PERILAKU LEKATAN TW^DHORM - Universitas Islam ...

254
TUGAS AKHIR PERPUSTAKAAN FTSP UI1 HADI4H/BEL.1 TGUTB«Ma:JI1ML^ NO. JUDUL : NC !NV. : 1 NO. iNDUK. : -£•„••/ Tn /jrs -===^~:Jl Sl£<9CC>lXk^£Of PERILAKU LEKATAN TW^DHORM PADA BETON SERAT BENDRAT Disusun Oleh : Nama : R»na Kurniawati No. Mhs.: 95310289 Nama : Winarni No. Mhs : 96310 232 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKLLTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA YOGYAKARTA 2000

Transcript of PERILAKU LEKATAN TW^DHORM - Universitas Islam ...

TUGAS AKHIR

PERPUSTAKAAN FTSP UI1HADI4H/BEL.1

TGUTB«Ma:JI1ML^NO. JUDUL :

NC !NV. :

1 NO. iNDUK. :

-£•„••/ Tn /jrs

-===^~:Jl

Sl£<9CC>lXk^£Of

PERILAKU LEKATAN TW^DHORMPADA BETON SERAT BENDRAT

Disusun Oleh :

Nama : R»na KurniawatiNo. Mhs.: 95310289

Nama : WinarniNo. Mhs : 96310 232

JURUSAN TEKNIK SIPILFAKLLTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIAYOGYAKARTA

2000

LEMBAR PENGESAHAN

TUGAS AKHIR

PERILAKU LEKATAN TULANGAN DEFORMPADA BETON SERAT BENDRAT

Disusun Oleh :

Nama : Rina KurniawatiNo. Mhs.: 95310289

Nama : WinarniNo. Mhs : 96310 232

Telah diperiksa dan disetujui oleh

Ir. Fatkhurrahman N,MT

Dosen Pembimbing ITanggal

Ir. H. Suharyatmo, MT

Dosen Pembimbing IITanggal

a.C/£ ?-OP I

RATA PENGANTAR

Assalamu 'alaikum Wr. Wb.

Dengan mengucapkan syukur AlhamduliUah kehadirat Allah SWT, atas

segala rahmat, hidayah dan karunia-Nya, maka penyusun berhasil menyelesaikan

tugas akhir dan menyusun laporan ini.

Tugas akhir ini merupakan syarat yudisium untuk memperoleh gelar

sarjana dari Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik S.p.l dan Perencanaan,

Universitas Islam Indonesia. Pada kesempatan ini, kami menjadikan karya tulis ini

sebagai suatu proses belajar mempelajari, mengupas dan membenkan kesimpulan

dari apa yang kami pelajar, mengenai perilaku lekatan tulangan deform pada

beton serat bendrat.

Dalam menyusun tugas akhir ini, penyusun telah banyak mendapat

bantuan, bimbingan dan berbagai pihak, maka dari itu dalam kesempatan ini

perkenankanlah kami menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada yangterhormat:

1. Bapak Ir. H. Widodo, MSCE, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil

Dan Perencanaan, Universitas Islam Indonesia.

2. Bapak Ir. H. Munadhir ,MS, selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil, Universitas

Islam Indonesia.

3. Bapak Ir. Fatkhurrohman N,MT,selaku Dosen Pembimbing I..

4. Bapak Ir. H. Suharyatmo,MT, selaku Dosen Pembimbing II.

5. Bapak Ir. H. Kasam, MT, selaku Dosen Tamu.

in

6. Keluarga tercinta yang memberikan dorongan dan doa restu selama kuliah

sampai terwujud laporan ini.

7. Mas Daru dan Mas Warno, atas bantuannya selama pengerjaan di

Laboratorium BKT JTS FT UII.

8. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan tidak dapat disebutkan satu-

persatu.

Kepada semua pihak yang tersebut diatas kami hanya dapat mendoakan

dan berharap semoga segala bantuan baik moril maupun spirituil serta amal

kebajikannya diterima Allah SWT.

Akhir kata besar harapan kami semoga tugas akhir ini bermanfaat

khususnya bagi kami dan semua pihak yang membutuhkan pada umumnya.

Semoga Allah SWT membalas semua amal dan kebaikan kita semua.

Amin

Billahittaufiqwalhidayah, Wassalamu'alaikum Wr. Wb

Yogyakarta, April 2001-04-02

Penyusun

IV

DAFTAR ISI

HALAMAN JHDHL

HALAMAN PENGESAHAN11

!1!

KATAPENGANTARv

DAFTAR ISIviii

DAFTAR TABELix

DAFTAR GAMBARx

DAFTAR SIMBOLxi

DAFTAR LAMPIRANxii

INTISARI

BAB I PENDAHULUAN1

1.1. Latar Be1akang^>

1.2. Rumusan Masalah

1.3. Batasan Masalah4

1.4. Manfaat Penelitian

41.5. Tujuan Penelitian

BAB II TINJAIIAN PUSTAKA5

2.1. Umum

2.1.1. Penelitian Suparjo ( 1998).11

BAB III LANDASAN TEORI

3.1. Kuat Tekan Beton Normal /Beton Serat Bendrat ^3.2. Kuat Tank Beton Normal /Beton Serat Bendrat ^3.3. Panjang Penyaluran dan Tegangan Lekat

3.4. Panjang Penyaluran Tulangan Baja Tarik Lurus

3.5. Panjang Penyaluran Tulangan Baja Tank Berkait 90 • 1617

3.6. Sifat Keruntuhan Lekatan19

3.7. Beton Serat Bendrat

19

3.8. Hipotesa

BAB IV METODE PENELITIAN21

4.1. Umum

214.2. Pengumpulan Data

224.3. AnalisisData

224.4. Bahan dan Peralatan

4.4.1. Bahan

234.4.2. Peralatan

• 274.5. BendaUji yang Digunakan

274.6. Proses Pembuatan Benda Uji31

4.7. Metode Perawatan Benda Uji

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN32

5.1. Pemeriksaan agregat-> ">

*\ ^

5.2. Pengujian tarik baja34

5.3. Pengujian desak beton

VI

5.3.1 Pengendalian mutu pekerjaan beton..

5.4. Pengujian tarik belah beton

5.5. Hasil uji pull-out

5.5.1. Panjang penyaluran yang digunakan.

5.5.2. Beban maksimum pull-out

5.5.3. Tegangan lekat

5.5.4. Hubungan tegangan lekat dan slip

BAB VI KESIMPHLAN &SARAN

6.1. Kesimpulan

6.2. Saran

DAFTAR PISTAKA

LAMPIRAN

35

36

37

37

37

39

44

48

49

50

DAFTAR TABEL

Tabel 2.Hasil pengujian kuat tekan dan kuat tank beton normal danbeton serat ( Sudarmoko, 1993 )

^8Tabel 4.6. Daftar sampel benda uji Pull-Out

Tabel 5.2.1. Hasil Pengujian Kuat Tarik Baja

Tabel 5.2.2. Tegangan leleh baja

Tabel 5.3. Hasil pengujian desak beton

Tabel 5.3.1. Perhitungan Kekuatan Tekan Beton Pada Umur 28 hariTabel 5.5.2, Beban Maksimum pada Uji Pull-Out

Tabel 5.5.3.a Tegangan lekat dan tegangan material yang terjad,

Tabel 5.5.3.b. Nilai k

Tabel 5.5.3.C. Gaya lekat maksimum rata-rata yang terjadi (P maks) danTegangan lekat maksimim rata-rata (fb maks)

Vlll

34

35

38

40

42

i4

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Tegangan radial pada batang deform (Kemp, 1986) 7Gambar 2.2. Mekanisme lekatan dalam potongan balok (Kemp,1986).. 8Gambar 3.1. Pengangkeran suatu batang (Wang & Salmon,1985).... 14Gambar 3.2. Panjang penyaluran batang kait bengkokan 90°

17(Mac Gregor, 1989)

Gambar 3.3. Retak pembelahan dan model keruntuhan pembelahan18

batas

Gambar 3.4. Mekanisme kerusakan pada alur tulangan ulir18( Park &Paulay, 1975)

Gambar 4.1, Universal Testing Material Shimatzu UMH30 26. „ .. 28Gambar 4.2. sketsa benda w}\ pull-out

Gambar 5.5.3. Hubungan tegangan lekat dan slip pada tipe tulangan 44Gambar 5.4.4.a. Hubungan tegangan lekat dan slip dengan penanaman

4520 cm

Gambar 5.4.4.D. Hubungan tegangan lekat dan sHpdengan penanaman46

30 cm

Gambar 5.4.4.C. Hubungan tegangan lekat dan slip dengan penanaman47

40 cm

IX

DAFTAR SIMBOL

/;.' =• Kuat tekan maksimum(MPa)

p = beban runtuh (N)

A ="- luas penampang silinder, mm2

/, = Kuat tarik beton (MPa)

fL. =Kuat tekan beton(MPa)

/ = Kuat tarik belah(MPa)

p = beban maksimum (N)

L = panjang benda uji(mm)

D = diameter benda uji (mm)

Ld = Panjang penyaluran

a *au - Kekuatan baja rencana ( kg/cm-),

cy'bk =Kekuatan tekan beton karaktenstik (kg)

Ab ^ 1uas penampang batang tulangan baja (mm")

d,, =diameter nominal batang tulangan baja (mm)

//> tegangan lekat

Lampiran 1

Lampiran 2

Lampiran 3

Lampiran 4

Lampiran 5

Lampiran 6

Lampiran 7

DAFTAR LAMPIRAN

Hasil Pemeriksaan Pasir

Tabel Tegangan Regangan Baja

Tabel Desak Beton

Beberapa Variasi Tipe Serat

Mix Design dengan Metode AC1

Hasil Uji Pull-Out

Foto Penelitian

XI

INTISARI

Pada perencanaan Jan analisis sm.klur helon hcriulang Jiharapkan

i ,< .luhikimv dernian menggunakan tulangan uhr (dejormcaj. utngardapat diduKung atngan ^ /it/,i.„„ ni„h tulaman deformed akan

me„m,nakan 2 jen.s ya.n. lurus Jan ka,, 90 >£ P^

yang terjadi.

XI1

BAB I

PENDAHILIAN

1.1. Latar Belakang

Beton merupakan salah satu bahan konstruksi yang sangat penting,

berbagai bangunan baik bersifat struktural maupun non struktural banyak

menggunakan beton sebagai bahan utama. Sebagai bahan bangunan beton

memiliki berbagai kelebihan dibandmgkan dengan bahan bangunan lainnya.

Kelebihan tersebut antara lain dapat dibentuk sesuai keinginan, bahan bakunya

relatif mudah didapat (pasir dan kerikil), mempunyai kuat tekan beton yang tinggi,

tahan aus, rapat air, mudah dibentuk dan tidak memerlukan perawatan menerus

setelah beton mengeras. Disampmg kelebihan tersebut beton juga mempunyai

kekurangan terutama karena sifatnya yang getas dan tidak mampu menahan tarik.

Ketidakmampuan beton menenma tegangan tank dapat diatasi dengan

menambahkan baja tulangan, sehingga tersusun pembagian tugas, dimana batang

tulangan menenma gaya tank, sedangkan beton hanya diperhitungkan untuk

menahan gaya tekan.

Sesuai dengan perkembangan teknologi, beberapa peneliti terus berusaha

memperbaiki sifat-sifat beton, yang antara lain menambahkan serat (fiber) ke

dalam adukan beton. Penambahan serat baja pada adukan yang disebar merata

dengan acak, akan membuat beton beton terhindar dari retak-retak yang terlalu

dini.

Devvasa ini jenis serat yang sering dipakai di luar neger. adalah serat baja

(steel fiber) dengan bentuk beraneka ragam, yang bertujuan untuk memngkatkan

pull-out resistance-nya. Di Indonesia konsep pemakaian serat baja pada adukanbeton struktur bangunan teknik sipil belum dikenal dan dipakai dalam praktek.

Salah satu penyebab utamanya adalah harganya yang mahal maupun

ketergantungan yang bensiko tinggi bila hams mendatangkan dari negara lain.

Alternatif penggunaan kawat bendrat sebagai pengganti serat tidak kalah

bagusnya dan serat asli, sehmgga membuka peluang untuk dikembangkan.

Kuat lekat tulangan yang sangat terkait terhadap aksi pembelahan yang

timbul khususnya pada tulangan ulir (deformed). Bentuk permukaan tulangan

bersirip dapat memngkatkan kuat lekat, akan tetapi akibat perpmdahan dan

bergeseknya permukaan tulangan beton menjadi retak. Beberapa parameter yang

terkait seperti adesi atara beton terhadap permukaan tulangan baja dan gaya beton

tekan terhadap tarikan yang terdapat pada baja deformed, dimana b.asanya gaya

ini akan dipengaruhi oleh kuat tekan beton. Seiain itu gesekan permukaan baja

dan beton di sekitarnya, yang disebabkan oleh perpindahan mikro tulangan tarik,

menyebabkan peningkatan tahanan tarik sehingga mencegah peristiwapenggelinciran. Seluruh pengaruh dan parameter-parameter tersebut dikenaldengan lekatan (hand) yang dirumuskan dengan kuat tank atau akar dari kuat

tekan.

Dari beberapa hal tersebut di atas maka diperlukan suatu penelitian tentang

kerjasama antara beton dan serat lokal dengan baja tulangan deformed, serat

sebagai penguat yang memiliki lekatan atau adhesi yang diperlukan

1.2. Rumusan Masalah

Kuat tank yang rendah pada beton menyebabkan terjadinya retak yang

terlalu dini. Penambahan serat bendrat ke dalam adukan beton dapat

meningkatkan kekuatan lekatan beton. Selain itu, kuat lekat beton juga

dipengaruhi oleh diameter tulangan, penambahan kait pada ujung tulangan dan

panjang penyaluran tulangan yang berbeda. Oleh karena itu perlu diteliti seberapa

jauh pengaruh model tulangan deformed dan panjang penyaluran tersebut

terhadap kuat lekat beton.

1.3. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak terlampau luas dan lebih terarah, maka diadakan

batasan-batasan permasalahan sebagai berikut:

1. Serat yang digunakan dalam adukan beton adalah serat bendrat spiral

berdiameter 1mm dan panjang 80 mm.

2. Berat serat yangditambahkan adalah 1% dari volume adukan beton.

3. Tulangan deformed yang digunakan berdiameter 13 mm,19 mm dan 22

mm.

4. Variasi model tulangan adalah tulangan polos lurus, deformed lurus dan

deformed dengan kait 90°.

5. Vanasi panjang penyaluran tulangan adalah 20 cm, 30cm dan 40 cm.

6. Dimensi silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 30 cm untuk panjang

penyaluran 20 cm.

7. Dimensi silinder dengan diameter 15 cm dan tinggi 60 cm untuk panjang

penyaluran 30 cm dan 40 cm.

8. Agregat kasar berupa split ( batu pecah ) berasal dari Clereng, agregat halus

berupa pasir dari kali Boyong, semen yang digunakan Semen Gresik tipe I

dan air dari laboratorium BKT UII.

1.4. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian tentang perilaku lekatan tulangan baja deformed

terhadap beton serat bendrat diharapkan diperoleh informasi atau masukan tentang

kuat lekat dan efektivitas panjang penyaluran untuk kemungkinan aplikasi beton

serat bendrat bertulang.

1.5. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui perilaku lekatan antara tulangan baja deformed dan beton

serat bendrat yang berhubungan dengan beban maksimal.

2. Membandingkan penggunaan tulangan baja polos dan baja deformed

terhadap kuat lekat.

3. Mengetahui panjang penyaluran efektifpada beton serat bendrat.

4. Mengetahui pengaruh diameter tulangan baja deformed terhadap kuat

lekat.

BAB II

TINJAIIAN PUSTAKA

2.1. Lmum

Persyaratan dasar dalam struktur beton bertulang harus ada lekatan (bond)

antara baja tulangan dan beton di sekelilingnya. Rekatan yang terjadi diangap

berlangsung sempurna sehingga dibavvah beban kerjapun diasumsikan tidak ada

selip antara baja tulangan relatif terhadap beton disekelilingnya. Selip relatif

tersebut tidak akan mengakibatkan keruntuhan total dari balok. Pengangkeran

mekanis pada ujung tulangan dapat digunakan untuk mendapatkan intergritas

system, sehingga memungkinkan baja tulangan diangkerkan dengan jalan

menanamkannya melewati titik dimana beban menimbulkan tarik maksimum,

dengan jarak yang cukup untuk mengembangkan kapasitas tarik penuh batang

tulangan.

Baja dan serat gelas/kaca mempunyai faktor-faktor prinsip penguat beton,

yaitu kuat leleh, daktilitas dan lekatan yang cukup (Nawy, 1985). Kekuatan

lekatan merupakan hasil dari parameter, yang antara lain adhesi antara beton

dengan permukaan tulangan baja. Tegangan tarik yang relatif rendah di dalam

tulangan polos akan timbul selip yang cukup menghilangkan adhesi pada lokasi

yang berdekatan langsung dengan letak dalam beton, sehingga pergeseran relatif

antara tulangan dan beton sekelilingnya hanya di tahan oleh gesekan sepanjang

daerah selip. Batang tulangan deformed (ulir) dipasang untuk merubah perilaku

dari yang mengandalkan luas permukaan atas gesekan dan adhesi (sekalipun

masih ada) dan lebih mengandalkan ketahanan dari tonjolannya terhadap beton.

Apa yang dinamakan keruntuhan lekatan {bond failure) dengan tulangan

deformed dalam beton normal hampir selalu merupakan keruntuhan akibat

terbelahnya beton. Peristiwa pembelahan adalah suatu tanda pertama dari

hilangnya tegangan lekat dan dapat dianggap sebagai penyebab umum dari

keruntuhan di dalam lekatan.

Beberapa masalah yang terkait tentang kuat lekat, Navvy (1985), secara

ringkas menyatakan bahwa kuat lekat merupakan hasil dan berbagai parameter

sebagai berikut:

1 Adhesi antara elemen beton dan bahan penguatnya (tulangan baja)

2. Efek memegang (gripping) sebagai akibat susut pengeringan beton di

sekeliling tulangan, dan saling geser antara tulangan dengan beton di

sekitarnya.

3. Tahanan gesekan (friksi) terhadap gelincir dan saling mengunci pada saat

elemen penguat atau tulangan mengalami tegangan tank.

4. Efek kualitas beton, kuat tarik dan kuat tekan.

5. Efek mekanis penjangkaran ujung lingkaran, yaitu dengan panjang

penyaluran {development length), panjang lewatan (splicing), bengkokan

tulangan (hooks), dan persilangan tulangan.

6. Diameter, bentuk dan jarak tulangan karena kesemuanya mempengaruhi

pertumbuhan retak.

Kontribusi masing-masing faktor ini sangat sulit dipisahkan satu dengan

yang lain. Efek saling geser, susut dan kualitas beton dapat dianggap sebagai

faktor yang paling utama. Oleh karena hubungan yang rumit antar lekat, geser,

dan momen, praktek perencanaan yang sekarang menggunakan sejumlah besar

hasil percobaan penyelidikan. Umumnya beton normal kuat lekat berbanding

langsung dengan j]\.' ( yaitu berbanding langsung dengan kuat tank beton )

dan berbanding terbalik dengan garis tengah tulangan (Wang dan Salmon, 1985)

Untuk memperbaiki dan memperbesar kuat lekat, dewasa ini telah dipakai

tulangan yang memiliki tonjolan pada permukaannya (tulangan deformasian).

Suparjo (1998) mengemukakan bahwa jenis tulangan deformasian dengan

tonjolan datar pada permukaannya mempunyai kekuatan lekatan yang lebih baik

daripada tulangan defonnasian dengan tonjolan minng. Distribusi tegangan lekat

sepanjang tulangan yang bertonjolan pada permukaannya lebih kompleks dan

rumit. Gaya tank yang ditahan oleh tulangan akan dipindahkan ke beton melalui

tonjolan. Interaksi mekanis antara perkuatan dan beton sekitarnya bisa dibuat ideal

seperti pada Gambar2.1.

I

Tonjolan

•\ h£... fJb

_j force

9

Pr

Gambar 2.1 .Tegangan radial pada batang deform (Kemp,l 986)

Dengan mengganggap bahwa tegangan ledakan radial pr terjadi disekitar

batang tulangan sedangkan batang tulangan itu dalam keadaan tarik, maka

sebanding dengan lekat fh dan juga dengan menganggap bahwa pecahnya beton

itu disebabkan oleh tegangan lekat dan selimut beton (clear cover) dapat dilihat

pada Gambar 2.2.

a b ~~pia Cs

• •" Pr

:••' " V / Cbs-.:

( © ] 1 ^-i 1•

c

c d It

Gambar 2.2.Mekanisme lekatan dalam potongan balok (Kemp,1986)

Luas "abed" dalam Gambar 2.2. masing-masing ditentukan dengan

mengganggap bahwa tekanan internal pr bekerja dalam lubang sirkuler dengan

diameter Dhl dalam blok beton. Kemp (1986), menyatakan bahwa perilaku

lekatan disekitar batang tulangan bisa ditunjukkan sebagai suatu pipa beton yang

berdinding tebal dengan ketebalan dinding Cbs dan jari-jari rx. dan terkena

tekanan internal sebesar/v

Tulangan baja hams mempunyai panjang penyaluran ( penanaman) yang

cukup untuk mencegah penggelinciran tulangan yang dapat mengakibatkan

kegagalan tarik lekatan. Jika penanaman yang lurus tidak cukup untuk

menyediakan panjang penyaluran yang diperlukan dari suatu tulangan tarik, atau

bila dnngmkan untuk mempunyai kapasitas sepenuhnya dalam penanaman yangpaling pendek, dapat d.gunakan pengakh.ran yang berbentuk kait standar sepert,yang didefmisikan dalam ACI (American Concrete Institute )7.1 dan 7.2.

Untuk leb-h memperbesar kemampuan lekatan serta untuk menghindariretak/pembelahan yang terlalu dini ak.bat daya tank yang dipikul oleh tulanganyang d,pindahkan ke beton melalui tonjolan. Maka di dalam adukan betonditambahkan serat, yang dapat berupa serat bendrat. Serat sebaga. salah satubahan tambah beton d.maksudkan untuk menambah kuat tank, mengmgat kuattank beton sangat rendah yang berakibat beton mudah retak dan tahan benturan.

Has.l penelitian Suhendro (1990), telah menunjukan bahwa kawat bendratdengan panjang 60 mm dan diameter 1mm, dapat dipakai sebagai bahan seratdengan tingkat perbaikan tidak kalah bagus dengan serat baja pabrikasi.Disamping itu penambahan serat bendrat juga dapat memngkatkan kuat ultimit

dan kekakuan ± 50% terhadap beton nonnal (Suhendro, 1991). Jems serat yang

dipakai untuk memperbaik, sifat kurang baik dan beton menurut laporan ACICommittee 544, 1982, (dalam Sudarmoko,1991) seperti pada Lampiran 4. Bahanyang dimaksud adalah baja (steel), plastik (polypropylene), kaca (glass), karbon(carbon) dan serat alamiah (natural fiber) sepert, ijuk dan serat tumbuhan lainnya,juga bisa dipakai. Serat baja dan serat kaca lebih banyak dipakai untuk keperluanstruktur disebabkan serat tersebut mempunyai faktor-faktor pnnsip penguat beton,

yaitu kekuatan leleh, daktilitas, dan lekatan yang cukup.

Suhendro (1991) telah memanfaatkan bahan lokal yang mudah didapat di

Indonesia dan harganya murah, sebagai pengganti serat baja asli dan luar negen.

Bahan pengganti tersebut adalah berupa kawat bendrat yang dipotong-potong.

Suhendro ( 1991 ), menyimpulkan bahwa kawat bendrat pengganti serat

tidak kalah bagusnya dari serat asli, sehingga membuka peluang untuk

dikembangkan. Penambahan serat ( Sudarmoko, 1993 ) dengan menggunakan

bahan lokal ( kawat bendrat yang dipotong sepanjang 8mm )dengan konsentrasi

serat 1% volume adukan memberikan konsentrasi yang paling mendekati optimal

dari sudut tinjauan terhadap kuat tekan dan kuat tarik, dimana pada konsentrasi

tersebut kuat tekan dan kuat tank berturut-turut mencapai 42,85 Mpa

dibandingkan 34,22 Mpa ( 125,2 %) dan 3,34 Mpa dibandingkan 3,92 Mpa

(147,6 %) jika tanpa serat, lihat tabel 2.1.

Sudarmoko (1993), mengemukakan bahwa penambahan kawat bendrat

sebesarl% dari volume adukan dapat memngkatkan kuat tekan, kuat tarik dan

modulus elastik. Nilai optimal didapat panjang serat adalah 80 mm.

Tabel 2.1. Hasil pengujian kuat tekan dan kuat tank beton normal dan

beton serat ( Sudarmoko, 1993 )

No. % serat Panjangserat

Kuat tekan silinder

28 hari

Kuat tari

281

c silinder

iari

Mpa % Mpa %

1 i ' Ofi ' 0 34,22 100 3,34 100

2 1,0 60 41,66 121,7 4,72 141^3 |->

iL°_ 80 42,85 1 \25fT~ 4^93_\4JA^4 LZiZZ 100 42,79 LT25ZZL^9LL_JiL2_

Soroushian, dkk (1994), memperlihatkan bahwa penambahan serat baja

pabrikasi, dengan beberapa volume fraksi serat yang dicoba, penambahan 1%

volume beton akan memberikan kuat tekan dan kuat tank optimal.

Di bavvah ini juga akan dijelaskan sedikit mengenai penelitian terdahulu :

2.1.1. Penelitian Suparjo (1998)

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti ini mengenai Perilaku

Lekatan Tulangan Deform pada Beton Serat. Pada penelitian ini mencoba

meneliti perilaku teganan lekat pada struktur beton serat bertulang dengan

batang tulangan baja. Peneliti mencoba membandingkan kekuatan lekatan

tulangan beton berserat dan tanpa serat. Dua metode pengujian yaitu

metode pull-out dan metode semi beam. Masing-masmg benda uji

dibebani gaya tarik pada tulangan sampai tulangan tersebut tercabut dari

balok beton. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan serat dalam

adukan beton memngkatkan kuat tekan, kuat tarik, kuat lekat dan tegangan

lekat terhadap beton normal. Suparjo mengusulkan agar dilakukan

penelitian dengan menggunakan diameter yang berbeda.

BAB HI

LANDASAN TEORI

3.1. Kuat Tekan Beton Not mal/Beton Serat Bendrat

Kuat tekan beton normal/beton serat baja lokal ditentukan sebagai

tegangan normal dan tekan maksimum dari pengujian tekan silinder dengan

diameter 150 mm dan tinggi 300 mm.

Kuat tekan maksimum menurut Suparjo (1998) dihitung dengan rumus :

P

I'" A

dengan :

f\.'- Kuat tekan maksimum(MPa), P -= beban runtuh (N)

A = luas penampang silinder (mm2).

(3.1)

3.2. Kuat Tarik Beton Normal/Beton Serat Bendrat

Kuat tarik bahan beton menurut SNI-03-2847-1992 adalah :

/', - 0,50 Jfc -0,60 Jfc (Mpa), untuk beton normal (3.2)

/', =0,40 jfc -0,50 Jfc (Mpa), untuk beton ringan (3.3)

Untuk beton serat kuat desak meningkat sekitar 10% dibanding beton

normal, dan kuat tank beton serat meningkat ±50% (Suhendro, 1994).

Peningkatan kuat tarik yang cukup besar pada beton serat, maka Suhendro

mengusulkan kuat tarik beton serat adalah 150% beton normal :

/', - 0,75 yffc -0,90 ^f''c (Mpa). Rumus usulan beton serat (3.4)

dengan :

/; - Kuat tarik beton (MPa), f - Kuat tekan beton(MPa)

Kuat tank beton yang dihasilkan dengan uji belah beton silinder (Split

cylinder test), menurut SK SNI M-60-1990-03, kuat tarik belah benda uji dihitung

sampai dengan ketelitian 0,05 MPa dengan menggunakan rumus :

f = 2l (3-5)

dengan :

fci = Kuat tarik belah(MPa), P =beban maksimum (N)

L =panjang benda uji(mm), D=diameter benda uji (mm)

Dilihat dan perbandingan rumus antara kuat tank beton normal terhadap

beton serat, beton serat memiliki kuat tank lebih baik dari pada beton normal.

3.3. Panjang Penyaluran dan Tegangan Lekat

Panjang penyaluran didefinisikan sebagai panjang penanaman yang

dibutuhkan untuk mengembangkan tegangan leleh baja tulangan ( Istimawan,1994

). Konsep dasar panjang penyaluran adalah memperhitungkan suatu batang yang

ditanam dalam suatu massabeton (Gambar 3.1.).

'::i;:!:^i^::i*-:.*:::;:;::-*^*::^T:^

- fb

Ld+

-• AbFy

Gambar 3.1. Pengangkeran suatu batang (C.K. Wang,1986)

14

Tegangan lekat dikalikan keliling penampang tulangan yang ada didalam

beton sama dengan tegangan leleh baja dikalikan luas penampang tulangan.

dJfb ndb Ld fy n—-

4

(3.6)

Ld =Panjang penyaluran (mm), fh Tegangan lekat, MPa

fy Tegangan leleh baja (Mpa), db =diameter nominal batang tulangan baja (mm)Dan persamaan 3.6 dapat diperoleh rumus tegangan lekat

fydbfh = Mul

sedangkan tegangan lekat yang terjadi pada benda uji adalah

.//> =

\axfb dalam kaitannya dengan beban maksimum Padalah :

/' =mitdfb (19)

Dari berbagai ekspenmen telah dibuktikan bahwa kekuatan lekatfb yang

terjadi merupakan fungsi kekuatan beton (Nawy,1990), yaitu :

f„=^

ni

p

Tn.d.Ld

(3.7)

(3.8)

(3.10)

15

dengan kadalah konstanta. Dari persamaan 3.9 dan 3.10 dapat dihitung nilai k.

(3i rrk =

^/,/,/V./'

3.4. Panjang Penyaluran Tulangan Baja Tarik Lurus

Untuk batang polos lurus menurut PBI (1971):

Aa.... *Ld =0.14--^ > 0,03 d <7,JH* (3-12)VCT«

Dengan : aim * = Kekuatan baja rencana ( kg/cm"),

<rhk =Kekuatan tekan beton karaktenstik kubus ( kg/cm")

Panjang penyaluran menentukan tahanan terhadap tergelincirnya tulangan.

SK SNI T-15-1991-03 Pasal 3.5.2 menentukan bahwa panjang penyaluran Ld

untuk batang tulangan baja tank deformed dan tulangan baja rangkai las adalah

sebagai berikut ( Untuk batang deformed lurus):

/.</= Panjang penyaluran dasar^//,) xfaktor modifikasi

dengan :

. = 0,02,4,/, (3.13)

lJh dalam mm, dan tidak boleh kurang dari 0,06 dbf>, sedang./vdan/c' dalam MPa.

di mana, Ah = luas penampang batang tulangan baja (mm')

db= diameter nominal batang tulangan baja (mm)

faktor modifikasi untuk/. >400 MPa adalah (2-(400 /;.)).

3.5. Panjang Penyaluran Tulangan Baja Tarik Berkait 90°

Apabila karena suatu hal pelaksanaan panjang penyaluran yang diperlukan

untuk batang tulangan tarik tidak mungkin untuk dipasang karena keterbatasan

ruang misalnya atau bila diinginkan untuk mendapatkan kapasitas penuh dalam

penanaman yang paling pendek, maka sebagai penggantinya perlu diusahakan

sistem penjangkaran mekanis di ujung-ujung batang tulang yang dapat berupa kait

atau bengkokan.

Peraturan SK SNI T-15-1991-03 menyatakan langsung panjang

penyaluran ldh (Gambar 3.3) yang diperlukan untuk menyalurkan /, dalam batang

kait. Sebagaimana ditentukan dalam pasal 3.5.5, panjang penyaluran dasar lhh

yang dibutuhkan untuk mengembangkan kuat luluh fy dalam batang kait diukur

dari lokasi timbulnya kuat luluh ke sisi luar ekstrim kait, sebagai berikut:

//(</= ]0^£t • untuk/;, =400 MPa (3.14)

faktor modifikasi untuk kuat leleh/vselain 400 MPa adalah (fy/400)

Pada Gambar 3.2.tampak bahwa tegangan maksimum terjadi pada ujung

batang tulangan. Tegangan yang terjadi pada bengkokan semakin kecil. Jadi

bengkokan/kait pada batang tulangan tidak berpengaruh banyak terhadap

tegangan yang terjadi.

17

75ksi

Bar stress

.45 kips

0.012 In. slip=**0.036 in. slip

13ksi0.002 in. slip to right

Gambar 3.2. Panjang penyaluran batang kait bengkokan 90° (MacGregor, 1992)

3.6. Sifat Keruntuhan Lekatan

Salah satu aspek penting dari kuat lekat adalah efek terjadinya rekatan,

yang akhirnya dapat menimbulkan keruntuhan struktur beton bertulang.

Penggunaan batang tulangan deformed dimaksudkan untuk menambah tahanan

tulangan terhadap gaya tarik yang bekerja terhadapnya, yaitu dengan

mengandalkan tahanan tonjolan terhadap beton. Keandalan tahanan tonjolan

tulangan deformed ini, keruntuhan lekatan ( bond failure )dalam beton berbobot

normal hampir selalu merupakan keruntuhan akibat beton terbelah ( Wang dan

Salmon, 1986 ), Di dalam pola keruntuhan pembelahan ini beton terbelah menjadi

2atau 3 bagian karena aksi baji ( wedging )dari alur terhadap beton.

ICcruncuhanakhir pembelahan

Seluruh lapisan aba-tiba/ terbelah seiclah pembedahan

horizontal mula pada sisinya

Pembelahan mula

Gambar 3.3.Retak pembelahan dan model keruntuhan pembelahan batas.

Hubungan penambahan lekatan ( bond slip ) bila terkena beban untuk

batang ulir terutama dipengaruhi oleh perilaku beton yang berada di sekitar bagian

depan tonjolan. Mekanisme kerusakan yang terjadi pada beton dan batang

tulangan antara dua buah tonjolan yang berdekatan diperlihatkan dalam Gambar

Berdasarkan persyaratan yang ditetapkan dalam ASTM A305 (dalam Park

& Paulay,1975) maka keadaan yang paling mungkin terjadi adalah optimalnya

komponen fh pada kuat lekat arah longitudinal ( lihat Gambar 3.5.). Hal ini

didasarkan pada nilai yang ditetapkan ASTM A305 lebih kecil dibandingkan

dengan hasil percobaan terdahulu yang menyatakan untuk a/c < 0,10 maka

komponen longitudinal fn yang akan berpengaruh terhadap kuat lekat.

Kerusakan permukaan Kehancuran beton

D . "O" -O.-o,

o-o •

JW/^M »Pasta

U! (*!

Gambar 3.5. Mekanisme kerusakan pada alur tulangan ulir ( Park &Paulay, 1975)

Park & Paulay (1975), menjelaskan apabila jarakantara alur itu lebih besar

dibandingkan dengan 10 kali ketinggian tonjolan ( a/c < 0,10 ), maka beton yang

sebagian hancur membentuk jepit di bagian depan tonjolan, dan kerusakan itu

mungkin terjadi karena pecahnya sekitar beton. Meskipun kedua kerusakan itu

mungkin terjadi, namun berdasarkan persyaratan yang ada menunjukkan bahwa

karusakan tipe (a) tidak boleh terjadi.

3.7. Beton Serat bendrat

Beton serat ( fiber reinforced concrete ) menurut ACI Comitee yaitu

merupakan campuran dari konstruksi bahan beton yang terdiri dari agregat halus

dan agregat kasar dengan serat (fiber ). Ide dasarnya adalah menulangi beton

dengan serat yang disebarkan secara merata ke dalam adukan beton dengan

orientasi yang random, sehingga dapat mencegah terjadinya retakan-retakan beton

yang terlalu dini, baik akibat panas hidrasi maupun akibat pembebanan. Dengan

tercegahnya retakan-retakan yang terlalu dini, kemampuan bahan untuk

mendukung tegangan-tegangan ( tarik dan lentur ) yang terjadi akan jauh lebih

besar.

3.8. Hipotesa

1 Penggunaan tulangan defonned diperkirakan akan memberikan kenaikan

tegangan lekat lebih besar dibandingkan dengan tulangan polos.

2. Semakin besar diameter tulangan yang diuji maka makin besar selip yang

terjadi pada tulangan.

20

3. Akan diperoleh panjang penyaluran yang efektif dari pengaruh

pembengkokan tulangan dan diameter tulangan baja defonned.

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 I mum

Hasil akhir dari suatu penelitian ditentukan oleh metode yang digunakan

pada penelitian tersebut. Penelitian dapat berjalan dengan sistematis dan lancar

serta mencapai tujuan yang diinginkan tidak terlepas dari metode penelitian yang

disesuaikan dengan prosedur, alat dan jenis penelitian

Berikut ini akan diuraikan metode penelitian yang digunakan mengenai

cara pengumpulan data, analisis data, bahan dan peralatan yang digunakan, benda

uji yang digunakan, metode perancangan adukan beton dan metode perawatan

benda uji

4.2. Pengumpulan Data

Pada penelitian ini data yang diperlukan diperoleh dan percobaan,

pengamatan dan perhitungan langsung di laboratorium Bahan Konstruksi Teknik

Fakultas Teknik Sipil UILYogyakarta.

4.3. Analisis Data

Setelah data yang diperlukan cukup maka dilakukan analisis data, yaitu

dengan perhitungan langsung dari data laboratorium dengan menggunakan rumus

21

">">

yang ada untuk menentukan kuat desak, kuat tank, modulus elastisitas beton dan

lekatan benda uji pull-out.

4.4. Bahan dan Peralatan

4.4.1. Bahan

1. Semen

Semen sebagai bahan pengikat adukan beton dipilih Portland Cement

(PC) tipe I merek Gresik ( produksi pabrik semen Gresik ). Pengamatan dilakukan

secara visual terhadap kemasan kantong 50 kg, tertutup rapat, bahan butirannya

halus serta tidak terjadi penggumpalan

2. Bahan Batuan

a. Pasir, pada penelitian ini diambil dari Sungai Boyong, Sleman,

Yogyakarta. Sehelum dipakai sebagai benda uji, pasir diuji untuk

mengetahui kelayakan dan data teknis meliputi gradasi pasir dan

kandungan lumpur

b. Kerikil yang digunakan berasal dari Clereng , sedangkan batu yang

dipakai berasal dari sungai Krasak, Sleman, Yogyakarta dengan

diameter maksimum 3/4 inch ( 19 mm ).

3. Air

Air berasal dari jaringan air bersih Laboratorium Bahan Konstruksi

Teknik, FTSP UII. Pemakaian air tidak diuji secara khusus, sebab secara visual

dan berdasarkan penelitian sebelumnya air di Laboratorium BKT telah memenuhi

syarat untuk material penyusun beton.

~>1

4. Baja Tulangan

Pada penelitian ini dipergunakan baja dengan satu variasi bentuk deform

(BJTD) dengan ulir sirip datar dengan kode produksi H (Hanil), dan baja tulangan

polos(BJTP) Keduajenis baja tersebut berdiameter 13mm, 19mm, dan 22mm

5. Serat (fiber)

Bahan tambah berupa serat local yang dipakai berupa kawat bendrat,

yaitu kawat untuk tali pengikat tulangan baja dengan diameter ± 1 mm yang

dibuat khusus berbentuk dan dipotong-potong sepanjang 8 cm sehingga

mempunyai aspek rasio (Id) =80. Volume serat yang ditambahkan dalam adukan

sebesar 1% dari volume adukan.

4.4.2. Peralatan

Beberapa alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat untuk

mempersiapkan material dan benda uji untuk pengujian. Peralatan yang dipakai

tersebut berada di Laboratorium Bahan Konstruksi Teknik FTSP UII.

1. Saringan / Ayakan

Saringan ini dipakai untuk memperoleh diameter kerikil 5-10 mm dan 10-

20 mm. Ayakan terdiri dari empat susun ayakan sehingga didapatkan empat jenis

diameter kerikil. Dari beberapa diameter kerikil tersebut hanya digunakan yang

mempunyai ukuran seperti dalam penelitian, yaitu 20 mm ; 10 mm ;4,8 mm dan

2,4 mm.

24

2.Timbangan

Timbangan digunakan untuk mengukur berat bahan penyusun beton (

semen, pasir, kerikil, dan air ), serat serta bahan uji berupa silinder. Dalam

penelitian ini digunakan :

a.Timbangan merek Fagani, kapasitas 150 kg

b.Timbangan merek Ohause, kapasitas 20 kg dan 5 kg.

3. Mesin aduk beton (rotating drum mixer)

Mesin ini digunakan untuk mengaduk bahan susun beton seperti semen,

kerikil, air dan bahan tambah serat. Kecepatan putaran dapat diatur sehingga

memudahkan bahan susun beton diaduk menjadi campuran yang homogen.

4. Mesin Uji Desak Beton

Mesin uji desak merek Control kapasitas 2000 KN, digunakan untuk

menguji kuat desak dan tarik belah silinder beton. Dalam pengujian tarik belah

silinder beton direbahkan sehingga bidang kontak ada pada sisi selimut silinder

tersebut. Untuk mengetahui perpendekan pada pengujian silinder beton,

digunakan alat strainometer, yang dapat menunjukkan suatu angka pada tiap

tingkat pembebanan, dimana rujuannya adalah untuk memperoleh hubungan

tegangan-regangan sehingga dapat diketahui nilai modulus elastisitas beton.

5. Cetakan Benda liji

Cetakan yang digunakan dalam penelitian mi adalah cetakan silinder,

ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Untuk mencetak benda uji dengan

panjang penanaman 30 cm dan 40 cm, cetakan silinder ditumpuk sehingga ukuran

25

diameter silinder 15 cm dan tinggi 60 cm Cetakan silinder terbuat dari bahan

logamyang sisi-sisinya dapat dilepas satu sama lain.

6. Kerucut Abrams

Pengukuran kelecakan adukan beton dalam percobaan slamp (slump

test) digunakan kerucut abrams. Kerucut yang berlubang pada kedua ujungnya

mempunyai diameter bawah 20 cm, diameter atas 10 cm, serta tinggi 30 cm. Alat

ini juga dilengkapi dengan tongkat baja berdiameter 1,6 cm, panjang 60 cm serta

bagian ujung tongkat dibulatkan.

7. Mistar dan Kali per

Mistar dipakai untuk mengukur penurunan beton segar pada pengujian

slamp, sedang kaliper digunakan untuk mengukur diameter serat dan dimensi

benda uji.

8. Stop Watch

Pengukur waktu (stop watch) dipakai untuk mengukur waktu lamanya

pengadukan beton, pengujian kuat desak beton, kuat tarik belah dan pengujian

pull-out.

9. Gelas Ukur

Gelas ukur digunakan untuk mengukur volume air yang dibutuhkan untuk

membuat adukan beton. Kapasitas gelas ukur yang digunakan adalah 1000 cc,250

cc dan 50 cc.

10. Strainometer

Data perpendekan pada pengujian tekan beton digunakan alat

strainometer. Alat ini menunjukkan suatu angka pada setiaptingkat pembebanan.

26

11. Dial Gauge

Besarnya slip yang terjadi antara tulangan dan beton dapat diketahui

dengan memakai alat dial gauge. Tingkat ketelitian yang dapat terbaca adalah 0,0!

mm.

12. Mesin Uji Tarik

Mesin uji kuat tarik digunakan untuk mengetahui kuat leleh dan kuat

tarik baja tulangan. Selain itu mesin ini juga digunakan dalam pengujian pull-out

Dalam penelitian ini digunakan Universal Testing Material (UTM) merk

SIMATZU type UMH 30 dengan kapasitas 30 ton

Gambar 4.1. Universal TestingMaterial Shimatzu UMH30

27

4.5. Benda Uji yang Digunakan

Benda uji yang digunakan berbentuk silinder dengan perincian sebagai

berikut:

a.Sampel silinder desak beton : 8 buah

b. Sampel silinder tarik belah beton : 1buah

c.Sampel silinder benda uji pull-out: 54 buah dengan variasi sebagai berikut:

4.6. Proses pembuatan benda uji

Benda uji dibuat dengan memperhitungkan secara terliti untuk

menghindari resiko kegagalan serat untuk menjaga validitas data. Rancangan

benda uji perlu dipelajari perkiraan prilaku benda uji selama pengujian (mengacu

pada referensi) serta data kekuatan mutu dari bahan.

Proses pembuatan benda uji antara lain :

a. Penentuan dimensi benda uji

Dimensi benda uji, kapasitas alat uji, kemudian pelaksanaan serta dari

segi ekonomis dari penelitian menjadi para meter tertentu. Dengan berbagai

pertimbangan dan efisiensi maka dibuat benda uji sebagai berikut:

28

Tabel 5.6. Daftar sampel benda uji Pull-Out

No. Variasi

Tulangan

Polos Lurus

KcteranganUji tarik Uji

tekan

—- • -H

Kode

~t"pL2~"'

D13

" 2

D 19

— — ....

2

D22

2

1.

Penanaman 20 cm

Penanaman 30 cm 2 2 2 TPL3

Penanaman 40 cm 2 2 2 TPL4

2.

Tulangan

Deform Lurus

Penanaman 20 cm 2 2 2 TDL2

Penanaman 30 cm 2 2 7 TDL3

Penanaman 40 cm 2 2 2 TDL4

Tulangan

Deform 90°

Penanaman 20 cm 7 2 2 TD9 2

Penanaman 30 cm 2 i 2 TD9 3

TD9 4Penanaman 40 cm 2 7

panjang penyaluran

(h) = 300 mm

diameter (d) = 150 mm

Gambar 4.2. sketsa benda uji pull-out

29

b. Perancangan Adukan Beton Benda Uji

Perancangan adukan beton dimaksudkan untuk mendapatkan beton yang

sebaik-baiknya, yang antara lain dapat diuraikan sebagai berikut (Tjokrodimulyo,

1992): kuat tekan tinggi, mudah dikerjakan, tahan lama, murah, tahan aus. Pada

penelitian ini perancangan adukan beton menggunakan metode ACI dengan

penambahan serat bendrat ke dalam adukan beton adalah 1% dari volume adukan.

Mixdesignsecara terperinci dapatdilihat pada Lampiran 5.

c. Pencoran benda uji

Cetakan benda uji dipersiapkan terlebih dahulu sebelum dilakukan

pengecoran. Selama pencoran dijaga agar tidak terjadi rongga dengan cara

melakukan pemadatan. Pada setiap pengecoran diambil satu sampel untuk uji

desak, sehingga diketahui kuat desak beton. Dalam setiap pengadukan dilakukan

usaha untuk menjaga kualitas masing-masing pencoran relatif sama berupa :

1). Penimhangan material dilakukan dengan cermat.

2). Perhitungan waktu pemadatan dan pengadukan dibuat serata.

3). Slam adukan beton dibuat relatif sama.

d. Pengujian benda uji

Setelah semua prosedur dilakukan dan benda uji berumur 28 hari maka

pengujian benda uji dilaksanakan.

1. Pengujian kuat desak, dilakukan terhadap kubus silinder beton.

Benda uji ditekan menggunakan mesin uji desak (compression testing

machine). Beban yang memecahkan (P) dibagi dengan luas sisi yang

terdesak (A) diperoleh kuat tekan beton tersebut. Pada setiap pengujian

30

dilakukan pembacaan pada strainnometer untuk mendapatkan data

perpendekan, sehingga diperoleh hubungan tegangan dan regangan beton

sekaligus dapat diketahui modulus elastisitasnya.

2. Pengujian tarik baja, bentuk sampel baja sepanjang 50 cm pada

bagian tengah dibubut dengan diameter 10 mm panjang 10 cm. Benda

uji tarik baja diukur dengan menggunakan jangka sorong dan dicatat

hasilnya.Pada mesin ini benda uji dipasang pada tumpuan jepit dengan

posisi vertical. Data-data yang dibutuhkan dicatat. Mesin uji dijaiankan

sampai beban maksimal atau sampai benda ui patah.

3. Pengujian pull-out, benda uji pull-out diletakkan pada alat uji tarik

beton. Perlengkapan tambahan yang diperlukan untuk pengujian ini

adalah kotak kayu yang diletakkan di bawah benda uji untuk

menampung benda uji yang patahjatuh. Tulangan baja dipasang pada

alat penjepit mesin uji dan diusahakan terpasang dengan baik.

Selanjutnya beban tarik dijaiankan. Selama proses pelolosan diamati

secara seksama dan dicatat apabila ada hal-hal penting. Pada saat

pengujian didapat nilai beban tarik (P) dan panjang pelolosan.

4. Pengujian kuat tarik belah beton, Beban vertikal yang dikerjakan

pada benda uji, diberikan dengan mesin desak hidrolis. Setelah benda uji

siap dalam posisi horizontal/rebah pada tempat pengujian,pembebanan

dilakukan secara merata terhadap permukaan dengan penambahan beban

secara berangsur-angsur sampai mencapai benda uji maksimum, yaitu

saat benda uji terbelah.

4.7. Metode Perawatan Benda Uji

Agar semen terhidrasi sempurna, diperlukan perawatan terhadap benda uji.

Perawatan benda uji meliputi berbagai cara, antara lain :

a. beton dibasahi terus menerus dengan air,

b.beton direndam dalam air dengan keadaan lingkungan bersuhu 23° C-28°

C.dan

c.beton diselimuti dengan karung goni basah , plastik film atau kertas

perawatan tahan air.

Pada penelitian ini perawatan beton adalah dengan merandam beton dalam

air sampai menjelang waktu pengujian. Dua hari sebelum dilakukan pengujian,

benda uji diangkat dan diangin-anginkan sehingga didapat benda uji dalam

keadaan kering.

Kekuatan beton akan bertambah selama terdapat cukup air yang bisa

menjamin berlangsungnya hidrasi semen secarabaik.

BABV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Pemeriksaan Agregat

Pemeriksaan agregat dilakukan terhadap agregat halus (pasir) dan agregat

kasar (kerikil). Hasil pemeriksaan agregat halus dan agregat kasar diberikan

secara terperinci pada Lampiran 1. Pada bagian ini akan ditunjukkan hasil

pemeriksaan secara singkatyaitu :

1. Agregat halus yang digunakan adalah pasir alam dengan bj pasir 2,75

gr/cm3 dan sedangkan berat jenis kerikil adalah 2.61gr/cm

Kandungan lumpur pasir adalah 1,01 % lebih kecil dari kandungan

lumpur yang disyaratkan yaitukurang dari 5 %.

2. Modulus halus butir pasir dari pemeriksaan adalah 2,8,

Berdasarkan persyaratan batas gradasi pasir maka pasir termasuk dalam

daerah gradasi II sehingga diklasifikasikan sebagai pasirkasar.

32

5.2. Pengujian Tarik Baja

Baja tulangan terdiri dari 2 jenis yaitu baja tulangan polos (BJTP) dan baja

tulangan deform (BJTD) dengan 3 macam diameter 13,19 dan 22 mm.

Tabel 5.2.a. Hasil Pengujian Kuat Tarik Baja

No Diameter

Pengenal

(mm)

Diameter

Uji (D0)

(mm)

Luas

mm'

•—i

Panjang

ukuran

(L0)(mm)

Beban

leleh

P

max

Perpanjangan

U

(mm)

D,

(mm)

1. P 13 9.9 76.938 4.89 2100 3400 6.30 7.1s

2. P 19 9.78 75.084 5.0 2300 3825 6.11 6.9

P22 10.0 78.50 5.01 2250 3700 6.15 6.4

4. D 13 12.85 76.317 4.91 4750 7680 6.01 10.5

5. D 19 9.7 73.861 4.85 2500 4875 5.99 6.1

6. D22 10.1 80.078 5.05 2500 4475 6.2 7.5

Tabel 5.2.b. Tegangan leleh baja

Jenis

tulangan

Diameter Tegangan leleh

baja (Mpa)

(fy)

Kuat tarik

Baja(Mpa)

(fu)

Polos 13 267,5 433,1

19 293 487,3

22 286,6 471,3

Deform 13 358 578,9

19 318,5 621

22 318,5 570

Pleleh ^tTegangan leleh baja (Fy) , Mpa

., , Pmaks ,,Kuat tank baja = , Mpa

34

Hasil pengujian tarik bajaselengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2

5.3. Pengujian Desak Beton

Kemampuan pasta beton akibat tertariknya tulangan sebagai obyek

penelitian, tersusun dari beberapa material yang telah diketahui sfesifikasinya dan

mempunyai karakteristik yang berbeda.

Tabel 5.3. Hasil pengujian desak beton

No Diameter

(mm)

Luas

(mm")

Beban max

(N)

Kuat desak

(Mpa)

1 151 17898,78 674768 38,442

2 150,6 17804,1 729749 41,795

3 149,9 17657,79 779740 45,028

4 150,9 17875,08 609796 34,786

5 149,8 17627,2 619787 35,854

6 149,9 17638,9 709756 41,031

7 150 17662,5 599794 34,628

8 149,8 17615,4 589797 34,142

Hasil uji menunjukkan kuat desak silinder beton berkisar antara 34,1 Mpa

45,02 Mpa dengan rata-rata 38,21 Mpa. Nilai ini lebih besar dari kuat tekan

yang direncanakan yaitu sebesar 30 Mpa. Hal ini disebabkan oleh adanya

35

penambahan serat bendrat pada adukan beton dan tingkat kekerasan agregat kasar

berupa batu pecah yang dipakai cukupbaik.

5.3.1. Pengendalian mutu pekerjaan beton

Tabel 5.3.1. Perhitungan Kekuatan Tekan Beton Pada Umur 28 hari

No.

fc2H

(Mpa)

(f'28-fcf !

(Mpa)

1. 38,442 0,052

2. 41,795 12,828

3. 45,028 46,440

4. 34,786 11,746

5. 35,854 5,566

6. 41,0312 7,940

7. 34,628 12,854

8. 34,142 16,575

305,706 114,004

Kuat tekan umur 28 hari (/c28) =kuat tekan benda uji (f'c) I iaktor umur

£/!c28 305,7062Kuat tekan rata-rata, / cr =

X(/'28-Ar)A' -1

14,004

N58,2133 (Mpa)

\ 7

= 4,0356 Mpa

Dari hasil perhitungan di atas, diperoleh angka deviasi standar adalah 4,0356 Mpa

36

Kuat tekan beton yang disyaratkan adalah :

f'c= f'cr- 1,64. Sd

= 382,113 -(1,64.4,0356)

= 375,5 kg/cm2

= 37,55 Mpa.

5.4. Pengujian Tarik Belah Beton

Pengujian tarik belah beton silinder dilakukan dengan melakukan uji belah

beton silinder (split cylinder test) dengan beban vertikal.

Beban maksimum yang terjadi pada pengujian 390000 N, dengan tinggi

dan diameter adalah 302,8 mm, 148,8 mm.

fa =2p

kLD

_ 2x390000^302,8x148,8

= 5,51 Mpa

Untuk mencari faktor konversi kuat tarik beton serat dihitung dengan

rumus (3.2). Diasumsikan faktorkonversi = C.

f 5 51C=-+!— =-/=== = 0,899

ifc i3lj5

Nilai C yang diperoleh termasuk dalam rumus usulan Suhendro untuk beton serat

(rumus 3.4.).

5.5. Hasil Uji Pull-Out

5.5.1. Panjang penyaluran yang digunakan

Panjang penyaluran dilihat efektivitasnya yang tercantum dalam SNI-03-

2847-1992 untuk tulangan deform diameter 13 mm dengan mutu baja 3070

(kg/cm2), pada rumus 3.13 dapat dihitung nilai panjang penyaluran yang

disyaratkan.

Untuk batang tulangan baja D36 atau lebih kecil,

0,02^/;, __ 0,02.(0,25.,T.12,852).267.5/.clh if V37,55

= 11,32 cm , dan minimum

Ld = 0,06. db Fy = 0,06.12,85. 267.5

= 20,62 cm

Nilai Ld yang ditetapkan untuk panjang penyaluran benda uji adalah 20

cm,bukan syarat minimum 20,62. Hal ini dilakukan dengan harapan factor kuat

tekan yang berperan. Gambaran prilaku dari tegangan lekat pada masing-masing

benda uji dapat dilihat pada gambar 5.5.4(a), 5.5.4(b), 5.5.4(c) dan selengkapnya

dapat dilihat pada lampiran 6.

5.5.2. Beban maximum pull-out

Dari keseluruhan benda uji yang berjumlah 54 sampel didapat beban

maksimum dan keretakan beton serta tulangan yang putus, dapat dilihat dalam

table berikut:

Tabel 5.5.2. Beban Maksimum pada Uji Pull-Out

No Tulangan Diameter

(mm)

Kode P max

(N)

Rata 2

(N)

Keterangan

Jenis Penanaman.

1 2 3 4 5 6 7 8

1 Polos 20 13 TPL2 53496.13 Baja putus

Lurus

19

22

60311.86

73060 70

72325.19

66490.14

75022.07

56908.89

72697.85

70756.10

Beton tdk retak

Baja lolos

Beton tdk retak

Baja lolos

Beton tdk retak

30 13 TPL3 62518.39 Bajaputus

62028.05 62273.22 Beton tdk retak

19 87770.91

86790.23 87280.57

Baja tdk lolos

Beton retak

22 120378.54

99293.91 109836.23

Baja tdk lolos

Beton retak

40 13 TPL4 62518.39 Baja putus

63008.73 62763.56 Beton tdk retak

19 90712.95

87770.91 89241.93

Baja tdk lolos

Beton retak

22 126998.14

122800.82 124899.48

Baja tidak lolos

Beton retak

2 Deform 20 13 TDL2 68745.71 Baja putus

Lurus

19

22

66195.94

112533.10

59331.18

69628.32

67666.96

67470.82

85937.04

68647.64

Beton tdk retak

Baja lolos

Beton tdk retak

Baja lolos

Beton tdk retak

30 13 TDL3 68647.64 Baja putus

68402.47 68529.96 Beton tdk retak

19 138766.30

142198.69 140482.49

Baja tdk lolos

Beton retak

22 139746.98

141218.01 140482.49

Baja tdk lolos

Beton retak

40 13 TDL4 67666.96 Baja Patah

68647.64 68157.30 Beton tdk retak

19 107139.35

117191.33 112170.25

Baja lolos

Beton retak

39

Lanjutan Tabel 5.5.2. Beban maksimum pada uji pull-out

1 2 -»

J

14 5 6 7 8

22 153476.51

134353.24 143914.88

Baja tdk lolos

Beton retak

3 Deform 20 13 TD9 2 66931.45 Baja patah

90

19

22

66195.94

57614.98

41924.10

76002.75

71344.51

66568.60

49769.54

73673.63

Beton tdk retak

Baja lolos

Beton tdk retak

Baja lolos

Beton tdk retak

30 13 TD9 3 66490.14 Baja patah

67912.13 67206.04 Beton tdk retak

19 129695.01

128223.99 128959.50

Baja tdk lolos

Beton retak

22 118662.35

142787.09 130724.72

Baja tdk lolos

Beton retak

40 13 TD9 4 67666.96 Baja patah

67421.79 67549.28 Beton tdk retak

19 138275.96

75512.41 106894.18

Baja tdk lolos

Beton retak

22 156908.89 Baja tdk lolos

! 149553.79 153231.34 Beton retak

5.5.3. Tegangan lekat

Pada penelitian ini pengaruh kuat tekan dan kuat tarik pada benda uji pull-

out untuk mendapatkan gambaran akibat adanya penambahan serat pada

campuran. Parameter kuat tekan (fc') dalam hubungannya dengan tegangan lekat

yang terjadi pada penelitian sebelumnya menyatakan bahwa tiap peningkatan kuat

tekan terjadi kenaikan tegangan lekat

40

Tabel 5 5.3a. Tegangan lekat dan tegangan material yang terjadi

Kode P max fb Teg.Baja i Teg.desak

(fs) I beton (fc)

(Mpa)_ j (Mpa)

keterangan.

(N) (Mpa)

TPL 2 (13) 53496.1300 6.6818

TPL 2 (13) 60311.8600

TPL 2 (19) 73060.7000

TPL 2 (19) 72325.1900

TPL 2 (22) 66490.1400

TPL 2 (22) 75022.0700

TPL 3 (13) 62518.3900

TPL 3 (13) 62028.0500

TPL 3 (19) 87770.9100

TPL 3 (19) 86790.2300

TPL 3 (22) 120378.5400

TPL 3 (22)

TPL 4 (13)

99293.9100

62518.3900

TPL 4 (13) 63008.7300

TPL 4 (19) 90712.9500

TPL 4 (19) 87770.9100

TPL 4 (22) 126998.1400

TPL 4 (22) 122800.8200

TDL 2 (13) 68745.7100

TDL 2 (13) 66195.9400

TDL 2 (19) 112533.1000

TDL 2 (19)

TDL 2 (22)

TDL 2 (22)

TDL 3 (13)

TDL 3 (13)

59331.1800

69628.3200

67666.9600

68647.6400

68402.4700

TDL 3 (19) 138766.3000

TDL 3 (19)

TDL 3 (22)

TDL 3 (22)

TDL 4 (13)

TDL 4 (13)

TDL 4 (19)

TDL 4 (19)

TDL 4 (22)

TDL 4 (22)

142198.6900

139746.9800

141218.0100

67666.9600

68647.6400

107139.3500

117191.3300

153476.5100

134353.1600

7.5331

6.2437

6.1809

4.9074

5.5371

5.2058

5.1650

5.0006

4.9447

5.9231

4.8856

3.9043

3.9350

3.8761

3.7504

4.6866

4.5317

8.5865

8.2680

9.6170

5.0704

5.1390

4.9942

5.7162

5.6957

7.9059

8.1015

6.8761

6.9485

4.2259

4.2871

4.5780

5.0075

5.6637

4.9580

411.1861

463.5737

262.8932

260.2467

178.4492

201.3476

480.5337

476.7648

315.8248

312.2960

323.0773

266.4894

480.5337

484.3026

326.4111

315.8248

340.8433

329.5784

528.3986

508.8004

404.9262

213.4905

186.8716

181.6076

527.6448

525.7604

499.3207

511.6714

375.0592

379.0072

520.1070

527.6448

385.5179

421.6878

411.9071

360.5832

20.5898 Baja leleh (fs>fy)

23.2130 Baja leleh (fs>fy)

28.1198

27.8368

25.5909

28.8747

24.0623

23.8736

Baja leleh (fs>fy)

Baja leleh (fs>fy)

33.7816

33.4041

46.3317 Beton retak (fc>fc )

Beton retak (fofc1)38.2166

24.0623 Baja leleh (fs>fy)

24.2510 Baja leleh (fs>fy)

34.9139

33.7816

48.8795 Beton retak (fc>fc

47.2640 Beton retak (fc>fc )

26.4591 Baja leleh (fs>fy)

25.4777 Baja leleh (fs>fy)

43.3121

22.8356

26.7988

26.0439

26.4213 Baja leleh (fs>fy)

26.3270

53.4088

Baja leleh (fs>fy)

Beton retak (fofc1Beton retak (fc>fc154.7299

53.7863 Beton retak (fofc1)Beton retak (fofc1)54.3524

26.0439 Baja leleh (fs>fy)

26.4213

41.2361

45 1050

59.0705

Baja leleh (fs>fy)

Beton retak (fofc1Beton retak(fofc1Beton retak (fofc1)

51.7103 Beton retak (fofc

41

Lanjutan Tabel 5.3.3.a. Tegangan lekat dan tegangan material yang terjadi

1 " 2"1 3 4 5 6

TD9 2(13) 66931.4500 8.3599 514.4537 25.7608 Baja leleh (fs>fy)

TD9 2(13) 66195.9400 8.2680 508.8004 25.4777 Baja leleh (fs>fy)

TD9 2(19) 57614.9800 4.9237 207.3151 22.1750

TD9 2(19) 41924.1000 3.5828 150.8548 16.1359

TD9 2 (22) 76002.7500 5.6094 203.9796 29.2522

TD9 2 (22) 71344.5100 5.2656 191.4776 27.4593

TD9 3(13) 66490.1400 5.5365 511.0617 25.5909 Baja leleh (fs>fy)

TD9 3(13) 67912.1300 5.6549 521.9915 26.1382 Baja leleh (fs>fy)

TD9 3(19) 129695.0100 7.3891 466.6796 49.9174 Beton retak (fofc1)

TD9 3(19) 128223.9900 7.3053 461.3865 49.3513 Beton retak (fofc1)

TD9 3 (22) 118662.3500 5.8386 318.4713 45.6712 Beton retak(fofc1)

TD9 3 (22) 142787.0900 7.0257 383.2184 54.9564 Beton retak (fofc1)

TD9 4(13) 67666.9600 4.2259 520.1070 26.0439

TD9 4(13) 67421.7900 4.2106 518.2226 25.9495

TD9 4(19) 138275.9600 5.9085 497.5563 53.2201 Beton retak(fofc1)

TD9 4(19) 75512.4100 3.2266 271.7152 29.0635

TD9 4 (22) 156908.8900 5.7904 421.1191 60.3916 Beton retak(fofc1)

TD9 4 (22) 149553.7900 5.5190 401.3792 57.5608 Beton retak(fofc1)

Dengan membandingkan beban maksimum yang terjadi antara tegangan

baja dan tegangan desak beton maka dapat dilihat kekuatan antara baja, beton

pada uji pull-out. Dari table 5.4.3.a. dapat dilihat jika nilai tegangan desak beton

lebih besar dari kuat tekan beton maka beton tersebut akan retak. Sedangkan

apabila tegangan desak beton lebih kecil dari kuat tekan beton maka beton

tersebut tidak mengalami keretakan. Jika tegangan baja pull-out lebih besar dari

pada tegangan leleh baja maka baja putus, demikian pula sebaliknya.

Tabel 5.5.3.b. Nilai k

kode fb

Mpa

k

1 2 3

TPL 2 (19) 6.243714 1.018550

TPL 2 (19) 6.180858 1.008297

TPL 2 (22) 4.907354 0.800547

TPL 2 (22) 5.537058 0.903272

TPL 3 (19) 5.000558 0.815752

TPL 3 (19) 4.944686 0.806637

TPL 4 (19) 3.876132 0.632322

TPL 4 (19) 3.750420 0.611814

TDL 2 (19) 9.616996 1.568841

TDL 2 (19) 5.070398 0.827145

TDL 2 (22) 5.138970 0.838331

TDL 2 (22) 4.994210 0.814716

TD9 2(19) 4.923734 0.803219

TD9 2(19) 3.582802 0.584470

TD9 2 (22) 5.609438 0.915080

TD9 2 (22) 5.265634 0.858994

TD9 4(13) 4.225870 0.689375

TD9 4(13) 4.210558 0.686877

TD9 4(19) 3.226618 0.526365

Krata-rata=0.815789

42

Dari tabel 5.5.3b. diketahui nilai k yang merupakan faktor kekuatan beton.

Nilai k yang diperoleh ini merupakan nilai k dari hasil eksperimen. Dari nilai k ini

dapat dihitung tegangan lekat yang terjadi pada beton serat. Kuat lekat tulangan

deforni memiliki kuat lekat yang lebih baik dibandingkan dengan tulangan polos.

Sedangkan pada tulangan deform kait kuat lekat yang terjadi lebih rendah

dibandingkan tulangan deform lurus. Hal ini disebabkan luasan tulangan yang

tidak mampu ditahan oleh permukaan beton.

Tabel 5.5.3.C. Gaya lekat maksimum rata-rata yang terjadi (P maks) dan

Tegangan lekat maksimum rata-rata (fh maks).

Penanaman

(cm)

Diameter

(mm)

Tulangan polos

lurus

(TPL)

Tulangan deform

lurus

(TDL)

Tulangan deform

kait

(TD9)

P maks /h maks P maks /b maks P maks _/b maks

20

13 56899.1 7.1074 67470.78 8.4272 66558.752 8.7138

19 72688 6.2122 85927.18 7.3436 49769.51 7.4532

22 70756.1 5.2222 68647.6 5.0666 73668.682 5.4374

30

13 62273.2 5.1854 68520.11 5.7058 67196.194 5.9956

19 87280.5 4.9726 140482.4 8.0036 128959.42 8.3472

22 109836 5.4044 140482.4 6.9122 130724.64 7.0322

40

13 62763.5 3.9196 68157.26 4.2564 67539.432 4.4182

19 89241.9 3.8132 112160.4 4.7928 106894.12 4.9674

22 124899 4.609 143914.8 5.3138 153231.25 5.6546

5.1606 6.2024

ij

6.8466

Dan tabel 5.5.3c teriihat bahwa terjadi peningkatan lekatan antara

tulangan polos terhadap tulangan deformed lurus dan deformed kait. Bentuk

peningkatan tegangan lekat serta slip yang terjadi dapat dilihat pada grafik 5.5.3.

berikut:

44

Grafik slip dan tegangan lekat pada tipe tulangan.

j Slip (mm) j

Gambar 5.5.3. Hubungan tegangan lekat dan slip pada tipe tulangan

Pada grafik 5.5.3. menunjukkan bahwa terjadi pembahan slip pada

masing-masing jenis tulangan, tulangan defonned kait dan deformed lurus

mempunyai slip serta tegangan lekat yang lebih besar dibandingkan dengan

tulangan polos lurus.

5.5A Hubungan tegangan lekat dengan slip

Besamya tegangan lekat pada benda uji diperoleh dari hasil pengujian

tarik masing-masing benda uji dengan berbagai variasi. Pengerjaan beban tarik

pada benda uji menyebabkan terjadinya slip antara pasta beton dengan batang

tulangan. Hubungan antara besamya gaya tarik ataupun tegangan lekat dengan

slip dapat digambarkan dalam suatu grafik.

Dari hasil pengujian dihitung nilai tegangan lekat dari benda uji dengan

menggunakan persamaan (3.8),

Pfy

.rr.d.Ld

IT)

en

cm.

.t-

CM

CM

t-

Ort

O)

ocm

co

co

a?

o>C

MC

MC

OO

OO

JO

tM

CN

!N

N^^'-'-C

MN

(NC

MC

MC

MC

MC

MC

MC

MC

MC

MC

MC

MC

MC

NC

NC

MC

MC

M-

__

_a>

roeg

a)

ega>

aQ

-D

-D

-D

-Q

-Q

pp

HI—

r—r-

I—I—

<X

H•

•'

I♦

'II

II

II

II

QQ

QQ

QP

PP

P

♦•

•'

I

co

r-

co

i^>•*

(Bd|/\|)

ib>|8|

Bai

CO

CM

CO

oCO

co

CM

in

CM

co

CM

oCM

CO

CO

o

W

C3

-a03

4-*

03X

•5ao

c03"3

eD

."H

IJD

CD

?•>>

—aa

oo.£

•C0

3ao

03_c/5

c03

c03

"3o.

03

SO

3

c03

,32C

03

ao

103C03C<u

a.

-o

"O>

-

ao

CD

.9-

03ao

E3

03

-f-»~

™c

3

uc03

X3e03ao

5'5

CD

1/5

—03c/l

03ao

EC/5

03

ca0

.p

.c

CD

s="E

03

c03

T3

CD

X)

03

30

c033

0J*

!C

ao

03

<d

.2-

"t7>

0)

4-*

c03

ao

C03ao

C03

'•503

-203E03

03303

03ST

C-a

C31

-

>-

031/3

(D

^1C0

3C

/2

03

ao

'3D.

03_

C4

-j

X)

.„

CD

X3

^C

u<

+-

'••j?C

3JD

0360

3-3

03C

DC

c3

X)

CD

03ao

c03

'5P

•3'3BO

CD

1-

ao

c03

>>

ao

c03

EEE

OB

E10

3X

)C03

CD

X>

^3

e03

SO

c=5

X)

CD

X)BO

cCD

T3Eu

1/2

C03

eo

c03

3

c03ao

c-a

X)

CD

CO

'o3

03

1'3cC

D

4-*

103

BCD

i-

CD

XJ

X)

'S.

-*

03ao

oC

T5

cM

>/->

<N

03•—

c3

ao

c033

CD

03

to

03

cX

)IT

)

"§c0

3CC

Dc/1

CD

03ao

c3<D

03

1p

.e03C

-a1

X)c

03

-303

035

03

2.

T3

aCC

Da.

X03

X>

03

2T

303a.

CD

CCD

O

on

uio

iN

Nn

ocsciiN

CM

nco

oiijfiN

^T

-T

-T

-tM

^T

-l-^

T-C

jW

T-r-T

-T

-C

MtS

l

^C

N_

__

__

co

co

co

co

ro

co

co

ro

co

co

co

co

ro

co

co

co

ro

co

ii_

ii_

i_

ijj_

jjjjaifflO

)C

)0

)O

iS

!Q

;5:D

.aQ

.DQ

DQ

QQ

QQ

ClQ

pp

I—I—

I—I—

I—I—

I—I—

I—i—

I—I—

I—f—

I—I—

I—1—

♦•i^

XS

C*

^1

I•*

.'I

.

CM

,-

CM

CM

^-

CM

-^

CM

CM

r-

CM

^&

*-

CM

CO

CM

o

BU

Bfe.

co

m•*!•

(edui)iB

))3|-Ba

i

(/)

ao

c03

03

03

,<LJa

oC

X'c

cCD

•S-a

,5c

o

31

J22

CD

.9"

jj

03

ao

c

1ac03

c03

ao

c

X03

X

00

u-

CD

T3CCD

O

03>->

T303

oo

03

ao

CD

+^

03

l-

03

X

CD

"vcjC0

3a

oc

c03

ao

c

c03

E

B03

C

03

0303

CD

-o3

03ao

03C03a

o-a

00

-^C

D0

3C

c30303Ec

-5C03a

o

§

CD

O-

C03

ao

X3

X

C

2a0

3

X3cC

D

0333

03

03

XT

33

c03t3

^r

CCD

o•5

03

Ee0

3

ao

c03

ao

—X

ao

>,

CD

03••—

•*c

o.

103

033

C03

ao

03

oiri

C03

X03

03

03£03C

3X

X+

->c

EC

03

030

303

3

1cC

D

E

UCC

Da

.

E03C0

303

-a

C03D

.C

DQ

.

«s 4J*

a)4«

dfy£x *****

OS-*

0 5 10 15 20 25

Slip (mm)

♦ TPL 4(1) 13

• TPL 4 (2) 13

TPL 4(1) 19

X TPL 4 (2) 19

X TPL 4 (1)22

• TPL 4 (2) 22

TDL 4(1) 13

TDL4(2) 13

-TDL4(1)19

TDL 4 (2) 19

o, «J»ow TDL4(1)22

*" 3 ,'SJ TDL4(2)22;'$* TD9 4(1)13;^J TD9 4(2)13

2 J^ TD9 4(1)19£j TD9 4(2)19S -TD94(1)22

1 5J' ~TD9 4(2)22

47

Gambar 5.5.4.(c) Hubungan tegangan lekat dan slip

dengan penanaman 40 cm

Gambar 5.5.4.(c) Hubungan tegangan lekat dan slip pada penanaman 40

cm. Seperti pada penanaman 20 cm dan 30 cm, penanaman 40 juga merupakan

suatu grafik linier dan lebih berimpit dibandingkan dengan grafik sebelumnya.

Dengan penanaman yang lebih panjang maka tegangan lekat yang terjadi berada

pada slip yang cenderung lebih kecil dibandingkan dengan penanaman yang lebih

pendek. Hasil perhitungan tegangan lekat dengan slip dan beban dengan regangan

serta grafik masing-masing dapatdilihat pada lampiran 6

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Kuat lekat tulangan defonned pada uji pull-out lebih baik dibandingkan

dengan kuat lekat tulangan polos.

2. Semakin besar diameter tulangan yang diuji maka makin besar selip yang

terjadi pada tulangan. Tetapi dengan bertambah besamya tulangan, tegangan

lekat yang terjadi akan lebih kecil.

3. Padasaat beban tank awal bekerja sampai dengan batas beban tank maksima!

slip yang terjadi dari ketiga variasi penanaman tulangan 20 cm, 30 cm dan 40

cm menunjukkan bahwa makin panjang penanaman tulangan maka makin

kecil slip yang terjadi.

4. Penambahan kait pada ujung tulangan memberikan kenaikan kuat lekat pada

pengujian pull-out disbanding dengan tulangan lurus.

48

4?

6.2. Saran

1. Perlu diadakan penelitian tentang uji pull-out dengan benda uji yang

mempunyai luasan lebih besar dan dengan mutu beton yang bervariasi.

2. Perlu diadakan penelitian yang mengkaji tentang distribusi gaya, tegangan

dan regangan, memperhitungkan pengaruh tulangan sengkang pada pengujian

masing-masing tulangan khususnya yang memakai dua atau lebih tulangan.

Daftar Pustaka

Dipohusodo, Istimawan., 1994, Struktur Beton Bertulang(Berdasarkan SK SNIT-15-1991-03), Penerbit Gramedia Jakarta.

Nawy, E.G., 1985, (alih bahasa oleh Suryoatmono, B), Beton Bertulang SuatuPendekatan Dasar, Penerbit Eresco, Bandung.

Wang, C.K. and Salmon, C.G., 1986 (alih bahasa Harianja, B), Desain BetonBertulang, Penerbit Erlangga Jakarta.

Depertemen Pekerjaan Umum., 1971, Pemturan Beton Bertulang Indonesia,Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, Bandung.

Park, R. And Paulay, T., 1975, Reertnforced Concrete Stucture, John Wiley andSond Inc., New York.

Suparjo, 1998, Perilaku Lekatan Tulangan Deform pada Beton Serat, Tesis S2,UGM, Yogyakarta.

Kemp, EL, 1986, Bond in Reinforced Concrete : Behavior and Design Criteria,' ACI Journal/Jan-Feb 1986, pp. 50-57.

Sorushian,P.Mirza, F. Dan Alhozaimi,A.,1994, Bonding Of Confined Steel FiberReinforced Concrete To Deformed Bars,ACI Material Journal / GadjahMada, Yogyakarta.

Sudarmoko, 1993, Pengaruh Panjang Serat Pada Sifat Structural Beton Serat,Media Teknik No I Tahun XV April 1993.

Suhendro,B.,1991, Pengaruh Fiber Kawat Local Pada Sifat-Sifat Beton, LaporanPenelitian, Lembaga Penelitian UGM.

50

HASIL PEMERIKSAAN PASIR

Pasir asal :Kali Boyong, Kabupaten Sleman

1 Pemeriksaan Berat Jenis Pasir dan Kerikil

Berat piring 149 gram 145 gram

Berat pasir+ Piring

370 gram 310.18 gram

Berat pasir 221 gram 165.18 gram

Berat air 500 cc 500 cc

Berat air +

pasir580 cc 560 cc

Berat jenis pasir =beratpasir (2.76 + 2.75)

(volair + pasir) - (volair)

Berat piring 145 gram

Berat piring + kerikil 500.8 gram

Berat kerikil 355.8 gram

Berat air 500 cc

Berat air + Kerikil 636 cc

Berat jenis kerikilberat ker ikil

(volair + pasir) - (volair)2,61 gr/cm"

2.Pemeriksaan Kandungan Lumpur Dalam Pasir

Hasil percobaan

Lampiran

2,75 gr/cm

Berat cawan +

pasirBerat cawan

Berat pasir

Sebelum masuk

tungku (gr)Keluar dari tungku

(gr)

374.3

157.5

! Vs=216.8

372.1

157.5

V2=214.6

KandunganLumpur dalam

pasir

1.01%

Syarat kandungan : Lumpur <5% pasir halus dicuci.

Kandungan Lumpur dalam pasir = 1.01% maka pasir tidak perlu dicuci.

3. Pemeriksaan Modulus Halus Butir Pasir

Lubanti Berat Berat

ayakan j tertinggal (gr) | tertinggal (%)(mm) i I

0.00 ;4.75 0.00

2.36 45.60 4.56

1.20 281.30 28.13

0.60 322.10 52.21

0.30 204.70 20.47

0.15 71.10 7.11

PAN 75.20 7.52

Total 1000.00 100.00

MHB Pasir = 2.8

Berat tertinggalkomulatif (%)

0.00

4.56

32.69

64.90

85.37

92.48

280.00

4. Pemenksaan Gradasi Pasir

: 1

No

Sannuan

Berat

tertahan

Berat persen kom

(%) ^

Spesi fikasij

mm , Tertahan Jumlah Tertahan Lolos Min maks

| 4.75 ; 0.00 i 0.00 0.00 100.00 90.0 100.0

1 r36 ' 45.60 ! 45.60 r 4.56 95.44 75.0 100.0

1.20 : 281.30 i 326.90 32.69

[ 64.9067.31 i 55.0 90.0

0.60 1 322 10 ; 649.00 35.10 35.0 59.0

0 30 ' 204.70 853.70

71.10 924.80

\ 85.37 ! 14.63 8.0 30.0

0.15 92.48 ' 7.52 (L0 , 10.010.0

sisa 75.20 1000.00 ' 100.00 [ 0.00 -

i

Lubang Persen berat butir yang lewat ayakan(mm) ; Daerah I Daerah II Daerah HI Daerah IV I

10 100 100 100 !00

4.8 90-100 90-100 90-100 95-100 1

2.4 60-95 75-100 85-100 93-100

1.2 30-70 55-90 75-100 90-100

0.6 15-34 35-59 60-79 80-100

0.3 5-20 8-30 12-40 15-50 1

0.15 0-10 0-10 0-10 0-15

Keterangan : Daerah I

Daerah II

Daerah III

Daerah IV

= Pasir kasar

= Pasir agak kasar= Pasir agak halus= Pasir halus

Dan tabel Gradasi pasir menurut British Standard pasir yang digunakan

termasuk daerah II yang termasuk pasir agak kasar .

Lampiran 2.1.a

Tabel 2.1. Tegangan-Regangan baja polos 13 mm

Beban

N

Per.TuI.

mm

Tegangan

Mpa

Regangan

(10"4)

Regangan

Terkoreksi

Ket.

1 2 3 4 5 6

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Leleh

980.68 0.01 12.49 2.00 0.80

1961.36 0.01 24.99 2.40 1.20

2942.04 0.02 37.48 3.60 2.40

3922.72 0.02 49.97 4.00 2.80

4903.40 0.03 62.46 5.00 3.80

5884.08 0.03 74.96 5.80 4.60

6864.76 0.03 87.45 6.00 4.80

7845.44 0.03 99.94 6.40 5.20

8826.12 0.04 112.43 8.00 6.81

9806.80 0.04 124.93 8.20 7.01

10787.48 0.05 137.42 9.01 7.81

11768.16 0.05 149.91 10.01 8.81

12748.84 0.05 162.41 10.21 9.01

13729.52 0.06 174.90 11.61 10.41

14710.20 0.06 187.39 12.01 10.81

15690.88 0.06 199.88 12.41 11.21

16671.56 0.07 212.38 14.01 12.81

17652.24 0.08 224.87 15.01 13.81

18632.92 0.08 237.36 16.01 14.81

19613.60 0.08 249.85 16.21 15.01

20594.28 0.09 262.35 18.01 16.81

21574.96 0.10 274.84 20.01 18.81

22555.64 0.12 287.33 24.01 22.82 I23536.32 0.15 299.83 30.02 28.82 I23634.39 0.58 301.08 116.07 114.87 I23928.59 2.00 304.82 400.24 399.04 I31577.90 4.00 402.27 800.48 799.28 I33343.12 6.00 424.75 1200.72 1199.52 max

j 24320.86 8.00 309.82 1600.96 1599.76 patah

Lampiran 2.Lb

Grafik 2. i b. tegangan-regangan baja polos diameter S3 mm

450

400

350

300

TOQ.

5 250

cra03

to 200o>

150 ;

100 .

50

500 1000 1500

Regangan

Batas sebanding : <x,; = 99AX fpa

£., = 3,2 x 10"

2000

Modulus elastisitas<T„ 99.4

5,2x10"1,922 *W Mpa

Lampiran 2.2.a

Tabel 2.2. Tegangan-Regangan baja Polos 19 mm

Beban

N

Per.TuI.

mm

Tegangan

Mpa

Regangan

(io-4)Regangan

Terkoreksi

Ket.

1 2 3 4 5 6

0.000 0.00 0.00 0.00 0.00

Leleh

Max

Patah

980.680 0.01 12.49 1.96 0.49

1961.360 0.01 24.99 2.16 0.69

2942.040 0.02 37.48 2.94 1.47

3922.720 0.02 49.97 3.92 2.46

4903.400 0.02 62.46 4.12 2.65

5884.080 0.03 74.96 5.49 4.03

6864.760 0.03 87.45 5.89 4.42

7845.440 0.03 99.94 6.08 4.61

8826.120 0.04 112.43 7.46 5.99

9806.800 0.04 124.93 7.85 6.38

10787.480 0.04 137.42 8.04 6.58

11768.160 0.05 149.91 8.83 7.36

12748.840 0.05 162.41 9.81 8.34

13729.520 0.05 174.90 10.01 8.54

14710.200 0.06 187.39 10.99 9.52

15690.880 0.06 199.88 11.77 10.30

16671.560 0.06 212.38 11.97 10.50

17652.240 0.07 224.87 12.75 11.28

18632.920 0.07 237.36 13.73 12.27

19613.600 0.07 249.85 13.93 12.46

20594.280 0.08 262.35 15.70 14.23

21574.960 0.09 274.84 16.68 15.21

22555.640 0.10 287.33 19.62 18.15

23536.320 0.15 299.83 29.43 27.96

24713.136 0.40 314.82 78.48 77.01

25007.340 1.09 318.56 213.85 212.38

31381.760 2.00 399.77 392.39 390.92

35059.310 4.00 446.62 784.78 783.31

35696.752 6.00 454.74 1177.16 1175.70

36775.500 8.00 468.48 1569.55 1568.08

37265.840 10.00 474.72 1961.94 1960.47

| 37511.010 12.00 477.85 2354.33 2352.86

j 30401.080 16.00 387.27 3139.10 3137.63

Lampiran 2.2b

Grafik 2.2b. tegangan-regangan baja polos diameter 19 mm

600

500

w 300oc

0)

H 200

100

1000 2000 3000

Regangan

Batas sebanding : o\ = 149,9 \Mpa

t: = 7.36 xlO"4

4000

Modulus elastisitasa 149,91

7,36x10"= 2,036xlO5 Mpa

Lampiran 2.3.a

Tabel 2.3. Tegangan-regangan baja polos 22 mm

Beban

N

Per. Tul

mm

Tegangan

Mpa

Regangan

(io-4)Regangan

Terkoreksi

Ket.

1 2 3 4 5 6

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Leleh

Max

Patah

2451.70 0.03 31.23 6.20 1.91

4903.40 0.04 62.46 8.00 3.71

7355.10 0.05 93.70 10.01 5.71

9806.80 0.06 124.93 11.81 7.51

12258.50 0.07 156.16 13.01 8.71

14710.20 0.08 187.39 15.01 10.71

17161.90 0.08 218.62 16.01 11.71

19613.60 0.09 249.85 18.01 13.71

22065.30 0.09 281.09 18.01 13.71

24517.00 0.22 312.32 44.03 39.73

26968.70 0.52 343.55 104.06 99.76

29420.40 0.86 374.78 172.10 167.81

31872.10 0.72 406.01 144.09 139.79

34323.80 0.78 437.25 156.09 151.80

36285.20 2.00 462.23 400.24 395.94

33833.50 4.00 431.00 800.48 796.18

Lampiran 2.3b

Grafik 2.2 b. tegangan-regangan baja polosdiameter 22 mm

« 250

I 200CDH

150

100

50

0

200 400 600

Regangan

Batas sebanding : aF = 286,62A//?a

er = 13,71 xlO"4

Modulus elastisitasa,

£„

286.62

ojTxit)-4

800 1000

l,09x\0\Mpa

Lampiran 2.4.a

Tabel 2.4. Tegangan-regangan baja Deform 13 mm

Beban

Kg

Per. Tul

mm

Tegangan

Mpa

Regangan

(lO"4)Regangan

Terkoreksi

Ket.

1 2 3 4 5 6

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Leleh

Max

Patah

2451.70 0.01 31.23 1.80 0.90

4903.40 0.01 62.46 2.00 1.10

7355.10 0.02 93.70 3.60 2.71

9806.80 0.02 124.93 4.00 3.11

12258.50 0.02 156.16 4.60 3.71

14710.20 0.03 187.39 6.00 5.11

17161.90 0.04 218.62 7.80 6.91

19613.60 0.04 249.85 8.20 7.31

22065.30 0.05 281.09 9.81 8.91

24517.00 0.05 312.32 10.01 9.11

26968.70 0.06 343.55 11.01 10.11

29420.40 0.06 374.78 12.01 11.11

31872.10 0.07 406.01 13.81 12.91

34323.80 0.07 437.25 14.01 13.11

36775.50 008 468.48 15.61 14.71

41678.90 0.08 530.94 16.01 15.11

44130.60 0.09 562.17 17.81 16.91

46582.30 0.09 593.41 18.21 17.31

49034.00 0.10 624.64 19.81 18.91

51485.70 0.10 655.87 20.01 19.12

53937.40 0.11 687.10 21.01 20.12

54918.10 0.11 699.59 22.01 21.12

56389.10 0.11 718.33 22.21 21.32

58840.80 1.90 749.56 380.23 379.33

61787.80 2.00 787.11 400.24 399.34

70365.80 4.00 896.38 800.48 799.58

72079.90 6.00 918.22 1200.72 1199.82

75267.20 8.00 958.82 1600.96 1600.06

75316.30 10.00 959.44 2001.20 2000.30

75316.30 12.00 959.44 2401.44 2400.54

75316.30 14.00 959.44 2801.68 2800.78

61292.50 16.00 780.80 3201.92 3201.02

Lampiran 2.4.b

Grafik 2,4,b. tegangan-regangan baja Defonn diameter 13 mm

toQ.

nreroa>

600

500

400

300

200

100

0

-1000 0 1000 2000 3000 4000

Regangan

Batas sebanding : of = \M,SMpa

Br = 9,llxl0~4

Modulus elastisitaso\ 184,8-T = 2,028 xlO\<V//w

9.11x10

Lampiran 2.5.a

Tabel 2.5. Tegangan-regangan baja Deform 19 mm

Beban

N

Per. Tul

mm

Tegangan

Mpa

Regangan

(lO"4)Regangan

Terkoreksi

Ket.

1 2 3 4 5 6

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

leleh

Max

Patah

2451.70 0.02 31.23 3.80 1.11

4903.40 0.03 62.46 5.00 2.31

7355.10 0.03 93.70 6.00 3.31

9806.80 0.04 124.93 8.00 5.31

12258.50 0.05 156.16 10.01 7.31

14710.20 0.06 187.39 11.81 9.11

17161.90 0.07 218.62 13.61 10.91

19613.60 0.08 249.85 15.01 12.31

22065.30 0.08 281.09 16.01 13.31

24517.00 0.09 312.32 18.01 15.31

26968.70 0.10 343.55 20.01 17.32

29420.40 0.11 374.78 22.41 19.72

31872.10 0.12 406.01 24.01 21.32

32117.30 0.90 409.14 180.11 177.41

43640.30 2.00 555.93 400.24 397.54

47808.20 4.00 609.02 800.48 797.78

36285.20 6.00 462.23 1200.72 1198.02

Lampiran 2.5b

Grafik 2.5b. tegangan-regangan baja Defonn diameter 19 mm

700

600

500

IBQ.

400

CCO

I 300Q>I-

200

100

0

0 500 1000

Regangan

Batas sebanding : o\, = 382,17Mpa

s = 19.72x10 4

Modulus elastisitas =o~. 382.17

£„ 19 72x 10 4

1500

1,938 xlO'Mpa

Tabel 2.6. Tegangan-regangan baja Deform 22 mmLampiran 2.6.a

Beban

Kg

Per. Tul

mm

Tegangan

Mpa

Regangan

(lO"4)Regangan

Terkoreksi

Ket.

( 2 3 4 5 6

0.00 0.00 0.00 0.00 0.00

Leleh

Max

Patah

2451.70 0.02 31.23 4.00 1.51

4903.40 0.03 62.46 6.00 3.51

7355.10 0.04 93.70 7.00 4.51

9806.80 0.04 124.93 8.20 5.71

12258.50 0.05 156.16 10.01 7.51

14710.20 0.06 187.39 12.01 9.51

17161.90 0.07 218.62 14.01 11.51

19613.60 0.08 249.85 15.01 12.51

22065.30 0.09 281.09 17.81 15.32

24517.00 0.09 312.32 18.21 15.72

26968.70 0.10 343.55 20.01 17.52

29420.40 0.90 374.78 180.11 177.61

40207.90 2.00 512.20 400.24 397.74

43640.30 4.00 555.93 800.48 797.98

43885.50 6.00 559.05 1200.72 1198.23

29420.40 8.00 374.78 1600.96 1598.47

Lampiran 2.6.b

Grafik 2.6b. tegangan-regangan baja Defonn diameter 22 mm

600

500

400

nsCL

I 300cco

200

100

0

500 1000 1500

Regangan

Batas sebanding . a „ = 318,4 7A//w

£•„ = 15,72xl()"4

2000

Modulus elastisitasa,. 318,4'

£n 15,72xl0~4= 2,026 x 10" Mpa

Lampiran 3.a

Tabel 3. DESAK BETON

BEBAN Dial Tegangan

Mpa

Regangan

(10"4)

Regangan

terkoreksiKN N

1 2 3 4 5 6

0 0,00 0 0,00 0,00 0,00

10 10000 10 0,57 3,32 1,67

20 20000 15 1,13 4,98 3,33

30 30000 20 1,70 6,64 4,99

40 40000 28 2,27 9,29 7,65

50 50000 31 2,83 10,29 8,64

60 60000 36 3,40 11,95 10,30

70 70000 44 3,97 14,60 12,96

80 80000 50 4,54 16,59 14,95

90 90000 55 5,10 18,25 16,61

100 100000 62 5,67 20,58 18,93

110 110000 70 6,24 23,23 21,59

120 120000 75 6,80 24,89 23,25

130 130000 80 7,37 26,55 24,90

140 140000 85 7,94 28,21 26,56

150 150000 90 8,50 29,87 28,22

160 160000 98 9,07 32,53 30,88

170 170000 105 9,64 34,85 33,20

180 180000 110 10,20 36,51 34,86

190 190000 116 10,77 38,50 36,85

200 200000 125 11,34 41,49 39,84

210 210000 175 11,91 58,08 56,43

220 220000 176 12,47 58,41 56,77

230 230000 177 13,04 58,75 57,10

240 240000 177 13,61 58,75 57,10

250 250000 177 14,17 58,75 57,10

260 260000 177 14,74 58,75 57,10

270 270000 179 15,31 59,41 57,76

280 280000 180 15,87 59,74 58,09

290 290000 185 16,44 61,40 59,75

300 300000 190 17,01 63,06 61,41

310 310000 193 17,57 64,06 62,41

320 320000 199 18,14 66,05 64,40

330 330000 205 18,71 68,04 66,39

340 340000 212 19,28 70,36 68,71

350 350000 216 19,84 71,69 70,04

360 360000 226 20,41 75,01 73,36

370 370000 233 20,98 77,33 75.68

380 380000 240 21,54 79,65 78,01

390 390000 245 22,11 81,31 79,67

400 400000 250 22,68 82,97 81,33

410 410000 250 23,24 82,97 81,33

420 420000 260 23,81 86,29 84,65

430 430000 270 24,38 89,61 87,96

440 440000 280 24,94 92,93 91,28

450 450000 289 25,51 95,92 94,27

N-

en

00

00

r^

co

00

•*r•3-

•*•tf

N-

"frC

DL

Oh

-C

NO

CN

r^.

•*C

Oa

>t—

•*C

OC

MC

MIC

)lO

1(3

U3

1(3

00

T—

t—

t—

T-

"sTT

—r-

•srr--

fT

f-

CO

03

CD

CM

CM

CM

K3

LC

3

lOi^

-O

lO

lT

-^

r-

"3-•^

"*

•sr•*

LO

i^

oC

NC

OO

«*•0

0-3"

N-

CO

v-

h-

00

CD

03

01

01

01

oo

oC

NC

MC

NC

MC

NC

MC

Nco

CO

co

•t^r

^r

LC

3L

OC

DN

-1

^0

0C

O

T—

•srC

Oco

CN

T—

co

CD

CD

CD

CD

CN

00

-f

CD

CM

h-

LO

r^

CN

CD

T—

"fr

CM

CD

00

r-

03

CN

CN

CN

CN

CN

1(3

N-

(•-N

-N

-h

-•^r

O^r

oo

C3

C_3

01

03

0)

01

00

T—

t—

CD

CD

t-

v-

co

8C

DL

OL

OU

0L

Ocn

co

CD

CM

to

oC

NC

Oo

LO

CD

h-

CM

00

oT

~

01

01

oo

oo

CN

CM

CM

CN

CN

CN

CN

CI

CO

C3

"tf

^t

LO

LO

in

CD

N-

h-

01

01

min

T-

on

Lfl

t—

00

LO

•<

-C

OL

OT

—0

0L

OC

MC

OL

OC

NC

OL

OC

M0

0L

OC

MO

lm

CN

oC

OC

Nr-

CO

Ol

<sj-

oC

£)T

—N

-C

O0

0•«*•

OL

OT

~K

CN

CO

-<3-

03

lOt—

CD

CM

OO

CO

en

h-

r^-

no

no

CD

nn

T-

T-

CN

CN

co

"ST^J-

LO

LO

CO

CO

N-

h-

00

Ol

cn

oO

CM

CN

CN

CM

CM

CN

CM

CO

co

CO

CO

co

CO

co

CO

CO

C3

C3

CO

CO

CO

co

CO

oC

OT

•<*•

CM

CD

CD

in

T—

oo

CD

CD

01

CD

oC

No

00

LO

CO

00

T-

CM

Oo

CD

x—

<y>

co

CD

CD

01

r>

o^—

CN

CO

c-

r-~r^

r-

no

a>

01

01

C3

T—

CN

•tfin

1^

aj

CJ

CM

C*3

h~

h~

CN

CN

ro

co

co

co

CO

co

CO

CO

co

CO

CO

CO

CO

Tt

^"3-

•*••*r

"5J-L

Oin

LO

U3

in

Oo

nn

no

oo

oo

oo

oo

oO

OO

oo

oo

oo

oO

oO

on

no

no

on

on

no

oo

oO

oC

JC

Io

CJ

oo

oO

or>

no

on

no

no

no

oo

oo

nO

CI

CI

CO

CJ

oo

oC

Jo

o

r>

nn

nn

nn

on

no

no

oo

oC

DO

Ou

uC

Jo

CJ

oo

o

co

Kn

oC

Tl

oT

—C

Nco

•^rL

OC

ON

-0

0C

Do

T—

CM

CO

TL

C3

CD

N-

00

01

uT

~IN

<tf

^r

^r

^r

lo

LO

LO

en

LO

CO

L0

LO

to

LO

CD

CD

CD

CD

CD

CD

CD

CD

CD

CD

N-

I--I--

nr-i

oo

oo

oo

on

oC

Io

Oo

OO

oo

OO

OO

Oo

oo

en

h-

no

CD

nT

—C

Mco

•vtL

O(0

l*~a

)0

1o

T—

CM

CO

•^rin

CD

1^

-u

u0

)u

^C

M

^-3

-^

"STL

Oin

LO

in

LT

3en

LO

LO

LO

LO

CD

CD

CD

CD

CD

CD

CD

CD

CD

CD

l^~

1---l-~

Lampiran 3.b

Grafik 3.2b. desak beton

50 100 150 200 250

Regangan

Batas sebanding : xp = \0Mpa

e. = 37X10-4

Modulus elastisitas = -—10

37xl0~4270,27Mpa

BE5

(1

k.

.ampiran 4

EBAPA VARIASI TIPE SERAT

G

b. cd.

r?

o

i.

9'

O'

3b*

n.

.-<e>'.

m

<?.

Yarias: tips serat (fiber)

(?.)-(h) serat baja(i) serat gelas(j) - (n) serai platik(c) - (q) serai karbondumber: Soroushian ec Bayasi, 19S")

Silinder :

Jumlah sample

Dimensi

Volume

Volume Total

Mix Design Dengan Metode ACI

=99 buah

: - Tinggi = 30 cm

- Diameter = 15 cm

0.25 X7tx0,152x 0,3 = 0,0053 m3

99 x 0,0053 = 0, 5247 m3

Lampiran 5

Jadi volume total = 0,5247 m3

Jenis konstruksi (Plat, Balok, Kolom) -> Nilai slump : antara 7,5 cm - 15 cm

Vol. Tot. =0,5247m3 < 1000 m' -> Vol. pekerjaan Kecil

-> Mutu pelaksanaan baik,diambil nilai ds = 40

kg/crrr

f c = 30 Mpa = 300 kg/cm2

a fcr = fc + m ; m = l,64.ds

= 300+ (1,64. 40)

= 365,6 kg/cm3 =36,56 Mpa

a Untuk f cr =36,56 kg/cm3 -> f.a.s. =0,575(dan tabel interpolasi)Jumlah airyg dibutuhkan berdasar nilai slump dan (ukuran agregat max =20 mm)

dan tabel didapat jumlah Air =208 kg/m3 dengan udara terperangkap =2%

a Kebutuhan semen

f.a.s. = 0,575 -> Air / Semen

Semen = Air/ 0,48 -> 208/0,575 =361,73 kg/m3

digunakan:Pasir : Bj = 2.75XlV

MHB = 2.X t/nr'

Kerikil : B| = 2.616 Urn'Berat satuan ditusuk =- 1.434 t/nr

Semen Bj = 3.15 t'nr

a Menentukan volume agregat kasar per satuan volume

MHB pasir = 2,8

Ukuran max kenkil = 20mm

Berat agregat kasar = 0.61 x 1,434 = 0,874 ton x 1000

= 874 kg

Volume kenkil = 0.874. 2.616 = 0.334 m3

Dari tabel diperoleh Vol. agregat kasar= 0,61m'

3 Hitungan volume agregat halus

Vol. Semen

Vol. Air

Vol. Agregat kasar

Vol. Udara

volume agregat halus

berat agregat halus

-361.739 (3.15x1000)

= 208 1000

= 0.874 2.616

-0,115 m-'

= 0,208 m3

= 0,334 m3

= 0.020 m3

0,677 m3

= 1- 0,677 = 0,323 m3

= 0.323 x 2,758 x 1000 = 832,694 kg

a Jadi perbandingan adukan beton per 1 m3

SP : Ps : Kr : Air = 361.739: 832,694 : 874 : 208

= 1 : 2.302 : 2,017416: 0.575

• Kebutuhan material dari total volume pekerjaan (0,5247m3)

1. Semen =361,739x0,5247 =189,804 kg

2. Pasir =832,694x0,5247 =436,915 kg

3. Kenkil =874 x 0,5247 =458,6 kg

4. Air =208 x 0,5247 = 109,137 liter

Jumlah total kebutuhan material tanpa serat bendrat:

= 189,804 - 436,915 + 458,6 + 109,137 = 1194,456 kg

Kebutuhan serat bendrat:

total material / , . n , Acr . , , ,... . ,c,,/jumlah.Var= 1194,456 / 1= 1194,456 kg

- Vanasi 1,0% x 1194.456 = 11,945 k»

Kebutuhan kerikil (berat total = 458,6 kg) dibagi menjadi 3 gradasi yaitu:

a.Ukuran besar (012,5s d20 mm) = 83%x 458,6 = 380,64 kg

b Ukuran sedang (09.5sdl2,5mm) = 62%x 458,6 = 284,33 kg

c Ukuran kecil (01sd9.5mm) = 44% x 458,6 = 201,78 kg

Perbandingan gradasi kerikil 380,64 : 284,33 : 201,781,886 : 1,409: 1

Kebutuhan material dalam 1 kali adukan beton (Vol. Mixer = 0,08 m3)

1. Semen = 189,804 x 0,08 = 15,184 kg

2. Pasir =436,915x0,08 = 34,953 kg

3. Kenkil = 458,600 x 0,08 = 36,700 kg

4. Air =109,137 x 0,08 = 8,731 liter

5. Serat bendrat

(1,0% serat bendrat)= l,0%x 1194,456x0,08 = 0,955 kg

Kebutuhan campuran kerikil per-adukan ( Vol.= 0,08 m )

o Besar = XMbl^5\ x36,700 = 16,115 kg

o Sedang = 'AmU.i^\ x36,700 = 12,040 kg

o Kecil = '/4.295i x 36,700 = 8,544 kg

Kebutuhan material dalam lx adukan beton (13 buah silinder = 13 x

0,0053 = 0,0689 m3 )

1.Semen - 361.739 \ 0.0689 • 10% -- 25,023 kg

2.Pasir =832.694x0.0689- 10% -57,472 kg

3.Kenkil

Besar :vv ,: „ \ 458.600 x0.0689- 10% =-- 15.262 kg

Sedang - ; ", ;.,5 x 458.600 \ 0.0689- 10% - 11.402 kg

Kecil ] "" .,.;>„ x 458.600 x 0.0689- 10% -- 8.100 kg

4. Air --208 \ 0.068°- !(t% -15.764 liter

5. Serat bendrat

( 1.0%serat bendrat >=1.0%\1 194.456.x0.0689-10 = 1 % = 0.93 kg

- 1 ku

<1>

CL

-+-

-4-

-h

i|<

--I—

<-

4-

-t

r^

(-,

rr

11

S.

i)

Cxi

a.CI

re

a.

CM

—^

,~-j.

-f-r-

-I-f-

ji

*--H

r~

1f

f-

-I—.

-T~

-o

]•-*

>i

+-4

-

tI

I

)i-

iT

Ii

i\-

\

>N

a.

t-c:

CL

CO

Ju

.I,

-4

-I-}—-1

^=+

:>T-^O

c

T-

i.^

J

Ij

4~

+-

<1

fu

*r

"b

*-—

\-—

I

CM

5!CL

'—f~

+

ilJ

Ir

4-4

i

•r

h-

'i.r

jM

-n

i'Or

i^

|.

iOil

*-

:~

"C

'J"

i*

*•-i

i'«

-.„

•>^r

-J1<

-"3"!

r-4

«-*

mf

+

tr

r^

CM

<N

CM

5!c.

c:

OCL

-*—

++-

4-

•4

-•+•

AOrJ

+-

r

09

Jrl-

i_„

j—1

V3r„

C>

rr

Tt

;

<o

CM

5MCMa>

\r~-

£7.c:

;'V

a>;

,9C

LL

—,_

„„_

u>

!

CD

c-}

CN

-

f1*f™

52

i0

\'••

re

s~

|r-

-4-

I_.

u.

h-

-t

•vf

"3

TV

^•I"

I"

-•^

.T

'!-

OL

i

,_4-

4j-a

--p

—-1-t

J.

i.

I^

Jv

_-J

1!'Uj.

i|

I;

h—

r-j „_f

1--4

-

K._

_C

_jtO

>-

sT^

^f

i7"^

\<I

jr-il

rj

•^

~-*

T>

I"~\-

LC

J!^

cC1'o

^

c

EI

TX

i-

1""

—v+

c

t|(

"•<

s~

TT

<,

\V

*~

-M-

1L

,^

<I

f->

1—

i"Ii

lj'

-

'.r

CM

ooccc:

<;>

Cl

cc

II

T'

i.

J

..1

'

o

,J

nrv

II-

T"I

to

-1~

\

J.

_J

CM

CM

!

Q

cc>

CL

CO

b-4

--r

Cv

CMjO

'CO

CO

o'L

-i(

)iii

T—

',X:

/if")(—

|x~

87

;-.-J

,?-.

r-

\—i

V

44

o

OK

I

r,i

o'

CM

•CT

..j:

_i

->is

_|_j_4-4—i-

og

io

CD

!-J)C

OC

O

Q!CC

NC

Ocn

im

<9|:§

4;

OjO

i-vTiC

Cco

'coitt

IcoCN

!C'\iICOjCO

CO

jCO

I!--I<

tfL

OI

lO!

MC

OC

OI(O

'CD

ICO

3!Q

—|

j

oio

101^r'i

^r!

lo'

co

i•:•->|co

O'

Oi"*

CO

iCO

j*r-

"J

Ocb'r--

o>

to

i"

co

9-tr

4-fz-

•Ic

op

:

_,...^—

j.—j—

.C

OO

IO

CN

C-1-v-]co

COCO

IO)

Cl

<r-\r-

COI'0'

iT

-I

ON

CO

'«.oi

co

l•vr

IcoIcc;.;o

I0)ICO

j:f,jCD!

Tabel 6.9 Pengujian puli-out TDL 2 (1)19

btcbMi-i | uioi __ J He:'|,)

] TDL. 2 (1 i i lrr\:i !

i rt i

Sup'iota! i i eu.oeKOi I ocoauuiin

<-.--• ! \ 3- - -> ! CO Ci CO if

.1 '')

om3451 70

4903,40!

"9806,8Crvor,S ;"Oi

r 94710 20

•iioi oo

19613,6030065 30" ""24517 00

I 26963,70

[~294202[ol_p 31R72 -] qTj 34323.80j[li77550T"T39227,201 _r /HA"7ft QOl!..., r,7.::9..9,LOcJ^.

i 44 130,60]

llMilllicLj 49G34J.AJ 1_p5T4852o?0„..

3393 /' ,j4U jIfiosglo;

r I

1

-%-

—-1

I

„i

1 i o

-4

c 1

t 1

1 I

J L I

- 4,

rf"

-> -> |

9h

61292.50! I ,t4<

f~710991501"

L7600270|._ i

"IblJoiTQJ" 8°

90712,90i

93164 60!

9564 6.30'f.,,^--.,-. ,~,8f~

|i^IlZ2fi~i102971 401

iT054023J0liT578J4,30pl1110326,b0|

±o_U

'J- I

i -' A4-

i j 44. _ 38 4t

— t- o T1

1 (

o 1 18

* / I

"^ co(

-^1

Hf 1 -> j

J > .1- Tl;

Tabel 6.10. Pengujian puli-out TDL 2 (2) 19

BfcBAN i Didi i Heip i ul ! blip ioioi

(N) ITDL 2 (2; ! 'mnVi ! from)! 19

0,001 __0/J0_r. or

4903,4l5t

9806,80J-

7"iop on

147iq,2p! ^"OOTfiO orTf 0 4

M96jt3j30|! 22065,301

0,79

9 9(j

9

2.75

"< 99

! 24517 00 3 36["26968,70!r29420"40PsTsTzToj 3432380

r36775/50j 39227,20T41678 90

4.39

"4930•j /:. >.-'

6,05'

~6~20

- f

i._L^J

14

->l

,7377

'fji

f-^-X4

1 r

L

J " -I

4' c1"-t

A

T

i eo i oko! i Kcoahiotii

1» )

> / I

o44

L *

_ f \ 1 i

'C Ol 1 ""O

or 1 1 J 1c 't- —

! | *+

^ f Vf

44130,6_0"46582.30

6 52

49034,00 S./0

""51485,70 6,89

7 20

53937.40

56389,10

58840,80 7,38

n. Ol 1 f

CM

OJ

Oa.re

h-

"I'|

^;—V

"C

NI.

-i

'C

\!•c

)^

1.01

v_

J^

9O

jI.!

ro

O

^1

_|——

L.L

1"fj

'i

v.^

'!<-

C|T"

IO

V-'T"

|T

'4

C

n(

-il

I"i

O•""

IlO

ltat---

CC

fX

r^

C|

r7

MI

~frt-»

-4

-T

-i—

4

to

OO

1|T

1"

^t

T

ii

!1

:'

!;

I-*

•*•1-

T-

"""N

TO

O4

ht

Mi

Tt

•4-i

J"uO

i--t

H

ti

->H

CM

CN

CN

CM'3ocCO

a.o03

I~

ico

Io

-t

o!

oio

\—

CO

CN

i(J

•=tf!L

Oco

!co

"OiCO

ICOC

Co

Io

IO

IoI*nT

iol

o"

o!

t-

OC

IO

;u

4t

-jC

O

C4JC

N

OO

jO

—--.jC

M

LOCD!CO

ido

iuo:r-

•30!CN

;KC

Tsir.i.v

j

4-

co

^r

o;

co

OjO

r-

i0

0C

C'it-

rV

i

mO

Ol

o

CO

|C

O

•!X

i|CO>

[oj

io-

as!

r-

1L

OOS

i<3

^T

ci

OO

!C

JI"=3-

t-iC

OO

IO

CNjO

cO|06'

cmIo

-;M

1CDC

D10"J

Iv-

00

1co

!^

r

CO

iC

DI0

4;

0"'

COiCM

jr-i04

00I*cT

!CO

ICO

CDiCO

I9-1-O

CMjO

!jtojro

CD

;04

O'IC

NC

OI

CO

r-|L

0•sj

iC

O-=3-1•=?

j~t

IT

II

(

Oi

—C

MC

OCNJCNo

io

l-=r

I"TCN

CD

j

tOI

cDj

co

l

•*I!„0

140iC)

Oc

uo

Ic-

a>co

b">

ico**

1co

Ico

v~j(O

CD

co

o

Ol

LO

'

CD

!O

il

CD

!

C\i

cCL

CDre

1--

J-,

-I

Cv

<">

bi.

,t

4-

-t

io!

6;---;

9-1

51o

Tp

|c;jcojo

fc>|o

jcoO

lO

!O

--+-:

o!*>

IO

ojo

"-ii

•*

CN

iCN

iOiiC

O

'C

O

;C

O

"v

,04

•O

co

;0

-C

D't-

c;-1u

oC

O!

<*

90

LO

iO

CO

't-

OiO

r-0"tf

C01o

"C

OlC

-4o

oj-^

rcd

ia;

Cm

ICN

—t—

CJ

i<CT

,,

—,

T!"3

CO

icc

IJ

i_4

_i

jCO

iL

)I--T

IOJ

jCM!

O"!CO

ex

;!co

;oo

icojc

ojo"!

CO!ol

COi

001O

IO

l"5

i

I

9.

a")!L

O;

;.0iC

D

COICN

jOC;O

uoIrb

ico

lCO

b-1C

cJ'O-

''"^r-1

cnicd

;--CD

I00!r-

!<tf

coIco

i^r,

-^r

-,

-.

_h

_L

.

i)

Tl"

-iX

c^

—I"

_*

-r7i—(--

c^

M.

\lI

v~

I*

•O

'0

\ji--.+

(CO

*vTI

*:.fiy

jI

O

di

CO!

Ol

CO

-=39

OJO

00

od

ico

CO

ICD

1

CO

Oj

•JJ

o'!

CJ

>o

CO

OJ;

7ot-

CD

t

1i_.

CD

coo.

CN43

oe:

a.

oc,

!ojo;

O

bD

j

,—(-

-',

j-+r

JI—

vtI^r

-O

1^

,^

41

4

4-

-+—

9—

r--.

i.

,•-r-

_!---. :

^l

"C

-t-

UlU

!C

Tf|t-

;CC

O'j

04I0"

CM

iO-

iO

«tf!co

icCO

1r~1-s

Cxii

co

;c

>.

L

—-t—

+-

rAoh-

*-r-

.i

VT

O

i"--C

OO

l^

-

o)

b

>•'

I

p[Q

!O)O

Ip_

_.o

;-^

iOo•CC4iCO

—-IU

O!i

Nx-ct

ICDICO

•hi-i*=3"

I~t

-cri

i.C

O!

••

co

;•

f-Li*

!<o

CC

U)

1-4

i'"O

f•

v-

CN

00

!'-*-•\*•'

o,..,

'.co

!o

T~

CkJ

1T

-|

CC1CO

jC:04

1C

,-"i

CJ

r-..

N-

CO

•<—

((_.'

T*.'

i

-;\\\

CD

IJs

;--i

co

CO

Ii

•!

COIlOL

_

CO

uo

;

O!J!

'o1

4i|

;

N|CJ

Cj

i'.

mC

OIC

tot:

ok

oO

!^~

bo

o'9

|it~

!^

rj

m

">j<o',';')

IO

;-1iO

-4-

j••*.-

E

CNoBCL

CCLre

|1o1

|f~JL

Gj

;•-jof

^

—;_-i__4.C

io•hT

jo

r

-iI

-o

l4-

C^

o.

i-3

oio

i'.oco

!co

Ico

'!•--

o-;

-r|

CD

~4I

CO

o/o

CO

;"0-!

CX-!^

iCO!L

O00

uOCD

iCOIO

jr-

OI

CN

CO

icO

Tb

rbo

lOjO

jU.-

CO

OO

Ol

tOICD

jCOIO

00

|CJ

ILO

It-

3co

OlO

oo

:o

L0i!--

CD

;v

-co

!u

OC

O!

-cJ

DiO

iOIC

O:

O

co!o

"cc

|CMco

i-3-

<D

co

CN

jCN

CO

!^

~

Oi

CC4Ico

\—I

*3"C

Oj0

0

—j

(,.'*

IC

O;

>:.T

IC

O•

i'~-'0

4On!iCN

1ONjCN

o'jo

'Jo'ld

L0

ICO

j04

lo"|lo'I(d

CNI07

;CDc31od'i

COC

N]0

-!C

OC

NIf0

'<—0>!

-00xj

oo

!-^r

I•=3-

0-0I<-'

I00

icoo

CN|CO

!COI

C-iC

D-O

CI

co

!i1

O]CD

CO

!*----;;f

T~

i.Oll-

o0

0!

00

CX

S•nf

iO)

CO

r~

00

CO

'

L0

hO

i

LO

.

CN3o3CD

C<u

CL

CO

CI.

re

i—

Ji__

fr—

j_--,—

f™i.

t-

-!

O-T

O1

4-1

cNS

Ok

-1|

;-_-4--:j—f;—

-hr-jCO

jo;!CD|o-190

Iol

OIo

]CJ

iO

<_

K

.+-

——

4.—

I—I

;._

+-

Cv|lcO

iC4l^;cC

i|T-;L

j_

„lCO]05!

COj'jO

j00jo

b0

-—

iv-0O

lICmjCM

jCOO

l1

M

CL

—L

_4_

j„x

_T

o^

1l

^-_

s.j

^-3-f

t<">

i1

4I

TC

Or

u-•

T~

J.'

-

1-,

rL

J.X

C\i

CN

CN

en

a*-<

43

oc<\4

5"r-

a.

CCre

!C

O

IC

-JlO

!38

JPI'""'-I'

I|0

|t-

•^I

kT

N0

0

04

CD

IC

CO

UO

io

Cc

I^

r

co

io

CO;C

O\—

-i

*o

icO

iO

,

"-J

•"T^"

!^

ritr-

f--..C

OjO

iO

oO

O

!<XjU

')^

rL

O

I^L

IC

)li

'?

r\t

c.3

iV

M

41

1(

;1.

Ji

!C

o!co

U'>

(\i

OS

Uo

CO

o,...

it

>Co

iT

—C

Oi

'XI

Osj

•-^

^.

,.—

iO

-JV

.v

„V

i

•sj!0-41

o

ab

ico

iio

OIL

OiO

Oj•*-

;Cm

OjO

™.I°>.!

c-

ICO

iO

N11--

ICN

ICD

:•Os

iv-

Io

oi^

y-i

II

co

CO

-.-I

LO

•-*1co

•*!

"f

II

-S-

r

--

co

oo

lo

i<o

ir-

CN;CM

ICMo

jo'lo

'

•^3-In

SIS

OjO

colt-Oioo|o"C

OIro

Icc

Ivj-

*=tio

iic

o!

co

v-

00jC

DCO

LO

ILO

!CO

L)

ILO

CD

I

>'D

ooco

a7

a)

CD

C\i

CN

CM

013cCL

CO

^—

_).-.

iO

!

4-

r

:•ICDJCO

!C;•

ol

):r-

C'

i

-h-i

•4-

o-1

'

LI

Ck

i

4-<•I

5i

>.-

,C.

co

r{

tC

,0'

4_

.

r:'"iO"-

CDi

v-jCO

;v•r-;

CO

C:U

"•,

"J

rv"-!

-r-f)

j

CC

O'1

"4

ui

'LC

9i,-'

Oo

O^

^6

;iv

<i

_|o

o,

,.

11^

"^c

'_

trv-

-C

0,0,1lO

")4

0-'

XI

110),C

•i

c-".)

Ot'O

-"

t-VT

O,

7i-

~i

~)'^

f••

4-+

T!

I>

il.

1"^

|I

DL

I

1-4

!

'=>

I

I*

I

a.o30)

a.

re

I—

r-.

>—

•C

J

JO

I

::-!—f:r-

;-q

-4

0!

CD

iC

JC

JI

CO

LO

Icb'jCOi

OL

O!

CO

IC

Nla

ilfNI"5

?

1I

L

co

so

oco

o

Y-

•^

O:

CO

l-l.

"=C

V">

[-

oo

CO

co!r-:;-jo;

-i:t-

jCMI"sT

juO

—1

—i—

j—0

01

UO

;-O

I0

4UO

1CO•O

jCI

CO!0-

!OjjO

04

CM\C'i104!

CMCM

j0-4\r\!10')

*--;C4!04

ICMICO

COi0

o\o

lCO

0-4

--

CD

O0

00

'-DO

:

Oiv-

71

92

00-I

00

1->

'1

I

11

jj...

J\

**

|

oio

CO

'L

O^b

co]ojo104

ICOICO

IOO

jf•

...!

DjO

I-J

IT-

1O

o>I

OIC

NCM

jc-

-^!

co

00

j*r-

Cx!|C-O1

CO

j0-

•nT

OO

00

!00

01

00

CO!Oj04

j-Oo-

bo

lccjc

oC

OI--

IL

OiO

r-

j•=*

I<D

IO

•=3"!-vi"iK

tj-*

Cjj

^—j

CO

ii

-1C

D1

•Ji-cOl

"o!^0

1SO

|Oi

o->SOO

c'i

CO<0

*0

''•

t-:cy

1CD:

Of

CD

CM

1C

c

CDC!

CN

CO

"

CL13

o43

CTOty

,ca

;

CL

dCN

CDre

i-

i__

L_

..

!oin

-1o'i

t-'

O4

OIO

CC;Cm

colOU

)IT

-

or

-.--*._)._

.-

,—-,—

-,-,

+—

t_,

•J

-,'

4t,

Mv

"•0

""*—

~*i

I"-"J

r'

b.

-!C

-O

O'

Vl

I_

w_

l

-4

-

4

LJ

C

4-—

+-

T

:oio

jo:-

1COUO

OO

OJlO

CO

iCO|N

.,

T--

i>

vfIC

DO

!I

T-

."=

Jco,\,-r,!

co!

oi~

r;<cr

i•&

•*-

tt

c

!I

-V

-,

O*,

\'

-si

O<cr

oj^t

-,|

,,-x

-f

1-N

OiO

jOo

ijojo

c--

CO

!C

Oo

jst—

s:o

ON

.iC

D!r-

L_

L_

L..

"0-9

-J!C

D9

oC

OI

CO

OIO

O!

rbl

"-"'".J"-.

UOIh

-1OO

CC)IC

OIC

O*vj'1

(741CO

-r-1(O

jCDL

OIC

OLO'

o

OO

I>

-co

jo

-

"44

o

4--,

,

co

oco

!uo'

"I

COjCN

OC

OO

COICM

LOJCD

Tabei 6.22. Pengujian puli-out TPL 3 (2) 19

tOOO A! ai i berp i u

rPL 3 (2)

OlljJ I Old!

/ „ - '.

O r i r r t j

i ,_4yU3.40{

I -! 7-jc,p "n!

J-4

- 8r

1

0 I

r c

i r 11 1

-.

T

1 b 4 -I I

- (t - -,-J-

-t-

IO/ |'J.A)

' O'lfb,9019613,60

24517.00

26968 70

29420,40

"OTsOTi0I 0,5ODO «Cilp.bo—;oobo>

I OoOO/JI 39223020["41^678^-0

44"! 30.60

46582" 30

o i

C " -c

/

r' c 1

tl

1 ^ i- l

r

1 - < I

_ 19

, ~t

4O04ON. UU i

51485,701 Mi0,->00 i . '4u |

"56389"l ofJCNU.OO j

01292/50

66195,90

j'"71099"30

76002,701

J

f

0

J -T j J_- Wj

44

78494 49 -- /!

j80906 10— 4"3182867 46 - (1

+

o Oc o'83112.63 i

83557,80 " ~

84583,65 "i C ^

1-

84588.05 "0

84583 65 r J 4- 4

Ao/jc-p,3 ^5 r i ""

i 84583,65 r-

— j J \1

84583 65

84533,65 01 cI

84583.65 I4.O0M,o .'-" o o!

-i 4

4 i

J.

4 /

1

__ t

Kcoanoani

(1 • i

Ir

4 "

o

> 4 0 ° o 4

"4

1/ 9|

4. h

CLc

t"—

~—

oa

!"•-

—,

i^Z

*f-

C*)

i-,

^:

ci

T^~:0

a;

|/^

"~

Ol

1

(Y%

to

jT

_i

to

"-'

!rVj

0'"'T

O

"5>i

SO

i:"•

Cl

^[

h~

ir

-J

y-

-r-

4-

-+-4

-

o-i

oln

:(~

\O

CO

or~

\

•COjO

l;(N

•CO

OO

'0

.*v_

CD1CO

•'o

V0

")lO

:C

4L

O<

T_

.'.0

x~

</.4

V

rfj

<0

•r^

_T

™'-O

C„.7

O'i

V

(v;r

rv

O.J

*-"1?

ii

•*

.™

Xr"O

O<

-I

"•C

j_j

i_1v.

)

•=1

hr^

<-h

.

I1

CJ

vX

i__

L_

ic

!

!*

)!

o

i">

i

L'

>\

•,IM

UO

j

|'

41I"

4-

4C

O<

.]

Y<i1

r.•sk

<•c

-1

"C

O"^

I

4--)

-r

-r*-

^4

+-I-

t-—

\O

I

•—

ff

4*-

4-f

-)-

>-

D-r

IO

CL

•tj

r

"0

o

^O

OT

-O

1~+

I(

oo

i.i

tt

4

Il

4Jjf

-jI-

^-jO

|<0

—9

-

tf

a.

43

oTO0)

a.

uo

CN

CD

—-~

-I--t

c")

IL

L

C1

jOlc

Olo

jc:

;

cc

COi09

CN04

|-~ICD

'"-?•-'

CO

!o

co

"xT•

<?-

:

v-

v-

CN

io

i-\

:g

ibO

bTfbOCDJCC4

ooO

i:•^3"

^-

i

CO|o1

o

7o

i

!

Jl_r

'-

—!r

1

!t

•i5-9

4o

jcjC

O!

LO

CJ

CN

O: IS

0:

04

ICO

'O'O

00

CDjCO

OL

OCO

jCmO

0i'

Ni

b"

o9t

V'

iCO

j&)

LO

('•-••

oOn.

Xx~

r

Cj

o

u-4—4

rj

!r

>

O

-)--r-4—'

1°'

.!i

Ii

iO|r

-9

|U

4O

r

IO

i'

!!

1I

CO

oIo

O'

'Ojo

OIO

;•C

J0

-•^

ft-

|CO>U*>

CN!Co

j0

-C

CO

OCO

iCC.\iDir-^

|co!!

V-

CD

'C

MO

OO

JlO-iO

vM

OO

>fi

CO

:"n*"

co»

co:

r--1os

jco;

9t

co

ja;

T-

i-sT

!C

OioT

;1t-

i1O

iC

N|C

NCO

1CO

!COI00

j^Ti

__!

o'~

ii

r-"'

OiCN

;o!

Xi

t-

lL

O<

3i

CO

po

o

DO

4--

••-r-r

~b

°l'

I

1t

-

to1

1

_44_

lco

>!r-1

o)

iof

)iooic

cIC

N•

IC

OI

CO

v-

-CO

iCDII'-

4IUO

iCO'ICO

CD

iOC

OIL

h-

s-0

LO

1L

.1L

_

j.—

jCj

ON

TO

sO

NO

4-0

_i-

J-_

J'

lc0

-i

CO

I_j

^—

—+

--4—-

j"*-.("•

LO

lOC

OC

Cs

00iC

O|

r-~o

-C

Oic

oco

C'

'••v;—

i;—

so

L1

';U

OU

•'^—

T"

<31

Cm

co

CO

OO

CN

O.

cTOCD

ccu

CL

CO

CN

CD

•.u—

••-^

O

!5

iC

D

C4

|CJ

"OI

ocb

-ct

!9?

I

Icoo

iol

•IC

O4

!)"N

ioIfO

j

!co

I-o-:lo

icc-

CO

•Ico9

CD

!

IT-

ao

CSj

-.--

OJ

"3

-=

c'""•*-

^—

o-

r-^

.

mC

OC

OC

OC

O

!~\:C

NC

NC

MC

O

7J04~-

IC

DO

|O

-C

N!C

C

OO

IC

JO

l9-i,

•scco

!\—

1a

oco

COjv-

jCO-f

I10

co"ioio

lo

IO

iif'

r--1io

O'o

:C

">•-o

Ol

SO

CO

!C

D

CD

liD

Cs!in

oIco!

O!

o'O

j|c"

t-^

lT

!*

0

-fr-t

1-fM

cDj

CN

00

sco

1r--%

-I

•=?!

CD

CO

!0

0!

00

oilo

04!o

-

Oj

oOO

ICD.col

OCN

jh-;O

CN

CO

;--

D)

1t-:"d

001t

!^r

Oi

f--o.,

034'C

D0

0!

00

^IC

Oi

CO

t-

(OIC

DU

0I00

ILO

—i

-41-

-*•f-

-1I

^-J

T

OI0

4O

ILO

io

b

OS-'^

i.Oj

c:7j^j

oilr-

CM

0)

iLO

ICOj04

ILO

!iiO!CO

I_

L.

LO

!

oo

_._

l—1

OsO

l

to

LO

CN

ID

CO

CO

T-

CO

Ifl

0-

,-•-!C

NO

cr>

•*a.

3CL

43

!,

DI

Ic:

Ci!

1i'^

.

CL

I-

jr--

;

CN

'•

re

ohoOr

ojo

Oh

-1

CM

CC

I-<

4"

0'",

••.-^-\

b!

P

o!C

O!o

c9

oO

1O

CD

|O!C

'O'lO

|O

o!

cs

jo

CJ

oio

"-4I

"O

_-J—

f—

+—

ccIco

lc-Jjr-7;

Icoio-

jeg

07IC

JIC41

CD"

4"3"

ijo

lOjC

O04

jCO

04jC

N

o'lo

"0

OL

4:

I'X)

Icc

io^

OO

)]o

ii-=

j

9-

-t~b

o|

~|.

-$c

-.

A<.

o!

j

jv

ji

i

t-t-

-j--

C_

Ii.

Oct

A!0|

4-4-T-4

-00

CO

IC

Di

'.N_

.

OI

O

7ia

o(-

%-

I•?

f

<-ci\'~>

-•

4i

L>

.0!

CD

C0

!O

CD

!C

MC

Oi^

rC

D!

CO

CM

;0-4

CO

IL0

cojo

/'•ss^-.

-=$

!<D

-+

-

ON

plO

jOij

N;T

jLO

J"•41

CN!D

41

I

co

i^

r•v.l-1

Oi

co

!O

Nj

L0

IC

D!

-OO

iI

f

II

"I

IC

0

Oo

)IT

-!C

JJ

~li

^

1

r-j

i.

:io

2ofeci"

CO

'O

-'•

CO

j ojS

\-

04

."Ni

CO

1!

04

co

!o

)jo

o

1

oolcofoT

co"1o-j-o-jt-

|COC

O!

ojo

C-4|C

'i•<tcoo3"

ooi:--!oo1co

CO

!CO

!C0:1

"el's!-

ico

|co

!co

a-

COj<

QjCO

LOooU

ojo

iL

X

c\'i

GO

!C

N]

V-

i

CD

i 'vTIL

Om

-!

CJ)

r~-\t~

CO

iC

Do:?

Scd

j

(

0;

O")

o

•Olco"

TO

;,ii

o

|o

;;+b

;

4IO

jI

t-

1—

4--

o-

c;

CD

Oco

oCO

I

-9

(.C

o^

j

•xti"W

T-

'CO:

COllO

:iCO.CD

^t

I"<ijCO

i'O

;

s*vT

•^4-!s

i>

-,If"

!-<

rVN

II<_-)

b-4

--

qib

,L

iU

orOO

colo-"ia

.

1oL

O

jL

OC

OL

OC

O

,o

o„_

la>

oO

NIO

-

1\

!I

v—

i,•-..

N-

Or~

,

!C

DO

L'

Oi

uy

!^T

vr

V"

cc,

on

LO

CD

T~

!C

DC

OC

MC

-:

•O

'X-'

o

!C

Oao

CO

04

5!cTOCiXCO

CN

S1

00

-1

r4

r_

<r

Io

iJ

b1

Tj

^/J

lk

9T

••"T

-i

~1«•

icO

iv

1<

f-r^

(-,>

lr

"-io

b*

i•>

14

^"H

ci1"1~

—f~

1i

—1

-

^r

"^0.L

41

r(

jJ

Vr

I

Csi

CN

•*0.

3o3—

Q.

I'S3

3TO

j^

04

CL

a>

CN

s-~

oTStcZ

0

lO

Ootbj

1'^

-10

.'j

\V-

1(N

]'O

CO|

\1

1C

i-\

-oo

t

1'-"

CD

j"0"

!

;^

•v—!

OIC

JL

OO

N

.T(

-rCD

Tb:s;

t-

Ol-

ct

r-!

CO

T-

iC

OC

Oir-

co

OT

xt

i-•<

—r

">C

-\I0

'r>

0O

ia

1101

N..

CD

1U

O0

1,'

r-

ico

CO

Oj

jC?

,—1

.:

CC

O

0r"0

04-%h

-vr

c_

r4

.

13

Tt

Olo

)j

COr

o

o<

T

;o

cc

1o

CDICM

CD

!

0.!

co,-0

!0

0

C0

|'.

*v^ICD

CN

IC

N0741

Cs

00

i^r

00

ONjOO

0co'

oj

Io

---\|!fQO

)I

T-

00

1-^r

_4

—^

t;:ote

L0'js.0|O

if

~o

!t

CO

j0c

>O

)O

J\

O|0

40

s>~

.-:f

j

CO

1O

Ji0

-sc\

;••--!CO

1CO

CO

co

i-"\

)

—iL

OO

or

OO

•xfC

DO

l\—

0O

1

„f

LO

'"1 rbo

-b

i04'C

OO

Jcc

OIco

!C

OCM

jicoIv-

>tO

I'CD

rr

-f-+

j-t-

I4-

-,D

4j

<rO

)-

I(I

0|

I1

0

(C

'

IT

<*r

-1

00

<-

-1-

4

JT

.

JJ

tC"7!

-71.•-.j'

-Ico

j-j-vj

^t

-f

I

5T,-y

*+

lO

CD

c

IC

O

CO

jCO

CN

OS

o

OT

CD

!--L'4|O

i005

ojco

o-1

co

!cc

LO

'!C

O

%:j5

0!

o"

cJ

o(

co|Ir,

CO

jco

IX)

v-

CD

CD

OlO

IC

O04M

X44 41

coo

i

OP

io

'OTsIv-%

—<

r^.u

oI0

4o

!CM

IJ

v1

1J

b'

c41

-•?-

v-

r

OI

v-

IC

N";r!

CD

cojco

CO

o

CO

iO

Oo

-1o

COjT

~

C•:•

O'D

•xT!

).D!CD

|L

OjL

OjID

Ico

lo

]o

'l

t-j-c!

CNiC

c/jci;

col^

CN

CN

oT5!TO

5"

CCl

o

ia

i---

CN

|CO

-<r

i'"*

;

Ll.

i'"

"

c+

o--

-1

-!CM

_4

--O

iC

O

iO!

iIc

o|o

!o

:\o

|n->̂r

JOJy-O

oo:

1^

iOi

\!i

'i"^

ICO

...J_

CD

;h

-L

O|

<D

4-

•t-

Ib

.

>--

ICO

CD

\OC

O;I

O

cd

b~

OO

!O

-

Is

cojoroccj

In-

!ao

07jCM

iOj"

i\

V-

ojo

j'0

4i

v~

.o-.i!

co

:

40'|CO'; •3!loI

O

OsC

oi

Cj

lb¥i§;c

^jc

ni

co

!C

J!

O!M

-1t-

joo!O

JON

iCOiCm

\O-IO

J1•*!C

OIC

O

_f_

LC

(

~i

Ir>

---}-iiOC

OC

O

uo

;L

Oi

3O

-o."lCO'

~M

'i^

-O

lC

O0)1

r-so

i^

r:c

cjco

Ico

co

!o

-

OI

OJ

co

la;

r—I

1/1

Oo

<.

JT

O|

OO

!

-4--4

Oj

oo

'

OjO••T

|i-s

-!

ft)0

01

TS.44

\,,—

0>

I

O

55'co

t)

o

NC

O'

)s

CO

4—

j

LO

CD

!X

:

--|

j-„.--.'c

or

:•Icc.

io

!so

!

4ILO''

CD

LO!CO

iCO

-•ico

no

i.)

c--

Oi-

'I.

-I

—f—

,|4

-icC

'JLi'i-o-!

c;co

jWjco

IoO

NjcO

oiCO

-s-rIo

oin

-io

oojoo

ICDIt-

colUOICD

jCD

—u

-—4

—T

—i—

j—j_

_.-7]7

ojr

5C

!~ic

->!c

v-1c

'o

!c

oO

jI

-4„

Sf!o'f!M

i.O<

*"<?

IsOL

O!

>

ivlok

CO

io

CD

co

;O

O•

"nT'

^TIC

Di

LO

"=J-jCOCD

9ojio

lcc!

<

C7

.O

dj

!0

7

cDJco

ol'o

V)

1L

O

CO

Ksf

COjv--IL

0!

OO

CD

Cm

(Oj

I<

CO

1c

sr!<r--

j<co

i•;I--!

-.o

o

oCM

l

8r

jl"i<

o'

ojo'i

o"i

—o

~;N

---;

.80jCO

j<Dj

co

icj!

os!

4-

~1-.

sr

204

CLre

1—

S-_

.

SOI

O

o

I

!:

j\

5\~

"{*•""«

10

"b"•sT

!0','

,L

O'

i(Q

•^rrN

lOO

OO

'^N

-^.

.^—

v^

rh-

jCO'0"

;CO;O

i!

•x—\—

t--1O

OO

J!0

0CM

5T

O0

5co

ir--!

c\'

Ol'O

kt-

;LO

oil

CO

LO

07

1

-br.4

-iO1O

j07IC

jo

'7IO

CMI

"*

LO

jCN

CO

lO

•-o

CO

iO

tC

OO

COICO

!CDj

CN

I'<T

jCO

10

4'CM

ICM

I

_,

71;IT

-jC

O's.D

ICO

jco

jc".I-^-i^11

sfi•=)•!

cc.jot

o-ii-st•;o

l<X4|

"iCO•co]

CO'sb

|001

'7!

CD

O!

O-

8ICO

NjC

C

Did

'

co'j^8

OOjT

-|co

I-=r"i

cj

!0=

T'

CO

•vfI

"3-I"4f

C4

|

0jco

iccIiojo

i-sc"!tj-!'.bjlo

Ico

8fjo!

s'OIco

1

OI

OIO

1C

O

O1

O'

oIo

:I

01

Oj

c.

CD

51-5-DJCO

00

iO

JC

O!

CO

,~i

LO

^4ICD

•vfi

*v

CO

!C

DI

ON

1CO.iL

01r-

CO

CDiCM

I--IC

N!O

-IO

Ji0

-OO

i«3-!COO

OIO-•

IOl

oCD

iOjv-

i•*;CD

j•JlIt-

<n

.cn|co;

coIco

1co!^

r

LO

IC

O!

•III

O'X

:\v-^

T'

sn

'sK

'C

Oi

NjO

jCOO

!

Oj^

j'O

01co!co

!•-„!?-^

.

'01

00

sC

OC

J1

Oj00|CO•

|

LO

I

Ofif;1~lP

CO

'N

i-=T|

'-D(S

i....rj^

...j.•=

-T1

O1

CD

CO

j

O0

-;"O

CO

!

CO

'

CC.jO....

0I

1v

-

vO

1j

o1L

]

-L

1

o~

co

CO

CD

CO

CN3o!

15Cl

cOl

SCL

C^

i

00

CDTO

-I

L

0-b

cOO

S'.

oO

sjo

110

4jCM

j

!,

1•

,,

oOnO

oOO

'Oo

CO

iCC

j'Os

i'Dio

-|C

Dt—

i00|

o-!

CO!CC.j-^s

i.'-C1CM

ci\oi

,

!I

ioo

<Pi0l'~"T

07jCM

(0

.

i....

^"

!(,

4

y~

icO

COjC

.)701

04jo,l

C'Oj'40

[CJ

Oc0j

LOjCO

jx—

1S

.D1

!f-i1co•'";

jcci--

I—'*•-

I«•-:o

1c-.!<%'/-.

ob

00•SO

!OO!COjCO

IOS-*

OjO

t-|

!AJ(

(OC

OI0

4!

iI

'!

'I

•!

iI

Ii

!j

i,

jM

M!

jT—I^s"

|V~

1~

I'•

')I

•O

,

Ico

]j

jo

+-7

'L

1-

,j.

j-j

—j

—4

—C

^L

.P

lO

!!

\j

CM•J?jCO

O104

jG4jQ:.;OO

00!CO

;•*-|C

'4;LOC

Oo

o1-0

\55Y

~•

*—

Oj

CN

CO

-o

o'4'4

•O!

"3"'O

G4

'•-—

!•=3-!

S741

CO|O

!C|O

'lCOCO

!O'O

C;C

Od

o1L,

-ri

'I

!j

!

O!

COj

'C

D

!."

I!

*

ccI87

LIlo

kO

SL

Db

bO

O!00

!LSs!C

OjO

sCO

iO!N

-co

LOjCO

TjC

Jxi1co

co]-^r0~-IO

jCmjCO

rX)

9fjcojo

jx>O

!4

0I

ojo

oj

IO

J

!

•—-jv-

,v-ICM

SCMi

CN

CO

'cA

i

oo1^

!---r!"sii

!!

!

!!

i!

i!

!.Dco

iv

-io

o

L1-

1.

,.,.„

!!

11

L.^

i

joC

1^

07

OLO

jCO;O

s!CO

CO

O0

0''

O

tF

CJ

1o

^*"jr-

--'i-"".1co

1o''—

''O•X)jLO

ji'NIOjjS

jCOo

CD|COiO

CO

2m

jo]

i-\CO

i!80!O

I|0

ii*ss4~

87

CD

OV07)

CO1O

1r-

'00O

iT-

iCD

!r-

0g

:r~-

It—

,C

Do

i••

*sj.o

-;

<j>

uo

;o

-C

O':

v-

OlO

IO,iJt

CO

CD

CD

CD

(~C!r-j

CMI9

-^

ric

oco

!*

-o>ijco

...i_

co!LO!c-1

coiO

iOJo.j

Ip-1

<ojIo

-1co

!X

)co

i!--.joiio

jt-!lo

•=?|CD

jOOIt-

bs}[CD

COI

CO1CO

1T1'^

!"=54

oo

oco

in!

I--!<y>

CO

!C

J!CO

xr

ico

ico

OOO

CD

LO

!4

0''

L0'

._

i_L

_

CJ

'41-

CO

LJ

ONjO

-j

r~

C)

O.

c'XJi

Tabei 6.33. Pengujian puli-out TDL 3 (1)19

i uiai

?M)

oei j.j I ui

boon) i m on '

i

i - -•-

f °'°0j

1 n

0-—

O.OOOjr o^oi 70[".."OOOOb' 0,99

1,45 0.035"j 7355 10 -. c; o. 0 050

! 9806,80 O "JO 0,069

f 12258.50 2.45 x

I j41

o

1 o

^ j

-9_14j

j b 1

/14t

949

^J 4 j/6j

i 09 ! KcoiihtoiO 1

\ '---- ! r">- I' ,-, 4 is4 I'Kl I "LI IC'J',41 I

I c

•1 <<-'-+ -

1 U

I 1

-1 Of o

3 4

. 4.j" <-

' 14710,2011 7161 ,90

""1961306

-• • ~ 0"oOo1

bo-OOoO Qfl

0 j'^7

22065,80

'O451O60"3 24

3,38

1 26968 7029420,40 3,66

31872,10

34323.80

36775 50

3,94

4,08

4 20

39227,20 4,30

r 41678,90 4.34

44130,60

46582 30

4 46j4~-~-[—--

49034,00 4,7 0 j

51485,70

53937,40

56389,10

4,82

4 yb

5,07 [—r 58840,80 5,80

J31292.5063 744 JO

"66195,9(5'

5,O'Lb, A b

^58647,60 •10 0"^;

71099,30 h 5,79

' 76002,705 87

L .5,96~? <~ a r. a ,t r-. ! c- -'. n

.o"i 4 0.-0 1 r -

80906,10

85809,50ROR1 "i00

I 90712,9093164,60

"95616,0)^98068,00OosilOo102971T6105423710107874.80

"^2oT~ "T,6 30O __ r__6.40! 9,606.]

6 59

Oi91Z'QQ.

0 605j

Oj4309 990!

JJjJ/ QO 695!

0.7121

Uboy;cTOoO

_, "~> ""_ c

1.0 "4" -lib 1

41 "jO

11 '

i

1

_ — ^

j ~0 " 4 1r _,

„ 1 ^_

14 10c >, <:

£~c

0 j

! J

0,7641 h

Azs-rrz !_z 0n ypoT "

19

h 10326,501 __ '047Ml 2778.261 7 65

o-

o

j—1-

Tabel 6.34. Pengujian pull-out TDL 3 (2) 19

ai i reip i u oup oitiiitU'i I

I

Jioo[_ o.oo

4903.40

9806.80

1 "'2.58 50

14710720

1 ?181 Qf)

19613,60

22065.30

247317.00

| 26968 70[ 2942006PoTsoOTo

36775 50

2>y+21^2041678 90

44130,60

16582 30

49034.00

51485b 0OOO0 i . '4U

"56389,10

_6j292i.50

"66195790

71099,30

_76ogoio.i1-0/! ^

OggoOTo

0580050.9,'AJP, 1 OOj

ooooilqoifi4 pn

j 95616 30 j! 1—j 95068,00!

r^|i977or~ 0^of02971 To I*1105423 101[l0787^i86|fi'l 0326'OjTb.._L_O.L5Q.[^ ^o'?7p OOll "7 i^Q

0,45

0,66

1.41

2b13

'7 oi

0?7

3.10_____

3,40

"OO3,68

3 82

o, o ,7

4 09

435

TeT

4.87

3,86

C; 80

.86

611

jiAO6 47

6,607

6.7'

7,02

7 16

i. cm

(rru

)ji•±\

0 o4-

r o

J -1

0 *

r -~r

j 4 4,

0 t_j

w 9..„1

0,6/9

0096

0,746

,7631

-4-4

is

c<

' lC/s!

14

lO O

\Uy\

•* 4

14 4

- 4o1 O

0 ,r^ 1 r

4 1 4h,

/ _

. I

02146 308

JJOOf*6.737

D. C? ! 9

1 _0 """4 "

- 1

/•,._ ,1

5 479! 177 inoj;,7 ,4- -1 .o! -1 O -I O /! •"• i0.5 I D ! O I ,C"4,4 !

D,OcHj

6.0276.164

!«4bO/j1 Q;4) ADA I

cOoTboiI 08. IOO !

_ lcO360

N-_

-+

-4-

,1

i_4

.-

.

i1

1i

CO

>f-^

_o

oiO

O_

_

CO

CC

•^|_o7'£>jo.ii

O|

iOi;Q

T—

i0

')<

£P

--^._

0-ij(N

|"]C

o.'~xi

i|O

-;x

)i

CO

CC

co

0"'

cojcoi

^r

1vt

jo

O

\C4

\r-ir-;r-|r

"

CN

Q3o1

l2

15CL

77

c|

ro

'O

tz

CL

I-O

!co

OM

i^

TIt-

CD!co!cc

Ic3

r-^

t

CJ

oto-0

<3'

iC

O

01

C'i!CD

1O!

OICO

ioj

i-O

!0

7

O

\—jC

Ml

4,C

O-:

co

'—J

IO

:O

v-

ior,

r~~

CN

lfOC

N

CO

!lO

CO

|v

--!

Cj

Oic

o!

t

4-o

4-

Jl19

.b

*-;•*

o,C

Dco

;co

Ic•oo

77b077-

bi9

09

o-i

<D

:C

J

i-oco

i"==rC

N|cc

coC

o]--.

o<

r;a.<

-o»!co

07..COI-q-

I•=?;

I

IL'

(-1

cr

04

jCMjL

70~s!

CN

i-5J-

oO

l

74

!f

'-•!0

4

^rIo-ir-iJ

i^r!

uoO

-'C

D|

LO

CO

ICO'iC

OCC)

icoo

in-

-lU

"-1

3i

XI

0•iiji

"

Ol

'I

=D

M!

)'-

i|-

i!o

O0

o!o

,7j

-CM

)'

Ob<

|00-

'-X

''

O'

!.-

i_

i_

__

iU

)

IX

iot-

K!T

D-T

I"^

•X.)

b-

t+

OOTOTorTbrcss—

CJ

-41--T

OjC

O[C

OC

OlD

SO

LOIO

Ilo

r-.

v-

LO

IC

DC

O•

CO

OJ

ico

OJ

!ssC

CD

"NT

CD

co!O

0|

CJ

2!

c9O

'j03C

D!

O;c

0|

T"

>'»O[:

l-0'j;•..Ioo"

I-CO

10

7

-i0

4JI

00

CN

CN

!C

N1

0.4447

CO

!*

-o

t

h~

i•-

..'

Oj

c"

cj

,—

TO

i'"

I

O)

i^

0>

Cc:

!sC

,a>

Ij;

—;

a.

)8

j

07

I!

"

00

11

ON;

CIS!

-i

-,1

!o

!cA

cc

•-

1*'1

,"\!j

(4

0JD

1"~

1CO

"3

jj

f~;

1-

IO

tTSfci

oIn

log

i!oo

o

o

O-

!C

4C

D|C

O

'•!

OJ

47

iC

O

-x-4

-sIO

jco"iC

D

OV

*-.i0

I^\di•o-

j00jO

ICOb—

ICN

ICM

Olio

oO

'D

J

rIr-

COIC

41

04|C

OiCO

ILO

lOiO

jOO

LO

O,

CJ

i._.)

iC

D:^

tIco

s'

r-

iO

J!C

m!

CN

L'4

'^

TI

O'!

ON

V•

CD

!*

tI

Ol

oj

•C

N)

CO

Io

o

I(,1

!-f

•5.

4

JT

t

Lo

I-r

.'J

nil^

fl

4

COICC

i00jt—

joiCO

iO

CvijsSD.;/i.'ao

lo'"sc!

;0">IO

j:-..o

Io~>o

bO

jOl!1-1

'£iCO

jCO""

'-*CO!CD

i-ol^r'i-OJ

-sj:i:.:0

^4

c-~

ih

C|

IJ-

''

-S3o

oC

J4

OO

iO

•3'ICX.'!CM

O'O

;C

C8i-1

oojcm

ICOI071

00I<•-

jCO90

Ii

.'

op

-b

ob

oco

jo;CM

j-0LO'i...0'1CD"jCD

OI

OI

o9t"

ICO

i0-;

OO

!IO

NO

l0

-ICm

OC

OIr-

CD

iO

NO

-io

:.bo

9C

D

-M4

Oi

CO

!.......I

*fr

D3o<v5

CL

coSi

(-

roo

for

CD

!co

!o

-iIo

"jo

'oi'jc:C

D!

v- ;o|o

G>

iCN

1'SOC

O'

r

!t-'l

~-:

i•>

!—,_

C\C

•r-

',.0C

O(7

...C

OC

Do

:>L

...1

"--

0.4

\D\—

C'i:

'OO

NC

OC

O

10-4C

4•'O

00

-7

0--

1OO

lO

O^_

..

O-

i,C

jCD

Os

O*"1'C

O0

4;-v

;

1-t—<

r-

OJ

O'l

CM

o

COjO

H"

ION!O

!COjCD

;-<t|ONC

NIt-

|C74

!!--.D

4I*

-IC

NI

<s4CO

!OojsSi|CO

\t-^

l^'tl

'SHco

Ii,:o

O4

->^

-i

•Oh

00"oo]

•T|

C74

•90

"!i

'Ji

^C

ON

7i

C'O

0)

co

;

o1

"d-c^r

O!

is-c-!C

Or--

.(.[40

j^L

O!•-'

-ji

-o-L

OC

O!

Y—

-r—1

•07

CD5oQ

..

CO

CN43

odCO

0)

CL

CO

CO

J2

f-

ri

—1_

"^

i)•

*I

II

rr

v,7

<-|

oj1

0\O

—^

Iv

f-•

to

10

31

LO

o-!

o-iio

-C

DC

O!

C54

•roOo:

-O

,*3

0-

r^.

Ji"

nT

Oj

CX.|

p

-%.

CO

'!I--

IC

O'

Oj

JOi

D'D

C'

K-

CI

7'-^

!

o,

0c-

T-

I1

1

!oIC

O

CO

'i

io

i

iCO

j

co

bi

,i

ii

rOIO

jiO

;O)

<-|O

.4l04i

!C

O'

ojo'

15C

J;

Oi

Cc

!C

DCO;COJjO

sjCOCO

)O'l

t~j03

LO

st~

1C

OIr-

00

'C

O0

7'

CM

t-

!O

i

^3

^

C|

oC

OiO

CC

!U3

cms

;"st

"*Ts

OC

MI

CN

CO

'CO

CD

'0

0

IOjL

O

oio

h-!

t

co'lo

"C

CI

CM

j04|O

•51-iCO|jLO

DI

CD

CDjOO

ooIco

|t o

•£|C0

ou.i

11

-i

or

;--I

ON

CO

'jC

D

-.'io-

coicc••sjIco!

co•Sfr

|XJOV

f

4i

J

cmf-N

-bxcb

oCOS

iOO

I03

IOl

^j-:J,OJ'.,0

OICO

lO!C

J

Ob

OL

0

"'-!

OOI r_

_

o

CO

IC

Oo

.t04

ICOjCO

CO

!CD

iCO

CO

.C

Oi

lO

Oj

fcn

Tabei 6.33. Pengujian puli-out TDL 4{1}19

btstbOM UIO! i f (-714,4

7)0 4 (1)

19

i

i.n.f!! ! A l\K\

Kcoaiicouo

pull-out !

•1 ' 'j

_gjx)^7'491 79

"4903 40

037X01 0J300 0.00C+„_

, 7355 10

! 9806^80\~ *. 000s "--n

4,301 oo

! 1471cOP] 1,90OOOOaO 213

19613.60 ,40

09065 80 2 50

24517.00 2.83

26968 70

0942040""•00720034323 80

3677550

jL| / > 0! I

447 'OO 60

46582.30

49034,00

51485.70

090 /', 4U i

3,02

30 7

3,33

bOc066

4,00

OJ6T.304,48

4 5?

56389 10! 4,92

61_292,5_C 0,50

0,0331 0,537,iO O140

0,065o ns -'

0,098

6 114'o;i3o0.147

0.163

0.179

0,196 c il

Hhi

00 i

obOj- 1^ |o _|_J. I -ij

;+--"66195,90! 5,64| _ ( J4J_

' r 4""71099,30j 5,91

76002,70

7 so* 7104 .4 9

"80906810.

85809,50

9-788

38261 20

907"! 2.909010,4 on

05518 on;00404._

Oo.bORP.98068.00

ooolbl102971 40

6,586 65

6776

7 50

7,73

7 96

805'

9- -4

O^Oi ^ ^

o;UjO o1C

6 697

6 p>8i

6.945

7.078

"boo7 / /. n

i 1 /O

C 4

oO^

11

10T I

—I-- 1 '-* - -~ !

/!

'OCj ^ 1

4

1 7 0 I

'b5 "4j

}, 1M

-t —

[ r, I

114 * '

^ l.

4 9

03

cn"

_j

p+~

j

Z3

ocraCSJ

C04

CD

"<5_

2C3

I—

<-".

•0,-

.

CO

Z

*1

__

o

0ccs.

o-

iu":

o1co;

o>I•o

--O'l

i~-\

!rN

1_-.

O;

O!

C*C

!MO

!L

7

CJ

iO!^

!^"

CD:O

IOO

-:"^j*"

791"1£

8j7o

1coo

41-sf

!K

03

1

O!

C

CO

!>

i-~O

j'

ljM

>•

~~$'

Oo

.-o'-

7>C

Ci

01

v-

o(

|C.

CD

,I

o!p

XT

Ji~

>C

'i1

1^

..O

1'1

1-

ry

L)

CJ

o—

JDJI

_0_.|

-"l

~ji

ij""

-4

-o

,O

'l^

I"~'

"^!

»j>!

T"C

Or

22o

-.jM

'1

'O

oIo

-io

iO

I0

4;

CO

CO

I'n!IC

O

•cm!

CO

so

OM

CO

--!

<X

:O

CM

m

--!

CD

CN

0-

l\JO

JjC74

T0

0C

O

<vf

iC

DO

lv

—•^

r

04

iO

lO

Jto

9-3

bo

ic

Lvl

,O

'"3-0

o\

O1"

I33

--C

44

0'

1O

,*

Os.

-Nl.o

I<;-

1Ic

r^C

O

O0

Clir!

vi

Ic

LC

'o.

'J^

t-=st-

CN

CN

Q

__

ro

c1

—.;

1^

ia

.!

Li.

jT

f~

^j-

j<

0!

—1

Xr>

|7^,

**~:1

'•—

X1

(__-

Ir~

-,

jo'.Io.4

-O

-

CJ

-ftr

Icol

IC

JI

^-4

I03"C

O

LO

iC

Jt!

O-

001co'

osi

11

44

1{_

_,Ir-

,t

i4!

OI

,v

-0

0l-l.j

v-

4r

~1

o'-i"^

mIco!

-H

—,

-1r-

CD

I7

30

1CM

!«••

O-r

3'

4~5bTi-=4

-)-—i

-1—-c

I~.

f)

CD

41

D4

-+

-C

O!

CD

r-

!C

O

*--4'I^J

OIO

CO

1C

D

_|_

,0

-i_

-.1

-3

co

i0I•=:!

--rKb

-3o

jO

_'C

1>

_4

_j"vl~iO

iv~CD

1CO

i1-

ICJ

iiO!

C-

CC

J.

CO

t-

1^

0-

!LO

!...o1LOI

LD

j-St"C

OCO

!'40ICO

O-

.--1C

O

01

j

O!

CO

CO)jCDL

OjC

O

ICO

03

!C

OC

^I

1•_

LO

;r-00

4CXJj--1

Oco

l;--8-0

0|0

!0

OI"7

jCOL

DjCCJ!

r-C

O!

CO

!0

7L

0"O

90

3C

M4

-00

4041

04iC

O

'oi;

::ob

:

7-

!Oi

CO

jotf

8-9

•C

O

O-

ICM

'0i

L'J

CN

•ct<C

4

0!

CN

CD

Ih

CN

;

-.T

toO

oO

j!O

!O''70

I°!Cb!0

!Ico!53

—i—

i—.,—

0J

iL

O0

1C

D

O!

Cj

'•C

_4

OO

^-

cojb

;g

colu'7

\370

0i•«

:O

!<I"

I

4-

v.I

400

r

I'O

>-

y+

xi

^r

-,4

—4

b

etcr-1

-f~o

4-

-i

"9•="

._4

t_

I'T

il

kk

O'

-

-ol(O

""1

O

o-4

;cn

«.T!CTJ

CC

D

c,^

r

-sT

CD

I'444

CD

I*

-co

Icc

-OiO

'•;"|

CD

i'.N404

jCC-•CMj"=7!CO

U0!UO

IiCICD

!CD'

"6"'"'o]oC

C'

'v

CD

-,-.-

i-sfj

.nuo

oio

o.'i

•J-i"3

CO0-

!v-|

ob

oo

".

.c.o

'Oc-

,-!a

.,

O!

OO'

:4^

4

'CC

-4-

O!

co

iu

'4'

"ilo-

IV

"I

co

"3

CO

033oc:

rocCD

a.

COro

41

__

.I

CO

i•-•

Iojo

oC

Ji

I.j

iOIO

18C

'IO

OT~

jCJ

CO

jCJ

cojoo

oi

p|0

'jjc5

04

!-fl-

~-hL

O

IC

DjC

Ji0

41cX

lI0o

-jc

Is!!

'lO

jO!O

j!i-

!

i°!

!Ol!

!CM

O!

C:,

CO

!O

s!

iOb

i"3-

i

-b

o

Oco

Oslo

CN

;•*

O-3-1

!v

s^sr

4—

4--

.0I

CO

i

Sjcoi81;CN

j"O

"

tl

<D

;

oo

ico

ICO

h-it

lo

ic~

10

.4o

n!

CN

CM

co

jt-

ioo

co

co

|oLO

roofo:\—

!0

7

78I<?')

•DC

N

|CJ

CO

IC

D

*!°

co

!t

ioIoi

ji:3o

lco

Io-i

v-

O!

--..

CD

D(

l

7)

-sj-

OO

O|

CD

I07

iiD-|C

OIC

JIN

ICN

CD

!O

Ot-

icoj^r

I1

iI

CD

!

C~

|'

Oj

i.;

"=441'

41LO

i"C'

--I-C

Ocf

,~t-

CO

j•:0

01

'.

70

47

77

'

OuO

'1

-sTI

•?—

1--!DO'

co

ico

("7-.jr.OC

OI

CD

LO

L3

Oj'.

co

;C

M|

oo3oro

5To>

Q.

•T•*

CDro

j3)

cT

5rr

Oj—

-tic

ii

'!!sjs[;J;j;!'[;!

i!

o~";

iIo

0•

'•

'OCO

jOC

M!"3

CCI(C

JC

J!v

-0

"s'

CO

071

I'DI

CC-I

OT

_„,

_.—i

v—ir\j

00

iL0

CM|C

OC

O;O

iCO

IX

JI07;I

,—j00

.o

CmIO

J!C

J|co

icoj-o-1

^Ji

=3

CMj-xT1CO

jCC-jCOj0-4!•=:!-!i'Z

•S40

CO

AS

IC

N1

"!~"'

C.4jOi.

:\

i

CMlC-JJCM

IOJjoOlooIcO:CO'iiil!

!'..!!•

07j"3

*3

!

1

000

b"!

so.

oi!

co.0

-IO

l^--

jUO

C4

s*q-1

40

.L

OCO

jTiCO

!--TCC-

st-

i0

0|

CO

0~

i--^

ib1

2!•"-

i(40j044

j04!O

coi^rjcojo-jco•4-!

COiO

|CC4iOlcOco

!

-!

i!

,-00|COjO

Jcc:

co

coloo

IcoI00

jOO

11

j•o

tt

i•---+

jU

O

j..4

__

CD

^—

;

000

CD

IC

Ov

-jC

OC

.J!C

j

Ojo-

0|

O

o-O

jCJ7

;*

-C

Oi

t—0-[0

!0

:^~03

jCMjt-|t-|O

!CO

CMjC

jjOilO

lICM!03

o;c

oIo

-O

N;

<*

|O03

ICO|CO

CO

cpj*=

3"1

;c"''i

oC

OI

CO

OjO

C74

1O

O!CD

jOICD

j1

]O

jOO

jOjO

CD

O!CO

|CJ

oO

!

:'!

si

j____0_L__i__.

11

!!

i1

!1CO

jCD|LO

07IO

0-4!C

D0)io

On

ioTlo-j"o

0J4;ON|IP

'cojOO

jCM0

0i

LO

tl

CD

cojTnl^'

CCsjO

|CMo*-3"

o]o

tco

0-;

OOG

41,

col.j°C

O!

CO

T-OCNJO

bON

''

ii

Oi

CO

CO

I-=*1

<

I1

<3-

-c!

lo

LO

v-

i

!iO

b.15

?l&C4T

ojc;

ioTO

cOcO

LO:CN

jCO;CD

07jCO

Oi

oo

-i'^

ro

fo

lov

-;co

;lo

8|

O,

CO

!O

03o

jcoo

ii°'

LO

jCO

"=

t;0O

il•vf

Big

03

!CO

o-

jCC

[

COIO

!i~IC

0LO

IO-

L4

:t—

|CC.S

i<

~C

D;

t—CN

!0-

jt-jC

OO

;L0

Ol'N

O--

ICO)Ob

>;JI

,1

1_•

J4

_L

_'

C0

IO

CD

iC

M0

3!"

*C

Di

Os

Cm

;CM_

_i

CN

i03

bO

r-

ioj

Io-

co

i-coir-~

v-

i*=

3i

CD

co

ico

!oo

ON

Ol

DO

03

CC,

D1OJbT

Ni.A

|CC

iiO'

O-

LO

1o

t-.

C+1O

,7

t,

-<r1•*jt

LO

|

-*!

Oi;

OL

O'

MI

T3

iK

J-

vr

LO

-lO

lON

Ol'C

j'bo

Ii'

ocd

I3

jO

iOJL

^._

iL

_

07

03

033a.

Ol

Sa.

U3

*t

CD

:—,b

.

O1

-s—

c:

CLE

00c8

fc

Q

CD

-H1-

|0

|C

O

OC

J

01

ooo-*t

o"l;o C

OC

Oi

CD

ooIo

OIC

O0)

jLOco

CJ

io1

00-1

IOj

jO-

CO

IO

'

•s—I

U4

CM

iC

M

-,-

iC

MO

)!O

NO

j\-o

'ld

00

O1

oCN

jCDo

ko

"

8-!

(b"N

i00

j0

CD

|CC

CN

1C

DI

Ot-

!cx>Ico!

•*?

1C

D

CO

jL

O!

CO

ICM

o

OjO

CD

O

•sfI0

4

03

|D

"5

00

<~

.llO

CO

v—

as

co

04

f1

CO

CN

LO

)C

OT

"'

03

03

OC

O•f

03

IO-

-•X

'iL

O!

-.003

IO!474

LO

OI

TO

l0

3I

ON

-N-

O-lO

O•*t

•*"!"=r"

uo

o]o

'C

DO

OC

OI0

0C

O

CD

0!0

O!

CMT

-ICO

LO"jL0

o!

o!

oCO

jCN!CO

Oj1"'1O

-"*

TI

«*

CO

1O--j

CD

CC.)i0

3'C

Olo

jcoIcoj

i.

4—

4—

4•

!00

i^

'•b-1

601-0.D

ICOI

)!en"!lo

1

oo

•n!"!L

OI

o'jo"!

jO|

i"sb

CD

jOIL

D

'DO

CO

O"C

tCC>

"V

O-

i^

,L

P•*•

0)

•SY)0

0p

x.

CO

440,t

1

\"3

-Ol

(\'o

rCD

I03I1.

IC

O!

ST

!CO

U3|s'D

jCDICD

SCO

-70

+0

7O

i04[

0!col

CC

'IC

D

O!

CO

So

"tfl3

;N

-O

S

CO

!'"-Io-O

'1

coIco!

001co

x!"IC

Or-'i

si"

bljCO

lOciiO

c'^

j!O

OO

'O

04CO

jOCO

IOLO

o-1

co!

co

M<

o!^

cmr-

jCMT

-T

-!

CN

00

03

Qs—-i_J

3oE

3CL

C25.cfl-

CX

*•£$•

C£J

XI—

o

V-

I.

cOo

jCJ

!0

|0!00

j0(

iolc

jloiol

oco

03

CO;C

OC

J'ION

I'

ccs;cp

CNjCM

OIco

'

03

<-K

o

-b

-el

icrC

OI

L'J

CO

I0

3

CM

iO

•no

•--

CCO

l|CO

jO

-CDIC--

IO

l!v

-|03

I

44-

i!

1!

_.<•-

it-;co!

o!

073

IOI

o

_b

_4

-J-

i-|04

Iv-!

*t!

CO|

COj-r-

'-=4I'!D

ICOI

;8!lo"!coIcd

iOO

IOIO

IOO

jCDIO

ICOON

iCD|O

j•=!•j00iCM

CD!o"

"3NN-"jr-'l^"j1-0"!v--:Ixf

i1T

!-^T!L

OiL

OL

O|C

DIC

D.CO

4-~ICD

IUOI•*

I03ICm

It-IC

OC

OiC

OCO

|X

I07

iCOiCO

[OCO

-003N

NCO

!::C

I03I

:'

|I

)

4-

i

l-sj

;:Ic?

°0

9

XT

CD

OS

j04

N-jOJiII

-T7

Ob

^1C

DCNslcD

v-l

•=}•C

O'

V~

0"-|

\'-~-!--

1CO

CJ4

'C

Or--!

co

;Ni•-

cnjr-

CD

CO

ip-

;T

---

.,.—

T_

!,._

SO

OjO

j

00

LO

CO

COiro

jL

3I

-vTI

ONIO

-j

04

IO

N'.

Tabel 6.47. Pengujian puli-out TD9 3 (1} 22

btoiO/MM I L4IO!

If- i\ ! ~rr-\ri o!!M,J | I b'O -.)

j •-..-,i 2o1

tip, !Ul

(mm)

oiip i or.ai

07J0400 8 40

"9806,30b/lO 0019613,60

24517.00!

"294204610 47000.80,392202pt ...

0013060! OOol " f

4-

"proof

_O402 00

..._.___.

"37361"

-r, U -J

4I °JCl „j

1

^0<l "!

-I -i

j jfooo iin! o not r\

L49034,00! 4.50J (__bO.[""53937.4C)f 4,8C'[ n -^

-i

4 40

4 ov

1 90

1 L4

t o1

VJ/jO

Mpa

i\ctOili.O>H( i

pull --out j

. si 1 ,1.4'

-<—--• O_0

00 * ->>I 1

r58840,80

133744 20

68647,60

5,10 r 04

5,30

J

r- 7

73551,100..76454,40

83357 80

c -7 re..._. bb.n7

6.0i4

h 6.35J

""7."(j

'-4

86261,2,0 6,51 j

93164.60 6.85 r

o ___

4491

98066, OiO

T02971,40".07874,30

,' . I *4

7,60

4 (-"j-r

1112778,20 7,93 J jUl4

r, r _ „

C - 1 4 _0 r 1 4 r 4

O00.7

J 94

4 « c

J 4 i 1 J " \ I

Oi

Oi

i

CN

1'"0

*^

CO

j'""'

f

03

Q\—

3CL

__

ro

ET

q)

0)

CL

CO

COCO

!''.0

r.-i

~,!

^.

I<

~~

\o

,

i.__

"122|0

D1.

,

j—

i—

.•>

,—

-'

1-V

""""

!

j•

;_'

To

o-

!C

MIO

(_"

):?,

C"

C-J

'.-

jo

,...

o

s:

CD

•|<vT

I--I

U4

^:

OjC

NI

40

iO

i_!c

o

jco"i-

cIC

D-3

CT

)*

01

-)

4—

",lJ

j?'

90

-

r-1i

O.

:^\o

i

OJ

I^

-~

r--1cd

LO

1co

tI0

-

"3"1

*=I

03

•O

.

•534sj"

o-I

NN

^

8'7bb7C4l79

Sig

lSO

inIco

j'x>ss.o

[co

CN

!00L

0IC

D|C

OCN

j"OI(£>

•CO1O

00

10

01

07

!CO'

•=?

L3

sL

0jL

DO

1C

O1

LO

O'i'D

ICD

4_____4__

OiD

io

•*'

u1

1!CD

10,0

10

;•4

0"><

t-^

.>

04

,-

7),

CIo

o

I7

-I"S3

n

"=11

.,_!_

—C

O!

CD

!-0IC

oo

jjCm

'OJ!

'"--

-tO=

-rN-j

o!o

;;!

cu1

!0

4o

14

CO

IC

'4'

OO

!"T

!03

Op

:C

N!

s3

!•*—

JjC

il

Ol.'

,0'

t^""

L)i

CO

!.

'0

,1

*

IbjjO"

Oj(---

COI"44

(40iO

lj

CO

'CO

Tabei 6.4S. Pengujian pull-out TD9 4 (1) 13

JC4C579 nerp anoaril17184

TD9 4 (nrirni Mpa

S-

Lj

4

4^

ri 4 c

r r

bTJ 07,1

1 0 00 0.00 0 nr>pT o r\<or>'UAJUOj U.uuujr 0457 70 0,06 n OOP •j.'.j'O.,. .

[_ 4903,40 0,65 0,039 0,611

! 7355 16 "' ! iO 0 Q59 1 091

I 9806,80 1.60 [_ 0,078 1,522

I" 12258,50 1 98 0.098 1 880

j 14710.20 , 2,38 , 0,118 2.262

I 1 7-j61 90 2 69 ' 6 137 2 5531| 19613,60 3,25 0,15 7 3,093

i 02065 30 3,45 0 176 3 274

| 24517,00 3.70 0,196 3,504

i 26968,701 3 86 0,216 3 6.14

J 29420,40 4,08 0,235 3,845

j 31872,10 A -4 r-

4.3'J 0.255 4,095

j 34323,80 4.55 0,274 4,276

| 36775 50 4,80

5,10

0.2941 ,1 rin^H.-jkjO

1 3922 7,20 0,314 4,786

[ 41678,90 5,60 6,333 5.2671

i 44'!30,60 5,80 0,353 5 497 i

| 46582 30 6,30 n 07 04 _ 85920 -

| 49034,00 8,65 0,392 8,256i51485,70 9,52 0,412 9, I901

j 53937,40 10,85 0,431, 10.415

| 56389,10l 12,20 0,451 11,749

j 58840,80 i O, / 'O 0,471 13.279; _I 61292,50ju_ 19'78 0.4901 19,2901' /- --; * fi / --••'. '"-.•• ,-vV -4 r -. -^ .-,--, ^r-----.i

'-', -. ' '0 -4-4, ~*^o i

0c

~ n

- !_

- ^c

7Ql J- I"!

2 + 1 ' r I

2-por 1 r -7

1

4

1 "'

J

f

-J-1i.

: i^ci "no

494 j4 ) 5l

3 r7"83l-I 1

03c

f-ro

!-o

13

....

131*

^"ti:

C!

;—!_T

OJ

CL

!7.0

O>

_.-_

__

,

to

•!

fo;co

[i

~~-"

i"j

i-;iH

T.

j™l

!h"'

T1<

*-0

oi

J4

I

=44

L4

I10

|-4

ll

i

+t

I—-j

,

'0J

T^.O

sT,

bO

k)

i'

*O

b^

io

i1

i-^1

-

!o

o

(C'i

g;

CT

'C

Of-..

co

v<

*m

*"0'r^

CD

CO

OJ

OJ

/—

t-

—-i

h—i

'—-1

•X1

iX

'C

Oj

'""^''""''!

«-\\f>

\o

CO

i^4"

t-^j-

-N-!-o

1I

CD

,.—

I

I—I

-t

J3

CI

4)

0

i1

1

!o

('0

iifll

c,~

-i

i.i;C

OT

—O

:L

OT

-r-j

14

-o

oC

OS

t'O

L0

0]

U71.0

oi

1o

oO

JJOJJLO1

rNu

;O

i*

""

-44

C-.

C)4

.-.

•v!"C

Oco

Os'N

!LO

-04jC

D!

0J

joj

>\—

!<

N0

jC

OO

"'10

3X

l--o

13*U

)O

)jL

Oi

SOjOjI

I

CD

CO

I1

io

O[C

O,—

,

iO

Oo

<-,

CO

CO

CD

iC

OO

C"4

O)

,--,

O'

.--^

0!

OJ

0ID

1^

T.._

.jCO

[C;

CO

OS

CO

o:

ojr--^

rir-

yj

'-0•

Ml

0:0

'04

co

1

i°T

-'

iC

O0

";icn

CO

CO

r-

03

LO

!--1C

Co

CJ

CO

U")

,-^

co

!s'O

oil

•0-)

n

u•!

OU

7tC

Ju

;!T

~C

CS

-r-

CD

«-

1C

DC

Mi"-~

00

N~

CN

0-

•..-.-.

CO

iC

v4C

O!

|*z'5

1O

"'<A

'1Ct)

t\;

r^

\—

co

C-

L0

CO

*rl-C

OC*""*

^•'N

CO

M—

1.44i

•0

*t\

]i

'•!.^

r!--_

i0

)!

'i

vo

"4

--C

40C

v•=

!1

CD

oo

•V"

SC

co

DO

Y~

fd

co

|C

T;

i,—i

1T

~v

'~<

--•

1C

NC

OA

".

:o

oj

I^

r•=

M"•*

•sy

IO

;

4jl

CD

|'<

=f!

.C

D!

co'i-O

l!O

!j

—4~

04!O

)1

ns

LO

j0"M

|Oj

O'Ss

L0

|O4-1

CO1

CO

~.r-

1O

Uj0

0I0

10

JC

O'

0T

1T~

j0

.4L

O|0

-i0

jC

O0

4!

K0

iC

O!

-sst-O

!O

74iC

O|

O'S

Cm

1r

-•J

1C

OC

Ov

-i

0

Cj

LO

0<

0i

0

1L

i!„.

033o3Q.

cca.

cc

C4

-4

-

"rl

-3-U

o|

0-

0")|

-sjI

rii

t

"o

f

0'

oh

hb

o,-.

or

IL

80o

^"01C

Ob

ji

jSoFoo]

s-1co

04

h-

i0

-a

>C

OIv-

10

3!C

O0

LO

IO

!"^f!030

1-0

!co

jco0

)10

3,0

-.!04

Sis

CO

!0

3

io!

v-!co

jOjt-

j00C

O.!O

!:.C-,-O

CO

O'C

Oi

CJ

0-1.

LO

l-C

Ot-

•ojCO

HI9

?c;

CO

OO

ob

Cco

!co

'cn

Olj^i-jCO

1lo

9

**!'~J0'i"""'

t-i-i—

jcmIcn

jc;

io;

1:

t|

i..-

;-0

.-03;•*

j•=?!•=?•!•=!bO"jO

!LOjL0

!'|l''

C3

COICD

!CC1?--

O-

'C

Ocm

1T

~"

0

|0

j!

j0

14

L4-

44

1j

j!

07jCD

O,0

0C

OC

N*ssr

|^

7I4

's

OL

O!

CO

|T~

i-44

r-1v--jCM

jCMC

O'O

-O

-•

CJ

0-..1.0

3

CCIO

!OjO

jt-9

-jCM

|CO|'O

04iCD

!07iCO

|CO|-03

1COi!o

(COCO

!03]CO

j-STj"=4jT

1L'JI0J

iLOo

jo

iO

'r-

•*1r

-1

0co

01

cos<--1

r-

co

!C

O

p!

9?|0

30

4C

Ok

CO-!

CD

CDjO

!CJ

1O1

'1

'i

I.

i'

CJ

1C

D!

OIO

!'

'

O0

|CO

o0

10

10

iii

CD

ojo

iojo

"1

II

i!

i

CD

!0

0

o,

>•3m

-

CO

C

jbO

jO

!CM

CMr--!

041LO

IOCO

jf4jr4

'oCC

\.'C

D'0

'!O

T—

o•vTL

ObrorO

\|O

b0

0-

c,*

-<

Jo

fjFctO

T1-

14

-q-l

r'

0,)

ojO

Oi00

1<--j04

i

04!CMj00

I0JO

sr*n4|-O

jLOlO

jOO

1O

1!

...1

..4

!

JOC

D1

-1

-^

!i

11

0!

jO

j1,

!CO1i

o•8

jCOjCN1CDb

j^?jCO]Ol

O'

CD

'C1C

DCJ

joT

1C

Ooo}o

;o

;0

T0

T0

]o

ONO-D

ICDj-si-i0C

;CMiO

Cj

^jo

jo0

CD

I0.7|C

DO

j"T

1COjo

CO!O

lCOM

CO

C'jO

|x~i-,-

07

'00

I!-.|C

O-7

jOV

!CT;

i!

i

o-

ioIoo

Ir-_^

-1o

j1o

;;co

L"4i'-T

!0'M

CN

•m"sO

j<-T!03

041O

ljCOi00

ON

"0

0'

CO

-r-!C

Jx4

OJ)

VI-=4"

N-!CD

CO

i'J0

3i0

00

3|C

OL

O|L

0

"vj"iO-Ir--iT

j0_!v~

j'•"3-^4

i-^r!sO

iLOIL

O1CD

j0O

-1CD

IUO1^J-1

03'CN

t-C0

iCO1CO

1CO1O

j1OICO

cd!0010-1'--1

co;ssc

0

00

co

.0SO

03

t-.j"4-1

co

o-1

;--!!--

90

0(8

CN|0

-CN

OjCO

jv-

CO

LD

10"!

CO

1C

OL

0-N

-

v-

co

i-r

03

si

03ro

5"£_

04

CL

04

.:O

."•3I

-*t

OaIH

D1-

01

OO

CS!

Cv

jCO|CO

•o-

COO

iN

IC

J;O

)CD

!t-!O

i!COIO

o!

oIco"'

OjT

O!CD

!CO

jCOo

o!

oo

""^TC

O-

c\\

^-i

'_?

CO

iV

"co

l-r~

co

;<

cC

CJ'

•^j-;^

-•x

T;

iO

St-

iC

M;CD

IOj!OO

OIC

O!

CO

C4

iC

O0

4!

CM

_JO

IOj CO

OO

;-0-

0-

'C

OI0

4i

0^

IO'.

CO

iC

j1so!oo

jO

'lCO

jOl

•O

O

04IO

-O

x-jo

CMC

M!

C4

!CO

70

tO7

b0

3C

OC

Jco

o

00

C\.

o^c

r

OC

DC

Oh

-o

C4

V\—

(NC

Oi-

..C

OU

)•d-

;y,

\t

co

i;r

07

'v

-T

.C

N0

4

ON

IC

OO

;C

O«T

iON

jO

oi;D

b'i^

r

<rO

j

O'

SO

•?fj-40

h-

iO"

co

'pi

0"-<j-jOro"j

o

co

LO

!O

CDj-••-1

COI

t-bicd

ICO!

o!0

o|o

!o

o°'

"f

IC-

Ir-«41

-=cr!lo

b-1CD

|LOo

oic

o0

3CD

iCOIo

-I

i_.._

l

L3XC5

Csi

CN

03S3

O__

ro

3:

£™04

CL

CO

-3

•3'0

41

D-i

CN

,

Db

tc

c_

i_•>

x-IC\i"!

COi

OJ

!C

OO

lC

OC

JI

oCv!

b-i.

CO

1

D

•C

D

CO

L_

Tt

!C

OC

iO

iN

U'O

!"-

01

V

L3

4-

cC'g

Tjn-

•xTj"?

CJ

•C

D

c

O-?<

"*-c

i-

OI04

00

t0

0o

ico

CDJC3

7^

ov

-

+o

I°1

Oi.

io

£!?

•o1

o|

CO|CD

(OjO

\rr4

bI

-4M

OJ

iO

:IO

O!

LO

!!•-

;i"O

!

IDlo'

4-

-,

|0"CM

jL

O'!

00

1

0|

Ol

C-o

lo

b_

L__

oTO

iO

4[C

O4

|CO

4cd

)i00

!C

ON

O

•5-jCN

j

"4-

OI

LO

--!

CO

OjC

D

ojoL

J

D|C

4'

I

-J,*

lo*

CN

CN

03S3

oro

as

a.

U3

CD

*•-Io

o1

•t-t-

c)|

jx—O

IJl

^r

^}

io

o.

-V

1-

OV-

!03O

ot-

iC

O!O

;:O

CO

;C

D1

Ts

CN

COjO

jCm;"=I

;l_

'!_

Oj

IO

ji

II

!;

CD

\

OsO

bN

JCj

CJ-0

-1L

OO

J1

47

,1-0

4!-

o-

it

;cn!o

iir--;

-o\o

iO

iCOIO

!03I-r-IO

c-00

.-WjO

[CO|CCJ!t-

103

04

C-.jM

;t-

|C

OO

NC

O|

CO

'•i.,0

N-!O

iiCD|04

CD]""-.-;-jx-031

--•-1O

.)^

j'Ojjf-~o

K•so

.4"'

CO

CJ

o;

--!

T-

ir-

-r-:v-jv-1cm

COsOJ!so;jc\jioo

!re.|oj0

30

7;

CJ!

-5*]^i

•^•"lA\

-s?o

'llo"

•-*

r.

!'

ii

1M_

*!

'!

!1

iI

.!

iI

|j

|1

I

•?•--.

!icoFo-.|CO

s!o

1c-!o

1|CO

icoj"--

c-0C

NC

OjO

IoI

C'Oco'

ioic

c:

oC

0iv

-jCCO

O:o

oo

!co

0-4!03

CD

!O

iC

Nj

-44

ccOn

^j-io-<

o]

-.oicoC

D'

CO

!C

OIcO

t-

.O

p0

3o

jcc.|oO

oi1lj::-.IO

O74

r-j(O

jO|O

-4-j.'--jCOS'|COC

OjCCJ

|O

lL

O0

-C

OC

O!

CO

!O

l07

CD

CT

.O

.s

0

<O-jOjCO!O

Ii

.

.4.—

0-j

j..

r-'•CN

jCM!CM0

7-1

07

00ic

oI•=*

i>

cr"=*j-O

jLOO

lojso'im

lco'O'jCCJjCD

(b

I--

'3!

1o|r

-1-o-

i1o

K7

ioQC

J

COIIO

!CO!C

:|f-~

0|

Ol

'CO

|O'

D—

-J—jT

-b—

!,-•ICM

•o-iV

-^

lio.

so,,1

CN

CO

1LO

CO

|O

JC

MjC

O

ON

iO)

iOI

SOO

'IO

-'O

i3

7ro,

IoJb

j!

b-

05

79

01

7-r

0J•CO

jt~-4

I-xtiL

O;t

O!)iiD!00

jCOO

107.IC

'O

iCO

jssOjO

!CD

j,

1

1--

'*-T

1a—

O-

CJ1

Oo

!?"-!i'--

CO

LD

Cl'i

04

<\j"—

"

CO7jCD|CD

ICO,

!I

'•

II

'i

l1

j

CDjCJ1CD

j00ICDC

D\C

OO

jo

OO

Ojco

jCD

i1

I

O•!

OI

044o

bjsb

io'

Ij

si

(73o

"

oi

•jb

CJ.|

-r-t-

IC

DO

Nlo

ivjo-;t-

icc>o

1oi!

co;-.0;o

.L

O!

OC

D'

CO

To

Icolo

;o

-o

n|t-

joo

<-

ccjjon;-q-!

4^.r;;M

04jL"4

C7

.0m

.i_d

j?O

0j4jCC

OD

iC'Jp

o0)j

o0

'7!

C"3CO.I..;Jij79

oo

!rb.

oi

Ol

1?

,-..Ji°

04

,.O

t---

"—jT

-!CNjCM

!04C

O-

oj

03

iC

O•=3"I'O

j^jV

"3-i

;.oIlo

CO

CDiCO

1CDC

Oi'O

l!'-.4r-~C

O|C

OC

oI

0!

oi

Cm

oo

!i

'.

!I

!

i1

i1

1!

I!

1!

\

|1—

',1

ii

!A

!j_4

i\

7.I

io1

!lb

CD

\CD

"0

i0

0R

OCD

oO

lojo

ic

[o

<£'•C

Oo

!o

Ti

OJo

pfc

CN

jCD

jOC

DjO

;C

D|o

•74C

O.

CM

IC

OC

DC

!^

|75

[0*ST

|COiO

JO

,,

CD

|O]O

Oi'4

sC

O08to"OON

!OCO

!

ii~"'

CQ

•i°

'C

O!C

OC

DI

CD

0'

22

V™

..'

!-•„

CO

x—

'DOi

0-1

CJ

!03iO

---;

t'Ol-o

;;CM

O!

VI!

OS

!C

NO

f1

CO

"vj-;CO.'

04

!CM!I0'„•;00

o:^

r0

0'

CO

T-

JO"4

I03

h-!

OO

i-v

f•04

!C

OO

l;C

O1

0'!

CD

"3-"iO-it-

jn4j0-

!v-i^*3-i"=

r1COL

0L

O;CC:1CD

O-|CD

|LO!•*

103|CO

ir-CO

00!03

jCOI03

.«31CO

CD!

OO!N

.i--!

001CC

O)

on

Oi'O

CO

T-bsflcO

JvOr-~

ii--!o-b

oO

j1

CO

i1^

1C

DO

No

-'OM

iO-

O1CO

Iv-j,-

CO

!CO

ir~

co

!co

\O)

LO

'''T

I0

30M

|,;--..!o

40

4!

o;;

03

CO

!CO"C

Jjo

o

|C!ON

03|-^d'

CO

i

s1

,!

.4

'L

jj

!I

!.|

.j

-t-jT

~!

T-

jv-

*~i

<-o

^~s

,,

T-..-.

(

%

!\

14

.

X<N_(•N,.u

eq

c.g

ec

XV

-*

♦*

%

CM

CM

.12

C4

♦"-<.

(N)

"eq

ag

\V

^^

^Sk...

'**-*.

VX

(N!

cicqeg

(._47

"Ol

C!

03

c:

cc

0)

iH'i

L'o

qag

h-

oso.

,%x,

(N!

nw

qas

*"«•»

x^,

\\

(-.

On:)

uo

qag

\

\0-

i1

03

CO!

CO

0'

Oi

Cj

447C

OCIS

O

iUt

cM-jqag

CO

J

O!

_1*4

5...

("0

(fsjju

i-qag

Oil

K.

c3ccOi

<N

)tic

qsg

CML.,1

J--444

Ci,

CI

cocc:

JOo-C:

m!

uI'C

ISg

l_l

os

C3

^N

.

iU)

lic-qag

01

a-

i},jjiJss'C

jag

'•...,_,

^^"""V

cor.

h-

:'C£

(NO

qaa

c:

tor.o

"*

,,X

i^j

uv

qag

CT

I

XX

t

#

Grafik beban-recsanaan puii-ouiTPS 2 [2) IS

4b„'L'C4

/

000 /

//

/

f

//

Regangan

b

l_l)

c

^

^"V>,

a..

X,

1»)

hS

_V

(f^ju

eq

^s

KotoO!

no

cc

17!C

14

^9**Ni

*N

__

*\,

\

\

(N?

oeq

ag

O:

Oil

••v£

2a.'

ifjiueq

ug

*•*«*''"*•""'•*,

^>N

*•*•.„"M

ik.

"*•***-*.-

o

o(jvj!

ocq

sff

;'C

£4Cj

'"^-^

*-*

»*

,

(N»

ucq

eg

"♦sis-

•»*

*_

**

*

cO:

1204

**

"*»

«

*■-*-♦",♦

*-#~#.,.."

•*♦-♦

(N)o

*>

q8

g

c:

:'CS

cE:o

:

;c

soCo

\

^S

*S

|.,

'N

"****.«.

V

(Ni

u-q

ag

c:

seen

cC"

C3

OCJ

o

iMiiie

qag

<ssr

,.,1

SoO.

oc04

O'l

Ci'

!.„

ccc

.04!a

-O

i

9";

9-8i„is?qci3

c:

4S7!

""♦^♦."

"•*

-*.

(Mlu

se;eg

144

OS

fCi

.12

CJ

.C:

O.

jjs:C

O+

7!o

(_C!j/\j)

}4''H3i

'OO

j

""^"♦."*"^^.„'"**«_

"W

y-

tz:cc

:::

;c;

•"*-*•«.

(Mlu

eq

oa

I"

Oi

Oj.

04

\

'^^i

(Nlo

eq

ag

c>

or.

S--

C!

CC

cn

ccc

CD

\

X

iN)u

cq

sa

03

or.

03

c:

CD

co

C4

^^"*»«%_

X

ifs!)u

eq

og

CO

CC

0447Q

4

*«"»-*«

(M;u

eq

eg

cc;

fij

I3C

j...

CO

.

CO

cnoa.

?9

»*

t

x,

^S

j

\

//

/

/

£0 /

/*'

/4*r

Kegnnqan

Ol

CN

03

...4

UOc:

Oi

C7=

os

OS

JOCJ

£4

Osl

(Nl

oco

iee

...i

Qh-

or.i

j*s:

{^

io

cq

ec

C7

a

I—44)

C.4.

C")

£4!C

O

CO

c:

re

.C:

CD

O!

(Ml

N»qc»«

oiCC3

£4

'**-«.."*

-.»

»N

iI-N

OP

S!

""***-*».,"*

-^.***">

.^

(M?

oeq

eg

(!..'-io

qag

on

c:

r:,

CT

iC

o

ii04

£4

iNl

O'-q

ag

rOcC4s

4J

04

OS

(Hi

oo

cis

g

OS2

\tru

o.iv

og

*"*♦

9?D

C

*l"X

.so

O

*-*>«.

(|\j)O

t-qo

g

\\

54

ac

CO

i

GCC

Ol

CSO.

O£!

&.O.

X,

*1«k_.

Xs.

34

X,

X,

<X

__-4>o

eq

aa

rC4

CO

Cc

!--

-Q-_:

"x

x^

x,

NX

NX

.X.

\Hi

ucq

aj

soCD

\X

.Xs^

X,

^*>»,

XX

^x,

\

\H>

>.H

>qag

o:

CJ

cC'

\\ffll

V"^••"^jn^•*--*.«

'"*•>*,

"*•«*,

iii)O

'cq

aa

cc:

Oc(14

••*—•#_.

"♦—♦».

(f^iu

vq

ag

X.\»

,^-S-"

Ui:>6(K'5C!y

///

t

/

CO

T

3

00009i-

6ui400-nnuUKDUEbsj-uKqeqTjyejij

Groffk beb9n-rsciano?in pull

iOOO

Recjanqan

c:

cOosoCj

CD

(Miu

eq

og

J...CO

.

SO04

X

\*

v

IN)

'•'9',.o,3Q

^^!

X.x^

,

*\

CO

CO

cc

a,O:

CO

Oi

cn

a)

4-i

Q.

Ui

__'.

i-dj,.\iileM

Si'6

_i

.£-T

o

iO4.CS0

4

c:

•oto.ra

cn

wo

-Hi

ii?dj.iljc

^si

"!3»i

**

«x"

^

75O!

4;<4

CJ

c:

i-c

Oi

cto

a:

,v>*_

,,9fc>.W

*"«ta>

.

'Mi^

%d

(>.'>S_\|!}«oia|

twj.

CMoC

!

Ocn

cro

cn

4!

+-.

"c?

<e«:iy_yio

jcjs'o

sj.

,9-3

OS

cc:

04cn

cn

Hi

x5

x

\x

X

iycliAt)

4s>'HSiO

bi

CM.4cO

:

cn

cof?

"*N

^

if)

(BCJIAJ)if>

i3)sal

CM

Qio.

C'I

sz

cc

cn

a>

X

(icoi^ijo

foj

'S;j.t

CM

I

ft!

cn

c:

ot:

•dj/.)»-^c«i

'6a],

-*

-*

.

**"->>

%,

DI

c:

ra

Cd

ICC

iMi

JCN

Si-6<

u

\HHll)dhg-

m.

•__/•

/

lo*•10.'8Kj-Lt'o-1'! ijno-jjndw*A\ugDue6c|-dH&tHs*8-*;!}

Teg

.l-

t-ka

t(M

pa)

CO

•-^ 04

—h

~K

if)

73 m S42

CO

;:;

no !\)

!4>

C

•-•4

!~)

c3.C

MC!

•Ti

cn

c:

ra

Cfi

a,t+

..I

CL

"coi

"^.

•rcSi/yjsss'Njai

'Se.i

07

a

Ol

CCC

!

D't

0.1

X

bolSAii

i*W

'Bi3i

ic.'iwi)

b-^

i'fisi

Grank siip-teqangan lekat pull-out TD9 2(1} ^9

4f

•/

/

/*

Jk.

s

b-O.

Cj

C"!

ryt

at

Ji!

'*-•

CO

CO

iP'iiAiiit'ia

:'i9

u

Gr3f?k shp-tegangan lekat pull-out TP9 2

H5a

33

CM

54.C04cn

c0'

D.

"cr'__:

edjl.JitO

jajO

sl

ac:

cn

cn

O(eoii/y!

\eyit<6

0.

S--C!

04

i'1Cc

7/;JiS

"♦-*,..

I'tilAj'j

ii'Ofat

oai

""Nm

.X,*

X\

oI

43

ft:-ii

CJ

144!

Oi

cn

cn

CD

_li!

-*HN

>,•*

-*^

.***"H

^"«#*,'"*-^k^(II""^

*^

,

bdiAJi

*c^3!tie.)

Grafik slip-tegangan iekat pull-out TPL. 3 (2) 19

Slip Cnif-uJ

c:

;Ci

ci/4

(pc!|A!)

b^

aj

6c»l

CN

ON

38

OS'

...J

Co444

!0:\s

cn

c04

mJ_

-

"i

O'i

(LN'Jyy)iiiH

ei13>

i

t.44

c/>

10 4.3

.4 3

leg

.le

kat

(Mpa

)

1ST

43

_J

raffk shp-tegangan iekat pull-out TPL A (2}

Tea.

iek

cit

(Mp

a)

*-*

_,

'ia»y

_^.

dk*

-^4

3

CQ ii.: it)

57

c:

ocn

£44eg

on

"55-S

i

"■♦-♦-,

•*~»-«K

(cdi/y)je>

|ej'8

ei

c:

ir

on

G4

U7

tf>

odjAjilbH

S!

si

CN;c

4s_

CJ

c:

as

cn

cra

cn

•0Cfi

%\

^*

i

5}

(S3d:iAj}lB

>pi

60

1

cn

c!/l

40

(i?d!Ajl

ie>)3!

"6a,o

oi

"**•-«<•"•**,'-*

»,

a.

77)

/~>-„-,*:; J, ->_.»-, + ,-=-*«.»-.-^ -j 5~ <--.L--f r-.i:H Aiif TPii °. ;"?' 1 °-

Slip (mm)

iOcro07CO;

Jsi!

(v>i:.yy)J^i

S'U.

l„.l

j...

c:

Ocn

CO

Q.

oitfi)>.*"i»i

'&-U

iK-cliA

!)!<

o)3!fjcii

x.^

X\

\

CN

00

o_

:

cn

cm&CO)

CO

\\

\*

x

XX

,

\♦

>

ciiiM,'i4'819!

Go±

...J

Q(Ci

4*4

Ci

oCO

cCO

cn

CfJ/Vj)l4;:."J8i

'6441

ocon

:

*">

/>>

}).vjO

jo

a.i

i_l

cn

£1C

CO

41'

IJ":

on

:

XV

•>?CI[»J)lO

'ljei"i)C

N,,,\^*(.\

\

__

b'7'lfsJ;li'i"

!O

bi

w •o'

7b

gie

k-M

(Mp.

O

s/j

i5 hi cO ,:

j

0:44 iS;

;i

Ol

Cn

£7CO

co

IX'

\\

\*

\\

<m>n.>

sai6c4i

X

\111

V

CO

b4iAH

40bi>s

'"9

;

CN

OO

io-cijAI)

lON

aiD

Oi

U'cljA

j)IO

'«s

'fj&i

c:

cc;

;:nc:

04

to

\

^x

\il'O

jSllJi^O

?-'O

KI

04.

ic:

CO

cc

JsC

icciifi)104(01

6:>

i

'b;q

.ie

ko

tfi

i'lp

a)

S!45

WO

ils

Cn

c:

\\

N^

itMijuiJ

lo.fai

'i>i),i

**

lw

>"*-*

(iuvj)-mc

'70p

w

.4,l7

b184vbilli!'"i&-||nd404^0;UVOJUe5e|-dljSTjUS.iO

fyjuuidus

/t

/

/S

idiioTjoiueGueGsi-dijsijiisjj) t)Ui400-IJI

"5 3

To

gle

kat

(Mp

a)O o no CJ 44!

CO

'10 i.O 30

Grafik sho-teqanoan lekat puH-out TD8 4 '/•) 22

a.

CD

&

//

//

/

S

To

o.

lek

at

(Mp

a)

747

441

SO ii!

.am piran 7

Foto Penelitian

Gambar 1. Benda uji setelah masa perawatan 28 hari

Gambar 2. Pengujian desak beton

Gambar 3. Pengujian tarik baja.

Gambar 4. Pengujian benda uji pull-out

Gambar 5. Benda uji pull-out setelah ditarik.

Gambar 6. Benda uji pull-out setelah pengujian.

KARTU PESERTA TUGAS AKHIR

NO.

1N A M A NO. MHS. filD.STUDl i

RINA KURNIAWATI 95 310 289 STRUKTUR

2 ' WINARNI 96 310 232 STRUKTUR |

JUDUL TUGAS ARHHTT. :

PERILAKU LEKA TAN TULANGAN DEFORM PADA BETON SERA T BENDRA T

PERIODE I : SEPTEMBER- PEBRUARI

TAHUN: 2000/2001

Ke^ialan

PeuuaftaraiiPoTientu^n T'o-sen Pembimkinz !Pembuatan Proi'usai iSeminar Proposal

KousuUasi Penymunan TA.

Pemladaran.

DOSEN PEMBIMBING I

DOSEN PET/tBIMBING H

tco'3

Catatan

IR. FATKHU

ER. H. STJHAR'

Seminar

Sidaiig

Pendadaran

Celif-b '^ w_i'--6eR loco

0^'Ai , 20 /fOc -ooL.

Nop. 2000

IR. H. TADjTlDDINBM ARIS, MS

CATATAN KONSULTASI TUGAS \Kvrm

NO. TANGGAL CATATAN KONSULTASI TANDATANGAN

m&aiXc'

m

^v°l -ha doh^vJ^ \

0

AoLa

I I

z&foi£? VtS-/ Q /6r/ooc-T-orf

pj&_^i~ &»***" 0 ? / T^iTy'00,