pengembangan bahan ajar materi spldv berorientasi
-
Upload
khangminh22 -
Category
Documents
-
view
1 -
download
0
Transcript of pengembangan bahan ajar materi spldv berorientasi
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MATERI SPLDV BERORIENTASI
KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Disusun Oleh:
Faidatur Rahmah
11170170000035
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2022
i
ABSTRAK
FAIDATUR RAHMAH (11170170000035). “Pengembangan Bahan Ajar Materi
SPLDV Berorientasi Kemampuan Representasi Matematis Siswa”. Skripsi
Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2022.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar berupa e-modul
berorientasi kemampuan representasi matematis pada materi Sistem Persamaan
Linear Dua Variabel (SPLDV). Kemampuan representasi matematis dalam
penelitian ini merupakan kemampuan menyatakan ide matematis dalam bentuk
tulisan, grafik, tabel, dan simbol dalam memecahkan masalah matematis. Desain
pengembangan yang digunakan adalah model ADDIE yang terdiri dari lima
tahapan, yaitu tahapan analisis, desain, pengembangan, implementasi, dan
evaluasi. Tahap analisis meliputi analisis kebutuhan dan analisis kurikulum.
Tahap desain menghasilkan rancangan e-modul berorientasi kemampuan
representasi matematis. Tahap pengembangan menghasilkan e-modul yang telah
divalidasi oleh pakar dan praktisi pendidikan pada aspek kelayakan isi,
kebahasaan, penyajian, dan kegrafikaan mendapat kriteria sangat layak dengan
presentase sebesar 92,54% dan 86,75%. Validator e-modul ini sebanyak delapan
orang yang terdiri dari tiga pakar dan lima praktisi pendidikan. Pada tahap
implementasi, e-modul melalui implementasi terbatas kepada 10 orang siswa
kelas VIII. Hasil implementasi terbatas menunjukkan persentase siswa yang
berhasil mencapai KKM yaitu sebanyak 70% dengan nilai rata-rata 78. Tahap
evaluasi menunjukkan bahwa hasil penilaian e-modul oleh siswa pada aspek
penyajian materi, bahasa dan tampilan, dan manfaat penggunaan mendapat
kriteria sangat layak dengan persentase sebesar 90,53%. Secara keseluruhan,
bahan ajar berupa e-modul layak digunakan sebagai alternatif bahan ajar dalam
pembelajaran matematika ditingkat SMP.
Kata Kunci: E-Modul, Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV),
Kemampuan Representasi Matematis, ADDIE.
ii
ABSTRACT
FAIDATUR RAHMAH (11170170000035). “The Development of Teaching
Materials of Two-Variable Linear Equation System Oriented on Mathematical
Representation Skills”. Thesis, Department of Mathematics Education, Faculty of
Educational Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2022.
This research aimed to develop teaching materials in the form of e-modules
geared toward the skills of mathematical representation on the Two-Variable
Linear Equation System. In this research, mathematical representation was
defined as the skills to express mathematical ideas in writing, graphs, tables, and
symbols when solving mathematical problems. The ADDIE model was used in this
research as the development design, which consists of five stages: Analysis,
Design, Development, Implementation, and Evaluation. The analysis phase
included a needs assessment and a curriculum review. The design stage showed
the results, which were the design of the e-modules oriented to the skills of
mathematical representation. The development stage produced e-modules which
had been validated by experts and educational practitioners in the aspects of the
feasibility of content, language, presentation, and graphics which had obtained
very feasible criteria with percentages of 92.54% and 86.75%, respectively. There
were eight e-module validators, consisting of three experts and five educational
practitioners. The implementation phase was carried out using a limited
implementation of 10 eighth grade students. The results of the limited
implementation showed that the percentage of students who succeeded in
reaching the KKM is 70% with an average score of 78. The evaluation stage
showed that the results of the e-module assessment by students on aspects of
material presentation, language and display, and the benefits of using it received
very feasible criteria with a percentage of 90.53%. Overall, the teaching
materials in the form of e-modules were appropriate to be used as alternative
teaching materials in learning mathematics at the junior high school level.
Keywords: E-modules, Two-Variable Linear Equation System, Mathematical
Representation Skills, ADDIE.
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT
yang telah memberikan kesehatan, kenikmatan, dan kemudahan sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam
senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan
sahabatnya.
Selama penulisan skripsi, penulis menyadari terdapat berbagai kendala dan
hambatan yang dialami. Namun berkat doa, bimbingan, dan dukungan dari
berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
3. Ibu Gusni Satriawati, M.Pd., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Matematika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
4. Bapak Dr. Abdul Muin, S.Si, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I yang telah
meluangkan waktunya dan dengan sabar memberikan bimbingan, arahan dan
motivasi selama proses penyusunan skripsi. Semoga Allah SWT selalu
menjaga dan memberikan keberkahan pada kehidupan Bapak.
5. Ibu Khairunnisa, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II dan Dosen Penasihat
Akademik yang telah meluangkan waktunya dan dengan sabar memberikan
bimbingan, arahan dan motivasi selama proses penyusunan skripsi. Semoga
Allah SWT selalu menjaga dan memberikan keberkahan pada kehidupan Ibu.
6. Ibu Dr. Lia Kurniawati, M.Pd., Bapak Ramdani Miftah M.Pd., Ibu Dra.
Fatmawati, Ibu Muhimah, S.Pd., Bapak Saefudin Zuhri, S.Pd., Ibu Isty
Yulianti, M.Pd., dan Bapak Maulana Ibrahim, S.Pd., selaku validator yang
iv
telah memberikan saran dann masukan pada pengembangan bahan ajar dalam
penelitian ini.
7. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
mengajarkan berbagai ilmu pengetahuan dan selalu memberikan motivasi
kepada penulis selama masa perkuliahan.
8. Teristimewa untuk kedua orang tuaku, Bapak Agus Suyono dan Ibu Kholis
Roliyati yang tidak pernah lelah mencurahkan kasih sayang, doa, dan
dukungan baik secara moril dan materil sehingga penulis dapat menyelesaikan
perkuliahan dan skripsi. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan
kesehatan, kebahagiaan, dan keberkahan untuk Ayah dan Ibu tercinta.
9. Adik-adik tersayang Lubna Hanum Syafira dan Najwa Shafwah, yang
senantiasa mendoakan dan menjadi penyemangat penulis dalam
menyelesaikan skripsi.
10. Sahabat seperjuangan dari zaman sekolah hingga sekarang, Salma Nurhalidah
Lubis, S.Psi yang selalu mendengarkan keluh kesah, membantu, memberikan
semangat, dan penghibur dikala suntuk kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi.
11. Sahabat seperjuangan selama masa kuliah Lulu Ul Rojabiah S.Pd., Dwi
Rahmawati S.Pd., Zahratul A’idah S.Pd., Lutipah S.Pd., Rini Rachmayani dan
Eva Afifah Khairiyah, yang telah memberikan semangat, warna, canda tawa,
melalui suka dan duka selama perkuliahan.
12. Teman bimbingan, Farah dan Erika yang senantiasa mendengarkan keluh
kesah, membantu, dan memberikan solusi atas kendala yang penulis alami
selama proses penulisan skripsi. Teman yang senantiasa hadir ketika penulis
membutuhkan bantuan, Silvi Agustina.
13. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Matematika angkatan 2017
“Antuestic” khususnya PMTK A yang telah berjuang bersama menjalani
proses perkuliahan.
v
14. Terkhusus untuk grup terbaik dan favorit NCT dan Dream Perfect Regime
(DPR), yang secara tidak langsung memberikan motivasi dan selalu
menghibur penulis dikala jenuh dengan skripsi.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih memiliki banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari berbagai pihak, guna perbaikan penulis di masa mendatang.
Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan seluruh pembaca.
Jakarta, April 2022
Penulis
Faidatur Rahmah
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................................................. i
ABSTRACT .............................................................................................................................. ii
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL .................................................................................................................. viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................................... 6
C. Pembatasan Masalah...................................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................................... 7
F. Spesifikasi Produk yang Dihasilkan .............................................................................. 7
G. Manfaat Penelitian ......................................................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI.................................................................................................... 8
A. Deskripsi Teoretis .......................................................................................................... 8
1. Kemampuan Representasi Matematis ...................................................................... 8
2. Bahan Ajar .............................................................................................................. 11
3. Modul Elektronik (E-Modul).................................................................................. 14
4. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel ................................................................. 20
5. Bahan Ajar Materi SPLDV Berorientasi Kemampuan Representasi
Matematis ............................................................................................................... 24
B. Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................................................... 27
vii
C. Kerangka Berpikir ....................................................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................................................ 33
A. Model Pengembangan ................................................................................................. 33
B. Prosedur Pengembangan ............................................................................................. 33
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................................ 42
A. Tahapan ADDIE .......................................................................................................... 42
1. Analysis (Analisis) .................................................................................................. 42
2. Design (Perancangan) ............................................................................................. 45
3. Development (Pengembangan) ............................................................................... 48
4. Implementation (Implementasi) .............................................................................. 76
5. Evaluation (Evaluasi) ............................................................................................. 78
B. Pembahasan ................................................................................................................. 78
C. Keterbatasan Penelitian ............................................................................................... 80
BAB V PENUTUP .................................................................................................................. 81
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 81
B. Saran ............................................................................................................................ 82
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 84
LAMPIRAN ............................................................................................................................ 89
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Bentuk-bentuk Operasional Representasi Matematis ........................... 10
Tabel 2.2 Bentuk-Bentuk Operasional Representasi Matematis........................... 25
Tabel 3. 1 Kisi-Kisi Lembar Validasi oleh Pakar ................................................. 37
Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Lembar Validasi oleh Praktisi .............................................. 38
Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Lembar Penilaian oleh Siswa ............................................... 38
Tabel 3. 4 Kriteria Pemberian Skor....................................................................... 40
Tabel 3. 5 Range Persentase dan Kriteria Kualitas Produk .................................. 40
Tabel 4. 1 Tujuan Pembelajaran............................................................................ 46
Tabel 4. 2 Susunan Materi pada Bahan Ajar......................................................... 47
Tabel 4. 3 Struktur Isi Bahan Ajar ........................................................................ 47
Tabel 4. 4 Komentar dan Saran Validator Pakar (Dosen) ..................................... 56
Tabel 4. 5 Komentar dan Saran Validator Praktisi (Guru Matematika) ............... 56
Tabel 4. 6 Hasil Validasi Bahan Ajar oleh Pakar.................................................. 57
Tabel 4. 7 Hasil Validasi Aspek Kelayakan Isi oleh Pakar................................... 58
Tabel 4. 8 Hasil Validasi Aspek Kebahasaan oleh Pakar ..................................... 59
Tabel 4. 9 Hasil Validasi Aspek Penyajian oleh Pakar ......................................... 60
Tabel 4. 10 Hasil Validasi Aspek Kegrafikaan oleh Pakar ................................... 61
Tabel 4. 11 Hasil Validasi Bahan Ajar oleh Praktisi ............................................ 62
Tabel 4. 12 Hasil Validasi Aspek Kelayakan Isi oleh Praktisi ............................. 63
Tabel 4. 13 Hasil Validasi Aspek Kebahasaan oleh Praktisi ................................ 63
Tabel 4. 14 Hasil Validasi Aspek Penyajian oleh Praktisi .................................... 64
Tabel 4. 15 Hasil Validasi Aspek Kegrafikaan oleh Praktisi ................................ 65
Tabel 4. 16 Rangkuman Penilaian Hasil Implementasi Terbatas ......................... 77
Tabel 4. 17 Hasil Analisis Angket Penilaian Bahan Ajar oleh Siswa ................... 78
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Metode Grafik .................................................................................. 21
Gambar 2. 2 Bagan Kerangka Berpikir ................................................................. 32
Gambar 3. 1 Bagan Tahap Pengembangan ADDIE .............................................. 34
Gambar 4. 1 Diagram Lingkaran Nilai Ulangan Matematika ............................... 43
Gambar 4. 2 Diagram Lingkaran Kesulitan Belajar SPLDV ................................ 43
Gambar 4.3 Pembuatan Cover Depan ................................................................... 49
Gambar 4.4 Pembuatan Halaman Depan .............................................................. 49
Gambar 4. 5 Pembuatan Kata Pengantar............................................................... 50
Gambar 4. 6 Pembuatan Daftar Isi ........................................................................ 51
Gambar 4. 7 Pembuatan Peta Materi..................................................................... 51
Gambar 4. 8 Pembuatan Pendahuluan .................................................................. 52
Gambar 4. 9 Pembuatan Kegiatan Belajar ............................................................ 53
Gambar 4. 10 Pembuatan Soal Evaluasi ............................................................... 53
Gambar 4. 11 Pembuatan Kunci Jawaban............................................................. 54
Gambar 4. 12 Pembuatan Glosarium dan Daftar Pustaka ..................................... 54
Gambar 4. 13 Tampilan Bahan Ajar Setelah dikonversi Heyzine Flipbook ......... 55
Gambar 4. 14 Tampilan cover depan sebelum revisi ............................................ 65
Gambar 4. 15 Tampilan cover depan setelah revisi .............................................. 66
Gambar 4. 16 Tampilan daftar isi sebelum revisi ................................................. 66
Gambar 4. 17 Tampilan daftar isi setelah revisi ................................................... 67
Gambar 4. 18 Tampilan peta materi sebelum revisi ............................................. 67
Gambar 4. 19 Tampilan peta materi setelah revisi ................................................ 68
Gambar 4. 20 Tampilan urutan indikator sebelum revisi ...................................... 68
Gambar 4. 21 Tampilan urutan indikator setelah revisi ........................................ 69
Gambar 4. 22 Tampilan latihan 2 nomor 1 sebelum revisi ................................... 69
Gambar 4. 23 Tampilan latihan 2 nomor 1 setelah revisi ..................................... 70
Gambar 4. 24 Tampilan latihan 2 nomor 3 sebelum revisi ................................... 70
Gambar 4. 25 Tampilan latihan 2 nomor 3 setelah revisi ..................................... 71
Gambar 4. 26 Tampilan situasi 5 sebelum revisi .................................................. 71
x
Gambar 4. 27 Tampilan situasi 5 setelah revisi .................................................... 71
Gambar 4. 28 Tampilan Refleksi sebelum revisi .................................................. 72
Gambar 4. 29 Tampilan refleksi setelah revisi...................................................... 73
Gambar 4. 30 Tampilan apersepsi metode eliminasi sebelum revisi .................... 74
Gambar 4. 31 Tampilan apersepsi metode eliminasi setelah revisi ...................... 74
Gambar 4. 32 Tampilan Ejaan sebelum revisi ...................................................... 75
Gambar 4. 33 Tampilan Ejaan setelah revisi ........................................................ 75
Gambar 4. 34 Hasil Kerja Siswa berdasarkan Bahan Ajar pada Tahap Pictorial
Representation....................................................................................................... 76
Gambar 4. 35 Hasil Kerja Siswa berdasarkan Bahan Ajar pada Tahap Symbolic
Representation....................................................................................................... 77
Gambar 4. 36 Hasil Kerja Siswa berdasarkan Bahan Ajar pada Tahap Verbal
Representation....................................................................................................... 77
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Pertanyaan Wawancara Guru ............................................... 90
Lampiran 2 Hasil Wawancara Guru Matematika.................................................. 92
Lampiran 3 Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa................................................ 94
Lampiran 4 Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa ...................................... 95
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ....................................... 97
Lampiran 6 Lembar Validasi oleh Pakar ............................................................ 118
Lampiran 7 Lembar Validasi oleh Praktisi Pendidikan ...................................... 124
Lampiran 8 Lembar Penilaian oleh Siswa .......................................................... 131
Lampiran 9 Surat Tugas Validator ...................................................................... 134
Lampiran 10 Hasil Validasi oleh Pakar .............................................................. 136
Lampiran 11 Perhitungan Data Validasi oleh Pakar ........................................... 145
Lampiran 12 Hasil Validasi oleh Praktisi Pendidikan ........................................ 148
Lampiran 13 Perhitungan Data Validasi oleh Praktisi Pendidikan ..................... 163
Lampiran 14 Revisi Bahan Ajar .......................................................................... 166
Lampiran 15 Produk Akhir ................................................................................. 170
Lampiran 16 Hasil Implementasi Terbatas ......................................................... 256
Lampiran 16 Hasil Lembar Penilaian oleh Siswa ............................................... 257
Lampiran 18 Perhitungan Data Penilaian oleh Siswa ......................................... 267
Lampiran 19 Surat Keterangan Sekolah ............................................................. 268
Lampiran 20 Uji Referensi .................................................................................. 269
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu hal penting dalam menentukan kemajuan
suatu bangsa di era globalisasi. Pendidikan juga merupakan sarana penting dalam
upaya mencerdaskan kehidupan suatu bangsa. Hal ini sesuai dengan Undang–
Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional
yang menjelaskan bahwa, Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.1 Melalui pendidikan setiap
individu mendapatkan ilmu pengetahuan dan dapat mengembangkan potensi diri
sebagai manusia.
Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib yang dipelajari dalam
pelaksanaan pendidikan mulai dari jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah
Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA) sampai dengan
perguruan tinggi. Matematika memiliki peranan penting dalam mendasari
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam pembelajaran, matematika
merupakan sarana untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis,
analitis, kritis, kreatif, dan sistematis, sehingga siswa mampu mengembangkan
pengetahuan yang dimiliki dalam peningkatan penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Permasalahan yang dijumpai dalam pembelajaran matematika juga
sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pembelajaran
matematika perlu diberikan agar siswa dapat memecahkan masalah dalam
kehidupan sehari-hari.
Dalam proses pembelajaran matematika, siswa perlu dibekali kemampuan
matematis agar mampu mengintegrasikan kemampuan matematis mereka ke
dalam disiplin ilmu pengetahuan lainnya. Salah satu kemampuan matematis yang
1 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Bab 2 Pasal 3, Jakarta.
2
harus dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran matematika yaitu kemampuan
representasi.
Menurut National Council of Teachers of Mathematics (NCTM) terdapat lima
standar proses kemampuan matematis yang perlu dimiliki oleh siswa dalam
pembelajaran matematika meliputi kemampuan pemecahan masalah (problem
solving), penalaran (reasoning and proof), komunikasi (communication), koneksi
(connection), dan representasi (representation).2
Kemampuan representasi matematis merupakan kemampuan yang
menyatakan ide-ide atau gagasan matematis kedalam bentuk gambar, grafik,
diagram, ekspresi matematis, simbol-simbol atau kata-kata.3 Kemampuan
representasi matematis dikatakan penting dan dibutuhkan oleh siswa karena dapat
membantu siswa dalam memahami materi yang diberikan, sehingga dapat
membantu siswa dalam menyelesaikan soal.4 Representasi sangat berperan untuk
mempermudah dan memperjelas dalam penyelesaian matematis. Kemampuan
representasi yang dikuasai dengan baik akan membantu siswa dalam proses
pembelajaran sehingga akan mempengaruhi hasil belajarnya. Kemampuan
representasi yang rendah dapat menjadi salah satu penyebab rendahnya hasil
belajar siswa.5 Dengan demikian, kemampuan representasi matematis sangat
penting untuk dimunculkan dalam proses pembelajaran matematika.
Meskipun kemampuan representasi matematis penting dalam pembelajaran
matematika, namun kemampuan representasi matematis yang dimiliki siswa
masih kurang. Menurut Hutagaol dalam Artiah dan Reni, menyatakan bahwa
permasalahan dalam penyampaian materi pembelajaran matematika, yaitu kurang
berkembangnya daya representasi siswa, khususnya siswa SMP yang disebabkan
2 National Council of Teachers of Mathematics, Principles and Standards for School
Mathematics (Reston, VA: National Council of Teachers of Mathematics, 2000), p.29. 3 Artiah dan Reni Utari, “Pengaruh Model Reciprocal Teaching Terhadap Kemampuan
Representaasi Matematis Siswa Kelas VII SMP NEGERI 6 Purwokerto,” Journal of Mathematics
Education, Vol. 3 No. 1 (2017), h. 2. 4 Candra Bagus, “Analisis Kemampuan Representasi Matematis Siswa Dalam Menyelesaikan
Soal Lingkaran Pada Kelas VII-B Mts Assyafi’iyah Gondang,” Suska Journal of Mathematics
Education, Vol. 4 No. 2 (2018), h. 115. 5 Agus Triono, Skripsi: “Analisis Kemampuan Representasi Matematis Siswa Kelas VIII SMP
Negeri 3 Tangerang Selatan,” (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2017).
3
karena kurangnya kesempatan siswa untuk menghadirkan representasinya
sendiri.6 Hasil penelitian Sapitri dan Ramlah menunjukkan bahwa 55% dari 20
siswa belum mampu menjawab soal pada indikator representasi verbal, yaitu
terkait dengan mengilustrasikan atau menjelaskan apa yang ditanyakan dalam
soal.7 Selanjutnya, hasil penelitian Herdiman dkk menunjukan bahwa capaian
representasi siswa pada indikator teks tertulis sangat kurang dengan persentase
43%, indikator simbolik masih berada pada kategori kurang dengan persentase
34,75%, dan indikator visual berada pada kategori cukup sebesar 60%.8 Dengan
demikian, kemampuan representasi siswa dalam menyelesaikan masalah
matematis belum optimal.
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) merupakan salah satu
materi yang paling menonjolkan perubahan-perubahan representasi. Pada materi
SPLDV, siswa dituntut untuk dapat merepresentasikan masalah matematika yang
berkaitan dengan kehidupan sehari-hari kedalam model matematika dan mencari
penyelesaian dari model matematika.9
Namun pada kenyataannya, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan
dalam menyelesaikan persoalan SPLDV. Hal ini berdasarkan laporan hasil Ujian
Nasional Matematika Tahun 2019 untuk tingkat SMP/MTs, hanya 36,90% siswa
yang mampu menjawab dengan benar pada indikator menganalisis masalah
tentang sistem persamaan linear dua variabel.10
Hal tersebut masih berada di
bawah nilai daya serap yang telah ditetapkan yaitu sebesar 55%. Kesulitan
menyelesaikan persoalan SPLDV juga ditemukan dalam penelitian yang
dilakukan Prabawati, Yanto, dan Mandasari pada siswa di SMP Ar-Risalah
6 Artiah dan Reni Utari, loc. cit.
7 Ita Sapitri dan Ramlah, “Kemampuan Representasi Matematis dalam Meyelesesaikan Soal
Kubus dan Balok Pada Siswa SMP,” Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan
Matematika (2019), h. 835. 8 Indri Herdiman, dkk., “Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMP Pada Materi
Kekongruenan Dan Kesebangunan,” Jurnal Elemen, Vol. 4 No. 2 (2018), h. 216. 9 Marini Oktaria, Akhmad Khairil Alam, dan Sulistiawati Sulistiawati, “Penggunaan Media
Software GeoGebra Untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMP Kelas
VIII,” Kreano, Jurnal Matematika Kreatif-Inovatif , Vol. 7 No. 1 (2016), h. 102. 10
Pusat Penelitian Pendidikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, Laporan Hasil Ujian
Nasional, 2019, (https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id). Diakses tanggal 24 Januari 2021 jam
22.29 WIB.
4
Lubuklinggau, menunjukan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh oleh siswa dalam
penilaian harian pada materi SPLDV yaitu sebesar 35, sedangkan nilai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) ditetapkan sekolah 60.11
Hal ini menunjukan bahwa
dalam proses pembelajaran siswa belum mampu mencapai nilai yang telah
ditetapkan.
Pada pra penelitian yang dilakukan ketika Pengenalan Lapangan Persekolahan
(PLP) di kelas VIII SMP Negeri 10 Tangerang, didapatkan dua kendala utama
yang dialami siswa dalam mempelajari SPLDV. Pertama, 29 dari 48 siswa masih
mengalami kesulitan dalam membuat model atau persamaan matematis dari
permasalahan yang diberikan. Kedua, 27 dari 48 siswa menyatakan bahwa mereka
masih kesulitan dalam menjelaskan cara atau langkah dalam menjawab soal
SPLDV. Selain itu, Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati, Hadiono, dan
Nursangaji di SMP Negeri 2 Sungai Raya menunjukkan bahwa kesulitan yang
dialami oleh siswa dalam menyelesaikan permasalahan SPLDV, yaitu terlihat dari
kurang mampunya siswa dalam menerjemahkan kalimat matematika kedalam
bentuk gambar ataupun sebaliknya.12
Salah satu penyebab kurangnya kemampuan representasi matematis yang
dimiliki siswa adalah keterbatasan bahan ajar yang digunakan pada proses
pembelajaran.13
Keberadaan bahan ajar merupakan salah satu komponen penting
dalam proses pembelajaran. Keberhasilan tujuan pembelajaran sangat dipengaruhi
oleh bahan ajar yang digunakan. Hal ini didukung dengan Harijanto dalam
Harahap, bahan ajar sebagai produk pengembangan mampu meningkatkan hasil
belajar siswa.14
Melalui bahan ajar, guru dapat lebih mudah dalam melaksanakan
11
Rini Prabawati, Yufitri Yanto, dan Novianti Mandasari, “Pengembangan LKS Berbasis
PMRI Menggunakan Konteks Etnomatematika Pada Materi SPLDV,” Jurnal Pendidikan
Matematika (JUDIKA EDUCATION), Vol. 2 No. 2 (2019), h. 74. 12
Dian Rahmawati, Hudiono Bambang, and Nursangaji Asep, “Representasi Visual
Matematika Siswa Dalam Menyelesaikan Masalah Verbal SPLDV Kelas IX SMP,” Jurnal
Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa, Vol. 4 No. 5 (2015), h. 2. 13
Setiyani, “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks) Matematika Berbasis Kemampuan
Representasi Matematis Pada Materi Statistika,” TEOREMA : Teori dan Riset Matematika, Vol. 2
No. 1 (2017), h. 31. 14
Muhammad Syahril Harahap, “Pengembangan Bahan Ajar Geometri Berbasis RME
(Realistic Mathematic Education) Di STKIP Tapanuli Selatan,” Jurnal Education and
Development STKIP Tapanuli Selatan, Vol. 7 No. 5 (2017), h. 31.
5
pembelajaran. Selain itu, siswa juga mendapatkan kemudahan dalam mempelajari
kompetensi yang harus dikuasainya. Penggunaan bahan ajar dapat meningkatkan
proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan interaktif.15
Bahan ajar yang
sebagian besar digunakan di sekolah adalah buku paket dari pemerintah yang
sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Meski sudah dalam pengawasan yang
ketat, dalam buku tersebut terdapat beberapa hal yang menyebabkan siswa
kesulitan untuk memahami konsep yang diajarkan.16
Sementara itu, bahan ajar
yang tersedia di sekolah masih belum mampu untuk memfasilitasi siswa dalam
mengembangkan kemampuan representasi matematis. Pada salah satu SMP di
Bandar Lampung misalnya, mayoritas bahan ajar yang digunakan cenderung
berisi ringkasan materi, contoh soal, dan soal-soal yang hanya menekankan pada
aspek kognitif saja, dan bahan ajar tersebut tidak mengarahkan siswa untuk
mengungkapkan ide-ide yang matematikanya.17
Oleh karena itu, dalam proses
pembelajaran dibutuhkan bahan ajar yang yang mampu mencapai kemampuan
representasi matematis siswa.
Hasil penelitian Faridah menunjukkan bahwa Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
yang dikembangkan mampu memfasilitasi kemampuan representasi matematis
siswa.18
Pada ranah penelitian pengembangan lainnya juga pernah dilakukan oleh
Sari, Amir, dan Risnawati menunjukkan bahwa LKS matematika berbasis RME
pada materi SPLDV berhasil memfasilitasi kemampuan representasi matematis
siswa.19
Menyadari adanya keterkaitan antara bahan ajar dan materi SPLDV
dengan kemampuan representasi matematis, maka peneliti tertarik untuk
15
Andi Prastowo, Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik Terpadu
(Jakarta: Prenadamedia Group, 2015), h. 195-196. 16
Septi Nur Fauziya, Skripsi: “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Model Wood Problem
Based Learning Untuk Mencapai Kemampuan Penalaran Induktif-Kreatif Matematis,” (Jakarta:
UIN Syarif Hidayatullah, 2020), h. 7. 17
Anita Ervina Astin, Haninda Bharata, dan Een Yayah Haeniliah, “Pengembangan LKPD
dengan Pendekatan CTL untuk Memfasilitasi Kemampuan Representasi Matematis,” Jurnal
Pendidikan Matematika Universitas Lampung, Vol. 5 No. 10 (2017). 18
Faridah Hernawati, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan
Pendekatan PMRI Berorientasi Pada Kemampuan Representasi Matematis,” Jurnal Riset
Pendidikan Matematika, Vol. 3 No. 1 (2016), h. 34. 19
Ranti Mustika Sari, Zubaidah Amir M.Z., dan Risnawati Risnawati, “Pengembangan Lembar
Kerja Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) Untuk
Memfasilitasi Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMP,” Formatif: Jurnal Ilmiah
Pendidikan MIPA, Vol. 7 No. 1 (2017), h. 66–74.
6
melakukan penelitian tentang pembelajaran matematika dengan judul
“Pengembangan Bahan Ajar Materi SPLDV berorientasi Kemampuan
Representasi Matematis Siswa”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka terdapat beberapa
pokok masalah yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kurang berkembangnya kemampuan representasi matematis siswa.
2. Kesulitan siswa dalam permasalahan SPLDV.
3. Ketersediaan bahan ajar yang memuat hal-hal yang berkaitan dengan
kemampuan representasi matematis masih sedikit.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, adapun pembatasan
masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bahan ajar yang akan dikembangkan berupa bahan ajar berorientasi pada
kemampuan representasi matematis.
2. Indikator kemampuan representasi matematis yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu:
a. Menyajikan grafik atau tabel dari bentuk representasi ke representasi
lainnya;
b. Menyatakan langkah-langkah penyelesaian masalah secara matematis;
c. Membuat model matematika dari permasalahan yang diberikan.
3. Materi yang disajikan dalam bahan ajar adalah Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) untuk kelas VIII SMP/MTs.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka rumusan masalah yang akan diteliti
dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimana langkah-langkah pengembangan bahan ajar materi SPLDV
berorientasi kemampuan representasi matematis siswa dengan tahapan
ADDIE?
7
2. Bagaimana tingkat kelayakan bahan ajar materi SPLDV berorientasi
kemampuan representasi matematis?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka tujuan
yang akan dicapai pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui langkah-langkah pengembangan bahan ajar materi SPLDV
berorientasi kemampuan representasi matematis siswa siswa dengan tahapan
ADDIE.
2. Mengetahui tingkat kelayakan bahan ajar materi SPLDV berorientasi
kemampuan representasi matematis.
F. Spesifikasi Produk yang Dihasilkan
Spesifikasi produk yang dihasilkan dari penelitian ini berupa e-modul pada
materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) untuk kelas VIII
SMP/MTs yang berorientasi pada kemampuan representasi matematis siswa.
G. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak
terkait dengan bidang pendidikan. Adapun manfaat yang bisa didapatkan dari
penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagi pendidik, hasil penelitian ini diharapkan dapat mempermudah proses
pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar materi SPLDV berorientasi
kemampuan representasi matematis siswa.
2. Bagi peserta didik, hasil penelitian ini dapat menambah variasi sumber belajar
yang digunakan khususnya materi SPLDV kelas VIII SMP/MTs.
3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber belajar alternatif
yang dapat digunakan selain buku paket Matematika kurikulum 2013.
4. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi
penelitian lain yang relevan.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab ini memaparkan terkait landasan teori yang digunakan dalam penelitian
ini. Bab ini terdiri dari deskripsi teoretis, teori model penelitian dan
pengembangan, hasil penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir.
A. Deskripsi Teoretis
Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu: (1) bahan ajar, (2)
modul, dan (3) kemampuan representasi matematis. Penjelasan teori-teori tersebut
akan diuraikan sebagai berikut.
1. Kemampuan Representasi Matematis
National Council of Teachers of Mathemtics (NCTM) menetapkan lima
standar proses dalam kegiatan pembelajaran matematika yaitu siswa mampu
memecahkan masalah (problem solving), mampu menalarkan dan membuktikan
(reasoning and proof), mampu mengomunikasikan ide (communication), mampu
menghubungkan konsep (connection), dan mampu merepresentasikan ide
(representastion).20
Sebagai salah satu standar proses dalam pembelajaran, NCTM
menetapkan standar representasi yang harus ditumbuhkan pada siswa selama
pembelajaran di sekolah, yaitu 1) membuat dan menggunakan representasi untuk
mengorganisasikan, mencatat, dan mengomunikasikan ide-ide matematis, 2)
memilih, menerapkan, dan menerjemahkan antar representasi matematis untuk
memecahkan masalah, 3) menggunakan representasi untuk memodelkan dan
menginterpretasikan fenomena fisik, sosial, dan matematis.21
Hal tersebut
menunjukkan bahwa kemampuan representasi merupakan salah satu kemampuan
yang diperlukan dalam kegiatan pembelajaran matematika.
Kemampuan representasi matematis merupakan kemampuan mengungkapkan
atau merepresentasikan ide matematis yang digunakan untuk mencari solusi dari
20
National Council of Teachers of Mathematics, loc. cit. 21
Ibid.,p. 65.
9
permasalahan matematika.22
Menurut Rangkuti, representasi matematis
merupakan permasalahan matematika. Menurut Rangkuti, representasi matematis
merupakan bentuk upaya yang dilakukan oleh siswa untuk memperoleh kejelasan,
menunjukkan pemahamannya, atau memecahkan masalah yang dihadapinya yang
ditampilkan melalui penggambaran, penerjemahan, pengungkapan, pelambangan
atau pemodelan dari ide, gagasan, konsep matematis, dan hubungan yang termuat
dalam suatu situasi, atau keadaan permasalahan tertentu.23
Dengan demikian,
representasi diperlukan dalam proses pembelajaran matematika karena dapat
membantu siswa dalam mempelajari matematika dan menyelesaikan
permasalahan matematika.
Sabirin mengatakan bahwa representasi adalah bentuk interpretasi pemikiran
siswa terhadap masalah yang sedang dihadapinya, yang dimanfaatkan sebagai alat
bantu dalam menemukan solusi dari masalah tersebut. Bentuk interpretasi yang
diperoleh siswa dapat berupa kata-kata atau verbal, tulisan, gambar, tabel, grafik,
benda konkret, dan simbol matematika.24
Menurut Kartini, kemampuan
representasi matematis adalah kemampuan mengungkapkan ide-ide matematika
(masalah, pernyataan, solusi, definisi, dan lain-lain) kedalam salah satu bentuk:
(1) Gambar, diagram grafik, atau tabel; (2) Notasi matematik, numerik/simbol
aljabar; dan (3) Teks tertulis/kata-kata, yang merupakan bentuk interpretasi dari
pemikirannya.25
Villegas et al juga mengatakan bahwa representasi matematis
dikategorikan menjadi tiga bentuk, yaitu 1) representasi verbal (verbal
representation), bentuk representasi ini berupa pernyataan yang dijelaskan secara
lisan maupun tulisan dari masalah yang diberikan, 2) representasi gambar
(pictorial representation), bentuk representasi ini berupa gambar, diagram, atau
grafik, dan 3) representasi simbolik (symbolic representation), bentuk representasi
22
Novira Rahmadian, Mulyono, dan Isnarto, “Kemampuan Representasi Matematis Dalam
Model Pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization, Intellectually (SAVI) | PRISMA, Prosiding
Seminar Nasional Matematika,” PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika 2 (2019), h.
287. 23
Ahmad Nizar Rangkuti, “Representasi Matematis,” Logaritma: Jurnal Ilmu-ilmu Pendidikan
dan Sains, Vol. 1 No. 2 (2013), h. 112. 24
Muhamad Sabirin, “Representasi Dalam Pembelajaran Matematika,” Jurnal Pendidikan
Matematika, Vol. 1 No. 2 (2014), h. 35. 25
Kartini, “Peranan Representasi Dalam Pembelajaran Matematika,” Seminar Nasional
Matematika dan Pendidikan Matematika (2009), h. 369.
10
ini berupa bilangan, simbol-simbol matematika, maupun model atau persamaan
matematis yang dibentuk dari simbol matematika tersebut.26
Selanjutnya,
Mudzakir dalam Yazid menyatakan bahwa bentuk-bentuk operasional matematis
dapat dilihat pada Tabel 2.1.27
Tabel 2.1 Bentuk-bentuk Operasional Representasi Matematis
Aspek Representasi Bentuk-bentuk Operasional
Representasi Visual
(Drawing):
a) Diagram, grafik, atau
tabel
1. Menyajikan diagram, grafik, atau tabel dari
bentuk representasi ke representasi berdasarkan
data atau informasi yang ada.
2. Menggunakan representasi visual untuk
menyelesaikan masalah.
b) Gambar 1. Membuat gambar untuk memperjelas masalah
dan memfasilitasi penyelesaiannya.
Kata-kata atau teks tertulis
(written texts)
1. Menuliskan suatu permasalahan berdasarkan
data atau representasi yang diberikan.
2. Menuliskan langkah-langkah atau tahapan
penyelesaian dari permasalahan matematika
dengan kata-kata atau teks tertulis
3. Menyusun cerita berdasarkan bentuk representasi
yang disajikan
4. Menjawab soal dengan menggunakan kata-kata
atau teks tertulis
5. Menuliskan bentuk interpretasi dari suatu
representasi
Persamaan atau ekspresi
matematik (mathematical
expressions)
1. Membuat persamaan atau model matematika dari
bentuk representasi yang diberikan
2. Menggunakan ekspresi matematika dalam
menyelesaikan masalah
Dengan demilikian, dari berbagai bentuk representasi yang telah dijelaskan,
penggunaan berbagai bentuk representasi tersebut akan memudahkan siswa dalam
menyatakan hasil pemikirannya. Berdasarkan uraian mengenai definisi
26
José Luis Villegas Castellanos, Enrique Castro, and José Gutiérrez, “Representations in
Problem Solving: A Case Study with Optimization Problems,” Electronic Journal of Research in
Educational Psychology, Vol. 7 No. 1 (2009), h. 287. 27
Ahmad Yazid, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Model Kooperatif
Dengan Strategi Ttw (Think- Talk- Write) Pada Materi Volume Bangun Ruang Sisi Datar,”
Journal of Primary Education, Vol. 1 No. 1 (2012), h. 33.
11
kemampuan representasi matematis, dapat dirumuskan bahwa kemampuan
representasi matematis adalah kemampuan menyatakan ide matematis dalam
bentuk tulisan, grafik, tabel, dan simbol dalam memecahkan masalah matematis.
Adapun indikator kemampuan representasi matematis yang akan digunakan dalam
penelitian ini, yaitu:
1) Menyajikan gambar, grafik dan tabel dari suatu bentuk representasi (pictorial
representation).
2) Menyatakan langkah-langkah penyelesaian masalah (verbal representation).
3) Membuat model matematika dari permasalahan yang diberikan (symbolic
representation).
2. Bahan Ajar
a. Pengertian Bahan Ajar
Bahan ajar memiliki peran penting dalam proses pembelajaran. Setiap
komponen dalam bahan ajar harus dikaji, dipelajari, dan dijadikan bahan materi
yang akan dikuasi oleh siswa. Tanpa bahan ajar, pembelajaran yang dilakukan
tidak akan menghasilkan apa-apa.28
Menurut Widodo dan Jasmadi dalam Jajang, bahan ajar merupakan
seperangkat alat pembelajaran yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan
cara mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalam mencapai
tujuan yang diharapkan.29
Nana mengemukakan bahwa “bahan ajar merupakan
bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara lengkap dan sistematis
berdasarkan prinsip-prinsip pembelajaran yang digunakan oleh guru dan siswa
dalam proses pembelajaran offline maupun online”.30
Depdiknas juga memberikan
penjelasan bahwa bahan ajar adalah seperangkat materi yang disusun secara
sistematis sehingga terciptanya suasana yang memungkinkan siswa untuk
belajar.31
Penggunaan bahan ajar dapat membantu siswa mempelajari kemampuan
28
Jajang Bayu Kelana dan D. Fadly Pratama, Bahan Ajar IPA Berbasis Literasi Sains,
(Bandung: LEKKAS, 2019), cet. 1, h. 3. 29
Ibid. 30
Nana, Pengembangan Bahan Ajar, (Jawa Tengah: Penerbit Lakeisha, 2019), h. 48. 31
Departemen Pendidikan Nasional, “Panduan Pengembangan Bahan Ajar” (2008), h. 6.
12
dasar secara runtut dan sistematis, serta memungkinkan siswa menguasai semua
kemampuan secara utuh dan menyeluruh. Bahan ajar yang disusun secara urut
akan memudahkan siswa dalam memahami materi dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan tentang pengertian bahan ajar, dapat dirumuskan bahwa
bahan ajar adalah suatu bahan atau materi pembelajaran yang disusun secara
sistematis yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran online ataupun offline
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
b. Tujuan dan Fungsi Bahan Ajar
Bahan ajar yang disusun sebagai alat pendukung pembelajaran tentunya
memiliki tujuan. Abdul Majid dalam Ilyas menyatakan bahwa tujuan disusunnya
bahan ajar, yaitu: 1) membantu siswa dalam mempelajari sesuatu; 2)
mempermudah guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar; 3)
pembelajaran menjadi lebih menarik; 4) menyediakan bahan ajar yang
bervariasi.32
Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa bahan ajar
disusun dengan tujuan untuk memudahkan guru dalam melaksanakan proses
pembelajaran dan membantu siswa agar lebih mudah belajar. Bahan ajar juga
dapat membuat suasana kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.
Bahan ajar yang digunakan oleh guru dan siswa memiliki fungsi dalam
menunjang proses kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan pihak-pihak yang
menggunakan bahan ajar, maka fungsi bahan ajar dapat diklasifikasikan menjadi
dua macam, yaitu fungsi bahan ajar bagi guru dan fungsi bahan ajar bagi siswa.33
Adapun fungsi bahan ajar bagi guru, yaitu: 1) menghemat waktu guru dalam
proses pembelajaran; 2) menjadikan guru sebagai fasilitator, bukan hanya sebagai
pengajar; 3) meningkatkan proses pembelajaran di kelas menjadi lebih efektif, dan
4) sebagai alat evaluasi pencapaian hasil pembelajaran. Sedangkan, fungsi bahan
ajar bagi siswa, yaitu membantu siswa untuk dapat belajar dengan mandiri tanpa
bantuan guru, memberikan kemudahan siswa untuk belajar dimana saja dan kapan
32
Ilyas Ramdani, Skripsi: “Pengembangan Bahan Ajar Dengan Pendekatan Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia (PMRI) Untuk Memfasilitasi Pencapaian Literasi Matematika
Siswa Kelas VII,” (Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta, 2014), h. 14. 33
Kelana dan Pratama, op. cit., h. 4.
13
saja, dan memberikan kemudahan bagi siswa untuk mengembangkan
pengetahuannya sesuai dengan minat dan bakatnya.
c. Prinsip Pemilihan Bahan Ajar
Keberadaan bahan ajar dapat membantu proses pembelajaran apabila dalam
penyusunannya memperhatikan prinsip-prinsip dalam memilih materi
pembelajaran. Adapun prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam penyusunan
bahan ajar, yaitu prinsip relevansi, prinsip konsistensi, dan prinsip kecukupan.34
1) Prinsip relevansi atau keterkaitan.
Penyusunan bahan ajar terdapat keterkaitan antara pencapaian standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Misalnya, dalam menyajikan konsep, definisi,
prinsip, prosedur, contoh, dan pelatihan harus berkaitan dengan kebutuhan materi
pokok yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar sehingga
dapat memudahkan siswa mengidentifikasi dan mengenali gagasan, menjelaskan
suatu konsep, dan memahami prosedur dalam mencapai tujuan tertentu.
2) Prinsip konsistensi atau keajegan.
Penyusunan bahan ajar harus mampu menjadi solusi dalam pencapaian
kompetensi. Apabila terdapat empat indikator pencapaian, maka bahan ajar yang
disusun harus memenuhi tecapainya empat indikator tersebut.
3) Prinsip kecukupan
Penyusunan bahan ajar disesuaikan dengan kebutuhan materi yang akan
dipelajari oleh siswa. Materi yang cukup dengan kebutuhan pembelajaran akan
menghasilkan materi yang baik sehingga membantu siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan.
d. Jenis-Jenis Bahan Ajar
Berdasarkan teknologi yang digunakan, bahan ajar dibagi menjadi empat
kategori, yaitu 1) Bahan Ajar Cetak (printed) seperti handout, buku, modul,
lembar kerja siswa, brosur, leaflet, wallchart, foto atau gambar, model atau maket,
34
Yanti Fitria dan Widya Indra, Pengembangan Model Pembelajaran PBL Berbasis Digital
untuk Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan dan Literasi Sains, (Yogyakarta: Deepublish,
2020), cet. 1, h. 3.
14
2) Bahan Ajar Dengar (audio) seperti kaset, radio, piringan hitam, compact disk
audio, 3) Bahan Ajar Pandang Dengar (audio visual) seperti video compact disk,
film, 4) Bahan Ajar Multimedia Interaktif (interactive teaching material) seperti
Computer Assisted Instruction (CAI), Compact Disk (CD) multimedia
pembelajaran interaktif, dan bahan ajar berbasis web.35
Berdasarkan beberapa jenis bahan ajar yang telah disebutkan, modul
merupakan salah satu jenis bahan ajar cetak yang sesuai untuk dikembangkan
karena dapat digunakan dalam proses pembelajaran secara mandiri tanpa atau
dengan bimbingan guru. Hal ini sangat sesuai dengan tantangan masa kini, saat
guru dan siswa tidak dapat melaksanakan pembelajaran secara tatap muka. Sejalan
dengan hal tersebut, peneliti akan memfokuskan penelitian pada pengembangan
bahan ajar dengan jenis modul dalam bentuk non cetak, yaitu dalam bentuk e-
modul.
3. Modul Elektronik (E-Modul)
Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara lengkap
dan sistematis yang memuat seperangkat pengalaman belajar yang terencana dan
didesain untuk membantu siswa menguasai tujuan pembelajaran.36
Menurut
Direktorat Tenaga Kependidikan, modul merupakan alat atau sarana pembelajaran
yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang
dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang
diharapkan sesuai dengan tingkat kompleksitasnya.37
Modul juga dapat diartikan
sebagai salah satu bahan ajar yang ditulis sendiri oleh guru dalam rangka untuk
memudahkan siswa dalam mempelajari materi secara mandiri.38
Selain itu
menurut Yaumi, modul dapat diartikan sebagai program pembelajaran yang
dipelajari oleh siswa yang dapat berjalan tanpa kehadiran guru yang meliputi
35
Departemen Pendidikan Nasional, op cit., h. 11. 36
Taza Nur Utami, Agus Jatmiko, dan Suherman Suherman, “Pengembangan Modul
Matematika Dengan Pendekatan Science, Technology, Engineering, And Mathematics (STEM)
pada Materi Segiempat,” Desimal: Jurnal Matematika, Vol. 1 No. 2 (2018), h. 165. 37
Direktorat Tenaga Kependidikan, Penulisan Modul, (Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional, 2008). 38
Najuah, Pristi Suhendro Lukitoyo, dan Winna Wirianti, Modul Elektronik: Prosedur
Penyusunan dan Aplikasinya, (Yayasan Kita Menulis, 2020), h. 7.
15
perencanaan tujuan yang akan dicapai secara jelas, penyediaan materi
pembelajaran, peralatan, media atau teknologi, serta instrumen penilaian yang
digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.39
Berdasarkan penjelasan tentang
definisi modul, maka dapat dirumuskan bahwa modul adalah salah satu bentuk
bahan ajar yang dirancang oleh guru secara sistematis dan menarik untuk
membantu siswa dalam belajar secara mandiri.
Terkait dengan hal tersebut, menurut Direktorat Tenaga Kependidikan
penulisan modul memiliki beberapa tujuan, yaitu: 1) memperjelas dan
mempermudah dalam penyajian materi agar tidak terlalu bersifat verbal, 2)
mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik siswa maupun guru,
3) meningkatkan motivasi dan semangat belajar bagi siswa, 4) mengembangkan
kemampuan siswa dalam berinteraksi secara langsung dengan lingkungan dan
sumber belajar lainnya, 5) memungkinkan siswa belajar secara mandiri sesuai
dengan kemampuan dan minatnya, 6) memungkinkan siswa untuk mengukur atau
mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.40
Modul elektronik merupakan salah satu jenis modul dalam bentuk non cetak
yang dapat dijalankan dengan komputer atau dibaca melalui komputer serta dapat
merancang dengan berbagai paduan software yang diperlukan.41
Menurut
Wijayanto, modul elektoronik atau e-modul merupakan tampilan informasi dalam
format yang disajikan secara elektronik dengan menggunakan flashdisk, hard disk,
atau disket dan dapat dibaca dengan menggunakan komputer atau alat pembaca
buku elektronik.42
Selain itu, menurut Nurmayanti dan Bakri, “modul
pembelajaran elektronik memiliki sifat-sifat tertentu seperti mudah digunakan,
39
Muhammad Yaumi, Media dan Teknologi, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2018), h. 13. 40
Direktorat Tenaga Kependidikan, op. cit, h. 5-6. 41
Maryam, Skripsi: “Pengembangan E-Modul Matematika Berbasis Open Ended Pada Materi
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Kelas VIII”, (Bandar Lampung: UIN Raden Intan
Lampung, 2019). 42
Kadek Aris Priyanthi, Ketut Agustini, dan Gede Saindra Santyadiputra, “Pengembangan E-
Modul Berbantuan Simulasi Berorientasi Pemecahan Masalah pada Mata Pelajaran Komunikasi
Data,” Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI), Vol. 6 No. 1
(2017).
16
adaptif, dan konsisten”.43
Adapun aplikasi yang digunakan oleh peneliti untuk
membuat bahan ajar elektronik ini adalah heyzine flipbook.
a. Karakteristik Modul
Sebagai bahan ajar, modul memilki karakteristik tertentu yang
membedakannya dengan bahan ajar lain. Modul dapat dikatakan baik dan manarik
apabila memenuhi karakteristik self instructional, self contained, stand alone,
adaptive, dan user friendly.44
1. Self Instructional
Self Instructional artinya yaitu dengan menggunakan modul, siswa dapat
belajar sendiri dan tidak tergantung pada pihak lain. Modul yang dikatakan self
instructional apabila memenuhi ciri-ciri:
a) Tujuan yang ingin dicapai dalam modul dirumuskan dengan jelas.
b) Materi pembelajaran dikemas ke dalam sub materi sehingga memudahkan
siswa dalam belajar secara tuntas.
c) Terdapat contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan materi
pembelajaran.
d) Terdapat soal-soal latihan dan tugas yang relevan dengan bahasan pada modul
sehingga memungkinkan siswa untuk memberikan respon dan mengukur
tingkat penguasaan siswa terhadap suatu materi maupun sub materi.
e) Materi-materi yang disajikan dalam modul bersifat kontekstual.
f) Bahasa yang digunakan sederhana dan komunikatif.
g) Terdapat rangkuman materi pembelajaran.
h) Terdapat instrumen penilaian (assessment), yang memungkinkan siswa
menilai hasil pekerjannya masing-masing.
43
Nurmayanti Fitri, Bakri Fauzi, dan Budi Esmar, “Pengembangan Modul Elektronik Fisika
dengan Strategi PDEODE pada Pokok Bahasan Teori Kinetik Gas untuk Siswa Kelas XI SMA,”
Prosiding Simposium Nasional Inovasi dan Pembelajaran Sains 2015 (SNIPS 2015) (2015), h.
337–340. 44
Direktorat Tenaga Kependidikan, op. cit, h. 3.
17
i) Terdapat instrumen yang digunakan untuk mengukur atau mengevaluasi
tingkat penguasaan materi.
j) Terdapat informasi terkait rujukan/referensi yang mendukung materi yang
disajikan dalam modul.
2. Self Contained
Self Contained berarti seluruh materi pembalajaran dari satu kompetensi
maupun subkompetensi yang akan dipelajari terdapat dalam modul secara utuh.
Konsep ini bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar bisa
mempelajari materi pembelajaran secara tuntas, karena materi pembelajaran
dikemas dalam satu kesatuan yang utuh.
3. Stand Alone
Stand Alone berarti modul yang telah dikembangkan tidak bergantung pada
media lain atau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media pembelajaran
lain. Jika masih menggunakan dan begantung pada media lain selain modul yang
digunakan, maka bahan ajar tersebut tidak dikategorikan sebagai bahan ajar yang
berdiri sendiri.
4. Adaptive
Adaptive artinya modul yang digunakan memiliki daya adaptif yang tinggi
terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Modul dikatakan adaptif jika dapat
menyesuaikan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
5. User Friendly
User friendly berarti setiap instruksi dan paparan informasi yang ada di dalam
modul bersifat membantu, serta memberikan kemudahan bagi pemakai dalam
merespon, mengakses sesuai dengan keinginan.
Berdasarkan karakteristik modul yang telah ditetapkan Direktorat Tenaga
Kependidikan, maka pengembangan modul dalam penelitian ini memperhatikan
karakteristik modul yang self instruction (pembelajaran mandiri), self contained
(ketermuatan materi), stand alone (berdiri sendiri) adaptive (penyesuaian), dan
user friendly (mudah digunakan).
18
b. Langkah-Langkah Menyusun Modul
Langkah awal dalam membuat sebuah modul adalah menetapkan rancangan
atau desain dari modul tersebut. Adapun terdapat beberapa tahapan yang harus
dilalui dalam menulis bahan ajar menurut Depdiknas, yaitu:45
a) Analisis Kurikulum, bertujuan untuk menentukan materi yang diperlukan
dalam bahan ajar, dan melihat kompetensi yang akan dicapai oleh kurikulum.
b) Menentukan Judul Modul, dalam menentukan judul modul harus mengacu
pada kompetensi dasar atau materi pokok yang terdapat dalam kurikulum.
Jika dalam 1 KD dapat dibuat menjadi empat materi pokok, maka dapat
dibuat satu judul. Namun, jika KD terlalu luas atau dapat dijadikan empat
materi pokok atau lebih, maka judulnya perlu dipertimbangkan lagi.
c) Pemberian Kode Modul, berupa angka-angka yang diberi makna dengan
tujuan untuk memudahkan dalam pengelolaan sebuah modul.
d) Penulisan Modul
Terdapat lima hal yang perlu dijadikan acuan dalam penulisan modul, yaitu:
(1) Perumusan Kompetensi Dasar (KD) yang harus dipelajari
Perumusan Kompetensi Dasar merupakan spesifikasi kualitas yang
seharusnya dimiliki oleh siswa setelah menggunakan modul. KD yang terdapat
dalam modul berdasarkan pedoman Kurikulum 2013.
(2) Menentukan Alat Evaluasi/Penilaian
Alat evaluasi atau penilaian dapat disusun setelah menentukan ketercapaian
kompetensi dasar yang ingin dicapai.
(3) Penyusunan Materi
Penyusunan materi tergantung pada KD yang akan dicapai. Penyusunan
modul sangat baik jika menggunakan berbagai sumber (misalnya, buku, internet,
45
Departemen Pendidikan Nasional, op. cit, h. 20.
19
majalah, atau jurnal hasil penelitian) serta menampilkan gambar atau ilustrasi
yang dapat mendukung isi materi tersebut.
(4) Urutan Pembelajaran
Urutan pembelajaran bertujuan untuk memudahkan pembaca dalam
menggunakan modul. Urutan pembelajaran dapat diberikan dalam bentuk
petunjuk siswa maupun guru dalam menggunakan modul.
(5) Struktur Modul
Secara umum modul minimal harus memuat delapan struktur, yaitu petunjuk
belajar (petunjuk siswa/guru), kompetensi yang akan dicapai, isi materi, informasi
pendukung, latihan, petunjuk kerja, evaluasi, dan balikan terhadap hasil evaluasi.
Berdasarkan teori mengenai penyusunan bahan ajar modul, maka desain
penyusunan modul yang akan digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
a) Judul/Identitas modul, menggambarkan materi yang akan dijelaskan pada
modul.
b) Petunjuk belajar, merupakan petunjuk belajar yang dibuat untuk
mempermudah guru dan siswa dalam menggunakan bahan ajar modul.
c) Kompetensi yang akan dicapai, kompetensi yang akan dicapai meliputi
Kompetensi Dasar (KD), dan Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) yang
akan dicapai oleh siswa dalam bahan ajar modul tersebut.
d) Tujuan yang akan dicapai siswa setelah mempelajari bahan ajar modul.
e) Isi materi, isi materi yang dimaksud terdiri dari penjelasan materi
pembelajaran yang disesuaikan dengan KD dan tujuan pembelajaran yang
telah ditetapkan, penugasan yang disesuaikan dengan indikator kemampuan
representasi matematis, dan kesimpulan pada setiap akhir kegiatan
pembelajaran.
f) Informasi Pendukung, merupakan peta konsep terkait materi yang akan
dibahas pada bahan ajar modul.
20
g) Latihan, merupakan kumpulan soal yang diberikan kepada siswa setelah
mempelajari materi yang disajikan dalam bahan ajar.
h) Kunci jawaban latihan, merupakan alat periksa hasil pekerjaan siswa yang
dapat mereka lakukan sendiri.
4. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Materi yang akan digunakan dalam bahan ajar yang akan dikembangkan
dalam penelitian ini adalah Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV) pada
kelas VIII SMP/MTs.
a. Konsep dan Bentuk Umum Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel merupakan suatu sistem persamaan
yang saling berkaitan, yang memiliki dua variabel dengan masing-masing
variabelnya berpangkat satu. Suatu sistem persamaan dinotasikan dengan yang
menunjukkan suatu kesatuan dan keterkaitan.46
Bentuk umum SPLDV dituliskan
sebagai berikut.
{
Dengan dan . disebut variabel,
dan disebut koefisien, disebut konstanta.
b. Metode Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Penyelesaian dari suatu Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
dapat diselesaikan dengan empat metode, yaitu metode grafik, metode substitusi,
metode eliminasi, dan metode gabungan (eliminasi-substitusi).
1) Metode Grafik
Pada metode grafik, SPLDV bisa diselesaikan jika menemukan koordinat titik
potong dari dua buah garis lurus. Jika kedua garis saling sejajar atau tidak
berpotongan di satu titik tertentu, maka himpunan penyelesaiannya adalah
46
Nanang Priatna dan Tito Sukanto, Advanced Learning Mathematics 1A (Bandung: Grafindo
Media Pratama, 2014).
21
himpunan kosong . Kemudian, jika kedua garis tersebut saling berimpit, maka
himpunan penyelesainnya adalah memiliki banyak anggota.
Adapun langkah-langkah dalam menentukan himpunan penyelesaian SPLDV
dengan menggunakan metode grafik, sebagai berikut:
a) Menentukan nilai koordinat titik potong dari masing-masing persamaan
terhadap sumbu-x dan sumbu-y
b) Menggambar grafik dari masing-masing nilai koordinat titik terhadap sumbu-x
dan sumbu-y persamaan yang diketahui.
c) Titik potong dari kedua garis tersebut adalah himpunan penyelesaian SPLDV.
Contoh:
Dengan menggunakan metode grafik, tentukan himpunan penyelesaian dari
SPLDV berikut.
{
Penyelesaian:
a) Menentukan nilai koordinat titik potong dari masing-masing persamaan
terhadap sumbu-x dan sumbu-y.
x 0 5 x 0 7
y 15 0 y 7 0
(x,y) (0,15) (5,0) (x,y) (0,7) (7,0)
b) Gambar grafik dari masing-masing nilai koordinat titik terhadap sumbu-x dan
sumbu-y persamaan yang diketahui.
Gambar 2. 1 Metode Grafik
22
Berdasarkan gambar 2.1, koordinat titik potong dari kedua grafik garis tersebut
adalah (4,3). Jadi, himpunan penyelesaian {
adalah
2) Metode Substitusi
Metode substitusi adalah metode atau cara menyelesaikan sistem persamaan
linear dua variabel dengan mengganti salah satu variabel ke persamaan yang lain.
Contoh:
Dengan menggunakan metode substitusi, tentukan himpunan penyelesaian dari
SPLDV berikut.
{
Penyelesaian:
{
Ubah persamaan (1) menjadi:
Substitusikan persamaan (3) ke persamaan (2), sehingga didapat:
Substitusikan nilai y = 2 ke persamaan (3)
Sehingga diperoleh himpunan penyelesaian {
adalah
3) Metode Eliminasi
Metode eliminasi adalah metode atau cara menyelesaikan sistem persamaan
linear dua variabel dengan menghilangkan salah satu variabel melalui cara
menjumlahkan atau mengurangkan kedua persamaan.
23
Contoh:
Dengan menggunakan metode eliminasi, tentukan himpunan penyelesaian dari
SPLDV berikut.
{
Penyelesaian:
Langkah pertama, eliminasi variabel x.
Untuk mengeliminasi variabel x, samakan koefisien x dengan mengalikan
persamaan (1) dengan 3.
Langkah kedua, eliminasi variabel y.
Untuk mengeliminasi variabel y, samakan koefisien y dengan mengalikan
persamaan (2) dengan 2.
Jadi, himpunan penyelesaian {
adalah
4) Metode Gabungan (eliminasi-substitusi)
Untuk menentukan himpunan penyelesaian dari sistem persamaan linear dua
variabel dengan metode gabungan caranya yaitu dengan menggunakan metode
eliminasi dan substitusi.
Contoh:
Carilah himpunan penyelesaian dari SPLDV berikut dengan menggunakan
metode campuran.
{
24
Penyelesaian:
Langkah pertama, menggunakan metode eliminasi.
Langkah kedua, menggunakan metode substitusi.
Jadi, himpunan penyelesaian {
adalah
5. Bahan Ajar Materi SPLDV Berorientasi Kemampuan Representasi
Matematis
Penelitian pengembangan pada penelitian ini menghasilkan produk akhir
dalam bentuk bahan ajar berupa e-modul matematika berorientasi kemampuan
representasi matematis pada materi SPLDV untuk tingkat SMP/MTs kelas VIII.
E-modul berorientasi kemampuan representasi matematis pada materi SPLDV
disajika dalam 5 sub materi (kegiatan belajar), yaitu bentuk umum SPLDV,
penyelesaian SPLDV dengan metode grafik, penyelesaian SPLDV dengan metode
substitusi, penyelesaian SPLDV dengan metode eliminasi, dan penyelesaian
SPLDV dengan metode gabungan (substitusi-eliminasi). Pada e-modul yang akan
dikembangkan, langkah-langkah pembelajaran yang disajikan disesuaikan dengan
indikator kemampuan representasi matematis. Indikator tersebut meliputi,
pictorial representation, symbolic representation, dan verbal representation.
Penjelasan langkah-langkah pembelajaran representasi matematis yang
direalisasikan dalam bahan ajar SPLDV disajikan dalam Tabel 2. 1.
25
Tabel 2.2 Bentuk-Bentuk Operasional Representasi Matematis
No. Sub Materi Tahapan
1. Bentuk umum SPLDV Pictorial Representation: pada tahap ini, siswa
diperintahkan untuk menggambarkan apa yang
diketahui pada situasi yang disajikan.
Symbolic Representation: pada tahap ini, siswa
dibimbing untuk membuat model matematika
berdasarkan informasi pada tahap pictorial, dengan
mengubah bentuk gambar yang telah dibuat
menjadi bentuk persamaan dengan menggunakan
variabel yang telah ditentukan oleh masing-masing
siswa.
Verbal Representation: pada tahap ini, siswa
diperintahkan untuk menuliskan langkah-langkah
dalam membuat model matematika dari situasi
yang disajikan.
2. Penyelesaian SPLDV
dengan metode grafik
Symbolic Representation: pada tahap ini, siswa
diperintahkan untuk membuat model persamaan
SPLDV berdasarkan informasi yang terdapat pada
situasi yang telah disajikan.
Pictorial Representation: pada tahap ini, siswa
dibimbing untuk melengkapi tabel untuk
menentukan titik potong terhadap sumbu-x dan
sumbu-y dan menggambar grafik garis berdasarkan
titik potong tersebut.
Verbal Representation: pada tahap ini, siswa
diperintahkan untuk menuliskan langkah-langkah
dalam menyelesaikan permasalahan pada situasi
yang telah disajikan dengan menggunakan metode
grafik.
3. Penyelesaian SPLDV
dengan metode
substitusi
Symbolic Representation: pada tahap ini, siswa
diperintahkan untuk membuat model persamaan
SPLDV berdasarkan informasi yang terdapat pada
situasi yang telah disajikan. Berdasarkan model
matematika yang telah dibuat, siswa dibimbing
untuk menyelesaikan permasalahan SPLDV
dengan menggunakan metode substitusi. Seperti:
“Ubah salah satu persamaan menjadi
26
No. Sub Materi Tahapan
persamaan dalam bentuk x atau y saja. Kemudian
gunakan variabel pada persamaan yang telah
diubah untuk mengganti variabel yang sama pada
persamaan lain”.
Pictorial Representation: pada tahap ini, siswa
dibimbing untuk menuliskan informasi yang telah
didapatkan pada tahap symbolic pada tabel.
Verbal Representation: pada tahap ini, siswa
diperintahkan untuk menuliskan langkah-langkah
dalam menyelesaikan permasalahan pada situasi
yang telah disajikan dengan menggunakan metode
substitusi.
4. Penyelesaian SPLDV
dengan metode
eliminasi
Symbolic Representation: pada tahap ini, siswa
diperintahkan untuk membuat model persamaan
SPLDV berdasarkan informasi yang terdapat pada
situasi yang telah disajikan. Berdasarkan model
matematika yang telah dibuat, siswa dibimbing
untuk menyelesaikan permasalahan SPLDV
dengan menggunakan metode eliminasi. Seperti:
“Hilangkan salah satu variabel pada persamaan
yang telah dibuat, dengan menyamakan terlebih
dahulu koefisien dari variabel yang akan
dihilangkan”.
Pictorial Representation: pada tahap ini, siswa
dibimbing untuk menuliskan informasi yang telah
didapatkan pada tahap symbolic pada tabel.
Verbal Representation: pada tahap ini, siswa
diperintahkan untuk menuliskan langkah-langkah
dalam menyelesaikan permasalahan pada situasi
yang telah disajikan dengan menggunakan metode
eliminasi.
5. Penyelesaian SPLDV
dengan metode
gabungan (substitusi-
eliminasi)
Symbolic Representation: pada tahap ini, siswa
diperintahkan untuk membuat model persamaan
SPLDV berdasarkan informasi yang terdapat pada
situasi yang telah disajikan. Berdasarkan model
matematika yang telah dibuat, siswa dibimbing
untuk menyelesaikan permasalahan SPLDV
dengan menggunakan metode gabungan
(substitusi-eliminasi). Seperti: “Tentukan nilai dari
27
No. Sub Materi Tahapan
salah satu variabel dari persamaan yang telah
dibuat. Kemudian tentukan nilai dari variabel
lainnya dengan mengganti nilai variabel yang telah
didapatkan”.
Pictorial Representation: pada tahap ini, siswa
dibimbing untuk menuliskan informasi yang telah
didapatkan pada tahap symbolic pada tabel.
Verbal Representation: pada tahap ini, siswa
diperintahkan untuk menuliskan langkah-langkah
dalam menyelesaikan permasalahan pada situasi
yang telah disajikan dengan menggunakan metode
gabungan (substitusi-eliminasi).
B. Hasil Penelitian yang Relevan
1. Penelitian Maryam yang berjudul “Pengembangan E-Modul Matematika
berbasis Open Ended pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Kelas VIII”, menyatakan bahwa bahan ajar yang dikembangkan memenuhi
kriteria valid, praktis serta efektif, dengan persentase ketuntasan yang
diperoleh siswa mencapai 68%, sehingga dapat dinyatakan bahwa bahan ajar
tersebut layak digunakan.47
Persamaan dengan penelitian ini terletak pada
yaitu penggunaan model pengembangan ADDIE dan materi yang digunakan
yaitu sistem persamaan linear dua variabel. Perbedaan dengan penelitian ini
terletak pada model pembelajaran yang digunakan dalam bahan ajar,
sedangkan pada penelitian ini berfokus pada pengembangan bahan ajar
berorientasi pada kemampuan representasi matematis.
2. Penelitian Faridah Hernawati yang berjudul “Pengembangan Perangkat
Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan PMRI Berorientasi pada
Kemampuan Representasi Matematis”, menyatakan bahwa perangkat
pembelajaran yang dikembangkan memenuhi kriteria valid, praktis, dan
efektif dengan menunjukkan persentase ketuntasan siswa mencapai 76,67%,
47
Maryam, op. cit,.
28
sehingga perangkat pembelajaran yang dikembangkan layak untuk
digunakan.48
Persamaan dengan penelitian ini terletak pada yaitu penggunaan
kemampuan representasi matematis pada bahan ajar dan materi yang
digunakan yaitu SPLDV. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada model
pengembangan yang digunakan adalah model 4D.
3. Penelitian Anita Ervina Astin, Haninda Bharata, dan Een Yayah Haeniliah
yang berjudul “Pengembangan LKPD dengan Pendekatan CTL untuk
Memfasilitasi Kemampuan Representasi Matematis”, menyatakan bahwa
LKPD dengan menggunakan pendekatan CTL dalam pembelajaran
matematika cukup efektif untuk memfasilitasi kemampuan representasi
matematis siswa.49
Persamaan dengan penelitian ini terletak pada bahan ajar
yang dikembangkan bertujuan untuk memfasilitasi kemampuan representasi
matematis. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada model
pengembangan yang digunakan adalah model Borg and Gall dan materi yang
dikembangkan dalam bahan ajar adalah materi bangun ruang sisi datar.
4. Penelitian Ranti Mustika Sari, Zubaidah Amir M.Z., dan Risnawati yang
berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa berbasis Pendekatan Realistic
Mathematic Education (RME) untuk Memfasilitasi Kemampuan Representasi
Matematis”, menyatakan bahwa LKS matematika berbasi RME valid dengan
persentase 78,21%, sangat praktis dengan persentase 94,16%, dan berhasil
memfasillitasi kemampuan representasi matematis dengan tingkat penguasaan
siswa 82,5%.50
Persamaan dengan penelitian ini terletak pada bahan ajar yang
dikembangkan bertujuan untuk memfasilitasi kemampuan representasi
matematis pada materi SPLDV. Perbedaan dengan penelitian ini terletak pada
48
Faridah Hernawati, “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan
PMRI Berorientasi Pada Kemampuan Representasi Matematis,” Jurnal Riset Pendidikan
Matematika, Vol. 3 No. 1 (2016). 49
Anita Ervina Astin, Haninda Bharata, dan Een Yayah Haeniliah, “Pengembangan LKPD
Dengan Pendekatan CTL Untuk Memfasilitasi Kemampuan Representasi Matematis,” Jurnal
Pendidikan Matematika Universitas Lampung, Vol 5 No. 10 (2017). 50
Ranti Mustika Sari, Zubaidah Amir M.Z., dan Risnawati Risnawati, “Pengembangan Lembar
Kerja Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME) untuk
Memfasilitasi Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMP,” Formatif: Jurnal Ilmiah
Pendidikan MIPA, Vol. 7 No. 1 (2017)
29
model pengembangan yang digunakan adalah model 4D dan bahan ajar yang
dikembangkan berupa Lembar Kerja Siswa (LKS).
5. Penelitian Setiyani yang berjudul “Pengembangan Lembar Kerja Siswa
Matematika berbasis Kemampuan Representasi Matematis pada Materi
Statistika”, menyatakan bahwa bahan ajar yang dihasilkan termasuk dalam
kriteria layak digunakan dalam pembelajaran materi statistika.51
Persamaan
dengan penelitian ini terletak pada bahan ajar yang dikembangkan bertujuan
untuk memfasilitasi kemampuan representasi matematis. Perbedaannya
terletak pada bahan ajar yang dikembangkan berupa LKS dan materi yang
dikembangkan dalam bahan ajar adalah materi statistika.
6. Penelitian Abdurrahman, dkk yang berjudul “Implementasi Pembelajaran
Berbasis Multi Representasi untuk Peningkatan Penguasaan Konsep Fisika
Kuantum”, menyatakan bahwa pembelajaran berbasis multiple representasi
berpengaruh signifikan terhadap penguasaan konsep fisika kuantum.52
Persamaan pada penelitian yang akan dilakukan terletak pada penggunaan
representasi dalam proses pembelajaran. Perbedaannya terletak pada desain
penelitian yang digunakan yaitu sequential embedded mixed-method.
C. Kerangka Berpikir
NCTM menetapkan bahwa representasi merupakan salah satu standar proses
yang diharapkan dapat dikuasai oleh siswa dalam pembelajaran matematika.53
Kemampuan representasi perlu dikembangkan dalam pembelajaran matematika
karena mampu membantu siswa dalam memahami pembelajaran matematika.
Berdasarkan kajian teori sebelumnya, kemampuan representasi matematis
merupakan kemampuan menyatakan ide matematis dalam bentuk tulisan, grafik,
tabel, dan simbol untuk memecahkan masalah matematis.
51
Setiyani, “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Matematika Berbasis Kemampuan
Representasi Matematis Pada Materi Statistika,” TEOREMA : Teori dan Riset Matematika, Vol. 2
No. 1 (2017) 52
Abdurrahman, dkk., “Implementasi Pembelajaran Berbasis Multi Representasi Untuk
Peningkatan Penguasaan Konsep Fisika Kuantum,” Jurnal Cakrawala Pendidikan, Vol. 1 No. 1
(2015), h. 30–45. 53
National Council of Teachers of Mathematics, loc. cit.
30
Akan tetapi faktanya, pembelajaran yang diterapkan di sekolah belum
sepenuhnya bisa menumbuhkan kemampuan representasi matematis siswa. Hal ini
terlihat pada hasil penelitian Sapitri dan Ramlah menunjukkan bahwa 55% dari 20
siswa belum mampu menjelaskan apa yang ditanyakan dalam soal.54
Selain itu,
Penelitian yang dilakukan oleh Rahmawati, Hadiono, dan Nursangaji juga
menunjukkan bahwa siswa masih mengalami kesulitan dalam menerjemahkan
kalimat matematika ke dalam bentuk gambar.55
Kurangnya kemampuan
representasi yang dimiliki oleh siswa dapat mempengaruhi hasil belajar
matematika siswa. Salah satunya yaitu pada hasil belajar materi SPLDV. Hal ini
terlihat pada penelitian yang dilakukan Prabawati, Yanto, dan Mandasari, nilai
rata-rata yang diperoleh siswa pada penilaian harian materi SPLDV masih
dibawah KKM yang telah ditetapkan oleh sekolah.56
Oleh karena itu, dalam
proses pembelajaran terdapat salah satu hal yang perlu diperbaiki dan
dikembangkan. Hal yang perlu diperbaiki tersebut adalah bahan ajar.
Bahan ajar yang digunakan siswa belum memuat hal-hal yang dapat
mengembangkan kemampuan representasi matematis siswa. Bahan ajar yang ada
belum dapat mengarahkan siswa untuk mengungkapkan ide-ide matematikanya.
Sebagai upaya dalam mengembangkan kemampuan representasi matematis siswa,
maka bahan ajar yang akan dikembangkan adalah bahan ajar berorientasi
matematis.57
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang menggunakan bahan
ajar untuk memfasilitasi kemampuan representasi matematis siswa, yaitu
penelitian Astin, Bharata, dan Een dengan judul “Pengembangan LKPD dengan
pendekatan CTL untuk memfasilitasi kemampuan representasi matematis”,
Faridah dengan judul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika
dengan Pendekatan PMRI Berorientasi Pada Kemampuan Representasi
Matematis”, dan Sari, Zubaidah, dan Risnawati dengan judul “Pengembangan
Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Realistic Mathematic Education
(RME) untuk Memfasilitais Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMP”.
54
Sapitri dan Ramlah, loc, cit. 55
Rahmawati, Bambang, dan Asep, loc. cit. 56
Prabawati, Yanto, dan Mandasari, loc. cit. 57
Astin, Bharata, dan Haeniliah, loc. cit.
31
Untuk mengatasi permasalahan tersebut peneliti mencoba mengembangkan
bahan ajar materi SPLDV yang disesuaikan dengan menggunakan indikator
kemampuan representasi matematis. Terdapat tiga indikator kemampuan
representasi matematis pada bahan ajar yang akan dikembangkan, yaitu
menyajikan grafik atau tabel dari bentuk representasi ke representasi lainnya
(pictorial representation), menyatakan langkah-langkah penyelesaian masalah
secara matematis (symbolic representation), dan membuat model matematika dari
permasalahan yang diberikan (verbal representation). Pada indikator symbolic
representation, siswa diarahkan untuk mampu membuat model matematika dari
masalah SPLDV yang disajikan. Pada indikator pictorial representation, siswa
diarahkan untuk mampu menyajikan grafik atau tabel dari masalah SPLDV yang
disajikan. Pada indikator verbal representation, siswa diarahkan untuk mampu
menyatakan langkah-langkah penyelesaian masalah SPLDV.
Pengembangan bahan ajar materi SPLDV berorientasi kemampuan
representasi matematis disusun melalui beberapa tahapan pengembangan.
Selanjutnya bahan ajar berorientasi kemampuan representasi matematis yang
telah dibuat dilakukan uji validasi oleh pakar yang terdiri dari dosen dan guru
matematika SMP/MTs. Bahan ajar yang memenuhi standar yang valid dapat
digunakan pada proses pembelajaran.
32
Identifikasi Masalah
(siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan permasalahan
SPLDV, ketersediaan bahan ajar yang memuat hal-hal yang
berkaitan dengan kemampuan representasi matematis masih sedikit.
Produk akhir
Bahan ajar materi SPLDV berorientasi kemampuan
representasi matematis yang telah diuji validasi dapat
digunakan untuk kegiatan pembelajaran
Mengembangkan bahan ajar materi SPLDV berorientasi kemampuan representasi matematis dengan
menggunakan model pengembangan ADDIE
Gambar 2. 2 Bagan Kerangka Berpikir
Solusi
Analisis (kebutuhan,
kurikulum) Perancangan
Pengembangan (pembuatan,
validasi, dan revisi)
Implementasi terbatas Penilaian
oleh siswa
33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini memaparkan terkait model dan prosedur pengembangan yang
digunakan untuk menghasilkan bahan ajar. Bab ini terdiri dari model dan prosedur
pengembangan.
A. Model Pengembangan
Penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan (Research
and Development). Research and Development merupakan metode penelitian
yang digunakan untuk menghasilkan produk tertentu, dan menguji keefektifan
produk tersebut.58
Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini adalah bahan ajar
berupa modul berorientasi kemampuan representasi matematis pada materi
SPLDV kelas VIII SMP/MTs.
Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
pengembangan ADDIE. Model pengembangan ADDIE yang dipopulerkan Dick
and Carry terdiri dari lima tahapan, yaitu Analysis (tahap analisis), Design (tahap
perancangan), Development (tahap pengembangan), Implementation (tahap
implementasi), dan Evaluation (tahap evaluasi).59
B. Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan ADDIE terdiri dari 5 tahapan, yaitu tahap analisis,
tahap perancangan, tahap pengembangan, tahap implementasi, dan tahap evaluasi.
Berikut penjelasan mengenai tahapan-tahapan pada model ADDIE:
58
Sudaryono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Kharisma Putra Utama, 2016), cet.
1, h. 15. 59
Sutarti dan Irawan, loc. cit.
34
Analysis
Analisis Kebutuhan
Analisis Kurikulum
Design
Development
Implementation
Penggunaan Indikator Kemampuan
Representasi Matematis
Penyusunan Materi dan Kerangka
Struktur Isi Bahan Ajar
Penetapan tujuan pembelajaran
Penyusunan alat evaluasi
bahan ajar
Implementasi
terbatas
Pembuatan Bahan Ajar
Berorientasi Kemampuan
Representasi Matematis
Validasi Ahli
Revisi Bahan
Ajar
Evaluation
Hasil Akhir:
Bahan Ajar Materi SPLDV yang
Berorientasi pada Kemampuan
Representasi Matematis
Penilaian bahan ajar
oleh siswa
Analisis data
berdasarkan
penilaian validator
terhadap bahan ajar
yang dikembangkan
Gambar 3. 1 Bagan Tahap Pengembangan ADDIE
35
1. Analysis (Tahap Analisis)
Analysis merupakan tahap awal yang dilakukan dalam penelitian untuk untuk
mendapatkan informasi yang berkaitan dengan bahan ajar yang akan
dikembangkan. Adapun hal-hal yang dilakukan dalam tahap analisis, yaitu:
a. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan bertujuan untuk menganalisis masalah mendasar yang
terjadi pada proses pembelajaran matematika dengan melakukan wawancara
dengan guru dan siswa. Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui bahan
ajar yang digunakan oleh guru dan siswa dalam pembelajaran matematika,
perkembangan kognitif siswa dalam pembelajaran matematika khususnya pada
materi SPLDV, metode, model, pendekatan, atau strategi yang digunakan oleh
guru, dan ada tidaknya bahan ajar yang dapat mengembangkan kemampuan
representasi matematis.
b. Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum diawali dengan mengkaji kurikulum yang berlaku yaitu
kurikulum 2013. Hal ini dimaksudkan agar pengembangan yang dilakukan dapat
sesuai dengan tuntutan kurikulum yang berlaku. Analisis ini dilakukan untuk
menetapkan Kompetensi Inti (KI), Kompetensi Dasar (KD) serta Indikator
Pencapaian Kompetensi yang akan disajikan dalam bahan ajar. Pada penelitian
ini, Kompetensi Dasar (KD) yang digunakan adalah KD 3.5 yaitu menjelaskan
sistem persamaan linear dua variabel dan penyelesaiannya yang dihubungkan
dengan masalah kontekstual dan KD 4.5 yaitu menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel.
2. Design (Tahap Perancangan)
Tahap design merupakan tahap perancangan bahan ajar berdasarkan hasil dari
tahap analysis. Hal-hal yang dilakukan pada tahap design yaitu menetapkan tujuan
pembelajaran, menetapkan indikator kemampuan representasi pada bahan ajar,
penyajian bahan ajar dan menyusun instrumen penilaian bahan ajar. Proses yang
dilakukan pada tahap design dijelaskan sebagai berikut:
36
a. Menetapkan tujuan pembelajaran
Penetapan tujuan pembelajaran berdasarkan indikator kemampuan
representasi matematis serta merujuk pada KD 3.5 dan KD 4.5 Kurikulum 2013.
b. Penggunaan Indikator Kemampuan Representasi pada Bahan Ajar
Tujuan bahan ajar ini dikembangkan selain untuk membantu siswa memahami
materi SPLDV yaitu untuk mengembangkan kemampuan representasi matematis
siswa. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan disesuaikan dengan indikator
kemampuan representasi matematis. Indikator tersebut yaitu, menyajikan gambar,
grafik dan tabel dari bentuk representasi (pictorial representation), menyatakan
langkah-langkah penyelesaian masalah secara matematis (symbolic
representation), dan membuat model matematika dari permasalahan yang
diberikan (verbal representation).
c. Penyusunan Materi dan Kerangka Struktur Isi Bahan Ajar
Penyusunan materi pada tahap design merupakan penyusunan perencanaan
materi yang akan yang akan disajikan dalam bahan ajar. Tahap selanjutnya,
merancang penyusunan kerangka struktur isi bahan ajar. Penyusunan struktur isi
bahan ajar disesuaikan dengan standar penyusunan modul yang telah ditetapkan
oleh Depdiknas, yaitu judul/identitas modul, petunjuk belajar, kompetensi yang
akan dicapai, isi materi, informasi pendukung, latihan soal, dan kunci jawaban.
d. Perancangan Instrumen Penilaian Bahan Ajar
Perancangan instrumen penilaian bahan ajar digunakan untuk menilai kualitas
bahan ajar yang dikembangkan berdasarkan kriteria bahan ajar yang baik menurut
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP), yang dilihat dari aspek kelayakan
isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafikaan. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini terdiri adalah lembar validasi oleh pakar atau ahli, lembar validasi
ajar oleh praktisi, dan instrumen penilaian bahan ajar oleh pengguna (siswa).
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah lembar validasi oleh
pakar, lembar validasi oleh praktisi lapangan, dan lembar validasi oleh siswa.
Penjelasan dari masing-masing instrumen adalah sebagai berikut.
37
1) Lembar Validasi oleh Pakar dan Praktisi Pendidikan
Validasi pakar dilakukan oleh 3 dosen Pendidikan Matematika untuk
mengetahui kesesuaian konten bahan ajar dengan materi. Sedangkan, validasi
praktikisi lapangan dilakukan oleh 5 guru SMP di bidang matematika untuk
melihat visibilitas dan kemudahan bahan ajar bagi siswa. Kriteria lembar validasi
oleh pakar dan praktisi disesuaikan dengan pedoman penulisan bahan ajar
menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) yang terdiri dari 4 aspek,
yaitu aspek kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafikaan.60
Kisi-kisi
lembar validasi oleh pakar dan praktisi disajikan pada Tabel 3.1 dan Tabel 3.2.
Tabel 3. 1 Kisi-Kisi Lembar Validasi oleh Pakar
Aspek Indikator No. Butir Jumlah
Kelayakan Isi Kesesuaian KD, Indikator, dan
Tujuan Pembelajaran (Self
Instructional)
1 dan 2
2
Ketermuatan Materi (Self
Contained)
3 dan 4 2
Kesesuaian dengan indikator
kemampuan representasi
matematis
5, 6, dan 7
3
Kesesuaian dengan
perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi (Adaptive)
8 dan 9
2
Kebahasaan Lugas 10 dan 11 2
Kesesuaian dengan
perkembangan peserta didik
12 dan 13 2
Kesesuaian dengan Kaidah
Bahasa Indonesia
14 dan 15 2
Penggunaan Istilah, Simbol, atau
Ikon
16, 17, dan 18 3
Mudah Digunakan (User
Friendly)
19 dan 20 2
Penyajian Teknik Penyajian 21 dan 22 2
Pendukung Penyajian 23, 24, dan 25 3
Berdiri Sendiri (Stand Alone) 26, 27, dan 28 3
Kegrafikaan Desain sampul (cover) modul 29 dan 30 2
Desain Isi Modul 31 dan 32 2
60
BSNP, Standar Penilaian Buku Teks Pelajaran, 2008,
(http://telaga.cs.ui.ac.id/~heru/bsnp/13oktober08/Bahan%20Sosialisasi%20Standar%20Penilaian%
20Buku%20Teks%20Pelajaran%20TIK.ppt). Diakses tanggal 9 September 2021
38
Tabel 3. 2 Kisi-Kisi Lembar Validasi oleh Praktisi
Aspek Indikator No. Butir Jumlah
Kelayakan
Isi
Kesesuaian materi dengan KI dan
KD (Self Instructional)
1 dan 2 2
Keakuratan materi 3, 4, dan 5 3
Kesesuaian dengan indikator
kemampuan representasi matematis
6, 7 dan 8 3
Kebahasaan Komunikatif, dialogis dan interaktif 9, 10 dan 11 3
Kejelasan informasi 12 dan 13 2
Kesesuaian dengan Kaidah Bahasa
Indonesia
14 dan 15 2
Penyajian Urutan penyajian 16 dan 17 2
Penyajian Pembelajaran 18 dan 19 2
Pendukung Penyajian 20 dan 21 2
Berdiri Sendiri (Stand Alone) 22, 23 dan
24 3
Kegrafikaan Kemenarikan 25 dan 26 2
Ketepatan penggunaan ukuran dan
variasi huruf
27 dan 28 2
2) Lembar Penilaian oleh Pengguna (Siswa)
Lembar penilaian bahan ajar oleh pengguna (siswa) digunakan untuk
memperoleh data tentang respons siswa terhadap penggunaan bahan ajar yang
telah dikembangkan. Kisi-kisi lembar penilaian bahan ajar oleh siswa dapat dilihat
pada Tabel 3.3.
Tabel 3. 3 Kisi-Kisi Lembar Penilaian oleh Siswa
Aspek No. Butir Jumlah
Penyajian Materi 1,2,3,4,5 5
Bahasa dan Tampilan 6,7,8,9 4
Manfaat Penggunaan 10,11,12,13,14,15 6
3. Development (Tahap Pengembangan)
Tahap development merupakan kegiatan merealisasikan hasil perancangan
pada tahap design menjadi sebuah produk bahan ajar. Hal-hal yang dilakukan
39
pada tahap development yaitu pembuatan bahan ajar, validasi bahan ajar, dan
revisi bahan ajar. Ketiga tahapan tersebut diuraikan sebagai berikut:
a. Pembuatan bahan ajar
Pembuatan bahan ajar disesuaikan dengan rancangan yang telah disusun pada
tahap design. Pada tahap ini diperoleh produk berupa berupa modul materi
SPLDV berorientasi pada kemampuan representasi matematis. Pembuatan bahan
ajar ini dibantu dengan menggunakan software seperti Microsoft Office Word
2010, Canva, dan Heyzine Flipbook.
b. Validasi bahan ajar
Setelah instrumen penilaian bahan ajar selesai dirumuskan, dan telah melewati
tahap bimbingan dan arahan dari pembimbing, maka peneliti melakukan tahap
validasi produk. Validasi bahan ajar dilakukan untuk mengetahui kelayakan bahan
ajar yang telah dibuat oleh peneliti. Selain itu, validasi bahan ajar juga bertujuan
untuk mendapatkan tanggapan dan saran dari validator, sehingga dapat dijadikan
perbaikan bahan ajar sebelum diimplementasikan secara terbatas kepada siswa.
Validasi bahan ajar dilakukan oleh pakar dan praktisi pendidikan.Validasi bahan
ajar oleh pakar terdiri dari 3 dosen Pendidikan Matematika, untuk mengetahui
kesesuaian konten bahan ajar dengan materi.Validasi bahan ajar oleh praktisi
pendidikan terdiri dari 5 guru matematika, untuk melihat visibilitas dan
kemudahan bahan ajar bagi siswa.
Setelah melakukan validasi bahan ajar, langkah selanjutnya adalah
menganalisis hasil data validasi. Hasil data diinterpretasikan dengan cara
perhitungan frekuensi dan persentase, kemudian ditafsirkan menggunakan kalimat
sebagai penjelasannya. Data yang diperoleh dari pakar dan praktisi digunakan
untuk mengetahui tingkat kelayakan bahan ajar yang telah dibuat. Berikut
langkah-langkah dalam mengolah data:
a. Memberikan skor pada setiap butir-butir penyataan yang sesuai dengan aspek-
aspek yang diamati dengan kriteria penskoran yang disajikan pada Tabel 3.4.61
61
Riduwan dan Akdon, Rumus Dan Data Dalam Analisis Statistika (Bandung: Alfabeta,
2015), h. 16.
40
Tabel 3. 4 Kriteria Pemberian Skor
Skor Keterangan
5 Sangat Layak (SL)
4 Layak (L)
3 Cukup Layak (CL)
2 Tidak Layak (TL)
1 Sangat Tidak Layak (STL)
b. Selanjutnya data tersebut dihitung pada tiap aspek penilaian untuk melihat
kelayakan bahan ajar dengan menggunakan rumus berikut:62
c. Langkah terakhir yaitu menyimpulkan hasil perhitungan yang diperoleh
dengan melakukan interpretasi berdasarkan kriteria persentase, dengan
ketentuan sebagai berikut.63
Tabel 3. 5 Range Persentase dan Kriteria Kualitas Produk
Persentase (%) Interpretasi
Sangat Layak
Layak
Cukup Layak
Tidak Layak
Sangat Tidak Layak
c. Revisi bahan ajar
Setelah mendapatkan penilaian dari para validator, terdapat juga komentar dan
saran yang menjadi acuan dalam memperbaiki bahan ajar yang telah
dikembangkan sebelum diimplementasi secara terbatas kepada siswa.
4. Implementation (Tahap Implementasi)
Tahap implementation merupakan tahapan penerapan bahan ajar yang telah
dibuat. Bahan ajar yang telah divalidasi dan direvisi berdasarkan komentar dan
62
Ibid. h. 18. 63
Ibid.
41
saran dari validator, selanjutnya bahan ajar diimplementasikan secara terbatas
kepada siswa. Pada tahap ini, siswa diminta untuk mengerjakan bahan ajar materi
SPLDV berorientasi kemampuan representasi matematis.
5. Evaluation (Tahap Evaluasi)
Tahap terakhir adalah tahap evaluasi. Evaluasi yang dilakukan dalam
penelitian ini berupa penilaian bahan ajar oleh pengguna (siswa) pada aspek
penyajian materi, bahasa dan tampilan, dan manfaat penggunaan bahan ajar.
Siswa diberikan angket tentang penilaian bahan ajar yang telah mereka gunakan.
Setelah diperoleh hasil angket penilaian bahan ajar oleh siswa, data tersebut
dianalisis untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap bahan ajar yang
telah dikembangkan. Analisis data lembar penilaian bahan ajar oleh siswa
dilakukan dengan menggunakan cara yang sama seperti analisis data validasi oleh
pakar dan praktisi. Siswa memberikan penilaian dengan menggunakan skala
penilaian pada Tabel 3.4. Selanjutnya, data yang telah diperoleh dihitung nilai
persentasenya, kemudian data kuantitatif tersebut diubah menjadi data kualitatif
berdasarkan kriteri pada Tabel 3.5 untuk mengetahui kriteria kelayakan bahan ajar
yang dikembangkan.
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Tahapan ADDIE
Produk akhir yang dihasilkan dari penelitian ini adalah bahan ajar matematika
berupa modul elektronik pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
(SPLDV) untuk kelas VIII (Delapan) SMP/MTs yang terdiri dari 5 kegiatan
pembelajaran. Pengembangan bahan ajar yang dilakukan menggunakan model
pengembangan ADDIE yang terdiri dari 5 tahapan, yaitu Analysis (Analisis),
Design (Perancangan), Development (Pengembangan), Implementation
(Implementasi), dan Evaluation (Evaluasi). Berikut hasil pengembangan bahan
ajar yang disusun berdasarkan tahapan dalam model pengembangan ADDIE:
1. Analysis (Analisis)
Tahap analisis bertujuan untuk mengumpulkan informasi mengenai hal yang
dibutuhkan dalam pembuatan bahan ajar. Tahap ini terdiri dari dua kegiatan
analisis, yaitu analisis kebutuhan dan analisis kurikulum.
a. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan disusun berdasarkan kegiatan wawancara yang dilakukan
kepada 1 orang guru matematika dan dan pengisian angket melalui google form
oleh siswa kelas VIII di SMP Negeri 10 Kota Tangerang. Hasil wawancara dapat
dilihat pada Lampiran 2.
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan guru matematika,
diperoleh bahwa dalam kegiatan pembelajaran matematika guru masih
menggunakan metode ceramah sehingga proses pembelajaran didominasi oleh
guru dan siswa cenderung pasif. Selain itu, bahan ajar yang digunakan oleh guru
dalam menyampaikan materi berupa buku paket matematika Kurikulum 2013
(revisi 2017), LKS, ataupun powerpoint belum membantu proses pembelajaran
secara aktif dan mengarahkan siswa pada kemampuan representasi matematis.
43
Selain itu, pada analisis kebutuhan dilakukan juga penyebaran angket melalui
google form kepada siswa kelas VIII di SMP Negeri 10 Kota Tangerang. Berikut
beberapa hasil angket kebutuhan yang diisi oleh siswa (untuk lebih lengkapnya
dapat dilihat di Lampiran 4):
Gambar 4. 1 Diagram Lingkaran Nilai Ulangan Matematika
Gambar 4. 2 Diagram Lingkaran Kesulitan Belajar SPLDV
44
Berdasarkan diagram lingkaran pada Gambar 4.1, diperoleh hanya 14,9%
siswa yang mendapat nilai di atas 80 dan siswa yang mendapat nilai pada rentang
nilai KKM untuk kelas VIII yaitu pada nilai 70-79 sebanyak 31,9%.
Pengembangan bahan ajar pada penelitian ini hanya difokuskan pada materi
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV). Berdasarkan diagram lingkaran
pada Gambar 4.2, diperoleh 70,2% siswa kesulitan ketika mempelajari materi
SPLDV. Kesulitan siswa dalam mempelajari materi SPLDV juga didukung oleh
hasil wawancara dengan guru yang menyatakan bahwa kesulitan yang dialami
siswa dalam pembelajaran matematika (khususnya materi SPLDV) adalah
membuat model matematika dari soal cerita yang disajikan dan kesulitan dalam
melakukan operasi hitung aljabar. Dari permasalahan yang telah disebutkan, maka
peneliti memandang bahwa perlu untuk mengembangkan bahan ajar pada materi
SPLDV berorientasi kemampuan representasi matematis.
b. Analisis Kurikulum
Pada tahap ini, peneliti menganalisis Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi
Dasar (KD) yang tercantum dalam Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 untuk
menghasilkan Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator Pencapaian Kompetensi
(IPK) yang akan digunakan peneliti. Kompetensi Dasar (KD) dan Indikator
Pencapaian Kompetensi (IPK) dalam penelitian ini ditetapkan berdasarkan
indikator kemampuan representasi matematis dan merujuk pada KD 3.5 dan KD
4.5. Kompetensi Dasar (KD) yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1) Menjelaskan sistem persamaan linear dua variabel dan penyelesaiannya yang
dihubungkan pada masalah kontekstual.
2) Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua
variabel pada materi SPLDV.
Selanjutnya, berdasarkan KD tersebut dijabarkan Indikator Pencapaian
Kompetensi (IPK) yang digunakan dalam penelitian ini:
1) Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear dua variabel.
45
2) Menyatakan langkah-langkah penyelesaian sistem persamaan linear dua
variabel dengan menggunakan metode grafik.
3) Menyatakan langkah-langkah penyelesaian sistem persamaan linear dua
variabel dengan menggunakan metode substitusi.
4) Menyatakan langkah-langkah penyelesaian sistem persamaan linear dua
variabel dengan menggunakan metode eliminasi.
5) Menyatakan langkah-langkah penyelesaian sistem persamaan linear dua
variabel dengan menggunakan metode gabungan (eliminasi-substitusi).
6) Menyajikan grafik untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
sistem persamaan linear dua variabel (metode grafik).
7) Membuat model matematika untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan metode
substitusi.
8) Membuat model matematika untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan metode
eliminasi.
9) Membuat model matematika untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan sistem persamaan linear dua variabel dengan menggunakan metode
gabungan (eliminasi-substitusi).
2. Design (Perancangan)
Hasil dari tahapan analisis yang telah dilakukan digunakan sebagai dasar pada
tahap design (perancangan). Pada tahap design (perancangan) terdapat empat
tahapan, yaitu penetapan tujuan pembelajaran, penggunaan indikator kemampuan
representasi matematis, penyusunan kerangka struktur isi bahan ajar, dan
perancangan instrumen penilaian bahan ajar. Berikut hasil kegiatan yang telah
dilakukan berdasarkan keempat tahapan tersebut:
a. Penetapan Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran pada penelitian ini ditetapkan berdasarkan penguasaan
Kompetensi Dasar (KD) yang telah ditetapkan pada tahap analisis kurikulum.
46
Tujuan pembelajaran yang diharapkan setelah proses pembelajaran menggunakan
bahan berorientasi kemampuan representasi matematis disajikan dalam Tabel 4.1.
Tabel 4. 1 Tujuan Pembelajaran
No. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat membuat model matematika dari masalah yang berkaitan
dengan sistem persamaan linear dua variabel.
2. Siswa dapat menyatakan langkah-langkah penyelesaian sistem persamaan
linear dua variabel dengan menggunakan metode grafik.
3. Siswa dapat menyajikan grafik untuk menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel (metode grafik)
4. Siswa dapat menyatakan langkah-langkah penyelesaian sistem persamaan
linear dua variabel dengan menggunakan metode substitusi.
5. Siswa dapat membuat model matematika untuk menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dengan
menggunakan metode substitusi.
6. Siswa dapat menyatakan langkah-langkah penyelesaian sistem persamaan
linear dua variabel dengan menggunakan metode eliminasi.
7. Siswa dapat membuat model matematika untuk menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dengan
menggunakan metode eliminasi.
8. Siswa dapat menyatakan langkah-langkah penyelesaian sistem persamaan
linear dua variabel dengan menggunakan metode gabungan (eliminasi-
substitusi).
9. Siswa dapat membuat model matematika untuk menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel dengan
menggunakan metode gabungan (eliminasi-substitusi).
b. Penggunaan Indikator Kemampuan Representasi Matematis
Selain bertujuan untuk membantu siswa memahami materi SPLDV, bahan ajar
yang dikembangkan berupa e-modul berorientasi kemampuan representasi
matematis juga bertujuan untuk mengembangkan kemampuan representasi
47
matematis siswa. Pengembangan kemampuan tersebut dikembangkan melalui
tahapan pembelajaran dalam e-modul yang berupa indikator kemampuan
representasi matematis. Terdapat tiga indikator kemampuan representasi
matematis yang dijadikan tahapan pembelajaran dalam e-modul, yaitu pictorial
representation, symbolic representation, dan verbal representation. Pada tahap
pictorial representation, siswa menyajikan gambar, grafik dan tabel dari suatu
bentuk representasi. Pada tahap symbolic representation, siswa membuat model
matematika dari permasalahan yang berkaitan dengan situasi yang diberikan. Pada
tahap verbal representation, siswa menyatakan langkah-langkah penyelesaian
masalah berkaitan dengan situasi yang diberikan.
c. Penyusunan Materi dan Kerangka Struktur Isi Bahan Ajar
Penyusunan materi dalam bahan ajar merupakan susunan materi yang
disajikan dalam bahan ajar. Kemudian, untuk struktur isi bahan ajar ini, terdiri
dari 4 rancangan. Adapun susunan materi yang disajikan dalam bahan ajar dan
penjabaran struktur dari ketiga bagian tersebut ditampilkan dalam Tabel 4.2 dan
Tabel 4.3.
Tabel 4. 2 Susunan Materi pada Bahan Ajar
Materi Sub Materi
Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV)
Bentuk umum Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV)
Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) dengan metode grafik
Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) dengan metode substitusi
Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) dengan metode eliminasi
Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua
Variabel (SPLDV) dengan metode gabungan
(eliminasi-substitusi)
Tabel 4. 3 Struktur Isi Bahan Ajar
Rancangan Isi
Pertama
Halaman sampul judul
Kata pengantar
Daftar Isi
Peta Materi
48
Rancangan Isi
Kedua Pendahuluan
Deskripsi bahan ajar
Prasyarat
Kompetensi Dasar dan Indikator
Pencapaian Kompetensi
Ketiga
Kegiatan Belajar 1 Tujuan Pembelajaran
Apersepsi (Mari Ingat Kembali)
Aktivitas Pembelajaran
Latihan
Rangkuman
Refleksi
Kegiatan Belajar 2
Kegiatan Belajar 3
Kegiatan Belajar 4
Kegiatan Belajar 5
Evaluasi
Keempat
Kunci Jawaban Latihan Soal
Glosarium
Daftar Pustaka
d. Perancangan Instrumen Penilaian Bahan Ajar
Perancangan instrumen penilaian bahan ajar betujuan untuk memvalidasi
produk bahan ajar yang telah dibuat oleh peneliti. Instrumen penilaian bahan ajar
yang dibuat pada penelitian ini terdiri dari angket validasi oleh pakar, angket
validasi oleh praktisi, dan angket penilaian bahan ajar oleh pengguna.
Perancangan instrumen penilaian bahan ajar dibuat berdasarkan kisi-kisi yang
disusun oleh BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) yang tertera pada BAB
III.
Hasil akhir dari tahap design berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang dapat dilihat pada Lampiran 5 dan instrumen penilaian bahan ajar
dapat dilihat pada Lampiran 6, Lampiran 7, dan Lampiran 8.
3. Development (Pengembangan)
Pada tahap development (pengembangan), bahan ajar berupa e-modul
dikembangkan berdasarkan yang telah dibuat. Tahapan dalam proses
pengembangan bahan ajar tersusun dalam 3 tahapan sebagai berikut:
a. Pembuatan Bahan Ajar
Bahan ajar yang dikembangkan pada penelitian ini berupa bahan ajar non
cetak dalam bentuk e-modul yang dibuat berdasarkan hasil rancangan pada tahap
design (perancangan). Pembuatan bahan ajar disusun dengan menggunakan
49
aplikasi Canva, Microsoft Office Word 2010, dan google form. Proses pembuatan
bahan ajar ini menghasilkan draft bahan ajar yang selanjutnya akan divalidasi
sebelum diimplementasi kepada siswa. Berikut penjelasan proses pembuatan
bahan ajar berorientasi kemampuan representasi matematis:
1) Pembuatan rancangan pertama terdiri dari pembuatan sampul atau cover
depan, halaman depan isi e-modul, kata pengantar, daftar isi, dan peta materi.
Pembuatan sampul atau cover depan dan halaman depan bahan ajar
menggunakan aplikasi Canva yang penyusunannya dibantu menggunakan
aplikasi Microsoft Office Word 2010.
Gambar 4.3 Pembuatan Cover Depan
Gambar 4.4 Pembuatan Halaman Depan
50
Gambar 4.3 dan Gambar 4.4 menampilkan tampilan proses pembuatan cover
depan bahan ajar dengan menggunakan Canva. Pada tampilan cover depan
terdapat judul bahan ajar, logo UIN, keterangan kelas dan jenjang, serta beberapa
gambar pendukung. Sedangkan halaman depan bahan ajar terdapat nama
penyusun, nama pembimbing, institusi tempat peneliti menempuh pendidikan,
serta QR code yang akan terhubung dengan bahan ajar dalam bentuk elektronik
(e-modul). Cover dan halaman depan yang sudah dibuat pada canva, kemudian
disimpan dalam format .png dan dipindahkan ke dalam aplikasi Microsoft Office
Word 2010.
Gambar 4.5, 4.6, dan 4.7 terlihat tampilan kata pengantar, daftar isi, dan peta
materi yang telah dibuat dengan menggunakan aplikasi Canva. Ketiga rancangan
gambar tersebut kemudian disimpan dalam format .png dan dipindahkan ke dalam
aplikasi Microsoft Office Word 2010. Pembuatan kata pengantar berisikan ucapan
terima kasih oleh penulis atas selesainya pembuatan bahan ajar. Pembuatan daftar
isi bertujuan untuk memudahkan pembaca mengetahui halaman-halaman pada
bagian tertentu pada bahan ajar. Pembuatan peta materi bertujuan untuk
memudahkan pembaca mengetahui isi materi dalam bahan ajar.
Gambar 4. 5 Pembuatan Kata Pengantar
51
Gambar 4. 6 Pembuatan Daftar Isi
Gambar 4. 7 Pembuatan Peta Materi
2) Gambar 4.8 merupakan pembuatan rancangan kedua yang merupakan
pendahuluan terdiri dari deskripsi bahan ajar, prasyarat, dan kompetensi dasar
dan indikator menggunakan aplikasi Canva. Rancangan pendahuluan yang
telah dibuat dengan menggunakan aplikasi Canva, kemudian disimpan dalam
format .png dan dipindahkan ke dalam aplikasi Microsoft Office Word 2010.
Deskripsi bahan ajar berisikan penjelasan singkat mengenai e-modul,
prasyarat berisikan materi yang harus dipahami siswa agar memudahkannya
dalam mempelajari materi dalam e-modul ini, dan kompetensi dasar &
52
indikator dibuat dengan tujuan para pembaca khususnya guru dapat
mengetahui indikator pembelajaran yang diharapkan tercapai setelah siswa
belajar menggunakan e-modul ini.
Gambar 4. 8 Pembuatan Pendahuluan
3) Gambar 4.9 dan Gambar 4.10 merupakan pembuatan rancangan ketiga terdiri
dari pembuatan Kegiatan Belajar 1-5 dan soal evaluasi menggunakan aplikasi
Microsoft Office Word 2010. Pada setiap kegiatan belajar berisikan tujuan
pembelajaran, panduan kegiatan pembelajaran, serta apersepsi awal dari
materi pembelajaran, tahapan pembelajaran yang disesuaikan dengan indikator
kemampuan representasi matematis (symbolic representation, pictorial
representation, verbal representation), latihan soal, rangkuman, dan refleksi.
Setiap kegiatan belajar dilengkapi dengan qr code dan link yang terhubung
dengan google form sebagai akses untuk mengisi dan mengumpulkan jawaban
pada kegiatan belajar.
53
Gambar 4. 9 Pembuatan Kegiatan Belajar
Gambar 4. 10 Pembuatan Soal Evaluasi
4) Gambar 4.11 dan Gambar 4.12 merupakan pembuatan rancangan terakhir
yang terdiri dari pembuatan kunci jawaban latihan soal, glosarium, dan daftar
pustaka. Pembuatan kunci jawaban latihan soal bertujuan untuk membantu
siswa mengetahui kebenaran hasil kerjanya, sehingga bahan ajar ini dapat
digunakan secara mandiri. Pembuatan glosarium bertujuan untuk membantu
siswa memahami istilah yang digunakan dalam bahan ajar. Pembuatan daftar
54
pustaka bertujuan memberikan informasi kepada pembaca bahwa bahan ajar
yang dibuat merupakan hasil dari berbagai sumber.
Gambar 4. 11 Pembuatan Kunci Jawaban
Gambar 4. 12 Pembuatan Glosarium dan Daftar Pustaka
Keempat rancangan yang telah selesai dibuat, kemudian disimpan dalam format
.pdf. Bahan ajar yang telah disimpan dalam format .pdf dipublikasi atau
dikonversi pada heyzine flipbook seperti pada Gambar 4.13. Tampilan bahan ajar
yang lengkap dapat dilihat pada Lampiran 19.
55
Gambar 4. 13 Tampilan Bahan Ajar Setelah dikonversi Heyzine Flipbook
b. Validasi Bahan Ajar
Pada tahap ini, draft bahan ajar yang telah selesai dibuat akan mendapatkan
penilaian atau validasi oleh pakar dan praktisi. Penilaian ini dilakukan untuk
mengetahui kelayakan bahan ajar yang dikembangkan, sebelum
diimplementasikan atau diuji coba pada siswa. Validasi bahan ajar pada penelitian
ini dilakukan oleh pakar dan praktisi, yang terdiri dari 3 orang dosen Jurusan
Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan 5 orang guru
matematika SMP. Validasi bahan ajar oleh pakar dinilai oleh 2 orang dosen
Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan dosen
pembimbing II.Validasi bahan ajar oleh praktisi, dinilai oleh 3 orang guru
matematika SMPN 10 Kota Tangerang dan 2 orang guru matematika SMPIT
Tunas Harapan Ilahi. Adapun surat izin permohonan validator dapat dilihat pada
lampiran 9.
Pelaksanaan validasi bahan ajar oleh pakar dan praktisi dilakukan secara
bersamaan. Setiap validator (pakar dan praktisi) diberikan angket validasi untuk
memberikan penilaian pada setiap aspek yang sudah ditentukan oleh peneliti.
Aspek yang divalidasi meliputi aspek kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan
kegrafikaan. Selain itu, validator juga memberikan komentar dan saran terkait
56
bahan ajar yang telah dikembangkan oleh peneliti. Kometar dan saran yang
diberikan oleh validator dijadikan sebagai acuan untuk melakukan perbaikan pada
bahan ajar. Komentar dan saran dari validator pakar dan praktisi disajikan dalam
Tabel 4.4 dan Tabel 4.5.
Tabel 4. 4 Komentar dan Saran Validator Pakar (Dosen)
No. Validator Pakar (Dosen)
Aspek Komentar dan Saran
1. Aspek
Kelayakan Isi
Urutan indikator tidak sesuai dengan urutan kegiatan
belajar yang dikembangkan, seharusnya urutan dalam
indikator disesuaikan dengan urutan kegiatan belajar
2. Aspek
Kebahasaan
Penggunaan kata “peta konsep” kurang tepat, seharusnya
“peta materi”
Pada Latihan 2 Nomor 1, penggunaan kata “selesaian”
kurang tepat, seharusnya “penyelesaian”
Pada bagian Refleksi, bahasa yang digunakan lebih cocok
untuk orang dewasa, seharusnya disesuaikan dengan siswa
SMP
Ada beberapa ejaan yang salah pengetikan
3. Aspek
Penyajian
Pada bagian daftar isi, seharusnya posisi nomor halaman
diletakkan pada bagian kanan agar tidak mendistraksi
pembaca saat membaca daftar isi.
Pada bagian Mari Ingat Kembali Kegiatan Belajar 4,
contoh permisalan yang digunakan jangan buah,
seharusnya cari benda yang beratnya lebih stabil, seperti
buku, pensil, air mineral, makanan ringan.
4. Aspek
Kegrafikaan
Pada bagian cover bahan ajar, tulisan “Berorientasi
Kemampuan Representasi Matematis” dan “Materi Sistem
Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)” diperlihatkan
lebih besar dan tulisan “Bahan Ajar Matematika”
diperkecil.
Tabel 4. 5 Komentar dan Saran Validator Praktisi (Guru Matematika)
No. Validator Praktisi (Guru Matematika)
Aspek Komentar dan Saran
1. Aspek Kebahasaan Perbaiki ejaan yang salah pengetikan.
2. Aspek Kegrafikaan Tambahkan instrumen pada bahan ajar e-modul,
agar bahan ajar menjadi lebih menarik
57
1) Validasi Bahan Ajar oleh Pakar
Pada tahap ini, peneliti menganalisis data berdasarkan hasil pengisian lembar
validasi bahan ajar oleh para pakar. Aspek yang dinilai dari validasi bahan ajar
oleh pakar terdiri dari empat aspek, yaitu kelayakan isi, kebahasaan, penyajian,
dan kegrafikaan. Empat aspek tersebut dinilai melalui lembar validasi berupa
lembar checklist (centang) yang terdiri dari 32 pernyataan yang dibuat dengan
menggunakan skala penilaian 1-5, dengan keterangan sangat tidak layak sampai
sangat layak.
Pihak yang memvalidasi instrumen ini meliputi 3 orang dosen selaku dosen
pembimbing II dan dosen Jurusan Pendidikan Matematika UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, yaitu Khairunnisa, S.Pd., M.Si., Dr. Lia Kurniawati, M.Pd.,
dan Ramdani Miftah M.Pd. Hasil validasi bahan ajar oleh pakar dapat dilihat pada
lampiran 10.
Hasil secara keseluruhan validasi bahan ajar oleh para pakar dapat dilihat pada
Tabel 4.6 yang menyatakan bahwa bahan ajar termasuk pada kriteria sangat layak
dengan perolehan skor persentase sebesar 92,54%. Adapun hasil penilaian yang
memiliki skor persentase tertinggi terdapat pada aspek kegrafikaan dengan
perolehan skor sebesar 96,67%, sedangkan skor persentase terendah terdapat pada
aspek kelayakan isi dengan perolehan skor sebesar 89,63%. Hasil perhitungan
validasi bahan ajar oleh pakar dapat dilihat pada lampiran 11. Berikut hasil
analisis data validasi bahan ajar oleh para pakar pada setiap aspek ditampilkan
dalam Tabel 4.6.
Tabel 4. 6 Hasil Validasi Bahan Ajar oleh Pakar
No. Aspek Persentase (%) Kriteria
1. Kelayakan isi 89,63 Sangat Layak
2. Kebahasaan 89,70 Sangat Layak
3. Penyajian 94,17 Sangat Layak
4. Kegrafikaan 96,67 Sangat Layak
Penilaian Keseluruhan 92,54 Sangat Layak
58
Berikut pemaparan hasil validasi bahan ajar oleh pakar pada setiap aspek:
a) Kelayakan isi
Pada aspek kelayakan isi terdapat 4 indikator penilaian seperti yang disajikan
pada Tabel 4.7. Berdasarkan Tabel 4.7, secara keseluruhan bahan ajar termasuk
dalam kriteria sangat layak pada aspek kelayakan isi dengan persentase sebesar
89,63%. Indikator kesesuaian KD, indikator, dan tujuan pembelajaran (self
instructional) mendapatkan kriteria sangat layak dengan persentase 100%. Pada
indikator ketermuatan materi (self contained) mendapatkan kriteria sangat layak
dengan persentase 93,33%. Selanjutnya, pada indikator kesesuaian dengan
indikator kemampuan representasi matematis mendapatkan kriteria sangat layak
dengan persentase 84,44%. Pada indikator kesesuaian dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (adaptive) mendapatkan kriteria sangat layak dengan
persentase 83,33%.
Skor tertinggi diperoleh pada indikator kesesuaian KD, indikator, dan tujuan
pembelajaran (self instructional) dengan persentase sebesar 100%, sedangkan skor
terendah diperoleh pada indikator kesesuaian dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (adaptive) dengan persentase sebesar 83,33%. Hal ini
menunjukkan bahwa isi bahan ajar e-modul secara keseluruhan sudah sesuai
dengan kurikulum 2013 dan kompetensi dasar yang hendak dicapai siswa pada
materi SPLDV.
Berdasarkan penilaian validator terdapat satu buah saran yang berkaitan
dengan aspek kelayakan isi, yaitu urutan pada indikator harus disesuaikan dengan
kegiatan belajar.
Tabel 4. 7 Hasil Validasi Aspek Kelayakan Isi oleh Pakar
No. Indikator Skor Skor
Ideal
Persentase
Kriteria
1.
Kesesuaian KD, indikator, dan
tujuan pembelajaran (Self
Instructional)
30 30 100 Sangat
Layak
2. Ketermuatan materi (Self
Contained) 28 30 93,33
Sangat
Layak
3. Kesesuaian dengan indikator 38 45 84,44 Sangat
59
kemampuan representasi
matematis
Layak
4.
Kesesuaian dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi
(Adaptive)
25 30 83,33 Sangat
Layak
Penilaian Keseluruhan 121 135 89,63 Sangat
Layak
b) Kebahasaan
Pada aspek kebahasaan terdapat 5 indikator penilaian seperti yang disajikan
pada tabel 4.8. Berdasarkan Tabel 4.8, secara keseluruhan bahan ajar termasuk
dalam kriteria sangat layak pada aspek kebahasaan dengan persentase sebesar
89,7%. Indikator lugas mendapatkan kriteria sangat layak dengan persentase
86,67%. Pada indikator kesesuaian dengan perkembangan peserta didik
mendapatkan kriteria layak dengan persentase 76,67%. Selanjutnya, pada
indikator kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia mendapatkan kriteria sangat
layak dengan persentase 90%. Pada indikator penggunaan istilah, simbol, atau
ikon mendapatkan kriteria sangat layak dengan persentase 100%. Indikator mudah
digunakan (user friendly) mendapatkan kriteria sangat layak dengan persentase
90%.
Skor tertinggi diperoleh pada indikator penggunaan istilah, simbol, atau ikon
dengan persentase sebesar 100%, sedangkan skor terendah diperoleh pada
indikator kesesuaian dengan perkembangan peserta didik dengan persentase
sebesar 76,67%. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan secara
umum sudah cukup jelas dan sesuai dengan kaidah bahasa. Namun, menurut
penilaian validator pada bagian refleksi bahasa digunakan kurang sesuai dengan
perkembangan peserta didik. Selain itu, terdapat validator juga memberikan saran
masih terdapat beberapa ejaan yang perlu diperbaiki, dan ukuran tulisan pada
gambar dan grafik perlu diperbesar agar terlihat lebih jelas.
Tabel 4. 8 Hasil Validasi Aspek Kebahasaan oleh Pakar
No. Indikator Skor Skor
Ideal
Persentase
Kriteria
1. Lugas 26 30 86,67 Sangat
Layak
60
2. Kesesuaian dengan
perkembangan peserta didik 23 30 76,67 Layak
3. Kesesuaian dengan kaidah
bahasa indonesia 27 30 90
Sangat
Layak
4. Penggunaan istilah, simbol,
atau ikon 45 45 100
Sangat
Layak
5. Mudah digunakan (User
Friendly) 27 30 90
Sangat
Layak
Penilaian Keseluruhan 148 165 89,7 Sangat
Layak
c) Penyajian
Pada aspek penyajian terdapat 3 indikator penilaian seperti yang disajikan
pada tabel 4.9. Berdasarkan Tabel 4.9, secara keseluruhan bahan ajar termasuk
dalam kriteria sangat layak pada aspek penyajian dengan persentase sebesar
94,1%. Indikator teknik penyajian mendapatkan kriteria sangat layak dengan
persentase 86,67%. Pada indikator pendukung penyajian mendapatkan kriteria
layak dengan persentase 97,78%. Selanjutnya, pada indikator berdiri sendiri
(stand alone) mendapatkan kriteria sangat layak dengan persentase 95,56%.
Skor tertinggi diperoleh pada indikator pendukung penyajian dengan
persentase sebesar 97,78%, sedangkan skor terendah diperoleh pada indikator
teknik penyajian dengan persentase sebesar 86,67%. Hal ini menunjukkan bahwa
pendukung penyajian yang disajikan pada bahan ajar ini sudah sesuai. Namun,
menurut penilaian validator penyajian nomor halaman pada bagian daftar isi
masih kurang sesuai.
Tabel 4. 9 Hasil Validasi Aspek Penyajian oleh Pakar
No. Indikator Skor Skor
Ideal Persentase Kriteria
1. Teknik penyajian 26 30 86,67 Sangat
Layak
2. Pendukung penyajian 44 45 97,78 Sangat
Layak
3. Berdiri sendiri (Stand
Alone) 43 45 95,56
Sangat
Layak
Penilaian Keseluruhan 113 120 94,1 Sangat
Layak
61
d) Kegrafikaan
Pada aspek kegrafikaan terdapat 2 indikator penilaian seperti yang disajikan
pada tabel 4.10. Berdasarkan Tabel 4.10, secara keseluruhan bahan ajar termasuk
dalam kriteria sangat layak pada aspek kegrafikaan dengan persentase sebesar
96,67%. Skor tertinggi diperoleh pada indikator desain isi modul dengan
persentase sebesar 100%, sedangkan skor terendah diperoleh pada indikator
desain sampul (cover) modul dengan persentase sebesar 93,33%. Hal ini
menunjukkan bahwa desain isi yang disajikan dalam bahan ajar sudah sesuai.
Namun, menurut penilaian validator font size yang digunakan pada cover bahan
ajar masih kurang sesuai.
Tabel 4. 10 Hasil Validasi Aspek Kegrafikaan oleh Pakar
No. Indikator Skor Skor
Ideal Persentase Kriteria
1. Desain sampul (cover)
modul 28 30 93,33 Sangat Layak
2. Desain isi modul 30 30 100 Sangat Layak
Penilaian Keseluruhan 58 60 96,67 Sangat Layak
2) Validasi Bahan Ajar oleh Praktisi
Pada tahap ini, peneliti menganalisis data berdasarkan hasil pengisian lembar
validasi bahan ajar oleh praktisi. Aspek yang dinilai dari validasi bahan ajar oleh
pakar terdiri dari empat aspek, yaitu kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan
kegrafikaan. Empat aspek tersebut dinilai melalui lembar validasi berupa lembar
checklist (centang) yang terdiri dari 28 pernyataan yang dibuat dengan
menggunakan skala penilaian 1-5, dengan keterangan sangat tidak layak sampai
sangat layak.
Pihak yang memvalidasi instrumen ini meliputi 5 orang guru matematika,
yakni 3 orang guru matematika dari SMPN 10 Kota Tangerang, yaitu Dra.
Fatmawati, Muhimah, S.Pd., Saefudin Zuhri, S.Pd dan 2 orang guru matematika
dari SMPIT Tunas Harapan Ilahi, yaitu Isty Yulianti, M.Pd, Maulana Ibrahim,
S.Pd. Hasil validasi bahan ajar oleh praktisi dapat dilihat pada lampiran 12.
62
Hasil secara keseluruhan validasi bahan ajar oleh para pakar dapat dilihat pada
Tabel 4.6 yang menyatakan bahwa bahan ajar termasuk pada kriteria sangat layak
dengan perolehan skor persentase sebesar 92,54%. Adapun hasil penilaian yang
memiliki skor persentase tertinggi terdapat pada aspek kegrafikaan dengan
perolehan skor sebesar 96,67%, sedangkan skor persentase terendah terdapat pada
aspek kelayakan isi dengan perolehan skor sebesar 89,63%. Hasil perhitungan
validasi bahan ajar oleh praktisi dapat dilihat pada lampiran 13. Berikut hasil
analisis data validasi bahan ajar oleh para praktisi pada setiap aspek ditampilkan
dalam Tabel 4.11.
Tabel 4. 11 Hasil Validasi Bahan Ajar oleh Praktisi
No. Aspek Persentase (%) Kriteria
1. Kelayakan isi 84,5 Sangat Layak
2. Kebahasaan 89,71 Sangat Layak
3. Penyajian 85,78 Sangat Layak
4. Kegrafikaan 87 Sangat Layak
Penilaian Keseluruhan 86,75 Sangat Layak
Berikut pemaparan hasil validasi oleh praktisi pada setiap aspek:
a) Kelayakan Isi
Aspek kelayakan isi terdapat 3 indikator penilaian seperti yang disajikan pada
tabel 4.12. Berdasarkan Tabel 4.12, secara keseluruhan bahan ajar termasuk dalam
kriteria sangat layak pada aspek kelayakan isi dengan persentase sebesar 84,5%.
Indikator kesesuaian KD, indikator, dan tujuan pembelajaran (self instructional)
mendapatkan kriteria sangat layak dengan persentase 90%. Selanjutnya, pada
indikator ketermuatan materi (self contained) mendapatkan kriteria sangat layak
dengan persentase 85,33%. Pada indikator kesesuaian dengan indikator
kemampuan representasi matematis mendapatkan kriteria sangat layak dengan
persentase 80%. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan isi bahan ajar
sudah sesuai dengan KD, indikator, dan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai
siswa pada materi SPLDV.
63
Tabel 4. 12 Hasil Validasi Aspek Kelayakan Isi oleh Praktisi
No. Indikator Skor Skor
Ideal
Persentase
Kriteria
1.
Kesesuaian KD, indikator, dan
tujuan pembelajaran (Self
Instructional)
45 50 90 Sangat
Layak
2. Ketermuatan materi (Self
Contained) 64 75 85,33
Sangat
Layak
3.
Kesesuaian dengan indikator
kemampuan representasi
matematis
60 75 80 Sangat
Layak
Penilaian Keseluruhan 169 200 84,5 Sangat
Layak
b) Kebahasaan
Aspek kebahasaan terdapat 3 indikator penilaian seperti yang disajikan pada
tabel 4.13. Berdasarkan Tabel 4.13, secara keseluruhan bahan ajar termasuk dalam
kriteria sangat layak pada aspek kebahasaan dengan persentase sebesar 89,71%.
Indikator kejelasan informasi mendapatkan nilai persentase tertinggi yaitu sebesar
94% dengan kriteria sangat layak. Kemudian indikator komunikatif, dialogis, dan
interaktif dan kesesuaian dengan kaidah bahasa indonesia mendapatkan nilai
persentase terendah yaitu sebesar 88% dengan kriteria sangat layak. Hal ini
menunjukkan bahwa informasi yang terdapat pada bahan ajar sudah jelas, namun
menurut penilaian validator masih terdapat beberapa ejaan yang perlu diperbaiki.
Tabel 4. 13 Hasil Validasi Aspek Kebahasaan oleh Praktisi
No. Indikator Skor
Skor
Ideal
Persentase
Kriteria
1. Komunikatif, dialogis, dan
interaktif 66 75 88
Sangat
Layak
2. Kejelasan informasi 47 50 94 Sangat
Layak
3. Kesesuaian dengan kaidah
bahasa indonesia 44 50 88
Sangat
Layak
Penilaian Keseluruhan 169 200 89,71 Sangat
Layak
64
c) Penyajian
Aspek penyajian terdapat 4 indikator penilaian seperti yang disajikan pada
tabel 4.14. Berdasarkan Tabel 4.14, secara keseluruhan bahan ajar termasuk dalam
kriteria sangat layak pada aspek penyajian dengan persentase sebesar 85,78%.
Pada indikator urutan penyajian mendapatkan kriteria sangat layak dengan
persentase 84%. Pada indikator penyajian pembelajaran mendapatkan kriteria
sangat layak dengan persentase 86%. Selanjutnya, indikator pendukung penyajian
mendapatkan nilai persentase tertinggi yaitu sebesar 88% dengan kriteria sangat
layak. Pada indikator stand alone mendapatkan nilai persentase terendah yaitu
sebesar 85,33% dengan kriteria sangat layak. Hal ini menunjukkan bahwa
penyajian pada bahan ajar ini sudah runtut dan disusun secara sistematis sesuai
konsep bahan ajar yang dikembangkan.
Tabel 4. 14 Hasil Validasi Aspek Penyajian oleh Praktisi
No. Indikator Skor Skor
Ideal
Persentase
Kriteria
1. Urutan penyajian 42 50 84 Sangat
Layak
2. Penyajian pembelajaran 43 50 86 Sangat
Layak
3. Pendukung penyajian 44 50 88 Sangat
Layak
4. Berdiri sendiri (Stand
Alone) 64 75 85,33
Sangat
Layak
Penilaian Keseluruhan 193 225 85,78 Sangat
Layak
d) Kegrafikaan
Aspek kegrafikaan terdapat 2 indikator penilaian seperti yang disajikan pada
tabel 4.15. Berdasarkan Tabel 4.14, secara keseluruhan bahan ajar termasuk dalam
kriteria sangat layak pada aspek kegrafikaan dengan persentase sebesar 87%.
Indikator ketepatan penggunaan ukuran dan variasi huruf mendapatkan nilai
persentase tertinggi yaitu sebesar 90% dengan kriteria sangat layak. Sedangkan
indikator kemenarikan mendapatkan nilai persentase terendah yaitu sebesar 84%
dengan kriteria sangat layak. Hal ini menunjukkan bahwa ketepatan penggunaan
65
ukuran dan variasi huruf sudah sesuai. Namun, menurut penilaian dari praktisi
pada bahan ajar e-modul bisa ditambahkan musik instrumen agar bahan ajar
menjadi lebih menarik.
Tabel 4. 15 Hasil Validasi Aspek Kegrafikaan oleh Praktisi
No. Indikator Skor Skor
Ideal
Persentase
Kriteria
1. Kemenarikan 42 50 84 Sangat
Layak
2. Ketepatan penggunaan ukuran
dan variasi huruf 45 50 90
Sangat
Layak
Penilaian Keseluruhan 87 100 87 Sangat
Layak
c. Revisi bahan Ajar
Bahan ajar yang telah divalidasi oleh pakar dan praktisi, kemudian direvisi
berdasarkan komentar dan saran yang telah diberikan. Hasil revisi bahan ajar
diuraikan sebagai berikut: (Selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 14)
1) Perbaikan ukuran huruf pada bagian cover depan. Pada Gambar 4.14, ukuran
huruf yang digunakan untuk tulisan “Berorientasi Kemampuan Representasi
Matematis Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)” terlalu
kecil dan ukuran huruf yang digunakan untuk tulisan “Bahan Ajar
Matematika” terlalu besar. Maka dari itu, peneliti mengubah ukuran huruf
pada cover depan seperti yang terlihat pada Gambar 4.15.
Gambar 4. 14 Tampilan cover depan sebelum revisi
66
Gambar 4. 15 Tampilan cover depan setelah revisi
2) Perbaikan posisi halaman pada daftar isi. Posisi halaman pada daftar isi
seharusnya diletakkan pada bagian kanan agar tidak mendistraksi pembaca
dalam membaca daftar isi. Maka dari itu, peneliti mengubah posisi halaman
daftar isi pada bagian kanan seperti yang terlihat pada Gambar 4.17.
Gambar 4. 16 Tampilan daftar isi sebelum revisi
67
Gambar 4. 17 Tampilan daftar isi setelah revisi
3) Perbaikan penulisan konsep seharusnya peta materi. Gambar 4.19
memperlihatkan perubahan penulisan yang sebelumnya peta konsep menjadi
peta materi.
Gambar 4. 18 Tampilan peta materi sebelum revisi
68
Gambar 4. 19 Tampilan peta materi setelah revisi
4) Perbaikan pada urutan indikator yang tidak sesuai dengan urutan kegiatan
belajar yang dikembangkan, seharusnya urutan dalam indikator disesuaikan
dengan urutan kegiatan belajar. Maka dari itu, peneliti memperbaiki urutan
indikator dengan menyesuaikan kegiatan belajar yang dikembangkan.
Perbaikan tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.21.
Gambar 4. 20 Tampilan urutan indikator sebelum revisi
69
Gambar 4. 21 Tampilan urutan indikator setelah revisi
5) Perbaikan pada latihan 2 nomor 1 terkait penulisan kata “selesaian”. Gambar
4.23 memperlihatkan perubahan penulisan kata “selesaian” yang seharusnya
menjadi “penyelesaian”.
Gambar 4. 22 Tampilan latihan 2 nomor 1 sebelum revisi
70
Gambar 4. 23 Tampilan latihan 2 nomor 1 setelah revisi
6) Perbaikan latihan 2 nomor 3 terkait ukuran huruf yang digunakan pada gambar
terlalu kecil. Maka dari itu, peneliti memperbesar ukuran huruf pada gambar
soal nomor 3 latihan 2. Perbaikan tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.25.
Gambar 4. 24 Tampilan latihan 2 nomor 3 sebelum revisi
71
Gambar 4. 25 Tampilan latihan 2 nomor 3 setelah revisi
7) Perbaikan pada Situasi 3 terkait font size yang digunakan pada gambar terlalu
kecil. Maka dari itu, peneliti memperbesar font size pada gambar situasi 3.
Perbaikan tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.27.
Gambar 4. 26 Tampilan situasi 5 sebelum revisi
Gambar 4. 27 Tampilan situasi 5 setelah revisi
72
8) Perbaikan pada bagian Refleksi, bahasa yang digunakan lebih cocok untuk
orang dewasa seharusnya menggunakan bahasa yang sesuai dengan siswa
SMP. Maka dari itu, peneliti mengubahnya seperti yang tertera pada Gambar
4.29.
Gambar 4. 28 Tampilan Refleksi sebelum revisi
73
Gambar 4. 29 Tampilan refleksi setelah revisi
9) Perbaikan penggunaan contoh permisalan pada bagian apersepsi metode
eliminasi. Sebelumnya contoh permisalan adalah buah, sebaiknya cari benda
yang beratnya lebih stabil seperti, buku, pensil, air mineral, makanan ringan.
Berdasarkan saran yang diberikan oleh validator, peneliti mengubah contoh
permisalan menjadi buku dan pulpen seperti yang terlihat pada Gambar 4.31.
74
Gambar 4. 30 Tampilan apersepsi metode eliminasi sebelum revisi
Gambar 4. 31 Tampilan apersepsi metode eliminasi setelah revisi
75
10) Perbaikan beberapa ejaan yang salah pengetikan.
Gambar 4. 32 Tampilan Ejaan sebelum revisi
Gambar 4. 33 Tampilan Ejaan setelah revisi
76
4. Implementation (Implementasi)
Bahan ajar yang sudah divalidasi dan dikatakan layak serta direvisi sesuai
dengan komentar dan saran pakar dan praktisi, maka selanjutnya bahan ajar akan
diimplementasikan kepada siswa. Tahap implementasi yang dilakukan merupakan
implementasi terbatas pada kelompok kecil untuk memperoleh tanggapan siswa
terhadap bahan ajar berorientasi kemampuan representasi matematis, setelah siswa
mengerjakan bahan ajar ini. Implementasi bahan ajar dilakukan kepada 10 orang
siswa kelas VIII SMPN 10 Kota Tangerang.
Pelaksanaan implementasi dilakukan secara daring dengan mengunakan
google meet. Tahap implementasi yang dilakukan peneliti, yaitu terlebih dahulu
peneliti memberikan link bahan ajar e-modul kepada siswa, kemudian peneliti
menjelaskan kepada siswa cara penggunaan bahan ajar e-modul. Siswa diarahkan
untuk mencoba mengerjakan bahan ajar yang terdiri dari 5 kegiatan belajar dan
masing-masing kegiatan pembelajaran berisi satu situasi beserta langkah-langkah
pembelajaran yang disesuaikan dengan indikator kemampuan representasi
matematis (pictorial representation, symbolic representation, verbal
representation). Berikut hasil kerja siswa dalam mengerjakan salah satu bagian
situasi yang tersedia pada kegiatan belajar:
Gambar 4. 34 Hasil Kerja Siswa berdasarkan Bahan Ajar pada Tahap
Pictorial Representation
77
Gambar 4. 35 Hasil Kerja Siswa berdasarkan Bahan Ajar pada Tahap
Symbolic Representation
Gambar 4. 36 Hasil Kerja Siswa berdasarkan Bahan Ajar pada Tahap
Verbal Representation
Setelah siswa mengerjakan bahan ajar, siswa diberi soal evaluasi pada bagian
akhir bahan ajar yang diberikan setelah mempelajari serangkaian kegiatan belajar
yang ada pada bahan ajar. Soal tersebut terdiri dari 10 soal pilihan ganda dengan
butir pilihan a sampai d. Nilai implementasi terbatas pada siswa dapat dilihat pada
Lampiran 16.
Tabel 4. 16 Rangkuman Penilaian Hasil Implementasi Terbatas
No. Jumlah Siswa Interval Ketuntasan Kriteria
1. 7 Tuntas
2. 3 Tidak Tuntas
Rata-Rata 78 Tuntas
Berdasarkan Tabel 4.16, 7 dari 10 siswa telah tuntas dengan nilai di atas KKM
pada SMPN 10 Kota Tangerang pada mata pelajaran matematika yakni 73. Ini
berarti, persentase ketuntasan belajar siswa mencapai 70% dengan nilai rata-rata
78.
78
5. Evaluation (Evaluasi)
Bahan ajar berorientasi kemampuan representasi matematis yang telah
digunakan, kemudian dievaluasi oleh siswa. Pada evaluasi ini melibatkan 10
orang siswa kelas VIII di SMP Negeri 10 Kota Tangerang. Evaluasi bahan ajar
oleh siswa dilakukan setelah siswa mengerjakan pertanyaan-pertanyaan yang
terdiri dari langkah-langkah pembelajaran pada setiap aktivitas dan posttest. Siswa
diminta untuk mengisi angket penilaian bahan ajar pada google form. Angket
penilaian bahan ajar oleh siswa terdiri dari 15 pernyataan yang memuat 3 aspek,
yaitu aspek penyajian materi, bahasa dan tampilan, dan manfaat penggunaan
bahan ajar. Berikut hasil analisis data angket penilaian bahan ajar oleh siswa yang
disajikan pada Tabel 4. 17.
Tabel 4. 17 Hasil Analisis Angket Penilaian Bahan Ajar oleh Siswa
No. Aspek Skor
Hasil
Skor
Ideal Persentase (%) Kriteria
1 Penyajian Materi 225 250 90,00 Sangat Layak
2 Bahasa dan Tampilan 185 200 92,50 Sangat Layak
3 Manfaat Penggunaan
Bahan Ajar 269 300 89,67 Sangat Layak
Penilaian Keseluruhan 679 750 90,53 Sangat Layak
Berdasarkan Tabel 4.17, penilaian keseluruhan pada bahan ajar menurut
pendapat siswa termasuk dalam kriteria sangat layak dengan persentase sebesar
90,53%. Penilaian keseluruhan perolehan skor dikonversi sesuai Tabel 3.5. Hasil
perhitungan data angket penilaian bahan ajar oleh siswa disajikan pada Lampiran
18.
B. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar berupa e-modul
materi SPLDV berorientasi kemampuan representasi matematis. Bahan ajar yang
dikembangkan menggunakan model pengembangan ADDIE (Analysis, Design,
Development, Implementation, Evaluation). Kelayakan bahan ajar yang
dikembangkan didapatkan dari hasil validasi pakar, praktisi, dan penilaian bahan
ajar oleh siswa.
79
Hasil akhir dari produk bahan ajar telah melewati proses validasi pakar dan
praktisi pada aspek kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafikaan. Bahan
ajar materi SPLDV berorientasi kemampuan representasi matematis yang
dikembangkan secara keseluruhan dinyatakan sangat layak dengan perbaikan
berdasarkan validasi oleh pakar dan praktisi, untuk selanjutnya digunakan oleh
siswa. Pada aspek kelayakan isi, bahan ajar memiliki kriteria sangat layak. Hal ini
menunjukkan bahwa bahan ajar sudah sesuai dengan kurikulum dan komptensi
yang hendak dicapai siswa pada materi SPLDV. Pada aspek kebahasaan, bahan
ajar memilki kriteria sangat layak yang menunjukkan secara umum sudah cukup
jelas dan sesuai dengan kaidah bahasa. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
Sumalasia, Suarsana, dan Astawa yang menyatakan bahwa bahasa yang
digunakan dalam bahan ajar yang dikembangkan dibuat sesederhana mungkin
agar dapat lebih mudah dipahami oleh siswa.64
Kemudian pada aspek penyajian,
bahan ajar memiliki kriteria sangat layak yang artinya penyajian pada bahan ajar
ini sudah runtut dan disusun secara sistematis sesuai konsep bahan ajar yang
dikembangkan. Pada aspek kegrafikaan, bahan ajar memiliki kriteri sangat layak
yang artinya ketepatan penggunaan ukuran dan variasi huruf sudah sesuai.
Sebagaimana hasil penelitian Sumalasia, Suarsana, dan Astawa, desain dan
pengemasan bahan ajar perlu diperhatikan sehingga siswa menjadi tertarik untuk
membaca, memahami, dan mempelajari materi.65
Setelah menggunakan bahan ajar, siswa memberikan penilaian bahan terhadap
bahan ajar yang dikembangkan. Berdasarkan penilaian bahan ajar oleh siswa,
diperoleh bahwa bahan ajar yang dikembangkan mendapat kriteria sangat layak
pada aspek penyajian materi, bahasa dan tampilan, dan manfaat penggunaan.
Sebagaimana hasil penelitian Sumalasia, Suarsana, dan Astawa, LKS yang
dikembangkan dinyatakan praktis untuk digunakan pembelajaran matematika.66
64
I Kadek Yasa Sumalasia, I Made Suarsana, dan I Wayan Puja Astawa, “Pengembangan
Bahan Ajar Interaktif Multi Representasi Pada Materi Geometri Kelas VII SMPLB Tunarungu,”
Pythagoras: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 15 No. 1 (2020), h. 36–47. 65
Ibid. 66
Sumalasia, Suarsana, dan Astawa, loc. cit.
80
Pada penelitian ini, berdasarkan hasil tes belajar siswa menunjukkan bahwa
penggunaan bahan ajar berorientasi kemampuan representasi matematis dapat
memfasilitasi siswa dalam mempelajari materi SPLDV, sehingga tujuh dari
sepuluh siswa yang menjadi subjek implementasi terbatas penelitian ini mampu
mencapai nilai tidak kurang dari kriteria ketuntasan minimum. Hasil ini
dimungkinkan dapat terjadi karena penggunaan representasi matematis dalam
bahan ajar. Menurut Kartini, representasi sangat berperan dalam membantu
peningkatan pemahaman siswa terhadap konsep matematika.67
Hal ini sejalan
dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Budarsini, Suarsana, dan Suparta
bahwa penggunaan multi representasi dalam lembar kerja siswa mengakibatkan
siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran, lebih memahami konsep
atau materi yang sedang dipelajari, dan pembelajaran menjadi lebih bermakna.68
Sehingga dapat disimpulkan bahwa bahan ajar ini dapat memfasilitasi siswa
dalam mempelajari materi SPLDV dengan melatih kemampuan representasi siswa
dengan membuat gambar, grafik, model matematika, serta membuat langkah-
langkah penyelesaian pada tahapan pembelajaran yang ada pada bahan ajar ini.
C. Keterbatasan Penelitian
Terdapat beberapa hal keterbatasan penelitian dalam mengembangkan bahan
ajar berorientasi kemampuan representasi matematis diantaranya sebagai berikut:
1. Hasil validasi bahan ajar oleh praktisi kurang maksimal karena sebagian guru
saat itu sedang memiliki tugas tambahan lain.
2. Produk akhir bahan ajar memiliki kendala yaitu kolom isian dalam bahan ajar
belum secara keseluruhan dapat diisi secara langsung, beberapa isian dalam
bahan ajar harus menggunakan media lembar kerja tambahan.
67
Kartini, op. cit. 68
Kadek Pasek Budarsini, I Made Suarsana, dan I Nengah Suparta, “Model Diskursus Multi
Representasi dan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematika Siswa Sekolah Menegah
Pertama,” Pythagoras: Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 13 No. 2 (2018), h. 110–118.
81
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan bahan ajar materi SPLDV
berorientasi kemampuan representasi matematis, peneliti menarik kesimpulan
diantaranya sebagai berikut:
1. Pengembangan bahan ajar e-modul materi SPLDV berorientasi kemampuan
representasi matematis dilakukan dengan prosedur pengembangan ADDIE
yang terdiri dari tahapan analysis (analisis), design (perancangan),
development (pengembangan), implementation (implementasi), dan evaluation
(evaluasi).
a. Tahap Analysis (Tahap Analisis) terdiri dari dua tahapan yaitu analisis
kebutuhan untuk mengidentifikasi permasalahan yang ada dalam proses
pembelajaran matematika khususnya pada materi SPLDV, kondisi bahan ajar
yang digunakan dalam proses pembelajaran serta mengetahui bahwa siswa
kesulitan pada materi SPLDV, dan analisis kurikulum dengan menggunakan
silabus yang memuat KI dan KD untuk menghasilkan kompetensi dasar dan
indikator yang akan digunakan dalam bahan ajar.
b. Tahap Design (Tahap Perancangan) terdiri dari empat tahapan, yaitu: 1)
penetapan tujuan pembelajaran yang disesuaikan dengan hasil analisis
kurikulum; 2) penggunaan representasi matematis terletak pada indikator
kemampuan representasi matematis yang dijadikan sebagai langkah-langkah
dalam kegiatan pembelajaran bahan ajar e-modul; 3) penyusunan materi dan
kerangka struktur isi bahan ajar e-modul sebagai gambaran produk yang
dihasilkan; 4) perancangan instrumen penilaian bahan ajar berupa angket
penilaian validasi pakar, praktisi, dan pengguna (siswa), untuk mengetahui
tingkat kelayakan bahan ajar.
82
c. Tahap Development (Tahap Pengembangan) terdiri dari tiga tahapan, meliputi
pembuatan bahan ajar, validasi bahan ajar oleh pakar dan praktisi, dan revisi
bahan ajar berdasarkan saran dan komentar dari validator pakar dan praktisi.
d. Tahap Implementation (Tahap Implementasi) dilakukan dengan melakukan
implementasi terbatas kepada beberapa siswa yang masing-masing
mengerjakan bahan ajar e-modul yang sudah mendapat validasi pakar dan
praktisi serta sudah melakukan revisi.
e. Tahap Evaluation (Tahap Evaluasi) dilakukan dengan pengisian angket
penilaian bahan ajar oleh siswa yang telah menggunakan bahan ajar e-modul.
2. Tingkat kelayakan bahan ajar e-modul materi SPLDV berorientasi
kemampuan representasi matematis diperoleh dari validasi pakar dan praktisi
pada aspek kelayakan isi, kebahasaan, penyajian, dan kegrafikaan, termasuk
dalam kategori sangat layak. Selain itu, menurut penilaian bahan ajar oleh
siswa pada aspek penyajian materi, bahasa dan tampilan, dan manfaat
penggunaan, bahan ajar ini termasuk dalam kategori sangat layak. Secara
keseluruhan, bahan ajar yang dikembangkan layak untuk digunakan dalam
pembelajaran matematika pada materi SPLDV ditingkat SMP.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pengembangan bahan ajar materi SPLDV
berorientasi kemampuan representasi matematis, terdapat beberapa saran sebagai
berikut:
1. Guru disarankan menggunakan bahan ajar e-modul berorientasi kemampuan
representasi matematis sebagai referensi sumber belajar pada materi SPLDV
dalam pembelajaran di kelas.
2. Siswa disarankan menggunakan bahan ajar bahan ajar berorientasi
kemampuan representasi matematis pada saat proses pembelajaran matematika
pada materi SPLDV karena menerapkan langkah-langkah yang disesuaikan
dengan indikator kemampuan representasi matematis untuk membantu siswa
83
memahami materi SPLDV dan mengembangkan kemampuan representasi
matematis pada siswa.
3. Sekolah diharapkan dapat memanfaatkan dan mengembangkan bahan ajar
berorientasi kemampuan representasi matematis dengan memperluas cakupan
materi pembelajaran matematika yang lain.
4. Bagi Peneliti lain, bahan ajar berorientasi kemampuan representasi matematis
ini dapat dikembangkan pada materi lain dan melalui penilaian pakar yang
lebih banyak serta dapat diimplementasikan pada kelompok besar.
84
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Liliasari, A Rusli, dan Bruce Waldrip. “Implementasi
Pembelajaran Berbasis Multi Representasi Untuk Peningkatan Penguasaan
Konsep Fisika Kuantum.” Jurnal Cakrawala Pendidikan. 1(1), 30–45, 2015.
Artiah, dan Reni Utari. “Pengaruh Model Reciprocal Teaching Terhadap
Kemampuan Representaasi Matematis Siswa Kelas VII SMP NEGERI 6
Purwokerto.” Journal of Mathematics Education. 3(1), 2017.
Astin, Anita Ervina, Haninda Bharata, dan Een Yayah Haeniliah. “Pengembangan
LKPD dengan Pendekatan CTL untuk Memfasilitasi Kemampuan
Representasi Matematis.” Jurnal Pendidikan Matematika Universitas
Lampung. 5(10), 2017.
Bagus, Candra. “Analisis Kemampuan Representasi Matematis Siswa Dalam
Menyelesaikan Soal Lingkaran Pada Kelas VII-B Mts Assyafi’iyah
Gondang.” Suska Journal of Mathematics Education. 4(2), 115, 2018.
Budarsini, Kadek Pasek, I Made Suarsana, dan I Nengah Suparta. “Model
diskursus multi representasi dan kemampuan pemahaman konsep
matematika siswa sekolah menegah pertama.” Pythagoras: Jurnal
Pendidikan Matematika. 13(2), 110–118, 2018.
Castellanos, José Luis Villegas, Enrique Castro, dan José Gutiérrez.
“Representations in problem solving: A case study with optimization
problems.” Electronic Journal of Research in Educational Psychology. 7(1),
287, 2009.
Departemen Pendidikan Nasional. “Panduan Pengembangan Bahan Ajar”. 2008.
Direktorat Tenaga Kependidikan. Penulisan Modul. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional, 2008.
Fitri, Nurmayanti, Bakri Fauzi, dan Budi Esmar. “Pengembangan Modul
Elektronik Fisika dengan Strategi PDEODE pada Pokok Bahasan Teori
Kinetik Gas untuk Siswa Kelas XI SMA.” Prosiding Simposium Nasional
85
Inovasi dan Pembelajaran Sains 2015 (SNIPS 2015). 337–340, 2015.
Fitria, Yanti, dan Widya Indra. Pengembangan Model Pembelajaran PBL
Berbasis Digital Untuk Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan Dan
Literasi Sains. Cet. 1. Yogyakarta: Deepublish, 2020.
Harahap, Muhammad Syahril. “Pengembangan Bahan Ajar Geometri Berbasis
RME (Realistic Mathematic Education) di STKIP Tapanuli Selatan.” Jurnal
Education and Development STKIP Tapanuli Selatan. 7(5), 21–26, 2017.
Herdiman, Indri, Koentri Jayanti, Kholifia Ayuning Pertiwi, dan Resti Naila N.
“Kemampuan Representasi Matematis Siswa SMP pada Materi
Kekongruenan dan Kesebangunan.” Jurnal Elemen. 4(2), 216, 2018.
Hernawati, Faridah. “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika
Dengan Pendekatan Pmri Berorientasi Pada Kemampuan Representasi
Matematis.” Jurnal Riset Pendidikan Matematika. 3(1), 34, 2016.
Kartini. “Peranan Representasi dalam Pembelajaran Matematika.” Seminar
Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. 2009.
Kelana, Jajang Bayu, dan D. Fadly Pratama. Bahan Ajar IPA Berbasis Literasi
Sains. Cet. 1. Bandung: LEKKAS, 2019.
Maryam. “Pengembangan E-Modul Matematika Berbasis Open Ended Pada
Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Kelas VIII.” Skripsi. UIN
Raden Intan Lampung, 2019.
Mulyatiningsih, Endang. Riset Terapan Bidang Pendidikan dan Teknik. Cet. 1.
Yogyakarta: UNY Press, 2011.
Najuah, Pristi Suhendro Lukitoyo, dan Winna Wirianti. Modul Elektronik:
Prosedur Penyusunan dan Aplikasinya. Yayasan Kita Menulis, 2020.
Nana. Pengembangan Bahan Ajar. Jawa Tengah: Penerbit Lakeisha, 2019.
National Council of Teachers of Mathematics. Principles and Standards for
School Mathematics. Reston, VA: National Council of Teachers of
Mathematics, 2000.
86
Nur Fauziya, Septi. “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Model Wood Problem
Based Learning Untuk Mencapai Kemampuan Penalaran Induktif-Kreatif
Matematis.” Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2020.
Oktaria, Marini, Akhmad Khairil Alam, dan Sulistiawati Sulistiawati.
“Penggunaan Media Software GeoGebra untuk Meningkatkan Kemampuan
Representasi Matematis Siswa SMP Kelas VIII.” Kreano, Jurnal Matematika
Kreatif-Inovatif. 7(1), 102, 2016.
Prabawati, Rini, Yufitri Yanto, dan Novianti Mandasari. “Pengembangan LKS
Berbasis PMRI Menggunakan Konteks Etnomatematika pada Materi
SPLDV.” Jurnal Pendidikan Matematika (JUDIKA EDUCATION). 2(2), 73–
79, 2019.
Prastowo, Andi. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik
Terpadu. Jakarta: Prenadamedia Group, 2015.
Priatna, Nanang, dan Tito Sukanto. Advanced Learning Mathematics 1A.
Bandung: Grafindo Media Pratama, 2014.
Priyanthi, Kadek Aris, Ketut Agustini, dan Gede Saindra Santyadiputra.
“Pengembangan E-Modul Berbantuan Simulasi Berorientasi Pemecahan
Masalah pada Mata Pelajaran Komunikasi Data.” Kumpulan Artikel
Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika (KARMAPATI). 6(1), 2017.
Pusat Penelitian Pendidikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. “Laporan
Hasil Ujian Nasional.” 2019. Diakses Januari 24, 2021.
https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id.
Rahmadian, Novira, Mulyono, dan Isnarto. “Kemampuan Representasi Matematis
dalam Model Pembelajaran Somatic, Auditory, Visualization, Intellectually
(SAVI) | PRISMA, Prosiding Seminar Nasional Matematika.” PRISMA,
Prosiding Seminar Nasional Matematika. 2, 287–292, 2019).
Rahmawati, Dian, Hudiono Bambang, dan Nursangaji Asep. “Representasi Visual
Matematika Siswa dalam Menyelesaikan Masalah Verbal SPLDV Kelas IX
SMP.” Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa. 4(5), 1–10, 2015.
87
Ramdani, Ilyas. “Pengembangan Bahan Ajar dengan Pendekatan Pendidikan
Matematika Realistik Indonesia (PMRI) untuk Memfasilitasi Pencapaian
Literasi Matematika Siswa Kelas VII.” Skripsi. Universitas Negeri
Yogyakarta, 2014.
Rangkuti, Ahmad Nizar. “Representasi Matematis.” Logaritma: Jurnal Ilmu-ilmu
Pendidikan dan Sains. 1(2), 2013.
Riduwan, dan Akdon. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung:
Alfabeta, 2015.
Sabirin, Muhamad. “Representasi dalam Pembelajaran Matematika.” Jurnal
Pendidikan Matematika. 1(2), 5–24, 2014.
Sapitri, Ita, dan Ramlah. “Kemampuan Representasi Matematis dalam
Meyelesesaikan Soal Kubus dan Balok pada Siswa SMP.” Prosiding
Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika. 2019.
Sari, Ranti Mustika, Zubaidah Amir M.Z., dan Risnawati Risnawati.
“Pengembangan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis Pendekatan Realistic
Mathematic Education (RME) Untuk Memfasilitasi Kemampuan
Representasi Matematis Siswa SMP.” Formatif: Jurnal Ilmiah Pendidikan
MIPA. 7(1), 66–74, 2017.
Setiyani. “Pengembangan Lembar Kerja Siswa (Lks) Matematika Berbasis
Kemampuan Representasi Matematis Pada Materi Statistika.” TEOREMA :
Teori dan Riset Matematika. 2(1), 2017.
Setyosari, Punaji. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan. Jakarta:
Kencana, 2010.
Sudaryono. Metode Penelitian Pendidikan. Cet. 1. Jakarta: PT Kharisma Putra
Utama, 2016.
Sumalasia, I Kadek Yasa, I Made Suarsana, dan I Wayan Puja Astawa.
“Pengembangan bahan ajar interaktif multi representasi pada materi geometri
kelas VII SMPLB Tunarungu.” Pythagoras: Jurnal Pendidikan Matematika
88
15(1), 36–47, 2020.
Suryani, Nunuk, Achmad Setiawan, dan Aditin Putria. Media pembelajaran
inovatif dan pengembangannya. Cet. 2. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2019.
Sutarti, Tatik, dan Edi Irawan. Kiat Sukses Meraih Hibah Penelitian
Pengembangan. Yogyakarta: Deepublish, 2017.
Triono, Agus. “Analisis Kemampuan Representasi Matematis Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 3 Tangerang Selatan.” Skripsi. Jakarta: UIN Syarif
Hidayatullah, 2017.
Utami, Taza Nur, Agus Jatmiko, dan Suherman Suherman. “Pengembangan
Modul Matematika dengan Pendekatan Science, Technology, Engineering,
And Mathematics (STEM) pada Materi Segiempat.” Desimal: Jurnal
Matematika. 1(2) , 2018.
Yaumi, Muhammad. Media dan Teknologi. Jakarta: Prenadamedia Group, 2018.
Yazid, Ahmad. “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Model
Kooperatif Dengan Strategi Ttw (Think- Talk- Write) Pada Materi Volume
Bangun Ruang Sisi Datar.” Journal of Primary Education. 1(1), 31–37,
2012.
90
Lampiran 1 Lembar Pertanyaan Wawancara Guru
Lembar Pertanyaan Wawancara Guru
Hari, Tanggal :
Narasumber :
Sekolah :
1. Bagaimana antusiasme siswa dalam kegiatan pembelajaran matematika di
kelas?
Jawaban:
2. Bagaimana sikap siswa pada saat Bapak/Ibu meminta mereka untuk
mengungkapkan pendapat atau pertanyaan mengenai materi pembelajaran?
Jawaban:
3. Metode apa yang sering Bapak/Ibu gunakan pada kegiatan pembelajaran
matematika di kelas?
Jawaban:
4. Menurut Bapak/Ibu dalam mempelajari matematika, materi apa saja yang
dianggap sulit oleh siswa kelas VIII SMP/MTs?
Jawaban:
5. Kesulitan apa saja yang biasa dialami siswa dalam pembelajaran matematika
khususnya pada materi SPLDV?
Jawaban:
6. Berapakah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah
untuk mata pelajaran matematika kelas VIII?
Jawab:
7. Bagaimana nilai yang diperoleh siswa pada materi SPLDV?
Jawaban:
8. Bahan ajar apa saja yang Bapak/Ibu gunakan pada saat kegiatan pembelajaran
matematika di kelas?
Jawaban:
91
9. Apakah bahan ajar yang ada sudah dapat membantu proses pembelajaran dan
mengarah pada kemampuan representasi matematis?
Jawaban:
10. Apakah Bapak/Ibu pernah membuat bahan ajar khusus pada materi SPLDV?
Jawaban:
11. Apa tanggapan Bapak/Ibu terhadap pengembangan bahan ajar seperti modul
berorientasi kemampuan representasi matematis, khususnya pada materi
SPLDV?
Jawaban:
92
Lampiran 2 Hasil Wawancara Guru Matematika
Hasil Wawancara Guru Matematika
Hari, Tanggal : Jumat, 14 Januari 2022
Narasumber : Muhimah, S. Pd
Sekolah : SMP Negeri 10 Kota Tangerang
1. Bagaimana antusiasme siswa dalam kegiatan pembelajaran matematika di
kelas?
Jawaban: Antusiasme siswa dalam proses pembelajaran tidak terlalu tinggi
maupun rendah, bisa dikatakan antusiasme siswa dalam pembelajaran sedang.
2. Bagaimana sikap siswa pada saat Bapak/Ibu meminta mereka untuk
mengungkapkan pendapat atau pertanyaan mengenai materi pembelajaran?
Jawaban: masih banyak siswa yang pasif, jika tidak diberi stimulus dahulu
tidak akan mengungkapkan pendapatnya.
3. Metode apa yang sering Bapak/Ibu gunakan pada kegiatan pembelajaran
matematika di kelas?
Jawaban: Metode ceramah dan pemberian tugas-tugas.
4. Menurut Bapak/Ibu dalam mempelajari matematika, materi apa saja yang
dianggap sulit oleh siswa kelas VIII SMP/MTs?
Jawaban: barisan & deret dan SPLDV
5. Kesulitan apa saja yang biasa dialami siswa dalam pembelajaran matematika
khususnya pada materi SPLDV?
Jawaban: siswa masih kesulitan dalam melakukan operasi hitung aljabar dan
beberapa siswa juga masih kesulitan dalam membuat model matematika dari
soal cerita
6. Berapakah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan oleh sekolah
untuk mata pelajaran matematika kelas VIII?
Jawab: 73
7. Bagaimana nilai yang diperoleh siswa pada materi SPLDV?
Jawaban: nilai yang diperoleh tergolong cukup
93
8. Bahan ajar apa saja yang Bapak/Ibu gunakan pada saat kegiatan pembelajaran
matematika di kelas?
Jawaban: buku paket kurikulum 2013, LKS, dan powerpoint
9. Apakah bahan ajar yang ada sudah dapat membantu proses pembelajaran dan
mengarah pada kemampuan representasi matematis?
Jawaban: belum mengarah
10. Apakah Bapak/Ibu pernah membuat bahan ajar khusus pada materi SPLDV?
Jawaban: pernah, namun karena keterbatasan waktu tidak digunakan sampai
selesai
11. Apa tanggapan Bapak/Ibu terhadap pengembangan bahan ajar seperti modul
berorientasi kemampuan representasi matematis, khususnya pada materi
SPLDV?
Jawaban: bagus, karena menurut saya bahan ajar yang dikembangkan itu dapat
membantu proses pembelajaran siswa dan pemahaman siswa terhadap
matematika lebih baik.
94
Lampiran 3 Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa
Kuesioner Analisis Kebutuhan Siswa
1. Apakah kamu antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran matematika?
a. Ya
b. Tidak
2. Dalam ulangan matematika, biasanya nilai ulangan saya…
a. <50
b. 51-69
c. 70-79
d. 80-89
e. >90
3. Apakah kamu mengalami kesulitan ketika mempelajari materi SPLDV?
a. Ya
b. Tidak
4. Apakah bahan ajar yang digunakan menjelaskan cara membuat model
matematika dari permasalahan SPLDV?
a. Ya
b. Tidak
5. Apakah bahan ajar yang digunakan menjelaskan cara menggambar grafik dari
permasalahan SPLDV?
a. Ya
b. Tidak
6. Apakah bahan ajar yang digunakan menjelaskan cara menulis langkah-
langkah untuk menyelesaikan permasalahan SPLDV?
a. Ya
b. Tidak
7. Apakah kamu pernah belajar dengan menggunakan modul elektronik (e-
modul)?
a. Ya
b. Tidak
97
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/Ganjil
Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
A. Kompetensi Dasar
1. Menjelaskan sistem persamaan linear dua variabel dan penyelesaiannya yang
dihubungkan pada masalah kontekstual.
2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel pada
materi SPLDV.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1.1 Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear
dua variabel.
C. Tujuan pembelajaran
Melalui pembelajaran dengan pendekatan saintifik, siswa diharapkan dapat membuat
model matematika dari permasalahan yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua
variabel.
D. Materi Pembelajaran
.
Bentuk umum SPLDV dituliskan sebagai berikut.
{𝑥𝑥𝑥
𝑎 𝑥 𝑏 𝑦 𝑐
𝑎 𝑥 𝑏 𝑦 𝑐
Dengan 𝑎 𝑎 𝑏 𝑏 𝑐 𝑐 𝑅 dan 𝑎 𝑎 𝑏 𝑏 . 𝑥 𝑦 disebut variabel, 𝑎 𝑎 𝑏
dan 𝑏 disebut koefisien, 𝑐 𝑐 disebut konstanta.
Suatu sistem persamaan dinotasikan dengan yang menunjukkan suatu kesatuan dan
keterkaitan.
98
E. Pendekatan dan Metode
Pendekatan : Saintifik
Metode : Diskusi, tanya jawab, pemberian tugas
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
Media : E-Modul berorientasi kemampuan representasi
Alat dan bahan : Laptop, LCD Proyektor, dan spidol
Sumber Belajar : Buku Kemendikbud RI
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam
dan mengajak siswa berdoa.
Guru memeriksa kesiapan siswa serta mengecek kehadiran
siswa.
Guru mengingatkan kembali terkait materi telah dipelajari
di kelas VII yaitu persamaan linear satu variabel, dengan
mengajukan pertanyaan:
15
menit
Inti
Guru meminta siswa untuk mengamati dan memahami
permasalahan yang berkaitan dengan sistem persamaan linear
dua variabel pada Situasi 1. (Mengamati)
50
menit Pictorial
Representation
(menyajikan gambar,
tabel,grafik dari suatu
bentuk representasi)
Guru mengarahkan siswa untuk
menuliskan yang diketahui pada Situasi
1, dan mengarahkan siswa untuk
menyatakan dalam bentuk gambar dari
yang diketahui pada Situasi 1.
(mengumpulkan informasi)
99
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Symbolic
Representation
(membuat model
matematika dari
permasalahan yang
diberikan)
Guru mengarahkan siswa untuk
membuat permisalan dari informasi
gambar yang telah dibuat.
Guru mengarahkan siswa untuk
menyusun informasi dari permisalan
yang telah dibuat ke dalam bentuk
sistem persamaan linear dua
variabel. (mengolah informasi)
Verbal
Representation
(menyatakan
langkah-langkah
penyelesaian
masalah)
Berdasarkan permasalahan pada Situasi
1, guru mengarahkan siswa untuk
menuliskan langkah-langkah dalam
membuat model matematika.
Siswa diberi kesempatan untuk mencoba menyelesaikan Latihan
1.
Penutup
Guru mengarahkan siswa melakukan refleksi dan merangkum
terhadap hasil kegiatan pembelajaran.
Guru menginformasikan materi selanjutnya, yaitu cara
penyelesaian SPLDV dengan metode grafik.
Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan membaca
doa dan salam.
15
menit
H. Penilaian
1. Prosedur Penilaian
No. Aspek yang Dinilai Teknik
Penilaian
Waktu
Penilaian
Instrumen
Penilaian
1. Rasa Ingin Tahu Non Tes
(Pengamatan)
Saat
Pembelajaran
Berlangsung
Lembar
Pengamatan
Sikap 2. Percaya Diri
No. Aspek yang Dinilai Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian
Instrumen
Penilaian
3.
Pengetahuan
1.1 Membuat model matematika
dari masalah yang berkaitan
dengan sistem persamaan linear
dua variabel.
Penugasan Uraian E-Modul
(Latihan 1)
100
2. Format Penilaian
Instrumen Penilaian Sikap
Lembar Observasi Penilaian Sikap
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Tanggal Pengamatan :
1. Rasa Ingin Tahu
Kurang Baik, jika tidak bertanya.
Baik, jika bertanya 1-2 kali.
Sangat Baik, jika bertanya lebih dari dua kali.
2. Sikap Percaya Diri
Kurang Baik, jika tidak menyampaikan pendapat.
Baik, jika menyampaikan pendapat 1-2 kali.
Sangat Baik, jika menyampaikan pendapat lebih dari dua kali.
Berilah tanda checklist (√) pada salah satu kolom 1, 2, dan 3, di masing-masing sikap
No. Nama Siswa Rasa Ingin Tahu Percaya Diri
1 2 3 1 2 3
1.
2.
3.
4.
5.
…
Tangerang, 20 Februari 2022
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
(Muhimah, S. Pd) (Faidatur Rahmah)
NIP. 196609141989022001 NIM. 11170170000035
101
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/Ganjil
Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
A. Kompetensi Dasar
1. Menjelaskan sistem persamaan linear dua variabel dan penyelesaiannya yang
dihubungkan pada masalah kontekstual.
2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel pada
materi SPLDV.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1.2 Menyatakan langkah-langkah penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan
menggunakan metode grafik.
2.1 Menyajikan grafik untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear dua variabel (metode grafik).
C. Tujuan pembelajaran
Melalui pembelajaran dengan pendekatan saintifik, siswa diharapkan dapat:
1. Menyatakan langkah-langkah penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel
dengan menggunakan metode grafik.
2. Menyajikan grafik untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear dua variabel (metode grafik)
D. Materi Pembelajaran
.
Metode Grafik
Menentukan penyelesaian SPLDV dengan metode grafik dilakukan dengan menggambar
grafik garis dari masing-masing persamaan pada bidang kartesius. Secara geometris,
persamaan linear dua variabel merupakan sebuah persamaan garis. Jika ada dua persamaan,
102
E. Pendekatan dan Metode
Pendekatan : Saintifik
Metode : Diskusi, tanya jawab, pemberian tugas
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
Media : E-Modul berorientasi kemampuan representasi
Alat dan bahan : Laptop, LCD Proyektor, dan spidol
Sumber Belajar : Buku Kemendikbud RI
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam
dan mengajak siswa berdoa.
Guru memeriksa kesiapan siswa serta mengecek kehadiran
siswa.
Guru mengingatkan kembali terkait kedudukan dua
persamaan garis lurus, dengan mengajukan pertanyaan:
15
menit
berarti terdapat dua garis. SPLDV bisa diselesaikan atau memiliki penyelesaian, jika
kedua garis tersebut berpotongan di suatu titik. Titik potong kedua garis tersebut
merupakan penyelesaian dari SPLDV tersebut. Dengan menggunakan kedudukan dua
garis berpotongan, dua garis sejajar, dan dua garis berimpit, maka banyaknya
penyelesaian SPLDV terdapat 3 kemungkinan, yaitu:
Jika kedua garis saling berpotongan, maka dalam keadaan ini SPLDV memiliki tepat
satu penyelesaian.
Jika kedua garis saling sejajar, maka dalam keadaan ini SPLDV tidak memiliki
penyelesaian.
Jika kedua garis saling berimpit, maka dalam keadaan ini SPLDV memiliki
penyelesaian yang tak hingga.
103
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Inti
Guru meminta siswa untuk mengamati dan memahami
permasalahan yang berkaitan dengan sistem persamaan linear
dua variabel pada Situasi 2. (Mengamati)
50
menit
Symbolic Representation
(membuat model
matematika dari
permasalahan yang
diberikan)
Guru mengarahkan siswa untuk
menuliskan model persamaan
SPLDV dari permasalahan pada
Situasi 2. (mengumpulkan
informasi)
Pictorial Representation
(menyajikan gambar,
tabel,grafik dari suatu
bentuk representasi)
Guru mengarahkan siswa untuk
menuliskan titik potong
terhadap sumbu-x dan sumbu-
dan sumbu-y
Guru mengarahkan siswa untuk
menggambar grafik garis dari
titik potong yang telah siswa
dapatkan, dan menentukan titik
potong dari kedua grafik garis
tersebut untuk mengetahui
penyelesain SPLDV dari Situasi
2. (mengolah informasi)
Verbal Representation
(menyatakan langkah-
langkah penyelesaian
masalah)
Berdasarkan permasalahan pada
Situasi 2, guru mengarahkan siswa
untuk menuliskan langkah-langkah
dalam menyelesaikan masalah
dengan menggunakan metode
grafik.
Siswa diberi kesempatan untuk mencoba menyelesaikan Latihan
2.
Penutup Guru mengarahkan siswa melakukan refleksi dan merangkum
terhadap hasil kegiatan pembelajaran. 15
104
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Guru menginformasikan materi selanjutnya, yaitu cara
penyelesaian SPLDV dengan metode substitusi.
Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan membaca
doa dan salam.
menit
H. Penilaian
1. Prosedur Penilaian
No. Aspek yang Dinilai Teknik
Penilaian
Waktu
Penilaian
Instrumen
Penilaian
1. Rasa Ingin Tahu Non Tes
(Pengamatan)
Saat
Pembelajaran
Berlangsung
Lembar
Pengamatan
Sikap 2. Percaya Diri
No. Aspek yang Dinilai Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian
Instrumen
Penilaian
3.
Pengetahuan
1.2 Menyatakan langkah-langkah
penyelesaian sistem persamaan
linear dua variabel dengan
menggunakan metode grafik.
Penugasan Uraian E-Modul
(Latihan 2)
4.
Keterampilan
2.1 Menyajikan grafik untuk
menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan sistem
persamaan linear dua variabel
(metode grafik).
2. Format Penilaian
Instrumen Penilaian Sikap
Lembar Observasi Penilaian Sikap
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Tanggal Pengamatan :
1. Rasa Ingin Tahu
105
Kurang Baik, jika tidak bertanya.
Baik, jika bertanya 1-2 kali.
Sangat Baik, jika bertanya lebih dari dua kali.
2. Sikap Percaya Diri
Kurang Baik, jika tidak menyampaikan pendapat.
Baik, jika menyampaikan pendapat 1-2 kali.
Sangat Baik, jika menyampaikan pendapat lebih dari dua kali.
Berilah tanda checklist (√) pada salah satu kolom 1, 2, dan 3, di masing-masing sikap
No. Nama Siswa Rasa Ingin Tahu Percaya Diri
1 2 3 1 2 3
1.
2.
3.
…
Tangerang, 20 Februari 2022
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
(Muhimah, S. Pd) (Faidatur Rahmah)
NIP. 196609141989022001 NIM. 11170170000035
106
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/Ganjil
Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
A. Kompetensi Dasar
1. Menjelaskan sistem persamaan linear dua variabel dan penyelesaiannya yang
dihubungkan pada masalah kontekstual.
2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel pada
materi SPLDV.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1.3 Menyatakan langkah-langkah penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan
menggunakan metode substitusi.
2.2 Membuat model matematika untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear dua variabel dengan menggunakan metode substitusi.
C. Tujuan pembelajaran
Melalui pembelajaran dengan pendekatan saintifik, siswa diharapkan dapat:
1. Menyatakan langkah-langkah penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan
menggunakan metode substitusi.
2. Membuat model matematika untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear dua variabel dengan menggunakan metode substitusi.
D. Materi Pembelajaran
.
Metode Substitusi
Menentukan penyelesaian SPLDV dengan metode grafik dilakukan dengan mengganti nilai
variabel dari suatu persamaan ke persamaan lain. Tujuannya untuk membentuk persamaan
linear satu variabel sehingga nilai variabel tersebut dapat diketahui.
107
E. Pendekatan dan Metode
Pendekatan : Saintifik
Metode : Diskusi, tanya jawab, pemberian tugas
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
Media : E-Modul berorientasi kemampuan representasi
Alat dan bahan : Laptop, LCD Proyektor, dan spidol
Sumber Belajar : Buku Kemendikbud RI
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam
dan mengajak siswa berdoa.
Guru memeriksa kesiapan siswa serta mengecek kehadiran
siswa.
Guru mengingatkan kembali terkait kedudukan dua
persamaan garis lurus, dengan mengajukan pertanyaan:
15
menit
Inti
Guru meminta siswa untuk mengamati dan memahami
permasalahan yang berkaitan dengan sistem persamaan linear
dua variabel pada Situasi 3. (Mengamati)
50
menit
Symbolic
Representation
(membuat model
matematika dari
permasalahan yang
diberikan)
Guru mengarahkan siswa untuk
menuliskan model persamaan
SPLDV dari permasalahan pada
Situasi 3. (mengumpulkan
informasi)
Guru mengarahkan siswa untuk
menyelesaikan masalah dari
Situasi 3, dengan menggunakan
108
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
model persamaan yang telah
mereka dapatkan.
Pictorial
Representation
(menyajikan gambar,
tabel,grafik dari suatu
bentuk representasi)
Guru mengarahkan siswa untuk
melengkapi tabel dengan infromasi
yang telah didapatkan. (mengolah
informasi)
Verbal Representation
(menyatakan langkah-
langkah penyelesaian
masalah)
Berdasarkan permasalahan pada
Situasi 3, guru mengarahkan siswa
untuk menuliskan langkah-langkah
dalam menyelesaikan masalah dengan
menggunakan metode substitusi.
Siswa diberi kesempatan untuk mencoba menyelesaikan Latihan
3.
Penutup
Guru mengarahkan siswa melakukan refleksi dan merangkum
terhadap hasil kegiatan pembelajaran.
Guru menginformasikan materi selanjutnya, yaitu cara
penyelesaian SPLDV dengan metode eliminasi.
Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan membaca
doa dan salam.
15
menit
H. Penilaian
1. Prosedur Penilaian
No. Aspek yang Dinilai Teknik
Penilaian
Waktu
Penilaian
Instrumen
Penilaian
1. Rasa Ingin Tahu Non Tes
(Pengamatan)
Saat
Pembelajaran
Berlangsung
Lembar
Pengamatan
Sikap 2. Percaya Diri
No. Aspek yang Dinilai Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian
Instrumen
Penilaian
3.
Pengetahuan
1.3 Menyatakan langkah-langkah
penyelesaian sistem persamaan
linear dua variabel dengan
menggunakan metode
substitusi.
Penugasan Uraian E-Modul
(Latihan 3)
109
4.
Keterampilan
2.2 Membuat model matematika
untuk menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear dua variabel
dengan menggunakan metode
substitusi.
2. Format Penilaian
Instrumen Penilaian Sikap
Lembar Observasi Penilaian Sikap
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Tanggal Pengamatan :
1. Rasa Ingin Tahu
Kurang Baik, jika tidak bertanya.
Baik, jika bertanya 1-2 kali.
Sangat Baik, jika bertanya lebih dari dua kali.
2. Sikap Percaya Diri
Kurang Baik, jika tidak menyampaikan pendapat.
Baik, jika menyampaikan pendapat 1-2 kali.
Sangat Baik, jika menyampaikan pendapat lebih dari dua kali.
Berilah tanda checklist (√) pada salah satu kolom 1, 2, dan 3, di masing-masing sikap
No. Nama Siswa Rasa Ingin Tahu Percaya Diri
1 2 3 1 2 3
1.
2.
3.
…
Tangerang, 20 Februari 2022
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
(Muhimah, S. Pd) (Faidatur Rahmah)
NIP. 196609141989022001 NIM. 11170170000035
110
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/Ganjil
Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
A. Kompetensi Dasar
1. Menjelaskan sistem persamaan linear dua variabel dan penyelesaiannya yang
dihubungkan pada masalah kontekstual.
2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel pada
materi SPLDV.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1.4 Menyatakan langkah-langkah penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan
menggunakan metode eliminasi.
2.3 Membuat model matematika untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear dua variabel dengan menggunakan metode eliminasi.
C. Tujuan pembelajaran
Melalui pembelajaran dengan pendekatan saintifik, siswa diharapkan dapat:
1. Menyatakan langkah-langkah penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan
menggunakan metode eliminasi.
2. Membuat model matematika untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear dua variabel dengan menggunakan metode eliminasi.
D. Materi Pembelajaran
.
Metode Eliminasi
Menentukan penyelesaian SPLDV dengan metode eliminasi dilakukan dengan cara
menghilangkan variabel dengan menjumlahkan kedua persamaan atau mengurangkan satu
persamaan oleh persamaan yang lain.
111
E. Pendekatan dan Metode
Pendekatan : Saintifik
Metode : Diskusi, tanya jawab, pemberian tugas
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
Media : E-Modul berorientasi kemampuan representasi
Alat dan bahan : Laptop, LCD Proyektor, dan spidol
Sumber Belajar : Buku Kemendikbud RI
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam
dan mengajak siswa berdoa.
Guru memeriksa kesiapan siswa serta mengecek kehadiran
siswa.
Guru mengingatkan kembali terkait kedudukan dua
persamaan garis lurus, dengan mengajukan pertanyaan:
15
menit
Inti
Guru meminta siswa untuk mengamati dan memahami
permasalahan yang berkaitan dengan sistem persamaan linear
dua variabel pada Situasi 4. (Mengamati)
50
menit
Symbolic Representation
(membuat model
matematika dari
permasalahan yang
diberikan)
Guru mengarahkan siswa untuk
menuliskan model persamaan
SPLDV dari permasalahan pada
Situasi 4. (mengumpulkan
informasi)
112
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Guru mengarahkan siswa untuk
menyelesaikan masalah dari
Situasi 4, dengan menggunakan
model persamaan yang telah
mereka dapatkan.
Pictorial Representation
(menyajikan gambar,
tabel,grafik dari suatu
bentuk representasi)
Guru mengarahkan siswa untuk
melengkapi tabel dengan infromasi
yang telah didapatkan. (mengolah
informasi)
Verbal Representation
(menyatakan langkah-
langkah penyelesaian
masalah)
Berdasarkan permasalahan pada
Situasi 4, guru mengarahkan siswa
untuk menuliskan langkah-langkah
dalam menyelesaikan masalah
dengan menggunakan metode
eliminasi.
Siswa diberi kesempatan untuk mencoba menyelesaikan Latihan
4.
Penutup
Guru mengarahkan siswa melakukan refleksi dan merangkum
terhadap hasil kegiatan pembelajaran.
Guru menginformasikan materi selanjutnya, yaitu cara
penyelesaian SPLDV dengan metode gabungan (eliminasi-
substitusi).
Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan membaca
doa dan salam.
15
menit
H. Penilaian
1. Prosedur Penilaian
No. Aspek yang Dinilai Teknik
Penilaian
Waktu
Penilaian
Instrumen
Penilaian
1. Rasa Ingin Tahu Non Tes
(Pengamatan)
Saat
Pembelajaran
Berlangsung
Lembar
Pengamatan
Sikap 2. Percaya Diri
No. Aspek yang Dinilai Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian
Instrumen
Penilaian
3. Pengetahuan
1.4 Menyatakan langkah-langkah Penugasan Uraian
E-Modul
(Latihan 4)
113
penyelesaian sistem persamaan
linear dua variabel dengan
menggunakan metode eliminasi.
4.
Keterampilan
2.3 Membuat model matematika
untuk menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear dua variabel
dengan menggunakan metode
eliminasi.
2. Format Penilaian
Instrumen Penilaian Sikap
Lembar Observasi Penilaian Sikap
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Tanggal Pengamatan :
1. Rasa Ingin Tahu
Kurang Baik, jika tidak bertanya.
Baik, jika bertanya 1-2 kali.
Sangat Baik, jika bertanya lebih dari dua kali.
2. Sikap Percaya Diri
Kurang Baik, jika tidak menyampaikan pendapat.
Baik, jika menyampaikan pendapat 1-2 kali.
Sangat Baik, jika menyampaikan pendapat lebih dari dua kali.
Berilah tanda checklist (√) pada salah satu kolom 1, 2, dan 3, di masing-masing sikap
No. Nama Siswa Rasa Ingin Tahu Percaya Diri
1 2 3 1 2 3
1.
2.
…
Tangerang, 20 Februari 2022
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
(Muhimah, S. Pd) (Faidatur Rahmah)
NIP. 196609141989022001 NIM. 11170170000035
114
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Pertama (SMP)
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : VIII/Ganjil
Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Alokasi Waktu : 2 x 40 Menit
A. Kompetensi Dasar
1. Menjelaskan sistem persamaan linear dua variabel dan penyelesaiannya yang
dihubungkan pada masalah kontekstual.
2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel pada
materi SPLDV.
B. Indikator Pencapaian Kompetensi
1.5 Menyatakan langkah-langkah penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan
menggunakan metode gabungan (eliminasi-substitusi).
2.4 Membuat model matematika untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear dua variabel dengan menggunakan metode gabungan (eliminasi-
substitusi).
C. Tujuan pembelajaran
Melalui pembelajaran dengan pendekatan saintifik, siswa diharapkan dapat:
1. Menyatakan langkah-langkah penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan
menggunakan metode gabungan (eliminasi-substitusi).
2. Membuat model matematika untuk menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear dua variabel dengan menggunakan metode gabungan (eliminasi-
substitusi).
D. Materi Pembelajaran
.
Metode Eliminasi
Menentukan penyelesaian SPLDV dengan metode gabungan dilakukan dengan
menggunakan metode eliminasi dan substitusi. Metode ini digunakan untuk mempermudah
dalam menyelesaikan SPLDV.
115
E. Pendekatan dan Metode
Pendekatan : Saintifik
Metode : Diskusi, tanya jawab, pemberian tugas
F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
Media : E-Modul berorientasi kemampuan representasi
Alat dan bahan : Laptop, LCD Proyektor, dan spidol
Sumber Belajar : Buku Kemendikbud RI
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam
dan mengajak siswa berdoa.
Guru memeriksa kesiapan siswa serta mengecek kehadiran
siswa.
Guru mengingatkan kembali terkait metode eliminasi dan
substitusi yang telah dibahas pada pertemuan sebelumnya.
15
menit
Inti
Guru meminta siswa untuk mengamati dan memahami
permasalahan yang berkaitan dengan sistem persamaan linear
dua variabel pada Situasi 5. (Mengamati)
50
menit
Symbolic Representation
(membuat model
matematika dari
permasalahan yang
diberikan)
Guru mengarahkan siswa untuk
menuliskan model persamaan
SPLDV dari permasalahan pada
Situasi 4. (mengumpulkan
informasi)
Guru mengarahkan siswa untuk
menyelesaikan masalah dari
Situasi 5, dengan menggunakan
model persamaan yang telah
mereka dapatkan.
Pictorial Representation
(menyajikan gambar,
tabel,grafik dari suatu
bentuk representasi)
Guru mengarahkan siswa untuk
melengkapi tabel dengan infromasi
yang telah didapatkan. (mengolah
informasi)
Verbal Representation
(menyatakan langkah-
langkah penyelesaian
masalah)
Berdasarkan permasalahan pada
Situasi 5, guru mengarahkan siswa
untuk menuliskan langkah-langkah
dalam menyelesaikan masalah
dengan menggunakan metode
116
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
gabungan (eliminasi-substitusi).
Siswa diberi kesempatan untuk mencoba menyelesaikan Latihan
5.
Penutup
Guru mengarahkan siswa melakukan refleksi dan merangkum
terhadap hasil kegiatan pembelajaran.
Guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan membaca
doa dan salam.
15
menit
H. Penilaian
1. Prosedur Penilaian
No. Aspek yang Dinilai Teknik
Penilaian
Waktu
Penilaian
Instrumen
Penilaian
1. Rasa Ingin Tahu Non Tes
(Pengamatan)
Saat
Pembelajaran
Berlangsung
Lembar
Pengamatan
Sikap 2. Percaya Diri
No. Aspek yang Dinilai Teknik
Penilaian
Bentuk
Penilaian
Instrumen
Penilaian
3.
Pengetahuan
1.5 Menyatakan langkah-langkah
penyelesaian sistem persamaan
linear dua variabel dengan
menggunakan metode gabungan
(eliminasi-substitusi).
Penugasan Uraian E-Modul
(Latihan 5)
4.
Keterampilan
2.4 Membuat model matematika
untuk menyelesaikan masalah
yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear dua variabel
dengan menggunakan metode
gabungan (eliminasi-substitusi).
2. Format Penilaian
Instrumen Penilaian Sikap
Lembar Observasi Penilaian Sikap
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII
117
Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Tanggal Pengamatan :
1. Rasa Ingin Tahu
Kurang Baik, jika tidak bertanya.
Baik, jika bertanya 1-2 kali.
Sangat Baik, jika bertanya lebih dari dua kali.
2. Sikap Percaya Diri
Kurang Baik, jika tidak menyampaikan pendapat.
Baik, jika menyampaikan pendapat 1-2 kali.
Sangat Baik, jika menyampaikan pendapat lebih dari dua kali.
Berilah tanda checklist (√) pada salah satu kolom 1, 2, dan 3, di masing-masing sikap
No. Nama Siswa Rasa Ingin Tahu Percaya Diri
1 2 3 1 2 3
1.
2.
3.
…
Tangerang, 20 Februari 2022
Mengetahui,
Guru Mata Pelajaran Peneliti
(Muhimah, S. Pd) (Faidatur Rahmah)
NIP. 196609141989022001 NIM. 11170170000035
118
Lampiran 6 Lembar Validasi oleh Pakar
Lembar Validasi oleh Pakar
Bahan Ajar Materi SPLDV Berorientasi Kemampuan Representasi Matematis Siswa
Judul Penelitian : Pengembangan Bahan Ajar Materi SPLDV Berorientasi Kemampuan Representasi Matematis Siswa
Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Sasaran : Siswa SMP Kelas VIII
Peneliti : Faidatur Rahmah
Dosen Pembimbing : 1. Dr. Abdul Muin, S. Si., M. Pd.
2. Khairunnisa, S. Pd., M. Si.
Nama Validator :
Instansi :
Lembar penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat atau saran Bapak/Ibu selaku validator pakar terhadap “Bahan Ajar Materi
SPLDV Berorientasi Kemampuan Representasi Matematis” yang dikembangkan. Penilaian, kritik, dan saran Bapak/Ibu sangat bermanfaat untuk
meningkat kualitas bahan ajar ini.
A. Definisi Operasional
Bahan ajar materi SPLDV berorientasi kemampuan representasi matematis siswa ialah bahan ajar untuk membantu siswa memahami materi
SPLDV dan langkah-langkah pembelajaran dalam bahan ajar disesuaikan dengan indikator kemampuan representasi matematis yang terdiri dari
Terdapat tiga indikator kemampuan representasi matematis pada bahan ajar yang akan dikembangkan, yaitu menyajikan gambar, grafik atau
119
tabel dari bentuk representasi ke representasi lainnya (pictorial representation), menyatakan langkah-langkah penyelesaian masalah secara
matematis (symbolic representation), dan membuat model matematika dari permasalahan yang diberikan (verbal representation).
B. Petunjuk
1. Berikan tanda centang () pada kolom yang disediakan sesuai dengan penilaian Bapak/Ibu.
2. Penilaian diberikan dengan ketentuan:
STL = Sangat Tidak Layak
TL = Tidak Layak
CL = Cukup Layak
L = Layak
SL = Sangat Layak
3. Komentar dan saran Bapak/Ibu mohon diberikan dengan jelas pada tempat yang telah disediakan.
C. Aspek Penilaian
No. Pernyataan Penilaian
Catatan STL TL CL L SL
A. Aspek Kelayakan Isi
1. Kesesuaian indikator pencapaian dengan kompetensi
dasar
2. Kesesuaian tujuan pembelajaran dengan kompetensi
dasar
3. Kesesuaian materi sistem persamaan linear dua
variabel dengan tujuan pembelajaran
120
No. Pernyataan Penilaian
Catatan STL TL CL L SL
4. Keruntutan materi sistem persamaan linear dua
variabel yang disajikan dalam bahan ajar
5. Ketersediaan tahap pictorial representation pada
setiap kegiatan belajar membimbing siswa membuat
gambar, grafik atau tabel dari permasalahan yang
disajikan
6. Ketersediaan tahap symbolic representation pada
setiap kegiatan belajar membimbing siswa membuat
model matematika dari permasalahan yang diberikan
7. Ketersediaan tahap verbal representation pada setiap
kegiatan belajar membimbing siswa menuliskan
langkah-langkah penyelesaian dari permasalahan
yang disajikan.
8. Kesesuaian modul dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
9. Kesesuaian materi sistem persamaan linear dua
variabel dalam modul dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi
B. Aspek Kebahasaan
10. Ketepatan struktur kalimat dalam bahan ajar
11. Keefektifan kalimat yang digunakan dalam bahan
ajar
12. Kesesuaian bahasa yang digunakan dengan tingkat
perkembangan intelektual siswa
13. Kesesuaian bahasa dengan tingkat emosional siswa
121
No. Pernyataan Penilaian
Catatan STL TL CL L SL
14. Ketepatan tata Bahasa
15. Ketepatan ejaan dengan Pedoman Ejaan Bahasa
Indonesia (PUEBI)
16. Konsistensi penggunaan istilah, simbol, atau ikon
pada tahap pictorial representation
17. Konsistensi penggunaan istilah, simbol, atau ikon
pada tahap symbolic representation
18. Konsistensi penggunaan istilah, simbol, atau ikon
pada tahap verbal representation
19. Kemudahan dalam memahami bahasa yang
digunakan dalam modul
20. Kemudahan mengikuti petunjuk kegiatan
pembelajaran dalam modul
C. Aspek Penyajian
21. Konsistensi sistematika sajian dalam kegiatan
pembelajaran
22. Keruntutan penyajian konsep
23. Kesesuaian latihan soal dalam setiap kegiatan belajar
dengan materi sistem persamaan linear dua variabel
24. Ketersediaan kunci jawaban latihan soal pada setiap
kegiatan belajar
25. Ketersediaan rangkuman dalam setiap kegiatan
belajar
26. Ketercukupan penyajian kegiatan belajar dalam
modul melibatkan siswa untuk membuat gambar,
122
No. Pernyataan Penilaian
Catatan STL TL CL L SL
grafik, tabel dari permasalahan yang disajikan.
27. Ketercukupan penyajian kegiatan belajar dalam
modul melibatkan siswa untuk membuat model
matematika dari permasalahan yang diberikan
28. Ketercukupan penyajian kegiatan belajar dalam
modul melibatkan siswa untuk menuliskan langkah-
langkah penyelesaian dari permasalahan yang
disajikan.
D. Aspek Kegrafikaan
29. Ketepatan memilih ukuran huruf
30. Penggunaan ilustrasi sampul modul menggambarkan
materi sistem persamaan linear dua variabel
31. Kelengkapan unsur tata letak (seperti: judul kegiatan
belajar, subjudul kegiatan belajar, halaman)
32. Penempatan ilustrasi dan keterangan gambar tidak
mengganggu isi kegiatan belajar
Saya juga berharap Bapak/Ibu berkenan memberikan isian mengenai bagian yang salah, jenis kesalahan, dan saran untuk bahan ajar e-modul ini
secara tertulis pada kolom yang sudah disediakan. Atas kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi lembar penilaian ini, saya ucapkan terimakasih.
Bagian yang Salah Jenis Kesalahan Saran untuk Perbaikan
123
D. Komentar dan Saran Keseluruhan:
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
E. Kesimpulan
Bahan ajar SPLDV Berorientasi Kemampuan Representasi Matematis ini dinyatakan *):
1. Layak diujicobakan di lapangan tanpa ada revisi
2. Layak diujicobakan di lapangan dengan revisi
3. Tidak layak diujicobakan di lapangan
*) Lingkari pada salah satu nomor.
…………………………. , 2022
Validator
…………………………………..
NIP/NIDN.
124
Lampiran 7 Lembar Validasi oleh Praktisi Pendidikan
Lembar Validasi oleh Praktisi
Bahan Ajar Materi SPLDV Berorientasi Kemampuan Representasi Matematis Siswa
Judul Penelitian : Pengembangan Bahan Ajar Materi SPLDV Berorientasi Kemampuan Representasi Matematis Siswa
Materi Pokok : Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Sasaran : Siswa SMP Kelas VIII
Peneliti : Faidatur Rahmah
Dosen Pembimbing : 1. Dr. Abdul Muin, S. Si., M. Pd.
2. Khairunnisa, S. Pd., M. Si.
Nama Validator :
Instansi :
Lembar penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat atau saran Bapak/Ibu selaku validator praktisi terhadap “Bahan Ajar Materi
SPLDV Berorientasi Kemampuan Representasi Matematis” yang dikembangkan. Penilaian, kritik, dan saran Bapak/Ibu sangat bermanfaat untuk
meningkat kualitas bahan ajar ini.
A. Definisi Operasional
Bahan ajar materi SPLDV berorientasi kemampuan representasi matematis siswa ialah bahan ajar untuk membantu siswa memahami materi
SPLDV dan langkah-langkah pembelajaran dalam bahan ajar disesuaikan dengan indikator kemampuan representasi matematis yang terdiri dari
Terdapat tiga indikator kemampuan representasi matematis pada bahan ajar yang akan dikembangkan, yaitu menyajikan gambar, grafik atau
tabel dari bentuk representasi ke representasi lainnya (pictorial representation), menyatakan langkah-langkah penyelesaian masalah secara
matematis (symbolic representation), dan membuat model matematika dari permasalahan yang diberikan (verbal representation).
125
B. Petunjuk
1. Berikan tanda centang () pada kolom yang disediakan sesuai dengan penilaian Bapak/Ibu.
2. Penilaian diberikan dengan ketentuan:
STL = Sangat Tidak Layak
TL = Tidak Layak
CL = Cukup Layak
L = Layak
SL = Sangat Layak
3. Komentar dan saran Bapak/Ibu mohon diberikan dengan jelas pada tempat yang telah disediakan.
C. Aspek Penilaian
No. Pernyataan Penilaian
Catatan STL TL CL L SL
A. Aspek Kelayakan Isi
1. Kesesuaian materi dengan kompetensi dasar
2. Kesesuaian materi sistem persamaan linear
dua variabel dengan tujuan pembelajaran
3. Kebenaran konsep materi sistem persamaan
linear dua variabel dari segi keilmuan
4. Keakuratan ilustrasi masalah dan gambar
dengan materi sistem persamaan linear dua
variabel
126
No. Pernyataan Penilaian
Catatan STL TL CL L SL
5. Keakuratan soal latihan dengan materi sistem
persamaan linear dua variabel
6. Ketersediaan tahap pictorial representation
membimbing siswa membuat gambar, grafik
atau tabel dari permasalahan yang disajikan
7. Ketersediaan tahap symbolic representation
membimbing siswa membuat model
matematika dari permasalahan yang
diberikan
8. Ketersediaan tahap verbal representation
membimbing siswa menuliskan langkah-
langkah penyelesaian dari permasalahan
yang disajikan.
B. Aspek Kebahasaan
9. Kemudahan dalam memahami bahasa yang
digunakan dalam modul
10. Kesesuaian bahasa yang digunakan dengan
tingkat perkembangan berpikir siswa SMP
kelas VIII
127
No. Pernyataan Penilaian
Catatan STL TL CL L SL
11. Ketepatan penggunaan bahasa dalam
memotivasi siswa untuk belajar mandiri
12. Kejelasan tujuan pembelajaran
13. Kejelasan petunjuk penggunaan modul
14. Ketepatan pemilihan kata atau istilah
15. Ketepatan ejaan yang digunakan dengan
Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI)
C. Aspek Penyajian
16. Keruntutan penyajian konsep memudahkan
guru dalam menyampaikan materi sistem
persamaan linear dua variabel
17. Keruntutan penyajian konsep mempermudah
siswa dalam menerima materi sistem
persamaan linear dua variabel
18. Interaktivitas belajar siswa dengan
menggunakan modul ini
19. Komunikatfifitas belajar siswa dengan
menggunakan modul ini
20. Kemudahan mengakses QR Code yang
128
No. Pernyataan Penilaian
Catatan STL TL CL L SL
tercantum dalam modul
21. Kemudahan mengakses link yang tercantum
dalam modul
22. Ketercukupan penyajian kegiatan belajar
dalam modul melibatkan siswa untuk
membuat gambar, grafik, tabel dari
permasalahan yang disajikan
23. Ketercukupan penyajian kegiatan belajar
dalam modul melibatkan siswa untuk
membuat model matematika dari
permasalahan yang diberikan
24. Ketercukupan penyajian kegiatan belajar
dalam modul melibatkan siswa untuk
menuliskan langkah-langkah penyelesaian
dari permasalahan yang disajikan.
D. Aspek Kegrafikaan
25. Kemenarikan tampilan desain modul
26. Kemenarikan gambar yang tersaji dalam
modul
129
No. Pernyataan Penilaian
Catatan STL TL CL L SL
27. Ketepatan memilih ukuran huruf
28. Ketepatan penggunaan variasi huruf (bold,
italic, all capital, small capital, equation)
Saya juga berharap Bapak/Ibu berkenan memberikan isian mengenai bagian yang salah, jenis kesalahan, dan saran untuk bahan ajar e-modul ini
secara tertulis pada kolom yang sudah disediakan. Atas kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi lembar penilaian ini, saya ucapkan terimakasih.
Bagian yang Salah Jenis Kesalahan Saran untuk Perbaikan
130
D. Komentar dan Saran Keseluruhan:
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
E. Kesimpulan
Bahan ajar SPLDV Berorientasi Kemampuan Representasi Matematis ini dinyatakan *):
1. Layak diujicobakan di lapangan tanpa ada revisi
2. Layak diujicobakan di lapangan dengan revisi
3. Tidak layak diujicobakan di lapangan
*) Lingkari pada salah satu nomor.
…………………………. , 2022
Validator
…………………………………..
NIP/NUPTK.
131
Lampiran 8 Lembar Penilaian oleh Siswa
LEMBAR PENILAIAN OLEH PENGGUNA (SISWA)
Judul Penelitian : Pengembangan Bahan Ajar Materi SPLDV Berorientasi
Kemampuan Representasi Matematis Siswa
Peneliti : Faidatur Rahmah
Dosen Pembimbing : 1. Dr. Abdul Muin, S. Si., M. Pd.
2. Khairunnisa, S. Pd., M. Si.
Nama Siswa :
Asal Sekolah :
Lembar penilaian ini dimaksudkan untuk mengetahui pendapat pendapat peserta didik selaku
pengguna bahan ajar e-modul yang dikembangkan.
A. Petunjuk
1. Berikan tanda centang () pada kolom yang disediakan sesuai dengan penilaian Anda.
2. Penilaian diberikan dengan ketentuan:
SK = Sangat Kurang
K = Kurang
C = Cukup
B = Baik
SB = Sangat Baik
3. Tuliskan kritik, saran, dan jawaban dari pertanyaan pendukung pada kolom yang telah
disediakan.
132
B. Aspek Penilaian
No. Pernyataan Penilaian
SK K C B SB
A. Penyajian Materi
1. Penyajian materi dalam bahan ajar mudah dipahami
2. Penyajian materi dalam bahan ajar menggunakan
ilustrasi masalah yang berkaitan dengan kehidupan
sehari-hari
3. Penyajian soal-soal dalam bahan ajar sesuai dengan
materi yang dijelaskan
4. Gambar yang disajikan memudahkan saya dalam
memahami materi
5. Setiap tahap pembelajaran dalam bahan ajar mudah
diikuti
B. Bahasa dan Tampilan
6. Bahasa yang digunakan dalam bahan ajar mudah
dipahami
7. Huruf yang digunakan mudah dibaca dan jelas
8. Petunjuk penggunaan dalam bahan ajar mudah dipahami
9. Tampilan bahan ajar secara keseluruhan menarik
C. Manfaat Penggunaan
10. Bahan ajar ini menambah keinginan saya untuk belajar
11. Ilustrasi dan audio dalam bahan ajar memberikan
motivasi untuk mempelajari materi
12. Bahan ajar ini membuat pembelajaran matematika tidak
membosankan
13. Penggunaan bahan ajar ini membantu saya untuk
membuat gambar, grafik atau tabel dari permasalahan
yang disajikan
14. Penggunaan bahan ajar ini membantu saya untuk
membuat model matematika dari permasalahan yang
133
diberikan
15. Penggunaan bahan ajar ini membantu saya untuk
menuliskan langkah-langkah penyelesaian dari
permasalahan yang disajikan.
Komentar dan Saran Siswa/Siswi:
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
…………………………. , 2022
Peserta Didik
145
Lampiran 11 Perhitungan Data Validasi oleh Pakar
Perhitungan Data Validasi oleh Pakar
Nomor Butir
Pertanyaan
Pakar Skor
Hasil
Skor
Ideal I II III
1 5 5 5 15 15
2 5 5 5 15 15
3 5 5 5 15 15
4 5 5 3 13 15
5 4 4 5 13 15
6 4 4 5 13 15
7 4 4 4 12 15
8 4 4 5 13 15
9 3 4 5 12 15
10 4 4 5 13 15
11 4 4 5 13 15
12 4 4 4 12 15
13 4 4 3 11 15
14 4 4 5 13 15
15 5 4 5 14 15
16 5 5 5 15 15
17 5 5 5 15 15
18 5 5 5 15 15
19 4 4 5 13 15
20 4 5 5 14 15
21 4 4 5 13 15
22 4 4 5 13 15
23 5 4 5 14 15
24 5 5 5 15 15
25 5 5 5 15 15
26 5 5 5 15 15
27 4 5 5 14 15
28 4 5 5 14 15
29 5 4 5 14 15
30 4 5 5 14 15
31 5 5 5 15 15
32 5 5 5 15 15
Total 142 144 154 440 480
146
Perhitungan Data Lembar Validasi oleh Pakar dari Tiap Aspek
Cara perhitungan:
Keterangan:
persentase kelayakan bahan ajar
skor tertinggi tiap butir jumlah butir jumlah responden
1. Aspek Kelayakan Isi
No. Indikator Skor Skor
Ideal
Persentase
Kriteria
1. Kesesuaian KD, indikator, dan tujuan
pembelajaran (Self Instructional) 30 30 100
Sangat
Layak
2. Ketermuatan materi (Self Contained) 28 30 93,33 Sangat
Layak
3. Kesesuaian dengan indikator kemampuan
representasi matematis 38 45 84,44
Sangat
Layak
4. Kesesuaian dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (Adaptive) 25 30 83,33
Sangat
Layak
Penilaian Keseluruhan 121 135 89,63 Sangat
Layak
2. Apek Kebahasaan
No. Indikator Skor Skor Ideal Persentase
Kriteria
1. Lugas 26 30 86,67 Sangat Layak
2.
Kesesuaian dengan
perkembangan peserta
didik
23 30 76,67
Layak
3. Kesesuaian dengan kaidah
bahasa indonesia 27 30 90
Sangat Layak
4. Penggunaan istilah,
simbol, atau ikon 45 45 100
Sangat Layak
5. Mudah digunakan (User
Friendly) 27 30 90
Sangat Layak
Penilaian Keseluruhan 148 165 89,7 Sangat Layak
147
3. Aspek Penyajian
No. Indikator Skor Skor Ideal Persentase Kriteria
1. Teknik penyajian 26 30 86,67 Sangat Layak
2. Pendukung penyajian 44 45 97,78 Sangat Layak
3. Berdiri sendiri (Stand Alone) 43 45 95,56 Sangat Layak
Penilaian Keseluruhan 113 120 94,1 Sangat Layak
4. Aspek Kegrafikaan
No. Indikator Skor Skor Ideal Persentase Kriteria
1. Desain sampul (cover) modul 28 30 93,33 Sangat Layak
2. Desain isi modul 30 30 100 Sangat Layak
Penilaian Keseluruhan 58 60 96,67 Sangat Layak
163
Lampiran 13 Perhitungan Data Validasi oleh Praktisi Pendidikan
Perhitungan Data Validasi Bahan Ajar oleh Praktisi
Nomor Butir
Pertanyaan
Praktisi Skor
Hasil
Skor
Ideal I II III IV V
1 5 4 5 4 5 23 25
2 5 4 4 4 5 22 25
3 4 3 5 4 5 21 25
4 4 4 4 4 5 21 25
5 5 4 4 4 5 22 25
6 4 3 4 4 5 20 25
7 4 3 4 4 5 20 25
8 4 3 4 4 5 20 25
9 5 4 5 4 5 23 25
10 4 4 5 4 5 22 25
11 4 4 4 4 5 21 25
12 4 4 5 5 5 23 25
13 5 4 5 5 5 24 25
14 5 4 4 4 5 22 25
15 4 4 5 4 5 22 25
16 4 3 5 4 5 21 25
17 4 4 4 4 5 21 25
18 4 3 4 5 5 21 25
19 5 3 5 4 5 22 25
20 4 4 4 4 5 21 25
21 5 4 5 4 5 23 25
22 4 3 5 4 5 21 25
23 4 3 5 4 5 21 25
24 5 4 4 4 5 22 25
25 5 4 5 4 4 22 25
26 4 4 4 4 4 20 25
27 5 4 5 4 5 23 25
28 4 4 5 4 5 22 25
Total 123 103 127 115 138 606 700
164
Perhitungan Data Lembar Validasi oleh Praktisi dari Tiap Aspek
Cara perhitungan:
dengan
persentase kelayakan bahan ajar
skor tertinggi tiap butir jumlah butir jumlah responden
1. Aspek Kelayakan Isi
No. Indikator Skor Skor
Ideal
Persentase
Kriteria
1. Kesesuaian KD, indikator, dan tujuan
pembelajaran (Self Instructional) 45 50 90
Sangat
Layak
2. Ketermuatan materi (Self Contained) 64 75 85,33 Sangat
Layak
3. Kesesuaian dengan indikator kemampuan
representasi matematis 60 75 80
Sangat
Layak
Penilaian Keseluruhan 169 200 84,5 Sangat
Layak
2. Apek Kebahasaan
No. Indikator Skor
Skor
Ideal
Persentase
Kriteria
1. Komunikatif, dialogis, dan interaktif 66 75 88 Sangat
Layak
2. Kejelasan informasi 47 50 94 Sangat
Layak
3. Kesesuaian dengan kaidah bahasa
indonesia 44 50 88
Sangat
Layak
Penilaian Keseluruhan 169 200 89,71 Sangat
Layak
165
3. Aspek Penyajian
No. Indikator Skor Skor Ideal Persentase Kriteria
1. Urutan penyajian 42 50 84 Sangat Layak
2. Penyajian pembelajaran 43 50 86 Sangat Layak
3. Pendukung penyajian 44 50 88 Sangat Layak
4. Berdiri sendiri (Stand Alone) 64 75 85,33 Sangat Layak
Penilaian Keseluruhan 193 225 85,78 Sangat Layak
4. Aspek Kegrafikaan
No. Indikator Skor Skor
Ideal
Persentase
Kriteria
1. Kemenarikan 42 50 84 Sangat
Layak
2. Ketepatan penggunaan ukuran dan
variasi huruf 45 50 90
Sangat
Layak
Penilaian Keseluruhan 87 100 87 Sangat
Layak
166
Lampiran 14 Revisi Bahan Ajar
Revisi Bahan Ajar
No. Revisi Bahan Ajar
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
1.
Saran: Tulisan “Berorientasi Kemampuan
Representasi Matematis” dan “Materi
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
(SPLDV)” diperlihatkan lebih besar dan
tulisan “Bahan Ajar Matematika”
diperkecil.
2.
Saran: Pada daftar isi, posisi nomor
halaman diletakkan pada bagian kanan saja
agar tidak mendistraksi pembaca dalam
membaca daftar isi
167
3.
Saran: penulisan peta konsep seharusnya
peta materi
4.
Saran: urutan disesuaikan dengan kegiatan
belajar
5.
Saran: Pada Latihan 2 nomor 1 penulisan
“selesaian” seharusnya “penyelesaian”
6.
Saran: Pada Latihan 2 nomor 3 perbesar
168
tulisan pada gambar
7.
Saran: Pada Situasi 3 perbesar tulisan pada
gambar
8.
Saran: Pada bagian Refleksi sebaiknya
menggunakan bahasa yang sesuai dengan
siswa SMP (bahasa yang digunakan lebih
cocok untuk orang dewasa)
169
9.
Saran: Contoh permisalan jangan buah,
cari benda yang beratnya lebih stabil
seperti, buku, pensil, air mineral, makanan
ringan
10.
Saran: Perbaiki penulisan kata yang typo
iv 4
Sebelum membahas Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV), marilah kita
mengingat kembali tentang persamaan linear dengan satu variabel yang telah dipelajari di
kelas VII. Perhatikan persamaan linear satu variabel dari tabel berikut.
1. 2. 3. 4.
Masing-masing persamaan pada tabel memiliki satu variabel yaitu dan dan
masing-masing variabelnya berpangkat satu. Dengan kata lain, persamaan linear satu
variabel adalah persamaan yang hanya memiliki satu variabel berpangkat satu. Adapun
bentuk umum persamaan linear satu variabel adalah . dengan adalah variabel,
adalah koefisien, dan adalah konstanta.
Sama halnya dengan persamaan linear satu variabel, terdapat komponen atau unsur
yang selalu berkaitan dengan SPLDV, yaitu suku, variabel, koefisien, dan konstanta. Berikut
penjelasan dari masing-masing unsur tersebut:
Diketahui persegi A dan persegi B memiliki panjang sisi yang sama. Persegi A memilki sisi
yang berukuran 𝑥 𝑐𝑚. Sedangkan persegi B memiliki sisi yang berukuran
𝑥 𝑐𝑚.
Jika dituliskan dalam bentuk persamaan adalah
panjang sisi persegi A panjang sisi persegi B
𝑥 𝑥 𝑥 𝑥
𝑥
Jadi persamaan dari contoh tersebut adalah: 𝑥
CONTOH 1
v 5
Pada bentuk persamaan , bilangan disebut koefisien, disebut variabel, dan
disebut konstanta.
Berdasarkan ilustrasi tersebut, maka kalian dapat mengetahui pengertian dari suku,
koefisien, variabel, dan konstanta.
Untuk menguji penguasaanmu terhadap konsep persamaan linear satu variabel, jawablah
pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Berilah tanda centang () pada kolom Benar atau Salah dari tabel berikut.
No. Pernyataan Benar Salah
a. termasuk persamaan linear satu variabel
b.
termasuk persamaan linear satu variabel
c. termasuk persamaan linear satu variabel
2. Tentukanlah koefisien, variabel, dan konstanta dari persamaan berikut:
a.
b.
c.
https://bit.ly/KB1-AyoIngatKembali
1. Suku adalah bagian dari bentuk aljabar yang dipisahkan dengan tanda operasi
penjumlahan atau pengurangan.
2. Variabel adalah suatu simbol yang mewakili banyaknya suatu nilai tertentu.
3. Koefisien adalah bilangan yang menyatakan banyaknya suatu jumlah variabel
yang sejenis.
4. Konstanta adalah suku pada suatu bentuk aljabar yang berupa nilai/bilangan
tertentu yang tidak diikuti dengan variabel dan nilainya tetap atau konstan untuk
berapapun nilai perubahannya.
vi 6
Pada Kegiatan Belajar 1 kalian akan mempelajari bagaimana cara membuat model
matematika dari permasalahan yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel.
Model matematika yang dimaksud pada pembahasan kali ini adalah cara untuk
menerjemahkan suatu masalah ke bahasa matematika dalam bentuk persamaan matematika
untuk menentukan penyelesaian dari persamaan tersebut. Jika terdapat lebih dari satu
persamaan yang saling berkaitan satu sama lain, maka persamaan-persamaan tersebut
dinamakan dengan sistem persamaan. Untuk lebih memahami bagaimana cara menulis
model matematika dari sistem persamaan linear dua variabel, kalian akan mempelajarinya
pada Situasi 1 dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah disediakan.
1. Berdasarkan situasi 1, tuliskan nama dan banyaknya barang yang dibeli Dhea dan Tio
beserta harganya!
Jawab:
1. Dhea → 2 buku dan 3 pensil = Rp ………………………
2. ………………………………………………………………………………
Dhea berbelanja ke toko “ABC Stationery” untuk membeli 2
buku dan 3 pensil. Di toko yang sama, Tio membeli 3 buku dan
4 pensil yang sama dengan yang dibeli oleh Dhea. Apabila biaya
yang dikeluarkan Dhea dan Tio masing-masing adalah
Rp32.500 dan Rp46.000. Bagaimana cara menuliskan model
matematika dari harga buku dan pensil yang harus dibayarkan
dibeli Dhea dan Tio? Untuk mengetahuinya, ikuti kegiatan
berikut:
Sumber gambar:
www.canva.com
vi7
4. Karena variabel dari kedua persamaan tersebut sama, maka hubungan dari kedua
persamaan linear tersebut dinamakan sistem persamaan linear. Suatu sistem
persamaan dihubungkan dengan sebuah notasi (kurung kurawal) yang ditulis pada
sebelah kiri persamaan tersebut. Notasi tersebut menunjukkan suatu kesatuan dan
keterkaitan. Sehingga, sistem persamaan linear dua variabel dari Situasi 1 adalah:
2. Berdasarkan jawaban nomor 1, nyatakan dalam bentuk gambar!
Jawab:
1. 1 buku = , Dhea → …………………………………………………
2. ………………………………………………………………………………………………………………………………
3. Ada berapa gambar yang berbeda? Jika gambar sebuah buku dan sebuah pensil dapat
dinyatakan dalam variabel yang berbeda, tentukan variabel untuk gambar tersebut dan
tuliskan persamaan dengan menggunakan variabel yang telah kalian tentukan!
Jawab:
Jawab:
vi8
Berdasarkan permasalahan yang telah kalian selesaikan, tuliskan langkah-langkah pengerjaan
kalian dalam membuat model matematika dari permasalahan Situasi 1!
https://bit.ly/Situasi-1
Setelah menuliskan langkah-langkah pengerjaan kalian dalam membuat model matematika
dari permasalahan Situasi 1, maka dapat disimpulkan langkah-langkah untuk membuat
model matematika dari permasalahan yang berkaitan dengan SPDV, yaitu:
Jawab:
Jawab:
i9
https://bit.ly/LatihanKB-1
1. Tuliskan model matematika dari sistem persamaan linear dua variabel pada gambar berikut.
Jawab: …………………………….…………………….…………………….………………………….…………………….…………………….………..
…………………….…………………….…………………….…………………….………………………….…………………….……………………..…………
……………………………….…………………….…………………….…………………….………………………….…………………….…………………..
2. Semua siswa di kelas VIII pada SMP Neo akan menggunakan komputer. Jika setiap komputer
digunakan oleh 3 siswa, maka akan ada 2 siswa yang tidak menggunakan komputer. Sedangkan,
jika setiap komputer digunakan 4 siswa, maka akan ada 2 komputer yang tidak digunakan.
Tuliskan model matematika dari sistem persamaan linear dua variabel yang menyatakan
informasi tersebut!
Jawab: …………………………….…………………….…………………….………………………….…………………….…………………….………..
…………………….…………………….…………………….…………………….………………………….…………………….……………………..…………
……………………………….…………………….…………………….…………………….………………………….…………………….…………………..
3. Perhatikan gambar di bawah ini.
Jika diketahui keliling persegi panjang adalah 45 cm, dan keliling segitiga adalah 127 cm.
Tuliskan model matematika dari sistem persamaan linear dua variabel yang menyatakan
informasi tersebut!
Jawab: …………………………….…………………….…………………….………………………….…………………….…………………….………..
…………………….…………………….…………………….…………………….………………………….…………………….……………………..…………
……………………………….…………………….…………………….…………………….………………………….…………………….…………………..
x 10
2. Berdasarkan apa yang telah kalian kerjakan pada Situasi 1, jika permasalahan
diperluas secara umum dengan memisalkan 𝑥 𝑦 sebagai variabel, 𝑎 𝑏 𝑝 𝑞 sebagai
koefisien dari masing-masing variabelnya, serta 𝑐 dan 𝑟 sebagai konstanta, maka
bentuk umum sistem persamaan linear dua variabel adalah:
Rangkuman
…………………………….…………………….…………………….………………………….…………………….…………………….……
…..…………………….…………………….…………………….…………………….………………………….…………………….…….…
……………..………………………………………….…………………….…………………….…………………….……………………..….
…………………….…………………..…………………………….…………………….…………………….………………………….…..…
……………….…………………….………..…………………….…………………….…………………….…………………….………….…
…………….…………………….……………………..……………………………………………………….…………………….……………
….………………………….…………………….…………………….………..…………………….…………………….…………………….
…………………….………………………….…………………….……………………..……………………………..…………………….
Setelah melakukan Kegiatan Belajar 1, kalian akan dibimbing untuk membuat rangkuman
atas apa yang telah kalian pelajari dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Jelaskan sesuai pemahaman kalian, bagaimana ciri-ciri permasalahan yang berkaitan
dengan sistem persamaan linear dua variabel?
…………………………….…………………….…………………….………………………….…………………….…………………….……
…..…………………….…………………….…………………….…………………….………………………….…………………….…….…
……………..………………………………………….…………………….…………………….…………………….……………………..….
…………………….…………………..…………………………….…………………….…………………….………………………….…..…
……………….…………………….………..…………………….…………………….…………………….…………………….………….…
…………….…………………….……………………..……………………………………………………….…………………….……………
….………………………….…………………….…………………….………..…………………….…………………….…………………….
…………………….………………………….…………………….……………………..……………………………..…………………….
https://bit.ly/Rangkuman-Refleksi-KB1
x11
2. Dari proses belajar pada Kegiatan Belajar 1, hal yang belum saya pahami adalah
Refleksi
…………………………….…………………….…………………….………………………….…………………….…………………….…...
……..…………………….…………………….…………………….…………………….………………………….…………………….….…
……………..………………………………………….…………………….…………………….…………………….……………………..….
……..…………………….…………………….…………………….…………………….………………………….………………………..
3. Dari proses belajar pada Kegiatan Belajar 1, hal yang akan saya lakukan agar pada
pembelajaran berikutnya dapat lebih baik adalah
…………………………….…………………….…………………….………………………….…………………….…………………….…...
……..…………………….…………………….…………………….…………………….………………………….…………………….….…
……………..………………………………………….…………………….…………………….…………………….……………………..….
……..…………………….…………………….…………………….…………………….………………………….………………………..
…………………………….…………………….…………………….………………………….…………………….…………………….…...
……..…………………….…………………….…………………….…………………….………………………….…………………….….…
……………..………………………………………….…………………….…………………….…………………….……………………..….
……..…………………….…………………….…………………….…………………….………………………….………………………..
Setelah kalian mempelajari Kegiatan Belajar 1 tentang bentuk umum SPLDV, coba
renungkan apa yang sudah kalian pelajari dengan menjawab pertanyaan berikut:
1. Dari proses belajar pada Kegiatan Belajar 1, hal yang saya pahami adalah
x13
Sebelum mempelajari, bagaimana menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel
dengan menggunakan metode grafik, mari kita mengingat kembali tentang kedudukan dua
persamaan garis lurus pada sumbu x dan sumbu y. Dua garis dikatakan saling berpotongan
apabila kedua garis terletak pada satu bidang datar dan mempunyai satu titik persekutuan
yang merupakan titik potong kedua garis tersebut. Dua garis dikatakan sejajar apabila kedua
garis terletak satu bidang datar yang tidak akan berpotongan meski kedua garis
diperpanjang. Dua garis dikatakan berimpit apabila kedua garis paling sedikit memiliki dua
titik persekutuan.
Untuk mengingat kembali bagaimana bentuk dari ketiga kedudukan dua persamaan garis
lurus tersebut, coba pasangkanlah kedudukan dua persamaan garis lurus gambar di bawah
ini dengan tepat!
https://bit.ly/KB2-AyoIngatKembali
x14
Sebelumnya pada Kegiatan Belajar 1, Anda telah mempelajari apa yang dimaksud
dengan sistem persamaan linear dua variabel dan bagaimana cara membuat model
matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel,
selanjutnya Anda akan mempelajari bagaimana menentukan penyelesaian dari masalah yang
berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel. Pada Kegiatan Belajar 2, Anda akan
mempelajari cara menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan
menggunakan metode grafik. Penyelesaian SPLDV dengan metode grafik dilakukan dengan
menggambar grafik garis dari masing-masing persamaan pada bidang kartesius. Secara
geometris, persamaan linear dua variabel merupakan sebuah persamaan garis. Jika ada dua
persamaan, berarti ada dua garis. SPLDV bisa diselesaikan jika kedua garis berpotongan di
suatu titik. Titik potong kedua garis merupakan penyelesaian dari SPLDV tersebut. Dengan
menggunakan kedudukan dua garis berpotongan, dua garis sejajar, dan dua gari berimpit,
maka banyaknya penyelesaian SPLDV terdapat 3 kemungkinan, yaitu:
1. Jika kedua garis saling
berpotongan, maka
dalam keadaan ini SPLDV
memiliki tepat satu
penyelesaian.
2. Jika kedua garis saling
sejajar, maka dalam
keadaan ini SPLDV
tidak memiliki
penyelesaian.
3. Jika kedua garis saling
berimpit, maka dalam
keadaan ini SPLDV
memiliki penyelesaian
yang tak hingga.
Untuk lebih memahami bagaimana cara menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel
dengan metode grafik, Anda akan menjawab pertanyaan-pertanyaan pada Situasi 2.
x15
Diketahui selisih dua bilangan bulat positif 𝑥 dan 𝑦 adalah 5. Jika empat kali bilangan
pertama dijumlahkan dengan dua kali bilangan kedua, hasilnya adalah -4. Tentukan nilai
dari kedua bilangan tersebut! Anda akan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut
untuk mengetahui nilai dari kedua bilangan bulat tersebut.
1. Buatlah model persamaan SPLDV dari Situasi 2!
Jawab:
2. Lengkapi tabel berikut untuk menentukan titik potong terhadap sumbu-x dan sumbu-y
dari persamaan yang telah Anda buat! (Titik potong dengan sumbu-x, syaratnya 𝑦
, dan titik potong dengan sumbu-y, syaratnya 𝑥 )
Jawab:
Persamaan 1: ………………….………………... Persamaan 2: ………………….………………...
Titik Potong
terhadap
Sumbu-x
Titik Potong
terhadap
Sumbu-y
Titik Potong
terhadap
Sumbu-x
Titik Potong
terhadap
Sumbu-y
𝒙 𝒙
𝒚 𝒚
𝒙 𝒚 𝒙 𝒚
x16
3. Gambarlah grafik garis persamaan 1 dan persamaan 2 melalui titik-titik yang telah
Anda tentukan langkah 2!
Jawab:
4. Berdasarkan grafik yang Anda buat, apakah kedua garis saling berpotongan? Jika iya,
tentukan titik potong kedua garis tersebut! Jika tidak, berikan alasannya dengan
menentukan hubungan kedua garis tersebut (sejajar atau berimpit)!
Jawab:
x17
Setelah menuliskan langkah-langkah pengerjaan kalian dalam menyelesaikan permasalahan
dari Situasi 2 dengan menggunakan metode grafik, maka dapat disimpulkan langkah-langkah
menyelesaikan permasalahan SPLDV dengan menggunakan metode grafik, yaitu:
6. Berapakah nilai dari kedua bilangan bulat tersebut?
Jawab:
5. Periksalah titik potong yang kalian dapatkan ke salah satu persamaan untuk
mengetahui apakah hasil titik potong yang didapatkan merupakan penyelesaian dari
model persamaan SPLDV tersebut?
Jawab:
Berdasarkan permasalahan yang telah kalian selesaikan, tuliskan langkah-langkah pengerjaan
kalian dalam menyelesaikan permasalahan dari Situasi 2 dengan menggunakan metode grafik!
Jawab:
Jawab:
https://bit.ly/Situasi-2
x18
https://bit.ly/LatihanKB-2
1. Tentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel berikut dengan menggunakan
metode grafik, jika diketahui nilai 𝑎 dan 𝑏 .
{ 𝑥 𝑏𝑦
𝑎𝑥
𝑏𝑦
!
Jawab: …………………………….…………………….…………………….………………………….…………………….…………………….………..
…………………….…………………….…………………….…………………….………………………….…………………….……………………..…………
……………………………….…………………….…………………….…………………….………………………….…………………….…………………..
2. Lima tahun yang lalu, umur Sabina tiga kali umur Thia. Lima tahun yang akan datang dua kali
umur Sabina sama dengan tiga kali umur Thia. Tentukan umur Sabina dan Thia sekarang,
dengan menggunakan metode grafik!
Jawab: …………………………….…………………….…………………….………………………….…………………….…………………….………..
…………………….…………………….…………………….…………………….………………………….…………………….……………………..…………
……………………………….…………………….…………………….…………………….………………………….…………………….…………………..
3. Perhatikan gambar berikut.
Sumber gambar: www.canva.com
Berdasarkan gambar tersebut, dengan menggunakan metode grafik tentukan penyelesaian dari
sistem persamaan linear dua variabel untuk menentukan nilai 𝑥 dan 𝑦!
Jawab: …………………………….…………………….…………………….………………………….…………………….…………………….………….
…………………….…………………….…………………….…………………….………………………….…………………….……………………..…………
x19
2. Bagaimana cara menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel
dari kedudukan kedua garis dari grafik yang ada?
Rangkuman
…………………………….…………………….…………………….………………………….…………………….…………………….……
…..…………………….…………………….…………………….…………………….………………………….…………………….…….…
……………..………………………………………….…………………….…………………….…………………….……………………..….
…………………….…………………..…………………………….…………………….…………………….………………………….…..…
……………….…………………….………..…………………….…………………….…………………….…………………….………….…
…………….…………………….……………………..……………………………………………………….…………………….……………
….………………………….…………………….…………………….………..…………………….…………………….…………………….
…………………….………………………….…………………….……………………..……………………………..…………………….
Setelah melakukan Kegiatan Belajar 2, kalian akan dibimbing untuk membuat rangkuman
atas apa yang telah kalian pelajari dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:
1. Jelaskan sesuai pemahaman kalian, bagaimana langkah-langkah menentukan
penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel dengan metode grafik?
…………………………….…………………….…………………….………………………….…………………….…………………….……
…..…………………….…………………….…………………….…………………….………………………….…………………….…….…
……………..………………………………………….…………………….…………………….…………………….……………………..….
…………………….…………………..…………………………….…………………….…………………….………………………….…..…
……………….…………………….………..…………………….…………………….…………………….…………………….………….…
…………….…………………….……………………..……………………………………………………….…………………….……………
….………………………….…………………….…………………….………..…………………….…………………….…………………….
…………………….………………………….…………………….……………………..……………………………..…………………….
https://bit.ly/Rangkuman-Refleksi-KB2
x20
Refleksi
2. Dari proses belajar pada Kegiatan Belajar 2, hal yang belum saya pahami adalah
Setelah kalian mempelajari Kegiatan Belajar 2 tentang menyelesaikan SPLDV dengan metode
grafik, coba renungkan apa yang sudah kalian pelajari dengan menjawab pertanyaan berikut:
1. Dari proses belajar pada Kegiatan Belajar 2, hal yang saya pahami adalah
…………………………….…………………….…………………….………………………….…………………….…………………….…...
……..…………………….…………………….…………………….…………………….………………………….…………………….….…
……………..………………………………………….…………………….…………………….…………………….……………………..….
……..…………………….…………………….…………………….…………………….………………………….………………………..
3. Dari proses belajar pada Kegiatan Belajar 2, hal yang akan saya lakukan agar pada
pembelajaran berikutnya dapat lebih baik adalah
4. …………………………….…………………….…………………….………………………….…………………….…………………….…...
……..…………………….…………………….…………………….…………………….………………………….…………………….….…
……………..………………………………………….…………………….…………………….…………………….……………………..….
……..…………………….…………………….…………………….…………………….………………………….………………………..
…………………………….…………………….…………………….………………………….…………………….…………………….…...
……..…………………….…………………….…………………….…………………….………………………….…………………….….…
……………..………………………………………….…………………….…………………….…………………….……………………..….
……..…………………….…………………….…………………….…………………….………………………….………………………..
52
Kunci Jawaban dan Pedoman Penilaian Latihan Kegiatan Belajar 1
No. Soal Alternatif Penyelesaian Skor Bobot
1. Tuliskan model matematika dari sistem persamaan
linear dua variabel pada gambar berikut.
Diketahui:
Tinggi dari 2 persegi panjang dan 1 segi enam = 18 cm
Tinggi dari 3 persegi panjang dan 3 segi enam = 45 cm
10 30
Misal:
Tinggi 1 persegi panjang =
Tinggi 1 persegi panjang =
Tinggi dari 2 persegi panjang dan 1 segi enam = 18 cm
Tinggi dari 3 persegi panjang dan 3 segi enam = 18 cm
10
Jadi model matematika dari sistem persamaan linear dua variabel pada
gambar tersebut adalah {
10
2. Semua siswa di kelas VIII pada SMP Neo akan
menggunakan komputer. Jika setiap komputer
Diketahui:
Jika setiap komputer digunakan oleh 3 siswa, maka akan ada 2 siswa
10 30
53
No. Soal Alternatif Penyelesaian Skor Bobot
digunakan oleh 3 siswa, maka akan ada 2 siswa yang
tidak menggunakan komputer. Sedangkan, jika
setiap komputer digunakan 4 siswa, maka akan ada
2 komputer yang tidak digunakan. Tuliskan model
matematika dari sistem persamaan linear dua
variabel yang menyatakan informasi tersebut!
yang tidak menggunakan komputer
Jika setiap komputer digunakan 4 siswa, maka akan ada 2 komputer
yang tidak digunakan.
Misal:
Jumlah siswa =
Jumlah komputer =
Jika setiap komputer digunakan oleh 3 siswa, maka akan ada 2 siswa
yang tidak menggunakan komputer
Jika setiap komputer digunakan 4 siswa, maka akan ada 2 komputer yang
tidak digunakan.
10
Jadi model matematika dari sistem persamaan linear dua variabel pada
gambar tersebut adalah {
10
3. Perhatikan gambar di bawah ini. Diketahui:
Keliling persegi panjang = 45 cm
10 30
54
No. Soal Alternatif Penyelesaian Skor Bobot
Jika diketahui keliling persegi panjang adalah 45 cm,
dan keliling segitiga adalah 127 cm. Tuliskan model
matematika dari sistem persamaan linear dua
variabel yang menyatakan informasi tersebut!
Keliling segitiga =127
Keliling persegi panjang = 45
Keliling segitiga = 127
10
Jadi model matematika dari sistem persamaan linear dua variabel pada
gambar tersebut adalah {
Total Skor 90
55
Kunci Jawaban dan Pedoman Penilaian Latihan Kegiatan Belajar 2
No. Soal Alternatif Penyelesaian Skor Bobot
1. Tentukan penyelesaian sistem
persamaan linear dua variabel
berikut dengan menggunakan
metode grafik, jika diketahui nilai
dan .
{
Diketahui:
Nilai dan
{
5 30
Substitusi nilai dan ke dalam SPLDV yang diketahui, sehingga menjadi seperti
berikut:
10
Persamaan 1: Persamaan 1:
10
56
Berdasarkan grafik garis tersebut, kedua persamaan tersebut saling berpotongan pada titik
. Sehingga penyelesaian dari sistem persamaan linear tersebut adalah
5
2. Lima tahun yang lalu, umur Sabina
tiga kali umur Thia. Lima tahun yang
akan datang dua kali umur Sabina
sama dengan empat kali umur Thia.
Diketahui:
Lima tahun yang lalu, umur Sabina tiga kali umur Thia.
Lima tahun yang akan datang dua kali umur Sabina sama dengan empat kali umur Thia.
5 30
Misal: 10
57
Tentukan umur Sabina dan Thia
sekarang, dengan menggunakan
metode grafik!
Umur Sabina =
Umur Thia =
Lima tahun yang lalu, umur Sabina tiga kali umur Thia.
Lima tahun yang akan datang dua kali umur Sabina sama dengan empat kali umur Thia
Persamaan 1: Persamaan 2:
10
58
Berdasarkan grafik garis tersebut, kedua persamaan saling berpotongan pada titik
. Sehingga umur Sabrina sekarang adalah 35 tahun dan umur Thia adalah 15 tahun.
5
59
3. Perhatikan gambar berikut.
Sumber gambar: www.canva.com
Berdasarkan gambar tersebut,
dengan menggunakan metode grafik
tentukan penyelesaian dari sistem
persamaan linear dua variabel untuk
menentukan nilai dan !
Diketahui:
Persegi panjang
Panjang
Lebar
Keliling
Segitiga
Sisi 1 sisi 2
Sisi 3
Keliling
5 30
Persegi panjang
Keliling
Segitiga
Keliling
10
61
Berdasarkan grafik garis tersebut, kedua garis tersebut saling berhimpit maka sistem
persamaan linear tersebut memiliki penyelesaian yang tak hingga.
5
Total Skor 90
79
Glosarium
Eliminasi
Mengganti suatu variabel dalam proses
perhitungan
Grafik
Bentuk komunikasi visual dari suatu data
yang ada dan digambarkan dengan garis
ataupun gambar
Koefisien
Bilangan yang menyatakan banyaknya
jumlah variabel yang sejenis.
Konstanta
Bilangan yang tidak diikuti dengan
variabel dan nilainya tetap atau konstan
untuk berapapun nilai perubahannya
Persamaan
Kalimat matematika terbuka yang
dihubungkan dengan tanda “ = “
Persamaan linear
Persamaan yang terdiri dari beberapa
pernyataan tunggal
Sistem persamaan
Gabungan beberapa persamaan yang
merupakan satu kesatuan
Substitusi
Mengganti suatu variabel dengan bilangan
atau variabel lainnya
Variabel
Peubah atau pengganti suatu bilangan
yang dilambangkan dengan huruf atau
simbol.
80
DAFTAR PUSTAKA
Ashari, Abdur Rahman, dkk., Matematika Kelas VIII Semester I. Jakarta Pusat: Kementrian
Pendidikan dan Kebudayaan. 2017.
Tim Maestro Genta. Strategi dan Bank Soal HOTS Matematika SMP/MTs 7, 8, 9. Sidoarjo:
Genta Group Production. 2020
256
Lampiran 16 Hasil Implementasi Terbatas
Hasil Implementasi Terbatas
Nama Nilai Posttest
Arief Tri Al Muhtarif 70
Indah Triwangsa Putri Wulandari 80
Khansa Aprilia Khaza 80
Nabila Arkanada 60
Nabyl Ulhunjaya 80
Nadya Aisya Amini Manullang 90
Rika Amelia 70
Safira Widya Utami 80
Sasria Mega Anggraeni 90
Zio Febrian 80
Total 780
Rata-Rata 78
257
Lampiran 17 Hasil Lembar Penilaian oleh Siswa
Lampiran Hasil angket penilaian bahan ajar oleh siswa
267
Lampiran 18 Perhitungan Data Penilaian oleh Siswa
Perhitungan Data Penilaian oleh Siswa
No Nama
Aspek Penyajian
Materi
Aspek Bahasa dan
Tampilan
Aspek Manfaat
Penggunaan Skor
Hasil
Skor
Ideal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Nabyl Ulhunjaya 4 4 3 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 60 75
2 Zio Febrian 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 75 75
3 Nabila Arkanada 4 4 5 5 4 5 5 5 5 3 5 3 4 5 5 67 75
4 Safira Widya Utami 5 4 5 4 4 4 4 3 5 4 4 5 4 3 3 61 75
5 Rika Amelia 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 72 75
6 Nadya Aisya Amini Manullang 4 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 3 4 4 4 66 75
7 Arief Tri Al-Muhtarif 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 72 75
8
Indah Triwangsa Putri
Wulandari 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 72 75
9 Khansa Aprilia Khaza 5 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 71 75
10 Sasria Mega Anggraeni 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 63 75
Total 44 45 45 46 45 46 48 44 47 46 47 43 45 44 44 679 750
Perhitungan Data Hasil Angket Penilaian Bahan Ajar Oleh Siswa dari Tiap Aspek
No. Aspek Skor Hasil Skor Ideal Persentase (%) Kriteria
1 Penyajian Materi 225 250 90,00 Sangat Layak
2 Bahasa dan Tampilan 185 200 92,50 Sangat Layak
3 Ketertarikan 269 300 89,67 Sangat Layak
Penilaian Keseluruhan 679 750 90,53 Sangat Layak