penguatan relawan kelas literasi baca tulis melalui asistensi ...

12
10 Jurnal AKRAB! Volume XIII Edisi 1/Mei/2022 PENGUATAN RELAWAN KELAS LITERASI BACA TULIS MELALUI ASISTENSI METODE MONTESSORI DI RUMAH BACA SAHABATKU Oleh : Kurnia Khoirun Nisa ARTIKEL TBM Rumah Baca Sahabatku Gang Sidodadi RT 02 RW X Desa Catakgayam Dusun Catakgayam Selatan Kecamatan Mojowarno Kabupaten Jombang Provinsi Jawa Timur 61475 email: [email protected] Abstrak: Dampak pandemi Covid-19 menyebabkan para relawan Rumah Baca Sahabatku (RBS) kewalahan menangani anak-anak Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) tingkat awal yang tergabung dalam kelas literasi baca tulis. Sebagian besar anak tersebut mengalami kesulitan belajar membaca dan menulis. Metode konvensional dan monoton yang relawan terapkan tidak mampu mengatasi masalah yang mereka hadapi di kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses penguatan relawan melalui asistensi metode Montessori yang dianggap lebih relevan daripada metode sebelumnya. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik analisis data secara naratif. Metode purposive sampling digunakan untuk pengambilan sampel. Teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasilnya, proses penguatan relawan di RBS menambah pengetahuan dan meningkatkan keterampilan relawan dalam mengajar. Relawan mendapat asistensi secara bertahap dan konsisten dengan mengikuti kegiatan menyusun modul dan membuat media pembelajaran Montessori, pelatihan mengajar metode Montessori, dan kegiatan evaluasi secara rutin. Dampak asistensi tersebut dirasakan oleh relawan RBS, yaitu mereka mampu mempraktikkan metode Montessori di kelas dengan baik dan mengatasi masalah yang dihadapi saat mengajar. Hal ini dibuktikan dengan berkurangnya keluhan relawan saat mengajar, kepercayaan diri relawan sebagai tutor meningkat, dan adanya perkembangan kemampuan baca tulis anak yang memuaskan. Kondisi tersebut mendorong RBS untuk melakukan kajian lebih mendalam terkait keberlanjutan program penguatan relawan, sehingga kelas literasi baca tulis dengan tingkat yang lebih kompleks bisa dilanjutkan di masa yang akan datang. Kata kunci: relawan, kelas literasi baca tulis, metode Montessori STRENGTHENING LITERACY CLASS VOLUNTEERS BY RUMAH BACA SAHABATKU THROUGH THE MONTESSORI METHOD ASSISTANCE Abstract: The impact of Covid-19 posed a real challenge for the volunteers of Rumah Baca Sahabatku (RBS). They could not handle the reading and writing (literacy) class because most of the children who were lower elementary students had difficulties in learning reading and writing. The conventional and monotonous method had been applied but it could not help to overcome the problems faced by the volunteers in the class. This study aims to know the process of strengthening literacy class volunteers in RBS through the assistance of the Montessori method which was considered more relevant than the previous method. This research is qualitative research using Diterima tanggal 22 Maret 2022 Direvisi tanggal 30 Mei 2022 Disetujui dan diterbitkan tanggal 27 Juni 2022

Transcript of penguatan relawan kelas literasi baca tulis melalui asistensi ...

10 Jurnal AKRAB! Volume XIII Edisi 1/Mei/2022

PENGUATAN RELAWAN KELAS LITERASI BACA TULIS

MELALUI ASISTENSI METODE MONTESSORI DI

RUMAH BACA SAHABATKUOleh : Kurnia Khoirun Nisa

ARTIKEL

TBM Rumah Baca SahabatkuGang Sidodadi RT 02 RW X Desa Catakgayam Dusun Catakgayam Selatan Kecamatan Mojowarno

Kabupaten Jombang Provinsi Jawa Timur 61475email: [email protected]

Abstrak: Dampak pandemi Covid-19 menyebabkan para relawan Rumah Baca Sahabatku (RBS) kewalahan menangani anak-anak Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) tingkat awal yang tergabung dalam kelas literasi baca tulis. Sebagian besar anak tersebut mengalami kesulitan belajar membaca dan menulis. Metode konvensional dan monoton yang relawan terapkan tidak mampu mengatasi masalah yang mereka hadapi di kelas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses penguatan relawan melalui asistensi metode Montessori yang dianggap lebih relevan daripada metode sebelumnya. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif dengan menggunakan teknik analisis data secara naratif. Metode purposive sampling digunakan untuk pengambilan sampel. Teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi, yaitu observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasilnya, proses penguatan relawan di RBS menambah pengetahuan dan meningkatkan keterampilan relawan dalam mengajar. Relawan mendapat asistensi secara bertahap dan konsisten dengan mengikuti kegiatan menyusun modul dan membuat media pembelajaran Montessori, pelatihan mengajar metode Montessori, dan kegiatan evaluasi secara rutin. Dampak asistensi tersebut dirasakan oleh relawan RBS, yaitu mereka mampu mempraktikkan metode Montessori di kelas dengan baik dan mengatasi masalah yang dihadapi saat mengajar. Hal ini dibuktikan dengan berkurangnya keluhan relawan saat mengajar, kepercayaan diri relawan sebagai tutor meningkat, dan adanya perkembangan kemampuan baca tulis anak yang memuaskan. Kondisi tersebut mendorong RBS untuk melakukan kajian lebih mendalam terkait keberlanjutan program penguatan relawan, sehingga kelas literasi baca tulis dengan tingkat yang lebih kompleks bisa dilanjutkan di masa yang akan datang.

Kata kunci: relawan, kelas literasi baca tulis, metode Montessori

STRENGTHENING LITERACY CLASS VOLUNTEERS BY RUMAH BACA SAHABATKU THROUGH THE MONTESSORI METHOD ASSISTANCE

Abstract: The impact of Covid-19 posed a real challenge for the volunteers of Rumah Baca Sahabatku (RBS). They could not handle the reading and writing (literacy) class because most of the children who were lower elementary students had diffi culties in learning reading and writing. The conventional and monotonous method had been applied but it could not help to overcome the problems faced by the volunteers in the class. This study aims to know the process of strengthening literacy class volunteers in RBS through the assistance of the Montessori method which was considered more relevant than the previous method. This research is qualitative research using

Diterima tanggal 22 Maret 2022 Direvisi tanggal 30 Mei 2022 Disetujui dan diterbitkan tanggal 27 Juni 2022

11Penguatan Relawan Kelas Literasi Baca Tulis melalui Asistensi Metode Montessori di Rumah Baca SahabatkuKurnia Khoirun Nisa

PENDAHULUANSebagai dampak pandemi Covid-19,

pembelajaran jarak jauh atau belajar dari rumah mutlak dilakukan. Namun, setelah satu tahun berjalan, pembelajaran jarak jauh telah mengakibatkan mayoritas peserta didik tidak mampu belajar dengan baik (Kemdikbud, 2021). Hendriyanto (2022) juga menyatakan bahwa pembelajaran jarak jauh menimbulkan masalah, yaitu penurunan capaian belajar (learning loss) dan kehilangan minat serta kemampuan literasi (literacy loss) pada peserta didik kelas awal maupun tinggi di sekolah dasar. Berdasarkan penelitian Widodo & Umar (2021), selama pembelajaran jarak jauh banyak ditemukan siswa sekolah dasar yang belum lancar membaca. Tidak hanya itu, dikarenakan lama tidak melakukan tatap muka, banyak siswa kelas satu kesulitan belajar membaca dan menulis (Mifta, 2021).

Di lain pihak, orang tua merasa terbebani dengan adanya kebijakan pembelajaran jarak jauh. Menurut Lutfi ah (2020), orang tua mempunyai persepsi negatif terhadap pembelajaran jarak jauh selama pandemi. Salah satunya ialah orang tua harus mendampingi anak selama belajar dari rumah, sedangkan mereka mengaku tidak

mempunyai waktu yang cukup untuk anak dan tidak bisa sepenuhnya mengajar anak di rumah, dikarenakan memiliki kesibukan lainnya, seperti bekerja dan mengurus rumah (Ariska, 2021). Orang tua menganggap anak yang duduk di kelas awal mengalami keterlambatan dalam kemampuan baca tulis, dikarenakan mereka menganggap anak pada usia tersebut cenderung lebih mendengar penjelasan guru daripada orang tua (Murodah, 2021). Hal yang sama diungkapkan oleh Mulyana (2021), yaitu orang tua sadar bahwa anak merasa penjelasan guru dan orang tua berbeda. Fakta tersebut tentunya menjadi pemicu ketidakpuasan anak selama belajar dari rumah dan berpengaruh pada pencapaian belajar yang rendah.

Dampak pembelajaran jarak jauh tersebut juga dialami oleh komunitas Rumah Baca Sahabatku (RBS) di Desa Catakgayam, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Pada bulan Agustus 2020, banyak orang tua dengan permasalahan yang sama datang ke RBS meminta bantuan. Relawan RBS membuka kelas darurat selama pandemi agar bisa membantu orang tua dan anak-anak. Mayoritas relawan tersebut adalah mahasiswa dan mereka menjadi tutor kelas literasi baca tulis tingkat awal.

narrative analysis. The purposive sampling was the method used in the study to take the representative sample. The researcher used triangulation to collect the data, namely observations, interviews, and documentation. As a result, the process of strengthening volunteers in RBS increased the volunteers’ knowledge and improved their skills in teaching. The volunteers gradually and consistently received the assistance by doing the activity of creating module and making Montesssori learning media, attending the teaching training using Montessori method, and conducting the regular self-evaluation. The impact of the assistance was felt by the volunteers, namely they could practice the Montessori method in classes well and overcome their problems while teaching. This was evidenced by less volunteer complaints, the improvement of the tutors’ confi dence, and the satisfactory development of the children’s reading and writing skills. This condition prompts RBS to conduct a more in-dept study of sustainability of the volunteer strengthening program. Thus, the volunteers will be ready to handle higher-level literacy class in the future.

Key words: volunteers, reading and writing (literacy) class, Montessori method

12 Jurnal AKRAB! Volume XIII Edisi 1/Mei/2022

Akan tetapi, selama hampir setahun berjalan, kemampuan baca tulis mayoritas anak yang menjadi anggota RBS tidak mengalami perkembangan signifi kan. Anak-anak masih belum bisa membaca dengan lancar. Relawan berusaha mengenalkan nama dan mengeja huruf secara konvensional. Cara tersebut dilakukan setiap pertemuan dan diulang-ulang. Tidak ada metode lain yang dipergunakan, karena relawan tidak memiliki cukup pengalaman dalam melakukan variasi dan inovasi. Penerapan metode konvensional dan monoton tersebut menyebabkan peserta didik bosan dan mengakibatkan penurunan prestasi belajar anak (Aay, 2016; Rahman, 2011). Seperti halnya orang tua, relawan merasa kelelahan mengatasi kesulitan belajar membaca dan menulis anak.

Tantangan yang dihadapi oleh relawan selama bimbingan belajar baca tulis, yaitu kebiasaan lupa yang dialami anak, contohnya, sesuatu yang diajarkan kemarin dilupakan hari ini dan yang diajarkan hari ini akan dilupakan besok. Kejadian tersebut terjadi berulang kali. (Aphroditta, 2015) menjelaskan bahwa rendahnya kemampuan mengingat merupakan salah satu ciri kesulitan belajar anak usia sekolah. Jadi, kasus yang dikeluhkan oleh relawan tersebut tergolong wajar. Sebaliknya, menurut Allen & Marotz (2019), perkembangan perseptual-kognitif anak usia tujuh tahun (usia anak kelas SD dan MI tingkat awal) seharusnya mulai menunjukkan kemampuan membaca tanpa kesulitan.

Tidak bisa dipungkiri bahwa bimbingan belajar oleh pegiat literasi atau relawan ternyata memberikan dampak positif terhadap peningkatan kemampuan literasi anak selama pandemi (Tafonao dkk., 2021). Oleh karena itu, kelas literasi baca tulis RBS harus tetap berjalan meski menghadapi kendala dalam prosesnya. Lalu apa yang harus dilakukan oleh RBS untuk mengatasi kendala tersebut? Untuk memudahkan relawan mengajar sekaligus mengatasi kesulitan belajar baca tulis anak, diperlukan asistensi bagi relawan terkait metode pengajaran yang baru dan lebih

relevan. Relawan membutuhkan pengetahuan dan pelatihan metode pengajaran yang berbeda serta sesuai dengan mereka dan juga anak-anak.

Paramita (2020) menegaskan bahwa pembelajaran baca tulis membutuhkan rentang konsentrasi yang cukup. Menurutnya, metode Montessori yang mencakup kegiatan observasi dan eksplorasi mendorong rentang konsentrasi yang dibutuhkan anak untuk siap membaca dan menulis. Savitri (2019) juga meyakinkan bahwa proses pembelajaran baca tulis dalam metode Montessori akan menghasilkan pembelajar (anak) dengan pemahaman utuh terhadap segala sesuatu sehingga bisa menerapkannya dalam kehidupan nyata.

Menurut Mallett & Schroeder (2015), anak yang belajar dengan menggunakan metode Montessori menunjukkan prestasi belajar yang signifi kan. Prestasi tersebut dapat dilihat dari kemampuan anak dalam hal membaca (Brown, 2016). Di Indonesia, metode Montessori terbukti mampu meningkatkan kemampuan membaca siswa SD dan MI kelas awal (Aay, 2016; Azkia & Rohman, 2020; Pancaningrum, 2015). Hal ini dikarenakan penerapan metode Montessori sesuai dengan tahap perkembangan usia siswa kelas awal. Anak SD dan MI masih tergolong kelompok usia yang masih suka bermain sehingga kegiatan belajar seharusnya menyenangkan. Dalam metode Montessori, relawan akan memberikan pengalaman belajar yang menarik seperti sedang bermain.

Dengan demikian, pengajaran baca tulis dengan menggunakan metode Montessori akan memudahkan relawan saat mengajar anak selama mengikuti kelas literasi baca tulis. Harapan agar keluhan dan kesulitan saat mengajar anak berkurang dapat terealisasikan. Oleh karena itu, asistensi metode Montessori untuk penguatan relawan bisa menjadi solusi.

Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian menitikberatkan pada bagaimana upaya penguatan relawan di RBS dilakukan melalui asistensi metode Montessori, sehingga relawan bisa mengajar lebih

13Penguatan Relawan Kelas Literasi Baca Tulis melalui Asistensi Metode Montessori di Rumah Baca SahabatkuKurnia Khoirun Nisa

baik dan mampu mengatasi permasalahan di kelas. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi para pegiat literasi dan relawan Taman Bacaan Masyarakat (TBM) atau komunitas literasi lainnnya yang melakukan bimbingan terhadap anak-anak yang menghadapi kesulitan baca tulis.

METODE PENELITIANPenelitian ini merupakan penelitian studi

kasus, yaitu penelitian kualitatif yang berupaya menemukan makna, menyelidiki proses, dan mendapatkan pemahaman yang utuh dari kelompok atau situasi (Emzir, 2014). Penelitian tersebut dilakukan di Rumah Baca Sahabatku (RBS) Gang Sidodadi, Desa Catakgayam, Kecamatan Mojowarno, Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Peneliti mulai melakukan penelitian pada bulan Juni 2021 sampai Januari 2022.

Sebelum melakukan penelitian, peneliti meng-identifi kasi permasalahan melalui pengalaman, observasi, dan tinjauan pustaka, serta penelitian sebelumnya yang relevan. Pada saat awal observasi, peneliti melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran kelas literasi baca tulis tanpa melakukan kontrol ilmiah. Peneliti dalam hal ini bertindak sebagai salah satu anggota relawan pengurus RBS, yaitu pengelola RBS. Kelebihan jenis observasi ini adalah data yang diperoleh lebih lengkap, tajam, dan mendalam (Ghony & Almanshur, 2012).

Sumber data yang digunakan adalah sumber data utama, kedua, dan tambahan (Moleong, 2010). Ketiga sumber data tersebut dikumpulkan melalui teknik triangulasi, yaitu dengan menggabungkan teknik pengumpulan data (observasi, wawancara, dan dokumentasi) dan sumber data yang sudah ada. Menurut Sugiyono (2015), teknik triangulasi ini memungkinkan data lebih konsisten, tuntas, dan pasti. Jenis data yang didapatkan berupa catatan lapangan, transkrip wawancara yang direkam, dokumen (materi pengajaran, modul, dan buku catatan), serta foto kegiatan.

Peneliti menentukan informan penelitian dengan menggunakan prosedur purposif, yaitu

peneliti menentukan kelompok peserta sebagai informan yang menguasai informasi di lapangan (Bungin, 2011). Fokus penelitian ini adalah melakukan analisis data dari kegiatan penguatan relawan kelas literasi baca tulis di RBS melalui asistensi metode Montessori. Adapun hal yang dikaji, yaitu proses asistensi yang diberikan dan dampaknya bagi penguatan relawan. Informan yang dijadikan sebagai sumber data berjumlah sepuluh orang, terdiri dari 7 (tujuh) relawan RBS dan 3 (tiga) orang tua (ibu) dari anak yang mengikuti program kelas literasi baca tulis.

Proses analisis data dilakukan sebelum dan selama peneliti berada di lokasi penelitian. Analisis data pada penelitian ini menggunakan model Miles dan Huberman yang terdiri dari reduksi data, model data, dan penarikan atau verifi kasi kesimpulan. Pada langkah reduksi data, peneliti berfokus pada sumber daya RBS untuk melakukan asistensi metode Montessori. Data yang diperoleh beragam dan banyak serta ditulis dalam bentuk laporan atau data terperinci. Peneliti kemudian melakukan reduksi data untuk mendapatkan data yang penting atau pokok. Selanjutnya, pada langkah penyajian data, peneliti menggunakan teks naratif untuk menjelaskan bagaimana penguatan relawan kelas literasi baca tulis melalui asistensi metode Montessori dilakukan. Terakhir, yaitu tahap penarikan kesimpulan atau verifi kasi. Dari data penelitian yang telah dikumpulkan dan dianalisis, peneliti mengambil kesimpulan dengan didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten.

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL

Kelas Literasi Baca Tulis RBS (Sebelum dan Selama Pandemi Covid-19)

RBS berdiri pada 7 Mei 2017 dan mempunyai legalitas hukum atas nama Yayasan Belajar dan Bermain Anak Nomor AHU-0003304.AH.01.04 yang disahkan pada tahun 10 Maret 2018. Sejak awal berdiri, RBS telah membuka kelas literasi baca tulis untuk anak-

14 Jurnal AKRAB! Volume XIII Edisi 1/Mei/2022

anak SD dan MI. Namun, pada saat itu semua peserta kelas literasi baca tulis sudah lancar membaca dan menulis, serta hanya dibimbing oleh satu relawan.

Pandemi Covid-19 memberi dampak dan tantangan baru bagi RBS, khususnya pada program kelas literasi baca tulis. Sebelum pandemi, kelas literasi baca tulis diperuntukkan bagi anak-anak kelas SD dan MI untuk diskusi buku cerita anak dan menulis ulasan buku. Setelah lebih dari satu tahun pandemi, kelas literasi baca tulis berubah menjadi kelas untuk anak-anak yang mengalami kesulitan belajar membaca dan menulis. Hal ini dikarenakan sebagian besar anak-anak SD dan MI di RBS belum mampu membaca dan menulis dengan lancar, bahkan ada yang belum mengenal huruf dan cara menulisnya.

Bimbingan belajar bagi anak-anak tersebut menuntut relawan untuk belajar metode pengajaran baca tulis anak. Awalnya, para relawan yang berjumlah sepuluh orang menggunakan metode konvensional, yaitu mengajar anak mengenal huruf dan mengejanya saat membaca. Akan tetapi, metode tersebut tidak berhasil membantu anak bisa cepat membaca dan menulis. Tidak hanya itu, relawan juga merasa lelah dan bingung menghadapi kesulitan mengingat yang dialami anak-anak (kebiasaan lupa). Anak-anak juga cenderung bosan dan tidak betah berlama-lama belajar di kelas.

Setelah melalui serangkaian diskusi dan evaluasi bersama pengurus RBS, tim relawan tutor yang mayoritas adalah mahasiswa non-pendidikan memutuskan mengubah cara pengajaran dan menerapkan metode baru yang lebih menarik dan sesuai dengan tahapan perkembangan anak, yaitu metode Montessori. Metode tersebut diusulkan oleh salah satu pengurus, yakni pengelola RBS. Relawan tutor mendapat penguatan melalui asistensi metode Montessori dari pengelola

RBS yang pernah berpengalaman menjadi guru Montessori di sekolah.

Asistensi Metode Montessori Tahap IPada tahap permulaan ini, relawan dilatih

untuk bergotong royong menyusun modul pembelajaran Montessori, yang dinamakan Modul Kelas Literasi Baca Tulis 1 (Modul KLBC 1). Penyusunan modul dilakukan selama bulan Juli 2021. Adapun isi modul tersebut terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu:

1. Mengenal bentuk dan bunyi huruf vokal;2. Mengenal bentuk dan bunyi suku kata

terbuka;3. Membaca kata sederhana dengan dua –

tiga suku kata terbuka;4. Menulis kata sederhana dengan dua – tiga

suku kata terbuka;5. Membaca frase dengan gabungan kata

sederhana;6. Menulis frase dengan gabungan kata

sederhana;7. Membaca kalimat sederhana; dan8. Menulis (melengkapi) kalimat sederhana.

Dalam kegiatan penyusunan modul tersebut, pengelola RBS menugaskan masing-masing relawan untuk menghimpun sebanyak 50—100 kata per suku kata terbuka. Relawan diharuskan menuliskan kata yang sederhana dan umum (dikenal/bahasa sehari-hari anak). Setiap kata dipasangkan dengan gambar hitam putih yang sesuai. Relawan mendapatkan gambar yang diinginkan dari internet. Tugas tersebut kemudian diperiksa oleh pengelola RBS. Jika masih ada kesalahan atau saran perbaikan, relawan diminta untuk merevisi kembali. Semua relawan selama proses ini melakukan revisi setidaknya satu kali. Untuk penataan letak modul secara keseluruhan dikerjakan oleh pengelola RBS dibantu oleh pengurus lainnya.

Selain menyusun modul, relawan juga dibimbing untuk membuat media pembelajaran Montessori sebagai pendamping modul. Media

15Penguatan Relawan Kelas Literasi Baca Tulis melalui Asistensi Metode Montessori di Rumah Baca SahabatkuKurnia Khoirun Nisa

tersebut dibuat sendiri oleh para relawan. Bahan-bahan yang dipakai mudah dan murah didapatkan. Media tersebut terdiri dari:

1. Kartu huruf raba yaitu kartu berbentuk persegi ini ditempeli huruf yang terbuat dari kertas amplas (bertekstur kasar). Terdapat 26 kartu yang terbagi menjadi dua, yaitu kartu huruf vokal berwarna biru dan kartu huruf konsonan berwarna merah. Kartu ini dibuat relawan sebagai media pendukung Materi 1 dan 2 Modul KLBC;

2. Kartu suku kata terbuka, kartu ini berisi dua huruf, yaitu huruf konsonan (pertama) dan huruf vokal (kedua). Terdapat 130 kartu suku kata terbuka yang dibuat oleh relawan sebagai pendamping Materi 2 dan 3 Modul KLBC;

3. Kartu gambar dan kartu kata, kartu ini berjumlah 386 kartu dan dibuat berpasangan untuk kegiatan mencocokkan gambar dengan kata. Gambar untuk kartu ini berwarna dan masing-masing relawan mengumpulkan dalam jumlah yang berbeda; dan

4. Huruf lepas, dibuat dari kain karpet yang tebal dan dipotong-potong sesuai bentuk huruf yang diinginkan. Tidak seperti kartu huruf raba, huruf lepas berarti huruf berdiri sendiri tanpa disertai alas. Huruf lepas ini dibuat relawan sebagai pendamping Materi 4, 6, dan 8 Modul KLBC.

Asistensi Metode Montessori Tahap IISetelah modul dan media pembelajaran

Montessori selesai dikerjakan, relawan masih belum sepenuhnya mengetahui cara menyampaikan materi modul dan media tersebut kepada anak-anak. Oleh karena itu, sebelum para relawan menerapkan metode Montessori dalam kelas, pada awal Agustus 2021 pengelola RBS memberikan pelatihan penggunaan modul dan media pembelajaran Montessori.

Tahap asistensi kedua ini dimaksudkan supaya setiap relawan memahami urutan dan cara penyampaian materi dan tujuan setiap materi pembelajaran. Adapun keterampilan mengajar yang didapatkan oleh relawan setelah mengikuti pelatihan, sebagai berikut:

1. Relawan tutor mampu memperkenalkan bunyi huruf a, i, u, e, dan o dengan jelas;

2. Relawan mampu memperkenalkan gabungan dua bunyi huruf yang berbeda, yaitu bunyi huruf konsonan (depan) dan bunyi huruf vokal (belakang);

3. Relawan mampu membimbing anak untuk membaca kata dengan dua hingga tiga suku kata terbuka;

4. Relawan mampu membimbing anak untuk menuliskan kata sederhana berdasarkan gambar yang disediakan;

5. Relawan mampu membimbing anak membaca frase dengan benar;

6. Relawan mampu membimbing anak menulis frase sesuai gambar yang diberikan;

7. Relawan mampu membimbing anak membaca kalimat sederhana; dan

8. Relawan mampu membimbing anak mema hami kalimat yang belum lengkap dan mengisinya dengan kata yang tepat (menulis). Pada akhir Agustus 2021, metode

Montessori mulai diterapkan dalam kelas literasi baca tulis di RBS. Mengingat kondisi kurang mendukung untuk membuka kelas dalam kelompok besar, RBS hanya membuka 2 (dua) pilihan kelas tatap muka, yaitu kelas privat (satu anak, satu relawan) dan kelas reguler (maksimal tiga sampai lima anak, satu relawan). Semuanya berjumlah sembilan kelas. Anak-anak bisa memilih kelas pagi, siang, sore, dan malam, pada jam-jam yang telah ditentukan oleh relawan.

Dalam penerapannya ditemukan bahwa selain menggunakan modul dan media pembelajaran Montessori, relawan juga diminta

16 Jurnal AKRAB! Volume XIII Edisi 1/Mei/2022

melakukan praktik membacakan nyaring (reading aloud). Kegiatan ini dilakukan supaya anak tidak bosan dan terbiasa mendengar bahasa teks dari buku yang nantinya diharapkan memperkaya kosa kata anak. Lebih dari itu, dengan praktik membacakan nyaring, relawan mengajak anak-anak untuk suka membaca buku.

Asistensi Metode Montessori Tahap IIISetiap akhir bulan (September 2021,

Oktober s.d. Januari 2022), relawan RBS melakukan rapat evaluasi terkait perkembangan penerapan metode Montessori dalam kelas masing-masing. Pengelola RBS hadir untuk memberikan tanggapan dan saran. Dengan adanya pertemuan rutin ini, relawan bisa merefl eksi diri dan melakukan perbaikan dalam metode pengajaran. Relawan juga saling memberikan tanggapan satu sama lain untuk membantu memecahkan masalah bersama.

Pada saat evaluasi, orang tua (ibu) juga dilibatkan. Percepatan kemampuan baca tulis anak bisa diwujudkan apabila orang tua juga mendukung waktu belajar anak di rumah. Oleh sebab itu, orang tua juga harus tahu metode Montessori yang diterapkan di RBS. Ada orang tua yang bisa langsung datang ke RBS untuk berkonsultasi. Jika tidak bisa, mereka memanfaatkan komunikasi melalui pesan whatsapp.

Selain itu, pengelola RBS juga melakukan pengawasan selama penerapan metode Montessori berlangsung. Setiap kali relawan menyelesaikan setiap materi modul dan tahapan metode Montessori, mereka diharapkan melakukan konsultasi pada pengelola RBS untuk mendapatkan tanggapan dan saran kegiatan pengajaran selanjutnya. Apabila relawan mampu memastikan bahwa anak telah melalui satu materi dan tahapan dengan baik, pengelola RBS meminta mereka melanjutkan materi dan tahapan berikutnya. Sebaliknya, jika

relawan masih belum yakin dengan penguasaan anak pada satu materi dan tahapan yang telah dilewati, pengelola RBS menganjurkan untuk mengulang kembali materi dan tahapan tersebut dengan beberapa modifi kasi metode pengajaran. Sesi konsultasi ini penting dan bermanfaat bagi relawan sehingga mereka memperoleh kepercayaan diri dalam mengajar metode Montessori serta kesuksesan sebagai relawan kelas literasi baca tulis.

Kesuksesan sebagai relawan dirasakan oleh Firda, salah satu relawan RBS. Dennis (delapan tahun kelas satu SD), anak yang ia ajar, mengeluh pusing dan kadang menangis saat berhadapan dengan huruf-huruf yang berbeda. Masalah ini membuat Firda ikut menjadi pusing juga dan hampir menyerah. Saat evaluasi bulanan bersama para relawan tutor lain, Firda selalu memunculkan topik tentang Dennis untuk dibahas. Pengurus RBS selalu memberikan saran-saran sebelum Firda mengajar di RBS.

Setelah Firda mulai mempraktikkan metode Montessori, keluhan Dennis berkurang. Firda menerapkan kegiatan meraba huruf dan melafalkan bunyinya. Dia juga sering membacakan buku untuk Dennis dan melakukan tanya jawab sederhana. Setelah tiga bulan, Firda telah menamatkan buku modul dan Dennis bisa membaca serta menulis, walaupun masih membutuhkan bimbingan, Dennis sudah bisa mengerjakan tugas sekolahnya dengan baik.

Tidak jauh berbeda dengan Firda, Vina juga menghadapi kesulitan mengajar Faisal, murid kelas dua SD. Saat dia bergabung pertama kali dalam kelas literasi baca tulis, Faisal belum mengenal dan membedakan huruf. Dia juga sering lupa setelah diajarkan dan malas belajar. Sebagai relawan, Vina sudah mencoba beberapa cara untuk menangani kasus Faisal. Namun, tidak ada perkembangan yang positif.

17Penguatan Relawan Kelas Literasi Baca Tulis melalui Asistensi Metode Montessori di Rumah Baca SahabatkuKurnia Khoirun Nisa

Lalu, Vina menerapkan metode Montessori dengan menggunakan modul dan media yang disediakan RBS. Terdapat perubahan perilaku Faisal saat belajar. Dia mulai bisa fokus dan lebih rajin.

Berbeda dengan Firda dan Vina, Fiki mengalami pengalaman mengajar yang lebih mudah. Saat Sinta (kelas satu) bergabung di kelasnya, Sinta belum bisa membaca, tidak mengenal beberapa huruf, dan sulit membedakan huruf dengan bunyi dan bentuk yang hampir sama. Motivasi belajar Sinta yang tinggi juga termasuk faktor pendukung. Dengan menerapkan metode Montessori, Fiki hanya membutuhkan waktu satu bulan dua minggu sehingga Sinta bisa membaca dengan cukup baik.

Dari sembilan kelas literasi baca tulis, hanya ada satu kelas reguler yang tidak mendapat penerapan metode Montessori secara konsisten oleh relawan. Ani selaku relawan kelas tersebut menjelaskan bahwa kelasnya diisi oleh empat anak yang semuanya tidak memiliki modul (tidak membeli). Jadi, Ani menggunakan satu modul untuk empat anak. Menurutnya, penggunaan modul secara bergantian menghabiskan banyak waktu sedangkan alokasi waktu untuk satu kelas hanya satu jam. Atas dasar tersebut, Ani memutuskan untuk berganti metode atau menggabungkan metode menyesuaikan kondisinya saat mengajar. Alhasil, ketiga muridnya belum bisa membaca dan menulis dengan lancar.

PEMBAHASAN

Strategi Penguatan Relawan Kelas Literasi Baca Tulis

Upaya yang dilakukan oleh RBS dalam pengembangan kelas literasi baca tulis sejalan dengan langkah praktis yang diusulkan UNICEF dan Myriad Research (Hendriyanto, 2022) terkait dengan peningkatan keterampilan membaca awal, yaitu:

1. Relawan (guru) didorong untuk mening-kat kan keterampilan mengajar literasi dengan mempraktikkan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan;

2. RBS menyediakan ragam bacaan ramah anak yang menyokong kegiatan pembe-lajaran literasi baca tulis tingkat dasar; dan

3. Orang tua dilibatkan dalam kesuksesan proses pembelajaran.Sebagai penyelenggara pendidikan non-

formal dengan orientasi nonprofi t, RBS memberdayakan para relawan untuk menjadi tutor yang terampil dalam pengajaran literasi baca tulis untuk anak tingkat awal. Sebagian besar relawan adalah mahasiswa dan berasal dari desa yang sama dengan lokasi RBS. Selama bergabung menjadi relawan, mereka secara konsisten mendapat pembinaan dari pengelola RBS agar bisa menyampaikan materi pembelajaran literasi dengan baik, khususnya tentang penerapan metode Montessori. Kelas literasi baca tulis diharapkan mampu mencetak relawan yang handal dan mandiri serta anak-anak yang cerdas baca tulis.

RBS sebagai taman bacaan masyarakat (TBM) berkomitmen untuk terus menyediakan kebutuhan bahan bacaan anak yang berkualitas. Buku-buku tersebut diletakkan di atas rak warna-warni dan dipajang dengan sampul buku menghadap ke depan. Hal tersebut dimaksudkan agar memudahkan relawan untuk mendapat inspirasi dalam kegiatan membaca nyaring dan juga menarik anak-anak untuk membaca mandiri. Walau memiliki banyak keterbatasan, RBS terus melangkah mengembangkan diri dan memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat, terutama anak-anak dan orang tua.

Peran orang tua dalam mendukung pembelajaran literasi baca tulis di RBS patut diperhitungkan. Durasi belajar anak selama pandemi dibatasi hanya satu jam per

18 Jurnal AKRAB! Volume XIII Edisi 1/Mei/2022

pertemuan. Selebihnya, orang tua diharapkan untuk melanjutkan atau mengulangi materi pembelajaran di rumah. Jika tidak, perkembangan kemampuan baca tulis anak tidak akan meningkat secara signifi kan. Oleh karena itu, bagi orang tua yang mampu secara ekonomi didorong untuk membeli modul literasi baca tulis sebagai panduan mengajar anak di rumah.

Relawan juga didorong untuk secara aktif berkomunikasi dengan orang tua untuk berdiskusi mengenai perkembangan anak. Komunikasi tersebut dibutuhkan untuk mengatasi kesulitan saat mengajar. Sebagian anak memiliki keunikan masing-masing saat belajar di rumah dan di RBS. Pertukaran informasi antara relawan dan orang tua memberikan pemahaman lebih mendalam tentang anak.

Implementasi Metode Montessori dalam Kelas Literasi Baca Tulis oleh Relawan

Menurut Montessori, metode pengajaran bahasa (baca tulis) di kelas Montessori mencakup tiga cara atau pendekatan (Savitri, 2019). Selaras dengan hal tersebut, RBS juga menerapkan metode yang dimaksud sebagai berikut:

1. Pendekatan melalui kegiatan berbagi kisah pengalaman pada sesi diskusi, membacakan buku cerita, dan percakapan sehari-hari; sebelum kelas dimulai relawan biasanya mengajak anak bercakap-cakap agar terbangun komunikasi yang baik antara relawan dan anak. Kegiatan tanya jawab ini penting dilakukan untuk memastikan anak merasa nyaman dan siap belajar. Relawan juga mengatur jadwal khusus untuk melakukan kegiatan membacakan buku dengan nyaring atau reading aloud. Menurut Zahira (2020), tahap ini termasuk dalam tahap pramembaca yang dianjurkan untuk menambah kosa kata anak;

2. Metode lihat dan katakan melalui kartu-kartu; dengan adanya media kartu yang dimiliki RBS (huruf raba, kartu suku kata terbuka, kartu gambar, dan kartu kata), relawan bisa mempraktikkan metode ini dengan mudah. Mereka terlebih dulu memberikan contoh atau model, selanjutnya anak menirukan. Apabila anak masih belum bisa meniru dengan benar, relawan akan terus mengulanginya hingga anak bisa melakukannya sesuai model yang diberikan. Metode ini merupakan persiapan awal bagi anak untuk membaca dan menulis; dan

3. Metode fonik; relawan mengajarkan anak untuk mengenali dan melafalkan bunyi huruf (bukan nama huruf ) dalam alfabet. Saat menerapkan metode ini, relawan menggunakan modul yang menyediakan pilihan gambar agar anak bisa mengorelasikan bunyi huruf dengan kata sederhana yang mereka pahami maknanya. Proses ini lebih memudahkan anak melewati proses belajar membaca (Paramita, 2020). Kegiatan membaca dan menulis dalam

metode Montessori dilakukan melalui lima tahapan (Darnis, 2018). Adanya tahapan-tahapan dalam pembelajaran memungkinkan anak mendapatkan pengalaman belajar yang beragam dan tidak monoton. Adapun kelima tahapan tersebut, yaitu:

1. Kegiatan prewriting dan prereading;

2. Penggunaan media metal insert design;

3. Penggunaan media sandpaper letter (SPL);4. Penggunaan media large moveable alphabet

(LMA);5. Penggunaan media pink box series.

Namun, dalam kelas literasi baca tulis di RBS, relawan tidak menerapkan semua tahapan metode Montessori. Tahapan yang dilewati meliputi kegiatan prewriting dan

19Penguatan Relawan Kelas Literasi Baca Tulis melalui Asistensi Metode Montessori di Rumah Baca SahabatkuKurnia Khoirun Nisa

prereading (permainan, lagu fonik, ulang kalimat, defi nisi benda, dan lain-lain) serta penggunaan media metal inset design (10 bentuk geometris dilengkapi dengan pensil). Alasan pertama karena relawan kurang terampil bernyanyi di depan anak dan durasi kelas yang terbatas. Melihat kondisi tersebut, pengelola RBS tidak bisa memaksakan relawan untuk melakukannya. Sedangkan alasan kedua disebabkan sebagian besar anak-anak kelas literasi baca tulis sudah memiliki keterampilan memegang pensil sehingga tidak diperlukan media dalam tahap dua.

Walaupun tidak semua tahapan dilakukan, tidak berarti relawan RBS telah gagal menerapkan metode Montessori dalam kelas literasi baca tulis yang mereka ampu. Menurut Azkia & Rohman (2020), metode Montessori dapat meningkatkan kemampuan membaca anak kelas awal dengan menggunakan buku teks sekolah dan menerapkan tahap satu (menyanyikan lagu fonik) dan tahap tiga (penggunaan sandpaper letter). Dengan demikian, pemakaian modul dan penerapan sebagian tahapan yang dilakukan oleh relawan memungkinkan untuk mencapai keberhasilan yang sama.

Pada tahap penggunaan media sandpaper letter atau huruf raba, relawan mengenalkan bunyi sekaligus bentuk huruf. Anak diminta melafalkan bunyi dan meraba huruf sesuai dengan arahan atau contoh yang diberikan. Urutan perabaan huruf sama dengan cara penulisan huruf tersebut. Jumlah huruf yang diberikan menyesuaikan kemampuan anak, bisa tiga hingga lima huruf pada tiap pertemuan. Akan tetapi, untuk anak yang masih baru mengenal huruf, relawan hanya memberi satu sampai tiga huruf.

Selama kegiatan meraba dan melafalkan bunyi huruf, relawan juga menggunakan Modul KLBC Materi 1 dan 2 untuk mengenalkan objek (gambar) yang memiliki

bunyi huruf awal yang sudah anak kenali. Dari sini anak tidak hanya belajar membaca huruf tetapi juga memahami makna huruf yang mereka baca. Setelah itu, relawan memberikan latihan menulis huruf pada lembar kerja yang disediakan dalam modul.

Tahap penggunaan large moveable alphabet atau huruf lepas hampir dilewatkan oleh semua relawan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mempertajam ingatan anak terhadap bunyi dan bentuk huruf (Paramita, 2020). Sedangkan sebagian besar anak sudah tidak membutuhkannya karena sudah mampu setelah melalui materi dan tahap sebelumnya dengan baik. Akan tetapi, ada satu relawan yang disarankan untuk menggunakan huruf lepas bagi anak yang masih membutuhkan pemantapan. Bagi anak yang tidak memerlukan tahap ini, relawan dianjurkan melanjutkan materi modul selanjutnya, yaitu Materi 3 dan 4 (membaca kata sederhana dengan suku kata terbuka).

Tahap terakhir adalah tahap penggunaan pink box series yang terdiri dari kartu gambar, objek konkret, dan kartu kata. Pada tahap ini relawan meminta anak untuk mencocokkan kata dengan gambar, membaca frase, membaca kalimat, dan membaca cerita sederhana. Dalam modul Materi 5, 6. 7, dan 8 juga tersedia aktivitas yang serupa. Jadi, penggunaan media tersebut hanya sebagai pendukung modul atau kegiatan tambahan. Selama tahap ini berlangsung, anak sekaligus diajarkan menulis setelah berhasil menyelesaikan satu materi pembelajaran.

Dari sini dapat dikatakan bahwa asistensi metode Montessori secara konsisten bagi relawan memudahkan mereka dalam mengajar kelas literasi baca tulis tingkat awal di RBS dan juga membuat anak belajar dengan cara menyenangkan sehingga tujuan agar anak bisa membaca dan menulis tercapai.

20 Jurnal AKRAB! Volume XIII Edisi 1/Mei/2022

PENUTUPBerdasarkan uraian hasil penelitian dan

pembahasan, dapat disimpulkan bahwa; 1) asistensi metode Montessori yang dilakukan melalui tiga tahapan memberikan manfaat bagi para relawan literasi baca tulis di RBS, dan 2) relawan literasi baca tulis RBS merasakan adanya peningkatan kemampuan sebagai tutor yang dibuktikan dengan relawan mampu menyusun modul dan membuat media Montessori yang memudahkan mereka saat mengajar, relawan mampu menerapkan metode Montessori dan mengatasi kesulitan saat mengajar anak di kelas, dan relawan berhasil membuat anak merasa nyaman selama belajar dan mengalami perkembangan kemampuan membaca dan menulis yang signifi kan.

Dikarenakan modul Montessori yang disusun masih berisi materi baca tulis sederhana, perlu dibuat modul lanjutan (Modul KLBC 2 dan seterusnya) untuk kegiatan pembelajaran baca tulis yang lebih kompleks. Para relawan juga perlu mengembangkan keterampilan pendukung dalam mengajar metode Montessori, seperti penguasaan lagu fonik, pengetahuan tentang aktivitas pendukung, dan aplikasi ragam permainan yang relevan. Untuk itu, RBS perlu melakukan kajian lebih mendalam terkait keberlanjutan program penguatan relawan sehingga kelas literasi baca tulis semakin berkembang dan berdampak lebih luas.

DAFTAR PUSTAKA

Aay. (2016). Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca

Permulaan melalui Metode Montessori pada

Siswa Kelas I di SDN 09 Pagi Rawamangun

Jakarta Timur. Jurnal Ilmiah PGSD, 9(1), 70–110. http://journal.unj.ac.id/unj/index.php/pgsd/article/view/8011

Allen, K.E. & Marotz, L. R. (2019). Profi l Perkembangan

Anak: Prakelahiran Hingga Usia 12 Tahun. PT indeks.

Aphroditta, M. (2015). Panduan Lengkap Orang Tua dan

Guru untuk Anak dengan Disgrafi a. Javalitera.

Ariska, F. (2021). Problematika Orang Tua dalam

Mendampingi Anak Belajar dari Rumah pada

Masa Covid-19 di Perumahan Bougenville

Lestari Kecamatan Alam Barajo Kota Jambi [Universitas Negeri Islam Sultan Thaha Saifuddin Jambi]. http://repository.uinjambi.ac.id/9582/

Azkia, N., & Rohman, N. (2020). Analisis Metode Montessori

dalam Meningkatkan Kemampuan Membaca

Permulaan Siswa Kelas Rendah SD/MI. AR-RIAYAH : Jurnal Pendidikan Dasar, 4(1), 1. https://doi.org/10.29240/jpd.v4i1.1411

Brown, K. E. (2016). Evaluating the Eff ectiveness of

Montessori Reading and Math Instruction

for Third Grade African American Students in

Urban Elementary Schools [University of North Carolina]. https://eric.ed.gov/?id=ED572111

Bungin, B. (2011). Penelitian Kualitatif: Komunikasi,

Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial

Lainnya. Prenada Media Group.

Emzir. (2014). Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis

Data. Rajawali Press.

Ghony, M.D. & Almanshur, F. (2012). Metodologi Penelitian

Kualitatif. Yogyakarta. Ar-Ruzz Media.

Hendriyanto. (2022). Meningkatkan Keterampilan

Membaca dan Berhitung Siswa Kelas Awal. https://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/detail/meningkatkan-keterampilan-membaca-dan-berhitung-siswa-kelas-awal

21Penguatan Relawan Kelas Literasi Baca Tulis melalui Asistensi Metode Montessori di Rumah Baca SahabatkuKurnia Khoirun Nisa

Kemdikbud. (2021). Dampak Negatif Satu Tahun

PJJ, Dorongan Pembelajaran Tatap Muka

Menguat. https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2021/04/dampak-negatif-satu-tahun-pjj-dorongan-pembelajaran-tatap-muka-menguat

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. (2020). Surat Edaran No 15 Tahun 2020 Tentang

Pedoman Pelaksanaan Belajar Dari Rumah

Selama Darurat Bencana COVID-19 di

Indonesia. Sekretariat Nasional SPAB (Satuan Pendidikan Aman Bencana), 15, 1–16. https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2020/05/k e m e n d i k b u d - t e r b i t k a n - p e d o m a n -penyelenggaraan-belajar-dari-rumah

Mallett, J. D., & Schroeder, J. L. (2015). Academic Achievement

Outcomes: Montessori and Non-Montessori

Public Elementary Students. Journal of Elementary Education, 25(1), 39–53. http://media.proquest.com.ezproxy.ithaca.edu:2048/media/pq/classic/doc/2998672941/fmt/ai/rep/NPDF?hl=&cit%3Aauth=Mallett%2C+Jan+Davis&cit%3Atitle=Academic+achievement+outcomes%3A+Montessori+and+non-Montessori+public+elementary+students&cit%3Apub=ProQuest+

Mifta. (2021). Lama Tak PTM, Siswa Kelas I Kesulitan Baca

Tulis. https://rri.co.id/semarang/pendidikan/seputar-pendidikan/1172243/lama-tak-ptm-siswa-kelas-i-kesulitan-baca-tulis

Moleong, L. J. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. PT Remaja Rosdakarya.

Mulyana. (2021). Analisis Respon Orang Tua terhadap

Pembelajaran Jarak Jauh pada Siswa Sekolah

Dasar Kelas Rendah di 3 Kecamatan Kota

Banda Aceh [Universitas Islam Negeri Ar-Raniry]. https://repository.ar-raniry.ac.id

Murodah, N. (2021). Kebijakan Pembelajaran Jarak Jauh

Dalam Perspektif Orang Tua Di Madrasah

Ibtidaiyah. TASAMUH: Jurnal Studi Islam, 13(1), 157–172. https://doi.org/10.47945/tasamuh.v13i1.380

Pancaningrum, N. (2015). Pengenalan Baca Tulis bagi

Anak Usia Dini. ThufulA, 3(2), 230–245.

Paramita, V. D. (2020). Montessori: Keajaiban Membaca

Tanpa Mengeja. Bentang Pustaka.

Penelitian, I. K.-J., & 2016, undefi ned. (2014). Kesukaran

Belajar Membaca Menulis Awal Siswa Sekolah

Dasar Dan Metode Montessori Sebagai

Alternatif Pengajarannya. E-Journal.Usd.Ac.Id, 173–185. http://e-journal.usd.ac.id/index.php/JP/article/view/840

Rahman, M. A. (2011). Kesalahan-Kesalahan Fatal

Paling Sering Dilakukan Guru dalam Belajar

Mengajar. DIVA Press.

Savitri, I. (2019). Montessori for Multiple Intellligences:

Optimalkan Kecerdasan Anak dengan

Montessori. Bentang Pustaka.

Siti, L. (2020). Persepsi Orang Tua Mengenai Pembelajaran

Online di Rumah Selama Pandemi Covid-19.

Dealektik, 2(2), 69–73.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan:

Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. CV Alfabeta.

Syefriani Darnis. (2018). Aplikasi Montessori Dalam

Pembelajaran Membaca, Menulis Dan

Berhitung Tingkat Permulaan Bagi Anak Usia

Dini. Jurnal Caksana - Pendidikan Anak Usia Dini, 1(1), 1–10.

Tafonao, T., Widjaja, F. I., Hutagalung, S. M., Simanjuntak, H., Paat, V. B. G. D., Simatupang, S. L., & Purba, J. (2021). Pendampingan dan Peningkatan

Literasi Siswa melalui Gerakan Membaca di

Masa Pandemi di Desa Mentuda Kecamatan

Lingga Kabupaten Lingga. REAL COSTER: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(1), 20–25. https://doi.org/10.53547/rcj.v4i1.97

Widodo, A. & Umar. (2021). Literasi di Tengah Pandemi:

Bagaimana Kemampuan Literasi Siswa. Primary: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 10(5), 1199-1206. DOI:  http://dx.doi.org/10.33578/jpfkip.v10i5.8506

Zahira, Z. (2020). Membaca Menyenangkan Ala

Montessori. Granada Buku Indonesia.