PENGUATAN PELEMBAGAAN INTERNAL PARTAI POLITIK (Studi Kasus tentang Program Pengorganisasian Cabang...

21
PENGUATAN PELEMBAGAAN INTERNAL PARTAI POLITIK (Studi Kasus tentang Program Pengorganisasian Cabang Pelopor PDI Perjuangan Kabupaten Bantul) Handaru Sukmono Singgih, S.IP Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik - Universitas Brawijaya ABSTRAK Pelembagaan partai politik menjadi sebuah kebutuhan yang tidak terhindarkan. Pelembagaan kepartaian akan menjadikan partai bekerja pada koridor fungsi-fungsi yang semestinya. Dasar pelembagaan partai politik yang dilaksanakan dengan tepat akan mampu menghasilkan sebuah partai yang kuat secara struktural. Dengan memiliki struktur pelembagaan yang kuat hingga akar rumput, partai akan memiliki basis massa yang kuat dan besar. Kata kunci : Pelembagaan partai, pengorganisasian cabang pelopor ABSTRACT Institutionalization of political parties becomes an unavoidable necessity. Institutionalization of the party will make the party work in the corridor proper functions. Basic institutionalization of political parties are carried out with the party will be able to produce a structurally strong. With the institutionalization of a strong structure to the grass roots, the party will have a strong base and a large mass. Key words : Institutionalization of political parties, Program pengorganisasian cabang pelopor

Transcript of PENGUATAN PELEMBAGAAN INTERNAL PARTAI POLITIK (Studi Kasus tentang Program Pengorganisasian Cabang...

PENGUATAN PELEMBAGAAN INTERNAL PARTAI POLITIK

(Studi Kasus tentang Program Pengorganisasian Cabang Pelopor PDI

Perjuangan Kabupaten Bantul)

Handaru Sukmono Singgih, S.IP

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik - Universitas Brawijaya

ABSTRAK

Pelembagaan partai politik menjadi sebuah kebutuhan yang tidak

terhindarkan. Pelembagaan kepartaian akan menjadikan partai bekerja pada koridor

fungsi-fungsi yang semestinya. Dasar pelembagaan partai politik yang dilaksanakan

dengan tepat akan mampu menghasilkan sebuah partai yang kuat secara struktural.

Dengan memiliki struktur pelembagaan yang kuat hingga akar rumput, partai akan

memiliki basis massa yang kuat dan besar.

Kata kunci : Pelembagaan partai, pengorganisasian cabang pelopor

ABSTRACT

Institutionalization of political parties becomes an unavoidable necessity.

Institutionalization of the party will make the party work in the corridor proper

functions. Basic institutionalization of political parties are carried out with the party

will be able to produce a structurally strong. With the institutionalization of a strong

structure to the grass roots, the party will have a strong base and a large mass.

Key words : Institutionalization of political parties, Program pengorganisasian

cabang pelopor

A. PENDAHULUAN

Untuk bertahan dalam percaturan politik di Indonesia setiap partai politik dituntut

untuk melakukan berbagai program yang bertujuan untuk menguatkan pelembagaan

dan eksistensi partai dalam masyarakat. Pelembagaan kepartaian menjadi sebuah

kebutuhan yang tidak terhindarkan. Pelembagaan kepartaian akan menjadikan partai

bekerja dalam koridor fungsi-fungsi yang semestinya serta mengantisipasi perubahan

partisipasi politik dari warga negara akibat modernisasi dan perubahan zaman.

Dasar pelembagaan partai politik yang dilaksanakan dengan tepat akan mampu

menghasilkan sebuah partai yang kuat secara struktural. Seperti yang diketahui setiap

partai memiliki memiliki program yang bertujuan untuk menjaga eksistensi partai

dalam masyarakat. Hal tersebut didukung dengan banyaknya partai-partai besar yang

melakukan program-program untuk penguatan kelembagaan internal, salah satunya

ialah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.

Sebagai salah satu partai besar dan memiliki sejarah yang panjang PDI

Perjuangan memiliki basis masa yang sangat besar dan kuat. Hal tersebut dapat

terlihat dari beberapa kali hasil pemilu PDI Perjuangan hampir selalu menduduki

peringkat 3 besar dalam perolehan suara. Partai yang saat ini diketuai oleh Megawati

Soekarno Putri yang merupakan anak dari Presiden pertama Indonesia yaitu

Soekarno, memiliki beberapa program untuk kemenangan pemilu yang akan

berlangsung tahun depan. Program Pengorganisasian Cabang Pelopor adalah salah

satu yang menarik.

Program Cabang Pelopor adalah konsep yang dikembangkan PDI Perjuangan

untuk menunjuk suatu wilayah cabang (Kabupaten/kota, atau level cabang partai)

yang memenuhi syarat-syarat kepeloporan sebagaimana yang ditetapkan oleh DPP

Partai dan kepadanya akan diberikan tugas-tugas partai sebagaimana yang termuat

dalam haluan partai. Kepeloporan yang dimaksudkan disini adalah kepeloporan partai

yang sedemikian rupa sehingga kehadiran partai ditengah masyarakat benar-benar

dapat dirasakan manfaat dan maknanya dan karena itu pula rakyat memberi

kepercayaan terhadap partai untuk memegang tampuk kekuasaan diwilayah cabang

tersebut.

B. METODE PENELITIAN

1. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian

deskriptif kualitatif yang akan menyajikan data-data secara faktual dan

sistematis. Penelitian deskriptif kualitatif merupakan bagian dari

penelitian kualitatif. Dengan kata lain, penelitian deskriptif kualitatif

merupakan salah satu pendekatan yang digunakan untuk membedah

fenomena yang diamati di lapangan oleh peneliti. Penelitian deskriptif

kualitatif ini merupakan metode penelitian yang menggambarkan

temuan variabel di lapangan yang tidak memerlukan skala hipotesis.

2. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian tentang pengorganisasian cabang pelopor PDI

Perjuangan ini, penulis melakukan penelitian di DPC PDI Perjuangan

Kabupaten Bantul. Penulis memilih lokasi penelitian di Kabupaten bantul

karena program pengorganisasian cabang pelopor ini telah berjalan baik di

daerah ini sejak tahun 2011. Kabupaten Bantul juga memenuhi salah satu

syarat menjadi cabang pelopor karena Kabupaten Bantul dipimpin oleh

bupati yang berasal dari PDI Perjuangan serta pola hubungan antara

struktur, legislatif dan eksekutif berjalan dengan baik.

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Indepth Interview atau Wawancara Mendalam

Dalam penelitian ini penulis mengadakan wawancara langsung dengan

responden / narasumber yang bersangkutan yang dalam hal ini yakni aktor-

aktor politik yang terlibat dalam tema bahasan penulis.

b. Observasi

Observasi lapangan dilakukan guna memperoleh gambaran secara

langsung keadaan dan situasi di lapangan sehingga penulis tidak hanya

memahami dari segi teoritis data saja, namun juga mengerti secara

langsung keadaan di lapangan.

c. Studi Literatur

Studi literatur merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan cara

mempelajari teori-teori dan bahan-bahan yang relevan dengan permasalahan

yang diangkat, sehingga akhirnya bisa menunjang kebutuhan data bagi

peneliti.

d. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi bermanfaat agar peneliti lebih memahami permasalahan

dalam lapangan dengan cara mempelajari dokumen-dokumen dan catatan-

catatan yang ada ditempat penelitian guna menambah kebutuhan datayang

diperlukan oleh penulis.

4. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu data

primer dan data sekunder. Adapun dalam penelitian ini, data primer dan data

sekunder penulis adalah sebagai berikut:

a. Data Primer

Dalam penelitian ini data primer diambil melalui proses interaksi dengan

pihak-pihak partai yang terlibat dalam agenda politik, baik melalui observasi,

interview, atau wawancara. Data primer adalah data yang didapat dari sumber

pertama atau sumber asli yang dilakukan tanpa melalui perantara, seperti hasil

wawancara atau hasil obeservasi langsung.

b. Data Sekunder

Data sekunder dikumpulkan melalui data-data yang diperoleh dari sumber

atau dokumen yang berkaitan langsung dengan permasalahan penelitian, baik

dari perangkat partai setempat atau dari catatan-catatan peneliti, laporan

historis yang tersusun dalam arsip dokumenter yang berkaitan dengan

penelitian.

5. Teknik Analisis Data

Menurut Miles dan Huberman dalam Silalahi (2009), kegiatan analisis data dalam

penelitian kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan,

yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan / verifikasi

1. Reduksi Data

Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstraksian, dan transformasi data kasar yang

muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan

suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,

membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data sedemikian rupa

sehingga kesimpulankesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

Dalam hubungannya dengan penelitian yang penulis lakukan, reduksi data

berguna bagi penulis untuk membatasi dan memilah-milah data yang

telah terkumpul dari hasil interview dan studi dokumentas.

2. Penyajian Data

Alur kedua yang penting dalam analisis dalam penelitian kualitatif adalah

penyajian data, yaitu sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambillan tindakan.

Melalui data yang disajikan, kita melihat dan akan dapat memahami apa

yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan lebih jauh

menganalisis ataukah mengambil tindakan- berdasarkan atas pemahaman

yang didapat dari penyajian data. Dalam penyajian data ini nantinya akan

dijabarkan dalam bentuk paragraf naratif maupun dalam bentuk tabel dan

bagan.

3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan (verifikasi data) dalam penelitian kualitatif dilakukan

secara terus menerus sepanjang proses penelitian berlangsung. Dapat

dikatakan bahwa penarikan kesimpulan merupakan suatu kegiatan dari

konfigurasi yang utuh selama penelitian berlangsung. Dari hasil data-data

yang diperoleh dilapangan tersebut kemudian dikumpulkan serta dianalisa

untuk dapat ditarik kesimpulannya.

C. HASIL PENELITIAN

Salah satu ciri pokok demokrasi adalah kompetisi. Demi mencapai tujuan masing-

masing, para pelaku politik demokratis bersaing memperebutkan jabatan publik

melalui proses pemilihan. Sarana normal untuk itu adalah partai politik. Selain

mengorganisasikan kompetisi, partai politik juga berfungsi sebagai penyambung

antara masyarakat dan pemerintah, terutama melalui kegiatan artikulasi dan agregasi

kepentingan masyarakat sehingga bisa diproses dalam system politik. Karena

kepentingan masyarakat muncul dalam bentuk dan sifat yang berbeda-beda, partai

politik perlu menyaringnya, mengaturnya sehingga terstruktur, dan mengagrega-

sikannya menjadi isyu-isyu yang dianggap penting untuk diproses menjadi kebijakan

publik. Tanpa partai politik berfungsi demikian, sistem politik demokratik tidak akan

bisa berlangsung. Terdapat kolerasi yang ditunjukan antara kemampuan partai politik

menjalankan fungsi-fungsi tersebut secara terlembaga. Perbedaan antara keberhasilan

demokrasi yang lebih maju dengan yang masih tertatih-tatih adalah pelembagaan

partai politiknya.

Inilah mengapa pelembagaan partai politik menjadi begitu sangat penting. Partai

harus melakukan struktur pelembagaan yang baik, di internal partai ataupun eksternal

partai. Jika pada internal partai permasalahan pelembagaan adalah hal-hal yang

berkaitan dengan struktur organisasi dan program partai. Jika eskternal partai,

berkaitan dengan lawan politik yang berlainan. Hal ini dapat terjadi karena setiap

partai politik memiliki ideologi yang berbeda. Dari beberapa partai yang ada di

indonesia, PDI Perjuangan merupaka partai dengan pelembagaan yang kuat baik

eskternal maupun internal, dengan didukung sejarah yang panjang hingga kini PDI

Perjuangan merupakan salah satu partai besar yang memiliki basis massa yang besar

di Indonesia.

PDI Perjuangan lahir dari perlawanan terhadap pemaksaan kehendak orde baru.

Orde baru dengan berbagai cara berusaha mengahalang-halangi tampilnya keturunan

Soekarno, dalam hal ini Megawati untuk tampil memimpin PDI karena dianggap

membahayakan penguasa. Konflik berkepanjangan sejak tahun 1993-1999

mengakibatkan PDI akhirnya pecah, satu pihak dibawah kepemimpinan Megawati

yang didukung akar rumput dan pihak lain dibawah kepemimpinan Suryadi yang

didukung orde baru. Jika dilihat sesuai sejarah, PDI Perjuangan masih sangat

membutuhkan pelembagaan partai yang kuat agar tidak terjadi perpecahan lagi akibat

perbedaan visi dan misi didalam anggotanya.

PDI Perjuangan lahir sebagai partai yang memiliki tujuan untuk memenangkan

pemilu baik legislatif maupun presiden, agar PDI Perjuangan dapat menempatkan

kader-kader terbaiknya diposisi strategis pemerintahan dan dapat menjalankan

program partai yang sesuai dengan ideologi pancasila 1 Juni 1945. Untuk mencapai

tujuan itu semua tentu PDI Perjuangan memiliki program-program unggulan partai

sebagai strategi kemenangan pemilu 2014. Salah satu program pemenangan pemilu

2014 PDI Perjuangan ialah Program Pengorganisasian Cabang Pelopor.

Cabang pelopor adalah konsep yang dikembangkan PDI Perjuangan untuk

menunjuk suatu wilayah cabang (Kabupaten/kota, atau level cabang partai) yang

memenuhi syarat-syarat kepeloporan sebagaimana yang ditetapkan oleh DPP Partai

dan kepadanya akan diberikan tugas-tugas partai sebagaimana yang termuat dalam

haluan partai. Kepeloporan yang dimaksudkan disini adalah kepeloporan partai yang

sedemikian rupa sehingga kehadiran partai ditengah masyarakat benar-benar dapat

dirasakan manfaat dan maknanya dank arena itu pula rakyat member kepercayaan

terhadap partai untuk memegang tampuk kekuasaan diwilayah cabang tersebut.

Cabang pelopor juga merupakan suatu semangat menjadikan partai dan seluruh

tangan kekuasaannya sebagai solusi bagi persoalan-persoalan rakyat diwilayah

cabang. Dari hasil wawancara dengan staf ahli bidang keanggotaan, kaderisasi dan

rekrutmen yaitu dadang, menurutnya ide awal program pengorganisasian cabang

pelopor ialah

“PDI Perjuangan memiliki ajaran tentang wong cilik, yang

berakar dari bung karno. Partai harus berorientasi kepada

orang kecil (wong cilik). Didalam struktur sosial, wong

cilik berada dalam posisi paling bawah, sehingga partai

harus memiliki struktur hingga terbawah berupa anak

ranting. Pengurus anak ranting harus diisi orang-orang

terbaik sehingga dapat melayani wong cilik dengan baik.

Dengan cabang pelopor ini diharapkan struktur terbawah ini

semakin menguat sehingga dapat menyelesaikan masalah-

masalah pada masyarakat”

Berdasarkan hasil penelitian dan temuan data dilapangan berupa observasi, hasil

wawancara dan studi dokumentasi bahwa teori pelembagaan partai politik Randall

dan Svasand tepat untuk dijadikan acuan sebagai dasar analisis data pada penelitian

ini. Pelembagaan partai politik adalah proses pemantapan partai politik baik secara

struktural dalam rangka mempolakan prilaku maupun secara kultural dalam

mempolakan sikap atau budaya. Dengan memiliki budaya dan prinsip-prinsip dasar

dalam berpolitik maka partai akan bisa menguatkan fondasi dari pelembagaan

tersebut. Dengan kokohnya pelembagaan suatu partai, maka partai akan mampu

menyediakan organisasi partai yang mengakar dan prosedur yang melembaga guna

meraih tujuan untuk memenangi pemiihan kepala daerah sampai memenangi

pemilihan umum dan pemilihan presiden.

Randall dan Svasand mengatakan terdapat beberapa aspek dimensi pelembagaan

partai politik, yaitu :

a. Aspek Dimensi Kesisteman

Kesisteman yaitu pelaksanaan fungsi-fungsi partai yang dilakukan menurut

urutan, persyaratan, prosedur dan mekanisme yang disepakati dan ditetapkan oleh

partai politik baik formal maupun nonformal. Kesisteman ini meliputi ruang

lingkup, keanggotaan dan keberlangsungan interaksi yang membentuk partai

menjadi sebuah struktur. Pada pengorganisasian cabang pelopor kabupaten

bantul, dimensi kesisteman ini dapat dilihat melalui tahapan kerja cabang pelopor,

dimana DPC sebagai struktur partai yang berada didaerah melaksanakan program

ini sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang telah ditetapkan oleh DPP PDI

Perjuangan. Tahapan yang harus dilakukan dalam melaksanakan cabang pelopor

yaitu, pertama Tahap Pemetaan, untuk mengetahui masalah-masalah yang terjadi

pada masyarakat partai harus menyusun pemetaan wilayah. Pada proses ini

melibatkan struktur partai secara berjenjang sampai ketingkat paling bawah yakni

anak ranting, kader-kader serta sayap partai. Pemetaan yang bersifat bottom up

tentunya akan sangat baik pada penguatan struktur dilevel akar rumput, hal ini

juga akan berkolerasi dengan penguatan pelembagaan internal yang dimulai dari

tingkat yang paling bawah hingga keatas. Kedua Tahap Perencanaan, pada tahap

ini pada dasarnya adalah proses perumusan kebijakan daerah yang dilakukan

secara musyawarah yang melibatkan tiga pilar yaitu struktur, legislatif dan

eksekutif. Pola komunikasi yang terjalin baik antara partai dan pemerintahan akan

membangun citra partai yang positif dimata masyarakat. Hal ini akan

meningkatkan elektabilitas partai pada pemilu 2014. Ketiga Tahap Perencanaan,

pada tahap ini semua rencana akan dikerjakan baik ditingkat partai, fraksi dan

eksekutif. Partai akan mengawal untuk memastikan rencana yang sudah disusun

berjalan dengan baik. Keempat Monitoring dan evaluasi, DPC dalam hal ini akan

memonitoring program tersebut berjalan atau tidak, jika tidak DPC akan

melakukan langkah-langkah antisipasi agar program ini tetap berjalan. Kelima

Peningkatan Kapasitas, cabang pelopor pada dasarnya merupakan bagian dari

proses pembelajaran partai untuk menata ulang metode pengorganisasian partai.

Keenam Pendidikan Publik dan Ketujuh Sensus Anggota, pada tahap ketujuh

inilah dampak positif pengorganisasian cabang pelopor untuk partai akan terlihat.

Jika program ini berjalan dengan baik dan dapat menyelesaikan masalah yang ada

pada masyarakat tentunya akan meningkatkan keanggotaan partai dan

bertambahnya basis simpatisan partai.

b. Aspek Dimensi Identitas Nilai

Identitas nilai partai politik didasarkan atas ideologi atau platform partai,

basis sosial pendukungnya, dan identifikasi anggota terhadap pola dan arah

perjuangan partai. PDI Perjuangan merupakan partai yang berlandaskan ideologi

pancasila 1 juni 1945. PDI Perjuangan menempatkan peran partai sebagai

pengorganisasian dan alat perjuangan rakyat dalam mewujudkan indonesia yang

berdaulat dalam bidang politik, berdikari dalam bidang ekonomi dan

berkepribadian dalam kebudayaan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik

Indonesia yang berdasarkan pancasila sebagai syarat bagi terwujudnya cita-cita

proklamasi kemerdekaan Indonesia. Dengan memiliki identitas partai yang jelas

dan ideologis yang kuat PDI Perjuangan mampu membangun basis massa yang

kuat dan besar hampir diseluruh wilayah indonesia. Salah satunya di Kabupaten

Bantul dapat terlihat bagaimana PDI Perjuangan mampu menjadi partai penguasa

selama tiga periode berturut-turut, sehingga pengaruh ideologis partai sudah

tertanam hingga ke akar rumput.

c. Aspek Dimensi Reifikasi

Reifikasi adalah bagaimana partai mampu memberikan citra yang baik

kepublik yang mampu mengangkat nilai kesetian konstituen dalam memberikan

dukungannya. Dalam hal ini PDI Perjuangan memiliki program pengorganisasian

cabang pelopor sebagai penguatan pelembagaan internal partai. Setiap partai tentu

butuh sebuah program yang pro dengan rakyat agar kehadiran partai benar-benar

dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Program ini dapat memberikan citra yang

baik untuk partai dimata masyarakat. PDI Perjuangan menjalankan langkah yang

strategis melalui program cabang pelopor ini. Program cabang pelopor pada

dasarnya merupakan kerja pembumian program partai, sehingga partai dapat hadir

dalam hidup dan kehidupan rakyat, partai tidak hanya hadir pada musim

kampanye tiba melainkan hadir dengan program nyata yang menjawab persoalan

hidup rakyat.

Randall dan Svasand mengungkapkan bahwa penguatan pelembagaan partai

politik di Indonesia dapat dilakukan pada tiga level, yaitu : level akar rumput, level

pusat, dan level pemerintahan. Pada level akar rumput partai meliputi konteks lokal,

partai lokal, pendukung, serta masyarakat pemilih. Pada level pusat partai meliputi

konteks nasional, partai-partai lain, dan negara. Pada level pemerintahan meliputi

konteks dalam pemerintahan, fraksi-fraksi lain, komisi, dan negara.

Salah satu unsur terpenting dalam penguatan pelembagaan internal ialah level

akar rumput. Berdasarkan hasil penelitian program pengorganisasian cabang pelopor,

salah satu tujuan program ini ialah penguatan sektor akar rumput, dimana para kader

dituntut untuk mengetahui permasalahan apa saja yang ada dimasyarakat, sehingga

permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan bantuan partai. PDI Perjuangan

mencoba merangkul masyarakat dengan bantuan para kader ditingkat anak ranting,

tentunya hal ini akan menguatkan pelembagaan internal partai politik dari bawah.

Di PDI Perjuangan Kabupaten Bantul, program pengorganisasian cabang

pelopor sudah berjalan cukup baik, karena tiga unsur utama pelaksanaan cabang

pelopor dimiliki oleh kabupaten Bantul yaitu struktur, legislatif dan eksekutif. Pada

tingkat struktur yaitu DPC, dalam hal ini DPC akan menjadi segala pusat pergerakan

pengorganisasian cabang pelopor, DPC juga akan mengevaluasi dan monitoring

pelaksanaan ditingkat PAC. PAC akan menjadi arena dimana informasi persoalan

rakyat dihimpun, diolah dan kemudian ditindak lanjuti, baik langsung diselesaikan

ditingkat PAC maupun dibawa ke DPC. Pola hubungan antar struktur mulai dari anak

ranting hingga ke DPC tersusun cukup baik sehingga bantul memiliki basis yang kuat

mulai dari bawah.

Pada tingkat legislatif yaitu DPRD. fraksi dan anggota fraksi PDI Perjuangan

DPRD kabupaten bantul mengupayakan yang dapat memperkuat cabang-cabang

pelopor, baik berkait dengan pemberdayaan ekonomi rakyat, pelayanan kesehatan,

pendidikan dan yang lain sesuai dengan aspirasi rakyat yang berkembang. Anggota

melakukan pendampingan langsung dan akan dibagi ke anak cabang pelopor. Dari

hasil wawancara dengan ketua DPRD kabupaten Bantul, menyatakan sebagai berikut

“Tiga pilar unsur utama yaitu struktur, legislatif dan eksekutif

sudah saling terhubung sehingga memudahkan program cabang

pelopor ini dapat berjalan. Masyarakat dapat langsung

melaporkan masalahnya kepada fraksi PDI Perjuangan yang

berada di DPRD Kabupaten bantul, selanjutnya DPRD akan

mengalokasikan dana yang lebih banyak dari pemerintah untuk

masyarakat PDI Perjuangan. Dana dapat dialokasikan untuk

menyelesaikan masalah-masalah yang ada dimasyarakat.”

Pada tingkat eksekutif yaitu Bupati atau wakil bupati, mengupayakan

kebijakan dan anggaran yang mendukung pergerakan cabang pelopor. Kesemua

upaya diarahkan untuk meningkatkan kepercayaan rakyat dan penerimaan rakyat

pada partai, sehingga melebarkan jalan untuk meraih kemenangan pada tahun 2014. .

Dari hasil wawancara dengan Bupati kabupaten Bantul, menyatakan sebagai berikut :

“Semua pengurus DPC sudah dilatih untuk hidup bersama

masyarakat, agar mereka tau bagaimana keinginan masayarakat

itu seperti apa sehingga dapat dikomunikasikan dengan

pemerintahan daerah. Bupati juga melakukan pertemuan rutin

setiap bulan dengan 3 pilar yaitu struktur, legislatif dan

eksekutif, sehingga dapat mengkomunikasikan kebutuhan apa

saja yang dibutuhkan masyarakat.”

Dalam perjalanannya, program pengorganisasian cabang pelopor yang penulis

teliti sudah berjalan di kabupaten bantul, namun belum terlalu maksimal. Hal ini

terjadi karena kader pada tingkat anak ranting belum semuanya mampu menjalankan

tugas dan fungsi sesuai dengan tujuan program pengorganisasian cabang pelopor.

Padahal jika program ini berjalan dengan sangat baik, tentu rakyat akan secara

langsung memilih partai PDI Perjuangan pada pemilu tahun depan sehingga

memudahkan PDI Perjuangan untuk mendapatkan kekuasaan secara konstitusional.

Terlepas dari semua itu, program pengorganisasian cabang pelopor ini telah

memberikan pengaruh terhadap penguatan pelembagaan internal PDI Perjuangan,

namun tentunya penguatan pelembagaan ini belum optimal. Untuk menguatkan

pelembagaan internal partai dapat dilakukan melalui empat komponen kunci yaitu,

pengakaran partai, legitimasi partai, aturan dan regulasi serta daya saing partai.

Pengakaran partai yang dimaksudkan agar partai terikat dengan masyarakat,

khususnya dengan konstituennya. Menurut penulis PDI Perjuangan telah melakukan

pengakaran partai dengan adanya program pengorganisasian cabang pelopor. Partai

melaksanakan program ini hampir disetiap provinsi di Indonesia salah satunya

Kabupaten Bantul. Mereka melaksanakan program ini di 18 kecamatan mulai dari

Kecamatan Banguntapan hingga Kecamatan Srandakan yang ada dikabupaten bantul,

. Hal ini membuktikan bahwa pengakaran basis partai telah berjalan dengan baik

hingga ketempat terpencil sekalipun. Jika dikelola dengan baik pengakaran partai

dapat menjadi kekuatan utama karena hal tersebut yang bersentuhan langsung dengan

basis massa partai dan masyarakat.

Selanjutnya, pelembagaan kepartaian bisa juga dilakukan dengan menata

aturan dan regulasi dalam partai. Maksudnya adalah penguatan partai dengan

menciptakan kejelasan struktur dan aturan kelembagaan dalam berbagai aktivitas

partai baik di pemerintahan, internal organisasi, maupun akar rumput. Dengan

adanya aturan main yang jelas dan disepakati oleh sebagian besar anggota, dapat

dicegah upaya untuk manipulasi oleh individu atau kelompok tertentu bagi

kepentingan-kepentingan jangka pendek yang merusak partai. Kemudian, dalam

perbaikan terhadap struktur dan aturan, dapat dilekatkan berbagai nilai demokrasi

dalam pengelolaan partai. Menurut penulis PDI Perjuangan telah melaksanakan

program-program yang sesuai dengan anggaran dasar/anggaran rumah tangga yang

ditetapkan partai. Contohnya seperti para kader yang ditunjuk partai sebagai calon

legislatif karena memang mempunyai kapasitas dan pengalaman sebagai anggota

partai. selanjutnya dalam menentukan berbagai aturan dalam partai, PDI Perjuangan

juga melakukan rapat-rapat pada tingkat nasional yang melibatkan seluruh petinggi

cabang, daerah dan pusat untuk duduk bersama membahas bagaimana menata aturan

dan regulasi dalam partai. Rapat-rapat ini juga dilakukan untuk menentukan ketua

umum partai dan penetapan kandidat calon presiden untuk Pemilu yang akan datang.

Pelembagaan partai politik juga dilakukan dengan menguatkan daya saing

partai yakni yang berkaitan dengan kapasitas atau tingkat kompetensi partai untuk

berkompetisi dengan partai politik lain dalam arena pemilu maupun kebijakan

publik. Daya saing yang tinggi dari partai ditunjukkan oleh kapasitasnya dalam

mewarnai kehidupan politik yang didasari pada program dan ideologi partai sebagai

arah perjuangan partai. Secara teoretik, daya saing partai berarti kapasitasnya untuk

memperjuangkan program yang telah disusun. PDI Perjuangan sebagai partai

ideologis berasaskan pancasila 1 juni 1945 berketetapan menjadi alat perjuangan

rakyat. Sebagai alat perjuangan rakyat tentunya PDI Perjuangan memiliki program

yang pro dengan rakyat, salah satunya pengorganisasian cabang pelopor. Program ini

secara langsung menyentuh dan membantu masyarakat. Program ini juga dijadikan

sebagai strategi pemenangan pemilu 2014. Dengan program-program yang telah

dilaksanakan dengan baik tentunya hal ini akan meningkatkan kompetensi partai dan

daya saing partai dalam pemilu yang akan datang. Pada satu sisi program cabang

pelopor akan meningkatkan kuantitas dan kualitas kader dan pada sisi yang lain

kinerja cabang pelopor akan menjadi wahana kampanye yang efektif. Rakyat akan

melihat manfaat yang nyata ketika PDI Perjuangan memegang kekuasaan.

Pada akhirnya program pengorganisasian cabang pelopor ini telah

memberikan pengaruhnya terhadap penguatan pelembagaan internal PDI Perjuangan,

namun tentunya hal ini belum berjalan optimal. Program ini hanya akan berjalan

apabila terjalinnya pola hubungan yang baik antara tiga pilar yaitu struktur, legislatif

dan eksekutif.

D. PENUTUP

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan mengenai penguatan pelembagaan

internal partai politik studi kasus program pengorganisasian cabang pelopor

Kabupaten Bantul, maka penulis mengambil beberapa poin kesimpulan :

a. PDI Perjuangan melakukan penguatan pelembagaan internal partai melalui

program pengorganisasian cabang pelopor. Program ini juga merupakan

bagian dari kerja-kerja politik untuk mendapatkan kekuasaan secara

konstitusional pada tahun 2014

b. Program pengorganisasian cabang pelopor juga digunakan untuk melahirkan

kader-kader yang militant, memiliki integritas, patriotik dan juga semakin

paham dengan kerja ideologis melalui praktek langsung serta untuk

meningkatkan integritas partai dihadapan raakyat.

c. Pengorganisasian Cabang pelopor merupakan suatu semangat menjadikan

partai dan seluruh tangan kekuasaannya sebagai solusi bagi persoalan-

persoalan yang dihadapi rakyat diwilayah cabang. Program pengorganisasian

cabang pelopor akan dapat berjalan apabila suatu daerah memenuhi syarat tiga

pilar yaitu struktur, legislatif dan eksekutif.

d. Penguatan pelembagaan partai politik di Indonesia dapat dilakukan pada tiga

level, yaitu : level akar rumput, level pusat, dan level pemerintahan. Dalam

melakukan penguatan pelembagaan internal PDI Perjuangan Kabupaten

Bantul telah melakukan pola hubungan yang baik pada ketiga level tersebut

melalui program pengorganisasian cabang pelopor.

e. Secara umum program pengorganisasian cabang pelopor ini sudah berjalan,

namun belum optimal. Hal ini terjadi karena kader pada tingkat anak ranting

belum semuanya mampu menjalankan tugas dan fungsi sesuai dengan tujuan

program pengorganisasian cabang pelopor. Selain itu program ini hanya akan

dapat berjalan apabila disuatu daerah tersebut dipimpin oleh kader PDI

Perjuangan, tanpa adanya itu program ini tidak dapat berjalan secara

maksimal.

Dari hasil tersebut dapat direkomendasikan :

a. Perlu ditingkatkan pelatihan-pelatihan kader pada tingkat cabang yang rutin

dilakukan pada setiap bulan sehingga para kader siap untuk memberi

pelayanan yang terbaik dalam menyelesaikan masalah yang ada di

masyarakat.

b. Perlu ditingkatkannya lagi pola komunikasi antara struktur partai, legislatif

dan eksekutif. Yang dimaksudkan disini harus ada pertemuan rutin yang

dilakukan oleh DPC dengan fraksi-fraksi PDI Perjuangan yang ada di

pemerintahan, agar alokasi anggaran pemerintah lebih mengutamakan

kesejahteraan rakyat.

c. Untuk menggerakan struktur partai yang paling bawah diperlukan program-

program baru yang lebih menarik dan pro rakyat, agar struktur partai ini dapat

bekerja sesuai aturan yang telah disusun partai.

E. DAFTAR PUSTAKA

Farhan Hamid.2008.Partai Politik Lokal di Aceh: Desentralisasi Politik dan

Negara Kebangsaan.Jakarta: Kemitraan.

Ichlasul Amal.2012. Teori-teori Mutakhir Partai Politik. Yogyakarta: Tiara

Wacana

Imam Gunawan.2013. Metode Penelitian Kualitatif: teori & praktik. Jakarta:

Bumi Aksara

Meloeng Lexy,J . 2002 . Metode Penelitian Kualitatif . Bandung : Remaja

Miriam Budiardjo. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : Gramedia

M. Rush, politics and society: An Introduction to Political Sosiology (Hemel

Hempstead: Harvest Wheatsheap,1992)

Peter Schroder. 2004. Strategi Politik. Jakarta: Friedrich Naumann Stiftung

Randall dan Svasand. 2002. Party Instituzionalization in New Democracies

Samuel Huntington . 2004. Tertib Politik Pada Masyarakat Yang Sedang

Berubah. Jakarta: Rajawali Press

Sigit Pamungkas. 2011. Teori dan Praktek Partai Politik Indonesia.

Yogyakarta : Institue for Democracy and Welfarism

Sigmund Neumann. 1963. Modern Political Parties. London : The Press of

Glencoe

Suharsimi Arikunto (1998). Manajemen Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta

Internet :

eb.unair.ac.id admin file f b .doc ( diakses pada tanggal 8 oktober

2013 )

http://edukasi.kompasiana.com/2012/06/22/partai-catch-all-dan-kartel-

466358.html ( diakses pada tanggal 8 oktober 2013 )

http://journal.unair.ac.id/filerPDF/158-165%20arya.pdf ( diakses pada tanggal

8 oktober 2013 )

http://www.manajemenn.web.id/2012/02/pelembagaan-partai-politik.html(

diakses pada tanggal 8 oktober 2013 )

Dokumen resmi :

Dokumen Pengorganisasian Cabang Pelopor PDI Perjuangan

Jalan menuju kemenangan surat ketetapan No: 11/TAP/KONGRES III/PDI-

P/2010

Piagaam perjuangan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga PDI

Perjuangan