PERANAN ORDO DIPTERA (NYAMUK DAN LALAT) DALAM KESEHATAN MASYARAKAT

16
PERANAN ORDO DIPTERA (NYAMUK DAN LALAT) DALAM KESEHATAN MASYARAKAT Serangga dalam ordo Diptera memiliki satu pasang sayap membranus. Sayap belakang dimodifikasi menjadi alat pengukur keseimbangan untuk terbang dan disebut halter. Alat-alat mulut berbentuk pengisap dan membentuk probosis yang beradaptasi untuk merobek. Jarang membentuk mandibel, labium memanjang dalam bentuk satu pasang tonjolan (lobes) yang lembut (fleshy). Memiliki protoraks dan metatoraks yang kecil dan bersatu dengan mesotoraks. Tarsus bersegmen 5, metamorfosis lengkap, larva berbentuk eruciform dan apodous. Ordo Diptera terbagi dalam tiga subordo, yaitu : 1. Nematocera (Nyamuk) memiliki antena panjang, lebih panjang dari gabungan kepala dan toraks, tanpa arista. Palpus bersegmen 4 atau 5. Bentuk pradewasa (larva atau jentik) berkembang dengan baik, kecuali pada famili Cecidomyidae. Contohnya antara lain adalah Aedes spp. Semuanya dari famili Culicidae, Simulium (Simuliidae), dan Phlebotomus (Psychodidae).

Transcript of PERANAN ORDO DIPTERA (NYAMUK DAN LALAT) DALAM KESEHATAN MASYARAKAT

PERANAN ORDO DIPTERA (NYAMUK DAN LALAT) DALAM KESEHATAN

MASYARAKAT

Serangga dalam ordo Diptera memiliki satu pasang sayap

membranus. Sayap belakang dimodifikasi menjadi alat

pengukur keseimbangan untuk terbang dan disebut halter.

Alat-alat mulut berbentuk pengisap dan membentuk

probosis yang beradaptasi untuk merobek. Jarang

membentuk mandibel, labium memanjang dalam bentuk satu

pasang tonjolan (lobes) yang lembut (fleshy). Memiliki

protoraks dan metatoraks yang kecil dan bersatu dengan

mesotoraks. Tarsus bersegmen 5, metamorfosis lengkap,

larva berbentuk eruciform dan apodous.

Ordo Diptera terbagi dalam tiga subordo, yaitu :

1. Nematocera (Nyamuk) memiliki antena panjang, lebih

panjang dari gabungan kepala dan toraks, tanpa

arista. Palpus bersegmen 4 atau 5. Bentuk pradewasa

(larva atau jentik) berkembang dengan baik, kecuali

pada famili Cecidomyidae. Contohnya antara lain

adalah Aedes spp. Semuanya dari famili Culicidae,

Simulium (Simuliidae), dan Phlebotomus (Psychodidae).

Anggota-anggota dari famili-famili tersebut banyak

yang merupakan vektor penyakit pada manusia dan

hewan seperti demam berdarah, malaria, chikungunya,

encephalitis dan filariasis.

Siklus Hidup Nyamuk

Semua serangga termasuk nyamuk, dalam siklus hidupnya

mempunyai tingkatan-tingkatan yang kadang-kadang antara

tingkatan yang sama dengan tingkatan yang berikutnya

terlihat sangat berbeda. Berdasarkan tempat hidupnya

dikenal dua tingkatan kehidupan yaitu : Tingkatan di

dalam air.   Tingkatan di luar temp at berair

(darat/udara).

Nyamuk mengalami empat tahap dalam siklus hidup: telur,

larva, pupa, dan dewasa. Tempo tiga peringkat pertama

bergantung kepada spesies - dan suhu. Hanya nyamuk

betina saja yang menyedot darah mangsanya. dan itu sama

sekali tidak ada hubungannya dengan makan. Sebab, pada

kenyataanya, baik jantan maupun betina makan cairan

nektar bunga. sebab nyamuk betina memberi nutrisi pada

telurnya. telur-telur nyamuk memberi nutrisi pada

telurnya. telur-telur nyamuk membutuhkan protein yang

terdapat dalam darah untuk berkembang. Panjang siklus

hidup nyamuk sangat bervarisi, tergantung jenis

spesiesnya. Lama siklus pada tiap tahap perkembangan

masing-masing nyamuk juga tidak sama. Culex tarsalis

bisa menyelesaikan siklus hidupnya dalam tempo 14 hari

pada 20 °C dan hanya sepuluh hari pada suhu 25 °C.

Sebagian spesies mempunyai siklus hidup sependek empat

hari atau hingga satu bulan. Nyamuk sejak telur hingga

menjadi nyamuk dewasa, sama dengan serangga yang

mengalami tingkatan (stadium) yang berbeda-beda.

Dalam siklus hidup nyamuk terdapat 4 stadium dengan 3

stadium berkembang di dalam air dari satu stadium hidup

dialam bebas.

1. Nyamuk Dewasa

Nyamuk jantan dan betina dewasa perbandingan 1 : 1,

nyamuk jantan keluar terlebih dahulu dari kepompong,

baru disusul nyamuk betina, dan nyamuk jantan

tersebut akan tetap tinggal di dekat sarang, sampai

nyamuk betina keluar dari kepompong, setelah jenis

betina keluar, maka nyamuk jantan akan langsung

mengawini betina sebelum mencari darah. Selama

hidupnya nyamuk betina hanya sekali kawin. Dalam

perkembangan telur tergantung kepada beberapa faktor

antara lain temperatur dan kelembaban serta species

dari nyamuk. Untuk kelangsungan kehidupan nyamuk

diperlukan air, siklus hidup nyamuk akan terputus.

Tingkatan kehidupan yang berada di dalam air ialah:

telur. jentik, kepompong. Setelah satu atau dua hari

telur berada didalam air, maka telur akan menetas

dan keluar jentik. Jentik yang baru keluar dari

telur masih sangat halus seperti jarum.

2. Telur Nyamuk

Nyamuk biasanya meletakkan telur di tempat yang

berair, pada tempat yang keberadaannya kering telur

akan rusak dan mati. Kebiasaan meletakkan telur dari

nyamuk berbeda–beda tergantung dari jenisnya. Nyamuk

anopeles akan meletakkan telurnya dipermukaan air

satu persatu atau bergerombolan tetapi saling lepas,

telur anopeles mempunyai alat pengapung. Nyamuk

culex akan meletakkan telur diatas permukaan air

secara bergerombolan dan bersatu berbentuk rakit

sehingga mampu untuk mengapung. Nyamuk Aedes

meletakkan telur dan menempel pada yang terapung

diatas air atau menempel pada permukaan benda yang

merupakan tempat air pada batas permukaan air dan

tempatnya. Sedangkan nyamuk mansonia meletakkan

telurnya menempel pada tumbuhan- tumbuhan air, dan

diletakkan secara bergerombol berbentuk karangan

bungan.

Tidak menutup kemungkinan, telur nyamuk

biasanya(spesies tertentu saja) diletakkan pada daun

lembab atau kolam yang kering. Pemilihan tempat ini

dilakukan oleh induk nyamuk dengan menggunakan

reseptor yang ada di bawah perutnya. reseptor ini

berfungsi sebagai sensor suhu dan kelembaban.

setelah tempat ditemukan, induk nyamuk mulai

mengerami telurnya. telur-telur itu panjangnya

kurang dari 1 mm, disusun secara bergaris, baik

dalam kelompok maupun satu persatu. beberapa spesies

nyamuk meletakkan telur-telurnya saling menggabung

membentuk suatu rakit yang bisa terdiri dari 300

telur. Setelah itu, telur berada pada masa periode

inkubasi (pengeraman). pada periode ini. Inkubasi

sempurna terjadi pada musim dingin. Selesai setelah

itu larva mulai keluar dari telurnya semua hampir

dalam waktu yang sama. sampai siklus pertumbuhan ini

selesai secara keseluruhan, larva nyamuk akan

berubah kulitnya sebanyak 2 kali. Stadium telur ini

memakan waktu.

3.  Jentik Nyamuk

Pada perkembangan stadium jentik, adalah pertumbuhan

dan melengkapi bulu-bulunya,  Waktu yang diperlukan

untuk pertumbuhan jentik antara 8-10 hari tergantung

pada suhu, keadaan makanan serta species nyamuk.

Pertumbuhan jentik dipengaruhi faktor temperatur,

nutrien, ada tidaknya binatang predator. Larva

nyamuk dikenal sebagai jentik dan didapati di

sembarang bekas berisi air. Jentik bernafas melalui

saluran udara yang terdapat pada ujung ekor. Pupa

biasanya seaktif larva, tetapi bernafas melalui

tanduk thorakis yang terdapat pada gelung thorakis.

Kebanyakan jentik memakan mikroorganisme, tetapi

beberapa jentik adalah pemangsa bagi jentik spesies

lain. Sebagian larva nyamuk seperti Wyeomyia hidup

dalam keadaan luar biasa. Jentik-jentik spesies ini

hidup dalam air tergenang dalam tumbuhan epifit atau

di dalam air tergenang dalam pohon periuk kera.

Jentik-jentik spesies genus Deinocerites hidup di dalam

sarang ketam sepanjang pesisir pantai.

2. Subordo Brachycera, memiliki antena pendek dan sangat

bervariasi ; biasanya bersegmen tiga dengan bagian

terakhir memanjang; arista atau style bila ada

berbentuk terminal. Palpus bersegmen satu atau dua.

Larva memiliki kepala yang tidak sempurna dengan

bentuk mandibel yang vertikal. Contoh serangga ini

antara lain adalah Stratiomya sp. (Stratiomydae),

Tabanus sp. (Rhagionidae). Banyak anggota famili-famili

ini yang dapat menularkan penyakit pada manusia dan

hewan.

3. Subordo Cylorrhapha adalah bentuk Diptera tinggi

dengan ciri memiliki mata majemuk yang besar ;

terpisah jelas pada bentuk betina, tetapi pada

jantan kedua mata majemuk ini sangat berdekatan.

Oceli terletak pada segitiga vertikal. Antena

berbentuk Aristate, pendant (seperti kalung leher).

Larva berbentuk magot, tidak bertungkai, berbentuk

silindrikal, tetapi pada bagian ujung depan seperti

tombak dan bagian belakang tumpul. Contoh serangga

ini antara lain adalah Hippelates sp. Dan Siphunculina

sp. (Chloropidae), Musca spp, Fannia spp. (Muscidae);

Calliphora spp. Dan Lucilia sp. (Calliphoridae);

Sarcophaga spp. (Sarcophagidae). Anggota-anggota dari

famili-famili ini dapat menjadi pembawa mekanik

beberapa jenis penyakit pada manusia seperti

penyakit tidur, kolera dan yaw (patek).

Peran serangga ordo Diptera (Nyamuk dan lalat)

dalam kesehatan adalah :

1. Peran Nematocera (Nyamuk) selain dapat menimbulkan

penyakit pada manusia secara langsung, juga berperan

sebagai vektor penyakit. Banyak penyakit yang

disebabkan oleh virus, bakteri maupun mikroorganisme

lain peyebab penyakit seperti Nematoda, dalam

penyebarannya dibantu oleh serangga terutama dari

kelompok ordo diptera. Misalnya : Nyamuk Aedes

sebagai vektor penyakit Demam Berdarah Dengue dan

nyamuk Culex sebagai vektor peyakit Filariasis.

Pengendalian vektor dapat digolongkan dalam

pengendalian alami (Natural control) dapat dilakukan

misalnya dengan menggunakan predator alami.

Pengendalian buatan (Artifical applied control) dapat

berupa pengendalian lingkungan, kimia, fisik,

mekanik, biologi dan pengendalian genetik.

Pengendalian metode pengendalian vektor ini masih

terus berkembang sehingga memungkinkan untuk

menemukan metode yang paling efektif dengan

memanfaatkan berbagai disiplin ilmu.

2. Ordo Diptera (Lalat) memiliki peran dalam kesehatan

yaitu :

a. Musca domestica (lalat rumah/ house fly)

- Lalat dewasa berperan sebagai vektor mekanik

dari : 1) Protozoa ; E. histolitika, G. lamblia, B. Coli, T.

Gondii. 2) Nematoda ; A. lumbricoides, T. Trichuiura. 3)

Bakteri ; Shigella, Escherichia coli, salmonella,

Streptococcus, Staphilococcus. 4) Virus ; polio,

trachoma, hepatitis, ricketsia

- Larva menyebabkan miasis (investasi larva lalat

dalam jaringan)

b. Sarcophaga (flesh flies/ lalat daging)

Larvanya menyebabkan miasis sedangkan dewasa

merupakan vektor mekanik.

c. Wolfahrtia (Fam. Sarcophagidae/non-metalic)

Kepentingan medik dapat menyebabkan miasis

d. Phlebotomus (Sandflies)

- Gigitannya menyebabkan dermatosis bagi yang

sensitif

- Vektor biologis leismaniasis oleh karena

Leishmania

- Vektor biologis bartonelosis oleh karena

Bartonella bacilliformis

- Vektor biologis sandfly fever oleh karena virus

e. Black flies (lalat hitam)

Pada stadium dewasa perand alam bidang medik

yaitu :

- Gigitannya menyebabkan dermatosis

- Sebagai vektor biologis Onchocerca volvulus

- Sebagai vektor biologis Manzonella ozardi

f. Horseflies (Tabanus & Chrysops)

- Vektor penyakit anthrax oleh karena Bacillus

anthracis

- Vektor penyakit tularemia oleh karena Francisella

tularensis

- Vektor penyakit surrah oleh karena Trypanosoma

evansi

- Lalat merupakan salah satu serangga yang

termasuk ke dalam ordo Diptera. Beberapa

spesies lalat merupakan spesies yang paling

berperan dalam masalah kesehatan masyarakat,

yaitu sebagai vektor penularan penyakit.

Peranan lalat dalam menyebarkan penyakitadalah

sebagai vektor mekanik dan vektor biologis.

Sebagai vektor mekanis lalat membawa bibit –

bibit penyakit melalui anggota tubuhnya. Tubuh

lalat mempunyai banyak bulu-bulu terutama pada

kakinya. Bulu –bulu yang terdapat pada kaki

mengandung semacam cairan perekat sehingga

benda – benda yang kecil mulai melekat. Ordo

Diptera (lalat) juga berfungsi sebagai Predator

dalam hal ini jenis lalat Diatracophaga

striatalis (lalat jatiroto), dimana larvanya

dapat menyerang dan memangsa hama penggerak

Chilo yang berada dalam lubang tebu dan

menghisap cairan haemolipnya sampai mati

kering.

Siklus hidup Lalat, antara lain:

a. Stadium Pertama (Stadium Telur)

Stadium ini berlangsung selama 12-24 jam. Bentuk

telur lalat adalah oval panjang dan berwarna putih,

besar telur 0,8-2 mm. Telur dapat dihasilkan oleh

lalat betina sebanyak 150-200 butir. Lamanya stadium

ini dapat dipengaruhi oleh faktor panas dan

kelembaban, tempat bertelur dimana semakin panas

semakin cepat menetas dan berlaku sebaliknya. Telur

diletakkan pada bahan-bahan organik yang lembab

seperti sampah, kotoran binatang, kotoran manusia

atau bahan-bahan lain yang berasal dari binatang dan

tumbuhan yang membusuk.

b. Stadium Kedua (Stadium Larva atau Tempayak)

Stadium ini terdiri dari 3 tingkatan yaitu:

Tingkat I : Telur yang baru menetas disebut instar

I, berukuran panjang 2 mm, berwarna putih, tidak

bermata dan berkaki, sangat aktif dan ganas

terhadap makanan, setelah 1-4 hari melepas kulit

dan keluar menjadi instar II.

Tingkat II : Ukuran besarnya dua kali dari instar

I, setelah beberapa hari maka kulit akan

mengelupas dan keluar instar III dan banyak

bergerak.

Tingkat III : Larva berukuran 12 mm atau lebih,

tingkat ini memerlukan waktu 3-9 hari, larva tidak

banyak bergerak, larva berpindah ke tempat yang

kering dan sejuk untuk berubah menjadi kepompong.

c. Stadium Ketiga (Stadium Pupa atau Kepompong)

Pada stadium ini jaringan tubuh larva berubah

menjadi jaringan tubuh dewasa, stadium ini

berlangsung 3-9 hari atau tergantung suhu setempat

yang disenangi lebih kurang 35°C. Pupa ini berwarna

coklat hitam dan berbentuk lonjong. Pada stadium ini

tubuh larva telah menjadi dewasa, kurang bergerak

(tak bergerak sama sekali). Setelah stadium ini

selesai maka melalui celah lingkaran pada bagian

anterior akan keluar lalat muda.

d. Stadium Keempat (Stadium Lalat Dewasa)

Stadium ini adalah stadium terakhir yang sudah

berwujud serangga yaitu lalat. Untuk menjadi lalat

dewasa yang matang dan siap untuk melakukan

perkawinan memerlukan waktu kurang lebih dari 15

jam. Umur lalat dewasa dapat mencapai 2-4 minggu.

Perlu kita ketahui faktor suhu setempat, kelembaban

udara dan makanan yang tersedia berpengaruh terhadap

pertumbuhan lalat baik dari telur hingga menjadi

lalat dewasa.

REFERENSI

1. Kelompok studi entomologi – Universitas Gadjah

Mada – Yogyakarta – Jumat, 14 Agustus 2009 –

Entomologi : Bergerak Tanpa Batas

http://ksebiologiugm.blogspot.com/2009/08/

entomologi-bergerak-tanpa-batas.html

diakses pada Rabu, 29 Oktober 2014.

2. Ordo Diptera (Lalat)

http://beequinn.wordpress.com/nursing/

mikrobiologi-dan-parasitologi/ordo-diptera-lalat/

diakses pada Rabu, 29 Oktober 2014.

3. Peranan Serangga Bagi Manusia dan Lingkungan/Andi

Andrean Sihombing/Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam/Universitas Negeri

Medan/2013/2014/ Selasa, 12 Maret 2013

http://andi-personalblog.blogspot.com/2013/03/

perannan-serangga-bagi-manusia-dan.html.

diakses pada Rabu, 29 Oktober 2014.

4. Sembel. D. T, 2009. Entomologi Kedokteran. Penerbit

Andi : Yogyakarta

5. Entomologi Kesehatan (Environmental Health)

http://mutiaanwar.blogspot.com/2012/12/entomologi-

kesehatan.html.

Diakses pada Jumat 31 Oktober 2014

KELOMPOK I

1. Deflyn Soolani/1015110032. Veybbe L. Abdul/1015111153. Nugrah Y Limbong/ 101511295

FKM UNSRAT 2014