Penilaian Ruang Bermain anak

20
PENILAIAN RUANG BERMAIN ANAK DI KOTA DEPOK SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR TERCAPAINYA KOTA LAYAK ANAK Karya Widyawati [email protected] Rita Laksmitasari [email protected] Fakultas teknik, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indraprasta PGRI ABSTRACT Under Regulation 38 and 41 of 2007, states that children must become a business issue provincial and regency / city. According to Revelation Hartomo, Deputy Growth, Ministry of Women Empowerment and Child Protection, said the City Proper Child program (KLA) is necessary for the district / city, due to global changes that threaten the child in terms of religious, social and cultural, human embryos that are reliable and formidable determine the future of the nation, as well as the child's risk of becoming victims of violence, harassment and discrimination. The existence of children's playground as one of the indicators of child-friendly cities need to be investigated existence. The purpose of this study was to determine the feasibility assessment of the children's playground in the number (quantity) and quality that will be achieved from the perspective of urban development of child-friendly cities. The target is to provide recommendations to the government on the needs of the children's playground in Depok area both in terms of quantity and quality in order to reach the Depok City of Eligible Children. The method used is to conduct a field survey and documentation of observations and interviews to see more detailed conditions. In conclusion existence Tapos playground in the district of Depok City has not facilitated standardized per RW Eligible Children ie there should be a playground. Needs to be cooperation between the government, and society in fulfillment staholder playground facilities in order to achieve the Depok City of Eligible Children. 1

Transcript of Penilaian Ruang Bermain anak

PENILAIAN RUANG BERMAIN ANAK DI KOTA DEPOK SEBAGAI SALAH SATU INDIKATOR TERCAPAINYA KOTA LAYAK ANAK

Karya [email protected]

Rita [email protected]

Fakultas teknik, Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas Indraprasta PGRI

ABSTRACTUnder Regulation 38 and 41 of 2007, states that children must

become a business issue provincial and regency / city. According toRevelation Hartomo, Deputy Growth, Ministry of Women Empowerment andChild Protection, said the City Proper Child program (KLA) isnecessary for the district / city, due to global changes that threatenthe child in terms of religious, social and cultural, human embryosthat are reliable and formidable determine the future of the nation,as well as the child's risk of becoming victims of violence,harassment and discrimination. The existence of children's playgroundas one of the indicators of child-friendly cities need to beinvestigated existence. The purpose of this study was to determine thefeasibility assessment of the children's playground in the number(quantity) and quality that will be achieved from the perspective ofurban development of child-friendly cities. The target is to providerecommendations to the government on the needs of the children'splayground in Depok area both in terms of quantity and quality inorder to reach the Depok City of Eligible Children. The method used isto conduct a field survey and documentation of observations andinterviews to see more detailed conditions. In conclusion existenceTapos playground in the district of Depok City has not facilitatedstandardized per RW Eligible Children ie there should be a playground.Needs to be cooperation between the government, and society infulfillment staholder playground facilities in order to achieve theDepok City of Eligible Children.

1

Keywords: Assessment, Children's playroom, Depok City, StateIndicators of Eligible Children

ABSTRAKBerdasarkan PP No.38 dan 41 tahun 2007, menyebutkan bahwa

masalah anak menjadi urusan wajib pemprov dan pemkab/kota.Menurut Wahyu Hartomo, Deputi Tumbuh Kembang Anak, KementerianNegara Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, menyebutkanprogram Kota Layak Anak (KLA) diperlukan bagi kabupaten/kota,diantaranya adalah karena perubahan global yang mengancam anakdari segi agama, sosial dan budaya,  embrio SDM yang handal dantangguh menentukan masa depan bangsa, serta anak terancam menjadikorban kekerasan, pelecehan dan diskriminasi. Keberadaan tempatbermain anak sebagai salah satu indikator kota layak anak perluditeliti keberadaannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untukmenentukan penilaian kelayakan tempat bermain anak baik dari sisijumlah (kuantitas) maupun kualitas sehingga akan tercapaipembangunan kota berdasarkan perspektif kota layak anak.Targetnya adalah memberikan usulan kepada pemerintah terhadapkebutuhan taman bermain anak di Wilayah Depok baik dari sisikuantitas maupun kualitas sehingga tercapai Depok Kota LayakAnak. Metode yang digunakan adalah survey lapangan denganmelakukan pengamatan dan pendokumentasian serta wawancara untukmelihat kondisi yang lebih terperinci.. Kesimpulannya Keberadaantaman bermain di Kecamatan Tapos Kota Depok belum terfasilitasisesuai standar Kota Layak Anak yaitu per RW harus ada tamanbermain. Perlu kerjasama antara pemerintah, staholder danmasyarakat dalam pemenuhan fasilitas taman bermain agar tercapaiDepok Kota Layak Anak.

Kata Kunci : Penilaian, Ruang bermain Anak, Kota Depok, IndikatorKota Layak Anak

PENDAHULUANKeberhasilan pembangunan

ditentukan oleh SDM, dankualitas SDM Bangsa Indonesiaditentukan oleh PembangunanKesejahteraan dan Perlindungan

Anak (KPA) saat ini. Untuk itupenempatan posisi anak perluperubahan paradigma dari anaksebagai aset menjadi investasimasa depan. Berdasarkan PP No.38dan 41 tahun 2007, menyebutkan

2

bahwa masalah anak menjadiurusan wajib pemprov danpemkab/kota. Menurut WahyuHartomo, Deputi Tumbuh KembangAnak, Kementerian NegaraPemberdayaan Perempuan danPerlindungan Anak, menyebutkanprogram Kota Layak Anak (KLA)diperlukan bagi kabupaten/kota,diantaranya adalah karenaperubahan global yang mengancamanak dari segi agama, sosial danbudaya,  embrio SDM yang handaldan tangguh menentukan masadepan bangsa, serta anakterancam menjadi korbankekerasan, pelecehan dandiskriminasi (Advokasi danFasilitasi KLA Kota Depok, 2011). Pemerintah telah menyiapkansebuah program yang diberi namaKota Layak Anak, yaitu sistempembangunan suatu wilayahadministrasi yangmengintegrasikan komitmen dansumber daya pemerintah,masyarakat, dan dunia usahadalam rangka memenuhi hak anakyang terencana secara menyeluruh(holistik) dan berkelanjutan(sustainable) melaluipengurusutamaan hak anak.Keberadaan tempat bermain anaksebagai salah satu indikatorkota layak anak perlu ditelitikeberadaannya. Karena seringkalilahannya direncanakan untuktempat bermain anak tetapi padakenyataanya banyak yang hanyaberupa lahan kosong tanpadisediakannya fasilitas bagi

tempat bermain anak. Adabeberapa yang di bangun olehswasta tapi harus bayar dankadang bersifat eksklusif.Penelitian ini bertujuanmenemukan perbandingan antarajumlah taman bermain denganjumlah anak yang ada di Depoksehingga bisa dipetakan tingkatkelayakannya, mendeskripsikankualitas ruang bermain anak diDepok dari sisi perancangan kotadan arsitektur sehinggadilakukan penilaian sudah/belumlayak atau ramah terhadap anak,mendeskripsikan penilaian anakterhadap lingkungannya yang bisamenunjang aktivitas mereka.

TINJAUAN PUSTAKAKota dan Anak

Anak adalah aset bangsadan investasi masa depan. Anakmerupakan potensi kekayaan dankesejahteraan bangsa di masadepan. Kualitas sumber dayamanusia sebagai indikator utamakeberhasilan suatu bangsa dalammelakukan pembangunan, yangdimulai sejak usia dini. Upayamelakukan pembangunan anak

dimulai sejak dalamkandungan, dan denganmemperhatikan pertumbuhan danperkembangan anak.

3

Sumber : Hand Out SosialisasiKebijakan PP dan PA melalui Bakohumas,

Jakarta 21 Februari 2011Gambar .2. Argumentasi

Menghadapi Masa Depan

Pembangunan kota yang adaselama ini seakan hanya mengejarkeuntungan ekonomi belaka,banyak sisi-sisi manusia yangsering tidak menjadipertimbangan termasuk posisianak di dalam sebuah kota.Banyak anak yangtermarjinalisasi dan sulit untukmengakses fasilitas-fasilitasyang ada di kota. Kepentingandan kebutuhan mereka sengaja dinomerduakan untuk kepentinganbisnis karena dianggap tidakmenguntungkan. Padahal menurutKevin Lynch, arsitek dariMassachusetts Institute ofTechnology. Penelitian denganjudul ”Persepsi anak terhadapruang” dilaksanakan di 4 kota –Melbourne, Warsawa, Salta, danMexico City, dengan menggunakanmetode pengamatan, wawancara danmenggambar. Hasil penelitianmenunjukkan bahwa lingkungankota yang terbaik untuk anak

adalah yang mempunyai: komunitiyang kuat secara fisik dansosial, komuniti yang mempunyaiaturan yang jelas dan tegas;adanya pemberian kesempatan padaanak; dan fasilitas pendidikanyang memberi kesempatan anakuntuk mempelajari danmenyelidiki lingkungan dan duniamereka.

Margaret O’Brien, ahlipsikologi sosial dari Universityof East Anglia dalam tulisannya“Regenerating children’sneighborhoods: What do childrenwant?,” (Christensen (ed.),2003:144-145) memaparkan hasilpenelitiannya tentang “TheChildhood, Urban Space andCitizenship: Child-sensitiveUrban Regeneration.” Penelitiantersebut melibatkan anak yangberusia 5-15 tahun dan orangtua. Penelitian tersebutmenggunakan metode wawancara dandiskusi kelompok terfokus dalamproses pengumpulan data.Meskipun data antara anak danorang tua saling tumpang tindih,namun mereka sama-samamenginginkan ada perbaikanlingkungan, tetapi Brienberusaha menampilkan perbedaankeinginan mereka. Ada empatwilayah kunci yang terkaitdengan data:1. Ruang dan tempat bermain yang

baik (misal: taman yang baik,ruang bermain dekat darirumah, waktu luang untukanak);

4

2. Sistem keamanan yang baik(misal: kamera, kehadiranpolisi yang intensif, pagartembok yang tidakmembahayakan);

3. Fasilitas lalu lintas yangbaik (misal: manajemen lalulintas yang meliputi contoh,zebra cross, batas kecepatan);

4. Infrastruktur pemeliharaan(misal: pembersihan, pencucianjalan).

Gambaran dari keinginananak dan orang tua tergambardalam grafik persentase berikutini.

Sumber :journal.ui.ac.id/index.php/jki/article/v

iew/1250/1155Gambar 3. Grafik Persentasekeinginan Orang Tua dan Anak

Brien menyimpulkan(Christensen (ed.), 2003:159)agar dibuat penerangan jalanlebih baik dan tidak terkesantertutup; penerangan gang-gang;secara teratur membersihkanpermukiman dan jalan;memindahkan taman yang tidakramah anak; berkonsultasi dengananak perempuan untuk memperbaiki

taman tempat bermain; sensitifmenggunakan bahan-bahan pembuatpagar atau tembok untuk tamandan bangunan; areal bermaintertutup untuk dimanfaatkanpembangunan rumah; aturan dasardi lingkungan, anak bebasmengakses kegiatan dalam rangkamengisi waktu luang; dan desainruang untuk anak-anak dipermukiman.

Kota Layak AnakKota Layak Anak adalah Kota

yang memiliki system pembangunandan pelayanan publik dariPemerintah Kota dengan dukungandari orang tua, keluarga,masyarakat, swasta dan forumAnak guna pemenuhan hak anakmelalui pengintegrasian komitmendan sumber daya yang terencanasecara menyeluruh danberkelanjutan melalui kebijakan,program, kegiatan danpenganggaran untuk kesejahteraananak.

Tujuan umum Kota Layak anakadalah untuk membangun inisiatifpemerintah Kabupaten / Kota yangmengarah pada upaya transformasiKonvensi Hak Hak Anak (Convention on the rights of Child ) darikerangka hukum ke dalamdefinisi, strategi danintervensi pembangunan, dalambentuk Kebijakan, Kelembagaan

Strategi Umum Kota LayakAnak Mengarusutamakan Hak Anakkedalam kebijakan, program dankegiatan pembangunan. Yang

5

dimulai dari tahap perencanaan,penganggaran, pelaksanaan,pemantauan dan evaluasi denganmengacu pada prinsip prinsip hakhak anak., program dan kegiatanpembangunan yang ditujukan untukpemenuhan hak hak anak padasuatu wilayah kabupaten / kota.

Setidaknya terdapat 5(lima) hal yang menjadi prinsipdasar dalam pengembangan KotaLayak Anak yaitu anakditempatkan sebagaipusat pembangunan, menyuarakanhak anak danmendengarkan suara anak,mengutamakan kepentinganterbaik bagi anak, tidakmelakukan diskriminasi dalampemenuhan dan pemberianperlindungan hak anak, dantersedianya peraturandaerah, infrastruktur danlingkungan yang mendukungtumbuh-kembang anak secaraoptimal.

Ruang Bermain AnakTaman Bermain anak adalah

tempat yang dirancang bagi anak-anak untuk melakukan aktivitasbermain dengan bebas untukmemperoleh keriangan, kesenangandan kegembiraan serta sebagaisarana mengembangkan kemampuankognitif, sosial, fisik sertakemampuan emosinya. Beberapafakta taman bermain anak diruang publik yaitu taman bermaindibangun oleh pemerintah, swasta

atau komunitas masyarakat untuksegera memberikan manfaat yangsebesar-besarnya padalingkungan; taman bermain publikmerupakan fasilitas umum untukmemasukinya tidak dipungut biaya(taman bermain di taman kota);taman bermain yang bersifatbisnis (fasilitas social), untukmasuk dipungut biaya; tamanbermain yang merupakan bagiandari bisnis yang diperuntukanbagi pelanggan perusahaan( misal milik restaurant );mampu digunakan dan diakses olehsemua anak-anak termasuk yangmempunyai keterbatasan fisik danmental.

Persyaratan taman bermainanak menjamin keselamatan,keamanan dan kesehatan anak;menciptakan kenyamanan dankemudahan bagi semua anak;menciptakan keharmonisanestetika visual dengan karakterkawasan di sekitarnya;memberikan kejelasan tentangfungsi peralatan permainan dankekuatan konstruksinya

Pengendalian perancangantaman bermain anak melaluikeselamatan; kesehatan;kenyamanan; kemudahan; keamanan;keindahan.

6

Sumber : Jurnal Lanskap Indonesia Vol. 3No.1, 2011

Berdasarkan kelengkapansarana dan prasarana permukiman,tempat bermain disediakan untukanak dan disebarkan secaramerata diseluruh daerah kediamandalam suatu rukun kampung sertaharus berada dalam jarak yangtidak boleh lebih dari 0,5 kmdari tiap- tiap rumah. Jumlahluas tanah minimal 1000 m² untuktiap 1000 penduduk, masing-masing berukuran minimal 500 m²

Jenis Permainan AnakTahapan pertumbuhan anak-

anak beserta hasil observasi kebiasaan bermain pada setiap fase perkembangan (Alamo, 2002).1. 0-3 Tahun

Anak belajar permainan-permainan formatif danbelajar mengendalikanpergerakannya. Bermainsendiri dan cenderungbereksperimen dengan sentuhan,penglihatan dan suara. Bermaindi pasir, lempung, air,ayunan, dan seluncuran.

2. 3-6 TahunAwal mula mempunyai kesadaransocial, dengan bermain secaraberkelompok membantuperkembangan hubunganinterpersonal dan kemampuansocial anak. Menikmatiaktivitas yang

mempresentasikan sesuatuseperti bermain dengan elemenabstrak, meja, kursi,seluncuran dan elemen bergeraklainnya.

3. 6-8 Tahun Cenderung menuju kepadaaktivitas-aktivitas yangmenyertakan pergerakan danaksi yaitu aktivitas yangmembangun kemampuanorganisasional dan fisik.Menikmati untuk ujiketangkasan/ketrampilan denganelemen seperti memanjat jaringdan lebih banyak/sedikitelemen kompleks yangmerangsang motor respon yangberbeda.

4. 8-10 Tahun dan KeatasMendekati usia remaja, anak-anak tetap beraktivitas secarabersama-sama atau berkelompok,tetapi tanpa pengawasan ataucampur tangan dari anak-anakyang lebih muda. Strukturpermainan dengan aturanpermainan obyektif yangdimainkan secara berkelompokatau tim.

Berdasarkan cara bermaindiatas maka dikategorikanbeberapa jenis mainan yangdiakomodasi dalam taman bermainanak (Alamo, 2002)1. Permainan Fisik (Physical

Games)Permainan ini menuntut pemainuntuk selalu aktif bergerakseperti melompat, berlari,

7

bersepeda, merangkak,memanjat, merayap, meluncur.Tidak membutuhkan peralatanyang memadai kecuali pelindungakan tubrukan dan jatuh.Disarankan untuk menjaminbeberapa bentuk modularperalatan permainan, struktur,dan variasi lapang dimanasemua dapat disediakankemungkinan yang luas untukinteraksi dan permainan-permainan yang dinamissehingga aktivitas motorikanak dapat berkembang denganbaik.

2. Permainan Kreatif (CreativeGames)Dibutuhkan imajinasi dankhayalan. Material yag dapatdibentuk atauditransformasikan sepertipasir, rumput, air, gravelatau lempung. Sulit bagi anak-anak untuk tetapmempertahankan bentuk ketikabermain dengan material diatas sehingga merangsang anakuntuk terus berimajinasi dansehingga pada akhirnya melatihanak untuk terus kreatif.

3. Permainan social (SocialGames)Permainan yang menitikberatkanpada social dan hubungan antarpemain diantaranya kejar-kejaran, bersembunyi, danpermainan tim dengan aturandimana imajinasi merupakanalat utama yang digunakandalam seluruh permainan.

4. Permainan Indra (SensorialGames)Elemen yang didesain untukmenstimulasi indera peraba,pendengaran, penglihatan.Penciuman akan memperkayapengalama rekreasi anak.

5. Permainan dan KetenanganPenyediaan kemungkinan untukberistirahat dan berfikirdalam taman bermain merupakankegiatan yang sama-samapenting seperti stimulasiaktivitas fisik. Anak-anakdiberikan pilihan untukbermain sendiri dalam suasanatenang, oleh karena itu harusada fasilitas pembatas.Suasana tenang dan damai dapatmembuat anak berkonsentrasipada aktivitasnya, bebas dargangguan luar. Pada area inijuga dapat didesain kotakpasir, meja dan kursi sertaarea yang cukup terlindungdari sengatan sinar matahari.

METODE PENELITIANPenelitian ini termasuk

penelitian kuantitatif karenaberusaha membandingkan antarajumlah taman bermain denganjumlah anak pada lingkunganrw. Termasuk juga penelitiankualitatif karena berusahamengamati dan mendeskripsikankondisi taman bermain yang adadi lingkungan rw. Teknisanalisis data yang dipergunakanadalah analisis diskriptifkualitatif dan interpretatif

8

yang dilakukan sejak pengumpulandata dimulai. Data merupakankonstruksi makna yang diperolehdari sumber data. Menganalisisdata sama dengan mengonstruksidari konstruksi makna yangdiperoleh Kuntjara (2006:99)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penilaian Kuantitas RuangBermain Anak di Kecamatan TaposDepok

Dari sisi penggunaan lahan,sebagai kawasan yang barumembuka diri, maka kawasanKecamatan Tapos mengalamipeningkatan lahan terbangun.Data dari draf RTRW Kota Depok2010-2030 untuk penggunaan lahandikawasan Kecamatan Tapos Tahun2009 adalah sebagai berikutpenggunaan lahan untuk hutankota/taman hanya mencapai 20,51hektar atau sekitar 0,61% luaswilayah Kecamatan Tapos Depok. Berdasarkan data jumlah anakmenurut usia 3-17 tahunberjumlah 53.969 jiwa. Ditambahjumlah anak usia 0-3 tahunsepertiga dari jumlah anak usia3-17 adalah 17.990, jadi jumlahanak usia 0-17 tahun menurutanalisa sekitar 71.959jiwa.

Hal ini mendekati jumlahanak berdasarkan PaparanKementrian PemberdayaanPerempuan jumlah anak diIndonesia adalah 1/3 dari jumlahpenduduk. Dari data statistikbahwa penduduk kecamatan tapos

pada tahun 2012 adalah 236.113,jadi jumlah anak-anak sekitar1/3 adalah 78.704 jiwa. Jika per1000 Penduduk (setingkat RW)maka di Kecamatan Tapos idealnyaharus ada fasilitas tempatbermain sebanyak 70-80 unittempat bermain. Sedangkan luasminimal taman bermain per 1000penduduk adalah 1000 m2 makabutuh sekitar 70.000-80.000 m2atau 7-8 hektar. Sedangkan TataGuna Lahan di Kecamatan TaposDepok untuk hutan Kota dan tamansekitar 20, 51 ha. Berdasarkananalisa seharusnya sudahterpenuhi kebutuhan akan ruangbermain anak yang butuh 38,5 %dari tata guna lahan untuk hutankota dan taman. Padakenyataannya belum ada fasilitastaman bermain anak yang bersifatinklusif.

Tabel. 7 Analisis KebutuhanLuasan Taman Bermain Anak di

Kecamatan Tapos DepokJumlah Anak di Kecamatan Tapos

DepokKebutuhanLuasanTamanbermainanak Tiap1000penduduk(setingkat RW)

Berdasarkan datajumlah siswa TK,SD dan SMP

BerdasarkanPaparanKementrianPemberdayaan Perempuanjumlah

Antara70.000 –80.000 m2atau 7-8Hektar

9

anak diIndonesiaadalah 1/3dari jumlahpenduduk

TK SD SMP 1/3 x236.113 =78.704 Jiwa6797 40.10

1

7.0

71Jumlah = 53.969+ usia 0-3 (1/3usia 3-17) =53.969 +17.990 =71.959 Jiwa

Sumber: Hasil Analisis

Penilaian Kualitas Ruang BermainAnak di Kecamatan Tapos Kota Depok.

Penilaian Kualitas yangpertama dilihat didasarkan padaterpenuhinya fungsi ruangbermain anak sesuai dengan usiasehingga akan dapat mendorongtumbuh kembang anak dengan baikPenilaian kualitas juga darikriteria-kriteria desain sepertikeselamatan, kesehatan,kenyamanan, kemudahan, keamanan,keindahan,.

Secara umum belum adataman/ruang terbuka yangdifungsikan secara khusussebagai wadah bagi tempatbermain anak dan belumterpenuhinya sarana danprasarana tempat bermain anakyang bisa meningkatkankreatifitas dan kemampuan anak..Berdasarkan data pengamatan yangada di lingkungan RW ruangterbuka umumnya berupa tanahuntuk fasilitas olahraga volley

atau bulu tangkis seluassekitar 65-170 m2. Ketika tidakdigunakan untuk olahraga makafungsinya berubah menjadi ruangbermain anak seperti bersepeda,main layangan, kejar-kejaran,dll pada pagi atau sore hari.Sedangkan tempat atau tamanbermain anak khusus terutamauntuk anak umur 0-6 tahun belumterfasilitasi. Ruang bermainanak umumnya difasilitasi diruang-ruang formal seperti PAUD,KB, TK, RA. Ruang bermain lainyang sering digunakan untuktempat bermain adalah jalan.Padahal dari sisi keamanan,bermain di jalan punya resikoyag cukup besar terhadap bahayakecelakaan. Penilaian Kualitasdilakukan pada beberapa ruangterbuka di RW 7, RW 8, RW 9,Kelurahan Jatijajar KecamatanTapos Depok.

Tabel 8. Penilaian KualitasTempat Bermain AnakKriteria RW 8 RW 9Keselamatan

Belumterfasilitasi karenakebanyakkanmelakukanaktifitasbermain dijalan

Belumterfasilitasi karenakebanyakkanmelakukanaktifitasbermain dijalan

Kesehatan Belumterfasilitasikarena

Belumterfasilitasi karenatidak ada

10

tidak adafasilitaspembuangansampahatau cucitangansetelahbermain

fasilitaspembuangansampah ataucuci tangansetelahbermain

Kenyamanan Tidaknyamankarenafungsisebenarnyauntukkegiatanolahragajuga tidakada saranadanprasaranayangmenunjangkegiatanbermain

Tidaknyamankarenafungsisebenarnyauntukkegiatanolahragajuga tidakada saranadanprasaranayangmenunjangkegiatanbermain

Kemudahan Belumterfasilitasi karenabelum adasarana danprasarananya

Belumterfasilitasi karenabelum adasarana danprasarananya

Keamanan Belumterfasilitasi

Belumterfasilitasi

Keindahan Belumterfasilitasi karenapada areaterbukamasihseringterdapatsampahberserakan.

Belumterfasilitasi karenapada areaterbukamasihseringterdapatsampahberserakanPohon

ditanambegitu sajatanpa adapengaturanyangmenghasilkan efekkeindahan

Jenispermainansesuaidenganumur

Belumterfasilitasi

Belumterfasilitasi

Sumber : Hasil Analisis

Untuk itu perlu kerjasamaantara pemerintah, stakeholderdan masyarakat dalam menciptakanfasilitas taman bermain anakyang inklusif agar segeratercapai cita-cita menjadikanDepok sebagai Kota Layak Anak.

Beberapa fasilitas ruangterbuka yang digunakan untukolahraga dan ruang bermain anakdi RW 7 di RW 8 dan RW 9Kelurahan Jatijajar Depok

Tabel 9. Analisis Kondisi RuangTerbuka

Bentuk RuangTerbuka

Lokasi

11

RT 8 RW 9berupa lapanganbulu tangkis.Pada saat tidakdigunakan,difungsikanuntuk menjemurhasil bumi.Perlu kerjasamadan peranpemerintah,stakeholder danmasyarakatdalampenyediaanruang bermainminimal per RWRT 3 RW 9berupa lapanganbulu tangkisyang dipagarsehingggaberkesaneksklusif bukaninklusif.Perlu kemudahanakses denganmembuka pintudan pagarlapanganbulutangkisuntuk semuawargaRT 4 RW 9Berupa lapanganbulu tangkis.Perlu ditambahfasilitas-fasilitas untukruang bermainanak sehinggaanak tidak maindi jalanan.

RT 08 RW 08Berupa lapanganbulu tangkis.Perluditambahkanfasilitas ruangbermain anakagar dekat danmudah di aksesanak baikdengan jalankaki ataubersepedaRW 7 berupalapangan bolavolley. Kondisilapangan kurangterawat, belumada fasilitaspenunjang baiksebagai saranaolahraga maupuntempat bermainanak.PerluPeningkatansarana danprasaranabermain anaksebagaipendorong dalamproses tumbuhkembang anak.

Sumber : Hasil Analisis

Dari hasil pengamatanternyata kebanyakan anak diperkampungan Kelurahan TaposDepok banyak yang melakukanaktivitasmya di jalan atau dihalaman milik warga. Hal initerjadi karena tidak adanyafasilitas ruang atau tempatbermain anak yang mudah

12

dijangkau dan diakses anak-anak.Dari hasil pengamatan inidirekomendasikan kepadaPemerintah Kota Depok agarmemfasilitasi pembangunan tamanbermain anak minimal per RWdengan luas total minimal 1000m2 dan masing-masing minimal500m2.

Tabel 10. Analisis AktivitasBermain Anak

Aktivitas Bermain Anak di RW 8 dan

9Bersepeda dijalanperkampungan, danmereka seringkaliharus minggirketika berpapasandengan kendaraanbermotor. Bermaindi Jalan darisisi keamanan,keselamatan dankesehatan tidakterpenuhi karenaseringkaliterjadipersilangandengan kendaraansehingga rawanterhadapkecelakaan.Disisi lain asapkendaraanbermotor bisamenyebabkan

polusi udarasehinggamengganggu anak2yang sedangbermain.Melakukanaktivitas bermaindi jalan, seakan-akan anak-anaktak perduli atausudah terbiasadengan aktivitasini bahkanseringkali tidakmemperhatikankeselamatandirinya, yangpenting bisabermain.

Melakukanaktivitas bermaindi halaman rumahmilik warga. Iniseringkaliterjadi karenakebanyakkan rumahyang ada kurangmemiliki halamanyang luas danbelum adanyafasilitas tamanbermain bagianak. Hal interjadi sebagaiupaya dari anakuntuk menghindaribermain di jalanyang seringberbenturandengan kendaraanbermotor.

13

Melakukanaktivitas bermainseperti kejar-kejaran dijalanan. Hal initerpaksadilakukan karenabelum adafasilitas tamanbermain anak.Perlu perhatianpemerintah,stakeholder danmasyarakat dalampenyediaanfasilitas tamabermain anak yanginklusif.Main layang-layang di jalananyang sering jugatersangkut dikabel listrikyang bisamenyebabkankerusakanjaringan listrik.Hal ini jikadibiarkan akanmerusakinfrastrukturyang ada.Perlu faslitasruang terbukayang bisadigunakan untukbermain layang-layang.

Sumber : Hasil Analisis

Penilaian Anak Terhadap TamanBermain Anak yang Ada diLingkungannya

Bermain adalah aktivitasyang sangat penting dalam duniaanak. Aktivitas bermain akanberpengaruh besar dalam prosestumbuh kembang anak sehinggaketika dewasa akan menjadimanusia yang kreatif dan perduliterhadap lingkungan. Pembangunansarana fisik yang semakin marakmenyebabkan semakin berkurangnyabahkan hilangnya lahan/areaterbuka yang bisa dimanfaatkanoleh anak-anak dalam bermain.Dalam memenuhi target Kota LayakAnak baik pemerintah,stakeholder dan masyarakat wajibbekerjasama dalam menyediakantaman bermain bagi anak-anak ditiap lingkungan RW. Tamanbermain dalam desain padadasarnya tidak hanya harus indahtetapi yang lebih utama adalahdapat memenuhi kebutuhan anak-anak berdasarkan usia sehinggaproses tumbuh kembang anak akanberjalan secara baik. Untuk ituperlu penilaian anak terhadapruang bermain mereka berdasarkankelompok umur. Dari hasilwawancara terhadap 25 orangresponden berdasarkan kelompokumur 0-3, umur 3-6, umur6-8, dan8 tahun keatas ditarikkesimpulan tentang penilaian dankeinginan anak terhadap ruangbermain.

Dari penilaian dankeinginan anak diatas terdapatpersamaan dan perbedaankebutuhan tempat bermain bagianak-anak berdasarkan usia.

14

1. Usia 0-3 tahun membutuhkantempat bermain sendiri yangaman bagi aktivitas bermain,merangkak, belajar jalan, ataubersepeda. Perlu pengawasanorang tua secara intensifkarena secara psikologis masihbereksplorasi dengan setiapbenda yang mereka temui, belumpaham terhadap bahayadisekitarnya, pergerakannyajuga masih terbatas.

2. Usia 3-6 tahun membutuhkantempat bermain sendiri danbersama teman-temannya untukbersosialisasi. Membutuhkantempat bermain yang dekat(mudah diakses dengan berjalankaki atau bersepeda), aman,banyak fasilitas bermain(perosotan, jungkat-jungkit,panjatan, ayunan), menarikdan indah, ada fasilitas untukpengawasan orang tua, dangratis.

3. Usia 6-8 tahun membutuhkantempat bermain sendiri danbersama untuk bersosialisasibersama teman yang lebihbanyak. Membutuhkan tempatbermain yang dekat (mudahdiakses dengan berjalan kakiatau bersepeda), aman, banyakfasilitas bermain (perosotan,jungkat-jungkit, panjatan,ayunan, gelantungan, papankeseimbangan, jogging,lapangan bulutangkis),menarik dan indah, adafasilitas untuk pengawasanorang tua, dan ada fasilitas

parkir untuk sepeda, adatempat sampah, ada toilet, adawastafel dan yang terpentinggratis.

4. Usia 8 tahun keatasmembutuhkan tempat bermainyang bersifat olahraga fisikdan sosialisasi. Membutuhkantempat bermain yang dekat(mudah diakses dengan berjalankaki atau bersepeda), aman,banyak fasilitas bermain(perosotan, jungkat-jungkit,panjatan, ayunan, gelantungan,papan keseimbangan, jogging,lapangan bulutangkis, ringbola basket, lapangan terbukauntuk multifungsi kegiatan),menarik dan indah, adafasilitas parkir untuk sepeda,ada tempat sampah, ada toilet,ada wastafel dan yangterpenting gratis.

Model Desain Ruang Bermain AnakAnalisis data dari desain

taman kota layak anak, denganmeninjau unsur dan prinsipdesain terhadap aplikasi desaintaman kota layak anak terhadappengguna.1.  Sirkulasi dan Perhentian

a. Sirkulasi Kendaraan diKeliling Taman

1). KendaraanBermotor

a) Kendaraan umum dapatmengelilingi tamankota, sehingga mudahpencapaiannya.

15

b) Disediakan parkir,bisa menggunakanparkir yangdisediakan gedungsekitar taman kota.Pada hari Sabtu danlibur, kendaraanbermotor dapat parkirpersis disampingtaman kota layakanak.

c) Disediakan parkirkhusus bagipenyandang cacat.

      2). Kendaraan UmumKemudahan bagipengunjung yangmenggunakan kendaraanumum. Disediakan haltepemberhentian bagipengguna taman kota ini.

a) SepedaTaman ini dapatmemiliki jalur sepedayang berada padasekeliling taman kotalayak anak. Parkirsepeda berada padatempat yang tepat dantidak jauh darientrance tamantersebut. 

b. Akses Masuk Taman1) Taman kota layak anak

terbuka di keempatsisinya, setiap sisimemiliki 3 pintu masukkecil. Masuk ke dalamtaman kota layak anakcukup mudah dan gratis.

2) Disediakan ramp bagipenyandang cacat padapintu masuk utama.

3) Ketinggian lantai tidakterlalu tinggi (antarajalan sirkulasi tamandengan permukaan jalan)juga pada pintu masukdimiringkan, sehinggamudah dilewati olehsegala usia dan kondisi.

c. Sirkulasi di Dalam Taman1) Sirkulasi di dalam taman

kota layak anak, memilikipola keliling, yang dapatdigunakan mulai darianak-anak, dewasa, sampaimanula.

2) Beberapa segmen terdapatramp landai, tetapi adajuga ramp cukup terjal 10derajat sampai 15derajat. Hal ini melebihistandar kemiringan jalanuntuk penyandang cacatkhususnya pengguna kursiroda, yaitu sekitar 5derajat.

3) Disediakan pegangankhusus bagi anak-anak danpenyandang cacat padaspot perbedaan ketinggianlantai.

4) Permukaan jalan setapakcukup baik, tidak terbuatdari batu lepas, cukuprata, meskipunmenggunakan paving block.

16

2.  Panas Matahari dan CurahHujan

a. Beberapa pohon besar yangberada di dalam taman kotalayak anak ini menaungisebagian permukaan ruangaktivitas pengguna. Polawaktu kegiatan pengguna,pada pagi dan sore haridapat dibuffer oleh pohon-pohon yang berada di tamankota layak anak.

b. Disediakan gazebo berukuran3 meter x 3 meter sebanyak2 buah dan peneduhkantilever dengan ataptanaman rambat berukuran 2meter x 9 meter sebanyak 2buah  untuk pengguna bilamatahari terik dan hujanturun.

3. Kebisingana. Kebisingan berasal dari

kendaraan bermotor yangberlalu lalang di kelilingtaman kota layak anak.

b. Disediakan buffer untukmengurangi kebisingan.

4.   Bentuk Perabot Tamana. Tempat Sampah

1) Tempat sampah disediakansetiap 10 meter sampai15 meter. Diletakkandekat bangku-bangkutaman, gazebo,kantilever peneduh, dansepanjang jalan setapakyang panjang lebih dari20 meter.

2) Ketinggian tempat sampahjuga disesuaikan dengan

ketinggian usia anakanak.

3) Setiap set tempatsampah terdiri dari 2unit yaitu sampahorganik dan sampahanorganik, dengan bentukyang menarik.

b. Lampu Taman.1) Terdapat 2 jenis lampu

taman yang digunakan,yaitu lampu yangmenyinari ke bawah,lampu sorot (terletak diatas atap gazebo), danlampu yang memancar keatas.

2) Kondisi lampu yangmemancar ke atas,sebagian besar telahrusak.

c. Gazebo1) Gazebo berukuran 3mx3m,

berlantai keramik dengan2 buah bangku besi.

2) Bangku besi kurangergonomis, karenapermukaan temapat dudukterbuat dari kayu yangdipasang memanjang.

d. Signage1) Signage cukup informatif

bagi anak-anak, denganukuran yang sesuai untukanak-anak.

2) Diletakkan dipojoktaman, dengan harapandapat dibaca olehpengguna taman.

3) Signage perlu disediakandengan desain yang

17

menarik bagi anak-anakdan diletakkan didelapan penjuru tamankota layak anak.

4) Bentuk signage bisa lebihmengandung nilaiestetika tanpamengurangi maksud dantujuan pemasangannya.

5.  Pencahayaana. Pencahayaan Siang

Bayangan pohon dari sinarmatahari memberikan efekyang dramatis, tetapimemberi kekuatan cahayayang cukup bagi penggunataman kota layak anak..

b. Pencahayaan MalamBeberapa titik di tamankota layak anak, diberikanpencahayaan yang cukup baikpada malam hari.

6.  KeamananKeamanan taman selalu beradadi sekitar taman kota layakanak, pengguna merasa aman.

7.  Kebersihana. Toilet

1) Cukup disediakantoilet, untuk laki-lakidan perempuan.

2) Kondisi toilet haruscukup bersih dan tidakbau, untuk itu tidaklembab dan gelap

Problem solving  lansekaptaman kota layak anak sama

seperti taman kota pada umumnya.Kebutuhan pengguna menjadilandasan pemikiran atau konseptaman kota layak anak ini.Seperti menggunakan konsepsirkulasi, perkerasan, jenistanaman yang digunakan, tatacahaya, peneduh, fasilitaspendukung, dan konstruksihardscape.

Taman kota layak anakmenggunakan konsep menumbuhkanpribadi yang unggul dalam iptekdan imtak. Untuk itu, taman kotalayak anak direncanakan agarkonsep tersebut dapat diakomodirdengan baik. Beberapa fasilitasyang memiliki dimensi, keamananmateri yang digunakan, sertajumlah fasilitas yang cukupsehingga membuat anak-anakpengguna taman kota ini merasaaman dan nyaman.Konsep taman kota layak anakadalah bentuk sirkulasi radial,pola sirkulasi radial pada tamankota layak anak adalahmenggunakan pola ini karenamemungkinkan taman kota inidapat diakses dari segala arah.Terdapat 4 akses menuju pusattaman kota.Pola bentuk fasilitas tamanmenggunakan konsep clusterdisetiap zona, dimana terdapat 4zona fasilitas permainan. Zonapertama merupakan zonagymanastik gerak anak-anak ygdemikian dinamis, melompat,merayap, memanjat, berlari bisadilakukan di zona ini. fasilitas

18

permainan menggunakan dimensiyang sesuai untuk anak-anakbegitu pula unt materialmengggunakan material yang amanuntuk anak-anak. Zona keduaadalah zona mandiri dimana anak-anak bisa mengadakan acara makandiluar yang di kerjakan sendiritanpa bantuan orang tua, disanadisediakan meja dan kursi piknikdengan ukuran sesuai ukurananak-anak. Zona ketiga adalahzona bebas, dimana hanyahamparan rumput agar anak-anakbisa berlarian bebas.Diperbolehkan anak-anak berlaritanpa alas kaki, karenapenggunaan jenis rumput yangtepat dan perawatan yang baikmaka dapat menjadi terapi bagipenggunanya. zona ketiga jugazona imajinasi, dimana terdapatrumah pohon. Anak-anak dapatnaik menggunakan tangga tali 90derajat. Rumah pohon memberikanimajinasi bagi anak anak, selainitu juga rumah pohon dpatmemberikan pengetahuan terhadapilmu konstruksi, gravitasi, danmekanika. Zona empat atau zonaeco, dimana para penunjung dapatmenabungkan energi dari kayuhansepeda statis yg disediakanpengelola. Energi yg ditangkaptersebut dikumpulkan untukenergi pencahayaan malam hari.Pusat taman terdapat artwork,untuk mengasah jiwa seni bagianak-anak pengguna taman kotalayak anak.

Sumber : Hasil Desain

Gambar 7. Desain Ruang Bermain

AnakPENUTUP

Kesimpulannya Keberadaantaman bermain di Kecamatan TaposKota Depok belum terfasilitasisesuai standar Kota Layak Anakyaitu per RW harus ada tamanbermain. Perlu kerjasama antarapemerintah, staholder danmasyarakat dalam pemenuhanfasilitas taman bermain agartercapai Depok Kota Layak Anak.

DAFTAR PUSTAKAHamid Patilima. 2004. Persepsi

Anak Mengenai LingkunganKota.http://journal.ui.ac.id/index.php/jki/article/view/1250/1155 . 24 Mei 2014

19

Hamid Patilima. 2009. KotaLayak Anak.http://www.ykai.net /index.p hp ?view=article&id=97%3Akota-layak-anak&option=com_content&Itemid=121. 1 Maret 2014

Medha Bhaskara.2011. PrinsipPengendalian PerancanganTaman Bermain Anak di RuangPublik.http://medha.lecture.ub.ac.id/files/2009/09/Jurnal-Lanskap-Indonesia-Vol-3-no-1-2011-hal-27-34.pdf . 1Maret 2014

Nofirza & Zul Infi. PerancanganAlat Belajar Dan BermainYang Ergonomis Di TamanKanak-Kanak Islam PermataSelat Panjanghttp://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/123456789/2802/JITI-10-08-Nofirza.pdf?sequence=1. 12Juli 2014

----------. 2013. PeraturanDaerah Kota Depok Nomor 15Tahun 2013 TentangPenyelenggaraan Kota LayakAnak.http://www.depok.go.id/perda/2013/PERDA%20KOTA%20DEPOK%20THN%202013%20NO%2015%20TTG%20KOTA%20LAYAK%20ANAK.pdf. 1 Maret 2014

----------. 2014. SosialisasiSNI Mainan Anak:Persyaratandan Penerapan.http://bsn.go.id/uploads/download/Sosialisasi_SNI_Main

an_dan_penerapanya_Pusdikmas_BSN_21_Mei_20141.pdf. 24Mei 2014

20