kegagalan demokratisasi di mesir pasca-arab spring1 - the ...
EKSISTENSI DAN KEGAGALAN PARTAI BULAN BINTANG ...
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
0 -
download
0
Transcript of EKSISTENSI DAN KEGAGALAN PARTAI BULAN BINTANG ...
EKSISTENSI DAN KEGAGALAN PARTAI BULAN BINTANG
PADA PEMILU 2019 DI KOTA BUKITTINGGI
SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Hukum
(S.H) di Program Studi Hukum Tata Negara
Pada Fakultas Syariah
RIMA ZAINAP
NIM:1316.018
PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA (SIYASAH)
FAKULTAS SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) BUKITTINGGI
2020 M / 1441 H
ii
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama / Nim : Rima Zainap / 1316.018
Tempat / Tanggal Lahir : Pasa Dama / 27 Juni 1997
Jurusan : Hukum Tata Negara (Siyasah)
Judul skripsi : Eksistensi dan kegagalan Partai Bulan Bintang
pada pemilu 2019 di Kota Bukittinggi.
Menyatakan dengan ini sesungguhnya bahwa karya ilmiah (skripsi) saya dengan
judul di atas adalah benar karya penulis. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa
skripsi ini bukan karya sendiri, maka penulis bersedia diproses sesuai hukum yang
berlaku dan gelar kesarjanaan penulis di copot hingga batas waktu yang tidak
ditentukan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya untuk dipergunakan
sebagaimana semestinya.
Bukittinggi, 4 Juni 2020
yang menyatakan
Rima Zainap
NIM: 1316.018
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul (“Eksistensi dan Kegagalan Partai Bulan Bintang
pada Pemilu 2019 di Kota Bukittinggi”) yang telah disusun oleh Rima Zainap,
NIM 1316.018, telah memenuhi persyaratan ilmiah dan disetujui untuk diajukan
ke sidang munaqasyah.
Demikianlah persetujuan ini diberikan untuk dapat dipergunakan
seperlunya.
Bukittinggi, 29 Mei 2020
Pembimbing I
Adlan Sanur Tohirohan, M.Ag
NIP. 197603222005011003
Pembimbing II
Dahyul Daipon, M.Ag
NIP. 197704202006041002
iv
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Shalawat dan salam bagi Rasulullah Muhammad SAW yang telah membawa
perubahan bagi semua aspek kehidupan menjadi rahmatan lil ‘alamin. Adapun
judul skripsi ini adalah: “Eksistensi dan Kegagalan Partai Bulan Bintang Pada
Pemilu 2019 di Kota Bukittinggi”.
Skripsi ini penulis susun dalam rangka menyelesaikan kuliah penulis guna
meraih gelar Sarjana Hukum (SH) pada Program Studi Hukum Tata Negara
(Siyasah) Fakultas Syariah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.
Penghargaan dan cinta terbesar penulis tujukan kepada orang tua penulis,
Ayahanda Amrizal dan Ibunda Linda Senatra yang telah membesarkan penulis
dengan kasih sayang dan juga telah membimbing penulis dalam mengarungi
perjuangan hidup ini. Sanak keluarga penulis yang telah memberikan dukungan
baik moril dan materil hingga penulis mendapatkan gelar sarjana ini. Sahabat-
sahabat penulis yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian penulisan ini tidak terlepas
dari bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada yang terhormat:
1. Ibu Rektor beserta Bapak Wakil Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Bukittinggi yang telah memberikan fasilitas, sarana dan prasarana selama
penulis menimba ilmu pengetahuan.
v
2. Bapak Dekan Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri (IAIN)
Bukittinggi beserta Bapak Wakil Dekan dan Bapak Ketua Program Studi
Hukum Tata Negara (Siyasah) Fakultas Syari’ah Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Bukittinggi.
3. Bapak Adlan Sanur Tohirohan, M.Ag dan Bapak Dahyul Daipon, M.Ag
selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah memberikan arahan dan
bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Fajrul Wadi, S.Ag., M.Hum selaku Penasehat Akademik (PA) yang
telah memberikan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan perkuliahan
di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi.
5. Bapak dan Ibu dosen serta karyawan dan karyawati Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Bukittinggi yang telah membekali penulis dengan berbagai
ilmu pengetahuan.
6. Pimpinan serta karyawan dan karyawati perpustakaan Institut Agama Islam
Negeri (IAIN) Bukittinggi yang telah menyediakan fasilitas kepada penulis
dalam mencari literatur-literatur terkait penelitian ini.
7. Bapak dan ibu pengurus DPC Partai Bulan Bintang Kota Bukittinggi dan
Kantor Bapak dan ibu pengurus KPU Kota Bukittinggi yang telah membantu
dan memberikan data terkait dengan penelitian yang penulis lakukan.
Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, semoga Allah SWT memberikan balasan
yang setimpal atas jasa baik yang telah diberikan. Kiranya karya ini memberikan
vi
sumbangsih bagi para pembaca dan menjadi amal ibadah bagi penulis hendaknya.
Aamiin ya rabbal ‘alamin.
Dalam penyelesaian skripsi ini penulis telah berusaha semaksimal
mungkin untuk kesempurnaan skripsi ini, namun bila ada kekurangan penulis
mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat membangun, maka penulis
menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak luput dari kekhilafan dan
kekeliruan. Untuk itu, penulis mohon maaf atas kekhilafan dan kekeliruan yang
terdapat dalam skripsi ini, baik dari segi teknis maupun dari segi isinya. Oleh
sebab itu, kritik yang kontruktif dan sehat sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan skripsi ini.
Bukittinggi, 14 Mei 2020
Penulis,
RIMA ZAINAP
NIM. 1316.018
vii
ABSTRAK
Skripsi ini ditulis oleh Rima Zainap, NIM. 1316018 yang berjudul
“EKSISTENSI DAN KEGAGALAN PARTAI BULAN BINTANG PADA
PEMILU 2019 DI KOTA BUKITTINGGI”. Maksud tujuan penelitian skripsi
ini adalah untuk mengetahui bagaimana eksistensi Partai Bulan Bintang di Kota
Bukittinggi dan mengetahui bagaimana faktor-faktor penyebab kegagalan Partai
Bulan Bintang pada pemilu 2019 di Kota Bukittinggi.
Penelitian ini di latar belakangi oleh sebuah partai politik yang ditentukan
dari keikut sertaan mereka dalam pemilihan umum untuk memperoleh suara agar
mendapatkan kekuasaan pemerintah. Partai politik yang gagal dalam pemilihan
umum akan terancam eksistensinya dalam persaingan mempertahankan dan
merebut kekuasaan. Partai PBB sendiri merupakan partai yang eksistensinya
terancam disebabkan jumlah suara PBB setiap pemilu selalu menurun khususnya
Kota Bukittinggi. Berdasarkan diatas penulis ingin meneliti tentang Bagaimana
Eksistensi Partai Bulan Bintang di Kota Bukittinggi dan faktor-faktor yang
menjadi penyebab kegagalan Partai Bulan Bintang di Kota Bukittinggi pada
pemilu 2019 di Kota Bukittinggi.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
lapangan (Field Research) yang menggunakan teknik analisis secara kualitatif
yang bersifat deskriptif yaitu mengambarkan informasi yang diperoleh melalui
wawancara mengenai data-data yang diteliti, kemudian dilakukan menganalisaan
terhadap fenomena suatu keadaan. Adapun teknik pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan wawancara yang penulis amati di kantor DPC PBB Kota
Bukittinggi yang dalam hal ini di fokuskan pada Partai Bulan Bintang (PBB).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Eksistensi Partai
Bulan Bintang di Kota Bukittinggi dilihat dari keikut sertaan sebuah partai dalam
pemilu. Partai PBB Kota Bukittinggi, empat kali ikut serta dalam pemilu 1999,
2004, 2009, dan 2014. Akan tetap PBB Kota Bukittinggi setiap pemilu grafik
suara menurun mengakibatkan keeksistensinya terancam untuk pemilu yang akan
datang menjadi peserta pemilu yaitu pada tahun 2019. Faktor-faktor penyebab
kegagalan Partai Bulan Bintang di Kota Bukittinggi pada tahun 2019 yaitu,
Pertama masalah pendanaan, Kedua pengkaderan DPC Kota Bukittinggi kurang
dan lemah, Ketiga kurangnya pendidikan politik, Keempat rendahnya minat
masyarakat terhadap politik, Kelima mayarakat Bukittinggi mayoritas mendukung
Probowo Subianto dan Sandiaga Uno, Keenam penurunan suara PBB tiap pemilu ,
Ketujuh nomor Urut PBB, Kedelapan kurang kepercayaan masyarakat teradap
partai Islam, Kesembilan kurang dalam bersosialisasi terhadap masyarakat, dan
Kesepuluh kepengurusan DPC PBB Kota bukittinggi tidak begitu antusias dalam
memilih para kader sehingga banyak para kader yang tidak tahu apa yang harus
mereka lakukan.
viii
DAFTAR ISI
Hal
SURAT PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................................... iii
PENGESAHAN TIM PENGUJI ....................................................................... iv
KATA PENGANTAR .......................................................................................... v
ABSTRAK .......................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 6
C. Batasan Masalah .......................................................................................... 6
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................................ 6
E. Penjelasan Judul .......................................................................................... 7
F. Tinjauan kepustakaan ................................................................................... 8
G. Metode Penelitian......................................................................................... 9
H. Sistematika Penelitian ............................................................................... 13
BAB II PARTAI BULAN BINTANG ................................................................ 15
A. Latar Belakang Berdirinya Partai Bulan Bintang....................................... 15
B. Asas dan Tujuan Partai Bulan Bintang ...................................................... 17
C. Perspektif Ideologi Partai Bulan Binang .................................................... 19
D. Program Partai Bulan Bintang ................................................................... 22
E. Struktur Organisasi Partai Bulan Bintang .................................................. 34
ix
F. Karakteristik Partai Bulan Bintang ............................................................ 36
BAB III PEMILIHAN UMUM DI KOTA BUKITTINGGI ........................... 38
A. Pengertian Pemilihan Umum ..................................................................... 38
B. Pelaksanaan Pemilu di Kota Bukittinggi ................................................... 51
C. Perolehan Suara Partai Bulan Bintang di Kota Bukittinggi ....................... 55
BAB IV EKSISTENSI PBB DI KOTA BUKITTINGGI
DAN FAKTOR KEGAGALAN PADA PEMILU TAHUN 2020 ................... 60
A. Monografi Kota Bukittingi ........................................................................ 60
1. Sejarah Kota Bukittinggi ......................................................................... 61
2. Keadaan Geografis Kota Bukittinggi ...................................................... 62
B. Gambaran Umum DPC PBB Kota Bukittinggi ......................................... 67
C. Eksistensi Partai Bulan Bintang di Kota Bukittinggi ................................ 69
D. Faktor-Faktor Yang Menjadi Penyebab
Kegagalan Partai Bulan Bintang di Kota Bukittinggi ............................... 71
1. Faktor Internal ......................................................................................... 71
2. Faktor Eksternal ...................................................................................... 72
E. Analisis Penulis Tentang Eksistensi dan Kegagalan
Partai Bulan Bintang di Kota Bukiittinggi ................................................ 74
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 79
A. Kesimpulan ................................................................................................ 79
B. Saran-saran ................................................................................................ 80
DAFTAR KEPUSTAKAAN
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Eksistensi merupakan partai politik (parpol) yang ditentukan dalam keikut
sertaan partai dalam pemilihan umum (pemilu) agar memperoleh suara serta bisa
mendatkan kursi di pemerintah. Parpol yang suarannya rendah serta tidak ada
peluang untuk memenagkan pemilu akan terancam eksistensinya untuk
mempertahankan dan merebut kekuasaan di pemerintah. Indonesia memakai
sistem Demokrasi serta tidak terlepas dari peran penting masyarakat dalam sebuah
partai politik, partai politik memerlukan suara dari rakyat untuk memenagkan
pemilu. semua partai politik di Indonesia tidak mampu memberikan hal yang
diinginkan oleh masyarakat Indosesia secara optimal.1
Banyak partai politik yang ikut serta dalam proses demokrasi di Indonesia
salah satunya Partai Bulan Bintang (PBB). PBB adalah sebuah parpol yang
berlandaskan Islam. Partai Bulan Bintang berdiri pada tanggal 17 Juli 1998 dan
dideklarasikan pada tanggal 26 Juli 1998 di Jakarta.2
Sesudah partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) di bubarkan
pada tahun1960. pendukung dan pengikut Masyumi mensepakati nama dirinya
adalah Keluarga Bulan Bintang (PBB), sebuah kelompok yang membuat
masyarakat Indonesia melaksanakan syariat Islam, pada awal kemerdekaan di
Indonesia semua inspirasi secara politik disalurkan sebagai cita-cita.
1 Rahman Arifin, Sistem Politik Indonesia dalam Perspetif Struktural Fungsional,
(Surabaya: SIC, 2002) h. 21 2 Daniel Dhakidae, Partai Partai Pnolitik Indonesia Ideologi dan Program 2004-2009,
(Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2004), h. 52
2
Para pengikut Masyumi memilih jalan berpolitik dengan berdakwah. Maka
lahir Dewan Dakwah Islamiah Indonesia. pada sisa masa Orde Lama antara tahun
1960 sehingga sekitar tahun 1965, para tokoh-tokoh Masyumi ini benar-benar
memusatkan pepolitikkan dalam bidang dakwah. Tetapi begitu Orde habis,
mereka berkeinginan agar bisa mendirikan kembali partai Masyumi, namun tidak
mendapatkan restu dari rejim Orde Baru. Pada di era tahun tujuh puluhan di
selenggarakanlah suatu muktamar di Malang, yang menjadikan Partai Muslim
Indonesia (PARMUSI).3
PBB berdiri di sebabkan didukung oleh ormas-ormas Islam yaitu, Partai
Serikat Islam Indonesia (PSII), Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI),
Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI), Perti, Al-Irsyad, Komite untuk Solidaritas
Dunia Islam (KISDI), Badan Koordinasi dan Silaturahmi Pondok Pesantren
Indonesia (BKSPPI), Persatuan Islam (PERSIS), Dewan Dakwah Islamiyah
Indonesia (DDII) Persatuan Umat Islam (PUI).4
Menurut Ketua Umum PBB, Yusril Ihza Mahendra, ide besar partai ini
adalah didasari dari keyakinan, bahwa Islam adalah ajaran yang sangat universal
yang berisi pedoman etik dan petunjuk untuk menyelesaikan semua persoalan
hidup di dunia dan akhirat, maka ide besar itu dapat di tranformasikan ke dalam
gagasan perpolitikkan. PBB ingin tampil sebagai partai yang mencerminkan
aspirasi ke Islaman, kebangsaan, serta barwawasan politik yang demokratis.5
Partai ini jelas berasaskan Islam, dengan visi terwujudnya kehidupan masyarakat
3 Daniel Dhakidae, Partai Partai Politik Indonesia Ideologi dan Program 2004-2009,..,
h.54 4 Yugha, Profil Partai Politik Peserta Pemilu, (Jakarta : Erlangga, 2014), h. 338
5 Daniel Dhakidae, Partai Partai Politik Indonesia Ideologi dan Program 2004-2009,..,
h.56
3
Indonesia yang islami. Visi besar ini kemudian di elaborasi ke dalam tujuh misi,
yaitu membangun Indonesia yang maju, mandiri, berkecerdasan, berkepribadian
yang tinggi, berkeadilan, berdemokrasi, dan turut mewujudkan perdamaian dunia
berdasarkan nilai-nilai Islam.6 Bagi PBB, adalah wajar jika masyarakat yang
mayoritas beragama Islam memintak haknya untuk diterapkan sistem Islam di
Indonesia, karena Islam tidak mengatur masalah ritual saja tetapi juga mengatur
hubungan dengan sesama manusia karena itu perlu sesuatu tatanan yang
menjadikan Islam sebagai konsep dalam merumuskan berlakunya hukum di
Indonesia. 7
Untuk memenangkan pemilu mendatang, PBB sudah menyediakan dana
yang banyak. Dana itu di dalang dari sumbangan kader dan simpati dari berbagai
kalangan. Selain itu, PBB juga memungut iuran dari masing masing Caleg (Calon
Legislatif). Mereka yang menjadi Caleg di Kabupaten dan Kota di bebankan
biayanya Rp 1.5 juta per orang, tingkat Provinsi Rp 2,5 juta setiap orang dan
Caleg tingkat Pusat masing masing Rp 2,5 juta. Bila mereka kelak terpilih dan
akan duduk di DPR / DPRD harus rela menyumbangkan gajinya sebesar 20-25
perseratus pada partai.8
Penetapan perolehan suara pada Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008
pasal 202 “(1) Partai politik peserta pemilu harus memenuhi ambang batas
perolehan suara sekurang kurangnya 2,5 % (dua koma lima perseratus) dari
jumlah suara sah secara nasional untuk diikutkan dalam penentuan perolehan
6 Yugha, Profil Partai Politik Peserta Pemilu,…, h. 340
7 Daniel Dhakidae, Partai Partai Politik Indonesia Ideologi dan Program 2004-2009,..,
h.57 8 Komaruddin Hidayat Ignas Kleden, Pergaulan Partai Politik di Indonesia,…, h.159-
160
4
kursi DPR. (2) Ketentuan sebagaimana di maksud pada ayat (1) tidak berlaku
dalam penentuan perolehan kursi DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten /Kota”.
Penetatan calon terpilih anggota DPRD di tetapkan oleh KPU Kabupaten/Kota
pada pasal 213 ayat 3 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008.9
Seperti di sebutkan dalam pasal 84 Undang-Undang Pemilu Nomor 12
tahun 2003 tentang pemilu anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan
Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rayat Daerah, pemberian suara
pemilu untuk anggota DPR dan DPRD di lakukan dengan memcoblos salah satu
tanda gambar partai politik (parpol) dan mencoblos salah satu tanda gambar
parpol peserta pemilu. Sedangkan pemberian suara untuk pemilihan anggota DPD
di lakukan dengan mencoblos satu calon anggota DPD.10
PBB di Kota Bukittinggi merupakan partai politik besar yang pernah
empat kali ikut serta dalam pemilu tahun 1999, 2004, 2009, dan 2014. PBB
bahkan pernah mendapatkan kursi pada tahun 1999, 2004, dan 2009, akan tetapi
pada pemilu 2014 tidak ada kursi untuk PBB di Kota Bukittinggi.11
Pada pemilu
2019 ada harapan PBB akan meraih kursi di DPRD Kota Bukittinggi karena yang
maju sebagai calon legislatif di partai PBB di Kota Bukittinggi adalah ustad yang
terkenal, serta tokoh selaku RW (Rukun Warga), dan tokoh yang lain serta
pangusah-pengusaha yang terkenal. Namun, seiring waktu dan telah selesainya
pemilu, partai PBB tidak mendapatkan kursi di DPRD kota Bukittingg.12
9 Tim Redaksi Tatanusa, Pemilihan Umum Anggota DPR DPD dan DPRD Undang
Undang No 10 tahun 2008,( Jakarta, PT Tatanusa, 2008), h. 102-103 10
Tabrani Syabirin, Pemilu Legislatif 2004, (Jakarta, Erlangga,2005), h. 143 11
Dasril (Ketua Cabang PBB Bukittinggi),Wawancara Pribadi, Senin/05 Agustus 2019 12
Dasril (Ketua Cabang PBB Bukittinggi),Wawancara Pribadi, Senin/05 Agustus 2019
5
Partai PBB pernah di survei dari Kesbangpol Bukittinggi minimal duduk
2 dalam kursi legislatif peridiksinya, tetapi kenyataan tidak. Apakah mulanya di
sebabkan oleh ketua umumnya yang mula-mula dulunya memilih Probowo akan
tetapi hampir pemilu 2019 Ketua Umum PBB memihak ke Jokowi yang di usung
PDIP (Partai Dekmorasi Indonesia Perjuangan), karna di sebakan Jokowi
mendukung PDIP, kemungkinan dianggap PBB adalah pedukung PDIP. Kenapa
masih gagal sedangkan ada yang mendukung Jokowi seperti Partai Persatuan
Pembangunan (PPP) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) merupakan partai
Islam yang mendapatkan kursi di DPRD Kota Bukittinggi, cuman di Kota
Bukittinggi yang tidak ada kursi untuk PBB di daerah lain ada.13
Kegagalan
kedua, ini mungkin masyarakat butuh uang dan PBB tidak ada. Pada pemilu 2019
Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) sudah sangat ketat cara suap
menyuap memang tidak boleh di lakukan.14
Kegagalan ketiga dalam Islam
menegakkan kebenaran memang berat dan memperjuangkan kebenaran memang
berat, jadi apabila terlalu jujur dalam organisasi akan tersingkir yang telah
dirasakan Ketua Cabang Bukittinggi PBB, yaitu bapak Dasril, lokasi Sekretariat
PBB kota Bukittinggi terletak di Jln. Parik Datuang Anak Air, Kecamatan
Mandiangin Koto Selayan, Kota Bukittinggi.15
Kegagalan keempat kemungkinan
jelang kontestasi Pemilihan Umum Presiden 2019, partai PBB yang semula terus
berada dibarisan oposisi, merapatkan diri ke Joko Widodo dan Ma’ruf Amin.
Keputusan PBB mendukung Jokowi Ma’ruf diputuskan rapat pleno tanggal 19
Januari 2019. Hasil rapat kemudian dituangkan kedalam surat keputusan PBB.
13
Dasril (Ketua Cabang PBB Bukittinggi),Wawancara Pribadi, Senin/05 Agustus 2019 14
Dasril (Ketua Cabang PBB Bukittinggi),Wawancara Pribadi, Senin/05 Agustus 2019 15
Dasril (Ketua Cabang PBB Bukittinggi),Wawancara Pribadi, Senin/05 Agustus 2019
6
Dari uraian diatas, menunjukkan bahwa sejak pertama ikut pemilu pada
tahun 1999 sampai tahun 2019, perolehan suara PBB relatif menurun. Skripsi ini
akan mencoba mengkaji secara mendalam mengenai Eksistensi dan kegagalan
Partai Bulan Bintang pada pemilu 2019 di Kota Bukittinggi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang rumusan masalah yang penulis paparkan
sebelumnya, maka jadi rumusan masalah pada penelitian skripsi ini adalah:
1. Bagaimana Eksistensi Partai Bulan Bintang di Kota Bukittinggi ?
2. Bgaimana faktor-fakor penyebab kegagalan Partai Bulan Bintang di Kota
Bukittinggi ?
C. Batasan masalah
Supaya rumusan masalah ini tidak meluas maka penulis membatasi hanya
membahas mengenai Eksistensi dan kegagalan Partai Bulan Bintang pada pemilu
2019 di Kota Bukittinggi.
D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Setiap pembahasan terikat pada tujuan dan kegunaan penelitian yang
hendak di capai dalam penulisan ini. Adapun tujuan dan kegunaan penelitian
skripsi ini adalah sebagai berikut:
a. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah :
1. Untuk mengetahui Eksistensi Partai Bulan Bintang di Kota Bukittinggi
2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kegagalan Partai Bulan
Bintang di Kota Bukittinggi.
7
b. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah:
1. Untuk menambah ilmu dalam bidang Syari’ah khususnya Siyasah.
2. Dapat dijadikan landasan kepustakaan bagi penelitian-penelitian yang
berkaitan dengan masalah ini.
3. Untuk memenuhi salah satu syarat guna mencapai gelar Sarjana
Hukum (SH) pada Fakultas Syari’ah Program Studi Hukum Tatanegara.
E. Penjelasan Judul
Untuk menghindari keraguan-keraguan dan kesalahan dalam memahami
judul dalam penulisan ini, maka penulis menjelaskan maksud kata-kata yang di
rasa perlu dari judul di atas.
Eksistensi : Dalam kamus bahasa Indonesia yang bearti
keberadaan.16
Kegagalan Sukse yang tertunda, kalimat in sering
muncul dalam membangkit semangat orang
agar berusaha untuk meraih kesuksesan,
tanpa mengenal adanya sebuah kegagalan17
Partai Bulan Bintang : Sebuah partai yang berlandaskan Islam dan
juga sebagai penerus masyumi yang pernah
berjaya pada Orde lama.18
Pemilu : Pemilihan umum yang dilakukan
16
https://kbbi.web.id/eksistensi.html di akses pada tanggal 12 Desember 2019 pada jam
16.13 Wib 17
Komaruddin Hidayat Ignas Kleden, Pergaulan Partai Politik di Indonesia,…, h.5 18
Yugha, Profil Partai Politik Peserta Pemilu,…, h.340-345
8
masyarakat untuk memakai hak suaranya,
Memilih seseorang sesorang yang dapat
dipercaya untuk kepentigan masyarakat.19
Kota : Pusat pemukiman dan kegiatan penduduk
yang mempunyai batas wilayah administrasi
yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan serta pemukiman yang telah
memperlihatkan watak dan ciri kehidupan
perkotaan.
Bukittinggi : Sebuah kota yang berada di Provinsi
Sumatera Barat.
Jadi maksud dari judul secara keseluruhan adalah untuk mengetahui
Eksistensi dan kegagalan Partai Bulan Bintang pada pemilu 2019 di Kota
Bukittinggi.
F. Tinjauan Kepustakaan
Dalam penulisan skripsi ini penulis mengamati permasalahan yang ada
kaitannya dengan judul skripsi ini, kajian skripsi yang sudah pernah diteliti adalah
sebagai penguat skripsi penulis, penulis menghubungkan berbagai sumber kajian
ilmiah yang hampir sama dan relevan dengan penelitian penulis sebagai berikut:
Di dalam skripsi yang meneliti tentang Eksistensi Partai Golkar Dalam
Politik Lokal, yang di tulis oleh Khairunnisa mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah
pada tahun 2014 Skripsi ini memaparkan tentang Eksistensi Partai Golkar tingkat
19
Yugha, Profil Partai Politik Peserta Pemilu,…, h.3
9
Kabupaten Simalungun menigkat dan stabil dalam dua periode, sementara Partai
Golkar di Kabupaten lain memperoleh suara yang menurun.
Skripsi yang ditulis oleh Dedy Alamsyah Mannaroy mahasiswa dari
Universitas Hasanuddin pada tahun 2011, dengan judul Kekalahan Partai Golkar
pada pemilihan kepala daerah di Kabupaten Toraja Utara 2010, skripsi ini
memaparkan masyarakat beranggapan bahwa Partai Golkar yang menyebabkan
dampak negative terhadap keberlangsungn pembangunan daerah yang Partai
Golkar gagalan dalam perwakilan Partai Golkar mekipun upaya sudah semaksimal
mungkin.
Skripsi yang berjudul Kekalahan Partai Bulan Bintang di Kota Bukittinggi
pada pemilu Legislatif 2009, yang ditulis oleh Andriyadi dengan Nim 1308.010
mahasiswa dari (STAIN) Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Syekh M.Djamil
Djambek Bukittinggi pada tahun 2013, skripsi ini memaparka kekalahan PBB
pada pemilu legislatif pada tahun 2009.
Dari judul skripsi diatas tidak terdapat penjelasan tentang Eksistensi dan
Kegagalan Partai Bulan Bintang pada Pemilu 2019 di Kota Bukittinggi. Dengan
demikian penelitian ini layak di ajukan dan dilanjutkan.
G. Metode penelitian
Metode adalah sebauh prosedur atau cara mengetahui suatu langkah-
langkah sistematis, sedangkan metodologi adalah suatu pengkajian untuk
mempelajari peraturan-peraturan suatu metode.20
Metode penelitian merupakan
20
Husain Usman, Metodologi Penelitian Sosial, ( Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008), h. 41
10
ilmu yang mempelajari tentang metode-metode penelitian, ilmu tentang alat-alat
yang digunakan untuk penelitian.21
1. Jenis penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian
menghasilkan serta mengolah data yang bersifat deskriptif, yaitu transkripsi
wawancara, dan catatan lapangan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini
banyak menggunakan teknik wawancara, observasi, dan metode library research
(studi perpustakaan).22
Metode kualitatif berusaha memahami dan menafsirkan
suatu peristiwa interaksi tingkah laku manusia dalam berbagai situasi tertentu
menurut perspektif penelitian sendiri.23
Penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu suatu
penelitian yang memfokuskan pengamatan pada nilai-nilai yang terkandung dalam
masyarakat.
2. Informan Data
Informan yaitu orang-orang yang memberikan keterangan atau pernyataan
serta informasi tentang sesuatu yang berkenaan dengan orang lain. Dalam hal ini
sebagai informan adalah faktor-faktor yang menjadi penyebab gagalnya partai
PBB dalam meraih kursi di DPRD Kota Bukittinggi.
a. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang penulis pakai yaitu sebagai berikut:
21
Afifi Fauzi Abbas, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Adelina Bersaudara, 2010), h. 97-
98 22
Arifuddin dan Beni Ahmad Saebeni, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Cv
Pustaka Setia, 2012), h. 130-131 23
Husaini Usman, Metodologi Penelitian Sosial,…., h. 97
11
1) Pengamatan (observasi)
Merupakan cara yang dapat ditempuh untuk menjawab masalah penelitian
adalah dengan cara mengamati permasalahan yang diteliti. Observasi merupakan
suatu teknik pengumpulan data yang lazim dalam penggunaan metode penelitian
kualitatif, observasi hakekatnya merupakan kegiatan dengan menggunakan panca
indra yaitu dilihatan dan didengaran agar memperoleh informasi yang diperlukan
untuk menjawab masalah penelitian.24
2) Wawancara (interview)
Wawancara adalah salah satu cara untuk bisa mengumpulkan data dengan
cara berkomunikasi antara peneliti dengan responden. Komunikasi tersebut
dilakukan secara langsung antara peneliti dan responden berhadapan langsung,
maupun dengan cara tidak langsung (via telepon) untuk menanyakan secara lisan
hal-hal yang diinginkan dan jawaban responden ditulis oleh si pewawancara.25
Penulis menggunakan metode wawancara yaitu proses tanya jawab dalam
penelitian yang berlangsung secara lisan dimana dua orang atau lebih bertatap
muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-
keterangan.26
Dalam wawancara ini yang dipakai adalah interview terpimpin
adalah interview yang dilakukan oleh pewawancara dengan membawa sederetan
pertanyaan lengkap dengan terperinci.27
Wawancara akan penulis lakukan kepada
kader kader PBB di Kota Bukittinggi.
24
Afifi Fauzi Abbas, Metodologi Penelitian,.., h. 137 25
Afifi Fauzi Abbas, Metodologi Penelitian,.., h. 138 26
Colid Narbuko, Abu Ahmadi, Metode Penelitian, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004),
Cet. Ke-IV, h. 83 27
Suharmi Ari Kunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1998), h.146
12
b. Metode Analisa Data
Analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam metode ilmiah,
karena dengan keduanya data tersebut dapat bearti dan bermakna serta berguna
dalam memecahkan masalah.28
Analisis yaitu mengambarkan informasi yang
diperoleh melalui observasi wawancara, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta
fenomena yang di teliti kemudian dilakukan penganalisaan terhadap fenomena
tersebut.29
Dalam menganalisa data, penulis menggunakan metode induktif, yaitu
penganalisaan yang bersifat khusus, kemudian diarahkan kepada yang bersifat
umum. Adapun langkah-langkah yang digunakan sebagai berikut:
1) Reduksi data
Data yang terkumpul dari wawancara dirangkum, diserhanakan, dan
dipilah-pilah hal yang cocok sesuai dengan penelitian.
2) Penyajian data
Penyajian data adalah menyajikan sekumpulan informasi yang tersusun
yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengmbilan
tindakan. Penyajian data ini dimaksudkan untuk mempermudah bagi peneliti
melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian bagian tertentu dari data
penelitian ini.
3) Penariakan kesimpulan
Pada penelitian ini, penarikan kesimpulan dilakukan terus menerus
sepanjang proses penelitian dilakukan sampai peneliti mendapatkan data yang
28
Afifi Fauzi Abbas, Metodologi Penelitian,…, h.138-157 29
Husaini Usman dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial,.., h..85
13
diinginkan sehingga peneliti dapat mengmbil kesimpulan akhir yang didukung
oleh bukti yang valid dan konsisten.30
H. Sistematika Penulisan
Bab pertama merupakan pendahuluan, yang penulis maksudkan untuk
memaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan
dan kegunaan penelitian, penjelasan judul, tinjauan kepstakaan, metodologi
penelitian yang digunakan serta sistematika penulisan. Hal ini dibahas pada bab
pertama sebagai dasar pedoman dalam penulisan bab selanjutnya dan memberikan
gambaran umum tentang persoalan yang akan dibahas dalam skripsi ini.
Bab kedua tentang Partai Bulan Bintang, disini penulis membahas latar
belakang berdinya partai PBB, asas dan tujuan PBB, perspektif ideologi partai
PBB, program umum partai PBB, struktur organisasi partai PBB, dan karakterstik
PBB.
Bab ketiga tentang Pemilihan Umum di Kota Bukittinggi, disini penulisi
membahas pengerian pemilihan umum, pelaksanaan pemilu di Kota Bukittinggi,
dan perolehan suara PBB di Kota Bukittinggi.
Bab keempat berisikan tentang eksistensi PBB di Kota Bukittinggi dan
faktor kegagalan pada pemilu tahun 2019, disini penulis membahas monografi
Kota Bukittinggi, gambaran umun DPC PBB Kota Bukittinggi, eksistensi Partai
Bulan Bintang di Kota Bukittinggi, faktor-faktor yang menjadi penyebab
kegagalan Partai Bulan Bintang di Kota Bukittinggi pada Pemilu 2019, dan
analisis penulis
30
Imam Suprayoga, Tabrani, Metode Penelitian Agama, (Bandung: PT. Remaja Rosada
Karya, 2001), Cet. Ke-1, h. 193
14
Bab kelima merupakan bab psenutup yang berisikan kesimpulan dan saran
dari keseluruhan pembahasan skripsi ini.
15
BAB II
PARTAI BULAN BINTANG
A. Latar Belakang Berdirinya Partai Bulan Bintang
Awal Muncul partai politik yang berlandaskan agama tidak jauh dari
kesempatan sangat luas setelah runtuhnya pemerintahan Orde Baru, berbagai
sumber daya yang memadai, dan motivasi untuk mempengaruhi proses
berpolitikkan berdasarkan agama-agama tertentu. Meskipun kemunculan tidak
dapat semata-mata dan dipahami sebagai penyebab runtuhannya pemerintahan
otoriter dan menguatkannya proses demokrasi. Walaupun yang terakhir ini
memiliki peran, lebih sebagai faktor hantaran yang memungkinkan adanya
percepatan bagi munculnya kembali politik aliran berlandaskan agama.31
Sesudah Partai Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia) di bubarkan
pada pemerintah Orde Lama tahun 1960, semua pendukung dan pengikut
Masyumi kemudian menamakan diri sebagai Keluarga Bulan Bintang, sebuah
kelompok yang mendambakan di Indonesia yang melaksanakan syariat Islam.
Jaman awal kemerdekaan cita-cita secara politik diperjuangkan dan disalurkan
melalui Partai Masyumi, setelah pembubaran, Semua tokoh Masyumi memilih
jalan berpolitik dengan Dakwah. Maka lahir lembaga Dewan Dakwah Islamiah
Indonesia. Selama sisa masa Orde Lama antara tahun 1960 sehingga sekitar tahun
1965, lembaga ini benar memusatkan perhatian pada bidang dakwah. Tetapi
begitu Orde Lama tumbang, mereka ingin bisa menghidupkan kembali Masyumi,
namun ternyata tidak mendapatkan restu dari rejim Orde Baru. Pada era di tujuh
31
Kacung Marijan, Sistem Politik Indnesia: Konsolidasi Pasca-Orde Baru, (Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2010), Cet. Ke-2, h.313
16
puluhan di selenggarakanlah suatu muktamar di Malang, yang melahirkan
(PARMUSI) Partai Muslim Indonesia. PARMUSI bergabung dengan partai-partai
Islam lain saat itu menjadi (PPP) Partai Persatuan Pembangunan.32
Dalam perjalanan, kekuasaan Orde Baru telah memarjinalkan cita-cita
aspirasi umat Islam secara politis. Partai-partai Islam dalam Partai Persatuan
Pembangunan tidak mampu menjadi suatu kekuatan politik yang mampu
mengimbangi, atau menjadi suara kritis terhadap kekuasaan rezim Orde Baru.
Sehingga, ketika koridor politik terbuka lebar dengan mundurnya mantan Presiden
Soeharto, semangat Masyumi muncul dan masih mengakar dalam diri mereka
yang membuat sejumlah pendukungnya mendorong untuk mendirikan kembali
partai baru.33
Banyak tokoh, seperti Ustadz Muhammad Sulaiman, Dr. Anwar Haryono
dan Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, SH. Yusril Ihza menjadi ketua umum partai,
bersama-sama merundingkan bagaimana melahirkan satu partai politik baru. Para
penggagas partai keseluruhannya berjumlah tidak kurang dari 38 tokoh yang
bersal dari 22 organisasi dakwah Islam dan kemasyarakatan yang umum serta
berhimpun di dalam Badan Koordinasi Umat Islam (BKUI). Awalnya, para tokoh
ini bermaksud menggunakan kembali nama Masyumi. Namun banyak
pertimbangan, maka kemudian di sepakati untuk memberikan nama kepada partai
baru ini Partai Bulan Bintang, disingkat PBB. 34
32
Daniel Dhakidae, Partai Partai Politik Indonesia Ideologi dan Program 2004-2009,...,
h. 54 33
Daniel Dhakidae, Partai Partai Politik Indonesia Ideologi dan Program 2004-2009,..,
h. 55 34
Daniel Dhakidae, Partai Partai Politik Indonesia Ideologi dan Program 2004-2009,..,
h. 55
17
Komisi Politik BKUI atau Tim partai mensepakatii masalah prinsip-
prinsip yang hendak akan dituangkan dalam (AD) Anggaran Dasar, yaitu nama
Partai Bulan Bintang. Kesepakatan ini langsung diikuti dengan penandatanganan
ikrar berdinya Partai Bulan Bintang pada tanggal 17 Juli 1998. Pada rapat yang
diselenggarakan di kediaman Dr. Anwar Harjono, 23 Juli 1998, Tim Partai
menyepakati Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra sebagai pemimpin partai. Pada
tanggal 26 Juli 1998, di halaman Mesjid Agung Al-Azhar, partai tersebut
dideklarasikan. maka, resmilah berdirinya sebuah partai Islam dengan nama Partai
Bulan Bintang.35
PBB berdiri karena adanya dukungan dari ormas-ormas Islam tingkat
Nasional. Partai ini dikenal sebagai penyongkong utama kembalinya Piagam
Jakarta, yang merumuskan penegak syariat Islam. Partai ini tidak lepas dari
sejarah Masyumi di masa lalu yang memperjuangkan eksistensi Piagam Jakarta.
Sebagai salah satu dari 48 partai politik peserta pemilu 1999, PBB sukses
mendulang 2 juta suara atau 1,9 persen. PBB sendiri mendapatkan 13 kursi di
perlemen. Basis massa partai ini berasal dari Bangka Belitung (daerah asal Yusril
Ihza) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).36
B. Asas dan Tujuan Partai Bulan Bintang
Partai Bulan Bintang sangat perlu untuk mencantumkan Islam sebagai asas
dan akidah partai. Berasaskan dan berakidah Islam, bearti bahwa seluruh warga
partai yakin dengan kebenaran Islam sebagai agama Allah yang diturunkan
kepada umat manusia untuk mengeluarkan dari suasana yang tidak tahu menjadi
35
Hairus Salim, Tujuh Mesin Mendulang Suara, (Yogyakarta: LKiS, 1999), h. 58 36
Yugha, Profil Partai Politik Peserta Pemilu, (Jakarta: Erlangga, 2014), h.338
18
tahu. Setiap pemikiran, ucapan, dan tindakan warga partai selau berdasarkan
ajaran Islam. Warga Bulan Bintang yakin tentang pokok-pokok akidah yang telah
dijelaskan di dalam Al-quran dan Sunnah, serta berhubngan dengan peribadatan.37
Berakidah Islam bermakna setiap anggota partai bersungguh-sungguh
meyakini keesaan Allah sebagai Tuhan satu-satunya yang patut dan wajib
disembah, serta ditaati, dan dilaksanakan perintahnya jauhi laranganya. Warga
partai berkeyakinan bahwa seluruh alam ini, hanyalah milih Allah swt, yang harus
mengikuti jalannya, yang bearti jalan keseluruhan, kebenaran, keadilan, dan
kebahagiaan seluruh umat manusia.
Nilai-nilai dan prinsip yang diajarkan Islam terus diupayakan untuk
mengisi kehidupan bernegara. Dalam berbangsa dan bernegara, warga Bulan
Bintang harus menjunjung tinggi keadilan, kebenaran, dan kejujuran serta
memperjuangkan tegaknya tatanan masyarakat yang berdasarkan iman dan takwa
dibawah naungan hukum dan konstitusi. PBB berpendapat bahwa Dasar Negara
Republik Indonesia adalah Pancasila sama dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai
Islam yang sangat luas.
Tujuan didirikan parta PBB itu sendiri ada dua jenis, yang pertama ada
tujuan umum dan kedua ada tujuan khusus. Tujuan umum didirikan partai PBB
adalah terwujudnya cita-cita nasional bangsa Indonesia yang ada di dalam
Pembukaan UUD 1945 dan berkembangnya kehidupan demokrasi dengan
menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
37
Hasil Muktamar IV Partai Bulan Bintang, Anggaran Dasar Partai Bulan Bintang Bab
II Pasal 3, (Jakarta:DPP PBB, 2015), h.28
19
Sedangkan Tujuan khusus berdirinya partai PBB adalah mewujudkan masyarakat
yang bertaqwa, beriman, adil dan makmur yang diridhai Allah Swt.38
C. Perspektif Ideologi Partai Bulan Bintang
Berikut ini adalah landasan yang menjadi pondasi bagi PBB di dalam
dunia politik, yang tertuang di dalam dokumen-dokumen partai PBB, sebagai
berikut:39
1. Asas
2. Tujuan
3. Sifat
Partai PBB ini bersifat mandiri serta bebas dan aktif melaksanakan amar
ma’ruf nahi munkar.
4. Fungsi
Partai PBB berfungsi untuk sarana perjuangan politik serta pendidikan
bagi masyarakat dan anggota.
5. Usaha
Usaha partai PBB dalam menraih tujuanya, partai PBB beraktivitas di
bidang politik dan kemasyarakatan, antara lain meliputi bentuk-bentuk:
a. Memberikan arahan kesadaran dan menginsafkan masyarakat kepada
perjuangan politik sebagai salah satu perwujudan ibadah kepada Allah Swt.
b. Ikut serta dalam pemilu
38
Hasil Muktamar IV Partai Bulan Bintang, Anggaran Dasar Partai Bulan Bintang Bab II
Pasal 4, .., h.28 39
Daniel Dhakidae, Partai Partai Politik Indonesia Ideologi dan Program 2004-2009,..,
h. 59
20
c. Menghimpun serta memberikan aspirasi dan cita-cita kepada anggota dan
masyarakat untuk menjadikan pertimbangan untuk pengambilan kebijakan atau
keputusan oleh para pihak yang berwenang, bagi kemaslahatan rakyat dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
d. Meningkatkan kecerdaskan kehidupan msyarakat, bangsa dengan
menyelenggarakan seminar, diskusi, lokakarya, pendidikan dan lainnya.
e. Mengembangkan kerjasama kelembagaan dengan organisasi lain di dalam
negeri dan luar negeri.
f. Mengembangkan informasi dan komunikasi melalui media cetak, elektronik,
dan lainnya.
g. Menyelenggarakan berbagai aktivitas di bidang sosial ekonomi dan budaya
untuk meningkatkan kualitas dan taraf hidup rakyat.
h. Mewujudkan mekanisme kerja yang harmonis antara partai dan badan otonom.
i. Aktivitas lain yang halal baik bagi kemaslaatan anggota dan rakyat.40
6. Program Umum Perjuangan Partai
a. Muqaddimah
Secara syar’i setiap individu/istitusi wajib meletakkan program
perjuangannya dalam kehidupan di dunia ini. (Qs As-Syura: 13). Qs. As-Syura: 13
40
Daniel Dhakidae, Partai Partai Politik Indonesia Ideologi dan Program 2004-2009,..,
h. 60
21
Artinya: Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah
diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan
kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa
dan Isa Yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah
belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang
kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang
yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya
orang yang kembali (kepada-Nya).
Program perjuangan harus senantiasa berorientasi kepada ideologi yang di
anut. Program perjuangan yang tidak berorientasi kepada ideologi yang sama
dengan robot, demikian tanda Mohammad Natir.
Oleh karna itu, program perjuangan Partai Bulan Bintang secara filosofis
berorientasi pada ideologi yang dianutnya, yang secara formal dan terinci tertuang
di dalam Tafsir Asas Partai. Program Perjuangan yang merupakan garis-garis
besar kebijakan (Khittah Perjuangan) partai akan disusun berdasarkan Tafsir
Asas. Pada daratan operasional, program partai merupakan cara atau strategi
partai untuk memperjuangkan kepentingan atau aspirasi rakyat. Oleh karna itu,
program tersebut harus mengacu pada kepentingan rakyat, mengakomodasi
seluruh harapan masyarakat dan dapat dijalankan dengan mempertimbangkan
sumber daya yang ada.41
b. Visi dan Misi Partai
Visi Partai merupakan Terwujudnya kehidupan masyarakat Indoesia yang
Islami. Misi Partai merupakan Membangun masyarakat dan bangsa Indonesia
41
Daniel Dhakidae, Partai Partai Politik Indonesia Ideologi dan Program 2004-2009,..,
h. 61
22
yang maju, mandiri, berkepribadian tinggi, cerdas, berkeadilan, demokarasi dan
turut menciptakan perdamaian dunia berdasarkan nilai-nilai Islam.42
D. Program Partai Bulan Bintang
Program sebuah rencana kerja yang telah disepakati kepengurusan untuk
dilaksanakan dalam satu periode (Lima tahun) sehingga tujuan partai akan
tercapai dengan terencana dan sistematis dari setiap masa jabatan kepengurusan.
Untuk menjadi partai besar serta dapat di terima oleh masyarakat, maka
harus menyusun program-program dalam kepentingan masyarakat Indonesia
secara jelas dan nyata.43
Program Partai Bulan Bintang terdiri dari:
1. Program Internal Partai
Program Internal merupakan rencana kerja dalam sebuah partai, program
ini dilaksanakan untuk kemajuan dan keutuhan partai dalam menghadapi kesiapan
partai dalam menjadi konstentan dan menjadi persaingan antar partai dengan
partai poltik yang lain.
a. Konsolidasi serta Perberdayaan Partai
1) Menjadikan disiplin kepada jajaran partai untuk meningkatkan ketentuan-
ketentuan yang telah di atur dalam AD/ART serta peraturan, kebijakan
Partai Bulan Bintang.
2) Mensosialisasi visi dan misi partai kepada semua jajaran partai dengan
masyarakat.
42
Daniel Dhakidae, Partai Partai Politik Indonesia Ideologi dan Program 2004-2009,..,
h. 61 43
Firmanzah, Mengelola Partai Politik, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), h. 378
23
3) Membentuk dan memperdayakan badan-badan khusus non struktural partai
yang dapat bekerja secara profesional dan independen.
4) Mengoptimalkan peran segenap aparat partai pada semua tingkat.
5) Mewujudkan sistem komonikasi yang efektif antar jajaran partai.
6) Mewujudkan tertib administrasi partai.44
b. Kaderisasi
1) Menetapkan serta melakasanakan program perkembangan kader secara
berkala dan sistematis di segala bidang.
2) Mendapatkan peluang informal dan formal untuk Sumber Daya Manusia
partai.
3) Melakukan evaluasi mendalam terhadap kinerja pemerintah.
4) Melakukan kajian terhadap konsep pembagian kekuasaan dan pemisahan
kekuasaan secara tegas.
5) Memperjuangkan Pemilihan Umum dengan sistem distrikplus proporsional.
6) Mengupayakan percepatan proses terlaksananya otonomi daerah secara luas
dengan perimbangan keuangan secara proporsional antara daerah dan pusat
disesuaikan dengan kemampuan perekonmian daerah.
7) Memperjuangkan penyempurnaan sistem administrasi pemerintahan mulai
dari pusat sampai daerah.
c. Hukum dan Perundang-undangan
1) Menanamkan kesadaran moral pada semua aparat hukum dari semenjak
masa pendidikan sampai pada praktek pelaksana hukum.
44
Daniel Dhakidae, Partai Partai Politik Indonesia Ideologi dan Program 2004-2009,..,
h. 62
24
2) Menjadikan Al-Qur’an dan As-Sunnah sebagai sumber nilai dan norma
dalam hukum nasional
3) Melakukan kajian terhadap seluruh produk hukum dan Perundang-undangan
yang berlaku di indonesia.
4) Melaksanakan evaluasi yang mendalam kepada aspek-aspek hukum serta
Perundang-undangan yang berhubungan dengan keberadaan dan fungsi
Nikah, Talak, Rujuk, dan lain-lain.
5) Memberdayakan serta mengoptimalkan pemanfaatan seluruh potensi kader
partai.45
d. Dakwah dan pembinaan Akhlakul Karimah
1) Menyusun serta mempublikasikan pola dakwah yang komprehensif.
2) Melakukan kajian dan sosialisasi Al-Quran dan Sunnah Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wassalam untuk meningkatkan IMTAQ dan
mengembangkan IPTEK
3) Memprakarsai pertemuan-pertemuan antar lembaga da’wah tingkat nasional
dan internasional.
4) Menerbitkan hasil kajian, diskusi-diskusi tentang ilmu pengetahuan dan
teknologi dalam bentuk buletin partai secara berkala.
5) Memelihara ukhuwah Islamiayah antara anggota partai.
e. Pemberdayaan Ekonomi Anggota
1) Membentuk fasilitasi usaha anggota dalam pengembangan Ekonomi Partai
yang dapat menghasilkan dana bagi anggota partai.
45
Daniel Dhakidae, Partai Partai Politik Indonesia Ideologi dan Program 2004-2009,..,
h. 63
25
2) Mendorong anggota mendirikan Koperasi Bulan Bintang
3) Memfasilitasi anggota untuk melakukan mitra usaha.46
2. Program Eksternal Partai
Program eksternal Partai Bulan Bintang meliputi:
a. Politik, Kenegaraan dan Pemerintah
1) Membentuk pemerintah beribawa yang bersih dari korupsi dan kolusi.
2) Membantu lembaga bantuan hukum Bulan Bintang.
3) Mengevaluasi dan meninjau Undang-undang dan Peraturan Pemerintah
yang bertentangan dengan Al-quran dan Sunnah.
b. Ekonomi
1) Sistem ekonomi diatur dalam pola ekonomi kerakyatan yang didasari syariat
Islam dengan koperasi.
2) Memperjuang dihapuskannya segala bentuk usaha yang menimbulkan
distori ekonomi yang tidak kompetitif seperti monopoli, oligopoly, dan
kartel.
3) Meningkatkan pengusaha golongan kecil dan menengah serta memberikan
kemudahan fasilitas, pemodalan dan pemasaran baik dalam negeri maupun
luar negeri.
4) Turut serta mengerakan sektor produktif terutama yang berbasiskan sumber
daya alam yang kuat (pertanian dan kelautan) yang ditunjang teknologi tepat
guna.
46
Daniel Dhakidae, Partai Partai Politik Indonesia Ideologi dan Program 2004-2009,..,
h. 63
26
5) Memperjuangkan percepatan perbaikan ekonomi nasional melalui
pemanfaatan dana rekapitalitas perbankan untuk menumbuh kembangkan
pengusaha golongan lemah.
c. Pendidikan
1) Memberikan kesadaran kepada masyarakat bahwa belajar adalah wajib bagi
setiap orang, oleh sebab itu masyarakat wajib belajar dari tingkat sekolah
dasar sampai ke tingkat atas.
2) Memperjuangkan sekolah wajib belajar bebas biaya; biaya pendidikan
ditanggung oleh Negara.
3) Memberi sumbangan pemikiran kepada pihak yang berkepentingan akan
perlunya kurikulum pendidikan yang berbasis IMTAQ semua pelajaran
terintegrasikan dengan nilai-nilai ke Tuhan-nan.
4) Materi pelajaran agama dan moral atau akhlak harus menjadi pelajaran
pokok sehingga jam pelajarannya harus memadai agar tujuan pendidikan
manusia yang beriman dan bertaqwa dapat tercapai.
5) Lembaga-lembaga pendidikan keagamaan seperti pondok pensantren,
madrasah Diniyah/Tsanawiyah/Alaiyah tetap berada dibawah Depatermen
Agma. Sinkronisasi antar lembaga pendidikan keagamaan dengan
pendidikan umum diatur dalam Undang-undang pendidikan nasional.
6) Mendorong Institusi-institusi pendidikan Islam atau pesantren yang
mengarap model pendidikan terpadu yang berwawasan IMTAQ dan IPTEK.
27
7) Mengelar acara-acara yang dapat memperkaya pengetahuan, informasi dan
wawasan guru dalam menghadai tantangan globalisasi dan mempersiapkan
masyarakat pendidikan yang berIMTAQ dan IPTEK.
8) Memperjuangkan peningkatan kesejahteraan guru secara berkala dan
diperlukan rekomendasi partai tentang ditolaknya rencana kenaikan gaji
Pejabat Tinggi, kecuali untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Guru.
9) Mendorong terciptanya desentralisasi pendidikan sehingga daerah memiliki
otoritas dan kemampuan yang lebih tinggi dalam mengembangkannya
sesuai dengan kebutuhan dan potensi daerah. Khusus pendidikan tinggi,
dikembangkan otonomi manajemen dan keilmuan pada tingkat yang kuat
dalam mengembangkan kreatifitas dan perannya.
10) Mendorong terciptanya badan pengembangan pendidikan berdasarkan
analisis kebutuhan di setiap daerah dan menjalankan perannya dalam
melakukan koordinasi, sinkronisasi, dan perencanaan yang menepatkan
sistm persekolahan dan luar sekolah dalam suatu sistem yang lebih efektif.
d. Pengembangan Sumber daya manusia dan Ketanagakerjaan.
1) Menyelenggarakan diklat yang berkaitan dengan pemerintah pasar. Menjalin
kerja sama dengan organisasi-organisasi buruh yang ada secara singkat
untuk mrmperjuangkan hak-hak buruh dan meningkatkan baik dalam
kebijakan ekonomi maupun keputusan politik.
2) Mengkaji ulang Undang-undang yang mengatur tentang ketenagakerjaan,
terutama pada aspek-aspek perlindungan terhadap tenaga kerja (sebagai
SDM), anak-anak dan wanita serta lanjut usia.
28
3) Menyelenggarakan pendidikan untuk peningkatan profesionalisme terhadap
Tenaga Kerja Wanita/Tenaga Keja Indonesia (TKW/TKI).
4) Mengkaji ulang kebijakan upah nasional dengan menggunakan
formulaformula yang relavan dan menghindar interest politik, tanpa
membedakan ras, suku, dan golongan.47
e. Lingkungan Hidup
1) Menyusun konsep tentang penyelamatan lingkungan untuk masa depan
generasi bangsa.
2) Berikhtiar meyakinkan dunia usaha tentang manfaat pencegahan,
pengolahan dan pengendalian pencemaran serta menggeser upaya-upaya
pengendalian menjadi pencegahan dengan pendekatan produksi bersih.
3) Mendorong pengalokasian sumber daya yang efektif dan efisien dengan
mengeliminasikan distori dengan menghilangkan pemborosan penggunaan
sumber-bumber yang langka.
4) Mendorong peningkatan kemampuan aparatur pemerintah sebagai unsur
pengaturan dan penglolaan lingkungan.
5) Meningkatkan kesadaran lingkungan bagi masyarakat.
f. Pertanian
1) Meningkatkan ketrampilan petani dalam teknologi produksi, sistem
penyimpanan produk pertanian, pemodalan, dan pembangunan.
2) Menyusun konsep keterkaitan subsistem produksi pertanian dengan
subsistem lain dalam kerangka pengembangan agrobisnis.
47
Daniel Dhakidae, Partai Partai Politik Indonesia Ideologi dan Program 2004-2009,..,
h. 65
29
3) Meningkatkan pemberdayaan petani dan kelembagaan kelompok tani agar
mampu mengartikulasi aspirasi dan kepentingan petani.
4) Turut mengarahkan program pembangunan pertanian agar mampu
memberikan layanan yang prima kepada masyarakat, khususnya petani dan
nelayan.
5) Mempercepat proses demokratisasi dalam pembangunan pertanian melalui
revitalisasi kelembagaan aparat pertanian, percepatan pelaksanaan otonomi
di bidang pertanian dengan menerapkan perencanaan wilayah sebagai sentra
pengembangan produksi.
g. Kelautan
1) Mendorong penggunaan peningkatan teknologi penangkapan dan
pengelolaan ikan dan hasil perikanan lainnya di seluruh wilayah Indonesia.
2) Mendorong peningkatan Universitas Pattimura sebagai pusat pengembangan
perikanan di Indonesia.
3) Mengubah kampong nelayan kumuh menjadi nelayan sehat dengan
mengajak partisipasi swasta.
4) Melakukan perlindungan yang legal atas nelayan kecil/tradisional.
5) Mendorong peningkatan kualitas tangkapan nelayan dan mendorong harga
jual hasil nelayan yang menguntungkan.
6) Meningkatkan jumlah armada penangkapan dan kualitas fasilitas yang dapat
dijadikan secara cepat dan tepat sentra-senta produksi.
h. Pertahanan dan Keamanan
30
1) Memperjuangkan demokrasi sebagai media pertahanan dan keagamaan
Negara Republik Indonesia.
2) Memberantas praktek-pratek prostitusi, pelecehan seksual, pemdagunaan
dan pemakaian obat-obat terlarang, konflik etnis, dan kerusuhan social.
3) Menyempurnakan Undang-undang tentang pertahanan dan keamanan.
i. Informasi dan Komunikas
1) Kebebasan media massa senantiasa mengacu pada kode etik jurnalistik,
hukum dan kemaslahatan masyarakat.
2) Memperjuangkan munculnya penayangan berita-berita radio, televisi, dan
lainya yang memandang dibutuhkan untuk memecahkan masalah yang
dihadapi masyarakat.
3) Memperjuangkan adanya Etika Media Massa, dengan terus menerus
mencegah berita-berita yang dapat merusak moral masyarakat, mengadu
domba antar agama, menghasut dan berita-berita bohong tanpa didukung
data yang memadai.
j. Sistem Sosial Budaya
1) Mempercepat tercapainya perjuangan jalanya ekonomi rakyat agar
masyarakat menengah dan bawah menjadi relatif cepat dalam meraih
kesejahteraan lahir dan batin dengan cara membuka akses ke penguasa,
pengusaha, dan sumber daya dana.
2) Membudayakan kegiatan riset, pada anak-anak dan remaja agar memiliki
metode pemecahan masalah yang baik sebagai calon calon pemimpin
31
masyarakat, bangsa, dan Negara. Hal ini didahului oleh pensosiialisasi
budaya membaca dan bertanya sebanyak-banyaknya.
3) Menumbuh kembangkan budaya wiraswasta di kalangan masyarakat agar
dapat meningkatkan nilai tambah.
4) Melarang setiap bentuk seni pronografi baik seni suara, lukis/gambar, puisi,
prosa, tari, musik, maupun pahat.
5) Mendorong bekerjanya perilaku ekonomi masyarakat Indonesia atas dasar
norma ekonomi yang Islami.
6) Melahirkan seni yang menumbuhkan rasa keagungan Tuhan, rasa kehalusan
budi pekerti, keindahan, dan ketenagan jiwa.
7) Meningkatkan kesadaran politik masyarakat agar mereka tidak mudah
menghasut oleh isu-isu yang menyesatkan.
8) Menjadikan demokrasi sebagai proses sosial untuk memperjuangkan
kepentingan bersama.
k. Sistem Politik Luar Negeri
1) Meningkatkan kerja sama yang saling menguntungkan baik ideologi,
politik, ekonomi maupun sosial budaya.
2) Berusaha untuk merestrukturisasi tatanan global.
3) Meningkatkan kualitas perwakilan Indonesia di luar negeri.
4) Memposisikan Indonesia sebagai poros tengah dalam negosiasi perdagangan
di kawasan Asia Tenggara.
32
5) Membangun kerjasama dengan lembaga pendidikan di luar negeri untuk
meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam rangka pemberdayaan
lembaga pendidikan.
6) Mengusahan kerja sama dalam bidang ekonomi dengan institusi formal dan
non formal di luar negeri.
7) Mengusahakan terciptanya akses-akses partai dalam pertemuan-pertemuan
internasional baik yang diselenggarakan oleh pemerintah maupun lembaga-
lembaga non pemerintah.48
l. Hubungan Antar Umat
1) Melaksanakan keorganisasian keagamaan dengan cara berkunjung serta
bersilahturrahmi dan membuat kesepakatan-kesepakatan kerjasama.
2) Membentuk publik opini dalam urusan keagamaan sepanjang hal tersebut
sesuai dengan noda kesepakatan dan/atau misi bersama seluruh umat.
3) Berperan aktif dalam menengahi terjadinya benih perpecahan antar umat
Islam dengan non Islam maupun intern umat sendiri.
m. Generasi Muda
1) Terus menerus mendorong generasi muda untuk siap menghadapi era
millenium, melalui pendidikan dan peningkatan penguasa teknologi.
2) Memperjuangkan terbebasnya generasi muda dari bahaya narkoba melalui
peningkatan peran serta dan kesadaran remaja dalam kegiatan mesjid dan
keagamaan lainya.
48
Daniel Dhakidae, Partai Partai Politik Indonesia Ideologi dan Program 2004-2009,..,
h. 67
33
3) Pengembangan organisasi pemuda diarahkan pada pengembangan
kemampuan, kemandirian dan kreativitas dengan memahami
kemajemukan/pluralitas.
n. Transmigrasi
1) Penyempurnaan program transmigrasi nasional dengan mempertimbangkan
aspek agama, sosial, ekonomi, budaya, dan politik.
2) Pola trasmigrasi diarahkan pada penggerakan ekonomi dan desakan
kepadatan penduduk, pembenahan dalam manajemen Kartu Tanda
Penduduk (KTP).
o. Industri dan jasa
1) Memperjuangkan daya mendorong tumbuhnya industri terpadu produk
pertanian di daerah perdesaan.
2) Memperjuangkan dan mendorong tumbuhnya industri yang berwawasan
lingkungan.
3) Memperjuangkan dan mendorong kewirausahaan antara pengusaha dengan
koperasi atau kelompok tani di daerah perdesaan.
4) Melakukan kontrol sosial terhadap proyek-proyek pemerintahan khususnya
pengadaan barang dan jasa.
p. Kesehatan masyarakat
1) Medorong masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup sehat, dengan
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan.
2) Memperjuangkan agar pemerintah dapat memberikan jaminan sosial
kesehatn bagi manula dan masyarakat miskin.
34
3) Ikut berperan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyaraka, dengan
menurunkan angka kematian bayi, menurunkan angka kematian ibu,
meningkatkan usia harapan hidup orang Indonesia.
4) Melindungi hak pekerja (buruh) atas kesehatannya termasuk dampak dari
lingkungan kerja terhadap fungsi kesehatan.
5) Mengatasi penyebaran penyalahgunaan narkoba dan penyakit meular
seksual, termasuk infeksi HIV/AIDS.49
E. Struktur Organisasi Partai Bulan Bintang
Struktur Organisasi Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Bulan Bintang
(PBB) terdiri dari Majelis Syura, Pimpimpinan Pusat, dan Badan Kehormatan
Pusat. Dewan Perwakilah Wilayah (DPW) terdiri dari Majelis Pertimbangan
Wilayah, Pimpinan wilayah, dan badan Kehormatan Wilayah. Sedangkan Dewan
Perwakilan Cabang (DPC) terdiri dari Majelis Pertimbangan Cabang, Pimpinan
Cabang, dan Badan Kehormatan Cabang. Struktur Organisasi PBB dibagi menjadi
beberapa tingkat. Pertama, pada tingkat nasional yaitu Dewan Pimpinan Pusat
(DPP), kedua pada tingkat Provinsi yaitu Dewan Pimpinan Wilayah (DPW).
Ketiga, pada tingkat Kabupaten/Kotamadya yaitu Dewan Pimpinan Cabang
(DPC). Keempat, pada tingkat kecamatan yaitu Dewan Pimpinan Anak Cabang
(DPAC). Kelima, tingkat kelurahan yaitu Dewan Pimpinan Ranting (DPRt).
Susunan DPP terdiri dari ketua umum, wakil ketua umum, sekretaris
jendral, bendahara umum, beberapa orang ketua departemen yang dipilih dan
49
Daniel Dhakidae, Partai Partai Politik Indonesia Ideologi dan Program 2004-2009,..,
h. 72
35
ditetapkan oleh Muktamar. Seorang ketua umum, yang bertugas
mengkoordinasikan beberapa departemen.
DPP dalam menjalankan tugas dan kewenangannya didampingi oleh
Majelis Syuro yang berkewajiban memberikan fatwa dan pertimbangan, terutama
kebijakan partai yang menyangkut masalah syar’i baik diminta maupun tidak.
Keberadaan Majelis Syuro dalam struktur organisasi PBB ini menegaskan ikatan
historis antara warga Bulan Bintang saat ini dengan para pendahulu yang
terkumpul dalam politik Islam Masyumi.50
Berikut merupakan susunan struktur pengurus Dewan Pimpinan Pusat
Partai Bulan Bintang Periode 2015-2020.51
Tabel 2.1
Struktur pengurus Partai Bulan Bintang Periode 2015-2020
Ketua Umum Yusril Ihza Mahendra
Wakil Ketua Umum Jamaluddin Karim
Bendahara Umum Dwianto Ananias
Sekretaris Jenderal Jurhum Lantong
Ketua Bidang Hubungan Masyarakat dan
Kelembagaan
Muhanto
Ketua Bidang Hubungan dan Kerjasama
Luar Negeri
Taufik Rahman
Ketua Bidang Pemerintah Dalam Negeri
dan Otonomi Daerah
Yusuf Khasani
50
Anggaran dasar PBB , di kutip dari Dokumen Hasil Muktamar IV Partai Bulan
Bintang, di terbitkan oleh DPP PBB 2015-2020. 51
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Partai_Bulan_Bintang, di akses pada tanggal 10 Januari
2020 pada jam 16.30 Wib
36
Ketua Bidang Komunikasi dan
Informatika
Harjono Padmono Putro
Ketua Bidang Hukum dan HAM Fachmi
Ketua Bidang Politik dan Pembangunan
Daerah
Afriansyah Noer
Ketua Bidang Pemuda dan Mahasiswa Abdul Halim
Ketua Bidang Pengembangan Sumber
Daya Perempuan
Ramdhyana Nuzul Qadrina
Ketua Bidang Keadilan Ekonomi dan
Pembangunan
Mawardi Abdullah
Ketua Bidang Lingkungan Hidup Nawawi Lubis
Ketua Bidang Pendidikan dan Aksi Sosial Zulkifli
Ketua Bidang Pengembangan Wakaf
Zakat dan Sadaqah
Hendri Tanjung
Ketua Bidang Energi dan Sumber Daya
Mineral
Achmad Bachtiar Amin
F. Karakteristik Partai Bulan Bintang
Bulan Bintang merupakan gambaran perjuangan Islam, Partai Bulan
Bintang merupakan Partai penerus Partai Masyumi. Asas Islam bagi sebuah PBB
yang bearti meyakini bahwa ajaran Islam adalah ajaran dari Muhammad SAW.52
Partai PBB berpegang teguh terhadap akidah islamiyah dan berpolitik
berdasarkan prinsip akhlak islamiyah. Bagi Partai Bulan Bintang dalam berpolitik
tidak akan memakai cara yang menghalalkan demi tercapainya tujuan, akan tetapi
berdasarkan memakai akhlak baik. Dalam penegak syariat Islam yang utuh bagi
kehidupan bermasyarakat, bangsa, dan Negara harus memerlukan posisi serta
peran politik yang kuat. Oleh sebab itu perjuangan politik umat Islam yang
52
Musa Kazhim, Partai dalam timbangan ,(Bandung: Pustaka Hidayah, 1999), h. 107
37
dilakukan oleh PBB merupakan kewajiban syar’i dalam upaya melaksanakan
kewajiban sunnah. PBB melihat kesatuan sudut pandang “Bhineka Tunggal Ika”,
walaupun berbeda-beda teatp satu.53
53
Musa Kazhim, Partai dalam timbangan ,.., h. 108
38
BAB III
PEMILIHAN UMUM DI KOTA BUKITTINGGI
A. Pengertian Pemilihan Umum
Pemilihan umum (Pemilu) adalah sarana dimana warga negara secara
bebas dan adil menggunakan hak-hak politiknya untuk menentukan tugas
pemerintahan dan menunjuk orang-orang yang mereka yakini paling bisa
dipercaya dan paling mampu melaksanakan tugas-tugas tersebut. Pada masyarakat
yang menganut paham demokrasi, pemilu merupakan arena dimana masyarakat
bisa berpartisipasi secara langsung dalam kehidupan berpolitik, tidak berarti
bahwa pemilu merupakan satu-satunya arena dalam partisipasi masyarakat
terhadap kehidupan politik. setelah selesainya proses pelaksanaan pemilu tidak
akan menutup ruang partisipasi warga masyarakat terhadap politik. Hanya saja
untuk berpartisipasi secara aktif yang ditampilkan berbeda dari saat pelaksanaan
pemilu dilaksanakkan.54
Fungsi pemilu dalam masyarakat yang demokratis sangatlah netral.
Melalui pemilu masyarakat dapat yang ingin mereka capai dengan orang-orang
yang hendak mereka pilih untuk memerintah, atau orang-orang yang mereka
percaya untuk mengurus dan mewujudkan keinginan masyarakat. Pemilu
merupakan jabatan yang menghubungan antara keinginan masyarakat dengan
program pemerintah. Melalui dialog akan muncul kepecayaan masyarakat
terhadap orang-orang yang akan memerintah, yang membuat keabsahan mereka
tidak diragukan lagi.
54
Hari Sabarno, Panduan Peran Pemerintah Kabupaten/Kota dan Provinsi dalam
mensukseskan pemilihan 2004, (Jakarta: Mentri Dalam Negeri, 2003) h.1
39
Melalui mekanisme yang sama kemungkinan akan terjadinya perubahan
politik secara damai, sebab segala persoalan sudah dibahas, segala persyaratan
bagi orang yang akan memerintah sudah dibicarakan, sehingga menjadi jelas bagi
siapa saja tentang orang atau kelompok orang yang paling dipercaya atau
dikehendaki oleh masyarakat untuk memerintah.55
Pemilihan umum adalah salah satu metode politik atau cara warga Negara
memilih para wakil yang akan pemimpin mereka. Pada tingkat nasional maupun
lokal, tujuan pemilu adalah memilih kepala pemerintahan (eksekutif) dan memilih
wakil-wakil rakyat dalam lembaga perwakilan rakyat (legislatif).56
Dalam pemilhan kepala pemerintah, di beberapa Negara menggunakan
pemilihan secara langsung, namun ada yang kepala pemerintahannya di pilih oleh
perlemen. Jadi, di dunia ini ada tiga jenis praktik penyelengaraan pemilu:
1. Pemilu cuma dapat memilih anggota lembaga perwakilan rakyat
(DPR/DPRD).
2. Pemilu yang dapat memilih anggota dalam 2 lembaga perwakilan rakyat yaitu
(DPR/DPRD) dan anggota lembaga perwakilan daerah (DPD).
3. Pemilu yang dapat memilih anggota dalam 3 lembaga perwakilan rakyat
(DPR/DPRD), anggota lembaga perwakilan daerah (DPD), dan kepala
pemerintah (Presiden).57
55
Hari Sabarno, Panduan Peran Pemerintah Kabupaten/Kota dan Provinsi dalam
mensukseskan pemilihan 2004, …, h.1 56
Riswandha Imawan, Menajdi Pemilih Yang Baik Dalam Pemilu 2004, (Yogyakarta: CV
Jogja Global Media, 2003), h. 14 57
Riswandha Imawan, Menajdi Pemilih Yang Baik Dalam Pemilu 2004, … , h. 15
40
Pemilu bukan satu-satunya arena untuk berdemokrasi, tetapi pemilu
memiliki arti yang sangat strategis bagi proses berdemokrasi di sebuah Negara.
Arti penting pemilu sebagai berikut adalah:
1. Melalui pemilu warga bahwa Negara dapat membuktikkan kedaulatan ada di
tangan rakyat, dimana rakyat yang berdaulat yang bearti kekuasaan ada di
tangan rakyat, rakyat yang memilih wakil-wakilnya yang dapat diharapkan
untuk memperjuangkan aspirasi dan kepentinganya.
2. Melalui pemilu warga Negara dapat menggunakan hak pilih mereka secara
bebas, termasuk hak-hak dalam untuk menyatakan pendapat.
3. Melalui pemilu dapat membentuk pemerintahan yang memiliki legitmasi
(pengakuan dari rakyat). Tanpa pemilu maka pemerintah hanya mewakili
kepentingan elit atau sekelompok masyarakat seperti yang terlihat dalam
sistem politik monarkhi, dan otoriter.
4. Melalui pemilu pengantian kekuasaan dapat dilakukan secara damai dan
teratur.
5. Melalui pemilu dapat dilakukan rekuitmen politik secara terbuka. Dimana
setiap warga Negara dapat berkesempatan yang sama untuk menjadi jabatan
publik.
6. Melalui pemilu konflik kepentingan yang ada di tingkat masyarakat bisa
dipindahkan kedalam lembaga prwakilan rakyat, sehingga konflik tersebut
bisa diselesaikan secara terlembaga dan tanpa kekeresan.
7. Melalui pemilu dapat melakukan pendidikan politik terhadap semua warga
Negara. Karena dalam pemilu warga Negara diberitahu untuk memahami
41
hak-hak dasarnya sekaligus tanggung jawab sosial sebagai warga Negara.
Dengan pemilu warga Negara juga akan terbiasa menerima perbedaan
kepentingan, sehingga perbedaan kepentingan tidak menimulkan ancaman
bagi keutuhan Negara.58
Pemilhan umum yang berkualitas membutuhkan oleh semua pihak, baik
itu pemerintah, lembaga perwakilan rakyat, maupun warga Negara. Bagi pemilu
yang berkualitas akan menghasilkan pemerintahan yang efektif dan dipercaya oleh
warga Negara.
Lembaga perwakilan rakyat, pemilu yang berkualitas akan menjamin
kepercayaan dan pengakuan warga Negara terhadap wakilnya. Sehingga warga
Negara bisa ikut untuk menyalurkan kepentingan ada aspirasinya pada wakil-
wakilnya, serta produk-produk yang dikeluarkan oleh lembaga legislatif dihormati
dan dijalankan oleh semua warga Negara.59
Dengan bergantinya sistem demokrasi perwakilan karena adanya
amandemen UUD1945 maka proses pemilu untuk menjaring wakil rakyatpun
mengalami perubahan. Pergantian sistem ini secara umum lebih mendekatkan
warga Negara dalam menentukan wakil rakyat yang akan duduk dalam lembaga
perwakilan. Warga Negara tidak lagi sekedar memilih partai politik, tapi juga
memilih secara langsung individu-individu yang akan duduk di DPR/DPRD, DPD
serta Presiden. Azas yang digunakan pada pemilu 2019 adalah langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, dan adil (luber dan jurdil).60
Rangkaian kegiatan pemilu DPR/DPRD
58
Riswandha Imawan, Menajdi Pemilih Yang Baik Dalam Pemilu 2004, … , h. 17-18 59
Riswandha Imawan, Menajdi Pemilih Yang Baik Dalam Pemilu 2004, … , h. 19-21 60
Riswandha Imawan, Menajdi Pemilih Yang Baik Dalam Pemilu 2004, … , h. 38-39
42
Dalam konteks perwakilan, sebagaimana telah disinggung di atas, bahwa
untuk memberikan ekspresi yang bermakna bagi rakyat adalah hak pilih. Warga
Negara harus ikut serta dalam pemilihan untuk memilih wakil-wakil yang
distrukturkan oleh sebuah sistem partai politik. Sistem kepartaian merupakan
bagian tak terbentuk dalam sistem pemilihan umum, karenanya partai ibarat
pepohonan di hutan, sedangkan pemilihan umumnya adalah hutannya. Dalam arti
Pendaftran
pemilih
Percalonan dan pengumuman
Calon tetap anggota DPR/DPRD
Kampanye
Penetapan Perolehan Kursi
DPR/DPRD
Pemungutan, perhitungan suara,
penetapan dan pengumuman hasil
pemilu
43
bahwa partai-partai tersebut tumbuh kembang di hutan-hutannya, karena memang
tidak bisa ditepis dari sistem pemilhan umum itu sendiri.61
Dalam ilmu politik, sistem pemilihan biasanya dilaksanakan dengan dua
sistem pemilihan umum, yaitu sistem proporsional dan distrik
a. Sistem pemilihan proporsional
Sistem proporsional adalah suatu sistem pemilihan yang memiliki suara
berimbang di mana kursi yang telah tersedia di perlemen akan berikan kepada
partai-partai politik sesuai dengan imbangan perolehan suara yang di peroleh oleh
partai politik yang bersangkutan . karena itu, sistem pemilhan umum disebut juga
dengan sistem berimbang.62
Sistem proporsional adalah merupakan pemilhan suara berimbang dimana
suara-suara diperebutkan oleh partai-partai politik atau calon yang akan
berimbang dengan suara yang diperoleh partai tersebut. Sistem proporsional
repsentatif adalah sistem pemilihan yang paling banyak digunakan oleh Negara-
negara dekmokratis dan Kompetitif, yang pemilihan umumnya berlangsung.
Sistem ini sangat menarik, karena proporsi kursi yang akan menang oleh partai
politik dalam suatu wilayah pemilihan akan berbanding seimbang dengan proporsi
suara yang dapat diperoleh oleh partai tersebut dalam pemilihannya.63
Dalam sistem proporsional setiap suara yang diperoleh oleh calon wakil
rakyat dari partai politik, ditambahkan pada jumlah suara yang diterima oleh
partai politik atau wakil rakyat bersangkutan, serta dapat memenuhi kuata yang
61
Marifa Ayu Kencana, Kajian Isu-isu Pemilu, (Bandung: Pusat Kajian dan Pendidikan
Pelatihan Aparatur, 2007), h. 27 62
Ni’matul Huda, Penataan Demokrasi dan Pemilu di Indonesia Pasca Reformasi,
(Jakarta: Kencana, 2017), h 46 63
Marifa Ayu Kencana, Kajian Isu-isu Pemilu, ... , h.30
44
telah ditentukan. Dalam sistem ini dikenal bilangan pembagi pemilih, yaitu
bandingan antara jumlah semua pemilih dengan jumlah wakil yang akan duduk di
lembaga perwakilan, yang telah ditentukan oleh perundang-undangan.
Dengan demikian, yang perlu diperhatikan dalam sistem proporsional
adalah yang pertama, menentukan alokasi di setiap jumlah kursi pada setiap
wilayah pemilihan (daerah pemilihan) dan kedua, adalah kuata yang dapat
dipenuhi atau menggenapkan jumlah suara yang diperoleh oleh partai politik,
sehingga memperoleh satu kursi diperlemen.64
Keunggulan-keunggulan dari sistem proporsional representatif dapat
diidentifikasi sebagai berikut:
1. Sistem proporsional representatif ditandai dengan adanya sisa suara yang tak
habis dibagi yang kemudian dijumlahkan secara nasional, alias tidak
mengenal istilah suara yang hangus. Siasa suara setelah dibagi akan
dijumlahkan berdasarkan kuata yang ditetapkan dalam pemilhan tersebut.
Dengan kata lain, sistem ini bersifat representative dalam arti bahwa setiap
suara turut diperitugkan dan praktis tidak ada suara yang hilang.
2. Dianggap lebih demokratis dari pada sistem distrik, karena partai
kecil/minoritas pasti ada wakilnya di badan legislative. Partai-partai kecil
kecenderungan besar akan mendapatkan kursi, atau wakilnya dalam
perwakilan rakyat, dan sistem ini lebih menguntungkan bagi masing-masing
golongan.
64
Marifa Ayu Kencana, Kajian Isu-isu Pemilu, ... , h. 31-32
45
3. Dalam sistem ini, kekuatan politik kecil tidak terdesak kebutuhan untuk
bergabung dengan partai-partai lain karena partai-partai ini memiliki wakil di
perlemen pembuatan undang-undang.
4. Sistem ini menjamin adanya wakil-wakil rakyat diperlemen, sehingga
menyebabkan bertanya sistem multipartai.
5. Di dalam sistem ini, anggotanya legislatif terpilih dalam konsep yang bersifat
nasional, tidak kedaerahan.
6. Perananan partai politik jauh lebih kuat, dibandingkan dalam sistem distrik,
karena anggota dewan perwakilan rakyat mempunyai tanggung jawab
terhadap partai politiknya.65
Meskipun sistem proporsional representatif memiliki keunggulan, tetapi
sistem ini juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya:
1. Dalam hal penghitungan suara sistem ini jauh lebih berbelit-belit, sehingga
dapat membutuhkan biaya jauh lebih besar.
2. Hubungan antara pemilih dengan wakil rakyat tidak signifikan, karena rakyat
memilih partai bukan orang, karena wakil rakyat tersebut bertanggungjawab
kepada partai bukan kepada daerah pemilhannya.
3. Kekuatan partai politik sebagai induk wakil rakyat jauh lebih kuat, sehingga
mengakibatkan tidak adanya kebebasan yang berarti dari wakil rakyat
tersebut.
4. Sistem ini dapat mempermudah munculnya partai-partai baru, sehingga dapat
memayoritas absolut dalam badan legislatif.
65
Marifa Ayu Kencana, Kajian Isu-isu Pemilu, ... , h. 32
46
5. Koalisasi antar partai politik lebih didasarkan pada kepentingan-kepentingan
fragmatis, dan bukan karena ideologi, sehingga mempermudah fragmentasi
partai.
6. Karena di perlemen tidak ada mengasai suara mayoritas terhadap partai
politik, maka pemerintah koalisi secara relatif tidak stabil, bahkan senantiasa
selalu ada perubahan-perubahan komposisi-komposisi elit yang berakibat
terganggunya program pemerintah..66
b. Sistem pemilihan distrik
Sistem pemilihan distrik merupakan suatu sistem dimana wilayah suatu
negara dibagi atas distrik pemilihan, yang jumlah harus sama dengan jumlah kursi
yang tersedia di parlemen. Setiap partai politik hanya memilih satu orang wakil
yang di ajukan dari sebuah partai politik. Oleh sebab itu, sistem ini disebut juga
“Single-member constituenty”. Yang akan menjadi pemenangnya (calon terpilih)
adalah yang memperoleh suara terbanyak dalam distrik tersebut67
Dalam sistem ini, hanya satu wakil yang dapat dipilih, suara rakyat dalam
pemilihan sistem ini yang memperoleh suara. Dengan demikian, dalam sistem
distrik yang berhak dalam mewakili setiap distrik adalah yang memperoleh suara
terbanyak, atau dengan kata lain yang berhak mewakili daerah distrik adalah yang
memperoleh suara mayoritas sederhana. Setiap distrik dapat berbeda pula karena
66
Marifa Ayu Kencana, Kajian Isu-isu Pemilu, ... , h. 34 67
Ni’matul Huda, Penataan Demokrasi dan Pemilu di Indonesia Pasca Reformasi, … h
47
47
jumlah penduduk yang berbeda. Sedangkan suara-suara yang diperoleh calon /
partai lain betapapun selisih suaranya tipis, tetap akan hilang.68
Dalam sistem distrik, wilayah administratif pemerintahan dan jumlah
penduduk senantiasa menjadi pertimbangan, sehingga dalam distrik tersebut
sangat tergantung pada aturan main perundang-undangan. Oleh karna itu, dalam
sistem ini tidak dikenal apa yang disebut dengan suara sisa (hangus) sebagaimana
dalam sistem proporsional representatif.69
Adapun keunggulan dari sistem distrik yaitu;
1. Dalam sistem distrik hanya dikenal satu orang wakil, dengan sendirinya
persaingan akan ketat antar kadidat dari berbagai kontestan dalam
memperebutkan satu jatah kursi. Sehingga dalam sistem distrik ini dikenal
dengan istilah mayoritas sederhana, artinya suara terbanyak yang diperoleh
calon itulah yang menang, betapapun kecil selisih kemenangannya, sementara
di dalam sistem ini tidak tidak mengenal sisa suara, dalam arti suara tersebut
hangus.
2. Dalam menghadapi pemilihan umum, partai-partai kecil dapat terdorong
untuk bergabung satu sama lainnya, untuk memenangkan atau memperoleh
perwakilan dari distrik tersebut. Dalam arti lain, sistem distrik dapat
mendorong secara alamiah penyederhanaan partai politik (munculnya
minmal dua partai besar), atau dapat mendorong kearah integrasi partai
politik karena kursi yang diperebutkan dalam setiap distrik hanya satu.
Bahkan kata Duverger’s Lawa dalam Affan Gaffar bahwa “apabila suatu
68
Marifa Ayu Kencana, Kajian Isu-isu Pemilu, (Bandung: Pusat Kajian dan Pendidikan
Pelatihan Aparatur, 2007), h. 27 69
Marifa Ayu Kencana, Kajian Isu-isu Pemilu, … , h. 27-28
48
Negara menggunakan sistem mayority single bollot, maka di Negara tersebut
nantinya akan terdapat sistem dua partai saja “.
3. Penghitungan suaranya jauh lebih sederhanya ketimbang sistem proporsional.
4. Dengan berkurangnya partai akan meningkatkan kerjasama antara partai-
partai sehingga mempermudah terbentuknya pemerintah yang stabil dan
mempertingkat stabilitas nasional.
5. Pemilih dengan sadar lambat laun dapat memahami kalau memilih partai
kecil, tidak mumgkin dapat memperoleh jatah kursi, sehingga pemilih enggan
untuk memberikan sia-sia suaranya terhadap partai yang tidak akan
memperoleh suara tersebut.
6. Peranan pimpinan partai politik lebih terbatas, disebabkan dalam sistem ini
faktor-faktor individu-lah yang lebih penting. Apakah dia dapat meyakinkan
para pemilih di distriknya untuk memilih dirinya. Dengan kata lain, kualitas
pribadi si calon itu yang menentukan, sedangkan partai hanya berfungsi
sebagai fasilator, dan tidak menentukan.
7. Akuntabilitas politik yang akan wakil rakyat menjadi lebih tinggi. Oleh sebab
itu jika tidak demikian, pemilih dapat melakukan. “penghukuman suara”
dengan tidak memilih kembali terhadap wakil yang bersangkutan.70
Disamping keunggulan-keunggulan tersebut. Sistem distrik juga
mempunyai kelemahan-kelemahan diantaranya:
70
Marifa Ayu Kencana, Kajian Isu-isu Pemilu, … , h. 28-29
49
1. Karena adanya sisa suara yang tidak diperhitungkan dalam sistem distrik,
bearti ada sejumlah suara yang tidk dihutung yang adanya hilang suara,
karena setiap distrik hanya diwakili 1 orang.
2. Distribusi jumlah penduduk yang tidak merata mengakibatkan distrik tersebut
tidak memiliki wakil di perlemen.
3. Tingginya tingkat distorsi mengakibatkan sistem ini dianggap kurang
representative, karena hanya dengan keunggulan suara relative kecil
(mayoritas sederhana) calon tersebut dianggap menang. Karena jumlah suara
yang diperoleh oleh calon-calon lain di dalam distrik tersebut bila
diakumulasikan mungkin jauh lebih besar, sistem ini dianggap kurang adil
oleh mereka yang merasa dirugikan.
4. Dalam sistem ini tidak menutup kemungkinan terjadinya money politic yang
jauh lebih tinggi, karena dibutuhkan jejaring-jejaring yang kuat dari berbagai
kalangan untuk mendukung calon.71
Dengan demikian, untuk memahami pelembagaan politik suatu Negara
salah satu caranya adalah dengan mengamati proses perlembagaan politik, yang
mejelma dalam hubungan-hubungan dengan penguasa dengan rakyat.
Setiap sistem politik, tidak bisa diabaikan individu atau kelompok yang
mempengaruhi kebijakan-kebijakan Negara sebagai kehendak rakyat, yang
kemudian diputuskan dalam lembaga politik (perlemen) sebagai “konsensus
bersama”. Yang menghubungkan antara pemerintah dengan rakyat, disadari oleh
partai politik, kelompok penekanan, dan pemerintah. Menegaskan bahwa partai-
71
Marifa Ayu Kencana, Kajian Isu-isu Pemilu, ... , h. 29-30
50
partai politik menjadikan rakyat yang berdaulat melaksanakan keinginan mereka
melalui pemilhan yang kompetitif, dengan ini membuat para anggota legislatif
akan bertanggung jawab kepada rakyat.
Pemilihan umum menjadi ukuran yang kuat terjadinya demokrasi yang
didasarkan atas tiga pertimbangan:
1. Pemilihan umum merupakan proses terbaik dalam menentukan yang akan
menjadi pemimpin politik.
2. Pemilihan umum membuat pergantian kekuasaan dan membuka akses bagi
orang-orang yang baru ke arena kekuasaan secara berskala.
3. Pemilihan umum akan membuat partisipasi rakyat secara langsung dalam
menentukan pemimpin sesuai apa yang dikehendaki mereka.72
Jalannya demokrasi dapat tercermin bagaimana kedaulatan rakyat berjalan
secara adanya batas kekuasaan dalam pemerintahan yang diawasi, dan
tanggungjawab untuk mengatura aturan kekuasaan diberi kepada badan legislatif
serta publik. Karena itulah, dalam merealisasi tanggungjawab publik tentu saja
dibutuhkan pemungutan suara (pemilihan umum). Pemilihan umum merupakan
tempat bersaing partai-partai politik secara teratur yang di tetapkan dalam
peraturan perundang-undangan. sesungguhnya partai politik tidak dapat bersaing
secara sehat, sehingga rakyat dengan jelas memiliki alasan untuk memberikan
suaranya kepada calon wakil rakyat dari partai politik. Pemilu dikatakan
demokratis apabila berlangsung secara kompetitif, bebas, adil, terbuka, dan damai
yang dirasakan oleh partai politik dan rakyat pemilih. Demokrasi mengartikan
72
Marifa Ayu Kencana, Kajian Isu-isu Pemilu, ... , h. 34
51
bahwa pemilu adalah kesepakatan bagi partai dan rakyat untuk menjalankan
mekanisme partai politik yang berkuasa.73
B. Pelaksanaan Pemilu di Kota Bukittinggi
Pelaksanaan pemilu di Kota Bukittinggi di berlangsungkan pada hari rabu
tanggal 17 april 2019, mengadakan pemilu serentak menghadirkan lima pemilhan
sekaligus. Pemilu serentak secara sederhana sistem pemilu yang melangsungkan
di beberapa wilayah pemilhan pada satu waktu yang sama. Sistem pemilu serentak
adalah mengabungkan pemilihan eksekutif dengan pemilihan anggota legislatif. 74
Secara konseptual setidaknya terdapat enam model pemilu serentak yaitu:
1. Pemilu serentak sekaligus secara total, Pemilu ini meliputi pemilihan
legislatif (DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota),
pemilihan Presiden, serta Pilkada. Pemilu model ini sering kali disebut
dengan pemilhan tujuh kotak “Pemilu Borongan”. Pemilu dilaksanakan sekali
lima tahun untuk pada tingkat nasional hingga Kabupaten/Kota.
2. Pemilu serentak hanya untuk seluruh jabatan legislatif (pusat dan daerah) dan
beberapa bulan kemudian disusul dengan pemilu serentak untuk jabatan
eksekutif (pusat dan daerah).
3. Pemilu serentak tingkat nasional dengan pemilu sela berdasarkan tingkatan
pemerintah, waktu yang membedakan waktu untuk pemilu nasional dan
pemilu daerah/lokal. Dalam hal ini, pemilu anggota DPR dan DPD
dilaksanakan secara bersamaan dengan pemilu Presiden. Sementara pemilu
DPRD Provinsi, Kabupaten/Kota dilaksanakan secara bersamaan dengan
73
Marifa Ayu Kencana, Kajian Isu-isu Pemilu, ... , h. 35-37 74
Ni’matul Huda, Penataan Demokrasi dan Pemilu di Indonesia Pasca Reformasi, …, h
264
52
pemilihan Gubernur dan Bupati/Walikota, dua atau tiga tahun setelah pemilu
nasioal.
4. Pemilu serentak tingkat nasional dan tingkat lokal yang dibedakan waktunya.
Dalam hal ini, pemilihan Presiden dan pemilihan legislatif untuk DPR dan
DPD diakukan secara bersamaan waktunya. Kemudian pada tahun kedua
diselenggarakan pemilu serentak tingkat lokal untuk memilih DPRD Provinsi
dan Kabupaten/Kota serta pemilihan Gubernur.
5. Pemilu serentak tingkat nasional yang kemudian diikuti dengan pemilu
serentak masing-masing Provini berdasarkan kesepakatan waktu atau siklus
pemilu lokal di masing masing Provinsi tersebut.
6. Pemilu serentak untuk memilih anggota DPR, DPD, dan DPRD serta
Presiden dan Wakil Presiden, kemudian diikuti setelah selang waktu tertentu
dengan pemilu ekskutif bersamaan untuk satu Provinsi. Dalam pemilu ini,
pemilu serentak tingkat lokal hanyalah untuk memilih Gubernur, Bupati, dan
Walikota secara bersamaan di suatu Provinsi, dan jadwalnya tergantung dari
siklus pemilu lokal pemilu lokal di masing-masing Provinsi berdasaran hasil
kesepakatan.75
Di Kota Bukittinggi yakni model keenam yang dilaksanakan yaitu
pemilihan Presiden-wakil presiden, DPD RI, DPR RI, DPRD Provinsi Sumatera
Barat, dan DPRD Kota Bukitinggi. Setiap pemilihan mempunyai kotak suara
telah diisi dengan lima macam surat suara dicoblos oleh pemilih sesuai jenis
pemilihan. Pemilih di Kota Bukittinggi sebanyak 86.553 warga, yang
75
Ni’matul Huda, Penataan Demokrasi dan Pemilu di Indonesia Pasca Reformasi, …, h
266-267
53
menggunakan hak pilih sebanyak 63.516 warga, Sehingga pemilih bisa dirata-
ratakan dari 77.5%.76
Pemungutan suara pemilu serentak tahun 2019, pendistribusikan logistik
berupa surat suara, kotak suara, bilik suara, dan logistik lainya buat 24 kelurahan
yang ada di Kota Bukittinggi. Seluruh logistik dalam kondisi di simpan dan di
kawal dengan aman.77
Tahapan program penyelenggaraan pemilu 2019 di Kota Bukittinggi yang
ditetap oleh KPU (Komisi Pemilihan Umum).
6) Perencanaan anggaran dan program
7) menyusun aturan KPU
8) Sosialisai
9) Melakukan Pendaftaran serta verifikasi peserta pemilu
10) menyelesaian sangketa serta menetapan partai politik peserta pemilu
11) mementukan badan penyelenggaraan
12) Pemutakhir data pemilihan dan penyusunan daftar pemilih
13) menyusunan daftar pemilih luar negeri
14) menataan dan menetapan daerah pemilihan (dapil)
15) Percalonaan anggota
16) Penyelesaian sangketa
17) Logistik
18) Kampanye
19) Laporan dana kampanye
76
Benny Azis (Ketua KPU Kota Bukittinggi),Wawancara Pribadi, Senin/27 Januari 2020 77
Benny Azis (Ketua KPU Kota Bukittinggi),Wawancara Pribadi, Senin/27 Januari 2020
54
20) Masa tenang
21) Pemungutan dan perhitungan suara
22) Rekapitulasi perhitungan suara
23) menyelesaian sengketa hasil pemilu
24) menetapkan perolehan kursi dan calon terpilih tanpa permohonan
perselisihan hasil pemilu
25) Peresmian keanggotaan
26) Pengucapan janji/sumpah
Pelaksanaan pemilu 2019 di Kota Bukittinggi bisa dilaksanakan dengan
baik, berintegritas, aman, damai, lancar, dan tidak ada gugatan terhadap
perselisihan. Dalam pelaksanaan pemilu bersifat netral, tidak berpihak, efisien dan
efektif. Seluruh penyelengaraan pemilu 2019 di Kota Bukittinggi telah terlaksana
degan baik. Partisipasi pemilih pun meningkat dari pada pemilu sebelumnya.78
KPU dan penyelenggaraan pemilu lainnya di Kota Bukittinggi. Dalam
pemilu 2019 bisa dinilai berhasil. Pemilih meningkat, di atas yang diinginkan.
Membuktikan kesadaran berdemokrasi masyarakat Bukittinggi semakin tinggi.
Pemilu 2019 di Kota Bukittinggi berjalan aman dan lancar, Ini sangat baik serta
yang diharapkan.79
Hasil pemilu di Kota Bukittinggi yang terdapat 3 (tiga) daerah pemilihan
(Dapil), perolehan suara untuk tiap partai diantaranya sebagai berikut:
1. Partai Gerindra 10.365 suara, mendapat 5 kursi
2. Partai Demokrat 10.227 suara, mendapat 4 kursi
78
Benny Azis (Ketua KPU Kota Bukittinggi),Wawancara Pribadi, Senin/27 Januari 2020 79
Benny Azis (Ketua KPU Kota Bukittinggi),Wawancara Pribadi, Senin/27 Januari 2020
55
3. Partai PKS 8.993 suara, mendapat 5 kursi
4. Partai Pan 8.032 suara, mendapt 3 kursi
5. Partai Golkar 5472 suara, mendapat 3 kursi
6. Partai PPP 4620 suara, mendapat 2 kursi
7. Partai Nasdem 3.962 suara, mendapat 2 kursi
8. Partai PKB 2.164 suara, mendapat 1 kursi
9. Partai PDIP 1.671 suara, tidak mendapat kursi
10. Partai PBB 1.670 suara, tidak mendapat kursi
11. Partai Hanura 1.542 suara, tidak mendapat kursi
12. Partai Berrkarya 1.222 suara, tidak mendapat kursi
13. Partai Garuda 298 suara, tidak mendapat kursi
14. Partai Perindo175 suara, tidak mendapat kursi
15. Partai PSI 138 suara, tidak mendapat kursi
16. Partai PKPI 0 suara, tidak mendapat kursi
Dari hasil pemilu di Kota Bukittinggi yang menetapkan suara terbanyak
yang akan duduk di kursi DPRD Kota Bukittinggi yang telah di tetapkan oleh
KPU melalui mekanisme perhitungan alokasi, suara tertinggi adalah Partai
Gerindra sebanyak 10.365 suara, dari 63.516 orang yang menggunakan hak
suaranya.
C. Perolehan Suara PBB di Kota Bukittinggi
Pemilu serentak 2019 mengenal 3 istilah yang telah tetapkan dalam UU
Nomor 17 tahun 2017 tentang Pemilu, dalam peraturan KPU tentang Pemungutan
dan Perhitungan suara yang di susun oleh KPU Kota Bukittinggi, diantaranya:
56
1. Daftar Pemilih Tetap (DPT)
Adalah daftar pemilih yang data pemilih disusun KPU berdasarkan pada
dengan data kependudukannya. Pemilih dapat surat pemberitahuan pemilihan atau
C6 dan mencoblos pukul 07.00 -13.00 waktu setempat dengan membawa C6 dan
e-KTP.
2. Daftar Pemilih Tambahan (DPTb)
Adalah pemilih yang sudah terdata dalam DPT, namun ingin pindah
memilih di TPS (Tempat Pemungutan Suara) yang berbeda dari lokasi yang sudah
di data. Pemilih yang ingin pindah memilih harus mengurus surat pindah memilih
(from A5) di Panitia Pemungutan Suara (PPS). Petugas PPS akan mencoret nama
yang sudah terdata dan memberikan from pindah memilih (A5) untuk diserahkan
ke KPU kelurahan tujuan lokasi pindah.
Pemilih pada DPTb punyak hak yang sama dengan pemilih DPT yaitu
pukul 07.00 – 13.00 waktu setempat, dengan membawa from A5 dan e-KTP.
3. Daftar Pemilih Khusus (DPK)
Adalah warga yang punya hak pilih namun belum terdata dalam DPT.
Pemilih kategori ini bisa menggunakan hak pilihnya cukup dengan membawa e-
KTP di TPS terdekat sesuai alamat pada e-KTP. Tidak bisa mencoblos di TPS di
luar alamat e-KTP. Namun, pemilih dalam DPK hanya bisa menggunakan hak
pilihnya satu jam terakhir sebelum TPS di tutup yaitu pukul 12.00 – 13.00 waktu
setempat, dengan catata selama surat suara masih tersedia.80
80
Benny Azis (Ketua KPU Kota Bukittinggi),Wawancara Pribadi, Senin/27 Januari 2020
57
Di Kota Bukittinggi jumlah pemilih yang telah terdata pada DPT, DPTb,
dan DPK sebanyak 86.553 orang. Sedangkan jumlah pemilih yang menggunakan
hak pilihnya sebanyak 63.516 orang. Sehingga partisipasi pemilih bisa dirata-
ratakan dari 77.5%.81
Di Kota Bukittinggi terdapat 3 (tiga) daerah pemilihan (Dapil), perolehan
suara yang bisa di peroleh oleh PBB terdapat di urutan no 10 dari 16 partai politik
yang ikut serta dalam pemilu di Kota Bukittinggi, dengan jumlah suara 1.670
suara serta tidak mendapatkan kursi di DPRD Kota Bukittinggi.82
Tabel 3.1
Data suara perolehan Partai Bulan Bintang 2019 Kota Bukittinggi
Dareah pemihan Jumlah Suara Sah Partai
Politik
Mandiangin Koto Selayan 634
Aur Birugo Tigo Baleh 364
Guguak Panjang 672
Mekanisme perhitungan alokasi:
1. Menentukan jumlah kursi DPRD kabupaten/Kota berdasarkan jumlah
penduduk (sesuai tabel 3.2)
81
Benny Azis (Ketua KPU Kota Bukittinggi),Wawancara Pribadi, Senin/27 Januari 2020 82
Benny Azis (Ketua KPU Kota Bukittinggi),Wawancara Pribadi, Senin/27 Januari 2020
58
Tabel 3.2
Jumlah Penduduk Alokai Kursi
Sampai dengan 100.000 20 kursi
100.001 s/d 200.000 25 kursi
200.001 s/d 300.000 30 kursi
300.001 s/d 400.00 35 kursi
2. Menetapkan angka Bilangan Pembagi Penduduk (BPPd) dengan cara
membagi jumlah penduduk dengn jumlah aokasi kursi
BPPd = Total jumlah penduduk
Jumalah aloksi kursi
3. Menentukan estimasi jumlah alokasi kursi per kecamatan dengan cara
membagi jumlah penduduk dengan BPPd (sebagai bahan pertimbangan
pemetaan dapil)
4. Menggabungkan Kecamatan menjadi Dapil dengan memperhitungkan
prinsip-pinsip pemetaan Dapil.
5. Menentukan alokasi kursi per Dapill dengan cara membagi jumlah penduduk
di Dapil dengan BPPd , (apabila terdapat angka pecahan, dibulatkan ke
bawah) Kursi Dapil = Jumlah pendudk Dapil
BPPd
59
6. Menghitung sisa penduduk di hitung dengan cara. 83
Sisa penduduk = Total jumlah penduduk – (Kursi terakhir X BPPd).
83
Yasrul (Komisioner KPU Kota Bukittinggi), Alur Penataan Daerah Pemilihan Anggota
DPRD Kabupaten/Kota di Sumatea Barat , Senin 27 Januari 2020
60
BAB IV
EKSISTENSI PBB DI KOTA BUKITTINGGI DAN FAKTOR
KEGAGALAN PADA PEMILU TAHUN 2019
A. Monografi Kota Bukittinggi
Kota Bukittinggi berada pada rangkaian pegunungan Bukit Barisan sekitar
90 Km arah Utara dari Kota Padang. Kota Bukittinggi terletak di tepi Ngarai
Sianok serta dikelilingi oleh dua gunung yaitu Gunung Singgalang dan Gunung
Merapi. Lokasi terletak pada ketinggian 909-941 mpdl menyebabkan Kota
Bukittinggi berhawa sdingin dengan suhu berkisar antara 16.1-24.9°C. Luas
Bukittinggi adalah 145,29 Km2, mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 84
tahun 1999. Namun karena penolakan dari masyarakat Agam, luas wilayah pada
saat ini adalah 25,24 Km2, yang mengakibatkan Bukittinggi sebagai salah satu
kota dengan wilayah tersempit di Indonesia.84
Wisata dan belanja adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan Kota Bukittinggi. Keindahan alam di beberapa sisi wilayahnya menjadi
daya tarik tersendiri. Pusat perdangan sangat mudah di jumpai.85
Kota kecil yang luasnya 0,06 persen dari luas Provinsi Sumbar ini popular
dengan sebutan Kota Jam Gadang. Jam Gadang bearti jam besar menjadi symbol
sekaligus pusat keramaian Kota.Dari Jam Gadang ini yang menjadi kegiatan
wisata dan belanja bisa di mulai. Tempat bernuan sejarah yang menjadi saksi
84
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kota_Bukittinggi di akses pada tanggal 26 Februari
2020 pada jam 07.30 Wib 85
Daniel Dhakidae, Profil Daerah Kabupaten Dan Kota Jilid 2, (Jakarta:PT Kompas
Media Nusanta, 2003), hal 116
61
perkembangan kota di masa lampau seperti bekas kediaman Bung Hatta, Benteng
Fort de Kock, dan Lubang Jepang.86
Kota Bukittinggi merupakan pusat perdagangan grosir terbesar di Pulau
Sumatera Barat. Pusat perdagangan utama yang terletak di Pasar Aur Kuning.
Tempat wisata yang paling ramai dikunjungi masyarakat adalah Jam Gadang,
yaitu sebuah menara jam yang berada di pusat kota sekaligus menjadi simbol khas
Kota Bukittinggi.87
1. Sejarah Kota Bukittinggi
Kota Bukittinggi awalnya merupakan pasar bagi penduduk Agam Tuo.
Setelah datanganya Belanda, Kota ini menjadi kubu pertahanan untuk melawan
Kaum Padri pada tahun 1825, Belanda mendirikan sebuah benteng di salah satu
bukit terletak di dalam Kota, dikenal sebagai Benteng Fort de Kock, serta
menjadi tempat peristirahatan. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, kawasan
ini ditingkatkan perannya dalam ketatanegaraan yang kemudian berkembang
menjadi sebuah stadsgemeente (Kota).88
Pada masa penduduk Jepang, Bukittinggi dijadikan sebagai pusat
pemerintahan militer untuk di kawasan Sumatera Barat, bahkan sampai ke 2
negara yaitu Singapur dan Thailand. Kota ini sebulumnya bernama stadsgemeente
Fort de kock menjadi Bukittinggi Si Yaku Sho yang daerahnya di perluas dengan
memasukan nagari-nagari sekitarnya seperti Sianok Anam Suku, Gadut, Kapau,
86
Daniel Dhakidae, Profil Daerah Kabupaten Dan Kota Jilid 2, (Jakarta:PT Kompas
Media Nusanta, 2003), hal 116 87
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kota_Bukittinggi di akses pada tanggal 26 Februari
2020 pada jam 07.30 Wib 88
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kota_Bukittinggi di akses pada tanggal 26 Februari
2020 pada jam 07.30 Wib
62
Ampang Gadang, Batu Taba, dan Bukit Batabuah. Sekarang nagari-nagari
tersebut masuk ke dalam wilayah Kabupaten Agam.
Setelah kemerdekaan Indonesia, nama Bukittinggi Si Yaku Sho berubah
menjadi nama Kota Bukittinggi, bahkan Kota Bukittinggi ditetapkan sebagai Ibu
Kota Provinsi Sumatera Barat, dengan gubernurnya Mr. Teuku Muhammad
Hasan. Pada masa mempertahankan kemerdekaan Indonesia, Kota Bukittinggi
berperan sebagai kota perjuangan, ketika pada tanggal 19 Desember 1948 kota ini
ditunjuk sebagai Ibu Kota Negara Indonesia setelah Yogyakarta jatuh ketangan
Belanda.89
2. Keadaan Geografis Kota Bukittinggi
Kota Bukittinggi terletak pada rangkaian Bukit Barisan yang membujur
sepanjang pulau Sumatera Barat, serta dikelilingi oleh dua gunung berapi yaitu
Gunung Singgalang dan Gunung Merapi. Kota ini berada pada ketinggian 909-
941 meter di atas permukaan laut, dan memiliki hawa sejuk dengan suhu berkisar
antara 16.1-24.9°C. Sementara itu, dari total luas wilayah Kota Bukittinggi saat
ini (25,24 km2), 82,8% telah diperuntukkan menjadi lahan budidaya, sedangkan
sisanya merupakan hutan lindung. Adapun batas-batas wilayah Kota Bukittinggi
tersebut adalah, Sebelah utara Kecamatan Tilatang Kamang Kabupaten Agam,
sebelah selatan Kecamatan Banuhampu dan Kecamatan Sungai Pua Kabupaten
Agam, sebelah barat Kecamatan IV Koto Kabupaten Agam, dan sebelah timur
Kecamatan Ampek Angkek Kabupaten Agam.90
89
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kota_Bukittinggi di akses pada tanggal 26 Februari
2020 pada jam 07.30 Wib 90
Pemerintahan Kota Bukittinggi Dinas Kependudukan dan Pecatatan Sipil, Profil
Perkembangan Kependudukan Kota Bukittinggi, Tahun 2017, hal 8
63
Kota Bukittinggi terdiri dari dari tiga Kecamatan dengan 24 Kelurahan.
Kecamatan dan Kelurahan tersebut sebagai berikut:
1. Kecamatan Guguk Panjang
Kecamatan ini memiliki luas wilayah 6,832 km2
atau 27,07% dari luas
wilayah Kota Bukittinggi dan mempunyai penduduk sebanyak 43,331 jiwa.
Kecamatan ini terdiri dari tujuh Kelurahan yaitu Kelurahan Tarok Dipo,
Kelurahan Bukit Canggang Kayu Ramang, Kelurahan Pakan Kurai, Kelurahan
Aur Tanjuang Tengah Sawah, Kelurahan Benteng Pasar Atas, Kelurahan Kayu
Kubu, dan Kelurahan Bukit Apit Puhun.
2. Kecamatan Mandiangin Koto Selayan
Kecamatan ini memiliki luas wilayah 12.185 km2
atau 48,28% dari luas
wilayah Kota Bukittinggi dan mempunyai penduduk sebanyak 50.193 jiwa.
Kecamatan ini terdiri dari Sembilan Kelurahan yaitu Kelurahan Campago,
Kelurahan Guguk Bulek, Kelurahan Campago Ipuh, Kelurahan Kubu Gulai
Bancah, Kelurahan Puhun Pintu Kabun, Kelurahan, Pulai Anak Air, Kelurahan
Koto Selayan, Kelurahan Garegeh, Kelurahan Manggis Ganting, dan Kelurahan
Puhun Tembok.
3. Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh
Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh memiliki luas 6,252 km2
atau 24,778%
dari luas wilayah Kota Bukittinggi dan mempunyai penduduk sebanyak 25.659
jiwa. Kecamatan ini terdiri dari delapan Kelurahan yaitu Kelurahan Aur Kuning,
Kelurahan Birugo, Kelurahan Belakang Balok, Kelurahan Sapiran, Kelurahan
64
Kubu Tanjuang, Kelurahan Pakan Labuh, Kelurahan Parit Antang, dan Kelurahan
Ladang Cakiah.91
Di dalam potensi dan keunggulan daerah Kota Bukittinggi terdapat
beberapa bidang, yaitu sebagai berikut:
1. Bidang Pendidikan
Sejak zaman Belanda, Kota Bukittinggi sudah menjadi pusat pendidikan di
Pulau Sumatera Barat. Sejak tahun 1872, dengan awal berdirinya Kweekschool
voor Inlandsche Onderwijzers (sekolah guru untuk guru-guru bumi putra) atau
dikenal dengan sekolah Radja, selanjutnya berkembang menjadi Volkschool atau
sekolah rakyat. Pada masa awal kemerdekaan di Kota ini pernah berdiri sekolah
Polwan dan Kadet serta sekolah Pamong Praja yang pertama di Indonesia.92
2. Kesehatan
Kota Bukittinggi telah memiliki pelayanan kesehatan yang baik, kota ini
telah memiliki 5 rumah sakit, yaitu 3 milik pemerintah dan 2 milik swasta. Selain
itu, juga didukung oleh 5 puskesmas, 6 puskesmas keliling, dan 15 pukesmas
pembantu. Salah satu yang utama adalah Rumah Sakit Umum Derah Dr. Achmad
Muchtar, merupakan rumah sakit umum milik pemerintah.
Rumah sakit Stroke Nasional yang merupakan Rumah sakit pengobatan
stroke pertama di Indonesia dan ketiga di dunia yang terdapattdi Kota ini,
merupakan rumah sakit milik pemerintah.93
91
Pemerintahan Kota Bukittinggi Dinas Kependudukan dan Pecatatan Sipil, Profil
Perkembangan Kependudukan Kota Bukittinggi, Tahun 2017, hal 9 92
Pemerintahan Kota Bukittinggi Dinas Kependudukan dan Pecatatan Sipil, Profil
Perkembangan Kependudukan Kota Bukittinggi, Tahun 2017, hal 10 93
Pemerintahan Kota Bukittinggi Dinas Kependudukan dan Pecatatan Sipil, Profil
Perkembangan Kependudukan Kota Bukittinggi, Tahun 2017, hal 11
65
3. Ekonomi
Pada awalnya dari pasar Loih Galuang yang sekarang disebut juga Pasar
Ateh yang dibuat oleh pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1900
mengembangkan sebuah loods ke arah Timur dan lokasi pasar tersebut berada di
kemiringan, masyarakat setempat menyebutkan dengan nama Pasar Lereng, dan
berkembangnya kawasan pasar muncul beberapa pasar, di antaranya Pasar Bawah,
dan Pasar Banto, yang merupakan pasar tradisional yang berada di sekitar
kawasan Jam Gadang, kemudian berkembang menjadi tempat penjualan hasil
kerajinan tangan dan cendera mata khas Minangkabau. Dalam penataan pasar,
pemerintah Hindia Belanda menghubungkan setiap pasar tersebut dengan janjang
dan diantaranya terkenal Janjang 40.
Penumpukan pada satu kawasan, pemerintah Bukittinggi kemudian
mengembangkan kawasan perkotaan ke arah Timur dengan membangun Pasar
Aur Kuning, merupakan salah satu perdagangan grosir terbesar di Pulau Sumatera
Barat. Sebab sektor perdagangan merupakan salah satu pilihan bagi pemerintah
Bukittinggi dalam meningkatkan pendapatan penghasil ekonomi penduduk Kota
Bukittinggi. 94
4. Pariwisata
Industri pariwisata merupakan salah satu sektor andalan Kota Bukittinggi.
Banyaknya objek wisata yang menarik, menjadikan Kota ini dijuluki sebagai
“Kota Wisata”. Pada tahun 2012, jumlah wisatawan manca Negara yang
94
Pemerintahan Kota Bukittinggi Dinas Kependudukan dan Pecatatan Sipil, Profil
Perkembangan Kependudukan Kota Bukittinggi, Tahun 2017, hal 12
66
mengunjungi kota ini mencapai 26.629 orang. Saat ini di Bukittinggi terdapat
sekitar 60 hotel dan 15 biro perjalanan.
Objek wisata Kota Bukittinggi yang sering di kunjungi wisatawan adalah:
a. Jam Gadang
Jam Gadang yang terletak dipusat kota, didirikan pada tahun 1926 oleh
Controleur Rock Makar. Berada berdekatan Pasar Ateh (Pasar Atas) yang terdapat
banyak penjualan khas Minang serta merupakan oleh-oleh bagi wisatawan seperti
kerupuk sanjai dan kerajinan khas Bukittinggi.
b. Ngarai Sianok
Merupakan salah satu objek wisata yang terdapat Taman Panorama yang
terletak di dalam Kota Bukittinggi agar wisatawan bisa melihat keindahan
pemandangan Ngarai Sianok.
c. Lobang Jepang
Lobang Jepang terletak di taman Panorama yang merupakan gua bekas
persembunyian tentara Jepang sewaktu Perang Dunia II.
d. Tembok Besar Tingkok
Terletak di nagari Koto Gadang di bawah Ngarai, wisatawan bisa melalui
janjang Koto Gadang yang memiliki panjang sekiran 1 km serta memiliki desain
Tiongkok.
e. Benteng Fort De Kock
Benteng Fort De Kock didirikan pada tahun 1825. Benteng ini dijadikan
sebagai kubu pertahanan tentara Hindia Belanda dari gempuran rakyat
Minangkabau.
67
f. Rumah Adat Taman Margasatwa Kinanta
Taman Margasatwa dan budaya Kinantan (Kebun Binatang) dibangun
pada tahun 1900 dengan nama Stompark. Taman Margasatwa dan budaya
Kinantan merupakan salah satu kebun binatang tertua di Indonesia, dan satu-
satunya terletak di Sumatera Barat yang terletak di Kota Bukittinggi. Dalam lokasi
ini terdapat rumah adat yang berfungsi sebagai museum tempat menyimpan benda
bersejarah. 95
B. Gambaran Umun DPC PBB Kota Bukittinggi
Berdirinya Partai Bulan Bintang disebabkan bubarnya Partai Masyumi
oleh Presiden Soekarno pada tahun 1960. Pada tahun 1998 saat masa kejatuhan
Presiden Soeharto, pendukung Masyumi ingin merumuskan dan memutuskan
kemali untuk berdirinya sebuah partai baru. Awalnya partai baru ini akan diberi
nama Masyumi lagi, akan tetapi setelah berdiskusi serta merumuskan partai ini
tiak memakai nama Masyumi kembai dan diberinama menjadi Partai Bulan
Bintang. Partai ini resmi berdiri pada 17 Juli 1998 di Jakarta dan dideklarasikan
pada 26 Juli 1998. 96
Oleh sebab itu dibentuklah Organisasi PBB yang dibagi beberapa tingkat.
Pada tingkat nasional ada Dewan Pimpinan Pusat (DPP), ditingkat Provinsi atau
Daerah Tingkat I ada Dewan Pimpinan Wilayah (DPW), di tingkat
Kabupaten/Kota ada Dewan Pimpinan Cabang (DPC), di tingkat Kecamatan ada
95
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kota_Bukittinggi di akses pada tanggal 26 Februari
2020 pada jam 07.30 Wib 96
Daniel Dhakidae, Partai Partai Pnolitik Indonesia Ideologi dan Program 2004-2009,
(Jakarta: PT Kompas Media Nusantara, 2004), h. 52
68
Dewan Pimpinan Anak Cabang (DPAC) dan di tingkat Kelurahan ada Dewan
Pimpinan Ranting (DPRt).97
Kota Bukittinggi berdiri DPC PBB Kota Bukittinggi, DPC itu sendiri
didirikan oleh DPP serta di instruksi DPW, maka oleh sebab itu DPW yang akan
mencari DPC. Ketua DPC pertama sampai sekarang adalah:
1. Kamal Sidik
2. M. Nazir
3. Ustman Marlen
4. Amir Husen
5. Dasril98
Kantor DPC PBB tidak milik sendiri di kontrak pertahun dengan biaya
yang berbeda-beda tiap tahun pada tahun 2019 biaya kontrak DPC PBB adalah 7
juta pertahun, yang terletak di sebelah Rumah Ketua DPC PBB di alamat Jln.
Parik Datuang Anak Air, Kecamatan Mandiangin Koto Selayan, Kota
Bukittinggi.99
Di sebabkan PBB Kota Bukittinggi gagal dalam memperbanyak suara
dalam pemilu 2019 oleh sebab itu tidak ada dana untuk mengontrak Kantor DPC
PBB Kota Bukittinggi serta pindah ke rumah Bapak Ketua DPC PBB sekarang
yaitu bapak Dasril. Kantor sekretariat PBB pindah pada awal 2020 di rumah
Bapak Ketua yang beralamat sama. 100
97
Dasril (Ketua DPC PBB Bukittinggi),Wawancara Pribadi, Selasa/25 Februari 2020 98
Dasril (Ketua DPC PBB Bukittinggi),Wawancara Pribadi, Selasa/25 Februari 2020 99
Dasril (Ketua DPC PBB Bukittinggi),Wawancara Pribadi, Selasa/25 Februari 2020 100
Dasril (Ketua DPC PBB Bukittinggi),Wawancara Pribadi, Selasa/25 Februari 2020
69
Dana yang di peroleh dari partai adalah ketika partai tersebut ada kader-
kadernya yang duduk di kursi DPRD maka tiap bulannya mendapatkan 20-25
perseratus dari gaji kadernya yang duduk di DPRD dan Pemerintah Derah
(Pemda) apa bila kadernya duduk baru ada dana dari Pemda, jika tidak ada partai
PBB yang mewakili kursi DPRD Kota Bukittinggi, maka tidak ada dana dari
Pemda.101
C. Eksistensi Partai Bulan Bintang di Kota Bukittinggi
Eksistensi dalam kamus bahasa Indonesia yang bearti keberadaan. Partai-
partai yang tidak dapat dipertahankan lagi keberadaannya oleh sebab itu perlu
dilihat keeksistensiannya.102
Eksistensi partai PBB di Kota Bukittinggi di tentukan dalam keikut sertaan
partai dalam pemilu agar memperoleh suara Partai serta bisa mendapatkan
kekuasaan di pemerintahan. Partai PBB yang tidak bisa memperoleh suara yang
tinggi dalam pemilu yang menyebabkan gagalnya sebuah partai. Partai yang
gagal dalam pemilu menyebabkan terancamnya eksistensi dalam persaingan
mempertahankan dan merebut kekuasaan.
Partai Bulan Bintang di Kota Bukittinggi merupakan partai politik
berasaskan Islam yang pernah lima kali ikut serta dalam pemilu 1999, 2004, 2009,
2014, dan 2019. PBB pernah mendapatkan kursi pada tahun 1999, 2004, dan
101
Dasril (Ketua DPC PBB Bukittinggi),Wawancara Pribadi, Selasa/25 Februari 2020 102
https://kbbi.web.id/eksistensi.html di akses pada tanggal 01 April 2020 pada jam
16.13 Wib
70
2009, akan tetapi pada 2014 perolehan jumlah suara 1.691 (3.57%) di Kota
Bukittinggi. Akibatnya gagal dalam menduduki kursi DPRD Kota Bukittinggi.103
Tabel 4.1
Perolehan Suara PBB Pada Pemilu 2004 – 2019
Tahun Jumlah Suara Kursi
2004 4.422 dari 2 daerah pemilihan 3
2009 1.620 dari 2 daerah pemilihan 1
2014 1.691 dari 3 daerah pemilihan 0
2019 1.652 dari 3 daerah pemilihan 0
Pada tahun 2014 jumlah suara BBB se-Indonesia kurang dari 4% maka
bisa dikatakan bahwa PBB tidak lolos melewati ambang batas. Oleh sebab itu
pada pemilu 2019 harus veritifikasi lagi yang mencalonkan baru. Segala banyak
usaha yang di lakukan oleh pengurus PBB maka PBB dinyatakan lolos veritifikasi
oleh itu PBB mendapat no urut 19 pada tahun 2019. PBB di umumkan veritifikasi
dekakt-dekat ke pemilu.104
Pada pemilu 2019, keseluruhan ada 16 partai politik yang menjadi peserta
pada pemilu 2019 di Kota Bukittinggi, ada lima partai politik yang berasaskan
Islam yang ikut dalam pemilihan umum.
Tabel 4.2
Lima Partai Politik Berasaskan Islam Pada Pemilu 2019
103
Benny Azis (Ketua KPU Kota Bukittinggi),Wawancara Pribadi, Senin/27 Januari
2020 104
Mulyadi (Sekretaris DPC PBB Bukittinggi),Wawancara Pribadi, Rabu/26 Februari
2020
71
Partai Suara Kursi di DPRD
Partai Keadilan Sejahtera 8.9993 5
Partai Amanat Nasional 8.032 3
Partai Persatuan
Pembangunan
4.620 2
Partai Kebangkitan Bangsa 2.164 1
Partai Bulan Bintang 1.652 0
Pada tahun 2019 PBB mengalami terancamnya eksistesi PBB disebabkan
penurunan suara yang diperoleh PBB itu sendiri khususnya di Kota Bukittinggi.105
D. Faktor-faktor yang Menjadi Penyebab Kegagalan Partai Bulan Bintang
di Kota Bukittinggi Pada Pemilu 2019
Banyaknya faktor yang menjadi penyebab kegagalan partai PBB,
khususnya pada pemilu DPRD di Bukittinggi. Dalam temuan penulis, penulis
menemukan gambaran bahwa penyebab gagalnya partai PBB tidak terlepas dari
faktor internal dan faktor eksternal Partai.
1. Faktor Internal
a. Masalah Pendanaan
105
Mulyadi(Sekretaris DPC PBB Bukittinggi),Wawancara Pribadi, Rabu/26 Februari
2020
72
DPC PBB Kota Bukittinggi diketahui bahwa salah satu kendalanya adalah
dalam pendanaan sebuah partai. Pengurus DPC partai PBB mengalami kesulitan
dalam pendanaan dalam membiayai operesional partai dan kampanye partai.
Banyaknya dana yang harus dibiayai partai PBB dalam menjalankan stategi dan
meningkatkan program PBB seperti pengadaan atribut partai, dan lain-lain.106
Di Kota Bukittinggi PBB masih mengandalkan sumbangan dari kader-
kader mereka yang duduk di kursi DPRD, Akan tetapi pada pemilu 2014 kader
PBB tidak ada duduk di kursi DPRD, oleh sebab itu jadi uang masuk dari kader
sangat minim.107
b. Pengkaderan DPC Kota Bukittinggi kurang dan lemah
Pada pemilu 2014 DPC Kota Bukittinggi memiliki anggota yang
terstruktur dengan baik. Ketika pemilu 2014 gagal maka berakibat buruk dalam
pemilu 2019 yang menyebabkan kader-kader tidak terstruktur dengan baik lagi
serta jarang untuk berkumpul membuat DPC PBB Kota Bukittinggi tidak begitu
antusias tentang mencari pengkaderan serta turun ke masyarakat kurang.108
c. Kurangnya pendidikan politik
Kurangnya pendidikan politik terhadap kader-kader DPC PBB Kota
Bukittinggi sehingga para kader tidak memiliki pengetahuan yang luas tentang
bagaimana mengambil simpati masyarakat untuk mengenal partai PBB di tengah-
tengah masyarakat.
2. Faktor Eksternal
106
Dasril (Ketua DPC PBB Bukittinggi),Wawancara Pribadi, Selasa/25 Februari 2020 107
Dasril (Ketua DPC PBB Bukittinggi),Wawancara Pribadi, Selasa/25 Februari 2020 108
Mulyadi(Sekretaris DPC PBB Bukittinggi),Wawancara Pribadi, Rabu/26 Februari
2020
73
a. Mayarakat Bukittinggi mayoritas mendukung Probowo Subianto dan
Sandiaga Uno
Pada pemilu 2019 masyarakat Sumatera Barat khususnya di Kota
Bukittinggi lebih memilih Probowo dan Sandi lah yang menjadi Presiden dan
Wakil Presiden, masyarakat menganggap bahwa partai PBB mendukung Jokowi
Widodo dan Ma’ruf Amin.109
b. Penurunan suara PBB tiap pemilu
Penurunan suara PBB yang tiap tahun pemilu, di Kota Bukittinggi PBB
ikut serta dalam pemilu sejak tahun 1999 sampai 2019. Pada tahun 1999 PBB
mendapatkan suara sehingga kader PBB duduk di Kursi DPRD Kota Bukittinggi
sebanyak 3 kursi, pada pemilu 2004 PBB mendapatkan suara yang menduduki 3
kursi, pada pemilu 2009 cuma mendapatkan 1 kursi yang duduk di DPRD Kota
Bukittinggi, pada tahun 2014 tidak bisa mendapatkan kursi.110
c. Nomor Urut PBB
Pada pemilu 2019 PBB tidak lolos dari ambang batas yaitu kurang dari 4%
membuat PBB veritifikasi lagi yang mengakibatkan nomor urut PBB di dahului
oleh partai khusus Daerah Aceh membuat partai PBB medapat nomor urut 19.
d. Kurang kepercayaan masyarakat teradap partai Islam
Para caleg dari partai Islam hanya memberikan janji kepada mereka,
setelah mereka terpilih menjadi angota di DPRD, janji-janji mereka banyak tidak
dilaksanakan, yang timbulnya rasa kekecewaan dari masyarakat.
109
Dasril (Ketua DPC PBB Bukittinggi),Wawancara Pribadi, Selasa/25 Februari 2020 110
Mulyadi(Sekretaris DPC PBB Bukittinggi),Wawancara Pribadi, Rabu/26 Februari
2020
74
E. Analisis Penulis tentang Eksistensi dan Kegagalan Partai Bulan Bintang
di Kota Bukittinggi Pada Pemilu 2019
Dalam dunia politik, demokarasi akan memberi kesempatan bagi
masyarakat Indonesia untuk menyelenggarakan pemerintah melalui partai politik.
Masyarakat diberi kesempatan untuk mendirikan sebuah parpol agar bisa bersaing
secara jujur dalam merebut kekuasaan melalui pemilu. Demokrasi berperan ybesar
bagi parpol dalam penyelengara Negara, oleh sebab itu parpol harus didukung
keberadaannya, melalui orang-orang yang berada di dalam parpol, yang
memberikan kesejahteraan bangsa. Pemilu menjadi harapan kedaulatan rakyat.
Dalam menjunjung tinggi kedaulatan rakyat terhadap penyelenggaraan pemilu
berdasarkan pada prinsip bebas dan adil. Prinsip bebas dan adil menjadi pedoman
Negara demokrasi dalam penyelenggaraan pemilu.111
Pentingnya partai politik untuk masyarakat agar bisa menentukan serta
menepatkan wakilnya sendiri sebagai pejabat Negara, yang dapat diberhentikan
menurut kepentingan masyarakat. Untuk menjalankan hal tersebut akan lebih baik
melakukannya secara bersama melalui sebuah parpol.
Parpol berfungsi setelah berjalanya di era reformasi. Peran partai politik
untuk menyalurkan aspirasi rakyat yang lebih maksimal dari pada era sebelumnya,
parpol akan memberi sarana untuk penyalur beragam aspirasi masyarakat. Oleh itu
muncullah aspirasi aspirasi yang menjadi ideologi sebuah partai yang beragam
ideologi, termasuk salah satunya ideologi Islam.
111
Ni’matul Huda, Penataan Demokrasi dan Pemilu di Indonesia Pasca Reformasi,
(Jakarta: Kencana, 2017) h.51
75
Partai PBB sendiri merupakan partai yang berasakan Islam dan berakidah
Islam yang bearti masyarakat partai yakin dalam kebenaran Islam sebagai ajaran
dari Allah SWT yang diturunkan melalui malaikat Jibil ke Rasullullah agar umat
manusia tidak sesat selain jalan Allah yang menuju jalan yang terang. Setiap
ucapan, pemikiran serta tindakan masyarakat partai selalu berlandaskan kepada
ajaran Islam.112
Hal ini sangat menarik mengingat sebagian besar penduduk Kota
Bukittinggi mayoritas beragama Islam. Dengan demikian, seharusnya potensi
kemenangan suara parpol Islam yang sangat besar. Akan tetapi kenyataan tidak
Parpol yang tidak berasaskan Islam yang paling banyak suaranya seperti parpol
Partai Gerindra.
Belum ada parpol yang berlandaskan Islam yang menjadi pemenang
tertinggi mendapatkan suara terbanyak khusus di Kota Bukittingi. Partai yang
bukan berlansa Islamlah yang menjadi pemenang dan dapat mempengaruhi
masyarakat. Masyarakat beranggapan bahwa parpol bukan berasaskan Islam yang
cukup mengakomotir kepentingan umat Islam, meskipun tidak keseluruhan.
Namun dapat dilihat dari prinsip substansialnya.
Eksistensi merupakan partai politik (parpol) yang ditentukan dalam keikut
sertaan partai dalam pemilihan umum (pemilu) agar memperoleh suara serta bisa
mendatkan kursi di pemerintah. Parpol yang suarannya rendah serta tidak ada
peluang untuk memenagkan pemilu akan terancam eksistensinya untuk
mempertahankan dan merebut kekuasaan di pemerintah. Di Kota Bukittingi
112
Hasil Muktamar IV Partai Bulan Bintang, Anggaran Dasar Partai Bulan Bintang Bab
II Pasal 4, .., h.28
76
eksistensi PBB mengalami terancamnya eksistensi di sebabkan setiap pemilu di
Kota Bukittinggi PBB terus mengalami penurunan suara sejak pemilu 1999-2019.
Oleh sebab itu sebanyak apa aspirasi partai terhadap kemenangan pemilu 2019
tidak bisa mendapatkan kepercayaan masyarakat untuk memilih partainya.
Dari lima partai politik Islam yang ikut serta pemilu 2019 di Kota
Bukittinggi cuma partai PBB yang tidak mendapatkan suara yang cukup banyak
untuk calonnya yang akan duduk di kursi DPRD Kota Bukittinggi.
Penurunan tingkat suara PBB sejak pemilu 1999-2019 tidak dapat
dipungkiri, sebab penulis melihat terjadinya beberapa pandangan masyarakat
terhadap partai PBB yang menilai bahwa partai PBB belum dapat sepenuhnya
memperjuangkan aspirasi-aspirasi masyarakat.
Partai PBB itu sendiri memilih calon legisltifnya adalah orang-orang
terpandang ada selaku RW/RT, Ustad, dan pengusaha yang dapat bisa di percaya
oleh masyarakat serta memberikan aspirasi dan visi misi yang berlandaskan Islam
serta membuat masyarakat sejahtera sama dengan partai-partai Islam lainya, di
sebabkan eksistensi PBB yang terancam oleh penurunan suara partai PBB
membuat Partai PBB tidak dapat membuat masyarakat mempercayai aspirasi
partai PBB bagi masyarakat khusunya di Kota Bukittinggi.
Faktor yang menyebabkan kegagalan PBB di Kota Bukittinggi dari
analisis penulis dapat disimpulkan dalam faktor internal dan faktor eksternal dari
Partai PBB:
1. Faktor Internal
77
a. Kurangnya partisipasi anggota terhadap partai dalam menghadapi pemilu
2019
Anggota menganggap yang melakukan kampanye adalah dilakukan secara
pribadi oleh para caleg yang akan mengikuti pemilu.
b. Pengkaderan DPC PBB Kota Bukittinggi kurang dan lemah
DPC PBB Kota Bukittinggi tidak begitu antusias tentang mencari
pengkaderan serta turun ke masyarakat kurang. Pengurus DPC Kota Bukittinggi
kurang memperhatikan, mengajari kader-kader barunya dalam mempengaruhi
masyarakat dalam pemilu 2019, banyak para kader yang tidak tahu apa yang harus
mereka lakukan, sehingga membuat mereka agak lamban dalam pemilu 2019.
c. Kepengurusan partai yang belum banyak pengalamannya di lapangan untuk
mempengaruhi masyarakt.
Seorang pengurus harus mempunyai banyak ilmu serta pengalaman yang
sangat luas, harus mampu mempengaruhi masyarakat, baik secara individu
maupun kelompok agar mereka mau berpatisipasi terhadap Partai PBB serta
memilihnya.
d. Kurangnya para caleg melakukan sosialisasi terhadap masyarakat
Antara caleg dengan masyarakat kurang dekat, hendaknya para caleg harus
melakukan berbagai kegiatan di daerah pilihan mereka, jika perlu melakukan
kunjungan serta bersosialisasi dengan baik sebelum pemilu dilaksanakan.
2. Faktor eksternal
a. Masyarakat Kota Bukittinggi mayoritas memilih Prabowo
78
Pada pemilu 2019 masyarakat Sumatera Barat khususnya di Kota
Bukittinggi lebih memilih Probowo dan Sandi yang menjadi Preseiden dan Wakil
Presiden, Masyarakat menganggap bahwa partai PBB mendukung Jokowi
Widodo dan Ma’ruf Amin.113
b. Kurangnya pendidikan politik kepada masyarakat
Karena kurang pendidikan politik, sehingga masyarakat banyak memilih
golput, seharus partai memberi arahan terhadap masyarakat. Sangat penting suara
rakyat dalam pemilu.
c. Ketidak kepercayaan masyarakat terhadap para caleg PBB.
Jika masyarakat kurang suka dengan para caleg, masyarakat boleh
mencoblos gambar partai agar suara tetap untuk PBB. Dalam pemilu 2019 jumlah
suara buat partai sangat penting dalam keeksistensian partai dalam menjadi
peserta pemilu. Maka penulis menyimpulkan dari hasil penemuan di lapangan dan
hasil wawancara yang dilakukan.
Rekomendasi penulis terhadap Partai PBB Kota Bukittinggi pada pemilu
2019 memiliki banyak faktor yang membuat Partai PBB gagal dalam
memenangkan jumlah suara pada pemilu 2019. Oleh sebab itu, PBB harus
memperhatikan apa yang menjadi penyebab kegagalan agar tidak terulang
kembali pada pemilu yang akan datang. Seperti yang penulis ketahui bahwa
kepengurusan DPC PBB Kota Bukittinggi kurangnya partisipasi anggota terhadap
partai. Karena setiap partisipasi anggota dapat menunjang keberhasilan sebuah
partai dalam program partai tersebut.
113
Dasril (Ketua DPC PBB Bukittinggi),Wawancara Pribadi, Selasa/25 Februari 2020
79
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari uraian, penjelasan dan analisa penulis tentang Eksistensi dan
Kegagalan Partai Bulan Bintang pada Pemilu 2019 di Kota Bukittinggi, maka
dapat diambil kesimpulan yaitu:
1. Eksistensi Partai Bulan Bintang di Kota Bukittinggi dilihat dari keikut
sertaan sebuah partai dalam pemilu. Partai PBB Kota Bukittinggi, empat kali
ikut serta dalam pemilu 1999, 2004, 2009, dan 2014. Akan tetap PBB Kota
Bukittinggi setiap pemilu grafik suara menurun mengakibatkan
keeksistensinya terancam untuk pemilu yang akan datang menjadi peserta
pemilu pada tahun 2019.
2. Faktor-faktor penyebab kegagalan Partai Bulan Bintang di Kota Bukittinggi
yaitu:
a. Faktor Internal
1) Masalah pendanaan
2) Pengkaderan DPC Kota Bukittinggi kurang dan lemah
3) Kurangnya pendidikan politik.
b. Faktor Eksternal
1) Mayarakat Bukittinggi mayoritas mendukung Probowo Subianto dan
Sandiaga Uno
2) Penurunan suara PBB tiap pemilu
3) Nomor Urut PBB
80
4) Kurang kepercayaan masyarakat teradap partai Islam
Hal lain juga Partai PBB Kota Bukittinggi kurang dalam bersosialisasi
terhadap masyarakat, serta kepengurusan DPC PBB Kota bukittinggi tidak begitu
antusias dalam memilih para kader sehingga banyak para kader yang tidak tahu
apa yang harus mereka lakukan, kurangnya pendidikan politik terhadap kader-
kader baru serta kuranya dana dalam pemilu 2019 yang mengakibatkan agak
lamban jalannya Partai PBB dalam pemilu 2019.
B. Saran-Saran
Dari hasil studi dan kajian tentang observasi yang tertuang dalam skripsi
ini, kiranya tidak berlebihan jika penulis mengemukakan saran saran sebagai
berikut:
1. Keeksistensian DPC PBB Kota Bukittinggi sangat tidak eksis disebabkan
pada saat ini Kantor DPC PBB Bukittinggi adalah rumah Ketua Umum DPC
PBB Kota Bukittinggi. Papan nama yang menunjukkan kantor DPC PBB
Kota Bukittinggi tidak ada. Kepengurusan DPC PBB Kota Bukittinggi kurang
dalam partisipasi terhadap partai. Karena setiap partisipasi anggota dapat
menunjang keberhasilan sebuah partai dalam program partai tersebut. Oleh
sebab itu sebuah partai merupakan organisasi yang harus bekerjasama dalam
mencapai tujuan.
2. Partai PBB Kota Bukittinggi pada pemilu 2019 memiliki banyak faktor-faktor
yang membuat Partai PBB gagal dalam memenangkan jumlah suara pada
pemilu 2019. Oleh sebab itu, PBB harus memperhatikan apa yang menjadi
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Afifi Fauzi Abbas, Metodologi Penelitian, Jakarta: Adelina Bersaudara, 2010
Arifuddin dan Beni Ahmad Saebeni, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:
Cv Pustaka Setia, 2012
Colid Narbuko, Abu Ahmadi, Metode Penelitian, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2004
Daniel Dhakidae, Partai Partai Politik Indonesia Ideologi dan Program 2004-
2009, Jakarta: PT KompasMedia Nusantara, 2004
Daniel Dhakidae, Profil Daerah Kabupaten Dan Kota Jilid 2, (Jakarta:PT Kompas
Media Nusanta, 2003), hal 116
Hairus Salim, Tujum Mesin Mendulang Suara, Yogyakarta: LKiS, 1999
Hari Sabarno, Panduan Peran Pemerintah Kabupaten/Kota dan Provinsi
dalam mensukseskan pemilihan 2004, Jakarta: Mentri Dalam Negeri, 2003
Hasil Muktamar II Partai Bulan Bintang, Khittah Perjuangan Partai Bulan
bintang, Jakarta: DPP PBB, 2005
Hasil Muktamar IV Partai Bulan Bintang, Anggaran Dasar Partai Bulan
Bintang, Jakarta:DPP PBB, 2015
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Kota_Bukittinggi di akses pada tanggal 26
Februari 2020 pada jam 07.30 Wib
Husain Usman, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Pt Bumi Aksara, 2008
Imam Suprayoga, Tabrani, Metode Penelitian Agama, Bandung: PT. Remaja
Rosada Karya, 2001
Kacung Marijan, Sistem Politik Indnesia: Konsolidasi Pasca-Orde Baru, Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, Cet. Ke-2, 2010
Komaruddin hidayat ignas kleden, Pergaulan Partai Politik di Indonesia, Jakarta:
PT Raja Grafindo Persada, 2005
Marifa Ayu Kencana, Kajian Isu-isu Pemilu, Bandung: Pusat Kajian dan
Pendidikan Pelatihan Aparatur, 2007
Musa Kazhim, Partai dalam timbangan ,Bandung: Pustaka Hidayah, 1999
Ni’matul Huda, Penataan Demokrasi dan Pemilu di Indonesia Pasca Reformasi,
Jakarta: Kencana, 2017
Pemerintahan Kota Bukittinggi Dinas Kependudukan dan Pecatatan Sipil, Profil
Perkembangan Kependudukan Kota Bukittinggi, Tahun 2017, hal 8
Rahman Arifin, Sistem Politik Indonesia dalam Perspetif Struktural Fungsional,
Surabaya: SIC, 2002
Riswandha Imawan, Menajdi Pemilih Yang Baik Dalam Pemilu 2004,
Yogyakarta: CV Jogja Global Media, 2003
Suharmi Ari Kunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 1998
Tabrani Syabirin, Pemilu Legislatif 2004, Jakarta: Erlangga,2005
Tim Redaksi Tatanusa, Pemilihan Umum Anggota DPR DPD dan DPRD Undang
Undang No 10 tahun 2008, Jakarta: PT Tatanusa, 2008
Vicky Randall dan Lars Svasand, Jurnal, Dimensi Perlembagaan Partai, 20
Februari 2020
Yugha, Profil Partai Politik Peserta Pemilu, Jakarta: Erlangga, 2014