PENGUATAN PELEMBAGAAN INTERNAL PARTAI POLITIK
(Studi Kasus tentang Program Pengorganisasian Cabang Pelopor PDI
Perjuangan Kabupaten Bantul)
Handaru Sukmono Singgih, S.IP
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik - Universitas Brawijaya
ABSTRAK
Pelembagaan partai politik menjadi sebuah kebutuhan yang tidak
terhindarkan. Pelembagaan kepartaian akan menjadikan partai bekerja pada koridor
fungsi-fungsi yang semestinya. Dasar pelembagaan partai politik yang dilaksanakan
dengan tepat akan mampu menghasilkan sebuah partai yang kuat secara struktural.
Dengan memiliki struktur pelembagaan yang kuat hingga akar rumput, partai akan
memiliki basis massa yang kuat dan besar.
Kata kunci : Pelembagaan partai, pengorganisasian cabang pelopor
ABSTRACT
Institutionalization of political parties becomes an unavoidable necessity.
Institutionalization of the party will make the party work in the corridor proper
functions. Basic institutionalization of political parties are carried out with the party
will be able to produce a structurally strong. With the institutionalization of a strong
structure to the grass roots, the party will have a strong base and a large mass.
Key words : Institutionalization of political parties, Program pengorganisasian
cabang pelopor
A. PENDAHULUAN
Untuk bertahan dalam percaturan politik di Indonesia setiap partai politik dituntut
untuk melakukan berbagai program yang bertujuan untuk menguatkan pelembagaan
dan eksistensi partai dalam masyarakat. Pelembagaan kepartaian menjadi sebuah
kebutuhan yang tidak terhindarkan. Pelembagaan kepartaian akan menjadikan partai
bekerja dalam koridor fungsi-fungsi yang semestinya serta mengantisipasi perubahan
partisipasi politik dari warga negara akibat modernisasi dan perubahan zaman.
Dasar pelembagaan partai politik yang dilaksanakan dengan tepat akan mampu
menghasilkan sebuah partai yang kuat secara struktural. Seperti yang diketahui setiap
partai memiliki memiliki program yang bertujuan untuk menjaga eksistensi partai
dalam masyarakat. Hal tersebut didukung dengan banyaknya partai-partai besar yang
melakukan program-program untuk penguatan kelembagaan internal, salah satunya
ialah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan.
Sebagai salah satu partai besar dan memiliki sejarah yang panjang PDI
Perjuangan memiliki basis masa yang sangat besar dan kuat. Hal tersebut dapat
terlihat dari beberapa kali hasil pemilu PDI Perjuangan hampir selalu menduduki
peringkat 3 besar dalam perolehan suara. Partai yang saat ini diketuai oleh Megawati
Soekarno Putri yang merupakan anak dari Presiden pertama Indonesia yaitu
Soekarno, memiliki beberapa program untuk kemenangan pemilu yang akan
berlangsung tahun depan. Program Pengorganisasian Cabang Pelopor adalah salah
satu yang menarik.
Program Cabang Pelopor adalah konsep yang dikembangkan PDI Perjuangan
untuk menunjuk suatu wilayah cabang (Kabupaten/kota, atau level cabang partai)
yang memenuhi syarat-syarat kepeloporan sebagaimana yang ditetapkan oleh DPP
Partai dan kepadanya akan diberikan tugas-tugas partai sebagaimana yang termuat
dalam haluan partai. Kepeloporan yang dimaksudkan disini adalah kepeloporan partai
yang sedemikian rupa sehingga kehadiran partai ditengah masyarakat benar-benar
dapat dirasakan manfaat dan maknanya dan karena itu pula rakyat memberi
kepercayaan terhadap partai untuk memegang tampuk kekuasaan diwilayah cabang
tersebut.
B. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode penelitian
deskriptif kualitatif yang akan menyajikan data-data secara faktual dan
sistematis. Penelitian deskriptif kualitatif merupakan bagian dari
penelitian kualitatif. Dengan kata lain, penelitian deskriptif kualitatif
merupakan salah satu pendekatan yang digunakan untuk membedah
fenomena yang diamati di lapangan oleh peneliti. Penelitian deskriptif
kualitatif ini merupakan metode penelitian yang menggambarkan
temuan variabel di lapangan yang tidak memerlukan skala hipotesis.
2. Lokasi Penelitian
Dalam penelitian tentang pengorganisasian cabang pelopor PDI
Perjuangan ini, penulis melakukan penelitian di DPC PDI Perjuangan
Kabupaten Bantul. Penulis memilih lokasi penelitian di Kabupaten bantul
karena program pengorganisasian cabang pelopor ini telah berjalan baik di
daerah ini sejak tahun 2011. Kabupaten Bantul juga memenuhi salah satu
syarat menjadi cabang pelopor karena Kabupaten Bantul dipimpin oleh
bupati yang berasal dari PDI Perjuangan serta pola hubungan antara
struktur, legislatif dan eksekutif berjalan dengan baik.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Indepth Interview atau Wawancara Mendalam
Dalam penelitian ini penulis mengadakan wawancara langsung dengan
responden / narasumber yang bersangkutan yang dalam hal ini yakni aktor-
aktor politik yang terlibat dalam tema bahasan penulis.
b. Observasi
Observasi lapangan dilakukan guna memperoleh gambaran secara
langsung keadaan dan situasi di lapangan sehingga penulis tidak hanya
memahami dari segi teoritis data saja, namun juga mengerti secara
langsung keadaan di lapangan.
c. Studi Literatur
Studi literatur merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan cara
mempelajari teori-teori dan bahan-bahan yang relevan dengan permasalahan
yang diangkat, sehingga akhirnya bisa menunjang kebutuhan data bagi
peneliti.
d. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi bermanfaat agar peneliti lebih memahami permasalahan
dalam lapangan dengan cara mempelajari dokumen-dokumen dan catatan-
catatan yang ada ditempat penelitian guna menambah kebutuhan datayang
diperlukan oleh penulis.
4. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian bisa dikelompokkan menjadi dua, yaitu data
primer dan data sekunder. Adapun dalam penelitian ini, data primer dan data
sekunder penulis adalah sebagai berikut:
a. Data Primer
Dalam penelitian ini data primer diambil melalui proses interaksi dengan
pihak-pihak partai yang terlibat dalam agenda politik, baik melalui observasi,
interview, atau wawancara. Data primer adalah data yang didapat dari sumber
pertama atau sumber asli yang dilakukan tanpa melalui perantara, seperti hasil
wawancara atau hasil obeservasi langsung.
b. Data Sekunder
Data sekunder dikumpulkan melalui data-data yang diperoleh dari sumber
atau dokumen yang berkaitan langsung dengan permasalahan penelitian, baik
dari perangkat partai setempat atau dari catatan-catatan peneliti, laporan
historis yang tersusun dalam arsip dokumenter yang berkaitan dengan
penelitian.
5. Teknik Analisis Data
Menurut Miles dan Huberman dalam Silalahi (2009), kegiatan analisis data dalam
penelitian kualitatif terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan,
yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan / verifikasi
1. Reduksi Data
Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian
pada penyederhanaan, pengabstraksian, dan transformasi data kasar yang
muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan
suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data sedemikian rupa
sehingga kesimpulankesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.
Dalam hubungannya dengan penelitian yang penulis lakukan, reduksi data
berguna bagi penulis untuk membatasi dan memilah-milah data yang
telah terkumpul dari hasil interview dan studi dokumentas.
2. Penyajian Data
Alur kedua yang penting dalam analisis dalam penelitian kualitatif adalah
penyajian data, yaitu sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambillan tindakan.
Melalui data yang disajikan, kita melihat dan akan dapat memahami apa
yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan lebih jauh
menganalisis ataukah mengambil tindakan- berdasarkan atas pemahaman
yang didapat dari penyajian data. Dalam penyajian data ini nantinya akan
dijabarkan dalam bentuk paragraf naratif maupun dalam bentuk tabel dan
bagan.
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan (verifikasi data) dalam penelitian kualitatif dilakukan
secara terus menerus sepanjang proses penelitian berlangsung. Dapat
dikatakan bahwa penarikan kesimpulan merupakan suatu kegiatan dari
konfigurasi yang utuh selama penelitian berlangsung. Dari hasil data-data
yang diperoleh dilapangan tersebut kemudian dikumpulkan serta dianalisa
untuk dapat ditarik kesimpulannya.
C. HASIL PENELITIAN
Salah satu ciri pokok demokrasi adalah kompetisi. Demi mencapai tujuan masing-
masing, para pelaku politik demokratis bersaing memperebutkan jabatan publik
melalui proses pemilihan. Sarana normal untuk itu adalah partai politik. Selain
mengorganisasikan kompetisi, partai politik juga berfungsi sebagai penyambung
antara masyarakat dan pemerintah, terutama melalui kegiatan artikulasi dan agregasi
kepentingan masyarakat sehingga bisa diproses dalam system politik. Karena
kepentingan masyarakat muncul dalam bentuk dan sifat yang berbeda-beda, partai
politik perlu menyaringnya, mengaturnya sehingga terstruktur, dan mengagrega-
sikannya menjadi isyu-isyu yang dianggap penting untuk diproses menjadi kebijakan
publik. Tanpa partai politik berfungsi demikian, sistem politik demokratik tidak akan
bisa berlangsung. Terdapat kolerasi yang ditunjukan antara kemampuan partai politik
menjalankan fungsi-fungsi tersebut secara terlembaga. Perbedaan antara keberhasilan
demokrasi yang lebih maju dengan yang masih tertatih-tatih adalah pelembagaan
partai politiknya.
Inilah mengapa pelembagaan partai politik menjadi begitu sangat penting. Partai
harus melakukan struktur pelembagaan yang baik, di internal partai ataupun eksternal
partai. Jika pada internal partai permasalahan pelembagaan adalah hal-hal yang
berkaitan dengan struktur organisasi dan program partai. Jika eskternal partai,
berkaitan dengan lawan politik yang berlainan. Hal ini dapat terjadi karena setiap
partai politik memiliki ideologi yang berbeda. Dari beberapa partai yang ada di
indonesia, PDI Perjuangan merupaka partai dengan pelembagaan yang kuat baik
eskternal maupun internal, dengan didukung sejarah yang panjang hingga kini PDI
Perjuangan merupakan salah satu partai besar yang memiliki basis massa yang besar
di Indonesia.
PDI Perjuangan lahir dari perlawanan terhadap pemaksaan kehendak orde baru.
Orde baru dengan berbagai cara berusaha mengahalang-halangi tampilnya keturunan
Soekarno, dalam hal ini Megawati untuk tampil memimpin PDI karena dianggap
membahayakan penguasa. Konflik berkepanjangan sejak tahun 1993-1999
mengakibatkan PDI akhirnya pecah, satu pihak dibawah kepemimpinan Megawati
yang didukung akar rumput dan pihak lain dibawah kepemimpinan Suryadi yang
didukung orde baru. Jika dilihat sesuai sejarah, PDI Perjuangan masih sangat
membutuhkan pelembagaan partai yang kuat agar tidak terjadi perpecahan lagi akibat
perbedaan visi dan misi didalam anggotanya.
PDI Perjuangan lahir sebagai partai yang memiliki tujuan untuk memenangkan
pemilu baik legislatif maupun presiden, agar PDI Perjuangan dapat menempatkan
kader-kader terbaiknya diposisi strategis pemerintahan dan dapat menjalankan
program partai yang sesuai dengan ideologi pancasila 1 Juni 1945. Untuk mencapai
tujuan itu semua tentu PDI Perjuangan memiliki program-program unggulan partai
sebagai strategi kemenangan pemilu 2014. Salah satu program pemenangan pemilu
2014 PDI Perjuangan ialah Program Pengorganisasian Cabang Pelopor.
Cabang pelopor adalah konsep yang dikembangkan PDI Perjuangan untuk
menunjuk suatu wilayah cabang (Kabupaten/kota, atau level cabang partai) yang
memenuhi syarat-syarat kepeloporan sebagaimana yang ditetapkan oleh DPP Partai
dan kepadanya akan diberikan tugas-tugas partai sebagaimana yang termuat dalam
haluan partai. Kepeloporan yang dimaksudkan disini adalah kepeloporan partai yang
sedemikian rupa sehingga kehadiran partai ditengah masyarakat benar-benar dapat
dirasakan manfaat dan maknanya dank arena itu pula rakyat member kepercayaan
terhadap partai untuk memegang tampuk kekuasaan diwilayah cabang tersebut.
Cabang pelopor juga merupakan suatu semangat menjadikan partai dan seluruh
tangan kekuasaannya sebagai solusi bagi persoalan-persoalan rakyat diwilayah
cabang. Dari hasil wawancara dengan staf ahli bidang keanggotaan, kaderisasi dan
rekrutmen yaitu dadang, menurutnya ide awal program pengorganisasian cabang
pelopor ialah
“PDI Perjuangan memiliki ajaran tentang wong cilik, yang
berakar dari bung karno. Partai harus berorientasi kepada
orang kecil (wong cilik). Didalam struktur sosial, wong
cilik berada dalam posisi paling bawah, sehingga partai
harus memiliki struktur hingga terbawah berupa anak
ranting. Pengurus anak ranting harus diisi orang-orang
terbaik sehingga dapat melayani wong cilik dengan baik.
Dengan cabang pelopor ini diharapkan struktur terbawah ini
semakin menguat sehingga dapat menyelesaikan masalah-
masalah pada masyarakat”
Berdasarkan hasil penelitian dan temuan data dilapangan berupa observasi, hasil
wawancara dan studi dokumentasi bahwa teori pelembagaan partai politik Randall
dan Svasand tepat untuk dijadikan acuan sebagai dasar analisis data pada penelitian
ini. Pelembagaan partai politik adalah proses pemantapan partai politik baik secara
struktural dalam rangka mempolakan prilaku maupun secara kultural dalam
mempolakan sikap atau budaya. Dengan memiliki budaya dan prinsip-prinsip dasar
dalam berpolitik maka partai akan bisa menguatkan fondasi dari pelembagaan
tersebut. Dengan kokohnya pelembagaan suatu partai, maka partai akan mampu
menyediakan organisasi partai yang mengakar dan prosedur yang melembaga guna
meraih tujuan untuk memenangi pemiihan kepala daerah sampai memenangi
pemilihan umum dan pemilihan presiden.
Randall dan Svasand mengatakan terdapat beberapa aspek dimensi pelembagaan
partai politik, yaitu :
a. Aspek Dimensi Kesisteman
Kesisteman yaitu pelaksanaan fungsi-fungsi partai yang dilakukan menurut
urutan, persyaratan, prosedur dan mekanisme yang disepakati dan ditetapkan oleh
partai politik baik formal maupun nonformal. Kesisteman ini meliputi ruang
lingkup, keanggotaan dan keberlangsungan interaksi yang membentuk partai
menjadi sebuah struktur. Pada pengorganisasian cabang pelopor kabupaten
bantul, dimensi kesisteman ini dapat dilihat melalui tahapan kerja cabang pelopor,
dimana DPC sebagai struktur partai yang berada didaerah melaksanakan program
ini sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang telah ditetapkan oleh DPP PDI
Perjuangan. Tahapan yang harus dilakukan dalam melaksanakan cabang pelopor
yaitu, pertama Tahap Pemetaan, untuk mengetahui masalah-masalah yang terjadi
pada masyarakat partai harus menyusun pemetaan wilayah. Pada proses ini
melibatkan struktur partai secara berjenjang sampai ketingkat paling bawah yakni
anak ranting, kader-kader serta sayap partai. Pemetaan yang bersifat bottom up
tentunya akan sangat baik pada penguatan struktur dilevel akar rumput, hal ini
juga akan berkolerasi dengan penguatan pelembagaan internal yang dimulai dari
tingkat yang paling bawah hingga keatas. Kedua Tahap Perencanaan, pada tahap
ini pada dasarnya adalah proses perumusan kebijakan daerah yang dilakukan
secara musyawarah yang melibatkan tiga pilar yaitu struktur, legislatif dan
eksekutif. Pola komunikasi yang terjalin baik antara partai dan pemerintahan akan
membangun citra partai yang positif dimata masyarakat. Hal ini akan
meningkatkan elektabilitas partai pada pemilu 2014. Ketiga Tahap Perencanaan,
pada tahap ini semua rencana akan dikerjakan baik ditingkat partai, fraksi dan
eksekutif. Partai akan mengawal untuk memastikan rencana yang sudah disusun
berjalan dengan baik. Keempat Monitoring dan evaluasi, DPC dalam hal ini akan
memonitoring program tersebut berjalan atau tidak, jika tidak DPC akan
melakukan langkah-langkah antisipasi agar program ini tetap berjalan. Kelima
Peningkatan Kapasitas, cabang pelopor pada dasarnya merupakan bagian dari
proses pembelajaran partai untuk menata ulang metode pengorganisasian partai.
Keenam Pendidikan Publik dan Ketujuh Sensus Anggota, pada tahap ketujuh
inilah dampak positif pengorganisasian cabang pelopor untuk partai akan terlihat.
Jika program ini berjalan dengan baik dan dapat menyelesaikan masalah yang ada
pada masyarakat tentunya akan meningkatkan keanggotaan partai dan
bertambahnya basis simpatisan partai.
b. Aspek Dimensi Identitas Nilai
Identitas nilai partai politik didasarkan atas ideologi atau platform partai,
basis sosial pendukungnya, dan identifikasi anggota terhadap pola dan arah
perjuangan partai. PDI Perjuangan merupakan partai yang berlandaskan ideologi
pancasila 1 juni 1945. PDI Perjuangan menempatkan peran partai sebagai
pengorganisasian dan alat perjuangan rakyat dalam mewujudkan indonesia yang
berdaulat dalam bidang politik, berdikari dalam bidang ekonomi dan
berkepribadian dalam kebudayaan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik
Indonesia yang berdasarkan pancasila sebagai syarat bagi terwujudnya cita-cita
proklamasi kemerdekaan Indonesia. Dengan memiliki identitas partai yang jelas
dan ideologis yang kuat PDI Perjuangan mampu membangun basis massa yang
kuat dan besar hampir diseluruh wilayah indonesia. Salah satunya di Kabupaten
Bantul dapat terlihat bagaimana PDI Perjuangan mampu menjadi partai penguasa
selama tiga periode berturut-turut, sehingga pengaruh ideologis partai sudah
tertanam hingga ke akar rumput.
c. Aspek Dimensi Reifikasi
Reifikasi adalah bagaimana partai mampu memberikan citra yang baik
kepublik yang mampu mengangkat nilai kesetian konstituen dalam memberikan
dukungannya. Dalam hal ini PDI Perjuangan memiliki program pengorganisasian
cabang pelopor sebagai penguatan pelembagaan internal partai. Setiap partai tentu
butuh sebuah program yang pro dengan rakyat agar kehadiran partai benar-benar
dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Program ini dapat memberikan citra yang
baik untuk partai dimata masyarakat. PDI Perjuangan menjalankan langkah yang
strategis melalui program cabang pelopor ini. Program cabang pelopor pada
dasarnya merupakan kerja pembumian program partai, sehingga partai dapat hadir
dalam hidup dan kehidupan rakyat, partai tidak hanya hadir pada musim
kampanye tiba melainkan hadir dengan program nyata yang menjawab persoalan
hidup rakyat.
Randall dan Svasand mengungkapkan bahwa penguatan pelembagaan partai
politik di Indonesia dapat dilakukan pada tiga level, yaitu : level akar rumput, level
pusat, dan level pemerintahan. Pada level akar rumput partai meliputi konteks lokal,
partai lokal, pendukung, serta masyarakat pemilih. Pada level pusat partai meliputi
konteks nasional, partai-partai lain, dan negara. Pada level pemerintahan meliputi
konteks dalam pemerintahan, fraksi-fraksi lain, komisi, dan negara.
Salah satu unsur terpenting dalam penguatan pelembagaan internal ialah level
akar rumput. Berdasarkan hasil penelitian program pengorganisasian cabang pelopor,
salah satu tujuan program ini ialah penguatan sektor akar rumput, dimana para kader
dituntut untuk mengetahui permasalahan apa saja yang ada dimasyarakat, sehingga
permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan bantuan partai. PDI Perjuangan
mencoba merangkul masyarakat dengan bantuan para kader ditingkat anak ranting,
tentunya hal ini akan menguatkan pelembagaan internal partai politik dari bawah.
Di PDI Perjuangan Kabupaten Bantul, program pengorganisasian cabang
pelopor sudah berjalan cukup baik, karena tiga unsur utama pelaksanaan cabang
pelopor dimiliki oleh kabupaten Bantul yaitu struktur, legislatif dan eksekutif. Pada
tingkat struktur yaitu DPC, dalam hal ini DPC akan menjadi segala pusat pergerakan
pengorganisasian cabang pelopor, DPC juga akan mengevaluasi dan monitoring
pelaksanaan ditingkat PAC. PAC akan menjadi arena dimana informasi persoalan
rakyat dihimpun, diolah dan kemudian ditindak lanjuti, baik langsung diselesaikan
ditingkat PAC maupun dibawa ke DPC. Pola hubungan antar struktur mulai dari anak
ranting hingga ke DPC tersusun cukup baik sehingga bantul memiliki basis yang kuat
mulai dari bawah.
Pada tingkat legislatif yaitu DPRD. fraksi dan anggota fraksi PDI Perjuangan
DPRD kabupaten bantul mengupayakan yang dapat memperkuat cabang-cabang
pelopor, baik berkait dengan pemberdayaan ekonomi rakyat, pelayanan kesehatan,
pendidikan dan yang lain sesuai dengan aspirasi rakyat yang berkembang. Anggota
melakukan pendampingan langsung dan akan dibagi ke anak cabang pelopor. Dari
hasil wawancara dengan ketua DPRD kabupaten Bantul, menyatakan sebagai berikut
“Tiga pilar unsur utama yaitu struktur, legislatif dan eksekutif
sudah saling terhubung sehingga memudahkan program cabang
pelopor ini dapat berjalan. Masyarakat dapat langsung
melaporkan masalahnya kepada fraksi PDI Perjuangan yang
berada di DPRD Kabupaten bantul, selanjutnya DPRD akan
mengalokasikan dana yang lebih banyak dari pemerintah untuk
masyarakat PDI Perjuangan. Dana dapat dialokasikan untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang ada dimasyarakat.”
Pada tingkat eksekutif yaitu Bupati atau wakil bupati, mengupayakan
kebijakan dan anggaran yang mendukung pergerakan cabang pelopor. Kesemua
upaya diarahkan untuk meningkatkan kepercayaan rakyat dan penerimaan rakyat
pada partai, sehingga melebarkan jalan untuk meraih kemenangan pada tahun 2014. .
Dari hasil wawancara dengan Bupati kabupaten Bantul, menyatakan sebagai berikut :
“Semua pengurus DPC sudah dilatih untuk hidup bersama
masyarakat, agar mereka tau bagaimana keinginan masayarakat
itu seperti apa sehingga dapat dikomunikasikan dengan
pemerintahan daerah. Bupati juga melakukan pertemuan rutin
setiap bulan dengan 3 pilar yaitu struktur, legislatif dan
eksekutif, sehingga dapat mengkomunikasikan kebutuhan apa
saja yang dibutuhkan masyarakat.”
Dalam perjalanannya, program pengorganisasian cabang pelopor yang penulis
teliti sudah berjalan di kabupaten bantul, namun belum terlalu maksimal. Hal ini
terjadi karena kader pada tingkat anak ranting belum semuanya mampu menjalankan
tugas dan fungsi sesuai dengan tujuan program pengorganisasian cabang pelopor.
Padahal jika program ini berjalan dengan sangat baik, tentu rakyat akan secara
langsung memilih partai PDI Perjuangan pada pemilu tahun depan sehingga
memudahkan PDI Perjuangan untuk mendapatkan kekuasaan secara konstitusional.
Terlepas dari semua itu, program pengorganisasian cabang pelopor ini telah
memberikan pengaruh terhadap penguatan pelembagaan internal PDI Perjuangan,
namun tentunya penguatan pelembagaan ini belum optimal. Untuk menguatkan
pelembagaan internal partai dapat dilakukan melalui empat komponen kunci yaitu,
pengakaran partai, legitimasi partai, aturan dan regulasi serta daya saing partai.
Pengakaran partai yang dimaksudkan agar partai terikat dengan masyarakat,
khususnya dengan konstituennya. Menurut penulis PDI Perjuangan telah melakukan
pengakaran partai dengan adanya program pengorganisasian cabang pelopor. Partai
melaksanakan program ini hampir disetiap provinsi di Indonesia salah satunya
Kabupaten Bantul. Mereka melaksanakan program ini di 18 kecamatan mulai dari
Kecamatan Banguntapan hingga Kecamatan Srandakan yang ada dikabupaten bantul,
. Hal ini membuktikan bahwa pengakaran basis partai telah berjalan dengan baik
hingga ketempat terpencil sekalipun. Jika dikelola dengan baik pengakaran partai
dapat menjadi kekuatan utama karena hal tersebut yang bersentuhan langsung dengan
basis massa partai dan masyarakat.
Selanjutnya, pelembagaan kepartaian bisa juga dilakukan dengan menata
aturan dan regulasi dalam partai. Maksudnya adalah penguatan partai dengan
menciptakan kejelasan struktur dan aturan kelembagaan dalam berbagai aktivitas
partai baik di pemerintahan, internal organisasi, maupun akar rumput. Dengan
adanya aturan main yang jelas dan disepakati oleh sebagian besar anggota, dapat
dicegah upaya untuk manipulasi oleh individu atau kelompok tertentu bagi
kepentingan-kepentingan jangka pendek yang merusak partai. Kemudian, dalam
perbaikan terhadap struktur dan aturan, dapat dilekatkan berbagai nilai demokrasi
dalam pengelolaan partai. Menurut penulis PDI Perjuangan telah melaksanakan
program-program yang sesuai dengan anggaran dasar/anggaran rumah tangga yang
ditetapkan partai. Contohnya seperti para kader yang ditunjuk partai sebagai calon
legislatif karena memang mempunyai kapasitas dan pengalaman sebagai anggota
partai. selanjutnya dalam menentukan berbagai aturan dalam partai, PDI Perjuangan
juga melakukan rapat-rapat pada tingkat nasional yang melibatkan seluruh petinggi
cabang, daerah dan pusat untuk duduk bersama membahas bagaimana menata aturan
dan regulasi dalam partai. Rapat-rapat ini juga dilakukan untuk menentukan ketua
umum partai dan penetapan kandidat calon presiden untuk Pemilu yang akan datang.
Pelembagaan partai politik juga dilakukan dengan menguatkan daya saing
partai yakni yang berkaitan dengan kapasitas atau tingkat kompetensi partai untuk
berkompetisi dengan partai politik lain dalam arena pemilu maupun kebijakan
publik. Daya saing yang tinggi dari partai ditunjukkan oleh kapasitasnya dalam
mewarnai kehidupan politik yang didasari pada program dan ideologi partai sebagai
arah perjuangan partai. Secara teoretik, daya saing partai berarti kapasitasnya untuk
memperjuangkan program yang telah disusun. PDI Perjuangan sebagai partai
ideologis berasaskan pancasila 1 juni 1945 berketetapan menjadi alat perjuangan
rakyat. Sebagai alat perjuangan rakyat tentunya PDI Perjuangan memiliki program
yang pro dengan rakyat, salah satunya pengorganisasian cabang pelopor. Program ini
secara langsung menyentuh dan membantu masyarakat. Program ini juga dijadikan
sebagai strategi pemenangan pemilu 2014. Dengan program-program yang telah
dilaksanakan dengan baik tentunya hal ini akan meningkatkan kompetensi partai dan
daya saing partai dalam pemilu yang akan datang. Pada satu sisi program cabang
pelopor akan meningkatkan kuantitas dan kualitas kader dan pada sisi yang lain
kinerja cabang pelopor akan menjadi wahana kampanye yang efektif. Rakyat akan
melihat manfaat yang nyata ketika PDI Perjuangan memegang kekuasaan.
Pada akhirnya program pengorganisasian cabang pelopor ini telah
memberikan pengaruhnya terhadap penguatan pelembagaan internal PDI Perjuangan,
namun tentunya hal ini belum berjalan optimal. Program ini hanya akan berjalan
apabila terjalinnya pola hubungan yang baik antara tiga pilar yaitu struktur, legislatif
dan eksekutif.
D. PENUTUP
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan mengenai penguatan pelembagaan
internal partai politik studi kasus program pengorganisasian cabang pelopor
Kabupaten Bantul, maka penulis mengambil beberapa poin kesimpulan :
a. PDI Perjuangan melakukan penguatan pelembagaan internal partai melalui
program pengorganisasian cabang pelopor. Program ini juga merupakan
bagian dari kerja-kerja politik untuk mendapatkan kekuasaan secara
konstitusional pada tahun 2014
b. Program pengorganisasian cabang pelopor juga digunakan untuk melahirkan
kader-kader yang militant, memiliki integritas, patriotik dan juga semakin
paham dengan kerja ideologis melalui praktek langsung serta untuk
meningkatkan integritas partai dihadapan raakyat.
c. Pengorganisasian Cabang pelopor merupakan suatu semangat menjadikan
partai dan seluruh tangan kekuasaannya sebagai solusi bagi persoalan-
persoalan yang dihadapi rakyat diwilayah cabang. Program pengorganisasian
cabang pelopor akan dapat berjalan apabila suatu daerah memenuhi syarat tiga
pilar yaitu struktur, legislatif dan eksekutif.
d. Penguatan pelembagaan partai politik di Indonesia dapat dilakukan pada tiga
level, yaitu : level akar rumput, level pusat, dan level pemerintahan. Dalam
melakukan penguatan pelembagaan internal PDI Perjuangan Kabupaten
Bantul telah melakukan pola hubungan yang baik pada ketiga level tersebut
melalui program pengorganisasian cabang pelopor.
e. Secara umum program pengorganisasian cabang pelopor ini sudah berjalan,
namun belum optimal. Hal ini terjadi karena kader pada tingkat anak ranting
belum semuanya mampu menjalankan tugas dan fungsi sesuai dengan tujuan
program pengorganisasian cabang pelopor. Selain itu program ini hanya akan
dapat berjalan apabila disuatu daerah tersebut dipimpin oleh kader PDI
Perjuangan, tanpa adanya itu program ini tidak dapat berjalan secara
maksimal.
Dari hasil tersebut dapat direkomendasikan :
a. Perlu ditingkatkan pelatihan-pelatihan kader pada tingkat cabang yang rutin
dilakukan pada setiap bulan sehingga para kader siap untuk memberi
pelayanan yang terbaik dalam menyelesaikan masalah yang ada di
masyarakat.
b. Perlu ditingkatkannya lagi pola komunikasi antara struktur partai, legislatif
dan eksekutif. Yang dimaksudkan disini harus ada pertemuan rutin yang
dilakukan oleh DPC dengan fraksi-fraksi PDI Perjuangan yang ada di
pemerintahan, agar alokasi anggaran pemerintah lebih mengutamakan
kesejahteraan rakyat.
c. Untuk menggerakan struktur partai yang paling bawah diperlukan program-
program baru yang lebih menarik dan pro rakyat, agar struktur partai ini dapat
bekerja sesuai aturan yang telah disusun partai.
E. DAFTAR PUSTAKA
Farhan Hamid.2008.Partai Politik Lokal di Aceh: Desentralisasi Politik dan
Negara Kebangsaan.Jakarta: Kemitraan.
Ichlasul Amal.2012. Teori-teori Mutakhir Partai Politik. Yogyakarta: Tiara
Wacana
Imam Gunawan.2013. Metode Penelitian Kualitatif: teori & praktik. Jakarta:
Bumi Aksara
Meloeng Lexy,J . 2002 . Metode Penelitian Kualitatif . Bandung : Remaja
Miriam Budiardjo. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta : Gramedia
M. Rush, politics and society: An Introduction to Political Sosiology (Hemel
Hempstead: Harvest Wheatsheap,1992)
Peter Schroder. 2004. Strategi Politik. Jakarta: Friedrich Naumann Stiftung
Randall dan Svasand. 2002. Party Instituzionalization in New Democracies
Samuel Huntington . 2004. Tertib Politik Pada Masyarakat Yang Sedang
Berubah. Jakarta: Rajawali Press
Sigit Pamungkas. 2011. Teori dan Praktek Partai Politik Indonesia.
Yogyakarta : Institue for Democracy and Welfarism
Sigmund Neumann. 1963. Modern Political Parties. London : The Press of
Glencoe
Suharsimi Arikunto (1998). Manajemen Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta
Internet :
eb.unair.ac.id admin file f b .doc ( diakses pada tanggal 8 oktober
2013 )
http://edukasi.kompasiana.com/2012/06/22/partai-catch-all-dan-kartel-
466358.html ( diakses pada tanggal 8 oktober 2013 )
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/158-165%20arya.pdf ( diakses pada tanggal
8 oktober 2013 )
http://www.manajemenn.web.id/2012/02/pelembagaan-partai-politik.html(
diakses pada tanggal 8 oktober 2013 )
Dokumen resmi :
Dokumen Pengorganisasian Cabang Pelopor PDI Perjuangan
Jalan menuju kemenangan surat ketetapan No: 11/TAP/KONGRES III/PDI-
P/2010
Piagaam perjuangan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga PDI
Perjuangan
Top Related