Analisa Kegagalan Komponen Dudukan Handle Kopling Pada Vespa

9
Analisa Kegagalan Komponen Dudukan Handle Kopling Pada Vespa Pendahuluan Kasus ini adalah sebuah kegagalan yang terjadi pada dudukan handle kopling Vespa (variasi). Untuk menganalisa kegagalan ini dilakukan beberapa pengamatan, yaitu dengan pengamatan visual. Dari pengamatan yang telah dilakukan, dudukan handle kopling patah menjadi tiga bagian yang besar, dan ada beberapa bagian yang kecil. Ketiga patahan pada handle kopling tersebut dapat dianalisa untuk mengetahui penyebab terjadinya patah pada komponen. Selain itu disini kita juga dapat mengetahui awal terjadinya patah. Gambar 1: Tiga bagian patahan dudukan handle kopling

Transcript of Analisa Kegagalan Komponen Dudukan Handle Kopling Pada Vespa

Analisa Kegagalan

Komponen Dudukan Handle Kopling Pada Vespa

Pendahuluan

Kasus ini adalah sebuah kegagalan yang terjadi

pada dudukan handle kopling Vespa (variasi). Untuk

menganalisa kegagalan ini dilakukan beberapa

pengamatan, yaitu dengan pengamatan visual. Dari

pengamatan yang telah dilakukan, dudukan handle kopling

patah menjadi tiga bagian yang besar, dan ada beberapa

bagian yang kecil. Ketiga patahan pada handle kopling

tersebut dapat dianalisa untuk mengetahui penyebab

terjadinya patah pada komponen. Selain itu disini kita

juga dapat mengetahui awal terjadinya patah.

Gambar 1: Tiga bagian patahan dudukan handle kopling

Untuk membahas permasalahan yang dihadapi disini

harus ditekankan ada beberapa faktor penting yang harus

dilakukan. Analisa kerusakan harus bisa menentukan atau

mengetahui sebab-sebab utama dari suatu kegagalan

sehingga dapat diambil tindakan korektif untuk mencegah

kegagalan yang sama.

Prosedur teknik analisa yang harus kita lakukan

adalah :

1. Mengumpulkan data histories/ latar belakang dari

sample yang akan kita amati untuk mengetahui

batasan pengujian dan informasi penting kondisi

operasinya

2. Mengamati sample secara visual terhadap kerusakan

yang terjadi. Hal ini dilakukan sebagai langkah

analisa premature penguji tentang analisa

kerusakan yang terjadi pada sample.

Pengujian Visual

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui kegagalan

suatu komponen yang mulai terjadi sehingga dapat

ditunjukkan dimana inisial crack terjadi. Ini dilakukan

hanya dengan menggunakan mata tanpa bantuan mikroskop

atau alat pembesar ( kaca pembesar ).

Gambar 2: Patahan 1

Gambar 3: Patahan 2

Gambar 4: Patahan 3, sisi bawah

Gambar 5: Patahan 3, sisi atas

Dilihat dari tekstur patahan dan terdapat beberapa

serpihan material, selain itu tidak terjadi pengecilan

luas penampang bidang patahan,maka bisa diambil

kesimpulan bahwa material yang digunakan brittle

( getas ). Pada komponen ini terjadi 2 pembebanan

adanya pembebanan tarik dan bending yaitu pada waktu

menekan handle kopling komponen mendapat beban bending,

hal itu dapat terlihat dari bentuk patahannya miring

seperti pada gambar 6 dan pada saat pengencangan baut

dudukan handle kopling pada stang kendaraan komponen

mendapat beban tarik, hal itu dapat terlihat dari

bentuk patahannya tegak lurus dengan baut. Disamping

adanya pembebanan diatas, juga terlihat adanya

porositas pada waktu proses pengecoran hal itu dapat

ditunjukkan pada gambar 5. Pada komponen ini tidak

terjadi over load, karena tingkat kekerasan koplingnya

normal, tetapi terjadi low cycle fatigue karena setelah

kurang lebih 3 tahun dan lebih dari 10.000 siklus,

komponen ini baru patah.

Gambar 6: Patah akibat torsi dan tarik.

Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat diketahui bahwa :

1. Posisi awal patah dapat dilihat dari gaya yang

bekerja pada komponen tersebut.

2. Komponen dudukan handle kopling mendapatkan

pembebanan tarik dan bending.

3. Bahan yang digunakan pada dudukan handle kopling

termasuk dalam material brittle (getas).

4. Komponen yang dipasang pada tempat yang tidak

sesuai spesifikasinya maka dapat mengurangi

tingkat ketangguhan dari komponen tersebut.

Rekomendasi

1. Bahan yang digunakan untuk dudukan handle kopling

tidak boleh terlalu getas, agar lebih awet.

2. Untuk meminimalkan cacat coran, maka perlu

penambahan reiser(saluran penambah pada mold).

3. Ketebalan komponen pada sisi yang telah patah perlu

ditambah.

4. Pengencangan baut tidak boleh terlalu kencang, atau

diameter stang harus pas(tidak boleh terlalu kecil

atau besar)

Analisa Kegagalan

Komponen Dudukan Handle Kopling Pada Vespa

DISUSUN OLEH:

DEDY PRASTIAWAN I1407503

EFENDI DWI H I1407505

TRIANA HARIYANTO I1403023

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2009