
Ojo-
0|
O
o-O
jCJ7
;*
-C
Oi
t—0-[0
!0
:^~03
jCMjt-|t-|O
!CO
CMjC
jjOilO
lICM!03
o;c
oIo
-O
N;
<*
|O03
ICO|CO
CO
cpj*=
3"1
;c"''i
oC
OI
CO
OjO
C74
1O
O!CD
jOICD
j1
]O
jOO
jOjO
CD
O!CO
|CJ
oO
!
:'!
si
j____0_L__i__.
11
!!
i1
!1CO
jCD|LO
07IO
0-4!C
D0)io
On
ioTlo-j"o
0J4;ON|IP
'cojOO
jCM0
0i
LO
tl
CD
cojTnl^'
CCsjO
|CMo*-3"
o]o
tco
0-;
OOG
41,
col.j°C
O!
CO
T-OCNJO
bON
''
ii
Oi
CO
CO
I-=*1
<
I1
<3-
-c!
lo
LO
v-
i
!iO
b.15
?l&C4T
ojc;
ioTO
cOcO
LO:CN
jCO;CD
07jCO
Oi
oo
-i'^
ro
fo
lov
-;co
;lo
8|
O,
CO
!O
03o
jcoo
ii°'
LO
jCO
"=
t;0O
il•vf
Big
03
!CO
o-
jCC
[
COIO
!i~IC
0LO
IO-
L4
:t—
|CC.S
i<
~C
D;
t—CN
!0-
jt-jC
OO
;L0
Ol'N
O--
ICO)Ob
>;JI
,1
1_•
J4
_L
_'
C0
IO
CD
iC
M0
3!"
*C
Di
Os
Cm
;CM_
_i
CN
i03
bO
r-
ioj
Io-
co
i-coir-~
v-
i*=
3i
CD
co
ico
!oo
ON
Ol
DO
03
CC,
D1OJbT
Ni.A
|CC
iiO'
O-
LO
1o
t-.
C+1O
,7
t,
-<r1•*jt
LO
|
-*!
Oi;
OL
O'
MI
T3
iK
J-
vr
LO
-lO
lON
Ol'C
j'bo
Ii'
ocd
I3
jO
iOJL
^._
iL
_
07
03
033a.
Ol
Sa.
U3
*t
CD
:—,b
.
O1
-s—
c:
CLE
00c8
fc
Q
CD
-H1-
|0
|C
O
OC
J
01
ooo-*t
o"l;o C
OC
Oi
CD
ooIo
OIC
O0)
jLOco
CJ
io1
00-1
IOj
jO-
CO
IO
'
•s—I
U4
CM
iC
M
-,-
iC
MO
)!O
NO
j\-o
'ld
00
O1
oCN
jCDo
ko
"
8-!
(b"N
i00
j0
CD
|CC
CN
1C
DI
Ot-
!cx>Ico!
•*?
1C
D
CO
jL
O!
CO
ICM
o
OjO
CD
O
•sfI0
4
03
|D
"5
00
<~
.llO
CO
v—
as
co
04
f1
CO
CN
LO
)C
OT
"'
03
03
OC
O•f
03
IO-
j«
-•X
'iL
O!
-.003
IO!474
LO
OI
TO
l0
3I
ON
-N-
O-lO
O•*t
•*"!"=r"
uo
o]o
'C
DO
OC
OI0
0C
O
CD
0!0
O!
CMT
-ICO
LO"jL0
o!
o!
oCO
jCN!CO
Oj1"'1O
-"*
TI
«*
CO
1O--j
CD
CC.)i0
3'C
Olo
jcoIcoj
i.
4—
4—
4•
!00
i^
'•b-1
601-0.D
ICOI
)!en"!lo
1
oo
•n!"!L
OI
o'jo"!
jO|
i"sb
CD
jOIL
D
'DO
CO
O"C
tCC>
"V
O-
i^
,L
P•*•
0)
•SY)0
0p
x.
CO
440,t
1
\"3
-Ol
(\'o
rCD
I03I1.
IC
O!
ST
!CO
U3|s'D
jCDICD
SCO
-70
+0
7O
i04[
0!col
CC
'IC
D
O!
CO
So
"tfl3
;N
-O
S
CO
!'"-Io-O
'1
coIco!
001co
x!"IC
Or-'i
si"
bljCO
lOciiO
c'^
j!O
OO
'O
04CO
jOCO
IOLO
o-1
co!
co
M<
o!^
cmr-
jCMT
-T
-!
CN
00
03
Qs—-i_J
3oE
3CL
C25.cfl-
CX
*•£$•
C£J
XI—
o
V-
I.
cOo
jCJ
!0
|0!00
j0(
iolc
jloiol
oco
03
CO;C
OC
J'ION
I'
ccs;cp
CNjCM
OIco
'
03
<-K
o
-b
-el
icrC
OI
L'J
CO
I0
3
CM
iO
•no
•--
CCO
l|CO
jO
-CDIC--
IO
l!v
-|03
I
44-
i!
1!
_.<•-
it-;co!
o!
073
IOI
o
_b
_4
-J-
i-|04
Iv-!
*t!
CO|
COj-r-
'-=4I'!D
ICOI
;8!lo"!coIcd
iOO
IOIO
IOO
jCDIO
ICOON
iCD|O
j•=!•j00iCM
CD!o"
"3NN-"jr-'l^"j1-0"!v--:Ixf
i1T
!-^T!L
OiL
OL
O|C
DIC
D.CO
4-~ICD
IUOI•*
I03ICm
It-IC
OC
OiC
OCO
|X
I07
iCOiCO
[OCO
-003N
NCO
!::C
I03I
:'
|I
)
4-
i
l-sj
;:Ic?
°0
9
XT
CD
OS
j04
N-jOJiII
-T7
Ob
^1C
DCNslcD
v-l
•=}•C
O'
V~
0"-|
\'-~-!--
1CO
CJ4
'C
Or--!
co
;Ni•-
cnjr-
CD
CO
ip-
;T
---
.,.—
T_
!,._
SO
OjO
j
00
LO
CO
COiro
jL
3I
-vTI
ONIO
-j
04
IO
N'.
Tabel 6.47. Pengujian puli-out TD9 3 (1} 22
btoiO/MM I L4IO!
If- i\ ! ~rr-\ri o!!M,J | I b'O -.)
j •-..-,i 2o1
tip, !Ul
(mm)
oiip i or.ai
07J0400 8 40
"9806,30b/lO 0019613,60
24517.00!
"294204610 47000.80,392202pt ...
0013060! OOol " f
4-
"proof
_O402 00
..._.___.
"37361"
-r, U -J
4I °JCl „j
1
^0<l "!
-I -i
j jfooo iin! o not r\
L49034,00! 4.50J (__bO.[""53937.4C)f 4,8C'[ n -^
-i
4 40
4 ov
1 90
1 L4
t o1
VJ/jO
Mpa
i\ctOili.O>H( i
pull --out j
. si 1 ,1.4'
-<—--• O_0
00 * ->>I 1
r58840,80
133744 20
68647,60
5,10 r 04
5,30
J
r- 7
73551,100..76454,40
83357 80
c -7 re..._. bb.n7
6.0i4
h 6.35J
""7."(j
'-4
86261,2,0 6,51 j
93164.60 6.85 r
o ___
4491
98066, OiO
T02971,40".07874,30
,' . I *4
7,60
4 (-"j-r
1112778,20 7,93 J jUl4
r, r _ „
C - 1 4 _0 r 1 4 r 4
O00.7
J 94
4 « c
J 4 i 1 J " \ I
Oi
Oi
i
CN
1'"0
*^
CO
j'""'
f
03
Q\—
3CL
__
ro
ET
q)
0)
CL
CO
COCO
!''.0
r.-i
~,!
^.
I<
~~
\o
,
i.__
"122|0
D1.
,
j—
i—
.•>
,—
-'
1-V
""""
!
j•
;_'
To
o-
!C
MIO
(_"
):?,
C"
C-J
'.-
jo
,...
o
s:
CD
•|<vT
I--I
U4
^:
OjC
NI
40
iO
i_!c
o
jco"i-
cIC
D-3
CT
)*
01
-)
4—
",lJ
j?'
90
-
r-1i
O.
:^\o
i
OJ
I^
-~
r--1cd
LO
1co
tI0
-
"3"1
*=I
03
•O
.
•534sj"
o-I
NN
^
8'7bb7C4l79
Sig
lSO
inIco
j'x>ss.o
[co
CN
!00L
0IC
D|C
OCN
j"OI(£>
•CO1O
00
10
01
07
!CO'
•=?
L3
sL
0jL
DO
1C
O1
LO
O'i'D
ICD
4_____4__
OiD
io
•*'
u1
1!CD
10,0
10
;•4
0"><
t-^
.>
04
,-
7),
CIo
o
I7
-I"S3
n
"=11
.,_!_
—C
O!
CD
!-0IC
oo
jjCm
'OJ!
'"--
-tO=
-rN-j
o!o
;;!
cu1
!0
4o
14
CO
IC
'4'
OO
!"T
!03
Op
:C
N!
s3
!•*—
JjC
il
Ol.'
,0'
t^""
L)i
CO
!.
'0
,1
*
IbjjO"
Oj(---
COI"44
(40iO
lj
CO
'CO
Tabei 6.4S. Pengujian pull-out TD9 4 (1) 13
JC4C579 nerp anoaril17184
TD9 4 (nrirni Mpa
S-
Lj
4
4^
ri 4 c
r r
bTJ 07,1
1 0 00 0.00 0 nr>pT o r\<or>'UAJUOj U.uuujr 0457 70 0,06 n OOP •j.'.j'O.,. .
[_ 4903,40 0,65 0,039 0,611
! 7355 16 "' ! iO 0 Q59 1 091
I 9806,80 1.60 [_ 0,078 1,522
I" 12258,50 1 98 0.098 1 880
j 14710.20 , 2,38 , 0,118 2.262
I 1 7-j61 90 2 69 ' 6 137 2 5531| 19613,60 3,25 0,15 7 3,093
i 02065 30 3,45 0 176 3 274
| 24517,00 3.70 0,196 3,504
i 26968,701 3 86 0,216 3 6.14
J 29420,40 4,08 0,235 3,845
j 31872,10 A -4 r-
4.3'J 0.255 4,095
j 34323,80 4.55 0,274 4,276
| 36775 50 4,80
5,10
0.2941 ,1 rin^H.-jkjO
1 3922 7,20 0,314 4,786
[ 41678,90 5,60 6,333 5.2671
i 44'!30,60 5,80 0,353 5 497 i
| 46582 30 6,30 n 07 04 _ 85920 -
| 49034,00 8,65 0,392 8,256i51485,70 9,52 0,412 9, I901
j 53937,40 10,85 0,431, 10.415
| 56389,10l 12,20 0,451 11,749
j 58840,80 i O, / 'O 0,471 13.279; _I 61292,50ju_ 19'78 0.4901 19,2901' /- --; * fi / --••'. '"-.•• ,-vV -4 r -. -^ .-,--, ^r-----.i
'-', -. ' '0 -4-4, ~*^o i
0c
~ n
- !_
- ^c
7Ql J- I"!
2 + 1 ' r I
2-por 1 r -7
1
4
1 "'
J
f
-J-1i.
: i^ci "no
494 j4 ) 5l
3 r7"83l-I 1
03c
f-ro
!-o
13
....
131*
^"ti:
C!
;—!_T
OJ
CL
!7.0
O>
_.-_
__
,
to
•!
fo;co
[i
~~-"
i"j
i-;iH
T.
j™l
!h"'
T1<
*-0
oi
J4
I
=44
L4
I10
|-4
ll
i
+t
I—-j
,
'0J
T^.O
sT,
bO
k)
i'
*O
b^
io
i1
i-^1
-
!o
o
(C'i
g;
CT
'C
Of-..
co
v<
*m
*"0'r^
CD
CO
OJ
OJ
/—
t-
—-i
h—i
'—-1
•X1
iX
'C
Oj
'""^''""''!
«-\\f>
\o
CO
i^4"
t-^j-
-N-!-o
1I
CD
,.—
I
I—I
-t
J3
CI
4)
0
i1
1
!o
('0
iifll
c,~
-i
i.i;C
OT
—O
:L
OT
-r-j
14
-o
oC
OS
t'O
L0
0]
U71.0
oi
1o
oO
JJOJJLO1
rNu
;O
i*
""
-44
C-.
C)4
.-.
•v!"C
Oco
Os'N
!LO
-04jC
D!
0J
joj
>\—
!<
N0
jC
OO
"'10
3X
l--o
13*U
)O
)jL
Oi
SOjOjI
I
CD
CO
I1
io
O[C
O,—
,
iO
Oo
<-,
CO
CO
CD
iC
OO
C"4
O)
,--,
O'
.--^
0!
OJ
0ID
1^
T.._
.jCO
[C;
CO
OS
CO
o:
ojr--^
rir-
yj
'-0•
Ml
0:0
'04
co
1
i°T
-'
iC
O0
";icn
CO
CO
r-
03
LO
!--1C
Co
CJ
CO
U")
,-^
co
!s'O
oil
•0-)
n
u•!
OU
7tC
Ju
;!T
~C
CS
-r-
CD
«-
1C
DC
Mi"-~
00
N~
CN
0-
•..-.-.
CO
iC
v4C
O!
|*z'5
1O
"'<A
'1Ct)
t\;
r^
\—
co
C-
L0
CO
*rl-C
OC*""*
^•'N
CO
M—
1.44i
•0
*t\
]i
'•!.^
r!--_
i0
)!
'i
vo
"4
--C
40C
v•=
!1
CD
oo
•V"
SC
co
DO
Y~
fd
co
|C
T;
i,—i
1T
~v
'~<
--•
1C
NC
OA
".
:o
oj
I^
r•=
M"•*
•sy
IO
;
4jl
CD
|'<
=f!
.C
D!
co'i-O
l!O
!j
—4~
04!O
)1
ns
LO
j0"M
|Oj
O'Ss
L0
|O4-1
CO1
CO
~.r-
1O
Uj0
0I0
10
JC
O'
0T
1T~
j0
.4L
O|0
-i0
jC
O0
4!
K0
iC
O!
-sst-O
!O
74iC
O|
O'S
Cm
1r
-•J
1C
OC
Ov
-i
0
Cj
LO
0<
0i
0
1L
i!„.
033o3Q.
cca.
cc
C4
-4
-
"rl
-3-U
o|
0-
0")|
-sjI
rii
t
"o
f
0'
oh
hb
o,-.
or
IL
80o
^"01C
Ob
ji
jSoFoo]
s-1co
04
h-
i0
-a
>C
OIv-
10
3!C
O0
LO
IO
!"^f!030
1-0
!co
jco0
)10
3,0
-.!04
Sis
CO
!0
3
io!
v-!co
jOjt-
j00C
O.!O
!:.C-,-O
CO
O'C
Oi
CJ
0-1.
LO
l-C
Ot-
•ojCO
HI9
?c;
CO
OO
ob
Cco
!co
'cn
Olj^i-jCO
1lo
9
**!'~J0'i"""'
t-i-i—
jcmIcn
jc;
io;
1:
t|
i..-
;-0
.-03;•*
j•=?!•=?•!•=!bO"jO
!LOjL0
!'|l''
C3
COICD
!CC1?--
O-
'C
Ocm
1T
~"
0
|0
j!
j0
14
L4-
44
1j
j!
07jCD
O,0
0C
OC
N*ssr
|^
7I4
's
OL
O!
CO
|T~
i-44
r-1v--jCM
jCMC
O'O
-O
-•
CJ
0-..1.0
3
CCIO
!OjO
jt-9
-jCM
|CO|'O
04iCD
!07iCO
|CO|-03
1COi!o
(COCO
!03]CO
j-STj"=4jT
1L'JI0J
iLOo
jo
iO
'r-
•*1r
-1
0co
01
cos<--1
r-
co
!C
O
p!
9?|0
30
4C
Ok
CO-!
CD
CDjO
!CJ
1O1
'1
'i
I.
i'
CJ
1C
D!
OIO
!'
'
O0
|CO
o0
10
10
iii
CD
ojo
iojo
"1
II
i!
i
CD
!0
0
o,
>•3m
-
CO
C
jbO
jO
!CM
CMr--!
041LO
IOCO
jf4jr4
'oCC
\.'C
D'0
'!O
T—
o•vTL
ObrorO
\|O
b0
0-
c,*
-<
Jo
fjFctO
T1-
14
-q-l
r'
0,)
ojO
Oi00
1<--j04
i
04!CMj00
I0JO
sr*n4|-O
jLOlO
jOO
1O
1!
...1
..4
!
JOC
D1
-1
-^
!i
11
0!
jO
j1,
!CO1i
o•8
jCOjCN1CDb
j^?jCO]Ol
O'
CD
'C1C
DCJ
joT
1C
Ooo}o
;o
;0
T0
T0
]o
ONO-D
ICDj-si-i0C
;CMiO
Cj
^jo
jo0
CD
I0.7|C
DO
j"T
1COjo
CO!O
lCOM
CO
C'jO
|x~i-,-
07
'00
I!-.|C
O-7
jOV
!CT;
i!
i
o-
ioIoo
Ir-_^
-1o
j1o
;;co
L"4i'-T
!0'M
CN
•m"sO
j<-T!03
041O
ljCOi00
ON
"0
0'
CO
-r-!C
Jx4
OJ)
VI-=4"
N-!CD
CO
i'J0
3i0
00
3|C
OL
O|L
0
"vj"iO-Ir--iT
j0_!v~
j'•"3-^4
i-^r!sO
iLOIL
O1CD
j0O
-1CD
IUO1^J-1
03'CN
t-C0
iCO1CO
1CO1O
j1OICO
cd!0010-1'--1
co;ssc
0
00
co
.0SO
03
t-.j"4-1
co
o-1
;--!!--
90
0(8
CN|0
-CN
OjCO
jv-
CO
LD
10"!
CO
1C
OL
0-N
-
v-
co
i-r
03
si
03ro
5"£_
04
CL
04
.:O
."•3I
-*t
OaIH
D1-
01
OO
CS!
Cv
jCO|CO
•o-
COO
iN
IC
J;O
)CD
!t-!O
i!COIO
o!
oIco"'
OjT
O!CD
!CO
jCOo
o!
oo
""^TC
O-
c\\
^-i
'_?
CO
iV
"co
l-r~
co
;<
cC
CJ'
•^j-;^
-•x
T;
iO
St-
iC
M;CD
IOj!OO
OIC
O!
CO
C4
iC
O0
4!
CM
_JO
IOj CO
OO
;-0-
0-
'C
OI0
4i
0^
IO'.
CO
iC
j1so!oo
jO
'lCO
jOl
•O
O
04IO
-O
x-jo
CMC
M!
C4
!CO
70
tO7
b0
3C
OC
Jco
o
00
C\.
o^c
r
OC
DC
Oh
-o
C4
V\—
(NC
Oi-
..C
OU
)•d-
;y,
\t
co
i;r
07
'v
-T
.C
N0
4
ON
IC
OO
;C
O«T
iON
jO
oi;D
b'i^
r
<rO
j
O'
SO
•?fj-40
h-
iO"
co
'pi
0"-<j-jOro"j
o
co
LO
!O
CDj-••-1
COI
t-bicd
ICO!
o!0
o|o
!o
o°'
"f
IC-
Ir-«41
-=cr!lo
b-1CD
|LOo
oic
o0
3CD
iCOIo
-I
i_.._
l
L3XC5
Csi
CN
03S3
O__
ro
3:
£™04
CL
CO
-3
•3'0
41
D-i
CN
,
Db
tc
c_
i_•>
—
x-IC\i"!
COi
OJ
!C
OO
lC
OC
JI
oCv!
b-i.
CO
1
D
•C
D
CO
L_
Tt
!C
OC
iO
iN
U'O
!"-
01
•
V
L3
4-
cC'g
Tjn-
•xTj"?
CJ
•C
D
c
O-?<
"*-c
i-
OI04
00
t0
0o
ico
CDJC3
7^
ov
-
+o
I°1
Oi.
io
£!?
•o1
o|
CO|CD
(OjO
\rr4
bI
-4M
OJ
iO
:IO
O!
LO
!!•-
;i"O
!
IDlo'
4-
-,
|0"CM
jL
O'!
00
1
0|
Ol
C-o
lo
b_
L__
oTO
iO
4[C
O4
|CO
4cd
)i00
!C
ON
O
•5-jCN
j
"4-
OI
LO
--!
CO
OjC
D
ojoL
J
D|C
4'
I
-J,*
lo*
CN
CN
03S3
oro
as
a.
U3
CD
*•-Io
o1
•t-t-
c)|
jx—O
IJl
^r
^}
io
o.
-V
1-
OV-
!03O
ot-
iC
O!O
;:O
CO
;C
D1
Ts
CN
COjO
jCm;"=I
;l_
'!_
Oj
IO
ji
II
!;
CD
\
—
OsO
bN
JCj
CJ-0
-1L
OO
J1
47
,1-0
4!-
o-
it
;cn!o
iir--;
-o\o
iO
iCOIO
!03I-r-IO
c-00
.-WjO
[CO|CCJ!t-
103
04
C-.jM
;t-
|C
OO
NC
O|
CO
'•i.,0
N-!O
iiCD|04
CD]""-.-;-jx-031
--•-1O
.)^
j'Ojjf-~o
K•so
.4"'
CO
CJ
o;
--!
T-
ir-
-r-:v-jv-1cm
COsOJ!so;jc\jioo
!re.|oj0
30
7;
CJ!
-5*]^i
•^•"lA\
-s?o
'llo"
•-*
r.
!'
ii
1M_
*!
'!
!1
iI
.!
iI
|j
|1
I
•?•--.
!icoFo-.|CO
s!o
1c-!o
1|CO
icoj"--
c-0C
NC
OjO
IoI
C'Oco'
ioic
c:
oC
0iv
-jCCO
O:o
oo
!co
0-4!03
CD
!O
iC
Nj
-44
ccOn
^j-io-<
o]
-.oicoC
D'
CO
!C
OIcO
t-
.O
p0
3o
jcc.|oO
oi1lj::-.IO
O74
r-j(O
jO|O
-4-j.'--jCOS'|COC
OjCCJ
|O
lL
O0
-C
OC
O!
CO
!O
l07
CD
CT
.O
.s
0
<O-jOjCO!O
Ii
.
.4.—
0-j
j..
r-'•CN
jCM!CM0
7-1
07
00ic
oI•=*
i>
cr"=*j-O
jLOO
lojso'im
lco'O'jCCJjCD
(b
I--
'3!
1o|r
-1-o-
i1o
K7
ioQC
J
COIIO
!CO!C
:|f-~
0|
Ol
'CO
|O'
D—
-J—jT
-b—
!,-•ICM
•o-iV
-^
lio.
so,,1
CN
CO
1LO
CO
|O
JC
MjC
O
ON
iO)
iOI
SOO
'IO
-'O
i3
7ro,
IoJb
j!
b-
05
79
01
7-r
0J•CO
jt~-4
I-xtiL
O;t
O!)iiD!00
jCOO
107.IC
'O
iCO
jssOjO
!CD
j,
1
1--
'*-T
1a—
O-
CJ1
Oo
!?"-!i'--
CO
LD
Cl'i
04
<\j"—
"
CO7jCD|CD
ICO,
!I
'•
II
'i
l1
j
CDjCJ1CD
j00ICDC
D\C
OO
jo
OO
Ojco
jCD
i1
I
O•!
OI
044o
bjsb
io'
Ij
si
(73o
"
oi
•jb
CJ.|
-r-t-
IC
DO
Nlo
ivjo-;t-
icc>o
1oi!
co;-.0;o
.L
O!
OC
D'
CO
To
Icolo
;o
-o
n|t-
joo
<-
ccjjon;-q-!
4^.r;;M
04jL"4
C7
.0m
.i_d
j?O
0j4jCC
OD
iC'Jp
o0)j
o0
'7!
C"3CO.I..;Jij79
oo
!rb.
oi
Ol
1?
,-..Ji°
04
,.O
t---
"—jT
-!CNjCM
!04C
O-
oj
03
iC
O•=3"I'O
j^jV
"3-i
;.oIlo
CO
CDiCO
1CDC
Oi'O
l!'-.4r-~C
O|C
OC
oI
0!
oi
Cm
oo
!i
'.
!I
!
i1
i1
1!
I!
1!
\
|1—
',1
ii
!A
!j_4
i\
7.I
io1
!lb
CD
\CD
"0
i0
0R
OCD
oO
lojo
ic
[o
<£'•C
Oo
!o
Ti
OJo
pfc
CN
jCD
jOC
DjO
;C
D|o
•74C
O.
CM
IC
OC
DC
!^
|75
[0*ST
|COiO
JO
,,
CD
|O]O
Oi'4
sC
O08to"OON
!OCO
!
ii~"'
CQ
•i°
'C
O!C
OC
DI
CD
0'
22
V™
..'
!-•„
CO
x—
'DOi
0-1
CJ
!03iO
---;
t'Ol-o
;;CM
O!
VI!
OS
!C
NO
f1
CO
"vj-;CO.'
04
!CM!I0'„•;00
o:^
r0
0'
CO
T-
JO"4
I03
h-!
OO
i-v
f•04
!C
OO
l;C
O1
0'!
CD
"3-"iO-it-
jn4j0-
!v-i^*3-i"=
r1COL
0L
O;CC:1CD
O-|CD
|LO!•*
103|CO
ir-CO
00!03
jCOI03
.«31CO
CD!
OO!N
.i--!
001CC
O)
on
Oi'O
CO
T-bsflcO
JvOr-~
ii--!o-b
oO
j1
CO
i1^
1C
DO
No
-'OM
iO-
O1CO
Iv-j,-
CO
!CO
ir~
co
!co
\O)
LO
'''T
I0
30M
|,;--..!o
40
4!
o;;
03
CO
!CO"C
Jjo
o
|C!ON
03|-^d'
CO
i
s1
,!
.4
'L
jj
!I
!.|
.j
-t-jT
~!
T-
jv-
*~i
<-o
^~s
,,
T-..-.
(
oI
43
ft:-ii
CJ
144!
Oi
cn
cn
CD
_li!
-*HN
>,•*
-*^
.***"H
^"«#*,'"*-^k^(II""^
*^
,
bdiAJi
*c^3!tie.)
.am piran 7
Foto Penelitian
Gambar 1. Benda uji setelah masa perawatan 28 hari
Gambar 2. Pengujian desak beton
KARTU PESERTA TUGAS AKHIR
NO.
1N A M A NO. MHS. filD.STUDl i
RINA KURNIAWATI 95 310 289 STRUKTUR
2 ' WINARNI 96 310 232 STRUKTUR |
JUDUL TUGAS ARHHTT. :
PERILAKU LEKA TAN TULANGAN DEFORM PADA BETON SERA T BENDRA T
PERIODE I : SEPTEMBER- PEBRUARI
TAHUN: 2000/2001
Ke^ialan
PeuuaftaraiiPoTientu^n T'o-sen Pembimkinz !Pembuatan Proi'usai iSeminar Proposal
KousuUasi Penymunan TA.
Pemladaran.
DOSEN PEMBIMBING I
DOSEN PET/tBIMBING H
tco'3
Catatan
IR. FATKHU
ER. H. STJHAR'
Seminar
Sidaiig
Pendadaran
Celif-b '^ w_i'--6eR loco
0^'Ai , 20 /fOc -ooL.
Nop. 2000
IR. H. TADjTlDDINBM ARIS, MS